analisis implementasi manajemen kurikulum...

174
ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM DALAM PEMBINAAN KARAKTER ISLAMI SISWA SMA AL HASRA DEPOK Tesis Diajukan untuk Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan (M. Pd.) Pada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sayarif Hidayatullah Jakarta Disusun oleh Dedi Santosa (21180181000041) PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/2020 M

Upload: others

Post on 11-Dec-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM

DALAM PEMBINAAN KARAKTER ISLAMI

SISWA SMA AL HASRA DEPOK

Tesis

Diajukan untuk Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Magister Pendidikan (M. Pd.)

Pada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Sayarif Hidayatullah Jakarta

Disusun oleh

Dedi Santosa

(21180181000041)

PROGRAM STUDI

MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1441 H/2020 M

Page 2: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen
Page 3: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen
Page 4: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen
Page 5: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen
Page 6: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

vi

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam tesis ini berpedoman pada

buku “Pedoman Penullisan Kaya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)” yang

diterbitkan oleh Tim CeQDA (Center For Quality Development dan Assurance)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

A. Konsonan

ARAB NAMA LATIN KETERANGAN

Alif - Tidak dilambangkan ا

Ba‟ B Be ب

Ta‟ T Te ت

Tsa‟ Ts Te dan es ث

Jim J Je ج

Ḥa‟ Ḥ Ha dengan titik di bawah ح

Kha‟ Kh Ka dan Ha خ

Dal D De د

Dzal Dz De dan zet ذ

Ra‟ R Er ر

Zai Z Zet ز

Sin S Es س

Syin Sy Es dan ye ش

Ṣad Ṣ Es dengan titik di bawah ص

Ḍad Ḍ De dengan titik di bawah ض

Ṭa Ṭ Te dengan titik di bawah ط

Ẓa Ẓ Zet dengan titik di bawah ظ

Ain „ Koma terbalik„ ع

Ghain Gh Ge dan ha غ

Fa F Fa ف

Qaf Q Qi ق

Kaf K Ka ك

Page 7: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

vii

Lam L El ل

Mim M Em م

Nun N En ن

Wau W We و

Ha‟ H Ha ه

Hamzah „ Apstrof ء

Ya‟ Y Ye ي

B. Vokal

Vokal dalam bahasa Arab, terdiri dari vokal tunggal, vocal rangkap, dan

vocal panjang. Ketiganya adalah sebagai berikut:

1. Vokal Tunggal

Tanda Vokal Nama Latin Keterangan

Fatḥaḥ A A ا

Kasraḥ I I ا

Ḍammaḥ U U ا

Contoh:

Kataba : كتب Naṣaara dan : نصر

2. Vokal rangkap

Tanda Vokal Nama Latin Keterangan

Fatḥaḥ dan Ya’sakun Ai A dan I ى ي

Fatḥaḥ dan Wau sakun Au A dan U ى و

Contoh:

ḥaula : حول Laisa : ليس

3. Vokal panjang

Tanda Vokal Nama Latin Keterangan

Fatḥaḥ dan Ba Ā A dengan garis di atas ب ا

ب يKasrih dan Ba Ī I dengan garis di atas

Ḍammah dan Ba Ȗ U dengan garis di atas ب و

Page 8: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

viii

ABSTRAK

Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

Kurikulum dalam Pembinaan Karakter Islami Siswa SMA Al Hasra Depok.

Prodi Magister Manajemen Pendidikan Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujan untuk menemukan pola penerapan manajemen

kurikulum dalam membina karakter islami siswa. Penelitian ini merupakan

penelitian kualitatif dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan

analisis dokumen. Analisis data menggunakan model alir dengan langkah reduksi

data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (Sugiyono, 2008 : 90)

Penelitian ini berkesimpulan bahwa SMA Al Hasra Depok telah

melaksanakan proses manajemen kurikulum pembinaan karakter islami mulai dari

perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi dengan koordinasi yang baik antara

yayasan, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, dan wali murid sehingga

dapat mencapai visi sekolah yaitu memiliki lulusan yang berkepribadian islami.

kesimpulan ini merupakan pengembangan teori Rusman (2011 : 3) yang

menyatakan bahwa proses manajemen kurikulum sangatlah penting agar

pelaksanaan pendidikan dapat berjalan secara tepat dan dapat mencapai sasaranya.

Kata kunci : Manajemen kurikulum, Pembinaan karakter

Page 9: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

ix

ABSTRACT

DediSantosa (NIM: 21180181000041) Analysis of curriculum Management in

Islamic character development Al Hasra Depok High school students. The Magister

of Islamic Education management, Faculty of Tarbiyah and the teaching of UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

The research was to find a pattern of implementing curriculum management in the

building of students ' Islamic character. This research is a qualitative study using

observation methods, interviews, and document analysis. Data analysis using flow

model with data reduction step, data presentation, and conclusion withdrawal

(Sugiyono, 2008:90)

This research concluded that Al Hasra's SMA Depok has carried out the process of

curriculum management of Islamic character development ranging from planning,

implementation, to evaluation with good coordination between the foundation, the

school principal, vice principal, teachers, and parents so that it can achieve the

school's vision that has an Islamic graduate. This conclusion is the development of

the Theory of Rusman (2011:3) stating that the process of curriculum management

is very important in order to conduct education can run precisely and can reach the

event.

Keywords: curriculum management, character coaching

Page 10: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

x

ص خ ل م

ة ار د إ ق ي ب ط ت ل ي ل ( ت 32211212111112 د ي الق م ق )ر و س و ت ان س ي د ي د ة ي م ن ت ف ج اه ن ال

ر م ب ل ط ن و ة ي م ل س ال ة ي ص خ الش ي ت س اج م ة اس ر د م س ك. ق و ب ي د ة ي م ل س ال ة ي و ان ى الث ر س ال ة س د ا.ت ر اك ج ة ي م و ك ال ة ي م ل س ال الل ة اي د ف ه ي ر ش ة ع ام ب ة ي ب ر الت ة ي ل ، ك ة ي م ل س ال ة ي ب ر الت ة ار د إ

لمي ة دي ب و ك ن ل إ ث ح ا الب هذ ص ل ي رى الث انوي ة الس رسة الس ة ار د إ ة ي ل م ع ذ ف ن د ق مد ج اه ن ال

ب د ي ج ق ي س ن ت ب م ي ي ق الت و ذ ي ف ن الت و ط ي ط خ الت ن ءا م د ب ة ي م ل س ال ة ي ص خ الش ز ي ز ع ت ل ة ي اس ر الد ي رسة و ات س س ؤ ال د

و ه اب و ن و رئي س ال س ر د ال ب حت ال اء ي ل و و ي ة ي ؤ ر ق ي ق ت ن وا م ن ك م ت ي طل

