analisis kekurangan dan kelebihan kurikulum.docx

26

Click here to load reader

Upload: nofri-setiawan

Post on 26-Oct-2015

2.218 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KEKURANGAN DAN KELEBIHAN KURIKULUM.docx

ANALISIS KEKURANGAN DAN KELEBIHAN KURIKULUM

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasar pada hal-hal yang berkenaan dengan hal-hal sebagai berikut : perkembangon

ilmu pengetahuan dan teknologi yang melaju terlalu cepat: pendidikan merupakan proses

transisi dan (baik yang belajar maupun yang mengajar) dalam keadaan terbatas

kemampuannya untuk menerima, menyampaikan dan mengolah informasi. Atas dasar hal ini,

maka diperlukan suatu proses pengembangan kurikulum yang rnerupakan suatu masalah

pemilihan kurikulum yang penyelesaiannya dapat ditinjau dari berbagai pendekatan antara

lain pendekatan-pendekatan atas dasar keperluan masyarakat dan pendekatan atas dasar

keperluan pribadi. Untuk merealisasikannya maka diperlukan suatu model pengembongan

kurikulum serta analisis dan perkembangan kurikulum baik dan sisi kekurangannya maupun

dari sisi kelebihan kurikulum tersebut.

Kegiatan pengembangan kurikulum sekolah memerlukan model yang dijadikan lambang

teoritis untuk melaksanakan suatu kegiatan model atau konstruksi merupakan ulasan teoretis

tentang suatu konsep dasar. Dalam kegiatan pengembangan kurikulum, model merupakan

ulasan teoretis tentang proses pengembangan kurikulum secara menyeluruh atau dapat pula

hanya mencakup salah satu komponen kurikulum. Ada suatu model yang memberikan ulasan

tentang suatu proses kurikulum, tetapi ada pula yang hanya menekankan pada mekanisme

pengembangannya saja, dan itu pun hanya pada uraian tentang pengembangan organisasinya.

BAB II

ANALIS1S KEKURANGAN DAN KELEBIHAN KURIKULUM

A. Definisi Kurikulum

Ditinjau dari asal katanya, kurikutum berasal dan bahasa Yunani yang mula-mula

digunakan dalam bidang OIah Raga, yaitu kata Currere yang berarti jarak yang ditempuh,

dalam kegiatan tali tentu ada jarak yang ditempuh mulai dan start sampai dengan finish, jarak

Page 2: ANALISIS KEKURANGAN DAN KELEBIHAN KURIKULUM.docx

tersebut disebut dengan Currere. Atas dasar tersebut pengertian Kurikulum ditetapkan dalom

bidang Pendidikan.

Dalam dunia pendidikan Kurikulum dapat diartikan segala aktivitas dan kegiatan belajar

yang direncanakan, diprogramkan bagi peserta didik dibawah bimbingan sekolah, baik di

dalam maupun di luar sekolah. Atas dasar itu secara oprasional Kurikulum dapat

didefinisikan sebagai berikut :

1. Suatu bahan tertulis yang berisi uraian tentang program pendidikan suatu

sekolah yang dilaksanakan dari tahun ke tahun.

2. Bahan tertulis yang digunakan guru dalam melaksanakan pengajaran.

3. Suatu Usaha untuk menyampaikan asas dan ciri penting dari rencana pendidikan

sehingga dapat dilaksanakan guru di sekolah.

4. Tujuan pengajaran, Pengalaman belajar, alat-atat belajar dan cara Penilaian

yang direncanakan dan digunakan guru di sekolah.

5. Suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai

tujuan pendidikan.

Definisi di atas dapat dikiasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu :

 Kurikutum sebagai program yang direncanakan dan dilaksanakan di sekolah.

 Kurikulum sebagai program yang direncanakan dan dilaksanakan secara nyata di kelas.

