implementasi dana rintisan sekolah bertaraf …/implementasi...implementasi dana rintisan sekolah...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
IMPLEMENTASI DANA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF
INTERNASIONAL (RSBI) DARI PEMERINTAH DALAM
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 1
SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011
Oleh:
SRI ANDRIYANI
X7407078
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
IMPLEMENTASI DANA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF
INTERNASIONAL (RSBI) DARI PEMERINTAH DALAM
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 1
SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011
Oleh:
SRI ANDRIYANI
X7407078
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan
Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga
Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Sri Andriyani. X7407078. IMPLEMENTASI DANA RINTISAN SEKOLAH
BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI) DARI PEMERINTAH DALAM
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 1
SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011, Skripsi. Surakarta: Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Oktober
2011.
Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui implementasi dana RSBI
(Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) sebagai upaya peningkatan prestasi
belajar siswa di SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011. (2)
Mengetahui kendala apa yang dihadapi dan cara mengatasi kendala yang ada
dalam implementasi dana RSBI di SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran
2010/2011. (3) Mengetahui upaya apa sajakah yang ditempuh SMA Negeri 1
Surakarta dalam menghadapi masalah implementasi dana RSBI di SMA Negeri 1
Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011.
Penelitian ini berbentuk kualitatif dengan metode diskriptif dan strategi
penelitian tunggal terpancang. Sumber data yang digunakan terdiri dari informan,
lokasi penelitian, arsip, dan dokumen. Teknik sampling yag digunakan adalah
purposive sampling dengan menentukan key informan terlebih dahulu. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah melalui wawancara, observasi, dan
analisis dokumen. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis
interaktif yang terdiri dari tiga komponen utama yaitu reduksi data, sajian data,
dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil nalisis dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai
berikut, dana RSBI mempunyai peranan dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa di SMA N 1 Surakarta, karena dengan implementasi dana RSBI pihak
sekolah bisa memberikan pelayanan pendidikan yang lebih baik. SMA N 1
Surakarta telah memenuhi sarana prasarana dengan lebih baik dan mengadakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
kegiatan pelatihan, workshop, peningkatan kualifikasi guru ke S2 dalam upaya
meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM).
Manfaat yang diperoleh dari implementasi dana RSBI di SMA N 1
Surakarta antara lain kebutuhan sarana prasarana belajar mengajar di SMA N 1
Surakarta dapat terpenuhi, meningkatkan mutu SDM, mengadakan try out untuk
siswa kelas XII, mengadakan out bound untuk siswa dalam upaya pembentukan
karakter, memberikan beasiswa bagi siswa yang berprestasi maupun siswa yang
tidak mampu, kegiatan manajemen, meningkatkan mutu pelayanan SMA N 1
Surakarta yang akan mendukung kelancaran proses belajar mengajar yang pada
akhirnya prestasi belajar peserta didik di SMA N 1 Surakarta dapat ditingkatkan.
Kendala yang dihadapi oleh pihak SMA N 1 Surakarta dalam
pengelolaan dana RSBI yaitu dikarenakan dana RSBI sampai di sekolah pada
bulan yang hampir mendekati berakhirnya masa anggaran, yaitu dana biasa datang
pada bulan Oktober dan November padahal bulan Desember harus sudah
menyerahkan laporan pertanggungjawaban kepada pemerintah. Sekolah
mengadakan upaya-upaya dalam menghadapi masalah implementasi dana RSBI
tersebut yaitu (1) Sekolah menggunakan dana komite terlebih dahulu untuk
realisasi dana RSBI, apabila dana RSBI cair baru mengembalikan dana komite.
(2) Sekolah mengadakan iuran bulanan dan sumbangan dari pihak luar untuk
tambahan dana. (3) Berkomitmen membuat laporan pertanggungjawaban setelah
kegiatan/realisasi dana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Sri Andriyani. X7407078. IMPLEMENTATION of RSBI FUNDS FROM
GOVERNMENT to IMPROVE STUDENT ACHIEVEMENT in SENIOR HIGH
SCHOOL NEGERI 1 SURAKARTA ACADEMIC YEAR 2010/2011, Skripsi:
The Faculty of Teacher Training and Education. Sebelas Maret University,
Surakarta. 2011.
The purpose of this study were (1) To describe the of implementation
RSBI funds (international standard school) as to improve student achievement. (2)
To determine what obstacles they face and how to overcome existing its in the
implementation of RSBI funds. (3) to know the efforts taken by SMA Negeri 1
Surakarta in the face the problems they fine in the implementation of RSBI funds
in SMA Negeri 1 Surakarta School Year 2010/2011.
This is a qualitative research method using descriptive method of single
spikes. The sampling technique used was purposive sampling. Data collection
techniques used was interviews, observation and document analysis. Data analysis
technique used was an interactive analytical model which consists of three main
components namely data reduction, data presentation, and drawing conclusions.
Based the analysis and discussion above it can be summarized as
follows; RSBI funds is an important role in improving students achievement in
SMA N 1 Surakarta. The implementation of the school RSBI funds can provide
better educational services. SMA N 1 Surakarta has provided supporting adequate
facilities conducted training activities and workshops to improving teachers’
qualifications in the effort of improving the quality of Human Resources (HR).
The are many benefits of the implementation of RSBI funds in SMA N
1 Surakarta, the infrastructure needs of teaching and learning in SMA N 1
Surakarta are met, it can improve the quality of human recourses implementation
of “try outs” for the class XII students, are held out bound for students in the
efforts to establish their character, to give, scholarships for students achieve and
low-class students who area given management activities, and quality service of
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
SMA N 1 Surakarta are that will improved, support the process of teaching and
learning so that the achievement of students of SMA N 1 Surakarta can be
improved.
The constraints faced by the SMA N 1 Surakarta in the managing RSBI
funds are cause by the withdrawal of the funds which can be done just by the end
of the budget term that is around October and November. Meanwhile by
December the school has to submit the report of expenditure to the government.
To overcome these problems the school has done some efforts: (1) Using the
committee funds to realize the RSBI funds, which will be repaid when RSBI
funds has been with down. (2) Going some contributions from external party and
students’ monthly dues. (3) Committing to write the report of expenditure after
realizing the funds.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
MOTTO
”Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
(QS. Al-Insyiraah: 6)
“Untuk segala sesuatu yang ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada
waktunya. Ada waktu untuk menangis dan ada waktu untuk tertawa”
(Barbara Johnson)
“Kehidupan bagaikan cermin yang sangat besar, bercermin dan tersenyumlah,
maka orang di depan anda pun akan tersenyum”
(Bp.Kusno)
“Semua doa dan perbuatan yang pernah kita lakukan kepada orang lain akan
menjadi boomerang untuk diri kita”
(Penulis)
“Manusia sejati adalah manusia yang sukses dalam kehidupannya, ia berbaur
dengan masyarakat dan tak melupakan Allah sedikitpun”
(Faya Fajria Ramdhani)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
PERSEMBAHAN
Kusuntingkan skripsi ini untuk:
Ibu dan Ayah tercinta yang selalu mendukung dan mendo’akanku dengan penuh
kasih sayang
Mas Tris, Mbak Ti, Mbak Nita yang selalu memotivasiku
Seseorang yang mendukung dan menjadi penyemangatku selama ini
Sahabat-sahabatku (Fela, Tias, Fafa, Melda, Nuri, Yuni, Lia, Rinta, Sunny, Ratih,
Vina, Sari, Puji, Wiwid, Elisa, Novi, Wyda, Chorie) terimakasih atas bantuan dan
motivasinya
Kos Mutiagana (Faya, Mbak Lia, Ofy, Aziza, Kiki, Leni, Dinda, Lina) yang selalu
membantu dan menyemangatiku
Kos Griyananda (Gesit, Yesi, Erni, Hafi, Liza, Selli, Endah, Rima) terimakasih
atas motivasi dan bantuannya
Teman-teman PTN’07
Almamater tercinta Universitas Sebelas Maret Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah
satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Disadari bahwa penulisan
skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat bantuan dari beberapa
pihak, baik yang secara langsung maupun tidak langsing maka hambatan tersebut
dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ucapkan terimakasih
kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi ini.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui
penyusunan skripsi ini.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan
pengarahan dan ijin dalam penyusunan skripsi ini.
4. Ketua BKK Pendidikan Tata Niaga Program Studi Pendidikan Ekonomi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
yang telah memberikan pengarahan dan ijin dalam penyusunan skripsi ini.
5. Dra. Kristiani, M.M. selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Leny Noviani, S.Pd, M.Si selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
7. Dra. Dewi Kusuma W, M.Si selaku Pembimbing Akademis yang telah
membimbing dan mengarahkan peneliti dalam menyelesaikan bangku kuliah
selama ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
8. Tim penguji skripsi yang telah menyediakan waktu dan tenaga untuk menguji
penulis, sehingga penulis dapat melaksanakan ujian skripsi guna
menyelesaikan studi di bangku kuliah.
9. Segenap Dosen Pendidikan Tata Niaga yang telah memberi bekal ilmu
pengetahuan sehingga dapat menunjang terselesaikannya skripsi ini.
10. Drs. Teguh, M.Pd selaku Wakil Kepala Bagian HUMAS SMA Negeri 1
Surakarta yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.
11. Dra. Harminingsih, M.Pd selaku ketua program RSBI di SMA N 1 Surakarta
yang sangat membantu dalam penelitian.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Segala kritik dan saran sangat penulis harapkan dari pembaca guna dapat
memperbaiki penulisan yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan dunia pendidikan.
Surakarta, September 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR ISI
JUDUL ........................................................................................................... i
PENGAJUAN SKRIPSI ............................................................................... ii
PERSETUJUAN ............................................................................................ iii
PENGESAHAN ............................................................................................. iv
ABSTRAK ..................................................................................................... v
MOTTO ......................................................................................................... ix
PERSEMBAHAN .......................................................................................... x
KATA PENGANTAR .................................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. ......................................................................................................... Latar
Belakang Masalah ..................................................................................... 1
B. ......................................................................................................... Peru
musan Masalah .......................................................................................... 6
C. ......................................................................................................... Tuju
an Penelitian .............................................................................................. 6
D. ......................................................................................................... Manf
aat Penelitin ............................................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 9
A. ......................................................................................................... Tinja
uan Pustaka ............................................................................................... 9
B. ......................................................................................................... Kera
ngka Berfikir ............................................................................................. 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 34
A. ......................................................................................................... Tem
pat dan Waktu Penelitian .......................................................................... 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
B. ......................................................................................................... Bent
uk dan Strategi Penelitian .......................................................................... 34
C. ......................................................................................................... Sum
ber Data ..................................................................................................... 36
D. ......................................................................................................... Tekn
ik Sampling ............................................................................................... 37
E. .......................................................................................................... Tekn
ik Pengumpulan Data ................................................................................ 38
F. .......................................................................................................... Valid
itas Data ..................................................................................................... 39
G. ......................................................................................................... Anali
sis Data ...................................................................................................... 41
H. ......................................................................................................... Prose
dur Penelitian ............................................................................................ 42
BAB IV HASIL PENELITIAN ..................................................................... 44
A. .................................................................................................... Desk
ripsi Lokasi Penelitian .......................................................................... 44
B. .................................................................................................... Desk
ripsi Permasalahan Penelitian .............................................................. 49
C. .................................................................................................... Temu
an Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori ............................... 78
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ...................................... 84
A. .................................................................................................... Simp
ulan ....................................................................................................... 84
B. .................................................................................................... Impli
kasi ....................................................................................................... 86
C. .................................................................................................... Saran ................................
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 88
LAMPIRAN .................................................................................................... 90
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Jumlah Sekolah dengan Status RSBI 3
Tabel 2. Program Bantuan Pemerintah Kepada SMA RSBI 5
Tabel 3. Kualifikasi Pendidikan Tenaga Pendidik SMA Negeri 1 Surakarta 48
Tabel 4. Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011 49
Tabel 5. Daftar Penggunaan Sumber Biaya Sekolah RSBI 56
Tabel 6. Program Kerja dan Realisasi Dana Block Grant Pusat dari
Pemerintah Pusat di SMA N 1 Surakarta Tahun 2009/2010 57
Tabel 7. Program Kerja dan Realisasi Dana Block Grant Pusat dari
Pemerintah Pusat di SMA N 1 Surakarta Tahun 2010/2011 59
Tabel 8. Alokasi Penggunaan dana dari Pemerintah Pusat (dalam Rp 1.000) 62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
Tabel 9. Alokasi Penggunaan Dana dari Pemerintah Provinsi
(dalam Rp 1.000) 62
Tabel 10. Alokasi Penggunaan Dana dari Pemerintah Kab/Kota
(dalam Rp 1.000) 63
Tabel 11. Rincian Penggunaan Dana RSBI dari Pemerintah di SMA N 1
SurakartaTahun 2008/2009 untuk pemenuhan sarana prasarana 63
Tabel 12. Profil Lulusan yang Melanjutkan ke Perguruan Tinggi 66
Tabel 13. Laporan Hasil Ujian Nasional SMA N 1 Surakarta Sebelum menjadi
Sekolah RSBI Tahun 2004/2005 67
Tabel 14. Laporan Hasil Ujian Nasional SMA N 1 Surakarta Sesudah menjadi
Sekolah RSBI Tahun 2010/2011 67
Table 15. Alokasi Penggunaan Dana dari Sumber Lain (dalam RP 1.000) 76
Tabel 16. Daftar Sumbangan Alumni SMA N 1 Surakarta 76
Tabel 17. Nilai Akreditasi SMA Negeri 1 Surakarta 81
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka Berfikir 31
Gambar 2. Prosedur penelitian Implementasi dana RSBI dalam dari pemerintah
peningkatan prestasi belajar siswa di SMA N 1 Surakarta 43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Jadwal Penyusunan Skripsi 90
Lampiran 2. Data Informan 91
Lampiran 3. Pedoman Wawancara 92
Lampiran 4. Triangulasi Metode 96
Lampiran 5. Triangulasi Sumber 98
Lampiran 6. Catatan Lapangan 122
Lampiran 7. Foto Bukti Implementasi Dana RSBI 167
Lampiran 8. Pendidikan Tenaga Pendidikan 179
Lamprian 9. Profil Data Siswa 180
Lampiran 10. Prestasi Belajar Siswa 181
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
Lampiran 11. Laporan Keuangan Penggunaan Dana RSBI di SMA N 1
Surakarta 191
184 185 186 187 188 189 190
197 198 199 200 201 202 203 204
205 206 207
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
184 185 186 187 188 189 190
197 198 199 200 201 202 203 204
205 206 207
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan nasional yang dilaksanakan di Indonesia sejak merdeka
mempunyai tujuan untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya baik secara
material dan spiritual berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Hal tersebut
dilaksanakan untuk menyesuaikan dengan kemajuan zaman yang semakin lama
semakin berkembang, apalagi saat ini Indonesia memasuki era globalisasi, dimana
pada era tersebut setiap individu harus benar - benar dapat bersaing dengan orang
lain. Setiap orang harus mempunyai keahlian dan kemampuan tertentu yang
nantinya diharapkan dapat digunakan sebagai modal untuk menghadapi zaman,
orang yang tidak mempunyai keahlian atau kemampuan dipastikan orang tersebut
akan tersingkir dalam persaingan.
Pendidikan merupakan bagian penting dari proses pembangunan
nasional yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Pendidikan
juga merupakan investasi dalam pengembangan sumber daya manusia, dimana
peningkatan kecakapan dan kemampuan diyakini sebagai faktor pendukung upaya
manusia menghadapi kehidupan. Dalam rangka inilah pendidikan diperlukan dan
dipandang sebagai kebutuhan dasar bagi masyarakat yang ingin maju.
Sekolah merupakan salah satu pendidikan yang bertujuan untuk
mengembangkan sumber daya manusia, selain itu juga mengupayakan suatu
kondisi proses belajar mengajar secara formal dan terencana untuk peserta didik.
Meskipun pendidikan dapat dilaksanakan dimana saja, namun sekolah merupakan
tempat terjadinya proses belajar yang maksimal pada diri siswa dan memegang
peranan penting dalam pengembangan sumber daya manusia.
Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia, antara lain adalah dengan mengadakan pelatihan
dan peningkatan profesi guru, mengadakan buku penunjang, dan alat pelajaran
serta perbaikan sarana dan prasarana pendidikan. Kualitas pendidikan menyangkut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
beberapa hal, antara kualitas peserta didik, guru, dan kelengkapan sarana dan
prasarana belajar.
Kualitas peserta didik dapat dilihat salah satunya dari prestasi belajar
peserta didik tersebut. Prestasi belajar peserta didik kurang maksimal apabila
kualitas guru sebagai tenaga pengajar kurang berkompeten, dan juga dapat
diakibatkan oleh sarana dan prasarana yang ada dalam sekolah tersebut kurang
menunjang. Sekolah harus menyediakan sarana, fasilitas, dan kondisi yang
memadai untuk meningkatkan proses belajar mengajar. Kualitas sekolah
diidentifikasikan dari banyaknya siswa yang memiliki prestasi, baik prestasi
akademik maupun prestasi dibidang lain, serta lulusannya sesuai dengan tujuan
yang ditetapkan oleh sekolah, melalui siswa yang berprestasi dapat ditelusuri
manajemen sekolahnya, profil gurunya, sumber belajar dan lingkungannya.
Pelayanan pendidikan yang berkualitas tersebut diawali dengan
program Rintisan Sekolah Menengah Atas (SMA) Bertaraf Internasional (R-SMA
BI) yang dikembangkan dengan memberikan jaminan kualitas kepada
stakeholders. Keberhasilan penyelenggaraan program R-SMA BI dapat pula
menjadi bahan rujukan bagi lembaga penyelenggara pendidikan lain untuk
memberi jaminan kualitas. Jika jaminan kualitas ini diimplementasikan secara
luas, maka kualitas pendidikan secara nasional akan meningkat, sehingga pada
akhirnya, peningkatan kualitas pendidikan akan berdampak pada peningkatan
kualitas sumberdaya manusia secara Nasional. Hal tersebut sangat penting
mengingat dewasa ini kita dihadapkan pada berbagai kesempatan dan tantangan
yang bersifat nasional maupun global. Kesempatan dan tantangan itu dapat diraih
dan dijawab oleh SDM yang berkualitas.
Penyelenggaraan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) dilatarbelakangi
oleh alasan-alasan berikut. Pertama, era globalisasi menuntut kemampuan daya
saing yang kuat dalam teknologi manajemen dan sumber daya manusia.
Keunggulan teknologi akan menurunkan biaya produksi, meningkatkan
kandungan nilai tambah, memperluas keragaman produk, dan meningkatkan mutu
produk. Kedua, rintisan penyelenggaraan SBI memiliki dasar hukum yang kuat
yaitu Pasal 50 ayat 3 Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Pendidikan Nasional (UUSPN 20/2003) yang menyebutkan bahwa “Pemerintah
dan/atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan
pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan
pendidikan bertaraf Internasional”. Pemerintah daerah yang dimaksud dalam
ketentuan ini adalah pemerintah provinsi dan/atau pemerintah kabupaten/kota.
Pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota secara bersama-sama atau
secara sendiri-sendiri dapat membina Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
(RSBI). Tegasnya, tidak ada larangan bagi pemerintah kabupaten/kota untuk
membina RSBI pada semua jenis dan jenjang pendidikan, mulai dari SD, SMP,
SMA, dan SMK.
SBI diharapkan dapat memperbaiki mutu pendidikan bagi generasi
penerus bangsa. Maka sejak tahun 2006, mulailah tampak berdiri RSBI di
beberapa kota/kabupaten. Berdasarkan catatan Kemendiknas, jumlah sekolah
RSBI di Indonesia pada tahun 2010 mencapai 1.110 sekolah (997 sekolah negeri
dan 113 sekolah swasta). Jumlah dan keberadaan RSBI bisa bertambah dan
berkurang, sesuai dengan hasil evaluasi atas kelayakan sebuah sekolah. Terdapat
tiga kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi sekolah, yaitu akuntabilitas,
sistem penerimaan siswa baru (PSB), serta ketersediaan sumber daya guru atau
akademisi. Berikut data jumlah sekolah RSBI di Indonesia dari berbagai jenjang
pendidikan:
Tabel 1. Jumlah Sekolah dengan Status RSBI
2006 2007 2008 2009 Jumlah Total
N S N S N S N S N S
SD 21 4 38 - 62 4 62 4 183 12 195
SMP - - 100 2 100 3 69 25 269 30 299
SMA 80 20 89 11 - - 108 13 277 44 321
SMK - - 174 5 62 12 32 10 268 27 295
TOTAL 101 24 401 18 224 19 271 52 997 113 1.110
Sumber: Teguh Triwijayanto & Ahmad Yusuf Sobri (2010: 45)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
RSBI merupakan lembaga pendidikan yang disiapkan agar peserta didik
kemudian bisa belajar secara aktif dan progresif. Rintisan sekolah itu cukup
berperan mempercepat kemajuan belajar siswa ketimbang sekolah pada
umumnya. Kurikulumnya yang dirancang secara sempurna, dengan pola
pengajaran yang sangat baik akan bisa mendorong siswa bisa sukses belajar
sehingga mereka tidak ketingggalan dalam mengikuti proses belajar mengajar.
Akhirnya, keinginan menjadi anak cerdas benar-benar terealisasi.
Indikator mutu pendidikan secara sistem meliputi komponen input,
proses, dan output. Komponen input meliputi kurikulum, tenaga pendidik dan
kependidikan, siswa, bahan ajar, alat bantu pembelajaran, teknologi, ketersediaan
sarana dan prasarana pendidikan, kondisi lingkungan fisik maupun psikis,
manajemen sekolah, serta kendali mutu. Adapun komponen proses mencakup
peningkatan efektivitas pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Kriteria output pada standar kompetensi lulusan harus di atas standar nasional
serta berkeunggulan dalam penggunaan bahasa Inggris, penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi serta memiliki prestasi dalam kompetisi bertaraf
internasional, berkolaborasi, serta melanjutkan pendidikan pada perguruan tinggi
bertaraf internasional.
Kualitas pendidikan harus sesuai dengan apa yang seharusnya dan yang
diharapkan oleh masyarakat maka perlu ada suatu standar atau acuan, sehingga
setiap sekolah secara bertahap dapat mencapai standar yang telah ditentukan.
Acuan tersebut harus bersifat nasional dan upaya pembinaan sekolah diarahkan
untuk mencapai standar nasional. Sekolah yang telah mampu mencapai standar
nasional, selanjutnya dapat dikembangkan untuk mencapai standar internasional.
Standar nasional pendidikan adalah target minimal yang harus dicapai dalam
peningkatan mutu pendidikan.
Sumber pembiayaan program rintisan sekolah bertaraf internasional
berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) 48 tahun 2008 tentang Pendanaan
Pendidikan, biaya penyelenggaraan SBI berasal dari Pemerintah, Pemerintah
Propinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, orang tua siswa (Komite Sekolah), pihak
asing yang tidak mengikat, Dunia usaha dan dunia industri (DU/DI). Sekolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
dalam program Rintisan SMA Bertaraf Internasional harus mampu menggalang
dana dari sumber-sumber tersebut dalam jumlah yang cukup memadai untuk
membiayai program peningkatan mutu Rintisan SMA Bertaraf Internasional.
Dana dari Komite Sekolah, Pemerintah Kabupaten/Kota dan Pemerintah Provinsi
lebih difokuskan untuk kegiatan pengembangan sarana dan prasarana pendidikan
dan peningkatan mutu pembelajaran. Sedangkan dana dari Pemerintah Pusat lebih
difokuskan untuk pemenuhan penjaminan mutu pendidikan. Sumber dana lain
yang berasal dari masyarakat, dunia usaha, dan dunia industri (DU/DI) yang tidak
mengikat perlu digalang untuk mendukung penyelenggaraan program rintisan
SMA bertaraf internasional, (Panduan Penyelenggaraan Program Rintisan SMA
Bertaraf Iinternasional (R-SMA BI) (2009: 54)).
