bab ii kajian pustaka bantuan sosial dan …repository.uinbanten.ac.id/2698/4/bab ii.pdfdan...

42
15 BAB II KAJIAN PUSTAKA BANTUAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA MISKIN A. Bantuan Sosial 1. Pengertian Bantuan Sosial Bantuan sosial (bansos) adalah merupakan transfer uang atau barang yang diberikan kepada masyarakat guna melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial dan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bansos dapat diberikan secara langsung kepada masyarakat atau lembaga kemasyarakatan termasuk di dalamnya bantuan untuk lembaga non pemerintah bidang pendidikan dan keagamaan, sifatnya tidak terus menerus dan selektif. Dinas bansos bisa “dengan syarat” atau “tanpa syarat”, diberikan melalui Kementerian/Lembaga, serta untuk bencana alam. Dari segi durasinya, bansos dapat bersifat sementara (untuk korban bencana), atau tetap (penyandang cacat), dan dapat berupa uang atau barang.

Upload: others

Post on 01-May-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA BANTUAN SOSIAL DAN …repository.uinbanten.ac.id/2698/4/BAB II.pdfdan SMP/Madrasah Tsanawiyah Negeri, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf Internasional (RSBI)

15

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

BANTUAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN

KELUARGA MISKIN

A. Bantuan Sosial

1. Pengertian Bantuan Sosial

Bantuan sosial (bansos) adalah merupakan transfer uang

atau barang yang diberikan kepada masyarakat guna melindungi

dari kemungkinan terjadinya resiko sosial dan untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Bansos dapat diberikan secara langsung kepada

masyarakat atau lembaga kemasyarakatan termasuk di dalamnya

bantuan untuk lembaga non pemerintah bidang pendidikan dan

keagamaan, sifatnya tidak terus menerus dan selektif. Dinas

bansos bisa “dengan syarat” atau “tanpa syarat”, diberikan

melalui Kementerian/Lembaga, serta untuk bencana alam. Dari

segi durasinya, bansos dapat bersifat sementara (untuk korban

bencana), atau tetap (penyandang cacat), dan dapat berupa uang

atau barang.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA BANTUAN SOSIAL DAN …repository.uinbanten.ac.id/2698/4/BAB II.pdfdan SMP/Madrasah Tsanawiyah Negeri, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf Internasional (RSBI)

16

Pemanfaatan Bantuan Sosial (bansos) Berdasarkan dana

APBN dikelompokan menjadi empat bidang yaitu :

1) Bidang pendidikan meliputi Program BOS dan Bea Siswa

Pendidikan Siswa /Mahasiswa Miskin.

2) Bidang kesehatan meliputi Program Jaskesmas dan

Pelayanan Kesehatan di Rumah sakit kelas III.

3) Bidang Pemberdayaan Masyarakat (PNPM Perdesaan

menckup Kecamatan PPK, P2KP, PNPM Perkotaan, PNPM

Infrastruktur Perdesaan/PPIP, PNPM Daerah

Tertinggal/PDT, PNPM Infrastruktur Sosial Ekonomi

Wilayah).

4) Bidang Perlindungan Sosial, meliputi Program Keluarga

Harapan/PKH, dan Bantuan Langsung Tunai/BLT.1

2. Dasar Hukum Pemberian Dana Hibah dan Bantuan Sosial

Saat ini regulasi pemberian bantuan sosial yang

bersumber dari APBD oleh pemerintah daerah baik pemerintah

provinsi dan pemerintah kabupaten/kota dapat dikatakan

“komplit”, walaupun sesungguhnya masih diperlukan berbagai

1 Sri Lestari Rahayu, Bantuan Sosial di Indonesia,(Bandung: Fokus Media

2012), 2-3

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA BANTUAN SOSIAL DAN …repository.uinbanten.ac.id/2698/4/BAB II.pdfdan SMP/Madrasah Tsanawiyah Negeri, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf Internasional (RSBI)

17

ketentuan yang butuh penjelasan dari Kementerian Dalam

Negeri.

Regulasi atau ketentuan peranturan perundang-undangan

yang mengatur pemberian hibah dan bansos oleeh pemerintah

daerah adalah Permendagri Nomor 32 tahun 2011 tentang

pedoman pemberian hibah dan bantuan sosial yang bersumber

dari APBD yang ditetapkan pada tanggal 27 Juli 2011 dan di

undangkan pada tanggal 28 Juli 2012. Kemudian pada tanggal

21 Mei 2012 telah ditetapkan Permendagri Nomor 39 tahun

2012 tentang perubahan atas peraturan Menteri Dalam Negri

Nomor 32 tahun 2011 tentang pedoman pemberian Hibah dan

Bantuan Sosial yang bersumber dari APBD yang diundangkan

pada tanggal 22 Mei 2012. Demikian pula sejak tanggal 3

Januari 2012 telah ditetapkan dan pada tanggal 4 Januari telah

diundangkan Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 2012 tentang

Hibah Daerah.

Sebelumnya regulasi pemberian hibah dan bantuan

sosial hanya diatur dalam beberapa pasal dalam Pemendagri

Nomor 13 tahun 2006. Pemberian hibah hanya diatur dalam

pasal 42, pasal 43, dan pasal 44, itupun sudah berulang kali

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA BANTUAN SOSIAL DAN …repository.uinbanten.ac.id/2698/4/BAB II.pdfdan SMP/Madrasah Tsanawiyah Negeri, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf Internasional (RSBI)

18

diubah dengan Permendagri Nomor 59 tahun 2009 tentang

pedoman pengelolaan keuangan Daerah terakhir diubah dengan

Permendagri Nomor 21 tahun 2011. Demikian pula untuk

pemberian bantuan sosial hanya diatur dalam satu pasal, yakni

pasal 45 dan terdiri atas 4 ayat dalam Permendagri Nomor 13

tahun 2006. Itupun sudah mengalami perubahan sampai dengan

Permendagri Nomor 21 tahun 2011.

Untuk pemberian hibah, selain berpedoman pada

Permendagri Nomor 32 tahun 2011 dan Permendagri Nomor 39

tahun 2012, maka pemberian hibah yang bersumber pada

APBD, juga diatur dalam peraturan pemerintah Nomor 2 tahun

2012 tentang hibah daerah. Demikian pula untuk pemberian

hibah dan bantuan sosial dalam penganggarannya juga diatur

setiap tahunnya dengan peraturan Menteri Dalam Negri tentang

Pedoman Penyusunan APBD. Misalnya untuk tahun anggaran

2013. Berdasarkan Permendagri Nomor 37 tahun 2012 tentang

pedoman penyusunan APBD tahun anggaran 2013 pada

lampiran V. Hal-hal khusus lainnya angka 26, maka untuk

kebutuhan pendanaan dalam mendukung terlaksananya tugas

dan fugsi tim penggerak pemberdayaan dan kesejahteraan

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA BANTUAN SOSIAL DAN …repository.uinbanten.ac.id/2698/4/BAB II.pdfdan SMP/Madrasah Tsanawiyah Negeri, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf Internasional (RSBI)

19

keluarga (TP-PKK) Provinsi/Kabupaten/Kota, Pemerintah

daerah menganggarkan program dan kegiatan SKPD yang

secara fungsional terkait dengan pemberdayaan dan

kesejahteraan keluarga. Ketentuan ini memberikan arti bahwa

kegiatan TP-PKK harus dianggarkan melalui program dan

kegiatan pada SKPD, dan tidak dibolehkan lagi dianggarkan lagi

melalui hibah maupun bantuan sosial.

