analisis kemampuan psikomotor siswa pada...

187
ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA PEMBELAJARAN HANDS ON TEKNIK CHALLENGE EXPLORATION ACTIVITY (Sebuah StudiDeskriptif Di SMP Muhammadiyah 4 Cipondoh-Kota Tangerang) SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar SarjanaPendidikan (S.Pd) Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Oleh: HENDRIYAN 106016300649 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013

Upload: doankhuong

Post on 04-Mar-2018

251 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA PEMBELAJARAN HANDS ON

TEKNIK CHALLENGE EXPLORATION ACTIVITY (Sebuah StudiDeskriptif Di SMP Muhammadiyah 4 Cipondoh-Kota Tangerang)

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar SarjanaPendidikan (S.Pd) Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh: HENDRIYAN 106016300649

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2013

Page 2: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian
Page 3: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian
Page 4: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian
Page 5: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

ABSTRACT

Hendriyan (106016300649). “Analysis of Psychomotor Ability Students In Hands On Learning Technique Challenge Exploration Activity” Skripsi, Program Study of Physics Education, Departement of Natural Science Education, Faculty of Tarbiyah and Teaching Sciences, State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.

This study aims to determine the psychomotor skills of students in learning hands on technique challenge exploration activity. Psychomotor aspects used by Trowbridge and Bybe include moving (bergerak), communicating (berkomunikasi), manipulating (memanipulasi), and creating (berkreasi). The research was conducted at SMP Muhammadiyah 4 Cipondoh Tangerang City in the school year 2012/2013. The method used is descriptive method. Sampling was conducted using purposive sampling techniques, class VII-1 N=34 as an experimental group that uses hands-on learning techniques challenge exploration activity. The research instrument used was a non-test instruments such as psychomotor student observation sheet. Data instrument were analyzed using descriptive quantitative analysis then used the percentage and descriptive of analysis. The study results demonstrate psychomotor skills for students in every aspect of learning hands on technique challenge is the exploration activity: the moving aspect (71.5%) categorized as good, manipulating aspects (84%) including the excellent category, aspects of communicating (73.6% ) including good category, and aspects of creating (64.4%) including both categories.

Page 6: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

i

ABSTRAK

Hendriyan (106016300649). “Analisis Kemampuan Psikomotor Siswa Pada Pembelajaran Hands On Teknik Challenge Exploration Activity.” Skripsi, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan psikomotor siswa pada pembelajaran hands on teknik challenge exploration activity. Aspek psikomotor yang digunakan menurut Trowbridge dan Bybe meliputi moving (bergerak), communicating (komunikasi), manipulating (memanipulasi), dan creating (berkreasi). Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 4 Cipondoh Kota Tangerang pada tahun pelajaran 2012/2013. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik purposive sampling, siswa kelas VII-1 N=34 sebagai kelompok eksperimen yang menggunakan pembelajaran hands on teknik challenge exploration activity. Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen non-tes berupa lembar observasi psikomotor siswa untuk mengetahui kemampuan psikomotor siswa selama pembelajaran berlangsung. Data instrumen dianalisis menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dengan merubah menjadi data persentase kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil studi menunjukkan kemampuan psikomotor siswa pada setiap aspek selama pembelajaran hands on teknik challenge exploration activity adalah: pada aspek moving (71,5%), aspek manipulating (84%), aspek communicating (73,6%), dan aspek creating (64,4%). Kata kunci : hands on teknik challenge exploration activity, psikomotor.

Page 7: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kehadirat Illahi Rabbi,

Tuhan semesta alam, berkat rahmat dan kuasa-Nya kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan laporan karya ilmiah berupa skripsi. Shalawat

beserta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda alam Rasulullah

Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan terbaik bagi segenap umat,

kepada segenap keluarga dan sahabatnya yang selalu menjaga kemurnian

teladan-Nya. Juga semoga kepada seluruh umatnya. Amiin.

Penelitian skripsi ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan

psikomotor siswa pada pembelajaran hands on teknik challenge exploration

activity, sehingga penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi alternatif

oleh guru dalam proses pembelajaran khususnya pembelajaran fisika. Peneliti

menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna dan tidak terlepas dari

dukungan dan dorongan dari berbagai pihak. Mudah-mudahan Allah SWT

membalas jasa dan pengorbanan mereka yang telah membantu menyelesaikan

skripsi ini. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih yang tak

terhingga kepada:

1. Ibu Nurlena Rifa’i, M.A, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Sujiwo Miranto, M.Pd., Dosen Pembimbing I dan Bapak Iwan

Permana Suwarna, M.Pd., Dosen Pembimbing II, yang telah ikhlas

meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing peneliti selama

proses penyusunan skripsi.

4. Ibu Erina Hertanti, M.Si., Dosen Penguji I dan Bapak Hasian Pohan M.Si.,

Dosen Penguji II yang telah banyak memberi masukan dan bimbingan

selama revisi skripsi.

5. Seluruh dosen UIN khususnya dosen pendidikan IPA beserta staf-stafnya

yang telah banyak membantu.

Page 8: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

iv

6. Bapak Bustami, Kepala SMP Muhammadiyah 4 Cipondoh, dan Bapak

Wahyudin, guru mata pelajaran Fisika, yang telah memberikan izin

penelitian. Seluruh guru-guru SMP Muhammadiyah 4, Seluruh siswa kelas

VII-1 yang telah berpartisipasi selama peneliti melakukan eksperimen

dalam penelitian.

7. Kedua orang tuaku, Bapak Muslim dan Ibu Amenah yang selalu

mencurahkan kasih sayang, do’a, dan motivasi yang tak terbatas kepada

peneliti. Kedua kakakku Andhika dan Yeni Rahman S.Pd yang banyak

memberikan dukungan dan semangat. Pamanku Muhibi S.Pd yang telah

memberikan bantuan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat selesai.

8. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan IPA maupun program studi

pendidikan fisika angkatan 2006, lebih khusus kepada rekan-rekan physics

brothers, terima kasih atas kebersamaan, kerja sama, dan bantuan selama

masa-masa kuliah maupun selama penyusunan skripsi.

Semoga amal baik dan pengorbanan kalian semua dibalas oleh

Allah SWT dengan balasan yang lebih baik, jazákumullah ahsan al-jazâ’.

Jakarta, Agustus 2013

Hendriyan

Page 9: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ........................................................................................... i

ABSTRACT ....................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ......................................................................... iii

DAFTAR ISI ....................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR .......................................................................... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN ............................................................. 1

A. Latar Belakang .............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................ 5

C. Pembatasan Masalah .................................................... 5

D. Rumusan Masalah ........................................................ 6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................... 6

BAB II DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA PIKIR ..... 8

A. Deskripsi Teoretis ........................................................ 8

1. Filsafat Konstruktivisme ............................................. 8

2. Hakikat Pembelajaran Konstruktivisme .................... 9

3. Hakikat Pembelajaran IPA .......................................... 14

4. Pembelajaran Hands On ............................................ 15

5. Aspek-Aspek Psikomotor Dalam Pembelajaran IPA ... 21

6. Penilaian Ranah Psikomotor ....................................... 22

7. Hubungan Kemampuan Psikomotor Siswa Dalam

Pembelajaran Hands On.............................................. 24

8. Konsep Kalor ............................................................. 28

9. Penelitian Relevan ..................................................... 33

B. Kerangka Pikir .............................................................. 36

Page 10: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

vi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................... 37

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................ 37

B. Subjek Penelitian ........................................................... 37

C. Metode Penelitian .......................................................... 38

D. Peran Dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian ................... 38

E. Instrumen Penelitian ....................................................... 39

1. Instrumen Nontes ..................................................... 39

a. Perangkat Pembelajaran ........................................ 39

b. Lembar Observasi ............................................... 39

F. Teknik Pengumpulan Data ............................................. 41

a. Tahap Persiapan ................................................. 41

b. Tahap Pelaksanaan ............................................. 41

G. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi ..................... 43

H. Teknik Analisis Data ........................................................ 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................... 47

A. Hasil Penelitian ............................................................. 47

1. Pertemuan I ............................................................... 47

2. Pertemuan II .............................................................. 49

3. Pertemuan III ........................................................... 52

B. Pembahasan ..................................................................... 63

1. Pertemuan I ............................................................... 63

2. Pertemuan II .............................................................. 64

3. Pertemuan III ........................................................... 66

BAB V PENUTUP ......................................................................... 68

A. Kesimpulan ................................................................... 68

B. Saran ............................................................................. 68

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 70

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................. 73

Page 11: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Perubahan Wujud Zat ................................................. 32

Gambar 4.1 Diagram Batang Aspek Psikomotor Siswa Selama Proses

Pembelajaran Hands On Teknik Challenge Exploration

Activity ................................................................................. 57

Page 12: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Aspek Psikomotor Siswa Yang Akan Diukur ....................... 40

Tabel 3.2 Uji Validasi Ahli ................................................................ 42

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Aspek Moving (bergerak) ..................... 45

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Aspek Communicating (Komunikasi) .... 46

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Aspek Creating (Kreativitas) .................. 47

Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Aspek Moving (Bergerak) ....................... 48

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Aspek Manipulating (Memanipulasi) ...... 48

Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Aspek Communicating (Komunikasi) ..... 49

Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Aspek Creating (Kreativitas) .................. 51

Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Aspek Moving (Bergerak) ....................... 52

Tabel 4.9 Hasil Pengamatan Aspek Communicating (Komunikasi) ..... 52

Tabel 4.10 Hasil Pengamatan Aspek Creating (Kreativitas) .................. 53

Tabel 4.11 Hasil Pengamatan Aspek Moving (Bergerak)

Pada Seluruh Kegiatan Pembelajaran ................................... 54

Tabel 4.12 Hasil Pengamatan Aspek Communicating (Komunikasi)

Pada Seluruh Kegiatan Pembelajaran ................................... 55

Tabel 4.13 Hasil Pengamatan Aspek Creating (Kreativitas)

Pada Seluruh Kegiatan Pembelajaran ................................... 56

Tabel 4.14 Aspek Psikomotor Tiap Pertemuan ...................................... 57

Page 13: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Perangkat Pembelajaran ................................................... 75

Lampiran B Instrumen Observasi ......................................................... 98

Lampiran C Lembar Hasil Observasi ................................................. 106

Lampiran D Lembar Uji Referensi, dan Surat Keterangan .................. 112

Page 14: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

1

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan IPA (fisika) tidak hanya ditujukan pada produk ilmiah saja,

namun meliputi juga metode ilmiah dan sikap ilmiah. Hal ini berarti bahwa belajar

fisika bukanlah suatu kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi suatu perkembangan

berpikir dengan membuat kerangka pengertian yang baru. Siswa harus punya

pengalaman dengan membuat hipotesa, meramalkan, mengetes hipotesa,

memanipulasi objek, memecahkan persoalan, mengungkap pertanyaan,

mengekspresikan gagasan untuk membentuk pengetahuan baru. Namun

kenyataannya pembelajaran fisika masih di dominasi metode konvensional.

Pembelajaran fisika dengan metode konvensional dirasakan kurang efektif karena

siswa kurang merespon materi yang disampaikan guru sehingga sulit untuk

memahami suatu konsep yang sedang diajarkan. Kesulitan siswa memahami

konsep fisika karena selama ini siswa hanya memahaminya secara abstrak tanpa

terlibat langsung untuk mengungkap konsep yang diajarkan. Akibatnya, siswa

sulit memabangkitkan ingatan yang sebelumnya didapat sehingga siswa belum

mampu untuk menghubungkan keterkaitan antara konsep yang satu dengan yang

lainnya.

Selama peneliti melakukan observasi disekolah, peneliti menemukan

beberapa fakta dilapangan bahwa guru beranggapan ranah kognitif sudah cukup

untuk mengetahui hasil belajar siswa, adapun ranah afektif guru hanya menilai

dari tugas rumah yang diberikan guru kepada siswa, kerajinan siswa

mengumpulkan tugas rumah itulah yang dijadikan nilai afektif siswa. Sedangkan

ranah psikomotor jarang sekali dilakukan guru, bahkan dalam satu semester

praktikum hanya dilakukan satu kali. Kendala yang sering ditemui guru adalah

masalah waktu jam mengajar, kurangnya waktu untuk melakukan praktikum

menjadi kendala utama bagi guru karena waktu yang paling banyak digunakan

adalah untuk mengejar materi ajar. Hasil belajar haruslah meliputi ketiga ranah

yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor. Peneliti menganggap

Page 15: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

2

ranah psikomotor sebagai salah satu aspek hasil belajar kurang diperhitungkan

sebagai hasil belajar.

Banyak guru fisika berpendapat bahwa siswa harus dijejali banyak bahan

fisika, seluruh buku paket harus diselesaikan. Mereka merasa bahwa dengan

semakin menjejalkan bahan fisika sebanyak mungkin, siswa semakin mengerti.

Kenyataan dilapangan menunjukan bahwa mengajarkan banyak bahan bukan

jaminan siswa menjadi pandai fisika. Bahkan sebaliknya banyak anak yang

menjadi bosan, dan akhirnya tidak menyukai fisika. Siswa menjadi kurang aktif

dalam belajar fisika karena guru tidak mengajak siswa terlibat langsung. Mata

pelajaran fisika menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk

mengembangkan kompetensi agar guru mampu mengembangkan suatu strategi

dalam mengajar yang dapat meningkatkan aktivitas siswa, sehingga keaktifan

siswa dalam kegiatan belajar mengajar meningkat. Dalam pelaksanaannya,

keberhasilan pengembangan ranah kognitif dianggap sudah cukup sebagai

ketuntasan hasil belajar siswa sehingga mengabaikan ranah psikomotor sebagai

umpan balik keberhasilan siswa menguasai materi yang diajarkan guru.

Hasil belajar psikomotor merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif

dan afektif, akan tampak setelah siswa menunjukan perilaku atau perbuatan

tertentu sesuai dengan makna yang terkandung pada kedua ranah tersebut dalam

kehidupan siswa sehari-hari. Trowbridge dan Bybe dalam Elly Herliani

menjelaskan ruang lingkup ranah psikomotor, namun selanjutnya mereka

mengemukakan kekhasan dalam mata pelajaran sains bahwa ranah psikomotor

berhubungan dengan hasil-hasil yang melibatkan cara-cara memanipulasi alat-alat

(instrumen). Keduanya mengklasifikasikan ranah psikomotor ke dalam empat

kategori, yaitu: a) moving (bergerak), b) manipulating (memanipulasi), c)

communicating (berkomunikasi), dan d) creating (menciptakan)1.

Berdasarkan semua permasalahan diatas tampaknya perlu diterapkan

pembelajaran fisika yang tidak hanya meninitik beratkan pada ranah kognitif saja

1 Ahmad Sofyan, dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. (Jakarta: UIN

Jakarta Press, 2008).h. 23.

Page 16: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

3

tetapi dapat pula menyentuh ranah psikomotor. Pembelajaran fisika yang mampu

mengungkap kemampuan psikomotor siswa serta meningkatkan keaktifan siswa

dalam proses pembelajaran sehingga siswa lebih aktif mengajukan pendapat,

bertanya, sikap kreatif, dan menjawab pertanyaan selama pembelajaran

berlangsung adalah dengan model hands-on sebagai upaya meningkatkan

kompetensi siswa.

Alasan peneliti menggunakan model pembelajaran hands on karena

kegiatan hands on merupakan kegiatan dalam mengajar yang memberikan

penekanan pada keterlibatan siswa dalam mengamati dan memanipulasi objek

secara langsung. Model pembelajaran hands on memiliki keunggulan diantara

model pembelajaran yang lain, diantaranya: pembelajaran lebih ditekankan pada

keaktifan siswa dalam memahami konsep fisika, mampu melatih keterampilan

kerja ilmiah siswa. Pembelajaran hands on melibatkan siswa dalam penyelidikan

mendalam, mengembangkan ide-ide dalam memecahkan masalah, meningkatkan

keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar, membantu

pemahaman konsep fisika melalui pengalaman. Melalui pembelajaran hands-on

siswa akan dilibatkan dalam pengalaman belajar yang mampu meningkatkan

kemampuan berpikir kritis, memberikan keterampilan kepada siswa menggunakan

alat, merancang percobaan, berkomunikasi, bertanya, berhipotesis, observasi, dan

berpendapat. Yang utama dari pembelajaran hands on adalah menggunakan

pendekatan induktif dalam menemukan pengetahuan dan berpusat kepada

keaktifan siswa Dalam pembelajaran fisika keaktifan siswa berhubungan dengan

psikomotor siswa

Pembelajaran hands-on yang menitik beratkan pada kemampuan

psikomotor siswa salah satunya adalah dengan teknik challenge exploration

activity. Pada teknik challenge exploration activity siswa ditantang untuk dapat

merumuskan sendiri prosedur kegiatan praktikum berdasarkan permasalahan yang

telah diberikan, siswa hanya disajikan masalah, dan siswa secara bebas memilih

dan menggunakan prosedur masing-masing, menyusun data yang diperolehnya,

menganalisisnya dan kemudian menarik kesimpulan. Teknik ini dapat

mengungkap aspek psikomotor siswa karena teknik ini memiliki kelebihan,

Page 17: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

4

diantaranya: semua siswa terlibat kerja, siswa lebih aktif dalam percobaan,

menuntut siswa untuk berpikir, adanya suasana kompetensi dan menimbulkan

sikap kreatif bagi siswa.

Model hands on teknik challenge exploration activity dirasa cocok untuk

diterapkan pada konsep kalor. Hal tersebut disebabkan karena pembelajaran fisika

pada konsep tesebut membutuhkan pembelajaran yang inovatif, relevan dengan

kebutuhan dan peran aktif siswa dalam pembelajaran.

Dalam penelitian ini dipilih konsep kalor, karena konsep ini merupakan

konsep penting yang bermanfaat bagi siswa dalam kehidupan nyata dan

membutuhkan banyak kegiatan pengamatan sesuai dengan pembelajaran yang

akan diterapkan yaitu menggunakan pembelajaran hands on teknik challence

exploration activity. Pada konsep ini banyak membutuhkan keterlibatan siswa

dalam berbagai aktivitas dan membuat siswa lebih aktif. Konsep tersebut

memerlukan pemikiran dan penjelasan melalui penalaran. Dengan penalaran

tersebut siswa dapat memecahkan masalah yang dihadapi serta dapat

menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pada konsep ini terkandung

indikator dan pengalaman belajar yang mengedepankan kerja ilmiah, kemudian

dari bekerja ilmiah ini dapat memunculkan kemampuan psikomotor siswa

sehingga hasil belajar siswa dapat lebih baik.

Banyak penelitian yang dilakukan mengenai model pembelajaran hands

on. Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa model pembelajaran

hands on memberikan pengaruh yang positif terhadap motivasi siswa, berpikir

kritis, hasil belajar siswa, keterampilan siswa dan lain sebagainya. Dari pengantar

diatas penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian pada model

pembelajaran hands-on untuk mengungkap kemampuan berfikir dan keaktifan

siswa pada teknik challenge exploration activity. Untuk itu penulis mengangkat

hal tersebut dengan judul penelitian “Analisis Kemampuan Psikomotor Siswa

Pada Pembelajaran Hands-On Teknik Challenge Exploration Activity.

(Sebuah Studi Deskriptif Di SMP Muhammadiyah 4 Cipondoh-Kota

Tangerang) ”.

Page 18: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diindentifikasi

beberapa masalah sebagai berikut:

1. Siswa tidak dilibatkan secara langsung dalam memperoleh pengalaman dari

proses pembelajaran sehingga potensi berpikir siswa kurang berkembang.

2. Siswa belum menyentuh ranah psikomotor.

3. Pola pembelajaran yang diterapkan kurang meningkatkan aktivitas belajar

fisika siswa.

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya permasalahan, maka dilakukan pembatasan

masalah pada pengaruh pembelajaran hands-on teknik challenge exploration

activity terhadap hasil belajar fisika siswa, batasan ruang lingkupnya adalah

sebagai berikut:

1. Pembelajaran hands-on teknik challenge exploration activity yaitu kegiatan

belajar dimana siswa ditantang untuk dapat merumuskan sendiri prosedur

kegiatan praktikum berdasarkan permasalahan yang telah diberikan, siswa

hanya disajikan masalah, dan siswa secara bebas memilih dan menggunakan

prosedur masing-masing, menyusun data yang diperolehnya,

menganalisisnya dan kemudian menarik kesimpulan.

2. Konsep fisika yang dipelajari dalam penelitian ini adalah konsep kalor.

3. Ranah psikomotor berdasarkan klasifikasi Trowbridge dan Bybe, meliputi (a)

moving (bergerak), (b) manipulating (memanipulasi), (c) communicating

(berkomunikasi), dan (d) creating (menciptakan)

Page 19: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

6

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka dapat

dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah:

Bagaimanakah kemampuan dan aktivitas psikomotor siswa pada

pembelajaran hands-on teknik challenge exploration activity?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, tujuan yang

hendak dicapai pada penelitian ini adalah :

Mengetahui kemampuan dan aktivitas psikomotor siswa pada pembelajaran

hands-on teknik challenge exploration activity.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian pembelajaran hands on dengan teknik challenge

exploration activity diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Guru, penelitian ini bermanfaat sebagai salah satu solusi dalam memilih

model pembelajaran aktif untuk mengajar agar hasil belajar fisika siswa dapat

meningkat.

2. Siswa, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mengenai

konsep-konsep yang terdapat dalam fisika, selain meningkatkan pemahaman,

juga untuk meningkatkan keterampilan siswa.

3. Sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam

meningkatkan kemampuan para siswa dalam rangka meningkatkan kualitas

sekolah.

Page 20: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

7

BAB II

DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Deskripsi Teoritis

1. Filsafat Konstruktivisme

Filsafat konstruktivisme adalaha filsafat yang mempelajari hakikat

pengetahuan dan bagaimana pengetahuan itu terjadi. Suparno mengutip

pendapat Bettencourt bahwa menurut filasafat konstruktivisme,

Page 21: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

8

pengetahuan itu adalah bentukan (kontruksi) siswa sendiri yang sedang

menekuninya2. Jadi, menurut pandangan konstruktivisme bahwa setiap

individu mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, bila yang sedang

menekuni adalah siswa maka pengetahuan itu adalah bentukan siswa

sendiri. Pengetahuan buakanlah sesuatu yang sudah jadi, tetapi sesuatu

yang harus dibentuk sendiri. Jadi pengetahuan itu selalu merupakan akibat

dari suatu konstruksi kognitif melalui kegiatan berpikir seseorang.

Pengetahuan merupakan ciptaan manusia yang dikonstruksikan dari

pengalaman sejauh dialaminya. Proses ini akan berjalan terus menerus

setiap kali mengadakan reorganisasi karena adanya suatu pemahaman

yang baru.

Teori konstruktivis ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan

sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi

baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu

tidak lagi sesuai.3 Jadi untuk dapat mengetahui sesuatu siswa haruslah

aktif sendiri mengkonstruksi. Dengan kata lain, dalam belajar siswa

haruslah aktif mengolah bahan, mencerna, memikirkan, menganalisis, dan

akhirnya yang terpenting merangkumnya sebagai suatu pengertian yang

utuh. Pengetahuan merupakan suatu proses menjadi tahu. Suatu proses

yang terus akan berkembang semakin luas, lengkap dan sempurna.

Dari perspektif konstruktivisme, pembelajaran bermakna dapat

dibina di dalam diri peserta didik sebagai hasil pengalaman-pengalaman

pancainderanya dengan alam. Mereka menggunakan pengalaman

pancaindera dengan cara membentuk skema atau struktur kognitif dalam

pikiran mereka sehingga akan tercipta makna dan pemahaman mereka

terhadap situasi dan fenomena yang ada.

Dalam pembelajaran konstruktivisme, siswa belajar sains tidak

hanya menerima informasi tentang produk sains, tapi melakukan proses

2 Paul Suparno. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik Dan Menyenangkan. (Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2007) h. 123.

3 Trianto, S.Pd, M.Pd. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007) h. 13

Page 22: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

9

ilmiah untuk menemukan fakta dan membangun konsep dan prinsip di

bidang sains. Sangat jelas bahwa tanpa keaktifan siswa tidak akan berhasil

dalam proses belajar mereka.

2. Hakikat Pembelajaran Konstruktivisme

Salah satu landasan teoritik pendidikan modern adalah teori

pembelajaran konstruktivime. Pendekatan ini pada dasarnya menekankan

pentingnya siswa membangun sendiri pengetahuan mereka lewat

keterlibatan aktif proses belajar mengajar. Konstruktivisme merupakan

landasan berpikir (filosofi) pendekatan kontekstual, yaitu bahwa

pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya

diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong.4

Dalam proses pembelajaran, siswalah yang harus mendapatkan penekanan.

Merekalah yang harus aktif mengembangkan pengetahuan mereka, bukan

pembelajar atau orang lain. Mereka yang harus bertanggung jawab

terhadap hasil belajarnya. Penekanan belajar siswa secara aktif ini perlu

dikembangkan. Kreativitas dan keaktifan siswa akan membantu mereka

untuk berdiri sendiri.

Beberapa hal yang mendapat perhatian pembelajaran

konstruktivistik, yaitu: (1) peran aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan

secara bermakna, (2) pentingnya membuat kaitan antar gagasan oleh siswa

dalam mengkontruksi pengetahuan, (3) mengaitkan antara gagasan siswa

dengan informasi baru di kelas.5 Menurut teori konstruktivis ini, satu

prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa

guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa

harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat

memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberi kesempatan

4 Trianto, ibid, h. 108 5 Dr. Nuryani Y. Rustaman. Konstruktivisme Dan Pembelajaran IPA/Biologi. (Makalah

Disampaikan Pada Seminar/Lokakarya Guru-Guru IPA SLTP Sekolah Swasta Di Bandung 7-15 Agustus 2000).

Page 23: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

10

siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan

mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi

mereka sendiri untuk belajar.6

Selain itu teori konstruktivisme yang terkenal adalah teori

perkembangan kognitif Piaget. Teori perkembangan Piaget mewakili

konstruktivisme, yang memandang perkembangan kognitif sebagai suatu

proses dimana anak secara aktif membangun sistem makna dan

pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi-

interaksi mereka.7 Teori belajar tersebut berkenaan dengan kesiapan anak

untuk belajar, yang dikemas dalam tahap perkembangan intelektual dari

lahir hingga dewasa. Setiap tahap perkembangan intelektual yang

dimaksud dilengkapi denga ciri-ciri tertentu dalam mengkonstruksi ilmu

pengetahuan. Perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh

manipulasi dan interaksi aktif anak dengan lingkungan.

J. Piaget mengartikan bahwa adaptasi terhadap lingkungan

dilakukan melalui dua proses yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi

adalah proses penyempurnaan skema yang telah terbentuk. Sedangkan,

akomodasi adalah proses perubahan skema.8 Asimilasi dipandang sebagai

suatu proses kognitif yang menempatkan dan mengklasifikasikan kejadian

atau rangsangan baru dalam skema yang telah ada. Proses akomodasi

menyusun kembali struktur pikiran karena adanya informasi baru,

sehingga informasi tersebut mempunyai tempat. Pengertian tentang

akomodasi yang lain adalah proses mental yang meliputi pembentukan

skema baru yang cocok dengan rangsangan itu. Akomodasi, dalam

menghadapi rangsangan atau pengalaman baru seseorang tidak dapat

mengasimilasikan pengalaman yang baru dengan skemata yang telah

6 Trianto, S.Pd, M.Pd. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.

(Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007) h. 13 7 Ibid. h. 14 8 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:

Kencana Pernada Media Group. 2006), h.122

Page 24: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

11

dipunyai. Pengalaman yang baru itu bisa jadi sama sekali tidak cocok

dengan skema yang telah ada. Dalam keadaan demikian orang akan

mengadakan akomodasi.

Piaget berpendapat bahwa pada dasarnya individu sejak kecil

sudah memiliki kemampuan untuk mengkonstruk penetahuannya sendiri.9

Strategi pembelajaran berbasis konstruktivisme dari Piaget, dengan ide

utamanya sebagai berikut:

1. Pengetahuan tidak diberikan dalam bentuk jadi (final), tetapi siswa

membentuk pengetahuannya sendiri melalui interaksi dengan

lingkungannya, melalui proses asimilasi dan akomodasi.

2. Agar pengetahuan diperoleh, siswa harus beradaptasi dengan

llingkungannya

3. Andaikan dengan proses asimilasi seseorang tidak dapat mengadakan

adaptasi terhadap lingkungannya, terjadilah ketidakseimbangan

(disequilibrium). Akibatnya terjadilah akomodasi, dan struktur yang

ada mengalami perubahan atau struktur baru timbul.

4. Pertumbuhan intelektual merupakan proses terus menerus tentang

keadaan ketidakseimbangan dan keadaan seimbang (disequilibrium-

equilibrium). Tetapi, bila terjadi kembali keseimbangan, maka

individu itu terjadi kembali keseimbangan, maka individu itu berada

pada tingkat intelektual yang lebih tinggi dari pada sebelumnya.10

Dari keterangan diatas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa teori ini

memberikan keaktifan terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri

kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang diperlukan

guna mengembangkan dirinya sendiri.

Belajar adalah suatu aktivitas yang berlangsung secara interaktif

antara faktor intern pada diri siswa dengan faktor ekstern atau lingkungan,

sehingga melahirkan perubahan tingkah laku. Berikut adalah tiga dalil

9 Wina Sanjaya, ibid, h.122 10 Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, Taktik Mengembangkan Kemampuan

Individual Siswa.(Jakarta: Gaung Persada Press. 2009), h. 91

Page 25: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

12

pokok Piaget dalam kaitannya dengan tahap perkembangan intelektual

atau tahap perkembangan kognitif atau biasa juga disebut tahap

perkembangan mental. Ruseffendi mengemukakan:

a. Perkembangan intelektual terjadi melalui tahap-tahap beruntun yang

selalu terjadi dengan urutan yang sama. Maksudnya, setiap manusia

akan mengalami urutan-urutan tersebut dan dengan urutan yang sama

b. Tahap-tahap tersebut didefinisikan sebagai suatu cluster dari operasi

mental (pengurutan, pengekalan, pengelompokan, pembuatan

hipotesis dan penarikan kesimpulan) yang menunjukkan adanya

tingkah laku intelektual

c. Gerak melalui tahap-tahap tersebut dilengkapi oleh keseimbangan

(equilibration), proses pengembangan yang menguraikan tentang

interaksi antara pengalaman (asimilasi) dan struktur kognitif yang

timbul (akomodasi).11

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diartikan bahwa dalam

pembelajaran menurut pandangan konstruktivisme guru perlu

mengidentifikasi secara dini pengetahuan awal siswa. Hal ini bertujuan

agar bentuk kegiatan yang akan dilakukan oleh guru dapat disesuaikan

dengan karakteristik siswa.

Konstruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat

pendidikan, Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan

hidup yang berbudaya modern. Konstruktivisme merupakan landasan

berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan

dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas

melalui konteks yang terbatas. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-

fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia

harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui

11 Martinis Yamin, ibid, h. 91

Page 26: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

13

pengalaman nyata12. Pembelajaran konstruktivis memiliki beberapa

karakteristik, yaitu:

a) Constructed

Siswa mengikuti proses pembelajaran tidak dengan kepala kosong.

Mereka telah memiliki konsepsi awal berupa pengetahuan, ide, dan

pemahaman yang sebelumnya telah terbentuk. Melalui konsepsi awal

tersebut siswa dapat mengkonstruksi pemahaman dan pengetahuan

baru.

b) Active

Siswa membentuk pengetahuan dan pemahamannya sendiri. Guru

hanya membimbing, memantau, dan memberi masukan, selain itu

guru juga memberikan ruang gerak bagi siswa untuk menyelidiki dan

mempertanyakan pengetahuan serta mencoba aktivitas belajar baru,

yang bertujuan untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran.

c) Reflective

Guru dan siswa berupaya untuk meninjau ulang, mengorganisir,

mengklarifikasi, dan mengevaluasi hal-hal yang telah dipelajari.

d) Collaborative

Dengan bekerja sama, siswa dapat saling bertukar pikiran untuk

memudahkan mereka dalam memahami pelajaran maupun untuk

memperkaya pengetahuan.

e) Inquiry-Based

Aktivitas siswa yang mengacu pada pembelajaran konstruktivisme

adalah pemecahan masalah, dengan tahapan mencari akar

permasalahan, investigasi masalah, dan menggunakan berbagai

sumber untuk pemecahan masalah.

f) Revolving

12 Surianto, Teori Pembelajaran Konstruktivisme, artikel diakses 11 Oktober 2010 dari

(http://surianto200477.wordpress.com/2009/09/17/teori-pembelajaran-konstruktivisme/)

Page 27: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

14

Guru membantu siswa untuk melakukan eksplorasi terhadap hal baru

atau pelajaran yang sedang dikaji, agar yang dipelajari siswa lebih

bermakna pada kehidupan nyata. 13

Teori konstruktivisme menekankan bahwa dalam proses

pembelajaran siswalah yang harus mendapatkan penekanan, merekalah

yang harus aktif menggabungkan pengetahuan mereka, bukannya guru

atau orang lain. Mereka yang harus bertanggung jawab terhadap hasil

belajarnya. Belajar lebih diarahkan pada experiental learning yaitu

merupakan adaptasi kemanusiaan berdasarkan pengalaman konkrit di

laboratorium, diskusi dengan teman sejawat, yang kemudian

dikontemplasikan dan dijadikan ide dan mengajar tidak terfokus pada si

pendidik melainkan pada pembelajar. Belajar seperti ini selain berkenaan

dengan hasilnya juga memperhatikan prosesnya dalam konteks tertentu.

3. Hakikat Pembelajaran Fisika

Menurut Marsetio Donosepoetro, pada hakikatnya IPA dibangun

atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah dan sikap ilmiah. Selain itu, IPA

dipandang pula sebagai proses, sebagai produk, dan sebagai prosedur14.