Setahun block grant yang diberikan Rp300 juta meliputi pembinaan dan
biaya peralatan dan sebagainya. Ia membandingkan sekolah reguler bahkan ada
yang lebih banyak menerima block grant dalam jumlah yang lebih besar seperti
untuk revitalisasi peralatan, laboratorium, ruang kelas baru dan multimedia. Saat
ini jumlah RSBI mencapai 1.035 sekolah di seluruh Indonesia dengan bantuan
total Rp200 miliar per tahun dari pemerintah. Suyanto menambahkan pihaknya
masih melakukan evaluasi lebih lanjut tentang RSBI melalui Balitbang
Kemendiknas, (Syarief Oebaidillah, http://www.mediaindonesia.com/).
Tabel 2. Program Bantuan Pemerintah Kepada SMA RSBI
No Tahun Penerimaan Dana RSBI Jumlah Bantuan Masing-Masing
Sekolah
1 2006 Rp 300.000.000
2 2007 Rp 300.000.000
3 2008 Rp 300.000.000
4 2009 Rp 500.000.000
Sumber: Teguh Triwijayanto & Ahmad Yusuf Sobri (2010: 121)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Pembiayaan pelaksanaan program RSBI memang tidak murah.
Dibutuhkan biaya besar untuk memenuhi standar nasional pendidikan yang
mampu bersaing dengan mutu sekolah unggul internasional. SMA Negeri 1
Surakarta adalah salah satu sekolah yang telah ditunjuk sebagai RSBI dan
mendapatkan dana RSBI dari pemerintah. SMA N 1 Surakarta telah ditetapkan
sebagai sekolah berstatus RSBI sejak tahun ajaran 2006/2007. Dana RSBI yang
didapatkan oleh SMA N 1 SURAKARTA digunakan untuk meningkatkan mutu
SDM, pembelian sarana prasarana, perawatan sarana prasarana. Tersedianya
sarana dan prasarana yang ada diharapkan prestasi belajar siswa dapat meningkat
dibidang pelajaran maupun dibidang lain sehingga menghasilkan lulusan yang
berkualitas sesuai dengan tujuan dilaksanakannya program RSBI. Berdasarkan
kenyataan-kenyataan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul: “IMPLEMENTASI DANA RSBI
(RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL) DARI
PEMERINTAH DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA
SMA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011.”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas
maka dapat dirumuskan masalah yaitu:
1. Bagaimanakah implementasi dana RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional) sebagai upaya peningkatan prestasi belajar siswa di SMA
Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011?
2. Apakah kendala yang dihadapi dalam implementasi dana RSBI di SMA Negeri
1 Surakarta tahun Ajaran 2010/2011?
3. Upaya apa yang ditempuh untuk mengatasi masalah dalam implementasi dana
RSBI di SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011?
C. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan termasuk penelitian pada dasarnya selalu mempunyai
maksud dan tujuan tertentu yang dijadikan pedoman dan arahan. Menurut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Suharsimi Arikunto (2006: 58) “Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang
menunjukkan adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai”. Oleh
karena itu dalam penelitian ini terdapat tujuan penelitian yang ingin dicapai.
Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan maka tujuan
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui implementasi dana RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional)
sebagai upaya peningkatan prestasi belajar siswa di SMA Negeri 1 Surakarta
Tahun Ajaran 2010/2011.
2. Mengetahui kendala apa yang dihadapi dan cara mengatasi kendala yang ada
dalam implementasi dana RSBI di SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran
2010/2011.
3. Mengetahui upaya apa sajakah yang ditempuh SMA Negeri 1 Surakarta dalam
menghadapi masalah implementasi dana RSBI di SMA Negeri 1 Surakarta
Tahun Ajaran 2010/2011.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kasanah ilmu dan
pengetahuan peneliti tentang dana Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
(RSBI).
b. Mendukung teori – teori yang sudah ada sehubungan dengan masalah yang
akan dibahas dalam penelitian ini yaitu mengenai implementasi dana RSBI
dari pemerintah dalam meningkatkan prestasi belajar siswa SMA Negeri 1
Surakarta tahun ajaran 2010/2011.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi SMA Negeri 1 Surakarta
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan mengenai
implementasi dana RSBI dalam peningkatan prestasi belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
b. Bagi Siswa
Sebagai masukan bagi siswa mengenai implementasi dana RSBI dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa.
c. Bagi Akademisi
Dapat menambah referensi bagi lembaga Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diharapkan untuk
tambahan bacaan dan referensi pihak-pihak yang membutuhkan dan berminat
mengembangkannya dalam taraf lebih lanjut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pendidikan
a. Pengertian Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan
kualitas manusia, baik pendidikan di sekolah maupun di perguruan tinggi.
Undang- undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB
I Pasal 1 (2003: 2) menyebutkan:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, dan bangsa.
Menurut pengertian tersebut, pendidikan merupakan upaya yang
dilakukan dengan sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi yang ada
dalam diri peserta didik. Menurut Poerba Kawatja dan Harahap dalam Syaiful
Sagala (2007: 3) “Pendidikan adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa
untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu
diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moril dari segala perbuatannya”.
S. Nasution (2004: 10) menyatakan bahwa “Pendidikan adalah proses mengajar
dan belajar pola-pola kelakuan manusia menurut apa yang diharapkan oleh
masyarakat”. Berdasarkan pengertian tersebut pendidikan dapat didefinisikan
sebagai usaha sengaja dari orang dewasa yang merupakan proses mengajar dan
belajar dari pola-pola kelakuan manusia untuk mempengaruhi kedewasaan
seorang anak agar mampu bertanggung jawab atas segala perbuatannya sesuai
yang diharapkan di masyarakat.
Nana Syaodih Sukmadinata (2009: 3) menyatakan bahwa “Pendidikan
pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dan peserta didik, untuk
mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu”.
9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Berdasarkan pengertian pendidikan tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan
adalah pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan
formal. Tujuan pendidikan diantaranya adalah tercapainya kecerdasan, akhlak
mulia, serta ketrampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa, dan
Negara. Dalam rumusan UU RI nomor 2 tahun 1989 disebutkan bahwa tujuan
pendidikan nasional adalah:
Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan,
sehat jasmani dan rohani, berkepribadian mantap dan mandiri, serta
memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Pendidikan dapat dibedakan menjadi tiga jenjang menurut
tingkatannya, dimana setiap jenjang mempunyai tujuan yang ingin dicapai.
1) Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan pada jalur pendidikan
formal yang berbentuk sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP)
yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Materi pendidikan dasar
mengutamakan pembekalan kemampuan yang fungsional untuk kehidupan dalam
berbagai bidang sosial, budaya, ekonomi dengan berbasis pada nilai - nilai norma.
2) Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah adalah jenjang pendidikan pada jalur pendidikan
formal yang berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK). Tujuan utama pendidikan menengah umum adalah melanjutkan
ke perguruan tinggi, sedangkan tujuan utama pendidikan menengah kejuruan
adalah mempersiapkan siswa utnuk memasuki dunia kerja.
3) Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi menekankan pada peningkatan mutu dan relevansi,
baik untuk program-program yang bersifat akademik maupun keahlian
(professional).
b. Komponen Pendidikan
Komponen merupakan bagian dari system yang memiliki peran dalam
keseluruhan berlangsungnya suatu proses untuk mencapai tujuan sistem.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Pendidikan terdiri dari komponen – komponen yang saling terkait untuk mencapai
tujuan pendidikan nasional. Komponen pendidikan tersebut terdiri dari:
1) Tujuan Pendidikan
Tujuan merupakan arah atau sasaran yang hendaknya diperuntukkan
dalam proses pembelajaran. Berhasil atau tidaknya penyelenggaraan pendidikan
dapat diukur dari seberapa jauh dan banyak pencapaian tujuan pendidikan.
2) Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada
siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa
menerima, menguasai, dan mengembangkan pelajaran itu.
3) Bahan Ajar
Bahan ajar merupakan isi dari pembelajaran, dimana isi tersebut harus
berorientasi pada tujuan pendidikan yang akan dicapai.
4) Media Pendidikan
Alat yang digunakan oleh siswa untuk membantu kelancaran proses
belajar mengajar dalam mencapai tujuan pendidikan.
5) Guru / pendidik
Pendidik adalah orang dewasa yang memberikan bimbingan pada anak
yang belum dewasa untuk mengembangkan potensi pada diri anak dalam
mencapai manusia yang berkualitas.
6) Peserta Didik
Masyarakat yang belum dewasa dan berusaha untuk mengembangkan
potensi pada diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang,
dan jenis tertentu.
7) Metode dan Proses Pendidikan
Metode dan proses pendidikan menunjukkan bagaimana siswa
memperoleh pengalaman belajar untuk mencapai tujuan.
8) Lingkungan yang Mendukung
Tempat dimana peserta didik melaksanakan proses belajar. Lingkungan
ini terdiri dari lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
9) Sumber Pendidikan
Segala sesuatu yang dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan proses
pendidikan.
10) Evaluasi
Evaluasi ini dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan
secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan.
2. Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
a. Pengertian Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
Pencapaian kualitas pendidikan nasional selaras dengan kategori
sekolah formal yang ada, yaitu: Sekolah Kategori Standar, Sekolah Kategori
Mandiri, dan Sekolah Bertaraf Internasional. Sekolah yang berkategori mandiri
didorong menuju sekolah bertaraf internasional. Sekolah Bertaraf Internasional
adalah satuan pendidikan yang diselenggarakan dengan menggunakan standar
Nasional Pendidikan (SNP) dan diperkaya dengan standar salah satu Negara
anggota Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) dan
atau Negara maju lainnya. Pencapaian standar nasional pendidikan merupakan
syarat utama yang harus dipenuhi terlebih dahulu untuk pengembangan program
Rintisan SMA Bertaraf Internasional (R-SMA BI) (Panduan Penyelenggaraan
Program Rintisan SMA Bertaraf Iinternasional (R-SMA BI), 2009).
Direktorat Pembinaan SMA mengembangkan program R-SMA BI
dengan menerapkan beberapa strategi utama. Pertama, pengembangan
kemampuan sumber daya manusia, modernisasi manajemen dan kelembagaan.
Kedua, melakukan konsolidasi untuk menemukan praktek yang baik dan pelajaran
yang dapat dipetik baik melalui diskusi fokus secara terbatas maupun diskusi
fokus secara luas melalui lokakarya atau seminar dalam meningkatkan mutu
pembelajaran. R-SMA BI adalah SMA nasional yang telah memenuhi seluruh
standar nasional pendidikan, salah satu strategi menyiapkan SBI adalah dengan
menerapkan sistem kredit semester dan dalam proses menuju SMA bertaraf
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
internasional (Panduan Penyelenggaraan Program Rintisan SMA Bertaraf
Iinternasional (R-SMA BI), 2009).
SNP adalah standar minimal yang harus dipenuhi oleh satuan
pendidikan meliputi standar: kompetensi lulusan, isi, proses, penilaian, pendidik
dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.
Sedangkan pengayaan dengan standar negara maju dapat berupa penyesuaian,
penguatan, pengayaan, pengembangan, perluasan, dan pendalaman pada
peningkatan mutu pendidikan yang mengacu pada standar mutu pendidikan
bertaraf internasional atau pada negara maju (Panduan Penyelenggaraan Program
Rintisan SMA Bertaraf Iinternasional (R-SMA BI), 2009).
b. Kriteria Rintisan SMA Bertaraf Internasional
Berdasarkan Panduan Penyelenggaraan Program Rintisan SMA
Bertaraf Iinternasional (R-SMA BI) (2009), SMA yang dapat mengikuti program
R-SMA BI harus memiliki kriteria minimal sebagai berikut:
1) Sekolah Menengah Atas negeri atau swasta yang telah memenuhi Standar
Nasional Pendidikan dan terakreditasi A.
2) Kepala sekolah memenuhi standar nasional pendidikan, berkompeten
dalam pengelolaan manajemen mutu pendidikan, serta mampu
mengoperasikan komputer, dan dapat berkomunikasi dalam bahasa
Inggris.
3) Memiliki tenaga pengajar fisika, kimia, biologi, matematika dan mata
pelajaran lainnya yang berkompeten menggunakan ICT dengan pengantar
bahasa Inggris.
4) Tersedia sarana prasarana yang memenuhi standar untuk menunjang
proses pembelajaran bertaraf internasional antara lain:
a) Memiliki tiga laboratorium IPA (Fisika, Kimia, Biologi)
b) Memiliki perpustakaan yang memadai
c) Memiliki laboratorium komputer
d) Tersedia akses internet
e) Memiliki web sekolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
f) Memiliki kultur sekolah yang kondusif (bersih, bebas asap rokok,
bebas kekerasan, indah, dan rindang)
5) Memiliki dana yang cukup untuk membiayai pengembangan program
rintisan SMA bertaraf internasional.
6) Penyelenggaraan sekolah dalam satu shift (tidak double shift)
7) Jumlah rombongan belajar pada satu satuan pendidikan minimal 9
(sembilan) rombel atau setara dengan 288 siswa
8) Memiliki lahan minimal 10.000 m2
9) Memiliki akses jalan masuk yang mudah dilalui oleh kendaraan roda
empat (Panduan Penyelenggaraan Program Rintisan SMA Bertaraf
Iinternasional (R-SMA BI), 2009).
c. Tujuan Pengembangan Program Rintisan SMA Bertaraf Internasional
Berdasarkan Panduan Penyelenggaraan Program Rintisan SMA
Bertaraf Iinternasional (R-SMA BI) (2009), terdapat dua tujuan pengembangan
program RSBI, yaitu:
1) Tujuan Umum
Pengembangan program rintisan SMA bertaraf internasional bertujuan
meningkatkan kinerja sekolah dalam mewujudkan situasi belajar dan proses
pembelajaran untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional secara optimal
dalam mengembangkan manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab; dan memiliki daya saing
pada taraf internasional.
2) Tujuan Khusus
Meningkatkan mutu pelayanan pendidikan dalam menyiapkan lulusan
SMA yang memiliki kompetensi seperti yang tercantum di dalam Standar
Kompetensi Lulusan yang memenuhi standar kompetensi lulusan berdaya saing
pada taraf internasional yang memiliki karakter sebagai berikut.
a) Meningkatnya keimanan dan ketaqwaan serta berakhlak mulia
b) Meningkatnya kesehatan jasmani dan rohani
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
c) Meningkatnya mutu lulusan dengan standar yang lebih tinggi daripada
standar kompetensi lulusan nasional
d) Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
e) Siswa termotivasi untuk belajar mandiri, berpikir kritis dan kreatif, dan
inovatif
f) Mampu memecahkan masalah secara efektif
g) Meningkatnya kecintaan pada persatuan dan kesatuan bangsa
h) Menguasai penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar
i) Membangun kejujuran, objektivitas, dan tanggung jawab berkomunikasi
dalam bahasa Inggris dan atau bahasa asing lainnya secara efektif
j) Siswa memiliki daya saing melanjutkan pendidikan bertaraf internasional
k) Mengikuti sertifikasi internasional
l) Meraih medali tingkat internasional
m) Dapat bekerja pada lembaga internasional (Panduan Penyelenggaraan
Program Rintisan SMA Bertaraf Iinternasional (R-SMA BI), 2009).
d. Perencanaan Program Rintisan SMA Bertaraf Internasional
Berdasarkan Panduan Penyelenggaraan Program Rintisan SMA
Bertaraf Iinternasional (R-SMA BI) (2009), implementasi strategi pengembangan
pada tiga pilar mutu yang terpadu dengan pengembangan 8 standar nasional
pendidikan pada program rintisan SMA bertaraf internasional memerlukan
perencanan program rintisan SMA bertaraf internasional dituangkan dalam
Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) atau School Development and Investment
Plan (SDIP) yang mengacu pada Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah Bertaraf
Internasional pada tingkat satuan pendidikan.
1) Evaluasi Diri
Program R-SMA BI perlu melakukan evaluasi diri untuk mengetahui
tingkat kesiapan masing-masing sekolah untuk mewujudkan sekolah bertaraf
internasional. Evaluasi diri dilakukan dengan membandingkan antara kondisi ideal
dengan kondisi nyata sekolah. Melalui evaluasi diri dapat diketahui kekuatan dan
kelemahan masing-masing sekolah untuk setiap komponen sekolah. Hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
evaluasi diri digunakan sebagai dasar untuk menyusun RPS atau SDIP yang
meliputi Rencana Kerja Jangka Menengah dan Rencana Kerja Tahunan.
2) Penyusunan dan Pengesahan RPS
RPS yang disusun oleh sekolah bersama dengan komite sekolah
diketahui oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Kepala Dinas
Pendidikan Provinsi. Pelaksanaan pengembangan sekolah harus sesuai dengan
RPS yang sudah disahkan.
e. Proses Pembelajaran di Sekolah RSBI
Berdasarkan Panduan Penyelenggaraan Program Rintisan SMA
Bertaraf Iinternasional (R-SMA BI) (2009), proses pembelajaran harus interaktif,
inspiratif, menyenangkan, dan menantang sehingga dapat memotivasi siswa untuk
berpartisipasi aktif. Proses pembelajaran memberikan ruang yang cukup untuk
peserta didik agar memiliki akhlak mulia, budi pekerti luhur, kepribadian unggul,
kepemimpinan, jiwa entrepreneurship, jiwa patriot, jiwa inovator, prakarsa,
kreativitas, kemandirian berdasarkan bakat, minat dan perkembangan fisik
maupun psikologisnya secara optimal yang terintegrasi pada keseluruhan kegiatan
pembelajaran.
Pendidik harus dapat mengembangkan proses pembelajaran yang
membangun pengalaman belajar siswa melalui kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi yang efektif dan efisien. Mutu proses pembelajaran ditingkatkan
dengan menerapkan model-model pembelajaran yang secara nyata telah berhasil
diterapkan dengan baik pada sekolah unggul dari negara maju (seperti : penerapan
standar belajar, standar mengajar: persiapan pembelajaran, penentuan indikator
hasil belajar, pemilihan bahan ajar, strategi pembelajaran, pengelolaan kelas,
pemilihan alat peraga pembelajaran, dan pemilihan sumber belajar). Mutu
pembelajaran ditingkatkan dengan dukungan penerapan TIK pada semua mata
pelajaran serta menggunakan bahasa Inggris untuk kelompok sains dan
matematika di jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pengembangan berikutnya
untuk mata pelajaran ekonomi pada jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Tiap
satuan pendidikan dapat menentukan mata pelajaran lain yang termasuk dalam
pelayanan bertaraf internasional apabila sekolah memiliki sumber daya yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
memenuhi kriteria mutu yang ditetapkan (Panduan Penyelenggaraan Program
Rintisan SMA Bertaraf Iinternasional (R-SMA BI), 2009).
f. Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Menurut Teguh Triwiyanto dan Ahmad Yusuf Sobri (2010: 99) “Guru
adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
Guru berkedudukan sebagai tenaga profesional yang bertujuan melaksanakan
sistem pendidikan nasional”. Berdasarkan pengertian di atas maka guru adalah
suatu profesi yang menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai pendidik
professional.
Berdasarkan Panduan Penyelenggaraan Program Rintisan SMA
Bertaraf Iinternasional (R-SMA BI) (2009), dalam meningkatkan mutu Sumber
Daya Manusia (SDM) sekolah harus mengembangkan program peningkatan
kompetensi guru melalui peningktan kualifikasi pendidikan guru minimal 30%
guru berpendidikan S2/S3 dari perguruan tinggi yang program studinya
terakreditasi A dengan program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang
diajarkan di sekolah. Selain itu kompetensi guru dalam pengelolaan sistem
pembelajaran ditingkatkan untuk menuju pada proses pembelajaran yang setara
dengan proses pembelajaran pada sekolah unggul dari Negara maju. Agar tercapai
tujuan tersebut sekolah perlu mengembangkan pula kompetensi bahasa inggris
guru dan kompotensi pada bidang TIK terutama pada kelompok sains dan
matematika. Peningkatan mutu SDM melalui kegiatan pelatihan dalam bentuk
pemagangan, study banding, workshop, (on the job training atau off the job
training) dan seminar yang dilakukan oleh masing-masing sekolah atau kerjasama
dengan lembaga pendidikan diluar sekolah yang memiliki kewenangan dan
kompetensi yang relevan. Kepala sekolah harus mempunyai visi internasional,
mampu membangun jejaring internasional, memiliki kompetensi manajerial, serta
jiwa kepemimpinan dan entrepreneurship yang kuat dalam memfasilitasi seluruh
anggota komunitas sekolah untuk mengembangkan keunggulan kompetitif dan
komparatif bertaraf internasional. Kepala sekolah harus berpendidikan S2 dan
mampu berbahasa inggris secara aktif untuk mendukung kelancaran tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
g. Dana Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional
Berdasarkan Panduan Penyelenggaraan Program Rintisan SMA
Bertaraf Iinternasional (R-SMA BI) (2009), sumber pembiayaan program rintisan
sekolah bertaraf internasional berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) 48 tahun
2008 tentang Pendanaan Pendidikan, biaya penyelenggaraan SBI berasal dari
Pemerintah, Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, orang tua siswa
(Komite Sekolah), pihak asing yang tidak mengikat, Dunia usaha dan dunia
industri (DU/DI). Sekolah dalam program rintisan SMA bertaraf internasional
harus mampu menggalang dana dari sumber-sumber tersebut dalam jumlah yang
cukup memadai untuk membiayai program peningkatan mutu rintisan SMA
Bertaraf Internasional.
Pembiayaan program R-SMA BI masih menekankan pada subsidi dari
pemerintah, baik pusat maupun daerah, dengan penerapan system block grant.
Oleh karena itu penyelenggaraan program R-SMA BI harus menyiapkan
komponen-komponen berikut:
a. Profil sekolah secara lengkap, akurat, dan faktual, serta mutakhir.
b. Rencana stratejik Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) atau School
Development and Investment Plant (SDIP) yang terukur pencapaian
indikatornya.
c. Rencana tahunan (action plan) yang sudah signifikan jelas tahapan-tahapan
pencapaian targetnya.
d. Sistem manajemen administrasi dan keuangan sudah menerapkan asas
akuntabel, berbasis kinerja, dan transparan.
a. Pola pemantauan, pengawasan, dan pelaporan menggunakan mekanisme yang
efisien, efektif, dan ekonomis (Panduan Penyelanggaraan Program Rintisan
SMA Bertaraf Internasional (R-SMA BI), 2009)
Berdasarkan hal di atas, maka biaya dapat diperoleh dengan sistem
block grant yang relevan dengan rencana kinerja tahunan yang sudah disusun oleh
sekolah pelaksana program R-SMA BI. Komponen biaya dapat dialokasikan
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
b. Biaya dari pemerintah pusat digunakan untuk pembenahan dan inovasi proses
dan perangkat pembelajaran, peningkatan mutu SDM, manajemen sarana
penunjang Proses Belajar Mengajar (PBM), maupun untuk biaya subsidi para
peserta didik yang kurang mampu.
c. Biaya dari pemerintah provinsi digunakan untuk biaya investasi pengadaan
dan perawatan sarana, prasarana, dan fasilitas pendukung pembelajaran,
kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan, peningkatan kualifikasi guru
ke S2/S3.
d. Biaya pemerintah kabupaten atau kota digunakan untuk biaya perawatan
sarana dan prasarana dan pemenuhan penjamin mutu.
e. Biaya dari masyarakat (orang tua murid/komite) digunakan untuk biaya
operasional sekolah seperti untuk honorarium, transportasi, alat tulis kantor,
kegiatan kesiswaan, kultur sekolah, perawatan sarana dan prasarana, sarana
kegiatan penunjang PBM; peningkatan kualifikasi dan kualitas para guru dan
tenaga penunjang.
f. Biaya dari instansi terkait atau sumber lain untuk peningkatan mutu SDM,
pembenahan PBM, investasi, dan pembenahan lingkungan sekolah (Panduan
Penyelanggaraan Program Rintisan SMA Bertaraf Internasional (R-SMA BI),
2009)
Dana dari Komite Sekolah, Pemerintah Kabupaten/Kota dan
Pemerintah Provinsi lebih difokuskan untuk kegiatan pengembangan sarana dan
prasarana pendidikan dan peningkatan mutu pembelajaran. Sedangkan dana dari
Pemerintah Pusat lebih difokuskan untuk pemenuhan penjaminan mutu
pendidikan. Sumber dana lain yang berasal dari masyarakat, dunia usaha, dan
dunia industri (DU/DI) yang tidak mengikat perlu digalang untuk mendukung
penyelenggaraan program rintisan SMA bertaraf internasional. Mengalokasikan
dana secara tepat guna melalui kesepakatan pada rapat dewan pendidik dan
komite sekolah, menggunakan dana secara transparan, berhasil guna, tidak
dilakukan penghitungan secara dua kali (double counting), dan akuntabel dengan
menerapkan Sistem Informasi Manajemen Keuangan berbasis TIK untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
h. Standar Kompetensi Lulusan Sekolah RSBI
Berdasarkan Panduan Penyelenggaraan Program Rintisan SMA
Bertaraf Internasional (R-SMA BI) (2009), pada tahap awal Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) minimal program rintisan SMA bertaraf internasional yang harus
dicapai adalah SKL yang tertuang dalam Permen Diknas No 23 tahun 2006, yang
secara bertahap diharapkan dapat mencapai SKL sesuai Standar Nasional
Pendidikan (SNP) dengan menambahkan SKL yang mencerminkan ciri standar
internasional. Untuk itu rintisan SMA bertaraf internasional perlu menetapkan
target-target yang harus dicapai pada setiap tahunnya dalam proses persiapan
sampai menuju taraf internasional. Pengembangan SKL program rintisan SMA
bertaraf internasional dapat dilakukan dengan cara menambah komponen SKL
yang telah ada dengan mengadaptasi/mengadopsi SKL yang bercirikan
internasional.
