analisis jalur suku bunga dalam mekanisme transmisi kebijakan moneter .../analisis... · mekanisme...

171
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA (2000-2010) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh HENDRO BAGUS PRASETYO F.1109013 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: truongcong

Post on 10-Apr-2019

222 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI

KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA (2000-2010)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh

HENDRO BAGUS PRASETYO F.1109013

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ABSTRAK

Penelitian ini mengambil judul “Analisis Jalur Suku Bunga Dalam

Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan

yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih jauh tentang

pengaruh variabel suku bunga SBI, suku bunga PUAB, Money Supply (M2),

output gap, terhadap Inflasi sebagai sasaran akhir kebijakan moneter di Indonesia.

Lingkup data yang digunakan bersifat kuantitatif dengan mengambil data

triwulanan, mulai Maret 2000 sampai dengan bulan Desember 2010. Data-data

yang digunakan kesemuanya diambil dari data sekunder bersumber dari Statistik

Ekonomi Keuangan Indonesia dan Laporan Tahunan yang teah dikeluarkan oleh

Bank Indonesia, disertai dengan studi pustaka yang cukup intensif. Alat analisis

yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi model VAR dan Uji

Kausalitas Granger.

Variabel ekonomi yang digunakan dalam peneltian ini adalah suku bunga

SBI, suku bunga PUAB, money supply, output gap, dan tingkat Inflasi.

Dari perhitungan analisis didapatkan hasil penelitian bahwa suku bunga

SBI dan suku bunga PUAB berpengaruh secara siginfikan terhadap variabel

dependen yaitu tingkat inflasi pada tingkat signifikasi α 5%. Sedangkan suku

bunga SBI dan suku bunga PUAB tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

tingkat inflasi pada tingkat signifikasi α 5%.

Dari hasil penelitian yang diperoleh maka diberikan saran-saran

diantaranya diperlukan upaya-upaya oleh Bank Indomesia disarankan untuk

senantiasa menjaga atau mengawasi dan mengendalikan tingkat suku bunga SBI

sehingga makin memperkuat terwujudnya sasaran akhir kebijakan moneter di

Indonesia.

Kata kunci : suku bunga, mekanisme transmisi kebijakan moneter, var

Page 3: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul

ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI

KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA (2000-2010)

Surakarta, September 2011

Disetujui dan Diterima oleh :

Dosen Pembimbing

Hery Sulistio Jati N.S. S.E., MSE

NIP. 19820414 200501 1 002

Page 4: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Telah diuji dan diterima baik oleh Tim Penguji Skripsi untuk melengkapi

tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh gelar sarjana ekonomi

pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

Surakarta, Desember 2011

Tim Penguji Skripsi

Drs. Wahyu Agung Setyo, Msi ( ………………………… )

NIP. 19650522 199203 1 002 Ketua

Hery Sulistio Jati N.S. S.E., MSE ( ………………………… )

NIP. 19820414 200501 1 002 Pembimbing

Riwi Sumantyo, S.E , M.E. ( ………………………… )

NIP. 19710412 199402 1 001 Anggota

Page 5: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

Ambillah waktu untuk berfikir, itu adalah sumber kekuatan.

Ambillah waktu untuk bermain, itu adalah rahsaia dari masa muda yang

abadi.

Ambillah waktu untuk berdoa, itu adalah sumber ketenangan.

Ambillah waktu untuk belajar, itu adalah sumber kebijaksanaan.

Ambillah waktu untuk mencintai dan dicintai, itu adalah hak istimewa yang

diberikan Tuhan.

Ambillah waktu untuk bersahabat, itu adalah jalan menuju kebahagiaan.

Ambillah waktu untuk tertawa, itu adalah musik yang menggetarkan hati.

Ambillah waktu untuk memberi, itu adalah membuat hidup terasa bererti.

Ambillah waktu untuk bekerja, itu adalah nilai keberhasilan.

Ambillah waktu untuk beramal, itu adalah kunci menuju surga.

(Penulis)

Page 6: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Subhanallah Walhamdulillah Walaailaahaillallah Allahuakbar Laahaulawalaaquwwata Illaabillaahil'aliyyil 'adziim

Syukur-ku hanya kepada Allah SWT atas segala kemurahan dan pertolongan-Nya

Karya ini penulis persembahkan kepada:

· Ibu dan Bapak tersayang

· Nurul Hidayah

· Teman-temanku

· Almamaterku Universitas Sebelas Maret Surakarta

Page 7: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas segala berkah,

rahmat dan hidayah-Nya yang telah memberikan kemudahan, kesabaran dan

kesanggupan sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul

“ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI

KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA (2000-2010)”. Penulisan karya

ilmiah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penyusunan Skripsi ini dapat terselesaikan tidak lepas berkat bantuan baik

materiil maupun non materiil serta dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak.

Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Wisnu Untoro. MS selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. Supriyono. MSi selaku Kepala Jurusan Ekonomi Pembangunan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Sutanto, Drs., MESP selaku Sekertaris Jurusan Ekonomi Pembangunan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Hery Sulistio Jati N.S. S.E., MSE selaku dosen Pembimbing yang telah

berkenan memberikan waktunya untuk membimbing, mengarahkan dan

memotivasi penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Page 8: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

atas segala ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

6. Bank Indonesia cabang Solo yang telah mengijinkan untuk mengambil data

yang diperlukan.

7. Kedua orang tua penulis, Bapak H. Muhammad Subeki dan Ibu Hj. Anik

Suprapti, terimakasih atas segala kesabaran, doa, motivasi, dukungan moril dan

materiel, dan kasih sayang yang tiada tara sepenjang masa yang telah diberikan

selama ini kepada penulis.

8. My Inspiration Nurul Hidayah yang tidak henti-hentinya memberikan curahan

doa, semangat, kasih sayang,dan kesabarannya kepada penulis, sehingga

penulis mampu menyelesaikan semua masalah yang penulis hadapi selama

penulis menyelesaikan skripsi.

9. For my friend in the kost thank you for all aid and its support. I will never

forget our friendship during the time.

10. For all my friend in our beloved faculty of economics specially generation 09.

And for all security (SatPam) in faculty of economics.

Surakarta, September 2011

Penulis

Page 9: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i

ABSTRAK ................................................................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................... iv

MOTTO ..................................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ...................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ............................................................................................... vii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xiv

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

B. Perumusan Masalah ..................................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6

E. Hipotesis ...................................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................ 8

A. Landasan Teori ............................................................................................ 8

1. Kebijakan Moneter .................................................................................. 8

2. Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter ............................................. 11

Page 10: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

a. Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter melalui Jalur Suku

Bunga .................................................................................................. 14

b. Indikator Efektivitas Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter ...... 16

c. Tenggat Waktu (Lag) ......................................................................... 17

3. Teori Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter ................................... 19

a. Kerangka Makroekonomi Sederhana ................................................. 19

b. Tujuan Kebijakan ............................................................................... 19

c. Aturan Suku Bunga Sederhana ........................................................... 21

d. Agregat Demand dan Agregat Supply ................................................ 24

4. Instrumen Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter ............................ 38

a. Tingkat Suku Bunga ........................................................................... 38

(1) Fungsi-Fungsi Tingkat Bunga ....................................................... 40

(2) Jenis Tingkat Suku Bunga ............................................................. 41

(a) Tingkat Suku Bunga Nominal dan Tingkat Bunga Riil ............ 41

(b) Tingkat Suku Bunga Jangka Pendek dan Jangka Panjang ........ 43

(c) Teori-Teori Tingkat Suku Bunga .............................................. 45

b. Jumlah Uang Beredar ......................................................................... 55

(1) Definisi Uang ................................................................................. 55

(2) Konsep Jumlah Uang Beredar ....................................................... 55

c. Produk Domestik Bruto ...................................................................... 57

(1) Definisi Produk Domestik Bruto (PDB) ........................................ 57

(2) PDB Nominal dan PDB Riil .......................................................... 58

(3) Cara Perhitungan PDB ................................................................... 58

Page 11: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

d. Inflasi .................................................................................................. 59

(1) Definisi Inflasi ............................................................................... 59

(2) Jenis-Jenis Inflasi ........................................................................... 66

(a) Inflasi Berdasarkan Terjadinya ................................................. 67

(b) Inflasi Berdasarkan Intensitasnya ............................................. 67

(c) Inflasi Berdasarkan Bobotnya ................................................... 68

B. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 70

C. Kerangka Pemikiran .................................................................................... 83

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................... 84

A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................... 84

B. Jenis dan Sumber Data ................................................................................. 84

C. Definisi Operasional Variabel ..................................................................... 85

D. Metode Analisis Data ................................................................................... 86

1. Model Vector Autoregression (VAR) ..................................................... 86

2. Bentuk Estimasi VAR ............................................................................. 89

a. Respon terhadap Kebijakan (Impulse Respon) ................................... 89

b. Dekomposisi Varian (Variance Decomposition) ............................... 90

3. Uji Prasyarat dalam Model VAR ............................................................ 90

4. Uji Kausalitas Granger ............................................................................ 92

5. Uji Signifikasi Parameter ........................................................................ 93

a. Uji t ..................................................................................................... 93

b. Uji F .................................................................................................... 95

c. Uji R2 .................................................................................................. 96

Page 12: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ................................................... 97

A. Gambaran Umum Bank Sentral dan Kebijakan Moneter di Indonesia ....... 97

B. Gambaran Umum Perekonomian Indonesia ................................................ 112

C. Analisis Hasil Penelitian .............................................................................. 130

1. Uji Prasyarat Model VAR ....................................................................... 130

a. Uji Stasioneritas ................................................................................. 130

b. Uji Tingkat Kelambanan (Lag) Optimal ............................................ 132

2. Uji Kausalitas Granger ............................................................................ 133

3. Hasil Estimasi VAR ................................................................................ 135

a. Pengaruh jalur suku bunga terhadap inflasi dalam mekanisme

transmisi kebijakan moneter ............................................................... 135

(1) Impulse Respon ........................................................................... 135

(2) Variance Decomposition ............................................................. 139

b. Pengaruh jalur suku bunga terhadap output gap dalam mekanisme

transmisi kebijakan moneter ............................................................... 140

(1) Impulse Respon ........................................................................... 140

(2) Variance Decomposition ............................................................. 144

4. Uji Signifikasi Parameter ........................................................................ 145

a. Uji t ..................................................................................................... 145

b. Uji F .................................................................................................... 146

c. Uji R2 ................................................................................................. 147

D. Pembahasan ................................................................................................. 147

Page 13: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................... 151

A. Kesimpulan .................................................................................................. 151

B. Saran ............................................................................................................ 154

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 155

LAMPIRAN

Page 14: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Mekanisme Transmisi Saluran Suku Bunga .................................. 5

Gambar 2.1 Mekanisme Transmisi Moneter sebagai Black Box ....................... 12

Gambar 2.2 Mekanisme Transmisi Saluran Suku Bunga .................................. 16

Gambar 2.3 Tenggat Waktu (Lag) ..................................................................... 17

Gambar 2.4 (a) Uang ............................................................................................... 26

Gambar 2.4 (b) Investasi yang direncanakan .......................................................... 26

Gambar 2.4 (c) Output (Pendapatan) Agregat ........................................................ 26

Gambar 2.5 Kurva Permintaan Agregat (AD) ................................................... 27

Gambar 2.6 Efek Peningkatan Penawaran Uang atas Kurva AD ...................... 28

Gambar 2.7 EfekPeningkatan Belanja Pemerintah atau Penurunan Pajak

Nettto atas Kurva AD .................................................................... 29

Gambar 2.8 Kurva IS - LM ............................................................................... 30

Gambar 2.9 Agregat Demand ............................................................................ 31

Gambar 2.10 Kurva Penawaran Agregat Jangka Pendek .................................... 33

Gambar 2.11 (a) Penurunan Penawaran Agregat ...................................................... 34

Gambar 2.11 (b) Peningkatan Penawaran Agregat ................................................... 34

Gambar 2.12 Tingkat Harga Ekuilibrium ............................................................ 35

Gambar 2.13 Kurva Penawaran Agregat Jangka Panjang ................................... 36

Gambar 2.14 Kurva Hasil .................................................................................... 44

Gambar 2.15 Teori Klasik tentang Tingkat Bunga.............................................. 47

Gambar 2.16 Teori Keynes tentang Tingkat Bunga ............................................ 49

Page 15: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

Gambar 2.17 Tingkat Bunga Keseimbangan Hicks ............................................ 53

Gambar 2.18 Inflationary Gap ............................................................................ 61

Gambar 2.19 Demand Pull Inflation ................................................................... 62

Gambar 2.20 Cost Push Inflation ........................................................................ 65

Gambar 4.1 Hubungan Kausalitas ..................................................................... 134

Gambar 4.2 Hasil Uji Impulse Respon .............................................................. 137

Gambar 4.3 Time Lag Transmisi Moneter Jalur Suku Bunga ........................... 138

Gambar 4.4 Hasil Uji Impulse Respons ............................................................. 142

Gambar 4.5 Time Lag Transmisi Moneter Jalur Suku Bunga ........................... 144

Page 16: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perilaku Perusahaan Individu yang Membentuk Perekonomian ... 34

Tabel 4.1 Uji ADF pada Tingkat Level ......................................................... 131

Tabel 4.2 Uji ADF pada tingkat First Difference .......................................... 131

Tabel 4.3 Nilai Kriteria Akaike dan Schwartz pada Masing-Masing

Tingkat Kelambanan ...................................................................... 132

Tabel 4.4 Uji Kausalitas Granger .................................................................. 134

Tabel 4.5 Variance Decomposition ............................................................... 140

Tabel 4.6 Variance Decomposition ............................................................... 145

Tabel 4.7 Koefisien dan Nilai t Statistik Hasil Estimasi VAR ...................... 145

Tabel 4.8 Nilai F Statistik Hasil Estimasi VAR ............................................ 146

Tabel 4.9 Nilai R2 Hasil Estimasi VAR ......................................................... 147

Page 17: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI

KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA (2000-2010)

Hendro Bagus Prasetyo

F.1109013

ABSTRAK

Penelitian ini mengambil judul “Analisis Jalur Suku Bunga Dalam Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih jauh tentang pengaruh variabel suku bunga SBI, suku bunga PUAB, Money Supply (M2), output gap, terhadap Inflasi sebagai sasaran akhir kebijakan moneter di Indonesia.

Lingkup data yang digunakan bersifat kuantitatif dengan mengambil data triwulanan, mulai Maret 2000 sampai dengan bulan Desember 2010. Data-data yang digunakan kesemuanya diambil dari data sekunder bersumber dari Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia dan Laporan Tahunan yang teah dikeluarkan oleh Bank Indonesia, disertai dengan studi pustaka yang cukup intensif. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi model VAR dan Uji Kausalitas Granger.

Variabel ekonomi yang digunakan dalam peneltian ini adalah suku bunga SBI, suku bunga PUAB, money supply, output gap, dan tingkat Inflasi.

Dari perhitungan analisis didapatkan hasil penelitian bahwa suku bunga SBI dan suku bunga PUAB berpengaruh secara siginfikan terhadap variabel dependen yaitu tingkat inflasi pada tingkat signifikasi α 5%. Sedangkan suku bunga SBI dan suku bunga PUAB tidak berpengaruh secara signifikan terhadap output gap pada tingkat signifikasi α 5%.

Dari hasil penelitian yang diperoleh maka diberikan saran-saran diantaranya diperlukan upaya-upaya oleh Bank Indomesia disarankan untuk senantiasa menjaga atau mengawasi dan mengendalikan tingkat suku bunga SBI sehingga makin memperkuat terwujudnya sasaran akhir kebijakan moneter di Indonesia. Kata kunci : suku bunga, mekanisme transmisi kebijakan moneter, var

Page 18: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Era perekonomian global yang terjadi sejak beberapa dasawarsa yang

lalu hingga saat ini, interaksi ekonomi antar negara merupakan salah satu aspek

yang tidak terpisahkan dari perkembangan ekonomi suatu negara yang semakin

terbuka. Terlebih lagi, kepesatan perkembangan teknologi informasi, komunikasi

dan transportasi, serta kebijakan perdagangan dalam dasawarsa terakhir telah

mendorong pesatnya keterbukaan ekonomi dan ketergantungan antar negara.

Sebagai contoh, hubungan perdagangan antara Indonesia dengan Jepang saat ini

jauh lebih erat dibandingkan dengan hubungan perdagangan yang terjadi pada

masa awal kemerdekaan.

Keterikatan antar negara yang semakin besar, maka semakin terbuka

perekonomian suatu negara yang bersangkutan. Keterbukaan ekonomi tersebut

berdampak pada peningkatan transaksi perdagangan antar negara. Sebuah negara

yang tidak dapat memenuhi kebutuhan akan barang dan jasa tertentu dapat

membeli (impor) barang dan jasa tersebut dari negara lain. Di sisi lain, suatu

negara dapat memperdagangkan (ekspor) barang dan jasa yang dihasilkan kepada

negara lain yang membutuhkannya. Perkembangan perdagangan umumnya diikuti

pula oleh perkembangan di sektor keuangan internasional.

Keterbukaan ekonomi suatu negara akan membawa konsekuensi pada

perencanaan dan pelaksanaan kebijakan ekonomi makro, termasuk kebijakan

1

Page 19: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

moneternya. Hal ini mengingat semakin besar transaksi perdagangan dan

keuangan internasional yang dilakukan oleh suatu negara maka semakin besar

foreign capital flows (aliran dana luar negeri). Aliran dana luar negeri tersebut

pada gilirannya akan mempengaruhi jumlah uang yang beredar dalam

perekonomian. Dalam hal terjadi capital inflows (aliran dana luar negeri masuk),

maka akan terjadi penambahan jumlah uang beredar. Sebaliknya, dalam hal terjadi

capital outflow (aliran dana luar negeri keluar), maka akan terjadi pengurangan

jumlah uang beredar. Dengan demikian, kebijakan moneter perlu diarahkan agar

jumlah uang beredar sesuai dengan kebutuhan perekonomian.

Aliran dana luar negeri yang masuk menyebabkan bank sentral

melakukan kontraksi moneter untuk mengurangi jumlah uang beredar.

Sebaliknya, jika terjadi aliran dana luar negeri keluar yang besar maka bank

sentral dapat melakukan ekspansi moneter untuk menambah jumlah uang beredar.

Kontaksi atau ekspansi moneter akan dapat meningkatkan atau menurunkan suku

bunga dalam negeri.

Sasaran akhir perekonomian, terutama pendapatan nasional dan inflasi

sangat dipengaruhi oleh bagaimana jalur mekanisme transmisi kebijakan moneter

tersebut bekerja pada perekonomian suatu negara. Perangkat perangkat

mekanisme transmisi kebijakan moneter diawali dengan instrumen, sasaran

operasional, sasaran antara dan sasaran akhir.

Secara operasional kebijakan moneter, kesulitan tersebut tercermin dari

masih terbatasnya informasi yang sangat dibutuhkan sebagai dasar dalam

menentukan waktu yang tepat, pilihan kebijakan moneter yang harus dilakukan,

Page 20: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

dan jangka waktu yang diperlukan bagi pelaksanaan suatu kebijakan moneter.

Kondisi ini seringkali menyebabkan kesulitan dalam penyusunan suatu

rekomendasi sebagai landasan kebijakan moneter yang harus dilakukan Bank

Indonesia pada saat terjadi tekanan inflasi yang cukup tinggi.

Kajian mengenai mekanisme transmisi kebijakan moneter umumnya

mengacu pada peranan uang dalam perekonomian, yang pertama kali dijelaskan

oleh Quantity Theory of Money ‘Teori Kuantitas Uang’. Teori ini pada dasarnya

mengambarkan kerangka kerja yang jelas mengenai analisis hubungan langsung

yang sistemastis antara pertumbuhan jumlah uang beredar dan inflasi, yang

dinyatakan dalam suatu identitas yang dikenal sebagai “The Equation of

Exchange” :

Jumlah uang beredar (M) dikalikan dengan perputaran uang/income

velocity (V) sama dengan jumlah output atau transaksi ekonomi/output riil (T)

dikalikan dengan tingkat harga (P). dengan kata lain, dalam keseimbangan, jumlah

uang beredar yang digunakan dalam seluruh kegiatan transaksi ekonomi (MV)

sama dengan jumlah output yang dihitung dengan harga yang berlaku, yang

ditransaksikan (PT).

Berdasarkan mekanisme ini, dalam jangka pendek pertumbuhan jumlah

uang beredar hanya mempengaruhi perkembangan output riil. Selajutnya dalam

jangka menengah pertumbuhan jumlah uang beredar akan mendorong kenaikan

harga (inflasi) yang pada gilirannya menyebabkan penurunan perkembangan

output riil menuju posisi semula. Dalam keseimbangan jangka panjang,

Page 21: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

pertumbuhan jumlah uang beredar tidak mempengaruhi perkembangan output riil,

tetapi mendorong laju inflasi secara proporsional. Jalur moneter yang bersifat

langsung ini dianggap tidak dapat menjelaskan faktor-faktor lain selain uang

terhadap inflasi, seperti suku bunga, nilai tukar, harga aset, kredit, dan ekspektasi.

Dalam perkembangan selanjutnya, selain jalur moneter langsung, mekanisme

transmisi pada umumnya juga dapat terjadi melalui lima jalur lainnya, yaitu direct

monetary channel (jalur moneter langsung), interest rate channel (jalur suku

bunga), exchange rate channel (jalur nilai tukar), assets price channel (jalur harga

aset), credit channel (jalur kredit), dan expectation channel (jalur ekspektasi).

Mekanisme transmisi melalui jalur suku bunga menekankan pentingnya

aspek harga di pasar keuangan terhadap berbagai aktivitas ekonomi di sektor riil.

Dalam kaitan ini, kebijakan moneter yang ditempuh bank sentral akan

berpengaruh terhadap perkembangan berbagai suku bunga di sektor keuangan dan

selanjutnya akan berpengaruh pada tingkat inflasi dan output riil.

Page 22: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Gambar 1.1 Mekanisme Transmisi Saluran Suku Bunga Sumber : Warjiyo, 2004:20

Dalam penelitian ini dilakukan pembatasan masalah meliputi faktor-

faktor yang mempengaruhi besarnya inflasi. Keterkaitan antara variabel-variabel

ekonomi memang cukup kompleks, tetapi dalam penelitian ini hanya akan

membahas beberapa variabel saja dalam perekonomian agar hasil penelitian lebih

fokus terhadap masalah yang dibahas. Variabel- variabel tersebut meliputi suku

bunga SBI, suku bunga PUAB, Money Supply (M2), Output Gap, dan inflasi di

Indonesia.

Berdasarkan uraian diatas akan dilakukan suatu penelitian dengan judul

“Analisis Jalur Suku Bunga Dalam Mekanisme Transmisi Kebijakan

Moneter Di Indonesia (2000-2010).”

Kebijakan Moneter

Suku Bunga · SBI · PUAB

Suku Bunga deposito

Transmisi di Sektor Keuangan

Suku Bunga Kredit

Konsumsi

Investasi

Transmisi di Sektor Riil

Permintaan Agregat

Output Gap

Inflasi

Page 23: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

B. Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa

1. Bagaimanakah pengaruh jalur suku bunga terhadap output gap dalam

mekanisme transmisi kebijakan moneter?

2. Bagaimanakah pengaruh jalur suku bunga terhadap inflasi dalam

mekanisme transmisi kebijakan moneter?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan penelitian seperti yang telah diungkapkan

sebelumnya, maka tujuan yang ingin dicapai adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh jalur suku bunga terhadap output gap

dalam mekanisme transmisi kebijakan moneter.

2. Untuk mengetahui pengaruh jalur suku bunga terhadap inflasi

dalam mekanisme transmisi kebijakan moneter.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini antara

lain:

1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh pihak

pengambil kebijakan sebagai acuan untuk menentukan kebijakan yang

tepat, guna kepentingan bangsa dan negara.

Page 24: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

2. Bagi peneliti sendiri, penelitian ini digunakan sebagai salah satu sarana

untuk menetapkan teori yang diperoleh dari berbagai literatur selama

mengikuti perkuliahan.

3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang juga

tertarik terhadap masalah serupa dengan penelitian ini.

4. Sebagai bahan yang mampu memperkaya kepustakaan penelitian yang

telah ada sebelumnya.

E. Hipotesis

Hipotesis yang dapat dikemukakan berdasarkan perumusan

masalah diatas adalah sebagai berikut:

1. Diduga jalur suku bunga dalam mekanisme transmisi kebijakan

moneter berpengaruh terhadap output gap.

2. Diduga jalur suku bunga dalam mekanisme transmisi kebijakan

moneter berpengaruh terhadap inflasi.

Page 25: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter merupakan langkah-langkah pemerintah, yang

dilaksanakan oleh bank sentral untuk mempengaruhi atau mengubah

penawaran uang dalam perekonomian atau mengubah tingkat bunga, dengan

maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat. Sedangkan Warjiyo (2003)

mendefinisikan kebijakan moneter sebagai kebijakan otoritas moneter atau

bank sentral dalam bentuk pengendalian besaran moneter untuk mencapai

perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan. Besaran moneter yang

dimaksud di sini antara lain dapat berupa uang beredar, uang primer, atau

kredit perbankan. Sedangkan tujuan untuk mencapai perkembangan ekonomi

yang diinginkan yang dimaksud adalah stabilitas ekonomi makro, pertumbuhan

ekonomi, dan cukup luasnya kesempatan kerja yang ada.

Kebijakan moneter adalah salah satu kebijakan dari Bank Sentral atau

otoritas moneter dalam bentuk pengendalian besaran moneter atau suku bunga

untuk mencapai perkembangan perekonomian bangsa yang dapat

mensejahterakan rakyat. Perkembangan perekonomian dapat tercermin pada

stabilitas makro yang dapat dilihat pada kestabilan harga atau rendahnya laju

inflasi, membaiknya perkembangan pendapatan nasional, dan luasnya

kesempatan kerja.

8

Page 26: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Kebijakan moneter merupakan salah satu kebijakan makro ekonomi

yang mempertimbangkan siklus kegiatan ekonomi, sifat perekonomian negara,

serta faktor-faktor fundamental dalam perekonomian suatu negara sehingga

dalam pelaksanaannya, kebijakan moneter yang dilaksanakan oleh suatu negara

berbeda dengan kebijakan moneter yang digunakan oleh negara lain. Dalam

pelaksanaannya masing-masing negara menggunakan kerangka strategis

kebijakan moneter yang berbeda-beda. Masing-masing strategi tersebut

memiliki karakteristik sesuai dengan indikator tertentu yang digunakan sebagai

nominal anchor atau sasaran antara dalam mencapai tujuan akhir. Kerangka

operasi kebijakan moneter tersebut adalah:

1) Instrumen-Instrumen Moneter

Instrumen pengendalian moneter merupakan alat-alat operasi moneter yang

dapat digunakan oleh Bank Sentral dalam mewujudkan tujuan akhir yang

telah ditetapkan (Solikin dan Suseno, 2002: 26) dan (Ascarya, 2002:51).

Instrumen-instrumen kebijakan moneter terdiri dari: (1). Operasi Pasar

Terbuka (OPT), (2).Tingkat Bunga Diskonto, (3). Giro Wajib Minimum

(Reserve requirement), (4). Himbauan Moral.

2) Sasaran Operasional (Operational Target)

Sasaran operasional merupakan sasaran yang ingin segera yang dicapai oleh

Bank Sentral dalam operasi moneternya. Variabel sasaran operasional

digunakan untuk mengarahkan tercapainya sasaran antara. Kriteria sasaran

operasional antara lain: (1). Dipilih dari variabel moneter yang memiliki

Page 27: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

hubungan yang stabil dengan sasaran antara, (2). Dapat dikendalikan oleh

Bank Sentral, (3). Akurat dan tidak sering direvisi

3) Sasaran Antara

Hubungan antara sasaran operasional dan sasaran akhir kebijakan moneter

bersifat tidak langsung dan kompleks serta membutuhkan time lag yang

panjang. Untuk alasan itu, para ahli moneter dan praktisi Bank Sentral

mendesain simple rule untuk membantu pelaksanaan kebijakan moneter

dengan cara menambahkan indikator yang disebut sebagai sasaran antara.

Sasaran tersebut merupakan indikator untuk menilai kinerja keberhasilan

kebijakan moneter, sasaran ini dipilih dari varibel-variabel yang memiliki

keterkaitan stabil dengan sasaran akhir, cakupannya luas, dapat dikendalikan

oleh bank sentral, tersedia relatif cepat, akurat dan tidak sering direvisi.

Variabel sasaran antara meliputi:: agregat moneter (M1dan M2), kredit

perbankan dan nilai tukar.

4) Sasaran Akhir (Final Target)

Sasaran akhir kebijakan moneter yang ingin dicapai oleh Bank Sentral

tergantung pada tujuan yang dimandatkan oleh UU bank sentral suatu

negara. Tujuan akhir kebijakan moneter di Indonesia mengacu pada Pasal 7

ayat (1) UU Nomor 3 Tahun 2004 yang secara eksplisit mencantumkan

bahwa tujuan akhir kebijakan moneter adalah mencapai dan memelihara

kestabilan nilai rupiah (stabilitas moneter).

Page 28: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

2. Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter

Mekanisme transmisi kebijakan moneter pada dasarnya

menggambarkan bagaimana kebijakan moneter yang ditempuh bank sentral

mempengaruhi berbagai aktivitas ekonomi dan keuangan sehingga pada

akhirnya dapat mencapai tujuan akhir yang diterapkan. Secara spesifik Taylor

(1995) menyatakan bahwa mekanisme transmisi kebijakan moneter adalah “the

process through which monetary policy decision are transmitted into changes

in real GDP and inflation”.

