peraturan bank indonesia no. 8/16/pbi/2006 peraturan...

88
81 Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan Bank Indonesia No. 14/24/PBI/2012 Puspitawati, Harfiah. 2010. Penilaian Perusahaan Merjer PT. Bank Niaga Tbk. dan PT. Bank LippoTbk. Menjadi PT. Bank CIMB Niaga Tbk. (Terkait Single Presence Policy). Tesis. Program Studi Magister Manajemen. Universitas Indonesia, Jakarta. Samosir, Agunan P. 2003. Analisis Kinerja Bank Mandiri Setelah Bergabung Sebagai Bank Rekapitalisasi, Jurnal Kajian Ekonomi dan Keuangan vol. 7 No.1. Suprabowo, Bambang. 2001. Analisis Keberhasilan Merger PT. Bank Mandiri (Persero). Tesis, Program Studi Magister Manajemen. Universitas Diponegoro, Semarang. Suyatno, Thomas. 1997. Kelembagaan Perbankan. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sekaran, U and Bougie, R. 2006. Research Methods for Business. 5th edition. John Wiley & Sons, UK. Susilo, Sri, Triandaru, Sigit dan Santoso, Totok B. 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Salemba Empat, Jakarta. Sutrisno dan Sumarsih. 2004. Dampak Jangka Panjang Merger dan Akuisisi terhadap Pemegang Saham di BEJ Perbandingan Akuisisi Internal dan Eksternal. JAAI Volume 8 No.2. Suwardi. 2008. Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Merger Pada PD Bank BPR BKK Purwodadi. Tesis S-2 Magister Manajemen. Universitas Diponegoro, Semarang. Umar, Husein. 2005. Metode Penelitian Untuk Skripsi. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Wangi, Annisa M. Cempaka. 2010. Analisis Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2009. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro: Semarang. Zainuddin dan Hartono, Jogiyanto. 1999. Manfaat Rasio Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba: Suatu Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.

Upload: dangphuc

Post on 20-May-2018

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

81

Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006

Peraturan Bank Indonesia No. 14/24/PBI/2012

Puspitawati, Harfiah. 2010. Penilaian Perusahaan Merjer PT. Bank Niaga Tbk.

dan PT. Bank LippoTbk. Menjadi PT. Bank CIMB Niaga Tbk. (Terkait Single

Presence Policy). Tesis. Program Studi Magister Manajemen. Universitas

Indonesia, Jakarta.

Samosir, Agunan P. 2003. Analisis Kinerja Bank Mandiri Setelah Bergabung

Sebagai Bank Rekapitalisasi, Jurnal Kajian Ekonomi dan Keuangan vol. 7

No.1.

Suprabowo, Bambang. 2001. Analisis Keberhasilan Merger PT. Bank Mandiri

(Persero). Tesis, Program Studi Magister Manajemen. Universitas

Diponegoro, Semarang.

Suyatno, Thomas. 1997. Kelembagaan Perbankan. PT. Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta.

Sekaran, U and Bougie, R. 2006. Research Methods for Business. 5th edition.

John Wiley & Sons, UK.

Susilo, Sri, Triandaru, Sigit dan Santoso, Totok B. 2000. Bank dan Lembaga

Keuangan Lain. Salemba Empat, Jakarta.

Sutrisno dan Sumarsih. 2004. Dampak Jangka Panjang Merger dan Akuisisi

terhadap Pemegang Saham di BEJ Perbandingan Akuisisi Internal dan

Eksternal. JAAI Volume 8 No.2.

Suwardi. 2008. Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Merger Pada

PD Bank BPR BKK Purwodadi. Tesis S-2 Magister Manajemen. Universitas

Diponegoro, Semarang.

Umar, Husein. 2005. Metode Penelitian Untuk Skripsi. PT. Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta.

Wangi, Annisa M. Cempaka. 2010. Analisis Manajemen Laba dan Kinerja

Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum dan Sesudah Merger dan

Akuisisi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2009. Skripsi.

Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro: Semarang.

Zainuddin dan Hartono, Jogiyanto. 1999. Manfaat Rasio Keuangan dalam

Memprediksi Pertumbuhan Laba: Suatu Studi Empiris pada Perusahaan

Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi

Indonesia.

Page 2: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

80

Koch, Timothy W. Dan S. Scott MacDonald. 2000. Bank Management. Hartcourt

College Publishers. 4th edition, Orlando.

Kurnia, Indra dan Mawardi, Wisnu. 2012. Analisis Pengaruh BOPO, EAR, LAR,

dan Firm Size Terhadap Kinerja Keuangan. Diponegoro Journal of

Management. Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012.

Kusmargiani, Ida S. 2006. Analisis Efisiensi Operasional ddan Efisiensi

Profitabilitas Pada Bank yang Merger dan Akuisisi di Indonesia.Tesis.

Program Studi Magister Manajemen. Universitas Diponegoro, Semarang.

Kusumaningsih, Yeni. 2010. Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Sebelum dan

Sesudah Merger Pada PD BPR BKK Kabupaten Kendal. Skripsi. Fakultas

Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.

Laporan Keuangan Publikasi Bank Lippo 2006-2007. (www.bi.go.id)

Laporan Keuangan Tahunan Bank CIMB Niaga 2006-2012.

(http://www.cimbniaga.com)

Martono. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan. Ekonisia FE UII, Yogyakarta

Merger Report Bank CIMB Niaga. 2009. www.cimbniaga.com

Mudrajad, S. Kuncoro. 2002. Manajemen Perbankan: Teori dan Aplikasi. Juli,

Edisi 1. BPFE, Yogyakarta.

Mutamimah. 2009. Tunneling atau Value Added Dalam Strategi Merger dan

Akuisisi Di Indonesia. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan, No. 2, Agustus

2009.

Nasser, Etty M. dan Aryati Titik. 2000. Model Analisis CAMEL untuk

Memprediksi Financial Distress Pada Sektor Perbankan yang Go Publik.

JAAI Volume 4 No.2, Surakarta.

Payamta dan Machfoedz Mas’ud. 1999. Evaluasi Kinerja Perusahaan Perbankan

Sebelum dan Sesudah menjadi Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta

(BEJ). Kelola No.20/VIII/1999.

Payamta dan Nursholihah. 2001. Pengaruh Merger dan Akuisisi terhadap Kinerja

Perusahaan Perbankan Publik di Indonesia. Jurnal Bisnis Manajemen, Vol.1.

No. 1.

Payamta dan Setiawan. 2004. Analisis Pengaruh Merger dan Akuisisi Kinerja

Perusahaan Publik di Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 7.

No. 3.

Page 3: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

79

DAFTAR PUSTAKA

Arsitektur Perbankan Indonesia. 2004. Bank Indonesia

Bank Indonesia, 1998. Undang-undang Republik Indonesia No. 10/1998 Tentang

Perubahan Undang-undang Republik Indonesia No. 7/1992 Tentang

Perbankan. Bank Indonesia, Jakarta.

Brealey, Richard A., Myers, Stewart C. Dan Marcus, Alan J. 2007. Dasar-dasar

Manajemen Keuangan. Edisi Kelima. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Brigham, E. F dan Houston, J. E. 1998. Fundamentals of Financial Management.

Edisi 8. The Dryden Press, New York.

Dendawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Dewi, Made Sri Utami. 2008. Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah

Akuisisi pada Perusahaan Go Public di PT. BEI. Skripsi, Sarjana Jurusan

Akuntansi, Fakultas ekonomi, Universitas Udayana, Denpasar.

Hadiningsih, Murni. 2007. Analisis Dampak Jangka Panjang Merger dan Akuisisi

terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi dan Perusahaan

Diakuisisi di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Skripsi, Sarjana Jurusan Manajemen

Keuangan, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

Hamzah, Amir. 2006. Analisis Kinerja Saham Perbankan Sebelum & Sesudah

Reverse Stock Spilt di PT. Bursa Efek Jakarta. Jurnal MM Vol. 4. No. 8.

Artikel 2.

Hartono, Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Keenam.

BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta

Hartono, Jogiyanto. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Ketujuh.

BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta

Helfert. 2000. Techniques of Financial Analysis: A Guide to Value creation.

McGraw-Hill, Singapore.

Hitt, A. Michael. 2002. Merger dan Akuisisi: Panduan Meraih Laba Bagi Para

Pemegang Saham. Edisi Pertama, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Kasmir. 2004. Manajemen Perbankan, Edisi Pertama, Cetakan Kelima. PT. Raja

Grafindo Persada, Jakarta

Page 4: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

78

lebih luas. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan menambah periode

tahun penelitian.

2) Rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini juga hanya

rasio yang digunakan dalam analisis CAMEL. Penelitian selanjutnya

diharapkan dapat menggunakan rasio-rasio keuangan lain agar dapat

menangkap hal-hal selain yang terurai dalam penelitian ini.

3) Sedangkan untuk melihat reaksi pasar, pada penelitian ini hanya

menggunakan abnormal return pada 10 hari sebelum merger dan 10 hari

sesudah merger. Mungkin apabila periode penelitian ditambah, akan lebih

menggambarkan reaksi pasar yang terjadi akibat adanya aktivitas merger.

Page 5: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

77

V.2 Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan. Hal ini dikarenakan

beberapa keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini.

Beberapa keterbatasan tersebut antara lain:

1) Peneliti masih belum mengetahui metode yang lebih tepat dalam

mengukur kinerja keuangan perusahaan perbankan, terlebih hanya

menggunakan sedikit data dan hanya ditunjukkan dengan tabel juga grafik

trend.

2) Dalam menilai sinergi pun peneliti hanya melakukannya dengan melihat

nilai ekuitas sebelum dan sesudah merger yang kemudian dilihat proporsi

masing-masing kepemilikan untuk mengetahui tambahan kemakmuran

yang didapat masing-masing bank legacy.

3) Begitupun dengan melihat reaksi pasar yang terjadi setelah merger,

peneliti mengalami kesulitan. Karena hanya menggunakan satu sampel

perusahaan, maka tidak dapat dilakukan uji statistika. Sehingga dalam

penelitian ini data analisis hanya disajikan dengan tabel dan grafik trend.

V.3 Saran

Saran yang dapat diberikan peneliti kepada pembaca yang menjadikan

penelitian ini sebagai bahan rujukan adalah:

1) Pada penelitian ini hanya digunakan data dua tahun sebelum dan dua tahun

sesudah. Sehingga belum dapat menggambarkan dampak merger yang

Page 6: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

76

V.1.2 Sinergi

Aktivitas merger memberikan tambahan kemakmuran bagi masing-masing

bank legacy, yang kemudian disebut sinergi. Sinergi merupakan salah satu

indikator keberhasilan merger dan sinergi yang diperoleh Bank Lippo dan Bank

Niaga adalah sebesar Rp1.337,794 miliar.

Masing-masing mantan pemegang saham bank legacy mendapat bagian saham

Bank CIMB Niaga sesuai dengan proporsi kepemilikan saham pada periode

sebelum merger yaitu Bank Niaga sebesar 54,67% dan Bank Lippo sebesar

45,33%. Dengan begitu sudah jelas terlihat bahwa mantan pemegang sahm Bank

Niaga mendapat tambahan kemakmuran lebih besar dibandingkan tambahan

kemakmuran yang diperoleh mantan pemegang saham Bank Lippo.

V.1.3 Reaksi Pasar

Aktivitas merger Bank Lippo dan Bank Niaga yang menghasilkan Bank

CIMB Niaga mengandung informasi bagi investor dan yang ditunjukkan dari

reaksi pasar dengan memberikan abnormal return. Sehingga dapat dikatakan

terdapat reaksi pasar dari adanya peristiwa merger tersebut. Reaksi pasar ini juga

menunjukkan efisiensi pasar bentuk setengah kuat, dimana harga sekuritas

mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan termasuk informasi yang

berada di laporan-laporan keuangan perusahaan emiten. Namun, dalam bentuk

efisiensi pasar seperti ini, tidak ada investor atau grup dari investor yang dapat

menggunakan informasi yang dipublikasikan untuk mendapatkan abnormal return

dalam jangka waktu yang lama.

Page 7: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

75

2) Dari sisi kualitas aset yang diproksi dengan PPAP, menunjukkan

penurunan sebesar 0,32% dari 3,41% pada tahun 2009 menjadi 3,09% di

tahun 2010. Ini berarti aktivitas merger pada dua tahun setelah merger

belum bisa memperbaiki kualitas aktiva perusahaan.

3) Indikator berikutnya yaitu NIM yang mencerminkan margin dari

pendapatan bunga terhadap rata-rata aktiva produktif juga menurun

sebesar 0,32%.

4) ROA sebagai proksi dari profitabiiltas meningkat sebesar 0,65%. Sehingga

dapat dikatakan pada dua tahun kedua setelah aktivitas merger,

profitabilitas Bank CIMB Niaga meningkat.

5) LDR yang menjadi proksi dari kemampuan likuiditas bank menurun

sebesar 8,07% pada tahun kedua setelah merger. Berarti aktivitas merger

yang terjadi belum bisa meningkatkan kemampuan likuiditas Bank CIMB

niaga.

6) BOPO juga mengalami penurunan sebesar 6,18%, hal ini berarti pada

tahun kedua Bank CIMB Niaga bisa menjalankan usahanya dengan lebih

efisien.

7) Terakhir ROE yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam

pengembalian modal terlihat meningkat cukup tajam, yaitu 7,65% .

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja Bank CIMB Niaga tidak

dipengaruhi oleh aktivitas merger. Karena kinerja keuangan yang terlihat tidak

menunjukkan banyak perubahan dari sebelum dan sesudah merger.

Page 8: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

74

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan-kesimpulan yang didapat dari hasil

penelitian dan pembahasan yang telah tersaji di bab sebelumnya. Selain

kesimpulan, peneliti juga akan memberikan saran yang mungkin dapat menjadi

masukan bagi peneliti berikutnya yang menjadikan penelitian ini sebagai bahan

rujukan.

V.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan beberapa perhitungan dan analisis terhadap data sekunder

yang diolah pada bab sebelumnya, maka peneliti dapat menyimpulkan beberapa

hal sebagai berikut:

V.1.1 Kinerja keuangan

Dari sisi kinerja keuangan yang tergambar dalam analisis kinerja keuangan,

dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Kecukupan modal bank yang diproksi dengan variabel CAR, meski

mengalami penurunan, namun masih memenuhi batas minimum yang

ditentukan oleh Bank Indonesia yaitu 8%. CAR yang dimiliki Bank CIMB

Niaga pada dua tahun setelah merger berturut-turut adalah sebesar 13,59%

dan 13,245%, atau menurun sebesar 0,345%. Hal ini berarti aktivitas

merger belum dapat memberikan peningkatan kinerja pada dua tahun

setelah merger.

Page 9: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

73

Sedangkan jika dilihat dengan gambar seperti di atas, terlihat abnormal return

sebelum merger terjadi menunjukkan pergerakan yang positif dan cukup tajam.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa peristiwa merger yang terjadi pada Bank

CIMB Niaga membuat pasar bereaksi atau dengan kata lain pengumuman merger

memiliki informasi bagi investor juga memberikan abnormal return kepada pasar.

Informasi tentang merger ini dapat diserap oleh pelaku pasar dalam waktu yang

terbilang cepat. Sehingga pasar dapat dikatakan efisien secara informasi.

Page 10: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

72

Gambar IV.2

Trend Perubahan Abnormal Return Bank Legacy Pada Periode

Sebelum dan Sesudah BI Approval

Pada gambar di atas terlihat bahwa terjadi peningkatan yang cukup tajam pada

t+3 setelah merger. Namun terjadi penurunan kembali pada t+5 setelah merger.

Gambar IV.3

Trend Perubahan Abnormal Return Bank Legacy Pada Periode

Sebelum Merger dan Bank CIMB Niaga Pada Periode Setelah Merger

-0,2

-0,15

-0,1

-0,05

0

0,05

0,1

0,15

0,2

0,25

t+10 t+8 t+6 t+4 t+2 t0 t-2 t-4 t-6 t-8 t-10

Reaksi Pasar Sebelum dan Sesudah

BI Approval for Merger

Bank Lippo

Bank Niaga

-0,08

-0,06

-0,04

-0,02

0

0,02

0,04

0,06

0,08

0,1

t+10 t+8 t+6 t+4 t+2 t0 t-2 t-4 t-6 t-8 t-10

Reaksi Pasar Sebelum dan Sesudah Merger Bank

CIMB Niaga

Bank Lippo

Bank Niaga

Bank CIMB niaga

Page 11: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

71

terjadi merger, dimana saham bank Lippo dan saham Bank Niaga menghilang dari

bursa digantikan dengan saham Bank CIMB Niaga.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa informasi-informasi yang dipublikasikan

berkaitan dengan peristiwa merger mengandung informasi bagi investor dan

memberikan abnormal return. Kondisi pasar ini dapat dikatakan sebagai efisiensi

pasar setengah kuat, dimana harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan

(fully reflect) semua informasi yang dipublikasikan (all publicly available

information) termasuk informasi yang berada di laporan-laporan keuangan

perusahaan emiten, salah satunya informasi tentang pengumuman merger.

Meskipun harga sekuritas mencerminkan semua informasi yang

dipublikasikan, namun jika pasar efisien dalam bentuk setengah kuat, maka tidak

ada investor atau grup dari investor yang dapat menggunakan informasi yang

dipublikasikan untuk mendapatkan abnormal return dalam jangka waktu yang

lama (Hartono, 2010).