Berdasarkan Panduan Penyelenggaraan Program Rintisan SMA
Bertaraf Iinternasional (R-SMA BI) (2009), proses pembelajaran pada program
rintisan SMA bertaraf internasional harus mampu menghasilkan lulusan yang
berkepribadian Indonesia tetapi memiliki kemampuan bertaraf internasional.
Rintisan SMA bertaraf internasional tidak boleh kehilangan jati diri sebagai
sekolah nasional. Sebaliknya rintisan SMA bertaraf internasional harus mampu
duduk setara dengan sekolah di negara-negara maju. Permendiknas no. 23/2006
menuntut lulusan SMA yang mampu menunjukkan kesadaran hidup yang tinggi,
bersikap dan berperilaku hidup yang positif, mampu berpikir logis, kritis, analitis
dan kreatif, serta mampu memecahkan masalah secara inovatif.
3. Sarana dan Prasarana Sekolah RSBI
Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor penting dalam
penunjang kelancaran proses belajar mengajar yang pada akhirnya akan mengacu
pada keberhasilan kegiatan belajar mengajar yang tercermin pada peningkatan
prestasi belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
a. Pengertian Sarana dan Prasarana
Sulistyoweni Widanarko, Pemana Imansyah Masbirin, dkk (2007)
menyatakan prasarana akademik adalah perangkat penunjang utama suatu proses
atau usaha pendidikan agar tujuan pendidikan tercapai. Sarana adalah segala
sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat/media dalam mencapai maksud atau
tujuan. Sarana prasarana adalah salah satu masukan dalam sistem penjamin mutu
akademik.
Yusufhadi Miarso (2005: 1) menyatakan bahwa “Sarana dan prasarana
sekolah adalah salah satu komponen dalam sistem sekolah”. Oleh karena itu
keberadaannya harus selaras dengan komponen yang lain, dan ditentukan
berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan di sekolah. Berdasarkan pengertian
sarana dan prasarana tersebut dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana
adalah salah satu komponen dalam sistem sekolah yang meliputi seperangkat alat
penunjang, alat dan media yang mendukung tercapainya tujuan pendidikan di
suatu sekolah.
b. Sarana dan Prasarana dalam RSBI
Berdasarkan Panduan Penyelenggaraan Program Rintisan SMA
Bertaraf Iinternasional (R-SMA BI) (2009), sarana dan prasarana dalam sekolah
RSBI harus lebih lengkap dan lebih modern daripada sekolah yang belum
berstatus RSBI. Sekolah secara bertahap harus memenuhi standar sarana dan
prasarana yang mendukung efektivitas proses pembelajaran yang setara dengan
proses pembelajaran sekolah unggul di salah satu negara maju. Sarana dan
prasarana tersebut meliputi:
1) Pengembangan Perpustakaan
Perpustakaan memegang peranan penting, oleh karena itu perlu
dilengkapi dengan buku-buku pelajaran berbahasa Inggris, buku referensi, jurnal
nasional dan internasional, buletin, koran, majalah, serta perangkat audio visual.
Perpustakaan diharapkan dapat membantu siswa mengasah otak, memperluas dan
memperdalam pengetahuan, melahirkan kreativitas, serta membantu kegiatan
kurikuler dan ekstrakurikuler. Kecanggihan teknologi dewasa ini, mengharuskan
perpustakaan dilengkapi dengan fasilitas komputer dan internet yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
memungkinkan warga sekolah mendapatkan berbagai informasi yang disediakan
di alam maya. Perpustakaan juga harus menerapkan sistem komputerisasi/digital
dalam mencari katalog buku. Ruang perpustakaan harus nyaman, sebaiknya
dilengkapi dengan alat pendingin (AC) yang memadai.
2) Pengembangan Laboratorium Fisika, Biologi, Kimia
Setiap sekolah harus memiliki minimal satu laboratorium Fisika, satu
laboratorium Biologi, dan satu laboratorium Kimia, yang dilengkapi dengan
peralatan dan bahan praktikum yang memadai untuk menunjang proses
pembelajaran. Laboratorium tersebut perlu didayagunakan secara maksimal
dengan dukungan teknologi informasi dan komunikasi serta memenuhi standar.
3) Pengembangan Laboratorium Bahasa
Dalam pembelajaran bahasa terdapat empat keterampilan dasar, yaitu
mendengar atau menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Sekolah dapat
memanfaatkan jasa native speaker atau dalam bentuk rekaman suara, video atau
media rekam lainnya dalam mengembangkan kemampuan menyimak dan
berbicara.
4) Pengembangan Laboratorium Multimedia
Laboratorium multimedia adalah fungsional laboratorium (tempat
praktikum) yang mampu memfasilitasi beberapa aktivitas praktikum sekolah
dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Aktivitas praktikum
dapat dilayani oleh laboratorium konvensional (Fisika, Kimia, Biologi, Bahasa,
dan Komputer) tetapi dapat juga dilayani oleh laboratorium multimedia dengan
menggunakan teknologi multimedia dan simulasi komputer. Laboratorium
multimedia berisi seperangkat komputer berikut perangkat audio visualnya yang
saling terintegrasi, dilengkapi dengan program aplikasi yang sesuai untuk
memberikan layanan tambahan terhadap laboratorium konvensional.
Laboratorium multimedia dapat melayani seluruh rumpun mata pelajaran. Fungsi
pokok laboratorium multimedia adalah untuk melayani kegiatan: interaksi antara
guru-siswa, penayangan video pembelajaran, latihan mata pelajaran interaktif
(online), simulasi kasus berbasis multimedia, operasionalisasi eBook, dan
menyediakan Ensiklopedi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
5) Pengembangan Laboratorium Komputer
Sekolah Bertaraf Internasional harus memiliki laboratorium komputer
sesuai dengan kebutuhan siswa. Laboratorium komputer digunakan untuk
pembelajaran Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) atau Information and
Communication Technology (ICT).
6) Pengembangan Laboratorium Ilmu Pengetahuan Sosial
Menurut SNP, sekolah harus memiliki laboratorium IPS.
Pengembangan laboratorium IPS dilakukan terutama untuk laboratorium geografi,
workshop keperluan praktek ekonomi.
7) Pengembangan Teacher Resource & Reference Centre (TRRC)
TRRC merupakan pusat kegiatan untuk pengembangan diri guru secara
individual dan kelompok melalui diskusi atau latihan, dan workshop dalam
bentuk forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Oleh karena itu TRRC
juga perlu dilengkapi dengan fasilitas buku referensi guru, ICT, Learning
Resource Centre (LRC), dan perangkat pengembangan produk inovasi
pembelajaran. Kegiatan guru ini diarahkan untuk membahas masalah-masalah
yang dihadapi guru dalam pembelajaran, berlatih menggunakan alat, dan
persiapan untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research).
8) Pengembangan Sarana Lainnya
Sekolah bertaraf internasional harus dilengkapi dengan sarana lainnya
seperti ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang TU, ruang BK, ruang
OSIS, dan ruang serbaguna yang dilengkapi dengan sarana pembelajaran berbasis
TIK. Selain itu juga dilengkapi dengan ruang UKS, kantin, ruang ibadah, WC,
koperasi, ruang kesenian, gudang, lapangan upacara, dan lapangan olahraga dalam
jumlah memadai, berfungsi, dan terawat dengan baik. Alat olahraga dan kesenian
juga memenuhi standar tingkat kecukupan kebutuhan meningkatkan prestasi siswa
bertaraf internasional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
4. Prestasi Belajar
a. Pengertian Belajar
Menurut A. Suhaenah Suparno (2001: 2) “Dalam pengertian umum,
belajar merupakan suatu aktivitas yang menimbulkan perubahan yang relative
permanen sebagai akibat dari upaya - upaya yang dilakukannya”. Sedangkan
menurut Muhibbin Syah (2005: 64) menyatakan bahwa “Belajar adalah semata-
mata mengumpulkan atau menghafalkan kata-kata yang tersaji dalam bentuk
informasi atau materi pelajaran”. Menurut A. Suhaenah Suparno (2001: 4)
“Belajar merupakan hal yang sangat mendasar bagi manusia dan merupakan
proses yang tidak henti-hentinya. Belajar merupakan proses yang
berkesinambungan yang mengubah pebelajar dalam berbagai cara“. Berdasarkan
pengertian belajar tersebut maka belajar adalah suatu proses atau aktivitas dan
bukan suatu hasil atau tujuan.
Menurut Lester D. Crow dalam Syaiful Sagala (2007:13) “belajar
adalah upaya untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, dan sikap-
sikap. Sedangkan Muhibbin Syah (2005: 89) mengatakan definisi belajar sebagai
berikut:
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsure yang sangat
fundamental dalam setiap penyelanggaraan jenis dan jenjang pendidikan,
perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam
berbagai bentuk seperti berupa pengetahuan, pemahaman, sikap, dan
tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-
aspek lain yang ada pada individu belajar.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah suatu kegiatan proses yang membuahkan hasil dari proses belajar tersebut
yang berupa kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan, sikap, pemahaman, tingkah laku,
serta aspek-aspek lainnya pada individu yang belajar. Kegiatan belajar dapat
dilaksanakan baik secara formal maupun informal.
b. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Tulus Tu’u (2004: 75) “Prestasi belajar adalah penguasaan
pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran lainnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru”. Menurut
Bloom dalam Suharsimi Arikunto (2005: 116)
Bahwa hasil belajar dapat dibedakan menjadi tiga aspek yaitu: kognitif,
afektif, dan psikomotor. Penguasaan dalam aspek kognitf meliputi:
kemampuan, mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisa,
mensintesis, mengevaluasi. Aspek psikomotor meliputi: kemampuan
melakukan perbuatan yang cermat, akurat, teliti, benar, dan baik.
Berdasarkan pendapat tersebut prestasi belajar adalah penguasaan
pengetahuan atau ketrampilan hasil usaha kegiatan belajar yang meliputi aspek
koknitif, afektif, dan psikomotorik yang ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai
angka yang diberikan oleh guru. Menurut Gunarso (1999:57) dalam Titik
Asmawati (25), menyatakan bahwa “ Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai
oleh murid sebagai berhasil belajar baik berupa angka, maupun huruf serta
tindakannya”. Menurut Winkel (1996) dalam Anne Ahira “Prestasi belajar
merupakan salah satu bukti yang menunjukkan kemampuan atau keberhasilan
seseorang yang melakukan proses belajar sesuai dengan bobot atau nilai yang
berhasil diraihnya”. Berdasarkan pengertian prestasi belajar tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah pencapaian atau hasil akhir berupa nilai
yang bisa dilihat setelah proses belajar.
c. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa bisa berasal dari
dalam diri siswa maupun luar diri siswa. Adapun faktor - faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar yang dikemukakan oleh Slameto (2003) adalah:
1) Faktor Intern
a) Faktor Jasmaniah
(1) Faktor Kesehatan
Faktor kesehatan seseorang dapat berpengaruh terhadap
belajarnya yang hal itu akan mempengaruhi prestasi belajarnya.
(2) Cacat Tubuh
Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi prestasi belajar. Siswa
yang cacat belajarnya juga terganggu, jika hal ini terjadi hendaknya ia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
belajar pada lembaga pendidikan khusu atau diusahakan alat bantu agar
dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu.
b) Faktor Psikologis
(1) Inletegensi
Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga kecakapan
untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan
cepat dan efektif, mengetahui atau mengguanakna konsep – konsep yang
abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajari dengan cepat.
(2) Perhatian
Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun
semata mata tertuju pada suatu obyek (benda atau hal) atau sekumpulan
obyek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus
mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajari.
(3) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan
dan mengenang beberapa kegiatan.
(4) Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru
akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau
berlatih.
(5) Motif
Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang ingin dicapai.
Didalam menentukan tujuan itu dapat didasari atau tidak, akan tetapi untuk
mencapai tujuan perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat
adalah motif itu sendiri sebagai daya penggerak atau pendorongnya.
Kegiatan proses belajar harus diperhatikan apa yang dapat mendorong
siswa dapat belajar dengan baik atau siswa mempunyai motif untuk
berfikir dan memusatkan perhatian dalam mel;aksanakan kegiatan yang
berhubungan atau menunjang belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
(6) Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan
seseorang dimana alat – alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan
kecakapan baru. Belajarnya akan lebih berhasil jika anak sudah siap
(matang). Jadi kemajuan baru untuk memiliki kecakapan itu tergantung
dari kematangan dan belajar.
(7) Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan utnuk memberi respon atau
bereaksi. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena
siswa yang mempersiapkan belajarnya maka prestasi belajar akan baik.
2) Faktor Ekstern
a) Faktor Keluarga
Siswa yang belajar akan mendapat pengaruh dari keluarga berupa:
cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah
tangga, keadaan ekonomi keluarga, perhatian orang tua, dan latar belakang
kebudayaan.
b) Faktor Sekolah
Meliputi metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan
murid, hubungan siswa dengan siswa, alat pelajaran, waktu sekolah, standar
pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.
(1) Metode Mengajar
Suatu jalan yang haruis dilalui di dalam mengajar. Metode
mengajar mempengaruhi belajar. Metode belajar guru yang kurang baik
akan mempengaruhi belajar siswa yang kurang baik pula.
(2) Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan
kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan
pelajaran agar siswa menerima, menguasai, dan mengembangkan pelajaran
itu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
(3) Hubungan Guru dengan Siswa
Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Proses
tersebut juga dipengaruhi oleh hubungan yang ada dalam proses itu
sendiri. Jadi cara belajar juga mempengaruhi oleh relasinya dengan
gurunya.
(4) Hubungan Siswa dengan Siswa
Menciptakan relasi yang baik antar siswa adalah perlu, agar
dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa.
(5) Disiplin Sekolah
Kedisiplinen sekolah sangat berpengaruh denga kerajinan siswa
dalam sekolah atau juga dalam belajar.
(6) Alat Pelajaran
Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa,
karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai
pula oleh siswa untuk menerima bahan ajar yang diajarkan itu.
(7) Waktu Sekolah
Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar
di sekolah.
(8) Standar Pelajaran di Atas Ukuran
Guru sebaiknya tidak memberikan pelajaran di atas ukuran
standar karena akan mengakibatkan siswa kurang mampu dan takut kepada
guru.
(9) Keadaan Gedung
Jumlah ruang yang banyak serta variasi karakteristik mereka
masing – masing menurut keadaan gedung dewasa ini harus memadai di
dalam setiap kelas.
(10) Metode Belajar
Metode belajar yang tepat akan mempengaruhi hasil belajar
siswa. Hal ini mencakup rutinitas dalam belajar, pembagian waktu dalam
belajar, memilih cara belajar yang tepat, dan cukup istirahat akan
meningkatkan hasil belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
(11) Tugas Rumah
Tugas rumah yang diberikan oleh guru sebaiknya tidak terlalu
banya, karena waktu di rumah dapat dimanfaatkan untuk kegiatan lain.
c) Faktor Masyarakat
Faktor masyarakat meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat,
media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.
(1) Kegiatan Siswa di Dalam Masyarakat
Kegiatan siswa di dalam masyarakat dapat menguntungkan
terhadap perkembangan pribadinya, untuk itu siswa harus selektif dalam
memilih kegiatan didalam masyarakat agar tidak mengganggu belajarnya.
(2) Media Massa
Media masa yang baik akan member pengaruh yang baik
terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya.
(3) Teman Bergaul
Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka perlulah diusahakan
agar siswa memiliki teman bergal yang baik dan pembinaan pergaulan
yang baik serta pengawasan dari orang tua dan pendidik harus cukup
bijaksana.
(4) Bentuk Kehidupan Masyarakat
Kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh
terhadap belajar siswa. Pengaruh tersebut dalam mendorong semangat
anak atau siswa untuk belajar lebih giat.
d) Faktor Sarana dan Prasarana Belajar
(1) Sarana dan Prasarana Edukatif
Segala sesuatu yang bersifat fisik dan dibutuhkan untuk
menyelenggarakan proses belajar mengajar. Sarana ini dapat berupa media
atau alat pelajaran. Alat pelajaran mencakup semua benda yang diperlukan
untuk memberi pengalaman, pengetahuan, dan pengertian pada anak didik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
(2) Sarana dan Prasarana Non Edukatif
Segala sesuatu yang bersifat fisik dan dibutuhkan untuk
menunjang pelaksanaan kegiatan di sekolah, baik kegiatan belajar
mengajar maupun kegiatan sekolah lainnya.
B. Kerangka Berfikir
Program pendidikan yang dilaksanakan pemerintah diharapkan dapat
menghasilkan SDM yang berkualitas dan mampu bersaing baik dalam tingkat
nasional maupun internasional. Sedangkan pada saat ini biaya pendidikan semakin
lama selalu mengalami peningkatan, sehingga individu yang ingin menikmati
bengku pendidikan diharuskan mengeluarkan uang dalam jumlah besar untuk
digunakan biaya pendidikan, karena dalam proses mengajar diperlukan banyak
sarana prasarana yang diperlukan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar itu
sendiri.
Salah satu usaha pemerintah untuk menghasilkan SDM yang berkualitas
adalah dengan meningkatkan mutu pendidikan yang ada supaya bisa
meningkatkan prestasi SDM yang ada saat ini. Sehingga pemerintah mengadakan
program RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) yang berwujud dana
bantuan untuk sekolah – sekolah yang menjadi calon RSBI yang sesuai dengan
prosedur yang ada.
Sekolah penerima dana RSBI harus benar – benar mengerti dan
menggunakan dana tersebut sepenuhnya untuk kepentingan siswanya. Sehingga
tidak ada penyalahgunaan dana tersebut dan diharapkan dengan dana tersebut
kualitas pendidikan akan meningkat dengan adanya peningkatan mutu dan prestasi
belajar siswa sehingga dapat mencetak SDM yang berkualitas.
Kerangka berpikir merupakan arahan penalaran untuk sampai pada
pemberian jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. Kerangka berpikir
berguna untuk mewadahi teori–teori yang kadang terlepas satu sama lain menjadi
suatu rangkaian yang utuh mengarah pada jawaban sementara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 1. Kerangka Berfikir
Keterangan Kerangka Berfikir
Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapat dijelaskan bahwa,
pendidikan yang dimaksud adalah sekolah, di dalam pendidikan tersebut terdapat
komponen – komponen pendidikan yaitu tujuan, kurikulum, bahan, alat/media,
guru, peserta didik, metode dan proses, lingkungan, sumber belajar, dan evaluasi
sehingga tercipta proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar harus ditunjang
dengan sarana dan prasarana serta guru yang berkualitas, untuk pemenuhan
tersebut dibutuhkan dana yang besar. Dana RSBI digunakan untuk memenuhi
sarana dan prasarana serta guru yang berkualitas agar dapat melaksanakan proses
Pendidikan Komponen Pendidikan
1. Tujuan
2. Kurikulum
3. Bahan
4. Alat/media
5. Guru
6. Peserta didik
7. Metode dan
proses
8. Lingkungan
9. Sumber belajar
10. evaluasi
Proses belajar
mengajar
Dana
RSBI
Sarana dan
Prasarana serta
Guru yang
berkualitas sesuai
program RSBI
Proses pembelajaran yang
sesuai dengan panduan
pelaksanaan program RSBI
Peningkatan
prestasi belajar
Lulusan
berkualitas yang
berdaya saing
internasional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
pembelajaran yang sesuai dengan panduan pelaksanaan program RSBI, sehingga
tercapai peningkatan prestasi belajar siswa berupa lulusan berkualitas yang
berdaya saing internasional.
Definisi operasional dari kerangka berfikir di atas adalah sebagai
berikut:
1. Pendidikan
Pendidikan yang dimaksud adalah segala usaha yang dilakukan oleh
SMA N 1 Surakarta dalam mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
menghasilkan lulusan yang berkepribadian Indonesia dan memiliki kemampuan
berdaya saing Internasional.
2. Komponen Pendidikan
Komponen pendidikan terdiri dari tujuan Pendidikan, kurikulum,
bahan ajar, media pendidikan, guru/pendidik, peserta didik, metode dan proses
pendidikan, lingkungan yang mendukung, sumber pendidikan, dan evaluasi.
Suatu pendidikan akan berjalan dengan baik apabila sudah melakukan sepuluh
komponen pandidikan tersebut, begitu juga dengan SMA N 1 Surakarta yang
dalam penyelenggaraan pendidikannya terdapat sepuluh komponen pendidikan
tersebut.
3. Proses Belajar Mengajar (PBM)
Proses Belajar Mengajar di SMA N 1 Surakarta harus sesuai dengan
panduan penyelenggaraan RSBI yang harus menggunakan bahasa bilingual yaitu
bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, serta penerapan Teknologi Informatika
(TIK).
4. Dana RSBI
Dana RSBI dari pemerintah di SMA N 1 Surakarta harus sudah
diimplementasikan sesuai dengan RPS yang telah disusun oleh sekolah, dan
apabila ada kekurangan dana sebaiknya sekolah berupaya untuk menutupi
kekurangan dana dalam implementasi. Dana RSBI dalam implementasinya
digunakan untuk pemenuhan sarana prasarana yang berkualitas sesuai dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
panduan penyelenggaraan RSBI guna untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
SMA N 1 Surakarta.
5. Sarana Prasarana serta Guru yang Berkualitas sesuai program RSBI
Sarana dan prasarana yang ada di SMA N 1 Surakarta harus memadai
untuk sekolah berstatus RSBI dan sesuai dengan panduan penyelenggaraan RSBI,
sarana dan prasarana yang seharusnya sudah terpenuhi antara lain pengembangan
perpustakaan, pengembangan laboratorium, pengembangan TRRC (Teacher
Resource & Reference Centre), dan sarana dan prasarana lainnya. Guru yang ada di
SMA N 1 Surakarta seharusnya juga sudah sesuai dengan yang ditetapkan dalam
panduan penyelenggaraan RSBI yaitu 30% dari jumlah guru minimal sudah S2/S3,
mempunyai kemampuan bahasa inggris, serta memiliki kompetensi di bidang TIK.
6. Peningkatan Prestasi Belajar
Setelah diberikannya dana RSBI dari pemerintah harus ada
peningkatan prestasi belajar pada siswa SMA N 1 Surakarta yang sesuai dengan
visi sekolah, peningkatan prestasi belajar harus dicapai baik di bidang akademik
maupun non akademik.