Kesimpulannya adalah Pemerintah daerah dalam

memberikan hibah dan bantuan sosial yang bersumber dari

APBD sejak tahun anggaran 2012 sudah berpedoman pada

Permendagri Nomor 32 tahun 2011. Sedangkan untuk tahun

anggaran 2013 selain berpedomanPermendagri Nomor 32 tahun

2011 juga berpedoman pada Permendagri Nomor 39 tahun 2012

dan untuk hibah juga berpedoman pada PP Nomor 2 tahun 2012

tentang hibah daerah.2

3. Landasan Hukum Program BOS

Secara rinci landasan hukum program BOS didasarkan atas:3

2 Yusran Lapananda, S.H., M.H, Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber

dari APBD,(Jakarta Timur: Sinar Grafika 2013),1-4 3 Sri Lestari Rahayu, Bantuan Sosial di Indonesia, 13-14

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA BANTUAN SOSIAL DAN …repository.uinbanten.ac.id/2698/4/BAB II.pdfdan SMP/Madrasah Tsanawiyah Negeri, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf Internasional (RSBI)

20

1) Amanat dalam pembukaan undang-undang dasar 1945,

salah satu tujuan kemerdekaan adalah “untuk memajukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa”.

2) Amandemen undang-undang dasar 1945 pasal 31, ayat 1

dan 2;

3) Surat keputusan bersama antara menteri pendidikan

nasional dan menteri agama nomor 1/U/KB/2000 dan

Nomor MA/86/2000 tentang Pondok Pesantren Salafiyah

sebagai pola wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.

4) Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem

pendidikan nasional (pasal 1, butir 18) : wajib belajar

adalah program pendidikan minimal yang harus diikuti oleh

warga negara Indonesia atas tanggung jawab pemerintah

dan pemerintah daerah. Pasal 34 ayat 2

5) Peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar

nasional pendidikan.

6) Intruksi Presiden nomor 5 tahun 2006 tentang gerakan

nasional percepatan penuntasan wajib belajar pendidikan

dasar 9 tahun dan pemberantasan buta aksara.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA BANTUAN SOSIAL DAN …repository.uinbanten.ac.id/2698/4/BAB II.pdfdan SMP/Madrasah Tsanawiyah Negeri, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf Internasional (RSBI)

21

7) Peraturan pemerintah nomor 38 tahun 2007 tentang

pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah,

pemerintahan daerah kabupaten/kota.

8) Peraturan pemerintah nomor 47 tahun 2008 tentang wajib

belajar

9) Peraturan pemerintah nomor 48 tahun 2008 tentang

pendanaan pendidikan.

10) Peraturan pemerintah nomor 17 tahun 2010 tentang

pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan.

11) Peraturan menteri keuangan nomor 201/PMK. 07/2011

tentang pedoman umum dan alokasi BOS tahun 2012.

12) Peraturan menteri dalam negeri nomor 62 tahun 2011

tentang pedoman pengelolaan BOS tahun 2012.

13) Peraturan pendidikan dan kebudayaan nomor 51 tahun

2011 tentang petunjuk teknis penggunaan dana BOS dan

laporan keuangan BOS tahun 2012.

4. Tujuan Program BOS dan BOS Buku

Program BOS bertujuan untuk membebaskan biaya

pendidikan bagi siswa kurang mampu (miskin) dan

meringankan bagi siswa yang lain agar memperoleh layanan

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA BANTUAN SOSIAL DAN …repository.uinbanten.ac.id/2698/4/BAB II.pdfdan SMP/Madrasah Tsanawiyah Negeri, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf Internasional (RSBI)

22

pendidikan dasar yang lebih bermutu dalam rangka penuntasan

“program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun” yang lebih

bermutu serta dapat mengembangkan potensi dirinya supaya

bisa hidup mandiri, atau dapat melanjutkan pendidikan

kenjenjang yang lebih tinggi.

Secara khusus, program BOS diarahkan untuk

membebaskan seluruh siswa SD/Madrasah Ibtidaiyah Negeri

dan SMP/Madrasah Tsanawiyah Negeri, kecuali pada rintisan

sekolah bertaraf Internasional (RSBI) dan sekolah bertaraf

Internsional (SBI). Program BOS bertujuan untuk

membebaskan biaya sekolah negeri/swasta bagi siswa miskin

dari segala bentuk pungutan apapun, dan meringankan beban

biaya operasional SD/MI dan SMP/MTS.

Untuk melengkapi program BOS, dalam tahun 2006

pemerintah mengeluarkan kebijakan program BOS buku yang

bertujuan untuk : 1) memberikan bantuan pada sekolah dalam

rangka pengadaan buku teks pelajaran bagi seluruh siswa, 2)

membantu masyarakat meringankan beban biaya pendidikan,

dan 3) meningkatkan mutu pendidikan dasar di Indonesia.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA BANTUAN SOSIAL DAN …repository.uinbanten.ac.id/2698/4/BAB II.pdfdan SMP/Madrasah Tsanawiyah Negeri, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf Internasional (RSBI)

23

Sementara itu, program BOS Buku dimaksudkan untuk

membantu madrasah dan PPS dalam menunjang proses

pembelajaran, melalui penyediaan sejumlah buku pelajaran.

Jumlah BOS buku dihitung berdasarkan jumlah siswa penerima

Program BOS dikalikan dengan paket harga buku sebesar

Rp.22.000 per siswa.4

5. Manfaat Program BOS

Pelaksanaan program BOS selama ini menunjukkan

manfaat yang tinggi, yaitu dapat mendorong kualitas belajar

mengajar disekolah maupun mengantisipasi masyarakat miskin

untuk dapat menyekolahkan anaknya mengikuti program wajib

belajar 9 tahun. Adapun manfaat program BOS antara lain

adalah :

a. Ditinjau dari Siswa

1) umlah siswa menamatkan sekolah ditingkat SD dan SMP

jumlahnya meningkat sebagaimana dilihat dari

perkembangan APK dan APS, atau menurunnya jumlah

anak putus sekolah atau tidak tamat SD dan SMP,

artinya program BOS dapat dianggap cukup efektif.

4 Sri Lestari Rahayu, Bantuan Sosial di Indonesia, 12-13

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA BANTUAN SOSIAL DAN …repository.uinbanten.ac.id/2698/4/BAB II.pdfdan SMP/Madrasah Tsanawiyah Negeri, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf Internasional (RSBI)

24

2) Siswa miskin dan mampu bisa mendapatkan fasilitas

pendidikan wajib belajar 9 tahun secara gratis.

3) Terbuka peluang bahwa siswa miskin bisa bersaing dan

mengembangkan ilmu serta mendapatkan sekolah gratis,

bahkan kemungkinan mendapatkan beasiswa miskin.

b. Ditinjau dari sekolah

1) Dapat membantu sekolah dalam meningkatkan kualitas

guru dalam memberikan pelajaran dan meningkatkan

kualitas siswa, sehingga jumlah murid pandai dapat

meningkat.

2) Terdapat tambahan insentif bagi guru khususnya guru

honorer. Bagi sekolah yang muridnya sedikit, alokasi

dana yang diterima lebih kecil dari sekolah yang jumlah

muridnya lebih banyak.