Mekanisme transmisi moneter dimulai dari tindakan bank sentral

dengan menggunakan instrumen moneter, apakah OPT atau yang lain, dalam

melaksanakan kebijakan moneternya. Tindakan itu kemudian berpengaruh

terhadap aktivitas ekonomi dan keuangan melalui berbagai saluran transmisi

kebijakan moneter, yaitu saluran uang, kredit, suku bunga, nilai tukar, harga

aset, dan ekspektasi.

Mekanisme transmisi kebijakan moneter dalam kenyataannya

merupakan proses yang kompleks, dan karenanya dalam teori ekonomi

moneter sering disebut dengan “black box” (Miskin,1995) seperti digambarkan

dalam skema berikut. Hal ini terutama karena transmisi dimaksud banyak

dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu : (i) perubahan perilaku bank sentral,

perbankan dan keuangannya, (ii) lamanya tengat waktu (lag) sejak kebijakan

moneter ditempuh sampai sasaran inflasi tercapai, serta (iii) terjadinya

perubahan pada saluran transmisi moneter itu sendri sesuai dengan

Page 29: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

perkembangan ekonomi dan keuangan di negara yang bersangkutan

(Warjiyo,2004:3).

Gambar 2.1 Mekanisme Transmisi Moneter sebagai Black Box Sumber : Warjiyo,2004:4

Mekanisme transmisi kebijakan moneter dalam jalur moneter langsung

mengacu pada peranan uang dalam perekonomian dimana dalam jangka

pendek pertumbuhan jumlah uang beredar akan mempengaruhi perkembangan

output riil. Selain itu, mekanisme transmisi kebijakan moneter dapat pula

terjadi melalui jalur lainnya, yaitu ( Warjiyo, 2003 :19)

1) Jalur Suku Bunga

Mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui jalur suku bunga

merupakan standar model dalam literatur-literatur. Mekanisme ini

didasarkan pada model dasar Keynesian IS-LM. Berdasarkan model ini

kebijakan moneter ekspansif akan mendorong pada turunnya suku bunga riil

yang pada gilirannya akan menurunkan biaya modal. Selanjutnya hal ini

akan menyebabkan kenaikan pengeluaran investasi sehingga kemudian akan

meningkatkan permintaan agregat dan kenaikan output.

Kebijakan Moneter

Tujuan Akhir Inflasi ?

Page 30: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

2) Jalur nilai tukar

Jalur ini juga melibatkan efek suku bunga karena saat suku bunga riil

domestik turun, maka deposito domestik menjadi kurang menarik bila

dibandingkan dengan deposito dalam mata uang luar negeri. Hal ini akan

menyebabkan depresiasi. Nilai tukar domestik lebih murah daripada barang-

barang luar negeri, sehingga akan menaikkan ekspor yang kemudian juga

menaikkan output agregat.

3) Jalur harga aset

Melalui jalur harga asset kebijakan moneter ekspansif akan

mendorong peningkatan suku bunga yang kemudian akan menekan harga

asset perusahaan. Hal ini akan menyebabkan kemampuan perusahaan untuk

melakukan ekspansi berkurang. Selain itu juga menyebabkan nilai kekayaan

dan pendapatan berkurang, yang kemudian akan mengurangi pengeluaran

konsumsi. Secara keseluruhan kedua hal tersebut akan menurunkan

pengeluaran agregat.

4) Jalur kredit

Ada dua jalur utama dalam mekanisme transmisi kebijakanmoneter

melalui jalur kredit, yaitu :

a) Jalur pinjaman bank

Jalur pinjaman bank didasarkan pada pandangan bahwa bank

memiliki peran khusus dalam sistem keuangan. Oleh karenanya, para

Page 31: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

peminjam tertentu tidak akan memiliki akses terhadap pasar kredit

kecuali mereka meminjam dari bank. Sedangkan mekanisme transmisi

melalui jalur ini adalah sebagai berikut. Kebijakan moneter ekspansif,

yang menaikkan cadangan dan deposito bank, akan menaikkan

penyediaan pinjaman bank. Kenaikan pinjaman ini akan menaikkan

investasi dan selanjutnya mendorong kenaikan output.

b) Jalur neraca perusahaan

Kebijakan moneter dapat mempengaruhi neraca perusahaan

dengan mekanisme sebagai berikut. Kebijakan moneter ekspansif, yang

akan menaikkan harga ekuitas, akan menaikan nilai perusahaan sehingga

akan menaikkan investasi dan permintaan agregat karena penurunan

adverse selection dan moral hazard.

a. Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter melalui Jalur Suku Bunga

Konsep standar mekanisme transmisi kebijakan moneter secara

teoritis dimulai dari ketika bank sentral mengubah instrumen-instrumennya

yang selanjutnya mempengaruhi sasaran operasional, sasaran antara dan

sasaran akhir. Misalnya Bank Sentral (BI) menaikkan rSBI. Peningkatan

tersebut akan mendorong naiknya Suku Bunga Pasar Uang Antar Bank

(rPUAB), suku bunga deposito, kredit perbankan, harga aset, nilai tukar dan

ekspektasi inflasi di masyarakat. Perkembangan ini mencerminkan

bekerjanya jalur-jalur transmisi moneter yang akan selanjutnya berpengaruh

Page 32: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

terhadap konsumsi dan investasi, ekspor dan impor yang merupakan

komponen permintaan eksternal dan keseluruhan permintaan agregat.

Besarnya permintaan agregat tidak selalu sama dengan penawaran

agregat. Jika terjadi selisih antara permintaan dan penawaran atau terjadi

output gap maka akan memberi tekanan terhadap kenaikan harga-harga

(inflasi) dari sisi domestik. Sementara itu, tekanan inflasi dari sisi luar

negeri terjadi melalui pengaruh langsung dan tidak langsung perubahan nilai

tukar terhadap perkembangan harga barang-barang yang diimpor.

Kebijakan moneter yang ditransmiskan melalui Jalur Suku Bunga

dapat dijelaskan dalam dua tahap: Pertama, transmisi di sektor keuangan

(moneter). Perubahan kebijakan moneter berawal dari perubahan instrumen

moneter (rSBI) akan berpengaruh terhadap perkembangan suku bunga

PUAB, suku bunga deposito dan suku bunga kredit. Proses transmisi ini

memerlukan tenggat waktu (time lag) tertentu. Kedua, transmisi dari sektor

keuangan ke sektor riil tergantung pada pengaruhnya terhadap konsumsi dan

investasi. Pengaruh suku bunga terhadap konsumsi terjadi karena suku

bunga deposito merupakan komponen dari pendapatan masyarakat (income

effect) dan suku bunga kredit sebagai pembiayaan konsumsi (substitution

effect). Sedangkan pengaruh suku bunga terhadap investasi terjadi karena

suku bunga kredit merupakan komponen biaya modal.

Pengaruh suku bunga terhadap konsumsi dan investasi selanjutnya

akan berdampak pada jumlah permintaan agregat. Jika peningkatan

permintaan agregat tidak dibarengi dengan peningkatan penawaran agregat,

Page 33: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

maka akan terjadi output gap (OG). Tekanan OG akan berpengaruh

terhadap tingkat inflasi. Mengacu pada penjelasan di atas, maka dapat

dikatakan bahwa inflasi yang terjadi melalui jalur ini adalah inflasi akibat

tekanan permintaan (demand pull-inflation). Mekanisme transmisi kebijakan

moneter melalui jalur suku bunga dapat disimak pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Mekanisme Transmisi Saluran Suku Bunga Sumber : Warjiyo, 2004:20

b. Indikator Efektivitas Mekanisme Transmisi Kebjakan Moneter

Efektivitas mekanisme transmisi kebijakan moneter diukur dengan

dua indikator, yaitu: (1). Berapa kecepatan atau tenggat waktu (time lag)

dan (2). Kekuatan variabel-variabel pada jalur tranmsisi moneter dalam

merespons shock rSBI hingga terwujudnya sasaran akhir. Indikator

kecepatan diukur dari berapa time lag yang dibutuhkan oleh variabel-

Kebijakan Moneter

Suku Bunga · SBI · PUAB

Suku Bunga deposito

Transmisi di Sektor Keuangan

Suku Bunga Kredit

Konsumsi

Investasi

Transmisi di Sektor Riil

Permintaan Agregat

Output Gap

Inflasi

Page 34: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

variabel dalam suatu jalur untuk merespons shock instrumen kebijakan

hingga tercapainya sasaran akhir (inflasi).

c. Tenggat Waktu (Lag) Efek dari Kebijakan Moneter

Tenggat waktu (Lag) adalah dampak kebijakan moneter terhadap kestabilan

dan pertumbuhan ekonomi, dimana tergantung pada :

- Kuat tidaknya hubungan antara perubahan kebijakan moneter yang

dilakukan dengan kegiatan ekonomi.

- Jangka waktu antara terjadinya perubahan kebijakan moneter sampai

terjadinya efek terhadap kegiatan ekonomi (lag).

Jangka waktu atau Lag yang dimaksud terdiri dari bebrapa komponen atau

unsur, yaitu :

t0 t1 t2 t3

Gambar 2.3 Tenggat Waktu (Lag)

Dimana :

Total Lag

Inside Lag Outside/Impact Lag

Recognition Lag Recognition Lag

Need to Action Recognition of Need to Action

Change in Policy Instrumen

Change in Economic Activity

Page 35: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

t0 : Periode awal adanya kebijakan moneter

t1 : kurun waktu pertama sejak adanya kebijakan moneter

t2 : kurun waktu kedua sejak adanya kebijakan moneter

t3 : kurun waktu ketiga sejak adanya kebijakan moneter

Periode t0 sampai dengan t1 merupakan Recognition lag, yakni waktu

yang diperlukan oleh Bank Indonesia untuk mengumpulkan data ekonomi

dan menganalisis perubahan aktivitas ekonomi yang diinginkan dengan

melaksanakan kebijakan moneter tersebut. Misalnya pada periode t0 telah

terjadi perubahan aktivitas ekonomi, misalnya kenaikan jumlah

pengangguran. Dengan fenomena itu, sebelum mengambil dan menentukan

kebijakan moneter untuk mengatasi pengangguran tersebut, Bank Indonesia

memerlukan waktu terlebih dahulu untuk mengumpulkan data yang

berkaitan dengan masalah pengangguran tersebut.

Administrative lag (t1 – t2 ) merupakan periode antara diketahuinya

(oleh BI) berbagai informasi yang akan diperkirakan untuk merubah

kebijakan moneter, dengan waktu dimana BI benar-benar merubah satu atau

beberapa instrumen kebijakan moneter (t2 ).

Keseluruhan antara Recognition lag dan Adminitrative lag ini

disebut dengan Inside lag, yakni kurun waktu antara perubahan/kejadia

ekonomi yang memerlukan perubahan kebijakan moneter dengan perubahan

satu atau beberapa instrumen kebijakan moneter.

Selanjutnya, kurun waktu antara telah berubahnya satu atau beberapa

instrumen kebijakan moneter untuk mengatasi suatu masalah ekonomi

Page 36: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

sampai dengan efek atau dampak nyata kebijakan moneter tersebut pada

kegiatan ekonomi, disebut dengan Outside/Impact lag. Dengan kata lain,

Outside lag mengukur seberapa lama waktu yang dibutuhkan dari

perubahan instrumen kebijakan moneter, dapat memberi efek pada

penyelesaian masalah ekonomi yang dipecahkan/diselesaikan.

Lag inilah yang kemudian dijadikan salah satu alat ukur efektifitas

kebijakan moneter Bank Indonesia. Logikanya, semakin cepat atau pendek

lag/waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan efek, semakin baik

kebijakan moneter tersebut. Jangan sampai efek yang terjadi sudah

terlambat dan bahkan justru memperparah keadaan atau masalah yang

sedang terjadi dalam perekonomian

3. Teori Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter

Telah ada kebangkitan yang besar dalam masalah bagaimana

melakukan kebijakan moneter. Salah satu fenomena ini adalah besarnya kertas

kerja dan konfrensi pada topik tersebut. Hal yang lain adalah beberapa tahun

terakhir banyak pemuka makroekonomi mempunyai tujuan khusus aturan

kebijakan atau setidaknya telah mengamati posisi kebijakan moneter pada

umumnya. John Taylor merekomendasikan sebuah simple rule atas tingkat

suku bunga (Taylor 1993a) adalah contoh yang terkenal.

1) Kerangka Makroekonomi Sederhana

Page 37: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Dasar kerangka yang digunakan adalah sebuah model ekuilibrium

dinamis dengan uang dan tingkat harga tetap sementara. Dalam model,

kebijakan moneter berdampak pada ekonomi riil dalam jangka pendek, sama

seperti pada kerangka tradisional Keynesian IS/LM. Di samping itu, model

mengakomodasi pandangan yang berbeda tentang bagaimana

makroekonomi berperilaku (Clarida, 1999:1664).

2) Tujuan Kebijakan

Fungsi objektif bank sentral menterjemahkan perilaku target variabel

ke dalam ukuran kesejahteraan sebagai panduan dalam memilih kebijakan.

α parameter adalah relatif berat pada penyimpangan output. Sejak ,

fungsi kerugian potensial mengambil Output Zt sebagai target.

Hal ini juga secara implisit membawa nol sebagai target inflasi, namun tidak

ada biaya dalam bentuk umum sejak inflasi dinyatakan dalam persen deviasi

dari trend.

Meskipun telah ada cukup besar kemajuan dalam memotivasi

perilaku makroekonomi model dari prinsip-prinsip pertama, sampai sangat

baru-baru ini, yang sama telah tidak benar tentang rasionalisasi tujuan

kebijakan. Selama beberapa tahun terakhir tahun, telah ada sejumlah upaya

untuk benar-benar koheren merumuskan masalah kebijakan dengan

mengambil sebagai kriteria kesejahteraan utilitas dari agen perwakilan di

dalam model (Clarida,1999:1668)

Page 38: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

3) Aturan Suku Bunga Sederhana

Taylor (1993a) memicu diskusi tentang tingkat suku bunga

sederhana. Taylor mengajukan kebijakan umpan balik dari model berikut :

dan,

,

,

dimana adalah tingkat suku bunga yang ditargetkan mendefinisikan aturan

umpan balik, adalah target tingkat inflasi, dan adalah tingkat

ekuilibrium bunga riil jangka panjang.

Kontribusi Taylor adalah untuk merinci normatif dan implikasi

positif. Di sisi normatif, aturan terdiri dari prinsip-prinsip utama kebijakan

optimal yang digambarkan. Secara khusus, memiliki tingkat nominal

menyesuaikan lebih dari satu-untuk-satu dengan tingkat inflasi. Untuk

tingkat inflasi tertinggal adalah prediktor yang baik untuk inflasi ke depan,

sehingga memiliki tingkat riil menyesuaikan untuk ekonom inflasi kembali

ke target . Akhirnya, perhatikan bahwa tingkat suku bunga merespon ke

output gap sebagai lawan tingkat output. Jadi, setidaknya sebuah perkiraan

akal, aturan panggilan untuk countercydical menanggapi permintaan

guncangan dan akomodasi guncangan terhadap GDP potensial yang tidak

mempengaruhi output gap (Clarida,1999:1695).

a) Prinsip Dasar Model

Page 39: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Taylor Rule menjelaskan seberapa besar tingkat bunga nominal

yang ditetapkan agar inflasi dapat dikendalikan sehingga mencapai target

inflasi (inflation targeting).

Taylor rule mempunyai 3 hal yang perlu diamati yaitu pertama,

instrumen kebijakan moneter yang digunakan adalah tingkat bunga bank.

Efisiensi kebijakan ini secara tidak langsung akan ditunjukkan oleh

Taylor Rule dengan melihat koefisien output dan inflasi. Dua, yang

menjadi sasaran akhir adalah inflasi. Tiga, sasaran lainnya adalah

pendapatan nasional.

Prinsip dasar model Taylor Rule adalah mengatur tingkat bunga

nominal pada tingkat tertentu yang dilakukan oleh bank sentral sehingga

pada keseimbangan jangka panjang tingkat bunga nominal setara yaitu

tingkat bunga riil ditambah inflasi. Penentuan tingkat bunga nominal

yang baik antara lain memperhatikan sasaran laju inflasi dan output gap

yang diyakini sebagai penyebab munculnya inflasi sehingga dalam taylor

rule mempunyai 2 cakupan dalam target moneter yaitu inflasi yang

rendah dan stabil serta pertumbuhan output yang berkelanjutan.

b) Teori dan Pendekatan Model

Pendekatan Taylor (1999), fungsi permintaan agregat

perekonomian Indonesia mengikuti suatu persamaan reduced form:

Yt – Y*t = - (i-p)

Page 40: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Y adalah PDB atau output aktual sebagai cerminan permintaan

agregat, y* adalah PDB atau output potensial sebagai cerminan

penawaran agregat, i adalah suku bunga dan p adalah inflasi agregat.

Persamaan diatas menyatakan bahwa perbedaan output aktual dan

potensinya akan dipengaruhi oleh suku bunga riil. Bila suku bunga riil

meningkat maka kesenjangan output tersebut akan semakin membesar.

Cerminan dari biaya (inflasi) yang harus ditanggung oleh perekonomian

bila menginginkan laju pertumbuhan yang lebih tinggi digunakan kurva

philips yang menggambarkan trade-off antara output dan inflasi.

Pt+1 adalah inflasi agregat (headline inflation) dimasa datang, p*

ekspektasi inflasi, εt+1 adalah kejutan dari sisi penawaran yang bersifat

sementara dan c adalah kejutan kebijakan.

Perlu ditambahkan bahwa εt+1 adalah kejutan dari sisi penawaran

yang bersifat sementara, sehingga adalam jangka panjang bernilai 0

(white noise). Kejutan dari sisi penawaran ini memiliki tanda t+1, artinya

bahwa otoritas moneter sama sekali tidak memiliki informasi kejutan

macam apa yang akan terjadi pada periode mendatang. Adapun c adalah

konstan kejutan kebijakan (one time policy shocks) yang berasal dari

penyesuaian harga barang-barang yang dikendalikan pemerintah.

Kenaikan inflasi yang berasal dari unsur ini banyak ditemukan di negara-

negara sedang berkembang, dimana pemerintah memiliki kewenangan

Page 41: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

mengendalikan harga secara langsung dan mengatur tingginya tingkat

harga.

Untuk memperoleh makna dari persamaan diatas, maka dilakukan

penyederhanaan, dimana ekspektasi inflasi dianggap sama dengan

sasaran inflasi yang diterapkan (fully credible monetary policy). Selain

itu diasumsikan c=0, yang berarti tidak ada kebijakan penyesuaian harga

oleh pemerintah. Dengan demikian laju inflasi hanya dipengaruhi oleh

faktor-faktor yang terkait dengan situasi permintaan (p dan output gap)

dan kejutan dari sisi penawaran (ε). Dengan demikian persamaan diatas

menggambarkan situasi trade off, bahwa kenaikan jumlah produksi

(output) periode sekarang (atau dengan kata lain, produksi semakin

mendekati kapasitas penuhnya) akan cenderung menaikkan tekanan-

tekanan inflasi pada periode mendatang. Dengan model seperti

persamaan diatas, maka perubahan suku bunga sekarang hanya dapat

mempengaruhi laju inflasi periode mendatang. Ini merupakan cerminan

dari mekanisme penundaan waktu (time lag) kebijakan moneter atas

perkembangan output maupun inflasi.

4) Agregat Demand dan Agregat Supply

Permintaan agregat (agregat demand) adalah permintaan total

barang dan jasa dalam perekonomian. Kurva permintaan agregat diturunkan

dengan mengasumsikan bahwa variabel-variabel kebijakan fiskal

(pembelian pemerintah (G) dan pajak neto (T) ) serta variabel kebijakan

moneter (M) tetap tak berubah. Dengan kata lain asumsi pemerintah tidak

Page 42: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

melakukan tindakan apapun dalam mempengaruhi perekonomian sebagai

tanggapan atas perubahan tingkat harga.

Tingkat bunga yang lebih tinggi, lebih sedikit proyek investasi yang

diinginkan, dan belanja investasi yang direncanakan (I) turun dari I0 ke I1. I

yang lebih rendah berarti pengeluaran agregat yang direncanakan (agregat

ekspendicture) lebih rendah. AE yang lebih rendah berarti persediaan lebih

besar dari pada yang direncanakan, perusahaan memotong output, dan Y

turun dari Y0 ke Y1 seperti yang ditunjukan pada gambar 2.4 (b).

Kenaikan tingkat harga menyebabkan tingkat output (pendapatan)

agregat turun.

Situasi ini terbalik ketika tingkat harga turun. Tingkat harga yang

lebih rendah menyebabkan permintaan uang turun, yang menyebabakan

tingkat bunga yang lebih rendah. Tingkat bunga yang lebih rendah

mendorong belanja investasi yang direncanakan, pengeluaran agregat yang

direncanakan meningkat, yang menyebabkan peningkatan Y.

Penurunan tingkat harga menyebabkan tingkat pengeluara agregat

yang direncanakan naik.

Page 43: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

% M %

9 9

6 6 I

0 M 0 I1 I0 uang, M investasi yang direncanakan, I

Gambar 2.4 (a) Uang (M) Gambar 2.4 (b) Investasi yang Sumber : Karl, 2009:193 direncanakan (I) Sumber :Karl, 2009:193

C +I0 + G

C + I1 + G

Y1 Y0

Output (pendapatan) agregat, Y

Gambar 2.4 (c), Output (pendapatan) agregat Sumber : Karl, 2009:193

a. Kenaikan tingkat harga menaikan permintaan uang dari ke .

Dengan penawaran uang yang tetap, tingkat bunga meningkat dari 6

persen ke 9 persen.

Peng

elua

ran

agre

gat y

ang

dire

ncan

akan

, A

E =

C +

I +

G

Tin

gkat

bun

ga, r

Tin

gkat

bun

ga, r

Page 44: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

b. Tingkat bunga yang lebih tinggi menurunkan investasi yang

direncanakan dari I0 ke I1.

c. Penurunan investasi yang direncanakan mengurangi pengeluaran agregat

yang direncanakan dan menyebabakan output (pendapatan) ekuilibrium

turun dari Y0 ke Y1.

Kurva permintaan agregat (AD) adalah kurva yang memperlihatkan

hubungan negatif antara output (pendapatan) agregat dan tingkat harga.

Masing-masing titik pada kurva AD adalah titik di mana baik pasar barang

maupun pasar uang berbeda pada ekuilibrium (Karl,2009:193).

P2

P1

P0

AD

0 Y2 Y1 Y0

Gambar 2.5 Kurva Permintaan Agregat (AD) Sumber : Karl,2009 :194

Permintaan agregat turun ketika harga naik karena tingkat harga

yang lebih tinggi menyebabkan permintaan uang (Md) naik. Dengan

penawaran uang tetap konstan, tingkat bunga akan naik untuk mewujudkan

kembali ekuilibrium di pasar uang. Tingkat bunga yang lebih tinggi akan

menyebabkan output agregat turun.

tingk

at h

arga

,, P

Page 45: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Titik di sepanjang kurva permintaan agregat, kuantitas agregat yang

diminta tepat sama dengan pengeluaran agregat yang direncanakan, C + I +

G.

Kurva permintaan agregat pada gambar 2.5 diatas didasarkan pada

asumsi bahwa variabel-variabel kebijakan pemerintah G, T dan Ms itu tetap.

Jika ada variabel yang berubah, kurva permintaan agregat akan bergeser.

Jika kantitas uang ditambah pada segala tingkat harga tertenntu, tingkat

bunga akan turun, yang menyebabkan belanja investasi yang direncanakan

(dan pengeluaran agregat yang direncanakan) naik. Hasilnya adalah

peningkatan output pada tingkat harga tertentu. Seperti diperlihatkan pada

gambar 2.6.

AD1

AD0

0 output (pendapatan) agregat, Y

Gambar 2.6 Efek Peningkatan Penawaran Uang atas Kurva AD

Sumber : Karl, 2009:196

Peningkatan penawaran uang (Md) menyebabkan kurva permintaan

agregat bergeser ke kanan, dari AD0 ke AD1. Pergeseran ini terjadi karena

peningkatan Ms menurunkan tingkat bunga, yang meningkatkan investasi

yang direncanakan (sehingga juga meningkatkan pengeluaran agregat yang

tingk

at h

arga

,, P

Page 46: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

direncanakan). Hasil akhirnya adalah penigkatan output pada tiap tingkat

harga yang mungkin.

AD1

AD0

0 Output (pendapatan) agregat, Y

Gambar 2.7 Efek Peningkatan Belanja Pemerintah atau Penurunan Pajak Neto atas Kurva AD

Sumber : Karl, 2009 : 197 Peningkatan belanja pemerintah (G) atau penurunan pajak neto (T)

menyebabkan kurva permintaan agregat bergeser ke kanan, dari AD0 ke

AD1. Kenaikan G meningkatkan pengeluaran agregat yang direncanakan,

yang menyebabkan peningkatan output pada tiap tingkat harga yang

mungkin. Penurunan T menyebabkan konsumsi naik. Konsumsi yang lebih

tinggi kemudian meningkatkan pengeluaran agregat yang direncanakan,

yang menyebabkan peningkatan output pada tiap tingkat harga yang

mungkin.

Kurva permintaan agregat adalah berasal dari model IS-LM. Dalam

ilustrasi di bawah ini, pendapatan ekuilibrium Y1 ketika tingkat harga P1.

Kenaikan tingkat harga ke tingkat yang lebih tinggi, dari P1 ke P2. Pada

tingkat yang lebih tinggi, dengan jumlah konstan uang, daya beli dipotong.

G ↑ atau T ↑

tingk

at h

arga

,, P

Page 47: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Jumlah tetap dolar tidak lagi membeli sebanyak. Dampak pada kurva LM

identik dengan apa yang terjadi ketika harga tetap tetap dan jumlah uang

yang jatuh. Kurva LM, dalam kasus lain, bergeser kiri, suku bunga naik, dan

pendapatan turun. tingkat output tersebut pada kedua P1 dan P2 akan

ditampilkan di bagian bawah ilustrasi. Kurva permintaan agregat

menghubungkan mereka dengan poin yang tingkat harga yang lainnya

menghasilkan.

Interest rate IS LM2

LM1

Output

AS

P2

P1 AD

Y2 Y1 Output Gambar 2.8 Kurva IS-LM

Kurva penawaran agregat berasal dari pasar sumber daya. Meskipun

pasar ini dapat menyesuaikan perlahan, ketika mereka akhirnya melakukan

sepenuhnya menyesuaikan, tingkat harga harus memiliki pengaruh yang

Page 48: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

kecil atau tidak ada pada jumlah sumber daya yang disediakan. Jika dua kali

lipat dari semua harga dan upah hasil output lebih atau kurang, seseorang

menderita ilusi uang. Orang percaya juga bahwa ia adalah lebih baik dengan

nominal yang lebih tinggi (tapi sama nyata) upah, atau bahwa ia adalah

lebih buruk dengan harga yang lebih tinggi yang telah dapat dikompensasi

dengan upah yang lebih tinggi. Jika orang menyadari bahwa uang hanyalah

perantara, dan akhirnya perdagangan barang untuk barang, tingkat harga

tidak masalah.

Setelah kita menambahkan lengket untuk harga dan memberikan

peran kepada inflasi yang diharapkan, perubahan dalam pengeluaran tidak

akan hanya memindahkan ekonomi atas atau bawah kurva agregat-

penawaran vertikal. Kurva ke atas-miring di bawah ini menunjukkan apa

yang mungkin dalam jangka pendek. Sebuah perubahan pengeluaran akan

memindahkan kurva agregat-permintaan. Jika kurva agregat-penawaran

jangka pendek cukup datar, akan ada perubahan besar dalam output dan

perubahan kecil pada tingkat harga.

Price level Agregat Demand

Short run AS

Output

Gambar 2.9 Agregat Demand Sumber : Karl,2009:196

Page 49: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Penawaran agregat dan permintaan agregat adalah sebuah kerangka

menarik karena sederhana, dengan struktur yang sama dengan penawaran

dan permintaan. Namun, asumsi di balik penawaran agregat dan permintaan

agregat sama sekali berbeda dengan mereka yang berada dibalik penawaran

dan permintaan, yaitu kurva penawaran agregat dan permintaan agregat

tidak diperoleh dengan menjumlahkan semua kurva penawaran dan

permintaan dalam suatu perekonomian. Jika mereka, orang akan

mengharapkan bahwa kurva agregat-penawaran jangka panjang akan datar

dari kurva agregat-penawaran jangka pendek, seperti halnya dengan kurva

penawaran yang normal. Tetapi kurva penawaran agregat tumbuh curam

semakin lama waktu untuk penyesuaian.

Penawaran agregat dan permintaan agregat adalah lebih umum dari

IS-LM, dan mengatasi beberapa keterbatasan IS-LM. Ini mencakup tingkat

harga sebagai variabel, dan itu menunjukkan bahwa masalah sumber daya

pasar. Hal ini juga memungkinkan satu mempertimbangkan kasus-kasus di

mana gangguan berasal di pasar sumber daya, seperti gangguan pasokan

minyak, yang IS-LM tidak bisa menangani.

Permintaan agregat dan penawaran agregat menunjukkan proses

penyesuaian. Hal ini dengan serangkaian kesetimbangan jangka pendek.

Alfred Marshall berasal teknik ini dengan pasokan teratur dan permintaan.

Dia memiliki tiga periode: periode pasar atau jangka sangat pendek, di mana

output adalah tetap; jangka pendek, di mana modal tersebut tetap tetapi

pemanfaatan modal tidak; dan jangka panjang, di mana tidak ada yang tetap.

Page 50: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Sejauh ini eksposisi penawaran agregat dan permintaan agregat telah fuzzy

tentang apa yang tetap dalam jangka pendek yang tidak tetap dalam jangka

panjang. Ketidakjelasan ini tetap sebagai masalah permintaan agregat dan

penawaran agregat.