B. Macam-Macam Kurikulum

1. Kurikulum 1994

Kurikulum 1994 merupakan suatu konsep kurikulum yang menekankan pada isi atau

materi yang berupa pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi yang

diambil dari bidang-bidang ilmu pengetahuan. Dan standar yang digunakan dalam kurikulum

ini adalah standar akademis yang ditetapkan secara seragam bagi setiap peserta didik.

Dalam kurikulum ini berbasis konten, sehingga peseta didik dipandang sebagai kertas

putih yang perlu ditulis dengan sejumlah ilmu pengetahuan (Transfer Of Know

ledge). Dengan demikian gurulah yang lebih aktif dibandingkan dengan muridnya sebab guru

merupakan kurikulum yang menentukan segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas.

Page 3: ANALISIS KEKURANGAN DAN KELEBIHAN KURIKULUM.docx

Pengembangan Kurikulum dilaksanakan secara sentralisasi, sehingga Departemen

Pendidikan Nasional (DEPDIKNAS) memonopoli pengembangan ide dan konsep kurikulum.

Dengan demikian masyarakat tidak menentukan standar pendidikan yang dituangkan dalam

kurikulum 1994.

2. Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK)

Kompetensi merupakan perpaduan dan pengetahuan, keterampilan, nilal dan sikap yang

direfteksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Gordon ( 1988 : 109 ) menjelaskan

beberapa aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi sebagai berikut:

a) Pengetahuan (Knowledge)

b) Pemahaman (Understanding)

c) Kemampuan (Skill)

d) Nilal (Value)

e) Sikap (attitude)

f) Minat ( Intersert)

Berdasarkan kompetensi-kompetensi di atas Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK )

dapat diartikan sebagai suatu konsep Kurikulum yang menekankan pada pengembangan

kemampuan melakukan (Kompetensi) tugas-tugas dengan standar performans tertentu,

sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik berupa penguasaan terhadap

seperangkat kompetensi tertentu.

Sedikitnya ada tujuh asumsi yang mendasari Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK),

ketujuh asumsi tersebut adalah :

Banyak sekolah yang memiliki sedikit guru professional dan tidak mampu

melakukon proses pembelajaran secara optimal.

Banyak sekolah yang hanya mengkoleksi sejumlah mata pelajaran dan

pengalaman.

Peserta didik bukanlah kertas putih/kosong yang dapat diisi dengan sekehendak

guru.

Page 4: ANALISIS KEKURANGAN DAN KELEBIHAN KURIKULUM.docx

Peserta didik memiliki potensi yang berbeda dan bervariasi.

Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik.

Kurikulum sebagai rencana pembelajaran yang diisi dengan kompetensi-

kompetensi potensial.

Kurikulum sebagai proses pembelajaran harus menyediakan sarana dan

prasarana untuk menggali potensi.

3. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP)

KTSP merupakan singkatan dan Kunikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yang

dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah/daerah, karakteristik

sekolah/daerah, sosial budaya masyarakat setempat dan karakteristik peserta didik.

Sekolah dan komite sekolah atau madrasah dan komite madrasah mengembangkan

Kurikulum Tingkat Satuan Perididikan dan silabus berdasarkan kerangka dasar kurikulum

dan standar kompetensi lulusan dibawah supervisi Dinas Kabupaten/Kota yang bertanggung

jawab dibidang pendidikan di SD/MI, SLTP/MTs, SLTA/MA seria SMK. Dengan demikian

Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum Oprasional yang di susun dan

dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan.

Mengingat bahwa penyusunan KTSP diserahkan kepada sebuah pendidikan sekolah dan

daerah masing-mosing, diasumsikan bahwa guru, kepala sekolah dan dewan pendidikan akan

sangat bersahabat dengan kurikulum tersebut. Diasumsikan demikian karena mereka terlibat

Iangsung dan guru yang akan melaksanakan proses belajar mengajar di kelas sehingga

memahami betul apa yang harus dilakukan dalam pembelajaran baik kekuatan, kelemahan,

tantangan dan juga peluang.

