analisis implementasi program rintisan sekolah bertaraf .../analisis...rintisan sekolah bertaraf...

116
ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 Skripsi Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Upload: vuongnhi

Post on 26-Apr-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM

RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI)

DI SMA NEGERI 1 SALATIGA

oleh :

MUHAMMAD USMAN

D0105015

Skripsi

Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar

Sarjana Strata Satu Jurusan Ilmu Administrasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 2: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Disetujui untuk Dipertahankan di Hadapan Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Administrasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Dosen Pembimbing

Drs. Sudarmo, MA., Ph.DNIP. 196311011990031002

Page 3: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Telah Diuji dan Disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Pada Hari :

Tanggal :

Panitia Penguji :

1. Drs. Priyanto Susiloadi, M.Si ( )NIP. 196010091986011001

2. Rutiana Dwi W., S.Sos.,M.Si. ( )NIP. 132306549

3. Drs. Sudarmo, MA., Ph. D. ( )NIP. 196311011990031002

Mengetahui,

Dekan FISIP UNS

Drs. H Supriyadi, SN., SU.NIP. 195301281981031001

Page 4: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

iv

MOTTO

“Allah tidak akan membebani seseorang, melainkan sesuai dengan

kesanggupannya” (QS. Al-Baqoroh: 286)

“Jangan bersedih sesungguhnya Allah bersama kita” (QS. AT-

Taubah: 40)

“Karena sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan”

(QS. Al- Insyiroh: 5)

“ Hanya kepadaMu kami menyembah, dan hanya kepadaMu kami

meminta pertolongan”( Al Fatihah: 5)

“Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik

pelindung”(QS. Ali Imron: 173)

“Apabila engkau memiliki sebiji kurma di tanganmu maka tanamlah,

meskipun besok akan kiamat, semoga mendapat pahala” (Al Hadits)

“ Sampaikan walaupun hanya satu ayat” (Al Hadits)

“Sebaik-baik orang diantaramu adalah orang yang belajar Al Qur’an

dan mengajarkannya” (Al Hadits)

“Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lainnya”

(Al Hadits)

Page 5: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

v

PERSEMBAHAN

Karya ini penulis persembahkan untuk :

Bapak dan Ibuku atas segala air mata, cinta, dan do’a yang terus

mengalir tiada hentinya demi sebuah harapan dan cita anak sholeh

yang kan mendoakannya, yang kan mengangkat derajat

keluarganya dengan ilmunya, doakanlah aku selalu agar kelak bisa

memenuhi harapanmu serta membanggakanmu, bermanfaat selalu,

fiddunya hattal akhiroh

Mas Wawan, atas segala doa dan kasih sayangnya

Mbahe, Pakdhe, budhe, paklik. Bulik, mas, mbak, adik-adik serta

Keluarga besarku Banie Sanady dan Banie Hasan Mukmin atas

segala doa dan cintanya, kalianlah kekayaanku!

Temen, sahabat, dan sodara-sodara Para Pencari Tuhan serta rekan-

rekan serta adik-adikku Al Hidayah Lovers...you’re truly my

inspiration

Guru-guru, dosen, dan para Dewan Asatidz-ku, hanya doa yang bisa

kuberi kepadamu Jazakumulloh Khairan Katsiro

Saudaraku semuanya yang ada di AMC Apartement, terimakasih

atas segala ilmunya, dari kalianlah kumengerti arti kehidupan,

makna kesyukuran, buah kesabaran, dan sejatinya persahabatan

Page 6: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah

SWT atas segala karunia, nikmat, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul : “Analisis Implementasi Program

Rintisan Sekolah Internasional (RSBI) di SMA Negeri 1 Salatiga”dengan baik.

Skripsi ini penulis susun dan ajukan guna memenuhi salah satu syarat

akademis untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pada kesempatan ini penulis ini ingin mengucapkan terima kasih kepada

bantuan baik moral maupun material dari berbagai pihak selama penulisan skripsi

ini . semoga Allah SWT membalas segala budi baik, bantuan, dan amalan beliau-

beliau :

1. Drs. Sudarmo, MA.,Ph.D selaku Pembimbing Skripsi yang selalu

memberikan bimbingan, arahan serta nasehat selama penulisan skripsi.

2. Drs. Samtono, M.Si. selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Salatiga atas

pemberian izinnya untuk melakukan penelitian.

3. Drs. Jaka Agus P, M.Pd selaku Penanggung jawab RSBI di SMA N 1

Salatiga atas segala bantuan dan pemberian data selama penelitian.

4. Bapak dan ibu guru beserta seluruh staf karyawan SMA N 1 Salatiga atas

penjelasan dan keterangan yang diberikan.

5. Didik. G Suharto,S.Sos, M. Si. selaku Pembimbing Akademik yang selalu

memberikan nasehat serta bimbingan selama penulis menempuh kuliah.

6. Drs. Sudarto, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP

UNS.

7. Bapak Supriyadi, SN., SU. selaku Dekan FISIP UNS.

8. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP UNS atas

segala ilmu yang diberikan selama kuliah.

9. Teman-teman sekontrakan (AMC Apartment) atas bantuan serta masukan

kalian.

Page 7: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

vii

10. Seluruh teman-teman Administrasi Negara angkatan 2005 atas kebersamaan

kalian selama ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna sehingga

kritik dan saran yang membangun akan penulis terima dengan terbuka untuk

perbaikan skripsi ini kedepannya. Semoga skripsi ini berguna untuk

pengembangan dan penelitian selanjutnya serta bermanfaat bagi para pembaca.

Surakarta, Juli 2009

Penulis

Page 8: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii

MOTTO ....................................................................................................... iv

PERSEMBAHAN ....................................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................. vi

DAFTAR ISI ............................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... x

ABSTRAK ................................................................................................... xi

ABSTRACT................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................... 11

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 12

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 12

E. Landasan Teori................................................................................. 13

1. Implementasi Kebijakan ............................................................. 13

2. Partisipasi ................................................................................... 16

3. Jaringan (Networking)................................................................. 19

4. Diskresi ....................................................................................... 21

F. Kerangka Pikir ................................................................................ 24

G . Metode Penelitian ........................................................................... 25

1. Jenis Penelitian ........................................................................... 25

2. Lokasi Penelitian ........................................................................ 26

3. Sumber Data ............................................................................... 26

4. Teknik Pengambilan Sampel ...................................................... 28

5. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 30

6. Validitas Data .............................................................................. 34

7. Teknik Analisis Data ..................................................................... 36

Page 9: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

ix

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ............................................ 39

A. Visi, Misi, dan Tujuan SMAN 1 Salatiga ...................................... 39

B. Penjaminan Mutu RSBI di SMAN 1 Salatiga................................ 40

1. Pengertian Sekolah Bertaraf Internasional.................................. 40

2. Landasan Kebijakan .................................................................. 40

3. Konsepsi ..................................................................................... 41

4. Karakteristik ............................................................................... 41

5. Penjaminan Mutu Sekolah Bertaraf Internasional ...................... 41

a. Kurikulum........................................................................... 42

b. Akreditasi .......................................................................... 43

c. Proses Pembelajaran........................................................... 44

d. Penilaian ............................................................................ 44

e. Pendidik ............................................................................. 45

f. Tenaga Kependidikan ........................................................ 46

g. Sarana dan Prasarana .......................................................... 47

h. Pengelolaan ........................................................................ 48

BAB III PEMBAHASAN ............................................................................ 50

A. Partisipasi ....................................................................................... 51

1. Partisipasi Kepala Sekolah dalam Program RSBI ...................... 51

2. Partisipasi Guru dan Staf/ Karyawan dalam Program RSBI....... 57

3. Partisipasi Siswa dalam Program RSBI...................................... 67

4. Partisipasi Orang Tua dalam Program RSBI ............................. 74

B. Jaringan (Networking) dalam Program RSBI................................. 79

1. Jaringan SMAN 1 Salatiga di Tingkat Lokal ............................. 79

2. Jaringan SMAN 1 Salatiga di Tingkat Internasional.................. 84

C. Diskresi dalam Program RSBI di SMAN 1 Salatiga ..................... 88

BAB IV PENUTUP....................................................................................... 96

A. Kesimpulan .................................................................................. 96

B. Saran ............................................................................................ 101

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 103

LAMPIRAN ................................................................................................ 104

Page 10: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar HalamanGambar 1. Bagan Teknik Pengumpulan Data dan Analisis 38

Data Secara Interaktif Menurut Miles dan Huberman

Page 11: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

xi

ABSTRAK

MUHAMMAD USMAN, D0105015, ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA, JURUSAN ILMU ADMINISTRASI, FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK, UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA, 2009

Dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia yang dapat bersaing dalam tingkat lokal maupun internasional, maka pemerintah mengeluarkan program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) yang mengamanatkan penyelenggaraannya setiap Kabuputan/ Kota, termasuk di Salatiga yakni di SMAN 1 Salatiga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana implementasi tersebut terjadi dilihat dari partisipasi stakeholder dalam pengembangan program, sistem jaringan (networking) yang dibangun serta diskresi aturan yang dilakukan.

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang komprehensif, maka diperlukan penelitian yang menganalisis suatu permasalahan dari berbagai sudut. Sehingga dalam penelitian kali ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dan berlokasi di SMAN 1 Salatiga. Sumber data yang diolah adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan snowball sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Untuk menguji validitas data menggunakan trianggulasi sumber dan trianggulasi metode. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data model interaktif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi seluruh stakeholderyang meliputi kepala sekolah, guru dan staf karyawan, siswa dan orang tua sudah cukup baik. Secara tidak langsung mereka selalu dilibatkan dalam pengambilan keputusan pengembangan program. Pendidikan dan pelatihan penguasaan bahasa Inggris serta pemahaman teknologi juga diadakan, namun yang terjadi belum sepenuhnya dilakukan. Pihak sekolah juga telah membangun sistem jaringan (networking) baik di tingkat lokal maupun internasional. Adaptasi kurikulum telah dilakukan dengan menjalin hubungan sister school. Berbagai diskresi aturan juga muncul karena keterbatasan sumberdaya serta menyesuaikan kondisi yang ada.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka diharapkan semua stakeholder dapat meningkatkan partisipasinya sesuai peran masing-masing. Komitmen dan dukungan yang kuat juga dibutuhkan dari semua pihak untuk mensukseskan program. Pendidikan dan pelatihan terkait program perlu ditingkatkan lagi. Pihak sekolah juga harus terus memperbaiki sistem jaringandengan menjalin hubungan sister school yang lebih baik dan berkelanjutan. Dalam membuat suatu aturan, semua pihak hendaknya memperhatikan sumber daya dan kondisi yang ada.

Kata kunci : Partisipasi, Jaringan (networking), Diskresi, Program RSBI

Page 12: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

xii

ABSTRACT

MUHAMMAD USMAN, D0105015, AN ANALYSIS ON THE IMPLEMENTATION OF INTERNATIONALLY STANDARDIZE SCHOOL PIONEERING (RSBI) PROGRAM IN SMA NEGERI 1 SALATIGA, THE DEPARTMENT OF PUBLIC ADMINISTRATION OF THE FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCES, SEBELAS MARET UNIVERSITY, SURAKARTA, 2009.

In the attempt of improving the education quality in Indonesia to be competitive both locally and internationally, the government issues a program of Internationally Standardize School Pioneering (RSBI) mandating the implementation to every Regency/Municipal, including Salatiga, namely in SMAN 1 Salatiga. This research aims to analyze how such implementation occurs viewed from the stakeholder participation in the program development, networking system built and regulation discretion conducted.

In order to get the comprehensive result of research, a research analyzed a problem from many points of view. This current research employed a qualitative research approach and was taken place in SMAN 1 Salatiga. The data sources processed were primary and secondary data. The sampling techniques used were purposive sampling and snowball sampling. Techniques of collecting data employed were in-depth interview, observation and documentation study. The data validity testing was done using source and method triangulations. Meanwhile the technique of analyzing data used was an interactive model data analysis.

The result of research showed that the participation of all stakeholders including the school principal, teacher and staff, students and parents has proceeded well. They were always involved indirectly in the decision making of program development. English mastery education and training as well as the technology understanding are also organized, but it has been conducted incompletely. The school party has also built the good networking system both locally and internationally. The curriculum adaptation has been done by establishing the sister school relationship. A variety of regulation discretions occur because of the limited resource as well as adapting to the existing condition.

Based on the result of research, it is expected that all stakeholders can increase their participation according to their own roles. The strong commitment and support are also required from all parties to make the program successful. The program-related education and training need to be improved effectively. The school needs to keep and improved its networking system in establishing the more planned and sustainable sister school relationship. In developing a regulation, all parties should consider the existing resource and condition.

Keywords: Participation, Networking, Discretion, RSBI Program

Page 13: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

xiii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya

meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya. Sumber daya

manusia yang berkualitas akan mampu mengelola sumber daya alam dan

memberi layanan secara efektif dan efisien untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Oleh karena itu, hampir semua bangsa berusaha meningkatkan

kualitas pendidikan yang dimiliknya, termasuk Indonesia.

Pendidikan dalam makna yang sederhana, adalah proses pengembangan

kepribadian manusia. Tanpa pendidikan, masyarakat tidak dapat melanjutkan

kehidupannya. Perumusan proses pendidikan sebagai pengembangan kepribadian

menjadi sangat luas dan kehilangan arah. Seharusnya pengembangan kepribadian

seseorang harus disesuaikan dengan bakat masing-masing. Perumusan dan

pelaksanaan kebijakan pendidikan yang selama ini dikaitkan dengan perumusan

kebijakan publik pada hakikatnya bertumpu pada objek yang sama, yaitu manusia

Indonesia sebagai subjek .

Di Indonesia, pendidikan bukan saja tidak diperhitungkan , melainkan

juga tidak dikembangkan sebagai basis investasi modal. Padahal pendidikan akan

sangat berperan dalam menata masyarakat Indonesia pada masa krisis sekarang ini

dam juga sebagai proses justifikasi dalam menjadikan manusia yang mandiri dan

kritis. Kebijakan kependidikan di negara kita kurang konsisten sehingga dapat

berakibat fatal, terutama pada tahap pembinaan generasi muda. Apalagi sekarang

Page 14: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

xiv

ini, perkembangan dunia begitu pesat dan perlu dibarengi dengan strategi yang

sangat pesat pula agar bisa terbentuk manusia yang berkualitas sehingga dapat

mempertahankan diri dari arus global. Karena memahami kebijakan pendidikan

dan kebijakan publik menjadi kebutuhan bagi masyarakat Indonesia modern.

Kebijakan pendidikan merupakan salah satu turunan dari kebijakan publik,

yakni kebijakan publik khususnya di negara berkembang selalu dipahami sebagai

kebijakan pembangunan. Dengan demikian, kebijakan pendidikan menjadi

kebijakan sentral yang harus bersaing dengan sektor lain untuk memperoleh

prioritas. Di negara berkembang, seperti di Indonesia ini, kebijakan pembangunan

infrastuktur, kebijakan pertahanan dan keamanan, serta politik lebih dikedepankan

daripada kebijakan pendidikan. Akibatnya , kemajuan pendidikan pun akan

berjalan lambat. Pendidikan yang selama ini kita jalankan ternyata tidak

memberikan solusi apa-apa dan tidak mampu menyiapkan bangsa ini menjadi

bangsa yang bermutu. Pendidikan juga tidak berhasil mewujudkan satu

masyarakat Indonesia yang makmur berkeadilan, berdasarkan Pancasila. Semua

hal itu menunjukkan betapa pendidikan telah beralih dari domain personal ke

domain publik.

Kebijakan publik harus searah dengan kebijakan pendidikan yakni

berlandaskan filsafat moral bahwa pendidikan hak semua rakyat. Pengertian yang

tepat mengenai hakikat proses pendidikan akan melahirkan berbagai kebijakan

pendidikan yang tepat. Selama ini kebijakan pendidikan terlalu diwarnai politik.

Kehampaan pengertian mengenai proses pendidikan akan menghasilkan

kekeliruan yang fatal karena berkenaan dengan perkembangan kehidupan manusia

Page 15: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

xv

itu sendiri. Pemerintah juga belum sepenuhnya menciptakan akses pendidikan

bagi masyarakat. Sebagai contoh, Bantuan Operasional Sekolah atau BOS yang

disalurkan pemerintah kurang efektif karena bersifat top down atau sepenuhnya

ditentukan pemerintah tanpa melihat kebutuhan masyarakat. Disamping itu,

adanya pergantian kurikulum masih sering diintervensi oleh kepentingan birokrasi

dan acapkali bermuatan politis. Oleh karena itu, untuk mengurangi kontradiksi

tersebut, pengambil kebijakan seharusnya lebih memaksimalkan komunikasi

dengan publik terhadap kebijakan-kebijakan pendidikan yang akan diambil.

Dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2005

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009

dikemukakan beberapa permasalahan bidang pendidikan, sebagai berikut :

Tingkat pendidikan penduduk dan dinamika perubahan struktur penduduk relatif

masih rendah, sehingga belum sepenuhnya teratasi dalam pembangunan

pendidikan. Terdapatnya kesenjangan tingkat pendidikan dan fasilitas pelayanan

pendidikan khususnya untuk jenjang pendidikan menengah pertama dan yang

lebih tinggi juga belum tersedia secara merata. Kualitas pembangunan pendidikan

pun dinilai relatif masih rendah sehingga belum mampu memenuhi kebutuhan

kompetensi peserta didik dan meningkatkan kemampuan kewirausahaan lulusan.

Pendidikan tinggi juga masih menghadapi kendala dalam mengembangkan dan

menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi, Selain itu, manajemen pendidikan

yang belum berjalan secara efekif dan efisien , serta anggaran pendidikan itu

sendiri yang belum tersedia secara memadai.

Page 16: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

xvi

Sementara Departemen Pendidikan Nasional melalui Pusat Statistik

Pendidikan memberikan gambaran mengenai Angka Partisipasi Murni (APM)

Tahun 2006/2007 untuk jenjang pendidikan SMP/MTS mencapai 66,01 %,

sedangkan untuk jenjang pendidikan SM/MA hanya mencapai 52,60 %

(agussadeli.wordpress.com). Hal ini membuktikan bahwa kualitas pendidikan di

Indonesia bisa dikatakan masih rendah. Berdasarkan pendekatan analisis

kebijakan publik maka permasalahan dan keadaan nyata saat ini harus menjadi

bahan pertimbangan untuk perumusan kebijakan pembangunan bidang pendidikan

ke depan.

Kebijakan pendidikan demokratis yang meliputi : hakikat pendidikan bagi

warga negara, persamaan hak (equallity) dan keadilan (equity), isu pendidikan

untuk semua (education for all) dan wajib belajar (compulsory education),

merupakan mandat yang harus dilakukan bangsa Indonesia sesuai dengan tujuan

negara Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu untuk

melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, mencerdaskan

kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum dan ikut melaksanakan

ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan

sosial.

Lebih lanjut batang tubuh UUD 1945 pasal 31, ayat 1 menyatakan bahwa

“Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan”. Penegasan serupa juga

dituangkan dalam Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Pasal 4 ayat (1) yang menyatakan bahwa “Pendidikan

diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif

Page 17: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

xvii

dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keadilan, nilai kultural dan

kemajemukan bangsa”. Selanjutnya dalam upaya meningkatkan kualitas

pelayanan pendidikan pada pasal 35 dinyatakan bahwa “standar nasional

pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga

kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian

pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.” Dalam ayat

berikutnya dijelaskan bahwa standar nasional pendidikan digunakan sebagai

acuan pengembangan kurikulum, tenaga pendidik dan kependidikan, sarana dan

prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.

Perwujudan masyarakat berkualitas merupakan tanggung jawab

pendidikan, terutama dalam mempersiapkan peserta didik menjadi subjek yang

makin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif, mandiri

dan profesional pada bidangnya masing-masing. Hal tersebut diperlukan, terutama

untuk mengantisispasi era globalisasi yang ditandai dengan persaingan sangat

ketat dalam bidang teknologi, manajemen, dan sumber daya manusia (SDM).

Untuk menguasai hal tersebut diperlukan penguasaan teknologi agar dapat

meningkatkan nilai tambah bagi masyarakatm itu sendiri. Keunggulan manajemen

akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses peningkatan mutu pendidikan

di Indonesia. Sedangkan keunggulan SDM akan menentukan kelangsungan hidup

dan perkembangan dalam persaingan pada era global ini secara berkelanjutan

dengan dukungan teknologi dan manajemen yang kuat, sebagai ciri khas

pendidikan yang berkualitas.

Page 18: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

xviii

Terkait dengan hal diatas, Pemerintah Indonesia memiliki tanggung jawab

mengembangkan sistem pengelolaan serta menggunakan kewenangannya

menyiapkan SDM unggul lewat pembenahan sistem pendidikan nasional.

Pemerintah mengeluarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Dalam Pasal 50 ayat 3 menyatakan bahwa “Pemerintah dan

atau Pemerintah Daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan

pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan

pendidikan yang Bertaraf Internasional”.

Sesuai dengan amanat perundang-undangan, Departemen Pendidikan

Nasional, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah

melalui Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, akan mengembangkan

SMA yang berpotensi untuk melaksanakan proses pelayanan pendidikan yang

berkualitas untuk menghasilkan lulusan yang memiliki potensi dan prestasi

berdaya saing secara nasional maupun internasional.

Pelayanan pendidikan yang berkualitas tersebut diawali dengan program

Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) yang dikembangkan dengan

memberikan jaminan kualitas kepada stakeholders. Keberhasilan penyelenggaraan

program RSBI dapat pula menjadi bahan rujukan bagi lembaga penyelenggara

pendidikan lain untuk memberi jaminan kualitas. Jika jaminan kualitas ini

diimplementasikan secara luas, maka kualitas pendidikan secara nasional akan

meningkat, sehingga pada akhirnya peningkatan kualitas pendidikan akan

berdampak pada peningkatan kualitas SDM secara nasional, mengingat dewasa ini

Page 19: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

xix

kita dihadapkan pada berbagai kesempatan dan tantangan yang bersifat nasional

maupun internasional.

Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo

mengatakan bahwa sebanyak 200 Sekolah Menengah Atas (SMA) dirintis

menjadi Sekolah Bertaraf Internasional (SBI). Penyelenggaraan rintisan SMA

bertaraf internasional ini dimaksudkan untuk mendongkrak mutu pendidikan di

Indonesia agar mampu bersaing secara internasional. Ditargetkan, sebanyak lebih

dari 500 sekolah bertaraf internasional akan tersebar di seluruh Indonesia. Selain

untuk meningkatkan mutu pendidikan, program ini juga untuk menghasilkan mutu

lulusan yang diakui dan setara dengan tamatan sekolah pada negara-negara

Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) atau negara

maju lainnya. Secara struktural dan kultural SMA harus berubah total.

Sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, bahwa Pemerintah dan atau pemerintah daerah

menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada semua

jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan yang bertaraf

internasional. Setiap kabupaten atau kota harus memiliki minimal satu SD/MI,

SMP/MTs, dan SMA/MA, serta SMK yang bertaraf internasional

(www.sekolahkami.com).

Program rintisan SBI telah dimulai sejak tahun 2006 di sebanyak 100

sekolah dan tahun 2007 sebanyak 100 sekolah. Adapun indikator kinerja kunci

(IKK) rintisan SMA bertaraf internasional antara lain adalah sekolah terakreditasi

A secara nasional, menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)

Page 20: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

xx

dengan sistem kredit semester (SKS), sistem akademik berbasis teknologi

informasi dan komunikasi (TIK), dan muatan mata pelajaran setara atau lebih

tinggi dari mata pelajaran yang sama pada sekolah unggul negara OECD. Jika

proses pembelajaran di Indonesia ingin disejajarkan dengan Negara maju seperti

diatas, maka harus berusaha untuk mengadaptasi sistem pendidikan internasional

yang ada disana berkaitan juga dengan pemanfaatan teknologi. Proses

pembelajaran di negara-negara OECD memang sudah berbasis teknologi. Sebuah

penelitian yang dilakukan oleh Milam Aiken (2009) di University of Missisippi

menyebutkan bahwa pembelajaran kelas dengan menggunakan semacam sistem

jaringan komputer dinilai lebih efektif, efisien, dan memuaskan. Penelitian serupa

juga dilakukan oleh Joy Rosario dan Lunga Molapo (2005) menjelaskan

pentingnya penggunaan teknologi informasi komputer bagi para pendidik dan

pelajar untuk mengakses informasi dalam pembelajaran.

Indikator lainnya adalah menerapkan standar kelulusan yang lebih tinggi

dari standar kompetensi lulusan (SKL) yang ada di dalam standar nasional.

Berikutnya, proses pembelajaran suatu mata pelajaran menjadi teladan sekolah

atau madrasah lainnya terutama dalam pengembangan akhlak mulia, budi pekerti,

dan kepribadian unggul. Selain itu, tenaga pendidik memenuhi standar

pendidikan. Untuk SMA minimal 30 persen guru berpendidikan S2 atau S3 dari

perguruan tinggi (PT) yang program studinya berakreditasi A, sedangkan tenaga

kependidikan seperti kepala sekolah minimal berpendidikan S2 dari PT yang

program studinya berakreditasi A .

