analisis kepuasan konsumen pada restoran … · artinya secara keseluruhan kinerja atribut-atribut...

71
ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN BAMBOO KITCHEN, SUKASARI, BOGOR DITA PUSPA SARI DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Upload: doankhanh

Post on 03-Mar-2019

248 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN

BAMBOO KITCHEN, SUKASARI, BOGOR

DITA PUSPA SARI

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

ABSTRAK

DITA PUSPA SARI. Analisis Kepuasan Konsumen Pada Restoran Bamboo

Kitchen, Sukasari, Bogor. Dibimbing oleh WAHYU BUDI PRIATNA.

Tingginya tingkat persaingan pada bisnis restoran mengharuskan para

pemilik restoran menjual produknya selalu berorientasi pada kepentingan

konsumen. Restoran Bamboo Kitchen sebagai restoran keluarga yang baru

berkembang berupaya untuk memberi kepuasan kepada konsumennya. Penelitian

ini bertujuan untuk menganalisis kepuasan konsumen Restoran Bamboo Kitchen.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Metode Importance

Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI). Pada

penelitian di restoran ini nilai tingkat kepentingan yang diharapkan konsumen

lebih besar daripada tingkat kinerja pada restoran, oleh karena itu pihak restoran

perlu memperbaiki kinerjanya agar sesuai dengan harapan konsumen, khususnya

untuk atribut yang kinerjanya belum begitu baik. Nilai Customer Satisfaction

Index (CSI) restoran Bamboo Kitchen berada pada kriteria “sangat puas” yang

artinya secara keseluruhan kinerja atribut-atribut ini sudah dapat memberikan

kepuasan, namun pihak manajemen restoran harus tetap mempertahankan kinerja

yang telah berhasil dilakukannya.

Kata kunci: kepuasan konsumen, restoran, Importance Performance Analysis,

Customer Satisfaction Index.

ABSTRACT

DITA PUSPA SARI. Analysis on Consumer Satisfaction At Bamboo Kitchen

Restaurant, Sukasari, Bogor. Supervised by WAHYU BUDI PRIATNA.

The high level of competition in restaurant businesses requires the

restaurant owners to sell products which are always oriented to the interests of

their consumers. Bamboo Kitchen Restaurant as an emerging family restaurant

seeks to provide satisfaction. This study aims to analyze satisfaction of the

consumers of Bamboo Kitchen restaurant. The methods used in this study are the

Importance Performance Analysis (IPA) and Customer Satisfaction Index (CSI).

In this study, the value of the interest rate expected by the consumers is greater

than that of the level of performance of the restaurant; therefore, the restaurant

needs to improve its performance to match the expectations of its consumers,

particularly for attributes whose performance are considerably poor. The value of

Customer Satisfaction Index (CSI) of Bamboo Kitchen Restaurant is "highly

satisfactory" indicating that the overall performance of these attributes has been

able to give satisfaction. However, the restaurant management must maintain its

performance which has been successfully carried out.

Key Words: consumer satisfaction, Importance Performance Analysis, Customer

Satisfaction Index

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN

BAMBOO KITCHEN, SUKASARI, BOGOR

DITA PUSPA SARI

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Judul Skripsi : Analisis Kepuasan Konsumen pada Restoran Bamboo Kitchen,

Sukasari, Bogor

Nama : Dita Puspa sari

NIM : H34114012

Disetujui oleh

Dr Ir Wahyu Budi Priatna, MSi

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Nunung Kusnadi, MS

Ketua Departemen

Tanggal Lulus :

Judul Skripsi : Analisis Kepuasan Konsumen pada Restoran Bamboo Kitchen, Sukasari, Bogor

Nama : Dita Puspa sari 1'llM : H34114012

Disetujui oleh

Dr Ir Wahyu Budi Priatna, MSi Pembimbing

Tanggal Lulus: 1 3 FEB 2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kepuasan

Konsumen pada Restoran Bamboo Kitchen, Sukasari, Bogor adalah benar karya

saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk

apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau

dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pusaka di bagian akhir

skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2014

Dita Puspa Sari

NIM H34114012

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia- Nya

sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam

penelitian yang dilaksanakan sejak bulan maret 2013 sampai November 2013 ini

ialah kepuasan konsumen, dengan judul Analisis Kepuasan Konsumen Pada

Restoran Bamboo Kitchen, Sukasari, Bogor.

Terima Kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Wahyu Budi Priatna,

Msi selaku pembimbing dan Dr. Ir. Suharno, M.adev serta Ibu Tintin Sarianti SP,

MM yang telah banyak memberi saran. Ungkapan terima kasih juga disampaikan

kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas doa dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Januari 2014

Dita Puspa Sari

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i

DAFTAR TABEL ii

DAFTAR LAMPIRAN iii

PENDAHULUAN 1

Perumusan Masalah 3

Tujuan Penelitian 4

Manfaat Penelitian 4

Ruang Lingkup Penelitian Error! Bookmark not defined.

TINJAUAN PUSTAKA 5

Definisi Restoran 5

Kajian Penelitian Terdahulu 7

KERANGKA PEMIKIRAN 11

Kerangka Pemikiran Teoritis 11

Definisi Konsumen 11

Kepuasan Pelanggan 11

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen 13

Kualitas Produk 13

Harga 13

Service Quality (Kualitas pelayanan) 13

Emotional factor (Faktor emosi) 14

Kemudahan 14

Pengukuran Kepuasan 14

Kerangka Pemikiran Operasional 16

METODE PENELITIAN 18

Lokasi dan Waktu Penelitian 18

Metode Penentuan Sampel 18

Desain Penelitian 19

Data dan Instrumentasi 19

Identifikasi Atribut Restoran Bamboo Kitchen 19

Metode Pengumpulan Data 20

Metode Pengolahan Data 21

Analisis Deskriptif 21

Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 22

Uji Validitas 22

Uji Reliabilitas 23

Importance Performance Analysis (IPA) 23

Customer Satisfaction Index (CSI) 26

Definisi Operasional 27

DAFTAR TABEL

1 Jumlah restoran di Kota Bogor tahun 2005-2009 2 2 Daftar beberapa penelitian terdahulu yang relevan 10 3 Atribut restoran Bamboo Kitchen 20 4 Skor untuk menilai kinerja dan kepentingan konsumen 24 5 Kriteria tingkat kepuasan konsumen 27 6 Sebaran responden berdasarkan usia 35 7 Sebaran responden berdasarkan jenis kelamin 36 8 Sebaran responden berdasarkan pendidikan terakhir 37 9 Sebaran responden berdasarkan jenis pekerjaan 38 10 Sebaran responden berdasarkan status pernikahan 39 11 Nilai rata-rata skore atribut restoran Bamboo Kitchen berdasarkan tingkat

kepentingan dan tingkat kinerja tahun 2013 40 12 Atribut harga minuman 42 13 Keramahan dan kesopanan pramusaji 43 14 Pengetahuan pramusaji terhadap produk 43 15 Kecepatan penyajian 44 16 Keragaman menu 44 17 Kesigapan pihak restoran dalam menanggapi keluhan konsumen 45 18 Kebersihan ruangan restoran 45 19 Kenyamanan restoran 46 20 Ketersedian tempat parkir 46 21 Kebersihan toilet 47 22 Kebersihan wastafel 47 23 Kebersihan tempat sholat 48 24 Tampilan penyajian makanan 48 25 Tampilan penyajian minuman 49 26 Tampilan pramusaji/ seragam pramusaji 49 27 Kecepatan transaksi/ pembayaran 50 28 Penataan interior restoran 50 29 Pemutaran alunan musik 51 30 Kemudahan dalam menjangkau lokasi 51 31 Penerangan restoran 52 32 Papan nama restoran 52 33 perhitungan customer satisfaction index (CSI) 53

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran operasional 17

2 Diagram Importance and Performance Analysis 25

3 Struktur organisasi di restoran Bamboo Kitchen 30

4 Contoh produk pada restoran Bamboo Kitchen 31

5 Interior restoran Bamboo Kitchen 33

6 Grafik umur responden 35

7 Grafik jenis kelamin responden 36

8 Grafik pendidikan akhir responden 37

9 Grafik jenis pekerjaan responden 38

10 Grafik status perkawinan responden 39

11 Diagram kartesius 41

DAFTAR LAMPIRAN

1 Tabel jadwal pembagian kuesioner ................................................................... 58

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, menyebabkan konsumsi

masyarakat terutama untuk makanan juga meningkat. Makanan merupakan

kebutuhan pokok manusia, selama penduduk dunia masih ada maka kebutuhan

akan makanan akan tetap meningkat. Peningkatan jumlah, proporsi, dan

pertumbuhan khususnya penduduk di Kota Bogor tersebut akan mengakibatkan

peningkatan jumlah konsumsi (terutama untuk makanan) penduduk Kota Bogor.

Semakin besar jumlah, proporsi, dan pertumbuhan penduduk maka

semakin besar pula kebutuhan dan jumlah makanan yang dikonsumsi oleh

penduduk tersebut. Namun, sekarang ini banyak penduduk Indonesia, khususnya

Kota Bogor yang sibuk bekerja sehari- harinya, mereka lebih memilih untuk

mengkonsumsi makanan dari luar daripada memasak sendiri karena terbatasnya

waktu mereka. Oleh karena itu bisnis rumah makan atau restoran banyak

diminati oleh pebisnis pada saat ini karena menciptakan peluang bisnis yang

sangat besar. Hal ini membuat banyak investor melakukan bisnis rumah makan,

sehingga sampai sekarang bisnis rumah makan atau restoran semakin

berkembang di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi yang disertai dengan naiknya

pendapatan perkapita masyarakat terutama di kota-kota besar akan

meningkatkan standar hidup masyarakatnya, sehingga menimbulkan perubahan

perilaku konsumen dimana konsumen akan menginginkan sesuatu yang serba

cepat dan mudah.

Masyarakat akan semakin mengutamakan segi praktis, cepat, bersih, dan

cenderung memilih tempat yang nyaman untuk mengkonsumsi makanan tersebut

dalam hal pemilihan restoran. Hal ini juga dapat dilihat dari ketatnya persaingan

produk berupa makanan, harga, dan kualitas pelayanan diantara sekian

banyaknya restoran. Banyaknya restoran siap saji yang ada, maka konsumen pun

memiliki pilihan yang leluasa pula untuk melakukan pengkonsumsian yang akan

membuat dirinya merasa puas. Jumlah restoran di Kota Bogor cenderung

mengalami peningkatan pada periode 2005-2009. Pada Tabel 1 terlihat beberapa

jenis restoran di Kota Bogor berdasarkan jenis makanan yang dihidangkan,

diantaranya yaitu jenis hidangan Indonesia, hidangan kontinental, hidangan

internasional, hidangan oriental, dan hidangan tradisional.

2

Tabel 1 Jumlah restoran di Kota Bogor tahun 2005-2009

Tahun

Jenis Hidangan

Indonesia Kontinental Internasional Oriental Tradisional

Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah

(unit) (%) (unit) (%) (unit) (%) (unit) (%) (unit) (%)

2005 49 - 29 - 33 - 31 - 36 -

2006 49 0,00 43 48.2

8

38 15.15 36 16.13 37 2.78

2007 53 8.16 46 6.98 45 18.42 43 19.44 40 8.11

2008 56 5.66 48 4.35 46 2.22 47 9.30 43 7.50

2009 56 0.00 48 0.00 46 0.00 47 0.00 43 0.00

Sumber: Dinas Pariwisata Kota Bogor, 2010

Restoran Bamboo Kitchen merupakan salah satu restoran yang menjual

produk makanan yang bermacam- macam seperti makanan Sunda, Jawa, dan

Chinese Food yang mengikuti globalisasi untuk memenuhi tuntutan dari

pengkonsumsian makanan bagi masyarakat yang menginginkan penyediaan

makanan yang bervariasi, praktis, bersih berkualitas dan harga yang terjangkau.

Pengambilan keputusan dalam memilih restoran Bamboo Kitchen yang

menyediakan produk berupa makanan, jasa pelayanan dan pengiriman tidak

hanya didasarkan pada harga saja tapi banyak hal lainnya yang menjadi bahan

pertimbangan, misalnya kualitas makanan, kualitas jasa, pengiriman,

kepercayaan terhadap pelaksanaan service dan tingkat kepuasan yang diperoleh.

Kondisi persaingan yang ketat, maka yang harus diprioritaskan oleh

restoran Bamboo Kitchen adalah tingkat kepuasan konsumen dengan maksud

agar konsumen tetap loyal dan tidak pindah ke restoran lainnya. Hal tersebut

hanya dapat dicapai jika kebutuhan konsumen terpenuhi, yang artinya makanan

yang dijual tidak hanya berkualitas tapi juga bervariasi, harga yang bersaing dan

pelayanan yang menyenangkan. Kepuasan konsumen juga sulit diukur namun

harus dicari dimensi-dimensinya untuk mempermudah pengukurannya. Dimensi

yang digunakan untuk mengukur kepuasan konsumen adalah dimensi produk,

dimensi kualitas jasa pelayanan dan dimensi pengiriman. Situasi krisis global

dewasa ini memaksa pihak manajemen perusahan untuk semakin cepat tanggap

akan perubahan lingkungan yang demikian cepat. Profesionalisme tampaknya

kini semakin dibutuhkan. Pengendalian perusahaan tidak lagi dapat dilakukan

hanya berdasarkan intuisi atau pengalaman saja, namun pengetahuan menjadi

faktor penting lain yang perlu dipadukan. Maka dalam kondisi resesi seperti

yang kita hadapi saat ini, tugas manajemen dalam mengendalikan perusahaan

menjadi lebih berat lagi. Perusahaan dituntut untuk mampu memuaskan

konsumennya untuk mendapatkan keunggulan kompetitif, sehingga strategi yang

didasarkan pada komitmen manajemen dalam memuaskan pelanggan dilakukan

secara terus menerus. Hal ini dilakukan karena adanya kenyataan bahwa

konsumen yang tidak puas terhadap barang atau jasa yang dikonsumsinya akan

mencari penyedia barang atau jasa dari perusahaan lain yang mampu

memuaskan kebutuhannya (Suhartanto, 2001).

Suatu pelayanan dinilai memuaskan, bila dapat memenuhi kebutuhan dan

harapan konsumen. Ada beberapa faktor yang dapat dipertimbangkan oleh

konsumen dalam menilai suatu pelayanan, yaitu ketepatan waktu, dapat

3

dipercaya, kemampuan teknis, harapan, mutu dan harga yang sepadan. Maka

dari itu, pengukuran kepuasan pelanggan memang sangatlah penting, karena

perusahaan dapat mepertahankan konsumennya. Namun tidak semua perusahaan

melakukan pengukuran kepuasan pelanggannya. Kebanyakan perusahaan

mendefinisikan kepuasan pelanggannya berdasarkan penilaian perusahaan

sendiri, sehingga seringkali ada pelanggan yang merasa tidak puas. Masalah

utama dalam pelayanan pelanggan adalah kepuasan pelanggan didefinisikan

menurut pengertian pemberi pelayanan. Manfaat dari kepuasan pelanggan akan

tumbuh, jika pengertian kepuasan pelanggan didefinisikan oleh pelanggan

sendiri. Dengan memandang kepuasan pelanggan dari sudut pelanggan, maka

pelanggan akan memperoleh kepuasan.

Penelitian ini dilakukan karena adanya konsumen yang tidak puas terhadap

restoran Bamboo Kitchen, sehingga penulis berinisiatif umtuk mengukur kinerja

atribut- atribut dan tingkat kepuasan pada restoran Bamboo Kitchen. Hal ini

disambut dengan baik oleh pihak restoran, mereka juga menginginkan

pengukuran kepuasan konsumen untuk mengetahui apa alasan yang membuat

konsumen tersebut belum merasa puas terhadap kinerja restoran. Penelitian ini

juga diarahkan untuk mengetahui hal yang mempengaruhi tingkat kepuasan

konsumen dan feed back yang didapat oleh restoran yaitu saran pada penelitian

bias dipakai oleh pihak restoran untuk memperbaiki kinerja restoran sehingga

konsumen tidak kecewa (merasa puas) dan tetap menjadi pelanggan perusahaan

yang bersangkutan khususnya Restoran Bamboo Kitchen bahkan menjadi

pelanggan restoran yang loyal sehingga meningkatkan penjualan dan akan

meningkatkan laba restoran tersebut.

Perumusan Masalah

Persaingan bisnis Restoran sekarang ini semakin tinggi, jika ada sesuatu

yang sedang tren, semua orang pasti akan penasaran dan memburunya. Mereka

tidak memperdulikan soal harga atau rasa, yang terpenting menurut mereka yaitu

adanya kepuasan pada saat berhasil merasakan sendiri sesuatu yang tengah jadi

bahan perbincangan masyarakat. Tinggi nya tingkat persaingan pada bisnis

Restoran mengharuskan para pemilik restoran menjual produknya selalu

berorientasi pada kepentingan konsumen. Hal ini disebabkan karena dengan

banyaknya pilihan, konsumen semakin selektif dan penuh pertimbangan

mengenai makanan yang akan dikonsumsinya, salah satu restoran yang cukup

berkembang di kota bogor yaitu restoran Bamboo Kitchen. Restoran ini

merupakan restoran keluarga yang menyediakan berbagai jenis makanan, seperti

sunda, Chinese food, Jawa serta berbagai macam minuman sebagai menu

pelengkap, menu yang andalan di restoran Bamboo Kitchen adalah sop gurame

batok kelapa, nasi bakar bambu dan es loeh. Restoran ini buka setiap hari, untuk

hari senin- jumat buka pada jam sepuluh pagi sampai sepuluh malam, khusus

weekend sabtu-minggu buka pada jam sepuluh pagi sampai sebelas malam. Pada

hari biasa pengunjung di restoran ini berjumlah sekitar 15- 25 pengunjung,

sedangkan hari sabtu dan minggu bisa mencapai 40 pengunjung. Target

pelanggan dari restoran ini adalah masyarakat menengah keatas. Seluruh

karyawan di restoran ini adalah laki- laki, hal tersebut menjadi pertimbangan

4

pihak manajemen Restoran Bamboo Kitchen karena alasan keselamatan.

Manajemen Restoran Bamboo Kitchen harus selalu memperhatikan tingkat

kepuasan konsumen karena konsumen merupakan faktor yang paling penting

dalam menentukan keberhasilan. Restoran Bamboo Kitchen ini dalam

memasarkan produknya tidak terlepas dari persaingan antar industri-industri

lainnya yang terlebih dahulu telah memasarkan produknya.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam

penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana kepuasan konsumen Restoran Bamboo Kitchen?

2. Bagaimana pemetaan atribut Important Performance Analysis Restoran

Bamboo Kitchen?

Tujuan Penelitian

1. Menganalisis kepuasan konsumen Restoran Bamboo Kitchen.

2. Menganalisis pemetaan atribut Important Performance Analysis pada

Restoran Bamboo Kitchen.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan infromasi dan manfaat bagi :

1. Bagi Lembaga

Untuk mengetahui dan menilai kemampuan mahasiswa dalam menerapkan

ilmu teori yang di dapat di bangku perkuliahan melalui praktek di lapangan

dalam bentuk penelitian.

2. Pihak Restoran

Memberikan informasi kepada pihak Restoran Bamboo Kitchen, Sukasari,

Bogor mengenai tingkat kepuasan konsumen, serta memberikan

rekomendasi yang teapat yang dapat dilakukan pihak restoran agar dapat

meningkatkan kepuasan pelanggan.

3. Konsumen

Adanya penelitian ini diharapkan konsumen dapat memberikan saran dan

kritik kepada pihak restoran untuk dapat meningkatkan kualitas produk dan

pelayanan yang ditawarkan pihak restoran.