C. Dampak Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

1. Dampak Positif

Dampak positif dari KTSP ini berdampak bagi guru dan siswa itu sendiri

Dampak positif bagi guru :

- Memudahkan guru dalam menyampaikan pelajaran atau proses belajar mengajar (PBM)

- Menghemat waktu atau waktu yang digunakan lebih efektif.

Page 5: ANALISIS KEKURANGAN DAN KELEBIHAN KURIKULUM.docx

- Dengan media KTSP yang simple mudah digunakan dalam praktek demonstrasi.

Dampak Positif bagi siswa:

- Menerima pelajaran dari guru lebih cepat di tangkap oleh siswa.

- Siswa lebih aktif dalam Proses Belajar Mengajar (PBM).

2. Dampak Negatif.

Dampak negatif dari KTSP ini dapat berdampak terhadap Guru dan Siswa yaitu :

Dampak Negatif bagi guru :

Guru kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar atau guru akan merasa santai

dalam PBM.

Kurang fokusnya guru dalam mengajar.

Dampak Negatif Bagi Siswa

Siswa merasa kurang jelas dari materi yang disajikan oleh guru.

D. Perbedaan Kurikutum 1994, KBK, dan KTSP.

Dalam perubahan kurikulum pasti memiliki perbedaan-perbedaan. Namun perubahan

yang paling banyak terdapat perbedaan dari kurikulum ini adalah kurikulum 1994 dengan

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau pun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP). Sebab dalam KBK dan KTSP hanya sedikit yang membedakan adalah dalam

Kunikulum KBK alokasi waktu untuk semua mata pelajaran lebih panjang sedangkan untuk

KTSP alokasi waktu yang digunakan terbagi-bagi, yakni untuk mata pelajaran di Ujian

Nasionat (UN) akan lebih panjang sedangkan untuk Ujian Akhir Skolah/Madrasah

(UAS/UAM) dipendekan.

Untuk perbandingan kurikulum antara kurikulum 1994 dengan kurikulum KBK adalah

sebagai berikut :

No Kurikulum 1994 KBK

1. Menggunakan pendekatan penguasaan ilmu pengetahuan, yang menekankan

Menggunakan pendekatan kompete-nsi yang menekankan pada pemaha-

Page 6: ANALISIS KEKURANGAN DAN KELEBIHAN KURIKULUM.docx

pada sisi atau materi, berupa pengeta-huan pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi yang diambil dari bidang-bidang ilmu pengetahuan.

man, kemampuan atau kompetensi tertentu disekolah, yang berkaitan dengan pekerjaan yang ada di masyarakat.

2.

Standar akademis yang diterapkan secara secara seragam bagi setiap peserta didik.

Standar kompetensi yang memperh-atikan perbedaan individu, baik kemampuan, kecepatan belajar, maupun konteks sosial budaya.

3.

Berbasis konten, sehingga peserta didik dipandang sebagai kertas putih yang perlu ditulisi dengan sejumlah ilmu pengetahuan. (transrer of knowledge)

Berbasis kompetensi, sehingga pes-erta didik berada dalam prosesperkembangan yang berkelanjutan dari seluruh aspek kepribadian, sebagai pemekaran terhadap potensi-potensi bawaan sesuai dengan kesempatan belajar yang ada dan diberikan oleh lingkungan.

4.

Pengembangan kurikulum dilakukan secara sentralisasi, sehingga DEPDIKNAS memonopoli perkemba-ngan ide dan konsepsi kurikulum.

Pengembangan kurikulum dilakukan secara desentralisasi, sehingga pemerintah dan masyarakat bersama-sama menentukan standar pendidikan yang dituangkan dalam kurikulum

5.

Materi yang dikembangkan dan diajarkan disekolah seringkali tidak sesuai dengan potensi sekolah kebutuhan dan kemampuan peserta didik, serta kebutuhan masyarakat sekitar sekolah.