7. Lulusan Berkualitas yang Berdaya Saing Internasional
Lulusan SMA N 1 Surakarta harus memiliki kemampuan yang berdaya saing
internasional baik dalam bidang akademik maupun non akademik, sehingga
lulusan dapat melanjutkan kuliah di universitas berkualitas di Negara maju, yang
sesuai dengan visi sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Suatu penelitian memerlukan tempat penelitian yang dijadikan objek
untuk memperoleh data, informasi dan keterangan yang diperlukan sehubungan
dengan kepentingan penelitian. Tempat yang akan di gunakan sebagai tempat
penelitian ini adalah SMA N I Surakarta Jl. Monginsidi No.40. Penulis memilih
lokasi SMA Negeri 1 Surakarta dengan alasan sebagai berikut:
1) Tersedianya data yang mendukung kelancaran penulisan dalam melakukan
pengumpulan data yang diperlukan, data yang dimaksud adalah berupa
data mengenai dana RSBI.
2) Belum pernah dilakukan penelitian serupa di lembaga tersebut.
2. Waktu Penelitiaan
Waktu penelitin yang diperlukan untuk mengumpulkan data mengenai
implementasi dana RSBI dalam meningkatkan prestasi belajar siswa SMA Negeri
1 Surakarta tahun ajaran 2010/2011. Penelitian ini direncanakan selama 6 bulan
dari bulan Februari 2011 sampai dengan bulan Agustus 2011.
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Mengkaji permasalahan secara utuh dan lengkap diperlukan suatu
pendekatan permasalahan melalui bentuk penelitian yang tepat. Bentuk penelitian
yang tepat akan mencerminkan kedalaman materi permasalahan yang disajikan.
Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor dalam Lexy J. Moleong (2008:
4) sebagai berikut “Metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata tertulis atau lisan dari orang –
orang dan perilaku yang diamati”.
Penelitian deskriptif kualitatif mempunyai karakteristik antara lain:
berlatar belakang ilmiah, mengandalkan manusia sebagai obyek penelitian,
34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
memanfaatkan data kualitatif, menggunakan analisa secara induktif, mengarahkan
penelitian pada usaha menemukan teori dasar yang bersifat deskriptif, lebih
mementingkan proses daripada hasil, membatasi kajian pada fokus tertentu,
rancangan penelitian bersifat sementara, dan hasil penelitiannya yang diterima
oleh semua pihak. Dalam penelitian ini berbentuk deskriptif kualitatif dianggap
penting karena dalam penelitian ini peneliti mendapatkan data secara detail dari
informan baik dalam bentuk kata – kata tertulis maupun secara lisan.
2. Strategi Penelitian
Menurut Karlinger dalam Joko Nurkamto (2003: 2) bahwa ”Strategi
penelitian berkenaan dengan bagaimana tujuan penelitian dicapai dan bagaimana
masalah – masalah yang dihadapi dalam penelitian ditangani”. Strategi penelitian
harus disusun dengan matang agar masalah-masalah yang dihadapi dalam
penelitian dapat diatasi dengan cara yang tepat sehingga tujuan penelitian dapat
tercapai sesuai apa yang sudah direncanakan.
Bentuk strategi penelitian dalam penelitian kualitatif bisa berupa studi
kasus tunggal dan status ganda. Suatu penelitian disebtu sebagai studi
kasus tunggal, bilamana penelitian tersebut terarah pada suatu
karakteristik. Artinya penelitian tersebut hanya dilakukan pada satu
sasaran (satu lokasi). Sedangkan studi kasus ganda terdapat adanya sasaran
(lokasi studi) lebih dari satu yang memiliki perbedaan karakteristik.
Namun baik studi kasus tunggal atau ganda,jumlah sasaran atau (studi
lokasi) tidak menentukan suatu penelitian berupa studi kasus tunggal
ataupun ganda. Secara lebih khusus baik studi kasus tunggal ataupun
ganda, masih dibedakan adanya jenis penelitian terpancang ataupun
terbuka tanpa fokus sebelumnya (holistik penuh). Pada penelitian
terpancang, peneliti di dalam proposalnya sudah memilih dan menentukan
variable yang menjadi fokus utamanya sebelum memasuki lapangan
studinya. Sedangkan penelitian holistik penuh, dimana peneliti dalam
kajiannya sama sekali tidak menentukan fokus sebelum peneliti terjun ke
lapangan studinya (H. B. Sutopo, 2002: 112).
Strategi yang dipakai dalam penelitian ini adalah strategi tunggal
terpancang yaitu sasaran yang akan diteliti sudah dibatasi dan terpusat di satu
permasalahan yaitu: implementasi dana RSBI dari pemerintah dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa SMA N 1 Surakarta tahun ajaran 2010/2011.
Strategi tunggal yang di gunakan dalam penelitian ini mengandung pengertian
sebagai tunggal artinya hanya satu ruang lingkup lokasi penelitian yaitu SMA N 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Surakarta, sedangkan terpancang pada tujuan penelitian, maksudnya adalah bahwa
apa yang harus diteliti dibatasi pada aspek – aspek yang sudah dipilih sebelum
melaksanakan penelitian.
C. Sumber Data
Menurut Lofland dalam Lexy J. Moleong (2008: 157) menyatakan
bahwa “Sumber utama dalam penelitian kualitatif ialah kata – kata dan tindakan
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain – lain”. Maka dalam
penelitian ini yang menjadi sumber data adalah informan, tempat dan peristiwa.
Sedangkan data tambahan adalah arsip dan dokumen.
1. Informan
Menurut H. B. Sutopo (2002: 50) “Dalam penelitian kualitatif sumber
data manusia sebagai narasumber sangat penting perannya individu yang
mempunyai informasinya”. Pernyataan tersebut menegaskan bahwa manusia
sebagai sumber data yang mengetahui fakta yang terjadi dan mempunyai
informasi tentang peristiwa ataupun masalah yang diteliti mempunyai peran
sangat penting dalam penelitia kualitatif. Narasumber dalam penelitian ini adalah
kepala sekolah, guru, murid, dan orang tua murid.
2. Tempat dan Peristiwa
Menurut H. B. Sutopo (2002: 52) “Informasi mengenai kondisi dari
lokasi peristiwa atau aktivitas dilakukan bisa digali lewat sumber lokasinya, baik
yang merupakan tempat atau lingkungannya”. Tempat penelitian yang digunakan
dal;am penelitian ini adalah SMA N 1 Surakarta, sedangkan peristiwa yang
relevan dengan permasalahan adalah implementasi dana RSBI di SMA N 1
Surakarta dari pemerintah dalam mening katkan prestasi belajar siswa.
3. Dokumen dan Arsip
H. B. Sutopo (2002: 54) menyatakan bahwa “Dokumen dan arsip
merupakan bahan tertulis yang bersangkutan dengan suatu peristiwa atau aktivitas
tertentu”. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah tentang kondisi umum
SMAN 1 Surakarta, terutama tentang sarana dan prasarana belajar yang ada di
SMA N 1 Surakarta serta tentang pembukuan dana RSBI dan penggunaan dana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
RSBI. Selain dokumen tersebut peneliti juga menggunakan dokumen sekolah
SMA N 1 Surakarta seperti struktur organisasi sekolah, hasil foto – foto
penelitian, bukti pemasukan dan pengeluaran dana RSBI yang diterima SMA N 1
Surakarta, daftar karyawan dan guru SMA N 1 Surakarta.
D. Teknik Sampling
Teknik sampling digunakan untuk menyeleksi atau memfokuskan
permasalahan agar pemilihan sampel lebih mengarah pada tujuan penelitian.
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 109) sampel adalah “Sebagian atau wakil
dari populasi yang diteliti”. Maksud dari sampling hal ini adalah untuk menjaring
sebanyak mungkin informasi dari berbagai sumber.
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling (sampel bertujuan), yaitu sampel tidak ditekankan pada jumlah
melainkan ditekankan pada kekayaan informasi yang dimiliki sebagai anggota
sampel sebagai sumber data. Cara pengambilan sampel didasarkan pada
karakteristik – karakteristik tertentu yang dimiliki sampel sesuai dengan tujuan
penelitian, karena sampel tidak dimaksudkan untuk digeneralisasi. Peneliti tidak
menentukan sejumlah sampel, tetapi menentukan informasi sebanyak mungkin
yang diperoleh dari berbagai sumber. Untuk memperoleh data yang rinci
diperlukan informan yang mengetahui permasalahan yang sedang diteliti.
Informan ditentukan peneliti menggunakan teknik bola salju (snowball sampling).
H B. Sutopo (2002: 57) menyatakan bahwa:
Snowball sampling merupakan cara pemilihan informan pada waktu di
lokasi penelitian, yang kemudian berdasarkan petunjuk informan tersebut
peneliti menentukan informan baru dan seterusnya berganti informan
lainnya yang tidak terencana sebelumnya, sehingga diharapkan akan
mendapatkan data yang lengkap dan mendalam.
Teknik bola salju (snowball sampling) dirasa teknik penentuan
informan yang efektif, karena informan penunjuk tentunya mengetahui siapa saja
yang pantas menjadi narasumber sesuai masalah yang diteliti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Wawancara
Sumber data yang sangat penting dalam penelitian kualitatif adalah
manusia yang dalam posisi sebagai nara sumber atau informan. Diperlukan
wawancara untuk mengumpulkan informasi dari nara sumber. Lexy J. Moleong
(2008: 186) barpendapat bahwa “Wawancara adalah percakapan yang dilakukan
dengan maksud tertentu dan dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang
mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai memberikan jawaban pertanyaan
itu”. Data yang ingin diambil dari kegiatan wawancara ini adalah mengenai
implementasi dana RSBI dari pemerintah, kendala-kendala yang dihadapi dari
implementasi dana RSBI, dan upaya yang dilakukan dalam menghadapi kendala
implementasi dana RSBI.
2. Pengamatan (Observasi)
Teknik observasi diperoleh dari sumber data yang berupa peristiwa,
tempat atau lokasi, benda, dan rekaman gambar. Dalam hal ini peneliti terjun
langsung ke lokasi penelitian untuk mengambil data yang ada di lapangan, yang
berupa sarana prasarana yang ada di SMA N 1 Surakarta, pemanfaatan sarana
prasarana oleh tenaga pengajar dan peserta didik, dan proses belajar mengajar.
Observasi merupakan salah satu cara penelitian ilmiah yang paling sesuai di
bidang ilmu sosial.
Pembagian jenis observasi menurut Anas Sudijono (2006) adalah:
a) Dilihat dari Jenisnya
Dari jenisnya observasi terdiri dari observasi partisipasif dan observasi
non-partisipasif. Observasi partisipasif dilakukan oleh pengamat dengan
melibatkan dirinya dalam kegiatan yang sedang dilakukan atau peristiwa yang
sedang dialami oleh orang lain, sedangkan observasi non-partisipasif evaluator
tidak melibatkan diri dalam kegiatan yang telah dilakukan atau sedang dialami
oleh orang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
b) Dilihat dari Sifatnya
Dilihat dari sifatnya observasi dapat dibagi menjadi observasi incidental
(kebetulan) dan observasi sistematis. Observasi insidental dilakukan terhadap
objek yang terjadi secara kebetulan, tidak direncanakan. Observasi sistematis
adalah pengamatan yang terencana, kegiatan berstruktur, pokok-pokok yang akan
diobservasi tersusun dengan baik, tahapan kegiatannya tersusun dengan rapi.
Melalui metode ini dapat diketahui mengenai lingkungan tempat
penelitian. Lexy J. Moleong (2001: 126) mengatakan bahwa: “pengamatan
memungkinkan peneliti merasakan apa yang dirasakan dan dihayati oleh subyek,
sehingga memungkinkan peneliti menjadi sumber data pengamatan,
memungkinkan membentuk pengetahuan yang diketahui bersama, baik dari
pihaknya maupun dari pihak subyek”. Di dalam penelitian ini pihak peneliti
melakukan pengamatan (observasi) berjenis non-partisipasif, karena evaluator
tidak melibatkan diri dalam kegiatan yang dilakukan atau yang sedang dialami
orang lain.
3. Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data yang
bersumber dari arsip dan dokumen yang ada. Menurut H. B. Sutopo (2002: 69)
“Dokumen dan arsip biasanya berupa bahan tertulis yang bersangkutan dengan
satu peristiwa atau aktivitas tertentu”. Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 206) “
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal – hal atau variabel yang berupa
catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger
agenda, dan sebagainya”. Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini
berupa data-data dan arsip mengenai dana RSBI yaitu buku kas, rincian
pengeluaran dan pemasukan dana RSBI, foto-foto bukti penelitian, dan data nilai
siswa sebelum mendapatkan dana RSBI dan setelah mendapatkan dana RSBI.
F. Validitas Data
Bagian yang sangat penting dalam penelitian adalah data, sebab data
merupakan suatu bukti adanya penelitian. Data – data yang telah terkumpul harus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
diupayakan adanya kemantapan dan keberadaannya sejak awal sehingga
penarikan kesimpulan. Validitas data dilakukan supaya hasil penelitian benar –
benar dapat dipertanggungjawabkan, karena validitas data menunjukkan mutu
seluruh proses pengumpulan data dalam penelitian. HB. Sutopo (2002: 78)
berpendapat bahwa “Validitas ini merupakan jaminan bagi kemantapan simpulan
dan tafsir makna sebagai hasil dari penelitian”.
Penelitian ini menggunakan triangulasi untuk menguji validitas data.
Menurut HB. Sutopo (2002: 78) “Triangulasi merupakan cara yang paling umum
digunakan bagi peningkatan validitas dalam penelitian kualitatif”. Menurut
pendapat Patton yang dikutip dalam buku HB. Sutopo (2002) membagi triangulasi
menjadi empat macam yaitu:
1. Triangulasi sumber adalah pengumpulan data sejenis dengan
menggunakan berbagai sumber data yang berbeda.
2. Triangulasi metode adalah pengumpulan data sejenis tetapi dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda.
3. Triangulasi teori yaitu melakukan penelitian tentang topik yang sama dan
datanya dianalisis dengan menggunakan beberapa perspektif teoritis yang
berbeda.
4. Triangulasi peneliti yaitu pengumpulan data semacam yang dilakukan oleh
beberapa peneliti.
Jenis triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi
sumber dan triangulasi metode, hal ini dimaksudkan agar data yang diperoleh dari
peneliti ini akan lebih mantap karena peneliti menggunakan metode – metode
yang berbeda dan mendapatkan informasi dari sumber – sumber yang berbeda
pula. Triangulasi sumber dapat dicapai dengan beberapa cara yaitu dengan
membandingkan informasi dengan penggunaan dana RSBI dari hasil wawancara
dengan kepala sekolah, guru, komite sekolah, dan orang tua siswa. Triangulasi
metode penekanannya adalah penggunaan metode pengumpulan data yang
berbeda. Contohnya, informasi tentang penggunaan dana RSBI dapat diperoleh
melalui wawancara, peneliti juga mengadakan observasi terhadap kondisi
lingkungan sekolah, sarana dan prasarana belajar serta penyelenggaraan proses
belajar mengajar di SMA N 1 Surakarta. Melalui beberapa teknik pengumpulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
data yang berbeda akan diperoleh hasil informasi yang dapat dibandingkan dan
ditarik suatu kesimpulan data yang lebih kuat validitasnya.
G. Analisis Data
Analsisis data adalah proses mengatur urutan data, menorganisasikan
data ke dalam suatu pola kategori dan suatu uraian dasar. Analisis penelitian
kualitatif biasanya dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data yang
berupa deskriptif data yang telah disusun secara teratur, maka peneliti
menggunakan pola penelitian induktif yang diolah dengan teknik interaktif
mengalir, yaitu model analisis yang menyatu dengan proses pengumpulan data
dengan satu siklus. Artinya baik pada pralapangan, pelaksanaan, maupun pada
waktu penyusunan hasil penelitian. Peneliti menggunakan model ini karena
apabila data danalisis menggunakan analisis mengalir, peneliti mendapatkan data
akan langsung mengadakan analisis data yang sifatnya sementara, demikian terus
selanjutnya sampai memperoleh kesimpulan yang sifatnya meyakinkan dan
mantap. Menurut Miles dan Huberman dalam HB. Sutopo (2002), dalam model
analisis mengalir terdapat tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan
kesimpulan/verikasi.
1. Reduksi Data
Merupakan bagian analisis yang berlangsung terus menerus selama
kegiatan penelitian sebelum data benar-benar terkumpul, artinya sebelum data
terkumpul secara keseluruhan, proses analisis data sudah dilakukan. Reduksi data
merupakan bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, dan mengarahkan,
membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data dengan sedemikian rupa
sehingga dapat diambil kesimpulan finalnya
2. Penyajian Data
Sebagai proses analisis selanjutnya, dimana inti dari penyajian data ini
adalah mengorganisir informasi secara sistematis untuk mempermudah peneliti
dalam menggambungkan dan merangkai keterikatan antara data dalam menyusun
penggambaran proses dan fenomena yang ada tentang subyek penelitian. Untuk
mempermudah penyajian data ini digunakan skema, matrik, jaringan keterkaitan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
kegiatan dan tabel apabila diperlukan. Dengan data yang tersaji, akhirnya peneliti
akan menginterpretasikan fenomena yang ada dan membandingkan fenomena
tersebut dengan teori yang relevan.
3. Menarik Kesimpulan
Merupakan analisis rangkaian pengolahan data yang berupa gejala dan
kasus yang terdapat di lapangan. Penyusunan catatan, pernyataan, pola, dan
arahan sebab akibat dilakukan secara literature. Artinya kesimpulan akhir yang
ditulis merupakan rangkaian keadaan yang belum jelas kemudian meningkat
sampai pada pernyataan yang telah memiliki landasan kuat dari proses analisis
terhadap fenomena yang ada. Disamping penarikan kesimpulan, peneliti juga
mendiskusikan permasalahan dengan berbagai pihak yang relevan, untuk
mendapatkan masukan dalam pengambilan kesimpulan yang dalam penelitian ini
disebut consensus antar subyek.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini adalah urutan langkah – langkah rinci penelitian
yang harus ditempuh dalam melaksanakan penelitian. Hal ini dimaksud agar
penelitian dapat berjalan dengan teratur sehingga hasil penelitian dapat
dipertanggungjawabkan. Prosedur penelitian dapat berupa bagan (skema) yang
melukiskan kegiatan sejak awal (persiapan) sampai denga pembuatan laporan.
Menurut Bogdan dalam Lexy J. Moleong (2001: 85) menyatakan bahwa “Dalam
prosedur penelitian ada tiga tahapan yaitu pra lapangan, kegiatan lapangan, dan
analisis data”.
Dalam penelitian ini meggunakan prosedur atau langkah – langkah
sebagai berikut:
1. Tahap Pra Lapangan
Tahap pra lapangan ini dilakukan dari pembuatan usulan penelitian,
memilih obyek penelitian, pencarian berkas perijinan lapangan, dan menyiapkan
perlengkapan penelitian. Jadi peneliti terjun langsung ke dalam lokasi peneltitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
2. Tahap Kegiatan Lapangan
Tahap lapangan ini dilakukan untuk menggali data yang relevan dengan
tujuan penelitian. Dalam tahap ini peneliti sudah mulai terjun ke lapangan
penelitian, yakni mulai memahami latar penelitian, dan persiapan diri memasuki
lapangan serta sambil mengumpulkan data.
3. Tahap Analisis Data
Tahap ini dilakukan setelah penggalian data dianggap cukup untuk
mendukung maksud dan tujuan penelitian. Pada tahap ini merupakan usaha untuk
menemukan tema – tema yang relevan dengan masalah penelitian.
4. Penulisan Laporan
Tahap penulisan laporan yaitu peneliti mulai menyusun laporan setelah
membuat alat analisis data.
Untuk lebih jelasnya dapat dibuat bagan prosedur penelitian sebagai berikut:
Gambar 2. Prosedur penelitian Implementasi dana RSBI dalam dari pemerintah
peningkatan prestasi belajar siswa di SMA N 1 Surakarta.
Proposal
Persiapan
pelaksanaan
Pengumpulan
data
Analisis
akhir
Laporan
Penarikan
kesimpulan
Triangular dan
Reveiw
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Sejarah Berdiri SMA Negeri 1 Surakarta
Sejarah berdirinya SMA Negeri 1 Surakarta dimulai bulan Agustus
1943. Dalam masa pendudukan Jepang, Mr. Widodo Sastrodiningrat sebagai
Kepala Bagian Pendidikan Kasunanan Surakarta dan Soetopo Adisepoetro sebagai
Kepala Pendidikan Keresidenan Surakarta atas persetujuan pembesar Jepang
membuka sekolah yang sederajat dengan Algemene Middlebaar School (AMS).
Pada tanggal 3 Nopember 1943, diresmikan pembukaan sebuah Sekolah Lanjutan
Atas yang diberi nama Sekolah Menengah Tinggi Negeri (SMT Negeri) bertempat
di gedung yang sekarang dipakai Sekolah SMP Negeri 1 Surakarta dengan Kepala
Sekolah pertama Mr. Widodo Sastrodiningrat dengan Wakilnya S. Djajeng
Soegianto.
Pada tanggal 17 Agustus 1951 dibuka secara resmi SMA A/B Malam
dengan nama SMA Negeri I Bagian malam yang terdiri dari 6 kelas. Maka sejak
itu di Sala terdapat 3 SMA Negeri A/B II. SMA Negeri A/B di bawah satu
pimpinan, yaitu SMA Negeri A/B, yang sekarang dikenal dengan nama SMA
Negeri 1 Sala; dan SMA Negeri A/B II, yang dikenal dengan nama SMA Negeri 2
Sala; SMA Negeri A/B I bagian malam, atau sekarang SMA Negeri 3 Sala. Untuk
memperkuat pengajaran Sekolah ini mendapat tenaga pengajar sebanyak 16 orang
serta mendapat bantuan tenaga pengajar dari Mahasiswa Universitas Gadjah Mada
sebanyak 9 (sembilan) orang mahasiswa. Pada tahun 1952 mulai dirintis
pendidikan dengan menggunakan laboratorium Kimia, fisika, anatomi dan
fisiologi. Tahun 1971 SMA Negeri I B berubah nama menjadi SMA Negeri 1
Surakarta yang berlokasi di Jl. Monginsidi dengan kepala sekolah R. Masaid.
Tanggal 7 maret 1997 SMA Negeri 1 Surakarta berubah menjadi SMU Negeri 1
Surakarta, berdasarkan keputusan Mendikbud RI Nomor 035/0/1997 tanggal 7
Maret 1997 tentang perubahan Nomen Klatur SMA menjadi SMU serta organisasi
44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
dan tata kerja SMU. Tanggal 8 Juli 2003 SMU negeri 1 Surakarta berubah
menjadi SMA Negeri 1 Surakarta, berdasarkan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (bab IV
Pasal 18 ayat (3). Secara operasional terhitung mulai tanggal 1 Pebruari 2004.
Pada tahun 2005 pada saat kepemimpinan Drs. Sartono Praptoharjono
dilaksanakan pembukaan dua kelas baru dengan kurikulum berbasis internasional.
Kelas tersebut dinamakan SNBI (Sekolah Nasional Berbasis Internasional) A dan
SNBI B dimana keduanya menggunakan bahasa Inggris terutama untuk pelajaran
eksata (matematika, fisika, biologi dan kimia) dan umumnya sekarang disebut
dengan RSBI.