Untuk melihat lebih jelas perubahan yang terjadi pada abnormal return baik

pada periode sebelum dan sesudah BI approval maupun pada periode sebelum

dan sesudah merger, berikut ini disajikan dalam grafik:

Page 12: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

70

Setelah melihat bahwa pasar juga cukup bereaksi pada periode setelah BI

approval, berikutnya pada periode setelah merger. Apakah hal yang sama juga

terjadi pada periode setelah merger dimana saham Bank Lippo dan saham Bank

Niaga sudah menghilang dari bursa dan berganti menjadi saham Bank CIMB

Niaga. Berikut ini tabel yang berisi data abnormal return Bank CIMB Niaga pada

periode 10 hari setelah merger terjadi:

Tabel IV.23

Abnormal Return Bank CIMB Niaga Sesudah Merger

Tanggal Hari

ke- Actual Return Return Pasar

Abnormal

Return

17/11/2008 t+10 -0,038696538 -0,021705476 -0,016991062

14/11/2008 t+9 0,074398249 0,003701953 0,070696296

13/11/2008 t+8 -0,031779661 -0,050434887 0,018655226

12/11/2008 t+7 0 -0,007433727 0,007433727

11/11/2008 t+6 -0,038696538 -0,003076123 -0,035620415

10/11/2008 t+5 0 0,001734586 -0,001734586

07/11/2008 t+4 -0,039138943 0,023290971 -0,062429914

06/11/2008 t+3 -0,053703704 -0,042727492 -0,010976212

05/11/2008 t+2 0,077844311 -0,002562810 0,080407122

04/11/2008 t+1 -0,019569472 0,012618464 -0,032187935

03/11/2008 t0 0,106060606 0,076400268 0,029660338

Sumber: data sekunder yang diolah

Ternyata reaksi pasar yang terjadi pun tidak jauh berbeda. Peristiwa merger

yang mengandung informasi ini juga memberikan abnormal return kepada pasar.

Terlihat pada tabel terdapat abnormal return sejak hari pertama saham Bank

CIMB Niaga diperdagangkan di bursa atau menjadi titik analisis kedua, yaitu saat

Page 13: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

69

Tabel IV.22

Abnormal Return Bank Niaga Sebelum Merger

Tanggal Hari

ke- Actual Return Return Pasar

Abnormal

Return

31/10/2008 t-1 0,069444444 0,070570830 -0,001126385

30/10/2008 t-2 0,099236641 0,054092470 0,045144171

29/10/2008 t-3 0,039682540 0,002010185 0,037672355

28/10/2008 t-4 -0,025773196 -0,047169381 0,021396185

27/10/2008 t-5 -0,091334895 -0,063023014 -0,028311881

24/10/2008 t-6 0,011848341 -0,069054310 0,080902652

23/10/2008 t-7 -0,086580887 -0,030831385 -0,055748702

22/10/2008 t-8 -0,059063136 -0,031943993 -0,017119143

21/10/2008 t-9 0,040254237 0,009258074 0,030996164

20/10/2008 t-10 -0,038696538 0,019661088 -0,058357625

Sumber: data sekunder yang diolah

Hal yang sama pun terjadi pada Bank Niaga sebelum merger. Peristiwa merger

Bank Lippo dan Bank Niaga mengandung informasi bagi para investor untuk

mengambil keputusan berinvestasi, karena terlihat memberikan abnormal return

yang positif. Ini berarti pasar bereaksi terhadap informasi akan dilakukannya

merger kedua bank tersebut pada tanggal 1 November 2008.

Untuk mengetahui perubahan reaksi pasar yang terjadi baik setelah BI

approval maupun setelah merger, maka perlu dilihat abnormal return Bank CIMB

Niaga pada periode setelah BI approval dan setelah merger untuk. Jika terdapat

abnormal return yang positif, maka dapat dikatakan bahwa peristiwa merger pada

Bank CIMB Niaga mempengaruhi reaksi pasar atau meningkatkan minat investor

untuk berinvestasi.

Page 14: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

68

Tabel IV.21

Abnormal Return Bank Lippo Sebelum Merger

Tanggal Hari

ke- Actual Return Return Pasar

Abnormal

Return

31/10/2008 t-1 0 0,070570830 -0,070570830

30/10/2008 t-2 0 0,054092470 -0,054092470

29/10/2008 t-3 0 0,002010185 -0,002010185

28/10/2008 t-4 -0,074074074 -0,047169381 -0,026904693

27/10/2008 t-5 0 -0,063023014 0,063023014

24/10/2008 t-6 -0,035714286 -0,069054310 0,033340025

23/10/2008 t-7 0 -0,030831385 0,030831385

22/10/2008 t-8 0 -0,031943993 0,041943993

21/10/2008 t-9 0,068702290 0,009258074 0,059444216

20/10/2008 t-10 0 0,019661088 -0,019661088

Sumber: data sekunder yang diolah

Begitu juga dengan reaksi pasar yang timbul sejak H-9 sampai H-5 merger,

mengakibatkan harga saham Bank Lippo mengalami fluktuasi hingga akhirnya

turun hingga Rp 1.250,00 pada hari terakhir listing. Informasi tentang merger

yang dilaksanakan pada tanggal 1 November 2008 ternyata mendorong pasar

untuk membentuk harga keseimbangan baru dan menciptakan kondisi pasar yang

efisien. Efisien pasar seperti ini disebut dengan efisiensi pasar secara informasi

(informationally efficient market) (Hartono, 2010). Ini berarti peristiwa merger

mempunyai kandungan informasi bagi investor dan memberikan abnormal return

kepada pasar. Namun, penurunan harga saham ini menyebabkan nilai ekuitas

Bank Lippo menurun juga, seperti yang sudah tersaji pada sub bab analisis sinergi

sebelumnya.

Page 15: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

67

Tabel IV.20

Abnormal Return Bank Niaga Sesudah BI Approval

Tanggal Hari

ke- Actual Return Return Pasar

Abnormal

Return

29/10/2008 t+10 0,039682540 0,002010185 0,037672355

28/10/2008 t+9 -0,025773196 -0,047169381 0,021396185

27/10/2008 t+8 -0,091334895 -0,063023014 -0,028311881

24/10/2008 t+7 0,011848341 -0,069054310 0,080901652

23/10/2008 t+6 -0,086580087 -0,030831385 -0,055748702

22/10/2008 t+5 -0,059063136 -0,041943993 -0,017119143

21/10/2008 t+4 0,040254237 0,009258074 0,030996164

20/10/2008 t+3 -0,038696538 0,019661088 -0,058357625

17/10/2008 t+2 0,040254237 -0,043620056 0,083874294

16/10/2008 t+1 -0,094049904 -0,037592687 -0,056457217

15/10/2008 t0 -0,085964912 -0,022853698 -0,063111214

Sumber: data sekunder yang diolah

Hal yang tidak jauh berbeda pun terjadi pada Bank Niaga, dimana pasar mulai

bereaksi terhadap BI approval ini. Terlihat bahwa terdapat abnormal return pada

hari kedua, keempat, ketujuh, kesembilan dan kesepuluh setelah BI approval.

Interpretasi yang sama pun muncul bahwa peristiwa merger ini mengandung

informasi bagi para investor dan memberikan abnormal return. Sehingga pasar

dapat dikatakan efisien.

Selanjutnya untuk melihat reaksi pasar pada 10 hari sebelum dan 10 hari

sesudah merger, akan disajikan tabel di bawah ini yang berisi abnormal return

masing-masing bank legacy pada 10 hari sebelum merger dan kemudian tabel

yang berisi abnormal return Bank CIMB Niaga pada 10 hari sesudah merger.

Page 16: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

66

dan kelas B Bank Lippo akan mendapatkan 2,82 (dibulatkan) saham kelas B Bank

CIMB Niaga setelah merger terjadi.

Tabel IV.19

Abnormal Return Bank Niaga Sebelum BI Approval

Tanggal Hari

ke- Actual Return Return Pasar

Abnormal

Return

14/10/2008 t-1 0,075471698 0,064365445 0,011106253

13/10/2008 t-2 -0,053571429 0,007029082 -0,060600510

08/10/2008 t-3 0,080459770 -0,103753394 0,023293624

07/10/2008 t-4 0 -0,017600302 0,017600302

06/10/2008 t-5 0,138613861 -0,100282400 -0,038331461

29/09/2008 t-6 0 -0,007358412 0,007358412

26/09/2008 t-7 -0,040705563 -0,012817709 -0,027887854

25/09/2008 t-8 0 -0,007161687 0,007161687

24/09/2008 t-9 0,071220930 0,005579200 0,065641731

23/09/2008 t-10 -0,089947090 -0,012776768 -0,077170322

Sumber: data sekunder yang diolah

Seperti halnya yang terjadi pada Bank Lippo pada 10 hari sebelum BI

approval, reaksi pasar juga terlihat pada Bank Niaga sejak H-9 BI approval.

Reaksi ini menyebabkan harga saham sempat meningkat, namun terjadi

penurunan kembali pada saat BI menyetujui rencana merger ini (BI approval).

Reaksi pasar yang terjadi dapat dikatakan mempunyai kandungan informasi bagi

para investor dan memberikan abnormal return. Sehingga dengan kondisi seperti

ini, pasar dapat dikatakan efisien dan investor mempunyai kesempatan untuk

mendapatkan abnormal return. Tabel selanjutnya menyajikan data abnormal return

Bank Niaga setelah BI approval.

Page 17: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

65

Tabel IV.18

Abnormal Return Bank Lippo Sesudah BI Approval

Tanggal Hari

ke- Actual Return Return Pasar

Abnormal

Return

29/10/2008 t+10 0 0,002010185 -0,002010185

28/10/2008 t+9 -0,074074074 -0,047169381 -0,026904693

27/10/2008 t+8 0 -0,063023014 0,063023014

24/10/2008 t+7 -0,035714286 -0,069054310 0,033340025

23/10/2008 t+6 0 -0,030831385 0,030831385

22/10/2008 t+5 0 -0,041943993 0,041943993

21/10/2008 t+4 0,068702290 0,009258074 0,059444216

20/10/2008 t+3 0 0,019661088 -0,019661088

17/10/2008 t+2 -0,096551724 -0,043620056 -0,052931668

16/10/2008 t+1 0 -0,037592687 0,037592687

15/10/2008 t0 -0,093750000 -0,022853698 -0,070896302

Sumber: data sekunder yang diolah

Tidak jauh berbeda dengan sebelum BI approval, ternyata pasar semakin

bereaksi menjelang hari efektif merger. Hal ini terlihat dengan adanya abnormal

return sejak hari pertama setelah BI approval yang kemudian kembali bereaksi

pada H+4 sampai H+8 BI approval. Ternyata kabar akan segera dilakukannya

penggabungan dan konversi saham mengandung informasi bagi para investor.

Abnormal return tersebut juga mencerminkan bahwa pasar dikatakan efisien.

Peneliti berasumsi bahwa ada kemungkinan reaksi pasar ini juga bisa saja

dikarenakan adanya informasi lain mengenai konversi saham yang akan dilakukan

pada saat merger. Pada tanggal 28 Mei 2008, dalam laporan yang dikeluarkan

oleh PT. Ujatek Baru mengenai konversi saham, mantan pemegang saham kelas A

Page 18: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

64

Tabel IV.17

Abnormal Return Bank Lippo Sebelum BI Approval

Tanggal Hari

ke- Actual Return Return Pasar

Abnormal

Return

14/10/2008 t-1 -0,085714286 0,064365445 -0,150079731

13/10/2008 t-2 0 0,007029082 -0,007029082

08/10/2008 t-3 0 -0,103753394 0,103753394

07/10/2008 t-4 -0,102561403 -0,017600302 -0,084963801

06/10/2008 t-5 0 -0,100282400 0,100282400

29/09/2008 t-6 0,218750000 -0,007358412 0,226108412

26/09/2008 t-7 -0,111111111 -0,012817709 -0,098193402

25/09/2008 t-8 0 -0,007161687 0,007161687

24/09/2008 t-9 0 0,005579200 -0,005579200

23/09/2008 t-10 0 -0,012776768 0,012776768

Sumber: data sekunder yang diolah

Pada tabel IV.17 dapat dilihat bahwa pasar sudah mulai bereaksi sejak 10 hari

sebelum BI approval. Terlihat pada abnormal return Bank Lippo yang

menunjukkan angka positif pada H-10, H-8, H-6, H-5 dan H-3. Hal ini dapat

diartikan bahwa informasi akan segera disetujuinya rencana merger Bank Lippo

dan Bank Niaga mempengaruhi reaksi pasar yang kemudian akan membentuk

harga keseimbangan yang baru dan akan memberikan abnormal return kepada

pasar. Terbukti bahwa harga saham Bank Lippo sempat mengalami penurunan,

namun naik kembali pada H-6 BI approval.

Pada tabel IV.18 berikut ini akan disajikan data abnormal return Bank Lippo

pada periode setelah BI approval:

Page 19: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

63

IV.3 Analisis Reaksi Pasar

Analisis ini dilakukan untuk melihat perubahan reaksi pasar karena adanya

aktivitas merger. Jika aktivitas merger tersebut memberikan sinyal bagi investor,

maka pasar akan bereaksi dan hal ini diharapkan dapat meningkatkan kesehatan

perusahaan. Reaksi pasar tersebut dapat diukur dengan return sebagai nilai

perubahan harga atau dengan abnormal return yang menurut Hartono (2003)

merupakan selisih antara return aktual dengan return yang diekspektasikan oleh

investor. Cara untuk menghitung abnormal return telah dijelaskan pada bab

sebelumnya dan daftar harga saham dicantumkan sebagai lampiran.

Dalam analisis ini juga digunakan dua titik waktu terjadinya peristiwa yaitu

titik analisis pertama pada saat BI menyetujui rencana merger (BI approval) dan

titik kedua saat merger terjadi (Legal Day 1) pada tanggal 1 November 2008.

Berikut ini tabel-tabel yang berisi rincian abnormal return masing-masing bank

legacy pada periode 10 hari sebelum BI menyetujui merger Bank Lippo dan Bank

Niaga (BI approval) pada tanggal 15 Oktober 2008 dan 10 hari sebelum merger

yang terjadi pada tanggal 1 November 2008.

Page 20: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

62

begitupun dengan tahun-tahun berikutnya terjadi peningkatan nilai ekuitas.

Berikut ini data nilai ekuitas Bank CIMB Niaga pada empat tahun terakhir setelah

merger:

Tabel IV.16

Nilai Ekuitas Bank CIMB Niaga Pada Empat Tahun Setelah Merger

Tahun Jumlah lembar

saham

Harga

saham IHSG Nilai ekuitas

2/112009 23.934.863.660 Rp 648 Rp 2.371,64 Rp15.509,792

1/11 2010 23.934.863.660 Rp1.346 Rp 3.645,15 Rp32.216,326

1/11/2011 25.131.606.843 Rp1.270 Rp 3.685,01 Rp31.917,141

1/11/2012 25.131.606.843 Rp1.160 Rp 4.335,36 Rp29.152,664 Sumber: Data sekunder yang diolah

Dari tabel IV.16 dapat dilihat bahwa nilai ekuitas Bank CIMB Niaga

meningkat dua kali lipat pada tahun kedua setelah merger. Hal ini membuktikan

bahwa bank hasil merger antara Bank Lippo dan Bank Niaga ini telah mampu

membalik sinergi negatif yang sempat terjadi pada saat BI approval. Dimana

sinergi negatif yang timbul karena terjadinya penurunan harga saham Bank Lippo

yang cukup tajam saat merger dengan Bank Niaga dan dikonversi menjadi saham

Bank Niaga. Walaupun pada saat merger terbukti menghasilkan sinergi positif,

berarti merger tersebut berhasil. Tabel yang berisi nilai ekuitas di atas, hanya

ingin memberikan bukti tambahan bahwa keberhasilan merger antara Bank Lippo

dan Bank Niaga tercermin mulai tahun kedua merger. Pada tahun tersebut harga

saham Bank CIMB Niaga naik cukup tajam dari Rp 648 pada 2 November 2009

menjadi Rp 1.346 pada 1 November 2010. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

merger berhasil dan memberikan tambahan kemakmuran bagi mantan pemegang

saham bank legacy, juga mampu membuat pasar bereaksi dan meningkatkan

harga saham di pasar.

Page 21: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

61

Tabel IV. 15

Perbandingan Nilai Ekuitas Bank CIMB Niaga

Pada Saat BI approval, H-1 LD1 dan Setelah Konversi

BI approval H-1 Legal Day Setelah

Konversi

Bank Niaga Rp 6.701,989 Rp 5.943,031 Rp 6.573,352

Bank Lippo Rp 5.730,013 Rp 4.939,666 Rp 5.647,138

∑nilai ekuitas Bank

CIMB Niaga

Rp 12.432,002 Rp 10.883,00 Rp 12.220,49

+ (sinergi positif)

(sinergi negatif)

Sumber: data sekunder yang diolah

Pada tabel IV.15 terlihat jelas bahwa nilai ekuitas Bank CIMB Niaga pada saat

BI approval lebih tinggi bila dibandingkan dengan saat konversi dilakukan pada

hari pertama merger (Legal Day 1) yaitu tanggal 1 November 2008. Ini berarti

merger akan menghasilkan sinergi negatif, dimana masing-masing mantan

pemegang saham bank legacy tidak akan mendapatkan tambahan kemakmuran

dari merger yang dilakukan. Sedangkan jika dilakukan perbandingan nilai ekuitas

pada H-1 LD1 dengan hari pertama merger (LD1), didapat selisih yang positif.