Sekolah diberikan keleluasaan untuk menyusun dan mengembangkan silabus mata pelajaran sehingga dapat mengakomodasi potensi seko-lah, kebutuhan dan kemampuan peserta didik, serta kebutuhan masyarakat sekitar sekolah.

6.

Guru merupakan kurikulum yang menentukan segala sesuatu yang terdadi di dalam kelas

Guru sebagai fasilitator yang ber-tugas mengkonsidikan lingkungan untuk memberikn kemudahan bela-jar peserta didik.

7.

Pengetahuan, keterampilan dan sikap dikembangkan melalui latihan, seperti latihan mengerjakan soal.

Pengetahuan, keterampilan dan si-kap dikembangkan berdasarkan pe-mahaman yang akan membentuk kompetensi individual.

8.

Pembelajaran cenderung hanya dila-kukan di dalam kelas, atau dibatasi oleh 4 dinding kelas.

Pembelajaran yang dilakukan men-dorong terjadinya kerja sama antara sekolah, masyarakat dan dunia kerja dalam membentuk kompetensi peserta didik.

9.Evaluasi Nasional yang tidak dapat menyentuh aspek-aspek kepribadian peserta didik.

Evaluasi berbasis kelas, yang menekankan pada proses dan hasil belajar.

Page 7: ANALISIS KEKURANGAN DAN KELEBIHAN KURIKULUM.docx

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan demikian kurikulum

merupakan alat penting dalam proses pendidikan, sebagai alat yang penting untuk mencapai

tujuan. Kurikulum hendaknya berperan dan bersifat anticipatori dan adaptif terhadap

perubahan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sebagaimana yang ada di negara ini. Kurikulum seringkali berubah-ubah misalnya dari

kurikulum 1994 berganti ke Kurikuum Berbasis Kompetensi di tahun 2004. dan di tahun

2006 kini berganti kurikulum yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Perubahan

Kurikulum disebabkan adanya ketidakpuasan masyarakat terhadap hasil kurikulum yang

telah/sedang terjadi dan adanya perbedaan dalam satu komponen kurikulum atau lebih dalam

dua periode.

Kurikulum yang ada di negara ini ada yang bersifat positif dan bersifat negatif baik guru

sendiri maupun bagi siswanya. Sebagaimana yang tertulis dalam makalah ini pada bab II.

http://moegrafis.blogspot.com/2011/05/analisis-kekurangan-dan-kelebihan.html

KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (COMPETENCY BASED CURRICULUM)

KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

 (COMPETENCY BASED CURRICULUM)

Page 8: ANALISIS KEKURANGAN DAN KELEBIHAN KURIKULUM.docx

A.    LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan

yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara

dan bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk

meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya

manusia. Masyarakat Indonesia dengan laju pembangunannya

masih menghadapi masalah pendidikan yang berat, terutama

berkaitan dengan kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan.

Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen

Pendidikan Nasional (2000) pernah mengungkapkan bahwa salah

satu kelemahan sistem pendidikan nasional yang dikembangkan

di tanah air adalah kurangnya perh`tian pada autput (lulusan).

Standarisasi kurikulum nasional, buku, alat, pelatihan guru,

sarana dan fasilitas sekolah merupakan wujud kendali

pemerintah terhadap input dan proses yang harus berlangsung

di dalam sistem. Akan tetapi standart kompetensi apa yang harus

dikuasai oleh seorang peserta didik setelah mengikuti kegiatan

belajar, belum mendapat perhatian semestinya.

Dalam pendidikan terdapat dua jenis standar, yaitu standar

akademis (academic content standards) dan standar kompetensi

(performance standards) (Mulyasa, 2002:24). Standar akademis

Page 9: ANALISIS KEKURANGAN DAN KELEBIHAN KURIKULUM.docx

merefleksikan pengetahuan dan ketrampilan esensial setiap

disiplin ilmu yang harus dipelajari oleh seluruh peserta didik.