Penawaran agregat (AS) adalah penawaran total barang dan jasa

dalam perekonomia. Kurva penawaran agregat (AS) adalah grafik yang

memperlihatkan antara kuantitas output agregat yang ditawarkan oleh semua

perusahaan dalam perekonomian dengan tingkat harga keseluruhan

(Karl,2009:197).

p D AS C B A 0 output (pendapatan) agregat, Y

Gambar 2.10 Kurva Penawaran Agregat Jangka Pendek

Sumber : Karl,2009:199

Kurva penawaran agregat (kurva tanggapan harga/output) memiliki

slope positif dalam jangka pendek. Pada tingkat output agregat yang rendah,

kurva ini agak datar. Sewaktu perekonomian mendekati kapasitasnya, kurva

ini menjadi hampir vertikal. Pada tingkat kapasitas penuh, kurva ini vertikal.

tingk

at h

arga

,, P

Page 51: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Tabel 2.1 Perilaku Perusahaan Individu yang Membentuk Perekonomia.

Kebijakan moneter ekspansif

Md ↑→ kurva AD bergeser ke kanan

Kebijakan fiskal ekspansif

G ↑→ kurva AD bergeser ke kanan

T ↓→ kurva AD bergeser ke kanan

Kebijakan moneter kontraktif

Md ↓→ kurva AD bergeser ke kiri

Kebijakan fiskal kontraktif

G ↓→ kurva AD bergeser ke kiri

T ↑→ kurva AD bergeser ke kiri

Sumber : Karl, 2009:197

p AS1 AS0

0 Output (pendapatan) agregat, Y Gambar 2.11 (a) Penurunan Penawaran Agregat Sumber : Karl,2009:203

p AS0 AS1

0 Output (pendapatan) agregat, Y Gambar 2.11 (b) Peningkatan Penawaran Agregat Sumber : Karl,2009:203

Ting

kat h

arga

Ti

ngka

t har

ga

Page 52: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

a. Penurunan penawaran agregat

Pergeseran kurva AS ke kiri dari AS0 ke AS1 bisa disebabkan oleh

peningkatan biaya, misalnya kenaikan tingkat upah atau harga energi,

bencana alam, stagnasi ekonomi, dan semacamnya.

b. Peningkatan penawaran agregat

Pergeseran ke kanan kurva AS dari AS0 ke AS1 bisa disebabkan oleh

penurunan biaya, kebijakan publik yang mendorong penawaran, dan

semacamnya.

Tingkat harga ekuilibrium adalah tingkat harga dimana kurva

permintaan agregat dan penawaran agregat berpotongan, seperti pada

gambar 2.9 dimana tingkat harga ekuilibrium adalah P0 dan tingkat output

(pendapatan) agregat ekuilibrium adalah Y0.

AS

P0 AD

0 Y0 Output (pendapatan) agregat,Y Gambar 2.12 Tingkat Harga Ekuilibrium Sumber : Karl,2009:205

Titik disepanjang kurva AD, baik pasar uang maupun pasar barang

berada pada ekuilibrium. Masing-masing titik pada kurva AS

menggambarkan keputusan harga/output semua perusahaan dalam

Ting

kat h

arga

, P

Page 53: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

perekonomian. P0 dan Y0 berhubungan dengan ekuilibrium di pasar barang

dan uang dan dengan sekumpulan keputusan harga/output dari semua

perusahaan dalam perekonomian.

AS (jangka panjang) AS1 (jangka pendek) AS0 (jangka pendek) P2 C P1 B P0 A AD1 AD0 0 Y0 Y1 Output (pendapatan) agregat, Y Gambar 2.13 Kurva Penawaran Agregat

Jangka Panjang Sumber : Karl, 2009: 206

Kurva AD bergeser dari AD0 ke AD1, maka tingkat harga

ekuilibrium awalnya naik dari P0 ke P1 dan output naik dari Y0 ke Y1. Biaya

merespon dalam jangka panjang, menggeser kurva AS dari AS0 ke AS1. Jika

biaya akhirnya meningkat dengan presentase yang sama seperti tingkat

harga, kuantitas yang ditawarkan akan kembali ke Y0. Y0 kadang disebut

dengan GDP potensial.

Tingkat bunga merupakan kunci mekanisme transmisi moneter

dalam model IS, model LM, model AD dan model AS. Peningkatan stok

uang akan menurunkan tingkat bunga riil dan biaya modal serta

meningkatkan investasi bisnis. Peningkatan investasi akan meningkatkan

Ting

kat h

arga

, P

Page 54: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

permintaan agregat. Penurunan tingkat bunga riil juga akan meningkatkan

pengeluaran untuk pembelian rumah dan barang tahan lama. Oleh sebab itu

penurunan tingkat bunga akibat ekspansi moneter akan meningkatkan

belanja atau konsumsi dan permintaan agregat. Pada tingkat bunga nominal

yang sangat rendah, ekspansi moneter akan meningkatkan ekspektasi tingkat

harga dan inflasi, akibatnya tingkat bunga riil turun. Penurunan tingkat

bunga riil akan menurunkan biaya modal dan biaya memegang uang,

kemudian menstimulasi pengeluaran bisnis dan konsumen. Peningkatan

pengeluaran bisnis dan konsumen pada akhirnya akan mingkatkan

permintaan agregat. Mekanisme transmisi alur tingkat bunga dirumuskan

dalam dua bentuk, yaitu

dimana :

M = stok uang nominal,

r = tingkat bunga riil,

p = ekspektasi tingkat harga,

π = investasi riil, dan

y = output riil agregat.

Kebijakan moneter mempengaruhi ekonomi riil dalam jangka

pendek berjalan, seperti halnya dalam kerangka tradisional Keynesian IS /

LM. Perbedaan utamanya adalah bahwa perilaku agregat berkembang secara

eksplisit dari optimasi oleh rumah tangga dan perusahaan. Salah satu

Page 55: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

implikasi penting adalah bahwa saat ini perilaku ekonomi secara kritis

tergantung pada ekspektasi masa depan ke arah kebijakan moneter, serta

pada kebijakan saat ini. Selain itu, model mengakomodasi perbedaan

pandangan tentang bagaimana makroekonomi berperilaku. Dalam

membatasi kasus fleksibilitas harga sempurna, misalnya, siklus dinamika

menyerupai orang-orang dari siklus bisnis riil model, dengan kebijakan

moneter yang mempengaruhi hanya variabel nominal.

Biarkan Yt dan Zt menjadi komponen stokastik output dan tingkat

alami output, masing-masing, baik dalam logs. Yang terakhir adalah tingkat

output yang akan muncul jika upah dan harga fleksibel yang sempurna.

Perbedaan antara aktual dan output potensial merupakan variabel penting

dalam model. Dengan demikian mudah untuk mendefinisikan "keluaran

celah" xt:

4. Instrumen Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter

a. Tingkat Suku Bunga

Pengertian dasar dari teori tingkat suku bunga yaitu harga dari

penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu. Pengertian tingkat suku

bunga sebagai harga dapat juga dinyatakan sebagai harga yang harus

dibayar apabila terjadi pertukaran antara satu Rupiah sekarang dengan satu

Rupiah nanti, misalnya setahun lagi. Hutang piutang timbul karena terjadi

pertukaran semacam ini. Pembeli dari satu Rupiah sekarang sekaligus

Page 56: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

penjual dari satu Rupiah nanti adalah peminjam (Debitur). Sedangkan

penjual dari satu Rupiah sekarang yang sekaligus juga pembeli dari satu

Rupiah nanti adalah orang yang meminjamkan (Kreditur). Debitur harus

membayar kepada kreditur harga dari pertukaran tersebut dan harga ini

adalah bunga yang dibayar debitur dan diterima oleh kreditur (Boediono,

1994 : 75-76).

Hubungan inflasi dengan tingkat suku bunga diawali dengan

pengertian bahwa tingkat bunga nominal (nominal interest rate) adalah

tingkat bunga yang dibayar oleh bank, sedangkan tingkat bunga riil (real

interes rate) adalah perbedaan antara tingkat bunga nominal dan tingkat

inflasi. Jika i menyatakan tingkat bunga nominal, r adalah tingkat bunga riil,

π adalah tingkat inflasi, maka hubungan diantara ketiga variabelini adalah

(Mankiw, 2003) :

r = i - π

Tingkat suku bunga riil dengan inflasi terdapat hubungan negatif.

Artinya jika terdapat kenaikan pada tingkat suku bunga riil, maka akan

terjadi penurunan inflasi. Transmisinya adalah sebagai berikut :

r ↓ → π ↑

Terdapat berbagai macam tingkat suku bunga seperti tingkat suku

bunga deposito berjangka, tingkat suku bunga internasional, tingkat suku

bunga kredit, tingkat suku bunga instrumen pasar uang, tetapi pada dasarnya

tingkat suku bunga dibedakan menjadi dua yaitu tingkat suku bunga

nominal dan tingkat suku bunga riil. Di samping itu tingkat suku bunga juga

Page 57: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

dibedakan menurut jangka waktu yang terdiri dari tingkat suku bunga

jangka pendek dan tingkat suku bunga jangka panjang.

(1) Fungsi-fungsi Tingkat Suku Bunga

Tingkat suku bunga mempunyai tiga fungsi pokok. Pertama,

dapat memobilisasikan tabungan. Tingkat suku bunga merupakan harga

yang mempengaruhi pemilihan antara konsumsi sekarang dan masa

mendatang. Kondisi-kondisi di Indonesia memperlihatkan bahwa tingkat

suku bunga mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pemilihan bentuk

kekayaan-kekayaan yang diwujudkan dengan tabungan. Kenaikan tingkat

suku bunga menimbulkan substitusi dari aset-aset nyata yang tidak

produktif yang digunakan sebagai usaha untuk menghindari inflasi

kepada financial claims. Substitusi ini melepaskan sumber-sumber

ekonomi untuk dapat digunakan pada usaha-usaha yang produktif.

Kedua, tingkat suku bunga merupakan suatu kebijaksanaan

pendistribusian yang efisien terhadap alokasi sumber-sumber ekonomi

yang langka antara berbagai alternatif investasi. Sebagai suatu

pendistribusian, tingkat suku bunga memaksimumkan tingkat

pengembalian rata-rata (the average return) dari suatu jumlah investasi

tertentu.

Ketiga, tingkat suku bunga dapat memberikan suatu social

discount rate kepada keputusan-keputusan untuk menabung dan untuk

investasi. Dalam hal ini, tingkat suku bunga mempersamakan rencana

untuk menabung dan untuk investasi. Dia akan bertindak sebagai a

Page 58: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

market clearing device, yang mempengaruhi pemilihan apa yang

diproduksikan dan bagaimana cara memproduksi. Dia dapat juga

menghindarkan teknik produksi yang padat modal terhadap sesuatu

produk tertentu di negara-negara yang menghadapi kelangkaan modal. Di

mana tenaga kerja adalah cukup banyak dan modal adalah langka, tingkat

suku bunga dapat mendorong aktivitas-aktivitas wiraswasta kepada hal-

hal dan teknologi yang sederhana, akan tetapi dengan pengembalian yang

tinggi terhadap modal.

(2) Jenis Tingkat Suku Bunga

(a) Tingkat Suku Bunga Nominal dan Tingkat Bunga Riil

Tingkat suku bunga dibedakan menjadi tingkat suku bunga nominal

(nominal rate of interest) dan tingkat suku bunga riil (real rate of

interest). Tingkat suku bunga nominal adalah tingkat suku bunga yang

berlaku di pasar uang. Tingkat suku bunga nominal sebenarnya

merupakan penjumlahan unsur-unsur tingkat suku bunga yaitu :

dimana :

: tingkat suku bunga nominal

: tingkat suku bunga riil

: premi resiko

: biaya transaksi

:premi inflasi, (Boediono,1994:88)

Page 59: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Tanda * dimaksudkan bahwa komponen tersebut sangat

dipengaruhi oleh faktor ekspektasi atau pengharapan. Sedangkan

tingkat suku bunga riil adalah tingkat suku bunga nominal yang telah

disesuaikan dengan laju inflasi yang terjadi pada periode yang sama.

Jadi tingkat suku bunga riil merupakan selisih antara tingkat suku

bunga nominal dengan laju inflasi sehingga diperoleh :

dimana :

: tingkat suku bunga riil

: tingkat suku bunga nominal

: laju inflasi

adalah simbol untuk laju inflasi yang benar-benar terjadi

selama periode tersebut, sedangkan adalah untuk laju inflasi yang

diharapkan terjadi selama periode yang sama (dan laju inflasi yang

diharapkan ini menambah tingkat bunga sebagai unsur premi inflasi).

Dapat juga didefinisikan sebagai berikut.

dimana :

: tingkat suku bunga riil yang diharapkan

: tingkat suku bunga nominal

: laju inflasi yang diaharapkan

Page 60: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

atau actual real rate of interest menunjukan beberapa

imbalan yang benar-benar diterima oleh kreditur (atau yang dibayar

oleh debitur) untuk penggunaan dananya selama jangka waktu

tertentu, apabila diukur sebagai daya beli atas barang dan jasa.

Sedangkan atau expeted real rate of interest adalah imbalan (juga

dinyatakan dalam jual belinya atas barang dan jasa) yang diharapkan

diterima oleh kreditur atas penggunaan dana untuk jangka waktu

tertentu. adalah yang diperkirakan diterima kreditur, sedang

adalah kenyataanya yang diterima.

Dengan demikian adalah relevan dalam memutuskan

apakah mereka akan mengadakan transaksi pinjam-meminjam atau

tidak. Bagi kreditur, tingkat bunga riil merupakan imbalan riil bagi

pengorbanannya untuk menyerahkan penggunaan uangnya untuk

jangka waktu tertentu. Bagi debitur, tingkat bunga riil merupakan

beban riil atas penggunaan uang orang lain.

(b)Tingkat Suku Bunga Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Perbedaan tingkat suku bunga untuk jangka waktu peminjaman

merupakan hal yang sering dijumpai dalam praktek. Perbedaan

tersebut dapat didaftar dari jangka waktu paling pendek sampai yang

paling panjang. Daftar tersebut disebut sebagai struktur tingkat suku

bunga menurut jangka waktu (Terms structure of interest rates).

Apabila digambarkan sebagai berikut :

Page 61: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Tingkat Suku Bunga

Per tahun (%) “Kurva Hasil”

(yield curve)

Jangka Waktu Pinjaman

Gambar 2.14. Kurva Hasil Sumber : Boediono, 1994:94

Ada tiga teori pokok mengenai struktur tingkat suku bunga

menurut jangka waktu :

(a) Teori Liquidity Preference

Teori ini mengatakan bahwa kurva hasil selalu mempunyai

slope positif artinya tingkat suku bunga per tahun untuk pinjaman

berjangka waktu lebih lama selalu lebih besar daripada tingkat suku

bunga per tahun untuk jangka waktu lebih pendek. Hal ini dapat

terjadi karena dengan imbalan yang sama kreditur selalu

mempunyai preference untuk memilih piutang yang lebih likuid.

(b) Teori Kelompok Pasar (The Prefered Market Habitat Theory)

Teori ini mengatakan bahwa tingkat suku bunga yang

berlaku bagi suatu kelompok pinjaman dengan jangka waktu

tertentu ditentukan oleh permintaan dan penawaran untuk

kelompok tersebut. Tingkat bunga untuk kelompok pinjaman

dengan jangka waktu 1 bulan mungkin dapat lebih tinggi daripada

kelompok 3 atau 6 bulan, tergantung dari kekuatan permintaan dan

Page 62: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

penawaran kelompok tersebut. Kurva hasil dapat mempunyai slope

positif atau negatif. Masing-masing kelompok seakan-akan

mempunyai pasar sendiri dan situasi pasar kelompok tersebut yang

terutama menentukan tingkat suku bunga pada kelompoknya.

Namun teori ini mengukur adanya hubungan antar pasar. Seberapa

besar hubungan antar pasar tersebut tergantung pada hubungan

substitusinya.

(c) Teori Klasik

Teori ini menekankan :

· Peranan harapan masyarakat atau expectation mengenai pola

perkembangan tingkat suku bunga di masa mendatang dalam

menentukan struktur tingkat suku bunga.

· Bahwa ada kelompok pasar seperti yang digambarkan oleh

Teori Kelompok Pasar, tetapi antar kelompok yang satu dengan

yang lain sangat ditentukan situasi pasar lain dengan kata lain

hubungan substitusinya sangat dekat (Boediono, 1994 : 97)

(c) Teori-teori Tingkat Suku Bunga

1) Teori Bunga Moneter

Teori Bunga Moneter terdiri dari Teori Bunga Klasik yang disebut

juga Teori Loanable Funds, Teory Keynes yang disebut Teori

Liquidity Preference, dan Teori Bunga Post Keynesian.

a) Teori Bunga Klasik

Page 63: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Menurut Teori Klasik, tabungan merupakan fungsi dari

tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat bunga semakin tinggi pula

keinginan masyarakat untuk menabung. Pada tingkat bunga

yang lebih tinggi masyarakat akan terdorong untuk

mengorbankan pengeluaran untuk konsumsi. Investasi juga

merupakan fungsi dari tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat

bunga keinginan untuk melakukan investasi juga semakin kecil.

Seorang pengusaha akan menambah pengeluaran investasinya

jika keuntungan yang diharapkan dari investasi lebih besar dari

tingkat bunga yang harus dibayar untuk dana investasi tersebut

yang merupakan ongkos untuk penggunaan dana. Semakin

rendah tingkat bunga, maka seorang pengusaha akan lebih

terdorong untuk investasi karena biaya penggunaan dana juga

semakin kecil.

Grafik keseimbangan tingkat bunga dapat digambarkan

seperti dalam gambar 2.15. Keseimbangan tingkat bunga ada

pada titik io, di mana jumlah tabungan sama dengan investasi.

Apabila tingkat bunga di atas io, jumlah tabungan melebihi

keinginan pengusaha untuk melakukan investasi. Para penabung

akan saling bersaing untuk meminjamkan dananya dan

persaingan ini akan menekan tingkat bunga turun kembali ke

posisi io. Sebaliknya, apabila tingkat bunga di bawah io, para

pengusaha akan saling bersaing untuk memperoleh dana yang

Page 64: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

relatif lebih kecil jumlahnya, persaingan ini akan mendorong

tingkat bunga naik lagi ke io.

Tingkat bunga Tabungan

i1

i0

investasi i investasi 0

S0 Jumlah Rupiah yang Ditabung & Diinvestasikan

Gambar 2.15 Teori Klasik Tentang Tingkat Bunga Sumber : Nopirin, 1996

Kenaikan efisiensi produksi misalnya, akan

mengakibatkan keuntungan yang diharapkan naik. Sehingga

pada tingkat bunga yang sama pengusaha bersedia meminjam

dana yang lebih besar untuk membiayai investasinya atau untuk

dana investasi yang sama jumlahnya, pengusaha bersedia

membayar tingkat bunga yang lebih tinggi. Keadaan ini dalam

gambar di atas ditunjukkan dengan bergesernya kurva

permintaan investasi ke kanan atas, dan keseimbangan tingkat

bunga yang baru berada di titik i1 (Nopirin, 1996:70)

b) Teori Bunga Keynes

Teori Keynes, tingkat bunga ditentukan oleh permintaan

dan penawaran akan uang. Uang menurut Keynes merupakan

Page 65: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

salah satu dari bentuk kekayaan yang dipunyai seseorang

(portofolio) seperti halnya kekayaan dalam bentuk tabungan di

bank, saham, atau surat berharga lainnya. Keputusan masyarakat

mengenai bentuk komponen dari kekayaan mereka akan sangat

menentukan tingginya tingkat bunga (Nopirin, 1996:90).

Keynes hanya membagi komponen kekayaan dalam dua

bentuk, yakni uang kas dan surat berharga (obligasi). Kekayaan

yang diwujudkan dalam bentuk uang kas mempunyai

keuntungan berupa kemudahan dalam melakukan transaksi

sebab uang kas merupakan alat pembayaran paling likuid.

Likuidnya uang kas diukur dengan kecepatan menukar kekayaan

dalam bentuk alat pembayaran tanpa adanya kerugian nilai.

Bentuk kekayaan dalam uang kas tidak dapat memberikan

penghasilan (misalnya berupa bunga). Sebaliknya kekayaan

dalam bentuk surat berharga dapat naik turun tergantung dari

tingkat bunga. Jadi bisa diartikan surat berharga mendatangkan

pendapatan berupa bunga.

Keynes berpendapat bahwa ada tiga motif mengapa

orang menghendaki memegang uang tunai, yaitu motif transaksi,

motif berjagajaga dan motif spekulasi. Tiga motif inilah yang

merupakan sumber timbulnya permintaan akan uang yang diberi

nama liquidity preference. Preferensi atau keinginan untuk tetap

Page 66: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

likuid inilah yang membuat orang bersedia membayar dengan

harga tertentu untuk penggunaan uang.

Liquidity preference tergantung dari tingkat bunga.

Dalam gambar 2.16, sumbu horizontal menunjukkan jumlah dan

permintaan uang sedangkan sumbu vertikal menunjukkan

tingkat bunga. Permintaan uang mempunyai hubungan negatif

dengan tingkat bunga, sesuai dengan gambar 2.16 dibawah ini

apabila tingkat bunga tinggi maka masyarakat lebih suka

menabung daripada memegang uang sehingga menyebabkan

permintaan akan uang turun begitu juga sebaliknya.

Jumlah Uang (%)

Liquidity preference

Jumlah Uang dan Permintaan Uang

Gambar 2.16. Teori Keynes Tentang Tingkat Bunga Sumber : Nopirin, 1996:92

Permintaan uang mempunyai hubungan negatif dengan tingkat

bunga yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

Tin

gkat

Bun

ga

Page 67: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

· Keynes menyatakan bahwa masyarakat yakin akan adanya

tingkat bunga yang normal. Seandainya tingkat bunga turun

di bawah tingkat bunga normal, semakin banyak orang yakin

bahwa tingkat bunga akan kembali normal. Dan mereka akan

memegang surat berharga pada waktu tingkat bunga naik.

Hubungan ini disebut motif spekulasi permintaan uang kas

sebab mereka melakukan spekulasi tentang harga surat

berharga di masa yang akan datang.

· Berkaitan dengan ongkos memegang uang kas. Semakin

tinggi tingkat bunga, semakin tinggi pula ongkos memegang

uang kas sehingga keinginan memegang uang kas juga

semakin turun. Sebaliknya, jika tingkat bunga turun, berarti

ongkos memegang uang kas juga semakin rendah sehingga

permintaan akan uang kas naik.

· Bersama dengan uang beredar yang tetap (dengan anggapan

bahwa Jumlah Uang Beredar/JUB ini ditetapkan oleh

pemerintah) permintaan uang ini akan menentukan tingkat

bunga. Tingkat bunga dalam keseimbangan (req pada gambar

di atas) apabila jumlah uang kas yang diminta sama dengan

penawaran dalam hal ini JUB. Apabila pada suatu ketika

tingkat bunga berada di bawah tingkat keseimbangan,

masyarakat akan menginginkan uang kas lebih banyak

dengan cara menjual uang kas yang dipegangnya. Usaha

Page 68: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

menjual surat berharga ini akan mendorong harganya turun

yang berarti tingkat bunga naik sampai ke tingkat di mana

masyarakat sudah puas dengan komposisi kekayaannya

(permintaan sama dengan penawaran uang). Sebaliknya

apabila tingkat bunga di atas tingkat keseimbangan,

masyarakat akan menginginkan uang kas lebih sedikit dengan

cara membeli surat berharga. Pembelian ini akan

mengakibatkan naiknya harga surat berharga yang berarti

tingkat bunga akan turun sampai keseimbangan tercapai

kembali.

c) Teori Bunga Post Keynesian

Teori Mazhab Klasik menekankan bahwa bunga timbul

karena uang adalah “produktif”, dalam arti bahwa dengan dana

di tangan seorang pengusaha bisa menambah alat produksinya

(modal) yang bisa menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi.

Dengan perkataan lain, uang bisa meningkatkan produktifitas,

dan karena adanya kenaikan produktifitas inilah orang mau

membayar bunga.

Teori Mazhab Keynesian, uang bisa “produktif” dengan

cara lain. Dengan uang tunai di tangan orang bisa berspekulasi

di pasar surat berharga dengan kemungkinan memperoleh

keuntungan. Dan karena adanya kemungkinan ini orang mau

membayar bunga (Boediono, 1994 :83).

Page 69: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Kedua pandangan tersebut saling melengkapi. Kaum

Klasik memandang uang sebagai “dana investasi” (loanable

funds) yang langsung dikaitkan dengan kemungkinan

peningkatan produksi barang dan jasa. Kaum Keynesian lebih

menekankan sifat uang sebagai suatu “aktiva yang likuid” yang

bisa digunakan untuk memanfaatkan kesempatan memperoleh

keuntungan dari pasar surat berharga. Uang adalah sebenarnya

dua-duanya, yaitu sebagai aktiva likuid dan sekaligus juga

sebagai dana investasi. Tingkat bunga adalah “harga uang” yang

timbul dari keseimbangan antara permintaan dan penawaran

uang sebagai suatu aktiva yang likuid.

Orang pertama yang menekankan bahwa suatu tingkat

bunga bisa dikatakan benar-benar merupakan tingkat bunga

keseimbangan (equilibrium interest rate) bagi suatu

perekonomian apabila tingkat bunga tersebut memenuhi

keseimbangan di pasar dana investasi (loanable funds) dan

sekaligus keseimbangan di pasar uang (sebagai aktiva likuid)

adalah ekonom terkemuka asal Inggris Sir John Hicks. Alat

analisanya adalah kurva IS-LM yang terkenal itu. Pertama kita

lihat kurva IS. Sesuai dengan teori Keynes, Hicks menyatakan

bahwa tabungan tidak hanya ditentukan oleh tingkat bunga,

tetapi juga oleh tingkat pendapatan (marginal propensity to

Page 70: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

save) yang artinya tabungan akan naik apabila tingkat

pendapatan nasional naik.

(Tingkat Bunga)

R LM

Rm

IS

0 Ye Y (Pendapatan Nasional)

Gambar 2.17 Tingkat Bunga Keseimbangan Hicks Sumber : Boediono, 1994:85

Pendapatan nasional naik apabila investasi naik, dan

investasi cenderung naik apabila tingkat bunga turun. Dari

interaksi antara semua ini bisa diturunkan kurva IS (gambar

2.17) yang menunjukkan tingkat bunga keseimbangan di pasar

dana investasi (loanable funds) pada setiap tingkat pendapatan

nasional (Y). Sedangkan kurva LM menunjukkan tingkat bunga

keseimbangan yang terjadi di pasar uang (sebagai aktiva likuid)

pada setiap tingkat pendapatan nasional.

Page 71: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Jadi tingkat bunga keseismbangan yang sesungguhnya,

menurut sintesis Hicks, adalah tingkat bunga yang merupakan

tingkat bunga keseimbangan di pasar dana investasi dan

sekaligus merupakan tingkat bunga keseimbangan di pasar uang.

2) Teori Paritas Tingkat Bunga

Kenyataannya tidak ada satupun negara yang benar-benar

menggunakan sistem perekonomian tertutup. Tentu ada perbedaan-

perbedaan dalam derajat keterbukaan suatu negara. Namun kiranya

jelas bahwa adanya hubungan dengan luar negeri mempunyai

pengaruh terhadap perkembangan tingkat bunga di dalam negeri

(Boediono, 1994 : 101).

Teori Paritas Tingkat Bunga adalah suatu teori yang penting

mengenai penentuan tingkat bunga dalam sistem devisa bebas

(yaitu apabila penduduk masing-masing negara bebas

memperjualbelikan devisa). Teori ini pada pokoknya menyatakan

bahwa :

“Dalam sistem devisa bebas tingkat bunga di negara satu akan

cenderung sama dengan tingkat bunga di negara lain, setelah

diperhitungkan perkiraan mengenai laju depresiasi mata uang

negara yang satu terhadap mata uang negara yang lain”

Atau secara Aljabar,

dimana :

Page 72: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

= tingkat bunga (nominal) di dalam negeri

= tingkat bunga (nominal) di luar negeri

= laju depresiasi mata uang dalam negeri terhadap mata

uang asing yang diperkirakan akan terjadi

b. Jumlah Uang Beredar

(1) Definisi Uang

Uang adalah sesuatu yang umum diterima di dalam pembayaran

untuk pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta utnuk pembayaran

utang-utang. Dan juga sering dipandang sebagai kekayaan yang

dimilikinya yang dapat digunakan untuk membayar sejumlah tertentu

uang dengan kepastian dan tanpa penundaan.

(2) Konsep Jumlah Uang Beredar

Jumlah uang beredar adalah seluruh uang kartal ditambah uang

giral. Uang kartal adalah uang tunai yang dikeluarkan oleh Bank Sentral

yang dalam penggunaanya langsung dibawah masyarakat. Sementara

uang giral adalah seluruh nilai saldo rekening koran (giro) yang dimiliki

oleh masyarakat pada bank-bank umum (Boediono, 1993:86).

Jumlah uang beredar pada suatu saat adalah penjumlahan dari

uang kartal ditambah uang giral. Dalam kepustakaan ekonomi moneter

Page 73: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

rumus ini menyatakan uang beredar dalam arti sempit (narrow money).