Page 21: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

xxi

Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo juga

menambahkan, dari sisi sarana prasarana harus dilengkapi perpustakaan yang

tersambung ke Jejaring Pendidikan Nasional (Jardiknas) dan internet, dilengkapi

ruang multimedia dan klinik. Sementara, dari sisi pengelolaan agar meraih

sertifikat ISO 9001:2000 tentang tata kelola dan ISO 14.000 tentang lingkungan.

Dalam hal ini, Sekolah diharapkan menjalin hubungan sister scholl dengan

sekolah bertaraf internasional di luar negeri. Sekolah juga harus bebas narkoba,

rokok, dan kekerasan. Adapun mata pelajaran yang diajarkan berupa aplikasi

contoh. Bahasa dasar yang digunakan untuk mata pelajaran sain dan matematika

adalah Bahasa Inggris. Namun, selain sain dan Matematika, pelajaran lainnya

harus tetap menggunakan Bahasa Indonesia. Sementara itu, para siswa diharapkan

mampu meraih medali tingkat internasional pada berbagai olimpiade sain,

matematika, teknologi, seni, dan olah raga. Sementara dalam penyelenggaraan

sekolah juga menerapkan prinsip kesetaraan gender. Mendiknas mengharapkan,

pada masa mendatang Indonesia akan memperoleh lulusan-lulusan yang

berkualitas dan mampu bersaing baik di kancah nasional maupun internasional

(www.sekolahkami.com).

Berkaitan dengan hal tersebut, Pemerintah Kota Salatiga juga turut

menyelenggarakan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional( RSBI) sesuai dengan

amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 50 Ayat 3. Adapun

beberapa sekolah yang menyelenggarakan RSBI di Salatiga adalah SDN Salatiga

06 untuk jenjang pendidikan SD/MI, SMPN 2 Salatiga untuk jenjang pendidikan

Page 22: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

xxii

SMP/MTS, SMKN 2 Salatiga untuk jenjang pendidikan SMK, sedangkan untuk

jenjang pendidikan SMA/MA adalah SMAN 1 Salatiga.

Dalam penelitian ini, penulis membatasi fokus penelitian hanya di SMAN

1 Salatiga dengan alasan karena SMAN 1 Salatiga adalah sekolah pertama di

Salatiga dan juga termasuk 100 sekolah di Indonesia yang merintis adanya

Sekolah Bertaraf Internasional, yakni mulai tahun pertama (2006). SMA N 1

Salatiga juga sudah ditetapkan sebagai Sekolah Standar Nasional (SSN) pada

tahun 2005 dengan nilai hasil kualifikasi amat baik, sehingga dengan penetapan

tersebut, SMA N 1 Salatiga sudah termasuk dalam indikator kriteria penetapan

sekolahan sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional. Jadi, sampai tahun

2009 ini SMA N 1 Salatiga sudah terhitung hampir dua tahun menerapkan

manajemen peningkatan mutu sekolah menuju Sekolah Bertaraf Internasional.

SMAN 1 Salatiga juga telah menjalin hubungan kemitraan sister school

dengan sekolah bertaraf internasional di luar negeri dalam wujud adopsi/ adaptasi

kurikulum pembelajaran negara-negara OECD seperti dengan Internasional

Islamic School (IIS) Malaysia dan Brown Plains High School Queensland,

Australia. Berbagai pelatihan/ seminar/ in house training terkait penguasaan

Bahasa Inggris dan pemanfaatan Teknologi dan Informasi (TI) pun juga telah

rutin dilaksanakan mengingat pentingnya hal tersebut. Namun selama perjalanan

dalam proses implementasi program Rintisan Bertaraf Internasional (RSBI) ini,

tentunya tidak menutup kemungkinan terdapat berbagai masalah, penyimpangan,

dan kendala yang muncul dalam tataran praktis yang mungkin belum terdeteksi

secara dini, diantaranya adalah mengenai proses pembelajaran di SMA 1 Salatiga

Page 23: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

xxiii

yang dilakukan selama ini belum sepenuhnya dapat mengadaptasi kurikulum dari

Negara-negara OECD, sehingga dalam pembelajarannya belum secara utuh

menggunakan bahasa Inggris serta memanfaatkan teknologi. Dalam implementasi

program RSBI selama ini juga ditemukan berbagai kelonggaran aturan yang telah

diterapkan. Adanya diskresi aturan semacam itu, kemungkinan diperlukan dalam

rangka mendukung kelancaran program. Selain hal itu, kesatuan tekad dan

komitmen yang tinggi dari semua warga sekolah dan stake holder juga

kemungkinan diperlukan, mengingat selama ini dinilai semangatnya masih naik

turun/ belum total dalam pengimplementasian program. Partisipasi dari masing-

masing peran seluruh warga sekolah serta bagaimana membangun sistem jaringan

dengan berbagai pihak/ stake holder yang belum maksimal selama ini, juga

kemungkinan akan mempengaruhi peningkatan keberhasilan dalam pencapaian

tujuan dan pengembangan program. Melihat permasalahan diatas, maka penulis

merasa tertarik untuk mengetahui lebih dalam bagaimana proses implementasi

program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di SMA N 1 Salatiga.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah : “ Bagaimana proses implementasi program

Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di SMA N 1 Salatiga, dilihat dari:

a. Partisipasi komponen sekolah (kepala sekolah, guru/karyawan, siswa, dan

orang tua) pada pengambilan keputusan dalam pengembangan program

sekolah.

Page 24: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

xxiv

b. Sistem jaringan (networking) yang telah dibentuk/ dibangun.

c. Diskresi aturan yang terjadi dalam program.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang hendak penulis capai dalam penelitian ini adalah

antara lain untuk :

1. Mengetahui bagaimana Partisipasi komponen sekolah (kepala sekolah,

guru/karyawan, siswa, dan orang tua) pada pengambilan keputusan dalam

pengembangan program sekolah.

2. Menjelaskan bagaimana sistem jaringan (networking) yang telah dibentuk/

dibangun.

3. Mengetahui bagaimana diskresi aturan tersebut terjadi dalam

pengimplementasian program.

D. Manfaat Penelitian

1. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan kepada pihak SMA 1

Salatiga dalam mengembangkan implementasi program RSBI.

2. Memberikan informasi kepada pihak-pihak yang terkait dalam

pengimplementasian program RSBI.

3. Diharapkan bisa memberikan peluang bagi penelitian yang lebih lanjut.

4. Digunakan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana

pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Page 25: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

xxv

E. Landasan Teori

1. Implementasi Kebijakan

Menurut Daniel A. Mazmanian dan Paul A. Sabatier dalam Solichin Abdul

Wahab (1991 : 54), implementasi adalah pelaksanaan keputusan kebijakan dasar,

biasanya keputusan tersebut berbentuk undang-undang namun bisa juga berupa

perintah-perintah atau keputusan-keputusan eksekutif yang penting ataupun

keputusan badan peradilan, dimana pada umumnya keputusan itu

mengidentifikasikan masalah yang ingin diatasi, tujuan yang dicapai, dan berbagai

cara untuk mengatur proses implementasinya.

Van Meter dan Van Horn dalam Solichin Abdul Wahab (1991: 51)

merumuskan definisi implementasi kebijaksanaan negara sebagai tindakan-

tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu / pejabat atau kelompok-

kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan

yang telah digariskan dalam keputusan kebijaksanaan.

Hessel Nogi S. Tangkilisan (2003: 19) menjelaskan bahwa proses

implementasi kebijakan tidak hanya menyangkut perilaku badan administratif

yang bertangung jawab untuk melaksanakan program tapi juga menyangkut

jaringan kekuatan-kekuatan politik, ekonomi dan soial yang langsung atau tidak

langsung dapat mempengaruhi perilaku dari semua pihak yang terlibat yang pada

akhirnya berpengaruh terhadap tujuan kebijakan baik yang positif maupun yang

negatif.

Proses implementasi merupakan fase yang sangat penting dalam

keseluruhan proses tahap pembuatan kebijakan. Udoji dalam Solichin Abdul

Page 26: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

xxvi

Wahab (1991: 45) mengatakan bahwa pelaksanaan kebijakan adalah sesuatu yang

penting bahkan mungkin jauh lebih penting daripada pembuatan kebijaksanaan .

Kebijaksanaan-kebijaksanaan akan sekedar berupa impian atau rencana bagus

yang tersimpan rapi dalam arsip kalau tidak diimplementasikan.

Berdasarkan beberapa pengertian implementasi diatas, dapat disimpulkan

bahwa proses implementasi kebijakan merupakan pelaksanaan keputusan

kebijakan yang dilakukan oleh stake holder (individu-individu / pejabat atau

kelompok pemerintah atau swasta) yang menyangkut perilaku badan

administratif, jaringan kekuatan-kekuatan politik, ekonomi, dan sosial dalam

rangka pencapaian tujuan yang sesuai dengan keputusan kebijakan.

Proses implementasi tidak harus selalu didasarkan pada kepentingan state

(pemerintah) tetapi bisa pula didasarkan pada kepentingan stakeholder di luar

pemerintah. Ada kecenderungan bahwa implementasi menuntut dilibatkannya

partisipasi masyarakat atau orang-orang yang terkena kebijakan untuk ikut

dilibatkan dalam pengambilan keputusan; juga dalam implementasi tidak menutup

kemungkinan dilakukannya diskresi sebagai suatu tindakan yang mencerminkan

kelonggaran dalam melaksanakan hukum, demi terciptanya keadilan terutama

dalam kelompok-kelompok yang belum beruntung; demikian pula didalam

implementasi suatu program ada kecenderungan dituntutnya tindakan secara

network sehingga suatu aktivitas menuntut adanya praktek-praktek kerjasama

baik itu terhadap institusi sejenis, selevel atau kelompok organisasi yang tidak

sejenis baik dalam besaran, keluaran, dan kapasitas ( Sudarmo, 2008).

Page 27: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

xxvii

Dalam pada governance : Proses implementasi menuntut atau

memungkinkan dilibatkannya partisipasi masyarakat, karena dengan demikian

akan terjadi kontrol oleh masyarakat terhadap pelaksanaan aktivitas kebijakan

yang dilakukan yang bisa meminimalisir kerugian pada pihak masyarakat itu

sendiri, sehingga stakeholder penting dalam proses implementasi. Demikian pula

implementasi suatu kebijakan akan berhasil atau tidak juga dipengaruhi oleh

seberapa kuat dan bagaimana jaringan stakeholder dilakukan. Disamping itu,

mengingat proses implementasi sering dilandasi oleh peraturan perundang-

undangan maka dimungkinkan menemui kendala-kendala karena kekakuan

hukum itu ketika diimplementasikan, sehingga agar peraturan tersebut dapat

diimplementasikan dan dengan harapan bisa mencapai sasaran atau tujuan, maka

diskresi sering pula dilakukan ( Sudarmo, 2008 ; Hajer dan Wagenar, 2003).

Stake holder adalah orang atau pihak yang bisa memberi nilai baik itu

berupa pemanfaatan, kerugian, stakeholder juga bisa diartikan sebagai orang

terpengaruhi atau dipengaruhi oleh action, kebijakan, atau program (Sudarmo,

2008). Berkaitan dengan penelitian ini, maka proses implementasi program RSBI

dapat diartikan sebagai pelaksanaan kebijakan RSBI yang dilakukan oleh stake

holder ( para guru, kepala sekolah, para siswa, komite/ orang tua wali, dsb) yang

menyangkut perilaku badan administratif yang kemungkinan mengarah pada

lembaga sekolah( baik kepala sekolah/ guru dengan orang tua siswa maupun

kepala sekolah/ guru dengan siswa itu sendiri). Selain itu, proses implementasi ini

menyangkut tentang jaringan kekuatan-kekuatan politik yang dibangun,

kemungkinan hal ini adalah bagaimana partisipasi orang tua/siswa terhadap

Page 28: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

xxviii

pembuatan keputusan terkait pembiayaan/ pengelolaan sekolah dan juga

berhubungan dengan jaringan antara stake holder yang terjalin dalam proses ini.

2. Partisipasi

Partisipasi merupakan unsur esensial dalam proses implementasi.

Partisipasi merupakan suatu bagian penting dari pemberdayaan dan penumbuhan

kesadaran untuk mencapai keberhasilan pembangunan. Menurut Erwan dalam

(Dwiyanto, 2005: 189) Partisipasi publik merupakan salah satu indikator penting

atau cirri-ciri eksistensi sistem pemerintahan yang demokratis, disini tidak hanya

dilihat sebagai keterlibatan publik dalam pemilihan umum, tetapi juga dalam

berbagai aktivitas politik lain yang berimplikasi terhadap kepentingan masyarakat

banyak. Partisipasi masyarakat dalam pembuatan kebijakan merupakan hal

penting yang harus dilakukan di negara yang menganut paham demokrasi.

Partisipasi publik dalam proses pembuatan kebijakan yang mengakomodasi

kepentingan-kepentingan stake holders adalah cara untuk meyakinkan kepada

masyarakat bahwa pembuatan kebijakan publik dilakukan secara demokratis.

Demokrasi hanya akan memiliki arti ketika masyarakat atau warga negara sebagai

stake holder utama selalu dilibatkan dalam proses pembuatan semua jenis

kebijakan publik yang dihasilkan oleh pemerintah.

Prinsip partisipasi dalam upaya mewujudkan good governance ini sejalan

dengan pandangan baru yang berkembang di dalam upaya meningkatkan

pelayanan publik dengan cara melihat masyarakat tidak hanya sebagai pelanggan

Page 29: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

xxix

(customer) melainkan sebagai warga negara yang memiliki Negara sekaligus

pemerintahan yang ada didalamnya (owner).

UNDP sebagaimana yang dikutip oleh Joko Widodo (2007: 116) bahwa

Partisipasi setiap warga negara mempunyai suara dalam pembuatan keputusan,

baik secara langsung maupun melalui intermediasi institusi legitimasi yang

mewakili kepentingnnya. Partisipasi seperti itu, dibangun atas dasar kebebasan

berasosiasi dan berbicara serta berpartisipasi secara konstruktif.

Menurut Rukminto (2008: 111) partisipasi masyarakat adalah

keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi

yang ada di masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif

solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah dan

keterlibatan masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi.

Moelyarto dalam Hessel (2005) menempatkan partisipasi sebagai

komponen strategis pendekatan pembangunan sosial, dengan asumsi dasarnya

bahwa rakyat adalah fokus sentral dan tujuan akhir dari pembangunan, dimana

partisipasi merupakan akibat logis dan dalil tersebut.

Sedangkan Lukman Sutrisno dalam Hessel (2005) menempatkan

partisipasi sebagi style of development yang berarti bahwa partisipasi dalam

kaitannya dengan proses pembangunan haruslah diartikan sebagi suatu uasaha

mentransformasikan sistem pembangunan, dan bukan sebagai suatu bagian dari

usaha system maintenance.

Menurut Keith dalam Hessel (2005) unsur partisipasi ada tiga : pertama

Adanya keterlibatan mental dan emosi individu dalam melakukan aktifitas

Page 30: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

xxx

kelompok, kedua adanya motivasi individu untuk memberikan kontribusi tergerak

yang dapat berujud barang, jasa, buah pikiran, tenaga, dan keterampilan; ketiga

timbulnya rasa tanggung jawab dalam diri individu terhadap aktivitas kelompok

dalam usaha pencapaian tujuan.

Menurut Jim dan Frank (2008: 285) pengembangan masyarakat harus

selalu berupaya untuk memaksimalkan partisipasi, dengan tujuan membuat setiap

orang dalam masyarakat terlibat secara aktif dalam proses-proses dan kegiatan

masyarakat, serta untuk menciptakan kembali masa depan masyarakat dan

individu. Dengan demikian, partisipasi merupakan suatu bagian penting dari

pemberdayaan dan penumbuhan kesadaran. Semakin banyak orang yang menjadi

peserta aktif dan semakin lengkap partisipasinya, semakin ideal kepemilikan dan

proses masyarakat serta proses inklusif yang akan diwujudkan. Partisipasi adalah

sebuah konsep sentral, dan prinsip dasar dari pengembangan masyarakat.

Dari berbagai definisi tentang partisipasi diatas dapat ditarik kesimpulan

bahwa partisipasi masyarakat adalah: Keterlibatan masyarakat (stake holder)

berupa aktivitas-aktivitas baik secara langsung atau tidak, dalam proses

pembuatan kebijakan sistem pembangunan, sehingga masyarakat akan tumbuh

kesadaran dan kepemilikannya. Konsep partisipasi kaitannya dengan

implementasi program RSBI di SMA 1 Salatiga ini bisa diartikan sebagai

keterlibatan stake holder (kepala sekolah, guru/ staf karyawan, siswa, dan orang

tua) berupa aktivitas-aktivitas baik secara langsung atau tidak, dalam proses

pengambilan keputusan atau kebijakan, sehingga mereka akan tumbuh kesadaran

Page 31: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

xxxi

dan kepemilikannya terhadap sekolah dalam pengembangan program RSBI di

SMA 1 Salatiga ini.

3. Jaringan (Networking)

Dalam proses implementasi program RSBI ini, konsep jaringan memang

suatu hal yang tidak bisa ditinggalkan. Tanpa adanya sistem jaringan yang kuat

program ini akan sulit berkembang. Menurut Riant dan Tilaar (2008: 223) konsep

ini memahami bahwa proses implementasi kebijakan merupakan sebuah complex

of interaction processes di antara sejumlah besar aktor yang berada dalam suatu

jaringan (networking) aktor-aktor yang independent. Interaksi di antara para aktor

dalam jaringan tersebut lah yang akan menentukan bagaimana implementasi harus

dilaksanakan, permasalahan-permasalahan yang harus dikedepankan, dan

diskresi-diskresi yang diharapkan menjadi bagian penting di dalamnya. Pada teori

ini, semua aktor dalam jaringan relatif otonom, artinya mempunyai tujuan masing-

masing yang berbeda. Tidak ada aktor sentral, tidak ada aktor yang menjadi

koordinator. Pada pendekatan ini, koalisi dan/ atau kesepakatan di antara aktor

yang berada pada sentral jaringan yang menjadi penentu dari implementasi di

kebijakan dan keberhasilannya.

Sedangkan menurut Sudarmo (2008) melalui linking social capital,

individu dan kelompok masyarakat lemah dalam strata sosial bisa menjalin

network dengan mereka yang memiliki status sosial yang lebih tinggi dan

kekuasaan serta kejayaan yang lebih besar sehingga melalui jaringan ini mereka

bisa memperbaiki kapasitasnya terhadap akses, informasi, serta ide-ide yang

Page 32: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

xxxii

dimiliki oleh state (pemerintah, negara) secara tersembunyi yang selama tidak

dipunyai oleh kelompoknya yang lemah tersebut.

Dari berbagai pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa konsep

jaringan/networking adalah proses interaksi diantara aktor terutama bagi individu/

kelompok masyarakat lemah yang menjalin networking/ hubungan dan kerjasama

dalam tingkat lokal, regional, bahkan internasional dengan kelompok yang

mempunyai kekuasaan/ kejayaan yang lebih besar, sehingga diperoleh suatu

akses, informasi dan ide-ide yang bermanfaat bagi individu/ kelompok lemah

tersebut.

Pemahaman konsep jaringan dalam konteks analisis program RSBI ini

diartikan sebagai pemahaman tentang implementasi RSBI sebagai suatu proses

interaksi diantara aktor yang terlibat dalam kesuksesan implementasi program

RSBI di SMA N 1 Salatiga. Pihak SMA N 1 Salatiga membina hubungan

interaksi dengan kelompok-kelompok/ institusi terkait dalam tingkat lokal. Dari

hubungan interaksi kerja sama tersebut diharapkan akan mendapatkan keuntungan

berupa pengalaman, ide-ide, pengatahuan, atau informasi yang bermanfaat bagi

pengembangan program. Sedangkan dalam tingkat internasional, hubungan

interaksi dibangun terkait pengembangan model adaptasi pada standar proses

pendidikan dari sekolah unggul salah satu negara anggota OECD. Salah satu

negara anggota OECD yang akan ditunjuk oleh SMA N 1 Salatiga tersebut dinilai

mempunyai keunggulan dalam hal proses pembelajarannya sehingga melalui

hubungan kerjasama/ jaringan dapat memperoleh akses informasi dan ide-ide

yang dikembangkan disana. Dengan adanya proses interaksi melalui berbagai

Page 33: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

xxxiii

jaringan antar pihak/ aktor terkait tersebut, proses pembelajaran program RSBI di

SMA N 1 Salatiga diharapkan dapat berjalan sesuai yang direncanakan.

4. Diskresi

Dalam proses implementasi sering kali berbagai aturan yang telah dibuat

belum sepenuhnya dapat mencakup berbagai hal/ kebutuhan yang terjadi di

lapangan, untuk itu diperlukan adanya diskresi kebijakan. Dwiyanto dalam Hessel

(2005) menjelaskan bahwa diskresi secara konseptual merupakan suatu langkah

yang ditempuh oleh administrator untuk menyelesaikan kasus tertentu yang tidak

atau belum diatur dalam regulasi yang baku. Dalam konteks tersebut, diskresi

dapat berarti suatu bentuk kelonggaran pelayanan yang diberikan oleh

administrator kepada pengguna jasa. Pertimbangan untuk melakukan diskresi

adalah adanya realitas bahwa suatu kebijakan atau peraturan tidak mungkin

mampu merespons banyak aspek dan kepentingan semua pihak sebagai akibat

adanya keterbatasan prediksi para aktor atau stakeholders dalam merumuskan

kebijakan atau peraturan

Chandler dan Plano dalam Hessel (2005 : 43) mengungkapkan bahwa :

“Administrative discretion is the freedom administrators have to make choice which determine how a policy will be implemented. Administrative discretion is the result of the inter action between politics and administration”

Dalam implementasinya, tindakan diskresi diperlukan sebagai

kewenangan untuk menginterpretasikan kebijakan yang ada atas suatu kasus yang

belum atau tidak diatur dalam suatu ketentuan yang baku. Diskresi secara teori

adalah penyimpangan. Prinsip dalam diskresi adalah menyatakan bahwa

Page 34: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

xxxiv

pelanggaran atau tindakan penyimpangan prosedur tidak perlu terlalu

dipermasalahkan, sepanjang tindakan yang diambil tetap pada koridor visi dan

misi organisasi, serta tetap dalam kerangka pencapaian tujuan organisasi.

Indikator dalam analisis yang dipergunakan untuk melihat diskresi

birokrasi meliputi serangkaian tindakan yang dilakukan aparat pelayanan

berdasarkan inisiatif, kreativitas, dan tidak terlalu bersandar pada peraturan atau

juklak secara kaku. Diskresi dinilai baik, apabila aparat birokrasi selalu berupaya

mengatasi sendiri kesulitan melalui cara-cara yang berorientasi pada upaya

pemuasan kepentingan publik. Tindakan diskresi yang ditempuh meliputi

mendiskusikan suatu masalah dengan rekan kerja, dan memutuskan suatu masalah

berdasarakan visi organisasi. Diskresi dinilai buruk apabila aparat pelayanan dalm

merespons kesulitan yang dihadapi memilih mengambil tindakan dengan meminta

petunjuk pimpinan atau menunda pelayanan sampai pimpinan datang.

Pada proses pelaksanaan, tindakan diskresi diperlukan agar pelayanan

yang diberikan kepada masyarakat dapat maksimal, sekaligus mampu memenuhi

tujuan, visi, dan misi organisasi publik secar akurat dan sistematis.

Michael dan Stewart mengungkapkan bahwa :

“Administrative discretion is characteristically constrained by rules. Administrators make their decisions by reference not only to rules but also to guidelines which are intended to shape their decisions in circumstances which are not covered by the rules “

Dalam konsep diskresi ini administrator membuat suatu keputusan untuk

memperjelas bagaimana implementasi ini berlangsung, sehingga bisa menutupi

keputusan yang belum termasuk dalam peraturan. Sedangkan pada beberapa

Page 35: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

xxxv

pelayanan publik (seperti dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan pekerjaan

umum) yang biasanya menyediakan pelayanan, pengambilan keputusannya pun

didasarkan pada keleluasaan professional. Hal tersebut sesuai dengan apa yang

diungkapkan Michael dan Stewart (2000: 403) “the government is the main

source of employment and remuneration for doctors, teachers and social workers,

the doctors clinical freedom, the teachers’ control over what is taught in the

school and how it is taught”

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa konsep

diskresi adalah suatu langkah keleluasaan yang ditempuh administrator dalam

pengimplementasian program dengan membuat suatu keputusan yang belum

terdapat dalam aturan sebelumnya.

Dalam kaitannya dengan implementasi program RSBI di SMAN 1

Salatiga ini dapat dipahami atau dilihat dari adanya kelonggaran aturan yang

dibuat oleh pihak sekolah dalam kenyataan implementasi di lapangan. Diskresi ini

dilakukan karena realita di lapangan belum bisa seutuhnya mengadaptasi aturan

yang ada. Ada beberapa suatu keputusan yang diambil pihak sekolah untuk

memudahkan implementasi program berlangsung, tetapi keputusan tersebut masih

berada jalur yang sesuai pada tujuan yang ditentukan. Hal ini juga dipengaruhi

oleh keterbatasan sumber daya yang ada belum mampu memenuhi standar yang

ditentukan atau belum siap sepenuhnya. Oleh karena itu, pihak sekolah harus

bersikap bijaksana/ ‘luwes’ dan berpikir kreatif , namun tetap tidak mengubah

visi organisasi. Dalam kenyataan di lapangan, kemungkinan terdapat berbagai

kesulitan baik yang bersifat materi/ teknis bagi para siswa maupun bagi guru itu

Page 36: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

xxxvi

sendiri. Disini, kemungkinan dibutuhkan suatu adanya diskresi/ kelonggaran

aturan sehubungan dengan hal tersebut sehingga sharing knowledge tetap bisa

tersampaikan oleh guru kepada siswa. Diskresi ini dilakukan dengan tidak

merubah tujuan, visi, dan misi organisasi.