Sedangkan standar kompetensi ditunjukkan dalam bentuk proses

atau hasil kegiatan yang didemonstrasikan oleh peserta didik

sebagai penerapan dari pengetahuan dan ketrampilan yang telah

dipelajarinya. Dengan demikian, standar akademis bisa

samauntuk seluruh peserta didik, tetapi standar kompetensi bisa

berbeda.

Dalam rangka mempersiapkan lulusan pendidikan

memasuki era globalisasi yang penuh tantangan dan

ketidakpastian, diperlukan pendidikan yang dirancang

berdasarkan kebutuhan nyata di lapangan. Untuk kepentingan

tersebut pemerintah memprogramkan kurikulum berbasis

kompetensi (KBK) atau (Competency Based Curriculum) sebagai

acuan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan untuk

mengembangkan berbagai ranah pendidikan (pengetahuan,

ketrampilan, dan sikap) dalam seluruh jenjang dan jalur

pendidikan, khususnya pada jalur pendidikan sekolah.

Page 10: ANALISIS KEKURANGAN DAN KELEBIHAN KURIKULUM.docx

B.     RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1.      Konsep dasar kurikulum berbasis kompetensi (KBK)

2.      Landasan kurikulum berbasis kompetensi (KBK)

3.      Model pengembangan kurikulum berbasis kompetensi (KBK)

4.      Prinsip pengembangan kurikulum berbasis kompetensi (KBK)

5.      Kelebihan dan kelemahan kurikulum berbasis kompetensi (KBK)

C.    PEMBAHASAN

1.      Konsep dasar kurikulum berbasis kompetensi (KBK)

Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan,

ketrampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan

berfikir dan bertindak. McAshan dalam Mulyasa (1981:45)

mengemukakan bahwa kompetensi sebagai pengetahuan,

ketrampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang

telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga dapat melakukan

perilaku-perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik dengan

Page 11: ANALISIS KEKURANGAN DAN KELEBIHAN KURIKULUM.docx

sebaik-baiknya. Sejalan dengan itu, Finch & Crunkilton dalam

Mulyasa (1979:222) mengartikan kompetensi sebagai penguasan

terhadap suatu tugas, ketrampilan, sikap, dan apresiasi yang

diperlukan untuk menunjang keberhasilan. Dengan demikian

terdapat hubungan (link) antara tugas-tugas yang dipelajari

peserta didik di sekolah dengan kemampuan yang diperlukan

oleh dunia kerja. Untuk itu, kurikulum menuntut kerja sama yang

baik antara pendidikan dan dunia kerja, terutama dalam

mengidentifikasi dan menganalisis kompetensi yang perlu

diajarkan kepada peserta didik di sekolah.

Berdasarkan pengertian kompetensi di atas, kurikulum

berbasis kompetensi (KBK) dapat diartikan sebagai konsep

kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan

melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performasi

tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik,

berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.

KBK diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan,

pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat peserta didik

agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran,

ketepatan, dan keberhasilan dengan penuh tanggung jawab.

KBK memfokuskan pada pemerolehan kompetensi-

kompetensi tertentu oleh peserta didik. Oleh karena itu

Page 12: ANALISIS KEKURANGAN DAN KELEBIHAN KURIKULUM.docx

kurikulum ini mencakup sejumlah kompetensi dan seperangkat

tujuan pembalajaran yang dinyatakan sedemikian rupa, sehingga

pencapaiannya dapat diamati dalam bentuk perilaku atau

ketrampilan peserta didik sabagai suatu kriteria keberhasilan.

Kegiatan pembelajaran perlu diarahkan untuk membantu peserta

didik menguasai sekurang-kurangnya tingkat kompetensi

minimal, agar mereka dapat mencapai tujuan yang telah

ditetpkan.