Sebagai proses diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan

pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan pengetahuan baru.

Sebagai produk diartikan sebagai hasil proses, berupa pengetahuan yang

diajarkan dalam sekolah maupun di luar sekolah. Sebagai prosedur

dimaksudkan adalah metodologi atau cara yang dipakai untuk mengetahui

sesuatu (riset pada umumnya) yang lazim disebut metode ilmiah.

Fisika merupakan salah satu cabang dari IPA, dan merupakan ilmu

yang lahir dan berkembang lewat langkah-langkah observasi, perumusan

masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui eksperimen,

13Educational Broadcasting Corporation, “Construktivism as a Paradigm for Teaching and Learning: what does Construktivism have to do with my Classroom?,” artikel diakses pada tanggal 14 Juli 2010 dari (http://www.Thirteen.org).

14 Trianto, M.Pd. Model Pembelajaran Terpadu ( Bumi Aksara:Jakarta, 2010) h. 137

Page 28: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

15

penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep. Dapat dikatakan

bahwa hakikat fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-

gejala melalui serangkaian proses yang dikenal sebagai proses ilmiah yang

dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk

ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep,

prinsip, dan teori yang berlaku secara universal.

4. Pembelajaran Hands-On

Konstruktivisme yang menggunakan kegiatan hands on serta

memberikan kesempatan yang luas untuk melakukan dialog dengan guru

dan teman-temannya akan dapat meningkatkan pengembangan konsep dan

keterampilan berpikir para siswa.15 Prinsip teori konstruktivisme adalah

‘aktivitas harus selalu mendahului analisis’. Hands on activity adalah suatu

kegiatan yang dirancang untuk melibatkan siswa dalam menggali

informasi dan bertanya, beraktivitas dan menemukan, mengumpulkan data

dan menganalisis serta membuat kesimpulan sendiri.16 Siswa diberi

kebebasan dalam mengkonstruk pemikiran dan temuan selama melakukan

aktivitas sehingga siswa melakukan sendiri dengan tanpa beban,

menyenangkan dan dengan motivasi yang tinggi17. Melalui hands on

activity akan terbentuk suatu penghayatan dan pengalaman untuk

menetapkan suatu pengertian (penghayatan) karena mampu

membelajarkan secara bersama-sama kemampuan psikomotorik

(keterampilan), pengertian (pengetahuan) dan afektif (sikap) yang

biasanya menggunakan sarana laboratorium dan atau sejenisnya. Juga,

dapat memberikan penghayatan secara mendalam terhadap apa yang

15 Nuryani Y. Rustaman. Konstruktivisme Dan Pembelajaran IPA/Biologi. (Makalah

Disampaikan Pada Seminar/Lokakarya Guru-Guru IPA SLTP Sekolah Swasta Di Bandung 7-15 Agustus 2000).

16 Kartono. Hands On Activity Pada Pembelajaran Geometri Sekolah Sebagai Asesmen Kinerja Siswa. (Jurusan Matematika FMIPA UNNES)

17 Riyanti. Pembelajaran Biologi Dengan Group Investigation Melalui Hands On Activities Dan Elearning Ditinjau Dari Kreativitas Dan Gaya Belajar Siswa.Tesis.Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret. 2009.

Page 29: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

16

dipelajari, sehingga apa yang diperoleh oleh siswa tidak mudah

dilupakan.18 Dengan hands on activity siswa akan memperoleh

pengetahuan tersebut secara langsung melalui pengalaman sendiri.

Jika siswa tidak melaksanakan sains secara langsung, maka siswa

tersebut belum melakukan sains seutuhnya. Dalam melakukan kegiatan ini

siswa seperti halnya ahli-ahli professional ketika membuat hipotesis,

mereka kemudian menguji ide-ide tersebut melalui eksperimen-

eksperimen dan observasi. Seperti halnya peneliti, mereka tidak bisa

langsung mengatakan hipotesis mereka benar sebelum mereka bisa

membuktikannya. Oleh karena itu kegiatan tersebut dapat menerapkan

pembelajaran fisika berbasis hands-on, yang dapat melibatkan

keterampilan psikomotor siswa.

Rutherford dalam Haury dan Rillero menyebutkan bahwa “Hands-

On” secara harfiah adalah siswa menggunakan peralatan dalam belajar,

yang berarti bahwa belajar dengan pengalaman. Istilah lain untuk aktivitas

sains hands-on adalah aktivitas yang berpusat pada materi, manipulasi,

dan praktek19.

Hands-on merupakan suatu aktivitas dimana siswa memiliki objek,

baik makhluk hidup maupun benda mati yang secara langsung dapat

digunakan untuk penelitian. Aktivitas hands-on merupakan aktivitas yang

berpusat pada material, aktivitas pada manipulasi, dan aktivitas praktikum.

Haury dan Rillero mengutip Lump dan Oliver yang menyatakan bahwa

“sains yang berlandaskan Hands-on di definisikan sebagai segala aktivitas

laboratorium yang dilakukan siswa untuk menangani, memanipulasi atau

megobservasi proses sains20.

18 Kartono. Op.cit.

19 David. L. Haury dan Peter Rillero, Perspective of Hands-on science Teaching.,(Columbus:The ERIC Clearing for Science, Mathematics, and Environmental Education,1994. (online), dari http://www.ncrel.org/sdrs/areas/content/issue/content/cntareas/science/eric/-2html, diakses 20 januari 2010, hlm. 2-3.

20 Ibid, h. 2

Page 30: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

17

Dari pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas

hands on adalah suatu pembelajaran yang melibatkan siswa secara

langsung melalui pengamatan dalam kaitannya dengan proses sains.

Pembelajaran Hands-on melibatkan siswa pada seluruh

pengalaman belajar yang mendorong siswa mengembangkan

kemampuannya untuk berpikir secara kritis. Melalui aktivitas hands-on

inilah siswa dapat secara langsung mengerti tentang sains. Siswa

mengembangkan teknik-teknik yang efektif untuk mengobservasi dan

menguji segala sesuatu yang ada disekeliling mereka, mengetahui apa

yang mereka pelajari, bagaimana, kapan dan mengapa segala sesuatu itu

terjadi. Pengalaman-pengalaman tersebut sangat penting jika siswa saat ini

tetap memiliki perhatian terhadap sains dan menjadi bekal untuk lebih

melihat sains.

Pembelajaran berbasis hands-on activities merupakan suatu model

yang dirancang agar siswa terlibat dalam empat komponen utama yaitu:

menggali informasi dan bertanya, beraktivitas dan menemukan,

mengumpulkan data dan menganalisis serta membuat kesimpulan sendiri.

Empat komponen utama dalam pembelajaran hands-on activities akan

dijelaskan sebagai berikut:

1. Menggali informasi dan bertanya

Guru memulai pembelajaran dengan memberikan LKS yang berisi

pertanyaan-pertanyaan yang membangkitkan rasa ingin tahu siswa,

serta membimbing siswa untuk mengajukan hipotesis.

2. Beraktivitas dan menemukan

Setelah siswa berhipotesis, guru membimbing siswa melakukan

penyelidikan atau percobaan untuk menguji hipotesis.

3. Mengumpulkan data dan menganalisis

Setelah siswa melakukan percobaan atau penyelidikan tersebut, siswa

mengumpulkan data yang diperoleh dari hasil percobaannya. Sambil

Page 31: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

18

berdiskusi siswa menganalisis data untuk pembahasan dari data yang

teramati.

4. Membuat kesimpulan

Selama siswa berdiskusi, guru memberikan kebebasan kepada siswa

untuk bertanya ataupun memberikan tanggapan. Dan guru pun

membimbing siswa menarik kesimpulan dengan memberikan kata

kunci atau pertanyaan-pertanyaan pancingan21.

Pembelajaran fisika dengan model hands-on membantu siswa

untuk belajar fisika atau prinsip-prinsip fisika dengan keaktifan siswa

membuat sesuatu benda, peralatan atau hal, yang didasari dengan prinsip

fisika. Tekanan model ini adalah siswa dibiasakan dengan aktif membuat

atau menciptakan sesuatu peralatan yang menggunakan prinsip fisika.22

Melalui pembelajaran hands-on siswa akan dilibatkan dalam pengalaman

belajar yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis,

memberikan keterampilan kepada siswa menggunakan alat, merancang

percobaan, berkomunikasi, bertanya, berhipotesis, observasi, dan

berpendapat.

Peran guru dalam pembelajaran hands-on difokuskan dalam

memotivasi dan melibatkan siswa pada pengalaman belajar yang dapat

memperluas pengetahuan dan pemahaman siswa mengenai konten sains

dalam proses belajar. Peran guru tidak hanya sebagai pemberi ilmu

pengetahuan sebagaimana pembelajaran tradisional, tetapi juga harus

membantu siswa membangun pengetahuannya sendiri. Guru yang

menerapkan pembelajaran hands-on dalam kegiatan proses belajar harus

mempertimbangkan juga bagaimana cara yang harus ditempuh umtuk

mengevaluasi siswanya. Siswa tidak hanya diuji mengenai penugasan

21 Yuliati, Pembelajaran Fisika berbasis Hands-on Activties untuk Menumbuhkan

Kemampuan Berpikir Kritis dan Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP, ISSN: 1693-1246 Januari 2011, dalam http://journal.unnes.ac.id

22 Paul Suparno. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik Dan Menyenangkan. (Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2007) h. 123.

Page 32: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

19

spesifik isi pengetahuannya, akan tetapi kinerjanya pun penting juga untuk

dievaluasi.

Pembelajaran hands-on terdiri dari 3 teknik yaitu Guided

Worksheet Activity, Challenge Exploration Activity dan Open Exploration

Activity.

Adapun perbedaan ke-3 teknik tersebut adalah :

1. Teknik Guided Worksheet Activity (kegiatan lembar tugas panduan).

Pada teknik ini siswa diberikan LKS yang lengkap yang berisis alat,

bahan, tujuan, dan prosedur kegiatan praktikum tetapi tidak memberi

tahukan hasil. Siswa diharapkan menemukan sendiri hubungan antar

variabel ataupun menggenaralisasikan data. Teknik ini menggunakan

LKS yang bersifat resep (cook book) tetapi tidak selengkap LKS cook

book.

2. Teknik Challenge Exploration Activity (kegiatan eksplorasi

tantangan). Pada teknik ini LKS yang diberikan kepada siswa berisi

alat, bahan, dan tujuan praktikum serta permasalahan yang akan

diteliti siswa. Siswa ditantang untuk dapat merumuskan sendiri

prosedur kegiatan praktikum berdasarkan permasalahan yang telah

diberikan.

3. Teknik Open Exploration Activity (kegiatan eksplorasi terbuka). Pada

teknik ini LKS yang diberikan kepada siswa hanya berisi alat dan

bahan praktikum. Sedangkan untuk tujuan, permasalahan yang akan

diteliti, dan prosedur kegiatan praktikumnya siswa ditugaskan untuk

merumuskannya sendiri.23

Perbedaan ketiga teknik diatas adalah pada lengkap tidaknya

petunjuk yang diberikan dalam LKS. Adanya LKS yang membantu siswa

untuk mengembangkan alur berpikir untuk mendapatkan suatu konsep.

LKS yang dikembangkan dalam model pembelajaran hands-on dilengkapi

23 Tonih Feronika, Analisis Kemampuan Psikomotor Siswa Dalam Pembelajaran

Hands On Dengan Teknik Challenge Exploration Activity. EDUSAINS vol. 1 No. 2 Desember 2008.

Page 33: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

20

dengan menggunakan pertanyaan produktif. Dengan pertanyaan produktif

siswa harus melakukan sesuatu terlebih dahulu sebelum menjawab.

Sementara dalam LKS yang selama ini dipergunakan pertanyaan-

pertanyaan yang dibuat lebih menitik beratkan pada pemahaman konsep

belaka tidak menuntut siswa untuk melakukan sesuatu. Tanggapan siswa

terhadap LKS yang dibuat dapat membantu memahami suatu konsep.

Ketiga teknik tesebut juga dapat digunakan secara bersama-sama

(kombinasi), akan tetapi tidak ada aturan yang mengikat mengenai urutan

yang tepat dalam mengkombinasikan ketiga teknik tersebut. Pada kondisi

tertentu, kegiatan belajar bisa dimulai dengan teknik Open Exploration

Activity untuk mengenal dan mengetahui bahan-bahan praktikum terlebih

dahulu, kemudian dilanjutkan dengan teknik Challenge Exploration

Activity sehingga siswa fokus pada suatu konsep. Di lain hal, teknik

Guided Worksheet Activity bisa digunakan sebagai dasar dari kegiatan

teknik Open Exploration Activity dan kemudian dilanjutkan dengan

memahami penaksiran melalui kegiatan pada teknik Challenge

Exploration Activity. Meskipun demikian, memadukan karakter setiap

pengalaman yang didapat para siswa merupakan hal yang terpenting dari

semua itu.

Teknik challenge exploration activity, siswa diberi kesempatan

untuk membuat hipotesis dan prosedur kerja. Sehingga siswa dapat

mengekplorasi/merancang daya pikirnya dalam membuat hipotesis dan

prosedur kerja. Dalam hal ini siswa mendapatkan tantangan, karena jika

prosedurnya kurang tepat dengan permasalahan yang ada. Maka hasilnya

pun dapat berakibat tidak baik terhadap percobaan yang diteliti.

Teknik challenge exploration activity adalah teknik pembelajaran

yang memberikan banyak kegiatan pemebelajaran melalui tantangan

kepada siswa. Teknik challenge exploration activity banyak memunculkan

kemampuan yang dominan jika diterapkan dalam mempelajari konsep

yang termasuk jenis konsep yang berdasarkan prinsip. Kelebihan pada

teknik ini adalah:

Page 34: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

21

a. Dalam pembelajaran ada iklim kompetisi

b. Terdapat sikap kreatif dan inventif

c. Semua siswa terlibat kerja

d. Aktivitas percobaan sebagai hal yang menuntut berpikir.24

Penerapan teknik Challence Exploration Activity memberikan hal

yang positif bagi siswa seperti, muncul sikap kreatif dan inventif dalam

diri siswa, semua siswa dalam kelompok terlibat kerja bahkan terjadi iklim

kompetisi, dan siswa merasa terangsang dengan dengan teknik ini. Bila

dilihat dari segi kreativitas, keterlibatan siswa dalam kelompok,

kemampuan memechkan masalah (Problem Solving), motivasi belajar,

kemampuan berhipotesis, dan penggunaan pengetahuan awal teknik

Challence Exploration Activity merupakan teknik yang dapat memfasilitasi

hal-hal tersebut.

5. Penilaian Ranah Psikomotor

Berkaitan dengan psikomotor, Bloom berpendapat bahwa ranah

psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui

keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik.25 Singer

menambahkan bahwa mata pelajaran yang berkaitan dengan psikomotor

adalah mata pelajaran yang berorientasi pada gerakan dan menekankan

pada reaksi-reaksi fisik dan keterampilan tangan. Keterampilan itu sendiri

menunjukkan tingkat keahlian seseorang dalam suatu tugas atau

sekumpulan tugas tertentu.26

24 Ridwan Efendi, Kajian Penguasaan Konsep Dan Kemampuan Inkuiri Siswa

Pada Konsep Hukum Newton Tentang Gerak Melalui Model Pembelajaran Learning Cycle Dengan Tiga Teknik Hands On. (Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan Dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011)

25 Depdiknas 2008. Pengembangan Perangkat Penilaian Psikomotor. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas.

26 Ibid.

Page 35: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

22

Hasil belajar peserta didik dapat dikelompokkan menjadi tiga

ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga ranah ini tidak dapat

dipisahkan satu sama lain secara eksplisit. Apapun mata pelajarannya

selalu mengandung tiga ranah itu, namun penekanannya berbeda. Mata

pelajaran yang menuntut kemampuan praktik lebih menitik beratkan pada

ranah psikomotor sedangkan mata pelajaran yang menuntut kemampuan

teori lebih menitik beratkan pada ranah kognitif, dan keduanya selalu

mengandung ranah afektif.27

Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan

(skill) dan kemampuan bertindak individu.28 Simpson menyatakan bahwa

hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan dan

kemampuan bertindak individu. Hasil belajar psikomotor merupakan

kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan afektif, akan tampak setelah

siswa menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna

yang terkandung pada kedua ranah tersebut dalam kehidupan siswa sehari-

hari.29

Keberhasilan pengembangan ranah kognitif juga akan berdampak

positif terhadap perkembangan ranah psikomotor siswa. Kecakapan

psikomotor ialah segala amal jasmaniah yang konkret dan mudah diamati

baik kuantitasnya maupun kualitasnya, karena sifatnya yang terbuka.

Namun, disamping kecakapan psikomotor itu tidak terlepas dari kecakapan

kognitif ia juga banyak terikat oleh kecakapan afektif. Jadi, kecakapan

psikomotor siswa merupakan manifestasi wawasan pengetahuandan

kesadaran serta sikap mentalnya30.

Menurut Setyosari aspek psikomotor berkaitan dengan

keterampilan yang berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan yang

27 Op.cit 28 Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (PT Remaja

Rosdakarya, Bandung 2010) 29 Ahmad Sofyan dkk. Evaluasi Pemebelajaran IPA Berbasis Kompetensi. (UIN

Jakarta Press, Jakarta 2006) h. 23 30 Muhibin Syah. Psikologi Belajar.(PT Rajagrafindo Persada, Jakarta 2011) h:

53-54.

Page 36: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

23

memerlukan koordinasi antara syaraf dan otot. Tujuan yang bersifat

psikomotor berkaitan dengan pencapaian keterampilan motorik (gerakan),

memanipulasi benda/objek atau kegiatan-kegiatan yang memerlukan

koordinasi otot-otot syaraf dan anggota badan. Menurut Wartono

keterampilan-keterampilan motorik tersebut dalam pembelajaran sains

disebut dengan keterampilan proses sains, yang meliputi mengamati,

menafsirkan, meramalkan, menggunakan alat dan bahan, menerapkan

konsep, merencanakan percobaan dan mengkomunikasikan percobaan.31

Ada beberapa ahli yang menjelaskan cara menilai hasil belajar

psikomotor. Ryan menjelaskan bahwa hasil belajar keterampilan dapat

diukur melalui (1) pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku

peserta didik selama proses pembelajaran praktik berlangsung, (2) sesudah

mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada

peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap, (3)

beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan

kerjanya.32

Penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam penilaian hasil

belajar psikomotor atau keterampilan harus mencakup persiapan, proses,

dan produk. Penialain dapat dilakukan pada saat proses berlangsung yaitu

pada waktu peserta didik melakukan praktik, atau sesudah proses

berlangsung dengan cara mengetes peserta didik. Untuk menilai hasil

belajar aplikatif ini dapat digunakan instrumen tes kinerja atau nontes

dengan pedoman observasi.33

Berdasarkan pengertian domain psikomotor yang telah

dikemukakan, penilaian hasil belajar siswa pada doamin psikomotor dititik

beratkan pada keterampilan motorik (hands on).34 Berdasarkan batasan ini,

31 Nani Dahniar, Pertumbuhan Aspek Psikomotorik dalam Pembelajaran Fisika

Berbasis Observasi Gejala Fisis pada Siswa SMP, (Jurnal pendidikan Inovatif, Vol 1, No. 2,)

32 Depdiknas 2008. Op.cit. h. 4-5 33 Ahmad Sofyan. dkk. Op.cit. h. 24 34 Ahmad Sofyan dkk, Ibid, h. 24

Page 37: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

24

maka dalam pelajaran sains, kompetensi siswa dalam domain psikomotor

dinilai antara lain ketika siswa sedang praktikum di laboratorium pada

khususnya dan diskusi dalam pemecahan masalah.

6. Aspek-Aspek Psikomotor Dalam Pembelajaran IPA

Menurut Mills pembelajaran keterampilan akan efektif bila

dilakukan dengan menggunakan prinsip belajar sambil mengerjakan

(learning by doing)35. Trowbridge dan Bybe menekankan bahwa domain

psikomotor mencakup aspek-aspek perkembangan motorik, koordinasi

otot dan keterampilan-ketrampilan fisik.36

Dalam melatihkan kemampuan psikomotor atau keterampilan

gerak ada beberapa langkah yang harus dilakukan agar pembelajaran

mampu membuahkan hasil yang optimal. Mills menjelaskan bahwa

langkah-langkah dalam mengajar praktik adalah (a) menentukan tujuan

dalam bentuk perbuatan, (b) menganalisis keterampilan secara rinci dan

berurutan, (c) mendemonstrasikan keterampilan disertai dengan penjelasan

singkat dengan memberikan perhatian pada butir-butir kunci termasuk

kompetensi kunci yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dan

bagian-bagian yang sukar, (d) memberi kesempatan kepada peserta didik

untuk mencoba melakukan praktik dengan pengawasan dan bimbingan, (e)

memberikan penilaian terhadap usaha peserta didik.37

Stiggins menjelaskan bahwa ranah psikomotor berhubungan

dengan penegmbangan motorik, koordinasi otot, dan keterampilan-

keterampilan fisik. Trowbridge dan Bybe juga sepaham dengan Stiggins

mengenai ruang lingkup ranah psikomotor, namun selanjutnya mereka

mengemukakan kekhasan dalam mata pelajaran sains bahwa ranah

psikomotor berhubungan dengan hasil-hasil yang melibatkan cara-cara

memanipulasi alat-alat (instrument). Keduanya mengklasifikasikan ranah

35 Depdiknas 2008, loc.cit. 36 Ahmad Sofyan, loc.cit. h. 24 37 Depdiknas 2008, loc.cit. h. 4

Page 38: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

25

psikomotor ke dalam empat kategori, yaitu: a) moving (bergerak), b)

manipulating (memanipulasi), c) communicating (berkomunukasi), d)

creating (menciptakan)38.

7. Pengaruh Kemampuan Psikomotor Siswa Dalam Pembelajaran

Hands On

Berdasarkan pengertian ranah psikomotor yang telah dikemukakan,

penilaian hasil belajar pada ranah psikomotor ini dititikberatkan pada

keterampilan motorik (hands on). Berdasarkan batasan ini, maka dalam

pelajaran sains, kompetensi siswa dalam ranah psikomotor dinilai antara

lain ketika siswa sedang praktikum di laboratorium pada khususnya dan

diskusi dalam pemecahan masalah.

Pada kegiatan pembelajaran, terdapat kaitan erat antara tujuan yang

akan dicapai, metode pembelajaran dan evaluasi yang akan digunakan.

Oleh karena itu ada sedikit perbedaan titik berat tujuan pembelajaran

psikomotor dan kognitif maka strategi maupun pendekatan

pembelajarannya sedikit berbeda. Pembelajaran yang mengungkap

kemampuan psikomotor akan efektif bila dilakukan dengan menggunakan

prinsip belajar sambil mengerjakan (learning by doing). Sains merupakan

suatu proses penemuan yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

alam secara sistematis, bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa

fakta, konsep dan prinsip saja. Pendidikan sains menekankan pada

pemberian pengalaman secara langsung dalam arti bekerja ilmiah sebagai

lingkup proses. Lingkup proses berkaitan erat dengan konsep, maka

bekerja ilmiah adalah mengintegrasikan isi sains ke dalam kegiatan-

kegiatan pembelajaran yang membekali pengalaman belajar siswa secara

langsung.

Sains bukan merupakan sekumpulan pengetahuan atau fakta tetapi

suatu kerja, tindakan, kegiatan, dan penyelidikan. Siswa memerlukan

38 Elly Herliani dkk. Penilaian Hasil Belajar Untuk Guru SMP. PPPTK IPA. Bandung. 2009. Hal.70.

Page 39: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

26

pembelajaran hands-on yang melibatkan mereka dalam pengumpulan,

organisasi, analisis, dan menilai konten sains. Siswa secara aktif terlibat

dalam belajar, mengasumsi apa yang terjadi dan bagaimana

mempelajarinya, siswa dapat mengembangkan percobaan, pengumpulan

data, dan menginterpretasikan hasil penemuannya. Oleh karena itu,

pembelajaran hands-on merupakan pembelajaran yang melibatkan siswa

pada seluruh pengalaman belajar yang mendorong siswa untuk

mengembangkan kemampuannya untuk berpikir secara kritis. Melalui

aktivitas hands-on inilah siswa dapat secara langsung mengerti sains.

Model hands on activity sangat baik bagi keterampilan psikomotor

siswa, mereka dapat dengan asyik melakukan sesuatu sehingga fisika

sangat mengasyikan dan menarik, apalagi dengan melakukan sesuatu,

mereka dapat melihat dengan mata dan inderanya bahwa yang dilakukan

terjadi. Maka mereka menjadi lebih yakin. Keuntungan lain dengan model

ini adalah siswa dilatih keterampilan membuat sesuatu peralatan yang

berbau fisika.39

According to the constructivist philosophy of Piaget people build

conceptual understanding and Vygotsky, on their experience. Real

experiences allow people to construct their own understandings in a

meaningful way.40 Menurut filsafat konstruktivis Piaget and Vygotsky,

orang membangun pemahaman konseptual pada pengalaman mereka.

Kenyataannya memungkinkan orang untuk membangun pemahaman

mereka sendiri dengan cara yang berarti. Titik umum untuk teori ini adalah

bahwa belajar yaitu proses yang aktif memerlukan keterlibatan fisik

(psikomotor) dan intelektual dengan tugas belajar. Demonstrasi dan

hands-on membuat "gangguan eksternal" menjadi pemikiran terkini dan

merangsang equilibrium, yang menyebabkan konseptual berubah, dan

bahwa hands-on activities adalah cara efektif untuk anak-anak dan remaja

39 Paul Suparno, op.cit.. h.123 40 Nermin & Olga, The Effect of Hands-on Learning Stations on Building

American Elementary Teachers’ Understanding about Earth and Space Science Consepts, Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, 2010, 6(2), hal. 87

Page 40: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

27

untuk memperoleh pengetahuan. Hands-on activities membuat siswa lebih

aktif peserta didik di kelas ilmu pengetahuan, terutama jika mereka dapat

menerapkan apa yang mereka pelajari di sekolah untuk kehidupan sehari-

hari situasi mereka. Penelitian juga menunjukkan bahwa siswa

menemukan ilmu yang lebih menarik ketika mereka relevan untuk setiap

hari hidup atau pengalaman. Proyek yang melibatkan hands-on activities,

pengalaman meningkatkan peluang untuk pembangunan pengetahuan.

Menurut Krech faktor yang berpengaruh dalam pengubahan

perilaku tergantung pada keinginan diri individu, kepribadiannya,

informasi yang diterima, kerja kelompok dan lingkungan yang

mendukung. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dan

penerapan konstruktivisme, hasil penelitian pembelajaran sains dengan

kegiatan mandiri atau dengan hands-on dan minds-on activity. Model

hands-on sangat baik bagi siswa SD dan SMP. Mereka dapat dengan asyik

melakukan sesuatu sehingga fisika mengasyikan dan menarik.41 Siswa

memerlukan pembelajaran hands-on yang melibatkan mereka dalam

pengumpulan oraganisasi, analisis dan nilai konten sains sehingga siswa

secara aktif terlibat dalam belajar, mengasumsi apa yang terjadi dan

bagaimana mempelajarinya, siswa dapat mengembangkan percobaan,

pengumpulan data dan menginterpretasikan pengetahuannya.

Dalam hal ini hanya akan dijelaskan aspek-aspek yang dapat dinilai

dalam mata pelajaran sains dengan merujuk pada klasifikasi ranah

psikomotor. Selanjutnya Trowbridge dan Bybe mengklasifikasikan

domain psikomotor kedalam empat kategori, yaitu: a)moving (bergerak),

b)manipulating (memanipulasi), c)communicating (berkomunikasi), dan

d)creating (menciptakan).42

a. Moving (bergerak), kategori ini merujuk pada sejumlah gerakan tubuh

yang melibatkan koordinasi gerakan-gerakan fisik. Kategori ini

merupakan respon-respon otot terhadap rangsangan sensorik.

41 Paul Suparno, loc.cit., hal. 123

42 Ahmad Sofyan dkk. Op.cit. h. 23

Page 41: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

28

b. Manipulating, kategori ini merujuk pada aktivitas yang mencakup pola-

pola yang terkoordinasi dari gerakan-gerakan yang melibatkan bagian-

bagian tubuh, misalnya koordinasi antara mata, telinga, tangan, dan jari.

Koordinasi gerakan tubuh melibatkan dua atau lebih bagian-bagian

tubuh, misalnya tangan-jari, tangan-mata.

c. Communicating, kategori ini merujuk pada pengertian aktivitas yang

menyajikan gagasan dan perasaan untuk diketahui orang lain.

d. Creating, merujuk pada proses dan kinerja yang dihasilkan dari

gagasan-gagasan baru. Kreasi dalam mata pelajaran sains biasanya

memerlukan sejumlah kombinasi dari gerakan, manipulasi, dan

komunikasi dalam membangkitkan hasil baru yang sifatnya unik.

Dalam konteks ini terjadi koordinasi antara aspek kognitif, psikomotor,

dan afektif dalam upaya untuk memecahkan masalah dan menciptakan

gagasan-gagasan baru tersebut43.

8. Kalor

a) Pengertian kalor

Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam

kehidupan sehari-hari. Misalnya, pada waktu memasak air dengan

menggunakan kompor. Air yang semula dingin lama kelamaan

menjadi panas. Mengapa air menjadi panas? Air menjadi panas karena

mendapat kalor, kalor yang diberikan pada air mengakibatkan suhu air

naik. Dari manakah kalor itu? Kalor berasal dari bahan bakar, dalam

hal ini terjadi perubahan energi kimia yang terkandung dalam gas

menjadi energi panas atau kalor yang dapat memanaskan air.

Sebelum abad ke-17, orang berpendapat bahwa kalor merupakan

zat yang mengalir dari suatu benda yang suhunya lebih tinggi ke

43 Elly Herliani, M.Phil, M.Si, dkk. Penilaian Hasil Belajar Untuk Guru SMP. PPPTK IPA.

Bandung. 2009. Hal.71-72.

Page 42: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

29

benda yang suhunya lebih rendah jika kedua benda tersebut

bersentuhan atau bercampur. Jika kalor merupakan suatu zat tentunya

akan memiliki massa dan ternyata benda yang dipanaskan massanya

tidak bertambah. Kalor bukan zat tetapi kalor adalah suatu bentuk

energi dan merupakan suatu besaran yang dilambangkan Q dengan

satuan joule (J), sedang satuan lainnya adalah kalori (kal). Hubungan

satuan joule dan kalori adalah

1 kalori = 4,2 joule

1 joule = 0,24 kalori

b) Kalor dapat Mengubah Suhu Benda

Apa yang terjadi apabila dua zat cair yang berbeda suhunya

dicampur menjadi satu? Bagaimana hubungan antara kalor terhadap

perubahan suhu suatu zat? Adakah hubungan antara kalor yang

diterima dan kalor yang dilepaskan oleh suatu zat?

Semua benda dapat melepas dan menerima kalor. Benda-benda

yang bersuhu lebih tinggi dari lingkungannya akan cenderung

melepaskan kalor. Demikian juga sebaliknya benda-benda yang

bersuhu lebih rendah dari lingkungannya akan cenderung menerima

kalor untuk menstabilkan kondisi dengan lingkungan di sekitarnya.

Suhu zat akan berubah ketika zat tersebut melepas atau menerima

kalor. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa kalor dapat

mengubah suhu suatu benda.

Hubungan antara kalor dengan perubahan suhu suatu zat sering

kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya pada saat

memanaskan air. Memasak air dengan volume 500 gram lebih cepat

mendidih dibandingkan dengan memasak air dengan volume 850

gram atau alkohol lebih cepat panas dibandingkan air jika dipanaskan.

Dari contoh tersebut kita dapat mengamati bahwa besarnya kenaikan

suhu dipengaruhi oleh massa dan jenis zat tersebut. Jadi, dari contoh

di atas dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

Page 43: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

30

1) Semakin besar kalor yang diberikan pada suatu zat, semakin besar

kenaikan suhunya.

2) Semakin besar massa suatu zat, semakin besar kalor yang

diperlukan untuk memanaskan zat tersebut.

3) Kalor yang diberikan pada suatu zat sebanding dengan kalor jenis

zat tersebut.

Jika dituliskan dalam bentuk persamaan matematika, diperoleh

hubungan sebagai berikut.44

Keterangan:

Q = banyaknya kalor yang diperlukan (J)

m = massa zat (kg)

c = kalor jenis zat (J kg-1 °C-1)

∆T = kenaikan suhu (°C)

c) Kalor dapat Mengubah Wujud Zat

Suatu zat apabila diberi kalor terus-menerus dan mencapai suhu

maksimum, maka zat akan mengalami perubahan wujud. Peristiwa ini

juga berlaku jika suatu zat melepaskan kalor terus-menerus dan

mencapai suhu minimumnya. Oleh karena itu, selain kalor dapat

digunakan untuk mengubah suhu zat, juga dapat digunakan untuk

mengubah wujud zat.

Perubahan wujud suatu zat akibat pengaruh kalor dapat

digambarkan dalam skema berikut.

44 Anni Wirasih dkk. IPA Terpadu: SMP/MTs Kelas VII (Depdiknas 2008). h.

129

Cair

Padat Gas

2

1

6

5

4

3

Q = m . c . ∆T

Page 44: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

31

Gambar 2.1. Skema Perubahan Wujud Zat

Keterangan:

1 = mencair/melebur 4 = mengembun

2 = membeku 5 = menyublim

3 = menguap 6 = mengkristal

d) Menguap

Pada waktu menguap zat cair memerlukan kalor, kalor yang

diberikan pada zat cair akan mempercepat gerak molekul-molekulnya

sehingga banyak molekul zat air yang meninggalkan zat cair itu

menjadi uap. Penguapan zat cair dapat dipercepat dengan cara sebagai

berikut:

1) Memanaskan Zat Cair

Pemanasan pada zat cair dapat meningkatkan volume ruang

gerak zat cair sehingga ikatan-ikatan antara molekul zat cair

menjadi tidak kuat dan akan mengakibatkan semakin mudahnya

molekul zat cair tersebut melepaskan diri dari kelompoknya yang

terdeteksi sebagai penguapan. Contohnya pakaian basah dijemur di

tempat yang mendapat sinar matahari lebih cepat kering dari pada

dijemur di tempat yang teduh.