Dapat diartikan bahwa merger yang dilakukan menghasilkan sinergi positif dan

memberikan tambahan kemakmuran bagi mantan pemegang saham bank legacy.

Jika dilihat uraian tentang sinergi sebelumnya, dimana merger tersebut diawali

dengan sinergi negatif saat BI approval, mungkin memberikan sedikit

kekhawatiran bagi para mantan pemegang saham bank legacy. Namun, ternyata

pada hari pertama merger yang ditetapkan, sinergi berubah menjadi positif,

Page 22: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

60

Pada tabel data saham Bank CIMB Niaga di atas dapat dilihat bahwa terjadi

kenaikan harga saham pada hari ketiga perdagangan saham di bursa setelah

peristiwa merger. Begitu juga dengan pasar yang sudah mulai bereaksi sejak hari

pertama saham Bank CIMB Niaga diperdagangkan. Hal ini berarti bahwa

peristiwa merger mempunyai informasi atau sinyal yang baik bagi pasar. Terlihat

bahwa reaksi pasar kembali terjadi pada hari kedelapan sampai kesepuluh,

ketigabelas dan kesembilanbelas. Reaksi pasar ini tentunya mendorong

peningkatan penjualan saham ini di bursa. Hasilnya akan meningkatkan nilai

ekuitas pada masa mendatang. Sehingga sinergi negatif yang diderita pada saat BI

approval akan terbayar pada periode setelah merger seperti yang sudah diuraikan

pada penjelasan sebelumnya tentang nilai ekuitas.

Untuk melihat lebh jelas perubahan sinergi yang terjadi sejak BI approval

sampai dengan merger terjadi (Legal Day 1). Berikut ini disajikan tabel ringkasan

yang berisi perbandingan nilai ekuitas masing-masing bank legacy pada saat

sebelum dan sesudah merger menjadi Bank CIMB Niaga pada tanggal 1

November 2008:

Page 23: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

59

Pada periode ini juga terlihat penurunan harga saham yang cukup signifikan

berpengaruh pada reaksi pasar. Sehingga, dapat disimpulkan reaksi pasar kembali

terjadi setelah saham kedua bank legacy menghilang dari bursa atau merger Bank

CIMB Niaga memasuki Legal Day 1 pada 1 November 2008 dan sahamnya mulai

diperdagangkan pada tanggal 3 November 2008. Berikut ini tabel yang

menyajikan data saham sejak hari pertama saham Bank CIMB Niaga

diperdagangkan di bursa dan saham kedua bank legacy hilang dari perdagangan

pada tanggal 3 November 2008 sampai dengan akhir bulan November 2008:

Tabel IV.14

Data Saham Bank CIMB Niaga Setelah Merger

Tanggal Harga Saham Volume IHSG Abnormal Return

28/11/2008 413 13.303.500 1.241,5411 -0,020577946

27/11/2008 408 30.019.500 1.202,0736 0,017647024

26/11/2008 398 157.605.000 1.193,1505 -0,021077040

25/11/2008 393 25.956.000 1.154,1409 -0,011161545

24/11/2008 393 2.803.500 1.141,4011 -0,008310086

21/11/2008 398 84.741.000 1.146,2759 -0,071175805

20/11/2008 432 22.470.000 1.154,9704 -0,063238533

19/11/2008 472 1.669.500 1.180,3566 0,075861961

18/11/2008 442 32.371.500 1.189,8620 -0,025504792

17/11/2008 472 3.370.500 1.236,9329 -0,016991062

14/11/2008 491 10.741.500 1.264,3768 0,070696296

13/11/2008 457 15.561.000 1.259,7134 0,018655226

12/11/2008 472 661.500 1.326,6214 0,007433727

11/11/2008 472 76.324.500 1.336,5570 -0,035620415

10/11/2008 491 9.733.500 1.340,6811 -0,001734586

07/11/2008 491 36.970.500 1.338,3596 -0,062429914

06/11/2008 511 26.586.000 1.307,8974 -0,010976212

05/11/2008 540 19.771.500 1.366,2749 0,080407122

04/11/2008 501 8.547.000 1.369,7854 -0,032187935

03/11/2008 511 10.164.000 1.352,7162 0,029660338 Sumber: Data sekunder yang diolah

Page 24: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

58

∆ kemakmuran yang dinikmati mantan pemegang saham Bank Niaga

= (proporsi kepemilikan mantan pemegang saham Bank Niaga x ∑ saham

Bank CIMB Niaga x harga saham Bank CIMB Niaga) – nilai ekuitas

Bank Niaga)

= (54,67% x 23.914.853.985 x Rp 511,00) – Rp 5.943,031 miliar

= Rp 737,912 miliar

∆ kemakmuran yang dinikmati mantan pemegang saham Bank Lippo

= (proporsi kepemilikan mantan pemegang saham Bank Lippo x ∑ saham

Bank CIMB Niaga x harga saham Bank CIMB Niaga ) – nilai ekuitas

Bank Lippo)

= (45,33% x 23.914.853.985 x Rp 511,00) – Rp4.939,666 miliar

= Rp599,882 miliar

∑sinergi merger CIMB Niaga = ∆ kemakmuran yang dinikmati mantan

pemegang saham Bank Niaga + ∆ kemakmuran

yang dinikmati mantan pemegang saham Bank

Lippo

= Rp 737,912 miliar + Rp599,882 miliar

= Rp 1.337,794 miliar

Dari perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa merger memberikan

tambahan kemakmuran bagi masing-masing bank legacy, yang kemudian disebut

sebagai sinergi yang merupakan indikator keberhasilan merger. Sinergi yang

diperoleh dari merger yang dilakukan oleh Bank Lippo dan Bank Niaga adalah

sebesar Rp 1.337,794 miliar.

Page 25: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

57

Tabel IV. 13

Nilai Ekuitas Bank CIMB Niaga Setelah Merger

Nilai Ekuitas

Bank Niaga

Nilai Ekuitas

Bank Lippo

Nilai Ekuitas

Bank CIMB Niaga

Bank CIMB Niaga Rp 6.573,352 Rp 5.647,138 Rp 12.220,49

Sumber: data sekunder yang diolah

Dari tabel IV.8 di atas dapat diketahui nilai ekuitas Bank CIMB Niaga setelah

merger yang diihtung dengan menggunakan harga saham dan jumlah saham yang

beredar pada hari merger adalah sebesar Rp 12.220,49 miliar. Hal ini berarti

bahwa nilai ekuitas meningkat setelah merger.

Kemudian untuk menghitung saham yang diterima masing-masing bank

legacy setelah merger, dapat dilakukan perhitungan seperti berikut:

∑ saham yang diterima mantan pemegang saham Bank Niaga

= proporsi kepemilikan saham x ∑ saham CIMB Niaga

= a x ∑ saham CIMB Niaga

= 54,67% x 23.914.853.985

= 13.085.189.963 lembar saham

∑ saham yang diterima mantan pemegang saham Bank Lippo

= proporsi kepemilikan saham x ∑ saham CIMB Niaga

= b x ∑ saham CIMB Niaga

= 45,33% x 23.914.853.985

= 10.849.673.697 lembar saham

Sehingga dapat diketahui masing-masing tambahan kemakmuran yang

diterima oleh mantan pemegang saham bank legacy setelah merger dilakukan,

dengan perhitungan berikut ini:

Page 26: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

56

masing-masing meningkat sebesar Rp 630,32 miliar dan Rp 707,47 miliar. Hal ini

berarti merger yang dilakukan memberikan sinergi positif, atau dapat dikatakan

akan memberikan tambahan kemakmuran bagi mantan pemegang saham masing-

masing bank legacy. Terlihat juga bahwa Bank Niaga memiliki nilai ekuitas yang

lebih besar dibandingkan dengan Bank Lippo setelah merger dilaksanakan

dibandingkan dengan hari terakhir listing. Berikut ini perhitungan sinergi yang

dimaksud adalah:

∑ nilai ekuitas bank legacy = Nilai ekuitas Bank Niaga + Nilai Ekuitas Bank

Lippo

= Rp 5.943,031 + Rp 4.939,666

= Rp 10.883,00 (dalam miliar rupiah)

Atau (a) + (b) = 54,67% + 45,33%

= 100%

Dari perhitungan nilai ekuitas di atas, dapat diketahui bahwa Bank Niaga

memiliki proporsi kepemilikan saham sebesar 54,67%, dan Bank Lippo memiliki

45,33%. Terlihat bahwa Bank Niaga memiliki proporsi yang lebih besar

dibandingkan Bank Lippo. Sehingga bisa diasumsikan bahwa setelah merger

mantan pemegang saham Bank Niaga akan mendapat tambahan kemakmuran

yang lebih besar.

Selanjutnya setelah mengetahui nilai ekuitas masing-masing bank legacy pada

periode sebelum merger, perlu diketahui juga nilai ekuitas Bank CIMB Niaga

pada periode setelah merger. Berikut ini penyajian datanya:

Page 27: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

55

keduabelas. Sedangkan pada tabel IV.10 terlihat bahwa reaksi pasar terjadi pada

hari kedua, kelima sampai hari kesembilan. Seperti yang sudah disebutkan

sebelumnya walaupun harga saham mengalami fluktuasi, dan berdampak pada

penurunan nilai ekuitas, namun para investor tetap bereaksi positif terhadap

pengumuman tersebut dengan harapan di masa mendatang akan terjadi

peningkatan nilai ekuitas bank hasil merger yaitu Bank CIMB Niaga.

Harapan investor ini terbukti. Karena pada periode setelah merger, nilai

ekuitas Bank CIMB Niaga meningkat, seperti yang terlihat pada tabel di bawah

ini yang merupakan data pada titik analisis kedua yaitu 1 November 2008:

Tabel IV. 11

Nilai Ekuitas Bank Legacy Sebelum Merger (H-1 Legal Day 1)

Jumlah Lembar

Saham Harga Saham

Nilai Ekuitas

(dalam miliar rupiah)

Bank Niaga 12.863.702.471 Rp 462,00 Rp 5.943,031 (a)

Bank Lippo 3.951.733.039 Rp 1.250,00 Rp 4.939,666 (b)

∑nilai ekuitas sebelum merger (H-1 Legal Day 1) Rp 10.883,00

Sumber: data sekunder yang diolah

Tabel IV. 12

Nilai Ekuitas Bank Legacy Setelah Konversi

Pada Saat Merger (1 November 2008)

Jumlah Lembar

Saham Harga Saham

Nilai Ekuitas

(dalam miliar rupiah)

Bank Niaga 12.863.702.471 Rp 511,00 Rp 6.573,352 (a)

Bank Lippo 11.051.151.514 Rp 511,00 Rp 5.647,138 (b)

∑nilai ekuitas setelah merger Rp 12.220,49

Sumber: data sekunder yang diolah

Pada tabel data nilai ekuitas di atas, baik pada saat hari terakhir listing maupun

pada saat merger dan dilakukannya konversi saham PT.Bank Lippo Tbk. menjadi

saham Bank CIMB Niaga dapat diketahui bahwa ∑nilai ekuitas bank legacy

Page 28: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

54

Tabel IV.9

Data Saham Bank Niaga Setelah BI approval

Tanggal Harga Saham Volume IHSG Abnormal Return

31/10/2008 462 5.775.000 1.256,7037 -0,001126385

30/10/2008 432 2.520.000 1.173,8632 0,045144171

29/10/2008 393 12.778.500 1.113,6245 0,037672355

28/10/2008 378 5.901.000 1.111,3904 0,021396185

27/10/2008 388 5.743.500 1.166,4092 -0,028311881

24/10/2008 427 37.947.000 1.244,8643 0,080902652

23/10/2008 422 12.190.500 1.337,2040 -0,055748702

22/10/2008 462 11.823.000 1.379,7434 -0,017119143

21/10/2008 491 45.979.500 1.440,1490 0,030996164

20/10/2008 472 3.654.000 1.426,9383 -0,058357625

17/10/2008 491 22.701.000 1.399,4241 0,083874294

16/10/2008 472 9.093.000 1.463,2512 -0,056457217

15/10/2008 521 10.384.500 1.520,4074 -0,063111214

Sumber: Data sekunder yang diolah

Tabel IV.10

Data Saham Bank Lippo Setelah BI approval

Tanggal Harga Saham Volume IHSG Abnormal Return

31/10/2008 1.250 0 1.256,7037 -0,070570830

30/10/2008 1.250 0 1.173,8632 -0,054092470

29/10/2008 1.250 0 1.113,6245 -0,002010185

28/10/2008 1.250 1.500 1.111,3904 -0,026904693

27/10/2008 1.350 0 1.166,4092 0,063023014

24/10/2008 1.350 1.000 1.244,8643 0,033340025

23/10/2008 1.400 0 1.337,2040 0,030831385

22/10/2008 1.400 0 1.379,7434 0,041943993

21/10/2008 1.400 20.000 1.440,1490 0,059444216

20/10/2008 1.310 0 1.426,9383 -0,019661088

17/10/2008 1.310 77.000 1.399,4241 -0,052931668

16/10/2008 1.450 500 1.463,2512 0,037592687

15/10/2008 1.450 6.500 1.520,4074 -0,070896302

Sumber: Data sekunder yang diolah

Dari tabel IV.9 dapat dilihat bahwa terdapat reaksi pasar yang digambarkan

dari abnormal return yang positif pada hari ketiga setelah BI approval. Kemudian

pasar bereaksi kembali pada hari kelima, kedelapan, kesepuluh hingga

Page 29: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

53

∑sinergi merger CIMB Niaga = ∆ kemakmuran yang dinikmati mantan

pemegang saham Bank Niaga + ∆ kemakmuran

yang dinikmati mantan pemegang saham Bank

Lippo

= - Rp 113,923 miliar + (- Rp97,589 miliar)

= - Rp 211,512 miliar

Dari perhitungan tersebut terlihat bahwa masing-masing justru menderita

kerugian bukan tambahan kemakmuran, yang kemudian berdampak pada sinergi

yang terjadi adalah sinergi negatif. Pada tabel yang menyajikan nilai ekuitas

sebelumnya juga dapat diketahui bahwa ∑nilai ekuitas bank legacy masing-

masing menurun sebesar Rp 128,637 miliar dan Rp 82,876 miliar. Hal ini secara

tidak langsung menggambarkan merger yang dilakukan memberikan sinergi

negatif, atau dapat dikatakan justru akan merugikan bagi mantan pemegang

saham masing-masing bank legacy.

Pada periode ini juga terlihat penurunan harga saham yang cukup signifikan

berpengaruh pada reaksi pasar. Sehingga, dapat disimpulkan reaksi pasar sudah

mulai terjadi sejak pengumuman keluarnya persetujuan dari BI tentang rencana

merger Bank Niaga dengan Bank Lippo yang mengakibatkan turunnya harga

saham kedua bank ini di bursa dan berdampak pada menurunnya nilai ekuitas

masing-masing kedua bank tersebut. berikut ini tabel yang menyajikan data saham

sejak BI approval pada tanggal 15 Oktober 2008 sampai pada hari terakhir listing

yaitu tanggal 31 Oktober 2008.

Page 30: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

52

∑ saham yang diterima mantan pemegang saham Bank Lippo

= proporsi kepemilikan saham x ∑ saham CIMB Niaga

= b x ∑ saham CIMB Niaga

= 46,09% x 23.914.853.985

= 11.022.356.202 lembar saham

Sehingga dapat diketahui masing-masing tambahan kemakmuran yang

diterima oleh mantan pemegang saham bank legacy setelah merger dilakukan,

dengan perhitungan berikut ini:

∆ kemakmuran yang dinikmati mantan pemegang saham Bank Niaga

= (proporsi kepemilikan mantan pemegang saham Bank Niaga x ∑ saham

Bank CIMB Niaga x harga saham Bank CIMB Niaga) – nilai ekuitas

Bank Niaga)

= (53,91% x 23.914.853.985 x Rp 511,00) – Rp 6.701,989 miliar

= - Rp 113,923 miliar

∆ kemakmuran yang dinikmati mantan pemegang saham Bank Lippo

= (proporsi kepemilikan mantan pemegang saham Bank Lippo x ∑ saham

Bank CIMB Niaga x harga saham Bank CIMB Niaga ) – nilai ekuitas

Bank Lippo)

= (46,09% x 23.914.853.985 x Rp 511,00) – Rp5.730,013 miliar

= - Rp97,589 miliar

Page 31: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

51

dibandingkan Bank Lippo. Sehingga bisa diasumsikan bahwa setelah merger

mantan pemegang saham Bank Niaga akan mendapat tambahan kemakmuran

yang lebih besar.