Dan dirumuskan sebagai berikut:

M1 = K + D

dimana :

M1 = Uang beredar dalam arti sempit (narrow money)

K = Uang kartal (currency)

D = Uang giral (demand deposit)

Pengertian uang beredar dalam arti luas yang lain adalah uang

beredar dalam arti sempit (narrow money) ditambah uang kuasi (quasy

money). Uang kuasi adalah sesuatu yang mendekati ciri uang termasuk

deposito dan tabungan. Hal diatas disebut dengan uang beredar dalam arti

luas (broad money) dan dapat dirumuskan sebagai berikut :

M2 = M1 + T

dimana :

M2 = Uang beredar dalam arti luas (broad money)

M1 = Uang beredar dalam arti sempit (narrow money)

T = Saldo deposito berjangka dan tabungan milik masyarakat

pada bank

Narrow money dan broad money berkembang sejalan satu sama

lain dalam keadaan normal sehingga salah satu dapat digunakan untuk

melakukan analisis moneter. Namun dalam keadaan tertentu narrow

money mungkin tidak berkembang sejalan dengan perkembangan broad

money seperti yang pernah terjadi di Indonesia pada tahun 1970-an. Pada

Page 74: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

waktu itu broad money meningkat lebih cepat dari pada narrow money

karenakenaikan yang mencolok dari deposito berjangka di bank-bank.

Hal ini disebabkan beberapa faktor, sperti adanya aliran uang masuk dari

luar negeri karena tingkat bunga deposito di Indonesia sangat tinggi.

Perubahan kepercayaan masyarakat terhadap nilai uang dapat juga

mempengaruhi masing-masing konsep uang beredar secara berbeda.

Salah satu faktor penting yang menentukan jumlah uang kartal

dan uang giral adalah uang inti atau reserve money. Uang inti atau base

money atau high powered money adalah saldo rekening koran (giro) milik

bank-bank umum atau masyarakat pada Bank Indonesia ditambah dengan

uang tunai yang dipegang baik bank-bank umum. Uang inti dirumuskan

sebagai berikut (Boediono, 1993) :

B = K + R

B = Uang inti

K = Uang kartal

R = Cadangan (reserve) bank-bank umum berupa uang tunai dan

saldo rekening koran pada Bank Indonesia

Saldo rekening koran milik masyarakat umum (maupun milik

bank lain) pada suatu bank umum bukan merupakan uang inti. Gambar

dibawah ini akan memperjelas hubungan antara uang inti, uang kartal,

uang giral dan cadangan bank.

c. Produk Domestik Bruto

(1) Definisi Produk Domestik Bruto (PDB)

Page 75: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Produk Domestik Bruto (PDB) diartikan sebagai nilai barang-

barang dan jasa-jasa yang diproduksi di dalam negara tersebut dalam satu

tahun tertentu (Sadono Sukirno, 1998:33)

Produk domestik bruto (GDP) adalah nilai pasar semua barang

dan jasa akhir yang diproduksi dalam perekonomian selama kurun waktu

tertentu (Mankiw, 2007:19)

(2) PDB Nominal dan PDB Riil

Perhitungan pendapatan nasional yang didasarkan pada nilai pasar

barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam tahun tertentu. Gross

domesti product mengukur nilai output atas dasar dolar tahun yang

bersangkutan, yaitu nilai dolar pada saat output diproduksi. Bila GDP

didasarkan pada dolar tahun yang bersangkutan, maka perhitungan

pendapatan nasional mengukru nilai nominal dari output nasional.

Sehingga GDP atas dasar dolar tahun yang bersangkutan, atau GDP

nominal, didasarkan harga yang terjadi pada saat output diproduksi.

GDP Riil, yaitu GDP yang telah disesuaikan terhadap perubahan

tingkat harga (McEachern, 2000:156)

GDP nominal adalah GDP yang menunjukan nilai barang dan jasa

berdasarkan harga pasar. Sedangkan GDP riil adalah nilai barang dan

jasa yang dihasilkan dalam suatu negara berdasarkan harga konstan.

(3) Cara Perhitungan PDB

(a) Melalui Pendekatan Pengeluaran

Page 76: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Rumus umum untuk menghitung PDB dengan pendekatan

pengeluaran adalah sebagai berikut :

dimana :

C : Konsumsi

I : Investasi

G : Government (pengeluaran oleh pemerintah)

X-M : nilai Ekspor dikurangi nilai Impor

(b)Melalui Pendekatan Pendapatan

Pendekatan pengeluaran menjumlahkan atau mengagregasikan

pendapatan dari suatu produksi. Sistem pembukuan double entry dapat

memastikan bahwa nilai output agregat sama dengan pendapatan

agregat yang dibayarkan untuk sumber daya yang digunakan dalam

produksi output tersebut : yaitu upah, bunga, sewa, dan laba dari

produksi.

Pendapatan agregat sama dengan penjumlahan semua

pendapatan yang diterima pemilik sumber daya dalam perekonomian

(karena sumber dayanya digunakan dalam proses produksi)

d. Tingkat Inflasi

(1) Definisi Inflasi

Page 77: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Tingkat inflasi didefinisikan sebagai tingkat di mana tingkat-

tingkat umum harga di dalam ekonomi tersebut mengalami perubahan.

Ini merupakan perubahan yang seimbang dalam tingkat umum harga

untuk setiap unit waktu.

Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara

umum dan terus-menerus. Akan tetapi bila kenaikan harga dari satu atau

dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut

meluas kepada (atau mengakibatkan kenaikan) sebagian besar dari

barang-barang lain (Boediono, 1994:161)

Di dalam teori kuantitas dijelaskan bahwa sumber utama

terjadinya inflasi adalah karena adanya kelebihan permintaan (demand)

sehingga uang yang beredar di masyarakat bertambah banyak. Teori

Kuantitas membedakan sumber inflasi menjadi dua, yaitu teori Demand

Pull Inflation dan Cost Push Inflation. Selain menggunakan pendekatan

teori kuantitas dalam menganalisis sumber-sumber penyebab inflasi, juga

menggunakan pendekatan struktur ekonomi dan pendekatan moneter.

a) Demand Pull Inflation

Demand Pull Inflation terjadi karena adanya kenaikan

permintaan agregat dimana kondisi produksi telah berada pada

kesempatan kerja penuh (full employment). Kenaikan permintaan

agregat selain dapat menaikkan harga-harga juga dapat meningkatkan

produksi. Jika kondisi produksi telah berada pada kesempatan kerja

penuh, maka kenaikan permintaan tidak lagi mendorong kenaikan

Page 78: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

output (produksi) tetapi hanya akan mendorong kenaikan harga-harga

yang biasa juga disebut sebagai Inflasi Murni (pure inflation). Namun

jika pertambahan permintaan melebihi Gross National Product (GNP)

pada kondisi kesempatan kerja penuh, maka akan menyebabkan

terjadinya inflationary gap dan selanjutnya terjadilah inflasi.

Adapun penjelasan dari full employment adalah sebagai berikut

(Ryan C. Amacher dan Holley H. Ulbirch dalam Khalwaty: 18):

Full employment is the level of employment which

approximately 94 to 95 percent of those who want to work are

employed. Full employment is difficult to pinpoint clearly……...

Gambar 2.18 Inflationary Gap Sumber : Khalwaty, 2000 :16

Gambar 2.18 membuktikan bahwa kenaikan kurva pengeluaran

total dari C+1 menjadi C’+1 mengakibatkan terjadinya pergeseran

titik keseimbangan B berada di atas GNP Full Employment (YFE).

Jarak antara titik A ke titik B (YFE-Y) adalah besarnya inflationary

gap. Hal tersebut akan terlihat semakin jelas pada kurva permintaan

YFE Y1

Inflationary gap

C’ + I

C + I A B

C + I

Y

Page 79: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

AS P

P4

P3

P2

P1

AD4

AD3

AD1

AD2

QFE Q1 Q

dan penawaran total yang menunjukan proses terjadinya demand pull

inflation pada gambar 2.19.

Gambar 2.19 Demand Pull Inflation Sumber : Boediono, 1994 : 163 Gambar 2.19 menunjukkan bahwa pada awalnya demand pull

inflation bermula dari harga P1 dan output Q1, kemudian terjadi

kenaikan permintaan total dari AD1 menjadi AD2. Kenaikan

permintaan tersebut tidak dapat dipenuhi seluruhnya, sehingga

terjadilah kenaikan harga dari P1 menjadi P2 dan output juga

mengalami kenaikan dari Q1 menjadi QFE. Kenaikan tersebut

berlangsung terus dari AD2 ke AD3 sehingga harga juga turut naik dari

P2 ke P3. Sedangkan total output tetap pada posisi QFE. Kenaikan

Page 80: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

harga tersebut terjadi karena ada inflationary gap yang akan terus

berlangsung selama permintaan total terus naik menjadi AD4.

b) Cost Push Inflation

Tingkat penawaran lebih rendah jika dibandingkan dengan

tingkat permintaan pada kondisi cost push inflation,. Hal ini terjadi

karena adanya kenaikan harga faktor produksi sehingga produsen

terpaksa mengurangi kapasitas produksinya sampai pada jumlah

tertentu. Penawaran total (aggregate supply) terus menurun karena

semakin mahalnya biaya produksi. Apabila keadaan ini berlangsung

terus menerus, maka akan mengakibatkan inflasi yang disertai dengan

resesi.

Kenaikan biaya produksi yang menimbulkan cost push

inflation didorong oleh beberapa faktor, antara lain:

1) Adanya tuntutan kenaikan upah dari para pekerja yang biasanya

dikoordinir oleh organisasi serikat buruh atau Lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM).

2) Adanya industri yang monopolis, yang memberikan kekuatan pada

pengusaha (produsen) untuk menguasai pasar dan selanjutnya

menaikkan harga lebih tinggi. Hal tersebut mengakibatkan harga-

harga faktor produksi yang digunakan untuk industri mengalami

kenaikan.

3) Kenaikan bahan baku industri, seperti yang terjadi pada tahun 1972

– 1973. Pada saat itu negara-negara Arab produsen minyak

Page 81: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

melakukan embargo terhadap negara-negara industri yang

mendukung Israel merebut wilayah Arab.

4) Adanya kebijakan pemerintah, baik yang bersifat ekonomi maupun

non-ekonomi yang dapat memicu kenaikan harga-harga, seperti

kenaikan tarif angkutan umum, kenaikan tarif listrik, kenaikan gaji

pegawai negeri, dan kenaikan anggaran belanja negara yang

dibiayai dengan pencetakan uang baru (money creation).

5) Pemerintah terlalu berambisi untuk menguasai sumber-sumber

ekonomi dalam jumlah besar yang seharusnya dapat diserahkan

kepada pihak swasta. Pemerintah sebaiknya lebih banyak

melibatkan kalangan swasta agar tidak terlalu membebani anggaran

belanja negara yang selanjutnya mempertajam deficit neraca

pembayaran.

6) Adanya efek psikologis di kalangan masyarakat, seperti isu

devaluasi yang menyebabkan permintaan masyarakat terhadap

produk barang melonjak drastis.

7) Pengaruh inflasi dari luar negeri, terutama bagi negara-negara yang

menganut sistem ekonomi terbuka atau pasar bebas. Meningkatnya

harga barang-barang impor dan komponen-komponen atau bahan

baku industri yang belum dapat diproduksi di dalam negeri.

8) Pengaruh alam yang dapat menurunkan produksi dan menaikkan

harga, seperti musim kemarau panjang yang mengakibatkan

gagalnya panen, bencana alam, dan lain-lain.

Page 82: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

AS2

AS3 P P3 AS1

P1

P2 E

AD

QFE Q1 Q2

Gambar 2.20 menunjukkan proses kenaikan biaya produksi

dan harga produksi serta penurunan jumlah produksi total secara terus

menerus, akibatnya terjadilah cost push inflation. Kenaikan biaya

produksi akan menggeser kurva penawaran total AS1 menjadi AS2.

Dampaknya harga produksi juga mengalami kenaikan dari P1 menjadi

P2 dan produksi total turun dari QFE menjadi Q1. Kenaikan harga yang

terus berlanjut tersebut akan menggeser kurva AS2 menjadi AS3,

sedang harga mengalami kenaikan dari P2 menjadi P3. Kondisi

demikian disebut cost push inflation.

Gambar 2.20 Cost Push Inflation Sumber : Boediono, 1994:163

c) Struktur Ekonomi

Melalui pendekatan struktur ekonomi, terjadinya inflasi

disebabkan oleh tidak seimbangnya struktur ekonomi. Untuk itu

melalui pendekatan ini, inflasi akan dapat ditanggulangi dengan

melakukan pembenahan (penataan) pada semua sektor ekonomi.

Langkah-langkah yang dapat dilakukan pemerintah misalnya

deregulasi sektor riil, debirokratisasi guna menghindarkan ekonomi

Page 83: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

biaya tinggi agar produksi mampu meraih keunggulan bersaing

dengan produk-produk impor sejenis, transparansi dalam setiap

kebijakan yang diambil pemerintah terutama yang berdampak inflator,

pemberantasan korupsi dan kolusi serta meningkatkan efisiensi

anggaran belanja negara.

d) Pendekatan Moneter

Uang sangat berperan penting dalam kehidupan manusia,

karena uang berfungsi sebagai alat tukar menukar, sebagai satuan

pengukur nilai, dan sebagai alat akumulasi kekayaan.

Sebagai alat tukar menukar, uang memiliki 2 (dua) perbedaan

dalam hal keputusan, yaitu keputusan membeli dan keputusan

menjual, sehingga tidak diperlukan adanya kesamaan keinginan

sebelum melakukan tukar menukar (transaksi) sebagaimana yang

terjadi dalam sistem barter. Berdasarkan pada ketiga fungsi uang

tersebut di atas, terdapat 3 (tiga) macam pengertian mengenai uang

ditinjau dari sudut likuiditasnya, yaitu:

1) M1 adalah uang yang terdiri dari uang kertas, uang

logam, dan simpanan dalam bentuk rekening koran (demand

deposit).

Page 84: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

2) M2 adalah uang yang terdiri dari uang yang termasuk

kategori M1, tabungan dan deposito berjangka (time deposit) yang

terdapat pada bank umum.

3) M3 adalah uang yang terdiri dari uang yang termasuk

dalam kategori M2, tabungan dan deposito yang terdapat pada

lembaga-lembaga keuangan bukan bank.

(2) Jenis-jenis Inflasi

Sehubungan dengan beberapa faktor yang berpengaruh terhadap

inflasi, maka dapat dilakukan pengelompokan jenis-jenis inflasi

berdasarkan sudut pandang sebagai berikut :

(a) Inflasi bedasarkan asal terjadinya

Ditinjau dari asal terjadinya, maka inflasi dapat dibagi menjadi

2 (dua) jenis, yaitu :

1) Domestic Inflation

Domestic inflation (inflasi domestik) adalah inflasi yang berasal

dari dalam negeri (domestik). Kenaikan harga disebabkan karena

adanya kejutan (shock) dari dalam negeri, baik karena perilaku

masyarakat maupun perilaku pemerintah dalam mengeluarkan

kebijakan – kebijakan yang secara psikologis berdampak inflator.

Kenaikan harga terjadi secara absolute, akibatnya terjadi

peningkatan angka laju inflasi.

2) Imported Inflation

Page 85: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Imported Inflation adalah inflasi yang terjadi di dalam negeri

karena adanya pengaruh kenaikan harga dari luar negeri. Kenaikan

harga di dalam negeri terjadi karena dipengaruhi oleh kenaikan

harga-harga dari luar negeri terutama barang-barang impor atas

kenaikan bahan baku industri. Keniakan Indeks Harga Luar Negeri

(IHLN) akan mengakibatkan kenaikan pada Indeks Harga Dalam

Negeri (IHDN) yang secara praktis turur mempengaruhi laju

pertumbuhan inflasi di dalam negeri.

(b)Inflasi berdasarkan intensitasnya

Apabila ditinjau dari intensitasnya, dapat dibedakan menjadi 2

(dua) jenis, yaitu :

1) Creeping Inflation

Creeping inflation atau inflasi merayap adalah inflasi yang terjadi

dengan laju pertumbuhan berlangsung lambat (merayap). Inflasi

merayap terjadi karena kenaikan harga berlangsung secara

perlahan-lahan. Inflasi jenis ini biasanya dialami oleh negara-

negara yang sedang membangun atau negara-negara yang sedang

berkembang, karena terjadinya melekat dengan pembangunan itu

sendiri dan dinilai dapat mendorong pembangunan.

2) Galloping Inflation

Galloping inflation adalah inflasi yang timbul sebagai akibat

adanya kenaikan harga-harga umum yang berlangsung sangat

cepat.

Page 86: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

(c) Inflasi berdasarkan bobotnya

Inflasi jika ditinjau dari sudut bobotnya, dapat dibedakan

menjadi 4 (empat) macam, yaitu :

1) Inflasi Ringan

Inflasi ringan adalah inflasi dengan laju pertumbuhan yang

berlangsung secara perlahan dan berada pada posisi satu digit atau

dibawah 10% per tahun.

2) Inflasi Sedang

Inflasi sedang (moderat) adalah inflasi dengan tingkat pertumbuhan

berada diantara 10 – 30% per tahun atau melebihi dua digit dan

sangat mengancam kestabilan ekonomi suatu negera.

3) Inflasi Berat

Inflasi berat merupakan inflasi dengan laju pertumbuhan berada

diantara 30 – 100% per tahun. Pada kondisi demikian, sektor-sektor

produksi hampir lumpuh total kecuali yang dikuasai oleh negara.

4) Inflasi Sangat Berat

Inflasi sangat berat atau hyper inflation adalah inflasi dengan laju

pertumbuhan melampaui 100% per tahun., sebagaimana yang

terjadi dimasa perang dunia II (1939-1945).

Page 87: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

B. Penelitian Terdahulu

Peneliti,

tahun

Judul Variabel Alat analisis Hasil

m. Natsir Peranan Jalur

Suku Bunga

dalam Mekanisme

Transmisi

Kebijakan

Moneter di

Indonesia

Suku bunga

SBI, suku bunga

PUAB, suku

bunga Deposito,

suku bunga

kredit, ouput

gap, inflasi

Uji

Stasioneritas,

Uji

Kausalitas

Granger, Uji

Kointegrasi:

Johansen,

Penentuan

Lag Optimal,

VAR

Peranan jalur suku bunga dalam MTKM di Indonesia efektif

mewujudkan sasaran akhir kebijakan moneter di Indonesia periode

1990:2-2007:1. Melalui jalur ini dibutuhkan time lag sekitar 10

triwulan atau dua tahun enam bulan hingga terwujudnya sasaran

akhir kebijakan moneter.

Respons variabel-variabel pada jalur ini terhadap shock rSBI

relatif kuat dan variabel utama jalur ini yaitu rPUAB mampu

menjelaskan variasi sasaran akhir kebijakan moneter secara

signifikan yakni sebesar 63,11%. Hasil ini sekaligus menunjukkan

bahwa rPUAB berfungsi secara efektif sebagai sasaran operasional

kebijakan moneter di Indonesia.

Sri

Muwarni

2007

Analisis

kebijakan

moneter

kaitannya dengan

penanaman modal

PMA, tingkat

bunga, Inflasi,

Nilai tukar,

VAR, Uji

Stasioneritas,

Uji Lag

Optimal,

Hasil pengujian dengan analisis dekomposisi varian dengan basis

VAR menunjukkan

bahwa inflasi paling berperan dalam menjelaskan fluktuasi PMA

di Indonesia

dibandingkan tingkat bunga dan nilai tukar. Berdasarkan analisis

Page 88: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

asing: pendekatan

taylor rule

impulse response, guncangan pada inflasi mendapat respon paling

cepat dan paling kuat direspon oleh PMA, dibandingkan oleh kurs

dan tingkat bunga.

Doni Satria

2011

Perilaku Resiko

dalam Mekanisme

Transmisi

Kebijakan

Moneter di

Indonesia

Kredit investasi,

modal kerja dan

konsumsi. GDP.

Indeks persepsi

resiko pelaku di

sektor

perbankan.

Tingkat resiko

sektor

perbankan.

Ukuran stance

kebijakan

moneter (Ketat

dan Longgar).

ECM

Variabel persepsi risiko pelaku ekonomi dan tingkat risiko di

sektor perbankan saat berinteraksi dengan stance kebijakan

moneter menyebabkan pembalikan arah dampak kebijakan

moneter yang longgar. Stance kebijakan moneter yang longgar

dapat merupakan sinyal bagi pelaku ekonomi di sektor perbankan

sebagai kondisi perekonomian sedang menuju perkembangan yang

kurang baik.

Judul Variabel Hasil Alat analisis

Peneliti, tahun

Page 89: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Miranda The Transmission

of Monetary

Policy in

Indonesia

Jumlah uang

beredar, Suku

bunga SBI, Nilai

tukar, Inflasi,

suku bunga

PUAB

VAR,

VECM

Krisis keuangan 1997 membawa perubahan yang signifikan

dalam perekonomian Indoensia, termasuk mekanisme transmisi

kebijakan moneter. Sebelum krisis perekonomian Indonesia berada

dalam periode “boom” dengan investasi asing yang masuk. Dari

hal ini mekanisme suku bunga bekerja dengan sangat baik dalam

mekanisme kebijakan transmisi terhadap deposito dan suku bunga

pinjaman. Setelah krisis perekonomian beralih ke sistem nilai

tukar mengambang terkendali. Nilai tukar menjadi jelas dalam

dampak terhadap ekonomi riil dan tingkat harga.

Muhammad

Ilham

Riyadh

2007

Analisis Fluktuasi

Nilai Tukar

Rupiah dan

Inflasi Indonesia

periode 1999-

2006

Industrial

Production

Index, Uang

beredar, tingkat

suku bunga SBI,

nilai tukar,

inflasi.

VAR Berdasarkan hasil analisis impuls respon dapat disimpulkan bahwa

depresiasi dari guncangan nilai tukar rupiah akan direspon dengan

meningkatnya jumlah uang beredar, kenaikan tingkat harga,

penurunan industrial production index.

Hasil forecast error variance decomposition menunjukkan bahwa

nilai tukar rupiah (DLER) secara dominan ditentukan oleh shock

terhadap dirinya sendiri, yaitu mencapai sebesar 95.49 persen.

Inflasi juga secara dominan ditentukan oleh shock terhadap dirinya

sendiri, yaitu sebesar 75.15 persen, diikuti dengan Sukubunga SBI

memberikan kontribusi sebesar 9.88 persen. Hal ini

Judul Variabel Hasil Alat analisis

Peneliti, tahun

Page 90: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

mengindikasikan bahwa nilai tukar rupiah cenderung bersifat

eksogen sehingga sulit untuk dapat dikendalikan secara langsung,

sedangkan inflasi masih relatif memungkinkan dikendalikan

melalui guncangan sukubunga SBI.

M. Natsir Analisis Empiris

Efektivitas

Mekanisme

Transmisi

Kebijakan

Moneter di

Indonesia melalui

Jalur Nilai Tukar.

Inflasi, Kurs,

Capital inflow,

Output gap,

Partisan suku

bunga, suku

bunga SBI

VAR Mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui jalur nilai tukar

membutuhkan time lag atau kecepatan sekitar 16 triwulan hingga

terwujudnya sasaran akhir kebijakan moneter (inflasi). Respons

variabel-variabel pada jalur nilai tukar terhadap perubahan

instrumen moneter (Suku Bunga SBI) relatif lemah dan variabel

utama jalur ini yaitu nilai tukar/kurs hanya mampu menjelaskan

variasi inflasi sebesar 19,70% lebih kecil dibandingkan dengan

porsi yang dapat dijelaskan oleh Paritas Suku Bunga (PSB) yakni

sebesar 43,27%. Hasil ini menunjukkan Granger causality dan

predictive power yang lemah antara Kurs dan Inflasi.

Wijoyo

Santoso

Pengendalian

Moneter dalam

Sistem Nilai

Tukar yang

Fleksibel

Ekses reserve,

PUAB, SBI,

Nilai tukar,

Deposito, CPI,

PDB, REER

VAR Pengujian empiris dengan menggunakan vector autoregression dan

Granger causality test versi Hsiao menunjukkan bahwa kebijakan

moneter dengan inflation targeting dapat digunakan di Indonesia

khususnya setelah era sistem nilai tukar fleksibel. Pengendalian

moneter dalam kerangka inflation targeting dapat dilakukan

Judul Variabel Hasil Alat analisis

Peneliti, tahun

Page 91: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

dengan menggunakan sukubunga PUAB overnight sebagai

kandidat utama sasaran operasional dan MCI sebagai sasaran

antara, sementara underlying inflation sebagai sasaran akhir

tunggal.

Lukman

Hakim

2008

The Effect of

Optimal

Monetary

Transmission and

Financial Market

Performance on

ASEAN-5

Economic

Integration

Ekspor, GDP,

Populasi,Jarak

Antar Negara,

Land Border,

MCI, FCI,

Bahasa,

VECM Monetary Condition Index (MCI) digunkan untuk menghitung

saluran utama dalam mekanisme transmisi moneter. Secara umum,

Indonesia dan Thailand mempunyai pola yang sama dalam

mekanisme transmisi dengan tingkat suku bunga lebih kuat dari

pada saluran nilai tukar. Sementara Malaysia, Filipina dan

Singapura mengindikasikan effek dari saluran nilai tukar lebih

kuat dari pada saluran suku bunga.

Financial Condition Index (FCI) adalah indikator dari performa

sektor keuangan atau performa pasar keuangan. FCI digunakan

untuk menghitung tingkat suku bunga, nilai tukar, kredit, dan

stock price. Berdasarkan perhitungan FCI, dapat dilihat pola

transmisi moneter dari negara-negara ASEAN-5. Secara umum

Thailand, Indonesia, dan Malaysian mempunyai pola yang sama

dalam mekanisme transmisi moneter dengan saluran nilai tukar

lebih dominan dari saluran mekanisme transmisi yang lain.

Judul Variabel Hasil Alat analisis

Peneliti, tahun

Page 92: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Sementara Filipina lebih dominan saluran suku bunga daripada

saluran yang lain, dan Singapura lebih didominasi saluran kredit

dan stock.

Model gravitasi digunakan untuk mengeksplorasi hubungan antara

perdagangan internasional dan kemungkinan integrasi ekonomi.

Dalam penelitian ini digunakan untuk variabel ekspor dari asal

negara ke negara tujuan, produk domestik bruto (PDB), domestik

bruto produk per kapita (PDB / kapita), jarak, variabel dummy

terdiri dari bahasa umum (C), perbatasan darat (L), indeks kondisi

moneter (MCI), indeks kondisi keuangan (FCI). Dalam umum

menunjukkan bahwa transmisi moneter yang optimal dan kinerja

pasar keuangan telah mendukung kemungkinan ASEAN-5

integrasi ekonomi, tetapi tanda yang optimal transmisi moneter

adalah negatif dan positif bagi kinerja pasar keuangan.

Lukman

Hakim

2003

Kebijakan

Moneter

Ekspansif dan

Volatilitas Harga-

Harga Aset

Kebijakan

Moneter (LM2),

Volatilitas pasar

uang

(LSDSPUAB),

VAR kebijakan moneter memang berpengaruh terhadap volatilitas

harga-harga aset. Karena studi ini membandingkan tiga periode

maka pada setiap periode terdapat perbedaan pengaruh terbesar

kebijakan moneter terhadap harga-harga aset. Dengan

menggunakan metode variance decomposition, pada periode

Judul Variabel Hasil Alat analisis

Peneliti, tahun

Page 93: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

volatilitas pasar

valuta asing

(LSDEXR),

Volatilitas pasar

modal

(LSDIHSG)

1990.1-1993.3 terlihat bahwa kebijakan moneter (LM2) paling

kuat berpengaruh terhadap volatilitas pasar valuta asing

(LSDEXR), kemudian volatilitas pasar uang (LSDSPUAB) dan

terakhir volatilitas pasar modal (LSDIHSG). Pada periode 1993.4-

1997.2 kebijakan moneter (LM2) paling kuat berpengaruh

terhadap volatilitas pasar uang (LSDSPUAB), pasar modal

(LSDIHSG), dan terakhir pasar valuta asing (LSDEXR). Pada

periode 1997.3-2001.4, kebijakan moneter (LM2) paling kuat

berpengaruh terhadap volatilitas pasar modal (LSDIHSG),

volatilitas nilai tukar (LSDEXR), dan terakhir volatilitas pasar

uang (LSDSPUAB).

Dengan menggunakan metode impulse response terlihat bahwa

selama periode 1990.1-1993.3 ini, pengaruh kebijakan moneter

terhadap volatilitas pasar modal paling kuat dibandingkan dengan

pasar uang dan pasar modal. Sementara itu, pada periode 1993.4-

1997.2, pengaruh kebijakan moneter terhadap volatilitas pasar

valas dan pasar uang jauh lebih besar dari pada terhadap pasar

modal. Sementara pada periode krisis 1997.3-2001.4, pengaruh

kebijakan moneter terhadap volatilitas harga uang dan modal jauh

Judul Variabel Hasil Alat analisis

Peneliti, tahun

Page 94: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

lebih besar dari pada pasar valas.

Lukman

Hakim

2001

Perbandingan

Peranan Jalur

Kredit dan Jalur

Tingkat Suku

Bunga Pada

Mekanisme

Transmisi

Kebijakan

Moneter 1990-

1999.

Volume kredit

riil, Suku Bunga

Call (PUAB),

GDP Riil,

Indeks Harga,

VAR

Uji

Kausalitas

Dalam jangka panjang (1990.1-1999.3) dan jangka pendek

(1997.1-1999.3) dengan menggunakan metode VAR ditemukan

bahwa jalur kredit lebih berperan dibandingkan dengan jalur

tingkat suku bunga. Khusus pada perspektif jangka pendek atau

pada masa krisis, peranan jalur kredit terbukti lebih sesuai dengan

kenyataan, karena adanya fenomena “kegentingan kredit”. Oleh

karena itu, studi ini merekomendasikan agar Bank Indonesia

mempertimbangkan jalur kredit digunakan sebagai jalur utama

pada mekanisme transmisi kebijakan moneter.