3) Pelaksanaan program BOS relatif mudah, karena dalam

buku panduan telah memuat proses tahapan pelaksanaan

BOS, sehingga tingkat penyerapan anggaran BOS

hampir diseluruh sekolah bisa mendekati 100%, artinya

tidak banyak terdapat banyak hambatan pada saat proses

penyerapan.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA BANTUAN SOSIAL DAN …repository.uinbanten.ac.id/2698/4/BAB II.pdfdan SMP/Madrasah Tsanawiyah Negeri, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf Internasional (RSBI)

25

6. Syarat Penerima Hibah dan Bantuan Sosial

Pemberian bantuan sosial harus memenuhi kriteria

sebagaimana diatur dalam pasal 24 Permendagri nomor 32

tahun 2011 sebagai berikut5 :

1) Kriteria selektif, yang diartikan bahwa bantuan sosial hanya

diberikan kepada calon penerima yang ditujukan untuk

melindungi dari kemungkinan resiko sosial.

2) Kriteria memenuhi persyaratan penerima bantuan meliputi :

a) Memiliki identitas yang jelas.

b) Berdomisili dalam wilayah administratif pemerintahan

daerah berkenaan.

3) Kriteria bersifat sementara dan tidak terus menerus yang

diartikan bahwa pemberian bantuan sosial tidak wajib dan

tidak harus diberikan setiap tahun anggaran; serta kriteria

kecuali dalam keadaan tertentu dapat berkelanjutan

diartikan bahwa bantuan sosial dapat diberikan setiap tahun

anggaran sampai penerima bantuan telah lepas dari resiko

sosial.

4) Sesuai tujuan penggunaan, yang diartikan meliputi :

5 Yusran Lapananda, S.H., M.H, Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber

dari APBD, 24-25

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA BANTUAN SOSIAL DAN …repository.uinbanten.ac.id/2698/4/BAB II.pdfdan SMP/Madrasah Tsanawiyah Negeri, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf Internasional (RSBI)

26

a) Rehabilitas sosial

b) Perlindungan sosial

c) Pemberdayaan sosial

d) Jaminan sosial

e) Penanggulangan kemiskinan

f) Penanggulangan bencana

B. Bidang Perlindungan Sosial

1. Program Keluarga Harapan (PKH)

Rendahnya tingkat penghasilan keluarga RTSM

membuat rendahnya tingkat pendidikan sehingga mengharuskan

anak-anak bekerja diusia muda,serta buruknya tingkat kesehatan

khususnya Ibu dan proses tumbuh kembang anak balita, yang

akan menjadikan kondisi miskin yang berkepanjangan. Bahkan

mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pokok hidup

minimal yang disebabkan oleh faktor internal RTSM dengan

serba keterbatasannya, maupun faktor eksternal, yaitu

terbatasnya fasilitas pelayanan dasar bagi masyarakat miskin.

Dengan demikian, sistem perlindungan sosial diharapkan dapat

membantu tingkat kehidupan RTSM dengan berbagai

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA BANTUAN SOSIAL DAN …repository.uinbanten.ac.id/2698/4/BAB II.pdfdan SMP/Madrasah Tsanawiyah Negeri, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf Internasional (RSBI)

27

persyaratan, sekaligus untuk mendidik masyarakat miskin agar

disiplin, mau berupaya untuk hidup pada tingkat yang lebih

baik.

Untuk memperbaiki sistem perlindungan sosial, maka

dalam tahun 2007 pemerintah mengeluarkan kebijakan sebagai

pembelajaran masyarakat miskin agar dapat lebih disiplin dalam

mengelola bantuan agar dirasakan menjadi lebih bermanfaat dan

bertanggung jawab dalam meningkatkan kualitas pendidikan

dan kesehatannya, melalui kebijakan “bersyarat” lebih dikenal

dengan program keluarga harapan (PKH), yaitu program

pemberian uang tunai kepada RTSM berdasarkan persyaratan

dan ketentuan yang telah ditetapkan dengan melaksanakan

kewajibannya, PKH difokuskan untuk meningkatkan kualitas

sumber daya masyarakat miskin melalui pemberdayaan kaum

ibu, dan mendorong agar anaknya tetap sehat dan bersekolah

sesuai dengan data yang ditetapkan oleh BPS sebagai target

peserta.

Dibidang pembiayaannya, anggaran PKH dialokasikan

melalui belanja bansos bidang perlindungan sosial yang

bersyarat, artinya bagi RTSM yang menerima PKH wajib

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA BANTUAN SOSIAL DAN …repository.uinbanten.ac.id/2698/4/BAB II.pdfdan SMP/Madrasah Tsanawiyah Negeri, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf Internasional (RSBI)

28

menyekolahkan anaknya yang berusia sekolah 6-18 tahun,

melakukan pemeriksaan kesehatannya yang mencangkup ibu

hamil, ibu melahirkan, ibu nifas, pemeriksaan gizi, serta

pemeriksaan imunisasi balita. Dalam jangka pendek PKH

diharapkan dapat mengurangi beban pengeluaran RTSM,

sedangkan dalam jangka panjang diharapkan dapat memutus

rantai kemiskinan antar generasi. Karena minimnya akses

RTSM menyebabkan rendahnya tingkat pendidikan dan

kesehatan masyarakat miskin.

PKH bukan kelanjutan program BLT yang diberikan

dalam rangakan membantu masyarakat miskin untuk

mempertahankan daya belinya pada saat pemerintah melakukan

penyesuaian harga BBM, namun PKH merupakan perlindungan

sosial yang berbentuk bansos bersyarat berbasis rumah tangga

miskin, sampai sekarang pelaksanaannya masih bersifat uji

coba. Kebijakan PKH dicetuskan antara lain karena adanya

situasi krisis global, dimana kondisi ekonomi menurun, sulit

mendapatkan kebutuhan pokok terutama dialami oleh

masyarakat miskin dan rentan, sehingga dikhawatirkan jumlah

masyarakat miskin. Diluar negeri, PKH dikenal dengan istilah

conditional cash transfers (CCT) atau bantuan tunai bersyarat.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA BANTUAN SOSIAL DAN …repository.uinbanten.ac.id/2698/4/BAB II.pdfdan SMP/Madrasah Tsanawiyah Negeri, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf Internasional (RSBI)

29

Dalam usia pelaksanaan 4 tahun PKH secara bertahap

diarahkan menjadi program nasional, PKH baru mencapai 13

provinsi, pengelolaannya di sinergikan melalui beberapa

instansi terkait, terdiri dari Bappenas, Kementerian Sosial,

Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan, Kementerian

Agama, Kementerian Informasi, BPS, dan Pemerintah Daerah,

dilakukaan dipusat maupun didaerah. PKH menjadi salah satu

bagian dari program prioritas pembangunan, diharapkan dapat

mempercepat penanggulangan kemiskinan dasar,

mengupayakan penigkatan umur harapan hidup penduduk,

membaiknya sarana dan prasarana kesehatan dan pendidikan,

serta membaiknya tingkat ekonomi masyarakat miskin, menjadi

sangat startegis untuk di implimentasikan secara nasional. Ke

depan PKH diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber

daya manusia dibidang pendidikan dan kesehatan.

PKH memberikan kontirbusi dalam rangka

mempercepat pencapaian tujuan milenium Development Goals

(MDGs). Ada lima komponen MDGs yang secara tidak

langsung akan terbantu oleh PKH, yaitu mencakup :

1) Pengurangan penduduk miskin dan kelaparan

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA BANTUAN SOSIAL DAN …repository.uinbanten.ac.id/2698/4/BAB II.pdfdan SMP/Madrasah Tsanawiyah Negeri, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf Internasional (RSBI)

30

2) Pendidikan dasar

3) Kesetaraan gender

4) Pengurangan angka kematian bayi dan balita

5) Pengurangan kematian Ibu melahirkan

Tujuan umum PKH adalah mengurangi angka dan

memutus rantai kemiskinan, meningkatkan kualitas SDM, dan

merubah perilaku RTSM yang relatif kurang mendukung

peningkatan kesejahteraan. Tujuan tersebut sekaligus sebagai

upaya mempercepat pencapaian target Milenium Development

Goals (MDGs).