4. Peneliti dan Mahasiswa

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi peneliti untuk menambah

wawasan dan pemahaman mengenai perilaku konsumen serta riset perilaku

konsumen. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi sarana aplikasi dan

dijadikan studi literatur untuk penelitian lebih lanjut seperti penggunaan alat

analisis lainnya.

5

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Restoran

Restoran adalah suatu usaha komersial yang bergerak dalam bidang jasa

yang menyediakan jasa pelayanan makanan dan minuman. Sedangkan menurut

para ahli sebagai berikut:

1) Restoran menurut Marsum

Suatu tempat atau bangunan yang diorganisasi secara komersial, yang

menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua tamunya baik

berupa makan maupun minum(Restoran dan Segala Permasalahannya, hal. 7).

2) Restoran menurut Sugiarto dan Sulartiningrum.

Restoran adalah suatu tempat yang identik dengan jajaran meja – meja yang

tersusun rapi, dengan kehadiran orang, timbulnya aroma semerbak dari dapur

dan pelayanan para pramusaji, berdentingnya bunyi – bunyian kecil karena

persentuhan gelas – gelas kaca, porselin, menyebabkan suasana hidup di

dalamnya” (Pengantar Akomodasi dan Restoran, hal. 77)

3) Menurut Keputusan Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Nomor

KM 95/HK.103/MPPT-87, restoran adalah salah satu jenis usaha pangan

yangbertempat di sebagian atau diseluruh bangunan yang permanen

dilengkapi peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan,

penyimpanan, penyajian dan penjualan makanan dan minuman bagi umum di

tempat usahanya dan memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan dalam

keputusan ini.

Menurut Soekresno (2000), dilihat dari pengelolaan dan sistem

penyajian,restoran dapat diklasifikasikan menjadi 3 ( tiga ) yaitu :

1) Restoran Formal

Pengertian restoran formal adalah industri jasa pelayanan makanan dan

minuman yang dikelola secara komersial dan professional dengan pelayanan

yang eksklusif. Contoh : member restoran, Gourmet, Main dining room,

Grilled Restaurant, exsekutive restaurant dan sebagainya.

Ciri – ciri restoran formal :

a) Penerimaan pelanggan dengan sistim pemesanan tempat terlebih dahulu

b) Para pelanggan terikat menggunakan pakaian resmi

c) Menu pilihan yang disediakan adalah menu klasik atau menu Eropa

popular

d) Sistem penyajian yang dipakai adalah Russian service atau French

service atau modifikasi dari kedua table service tersebut

e) Disediakan ruangan untuk cocktail selain ruangan jamuan makan

digunakan sebagai tempat untuk minum yang berakohol sebelum santap

malam

f) Dibuka untuk pelayanan makan malam atau makan siang atau makan

malam dan makan siang dan tidak di buka untuk makan pagi

g) Menyediakan berbagai merek minuman bar secara lengkap khususnya

wine and champagne dari beberapa Negara penghasil wine di dunia

6

h) Menyediakan hiburan musik hidup dan tempat untuk melantai dengan

suasana romantis dan exclusive

i) Harga makanan dan minuman relatife tinggi dibanding harga makanan

dan minuman di restoran informal

j) Penataan bangku dan kursi memiliki area service yang lebih luas untuk

dapat di lewati gueridon

k) Tenaga relatif banyak dengan standar kebutuhan pramusaji untuk

melayani 4 – 8 pelanggan

2) Restoran Informal

Restoran informal adalah industry jasa pelayanana makanan dan minuman

yang dikelola secara komersial dan professional dengan lebih

mengutamakan kecepatan pelayanan, kepraktisan, dan percepatan frekuensi

yang silih berganti pelanggan. Contoh : café, cafeteria, fast food restoran,

coffe shop, bistro, canteen, tavern, family restaurant, pub, service corner,

burger corner, snack bar.

Ciri – ciri restoran informal :

a) Harga makanan dan minuman relative murah

b) Penerimaan pelanggan tanpa sistem pemesanan tempat

c) Para pelanggan yang datang tidak terikat untuk mengenakan pakaian

formal

d) Sistem penyajian yang dipakai American Service/ ready plate bahkan

self service ataupun counter service

e) Tidak menyediakan hiburan musik hidup

f) Penataan meja dan bangku cukup rapat antara satu dengan yang lain

g) Daftar menu oleh pramusaji tidak dipresentasikan kepada tamu atau

pelanggan namun di pampang di counter atau langsung di meja makan

untuk mempercepat proses pelayanan

h) Menu yang disediakan sangat terbatas dan membatasi menu – menu yang

relative cepat selesai dimasak

i) Jumlah tenaga service relatif sedikit dengan standar kebutuhan, 1

pramusaji melayani 12 – 16 pelanggan

3) Specialities Restaurant

Specialities Restoran adalah industri jasa pelayanan makanan dan minuman

yang dikelola secara komersial dan professional dengan menyediakan

makanan khas dan diikuti dengan sistem penyajian yang khas dari suatu

Negara tersebut. Contoh : Indonesian food restaurant, Chinese food

restaurant, Japanesse food restaurant etc.

Ciri ciri specialities restaurant :

a) Menyediakan sistem pemesanan tempat

b) Menyediakan menu khas suatu negara tertentu, popular dan disenangi

banyak pelanggan secara umum

c) Sistem penyajian disesuaikan dengan budaya negara asal dan

dimodifikasi dengan budaya internasional

d) Hanya dibuka untuk menyediakan makan siang dan atau makan malam

e) Menu ala carte dipresentasikan kepada pelanggan

f) Biasanya menghadirkan musik/hiburan khas negara asal

7

g) Harga makanan relative tinggi di banding informal restoran dan lebih

rendah dibanding formal restoran

h) Jumlah tenaga service sedang, dengan standar kebutuhan 1 pramusaji

untuk melayani 8 -12 pelanggan.

Kajian Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang revelan dengan penelitian ini

baik mengenai analisis kepuasan konsumen yaitu sebagai berikut. Arisman

(2008) melakukan penelitian mengenai Analisis Kepuasan Konsumen Restoran

Bumbu Desa Bogor. Teknik sampling yang digunakan adalah judgement

sampling. Penelitian ini menggunakan alat analisis Structural Equation Model

(SEM) dengan mengambil 150 responden terpilih dengan menyebarkan 150

kuesioner. Dari hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa mayoritas

konsumen Restoran Bumbu Desa berjenis kelamin laki-laki (50.67%), berusia

27-36 tahun (39.33%), berasal dari Kota Bogor (58%), pendidikan terakhir

sarjana (62%), pegawai swasta/ BUMN (56.67%), dan pendapatan per bulan >

Rp3 600 000 (42.67%). Hasil analisis SEM menunjukkan faktor-faktor yang

membangun (kualitas pelayanan) dengan nilai sebesar 0.88 dan nilai kepuasan

terendah adalah kepuasan terhadap harga dengan nilai sebesar 0.18.

Ikhwan (2007) melakukan penelitian mengenai Analisis Kepuasan

Pelanggan Gumati Kafe dengan menggunakan analisis dekriptif, Importance

Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI). Hasil

penelitian diperoleh mayoritas konsumen adalah laki-laki, berusia 30 - 40 tahun,

berprofesi sebagai pegawai swasta, status menikah, pendidikan sarjana,

pendapatan antara Rp2 500 000 - Rp5 000 000 dengan pengeluaran per bulan

Rp1 500 000 - Rp2 000 000 dan merupakan pelanggan yang memiliki tingkat

loyalitas yang tinggi. Atribut yang dianggap paling penting adalah fasilitas yang

diperoleh, sedangkan atribut yang tidak terlalu penting adalah lama waktu dari

mulai pemesanan sampai pesanan datang. Nilai CSI yang didapat sebesar 72.14

%.

Sari (2009) melakukan penelitian mengenai Analisis Kepuasan Konsumen

Restoran Ayam Geprek Istimewa Bogor. Responden yang digunakan dalam

penelitian ini adalah konsumen yang pada saat penelitian mengkonsumsi

makanan di Restoran Ayam Geprek Istimewa. Jumlah responden adalah 110

orang dan telah mengkonsumsi ayam geprek minimal tiga kali. Pengambilan

sampel responden dalam penelitian ini menggunakan teknik judgement

sampling. Penelitian ini menggunakan alat analisis Structural Equation Model

(SEM). Konsumen merasa puas dengan kinerja Restoran Ayam Geprek

Istimewa. Hal ini juga terlihat nilai total kuesioner yang berada pada rentang

skala puas dengan nilai 4.153 dan dari 11 variabel yang diteliti terdapat tujuh

variable responden (kandungan rempah, rasa gurih, garing, empuk, harga

produk, kebersihan restoran, dan kemudahan mencapai lokasi terbanyak pada

kategori puas, empat variabel (kecepatan pelayanan, kemudahan memperoleh

tempat parkir, kemudahan memperoleh tempat duduk, kesigapan pelayan) pada

katergori biasa saja. Berdasarkan hasil SEM, dari keempat variabel laten yang

digambarkan dalam diagram alur (path diagram), hanya dua variabel yang dapat

diterima sebagai variabel indikator yaitu kualitas produk dan harga. Kualitas

8

produk dan harga bersama-sama menghasilkan kepuasan konsumen, sedangkan

service quality dan kemudahan tidak mempengaruhi kepuasan konsumen.

Kepuasan konsumen terhadap kualitas produk memiliki kontribusi yang paling

tinggi daripada kepuasan terhadap harga. Implikasi strategi yang dapat diberikan

untuk meningkatkan kinerja restoran serta kepuasan konsumen adalah menjaga

kualitas produk ayam geprek agar konsistensi rasa tetap terjaga, melakukan

alternatif strategi harga yaitu dengan memberikan potongan harga kepada

konsumen yang melakukan pembelian produk dalam jumlah besar. Adanya

potongan harga akan merangsang konsumen untuk melakukan pembelian dalam

jumlah yang besar.

Kombong (2007) melakukan analisis deskriptif dan SEM untuk penelitian

nya yang berjudul Analisis Kepuasan Konsumen Restoran Bakul-Bakul Bogor.

Analisis deskriptif menunjukkan bahwa konsumen Restoran Bakul-Bakul

berusia 20-29 tahun, pegawai swasta (59%), status menikah (64%), pendidikan

sarjana (61%), berjenis kelamin laki-laki (55%) dengan penghasilan lebih dari

Rp2 000 000 per bulan (70%). Hasil analisis SEM menunjukkan faktor-faktor

yang membangun kepuasan paling besar adalah kepuasan terhadap produk

dengan nilai korelasi ( ) sebesar 0.8 dilanjutkan kepuasan terhadap citra dengan

sebesar 0.54 dan kepuasan terhadap pelayanan dengan sebesar 0.50. Masing-

masing variable tersebut memiliki pengaruh positif dalam membangun

kepuasan.

Putriana (2011) melakukan penelitian mengenai Analisis Kepuasan dan

Loyalitas Konsumen Midori Japanese Restaurant Cabang K.H. Wahid Hasyim

Jakarta Pusat. Pengukuran kepuasan konsumen dilakukan dengan menggunakan

alat analisis Customer Satisfaction Index (CSI). Hasil analisis menunjukkan

bahwa nilai Customer Satisfaction Index (CSI) Midori Japanese Restaurant

Cabang K.H. Wahid Hasyim Jakarta Pusat sebesar 74.28 % (0.74). Nilai tersebut

berada pada rentang skala 0.66-0.80, yang dapat dikatakan bahwa secara umum

indeks kepuasan konsumen Midori Japanese Restaurant Cabang K.H. Wahid

Hasyim termasuk ke dalam kategori “puas”. Namun demikian, masih tersisa

sebanyak 25.72 % nilai kepuasan atribut restoran yang dinilai masih belum

memberikan kepuasan bagi konsumen setelah mengkonsumsi atribut-atribut

Midori Japanese Restaurant Cabang K.H. Wahid Hasyim Jakarta Pusat. Salah

satu cara untuk menentukan prioritas perbaikan terhadap atribut adalah dengan

metode Importance Performance Analysis (IPA). Atribut-atribut yang kinerjanya

perlu diperbaiki adalah harga makanan dan minuman serta ketersediaan area

parkir. Sedangkan atribut-atribut yang kinerjanya tetap dipertahankan adalah cita

rasa makanan dan minuman, kehigienisan dan kesegaran bahan makanan dan

minuman, kesigapan pelayan, keramahan dan kesopanan pelayan, ketersediaan

dan kebersihan toilet serta wastafel, kebersihan peralatan makan, kebersihan dan

kerapihan ruangan restoran, serta keamanan dan kenyamanan restoran.

Pengukuran loyalitas konsumen dilakukan dengan menggunakan alat analisis

piramida loyalitas. Hasil menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 3.3 %

konsumen tipe switcher buyer, 8.3 % konsumen tipe habitual buyer, 1.7 %

konsumen tipe satisfied buyer, 30 % konsumen tipe liking the brand, dan

sebanyak 56.7 persen konsumen dengan tipe commited buyer. Dengan kata lain,

sebagian besar konsumen Midori Japanese Restaurant Cabang K.H. Wahid

Hasyim Jakarta Pusat termasuk ke dalam konsumen yang loyal.

9

Sisca (2004) meneliti tentang Analisis Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan

Restoran Padang (Kasus Restoran Trio Permai). Data yang diperoleh dianalisis

dengan analisis deskriptif untuk mendeskripsikan karakteristik umum dan

loyalitas responden. Teknik yang digunakan untuk menganalisis tingkat

kepuasan konsumen terhadap atribut pelayanan adalah IPA dan Chi-Square

digunakan untuk menganalisis hubungan karakteristik konsumen dengan

loyalitas, sedangkan untuk menganalisis hubungan antara kepuasan dan loyalitas

digunakan uji korelasi Rank Spearman. Kepuasan konsumen terhadap Restoran

Trio Permai dinyatakan cukup puas. Hal ini dapat dilihat dari kinerja terhadap

atribut-atribut restotan dimana dari 29 atribut yang dianalisis sebanyak 19 atribut

(62.52%) dinyatakan konsumen telah memuaskan. Atribut yang memiliki kinerja

yang tinggi adalah atribut kecepatan penyajian, sedangkan yang terendah adalah

atribut pemutaran musik tradisional.

Perbedaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian terdahulu yaitu

belum terdapatnya penelitian yang mengkaji kepuasan Restoran Bamboo

Kitchen,. Diharapkan dengan diketahuinya perilaku dan tingkat kepuasan

konsumen dapat menjadi masukan manajemen dalam menerapkan kebijakannya.

Persamaan skripsi ini dengan penelitian terdahulu adalah menggunakan metode

yang sama yaitu Customer Satisfaction Index (CSI) dan Importance

Performance Analysis (IPA) sebagai alat analisis.

10

Tabel 2 Daftar beberapa penelitian terdahulu yang relevan Penulis Tahun Judul Metode Tujuan

Arisman 2008 Analisis Kepuasan

Konsumen Restoran

Bumbu Desa Bogor

SEM Menganalisis

karakteristik,

kepuasan, dan

faktor-faktor yang

mempengaruhi

kepuasan

konsumen

Ikhwan 2007 Analisis Kepuasan

Pelanggan Gumati Kafe

analisis dekriptif,

Importance

Performance Analysis

(IPA) dan Customer

Satisfaction Index

(CSI)

Menganalisis Kepuasan

Konsumen

Karina

Kartika Sari

2009 Analisis Kepuasan

Konsumen Restoran Ayam

Geprek Istimewa Bogor

SEM Menganalisis Kepuasan

Konsumen

Kombong 2007 Analisis Kepuasan

Konsumen Restoran Bakul-

Bakul Bogor

Analisis deskriptif

dan SEM

Menganalisis Kepuasan

Konsumen

Rr Pritasari

Eka Putriana

Analisis Kepuasan dan

Loyalitas Konsumen Midori

Japanese Restaurant

Cabang K.H. Wahid

Hasyim Jakarta Pusat

Customer Satisfaction

Index (CSI)

Menganalisis Kepuasan

dan Loyalitas Konsumen

Sisca 2004 Analisis Kepuasan dan

Loyalitas Pelanggan

Restoran Padang (Kasus

Restoran Trio Permai)

IPA, Chi-

Square,

Uji

Korelasi

Rank

Spearman

Menganalisis

karakteristik,

kepuasan, dan

faktor-faktor yang

mempengaruhi

kepuasan

konsumen

11

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Definisi Konsumen

Menurut pengertian Pasal 1 angka 2 UU PK, Pengertian Definisi

Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam

masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun

makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Setiap konsumen berusaha

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan pemenuhan yang maksimal.

Jumlah dan keanekaragaman barang yang dapat dipenuhi bergantung pada besar

pendapatan/penghasilan. Tingkat kemakmuran dan kesejahteraan seseorang atau

masyarakat bergantung pada tingkat konsumsi yang digunakan.

Sifat-sifat konsumen, antara lain:

1. Ingin mengetahui keadaan/ ciri- ciri barang- barang yang akan dibeli/

dikonsumsi.

2. Menginginkan barang yang murah harganya.

3. Menginginkan barang yang baik dan berkualitas.

4. Menginginkan kejujuran dalam bertransaksi/jual beli.

Kepuasan Pelanggan

Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah merasa senang,

perihal (hal yang bersifat puas, kesenangan, kelegaan dan sebagainya). Kepuasan

dapat diartikan sebagai perasaan puas, rasa senang dan kelegaan seseorang

dikarenakan mengkonsumsi suatu produk atau jasa untuk mendapatkan

pelayanan suatu jasa.

Dewasa ini perhatian terhadap kepuasan maupun ketidakpuasan pelanggan

telah semakin besar karena pada dasarnya tujuan dari suatu perusahaan adalah

untuk menciptakan rasa puas pada pelanggan. Semakin tinggi tingkat kepuasan

pelanggan, maka akan mendatangkan keuntungan yang semakin besar bagi

perusahaan, karena pelanggan akan melakukan pembelian ulang terhadap produk

perusahaan. Apabila tingkat kepuasan yang dirasakan pelanggan kecil, maka

terdapat kemungkinan bahwa pelanggan tersebut akan pindah ke produk

pesaing.

Oliver (dalam Peter dan Olson, 1996) menyatakan bahwa kepuasan

pelanggan adalah rangkuman kondisi psikologis yang dihasilkan, ketika emosi

yang mengelilingi harapan tidak cocok dan dilipatgandakan oleh perasaan

perasaan yang terbentuk mengenai pengalaman pengkonsumsian.

Band (dalam Nasution, 2005) mengatakan bahwa kepuasan tercapai ketika

memenuhi dan melebihi harapan, keinginan dan kebutuhan konsumen.

Sebaliknya, bila kualitas tidak memenuhi dan melebihi harapan, keinginan dan

kebutuhan konsumen maka kepuasan tidak tercapai. Konsumen yang tidak puas

terhadap barang atau jasa yang dikonsumsinya akan mencari perusahaan lain

yang mampu menyediakan kebutuhannya. Berbagai pendapat di atas dapat

disimpulkan definisi kepuasan konsumen yaitu tingkat perasaan seseorang

setelah membandingkan kinerja produk yang dia rasakan dengan harapannya.

12

Rangkuti (2003) mendefinisikan kepuasan pelanggan sebagai respon

pelanggan terhadap ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan

kinerja aktual yang dirasakannya setelah pemakaian. Salah satu faktor yang

menentukan kepuasan pelanggan adalah persepsi pelanggan mengenai mutu jasa

yang berfokus pada lima dimensi jasa, yaitu responsiveness, reliability, emphaty,

assurance dan tangible. Kepuasan pelanggan selain dipengaruhi oleh persepsi

mutu jasa, juga ditentukan oleh mutu produk, harga dan faktor-faktor yang

bersifat pribadi, serta yang bersifat situasi sesaat.