KBK juga menuntut guru yang berkualitas dan profesional untuk

melakukan kerjasama dalam rangka meningkatkan kualitas

pendidikan. Meskipun demikian, konsep ini tentu saja tidak

dapat digunakan sebagai resep untuk memecahkan semua

masalah pendidikan, namun dapat memberikan sumbangan yang

cukup signifikan terhadap perbaikan pendidikan.

2.      Landasan kurikulum berbasis kompetensi (KBK)

Terdapat tiga landasan teoritis yang mendasari kurikulum

berbasis kompetensi, yaitu:

a.       Adanya pergeseran dari pembelajaran kelompok ke arah

pembelajaran individual. Dalam pembelajaran individual setiap

peserta didik dapat belajar sendiri, sesuai dengan cara dan

Page 13: ANALISIS KEKURANGAN DAN KELEBIHAN KURIKULUM.docx

kdmampuan masing-masing, serta tidak bergantung kepada

orang lain. Untuk itu diperlukan pengaturan kelas yang fleksibel,

baik sarana maupun waktu karena dimungkinkan peserta didik

belajar dengan kecepatan yang berbeda, serta mempelajari

bahan ajar yang berbeda pula.

b.      Pengembangan konsep belajar tuntas (mastery learning) atau

belajar sebagi penguasaan (learning for mastery) adalah suatu

falsafah pembelajaran yang mengatakan bahwa dengan sitem

bembelajaran yang tepat, semua peserta didik dapt mempelajari

semua bahan yang diberikan dengan hasil yang baik. Bloom dalm

Hall (1986) menyatakan bahwa “sebagian besar peserta didik

dapat menguasai apa yang diajarkan kepadanya, dan tugas

pemnelajaran dalah mengkondisikan lingkungan belajar yang

memungkinkan peserta didik menguasai bahan pembelajaran

yang diberikan.

c.       Pendefinisian kembali terhadap bakat. Dalam kaitan ini Hall

(1986) menyatakan bahwa setiap peserta didik dapat mencapai

tujuan pembelajaran secara optimal, jika diberikan waktu yang

cukup. Jika asumsi tersebut diterima maka perhatian harus

dicurahkan kepda waktu yang diperlukan untuk kegiatan belajar.

Dalam hal ini, perbedaan antara peserta didik yang pandai

dengan yang kurang (bodoh) hanya terletak pada masalah waktu,

Page 14: ANALISIS KEKURANGAN DAN KELEBIHAN KURIKULUM.docx

peserta didik yang kurang memerlukan waktu yang cukup lama

untuk mempelajari sesuatu atau memecahkan suatu masalah,

sementara yang pandai bisa lebih cepat melakukannya.

3.      Model pengembangan kurikulum berbasis kompetensi

(KBK)

Depdiknas (2002) melukiskan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi  (KBK) sebagai berikut:

 

Page 15: ANALISIS KEKURANGAN DAN KELEBIHAN KURIKULUM.docx

Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah

 

Page 16: ANALISIS KEKURANGAN DAN KELEBIHAN KURIKULUM.docx

4.      Prinsip pengembangan kurikulum berbasis kompetensi

(KBK)

Sesuai dengan kondisi negara, kebutuhan masyarakat, dan

berbagai perkembangan serta perubahan yang sedang

berlangsung dewasa ini, maka dalam pengembangan KBK perlu

memperhatikan dan mempertimbangkan prinsip-prinsip sebagai

berikut:

a.       Keimanan, nilai, dan budi pekerti luhur. Keimanan, nilai-nilai,

dan budi pekerti luhur yang dianut dan dijunjung tinggi

masyarakat sangat berpengaruh terhadap sikap dan arti

kehidupannya. Oleh karena itu, hal tersebut perlu digali,

dipahami, dan diamalkan oleh peserta didik melalui

pengembangan KBK.

b.      Penguatan integritas nasional. Pengembangan KBK harus

memperhatikan penguatan integritas nesional melalui

pendidikan yang memberikan pemahaman tentang masyarakat

Page 17: ANALISIS KEKURANGAN DAN KELEBIHAN KURIKULUM.docx

Indonesia yang majemuk dan kemajuan peradaban dalam

tatanan kehidupan dunia yang multikultural dan multibahasa.

c.       Keseimbangan etika, logika, estetika, dan kinestetika.