Sedangkan secara khusus, tujuan PKH adalah :

1) Meningkatkan status sosial ekonomi RTSM.

2) Meningkatkan status kesehatan gizi Ibu hamil, Ibu nifas,

anak balita, dan anak usia 5-7 tahun yang belum masuk

sekolah dasar dari keluarga sangat miskin (KSM).

3) Mengingkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan

dan kesehatan, khususnya bagi KSM.

4) Meningkatkan taraf pendidikan anak-anak keluarga sangat

miskin.

Sementara itu, tujuan operasional PKH adalah :

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA BANTUAN SOSIAL DAN …repository.uinbanten.ac.id/2698/4/BAB II.pdfdan SMP/Madrasah Tsanawiyah Negeri, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf Internasional (RSBI)

31

1) Di bidang kesehatan yaitu, meningkatkan akses RTSM (Ibu

hamil, ibu nifas dan anak balita) terhadap pelayanan

kesehatan, dan meningkatkan status kesehatan (IMR,

MMR, AKB).

2) Dibidang pendidikan yaitu meningkatkan akses anak-anak

RTSM terhadap pendidikan dasar (SD dan SLTP) serta

meningkatkan status pendidikan dasar agar tidak terjadi

anak putus sekolah (APS).

PKH diharapkan dapat membantu penduduk termiskin

yang membutuhkan bantuan untuk mencukupi kebutuhan dasar,

setidaknya dapat berlanjut hingga tahun 2015 sejalan dengan

pembangunan MDGs, Yaitu mencakup 5 indikator yang secara

tidak langsung dapat terbantu oleh PKH, yaitu terdiri dari

pengurangan penduduk miskin dan kelaparan, pendidikan dasar,

kesetaraan gender, pengurangan angka kematian bayi dan balita,

serta penurunan angka kematian ibu melahirkan.

Dalam jangka pendek maupun jangka panjang, manfaat

PKH adalah:

1) Dalam jangka pendek yaitu, memberikan income effect

melalui pengurangan beban pengeluaran rumah tangga

miskin.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA BANTUAN SOSIAL DAN …repository.uinbanten.ac.id/2698/4/BAB II.pdfdan SMP/Madrasah Tsanawiyah Negeri, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf Internasional (RSBI)

32

2) Dalam jangka panjang dapat memutus rantai kemiskinan

RTM melalui peningkatan kualitas kesehatan/nutrisi,

pendidikan dan kapasitas pendapatan anak (price effect),

dan memberikan kepastian akan masa depannya (insurance

effect).

3) Merubah perilaku keluarga miskin yang relatif kurang

mendukung peningktan kesejahteraan antara lain disebabkan

oleh kurangnya informasi mengenai hak, manfaat,

keuntungan dan kesempatan, serta tingginya biaya tidak

langsung (transportasi, seragam, dan lain-lain), dan

opportunity cost (anak bekerja lebih “menguntungkan” dari

pada bersekolah).

4) Mengurangi pekerja anak, yaitu mencegah turunnya anak-

anak bekerja di jalanan, serta mencegah RTM menjadi tuna

sosial atau penyandang masalah kesejahteraan sosial.

5) Pengingkatan kualitas pelayanan publik melalui

complementary perbaikan layanan pendidikan dan kesehatan

(supply side), pengembangan sistem perlindungan sosial

bagi masyarakat miskin (demand side), sekaligus penguatan

desentralisasi.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA BANTUAN SOSIAL DAN …repository.uinbanten.ac.id/2698/4/BAB II.pdfdan SMP/Madrasah Tsanawiyah Negeri, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf Internasional (RSBI)

33

6) Perceptan pencapaian MDGs, melalui indikator kemiskinan,

pendidikan, kesehatan ibu hamil, pengurangan kematian

balita, dan peningkatan kesetaraan gender.6

PKH memberikan bantuan uang tunai kepada RTSM

dengan mewajibkan untuk mengikuti persyaratan sesuai dengan

pedoman program, yaitu :

1) Menyekolahkan anak usia 7-15 tahun serta anak usia 16-18

tahun, namun belum tamat pendidikan wajib belajar 9 tahun

di satuan pendidikan, dan menghadiri kelas minimal 85

persen hari sekolah/tatp muka dalam sebulan selama tahun

ajaran berlangsung.

2) Melakukan kunjungan rutin ke fasilitas kesehatan bagi anak

usia 0-6 tahun, sesuai dengan prosedur kesehatan bagi anak.

3) Untuk ibu hamil dan ibu nifas, memeriksakan kesehatan diri

dan juga janinnya ke fasilitas kesehatan sesuai dengan

prosedur kesehatan PKH bagi ibu hamil.7

Nilai bantuan PKH dipengaruhi oleh suatu komposisi

keluarga maupun tingkat pendidikan anak, selanjutnya

6 Sri Lestari Rahayu, Bantuan Sosial di Indonesia, 128-131

7 Sri Lestari Rahayu, Bantuan Sosial di Indonesia, 132

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA BANTUAN SOSIAL DAN …repository.uinbanten.ac.id/2698/4/BAB II.pdfdan SMP/Madrasah Tsanawiyah Negeri, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf Internasional (RSBI)

34

diterapkan batasan minimum dan maksimum penerimaan

dengan mempertimbangkan sebagai berikut:

1) Jika pembayaran terlalu tinggi, maka orang akan tergantung

pada program tersebut.

2) Jika pembayaran diberikan dalam jumlah yang sama ke

semua keluarga, menjadi tidak adil, karena bagi keluarga

yang memiliki anak banyak/anak bersekolah ditempat yang

lebih tinggi mengingat pengeluarannya pun relatif lebih

besar dari keluarga kecil maka tidak terbebani biaya

sekolah.

3) Jika bantuan berdasarkan jumlah anak tanpa batasan, maka

di khawatirkan akan jadi kecurangan dalam

pelaksanaannya.8

2. Perencanaan PKH

Selama kurun waktu 4 tahun pelaksanaan PKH telah

diujicobakan terhadap 13 provinsi, ke depan PKH akan menjadi

program perlindungan sosial secara nasional, Provinsi DKI

Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Banten

merupakan daerah yang jumlah penduduknya tinggi dengan

8 Sri Lestari Rahayu, Bantuan Sosial di Indonesia, 133

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA BANTUAN SOSIAL DAN …repository.uinbanten.ac.id/2698/4/BAB II.pdfdan SMP/Madrasah Tsanawiyah Negeri, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf Internasional (RSBI)

35

tingkat kemiskinannya tinggi, sehingga walaupun bukan

merupakan daerah terpencil maka dijadikan pilot project

pelaksanaan PKH.

Berdasarkan pedoman umum PKH, kriteria

persyaratannya adalah sebagai berikut:

1) Peserta PKH, adalah:

a) RTSM terpilih yang memiliki :

- Ibu hamil/nifas.

- Anak balita/anak usia 5 s/d 7 tahun yang belum

masuk pendidikan SD.

- Anak usia SD s/d usia SLTP.