Seiring dengan berjalannya waktu SMA N 1 Surakarta mengalami
perkembangan baik dari jumlah siswa, prestasi sekolah, Sumber Daya Manusia
(SDM), sarana prasarana, maupun kondisi fisik. Saat ini SMA N 1 Surakarta telah
menjadi salah satu sekolah RSBI yang memiliki identitas sebagai berikut:
1. Nama Sekolah : SMAN 1 Surakarta
2. Nomor Statistik Sekolah : NSS 301036105001
3. Alamat Sekolah
a. Jalan : Monginsidi No. 40 Surakarta
b. Desa/Kelurahan : Gilingan
c. Kecamatan : Banjarsari
d. Kabupaten/Kota : Surakarta
e. Propinsi : Jawa Tengah
f. Kode Pos : 57134
g. Telepon/Fax : 0271 652975
h. e-mail : [email protected]
i. Website : www.sman1-slo.sch.id
4. Kepala Sekolah
a. Nama : Drs. H.M.Thoyibun,S.H,M.M
b. Telepon Rumah : 0271 855969
c. HP : 0812265410
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
1. Visi, Misi, dan Strategi SMA Negeri 1 Surakarta
Berbagai upaya telah dilakukan SMA N 1 Surakarta untuk terus
memajukan sekolah dan meningkatkan mutu peserta didik.
a. Visi SMA Negeri 1 Surakarta
“Mewujudkan insan yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berbudi luhur, disiplin, cerdas dan berdaya saing global”.
Indikatornya:
1) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berarti melaksanakan perintah dan
menjauhi larangan sesuai dengan agama yang dianutnya.
2) Berbudi luhur berarti santun dalam bertindak, jujur, menjunjung tinggi tata
karma, dan cinta tanah air, serta tidak melalaikan budaya daerah.
3) Disiplin mengandung arti taat dan patuh pada peraturan atau tata tertib yang
berlaku dengan penuh kesadaran.
4) Cerdas berarti mampu mengunakan ilmu pengetahuan untuk memecahkan
permasalahan yang dihadapi.
5) Berdaya saing global berarti mampu menggali dan mengembangkan potensi
diri secara optimal sehingga dapat bersaing di era global.
b. Misi SMA Negeri 1 Surakarta
1) Memelihara dan meningkatkan pengalaman terhadap ajaran agama yang
dianut dengan mengembangkan sikap toleransi.
2) Membudidayakan perilaku santun, jujur, dan menjunjung tinggi nilai-nilai
luhur budaya bangsa serta budaya daerah.
3) Menanamkan kesadaran disiplin tinggi kepada seluruh warga sekolah.
4) Melaksanakan pendidikan, pembelajaran dan pelayanan yang optimal
sehingga menghasilkan insane yang berprestasi dalam semua bidang.
5) Meningkatkan wawasan pandangan siswa dengan peningkatan fasilitas
sekolah sebagai sumber belajar.
6) Mendayagunakan dan mengembangkan kegiatan yang dapat
meningkatkan kemampuan dalam persaingan di era global.
7) Menjalin kerjasama dengan berbagai institusi baik local, maupun
internasional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
8) Meningkatkan kesadaran dan kepedulian warga sekolah terhadap
kelestarian lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, dan lingkungan
secara global.
c. Strategi Sekolah
1) Membenahi sistem manajemen sekolah dengan memperbaiki perencanaan
pengorganisasian dan evaluasi terhadap setiap program.
2) Meningkatkan kesadaran warga sekolah (guru, karyawan, siswa) akan
kedudukan, fungsi dan peran masing-masing.
3) Meningkatkan sumber daya manusia (guru dan karyawan) dengan cara
memberi kesempatan seluas-luasnya untuk meningkatkan kompetensinya.
4) Membangun jejaring (networking) dengan berbagai pihak untuk
meningkatkan potensi sumber daya manusia dan pendanaan.
5) Melibatkan semua komponen sekolah dalam penyusunan program mulai
dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
2. Keadaan Tenaga Pendidik, Tenaga kependidikan, Sarana dan
Prasarana, dan Siswa SMA N 1 Surakarta
Pelaksanaan proses belajar mengajar di SMA N 1 Surakarta didukung
beberapa komponen yang saling terkait. Komponen tersebut diantaranya adalah
guru sebagai tenaga pendidik, tenaga kependidikan, siswa, dan sarana prasarana
yang dapat menunjang proses belajar mengajar di SMA N 1 Surakarta. Guru
sebagai pihak yang bertugas menyampaikan materi serta mengelola kelas
sehingga proses belajar mengajar bisa terlaksana, serta didukung dengan fasilitas
belajar mengajar yang lengkap akan mewujudkan keberhasilan proses belajar
mengajar dan prestasi belajar yang memuaskan. Siswa adalah anak didik yang
membutuhkan bimbingan dari guru untuk mentransfer materi yang disampaikan,
dan membutuhkan motivasi sehingga tujuan belajar dapat tercapai. Sarana dan
prasarana yang ada sebagai fasilitas proses belajar mengajar di SMA N 1
Surakarta sudah layak dalam pemenuhannya, seperti bangunan fisik berupa
gedung, taman, lapangan olahraga yang sudah memadai, kemudian kelengkapan
alat seperti laptop, komputer, Liquid Circuit Diode (LCD) yang sekarang sudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
ada disetiap kelas, begitu juga dengan air conditioner (Ac) yang membuat siswa
lebih nyaman untuk belajar di ruang kelas, alat-alat kesenian, alat-alat olahraga,
serta alat-alat praktikum yang ada di laboratorium IPA, IPS, bahasa, dan
perpustakaan.
Tabel 3. Kualifikasi Pendidikan Tenaga Pendidik SMA Negeri 1 Surakarta
Sumber : Dokumen Program RSBI SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Pelajaran
2010/2011
Berdasarkan tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa guru-guru
program sains dan matematika memang telah banyak guru yang memiliki ijazah
S2. Dari total guru yang berjumlah 96 guru, sejumlah 34 guru telah memiliki
ijasah S2, dalam persennya adalah sebesar 35,41%. Hal itu menandakan bahwa
standar kualifikasi S2 untuk sekolah RSBI yang ada di SMA Negeri 1 Surakarta
telah terpenuhi. Karena standar untuk SMA/MA yang bertaraf internasional
Tenaga Pendidik
Kualifikasi
Tahun Ajaran 2010/20011
< D3 D3 S1 S2 S3 ∑
1. Total Jumlah Guru 0 1 61 34 0 96
2. Berdasarkan Mata Pelajaran
a. Kimia 4 2 6
b. Biologi 1 4 5
c. Fisika 5 4 9
d. Matematika 2 9 11
e. Bahasa Inggris 4 4 8
f. Ekonomi 4 1 5
g. Geografi 1 2 3
h. Sosiologi 2 1 3
i. Bahasa Indonesia 6 1 7
j. Bahasa Asing 1 1
k.TIK 4 4
l. Agama 4 2 6
m. Olah Raga 4 4
n. Bahasa Jawa 2 2
o. Kesenian 1 3 4
p. Sejarah 3 3
q. PKn 3 2 5
r. Elektro 1 1
s. Pengembangan diri 7 2 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
minimal mempunyai tenaga pendidik berijasah S2 adalah 30% dan SMA Negeri 1
Surakarta telah mencapai 35,41 %. Sedangkan jumlah siswa pada tahun ajaran
2010/2011 adalah 1177 siswa .
Tabel 4. Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011
Kelas/Prog X XI XII
Umum 390
IPA 312 305
IPS 76 94
Bahasa 0 0
Sumber: Dokumen Program RSBI SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Pelajaran
2010/2011.
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian
Data yang terkumpul dari lapangan selanjutnya akan dianalisis oleh
peneliti dengan analisis interaktif. Proses analisis akan lebih mudah dilakukan
dengan mendeskripsikan data-data yang diperoleh secara sistematis agar dapat
mempermudah kesimpulan sebagai hasil penelitian. Masalah yang dikaji sesuai
dengan perumusan masalah yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu tentang
implementasi dana Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) dari
pemerintah dalam meningkatkan prestasi belajar siswa SMA Negeri 1 Surakarta
tahun ajaran 2010/2011. Gambaran yang lebih rinci mengenai data yang berkaitan
dengan permasalahan tersebut dapat dilihat dari implementasi dana RSBI dari
pemerintah dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SMA Negeri 1
Surakarta khususnya mengenai penggunaan dana RSBI sebagai upaya
meningkatkan prestasi belajar peserta didik, kendala yang dihadapi dalam
implementasi dana RSBI di sekolah tersebut, dan upaya apa yang ditempuh dalam
menghadapi kendala yang ada di sekolah tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
1. Implementasi Dana Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dari
Pemerintah dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011
Pendidikan bertaraf internasional adalah pendidikan yang
diselenggarakan setelah memenuhi delapan (8) Standar Nasional Pendidikan dan
diperkaya dengan standar pendidikan negara maju. Hal tersebut sesuai dengan
yang disampaikan Ganang pada tanggal 29 Juli 2011 pukul 09.00 WIB di ruang
Tata Usaha yaitu, “Untuk menjadi sekolah RSBI itu kita harus memenuhi 8
standar pendidikan itu ya mbak dan juga sesuai dengan standar Negara maju,
untuk itu kita harus ada anggaran”. Program RSBI di SMA Negeri 1 Surakarta
diselenggarakan sejak tahun 2006. Penyelenggaraan program RSBI di SMA
Negeri 1 Surakarta berdasarkan penunjukkan dari direktorat jenderal pendidikan.
Dari Direktorat Jenderal Pendidikan menunjuk sekolah-sekolah untuk dirintis
menjadi sekolah SBI lewat RSBI. Penunjukkan sendiri juga dilihat dari kualitas
sekolah, dimana sekolah yang unggul dan yang telah memenuhi kriteria/standar
sekolah RSBI dapat menjadi SBI. Hal tersebut sesuai dengan yang disampaikan
oleh Rahayu Astuti pada wawancara tanggal 27 Juli 2011 pukul 10.00 WIB yang
menyampaikan SMA mendapatkan informasi mengenai RSBI langsung dari
pemerintah pusat, karena yang menunjuk SMA menjadi RSBI adalah pemerintah
pusat sejak tahun 2006. Hal senada juga diungkapkan oleh Harminingsih pada
wawancara tanggal 28 Juli 2011 pukul 11.00 WIB di ruang TRRC sebagai
berikut: “Sekolah menjadi SMA RSBI pada tahun 2006 atas tunjukan dari
pemerintah bersama dengan 28 sekolah lainnya di Indonesia, waktu itu sekolah
ditunjuk sebagai sekolah RSBI periode pertama”.
Implementasi dana RSBI di SMA Negeri 1 Surakarta dari pemerintah
dilaksanakan sesuai dengan lini kerja yang ada di SMA N 1 Surakarta. Sekolah
mendapatkan dana dari pemerintah pusat ataupun pemerintah provinsi sudah ada
ketentuan mengenai kegunaan dana itu untuk apa saja. Dana untuk block grant
secara khusus yang menangani adalah penanggung jawab program RSBI, akan
tetapi dalam implementasinya dana tersebut di serahkan kepada masing-masing
lini kerja dan dilaksanakan sesuai dengan tugas dan fungsinya, seperti bagian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
kurikulum menangani tentang peningkatan mutu siswa, kemudian untuk
peningkatan mutu guru seperti peningkatan kualifikasi ke S2 yang menangani
adalah penanggung jawab RSBI, sarana prasarana dilaksanakan oleh bagian
sarana prasarana. Hal tersebut sesuai dengan yang disampaikan oleh Rahayu pada
wawancara tanggal 27 Juli 2011 pukul 10.00 WIB di ruang TRRC yaitu, dana
RSBI dari pemerintah diimplementasikan kepada masing-masing divisi sesuai
dengan job discription, pengalokasian dana untuk apa saja sudah ditentukan dari
pusat. Hal senada juga disampaikan oleh Imron pada wawancara tanggal 4
Agustus 2011 pukul 11.00 WIB di ruang Unit Aduan yaitu, implementasi dana
RSBI ditangani oleh masing-masing lini kerja, jadi bendahara bekerjasama
dengan ketua lini kerja yang terkait, misalnya untuk peningkatan mutu UAN maka
dana diserahkan kepada kurikulum, untuk pemenuhan sarana prasarana maka dana
diserahkan kepada ketua sarana prasarana. Harminingsih juga menyatakan dalam
wawancara pada tanggal 28 Juli 2011 pukul 11.00 WIB di ruang TRRC mengenai
implementasi dana RSBI yaitu, untuk implementasi dana RSBI pihak pengelola
RSBI tinggal membagi kepada masing-masing job description yang ada karena
dana yang diberikan dari pemerintah sudah ditentukan prosentasenya untuk
kegiatan ataupun pemenuhan fasilitas. Thoyibun selaku kepala sekolah juga
menyampaikan pada wawancara tanggal 11 Oktober 2011 pukul 10.40 yaitu, dana
RSBI dari pemerintah diimplementasikan sesuai dengan RABS yang telah
diserahkan kepada pemerintah, dana tersebut digunakan untuk pemenuhan sarana
prasarana sekolah dan peningkatan mutu SDM adapun kegiatannya meliputi
mengadakan pelatihan ITC, bahasa inggris, mengadakan work shop, dan training.
Pernyataan dari beberapa informan di atas diperkuat oleh Ganang selaku ketua
Tata Usaha pada wawancara tanggal 29 Juli 2011 pukul 09.00 WIB di ruang Tata
Uasaha, yang menyampaikan sebagai berikut:
Dana itu implementasinya, dana yang cair dalam proposal itu
disesuaikan dengan apa yang diusulkan dalam proposal itu. Dana itu
peruntukannya memang harus sama dengan proposal, intinya untuk
menunjang kegiatan KBM, karena untuk menunjang kegiatan KBM
dari sektor sarpra harus memenuhi standar, dari tenaga pendidik juga
harus ditingkatkan mutu SDM misal dengan pelatihan bahasa inggris,
yang berkaitan dengan TI seperti penggunaan internet, email, sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
hal-hal seperti perlu ditingkatkan. Pada tahun 2010/2011 SMA 1
mendapatkan dana sebesar Rp 465.000.000 untuk 6 jenis bantuan,
adapun jenis bantuan itu untuk bantuan pengembangan RSBI,
pengadaan alat-alat praktikum IPA, alat-alat multimedia, peningkatan
kemampuan bahasa inggris untuk guru, memfasilitasi penelitian IPA
IPS siswa jadi siswa mengadakan penelitian di lapangan dan
difasilitasi dari dana RSBI ini, kemudian untuk alat teleconverence, itu
bantuannya berdiri sendiri.
Peningkatan mutu SDM yang ada di SMA N 1 Surakarta dilaksanakan
dengan mengadakan pelatihan bahasa Inggris untuk guru, peningkatan kualifikasi
ke S2, mengadakan workshop untuk guru, pelatihan IT seperti internet; e-
learning; pelatihan pembuatan dan penggunaan blog; pelatihan tantang microsoft
office, serta untuk mengikuti seminar pendidikan. Implementasi dana RSBI juga
digunakan untuk meningkatan mutu siswa sekolah dengan mengadakan try out
Ujian Nasional (UN) untuk siswa kelas XII, mengikuti Olimpiade Sains Nasional
(OSN), pembentukan karakter siswa dengan mengadakan kegiatan out bound,
serta untuk mengadakan subsidi silang bagi siswa yang tidak mampu dan
beasiswa untuk siswa berprestasi. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Rahayu
lestari pada wawancara tanggal 27 Juli 2011 pukul 10.00 WIB di ruang TRRC
yaitu dana RSBI digunakan untuk pengadaan sarana prasarana, untuk peningkatan
kualifikasi guru seperti mengadakan les bahasa Inggris dan memberikan beasiswa
guru untuk melanjutkan pendidikan ke S2. Pernyataan tersebut sesuai dengan
pernyataan Ganang pada wawancara tanggal 29 Juli 2011 pukul 09.00 WIB di
ruang Tata Usaha yaitu implementasi dana RSBI pada intinya digunakan untuk
menunjang kegiatan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), dalam upaya mendukung
kegiatan KBM pemenuhan sarana prasarana harus memenuhi standar, selain itu
mutu tenaga pendidik harus ditingkatkan seperti pengadaan pelatihan bahasa
Inggris dan pelatihan penggunaan ICT. Pramesti menyampaikan pada wawancara
tanggal 28 September 2011 pukul 10.05 WIB di SMA N 1 Surakarta yaitu, Sarana
prasarana sudah cukup lengkap, namun masih ada kekurangan yaitu terkadang ada
kerusakan sarana prasarana seperti LCD dan komputer sehingga mengganggu
proses KBM. Hadri Utomo selaku wali murid juga menyatakan pada wawancara
tanggal 27 September 2011 pukul 14.30 di rumah orang tua siswa yaitu, terdapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
peningkatan pemenuhan sarana prasarana yang ada di SMA N 1 Surakarta seperti
pemenuhan fasilitas Ac di setiap ruang kelas, serta kelengkapan prasarana
laboratorium IPA dan IPS. Hal senada juga disampaikan oleh Sri Riwayati pada
tanggal 28 September 2011 pukul 15.30 WIB di rumah orang tua siswa yaitu,
dalam pemenuhan sarana prasarana yang terdapat di SMA N 1 Surakarta terdapat
kemajuan meskipun belum maksimal, kemajuan tersebut anatara lain seperti
pemenuhan LCD, komputer, dan Ac di setiap ruang kelas. Imron juga menyatakan
dalam wawancara pada tanggal 4 Agustus 2011 pukul 11.00 WIB di ruang Unit
Aduan yaitu, pemenuhan sarana prasarana itu untuk mendukung suksesnya
kegiatan belajar mengajar, dan untuk memfasilitasi mendukung kegiatan
kesiswaan. Hal senada juga disampaikan oleh Gunadi selaku wali murid pada
wawancara tanggal 26 September 2011 pukul 14.45 WIB di rumah orang tua
siswa yaitu, pemenuhan sarana prasarana di SMA N 1 Surakarta terus mengalami
peningkatan, antara lain bidang IT, lingkungan green land, dan CCTV di setiap
kelas yang bisa memantau pelaksanaan pendidikan. Suryadi menyatakan pada
wawancara pada tanggal 6 Agustus 2011 pukul 09.30 WIB di SMA N 1 Surakarta
yaitu, kaitannya untuk peningkatan mutu SDM diadakan bimbingan untuk guru
dalam menggunakan ICT, les bahasa inggris, dan beasiswa untuk guru
melanjutkan pendidikan ke S2, selain peningkatan mutu SDM dana digunakan
untuk pemenuhan sarana prasarana dan juga meningkatkan karakter siswa seperti
mengadakan out bound. Singgih selaku siswa juga menyetakan pada wawancara
tanggal 27 September 2011 pukul 09.30 di SMA N 1 Surakarta yaitu, sarana
prasarana yang ada di SMA N 1 Surakarta sudah cukup lengkap, namun keadaan
itu baru berjalan sekarang, sarana prasarana pada tahun ajaran ini mulai
diperbaharui dan lebih baik dari tahun yang sebelumnya. Galuh dalam wawancara
tanggal 18 Agustus 2011 pukul 10.00 WIB di SMA N 1 Surakarta menyampaikan,
beasiswa diberikan kepada siswa yang berprestasi misalnya seperti memenangkan
lomba tingkat nasional, beasiswa tersebut berupa SPP gratis ataupun sekolah di
luar negeri, beasiswa diberikan juga untuk siswa kurang mampu yang memenuhi
persyaratan membawa surat keterangan tidak mampu dari pemerintah kota dan
kelurahan, beasiswa tersebut berupa pembebasan SPP. Hal senada juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
disampaikan oleh Widowati pada wawancara tanggal 28 September 2011 pukul
09.45 WIB di SMA N 1 Surakarta yaitu beasiswa diberikan kepada siswa tidak
mampu dan siswa berprestasi, untuk siswa yang tidak mampu harus ada surat
keterangan miskin, sedangkan beasiswa yang berasal dari alumni SMA bisa
diperoleh dengan mengikuti tes terlebih dahulu. Salah satu upaya peningkatan
mutu sekolah adalah dengan dengan mengadakan sarana dan prasaran yang
lengkap sesuai dengan kebutuhan sekolah. Budi Sugiyatno selaku wali murid
juga menyampaikan pada wawancara tanggal 24 September pukul 15.00 WIB di
rumah orang tua siswa yaitu, dana RSBI dari pemerintah digunakan untuk
pemenuhan sarana prasarana yang bertujuam untuk peningkatan mutu sekolah.
Ungkapan di atas diperkuat dengan ungkapan Harminingsih pada wawancara
tanggal 28 Juli 2011 pukul 11.00 WIB di ruang TRRC sebagai berikut:
Untuk mendukung keberhasilan proses belajar mengajar dana RSBI
digunakan untuk peningkatan SDM diantaranya seperti peningkatan
kualifikasi guru ke S2, kemudian untuk pelatihan bahasa inggris guru,
pelatihan TI untuk guru, dan mengikuti training serta seminar
pendidikan. Penggunaan dana RSBI yang digunakan untuk
peningkatan mutu siswa secara langsung dengan mengadakan try out
UN, mengikuti lomba-lomba baik tingkat nasional maupun
internasional, kegiatan out bound untuk pembentukan karakter siswa.
Di SMA 1 ini ada sekitar 20% dari siswa yang mendapatkan beasiswa
sehingga tidak membayar, dan itupun juga harus memenuhi syarat
yaitu harus lolos seleksi penerimaan siswa baru, kemudian harus
benar-benar dari keluarga miskin dengan menunjukkan kartu miskin
dari pemkot, selain itu siswa yang berprestasi juga berhak
mendapatkan beasiswa.
Dari keterangan para informan tersebut dapat disimpulkan bahwa dana
RSBI sangat membantu siswa tidak mampu yang berprestasi untuk bisa tetap
bersekolah di sekolah yang berstatus RSBI. Dana RSBI yang ada sangat berperan
dalam pengadaan sarana dan prasarana di sekolah, sehingga sarana dan prasarana
dapat terpenuhi dan dilengkapi. Fasilitas yang menunjang sangat mendukung
adanya peningkatan prestasi siswa dalam belajar. SMA N 1 Surakarta dalam
mengimplementasikan dana RSBI selain untuk peningkatan mutu SDM dan
pemenuhan sarana dan prasarana digunakan juga untuk memberikan beasiswa
kepada siswa yang tidak mampu, sehingga tidak hanya orang kaya saja yang bisa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
bersekolah di sekolah RSBI. Siswa tidak mampu yang mendapatkan beasiswa
mencapai 20% dari total siswa yang ada di SMA N 1 Surakarta. Selain siswa yang
tidak mampu beasiswa juga diberikan untuk siswa yang berprestasi sebagai
apresiasi atas prestasi yang diraihnya. Hal tersebut sesuai dengan yang
disampaikan oleh Rahayu Lestari pada wawancara tanggal 27 Juli 2011 pukul
10.00 WIB di ruang TRRC yaitu, prestasi belajar yang dicapai SMA menjadi
lebih baik semenjak mendapatkan dana RSBI, karena dana yang di dapat
digunakan untuk memenuhi sarana prasarana dan menigkatkan mutu SDM yang
kemudian mempengaruhi prestasi belajar menjadi lebih baik. Hal senada juga
disampaikan oleh Harminingsih pada wawancara tanggal 28 Juli 2011 pukul 11.00
WIB di ruang TRRC yaitu, ” Perubahan prestasi belajar jelas meningkat mbak
sejak mendapatkan dana RSBI. Karena dana RSBI digunakan untuk melengkapi
sarpra serta peningkatan mutu SDM yang kemudian mempengaruhi prestasi
belajar siswa”.