Selanjutnya setelah mengetahui nilai ekuitas masing-masing bank legacy pada

periode sebelum merger, perlu diketahui juga nilai ekuitas Bank CIMB Niaga

pada periode setelah merger. Berikut ini penyajian datanya:

Tabel IV. 8

Nilai Ekuitas Bank CIMB Niaga

Pada Saat Merger (1 November 2008)

Nilai Ekuitas

Bank Niaga

Nilai Ekuitas

Bank Lippo

Nilai Ekuitas

Bank CIMB Niaga

Bank CIMB Niaga Rp 6.573,352 Rp 5.647,138 Rp 12.220,49

Sumber: data sekunder yang diolah

Dari tabel IV.8 di atas dapat diketahui nilai ekuitas Bank CIMB Niaga setelah

merger yang dihitung dengan menggunakan harga saham dan jumlah saham yang

beredar pada hari merger adalah sebesar Rp 12.220,49 miliar. Hal ini berarti

bahwa nilai ekuitas menurun setelah merger jika dibandingkan dengan pada saat

BI approval.

Kemudian untuk menghitung saham yang diterima masing-masing bank

legacy setelah merger, dapat dilakukan perhitungan seperti berikut:

∑ saham yang diterima mantan pemegang saham Bank Niaga

= proporsi kepemilikan saham x ∑ saham CIMB Niaga

= a x ∑ saham CIMB Niaga

= 53,91% x 23.914.853.985

= 12.892.497.783 lembar saham

Page 32: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

50

Tabel IV. 7

Nilai Ekuitas Bank Legacy Setelah Konversi

Pada Saat Merger (1November 2008)

Jumlah Lembar

Saham Harga Saham

Nilai Ekuitas

(dalam miliar rupiah)

Bank Niaga 12.863.702.471 Rp 511,00 Rp 6.573,352 (a)

Bank Lippo 11.051.151.514 Rp 511,00 Rp 5.647,138 (b)

∑nilai ekuitas setelah merger Rp 12.220,49

Sumber: data sekunder yang diolah

Dari tabel IV.6 dan IV.7 di atas terlihat bahwa Bank Niaga memiliki nilai

ekuitas yang lebih besar dibandingkan dengan Bank Lippo baik setelah BI

approval maupun setelah merger. Dengan begitu muncul asumsi bahwa mantan

pemegang saham Bank Niaga akan mendapat tambahan kemakmuran yang lebih

besar dibandingkan dengan mantan pemegang saham Bank Lippo. Untuk

membuktikannya dapat dilakukan perhitungan tambahan kemakmuran yang akan

diterima oleh masing-masing mantan pemegang saham bank legacy dan juga

sinergi merger yang terjadi. Berikut ini perhitungan sinergi yang dimaksud

adalah:

∑ nilai ekuitas bank legacy = Nilai ekuitas Bank Niaga + Nilai Ekuitas Bank

Lippo

= Rp 6.701,989 (a) + Rp 5.730,013 (b)

= Rp 12.432,002 (dalam miliar rupiah)

Atau (a) + (b) = 53,91% + 46,09%

= 100%

Dari perhitungan nilai ekuitas di atas, dapat diketahui bahwa Bank Niaga

memiliki proporsi kepemilikan saham sebesar 53,91%, dan Bank Lippo memiliki

46,09%. Terlihat bahwa Bank Niaga memiliki proporsi yang lebih besar

Page 33: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

49

setelah merger) dan volume atau jumlah lembar saham masing-masing bank

legacy pada periode setelah merger (setelah dikonversi menjadi saham Bank

CIMB Niaga). Data tersebut digunakan untuk menghitung nilai ekuitas masing-

masing bank legacy dan bank hasil merger yang akan dibandingkan kemudian.

Berdasarkan laporan No. UB-191/Dir.060/V/2008-1 tanggal 25 Mei 2008

yang dikeluarkan oleh PT. Ujatek Baru, untuk keperluan konversi saham,

manajemen menetapkan nilai pasar wajar dari aset bersih Bank CIMB Niaga dan

Bank Lippo masing-masing adalah sebesar Rp 1.052,00 (nilai penuh) dan Rp

2.969,00 (nilai penuh) per saham. Dengan begitu, maka setiap satu pemegang

saham kelas A dan kelas B Bank Lippo akan mendapatkan 2,82 (dibulatkan)

saham kelas B Bank CIMB Niaga. Penilaian tersebut merupakan nilai intrinsik

wajar dari masing-masing bank dan juga memberikan premium di atas harga

perdagangan historis (Laporan Keuangan Tahunan Bank CIMB Niaga, 2010).

Untuk lebih jelasnya data disajikan dalam bentuk tabel. Selain lebih mudah

dipahami, penyajian data dalam bentuk tabel juga dapat langsung terlihat trend

yang terjadi. Berikut ini tabel data nilai ekuitas pada titik analisis pertama yaitu

saat BI approval tanggal 15 Oktober 2008:

Tabel IV. 6

Nilai Ekuitas Bank Legacy Saat BI approval

Jumlah Lembar

Saham Harga Saham

Nilai Ekuitas

(dalam miliar rupiah)

Bank Niaga 12.863.702.471 Rp 521,00 Rp 6.701,989 (a)

Bank Lippo 3.951.733.039 Rp 1.450,00 Rp 5.730,013 (b)

∑nilai ekuitas sebelum merger (BI approval) Rp 12.432,002

Sumber: data sekunder yang diolah

Page 34: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

48

antara nilai perusahaan gabungan dengan jumlah nilai perusahaan yang beroperasi

secara sendiri-sendiri adalah merupakan sinergi dari penggabungan usaha.

Dalam analisis ini dipilih dua titik yang menjadi pusat perhatian, yaitu satu

titik pada saat BI menyetujui rencana merger Bank Niaga dengan Bank Lippo

pada tanggal 15 Oktober 2008 dan titik berikutnya yaitu pada saat saham Bank

Niaga dan Bank Lippo dikonversi menjadi saham Bank CIMB Niaga pada tanggal

1 November 2008, yang berarti juga saham Bank Niaga dan saham Bank Lippo

sudah tidak diperdagangkan lagi di bursa.

Untuk menganalisis perubahan yang terjadi pada titik pertama yaitu saat BI

approval, data yang digunakan adalah data harga saham masing-masing bank

legacy pada tanggal 15 Oktober 2008 (saat BI approval) dan volume atau jumlah

lembar saham masing-masing bank legacy pada periode sebelum merger (sebelum

dikonversi menjadi saham Bank CIMB Niaga) yang dibandingkan dengan data

harga saham pada tanggal 3 November 2008 (hari pertama trading setelah merger)

dan volume atau jumlah lembar saham masing-masing bank legacy pada periode

setelah merger (setelah dikonversi menjadi saham Bank CIMB Niaga).

Kemudian untuk menganalisis perubahan yang terjadi pada saat merger yaitu

tanggal 1 November 2008, data yang digunakan adalah data harga saham masing-

masing bank legacy pada tanggal 31 Oktober 2008 (H-1 LD1 atau hari terakhir

saham Bank Niaga dan saham Bank Lippo listing di bursa) dan volume atau

jumlah lembar saham masing-masing bank legacy pada periode sebelum merger

(sebelum dikonversi menjadi saham Bank CIMB Niaga) yang dibandingkan

dengan data harga saham pada tanggal 3 November 2008 (hari pertama trading

Page 35: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

47

Tabel IV.5

Perkembangan Kinerja Keuangan Bank CIMB Niaga

Sebelum dan Sesudah Merger Tahun ∆CAR ∆PPAP ∆NIM ∆ROA ∆LDR ∆BOPO ∆ROE

2006 - - - - - - -

2007 -3,56% 0,23% -0,25% 0,68% 13,08% -0,89% 3,31%

2008 -2,93% -0,61% 0,26% -1,50% 18,83% 17,61% -10,71%

2009 -2,00% 2,18% 1,09% 1,00% 8,27% -5,28% 8,15%

2010 -0,34% -0,32% -0,32% 0,65% -8,07% -6,18% 7,65%

Sumber: data sekunder yang telah diolah

Untuk lebih jelasnya, berikut ini disajikan gambar trend dari perkembangan

kinerja yang sudah tersaji dalam tabel IV.4 di atas.

Gambar IV.1

Trend Perkembangan Kinerja Keuangan Bank CIMB Niaga

IV.2 Analisis Sinergi

Sinergi adalah mencapai sesuatu yang lebih besar dengan sumber daya yang

sama, atau mencapai hasil yang sama dari sumber daya yang lebih kecil. Selisih

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

2006 2007 2008 2009 2010

% R

asio

Keu

anga

n

Tahun

ROE

BOPO

LDR

ROA

NIM

PPAP

CAR

Page 36: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

46

Tabel IV.4

Kinerja Keuangan Bank CIMB Niaga Sebelum dan Sesudah Merger Tahun CAR PPAP NIM ROA LDR BOPO ROE

2006 22,08% 1,61% 5,68% 1,92% 55,93% 71,54% 15,48%

2007 18,52% 1,84% 5,43% 2,6% 69,01% 70,65% 18,79%

2008 15,59% 1,23% 5,69% 1,10% 87,84% 88,26% 8,08%

2009 13,59% 3,41% 6,78% 2,10% 96,11% 82,98% 16,23%

2010 13,25% 3,09% 6,46% 2,75% 88,04% 76,80% 23,88%

Sumber: data sekunder yang telah diolah

Pada akhir tahun 2008, tepatnya setelah 2 bulan bergabung dengan Bank

Lippo, terlihat bahwa ROA dan ROE mengalami penurunan yang cukup drastis.

Bila dilihat dari pendapatan bunga bersih maupun pendapatan operasional bersih,

memang terjadi penurunan. Namun, hal ini masih dapat dikatakan sebagai

keadaan yang normal. Alasan mengapa ROA dan ROE bisa menurun cukup

drastis juga bukan karena krisis yang terjadi di akhir tahun 2008, tetapi karena

adanya beban penggabungan usaha sebesar Rp 315.903 juta (Laporan Keuangan

Tahunan CIMB Niaga, 2008) yang dibebani pada saat Bank Niaga merger dengan

Bank Lippo pada tanggal 1 November 2008. Beban ini secara langsung akan

berdampak pada laba baik sebelum pajak maupun sesudah pajak yang digunakan

dalam perhitungan ROA dan ROE tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

penurunana yang terjadi pada ROA dan ROE merupakan murni dampak dari

peristiwa merger yang terjadi.

Page 37: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

45

Tabel IV.3

Kinerja Keuangan Bank CIMB Niaga Sesudah Merger Tahun CAR PPAP NIM ROA LDR BOPO ROE

2008 15,59% 1,23% 5,69% 1,10% 87,84% 88,26% 8,08%

2009 13,59% 3,41% 6,78% 2,10% 96,11% 82,98% 16,23%

2010 13,25% 3,09% 6,46% 2,75% 88,04% 76,80% 23,88%

Sumber: data sekunder yang telah diolah

Pada tabel IV.3 di atas dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan dan

penurunan pada masing-masing rasio. Seluruh rasio mengalami penurunan pada

tahun kedua setelah merger, kecuali ROA yang meningkat sebesar 0,65%, yang

berarti profitabilitas Bank CIMB Niaga setelah merger meningkat. Sedangkan

CAR sebagai proksi dari kecukupan modal yang harus dimiliki oleh suatu bank,

terlihat menurun sebesar 0,345%. Begitupun PPAP juga menurun sebesar 0,32%,

yang dapat diartikan bahwa kualitas aset Bank CIMB Niaga menurun pada tahun

kedua setelah merger. NIM juga menurun sebesar 0,32%, LDR menurun sebesar

8,07% yang berarti kemampuan likuiditas Bank CIMB Niaga menurun. Rasio

BOPO juga mengalami penurunan sebesar 6,18%, hal ini berarti Bank CIMB

Niaga bisa menjalankan usahanya dengan lebih efisien pada tahun kedua setelah

merger. Terakhir ROE yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam

pengembalian modal terlihat meningkat cukup tajam, yaitu 7,65% .

Dari kedua tabel tersebut dapat dilihat bahwa rasio-rasio keuangan bank

legacy dan bank hasil merger pada periode sebelum merger dan sesudah merger

mengalami peningkatan dan penurunan. Untuk melihat perkembangan kinerja

keuangan pada periode sebelum merger dan sesudah merger dengan lebih jelas,

berikut ini disajikan tabel yang berisi besarnya peningkatan maupun penurunan

yang terjadi.

Page 38: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

44

dari masing-masing rasio keuangan bank legacy tersebut. Berikut ini penyajian

datanya:

Tabel IV.2

Rerata Kinerja Keuangan Bank Lippo dan Bank Niaga Sebelum Merger Tahun CAR PPAP NIM ROA LDR BOPO ROE

2006 22,08% 1,61% 5,68% 1,92% 55,93% 71,54% 15,48%

2007 18,52% 1,84% 5,43% 2,60% 69,01% 70,65% 18,79%

Sumber: data sekunder yang telah diolah

Setelah merata-rata nilai persentase dari masing-masing rasio dengan metode

simple average, didapat beberapa informasi dari Tabel IV.2 seperti yang akan

diuraikan berikut ini. Dari aspek kecukupan modal (capital), yang diproksi

dengan rasio CAR, menunjukkan penurunan sebesar 3,56%. PPAP meningkat

sebesar 0,225% berarti kesehatan bank menurun, sedangkan NIM menurun

sebesar 0,245%, ROA meningkat sebesar 0,685% berarti laba meningkat, begitu

pun LDR meningkat sebesar 13,08% yang berarti kemampuan likuiditas bank

menurun, BOPO menurun sebesar 0,89% yang berarti operasional bank semakin

efisien dan terkahir ROE yang menggambarkan profitabilitas juga meningkat

sebesar 3,31%.

Untuk mengetahui perbedaan kinerja sebelum dan sesudah merger, maka perlu

adanya data Bank CIMB Niaga yang merupakan hasil merger dari Bank Lippo

dan Bank niaga pada periode setelah merger. Data kinerja keuangan Bank CIMB

Niaga tersaji dalam tabel IV.3 berikut ini:

Page 39: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan hasil penelitian beserta pembahasan dari masing-masing

analisis yang dilakukan. Dimulai dengan penyajian data dalam bentuk tabel,

menguraikan hal-hal yang diharapkan dalam kerangka pikir yang disusun

sebelumnya, untuk kemudian menginterpretasikan hasil analisis. Analisis yang

dilakukan antara lain: analisis perbandingan kinerja keuangan, analisis sinergi dan

analisis reaksi pasar. Masing-masing akan dijelaskan secara urut berikut ini.

IV.1 Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan

Alat ukur kinerja keuangan dalam penelitian ini adalah rasio-rasio CAMEL

yang juga merupakan indikator kesehatan bank. Rasio-rasio tersebut adalah: CAR,

PPAP, NIM, ROA, LDR, BOPO dan ROE. Masing-masing rasio menjelaskan

aspek-aspek penilaian kesehatan bank, seperti aspek capital, assets, management,

earnings dan liquidity. Berikut ini data terkait dengan rasio-rasio tersebut sejak

dua tahun sebelum merger dan dua tahun sesudah merger.

Tabel IV.1

Kinerja Keuangan Bank Lippo dan Bank Niaga Sebelum Merger

No Bank CAR PPAP NIM ROA LDR BOPO ROE

1 Bank Lippo

2006 25,27% 1,47% 4,94% 1,74% 43,32% 63,07% 11,97%

2007 20,00% 1,84% 4,78% 2,71% 58,72% 62,86% 16,99%

2 Bank Niaga

2006 18,88% 1,75% 6,41% 2,09% 68,545% 80,01% 18,99%

2007 17,03% 1,83% 6,08% 2,49% 79,30% 78,44% 20,58%

Sumber: data sekunder yang telah diolah

Untuk melakukan perbandingan dengan kinerja keuangan Bank CIMB Niaga

yang merupakan hasil merger Bank Lippo dan Bank Niaga, diperlukan rata-rata

Page 40: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

42

∑ saham yang diterima mantan pemegang saham Bank Lippo = a x ∑ saham CIMB Niaga

∑ saham yang diterima mantan pemegang saham Bank Niaga = b x ∑ saham CIMB Niaga

Sehingga dapat diketahui masing-masing tambahan kemakmuran yang

diterima oleh mantan pemegang saham bank legacy setelah merger dilakukan,

dengan perhitungan berikut ini:

∆ kemakmuran yang dinikmati mantan pemegang saham Bank Lippo = (proporsi kepemilikan

mantan pemegang saham Bank Lippo x ∑saham CIMB Niaga x harga saham CIMB Niaga – nilai

ekuitas Bank Lippo)

∆ kemakmuran yang dinikmati mantan pemegang saham Bank Niaga = (proporsi kepemilikan

mantan pemegang saham Bank Niaga x ∑saham CIMB Niaga x harga saham CIMB Niaga – nilai

ekuitas Bank Niaga)

∑sinergi merger CIMB Niaga = ∆ kemakmuran yang dinikmati mantan pemegang saham Bank

Lippo + ∆ kemakmuran yang dinikmati mantan pemegang saham Bank Niaga

III.5.3 Analisis Reaksi Pasar

Karena salah satu tujuan merger adalah untuk meningkatkan kemakmuran

pemegang saham, maka perlu adanya analisis yang bisa melihat perubahan

kemakmuran pemegang saham setelah merger terjadi. Untuk melakukan analisis

ini juga digunakan penyajian data dengan tabel yang diharapkan bisa

menunjukkan reaksi pasar sebelum, pada saat dan setelah merger terjadi.

Page 41: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

41

digunakan untuk mengetahui apakah kinerja keuangan sesudah merger lebih baik

sesuai dengan tujuan dilakukannya merger, dan untuk memberikan perbandingan

akan perbaikan kinerja keuangan.