ة س ر د ال

ر ي و ط ت ق ي ر ف ل ي ر ظ ن ر و ط ت و ه اج ت ن ت س ا ال هذ .ة ي م ل س إ ات ي ص خ ش ي و ذ ن و ي ر ا خ ل ن و ك ي ن ي ه و ة ار د إ ة ي ل م ع ن ى ل ع ص ن ت ت ال و ( 221: 3112) م ي ل ع الت م و ل ع

ن ك ي ث ي ب ة اي غ ل ل ة م ه م ج اه ن ال

.ه اف د ه ق ق ي ن لك كذ ن ك ي و ب اس ن م ل ك ش ب م ي ل ع الت ذ ي ف ن ت ة ار د : إ ة ي س ي ئ الر ة م ل الك

ة ي ص خ الش اء ن ، ب ج ه ن ال

Page 11: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

xi

KATA PENGANTAR

AlhamdulillahiRabbil Alamin, puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga tesis ini dapat

diselesaikan. Selawat dan salam semoga dicurahkan kepada junjungan nabi besar

Muhammad SAW sebagai panutan kita semua.

Tesis ini disusun sebagai persyaratan menyelesaikan studi S2 Prodi

Magister Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul “Analisis

Implementasi Manajemen Kurikulum dalam Pembinaan Karakter Islami Siswa

SMA Al Hasra Depok”

Dengan diselesaikannya penyusunan tesis ini, penulis mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, M.A selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta beserta jajarannya;

2. Dr. Hj. Sururin, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan berserta jajarannya.

3. Dr. Jejen Musfah, M.A selaku Ketua Prodi Manajemen Pendidikan Islam dan

serta Muslikh Amrullah, M.Pd selaku Sekretaris Program Magister Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta yang selalu meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk

membimbing dan memberikan motivasi kepada penulis;

4. Dr. Fauzan, M. A selaku Dosen Pembimbing yang selalu meluangkan waktu di

tengah kesibukannya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan tesis;

5. Seluruh dosen dan staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, terkhusus dosen

Prodi Magister Manajemen Pendidikan Islam yang telah memberikan segenap

dedikasi dan ilmu pengetahuan selama penulis menyelesaikan studi di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta;

6. Teristimewa untuk keluarga tercinta, kepada kedua orang tua, Bapak Pujiana

dan Ibu Kaswati, yang tiada hentinya memanjatkan doa dan usaha untuk

keberhasilan putranya, kepada kakak tunggal Empi Puji Wati dan suami, serta

Alif Nurohman keponakan teraktif atas dukungan, semangat dan doa;

7. Kawan Seperjuangan Magister MPI, terkhusus MPI B angkatan 2018 yang

telah menjadi kawan berproses sampai tesis ini diselesikan;

8. Sahabat seperjuangan Akbar, Ibnu, Aziz, dan Fathur yang senantiasa memberi

masukan dan semangat dalam menyelesaikan tesis ini;

Page 12: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

xii

9. Antik Handayani, S. Pd. selaku kepala sekolah, dan segenap guru dan

karyawan SMA Al Hasra Depok yang telah memberikan kesempatan dan

bantuan kepada penulis untuk melakukan penelitian;

10. Teruntuk adinda Raehani, terimakasih.

Serta semua pihak yang tidak disebutkan satu per satu, yang telah

membantu hingga terselesaikannya tesis ini. Penulis berdoa dan berharap semoga

seluruh doa dan pengorbanan yang telah diberikan kepada penulis akan

mendapatkan balasan dari Allah SWT. Amin.

Penulis menyadari bahwa penyusunan tesis ini masih terdapat kekurangan.

Oleh karena itu, kritik dan saran serta masukan yang membangun sangat penulis

harapkan.

Akhir kata, semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca, serta

dunia pendidikan.

Jakarta, 26 Juli 2020

Dedi Santosa

Page 13: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

xiii

DAFTAR ISI

COVER

SURAT PERNYATAAN ...................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING TESIS......................... iii

LEMBAR PENGESAHAN SEMINAR HASIL ................................ iv

PEDOMAN TRANSLITERASI .......................................................... v

ABSTRAK ............................................................................................. viii

KATA PENGANTAR ........................................................................... xi

DAFTAR ISI .......................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................... 8

C. Pembatasan Masalah .......................................................... 8

D. Rumusan Masalah .............................................................. 10

E. Tujuan Penelitian ............................................................... 10

F. Maanfaat Penelitian ........................................................... 10

BAB II KAJIAN TEORI

A. Analisis Implementasi ....................................................... 11

B. Manajemen Kurikulum ...................................................... 12

1. Pengertian Manajemen Kurikulum ............................. 12

2. Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum ..................... 13

C. Pembinaan Karakter ........................................................... 39

1. Pengertian Pembinaan Karakter ................................. 39

2. Tujuan Pembinaan Karakter ....................................... 41

3. Peran Guru dalam Pembinaan Karakter ..................... 46

4. Pilar Pembinaan Karakter ........................................... 47

D. Karakter Islami .................................................................. 49

1. Pengertian Karakter Islami ......................................... 49

2. Karakter Islami Berdasarkan Al Quran ...................... 50

3. Karakter Islami Rasulullah ......................................... 54

4. Metode Pembinaan Karakter Islami di Sekolah ......... 55

5. Peran Sekolah dalam Pembinaan Karakter Islami ...... 57

E. Undang-undang Penguatan Pembinaan Karakter .............. 60

F. Penelitian yang Relevan .................................................... 64

G. Kerangka Konseptual ......................................................... 66

Page 14: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

xiv

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Rancangan Penelitian .............................. 68

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................. 69

C. Sumber Data Penelitian ..................................................... 69

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 70

E. Uji Kredibilitas .................................................................. 72

F. Teknik Analisi Data ........................................................... 72

G. Instrumen Penelitian .......................................................... 73

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Temuan ..................................................................... 77

1. Visi, Misi, Tujuan, dan Strategi

SMA Al Hasra Depok .................................................. 77

2. Kurikulum Pembinaan Karakter Islami

Siswa SMA Al Hasra Depok ....................................... 83

B. Pembahasan ....................................................................... 84

1. Kurikulum di SMA Al Hasra Depok ........................... 84

2. Analisis Kurikulum Pembinaan Karakter SMA Al Hasra Depok dengan Prmendikbud No. 20 Tahun 2018 tentang Pengembangan Pendidikan Karakter ...................................................................... 88

