penilaian psikomotor

Upload: youuww

Post on 11-Oct-2015

122 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Makalah untuk tugas salah satu mata kuliah

TRANSCRIPT

Penilaian PsikomotorMAKALAHEvaluasi Pengajaran Geografi

Oleh :Gusri Randa (1106520)

Jurusan GeografiFakultas Ilmu SosialUniversitas Negeri Padang2014

BAB 1PENDAHULUAN

A. Latar BelakangPasal 25 (4) Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menjelaskan bahwa kompetensi lulusan mencakup sikap,pengetahuan, dan keterampilan. Ini berarti bahwa pembelajaran dan penilaianharus mengembangkan kompetensi peserta didik yang berhubungan dengan ranah afektif (sikap), kognitif (pengetahuan), dan psikomotor (keterampilan).Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 20 Tahun 2007 menyebutkan bahwa salah satu prinsip penilaian adalah menyeluruh dan berkesinambungan. Hal ini berarti bahwa penilaian oleh guru mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik. Cakupan aspek penilaian yang dimaksud adalah aspek kognitif (pengetahuan), aspek psikomotor (keterampilan), dan aspek afektif (sikap). Untuk dapat merancang dan melaksanakan penilaian psikomotor yang sesuai dengan standar penilaian, guru harus memiliki pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan yang memadai dalam mengembangkan perangkat penilaian psikomotor.Penilaian psikomotorik implementasinya dapat dilakukan dengan menggunakan observasi atau pengamatan. Observasi sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Dengan kata lain, observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses belajar atau psikomotorik. Misalnya tingkah laku peserta didik ketika praktik, kegiatan diskusi peserta didik, partisipasi peserta didik dalam simulasi.Untuk jenjang Pendidikan SMA, mata pelajaran yang banyak berhubungan dengan ranah psikomotor adalah pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, seni budaya, fisika, kimia, biologi, dan keterampilan. Dengan kata lain, kegiatan belajar yang banyak berhubungan dengan ranah psikomotor adalah praktik di aula/lapangan dan praktikum di laboratorium. Dalam kegiatan-kegiatan praktikitu juga ada ranah kognitif dan afektifnya, namun hanya sedikit bila dibandingkan dengan ranah psikomotor. Kegiatan-kegiatan praktikum tersebut nantinya bertujuan untuk menghasilkan tenaga kerja yang kreatif dan terampil dalam memanfaatkan segala sesuatu yang berpotensi dalam diri dan lingkungan sekitarnya. Sedangkan di SMK di dominasi ranah psikomotoril karena dalam struktur kurikulum memang lebih dominan kegiatan praktik

B. Rumusan Masalah1. Apa pengertian dari psikomotor?2. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran psikomotor?3. Apa itu penilaian hasil belajar psikomotor?4. Apa saja unsur yang terlibat dalam penilaian psikomotor?5. Bagaimana jenis dan teknik penilaian kompetensi psikomotor?6. Bagaimana bentuk instrument penilaian kompetensi psikomotor?