Pengembangan KBK perlu memperhatikan keseimbangan

pengalaman belajar peserta didik antara etika, logika, estetika,

dan kinestetika.

d.      Kesamaan memperoleh kesempatan. Pengembangan KBK harus

menyediakan tempat yang memberdayakan semua peserta didik

untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan sikap perlu

diutamakan dalam pengembnagan kurikulum. Seluruh peserta

didik dari berbagai kelompok berhak menerima pendidikan yang

tepat sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya.

e.       Abad pengetahuan dan teknologi informasi. Kurikulum perlu

mengembangkan kemampuan berfikir dan belajar dengan

mengakses, memilih, dan menilai pengetahuan untuk mengatasi

situasi yang cepat berubahdan penuh ketidakpastian, yang

merupakan kompetensi penting dalam menghadapi abad ilmu

pengetahuan dan teknologi informasi.

f.       Pengembangan ketrampilan untuk hidup. Pengembangan KBK

perlu memasukkan unsur ketrampilan untuk hidup agar peserta

didik memiliki ketrampilan, sikap, dan perilaku adaptif,

Page 18: ANALISIS KEKURANGAN DAN KELEBIHAN KURIKULUM.docx

kooperatf, dalam menghadapi tantangan dan tuntunan

kehidupan sehari-hari secara efektif.

g.      Belajar sepanjang hayat. Pendidikan berlang sepanjang hidup

manusia untuk mengembangkan, menambahkan kesadaran, dan

selalu belajar memahami dunia yang selalu berubah di berbagai

bidang. Oleh karena itu, pengembangan KBK perlu

memperhatikan kemampuan belajar sepanjang hayat, yang dpat

dilakukan melalui pendidikan formal dan non-formal, serta

pendidikan alternatif yang diselenggarakan baik oleh

pemerinyah maupun masyarakat.

h.      Berpusat pada anak dengan penilaian yang berkelanjutan dan

komprehensif. Pengembangan KBK harus berupaya

memandirikan peserta didik untuk belajar, bekerja sama, dan

menilai diri sendiri agar mampu membangun pemahaman dan

pengetahuannya. Penilaian yang berkelanjutan dan komprehensif

menjadi sangat penting dalam rangka pencapaian upaya

tersebut.

i.        Pendekatan menyeluruh dan kemitraan. Pendekatan yang

digunakan dalam mengorganisasikan pengalaman belajar harus

berfokus pada kebutuan peserta didik yang bervariasi dan

mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu. Keberhasilan

pencapaian pengalaman belajar menuntut kemitraan dan

Page 19: ANALISIS KEKURANGAN DAN KELEBIHAN KURIKULUM.docx

tanggung jawab bersama dari peserta didik, guru, sekola, orang

tua, perguruan tinggi, dunia usaha dan industri, serta

masyarakat pada umumnya.

5.      Kelebihan dan kelemahan kurikulum berbasis kompetensi

(KBK)

Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi

(KBK)  memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan

model-model lain, seperti:

         Menggunakan pendekatan kompetensi yang menekankan pada

pemahaman, kemampuan atau kompetensi tertentu di sekolah,

yang berkaitan dengan pekerjaan yang ada di masyarakat.

         Standar kompetensi yang memperhatika perbedaan individu,

baik kemampuan, kecepatan belajar, maupun konteks sosial

budaya sehingga peserta didik lebih bisa mandiri dan tidak

tergantung dengan orang lain.