- Anak usia 15 s/d 18 tahun yang belum

menyelesaikan pendidikan dasar.

b) Menandatangani persetujuan

2) Hak Peserta PKH, adalah:

a) Mendapat bantuan tunai sesuai persyaratan.

b) Mendapat pelayanan kesehatan di pusat pelayanan

kesehatan (Puskesma, Posyandu, Polindes).

c) Mendapat pelayanan pendidikan bagi anak usia wajib

belajar pendidikan dasar 9 tahun.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA BANTUAN SOSIAL DAN …repository.uinbanten.ac.id/2698/4/BAB II.pdfdan SMP/Madrasah Tsanawiyah Negeri, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf Internasional (RSBI)

36

3) Kewajiban Peserta PKH, adalah:

a) Anak usia 0 – 6 tahun dan ibu hamil/nifas wajib

mengikuti persyaratan seluruh protokol pelayanan

kesehatan yang telah ditetapkan,

b) Anak usia 6 – 15 tahun wajib didaftarkan dan

disekolahkan ke SD/MI atau SLTP/MTS dan hadir

dikelas minimal 85 persen dalan sebulan,

c) Anak usia 15 – 18 tahun belum menyelesaikan

pendidikan dasar didaftarkan ke sekolah terdekat atau

mengambil sekolah kesetaraan.

4) Penerima Bantuan PKH :

a) Ibu atau wanita dewasa yang mengurus anak pada

rumah tangga yang bersangkutan.

b) Jika tidak ada ibu, yang menerima adalah nenek,

tante/bibi, kakak perempuan.

c) Yang berhak mengambil pembayaran adalah yang

namanya tercantum di kartu PKH dan bukan wakilnya.9

9 Sri Lestari Rahayu, Bantuan Sosial di Indonesia, 143-145

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA BANTUAN SOSIAL DAN …repository.uinbanten.ac.id/2698/4/BAB II.pdfdan SMP/Madrasah Tsanawiyah Negeri, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf Internasional (RSBI)

37

C. Kesejahteraan

1. Pengertian Kesejahteraan

Menurut Friedlander kesejahteraan adalah sistem yang

terorganisasi dari pelayanan-pelayanan sosial dan institusi-

institusi yang dirancang untuk membantu individu-individu dan

kelompok-kelompok guna mencapai standar hidup dan

kesehatan yang memadai dan relasi-relasi personal dan sosial

sehingga memungkinkan mereka dapat mengembangkan

kemampuan dan kesejahteraan sepenuhnya selaras dengan

kebutuhan-kebutuhan keluarga dan masyarakatnya.10

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),

Kesejahteraan Sosial adalah suatu kegiatan yang

terorganisasikan dengan tujuan untuk membantu penyesuaian

timbal balik antara individu-individu dengan lingkungan sosial

mereka.

Tujuan kesejahteraan sosial ini dicapai secara seksama,

melalui teknik-teknik dan metode tertentu dengan maksud untuk

memungkinkan individu, kelompok, maupun masyarakat

memenuhi kebutuhan dan memecahkan masalah penyesuaian

10

Adi Fahrudin, Ph.D, Pengantar Kesejahteraan Sosial,(Bandung: Reflika

Aditama), 9

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA BANTUAN SOSIAL DAN …repository.uinbanten.ac.id/2698/4/BAB II.pdfdan SMP/Madrasah Tsanawiyah Negeri, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf Internasional (RSBI)

38

diri mereka terhadap perubahan pola-pola masyarakat, serta

melalui tindakan kerja sama untuk memperbaiki kondisi –

kondisi ekonomi dan juga sosial.11

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan

Keluarga

Besar keluarga ditentukan oleh banyaknya jumlah

anggota keluarga. Berdasarkan jumlah atau besar keluarga,

keluarga dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu: keluarga kecil

(kurang dari sama dengan 4 orang), keluarga sedang (5-7

orang), dan keluarga besar (lebih dari sama dengan 8 orang).

Menurut arianti, besar keluarga ditentukan oleh jumlah

anggota keluarga. Biasanya jumlah anak. Jumlah anggota

keluarga yang terlalu besar seringkali menimbulkan masalah

dalam pemenuhan kebutuhan pokok.

Sumarwan menyatakan bahwa pendapatan perkapita dan

belanja pangan keluarga akan menurun sejalan dengan

meningkatnya jumlah keluarga. Jumlah dan pola konsumsi

suatu barang atau jasa ditentukan oleh jumlah anggota keluarga

11

Rohiman Notowidagdo,pengantar kesejahteraan sosial,(Jakarta: sinar

grafika offset 2016), 37

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA BANTUAN SOSIAL DAN …repository.uinbanten.ac.id/2698/4/BAB II.pdfdan SMP/Madrasah Tsanawiyah Negeri, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf Internasional (RSBI)

39

atau rumahtangga. Keluarga yang memiliki jumlah anggota

keluarga yang lebih besar akan mengkonsumsi pangan dengan

jumlah jauh lebih banyak dibandingkan dengan keluarga yang

jumlah anggota keluarganya lebih sedikit.12

3. Faktor Penyebab Timbulnya Masalah Kesejahteraan

Faktor penyebab timbulnya masalah kesejahteraan

cukup banyak. Berikut ini penyebab yang dikemukakan oleh

beberapa tokoh.

1) Faktor ekonomi, Antara lain mencakup kelesuan ekonomi,

perubahan teknologi dalam proses produksi. Perubahan-

perubahan dalam kenaikan produktivitas, perubahan-

perubahan daam pemasaran, ketidakteraturan permintaan

akan tenaga buruh, an pemindahan industry dari

masyarakat tertentu.

2) Factor sosial, bagi penerima income, hal demikian bisa

berupa kehilangan pendapatan bagi para keluarga. Ini bisa

disebabkan oleh kematian, meninggalkan keluarga,

12

Megawati Simanjuntak,”Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan

Keluarga dan Prestasi Belajar Anak Pada Keluarga Penerima Program Keluarga

Harapan(PKH),”http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/27013(diunduh tanggal

15 September 2017),23

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA BANTUAN SOSIAL DAN …repository.uinbanten.ac.id/2698/4/BAB II.pdfdan SMP/Madrasah Tsanawiyah Negeri, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf Internasional (RSBI)

40

diskriminasi dalam penempatan tenaga kerja, perbedaan

golongan dll.

3) Faktor pribadi. Faktor ini memengaruhi kemampuan untuk

memperoleh pekerjaan dan pendapatan, seperti

ketidakmampuan fisik dan mental.13

4. Fungsi – Fungsi Kesejahteraan

Fungsi-fungsi kesejahteraan bertujuan untuk

menghilangkan atau mengurangi tekanan-tekanan yang

diakibatkan terjadinya perubahan-perubahan sosio-ekonomi,

menghindarkan terjadinya konsekuensi-konsekuensi sosial yang

negatif akibat pembangunan serta menciptakan kondisi-kondisi

yang mampu mendorong peningkatan kesejahteraan

masyarakat.

Fungsi-fungsi kesejahteraan sosial tersebut antara lain:

1) Fungsi pencegahan (preventive)

Kesejahteraan sosial ditujukan untuk memperkuat

individu, keluarga, dan masyarakat supaya terhindar dari

masalah-masalah sosial baru. Dalam masyarakat transisi,

13

Rohiman Notowidagdo,pengantar kesejahteraan sosial,(Jakarta: sinar

grafika offset 2016), 112

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA BANTUAN SOSIAL DAN …repository.uinbanten.ac.id/2698/4/BAB II.pdfdan SMP/Madrasah Tsanawiyah Negeri, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf Internasional (RSBI)

41

upaya pencegahan di tekankan pada kegiatan-kegiatan untuk

membantu menciptakam pola-pola baru dalam hubungan

sosial serta lembaga-lembaga sosial baru.