2) Memperluas Permukaan Zat Cair

Peristiwa lepasnya molekul zat cair tidak dapat berlangsung

secara serentak akan tetapi bergiliran dimulai dari permukaan zat

cair yang punya kesempatan terbesar untuk melakukan penguapan.

Page 45: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

32

Dengan demikian untuk mempercepat penguapan kita juga bisa

melakukannya dengan memperluas permukaan zat cair tersebut.

Contohnya air teh panas dalam gelas akan lebih cepat dingin jika

dituangkan ke dalam cawan atau piring.

3) Mengurangi Tekanan Pada Permukaan Zat Cair

Pengurangan tekanan udara pada permukaan zat cair berarti

jarak antar partikel udara di atas zat cair tersebut menjadi lebih

renggang. Akibatnya molekul air lebih mudah terlepas dari

kelompoknya dan mengisi ruang kosong antara partikel-partikel

udara tersebut. Hal yang sering terjadi di sekitar kita adalah jika

kita memasak air di dataran tinggi akan lebih cepat mendidih

daripada ketika kita memasak di dataran rendah.

4) Meniupkan Udara di Atas Zat Cair

Pada saat pakaian basah dijemur, proses pengeringan tidak

sepenuhnya dilakukan oleh panas sinar matahari, akan tetapi juga

dibantu oleh adanya angin yang meniup pakaian sehingga angin

tersebut membawa molekul-molekul air keluar dari pakaian dan

pakaian menjadi cepat kering.

e) Mendidih

Mendidih adalah peristiwa penguapan zat cair yang terjadi di

seluruh bagian zat cair tersebut. Peristiwa ini dapat dilihat dengan

munculnya gelembung-gelembung yang berisi uap air dan bergerak

dari bawah ke atas dalam zat cair.

Zat cair yang mendidih jika dipanaskan terus-menerus akan

berubah menjadi uap. Banyaknya kalor yang diperlukan untuk

mengubah 1 kg zat cair menjadi uap seluruhnya pada titik didihnya

disebut kalor uap (U). Besarnya kalor uap dapat dirumuskan:

Keterangan

U = Q / m atau Q = m x U

Page 46: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

33

Q = kalor yang diserap/dilepaskan (joule)

m = massa zat (kg)

U = kalor uap (joule/kg)

Jika uap didinginkan akan berubah bentuk menjadi zat cair, yang

disebut mengembun. Pada waktu mengembun zat melepaskan kalor,

banyaknya kalor yang dilepaskan pada waktu mengembun sama

dengan banyaknya kalor yang diperlukan waktu menguap dan suhu di

mana zat mulai mengembun sama dengan suhu di mana zat mulai

menguap.

kalor uap = kalor embun

titik didih = titik embun

f) Melebur

Melebur adalah peristiwa perubahan wujud zat padat menjadi zat

cair. Banyaknya kalor yang diperlukan untuk mengubah satu satuan

massa zat padat menjadi cair pada titik leburnya disebut kalor lebur

(L). Besarnya kalor lebur dapat dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan

Q = kalor yang diserap/dilepas (joule)

m = massa zat (kg).

L = kalor lebur (joule / kilogram)

Jika zat cair didinginkan akan membeku, pada saat membeku zat

melepaskan kalor. Banyaknya kalor yang dilepaskan oleh satu satuan

massa zat cair menjadi padat disebut kalor beku.

kalor lebur = kalor beku

titik lebur = titik beku

B. Kerangka Berpikir

Konsep sains hands-on adalah suatu program sains untuk anak yang

didasarkan pada metode yang menggunakan naluri anak untuk mengerti. Sains

L = Q / m atau Q = L x m

Page 47: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

34

seharusnya dijadikan pengalaman, pengalaman ini seharusnya memungkinkan

siswa untuk dilibatkan secara aktif dalam memanipulasi objek dan material dari

dunia nyata (dalam kehidupan sehari-hari).

Cara untuk membantu siswa memenuhi konsep-konsep dasar fisika adalah

dengan memperlihatkan pembuktian konsep dasar tersebut secara langsung

kepada siswa. Cara ini memberikan pengalaman belajar lebih bermakna jika

diabandingkan dengan belajar yang didominasi oleh guru.

Hands-on membuat siswa untuk menjadi peserta aktif sebagai pelajar,

sehingga siswa melakukan aktifitas dan mendapatkan pengalaman langsung

dengan material dan menggerakkan objek untuk mencoba mengetahui gejala ilmu

pengetahuan. Kegiatan yang dapat dilakukan melalui model pembelajaran

berbasis hands-on yaitu mengembangkan keterampilan psikomotor siswa dan

keterampilan berpikir siswa.

Model pembelajaran hands on teknik challence exploration activity

merupakan model pembelajaran yang mampu memberikan banyak kegiatan

pemebelajaran melalui tantangan kepada siswa. Model ini diharapkan mampu

untuk mengembangkan keterampilan psikomotor siswa melalui kegiatan

praktikum.

BAB III

METODOLOOGI PENELTIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 4 yang beralamat

di Jl Hasanuddin, Cipondoh, Kota Tangerang. Penelitian dilakukan pada

semester ganjil tahun ajaran 2012/2013.

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di SMP

Muhammadiyah Cipondoh yang terdistribusi ke dalam satu kelas dengan

jumlah siswa sebanyak 34 orang. Siswa kelas VII-1 dianggap sesuai untuk

Page 48: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

35

dijadikan sampel dalam penelitian ini karena pada semester genap

mempelajari mata pelajaran fisika pada konsep kalor dimana konsep tersebut

dijadikan oleh peneliti sebagai materi penunjang penelitian. Siswa dalam

penelitian ini dibagi menjadi enam kelompok, dimana masing-masing

kelompok terdapat siswa laki-laki dan perempuan, dengan tingkatan siswa

dari kategori tinggi, sedang, dan rendah. Penempatan kategori tinggi, sedang,

dan rendah ditentukan berdasarkan nilai rata-rata siswa pada mata pelajaran

fisika dan pertimbangan guru mata pelajaran fisika. Pengelompokan ini

dilakukan agar tiap kelompok memiliki kemampuan yang relative homogeny

dalam hal praktikum dan diskusi.

Adapun teknik pengambilan subyek penelitian ini menggunakan

purposive sampling adalah teknik penetuan sampel dengan pertimbangan

tertentu. Kriteria yang digunakan dapat berdasarkan pertimbangan

(judgment) tertentu atau jatah tertentu45. Sampel ini lebih cocok digunakan

untuk penelitian kualitatif, atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan

generalisasi.46 Dalam penentuan pengambilan sampel, pihak sekolah atau

guru mata pelajaran yang bersangkutan menentukan kelas yang akan

dijadikan subjek penelitian, dengan pertimbangan bahwa kemampuan

kognitif siswa berbeda-beda, baik tinggi, sedang maupun rendah.

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode

deskriptif. Metode ini berupaya untuk memecahkan atau menjawab

permasalahan yang dihadapi dalam situasi sekarang dan tanpa harus

dibuktikan, atau metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau

memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau

45 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R&D. (Alfabeta, Bandung 2008) h. 124 46 Sugiyono, ibid, h. 124

Page 49: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

36

populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum47.

Tujuan penelitian deskriptif menurut Moh. Nazir adalah untuk

membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan

akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang

diselidiki48. Tujuan umumnya dilakukan dengan tujuan utama yaitu

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek/subjek yang

diteliti secara tepat tentang kemampuan psikomotor siswa.

D. Peran Dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan berkelompok. Dalam

penelitian ini, peneliti berperan sebagai guru yang melakukan proses

pembelajaran dengan cara mengajarkan konsep kalor pada pembelajaran

fisika dengan model hands-on teknik challenge exploration activity

sedangkan guru mata pelajaran fisika dan teman sejawat berperan sebagai

observer.

E. Instrumen Penelitian

Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakn instrumen penelitian.

Jadi instrumen penelitian adalah alat yang yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati.49 Instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah instrumen non tes. Instrumen non tes berupa LKS

dan lembar observasi. Observasi dilakukan untuk mengamati kemampuan

psikomotor siswa pada saat tes unjuk kerja. Dari hasil observasi tersebut

dapat digunakan untuk mengukur seberapa jauh keaktifan siswa yang diberi

pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran hands on teknik challenge

exploration activity.

1. Instrumen Non Tes

47 Sugiyono,Statistika Untuk Penelitian. (Bandung: Alfabeta, 2008) hal. 29 48 Moh. Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005) hal 54 49 Sugiyono, metode penelitian, op.cit, h. 148

Page 50: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

37

Instrumen non tes pada penelitian ini menggunakan LKS dan lembar

observasi.

a. Perangkat pembelajaran

Perangkat pembelajaran berupa Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS ini

dirancang berdasarkan pendekatan hands on teknik challenge exploration

activity. LKS ini hanya berisi alat, bahan dan tujuan praktikum, sedangkan

siswa ditugaskan untuk merumuskan sendiri prosedur kerjanya. LKS ini

sebagai panduan siswa selama melakukan praktikum.

b. Lembar Observasi

Menurut Ngalim Purwanto, observasi adalah metode atau cara-cara

menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah

laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara

langsung50. Observasi yang dilakukan disini adalah observasi langsung yang

mengumpulkan data berdasarkan pengamatan yang menggunakan mata atau

telinga secara langsung. Dengan demikian melalui observasi dapat terlihat

kemunculan keterampilan psikomotor siswa dengan panca indera secara

langsung.

Lembar observasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan

psikomotor siswa pada saat praktikum selama menggunakan model

pembelajaran hands on teknik challenge exploration activity. Lembar

observasi disusun dari aktivitas siswa berdasarkan kajian teori yang dilakukan

peneliti.

Dalam penelitian ini, pencuplikan data melalui lembar observasi

melibatkan tiga orang observer yang mengobservasi terhadap enam

kelompok. Setiap observer mengamati dua kelompok yang sebelumnya telah

mendapatkan penjelasan tentang pelaksanaan observasi dari peneliti.

Penjelasan yang diberikan berupa penjelasan penggunaan lembar observasi

pada saat mengamati kegiatan praktikum serta pemberian kisi-kisi tiap poin

50 Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung:

Remaja Rosda Karya, 2000) hal. 149

Page 51: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

38

pengamatan pada lembar observasi. Dengan langkah tersebut diharapkan

persepsi setiap observer terhadap fenomena muncul pada saat pembelajaran

menjadi sama.

Tabel 3.1. Aspek psikomotor siswa yang akan diukur

No Aspek Sub aspek

1. Moving a. Membawa perlengkapan belajar

b. Menyiapkan perlengkapan belajar

2. Communicating a. Merangkai alat praktikum.

b. Meramu bahan-bahan praktikum

c. Menggunakan alat-alat praktikum

d. Menggunakan termometer

e. Mengamati percobaan

f. Membersihkan alat dan bahan

praktikum

3. Manipulating a. Mengajukan pertanyaan

b. Menjawab pertanyaan

c. Menyimak pendapat orang lain

d. Menyampaikan ide/gagasan

e. Mendeskripsikan data

f. Mendiskusikan masalah

g. Mencatat data/informasi

4. Creating a. Merancang langkah kerja

b. Menganalisis masalah.

c. Mensintesis masalah.

F. Teknik Pengumpulan Data

Agar suatu penelitian dapat dipaparkan dengan jelas dan sistematis

maka disususn suatu penelitian berupa langkah-langkah yang ditempuh

dalam penelitian.

Teknik pengumpulan data

Page 52: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

39

Setelah data terkumpul, analisis yang digunakan adalah analisis

deskriptif kuantitatif, dalam suharsimi arikunto dijelaskan bahwa: analisis

deskriptif kuantitatif adalah teknik yang digunakan untuk menganalisis data

dengan mencari jumlah frekuensi dan mencari jumlah persentasenya51.

Selanjutnya data ini akan dianalisis dan diverifikasi keabsahannya, diberi

kode, diklasifikasi, diberi skor dengan analisis deskriptif. Berikut data-data

yang dikumpulkan dalam penelitian ini diantaranya:

a. Pengumpulan data observasi

b. Pemeriksaan LKS

c. Pengolahan data

d. Membuat kesimpulan

Teknik pemeriksaan keterpercayaan studi

Agar diperoleh data yang valid dan reliabel, instrument lembar observasi

dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk mengetahui validitasnya.

Dalam penelitian ini digunakan uji validitas ahli, pada uji validitas ahli kisi-

kisi instrumen yang telah tersusun divalidasi kepada ahli.

Tabel 3.2. Uji Validasi Ahli

Kesesuaian

konsep

Pertanyaan Baik Cukup Kurang

Kesesuain

konsep

Apakah indikator-indikator

yang digunakan pada

instrumen ini mewakili aspek

psikomotor yang dipakai?

Apakah instrumen ini

mencakup sikap ilmiah dari

51 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta:PT Rineka Cipta, 2007),

hal 262.

Page 53: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

40

teori-teori yang ada?

Apakah butir penilaian yang

digunakan dalam instrumen ini

memenuhi pencapaian

indikator kemampuan

psikomotor?

Kesesuain

Bahasa

Apakah bahasa yang

digunakan dalam instrumen ini

sudah cukup jelas?

Apakah bahasa yang

digunakan dalam instrumen ini

sudah cukup efektif?

Saran

G. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, maka dilakukan analisis deskriptif kuantitatif

yaitu teknik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mencari

jumlah frekuensi dan mencari jumlah persentasenya52.

1. Lembar observasi

Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian yang banyak

digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses

terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang

sebenarnya maupun dalam situasi buatan.53

Data yang diperoleh dari format lembar observasi kemudian

dianalisis lebih lanjut dengan cara:

52 Suharsimi, ibid, h. 262 53 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (PT Remaja

Rosdakarya, Bandung 2010) h. 84

Page 54: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

41

a. Memberi tanda ceklis (√) di bubuhkan, checklist atau daftar cek

adalah salah satu alat/pedoman observasi yang berupa daftar

kemungkinan aspek tingkah laku tertentu pada seseorang yang akan

dinilai54. Tanda ceklis kemudian dimasukkan kedalam lembar

observasi sesuai dengan kriteria yang ada pada setiap aspek

keterampilan psikomotor yang muncul selama berlangsungnya

pembelajaran hands-on teknik challenge exploration activity.

b. Menjumlahkan banyaknya ceklis pada setiap kolom yang terdapat

pada lembar observasi tiap kelompok, banyaknya ceklis yang terdapat

pada lembar observasi dari tiap-tiap aspek keterampilan psikomotor

yang muncul.

c. Kemudian dicari persentase masing-masing kriteria berdasarkan

rumus berikut:

Persentase (%) = x 100%

d. Menginterpretasi secara deskriptif data persentase tiap-tiap aspek

keterampilan psikomotor yang muncul selama berlangsungnya

pembelajaran hands-on teknik challenge exploration activity.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan hasil yang diperoleh dari penelitian dan

pembahasannya. Pada penelitian ini setelah observer mengamati siswa dengan

melihat sejauh mana kemampuan psikomotor siswa yang muncul dalam

54 Slameto, Evaluasi pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001) h. 142.

Page 55: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

42

pembelajaran dengan memberi skor sesuai pengamatannya. Data hasil yang

diperoleh akan disajikan dalam bentuk tabel.

1. Pertemuan I

Pada pertemuan pertama hasil pengamatan kemampuan psikomotor

siswa dalam pembelajaran Hands-on teknik Challenge Exploration

Activity dijelaskan pada masing-masing aspek psikomotor sebagai berikut.

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Aspek Moving (bergerak)

No Sub aspek yang diamati Kemampuan siswa (%)

a. Membawa perlengkapan belajar 70,8

b. Menyiapkan perlengkapan belajar 54,1

Rata-rata 62,5

Berdasarkan data pada tabel 4.1 menunjukan kemampuan

psikomotor siswa pada aspek moving selama kegiatan pembelajaran

hands-on teknik challenge exploration activity berlangsung. Pada sub

aspek membawa perlengkapan belajar menunjukkan kemampuan siswa

sebesar 70,8 %. Sedangkan sub aspek menyiapkan perlengkapan belajar

menunjukan kemampuan siswa sebesar 54,1 %. Rata-rata persentase dari

sub aspek yang ada menggambarkan persentase aspek moving selama

proses pembelajaran sebesar 62,5%.

Pada pertemuan pertama aspek manipulating (memanipulasi)

kemampuan psikomotor siswa selama pembelajaran tidak muncul karena

pada pertemuan ini siswa tidak melakukan kegiatan praktikum. Kegiatan

praktikum akan dilaksanakan pada pertemuan kedua.

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Aspek Communicating (Komunikasi)

No. Sub aspek yang diamati Kemampuan siswa (%)

Page 56: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

43

a. Mengajukan pertanyaan 70,8

b. Menjawab pertanyaan 70,8

c. Menyimak pendapat orang lain 79,2

d. Menyampaikan ide/gagasan 66,7

e. Mendeskripsikan data 70,8

f. Mendiskusikan masalah 66,7

g. Mencatat data/informasi 83,3

Rata-rata 72,6

Berdasarkan data pada tabel 4.2 menunjukan kemampuan

psikomotor siswa pada aspek communicating selama kegiatan

pembelajaran hands-on teknik challenge exploration activity berlangsung.

Pada sub aspek mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan dan

mendeskripsikan data menunjukkan kemampuan psikomotor siswa sebesar

70,8%. Pada sub aspek menyampaikan ide/gagasan dan mendiskusikan

masalah menunjukan kemampuan siswa sebesar 66,7%. Sedangkan pada

sub aspek menyimak pendapat orang lain menunjukkan kemampuan

psikomotor siswa sebesar 79,2%. Kemampuan psikomotor siswa paling

tinggi pada aspek communicating adalah mencatat data/informasi dengan

kemampuan psikomotor siswa sebesar 83,3%. Rata-rata persentase dari

sub aspek yang ada menggambarkan persentase aspek communicating

selama proses pembelajaran sebesar 72,6%.

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Aspek Creating (Kreativitas)

No. Aspek yang diamati Kemampuan siswa(%)

Page 57: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

44

a. Merancang langkah kerja 75

b. Menganalisis masalah 58,3

c. Mensintesis masalah 41,7

Rata-rata 58,3

Berdasarkan data pada tabel 4.3 menunjukan kemampuan

psikomotor siswa pada aspek creating selama kegiatan pembelajaran

hands-on teknik challenge exploration activity berlangsung. Pada sub

aspek merancang langkah kerja menunjukkan kemampuan siswa sebesar

75,0%. Pada sub aspek menganalisis masalah menunjukkan kemampuan

siswa sebesar 58,3%. Sedangkan sub aspek mensintesis masalah

menunjukan kemampuan siswa sebesar 41,7%. Rata-rata persentase dari

sub aspek yang ada menggambarkan persentase aspek creating selama

proses pembelajaran sebesar 58,3%.

2. Pertemuan II

Pada pertemuan kedua hasil pengamatan kemampuan psikomotor

siswa dalam pembelajaran Hands-on teknik Challenge Exploration

Activity dijelaskan pada masing-masing aspek psikomotor sebagai berikut.

Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Aspek Moving (Bergerak)

No Sub aspek yang diamati Kemampuan siswa (%)

a. Membawa perlengkapan belajar 87,5

b. Menyiapkan perlengkapan belajar 66,7

Page 58: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

45

Rata-rata 77,1

Berdasarkan data pada tabel 4.4 menunjukan kemampuan

psikomotor siswa pada aspek moving selama kegiatan pembelajaran

hands-on teknik challenge exploration activity berlangsung. Pada sub

aspek membawa perlengkapan belajar menunjukkan kemampuan siswa

sebesar 87,5%. Sedangkan sub aspek menyiapkan perlengkapan belajar

menunjukan kemampuan siswa sebesar 66,7%. Rata-rata persentase dari

sub aspek yang ada menggambarkan persentase aspek moving selama

proses pembelajaran sebesar 77,1%.

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Aspek Manipulating (Memanipulasi)

No. Sub aspek yang diamati Kemampuan siswa (%)

a. Merangkai alat praktikum 95,8

b. Meramu bahan praktikum 79,2

c. Menggunakan alat-alat praktikum 70,8

d. Mengukur suhu dengan termometer 79,2

e. Mengamati percobaan 79,2

f. Membersihkan alat dan bahan praktikum 100,0

Rata-rata 84,0

Berdasarkan data pada tabel 4.5 menunjukan kemampuan

psikomotor siswa pada aspek manipulating selama kegiatan pembelajaran

hands-on teknik challenge exploration activity berlangsung. Pada sub

aspek merangkai alat praktikum menunjukkan kemampuan siswa sebesar

95,8%. Pada sub aspek meramu bahan praktikum, mengukur suhu dengan

Page 59: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

46

termometer dan mengamati percobaan menunjukkan kemampuan siswa

sebesar 79,2%. Pada sub aspek menggunakan alat-alat praktikum

menunjukkan kemampuan siswa sebesar 70,8%. Sedangkan sub aspek

membersihkan alat dan bahan praktikum menunjukan kemampuan siswa

sebesar 100,0%. Rata-rata persentase dari sub aspek yang ada

menggambarkan persentase aspek manipulating selama proses

pembelajaran sebesar 84,0%.

Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Aspek Communicating (Komunikasi)

No. Sub aspek yang diamati Kemampuan siswa (%)

a. Mengajukan pertanyaan 75,0

b. Menjawab pertanyaan 58,3

c. Menyimak pendapat orang lain 83,3

d. Menyampaikan ide/gagasan 66,7

e. Mendeskripsikan data 70,8

f. Mendiskusikan masalah 70,8

g. Mencatat data/informasi 87,5

Rata-rata 73,2

Berdasarkan data pada tabel 4.6 menunjukan kemampuan

psikomotor siswa pada aspek communicating selama kegiatan

pembelajaran hands-on teknik challenge exploration activity berlangsung.

Pada sub aspek mengajukan pertanyaan menunjukkan kemampuan siswa

sebesar 75,0 %. Pada sub aspek menjawab pertanyaan menunjukkan

kemampuan siswa sebesar 58,3%. Pada sub aspek menyimak pendapat

orang lain menunjukkan kemampuan siswa sebesar 83,3%. Pada sub aspek

Page 60: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

47

menyampaikan ide/gagasan menunjukkan kemampuan siswa sebesar

66,7%. Pada sub aspek mendeskripsikan data dan mendiskusikan masalah

menunjukkan kemampuan siswa sebesar 70,8%. Sedangkan pada sub

aspek mencatat data/informasi menunjukkan kemampuan siswa sebesar

87,5%. Rata-rata persentase dari sub aspek yang ada menggambarkan

persentase aspek communicating selama proses pembelajaran sebesar

73,2%.

Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Aspek Creating (Kreativitas)

No. Aspek yang diamati Kemampuan siswa (%)

a. Merancang langkah kerja 95,8

b. Menganalisis masalah 66,7

c. Mensintesis masalah 54,2

Rata-rata 72,2

Berdasarkan data pada tabel 4.7 menunjukan kemampuan

psikomotor siswa pada aspek creating selama kegiatan pembelajaran

hands-on teknik challenge exploration activity berlangsung. Pada sub

aspek merancang langkah kerja menunjukkan kemampuan siswa sebesar

95,8%. Pada sub aspek menganalisis masalah menunjukkan kemampuan

siswa sebesar 66,7%. Sedangkan pada sub aspek mensintesis masalah

menunjukkan kemampuan siswa sebesar 54,2%. Rata-rata persentase dari

sub aspek yang ada menggambarkan persentase aspek creating selama

proses pembelajaran sebesar 72,2%.

3. Pertemuan III

Page 61: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

48

Pada pertemuan ketiga hasil pengamatan kemampuan psikomotor

siswa dalam pembelajaran Hands-on teknik Challenge Exploration

Activity dijelaskan pada masing-masing aspek psikomotor sebagai berikut.

Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Aspek Moving (Bergerak)

No Sub aspek yang diamati Kemampuan siswa (%)

a. Membawa perlengkapan belajar 87,5

b. Menyiapkan perlengkapan belajar 62,5

Rata-rata 75,0

Berdasarkan data pada tabel 4.8 menunjukan kemampuan

psikomotor siswa pada aspek moving selama kegiatan pembelajaran

hands-on teknik challenge exploration activity berlangsung. Pada sub

aspek membawa perlengkapan belajar menunjukkan kemampuan siswa

sebesar 87,5%. Sedangkan sub aspek menyiapkan perlengkapan belajar

menunjukan kemampuan siswa sebesar 62,5%. Rata-rata persentase dari

sub aspek yang ada menggambarkan persentase aspek moving selama

proses pembelajaran sebesar 75,0%.

Pada pertemuan ketiga aspek manipulating (memanipulasi)

kemampuan psikomotor siswa selama pembelajaran tidak muncul karena

siswa tidak melakukan kegiatan praktikum. Pada pertemuan ini siswa

melakukan diskusi kelas membahas hasil praktikum yang telah

dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya.

Tabel 4.9 Hasil Pengamatan Aspek Communicating (Komunikasi)

No. Sub aspek yang diamati Kemampuan siswa (%)

a. Mengajukan pertanyaan 70,8

Page 62: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

49

b. Menjawab pertanyaan 66,7

c. Menyimak pendapat orang lain 83,3

d. Menyampaikan ide/gagasan 66,7

e. Mendeskripsikan data 75,0

f. Mendiskusikan masalah 79,2

g. Mencatat data/informasi 83,3

Rata-rata 75,0

Berdasarkan data pada tabel 4.9 menunjukan kemampuan

psikomotor siswa pada aspek communicating selama kegiatan

pembelajaran hands-on teknik challenge exploration activity berlangsung.

Pada sub aspek mengajukan pertanyaan menunjukkan kemampuan

psikomotor siswa sebesar 70,8%. Pada sub aspek menjawab pertanyaan

dan menyampaikan ide/gagasan menunjukan kemampuan siswa sebesar

66,7%. Pada sub aspek menyimak pendapat orang lain dan mencatat

data/informasi menunjukan kemampuan siswa sebesar 83,3%. Pada sub

aspek mendeskripsikan data menunjukkan kemampuan siswa sebesar

75,0%. Sedangkan pada sub aspek mendiskusikan masalah menunjukkan

kemampuan siswa sebesar 79,2%. Rata-rata persentase dari sub aspek

yang ada menggambarkan persentase aspek communicating selama proses

pembelajaran sebesar 75,0%.

Tabel 4.10 Hasil Pengamatan Aspek Creating (Kreativitas)

No. Aspek yang diamati Kemampuan siswa (%)

a. Merancang langkah kerja 87,5

Page 63: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

50

b. Menganalisis masalah 58,3

c. Mensintesis masalah 41,7

Rata-rata 62,5

Berdasarkan data pada tabel 4.10 menunjukan kemampuan

psikomotor siswa pada aspek creating selama kegiatan pembelajaran

hands-on teknik challenge exploration activity berlangsung. Pada sub

aspek merancang langkah kerja menunjukkan kemampuan siswa sebesar

87,5%. Pada sub aspek menganalisis masalah menunjukkan kemampuan

siswa sebesar 58,3%. Sedangkan pada sub aspek mensintesis masalah

menunjukkan kemampuan siswa sebesar 41,7%. Rata-rata persentase dari

sub aspek yang ada menggambarkan persentase aspek creating selama

proses pembelajaran sebesar 62,5%.

Dari seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran hands-on teknik

challenge exploration activity berlangsung, aspek-aspek kemampuan

psikomotor siswa yang muncul akan disajikan sebagai berikut.

Tabel 4.11 Hasil Pengamatan Aspek Moving (Bergerak)

Pada Seluruh Kegiatan Pembelajaran.

No Sub aspek yang diamati Kemampuan siswa (%)

a. Membawa perlengkapan belajar 81,9

b. Menyiapkan perlengkapan belajar 61,1

Rata-rata 71,5

Berdasarkan data pada tabel 4.11 menunjukan kemampuan

psikomotor siswa pada aspek moving selama kegiatan pembelajaran

hands-on teknik challenge exploration activity berlangsung. Pada sub

aspek membawa perlengkapan belajar menunjukkan kemampuan siswa

Page 64: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

51

sebesar 81,9%. Sedangkan sub aspek menyiapkan perlengkapan belajar

menunjukan kemampuan siswa sebesar 61,1%. Rata-rata persentase dari

sub aspek yang ada pada seluruh kegiatan pembelajaran menggambarkan

persentase aspek moving selama proses pembelajaran sebesar 71,5%.

Tabel 4.12 Hasil Pengamatan Aspek Communicating (Komunikasi)

Pada Seluruh Kegiatan Pembelajaran.

No. Sub aspek yang diamati Kemampuan

psikomotor siswa (%)

a. Mengajukan pertanyaan 72,2

b. Menjawab pertanyaan 65,3

c. Menyimak pendapat orang lain 81,9

d. Menyampaikan ide/gagasan 66,7

e. Mendeskripsikan data 72,2

f. Mendiskusikan masalah 72,2

g. Mencatat data/informasi 84,7

Rata-rata 73,6

Berdasarkan data pada tabel 4.13 menunjukan kemampuan

psikomotor siswa pada aspek communicating selama kegiatan

pembelajaran hands-on teknik challenge exploration activity berlangsung.

Pada sub aspek mengajukan pertanyaan, mendeskripsikan data dan

mendiskusikan masalah menunjukkan kemampuan psikomotor siswa

sebesar 72,2%. Pada sub aspek menjawab pertanyaan menunjukan

kemampuan siswa sebesar 65,3%. Pada sub aspek menyimak pendapat

orang lain menunjukkan kemampuan psikomotor siswa sebesar 81,9%.

Page 65: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

52

Pada sub aspek menyampaikan ide/gagasan menunjukkan kemampuan

psikomotor siswa sebesar 66,7%. Sedangkan pada sub aspek mencatat

data/informasi menunjukkan kemampuan psikomotor siswa sebesar

84,7%. Rata-rata persentase dari sub aspek yang ada menggambarkan

persentase aspek communicating selama proses pembelajaran sebesar

73,6%.

Tabel 4.13 Hasil Pengamatan Aspek Creating (Kreativitas)

Pada Seluruh Kegiatan Pembelajaran

No. Aspek yang diamati Frekuensi kemunculan

(%)

a. Merancang langkah kerja 86,1

b. Menganalisis masalah 61,1

c. Mensintesis masalah 45,8

Rata-rata 64,4

Berdasarkan data pada tabel 4.13 menunjukan kemampuan

psikomotor siswa pada aspek creating selama kegiatan pembelajaran

hands-on teknik challenge exploration activity berlangsung. Pada sub

aspek merancang langkah kerja menunjukkan kemampuan siswa sebesar

86,1%. Pada sub aspek menganalisis masalah menunjukkan kemampuan

siswa sebesar 61,1%. Sedangkan sub aspek mensintesis masalah

menunjukan kemampuan siswa sebesar 45,8%. Rata-rata persentase dari

sub aspek yang ada menggambarkan persentase aspek creating selama

proses pembelajaran sebesar 64,4%.

Tabel 4.14 Aspek Psikomotor Tiap Pertemuan

No Aspek penilaian Pertemuan 1

(%) Pertemuan 2

(%) Pertemuan 3

(%)

Page 66: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

53

1. Moving (bergerak) 62,5 77,1 75

2. Manipulating (memanipulasi) 84

3. Communicating (komunikasi) 72,6 73,2 75

4. Creating (kreativitas) 58,3 72,2 62,5

Grafik 4.1 aspek psikomotor siswa selama proses pembelajaran hands on

teknik challenge exploration activity

B. Pembahasan

Tingkat persentase kemampuan aspek psikomotor siswa selama

pembelajaran hands on teknik challenge exploration activity berlangsung

menunjukkan tingkat kemampuan pada masing-masing aspek psikomotor.

Page 67: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

54

1. Pertemuan I

Pada pertemuan pertama yaitu pada saat diskusi untuk

merumuskan langkah kerja praktikum, aspek communicating

menunjukkan persentase paling tinggi dibandingkan dengan aspek moving

dan creating. Sedangkan aspek manipulating tidak muncul pada kegiatan

ini dikarenakan aspek manipulating merujuk pada aktivitas motorik yang

terjadi pada saat siswa melakukan percobaan di dalam laboratorium.

Dari ketiga aspek yang muncul, kemampuan psikomotor siswa dengan

nilai persentase tertinggi adalah aspek communicating, sedangkan nilai

persentase terendah adalah aspek creating. Nilai aspek moving berada

diantara aspek communicating dan creating. Aspek communicating pada

sub aspek menyimak pendapat orang lain, mendiskusikan masalah dan

mencatat/informasi merupakan sub aspek yang paling dominan muncul

dengan mendapatkan persentase yang tinggi karena pada kegiatan ini

siswa ditantang untuk membuat langkah kerja sebelum praktikum. Siswa

masih belum tahu langkah kerja yang benar, komunikasi antar teman

sekelompok menjadi lebih sering dialakukan siswa. Dari komunikasi antar

siswa tersebut menunjukkan bahwa siswa membangun pengetahuannya

sendiri dengan memecahkan masalah yang sedang mereka hadapi. Belajar

menurut kaum konstruktivisme merupakan proses aktif siswa

mengkonstruksi arti teks, dialog, pengalaman fisis dan lain-lain. Belajar

juga merupakan proses mengasimilasi dan menghubungkan pengalaman

atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dipunyai

seseorang sehingga pengertian dikembangkan55.