III.5.1 Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan

Dalam analisis ini, data disajikan dalam bentuk tabel untuk mengetahui

perubahan yang terjadi sejak dua tahun sebelum merger sampai dengan dua tahun

sesudah merger. Selain untuk mengetahui perubahan yang terjadi, juga dapat

dilihat trend yang terjadi.

III.5.2 Analisis Sinergi

Analisis ini dilakukan untuk melihat adanya perbedaan nilai perusahaan

sebelum dan sesudah merger. Sesuai dengan konsep merger yang mengatakan

bahwa kedua perusahaan yang melakukan merger akan menghasilkan perusahaan

baru dengan nilai yang lebih besar. Untuk itu diperlukan analisis untuk

mengetahui apakah ada nilai lebih tersebut dalam merger Bank CIMB Niaga ini.

Analisis ini juga dilakukan untuk mengetahui besarnya tambahan kemakmuran

yang diterima oleh mantan masing-masing bank legacy.

Berikut ini cara yang digunakan untuk menghitung sinergi yang dimaksud

adalah:

∑ saham Bank Lippo x harga saham Bank Lippo = Nilai ekuitas Bank Lippo (a)

∑ saham Bank Niaga x harga saham Bank Niaga = Nilai ekuitas Bank Niaga (b)

∑ nilai ekuitas bank legacy = nilai ekuitas Bank Lippo + nilai ekuitas Bank Niaga

Atau a + b = 100%

Kemudian untuk menghitung saham yang diterima masing-masing bank

legacy setelah merger, dapat dilakukan perhitungan seperti berikut:

Page 42: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

40

Dimana: : abnormal return saham i pada periode t

: return saham i pada periode t

: return ekspektasi pada periode t

5) Return saham individual pada periode t, merupakan selisih antara harga

saham i pada periode t dengan periode sebelumnya (t-1), dibagi dengan

harga saham pada t-1

Dimana: : return saham i pada saat t

: harga saham i pada saat t

: harga saham i pada saat t-1

6) Return ekspektasi (expected return) merupakan selisih antara IHSG

periode t dengan t-1 dibagi dengan IHSG pada t-1

Dimana: : return ekspektasi saat t

: IHSG pada saat t

: IHSG pada saat t-1

III.5 Teknik Analisis

Analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

perbandingan kinerja keuangan sebelum dan sesudah merger yang disajikan

dalam tabel dengan tujuan melihat trend dari masing-masing variabel. Analisis ini

Page 43: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

39

∆ kemakmuran yang dinikmati mantan pemegang saham Bank Niaga = (proporsi kepemilikan

mantan pemegang saham Bank Niaga x ∑saham CIMB Niaga x harga saham CIMB Niaga – nilai

ekuitas Bank Niaga)

∑sinergi merger CIMB Niaga = ∆ kemakmuran yang dinikmati mantan pemegang saham Bank

Lippo + ∆ kemakmuran yang dinikmati mantan pemegang saham Bank Niaga

III.4.3 Analisis Reaksi Pasar

Adanya aktivitas merger dan akuisisi yang diharapkan dapat meningkatkan

kesehatan perusahaan, memberikan sinyal bagi investor untuk menanamkan

sahamnya pada perusahaan tersebut dengan harapan investor dapat memperoleh

keuntungan yang diinginkan. Reaksi pasar modal terhadap kandungan informasi

dalam suatu peristiwa dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai

perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return yang merupakan

selisih antara return aktual dengan return yang diekspektasikan oleh investor

(Hartono, 2010).

Abnormal return akan terjadi apabila pengumuman merger dan akuisisi

mempunyai informasi dalam pasar modal yang efisien, harga saham dan tingkat

pengembalian bereaksi dengan adanya pengumuman merger dan akuisisi sehingga

dengan memanfaatkan informasi publik, maka perusahaan dapat memperoleh

keuntungan di atas normal.

Berikut ini cara untuk menghitung abnormal return:

4) Abnormal return dihitung dengan market adjusted abnormal return, yaitu

merupakan selisih return saham yang dihitung dengan return individual

dikurangi return ekspektasi (return pasar).

Page 44: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

38

III.4.2 Sinergi

Sinergi adalah mencapai sesuatu yang lebih besar dengan sumber daya yang

sama, atau mencapai hasil yang sama dari sumber daya yang lebih kecil. Selisih

antara nilai perusahaan gabungan dengan jumlah nilai perusahaan yang beroperasi

secara sendiri-sendiri adalah merupakan sinergi dari penggabungan usaha.

Berikut ini cara yang digunakan untuk menghitung sinergi yang dimaksud

adalah:

∑ saham Bank Lippo x harga saham Bank Lippo = Nilai ekuitas Bank Lippo (a)

∑ saham Bank Niaga x harga saham Bank Niaga = Nilai ekuitas Bank Niaga (b)

∑ nilai ekuitas bank legacy = nilai ekuitas Bank Lippo + nilai ekuitas Bank Niaga

Atau a + b = 100%

Kemudian untuk menghitung saham yang diterima masing-masing bank

legacy setelah merger, dapat dilakukan perhitungan seperti berikut:

∑ saham yang diterima mantan pemegang saham Bank Lippo = a x ∑ saham CIMB Niaga

∑ saham yang diterima mantan pemegang saham Bank Niaga = b x ∑ saham CIMB Niaga

Sehingga dapat diketahui masing-masing tambahan kemakmuran yang

diterima oleh mantan pemegang saham bank legacy setelah merger dilakukan,

dengan perhitungan berikut ini:

∆ kemakmuran yang dinikmati mantan pemegang saham Bank Lippo = (proporsi kepemilikan

mantan pemegang saham Bank Lippo x ∑saham CIMB Niaga x harga saham CIMB Niaga – nilai

ekuitas Bank Lippo)

Page 45: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

37

5) LDR

Rasio ini digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank yang dengan cara

membagi jumlah kredit yang diberikan oleh bank terhadap dana pihak

ketiga. Semakin tinggi rasio ini, semakin rendahnya kemampuan likuiditas

bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi

bermasalah akan semakin besar. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai

berikut:

6) BOPO

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen lembaga

keuangan dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan

operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya

operasional yang dikeluarkan lembaga keuangan yang bersangkutan

sehingga kemungkinan suatu lembaga keuangan dalam kondisi bermasalah

semakin kecil. Berikut ini rumus yang digunakan untuk menghitung rasio

BOPO:

7) ROE

Rasio ini digunakan untuk mengukur kinerja manajemen bank dalam

mengelola modal yang tersedia untuk menghasilkan laba setelah pajak.

Semakin besar ROE, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai

sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin

kecil. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, standar ROE adalah lebih

dari 12%. Dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Page 46: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

36

2) PPAP

Rasio PPAP (Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif) merupakan salah

satu rasio yang digunakan untuk menilai kualitas aset. PPAP adalah

perbandingan penyisihan penghapusan aktiva produktif yang telah

dibentuk dengan aktiva produktif. Semakin rendah nilai rasio PPAP, maka

menunjukkan bank semakin sehat. Berikut ini formulasinya:

3) NIM

NIM merupakan perbandingan antara pendapatan bunga bersih terhadap

rata-rata aktiva produktif. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari

pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Aktiva produktif yang

diperhitungkan adalah aktiva produktif yang menghasilkan bunga (interest

bearing assets). NIM dirumuskan sebagai berikut:

4) ROA

Variabel ROA mewakili profitabilitas perusahaan sebagai variabel yang

paling tepat untuk menggambarkan profitabilitas industri perbankan.

Sesuai dengan SE No.30/2/UPPB tgl 30 April 1997, maka ROA dapat

dihitung menggunakan rumus berikut:

Page 47: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

35

pengumpulan data yang diperlukan untuk penelitian dengan menghimpun dan

menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun

elektronik (Umar, 2005). Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan laporan

keuangan bank bersangkutan selama periode waktu sebelum dan sesudah merger.

III.4 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel adalah definisi dari variabel-variabel yang

digunakan dalam penelitian ini, dan menunjukkan cara pengukuran dari masing-

masing variabel tersebut. Pada setiap indikator dihasilkan dari suatu perhitungan

terhadap formulasi yang mendasarkan pada konsep teori dan ditambah dengan

peraturan-peraturan yang berlaku dalam pengukuran tingkat kinerja perbankan.

III.4.1 Perkembangan Kinerja

Perkembangan kinerja yang dimaksud dinilai dengan analisis CAMEL yang

merupakan ukuran kesehatan bank dengan kriteria menurut aspek Capital, Asset,

Management, Earning dan Liquidity.

Berikut ini masing-masing variabel yang digunakan untuk melakukan analisis

CAMEL:

1) CAR

CAR (Capital Adequacy Ratio) merupakan rasio kecukupan modal yang

dihitung dengan membandingkan modal sendiri dengan aktiva tertimbang

menurut risiko atau (ATMR) sesuai dengan SE No. 6/23/DPNP tanggal 31

Mei 2004, yang dinyatakan dalam persentase (%). Berikut ini formulasi

untuk menghitung CAR:

Page 48: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, telah

dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain sebelum kita gunakan (Umar, 2005). Data

sekunder yang digunakan merupakan data rasio-rasio keuangan Bank CIMB

Niaga yang diolah dari laporan keuangan bank bersangkutan selama periode

waktu 2006-2010. Selain itu juga untuk memperoleh data rasio-rasio keuangan

Bank Lippo, didapat dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun

2006 dan 2007 dan Laporan Keuangan Publikasi di website Bank Indonesia.

III.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi atau wakil dari populasi yang dipilih

untuk diteliti dengan jumlah tertentu yang representatif sifatnya (Sekaran, 2006).

Data sekunder yang digunakan yaitu data time series yang diolah dari laporan

keuangan Bank Niaga dan Bank Lippo untuk periode sebelum merger dan laporan

keuangan Bank CIMB Niaga untuk periode sesudah merger.

III.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan penulis adalah dokumentasi.

Teknik pengumpulan data dengan studi dokumentasi merupakan suatu teknik

Page 49: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

33

keberhasilan merger. Selain itu juga untuk melihat adanya hasil dari merger

tersebut, digunakan penilaian terhadap harga saham dan jumlah lembar saham

yang diperdagangkan sebelum dan sesudah merger.

Page 50: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

32

Gambar II. 1

Kerangka Pikir Evaluasi Merger

Merger dilakukan dengan harapan dapat meningkatkan kinerja dari

perusahaan-perusahaan yang tergabung. PT Bank CIMB Niaga Tbk. sebagai

sebuah bank, kinerjanya dapat diukur dengan menggunakan rasio CAMEL

sebagai dasar yang diterima secara luas. Sedangkan efisiensi operasi sebuah bank

akan menghasilkan keunggulan bersaing melalui penghematan biaya yang pada

akhirnya akan meningkatkan arus kas dan juga pendapatan atau laba sebuah bank.

Oleh karena itu faktor efisiensi dimasukkan sebagai variabel pengukur

Rasio CAMEL

Sesudah Merger

- CAR

- RORA

- NIM

- ROA

- LDR

- BOPO

Rasio CAMEL

Sebelum Merger

- CAR

- RORA

- NIM

- ROA

- LDR

- BOPO

Rasio CAMEL

Sebelum Merger

- CAR

- RORA

- NIM

- ROA

- LDR

- BOPO

Sinergi

Nilai Perusahaan sebelum dan sesudah

merger yang

dibandingkan

Keberhasilan merger

yang diukur dari

meningkatnya nilai

perusahaan

Perkembangn

Kinerja

CAMEL:

Analisa terhadap

perkembangan kinerja keuangan

Efisiensi:

Analisa rasio

efisiensi usaha

Reaksi Pasar

Abnormal Return

sebelum dan sesudah merger yang

diabndingkan

Untuk melihat

apakah abnormal return yang

diperoleh karena

pengumuman

merger atau memang karena pasar yang

membaik

Rasio CAMEL

Sesudah Merger

- CAR

- RORA

- NIM

- ROA

- LDR

- BOPO

Rasio CAMEL

Sebelum Merger

- CAR

- RORA

- NIM

- ROA

- LDR

- BOPO

Rasio CAMEL

Sesudah Merger

- CAR

- RORA

- NIM

- ROA

- LDR

- BOPO

Rasio CAMEL

Sebelum Merger

- CAR

- RORA

- NIM

- ROA

- LDR

- BOPO

Sinergi

Nilai Perusahaan sebelum dan sesudah

merger yang

dibandingkan

Keberhasilan merger

yang diukur dari

meningkatnya nilai

perusahaan

Perkembangn

Kinerja

CAMEL:

Analisa terhadap

perkembangan kinerja keuangan

Efisiensi:

Analisa rasio

efisiensi usaha

Reaksi Pasar

Abnormal Return

sebelum dan sesudah merger yang

diabndingkan

Rasio CAMEL

Sesudah Merger

- CAR

- RORA

- NIM

- ROA

- LDR

- BOPO

Rasio CAMEL

Sebelum Merger

- CAR

- RORA

- NIM

- ROA

- LDR

- BOPO

Untuk melihat

apakah abnormal return yang

diperoleh karena

pengumuman

merger atau memang karena pasar yang

membaik

Sinergi

Nilai Perusahaan sebelum dan sesudah

merger yang

dibandingkan

Keberhasilan merger

yang diukur dari

meningkatnya nilai

perusahaan

Perkembangn

Kinerja

CAMEL:

Analisa terhadap

perkembangan kinerja keuangan

Efisiensi:

Analisa rasio

efisiensi usaha

Reaksi Pasar

Abnormal Return

sebelum dan sesudah merger yang

diabndingkan

Rasio CAMEL

Sesudah Merger

- CAR

- PPAP

- NIM

- ROA

- LDR

- BOPO

- ROE

Rasio CAMEL

Sebelum Merger

- CAR PPAP

- NIM

- ROA

- LDR

- BOPO

- ROE

- BOPO

Rasio CAMEL

Sebelum Merger

- CAR PPAP

- NIM

- ROA

- LDR

- BOPO

- ROE

- BOPO

Page 51: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

31

Dimana:

: return ekspektasi saat t

: IHSG pada saat t

: IHSG pada saat t-1

II.3 Kerangka Pikir Penelitian

Kerangka pikir dari penelitian kali ini mereplikasi dari penelitian sebelumnya,

yang melakukan evaluasi terhadap pertumbuhan atau peningkatan rasio-rasio

keuangan meliputi rasio-rasio CAMEL dan rasio efisiensi yang diproksikan

dengan BOPO. Pengukuran dan penilaian atas kesehatan Bank CIMB Niaga

dilihat dari analisis proksi CAMEL dan rasio efisiensi. Sedangkan untuk melihat

adanya sinergi dilakukan analisis terhadap nilai perusahaan sebelum dan sesudah

merger. Begitu pun dengan analisis terhadap reaksi pasar dengan melihat

abnormal return sebelum dan sesudah merger. Berikut ini model evaluasi merger

Bank CIMB Niaga:

Page 52: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

30

perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi,

karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks

pasar.

Berikut ini cara untuk menghitung abnormal return dengan

menggunakan model ini::

1) Abnormal return dihitung dengan market adjusted abnormal return, yaitu

merupakan selisih return saham yang dihitung dengan return individual

dikurangi return ekspektasi.

Dimana:

: abnormal return saham i pada periode t

: return saham i pada periode t

: return ekspektasi pada periode t

2) Return saham individual pada periode t, merupakan selisih antara harga

saham i pada periode t dengan periode sebelumnya (t-1), dibagi dengan

harga saham pada t-1

Dimana:

: return saham i pada saat t

: harga saham i pada saat t

: harga saham i pada saat t-1

3) Return ekspektasi (expected return) merupakan selisih antara IHSG

periode t dengan t-1 dibagi dengan IHSG pada t-1

Page 53: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

29

Periode estimasi (estimation periode) umumnya merupakan periode

sebelum periode peristiwa. Periode peristiwa (event period) disebut juga

dengan periode pengamatan atau jendela peristiwa (event window).

2) Market Model

Perhitungan return ekspektasian dengan model pasar (market model) ini

dilakukan dengan dua tahap, yaitu (1) membentuk model ekspektasi dengan

menggunakan data realisasi selama periode estimasi dan (2) menggunakan

model ekspektasi ini untuk mengestimasi return ekspektasian di periode

jendela. Model ekspektasi dapat dibentuk menggunakan teknik regresi OLS

(Ordinary Least Square) dengan persamaan:

Ri,j = αi + βi . RMj + εi,j

Dimana:

Ri,j : return realisasian sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j

αi : intercept untuk sekuritas ke-i

βi : koefisien slope yang merupakan Beta dari sekuritas ke-i

RMj : return indeks pasar pada periode estimasi ke-j yang dapat dihitung

dengan rumus RMj = (IHSGj – IHSGj-1) / IHSGj-1 dengan IHSG

adalah Indeks Harga Saham Gabungan

εi,j : kesalahan residu sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j

3) Market Adjusted Model

Model sesuaian-pasar (market adjusted model) menganggap bahwa

penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return

indeks pasar pada saat tersebut. dengan menggunakan model ini, maka tidak

Page 54: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

28

diharapkan investor). Return yang sesungguhnya merupakan return yang terjadi

pada waktu ke-t yang merupakan selisih harga sekarang dengan harga

sebelumnya. Sedangkan return yang diharapkan merupakan return yang harus

diestimasi.

