ii. tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran 2.1 transmisi … · transmisi moneter dapat terjadi...

22
8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Transmisi Moneter Transmisi moneter adalah mekanisme bekerjanya kebijakan moneter sampai memengaruhi sektor riil. Mishkin (2004) menjelaskan bahwa jalur mekanisme transmisi moneter dapat terjadi melalui beberapa jalur, yaitu jalur efek suku bunga tradisional (traditional interest rate effect), jalur efek harga asset lain (other asset price effect) dan jalur kredit (credit view). Berikut adalah penjelasan singkat mengenai beberapa jalur transmisi moneter : 1. Jalur Efek Suku Bunga Tradisional ( Traditional Interest Rate Effect) Ketika terjadi ekspansi kebijakan moneter dengan penurunan suku bunga yang mana akan menurunkan harga dari modal ( cost of capital) maka akan meningkatkan investasi dan memicu agregate demand sehingga meningkatkan output. 2. Jalur Efek Harga Asset Lain (Other Asset Price Effect) Transmisi moneter melalui jalur harga aset lain ( other asset price effect) dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu efek nilai tukar terhadap ekspor bersih (Exchange Rate Effect on Net Export), Teori Q Tobin (Tobin’s Q Theory) dan Efek Kesejahteraan (Wealth Effect). a. Exchange Rate Effect on Net Export Ketika terjadi ekspansi kebijakan moneter dengan penurunan suku bunga maka akan menyebabkan aset dalam mata uang asing lebih menarik dibandingkan dengan aset domestik dalam Rupiah. Pada akhirnya nilai dari

Upload: ledien

Post on 12-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Transmisi … · transmisi moneter dapat terjadi melalui beberapa jalur, yaitu jalur efek suku bunga tradisional ( traditional interest

8

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1 Transmisi Moneter

Transmisi moneter adalah mekanisme bekerjanya kebijakan moneter sampai

memengaruhi sektor riil. Mishkin (2004) menjelaskan bahwa jalur mekanisme

transmisi moneter dapat terjadi melalui beberapa jalur, yaitu jalur efek suku bunga

tradisional (traditional interest rate effect), jalur efek harga asset lain (other asset

price effect) dan jalur kredit (credit view). Berikut adalah penjelasan singkat

mengenai beberapa jalur transmisi moneter :

1. Jalur Efek Suku Bunga Tradisional (Traditional Interest Rate Effect)

Ketika terjadi ekspansi kebijakan moneter dengan penurunan suku bunga yang

mana akan menurunkan harga dari modal (cost of capital) maka akan

meningkatkan investasi dan memicu agregate demand sehingga meningkatkan

output.

2. Jalur Efek Harga Asset Lain (Other Asset Price Effect)

Transmisi moneter melalui jalur harga aset lain (other asset price effect) dapat

dibedakan menjadi tiga, yaitu efek nilai tukar terhadap ekspor bersih

(Exchange Rate Effect on Net Export), Teori Q Tobin (Tobin’s Q Theory) dan

Efek Kesejahteraan (Wealth Effect).

a. Exchange Rate Effect on Net Export

Ketika terjadi ekspansi kebijakan moneter dengan penurunan suku bunga

maka akan menyebabkan aset dalam mata uang asing lebih menarik

dibandingkan dengan aset domestik dalam Rupiah. Pada akhirnya nilai dari

Page 2: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Transmisi … · transmisi moneter dapat terjadi melalui beberapa jalur, yaitu jalur efek suku bunga tradisional ( traditional interest

9

aset rupiah akan menurun sehingga rupiah terdepresiasi. Nilai rupiah yang

lebih rendah dibandingkan mata uang asing akan menyebabkan harga barang

domestik menjadi lebih murah dibandingkan harga barang asing sehingga

meningkatkan ekspor dan agregate output.

b. Tobin’s Q Theory

Teori ini dikembangkan oleh James Tobin yang menjelaskan pengaruh

kebijakan moneter terhadap penilaian ekuitas. Tobin mendefinisikan ‘q’

sebagai harga pasar untuk perusahaan yang dibagi dengan penggantian harga

modal. Ketika nilai q tinggi maka harga pasar untuk perusahaan akan relatif

tinggi dibandingkan dengan harga modalnya. Untuk itu perluasan usaha dan

harga dari peralatan relatif murah sehingga dapat meningkatkan investasi. Hal

ini terjadi karena perusahaan dapat mengeluarkan sedikit saham, tetapi dapat

dijual dengan harga yang tinggi.