Lukman

Hakim

2001

Penerapan

Pentargetan

Inflasi dalam

Mekanisme

Transmisi

Kebijakan

Moneter 1990.1-

2004.4

Suku bunga

PUAB, Suku

bunga SBI,

Suku bunga

Deposito, GDP

Riil, Nilai tukar,

Jumlah uang

beredar(M0,M2)

Uji Akar

Unit, Uji

Derajat

Integerasi,

Uji

Identifikasi,

Uji Statistik,

1) Bahwa dengan menggunakan metode simultan TSLS

ditemukan hubungan antara variabel yang diestimasi.

Sebelum menggunakan TSLS, terlebih dahulu dilakukan

pengujian data stasioneritas yang ternyata semua lolos pada

data derivatif pertama.

2) Bahwa hasil pengolahan data menunjukkan bahwa

instrumen Bank Indonesia baik suku bunga SBI dan uang

kartal (M0) berpengaruh secara signifikan terhadap suku

Judul Variabel Hasil Alat analisis

Peneliti, tahun

Page 95: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

, Inflasi,

Government

Expendicture,

Cadangan

devisa

bunga PUAB.

3) Bahwa suku bunga PUAB merupakan layak ditempatkan

sebagai sasaran operasional dari mekanisme transmisi

kebijakan moneter di Indonesia. Suku bunga PUAB akan

berpengaruh kuat terhadap sasaran antara seperti suku

bunga deposito, nilai tukar rupiah dan uang luas (M2).

4) Bahwa uang luas akan juga berpengaruh terhadap nilai

tukar rupiah, sedangkan nilai tukar rupiah akan

berpengaruh terhadap suku bunga deposito. Terakhir suku

bunga deposito akan berpengaruh terhadap sasaran akhir

yakni inflasi.

5) Bahwa kebijakan fiskal tidak berpengaruh dalam model

mekanisme transmisi kebijakan moneter ini.

6) Bahwa model pentargetan inflasi yang sedang

dilaksanakan oleh Bank Indonesia dewasa ini perlu

diteruskan.

Heiko

Hesse

2007

Monetary Policy,

Structural Break

and The

Real Money

(M1),

Manufacturing

VAR

Uji Integrasi,

Secara khusus jika kebijakan moneter Thailand secara potensial

tidak dapat bergerak dalam periose sebelum krisis dengan rezim

tingkat nilai tukar dan liberalisasi keuangan atas perekonomian

Judul Variabel Hasil Alat analisis

Peneliti, tahun

Page 96: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Monetary

Transmission

Mechanism in

Thailand

Production

Index (MPI),

CPI (Thailand),

Nilai Tukar,

CPI(USA),

Bank Lending,

PPP

Relation(CPI

Thailand-CPI

USA – Nilai

Tukar

Thailand. Beberapa penelitian yang ada meneliti tentang

mekanisme transmisi kebijakan moneter di Thailand tidak

memperhitungkan fakta ini dan membuat asumsi atas kebijakan

moneter dari stace Bank sentral Thailand pada periode ini. Sebagai

contoh, Patrawimolpon et al. (2001) mengasumsikan bahwa bank

sentral baiak target money supply atau tingkat suku bunga dalam

model sebelum krisis. Seperti asumsi yang tidak sah karena

mereka bertentangan dengan pendapat Mundell-Fleming tentang

ketidakkonsisten dari trinity kebijakan moneter independent, rezim

nilai tukar tetap dan open capital account. Analogi argumen diatas,

tidak termasuk sebuah fungsi kebijakan tingkat suku bunga.

Kedua vektor kointegrasi dalam model pra-krisis sesuai dengan

penyesuaian persamaan inflasi dan IS-jenis persamaan. Demikian

pula untuk Bhanthumnavin (2002), kita tidak dapat memasukan

kurva hubungan Phillips. Inflasi tampaknya terutama merupakan

fenomena moneter dan positif berhubungan dengan perputaran

kebalikan dari uang.

Judul Variabel Hasil Alat analisis

Peneliti, tahun

Page 97: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Bernanke.

Blinder

The Federal

Funds Rate and

the Channels of

Monetary

Transmission

Jumlah uang

beredar, kredit,

pendapatan

VAR

Fund rate adalah indikator yang baik dalam kebijakan moneter,

bahkan untuk periode setelah 1979. Fund rate kemungkinan kecil

terkontaminasi oleh respon endogenous yang sejaman dengan

kondisi ekonomi dari pada tingkat pertumbuhan uang.

Fakta tentang gaya yang terkenal yaitu tingkat suku bunga adalah

peramal yang baik dari variabel-variabel riil yang dicatat untuk

perlu untuk diperbaiki, federal fund rate adalah sebuah variabel

informasi khusus. Dalam fakta, ditemukan jika federal fund rate

mendominasi baik uang dan bill dan tingkat bond dalam

peramalan variabel riil terlihat lebih kuat dari pada temuan yang

sering dikutip oleh Sims (1980) dan Litterman dan Weiss (1985)

dimana tingkat tagihan mendominasi uang.

Michael

Woodford

2001

The Taylor Rule

and Optimal

Monetary Policy

Tingkat suku

bunga, GDP riil

– Potensial

Output ( Output

Gap), Jumlah

tenaga kerja

VAR Penggunaan output gap disarankan dalam the rule’s empirical fit

analisis Taylor yang mungkin cukup berbeda dari ukuran teoritis

yang sebenarnya, sama dengan tingkat efisien output pasti

dipengaruhi oleh berbagai ukuran yang nyata. Taylor rule

mengasumsikan intercept konstan, tetapi aturan yang diinginkan

seperti membutuhkan jika intercept disesuaikan dalam merespon

fluktuasi dalam Wicksellian tingkat suku bunga alami, dan ini

Judul Variabel Hasil Alat analisis

Peneliti, tahun

Page 98: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

sangat bervariasi dalam menanggapi gangguan yang ada.

Formula klasik mengasumsikan tingkat suku bunga harus diatur

pada ukuran variabel sasaran saja, tetapi optimal rule secara umum

akan melibatkan komitmen untuk catatan tergantung pada

perilaku: secara terpisah, penyesuaian bertahap dari level tingkat

suku bunga dari yang disarankan oleh nilai tertentu dari sasaran

variabel atau exsogenous yang ditentukan mempunyai keuntungan

yang penting.

Clarida,

Gali,

Gertler

1999

The Science of

Monetary Policy:

A New Keynesian

Perspective

Jumlah uang

beredar, nilai

tukar tetap,

Tingkat suku

bunga, output

gap, Inflasi,

GDP, Tenaga

kerja,

VAR 1) Menekankan pada trade off dalam output/inflasi yang sangat

sensitif untuk derajat dan tekanan alami yang terjadi di dalam

inflasi. Sebagai konsekuensinya, demikian pula kecepatan di

mana kebijakan moneter harus mencoba untuk mencapai inflasi

yang optimal tingkat.

2) Berdasarkan analisis ini, terbatas untuk model ekonomi

tertutup. Keberadaan kerangka ekonomi terbuka adalah untuk

mendukung pandangan baru tentang keinginan untuk aturan

kebijakan moneter alternatif, dan meningkatkan jumlah isu-isu

atas tingkat suku bunga yang luar biasa, termasuk: pilihan atas

rejim nilai tukar, keuntungan potensial dari koordinasi

Judul Variabel Hasil Alat analisis

Peneliti, tahun

Page 99: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

kebijakan moneter, respon yang optimal terhadap shocks

(goncangan) yang berasal dari luar negeri, dan consumer price

index versus domestic inflation targeting.

3) Berdasarkan keseluruhan analisis, diasumsikan jika batas

bawah dari nol pada tingkat bunga nominal tidak kendala pada

kinerja moneter kebijakan.

4) Sebuah isu yang lebih spesifik, tapi tetap salah satu yang

penting, adalah memahami mengapa bunga bank sentral tingkat

suku bunga (smooth) disesuaikan. Kebijakan yang optimal

tersirat pada kerangka kerja makroekonomi yang ada sebagian

besar menghasilkan jalan untuk kepentingan tingkat suku

bunga yang jauh lebih tidak stabil daripada apa yang diamati

dalam realitas. Kemungkinan sehingga muncul bahwa model

yang ada mungkin gagal untuk secara memadai

mengkarakterisasi kendala yang dihadapi pembuat kebijakan

dalam praktek.

Judul Variabel Hasil Alat analisis

Peneliti, tahun

Page 100: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

C. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang telah diuraikan

sebelumnya, maka dapat dibuat suatu kerangka pemikiran dengan skema sebagai

berikut.

Dalam kerangka permikiran diatas menggunakan analisis model VAR dimana

untuk bertujuan mencari interaksi yang terjadi dalam jalur suku bunga pada

mekanisme transmisi kebijakan moneter. Dengan menggunakan variabel-variabel

suku bunga SBI, suku bunga PUAB, jumlah uang beredar (M2), Output Gap, dan

Inflasi akan digunakan untuk mencari pengaruh dalam jalur suku bunga terhadap

output gap dan inflasi.

Suku Bunga SBI

Interaksi Suku Bunga PUAB

M2

Output Gap

Inflasi

Page 101: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh variabel jumlah uang

beredar, tingkat suku bunga dan nilai tukar terhadap inflasi di Indonesia. Dengan

harapan dapat diperoleh variabel informasi yang dapat digunakan dalam pencapaian

inflasi sehingga dapat diketahui variabel yang mampu mendukung mekanisme

transmisi kebijakan moneter dalam rangka pencapaian stabilitas perekonomian di

Indonesia. Penelitian ini bersifat kuantitatif, dengan data triwulanan antara tahun

2000 sampai tahun 2010.

B. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa

data triwulanan dari tahun 2000:1 sampai dengan tahun 2010:4. Data-data tersebut

diperoleh dari dokumen-dokumen yang diterbitkan oleh instansi-instansi terkait,

antara lain buku Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia dan Laporan Tahunan

Bank Indonesia yang diterbitkan Bank Indonesia.

84

Page 102: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

C. Definisi Operasional Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitan ini adalah :

Variabel Dependen

Variabel dependen atau variabel terkait dalam penelitian ini adalah sasaran akhir

kebijakan moneter yang diwakili dengan tingkat inflasi di Indonesia.

Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk meningkat secara umum dan

terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut

inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (mengakibatkan kenaikan) kepada barang

lainnya. Kebalikan dari inflasi disebut deflasi.

1. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel bebas yang nilainya digunakan untuk

meramal, terdiri dari faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan moneter yaitu

sebagai berikut :

a. Suku Bunga SBI (rSBI)

Suku bunga SBI adalah tingkat suku bunga yang ditentukan atau dikenakan

oleh BI atas penerbitan SBI, suku bunga tersebut diukur dalam persen. Data

rSBI merupakan data triwulanan periode tahun 2000:1-2010:4. Data tersebut

diperoleh dari SEKI dan Laporan Tahunan BI.

b. Suku Bunga Pasar Uang Antar Bank (rPUAB)

Suku bunga PUAB adalah tingkat suku bunga ditentukan atau dikenakan

oleh pihak bank kepada bank yang melakukan pinjaman di Pasar Uang

Antar Bank atas penerbitan PUAB. Suku bunga tersebut diukur dalam

82

Page 103: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

persen. Data rPUAB merupakan data triwulanan periode tahun 2000:1-

2010:4. Data tersebut diperoleh dari SEKI dan Laporan Tahunan BI.

c. M2 (Board Money)

Jumlah Uang Beredar yang digunakan dalam penelitian ini adalah uang

beredar dalam arti luas (M2) yaitu uang giral dan uang kartal yang beredar

di masyarakat ditambah dengan uang kuasi (quasy money). Uang kuasi

adalah sesuatu yang mendekati ciri uang termasuk deposito dan tabungan.

Jumlah uang beredar tersebut diukur dalam miliar. Data M2 merupakan data

triwulanan periode tahun 2000:1-2010:4. Data tersebut diperoleh dari SEKI

dan Laporan Tahunan BI.

d. Output Gap (OG)

OG adalah selisih antara PDB aktual dengan PDB potensial. PDB potensial

di-proxy dari trend PDB aktual yang dihitung dengan metode Hodrick-

Prescott Filter (HPF). Metode ini merupakan metode smoothing yang lazim

digunakan untuk estimasi yang akurat mengenai komponen kecenderungan

jangka panjang suatu data time series. Data OG merupakan data triwulanan

periode tahun 2000:1-2010:4. Data tersebut diperoleh dari SEKI dan

Laporan Tahunan BI.

D. Metode Analisis Data

1. Model Vector Autoregression (VAR)

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode Vector

Autoregression (VAR). Pemilihan model tersebut disesuaikan dengan tujuan

Page 104: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

penelitian ini, yaitu untuk mengetahui impulse response dari fluktuasi indikator

makroekonomi yang memiliki pengaruh terhadap output gap dan inflasi sehingga

dapat ditemukan instrumen yang tepat yang dapat digunakan dalam penetapan

target inflasi dalam jangka waktu tertentu sehingga dapat mendukung kebijakan

moneter.

VAR biasa digunakan untuk peramalan variabel-variabel runtut waktu dan

untuk menganalisis dampak dinamis dari sistem variabel-variabel tersebut. Pada

dasarnya model VAR seperti model persamaan simultan karena dalam kedua

model tersebut beberapa variabel endogen dipertimbangkan bersama-sama dalam

suatu model. Perbedaannya dengan model persamaan simultan adalah dalam

model VAR masing-masing variabel endogen selain dijelaskan oleh nilainya pada

masa lampau (lag) juga dijelaskan oleh nilai masa lampau dari semua variabel

endogen lainnya di dalam model, dan tidak ada variabel eksogen di dalamnya

(Gujarati, 2003).

Keunggulan dari analisis VAR antara lain :

a) Metode ini sederhana, karena semua variabel dianggap endogen

sehingga tidak perlu khawatir untuk membedakan mana variabel

endogen dan mana yang eksogen.

b) Estimasinya sederhana, dimana metode OLS (Ordinary Least Square)

biasa dapat diaplikasikan pada tiap-tiap persamaan secara terpisah.

c) Hasil peramalan yang diperoleh dengan menggunakan metode ini

dalam banyak kasus lebih bagus dibandingkan hasil yang didapat

dengan model persamaan simultan yang kompleks sekalipun.

Page 105: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Secara umum persamaan matematis model VAR dapat dirumuskan sebagai

berikut,

dimana yt adalah nx1 vektor dari variabel endogen, A0 adalah nx1 vektor dari

intersept, Ai adalah nxn matriks dari koefisien variabel-variabel, adalah nx1

vektor gangguan, dan p adalah jumlah lag.

Model penelitian mengenai efektivitas MTKM menggunakan model

Vector Auto Regression (VAR). Apabila semua variabel yang dilibatkan dalam

penelitian ini dirumuskan dalam model VAR, maka model penelitian ini adalah

sebagai berikut:

rSBI = C1 +a1i ƩrSBIt-k + a1i ƩrPUABt-k + a1i ƩrM2t-k + a1i ƩOGt-k + a1i

ƩINFt-k + εi

rPUAB = C2 + a2i ƩrSBIt-k + a2i ƩrPUABt-k + a2i ƩrM2t-k + a2i ƩOGt-k + a2i

ƩINFt-k + εi

M2 = C4 +a4i ƩrSBIt-k + a4i ƩrPUABt-k + a4i ƩrM2t-k + a4i ƩOGt-k + a4i

ƩINFt-k + εi

OG = C5 +a5i ƩrSBIt-k + a5i ƩrPUABt-k + a5i ƩrM2t-k + a5i ƩOGt-k + a5i

ƩINFt-k + εi

INF = C6 +a6i ƩrSBIt-k + a6i ƩrPUABt-k + a6i ƩrM2t-k + a6i ƩOGt-k + a6i

ƩINFt-k + εi

Page 106: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

2. Bentuk Estimasi VAR

Dalam model VAR terdapat dua bentuk estimasi, yaitu impulse respon,

dan variance decomposition.

a. Respon terhadap Kebijakan (Impulse Respon)

Respons terhadap kebijakan adalah salah satu asesoris pada VAR yang

digunakan untuk melihat respon variabel endogen terhadap pengaruh inovasi

(shock) variabel endogen yang lain (Pindycks dan Rubinfeld; 1991: 385).

Inovasi diinterpretasikan sebagai “goncangan kebijakan” (policy shock), lihat

Bernanke dan Blinder (1992: 902) atau juga sering disebut kebijakan. Secara

statistis respons terhadap kebijakan dirumuskan dalam persamaan Sims

(1980b, 256-257). Jika kita mempunyai sebuah model linier vektor stokastik x

yang diformulasikan sebagai berikut:

Dimana et = xt – E(xt | xt-1 ,xt-2 , ), kemudian memilih matrik trangular

B, sehingga menghasilkan Bet yakni sebuah kovarian diagonal matriks dan B

juga mempunyai diagonalnya sendiri, oleh karena itu A perlu dipindah menjadi

C = AB1 dan e menjadi f = Be, sehingga menjadi :

Dari formula di atas koefisien C adalah respons terhadap kebijakan atau

inovasi (responses to innovations).

Page 107: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

b. Dekomposisi Varian (Variance Decomposition)

Dekomposisi varian merupakan metode lain dari sistem dinamik dengan

menggunakan VAR. Jika respons terhadap kebijakan menunjukkan efek dari

sebuah kebijakan (shock) variabel endogen terhadap variabel lain. Sebaliknya

dekomposisi varian akan menguraikan inovasi pada sebuah variabel endogen

terhadap komponen goncangan (shock) variabel endogen yang lain di dalam

VAR.

Berhubungan dengan persamaan di atas, perlu ditetapkan terlebih dahulu

matriks varian-kovarian dari xt – E (xt | xt-k’ ,xt -k –1’ ,… ) pada periode k

sehingga persamaannya menjadi :

Sehingga nilai Var (ft) inilah yang disebut sebagai dekomposisi varian.

3. Uji Prasyarat dalam model VAR

Kajian empiris yang menggunakan data runtut waktu mengasumsikan

bahwa data yang digunakan adalah stasioner. Untuk menguji stasioneritas data

dapat digunakan uji akar unit. Namun dalam model VAR tidak dianjurkan

menerapkan uji akar unit sehingga data yang digunakan adalah dalam tingkat level

meski mungkin data tersebut tidak stasioner (Gujarati, 2003). Alasannya, model

VAR bertujuan untuk melihat hubungan antar variabel, tidak untuk melihat

parameter yang diestimasi (Hakim, 2005). Selain itu, semua data yang digunakan

disarankan dalam bentuk logaritma, kecuali data yang sudah dalam bentuk persen.

Page 108: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Salah satu kesulitan menggunakan VAR adalah penetapan tingkat

kelambanan yang optimal. Beberapa penelitian mutakhir tentang VAR untuk

menetapkan tingkat kelambanan yang optimal menggunakan Akaike Information

Criteria (AIC) dan Schwarz Criteria (SC). Baik AIC ataupun SC kadang juga

dipergunakan sebagai pengganti R2 (coefficient of determination), sehingga R2

bukan satusatunya indikator validitas sebuah model ekonometri (Thomas, 1997;

181-182, Greene, 2000; 306). Namun sejak variabel kelambanan banyak

digunakan pada model-model ekonometri, AIC dan SC juga dapat digunakan

untuk menetapkan tingkat kelambanan yang optimal (Greene, 2000; 717):

AIC (q) = log (e’e)/T + 2q/T

SC (q) = AIC (q) + (q/T) (logT – 1)

Keterangan:

e adalah residual, sedangkan T dan q masing-masing merupakan jumlah sampel

jumlah variabel yang beroperasi dalam persamaan itu.

Untuk menetapkan tingkat kelambanan yang paling optimal, model VAR

harus diestimasi dengan berbeda-beda tingkat kelambanannya, kemudian

dibandingkan nilai AIC dan SC-nya, nilai yang paling rendah yang dipakai

sebagai patokan pada tingkat kelambanan paling optimal. Penelitian ini nantinya

akan menguji tingkat kelambanan yang paling optimal dari tingkat kelambanan 2,

3, 4 dan 5.

Kemudian selain dengan menentukan tingkat kelambanan yang paling

optimal, juga dilakukan uji stasioneritas dengan menggunakan uji akar unit yang

Page 109: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

bisa dilakukan melalui kriteria dari Akaike Information Criterion (AIC) maupun

Schawarz Information Criterion (SIC).

4. Uji Kausalitas Granger

VAR juga dapat digunakan analisis kausalitas, selain uji kausalitas

Granger. Uji kausalitas VAR juga sering disebut sebaType equation here.gai uji

kausalitas Sims, karena kemukakan pertama kali oleh Sims (1972). Untuk

menggambarkan perbedaan uji kausalitas Granger dan Sims, dapat dilihat dalam

ilustrasi persamaan berikut ini (Thomas : 1997; 461)

Uji Kausalitas Granger (1969) :

Uji Kausalitas Sims (1972) :

Perbedaan fundamental antara uji kausalitas Granger dan Sim yang

pertama terletak pada penggunaan variabel akan datang, yang tidak terdapat pada

uji kausalitas Granger. Uji kausalitas Granger hanya memasukkan variabel masa

lampau, sedangkan uji kausalitas Sims menggunakan keduanya. Kedua, perbedaan

lain adalah pada penentu signifikansi pada uji kausalitas Granger menggunakan

uji serentak atau F-statistik, sedangkan uji kausalitas Sims, lebih melihat secara

uji individual (t-statistik).

VAR secara subtansial lebih dekat dengan kausalitas Sims namun secara

teknikal lebih dekat dengan kausalitas Granger. Hal ini dapat dilihat dari

konstruksi model, dapat dijelaskan secara sederhana sebagai berikut misalkan

Page 110: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

terdapat dua variabel endogen indeks produksi (IP) dan penawaran uang (M1)

maka bentuk model VAR akan diformulasikan sebagai berikut (Gujarati: 1995:

747):

Perubahan ε1t akan berpengaruh terhadap perubahan nilai IP. Perubahan

tersebut akan merubah semua nilai IP dan M1 yang akan datang , sejak variabel IP

kelambatan (IPt-1) terjadi pada kedua persamaan itu.

Jika terdapat inovasi, ε1t dan ε2t tidak berkorelasi, interpretasi akan berlaku

terus menerus. ε1t adalah inovasi untuk IP dan ε2t adalah inovasi untuk M1.

Sedangkan ε2t adalah mengukur efek dari salah satu standar deviasi sebuah

kebijakan (shock) moneter terhadap variabel IP dan M1 yang diteliti pada saat ini

dan yang akan datang (Eviews; 1997; 497).

5. Uji Signifikasi Parameter

Dari estimasi VAR dapat dilihat hasil regresi tiap persamaannya sehingga

parameter yang dihasilkan dapat diuji signifikansinya. Untuk menguji signifikansi

parameter-parameter tersebut dapat digunakan uji t dan uji F.

a. Uji t

Uji t merupakan uji signifikansi parameter secara individual. Uji ini

digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel dependen dan variabel

independen. Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut :

1) Menentukan hipotesis

Page 111: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Hipotesis nihil Ho : 0

Hipotesis alternatif Hi : 0

2) Menentukan derajat signifikasi (level of significance)

3) Menentukan kriteria pengujian

Ho diterima apabila

Ho ditolak apabila

4) Menghitung nilai t

dimana :

= parameter yang diestimasi

β = nilai hipotesis awal dari parameter

= simpangan baku

5) Membuat kesimpulan

Kesimpulan dibuat dengan membandingkan nilai t dengan nilai t tabel

sesuai dengan kriteria pengujian untuk menentukan apakah Ho ditolak atau

diterima.

Page 112: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

b. Uji F

Uji F merupakan uji signifikasi parameter secara bersama-sama. Langkah-

langkah pengujiannya adalah sebagai berikut.

1) Menentukan hipotesis

Hipotesis nihil Ho : β1 = β2 = ……….= βk

Hipotesis alternatif Hi : β1 β2 ……… βk

2) Menentukan derajat signifikasi (level of significance)

3) Menentukan kriteria pengujian

Ho diterima apabila

Ho ditolak apabila

4) Menghitung nilai F

dimana :

k = jumlah parameter yang diestimasi

R2 = koefisien determinasi

n = jumlah pengamatan

Page 113: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

5) Membuat kesimpulan

Kesimpulan dibuat dengan membandingkan nilai F dengan nilai F tabel

sesuai dengan kriteria pengujian untuk menentukan apakah Ho ditolak atau

diterima.

c. Test of Goodness of Fit (Uji R2)

Test of Goodness of Fit bertujuan untuk mengetahui berapa besar

variasi dari variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi dari variabel

independen. Pengujian tersebut dapat dilakukan dengan cara melihat nilai R2

dari hasil analisis VAR yang telah dilakukan.

Page 114: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Bank Sentral Dan Kebijakan Moneter Di Indonesia

1. Bank Sentral di Indonesia

Pada masa setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, dalam penjelasan

Bab VII pasal 23 UUD 1945 disebutkan bahwa dibentuk sebuah Bank Sentral

yang disebut Bank Indonesia dengan tugas mengeluarkan dan mengatur peredaran

uang kertas. Kemudian sebagai langkah awal dibentuklah Pusat Bank Indonesia

yang merupakan cikal bakal berdirinya Bank Negara Indonesia (BNI). Akan tetapi

hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) memutuskan bahwa Bank Sentral

Indonesia adalah De Javache bank sehingga pada tanggal 6 Desember 1951

dikeluarkanlah Undang-Undang nasionalisasi De Javasche Bank.

Pada 1 Juli 1953 dikeluarkan UU No.11 Tahun 1953 tentang pokok Bank

Indonesia sebagai pengganti Javache Bank Wet tahun 1922. Mulai saat itu lahirlah

satu Bank Sentral di Indonesia yang diberi nama Bank Indonesia. Sejak

keberadaan bank Indonesia sebagai Bank Sentral hingga tahun 1968, tugas pokok

Bank Indonesia selain menjaga stabilitas moneter, mengedarkan uang dan

mengembangkan sistem perbankan juga tetap melaksanakan beberapa fungsi

perbankan sebagaimana bank komersial (Ascarya, 2004).

Pada tahun 1986, pemerintah mengeluarkan Undang-Undang (UU) No. 13

tahun 1986 yang menyebutkan bahwa BI tidak lagi diperkenankan melakukan

jenis usaha bank yang bersifat konvensional. Bank Indonesia sebagai agen

97

Page 115: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

pembangunan, memiliki tugas pokok. Pertama, mengatur, menjaga dan

memelihara stabilitas nilai rupiah. Kedua, mendorong kelancaran produksi dan

pembangunan serta memperluas kesempatan kerja guna meningkatkan taraf hidup

rakyat.

Perubahan kebijakan Bank Indonesia melalui deregulasi moneter dan

perbankan tahun 1983 sampai dengan 1991 menuntut perubahan terhadap tata

perbankan di Indonesia. Oleh karena itu, dilakukan perubahan atas Undang-

Undang (UU) No. 14 tahun 1967 dengan Undang-Undang (UU) No. 7 tahun 1992

tentang Perbankan. Berdasarkan UU No. 7 tahun 1992 tersebut, Bank Indonesia

diberikan wewenang dalam penetapan tingkat kesehatan bank berdasarkan aspek

permodalan, kualitas aset, kekuatan manajemen, rentabilitas, likuiditas,

solvabilitas, dan aspek-aspek lain yang berhubungan dengan bank.

Pada tanggal 17 Mei 1999, Undang-Undang (UU) No. 23 tahun 1999

tentang Bank Sentral diundangkan dan disahkan. UU ini dibuat untuk dapat lebih

mewujudkan independensi Bank Indonesia. Pada tanggal yang sama, diundangkan

pula UU No. 24 tahun 1999 tentang Lalu Lintas Devisa Dan Sistem Nilai Tukar.

Dengan UU No. 24 tahun 1999 ini, UU No. 32 tahun 1964 tentang Peraturan Lalu

Lintas Devisa dinyatakan tidak berlaku.

2. Kebijakan Moneter di Indonesia

Kebijakan moneter yang telah diterapkan di Indonesia mengalami

pergantian dari waktu ke waktu disesuaikan dengan kondisi perekonomian

bangsa. Sebagaimana kebijakan yang diterapkan dewasa ini, kebijakan moneter di

Indonesia mengalami tranformasi yang cukup besar baik dari sisi mekanisme,

Page 116: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

target dan instrumen kebijakan. Undang-Undang No.23 Tahun 1999 merupakan

tonggak tranformasi kebijakan moneter di Indonesia dengan ditetapkannya

independensi otoritas moneter secara institusional dan ditetapkannya pula satu

sasaran kebijakan moneter yang dikenal dengan single objective yang ditujukan

untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah (Purwanto, 2005).

Warjiyo menyatakan bahwa secara umum, kebijakan moneter di Indonesia

dibagi menjadi tiga masa, yaitu masa sebelum krisis, masa krisis dan masa setelah

krisis. Masing-masing masa tersebut, terbagi pada beberapa periode, yaitu :

1) Masa Sebelum Krisis Ekonomi 1997

a. Periode 1945-1952

Kebijakan moneter pada masa ini adalah kebijakan pemerintah

Indonesia mengambil keputusan untuk mendirikan bank sirkulasi yang

berbentuk bank milik negara pada awal kemerdekaan. Pada masa tersebut,

di tahun 1946 pemerintah Indonesia mendirikan Bank Negara Indonesia

(BNI) dan Bank Rakyat Indonesia (BRI). Kedua bank tersebut dan beberapa

bank swasta lainnya yang ditunjuk oleh pemerintah melakukan tugas

pertukaran uang Hindia Belanda dan Jepang dengan Oeang Republik

Indonesia (ORI) yang dikeluarkan pemerintah Indonesia yang tujuannya

adalah untuk mengalihkan fungsi mata uang Hindia Belanda dan Jepang

dalam perekonomian Indonesia pada waktu tersebut.