2) Fungsi penyembuhan (Curative)

Kesejahteraan sosial di tujukan untuk

menghilangkan kondisi-kondisi ketidakmampuan fisik,

emosional, dan sosial agar orang yang mengalami masalah

tersebut dapat berfungsi kembali secara wajar dalam

masyarakat.

3) Fungsi pengembangan (Development)

Kesejahteraan sosial berfungsi untuk memberikan

sumbangan langsung ataupun tidak langsung dalam proses

pembangunan atau pengembangan tatanan dan sumber-

sumber daya sosial dalam masyarakat.

4) Fungsi penunjang (Supportive)

Fungsi ini mencakup kegiatan-kegiatan untuk

membantu mencapai tujuan sektor atau bidang pelayanan

kesejahteraan sosial yang lain.14

14

Adi Fahrudin, Ph.D, Pengantar Kesejahteraan Sosial,(Bandung: Reflika

Aditama), 12-13

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA BANTUAN SOSIAL DAN …repository.uinbanten.ac.id/2698/4/BAB II.pdfdan SMP/Madrasah Tsanawiyah Negeri, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf Internasional (RSBI)

42

D. Keluarga dan Kemiskinan

1. Definisi Keluarga

Terdapat beragam istilah yang bisa dipergunakan untuk

menyebut “keluarga”. Keluarga itu berarti ibu, bapak, dengan

anak-anaknya atau seisi rumah, bisa juga di sebut batih, yaitu

orang seisi rumah yang menjadi tanggungan, dan dapat pula

berarti kaum, yaitu sanak saudara atau kaum kerabat.

Definisi lain mengemukakan bahwa keluarga adalah

suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang

diekat oleh ikatan darah, perkawinan, atau adopsi serta tinggal

bersama.15

2. Tujuan dan Fungsi Keluarga

Tujuan dari terbentuknya keluarga adalah untuk

mewujudkan suatu struktur atau hierarkis yang dapat memenuhi

kebutuhan fisik dan psikologis para anggotanya dan untuk

memelihara kebiasaan atau budaya masyarakat yang lebih luas.

Dalam mencapai tujuan keluarga, peraturan pemerintah (PP)

15

Ramdani Wahyu, M.Ag., M.Si, Ilmu Sosial Dasar,(Bandung: Pustaka

Setia 2013),70

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA BANTUAN SOSIAL DAN …repository.uinbanten.ac.id/2698/4/BAB II.pdfdan SMP/Madrasah Tsanawiyah Negeri, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf Internasional (RSBI)

43

Nomor 21 Tahun1994 (BKKBN 1996) menyebutkan adanya

delapan fungsi yang harus dijalani oleh keluarga, meliputi:

1) Fungsi keagamaan yaitu keluarga perlu memberikan

dorongan kepada seluruh anggotnya agar kehidupan

keluarga sebagai watinhana persemaian nilai-nilai agama

dan nilai-nilai luhur budaya bangsa dan untuk menjadi

insan-insan agamais yang penuh iman dan takwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa.

2) Fungsi sosial budaya yaitu memberikan kepada keluarga

dan seluruh anggotanya untuk mengembangkan kekayaan

budaya bangsa yang beraneka ragam dalam satu keasatuan.

3) Fungsi melindungi yaitu untuk menumbuhkan rasa aman

dan kehangatan.

4) Fungsi cinta kasih yaitu keluarga yang memberikan

landasan yang kokoh terhadap hubungan anak dengan anak,

suami dengan istri, orangtua dengan anaknya, serta

hubungan kekerabatan antar generasi sehingga keluarga

menjadi wadah utama bersemainya kehidupan yang penuh

kasih lahir dan batin.

5) Fungsi sosialisasi dan pendidikan yaitu dengan memberi

peran kepada keluarga untuk mendidik keturunan agar bisa

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA BANTUAN SOSIAL DAN …repository.uinbanten.ac.id/2698/4/BAB II.pdfdan SMP/Madrasah Tsanawiyah Negeri, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf Internasional (RSBI)

44

melakukan penyesuaian dengan alam kehidupan di masa

depan.

6) Fungsi ekonomi, menjadi unsur pendukung kemandirian dan

ketahanan keluarga.16

3. Definisi Kemiskinan

Kemiskinan adalah suatu keadaan dimana seseorang

tidak sanggup memelihara dirinya sendiri dengan taraf

kehidupan yang dimiliki dan juga tidak mampu memanfaatkan

tenaga.17

Di mata sebagian ahli, kemiskinan didefinisikan semata

hanya sebagai fenomena ekonomi, dalam arti rendahnya

penghasilan atau tidak dimilikinya mata pencaharian yang yang

cukup mapan untuk tempat bergantung hidup.

Pengertian tentang kemiskinan secara garis besar bisa

dibedakan menjadi dua, yaitu kemiskinan relatif dan

kemiskinan absolut. Kemiskinan relatif dinyatakan dengan

16

Megawati Simanjuntak,”Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan

Keluarga dan Prestasi Belajar Anak Pada Keluarga Penerima Program Keluarga

Harapan(PKH),”http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/27013(diunduh tanggal

15 September 2017),7-8 17

Megawati Simanjuntak,”Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan

Keluarga dan Prestasi Belajar Anak Pada Keluarga Penerima Program Keluarga

Harapan(PKH),”http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/27013(diunduh tanggal

15 September 2017),10

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA BANTUAN SOSIAL DAN …repository.uinbanten.ac.id/2698/4/BAB II.pdfdan SMP/Madrasah Tsanawiyah Negeri, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf Internasional (RSBI)

45

beberapa persen dari pendapatan nasional yang diterimakan

oleh kelompok penduduk dengan kelas pendapatan tertentu

dibandingkan dengan proporsi pendapatan nasional yang

diterima oleh kelompok penduduk dengan kelas pendapatan

lainnya.

Sedangkan kemiskinan absolut diartikan sebagai suatu

keadaan dimana tingkat pendapaatan absolut dari satu orang

tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, seperti:

sandang, pangan, pemukiman, kesehatan dan pendidikan.

Konsusmsi nyata tersebut dinyatakan dengan secara kuantitatif

atau dalam uang berdasarkan harga pada tahun pangkal tertentu.

Kemudian, karena biaya hidup di daerah kota dan di daerah

desa berbeda, demikian juga antar kelompok masyarakat di

dalamnya.

Di samping itu, ada juga pengertian kemiskinan lain

yang dikembangkan oleh Sajagyo. Dikatakan bahwa,

kemiskinan adalah suatu tingkat kehidupan yang berada di

bawah standar kebutuhan hidup minimum yang ditetapkan

berdasarkan atas kebutuhan pokok pangan yang membuat orang

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA BANTUAN SOSIAL DAN …repository.uinbanten.ac.id/2698/4/BAB II.pdfdan SMP/Madrasah Tsanawiyah Negeri, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf Internasional (RSBI)

46

cukup bekerja dan hidup sehat berdasarkan atas kebutuhan

beras dan kebutuhan gizi.

Adapun definisi menurut Friedman, kemiskinan adalah

ketidaksamaan untuk mengakumukasi basis kekuasaan sosial.

Sementara yang dimaksud basis kekuasaan sosial itu menurut

Friedman meliputi: pertama, modal produktif atas aset,

misalnya tanah perumahan, peralatan, dan kesehatan. Kedua,

sumber keuangan, seperti income dan kredit yang memadai.

Ketiga, organisasi sosila dan politik yang dapat digunakan

untuk mencapai kepentingan bersama, seperti koperasi.