C. Tujuan Penulisan1. Mengetahui defenisi dari psikomotor.2. Memahami maksud dari pembelajaran psikomotor.3. Memahami penilaian hasil belajar psikomotor.4. Mengetahui unsur yang terlibat dalam penilaian psikomotor.5. Memahami bagaimanan teknik dan jenis penilaian psikomotor.6. Mengetahui bentuk instrument dari penilaian psikomotor.7. BAB 2PEMBAHASANA. Pengertian PsikomotorHasil belajar peserta didik dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga ranah ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain secara eksplisit. Apapun mata pelajarannya selalu mengandung tiga ranah itu, namun penekanannya berbeda. Mata pelajaran yang menuntut kemampuan praktik lebih menitik beratkan pada ranah psikomotor sedangkan mata pelajaran yang menuntut kemampuan teori lebih menitik beratkan pada ranah kognitif, dan keduanya selalu mengandung ranah afektif.Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berpikir, termasuk di dalamnya kemampuan menghafal, memahami, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya.Berkaitan dengan psikomotor, Bloom (1979) berpendapat bahwa ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Singer (1972) menambahkan bahwa mata pelajaran yang berkaitan dengan psikomotor adalah mata pelajaran yang lebih beorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksireaksi fisik dan keterampilan tangan. Keterampilan itu sendiri menunjukkan tingkat keahlian seseorang dalam suatu tugas atau sekumpulan tugas tertentu.Menurut Mardapi (2003), keterampilan psikomotor ada enam tahap, yaitu: gerakan refleks, gerakan dasar, kemampuan perseptual, gerakan fisik, gerakan terampil, dan komunikasi nondiskursif. Gerakan refleks adalah respons motorik atau gerak tanpa sadar yang muncul ketika bayi lahir. Gerakan dasar adalah gerakan yang mengarah pada keterampilan komplek yang khusus. Kemampuan perseptual adalah kombinasi kemampuan kognitif dan motorik atau gerak. Kemampuan fisik adalah kemampuan untuk mengembangkan gerakan terampil. Gerakan terampil adalah gerakan yang memerlukan belajar, seperti keterampilan dalam olah raga. Komunikasi nondiskursif adalah kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan gerakan.Buttler (1972) membagi hasil belajar psikomotor menjadi tiga, yaitu: specific responding, motor chaining, rule using. Pada tingkat specific responding peserta didik mampu merespons hal-hal yang sifatnya fisik, (yang dapat didengar, dilihat, atau diraba), atau melakukan keterampilan yang sifatnya tunggal, misalnya memegang raket, memegang bed untuk tenis meja. Pada motor chaining peserta didik sudah mampu menggabungkan lebih dari dua keterampilan dasar menjadi satu keterampilan gabungan, misalnya memukul bola, menggergaji, menggunakan jangka sorong, dll. Pada tingkat rule using peserta didik sudah dapat menggunakan pengalamannya untuk melakukan keterampilan yang komplek, misalnya bagaimana memukul bola secara tepat agar dengan tenaga yang sama hasilnya lebih baik.Dave (1967) dalam penjelasannya mengatakan bahwa hasil belajar psikomotor dapat dibedakan menjadi lima tahap, yaitu: imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, dan naturalisasi. Imitasi adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan sederhana dan sama persis dengan yang dilihat atau diperhatikan sebelumnya. Contohnya, seorang peserta didik dapat memukul bola dengan tepat karena pernah melihat atau memperhatikan hal yang sama sebelumnya. Manipulasi adalah kemampuan melakukan kegiatan sederhana yang belum pernah dilihat tetapi berdasarkan pada pedoman atau petunjuk saja. Sebagai contoh, seorang peserta didik dapat memukul bola dengan tepat hanya berdasarkan pada petunjuk guru atau teori yang dibacanya. Kemampuan tingkat presisi adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan yang akurat sehingga mampu menghasilkan produk kerja yang tepat. Contoh, peserta didik dapat mengarahkan bola yang dipukulnya sesuai dengan target yang diinginkan. Kemampuan pada tingkat artikulasi adalah kemampuan melakukan kegiatan yang komplek dan tepat sehingga hasil kerjanya merupakan sesuatu yang utuh. Sebagai contoh, peserta didik dapat mengejar bola kemudian memukulnya dengan cermat sehingga arah bola sesuai dengan target yang diinginkan. Dalam hal ini, peserta didik sudah dapat melakukan tiga kegiatan yang tepat, yaitu lari dengan arah dan kecepatan tepat serta memukul bola dengan arah yang tepat pula. Kemampuan pada tingkat naturalisasi adalah kemampuan melakukan kegiatan secara reflek, yakni kegiatan yang melibatkan fisik saja sehingga efektivitas kerja tinggi. Sebagai contoh tanpa berpikir panjang peserta didik dapat mengejar bola kemudian memukulnya dengan cermat sehingga arah bola sesuai dengan target yang diinginkan.