Abnormal return akan terjadi apabila pengumuman merger dan akuisisi

mempunyai informasi dalam pasar modal yang efisien, harga saham dan tingkat

pengembalian bereaksi dengan adanya pengumuman merger dan akuisisi sehingga

dengan memanfaatkan informasi publik, maka perusahaan dapat memperoleh

keuntungan di atas normal. Terdapat tiga model untuk menghitung abnormal

return (Hartono, 2000), yaitu:

1) Mean Adjusted Model

Model sesuaian rata-rata (mean adjusted model) ini menganggap bahwa

return ekpektasian bernilai konstan dan sama dengan rata-rata return

realisasian sebelumnya selama periode estimasi (estimation period), sebagai

berikut:

E[Rit]=

T

Dimana:

E[Rit] : return ekspektasian sekuritas ke-i pada periode peristiwa

ke-t

Rij : return realisasian sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j

T : lamanya periode estimasi, yaitu t1 sampai dengan t2

Page 55: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

27

yang paling populer dan pada dasarnya merupakan konsep yang baik. Sinergi

adalah “bonus yang diperoleh karena usaha bersama dari bagian-bagian lain dari

suatu organisasi”.

Sementara itu Brigham (1998) menjelaskan sinergi sebagai tujuan utama dari

kebanyakan merger atau konsolidasi untuk meningkatkan nilai dari penggabungan

usaha dari dua perusahaan A dan B yang kemudian menjadi perusahaan C. Nilai

dari perusahaan C ini dinilai lebih menguntungkan bagi pemegang saham dengan

adanya sinergi, daripada masing-masing perusahaan secara terpisah.

Suwardi (2008) merangkum efek sinergi secara umum yang timbul dari empat

hal, yaitu:

1) Ekonomi operasi, yang ditimbulkan dari meningkatnya skala ekonomis

pada bidang manajemen, pemasaran, produksi atau distribusi.

2) Ekonomi keuangan, meliputi berkurangnya biaya transaksi dan

meningkatnya wilayah cakupan dengan analisa keuangan yang lebih aman.

3) Efisiensi differensial, bila perusahaan manajemen salah satu perusahaan

kurang efisien, peningkatan asset setelah merger akan membantu

meningkatkan produktivitas.

4) Meningkatnya kekuatan pasar dan berkurangnya kompetitor.

II.2.12 Abnormal Return

Menurut Hartono (2010), abnormal return umumnya menjadi fokus study

yang mengamati reaksi harga atau efisiensi pasar. Abnormal return merupakan

selisih antara return yang sesungguhnya terjadi dikurangi return yang diharapkan

atau return ekspektasi. Return normal merupakan return ekspektasi (return yang

Page 56: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

26

4) Rentabilitas (Earning)

Kemampuan bank dalam meningkatkan labanya, apakah setiap periode

atau untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai

oleh bank yang bersangkutan. Bank yang sehat yang diukur secara

rentabilitas yang terus meningkat. Penilaian juga dilakukan dengan:

a) Rasio laba terhadap total aset (ROA)

b) Perbandingan biaya operasi dengan pendapatan operasi (BOPO)

5) Likuiditas (Liquidity)

Sebuah bank dikatakan likuid apabila bank yang bersangkutan dapat

membayar semua hutang-hutangnya, terutama simpanan tabungan, giro

dan deposito pada saat ditagih dan dapat pula memenuhi semua

permohonan kredit yang layak dibiayai. Secara umum rasio ini merupakan

rasio antara jumlah aktiva lancar dibagi dengan hutang lancar. Yang dinilai

dalam rasio ini adalah:

a) Rasio kewajiban bersih call money terhadap aktiva

b) Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank, seperti: KLBI,

giro, tabungan, deposito dan lain-lain.

II.2.11 Sinergi

Sinergi adalah mencapai sesuatu yang lebih besar dengan sumber daya yang

sama, atau mencapai hasil yang sama dari sumber daya yang lebih kecil. Selisih

antara nilai perusahaan gabungan dengan jumlah nilai perusahaan yang beroperasi

secara sendiri-sendiri adalah merupakan sinergi dari penggabungan usaha.

Menurut McDonagh (1999) dalam Suwardi (2008), sinergi merupakan motivasi

Page 57: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

25

1) Permodalan (Capital)

Permodalan yang ada didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal

minimum bank. Penilaian tersebut berdasarkan CAR (Capital Adequacy

Ratio) yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Perbandingan rasio

tersebut adalah rasio modal terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko

(ATMR) dan sesuai dengan ketentuan Pemerintah tahun 1999, CAR

minimum harus 8%.

2) Kualitas Aset (Asset Quality)

Penilaian aset harus sesuai dengan peraturan yang diterapkan oleh Bank

Indonesia dengan membandingkan antara aktiva produktif yang

diklasifikasikan dengan aktiva produktif. Kemudian rasio penyisihan

penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva produktif diklasifikasikan.

Rasio ini dapat dilihat dari neraca yang telah dilaporkan secara berkala

kepada Bank Indonesia.

3) Manajemen (Management)

Dalam mengelola kegiatan bank sehari-hari juga harus dinilai kualitas

manajemennya. Kualitas manajemen dapat dilihat dari kualitas

manusianya dalam bekerja. Kualitas manajemen juga dilihat dari

pendidikan serta pengalaman para karyawannya dalam menangani

berbagai kasus yang terjadi. Dalam aspek ini yang dinilai adalah

manajemen permodalan, manajemen aktiva, manajemen umum,

manajemen rentabilitas dan manajemen likuiditas. Penilaian didasarkan

pada 250 pertanyaan yang diajukan manajemen bank yang bersangkutan.

Page 58: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

24

Menurut Martono (2002), cara menilai kesehatan bank dengan menggunakan

metode CAMELyang dirangkum dalam tabel berikut ini:

Tabel II.1

Penilaian Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode CAMEL

Uraian Yang dinilai Rasio Nilai

kredit

Bobot

Capital Kecukupan Modal CAR 0 s/d max

100 25%

Assets Kualitas Aktiva

Produktif

BDR

CAD

Max 100

Max 100

25%

5%

30%

Manajemen Kualitas Manajemen

Manajemen Modal

Manajemen Aktiva

Manajemen Umum

Manajemen

Rentabilitas

Manajemen

Likuiditas

Total max

100 25%

Earnings Kemampuan

Menghasilkan Laba

ROA

BOPO

Max 100

Max 100 10%

Liquidity

Kemampuan

Menjamin

Likuiditas

LDR

MCM/ CA

Max 100

Max 100 10%

Sumber: Martono, 2002

Untuk menilai kesehatan bank dapat dilihat dari beberapa segi. Penilaian ini

bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi sehat , cukup

sehat, kurang sehat dan tidak sehat, sehingga Bank Indonesia sebagai pengawas

dan pembina bank-bank dapat memberikan arahan atau petunjuk bagaimana bank

tersebut harus dijalankan atau bahkan dihentikan kegiatan operasinya. Ukuran

untuk melakukan penilaian kesehatan bank telah dibuat oleh Bank Indonesia.

Berikut ini Rasio CAMEL menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor

3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001, yang dirangkum oleh Kasmir (2002),

yaitu:

Page 59: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

23

margin (NIM) dan tercapai tingkat LDR yang sehat sesuai dengan harapan Bank

Indonesia (5%). Sehingga akan meningkatkan return yang diindikasikan

terjadinya peningkatan ROA.

Indikasi meningkatnya ROA secara otomatis menggambarkan peningkatan

return perusahaan. Peningkatan aset dari hasil merger, dalam sebuah PT ditandai

dengan peningkatan jumlah saham yang beredar. Jika terjadi peningkatan return,

dapat diartikan bahwa laba per lembar saham akan meningkat. Peningkatan laba

per lembar saham/ earning per share (EPS) adalah indikasi bahwa tujuan merger

untuk meningkatkan nilai sekaligus memaksimumkan kekayaan para pemegang

saham tercapai. Sehingga kemakmuran pemegang saham (stockholder’s)

meningkat.

II.2.10 Kesehatan Bank

Menurut Susilo dkk (2000), kesehatan suatu bank dapat diartikan sebagai

kemampuan sebuah bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara

normal dan untuk memenuhi semua kewajibannya dengan baik sesuai dengan

peraturan yang berlaku. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi:

1) Kemampuan untuk menghimpun dana dari masyarakat, dari lembaga lain,

dan modal sendiri.

2) Kemampuan mengelola dana

3) Kemampuan untuk menyalurkan dana ke masyarakat

4) Kemampuan untuk memenuhi kewajiban kepada masyarakat, karyawan,

pemilik modal dan pihak lain

5) Kemampuan memenuhi peraturan perbankan yang berlaku

Page 60: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

22

3) Memperkuat Sistem Pendukung

Aspek penting yang dibutuhkan adalah meningkatkan kemampuan

teknologi informasi bank hasil merger dan restrukturisasi di semua sisi

informasi teknologinya.

4) Pengurangan Biaya Operasional

Penting untuk menjaga rasio biaya pengeluaran operasional agar tidak

menjadi besar, jika dibandingkan dengan komposisi aktiva lancar lainnya.

5) Fungsi Bank Inti

Bank inti atau core bank sebagai bank hasil penggabungan usaha.

II.2.9 Konsep Merger Bank

Mudrajad (2002) mengungkap beberapa hal, pertama dengan merger berarti

terjadi peningkatan aktiva/ aset yang berarti pula terjadi peningkatan pangsa pasar.

Seringkali pangsa pasar dana pihak ketiga yang dikuasai sebuah bank menjadi

penentu yang sangat penting seberapa besar nilai bank jika dilakukan merger atau

akuisisi. Karena dengan begitu bank akan memiliki pengaruh yang sangat

signifikan terhadap pasar. Kedua, meningkatkan efisiensi dengan memungkinkan

menutup cabang bank yang saling berdekatan dan menghilangkan duplikasi

lainnya dan ketiga yaitu mengurangi persaingan.

Dengan demikian adanya merger yang ditandai dengan peningkatan aset,

pangsa pasar menigkat, dengan pengurangan duplikasi aktivitas yang dilakukan

dengan merger akan tercapai peningkatan skala ekonomi berupa penghematan-

penghematan biaya (BOPO) dan akan meningkatkan efisiensi dalam operasi

dengan pemberian kredit yang lebih selektif sehingga meningkatkan net interest

Page 61: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

21

bahan yang diperlukan untuk keberhasilan perusahaan dan perusahaan kecil

mungkin memiliki produk yang unik tetapi kekurangan teknologi dan organisasi

penjualan yang diperlukan untuk memproduksi dan memasarkannya pada skala

besar. Merger dapat dilakukan untuk mengembangkan teknologi dan penjualan

dengan lebih cepat serta lebih murah. Kedua perusahaan memiliki sumber daya

komplementer yang diperlukan masing-masing perusahaan.

II.2.8 Tujuan Merger Perbankan

Terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh dilakukannya merger

perbankan, antara lain:

1) Pengendalian Krisis

Tujuan yang akan dicapai dalam pengendalian krisis adalah merubah

marjin bunga negatif menjadi marjin bunga positif. Bila bank hasil merger

tidak dapat merubah marjin suku bunga yang negatif, kelangsungan

merger bank secara finansial tidak dapat terjamin. Untuk dapat mencapai

tujuan tersebut, prioritas utama manajemen adalah merubah komposisi dan

jumlah aktiva dan pasiva sehingga dapat memperbaiki marjin pendapatan

dari negatif menjadi positif.

2) Restrukturisasi Organisasi

Rasionalisasi atas struktur organisasi bank hasil merger yang dimulai dari

jaringan kerja seperti kantor cabang, kantor cabang pembantu, kantor kas

dan ATM.

Page 62: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

20

Sementara itu rasio yang digunakan adalah rasio-rasio keuangan. Hal ini sesuai

dengan ketentuan BI untuk menilai kinerja menggunakan rasio CAMEL, yang

juga disyaratkan sebagai standar penilaian perbankan yang diterima secara luas

(Koch dan Scott, 2000).

II.2.7 Tujuan Merger

Menurut Brealey, Myers dan Marcus (2007), salah satu motif merger adalah

menggantikan tim manajemen yang ada. Jika motif ini penting, orang akan

memperkirakan bahwa perusahaan yang berkinerja buruk cenderung menjadi

target akuisisi. Selain itu juga banyak merger dan akuisisi yang dimotivasi oleh

kemungkinan keuntungan efisiensi dari penggabungan operasi. Merger ini

menciptakan sinergi. Dengan merger ini, berarti dua perusahaan bernilai lebih

besar jika disatukan dibandingkan jika berdiri sendiri. Merger hanya menambah

nilai jika sinergi, manajemen yang lebih baik, atau perubahan lain membuat nilai

dua perusahaan lebih besar jika disatukan daripada berdiri sendiri. Namun, bukan

hanya itu saja yang manajemen harapkan. Manajemen juga mengharapkan skala

ekonomi, yaitu peluang untuk menyebarkan biaya tetap ke volume output yang

lebih besar. Industri perbankan memberikan banyak contoh dalam hal ini akibat

dari adanya regulasi perbankan.

Skala ekonomi ini adalah tujuan alami dari merger horizontal. Tetapi skala

ekonomi ini juga menjadi tujuan merger konglomerat. Arsitek merger ini

menunjukkan keekonomisan yang berasal dari pembagian layanan pasar seperti

akuntansi, kontrol keuangan, dan manajemen tingkat atas. Apabila ada perusahaan

kecil yang diakuisisi oleh perusahaan besar yang dapat menyediakan kekosongan

Page 63: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

19

Brealey, Myers dan Marcus (2007), ada tiga cara menagakuisisi perusahaan. Salah

satunya adalah menggabungkan (merge) dua perusahaan menjadi satu, dalam

kasus ini perusahaan pengakuisisi mengasumsikan semua aset dan semua

kewajiban perusahaan yang lain. Perusahaan yang diakuisisi ditutup, dan

pemegang saham lamanya menerima uang tunai dan/ atau sekuritas di perusahaan

pengakuisisi. Dalam banyak merger ada perusahaan pengakuisisi yang jelas, yang

memiliki manajemen yang baik kemudian menjalankan perusahaan yang semakin

besar tersebut. Kadang-kadang merger ditampilkan sebagai “merger bersama”,

tetapi bahkan dalam kasus ini salah satu manajemen perusahaan biasanya berada

di atas yang lain.

Merger dilakukan oleh perusahaan-perusahaan untuk mencapai sasaran

strategis dan sasaran finansial tertentu. Proses merger melibatkan penggabungan

dua atau lebih organisasi perusahaan yang berbeda dari segi karakter perusahaan,

budaya, sistem serta nilainya. Pihak-pihak yang berkepentingan pada perusahaan

untuk melakukan proses perusahaan adalah para pemegang saham, manajer,

karyawan dan konsumen.

Merger merupakan suatu cara pengembangan dan pertumbuhan perusahaan

yang juga merupakan alternatif lain untuk investasi modal pertumbuhan secara

external. Dalam merger, perusahaan-perusahaan menggabungkan dan membagi

sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan bersama. Para pemegang

saham dari perusahaan-perusahaan yang bergabung biasanya tetap berposisi

sebagai pemilik bersama atas ekuitas perusahaan yang digabungkan.

Page 64: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

18

rasio likuiditas ini bertujuan untuk melihat kemampuan bank dalam memenuhi

kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo.

Rasio yang dipakai dalam pembobotan penilaian CAMEL untuk menilai

kinerja bank adalah Loan to Deposit Ratio (LDR), yaitu perbandingan antara

seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank.

Rasio ini menunjukkan salah satu penilaian likuiditas bank dan dapat dirumuskan

sebagai berikut:

LDR tersebut menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar

kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit

yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Dengan kata lain, seberapa jauh

pemberian kredit kepada nasabah dapat mengimbangi kewajiban bank untuk

segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang

telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit.

Semakin tinggi rasio ini berarti semakin rendahnya kemampuan likuiditas

bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan

untuk membiayai kredit menjadi semakin besar. Rasio ini juga merupakan

indikator kerawanan dan kemampuan dari suatu bank. Sebagian praktisi

perbankan menyepakati bahwa batas aman dari LDR suatu bank adalah sekitar

80%. Namun batas toleransi berkisar antara 85% dan 100% (Dendawijaya, 2005).

II.2.6 Teori Merger

Istilah merger berasal dari kata kerja “merge” yang berarti menggabungkan

atau memfungsikan (John dan Hassan, 1990) dalam Kusmargiani (2006). Menurut

Page 65: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

17

Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) sering

disebut juga dengan rasio efisiensi karena digunakan untuk mengukur

kemampuan manajemen dalam mengendalikan biaya operasional terhadap

pendapatan operasional. Setiap peningkatan biaya operasional akan berakibat pada

berkurangnya laba sebelum pajak dan akhirnya akan menurunkan laba atau

profitabilitas (ROA) bank yang bersangkutan (Dendawijaya, 2005). Sehingga

semakin kecil rasio BOPO berarti semakin efisien biaya bersangkutan yang

dikeluarkan oleh perusahaan.