Menurut Kotler (1997), pengertian kepuasan pelanggan adalah perasaan

senang atau kecewa pelanggan yang berasal dari perbandingan antara kesannya

terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan -harapannya. Kinerja

tersebut berada di bawah harapan pelanggan maka pelanggan tersebut merasa

dikecewakan dan jika memenuhi harapan, pelanggan tersebut akan merasa puas

serta jika melebihi harapan, pelanggan akan merasa sangat puas.

Menurut Irawan (2003), kepuasan pelanggan secara tidak langsung

mencerminkan seberapa jauh perusahaan telah merespon keinginan dan harapan

pasar, dalam jangka pendek, seringkali tidak terlihat hubungan antara kepuasan

pelanggan dengan tingkat keuntungan, karena kepuasan adalah strategi yang

memang lebih bersifat defensif, maka kemampuannya untuk mempertahankan

pelanggan itulah yang akhirnya mempengaruhi keuntungan dalam jangka

pendek.

Menurut Engel et al (1994), kepuasan pelanggan merupakan evaluasi

purna beli termasuk alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau

melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil

tidak memenuhi harapan pelanggan. Kotler (2000) menyatakan kepuasan adalah

perasaan senang atau kekecewaan seseorang yang muncul setelah

membandingkan antara persepsi terhadap kinerja suatu produk dengan harapan-

harapannya. Apabila dijabarkan sebagai berikut :

1. Jika kinerja berada dibawah harapan maka konsumen menjadi tidak puas.

2. Jika kinerja sama dengan harapan maka konsumen akan puas.

3. Jika kinerja melampaui harapan maka konsumen akan sangat puas atau

sangat senang.

Seorang konsumen yang puas adalah konsumen yang merasa mendapatkan

nilai dari pemasok, produsen / penyedia jasa. Nilai dapat berasal dari produk,

pelayanan, sistem atau sesuatu yang bersifat emosi. Jika konsumen mendapatkan

produk yang berkualitas kalau nilai tersebut bagi konsumen adalah kenyamanan,

maka kepuasan akan datang apabila pelayanan yang diperoleh benar-benar

nyaman. Kalau nilai dari konsumen adalah harga yang murah, maka pelanggan

akan puas kepada produsen yang memberikan harga yang kompetitif.

Pada penelitian ini kepuasan konsumen yang diterapkan yaitu definisi

kepuasan konsumen menurut Rangkuti (2003), kepuasan pelanggan merupakan

respon pelanggan terhadap ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan

sebelumnya dan kinerja yang dirasakannya setelah pemakaian. Pengukuran

kepuasan pelanggan dengan membandingkan tingkat kepentingan dengan kinerja

restoran. Tingkat kepentingan pelanggan diukur dalam kaitannya dengan apa

yang harus dikerjakan oleh pihak restoran agar menghasilkan produk yang

berkualitas tinggi sehingga pihak restoran bisa menangkap pentingnya atribut

tersebut dimata pelanggan dan sudah sesuaikah dengan harapan mereka. Pada

13

intinya harapan konsumen menentukan jawaban konsumen terhadap tingakat

kepentingan konsumen pada suatu atribut, apabila konsumen mempunyai

harapan yang tinggi terhadap suatu atribut maka mereka akan menjawab penting

atau sangat pada kuesioner yang dibagikan.

Atribut- atribut yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen menurut

Irawan (2002) adalah kualitas produk, harga, service quality (kualitas

pelayanan), emotional factor (faktor emosional) dan kemudahan. Kualitas

produk terdiri dari enam elemen yaitu performance, durability, feature,

reliability, conformance dan design. Service quality (kualitas pelayanan)

mempunyai lima dimensi yaitu reliability, responsiveness, assurance, empathy

dan tangible. Rasa bangga, rasa percaya diri, simbol sukses, bagian dari

kelompok penting dan sebagainya adalah contoh-contoh emotional value yang

mendasari kepuasan pelanggan. Pelanggan jasa akan semakin puas apabila relatif

mudah, nyaman, dan efisien dalam mendapatkan produk dan pelayanan.

Kualitas Produk

Konsumen akan puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa

produk yang mereka gunakan berkualitas. Produk dikatakan berkualitas bagi

seseorang, jika produk itu dapat memenuhi kebutuhanya (Montgomery dalam

Lupiyoadi, 2001). Konsumen merasa puas kalau setelah membeli dan

menggunakan produk ternyata kualitas produk tersebut baik sebagai contoh,

konsumen akan merasa puas terhadap televisi yang dibeli apabila mengahasilkan

gambar dan suara yang baik, awet atau tidak cepat rusak, memiliki banyak

fasilitas, tidak ada gangguan, dan disain yang menarik.

Harga

Konsumen yang sensitif biasanya memilih harga yang murah sebagai

sumber kepuasan yang penting karena mereka akan mendapatkan nilai uang

yang tinggi, komponen harga ini relatif tidak penting bagi mereka yang tidak

sensitif terhadap harga. Bagi mereka yang tidak perduli dengan harga, mereka

lebih menyukai harga yang sedikit mahal namun kualitasnya baik daripada harga

yang murah tetapi kualitasnya tidak sesuai dengan keinginannya. Jadi persaingan

dalam harga akan mendapatkan perhatian konsumen sepanjang kualitas barang

adalah sama. Kualitas produk dan harga seringkali tidak mampu menciptakan

keunggulan bersaing dalam hal kepuasan konsumen.

Kedua aspek ini relatif mudah ditiru dengan teknologi yang hampir

standar, setiap perusahaan biasanya mempunyai kemampuan untuk menciptakan

kualitas produk yang hampir sama dengan para pesaing. Oleh karena itu, banyak

perusahaan yang lebih mengandalkan aspek yang ketiga yaitu services quality.

Service Quality (Kualitas pelayanan)

Demi memuaskan pelanggan, suatu perusahaan hendaknya terlebih dahulu

harus dapat memuaskan karyawan agar produk yang dihasilkan tidak rusak

kualitasnya dan pelayanan kepada pelanggan dapat diberikan lebih baik lagi, jika

karyawan merasa puas akan lebih mudah bagi mereka untuk menerapkan kepada

pelanggan bagaimana rasa puas itu.

14

Menurut yoeti (2000, pp.67-72) ada empat cara agar seorang karyawan

dapat memberikan pelayanan kepada pelanggan secara baik, yaitu: skill,

efficiency, dan courtesy.

1. Skill

Untuk dapat memberikan pelayanan yang baik dan sesuai standar perusahaan

,seorang karyawan harus melalui pendidikan dan pelatihan yang

diselenggarakan perusahaan.

2. Efficiency

Untuk mengurangi kesalahan ( zero defect ) suatu kesalahan kecil dapat

mempengaruhi kualitas produk, meningkatkan biaya dan menimbulkan

citra yang tidak baik bagi perusahaan.

3. Courtesy ( keramahtamahan)

Yang dimaksud disini adalah bukan suatu tingkah laku yang dibuat-buat,

tetapi harus dengan dan dari lubuk hati yang paling dalam, karena para

pelanggan dapat membedakan mana yang pura-pura dan mana yang

keramahtamahan yang sebenarnya.

Emotional factor (Faktor emosi)

Faktor ini relatif penting karena kepuasan pelanggan timbul pada saat ia

sedang mengkonsumsi produk makanan tertentu, hal ini disebabkan karena merk

produk makanan tersebut sudah tercipta dengan baik, baik dari segi kualitas

makanan, harga yang tidak murah karena harga yang mahal identik dengan

kualitas produk yang tinggi dan sebaliknya, serta pelayanan yang diberikan.

Kemudahan

Konsumen akan semakin puas apabila tempat mudah dicapai dan juga

nyaman. Dengan mengetahui kelima faktor ini, tentulah tidak cukup bagi

perusahaan untuk merancang strategi dan program peningkatan kepuasan

konsumen. Langkah berikutnya adalah mengetahui berapa bobot masing-masing

faktor dalam menciptakan kepuasan konsumen.

Kontribusi faktor ini juga dapat berubah dari waktu ke waktu untuk suatu

industri. Besarnya bobot relatif mudah diketahui dengan melakukan survei.

Dalam survei, konsumen dapat ditanyakan secara langsung mengenai kepuasan

mereka dan tingkat kepentingan dari masing-masing faktor tersebut dalam

mempengaruhi kepuasan mereka setelah menggunakan produk atau jasa.

Pengukuran Kepuasan

Perusahaan harus mampu memberikan memberikan kepuasan kepada

pelanggannya, untuk memenangkan persaingan tersebut perusahaan harus

menghasilkan produk dengan mutu baik dan harga yang lebih murah. Setiap

pelanggan harus dipuaskan karena apabila tidak puas mereka bisa saja beralih ke

restoran lain sehingga akan menyebabkan penurunan penjualan dan laba

perusahaan otomatis akan menurun juga sehingga akan mengakibatkan kerugian

bagi perusahaan. Dari itu, pimpinan perusahaan harus berusaha melakukan

pengukuran tingkat kepuasan pelanggan agar segera mengetahui atribut apa dari

suatu produk yang bisa membuat pelanggan tidak puas.

Engel et al (1994) mengemukakan bahwa kepuasan adalah evaluasi pasca

konsumen dimana kepuasan merupakan suatu alternatif yang dipilih yang

15

setidaknya memenuhi atau melebihi harapan konsumen sedangkan

ketidakpuasan adalah hasil dari harapan yang diteguhkan secara negatif.

Alat-alat untuk melacak dan mengukur kepuasan konsumen Kotler (1997)

adalah:

1. Sistem keluhan dan saran

Sebuah perusahaan yang berfokus pada pelanggan mempermudah

pelanggannya untuk memberi saran dan keluhan. Dalam menyampaikan saran

dan keluhan dapat melalui nomor telepon gratis untuk memaksimalkan

kemudahan yang diharapkan oleh para pelanggan. Arus informasi ini

menyediakan banyak gagasan yang baik bagi perusahaanperusahaan ini dan

memungkinkan mereka bertindak lebih cepat untuk menyelesaikan masalah.

2. Survei Kepuasan Pelanggan

Penelitian menunjukkan bahwa bila para pelanggan yang tidak puas dengan

satu dari setiap empat pembelian, kurang dari 5% pelanggan yang tidak

puasdengan satu dari setiap empat pembelian, kurang dari 5% pelanggan yang

tidak puas akan mengeluh. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan tidak

dapat menggunakan banyaknya keluhan sebagai ukuran kepuasan pelanggan.

Perusahaan-perusahaan yang responsif memperoleh ukuran kepuasan

pelanggan secara langsung dengan melakukan survei berkala.

3. Belanja Siluman (Ghost Shopping)

Perusahaan-perusahaan dapat membayar orang-orang untuk bertindak sebagai

pembeli yang potensial untuk melaporkan temuan-temuan mereka tentang

kekuatan dan kelemahan yang mereka alami dalam membeli produk

perusahaan dan produk pesaing. Para pembelanja siluman ini bahkan dapat

menyampaikan masalah tertentu untuk menguji apakah staf penjualan

perusahaan menangani situasi tersebut dengan baik.

4. Analisis Kehilangan Pelanggan

Perusahaan-perusahaan harus menghubungi para pelanggan yang berhenti

membeli atau berganti pemasok untuk mempelajari penyebabnya. Bukan saja

penting untuk melakukan wawancara keluar ketika pelanggan pertama kali

berhenti membeli, tetapi juga harus memperhatikan tingakat kehilangan

pelanggan, dimana jika meningkat jelas menunjukkan kepada perusahaan itu

bahwa mereka gagal dalam hal memuaskan pelanggannya.

Sementara Rangkuti (2003) menyatakan beberapa pendekatan umum yang

biasa digunakan dalam pengukuran kepuasan pelanggan, yaitu:

1. Pendekatan tradisional (traditional approach), yaitu pelanggan diminta

memberikan penilaian atas masing-masing indikator produk yang mereka

nikmati, misalnya dengan memberikan ratting dari ”sangat tidak puas”

sampai ”sangat puas”.

2. Analisa secara deskriptif, yakni dengan menggunakan analisis statistik secara

deskriptif misalnya melalui perhitungan rata-rata, nilai distribusi serta standar

deviasi. Analisis ini juga dapat dikembangkan dengan membandingkan hasil

kepuasan antar waktu, sehingga kecenderungan perkembangannya dapat

ditentukan.

3. Pendekatan secara terstruktur (structured approach), yakni pendekatan yang

paling sering digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan. Salah satu

teknik yang paling populer adalah sematic diferential dengan menggunakan

16

scaling procedure, caranya adalah responden diminta untuk memberikan

penilaian terhadap suatu produk.

4. Analisis importance and performance, yakni pendekatan dimana tingkat

kepentingan pelanggan diukur dalam kaitannya dengan apa yang seharusnya

dikerjakan perusahaan agar menghasilkan produk yang berkualitas.

Kerangka Pemikiran Operasional

Pertumbuhan penduduk di Kota Bogor yang semakin meningkat akan

mengakibatkan peningkatan jumlah konsumsi (terutama untuk makanan)

penduduk Kota Bogor. Semakin besar jumlah, proporsi, dan pertumbuhan

penduduk maka semakin besar pula kebutuhan dan jumlah makanan yang

dikonsumsi oleh penduduk tersebut. Namun, sekarang ini banyak penduduk

Indonesia, khususnya Kota Bogor yang sibuk bekerja sehari- harinya, mereka

lebih memilih untuk mengkonsumsi makanan dari luar daripada memasak

sendiri karena terbatasnya waktu mereka. Oleh karena itu, bisnis rumah makan

atau restoran banyak diminati oleh pebisnis pada saat ini karena menciptakan

peluang bisnis yang sangat besar. Pertumbuhan ekonomi yang disertai dengan

naiknya pendapatan perkapita masyarakat terutama di kota-kota besar akan

meningkatkan standar hidup masyarakatnya, sehingga menimbulkan perubahan

perilaku konsumen dimana konsumen akan menginginkan sesuatu yang serba

cepat dan mudah. Pola kebiasan makan konsumen maka muncul kecenderungan

untuk mengkonsumsi makanan yang berubah kearah kemudahan dan

kenyamanan bagi konsumen.

Restoran Bamboo Kitchen merupakan salah satu restoran yang menjual

produk makanan yang bermacam- macam seperti makanan Sunda, Jawa, dan

Chinese Food yang mengikuti globalisasi untuk memenuhi tuntutan dari

pengkonsumsian makanan bagi masyarakat yang menginginkan penyediaan

makanan yang bervariasi, praktis, bersih berkualitas dan harga yang terjangkau.

Pengambilan keputusan dalam memilih restoran Bamboo Kitchen yang

menyediakan produk berupa makanan, jasa pelayanan dan pengiriman tidak

hanya didasarkan pada harga semata-mata tapi banyak hal lainnya yang menjadi

bahan pertimbangan, misalnya kualitas makanan, kualitas jasa, pengiriman,

kepercayaan terhadap pelaksanaan service dan tingkat kepuasan yang diperoleh.

Kondisi persaingan yang ketat, maka yang harus diprioritaskan oleh restoran

Bamboo Kitchen adalah tingkat kepuasan konsumen dengan maksud agar

konsumen tetap loyal dan tidak pindah ke restoran lainnya. Hal tersebut hanya

dapat dicapai jika kebutuhan konsumen terpenuhi, yang artinya makanan yang

dijual tidak hanya berkualitas tapi juga bervariasi, harga yang bersaing dan

pelayanan yang menyenangkan. Menu utama yang menjadi andalan di Restoran

Bamboo kitchen adalah sop gurame batok kelapa, karena kekhasan menu

tersebut banyak konsumen yang ingin mencobanya, sehingga pelanggan terus-

menerus membeli produk tersebut meningkatkan penjualan dan otomatis

meningkatkan laba restoran.

Metode analisis yang digunakan dalam pengolahan data adalah

Importance Performance Analysis (IPA), yang diapakai untuk mengetahui

seberapa besar kinerja Restoran Bamboo Kitchen, yaitu dengan cara melakukan

identifikasi terhadap atribut-atribut yang dimiliki dan dilakukan analisis

17

kepuasan konsumen agar dapat mengetahui seberapa besar kepuasan konsumen

terhadap atribut-atribut Restoran Bamboo Kitchen dengan menggunakan alat

analisis Customer Satisfaction Index (CSI).

Gambar 1 Kerangka pemikiran operasional

Jumlah restoran di Kota Bogor semakin meningkat

Restoran Bamboo Kitchen memasuki industri

restoran di Kota Bogor sebagai pemain baru

1. Terjadi perubahan

gaya hidup

2. Aktivitas diluar rumah

meningkat

3. Masyarakat cenderung

makan di luar rumah

Importance

Performance

Analysis dan Customer

Satisfaction Index

Kepuasan/ Ketidakpuasaan

Identifikasi

karakteristik

umum:

• Usia

• Jenis kelamin

• Pendidikan

• Pekerjaan

• Status

pernikahan

Analisis

Deskriptif

Restoran pesaing di kawasan Padjajaran dan Ekalokasari Plaza

(retoran Wajan Bekas,dll), tren penjualan yang fluktuatif, dan

keluhan-keluhan dari konsumen

Implikasi strategi bagi pihak restoran

Kebutuhan akan penilaian konsumen terhadap atribut -atribut

Restoran Bamboo Kitchen melalui perilaku konsumen

Analisis tingkat

kepuasan

konsumen dari 7P:

• Produk

• Harga

• Tempat

• Promosi

• Orang

• Proses

• Bukti fisik

18

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Restoran Bamboo Kitchen, JL.Pajajaran

No.21 Sukasari, Bogor. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja

(purposive) dengan pertimbangan bahwa Restoran Bamboo Kitchen adalah salah

satu restoran yang relatif baru di Kota Bogor, yang mempunyai konsep unik dan

merupakan restoran pertama yang menyediakan menu andalannya sop gurame

batok kelapa. Menu inilah yang menarik perhatian pengunjung untuk mencoba

dan terus membeli karena rasa bumbunya yang khas. Pengambilan data untuk

penelitian dilakukan pada bulan Maret hingga Mei 2013.

Metode Penentuan Sampel

Menurut Umar (2000), convenience sampling merupakan sampel yang

diambil dari siapa saja di dalam populasi yang sedang berada di lokasi penelitian

serta bersedia menjadi sampel penelitian. Pemilihan teknik penentuan sampel

dilakukan Berdasarkan pada kondisi dan lokasi penelitian dimana jumlah

populasi tidak diketahui namun dibutuhkan sampel besar sehingga peneliti

menggunakan teknik tersebut untuk memudahkan peneliti dalam pengambilan

sampel. Maka dari itu penelitian ini menggunakan metode penentuan sampel

dengan teknik convenience sampling.

Sampel yang dijadikan sebagai responden dalam penelitian ini adalah

konsumen yang sedang makan di lokasi penelitian dan bersedia untuk

diwawancarai dengan panduan kuesioner. Responden yang terpilih merupakan

konsumen Restoran Bamboo Kitchen yang sudah melakukan pembelian di

Restoran Bamboo Kitchen minimal dua kali. Hal ini dimaksudkan agar

konsumen memiliki pertimbangan untuk dapat melakukan penilaian terhadap

tingkat kepentingan dan tingkat kinerja restoran. Kemudian, konsumen yang

akan dijadikan responden adalah konsumen yang telah melakukan pembelian di

Restoran Bamboo Kitchen dalam rentang waktu tiga bulan terakhir, dengan

maksud konsumen masih dapat mengingat (recall) hal yang ia rasakan ketika

terakhir kali melakukan pembelian di Restoran Bamboo Kitchen. Selain itu,

persyaratan responden dalam penelitian ini yaitu berusia lebih atau sama dengan

17 tahun dengan pertimbangan bahwa responden tersebut dinilai telah mengerti

pertanyaan yang ada dalam kuesioner dan memiliki wewenang pribadi dalam

melakukan pembelian.