Ketika terjadi ekspansi moneter maka masyarakat akan dihadapkan pada

kondisi dimana terjadi kelebihan uang dibandingkan kebutuhan yang ada

sehingga masyarakat akan menyalurkan dananya ke pasar saham. Permintaan

saham akan meningkat dan harga saham akan naik. Harga saham yang naik

akan menyebabkan q naik sehingga meningkatkan investasi dan output.

c. Wealth Effect

Asumsi yang mendasari proses transmisi moneter pada jalur ini bahwa

pengeluaran konsumsi juga dipengaruhi oleh sumber daya seumur hidup

(lifetime resources), bukan hanya didasari pada pendapatan yang didapat hari

ini. Komponen utama sumber daya seumur hidup (lifetime resources) adalah

kesejahteraan finansial, salah satunya adalah saham. Saat terjadi kontraksi

Page 3: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Transmisi … · transmisi moneter dapat terjadi melalui beberapa jalur, yaitu jalur efek suku bunga tradisional ( traditional interest

10

moneter maka harga saham akan naik, sehingga menaikan kesejahteraan dan

juga menaikan konsumsi. Konsumsi yang naik akan meningkatkan ouput.

3. Jalur Kredit (Credit View)

Transmisi moneter melalui jalur kredit dapat dibedakan menjadi lima bagian,

yaitu penyaluran bank (bank lending channel), jalur neraca (balance sheet

channel), jalur arus kas (cash flow channel), jalur tingkat harga yang tidak

diantisipasi (unanticipated price level channel), dan jalur efek likuiditas rumah

tangga (household liquidity effect).

Mekanisme transmisi moneter melalui pinjaman bank (credit view) muncul

untuk menangani masalah asimetri informasi pada pasar keuangan. Pada jalur

kredit, transmisi moneter memengaruhi penyaluran dana pada perbankan serta

neraca perusahaan dan rumah tangga. Pada jalur pertama, yaitu penyaluran dana

dari perbankan (bank lending channel) berangkat dari analisis bahwa bank

memiliki peran penting dalam sistem keuangan karena dapat menangani masalah

informasi asimetrik pada pasar kredit. Karena peran bank yang sangat penting

maka peminjam hanya dapat mengakses pasar kredit melalui bank. Dengan

asumsi tidak ada substitusi sempurna diantara bank dengan sumber dana lain

maka saat terjadi ekspansi moneter yang meningkatkan cadangan perbankan dan

deposit bank maka akan meningkatkan ketersediaan dan kuantitas pinjaman

perbankan yang tersedia. Dengan asumsi peminjam tergantung pada pinjaman

perbankan untuk membiayai aktifitasnya, maka peningkatan pinjaman pada

perbankan akan meningkatkan investasi. Secara skematik, transmisi kebijakan

moneter melaui jalur pembiayaan perbankan adalah sebagai berikut,

Page 4: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Transmisi … · transmisi moneter dapat terjadi melalui beberapa jalur, yaitu jalur efek suku bunga tradisional ( traditional interest

11

Jika dilihat dari bagan diatas maka dapat disimpulkan bahwa

kebijakan moneter melalui jalur kredit bertujuan untuk mendorong investasi dari

sisi supply yang direpresentasikan oleh bank sebagai lembaga intermediasi.

Implikasi yang penting transmisi moneter melalui jalur kredit bahwa dengan

adanya kebijakan moneter maka efek yang lebih besar akan dirasakan oleh

perusahaan kecil yang mana sangat bergantung oleh pinjaman bank. Sedangkan

perusahaan besar dapat mengantisipasinya dengan mencari sumber modal lain

selain perbankan, yaitu melalui saham atau obligasi (Miskhin, 2009).

Penyaluran dana untuk sektor UMKM dari perbankan dapat diklasifikasikan

ke jalur bank lending channel karena bank memiliki peran yang penting dalam

sistem keuangan, yaitu sebagai lembaga intermediasi sekaligus penyalur kredit

dan pembiayaan terhadap masyarakat, termasuk kepada sektor UMKM.

Dalam proses transmisinya, Bank Indonesia dapat melakukan kontraksi dan

ekspansi moneter dengan menaikan atau menurunkan suku bunga kebijakan (BI

Rate). Kebijakan ini akan mempengaruhi sisi liabilitas (kewajiban) bank yang di

dominasi oleh dana pihak ketiga (DPK) yaitu dana masyarakat yang disimpan di

perbankan. Ketika ekonomi memanas, Bank Indonesia melakukan kontraksi

moneter dengan menaikan BI Rate. Kebijakan ini akan menyebabkan jumlah uang

beredar di masyarakat akan turun sehingga mengakibatkan jumlah DPK juga ikut

menurun. Penurunan DPK akan mengakibatkan penurunan ketersediaan dana

yang siap disalurkan oleh perbankan, salah satunya dalam bentuk kredit. Untuk

Ekspansi kebijakan moneter : cadangan dan deposit bank

ketersediaan pinjaman dari bank Investasi(I)

Output (Y)

Page 5: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Transmisi … · transmisi moneter dapat terjadi melalui beberapa jalur, yaitu jalur efek suku bunga tradisional ( traditional interest

12

meningkatkan DPK perbankan akan cenderung menaikan suku bunga dana seperti

tabungan dan deposito sehingga berakibat pada kenaikan suku bunga kredit.

Permintaan terhadap kredit baru cenderung turun karena suku bunga kredit yang

meningkat dan menyebabkan investasi turun dan pertumbuhan ekonomi

melambat.