B. Pembelajaran PsikomotorMenurut Ebel (1972), ada kaitan erat antara tujuan yang akan dicapai, metode pembelajaran, dan evaluasi yang akan dilaksanakan. Oleh karena ada perbedaan titik berat tujuan pembelajaran psikomotor dan kognitif maka strategi pembelajarannya juga berbeda. Menurut Mills (1977), pembelajaran keterampilan akan efektif bila dilakukan dengan menggunakan prinsip belajar sambil mengerjakan (learning by doing). Leighbody (1968) menjelaskan bahwa keterampilan yang dilatih melalui praktik secara berulang-ulang akan menjadi kebiasaan atau otomatis dilakukan. Sementara itu Goetz (1981) dalam penelitiannya melaporkan bahwa latihan yang dilakukan berulang-ulang akan memberikan pengaruh yang sangat besar pada pemahiran keterampilan. Lebih lanjut dalam penelitian itu dilaporkan bahwa pengulangan saja tidak cukup menghasilkan prestasi belajar yang tinggi, namun diperlukan umpan balik yang relevan yang berfungsi untuk memantapkan kebiasaan. Sekali berkembang maka kebiasaan itu tidak pernah mati atau hilang.Sementara itu, Gagne (1977) berpendapat bahwa kondisi yang dapat mengoptimalkan hasil belajar keterampilan ada dua macam, yaitu kondisi internal dan eksternal. Untuk kondisi internal dapat dilakukan dengan cara (a) mengingatkan kembali bagian dari keterampilan yang sudah dipelajari, dan (b) mengingatkan prosedur atau langkah-langkah gerakan yang telah dikuasai. Sementara itu untuk kondisi eksternal dapat dilakukan dengan (a) instruksi verbal, (b) gambar, (c) demonstrasi, (d) praktik, dan (e) umpan balik.Dalam melatihkan kemampuan psikomotor atau keterampilan gerak ada beberapa langkah yang harus dilakukan agar pembelajaran mampu membuahkan hasil yang optimal. Mills (1977) menjelaskan bahwa langkah-langkah dalam mengajar praktik adalah (a) menentukan tujuan dalam bentuk perbuatan, (b) menganalisis keterampilan secara rinci dan berutan, (c) mendemonstrasikan keterampilan disertai dengan penjelasan singkat dengan memberikan perhatian pada butir-butir kunci termasuk kompetensi kunci yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dan bagian-bagian yang sukar, (d) memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba melakukan praktik dengan pengawasan dan bimbingan, (e) memberikan penilaian terhadap usaha peserta didik.Edwardes (1981) menjelaskan bahwa proses pembelajaran praktik mencakup tiga tahap, yaitu (a) penyajian dari pendidik, (b) kegiatan praktik peserta didik, dan (c) penilaian hasil kerja peserta didik. Guru harus menjelaskan kepada peserta didik kompetensi kunci yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas tertentu. Kompetensi kunci adalah kemampuan utama yang harus dimiliki seseorang agar tugas atau pekerjaan dapat diselesaikan dengan cara benar dan hasilnya optimal. Sebagai contoh, dalam memukul bola, kompetensi kuncinya adalah kemampuan peserta didik menempatkan bola pada titik ayun. Dengan cara ini, tenaga yang dikeluarkan hanya sedikit namun hasilnya optimal. Contoh lain, dalam mengendorkan mur dari bautnya, kompetensi kuncinya adalah kemampuan peserta didik memegang kunci pas secara tepat yakni di ujung kunci. Dengan cara ini tenaga yang dikeluarkan untuk mengendorkan mur jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan pengendoran mur dengan cara memegang kunci pas yang tidak tepat.Dalam proses pembelajaran keterampilan, keselamatan kerja tidak boleh dikesampingkan, baik bagi peserta didik, bahan, maupun alat. Leighbody (1968) menjelaskan bahwa keselamatan kerja tidak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran psikomotor. Guru harus menjelaskan keselamatan kerja kepada peserta didik dengan sejelas-jelasnya. Oleh karena kompetensi kunci dan keselamatan kerja merupakan dua hal penting dalam pembelajaran keterampilan, maka dalam penilaian kedua hal itu harus mendapatkan porsi yang tinggi.

C. Penilaian Hasil Belajar PsikomotorAda beberapa ahli yang menjelaskan cara menilai hasil belajar psikomotor. Ryan, 1980 (dalam Haryati) menjelaskan bahwa hasil belajar keterampilan dapat diukur melalui (1) pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran praktik berlangsung, (2) sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap, (3) beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya. Sementara itu Leighbody (1968) berpendapat bahwa penilaian hasil belajar psikomotor mencakup: (1) kemampuan menggunakan alat dan sikap kerja, (2) kemampuan menganalisis suatu pekerjaan dan menyusun urut-urutan pengerjaan, (3) kecepatan mengerjakan tugas, (4) kemampuan membaca gambar dan atau simbol, (5) keserasian bentuk dengan yang diharapkan dan atau ukuran yang telah ditentukan.Dari penjelasan di atas dapat dirangkum bahwa dalam penilaian hasil belajar psikomotor atau keterampilan harus mencakup persiapan, proses, dan produk. Penilaian dapat dilakukan pada saat proses berlangsung yaitu pada waktu peserta didik melakukan praktik, atau sesudah proses berlangsung dengan cara mengetes peserta didik.