F. Kerangka Pikir

Dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, pemerintah

mengeluarkan program tentang penyelenggaraan Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional (RSBI) yang mengamanatkan masing-masing Pemerintah Kota/

Kabupaten. Pemerintah Kota Salatiga juga menyelenggarakan program tersebut

yaitu di SMA Negeri 1 Salatiga. Penelitian ini akan menjelaskan bagaimana

proses implementasi ini berlangsung yang menuntut dilibatkannya partisipasi dari

seluruh stakeholder yang berada di sekolah tersebut meliputi kepala sekolah, para

guru dan staf karyawan, siswa, dan orang tua. Penelitian ini juga memfokuskan

pada proses implementasi yang menyangkut tentang bagaimana sistem jaringan

yang dibangun, kemungkinan hal ini adalah bagaimana pihak SMA Negeri 1

Salatiga membangun sistem jaringan dengan pihak luar baik di tingkat lokal

maupun internasional. Selain itu, penelitian ini juga melihat bagaimana diskresi/

kelonggaran suatu aturan itu terjadi ketika peraturan diimplementasikan.

Page 37: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

xxxvii

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan penelitian

kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif merupakan pendekatan yang

memerlukan pemahaman yang mendalam dan menyeluruh berhubungan dengan

objek yang diteliti bagi menjawab permasalahan untuk mendapatkan data-data

kemudian dianalisis dan mendapat kesimpulan penelitian dalam situasi dan

kondisi tertentu (Iskandar, 2008:17). Sehingga dalam penelitian ini diperlukan

kemampuan untuk menggali informasi yang sedalam-dalamnya namun tetap

dalam konteks permasalahan yang diteliti.

Selain itu, pendekatan penelitian kualitatif pada intinya dilaksanakan

melalui proses induktif, yaitu berangkat dari konsep khusus ke umum,

konseptualisasi, kategorisasi, dan deskripsi dikembangkan atas dasar masalah

yang terjadi dilapangan (Iskandar, 2008:187). Dari hal tersebut maka akan dapat

ditarik kesimpulan melalui tahap-tahapnya. Proses pengumpulan data, reduksi

data, display data dan pengambilan simpulan bukanlah sesuatu yang berlangsung

secara linear, melainkan merupakan suatu siklus yang interaktif (Susanto,

2006:24). Sehingga dalam penelitian kualitatif ini dilakukan dengan melakukan

penelitian terlebih dahulu baru kemudian membangun teorinya (Susanto,

2006:25).

Jenis penelitian ini termasuk penelitian kualitatif yang berusaha untuk

memaparkan, menggambarkan, dan membuat penafsiran data serta mengadakan

analisa terhadap data secara mendalam. Data-data yang dikumpulkan terutama

Page 38: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

xxxviii

berupa kata-kata, kalimat atau gambar yang memiliki arti lebih dari sekedar angka

atau frekuensi. (H.B Sutopo, 2002: : 35). Dalam penelitian ini, penulis berusaha

untuk menerangkan atau menjelaskan mengenai bagaimana proses implementasi

program RSBI di SMA N 1 Salatiga ini dilihat dari bagaimana partisipasi seluruh

komponen sekolah dalam pengembangan program sekolah, bagaimana pihak

sekolah membangun sistem jaringan dengan pihak luar juga melihat diskresi apa

saja yang dilakukan sekolah dalam mendukung implementasi RSBI di SMA N 1

Salatiga.

2. Lokasi penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di SMA N 1 Salatiga. Adapun alasan

pemilihan lokasi tersebut karena SMAN 1 Salatiga adalah lokasi dimana

dijadikannya rintisan program sekolah bertaraf internasional pertama di Salatiga

yang dimulai sejak tahun pertama pemerintah merintis program tersebut yakni

tahun 2006 (lihat lampiran). Di samping itu, SMAN 1 Salatiga sampai saat ini

adalah satu-satunya SMA di Salatiga yang ditunjuk oleh Pemerintah Kota Salatiga

untuk menyelenggarakan program ini.

3. Sumber Data

Data merupakan suatu fakta atau keterangan dari obyek yang diteliti.

Menurut Lofland dan Lofland (dalam Moleong) sumber data utama dalam

penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data

Page 39: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

xxxix

tambahan seperti dokumen dan lain-lain (Moleong, 2006:157). Sumber data

dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :

a. Data primer

Data primer adalah data atau informasi yang diperoleh secara langsung dari

orang-orang yang dipandang mengetahui masalah yang akan dikaji dan

bersedia memberi data atau informasi yang diperlukan. Data atau informasi

tersebut diperoleh melalui wawancara terhadap pihak-pihak yang terkait

dengan implementasi program RSBI di SMA N 1 Salatiga. Data ini diperoleh

melalui Kepala Sekolah/ Wakil Kepala Sekolah SMA N 1 Salatiga (Kepala

Bagian RSBI, Kepala Bagian Kurikulum dan Kesiswaan), guru pengajar /staf

pendidikan, para siswa, dan orang tua/masyarakat atau Komite Sekolah.

Sementara itu observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan secara

langsung terhadap proses pembelajaran RSBI di SMA N 1 Salatiga.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data atau informasi yang diperoleh dari sumber-sumber

lain selain data primer yang terdiri dari dokumen, laporan, arsip, peraturan

perundangan, dokumen-dokumen administratif, keputusan dan ketetapan resmi,

dan kesimpulan rapat, seperti Rencana Pengembangan RSBI di SMA N 1

Salatiga tahun 2009, SK Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah

tentang Penetapan SMA Penerima Subsidi RSBI Tahun Anggaran 2006 dan

2007, MoU Kerjasama bidang pendidikan antara Pemerintah Indonesia dengan

Kerajaan Malaysia, UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Pasal 50, dan data dari internet dan informasi lain yang menunjang.

Page 40: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

xl

4. Teknik Pengambilan Sampel

Untuk mendapatkan data dalam penelitian, maka peneliti harus

mewawancarai orang-orang yang terlibat dalam objek penelitian. Hal ini akan

sangat beresiko, terutama dalam keterbatasan waktu, dan dan tenaga. Oleh karena

itu, diperlukan pengambilan sampel dengan menggunakan teknik sampling.

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil secara representatif atau

mewakili populasi yang bersangkutan atau bagian kecil yang diamati (Iskandar,

2008:69). Lebih lanjut lagi, Sutrisno Hadi berpendapat bahwa sampel adalah

sebagian individu yang diselidiki (dalam Susanto, 2006: 114).

Sedangkan teknik sampling merupakan penelitian yang tidak meneliti

seluruh subjek yang ada dalam populasi, melainkan hanya sebagian saja yang

diperlukan oleh peneliti dalam penelitian (Iskandar, 2008: 69). Terkait dengan

teknik pengambilan sampel tersebut, maka dalam penelitian ini menggunakan

teknik pengambilan sampel tujuan (Purposive Sampling), yakni pengambilan

sampel berdasarkan penilaian subjektif peneliti berdasarkan karakteristik tertentu

yang dianggap mempunyai sangkut paut dengan karakteristik populasi yang sudah

diketahui sebelumnya dengan pertimbangan tertentu (Iskandar, 2008: 74). Dalam

hal ini, peneliti sengaja menentukan anggota sampelnya berdasarkan kemampuan

dan pengetahuannya tentang keadaan populasi (Susanto, 2006: 120). Sampel ini

meliputi: 1. Kepala Sekolah/ Wakil SMAN 1 Salatiga (Wakasek Kurikulum

RSBI) sehingga diperoleh informasi/ data mengenai gambaran nyata tentang

pengimplementasian RSBI selama ini; 2. Para guru (terutama sains), peneliti

mendapatkan data tentang bentuk partisipasi para guru dalam pengembangan

Page 41: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

xli

kurikulum, serta penggunaan bahasa Inggris dan pemanfaatan teknologi saat

proses pembelajaran; 3. beberapa siswa SMAN 1 Salatiga (anggota OSIS dan

siswa yang turut pertukaran pelajar), sehingga diperoleh informasi mengenai

wujud partisipasi siswa dalam program RSBI; 4. karyawan Tata Usaha/

Administrasi dan Pustakawan, sehingga peneliti memperoleh data mengenai

kegiatan administrative yang juga mendukung para guru dan siswa, mengetahui

peran karyawan/ staf tersebut yang turut menjaga kelancaran program

berlangsung; 5. beberapa orang tua siswa yang memberikan informasi mengenai

peran orang tua dalam rangka mensukseskan program, selain itu juga mengetahui

bagaimana para orang tua tersebut dilibatkan dalam suatu pengambilan keputusan

pengembangan program, serta mekanisme kontrol terhadap program sekolah.

Selain itu, teknik pengambilan sampel lain yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Snowball Sampling. Teknik penarikan Snowball Sampling

adalah penarikan sampel bertahap yang makin lama jumlah respondennya

semakin besar (Slamet, 2006:63). Teknik pengambilan sampel ini dilakukan untuk

mengantisipasi perilaku informan yang cenderung menghindar ketika akan

diwawancarai dan merekomendasikannya kepada orang lain yang dianggap lebih

mengetahui dan berwenang memberikan informasi. Sebagai contoh dalam

penelitian ini, peneliti ingin mencari informasi tentang bentuk partisipasi siswa

dalam pengembangan program, maka peneliti memutuskan Wakil Kepala Sekolah

(Wakasek) Kesiswaan yang dijadikan informan pertama, sehingga didapatkan

informasi yang masih bersifat umum saja mengenai berbagai bentuk partisipasi

siswa, Dari Wakasek Kesiswaan tersebut merekomendasikan untuk mencari

Page 42: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

xlii

informasi lebih lanjut kepada anggota OSIS dan mendapatkan beberapa informasi

mengenai cara atau mekanisme siswa untuk mengartikulasikan kebutuhannya.

Dari beberapa anggota OSIS juga mendapat informasi mengenai pelibatan siswa

dalam pertukaran pelajar ke luar negeri. Sehingga, peneliti mendapatkan informasi

mengenai salah satu wujud partisipasi siswa dalam pengambilan keputusan pada

pengembangan program yaitu dengan melibatkan siswa dan evaluasi dalam studi

banding/ pertukaran pelajar ke luar negeri (dalam hal ini adalah Brown Plains

High School Australia). Pada akhirnya, peneliti juga memutuskan untuk menggali

informasi lebih dalam lagi mengenai kegiatan pertukaran pelajar kepada para

siswa yang telah mengikuti pertukaran pelajar ke Australia tersebut atas

rekomendasi beberapa anggota OSIS.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini,

sebagai berikut :

a. Wawancara mendalam (indepth interview)

Untuk memperoleh data yang memadai sebagai cross cheks, peneliti

menggunakan teknik wawancara dengan subyek yang terlibat dalam interaksi

sosial yang dianggap memiliki pengetahuan, mendalami situasi dan

mengetahui informasi untuk mewakili obyek penelitian (Iskandar, 2008: 77).

Teknik wawancara adalah cara yang dipakai untuk memperoleh informasi

melalui kegiatan interaksi sosial antara peneliti dan yang diteliti (Slamet,

2006: 101). Lebih rinci lagi teknik wawancara yang digunakan adalah

Page 43: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

xliii

wawancara mendalam. Melakukan wawancara mendalam berarti menggali

informasi atau data sebanyak-banyaknya dari responden atau informan

(Susanto, 2006: 131). Pada penelitian ini, peneliti juga melakukan wawancara

dengan pendekatan secara mendalam. Peneliti berusaha mencari informasi

terlebih dahulu mengenai latar belakang informan yang akan dipilih, dan

secara kebetulan atau keuntungan tersendiri dalam penelitian ini adalah

peneliti merupakan alumni SMAN 1 Salatiga, sehingga secara batin/

emosional dengan para informan akan lebih dalam. Sebagai contoh, untuk

melakukan wawancara dengan Bapak Jaka Agus sebagai Wakasek RSBI,

peneliti yang sudah mengenalnya terlebih dahulu harus mengetahui kapan

beliau ada waktu, tempat/ ruangan yang disukai, bagaimana gaya bahasa yang

sebaiknya peneliti gunakan dan sebaginya. Dengan pendekatan tersebut,

diharapkan mendapatkan informasi/ data yang lebih jelas dan mendalam,

begitu juga kepada informan lainnya.

b. Observasi

Teknik pengumpulan data yang lain adalah melalui teknik observasi. Teknik

observasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat nonverbal (Slamet,

2006: 85). Observasi merupakan proses yang kompleks, yang tersusun dari

proses biologis dan psikologis (Susanto, 2006: 126). Sehingga membutuhkan

kemampuan dalam mengamati objek penelitian. Pada teknik ini, indera

peneliti yang paling berperan adalah indera penglihatan dan pendengaran.

Dalam penelitian ini, peneliti juga telah melakukan observasi ke lokasi

penelitian, yaitu di SMA N 1 Salatiga dalam jangka waktu ± 6 bulan

Page 44: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

xliv

(Februari-Juli). Dari observasi tersebut diperoleh beberapa informasi

mengenai bagaimana proses pembelajaran di SMAN 1 Salatiga terkait

penggunaan bahasa Inggris dan pemanfaatan TI, melihat kegiatan training/

pelatihan peningkatan kualitas guru seperti training pemanfaatan teknologi,

mengamati ruangan khusus bagian RSBI, laboratorium dan ruang multimedia,

serta mengobservasi berbagai fasilitas dan sarana prasarana di sekolah. Selain

itu, melihat bagaimana sekolah melayani para siswa dan orang tua dalam

bentuk layanan konseling. Peneliti juga mengamati system informasi

manajemen sekolah yang ada serta melihat arsip dan berbagai dokumentasi

kegiatan proses pembelajaran. Dalam melakukan penelitian ini, karena

keterbatasan waktu dan tenaga peneliti, maka teknik observasi ini tidak bisa

dilakukan secara terus menerus. Disamping itu, pada saat melakukan

observasi peneliti juga sempat mengalami sedikit kesulitan/ terhambat karena

program pembangunan gedung dan berbagai fasilitas yang sedang

berlangsung. Pada saat observasi peneliti juga dihadapkan pada program

Ulangan Harian Terprogram serta Ujian Semesteran sekitar bulan Juni-Juli

2009, sehingga peneliti juga harus hati-hati dan bijaksana menyikapinya agar

tidak mengganggu aktivitas sekolah. Peneliti disini lebih bersifat pasif dan

sekedar melihat berbagai kegiatan dan merekam peristiwa dengan alat bantu

seperti video recorder/ handphone.

c. Studi dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi adalah pengambilan data

yang diperoleh melalui dokumen-dokumen (Susanto, 2006: 136). Dokumen-

Page 45: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

xlv

dokemen yang dapat berupa arsip-arsip, catatan pribadi, laporan

kelembagaan, referensi-referensi, atau peraturan-peraturan yang relevan

dengan fokus penelitian, seperti Rencana Pengembangan RSBI di SMA N 1

Salatiga tahun 2009, SK Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah

tentang Penetapan SMA Penerima Subsidi RSBI Tahun Anggaran 2006 dan

2007, MoU Kerjasama bidang pendidikan antara Pemerintah Indonesia

dengan Kerajaan Malaysia, UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Pasal 50, UU Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025, PP No.19 tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan, Rencana Strategis Depdiknas tahun 2005-2009,

dan data-data dan informasi lain yang menunjang.

6. Validitas Data

Data yang telah dicatat dan dikumpulkan harus dijamin kesasihan

(validitasnya). Hal ini dilakukan untuk menghindari penyimpangan informasi dari

pengolahan data yang sudah diperoleh. Salah satu kriteria teknik menurut

Moeloeng, Danmin Sudarwan dan Sugiyono dalam mengukur tingkat validitas

data adalah dengan trianggulasi data (dalam Iskandar, 2008: 229).

Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau

sebagai pembanding terhadap suatu data (Iskandar, 2008: 230). Menurut Patton

teknik trianggulasi dibedakan menjadi, antara lain : (dalam Sutopo, 2002: 78)

Page 46: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

xlvi

1. Data trianggulation, dimana peneliti menggunakan beberapa sumber data

yang berbeda untuk mengumpulkan data yang sama.

2. Investigator trianggulation, yaitu pengumpulan data sejenis yang

dikumpulkan oleh beberapa orang peneliti.

3. Methodological trianggulation, yaitu penelitian yang dilakukan dengan

menggunakan metode yang berbeda ataupun dengan mengumpulkan data

sejenis tetapi dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang yang

berbeda.

4. Theoritical trianggulation, yaitu peneliti melakukan penelitian tentang topik

yang sama dan data yang dianalisis dengan menggunakan perspektif.

Dari beberapa teknik trianggulasi diatas, dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan teknik trianggulasi sumber (data trianggulation). Menurut

Moeloeng penelitian yang menggunakan teknik pemeriksaan melalui sumbernya

artinya membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi

yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda (dalam Iskandar, 2008:230).

Dalam hal ini, pengecekan dilakukan pada sumber-sumber yang dianggap

kunci/utama oleh peneliti. Dengan demikian, berarti data yang sama atau sejenis

akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber yang berbeda

(Sutopo, 2002:79). Sebagai contoh, pada saat peneliti ingin memperoleh data

tentang kegiatan pertukaran pelajar ke Australia, peneliti menggali informasi

pertama dari Wakasek RSBI, kemudian peneliti mengkroscek data kepada

Wakasek Kesiswaan. Untuk menjamin keabsahan data, maka peneliti juga

menggali informasi dengan mewawancarai beberapa guru yang turut

Page 47: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

xlvii

mendampingi pertukaran pelajar/ studi banding, disamping itu peneliti juga

mewawancarai anggota OSIS dan beberapa siswa yang turut langsung dalam

kegiatan tersebut. Dari berbagai sumber atau informan tersebut, peneliti yakin

akan data yang diperoleh.

Selain itu, dalam penelitian ini juga menggunakan teknik trianggulasi

metode (methodological trianggulation), yakni penelitian yang dilakukan dengan

mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode

pengumpulan data yang yang berbeda (Sutopo, 2002: 80). Menurut Danim dengan

menggunakan trianggulasi metode ini memungkinkan peneliti melengkapi

kekurangan informasi yang diperoleh dengan metode tertentu dengan

menggunakan metode yang lain (dalam Iskandar, 2008: 231). Sehingga data yang

diperoleh akan benar-benar teruji validitasnya dan menunjukkan keabsahan

informasi. Seperti contoh diatas, dalam mendapatkan data mengenai kegiatan

pertukaran pelajar, peneliti menggunakan teknik trianggulasi metode yaitu dengan

metode wawancara kepada beberapa sumber, kemudian dilanjutkan dengan

mengecek data dengan teknik dokumentasi sehingga mendapatkan data yang tidak

ditemukan atau dirasa kurang dalam teknik wawancara sebelumnya, misalnya

dokumen tentang MoU kerjasama pertukaran pelajar ke luar negeri, Surat

Keputusan dari pemerintah dan sebagainya.

7. Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan dan Taylor analisis data adalah sebagai proses yang

mencari usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan ide seperti

Page 48: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

xlviii

yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan tema dan

ide itu (dalam Iskandar, 2008: 221). Selain itu, menurut Hamidi analisis data

penelitian kualitatif dilakukan sejak awal turun ke lokasi melakukan pengumpulan

data, dengan cara “mengangsur atau menabung” informasi, mereduksi,

mengelompokkan dan seterusnya sampai terakhir memberi interpretasi (dalam

Susanto, 2006: 142).

Sementara itu menurut Miles dan Huberman menyatakan bahwa analisis

data kualitatif tentang mempergunakan kata-kata yang selalu disusun dalam

sebuah teks yang diperluas atau dideskripisikan (dalam Iskandar, 2008: 221).

Adapun langkah-langkah dalam analisis data kualitatif, yaitu : (Iskandar, 2008:

223)

1. Reduksi data

Merupakan analisis yang menajamkan untuk mengorganisasikan data, dengan

demikian kesimpulannya dapat diverifikasikan untuk menjdi temuan

penelitian terhadap masalah yang diteliti.

2. Display/ penyajian data

Penyajian data yang diperoleh ke dalam sejumlah matriks atau kategori setiap

data yang didapat, penyajian data biasannya digunakan berbentuk teks naratif.

3. Penarikan kesimpulan

Merupakan analisis lanjutan dari reduksi data, dan display data sehingga data

dapat disimpulkan, dan peneliti masih berpeluang untuk menerima masukan.

Page 49: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

xlix

Dari penjelasan diatas maka digunakan teknik pengumpulan data dan

analisis data model interaktif. Dimana dalam hal ini peneliti tetap bergerak

diantara tiga komponen analisis dengan proses pengumpulan data selama kegiatan

pengumpulan data berlangsung (Sutopo, 2002:95). Dalam penelitian ini, sebagai

contoh langkah pertama yang dilakukan peneliti adalah dengan menggali

informasi tentang penerapan RSBI di SMA 1 Salatiga ini kepada Wakasek RSBI

dan Wakasek Kurilkulum dan Kesiswaan. Pertanyaan wawancara yang diajukan

pun bersifat umum terlebih dahulu. Peneliti membiarkan informan tersebut

menjelaskan informasi yang kita butuhkan. Data yang peneliti peroleh juga selalu

direkam dengan alat bantu recorder melalui handphone. Setelah data terekam,

kemudian data diorganisir/ diverifikasikan untuk menjadi temuan penelitian.

Kemudian data tersebut peneliti sajikan dengan teks naratif. Selanjutnya data

tersebut masih bersifat simpulan-simpulan, dan hal ini peneliti berpeluang

mendapatkan masukan dalam temuan penelitian tersebut. Secara sederhana model

analisis interaktif ini, dapat digambarkan melalui bagan sebagai berikut :

Gambar 1. Bagan Model Teknik Pengumpulan Data dan Analisis DataSecara Interaktif Menurut Miles dan Huberman

Sumber : Iskandar, 2008: 222

Penyediaan data

Data collection

Display data

Reduksi data

Page 50: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

l

BAB II

DESKRIPSI LOKASI

Pada penelitian ini, penulis akan mendeskripsikan lokasi penelitian yaitu

di SMA N1 Salatiga yang beralamat di Jalan Kemiri No. 1 Kota Salatiga. Lokasi

sekolah ini bisa dikatakan strategis, karena termasuk pada area pusat pendidikan

kota yang mudah dijangkau oleh masyarakat, khususnya Salatiga dan sekitarnya.

Dalam bagian ini , penulis juga memaparkan gambaran nyata tentang

lokasi penelitian serta beberapa informasi penting lainnya yang relevan dengan

penelitian ini, mencakup sebagai berikut :

a. Visi, misi, dan tujuan SMA N 1 Salatiga

b. Penjaminan mutu RSBI di SMAN 1 Salatiga yang didalamnya memuat ;

pertama pengertian Sekolah Bertaraf internasional (SBI); kedua landasan

kebijakan; ketiga konsepsi dan karakteristik RSBI; keempat penjaminan mutu

RSBI

A. VISI, MISI, DAN TUJUAN SMA NEGERI 1 SALATIGA

Visi dan misi SMAN 1 Salatiga merupakan bagian integral dari usaha

mewujudkan tujuan pendidikan nasional sekaligus sebagai strategi peningkatan

mutu.Visi SMAN 1 Salatiga adalah “Terwujudnya insan-insan yang berprestasi

tinggi beriman dan bertaqwa, yang mampu bersaing secara nasional maupun

internasional”.

Sedangkan misi SMAN 1 Salatiga adalah “Mewujudkan insan-insan yang

berprestasi tinggi baik secara akademik / nonakademik, beriman dan bertaqwa,

Page 51: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

li

yang mampu bersaing secara nasional maupun internasional”. Misi ini

direalisasikan melalui kebijakan, rencana, program, dan kegiatan sekolah yang

telah direncanakan.

Tujuan yang akan dicapai dengan dijadikannya SMAN 1 Salatiga ini

sebagai rintisan pelaksanaan kurikulum dan sistem pengujian yang berbasis

kompetensi adalah : Meningkatkan kemampuan managemen sekolah,

meningkatkan kompetensi guru, meningkatkan mutu sarana prasarana dan bahan

ajar, menyelenggarakan MGMP mapel rintisan SBI, dan meningkatkan layanan

administrasi.

B. PENJAMINAN MUTU RINTISAN SEKOLAH BERTARAF

INTERNASIONAL (RSBI) DI SMAN 1 SALATIGA

1. Pengertian Sekolah Bertaraf Internasional

Sekolah Bertaraf Internasional adalah satuan pendidikan yang

diselenggarakan dengan menggunakan Standar Nasional Pendidikan

(SNP) dan diperkaya dengan standard salah satu negara anggota

Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) dan/

atau negara maju lainnya. Sedangkan untuk menyiapkan Sekolah Bertaraf

Internasional, maka dibentuk strategi Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional.