Bank Indonesia juga dapat melakukan kontraksi moneter dengan

peningkatan Giro Wajib Minimum (GWM). Peningkatan GWM akan

mempengaruhi sisi liabilitas perbankan secara langsung sehingga dana yang siap

disalurkan juga akan cenderung menurun. Hal ini juga akan meningkatkan suku

bunga kredit dan menurunkan permintaan terhadap kredit baru sehingga investasi

juga menurun. Investasi yang menurun akan menurunkan pertumbuhan ekonomi.

2.2. Instrumen Moneter

Dalam menjalankan kebijakan moneter Bank Indonesia memiliki beberapa

instrumen moneter yaitu Operasi Pasar Terbuka atau Open Market Operation

(OPT), Giro Wajib Minimum (GWM), Fasilitas Diskonto, dan Intervensi Mata

Uang Asing. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai beberapa instrumen

moneter yang digunakan oleh Bank Indonesia dalam menjalankan operasi

moneternya:

a. Operasi Pasar terbuka adalah kegiatan jual beli surat berharga oleh bank

sentral yang pada gilirannya akan mempengaruhi tingkat suku bunga.

Operasi ini memiliki dua aktivitas didalamnya, yaitu jual dan beli surat-

surat berharga termasuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Sertifikat

Bank Indonesia Syariah (SBIS). Kedua instrumen ini digunakan sebagai

Page 6: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Transmisi … · transmisi moneter dapat terjadi melalui beberapa jalur, yaitu jalur efek suku bunga tradisional ( traditional interest

13

instrumen utama dalam kebijakan moneter antara lain karena Bank

Indonesia memiliki SBI dalam jumlah yang memadai untuk mengeksekusi

keputusan kontraksi atau ekspansi moneter yang diambil setelah

mempertimbangkan tekanan terhadap inflasi. Selain itu SBI memenuhi

tiga syarat utama likuiditas surat berharga yang dapat diperjualbelikan

dalam operasi pasar terbuka dan diterbitkan secara kontinyu serta tersedia

setiap saat (Sugiyono, 2003).

b. Giro Wajib Minimum (Reserve Requirement)

Giro Wajib Minimum adalah ketentuan bank sentral yang mewajibkan

bank-bank untuk memelihara sejumlah alat likuid sebesar presentase

tertentu dari kewajiban lancarnya. Semakin kecil presentase tersebut maka

semakin besar kemampuan bank memanfaatkan cadangannya untuk

diberikan kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman dan begitu juga

sebaliknya.

c. Fasilitas Diskonto

Fasilitas diskonto adalah kebijakan moneter bank sentral untuk

memengaruhi jumlah uang beredar melalui penetapan diskonto pinjaman

bank sentral kepada bank-bank. Dengan penetapan diskonto yang tinggi

diharapkan bank akan mengurangi permintaan kredit dari bank sentral

yang akibatnya akan mengurangi jumlah uang beredar.

d. Intervensi Mata Uang Asing

Intervensi mata uang asing adalah kebijakan bank sentral untuk

mempengaruhi jumlah uang beredar atau likuiditas di pasar uang melalui

jual beli valuta asing atau cadangan devisa. Apabila bank sentral ingin

Page 7: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Transmisi … · transmisi moneter dapat terjadi melalui beberapa jalur, yaitu jalur efek suku bunga tradisional ( traditional interest

14

mengetatkan likuiditas rupiah di pasar uang, bank sentral akan menjual

cadangan devisanya.

Peraturan Bank Indonesia nomor 4/10/PBI/2002 tentang Sertifikat Bank

Indonesia (SBI) menyatakan bahwa SBI adalah surat berharga dalam mata uang

rupiah yang diterbitkan bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu

pendek. SBI ditebitkan oleh Bank Indonesia sebagai salah satu piranti dalam

Operasi Pasar Terbuka (OPT). Sedangkan Peraturan Bank Indonesia nomor

10/11/PBI/2008 tentang Sertifikat Bank Indonesia Syariah menyatakan bahwa

SBIS adalah surat berharga bedasarkan prinsip syariah berjangka waktu pendek

dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia menggunakan

Akad Jua’lah. SBIS dibuat oleh Bank Indonesia dalam rangka meningkatkan

efektifitas mekanisme moneter dengan prinsip syariah. Kedua instrumen ini

memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai instrumen Operasi Pasar Terbuka dalam

rangka pengendalian moneter dengan tujuan akhir kestabilan nilai rupiah dan

tingkat inflasi.

Penggunaan akad Jua’alah pada Sertifikat Bank Indonesia Syariah berarti

suatu janji atau komitmen (iltizam) untuk memberi imbalan tertentu (ju’ul) atas

hasil (natijah) yang ditentukan dari suatu pekerjaan. Dalam hal ini Bank

Indonesia bertindak sebagai pemberi pekerjaan (Ja’il), bank syariah bertindak

sebagai penerima perkerjaan (Maj’ullah) dan objek/ underlying Ju’alah (mahall

al-‘aqd) adalah partisipasi bank syariah untuk membantu tugas Bank Indonesia

dalam pengendalian moneter melalui penyerapan likuiditas dari masyarakat dan

menempatkannya di Bank Indonesia dalam jumlah dan waktu tertentu. Di dalam

prakteknya yaitu saat Bank Indonesia akan melakukan transaksi lelang SBIS maka

Page 8: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Transmisi … · transmisi moneter dapat terjadi melalui beberapa jalur, yaitu jalur efek suku bunga tradisional ( traditional interest

15

Bank Indonesia akan mengumumkan bahwa Bank Indonesia akan melakukan

kebijakan moneternya yaitu akan menyerap likuiditas yang beredar di masyarakat.