Penggunaan ORI hanya mencapai usia 3 tahun 5 bulan, sebelum

akhirnya ditarik dari peredaran dan diganti dengan uang De Javasche Bank.

De Javasche Bank akhirnya diputuskan sebagai bank sentral pada

Page 117: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

penyerahan kedaulatan Indonesia pada pemerintah Republik Indonesia

Serikat. Beberapa waktu setelah pembentukan Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI), dilakukan nasionalisasi terhadap De Javasche Bank pada

tanggal 6 Desember 1961.

b. Periode Tahun 1953-1967

Pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No.11 tahun 1953,

tentang Pokok Bank Indonesia sebagai pengganti Javasce Bank Wet Tahun

1922. Dengan undang-Undang tersebut dibentuklah Dewan Moneter, dan

Menteri Keuangan bertindak sebagai ketua, sementara Meneteri Ekonomi

dan Gubernur Bank Indonesia bertindak sebagai anggota. Dewan Moneter

mempunyai berbagai tugas dan kewenangan yang terkait erat dengan uoaya-

upaya untuk mengendalikan kondisi moneter, antara lain menentukan

kebijakan moneter secara umum, mengatur dan menstabilkan mata uang,

serta memajukan urusan kredit dan perbankan pada umumnya.

Dengan diberlakukannya UU No. 11 tahun 1953 tentang Pokok

Bank Indonesia, tuntutan yang sangat besar diarahkan kepada Bank

Indoensia untuk ikut serta aktif dalam menata dan mengembangkan

perekonomian nasional pada waktu itu mengalami banyak permasalahan.

Fokus dari peran yang terkait dengan fungsi bank sirkulasi. Tantangan

terbesar pada masa ini adalah menyatukan mata uang yang pada waktu itu

banyak beredar dan berbeda-beda diberbagai wilayah Indonesia. Karena itu,

Bank Indonesia dituntut untuk menerbitkan mata uang baru, rupiah, sebagai

Page 118: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

satu-satunya alat pembayaran yang sah diseluruh wilayah negara Indonesia

menggantikan mata-mata uang yang ada di masing-masing daerah.

Setelah mulai tertatanya mekanisme peredaran uang, pemerintah

menjadikan Bank Indonesia sebagai agen pembangunan, yaitu Bank

Indonesia berperan secara aktif dalam meningkatkan perekonomian

nasional. Peran tersebut terbagi menjadi dua. Pertama, bentuk pembiayaan

Bank Indonesia terhadap defisit anggaran pemerintah yang relatif besar dan

tidak terkontrol sebagai akibat besarnya kepentingan politik pada waktu

tersebut. Kedua, bentuk pembiayaan secara langsung oleh Bank Indonesia

untuk sejumlah kegiatan ekonomi. Dalam kondisi itu, Bank Indonesia

melaksanakan tekanan kebijakan moneter ekspansif yang bersumber pada

upaya pembiayaan defisit anggaran pemerintah.

Perkembangan politik pada waktu itu telah cenderung menimbulkan

ketimpangan dalam pelaksanaan kebijakan moneter, yang dicerminkan oleh

peningkatan yang berlebihan pencetakan uang untuk pembiayaan defisit

anggaran sebagai akibat kebijakan fiskal yang ekspansif. Keinginan yang

kuat untuk menyenangkan rakyat telah mendorong pemerintah untuk

menempuh kebijakan fiskal tanpa mengindahkan prinsip-prinsip kehati-

hatian, yang cenderung membutuhkan pengeluaran anggaran yang besar dan

menyebabkan membengkaknya defisit anggaran pemerintah. Demikian pula

pembangunan proyek-proyek mercusuar atau pengeluaran untuk militer

merupakan contoh kongkrit yang terjadi pada waktu itu. Kondisi seperti ini

telah menimbulkan melonjaknya uang beredar jauh melebihi dari kebutuhan

Page 119: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

riil perekonomian sehingga mendorong naiknya harga-harga secara tajam.

Akibatnya laju inflasi membumbung tinggi hingga mencapai sekitar 600%

pada tahun 1965, yang dikenal dengan periode hyperinflation.

c. Periode Tahun 1968-1972

Periode ini juga sering disebut sebagai periode stabilisasi dan

rehabilitasi ekonomi. Pengalaman selama periode awal kemerdekaan sampai

dengan pertengahan tahun 1960-an memberikan pengalaman penting

mengenai pentingnya prinsip kehati-hatian dalam pelaksanaan kebijakan

moneter dan fiskal. Pertama, bahwa kebijakan fiskal harus mampu

mengendalikan defisit anggaran pada batas-batas yan wajar untuk itu,

pengeluaran anggaran harus diseleksi secara ketat dan diprioritaskan pada

jenis-jenis pengeluaran yang mampu mendorong kegiatan ekonomi riil, dan

karenanya pengeluaran –pengeluaran yang cenderung kurang strategis dan

berlebihan harus dihindarkan. Kedua, bahwa kebijakan moneter tidak boleh

dipergunakan untuk membiayai defisit anggaran pada sisi kebijakan fiskal.

Kebijakan moneter harus tetap difokuskan pada pengendalian inflasi, dan

karenanya pencetakan uang untuk membiayai defisit anggaran pemerintah

akan mengancam kestabilan harga dan kestabilan moneter secara

keseluruhan. Ketiga, bahwa kebijakan fiskal dan kebijakan moneter perlu

dikoordinasikan secara baik, dengan tetap berpegang prinsip independensi

masing-masing instansi, agar terjadi sinergi kedua kebijakan tersebut dalam

menjaga stabilitas ekonomi untuk berlangsungnya pembangunan secara

berkelanjutan.

Page 120: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

Sejak akhir tahun 1960-an terus terjadi perkembangan dalam sektor

perekonomian dan keuangan. Pada awalnya, kebijakan pemerintah lebih

diprioritaskan untuk pemulihan stabilitas ekonomi yang sempat terancam

pada pertengahan tahun 1960. Di sisi moneter, pencetakan uang untuk

pembiayaan defisit anggaran pemerintah dihentikan dan jumlah uang

beredar dikendalikan. Langkah kebijakan ini membawa hasil dengan

menurunnya angka inflasi hingga di bawah 10 % sehingga kepercayaan

untuk pemulihan kegiatan ekonomi dapat terbangun dengan baik. Kemudian

pemerintah mulai melakukan perencanaan pembangunan nasional, baik

dalam jangka panjang, menengah maupun pendek sehingga kegiatan

perekonomian nasional secara berangsur-angsur mulai tertata dan

mengalami peningkatan. Penataan ekonomi di bidang moneter dan

perbankan lebih dimantapkan dengan dikeluarkannya UU No.13 Tahun

1968 tentang Bank Sentral.

d. Periode Tahun 1973-1982

Peningkatan kegiatan perekonomian pada tahun 1960-an kemudian

mengalami dorongan lebih lanjut dengan hasil minyak yang meningkat pada

awal tahun 1970-an. Ditemukannya ladang-ladang minyak di Indonesia

memberikan dampak positif dan negatif bagi perekonomian Indonesia. Sisi

positifnya, hasil minyak yang berlimpah mampu memberikan kontribusi

terhadap penerimaan negara sehingga dapat dipergunakan untuk membiayai

pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan dalam APBN. Di sisi lain,

Page 121: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

peningkatan penerimaan devisa hasil minyak dan pengeluaran pemerintah

telah menyebabkan ekspansi jumlah uang beredar.

Pada tahun 1974 pemerintah mulai menempuh kebijakan kredit

selektif dari sisi moneter agar tidak terjadi kelebihan likuiditas dalam

jumlah uang beredar dalam perekonomian nasional yang dapat memicu

kenaikan tingkat inflasi. Hal ini dilakukan dengan pengaturan terhadap

besarnya ekspansi kredit yang diperbolehkan oleh perbankan.

Meskipun kehidupan sektor perbankan kurang bergairah akibat

kelangkaan sumber dana karena menurunnya penghimpunan dana

mayarakat dan adanya pembatasan dalam pemberian kredit, kegiatan

investasi terus berlanjut, khususnya yang dilakukan oleh pemerintah.

Selanjutnya untuk memberikan ruang gerak yang lebih besar kepada bank

dalam pemanfaatan dana terutama pemberian kreditnya kepada sektor

swasta, Bank Indonesia pada tahun 1978 menurunkan reserve requirement

bank dari 30 % menjadi 15 % (Warjiyo, 2004:36).

e. Periode tahun 1983-1997

Awal dekade 1980-an tejadi kemerosotan harga minyak dipasar

dunia sebagai akibat adanya kecenderungan terjadinya resesi dunia. Hal ini

telah menyebabkan terbatasnya penerimaan negara untuk pembiayaan

Anggaaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN). Dominasi pemerintah

dalam menopang peningkatan kegiatan ekonomi tidak dapat lagi

dipertahankan, dan akibatnya kelangsungan pembangunan nasional

terancam. Karena itu pemerintah kemudian menempuh serangkaian

Page 122: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

kebijakan reformasi dibidang ekonomi untuk mengatasi ancaman krisis

karena merosotnya harga minyak tersebut. Tujuannya adalah untuk

menumbuhkan,mendorong dan meningkatkan peran sektor swasta dalam

setiap aspek kehidupan ekonomi untuk mengantikan peran pemerintah

dalam rangka mempertahankan pembangunan nasional.

Pada 1 Juni 1983 pemerintah mengeluarkan kebijakan deregulasi

perbankan, yang menandai era liberalisasi disektor perbankan khusunya dan

sektor keuangan pada umumnya. Kebijakan ini telah mendorong begitu

pesatnya perkembangan sektor perbankan dan keuangan di Indonesia.

Pasar keuangan juga mengalami perkembangan yang pesat baik dari

sisi volume transaksi keuangan maupun berbagai produk keuangan (saham,

obligasi, surat-surat berharga, dan produk-produk derivatif) yang

diperdagangkan. Kondisi ekonomi khususnya sektor keuangan seperti ini

telah membawa implikasi mendasar pada pelaksanaan kebijakan moneter

oleh Bank Indonesia. Kebijakan moneter yang sebelumnya dilakukan secara

langsung dengan selective credit policy mulai beralih ke cara-cara tidak

langsung dan berorientasi pasar, antara lain dengan melakukan operasi di

pasar uang (operasi pasar terbuka) untuk mengendalikan likuiditas

perekonomian. Pengendalian moneter diarahkan pada jumlah uang beredar

(M1 dan M2) sebagai sasaran antara dan uang primer (M0) sebagai sasaran

operasional. Operasi dipasar uang dilakukan melalui lelang Sertifikat Bank

Indonesia (SBI) yang mulai diterbitkan tahun 1984 sebagai instrumen utama

kebijakan moneter. Pengendalian likuiditas juga dibantu dengan intervensi

Page 123: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

pasar uang rupiah dengan cara memberi pinjaman jangka pendek antara

overnight hingga tujuh hari. Operasi di pasar uang dimaksudkan diarahkan

untuk mencapai sasaran operasional uang primer tersebut untuk diarahkan

agar sasaran antara jumlah uang beredar (M1 dan M2) tetap terkendali

sesuai dengan perkiraan yang telah ditetapkan.

Pemerintah mengeluarkan paket kebijakan 27 Oktober 1988 yang

secara umum merupakan penyempurnaan kebijakan di bidang keuangan,

moneter dan perbankan. Dalam hubungannya dengan upaya peningkatan

efektivitas pengendalian moneter, langkah-langkah yang ditempuh antara

lain adalah penururnan reserve requirment dari 15% menjadi 2%. Selain itu

dibidang perbankan, dilakukan penciptaan iklim persaingan yang lebih

kodusif melalui pelonggaran izin pendirian bank-bank baru dan bank

campuran. Kebijakan deregulasi yang cukup longgar tersebut telah

megakibatkan perkembangan yang sangat pesat sektor perbankan dan

keuangan di Indonesia.

Dampak dari liberalisasi sektor keuangan adalah aliran keuangan

yang masuk ke perekonomia Indonesia, khususnya pinjaman luar negeri

swasta demikian besar dan pesat. Hal ini juga memanfaatkan periode boom

dalam perekonomia Indonesia dan didukung oleh gelombang globalisasi di

sektor keuangan, perdagangan, dan investasi yang demikian pesat pada

waktu itu. Di satu sisi besarnya aliran dana luar negeri tersebut mampu

menutup kesenjangan tabungan dengan investasi (saving-investment gap)

sehingga dapat mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi dan

Page 124: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

pembangunan nasional. Namun di sisi lain aliran dana luar negeri tersebut

juga menimbulkan sejumlah permasalahan. Dana luar negeri tersebut pada

umumnya berupa pinjaman luar negeri swasta, berjangka pendek, tidak

memperhitungkan resiko perubahan nilai tukar, dan banyak dimanfaatkan

untuk membiayai proyek-proyek swasta yang berjangka panjang dan tidak

menghasilkan devisa. Dari sisi moneter besar dan mobilitas dana luar negeri

tersebut juga mempersulit pelaksanaan kebijakan moneter oleh Bank

Indonesia.

Untuk menghindari dampak negatif dari ekspansi uang beredar yang

berasal dari aliran dana luar negeri tersebut terhadap peningkatan inflasi dan

kestabilan nilai tukar rupiah, Bank Indonesia melakukan penyerapan

kelebihan likuiditas dalam perekonomian sehingga mondorong kenaikan

suku bunga dalam negeri. Namun kenaikan suku bunga ini semakin

mendorong masuknya aliran dana luar negeri tersebut, khususnya dalam

bentuk surat-surat berharga jangka pandek. Akibatnya jumlah pinjaman luar

negeri swasta dalam berbagai bentuk dan jangka waktunya semakin

membesar. Kondisi ini diperburuk lagi dengan tidak dijalankan proyek-

proyek swasta yang dibiayai dari pinjaman luar negeri tersebut sesuai

dengan prinsip-prinsip pengelolaan usaha yang sehat (good corporate

governance) sehingga menjadi penyebab utama dari krisis sejak tahun 1997

(Warjiyo, 2004: 39).

Page 125: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

2) Periode Krisis Ekonomi 1997

Krisis yang melanda Indonesia pada tahun 1997 telah menimbulkan

berbagai permasalahan yang begitu sulit dan kompleks di berbagai bidang.

Krisis yang mulanya berasal dari krisis moneter telah berubah cepat menjadi

krisis ekonomi, krisis sosial budaya, krisis politik, dan menjadi krisis multi

dimensi. Pemicu utama krisis moneter tersebut adalah serangan spekulasi

terhadap mata uang bath Thailand yang kemudian berdampak menjalar

(contagion effect) ke mata uang rupiah Indonesia. Melemahnya rupiah telah

mendorong investor luar negeri menarik dananya pada waktu bersamaan dari

Indonesia yang diinvestasikan dalam bentuk portofolio surat-surat berharga

seperti commercial papers, promissory notes, dan medium term notes maupun

saham dan obligasi. Kepanikan kemudian terjadi pada pasar valuta asing

karena terutama perusahaan dan bank-bank di dalam negeri ingin memborong

devisa untuk membayar atau melindungi kewajiban luar negerinya dari resiko

nilai tukar. Akibatnya nilai rupiah semakin merosot hingga penah mencapai

tingkat terendah sekitar Rp 15.000 per dollar AS ada awal tahun 1998

(Wajoyo, 2004: 96).

Menghadapi tekanan yang begitu besar terhadap melemahnya nilai

tukar rupiah pada awal Bank Indonesia sesuai sistem nilai tukar mengambang

terkendali yang berlaku pada waktu itu, melakukan intevensi dipasar valuta

asing untuk mempertahankan kisaran nialai tukar yang ditetapkan. Demikian

besarnya pembelian valuta asing di pasar mengharuskan Bank Indonesia

menyelamatkan jumlah cadangan devisa yang tersedia dengan tetap berupaya

Page 126: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

menstabilkan rupiah, antara lain dengan memperlebar kisaran intervensi nilai

tukar rupiah dan terus mengendalikan likuiditas di pasar. Akan tetapi tekanan

yang sangat kuat dan demikian cepat tehadap melemahnya nilai tukar rupiah

yang disertai dengan penurunan cadangan devisa dalam jumlah yang cukup

besar akhirnya memaksa pemerintah untuk mengubah sistem nilai tukar yang

berlaku. Pada 14 Agustus 1997 Indonesia menganut sistem nilai tukar

mengambang. Selain itu pemerintah Indoenesia kemudian meminta bantuan

pendanaan dengan mengikuti program IMF.

Kelangkaan dana perbankan akibat penarikan dana oleh masyarakat

yang sangat besar (rush) adalah tantangan yang selanjutnya terjadi dalam

pelaksanaan kebijakan moneter selama krisis. Perkembangan ini terjadi setelah

pemerintah menutup sejumlah bank yang dinilai tidak sehat sesuai dengan

langkah-langkah yang ditetapkan dalam program IMF. Ditambah dengan

semakin melemahnya nilai tular rupiah terhadap dollar AS, kepercayaan

masyarakat terhadap rupiah semakin berkurang sehingga nilai tukar rupiah

terus mengalami penurunan yang sangat tajam. Untuk mencegah kehancuran

sektor perbankan, sesuai dengan program penjaminan kewajiban bank-bank,

pemerintah melalui Bank Indonesia melakukan pembayaran atas penarikan

dana oleh masyarakat dari perbankan dan kewajiban perbankan lainnya dalam

jumlah yang sangat besar yang berakibat pada meningkatnya jumlah uang

beredar, Bank Indonesia harus menyerap kelebihan likuiditas di masyarakat

melalui kebijakan moneter kontraktif yang berakibat pada naiknya suku bunga

dan persoalan lain di pasar keuangan secara keseluruhan. Laju inflasi pernah

Page 127: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

mencapai 77,63% pada tahun 1998 sementara suku bunga SBI berjangka waktu

1 bulan mencapai 38,44% pada tahun yang sama.

3) Periode setelah krisis ekonomi 1997

Strategi dan kebijakan yang ditempuh pemerintah Indonesia dalam

upaya pemulihan ekonomi nasional mencakup pula sejumlah langkah

kebijakan dan penataan kelembagaan di bidang moneter. Dari sisi kebijakan

langkah-langkah kebijkan yang ditempuh lebih diarah kepada upaya

menciptakan dan menjaga stabilitas moneter. Dengan masih rentannya nilai

tukar rupiah dan relatif tingginya inflasi, kebijakan moneter yang pruden pada

mulanya lebih ditekankan pada pengendalian jumlah uang beredar dalam

perekonomian melalui pencapaian sasaran operasional uang primer yang

ditetapkan sesuai dengan program yang disepakati antara pemerintah dengan

IMF. Langkah kebijakan ini secara berangsur-angsur mampu menstabilkan

nilai tukar rupiah dan mengendalikan tekanan inflasi. Nilai tukar rupiah mulai

stabil dan menguat dari rata-rata Rp 9.316 per dollar AS pada tahun 2002

menjadi rata-rata Rp 8.572 per dollar AS pada tahun 2003. Demikian pula laju

inflasi menurun dari 10,03% pada tahun 2002 menjadi 5,06% pada tahun 2003.

Dengan perkembangan ini Bank Indonesia mulai dapat menurunkan suku

bunga SBI secara bertahap untuk lebih mendorong sektor riil dan pemulihan

ekonomi nasional. Suku bunga SBI menurun dari 13,02% pada akhir tahun

2002 menjadi 7,34% pada juni 2004.

Dari sisi kelembagaan penguatan Bank Indonesia sebagai Bank Sentral

RI dilakukan dengan diberlakukannya UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank

Page 128: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

Indonesia sebagai pengganti UU No. 13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral.

Dalam landasan hukum yang baru ini Bank Indonesia mempunyai tujuan yang

lebih fokus, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan

nilai rupiah dalam arti terkendalinya laju inflasi dan stabilnya nilai tukar rupiah

, merupakan salah satu prasyarat mendasar bagi tercapainya pertumbuhan

ekonomi yang berkesinambungan pada gilirannya akan meningkatkan

kesejahteraan rakyat. Reorientasi sasaran Bank Indonesia tersebut merupakan

bagian dari kebijakan pemulihan dan reformasi perekonomian untuk keluar

dari krisis ekonomi yang tengah melanda Indonesia. Hal itu sekaligus

meletakan landasan yang kokoh bagi pelaksanaan dan pengembangan

perekonomian Indonesia di tengah-tengah perekonomian dunia yang semakin

kompetitif dan terintegrasi. Sebaliknya kegagalan untuk memelihara kestabilan

nilai rupiah seperti tercermin pada kenaikan harga-harga dapat merugikan

karena berakibat menurunkan pendapatan riil masyarakat dan melemahkan

daya saing perekonomian nasional dalam perekonomian dunia.

Untuk mencapai tujuan di atas Bank Indonesia melakukan tiga tugas

pokok yaitu, menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan

menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi sistem

perbankan. Misalnya efektivitas pelaksanaan tigas kebijakan moneter

memerlukan dukungan sistem pembayaran yang efisien, cepat, aman, dan

andal. Sementara itu sistem pembayaran yang efisien, cepat, aman, dan andal

tersebut tergantung pada sistem perbankan yang sehat. Selain itu sistem

perbankan yang sehat juga akan mendukung efektifitas pelaksanaan

Page 129: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

pengendalian moneter ke kegiatan ekonomi riil terutama berlangsung melalui

sistem perbankan.

Dalam menetapakan dan melaksanakan kebijakan moneter, Bank

Indonesia mempunyai wewenang untuk menetapkan sasaran-sasaran moneter

dan melakukan pengendalian moneter dengan cara-cara antara lain: (i) operasi

pasar terbuka, (ii) penetapan tingkat diskonto, (iii) penetapan cadangan wajib

minimum, dan (iv) pengaturan kredit dan pembiayaan.

Terkait dengan hal tersebut efektivitas pelaksanaan kebijakan moneter

sangat tergantung pada sistem nilai tukar dan sistem devisa yang dipilih. Untuk

itu Bank Indonesia diberikan kewenangan untuk melaksanakan kebijakan nilai

tukar dan pengelolaan cadangan devisa sesuai dengan sistem nilai tukar dan

sistem devisa yang ditetapkan sejalan dengan tujuan kebijakan moneter dalam

rangka mendukung kesinambungan pelaksanaan pembangunan ekonomi

(Warjiyo, 2004: 98).

B. Gambaran Umum Perekonomian Indonesia.

1. Tahun 2000

Secara keseluruhan, selama tahun 2000 perekonomian Indonesia

menunjukkan pemulihan ekonomi yang semakin kuat dengan pola pertumbuhan

ekonomi yang semakin seimbang. Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB)

tahun 2000 mencapai 4,8%, lebih tinggi dari prakiraan awal tahun Bank Indonesia

sebesar 3,0%–4,0%. Sejumlah kemajuan juga dicapai dalam proses penyelesaian

utang luar negeri pemerintah, telah selesainya program rekapitalisasi perbankan,

Page 130: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

serta telah dicapainya kesepakatan dalam penyelesaian masalah BLBI antara

Pemerintah dan Bank Indonesia. Namun demikian, kecepatan proses pemulihan

ekonomi tersebut dibatasi dengan masih berlanjutnya beberapa permasalahan

mendasar dalam perekonomian, terutama berkaitan dengan lambatnya

restrukturisasi utang perusahaan, belum pulihnya fungsi intermediasi perbankan,

dan relatif terbatasnya stimulus fiskal bagi pertumbuhan ekonomi.

Di sisi penawaran, semua sektor dalam perekonomian mencatat

pertumbuhan positif. Dengan dorongan permintaan baik yang berasal dari dalam

maupun luar negeri, sektor industri pengolahan, sektor perdagangan dan sektor

pengangkutan menjadi motor pertumbuhan dengan sumbangan terhadap

pertumbuhan PDB masing masing sebesar 1,6%, 0,9%, dan 0,7%. Sektor industri

pengolahan pada tahun 2000 mencatat pertumbuhan sebesar 6,2%, sementara

sektor perdagangan serta sektor pengangkutan masing-masing meningkat sebesar

5,7% dan 9,4%.

Di sektor eksternal, kinerja neraca pembayaran pada tahun 2000 tetap

menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Perkembangan transaksi

berjalan sepanjang tahun 2000 bahkan mencatat surplus yang cukup besar yakni

mencapai $7,7 miliar (5,0% dari PDB), atau meningkat $1,9 miliar dari tahun

sebelumnya. Surplus dalam transaksi berjalan ini tidak hanya didorong oleh

membaiknya neraca perdagangan migas, namun juga didorong oleh membaiknya

kinerja ekspor nonmigas, khususnya dari sektor barang industri dengan komoditi

utama barang elektronik serta sektor pertambangan dengan komoditi utama

tembaga dan nikel (Laporan tahunan BI).

Page 131: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

2. Tahun 2001

Perekonomian Indonesia dalam tahun 2001 mengalami perlambatan

meskipun masih relatif lebih baik dari pertumbuhan yang dialami oleh negara-

negara di kawasan ASEAN. Perlambatan kegiatan perekonomian tersebut tidak

terlepas dari perkembangan kondisi di dalam dan luar negeri yang kurang

menguntungkan. Dari dalam negeri, perlambatan ini terutama disebabkan oleh

lambatnya restrukturisasi utang dan sektor korporasi, masih berlangsungnya

konsolidasi internal perbankan, serta beratnya beban keuangan pemerintah.

Sementara itu, masih tingginya risiko dan ketidakpastian sehubungan dengan

meningkatnya ketegangan sosial dan politik, serta lemahnya penegakan hukum

menyebabkan menurunnya kepercayaan dunia usaha untuk melakukan kegiatan

produksi dan investasi yang pada akhirnya menghambat ekspansi ekonomi lebih

lanjut. Dari luar negeri, perkembangan perekonomian dunia yang cenderung

melambat sejak triwulan I-2001 dan kemudian menjadi lebih buruk pasca tragedi

World Trade Centre (WTC) pada 11 September 2001 telah menyebabkan

perekonomian negara-negara maju terganggu, diantaranya adalah negara-negara

yang menjadi investor dan mitra dagang penting bagi Indonesia.

Hal ini menyebabkan sumber pertumbuhan ekonomi dari sisi permintaan

yang semula diharapkan akan berasal dari kegiatan investasi dan ekspor, dalam

perkembangannya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Pertumbuhan ekonomi

pada tahun laporan sangat bertumpu pada pengeluaran konsumsi, baik untuk

sektor rumah tangga maupun pemerintah. Sementara itu, dari sisi penawaran,

hampir seluruh sektor ekonomi mencatat pertumbuhan yang positif meskipun

Page 132: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

dengan laju yang melambat, kecuali sektor pertambangan yang mencatat

kontraksi. Sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran

yang diharapkan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi, tidak mampu

mendorong perekonomian untuk tumbuh lebih tinggi terutama berkaitan dengan

berbagai kendala yang membatasi peningkatan utilisasi di kedua sektor tersebut.

Kegiatan ekonomi yang melambat tersebut pada gilirannya memberikan

dampak yang kurang menguntungkan bagi kondisi ketenagakerjaan. Pertumbuhan

angkatan kerja yang tinggi tidak dapat diimbangi oleh penyediaan lapangan kerja

secara memadai. Memburuknya kondisi ketenagakerjaan tersebut antara lain

tercermin dari meningkatnya angka pengangguran, maraknya aksi pemogokan dan

perselisihan buruh serta pemutusan hubungan kerja (Laporan Tahunan BI).

3. Tahun 2002

Bersamaan dengan membaiknya indikator makro moneter seperti inflasi,

nilai tukar, dan suku bunga, perekonomian Indonesia sepanjang 2002 secara

umum masih mengindikasikan proses pemulihan ekonomi. Produk Domestik

Bruto (PDB) 2002 dengan harga berlaku mencapai Rp1.610,0 triliun. Sementara

itu, pertumbuhan PDB 2002 dengan harga konstan mencapai 3,7%, meningkat

dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 3,4%. Dengan pertumbuhan

tersebut, PDB 2002 dengan harga konstan baru mencapai Rp426,7 triliun, masih

lebih rendah dari PDB 1997 senilai Rp433,2 triliun. Perkembangan ini

menandakan perekonomian Indonesia belum sepenuhnya pulih dari krisis yang

berlangsung sejak lima tahun silam.

Page 133: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

Aktivitas ekonomi yang meningkat tercermin dari meningkatnya

permintaan konsumsi baik di sektor rumah tangga maupun di sektor pemerintah,

sedangkan kegiatan investasi belum menunjukkan perkembangan yang

menggembirakan. Dari sisi permintaan luar negeri, kinerja ekspor yang

mengalami kontraksi tidak terlepas dari kondisi perekonomian dunia yang belum

pulih, persaingan yang semakin ketat di pasar global, adanya hambatan ekspor

seperti pengalihan perdagangan seiring dengan terbentuknya blok-blok

perdagangan (trade diversion) dan proteksionisme, serta daya saing produk

Indonesia di pasar global yang menurun.

Pada sisi penawaran, seluruh sektor ekonomi mengalami pertumbuhan

positif. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor angkutan dan komunikasi,

sektor listrik, gas dan air bersih, dan sektor keuangan. Sementara itu, sektor

industri pengolahan dan sektor perdagangan yang memiliki pangsa dominan

dalam pembentukan PDB mengalami perlambatan. Namun melambatnya

pertumbuhan kedua sektor tersebut masih dapat diimbangi oleh membaiknya

kinerja sebagian besar sektor dalam pembentukan PDB, sehingga secara

keseluruhan pertumbuhan PDB tetap meningkat. Pertumbuhan sektor industri

pengolahan yang melemah dapat diimbangi oleh pasokan impor barang konsumsi

sehingga kondisi penawaran masih dapat memenuhi pertumbuhan permintaan

(Laporan tahunan BI).