3. Proses Manajemen Kurikulum Pembinaan Karakter Islam SMA Al Hasra Depok ....................................... 92

4. Analisis Implementasi Manajemen Kurikulum dalam Pembinaan Karakter di SMA Al Hasra Depok 94

5. Faktor Pendukung Manajemen Kurikulum

Pembinaan Karakter Islami

Siswa SMA Al Hasra Depok ....................................... 116

6. Faktor Penghambat Manajemen Kurikulum

Pembinaan Karakter Islami

Siswa SMA Al Hasra Depok ....................................... 119

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ............................................................................ 120

B. Saran .................................................................................. 121

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 122

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 15: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Waktu Penelitian ................................................................ 69

Tabel 3.2 Subjek Penelitian ............................................................... 70

Tabel 3.3 Kategori Informasi Lapangan ............................................ 74

Tabel 3.4 Kisi-kisi Pengamatan ......................................................... 75

Tabel 3.5 Kisi-kisi wawancara ........................................................... 75

Tabel 4.1 Indikator Visi SMA Al Hasra ............................................ 89

Tabel 4.2 Nama-nama pembimbing T-Qurani ................................... 104

Tabel 4.3 Pelaksanaan Program ALHSR Spiritual Camp ............... 105

Tabel 4.4 Jadwal Pelaksanaan Keputrian ....................................... 106

Tabel 4.5 Jadwal Pengajian Kelas .................................................... 107

Tabel 4.6 Laporan Pelaksanaan Program Keagamaan SMA Al Hasra ................................................................................. 112

Page 16: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar. 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian ..................................... 66

Gambar 4.1 Bagan Proses Pembinaan Karakter Islami Siswa di

SMA Al Hasra ................................................................. 93

Page 17: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu aspek utama membangun

peradaban. Pendidikan yang bermutu menghasilkan generasi berkualitas.

Melalui pendidikan, sikap dan nilai sumber daya manusia dikembangkan

secara sistematis dan tererencana sehingga setelah melewati berbagai

proses, SDMakan semakin tinggi nilainya, baik dipandang secara ekonomis,

sosial-budaya, kepribadian bangsa; maupun nilai-nilai yang lebih bermakna

bagi pembangunan bangsa. Seperti hasil penelitian Sinthia Dewi (2016:2)

dalam Jurnalnya yang berjudul Pengaruh Tingkat Pendidikan dan

Pengembangan Karir Terhadap Kinerja Karyawanyang menyatakan bahwa

terdapat pengaruh positif dari 1) tingkat pendidikan dan pengembangan

karir terhadap kinerja karyawan, 2) tingkat pendidikan terhadap karirnya, 3)

tingkat pendidikan terhadap kinerja karyawan , 4) pengembangan karir

terhadap kinerja karyawan PT. Bank Perkreditan Rakyat Nur Abadi.

Penelitian tersebut telah membuktikan bahwa semakin tinggi jenjang

pendidikan yang ditamatkan, semakin tinggi pula kemampuan dan

keterampilannya sehingga dapat menyumbangkan produktivitas yang

dimilikinya terhadap kesejahteraan diri dan masyarakat sekitar, tentunya

bagi perusahaan atau organisasi tempat berkarir.

Seperti yang telah disebutkan pada pembahasan di atas, bahwa

pendidikan merupakan suatu proses peningkatan kualitas manusia, melalui

berbagai aspek yaitu: aspek pengetahuan (kognitif), kemampuan

mengerjakan sesuatu (psikomotorik), serta pembentukan sifat, karakter,

yang terwujud melalui perilaku (afektif), dimana masing-masing aspek

memiliki karakteristik dan cara yang berbeda dalam

mengimplementasikannya sehingga diperlukan suatu acuan atau patokan

sebagai pedoman proses pembelajaran. Pedoman proses pembelajaran

tersebut lazim disebut dengan kurikulum. Kurikulum dalam suatu system

pendidikan merupakan komponen yang penting. Dikatakan demikian

karena kurikulum merupakan acuan dalam penyelenggaraan proses belajar-

mengajar. Namun pada realitanya, masih banyak sekolah baik tingkat dasar

sampai menengah atas yang belum maksimal dalam mengelola kurikulum

sekolahnya.

Page 18: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

2

Sebagai arah dan pedoman dalam proses pendidikan kurikulum

haruslah mengacu pada tujuan pendidikan nasional. Berikut tujuan

pendidikanIndonesia sebagaimana tertulis dalam UU Nomor 20 Tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mecerdaskan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokatis serta bertanggung jawab.”.

Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, pendidikan di

sekolah tidak hanya terkait dengan penguasaan bidang akademik oleh

siswa, namun harus diimbangi dengan pembentukan

karakter.Keseimbangan pendidikan akademik dan pembentukan karakter

perlu diperhatikan oleh pendidik di sekolah maupun orang tua di rumah.

Sedangkan pendidikan karakter menurut Fakry Gaffar (2013: 5) yaitu

sebuah proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuh

kembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi sesuatu dalam

perilaku kehidupan orang itu.

Undang-undang tersebut, menyebutkan bahwa pendidikan harus

mampu membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, hal tersebut mengisyaratkan bahwa karakter yang ingin

bentuk haruslah berlandaskan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa,

oleh sebab itu banyak sekolah baik tingkat dasar sampai menengah yang

berlomba-lomba mendirikan sekolah berbasis agama, terutama agama

Islam, demi mewujudkan tujuan pendidikan dan kebutuhan masyarakat

Indonesia yang mayoritas bergama Islam terhadap sekolah bebasis Islam.

Undang-undang tersebut kemudian diperkuat oleh peraturan menteri

pendidikan dan kebudayaan nomor 20 Tahun 2018 tentang Penguatan

Peddidikan Karakter (PPK). Menurut Kemendikbud (2016: 2) menyatakan

bahwa penguatan pendidikan karakter adalah program pendidikan di

sekolah untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati,

olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan dukungan perlibatan publik dan

kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat yang merupakan

bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).

Page 19: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

3

Menyadari pentingnya pendidikan karakter dalam pendidikan,

pemerintah membuat kurikulum yang berazaskan pembentukan karakter

yaitu kurikulm 2013. Seperti yang disebutkan dalam sebuah artikel pada

laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayan mengatakan bahwa

penguatan pendidikan karakter jadi pintu masuk pembenahan pendidikan

nasional. Penguatan karakter menjadi salah satu program prioritas Presiden

Joko Widodo, dalam Nawa Cita disebutkan bahwa pemerintah akan

melakukan revolusi karakter bangsa (Kemendikbud, 2017:1).