         Berbasis kompetensi, sehingga peserta didik berada dalam

proses perkembangan yang berkelanjutan dari seluruh aspek

kepribadian, baik pemekaran terhadap potensi-potensi bawaan

Page 20: ANALISIS KEKURANGAN DAN KELEBIHAN KURIKULUM.docx

sesuai dengan kesempatan belajar yang ada dan diberikan oleh

lingkungan.

         Pengembangan kurikulum dilakuan secara desentralisasi,

sehingga pemerintah dan masyarakat bersama-sama

menentukan standar pendidikan yang dituangkan dalam

kurikulum.

         Sekolah diberi keleluasaan untuk menyusun dan

mengembangkan silabus mata pelajaran sehingga dapat

mengakomodasi potensi sekolah, kebutuhan dan kemampuan

peserta didik, serta kebutuhan masyarakat sekitar sekolah.

         Guru sebagai fasilitator yang bertugas mengkondisikan

lingkungan untuk memberikan kemudahan belajar peserta didik.

         Pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang dikembangkan

berdasarkan pemahaman yang akan membentuk kompetensi

individual.

         Pembelajaran yang dilakukan mendorong terjalinnya kerjasama

antara sekolah, masyarakat, dan dunia kerja dalam membentuk

kompetensi peserta didik.

         Evaluasi berbasis kelas, yang memekankan pada proses dan

hasil belajar.

Page 21: ANALISIS KEKURANGAN DAN KELEBIHAN KURIKULUM.docx

Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi

(KBK)  memiliki beberapa kelemahan, antara lain:

         KBK lebih menekankan pada kemampuan (kompatensi)

melakukan sesuatu, sehingga pendekatan ilmu pengetahuan

y`ng lebih menekankan pada isi atau materi berupa

pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sitesis dan evaluasi

hasil belajar kurang diperhatikan.

         Adanya pergeseran dari pembelajaran kelompok ke arah

pembelajaran individual. Dalam pembelajaran individual setiap

peserta didik dapat belajar sendiri, sesuai dengan cara dan

kemampuan masing-masing, serta tidak bergantung kepada

orang lain, sehingga interaksi sosial antar peserta didik kurang

terlihat.

         Kurangnya guru yang berkualitas dan profesional untuk

melakukan kerjasama dalam rangka meningkatkan kualitas

pendidikan.

D.    KESIMPULAN

1.      kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dapat diartikan sebagai

konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan

Page 22: ANALISIS KEKURANGAN DAN KELEBIHAN KURIKULUM.docx

kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan

standar performasi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan

oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat

kompetensi tertentu.

2.      Terdapat tiga landasan teoritis yang mendasari kurikulum

berbasis kompetensi, yaitu: adanya pergeseran dari

pembelajaran kelompok ke arah pembelajaran individual,

pengembangan konsep belajar tuntas (mastery learning) atau

belajar sebagi penguasaan (learning for mastery), pendefinisian

kembali terhadap bakat.

3.      Pengembangan KBK perlu memperhatikan dan

mempertimbangkan prinsip-prinsip sebagai berikut: Keimanan,

nilai, dan budi pekerti luhur, Penguatan integritas nasional,

Keseimbangan etika, logika, estetika, dan kinestetika, Kesamaan

memperoleh kesempatan, Abad pengetahuan dan teknologi

informasi, pengembangan ketrampilan untuk hidup, belajar

sepanjang hayat, berpusat pada anak dengan penilaian yang

berkelanjutan dan komprehensif, pendekatan menyeluruh dan

kemitraan.

Page 23: ANALISIS KEKURANGAN DAN KELEBIHAN KURIKULUM.docx

E.     DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 2008. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. 2008. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep,

Karakteristik dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. 2006. Implementasi Kurikulum 2004, Panduan

Pembalajaran KBK. Bandung: Remaja Rosdakarya

http://ariefdotcom.blogspot.com/2012/06/kurikulum-berbasis-kompetensi.html