D. Unsur Yang Terlibat Dalam Penilaian PsikomotorSecara umum unsur unsur yang terlibat dalam pengembangan dan penyusunan penilaian psikomotorik dalam dunia pendidikan sebagai berikut:1. Kepala Sekolah2. Tim Pengembang Kurikulum (TPK).3. Guru / MGMP

E. Jenis dan Teknik Penilaian Kompetensi KeterampilanBerdasarkan Permendikbud nomor 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian, pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. a. Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuaidengan tuntutan kompetensi.Tes praktik dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktik di laboratorium, praktik salat, praktik olahraga, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi, dan sebagainya. Untuk dapat memenuhi kualitas perencanaan dan pelaksanaan tes praktik, berikut ini adalah petunjuk teknis dan acuan dalam merencanakan dan melaksanakan penilaian melalui tes praktik.1) Perencanaan Tes Praktik Berikut ini adalah beberapa langkah yang harus dilakukan dalam merencanakan tes praktik.a) Menentukan kompetensi yang penting untuk dinilai melalui tes praktik. b) Menyusun indikator hasil belajar berdasarkan kompetensi yang akan dinilai. c) Menguraikan kriteria yang menunjukkan capaian indikator hasil pencapaian kompetensid) Menyusun kriteria ke dalam rubrik penilaian. e) Menyusun tugas sesuai dengan rubrik penilaian. f) Mengujicobakan tugas jika terkait dengan kegiatan praktikum atau penggunaan alat. g) Memperbaiki berdasarkan hasil uji coba, jika dilakukan uji coba. h) Menyusun kriteria/batas kelulusan/batas standar minimal capaian kompetensi peserta didik.

2) Pelaksanaan Tes Praktik Berikut ini adalah beberapa langkah yang harus dilakukan dalam melaksanakan tes praktik.a) Menyampaikan rubrik sebelum pelaksanaan penilaian kepada peserta didik. b) Memberikan pemahaman yang sama kepada peserta didik tentang kriteria penilaian. c) Menyampaikan tugas kepada peserta didik. d) Memeriksa kesediaan alat dan bahan yang digunakan untuk tes praktik.e) Melaksanakan penilaian selama rentang waktu yang direncanakan. f) Membandingkan kinerja peserta didik dengan rubrik penilaian. g) Melakukan penilaian dilakukan secara individual. h) Mencatat hasil penilaian. i) Mendokumentasikan hasil penilaian.

3) Pelaporan Hasil Tes Praktik Pelaporan hasil penilaian sebagai umpan balik terhadap penilaian melalui tes praktik harus memperhatikan beberapa hal berikut ini.(1) Keputusan diambil berdasarkan tingkat capaian kompetensi peserta didik. (2) Pelaporan diberikan dalam bentuk angka dan atau kategori kemampuan dengan dilengkapi oleh deskripsi yang bermakna. (3) Pelaporan bersifat tertulis. (4) Pelaporan disampaikan kepada peserta didik dan orangtua peserta didik. (5) Pelaporan bersifat komunikatif, dapat dipahami oleh peserta didik dan orangtua peserta didik. (6) Pelaporan mencantumkan pertimbangan atau keputusan terhadap capaian kinerja peserta didik.

4) Acuan Kualitas Instrumen Tes Praktik Tugas dan rubrik merupakan instrumen dalam tes praktik. Berikut ini akan diuraikan standar tugas dan rubrik. (1) Acuan Kualitas Tugas Tugas-tugas untuk tes praktik harus memenuhi beberapa acuan kualitas berikut.(a) Tugas mengarahkan peserta didik untuk menunjukkan capaian hasil belajar. (b) Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik. (c) Mencantumkan waktu/kurun waktu pengerjaan tugas. (d) Sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik, (e) Sesuai dengan konten/cakupan kurikulum (f) Tugas bersifat adil (tidak bias gender dan latar belakang sosial ekonomi)

(2) Acuan Kualitas Rubrik Rubrik tes praktik harus memenuhi beberapa kriteria berikut ini.(a) Rubrik memuat seperangkat indikator untuk menilai kompetensi tertentu. (b) Indikator dalam rubric diurutkan berdasarkan urutan langkah kerja pada tugas atau sistematika pada hasil kerja peserta didik. (c) Rubrik dapat mengukur kemampuan yang akan diukur (valid). (d) Rubrik dapat digunakan (feasible) dalam menilai kemampuan peserta didik.(e) Rubrik dapat memetakan kemampuan peserta didik. (f) Rubrik disertai dengan penskoran yang jelas untuk pengambilan keputusan.

b. Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputikegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secaratertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.

Penilaian projek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode atau waktu tertentu.Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.Penilaian projek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, penyelidikan dan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran dan indikator/topik tertentu secara jelas.

Pada penilaian projek, setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan: (a) kemampuan pengelolaan: kemampuan peserta didik dalam memilih indikator/topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan, (b) relevansi, kesesuaian dengan mata pelajaran dan indikator/topik, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran, dan (c) keaslian: proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap projek peserta didik.

Selanjutnya, untuk menjamin kualitas perencanaan dan pelaksanaan penilaian proyek, perlu dikemukakan petunjuk teknis.Berikut dikemukakan petunjuk teknis pelaksanaan dan acuan dalam menentukan kualitas penilaian projek.