Meski pendidikan karakter sudah menjadi fokus pendidikan nasional

Dewasa ini masalah kemerosotan akhlak atau dekadensi karakter peserta

didik masih mengkhawatirkan. Rachman mengidentifikasikan bahwa saat

ini para remaja dalam proses pencarian jati diri dan menuju pribadi yang

mandiri, mereka justru terlibat dalam seks bebas, kekerasan, obat-obatan.

Bahkan remaja modern sekarang punya kecenderungan dan permisif

terhadap hubungan seks pranikah. Pusat data Badan Koordinasi Keluarga

Berencana (BKKBN) taun 2007 memaparkan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Damayanti untuk disertasinya pada Fakultas Ilmu Kesehatan

Masyarakat, Universitas Indonesia menunjukan bahwa dari 100 orang

siswa, 5 diantaranya pernah melakukan hubungan seks pranikah. 119

sekolah di ima daerah di jakarta dan 8941 siswa sekolah menengah atas ikut

ambil bagian dalam penelitan ini.Selanjutnya hasil survey dalam buku

TeenParenting yang ditulis oleh oleh Rachman (2014:84) menjelaskan hasil

penelitian yang dilakukan oleh BKKBN di 33 provinsi di Indonesia pada

tahun 2008 menyebutkan bahwa sekitar 63% dari remaja terlibat dalam

bubungan seks pranikah dan 21% remaja putri melakukan aborsi.

Kemudian berdasarkan data Komisi Perlindungan Anak Indonesia

(KPAI), KPAI telah menangani 1.885 kasus pada semester pertama 2018,

dari data tahun 2011 sampai 2018 kasus Anak Berhadapan dengan Hukum

(ABH) tertinggi terjadi pada tahun 2018. Dari angka tersebut, ABH dengan

kasus menjadi pelaku narkoba, mencuri, hingga asusila menjadi kasus

paling banyak. Dalam kasus ABH, kebanyakan anak masuk Lembaga

Pemasyarakatan Khusus Anak (LPKA) karena mencuri sebanyak 23,9

persen, kasus narkoba 17,8 persen, kasus asusila 13,2 persen (Detik.com,

2018). Hal tersebut menunjukan bahwa hari ini masih banyak anak yang

terjerat kasus hukum.

Berdasarkan data di atas, tercermin bahwa karakter bangsa yang

sebelumnya berpegang pada ajaran-ajaran agama, nilai-nilai luhur bangsa

terus mengalami kemerosotan. Berbagai bentuk penyimpangan menyebar

Page 20: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

4

melalui berbagai media komunikasi.Meskipun terkesan sederhana, semua

pelanggaran akhlak mulia dan nilai-nilai luhur tersebut banyak bersumber

dari terjadinya krisis karakter bangsa. Jika dilacak lebih jauh, krisis karakter

bangsa itu terkait banyak dengan semakin tiadanya harmoni dalam keluarga

(International Education Foundation, 2000: 52). Banyak keluarga

mengalami disorientasi bukan hanya karena menghadapi krisis ekonomi,

tetapi juga karena serbuan globalisasi, nilai-nilai dan gaya hidup yang tidak

selalu kompatibel dengan nilai dan norma agama, sosial-budaya nasional

dan lokal Indonesia. Sebagai contoh, gaya hidup hedonistik dan

materialistik; dan permisif sebagaimana banyak ditayangkan dalam drama

dan sinetron pada berbagai saluran TV Indonesia, hanya mempercepat

disorientasi dan dislokasi keluarga dan rumah tangga. Akibatnya, tidak

heran kalau banyak anak-anak yang keluar dari rumah memiliki karakter

yang berbeda. Banyak di antara anak-anak yang alim dan bajik di rumah,

tetapi nakal di sekolah, terlibat dalam tawuran, penggunaan obat-obat

terlarang, dan bentuk-bentuk tindakan kriminal lainnya, seperti perampokan

bis kota dan sebagainya. Inilah anak-anak yang bukan hanya tidak memiliki

kebajikan (righteousness) dan inner beauty dalam karakternya, tetapi malah

mengalami kepribadian terbelah (split personality).

Kasus-kasus tersebut merupakan suatu masalah yang dihadapi

masyarakat hari ini, oleh kerena itu persoalan pendidikan karakter

seyogianya mendapatkan perhatian yang serius dan terfokus untuk

mengarahkan remaja ke arah yang lebih positif, yang titik beratnya untuk

terciptanya suatu sistem dalam menanggulangi kemerosotan akhlak dan

moral dikalangan remaja.

Agar terjadi kesinambungan antara harapan dan hasil yang diingikan

pembentukan karakter harus dilakukan secara sistematis dan

berkesinambungan yang melibatkan aspek knowledge, feeling, loving dan

action. Pembentukan karakter dapat diibaratkan sebagai pembentukan

seseorang menjadi body builder (binaragawan) yang memerlukan “latihan

otot-otot akhlak” secara terus-menerus agar menjadi kokoh dan kuat

(Muslich, 2011:21). Sebab pada dasarnya, anak yang berkarakter rendah

adalah anak yang tingkat perkembangan emosi-sosialnya rendah sehingga

anak berisiko atau berpotensi besar mengalami kesulitan dalam belajar,

berinteraksi sosial, dan tidak mampu mengontrol diri (Sahlan, 2013: 140).

Akibat dari rendahnya karakter anak akan mengalami banyak kesulitan

dalam kehidupannya, oleh karena itu pembentukan karakter harus dilakukan

sejak dini dan berkesinambungan dalam sistem yang baik.

Page 21: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

5

Sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan

karakter remaja, namun sekolah seolah tidak berdaya menghadapi

kenyataan ini. Sekolah selalu menjadi kambing hitam dari merosotnya

watak dan karakter bangsa. Padahal, sekolah sendiri menghadapi berbagai

masalah berat menyangkut kurikulum yang overload, fasilitas yang tidak

memadai, kesejahteraan guru dan tenaga kependidikan yang rendah.

Menghadapi beragam masalah ini sekolah kehilangan relevansinya dengan

pembentukan karakter. Sekolah, sebagai konsekuensinya, lebih sekadar

tempat bagi transfer of knowledge daripada pengembangan karakter,

sekadar tempat pengajaran daripada pendidikan.

Sejak diberlakukannya kurikulum 2013 sebagai kurikulum

pembinaan krakter, sistem pendidikan saat ini disinyalir masih kurang

memperhatikan pendidikan karakter. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya

lembaga-lembaga penyelenggara pendidikan lebih memfokuskan pada

aspek kognitif (pengetahuan) peserta didik, dan menomor duakan aspek

karakter peserta didik yang dibuktikan dengan kegiatan evaluasi yang

terfokus pada ujian-ujian yang menguji tingkat pengetahuan peserta didik.