Biaya operasional merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan pada

saat menjalankan kegiatan pokok, seperti biaya bunga, biaya tenaga kerja, biaya

pemasaran dan biaya lainnya. Pendapatan operasional adalah pendapatan utama

yang diperoleh dari penempatan dana dalam bentuk kredit dan penempatan

operasi lainnya. Rasio BOPO dengan tingkat efisiensi yang mendekati 75%

dikatakan memiliki kinerja dengan tingkat efisiensi yang baik. Tingkat kinerja

efisiensi bank dikatakan rendah atau tidak baik apabila rasio melebihi 90% dan

mendekati 1005 dan rasio yang ditoleransi menurut Bank Indonesia maksimal

93,25% (Kurnia dan Mawardi, 2012).

BOPO = Beban Operasional/ Pendapatan Operasional

II.2.5 Likuiditas Bank

Menurut Brealey, Myers dan Marcus (2007), likuiditas adalah kemampuan

untuk menjual sebuah aset guna mendapatkan kas pada waktu singkat. Analisis

Page 66: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

16

umum di Indonesia adalah sebesar 8%. Perhitungan modal minimum atau

kecukupan modal bank (capital adequacy) berdasarkan kepada risiko atau

perbandingan antara modal yang dimiliki bank dan jumlah aktiva tertimbang

menurut risiko (ATMR). ATMR merupakan penjumlahan ATMR aktiva neraca

(aktiva yang tercantum dalam neraca) dan ATMR aktiva administratif (aktiva

yang bersifat administratif).

Rasio modal bank dihitung dengan cara membandingkan antara modal bank

(modal inti + modal pelengkap) dan total ATMR Rasio tersebut adalah sebagai

berikut:

II.2.4 Rentabilitas Bank

Rasio rentabilitas adalah alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi

usaha dan profitabilitas yang dapat dicapai oleh bank yang bersangkutan. Selain itu,

rasio-rasio dalam kategori ini dapat pula digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan

bank.

Biasanya untuk melakukan perhitungan rasio-rasio rentabilitas dicari hubungan timbal

balik antar pos yang terdapat pada laporan laba rugi ataupun hubungan timbal balik antar

pos yang terdapat pada laporan laba rugi bank dengan pos-pos neraca bank guna

memperoleh berbagai indikasi yang bermanfaat dalam mengukur tingkat efisiensi dan

profitabilitas bank yang bersangkutan.

Analisis rasio rentabilitas yang digunakan dalam pembobotan bank umum

memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank,

semakin besar pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. Rasio ini dapat

dirumuskan sebagai berikut:

Page 67: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

15

II.2.3 Modal Bank

Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, modal bank yang didirikan dan

berkantor pusat di Indonesia terdiri atas modal inti atau primary capital dan modal

pelengkap atau secondary capital.

1) Modal inti

Komponen modal inti pada prinsipnya terdiri atas modal disetor dan

cadangan-cadangan yang dibentuk dari laba setelah pajak, meliputi modal

disetor, agio saham, cadangan umum, cadangan tujuan, laba ditahan, laba

tahun lalu, laba tahun berjalan, dan bagian kekayaan bersih anak

perusahaan yang laporan keuangannya dikonsolidasikan.

2) Modal pelengkap

Modal pelengkap terdiri atas cadangan-cadangan yang tidak dibentuk dari

laba setelah pajak dan pinjaman yang sifatnya dapat dipersamakan dengan

modal. Modal pelengkap ini meliputi: cadangan revaluasi aktiva tetap,

cadangan penghapusan aktiva yang diklasifikasikan, modal kuasi dan

pinjaman subordinasi.

Di Indonesia, ketentuan tentang modal minimum bank umum yang berlaku

mengikuti standar Bank for International Settlements (BIS). Seiring dengan itu

juga dalam kerangka paket deregulasi tanggal 29 Februari 1991 (PakFeb’91),

Bank Indonesia mewajibkan setiap bank umum menyediakan modal minimum

sebesar 8% dari total aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR).

Persentase kebutuhan modal minimum yang diwajibkan menurut BIS ini

disebut capital adequacy ratio (CAR). Dengan demikian CAR minimum bank

Page 68: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

14

“Segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan

kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan

usahanya”.

Menurut Suyatno (1996), bank adalah badan yang usaha utamanya

menciptakan kredit. Sedangkan menurut Abdurrachman dalam Ensiklopedia

Ekonomi Keuangan dan Perdagangan, bank diartikan sebagai suatu jenis lembaga

keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan

pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak

sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai perusahaan-

perusahaan, dan lain-lain.

II.2.2 Dana Bank

Dana bank adalah uang tunai yang dimiliki bank atau dana lancar yang

dikuasai bank dan setiap waktu dapat diuangkan. Uang tunai yang dimiliki bank

tidak hanya berasal dari modal bank itu sendiri, tetapi juga berasal dari pihak lain

yang dititipkan atau dipercayakan pada bank yang sewaktu-waktu akan diambil

kembali, baik sekaligus maupun secara berangsur-angsur.

Dana-dana bank yang digunakan sebagai alat operasional suatu bank

bersumber dari dana sebagai berikut:

1) Dana pihak kesatu, adalah dana dari modal sendiri yang berasal dari para

pemegang saham.

2) Dana pihak kedua, adalah dana pinjaman dari pihak luar.

3) Dana pihak ketiga, adalah dana berupa simpanan dari pihak masyarakat.

Dana dari masyarakat ini beberapa jenis, yaitu giro, deposito dan

tabungan.

Page 69: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

13

hingga 1999. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dalam jangka panjang

pemegang saham pengakuisisi tidak memperoleh kemakmuran atau abnormal

return yang memadai setelah pengumuman merger dan akuisisi.

Pada penelitian kali ini variabel-variabel yang digunakan adalah variabel yang

mengukur capital yaitu CAR, variabel assets yang diproksi dengan PPAP

(Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif), variabel Net Interest Margin (NIM)

sebagai proksi dari tingkat perkembangan manajemen, ROA sebagai proksi dari

profitabilitas atau earnings, LDR sebagai proksi dari likuiditas dan BOPO sebagai

proksi dari tingkat efisiensi. Sedangkan untuk mengukur tingkat sinergi yang

dilihat dari peningkatan nilai perusahaan, dilakukan perhitungan menggunakan

harga saham yang dikalikan dengan banyaknya saham yang diperdagangkan.

Sedangkan untuk melihat reaksi pasar digunakan analisis terhadap abnormal

return.

II.2 Landasan Teori

II.2.1 Bank

Pengertian Bank menurut Pasal 1 Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang

Perubahan Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan adalah:

“Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/

atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

banyak”.

Sedangkan pengertian perbankan dalam undang-undang tersebut adalah:

Page 70: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

12

menunjukkan hasil bahwa tidak ada perubahan kinerja keuangan antara periode

sebelum dan setelah merger dilakukan.

Khanna dan Palepu dalam Mutamimah (2009), strategi merger dan akuisisi

merupakan strategi bisnis yang banyak dipilih oleh perusahaan agar tetap unggul

dalam persaingan. Motivasi perusahaan melakukan merger dan akuisisi adalah

untuk melakukan sinergi dan meningkatkan nilai tambah (value added) bagi

seluruh pemegang saham. Oleh sebab itu keputusan merger dan akuisisi suatu

perusahaan juga akan mendapat sorotan dari para pelaku pasar.

Adanya aktivitas merger dan akuisisi yang diharapkan dapat meningkatkan

kesehatan perusahaan, memberikan sinyal bagi investor untuk menanamkan

sahamnya pada perusahaan tersebut dengan harapan investor dapat memperoleh

keuntungan yang diinginkan. Reaksi pasar modal terhadap kandungan informasi

dalam suatu peristiwa dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai

perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return yang merupakan

selisih antara return aktual dengan return yang diekspektasikan oleh investor

(Hartono, 2010).

Wibowo dan Pakereng (2001) dalam Sutrisno dan Sumarsih (2004),

menemukan bahwa perusahaan pengakuisisi memperoleh abnormal return yang

negatif di seputar pengumuman merger dan akuisisi dapat menunjukkan adanya

transfer informasi antar perusahaan dalam sektor industri manufaktur. Retno

(2002) dalam Sutrisno dan Sumarsih (2004) juga melakukan penelitian dampak

jangka panjang pemegang saham pengakuisisi dan membandingkan kemakmuran

yang diperoleh antara akuisisi internal dan akuisisi eksternal selama periode 1997

Page 71: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

11

sebelum meupun sesudah merger, begitu juga BOPO tidak menunjukkan

perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah merger. Untuk likuiditas

tidak ada perbedaan yang signifikan baik sebelum maupun sesudah merger.

Payamta dan Setiawan (2004) melakukan penelitian mengenai pengaruh

keputusan merger dan akuisisi terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan

rasio keuangan dan harga saham sebelum dan sesudah merger dan akuisisi di

sekitar peristiwa terjadi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dua tahun

sebelum dan sesudah peristiwa merger dan akuisisi tidak terjadi perbedaan kinerja

yang signifikan, baik dari segi rasio keuangan maupun harga saham. Selanjutnya

penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2008) yang menggunakan rasio-rasio

likuiditas (current ratio), profitabilitas (ROI), aktivitas (TAR) dan solvabilitas

(debt to equity ratio) menyatakan bahwa rasio CR dan TAR mengalami

peningkatan yang signifikan pada periode setelah akuisisi. Sedangkan

Hadiningsih (2007), yang meneliti mengenai dampak jangka panjang merger dan

akuisisi terhadap kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi dan perusahaan

diakuisisi di BEJ melalui rasio-rasio keuangan yang terdiri atas likuiditas,

profitabilitas, leverage, aktivitas dan return saham, menemukan bahwa secara

umum merger dan akuisisi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja

keuangan perusahaan pengakuisisi dan perusahaan diakuisisi.

Kusumaningsih (2010) dalam penelitiannya juga menggunakan analisis

CAMEL dengan variabel-variabel yang digunakan adalah CAR, PPAP, ROA,

BOPO, NIM, LDR dan Cash Ratio. Dengan PD BPR BKK sebagai sampelnya

Page 72: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

10

dapat dilihat dari pendapat Smith (1996) yang memfokuskan pada penekanan

biaya over head dan overlapping kantor cabang. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa untuk menilai kinerja merger sebuah bank tidak dapat dilepaskan dari

CAMEL.

Pengukuran kinerja dengan menggunakan metode CAMEL ini juga telah

digunakan oleh beberapa penelitian terdahulu lainnya seperti: Payamta dan

Machfoed (1999) menggunakan variabel CAR untuk mengukur capital, asset

diukur dengan RORA, manajemen diukur dengan Net Profit Margin, rentabilitas

diukur dengan menggunakan ROA, ROE dan rasio biaya operasional terhadap

pendapatan operasional. Kemudian likuiditas diukur dengan menggunakan rasio

kewajiban bersih (call money) terhadap aktiva lancar dan rasio kredit terhadap

dana yang diterima. Zainuddin dan Hartono (1998); Nasser dan Aryati (2000) juga

menggunakan model analisis CAMEL untuk memprediksi kegagalan keuangan

(financial distress). Kemudian Wardiah (2001) dalam Suwardi (2008)

memberikan gambaran kinerja bank pemerintah yang melakukan merger.

Penilaian kinerja perbankan diukur berdasarkan aspek-aspek CAMEL yang

meliputi aspek Capital, Asset Quality, Management, Earnings dan Liquidity. Hasil

penelitian CAR sesudah merger menunjukkan perbaikan Asset Quality sesudah

merger lebih baik dari sebelumnya ini menunjukkan merger mampu

mengoptimalkan aktiva yang dimiliki. Sedangkan aspek manajemen diproksi

dengan Net Interest Margin ternyata tidak ada perbedaan yang signifikan antara

sebelum dan sesudah merger, karena fungsi intermediasi belum pulih. Dari sisi

Earning yang diukur dengan ROA juga tidak ada perbedaan yang signifikan

Page 73: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Tinjauan Pustaka

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang juga membahas tentang merger.

Rose (1991) dalam Suprabowo (2001), mengungkapkan bahwa premium atau

nilai lebih pembayaran atas akuisisi atau merger dipengaruhi oleh tingkat laba

(earning) dan nilai buku. Sementara itu Hunter dan Wall (1989) dalam

Suprabowo (2001) menyatakan keputusan merger bank dimotivasi oleh keinginan

untuk diversifikasi laba, dan potensi pertumbuhan laba, dan untuk mencapai

tingkat skala ekonomis, efisiensi, ROS lebih tinggi, tingkat pertumbuhan

perolehan dana, dan total aset. Selanjutnya Smith (1996) dalam Kusmargiani

(2006) menyatakan bahwa merger bank dimaksudkan untuk mengurangi biaya

tenaga kerja, biaya over head, dan mengkombinasikan antara efisiensi yang telah

dicapai oleh partner merger, dan mengurangi jumlah cabang yang tingkat

operasionalnya overlapping antara satu cabang dengan cabang lain.

Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, maka dalam merger bank perlu

diperhatikan beberapa unsur yang dianggap sebagai variabel penting antara lain,

yaitu: unsur modal (capital), unsur aset, laba, likuiditas dan efisiensi. Oleh karena

itu dalam menilai kinerja keberhasilan suatu merger tidak lepas dari faktor capital,

assets, management, earnings, dan liquidity, atau disebut dengan CAMEL. Untuk

memproksikan kinerja manajemen, dapat digunakan aspek efisiensi, karena

semakin baik kinerja manajemen maka semakin tinggi efisiensi bank. Hal ini

Page 74: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

8

3) Untuk mengetahui reaksi pasar modal terhadap pengumuman merger yang

dicerminkan dengan abnormal return yang diterima oleh pemegang saham

Bank Lippo dan Bank Niaga yang kemudian setelah merger menjadi Bank

CIMB Niaga.

I.4 Manfaat Penelitian

1) Penelitian ini dapat dijadikan sebagai gambaran atas keberhasilan merger

Bank CIMB Niaga, yang disertakan dengan deskripsi faktor-faktor yang

mempengaruhi keberhasilan tersebut.

2) Penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan rujukan untuk penelitian-

penelitian selanjutnya dan menambah pengetahuan akan penelitian mengenai

merger, khususnya pada perbankan Indonesia.

Page 75: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

7

dalam Kusmargiani (2006) diketahui bahwa dari 57 kasus merger dan akuisisi

selama tahun 1990-1997, 10 kasus diantaranya merupakan merger dan akuisisi

perusahaan perbankan. Payamta dan Nursholihah (2001) dalam penelitiannya

yang diukur dengan rasio CAMEL, tidak terdapat perbedaan tingkat kinerja bank

sebelum dan sesudah merger.

Bank CIMB Niaga yang sebelumnya adalah Bank Niaga dan Bank Lippo

melakukan merger demi memenuhi kebijakan Bank Indonesia mengenai

kepemilikan tunggal di Indonesia, dimana pemegang saham mayoritas memilih

jalan merger demi kepentingan seluruh stakeholder. Sehingga dapat diajukan

rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana perkembangan kinerja

Bank CIMB Niaga setelah merger. Apakah terdapat peningkatan kemakmuran

yang diperoleh mantan pemegang saham bank legacy dan adakah reaksi pasar

terhadap informasi merger tersebut.

I.3 Tujuan Penelitian

1) Untuk mengetahui perkembangan kinerja Bank CIMB Niaga. Sebelum dan

sesudah melakukan proses merger selama kurang lebih 5 tahun. Dalam

penelitian ini digunakan data dua tahun sebelum merger atau tahun 2006 dan

2007 dan dua tahun sesudah merger atau tahun 2009 dan 2010. Dengan

harapan dapat dilihat perkembangan atas keberhasilan merger Bank CIMB

Niaga ini.

2) Untuk menilai keberhasilan merger yang dilihat dari peningkatan nilai ekuitas

yang dinikmati oleh para pemegang saham.

Page 76: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

6

dan akuisisi yang dilakukan, dapat dilihat dari kinerja perusahaan setelah

melakukan merger dan akuisisi terutama kinerja keuangan baik bagi perusahaan

pengakuisisi maupun perusahaan diakuisisi. Dasar logika dari pengukuran

berdasarkan akuntansi adalah bahwa jika skala bertambah besar ditambah dengan

sinergi yang dihasilkan dari gabungan aktivitas-aktivitas yang simultan, maka laba

perusahaan juga semakin meningkat. Sehingga kinerja perusahaan pasca merger

dan akuisisi seharusnya semakin baik dibandingkan dengan sebelum merger dan

akuisisi (Wangi, 2010).

Berdasarkan penelitian sebelumnya, penelitian ini berfokus pada pengaruh

merger dan akuisisi dengan membandingkan kinerja keuangan, nilai perusahaan

yang diukur dengan harga saham dan jumlah saham yang diperdagangkan juga

abnormal return untuk melihat reaksi pasar sebelum dan sesudah merger. Kinerja

keuangan diukur dengan menggunakan rasio CAMEL. Oleh karena itu peneliti

mengambil judul “Kinerja Keuangan dan Kinerja Pasar PT. Bank CIMB

NiagaTbk. : Analisis Sebelum dan Sesudah Merger”.

I.2 Rumusan Masalah Penelitian

Keputusan merger dan akuisisi juga diambil oleh perusahaan-perusahaan

perbankan di Indonesia. Dari 101 bank yang merger dan akuisisi, 71 bank

dilikuidasi dan hanya 30 bank yang masih beroperasi itupun tidak berlangsung

lama. Sebab, mereka hanya mampu bertahan hingga tahun 1998. Sebanyak 18

bank dibekukan dan dilikuidasi. Selebihnya 12 bank, masih beroperasi hingga

tahun 2001 (InfoBank 2001). Penelitian yang dilakukan oleh Sutrisno (1998)

Page 77: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

5

Sebagai bukti ketaatan terhadap peraturan yang berlaku, tanggal 1 November

2008 menjadi hari efektif pertama setelah merger bagi PT. Bank Niaga Tbk.