1) Perencanaan Penilaian Projek Berikut ini adalah beberapa langkah yang harus dipenuhi dalam merencanakan penilaian projek.(1) Menentukan kompetensi yang sesuai untuk dinilai melalui projek. (2) Penilaian projek mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan projek. (3) Menyusun indikator proses dan hasil belajar berdasarkan kompetensi. (4) Menentukan kriteria yang menunjukkan capaian indikator pada setiap tahapan pengerjaan projek. (5) Merencanakan apakah task bersifat kelompok atau individual. (6) Merencanakan teknik-teknik dalam penilaian individual untuk tugas yang dikerjakan secara kelompok. (7) Menyusun tugas sesuai dengan rubrik penilaian.

2) Pelaksanaan Penilaian Projek Berikut ini adalah beberapa langkah yang harus dilakukan dalam melaksanakan penilaian projek.(1) Menyampaikan rubrik penilaian sebelum pelaksanaan penilaian kepada peserta didik. (2) Memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang kriteria penilaian. (3) Menyampaikan tugas disampaikan kepada peserta didik. (4) Memberikan pemahaman yang sama kepada peserta didik tentang tugas yang harus dikerjakan. (5) Melakukan penilaian selama perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan proyek. (6) Memonitor pengerjaan projek peserta didik dan memberikan umpan balik pada setiap tahapan pengerjaan projek. (7) Membandingkan kinerja peserta didik dengan rubrik penilaian. (8) Memetakan kemampuan peserta didik terhadap pencapaian kompetensi minimal, (9) Mencatat hasil penilaian. (10) Memberikan umpan balik terhadap laporan yang disusun peserta didik.

3) Acuan Kualitas Instrumen Penilaian Proyek Tugas dan rubrik merupakan instrumen dalam penilaian proyek. Berikut ini akan diuraikan standar tugas dan rubrik pada penilaian projek. (1) Acuan Kualitas Tugas dalam Penilaian Projek Tugas-tugas untuk penilaian proyek harus memenuhi beberapa acuan kualitas berikut.(a) Tugas harus mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar. (b) Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik. (c) Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau merupakan bagian dari pembelajaran mandiri. (d) Tugas sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik. (e) Materi penugasan sesuai dengan cakupan kurikulum. (f) Tugas bersifat adil (tidak bias gender dan latar belakang sosial ekonomi). (g) Tugas mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.

(2) Acuan Kualitas Rubrik dalam Penilaian Projek Rubrik untuk penilaian proyek harus memenuhi beberapa kriteria berikut: (a) Rubrik dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid). (b) Rubrik sesuai dengan tujuan pembelajaran. (c) Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diamati (observasi). (d) Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diukur. (e) Rubrik dapat memetakan kemampuan peserta didik. (f) Rubrik menilai aspek-aspek penting pada proyek peserta didik.

c. Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya peserta didik dalambidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untukmengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya.

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik atau hasil ulangan dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik. Akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru.Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan peserta didik sendiri dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terus melakukan perbaikan.

1) Perencanaan Penilaian Portofolio Berikut ini adalah beberapa langkah yang harus dilakukan dalam merencanakan penilaian portofolio.(1) Menentukan kompetensi dasar (KD) yang akan dinilai pencapaiannya melalui tugas portofolio pada awal semester dan diinformasikan kepada peserta didik. (2) Merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dinilai pencapaiannya melalui penilaian portofolio. (3) Menjelaskan tentang tujuan penggunaan, macam dan bentuk serta kriteria penilaian dari kinerja dan atau hasil karya peserta didik yang akandijadikan portofolio. Penjelasan disertai contoh portofolio yang telah pernah dilaksanakan. (4) Menentukan kriteria penilaian. Kriteria penilaian portofolio ditentukan oleh guru atau guru dan peserta didik. (5) Menentukan format pendokumentasian hasil penilaian portofolio, minimal memuat topik kegiatan tugas portofolio, tanggal penilaian, dan catatan pencapaian (tingkat kesempurnaan) portofolio. (6) Menyiapkan map yang diberi identitas: nama peserta didik, kelas/semester, nama sekolah, nama mata pelajaran, dan tahun ajaran sebagai wadah pendokumentasian portofolio peserta didik.