Pada aspek creating, sub aspek merancang langkah kerja memiliki

nilai persentase tertinggi artinya sub aspek ini muncul paling dominan

dibandingkan sub aspek lainnya. Merancang langkah merupakan kegiatan

yang paling sering dilakukan siswa karena siswa memang difokuskan

55 Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan, JPPP, Lembaga Penelitian

Undiksha, April 2008

Page 68: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

55

untuk membuat langkah kerja sebelum melakukan praktikum. Merancang

langkah kerja praktikum merupakan tugas utama yang dilakukan siswa

pada tahap ini sehingga dalam prosesnya membutuhkan intensitas waktu

yang paling banyak dibandingkan sub aspek yang lain. Sub aspek

menganalisis dan mensintesis maslah muncul dengan persentase yang

kecil karena berdasarkan pendapat siswa bahwa kurangnya pengetahuan

yang mereka miliki menjadi alasan kurangnya keberanian mereka untuk

melakukan kreasi baru. Hal ini senada dengan dengan paham

konstruktivisme bahwa pembelajaran terjadi apabila siswa membina

pemahamannya sendiri dengan membuat keterkaitan antara ide baru

dengan pengetahuan yang sudah ada. Sementara itu, pemahaman terhadap

pengetahuan tidak terjadi secara serta merta tetapi hasil interaksi siswa

dengan lingkungannya.

Aspek moving, pada sub aspek membawa perlengkapan belajar

merupakan sub aspek yang paling tinggi persentasenya dibandingkan

dengan sub aspek menyiapkan perlengkapan belajar yang dibutuhkan

selama proses pembelajaran. Selain itu aktivitas pada aspek ini hanya

dilakukan oleh siswa di awal dan akhir kegiatan, artinya tidak selalu

dilakukan siswa pada kurun waktu yang ada.

2. Pertemuan II

Pertemuan kedua, yaitu pada saat melakukan kegiatan praktikum,

aspek kemampuan psikomotor siswa yang muncul sebanyak empat aspek,

artinya seluruh aspek kemampuan psikomotor muncul pada kegiatan

praktikum ini diantaranya adalah aspek moving, manipulating,

communicating dan creating. Dari keempat aspek tersebut, aspek dengan

kemampuan psikomotor siswa yang paling tinggi adalah aspek

manipulating, disusul dengan aspek moving, communicating dan creating.

Aspek manipulating memiliki persentase paling tinggi

dibandingkan dengan ketiga aspek yang lainnya, hal ini dikarenakan pada

kegiatan pembelajaran hands-on teknik challenge exploration activity,

Page 69: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

56

seluruh kegiatan belajar siswa dilakukan didalam laboratorium. Pada sub

aspek membersihkan alat dan bahan praktikum menunjukkan kemampuan

siswa dengan persentase paling tinggi, kegiatan ini memang sederhana

untuk dilakukan oleh siswa sehingga setiap kelompok melakukannya

dengan baik dan rapi. Kegiatan merangkai alat praktikum juga

menunjukkan kemampuan siswa dengan persentase yang cukup tinggi. Hal

ini dikarenakan siswa merasa tertantang untuk merangkai alat yang sudah

mereka rancang pada LKS dipertemuan sebelumnya. Pada kegiatan ini

siswa mengkonstruksi sendiri pemikiran dan penemuan selama

beraktivitas sehingga siswa melakukan sendiri tanpa beban,

menyenangkan dan motivasi tinggi. Siswa melakukan praktikum dengan

alat laboratorium sehingga mereka dapat memperoleh pengetahuan secara

langsung dengan alat yang mereka gunakan. Kegiatan merangkai alat

merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan

secara fisis. Pengetahuan fisis adalah pengetahuan akan sifat-sifat fisis dari

suatu objek atau kejadian seperti bentuk, besar, kekerasan, berat, serta

bagaimana objek-objek itu berinteraksi satu dengan yang lain. Siswa

memperoleh pengetahuan fisis tentang suatu objek dengan mengerjakan

atau bertindak terhadap objek itu melalui inderanya56.

Aspek moving, pada sub aspek membawa perlengkapan belajar dan

menyiapkan perlengkapan belajar menunjukkan persentase yang cukup

tinggi. Ini menunjukkan antusias siswa untuk melakukan praktikum

dengan menggunakan LKS yang sudah mereka persipkan sebelumnya

cukup tinggi.

Aspek communicating, pada sub aspek mencatat data/informasi

paling dominan muncul dengan nilai persentase paling tinggi. Aktivitas

mencatat data/informasi banyak dilakukan oleh siswa pada kegiatan

pertemuan kedua karena pada pertemuan kedua ini siswa mencatat hasil

56 Paul Suparno. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik Dan

Menyenangkan. (Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2007) h. 12.

Page 70: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

57

pengamatan selama praktikum dan mengolah data pada LKS yang

diberikan oleh guru, sehingga banyak terdapat aktivitas mencatat

didalamnya. Aktivitas menjawab pertanyaan muncul dengan nilai

persentase terkecil karena masing-masing kelompok masih mengandalkan

teman yang itu saja. Selain itu siswa kurang aktif ini dikarenakan siswa

masih belum percaya diri untuk menjawab pertanyaan, bertanya kepada

teman atau guru.

3. Pertemuan III

Pertemuan ketiga, yaitu kegiatan siswa untuk mendiskusikan hasil

praktikum yang sudah dilakukan pada pertemuan sebelumnya. Pada

pertemuan ini aspek psikomotor yang paling tinggi persentasenya adalah

aspek moving dan aspek communicating. Sedangkan aspek creating berada

pada persentase yang paling rendah. Aspek manipulating tidak muncul

karena pada pertemuan ini hanya melakukan kegiatan diskusi hasil

praktikum pada pertemuan sebelumnya.

Aspek moving dan aspek communicating berada pada kemampuan

siswa yang paling tinggi, hal ini dikarenakan pada pertemuan ini siswa

sudah mempersiapkan hasil praktikum pada pertemuan sebelumnya.

Setelah siswa melakukan percobaan atau penyelidikan, siswa berdiskusi

dan menarik kesimpulan dari hasil percobaan dengan bimbingan guru.

Selama diskusi guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk bertanya

ataupun memberikan tanggapan. Mendiskusikan hasil eksperimen

memberikan kesempatan pada siswa untuk berfikir kritis, siswa berani

untuk bertanya dan menjawab pertanyaan. Hal ini sesuai dengan teori

konstruktivisme, belajar bukanlah suatu kegiatan mengumpulkan fakta,

tetapi suatu perkembangan berpikir dengan membuat kerangka pengertian

yang baru. Siswa harus punya pengalaman dengan membuat hipotesis,

meramalkan, mengetes hipotesis, memanipulasi objek, memecahkan

persoalan, mencari jawaban, menggambarkan, meneliti, berdialog,

Page 71: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

58

mengadakan refleksi, mengungkapkan pertanyaan, mengekspresikan

gagasan dll. untuk membentuk kontruksi pengetahuan yang baru57.

Aspek creating, kemampuan psikomotor siswa pada aspek ini

dianggap masih rendah dikarenakan kurangnya pemahaman siswa

terhadap konsep-konsep yang sudah dimiliki kemudian mengaitkannya

dengan informasi yang baru untuk memecahkan masalah.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

57 Paul Suparno. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik Dan Menyenangkan. (Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2007) h. 13

Page 72: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

59

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, maka kesimpulan yang

dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan analisis statistik yang dilakukan terhadap kemampuan

psikomotor siswa diperoleh kesimpulan pembelajaran hands-on teknik

challence exploration activity berpengaruh terhadap kemampuan

psikomotor siswa.

2. Observasi aktivitas siswa memberikan hasil bahwa hampir seluruh siswa

terlibat aktif selama proses pembelajaran dari tahap awal hingga tahap

akhir. Pembelajaran hands-on teknik challence exploration activity

memberikan pengaruh positif pada siswa seperti siswa berani

mengungkapkan pendapat, ide dan gagasan mereka, menumbuhkan

berprikir kritis siswa, terampil dalam bereksperimen.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian, peneliti mengajukan beberapa saran, yaitu :

1. Guru diharapkan mengenalkan model pembelajaran hands-on, karena

model ini dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh

pengetahuan sendiri dengan melakukan suatu percobaan guna memahami

konsep dan melatih keterampilan tangan.

2. Aspek psikomotor merupakan aspek yang penting untuk mengetahui hasil

belajar siswa. Model ini mampu membantu untuk mengungkap aspek

psikomotor siswa.

3. Persiapan alat dan bahan praktikum harus diperhatikan dengan baik agar

proses pembelajaran berjalan lebih baik dan memperoleh hasil belajar

yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Page 73: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

60

Arikunto, Suharsimi Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi Aksara. 2007)

Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian, (Jakarta:PT Rineka Cipta, 2007)

Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Statistika Untuk Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rieneka Cipta, 2006), ed. Revisi IV, cet.13.

Dahniar, Nani, Pertumbuhan Aspek Psikomotorik dalam Pembelajaran Fisika Berbasis Observasi Gejala Fisis pada Siswa SMP, (Jurnal pendidikan Inovatif, Vol 1, No. 2,)

Depdiknas 2008. Pengembangan Perangkat Penilaian Psikomotor. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas.

Educational Broadcasting Corporation, “Construktivism as a Paradigm for Teaching and Learning: what does Construktivism have to do with my Classroom?,” artikel diakses pada tanggal 14 Juli 2010 dari (http://www.Thirteen.org).

Efendi, Ridwan, Kajian Penguasaan Konsep Dan Kemampuan Inkuiri Siswa Pada Konsep Hukum Newton Tentang Gerak Melalui Model Pembelajaran Learning Cycle Dengan Tiga Teknik Hands On. (Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan Dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011)

Feronika, Tonih, Analisis Kemampuan Psikomotor Siswa Dalam Pembelajaran Hands On Dengan Teknik Challenge Exploration Activity. EDUSAINS vol. 1 No. 2 Desember 2008.

Haury L. David dan Peter Rillero, Perspective of Hands-on science Teaching.,(Columbus:The ERIC Clearing for Science, Mathematics, and Environmental Education,1994. (online), dari http://www.ncrel.org/sdrs/areas/content/issue/content/cntareas/science/eric/-2html, diakses 20 januari 2010, hlm. 2-3

Herliani, Elly dkk., Penilaian Hasil Belajar Untuk Guru SMP. PPPTK IPA. Bandung. 2009.

Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan, JPPP, Lembaga Penelitian Undiksha, April 2008

Page 74: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

61

Kartono. Hands On Activity Pada Pembelajaran Geometri Sekolah Sebagai Asesmen Kinerja Siswa. (Jurusan Matematika FMIPA UNNES)

Nazir, Moh., Metode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005)

Nermin & Olga, The Effect of Hands-on Learning Stations on Building American Elementary Teachers’ Understanding about Earth and Space Science Consepts, Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, 2010, 6(2),

Purwanto, Ngalim, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000)

Riyanti. Pembelajaran Biologi Dengan Group Investigation Melalui Hands On Activities Dan Elearning Ditinjau Dari Kreativitas Dan Gaya Belajar Siswa.Tesis.Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret. 2009

Rustaman, Y. Nuryani, Konstruktivisme Dan Pembelajaran IPA/Biologi. (Makalah Disampaikan Pada Seminar/Lokakarya Guru-Guru IPA SLTP Sekolah Swasta Di Bandung 7-15 Agustus 2000).

Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Pernada Media Group. 2006)

Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi . (Jakarta: Rieneka Cipta. 2010)

Sofyan, Ahmad. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Press, 2006)

Sudjana, Metoda Statistik, (Bandung : Tarsito, 2005)

Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, cet. 13 (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009)

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D, (Bandung:Alfabeta, 2008)

Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, cet.13, (Bandung: Alfabeta, 2008).

Suparno, Paul, Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik Dan Menyenangkan. (Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2007)

Page 75: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

62

Surianto, Teori Pembelajaran Konstruktivisme, http://surianto200477 .wordpress.com/2009/09/17/teori-pembelajaran-konstruktivisme/diakses pada tanggal 11 Oktober 2010

Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu. 2001)

Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta: Presrtasi Pustaka Publisher, 2007)

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009)

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007)

Wirasih, Anni dkk., IPA Terpadu: SMP/MTs Kelas VII (Depdiknas 2008)

Yamin, Martinis dan Bansu I Ansari,. Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual

Yuliati, Pembelajaran Fisika berbasis Hands-on Activties untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP, ISSN: 1693-1246 Januari 2011, dalam http://journal.unnes.ac.id

Page 76: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

8

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Filsafat Konstruktivisme

Filsafat konstruktivisme adalah filsafat yang mempelajari hakikat

pengetahuan dan bagaimana pengetahuan itu terjadi. Suparno mengutip

pendapat Bettencourt bahwa menurut filsafat konstruktivisme, pengetahuan

itu adalah bentukan (konstruksi) siswa sendiri yang sedang menekuninya.2

Menurut pandangan konstruktivisme bahwa setiap individu mengkonstruksi

pengetahuannya sendiri, bila yang sedang menekuni adalah siswa maka

pengetahuan itu adalah bentukan siswa sendiri. Pengetahuan bukanlah sesuatu

yang sudah jadi, tetapi sesuatu yang harus dibentuk sendiri. Jadi pengetahuan

itu selalu merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif melalui kegiatan

berpikir seseorang. Pengetahuan merupakan ciptaan manusia yang

dikonstruksikan dari pengalaman sejauh dialaminya. Proses ini akan berjalan

terus menerus setiap kali mengadakan reorganisasi karena adanya suatu

pemahaman yang baru.

Menurut Trianto teori konstruktivis menyatakan bahwa siswa harus

menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek

informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-

aturan itu tidak lagi sesuai.3 Untuk dapat mengetahui sesuatu siswa haruslah

aktif sendiri mengkonstruksi. Dengan kata lain, dalam belajar siswa haruslah

aktif mengolah bahan, mencerna, memikirkan, menganalisis, dan akhirnya

yang terpenting merangkumnya sebagai suatu pengertian yang utuh.

Pengetahuan merupakan suatu proses menjadi tahu. Suatu proses yang terus

akan berkembang semakin luas, lengkap dan sempurna.

2 Paul Suparno, Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik Dan Menyenangkan.

(Yogyakarta: Universitas Santa Dharma, 2007) h. 123. 3 Trianto, S.Pd, M.Pd. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.

(Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007) h. 13

Page 77: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

9

Menurut teori konstruktivis satu prinsip yang paling penting dalam

psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan

pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di

dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini,

dengan memberi kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-

ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar

menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar.4

Dari perspektif konstruktivisme, pembelajaran bermakna dapat dibina

di dalam diri peserta didik sebagai hasil pengalaman-pengalaman

pancainderanya dengan alam. Mereka menggunakan pengalaman pancaindera

dengan cara membentuk skema atau struktur kognitif dalam pikiran mereka

sehingga akan tercipta makna dan pemahaman mereka terhadap situasi dan

fenomena yang ada.

Dalam pembelajaran konstruktivisme, siswa belajar sains tidak hanya

menerima informasi tentang produk sains, tapi melakukan proses ilmiah

untuk menemukan fakta dan membangun konsep dan prinsip di bidang sains.

Sangat jelas bahwa tanpa keaktifan siswa tidak akan berhasil dalam proses

belajar mereka.

B. Hakikat Pembelajaran Konstruktivisme

Salah satu landasan teoritik pendidikan modern adalah teori

pembelajaran konstruktivime. Pendekatan ini pada dasarnya menekankan

pentingnya siswa membangun sendiri pengetahuan mereka lewat keterlibatan

aktif proses belajar mengajar. Konstruktivisme merupakan landasan berpikir

(filosofi) pendekatan kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh

manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang

terbatas dan tidak sekonyong-konyong.5 Dalam proses pembelajaran,

siswalah yang harus mendapatkan penekanan. Merekalah yang harus aktif

mengembangkan pengetahuan mereka, bukan pembelajar atau orang lain.

4 Trianto, Ibid, h. 13 5 Trianto, ibid, h. 108

Page 78: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

10

Mereka yang harus bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya. Penekanan

belajar siswa secara aktif ini perlu dikembangkan. Kreativitas dan keaktifan

siswa akan membantu mereka untuk berdiri sendiri.

Beberapa hal yang mendapat perhatian pembelajaran konstruktivistik,

yaitu: (1) peran aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan secara bermakna,

(2) pentingnya membuat kaitan antar gagasan oleh siswa dalam

mengkontruksi pengetahuan dan (3) mengaitkan antara gagasan siswa dengan

informasi baru di kelas.6

Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme, yang

memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses dimana anak secara

aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui

pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi mereka.7 Teori belajar

tersebut berkenaan dengan kesiapan anak untuk belajar, yang dikemas dalam

tahap perkembangan intelektual dari lahir hingga dewasa. Setiap tahap

perkembangan intelektual yang dimaksud dilengkapi denga ciri-ciri tertentu

dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan. Perkembangan kognitif sebagian

besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan lingkungan.

J. Piaget mengartikan bahwa adaptasi terhadap lingkungan dilakukan

melalui dua proses yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses

penyempurnaan skema yang telah terbentuk. Sedangkan, akomodasi adalah

proses perubahan skema.8 Asimilasi dipandang sebagai suatu proses kognitif

yang menempatkan dan mengklasifikasikan kejadian atau rangsangan baru

dalam skema yang telah ada. Proses akomodasi menyusun kembali struktur

pikiran karena adanya informasi baru, sehingga informasi tersebut

mempunyai tempat. Pengertian tentang akomodasi yang lain adalah proses

mental yang meliputi pembentukan skema baru yang cocok dengan

6 Dr. Nuryani Y. Rustaman. Konstruktivisme Dan Pembelajaran IPA/Biologi. (Makalah

Disampaikan Pada Seminar/Lokakarya Guru-Guru IPA SLTP Sekolah Swasta Di Bandung 7-15 Agustus 2000).

7 Ibid. h. 14 8 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:

Kencana Pernada Media Group. 2006), h.122

Page 79: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

11

rangsangan itu. Akomodasi, dalam menghadapi rangsangan atau pengalaman

baru seseorang tidak dapat mengasimilasikan pengalaman yang baru dengan

skemata yang telah dipunyai. Pengalaman yang baru itu bisa jadi sama sekali

tidak cocok dengan skema yang telah ada. Dalam keadaan demikian orang

akan mengadakan akomodasi.

Menurut J. Piaget pada dasarnya individu sejak kecil sudah memiliki

kemampuan untuk mengkonstruk penetahuannya sendiri.9 Strategi

pembelajaran berbasis konstruktivisme dari Piaget, dengan ide utamanya

sebagai berikut:

1. Pengetahuan tidak diberikan dalam bentuk jadi (final), tetapi siswa

membentuk pengetahuannya sendiri melalui interaksi dengan

lingkungannya, melalui proses asimilasi dan akomodasi.

2. Agar pengetahuan diperoleh, siswa harus beradaptasi dengan

llingkungannya

3. Andaikan dengan proses asimilasi seseorang tidak dapat mengadakan

adaptasi terhadap lingkungannya, terjadilah ketidakseimbangan

(disequilibrium). Akibatnya terjadilah akomodasi, dan struktur yang ada

mengalami perubahan atau struktur baru timbul.

4. Pertumbuhan intelektual merupakan proses terus menerus tentang keadaan

ketidakseimbangan dan keadaan seimbang (disequilibrium-equilibrium).

Tetapi, bila terjadi kembali keseimbangan, maka individu itu terjadi

kembali keseimbangan, maka individu itu berada pada tingkat intelektual

yang lebih tinggi dari pada sebelumnya.10

Dari keterangan diatas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa teori ini

memberikan keaktifan terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri

kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang diperlukan guna

mengembangkan dirinya sendiri.

9 Wina Sanjaya, ibid, h.122 10 Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual

Siswa.(Jakarta: Gaung Persada Press. 2009), h. 91

Page 80: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

12

Belajar adalah suatu aktivitas yang berlangsung secara interaktif

antara faktor intern pada diri siswa dengan faktor ekstern atau lingkungan,

sehingga melahirkan perubahan tingkah laku. Berikut adalah tiga dalil pokok

Piaget dalam kaitannya dengan tahap perkembangan intelektual atau tahap

perkembangan kognitif atau biasa juga disebut tahap perkembangan mental.

Ruseffendi mengemukakan:

a. Perkembangan intelektual terjadi melalui tahap-tahap beruntun yang selalu

terjadi dengan urutan yang sama. Maksudnya, setiap manusia akan

mengalami urutan-urutan tersebut dan dengan urutan yang sama

b. Tahap-tahap tersebut didefinisikan sebagai suatu cluster dari operasi

mental (pengurutan, pengekalan, pengelompokan, pembuatan hipotesis

dan penarikan kesimpulan) yang menunjukkan adanya tingkah laku

intelektual

c. Gerak melalui tahap-tahap tersebut dilengkapi oleh keseimbangan

(equilibration), proses pengembangan yang menguraikan tentang interaksi

antara pengalaman (asimilasi) dan struktur kognitif yang timbul

(akomodasi).11

Berdasarkan uraian diatas, diartikan bahwa dalam pembelajaran

menurut konstruktivisme guru perlu mengidentifikasi secara dini pengetahuan

awal siswa. Hal ini bertujuan agar bentuk kegiatan yang akan dilakukan oleh

guru dapat disesuaikan dengan karakteristik siswa. Konstruksi berarti bersifat

membangun, dalam konteks filsafat pendidikan, Konstruktivisme adalah

suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern.

Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran

konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi

sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas. Pengetahuan

bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk

diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan

11 Martinis Yamin, ibid, h. 91

Page 81: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

13

memberi makna melalui pengalaman nyata12. Pembelajaran konstruktivis

memiliki beberapa karakteristik seperti pada tabel:

Tabel 2.1. Karakteristik Pembelajaran Konstruktivisme

No Karakteristik Penjelasan 1. Constructed

Siswa mengikuti proses pembelajaran tidak dengan kepala kosong. Mereka telah memiliki konsepsi awal berupa pengetahuan, ide, dan pemahaman yang sebelumnya telah terbentuk. Melalui konsepsi awal tersebut siswa dapat mengkonstruksi pemahaman dan pengetahuan baru.

2. Active

Siswa membentuk pengetahuan dan pemahamannya sendiri. Guru hanya membimbing, memantau, dan memberi masukan, selain itu guru juga memberikan ruang gerak bagi siswa untuk menyelidiki dan mempertanyakan pengetahuan serta mencoba aktivitas belajar baru, yang bertujuan untuk membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran.

3. Reflective

Guru dan siswa berupaya untuk meninjau ulang, mengorganisir, mengklarifikasi, dan mengevaluasi hal-hal yang telah dipelajari.

4. Collaborative Dengan bekerja sama, siswa dapat saling bertukar pikiran untuk memudahkan mereka dalam memahami pelajaran maupun untuk memperkaya pengetahuan.

5. Inquiry-Based

Aktivitas siswa yang mengacu pada pembelajaran konstruktivisme adalah pemecahan masalah, dengan tahapan mencari akar permasalahan, investigasi masalah, dan menggunakan berbagai sumber untuk pemecahan masalah.

6. Revolving

Guru membantu siswa untuk melakukan eksplorasi terhadap hal baru atau pelajaran yang sedang dikaji, agar yang dipelajari siswa lebih bermakna pada kehidupan nyata. 13

12 Surianto, Teori Pembelajaran Konstruktivisme, artikel diakses 11 Oktober 2010 dari (http://surianto200477.wordpress.com/2009/09/17/teori-pembelajaran-konstruktivisme/)

13Educational Broadcasting Corporation, “Construktivism as a Paradigm for Teaching and Learning: what does Construktivism have to do with my Classroom?,” artikel diakses pada tanggal 14 Juli 2010 dari (http://www.Thirteen.org).

Page 82: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

14

Teori konstruktivisme menekankan bahwa dalam proses pembelajaran

siswalah yang harus mendapatkan penekanan, merekalah yang harus aktif

menggabungkan pengetahuan mereka, bukannya guru atau orang lain.

Mereka yang harus bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya. Belajar

lebih diarahkan pada experiental learning yaitu merupakan adaptasi

kemanusiaan berdasarkan pengalaman konkrit di laboratorium, diskusi

dengan teman sejawat, yang kemudian dikontemplasikan dan dijadikan ide

dan mengajar tidak terfokus pada si pendidik melainkan pada pembelajar.

Belajar seperti ini selain berkenaan dengan hasilnya juga memperhatikan

prosesnya dalam konteks tertentu.

C. Hakikat Pembelajaran IPA

Menurut Marsetio Donosepoetro, pada hakikatnya IPA dibangun atas

dasar produk ilmiah, proses ilmiah dan sikap ilmiah. Selain itu, IPA

dipandang pula sebagai proses, sebagai produk, dan sebagai prosedur14.

Sebagai proses diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan

pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan pengetahuan baru.

Sebagai produk diartikan sebagai hasil proses, berupa pengetahuan yang

diajarkan dalam sekolah maupun di luar sekolah. Sebagai prosedur

dimaksudkan adalah metodologi atau cara yang dipakai untuk mengetahui

sesuatu (riset pada umumnya) yang lazim disebut metode ilmiah.

Fisika merupakan salah satu cabang dari IPA, dan merupakan ilmu

yang lahir dan berkembang lewat langkah-langkah observasi, perumusan

masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui eksperimen,

penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep. Dapat dikatakan

bahwa hakikat fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-

gejala melalui serangkaian proses yang dikenal sebagai proses ilmiah yang

dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah

yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori

yang berlaku secara universal.

14 Trianto, M.Pd. Model Pembelajaran Terpadu ( Bumi Aksara:Jakarta, 2010) h. 137

Page 83: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

15

D. Hakikat Pembelajaran Hands-on

Konstruktivisme yang menggunakan kegiatan hands on serta

memberikan kesempatan yang luas untuk melakukan dialog dengan guru dan

teman-temannya akan dapat meningkatkan pengembangan konsep dan

keterampilan berpikir para siswa.15 Prinsip teori konstruktivisme adalah

‘aktivitas harus selalu mendahului analisis’. Hands on activity adalah suatu

kegiatan yang dirancang untuk melibatkan siswa dalam menggali informasi

dan bertanya, beraktivitas dan menemukan, mengumpulkan data dan

menganalisis serta membuat kesimpulan sendiri.16 Siswa diberi kebebasan

dalam mengkonstruk pemikiran dan temuan selama melakukan aktivitas

sehingga siswa melakukan sendiri dengan tanpa beban, menyenangkan dan

dengan motivasi yang tinggi17. Melalui hands on activity akan terbentuk suatu

penghayatan dan pengalaman untuk menetapkan suatu pengertian

(penghayatan) karena mampu membelajarkan secara bersama-sama

kemampuan psikomotorik (keterampilan), pengertian (pengetahuan) dan

afektif (sikap) yang biasanya menggunakan sarana laboratorium dan atau

sejenisnya. Juga, dapat memberikan penghayatan secara mendalam terhadap

apa yang dipelajari, sehingga apa yang diperoleh oleh siswa tidak mudah

dilupakan.18 Dengan hands on activity siswa akan memperoleh pengetahuan

tersebut secara langsung melalui pengalaman sendiri.

Jika siswa tidak melaksanakan sains secara langsung, maka siswa

tersebut belum melakukan sains seutuhnya. Dalam melakukan kegiatan ini

siswa seperti halnya ahli-ahli professional ketika membuat hipotesis, mereka

kemudian menguji ide-ide tersebut melalui eksperimen-eksperimen dan

15 Dr. Nuryani Y. Rustaman. Konstruktivisme Dan Pembelajaran IPA/Biologi. (Makalah

Disampaikan Pada Seminar/Lokakarya Guru-Guru IPA SLTP Sekolah Swasta Di Bandung 7-15 Agustus 2000).

16 Kartono. Hands On Activity Pada Pembelajaran Geometri Sekolah Sebagai Asesmen Kinerja Siswa. (Jurusan Matematika FMIPA UNNES)

17 Riyanti. Pembelajaran Biologi Dengan Group Investigation Melalui Hands On Activities Dan Elearning Ditinjau Dari Kreativitas Dan Gaya Belajar Siswa.Tesis.Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret. 2009.

18 Kartono. Op.cit.

Page 84: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

16

observasi. Seperti halnya peneliti, mereka tidak bisa langsung mengatakan

hipotesis mereka benar sebelum mereka bisa membuktikannya. Oleh karena

itu kegiatan tersebut dapat menerapkan pembelajaran fisika berbasis hands-

on, yang dapat melibatkan keterampilan psikomotor siswa.

Rutherford dalam Haury dan Rillero menyebutkan bahwa “Hands-

On” secara harfiah adalah siswa menggunakan peralatan dalam belajar, yang

berarti bahwa belajar dengan pengalaman. Istilah lain untuk aktivitas sains

hands-on adalah aktivitas yang berpusat pada materi, manipulasi, dan

praktek19.

Hands-on merupakan suatu aktivitas dimana siswa memiliki objek,

baik makhluk hidup maupun benda mati yang secara langsung dapat

digunakan untuk penelitian. Aktivitas hands-on merupakan aktivitas yang

berpusat pada material, aktivitas pada manipulasi, dan aktivitas praktikum.

Haury dan Rillero mengutip Lump dan Oliver yang menyatakan bahwa “sains

yang berlandaskan Hands-on di definisikan sebagai segala aktivitas

laboratorium yang dilakukan siswa untuk menangani, memanipulasi atau

megobservasi proses sains20.

Dari pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas

hands on adalah suatu pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung

melalui pengamatan dalam kaitannya dengan proses sains.

Pembelajaran Hands-on melibatkan siswa pada seluruh pengalaman

belajar yang mendorong siswa mengembangkan kemampuannya untuk

berpikir secara kritis. Melalui aktivitas hands-on inilah siswa dapat secara

langsung mengerti tentang sains. Siswa mengembangkan teknik-teknik yang

efektif untuk mengobservasi dan menguji segala sesuatu yang ada disekeliling

mereka, mengetahui apa yang mereka pelajari, bagaimana, kapan dan

19 David. L. Haury dan Peter Rillero, Perspective of Hands-on science

Teaching.,(Columbus:The ERIC Clearing for Science, Mathematics, and Environmental Education,1994. (online), dari http://www.ncrel.org/sdrs/areas/content/issue/content/cntareas/science/eric/-2html, diakses 20 januari 2010, hlm. 2-3.

20 Ibid, h. 2

Page 85: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

17

mengapa segala sesuatu itu terjadi. Pengalaman-pengalaman tersebut sangat

penting jika siswa saat ini tetap memiliki perhatian terhadap sains dan

menjadi bekal untuk lebih melihat sains.

Pembelajaran berbasis hands-on activities merupakan suatu model

yang dirancang agar siswa terlibat dalam empat komponen utama yaitu:

menggali informasi dan bertanya, beraktivitas dan menemukan,

mengumpulkan data dan menganalisis serta membuat kesimpulan sendiri.

Empat komponen utama dalam pembelajaran hands-on activities akan

dijelaskan sebagai berikut:

1. Menggali informasi dan bertanya

Guru memulai pembelajaran dengan memberikan LKS yang berisi

pertanyaan-pertanyaan yang membangkitkan rasa ingin tahu siswa, serta

membimbing siswa untuk mengajukan hipotesis.

2. Beraktivitas dan menemukan

Setelah siswa berhipotesis, guru membimbing siswa melakukan

penyelidikan atau percobaan untuk menguji hipotesis.

3. Mengumpulkan data dan menganalisis

Setelah siswa melakukan percobaan atau penyelidikan tersebut, siswa

mengumpulkan data yang diperoleh dari hasil percobaannya. Sambil

berdiskusi siswa menganalisis data untuk pembahasan dari data yang

teramati.

4. Membuat kesimpulan

Selama siswa berdiskusi, guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk

bertanya ataupun memberikan tanggapan. Dan guru pun membimbing

siswa menarik kesimpulan dengan memberikan kata kunci atau

pertanyaan-pertanyaan pancingan21.

Pembelajaran fisika dengan model hands-on membantu siswa untuk

belajar fisika atau prinsip-prinsip fisika dengan keaktifan siswa membuat

21 Yuliati, Pembelajaran Fisika berbasis Hands-on Activties untuk Menumbuhkan

Kemampuan Berpikir Kritis dan Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP, ISSN: 1693-1246 Januari 2011, dalam http://journal.unnes.ac.id

Page 86: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

18

sesuatu benda, peralatan atau hal, yang didasari dengan prinsip fisika.

Tekanan model ini adalah siswa dibiasakan dengan aktif membuat atau

menciptakan sesuatu peralatan yang menggunakan prinsip fisika.22 Melalui

pembelajaran hands-on siswa akan dilibatkan dalam pengalaman belajar yang

mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis, memberikan keterampilan

kepada siswa menggunakan alat, merancang percobaan, berkomunikasi,

bertanya, berhipotesis, observasi, dan berpendapat.

Peran guru dalam pembelajaran hands-on difokuskan dalam

memotivasi dan melibatkan siswa pada pengalaman belajar yang dapat

memperluas pengetahuan dan pemahaman siswa mengenai konten sains

dalam proses belajar. Peran guru tidak hanya sebagai pemberi ilmu

pengetahuan sebagaimana pembelajaran tradisional, tetapi juga harus

membantu siswa membangun pengetahuannya sendiri. Guru yang

menerapkan pembelajaran hands-on dalam kegiatan proses belajar harus

mempertimbangkan juga bagaimana cara yang harus ditempuh umtuk

mengevaluasi siswanya. Siswa tidak hanya diuji mengenai penugasan spesifik

isi pengetahuannya, akan tetapi kinerjanya pun penting juga untuk dievaluasi.

Pembelajaran hands-on terdiri dari 3 teknik yaitu Guided Worksheet

Activity, Challenge Exploration Activity dan Open Exploration Activity.