Jumlah responden dalam penelitian ini yaitu sebanyak 31 responden.

Ukuran populasi konsumen Restoran Bamboo Kitchen tidak diketahui dengan

tepat karena tidak adanya data kunjungan pelanggan restoran. Untuk itu,

pengambilan sampel dilakukan di atas sebaran normal dalam statistik, yaitu

minimal 30 sampel untuk menghindari sampel error atau tidak menyebar

normal. Penentuan jumlah sampel tersebut didasarkan pada kemampuan peneliti

dalam pengambilan data di lokasi penelitian dan sudah mencukupi syarat

minimal sebaran normal (30 responden). Responden yang sama juga dipakai

pada pengujian validitas dan realibilitas.

19

Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Tujuan

penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan

secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta

hubungan antar fenomena yang diselidiki. Metode deskriptif adalah pencarian

fakta dengan interpretasi yang tepat terhadap sifat-sifat dari beberapa fenomena

kelompok dalam hal ini yaitu konsumen Restoran Bamboo Kitchen (Nazir 2005).

Adapun jenis metode deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

metode survei yang berupa sampel. Metode survei merupakan prosedur atau

teknik pengumpulan data untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala- gejala yang

ada dan mencari keterangan faktual mengenai perilaku konsumen Restoran

Bamboo Kitchen.

Data dan Instrumentasi

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data

sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari pelanggan

Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh melalui data yang telah

diteliti dan dikumpulkan oleh pihak lain yang berkaitan dengan permasalahan

penelitian ini (Suprianto). Data primer diperoleh melalui wawancara dengan

pengelola Restoran Bamboo Kitchen serta wawancara terstruktur yang dilakukan

kepada konsumen dengan bantuan alat berupa kuesioner, data yang termasuk

data primer meliputi data mengenai proses kegiatan yang dilakukan perusahaan

setiap hari, data mengenai karyawan restoran dan sejarah restoran Bamboo

Kitchen. Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber mengenai informasi-

informasi yang berhubungan dengan topik yang dibahas diantaranya diperoleh

dari buku-buku, artikel, literatur dari internet, penelitian terdahulu, jurnal dan

berbagai instansi terkait seperti Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor.

Kuesioner penelitian sebelum digunakan dalam penelitian diharuskan

untuk dilakukan uji kelayakan seperti uji validitas dan uji reliabilitas. Pengujian

kuesioner dilakukan untuk menguji validalitas dan reliabilitas sebuah kuesioner.

Validalitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa

yang ingin diukur (Ancok, 1987). Uji validalitas digunakan untuk mengukur

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Reliabilitas adalah istilah yang sering

dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu pengukuran relative konsisten

apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Uji reliabilitas digunakan untuk

mengetahui tingkat kesalahan pengukuran.

Identifikasi Atribut Restoran Bamboo Kitchen

Penelitian ini, atribut merupakan salah satu komponen yang dijadikan

sebagai alat ukur mengenai perilaku konsumen khususnya kepuasan konsumen.

Atribut-atribut yang digunakan dalam pengukuran tingkat kepuasan konsumen

Restoran Bamboo Kitchen adalah atribut-atribut yang mencakup atribut produk

dan pelayanan. Atribut Restoran yang digunakan dalam penelitian ini mengacu

pada variabel bauran pemasaran yang terdiri dari 7P yaitu produk, harga, tempat,

promosi, orang, bukti fisik dan proses.

Atribut-atribut yang akan digunakan dalam pengukuran tingkat kepuasan

konsumen Restoran Bamboo Kitchen adalah atribut-atribut yang mencakup

20

atribut produk dan pelayanan. Atributatribut dari Restoran Bamboo Kitchen

merupakan penjabaran dari 7P bauran pemasaran (marketing mix). Ketujuh

bauran pemasaran tersebut adalah product (produk), price (harga), place

(tempat), promotion (promosi), people (orang), process (proses), dan physical

evidence (bukti fisik). Penentuan atribut-atribut tersebut diperoleh melalui

diskusi antara peneliti dengan pihak restoran. Peneliti mengusulkan 30 atribut

dan disetujui oleh pihak restoran. Selain itu, penentuan atribut juga diperoleh

berdasarkan penelitian terdahulu. Penelitian terdahulu dijadikan acuan dalam

menentukan atribut. Terdapat 30 atribut dari Restoran Bamboo Kitchen yang

digunakan dalam kuesioner seperti yang dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3 Atribut restoran Bamboo Kitchen Bauran Pemasaran (Marketing mix) Atribut

Produk (Product) Cita rasa makanan

Cita rasa minuman

Porsi makanan

Porsi minuman

Kehigienisan bahan makanan dan minuman

Kehigienisan perlengkapan makan

Tampilan penyajian makanan

Tampilan penyajian minuman

Keragaman menu

Harga (Price) Harga makanan

Harga minuman

Orang (People) Kesigapan pramusaji

Keramahan dan kesopanan pramusaji

Penampilan pramusaji (seragam pramusaji)

Pengetahuan pramusaji terhadap produk

Restoran

Kesigapan pihak restoran dalam menanggapi

keluhan konsumen

Proses (Process) Kecepatan transaksi/pembayaran

Kecepatan penyajian

Tempat (Place) Ketersediaan area parkir

Kemudahan akses ke lokasi restoran

Kebersihan ruangan restoran

Kenyamanan restoran

Promosi (Promotion) Papan nama restoran

Bukti Fisik (Physical Evidence) Kebersihan toilet

Kebersihan wastafel

Kebersihan tempat sholat

Penerangan restoran

Pemutaran alunan musik

Penataan eksterior restoran

Penataan interior restoran

Metode Pengumpulan Data

Jenis metode penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan

metode deskriptif. Metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat

sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa

sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Metode ini dapat digunakan dengan lebih

21

banyak segi dan lebih luas dari metode yang lain, dan memberikan informasi

yang muktahir yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan, serta

lebih banyak dapat diterapkan pada berbagai macam masalah ( Umar, 2002).

Jenis pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner merupakan pertanyaan

terstruktur, dimana pertanyaan tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga

konsumen dibatasi dalam memberi jawaban kepada beberapa alternatif saja atau

kepada satu jawaban saja (Nazir 2005). Pertanyaan terstruktur dalam kuesioner

terdiri dari pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka. Pertanyaan tertutup

berupa pertanyaan yang alternatif jawabannya sudah tersedia. Sedangkan

pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang memberikan kebebasan kepada

responden untuk menjawab. Paket kuesioner terbagi ke dalam empat bagian,

bagian pertama merupakan screening yang bertujuan untuk menjaring

konsumen. Bagian kedua berisi tentang pertanyaan mengenai identitas

konsumen yang meliputi karakteristik demografi. Bagian ketiga berupa

pertanyaan yang berhubungan dengan karakteristik pembelian dan bagian

keempat mengenai kepuasan konsumen.

Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dalam waktu lebih kurang satu

bulan dengan wawancara menggunakan kuesioner dan mengamati secara

langsung kegiatan yang ada di Restoran Bamboo Kitchen. Pengumpulan data

dilakukan setiap hari baik pada hari kerja (Senin-Jumat) maupun hari libur

(Sabtu-Minggu) mulai pukul 11.00 hingga pukul 22.00. Pemilihan waktu

tersebut dimaksudkan agar data yang diambil dapat mewakili konsumen baik

pada hari kerja maupun pada hari libur, sehingga diharapkan hasil yang

diperoleh dapat mewakili seluruh populasi konsumen Restoran Bamboo Kitchen.

Metode Pengolahan Data

Pada penelitian di Restoran Bamboo Kitchen penelitian dianalisis secara

kualitatif dan kuantitatif Untuk menjawab perumusan masalah mengenai faktor-

faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen , restoran Bamboo

Kitchen maka digunakan analisis tingkat kepentingan dan kinerja/ kepuasan

konsumen. Analisis kualitatif dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif.

Sementara analisis kuantitatif dilakukan melalui Importance Performance

Analysis dan Customer Satisfaction Index.

Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik dan

proses pengambilan keputusan pembelian konsumen Restoran Bamboo Kitchen

yang diperoleh melalui kuesioner. Analisis deskriptif menggunakan tabel

frekuensi yaitu penyajian data dan informasi dalam bentuk tabel sederhana yang

berisi pengelompokkan jawaban yang sama. Hasil yang diperoleh selanjutnya

dipersentasekan berdasarkan jumlah responden. Persentase terbesar dari setiap

hasil adalah faktor dominan dari masing-masing variabel yang dianalisis.

Adapun karakteristik konsumen yang akan dianalisis meliputi usia, jenis

kelamin, tempat tinggal, pendidikan, pekerjaan, dan status perkawinan.

Nazir (1988) menyatakan bahwa metode analisis deskriptif adalah suatu

metode dalam meneliti sekelompok manusia, objek, suatu set kondisi, suatu

pemikiran ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang. Tujuan penelitian

deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara

22

sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

antar fenomena yang diselidiki.

Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Pada penelitian di restoran Bamboo Kitchen pengujian kuesioner perlu

dilakukan, hal ini dimaksudkan agar tidak ada kesalahan pada kuesioner

sehingga tujuan dibuatnya kuesioner itu tercapai. Maka pada kuesioner perlu

dilakukan pengujian kuesioner untuk menguji validalitas dan reliabilitas terlebih

dahulu pada Atribut-atribut dalam kuesioner yang akan ditanyakan kepada

responden. Pengujian kuesioner dilakukan untuk menguji validalitas dan

reliabilitas sebuah kuesioner. Validalitas menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur (Ancok, 1987). Uji validalitas

digunakan untuk mengukur kevalidan suatu instrument, sedangkan Reliabilitas

adalah istilah yang sering dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu

pengukuran relative konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih.

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat kesalahan pengukuran.

Responden yang digunakan untuk uji validitas dan uji reliabilitas yaitu sebanyak

30 responden dan responden tersebut tidak digunakan kembali dalam

penyebaran kuesioner setelah dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas.

Uji Validitas

Validitas menunjukkan tingkat/ derajat sebagai bukti yang mendukung

kesimpulan yang ditarik dari skor yang diturunkan dari ukuran atau tingkat mana

skala mengukur apa yang seharusnya diukur. Suatu kuesioner yang memuat

pertanyaan tidak jelas bagi responden termasuk tidak valid (J. Supranto 2006).

Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa skor pada suatu pengukuran

mencerminkan tingkat kepuasan pelanggan, kita perlu informasi untuk menilai

seberapa baik penarikan kesimpulan didukung. Meskipun kita mungkin

mempunyai kuesioner yang benar- benar andal, kita mungkin masih akan

mengajukan pertanyaan.

Validitas adalah suatu pernyataan sampai sejauh mana data yang

ditampung pada suatu kuesioner dapat mengukur apa yang ingin diukur (Umar

2000). Pengujian validitas bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing

variabel yang ditanyakan dapat dipakai sebagai alat ukur (Rangkuti 2006).

Dalam penelitian ini, variabel yang dimaksud adalah atribut-atribut produk yang

dimiliki oleh Restoran Bamboo Kitchen. Uji validitas dilakukan dengan

menggunakan software SPSS 16,0. Validitas suatu atribut dapat dilihat pada

hasil output SPSS pada tabel dengan judul Item-Total Statistics. Menilai valid

atau tidaknya masing-masing atribut dapat dilihat dari nilai Corrected Item-Total

Correlation. Suatu variabel (atribut)dikatakan valid jika nilai Corrected Item-

Total Correlation > 0,3 dan dikatakan tidak valid jika nilai Corrected Item-Total

Correlation < 0,3 (Nugroho 2005). Atribut yang tidak valid harus dihilangkan

dan tidak ditanyakan kepada responden pada saat pengambilan data dalam

penelitian. Pada penelitian ini terdapat 21 atribut di restoran Bamboo Kitchen

yang valid dan 9 atribut yang tidak valid setelah dilakukan uji validitas dan

realibilitas. Atribut yang valid meliputi harga minuman, keramahan dan

kesopanan pramusaji, pengetahuan pramusaji terhadap produk, kecepatan

penyajian, Keragaman Menu), Kesigapan Pihak Restoran dalam Menanggapi

23

Keluhan Konsumen, Kebersihan Ruangan Restoran, Kenyamanan Restoran,

Ketersediaan Tempat Parkir, Kebersihan Toilet, Atribut 29 Kebersihan Wastafel,

Kebersihan Tempat Sholat, Tampilan Penyajian Makanan, Tampilan Penyajian

Minuman, Penampilan Pramusaji (Seragam Pramusaji)), Kecepatan

Transaksi/Pembayaran, Penataan Interior Restoran, Pemutaran Alunan Musik,

kemudahan dalam menjangkau lokasi, penerangan Restoran, dan papan nama

restoran.

Uji Reliabilitas

Keandalan / reliabilitas mencerminkan bagaimana baiknya skor observasi

(X) berkorelasi dengan skor sebenarnya (T). sebetulnya di dalam praktek kita

tidak bisa menghitung koefisien korelasi antara skor observasi (X) dengan skor

sebenarnya (T), dan demikian juga tidak bisa menghitung keandalan antara skor

X dan T, seperti persamaan diatas. Walaupun begitu di dalam prakteknya ada

rumus untuk memperkirakan keandalan kuesioner (J. Supranto 2006). Dapat

dikatakan pula bahwa reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan

konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama (Umar

2000). Sugiyono (2002), berpendapat bahwa instrumen dikatakan reliabel adalah

instrumen yang jika digunakan beberapa kali dalam waktu yang berbeda untuk

mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama.

Dalam penelitian ini, teknik pengukuran reliabilitas yang digunakan adalah

teknik Alpha-Cronbach karena skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah

skala Likert (1-5). Sama halnya dengan uji validitas, uji reliabilitas juga

dilakukan dengan menggunakan software SPSS 16,0. Reliabilitas suatu variabel

(atribut) dapat dilihat pada hasil output SPSS pada tabel yang berjudul

Reliability Coefficients. Menilai reliabel atau tidaknya masing-masing variabel

dapat dilihat dari nilai Alpha. Indikator reliabilitas atribut-atribut adalah sebagai

berikut(Nugroho 2005):

a) Alpha 0.00-0.20 = tidak reliabel

b) Alpha 0.21-0.50 = kurang reliabel

c) Alpha 0.51-0.60 = cukup reliabel

d) Alpha 0.61-0.80 = reliabel

e) Alpha 0.81-1.00 = sangat reliabel

Jika tidak reliabel, maka variabel (atribut) yang memiliki nilai Alpha if Item

Deleted terbesar harus dihilangkan dan tidak ditanyakan kepada responden pada

saat pengambilan data.

Importance Performance Analysis (IPA)

Pada penelitian di restoran Bamboo Kitchen ini digunakan Metode

Importance Performance Analysis (IPA) merupakan suatu metode yang

digunakan untuk mengukur atribut-atribut dari tingkat kepentingan dan tingkat

kinerja yang diharapkan konsumen. Tingkat kinerja menunjukkan atribut aktual

yang dirasakan konsumen, sedangkan tingkat kepentingan atribut menunjukkan

seberapa penting atribut tersebut bagi konsumen menjelaskan tingkat

kepentingan Likert, pertanyaan yang diberikan adalah pertanyaan tertutup

dimana konsumen diminta untuk memilih jawaban dari pilihan yang ada. Pilihan

dibuat berjenjang mulai dari intensitas paling rendah, diberi angka 1 (sangat

tidak penting) sampai paling tinggi, diberi angka 5 (sangat penting). Sama

24

halnya dengan menjelaskan tingkat kepentingan, dalam menjelaskan tingkat

kinerja juga menggunakan pilihan jawaban dengan skala Likert. Pilihan dibuat

berjenjang mulai dari intensitas paling rendah, diberi angka 1 (sangat tidak baik)

sampai paling tinggi diberi angka 5 (sangat baik). Penilaian tingkat kinerja yang

dapat mempengaruhi kepuasan konsumen akan diwakili oleh huruf X,

sedangkan untuk penilaian tingkat kepentingan diwakili oleh huruf Y.

Tabel 4 Skor untuk menilai kinerja dan kepentingan konsumen

Skor Kinerja Kepentingan

1 Sangat tidak baik Sangat tidak penting

2 Tidak baik Tidak penting

3 Cukup baik Cukup penting

4 Baik Penting

5 Sangat baik Sangat penting Sumber: Simamora, 2004

Total penilaian tingkat kinerja dan kepentingan diperoleh dengan cara

menjumlahkan skor penilaian yang diberikan konsumen. Hasil perhitungan akan

digambarkan dalam diagram kartesius. Masing-masing atribut diposisikan dalam

diagram tersebut berdasarkan skor rata-rata, dimana skor rata-rata penilaian

kinerja (X) menunjukkan posisi suatu atribut pada sumbu X, sedangkan posisi

atribut pada sumbu Y ditunjukkan oleh skor rata-rata tingkat kepentingan (Y).

Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Keterangan:

X = Skor rata-rata tingkat kinerja

Y = Skor rata-rata tingkat kepentingan

n = Jumlah responden

Diagram IPA merupakan suatu ruang yang dibagi atas empat bagian dan oleh

dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik (a,b). Titik tersebut

diperoleh dari rumus:

Keterangan:

a = Batas sumbu X (Tingkat kinerja)

b = Batas sumbu Y (Tingkat kepentingan)

k = Banyaknya atribut yang diteliti

25

Hubungan antara tingkat kinerja (X) dan kepentingan (Y) yang diperoleh dari

responden dapat diinterpretasikan oleh Diagram Importance Performance

Analysis yang ditunjukkan pada Gambar 6.

Penting I II

Prioritas Utama Pertahankan

Prestasi

Kepentingan

III IV

Prioritas rendah Berlebihan

Kurang penting

Gambar 2 Diagram importance and performance analysis

Sumber: Rangkuti (2006)

Masing-masing kuadran pada gambar menunjukkan keadaan yang berbeda:

1. Kuadran I (Prioritas Utama)

Kuadran ini memuat atribut-atribut yang dianggap penting oleh konsumen

namun pada kenyataanya kinerja dari atribut ini belum sesuai dengan yang

diharapkan. Artinya tingkat kepuasan yang diperoleh konsumen masih sangat

rendah dan Restoran Bamboo Kitchen perlu meningkatkan kinerja dari

atribut. Atribut pada kuadran I memiliki prioritas utama untuk diperbaiki

kinerjanya.

2. Kuadran II (Pertahankan Prestasi)

Kuadran ini memuat atribut-atribut yang dianggap penting dan kinerja atribut

yang sesuai dengan yang dirasakan konsumen. Pada kuadran ini tingkat

kepuasan konsumen dinilai relatif tinggi sehingga perusahaan perlu

mempertahankan atribut yang ada pada kuadran II.

3. Kuadran III (Prioritas Rendah)

Kuadran ini memuat atribut-atribut yang dianggap kurang penting

pengaruhnya oleh konsumen dengan pelaksanaan kinerja yang tidak terlalu

baik. Peningkatan kinerja atribut-atribut yang terdapat dalam kuadran ini

dapat dipertimbangkan kembali karena pengaruhnya kecil terhadap

konsumen.

4. Kuadran IV (Berlebihan)

Kuadran ini memuat atribut-atribut yang dianggap kurang penting

pengaruhnya bagi konsumen, akan tetapi kinerjanya dinilai berlebihan. Selain

itu atribut yang berada pada kuadran ini dapat dikurangi sehingga Restoran

Bamboo Kitchen dapat menghemat biaya.

26

Customer Satisfaction Index (CSI)

Metode Customer Satisfaction Index atau Indeks Kepuasan Pelanggan

digunakan untuk menentukan tingkat kepuasan pelanggan secara menyeluruh

dengan pendekatan yang mempertimbangkan tingkat kepentingan dari

atributatribut yang diukur. Metode pengukuran CSI terdiri dari tahap-tahap

perhitungan sebagai berikut:

1. Menentukan Mean Importance Score (MIS), nilai ini berasal dari rata-rata

kepentingan tiap responden.