4. Tahun 2003

Perekonomian Indonesia menunjukkan kinerja yang membaik dan lebih

stabil selama 2003 sebagaimana tercermin pada pertumbuhan ekonomi yang

Page 134: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

meningkat, laju inflasi dan suku bunga yang menurun tajam, dan nilai tukar rupiah

yang menguat dengan pergerakan yang lebih stabil. Walaupun demikian,

pertumbuhan ekonomi yang terjadi masih belum memadai untuk menyerap

tambahan angkatan kerja sehingga jumlah pengangguran masih mengalami

kenaikan. Kondisi ini antara lain disebabkan oleh masih banyaknya permasalahan

struktural yang belum terselesaikan, dampak negatif tragedi bom di Bali, dan

perekonomian dunia yang masih lesu, terutama pada semester satu 2003

Aktivitas perdagangan dunia yang masih lesu mengakibatkan pertumbuhan

volume ekspor Indonesia, khususnya komoditas nonmigas, relatif rendah. Dalam

periode yang sama, tingkat suku bunga yang sangat rendah dan prospek usaha

yang masih terbatas di negara-negara maju telah mendorong kenaikan aliran

modal ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Jenis modal asing yang

masuk ke Indonesia lebih banyak berupa investasi portofolio daripada Penanaman

Modal Asing (PMA). Namun, peningkatan investasi portofolio tersebut lebih kecil

daripada kenaikan pembayaran utang luar negeri pemerintah dan swasta sehingga

defisit lalu lintas modal mengalami sedikit kenaikan selama 2003. Dengan

perkembangan tersebut, secara keseluruhan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI)

2003 masih mencatat surplus yang cukup besar. Surplus NPI tersebut telah

mendorong meningkatnya cadangan devisa di Bank Indonesia dalam jumlah

sangat signifikan menjadi $36,2 miliar.1 Jumlah tersebut setara kebutuhan

pembayaran impor dan kewajiban utang luar negeri pemerintah selama 7,1 bulan.

Penguatan rupiah menjadi salah satu faktor yang secara fundamental

mendorong penurunan laju inflasi selama 2003. Laju inflasi IHK 2003 tercatat

Page 135: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

5,06%, menurun tajam dibandingkan 2002 (10,03%) dan lebih rendah daripada

sasaran inflasi 2003 (9% ± 1%). Selain nilai tukar, faktor-faktor lain yang secara

fundamental menyebabkan penurunan laju inflasi adalah menurunnya ekspektasi

inflasi dan rendahnya tekanan inflasi yang berasal dari kesenjangan permintaan

dan penawaran agregat.

Inflasi ke depan yang cenderung menurun telah memberikan peluang bagi

Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga SBI yang kemudian mendorong

perbankan untuk menurunkan suku bunga simpanan dan kredit. Sepanjang 2003,

suku bunga SBI 1 dan 3 bulan masing-masing mengalami penurunan sebesar 462

bps dan 478 bps menjadi 8,31% dan 8,34%. Sejalan dengan itu rata-rata

tertimbang suku bunga deposito 1 bulan mengalami penurunan sebesar 619 bps

hingga mencapai 6,62% dan suku bunga deposito 3 bulan turun sebesar 649 bps

menjadi 7,14%. Sementara itu, suku bunga kredit juga menurun meski dengan laju

yang lebih lambat, yaitu hanya sekitar 100-300 bps. Penurunan berbagai suku

bunga ini selanjutnya telah menciptakan iklim yang kondusif bagi sektor riil, baik

terhadap kegiatan investasi maupun konsumsi (Laporan Tahunan BI).

5. Tahun 2004

Perekonomian Indonesian pada tahun 2004 secara umum menunjukan

perbaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi

meningkat, inflasi IHK terkendali pada sasaran yang ditetapkan pada awal tahun,

nilai tukar rupiah relatif stabil, dan suku bunga masih dalam kecenderungan

menurun. Perkembangan tersebut didukung dengan kondisi perekonomian global

Page 136: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

yang kondusif, optimisme pelaku usaha terhadap membaiknya kondisi

fundamental perekonomian, serta kondisi makroekonomi yang stabil.

Sepanjang tahun 2004 perkembangan nilai tukar rupiah secara umum

bergerak relatif stabil, meskipun sempat mengalami tekanan depresiasi terutama

pada pertengahan tahun. Permintaan valas yang meningkat sejalan dengan

peningkatan kegiatan impor dan pembayaran utang luar negeri swasta secara

umum dapat dipenuhi oleh pasokan valas yang berasal dari aliran masuk modal

asing serta devisa hasil ekspor. Meskipun demikian nilai tukar rupiah sempat

mengalami tekanan depresiasi khususnya pada akhir triwulan kedua tahun

laporan. Secara rata-rata nilai tukar rupiah per dollar AS mencapai Rp8.940 atau

melemah 3,9% dari tahun sebelumnya. Depresiasi tersebut terjadi akibat

pembalikan aliran modal asing jangka pendek yang dipicu oleh penerapan

kebijakan moneter ketat di AS. Mengingat dampak gejolak nilai tukar rupiah yang

cukup besar terhadap kestabilan makroekonomi dan untuk meredam dampak

negatif yang ditimbulkan oleh aliran modal jangka pendek yang mudah berbalik

arah, pada pertengahan tahun Bank Indonesia mengeluarkan peket kebijakan

stabilisasi rupiah. Pemberlakuan kebijakan tersebut telah berhasil menurunkan

tingkat volatilitas nilai tukar rupiah selama paruh kedua 2004.

Inflasi yang diukur berdasarkan indeks harga konsumen (IHK) pada 2004

relatif terkendali dan berada pada sasaran yang ditetapkan Bank Indonesia pada

kisaran 5,5% + 1,0%. Secara fundamental peningkatan permintaan domestik dapat

diimbangi oleh memadainya pasokan barang sehingga menyebakan minimalnya

tekanan harga. Sementara itu sejalan dengan terjaganya kesetabilan nilai tukar dan

Page 137: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

tidak berlakunya kebijakan administered price berarti menyebabkan ekspektasi

inflasi relatif stabil sehingga inflasi inti tetap berada pada kisaran 6-7%. Dari sisi

fkator nonfundamental, tekanan inflasi bersumber dari kenaikan harga barang-

barang yang termasuk dalam kelompok volatile food, yaitu barang-barang

makanan yang harganya berfluktuasi tinggi setelah pada tahun lalu mengalami

deflasisehingga inflasi IHK mencapai 6,40% y-o-y (Laporan tahunan BI).

6. Tahun 2005

Perekonomian Indonesia di 2005 tumbuh sebesar 5,6%, terutama ditopang

oleh pertumbuhan permintaan domestik yang relatif tinggi di paro pertama 2005.

Meskipun lebih tinggi dari pertumbuhan sebesar 5,1% pada 2004, laju

pertumbuhan yang dicapai 2005 lebih rendah dari perkiraan di awal tahun dan

cenderung melambat. Setelah mencapai 6,1% pada triwulan I-2005, pertumbuhan

ekonomi terus menurun hingga menjadi 5,1% pada triwulan IV-2005.

Perlambatan pertumbuhan terjadi terutama pada konsumsi dan investasi, sehingga

pola ekspansi ekonomi yang sejak triwulan II-2004 telah didukung oleh kuatnya

investasi menjadi lebih lemah sejak triwulan II-2005. Di sisi lain, melambatnya

permintaan domestik pada paro kedua 2005 juga telah mendorong menurunnya

impor, terutama impor bahan baku dan barang modal, sehingga memperbaiki

kontribusi sektor eksternal terhadap pertumbuhan ekonomi.

Inflasi IHK di 2005 mengalami peningkatan tinggi mencapai 17,1%

terutama sejak kenaikan harga BBM bulan Oktober 2005. Kenaikan inflasi IHK

yang sangat tajam terutama didorong oleh kenaikan harga BBM dan kenaikan

harga yang diatur Pemerintah (administered prices) lainnya, khususnya tarif

Page 138: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

angkutan. Di samping menyebabkan tingginya ekspektasi inflasi, kenaikan harga

dan kelangkaan BBM telah pula menyebabkan kenaikan harga yang tinggi pada

kelompok bahan makanan yang bersifat fluktuatif (volatile foods) akibat

kelangkaan pasokan dan gangguan distribusi di berbagai daerah. Kenaikan

ekspektasi inflasi dan pelemahan nilai tukar rupiah telah menyebabkan pula

kenaikan pada inflasi inti, sementara tekanan inflasi inti yang bersumber dari

kesenjangan output relatif belum begitu besar. Dengan perkembangan tersebut,

inflasi IHK jauh lebih tinggi dari target yang ditetapkan Pemerintah, yaitu 6% ±

1% untuk 2005. Tekanan berbagai faktor yang mempengaruhi inflasi di 2005

diprakirakan masih akan berlanjut di 2006 karena pengusaha belum sepenuhnya

menyesuaikan harga barang di 2005 meskipun ongkos produksi cenderung

meningkat.

Perkembangan inflasi inti yang cukup tinggi di 2005, yaitu mencapai

9,7%, terutama disebabkan oleh tingginya ekspektasi inflasi dan depresiasi nilai

tukar. Kecenderungan peningkatan ekspektasi inflasi masyarakat telah terlihat

sejak triwulan I-2005 berkaitan dengan rencana Pemerintah untuk menyesuaikan

harga BBM di dalam negeri dengan harga minyak dunia serta perkembangan nilai

tukar yang cenderung melemah. Namun demikian, tekanan dari pass-through nilai

tukar tersebut relatif minimal terkait dengan kecenderungan pengusaha untuk

menahan kenaikan harga barang seiring dengan daya beli masyarakat yang masih

lemah. Besarnya tekanan kenaikan harga BBM antara lain tercermin dari

perkembangan inflasi core traded yang relatif stabil meskipun terjadi lonjakan

inflasi yang signifikan pada kelompok traded pada akhir 2005. Sementara itu,

Page 139: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

tekanan inflasi yang bersumber dari permintaan dan penawaran selama 2005

relatif tidak signifikan. Hal ini diindikasikan oleh output gap yang masih negatif

walaupun cenderung semakin menyempit tercermin dari tingkat utilisasi kapasitas

terpasang yang pada triwulan III-2005 yang mencapai sekitar 70% (Laporan

tahunan BI).

7. Tahun 2006

Pertumbuhan ekonomi pada 2006 masih dalam tren membaik, meskipun

daya beli masyarakat menurun pascakenaikan harga BBM di Oktober 2005.

Dalam periode pelaku ekonomi masih melakukan penyesuaian terhadap dampak

kenaikan harga BBM tersebut, perekonomian pada 2006 masih tumbuh 5,5% atau

hanya sedikit menurun dibandingkan pertumbuhan pada 2005 sebesar 5,7%.

Kinerja perekonomian tersebut banyak dipengaruhi peran kuat stimulus fiskal dan

dampak positif peningkatan harga komoditas primer dunia. Stimulus fiskal

memberikan dampak pengganda dalam menahan pelambatan pertumbuhan

konsumsi swasta. Stimulus fiskal ini lebih jauh juga cukup berperan menopang

pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan mengingat peran investasi swasta

menurun dibandingkan 2005. Sementara itu, masih tingginya harga komoditas

primer di pasar dunia berdampak positif terhadap kinerja ekspor yang tetap kuat

selama 2006, meskipun melambat dibandingkan pertumbuhan pada 2005. Peran

kedua faktor tersebut dalam perkembangannya mampu mendorong percepatan

pemulihan ekonomi yang mulai terjadi sejak paro kedua 2006.

Selama 2006 Pemerintah membuat berbagai kebijakan untuk

meningkatkan kapasitas perekonomian, namun diperkirakan baru dapat

Page 140: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

berpengaruh secara signifikan dalam jangka menengah. Beberapa paket kebijakan

di bidang industri dan perdagangan, infrastruktur dan iklim investasi telah

digulirkan, meskipun belum sepenuhnya dapat diimplementasikan sesuai rencana.

Di bidang industri dan perdagangan, berbagai kebijakan yang telah dilaksanakan

antara lain berupa harmonisasi tarif untuk mengurangi distorsi tata niaga,

pencabutan tarif multiguna listrik, dan peraturan di bidang perizinan perdagangan.

Di bidang iklim investasi dan infrastruktur, Pemerintah menerbitkan Inpres No. 3

tahun 2006 yang antara lain mencakup bidang umum, perpajakan, kepabeanan,

ketenagakerjaan, dan UMKM. Beberapa implementasi kebijakan tersebut antara

lain mencakup percepatan pengurusan dokumen impor, pengurusan ijin usaha, dan

penanganan pengembalian pajak. Sementara itu, berbagai peraturan di bidang

pengembangan infrastruktur telah dikeluarkan seperti kebijakan strategis lintas

sektoral serta transaksi proyek pembangunan infrastruktur (Laporan tahunan BI).

8. Tahun 2007

Tahun 2007 diawali dengan tingginya optimisme masyarakat terhadap

prospek ekonomi ke depan. Memasuki tahun itu, perekonomian Indonesia meraih

kembali stabilitas makroekonomi pascagejolak harga minyak pada akhir tahun

2005 yang dampaknya terasa hingga pertengahan tahun 2006. Optimisme itu

dilandasi oleh meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap pengelolaan

kebijakan makroekonomi yang didukung oleh keselarasan arah kebijakan moneter

yang konsisten terhadap pencapaian sasaran inflasi dan kebijakan fiskal yang

berkomitmen kuat terhadap terjaganya kesinambungan fiskal. Seiring dengan

Page 141: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

meningkatnya kredibilitas pengelolaan kebijakan makro, kepercayaan masyarakat

internasional terhadap perekonomian Indonesia menguat.

Dalam perjalanannya, pada paruh kedua tahun 2007 perekonomian

Indonesia kembali menghadapi tantangan yang datang dari perekonomian global,

termasuk rambatan krisis subprime mortgage di AS, serta tingginya harga minyak

dan komoditas internasional lainnya. Perkembangan harga minyak dunia yang

membubung mendekati $100 per barel1 mendorong tingginya permintaan valas

untuk kegiatan impor dan memperberat beban fiskal, terutama untuk menutup

kebutuhan subsidi BBM yang membengkak. Rambatan krisis subprime mortgage

menimbulkan kecemasan yang meluas terhadap perlambatan laju pertumbuhan

ekonomi dunia dan mendorong investor global untuk menghindari aset yang

dipandang berisiko tinggi (flight to quality), terutama aset-aset dari negara

emerging markets termasuk Indonesia. Perkembangan tersebut juga memicu

pembalikan arus investasi portofolio asing (capital reversal) di pasar keuangan

domestik terutama di pasar SBI, SUN, dan pasar modal.

Perkembangan nilai tukar yang relatif stabil mendukung perkembangan

inflasi IHK menjadi relatif stabil dan berada pada kisaran sasaran yang ditetapkan.

Di samping itu, stabilitas perkembangan IHK juga ditopang oleh menurunnya

inflasi komoditas makanan yang bergejolak (volatile foods) dan rendahnya inflasi

komoditas yang harganya diatur pemerintah (administered prices). Keberhasilan

pencapaian inflasi tersebut tidak terlepas dari dukungan Pemerintah dalam

mengendalikan faktor-faktor yang memengaruhi inflasi, terutama yang bersumber

dari kenaikan harga-harga komoditas dunia, termasuk harga komoditas nonmigas.

Page 142: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

Selain itu, pencapaian inflasi juga didukung oleh komitmen Pemerintah untuk

tidak mengubah administered prices komoditas strategis (Bahan Bakar Minyak

atau BBM dan Tarif Dasar Listrik atau TDL). Kredibilitas kebijakan yang

semakin membaik berpengaruh positif terhadap ekspektasi inflasi masyarakat

yang pada gilirannya dapat memfasilitasi pencapaian sasaran inflasi yang

ditetapkan (Laporan tahunan BI).

9. Tahun 2008

Pada tahun 2008, kondisi perekonomian Indonesia kembali diwarnai oleh

perkembangan yang sangat dinamis dan penuh tantangan akibat gejolak

perekonomian dunia yang relatif drastis perubahannya. Meskipun tumbuh tinggi

sampai dengan triwulan III-2008, pertumbuhan ekonomi Indonesia secara drastis

melambat pada triwulan IV-2008 seiring dengan perlambatan ekonomi dunia yang

semakin dalam. Perlambatan pertumbuhan terjadi pada seluruh komponen

permintaan agregat, terutama ekspor yang anjlok secara tajam seiring dengan

turunnya harga komoditas dan pertumbuhan negara mitra dagang.

Perlambatan ekonomi dunia yang tajam dan krisis keuangan global belum

ada indikasi kuat akan mereda dalam waktu dekat. Meluasnya imbas

permasalahan sektor perumahan di Amerika Serikat (AS) dan upaya penyelamatan

yang dilakukan oleh Pemerintah dan Bank Sentral terhadap beberapa lembaga

pembiayaan masih direspon secara negatif oleh pasar sehingga menimbulkan

intensitas gejolak yang semakin tinggi di pasar keuangan global. Ketidakstabilan

di pasar keuangan ini selanjutnya memicu sentimen negatif yang menyurutkan

risk appetite investor sehingga memunculkan tren perubahan komposisi portofolio

Page 143: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

global. Disamping tingginya faktor ketidakpastian, ketatnya likuiditas semakin

memperberat usaha peningkatan ekspor dan mendorong penarikan investasi asing

dari emerging market termasuk dari Indonesia.

Dampak krisis global juga tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah

yang ditandai oleh tekanan depresiasi yang tinggi dan volatilitas yang meningkat,

terutama sejak Oktober 2008. Selama semester I-2008, surplus neraca transaksi

berjalan dan respons kebijakan ekonomi makro yang prudent mampu meredam

tekanan yang ditimbulkan oleh gejolak eksternal. Namun sejak triwulan III-2008,

imbas krisis pasar keuangan global semakin kuat seiring dengan jatuhnya berbagai

lembaga keuangan besar di AS serta proses deleveraging di pasar keuangan

global. Meningkatnya risiko secara global memicu pelepasan investasi portofolio

asing di pasar keuangan domestik. Di pihak lain, neraca transaksi berjalan mulai

tertekan akibat jatuhnya harga komoditas dan merosotnya kegiatan ekonomi mitra

dagang. Perkembangan tersebut menyebabkan rupiah tertekan hingga sempat

mencapai Rp12.150 per dolar AS di November 2008 disertai melonjaknya

volatilitas yang mencapai 4,67%. Secara rata-rata, nilai tukar rupiah terdepresiasi

sebesar 5,4% dari Rp9.140 tahun 2007 menjadi Rp9.666 tahun 2008 (Laporan

tahunan BI).

10. Tahun 2009

Kondisi perekonomian global yang masih mengalami tekanan akibat krisis

menghadapkan perekonomian Indonesia pada beberapa tantangan yang tidak

ringan pada tahun 2009. Tantangan tersebut cukup mengemuka terutama pada

awal tahun 2009, akibat masih kuatnya dampak krisis perekonomian global yang

Page 144: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

mencapai puncaknya pada triwulan terakhir tahun 2008. Ketidakpastian yang

terkait dengan sampai seberapa dalam kontraksi global dan sampai seberapa cepat

pemulihan ekonomi global akan terjadi, bukan saja menyebabkan tingginya risiko

di sektor keuangan, tetapi juga berdampak negatif pada kegiatan ekonomi di

sektor riil domestik. Kondisi ini mengakibatkan stabilitas moneter dan sistem

keuangan pada triwulan I 2009 masih mengalami tekanan berat, sementara

pertumbuhan ekonomi masih dalam tren menurun akibat kontraksi ekspor barang

dan jasa yang cukup dalam. Perkembangan yang kurang menguntungkan tersebut

pada gilirannya telah menurunkan kepercayaan pelaku ekonomi di sektor

keuangan dan sektor riil, serta berisiko menurunkan berbagai capaian positif

beberapa tahun sebelumnya.

Sejumlah kebijakan telah ditempuh oleh Bank Indonesia dan Pemerintah

untuk menghadapi tantangan tersebut sepanjang tahun 2009. Kebijakan yang

diambil pada prinsipnya merupakan lanjutan dari berbagai kebijakan yang telah

ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah sejak triwulan IV 2008. Di tengah

kondisi masih kuatnya ketidakpastian di sektor keuangan dan sektor riil, berbagai

kebijakan diarahkan untuk menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem

keuangan, dan daya tahan perekonomian domestik. Di bidang moneter, Bank

Indonesia menempuh kebijakan pelonggaran moneter yang dilengkapi dengan

berbagai kebijakan lainnya, termasuk upaya meredam volatilitas yang berlebihan

di pasar valuta asing. Kebijakan Bank Indonesia di bidang perbankan diarahkan

untuk memperkuat daya tahan industri perbankan dengan tetap melanjutkan

upaya-upaya untuk meningkatkan peran intermediasi perbankan. Di bidang fiskal,

Page 145: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

Pemerintah dengan dukungan persetujuan DPR mengeluarkan berbagai kebijakan

stimulus, baik melalui insentif pajak maupun upaya menjaga daya beli

masyarakat. Pemerintah pada awal tahun juga menurunkan harga BBM bersubsidi

untuk premium dan solar. Di samping itu, Pemerintah mengimplementasikan

kebijakan sektoral untuk memperkuat daya tahan perekonomian domestik

(Laporan tahunan 2009).

11. Tahun 2010

Perekonomian Indonesia pada tahun 2010 terus membaik, didukung oleh

permintaan domestik yang solid dan kondisi eksternal yang kondusif. Pemulihan

ekonomi global yang berangsur mulai terjadi sejak paruh pertama 2009 masih

terus berlanjut di tahun 2010, ditopang oleh tingginya pertumbuhan ekonomi di

negara-negara emerging markets. Sejalan dengan proses perbaikan tersebut, harga

komoditas global terus menunjukkan peningkatan sehingga meningkatkan tekanan

inflasi, khususnya di negara-negara emerging markets. Sementara itu,

pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju relatif masih terbatas dengan

tekanan inflasi yang masih rendah. Kondisi tersebut mendorong negara-negara

emerging markets mulai menempuh kebijakan moneter yang ketat baik melalui

kebijakan makroprudensial maupun melalui peningkatan suku bunga acuan.

Sebaliknya negara-negara maju cenderung menerapkan kebijakan moneter yang

masih longgar dengan mempertahankan tingkat suku bunga pada level yang

rendah, bahkan beberapa negara maju melakukan injeksi likuiditas yang cukup

besar (quantitative easing). Perbedaan kinerja dan respons kebijakan antara

Page 146: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

negaranegara emerging markets dan negara-negara maju mengakibatkan derasnya

arus modal masuk ke negara- negara emerging markets, termasuk Indonesia.

Perkembangan yang kondusif di perekonomian global tersebut mendukung

kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) 2010. Pada tahun laporan, NPI

mencatat surplus yang cukup besar mencapai 30,3 miliar dolar AS, baik yang

bersumber dari transaksi berjalan maupun transaksi modal dan finansial. Ekspor

mencatat pertumbuhan yang tinggi sehingga mampu mempertahankan surplus

transaksi berjalan di tengah impor dan pembayaran transfer pendapatan yang

meningkat tajam. Sementara itu, seiring dengan kuatnya aliran masuk modal

asing, neraca transaksi modal dan finansial mencatat surplus yang sangat besar

dengan komposisi yang semakin membaik. Hal ini tercermin dari kuatnya aliran

masuk modal asing dalam bentuk investasi langsung (FDI) yang meningkat tajam,

di samping investasi dalam bentuk portofolio yang juga meningkat cukup

signifikan. Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa pada akhir

tahun 2010 tercatat sebesar 96,2 miliar dolar AS, cukup memadai untuk

mendukung kebutuhan impor dan kewajiban eksternal, serta memberikan

keyakinan dalam menjaga stabilitas nilai tukar.

Inflasi Indeks Harga Komsumen (IHK) pada tahun 2010 tercatat 6,96%,

lebih tinggi dari target yang ditetapkan sebesar 5%±1%. Sampai dengan

pertengahan tahun laporan, stabilitas harga masih cukup terjaga sebagaimana

tercermin dari inflasi yang relatif rendah (5,05%). Memasuki triwulan III 2010,

intensitas gangguan dari sisi pasokan, khususnya bahan makanan, meningkat

tajam akibat anomali cuaca baik di tingkat global maupun domestik. Kondisi

Page 147: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

tersebut memicu lonjakan harga komoditas pangan di pasar global, dan dalam

waktu yang bersamaan kenaikan yang tinggi pada hargaharga komoditas tersebut

juga terjadi di pasar domestik. Komoditas bahan pokok seperti beras dan aneka

bumbu memberi kontribusi kenaikan harga yang sangat besar sehingga inflasi

kelompok volatile food mencapai 17,74%, lebih tinggi dibandingkan dengan

tahun sebelumnya yang hanya sebesar 3,95%. Meski pada tahun laporan terdapat

lonjakan inflasi volatile food, inflasi inti tetap terjaga pada level yang cukup

rendah, yaitu 4,28%. Hal ini didukung oleh terkendalinya faktor fundamental

sebagaimana diindikasikan oleh nilai tukar rupiah yang menguat, ekspektasi

inflasi yang terjaga, serta kapasitas perekonomian yang sejauh ini masih dapat

memenuhi peningkatan permintaan. Sementara itu, kelompok administered prices

menunjukkan inflasi yang moderat, yaitu sebesar 5,40% (Laporan tahunan BI).

C. Analisis Hasil Penelitian

Pada sub bab ini akan dibahas hasil penelitian mengenai jalur suku bunga

dalam mekanisme transmisi kebijakan moneter. Sistematika pembahasannya diawali

dengan uji stasioneritas, uji kelambanan (lag) optimal, uji kausalitas granger, hasil

estimasi VAR, responsi terhadap adanya inovasi (impulse response) dan dekomposisi

varian (varian Decomposition).

1. Uji Prasyarat dalam Model VAR

a. Uji Stasioneritas

Uji stasioneritas variabel dilakukan dengan Uji Akar Unit metode

Augmented Dickey- Fuller test (ADF) dengan cara membandingkan antara

Page 148: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

ADF statistic dengan critical values Mac Kinnon pada derajat signifikansi 1%,

5% dan 10%. Dari uji stasioneritas disimpulkan tidak menolak Ho artinya

keenam variabel mengandung akar unit, kecuali untuk variabel L(OG) yang

sudah stasioner. Untuk alasan itu, maka dilakukan uji stasioneritas pada first

difference.

Tabel 4.1 Uji ADF pada Tingkat Level

Variabel Uji ADF tingkat level Keterangan rSBI -0.746096 Tidak Stasioner

rPUAB -1.349146 Tidak Stasioner L(M2) 0.751163 Tidak Stasioner L(OG) -5.752809 Stasioner

INF -1.539271 Tidak Stasioner

Sumber : Eviews, diolah Test critical values: 1% level -3.592462

5% level -2.931404 10% level -2.603944

Tabel 4.2 Uji ADF tingkat 1st Difference

Variabel Uji ADF tingkat level Keterangan rSBI -3.285426 Stasioner

rPUAB -6.824434 Stasioner L(M2) -10.99365 Stasioner

L(OG) -8.502866 Stasioner INF -6.709787 Stasioner

Sumber : Eviews, diolah Test critical values: 1% level -3.596616

5% level -2.933158 10% level -2.604867

Dari hasil Uji Augmented Dickey- Fuller test (ADF) pada first

difference menunjukan bahwa masing-masing variabel telah berintegrasi pada

derajat pertama atau I(1).

Page 149: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

b. Uji Tingkat Kelambanan (Lag) Optimal

Pada metode VAR, penetapan tingkat kelambanan (lag) menjadi sangat

penting, karena variabel independen yang dipakai adalah kelambanan dari

variabel endogennya (Hakim, 2000). Dari tingkat kelambanan itulah dapat

diketahui pengaruh jalur suku bunga yang terdiri dari suku bunga SBI, suku

bunga PUAB, Money Supply dan Output terhadap sasaran akhir Inflasi dalam

mekanisme transmisi kebijakan moneter. Nilai dari lag optimal ini

diinterpretasikan bahwa semakin kecil nilainya akan dinilai lebih baik, karena

artinya pengaruh dari kebijakan tersebut dapat berpengaruh terhadap kondisi

makro ekonomi dengan waktu yang lebih singkat. Penetapan tingkat

kelambanan optimal ini menggunakan nilai Akaike Information Creteria (AIC)

dan Schwartz Creteria (SC). Penetapan tingkat kelambanan penelitian ini

didasarkan atas nilai terendah dari Akaike Information Creteria (AIC) dan

Schwartz Creteria (SC) yang dihasilkan dari operasi metode VAR dengan

membandingkan kelambanan 1, 2, 3, 4, dan 5. Masing-masing nilai dari

tingkat kelambanan dapat dilihat pada tabel. 4.3.

Tabel 4.3 Nilai Kriteria Akaike dan Schwartz pada Masing-Masing Tingkat Kelambanan

Tingkat Kelambanan Akaike Schwartz

1 -1.806425 -0.526762* 2 -2.444511 -0.098463 3 -1.813384 1.599050 4 -2.571214 1.907606 5 -4.090297 1.454909

Sumber : Eviews, diolah * : tingkat lag yang digunakan

Page 150: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

Hasil penggolahan data yang menggunakan metode VAR untuk

mengetahui pengaruh jalur suku bunga dalam mekanisme transmisi kebijakan

moneter, nilai terendah dari kriteria informasi Akaike (AIC) terletak pada tingkat

kelambanan 5, sedangkan dengan menggunakan kriteria informasi Schwartz (SIC)

terletak pada tingkat kelambanan 1

2. Uji Kausalitas Granger

Uji Kausalitas Granger antar variable penelitian dimaksudkan untuk

mengetahui dan membuktikan arah hubungan jangka pendek antar variabel

(Widarjono,2007:244).