Adapun perbedaan ke-3 teknik tersebut adalah :

1. Teknik Guided Worksheet Activity (kegiatan lembar tugas panduan). Pada

teknik ini siswa diberikan LKS yang lengkap yang berisis alat, bahan, tujuan,

dan prosedur kegiatan praktikum tetapi tidak memberi tahukan hasil. Siswa

diharapkan menemukan sendiri hubungan antar variabel ataupun

menggenaralisasikan data. Teknik ini menggunakan LKS yang bersifat resep

(cook book) tetapi tidak selengkap LKS cook book.

2. Teknik Challenge Exploration Activity (kegiatan eksplorasi tantangan). Pada

teknik ini LKS yang diberikan kepada siswa berisi alat, bahan, dan tujuan

praktikum serta permasalahan yang akan diteliti siswa. Siswa ditantang untuk

22 Paul Suparno. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik Dan Menyenangkan.

(Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2007) h. 123.

Page 87: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

19

dapat merumuskan sendiri prosedur kegiatan praktikum berdasarkan

permasalahan yang telah diberikan.

3. Teknik Open Exploration Activity (kegiatan eksplorasi terbuka). Pada teknik

ini LKS yang diberikan kepada siswa hanya berisi alat dan bahan praktikum.

Sedangkan untuk tujuan, permasalahan yang akan diteliti, dan prosedur

kegiatan praktikumnya siswa ditugaskan untuk merumuskannya sendiri.23

Perbedaan ketiga teknik diatas adalah pada lengkap tidaknya petunjuk

yang diberikan dalam LKS. Adanya LKS yang membantu siswa untuk

mengembangkan alur berpikir untuk mendapatkan suatu konsep. LKS yang

dikembangkan dalam model pembelajaran hands-on dilengkapi dengan

menggunakan pertanyaan produktif. Dengan pertanyaan produktif siswa

harus melakukan sesuatu terlebih dahulu sebelum menjawab. Sementara

dalam LKS yang selama ini dipergunakan pertanyaan-pertanyaan yang dibuat

lebih menitik beratkan pada pemahaman konsep belaka tidak menuntut siswa

untuk melakukan sesuatu. Tanggapan siswa terhadap LKS yang dibuat dapat

membantu memahami suatu konsep.

Ketiga teknik tesebut juga dapat digunakan secara bersama-sama

(kombinasi), akan tetapi tidak ada aturan yang mengikat mengenai urutan

yang tepat dalam mengkombinasikan ketiga teknik tersebut. Pada kondisi

tertentu, kegiatan belajar bisa dimulai dengan teknik Open Exploration

Activity untuk mengenal dan mengetahui bahan-bahan praktikum terlebih

dahulu, kemudian dilanjutkan dengan teknik Challenge Exploration Activity

sehingga siswa fokus pada suatu konsep. Di lain hal, teknik Guided

Worksheet Activity bisa digunakan sebagai dasar dari kegiatan teknik Open

Exploration Activity dan kemudian dilanjutkan dengan memahami penaksiran

melalui kegiatan pada teknik Challenge Exploration Activity. Meskipun

demikian, memadukan karakter setiap pengalaman yang didapat para siswa

merupakan hal yang terpenting dari semua itu.

23 Tonih Feronika, Analisis Kemampuan Psikomotor Siswa Dalam Pembelajaran Hands

On Dengan Teknik Challenge Exploration Activity. EDUSAINS vol. 1 No. 2 Desember 2008.

Page 88: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

20

Teknik challenge exploration activity, siswa diberi kesempatan untuk

membuat hipotesis dan prosedur kerja. Sehingga siswa dapat

mengekplorasi/merancang daya pikirnya dalam membuat hipotesis dan

prosedur kerja. Dalam hal ini siswa mendapatkan tantangan, karena jika

prosedurnya kurang tepat dengan permasalahan yang ada. Maka hasilnya pun

dapat berakibat tidak baik terhadap percobaan yang diteliti.

Teknik challenge exploration activity adalah teknik pembelajaran

yang memberikan banyak kegiatan pemebelajaran melalui tantangan kepada

siswa. Teknik challenge exploration activity banyak memunculkan

kemampuan yang dominan jika diterapkan dalam mempelajari konsep yang

termasuk jenis konsep yang berdasarkan prinsip. Kelebihan pada teknik ini

adalah:

a. Dalam pembelajaran ada iklim kompetisi

b. Terdapat sikap kreatif dan inventif

c. Semua siswa terlibat kerja

d. Aktivitas percobaan sebagai hal yang menuntut berpikir.24

Penerapan teknik Challence Exploration Activity memberikan hal

yang positif bagi siswa seperti, muncul sikap kreatif dan inventif dalam diri

siswa, semua siswa dalam kelompok terlibat kerja bahkan terjadi iklim

kompetisi, dan siswa merasa terangsang dengan dengan teknik ini. Bila

dilihat dari segi kreativitas, keterlibatan siswa dalam kelompok, kemampuan

memechkan masalah (Problem Solving), motivasi belajar, kemampuan

berhipotesis, dan penggunaan pengetahuan awal teknik Challence

Exploration Activity merupakan teknik yang dapat memfasilitasi hal-hal

tersebut.

24 Ridwan Efendi, Kajian Penguasaan Konsep Dan Kemampuan Inkuiri Siswa Pada

Konsep Hukum Newton Tentang Gerak Melalui Model Pembelajaran Learning Cycle Dengan Tiga Teknik Hands On. (Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan Dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011)

Page 89: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

21

E. Aspek-Aspek Psikomotor Dalam Pembelajaran IPA

Menurut Mills pembelajaran keterampilan akan efektif bila dilakukan

dengan menggunakan prinsip belajar sambil mengerjakan (learning by

doing)25. Trowbridge dan Bybe menekankan bahwa domain psikomotor

mencakup aspek-aspek perkembangan motorik, koordinasi otot dan

keterampilan-ketrampilan fisik.26 Mills menjelaskan bahwa langkah-langkah

dalam mengajar praktik adalah (a) menentukan tujuan dalam bentuk

perbuatan, (b) menganalisis keterampilan secara rinci dan berurutan, (c)

mendemonstrasikan keterampilan disertai dengan penjelasan singkat dengan

memberikan perhatian pada butir-butir kunci termasuk kompetensi kunci

yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dan bagian-bagian yang

sukar, (d) memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba

melakukan praktik dengan pengawasan dan bimbingan, (e) memberikan

penilaian terhadap usaha peserta didik.27

Stiggins menjelaskan bahwa ranah psikomotor berhubungan dengan

penegmbangan motorik, koordinasi otot, dan keterampilan-keterampilan fisik.

Trowbridge dan Bybe juga sepaham dengan Stiggins mengenai ruang lingkup

ranah psikomotor, namun selanjutnya mereka mengemukakan kekhasan

dalam mata pelajaran sains bahwa ranah psikomotor berhubungan dengan

hasil-hasil yang melibatkan cara-cara memanipulasi alat-alat (instrument).

Keduanya mengklasifikasikan ranah psikomotor ke dalam empat kategori,

yaitu: a) moving (bergerak), b) manipulating (memanipulasi), c)

communicating (berkomunukasi), d) creating (menciptakan)28.

F. Penilaian Ranah Psikomotor

Bloom berpendapat bahwa ranah psikomotor berhubungan dengan

hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang

25 Depdiknas 2008, loc.cit. 26 Drs. Ahmad Sofyan, loc.cit. h. 24 27 Depdiknas 2008, loc.cit. h. 4

28 Dra. Elly Herliani dkk. Penilaian Hasil Belajar Untuk Guru SMP. PPPTK IPA. Bandung. 2009. Hal.70.

Page 90: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

22

melibatkan otot dan kekuatan fisik.29 Singer menambahkan bahwa mata

pelajaran yang berkaitan dengan psikomotor adalah mata pelajaran yang

berorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi-reaksi fisik dan

keterampilan tangan. Keterampilan itu sendiri menunjukkan tingkat keahlian

seseorang dalam suatu tugas atau sekumpulan tugas tertentu.30

Menurut Setyosari aspek psikomotor berkaitan dengan keterampilan

yang berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan

koordinasi antara syaraf dan otot. Tujuan yang bersifat psikomotor berkaitan

dengan pencapaian keterampilan motorik (gerakan), memanipulasi

benda/objek atau kegiatan-kegiatan yang memerlukan koordinasi otot-otot

syaraf dan anggota badan. Menurut Wartono keterampilan-keterampilan

motorik tersebut dalam pembelajaran sains disebut dengan keterampilan

proses sains, yang meliputi mengamati, menafsirkan, meramalkan,

menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep, merencanakan percobaan

dan mengkomunikasikan percobaan.31

Hasil belajar peserta didik dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah,

yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga ranah ini tidak dapat

dipisahkan satu sama lain secara eksplisit. Apapun mata pelajarannya selalu

mengandung tiga ranah itu, namun penekanannya berbeda. Mata pelajaran

yang menuntut kemampuan praktik lebih menitik beratkan pada ranah

psikomotor sedangkan mata pelajaran yang menuntut kemampuan teori lebih

menitik beratkan pada ranah kognitif, dan keduanya selalu mengandung ranah

afektif.32

Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan (skill)

dan kemampuan bertindak individu.33 Simpson menyatakan bahwa hasil

29 Depdiknas 2008. Pengembangan Perangkat Penilaian Psikomotor. Direktorat

Pembinaan Sekolah Menengah Atas. 30 Ibid. 31 Nani Dahniar, Pertumbuhan Aspek Psikomotorik dalam Pembelajaran Fisika Berbasis Observasi Gejala Fisis pada Siswa SMP, (Jurnal pendidikan Inovatif, Vol 1, No. 2,) 32 Op.cit 33 Dr. Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (PT Remaja Rosdakarya, Bandung 2010)

Page 91: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

23

belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan dan kemampuan

bertindak individu. Hasil belajar psikomotor merupakan kelanjutan dari hasil

belajar kognitif dan afektif, akan tampak setelah siswa menunjukkan perilaku

atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung pada kedua

ranah tersebut dalam kehidupan siswa sehari-hari.34

Keberhasilan pengembangan ranah kognitif juga akan berdampak

positif terhadap perkembangan ranah psikomotor siswa. Kecakapan

psikomotor ialah segala amal jasmaniah yang konkret dan mudah diamati

baik kuantitasnya maupun kualitasnya, karena sifatnya yang terbuka. Namun,

disamping kecakapan psikomotor itu tidak terlepas dari kecakapan kognitif ia

juga banyak terikat oleh kecakapan afektif. Jadi, kecakapan psikomotor siswa

merupakan manifestasi wawasan pengetahuandan kesadaran serta sikap

mentalnya35.

Ryan menjelaskan bahwa hasil belajar keterampilan dapat diukur

melalui (1) pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik

selama proses pembelajaran praktik berlangsung, (2) sesudah mengikuti

pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk

mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap, (3) beberapa waktu sesudah

pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya.36

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam penilaian hasil

belajar psikomotor atau keterampilan harus mencakup persiapan, proses, dan

produk. Penialain dapat dilakukan pada saat proses berlangsung yaitu pada

waktu peserta didik melakukan praktik, atau sesudah proses berlangsung

dengan cara mengetes peserta didik. Untuk menilai hasil belajar aplikatif ini

dapat digunakan instrumen tes kinerja atau nontes dengan pedoman

observasi.37

34 Drs. Ahmad Sofyan dkk. Evaluasi Pemebelajaran IPA Berbasis Kompetensi. (UIN Jakarta Press, Jakarta 2006) h. 23 35 Dr. Muhibin Syah. Psikologi Belajar. (PT Rajagrafindo Persada, Jakarta 2011) h.53-54. 36 Depdiknas 2008. Op.cit. h. 4-5 37 Drs. Ahmad Sofyan. dkk. Op.cit. h. 24

Page 92: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

24

G. Hubungan Kemampuan Psikomotor Siswa Dalam Pembelajaran Hands

On

Berdasarkan pengertian ranah psikomotor yang telah dikemukakan,

penilaian hasil belajar pada ranah psikomotor ini dititikberatkan pada

keterampilan motorik (hands on). Berdasarkan batasan ini, maka dalam

pelajaran sains, kompetensi siswa dalam ranah psikomotor dinilai antara lain

ketika siswa sedang praktikum di laboratorium pada khususnya dan diskusi

dalam pemecahan masalah.

Pada kegiatan pembelajaran, terdapat kaitan erat antara tujuan yang

akan dicapai, metode pembelajaran dan evaluasi yang akan digunakan. Oleh

karena itu ada sedikit perbedaan titik berat tujuan pembelajaran psikomotor

dan kognitif maka strategi maupun pendekatan pembelajarannya sedikit

berbeda. Pembelajaran yang mengungkap kemampuan psikomotor akan

efektif bila dilakukan dengan menggunakan prinsip belajar sambil

mengerjakan (learning by doing). Sains merupakan suatu proses penemuan

yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep dan prinsip

saja. Pendidikan sains menekankan pada pemberian pengalaman secara

langsung dalam arti bekerja ilmiah sebagai lingkup proses. Lingkup proses

berkaitan erat dengan konsep, maka bekerja ilmiah adalah mengintegrasikan

isi sains ke dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran yang membekali

pengalaman belajar siswa secara langsung.

Model hands on activity sangat baik bagi keterampilan psikomotor

siswa, mereka dapat dengan asyik melakukan sesuatu sehingga fisika sangat

mengasyikan dan menarik, apalagi dengan melakukan sesuatu, mereka dapat

melihat dengan mata dan inderanya bahwa yang dilakukan terjadi. Maka

mereka menjadi lebih yakin. Keuntungan lain dengan model ini adalah siswa

dilatih keterampilan membuat sesuatu peralatan yang berbau fisika.38

According to the constructivist philosophy of Piaget people build conceptual understanding and Vygotsky, on their experience. Real

38 Paul Suparno, op.cit.. h.123

Page 93: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

25

experiences allow people to construct their own understandings in a meaningful way.39 Menurut Piaget and Vygotsky, orang membangun pemahaman konseptual

pada pengalaman mereka. Kenyataannya memungkinkan orang untuk

membangun pemahaman mereka sendiri dengan cara yang berarti. Titik

umum untuk teori ini adalah bahwa belajar yaitu proses yang aktif

memerlukan keterlibatan fisik (psikomotor) dan intelektual dengan tugas

belajar. Demonstrasi dan hands-on membuat "gangguan eksternal" menjadi

pemikiran terkini dan merangsang equilibrium, yang menyebabkan

konseptual berubah, dan bahwa hands-on activities adalah cara efektif untuk

anak-anak dan remaja untuk memperoleh pengetahuan. Hands-on activities

membuat siswa lebih aktif peserta didik di kelas ilmu pengetahuan, terutama

jika mereka dapat menerapkan apa yang mereka pelajari di sekolah untuk

kehidupan sehari-hari situasi mereka. Penelitian juga menunjukkan bahwa

siswa menemukan ilmu yang lebih menarik ketika mereka relevan untuk

setiap hari hidup atau pengalaman. Proyek yang melibatkan hands-on

activities, pengalaman meningkatkan peluang untuk pembangunan

pengetahuan.40

Menurut Krech faktor yang berpengaruh dalam pengubahan perilaku

tergantung pada keinginan diri individu, kepribadiannya, informasi yang

diterima, kerja kelompok dan lingkungan yang mendukung. Dengan

mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dan penerapan konstruktivisme,

hasil penelitian pembelajaran sains dengan kegiatan mandiri atau dengan

hands-on dan minds-on activity. Model hands-on sangat baik bagi siswa SD

dan SMP. Mereka dapat dengan asyik melakukan sesuatu sehingga fisika

mengasyikan dan menarik.41 Siswa memerlukan pembelajaran hands-on yang

melibatkan mereka dalam pengumpulan oraganisasi, analisis dan nilai konten

sains sehingga siswa secara aktif terlibat dalam belajar, mengasumsi apa yang

39 Nermin & Olga, The Effect of Hands-on Learning Stations on Building American Elementary Teachers’ Understanding about Earth and Space Science Consepts, Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, 2010, 6(2), hal. 87

40 Paul Suparno, loc.cit, 41 Paul Suparno, ibid, hal. 123

Page 94: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

26

terjadi dan bagaimana mempelajarinya, siswa dapat mengembangkan

percobaan, pengumpulan data dan menginterpretasikan pengetahuannya.

Dalam hal ini hanya akan dijelaskan aspek-aspek yang dapat dinilai

dalam mata pelajaran sains dengan merujuk pada klasifikasi ranah psikomotor

menurut Trowbridge dan Bybe seperti pada tabel:

Tabel 2.2. Aspek Psikomotor Menurut Trowbridge dan Bybe

No Aspek

Psikomotor

Penjelasan

1. Moving Kategori ini merujuk pada sejumlah gerakan tubuh yang melibatkan koordinasi gerakan-gerakan fisik. Kategori ini merupakan respon-respon otot terhadap rangsangan sensorik.

2. Manipulating Kategori ini merujuk pada aktivitas yang mencakup pola-pola yang terkoordinasi dari gerakan-gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh, misalnya koordinasi antara mata, tangan, dan jari. Koordinasi gerakan tubuh melibatkan dua atau lebih bagian-bagian tubuh, misalnya tangan-jari, tangan-mata.

3. Communicating kategori ini merujuk pada pengertian aktivitas yang menyajikan gagasan dan perasaan untuk diketahui orang lain.

4. Creating merujuk pada proses dan kinerja yang dihasilkan dari gagasan-gagasan baru. Kreasi dalam mata pelajaran sains biasanya memerlukan sejumlah kombinasi dari gerakan, manipulasi, dan komunikasi dalam membangkitkan hasil baru yang sifatnya unik. Dalam konteks ini terjadi koordinasi antara aspek kognitif, psikomotor, dan afektif dalam upaya untuk memecahkan masalah dan menciptakan gagasan-gagasan baru tersebut42.

42 Dra. Elly Herliani, M.Phil, M.Si, dkk. Penilaian Hasil Belajar Untuk Guru SMP. PPPTK

IPA. Bandung. 2009. Hal.71-72.

Page 95: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

27

H. Konsep Kalor

1. Pengertian Kalor

Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan

sehari-hari. Misalnya, pada waktu memasak air dengan menggunakan

kompor. Air yang semula dingin lama kelamaan menjadi panas. Mengapa air

menjadi panas? Air menjadi panas karena mendapat kalor, kalor yang

diberikan pada air mengakibatkan suhu air naik. Dari manakah kalor itu?

Kalor berasal dari bahan bakar, dalam hal ini terjadi perubahan energi kimia

yang terkandung dalam gas menjadi energi panas atau kalor yang dapat

memanaskan air.

Sebelum abad ke-17, orang berpendapat bahwa kalor merupakan zat

yang mengalir dari suatu benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang

suhunya lebih rendah jika kedua benda tersebut bersentuhan atau bercampur.

Jika kalor merupakan suatu zat tentunya akan memiliki massa dan ternyata

benda yang dipanaskan massanya tidak bertambah. Kalor bukan zat tetapi

kalor adalah suatu bentuk energi dan merupakan suatu besaran yang

dilambangkan Q dengan satuan joule (J), sedang satuan lainnya adalah kalori

(kal). Hubungan satuan joule dan kalori adalah

1 kalori = 4,2 joule

1 joule = 0,24 kalori

2. Kalor dapat Mengubah Suhu Benda

Apa yang terjadi apabila dua zat cair yang berbeda suhunya dicampur

menjadi satu? Bagaimana hubungan antara kalor terhadap perubahan suhu

suatu zat? Adakah hubungan antara kalor yang diterima dan kalor yang

dilepaskan oleh suatu zat?

Semua benda dapat melepas dan menerima kalor. Benda-benda yang

bersuhu lebih tinggi dari lingkungannya akan cenderung melepaskan kalor.

Demikian juga sebaliknya benda-benda yang bersuhu lebih rendah dari

lingkungannya akan cenderung menerima kalor untuk menstabilkan kondisi

dengan lingkungan di sekitarnya. Suhu zat akan berubah ketika zat tersebut

Page 96: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

28

melepas atau menerima kalor. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan

bahwa kalor dapat mengubah suhu suatu benda.

Hubungan antara kalor dengan perubahan suhu suatu zat sering kita

jumpai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya pada saat memanaskan air.

Memasak air dengan volume 500 gram lebih cepat mendidih dibandingkan

dengan memasak air dengan volume 850 gram atau alkohol lebih cepat panas

dibandingkan air jika dipanaskan. Dari contoh tersebut kita dapat mengamati

bahwa besarnya kenaikan suhu dipengaruhi oleh massa dan jenis zat tersebut.

Jadi, dari contoh di atas dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

a) Semakin besar kalor yang diberikan pada suatu zat, semakin besar

kenaikan suhunya.

b) Semakin besar massa suatu zat, semakin besar kalor yang diperlukan untuk

memanaskan zat tersebut.

c) Kalor yang diberikan pada suatu zat sebanding dengan kalor jenis zat

tersebut.

Jika dituliskan dalam bentuk persamaan matematika, diperoleh

hubungan sebagai berikut.43

Keterangan:

Q = banyaknya kalor yang diperlukan (J)

m = massa zat (kg)

c = kalor jenis zat (J kg-1 °C-1)

∆T = kenaikan suhu (°C)

3. Kalor dapat Mengubah Wujud Zat

Suatu zat apabila diberi kalor terus-menerus dan mencapai suhu

maksimum, maka zat akan mengalami perubahan wujud. Peristiwa ini juga

berlaku jika suatu zat melepaskan kalor terus-menerus dan mencapai suhu

43 Dra. Anni Wirasih dkk. IPA Terpadu: SMP/MTs Kelas VII (Depdiknas 2008). h. 129

Q = m . c . ∆T

Page 97: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

29

minimumnya. Oleh karena itu, selain kalor dapat digunakan untuk mengubah

suhu zat, juga dapat digunakan untuk mengubah wujud zat.

Perubahan wujud suatu zat akibat pengaruh kalor dapat digambarkan

dalam skema berikut.

Gambar 2.1. Skema Perubahan Wujud Zat

Keterangan:

1 = mencair/melebur 4 = mengembun

2 = membeku 5 = menyublim

3 = menguap 6 = mengkristal

1) Menguap Pada waktu menguap zat cair memerlukan kalor, kalor yang diberikan

pada zat cair akan mempercepat gerak molekul-molekulnya sehingga banyak

molekul zat air yang meninggalkan zat cair itu menjadi uap. Penguapan zat

cair dapat dipercepat dengan cara sebagai berikut

a. Memanaskan Zat Cair

Pemanasan pada zat cair dapat meningkatkan volume ruang gerak zat

cair sehingga ikatan-ikatan antara molekul zat cair menjadi tidak kuat dan

akan mengakibatkan semakin mudahnya molekul zat cair tersebut

melepaskan diri dari kelompoknya yang terdeteksi sebagai penguapan.

Contohnya pakaian basah dijemur di tempat yang mendapat sinar matahari

lebih cepat kering dari pada dijemur di tempat yang teduh.

b. Memperluas Permukaan Zat Cair

Peristiwa lepasnya molekul zat cair tidak dapat berlangsung secara

serentak akan tetapi bergiliran dimulai dari permukaan zat cair yang punya

Cair

Padat Gas

2

1

6

5

4

3

Page 98: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

30

kesempatan terbesar untuk melakukan penguapan. Dengan demikian untuk

mempercepat penguapan kita juga bisa melakukannya dengan memperluas

permukaan zat cair tersebut. Contohnya air teh panas dalam gelas akan lebih

cepat dingin jika dituangkan ke dalam cawan atau piring.

c. Mengurangi Tekanan pada Permukaan Zat Cair

Pengurangan tekanan udara pada permukaan zat cair berarti jarak

antar partikel udara di atas zat cair tersebut menjadi lebih renggang.

Akibatnya molekul air lebih mudah terlepas dari kelompoknya dan mengisi

ruang kosong antara partikel-partikel udara tersebut. Hal yang sering terjadi

di sekitar kita adalah jika kita memasak air di dataran tinggi akan lebih cepat

mendidih daripada ketika kita memasak di dataran rendah.

d. Meniupkan Udara di Atas Zat Cair

Pada saat pakaian basah dijemur, proses pengeringan tidak

sepenuhnya dilakukan oleh panas sinar matahari, akan tetapi juga dibantu

oleh adanya angin yang meniup pakaian sehingga angin tersebut membawa

molekul-molekul air keluar dari pakaian dan pakaian menjadi cepat kering.

2) Mendidih

Mendidih adalah peristiwa penguapan zat cair yang terjadi di seluruh

bagian zat cair tersebut. Peristiwa ini dapat dilihat dengan munculnya

gelembung-gelembung yang berisi uap air dan bergerak dari bawah ke atas

dalam zat cair.

Zat cair yang mendidih jika dipanaskan terus-menerus akan berubah

menjadi uap. Banyaknya kalor yang diperlukan untuk mengubah 1 kg zat cair

menjadi uap seluruhnya pada titik didihnya disebut kalor uap (U). Besarnya

kalor uap dapat dirumuskan:

Keterangan:

Q = kalor yang diserap/dilepaskan (joule)

m = massa zat (kg)

U = kalor uap (joule/kg)

U = Q / m atau Q = m x U

Page 99: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

31

Jika uap didinginkan akan berubah bentuk menjadi zat cair, yang

disebut mengembun. Pada waktu mengembun zat melepaskan kalor,

banyaknya kalor yang dilepaskan pada waktu mengembun sama dengan

banyaknya kalor yang diperlukan waktu menguap dan suhu di mana zat mulai

mengembun sama dengan suhu di mana zat mulai menguap.

kalor uap = kalor embun

titik didih = titik embun

3) Melebur

Melebur adalah peristiwa perubahan wujud zat padat menjadi zat cair.

Banyaknya kalor yang diperlukan untuk mengubah satu satuan massa zat

padat menjadi cair pada titik leburnya disebut kalor lebur (L). Besarnya kalor

lebur dapat dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan:

Q = kalor yang diserap/dilepas (joule)

m = massa zat (kg).

L = kalor lebur (joule / kilogram)

Jika zat cair didinginkan akan membeku, pada saat membeku zat

melepaskan kalor. Banyaknya kalor yang dilepaskan oleh satu satuan massa

zat cair menjadi padat disebut kalor beku.

kalor lebur = kalor beku

titik lebur = titik beku

I. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilaksanakan

sebelumnya telah banyak diteliti oleh para peneliti lainnya diantaranya:

Tonih Feronika dalam laporan penelitiannya, “Analisis Kemampuan

Siswa Dalam Pembelajaran Hands On Teknik Challenge Exploration

Activity”. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa aspek-aspek kemampuan

psikomotor siswa yang muncul melalui pembelajaran hands on dengan teknik

L = Q / m atau Q = L x m

Page 100: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

32

Challenge Exploration Activity yang terdiri dari empat aspek yaitu aspek

moving, manipulating, communicating, dan creating. Kegiatan pembelajaran

hands on dengan teknik Challenge Exploration Activity dapat mengungkap

seluruh aspek kemampuan psikomotor siswa walaupun aspek-aspek tersebut

muncul dengan tingkat persentase yang bervariasi.44

Ridwan Efendi dalam penelitiannya, “Kajian Penguasaan Konsep Dan

Kemampuan Inkuiri Siswa Pada Konsep Hukum Newton Tentang Gerak

Melalui Model Pembelajaran Learning Cycle Dengan Tiga Teknik Hands

On”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa model pembelajaran Learning

Cycle dengan tiga teknik Hands On memiliki karakteristik yang berbeda,

yaitu: a) teknik Guided Worksheet Activity merupakan teknik yang lebih

efektif diterapkan dilihat dari segi efektivitas waktu yang tersedia; b) teknik

Challenge Exploration Activity dan Open Exploration Activity merupakan

teknik yang dapat memfasilitasi siswa dalam menumbuhkan sikap kreatif,

keterlibatan dalam kelompok, kemampuan memecahkan masalah, motivasi

belajar, kemampuan berhipotesis, dan penggunaan pengetahuan awal mereka

dalam pembelajaran; dan c) penerapan teknik Guided Worksheet Activity akan

memunculkan kemampuan inkuiri yang dominan ketika mempelajari jenis

konsep yang berdasarkan prinsip, teknik Challenge Exploration Activity

memunculkan kemampuan yang dominan jika diterapkan dalam mempelajari

jenis konsep yang berdasarkan prinsip, sedangkan penerapan teknik Open

Exploration Activity memunculkan kemampuan inkuiri yang dominan jika

diterapkan dalam mempelajari jenis konsep yang menyatakan sifat.45

D.I. Yuliati, dkk., dalam penelitiannya “Pembelajaran Fisika Berbasis

Hands On Activities Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Dan Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP”. Hasil penelitiannya

44 Tonih Feronika, Analisis Kemampuan Siswa Dalam Pembelajaran Hands On Teknik

Challenge Exploration Activity, EDUSAINS Vol. 1 No. 2 Desember 2008. 45 Ridwan Efendi, Kajian Penguasaan Konsep Dan Kemampuan Inkuiri Siswa Pada

Konsep Hukum Newton Tentang Gerak Melalui Model Pembelajaran Learning Cycle Dengan Tiga Teknik Hands On, Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011

Page 101: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

33

menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran fisika berbasis hands on

activities mampu menumbuhkan kemampuan berpikir kritis siswa. Hal itu

ditunjukkan selama pembelajaran terjadi peningkatan jumlah siswa yang

termasuk dalam kategori kritis di setiap siklus. Penerapan model

pembelajaran fisika berbasis hands on activities juga dapat meningkatkan

hasil belajar siswa.46

Lika Amaliah dalam penelitiannya “Analisis Keterampilan Proses

Pembelajaran Sains Siswa Melalui Hands On Dengan Teknik Challenge

Exploration Activity”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek

keterampilan proses sains yang diteliti melalui pembelajaran Hands On

dengan teknik Challenge Exploration Activity ada delapan aspek yang muncul

dengan nilai yang bervariasi. Dari kedelapan aspek keterampilan proses sains

yang di amati ada tujuh aspek yang muncul dengan sesuai dan satu aspek

yang muncul tapi tidak sesuai, maka aspek KPS yang diamati dapat muncul.

Kegiatan praktikum dapat mengembangkan keterampilan siswa dalam

menggunakan alat dan bahan yang ada di laboratorium. Sedangkan diskusi

kelompok dapat mengembangkan kemampuan siswa berkomunikasi dan

hubungan sosial antar siswapun semakin meningkat.47

Euis Komariah Siswati, dkk., dalam penelitiannya “Model Hands On

Minds On Dengan Bantuan Media Asli Pada Materi Spermatophyta”. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa aktifitas siswa menunjukkan respon positif

pada aktivitas pembelajaran dengan persentase 86,66% dan aktivitas

praktikum mencapai 88,57%. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

penerapan hands on minds on dengan bantuan media asli dapat diterapkan

46 D.I. Yuliati, dkk., Pembelajaran Fisika Berbasis Hands On Activities Untuk

Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dan Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia:2011.

47 Lika Amaliah, Analisis Keterampilan Proses Pembelajaran Sains Siswa Melalui Hands On Dengan Teknik Challenge Exploration Activity, skripsi, FITK UIN Jakarta: 2009.

Page 102: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

34

pada materi Spermatophyta karena dapat meningkatkan hasil belajar dan

aktivitas siswa.48

Frackson Muamba, dkk., yang berjudul “ Analysis of new Zambian

High School Physics and Practical Examinations for Levels of Inquiry

Skills”, hasil penelitian menunjukkan bahwa silabus fisika sekolah nasional

lebih eksplisit pada keterampilan penyelidikan dari pada tingkat penyelidikan.

Temuan ini juga menunjukkan bahwa percobaan praktik difokuskan pada

keterampilan penyelidikan yang ditentukan dalam silabus fisika nasional,

sehingga sangat mudah bagi siswa dan guru untuk mengidentifikasi siswa

pada pengujian. Dengan demikian, selama pelajaran beberapa guru cenderung

membatasi siswa untuk mengembangkan keterampilan penyelidikan yang

hanya diuji dalam ujian prkatik. 49

Kartono dalam penelitiannya “Hands On Activity Pada Pembelajaran

Geometri Sekolah Sebagai Assesmen Kinerja Siswa”. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa hands on activity pada pembelajaran geometri sekolah

yang dilengkapi rubrik penskoran dapat dimanfaatkan sebagai bentuk

assesmen kinerja siswa. Selain itu melalui hands on activity akan terbentuk

suatu penghayatan dan pengalaman untuk menetapkan suatu pengertian,

karena mampu membelajarkan secara bersama-sama kemampuan kognitif,

afektif, dan psikomotorik serta dapat memberikan penghayatan secara

mendalam terhadap apa yang dipelajari, sehingga apa yang diperoleh oleh

siswa tidak mudah dilupakan.50

J. Kerangka Berpikir

Konsep sains hands-on adalah suatu program sains untuk anak yang

didasarkan pada metode yang menggunakan naluri anak untuk mengerti.

48 Euis Komariah Siswati, dkk., Model Hands On Minds On Dengan Bantuan Media Asli

Pada Materi Spermatophyta, Unnes Journal of Biology Education, Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Semarang: 2012.

49 Frackson Muamba, dkk., Analysis of new Zambian High School Physics and Practical Examinations for Levels of Inquiry Skills. Eurasia Journal os Mathematics, Science & Technology Education, 2007, 3 (3), h. 213-220.

50 Kartono, Hands On Activity Pada Pembelajaran Geometri Sekolah Sebagai Assesmen Kinerja Siswa, Unnes journal, Jurusan Matematika FMIPA UNNES: 2011.

Page 103: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

35

Sains seharusnya dijadikan pengalaman, pengalaman ini seharusnya

memungkinkan siswa untuk dilibatkan secara aktif dalam memanipulasi

objek dan material dari dunia nyata (dalam kehidupan sehari-hari).

Cara untuk membantu siswa memenuhi konsep-konsep dasar fisika

adalah dengan memperlihatkan pembuktian konsep dasar tersebut secara

langsung kepada siswa. Cara ini memberikan pengalaman belajar lebih

bermakna jika diabandingkan dengan belajar yang didominasi oleh guru.