2) Pelaksanaan Penilaian Portofolio Pelaksanaan penilaian portofolio, harus memenuhi beberapa kriteria berikut.(1) Melaksanakan proses pembelajaran terkait tugas portofolio dan menilainya pada saat kegiatan tatap muka, tugas terstruktur atau tugas mandiri tidak terstruktur, disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran dan tujuan kegiatan pembelajaran. (2) Melakukan penilaian portofolio berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditetapkan atau disepakati bersama dengan peserta didik. Penilaian portofolio oleh peserta didik bersifat sebagai evaluasi diri. (3) Peserta didik mencatat hasil penilaian portofolionya untuk bahan refleksi dirinya.(4) Mendokumentasikan hasil penilaian portofolio sesuai format yang telah ditentukan (5) Memberi umpan balik terhadap karya peserta didik secara berkesinambungan dengan cara memberi keterangan kelebihan dan kekurangan karya tersebut, cara memperbaikinya dan diinformasikan kepada peserta didik. (6) Memberi identitas (nama dan waktu penyelesaian tugas), mengumpulkan dan menyimpan portofolio masing-masing dalam satu map atau folder di rumah masing-masing ataudi loker sekolah. (7) Setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan, peserta didik diberi kesempatan untuk memperbaikinya. (8) Membuat kontrak atau perjanjian mengenai jangka waktu perbaikan dan penyerahan karya hasil perbaikan kepada guru (9) Memamerkan dokumentasi kinerja dan atau hasil karya terbaik portofolio dengan cara menempel di kelas (10) Mendokumentasikan dan menyimpan semua portofolio ke dalam map yang telah diberi identitas masing-masing peserta didik untuk bahan laporan kepada sekolah dan orang tua peserta didik (11) Mencantumkan tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan peserta didik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu untuk bahan laporan kepada sekolah dan atau orang tua peserta didik (12) Memberikan nilai akhir portofolio masing-masing peserta didik disertai umpan balik.

3) Acuan Kualitas Instrumen Penilaian Portofolio Tugas dan rubrik merupakan instrumen dalam penilaian portofolio. Berikut ini akan diuraikan standar tugas dan rubrik pada penilaian portofolio. (1) Acuan Tugas Penilaian Portofolio Tugas-tugas untuk pembuatan portofolio harus memenuhi beberapa kriteria berikut.(a) Tugas sesuai dengan kompetensi dan tujuan pembelajaran yang akan diukur. (b) Hasil karya peserta didik yang dijadikan portofolio berupa pekerjaan hasil tes, perilaku peserta didik sehari-hari, hasil tugas terstruktur, dokumentasi aktivitas peserta didik di luar sekolah yang menunjang kegiatan belajar. (c) Tugas portofolio memuat aspek judul, tujuan pembelajaran, ruang lingkup belajar, uraian tugas, kriteria penilaian. (d) Uraian tugas memuat kegiatan yang melatih peserta didik mengembangkan kompetensi dalam semua aspek (sikap, pengetahuan, keterampilan). (e) Uraian tugas bersifat terbuka, dalam arti mengakomodasi dihasilkannya portofolio yang beragam isinya. (f) Kalimat yang digunakan dalam uraian tugas menggunakan bahasa yang komunikatif dan mudah dilaksanakan. (g) Alat dan bahan yang digunakan dalam penyelesaian tugas portofolio tersedia di lingkungan peserta didik dan mudah diperoleh.

(2) Acuan Rubrik Penilaian Portofolio Rubrik penilaian portofolio harus memenuhi kriteria berikut.(1) Rubrik memuat indikator kunci dari kompetensi dasar yang akan dinilai penacapaiannya dengan portofolio. (2) Rubrik memuat aspek-aspek penilaian yang macamnya relevan dengan isi tugas portofolio. (3) Rubrik memuat kriteria kesempurnaan (tingkat, level) hasil tugas. (4) Rubrik mudah untuk digunakan oleh guru dan peserta didik. (5) Rubrik menggunakan bahasa yang lugas dan mudah dipahami.F. Bentuk Instrumen Penilaian Kompetensi KeterampilanInstrumen penilaian kompetensi keterampilan berbentuk daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi deng rubrik.1) Daftar cek (Check-list)Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (baik-tidak baik). Dengan menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati, baik-tidak baik. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah, namun daftar cek lebih praktis digunakan mengamati subjek dalam jumlah besar.