Keempat, network atau jaringan sosial untuk memperoleh

pekerjaan, barang-barang, pengetahuan dan keterampilan yang

memadai. Kelima, informasi-informasi yang berguna untuk

kehidupan.18

Kelompok masyarakat yang sangat rentan terhadap

kemiskinan adalah para pekerja pabrik dan rumah tangga yang

beberapa tahun belakangan ini kondisi ekonomi mereka

membaik akibat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan

berkelanjutan yang menciptakan kesempatan kerja lebih besar

18

Dr. Bagong Suyanto, Anatomi Kemiskinan dan Strategi

Penanganannya,(Malang: In-TRANS 2013),1-4

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA BANTUAN SOSIAL DAN …repository.uinbanten.ac.id/2698/4/BAB II.pdfdan SMP/Madrasah Tsanawiyah Negeri, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf Internasional (RSBI)

47

dan lebih baik (dari sisi pendapatan), namun mereka berada

persis di atas garis kemiskinan yang berlaku. Kondisi seperti ini

membuat mereka sangat terancam kembali menjadi miskin

apabila ada sebuah krisis ekonomi seperti pada tahun 2008-

2009.19

4. Ciri-ciri Kemiskinan

Dengan melihat banyaknya ukuran yang dapat dipakai

untuk menentukan seseorang atau sekelompok orang untuk

disebut miskin atau tidak miskin, maka umumnya para ahli akan

merasa kesulitan dalam mengklasifikasikan masyarakat menurut

garis kemiskinan. Namun, dari berbagai studi yang ada, pada

dasarnya ada beberapa ciri dari kemiskinan, yaitu:

1) Mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan pada

umumnya tidak memiliki faktor produksi sendiri, seperti

tanah yang cukup, modal ataupun keterampilan. Faktor

produksi yang dimiliki umumnya sedikit, sehingga

kemampuan untuk memperoleh pendapatan menjadi sangat

terbatas.

19

Prof. Dr. Tulus T.H. Tambunan, Perekonomian Indonesia,(Bogor:

Ghalia Indonesia 2014),196

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA BANTUAN SOSIAL DAN …repository.uinbanten.ac.id/2698/4/BAB II.pdfdan SMP/Madrasah Tsanawiyah Negeri, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf Internasional (RSBI)

48

2) Mereka pada umumnya tidak mempunyai kemungkinan

untuk memperoleh aset produksi dengan kekuatan sendiri.

3) Tingkatan pendidikan golongan miskin umumnya rendah,

tidak sampai tamat sekolah dasar.

4) Banyak di antara mereka yang tinggal di daerah perdesaan

dan tidak mempunyai tanah garapan, atau kalaupun ada

relatif kecil sekali. Pada umumnya mereka menjadi buruh

tani atau pekerja kasat di luar pertanian.

5) Banyak di antara mereka yang hidup di kota masih berusia

muda dan tidak mempunyai keterampilan atau skill dan

pendidikan.20

5. Akar Penyebab Kemiskinan

Menurut faktor yang melatarbelakangi, akar penyebab

kemiskinan dapat dibedakan menjadi dua kategori. Pertama,

kemiskinan alamiah, yakni kemiskinan yang timbul sebagai

akibat sumber-sumber daya yang langka jumlahnya atau karena

tingkat perkembangan teknologi yang sangat rendah.

Kedua, kemiskinan buatan, yakni kemiskinan yang

terjadi karena struktur sosial yang ada, membuat anggota atau

20

Dr. Bagong Suyanto, Anatomi Kemiskinan dan Strategi

Penanganannya,(Malang: In-TRANS 2013),6

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA BANTUAN SOSIAL DAN …repository.uinbanten.ac.id/2698/4/BAB II.pdfdan SMP/Madrasah Tsanawiyah Negeri, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf Internasional (RSBI)

49

kelompok masyarakat tidak menguasai sarana ekonomi dan

fasilitas-fasilitas secara merata.

Kemiskinan buatan dalam banyak hal terjadi bukan

karena seorang individu atau anggota keluarga malas bekerja

atau karena mereka terus-menerus sakit. berbeda dengan

perspektif modernisasi yang cenderung memvonis kemiskinan

bersumber dari lemahnya etos kerja, tidak dimilikinya etika

wirausaha atau karena budaya yang tidak terbiasa dengan kerja

keras, kemiskinan buatan dalam perbincangan dikalangan

ilmuwan sosial acapkali diidentikan dengan pengertian

kemiskinan struktural. Menurut Selo Soemardjan, yang

dimaksud dengan kemiskinan struktural adalah kemiskinan

yang diderita oleh suatu golongan masyarakat, karena struktur

sosial masyarakat itu tidak dapat ikut menggunakan sumber-

sumber pendapatan yang sebenarnya tersedia bagi mereka.21

E. Tinjauan Terhadap Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan kegiatan mendata dan

mengevaluasi seluruh hasil studi atau penelitian terutama pada skripsi

21

Dr. Bagong Suyanto, Anatomi Kemiskinan dan Strategi

Penanganannya,(Malang: In-TRANS 2013),8-9

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA BANTUAN SOSIAL DAN …repository.uinbanten.ac.id/2698/4/BAB II.pdfdan SMP/Madrasah Tsanawiyah Negeri, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf Internasional (RSBI)

50

yang lebih dulu membahas fokus yang sama dalam ringkas tersebut,

harus digali kelebihan dan kekurangan skripsi yang telah ada. Berikut

ini beberapa skripsi penelitain teerdahulu.

Penulis mengambil tiga penelitian terdahulu sebagai

perbandingan pada penelitian ini. penulis fokus pada bantuan sosial

program keluarga harapan dan kesejahteraan keluarga miskin dalam

penelitian sebelumnya. Karena penulis mengetahui hasil penelitian

terdahulu, maka penulis dapat membandingkan hasil penelitiannya.

Penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini,

yang pertama yaitu penelitian yang di lakukan oleh Edwin Satria

Permana dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang Banten tahun

2012 yang berjudul “Evaluasi pelaksanaan Program Keluarga Harapan

di Kelurahan Saruni Kecamatan Majasari Kabupaten Pandeglang”.

Penelitian terdahulu ini menggunakan metode kualitatif sedangkan

penelitian sekarang menggunakan metode penelitian kuantitatif. Selain

itu penelitian terdahulu tidak membahas kesejahteraan masyarakat

sedangkan penelitian sekarang membahasnya.Persamaannya adalah

pembahasan variabel x sama-sama membahas tentang program

keluarga harapan. Berdasarkan perhitungan pelaksanaan program

Keluarga Harapan mencapai angka 69,80% diperoleh angka thitung

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA BANTUAN SOSIAL DAN …repository.uinbanten.ac.id/2698/4/BAB II.pdfdan SMP/Madrasah Tsanawiyah Negeri, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf Internasional (RSBI)

51

lebih besar daripada t tabel (5,885 > 1,657) maka dapat disimpulkan

pelaksanaan Program Keluarga Harapan di di Kelurahan Saruni

Kecamatan Majasari Kabupaten Pandeglang kategori baik.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Edo Permana dari

Institut Pertanian Bogor tahun 2016 yang berjudul “Dampak Program

Bantuan Sosial Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Kemiskinan

Kabupaten Tertinggal Di Indonesia”. Metode penlitian yang digunakan

oleh penelitian terdahulu menggunakan metode deskrpitif Kualitatif

sedangkan penelitian yang sekarang menggunakan metode penelitian

kuantitatif, selain itu perbedaannya penelitian yang terdahulu

membahas secara luas bantuan sosial secara umum sedangkan yang

sekarang penelitiannya hanya terkonsentrasi pada Program Keluarga

Harapan.Hasil estimasi menunjukkan bahwa variabel PDRB tidak

signifikan mempengaruhi tingkat kemiskinan di daerah tertinggal.