Maka bank syariah akan membeli SBIS tersebut dan mendapatkan imbalan

tertentu. Jumlah nominal Ju’ul atau imbalannya harus dibayarkan oleh Ja’il yang

ditetapkan saat terjadinya akad dan harus disepakati oleh kedua belah pihak.

Tingkat suku bunga pada Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan bonus

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) nantinya akan digunakan sebagai proksi

bagi kebijakan moneter, oleh karenanya perubahan pada tingkat suku bunga SBI

diharapkan mampu memberi pengaruh pada tingkat suku bunga kredit. Dengan

kata lain tingkat suku bunga SBI dijadikan barometer untuk menentukan tingkat

suku bunga deposito, kemudian suku bunga pinjaman akan merespon perubahan

tersebut (Muslim, 2008).

Sumber: Ascarya (2011)

Gambar 2.1. Alur Penerapan Sistem Moneter Ganda di Indonesia

Dengan semakin berkembangnya perbankan syariah, transmisi kebijakan

moneter tidak hanya mempengaruhi perbankan konvensional saja, namun juga

memengaruhi perbankan syariah karena mekanisme transmisi juga dapat melewati

Page 9: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Transmisi … · transmisi moneter dapat terjadi melalui beberapa jalur, yaitu jalur efek suku bunga tradisional ( traditional interest

16

jalur syariah. Instrumen kebijakan moneter ganda juga tidak terbatas hanya

menggunakan suku bunga saja, tetapi dapat pula menggunakan bagi hasil atau

margin. Dengan demikian, dalam sistem moneter ganda, interest rate pass-

through lebih tepat disebut policy rate pass-through, dimana policy rate untuk

konvensional menggunakan suku bunga, sedangkan policy rate untuk syariah

dapat menggunakan bagi hasil atau margin (Ascarya, 2012).

Dalam sistem perbankan syariah di Indonesia terdapat hubungan antara

sistem moneter yang ada di Indonesia dengan sistem perbankan syariah, yaitu

dengan keikutsertaan perbankan syariah di dalam kebijakan moneter yang

dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai otoritas moneter utama. Bank Indonesia

menyatakan bahwa cara-cara pengendalian moneter di Indonesia bisa dilakukan

berdasarkan prinsip Syariah yang ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia

(Triandaru, 2006).

2.3. Teori Preferensi Likuiditas

Teori Preferensi Likuiditas menyatakan bahwa tingkat bunga

menyesuaikan untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan uang. Jika M

adalah penawaran uang dan P adalah tingkat harga maka M/P adalah penawaran

dari keseimbangan uang riil. Teori ini mengasumsikan adanya penawaran uang

riil yang tetap dan menegaskan bahwa tingkat bunga adalah sebuah determinan

dari berapa banyak uang yang ingin dipegang oleh masyarakat. Alasannya adalah

bahwa tingkat bunga adalah biaya peluang (opportunity cost) dari memegang

uang, yaitu biaya yang harus ditanggung karena memegang sebagian aset dalam

bentuk uang (yang tidak mendapatkan bunga) atau dalam deposito atau obligasi.

Page 10: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Transmisi … · transmisi moneter dapat terjadi melalui beberapa jalur, yaitu jalur efek suku bunga tradisional ( traditional interest

17

Ketika tingkat bunga naik, orang-orang ingin memegang uang dalam jumlah yang

lebih sedikit. Hal ini menunjukan bahwa fungsi bahwa permintaan uang riil

dipengaruhi oleh suku bunga (Mankiw, 2007).

Tingkat bunga akan menyesuaikan untuk menyeimbangkan pasar uang,

dimana jumlah uang riil yang diminta sama dengan jumlah penawarannya.

Penyesuaian terjadi karena ketika terjadi ketidakseimbangan pada pasar uang

maka masyarakat akan berusaha menyesuaikan aset mereka dan dalam prosesnya

mengubah suku bunga. Misalnya, apabila tingkat bunga diatas keseimbangan

maka jumlah uang riil yang ditawarkan akan melebihi jumlah yang diminta.