Keterangan:

n = Jumlah responden

Yi = Nilai kepentingan atribut Y ke-i

2. Weight Factors (WF), adalah fungsi dari Mean Importance Score atau nilai

dari rata-rata tingkat kepentingan (MIS-i) masing-masing atribut yang

dinyatakan dalam bentuk persen terhadap total Mean Importance Score untuk

seluruh atribut yang diuji.

3. Weight Score (WS), adalah fungsi dari Mean Satisfaction Score (MSS) dikali

dengan Weight Factor (WF). Mean Satisfaction Score atau nilai rata-rata

tingkat kepuasan diperoleh dari nilai rata-rata tingkat performance atau nilai

rata-rata tingkat kinerja dari suatu atribut

4. Weight Average Total (WAT), adalah fungsi dari total Weight Score (WS)

atribut ke-1 (α1) hingga atribut ke-n (αn )

5. Customer Satisfaction Index, yaitu fungsi dari nilai Weight Average (WA)

dibagi dengan Highest Scale (HS) atau yang dinyatakan dalam bentuk persen.

Skala maksimum diperoleh dari ukuran skala Likert yang digunakan dalam

pembobotan tingkat kepentingan dan kinerja. Maka dalam penelitian ini skala

maksimum yang digunakan yaitu lima.

27

Tingkat kepuasan konsumen secara menyeluruh dapat dilihat dari kriteria.

tingkat kepuasan konsumen berdasarkan kriteria pada Tabel 5.

Tabel 5 Kriteria tingkat kepuasan konsumen

Angka indeks Interpretasi

0.00 – 0.20 Sangat tidak puas

0.20 – 0.40 Tidak puas

0.40 – 0.60 Cukup puas

0.60 – 0.80 Puas

0.80 – 1.00 Sangat puas

Penentuan angka indeks pada kriteria nilai CSI menggunakan skala numerik

dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

Rs = rentang skala

m = skor tertinggi

n = skor terendah

b = jumlah kelas (dalam penelitian ini digunakan skala maksimal lima)

Definisi Operasional

1. Produk pada penelitian ini adalah makanan dan minuman yang disediakan dan

dijual di restoran Bamboo Kitchen.

2. Harga adalah nilai yang harus dibayar oleh konsumen karena mengkonsumsi

produk yang dijual di restoran Bamboo Kitchen.

3. Konsumen adalah orang yang sedang melakukan pembelian di Restoran

Bamboo Kitchen pada saat dilakukan penelitian.

4. Cita rasa makanan dan minuman yaitu seberapa enak makanan dan minuman

yang disajikan sehingga responden menyukai makanan tersebut

5. Porsi makanan adalah seberapa besar takaran makanan yang membuat

responden merasa kenyang dalam satu kali penyajian makanan.

6. Aroma makanan adalah tanggapan panca indera penciuman responden

terhadap makanan disajikan sehingga dapat menggugah selera responden.

7. Responden adalah pengunjung Restoran Bamboo Kitchen dengan usia 17

tahun dan usia diatas 17 tahun yang sedang melakukan pembelian dan

bersedia mengisi kuesioner.

8. Keragaman menu adalah banyaknya variasi makanan dan minuman yang

membuat responden tidak jenuh dengan menu yang ada.

9. Tampilan penyajian makanan dan minuman adalah seberapa menarik

penyajian makanan dan minuman sehingga sedap dipandang mata.

10. Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal terakhir responden pada saat

penelitian dilakukan.

11. Pendapatan adalah sejumlah uang yang diperoleh oleh responden per bulan

sebagai kompensasi dari pekerjaan atau uang saku yang diperoleh per bulan

bagi pelajar dan mahasiswa.

28

12. Kebersihan restoran adalah kebersihan Restoran Bamboo Kitchen meliputi

kebersihan wastafel, kebersihan toilet, dan kebersihan peralatan makan.

13. Kecepatan mengantarkan makanan adalah waktu yang diperlukan untuk

melayani konsumen dari mulai menyajikan makanan dan minuman sampai

ke tangan konsumen.

14. Kesigapan pelayan adalah kecepatan oleh pihak karyawan restoran dalam

melayani konsumen jika konsumen memesan produk tambahan, bantuan,

dan keluhan dari konsumen.

15. Kemudahan mencapai lokasi adalah tingkat kemudahan konsumen mencapai

lokasi Restoran Bamboo Kitchen.

16. Kemudahan mendapatkan tempat parkir adalah kemudahan konsumen untuk

memarkirkan kendaraannya di Restoran Bamboo Kitchen.

17. Kemudahan mendapatkan tempat duduk adalah tingkat kemudahan

memasuki restoran dan mendapatkan tempat duduk di restoran.

18. Puas merupakan merasa lega, senang, gembira, kenyang dan sebagainya

karena sudah terpenuhi hasrat hatinya.

19. Kepuasan dapat diartikan sebagai prihal hal bersifat puas, kesenangan,

kelegaan atau keadaan psikis yang menyenangkan yang dirasakan seseorang

karena terpenuhinya semua kebutuhan secara memadai meskipun dalam

mendapatkannya harus dengan segala pengorbanan.

GAMBARAN UMUM USAHA

Sejarah Perusahaan

Restoran Bamboo Kitchen merupakan salah satu restoran yang menjual

produk makanan yang bermacam- macam seperti makanan Sunda, Jawa, dan

Chinese Food di kota Bogor. Restoran ini didirikan bertujuan untuk memenuhi

tuntutan dari pengkonsumsian makanan bagi masyarakat yang menginginkan

penyediaan makanan yang bervariasi, praktis, bersih berkualitas dan harga yang

terjangkau. Restoran ini merupakan restoran keluarga yang menyediakan

berbagai jenis makanan, seperti sunda, Chinese food, Jawa serta berbagai macam

minuman sebagai menu pelengkap, menu yang andalan di restoran Bamboo

Kitchen adalah sop gurame batok kelapa, nasi bakar bamboo, patin asam pedas,

gurame sop pedas dan es loeh.

Pemilik dari restoran Bamboo Kitchen adalah Bapak Joni yang berusia 40

tahun yang berasal dari Kota Bogor tetapi beliau berdomisili di kota Jakarta.

Bapak Joni bertindak sebagai owner disini. Restoran Bamboo Kitchen berdiri

pada bulan Juli 2011. Bapak joni selaku pemilik hanya mendatangi restoran di

saat hari libur saja dikarenakan beliau berdomisili di kota Jakarta dan memiliki

pekerjaan lainnya sebagai pengusaha swasta, sehingga yang mempunyai

wewenang untuk mengawasi pegawai sepenuhnya diserahkan kepada manajer

restoran.

Lokasi restoran Bamboo Kitchen ini pada awalnya merupakan bekas kafe,

yaitu kafe Kemang, kemudian kafe tersebut dipugar dan direnovasi untuk

29

dijadikan restoran Bamboo Kitchen, bapak Joni menyewa tempat ini selama 2

tahun sebesar 80 juta, yang artinya lelaki yg berusia 40 tahun an ini harus

membayar kepada pemilik tanah sebesar 40 juta perbulannya. Tempat seluas 43x

54 meter ini dipilih dengan pertimbangan bahwa tempat ini berlokasi di jalan

padjajaran yang sangat ramai penduduk serta akses menuju lokasi tersebut

sangatlah mudah. Namun, pemilik juga masih mencari- cari tempat yang baru

dan lebih strategis untuk mengembangkan usahanya serta untuk membuka

cabang yang baru.

Restoran Bamboo Kitchen merupakan restoran keluarga dengan konsep

tradisional modern bernuansa alam dengan sentuhan arsitektur bambu, yang

terdapat taman dengan air mancur di sekelilingnya. Restoran ini juga

menyediakan free Wifi untuk memfasilitasi para pengunjung yang ingin

bersantai sambil menjalankan kegiatan di dunia maya. Restoran ini buka setiap

hari, untuk hari senin- jumat buka pada jam sepuluh pagi sampai sepuluh malam,

khusus weekend sabtu-minggu buka pada jam sepuluh pagi sampai sebelas

malam. Restoran Bamboo Kitchen ini sangat mengutamakan kenyamanan dan

kepuasan konsumen karena hal tersebut merupakan faktor utama yang

menentukan keberhasilan usaha ini, restoran Bamboo Kitchen memiliki cita rasa

tinggi pada produk makanannya sehingga mereka tidak kalah saing dengan

restoran pesaingnya. Campuran bumbu yang pas membuat makanan yang

mereka hasilkan sangat lezat sehingga pembeli pun meresa puas daningin

kembali lagi ke restoran ini, banyak pembeli yang pada awalnya hanya mencoba

produk makanan atau minuman di restoran Bamboo Kitchen ini pada akhirnya

menjadi pelanggan tetap.

Struktur Organisasi

Restoran Bamboo kitchen mempunyai struktur organisasi yang masih

sangat sederhana, namun manajeman restoran ini sudah memiliki tugas dan

wewenang masing- masing sehingga pembagian tugas dan tanggung jawabnya

pun sangat jelas, realitanya fungsi tersebut bersifat fleksibel yaitu antara bagian

satu dengan bagian lain dapat saling membantu, pada situasi tertentu masing-

masing fungsi dapat merangkap tugasnya, misalnya pada saat writer sedang

banyak pekerjaan bar tender bisa membantu apabila sedang tidak sibuk.

Restoran Bamboo Kitchen memiliki 18 orang karyawan, terdiri dari

seorang manajer, satu asisten manajer, lima orang writers (merangkap pelayan),

dua orang koki, dua orang cleaning service, dua orang tukang cuci piring

(washer), tiga orang bar tender, dan dua orang kasir. Karyawan- karyawan

tersebut dibawah wewenang manajer. Manajer memiliki tugas yaitu pemimpin,

pengawas serta pemegang tanggung jawab penuh untuk seluruh kegiatan di

restoran Bamboo Kitchen termasuk memantau kinerja restoran dan kinerja

karyawan, membuat laporan administrasi keuangan restoran, mengatur

operasional restoran, dan member motivasi atau nasehat kepada karyawan agar

lebih baik, hal tersebut biasanya dilakukan pada saat briefing. Sementara itu,

pembagian kerjanya antara lain: Kasir bertugas melayani proses pembayaran

para konsumen. Waiter memiliki tugas untuk menyajikan pesanan di meja

konsumen serta merapihkan dan membersihkan meja setelah pengunjung selesai

menyantap hidangan, waiter merangkap juga sebagai Bust boys yaitu bertugas

30

untuk menerima tamu dan memberikan menu yang akan dipesan konsumen.

Selain itu, bust boys juga memiliki kewajiban untuk memberikan informasi dan

deskripsi dari setiap menu agar konsumen mendapatkan gambaran tentang menu

yang akan dipesan nanti. Cleanning service pada restoran ini bertanggung jawab

terhadap kebersihan restoran, sedangkan untuk koki ada dua orang, satu orang

bertindak sebagai kepala koki (Executive cook) yang bertugas untuk Memasak

kuliner pesanan konsumen dan Bertanggung jawab terhadap mutu masakan,

selain itu tedapat juga seorang Coomis/ cheef assistant (asisten koki) yang

bertugas untuk Membantu tugas executif cook dalam memasak makanan serta

Menyediakan bahan baku yang ingin dimasak.

Bar tender pada restoran bamboo kitchen ditugaskan untuk membuat

minuman yang beragam sesuai dengan pesanan konsumen, biasanya khusus

untuk minuman yang pembuatannya tergolong sulit, di Restoran Bamboo

Kitchen terdapat 3 orang bar tender. Selain itu juga terdapat 2 orang tukang cuci

piring (washer) yang bertugas untuk mencuci semua peralatan makan dan dapur.

Jam kerja karyawan pada restoran Bamboo Kitchen per harinya berbeda-beda.

Hal ini disesuaikan dengan Shift harian karyawan yang telah diatur oleh manajer

restoran. Terdapat dua macam shift kerja, diantaranya yaitu shift siang (pukul

10.00- 17.00) dan shift malam (pukul 17.00- 22.00) , khusus untuk bagian

produksi jam kerjanya untuk shift siang dari pukul 08.00- 17.00). Dalam

seminggu, karyawan memiliki hari libur sebanyak satu hari dan mendapatkan

kesempatan cuti sebanyak 5 hari dalam masa enam bulan kerja. Kegiatan

evaluasi dilakukan oleh owner dengan manajer yaitu sekali dalam sebulan.

Pertemuan tersebut juga membahas berbagai masalah yang dihadapi restoran,

pengembangan produk menu makanan, dan lain sebagainya.Struktur organisasi

dari restoran Bamboo Kitchen dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Struktur organisasi di Restoran Bamboo Kitchen

Bapak Joni

( Pemilik/

Owner)

Yuki Haryono

( Manajer)

Andi

( Asisten

Manajer)

Writer Koki Washer Bar

Tender

Kasir

31

Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan

perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Terdapat 7P

bauran pemasaran yang paling sering digunakan yaitu product (produk), price

(harga), place (tempat), promotion (promosi), process (proses), people(orang), dan

physical evidence (bukti fisik). Berikut ini bauran pemasaran yang telah dilakukan

oleh Restoran Bamboo Kitchen.

Product (Produk) Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke suatu pasar yamg dapat

memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen. Restoran Bamboo Kitchen

menjual produk makanan yang bermacam- macam seperti makanan Sunda,

Jawa, dan Chinese Food. menu yang andalan di restoran Bamboo Kitchen adalah

sop gurame batok kelapa, nasi bakar bamboo, dan es loeh. Namun menu yang

menjadi best seller dsini yaitu sop gurame batok kelapa yang terbuat dari

perpaduan rasa ikan gurame segar dengan bumbu tradisional yang disajikan

dalam buah kelapa segar utuh sehingga menghasilkan kenikmatan yang

sensasional. Tidak ketinggalan, untuk minuman es loeh menjadi minuman

favorit disini, campuran antara buah kelapa, nangka, alpukat, kolang- kaling,

cincau hitam, ketan hitam, cendol, serta bumbu menjadikan minuman ini sangat

segar dinikmati terutama saat cuaca panas. Produk pada restoran bamboo kitchen

dibuat dari bahan- bahan yang berkualitas, bahan baku untuk bumbu jadinya

langsung di supply dari Perusahaan Unilever yang kemudian diracik kembali

oleh koki. Owner juga serta karyawan juga berperan serta dalam meracik

maupun mengkombinasikan bumbu sehingga apabila mereka menemukan resep

atau inovasi cita rasa baru yang enak maka akan langsung dicoba oleh mereka,

sedangkan untuk bahan- bahan segar seperti sayuran, buah- buahan, daging, ikan

dan lain- lain dipasok dari langganan mereka di pasar bogor. Dalam satu hari

pihak restoran melakukan belanja bahan segar 2-3 kali.

Gambar 4. Contoh produk pada restoran Bamboo Kitchen

32

Price (Harga)

Restoran Bamboo kitchen ditujukan kepada konsumen yang tergolong ke

dalam konsumen menengah ke atas karena harga merupakan faktor yang

seringkali dijadikan pertimbangan konsumen dalam membeli dan mengkonsumsi

suatu produk. Harga suatu produk yang dibayarkan oleh konsumen dapat

mencerminkan daya beli konsumen. Daya beli konsumen tersebut dipengaruhi

oleh karakteristik konsumen. Penetapan harga disesuaikan dengan biaya bahan

baku, biaya produksi, biaya operasional, dan margin laba yang diinginkan oleh

restoran. Harga yang ditawarkan oleh Restoran Bamboo Kitchen untuk produk

makanan dan minuman berkisar antara Rp2 500 hingga Rp59 000 per

porsi.Namun, restoran Bamboo Kitchen menyediakan paket- paket hemat dengan

harga terjangkau untuk pelajar dan mahasiswa, paket tersebut tersedia untuk makan

siang saja dan makan ditempat ( dine in) .

Place (Tempat)

Restoran Bamboo Kitchen berada di Jalan sukasari tepatnya arah menuju

ekalokasari plaza, restoran ini bersebelahan dengan restoran wajan bekas.

Bangunan restoran ini mempunyai medan yang tinggi sehingga sangat terlihat

jelas dari luar jalan serta keunikan restoran sudah terlihat dari luar sehingga para

pengunjung tidak sulit untuk menemukannya. Restoran ini juga terletak sebelum

tempat wisata SKI, sehingga banyak orang- orang yang pulang dari objek wisata

SKI mampir ke restoran ini terlebih dahulu untuk melepas lapar dan dahaga

sebelum pulang ke rumah. Hal tersebut sangat menguntungkan pihak restoran

karena makin banyak pengunjung yang datang terutama pengunjung dari luar

daerah pada saat weekend. Selain itu restoran ini pasti dilewati orang- orang

yang ingin menuju objek wisata kearah puncak, sehingga banyak mampir

terlebih dahulu mampir ke restoran Bamboo Kitchen ini dan hal tersebut sangat

menambah laba restoran ini. Oleh karena itu tempat yang strategis ini sangat

berpengaruh terhadap restoran Bamboo Kitchen ini.

Promotion (Promosi)

Restoran Bamboo Kitchen tidak begitu gencar melakukan promosi dari

awal berdiri sampai sekarang. Restoran ini melakukan promosi hanya pada awal

berdirinya saja yaitu dengan membagikan selebaran ke rumah-rumah,

perusahaan dan instansi. Restoran Bamboo Kitchen tidak melakukan kerja sama

dengan media cetak, tidak memasang iklan atau spanduk di tempat lain hanya

pada Restoran saja terdapat papan nama serta membuat website tentang profil

restoran bamboo Kitchen di dunia maya. Pihak restoran beralasan hal tersebut

sudah cukup efektif karena website juga bisa diakses oleh siapapun.

Proses

Kecepatan penyajian dan kecepatan proses transaksi/ pembayaran

merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Restoran Bamboo Kitchen.

Ketika konsumen datang, pramusaji mengantarkan konsumen ke tempat duduk

dan memberikan daftar menu. Selanjutnya writer mencatat pesanan menu dan

akan memberitahukan kepada chef khusus untuk pemesanan makanan dan

kepada bar tender untuk pesanan minuman tentang menu yang harus dimasak.

Kemudian ketika semua pesanan sudah siap, maka pesanan tersebut diantarkan

33

kepada konsumen, lalu setelah menyantap makanan, kasir bertugas mengurus

transaksi pembayaran. Kesigapan dan kecepatan karyawan restoran merupakan

hal penting dalam memenuhi kepuasan pelayanan bagi konsumen. Hal tersebut

dikarenakan, jika ada konsumen yang merasa kurang puas dalam hal pelayanan

restoran maka akan berdampak buruk dan bisa merugikan restoran. Pada

restoran bamboo kitchen ini sayangnya belum terdapat pembayaran via kartu

debit atau atm, sehingga proses transaksi/ pembayarannya belum terlalu

memuaskan karena belum menyediakan fasilitas pembayaran yang lengkap bagi

konsumen.

Bukti Fisik

Dekorasi Restoran Bamboo Kitchen mengusung konsep campuran antara

tradisional dan modern. hal tersebut terlihat dari desain interior yang sebagian

besar terbuat dari bambu, seperti kursi, meja, dan disediakan tempat lesehan.

Sedangkan konsep modernnya terlihat dari peralatan makan seperti piring,

sendok, garpu, dan gelas. Selain menyediakan kursi yang tebuat dari bamboo,

terdapat juga meja dan kursi yang telah di desain secara modern. Perpaduan

kedua konsep ini juga terlihat dari kombinasi makanan dan minuman yang

ditawarkan. Salah satu keunikan yang terdapat pada restoran bamboo kitchen ini

yaitu desain restoran yang sebagian besar di setiap tiang penyangga dihiasi

dengan tanaman hidup yang melingkar di setiap tiang penyangga sehingga

menimbulkan kesan segar yang bertujuan untuk membuat pengunjung merasa

lebih nyaman ketika berada di restoran. Pihak restoran juga sengaja memasang

satu aquarium besar untuk menambah kesan nyaman seperti dirumah.