Page 52: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

lii

2. Landasan kebijakan

1. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Pasal 50

2. UU Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional tahun 2005-2025

3. PP No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

4. Rencana Strategis Depdiknas tahun 2005-2009

3. Konsepsi

Memenuhi seluruh Standar Nasional Pendidikan. Diperkaya dengan

mengacu pada standar pendidikan salah satu negara OECD atau negara

maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam pendidikan

(Adaptasi dan Adopsi). Daya saing siswa lulusan SBI dapat; Melanjutkan

pendidikan pada satuan pendidikan bertaraf internasional di dalam/luar

negeri; Mengikuti sertifikasi bertaraf internasional; Meraih medali tingkat

internasional pada berbagai kompetisi sains; Bekerja pada lembaga

internasional dan / atau negara lain.

4. Karakteristik

Pengakuan internasional terhadap proses dan hasil atau keluaran yang

berkualitas dan teruji dalam berbagai aspek . Pengakuan internasional :

dengan penggunaan standar pendidikan internasional. Bukti : hasil sertifikasi

Page 53: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

liii

dari anggota OECD / negara maju lainnya yang memiliki keunggulan

tertentu dalam bidang pendidikan.

5. Penjaminan Mutu Sekolah Bertaraf Internasional

Untuk menuju sekolah bertaraf Internasional, maka bagi sekolah yang

sedang dalam rintisan perlu dijamin mutunya dengan mengacu pada 9 aspek

yang harus dipenuhi, yaitu :

1. Kurikulum

2. Akreditasi

3. Proses Pembelajaran

4. Penilaian

5. Pendidik

6. Tenaga Kependidikan

7. Sarana dan Prasarana

8. Pengelolaan

9. Pembiaayaan

5.1 Kurikulum

Mutu SBI dijamin dengan keberhasilan melaksanakan kurikulum secara

tuntas. Pencapaian Indikator kerja kunci minimal : Menerapkan KTSP ;

Menerapkan system SKS di SMA; Memenuhi Standar Isi; Memenuhi Standar

Kompetisi Lulusan. Sedangkan untuk pencapaian Indikator kinerja kunci

tambahan adalah : Sistem administrasi berbasis TIK dimana setiap saat siswa

Page 54: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

liv

bisa mengakses transkipnya masing – masing .Muatan mata pelajaran setara

atau lebih tinggi dari sekolah unggul pada negara OECD atau negara maju

lainnya .Menerapkan standar kelulusan sekolah yang lebih tinggi dari Standar

Kompetensi Lulusan .

Dalam pencapaian indikator kunci minimal, SMA N 1 Salatiga sudah bisa

melaksanakannya/ mencapainya, tetapi untuk pencapaian indikator tambahan

bisa dikatakan masih dalam proses penyempurnaan, seperti system

administrasi sekolah berbasiskan TIK, sehingga semua siswa dapat mengakses

transkip nilainya. Untuk muatan kurikulum belum bisa 100% setara dengan

kurikulum dari Negara-negara OECD. Kenyataan yang jelas terjadi di SMAN

1 Salatiga ini sudah berusaha untuk mensejajarkan kurikulum tersebut dengan

adaptasi/ adopsi kurikulum dengan International Islamic School (IIS)

Malaysia dan Brown Plains High School (BPHS) Australia. Tetapi, belum

tersedianya kurikulum dalam bahasa inggris yang memacu ke Cambridge

sehingga dalam membuat silabus guru belum dapat secara pasti menyusun

silabus yang sesuai dengan standard Cambridge.

5.2 Akreditasi

Mutu SBI dijamin dengan keberhasilan dengan memperoleh akreditasi

yang sangat baik. Pencapaian indicator kerja kunci minimal,yaitu memperoleh

sertifikat akreditasi minimal “predikat A” dari badan Akreditasi Nasional

Sekolah / madrasah . Pencapain indicator kinerja kunci tambahan , yaitu hasil

akreditasi yang baik dari salah satu negara anggota Organization for Economic

Page 55: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

lv

Cooperation and Development ( OECD ) dan / atau negara maju lain yang

mempunyai keunggulan tertentu bidang pendidikan .

Selama dua tahun terakhir ini sejak tahun 2006, SMA N 1 Salatiga sudah

mendapatkan akreditasi sangat baik atau predikat A dari badan Akreditasi

Nasional Sekolah / madrasah untuk RSBI. Sedangkan untuk pencapaian

indikator kinerja kunci tambahan, yaitu akreditasi dari salah satu negara

OECD, SMA N 1 Salatiga belum mendapatkannya. Hal ini menjadi tantangan

tersendiri bagi sekolah untuk lebih meningkatkan kinerjanya mengingat masih

banyaknya sesuatu hal yang perlu ditingkatkan.

5.3 Proses Pembelajaran

Mutu SBI dijamin dengan keberhasilan melaksanakan proses

pembelajaran yang efektifdan efisien. Pencapaian indicator kerja kunci

minimal , yaitu memenuhi standar proses . Pencapaian indikator kinerja kunci

tambahan : Menjadi teladan bagi sekolah lainnya dalam pengembangan akhlak

mulia , budi pekerti luhur , kepribadian unggul , kepemimpinan , jiwa

entrepreneural , jiwa patriot dam jiwa inovator. Diperkaya dengan model

proses pembelajaran dari sekolah unggul pada negara OECD atau negara maju

lainnya; Menerapkan pembelajaran berbasis TIK pada semua mata pelajaran;

Pembelajaran kelompok sains , matematika , dan inti kejuruan menggunakan

Bahasa Inggris ; Pelajaran lain menggunakan Bahasa Indonesia .

Pada proses pembelajaran yang terjadi selama ini, SMAN 1 Salatiga sudah

bisa memenuhi standard proses. Sekolah ini juga bisa dijadikan teladan bagi

Page 56: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

lvi

sekolah lain dalam pengembangan diri. Didalam pembelajaran juga sudah

mulai menerapkan pembelajaran berbasis TIK. Sedangkan untuk pembelajaran

kelompok sains sudah mencoba menggunakan bahasa Inggris, meskipun

belum sepenuhnya.

5.4 Penilaian

Mutu SBI dijamin dengan keberhasilan menunjukkan kinerja pendidikan

yang optimal melalui penilaian . Pencapaian indikator kerja kunci minimal ,

yaitu memenuhi Standar Penilaian. Pencapaian indikator kinerja kunci

tambahan , yaitu memperkaya penilaian kinerja pendidikan dengan model

penilaian dari sekolah unggul pada negara OECD atau negara maju lainnya.

Kenyataan yang terjadi di SMAN 1 Salatiga adalah untuk mencapai

indikator kunci tambahan tersebut, sekolah belum memperkaya penilaian

kinerja pendidikan dengan model penilaian dari sekolah unggul Negara

OECD. Hal ini sedang diusahakan dari pihak sekolah. Selain hal itu, belum

terdokumentasikannya soal-soal ulangan dalam bahasa Inggris yang

digunakan untuk bahan Ulangan Blok maupun Tes Akhir Semester. Kepala

Sekolah baru dapat memonitor dan mensupervisi sebagian guru karena

banyaknya tugas lain yang harus diselesaikan. Dokumen-dokumen evaluasi

diri yang dibuat oleh guru khususnya yang berbahasa inggris belum dapat

dihimpun dalam bentuk portofolio. Semua staf masih perlu meningkatkan

kemampuan dalam berbahasa inggris. Problem lain adalah belum semua

bidang dikerjakan dengan berbasis ICT.

Page 57: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

lvii

5.5 Pendidik

Mutu SBI dijamin dengan guru yang menunjukkan kinerja optimal sesuai

dengan tugas profesionalnya. Pencapaian indikator kerja kunci minimal , yaitu

memenuhi Standar Pendidik. Pencapaian indikator kinerja kunci tambahan;

Semua guru mampu memfasilitasi pembelajaran berbasis TIK; Guru mata

pelajaran kelompok sains , matematika , dan inti kejuruan mampu mengampu

pembelajaran berbahasa Inggris ; Minimal 30 % guru berpendidikan S2 / S3

dari perguruan tinggi yang berakreditasi.

Kenyataan yang terjadi selama ini, pendidik/ guru di SMAN 1 Salatiga

sudah bisa mencapai standar pendidik, tetapi untuk mencapai indikator kunci

tambahan memang belum sepenuhnya. Para guru sudah mencoba

memfasilitasi pembelajaran berbasis TIK dan berbahasa Inggris meskipun

belum sepenuhnya. Guru masih perlu meningkatkan kemampuan berbahasa

inggris (baik kemampuan berkomunikasi maupun untuk mencapai standar

TOEFL). Demikian juga dengan kemampuan ICT nya masih perlu

ditingkatkan. Jumlah guru yang mempu berkomunikasi dalam bahasa Inggris

secara aktif selain guru bahasa inggris adalah 13 orang (2 Guru Matematika, 3

Guru Fisika, 2 Guru Biologi, 2 Guru Kimia, 2 Guru Ekonomi/ Akuntansi, 1

Guru Bahasa Jerman dan 1 Kepala Sekolah). Sedangkan jumlah guru yang

mampu menggunakan ICT dalam pembelajaran 89 orang (dengan kemampuan

yang berbeda-beda). SMAN 1 Salatiga juga mempunyai tenaga pendukung

meliputi : 16 staf TU (Tenaga Keuangan, Administrasi, Satpam, Pesuruh, dll.),

4 Laboran, 4 Pustakawan, 3 Teknisi (Komputer, Bahasa, Multimedia).

Page 58: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

lviii

Sedangkan untuk guru berpendidikan S2 / S3 dari perguruan tinggi yang

berakreditasi belum bisa mencapai 30 %, tetapi semua ini masih dalam proses

menuju kesana.

5.6 Tenaga Kependidikan

Mutu SBI dijamin dengan kepala sekolah yang menunjukkan kinerja

optimal sesuai dengan tugas profesionalnya,yaitu sebagai pemimpin

manajerial –administratif dan pemimpin manajerial edukatif. Pencapaian

indicator kerja kunci minimal , yaitu memenuhi standar kepala sekolah.

Pencapaian indicator kinerja kunci tambahan : Minimal S2 dari perguruan

tinggi berakreditasi A; Mampu berbahasa inggris aktif; Bervisi internasional,

mampu membangun jejaring internasional , memiliki kompetensi manajerial ,

serta jiwa kepemimpinan .

Kepala sekolah SMA N 1 Salatiga dalam hal in adalah Drs. Samtono, M.Si

sudah memenuhi standar kepala sekolah. Beliau juga berlatih untuk bisa

berbahasa Inggris aktif, bervisi internasional, mampu membangun jejaring

internasional , memiliki kompetensi manajerial , serta jiwa kepemimpinan.

Sekarang ini, beliau juga tidak hanya menyelesaikan pendidikan S2, tetapi

juga dalam proses menyelesaikan program Doktor/ S3 di Universitas

Diponegoro.

Page 59: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

lix

5.7 Sarana dan prasarana

Mutu SBI dijamin dengan kewajiban sekolah memiliki dan memelihara

sarana prasarana pendidikan yang diperlukan untuk menunjang proses

pembelajaran yang teratur dan berkesinambungan. Pencapaian indicator kerja

kunci minimal yaitu memenuhi standar sarana prasarana. Pencapaian indicator

kinerja kunci tambahan ; Setiap ruangan dilengkapi dengan sarana

pembelajaran berbasis TIK; Perpustakaan dilengkapi dengan sarana digital

yang memberikan akses ke sumber pembelajaran berbasis TIK di seluruh

dunia; Dilengkapi ruang multi media , ruang unjuk seni , fasilitas olahraga,

klinik , dsb.

Kenyataan yang terjadi di SMAN 1 Salatiga adalah belum semua kelas

memiliki LCD, Laptop, OHP, dan TV. Sedangkan untuk Laboratorium Fisika,

Kimia, Biologi masih perlu penambahan bahan dan alat karena tidak

sebanding dengan jumlah kelas IPA yang ada. Perpustakaan belum berbasis

ICT . Perpustakaan perlu penambahan buku referensi berbahasa Inggris untuk

menunjang proses pembelajaran. Ruang guru belum dapat menampung

seluruh jumlah guru yang ada. Belum tersedianya ruang MGMP secara

khusus, serta diperlukan penambahan gudang.

5.8 Pengelolaan

Mutu SBI dijamin dengan pengelolaan yang menerapkan manajemen

berbasis Sekolah. Pencapaian indikator kerja kunci minimal yaitu memenuhi

standar pengelolaan. Pencapaian indicator kerja kunci tambahan; Meraih

Page 60: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

lx

sertifikat ISO 9001 versi 2000 atau sesudahnya dan ISO 14000; Merupakan

sekolah multi cultural ; Menjalin hubungan “Sister School” dengan SBI di luar

negeri; Bebas narkoba dan rokok; Menerapkan prinsip kesetaraan gender

dalam segala aspek pengelolaan sekolah; Meraih medali tingkat internasional

pada berbagai kompetisi.

Dalam kenyataan yang terjadi di SMAN 1 Salatiga, penerapan manajemen

berbasis sekolah sudah dilakukan. Untuk meraih sertifikat ISO 9001 versi

2000 atau sesudahnya dan ISO 14000, saat ini baru dilakukan dalam proses

dan rencananya pada tahun 2009 ini juga diusahakan untuk dapat mencapai

hal tersebut. SMAN 1 Salatiga juga sudah menjalin hubungan sister school

dengan International Islamic School (IIS) Malaysia dan Brown Plains High

School (BPHS) Australia. Sekolah ini juga bebas narkoba dan rokok, serta

menerapkan kesetaraan gender dalam pengelolaannya. Disamping itu, SMAN

1 Salatiga juga telah meraih berbagai medali dalam kompetisi baik tingkat

lokal, nasional, maupun internasional (lihat pada lampiran).

5.9 Pembiayaan

Mutu SBI dijamin dengan pembiayaan yang sekurang-kurangnya terdiri

atas biaya infestasi , biaya operasional dan biaya personal. Pencapaian

indikator kerja kunci minimal yaitu memenuhi standar pembiayaan.

Pencapaian indikator kinerja kunci tambahan , yaitu menerapkan model

pembiayaan yang efisien untuk mencapai berbagai target indikator kunci

tambahan.

Page 61: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

lxi

Selama ini, sumber dana yang diperlukan untuk pelaksanaan program

Rintisan SMA BI berasal dari : Anggaran Rutin, Komite Sekolah, APBD

Kabupaten / Kota, APBD Propinsi, APBN Dit PSMA, Dit Tendik, Yayasan,

serta Sumber dana lain. Begitu juga dengan di SMAN 1 Salatiga. Kenyataan

lain yang terjadi terkait hal tersebut adalah masih perlu anggaran untuk

meningkatkan honorarium GTT maupun PTT sesuai dengan standard UMK

Page 62: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

lxii

BAB III

PEMBAHASAN

Dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, pemerintah

mengeluarkan program kebijakan tentang penyelenggaraan Rintisan Sekolah

Bertaraf Internasional (RSBI) yang mengamanatkan masing-masing Pemerintah

Kabupaten / Kota , seperti halnya dengan Pemerintah Kota Salatiga yaitu SMA

Negeri 1 Salatiga. Proses implementasi program RSBI ini merupakan pelaksanaan

kebijakan RSBI yang dilakukan oleh stake holder yang meliputi kepala sekolah,

guru/karyawan, siswa dan orang tua yang menyangkut perilaku badan

administratif yang kemungkinan mengarah pada lembaga sekolah yang bisa

mengambil bentuk keterlibatan baik guru/ kepala sekolah dengan orang tua siswa,

maupun guru/kepala sekolah dengan siswa itu sendiri dalam pengembangan

program. Proses implementasi ini menyangkut tentang jaringan kekuatan-

kekuatan politik, ekonomi, dan sosial yang dibangun dalam rangka pencapaian

tujuan serta melihat adanya diskresi yang terjadi pada saat pengimplemntasian

program.

Penelitian ini akan dibahas bagaimana partisipasi komponen sekolah yang

meliputi kepala sekolah, guru, karyawan, siswa dan orang tua dalam menjalankan

perannya pada pengambilan suatu keputusan dalam pengembangan program di

sekolah. Selanjutnya juga akan dilihat bagaimana sistem jaringan (networking)

yang dibangun dalam rangka mendukung program, serta melihat diskresi aturan

yang diterapkan di SMA 1 Salatiga.

Page 63: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

lxiii

A. PARTISIPASI

Konsep partisipasi kaitannya dengan implementasi program RSBI di SMA

1 Salatiga ini bisa diartikan sebagai keterlibatan stake holder (kepala sekolah,

guru/ staf karyawan, siswa, dan orang tua) berupa aktivitas-aktivitas baik secara

langsung atau tidak, dalam proses pengambilan keputusan atau kebijakan,

sehingga mereka akan tumbuh kesadaran dan kepemilikannya terhadap sekolah

dalam pengembangan program RSBI di SMA 1 Salatiga ini. Penelitian akan

menjelaskan bagaimana wujud partisipasi dari masing-masing komponen sekolah

terkait pengembangan program RSBI di SMA 1 Salatiga.

1 . Partisipasi Kepala Sekolah dalam Program RSBI

Pelaksanaan RSBI memerlukan sosok kepala sekolah yang memiliki

kemampuan manajerial dan integritas profesional yang tinggi,serta demokratis

dalam proses pengambilan keputusan-keputusan mendasar. Tugas seorang kepala

sekolah menyangkut bagaimana tanggung jawab atas sekolahnya dalam

melaksanakan berbagai kegiatan , seperti mengelola berbagai masalah

menyangkut pelaksanaan administrasi sekolah, pembinaan tenaga pendidikan

maupun pendayagunaan sarana prasarana. Sedangkan tugas dan fungsi kepala

sekolah adalah sebagai penanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan

yang mempunyai fungsi sebagai educator (guru), manager (pengarah, penggerak

sumber daya), administrator, supervisor (pengawas,pengoreksi dan melakukan

evaluasi).

Page 64: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

lxiv

Berdasarkan pengamatan yang penulis peroleh bahwa kepemimpinan

kepala sekolah dalam mengarahkan dan memanfaatkan segala sumber daya yang

tersedia sangat menentukan keberhasilan proses belajar di sekolah. Begitu juga

dengan kepemimpinan Drs. Samtono, M.Si sebagai Kepala sekolah SMA 1

Salatiga, juga sangat menentukan keberhasilan program RSBI yang sudah

berlangsung selama ini. Kepala Sekolah disini selalu berusaha mengarahkan dan

memanfaatkan segala sumber daya yang ada demi tujuan bersama. Hal tersebut

sesuai yang dikatakan Bapak Agus selaku Penanggung Jawab program RSBI di

SMA N 1 Salatiga :

“…Saya kira menurut pengamatan saya kepala sekolah disini sudah mempunyai kemampuan yang cukup tinggi dalam melaksanakan program RSBI ini didukung oleh para wakil kepala sekolah, para guru, komite, staf/ karyawan, pustakawan, dan semua siswa…dengan kata lain secara umum, warga sekolah dan stake holder sangat mendukung program RSBI ini…”“….Kepala sekolah disini lebih kepada peran sebagai pemimpin, tugas-tugas sudah didelegasikan pada masing-masing penanggung jawab.Dalam RSBI ini ada 1 koordinator program untuk menyusun program mengkoordinasi pelaksanaan, dibantu penanggung jawab program , ditambah sekretaris dan bendahara..” (wawancara, 27-5-2009)

Kepala sekolah SMA N 1 Salatiga sudah menjalankan tugas sebagai

seorang pemimpin sebagaimana mestinya. Terbukti bahwa ada suatu koordinasi

yang baik dan pendelegasian tugas kepada bawahannya untuk mensukseskan

program tersebut. Keberadaan koordinator program, sekretaris dan bendahara

tersebut, tentunya akan sangat membantu tugas kepala sekolah.

Kepemimpinan sekolah merupakan suatu hal yang sangat penting karena

kepemimpinan dalam hal ini berkaitan dengan masalah kepala sekolah dalam

meningkatkan kinerja guru baik secara individu mupun kelompok. Perilaku

pemimpin yang positif dapat mendorong kelompok mengarahkan dan memotivasi

Page 65: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

lxv

individu untuk bekerja sama dengan kelompok dalam rangka mewujudkan tujuan

sekolah. Hal tersebut sesuai yang disampaikan oleh Bapak Drs. Jaka Agus, M.Pd

selaku Wakasek program RSBI di SMA N 1 Salatiga :

“…Partisipasi kepala sekolah di SMA N 1 Salatiga menurut pengamatan saya sendiri sudah mempunyai kemampuan yang sangat tinggi untuk mewujudkan bagaimana melaksanakan implementasi RSBI ini, yang menjadi masalah adalah bagaimana memotivasi warga sekolah, terutama guru untuk meningkatkan kinerjanya…”“….saya kira dari awal dimulai program ini, semangat para guru sudah naik turun…yang jadi masalah adalah ketika semangat itu turun, maka perlu di-push lagi….perlu disuntik lagi..dan difasilitasi itu penting…” (wawancara, 27-5-2009)

Seperti yang dikemukakan diatas, peran kepala sekolah dalam rangka

mensukseskan program ini sudah cukup baik. Kepala sekolah memang

mempunyai peranan kunci dalam menciptakan kondisi untuk pengembangan

RSBI ini. Bagi para guru khususnya, dorongan/motivasi sangatlah diperlukan

agar komitmen yang disepakati semula dapat berjalan sesuai yang direncanakan.

Adapun permasalahan yang dihadapi sekolah selama ini adalah naik turunnya

semangat guru untuk menjaga kesepakatan bersama, disamping itu juga

kurangnya pemahaman yang benar terhadap program ini. Hal senada juga

diungkapkan oleh Bapak Drs. Jaka Agus, M.Pd selaku Wakasek program RSBI di

SMA N 1 Salatiga :

“….yang jadi masalah adalah untuk memberi motivasi mereka untuk terus belajar bahasa Inggris dan Teknologi Komunikasi serta pemahaman yang benar tentang implementasi program ini, .” (wawancara, 27-5-2009)

Para kepala sekolah mempunyai wewenang dalam membuat

operasionalisasi sistem pendidikan pada masing-masing sekolah. Para kepala

sekolah ini sesungguhnya yang secara terus-menerus terlibat dalam

pengembangan dan implementasi program, memberikan dorongan dan bimbingan

Page 66: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

lxvi

kepada para guru. Hal tersebut sesuai yang disampaikan oleh Ibu Dra.Retno W,

sebagai guru mata Bahasa Indonesia SMA1 Salatiga, sebagai berikut :

“ Peran kepala sekolah selama ini terhadap guru ini selalu memotivasi …apalagi selama ini kan RSBI ya,…jadi memang harus ada ketentuan bahwa 30 % guru harus S2/S3…kepala sekolah sangat berperan , mendukung dan selalu memotivasi dalam pembelajaran…ya dalam rangka untuk meningkatkan pembelajaran dan kualitas SDM dan juga untuk memenuhi standar pendidik (wawancara, 3-6-2009)

Bapak Drs.Jaka Agus,M.Pd selaku Wakasek program RSBI di SMA 1

Salatiga juga menambahkan lagi :

“Menurut saya, kami selalu melibatkan semuanya…saya beri informasi, saya jelaskan…dan yang paling tahu adalah guru mapel itu sendiri …kami hanya memfasilitasi saja…seperti pengiriman beberapa guru dan siswa ke Queensland, ….nanti juga ada short course ke Australia…itu kan juga selalu melibatkan menurut kami, kepala sekolah sudah sudah cukup memberikan kesempatan…yang mau S2 juga akan difasilitasi…itu kan dasar-dasar mengembangkan program sekolah….bagaimana mau mengembangkan kalau dia tidak menambah kemampuannya…, kalau masalah input siswa di SMA 1 gak ada problem…sekolah favorit yang otomatis siswanya adalah yang terbaik masuk sini…”(wawancara, 3-6-2009)

Melalui otonomi yang luas, sekolah dapat meningkatkan kinerja tenaga

kependidikan dengan menawarkan partisipasi aktif mereka dalam pengambilan

keputusan dan tanggung jawab bersama dalam pelaksanaan keputusan yang

diambil secara proporsional dan professional.

Peran kepala sekolah sebagai administrator sekolah harus dapat bekerja

sama dengan guru dalam mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan

kebutuhan masyarakat, mengkomunikasikan sistem pendidikan, serta mendorong

pelaksanaan kurikulum oleh para guru. Di samping itu, peranan kepala sekolah

memang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan program RSBI, dalam hal ini

Drs.Samtono sebagai kepala sekolah SMA 1 Salatiga memang mempunyai

Page 67: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

lxvii

peranan kunci dalam pengembangan program ini. Kepala sekolah melimpahkan

wewenangnya kepada wakil kepala sekolah urusan kurikulum dalam

pengembangannya. Seperti yang diungkapkan oleh Ibu Retno sebagai guru

pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia

“….dalam pengembangan kurikulum, memang guru selalu dilibatkan…misalnya seperti pembuatan KKR , kemudian pengumpulan dan membahas indikator dan silabusnya bagaimana…,kemudian setiap guru/MGMP itu harus menyusun KKS itu, kemudian diserahkan kepada kurikulum…..jadi selalu koordinasi”

‘Untuk mengartikulasikan kebutuhan guru, tentu saja ada ya mekanismenya…tapi ini diserahkan ke kurikulum program RSBI di SMA 1 Salatiga, misalnya mereka selalu memantau perangkat pembelajaran , selanjutnya memberikan beasiswa S2 yang tentu saja ada fasilitas dari pihak sekolah…”(wawancara, 3-6-2009)

Dalam kesempatan yang sama, Bapak Drs. Jaka Agus, M.Pd selaku

Wakasek program RSBI di SMA 1 Salatiga juga menambahkan :

“Dalam pengembangan kurikulum, guru selalu dilibatkan,..setiap menjelang ajaran baru, digelar In House Training,…nah disitulah guru diberi informasi tentang bagaimana mengembangkan program atau kurikulum…dimasukkan konsep-konsep yang didatangkan narasumber yang akuntabel..”(wawancara, 3-6-2009)

Kepala sekolah SMA N 1 Salatiga ini dinilai penulis sudah cukup

berpartisipasi. Hal itu dapat dilihat dari bagaimana kepala sekolah selalu

melibatkan guru untuk pengambilan keputusan/ pengembangan program.