Seperti yang dikemukakan oleh Abuddin Nata (2003:5) bahwa pendidikan

kurang mampu menghasilkan lulusan yang diharapkan karena dunia

pendidikan selama ini hanya membina kecerdasan intelektual, wawasan

serta keterampilan, tanpa diimbangi dengan membina kecerdaan emosional

atau karakter. Pernyataan tersebut mengisyaratkan masih kurangnya

pendidikan karakter di sekolah, padahal sekolah merupakan tempat yang

cukup lama menjadi tempat berinteraksi anak setiap harinya.

Oleh karena itu, pembentukan karakter di lembaga pendidikan

masih diharapkan keberhasilannya oleh masyarakat mengingat proses

pendampingan yang dilakukan oleh para guru sehingga menimbulkan

pembiasaan-pembiasaan positif yang dilakukan di lembaga pendidikan

diharapkan akan berdampak pada pembentukan karakter yang selama ini

digalakkan untuk mengatasi berbagai problematika pendidikan nasioanal.

Melihat begitu pentingnya pendidikan karakter, maka pendidikan

karakter harus diselenggarakan dengan terencana dan sistematis, oleh

karena itu penyelenggaraan pendidikan karakter tidak dapat dipisahkan

dengan manajemen kurikulum. Rusman (2008:1) berpendapat bahwa salah

satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan pendidikan nasional

adalah aspek kurikulum. Diperkuat dengan pendapat Nurhadi (1999:4)

bahwa manajemen adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang

berupa proses kerjasama sekelompok manusia yang tergabung dalam

Page 22: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

6

organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah

ditetapkan sebelumnya, agar efektif dan efisien. Istilah kurikulum menurut

Suharsimi dalam arti sempit adalah semua pelajaran baik teori maupun

praktek yang diberikan kepada para siswa selama mengikuti proses

pendidikan tertentu. Sedangkan dalam arti luas adalah semua pengalaman

yang diberikan oleh lembaga pendidikan kepada anak didik selama

mengikuti pendidikan. Kemudian Sudarsyah dan Nurdin, Tim Dosen

Administrasi Pendidikan UPI (2010:191) mengatakan bahwa manajemen

kurikulum adalah sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum yang

kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka

mewujudkan ketercapaian kurikulum. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa

manajemen kurikulum adalah proses pengelolaan oleh sekelompok manusia

yang tergabung dalam organisasi pendidikan untuk mencapai tujuan

kurkulum.

Berbagai pendapat di atas menegaskan pentingnya peranan

manajemen kurikulum dalam sebuah organisasi pendidikan dalam

pembinaan karakter peserta didik, namun pada realitanya masih banyak

sekolah yang belum maksimal dalam melaksankan manajemen kurikulum

sekolahnya. Seperti hasil penelitian Amri Yusuf Lubis yang berjudul

Pelaksanaan Manjemen Kurikulum pada SMA Negeri 1 Buengcala

Kabupaten Aceh Besar mengatakan bahawa masih ada hambatan dalam

pelaksanaan kurikulum sekolah oleh guru dalam hal komitmen dan

kedisiplinan. Hambatan tersebut dikarenakan berbagai macam faktor seperti

kepemimpinan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, pemahaman

kurikulum oleh guru, serta sarana dan prasarana sekolah yang tidak

memadai untuk menyelenggarkan kurikulum.

Selanjutnya berdasarkan jurnal penelitian Yudistira Ariany (2018:

313) terdapat beberapa kendala implementasi kurikulum 2013 di SMP

Kecamatan Lima Kaum, antara lain: 1) pemahaman terhadap proses

pembelajaran yang menumbuhkan kecakapan Abad 21, 2) Penyusunan RPP

Abad 21, 3) Proses pembelajaran yang menumbuhkan kecakapan kreativitas

peserta didik, 4) pemahaman terhadap model pembelajaran yang

direkomendasikan pada kurikulum 2013, 5) teknik penilaian dalam

mengukur pencapaian aspek pengetahuan, 6) teknik penilaian dalam

mengukur pencapaian aspek keterampilan.

Permasalahan manajemen dan pembinaan karakter juga terjadi di

SMA Al Hasra Depok. Berdasarkan pengamatan awal peneliti SMA Al

Hasra Depok masih terdapat kendala dalam proses manajemen kurikulum

Page 23: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

7

mulai dari, perencanaan yaitu proses pembuatan kurikulum kekhasan

sekolah, pembuatan RPP pembelajaran, konsistensi dalam pelaksanaan,

serta bentuk evaluasi pembinaan karakter peserta didik, sehingga proses

tersebut berdampak pada hasil dari pembinaan karakter di SMA Al Hasra.

SMA Al Hasra memiliki moto sebagai “Gerbang kehidupan islami”

dan visi keislaman yaitu menjadikan lulusan SMA Al Hasra memiliki

kepribadian islami. Hal tersebut menjadi daya tarik masyarakat dibuktikan

dengan data PPDB pada tuhn 2018, 2019, 2020 calon peserta didik yang

mendaftar selalu melebihi kelas yang disediakan. Visi keislaman tersebut

dituangkan dalam berbagai program kurikulum ke kahasan sekolah mulai

dari mengaji, salat wajib dan sunaah sampai budaya islami lainnya yang

dilakukan secara terstruktur. Pertanyaan yang muncul adalah, apakah

sekolah berbasis Islam SMA Al Hasra Depok sudah melakukan manajemen

kurikulum yang baik? sehingga dapat menghasilkan lulusan yang

berkarakter islami.

Kota depok termasuk daerah penyangga ibu kota Jakarta. Terletak

tidak jauh dari Ibu kota Jakarta membuat sebagian orang tua siswa bekerja

di Jakarta berangkat pagi pulang petang, sehingga sangat sedikit waktu

untuk mendidik bahkan sedakar memantau perkembangan karakter anak

secara intensif, maka dari itu sekolah memiliki tanggung jawab besar dalam

membina karakter Islami siswa, terkhusus sekolah berbasis Islam di daerah

Depok. Pada kenyataannya saat ini, manajemen kurikulum di sekolah

sekitar Sawangan Bojongsari, Depok masih dijumpai banyak kendala

seperti guru yang mengajar belum linear, tenaga pendidik yang berstatus

honorer, bahkan guru yang selalu berganti setiap semester, muatan mata

pelajaran yang terlalu banyak sehingga terkesan (overload). Hal tersebut

juga mempengaruhi jadwal pelajaran siswa yang selalu berganti

menyesuaikan keadaan dan ketersediaan tenaga pengajar, adapula pelajaran

yang tidak ada jam pelajarannya namun diujikan, kedisiplinan guru dan

karyawan, serta koordinasi antar bagian.