Gambar 5 Interior restoran Bamboo Kitchen

34

Orang

Restoran Bamboo Kitchen sangat mengutamakan kepuasan konsumen,

sehingga selain mendapatkan produk berupa makanan dan minuman untuk

dikonsumsi, konsumen juga mendapatkan service atau pelayanan yang

memuaskan. Restoran Bamboo Kitchen selalu mengedepankan pelayanan untuk

konsumen karena erat kaitannya dengan kepuasan konsumen. Untuk itu, pihak

manajemen restoran selalu berupaya untuk memperbaiki dan meningkatkan

kinerja karyawan. Karyawan diharuskan untuk bersikap ramah dan

menyenangkan dalam melayani konsumen. Bertindak dengan cepat dalam

memenuhi kebutuhan pesanan konsumen karena apabila pelayanan yang

diberikan oleh restoran bagus maka hal tersebut menjadi pertimbangan

konsumen akan loyal terhadap Restoran Bamboo Kitchen disamping hidangan

yang ditawarkan juga enak. Tidak ketinggalan para karyawan Restoran Bamboo

Kitchen memakai seragam restoran yang sama serta baju batik pada hari jumat

agar terlihat lebih rapih di depan konsumen.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KEPUASAN KONSUMEN

Karakteristik Konsumen Restoran Bamboo Kitchen

Konsumen pada Restoran Bamboo Kitchen yang dijadikan responden pada

penelitian ini yaitu sebanyak 31 orang, karakteristik umum responden yang

dianalisis berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan

status pernikahan. Responden mengisi kuesioner dan memberikan penilaian

terhadap pertanyaan yang ditanyakan pada kuesioner, kemudian menjawab

sesuai dengan apa yang mereka rasakan pada saat mengunjungi Restoran

Bamboo Kitchen. Dari jawaban pengunjung tersebut maka diperoleh data

tentang karakteristik umum konsumen.

Usia

Hasil penelitian pada karakterisktik responden restoran Bamboo Kitchen

berdasarkan kategori usia menunjukan bahwa dari total jumlah responden yaitu

31 orang, usia responden yang berada pada kategori 20- 29 tahun ada 15 orang

(48%),yang berusia 30-39 tahun ada 11 orang (36%), sedangkan yang lebih dari

39 tahun ada 5 orang (16%), berarti gambaran umur konsumen yang berkunjung

di restoran Bamboo Kitchen ini relatif lebih banyak yang masih muda

dibandingkan dengan konsumen yang telah berumur, karena pada faktanya yang

lebih dari 39 tahun hanya 5 orang. Hal ini dapat terlihat pada grafik berikut ini.

35

Gambar 6 Sebaran umur responden

Tabel 6 Sebaran responden berdasarkan usia

Umur responden N %

20-29 tahun 15 48.39

30-39 tahun 11 35.48

Lebih dari 39 tahun 5 16.13

Total 31 100.00

Jenis Kelamin

Hasil penelitian pada responden restoran Bamboo Kitchen berdasarkan

kategori jenis kelamin menunjukkan bahwa konsumen Restoran Bamboo

Kitchen yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah laki- laki sebanyak

15 orang (48%) dan perempuan sebanyak 16 orang (51.6 %). Hal ini dapat

dikatakan bahwa proporsi jenis kelamin antara laki- laki dan prempuan dari

responden dalam penelitian ini relatif seimbang. Hal ini dapat terlihat pada

grafik berikut ini.

36

Gambar 7 Grafik jenis kelamin responden

Tabel 7 Sebaran responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis kelamin n %

Laki-laki 15 48.39

Perempuan 16 51.61

Total 31 100.00

Pendidikan Terakhir

Hasil penelitian pada karakterisktik responden restoran Bamboo Kitchen

berdasarkan kategori usia menununjukan bahwa gambaran pendidikan terakhir

konsumen pada restoran Bamboo Kitchen yang menjadi responden pada

penelitian ini yaitu SMA sebanyak 5 orang (16.13%), diploma 6 orang (19.35%),

sarjana 19 orang (61.29%), pasca sarjana 1 orang (3.23)%. Dapat disimpulkan

bahwa konsumen yang dijadikan responden sebagian besar memiliki latar

belakang pendidikan akhir sarjana. Hal tersebut dikarenakan responden yang

memiliki pendidikan akhir sarjana sudah bekerja, jadi mereka sering berkunjung

ke restoran ini biasanya untuk makan siang ketika jam istirahat, khususnya

mereka yang bekerja di perkantoran yang berada di dekat restoran Bamboo

Kitchen ini. Hal ini dapat terlihat pada grafik berikut ini.

37

Gambar 8 Grafik pendidikan akhir responden

Tabel 8 Sebaran responden berdasarkan pendidikan terakhir

Pendidikan terakhir n %

Sma 5 16.13

Diploma/akademi 6 19.35

Sarjana 19 61.29

Pasca sarjana 1 3.23

Total 31 100.00

Pekerjaan

Pada kategori pekerjaan, Konsumen restoran bamboo kitchen yang

dijadikan responden pada penelitian ini yaitu mahasiswa sebanyak 1 orang

(3.23%), ibu rumah tangga 1 orang (3.23%), BUMN sebanyak 5 orang

(16.13%), pegawai swasta 17 orang (54.84%) wiraswasta 6 orang (19.35%), dan

lainnya 1 orang (3.23%).dapat dikatakan bahwa sebaran konsumen yang

dijadikan responden sebagian besar memiliki latar belakang pekerjaan sebagai

pegawai swasta. Hal tersebut dikarenakan apabila dilihat dari segi pendapatan

pegawai swasta yang relatif lebih besar, sehingga mereka bisa menjangkau harga

makanan dan minuman di restoran ini. Hal ini dapat terlihat pada grafik berikut

ini.

38

Gambar 9 Grafik jenis pekerjaan responden

Tabel 9 Sebaran responden berdasarkan jenis pekerjaan

Pekerjaan n %

Mahasiswa/i 1 3.23

Ibu rumah tangga 1 3.23

Bumn/pns 5 16.13

Pegawai swasta 17 54.84

Wiraswasta 6 19.35

Lainnya 1 3.23

Total 31 100.00

Status Pernikahan

Gambaran status perkawinan pada konsumen di Restoran Bambo Kitchen

yang menjadi responden dalam penelitian ini yaitu belum menikah sebanyak 14

orang ( 45.16%), menikah 16 orang (51.61%), janda/duda 1 orang (3.23%).

Sehingga dapat disimpulkan berdasarkan status perkawinan, sebagian besar

responden sudah menikah. Hal tersebut dikarenakan Restoran Bamboo Kitchen

merupakan restoran keluarga yang nyaman, sehingga banyak konsumen

menjadikannya sebagai tempat bersantai, arisan, kumpul keluarga dan teman-

teman, dan relasi bisnis. Selain tempatnya yang nyaman, menu restoran ini juga

sangat banyak sehingga mereka bisa bebas memilih sesuai dengan selera

masing- masing. Hal ini dapat terlihat pada grafik berikut ini.

39

Gambar 10 Grafik status perkawinan responden

Tabel 10 Sebaran responden berdasarkan status pernikahan

Status perkawinan n %

Belum menikah 14 45.16

Menikah 16 51.61

Janda/duda 1 3.23

Total 31 100.00

Analisis Kepuasan Konsumen

Importance Performance Analysis (IPA)

Metode Importance Performance Analysis (IPA) merupakan suatu metode

yang digunakan untuk mengukur atribut-atribut dari tingkat kepentingan dan

tingkat kinerja yang diharapkan konsumen. Tingkat kinerja menunjukkan atribut

aktual yang dirasakan konsumen, sedangkan tingkat kepentingan atribut

menunjukkan seberapa penting atribut tersebut bagi konsumen menjelaskan

tingkat kepentingan Likert. Pada restoran Bamboo Kitchen ini digunakan metode

Importance Performance Analysis (IPA) dengan pemetaan diagram Importance

Performance Analysis (IPA) sehingga dapat dilakukan Perbaikan dan

peningkatan tingkat kinerja Restoran Bamboo Kitchen. Metode yang digunakan

ini dapat menunjukkan prioritas perbaikan tingkat kinerja masing-masing atribut

melalui diagram kartesius yang terbagi menjadi empat kuadran. Letak atribut

pada kuadran diperoleh dari nilai rata-rata tingkat kepentingan dan nilai rata-rata

tingkat kinerja atribut.

Metode ini dilakukan agar perusahaan dapat mengevaluasi kinerjanya agar

lebih baik. Responden pada penelitian ini akan memberikan penilaian dan

jawaban yang berbeda- beda mengenai tingkat kepentingan bermacam- macam

40

atribut pada restoran Bamboo Kitchen ini. Pihak Bamboo Kitchen tidak dapat

mempengaruhi tingkat kepentingan atribut produk, akan tetapi perusahaan

memiliki kemampuan untuk dapat menghasilkan penilaian kinerja yang baik dari

konsumen terhadap atribut produk. Sehingga pihak restoran Bamboo Kitchen

harus melakukan perbaikan dan peningkatan tingkat kinerja untuk menghasilkan

nilai kinerja yang baik. Pada penelitian di restoran ini nilai rata-rata tingkat

kepentingan adalah 4.67 dan nilai rata-rata tingkat kinerja adalah 4.16. Kedua

nilai tersebut menjadi garis tengah pada diagram kartesius Importance

Performance Analysis (IPA) sehingga diagram kartesius akan terbagi menjadi

empat kuadran dengan kondisi yang berbeda di tiap kuadran tersebut. Letak

atribut-atribut di setiap kuadran diagram kartesius Importance Performance

Analysis (IPA) berdasarkan perhitungan tingkat kepentingan dan tingkat kinerja

atribut. Pemetaan ini akan sangat membantu pihak restoran untuk mengetahui

atribut apa saja yang kinerjanya sudah baik, berlebihan dan perlu diperbaiki.

Perbaikan atribut dipengaruhi oleh letak masing-masing atribut di keempat

kuadran diagram kartesius Importance Performance Analysis (IPA). Hal ini

dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 11 Nilai rata-rata skore atribut restoran Bamboo Kitchen berdasarkan

tingkat kepentingan dan tingkat kinerja tahun 2013

Atribut Rata-rata skor

kepentingan

Rata-rata skor

kinerja

7 Tampilan penyajian makanan 4.35 3.74

8 Tampilan penyajian minuman 4.45 3.81

9 Keragaman menu 4.87 4.68

11 Harga minuman 4.77 4.03

13 Keramahan dan kesopanan pramusaji 4.71 3.81

14 Penampilan pramusaji (seragam pramusaji) 4.58 3.97

15 Pengetahuan pramusaji terhadap produk 4.74 3.68

16 Kecepatan penyajian 4.71 3.68

17 Kemudahan dalam menjangkau lokasi 4.65 4.35

18 Kecepatan transaksi/pembayaran 4.55 4.10

19 Kesigapan pihak restoran dalam

menanggapi 20 keluhan konsumen 4.84 4.84

21 Kebersihan ruangan restoran 4.90 4.42

22 Kenyamanan restoran 4.71 4.42

23 Penataan interior restoran 4.55 4.03

24 Penerangan restoran 4.58 4.23

25 Pemutaran alunan music 4.42 3.77

26 Papan nama restoran 4.52 4.26

27 Ketersediaan tempat parkir 4.74 4.16

28 Kebersihan toilet 4.94 4.45

29 Kebersihan wastafel 4.81 4.39

30 Kebersihan tempat sholat 4.74 4.55

Rata- rata 4.67 4.16 Sumber: Data primer (2013)

41

Tingkat kinerja

Tin

gka

t ke

pe

nti

ng

an

5,04,84,64,44,24,03,83,6

5,0

4,9

4,8

4,7

4,6

4,5

4,4

4,3

4,16

4,67

30

29

28

27

26

25

2423

21

20

19

18

17

1615

14

13

11

9

8

7

Scatterplot of Tingkat kepentingan vs Tingkat kinerja

Gambar 11 Diagram kartesius

Keterangan:

1. Cita rasa makanan

2. Cita rasa minuman

3. Porsi makanan

4. Porsi minuman

5. Kehiginiesan bahan makanan dan minuman

6. Kehigienisan perlengkapan makan

7. Tampilan penyajian makanan

8. Tampilan penyajian minuman

9. Keragaman menu

10. Harga makanan

11. Harga minuman

12. Kesigapan pramusaji

13. Keramahan dan kesopanan pramusaji

14. Penampilan pramusaji (seragam pramusaji)

15. Pengetahuan Pramusaji terhadap produk

16. Kecepatan penyajian

17. Kemudahan dalam menjangkau lokasi

18. Kecepatan transaksi/pembayaran

19. Kesigapan pihak restoran dalam menanggapi keluhan konsumen

20. Kebersihan ruangan restoran

21. Kenyamanan restoran

22. Penataan eksterior

23. Penataan interior restoran

24. Penerangan restoran

25. Pemutaran alunan music

26. Papan nama restoran

27. Ketersediaan tempat parkir

28. Kebersihan toilet

29. Kebersihan wastafel

30. Kebersihan tempat sholat

42

1. Kuadran I (Prioritas Utama)

Kuadran I pada diagram kartesius IPA menunjukkan tingkat kepentingan

dari suatu atribut produk yang dianggap penting oleh konsumen, tetapi kinerja

yang ditunjukkan oleh atribut ini dianggap masih rendah atau belum maksimal.

Terdapat 4 atribut pada kuadran I, yaitu atribut 11 (harga minuman), atribut 13

(keramahan dan kesopanan pramusaji), atribut 15 (pengetahuan pramusaji

terhadap produk), atribut 16 (kecepatan penyajian). Dari atribut-atribut tersebut

harus diperhatikan untuk memenuhi kepuasan konsumen dan penanganannya

perlu mendapatkan prioritas utama oleh pemilik Restoran Bamboo Kitchen.

Berdasarkan penelitian di lapangan, atribut yang terdapat pada kuadran I jika

dilihat berdasarkan tingkat kepentingan dan tingkat kinerja adalah :

a. Atribut 11 (Harga minuman)

Perbandingan harga dengan kualitas merupakan kesesuaian harga yang

ditawarkan pihak restoran terhadap kualitas produk dan pelayanan yang

disajikan. Namun menurut konsumen yang menjadi responden pada penelitian

ini, harga minuman di restoran ini terlalu mahal untuk dijangkau oleh para

konsumen. Oleh karena itu, hendaknya pihak restoran tidak mematok harga yang

terlalu tinggi dan bisa lebih menekan harga minuman agar terjangkau oleh

konsumen, khususnya untuk minuman yang tidak terlalu memerlukan biaya

produksi yang besar. Namun harus tetap disesuaikan agar pihak restoran juga

tidak mengalami kerugian, walaupun tidak mendapat keuntungan yang terlalu

besar juga pada produk minuman.

Tabel 12 Atribut harga minuman

Tingkat kepentingan Tingkat kinerja

Penilaian tingkat Jumlah

responden Persentase Penilaian tingkat

Jumlah

responden Persentase

Sangat tidak penting 0 0 Sangat tidak baik 0 0

Tidak penting 0 0 Tidak baik 5 16.13

Cukup penting 1 3.23 Cukup baik 3 9.68

Penting 5 16.13 Baik 9 29.03

Sangat penting 25 80.65 Sangat baik 14 45.16

Total 31 100 Total 31 100

b. Atribut 13 (Keramahan dan kesopanan pramusaji)

Keramahan dan kesopanan pramusaji merupakan atribut yang penting,

apabila pramusaji ramah dan sopan maka konsumen akan merasa lebih dihargai

dan dihormati, sehingga nyaman berada di restoran tersebut. Pada restoran

Bamboo Kitchen para pramusaji perlu diberikan pelatihan khusus agar bisa lebih

ramah, terutama tutur katanya serta lebih komunikatif dalam menghadapi

konsumen. Hal tersebut akan membuat konsumen merasa senang dan nyaman

sehingga melakukan pembelian berulang karena pelayanannya yang sangat

memuaskan, misalnya: pramusaji selalu memberi senyuman dan mengucapkan

selamat pagi kepada setiap konsumen yang baru datang.

43

Tabel 13 Keramahan dan kesopanan pramusaji

Tingkat kepentingan Tingkat kinerja

Penilaian tingkat Jumlah

responden Persentase Penilaian tingkat

Jumlah

responden Persentase

Sangat tidak penting 0 0 Sangat tidak baik 0 0

Tidak penting 0 0 Tidak baik 7 22.58

Cukup penting 0 0 Cukup baik 5 16.13

Penting 9 29.03 Baik 6 19.35

Sangat penting 22 70.97 Sangat baik 13 41.94

Total 31 100 Total 31 100

c. Atribut 15 (Pengetahuan pramusaji terhadap produk)

Setiap pramusaji hendaknya mengetahui tentang produk restoran secara

keseluruhan, hal tersebut dilakukan agar apabila konsumen bertanya sesuatu

tentang produk restoran, maka pramusaji dapat menjelaskan secara jelas kepada

konsumen sehingga konsumen menjadi tahu tentang produk restoran dan

menentukan menu apa yang akan mereka pilih untuk disantap. Pada restoran

Bamboo Kitchen ini pihak restoran hendaknya lebih memperbaiki pengetahuan

pramusaji mereka tentang produk, dengan cara menjelaskan secara detail produk

yang dijual restoran, khususnya apabila restoran mempunyai produk yang baru.

Hal tersebut bisa dijelaskan oleh owner atau manajer restoran yang profesional

yang mengetahui banyak tentang produk restoran.

Tabel 14 Pengetahuan pramusaji terhadap produk

Tingkat kepentingan Tingkat kinerja

Penilaian Tingkat Jumlah

Responden Persentase Penilaian Tingkat

Jumlah

Responden Persentase

Sangat Tidak Penting 0 0 Sangat Tidak Baik 3 9.68

Tidak Penting 0 0 Tidak Baik 2 6.45

Cukup Penting 0 0 Cukup Baik 1 3.23

Penting 8 25.81 Baik 21 67.74

Sangat Penting 23 74.19 Sangat Baik 4 12.90

Total 31 100 Total 31 100

d. Atribut 16 (Kecepatan penyajian)

Kecepatan penyajian merupakan atribut yang sangat penting bagi

konsumen karena ukuran waktu pramusaji dalam menghantarkan makanan

kepada konsumen apakah sesuai dengan keinginan konsumen atau tidak.

Terutama apabila konsumen dalam kondisi sangat lapar, maka mereka ingin

sesegera mungkin menyantap makanan tersebut. Pada restoran bamboo kitchen

atribut kecepatan penyajian harus diperbaiki karena belum sesuai dengan harapan

konsumen. Pihak restoran dapat menambah cheef handal agar bisa memasak

makanan lebih cepat dan menambah jumlah pramusaji agar bisa melayani dan

mengantarkan makanan lebih cepat sampai meja makan konsumen.