Selain itu, kepala sekolah juga berusaha selalu memberikan dorongan serta

melibatkan para siswa dalam pengambilan keputusan dalam rangka turut

mensukseskan implementasi program RSBI ini. Siswa disini juga dijadikan

subyek, sehingga mereka mempunyai kewenangan untuk turut berpartisipasi

dalam pengambilan keputusan dan pengembangan program, termasuk

Page 68: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

lxviii

mengartikulasikan kebutuhannya. Seperti yang diungkapkan oleh Bestha Andre ,

siswa kelas XI Anggota OSIS SMA 1, Salatiga.

“…mulai tahun ajaran baru udah lah selalu diberi motivasi seperti itu…kalo peran kepala sekolah yang langsung ke siswanya itu belum…tapi kemarin kalo pas ada masalah seperti anak sosial kemarin..yang mengatakan kurang merasakan adanya program RSBI, kepala sekolah langsung turun dan memberikan solusi….tapi biasanya diberikan guru dulu, kemudian baru disampaikan kepada siswa..”(wawancara, 3-6-2009)

Kepala sekolah SMA 1 Salatiga sudah berusaha untuk melibatkan

perannya baik pemberian motivasi, juga bagaimana menanggapi para siswa yang

ingin mengartikulasikan kebutuhannya. Kepala sekolah SMA 1 Salatiga juga

berusaha untuk melibatkan para siswa untuk pengambilan keputusan dan

pengembangan program. Sebagai contoh, para siswa diadakan program pertukaran

pelajar ke luar negeri, dalam rangka turut dalam pengembangan program. Seperti

yang diungkapkan oleh Bestha Andre , siswa kelas XI Anggota OSIS SMA 1,

Salatiga.

“….kemarin itu ada pertukaran pelajar ke Queensland, Australia dengan perwakilan sekitar 25 siswa menuju kesana…”(wawancara, 3-6-2009)

Dari berbagai uraian diatas dapat diketahui bahwa partisipasi kepala

sekolah dalam program RSBI di SMA 1 Salatiga ini sudah cukup baik. Hal

tersebut dapat dilihat dari bagaimana kepala sekolah berperan sebagai pemimpin,

yaitu selalu memberikan motivasi/ dorongan seluruh warga sekolah, memberikan

pengarahan dan pendelegasian tugas. Kepala sekolah juga secara tidak langsung

selalu melibatkan guru dan siswa pada pengambilan keputusan dalam

Page 69: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

lxix

pengembangan program, sehingga mereka akan tumbuh suatu kesadaran untuk

bersama mencapai tujuan yang telah ditentukan.

2. Partisipasi Guru dan Staf/ Karyawan dalam Program RSBI

RSBI adalah suatu program peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia

yang memerlukan peran dari semua pihak/ stake holder, terutama guru. Guru

memegang peranan yang cukup penting baik di dalam perencanaan maupun

implementasi dalam program. Dalam sistem dan proses pendidikan mana pun,

guru tetap memegang peranan penting karena siswa tidak mungkin belajar sendiri

tanpa bimbingan guru yang mampu mengemban tugasnya dengan baik. Hal

tersebut sesuai yang dikatakan oleh Bapak Yanuar, selaku guru Biologi SMA 1

Salatiga sekaligus ketua MGMP Biologi pada RSBI di Jawa Tengah :

“ ya..karena ini suatu program yang bertujuan dalam peningkatan siswa, otomatis sebagai garda paling depan, guru terutama sains dan semuanya mau tidak mau harus partisipasi aktif secara penuh, baik dalam pengelolaan kelas, peningkatan kualitas teknik belajar, juga aplikasi teknik pembelajaran secara penuh ..” (wawancara, 10-6-2009)

Ibu Dra. Nur Hayani, selaku Wakasek. Urusan Kesiswaan juga

menambahkan sebagai berikut :

“..guru disini sebagai fasilitator , lebih memfasilitasi, bukan lagi’ teacher center’tapi ‘student center’ karena dengan RSBI ini guru dituntut untuk menjadi inovatif, pikiran/visi maju kedepan, pikiran mau berubah mengikuti kemajuan jaman dan teknologi, sehingga disini pun guru menjadi lebih memberikan contoh bagaimana menjadi kreatif, dimana pembelajaran tidak konvensional lagi dan mengubah yang berbasis teknologi, misalnya mengaktifkan siswa dalam penggunaan internet, browsing materi , kemudian mempresentasikan dengan menggunakan power point/ LCD ,sehingga memudahkan mereka mengambil informasi secara cepat dan tepat…ya disini dalam proses lah”(wawancara, 10-6-2009)

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ibu Dra.Wahyu T, M.Pd selaku

guru Matematika SMA 1 Salatiga sebagai berikut :

Page 70: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

lxx

“ guru sebagai fasilitator juga motivator…..kadang anak kan bilang ngapain kita capek-capek bahasa Inggris…saya bilang kita kan RSBI ya harus ..ya jangan samakan dengan sekolah-sekolah lain yang belum RSBI…” (wawancara, 20-6-2009)

Peranan guru sebagai fasilitator dan motivator dalam program RSBI ini

memang harus dapat berpartisipasi dengan aktif secara penuh. Guru juga

merupakan barisan pengembang program yang terdepan, maka guru pulalah yang

selalu melakukan perbaikan penyempurnaan kualitas pendidikan itu sendiri. Guru

juga dituntut untuk mengikuti perkembangan jaman dan teknologi. Pembelajaran

juga harus sudah berubah dari konvensional menuju arah bertaraf internasional.

Partisipasi guru, terutama guru sains memang dituntut lebih ditingkatkan,

baik dalam penguasaan materi dan proses pembelajaran yang berkualitas

internasional maupun dalam hal pemanfaatan teknologi dan penguasaan bahasa

Inggris. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Yanuar, selaku guru Biologi SMA

1 Salatiga sekaligus ketua MGMP Biologi pada RSBI di Jawa Tengah berikut ini:

“..dalam program RSBI ini yang paling dibangun adalah membangkitkan semangat guru sains di dalam mengikuti perkembangan jaman, semisal guru-guru sains harus mengikuti tentang penggunaan teknologi, paling tidak menggunakan komputer, kedua guru sains harus bisa menerapkan ilmu se-kualitas internasional dalam rangka peningkatan kualitas siswa juga, ketiga upaya-upaya dari guru sains mendalami tentang materi-materi referensi dari luar negeri yang berbahasa Inggris, mau tidak mau harus menguasai bahasa tersebut…” (wawancara,10-6-2009)

Pihak sekolah di SMA 1 Salatiga juga sepenuhnya mendukung akan

partisipasi para guru dalam rangka mensukseskan program RSBI ini. Sejak awal ,

pihak sekolah selalu memberikan dukungan dan fasilitas kepada guru untuk

mengembangkan program ini. Dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran

di SMA 1 Salatiga, pihak sekolah pun juga memberikan dukungan terhadap

peningkatan kemampuan bahasa asing para guru dan penguasaan IT. Bapak

Page 71: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

lxxi

Yanuar selaku guru Biologi SMA 1 Salatiga sekaligus ketua MGMP Biologi pada

RSBI di Jawa Tengah juga menuturkan hal serupa :

“…memang berbagai persiapan dan upaya untuk mencapai SBI banyak hal ;sarana prasarana,dan juga guru-guru terutama sains di SMA 1 Salatiga perlu banyak lagi peningkatan, baik berbahasa Inggris, ..termasuk saya, dan juga penguasaan IT, walupun sekolah sudah melakukan pelatihan, tapi sebagai manusia yang ingin maju harus selalu siap…dan tidak cepat berpuas diri…”(wawancara, 10-6-2009)

Ibu Dra. Nur Hayani, selaku guru Bahasa Inggris SMA 1 Salatiga

mengatakan bahwa pihak sekolah selama ini, sudah berusaha melibatkan guru

dalam rangka peningkatan kualitas program, seperti halnya dalam penguasaan

bahasa Inggris, Sekolah juga bekerja sama dengan berbagai Perguruan Tinggi/

Universitas, seperti UKSW Salatiga dan UNS Surakarta. Pihak sekolah juga

bekerja sama menyelenggarakan TOIEC dan TOEFL bagi para guru dan siswa. Di

samping itu, kedatangan Miss Rushy sebagai Native Speaker selama 9 bulan juga

telah mewarnai pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan cuplikan wawancara ini

“ kalau penguasaan bahasa Inggris, pihak sekolah sudah membuka banyak usaha dan kesempatan guru pada belajar kerjasama dengan universitas yaitu UKSW dan UNS, kemudian juga seperti TOIEC dan TOEFL , lalu sekolah juga mengundang para guru untuk mengaktifkan bahasa Inggris kembali dengan mendatangkan native speaker selama 9 bulan untuk memanfaatkan moment ini dengan sebaik-baiknya….tapi kendalanya juga ada seperti hal ini belajar di waktu tua / lanjut memang perlu kerja keras, masih lagi ada yang sibuk banget lah…, waktu belajar yang sempit, dan lainnya, sehingga target yang ingin dicapai sulit..”(wawancara, 3-6-2009)

Meskipun pelatihan-pelatihan bahasa Inggris sering dilakukan, namun

tidak semuanya guru dan siswa bisa sepenuhnya menguasai bahasa Inggris dalam

pembelajaran, berbagai kendala pun juga ada. Ada beberapa guru yang

menerapkan penggunaan bahasa Inggris hanya sebatas soal-soal, tetapi dalam

Page 72: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

lxxii

penyampaian materi belum sepenuhnya. Seperti yang diungkapkan Ibu

Dra.Yulianti selaku guru Matematika SMA 1 Salatiga berikut ini :

“…penggunaan bahasa Inggris untuk soal saja, penyampaian materi belum seutuhnya…proses lah mas,..tetapi dalam hal ini, anak pun kita khawatirkan dengan keterbatasan bahasa malah tidak kena, kan kadang-kadang kita sesuaikan…selama ini kalu menerangkan biasa, paling cuma openingnya saja bahasa inggris, tapi soal-soal sudah bahasa Inggris….itu kalo saya, guru-guru yang lain banyak yang sudah menerapkan seutuhnya….kalo sekolah mengadakan pelatihan sih itu membantu, tapi saya kan punya keterbatasan waktu…”(wawancara, 27-5-2009)

Berbeda halnya dengan apa yang disampaikan dengan Bapak Yanuar

selaku guru Biologi SMA 1 Salatiga sekaligus ketua MGMP Biologi pada RSBI

di Jawa Tengah yang sudah mencoba menggunakan bahasa Inggris dalam

pembelajarannya sebagai berikut :

“..karena ini tuntutan, kami sudah mencoba dalam proses pembelajaran dengan bahasa Inggris, baik segi penyampaian materi maupun soal-soal, namun kadang ada kekhawatiran dengan pertimbangan dimana tidak semua siswa siap proses ini dengan bahasa asing, karena bahasa Inggris dalam ilmu sains tidak sama dengan umum, sehingga ada hal-hal tertentu yang dimaklumi…tetapi selama ini, setiap kali tatap muka kami sudah mencoba dan harus bisa….dan setiap tahun ada peningkatan …” (wawancara, 10-6-2009)

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ibu Dra.Wahyu T, M.Pd selaku

guru Matematika SMA 1 Salatiga sebagai berikut :

“penggunaan bahasa Inggris sudah,…minimalkan kan karena bahasa Inggrisnya matematika dengan bahasa Inggris pada umumnya beda, kalo matematika kan sudah ada istilah-istilahnya sendiri-sendiri for example , right umumnya kanan, tapi ini segitiga siku-siku dalam triangle,… ..yang penting kita jelaskan dulu keyword-nya / kata kuncinya,…penyampaian materi sudah ya dispend conditionlah…tapi kalo buku/materi/soal-soal full in English,..saya kan punya modul sendiri dalam bahasa Inggris..” (wawancara, 20-6-2009)

Dalam program RSBI, hal yang perlu diperhatikan lagi selain penggunaan

bahasa Inggris adalah pemanfaatan teknologi. Partisipasi guru dalam program

RSBI ini juga dapat dilihat dari bagaimana pemanfaatan Teknologi Informasi/

ICT dalam proses pembelajaran . Untuk mencapai standar proses pembelajaran,

Page 73: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

lxxiii

guru dituntut untuk bisa memanfaatkan ICT. Hal senada juga diungkapkan oleh

Ibu Dra.Retno W sebagai guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia SMA

1 Salatiga:

“….sekarang kan sekolah RSBI, semua guru dan siswa dituntut untuk bisa memanfaatkan teknologi itu, disini setiap kelas sudah dilengkapi dengan LCD, guru juga di beri Lap top….guru juga harus bisa pembelajaran menggunakan multimedia, seperti Lab bahasa….sehingga RSBI ini membuat guru untuk belajar mengembangkan diri,…tantangan ini mas…jadi kalo saya sih ya bagus lah mas..sekolah ini sudah memberikan fasilitasnya untuk pendidikan lebih meningkat lebih baek..tapi perlu ditingkatkan..”( wawancara, 10-6-2009)

Meskipun fasilitas ICT belum sepenuhnya mencukupi, tetapi usaha untuk

memanfaatkan ICT dalam pembelajaran memang sudah kelihatan di SMA 1

Salatiga. Berbagai upaya / pelatihan juga telah dilakukan bagi para guru.

Penggunaan ICT pada sesudah jam pelajaran sekolah juga sering dilakukan baik

para guru maupun siswa itu sendiri. Bapak Khamim selaku guru Teknologi dan

Informasi juga mengungkapkan hal tersebut dalam cuplikan wawancara berikut

ini :

“..pemanfaatan saya kira sudah maksimal, sebagai contoh layanan internet setelah jam pelajaran banyak digunakan oleh para guru dan siswa untuk mengakses materi ajar, adaptasi kurikulum dengan luar….kemampuan guru dan siswa saya kira sudah melebihi dari fasilitas yang ada….Trainning berkaitan dengan tekonologi juga dilakukan…”( wawancara, 10-6-2009)Kegiatan atau program lain yang dilakukan oleh sekolah terkait

peningkatan kualitas guru adalah dengan mengadakan seminar/ in house training

tentang pengembangan kurikulum, penggunaan bahasa asing, pemanfaatan

teknologi, manajemen sekolah dan lainnya dilakukan secara rutin atau berkala

(lihat foto di lampiran). Melalui kegiatan tersebut, dapat dijadikan sebagai wahana

pengembangan diri guru untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan guru

Page 74: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

lxxiv

serta menambah pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang yang diajarkan.

Seperti yang diungkapkan Bapak Drs. Jaka Agus, M.Pd selaku Penanggung

Jawab program RSBI di SMA N 1 Salatiga :

“..pelatihan-pelatihan guru…. selama ini sudah kontinyu, setiap tahun juga ada program terkait IT, bahasa Inggris,…kami juga mengadakan in house training…itu semua dalam rangka peningkatan kualitas SDM..” ( wawancara, 10-6-2009)Bapak Drs. Ahmad Syaefudin, selaku Wakasek Kurikulum SMA 1

Salatiga juga mengatakan hal yang serupa :

“ guru diadakan pelatihan, sekolah bekerja sama dengan LTI (Lembaga TOEFL Indonesia), perguruan tinggi seperti UNS, UKSW… per semester ada berbagai kegiatan pelatihan dan berkelanjutan…” “pelatihan itu kan keharusan semua…TI semua guru juga harus belajar dan diprogramkan untuk pelatihan..”(wawancara, 20-6-2009)

Selain itu, partisipasi guru disini dapat dilihat dari bagaimana pelibatan

mereka dalam penyusunan pengembangan program. Berkaitan dengan hal

tersebut, bahwa guru berperan sebagai fasilitator belajar bertitik tolak dari tujuan-

tujuan yang hendak dicapai. Maka guru berkewajiban mengembangkan tujuan-

tujuan pendidikan menjadi rencana-rencana yang operasional. Dalam hal ini guru

berperan dalam mengembangkan kurikulum dalam bentuk rencana-rencana yang

lebih operasional seperti : silabus atau satuan pelajaran. Seperti yang diungkapkan

oleh Bapak Drs. Ahmad Syaefudin, selaku Wakasek Kurikulum SMA 1 Salatiga

sebagai berikut :

“guru selain mempelajari KTSP, kan ada kurikulum adaptif, dan kurikulum itu sendiri ada penambahan dan penggabungan kurikulum KTSP ditambah kurikulum adaptif, guru dilibatkan secara detail dalam penyusunannya maupun perangkat pembelajarannya…” (wawancara, 20-6-2009)

Ibu Retno sebagai guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia juga

mengungkapakan hal yang sama berikut ini :

Page 75: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

lxxv

“….dalam pengembangan kurikulum, memang guru selalu dilibatkan…misalnya seperti pembuatan KKR , kemudian pengumpulan dan membahas indikator dan silabusnya bagaimana…,kemudian setiap guru/MGMP itu harus menyusun KKS itu, kemudian diserahkan kepada kurikulum…..jadi selalu koordinasi”Untuk mengartikulasikan kebutuhan guru, tentu saja ada ya mekanismenya…tapi ini diserahkan ke kurikulum program RSBI di SMA 1 Salatiga, misalnya mereka selalu memantau perangkat pembelajaran , selanjutnya memberikan beasiswa S2 yang tentu saja ada fasilitas dari pihak sekolah…” (wawancara, 3-6-2009)

Dalam kesempatan yang sama, Bapak Drs.Jaka Agus, M.Pd selaku

Penanggung Jawab program RSBI di SMA 1 Salatiga juga menambahkan bahwa

dalam penyusunan dan pengembangan program, para guru selalu dilibatkan

perannya. Jika para guru selalu dilibatkan dalam penyusunan kurikulum, mereka

akan lebih mudah memahami substansi dari implementasi program ini. Berikut

cuplikan wawancaranya :

“ guru selalu dilibatkan,..sebagai contoh setiap menjelang ajaran baru, digelar In House Training,…nah disitulah guru diberi informasi tentang bagaimana mengembangkan program atau kurikulum…dimasukkan konsep-konsep yang didatangkan narasumber yang akuntabel..” (wawancara, 27-5-2009)

Dalam rangka meningkatkan kualitas guru, dari segi kompetensi dan

profesionalisme, maka para guru di SMA 1 Salatiga juga turut berpartisipasi

melalui kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan Kelompok

Kerja Guru (KKG) baik di tingkat sekolah, kota atau provinsi (lihat foto pada

lampiran). Hal tersebut sesuai yang disampaikan oleh Bapak Drs. Jaka Agus,

M.Pd selaku Penanggung Jawab program RSBI di SMA N 1 Salatiga :

“MGMP selalu dilakukan dalam setiap jenjang tingkat sekolah, kota, dan provinsi antar sekolah RSBI….yang hal ini tidak hanya menyangkut 5 mapel pilihan saja, tetapi juga mapel yang lain..dan kebetulan di SMA 1 ini adalah tempat MGMP untuk mapel Biologi pada sekolah RSBI di Jawa Tengah…”(wawancara, 3-6-2009)

Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Retno sebagai guru pengampu mata

pelajaran Bahasa Indonesia:

Page 76: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

lxxvi

“kegiatan MGMP ini dilakukan antar sekolah RSBI…kebetulan kalau Bahasa Indonesia bertempat di SMA 3 Semarang, tidak hanya itu juga selalu ada kegiatan-kegiatan work shop/ seminar dan in house training mereka selalu dilibatkan secara berkala..” (wawancara, 10-6-2009)

Bapak Yanuar, selaku guru Biologi SMA 1 Salatiga sekaligus ketua

MGMP Biologi pada RSBI di Jawa Tengah juga menuturkan hal yang sama,

sebagai berikut :

“ kami selalu mengadakan kerja sama antar guru sains , dan kita tahu bahwa MGMP Biologi untuk RSBI di Jawa Tengah berada di SMA 1 Salatiga, Home Base-nya biologi ya disini , sehingga dengan mudah kami melakukan kerja sama antar RSBI di Jawa Tengah, juga bisa memanfaatkan blog tersendiri dengan group teacher, sehingga semuanya bisa mengakses kesini..” (wawancara, 10-6-2009)

Melalui kegiatan MGMP tersebut, para guru antar RSBI bisa menjalin

kerja sama, koordinasi dan komunikasi dalam rangka pengembangan program.

Terlebih bagi guru biologi SMA 1 Salatiga yang mempunyai keuntungan

tersendiri dalam hal koordinasi karena di SMA 1 Salatiga adalah tempat MGMP

pusat Biologi di Jawa Tengah.

Selain hal diatas, kemandirian guru juga harus diperhatikan jika

menginginkan berhasil dalam implementasi RSBI ini. Kemandirian ini diperlukan

dalam menghadapi dan memecahkan berbagai problema yang sering muncul

dalam pembelajaran. Dalam hal ini, guru harus mampu mengambil tindakan

terhadap berbagai permasalahan secara tepat waktu dan tepat sasaran, tetapi tidak

terlepas dari aturan/standar yang ditentukan. Bapak Agus selaku Penanggung

Jawab program RSBI di SMA N 1 Salatiga juga mengungkapkan :

“..kemandirian guru disini adalah kewenangan guru dalam arti tetap berpedoman pada proses pembelajaran , penilaian dan KTSP yang telah distandarkan oleh sekolah, serta sesuai dengan standar nasional pendidikan (SNP)…dalam hal ini pengembangan materi, IT,..dan sebaginya..” (wawancara,3-6-2009)

Page 77: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

lxxvii

Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Nur Hayani,S.Pd , selaku guru

bahasa Inggris di SMA 1 Salatiga yang terlebih dahulu sebelum proses

pembelajaran dimulai, selalu ada penawaran dari guru terhadap siswa atau

sebaliknya sebagai wujud kemandirian guru yang akan memfasilitasi para siswa

dalam pembelajaran, sepanjang usulan tersebut masih dalam aturan standar proses

pembelajaran :

“…misalnya dalam bahasa Inggris, mereka selalu bu Nur tawari, ‘anda punya usulan apa? Bu Nur akan berusaha memahami , memfasilitasi .,..yang jelas usulan mereka sepanjang koridor/ aturan standar proses pembelajaran , tapi guru tetep terbuka kok…bener!” (wawancara, 10-6-2009)

Sedangkan tugas utama karyawan atau staf administrasi adalah membantu

guru dan kepala sekolah tentang keadministrsian sekolah baik itu perpustakaan,

urusan kesiswaan, dan lainnya. Antara guru dan karyawan tidak bisa dipisahkan

dan masing-masing tidak bisa berdiri sendiri melainkan harus mengisi satu dengan

yang lain. Untuk itu, penciptaan iklim kerja yang kondusif sangat menentukan

kelancaran dan kinerja yang baik. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Bapak

Sumanto, selaku karyawan / pustakawan SMA 1 Salatiga :

“ peran saya dan teman-teman/karyawan mendukung program RSBI ini…, kita selalu koordinasi dengan kepala sekolah beserta jajaran dibawahnya..” (wawancara, 20-6-2009)

Ibu Dra. Rahayuni, selaku Kepala Tata Usaha di SMA 1 Salatiga juga

menambahkan hal yang serupa :

“ kami disini hanya membantu saja mas…tentang keadministrasian sekolah, kami sebisa mungkin membantu kelancaran program RSBI ini”(wawancara, 10-6-2009)

Dalam implementasi program RSBI ini, masalah keadministrasian,

perijinan, komunikasi, keamanan, pengelolaan, dan koordinasi tentunya akan

Page 78: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

lxxviii

semakin kompleks. Perlu adanya komitmen yang kuat dari semua karyawan.