Pembiayaan yang diberikan oleh pemerintah kepada sekolah RSBI
yakni sekitar 300 – 600 juta setiap tahunnya, namun dana yang diterima sekolah
setiap tahunnya tidak sama. Dana di SMA Negeri 1 Surakarta sebagian besar
digunakan untuk perbaikan fasilitas, yakni untuk mencukupi sarana untuk menjadi
sekolah standart RSBI, terutama di bidang IT, peningkatan mutu Sumber Daya
Manusia (SDM), untuk manajemen, untuk kesiswaan, dan untuk kegiatan belajar
mengajar. Hal tersebut seperti yang disampaikan oleh Rahayu lestari pada
wawancara tanggal 27 Juli 2011 pukul 11.00 WIB di ruang TRRC yaitu, SMA
mendapatkan dana RSBI sejak tahun 2008/2009, dana yang diberikan dari
pemerintah berbeda satiap tahunnya. Hal senada juga disampaikan oleh Ganang
pada wawancara tanggal 29 Juli 2011 pukul 09.00 WIB di ruang Tata Usaha yaitu,
“Pada tahun 2010/2011 SMA 1 mendapatkan dana sebesar Rp
465.000.000 untuk 6 jenis bantuan, adapun jenis bantuan itu untuk
bantuan pengembangan RSBI, pengadaan alat-alat praktikum IPA,
alat-alat multimedia, peningkatan kemampuan bahasa inggris untuk
guru, memfasilitasi penelitian IPA IPS siswa jadi siswa mengadakan
penelitian di lapangan dan difasilitasi dari dana RSBI ini, kemudian
untuk alat teleconverence, itu bantuannya berdiri sendiri”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Pernyataan tersebut diperkuat oleh Harminingsih selaku ketua program
RSBI pada wawancara tanggal 28 Juli 2011 pukul 11.00 WIB di ruang TRRC
yaitu,
“SMA menerima dana RSBI sejak tahun 2007 mbak, selama ini kita
sudah mendapat dana blok grant sudah sebanyak tiga kali dan setiap
tahun itu dana yang didapat berbeda jumlah dan sasaran
penggunaaanya. Tahun awal yang pertama dana itu ditujukan untuk
pembangunan fisik seperti sarpra, kemudian pada tahun 2010/2011
untuk peningkatan mutu”.
Sumber pembiayaan program rintisan sekolah bertaraf internasional
berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) 48 tahun 2008 tentang Pendanaan
Pendidikan, biaya penyelenggaraan SBI berasal dari Pemerintah, Pemerintah
Propinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, orang tua siswa (Komite Sekolah), pihak
asing yang tidak mengikat, Dunia Usaha dan Dunia Industri (DU/DI). Daftar
penggunaan anggaran tersebut dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :
Tabel 5. Daftar Penggunaan Sumber Biaya Sekolah RSBI
Sumber Biaya Penggunaan
APBN Untuk biaya operasional dalam rangka pengembangan
kapasitas untuk menuju standar kualitas SBI
1.Proses Pembelajaran (30%)
2.Sarana penunjang PBM (25%)
3.Manajemen Maksimal 20%
4.Subsidi siswa miskin dan kesiswaan (25%)
APBD Prov/Kab/Kota Untuk biaya investasi dan biaya operasional
rutin
Masyarakat dan atau
Orang Tua
Biaya investasi dan operasional untuk menutup
kekurangan biaya dari APBN dan APBD untuk
menuju standar kualitas SBI
Sumber : Dokumen Program RSBI SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran
2010/2011
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sumber dana yang merupakan
faktor penunjang utama dalam peningkatan pelaksanaan pembelajaran di RSBI
SMA Negeri 1 Surakarta berasal dari APBN, APBD dan masyarakat. Sumber
biaya yang terbanyak berasal dari APBN dan kebanyakan dialokasikan kedalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
biaya operasional untuk memenuhi standar kualitas SBI, yang diantaranya adalah
Proses belajar mengajar, sarana dan prasarana, manajemen dan kesiswaan.
Kemudian dari APBD dan masyarakat/ orang tua adalah untuk investasi dan biaya
operasional.
Pernyataan yang telah disampaikan para informan di atas sesuai
dengan realisasi dana RSBI dari pemerintah yaitu sebagai berikut.
Tabel 6. Program Kerja dan Realisasi Dana Block Grant Pusat dari Pemerintah
Pusat di SMA N 1 Surakarta Bulan Juli s/d Desember Tahun 2009/2010 .
No. Komponen Sub Komponen Prog. Kerja
(Rp)
Realisasi
(Rp)
Sisa (Rp)
1 Proses Belajar
Mengajar 17
Silabus untuk 17
mapel 8.000.000 8.000.000
-
Rencana
Pembelajaran
16.000.000
16.000.000
-
LKS/Worksheet 16.000.000 16.000.000
Soal-soal utama 4.000.000 4.000.000
Remidi 4.000.000 4.000.000
Pengayaan 4.000.000 4.000.000
Software
Pembelajaran 14.000.000 13.350.000 650.000
Kemampuan
bahasa inggris: 42.500.000 16.700.000 25.800.000
Pengiriman guru
pada pelatihan ICT 7.025.000 7.025.000
Peningkatan
kualifikasi guru ke
S2
15.000.000 15.000.000
2 Sarana
Prasarana
Lab Bahasa 100.000.000 95.810.000 4.190.000
Lab Komputer 30.000.000
29.700.000
300.000
Perpustakaan 50.000.000 49.800.000 200.000
Perangkat TIK
Kelas
50.000.000
46.920.000
3.080.000
Ruang Tata Usaha
20.000.000
19.700.000 300.000
3 Manajemen Honor dan
transport
coordinator
fasilitator
32.000.000 8.000.000
24.000.000
Pelatihan dan entri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
data PAS 4.380.000 4.380.000
Sosialisasi
program RSBI 25.000.000 2.250.000
22.750.000
Kegiatan ISO 5.000.000 5.000.000
Sister School 17.712.500 17.712.500
Penyusunan
laporan untuk 2
semester
6.480.000 3.250.000 3.230.000
Administrasi 1.615.000 1.615.000
Transport
workshop
coordinator
fasilitator
2.287.500 2.287.500
4 Beasiswa dan
Kegiatan
Kesiswaan
Beasiswa
65.000.000
65.000.000
Kegiatan
Kesiswaan 58.000.000 29.903.050 31.096.950
Jumlah Jumlah
Keseluruhan
600.000.000
456.695.550
143.304.450
Sumber: Dokumen Program RSBI SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran
Table di atas menunjukkan bahwa implementasi dana RSBI pada
tahun 2009/2010 digunakan untuk pemenuhan sarana prasarana, proses belajar,
manajemen, dan kegiatan kesiswaan. Kegiatan proses belajar mengajar untuk 17
mata pelajaran kegiatannya meliputi silabus untuk 17 mata pelajaran dengan
anggaran Rp 8.000.000 yang sesuai dengan realisasinya, rencana pembelajaran
menghabiska dana sebesar Rp 16.000.000 yang sesuai dengan rencana anggaran,
LKS/Worksheet menghabiskan dana sebesar Rp 16.000.000 yang sesuai dengan
rencana anggaran, soal-soal utama; remidi; pengayaan menghabiska dana Rp
4.000.000 yang sesuai dengan rencana anggaran, software pembelajaran
menghabiskan dana Rp 13.350.000 dengan rencana anggaran Rp. 14.000.000
sehingga memiliki sisa anggaran Rp 650.000, kemampuan bahasa inggris dengan
anggaran Rp 42.500.000 namun yang digunakan hanya Rp 16.700.000 sehingga
memiliki sisa dana Rp 25.800.000, pelatihan ICT guru membutuhkan dana Rp
7.025.00 yang sesuai dengan anggaran, peningkatan kualifikasi guru ke S2
menghabiskan dana sebesar Rp 15.000.000 yang sesuai dengan anggaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Implementasi untuk pemenuhan sarana prasarana meliputi laboratorium bahasa
dengan anggaran Rp 100.000.000 dan menghabiskan dana Rp 95.810.000
sehingga memiliki sisa anggaran sebesar Rp 4.190.000, laboratorium komputer
dengan anggaran Rp 30.000.000 dan menghabiskan dana sebesar Rp 29.700.000
sehingga memiliki sisa dana Rp 300.000, perpustakaan menghabiskan dana Rp
49.800.000 dengan rencana anggaran Rp 50.000.000 sehingga memiliki sisa dana
Rp 200.000, perangkat TIK kelas dengan anggaran Rp 50.000.000 dan
penggunaan dana Rp 46.920.000 sehingga memiliki sisa dana sebesar Rp
3.080.000, ruang tata usaha dengan anggaran Rp 20.000.000 dan digunakan
sebesar Rp 19.700.000 sehingga sisa dana sebesar Rp 300.000. Selain untuk
proses pembelajaran dan pemenuhan sarana prasarana dana RSBI dari pemerintah
juga digunakan untuk pembiayaan manajemen dan beasiswa serta kegiatan siswa
yang memiliki rincian seperti tabel di atas. Sisa dari penggunaan dana tersebut
digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang lain dalam penunjang kegiatan
pemelajaran pada kurun waktu satu tahun selama masa anggaran tersebut.
Tabel 7. Program Kerja dan Realisasi Dana Block Grant Pusat dari Pemerintah
Pusat di SMA N 1 Surakarta Tahun 2010/2011.
No. Komponen Sub Komponen Prog.
Kerja (Rp)
Realisasi
(Rp)
Sisa (Rp)
1 Sarana
Prasarana
10 Buah Laptop
untuk Lab
Komputer
70.000.000
70.000.000
-
Perpustakaan
Digital
16.000.000
16.000.000
-
Jumlah 86.000.000 86.000.000
-
2 Proses Belajar
1. Proses
Pembelajaran
Pengembangan
KTSP Seluruh
Mapel (Adaptasi
Kur)
24.000.000
23.950.000
50.000
Bintek KTSP ( 3
Orang )
10.537.500
10.537.500
-
Bintek R.SBI 3
Orang
2.550.000
1.350.000
1.200.000
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Peningkatan
Prestasi Siswa
(UN)
34.887.500
8.185.000
26.702.500
Pengembangan
Kultur Sekolah
12.000.000
12.000.000
2. Kemampuan
Bahasa Inggris
Fasilitas
Peningkatan
Kemamp Bhs
Inggris
20.000.000
20.000.000
3. Pelatihan ICT Pengiriman
Pelatihan Guru
Pada Pelatihan
ICT
7.025.000
7.025.000
-
4. Peningkatan
Kualifikasi
Guru
Peningkatan
Kualifikasi Guru
Ke S2
15.000.000
15.000.000
-
Jumlah
126.000.000
66.047.500
59.952.500
3 Manajemen Awarenes
5.000.000
5.000.000
Penyusunan
Laporan Block
Grant
8.000.000
6.800.000
1.200.000
Jumlah
13.000.000
6.800.000
6.200.000
4 Bea Siswa Dan
Keg.Kesiswaan
Bea Siswa
75.000.000
75.000.000
-
Jumlah
75.000.000
75.000.000
-
Jumlah Jumlah
Keseluruhan
300.000.000
233.847.500
66.152.500
Sumber: Dokumen Program RSBI SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran
2010/2011.
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa implementasi dana RSBI
dari pemerintah pusat digunakan untuk pembiayaan sarana prasarana, proses
belajar, manajemen, dan bea siswa kegiatan kesiswaan. Dana yang di anggarkan
SMA 1 Surakarta kepada pemerintah pusat pada tahun 2010/2011 sebesar Rp
300.000.000, namun dalam realisasinya dana yang digunakan hanya sebesar Rp
233.847.500 sehingga memiliki sisa dana sebesar Rp 66.152.500. Sarana
prasarana yang dipenuhi adalah laptop untuk laboratorium komputer, dan untuk
perpustakaan digital yang menghabiskan dana sebesar Rp 86.000.0000. Kemudian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
dana sebesar Rp 126.000.000 untuk kegiatan proses belajar yang meliputi
kegiatan proses pembelajaran, untuk fasilitas peningkatan kemampuan bahasa
inggris guru, untuk pelatihan ICT guru, dan untuk peningkatan kualifikasi guru ke
S2. Dana sebesar Rp 13.000.000 digunakan untuk manajemen sekolah,
kegiatannya yaitu awarenes dan untuk penyusunan block grant. Selain itu untuk
pemberian beasiswa baik beasiswa untuk siswa tidak mampu maupun untuk siswa
berprestasi yang menghabiskan dana sebesar Rp 75.000.000. Beasiswa untuk
siswa tidak mampu berupa pembebasan biaya pendidikan, apabila untuk siswa
berprestasi berupa sekolah di luar negeri, dan SPP gratis selama 1 tahun, hal
tersebut sesuai dengan yang di ungkapkan oleh Galuh wawancara pada tanggal 18
Agustus 2011 pukul 10.00 WIB di sekolah yang menyatakan bahwa:
“ Beasiswa diberikan kepada siswa tidak mampu dan siswa berprestasi,
kalau untuk siswa berprestasi biasanya untuk melanjutkan sekolah di
luar negeri, misalnya ada siswa kelas XI yang menang mengikuti
lomba di tingkat Nasional maka siswa itu berhak untuk bersekolah di
luar negeri pada tahun ajaran baru dan duduk di kelas XI selama 1
tahun dan setelah kembali ke Indonesia siswa tersebut baru naik ke
kelas XII, kemudian untuk SPP gratis apabila siswa memenangkan
olimpiade atau lomba pada tahun ini maka pada tahun depan siswa
baru mendapatkan SPP gratis selama satu tahun”.
Harminingsih yang menyampaikan pada wawancara tanggal 28 Juli
2011 pukul 11.00 WIB du ruang TRRC yaitu,
“SMA menerima dana RSBI sejak tahun 2007 mbak, selama ini kita
sudah mendapat dana blok grant sudah sebanyak tiga kali dan setiap
tahun itu dana yang didapat berbeda jumlah dan sasaran
penggunaaanya. Tahun awal /yang pertama dana itu ditujukan untuk
pembangunan fisik seperti sarpra, kemudian pada tahun 2010/2011
untuk peningkatan mutu”.
Hal tersebut sesuai dengan data alokasi penggunaan dana RSBI SMA
N 1 Surakarta yang sudah dijabarkan dalam tabel 6 dan 7 di atas, dan akan
didukung dengan tabel alokasi penggunaan dana RSBI di bawah ini. Berikut data
implementasi dana RSBI selama sekolah mendapatkan dana RSBI yaitu tiga (3)
tahun terakhir sejak tahun ajaran 2008/2009, 2009/2010, dan 2010/2011 yang
berasal dari berbagai sumber dan digunakan oleh SMA N 1 Surakarta:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Tabel 8. Alokasi Penggunaan dana dari Pemerintah Pusat (dalam Rp 1.000)
Peruntukan
Sumber Pemerintah Pusat (Rp)
2006/
2007
2007/
2008 2008/2009 2009/2010 2010/2011
Proses Belajar
Mengajar 106.500 130.525 66.047,5
Sarana dan
Prasarana 90.000 250.000 86.000
Manajemen /
Pengelolaan 46.000 94.475 6.800
Peningkatan
SDM 7.500
Kegiatan
Kesiswaan 5.000 60.000
Beasiswa 45.000 65.000 75.000
Total 0,000 0,000 300.000,000 600.000,000 233.847,5
Sumber: Data Program RSBI Tahun 2010/2011
Tabel 9. Alokasi Penggunaan Dana dari Pemerintah Provinsi (dalam Rp 1.000)
Peruntukan
Sumber Pemerintah Provinsi (Rp)
2006/
2007
2007/
2008 2008/2009 2009/2010 2010/2011
Proses Belajar
Mengajar 117.000 100.000
Sarana dan
Prasarana 275.000 150.000
Manajemen /
Pengelolaan 67.527 111.000 30.000
Peningkatan SDM 61.500 87.000 90.000
Kegiatan
Kesiswaan 20.973 70.000
Beasiswa
Penggunaan lainnya
Total 0 0 150.000 590.000 440.000
Sumber: Data Program RSBI Tahun 2010/2011
Dana RSBI dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi
memberikan peranan yang sangat besar untuk pengembangan sekolah RSBI
sesuai dengan pandun penyelanggaraan program RSBI. Dana dari pemerintah
kota sangat sedikit jumlahnya, biasanya berupa uang operasional untuk membantu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
pembayaran listrik dan air. Berikut merupakan rincian bantuan dana RSBI dari
pemerintah kota untuk SMA N 1 Surakarta.
Tabel 10. Alokasi Penggunaan Dana dari Pemerintah Kab/Kota (dalam Rp 1.000)
Peruntukan
Sumber Pemerintah Kabupaten / Kota (Rp)
2006/
2007
2007/
2008
2008/
2009
2009/
2010
2010/
2011
Proses Belajar
Mengajar
Sarana dan
Prasarana 30.000 30.000
Manajemen /
Pengelolaan
Peningkatan SDM
Kegiatan Kesiswaan 15.000
Beasiswa
Penggunaan lainnya
Total 0 0 0 30.000 45.000
Sumber: Data Program RSBI Tahun 2010/2011
Tabel 11. Rrincian penggunaan dana RSBI dari pemerintah di SMA N 1 Surakarta
tahun 2008/2009 untuk pemenuhan sarana prasarana
No Pembangunan Fisik Atau Pembelian Barang Jumlah
Barang Jumlah Harga
1 Laptop Toshiba 13″ 4 Unit Rp 45.300.000
2 Komputer Intel Core 2 Duo E4600 2,4 GHz 3 Unit Rp 23.010.000
3 CCTV 4 channel + instalasi 1 Unit Rp 8.740.000
4 Printer Canon + Infus 4 tabung 2 Unit Rp 1.265.000
5 Program jaringan perpustakaan dan scanner
barcode 1 Unit Rp 11.600.00
Sumber: Sumber: Data Program RSBI Tahun 2010/2011
Data diatas menunjukkan bahwa sumber pembiayaan dana RSBI di
SMA N 1 Surakarta di dapat dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi,
pemerintah kota. Dana yang diterima sekolah dari masing-masing sumber dan
setiap tahunnya tidak sama, hal itu dikarenakan dana yang ditujukan ke sekolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
setiap tahunnya berbeda dalam implementasinya, misalnya pada tahun-tahun
pertama penerimaan dana RSBI digunakan untuk pemenuhan sarana prasarana
fisik, kemudian tahun berikutnya untuk peningkatan mutu. Tabel di atas
menunjukkan mengenai penggunaan dana RSBI di SMA N 1 Surakarta benar-
benar digunakan untuk pemenuhan sarana prasarana, peingkatan mutu SDM,
manajemen, kegiatan kesiswaan, dan mengadakan beasiswa untuk siswa serta
digunakan untuk keperluan lainnya. Implementasi dana RSBI di SMA N 1
Surakarta ditujukan agar dapat melaksanakan misi dan strategi sekolah untuk
mewujudkan visi sekolah.
Kesimpulan dari beberapa uraian di tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa implementasi dana RSBI dari pemerintah di SMA N 1 Surakarta pada
tahun ajaran 2010/2011 digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar peserta
didik dengan penyediaan sarana dan prasarana belajar, membantu kondisi yang
nyaman dalam kelas dan luar kelas, serta membantu pembiayaan lomba-lomba
seperti kegiatan OSN. Dana RSBI juga sangat membantu orang tua siswa karena
adanya beasiswa untuk siswa tidak mampu, sehingga semua kalangan bisa
bersekolah di sekolah RSBI dengan syarat lolos dalam seleksi penerimaan siswa
baru.
Prestasi belajar SMA N 1 Surakarta setelah menerima dana RSBI terus
mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan setelah mendapatkan dana RSBI
sekolah dapat lebih baik dalam memberikan pelayanan pendidikan, dengan
adanya sarana dan prasarana seperti laptop, lcd, internet, dan penguasaan guru
tentang IT telah membuat proses belajar lebih efektif, pembelajaran tidak terpusat
kepada guru dan pelajaran bisa dikembangkan lebih luas, selain itu guru telah
membuat blog yang berisi tentang materi pelajaran yang diajarkan, kisi-kisi soal
ujian, dan tugas untuk siswa dengan adanya blog tersebut maka siswa akan lebih
siap dalam belajar. Selain hal tersebut suasana yang kondusif juga mendukung
proses belajar mengajar, seperti keadaan sekolah yang bersih, rapi, dan indah,
serta ruang kelas yang sudah ada Ac sehingga siswa dapat belajar dengan tenang
dan nyaman. Maymunah menyampaikan hal yang senada pada wawancara tanggal
26 September 2011 pukul 10.00 WIB di SMA N 1 Surakarta yaitu, sarana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
prasarana yang ada di SMA N 1 Surakarta sudah cukup lengkap, antara lain
laboratorium yang semakin lengkap baik alat dan bahannya, terdapat akses
internet 24 jam, di perpustakaan terdapat sumber referensi (buku) yang banyak
dan lengkap, dengan adanya fasilitas tersebut dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa. Ganang juga menyatakan pada wawancara tanggal 29 Juli 2011 pukul
09.00 WIB di ruang Tata Usaha yaitu, dengan adanya dana RSBI alat-alat dan
bahan praktikum IPA lebih komplit, selain itu perangkat IT seperti komputer,
laptop, LCD, dan Ac sudah ada di setiap kelas sehingga siswa belajar dengan
nyaman, sejuk, dan fasilitas guru dalam mengajar terpenuhi. Yayuk Lestari pada
wawancara tanggal 27 Juli 2011 pukul 11.00 WIB di ruang TRRC yaitu, proses
pembelajaran sebelum dan setelah mendapatkan dana RSBI jelas berbeda, pada
saat setelah mendapatkan dana RSBI proses pembelajaran sudah menggunakan
TIK, sehingga guru bisa membuat blog dan siswa bisa mendownload materi serta
kisi-kisi ujian yang diberikan guru. Imron juga menyatakan pada wawancara
tanggal 4 Agustus 2011 pukul 11.00 WIB di ruang Unit Aduan yaitu, dengan
adanya dana RSBI kegiatan belajar mengajar menjadi lebih berkembang, karena
dana yang ada digunakan untuk pemenuhan sarana prasarana sehingga sekolah
bisa berhubungan dengan pihak intern maupun ekstern (luar sekolah) seperti info-
info tentang SMA 1 dihubungkan melalui web sehingga pihak luar bisa
membacanya. Pernyataan dari berbagai narasumber di atas sesuai dengan yang
disampaikan oleh Harminingsih pada wawancara tanggal 28 Juli 2011 pukul 11.00
WIB di ruang TRRC yaitu,
Sebelum mendapatkan dana RSBI guru masih kesulitan dalam
menggunakan komputer/IT, namun setelah diadakannya dana RSBI
guru sudah memiliki kemampuan yang meningkat dalam bidang IT
seperti sudah bisa membuiat power point, mengajar menggunakan LCD
dan lap top dan sudah bisa mengoperasikannya, sudah bisa membuat
blog sehingga untuk memberikan materi yang akan diajarkan ataupun
tugas-tugas serta kisi-kisi soal ujian sudah bisa didownload dan
dipelajari oleh siswa terlebih dahulu. Selain itu di masing-masing kelas
sudah tersedia LCD, lap top dan ac yang membuat suasana belajar
menyenagkan, Inovatif, dan nyaman. Dengan demikian membuat
pembelajaran lebih efektif, pembelajaran untuk anak-anak lebih variasi,
siswa menjadi senang mengikuti pelajaran, dan siswa sudah siap
dalam/sebelum pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Berbagai pernyataan di atas sesuai dengan dokumentasi mengenai
prestasi siswa SMA N 1 Surakarta yang sebagian besar di terima di perguruan
tinggi negeri. Berikut prestasi siswa SMA Negeri 1 Surakarta, terutama output
dan kualitas lulusannya dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :
Tabel 12. Profil Lulusan yang Melanjutkan ke Perguruan Tinggi
No Keterangan Jumlah Siswa pada Tahun Ajaran
2006/2007 2007/2008 2008/2009 2009/2010
1 Jumlah Lulusan 397 406 401 463
2 Diterima di PTN Akreditasi A 386 339 349 369
3 Diterima di PTN Akreditasi B
4 Diterima di PTN Akreditasi C
5 Diterima di PTS Akreditasi A 46 31 42
6 Diterima di PTS Akreditasi B
7 Diterima di PTS Akreditasi C
8
Diterima di Perguruan Tinggi
di Luar Negeri 1 1
9 Tidak terdeteksi 11 21 20 51
Sumber : Dokumen Program RSBI SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Pelajaran
2010/2011
Lulusan SMA N 1 Surakarta memang banyak yang diterima di
Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang terakreditasi A dan termasuk PTN vavorit di
Indonesia, selain itu juga yang diterima di perguruang tinggi luar negeri. Hasil
prestasi belajar juga dapat dilihat melalui nilai UN SMA N 1 Surakarta yang
menjadi lebih baik setelah menjadi sekolah RSBI. Berikut perbandingan prestasi
belajar siswa saat sebelum menjadi sekolah RSBI dan sesudah menjadi sekolah
RSBI:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Tabel 13. Laporan Hasil Ujian Nasional SMA N 1 Surakarta Sebelum menjadi
sekolah RSBI Tahun 2004/2005.