Hands-on membuat siswa untuk menjadi peserta aktif sebagai pelajar,

sehingga siswa melakukan aktifitas dan mendapatkan pengalaman langsung

dengan material dan menggerakkan objek untuk mencoba mengetahui gejala

ilmu pengetahuan. Kegiatan yang dapat dilakukan melalui model

pembelajaran berbasis hands-on yaitu mengembangkan keterampilan

psikomotor siswa dan keterampilan berpikir siswa.

Model pembelajaran hands on teknik challenge exploration activity

merupakan model pembelajaran yang mampu memberikan banyak kegiatan

pembelajaran melalui tantangan kepada siswa. Model ini diharapkan mampu

untuk mengembangkan keterampilan psikomotor siswa melalui kegiatan

praktikum.

Page 104: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

37

BAB III

METODOLOOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 4 yang beralamat

di Jl Hasanuddin, Cipondoh, Kota Tangerang. Penelitian dilakukan di kelas

VII-1dengan jumlah 34 siswa pada semester ganjil tahun ajaran 2012/2013

B. Subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di SMP

Muhammadiyah Cipondoh yang terdistribusi ke dalam satu kelas. Siswa

kelas VII-1 dianggap sesuai untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini

karena pada semester genap mempelajari mata pelajaran fisika pada konsep

kalor dimana konsep tersebut dijadikan oleh peneliti sebagai materi

penunjang penelitian. Siswa dalam penelitian ini dibagi menjadi enam

kelompok, dimana masing-masing kelompok terdapat siswa laki-laki dan

perempuan, dengan tingkatan siswa dari kategori tinggi, sedang, dan rendah.

Penempatan kategori tinggi, sedang, dan rendah ditentukan berdasarkan nilai

rata-rata siswa pada mata pelajaran fisika dan pertimbangan guru mata

pelajaran fisika. Pengelompokan ini dilakukan agar tiap kelompok memiliki

kemampuan yang relative homogeny dalam hal praktikum dan diskusi.

Adapun teknik pengambilan subyek penelitian ini menggunakan

purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu. Kriteria yang digunakan dapat berdasarkan pertimbangan

(judgment) tertentu atau jatah tertentu.46 Sampel ini lebih cocok digunakan

untuk penelitian kualitatif atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan

generalisasi. Dalam penentuan pengambilan sampel pihak sekolah atau guru

mata pelajaran yang bersangkutan menentukan kelas yang akan di jadikan

46 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif dan R&D. (Alfabeta,

Bandung 2008) h. 124.

Page 105: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

38

subyek penelitian dengan pertimbangan bahwa kemampuan kognitif siswa

berbeda-beda, baik tinggi, sedang dan rendah.

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode

deskriptif. Metode ini berupaya untuk memecahkan atau menjawab

permasalahan yang dihadapi dalam situasi sekarang dan tanpa harus

dibuktikan, atau metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau

memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau

populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum47.

Tujuan penelitian deskriptif menurut Moh. Nazir adalah untuk

membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan

akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang

diselidiki48. Tujuan umumnya dilakukan dengan tujuan utama yaitu

menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek/subjek yang

diteliti secara tepat tentang kemampuan psikomotor siswa.

D. Peran Dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan berkelompok. Dalam

penelitian ini, peneliti berperan sebagai guru yang melakukan proses

pembelajaran dengan cara mengajarkan konsep kalor pada pembelajaran

fisika dengan model hands-on teknik challenge exploration activity

sedangkan guru mata pelajaran fisika dan teman sejawat berperan sebagai

observer.

E. Instrumen Penelitian

Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakn instrumen penelitian.

Jadi instrumen penelitian adalah alat yang yang digunakan untuk mengukur

47 Sugiyono,Statistika Untuk Penelitian. (Bandung: Alfabeta, 2008) hal. 29 48 Moh. Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005) hal 54

Page 106: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

39

fenomena alam maupun sosial yang diamati.49 Instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah instrumen non tes. Instrumen non tes berupa LKS

dan lembar observasi. Observasi dilakukan untuk mengamati kemampuan

psikomotor siswa pada saat tes unjuk kerja. Dari hasil observasi tersebut

dapat digunakan untuk mengukur seberapa jauh keaktifan siswa yang diberi

pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran hands on teknik challenge

exploration activity.

1. Instrumen Non Tes

Instrumen non tes pada penelitian ini menggunakan LKS dan lembar

observasi.

a. Perangkat pembelajaran

Perangkat pembelajaran berupa Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS ini

dirancang berdasarkan pendekatan hands on teknik challenge exploration

activity. LKS ini hanya berisi alat, bahan dan tujuan praktikum, sedangkan

siswa ditugaskan untuk merumuskan sendiri prosedur kerjanya. LKS ini

sebagai panduan siswa selama melakukan praktikum.

b. Lembar Observasi

Menurut Ngalim Purwanto, observasi adalah metode atau cara-cara

menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah

laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara

langsung50. Observasi yang dilakukan disini adalah observasi langsung yang

mengumpulkan data berdasarkan pengamatan yang menggunakan mata atau

telinga secara langsung. Dengan demikian melalui observasi dapat terlihat

kemunculan keterampilan psikomotor siswa dengan panca indera secara

langsung.

Lembar observasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan

psikomotor siswa pada saat praktikum selama menggunakan model

pembelajaran hands on teknik challenge exploration activity.

49 Sugiyono, metode penelitian, op.cit, h. 148 50 Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja

Rosda Karya, 2000) hal. 149

Page 107: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

40

Dalam penelitian ini, data dari lembar observasi melibatkan tiga

orang observer terhadap enam kelompok dan setiap observer mengamati dua

kelompok. Penjelasan penggunaan lembar observasi pada saat mengamati

kegiatan praktikum.

Tabel 3.1. Aspek Psikomotor Siswa Yang Akan Diukur

No Aspek Sub Aspek

1. Moving a. Membawa perlengkapan belajar

b. Menyiapkan perlengkapan belajar

2. Communicating a. Merangkai alat praktikum.

b. Meramu bahan-bahan praktikum

c. Menggunakan alat-alat praktikum

d. Menggunakan termometer

e. Mengamati percobaan

f. Membersihkan alat dan bahan

praktikum

3. Manipulating a. Mengajukan pertanyaan

b. Menjawab pertanyaan

c. Menyimak pendapat orang lain

d. Menyampaikan ide/gagasan

e. Mendeskripsikan data

f. Mendiskusikan masalah

g. Mencatat data/informasi

4. Creating a. Merancang langkah kerja

b. Menganalisis masalah.

c. Mensintesis masalah.

F. Teknik Pengumpulan Data

Agar suatu penelitian dapat dipaparkan dengan jelas dan sistematis

maka disusun suatu penelitian berupa langkah-langkah yang ditempuh dalam

penelitian. Adapun tahapannya sebagai berikut:

Page 108: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

41

1. Tahap Persiapan

a. Menganalisis Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)

pada standar isi mata pelajaran fisika kelas VII sesuai dengan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), serta menganalisis

materi pada buku teks atau paket untuk menentukan konsep yang

dalam pembelajarannya dapat menggunakan metode praktikum dan

diskusi. Pada penelitian ini konsep yang dipilih adalah kalor.

b. Membuat Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

c. Menganalisis kemampuan psikomotor dan menentukan indikator

kemampuan psikomotor yang akan dikembangkan.

d. Menentukan materi praktikum pada konsep kalor.

e. Membuat prosedur percobaan tentang kalor.

f. Membuat instrumen penelitian sebagai alat pengumpul data.

g. Menguji validasi instrumen penelitian yang telah disususn oleh para

ahli. Instrumen yang divalidasi adalah lembar observasi yang

berkaitan dengan materi kalor.

h. Membuat rencana pembelajaran untuk digunakan pada saat

perlakuan.

2. Tahap Pelaksanaan

Penelitian ini berlangsung selama empat pertemuan. Adapun uraian

kegiatan pada setiap pertemuan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2. Kegiatan Pembelajaran Setiap Pertemuan

No Pertemuan

ke

Kegiatan

1. 1 a) Melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM)

b) Menyampaikan tujuan pembelajaran c) Penyajian materi pada konsep kalor d) Dilakukan pembagian kelompok, siswa

dibagi menjadi enam kelompok, setiap kelompok terdapat siswa laki-laki dan

Page 109: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

42

perempuan, siswa dari kategori tinggi, sedang dan rendah. Pada pertemuan ini siswa di tugaskan untuk mencari dan mengumpulkan data berbagai referensi seputar materi tentang pokok bahasan kalor, kemudian siswa melakukan diskusi kelas.

2. 2 a) Guru memberikan LKS kepada setiap kelompok siswa untuk kemudian dipelajari dan di diskusikan bersama anggota kelompoknya.

b) Siswa ditugaskan untuk merumuskan prosedur/langkah kerja praktikum sebagaimana belum tersedia pada LKS. LKS yang telah dilengkapi akan dijadikan pedoman siswa untuk melakukan kegiatan praktikum pada pertemuan selanjutnya.

c) Pada pertemuan ini mulai dilakukan observasi terhadap kemampuan psikomotor siswa selama melakukan kegiatan diskusi., setiap kelompok didampingi satu observer yang bertugas untuk mencatat kemampuan psikomotor siswa.

3. 3 a) Pada pertemuan ini dilakukan kegiatan praktikum mengenai pengaruh kalor terhadap perubahan suhu zat. Pada pertemuan ini dilakukan pula observasi terhadap kemampuan psikomotor siswa, setiap kelompok didampingi satu observer.

4. 4 a) Pada pertemuan ini siswa melakukan kegiatan diskusi mengenai hasil praktikum yang telah mereka lakukan pada pertemuan sebelumnya.

b) Observasi terhadap kemampuan psikomotor siswa selama melakukan diskusi.

G. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi

Agar diperoleh data yang valid dan reliabel, instrument lembar observasi

dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk mengetahui validitas dan

reliabilitasnya.

Page 110: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

43

1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan

suatu instrumen.51 Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu

mengukur apa yang diinginkan. Untuk mengetahui ketepatan instrumen

lembar observasi untuk mengukur kemampuan psikomotor siswa

dilakukan validasi oleh pakar pendidikan. Validasi ini dilakukan dengan

cara menentukan tujuan mengadakan pengamatan, mengadakan

pembatasan terhadap bagian yang akan diamati, merumuskan indikator

dari tiap bagian yang akan diamati, dan menderetkan semua indikator

dalam tabel persiapan, juga memuat sub indikator yang terkandung

dalam indikator.

2. Reliabilitas

Reabilitas bermakna keterpercayaan, keterandalan, keajegan, atau

konsistensi dan dapat diartikan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat

dipercaya dan konsisten.52 Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu

instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

karena instrumen sudah baik.53 Untuk menjaga reliabilitas dari instrumen

lembar observasi, maka sebelum melakukan pengamatan yang

sesungguhnya, observer perlu dilatih terlebih dahulu untuk

menyingkirkan atau menekan sampai sesedikit mungkin unsur

objektivitas observer.

Dalam penelitian ini digunakan uji validitas ahli, pada uji validitas

ahli kisi-kisi instrumen yang telah tersusun divalidasi kepada ahli.

51 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, ( Jakarta: Rineka

Cipta) hal. 168 52 Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi (Jakarta: UIN

Press, 2007), hal. 105 53 Op.cit, 178

Page 111: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

44

Tabel 3.2. Uji Validasi Ahli

Kesesu

aian

konsep

Pertanyaan Baik Cukup Kurang

Kesesu

ain

konsep

Apakah indikator-indikator

yang digunakan pada

instrumen ini mewakili aspek

psikomotor yang dipakai?

Apakah instrumen ini

mencakup sikap ilmiah dari

teori-teori yang ada?

Apakah butir penilaian yang

digunakan dalam instrumen

ini memenuhi pencapaian

indikator kemampuan

psikomotor?

Kesesu

ain

Bahasa

Apakah bahasa yang

digunakan dalam instrumen

ini sudah cukup jelas?

Apakah bahasa yang

digunakan dalam instrumen

ini sudah cukup efektif?

Saran

H. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, maka dilakukan analisis deskriptif kuantitatif

yaitu teknik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mencari

jumlah frekuensi dan mencari jumlah persentasenya54.

54 Suharsimi, ibid, h. 262

Page 112: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

45

1. Lembar observasi

Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian yang banyak

digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses

terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang

sebenarnya maupun dalam situasi buatan.55

Data yang diperoleh dari format lembar observasi kemudian

dianalisis lebih lanjut dengan cara:

a. Memberi tanda ceklis (√) di bubuhkan, checklist atau daftar cek

adalah salah satu alat/pedoman observasi yang berupa daftar

kemungkinan aspek tingkah laku tertentu pada seseorang yang akan

dinilai56. Tanda ceklis kemudian dimasukkan kedalam lembar

observasi sesuai dengan kriteria yang ada pada setiap aspek

keterampilan psikomotor yang muncul selama berlangsungnya

pembelajaran hands-on teknik challenge exploration activity.

b. Menjumlahkan banyaknya ceklis pada setiap kolom yang terdapat

pada lembar observasi tiap kelompok, banyaknya ceklis yang terdapat

pada lembar observasi dari tiap-tiap aspek keterampilan psikomotor

yang muncul.

c. Kemudian dicari persentase masing-masing kriteria berdasarkan

rumus berikut:

Persentase (%) = x 100%

Data yang diperoleh kemudian dirubah ke dalam bentuk persentase,

kemudian diklasifikasikan ke dalam kategori sebagai berikut: 57

55 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (PT Remaja Rosdakarya,

Bandung 2010) h. 84 56 Slameto, Evaluasi pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001) h. 142.

57Piet. A. Sahertian, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1981), h. 55-56.

Page 113: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

46

Tabel 3.3 Interpretasi Observasi Siswa

Nilai yang diperoleh Kriteria 81 – 100% baik sekali 61 – 80% baik 41 – 60% cukup 21 – 40% kurang 0 – 20% sangat kurang

d. Menginterpretasi secara deskriptif data persentase tiap-tiap aspek

keterampilan psikomotor yang muncul selama berlangsungnya

pembelajaran hands-on teknik challenge exploration activity.

Page 114: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

47

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Temuan Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan temuan-temuan yang diperoleh dari penelitian

dan pembahasannya. Pada penelitian ini setelah observer mengamati siswa dengan

melihat sejauh mana kemampuan psikomotor siswa yang muncul dalam

pembelajaran dengan memberi skor sesuai pengamatannya. Data hasil yang

diperoleh akan disajikan dalam bentuk tabel.

1. Pertemuan II

Pada pertemuan pertama hasil pengamatan kemampuan psikomotor

siswa dalam pembelajaran Hands-on teknik Challenge Exploration

Activitydijelaskan pada masing-masing aspek psikomotor sebagai berikut

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Aspek Moving (bergerak)

Aspek penilaian

Sub aspek Pertemuan ke 2 ∑ % Skor Kelompok

1 2 3 4 5 6 Moving Membawa

perlengkapan belajar

2 3 3 3 3 3 17 70,8

Menyiapkan perlengkapan belajar

2 2 3 1 2 3 13 54,1

Rata-rata 62,5

Tabel 4.2hasil pengamatan aspek Moving (bergerak)

No Sub aspek yang diamati Kemampuan siswa

(%)

a. Membawa perlengkapan belajar 70,8

b. Menyiapkan perlengkapan belajar 54,1

Rata-rata 62,5

Page 115: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

48

Berdasarkan data pada tabel 4.2menunjukan kemampuan

psikomotor siswa pada aspek moving selama kegiatan pembelajaran

hands-on teknik challenge exploration activity berlangsung. Padasub

aspek membawa perlengkapan belajar menunjukkan kemampuan siswa

sebesar 70,8 % termasuk dalam kategori baik. Sedangkan sub aspek

menyiapkan perlengkapan belajar menunjukan kemampuan siswa sebesar

54,1% termasuk kategori cukup. Rata-rata persentase dari sub aspek yang

ada menggambarkan persentase aspek moving selama proses pembelajaran

sebesar 62,5% dalam kategori baik.

Pada pertemuan pertama aspek manipulating (memanipulasi)

kemampuan psikomotor siswa selama pembelajaran tidak muncul karena

pada pertemuan ini siswa tidak melakukan kegiatan praktikum. Kegiatan

praktikum akan dilaksanakan pada pertemuan kedua.

Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Aspek Communicating

Aspek penilaian

Sub aspek Pertemuan ke 2 ∑ % Skor Kelompok

1 2 3 4 5 6 Communicating

Mengajukan pertanyaan

3 3 3 2 3 3 17 70,8

Menjawab pertanyaan

3 3 3 2 3 3 17 70,8

Menyimak pendapat orang lain

3 3 3 3 4 3 19 79,2

Menyampaikan ide/gagasan

2 3 3 3 3 2 16 66,7

Mendeskripsikan data

2 2 3 3 4 3 17 70,8

Mendiskusikan masalah

2 2 3 3 3 3 16 66,7

Mencatat data/informasi

3 3 4 3 4 3 20 83,3

Rata-rata 72,6

Page 116: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

49

Tabel 4.4Hasil Pengamatan Aspek Communicating (Komunikasi)

No. Sub aspek yang diamati Kemampuan siswa

(%)

a. Mengajukan pertanyaan 70,8 b. Menjawab pertanyaan 70,8 c. Menyimak pendapat orang lain 79,2 d. Menyampaikan ide/gagasan 66,7 e. Mendeskripsikan data 70,8 f. Mendiskusikan masalah 66,7 g. Mencatat data/informasi 83,3 Rata-rata 72,6

Berdasarkan data pada tabel 4.4 menunjukan kemampuan

psikomotor siswa pada aspek communicating selama kegiatan

pembelajaran hands-on teknik challenge exploration activity berlangsung.

Padasub aspek mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaandan

mendeskripsikan data menunjukkan kemampuan psikomotor siswa sebesar

70,8% dalam kategori baik. Pada sub aspek menyampaikan ide/gagasan

dan mendiskusikan masalahmenunjukan kemampuan siswa sebesar 66,7%

dalam kategori baik. Sedangkan pada sub aspek menyimak pendapat orang

lain menunjukkan kemampuan psikomotor siswa sebesar 79,2% dalam

kategori baik.Kemampuan psikomotor siswa paling tinggi pada aspek

communicating adalah mencatat data/informasi dengan kemampuan

psikomotor siswa sebesar 83,3% dalam kategori cukup baik.Rata-rata

persentase dari sub aspek yang ada menggambarkan persentase aspek

communicating selama proses pembelajaran sebesar 72,6% dalam kategori

baik.

Page 117: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

50

Tabel 4.5 Rekapitulasi Data Aspek Creating

Aspek

penilaian

Sub aspek Pertemuan ke 2 ∑ %

Skor Kelompok

1 2 3 4 5 6

Creating Merancang

langkah kerja

3 3 3 3 4 2 18 75

Menganalisis

masalah

3 2 2 2 3 2 14 58,3

Mensintesis

masalah

2 2 2 2 2 2 12 41,7

Rata-rata 58,3

Tabel 4.6hasil pengamatan aspek creating (kreativitas)

No. Aspek yang diamati Kemampuan siswa(%)

a. Merancang langkah kerja 75

b. Menganalisis masalah 58,3

c. Mensintesis masalah 41,7

Rata-rata 58,3

Berdasarkan data pada tabel 4.6 menunjukan kemampuan

psikomotor siswa pada aspek creating selama kegiatan pembelajaran

hands-on teknik challenge exploration activity berlangsung. Padasub

aspek merancang langkah kerja menunjukkan kemampuan siswa sebesar

75,0% dalam kategori baik. Pada sub aspek menganalisis masalah

menunjukkan kemampuan siswa sebesar 58,3% dalam kategori cukup.

Sedangkan sub aspek mensintesis masalah menunjukan kemampuan siswa

sebesar 41,7% dalam kategori cukup. Rata-rata persentase dari sub aspek

yang ada menggambarkan persentase aspek creating selama proses

pembelajaran sebesar58,3% dalam kategori cukup.

Page 118: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

51

2. Pertemuan III

Pada pertemuan kedua hasil pengamatan kemampuan psikomotor

siswa dalam pembelajaran Hands-on teknik Challenge Exploration

Activitydijelaskan pada masing-masing aspek psikomotor sebagai berikut.

Tabel 4.7Rekapitulasi Data Aspek Moving (bergerak)

Aspek penilaian

Sub aspek Pertemuan ke 3 ∑ % Skor Kelompok

1 2 3 4 5 6

Moving Membawa perlengkapan belajar

4 3 3 3 4 4 21 87,5

Menyiapkan perlengkapan belajar

2 3 3 3 3 2 16 66,7

Rata-rata 77,1

Tabel 4.8hasil pengamatan aspek Moving (bergerak)

No Sub aspek yang diamati Kemampuan siswa

(%)

a. Membawa perlengkapan belajar 87,5

b. Menyiapkan perlengkapan belajar 66,7

Rata-rata 77,1

Berdasarkan data pada tabel 4.8 menunjukan kemampuan

psikomotor siswa pada aspek moving selama kegiatan pembelajaran

hands-on teknik challenge exploration activity berlangsung. Pada sub

aspek membawa perlengkapan belajar menunjukkan kemampuan siswa

sebesar 87,5% dalam kategori cukup baik. Sedangkan sub aspek

menyiapkan perlengkapan belajar menunjukan kemampuan siswa sebesar

66,7% dalam kategori baik. Rata-rata persentase dari sub aspek yang ada

menggambarkan persentase aspek moving selama proses pembelajaran

sebesar 77,1% dalam kategori baik.

Page 119: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

52

Tabel 4.9 Rekapitulasi Data Aspek Manipulating

Aspek penilaian

Sub aspek Pertemuan ke 3 ∑ % Skor Kelompok

1 2 3 4 5 6 Manipulating

Merangkai alat praktikum

4 4 4 3 4 4 23 95,8

Meramu bahan praktikum

3 3 3 3 4 3 19 79,2

Menggunakan alat-alat praktikum

2 3 4 2 3 3 17 70,8

Mengukur suhu dengan termometer

3 3 4 3 3 3 19 79,2

Mengamati percobaan

3 3 3 3 3 4 19 79,2

Membersihkan alat dan bahan praktikum

4 4 4 4 4 4 24 100

Rata-rata 84,0

Tabel 4.10hasil pengamatan aspek manipulating (memanipulasi)

No. Sub aspek yang diamati Kemampuan siswa

(%)

a. Merangkai alat praktikum 95,8

b. Meramu bahan praktikum 79,2

c. Menggunakan alat-alat praktikum 70,8

d. Mengukur suhu dengan termometer 79,2

e. Mengamati percobaan 79,2

f. Membersihkan alat dan bahan

praktikum 100,0

Rata-rata 84,0

Berdasarkan data pada tabel 4.10 menunjukan kemampuan

psikomotor siswa pada aspek manipulating selama kegiatan pembelajaran

hands-on teknik challenge exploration activity berlangsung. Pada sub

Page 120: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

53

aspek merangkai alat praktikummenunjukkan kemampuan siswa sebesar

95,8% dalam kategori cukup baik. Pada sub aspek meramu bahan

praktikum, mengukur suhu dengan termometer dan mengamati percobaan

menunjukkan kemampuan siswa sebesar 79,2% dalam kategori baik. Pada

sub aspek menggunakan alat-alat praktikum menunjukkan kemampuan

siswa sebesar 70,8% dalam kategori baik. Sedangkan sub aspek

membersihkan alat dan bahan praktikum menunjukan kemampuan siswa

sebesar 100,0% dalam kategori cukup baik. Rata-rata persentase dari sub

aspek yang ada menggambarkan persentase aspek manipulating selama

proses pembelajaran sebesar 84,0% dalam kategori cukup baik.

Tabel 4.11Rekapitulasi Data Aspek Communicating

Aspek penilaian

Sub aspek Pertemuan ke 3 ∑ % Skor Kelompok

1 2 3 4 5 6 Communicating

Mengajukan pertanyaan

3 3 3 3 3 3 18 75,0

Menjawab pertanyaan

3 2 3 1 2 3 14 58,3

Menyimak pendapat orang lain

4 3 4 3 3 3 20 83,3

Menyampaikan ide/gagasan

4 2 3 2 2 3 16 66,7

Mendeskripsikan data

2 2 4 3 3 3 17 70,8

Mendiskusikan masalah

2 3 3 3 3 3 17 70,8

Mencatat data/informasi

3 3 3 4 4 4 21 87,5

Rata-rata 73,2

Page 121: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

54

Tabel 4.12 hasil pengamatan aspek communicating (komunikasi)

No. Sub aspek yang diamati Kemampuan siswa (%)

a. Mengajukan pertanyaan 75,0

b. Menjawab pertanyaan 58,3

c. Menyimak pendapat orang lain 83,3

d. Menyampaikan ide/gagasan 66,7

e. Mendeskripsikan data 70,8

f. Mendiskusikan masalah 70,8

g. Mencatat data/informasi 87,5

Rata-rata 73,2

Berdasarkan data pada tabel 4.12 menunjukan kemampuan

psikomotor siswa pada aspek communicating selama kegiatan

pembelajaran hands-on teknik challenge exploration activity berlangsung.

Pada sub aspek mengajukan pertanyaan menunjukkan kemampuan siswa

sebesar 75,0 % dalam kategori baik. Pada sub aspek menjawab pertanyaan

menunjukkan kemampuan siswa sebesar 58,3% dalam kategori cukup.

Pada sub aspek menyimak pendapat orang lain menunjukkan kemampuan

siswa sebesar 83,3% dalam kategori cukup baik. Pada sub aspek

menyampaikan ide/gagasan menunjukkan kemampuan siswa sebesar

66,7% dalam kategori baik. Pada sub aspek mendeskripsikan data dan

mendiskusikan masalah menunjukkan kemampuan siswa sebesar 70,8%

dalam kategori baik. Sedangkan pada sub aspek mencatat data/informasi

menunjukkan kemampuan siswa sebesar 87,5% dalam kategori cukup

baik. Rata-rata persentase dari sub aspek yang ada menggambarkan

persentase aspek communicating selama proses pembelajaran sebesar

73,2% dalam kategori baik.

Page 122: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

55

Tabel 4.13 Rekapitulasi Data Aspek Creating

Aspek penilaian

Sub aspek Pertemuan ke 3 ∑ % Skor Kelompok

1 2 3 4 5 6 Creating Merancang

langkah kerja 4 3 4 4 4 4 23 95,8

Menganalisis masalah

3 3 2 3 3 2 16 66,7

Mensintesis masalah

2 2 2 2 2 1 11 54,2

Rata-rata 72,2

Tabel 4.14Hasil Pengamatan Aspek Creating (Kreativitas)

No. Aspek yang diamati Kemampuan siswa (%)

a. Merancang langkah kerja 95,8 b. Menganalisis masalah 66,7 c. Mensintesis masalah 54,2 Rata-rata 72,2

Berdasarkan data pada tabel 4.14 menunjukan kemampuan

psikomotor siswa pada aspek creating selama kegiatan pembelajaran

hands-on teknik challenge exploration activity berlangsung. Pada sub

aspek merancang langkah kerja menunjukkan kemampuan siswa sebesar

95,8% dalam kategori cukup baik. Pada sub aspek menganalisis masalah

menunjukkan kemampuan siswa sebesar 66,7% dalam kategori baik.

Sedangkan pada sub aspek mensintesis masalah menunjukkan kemampuan

siswa sebesar 54,2% dalam kategori cukup. Rata-rata persentase dari sub

aspek yang ada menggambarkan persentase aspek creating selama proses

pembelajaran sebesar 72,2% dalam kategori baik.

Page 123: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

56

3. Pertemuan IV

Pada pertemuan ketiga hasil pengamatan kemampuan psikomotor

siswa dalam pembelajaran Hands-on teknik Challenge Exploration

Activitydijelaskan pada masing-masing aspek psikomotor sebagai berikut.

Tabel 4.15Rekapitulasi Data Aspek Moving (bergerak)

Aspek penilaian

Sub aspek Pertemuan ke 4 ∑ % Skor Kelompok

1 2 3 4 5 6 Moving Membawa

perlengkapan belajar

4 3 4 3 3 4 21 87,5

Menyiapkan perlengkapan belajar

2 3 3 2 3 2 15 62,5

Rata-rata 75,0

Tabel 4.16Hasil Pengamatan Aspek Moving (bergerak)

No Sub aspek yang diamati Kemampuan siswa

(%)

a. Membawa perlengkapan belajar 87,5

b. Menyiapkan perlengkapan belajar 62,5

Rata-rata 75,0

Berdasarkan data pada tabel 4.16 menunjukan kemampuan

psikomotor siswa pada aspek moving selama kegiatan pembelajaran

hands-on teknik challenge exploration activity berlangsung. Pada sub

aspek membawa perlengkapan belajar menunjukkan kemampuan siswa

sebesar 87,5% dalam kategori cukup baik. Sedangkan sub aspek

menyiapkan perlengkapan belajar menunjukan kemampuan siswa sebesar

62,5% dalam kategori baik. Rata-rata persentase dari sub aspek yang ada

menggambarkan persentase aspek moving selama proses pembelajaran

sebesar 75,0% dalam kategori baik.

Page 124: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

57

Pada pertemuan ketiga aspek manipulating (memanipulasi)

kemampuan psikomotor siswa selama pembelajaran tidak muncul karena

siswa tidak melakukan kegiatan praktikum. Pada pertemuan ini siswa

melakukan diskusi kelas membahas hasil praktikum yang telah

dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya.

Tabel 4.17 Rekapitulasi Data Aspek Communicating

Aspek penilaian

Sub aspek Pertemuan ke 4 ∑ % Skor Kelompok

1 2 3 4 5 6 Communicating

Mengajukan pertanyaan

3 2 4 3 3 2 17 70,8

Menjawab pertanyaan

4 2 3 2 3 2 16 66,7

Menyimak pendapat orang lain

3 3 4 3 4 3 20 83,3

Menyampaikan ide/gagasan

3 1 3 3 4 2 16 66,7

Mendeskripsikan data

3 3 3 3 3 3 18 75,0

Mendiskusikan masalah

3 3 4 3 3 3 19 79,2

Mencatat data/informasi

4 2 4 3 4 3 20 83,3

Rata-rata 75,0

Page 125: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

58

Tabel 4.18Hasil Pengamatan Aspek Communicating (Komunikasi)

No. Sub aspek yang diamati Kemampuan siswa (%)

a. Mengajukan pertanyaan 70,8

b. Menjawab pertanyaan 66,7

c. Menyimak pendapat orang lain 83,3

d. Menyampaikan ide/gagasan 66,7

e. Mendeskripsikan data 75,0

f. Mendiskusikan masalah 79,2

g. Mencatat data/informasi 83,3

Rata-rata 75,0

Berdasarkan data pada tabel 4.18 menunjukan kemampuan

psikomotor siswa pada aspek communicating selama kegiatan

pembelajaran hands-on teknik challenge exploration activity berlangsung.

Pada sub aspek mengajukan pertanyaanmenunjukkan kemampuan

psikomotor siswa sebesar 70,8% dalam kategori baik. Pada sub aspek

menjawab pertanyaan dan menyampaikan ide/gagasan menunjukan

kemampuan siswa sebesar 66,7% dalam kategori baik. Pada sub aspek

menyimak pendapat orang lain dan mencatat data/informasi menunjukan

kemampuan siswa sebesar 83,3% dalam kategori cukup baik. Pada sub

aspek mendeskripsikan data menunjukkan kemampuan siswa sebesar

75,0% dalam kategori baik. Sedangkan pada sub aspek mendiskusikan

masalah menunjukkan kemampuansiswasebesar 79,2% dalam kategori

baik. Rata-rata persentase dari sub aspek yang ada menggambarkan

persentase aspek communicating selama proses pembelajaran sebesar

75,0% dalam kategori baik.

Page 126: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

59

Tabel 4.19 Rekapitulasi Data Aspek Creating

Aspek penilaian

Sub aspek Pertemuan ke 4 ∑ % Skor Kelompok

1 2 3 4 5 6 Creating Merancang

langkah kerja 4 3 4 4 3 3 21 87,5

Menganalisis masalah

3 3 2 2 2 2 14 58,3

Mensintesis masalah

2 1 2 2 1 2 10 41,7

Rata-rata 62,5

Tabel 4.20Hasil Pengamatan Aspek Creating (Kreativitas)

No. Aspek yang diamati Kemampuan siswa

(%)

a. Merancang langkah kerja 87,5 b. Menganalisis masalah 58,3 c. Mensintesis masalah 41,7 Rata-rata 62,5

Berdasarkan data pada tabel 4.20 menunjukan kemampuan

psikomotor siswa pada aspek creating selama kegiatan pembelajaran

hands-on teknik challenge exploration activity berlangsung. Pada sub

aspek merancang langkah kerja menunjukkan kemampuan siswa sebesar

87,5% dalam kategori cukup baik. Pada sub aspek menganalisis masalah

menunjukkan kemampuan siswa sebesar 58,3% dalam kategori cukup.

Sedangkan pada sub aspek mensintesis masalah menunjukkan kemampuan

siswa sebesar 41,7% dalam kategori cukup. Rata-rata persentase dari sub

aspek yang ada menggambarkan persentase aspek creating selama proses

pembelajaran sebesar 62,5% dalam kategori baik.

Dari seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran hands-on teknik

challenge exploration activity berlangsung, aspek-aspek kemampuan

psikomotor siswa yang muncul akan disajikan sebagai berikut.

Page 127: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

60

Tabel 4.21Hasil Pengamatan Aspek Moving (Bergerak)

Pada Seluruh Kegiatan Pembelajaran.