Pemberian layanan yang memuaskan dan professional juga sangat diperlukan. Hal

tersebut juga diungkapkan oleh Aryo W, selaku staf karyawan bagian Tata Usaha

“…sekarang kami bertambah sibuk mas, tugas-tugas juga semakin kompleks, perlu hati-hati bener…makanya kami berusaha meningkatkan kinerja kami dengan memberikan pelayanan yang memuaskan semuanya..” (wawancara, 10-6-2009)

Keberadaan perpustakaan yang berbasis komputerisasi di sekolah memang

sangat penting digunakan untuk mengakses informasi dan pengetahuan. Dengan

perpustakaan yang dilengkapi sarana digital tentunya akan mempermudah warga

sekolah untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuannya yang berbasis

internasional. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Bapak Sumanto, selaku

Pustakawan di SMA 1 Salatiga berikut ini :

“kita sudah mulai membenahi diri dengan membeli buku-buku dari Cambridge,Amerika…..sedangkan untuk IT-nya kita sudah menggunakan…yah sudah…juga pemudahan peminjaman misalnya kita bisa lebih terakomodasi, tinggal menyorot tidak manual lagi tapi memakai komputerisasi atau istilahnya automasi , buku tersebut diklasifikasi…” (wawancara, 20-6-2009)

Untuk menuju SBI, kemampuan karyawan pun dituntut untuk lebih

berkualitas dan professional. Dalam rangka mewujudkannya, sekolah juga

melakukan pelatihan terkait manajemen, penguasaan bahasa Inggris, pemanfaatan

IT dan sebagainya. Tidak hanya itu, para karyawan juga dituntut untuk

melanjutkan studinya sesuai kompetensinya. Hal ini sesuai apa yang dikatakan

Bapak Drs. Jaka Agus, M.Pd berikut ini :

“untuk menjadikan RSBI ini berkualitas, haruslah didukung para karyawan yang benar-benar berkualitas, mereka dituntut professional dan bisa menggunakan bahasa Inggris dan mempunyai kemampuan yang berbasis TI….tapi kami bekerja sama dengan pemkot Salatiga juga akan memberikan fasilitas studi lanjut dan berbagai pelatihan/training…” (wawancara, 10-6-2009)

Page 79: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

lxxix

Hal tersebut juga diungkapkan oleh Bapak Sumanto, selaku Pustakawan di

SMA 1 Salatiga berikut ini :

“dan karyawan semuanya di up grade ,…….kemarin kita sudah ditranning tentang penguasaan bahasa Inggris dari basic sampai tingkatan dalam…….,kemarin itu juga semua dari pak bon(tukang kebun) sampai kepala sekolah….ya tergantung heterogenitas kan gak sama..”“ selain dalam pelatihan, dalam pengembangan program sekolah, kita dalam mengambil keputusan itu tidak sendiri apalagi dalam melibatkan dengan siswa dan orang tua serta koordinasi dengan kepala sekolah, misalnya dalam merancang suatu program…kita tinggal mengusulkan..” (wawancara, 20-6-2009)

Dari berbagai uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa partisipasi

guru dan karyawan juga turut menentukan dalam keberhasilan program RSBI di

SMA 1 Salatiga. Sejak awal para guru dan karyawan juga sudah selalu diberi

motivasi dan pengarahan dari kepala sekolah. Pada dasarnya, dalam

pengembangan program baik secara langsung atau tidak, mereka juga selalu

dilibatkan. Seluruh guru dan karyawan di SMA 1 Salatiga selalu diadakan

pelatihan-pelatihan dalam rangka peningkatan kualitas SDM, baik dalam

penguasaan ketrampilan berbahasa Inggris, IT, dan lainnya guna mendukung

kelancaran program RSBI.

c. Partisipasi Siswa Dalam Program RSBI

Siswa merupakan pihak yang akan menerima dan memperoleh

seperangkat kemampuan yang terumuskan dalam kurikulum. Dalam hal ini, siswa

perlu diposisikan sebagai subjek dari implementasi program RSBI ini, sehingga

program ini bukan diperuntukkan bagi guru saja, tetapi terlebih bagi siswa. Hal

tersebut sesuai yang disampaikan oleh Bapak Agus selaku Penanggung Jawab

program RSBI di SMA N 1 Salatiga

Page 80: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

lxxx

“….partisipasi siswa saya kira tergantung pada sekolah itu sendiri, saya melihat selama ini, apa yang kami lakukan di SMA N 1 Salatiga sudah sangat baik…bagi anak SMA 1 tidak asing lah dan mereka disini sebagai pelaku, bukan hanya obyek tetapi subyek yang diberi kewenangan untuk mengembangkan diri sesuai minat dan bakatnya…dan luar biasa sekali hasilnya pun sudah terbukti,..” (wawancara, 27-5-2009)

Dalam RSBI ini, partisipasi peserta didik / siswa memang sangat

mempengaruhi akan keberhasilan program. Hal tersebut terkait dari bagaimana

input peserta didik dalam program RSBI itu dikembangkan. SMA 1 Salatiga yang

notabene SMA paling favorit di Salatiga, tentunya mempunyai modal input siswa

yang terbaik pula. Dengan input yang baik dan berwawasan luas, diharapkan

semakin mendukung keberhasilan program. Selain itu, respon/ tanggapan yang

positif dari para siswa itu sendiri juga tidak kalah pentingnya. Hal tersebut sesuai

yang diungkapkan oleh Ibu Dra. Nur Hayani, selaku Wakasek Urusan Kesiswaan

sebagai berikut :

“ Dalam program RSBI ini, penting yang pertama adalah siswa disini itu sudah punya modal dulu, mereka adalah siswa-siswa yang terbaik dan mahir, kedua semua disini punya wawasan yang luas dan jauh kedepan, ketiga semua siswa merespons positif , karena responnya positif, mereka menjadi mudah adaptasi program yang ada, nah ini sangat membantu keberhasilan program itu sendiri…”(wawancara, 10-6-2009)

Pendapat yang hampir sama juga dikatakan oleh Martha, siswi kelas X-7

sebagai berikut :

“…Dari awal sie kita sudah didukung dan diberi motivasi terus,…ya seneng sie…ada tantangannya sendiri ..ada bedanya dengan sekolah lain…meskipun fasilitas IT dan yang lain masih banyak yang harus diperbaiki…hmm..terus dalam penggunaan bahasa inggris juga masih ada perlu ditingkatkan…termasuk saya..hehe..”(wawancara, 3-6-2009)

Bestha Andre , siswa kelas XI Anggota OSIS SMA 1 Salatiga

menyatakan pendapat yang sama sebagai berikut :

“…mulai tahun ajaran baru udah lah selalu diberi motivasi seperti itu, bahwa ini adalah program RSBI, seneng lah mas…bangga punya pengalaman yang

Page 81: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

lxxxi

berbeda, yang saya tahu juga soalnya pun berbeda dengan sekolah lain yang belum RSBI, mereka masih terlalu baku, kalau disini kan banyak modifikasinya..”(wawancara, 3-6-2009)

Dalam program RSBI di SMA 1 Salatiga ini, sejak awal tahun ajaran baru

para siswa memang sudah dilibatkan perannya dengan pemberian motivasi dan

beberapa informasi mengenai program yang akan dijalani para siswa. Mereka

dituntut untuk bisa mendukung dan mensukseskan pengembangan program ini.

Selain itu, pihak sekolah juga berusaha selalu memberikan dorongan serta

melibatkan para siswa dalam pengambilan keputusan dalam rangka turut

mensukseskan implementasi program RSBI ini. Siswa disini juga dijadikan

subyek, sehingga mereka mempunyai kewenangan untuk turut berpartisipasi

dalam pengambilan keputusan dan pengembangan program, termasuk

mengartikulasikan kebutuhannya.

Kepala sekolah SMA 1 Salatiga juga berusaha untuk melibatkan para

siswa untuk pengambilan keputusan dan pengembangan program. Sebagai contoh,

para siswa diadakan/ diikutkan dalam program pertukaran pelajar ke luar negeri

yaitu ke Brown Plains High School (BPHS) Australia , yang secara tidak langsung

turut dalam pengembangan program (lihat foto pada lampiran). Seperti yang

diungkapkan oleh Bestha Andre , siswa kelas XI Anggota OSIS SMA 1, Salatiga.

“….kemarin itu ada pertukaran pelajar ke Queensland, Australia dengan perwakilan sekitar 25 siswa menuju kesana…” (wawancara, 3-6-2009)

Damianus Andreas siswa kelas X-10 yang turut dalam pertukaran pelajar

ke BPHS Queensland mengutarakan pengalamannya dalam cuplikan wawancara

sebagai berikut :

Page 82: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

lxxxii

“ …kan dari SMA itu kan punya sister school gitu di Queensland, habis itu ada guru yang nawarin gitu, ada 8 orang pertukaran pelajar…….,habis itu masuk dech…proses..orang tua dipanggil disini,…disana kita kaya di kehidupan sehari-hari, kita sekolah dan tinggalnya di home stay,…kurikulum beda banget ya..soale disana itu sekolahnya kaya gak formal juga…kalo disana kan sistemnya moving class 1 kelas ada 15 orang, itu kan lebih efektif…”“…kalo evaluasi kaya gitu ketemu kepala sekolah gitu gak ya…tapi kemarin kan ada guru yang iku/perwakilan …..kita juga bilang ma guru pendamping yang ikut, ‘pak lebih baik kaya gitu…gini-gini…gini…kita langsung usul …iya…bisa..he’eh” (wawancara, 20-6-2009)

Pendapat yang serupa juga dikemukakan oleh Ardana, siswa kelas X-4

yang juga turut dalam pertukaran pelajar ke BPHS Queensland, sebagai berikut :

“…jadi disana kita bisa tau kalo kegiatan sekolah kaya kegiatan belajar mengajar (KBM) disana lumayan beda dengan SMA 1 Salatiga, misalnya mereka tu pake’nya moving class ato kelas berjalan gitu, jadi kita bebas menentukan kelas masing-masing,…misal kelas fisika, biologi,matematika,..”(wawancara, 20-6-2009) Beberapa siswa perwakilan SMA 1 Salatiga tersebut diikutkan/ dilibatkan

dalam kunjungan ke BPHS Queensland untuk pengembangan program dalam

rangka peningkatan kualitas pembelajaran. Melalui kunjungan/ pertukaran pelajar

ke luar negeri tersebut, para siswa akan memperoleh pengetahuan, pengalaman

dalam proses pembelajaran yang berbeda, nantinya akan diperbandingkan di

sekolah mereka kaitannya pengambilan keputusan pengembangan program

selanjutnya. Mereka pun dapat memberikan usulan / pendapat sesuai pengamatan

dan pengalamannya masing-masing.

Adanya berbagai prestasi siswa ditingkat lokal, nasional, maupun

internasional baik yang bersifat akademik/non akademik juga menunjukkan

bahwa tingkat partisipasi siswa SMA 1 Salatiga dalam berbagai

perlombaan/olimpiade di dalam dan luar negeri dapat diperhitungkan.

Partisipasi siswa juga dapat kita lihat dari bagaimana mereka dapat

mengartikulasikan kebutuhannya. Mekanisme/ cara para siswa untuk memberikan

Page 83: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

lxxxiii

saran, pendapat atau aspirasi terhadap program sekolah adalah melalui

musyawarah perwakilan kelas (MPK) yang diberdayakan oleh OSIS . Media

tersebut juga sebagai kontrol program bagi para siswa. Ibu Dra. Nur Hayani,

selaku Wakasek Urusan Kesiswaan juga mengungkapkan sebagai berikut :

“…sebagai kesiswaan, Kami akan selalu memberikan semacam masukan/monitoring, siswa juga sebaliknya bisa melalui OSIS , kemudian kita ‘godhog’ bersama,…suara siswa tidak langsung ke kami, tapi lewat OSIS…..”(wawancara, 3-6-2009)

Pihak sekolah sudah berusaha untuk melibatkan perannya baik pemberian

motivasi, juga bagaimana menanggapi para siswa yang ingin mengartikulasikan

kebutuhannya. Kepala sekolah akan turun langsung kepada siswa jika ada

masalah yang penting/ mendesak, mekanisme yang digunakan selama ini guru

memilah-milah/ menyaring terlebih dahulu pendapat/ usulan siswa, selanjutnya

untuk disampaikan kepada kepala sekolah. Hal tersebut juga diungkapkan oleh

Bestha Andre, Anggota OSIS SMA 1 Salatiga :

“kalo pas ada masalah seperti anak sosial kemarin..yang mengatakan kurang merasakan adanya program RSBI, kepala sekolah langsung turun dan memberikan solusi….tapi biasanya diberikan guru dulu, kemudian baru disampaikan kepada siswa..” (wawancara, 3-6-2009)

Dalam proses pembelajaran RSBI, SMA 1 Salatiga juga menerapkan

sistem remidial bagi siswa yang belum memenuhi kriteria ketuntasan standar

penilaian. Siswa diberikan haknya secara penuh dengan mengulang test mata

pelajaran yang belum terpenuhi tersebut. Jika masih belum juga terpenuhi lagi,

maka guru akan memberikan tambahan pelajaran khusus, atau diganti dengan

penambahan tugas lainnya.

Hal tersebut juga diungkapkan oleh Bestha Andre, Anggota OSIS SMA 1

Salatiga :

Page 84: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

lxxxiv

"…memang ada remedial kaya gitu, biasanya setelah test/UHT kalo nilainya kurang mencukupi standar, maka dikasih remedial atau tambahan pelajaran/ tugas…"(wawancara, 3-6-2009)

Ibu Dra. Asih Siti J, selaku guru Bimbingan Konseling juga mengutarakan

hal yang serupa berikut ini :

“..berawal dari peraturan yang dilakukan untuk perilaku positif, sebagai contoh nilai minimal 7,….kita akan mengusahakan biar jadi standar dan kondusif..”

Salah satu tuntutan program RSBI adalah sekolah tersebut bisa dijadikan

teladan bagi sekolah lain dalam hal pengembangan akhlak dan budi pekerti.

Kaitannya dengan hal tersebut, berbagai upaya telah dilakukan pihak sekolah

untuk pengembangan tersebut, baik secara pemberian motivasi secara terus-

menerus maupun dengan memaksimalkan penertiban peraturan sekolah yang ada.

Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Ibu Dra. Nur Hayani, selaku Wakasek

Urusan Kesiswaan sebagai berikut :

“…di SMA 1 ini sudah ada program untuk memberikan pelajaran khusus penanaman budi pekerti….intinya upaya kita bagaimana siswa tidak hanya pinter intelektualnya, tapi watak juga karakternya harus baik….kami juga bekerja sama dengan para bapak/ibu guru untuk memberikan juga pandalaman dan pentingnya budi pekerti bagi kehidupan sehari-hari..”

“di sini juga menerapkan aturan serta arahan kaitannya dengan pengendalian diri serta memberikan arahan dengan menyaring budaya yang tidak sesuai dengan budaya orang timur, sekolah internasional, tapi kita harus menghormati orang timur…”

“Kami juga kadang melakukan razia/penertiban secara random atau gebrakan-gebrakan sebagai shock therapy,….sekolah juga harus bebas rokok dan narkoba, sehingga hal diatas dilakukan juga kami memasang banner sebagai peringatan/ persuasive, juga mengingatkan ‘tepo seliro’..”(wawancara, 3-6-2009)

Bapak Drs. Ahmad Syaefudin, selaku Wakasek Kurikulum menuturkan

hal yang serupa sebagai berikut :

Page 85: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

lxxxv

“…dalam pengembangan budi pekerti sementara ini kami mengusahakan semua kelas ada 1 jam pelajaran tentang pendidikan budi pekerti atau pengembangan kepribadian dan kerohanian..” (wawancara, 20-6-2009)

Ibu Dra.Asih Siti Jarwani, selaku guru Bimbingan Konseling juga

menambahkan hal yang sama sebagai berikut :

“Menurut kami, penilaian budi pekerti siswa itu juga bisa kita lihat dari ada tidaknya pelanggaran….disini relative gak ada, lebih jauh gak pernah ada gimana-gimana atu berurusan dengan yang berwenang itu tidak ada…sekiranya ada gejala itu muncul selama ini kami masih bisa mengatasi”(wawancara, 27-5-2009)

Partisipasi siswa disini bisa diwujudkan dengan turut mensukseskan dan

mendukung program agar sekolah bisa dijadikan unggulan sekolah lain dalam hal

pengembangan budi pekerti dan akhlak terpuji. Tentunya, siswa juga diharapkan

dapat membekali diri dari pengaruh budaya barat yang tidak sesuai dengan

kepribadian bangsa kita. Dalam proses pembelajaran di lingkungan sekolah pun

harus bebas dari rokok, narkoba, dan tindakan pelanggaran lainnya, sehingga

seorang siswa tidak hanya cerdas intelektualnya, tetapi juga baik watak dan

karakternya. Dengan partisipasi siswa dalam menaati peraturan yang ada secara

maksimal, diharapkan akan membantu kesuksesan program di SMA 1 Salatiga ini.

Untuk menunjang pembelajaran, pihak sekolah juga memberikan layanan

konseling kepada para siswa yang memerlukan. Para siswa juga diharapkan dapat

kooperatif dan berpartisipasi, karena layanan ini juga tidak hanya membantu para

siswa yang mempunyai gangguan fisik/psikis/emosional, tetapi bagi siswa

semuanya yang ingin mendapatkan informasi karier, pengembangan kurikulum,

informasi tentang perguruan tinggi negeri maupun luar negeri, serta berbagai

beasiswa yang ada. Selain itu, layanan ini juga memberikan wawasan yang luas

tentang pengembangan dirinya yang tidak dapat mereka dapatkan dari para guru.

Page 86: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

lxxxvi

Hal tersebut sesuai yang dikatakan oleh Ibu Asih Siti Jarwani, selaku guru

Bimbingan Konseling juga sebagai berikut :

“…kami disini memberikan layanan kepada anak, terutama bagi mereka yang mempunyai gangguan fisik, non disipliner, psikis, emosional,stress…dan kita juga mentranfer kepada yang ahli, seperti Psikolog/psikiater jika diperlukan…, kami juga selalu berikan informasi karier dan layanan lainnya yang tidak dapat diberikan oleh seorang guru…”

“….bimbingan ini sangat diperlukan sekali bagi para siswa dalam pengembangn diri siswa,..berkaitan dengan kurikulum, dan bahasa Inggris dan KTSP yang penekanannya pada pengembangan diri siswa, baik dalam bimbingan ekstrakurikuler, mapun bimbingan konseling, kelompok konseling…memaksimalkan juga konseling pribadi

“Kaitannya dengan bimbingan karier…kami juga mengacu pada sekolah dan perguruan tinggi nasional dan internasional, beasiswa perguruan tinggi malah kami koordinasi dengan kedutaan tinggi..”(wawancara, 27-5-2009)

Dari beberapa uraian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

partisipasi para siswa di SMA 1 Salatiga sudah cukup baik. Hal tersebut dapat

dilihat dari pihak sekolah yang memposisikan siswa sebagai subyek, sehingga

mereka selalu dilibatkan pada pengambilan keputusan dalam pengembangan

sekolah, misalnya diikutkan dalam kunjungan ke BPHS Queensland. Para siswa

juga diberikan wadah melalui MPK OSIS untuk mengartikulasikan kebutuhannya.

Siswa juga diberikan haknya untuk mengembangkan dirinya serta mendapatkan

layanan konseling dari sekolah.

d. Partisipasi Orang Tua dalam Program RSBI

Orang tua merupakan salah satu pihak yang ikut bertanggung jawab bagi

kesuksesan program-program sekolah. Keberhasilan sekolah sangat ditentukan

seberapa jauh tingkat partisipasi orang tua terhadap implementasi program-

Page 87: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

lxxxvii

program yang diselenggarakan sekolah. Orang tua diharapkan bisa turut aktif

dalam merancang dan mengembangkan program-program sekolah. Dalam

implementasi program RSBI ini, orang tua harus memiliki kesadaran tentang arti

penting pendidikan bagi anaknya, menyediakan berbagai fasilitas belajar yang

diperlukan anaknya, dan melakukan pertemuan rutin dengan pihak sekolah guna

memikirkan dan mencari solusi terhadap berbagai problem yang dialami sekolah.

Ibu Dra.Asih Siti Jarwani, selaku guru Bimbingan Konseling juga mengatakan

sebagai berikut :

“…sebenarnya peran orang tua itu mengkondisikan pembelajaran siswa baik secar internal maupun eksternal,segala kegiatan yang bersifat akademis.. benar-benar orang tua mengikuti sekolah, kemudian juga jika ada kegiatan pengiriman siswa ke luar, misalnya orang tua juga sangat berperan…mendukung,berpartisipasi, memberikan fasilitas dan peluang…ya itulah yang dilakukan disini..”

“..Kemudian masalah dana, kita juga bekerja sama dengan orang tua, ini kan RSBI jadi memang butuh dana yang ekstra, tapi bagi mereka yang kurang mampu, sekolah juga memfasilitasi dengan beasiswa…disini banyak sekali beasiswa…'turah akeh mas, mbludak-mbludak'….bahkan kami juga bekerja sama dengan para alumni, STAN misalnya, malahan mereka siap sampai membiayai ke perguruan tinggi, ada juga yang beberapa donator yang jika kita datangi pasti diberi…”(wawancara, 27-5-2009)

Pendapat yang hampir sama juga dilontarkan oleh Bapak Jaka Agus selaku

Penanggung Jawab program RSBI di SMA N 1 Salatiga sebagai berikut :

“Permasalahan dalam proses pembelajaran adalah masalah pengadaaan buku, ini perlu disadari oleh orang tua. Buku adalah nomor satu dulu. Pada ajaran baru, seorang siswa dituntut untuk memiliki beberapa buku yang menunjang program. …

“Koordinasi dan komunikasi dilakukan oleh pihak sekolah kepada orang tua siswa, biasanya pertemuan hanya 2 kali/setahun..Ouw…ada,waktu ada pertemuan dengan komite itu ada berbagai masukan , contohnya keluhan parkir, perpustakaan, administrasi, laboratorium, dsb.”(wawancara, 3-6-2009)

Page 88: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

lxxxviii

Ibu Sri Mulyati, orangtua dari siswa yang bernama Biaunillah kelas X-4,

juga mengungkapkan hal tersebut sebagai berikut :

"untuk masalah keuangan disini standar ya….saya sie positive thinking yang penting ilmunya bermanfaat, berkah, dan ikhlas….dah itu aja..ndak mikir macem-macem…ya semampunya saya….., secara lembaga saya percaya" (wawancara, 20-6-2009)

Wujud partisipasi orang tua bukan hanya dalam bantuan finansial saja,

tetapi lebih dari itu, dalam pemikiran-pemikiran untuk peningkatan kualitas

pembelajaran. Orang tua harus disadarkan bahwa sekolah merupakan lembaga

pendidikan yang perlu didukung oleh semua pihak. Prestasi keberhasilan sekolah

harus menjadi kebanggaan orang tua. Hal tersebut sesuai yang diungkapkan Ibu

Nur Hayani, selaku orang tua siswa kelas X sebagai berikut:

"…saya sebagai orang tua seneng ya..kalau sekolah mempunyai wawasan yang lebih luas dan mempersiapkan anak-anak ke lebih ke internasional …dan luas lagi,

"saya sebagai orang tua mendorong anak-anak untuk belajar lebih giat dan memfasilitasi mereka, karena memang orang tua harus mendukung baik secara dana, alat, motivasi, tuntutan kedepan, dan anak saya merespons-nya dengan positif…"(wawancara, 3-6-2009)

Dalam penyusunan kurikulum mungkin tidak semua orang tua dapat ikut

serta, hanya terbatas kepada beberapa orang saja / anggota komite yang cukup

waktu dan mempunyai latar belakang yang memadai. Peranan orang tua lebih

besar dalam pelaksanaan kurikulum. Dalam pelaksanaan kurikulum diperlukan

kerja sama yang sangat erat antar guru atau sekolah dengan para orang tua siswa.

Sebagian kegiatan belajar yang dituntut kurikulum dilaksanakan di rumah, dan

orang tua sewajarnya mengikuti atau mengamati kegiatan belajar anaknya di

rumah. Beberapa orang tua pun ada yang memberikan fasilitas kepada anaknya

Page 89: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

lxxxix

untuk mengikuti tambahan pelajaran diluar sekolah/ les/ kursus ketrampilan.

Seperti halnya apa yang dikatakan Ibu Selvi,orang tua siswa kelas X sebagai

baerkut :

“Saya berusaha memotivasi semaksimal mungkin….cara belajar juga harus dirubah, jadi jika mau bertaraf internasional….ya mereka saya suruh untuk lebih giat lagi…agar terbiasa, saya terus nasehatin, saya sarankan untuk les…tambahan pelajaran , atau les bahasa Inggris juga…, pokoknya kami terus memotivasi dan memfasilitasi…”(wawancara, 10-6-2009)

Pendapat yang hampir sama juga diungkapkan oleh Ibu Sri Mulyati, orang

tua dari siswa yang bernama Biaunillah kelas X-4, sebagai berikut :

"di sekolah mana pun …apalagi di SMA 1 Salatiga, saya bilang 'kamu gak usah terlalu bangga dengan sekolah kamu…yang penting kamu belajar yang sungguh-sungguh….apalagi di RSBI, kita juga sudah les Inggris dari SD sampai SMA sekarang…" (wawancara, 20-6-2009)

Orang tua juga secara berkala menerima laporan kemajuan anaknya dari

sekolah berupa rapor dan sebagainya. Rapor juga merupakan suatu alat

komunikasi tentang program atau kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di

sekolah. Hal tersebut juga sesuai yang dikatakan oleh Ibu Nur Hayani, selaku

orang tua siswa kelas X sebaga berikut :

“Orang tua biasanya akan dipanggil pada akhir semester, kemudian pertama di aula pengarahan dan disitu di buka waktu untuk berinteraktif dan memberikan usulan / saran melalui Komite sekolah, kadang juga ada yang langsung telepon atau on line dengan sekolah"Sementara pada saat pembagian raport juga orang tua memberikan masukan lewat wali kelas…jadi hal-hal yang tidak diinginkan orang tua selalu bisa disampaikan.." (wawancara, 10-6-2009)

Hal tersebut juga diungkapkan oleh Ibu Sri Mulyati, orang tua dari siswa

yang bernama Biaunillah kelas X-4, juga mengungkapkan hal tersebut sebagai

berikut :

Page 90: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

xc

"..pada saat penerimaan raport seperti ini, bapak/ibu guru juga selalu memberikan masukan kepada saya tentang anak saya…, saya malah seneng mas…jika di sekolah anak saya baik katakana baik, jika tidak juga katakan tidak…..kita juga bisa usul apa-apa kepada sekolah" (wawancara, 20-6-2009)

Orang tua juga dapat turut berpartisipasi dalam kegiatan di sekolah melalui

berbagai kegiatan seperti diskusi, lokakarya, seminar, pertemuan orang tua-guru,

pameran sekolah, dan sebagainya. Melalui kegiatan yang tersebut, orang tua siswa

secara tidak langsung turut juga mendukung pengembangan program. Di samping

itu, orang tua siswa juga bisa memberikan suatu masukan atau mengontrol

program secara on-line kapan saja dengan membuka web site di

www.sma1salatiga.sch.id.