Berbagai masalah tersebut tentunya tidak dapat diselesaikan oleh

satu pihak, melainkan menyangkut banyak pihak mulai dari para pembuat

kebijakan sampai pada seorang guru sebagai pelaksana kurikulum dan

siswa yang menjadi penerima kurikulum itu sendiri. Apalagi tujuan

pendidikan yang tidak hanya membentuk siswa menjadi pandai saja tetapi

bagaimana kurikulum tersebut bertanggung jawab atas pembentukan

karakter bagi peserta didik. Manajemen kurikulum yang baik dalam

pendidikan diharapkan menjadi sumbangan yang berarti bagi kemajuan

Page 24: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

8

suatu bangsa pada umumnya. Karena dalam kurikulum tersebut menjadi

sistem pembentuk karakter generasi penerus bangsa.

Berdasarkan pembahasan di atas, melihat pentingnya pendidikan

karakter serta masih banyaknya kendala dalam implementasi manejemen

kurikulum dalam pembinaan karakter peserta didik, penulis akan

melakukan penelitian tentang implementasi manajemen kurikulum dalam

membina karakter islam ini di sekolah berbasis Islam SMA Al Hasra yang

bertepatan di Jalan Raya Ciputat-Parung KM 24 Bojongsari,

DepokBerdasarkan pembahasan di atas, masih terdapat kendala dalam

manajemen kurikulum SMA Al Hasra Depok, maka penulis akan meneliti

tentang Analisis Implementasi Manajemen Kurikulum dalam Membina

Karakter Islami Siswa di SMA Al Hasra Depok.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah yang dapat

diidentifikasi sebagai berikut:

1. Terdapat kendala perencanaan (planing) dalam manajemen kurikulum

dalam membina karakter islami siswa SMA Al Hasra Depok.

2. Terdapat kendala pelaksanaan (actuating) dalam manajemen kurikulum

dalam membina karakter islami siswa SMA Al Hasra Depok.

3. Terdapat kendala evaluasi (evaluating) dalam manajemen kurikulum

dalam membina karakter islami siswa SMA Al Hasra Depok.

4. Tingginya tingkat anak berhadapan dengan hukum (ABH).

5. Pendidikan yang lebih fokus menyampaikan pengetahuan dari pada

pendidikan karakter.

C. Batasan Masalah

Manajemen kurkulum merupakan komponen utama dalam kegiatan

belajar mengajar disekolah, demi tercapai visi dan misi sekolah serta tujuan

pendidikan nasional. Agar pembahasan ini lebih terarah, spesifik, dan

sitematis serta menghindari terlalu luas dan melebarnya pembahasan, maka

penelitian ini dibatasi pada analisis implementasi manajemen kurikulum

dalam membina karakter islami siswa di SMA Al Hasra Depok, mulai dari

perencanaan, pelaksanaan, elvaluasi serta mencari solusi dari berbagai

kendalanya.

Page 25: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

9

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perencanaan kurikulum dalam pembinaan karakter islami

siswa SMA Al Hasra Depok ?

2. Bagaimana pelaksanaan kurikulum dalam pembinaan karakter islami

siswa SMA Al Hasra Depok ?

3. Bagaimana evaluasi kurikulum dalam pembinaan karakter islami siswa

SMA Al Hasra Depok ?

4. Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat proses

manajemen kurikulum pembinaan karakter siswa SMA Al Hasra?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahuiproses perencanaan kurikulum dalam pembinaan

karakter islami siswa di SMA Al Hasra Depok.

2. Untuk mengetahui proses pelaksanaan kurikulum dalam pembinaan

karakter islami siswa di SMA Al Hasra Depok.

3. Untuk Untuk mengetahui proses evaluasi kurikulum dalam pembinaan

karakter islami siswa di SMA Al Hasra Depok.

4. Untuk menenemukan faktor pendukung dan penghambat proses

manajemen kurikulum pembinaan karakter islami siswa SMA Al Hasra

Depok.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan berbagai macam manfaat

diantaranya.

1. Manfaat Teoretis

a. Memunculkan konsep dan kajian kontemprer dimensi kompetensi

manajerial, khususnya kompetensi manajemen kurikulum.

b. Sebagai bahan kajian para kepala sekolah dan wakil kepala sekolah

bidang kurikulum dalam mengimplementasikan manajemen

kurikulum dalam membina karakter islami siswa di SMA Al Hasra

Depok.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan informasi kepada kepala sekolah dan wakil kepala

sekolah bidang kurikulum maupun lembaga pendidikan lain tentang

implementasi manejemen kurikulum yang dilakukan oleh wakil

kepala sekolah bidang kurikulum disekolahnya.

Page 26: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

10

b. Sebagai bahan informasi yang diperlukan dalam rangka perbaikan

atau peningktan implementasi manajemen kurikulum di sekolah.

c. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi peneliti lain untuk

meneliti lebih lanjut tentang manajemen kurikulum pada kasus

lainnya untuk memperkaya, memperkuat, dan membandingkan

temuannya

Page 27: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

11

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Analisis Implementasi

Pengertian Analisis Menurut Spradley (Sugiyono, 2015:335)

mengatakan bahwa analisis adalah sebuah kegiatan untuk mencari suatu

pola selain itu analisis merupakan cara berpikir yang berkaitan dengan

pengujian secara sistematis terhadap sesuatu untuk menentukan bagian,

hubungan antar bagian dan hubungannya dengan keseluruhan. Analisis

adalah suatu usaha untuk mengurai suatu masalah atau fokus kajian menjadi

bagian-bagian (decomposition) sehingga susunan/tatanan bentuk sesuatu

yang diurai itu tampak dengan jelas dan karenanya bisa secara lebih terang

ditangkap maknanya atau lebih jernih dimengerti duduk perkaranya (Satori

dan Komariyah, 2014:200).

Kemudian implementasi dalam KBBI adalah pelaksanaan,

penerapan, atau pengembangan versi kerja sistem dari desain yang

dikerjakan. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis implementasi

merupakan penguraian suatu pokok secara sistematis dalam menentukan

bagian, hubungan antar bagian serta hubungannya secara menyeluruh

untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang tepat tentang

pelaksanaan atau pengembangan suatu proses, dalam penelitian ini porses

tersebut adalah manajemen kurikulum dalam pembinaan karakter islami

siswa.

B. Manajemen Kurikulum

1. Pengertian Manajemen Kurikulum

Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai

kedudukan yang sangat strategis dalam seluruhaspek kegiatan

pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam

pendidikan dan perkembangan kehidupan peserta didik, maka dalam

penyusunan dan pengembangan kurikulum tidak bisa dilakukan secara

sembarangan, dalam melakukan proses penyelenggaraan pendidikan,

sehingga dapat menfasilitasi tercapainya sasaran pendidikan dan

pembelajaran secara efektif dan efisien.