No Sub aspek yang diamati Kemampuan siswa (%)

a. Membawa perlengkapan belajar 81,9

b. Menyiapkan perlengkapan belajar 61,1

Rata-rata 71,5

Berdasarkan data pada tabel 4.21 menunjukan kemampuan

psikomotor siswa pada aspek moving selama kegiatan pembelajaran

hands-on teknik challenge exploration activity berlangsung. Pada sub

aspek membawa perlengkapan belajar menunjukkan kemampuan siswa

sebesar 81,9%. Sedangkan sub aspek menyiapkan perlengkapan belajar

menunjukan kemampuan siswa sebesar 61,1% dalam kategori baik. Rata-

rata persentase dari sub aspek yang ada pada seluruh kegiatan

pembelajaran menggambarkan persentase aspek moving selama proses

pembelajaran sebesar 71,5% dalam kategori baik.

Tabel 4.22Hasil Pengamatan Aspek Communicating (Komunikasi)

Pada Seluruh Kegiatan Pembelajaran.

No. Sub aspek yang diamati Kemampuan psikomotor

siswa (%)

a. Mengajukan pertanyaan 72,2

b. Menjawab pertanyaan 65,3

c. Menyimak pendapat orang lain 81,9

d. Menyampaikan ide/gagasan 66,7

e. Mendeskripsikan data 72,2

f. Mendiskusikan masalah 72,2

g. Mencatat data/informasi 84,7

Rata-rata 73,6

Page 128: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

61

Berdasarkan data pada tabel 4.22 menunjukan kemampuan

psikomotor siswa pada aspek communicating selama kegiatan

pembelajaran hands-on teknik challenge exploration activity berlangsung.

Pada sub aspek mengajukan pertanyaan, mendeskripsikan data dan

mendiskusikan masalah menunjukkan kemampuan psikomotor siswa

sebesar 72,2% dalam kategori baik. Pada sub aspek menjawab pertanyaan

menunjukan kemampuan siswa sebesar 65,3% dalam kategori baik. Pada

sub aspek menyimak pendapat orang lain menunjukkan kemampuan

psikomotor siswa sebesar 81,9% dalam kategori cukup baik. Pada sub

aspek menyampaikan ide/gagasan menunjukkan kemampuan psikomotor

siswa sebesar 66,7% dalam kategori baik. Sedangkan pada sub aspek

mencatat data/informasi menunjukkan kemampuan psikomotor siswa

sebesar 84,7% dalam kategori cukup baik.Rata-rata persentase dari sub

aspek yang ada menggambarkan persentase aspek communicating selama

proses pembelajaran sebesar 73,6% dalam kategori baik.

Tabel 4.23Hasil Pengamatan Aspek Creating (Kreativitas)

Pada Seluruh Kegiatan Pembelajaran

No. Aspek yang diamati Kemampuan psikomotor

siswa (%)

a. Merancang langkah kerja 86,1

b. Menganalisis masalah 61,1

c. Mensintesis masalah 45,8

Rata-rata 64,4

Berdasarkan data pada tabel 4.23 menunjukan kemampuan

psikomotor siswa pada aspek creating selama kegiatan pembelajaran

hands-on teknik challenge exploration activity berlangsung. Pada sub

aspek merancang langkah kerja menunjukkan kemampuan siswa sebesar

86,1% dalam kategori cukup baik. Pada sub aspek menganalisis masalah

menunjukkan kemampuan siswa sebesar 61,1% dalam kategori baik.

Page 129: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

62

Sedangkan sub aspek mensintesis masalah menunjukan kemampuan siswa

sebesar 45,8% dalam kategori cukup. Rata-rata persentase dari sub aspek

yang ada menggambarkan persentase aspek creating selama proses

pembelajaran sebesar 64,4% dalam kategori baik.

Tabel4.14Aspek Psikomotor Tiap Pertemuan

No Aspek penilaian Pertemuan 2

(%) Pertemuan 3

(%) Pertemuan 4

(%)

1. Moving (bergerak) 62,5 77,1 75

2. Manipulating (memanipulas

i) 84

3. Communicating(komunikasi) 72,6 73,2 75

4. Creating (kreativitas) 58,3 72,2 62,5

Grafik 4.1 Aspek Psikomotor Siswa Selama Proses Pembelajaran Hands

onTeknik Challenge Exploration Activity

Page 130: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

63

B. PembahasanPenelitian

Tingkat persentase kemampuan aspek psikomotor siswa selama

pembelajaran hands onteknik challenge exploration activity berlangsung

menunjukkan tingkat kemampuan pada masing-masing aspek psikomotor.

1. Pertemuan I

Pada pertemuan pertama yaitu pada saat diskusi untuk

merumuskan langkah kerja praktikum, aspekcommunicating menunjukkan

persentase paling tinggi dibandingkan dengan aspek moving dan creating.

Sedangkan aspek manipulatingtidak muncul pada kegiatan ini dikarenakan

aspek manipulatingmerujuk pada aktivitas motorik yang terjadi pada saat

siswa melakukan percobaan di dalam laboratorium.

Dari ketiga aspek yang muncul, kemampuan psikomotor siswa

dengan nilai persentase tertinggi adalah aspek communicating, sedangkan

nilai persentase terendah adalah aspek creating. Nilai aspek movingberada

diantara aspekcommunicating dan creating. Aspek communicatingpada

sub aspek menyimak pendapat orang lain, mendiskusikan masalah dan

mencatat/informasi merupakan sub aspek yang paling dominan muncul

dengan mendapatkan persentase yang tinggi karena pada kegiatan ini

siswa ditantang untuk membuat langkah kerja sebelum praktikum. Siswa

masih belum tahu langkah kerja yang benar, komunikasi antar teman

sekelompok menjadi lebih sering dialakukan siswa. Dari komunikasi antar

siswa tersebut menunjukkan bahwa siswa membangun pengetahuannya

sendiri dengan memecahkan masalah yang sedang mereka hadapi. Belajar

menurut kaum konstruktivisme merupakan proses aktif siswa

mengkonstruksi arti teks, dialog, pengalaman fisis dan lain-lain. Belajar

juga merupakan proses mengasimilasi dan menghubungkan pengalaman

atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dipunyai

seseorang sehingga pengertian dikembangkan.

Page 131: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

64

Pada aspek creating, sub aspek merancang langkah kerja memiliki

nilai persentase tertinggi artinya sub aspek ini muncul paling dominan

dibandingkan sub aspek lainnya. Merancang langkah merupakan kegiatan

yang paling sering dilakukan siswa karena siswa memang difokuskan

untuk membuat langkah kerja sebelum melakukan praktikum.Merancang

langkah kerja praktikum merupakan tugas utama yang dilakukan siswa

pada tahap ini sehingga dalam prosesnya membutuhkan intensitas waktu

yang paling banyak dibandingkan sub aspek yang lain. Sub aspek

menganalisis dan mensintesis maslah muncul dengan persentase yang

kecil karena berdasarkan pendapat siswa bahwa kurangnya pengetahuan

yang mereka miliki menjadi alasan kurangnya keberanian mereka untuk

melakukan kreasi baru. Hal ini senada dengan dengan paham

konstruktivisme bahwa pembelajaran terjadi apabila siswa membina

pemahamannya sendiri dengan membuat keterkaitan antara ide baru

dengan pengetahuan yang sudah ada. Sementara itu, pemahaman terhadap

pengetahuan tidak terjadi secara serta merta tetapi hasil interaksi siswa

dengan lingkungannya.

Aspek moving, pada sub aspek membawa perlengkapan belajar

merupakan sub aspek yang paling tinggi persentasenya dibandingkan

dengan sub aspek menyiapkan perlengkapan belajar yang dibutuhkan

selama proses pembelajaran. Selain itu aktivitas pada aspek ini hanya

dilakukan oleh siswa di awal dan akhir kegiatan, artinya tidak selalu

dilakukan siswa pada kurun waktu yang ada.

2. Pertemuan II

Pertemuan kedua, yaitu pada saat melakukan kegiatan praktikum,

aspek kemampuan psikomotor siswa yang muncul sebanyak empat aspek,

artinya seluruh aspek kemampuan psikomotor muncul pada kegiatan

praktikum ini diantaranya adalah aspek moving, manipulating,

communicating dan creating. Dari keempat aspek tersebut, aspek dengan

kemampuan psikomotor siswa yang paling tinggi adalah aspek

manipulating, disusul dengan aspek moving, communicating dan creating.

Page 132: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

65

Aspek manipulating memiliki persentase paling tinggi

dibandingkan dengan ketiga aspek yang lainnya, hal ini dikarenakan pada

kegiatanpembelajaranhands-on teknik challenge exploration activity,

seluruh kegiatan belajar siswa dilakukan didalam laboratorium. Pada sub

aspek membersihkan alat dan bahan praktikum menunjukkan kemampuan

siswa dengan persentase paling tinggi, kegiatan ini memang sederhana

untuk dilakukan oleh siswa sehingga setiap kelompok melakukannya

dengan baik dan rapi. Kegiatan merangkai alat praktikum juga

menunjukkan kemampuan siswa dengan persentase yang cukup tinggi. Hal

ini dikarenakan siswa merasa tertantang untuk merangkai alat yang sudah

mereka rancang pada LKS dipertemuan sebelumnya. Pada kegiatan ini

siswa mengkonstruksi sendiri pemikiran dan penemuan selama

beraktivitas sehingga siswa melakukan sendiri tanpa beban,

menyenangkan dan motivasi tinggi. Siswa melakukan praktikum dengan

alat laboratorium sehingga mereka dapat memperoleh pengetahuan secara

langsung dengan alat yang mereka gunakan. Kegiatan merangkai alat

merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan

secara fisis. Pengetahuan fisis adalah pengetahuan akan sifat-sifat fisis dari

suatu objek atau kejadian seperti bentuk, besar, kekerasan, berat, serta

bagaimana objek-objek itu berinteraksi satu dengan yang lain. Siswa

memperoleh pengetahuan fisis tentang suatu objek dengan mengerjakan

atau bertindak terhadap objek itu melalui inderanya60.

Aspekmoving, pada sub aspek membawa perlengkapan belajar dan

menyiapkan perlengkapan belajar menunjukkan persentase yang cukup

tinggi. Ini menunjukkan antusias siswa untuk melakukan praktikum

dengan menggunakan LKS yang sudah mereka persipkan sebelumnya

cukup tinggi.

Aspek communicating, pada sub aspek mencatat data/informasi

paling dominan muncul dengan nilai persentase paling tinggi. Aktivitas

60Paul Suparno. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik Dan Menyenangkan.

(Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma,2007) h. 12.

Page 133: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

66

mencatat data/informasi banyak dilakukan oleh siswa pada kegiatan

pertemuan kedua karena pada pertemuan kedua ini siswa mencatat hasil

pengamatan selama praktikum dan mengolah data pada LKS yang

diberikan oleh guru, sehingga banyak terdapat aktivitas mencatat

didalamnya. Aktivitas menjawab pertanyaan muncul dengan nilai

persentase terkecil karena masing-masing kelompok masih mengandalkan

teman yang itu saja. Selain itu siswa kurang aktif ini dikarenakan siswa

masih belum percaya diri untuk menjawab pertanyaan, bertanya kepada

teman atau guru.

3. Pertemuan III

Pertemuan ketiga, yaitu kegiatan siswa untuk mendiskusikan hasil

praktikum yang sudah dilakukan pada pertemuan sebelumnya. Pada

pertemuan ini aspek psikomotor yang paling tinggi persentasenya adalah

aspek moving dan aspek communicating. Sedangkan aspek creating berada

pada persentase yang paling rendah. Aspek manipulating tidak muncul

karena pada pertemuan ini hanya melakukan kegiatan diskusi hasil

praktikum pada pertemuan sebelumnya.

Aspekmoving dan aspek communicating berada pada kemampuan

siswa yang paling tinggi, hal ini dikarenakan pada pertemuan ini siswa

sudah mempersiapkan hasil praktikum pada pertemuan sebelumnya.

Setelah siswa melakukan percobaan atau penyelidikan, siswa berdiskusi

dan menarik kesimpulan dari hasil percobaan dengan bimbingan guru.

Selama diskusi guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk bertanya

ataupun memberikan tanggapan. Mendiskusikan hasil eksperimen

memberikan kesempatan pada siswa untuk berfikir kritis, siswa berani

untuk bertanya dan menjawab pertanyaan. Hal ini sesuai dengan teori

konstruktivisme, belajar bukanlah suatu kegiatan mengumpulkan fakta,

tetapi suatu perkembangan berpikir dengan membuat kerangka pengertian

yang baru. Siswa harus punya pengalaman dengan membuat hipotesis,

meramalkan, mengetes hipotesis, memanipulasi objek, memecahkan

persoalan, mencari jawaban, menggambarkan, meneliti, berdialog,

Page 134: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

67

mengadakan refleksi, mengungkapkan pertanyaan, mengekspresikan

gagasan dll. untuk membentuk kontruksi pengetahuan yang baru61.

Aspek creating, kemampuan psikomotor siswa pada aspek ini

dianggap masih rendah dikarenakan kurangnya pemahaman siswa

terhadap konsep-konsep yang sudah dimiliki kemudian mengaitkannya

dengan informasi yang baru untuk memecahkan masalah.

61Paul Suparno. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik Dan Menyenangkan.

(Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma,2007) h. 13

Page 135: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

68

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, maka kesimpulan yang

dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan analisis statistik yang dilakukan terhadap kemampuan

psikomotor siswa diperoleh kemampuan psikomotor siswa pada

pembelajaran hands-on teknik challence exploration activity menunjukkan

kemampuan psikomotor siswa dengan tingkat yang berbeda pada setiap

aspek selama pembelajaran hands on teknik challenge exploration activity

adalah: pada aspek moving (71,5%) termasuk kategori baik, aspek

manipulating (84%) termasuk kategori baik sekali, aspek communicating

(73,6%) termasuk kategori baik, dan aspek creating (64,4%) termasuk

kategori baik.

2. Observasi aktivitas siswa memberikan hasil bahwa hampir seluruh siswa

terlibat aktif selama proses pembelajaran dari tahap awal hingga tahap

akhir. Pembelajaran hands-on teknik challence exploration activity

memberikan pengaruh positif pada siswa seperti siswa berani

mengungkapkan pendapat, ide dan gagasan mereka, menumbuhkan

berprikir kritis siswa, terampil dalam bereksperimen.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian, peneliti mengajukan beberapa saran, yaitu :

1. Guru diharapkan mengenalkan model pembelajaran hands-on, karena

model ini dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh

pengetahuan sendiri dengan melakukan suatu percobaan guna memahami

konsep dan melatih keterampilan tangan.

Page 136: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

69

2. Aspek psikomotor merupakan aspek yang penting untuk mengetahui hasil

belajar siswa. Model ini mampu membantu untuk mengungkap aspek

psikomotor siswa.

3. Persiapan alat dan bahan praktikum harus diperhatikan dengan baik agar

proses pembelajaran berjalan lebih baik dan memperoleh hasil belajar

yang lebih baik.

Page 137: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

70

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, (Jakarta: Bumi Aksara. 2007)

Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian, (Jakarta:PT Rineka Cipta, 2007)

Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Statistika Untuk Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rieneka Cipta, 2006), ed. Revisi IV, cet.13.

Dahniar, Nani, Pertumbuhan Aspek Psikomotorik dalam Pembelajaran Fisika Berbasis Observasi Gejala Fisis pada Siswa SMP, (Jurnal pendidikan Inovatif, Vol 1, No. 2,)

Depdiknas 2008. Pengembangan Perangkat Penilaian Psikomotor. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas.

Educational Broadcasting Corporation, “Construktivism as a Paradigm for Teaching and Learning: what does Construktivism have to do with my Classroom?,” artikel diakses pada tanggal 14 Juli 2010 dari (http://www.Thirteen.org).

Efendi, Ridwan, Kajian Penguasaan Konsep Dan Kemampuan Inkuiri Siswa Pada Konsep Hukum Newton Tentang Gerak Melalui Model Pembelajaran Learning Cycle Dengan Tiga Teknik Hands On. (Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan Dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011)

Feronika, Tonih, Analisis Kemampuan Psikomotor Siswa Dalam Pembelajaran Hands On Dengan Teknik Challenge Exploration Activity. EDUSAINS vol. 1 No. 2 Desember 2008.

Haury L. David dan Peter Rillero, Perspective of Hands-on science Teaching.,(Columbus:The ERIC Clearing for Science, Mathematics, and Environmental Education,1994. (online), dari http://www.ncrel.org/sdrs/areas/content/issue/content/cntareas/science/eric/-2html, diakses 20 januari 2010, hlm. 2-3

Herliani, Elly dkk., Penilaian Hasil Belajar Untuk Guru SMP. PPPTK IPA. Bandung. 2009.

Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan, JPPP, Lembaga Penelitian Undiksha, April 2008

Page 138: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

71

Kartono. Hands On Activity Pada Pembelajaran Geometri Sekolah Sebagai Asesmen Kinerja Siswa. (Jurusan Matematika FMIPA UNNES)

Nazir, Moh., Metode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005)

Nermin & Olga, The Effect of Hands-on Learning Stations on Building American Elementary Teachers’ Understanding about Earth and Space Science Consepts, Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, 2010, 6(2),

Purwanto, Ngalim, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000)

Riyanti. Pembelajaran Biologi Dengan Group Investigation Melalui Hands On Activities Dan Elearning Ditinjau Dari Kreativitas Dan Gaya Belajar Siswa.Tesis.Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret. 2009

Rustaman, Y. Nuryani, Konstruktivisme Dan Pembelajaran IPA/Biologi. (Makalah Disampaikan Pada Seminar/Lokakarya Guru-Guru IPA SLTP Sekolah Swasta Di Bandung 7-15 Agustus 2000).

Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Pernada Media Group. 2006)

Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi . (Jakarta: Rieneka Cipta. 2010)

Sofyan, Ahmad. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Press, 2006)

Sudjana, Metoda Statistik, (Bandung : Tarsito, 2005)

Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, cet. 13 (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009)

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D, (Bandung:Alfabeta, 2008)

Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, cet.13, (Bandung: Alfabeta, 2008).

Suparno, Paul, Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik Dan Menyenangkan. (Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2007)

Surianto, Teori Pembelajaran Konstruktivisme, http://surianto200477.wordpress.com/2009/09/17/teori-pembelajaran-konstruktivisme/diakses pada tanggal 11 Oktober 2010

Page 139: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

72

Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu. 2001)

Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta: Presrtasi Pustaka Publisher, 2007)

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009)

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007)

Wirasih, Anni dkk., IPA Terpadu: SMP/MTs Kelas VII (Depdiknas 2008)

Yamin, Martinis dan Bansu I Ansari,. Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual

Yuliati, Pembelajaran Fisika berbasis Hands-on Activties untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP, ISSN: 1693-1246 Januari 2011, dalam http://journal.unnes.ac.id

Page 140: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

73

SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah : SMP Muhammadiyah 4 Cipondoh Kelas / Semester : VII / 1 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Standar Kompetensi : Memahami wujud zat dan perubahannya

Kompetensi

Dasar

Materi Pokok/

Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran

Indikator Pencapaian Kompetensi

Penilaian Alokasi Waktu

Sumber Belajar Teknik Bentuk

Instrumen Contoh

Instrumen

Mendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud zat dan suhu suatu benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

Kalor - Melakukan percobaan kalor

- Mencari informasi tentang faktor-faktor yang dapat mempercepat penguapan

- Mencari informati tentang peristiwa mendidih dan melebur

- Mendiskusikan hubungan antara Energi, massa, kalor jenis dan suhu

- Menyelidiki pengaruh kalor terhadap perubahan suhu benda, perubahan wujud zat

- Menyelidiki faktor-faktor yang dapat mempercepat penguapan

- Menyelidiki banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu zat

- Menyelidiki kalor yang dibutuhkan pada saat mendididh dan melebur

- Menerapkan hubungan

Tes observas

i

Observasi

observasi

Lembar observasi

lembar

observasi

Lembar observasi

Pengamatan perubahan suhu dan perubahan wujud zat Pengamatan kenaikan suhu, diperlukan kalor Pengamatan pada saat mendidih dan melebur diperlukan kalor! Hitung kalor yang diperlukan bila massa zat, kalor jenis dan kenaikan suhu diketahui

6x40’ Buku siswa,

LKS, alat-alat

praktikum

Page 141: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

74

Kompetensi

Dasar

Materi Pokok/

Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran

Indikator Pencapaian Kompetensi

Penilaian Alokasi Waktu

Sumber Belajar Teknik Bentuk

Instrumen Contoh

Instrumen

Q = m.C. ∆t Q = m.U dan Q = m.L untuk meyelesaikan masalah sederhana

Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ) Rasa hormat dan perhatian ( respect ) Tekun ( diligence ) Tanggung jawab ( responsibility ) Ketelitian ( carefulness)

Page 142: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

75

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS VII SEMESTER 1

TAHUN PELAJARAN 2012/2013 KELAS EKSPERIMEN

PERTEMUAN PERTAMA MATERI: KALOR

WAKTU : 2 X 40’ STANDAR KOMPETENSI : Memahami wujud dan perubahannya. KOMPETENSI DASAR : Mendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud zat

dan suhu suatu benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

INDIKATOR : Menyelidiki pengaruh kalor terhadap perubahan suhu

benda, perubahan wujud zat

Menyelidiki faktor-faktor yang dapat mempercepat penguapan

Menyelidiki banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu zat

Menyelidiki kalor yang dibutuhkan pada saat mendididh dan melebur

TUJUAN PEMBALAJARAN Peserta Didik dapat:

Mendeskripsikan hubungan antara kalor dan wujud zat.

Menjelaskan hubungan antara kalor dan penguapan.

Mengetahui hubungan antara kalor dengan kenaikan suhu, massa zat dan jenis zat

STRATEGI PEMBELAJARAN Pendekatan : - Konstruktivisme - Cooperative Learning

Model : - Hands On Activity

Metode : - Diskusi, tanya jawab

Page 143: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

76

Teknik : Challence Exploration Activity

LANGKAH PEMBELAJARAN

TAHAPAN KEGIATAN

WAKTU GURU SISWA

Pendahuluan

Motivasi dan Apersepsi : - Guru memberikan pertanyaan untuk

memotivasi siswa : Apa yang kita lakukan ketika memasak air agar cepat mendidih?

- Guru mengajukan pertanyaan apersepsi

Apa yang terjadi pada benda ketika diberi kalor?

Siswa menjawab pertanyaan motivasi dan apersepsi

10 menit

- Guru menjelaskan teknis pelaksanaan diskusi kelompok seperti: Guru menginstruksikan siswa duduk berkelompok (1 kelompok = 6 siswa)

Siswa mendengarkan penjelasan guru Siswa mengkondisikan duduk dengan kelompoknya

Kegiatan inti eksplorasi

elaborasi

Menjelaskan perpindahan energi akibat adanya perbedaan suhu. Mengamati benda yang dapat menerima dan melepas kalor. Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara

peserta didik Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan

pembelajaran

60 menit

- Guru membimbing siswa untuk mulai berdiskusi

- Siswa (dibimbing oleh guru) mendiskusikan bahwa kalor merupakan salah satu bentuk energi yang dapat mengubah suhu benda dan setiap benda dapat menerima dan melepas kalor.

- Guru meminta masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas.

- Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya.

Page 144: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

77

TAHAPAN KEGIATAN

WAKTU GURU SISWA

konfirmasi

- Guru meminta tiap kelompok untuk bertanya kepada kelompok yang sedang presentasi.

- Siswa bertanya kepada kelompok yang sedang presentasi.

- Guru menanggapi hasil diskusi siswa - Siswa menyimak pejelasan guru

- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang dijelaskan.

- Siswa bertanya kepada guru mengenai materi yang dijelaskan.

- Masing-masing kelompok memperbaiki hasil diskusinya.

- Siswa memperbaiki hasil diskusinya.

- Guru menghubungkan pendapat siswa dan menjelaskan konsep ilmiah yang sedang dipelajari

- Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang dilakukan.

Penutup - Guru menutup kegiatan pembelajaran

- Siswa memperhatikan instruksi dari guru

10 menit

SUMBER DAN ALAT BELAJAR : - Buku Fisika kelas VII penerbit Yudhistira

- Buku Fisika kelas VII penerbit Erlangga - Buku referensi yang relevan

PENILAIAN HASIL BELAJAR :

1. Hasil diskusi siswa

Mengetahui;

Guru kelas Peneliti

Wahyudin, S.Pd Hendriyan

Page 145: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

78

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS VII SEMESTER 1

TAHUN PELAJARAN 2012/2013 KELAS EKSPERIMEN PERTEMUAN KEDUA

MATERI: KALOR

WAKTU : 2 X 40’ STANDAR KOMPETENSI : Memahami wujud dan perubahannya. KOMPETENSI DASAR : Mendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud zat

dan suhu suatu benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

INDIKATOR : - Menyelidiki pengaruh kalor terhadap perubahan suhu benda, perubahan wujud zat - Menyelidiki faktor-faktor yang dapat mempercepat

penguapan - Menyelidiki banyaknya kalor yang diperlukan untuk

menaikkan suhu zat - Menyelidiki kalor yang dibutuhkan pada saat

mendididh dan melebur

TUJUAN PEMBALAJARAN Peserta Didik dapat:

Siswa mampu membuat prosedur/langkah kerja praktikum mengenai pengaruh kalor terhadap perubahan suhu benda

STRATEGI PEMBELAJARAN Pendekatan :

- Konstruktivisme - Cooperative Learning

Model : - Hands On Activity

Metode : - Diskusi, tanya jawab

Teknik : Challence Exploration Activity

Page 146: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

79

LANGKAH PEMBELAJARAN

TAHAPAN KEGIATAN

WAKTU GURU SISWA

Pendahuluan

Motivasi dan Apersepsi : - Guru memberikan pertanyaan untuk

memotivasi siswa : Apa yang kita lakukan ketika memasak air agar cepat mendidih?

- Guru mengajukan pertanyaan apersepsi

Apa yang terjadi pada benda ketika diberi kalor?

Siswa menjawab pertanyaan motivasi dan apersepsi

10 menit

- Guru menjelaskan teknis pelaksanaan diskusi kelompok seperti: Guru menginstruksikan siswa duduk berkelompok (1 kelompok = 6 siswa)

Siswa mendengarkan penjelasan guru Siswa mengkondisikan duduk dengan kelompoknya

Guru membagikan LKS kalor kepada siswa Siswa mempersiapkan alat tulis

Kegiatan inti eksplorasi

elaborasi

Mengamati hubungan antara kalor dan wujud zat. Membuat langkah kerja untuk praktikum Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan

pembelajaran Melibatkan siswa dalam diskusi kelas

60 menit

- Guru memberikan LKS kepada siswa. - Siswa menerima LKS yang diberikan guru.

- Guru meminta siswa berdiskusi untuk merancang prosedur/langkah kerja sebelum praktikum.

- Siswa menyimak penjelasan guru.

- Guru meminta tiap kelompok untuk mulai berdiskusi.

- Siswa mulai berdiskusi untuk merancang prosedur praktikum

- Guru memantau aktivitas siswa - Siswa mengerjakan LKS yang

diberikan guru

Page 147: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

80

TAHAPAN KEGIATAN

WAKTU GURU SISWA

konfirmasi

- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas

- Perwakilan tiap kelompok menjelaskan hasil pengamatan dan diskusi kelompoknya di depan kelas

- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang dijelaskan.

- Siswa bertanya kepada guru mengenai materi yang dijelaskan.

- Masing-masing kelompok memperbaiki hasil diskusinya.

- Siswa memperbaiki hasil diskusinya.

- Guru menghubungkan pendapat siswa dan menjelaskan konsep ilmiah yang sedang dipelajari

- Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang dilakukan.

Penutup - Guru menutup kegiatan pembelajaran

- Siswa memperhatikan instruksi dari guru

10 menit

SUMBER DAN ALAT BELAJAR : - Buku Fisika kelas VII penerbit Yudhistira

- Buku referensi yang relevan - LKS hands-on teknik challence exploration activity

PENILAIAN HASIL BELAJAR :

2. Observasi menggunakan lembar observasi psikomotor (terlampir)

3. LKS (terlampir)

Mengetahui;

Guru kelas Peneliti

Page 148: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

81

Wahyudin, S.Pd Hendriyan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS VII SEMESTER 1

TAHUN PELAJARAN 2012/2013 KELAS EKSPERIMEN PERTEMUAN KETIGA

MATERI: KALOR

WAKTU : 2 X 40’ STANDAR KOMPETENSI : Memahami wujud dan perubahannya. KOMPETENSI DASAR : Mendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud zat

dan suhu suatu benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

INDIKATOR : - Mengamati dan menyelidiki perubahan wujud zat

dengan eksperimen. - Menunjukkan perubahan wujud zat - Menemukan dan menggambarkan dengan grafik

hubungan Q terhadap T pada proses pemanasan zat sampai mengalami perubahan fasa

TUJUAN PEMBALAJARAN Peserta Didik dapat:

Siswa mampu melakukan kegiatan praktikum mengenai pengaruh kalor terhadap perubahan suhu benda

STRATEGI PEMBELAJARAN Pendekatan :

- Konstruktivisme - Cooperative Learning

Model : - Hands On Activity

Metode : - eksperimen, diskusi

Teknik : - Challence Exploration Activity

Page 149: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

82

LANGKAH PEMBELAJARAN

TAHAPAN KEGIATAN

WAKTU GURU SISWA

Pendahuluan

Motivasi dan Apersepsi : - Guru memberikan pertanyaan untuk

memotivasi siswa : Samakah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu zat kalau massanya berbeda?

- Guru mengajukan pertanyaan apersepsi

Hal apa sajakah yang mempengaruhi besarnya kalor dalam mengubah suhu suatu zat?

Siswa menjawab pertanyaan motivasi dan apersepsi

10 menit

- Guru menjelaskan teknis pelaksanaan praktikum seperti: Guru menginstruksikan siswa duduk berkelompok (1 kelompok = 6 siswa).

Siswa mendengarkan penjelasan guru Siswa mengkondisikan duduk dengan kelompoknya

- Guru membagikan LKS inkuiri-pemuaian kepada siswa

Siswa mempersiapkan alat tulis

- Guru meminta tiap kelompok mengambil alat dan bahan yang sudah di sediakan.

Perwakilan tiap kelompok mengambil alat dan bahan praktikum yang sudah disediakan

Kegiatan inti eksplorasi

elaborasi

Mengamati perpindahan energi akibat adanya perbedaan suhu. Menjelaskan hubungan antara kalor dan penguapan. Mengamati kenaikan suhu dengan menggunakan termometer Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan

pembelajaran Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di

laboratorium

60 menit

- Guru memberikan kesempatan siswa untuk mempersiapkan alat dan bahan praktikum sesuai prosedur yang telah dibuat siswa

- Siswa mempersiapkan alat dan bahan sesuai prosedur yang telah dibuat siswa.

Page 150: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

83

TAHAPAN KEGIATAN

WAKTU GURU SISWA

konfirmasi

- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan percobaan sesuai prosedur pada LKS yang telah dibuat siswa.

- Siswa melakukan percobaan dengan langkah kerja sesuai dengan prosedur pada LKS yang telah dibuat siswa

- Guru mengamati cara kerja siswa - Siswa melakukan pengamatan

terhadap percobaan yang dilakukannya

- Guru memantau aktivitas siswa - Siswa mengerjakan LKS yang

diberikan guru - Guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk melakukan diskusi kelompok tentang pengamatan yang dilakukan

- Siswa melakukan diskusi kelompok tentang pengamatan terhadap percobaannya .

- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan hasil pengamatan dan diskusi kelompoknya di depan kelas

- Perwakilan tiap kelompok menjelaskan hasil pengamatan dan diskusi kelompoknya di depan kelas

- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang dijelaskan.

- Siswa bertanya kepada guru mengenai materi yang dijelaskan.

- Guru menghubungkan pendapat siswa dan menjelaskan konsep ilmiah yang sedang dipelajari

- Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang dilakukan

Penutup

- Guru menutup kegiatan pembelajaran

- Siswa memperhatikan instruksi dari guru

- Siswa mengumpulkan LKS yang sudah dikerjakan

- Siswa merapihkan kembali alat-alat praktikum

10 menit

SUMBER DAN ALAT BELAJAR :

Buku Fisika kelas VII penerbit yudhistira Buku referensi yang relevan LKS hands on teknik challence exploration activity Alat dan bahan praktikum

PENILAIAN HASIL BELAJAR :

Page 151: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

84

1. Observasi menggunakan lembar observasi psikomotor (terlampir)

2. LKS inkuiri-Pemuaian zat (terlampir)

Mengetahui;

Guru kelas Peneliti

Wahyudin, S.Pd Hendriyan

Page 152: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

85

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS VII SEMESTER 1

TAHUN PELAJARAN 2012/2013 KELAS EKSPERIMEN

PERTEMUAN KE-EMPAT MATERI: KALOR

WAKTU : 2 X 40’ STANDAR KOMPETENSI : Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi KOMPETENSI DASAR : Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat INDIKATOR : - Mengamati dan menyelidiki perubahan wujud zat

dengan eksperimen. - Menunjukkan perubahan wujud zat

- Menyelidiki pengaruh kalor terhadap perubahan suhu benda, perubahan wujud zat

TUJUAN PEMBALAJARAN Peserta Didik dapat: - Siswa mampu menjelaskan pengaruh kalor terhadap

perubahan suhu benda STRATEGI PEMBELAJARAN Pendekatan :

- Konstruktivisme Model :

- Hands On Activity Metode :

- Diskusi, tanya jawab Teknik :

- Challence exploration activity

Page 153: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

86

LANGKAH PEMBELAJARAN

TAHAPAN KEGIATAN

WAKTU GURU SISWA

Pendahuluan

Motivasi dan Apersepsi : - Guru memberikan pertanyaan

untuk memotivasi siswa : Apa yang terjadi pada air yang dipanaskan?

- Guru mengajukan pertanyaan apersepsi

Bagaimanakah hasil pengamatan kalian pada praktikum kemarin?

Siswa menjawab pertanyaan

10 menit

- Guru menanyakan hasil pengamatan praktikum yang dilakukan siswa pada pertemuan sebelumnya dan membuka wacana diskusi.