Oang-orang yang memegang yang kelebihan penawaran uang berusaha untuk

mengubah sebagian diantaranya menjadi deposito atau obligasi. Bank-bank dan

penerbit obligasi yang lebih suka membayar tingkat bunga yang lebih rendah

merespon kelebihan uang dengan mengurangi tingkat bunga, begitu juga

sebaliknya. Hal ini digambarkan dalam kurva berikut:

Sumber: Mankiw, 2007

Gambar 2.2. Kurva Permintaan dan Penawaran Uang

M/P

Permintaan, L(r)

Tingkat bunga, r Penawaran

Keseimbangan uang riil, M/P

Tingkat bunga

ekuilibrium

Page 11: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Transmisi … · transmisi moneter dapat terjadi melalui beberapa jalur, yaitu jalur efek suku bunga tradisional ( traditional interest

18

2.4. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Usaha mikro kecil dan menengah memiliki beberapa definisi dari beberapa

lembaga dan institusi terkait yang mendefinisikannya dengan berbagai kriteria,

antara lain:

a. Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,

Kecil dan Menengah, pengertian UMKM adalah usaha ekonomi produktif

yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan

usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang

perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung

maupun tidak langsung dari usaha lain. UMKM dikelompokan menjadi

tiga usaha berdasarkan kriteria asset dan omzet yang dimiliki, kriterianya

adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Kriteria UMKM Menurut UU Nomor 20 Tahun 2008

No Uraian

Kriteria

Asset Omzet

1 Usaha Mikro Max 50 juta Max 300 juta

2 Usaha Kecil >50juta-500juta >300juta-2,5 Miliar

3 Usaha Menengah >500 juta-10 Miliar >2,5 Miliar -50 Miliar

Sumber: UU Nomor 20 Tahun 2008

b. Berdasarkan kriteria Bank Indonesia, UMKM di bagi berdarkan jumlah

kredit yang diterima. Usaha mikro adalah usaha yang dapat menerima

kredit hingga Rp 50 juta. Sedangkan usaha kecil adalah usaha yang dapat

menerima kredit mulai dari Rp 50 juta hingga Rp 500 juta dan usaha

Page 12: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Transmisi … · transmisi moneter dapat terjadi melalui beberapa jalur, yaitu jalur efek suku bunga tradisional ( traditional interest

19

menengah adalah usaha yang dapat menerima kredit dari Rp 500 juta

sampai Rp 5 Miliar.

c. Berdasarkan Badan Pusat Statistik, UMKM dibagi berdasarkan jumlah

tenaga kerja yang dipakai. Usaha mikro adalah usaha yang

mempekerjakan maksimal lima orang pekerja keluarga. Usaha kecil adalah

usaha yang mempekerjakan lima sampai sepuluh orang pekerja.

Sedangkan usaha menengah adalah usaha yang mempekerjakan 20 sampai

99 orang.

2.5. Teori Bank Syariah dan Bank Konvensional

Bank adalah salah satu badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau

bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Seperti

yang dipaparkan dalam undang-undang No.10 Tahun 1998 bahwa fungsi dari

perbankan adalah sebagai lembaga intermediasi atau penghubung antara sektor

keuangan dan sektor riil.

Perbankan di Indonesia dapat digolongkan menjadi dua, yaitu bank syariah

dan konvensional. Perbankan syariah adalah suatu sistem perbankan yang

dikembangkan berdasarkan syariah Islam. Usaha pembentukan sistem ini didasari

olah larangan dalam agama Islam untuk memungut atau meminjam bunga yang

dikenal dengan istilah riba. Perbankan syariah juga hanya melakukan investasi

pada usaha yang dikategorikan halal. Selain itu, perbankan syariah menerapkan

prinsip bagi hasil yang saling menguntungkan antara pihak bank dan masyarakat

Page 13: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Transmisi … · transmisi moneter dapat terjadi melalui beberapa jalur, yaitu jalur efek suku bunga tradisional ( traditional interest

20

dengan menjunjung tinggi asas keadilan, etika, persaudaraan, dan menghindari

transaksi spekulatif.

Dalam beberapa hal terdapat persamaan antara bank konvensional dan

bank syariah antara lain dari teknis penerimaan uang, mekanisme transfer dan

pembuatan laporan keuangannya. Tetapi terdapat beberapa perbedaan mendasar

yang membedakan kedua perbankan ini. Perbedaan yang ada dapat di rangkum

dalam Tabel 2.2 berikut.

Tabel 2.2. Perbedaan Antara Bank Syariah dan Bank Konvensional

Pembeda Bank Konvensional Bank Syariah

Akad dan Aspek

Legalitas

Konsekuensi

duniawi

Konsekuensi duniawi dan

ukhrawi

Lembaga

penyelesaian sengketa

dengan Nasabah

Peradilan Negeri Badan Arbitrase Muamalah

Indonesia (BAMUI)

Struktur Organisasi Komisaris dan

Direksi

Terdapat Dewan Pengawas

Syariah (DPS) dan Dewan

Syariah Nasional (DSN)

Investasi Investasi yang halal

dan haram

Hanya melakukan investasi

yang halal

Hubungan dengan

Nasabah Debitur-Kreditur Kemitraan

Prinsip Bunga Bagi Hasil, Jual Beli dan Sewa

Tujuan Profit Oriented Profit dan Falah Oriented

Sumber: Antonio (1999)