Contoh daftar cekPenilaian Lompat Jauh Gaya Menggantung(Menggunakan Daftar Tanda Cek)Nama peserta didik: ________Kelas: _____No.Aspek Yang DinilaiBaikTidak baik

1Teknik awalan

2Teknik tumpuan

3Sikap/posisi tubuh saat di udara

4Teknik mendarat

Skor yang dicapai

Skor maksimum

KeteranganBaik mendapat skor 1Tidak baik mendapat skor 0

2) Skala Penilaian (Rating Scale) Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya: 1 = tidak kompeten, 2 = cukup kompeten, 3 = kompeten dan 4 = sangat kompeten. Untuk memperkecil faktor subjektivitas, perlu dilakukan penilaian oleh lebih dari satu orang, agar hasil penilaian lebih akurat. Contoh rating scalesPenilaian Lompat Jauh Gaya Menggantung(Menggunakan Skala Penilaian)Nama Siswa: ________Kelas: _____No.Aspek Yang DinilaiNilai

1234

1.Teknik awalan

2.Teknik tumpuan

3.Sikap/posisi tubuh saat di udara

4.Teknik mendarat

Jumlah

Skor Maksimum14

Keterangan penilaian:1 = tidak kompeten2 = cukup kompeten3 = kompeten4 = sangat kompetenKriteria penilaian dapat dilakukan sebagai berikut1).Jika seorang siswa memperoleh skor 26-28 dapat ditetapkan sangat kompeten2).Jika seorang siswa memperoleh skor 21-25 dapat ditetapkan kompeten 3).Jika seorang siswa memperoleh skor 16-20 dapat ditetapkan cukup kompeten4).Jika seorang siswa memperoleh skor 0-15 dapat ditetapkan tidak kompeten

1. Contoh instrumen beserta rubrik penilaianPada bagian ini disajikan 3 contoh bentuk penilaian tes praktik, projek, dan portofolio untuk mata pelajaran IPA. Dengan melihat contoh-contoh ini diharapkan guru mampu menyusun sendiri instrumen penilaian yang sesuai dengan indikator dari tiap-tiap KD mata pelajaran yang mereka kembangkan.a. Ilmu Pengetahuan Alam1) Contoh Tes PraktikTes Praktik 1:Digunakan untuk menilai keterampilan peserta didik dalam hal: 1) Menyajikan hasil pengamatan; 2) Memprediksi peristiwa yang akan terjadi pada garis tersebut; dan 3) Mengomunikasikan hasil pengamatan secara tertulis dan lisan.

Lembar Kerja 1a. Potong kertas isap atau kertas tisu dengan ukuran4 x12 cm!b. Gambarkan atau beri garis dengan spidol (atau pena)hitam 2 cm dari ujung kertas saring tersebut!c. Ambil beaker glass atau gelas bekas air mineral, isidengan air setinggi 1 cm!

Deskripsikan hasil pengamatanmu!

Buatlah prediksi: Apa yang akan terjadi pada garishitam tersebut, setelah kertas tisu dicelupkanbeberapa saat ke dalam air?

d. Celupkan kertas tisu di air, dengan posisi garis berada sedikit di atas permukaanair!

Presentasikan hasil pengamatanmu!

InstrumenTes Praktik 1

No.IndikatorHasil Penilaian

3(baik)2 (cukup)1(kurang)

1Menyiapkan alat dan bahan

2Deskripsi pengamatan

3Menafsirkan peristiwa yang akan terjadi

4Melakukan praktik

5Mempresentasikan hasil praktik

Jumlah Skor yang Diperoleh

Rubrik Penilaian

NoIndikatorRubrik

1Menyiapkan alat dan bahan3. Menyiapakan seluruh alat dan bahan yang diperlukan.2. Menyiapakan sebagian alat dan bahan yang diperlukan.1. Tidak menyiapakan seluruh alat dan bahan yang diperlukan.

2. Deskripsi pengamatan3. Memperoleh deskripsi hasil pengamatan secara lengkap sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.2. Memperoleh deskripsi hasil pengamatan kurang lengkap sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.1. Tidak memperoleh deskripsi hasil pengamatan kurang lengkap sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

3. Menafsirkan peristiwa yang akan terjadi3. Mampu memberikan penafsiran benar secara substantif.2. Mampu memberikan penafsiran kurang benar secara substantif.1. Tidak mampu memberikan penafsiran benar secara substantif.

4. Melakukan praktik3. Mampu melakukan praktik dengan menggunakan seluruh prosedur yang ada.2. Mampu melakukan praktik dengan menggunakan sebagian prosedur yang ada.1. Tidak mampu melakukan praktik dengan menggunakan prosedur yang ada.

5. Mempresentasikan hasil praktik3. Mampu mempresentasikan hasil praktik dengan benar secara substantif, bahasa mudah dimengerti, dan disampaikan secara percaya diri.2. Mampu mempresentasikan hasil praktik dengan benar secara substantif, bahasa mudah dimengerti, dan disampaikan kurang percaya diri.1. Mampu mempresentasikan hasil praktik dengan benar secara substantif, bahasa sulit dimengerti, dan disampaikan tidak percaya diri.