- Siswa menjawab pertanyaan guru

dan bersiap untuk melakukan diskusi.

Kegiatan inti Eksplorasi

Elaborasi

Melibatkan siswa dalam diskusi kelas untuk membahas hasil praktikum.

Menjelaskan hubungan kalor dan penguapan Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan

dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan

pembelajaran

60 menit

- Guru memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil praktikum didepan kelas.

- Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil praktikum didepan kelas.

- Guru membimbing siswa dalam diskusi dan tanya jawab

- Siswa bertanya kepada kelompok yang sedang presentasi didepan

Page 154: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

87

TAHAPAN KEGIATAN

WAKTU GURU SISWA

konfirmasi

kelas.

- Guru mengamati diskusi dan tanya jawab siswa

- Masing-masing kelompok memperbaiki hasil pengamatannya - Guru memantau aktivitas siswa

- Guru melengkapi materi mengenai kalor

- Siswa menyimak penjelasan guru

- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya seputar materi yang telah dipelajari.

- Siswa bertanya kepada guru mengenai materi yang telah dipelajari.

- Guru menghubungkan pendapat siswa dan menjelaskan konsep ilmiah yang sedang dipelajari

- Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang dilakukan

Penutup

- Guru menutup kegiatan pembelajaran

- Siswa memperhatikan yang telah disampaikan guru

10 menit

SUMBER DAN ALAT BELAJAR : - Buku Fisika kelas VII penerbit Yudhistira - LKS hands on teknik challence exploration activity - Buku referensi yang relevan

PENILAIAN HASIL BELAJAR :

1. Observasi menggunakan lembar observasi psikomotor (terlampir)

Mengetahui;

Guru kelas Peneliti

Page 155: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

88

Wahyudin, S.Pd Hendriyan

Page 156: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

88

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) 1 KALOR

Kelompok :……………….. Nama anggota : 1. .………………. 2. .……………… 3. ………………. 4. ………………. 5. ………………. A. Pendahuluan

Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, pada waktu memasak air dengan menggunakan kompor. Air yang semula dingin lama kelamaan menjadi panas. Air menjadi panas karena mendapat kalor, kalor yang diberikan pada air mengakibatkan suhu air naik.

Kalor merupakan suatu bentuk energi yang secara alami dapat berpindah bila kedua benda bersentuhan. Energi kalor dapat mempengaruhi perubahan zat. Suatu zat apabila diberi kalor terus-menerus dan mencapai suhu maksimum, maka zat akan mengalami perubahan wujud. Peristiwa ini juga berlaku jika suatu zat melepaskan kalor terus-menerus dan mencapai suhu minimumnya. Oleh karena itu, selain kalor dapat digunakan untuk mengubah suhu zat, juga dapat digunakan untuk mengubah wujud zat.

B. Tujuan

Menyelidiki pengertian kalor dan pengaruh kalor terhadap perubahan suhu suatu zat.

C. Permasalahan

Pernakah kalian memasak air dengan menggunakan kompor? Air yang semula dingin akan menjadi panas. Bagaimanakah peristiwa itu terjadi? Bagaimankah keadaan suhu pada air yang sedang dimasak? Apakah yang menyebabkan hal tersebut?

Apakah sama waktu yang dibutuhkan untuk memasak air satu liter dengan dua liter?

Untuk membuktikannya lakukanlah percobaan berikut!

D. Alat dan Bahan

1. Air

2. Gelas beker

3. Kaki tiga dan kasa

4. Pembakar spiritus dan korek api

Page 157: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

89

5. Statif

6. Thermometer dan

7. Stopwatch

E. Prosedur Kerja

Dalam bagian ini kalian diminta merancang sendiri percobaan untuk mengamati pengertian kalor dan membuktikan pengaruh kalor terhadap perubahan suhu zat.

Page 158: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

90

Prosedur kerja:

Page 159: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

91

Tabel Pengamatan

No Zat Suhu awal (0C) Suhu akhir (0C) Waktu (menit) 1. Air 50 ml

2. Air 100 ml

Pertanyaan

1. Bagaimanakah suhu air yang sedang dimasak? Apakah sama ketika sebelum dimasak? 2. Apakah sama waktu yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu air 50 ml dengan air 100

ml? jelaskan!

3. Bagaimanakah pengaruh kalor terhadap kenaikan suhu air?

4. Apakah kesimpulan kalian terhadap percobaan yang telah kalian lakukan?

Page 160: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

92

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) 2 KALOR

A. Tujuan

Menyelidiki pengertian kalor dan pengaruh kalor terhadap perubahan wujud suatu zat.

B. Permasalahan

Pada pagi hari kita sering melihat embun membasahi dedaunan disekitar rumah.

Pernakah kalian mengamati embun di pagi hari? Pada saat siang hari apakah kita

masih melihat embun di halaman rumah kita? Apakah panas (kalor) matahari

mempengaruhi peristiwa tersebut? Bagaimanakah pengaruh kalor terhadap embun?

Es batu jika kita letakan ditengah terik matahari, lama kelamaan akan mencair,

bagaimanakah es batu bisa mencair?, apakah yang menyebabkan hal tersebut?

Pernakah kalian menyalakan lilin? Apa yang terjadi pada saat lilin tersebut

dinyalakan?

C. Alat dan bahan

1. Es batu

2. Gelas beker

3. Statif

4. Kaki tiga dan kasa

5. Pembakar spiritus dan korek api

6. Thermometer dan

7. Stopwatch

Page 161: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

93

D. Langkah kerja Dalam bagian ini kalian diminta merancang sendiri percobaan untuk mengamati pengertian kalor dan membuktikan pengaruh kalor terhadap perubahan wujud zat.

Hasil pengamatan Berdasrkan percobaan yang telah kalian lakukan, catatlah apa yang kalian amati. Tabel pengamatan hubungan kalor dengan perubahan wujud zat

No Wujud zat Suhu (oC) Lama pemanasan (menit)

Keterangan

1. Keadaan mula-mula

2. Es mulai mencair

3. Es telah mencair

4. Mendidih

5. Air menjadi uap

Page 162: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

94

Pertanyaan

1. Untuk mengubah wujud es menjadi wujudnya yang lain apakah diperlukan waktu yang sama? Bagaimana dengan suhunya?

2. Buatlah grafik hubungan antara lama pemanasan dengan suhu!

3. Apa perubahan yang terjadi pada zat yang diberi kalor? Jelaskan (sesuai dengan perubahan pada zat yang kalian amati)

4. Berdasarkan hasil kegiatan kamu, apa yang dapat kamu simpulkan?

Waktu

Suhu

Page 163: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

95

KISI-KISI INSTRUMEN

Moving (bergerak), kategori ini merujuk kepada sejumlah gerakan tubuh yang

melibatkan koordinasi gerakan gerakan fisik.

Manipulating, kategori ini merujuk pada aktivitas yang mencakup pola-pola yang

terkoordinasi dari gerakan-gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh,

misalnya koordinasi antara mata, telinga, tangan, dan jari. Koordinasi gerakan

tubuh melibatkan dua atau lebih bagian-bagian tubuh.

Communicating, kategori ini merujuk pada pengertian aktivitas yang menyajikan

gagasan dan perasaan untuk diketahui orang lain.

Creating, merujuk pada proses dan kinerja yang dihasilkan dari gagasan-gagasan

baru. Kreasi dalam mata pelajaran sains biasanya memerlukan sejumlah

kombinasi dari gerakan, manipulasi, dan komunikasi dalam membangkitkan hasil

baru yang sifatnya unik. Dalam konteks ini koordinasi antara aspek kognitif,

psikomotor, dan afektif dalam upaya untuk memecahkan masalah dan

menciptakan gagasan-gagasan baru tersebut.

Kisi-Kisi Instrumen Aspek Psikomotor

No Aspek Indikator Kisi-kisi

1.

Moving

1.1. Membawa

perlengkapan

belajar (alat dan

bahan) yang

dibutuhkan dalam

proses

pembelajaran.

Siswa membawa perlengkapan

belajar yang mereka butuhkan

selama belajar, misalnya: buku-

buku pelajaran, alat tulis, alat

dan bahan praktikum yang tidak

disediakan di laboratorium, dan

sebagainya.

1.2. Menyiapkan

perlengkapan

belajar yang akan

digunakan.

Siswa menyiapkan perlengkapan

belajar yang akan mereka

gunakan untuk proses belajar di

mejanya.

Page 164: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

96

No Aspek Indikator Kisi-kisi

2.

Manipulating

2.1. Merangkai

alat praktikum.

Siswa memasukkan bahan

praktikum pada wadahnya,

mencampurkan bahan-bahan

praktikum, membuat larutan, dan

sebagainya.

2.2. Meramu

bahan-bahan

praktikum.

Siswa memasukkan bahan

praktikum pada wadahnya,

mencampurkan bahan-bahan

praktikum, dan sebagainya.

2.3. Menggunakan

alat-alat

praktikum.

Siswa menggunakan alat-alat

praktikum sesuai fungsinya.

2.4. Mengamati

percobaan.

Siswa mengamati perubahan

kenaikan suhu pada termometer.

2.5.

Membersihkan alat

dan bahan

praktikum.

Siswa mencuci alat, melap

dengan kain pembersih,

membilas dengan air, membuang

sampah saat praktikum pada

tempatnya, dan sebagainya.

3.

Communicating

3.1. Mengajukan

pertanyaan.

Siswa mengajukan pertanyaan

kepada teman, guru, dan

sebagainya.

3.2. Menjawab

pertanyaan.

Siswa menjawab pertanyaan

teman, guru, dan sebaginya.

3.3. Menyimak

pendapat orang

lain.

Siswa mendengarkan,

memperhatikan, dan menanggapi

pendapat orang lain.

3.4.

Menyampaikan

Siswa mengusulkan

/menyampaikan ide/gagasan

Page 165: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

97

No Aspek Indikator Kisi-kisi

ide/gagasan. kepada teman, guru, dan

sebagainya.

3.5.

Mendeskripsikan

data.

Siswa mampu

mempresentasikan, menjelaskan

data dan sebagainya.

3.6.

Mendiskusikan

masalah/data.

Siswa mendiskusikan

masalah/data bersama

kelompokknya kemudian

mencari pemecahannya.

3.7. Mencatat

data/informasi.

Siswa mencatat data/informasi

pada buku, LKS, dan

sebagainya.

4.

Creating

3.1. Merancang

langkah

kerja/prosedur

Siswa merumuskan langkah

kerja praktikum bersama

kelompokknya.

3.2. Menganalisis

masalah/data

Siswa menguraikan komponen-

komponen masalah/data,

menghubungkan, mendalami dan

memahami masalah/data.

3.3. Mensintesis

masalah/data.

Siswa mengklasifikasi

masalah/data, mengintegrasikan

komponen-komponennya,

mengambil intisari dan membuat

kesimpulan.

Page 166: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

98

Instrumen Observasi

Aspek Psikomotor

Berilah tanda cek lis (√) pada kotak sesuai kemampuan psikomotor siswa

- Pertemuan ke :

- Observer :

- Kelompok :

- Tanggal :

No Aspek yang dinilai Skor

A. Moving

1. Membawa

perlengkapan

belajar

1. tidak membawa perlengkapan belajar

2. membawa perlengkapan belajar namun tidak

sesuai dengan yang dibutuhkan.

3. Membawa perlengkapan belajar tetapi tidak

lengkap

4. Membawa semua perlengkapan belajar

2. Menyiapkan

perlengkapan

belajar

1. Tidak menyiapkan perlengkapan belajar

2. Menyiapkan perlengkapan belajar tetapi tidak

dilakukan dengan baik.

3. Menyiapkan perlengkapan belajar.

4. Menyiapkan perlengkapan belajar dengan baik dan

rapih.

B. Manipulating

3. Merangkai alat

praktikum.

1. Tidak dapat merangkai alat praktikum.

2. Merangkai alat praktikum tidak sesuai langkah

kerja.

3. Merangkai alat praktikum namun masih ada

Page 167: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

99

No Aspek yang dinilai Skor

kekeliruan dalam merangkainnya.

4. Merangkai alat dengan benar dan sesuai langkah

kerja

4. Meramu bahan-

bahan praktikum

1. Tidak dapat meramu bahan praktikum.

2. Masih bingung dalam merancang bahan

praktikum.

3. Mampu merancang bahan-bahan praktikum tetapi

tidak berurutan sesuai langkah kerja.

4. Mampu merancang bahan-bahan praktikum sesuai

langkah kerja

5. Menggunakan

alat-alat

praktikum

1. Tidak mampu menggunakan alat-alat praktikum.

2. Menggunakan alat-alat prkatikum tidak dengan

benar, hanya mencoba-coba saja.

3. Mampu menggunakan alat-alat praktikum tetapi

masih keliru dalam menggunakannya.

4. Mampu menggunakan alat-alat praktikum dengan

benar.

6. Menggunakan

termometer

1. Tidak mampu menggunakan termometer

2. Menggunakan termometer namun hanya coba-

coba

3. Menggunakan termometer namun tidak mampu

membaca suhu termometer

4. Mampu menggunakan termometer dengan benar

dan membaca suhunya

7. Mengamati

percobaan

1. Tidak mengamati percobaan dan hanya bermain

dengan teman sekelompok

2. Mengamati percobaan dan hanya mencoba-coba

Page 168: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

100

No Aspek yang dinilai Skor

saja.

3. Mengamati percobaan dan mengukur suhu dengan

thermometer tetapi masih keliru dalam membaca

suhunya.

4. Mengamati percobaan dengan baik dan mampu

mengukur serta membaca suhu pada thermometer

dengan benar.

8. Membersihkan

alat dan bahan

praktikum

1. Tidak membersihkan alat dan bahan setelah

praktikum.

2. Membersihkan alat dan bahan praktikum tidak

rapih

3. Membersihkan alat dan bahan praktikum dengan

rapih.

4. Membersihkan alat dan bahan praktikum dengan

rapih serta meletakan alat praktikum ditempat

semula.

C. Communicating

9. Mengajukan

pertanyaan

1. Tidak mengajukan pertanyaan

2. Mengajukan pertanyaan namun tidak

berhubungan dengan materi yang diajarkan.

3. Mengajukan pertanyaan yang berhubungan

dengan materi yang diajarkan.

4. Mengajukan pertanyaan yang mengarah pada

pemahaman konsep dan mampu

menyimpulkannya.

10. Menjawab

pertanyaan

1. Jawaban tidak jelas dan tidak sesuai konsep.

2. Jawaban kurang jelas dan kurang memahami

Page 169: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

101

No Aspek yang dinilai Skor

konsep

3. Jawaban jelas namun kurang memahami konsep

4. Jawaban jelas dan menunjukkan memahami

konsep

11. Menyimak

pendapat orang

lain

1. Tidak menyimak pendapat kelompok lain dan

hanya bicara dengan teman sekelompok.

2. Menyimak pendapat kelompok lain tetapi tidak

serius memperhatikan

3. Meyimak pendapat kelompok lain

4. Menyimak pendapat kelompok lain dan

menanggapinya.

12. Menyampaikan

ide/gagasan

1. Tidak dapat menyampaikan ide/gagasan

2. Menyampaikan ide/gagasan namun kurang jelas

dalam penyampaiannya

3. Menyampaikan ide/gagasan dengan jelas

4. Menyampaikan ide/gagasan dengan jelas sesuai

konsep

13. Mendeskripsikan

data

1. Tidak mampu mendeskripsikan hasil percobaan

2. Kurang jelas mendeskripsikan data percobaan

3. Mendeskripsikan percobaan dengan baik

4. Mampu mendeskripsikan percobaan dengan jelas

dan membuat kesimpulan sendiri

14. Mendiskusikan

masalah

1. Tidak berdiskusi dengan teman sekelompok

2. Berdiskusi dengan teman sekelompok tetapi lebih

sering bermain dengan temannya sendiri.

3. Berdiskusi dengan teman sekelompok

4. Berdiskusi dengan teman sekelompok dan terlihat

Page 170: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

102

No Aspek yang dinilai Skor

kompak dalam memecahkan masalah

15. Mencatat

data/informasi

1. Hanya melakukan percobaan tetapi tidak mencatat

hasil percobaan

2. Mencatat hasil percobaan tetapi tidak saling

berkomunikasi dengan teman sekelompok

3. Mencatat hasil percobaan pada tabel dan

mengkomunikasikan pada teman sekelompok

4. Mencatat hasil percobaan pada tabel serta

mengkomunikasikannya pada teman sekelompok

dan mencatat hal-hal penting selama praktikum.

D. Creating

16. Merancang

langkah kerja.

1. Tidak mampu merancang langkah kerja

2. Langkah kerja yang dituliskan masih belum

berurutan

3. Mampu merancang langkah kerja dengan benar

dan berurutan

4. Mampu merancang langkah kerja dengan benar

dan berurutan disertai gambar percobaan

17. Menganalisis

masalah.

1. Tidak mampu menganalisis masalah

2. Kurang jelas menganalisis hasil percobaan

3. Mampu menganalisis hasil percobaan berdasarkan

data hasil percobaan

4. Mampu menganalisis hasil percobaan berdasarkan

data percobaan dan mampu berhipotesis

18. Mensintesis

masalah.

1. Tidak dapat mensintesis masalah

2. Kurang jelas dalam mensintesis masalah

3. Jelas dalam mensintesis masalah sesuai konsep

Page 171: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

103

No Aspek yang dinilai Skor

4. Jelas dalam mensintesis masalah dan memahami

sesuai konsep

Page 172: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

104

Lembar Observasi (Guru) Pada Proses Pembelajaran Hands-On Teknik Challenge Exploration Activity

Mata pelajaran : Kelas : Pokok bahasan : Tanggal :

Tahapan pembelajaran hands on teknik challenge exploration activity

Faktor-faktor yang diobservasi Kriteria

Ya Tidak Apersepsi 1. Menuliskan topik yang akan

dibahas 2. Mengajukan pertanyaan yang

relevan 3. Bertanya secara klasikal 4. Bertanya secara individual 5. Menanggapi jawaban siswa

Eksplorasi 1. Membimbing siswa memecahkan masalah yang disajikan

2. Membimbing siswa merancang langkah kerja pada LKS

3. Membimbing siswa berdiskusi dalam kelompok

4. Membimbing siswa dalam kelompok

5. Membimbing siswa dalam praktikum

6. Membimbing siswa melakukan pengamatan dalam praktikum

7. Menanggapi pertanyaan siswa

Pemantapan konsep 1. Memberikan kesempatan kepada siswa/kelompok untuk bertanya

2. Memberikan kesempatan kepada siswa/kelompok mempresenasikan hasil diskusi

3. Memberikan siswa/kelompok lain untuk menanggapi

Page 173: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

105

Tahapan pembelajaran hands on teknik challenge exploration activity

Faktor-faktor yang diobservasi Kriteria

Ya Tidak 4. Mengembangkan materi 5. Membimbing siswa member

kesimpulan Refleksi dan evaluasi 1. Mengajukan pertanyaan terhadap

materi yang sudah didiskusikan 2. Memberikan kesimpulan materi

pembelajaran

Page 174: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

106

Lembar Hasil Observasi Aspek Psikomotor

Kelompok:

No Aspek penilaian

Sub aspek Pertemuan 1 Kel. 1 Kel. 2 Kel. 3 Kel.4 Kel. 5 Kel. 6 Skor Skor Skor Skor Skor Skor

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Moving (bergerak)

a. Membawa perlengkapan belajar √ √ √ √ √ √ b. Menyiapkan perlengkapan belajar √ √ √ √ √ √

Jumlah skor 4 5 6 4 5 6 Persentase 50% 62,5% 75% 50% 62,5% 75%

2. Manipulating (memanipulasi)

a. Merangkai alat praktikum b. Meramu bahan-bahan praktikum c. Menggunakan alat-alat praktikum d. Mengukur suhu dengan

termometer

e. Mengamati percobaan f. Membersihkan alat dan bahan

praktikum

Jumlah skor persentase

3. Communicating (komunikasi)

a. Mengajukan pertanyaan √ √ √ √ √ √ b. Menjawab pertanyaan √ √ √ √ √ √ c. Menyimak pendapat orang lain √ √ √ √ √ √ d. Menyampaikan ide/gagasan √ √ √ √ √ √

Page 175: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

107

No Aspek penilaian

Sub aspek Pertemuan 1 Kel. 1 Kel. 2 Kel. 3 Kel.4 Kel. 5 Kel. 6 Skor Skor Skor Skor Skor Skor

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

e. Mendeskripsikan data √ √ √ √ √ √ f. Mendiskusikan masalah √ √ √ √ √ √ g. Mencatat data/informasi √ √ √ √ √ √

Jumlah skor 18 19 21 20 24 20 persentase 64,2% 67,8% 75% 71,4% 85,7% 71,4%

4. Creating (kreativitas)

a. Merancang langkah kerja √ √ √ √ √ √ b. Menganalisis masalah √ √ √ √ √ √ c. Mensintesis masalah √ √ √ √ √ √

Jumlah skor 8 7 7 6 9 5 Persentase 66,6% 58,3% 58,3% 50% 75% 41,6%

Page 176: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

108

Lembar Hasil Observasi Aspek Psikomotor

Kelompok:

No Aspek penilaian

Sub aspek Pertemuan 2 Kel. 1 Kel. 2 Kel. 3 Kel.4 Kel. 5 Kel. 6 Skor Skor Skor Skor Skor Skor

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Moving (bergerak)

a. Membawa perlengkapan belajar √ √ √ √ √ √ b. Menyiapkan perlengkapan belajar √ √ √ √ √ √

Jumlah skor 6 6 6 6 7 6 Persentase 75% 75% 75% 75% 87,5% 75%

2. Manipulating (memanipulasi)

a. Merangkai alat praktikum √ √ √ √ √ √ b. Meramu bahan-bahan praktikum √ √ √ √ √ √ c. Menggunakan alat-alat praktikum √ √ √ √ √ √ d. Mengukur suhu dengan

termometer

√ √ √ √ √ √

e. Mengamati percobaan √ √ √ √ √ √ f. Membersihkan alat dan bahan

praktikum

√ √ √ √ √ √

Jumlah skor 19 20 22 18 21 21 persentase 79,1% 83,3% 91,6% 75% 87,5% 87,5%

3. Communicating (komunikasi)

a. Mengajukan pertanyaan √ √ √ √ √ √ b. Menjawab pertanyaan √ √ √ √ √ √ c. Menyimak pendapat orang lain √ √ √ √ √ √ d. Menyampaikan ide/gagasan √ √ √ √ √ √

Page 177: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

109

No Aspek penilaian

Sub aspek Pertemuan 2 Kel. 1 Kel. 2 Kel. 3 Kel.4 Kel. 5 Kel. 6 Skor Skor Skor Skor Skor Skor

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

e. Mendeskripsikan data √ √ √ √ √ √ f. Mendiskusikan masalah √ √ √ √ √ √ g. Mencatat data/informasi √ √ √ √ √ √

Jumlah skor 21 18 23 19 20 22 persentase 75% 64,2% 82,1% 67,5% 71,4% 78,5%

4. Creating (kreativitas)

h. Merancang langkah kerja √ √ √ √ √ √ i. Menganalisis masalah √ √ √ √ √ √ j. Mensintesis masalah √ √ √ √ √ √

Jumlah skor 9 8 8 9 9 7 Persentase 75% 66,6% 66,6% 75% 75% 58,3%

Page 178: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

110

Lembar Hasil Observasi Aspek Psikomotor

Kelompok:

No Aspek penilaian

Sub aspek Pertemuan 3 Kel. 1 Kel. 2 Kel. 3 Kel.4 Kel. 5 Kel. 6 Skor Skor Skor Skor Skor Skor

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Moving (bergerak)

a. Membawa perlengkapan belajar √ √ √ √ √ √ b. Menyiapkan perlengkapan belajar √ √ √ √ √ √

Jumlah skor 6 6 7 5 6 6 Persentase 75% 75% 87,5% 62,5% 75% 75%

2. Manipulating (memanipulasi)

a. Merangkai alat praktikum b. Meramu bahan-bahan praktikum c. Menggunakan alat-alat praktikum d. Mengukur suhu dengan

termometer

e. Mengamati percobaan f. Membersihkan alat dan bahan

praktikum

Jumlah skor persentase

3. Communicating (komunikasi)

a. Mengajukan pertanyaan √ √ √ √ √ √ b. Menjawab pertanyaan √ √ √ √ √ √ c. Menyimak pendapat orang lain √ √ √ √ √ √ d. Menyampaikan ide/gagasan √ √ √ √ √ √

Page 179: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

111

No Aspek penilaian

Sub aspek Pertemuan 3 Kel. 1 Kel. 2 Kel. 3 Kel.4 Kel. 5 Kel. 6 Skor Skor Skor Skor Skor Skor

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

e. Mendeskripsikan data √ √ √ √ √ √ f. Mendiskusikan masalah √ √ √ √ √ √ g. Mencatat data/informasi √ √ √ √ √ √

Jumlah skor 23 16 25 20 24 18 persentase 82,1% 57,1% 89,2% 71,4% 85,7% 64,2%

4. Creating (kreativitas)

a. Merancang langkah kerja √ √ √ √ √ √ b. Menganalisis masalah √ √ √ √ √ √ c. Mensintesis masalah √ √ √ √ √ √

Jumlah skor 9 7 8 8 6 7 Persentase 75% 58,3% 66,6% 66,6% 50% 58,3%

Page 180: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

hasil observasi kemampuan psikomotor siswa

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4a.      Membawa perlengkapan belajar

√ √ √ √ √ √17 70.8

b.      Menyiapkan perlengkapan belajar

√ √ √ √ √ √13 54.1

Jumlah skor 30 62.5Persentase 62.5a.      Merangkai alat praktikumb.      Meramu bahan-bahan praktikumc.      Menggunakan alat-alat praktikumd.      Mengukur suhu dengan termometere.      Mengamati percobaanf.       Membersihkan alat dan bahan praktikum

Jumlah skorpersentase

a.      Mengajukan pertanyaan

√ √ √ √ √ √ 17 70.8

b.      Menjawab pertanyaan

√ √ √ √ √ √ 17 70.8

c.      Menyimak pendapat orang lain

√ √ √ √ √ √ 19 79.2

d.      Menyampaikan ide/gagasan

√ √ √ √ √ √ 16 66.7

e.      Mendeskripsikan data

√ √ √

√ √17 70.8

f.       Mendiskusikan masalah

√ √ √ √ √ √ 16 66.7

g.      Mencatat data/informasi

√ √ √ √ √ √20 83.3

Jumlah skor 122 508.3persentase

a.      Merancang langkah kerja

√ √ √ √ √ √ 18 75

b.      Menganalisis masalah

√ √ √ √ √ √14 58.3

c.      Mensintesis masalah

√ √ √ √ √ √10 41.7

Jumlah skor 42 175

Persentase

Skor

58.30% 50% 75%

24

6 4 5 675%75% 50%

∑ (%)

72.6

58.3

7 6 9 5

41.60%

2071.40%85.70%

8

66.60% 58.30%

7

19

4. Creating (kreativitas)

75% 71.40%21 2018

64.20% 67.80%

3. Communicating (komunikasi)

5

2. Manipulating (memanipulasi)

62.50% 62.50%

1. Moving (bergerak)

450%

No Aspek penilaian

Sub aspek Pertemuan 1Kel. 1 Kel. 2 Kel. 3 Kel.4 Kel. 5 Kel. 6Skor Skor Skor Skor Skor

Page 181: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

lembar hasil observasi

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4a.      Membawa perlengkapan belajar

√ √ √ √ √ √21 87.5

b.      Menyiapkan perlengkapan belajar

√ √ √ √ √ √16 66.7

Jumlah skor 37 154.2Persentasea.      Merangkai alat praktikum

√ √ √ √ √ √ 23 95.8

b.      Meramu bahan-bahan praktikum

√ √ √ √ √ √ 19 79.2

c.      Menggunakan alat-alat praktikum

√ √ √ √ √ √ 17 70.8

d.      Mengukur suhu dengan termometer

√ √ √ √ √ √ 19 79.2

e.      Mengamati percobaan

√ √ √ √ √ √ 19 79.2

f.       Membersihkan alat dan bahan praktikum

√ √ √ √ √ √24 100.0

Jumlah skor 121 504.2persentase

a.      Mengajukan pertanyaan

√ √ √ √ √ √ 18 75.0

b.      Menjawab pertanyaan

√ √ √ √ √ √ 14 58.3

c.      Menyimak pendapat orang lain

√ √ √ √ √ √ 20 83.3

d.      Menyampaikan ide/gagasan

√ √ √ √ √ √ 16 66.7

e.      Mendeskripsikan data

√ √ √ √ √ √17 70.8

f.       Mendiskusikan masalah

√ √ √ √ √ √ 17 70.8

g.      Mencatat data/informasi

√ √ √ √ √ √ 21 87.5

Jumlah skor 123 512.5persentaseh.      Merancang langkah kerja

√ √ √ √ √ √ 23 95.8

i.        Menganalisis masalah

√ √ √ √ √ √ 16 66.7

j.        Mensintesis masalah

√ √ √ √ √ √ 13 54.2

Jumlah skor 52 216.7Persentase

∑ (%)

77.1

73.2

84.0

66.60% 75% 75% 72.28 9 9 9

75.00%

18

4. Creating (kreativitas)

975% 66.60%

64.20%

8

23 19 20 2278.50%82.10% 67.50% 71.40%

3. Communicating (komunikasi)

2175%

22 18 21 2179.10% 83.30% 91.60% 75% 87.50% 87.50%

20

2. Manipulating (memanipulasi)

19

6 6 7 675% 75% 75% 75% 87.50% 75%

6

1. Moving (bergerak)

6

Skor

No Aspek penilaian

Sub aspek Pertemuan 2Kel. 1 Kel. 2 Kel. 3 Kel.4 Kel. 5 Kel. 6Skor Skor Skor Skor Skor

Page 182: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

Lembar Hasil Observasi Aspek PsikomotorKelompok:

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4a.      Membawa perlengkapan belajar

√ √ √ √ √ √ 2187.5

b.      Menyiapkan perlengkapan belajar

√ √ √ √ √ √ 15

62.5

Jumlah skor 36 150Persentasea.      Merangkai alat praktikumb.      Meramu bahan-bahan praktikumc.      Menggunakan alat-alat praktikumd.      Mengukur suhu dengan termometere.      Mengamati percobaanf.       Membersihkan alat dan bahan praktikum

Jumlah skorpersentase

a.      Mengajukan pertanyaan

√ √ √ √ √ √17 70.8

b.      Menjawab pertanyaan

√ √ √ √ √ √ 16 66.7

c.      Menyimak pendapat orang lain

√ √ √ √ √ √20 83.3

d.      Menyampaikan ide/gagasan

√ √ √ √ √ √16 66.7

e.      Mendeskripsikan data

√ √ √ √ √ √18 75.0

f.       Mendiskusikan masalah

√ √ √ √ √ √19 79.2

g.      Mencatat data/informasi

√ √ √ √ √ √ 20 83.3

Jumlah skor 126 525.0persentasea.      Merancang langkah kerja

√ √ √ √ √ √ 21 87.5

b.      Menganalisis masalah

√ √ √ √ √ √14 58.3

c.      Mensintesis masalah

√ √ √ √ √ √ 10 41.7

Jumlah skor 45 187.5Persentase

Skor

No Aspek penilaian

Sub aspek Pertemuan 3Kel. 1 Kel. 2 Kel. 3 Kel.4 Kel. 5 Kel. 6Skor Skor Skor Skor Skor

1. Moving (bergerak)

6 7 5 6 675% 75% 87.50% 62.50% 75% 75%

6

2. Manipulating (memanipulasi

)

3. Communicating

(komunikasi)

23 25 20 24 1882.10% 57.10% 89.20% 71.40% 85.70% 64.20%

16

4. Creating (kreativitas)

9 8 8 6 775% 58.30% 66.60% 66.60% 50% 58.30%

7

∑ (%)

75

75

62.5

Page 183: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian

pertemuan 1 pertemuan 2 pertemuan 3 jumlah persentase

a.      Membawa perlengkapan belajar 17 21 21 59 81.9b.      Menyiapkan perlengkapan belajar 13 16 15 44 61.1Jumlah skor 30 37 36 103Persentase 62.5 77.1 75a.      Merangkai alat praktikum 23 23 95.8b.      Meramu bahan-bahan praktikum 19 19 79.2c.      Menggunakan alat-alat praktikum 17 17 70.8d.      Mengukur suhu dengan termometer

19 19 79.2

e.      Mengamati percobaan 19 19 79.2f.       Membersihkan alat dan bahan praktikum 24 24 100.0

Jumlah skor 121 504.2persentase

a.      Mengajukan pertanyaan 17 18 17 52 72.2b.      Menjawab pertanyaan 17 14 16 47 65.3c.      Menyimak pendapat orang lain 19 20 20 59 81.9d.      Menyampaikan ide/gagasan 16 16 16 48 66.7e.      Mendeskripsikan data 17 17 18 52 72.2f.       Mendiskusikan masalah 16 17 19 52 72.2g.      Mencatat data/informasi 20 21 20 61 84.7Jumlah skor 122 123 126 371persentase 72.6 73.2 75a.      Merancang langkah kerja 18 23 21 62 86.1b.      Menganalisis masalah 14 16 14 44 61.1c.      Mensintesis masalah 10 13 10 33 45.8Jumlah skor 42 52 45 139Persentase 58.3 72.2 62.5

No Aspek penilaian Sub aspek

1. Moving (bergerak)

3. Communicating (komunikasi)

73.6

64.4

4. Creating (kreativitas)

84.0

71.52. Manipulating

(memanipulasi)

Page 184: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian
Page 185: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian
Page 186: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian
Page 187: ANALISIS KEMAMPUAN PSIKOMOTOR SISWA PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24667/3/... · The research instrument used was a non-test instruments such as ... Penilaian