44

Tabel 15 Kecepatan penyajian

Tingkat kepentingan Tingkat kinerja

Penilaian tingkat Jumlah

responden Persentase Penilaian tingkat

Jumlah

responden Persentase

Sangat tidak penting 0 0 Sangat tidak baik 0 0

Tidak penting 0 0 Tidak baik 9 29.03

Cukup penting 1 3.23 Cukup baik 5 16.13

Penting 7 22.58 Baik 4 12.90

Sangat penting 23 74.19 Sangat baik 13 41.94

Total 31 100 Total 31 100

2. Kuadran II (Pertahankan Prestasi)

Kuadran II pada diagram kartesius IPA memuat atribut-atribut yang

dianggap penting oleh konsumen dan tingkat kinerjanya sesuai dengan harapan

konsumen, oleh karena itu kinerja atribut-atribut ini harus dipertahankan oleh

pihak restoran Bamboo Kitchen. Berdasarkan penelitian di lapangan terdapat 8

atribut pada Kuadran II, yaitu Atribut 9 (Keragaman Menu), Atribut 19

(Kesigapan Pihak Restoran dalam Menanggapi Keluhan Konsumen), Atribut 20

(Kebersihan Ruangan Restoran), Atribut 21 (Kenyamanan Restoran), Atribut 27

(Ketersediaan Tempat Parkir). Atribut 28 (Kebersihan Toilet), Atribut 29

(Kebersihan Wastafel) dan Atribut 30 (Kebersihan Tempat Sholat). Berikut ini

keterangan-keterangan atribut pada kuadran II jika dilihat berdasarkan tingkat

kepentingan dan tingkat kinerja :

a. Atribut 9 (Keragaman menu)

Variasi menu makanan dan minuman pada restoran bamboo kitchen sangat

beragam dan banyak pilihan baik makanan, minuman serta dessert nya.

Konsumen bisa memilih menu mana yang mereka suka karena terdapat banyak

pilihan menu disini. Pada atribut ini konsumen sudah merasa puas karena antara

tingkat kinerja dan tingkat kepentingan sudah sesuai dengan harapan konsumen.

Oleh karena itu, pihak restoran perlu mempertahankan kinerja dan keragaman

menu yang ada pada restoran Bamboo Kitchen ini karena sudah dininilai baik

dan memuaskan para konsumen restoran Bamboo Kitchen ini.

Tabel 16 Keragaman menu

Tingkat kepentingan Tingkat kinerja

Penilaian tingkat Jumlah

responden Persentase Penilaian tingkat

Jumlah

responden Persentase

Sangat tidak penting 0 0 Sangat tidak baik 0 0

Tidak penting 0 0 Tidak baik 1 3.23

Cukup penting 0 0 Cukup baik 1 3.23

Penting 4 12.90 Baik 5 16.13

Sangat penting 27 87.10 Sangat baik 24 77.42

Total 31 100 Total 31 100

45

b. Atribut 19 (Kesigapan pihak restoran dalam menanggapi keluhan konsumen).

Kesigapan pihak restoran dalam menanggapi keluhan konsumen sangat

perlu dilakukan oleh pihak restoran, apabila pihak restoran merespon dengan

cepat apa yang dikeluhkan oleh konsumen maka konsumen akan merasa puas

dengan pelayanan yang diberikan restoran tersebut. Penilaian konsumen

terhadap atribut ini pada restoran Bamboo Kitchen sudah dinilai sangat baik.

Pihak restoran sudah sangat baik dalam merespon keluhan konsumen sehingga

pihak restoran hanya perlu mempertahankan kinerja yang sudah mereka capai.

Tabel 17 Kesigapan pihak restoran dalam menanggapi keluhan konsumen

Tingkat kepentingan Tingkat kinerja

Penilaian tingkat Jumlah

responden Persentase Penilaian tingkat

Jumlah

responden Persentase

Sangat tidak penting 0 0 Sangat tidak baik 0 0

Tidak penting 0 0 Tidak baik 0 0

Cukup penting 0 0 Cukup baik 1 3.23

Penting 5 16.13 Baik 3 9.68

Sangat penting 26 83.87 Sangat baik 27 87.10

Total 31 100 Total 31 100

c. Atribut 20 (Kebersihan ruangan restoran)

Apabila suatu tempat yang dikunjungi oleh konsumen itu bersih maka

akan menimbulkan kesan yang baik dan nyaman bagi pengunjung, sehingga

mereka tidak berfikir lagi untuk melakukan kunjungan berikutnya. Begitu juga

pada restoran, kebersihan ruangan sangat mempengaruhi para pengunjung untuk

makan disana, hal tersebut dapat dilihat dari kebrsihan meja, kursi, lantai, serta

benda- benda pajangan yang menjadi hiasan di ruangan restoran. Pada restoran

Bamboo Kitchen atribut kebersihan ruangan restoran dinilai sudah baik

kinerjanya dan sesuai dengan harapan konsumen. Pihak restoran selalu rutin

membersihkan ruangan restoran serta benda- benda di dalamnya agar telihat

bersih dan asri oleh pengunjung. Oleh karena itu, atribut ini perlu dipertahankan

kinerjanya oleh pihak restoran.

Tabel 18 Kebersihan ruangan restoran

Tingkat kepentingan Tingkat kinerja

Penilaian tingkat Jumlah

responden Persentase Penilaian tingkat

Jumlah

responden Persentase

Sangat tidak penting 0 0 Sangat tidak baik 0 0

Tidak penting 0 0 Tidak baik 2 6.45

Cukup penting 0 0 Cukup baik 2 6.45

Penting 3 9.68 Baik 8 25.81

Sangat penting 28 90.32 Sangat baik 19 61.29

Total 31 100 Total 31 100

46

d. Atribut 21 (Kenyamanan restoran)

Kenyamanan restoran sangat diperlukan bagi para konsumen, konsumen

akan merasa nyaman apabila sesuai dengan harapan mereka, misalnya; suasana

yang tenang, adem, aroma ruangan yang segar, disertai alunan musik yang

disajikan pihak restoran sesuai dengan konsep restoran. Pada restoran Bamboo

Kitchen kenyamanan restoran sudah dinilai baik oleh konsumen karena suhu

ruangan yang adem, terlihat segar karena disekitar restoran terdapat taman,

dan aroma pewangi ruangan yang natural (tidak terlalu menyengat) sehingga

konsumen nyaman untuk bersantai di restoran ini. Hal tersebut harus

dipertahankan oleh pihak restoran.

Tabel 19 Kenyamanan restoran

Tingkat kepentingan Tingkat kinerja

Penilaian tingkat Jumlah

responden Persentase Penilaian tingkat

Jumlah

responden Persentase

Sangat tidak penting 0 0 Sangat tidak baik 0 0

Tidak penting 1 3.23 Tidak baik 1 3.23

Cukup penting 0 0 Cukup baik 3 9.68

Penting 6 19.35 Baik 9 29.03

Sangat penting 24 77.42 Sangat baik 18 58.06

Total 31 100 Total 31 100

e. Atribut 27 (Ketersediaan tempat parkir)

Ketersediaan tempat parkir merupakan atribut yang penting karena

restoran dengan tempat parkir yang luas akan memudahkan konsumen dalam

memarkirkan kendaraan mereka, sehingga mereka tidak perlu repot untuk

memarkirkan kendaraan mereka ditempat lain. Konsumen memberikan penilaian

yang sangat baik terhadap atribut ini kepada restoran Bamboo Kitchen, pihak

restoran menyediakan dan memperluas area parkir mereka serta para pramusaji

restoran ini sering membantu konsumen dalam memarkirkan kendaraan mereka

untuk memberikan pelayanan yang memuaskan kepada konsumen. Pihak restoran

harus mempertahankan kinerja atribut ini yang sudah dinilai baik oleh konsumen.

Tabel 20 Ketersedian tempat parkir

Tingkat kepentingan Tingkat kinerja

Penilaian tingkat Jumlah

responden Persentase Penilaian tingkat

Jumlah

responden Persentase

Sangat tidak penting 0 0 Sangat tidak baik 0 0

Tidak penting 1 3.23 Tidak baik 4 12.90

Cukup penting 1 3.23 Cukup baik 2 6.45

Penting 3 9.68 Baik 10 32.26

Sangat penting 26 83.87 Sangat baik 15 48.39

Total 31 100 Total 31 100

47

f. Atribut 28 (Kebersihan Toilet)

Restoran Bamboo Kitchen sangat mengutamakan kebersihan toilet, karena

para pengunjung selain melihat kebersihan ruangan juga melihat kebersihan

toilet. Atribut kebersihan toilet dinilai baik oleh konsumen karena pihak restoran

menyediakan toilet yang bersih dan dilengkapi dengan sabun, tissue, serta kaca

untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Kinerja atribut ini harus dipertahankan

karena sudah sesuai dengan harapan konsumen.

Tabel 21 Kebersihan toilet

Tingkat Kepentingan Tingkat Kinerja

Penilaian Tingkat Jumlah

Responden Persentase Penilaian Tingkat

Jumlah

Responden Persentase

Sangat Tidak Penting 0 0 Sangat Tidak Baik 0 0

Tidak Penting 0 0 Tidak Baik 0 0

Cukup Penting 0 0 Cukup Baik 4 12.90

Penting 2 6.45 Baik 9 29.03

Sangat Penting 29 93.55 Sangat Baik 18 58.06

Total 31 100 Total 31 100

g. Atribut 29 (Kebersihan Wastafel)

Sama seperti kebersihan toilet, kebersihan wastafel juga tidak kalah

pentingnya. Pihak restoran Bamboo Kitchen menyediakan wastafel yang bersih,

bagus dan dilengkapi perlengkapan cuci tangan seperti sabun serta tissue akan

menimbulkan kesan yang baik bagi konsumen. Oleh karena itu, konsumen

memberi penilaian yang baik pada atribut ini karena memberi kepuasan

tersendiri bagi mereka serta pihak restoran harus selalu berupaya

mempertahankan kinerja atribut ini.

Tabel 22 Kebersihan wastafel

Tingkat Kepentingan Tingkat Kinerja

Penilaian Tingkat Jumlah

Responden Persentase Penilaian Tingkat

Jumlah

Responden Persentase

Sangat Tidak Penting 0 0 Sangat Tidak Baik 1 3.23

Tidak Penting 1 3.23 Tidak Baik 2 6.45

Cukup Penting 0 0 Cukup Baik 2 6.45

Penting 3 9.68 Baik 5 16.13

Sangat Penting 27 87.10 Sangat Baik 21 67.74

Total 31 100 Total 31 100

h. Atribut 29 (Kebersihan tempat sholat)

Restoran Bamboo Kitchen menyediakan satu ruangan khusus untuk tempat

sholat bagi para pengunjung restoran yang beragama muslim. Tempat sholat

yang bersih, nyaman dan peralatan sholat yang lengkap (mukena, sajadah, al-

qur’an) membuat konsumen tidak perlu mencari- cari mesjid untuk menjalankan

ibadah sholat. Hal tersebut sangat membantu konsumen. Oleh karena itu,

48

konsumen memberikan penilaian yang baik terhadap atribut ini karena fasilitas

ini sangat dibutuhkan oleh konsumen dan sesuai dengan harapan mereka maka

perlu dipertahankan kinerjanya oleh pihak restoran.

Tabel 23 Kebersihan tempat sholat

Tingkat kepentingan Tingkat kinerja

Penilaian tingkat Jumlah

responden Persentase Penilaian tingkat

Jumlah

responden Persentase

Sangat tidak penting 0 0 Sangat tidak baik 0 0

Tidak penting 1 3.23 Tidak baik 0 0

Cukup penting 1 3.23 Cukup baik 3 9.68

Penting 3 9.68 Baik 8 25.81

Sangat penting 26 83.87 Sangat baik 20 64.52

Total 31 100 Total 31 100

3. Kuadran III (Prioritas Rendah)

Kuadran III pada diagram kartesius IPA menggambarkan atribut-atribut

yang dianggap kurang penting oleh konsumen dan tingkat kinerja pada

kenyataannya tidak terlalu baik. Prioritas perbaikan atribut yang ada di kuadran

ini menjadi rendah, karena dianggap tidak terlalu penting bagi konsumen.

Berdasarkan penelitian hanya terdapat 6 atribut yang berada di kuadran III, yaitu

Atribut 7 (Tampilan Penyajian Makanan), Atribut 8 (Tampilan Penyajian

Minuman), Atribut 14 (Penampilan Pramusaji (Seragam Pramusaji)), Atribut 18

(Kecepatan Transaksi/Pembayaran), Atribut 23 (Penataan Interior Restoran) dan

Atribut 25 (Pemutaran Alunan Musik).

a. Atribut 7 (Tampilan penyajian makanan)

Tampilan penyajian makanan secara tidak langsung juga mempengaruhi

keinginan konsumen untuk segera menyantap makanan tersebut. Makanan yang

di tata dengan baik di piring, rapih serta ditambahkan hiasan yang indah akan

menyebabkan makanan tersebut terlihat enak dan mengungggah selera

konsumen. Pada Restoran Bamboo Kitchen belum terlalu baik, hiasan pada

makanan masih kurang, namun tidak terlalu berpengaruh kepada konsumen.

Tabel 24 Tampilan penyajian makanan

Tingkat kepentingan Tingkat kinerja

Penilaian tingkat Jumlah

responden Persentase Penilaian tingkat

Jumlah

responden Persentase

Sangat tidak penting 0 0 Sangat tidak baik 0 0

Tidak penting 3 9.68 Tidak baik 8 25.81

Cukup penting 1 3.23 Cukup baik 3 9.68

Penting 9 29.03 Baik 9 29.03

Sangat penting 18 58.06 Sangat baik 11 35.48

Total 31 100 Total 31 100

49

b. Atribut 8 (Tampilan penyajian minuman)

Minuman yang ditampilkan dengan gelas yang bagus dan ditambahkan

hiasan dipinggir gelas tesebut serta warna minuman yang bagus akan menambah

kesan yang lebih menarik dari konsumen. Hal tersebut akan lebih menambah

selera konsumen dalam menikmati minuman tersebut. Pada Restoran Bamboo

Kitchen tampilan minuman belum terlalu baik, karena tidak sesuai pada gambar

yang tertera di daftar menu restoran.

Tabel 25 Tampilan penyajian minuman

Tingkat kepentingan Tingkat kinerja

Penilaian tingkat Jumlah

responden Persentase Penilaian tingkat

Jumlah

responden Persentase

Sangat tidak penting 0 0 Sangat tidak baik 0 0

Tidak penting 3 9.68 Tidak baik 8 25.81

Cukup penting 1 3.23 Cukup baik 2 6.45

Penting 6 19.35 Baik 9 29.03

Sangat penting 21 67.74 Sangat baik 12 38.71

Total 31 100 Total 31 100

c. Atribut 14 (Tampilan pramusaji/ seragam pramusaji)

Tampilan pramusaji yaitu berhubungan dengan apapun yang dikenakan

pramusaji pada saat jam kerja. Pramusaji sebaiknya memiliki tampilan yang

menarik seperti seragam yang menarik, tantanan wajah dan rambut yang rapih

serta ditambahkan aksesoris untuk memperindah penampilan sehingga enak

dipandang oleh konsumen. Pada Restoran Bamboo Kitchen tampilan pramusaji

belum terlalu baik khususnya pada seragam, seragam pramusaji pada restoran ini

belum terlalu bervariasi.

Tabel 26 Tampilan pramusaji/ seragam pramusaji

Tingkat kepentingan Tingkat kinerja

Penilaian tingkat Jumlah

responden Persentase Penilaian tingkat

Jumlah

responden Persentase

Sangat tidak penting 0 0 Sangat tidak baik 1 3.23

Tidak penting 2 6.45 Tidak baik 3 9.68

Cukup penting 0 0 Cukup baik 4 12.90

Penting 7 22.58 Baik 11 3548

Sangat penting 22 70.97 Sangat baik 12 38.71

Total 31 100 Total 31 100

d. Atribut 18 (Kecepatan transaksi/pembayaran)

Kecepatan transaksi/ pembayaran yang cepat dan kelengkapan jenis

tranksaksi pembayaran akan membantu konsumen dalam membayar. Konsumen

biasanya meminta bill kepada pramusaji atau membayar secara langsung di

kasir. Penyedian beberapa jenis alat transaksi pembayaran juga akan lebih

memudahkan konsumen seperti pembayarn bisa menggunakan kartu atm. Pihak

restoran seharusnya menyiapkan pecahan nominal uang yang banyak bagi

konsumen yang membayar secara langsung agar tidak membuat konsumen

50

menunggu terlalu lama. Pada Restoran Bamboo Kitchen ini atribut transaksi

pembayaran dinilai belum terlalu baik karena pihak restoran belum menyediakan

fasilitas pembayaran lewat atm/ kartu kredit.

Tabel 27 Kecepatan transaksi/ pembayaran

Tingkat kepentingan Tingkat kinerja

Penilaian tingkat Jumlah

responden Persentase Penilaian tingkat

Jumlah

responden Persentase

Sangat tidak penting 0 0 Sangat tidak baik 0 0

Tidak penting 3 9.68 Tidak baik 4 12.90

Cukup penting 0 0 Cukup baik 5 16.13

Penting 5 16.13 Baik 6 19.35

Sangat penting 23 74.19 Sangat baik 16 51.61

Total 31 100 Total 31 100

e. Atribut 23 (Penataan interior restoran)

Penataan interior restoran akan terlihat baik dan rapih apabila meja dan

kursi sangat tertata dengan rapi, dekorasi di dalam restoran terkesan baik dan

banyak peralatan yang sangat sesuai dengan konsep restoran. Sehingga para

pengunjung akan lebih nyaman berlama- lama berada disana. Pada Restoran

Bamboo Kitchen atribut penataan interior restoran dinilai belum terlalu baik

karena masih terdapat barang- barang yang letak posisinya masih salah.

Tabel 28 Penataan interior restoran

Tingkat kepentingan Tingkat kinerja

Penilaian tingkat Jumlah

responden Persentase Penilaian tingkat

Jumlah

responden Persentase

Sangat tidak penting 0 0 Sangat tidak baik 0 0

Tidak penting 2 6.45 Tidak baik 4 12.90

Cukup penting 0 0 Cukup baik 3 9.68

Penting 8 25.81 Baik 12 38.71

Sangat penting 21 67.74 Sangat baik 12 38.71

Total 31 100 Total 31 100

f. Atribut 25 (Pemutaran alunan musik)

Konsumen akan merasa terhibur apabila di restoran yang dikunjunginya

terdapat hiburan seperti alunan musik. Menikmati hidangan yang dipesan sambil

mendengarkan alunan musik akan membuat mereka terhibur dan ingin bersantai

lebih lama disana. Pada Restoran Bamboo Kitchen atribut ini dinilai belum

terlalu baik karena pihak restoran Bamboo Kitchen belum mengadakan live

music disana. Mereka hanya memutar lagu- lagu melalui DVD sehingga para

konsumen belum terlalu terhibur dan merasa sedikit bosan.

51

Tabel 29 Pemutaran alunan musik

Tingkat kepentingan Tingkat kinerja

Penilaian tingkat Jumlah

responden Persentase Penilaian tingkat

Jumlah

responden Persentase

Sangat tidak penting 0 0 Sangat tidak baik 0 0

Tidak penting 4 12.90 Tidak baik 4 12.90

Cukup penting 0 0 Cukup baik 4 12.90

Penting 6 19.35 Baik 18 58.06

Sangat penting 21 67.74 Sangat baik 5 16.13

Total 31 100 Total 31 100

4. Kuadran IV (Berlebihan)

Kuadran IV pada diagram kartesius IPA berisikan atribut-atribut yang

dianggap kurang begitu penting bagi konsumen, tetapi tingkat kinerjanya

dirasakan terlalu berlebihan. Berdasarkan penelitian hanya terdapat 6 atribut

saja yang berada di kuadran IV, yaitu atribut 17 (kemudahan dalam

menjangkau lokasi), atribut 24 (penerangan Restoran), atribut 26 (papan nama

restoran). Berikut ini keterangan-keterangan atribut pada kuadran IV jika

dilihat berdasarkan tingkat kepentingan dan tingkat kinerja :

a. Atribut 17 (Kemudahan dalam menjangkau lokasi)

Lokasi yang mudah dijangkau merupakan salah satu pertimbangan

konsumen dalam mengunjung suatu tempat makan, apabila lokasinya mudah

dijangkau dan strategis maka para pengunjung tidak akan merasa kesulitan untuk

datang kesana. Restoran Bamboo Kitchen ini mempunyai letak yang sangat

strategis, sehingga mudah dijangkau oleh para konsumen karena disamping

dekat dengan pusat perbelanjaan (mall) restoran ini berlokasi tepat dipinggir

jalan raya. Bagi para mahasiswa atau pengunjung restoran yang tidak memiliki

kendaraan pribadi tidak perlu kesulitan karena tepat di pintu keluar restoran kita

sudah bisa melihat kendaraan umum yang berlalu- lalang. Berdasarkan hasil

kuesioner responden tidak ada kecocokan dengan teori yamg seharusnya. Hal ini

dimungkinkan karena konsumentidak konsisten dalam menjawab pertanyaan

pada kuesioner.