Sumber: Dokumen Bagian Kurikulum SMA N 1 Surakarta
Tabel 14. Laporan Hasil Ujian Nasional SMA N 1 Surakarta Setelah menjadi
sekolah RSBI Tahun 2010/2011.
Sumber: Bagian Kurikulum SMA N 1 Surakarta
Nilai UAN
Murni
IPA IPS
Bahasa
Indone
sia
Bahasa
Inggris
Matem
atika
Jumlah
Nilai
Bahasa
Indone
sia
Bahasa
Inggris
Ekono
mi
Jumlah
Nilai
Klasifikasi A A A A A A A A
Rata-Rata 7.82 8.44 8.60 24.86 7.64 8.31 8.10 24.05
Terendah 6.33 5.33 4.00 19.00 3.17 6.00 4.00 17.34
Tertinggi 9.17 9.83 10.00 27.83 9.17 9.83 10.00 27.33
Nilai
UAN
Murni
IPA
Nilai UN
Murni
IPS
Klasi
fikasi
Rata-
Rata
Tere
ndah
Tertin
ggi
Klasifi
kasi
Rata-
Rata
Teren
dah
Tertin
ggi
Bahasa
Indonesia A 8.47 7.40 9.30
Bahasa
Indonesia A 8.48 7.30 9.10
Bahasa
Inggris A 8.57 6.20 9.70
Bahasa
Inggris A 8.49 6.00 9.20
Matemati
ka A 8.65 5.20 10.00
Matemati
ka A 8.66 6.80 9.70
Fisika A 8.61 5.00 9.90 Ekonomi A 8.31 6.50 9.60
Kimia A 8.61 5.90 9.90 Sosiologi A 8.57 7.30 9.40
Biologi A 8.37 5.50 9.70 Geografi A 8.22 7.10 8.90
Jumlah
Nilai A 51.28 36.80 56.60
Jumlah
Nilai A 50.73 44.80 53.80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Tabel 12 menunjukkan profil jumlah lulusan yang melanjutkan ke
perguruan tinggi dapat diamati pula tentang jumlah lulusan pada 4 tahun terakhir
yakni pada berturut-turut dari tahun pelajaran 2006/2007, 2007/2008, 2008/2009
dan 2009/2010 adalah 397 siswa, 406 siswa, 401 siswa dan 463 siswa. Tabel 13
dan 14 menunjukkan hasil kelulusann SMA Negeri 1 Surakarta siswanya selalu
lulus 100% tiap tahunnya, dan mengalami peningkatan dalam perolehan nilai UN
antara sebelum dan sesudah menjadi sekolah RSBI. Hal tersebut seperti yang
diungkapkan Rahayu Lestari pada wawancara tanggal 2 Juli 2011 pukul 11.00
WIB di ruang TRRC yaitu, prestasi belajar siswa SMA N 1 Surakarta mengalami
peningkatan setelah mendapatkan dana RSBI baik dalam bidang akademik
maupun non akademik, peningkatan prestasi di bidang akademik terlihat dari hasil
UN yang terus mengalami peningkatan. Wawancara yang dilakukan kepada
Ganang pada tanggal 29 Juli 2011 pukul 09.00 WIB di ruang Tata Usaha
menyampaikan bahwa, setelah tahun 2008 sekolah banyak mendapatkan
kejuaraan-kejuaraan baik di tingkat regional, Nasional, pernah juga di tingkat
Internasional yaitu di Amerika Serikat SMA 1 Surakarta menjadi wakil dari
Indonesia untuk mengikuti lomba Karya Ilmiah Remaja (KIR). Suryadi dalam
wawancara tanggal 6 Agustus 2011 pukul 9.30 WIB di SMA N 1 Surakarta yang
menyampaikan, prestasi belajar SMA 1 semakin meningkat setelah mendapatkan
dana RSBI, hal tersebut terlihat dari nilai UN dan lulusan yang hampir 100%
diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Hal senada juga disampaikan Imron
pada wawancara tanggal 4 Agustus 2011 pukul 11.00 WIB di ruang Unit Aduan
yang menyampaikan, para lulusan SMA N 1 Surakarta yang diterima melalui jalur
undangan yang sejenis PMDK meningkat 10% sehingga menjadi 75%. Pernyataan
tersebut seperti yang disampaikan Harminingsih pada wawancara tanggal 28 Juli
2011 pukul 11.00 WIB di ruang TRRC yaitu,
Itu semua berubah…tapi yang paling menonjol adalah bidang
akademik. Nilai UN cenderung naik sejak mendapatkan dana RSBI
tapi pernah turun sekali itu juga memang semua sekolah turun nilai UN
nya… ya…. Mungkin karena kadar soalnya memang lebih sulit pada
waktu itu. Daya serap alumni untuk tes ke Jerman, Australia juga
ada… itu karena pihak sekolah sudah bekerja sama dan dikenal oleh
universitas yang ada di sana, sekolah membantu para siswa yang ingin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
melanjutkan ke sana dengan cara memfasilitasi yaitu dengan
menyediakan brosur, info-info mengenai universitas yang ada di sana,
sekolah juga mengirimkan berkas-berkas siswa yang dibutuhkan dalam
pendaftaran. Non akademik seperti tari sekarang lebih intens, bahasa
jawa (geguritan), tekwondo, fashion show, dan putra putri solo juga
dari sini meskipun terpilihnya saat sudah lulus dari sini tapi saat tes-tes
seleksi sejak masih di SMA.
Dapat diambil kesimpulan dari tabel dan keterangan di atas bahwa
rata-rata setiap tahunnya jumlah input siswa di SMA Negeri 1 Surakarta
meningkat dan untuk kelulusannya selama ini selalu 100% lulus semuanya dan
sebagian besar lulusannya diterima di perguruan tinggi negeri yang terakreditasi A
dan sebagian kecil lainnya di terima di PTS Akreditasi A. Apabila dilihat dari
berbagai sisi prestasi yang lain, dari hasil observasi langsung peneliti juga telah
melihat banyak sekali piala dan penghargaan yang diraih oleh siswa-siswa SMA
Negeri 1 Surakarta baik lingkup nasional maupun internasional. Sedangkan dalam
pemenuhan standar keunggulan siswa yang bertaraf internasional sebenarnya
SMA Negeri 1 Surakarta belum banyak memiliki, hanya beberapa siswa saja.
Dokumen-dokumen SMA 1 menunjukkan banyak sekali prestasi
siswa, baik itu prestasi akademik maupun prestasi non akademik, baik
tingkatannya lokal maupun internasional. Prestasi akademik ada yang melalui
proses berjanjang dan tanpa proses berjenjang begitu pula dengan prestasi non
akademik. Hasil uraian wawancara, observasi maupun dokumen diatas, maka
peneliti menyimpulkan bahwa prestasi siswa program RSBI di SMA Negeri 1
Surakarta sangatlah tinggi, baik prestasi akademik maupun non akademik.
Prestasi belajar yang dicapai seorang peserta didik merupakan hasil
interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam maupun
luar individu. Faktor internal meliputi aspek psikologis dan aspek fisiologis,
sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan sosial, dan faktor non sosial. Dana
RSBI telah memenuhi faktor eksternal yaitu dalam peningkatan mutu guru,
pemenuhan sarana prasarana, menciptakan suasana belajar yang nyaman sehingga
peserta didik dapat lebih fokus dalam belajar sehingga prestasi belajarnya
meningkat. Implementasi dana RSBI di SMA N 1 Surakarta sangat mempengaruhi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
prestasi belajar siswa. Hal ini seperti yang disampaikan Yayuk Lestari pada
wawancara tanggal 27 Juli pukul 11.00 WIB di ruang TRRC yaitu, prestasi belajar
siswa terus mengalami peningkatan setelah mendapatkan dana RSBI karena dana
RSBI digunakan untuk pemenuhan sarana prasarana dan juga peningkatan mutu
SDM, hal itu memepengaruhi guru yang sebelumnya belum bisa menggunakan IT
sekarang sudah bisa menggunakan IT dalam pembelajaran. Hal senada juga
disampaikan oleh Harminingsih pada wawancara tanggal 28 Juli 2011 pukul 11.00
WIB di ruang TRRC yang menyampaikan, sebelum mendapatkan dana RSBI guru
masih kesulitan dalam menggunakan komputer/IT, namun setelah diadakannya
dana RSBI guru sudah memiliki kemampuan yang meningkat dalam bidang IT
seperti sudah bisa membuiat power point, mengajar menggunakan LCD dan lap
top dan sudah bisa mengoperasikannya, sudah bisa membuat blog sehingga untuk
memberikan materi yang akan diajarkan ataupun tugas-tugas serta kisi-kisi soal
ujian sudah bisa didownload dan dipelajari oleh siswa terlebih dahulu. Selain itu
di masing-masing kelas sudah tersedia LCD, lap top dan Ac yang membuat
suasana belajar menyenagkan, Inovatif, dan nyaman. Dengan demikian membuat
pembelajaran lebih efektif, pembelajaran untuk anak-anak lebih variasi, siswa
menjadi senang mengikuti pelajaran, dan siswa sudah siap dalam/ sebelum
pembelajaran.
Kesimpulan dari uraian di atas dana RSBI sangat membantu
terlaksananya proses belajar mengajar yang lancar, karena dengan adanya dana
tersebut sarana prasarana yang dibutuhkan dapat terpenuhi, kemampuan IT guru
sangat meningkat sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih variatif,
menyenangkan, sehingga siswa lebih mudah menyerap materi pelajaran yang
diberikan. Keberhasilan proses belajar mengajar tersebut kemudian akan
berdampak pada prestasi belajar siswa yang mengalami peningkatan.
2. Kendala yang Dihadapi SMA Negeri 1 Surakarta dalam Implementasi
Dana Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI)
Secara umum pelaksanaan penyaluran dana RSBI di SMA Negeri 1
Surakarta sudah dapat berjalan dengan lancar, hal ini dikarenakan dana RSBI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
sudah berlangsung selama tiga periode yaitu 2008/2009, 2009/2010, 2010/2011.
Meskipun demikian tetap ada kendala yang di hadapi dalam implementasi dana
RSBI yaitu proses pencairan dana dari provinsi pada waktu mendekati
berakhirnya masa anggaran atau dengan kata lain dana RSBI tidak selalu tepat
waktu dalam penyalurannya sampai ke pihak sekolah. Hal tersebut sesuai dengan
yang di ungkapkan oleh Yayuk Lestari pada wawancara tanggal 27 Juli 2011
pukul 11.00 WIB di ruang TRRC yaitu, dana yang diberikan oleh privinsi
datangnya pada bulan yang hampir berakhir masa anggaran selain itu barang yang
dipesan kepada kolega terkadang datangnya tidak tepat waktu, barang yang
segarusnya datang April tapi Mei baru dikirim. Imron pada wawancara tanggal 4
Agustus 2011 pukul 11.00 WIB di ruang Unit Aduan yang menyampaikan,
kendala dalam implementasi dana RSBI adalah waktu yang terlalu mepet, bulan
November, Desember, paling cepat Oktober dana baru sampai di sekolah sehingga
kegiatan yang disampaikan berbeda antara praktek dan administrasinya, seperti
praktikum IPA yang seharusnya Desember sudah membuat Laporan Pertanggung
Jawaban bulan januari baru dilaksanakan praktiknya. Harminingsih juga
menyampaikan hal yang senada pada wawancara tanggal 28 Juli 2011 pukul 11.00
WIB di ruang TRRC yaitu, jadwal yang dibuat tidak sesuai di waktu work shop,
barang yang datang dari kolega sering tidak tepat waktu yang seharusnya datang
bulan April namun bulan mei baru datang, hal tersebut menyebabkan realisasi
sarana prasarana juga tidak tepat waktu, dan waktu pembuatan laporan
pertanggung jawaban yang terlalu mepet dengan waktu peninjauan dari pusat
yang biasanya diadakan pada akhir semester. Thoyibun selaku kepala sekolah juga
menyampaikan pada wawancara tanggal 11 Oktober 2011 pukul 10.40 WIB di
SMA N 1 Surakarta, bahwa kendala yang dihadapi mengenai implementasi dana
RSBI adalah dana dari pemerintah provinsi (APBD) harus melalui prosedur yang
panjang, sehingga dana sampai di sekolah pada bulan hampir berakhirrnya masa
anggaran. Pernyataan di atas sesuai dengan pernyataan Ganang pada wawancara
tanggal 29 Juli 2011 pukul 09.00 WIB di ruang Tata usaha yang menyampaikan
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Tahun yang lalu kita ada kendala yaitu masalah pencairan, kendalanya
pada waktu itu dana bantuan yang dari provinsi itu baru bisa kita cairkan
melalui APBD kota pada bulan-bulan mendekati berakhirnya masa
anggaran, waktu itu dana yang cair pada tanggal 15 November padahal
laporan terakhir harus masuk ke PEMKOT desember pertengahan dan itu
hanya ada waktu satu bulan, padahal itu juga masih harus merealisasi
kegiatan jadi kita seperti dikejar waktu.
Dana RSBI yang cair pada bulan November sedangkan bulan tersebut
merupakan bulan hampir masa berakhirnya tahun anggaran membuat pihak
sekolah kesulitan dalam realisasinya, karena hal tersebut waktu untuk pengadaan
barang terlalu sempit padahal untuk pengadaan barang harus melalui
rekanan/kolega, dan harus membuat berkas, selain itu harus membentuk panitia
pengadaan barang. Sesuai dengan aturan dalam kepres no. 80 yaitu pengadaan
barang dan jasa harus melalui rekanan/kolega dan lelang. Hal tersebut sesuai
dengan yang disampaikan oleh Imron pada wawancara tnggal 4 Agustus 2011
pukul 11.00 WIB di ruang Unit Aduan yaitu, selama ini dana dari pemerintah
sampai di sekolah pada akhir bulan masa berakhirnya masa anggaran yaitu bulan
November, paling cepat bulan Oktober, padahal kalau akhir bulan kita harus
sudah membuat surat laporan pertanggung jawaban. Hal senada juga disampaikan
oleh Ganang pada wawancara tanggal 29 Juli 2011 pukul 09.00 di ruang Tata
Usaha yaitu ,
Sebetulnya sudah tepat tapi itu waktunya saja yang terlalu sempit,
misalnya 2010 itu tepat 2010, tapi waktunya saja yang terlalu sempit, dana
sampai November padahal untuk pembangunan itu harus dengan tender
lelang dan memerlukan waktu sekitar 2 bulan dan itu diumumkan pada
khalayak umum trus nanti ada penawaran masuk dari PT karena proses
pengadaannya harus dengan seperti itu, namun itu kalau pengadaannya
dalam jumlah yang besar seperti menghabiskan dana hingga Rp
200.000.000.
Sempitnya waktu dalam realisasi dana RSBI membuat
penanggungjawab dana RSBI bekerja lebih keras agar barang ataupun jasa yang
direalisasikan harus sudah terwujud saat berakhir masa anggaran karena pada saat
itu ada pemeriksaan dari inspektorat untuk memeriksa kelengkapan sarana
prasarana apakah sudah sesuai dengan job discription yang diberikan oleh
pemerintah pusat. Kendala lain juga dihadapi dalam pembuatan laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
pertanggungjawaban. Masing-masing lini kerja yang ada di SMA N 1 Surakarta
harus membuat laporan pertanggungjawaban atas dana yang digunakan seperti
bagian sarana prasarana, bagian kesiswaan, bagian kurikulum, dan
penanggungjawab program RSBI itu sendiri. Hal tersebut sesuai dengan yang
disampaikan Imron pada tanggal 4 Agustus 2011 di ruang Unit Aduan sebagai
berikut “dana RSBI itu biasanya selalu turun mepet mbak.. pada akhir bulan,
padahal mestinya itu kalau akhir bulan itu sulit juga untuk membuat LPJ, biasa
datang bulan November, Desember, kadang Oktober sudah diberi informasi”.
Sebelum laporan pertanggungjawaban dari masing-masing lini kerja diserahkan
ke inspektorat harus diserahkan terlebih dulu ke penanggungjawab program RSBI
untuk di rekap ulang. Biasanya penyerahan laporan pertanggungjawaban dari
masing-masing lini kerja tersebut diserahkan pada waktu yang mendekati jadwal
pengumpulan sehingga untuk merekap ulang pihak penanggungjawab RSBI harus
lembur untuk menyelesaikannya. Hal tersebut sesuai dengan yang di ungkapkan
oleh Harminingsih wawancara pada tanggal 28 juli 2011 pukul 11.00 WIB di
ruang TRRC yaitu sebagai berikut:
Kendalanya adalah apabila dalam penyusunan laporan itu tidak
ditangani sendiri oleh pihak RSBI biasanya penyerahan
pertanggungjawaban itu molor. Misalnya apabila bagian sarpra molor
dalam penyerahan laporan ke pihak kami maka kami mau tidak mau
harus lembur untuk menyelesaikan laporan itu agar bisa dikirim pada
waktu penyerahan ke pusat.
Kesimpulan dari ungkapan diatas SMA N 1 Surakarta dalam
implementasinya masih mengalami masalah dalam hal waktu yang begitu sempit
untuk merealisasikan dana RSBI yang disebabkan karena cairnya dana sampai ke
sekolah mendekati waktu berakhirnya masa anggaran. Dana yang datang pada
bulan November sedangkan laporan pertanggungjawaban harus diserahkan pada
bulan Desember, hal tersebut membuat pihak sekolah saperti dikejar waktu dalam
realisasinya. Selain kesulitan dalam realisasinya, berdampak juga dengan
molornya pembuatan laporan pertanggungjawaban dari masing-masing lini kerja.
Adanya masalah yang muncul, sekolah harus memikirkan cara agar keterlambatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
pencairan dana tidak mempengaruhi realisasi dana RSBI yang sesuai dengan apa
yang sudah ditentukan oleh pemerintah.
3. Upaya yang Dilakukan SMA Negeri 1 Surakarta dalam Menghadapi
Masalah Implementasi Dana RSBI
Dana RSBI memiliki banyak manfaat bagi SMA N 1 Surakarta,
dengan adanya dana RSBI sarana prasarana telah terpenuhi sesuai dengan standar
di negara maju, selain itu mutu pendidik dan tenaga kependidikan juga meningkat
yang kemudian mempengaruhi prestasi belajar siswa menjadi lebih baik.
Peningkatan prestasi belajar siswa SMA N 1 Surakarta setelah mendapatkan dana
RSBI terbukti dengan lulusan yang berhasil di terima di Perguruan Tinggi Negeri
(PTN) akreditasi A setiap tahunnya lebih dari 70%, dan ada juga siswa yang di
terima di Perguruan Tinggi Luar Negeri. SMA N 1 Surakarta dituntut untuk lebih
maju dari SMA yang belum berstatus RSBI. Hal tersebut yang mendorong SMA
N 1 Surakarta untuk selalu berupaya meningkatkann prestasi belajar siswa dengan
memanfaatkan dana RSBI yang telah diberikan oleh pemerintah.
Dana RSBI memang dicanangkan oleh pemerintah pusat untuk
peningkatan mutu sekolah yang kemudian bisa meningkatkan mutu pendidikan
yang berstandar internasional. Seharusnya pemerintah memperhatikan juga
mengenai sampainya dana ke sekolah agar tepat waktu, tidak mendekati masa
anggaran supaya sekolah lebih mudah dalam implementasi dana tersebut. Sekolah
dalam berusaha untuk tetap segera bisa merealisasikan kegiatan sesuai dengan
RAB yang dibuat, apabila dana cair pada bulan akhir masa anggaran maka
sekolah memakai dana dari kurikulum terlebih dahulu, dan dikembalikan saat
dana dari pemerintah cair. Hal tersebut sesuai dengan yang di ungkapkan oleh
Rahayu Lestari pada wawancara tanggal 27 Juli 2011 pukul 11.00 WIB di ruang
TRRC yaitu, untuk mendapatkan dana RSBI dari pemerintah provinsi pihak
sekolah harus bekerja lebih ekstra. Hal senada juga disampaikan Ganang pada
wawancara tanggal 29 Juli 2011 pukul 09.00 WIB di ruang Tata Usaha yaitu,
“Kita memberi saran kepada provinsi agar dana itu dicairkan pada bulan-bulan
lebih awal, karena kenyataannya dilapangan memang kadang tidak seperti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
dibayangkan provinsi, dilapangan prosesnya memang memakan waktu”.
Thoyibun selaku kepala sekolah juga menyampaikan masalah kendala
implementasi dana RSBI di SMA N 1 Surakarta pada tanggal 11 Oktober 2011
pukul 10.40 WIB di SMA N 1 Surakarta yaitu, keterlambatan dana dari provinsi
yang sampai di sekolah membuat pihak sekolah menggunakan dana yang ada
terlebih dahhulu untuk merealisasi kegiatan yaitu dana dari komite sekolah.
Pendapat tersebut di dukung oleh Imron pada wawancara tanggal 4 Agustus 2011
pukul 11.00 WIB di ruang Unit Aduan yaitu,
Kegiatan dilaksanakan dulu yang bisa dilaksanakan, masalah dana
biasanya kita meminjam dana dari kurikulum terlebih dulu dan apabila
dana RSBI dari pemerintah cair baru kita kembalikan… laporan tetap
dibuat itu untuk mengantisipasi kedatangan dana yang molor itu tadi.
Kita memanggil rekan seperti itu.. karena itu sudah pasti maka mereka
pasti mau.. jadi pokonya dikerjakan dulu yang bisa, itu agar pada akhir
anggaran itu kegiatan dan laporan sudah terlaksana.