Salah satu cara yang dilakukan bank konvensional dalam menyalurkan

dana terhimpun adalah dengan kredit. Kredit yang diberikan dapat berupa kredit

korporasi atau kredit UMKM, dan pihak bank akan mendapatkan bunga atas

harga uang yang telah dipinjamkan. Sedangkan pada bank syariah, istilah yang

Page 14: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Transmisi … · transmisi moneter dapat terjadi melalui beberapa jalur, yaitu jalur efek suku bunga tradisional ( traditional interest

21

digunakan dalam penyaluran dana adalah pembiayaan dan sistem yang digunakan

adalah sistem bagi hasil. Beberapa contoh pembiayaan dan produk yang biasa

dilakukan bank syariah adalah:

1. Produk dengan prinsip jual beli antara lain murabahah, salam, dan istisna.

2. Produk dengan prinsip bagi hasil antara lain musyarakah, mudharabah,

dan rahn.

3. Produk dengan prinsip sewa antara lain ijarah.

Berikut adalah penjelasan singkat mengenai beberapa definisi produk perbankan

syariah yang digunakan dalam penelitian ini:

a. Al-Musyarakah : Pembiayaan berdasarkan akad kerja sama antara dua

pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, di mana masing-masing pihak

memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dan

resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.

b. Al-Mudharabah : Akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak

pertama (shahibul mal) menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak

lainnya sebagai pengelola. Dana keuntungan usaha bagi diantara mereka

sesuai kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak.

c. Al-Murabahah : menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya

kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga lebih sebagai

laba (Fatwa DSN-MUI).

Menurut Wulandari (2010) pada kenyataannya sistem pada bank syariah

dan konvensional tidak terpisah karena adanya interaksi antara bank syariah dan

konvensional melalui beberapa hal. Interaksi tersebut antara lain dalam hal

memperebutkan nasabah, adanya kesamaan pola kredit atau pembiayaan dan

Page 15: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Transmisi … · transmisi moneter dapat terjadi melalui beberapa jalur, yaitu jalur efek suku bunga tradisional ( traditional interest

22

persamaan dalam tabungan. Untuk itu piranti kebijakan konvensional seperti SBI,

Giro Wajib Minimum dan intervensi rupiah tidak hanya mempengaruhi bank

kovensional, tetapi juga mempengaruhi bank syariah. Begitu juga sebaliknya,

piranti kebijakan syariah seperti SBIS/SWBI dan Giro Wajib Minimum Syariah

juga mempengaruhi bank konvensional.

2.6. Pembiayaan dan Kredit Perbankan

Berdasarkan Undang-undang Perbankan Syariah No. 21/2008,

pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu

berupa transaksi bagi hasil, sewa menyewa, jual beli atau pinjam meminjam

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank syariah dan pihak lain yang

mewajibkan pihak yang dibiayai dan atau diberi fasilitas dana tersebut untuk

mengembalikan dana tersebut dalam jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah,

tanpa imbalan atau bagi hasil.

Antonio (2001) menjelaskan bahwa pembiayaan merupakan salah satu

tugas pokok dari bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk

memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan deficit unit. Menurut sifat

penggunaannya, pembiayaan di bagi menjadi dua hal:

a. Pembiayaan Konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk

memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk

memenuhi kebutuhan.

b. Pembiayaan Produktif, yaitu pembiayaan yang ditunjukan untuk

memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan

usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun investasi. Menurut

Page 16: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Transmisi … · transmisi moneter dapat terjadi melalui beberapa jalur, yaitu jalur efek suku bunga tradisional ( traditional interest

23

keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi dua hal, yaitu

pembiayaan modal kerja dan pembiayaan investasi.

Pada pembiayaan modal kerja, terdapat perbedaan antara sistem yang dipakai

pada bank syariah dan konvensional. Bank konvensonal memberikan kredit modal

kerja tersebut dengan cara memberikan pinjaman sejumlah uang yang dibutuhkan

untuk mendanai seluruh kebutuhan yang merupakan kombinasi dari komponen-

komponen modal kerja tersebut, baik untuk keperluan produksi maupun

perdagangan dalam waktu tertentu.

Sedangkan pada bank syariah, dalam memenuhi seluruh kebutuhan untuk

mendanai modal kerja bukan dengan meminjamkan uang, tetapi dengan menjalin

hubungan partnership dengan nasabah, dimana bank bertindak sebagai

penyandang dana (shahibul maal) dan nasabah sebagai (mudharib) atau biasa

dikenal dengan istilah mudharabah atau trust financing.

Berdasarkan Undang-undang No.7 Tahun 1992 tentang perbankan

menyatakan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-

meminjam antara bank dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak pinjam

meminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan

sejumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Kredit perbankan

dapat diklasifikasikan berdasarkan berdasarkan beberapa kriteria yaitu:

a. Berdasarkan jangka waktunya, yaitu kredit jangka pendek, jangka

menengah, dan jangka panjang.

b. Berdasarkan tujuan penggunaan dananya, yaitu kredit modal kerja, kredit

investasi, dan kredit konsumsi.