Manajemen kurikulum adalah segenap proses usaha bersama

untuk memperlancar pencapaian tujuan pembelajaran dengan dititik

beratkan pada usaha meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar.

Manajemen Kurikulum menekankan pada suatu sistem kurikulum yang

Page 28: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

12

berorientasi pada produktivitas, dimana kurikulum tersebut beriorientasi

pada peserta didik, kurikulum dibuat agar dapat membuat peserta didik

dapat mencapai tujuan hasil belajar.Kurikulum meupakan upaya untuk

mengurus, mengatur, dan mengelola perangkat mata pelajaran yang

akan diajarkan pada lembaga pendidikan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu.

Rusman (2011 : 3) menjelaskan proses manajemen dalam

kurikulum sangatlah penting agar pelaksanaan pendidikan dapat

berjalan dan secara tepat dapat mencapai sasarannya. Manajemen

kurikulum adalah sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum yang

koorperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka

mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum.Otonomi yang diberikan

pada lembaga pendidikan atau madrasah dalam mengelola kurikulum

secara mandiri dengan memprioritaskan kebutuhan dan ketercapaian

sasaran dalam visi dan misi lembaga pendidikan atau madrasah tidak

mengabaikan kebijakan nasional yang telah ditetapkan.

Manajemen kurikulum di madrasah meliputi kegiatan

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang bertujuan agar seluruh

kegiatan pembelajaran terlaksana secara berhasil guna dan berdaya guna

dalam dunia pendidikan. (Tim Dosen Manajemen UPI, 2008 : 191).

Kemudian Rohiat (2010:22) menjelaskan bahwa manajemen kurikulum

membicarakan pengorganisasian sumber-sumber yang ada di madrasah

sehingga kegiatan manajemen kurikulum ini dapat dilakukan dengan

efektif dan efisien.

Jadi berdasarkan beberapa kutipan diatas dapat disimpulkan

bahwa manajemen kurikulum adalah sebuah kegiatan perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi yang bertujuan untuk mencapai target/tujuan

pendidikan secara efektif dan efisisen.

2. Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum

Ruang lingkup dari manajemen kurikulumterdiri dari

perencanaan kurikulum, pelaksanaan kurikulum, dan evaluasi

kurikulum. Hal ini sesuai dengan pendapat Tim Dosen Manajemen UPI

(2008 : 191) yang menyatakan bahwa, manajemen kurikulum di

madrasah meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

yang bertujuan agar seluruh kegiatan pembelajaran terlaksana secara

Page 29: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

13

berhasil guna dan berdaya guna dalam dunia pendidikan. Berikut

penjelasan secara rinci terhadap ruang lingkup manajemen kurikulum.

1) Perencanaan Kurikulum

Lazimnya kurikulum dipandang sebagai suatu rencana yang

disusun untuk melancarkan proses pembelajaran di bawah

bimbingan dan tanggung jawabsekolah atau lembaga pendidikan

beserta staf pengajarnya. Sejumlah ahli teori kurikulum berpendapat

bahwa kurikulum bukan hanya meliputi semua kegiatan yang

direncanakan melainkan juga peristiwa-peristiwa yang terjadi

dibawah pengawasan sekolah. Menurut Zaenul (2013 : 3)

perencanaan kurikulum merupakan proses yang melibatkan kegiatan

pengumpulan, penyortiran, sintesis dan seleksi informasi relevan

dari berbagai sumber. Informasi ini kemudian digunakan untuk

merancang dan mendesain pengalaman–pengalaman belajar yang

memungkinkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Beane

James dalam Zaenul (2013:4) mendefinisikan perencanaan

kurikulum sebagai suatu proses yang melibatkan berbagai unsur

peserta dalam banyak tingkatan membuat keputusan tentang tujuan

belajar, cara mencapai tujuan, situasi belajar – mengajar, serta

penelaahan keefektifan dan kebermaknaan metode tersebut.

Sehingga tanpa perencanaan kurikulum, sistematika berbagai

pengalaman belajar tidak akan saling berhubungan dan tidak

mengarah pada tujuan yang diharapkan. Berikut pernyataannya:

“Curriculum planning is a process in which participants

at many levels make decisions about what the purposes

Of learning ought to be, how those purposes might be

carried out throug hteaching-learning situasions, and

whether the purposes and means are both appropriate

and effective”.

Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam

perencanaan kurikulum. Hamalik (2006:151) menyebut aspek-

aspek yag menjadi karakteristik perencanaan kurikulum yaitu

berdasar konsep yang jelas, dibuat dalam kerangka kerja yang

komprehensif, bersifat reaktif, tujuan berkait minat anak, dan ada

partisipasi kooperatif.

Page 30: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

14

Menurut Allan (2004:97) “planning is the determination of a

courseofactionto achieve a desired result”yang intinya adalah

perencanaan adalah penentu arah tindakan untuk mencapai hasil

yang diinginkan.Pada dasarnya yang dimaksud dengan perencanaan

itu memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan apa (What) siapa

(Who) kapan (When) dimana (Where) mengapa (Why) dan

bagaimana (How) jadi perencanaanya itu fungsi seorang manajer

yang berhubungan dengan pemilihan dari sekumpulan kegiatan-

kegiatan dan pemutusan tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan

serta program-program yang dilakukan.

Manajemen dalam perencanaan kurikulum dapat diartikan

sebagai keahlian atau kemampuan merencanakan dan

mengorganisasi kurikulum. Siapa yang bertanggungjawab dan

bagaimana perencanaan kurikulum itu dilaksanakan secara

profesional merupakan dua hal yang perlu diungkapkan dalam

perencanaan kurikulum. Dalam membuat sebuah perencanaan

terhadap kurikulum, banyak hal yang harus dipertimbangkan secara

matang, diantaranya adalah bagaimana kita melakukan manajemen

terhadap perencanaan kurikulum itu sendiri. Manajemen terhadap

perencanaan kurikulum sangat bergantung pada kemampuan

manusia sebagai pengelolanya. Apabila pengelolaan perencanaan

kurikulum ini dilaksanakan oleh seorang professional, akan

dihasilkan sebuah kurikulum yang siap untuk diterapkan pada

sebuah lembaga pendidikan.