Kriteria Penilaian:Nilai =Jumlah Skor yang DiperolehX 100

Skor Maksimum

2) Contoh ProjekTugas Projek:Digunakan untuk menilai keterampilan peserta didik dalam hal: kemampuan menyelesaikan tugas projek pemecahan masalah secara berkelompok dan menerapkan pengamatan (termasuk pengukuran), memecahkan masalah yang relevan dalam kehidupan sehari-hari.

Petunjuk:1. Bentuklah kelompok, dengan anggota antara 3 5 anak.2. Pilihlah salah satu tugas projek yang disediakan untuk setiap kelompok.3. Kerjakan tugas projek tersebut dalam waktu kurang lebih 100 menit, meliputi penyelesaian tugas dan presentasi.4. Tugas projek yang dapat dipilih disediakan adalah Tugas Projek 1, Tugas Projek 2, dan Tugas Projek 3, berikut.

2. Manajemen Nilai Keterampilana. PelaporanLaporan nilai keterampilan yang dibuat oleh pendidik dapat berupa lembaran, buku, dan buku yang disertai lembaran.Laporan dalam bentuk lembaran hendaknya memuat seluruh informasi tentang kemajuan peserta didik secara menyatu.Laporan berupa buku mendeskripsikan seluruh kompetensi untuk disampaikan kepada orang tua peserta didik secara berkala.Laporan berupa buku dan lembaran memuat seluruh kompetensi secara terpisah.Buku laporan berisi informasi kompetensi inti 3 dan 4 (KI-3 dan KI-4), sedangkan lembaran secara terpisah mendeskripsikan kompetensi inti 1 dan 2 (KI-1 dan KI-2).b. Pendokumentasian1) Tes Praktik Pelaporan tes praktik dibuat secara tertulis oleh pendidik dalam bentuk angka dan atau kategori kemampuan dengan dilengkapi oleh deskripsi yang bermakna yang hasilya disampaikan kepada peserta didik dan orangtua peserta didik setiap kali dilakukan penilaian.2) Tes Projek Pelaporan tes projek dibuat secara tertulis maupun lisan oleh pendidik dalam bentuk angka dan atau kategori kemampuan dengan dilengkapi oleh deskripsi yang bermakna yang hasilya disampaikan kepada peserta didik dan orangtua peserta didik setiap kali dilakukan penilaian.3) Portofolio Pendidik mendokumentasikan dan menyimpan semua portofolio ke dalam map yang telah diberi identitas masing-masing peserta didik, menilai bersama peserta didik sebagai bahan laporan kepada orang tua dan sekolah pada setiap akhir semester.

c. Tindak lanjutHasil penilaian keterampilan oleh pendidik dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui kemajuan dan kesulitan belajar, dikembalikan kepada peserta didik disertai balikan (feedback) berupa komentar yang mendidik (penguatan) yang dilaporkan kepada pihak terkait dan dimanfaatkan untuk perbaikan pembelajaran.Laporan hasil penilaian keterampilan oleh pendidik berbentuk nilai dan/atau deskripsi pencapaian kompetensi keterampilan dan oleh pendidik disampaikan kepada kepala sekolah/madrasah dan pihak lain yang terkait (misal: wali kelas, guru Bimbingan dan Konseling, dan orang tua/wali) pada periode yang ditentukan dan dilaporkan kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk buku rapor.

BAB 3PENUTUPA. KesimpulanBloom (1979) berpendapat bahwa ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Singer (1972) menambahkan bahwa mata pelajaran yang berkaitan dengan psikomotor adalah mata pelajaran yang lebih beorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksireaksi fisik dan keterampilan tangan. Ryan, 1980 (dalam Haryati) menjelaskan bahwa hasil belajar keterampilan dapat diukur melalui (1) pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran praktik berlangsung, (2) sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap, (3) beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya.Jenis penilaian psikomotor ada 3, yaitu: 1) Penilaian Praktik; 2) Penilaian Projek; dan 3) Penilaian Portofolio.

B. SaranMenyadari masih banyaknya kekurangan pada makalah ini, maka penulis menyarankan pembaca untuk mencari referensi lain terkait dengan penilaian kompetensi psikomotor.DAFTAR PUSTAKAElfaty, Lasmi. 2013. Assesment Pembelajaran Penilaian. http://kemilauhijau. blogspot.com/2013/05/assesment-pembelajaran-penilaian.html. Diakses pada tanggal 31 Mei 2014Haryati, Mimin. 2009. Model dan Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Gaung Persada PressSudrajat, Ahmad. 2008 Penilaian Psikometrik. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/ 2008/08/15/penilaian-psikomotorik/. Diakses pada 31 Mei 2014