Page 17: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Transmisi … · transmisi moneter dapat terjadi melalui beberapa jalur, yaitu jalur efek suku bunga tradisional ( traditional interest

24

c. Berdasarkan golongan atau segmentasinya, yaitu kredit di sektor UMKM

dan non-UMKM

2.7. Konsep Bunga dan Profit Loss Sharing

Suku bunga adalah salah satu komponen utama dalam kebijakan ekonomi

konvensional yang berarti biaya yang harus dibayarkan oleh peminjam atas

pinjaman yang diterima dan merupakan imbalan bagi pemberi pinjaman atas

investasinya. Sedangkan bagi hasil adalah komponen terpenting dalam sistem

moneter syariah dan merupakan cerminan dari kinerja sektor riil. Dengan adanya

sistem bagi hasil makan distribusi kekayaan dan pendapatan akan semakin merata

sehingga sektor riil akan tumbuh (Ayuniyyah, 2010). Terdapat beberapa

perbedaan yang sangat mendasar antara suku bunga dan bagi hasil, perbedaanya

antara lain adalah sebagai berikut:

Tabel 2.3 Perbedaan Sistem Bunga dan Bagi Hasil

Bunga Bagi Hasil

Penentuan bunga dibuat pada akad

dengan asumsi selalu untung

Penentuan besarnya rasio atau nisbah

bagi hasil dibuat pada waktu akad

dengan berpedoman pada keadaan

untung dan rugi

Besarnya presentase berdasarkan

jumlah modal yang dipinjamkan

Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan

pada jumlah keuntungan yang diperoleh

Pembayaran bunga tetap walaupun

proyek yang dijalankan nasabah

mengalami kerugian

Bagi hasil tergantung pada keuntungan,

jika rugi maka akan di tanggung

bersama

Sumber: Antonio(1999)

Page 18: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Transmisi … · transmisi moneter dapat terjadi melalui beberapa jalur, yaitu jalur efek suku bunga tradisional ( traditional interest

25

Pada bank syariah terdapat dua jenis keuntungan yang didapat dari

pembiayaan yang diberikan, yaitu margin keuntungan dan bagi hasil. Margin

keuntungan adalah persentase tertentu yang ditetapkan oleh perbankan syariah

terhadap produk pembiayaan yang berbasis Natural Certainty Contract atau akad

bisnis yang memberikan kepastian pembayaran, baik dari segi jumlah maupun

waktu seperti murabahah, ijarah, salam dan istisna. Sedangkan bagi hasil adalah

nisbah yang ditetapkan terhadap produk-produk pembiayaan yang berbasis

Natural Uncertainty Contract atau akad bisnis yang tidak memberikan kepastian

pendapatan (return), baik dari segi jumlah maupun waktunya seperti musyarakah

dan mudharabah (Karim, 2010).

2.8. Teori Keuangan Syariah

Konsep uang dalam ekonomi Islam berbeda dengan konsep uang dalam

ekonomi konvensional. Dalam ekonomi Islam, uang bukanlah capital dan uang

merupakan sesuatu yang bersifat flow concept. Hal ini sejalan dengan konsep

yang diajukan oleh Fisher, yaitu:

M V = P T

dengan M adalah jumlah uang beredar, V adalah tingkat perputaran uang, P

adalah tingkat harga barang dan T adalah jumlah uang yang diperdagangkan. Dari

persamaan di atas dapat diketahui bahwa semakin cepat perputaran uang maka

semakin besar pendapatan yang akan diperoleh.

Fungsi permintaan uang dalam Islam pada dasarnya hanya memiliki dua

motif yaitu motif transaksi dan berjaga-jaga. Perbuatan yang mengarah kepada

motif spekulasi dilarang oleh Islam sehingga instrumen moneter Islam yang ada

Page 19: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Transmisi … · transmisi moneter dapat terjadi melalui beberapa jalur, yaitu jalur efek suku bunga tradisional ( traditional interest

26

diarahkan penggunaannya terhadap uang yang memiliki tujuan yang bersifat

penting dan mendesak serta investasi yang produktif dan efisien (Karim, 2008).

Sistem keuangan Islam hadir untuk memberikan berbagai jasa keuangan

yang berkontribusi secara pantas kepada pencapaian tujuan sosio-ekonomi yang

utama yaitu kesejahteraan ekonomi, kesempatan kerja, keadilan, distribusi

pendapatan yang wajar, dan stabilitas nilai uang (Algaoud, 2001). Dari segi

perspektif Islam tujuan utama perbankan dan keuangan Islam adalah:

1. Penghapusan bunga dari semua transaksi keuangan dan pembaharuan

semua aktivitas bank agar sesuai dengan prinsip Islam.