Sesuai dengan Panduan Penyelenggaraan Program Rintisan SMA
Bertaraf Iinternasional sumber pembiayaan program rintisan sekolah bertaraf
internasional berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) 48 tahun 2008 tentang
Pendanaan Pendidikan, biaya penyelenggaraan SBI berasal dari Pemerintah,
Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, orang tua siswa (Komite
Sekolah), pihak asing yang tidak mengikat, Dunia usaha dan dunia industri
(DU/DI). Sekolah dalam program rintisan SMA bertaraf internasional harus
mampu menggalang dana dari sumber-sumber tersebut dalam jumlah yang cukup
memadai untuk membiayai program peningkatan mutu rintisan SMA Bertaraf
Internasional. SMA N 1 Surakarta juga mendapatkan dana RSBI dari wali murid,
serta dari alumni yang menyumbang untuk sekolah. Hal tersebut sesuai dengan
yang disampaikan oleh Rahayu Lestari pada wawancara tanggal 27 Juli 2011
pukul 11.00 WIB di ruang TRRC yaitu, Dana RSBI yang diperoleh sekolah tidak
hanya dari block grant, ada sumbangan dari para alumni dan orang tua siswa yang
digunakan untuk pengembangan program RSBI. Nayiri juga menyampaikan hal
yang senada pada wawancara tanggal 18 Agustus 2011 pukul 13.30 WIB di rumah
orang tua siswa yaitu, anggaran untuk pembiayaan program RSBI itu ditanggung
oleh wali murid karena apabila dana dari pemerintah saja tidak akan mencukupi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
untuk sekolah yang berstandar Internasional. Hal itu juga terbukti dari laporan
penggunaan dana RSBI sebagai berikut:
Table 15. Alokasi Penggunaan Dana dari Sumber Lain (dalam RP 1.000)
Peruntukan Sumber Lainnya/komite sekolah (Rp)
2006/2007 2007/2008 2008/2009 2009/2010 2010/2011
Proses Belajar
Mengajar 502.141,005 695.816,185 542.827,526 745.695,5 58.287,05
Sarana dan
Prasarana 94.134,942 171.600 215.279,295 477.206,656 86.879,255
Manajemen /
Pengelolaan 61.475 43.593,679 172.710,53 246.043,825 37.500
Peningkatan
SDM 430.535,098 350.100 874.634,81 949.929,676 245.636,826
Kegiatan
Kesiswaan 174.425,451 208.622,14 247.951,25 386.348,525 25.638,367
Penggunaan
lainnya 518.842,5 660.063,344 671.301,35 692.275,278 13.000
Total 1.781.553,996 2.129.795,348 2.724.704,761 3.497.499,460 466.941,498
Sumber: Data Program RSBI Tahun 2010/2011
Tabel 16. Daftar Sumbangan Alumni SMA N 1 Surakarta
No Uraian Kegiatan Penyumbang Tgl Penyerahan
1 Uang tunai Rp 47.000.000,00
(dibelikan computer 10 buah dan
meja computer 10 buah untuk
perpustakaan)
Kasmaji ‘63 23 Juni 2009
2 Buku-buku bacaan Kasmaji ‘69 13 Agustus 2009
3 1. Meja front ofice perpustakaan 2
buah
2. Meja heksagonal untuk akses
internet
Kasmaji’79 25 Oktober 2008
4 1. Set drum dan buku bacaan fiksi
dan non fiksi
2. Uang tunai Rp 5.000.000
(bantuan pensil)
Kasmaji’81 19 Desember
2009
5 Kaca ukir cermin dan buku bacaan
fiksi dan non fiksi
Kasmaji ‘83 26 Oktober 2008
6 Alat-alat laboratorium fisika Kasmaji’84 5 Mei 2009
7 Buku-buku kelengkapan
perpustakaan
Kasmaji’88 30 September
2009
8 Buku-buku bacaan Kasmaji’09 20 juli 2009
Sumber: Papan pengumuman penggunaan dana RSBI SMA N 1 Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Selain upaya-upaya tersebut pihak penanggung jawab RSBI menyiasati
untuk segera membuat laporan pertanggungjawaban setelah kegiatan realisasi
dana. hal tersebut dimaksudkan agar penyusunan laporan pertanggung jawaban
bisa tepat waktu, dan sudah selesai pembuatan laporan pertanggungjawaban pada
saat ada pemeriksaan dari pusat ataupun inspektorat. Hal tersebut sesuai dengan
yang disampaikan oleh Imron pada wawancara tanggal 4 Agustus 2011 pukul
11.00 WIB diruang Unit Aduan yaitu, laporan pertanggungjawaban tetap dibuat
untuk mengantisipasi dana dari pemerintah yang sampai disekolah pada bulan
hampir berakhirnya masa anggaran, karena kegiatan yang bisa dilaksanakan kita
lakasanakan terlebih dahulu. Harminingsih juga menyampaikan pada wawancara
tanggal 28 Juli 2011 pukul 11.00 WIB di ruang TRRC yaitu sebagai berikut:
Laporan pertanggungjawaban harus tetap dibuat, agar pekerjaan tidak
menumpuk pada waktu mendekati pengiriman LPJ kita membuat
laporan setelah kegiatan terealisasi, dan apabila penyerahan laporan
dari masing-masing job disk itu molor maka pihak RSBI yang merekap
ulang laporan tersebut mau tidak mau harus lembur untuk
menyelesaikan laporan itu agar sampai ke pusat tepat waktu.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mengatasi
masalah implementasi dana RSBI dari pemerintah di SMA N 1 Surakarta adalah
sebagai berikut:
a. Sekolah menggunakan dana komite terlebih dahulu untuk realisasi dana RSBI,
apabila dana RSBI cair baru mengembalikan dana komite.
b. Sekolah mengadakan iuran bulanan dan sumbangan dari pihak luar untuk
tambahan dana.
c. Berkomitmen membuat laporan pertanggungjawaban setelah kegiatan/realisasi
dana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori
1. Implementasi Dana Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dari
Pemerintah dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011
SMA Negeri 1 Surakarta dijadikan dan ditunjuk sebagai sekolah RSBI
juga berawal dari segudang prestasi yang dimiliki baik itu gurunya maupun
siswanya, penunjukkan SMA Negeri 1 Surakarta menjadi RSBI semakin memacu
semangat untuk dapat terus meraih prestasi tidak hanya tingkat kota dan nasional
namun akan lebih fokus dalam prestasi tingkat internasional. Apabila dilihat dari
prestasi siswa dari input dan outputnya mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Peningkatan baik dari segi kuantitas maupun kualitas seperti yang telah peneliti
jelaskan pada halaman sebelumnya. Dengan menajemen dan pemantauan dari
QMR juga menjadikan kualitas siswanya setiap tahun mengalami peningkatan.
Penggunaan dana RSBI tahun ajaran 2007/2008 dalam kaitannya
untuk meningkatkan prestasi belajar siswa adalah sebagai berikut:
1. Pemenuhan Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana di SMA Negeri 1 Surakarta sudah sangat
memenuhi dan mendukung untuk optimalnya pelaksanaan pembelajaran di RSBI
SMA Negeri 1 Surakarta. Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SMA Negeri 1
Surakarta diantaranya :
a) Laboratorium dan perpustakaan.
Laboratorium yang ada adalah laboratorium Fisika, Kimia, Biologi,
laboratorium Bahasa, laboratorium Komputer dan laboratorium Multimedia
b) TRRC ( Teacher Research and Resource Center)
c) Perangkat TIK dikelas
d) Software pembelajaran
e) Server PAS/ computer
Keterangan tersebut sesuai dengan yang disampaikan oleh Nayiri pada
wawancara tanggal 18 Agustus 2011 pukul 13.30 WIB di rumah orang tua siswa
yaitu, “menurut saya sarana prasarana fisiknya sudah memenui pesyaratan sudah
memadai seperti standar internasional, kelas sudah memakai AC semua, closet
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
sudah duduk dan ada juga yang jongkok iti laporan fisiknya, kalau masalah
edukasi it kurang tau, menurut saya sudah sesuai sarana prasarananya”. Galuh
juga menyampaikan pada wawancara tanggal 18 Agustus 2011 pukul 10.00 WIB
di SMA N 1 Surakarta yaitu, sarana prasarana yang ada di SMA ini sudah
mengalami peningkatan hal itu terlihat dari sarana prasarana yang ada seperti
LCD, laptop, dan Ac yang ada di setiap kelas, selain itu kursi yang tahun hanya
kelas X yang bagus sekarang kelas diusahakan juga untuk kelas XI. Hal senada
juga disampaikan oleh Afif pada wawancara tanggal 18 Agustus 2011 pukul
12.45 WIB di SMA N 1 Surakarta yaitu, sarana prasarana yang ada di SMA sudah
lengkap, seperti laboratorium hampir semua sudah ada, penunjang pelajaran ada
lcd, komputer, sound tiap kelas sudah ada, laboratorium komputer sudah memakai
laptop dan ada lemari sehingga setiap anak tinggal ambil sesuai absen, ada juga
laboratorium IPS tapi penggunaannya kurang maksimal dan saat ini hanya dipakai
untuk menyimpan alat-alat kesenian, laboratorium IPA dan alat-alatnya juga
sudah lengkap. Pernyataan yang disampaikan para observer tersebut sesuai
dengan yang disampaikan oleh Imron pada wawancara tanggal 4 Agustus 2011
pukul 11.00 WIB di ruang Unit Aduan yaitu,
O..iya..pemenuhan sarana prasarana itu untuk mendukung suksesnya
kegiatan belajar mengajar, untuk memfasilitasi mendukung kegitan
kesiswaan itu tujuan adanya sarpra, mendukung kegiatan ekstern intern
hubungan SMA 1 Surakarta dan luar SMA 1 (dengan skolah bisa,
untuk instansi lain bisa) seperti jaringan web, sms get way, jadi info-
info SMA 1 bisa dihubungkan dengan web sehingga pihak lain/dunia
luar bisa akses informasi tentang SMA 1.
Hampir semua kelengkapan tersebut sudah tersedia dalam rangka
untuk mencapai standart RSBI yang ditetapkan Diknas secara bertahap. Sarana
prasarana lain yang menunjang kegiatan di SMA N 1 Surakarta antara lain seperti
adanya program earlearning, kelas dan perpustakaan yang berbasis ICT,
pembenahan taman dan gedung agar lebih rapi dan bersih. Hal tersebut sesuai
dengan yang disampaikan oleh Harminingsih pada wawancara tanggal 28 Juli
2010 pukul 11.00 WIB di ruang TRRC yaitu, fasilitas yang ada di SMA 1 sangat
mendukung kenyamanan siswa dalam belajar, dengan adanya dana RSBI sekolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
menjadi lebih bersih, rapi, dan mempunyai taman hijau apabila siswa ingin belajar
dengan suasana di luar kelas.
Menurut peneliti sarana dan prasarana yang ada di SMA Negeri 1
Surakarta secara bertahap memang sudah lengkap dan memenuhi standar RSBI.
Sarana prasarana tersebut sangat menunjang untuk keefektifan pelaksanaan
pembelajaran baik dikelas maupun diluar kelas, serta memacu siswa untuk terus
produktif dalam menunjang prestasinya. Sesuai dengan hal tersebut sekolah dapat
menghasilkan lulusan yang bertaraf internasional serta sekolah juga dapat unggul
dan dapat berproses menjadi SBI.
Faktor pendukung lain selain yang telah dijabarkan diatas antara lain
faktor non materi yakni kesepakatan dari seluruh akademika SMA Negeri 1
Surakarta untuk menjadi SBI. Setelah didapatkannya sertifikat ISO, serta
dukungan dan harapan stakeholder dan dari semua lini kerja juga sangat
mendukung dalam pelaksanaan pembelajaran di SMA Negeri 1 Surakarta.
2. Membiayai Manajemen Sekolah
Dana RSBI juga digunakan untuk membiayai manajemen sekolah.
Manajemen sekolah yang diterapkan di SMA Negeri 1 Surakarta sangat
mendukung terselenggaranya pembelajaran yang tertib dan menumbuhkan
kedisiplinan yang baik di lingkungan SMA Negeri 1 Surakarta. Suryadi
menyampaikan masalah manajemen sekolah pada wawancara tanggal 6 Agustus
2011 pukul 09.30 WIB di SMA N 1 Surakarta sebagai berikut:
Apabila guru ijin tidak masuk kerja maka wajib memebrikan tugas
untuk siswa, apabila guru tersebut belum meninggalkan tugas maka
lini kerja dari guru tersebut harus membuatkan tugas untuk mengisi
jam kosong guru tersebut. Menetapkan kebijakan kegiatan KBM
dimulai pada jam ke 0 dan pulang pada jam ke 12, hak tersebut
dimaksudkan untuk mengurangi kemacetan. Selain itu untuk
membentuk karakter siswa sekolah mengadakan kegiatan outbound,
sekolah tidak hanya mewujudkan siswa yang pintar saja, tapi harus
diiringi dengan mental yang kuat.
Manajemen yang baik akan mempengaruhi kinerja guru dan prestasi
siwa menuju kearah yang lebih baik. Kebijakan kepala sekolah terkait manajemen
sekolah di SMA Negeri 1 Surakarta untuk tahun pelajaran 2010/2011 yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
a. Lima belas menit sebelum jam 07.00 pagi kepala sekolah mengadakan
pengecekan kehadiran guru pengajar jam pertama (setiap hari)
1) Bel masuk dengan lagu Indonesia raya, Bel istirahat I dengan
lagu padamu negeri, Bel istirahat II dengan lagu maju tak
gentar, Bel selesai KBM dengan lagu syukur
b. Tertib admininstrasi/manajemen ISO
c. Efisiensi dan transparansi anggaran
d. Pembinaan setiap lini kerja di luar jam KBM.
e. Monitoring, evaluasi dan supervisi secara periodik.
(Sumber : Dokumen Program RSBI)
Selain itu manajeman yang baik di SMA Negeri 1 Surakarta
menjadikan SMA Negeri 1 Surakarta mendapatkan sertifikat ISO 9001 : 2008 dari
TUV Rheinland Cert GmbH. Sehingga sasaran mutu SMA Negeri 1 Surakarta
pada tahun ini adalah akan meningkatkan manajemen sekolah untuk
mempertahankan sertifikat ISO 9001 : 2008 sampai bulan mei 2011. Masalah
penilaian akrediatsi, SMA Negeri 1 Surakarta telah mendapat nilai-nilai yang
tinggi dalam 8 komponen pembelajaran. Berikut rincian nilai akreditasi SMA N 1
Surakarta:
Tabel 17. Nilai Akreditasi SMA Negeri 1 Surakarta
Sumber : Dokumen Program RSBI SMA Negeri 1 Surakarta Tahun
Pelajaran 2010/2011
Dari uraian hasil analisis baik wawancara, observasi maupun dokumen
diatas maka dapat peneliti simpulkan bahwa faktor-faktor yang mendukung
terselenggaranya pelaksanaan pembelajaran yang baik dan optimal sangat banyak.
Hal–hal tersebut antara lain sumber pembiayaan baik dari APBN, APBD atau
masyarakat, fasilitas dan sarana dan prasarana yang berbasis IT, serta kelengkapan
proses pembelajaran misalnya atau fasilitas sekolah yang lain dan manajeman
No Komponen Nilai
1
2
3
4
5
6
7
8
Standar Isi
Standar Proses
Standar Kompetensi lulusan
Standar Pendidik dan tenaga pendidik
Standar sarana dan prasarana
Standart pengelolaan
Standar pembiayaan
Standart penilaian pendidikan
98
93
99
98
96
99
99
93
Nilai akhir 97
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
mutu sekolah yang dijalankan optimal. Kemudian yang paling penting adalah
didukung oleh siswa-siswa dan guru-guru yang unggul dan telah siap dalam
melaksanakan pembelajaran di sekolah yang bertaraf internasional.
3. Membiayai Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia (SDM)
Dana RSBI digunakan untuk pelatihan bahasa inggris guru dalam
pelatihan tersebut sekolah mengadakan kerjasama dengan lembaga bimbingan
bahasa inggris selain itu untuk bimbingan di sekolah mendatangkan pemandu dari
luar negeri dan guru bahasa inggris yang ada di SMA N 1 Surakarta, dana RSBI
digunakan juga untuk pelatihan pembuatan dan penggunaan blog, pelatihan e-
learning, untuk beasiswa guru melanjutkan S2.
Berdasarkan uraian hasil analisis baik wawancara, observasi maupun
dokumen diatas maka dapat peneliti simpulkan bahwa faktor-faktor yang
mendukung terselenggaranya pelaksanaan pembelajaran yang baik dan optimal
sangat banyak. Hal–hal tersebut antara lain sumber pembiayaan baik dari APBN,
APBD atau masyarakat, fasilitas dan sarana dan prasarana yang berbasis IT, serta
kelengkapan proses pembelajaran seperti SDM yang berkualitas dan manajeman
mutu sekolah yang dijalankan optimal. Hal yang paling penting adalah didukung
oleh siswa dan guru yang unggul serta siap dalam melaksanakan pembelajaran di
sekolah yang bertaraf internasional.
2. Kendala yang Dihadapi SMA Negeri 1 Surakarta dalam Implementasi
Dana Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI)
Secara umum pelaksanaan dana RSBI di SMA N 1 Surakarta tahun
2010/2011 sudah berjalan dengan baik, penggunaan dana RSBI sudah dirasakan
oleh warga sekolah terutama bagi guru dan siswa yang berhubungan langsung
dengan proses belajar mengajar. Meskipun demikian masih ada kendala yang
dihadapi oleh SMA N 1 Surakarta dalam pengelolaan dana RSBI. Kendala yang
dihadapi oleh pihak SMA N 1 Surakarta dalam implementasi dana RSBI
dikarenakan dana RSBI yang sampai ke pihak sekolah pada bulan hampir
berakhirnya masa anggaran, yaitu bulan Oktober dan November. Sehingga
sekolah terpaksa menggunakan dana komite sekolah terlebih dahulu untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
merealisasi kegiatan implementasi dana RSBI di sekolah, dana pinjaman dari
komite sekolah tersebut akan diganti setelah dana RSBI sudah cair. Hal itu
dimaksudkan agar pengadaan sarana dan prasarana tepat pada waktu yang telah
ditentukan. Berdasarkan keterangan yang diperoleh dana RSBI cair pada waktu
hampir berakhirnya masa anggaran.
3. Upaya yang Dilakukan SMA N 1 Surakarta dalam Menghadapi
Masalah Implementasi Dana RSBI
Pemberian dana RSBI ke sekolah dimaksudkan untuk meningkatkan
mutu sekolah agar bisa meningkatkan prestasi belajar siswa yang berdaya saing
unternasional. Pencairan dana RSBI dari pemerintah yang memiliki tujuan untuk
meningkatkan mutu sekolah itu tidak selalu tepat waktu, sehingga SMA N 1
Surakarta melakukan upaya-upaya untuk menghadapi masalah tersebut, yaitu:
a. Sekolah menggunakan dana komite terlebih dahulu untuk realisasi dana RSBI,
apabila dana RSBI cair baru mengembalikan dana komite.
b. Sekolah mengadakan iuran bulanan dan sumbangan dari pihak luar untuk
tambahan dana.
c. Berkomitmen membuat laporan pertanggungjawaban setelah kegiatan/realisasi
dana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
1. Implementasi Dana Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dari
Pemerintah dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMA Negeri 1
Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011
Bantuan dana RSBI dipergunakan untuk menunjang kegiatan belajar
mengajar yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Penggunaan dana RSBI
tahun 2010/2011 dalam kaitannya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
adalah sebaga berikut:
1) Pemenuhan Sarana Prasarana
Penggunaan dana RSBI dapat digunakan untuk pemenuhan sarana
dan prasarana sekolah. Selama ini SMA N 1 Surakarta menggunakan dana
RSBI untuk pemenuhan sarana prasarana fisik dan non fisik. Pemenuhan
sarana prasarana fisik di SMA N 1 Surakarta seperti gedung, taman, dan
lapangan olah raga. Sarana prasarana non fisik yang terpenuhi oleh dana RSBI
yaitu komputer, laptop, LCD, Ac, peralatan dan bahan laboratorium menjadi
lebih lengkap. Tahun ajaran 2010/2011 SMA N 1 Surakarta dalam pemenuhan
sarana prasarana dana RSBI digunakan untuk pembelian 10 laptop untuk
laboratorium komputer dan digunakan untuk pengadaan perpustakaan digital.
2) Menunjang Proses Belajar
Keberhasilan proses belajar mengajar merupakan faktor yang
secara langsung dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Dana RSBI yang
digunakan dalam menunjang proses belajar mengajar antara lain untuk
peningkatan mutu SDM seperti memfasilitasi guru untuk meningkatkan
kemampuan bahasa inggris, mengadakan pelatihan ICT untuk guru, dan
peningkatan kualifikasi guru ke S2. Berkaitan dengan proses pembelajaran
dana RSBI digunakan untuk pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) pada seluruh mata pelajaran, mengadakan try out ujian
nasional untuk kelas XII, dan untuk pengembangan kultur sekolah.
84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
3) Manajemen
Dana RSBI digunakan untuk membiayai manajemen sekolah. Dana
yang digunakan dalam kegiatan manajemen sekolah yang ada di SMA N 1
Surakarta yaitu untuk awarenes dan untuk penyusunan laporan block grant.
4) Beasiswa
Dana RSBI di SMA N 1 Surakarta digunakan untuk memberikan
beasiswa kepada siswa yang tidak mampu dan siswa yang berprestasi.
2. Kendala yang dihadapi SMA Negeri 1 Surakarta dalam Implementasi
Dana Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI).
Secara umum pelaksanaan implementasi dana RSBI di SMA N 1
Surakarta tahun 2010/2011 sudah berjalan dengan baik, penggunaan dana RSBI
sudah dapat dirasakan oleh warga sekolah terutama bagi guru dan siswa yang
berhubungan langsung dengan proses belajar mengajar. Implementasi dana RSBI
di SMA N 1 Surakarta yang berjalan dengan baik masih ada kendala yang
dihadapi. Kendala yang dihadapi oleh pihak SMA N 1 Surakarta dalam
pengelolaan dana RSBI yaitu dikarenakan dana RSBI sampai di sekolah pada
bulan yang hampir mendekati berakhirnya masa anggaran, yaitu dana biasa datang
pada bulan Oktober dan November padahal bulan Desember harus sudah
menyerahkan laporan pertanggungjawaban kepada pemerintah. Hal tersebut yang
menjadikan kendala bagi pihak pengelola RSBI dan semua lini kerja yang
berkaitan dengan penggunaan dana RSBI.
3. Upaya yang Dilakukan SMA Negeri 1 Surakarta dalam Menghadapi
Masalah Implementasi Dana RSBI.
Dana RSBI yang diberikan oleh pemerintah kepada Sekolah Menengah
Atas dimaksudkan untuk meningkatkan mutu sekolah yang bisa meningkatkan
prestasi belajar siswa dalam menyiapkan lulusan SMA yang bertaraf
internasional. Dana RSBI dari pemerintah yang sampai di sekolah sebaiknya tidak
mepet pada waktu hampir berakhirnya masa anggaran supaya pihak sekolah bisa
mengimplementasikan dana sesuai dengan jadwal yang sudah dibuat pada waktu
work shop. Upaya SMA N 1 Surakarta dalam menghadapi masalah implementasi
dana RSBI yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
a. Sekolah menggunakan dana komite terlebih dahulu untuk realisasi dana RSBI,
apabila dana RSBI cair baru mengembalikan dana komite.
b. Sekolah mengadakan iuran bulanan dan sumbangan dari pihak luar untuk
tambahan dana.
c. Berkomitmen membuat laporan pertanggungjawaban setelah kegiatan/realisasi
dana.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka dapat dikaji
implikasinya sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis
mengenai implementasi dana RSBI.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendukung dan bermanfaat bagi
pengembangan teori tentang implementasi dana RSBI.
2. Implikasi Praktis
a. Hasil penelitian ini sebagai bahan masukan bagi pemerintah tentang kebijakan
pelaksanaan implementasi dana RSBI.
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi peneliti lain dalam menunjang
kajian teori dan pengembangan penelitian yang berkaitan dengan penggunaan
dana RSBI.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang telah dikemukakan, maka
peneliti mengajukan saran sebagai berikut:
1. Bagi Pihak Sekolah
a. Bagi pihak sekolah dalam memberi sosialisasi dan keterbukaan kepada wali
murid mengenai dana RSBI dari pemerintah lebih terperinci dan dilakukan
setiap selesai pembuatan laporan pertanggung jawaban dana RSBI. Hal ini
dimaksudkan agar terdapat transparasi penggunaan dana RSBI, selain itu wali
murid mengetahui kalau sebagian besar dana RSBI itu dari pemerintah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
b. Pihak sekolah dalam menggunakan dana RSBI harus sesuai dengan Rencana
Anggaran Belanja Sekolah (RABS), dan digunakan secara fleksibel agar
dalam realisasinya bisa menyesuaikan antara RABS dengan kenyataan di
lapangan.
2. Bagi Guru
a. Guru SMA N 1 Surakarta bisa memanfaatkan sarana dan prasarana secara
maksimal dalam kegiatan belajar mengajar, misalnya penggunaan media
belajar, perpustakaan, serta sumber belajar yang tersedia.
b. Guru SMA N 1 Surakarta yang mendapatkan bantuan pendidikan, kegiatan
work shop kurikulum adaptif yaitu KTSP, standar isi, standar kompetensi
lulusan, bahan ajar, penilaian, muatan lokal, pengembangan diri, CTL, silabus,
dan RPP; dan kegiatan training yaitu pelatihan TIK dan bahasa inggris, bisa
menerapkan ilmu yang diperoleh dalam kegiatan belajar mengajar. Misalnya
seperti penerapan kurikulum KTSP yang sesuai dengan panduan pelaksanaan
kurikulum, penerapan cara-cara belajar yang inovatif, dan bisa
mengembangkan materi-materi yang diajarkan, serta penerapan bilingual
dalam pembelajaran.
3. Bagi Pihak Pemerintah
a. Pemerintah memberikan dana RSBI kepada sekolah pada awal tahun agar
dana yang diterima sekolah segera bisa diimplementasikan.
b. Pemerintah provinsi memperpendek birokrasi dalam upaya pencairan dana
RSBI agar dana sampai di sekolah lebih cepat dan segera bisa
diimplementasikan.