Tabel 30 Kemudahan dalam menjangkau lokasi

Tingkat kepentingan Tingkat kinerja

Penilaian tingkat Jumlah

responden Persentase Penilaian tingkat

Jumlah

responden Persentase

Sangat Tidak Penting 0 0 Sangat Tidak Baik 0 0

Tidak Penting 0 0 Tidak Baik 1 3.23

Cukup Penting 1 3.23 Cukup Baik 3 9.68

Penting 9 29.03 Baik 11 35.48

Sangat Penting 21 67.74 Sangat Baik 16 51.61

Total 31 100 Total 31 100

b. Atribut 24 (Penerangan Restoran)

52

Penerangan restoran dibutuhkan untuk memberi kesan yang lebih indah

dan konsumen bisa melihat lebih jelas isi dari keseluruhan restoran tersebut.

Pada restoran Bamboo Kitchen kinerjanya dinilai sudah baik, karena

memberikan penerangan yang sesuai dengan luas restoran. Penerangan yang

baik membuat ruangan di dalam restoran terlihat lebih hidup dan tidak terlihat

sempit. Namun karena terlalu berlebihan, hendaknya sedikit dikurangi karena

dapat menghemat daya listrik dan biaya listrik.

Tabel 31 Penerangan restoran

Tingkat kepentingan Tingkat kinerja

Penilaian tingkat Jumlah

responden Persentase Penilaian tingkat

Jumlah

responden Persentase

Sangat tidak penting 0 0 Sangat tidak baik 0 0

Tidak penting 2 6.45 Tidak baik 1 3.23

Cukup penting 0 0 Cukup baik 5 16.13

Penting 7 22.58 Baik 11 35.48

Sangat penting 22 70.97 Sangat baik 14 45.16

Total 31 100 Total 31 100

c. Atribut 26 (Papan nama restoran)

Papan nama suatu restoran harus terletak pada posisi yang pas dan

tulisannya harus jelas agar terlihat oleh pengunjung sehingga para pengunjung

bisa tahu secara jelas tempat restoran tersebut serta tertarik untuk datang kesana.

Pada Restoran Bamboo Kitchen papan nama restoran berukuran besar dan diberi

lampu didalamnya sehingga tulisan di papan nama bisa dibaca oleh konsumen

serta perpaduan warna-warna cerah pada papan nama menjadikannya telihat

lebih bagus dan menarik.

Tabel 32 Papan nama restoran

Tingkat kepentingan Tingkat kinerja

Penilaian tingkat Jumlah

responden Persentase Penilaian tingkat

Jumlah

responden Persentase

Sangat tidak penting 0 0 Sangat tidak baik 0 0

Tidak penting 3 9.68 Tidak baik 3 9.68

Cukup penting 0 0 Cukup baik 4 12.90

Penting 6 19.35 Baik 6 19.35

Sangat penting 22 70.97 Sangat baik 18 58.06

Total 31 100 Total 31 100

Indeks Kepuasan Konsumen

Indeks Kepuasan Pelanggan digunakan untuk menentukan tingkat

kepuasan pelanggan secara menyeluruh dengan pendekatan yang

mempertimbangkan tingkat kepentingan dari atribut- atribut yang diukur.

Pengukuran kepuasan konsumen pada restoran bamboo kitchen dilakukan

dengan menggunakan metode Customer Satisfaction Index (CSI). Selanjutnya

53

sesudah diketahui kondisi dari tingkat kinerja atribut-atribut produk pada

diagram IPA makan dilakukan pengukuran kepuasan konsumen. Apabila kinerja

yang dihasilkan baik atau sesuai dengan harapan konsumen maka akan

berdampak pada kepuasan konsumen terhadap produk. Apabila kinerja atribut

tidak sesuai dengan kepentingan dan kepuasan konsumen maka perlu dilakukan

perbaikan atribut guna meningkatkan kepuasan konsumen.

Perhitungan metode Customer Satisfaction Index (CSI). ini memerlukan

skor rata- rata tingkat kepentingan dan skor rata-rata tingkat kinerja atribut yang

ada di restoran Bamboo Kitchen. Nilai Customer Satisfaction Index (CSI) ini

diperoleh dengan membagi Weighted Total dengan skala maksimum yang

digunakan dalam penelitian ini (skala maksimum yang digunakan adalah 5).

Weighted Total diperoleh dari hasil penjumlahan Weighted Score (Importance

Weighting Factors x rata-rata kinerja). Berdasarkan Tabel 14, dapat dilihat

bahwa nilai Customer Satisfaction Index (CSI) restoran Bamboo Kitchen total

sebesar 83,33 (0,83 %). Nilai tersebut berada pada rentang 0,80- 1,00 sehingga

dapat dikatakan indeks kepuasan konsumen restoran Bamboo Kitchen berada

pada kriteria “sangat puas”. Secara keseluruhan kinerja atribut-atribut ini sudah

dapat memberikan kepuasan sehingga kinerja atribut-atribut tersebut sudah

sesuai dengan harapan Konsumen, namun pihak manajemen restoran harus tetap

mempertahankan kinerja yang telah berhasil dilakukannya.Hal ini dapat dilihat

pada tabel dibawah ini.

Tabel 33 perhitungan customer satisfaction index (CSI)

Atribut

Rata-rata

skor

kepenting

an

Importa

nt

Weightin

g Factor

(%)

Rata-

rata

skor

kinerj

a

Weighte

d Score

7 Tampilan penyajian makanan 4.35 4.44 3.74 0.17

8 Tampilan penyajian minuman 4.45 4.54 3.81 0.17

9 Keragaman menu 4.87 4.96 4.68 0.23

11 Harga minuman 4.77 4.87 4.03 0.20

13 Keramahan dan kesopanan pramusaji 4.71 4.80 3.81 0.18

14 Penampilan pramusaji (seragam pramusaji) 4.58 4.67 3.97 0.19

15 Pengetahuan pramusaji terhadap produk 4.74 4.83 3.68 0.18

16 Kecepatan penyajian 4.71 4.80 3.68 0.18

17 Kemudahan dalam menjangkau lokasi 4.65 4.73 4.35 0.21

18 Kecepatan transaksi/pembayaran 4.55 4.64 4.10 0.19

19 Kesigapan pihak restoran dalam menanggapi 20 keluhan

konsumen 4.84 4.93

4.84 0.24

21 Kebersihan ruangan restoran 4.90 5.00 4.42 0.22

22 Kenyamanan restoran 4.71 4.80 4.42 0.21

23 Penataan interior restoran 4.55 4.64 4.03 0.19

24 Penerangan restoran 4.58 4.67 4.23 0.20

25 Pemutaran alunan music 4.42 4.50 3.77 0.17

26 Papan nama restoran 4.52 4.60 4.26 0.20

27 Ketersediaan tempat parkir 4.74 4.83 4.16 0.20

28 Kebersihan toilet 4.94 5.03 4.45 0.22

29 Kebersihan wastafel 4.81 4.90 4.39 0.21

30 Kebersihan tempat sholat 4.74 4.83 4.55 0.22

Total 98.13

100.00 87.35

4.17

54

Weighted Total

Costumer Satisfaction Index (%) 83.33

Sumber: Data Primer (diolah) (2013)

Pada tabel 33 diatas telah diurutkan nilai kepuasan konsumen terhadap

atribut mulai dari nilai kepuasan yang paling rendah sampai nilai kepuasan yang

paling tinggi. Kepuasan konsumen terhadap masing-masing atribut

menggambarkan apakah kinerja atribut telah sesuai dengan yang diharapkan

konsumen atau tidak. Sehingga dapat diketahui bahwa atribut pengetahuan

pramusaji terhadap produk dan kecepatan penyajian menurut responden masih

perlu diperbaiki. Hal yang perlu dilakukan pihak restoran untuk meningkatkan

kinerja atribut yang masih perlu diperbaiki yaitu dengan cara memberi pelatihan

kepada para pramusaji yang didalamnya terdapat juga penjelasan tentang produk

yang dijual restoran secara detail agar mereka lebih mengerti ketika konsumen

bertanya tentang produk yang dijual, serta menambah karyawan khususnya

cheef/ koki agar masakan yang dipesan oleh konsumen lebih cepat matang dan

bisa diantarkan kepada konsumen dalam waktu yang lebih cepat. Atribut yang

paling tinggi kepuasannya adalah atribut kesigapan pihak restoran dalam

menanggapi keluhan konsumen, sehingga atribut ini perlu dipertahankan

kinerjanya oleh pihak restoran.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Konsumen yang berkunjung di restoran Bamboo Kitchen ini lebih banyak

yang masih muda dengan usia responden yang berada pada kategori 20- 29

tahun sebanyak 15 orang dengan status sudah menikah. Pengunjung restoran

bamboo kitchen ini banyaknya relatif seimbang antara laki- laki dan

perempuan dengan mayoritas pendidikan akhirnya sarjana dan bekerja

sebagai pegawai swasta.

2. Pengukuran kepuasan konsumen pada restoran bamboo kitchen dilakukan

dengan menggunakan metode Customer Satisfaction Index (CSI). Nilai

Customer Satisfaction Index (CSI) restoran Bamboo Kitchen total sebesar

83.33 (0.83%). Nilai tersebut berada pada rentang 0.80- 1.00 sehingga dapat

dikatakan indeks kepuasan konsumen restoran Bamboo Kitchen berada pada

kriteria “sangat puas”.

3. Pada restoran Bamboo Kitchen ini digunakan metode Importance

Performance Analysis (IPA) dengan pemetaan diagram Importance

Performance Analysis (IPA) sehingga dapat dilakukan Perbaikan dan

peningkatan tingkat kinerja Restoran Bamboo Kitchen. Pada penelitian di

restoran ini nilai rata-rata tingkat kepentingan adalah 4.67 dan nilai rata-rata

tingkat kinerja adalah 4.16. Atribut yang harus diprioritaskan untuk diperbaiki

adalah atribut yang berada pada kuadran I (atribut 11 (harga minuman),

atribut 13 (keramahan dan kesopanan pramusaji), atribut 15 (pengetahuan

pramusaji terhadap produk), atribut 16 (kecepatan penyajian).

55

Saran

1. Perbaikan pada atribut yang masih memiliki kinerja rendah, terutama atribut

pengetahuan pramusaji terhadap produk dan kecepatan penyajian.

Memberikan pelatihan khusus terhadap para pramusaji supaya lebih cekatan

dan terampil atau menggantinya dengan yang lebih handal untuk

meningkatkan kinerja restoran agar lebih baik sehingga memenuhi kepuasan

konsumen. Pihak restoran juga sebaiknya menambah karyawan (khususnya

cheef / koki) agar penyajian makanan pada restoran menjadi lebih cepat

sesuai harapan konsumen. Selain itu, khusus untuk atribut penerangan

restoran perlu dikurangi untuk menghemat daya listrik maupun biayanya.

2. Mempertahankan atribut keragaman menu, kesigapan pihak restoran dalam

menanggapi keluhan konsumen, kebersihan ruangan restoran dan atribut

lainnya yang kinerjanya sudah dinilai baik oleh konsumen.

3. Pihak Restoran Bamboo Kitchen sebaiknya melakukan riset konsumen secara

berkala agar dapat terus memperbaiki performa produk maupun

pelayanannya. Hal tersebut dapat membantu pihak restoran dalam

mengevaluasi kinerja restoran, apabila ada kinerja yang belum baik bisa

diperbaiki oleh pihak restoran sehingga dapat sesuai dengan harapan

konsumen, jika konsumen merasa puas maka mereka akan loyal terhadap

restoran Bamboo Kitchen dan menjadi pelanggan setia.

4. Pihak restoran Bamboo Kitchen harus lebih gencar melakukan promosi agar

masyarakat lebih mengenal dan tahu tentang restoran Bamboo Kitchen

sehingga menimbulkan rasa penasaran yang mendorong mereka untuk

berkunjung dan membeli produk di restoran Bamboo Kitchen. Hal tersebut

dapat dilakukan melaui iklan di media cetak dan rutin membagikan brosur

kepada masyarakat, serta memberikan potongan harga atau discount khusus

bagi para konsumen yang telah melakukan pembelian berulang pada restoran

ini atau memberikan diskon pada jam- jam tertentu, seperti jam makan siang

(lunch) agar lebih menarik minat konsumen.

56

DAFTAR PUSTAKA

Arisman. 2008. Analisis Kepuasan Konsumen Restoran Bumbu Desa Bogor.

[Skripsi]. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas

Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

[BPS] Badan Pusat Statistik Kota Bogor. 2009. Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) Kota Bogor Tahun 2009. Bogor: BPS Kota Bogor.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2011. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia.

http://www.bps.go.id [diakses pada 14 april 2013]

Dinas Informasi Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor. 2010. Perkembangan

Jumlah Restoran di Kota Bogor 2000-2009. Bogor.

Engel et al.1994. Perilaku Konsumen. jilid 1. Ed ke-6. Jakarta. : Binarupa

Aksara

Ikhwan A. 2007. Analisis Tingkat Kepuasan Gumati Kafe Bogor. [Skripsi].

Program Sarjana Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut

Pertanian Bogor. Bogor.

http://rinakurniawati.wordpress.com/2013/01/11/definisi-restoran-kualitas-

pelayanan-dan-kepuasan-pelanggan/. [ diakses pada 18 April 2013]

Irawan, H. 2002. 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. Jakarta: PT. Elex Media

Komputindo.

Irawan H. 2003. Indonesian Customer Satisfaction. Jakarta: PT. Elex Media

Komputindo Gramedia

Supranto.2006. Pengukuran Tingkat kepuasan pelanggan untuk menaikkan

pangsa pasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Karina K,S. 2009. Analisi kepuasan konsumen ayam geprek istimewa

Bogor.Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas

Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Kombong E. 2007. Analisis Tingkat Kepuasan Gumati Kafe Bogor. [Skripsi].

Program Sarjana Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut

Pertanian Bogor. Bogor.

Kottler P. 1997. Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Implementasi,

dan Kontrol. Terjemahan. Jakarta: PT Prehallindo.

57

Nazir M. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghali Indonesia.

Nazir M. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Nugroho A. 2009. Analisis Prioritas Strategi Bauran Pemasaran pada Restoran

Bakmi Raos Condet Jakarta Timur [Skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi

dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Olson JC. 2000. Consumer Behavior; Perilaku Konsumen dan Strategi

Pemasaran. Edisi 4. Jakarta: Erlangga.

Pritasari EP. 2010. melakukan penelitian mengenai Analisis Kepuasan dan

Loyalitas Konsumen Midori Japanese Restaurant Cabang K.H. Wahid

Hasyim Jakarta Pusat Program Sarjana Ekstensi Manajemen

Agribisnis,Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Bogor.

Rangkuti F. 2003. Measuring Customer Satisfaction : Teknik Mengukur dan

Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama.

Rangkuti F. 2006. Measuring Customer Satisfaction. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama.

Sisca. 2004. Analisis Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan Restoran Padang.

[Skripsi]. Program Studi Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas

Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor

Soekreno.2000. Manajemen Food & Beverage Service Hotel: Buku Panduan

Sekolah Tinggi Pariwisata Restaurant Supervisor & Manager. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono, 2000. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.

Suhartanto, D. 2001. Kepuasan Pelanggan : Pengaruhnya terhadap Perilaku

Konsumen di Industri Perhotelan. Jakarta: Usahawan.

Umar H. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama.

Umar H. 2003. Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa. Jakarta: Ghalia

Indonesia.

Yoeti, Oka A. 2000. Customer Service: Cara Efektif Memuaskan Pelanggan.

Jakarta: Pradnya Paramitha.

58

Lampiran 1 Tabel jadwal pembagian kuesioner

Hari Tanggal Kegiatan Hasil

Senin 2 September Mengamati kegiatan di Restoran

Bamboo Kitchen, membagikan

kuesioner kepada responden, dan

melakukan wawancara dengan

maneger restoran

Di dapat 1 responden

Rabu 4 September Mengamati kegiatan di Restoran

Bamboo Kitchen, dan

membagikan kuesioner kepada

responden

Di dapat 2 responden

Sabtu 7 September Mengamati kegiatan di Restoran

Bamboo Kitchen, membagikan

kuesioner kepada responden

Di dapat 4 responden

Minggu 8 September Mengamati kegiatan di Restoran

Bamboo Kitchen, membagikan

kuesioner kepada responden, dan

melakukan wawancara dengan

karyawan restoran

Di dapat 5 responden dan

keterangan mengenai proses

kegiatan di Restoran Bamboo

Kitchen

Selasa 10 September Mengamati kegiatan di Restoran

Bamboo Kitchen dan membagikan

kuesioner kepada responden

Di dapat 1 responden

Kamis 12 September Mengamati kegiatan di Restoran

Bamboo Kitchen dan membagikan

kuesioner kepada responden.

Di dapat 2 responden

Sabtu 14 September Mengamati kegiatan di Restoran

Bamboo Kitchen dan membagikan

kuesioner kepada responden.

Di dapat 6 responden

Minggu 15 September Mengamati kegiatan di Restoran

Bamboo Kitchen, membagikan

kuesioner kepada responden, dan

melakukan wawancara dengan

pengunjung restoran.

Di dapat 7 responden dan

gambaran tentang restoran

bamboo kitchen menurut

penilaian pengunjung secara

umum.

Senin 16 September Mengamati kegiatan di Restoran

Bamboo Kitchen dan membagikan

kuesioner kepada responden

Di dapat 1 responden

Rabu 18 September Mengamati kegiatan di Restoran

Bamboo Kitchen dan membagikan

kuesioner kepada responden.

Di dapat 1 responden

Selasa 24 September Mengamati kegiatan di Restoran

Bamboo Kitchen, membagikan

kuesioner kepada responden, dan

melakukan wawancara dengan

maneger restoran

Di dapat 1 responden dan data

perusahaan mengenai

karyawan serta tempat

pembelian bahan- bahan untuk

kegiatan produksi pada

59

restoran bamboo kitchen.

Kamis 26 September Mengamati kegiatan di Restoran

Bamboo Kitchen dan membagikan

kuesioner kepada responden.

Di dapat 2 responden

Jumat 27 September Mengamati kegiatan di Restoran

Bamboo Kitchen, membagikan

kuesioner kepada responden, dan

melakukan wawancara dengan

maneger restoran

Di dapat 3 responden dan

keterangan mengenai hal yang

biasa atau sering di keluhkan

oleh konsumen pada restoran

ini.

60

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bengkulu pada tanggal 14 September 1990. Penulis

adalah anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Tarmizi dan Ibu Siti

Soleha. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 21 bengkulu Selatan

pada tahun 2002 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun

2005 di SMP N 2 Bengkulu Selatan. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMA

N 2 Bengkulu Selatan pada tahun 2008.

Penulis diterima pada program Diploma Institut Pertanian Bogor jurusan

manajemen agribisnis melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada

tahun 2008 dan diterima pada Departemen Agribisnis Program Alih Jenis

Institut Pertanian Bogor pada tahun 2011.