(selanjutnya Bank Niaga) dan PT. Bank Lippo Tbk. (selanjutnya Bank Lippo)

yang telah bergabung menjadi PT. Bank CIMB Niaga Tbk. (selanjutnya Bank

CIMB Niaga), merger ini sudah disetujui oleh Bank Indonesia pada tanggal 15

Oktober 2008. Penggabungan kedua bank tersebut merupakan opsi terbaik bagi

seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) yang diambil oleh pemegang saham

dalam rangka mematuhi kebijakan BI khususnya mengenai Kebijakan

Kepemilikan Tunggal atau Single Presence Policy (SPP). Hasil Rapat Umum

Pemegang Saham Luar Biasa yang dilaksanakan pada tanggal 18 Juli 2008,

pemegang saham kedua bank menyetujui rencana penggabungan atau merger

(Merger Report CIMB Niaga, 2009).

Beberapa bulan sebelum merger dilaksanakan tepatnya pada tanggal 28 Mei

2008, nama Bank Niaga berubah menjadi Bank CIMB Niaga sesuai dengan Rapat

Umum Pemegang Saham Luar Biasa. Bergabungnya Bank Lippo ke dalam Bank

CIMB Niaga merupakan sebuah lompatan besar di sektor perbankan Asia

Tenggara. Penggabungan ini juga menjadikan Bank CIMB Niaga sebagai bank

terbesar ke-5 sari sisi aset, pendanaan, kredit dan luasnya jaringan cabang.

Perubahan-perubahan yang terjadi setelah melakukan merger dan akuisisi

biasanya akan tampak pada kinerja perusahaan dan penampilan finansialnya.

Pasca merger dan akuisisi, kondisi dan posisi keuangan perusahaan mengalami

perubahan. Hal ini tercermin dalam laporan keuangan perusahaan yang

melakukan merger dan akuisisi. Untuk menilai bagaimana keberhasilan merger

Page 78: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

4

perbankan yang kuat pula. Salah satu yang dapat dicapai untuk menciptakan

struktur perbankan yang kuat adalah melalui penataan struktur kepemilikan bank

yaitu salah satunya kebijakan Kepemilikan Tunggal (Single Presence Policy)

pada Perbankan Indonesia. Hal tersebut tercantum dalam Peraturan Bank

Indonesia No. 14/24/PBI/2012.

Single Presence Policy yaitu kebijakan yang mengharuskan pemilik mayoritas

bank memiliki kepemilikan tunggal pada bank-bank yang beroperasi di Indonesia.

Implikasinya, tidak boleh ada pemegang saham yang sama memiliki beberapa

bank di Indonesia (Puspitawati, 2010). Sedangkan tujuan dari penerapan

kebijakan ini adalah melahirkan bank-bank yang kuat, kokoh dan besar yang

diharapkan dapat bersaing di tingkat internasional juga tidak ada monopoli di

dalamnya serta menekan penguasaan asing pada perbankan Indonesia (Bank

Indonesia, 2010).

Dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 8/16/2006 tentang Kepemilikan

Tunggal pada perbankan nasional, Bank Indonesia (BI) pada pertengahan 2006

memberikan tiga opsi bagi para pemegang saham pengendali (mayoritas) yang

memiliki lebih dari satu bank, yaitu:

1) Mengurangi kepemilikan di bank lain sehingga hanya menjadi satu

pemegang saham pengendali (mayoritas) pada satu bank.

2) Melakukan merger atau konsolidasi dari bank-bank yang dimiliki saham

mayoritasnya.

3) Membentuk perusahaan induk di bidang perbankan (bank holding

company) di Indonesia.

Page 79: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

3

berdampak terhadap perubahan struktur kepemilikan bank dari sebelumnya milik

swasta / publik menjadi milik negara / pemerintah karena adanya program

rekapitalisasi ke sejumlah bank (bank rekap) melalui penyertaan modal

pemerintah dan meningkatnya jumlah lembar saham bank-bank publik dari

semula paling besar kurang lima miliar lembar saham sebelum rekapitalisasi,

kemudian membengkak hingga menjadi ratusan miliar lembar saham.

Pembengkakan jumlah lembar saham pasca rekapitalisasi tersebut secara otomatis

membuat nilai buku per lembar saham turun drastis dan harga saham perbankan

juga menyesuaikan diri mengalami penurunan dari level sekitar Rp 1.000 menjadi

relatif rendah hingga di bawah Rp 50 per lembar saham sebagai akibat terjadinya

ketimpangan (gap) yang sangat lebar antara harga saham maupun jumlah lembar

sahamnya. Untuk saham bank yang memiliki harga relatif rendah jelas mengalami

kesulitan untuk bergerak naik maupun turun kendati bank tersebut telah

mengalami peningkatan kinerja secara substansial, sebaliknya bank yang memiliki

harga saham tinggi telah terbaca oleh investor sudah amat tinggi, meskipun

sebenarnya dari aspek valuasi (valuation) masih cukup bagus (Susiyanto, 2004)

dalam (Hamzah, 2006).

Krisis yang terjadi di industri perbankan ini membuat pemerintah khawatir

dengan bank-bank yang masih beroperasi, khususnya bank swasta. Karena jika

salah satu dari bank yang ada mengalami kasus yang mengharuskannya

dilikuidasi, maka akan berdampak pada bank-bank lain. Untuk mengantisipasi

dinamika perkembangan perekonomian regional dan global, industri perbankan

perlu meningkatkan ketahanan dan daya saing yang memerlukan struktur

Page 80: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

2

dengan cara penggabungan (merger) dan rekapitalisasi melalui penerbitan obligasi

pemerintah untuk menambah modal bank (Samosir, 2003).

Menurut Lyroudi (2006) dalam Kusumaningsih (2010), strategi eksternal

dengan merger dan akuisisi lebih cepat menunjukkan peningkatan dibanding

strategi internal. Hal ini dianggap sesuai dengan tuntutan persaingan yang

mengharuskan perusahaan untuk menghasilkan peningkatan dengan cepat.

Perusahaan melakukan merger sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan pasar

domestik dan juga sebagai cara bertahan dalam kompetisi. Hitt (2002)

menambahkan alasan perusahaan lebih memilih merger dan akuisisi karena

dengan strategi tersebut, tujuan perusahaan akan cepat tercapai dibandingkan jika

perusahaan memulai usahanya dari awal. Nilai perusahaan juga akan meningkat

setelah melakukan merger dan akuisisi dibanding jika perusahaan dijual secara

terpisah. Manfaat lain dari merger dan akuisisi adalah adanya peningkatan

kemampuan manajerial, transfer teknologi dan efisiensi biaya.

Sedangkan untuk mengukur kinerja perusahaan, Helfert (2000)

mengemukakan bahwa yang berkepentingan dalam mengukur kinerja perusahaan

adalah investor, manajemen, pemerintah dan masyarakat luas. Kinerja bank dapat

diketahui dari tingkat kesehatan bank. Tingkat kesehatan bank yang diukur dari

beberapa aspek, yaitu: capital, assets, management, earnings, dan liquidity, atau

disebut dengan CAMEL yang menggunakan rasio keuangan, dimaksudkan

sebagai tolak ukur bagi pihak-pihak yang berkepentingan tersebut.

Di Indonesia, dampak krisis perbankan yang terjadi tidak hanya

mengakibatkan rasio keuangan perbankan menjadi memburuk, namun juga

Page 81: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Jumlah bank umum di Indonesia pada Oktober 1988 tercatat 111 bank. Jumlah

ini terus bertambah setelah dikeluarkannya paket deregulasi 27 Oktober 1988

(Pakto 88), menjadi 240 bank pada tahun 1994-1995. Sedangkan Bank

Perkreditan Rakyat (BPR) pada tahun 1996 meningkat menjadi 9.310 BPR, dari

8.041 BPR pada tahun 1988. Kemudian pada tahun 1997, karena adanya krisis

moneter, Pemerintah dan Bank Indonesia mencoba untuk menanggulangi krisis

tersebut dengan melakukan rekapitalisasi perbankan yang menelan dana lebih dari

Rp 400 triliun terhadap 27 bank dan mengambilalih kepemilikan 7 bank lainnya.

Tabel I.1

Perkembangan Jumlah Bank (1998-2011) Jumlah 1998 2000 2002 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Bank

Umum* 208 151 141 133 131 130 130 124 121 122 120

Kantor 7.661 7.113 7.001 7.835 8.236 9.110 9.680 10.868 12.837 13.837 14.797

Sumber : Statistik Perbankan Indonesia berbagai tahun, Bank Indonesia (diolah) *) termasuk bank persero, bank umum swasta nasional devisa, dan bank asing

Pemerintah melakukan tindakan untuk membekukan kegiatan operasi

perbankan khususnya bank swasta disebabkan pinjaman luar negeri yang

diperoleh membengkak lebih dari tiga kali lipat akibat nilai tukar rupiah terhadap

dollar naik secara drastis dan penyaluran kredit diberikan kepada industri terkait

yang memiliki hubungan kepemilikan dengan bank tersebut yang berakhir dengan

macet, sedangkan untuk bank pemerintah (BUMN) dilakukan restrukturisasi

Page 82: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Laporan Keuangan Bank CIMB Niaga Tahun 2006, 2007

Dan 2008 ......................................................................... 83

Lampiran II : Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian Bank

CIMB Niaga Tahun 2006, 2007 dan 2008 ........................ 93

Lampiran III : Laporan Keuangan Bank CIMB Niaga Tahun 2009, 2010

dan 2011 .......................................................................... 98

Lampiran IV : Catatan Laporan Keuangan Konsolidasian Bank

CIMB NiagaTahun 2009, 2010, dan 2011 ........................ 108

Lampiran V : Laporan Keuangan Bank Lippo Tahun 2006 dan 2007 ..... 111

Lampiran VI : Data Return Saham Bank Lippo....................................... 125

Lampiran VII : Data Return Saham Bank Niaga....................................... 127

Page 83: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 : Kerangka Pikir Evaluasi Merger . ........................................ 32

Gambar IV.1 : Trend Perkembangan Kinerja Keuangan Bank CIMB

Niaga ................................................................................... 47

Gambar IV.2 : Trend Perubahan Abnormal Return Bank Legacy Pada

Periode Sebelum dan Sesudah BI Approval ......................... 72

Gambar IV.3 : Trend Perubahan Abnormal Return Bank Legacy Pada

Periode Sebelum Merger dan Bank CIMB Niaga Pada

Periode Setelah Merger ........................................................ 72 . 61

Page 84: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

xiii

Tabel IV.17 : Abnormal Return Bank Lippo Sebelum BI Approval ............. 64

Tabel IV.18 : Abnormal Return Bank Lippo Sesudah BI Approval .............. 65

Tabel IV.19 : Abnormal Return Bank Niaga Sebelum BI Approval ............. 66

Tabel IV.20 : Abnormal Return Bank Niaga Sesudah BI Approval .............. 67

Tabel IV.21 : Abnormal Return Bank Lippo Sebelum Merger ..................... 68

Tabel IV.22 : Abnormal Return Bank Niaga Sebelum Merger ..................... 69

Tabel IV.23 : Abnormal Return Bank CIMB Niaga Sesudah Merger ........... 70

Page 85: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

xii

DAFTAR TABEL

Tabel I.1 : Perkembangan Jumlah Bank (1998-2011)………………. ...... 1

Tabel II.1 : Penilaian Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode

CAMEL ................................................................................. 24

Tabel IV.1 : Kinerja Keuangan Bank Lippo dan Bank Niaga Sebelum

Merger .................................................................................. 43

Tabel IV.2 : Rerata Kinerja Keuangan Bank Lippo dan Bank Niaga

Sebelum Merger ..................................................................... 44

Tabel IV.3 : Kinerja Keuangan Bank CIMB Niaga Sesudah Merger .......... 45

Tabel IV.4 : Kinerja Keuangan Bank CIMB Niaga Sebelum dan Sesudah

Merger ................................................................................... 46

Tabel IV.5 : Perkembangan Kinerja Keuangan Bank CIMB Niaga

Sebelum dan Sesudah Merger ................................................ 47

Tabel IV.6 : Nilai Ekuitas Bank Legacy Saat BI Approval ......................... 49

Tabel IV.7 : Nilai Ekuitas Bank Legacy Setelah Konversi Pada Saat

Merger (1 November 2008) .................................................... 50

Tabel IV.8 : Nilai Ekuitas Bank CIMB Niaga Pada Saat Merger ................ 51

Tabel IV.9 : Data Saham Bank Niaga Setelah BI Approval ........................ 54

Tabel IV.10 : Data Saham Bank Lippo Setelah BI Approval ........................ 54

Tabel IV.11 : Nilai Ekuitas Bank Legacy Sebelum Merger (H-1 Legal

Day 1) .................................................................................... 55

Tabel IV.12 : Nilai Ekuitas Bank Legacy Setelah Konversi Pada Saat

Merger (1 November 2008) .................................................... 55

Tabel IV.13 : Nilai Ekuitas Bank CIMB Niaga Setelah Merger .................... 57

Tabel IV.14 : Data Saham Bank CIMB Niaga Setelah Merger ..................... 59

Tabel IV.15 : Perbandingan Nilai Ekuitas Bank CIMB Niaga Pada Saat BI

Approval, H-1 LD1 dan Setelah Konversi .............................. 61

Tabel IV.16 : Nilai Ekuitas Bank CIMB Niaga Pada Empat Tahun Setelah

Merger ................................................................................... 62

Page 86: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

xi

II.2.10 Kesehatan Bank ........................................................ 23

II.2.11 Sinergi ...................................................................... 26

II.2.12 Abnormal Return ...................................................... 27

II.3 Kerangka Pikir Penelitian ...................................................... 31

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Data dan Sumber Data ........................................................... 34

III.2 Sampel .................................................................................. 34

III.3 Metode Pengumpulan Data .................................................... 34

III.4 Definisi Operasional ............................................................. 35

III.4.1 Perkembangan Kinerja ............................................. 35

III.4.2 Sinergi ...................................................................... 38

III.4.3 Analisis Reaksi Pasar ............................................... 39

III.5 Teknik Analisis ...................................................................... 40

III.5.1 Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan ................. 41

III.5.2 Analisis Sinergi ........................................................ 41

III.5.3 Analisis Reaksi Pasar ............................................... 42

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV.1 Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan ............................... 43

IV.2 Analisis Sinergi ...................................................................... 47

IV.3 Analisis Reaksi Pasar ............................................................. 63

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan ............................................................................ 74

V.1.1 Kinerja Keuangan ..................................................... 74

V.1.2 Sinergi ...................................................................... 76

V.1.3 Reaksi Pasar ............................................................. 76

V.2 Keterbatasan Penelitian .......................................................... 77

V.3 Saran ...................................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 79

LAMPIRAN ................................................................................................. 83

Page 87: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

x

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN STANDAR PENULISAN ............................. ii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN .................................................. iii

KATA PENGANTAR .................................................................................. iv

UCAPAN TERIMA KASIH ......................................................................... vi

INTISARI ..................................................................................................... viii

ABSTRACT ................................................................................................. ix

DAFTAR ISI ... ........................................................................................... x

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv

BAB I : PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang ...................................................................... 1

I.2 Rumusan Masalah ................................................................. 6

I.3 Tujuan Penelitian .................................................................. 7

I.4 Manfaat Penelitian ................................................................ 8

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Tinjauan Pustaka .................................................................... 9

II.2 Landasan Teori ..................................................................... 13

II.2.1 Bank ........................................................................ 13

II.2.2 Dana Bank................................................................ 14

II.2.3 Modal Bank .............................................................. 15

II.2.4 Rentabilitas Bank ..................................................... 16

II.2.5 Likuiditas Bank ........................................................ 17

II.2.6 Teori Merger ............................................................ 18

II.2.7 Tujuan Merger .......................................................... 20

II.2.8 Tujuan Merger Perbankan ........................................ 21

II.2.9 Konsep Merger Bank ................................................ 22

Page 88: Peraturan Bank Indonesia No. 8/16/PBI/2006 Peraturan …etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/67369/potongan/S1-2014... · CIMB Niaga Bank Lippo Bank Niaga Bank CIMB niaga . 71 terjadi

ix

ABSTRACT

This study was conducted to determine differences in financial

performance and market performance before and after the merger. Object of this

study is PT.Bank CIMB Niaga Tbk. which mergered in 2008. To determine

differences in financial performance, CAMEL analysis was conducted and

synergy analysis to measure the success of the merger. Whereas for market

performance market reaction analysis was conducted. All analysis are presented in

the table.

From this study it was found that only the variables ROA and ROE

declined quite sharply. This is because of the merger expense, whereas for other

variables there were no differences. For the synergy analysis and market reaction

analysis was performed on two points, while BI approval and when merger

occured. The result is a negative synergy generated when BI approval and turned

into positive at the time of merger. The market also has begun to react since then

BI approval up to 10 days after merger made, looked of the abnormal returns were

obtained.

Keywords: merger, CAMEL, synergy, abnormal return, banking, single presence

policy