Uji Kausalitas Granger pada intinya dapat mengindikasikan apakah suatu

variabel mempunyai hubungan dua arah, atau hanya satu arah saja

(Nachrowi,2006:262).

Dari hasil Uji Kausalitas variabel penelitian yang ditunjukan oleh tabel 4.5

diketahui bahwa rPUAB dengan Log INF, rSBI dengan Log INF, Log OG dengan

rPUAB, Log OG dengan rSBI, rPUAB dengan rSBI memiliki hubungan satu arah.

Sementara itu, Log M2 dengan Log INF, Log INF dengan Log M2, Log

OG dengan Log INF, Log INF dengan Log OG, Log INF dengan rPUAB, Log

INF dengan rSBI, Log OG dengan Log M2, Log M2 dengan Log OG, rPUAB

dengan Log M2, Log M2 dengan rPUAB, rSBI dengan Log M2, Log M2 dengan

rSBI, rPUAB dengan Log OG, rSBI dengan Log OG, rPUAB dengan rSBI, tidak

ditemukan hubungan yang signifikan.

Page 151: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

Tabel 4.4 Uji Kausalitas Granger

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob. LOG_M2 does not Granger Cause LOG_INF 43 2.18084 0.1476 LOG_INF does not Granger Cause LOG_M2 1.74664 0.1938 LOG_OG does not Granger Cause LOG_INF 43 1.50248 0.2275 LOG_INF does not Granger Cause LOG_OG 0.75502 0.3901 RPUAB does not Granger Cause LOG_INF 43 5.31308 0.0264* LOG_INF does not Granger Cause RPUAB 0.26636 0.6086 RSBI does not Granger Cause LOG_INF 43 8.37123 0.0061* LOG_INF does not Granger Cause RSBI 1.43194 0.2385 LOG_OG does not Granger Cause LOG_M2 43 0.00967 0.9222 LOG_M2 does not Granger Cause LOG_OG 0.10366 0.7492 RPUAB does not Granger Cause LOG_M2 43 0.08595 0.7709 LOG_M2 does not Granger Cause RPUAB 1.87823 0.1782 RSBI does not Granger Cause LOG_M2 43 0.36832 0.5473 LOG_M2 does not Granger Cause RSBI 3.01158 0.0904 RPUAB does not Granger Cause LOG_OG 43 1.91905 0.1736 LOG_OG does not Granger Cause RPUAB 7.76840 0.0081* RSBI does not Granger Cause LOG_OG 43 2.84044 0.0997 LOG_OG does not Granger Cause RSBI 6.35274 0.0158* RSBI does not Granger Cause RPUAB 43 16.4452 0.0002* RPUAB does not Granger Cause RSBI 1.99489 0.1656

Sumber : Eviews, diolah * : menunjukan signifikan dibawah 5%

Gambar 4.1 Hubungan Kausalitas

rSBI rPUAB

Log OG

Log INF

Page 152: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

3. Hasil Estimasi VAR

Analisis mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui Jalur Suku

Bunga didasarkan pada hasil Estimasi VAR yang terdiri dari Uji Impulse Respon,

hasil Uji Variance Decomposition, dan Uji Kausalitas Granger.

a. Pengaruh jalur suku bunga terhadap inflasi dalam mekanisme transmisi

kebijakan moneter.

(1) Impulse Respon

(a) Tahap pertama

Pada tahap ini diuraikan mengenai analisis hubungan antara instrumen

kebijakan moneter rSBI dengan rPUAB sebagai sasaran operasional

kebijakan moneter. Gambar 4.1 (a) menunjukan bahwa respons rPUAB

terhadap shock rSBI mengalami peningkatan satu standar deviasi rSBI

dan mencapai titik tertinggi pada periode keempat dan setelah periode

tersebut rPUAB berangsur-angsur menuju posisi keseimbangan

(konvergen). Gambar 4.1 (a) juga menunjukan bahwa diperlukan time lag

2 (dua) triwulan bagi rPUAB untuk dapat merespon shock rSBI dan

respons rPUAB terhadap shock rSBI relatif lemah.

(b)Tahap kedua

Pada tahap ini diuraikan mengenai hubungan antara rPUAB dengan Log

INF. Gambar 4.1 (b) menunjukan bahwa respon Log INF terhadap shock

rPUAB mengalami peningkatan satu standar deviasi rPUAB yang

mencapai titik tertinggi pada periode kelima setelah terjadi shock. Setelah

periode tersebut Log M2 berangsur-angsur menuju keposisi

Page 153: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

keseimbangan (konvergen). Gambar 4.1 (b) juga menunjukan bahwa

diperlukan time lag 2 (satu) triwulan bagi Log INF untuk dapat

merenspon shock rPUAB, respons Log M2 terhadap shock rPUAB relatif

lemah.

(c) Tahap ketiga

Pada tahap ini diuraikan mengenai anaisis hubungan antara rSBI dengan

Log INF. Gambar 4.1 (c) menunjukan bahwa respons Log INF terhadap

shock rSBI mengalami kenaikan satu standar deviasi Log INF yang

mencapai titik tertinggi pada periode kelima setelah terjadi shock. Setelah

periode tersebut, Log INF mengalami penurunan dan bergerak menuju

daerah keseimbangan setelah periode kelima. Dari gambar 4.1 (c) tampak

bahwa diperlukan time lag 1 (satu) triwulan bagi Log INF untuk

merespon shock rSBI dan respon Log INF terhadap shock rSBI relatif

kuat.

Page 154: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

-0.4

-0.2

0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

1.2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of RPUAB to RSBI

Response to Cholesky One S.D. Innovations

(a)

-.02

.00

.02

.04

.06

.08

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of LOG_INF to RPUAB

Response to Cholesky One S.D. Innovations

(b)

Page 155: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

-.02

.00

.02

.04

.06

.08

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of LOG_INF to RSBI

Response to Cholesky One S.D. Innovations

(c)

Gambar 4.2 Hasil Uji Impulse Respons Sumber : Hasil Perhitungan dengan Eviews

Dari hasil analisis tersebut, dapat dikatakan bahwa mekanisme

transmisi kebijakan moneter melalui jalur suku bunga, sejak dari perubahan

kebijakan moneter melalui shock rSBI hingga terwujudnya sasaran akhir

kebijakan moneter (inflasi) membutuhkan tenggat waktu (time lag) atau

dengan kecepatan 5 triwulan atau 1 tahun 3 bulan.

Gambar 4.3 Time lag Transmisi Moneter Jalur Suku Bunga

Keterangan: Angka-angka pada jalur merupakan time lag atau kecepatan

Suku Bunga SBI

Inflasi Suku Bunga PUAB

2 2

1

Page 156: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

(2) Variance Decomposition

Dari tabel 4.5 Variance Decomposition terlihat bahwa pada periode

pertama, variasi inflasi dapat dijelaskan oleh inflasi sendiri adalah sebesar

100%, rSBI sebesar 0,00%, rPUAB sebesar 0,00%, Log M2 sebesar 0,00%,

dan Log OG sebesar 0,00%. Kemudian pada periode kedua, variasi inflasi

dapat dijelaskan oleh inflasi sendiri adalah sebesar 96,90%, rSBI sebesar

1,16%, rPUAB sebesar 0,19%, Log M2 sebesar 0,02%, dan Log OG sebesar

1,70%.

Selanjutnya pada periode kelima variasi inflasi yang dapat dijelaskan

oleh inflasi sendiri semakin menurun menjadi 83,03%, rSBI meningkat

menjadi 11,11%, rPUAB menjadi 2,42%, Log M2 menjadi 0,57% dan Log

OG menjadi 2,84%. Sampai sepuluh periode mendatang variasi inflasi yang

dapat dijelaskan inflasi sendiri semakin menurun menjadi 67,75%, rSBI

meningkat menjadi 17,54%, rPUAB meningkat menjadi 4,33%, Log M2

menjadi 1,00% dan Log OG meningkat menjadi 9,36%.

Hasil ini menunjukan bahwa rSBI merupakan variabel yang terkuat

dalam merespon dan mampu menjelaskan variasi sasaran akhir kebijakan

moneter di Indonesia pada periode (lag) kelima yaitu sebesar 11,11%.

Page 157: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

Tabel 4.5 Variance Decomposition

Variance Decomposition of LOG_INF: Period S.E. LOG_INF LOG_M2 LOG_OG RPUAB RSBI

1 0.064921 100.0000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 2 0.080869 96.90662 0.028572 1.701716 0.196462 1.166629 3 0.087787 93.54703 0.235771 1.474660 0.715979 4.026557 4 0.091761 88.61255 0.459069 1.735782 1.526241 7.666355 5 0.094987 83.03286 0.573525 2.848758 2.426066 11.11879 6 0.098057 77.94588 0.576411 4.469922 3.208455 13.79933 7 0.100939 73.94712 0.544174 6.139883 3.771271 15.59755 8 0.103475 71.08077 0.566150 7.563847 4.113118 16.67612 9 0.105573 69.11289 0.708134 8.634985 4.282223 17.26177

10 0.107236 67.75197 1.004459 9.363991 4.336260 17.54333 Sumber : Eviews, diolah

b. Pengaruh jalur suku bunga terhadap output gap dalam mekanisme transmisi

kebijakan moneter.

(1) Impulse Respon

Untuk melihat pengaruh jalur suku bunga terhadap output gap dapat

dilihat dari hasil analisis impulse respon dibawah ini.

Page 158: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

141

-.8

-.6

-.4

-.2

.0

.2

.4

.6

.8

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of RSBI to LOG_OG

Response to Cholesky One S.D. Innovations

(a)

-0.4

-0.2

0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

1.2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of RPUAB to RSBI

Response to Cholesky One S.D. Innovations

(b)

Page 159: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

142

-0.4

-0.2

0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

1.2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of RPUAB to LOG_OG

Response to Cholesky One S.D. Innovations

(c)

Gambar 4.4 Hasil Uji Impulse Respons Sumber : Hasil Perhitungan dengan Eviews

(a) Tahap pertama

Pada tahap ini diuraikan mengenai analisis hubungan antara instrumen

kebijakan moneter rSBI dengan output gap. Gambar 4.4 (a) menunjukan

bahwa respons rSBI terhadap shock output gap mengalami peningkatan

satu standar deviasi rSBI dan mencapai titik tertinggi pada periode kedua

dan setelah periode tersebut rSBI berangsur-angsur menuju posisi

keseimbangan (konvergen). Gambar 4.4 (a) juga menunjukan bahwa

diperlukan time lag 1 (satu) triwulan bagi rSBI untuk dapat merespon

shock output gap dan respons rSBI terhadap shock output gap relatif

kuat.

Page 160: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

143

b) Tahap kedua

Pada tahap ini diuraikan mengenai analisis hubungan antara instrumen

kebijakan moneter rSBI dengan rPUAB sebagai sasaran operasional

kebijakan moneter. Gambar 4.4 (b) menunjukan bahwa respons rPUAB

terhadap shock rSBI mengalami peningkatan satu standar deviasi rSBI

dan mencapai titik tertinggi pada periode keempat dan setelah periode

tersebut rPUAB berangsur-angsur menuju posisi keseimbangan

(konvergen). Gambar 4.4 (b) juga menunjukan bahwa diperlukan time

lag 2 (dua) triwulan bagi rPUAB untuk dapat merespon shock rSBI dan

respons rPUAB terhadap shock rSBI relatif lemah.

c) Tahap ketiga

Pada tahap ini diuraikan mengenai anaisis hubungan antara rPUAB

dengan output gap. Gambar 4.4 (c) menunjukan bahwa respons rPUAB

terhadap shock output gap mengalami kenaikan satu standar deviasi

rPUAB yang mencapai titik tertinggi pada periode kedua setelah terjadi

shock. Setelah periode tersebut, rPUAB mengalami penurunan dan

bergerak menuju daerah keseimbangan setelah periode kedua. Dari

gambar 4.4 (c) tampak bahwa diperlukan time lag 1 (satu) triwulan bagi

Log INF untuk merespon shock rSBI dan respon Log INF terhadap shock

rSBI relatif kuat.

Sedangkan pengaruh jalur suku bunga yang terdiri dari suku bunga

SBI, suku bunga PUAB, dan output gap membutuhkan tenggat waktu (time

lag) 4 triwulan atau 1 tahun untuk mempengaruhi output gap. Untuk

Page 161: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

144

jelasnya mengenai time lag sejak dari shock output gap hingga berpengaruh

terhadap rSBI dan rPUAB dapat dilihat pada gambar 4.5.

Gambar 4.5 Time lag Transmisi Moneter Jalur Suku Bunga

Keterangan: Angka-angka pada jalur merupakan time lag atau kecepatan

(2) Variance Decomposition

Untuk output gap pada periode pertama pada tabel 4.6 dijelaskan

oleh variabel output gap sendiri sebesar 97,29%, rSBI sebesar 0,00%,

rPUAB sebesar 0,00%, Log M2 sebesar 1,32%, dan Log INF sebesar

1,38%. Semua variabel rata-rata mengalami kenaikan setelah periode

pertama,kecuali variabel output gap sendiri dimana pada periode kedua

sebesar 95,16%, dan periode ketiga sebesar 93,80% dan pada periode

kesepuluh sebesar90,26%.

Untuk rSBI pada periode kelima sebesar 3,23% dan pada periode

akhir sebesar 3,62%, untuk rPUAB pada periode kelima sebesar 0,48% dan

pada periode terakhir sebesar 0,71%. Untuk Log M2 pada periode kelima

sebesar 2,37% dan pada periode kesepuluh sebesar 2,35%. Dan untuk Log

INF pada periode kelima sebesar 1,99% dan pada periode akhir sebesar

3,03%.

1

Suku Bunga SBI

Suku Bunga PUAB

2

Output Gap

1

Page 162: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

145

Hasil ini menunjukan bahwa rSBI merupakan variabel yang terkuat

dalam merespon dan mampu menjelaskan variasi output gap di Indonesia

pada periode (lag) keempat yaitu sebesar 2,85%.

Tabel 4.6 Variance Decomposition

Variance Decomposition of LOG_OG: Period S.E. LOG_INF LOG_M2 LOG_OG RPUAB RSBI

1 0.343065 1.382435 1.320414 97.29715 0.000000 0.000000 2 0.346917 1.680374 1.835177 95.16669 0.017946 1.299810 3 0.349760 1.653689 2.153569 93.80705 0.149383 2.236312 4 0.352476 1.754250 2.312665 92.74970 0.327369 2.856016 5 0.354900 1.994415 2.372645 91.91409 0.484191 3.234655 6 0.356830 2.288639 2.381246 91.28777 0.595102 3.447239 7 0.358220 2.564100 2.370415 90.84764 0.662102 3.555738 8 0.359138 2.783161 2.358397 90.55660 0.696979 3.604861 9 0.359701 2.937055 2.353561 90.37375 0.712125 3.623510 10 0.360026 3.033797 2.358103 90.26258 0.717028 3.628488

Sumber : Eviews, diolah

4. Uji Signifikasi Parameter

a. Uji t

Tabel 4.7 Koefisien dan Nilai t Statistik Hasil Estimasi VAR

LOG_INF LOG_M2 LOG_OG RPUAB RSBI

LOG_INF(-1) 0.676125 [ 5.98452]*

-0.039412 [-1.50599]

-0.241736 [-0.40490]

1.745760 [ 0.91067]

-3.000692 [-1.78365]

LOG_M2(-1) -0.063882 [-0.67370]

0.987026 [ 44.9368]*

-0.519031 [-1.03582]

-0.044772 [-0.02783]

-3.690445 [-2.61366]

LOG_OG(-1) -0.041023 [-1.32877]

-0.002039 [-0.28507]

0.055299 [ 0.33896]

1.515297 [ 2.89260]*

0.990481 [ 2.15452]*

RPUAB(-1) -0.002870 [-0.30546]

0.002213 [ 1.01687]

0.023919 [ 0.48172]

0.342144 [ 2.14600]*

-0.061294 [-0.43808]

RSBI(-1) 0.012497 [ 1.48165]

-0.001852 [-0.94810]

-0.056588 [-1.26961]

0.551018 [ 3.85014]*

1.006546 [ 8.01414]*

C 1.008648 [ 1.36191]

0.178774 [ 1.04209]

4.353620 [ 1.11242]

-3.834966 [-0.30517]

29.10482 [ 2.63913]*

Sumber : Eviews, diolah Ket : - angka dalam kurung adalah nilai t - t tabel = 2,04 (α = 5%; df : 44 - 6 = 38) - tanda * menunjukan signifikan

Page 163: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

146

Berdasarkan tabel 4.6 diatas memperlihatkan bahwa berdasarkan uji t

variabel LOG_INF(-1), LOG_M2(-1), RPUAB(-1), RSBI(-1) berpengaruh

signifikan terhadap dirinya sendiri. Variabel RPUAB selain signifikan

dipengaruhi oleh RPUAB(-1) juga dipengaruhi oleh LOG_OG(-1) dan RSBI(-

1). Sedangkan variabel RSBI selain dipengaruhi oleh RSBI(-1) juga

dipengaruhi oleh LOG_OG(-1). Sementara itu, tidak ada satupun variabel yang

berpengaruh signifikan terhadap LOG_OG.

b. Uji F

Uji F memperlihatkan signifikasi parameter secara bersama-sama pada

tiap persamaan. Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa berdasarkan nilai F statistik,

persamaan dengan variabel dependent LOG_INF, LOG_M2, RPUAB, dan

RSBI menunjukan hasil yang signifikan 5%. Artinya variabel LOG_INF,

LOG_M2, RPUAB, RSBI secara bersama-sama signifikan dalam

mempengaruhi perubahan LOG_INF, LOG_M2, LOG_OG, RPUAB, dan

RSBI.

Tabel 4.8 Nilai F Statistik Hasil Estimasi VAR

Variabe Dependent LOG_INF LOG_M2 LOG_OG RPUAB RSBI

F-statistic 37.83218* 1002.132* 0.879074 62.65303* 96.81137* Sumber : Eviews, diolah Ket : - F tabel = 2,34 - (α = 5%; n-k = (44-6) = 38, k = 6 - tanda * menunjukan signifikan

Page 164: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

147

c. Uji Goodness of Fit (R2)

Uji ini bertujuan untuk mengukur seberapa besar variasi dari variabel-

variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Dari hasil estimasi

data dengan motode VAR, berdasarkan tabel 4.8 diketahui bahwa inflasi

dijelaskan sekitar 83% oleh variasi dari variabel independennya, variabel

jumlah uang beredar (M2) dijelaskan sekitar 99% oleh variasi dari variabel

independennya. Variabel output gap dijelaskan sekitar 10% oleh variasi dari

variabel independennya, dan variabel suku bunga PUAB dijelaskan sekitar

89% oleh variasi dari variabel independennya. Sedangkan variabel suku bunga

SBI dijelaskan sekitar 92% oleh variasi dari variabel independennya.

Tabel 4.9 Nilai R2 Hasil Estimasi VAR

VARIABEL LOG_INF LOG_M2 LOG_OG RPUAB RSBI

R-squared 0.836400 0.992670 0.106180 0.894366 0.928990 Sumber : Eviews, diolah

D. Pembahasan

Perubahan kebijakan moneter melalui shock rSBI direspon dengan cepat oleh

rPUAB. Hasil ini menunjukan bahwa rSBI secara efektif berfungsi sebagai instrumen

moneter bagi Bank Indonesia dalam menerapkan kebijakan moneter di Indonesia.

Respon rPUAB terhadap shock rSBI diteruskan ke variabel inflasi sebagai sasaran

akhir.

Dari hasil Uji Variance Decomposition yang terdapat pada Tabel 4.4

menunjukan bahwa rSBI sebagai sasaran operasional mampu menjelaskan variasi

Page 165: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

148

inflasi sebagai sasaran akhir kebijakan moneter sebesar 17,54%. Sementara, variabel

rPUAB sebesar 4,33%, Log M2 sebesar 1,00%, dan Log OG sebesar 9,36%. Hasil ini

menunjukan bahwa informasi masa lalu dan masa kini dari rSBI secara signifikan

mampu menjelaskan forecast dari variasi sasaran akhir kebijakan moneter (inflasi).

Hasil penelitian ini merupakan konfirmasi yang baik bahwa terdapat

hubungan yang kuat antara rSBI sebagai sasaran operasional dengan inflasi sebagai

sasaran akhir kebijakan moneter di Indonesia. Hasil Uji Variance Decomposition

sejalan dengan Uji Kausalitas Granger yang menunjukan bahwa terdapat hubungan

kausalitas searah antara rSBI dengan inflasi dan rSBI dengan rPUAB, dimana rSBI

mempengaruhi inflasi, dan rPUAB mempengaruhi inflasi. Sedangkan hubungan rSBI

dan rPUAB dengan output gap berdasarkan hasil analisis di atas ditemukan

hubungan searah dimana output gap mempengaruhi rSBI dan rPUAB.

Dari hasil penelitian diatas ditemukan hal yang menarik, dimana dugaan awal

jalur suku bunga akan berpengaruh terhadap output gap tetapi dari hasil analisis yang

terjadi adalah sebaliknya. Output gap mempengaruhi rSBI dan rPUAB. Kemudian

untuk dugaan yang pertama, rSBI dan rPUAB berpengaruh terhadap Log INF

terbukti. Dimana rSBI dan rPUAB berpengaruh terhadap Log INF. Hal ini

didasarkan pada uji kausalitas Granger dan Variance Decomposition. Dengan rSBI

berpengaruh sebesar 11,11% pada periode kelima dan 17,54% pada periode

kesepuluh.

Secara teoritis, kerangka operasi kebijakan moneter di Indonesia mengacu

pada paradigma uang pasif yang berpandangan bahwa transmisi kebijakan moneter

berawal dari shock suku bunga sebagai instrumen kebijakan moneter yang

Page 166: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

149

berpengaruh terhadap suku bunga jangka pendek/menengah dan nilai tukar

selanjutnya mempengaruhi inflasi melalui perubahan permintaan agregat dan output

gap serta ekspektasi inflasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses mekanisme transmisi

kebijakan moneter melalui Jalur Suku Bunga telah bekerja dengan efektif dan

mengikuti paradigma uang pasif, yakni shock rSBI berpengaruh terhadap suku bunga

jangka pendek, misalnya rPUAB sebagai sasaran operasional. Selanjutnya

ditransmisikan terhadap sasaran akhir kebijakan moneter (inflasi). Hasil ini

merupakan konfirmasi yang baik bahwa mekanisme transmisi kebijakan moneter

melalui jalur suku bunga mendukung teori Keynesians dan kerangka operasi

kebijakan moneter dengan pendekatan harga (price approach) serta paradigma uang

pasif. Dan dalam mengambil keputusan tingkat suku bunga SBI dan PUAB diambil

berdasarkan atau dengan menggunakan pertimbangan tingkat output gap yang ada.

Jalur suku bunga merupakan jalur transmisi utama dan efektif mewujudkan

sasaran akhir kebijakan moneter. Perubahan kebijakan moneter melalui shock rSBI

akan menimbulkan efek likuiditas terhadap suku bunga pasar uang sehingga

mendorong suku bunga bergerak naik turun. Kenaikan suku bunga pasar selanjutnya

akan mengakibatkan turunnya pengeluaran investasi dan konsumsi yang kemudian

berpengaruh terhadap output gap serta tujuan akhir kebijakan moneter (inflasi).

Sementara itu, kebijakan moneter yang kontraktif direspons positif oleh suku

bunga di pasar uang. Jika BI melakukan kontraksi moneter melalui peningkatan

rSBI, maka direspons positif oleh suku bunga jangka pendek (misalnya rPUAB)

sebagai sasaran operasional dan suku bunga lainnya di pasar keuangan. Artinya, jika

Page 167: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

150

terjadi kenaikan rSBI, maka perbankan harus menaikkan rPUAB, karena jika tidak

demikian, maka perbankan akan kehilangan nasabah (deposan) yang akan beralih

menempatkan dananya ke SBI yang menawarkan suku bunga yang lebih tinggi dan

memiliki jaminan risiko. Hasil penelitian diatas juga dikarenakan net interest margin

Indonesia yang tinggi, dimana menurut data terakhir dari Statistik Perbankan

Indonesia diatas 6%.

Page 168: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

151

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Studi ini menerapkan model VAR untuk mengetahui mekanisme transmisi

kebijakan moneter melalui jalur suku bunga untuk mencapai sasaran akhir kebijakan

moneter di Indonesia. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil yang dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa analisis jalur suku bunga dalam

mekanisme transmisi kebijakan moneter di indonesia efektif mewujudkan sasaran

akhir kebijakan moneter di Indonesia periode 2000:1-2010:4. Melalui jalur ini

dibutuhkan time lag sekitar 5 triwulan atau satu tahun tiga bulan hingga

terwujudnya sasaran akhir kebijakan moneter. Hal ini dapat dilihat dari hasil

impulse respon dan variance decomposition dalam estimasi VAR. Dan dari uji

Kausalitas Granger diketahui bahwa variabel money supply tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap variabel lainnya, sehingga diketahui bahwa dalam

mekanisme transmisi kebijakan moneter di Indonesia periode 2000:1-2010:4

lebih banyak dipengaruhi oleh tingkat suku bunga. Hal ini juga didukung dengan

hasil variance decomposition dimana variabel money supply memiliki tingkat

koefisien yang terkecil dari variabel yang lain. Sehingga bisa dikatakan bahwa

kebijakan yang digunakan oleh Bank Sentral adalah kebijakan melalui jalur suku

bunga.

151

Page 169: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

152

2. Untuk pengaruh tingkat suku bunga dengan output gap, berdasarkan uji

kausalitas Granger ditemukan jika terjadi hubungan satu arah antara output gap

mempengaruhi rSBI dan output gap mempengaruhi rPUAB. Dan dalam

hubungan ini transmisi dari output gap hingga mempengaruhi rPUAB dan rSBI

membutuhkan time lag sebesar 4 triwulan atau selama satu tahun.

3. Respons variabel-variabel pada jalur suku bunga ini relatif kuat dan variabel

utama jalur ini yaitu rSBI mampu menjelaskan variasi sasaran akhir kebijakan

moneter secara signifikan yakni sebesar 17,54%. Hasil ini sekaligus

menunjukkan bahwa rSBI berfungsi secara efektif sebagai sasaran operasional

kebijakan moneter di Indonesia. Hubungan rSBI terhadap rPUAB, dimana

rPUAB membutuhkan time lag sebesar 2 triwulan dalam merespon rSBI, dan

respons rPUAB terhadap shock rSBI mengalami peningkatan satu standar deviasi

rSBI dan mencapai titik tertinggi pada periode keempat dan setelah periode

tersebut rPUAB berangsur-angsur menuju posisi keseimbangan (konvergen).

4. Hubungan antara rPUAB dengan Log INF. Menunjukan bahwa respon Log INF

terhadap shock rPUAB mengalami peningkatan satu standar deviasi rPUAB yang

mencapai titik tertinggi pada periode kelima setelah terjadi shock. Setelah periode

tersebut Log M2 berangsur-angsur menuju keposisi keseimbangan dan juga

menunjukan bahwa diperlukan time lag 2 (satu) triwulan bagi Log INF untuk

dapat merenspon shock rPUAB, respons Log M2 terhadap shock rPUAB relatif

lemah.

151

Page 170: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

153

5. Untuk hubungan antara rSBI dengan Log INF. Menunjukan bahwa respons Log

INF terhadap shock rSBI mengalami kenaikan satu standar deviasi Log INF yang

mencapai titik tertinggi pada periode kelima setelah terjadi shock. Setelah periode

tersebut, Log INF mengalami penurunan dan bergerak menuju daerah

keseimbangan setelah periode kelima. Dan tampak bahwa diperlukan time lag 1

(satu) triwulan bagi Log INF untuk merespon shock rSBI dan respon Log INF

terhadap shock rSBI relatif kuat.

6. Berdasarkan uji t, diketahui bahwa variabel LOG_INF(-1), LOG_M2(-1),

RPUAB(-1), RSBI(-1) berpengaruh signifikan terhadap dirinya sendiri pada

tingkat signifikasi 5%. Sedangkan variabel RSBI selain dipengaruhi oleh RSBI(-

1) juga dipengaruhi oleh LOG_OG(-1). Sementara itu, tidak ada satupun variabel

yang berpengaruh signifikan terhadap LOG_OG pada tingkat signifikasi 5%.

7. Berdasarkan uji F, diketahui bahwa berdasarkan nilai F statistik, persamaan

dengan variabel dependent LOG_INF, LOG_M2, RPUAB, dan RSBI

menunjukan hasil yang signifikan. Artinya variabel LOG_INF, LOG_M2,

RPUAB, RSBI secara bersama-sama signifikan dalam mempengaruhi perubahan

LOG_INF, LOG_M2, LOG_OG, RPUAB, dan RSBI pada tingkat signifikasi

5%.

Page 171: ANALISIS JALUR SUKU BUNGA DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER .../Analisis... · Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (2000-2010)”. Tujuan Tujuan yang diharapkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

154

B. SARAN

Berdasarkan analisis dengan menggunakan model VAR diatas diharapkan

agar hasil estimasi di atas dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan atau acuan

oleh Bank Sentral dan Pemerintah dalam menentukan dan mengambil kebijakan

yang sesuai agar tercapai sasaran akhir yaitu inflasi.

Kepada pemerintah dan Bank Sentral disarankan untuk senantiasa menjaga

atau mengawasi dan mengendalikan tingkat suku bunga SBI sehingga makin

memperkuat terwujudnya sasaran akhir kebijakan moneter di Indonesia.