Variabel yang signifikan mempengaruhi tingkat kemiskinan di daerah

tertinggal adalah tingkat pengangguran, ipm, dan share sektor jasa

Variabel tingkat pengangguran berkorelasi positif terhadap jumlah

penduduk miskin di kabupaten tertinggal di Indonesia. Nilai koefisien

regresi pengangguran sebesar 0,306213 yang berarti setiap kenaikan

pengangguran sebesar 1 persen, akan meningkatkan jumlah penduduk

Page 38: BAB II KAJIAN PUSTAKA BANTUAN SOSIAL DAN …repository.uinbanten.ac.id/2698/4/BAB II.pdfdan SMP/Madrasah Tsanawiyah Negeri, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf Internasional (RSBI)

52

miskin sebesar 0.306213 persen. Ditingkat regional sektor non riil

tumbuh sangat cepat sedangkan sektor riil yang mampu menyerap

tenaga kerja malah tumbuh lambat (BPS, 2014). Dengan lambatnya

pertumbuhan sektor riil daya serap tenaga kerja menjadi sangat rendah,

ditambah dengan kenaikan.

Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Septa Muliadi Ginting

dari Universitas Sumatera Utara Medan tahun 2015 yang berjudul

“Analisis Dampak Bantuan Program Penanggulangan Kemiskinan

Terhadap Kehidupan Masyarakat Miskin Di Kota Medan”. Pada

penelitian terdahulu menggunakan penelitian deskriptif kualitatif

sedangkan penelitian yang sekarang menggunakan penelitian

kuantitatif selain itu penelitian yang dahulu membahas bantuan

langsung tunai sedangkan yang sekarang membahas tentang bantuan

program keluarga Harapan. Persamaan dalam penelitian ini adalah

variabel X dan Y sama yakni bantuan sosial dan kesejahteraan

kehidupan masyarakat.Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data

pada rumusan masalah yang pertama, bahwa program BLT/BLSM

berdampak positif terhadap pemenuhan kebutuhan pokok di Kecamatan

Medan Belawan, dan ada dua variabel diantaranya yang mempunyai

pengaruh yang cukup besar dalam pengentasan kemiskinan melalui

Page 39: BAB II KAJIAN PUSTAKA BANTUAN SOSIAL DAN …repository.uinbanten.ac.id/2698/4/BAB II.pdfdan SMP/Madrasah Tsanawiyah Negeri, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf Internasional (RSBI)

53

pemenuhan kebutuhan pokok yaitu penggunaan Gas LPG 3Kg dengan

kemampuan membeli dan minum susu dalam seminggu dan sementara

variabel indikator kemiskinan BPS lainnya masih kecil pengaruhnya.

Dan berdasarkan hasil uji paired sample t – test pada total keseluruhan

dari jumlah ataupun skor keduabelas variabel indikator kemiskinan

BPS yang juga akan menjawab rumusan masalah yang kedua,

menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan nyata dalam pengentasan

kemiskinan sebelum dan setelah responden menerima program

BLT/BLSM. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa program

BLT/BLSM tersebut mempengaruhi ataupun berdampak positif

terhadap kehidupan responden yang menerima program BLT/BLSM

dalam hal pengentasan kemiskinan.

F. Hubungan Antara Program Bansos dan Kesejahteraan

Masyarakat Miskin

Bantuan sosial (bansos) adalah merupakan transfer uang atau

barang yang diberikan kepada masyarakat guna melindungi dari

kemungkinan terjadinya resiko sosial dan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

Page 40: BAB II KAJIAN PUSTAKA BANTUAN SOSIAL DAN …repository.uinbanten.ac.id/2698/4/BAB II.pdfdan SMP/Madrasah Tsanawiyah Negeri, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf Internasional (RSBI)

54

Bansos dapat diberikan secara langsung kepada masyarakat atau

lembaga kemasyarakatan termasuk di dalamnya bantuan untuk lembaga

non pemerintah bidang pendidikan dan keagamaan, sifatnya tidak terus

menerus dan selektif. Dinas bansos bisa “dengan syarat” atau “tanpa

syarat”, diberikan melalui Kementerian/Lembaga, serta untuk bencana

alam. Dari segi durasinya, bansos dapat bersifat sementara (untuk

korban bencana), atau tetap (penyandang cacat), dan dapat berupa uang

atau barang.22

Bantuan sosial mempunyai strategi yang dimana strategi

tersebut berbanding lurus dengan apa yang ada pada konsep dan tujuan

mensejahterakan masyarakat miskin.

Tujuan dari program ini adalah:

1. Meningkatnya derajat kesehatan ibu dan anak-anak balita

2. Meningkatnya pendidikan anak-anak usia sekolah hingga tamat

sekolah dasar (SD/MI) dan sekolah lanjutan tingkat pertama

(SMP/MTs).

Indikator Keberhasilan

Ukuran atau indikator keberhasilan merupakan kondisional

yang akan di capai oleh masyarakat dan digunakan sebagai dasar untuk

22

Sri Lestari Rahayu, Bantuan Sosial di indonesia,(Bandung: Fokus media

2012),2

Page 41: BAB II KAJIAN PUSTAKA BANTUAN SOSIAL DAN …repository.uinbanten.ac.id/2698/4/BAB II.pdfdan SMP/Madrasah Tsanawiyah Negeri, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf Internasional (RSBI)

55

menilai keberhasilan dalam rangka mengikuti program bansos ini.

ukuran keberhasilan ini dimaksudkan agar masyarakat memfokuskan

pada pencapaian tujuan program dan tidak hanya melakukan kegiatan

pendidikan dan kesehatan secara umum.

Ukuran yang digunakan sebagai berikut:

1. Bidang Kesehatan, meliputi:

a. Setiap ibu hamil diperiksa oleh bidan, minimal 4 kali

pemeriksaan selama kehamilan.

b. Setiap ibu hamil mendapatkan minimal 90 butir pil Fe

(penambah darah) selama masa kehamilan.

c. Setiap ibu yang melahirkan dan bayinya mendapatkan

perawatan nifas oleh bidan atau dokter, minimal 2 kali

perawatan dalam waktu 40 hari setelah proses persalinan.

d. Setiap bayi usia 12 bulan kebawah mendapatkan imunisasi

standar secara lengkap.

e. Setiap usia 6 bulan sampai 59 bulan mendapatkan vitamin

A, 2 kali dalam setahun.

2. Bidang Pendidikan, meliputi:

a. Setiap anak usia sekolah dasar (7 tahun ke atas) terdaftar

sebagai siswa sekolah dasar (SD/MI).

Page 42: BAB II KAJIAN PUSTAKA BANTUAN SOSIAL DAN …repository.uinbanten.ac.id/2698/4/BAB II.pdfdan SMP/Madrasah Tsanawiyah Negeri, kecuali pada rintisan sekolah bertaraf Internasional (RSBI)

56

b. Tingkat kehadiran setiap siswa SD/MI dalam mengikuti

proses belajar mengajar, minimal 85%. Usia sekolah SD

menurut DEPDIKNAS adalah usia 7 sampai 12 tahun.

Pengembangan masyarakat yang berbasis partisipasi masyarakat

dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah, kemudian juga secara

langsung memberdayakan masyarakat, dan semoga masyarakat tidak

terus-menerus ketergantungan dengan adanya pemberian bantuan ini.