2. Pencapaian distribusi pendapatan dan kekayaan yang wajar serta

pembangunan ekonomi yang menguntungkan semua pihak yang terlibat

2.9. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai mekanisme transmisi moneter melalui jalur kredit atau

pinjaman sudah cukup banyak dilakukan. Salah satunya penelitian yang dilakukan

oleh Rusydiana (2009), yang menyimpulkan bahwa semakin tinggi SWBI yang

ditetapkan bank Indonesia maka akan semakin rendah pembiayaan yang

dilakukan oleh perbankan syariah. Selain itu terdapat hubungan yang negatif

antara pembiayaan syariah dan SBI. Semakin tinggi SBI akan menyebabkan

penurunan pembiayaan syariah dan sebaliknya. Hal ini disebabkan jika bank

sentral menaikan suku bunga maka akan memicu perbankan konvensional untuk

menaikan suku bunganya, baik pinjaman maupun deposito. Oleh karena itu, daya

saing perbankan syariah akan turun dan menjadi kurang kompetitif.

Page 20: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Transmisi … · transmisi moneter dapat terjadi melalui beberapa jalur, yaitu jalur efek suku bunga tradisional ( traditional interest

27

Selain itu, penelitian yang dilakukan Ayyuniah (2010) bahwa instrumen

moneter konvensional memberikan guncangan yang lebih besar terhadap

pertumbuhan sektor riil dibandingkan dengan instrumen moneter syariah karena

proporsi instrumen konvensional yang masih mendominasi sampai dengan 97

persen dari share perbankan nasional Indonesia. Akan tetapi, instrumen moneter

syariah memiliki karakteristik yang lebih stabil dibandingkan dengan variabel

moneter konvensional karena lebih cepat menemukan titik kestabilan

dibandingkan dengan instrumen moneter konvensional. Selain itu, dapat

disimpulkan bahwa kebijakan moneter baik ekspansif maupun kontraktif dengan

instrumen suku bunga SBI, tidak mampu mempengaruhi jumlah penawaran kredit

investasi perbankan umum, hal ini menjadi bukti bahwa kebijakan moneter

melalui jalur bank lending tidak berlangsung di Indonesia selama periode 2001-

2007.

Penelitian lain dilakukan oleh Muslim (2008), dari hasil pengujian

VAR/VECM terdapat hubungan negatif antara SBI terhadap penawaran kredit

investasi, selain itu suku bunga kredit berpengaruh positif terhadap penawaran

kredit. Disamping itu, penawaran kredit investasi oleh perbankan secara positif

dipengaruhi oleh tingkat permodalan. Akan tetapi, dalam jangka panjang kredit

investasi secara signifikan dipengaruhi oleh struktur keuangan perbankan itu

sendiri yang mana jika perbankan diberikan penawaran kredit sebesar satu miliar

maka penawaran kredit investasi akan meningkat sebesar 0,77 Miliar Rupiah. Hal

ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2008) yang

menyatakan bahwa penawaran kredit perbankan dipengaruhi secara signifikan dan

negatif oleh SBI sebagai instrumen moneter.

Page 21: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Transmisi … · transmisi moneter dapat terjadi melalui beberapa jalur, yaitu jalur efek suku bunga tradisional ( traditional interest

28

Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Oliver Wurzbug (2003) dengan

studi kasus di negara Jerman menyatakan bahwa pinjaman yang diberikan bank

memiliki hubungan yang positif terhadap suku bunga pinjaman dan modal, tetapi

memiliki hubungan yang negatif dengan instrumen moneter. Dengan metode IRF,

guncangan pada kebijakan moneter akan dengan cepat menurunkan pinjaman dari

perbankan karena bank akan mengalami penurunan keuntungan dan modal.

2.10. Kerangka Pemikiran Konseptual

Gambar 2.3. Kerangka Pemikiran Konseptual

Hubungan antara permasalahan dan tujuan penelitian digambarkan dalam

diagram kerangka pemikiran konseptual pada Gambar 2.3. Penelitian ini bertujuan

untuk menganalisis pengaruh instrumen moneter syariah dan konvensional

Penerapan

Sistem Moneter

Ganda di

Indonesia

Instrumen

Moneter Syariah

Bunga Bank

Konvensional

Profit dan Loss

Sharing Bank Syariah

Kredit Pembiayaan

Kredit UMKM Pembiayaan UMKM

Instrumen mana yang

lebih berpengaruh dalam

peyaluran dana ke sektor

UMKM

Rekomendasi

Kebijakan

Instrumen

Moneter

Konvensional

Page 22: II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Transmisi … · transmisi moneter dapat terjadi melalui beberapa jalur, yaitu jalur efek suku bunga tradisional ( traditional interest

29

terhadap penyaluran dana ke sektor UMKM di Indonesia. Instrumen moneter

yang dimaksud adalah SBI dan SBIS. Sedangkan penyaluran dana digambarkan

dengan pembiayaan dari perbankan syariah dan kredit dari perbankan

konvensional. Sebagai saluran transmisinya digunakan besarnya bagi hasil dan

suku bunga kredit.

2.11. Hipotesis

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka hipotesis

penelitian dirumuskan sebagai berikut:

1. SBI dan SBIS berpengaruh negatif terhadap penyaluran dana ke sektor

UMKM.

2. Pembiayaan UMKM dari perbankan syariah lebih cepat stabil ketika

terjadi guncangan moneter dibandingkan dengan kredit UMKM dari

perbankan konvensional.