Dari berbagai uraian diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa para

orang tua siswa SMA 1 Salatiga dinilai cukup berpartisipasi dalam pengembangan

program RSBI ini. Tidak hanya dari segi materi dan pemberian fasilitas saja,

partisipasi orang tua juga dapat berwujud pemberian motivasi kepada anak secara

penuh, baik dirumah maupun di sekolah. Orang tua siswa pun juga dapat

mengartikulasikan kebutuhannya dan mengontrol program sekolah melalui guru

konseling, mendatangi langsung ke sekolah, menghadiri pertemuan-pertemuan

rutin , seminar dan juga konsultasi secara on line dengan mudah. Tidak hanya itu,

peran orang tua siswa SMA 1 Salatiga melalui komite sekolah juga selalu

dilibatkan dalam pengembangan program sekolah.

Page 91: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

xci

B. JARINGAN (NETWORKING) DALAM PROGRAM RSBI

Proses implementasi program RSBI di SMA 1 Salatiga memang sedang

berlangsung selama ini. Usaha peningkatan kualitas program RSBI menjadi SBI

terus-menerus dilakukan. SMA 1 Salatiga juga meningkatkan hubungan interaksi

dan meningkatkan kerja sama dalam tingkat lokal maupun internasional. Melalui

hubungan atau membentuk suatu jaringan /networking tersebut, diharapkan dari

pihak SMA 1 Salatiga bisa mengakses informasi, ide-ide, dan pengalaman yang

bermanfaat bagi kemajuan SMA 1 Salatiga itu sendiri.

Dalam penelitian ini, penulis membagi dalam 2 bentuk tingkatan :

1. Jaringan SMA 1 Salatiga di Tingkat Lokal

Peranan institusi terkait peningkatan hubungan interaksi dan kerja sama

oleh SMA 1 Salatiga pun dilakukan dengan pihak luar dalam rangka turut

mendukung program. Dalam hal ini adalah bagaimana Pemerintah Kota Salatiga

dan Dinas Pendidikan Kota Salatiga turut bertanggungjawab atas penyelenggaraan

program RSBI di SMA 1 Salatiga. Hubungan institusi tersebut dengan SMA 1

Salatiga adalah koordinasi dan sinkronisasi program. Pemerintah Kota Salatiga

juga menyusun kebijakan operasional sesuai dengan kebijakan nasional,

memberikan dukungan informasi mengenai peraturan dan perijinan, memfasilitasi

dan menyediakan layanan sistem informasi dan data SBI di tingkat

kota/kabupaten. Selama ini, dukungan dari Pemerintah Kota Salatiga masih perlu

ditingkatkan. Monitoring kegiatan juga perlu ditingkatkan secara fokus dan

intensif dengan instrument yang jelas dan tenaga asesor yang kompeten. Hal ini

Page 92: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

xcii

sesuai apa yang dikatakan oleh Bapak Yanuar, selaku guru Biologi SMA 1

Salatiga dan ketua tim MGMP Biologi RSBI di Jawa Tengah :

“..peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia tidak lepas dari kemauan Pemerintah Kota , artinya perlu sekali dukungan, terutama dari infrastruktur dan pendanaan RSBI ini yang luar biasa, tanpa dukungan dari Pemerintah dan masyarakat, tentunya tidak akan berjalan lancar..” (wawancara, 10-6-2009)

Bapak Drs. Jaka Agus, MP.d selaku Wakasek Program RSBI juga

mengungkapkan hal yang sama :

“…Pemerintah Kota Salatiga dan Dinas saya kira sudah cukup lah, tapi perlu ditingkatkan, mereka telah memfasilitasi kegiatan selama ini, cuma untuk mengevaluasi selama ni perlu adanya instrument yang jelas…evaluasi jangan hanya sebatas monitoring tahunan saja…jadi memang belum fokus..tenaga asesornya pun harus dipersiapkan..” (wawancara, 27-5-2009)

Kaitannya dengan peningkatkan pemahaman dan penguasaan bahasa

Inggris. SMA 1 Salatiga juga bekerja sama membangun sistem jaringan dengan

berbagai perguruan tinggi baik negeri atau swasta sekitar Salatiga, seperti UKSW

Salatiga dan UNS Surakarta. Pihak sekolah juga bekerja sama menyelenggarakan

dan menguji kemampuan bahasa Inggris guru atau pun siswa melalui tes TOIEC

dan TOEFL . Ibu Dra. Nur Hayani, selaku guru Bahasa Inggris SMA 1 Salatiga

mengatakan bahwa pihak sekolah selama ini, sudah berusaha melibatkan guru

dalam rangka peningkatan kualitas program, seperti halnya dalam penguasaan

bahasa Inggris.

“ kalau penguasaan bahasa Inggris, pihak sekolah sudah membuka banyak usaha dan kesempatan guru pada belajar kerjasama dengan universitas yaitu UKSW dan UNS, kemudian juga seperti TOIEC dan TOEFL…”(wawancara, 3-6-2009)

Dalam kesempatan yang sama, Bapak Agus selaku Penanggung Jawab

program RSBI di SMA N 1 Salatiga juga menambahkan :

Page 93: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

xciii

“Dalam pengembangan kurikulum, guru selalu dilibatkan,..setiap menjelang ajaran baru, digelar In House Training,…nah disitulah guru diberi informasi tentang bagaimana mengembangkan program atau kurikulum…dimasukkan konsep-konsep yang didatangkan narasumber yang akuntabel..’(wawancara, 27-5-2009)

Melalui kegiatan tersebut, dapat dijadikan sebagai wahana pengembangan

diri guru untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan guru serta menambah

pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang yang diajarkan. Dalam acara tersebut

juga selalu menghadirkan narasumber yang kompeten dalam bidangnya. Seperti

yang diungkapkan Bapak Agus selaku Penanggung Jawab program RSBI di SMA

N 1 Salatiga :

“..pelatihan-pelatihan guru…. selama ini sudah kontinyu, setiap tahun juga ada program terkait IT, bahasa Inggris,…kami juga mengadakan in house training…itu semua dalam rangka peningkatan kualitas SDM..”(wawancara, 27-5-2009)

Selain kegiatan diatas, masih ada beberapa lagi usaha dalam pembentukan

jaringan pada tingkat lokal dalam rangka berbagi pengetahuan (share of

knowledge) dengan pihak-pihak yang nantinya bisa menguntungkan pihak

sekolah. SMA 1 Salatiga juga menjalin hubungan kemitraan dengan SMA 1

Jogjakarta yang merupakan sekolah RSBI di Jogjakarta. Dalam hubungan tersebut

juga sering dilakukan saling menukar informasi, pengetahuan dan pengalaman

dalam pengimplementasian program. SMA 1 Salatiga juga sering bekerja sama

dengan SMA 1 Jogjakarta dalam hal pengadaan buku ajar/ buku referensi dari

Cambridge, Amerika. Hal tersebut sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Bapak

Sumanto, Pustakawan SMA 1 Salatiga berikut ini :

"..kita sudah mulai membenahi diri dengan membeli buku-buku dari Cambridge, Amerika, kita bekerja sama dengan SMA 1 Jogjakarta, kita disuplai dari sana, setiap ada dana kita juga membeli buku yang bilingual…tapi juga ada bahasa Inggrisnya setiap 3 bulan selalu di up date" (wawancara, 20-6-2009)

Page 94: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

xciv

Hal tersebut juga diungkapkan oleh Bapak Drs. Jaka Agus. M.Pd selaku Wakasek

RSBI di SMA 1 Salatiga :

"…kita juga sudah bekerja sama dengan BPHS Queensland, IIS Malaysia, sebagi sister school kita dan di tingkat local ada SMA 1 Jogjakarta.." (wawancara, 27-5-2009)

Dalam rangka meningkatkan kualitas guru, dari segi kompetensi dan

profesionalisme, maka para guru di SMA 1 Salatiga juga turut berpartisipasi

melalui kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan Kelompok

Kerja Guru (KKG) baik di tingkat sekolah, kota atau provinsi. Hal tersebut sesuai

yang disampaikan oleh Bapak Agus selaku Penanggung Jawab program RSBI di

SMA N 1 Salatiga :

“MGMP selalu dilakukan dalam setiap jenjang tingkat sekolah, kota, dan provinsi antar sekolah RSBI….yang hal ini tidak hanya menyangkut 5 mapel pilihan saja, tetapi juga mapel yang lain..dan kebetulan di SMA 1 ini adalah tempat MGMP untuk mapel Biologi pada sekolah RSBI di Jawa Tengah…”(wawancara, 27-5-2009)

Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Retno sebagai guru pengampu mata

pelajaran Bahasa Indonesia:

“kegiatan MGMP ini dilakukan antar sekolah RSBI…kebetulan kalau Bahasa Indonesia bertempat di SMA 3 Semarang, tidak hanya itu juga selalu ada kegiatan-kegiatan work shop/ seminar dan in house training mereka selalu dilibatkan secara berkala..”(wawancara, 3-6-2009)

Bapak Yanuar, selaku guru Biologi SMA 1 Salatiga sekaligus ketua

MGMP Biologi pada RSBI di Jawa Tengah juga menuturkan hal yang sama,

sebagai berikut :

“ kami selalu mengadakan kerja sama antar guru sains , dan kita tahu bahwa MGMP Biologi untuk RSBI di Jawa Tengah berada di SMA 1 Salatiga, Home Base-nya biologi ya disini , sehingga dengan mudah kami melakukan kerja sama antar RSBI di Jawa Tengah, juga bisa memanfaatkan blog tersendiri dengan

Page 95: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

xcv

group teacher, sehingga semuanya bisa mengakses kesini”(wawancara, 10-6-2009)

Melalui kegiatan MGMP tersebut, para guru antar RSBI bisa menjalin

kerja sama, koordinasi dan komunikasi dalam rangka pengembangan program.

Mereka pun juga bisa saling berbagi pengetahuan dengan memanfaatkan IT

dengan mengunjungi blog guru biologi, sehingga akan lebih efektif. Terlebih bagi

guru biologi SMA 1 Salatiga yang mempunyai keuntungan tersendiri dalam hal

koordinasi karena di SMA 1 Salatiga adalah tempat MGMP pusat Biologi di Jawa

Tengah.

Untuk menjamin dan menjaga komunikasi / koordinasi antar berbagai

pihak/stake holder, maka SMA 1 Salatiga juga membuka layanan informasi dalam

bentuk website di www.sma1salatiga.sch.id yang bisa diakses oleh semua pihak

yang membutuhkannya. Media ini juga sekaligus bisa dijadikan pengontrol

program bagi semua warga sekolah, termasuk orang tua siswa. Selain itu, pihak

sekolah juga membentuk jaringan kaitannya dengan pemberian beasiswa,

misalnya alumni STAN yang selalu bekerja sama dalam pemberian beasiswa di

SMA, bahkan ada yang menyediakan sampai perguruan tinggi. Dalam masalah

pendanaan pun juga sudah ada berbagai pihak yang menyediakan. Hal ini juga

dikatakan oleh Ibu Asih Siti Jarwani berikut ini :

“..Kemudian masalah dana, kita juga bekerja sama dengan orang tua, ini kan RSBI jadi memang butuh dana yang ekstra, tapi bagi mereka yang kurang mampu, sekolah juga memfasilitasi dengan beasiswa…disini banyak sekali beasiswa…turah akeh mas, mbludak-mbludak….bahkan kami juga bekerja sama dengan para alumni, STAN misalnya, malahan mereka siap sampai membiayai ke perguruan tinggi, ada juga yang beberapa donator yang jika kita datangi pasti diberi…” (wawancara, 27-5-2009)

Page 96: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

xcvi

2. Jaringan SMA 1 Salatiga di Tingkat Internasional

Peningkatan kualitas pendidikan di SMA 1 Salatiga memang perlu

dilakukan antara lain dengan kunjungan guru yang dilaksanakan pada tahun 2008

ke Islamic International School (IIS) Malaysia yang bertujuan mendapatkan

pengalaman yang berguna untuk meningkatkan kompetensi guru-guru dalam

menerapkan kurikulum adaptif dari Cambridge dalam proses pembelajaran

berbahasa Inggris setelah mereka pulang dari Malaysia (lihat MoU kerjasama

pada lampiran). Hal tersebut sesuai yang diungkapkan oleh Bapak Drs. Jaka Agus

,M.Pd selaku Wakasek Program RSBI di SMA N 1 Salatiga :

"…kita kemarin sudah mengirimkan beberapa guru untuk berkunjung sister school kita ke Internasional Islamic School (IIS) Malaysia.." (wawancara, 27-5-2009)

Pendapat yang sama juga dikatakan oleh Ibu Wahyu T, S.Pd, M.Pd selaku

guru Matematika SMA 1 Salatiga, sebagai berkut :

"..saat berkunjung di Malaysia, memang jelas…..disana full in English…kalu disana tes masuknya aja matematika dan English…." (wawancara, 20-6-2009)SMA 1 Salatiga juga melakukan kunjungan dan magang dengan beberapa

siswa dan guru ke Brown Plains State High School (BPHS) Queensland,

Australia. Tujuan kunjungan tersebut adalah melihat secara langsung bagaimana

pembelajaran di BPHS Queensland tersebut. Dari pengamatan kunjungan

diperoleh suatu hasil kesimpulan bahwa untuk meningkatkan kualitas pendidikan

di Indonesia, perlu adanya berbagai pembenahan. Salah satu gambaran hal diatas

adalah bahwa disana lebih menitikberatkan pada kualitas diri pribadi siswa yang

dalam pembelajaran tidak hanya dituntut tentang pengetahuan (knowledge) saja,

tetapi sikap atau perilaku mereka yang sesuai dengan nilai-nilai sains itu sendiri.

Page 97: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

xcvii

Sedangkan di Indonesia penerapan pengetahuan masih tergantung pada penilaian

atau evaluasi guru itu sendiri. Selain itu, pembelajaran di Indonesia kurang

menyentuh dalam kehidupan, sehingga sulit untuk diaplikasikannya. Hal tersebut

sesuai apa yang dikatakan oleh Bapak Yanuar, Guru Biologi SMA 1 Salatiga yang

ikut berkujung ke BPHS Queensland :

“…kami disana melihat secara langsung bagaimana pembelajaran disana,…kami melihat bahwa disana memilih menitik beratkan pada kualitas diri siswa, dimana siswa tidak hanya dibekali pengetahuan/knowledge, tapi juga sikap mereka yang sesuai dengan nilai sains itu sendiri, nah disitu di Indonesia belum dibenahi yang dalam menerapkan pengetahuan dilihat dari evaluasi para guru. Disana itu begitu demokratisnya pemikiran anak yang masing-masing mempunyai kewajiban dan hak yang berbeda sesuai dengan talenta msing-masing. Pembelajaran pun juga menyatu dalam kehidupan, sehingga setelah anak mempelajari bisa langsung diaplikasikan.”(wawancara, 10-6-2009)

Dari adanya pertukaran pelajar dan guru ke BPHS Queensland Australia

tersebut akan diperoleh suatu informasi, pengetahuan, dan ide-ide yang nantinya

bisa diterapkan/ diadaptasi di SMA 1 Salatiga. Kurikulum IPA yang membumi

dan berorientasi pada lingkungan hidup yang kemungkinan cocok diterapkan di

Indonesia ini. Selain itu, penerapan kurikulum, proses pembelajaran, sarana

prasarana, serta manajemen sekolah disana pun juga diharapkan bisa

diadaptasikan di SMA 1 Salatiga, meskipun hal tersebut bukan perkara yang

mudah. Hal ini sesuai yang dikatakan oleh Bapak Yanuar, Guru Biologi SMA 1

Salatiga yang ikut berkujung ke BPHS Queensland :

“ Adaptasi kurikulum dari luar negeri memang butuh waktu, kita harus melihat bagaimana situasi dan kondisi , dari apa yang diamati , menurut saya yang bisa diadaptasikan adalah pembelajaran IPA yang membumi, dan berorientasi pada lingkungan hidup dipahami bahwa lingkungan hidup di Indonesia banyak yang rusak dan hancur, maka salah satu lini terdepannya adalah pendidikan, yang pembenahan dan pengadaptasian luar negeri yang berorientasi pada lingkungan hidup..”(wawancara, 10-6-2009)

Page 98: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

xcviii

Selama ini, upaya SMA 1 Salatiga untuk mengadaptasikan kurikulum

dengan luar negeri memang sudah mulai dicoba dan diterapkan. Adaptasi

kurikulum juga sudah dilakukan dengan sister school SMA 1 Salatiga yakni,

International Islamic School (IIS) Malaysia dan BPHS Queensland yang telah

banyak mewarnai pembelajaran di SMA 1 Salatiga. Hal ini dikatakan oleh Bapak

Yanuar, selaku Guru Biologi SMA 1 Salatiga sebagai berikut ini :

“upaya selama ini sudah kami lakukan dengan mengdopsi kurikulum dasar yang harus ada nilai plus-nya bagi kita, kurikulum tersebut adalah kurikulum luar negeri hasil kunjungan ..”(wawancara, 10-6-2009)

Pendapat yang sama dengan hal diatas juga dikemukakan oleh Ibu Dra.

Nur Hayani, Wakasek Urusan Kesiswaan :

“Seperti halnya dengan bagaimana pihak sekolah SMA 1 Salatiga menjalin hubungan sister school dengan Internasional Islamic School ( IIS), Malaysia, yang hal tersebut sedikit banyak telah mewarnai kurikulum pembelajaran disini…”(wawancara, 3-6-2009)

Dalam upaya pengadaptasian kurikulum dengan membentuk suatu sistem

jaringan sister school luar negeri, tentunya banyak hal yang harus dipersiapkan

lagi bagi SMA 1 Salatiga seperti sarana prasarana yang bertaraf internasional,

peningkatan kemampuan dan pemahaman pembelajaran dengan bahasa Inggris

dan juga pemanfaatan teknologi. Hal ini juga dibenarkan oleh Bapak Yanuar,

selaku Guru Biologi SMA 1 Salatiga sebagai berikut ini :

“..Memang persiapan RSBI ini di SMA 1 Salatiga ini , banyak hal yang perlu sekali dibenahi antara lain sarana prasarana, peningkatan penguasaan bahasa Inggris dan TI walaupun sekolah sudah melakukan pelatihan, tapi masih perlu ditingkatkan…”(wawancara, 10-6-2009)

Page 99: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

xcix

Berkaitan dengan peningkatan dan penguasaan bahasa Inggris bagi guru

dan siswa di SMA 1 Salatiga, pihak sekolah juga menjalin hubungan dengan

Mountain International School yang mendatangkan Miss Rushy sebagai native

speaker dalam pembelajaran selama 9 bulan. Hal tersebut juga disampaikan oleh

Ibu Dra. Nur Hayani, selaku guru bahasa Inggris SMA 1 Salatiga :

“… sekolah juga mengundang para guru untuk mengaktifkan bahasa Inggris kembali dengan mendatangkan native speaker selama 9 bulan untuk memanfaatkan moment ini dengan sebaik-baiknya….”(wawancara, 3-6-2009)

Selain hal diatas, turut serta berpartisipasinya SMA 1 Salatiga dalam

kejuaraan, olimpiade, atau berbagai event internasional baik yang bersifat

akademik/non akademik, secara tidak langsung juga menunjukkan bahwa SMA 1

Salatiga selalu membuat strategi tersendiri untuk membangun system jaringan

(network) dengan pihak luar (lihat foto pada lampiran). Hal ini juga dikatakan

oleh Bapak Drs.Jaka Agus , MPd selaku Wakasek RSBI sebagai berikut :

“keberhasilan implementasi RSBI ini juga bisa dilihat dari pencapaian indikator prestasi dalam tingkat internasional, kalau dengan begitu kita bisa dipercaya oleh luar negeri…jadi kepercayaan itu bisa dipublikasikan ke negara OECD sebagai sekolah internasional yang diterima…”(wawancara, 27-5-2009)

Dari berbagai uraian diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa dalam

pengembangan program RSBI, SMA 1 Salatiga juga membentuk sistem jaringan

dengan pihak luar, baik di tingkat lokal maupun internasional. Hal tersebut

dilakukan untuk mendapatkan/ mengakses pengetahuan, pengalaman, dan

informasi yang bisa mendukung program, sehingga bisa dirasakan

kemanfaatannya oleh pihak SMA 1 Salatiga.

Page 100: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

c

C. DISKRESI DALAM PROGRAM RSBI DI SMA 1 SALATIGA

Diskresi merupakan suatu langkah keleluasaan yang ditempuh

administrator dalam pengimplementasian program dengan membuat suatu

keputusan yang belum terdapat dalam aturan sebelumnya. Dalam kaitannya

dengan implementasi program RSBI di SMA 1 Salatiga, dapat dilihat bagaimana

pihak sekolah mempunyai keleluasaan / kelonggaran dalam menerapkan aturan

yang telah ada agar implementasi tersebut dapat berjalan dengan lancar. Hal yang

perlu diperhatikan dalam Implementasi RSBI di SMA N 1 Salatiga adalah terkait

dengan terbatasnya berbagai sumber daya yang ada dan belum terpenuhinya

lingkungan dan sarana prasarana yang berstandar sekolah internasional. Program

RSBI ini adalah Standar Nasional Pendidikan (SNP)+ X (indikator kunci

tambahan). Untuk mencapai hal/ standar tersebut perlu suatu adanya kekuatan dari

seluruh warga sekolah dan stake holder, terutama kepala sekolah. Perbaikan dan

peningkatan kualitas sumber daya memang diperlukan, mengingat tantangan masa

depan SMA N 1 Salatiga sebagai sekolah bertaraf internasional.

Dalam penelitian ini, diskresi muncul dalam hal pembiayaan sekolah. Di

dalam aturan sekolah di SMA 1 Salatiga, ada kriteria yang harus dipenuhi oleh

para siswa terkait pembayaran SPP, untuk siswa kelas XII setiap bulannya

diwajibkan membayar Rp.150.000,00. dan untuk siswa kelas XI membayar

Rp.175.000,00. per bulannya, sedangkan untuk siswa kelas X yang baru saja

masuk sekolah, diwajibkan membayar Rp.185.000,00. ditambah membayar

sumbangan pembangunan institusi (SPI) sebesar minimal Rp.4.000.000,00.

Page 101: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

ci

Terkait dengan tujuan dan hakekat penyelenggaraan pendidikan di

Indonesia, maka pendidikan tersebut harus berprinsip pada asas pemerataan

keadilan bagi seluruh warga negara. Begitu pula dengan pihak SMAN 1 Salatiga

yang dalam penyelenggaraan program RSBI ini juga menerapkan asas pemerataan

keadilan dan persamaan hak seluruh masyarakat. Sehingga semua kalangan

masyarakat, baik yang mampu/ kaya atau pun kurang mampu/ miskin tetap bisa

merasakan/ mengakses program yang diselenggarakan, tetapi dengan syarat harus

berprestasi dengan baik. Semua kalangan tidak dibedakan dan semuanya

berpeluang/ mempunyai kesempatan yang sama. Sehubungan dengan pembiayaan

sekolah, pihak sekolah juga memberikan keringanan biaya dan beasiswa bagi

kalangan yang tidak mampu secara materi, namun berprestasi secara akademis.

Atas kebijakan sekolah, siswa yang tidak mampu boleh tidak membayar SPP

secara penuh/ sesuai dengan kemampuan, bahkan ada yang dibebaskan sama

sekali bagi mereka yang benar-benar membutuhkan. Hal tersebut sesuai yang

dikatakan oleh Bapak Drs. Sutikno selaku Wakasek Kesiswaan :

“ya SMA 1 ini selalu tidak membeda-bedakan mana anak yang mampu dan tidak, semuanya boleh bersekolah disini dan berpeluang atau berkesempatan yang sama, asalkan mempunyai NEM yang tinggi atau berprestasi lo ya…, kami memberikan beasiswa bagi mereka yang membutuhkan, dana tersebut berasal 10% dari blockgrant RSBI, dana tersebut kami alokasikan buat yang tidak mampu, tentunya ada seleksi dari kami, kami menawari kepada mereka semampunya…bahkan seperti kasusnya Joko anak XI tersebut kami bebaskan semuanya, karena kondisinya yang memprihatinkan bagi seorang anak tukang becak,..jadi sekolah sendiri bijaksana dan insiatif sendiri lah mengenai hal ini….untuk pembayaran SPI kami juga menawarkan kepada orang tua mereka masing-masing dengan pola subsidi silang, bagi yang mampu diharapkan membayar lebih daripada yang lain, dan lagi bagi siswa yang tidak mampu pembayarannya pun boleh diangsur.. ”(wawancara, 10-8-2009)

Page 102: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

cii

Hal yang sama juga dikatakan oleh Bapak Drs.Jaka Agus, M.Si selaku

Wakasek RSBI sebagai berikut:

“Jadi begini…., RSBI ini sudah memprogramkan beasiswa bagi yang tidak mampu, seperti kemarin dari blockgrant , masyarkat miskin terbantu, mampunya bayar berapa, sisanya sekolah yang membantu, dari pihak sekolah juga meneliti terlebih dahulu jangan sampai jatuhkepada mereka yang tidak berhak..”(wawancara, 10-8-2009)

Diskresi dalam hal pembiayaan terlihat ketika ada iuran SPP yang wajib

dibayar oleh setiap siswa perbulannya, tetapi ada keringanan bagi mereka yang

dinilai pihak sekolah kurang mampu. Pihak sekolah menargetkan sendiri dana

10% dari Blockgrant RSBI diperuntukkan bagi yang kurang mampu, jika ternyata

masih sisa diperuntukkan bagi yang berprestasi. Bagi siswa yang tidak mampu

diberikan keringanan, bahkan ada kasus yang dibebaskan semuanya. Untuk

pembiayaan Sumbangan pendidikan ada semacam subsidi silang, jadi bagi siswa

yang lebih mampu secara materi membayar lebih daripada siswa yang kurang

mampu. Kelonggaran aturan semacam ini memang diperlukan dalam rangka

menjaga kelancaran program. Tindakan ini juga masih dalam kerangka pencapain

tujuan organisasi itu sendiri.

Dalam program RSBI, untuk mencapai sekolah yang berstandar

internasional, hal yang perlu diperhatikan lagi adalah terkait pemanfaatan

teknologi dalam setiap proses pembelajaran. Untuk mencapai standar proses

pembelajaran, guru dituntut untuk bisa memanfaatkan IT. Berdasarkan

pengamatan yang diperoleh peneliti, belum semua guru dapat memanfaatkan IT

dalam setiap proses pembelajaran, karena melihat kondisi lapangan yang tidak

Page 103: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

ciii

memungkinkan. Ibu Dra. Wahyu T, M.Pd, selaku guru Matematika SMA 1

Salatiga juga mengungkapkan hal yang sama sebagai berikut :

"..kadang saya lihat materialnya …topicnya…kapan kita harus menggunakan pembelajaran dengan IT…tidak harus selalu dispend condition……, kadang juga manual.."(wawancara, 20-6-2009)

Program RSBI di SMA 1 Salatiga memang sedikit memberikan

kelonggaran aturan mengenai tuntutan pamanfaatan teknologi dalam proses

pembelajaran. Meskipun sekolah sudah mencoba menerapkan e-learning dalam

pembelajaran. Hal ini dilakukan karena keterbatasan ketrampilan guru itu sendiri

yang belum secara baik menguasai dan memahami penggunaan TI. Tetapi,

terkadang ada juga ditemukan hal-hal khusus yang memang lebih baik dibuat

lebih longgar dari aturan yang telah ada. Seperti yang dikatakan oleh Ibu Wahyu

selaku guru Matematika diatas, beliau menjelaskan tidak selalu dalam proses

pembelajaran menggunakan teknologi, menurutnya malah dengan penggunaan

tersebut akan mengganggu konsentrasi para siswa. Sebagai contoh dalam

menjelaskan logaritma, tidak perlu menggunakan program power point melalui

LCD, tetapi cukup dengan metode konvensional yang dinilai lebih menjamin

konsentrasinya. Meskipun ada tuntuatan penggunaan teknologi apada setiap

proses pembelajaran, tetapi ada beberapa guru yang melakukan tindakan yang

sedikit menyimpang dari aturan, tetapi hal tersebut masih dalam kerangka

pencapaian tujuan organisasi. Di samping itu, terbatasnya fasilitas terkait TI yang

disediakan sekolah pada masing-masing kelas juga sangat mempengaruhi dalam

rangka mencapai kesuksesan implementasi program. Hal ini juga dikatakan oleh

Martha P, siswa kelas X-7 SMA 1 Salatiga :

Page 104: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

civ

“…guru ada yang sudah dan ada yang belum memanfaatkan teknologi , fasilitas kelas pun kadang tidak bisa digunakan atau gak ada, maka kami harus ke Lab dulu…atau bawa laptop sendiri kalau mau presentasi kelas”“…kadang juga mau hot spotan juga gak bisa.. mau ngakses materi ja kudu antre”( wawancara, 27-5-2009)

Meskipun fasilitas IT belum sepenuhnya mencukupi, tetapi usaha untuk

memanfaatkan IT dalam pembelajaran memang sudah kelihatan di SMA 1

Salatiga. Berbagai upaya / pelatihan juga telah dilakukan bagi para guru.

Penggunaan IT pada sesudah jam pelajaran sekolah untuk browsing materi juga

sering dilakukan baik para guru maupun siswa itu sendiri. Tindakan diskresi juga

muncul dari proses pembelajaran kelas terkait pemanfaatan IT. Sebagai contoh

para siswa terkadang harus memakai/ membawa laptop sendiri jika menginginkan

presentasi di depan kelas, hal tersebut juga dipengaruhi terbatasnya peralatan/

media yang disediakan di sekolah. Padahal, idealnya masing-masing kelas sudah

harus tersedia multimedia yang mendukung pembelajaran. Bapak Khamim selaku

guru Teknologi dan Informasi (TIK) juga menambahkan hal tersebut dalam

cuplikan wawancara berikut ini :

“..pemanfaatan saya kira sudah maksimal, sebagai contoh layanan internet setelah jam pelajaran banyak digunakan oleh para guru dan siswa untuk mengakses materi ajar, adaptasi kurikulum dengan luar….kemampuan guru dan siswa saya kira sudah melebihi dari fasilitas yang ada….Trainning berkaitan dengan teknologi juga dilakukan…tapi ada juga kendalanya yaitu fasilitas di sekolah masih terbatas dan perlu ditingkatkan lagi” (wawancara, 27-5-2009)

Pada dasarnya, keterbatasan fasilitas terkait IT di SMA 1 Salatiga ini

dikarenakan masalah pendanaan yang terbatas. Diharapkan Pemerintah Kota

Salatiga pun juga bisa lebih memperhatikan masalah ini. Bapak Khamim selaku

guru Teknologi dan Informasi (TIK) juga menambahkan terkait hal tersebut :

Page 105: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

cv

“…pemanfaatan ICT ini sebenarnya sudah dilakukan, fasilitas perlu ditambah dan ditingkatkan, kami sudah mengagendakan pengajuan bantuan,..pokoknya ketika semua terpenuhi, sebenarnya semua sudah ‘ready’…”(wawancara, 27-5-2009)

Diskresi lain pada program RSBI ini adalah terkait adaptasi/adopsi

kurikulum, dalam hal ini adalah dengan IIS Malaysia dan BPHS Queensland.

Mengenai adaptasi/adopsi kurikulum memang belum ada aturan secara khusus

mengenai berapa persen banyaknya muatan kurikulum yang dari luar dan dari

dalam sekolah itu sendiri. Dalam aturan penjaminan mutu RSBI, kurikulum

sekolah yang menerapkan program RSBI menggunakan adaptasi kurikulum dari

negara OECD yang ditunjuk sekolah. Yang menjadi masalah adalah belum ada

kejelasan tentang prosentase muatan kurikulum antara kurikulum lokal maupun

internasional. Sehubungan dengan hal tersebut, SMA 1 Salatiga memberikan

kewenangan sepenuhnya kepada MGMP sekolah dan guru mata pelajaran itu

sendiri yang disesuaikan dengan kapasitas dan kemampuan sekolah sebagai

bentuk diskresi aturan. Pertimbangan untuk melakukan diskresi adalah adanya

realitas bahwa aturan sebelumnya hanya menyebutkan sekolah RSBI diharuskan

mengadaptasi kurikulum Cambridge dari negara-negara OECD, tetapi belum ada

kerangka muatan dari kurikulum tersebut secara jelas. Kenyataan yang terjadi di

lapangan adalah para guru sains sudah berusaha menerapkan adaptasi kurikulum

sesuai dengan kapasitas dan kemampuan sekolah. Ada beberapa guru yang sudah

mencoba membuat soal-soal/ pertanyaan ujian dengan memasukkan kurikulum

luar negeri yang diberi tanda khusus. Dengan begitu para siswa akan mulai

berlatih atau beradaptasi dengan kurikulum pembelajaran internasional. Tindakan

ini didasarkan atas inisiatif dan kreativitas para guru pengampu yang tidak terlalu

Page 106: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

cvi

bersandar pada aturan yang berlaku, tetapi tidak bertentangan dengan misi dan

visi sekolah. Hal ini sesuai apa yang dikatakan oleh Bapak Drs. Jaka Agus , M.Pd

selaku Wakasek Program RSBI:

“…Usaha adaptasi kurikulum sudah kami lakukan, dan kami berpesan pada bapak ibu guru agar dalam memberikan soal itu ditandai, tapi berapa persen itu, kami belum ada gambaran…yang jelas kami sudah lakukan dengan sister school dengan IIS Malaysia dan BPHS Queensland, teman-teman cuplik sana-sini, yang paling tahu guru mapel itu sendiri….Kami cuma memfasilitasi saja..”(wawancara, 3-6-2009)

Bestha Andre , siswa kelas XI Anggota OSIS SMA 1 Salatiga

menyatakan pendapat yang sama sebagai berikut :

“…mulai tahun ajaran baru udah lah selalu diberi motivasi seperti itu, bahwa ini adalah program RSBI, seneng lah mas…bangga punya pengalaman yang berbeda, yang saya tahu juga soalnya pun berbeda dengan sekolah lain yang belum RSBI, mereka masih terlalu baku, kalau disini kan banyak modifikasinya…dengan luar negeri”(wawancara, 3-6-2009)

Dalam proses pembelajaran RSBI, hal yang belum diatur secara khusus

dalam aturan, memang membutuhkan kemandirian seorang guru. Seperti halnya

dengan para guru SMA 1 Salatiga juga menerapkan sistem remedial bagi siswa

yang belum memenuhi kriteria ketuntasan standar penilaian. Siswa diberikan

haknya secara penuh oleh guru dengan mengulang test mata pelajaran yang belum

terpenuhi tersebut. Jika masih belum juga terpenuhi lagi, maka guru akan

memberikan tambahan pelajaran khusus, atau diganti dengan penambahan tugas

lainnya. Hal tersebut juga diungkapkan oleh Bestha Andre, Anggota OSIS SMA 1

Salatiga :

"…memang ada remedial kaya gitu, biasanya setelah test/UHT kalo nilainya kurang mencukupi standar, maka dikasih remedial atau tambahan pelajaran/ tugas…"(wawancara, 3-6-2009)

Page 107: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

cvii

Dari berbagai uraian diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa diskresi

sebagai suatu langkah kelonggaran aturan atau keleluasaan/ kewenangan para

administrator sekolah untuk melakukan kegiatan yang belum ada aturan

sebelumnya. Hal ini dapat dilihat pada proses pembelajaran di SMA 1 Salatiga

berkaitan dengan penggunaan IT dalam pembelajaran yang seharusnya pihak

sekolah menyediakan, tetapi karena keterbatasan para siswa harus membawa

laptop sendiri atau memakai fasilitas diluar sekolah. Diskresi juga tampak dalam

masalah pembiayaan sekolah yang memberi kelonggaran pada siswa yang kurang

mampu sehingga tujuan pemerataan pendidikan dapat tercapai. Diskresi memang

kadang diperlukan dengan melihat keterbatasan sumber daya yang ada. Sehingga

aturan yang ada akan bersifat 'luwes' atau menyesuaikan dengan kondisi di

lapangan dengan tetap tidak menyimpang dari tujuan yang direncanakan.

Page 108: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

cviii

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Ada tiga poin menyangkut penelitian ini, yaitu :

1. Kaitan dengan partisipasi :

Dalam implementasi program RSBI ini dibutuhkan partisipasi oleh

seluruh warga sekolah. Partisipasi kepala sekolah di SMA 1

Salatiga dapat dilihat dari bagaimana ia berperan sebagai

pemimpin sekolah untuk menggerakkan, mengarahkan,

mengkoordinasi, pendelegasian tugas dan memotivasi seluruh

warga sekolah untuk mensukseskan implementasi program RSBI

ini. Kepala sekolah juga sudah berusaha melibatkan guru dan siswa

dalam pengambilan keputusan dan pengembangan program. Para

guru dan siswa juga diberikan haknya untuk mengartikulasikan

kebutuhannya dalam rangka pengembangan program.

Peran guru dalam implementasi program RSBI ini hanyalah

fasilitator dalam proses pembelajaran. Para guru di SMA 1 Salatiga

terutama guru sains, dituntut untuk menguasai bahasa Inggris dan

dapat memanfaatkan teknologi informasi. Untuk mencapai hal

tersebut, maka pihak sekolah mengadakan berbagai pelatihan dan

memberikan fasilitas dalam rangka peningkatan kualitas guru. Ada

beberapa guru yang belum sepenuhnya belum menguasai bahasa

Inggris dan memanfaatkan teknologi informasi. Partisipasi guru

Page 109: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

cix

juga bisa diwujudkan dalam bentuk kerja sama dan koordinasi

antar guru RSBI melalui MGMP/ KKG. Para guru di SMA 1

Salatiga juga diberikan kemandirian yang penuh tanggung jawab

dalam mengembangkan program. Partisipasi karyawan/staf dapat

diwujudkan dengan pemberian pelayanan yang memuaskan dan

professional. Dalam rangka peningkatan kualitas SDM tersebut,

maka pihak sekolah memberikan fasilitas dengan berbagai

pelatihan.

Keberhasilan program RSBI di SMA 1 Salatiga ini didukung oleh

input dan respon yang positif dari para siswa. Peran siswa disini

bukan lagi sebagai obyek dari suatu kebijakan, tetapi lebih kepada

subyek yang mempunyai kewenangan untuk mengembangkan diri

sesuai kemampuan dan bakatnya. Para siswa juga turut

berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan pengembangan

program, termasuk mengartikulasikan kebutuhannya melalui

kegiatan OSIS, ekstrakurikuler, turut serta dalam pertukaran

pelajar, kejuaraan / olimpiade nasional dan internasional dan

sebagainya. Para siswa juga akan mendapatkan remedial jika nilai

prestasi mereka belum memenuhi standar penilaian. Para siswa

juga berhak mendapatkan pelayanan konseling sesuai

kebutuhannya.

Partisipasi orang tua merupakan salah satu yang menentukan

keberhasilan program RSBI di SMA 1 Salatiga. Partisipasi mereka

Page 110: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

cx

tidak hanya berkaitan dengan pendanaan dan pemberian fasilitas

saja, tetapi dalam pelaksanaan program pun mereka dapat berperan

untuk selalu memberikan dukungan motivasi dan mengontrol para

siswa, baik di sekolah maupun di rumah. Orang tua siswa melalui

Komite sekolah juga selalu dilibatkan dalam pengembangan

program. Tidak hanya itu, orang tua juga bisa berpartisipasi dalam

acara seminar, loka karya, rapat rutin tahunan, atau mengunjungi

website untuk mengakses informasi dan mengamati perkembangan

sekolah.

2. Kaitan dengan jaringan (networking) :

SMA 1 Salatiga membentuk sistem jaringan dengan menjalin

hubungan interaksi dan kerja sama di tingkat lokal dengan

Pemerintah Kota Salatiga dan Dinas Pendidikan Kota Salatiga

untuk koordinasi dan monitoring kegiatan. Selain itu pihak sekolah

juga menjalin hubungan kerja sama dengan perguruan tinggi lokal

yakni UKSW , UNS serta Lembaga TOEFL Indonesia dalam

rangka peningkatan penguasaan bahasa Inggris. Hubungan/ sistem

jaringan (network) antar guru RSBI se-Jawa Tengah juga

terbangun dengan baik, terlebih bagi pelajaran Biologi, karena di

SMA 1 Salatiga adalah home base- nya Biologi antar RSBI di Jawa

Tengah. Dengan pemanfaatan teknologi informasi melalui internet

dan dengan membuka website di www.sman1salatiga.sch.id dan

Page 111: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

cxi

teacher blog bisa membentuk jaringan yang lebih luas baik lokal

maupun internasional.

SMA 1 Salatiga juga membangun sistem jaringan (network) ke

luar negeri dalam rangka pengadaptasian / adopsi kurikulum

sekolah negara-negara OECD yakni International Islamic School

Of Malaysia (IIS) sebagai sister school dan mendapatkan

pengalaman yang berguna untuk meningkatkan kompetensi guru-

guru dalam menerapkan kurikulum adaptif dari Cambridge dalam

proses pembelajaran berbahasa Inggris setelah mereka pulang dari

Malaysia.

Sedangkan pada tahun 2009 ini, SMA 1 Salatiga mengadakan

kunjungan ke Browns Plains State High School (BPHS),

Queensland, Australia yang hasilnya terwujud kerjasama sebagai

sister school antara SMA Negeri 1 Salatiga dengan Browns Plains

State High School (BPHS), Queensland, Australia. Dari kunjungan

tersebut telah diperoleh informasi tentang sarana dan prasarana

yang ada di Browns Plains State High School (BPHS),

Queensland, Australia sebagai referensi untuk mengembangkan

rintisan SBI di SMA Negeri 1 Salatiga. Selain itu, para guru telah

mendapat pengalaman yang sangat berguna, terutama yang terkait

dengan proses belajar, sistem penilaan, pelaksanaan ektrakurikuler,

sarana prasarana dan tidak kalah pentingnya adalah kultur sekolah.

Terutama terkait dengan kesiapan guru dalam pembelajaran dan

Page 112: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

cxii

moving class serta informasi tentang managemen dan sarana

prasarana yang diterapkan dan dipersyaratkan disana agar SMA 1

Salatiga dapat mengimplementasikan di sekolah kami guna

suksesnya pelaksanaan rintisan SBI. Dalam membentuk jaringan di

dalam/luar negeri para siswa SMA 1 Salatiga juga sering turut

serta berpartisipasi dalam olimpiade nasional / internasional

dengan berbagai prestasi yang membanggakan.

3. Kaitan dengan diskresi :

Dalam penyelenggaraan program RSBI ini, SMA1 Salatiga juga

memberikan kesempatan/ akses yang sama kepada seluruh warga

negara/ masyarakat. Asas pemerataan dan keadilan juga selalu

diterapkan. Berkaitan dengan hal tersebut, diskresi muncul terkait

pembiayaan sekolah. Kelonggaran aturan mengenai pembayaran

iuran wajib (SPP/SPI) juga diberikan kepada para siswa yang

dinilai kurang mampu secara materi, tetapi berprestasi secara

akademis. Mereka bisa melakukan tawar-menawar dengan pihak

sekolah, bahkan bisa dibebaskan seluruh pembiayaannya, tentunya

ada kriteria tertentu untuk mendapatkan keringanan tersebut.

Pembayarannya pun bisa diangsur sesuai kemampuannya.

Kelonggaran suatu aturan juga nampak berkaitan dengan

penggunaan IT dalam proses pembelajaran kelas yang seharusnya

pihak sekolah menyediakan fasilitas multimedia yang lengkap,

tetapi masih banyak ditemukan adanya keterbatasan, sehingga

Page 113: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

cxiii

kadang para siswa diperbolehkan memanfaatkan fasilitas dari luar

sekolah untuk mengakses informasi atau harus membawa sendiri

peralatan seperti lap top/ notebook milik pribadi para siswa.

B. SARAN

1. Kaitan dengan partisipasi :

Implementasi program RSBI di SMA 1 Salatiga secara umum

sudah bisa dikatakan cukup baik. Tetapi masih banyak lagi

beberapa hal yang perlu ditingkatkan agar implementasi RSBI ini

berhasil, sehingga dapat berlanjut menuju atau menjadi SBI .

Tentunya partisipasi seluruh stake holder yang meliputi kepala

sekolah, guru dan karyawan, siswa, dan orang tua perlu

ditingkatkan lagi sesuai kapasitas dan perannya masing-masing

dalam pengembangan program selanjutnya. Selain itu juga

dibutuhkan komitmen yang utuh dan kuat dari para stake holder itu

sendiri tanpa terkecuali. Untuk meningkatkan kualitas SDM/ stake

holder, berbagai pendidikan dan pelatihan perlu ditingkatkan

secara kontinyu dan berkelanjutan. Sistem manajemen sekolah juga

diharapkan lebih baik dan terbuka.

2. Kaitan dengan jaringan (networking) :

Dalam membentuk sistem jaringan (networking) dengan menjalin

hubungan interaksi dan kerja sama antara SMA 1 Salatiga dengan

Pemerintah Kota/Kabupaten, Pemerintah Pusat, serta

instansi/lembaga lainnya, perlu adanya peningkatan baik secara

Page 114: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

cxiv

koordinasi maupun evaluasi/monitoring. Sedangkan dalam tingkat

Internasional, kaitannya dengan adopsi atau adaptasi kurikulum

dengan negara-negara maju OECD, komunikasi/ koordinasi serta

evaluasi dari beberapa pihak juga harus dilakukan secara kontinyu.

Pemanfaatan teknologi dan informasi pun diharapkan bisa lebih

dioptimalkan, sehingga dalam pencapaian tujuan semua program

bisa lebih efektif, fokus , dan berkelanjutan.

3. Kaitan dengan diskresi :

Diskresi memang diperlukan dalam mengembangkan program

RSBI di SMA 1 Salatiga, apalagi mengingat keterbatasan sumber

daya yang ada serta menyesuaikan dengan kemampuan dan kondisi

di lapangan. Akan tetapi, semua itu haruslah tetap pada koridor

nilai yang ada atau tidak menyimpang dari visi dan misi organisasi

sekolah. Berkaitan dengan hal tersebut, maka dalam pembuatan

sebuah aturan kebijakan, para stakeholders diharapkan dapat

mendesain aturan tersebut secara benar dan jelas, sehingga tidak

ada lagi istilah multitafsir dalam pengimplementasiannya.

Page 115: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

cxv

DAFTAR PUSTAKA

Agus Dwiyanto. 2005. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik. Jogjakarta : Gajah Mada University Press.

Hajer Maarten dan Wagenar. 2003. Deliberative Policy Analysis: Understanding Governance in The Network Society. Cambridge : Cambridge University Press.

H.B. Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta : UNS Press.

Hessel Nogi .S T. 2005. Manajemen Publik. Jakarta : PT. Grasindo.

Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kualitatif dan Kuantitatif). Jakarta : Gaung Persada Press.

Isbandi Rukminto. 2008. Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta : Raja Grafindo.

Jim Ife dan Frank Tesoriero. 2008. Community Development. Penerjemah Sastrawan Manullang dkk. Jogjakarta : Pustaka Pelajar.

Joko Widodo. 2007. Membangun Birokrasi Kinerja, Malang : Bayu Media.

Joy Rosario and Lunga Molapo. International Journal Of Education and Development Using ICT Vol. 2 No 5, 2009. The Songololo Interconnectivity Pilot Project : A Work In Progress. http//www.jstor.org/pps/1189102

Lexy J. Moleong. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Michael and Steward dalam Michael Hills. 2000. Public Policy : Reading. New York : New Jersey.

Milam Aiken. Mid-American Journal of Business Vol. 11 No.2, 2009. Experience with Group Support Systems in the Classroom.http//www.ajbonline.com/1352_7592.htm

Riant Nugroho dan H.A.R Tilaar. 2008. Kebijakan Pendidikan, Jogjakarta : Pustaka Pelajar.

Solichin Abdul Wahab. 1991. Analisa Kebijakan: Dari Formulasi ke Implementation, Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Page 116: ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM RINTISAN SEKOLAH BERTARAF .../Analisis...RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DI SMA NEGERI 1 SALATIGA oleh : MUHAMMAD USMAN D0105015 ... Sarjana

cxvi

Sudarmo. 2008. Jurnal Spirit Publik Vol. 4 No. 2. Social Capital Untuk Community Governance. FISIP-UNS Press.

_________. 2008. Governance of Solo’s Street Vendors; A critical analysis based on empirical research, unpublished Ph.D Thesis, Flinders University Adelaide.

Susanto. 2006. Metode Penelitian Sosial. Surakarta : UNS Press.

Yulius Slamet. 2006. Metode Penelitian Sosial. Surakarta : UNS Press

Sumber lain :

Rencana Pengembangan RSBI di SMA N 1 Salatiga tahun 2009

Surat Keputusan Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah tentang Penetapan SMA Penerima Subsidi RSBI Tahun Anggaran 2006 dan 2007

MoU Kerjasama bidang pendidikan antara Pemerintah Indonesia dengan Kerajaan Malaysia

Pedoman Penjaminan Mutu RSBI disampaikan pada Workshop Kepala SMA Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008

Panduan Pelaksanaan Subsidi Program Pengembangan Rintisan SMA Bertaraf Internasional Tahun 2009

Panduan Penyelenggaraan Program SMA Bertaraf Internasional Tahun 2009

http//www.sekolahkami.com

http//www.agussadeli.wordpress.com