Menurut Rusman (2010:21) perencanaan kurikulum adalah

perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang dimaksudkan

untuk membina siswa ke arah perubahan tingkah lakuyang

diinginkan dan menilai sampai di mana perubahan-perubahan telah

terjadi pada diri siswa.Kemudian menurut Sri Minarti (2011:96)

perencanaan kurikulum menyangkut penetapan tujuan dan

memperkirakan cara pencapaian tujuan tersebut.Diperkuat oleh

Oemar Hamalik (2011:171) perencanaan kurikulum adalah suatu

proses ketika peserta dalam banyak tingkatan membuat keputusan

tentang tujuan belajar, cara mencapai tujuan tersebut melalui situasi

mengajar-belajar, serta penelaahan keefektifan dan kebermaknaan

metode tersebut. Jadi berdasarkan beberapa kutipan diatas dapat

disimpulkan bahwa perencanaan kurikulum adalah suatu proses

Page 31: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

15

sosial yang kompleks yang menuntut berbagai jenis dan tingkat

pembuatan keputusan.

1. Fungsi Perencanaan Kurikulum

Perencanaan kurikulum harus dilakukan dengan cara yang

cermat, teliti dan terinsi serta mempertimbangkan hal-hal yang

terkait dengan penerapan rencana kurikulum tersebut. Menurut

Hamalik (2007:152), perencanaan kurikulum memiliki fungsi,

antara lain:

1) Pedoman atau alat manajemen yang berisi petunjuk tentang

jenis dan sumber peserta yang diperlukan, media

penyampainya, tindakan yang perlu dilakukan, sumber biaya,

tenaga, sarana yang diperlukan, systemcontrol dan evaluasi,

peran unsur ketenagaan untuk mencapai tujuan organisasi.

2) Penggerak roda organisasi dan tata laksana untuk

menciptakan perubaham dalam masyarakat sesuai dengan

tujuan organisasi. Perencanaan kurikulum yang matang, besar

sumbanganya terhadap pembuatan keputusan oleh pimpinan,

dan oleh karenanya perlu memuat informasi kebijakan yang

relevan, disamping seni kepemimpinan dan pengetahuan yang

dimilikinya

3) Motivasi untuk melaksanakan system pendidikan sehingga

mencapai hasil optimal.18

2. Landasan Perencanaan Kurikulum

Menurut Dakir (2004:82), perencanaan kurikulum

sebagaimana kegiatan kurikulum lainya jugaharusmemperhatikan

landasan-landasan sebagai berikut:

1) Landasan Filosofis. Dalam perencanaan kurikulum

hendaknya memperhatikan falsafah bangsa dan negara yang

dianut, yang diartikan sebagai pandangan hidup dalam arti

praktis. Landasan ini sangat diperlukan dalam menentukan

tujuan pendidikan yang ingin dicapai.

2) Landasan Psikologis. Mengandung maksud memperhitungkan

faktor anak dalam prosesperencanaan, yaitu dengan

menimbang hal-hal yang berkaitan dengan perkembangan

kejiwaan anak termasuk tahap-tahap perkembangan anak.

Page 32: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

16

3) Landasan Sosiologis. Gejala-gejala sosialbudaya yang berada

pada suatu masyarakat, bangsa dan negara juga perlu

diperhatikan dalam perencanaan kurikulum. Hal ini

meliputikeadaan masyarakat dan kebudayaanya beserta

perkembangan dan perubahanya.

4) Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi perlu juga diperhatikan

dengan maksud agar kuriklum yang dihasilkan dapat

mengakomodasi, menyesuaikan dan mengikuti perkembangan

IPTEK yang tentunya menjadi harapan semua pihak.

3. PrinsipPerancanaan Kurikulum

Menurut Hamalik (2007:177), ada enam prinsip

perancanaan kurikulum yang harus diperhatikan, antara lain:

1) Perencanaan kurikulum berkaitan erat dengan pengalaman-

pengalaman para siswa.

2) Perencanaan kurikulum dibuat berdasarkan berbagai

keputusan tentang isi dan proses, yang tidak terlepas dari isi,

materi, pokok bahasan, bidang studi serta berkaitan erat

dengan proses dan cara penyampaian atas isi tersebut.

3) Perencanaan kurikulum mengandung keputusan-keputusan

tentang isi dan topik.

4) Perencanaan kurikulum melibatkan banyak pihak antara lain

kelompok guru mata pelajaran, kepala sekolah, pemerhati

pendidikan, orang tua,stakeholder dan pihak-pihak lain yang

terkait.

5) Perencanaan kurikulum dilaksanakan

diberbagaitingkat/jenjang.

6) Perencanaan kurikulum adalah sebuah proses yang

berkesinambungan.

Hamalik (2007:172) mengatakan bahwa dalam

merencanakan kurikulum, pengalaman siswa ketika mengikuti

pembelajaran di kelas dan pengalaman siswa dalam kehidupan

sehari-hari harus dipertimbangkan. Pembelajaran akan lebih

berarti dan lebih menyentuh siswa ketika berkenaan dan berkaitan

dengan pengalamanya dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Isu-isu dan permasalahan yang “up to date” juga harus menjadi

prioritas dalam perencanaan kurikulum, mengingat

Page 33: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

17

pengembangan kurikulum diarahkan untuk menjawab berbagai

persoalan dan permasalahan yang sedang di hadapi bangsa

Indonesia saat ini. Dengan demikian kurikulum akan dengan

mudah diterima oleh masyarakat dan akan bertahan sampai

kuriklum tersebut tidak lagi mampu me

njawab permasalahan yang dihadapi masyarakat

4. Tingkatan Perencanaan Kurikulum

Menurut Olivia (2014:85) , terdapat beberapa tingkatan

perencanaan kurikulum, yaitu:

1) Classroom level (Tingkat kelas). Dalam tingkat ini guru

sangat berperan tidak hanya dalam penyusunanya, tetapi lebih

dari itu, yaitu dalam implementasi dan evaluasi kurikulum

tersebut. Apabila guru menemui kesulitan untuk menyusun

program kurikulum, dapat meminta bantuan kepala sekolah,

pengawas atau kepala departemen.

2) The Team, Gradeand Department Level (Tingkat Tim, Kelas

dan Jurusan). Di tingkat ini, guru bekerja sama satu dengan

yang lain untuk menyusun rancangan kurikulum, adakalanya

dengan satu bidang studi atau antar bidang studi pada jenjang

pendidikan tertentu.

3) The School Level (Tingkat Sekolah). Pada tingkat

pembahasan yang lebih luas dan kompleks yang tidakhanya

memuat rencana terhadap seputar program pembelajaran,

tetapi menyangkut komponen pendidikan yang lain

(contoh:pembiyaan) maka sudah menjadi hal yang wajib

dilaksanakan hanya oleh sekolah. Sekolah harus menyiapkan

suatu mekanisme agar suatu kurikulum dapat diterapkan dan

diintegrasikan, dapat dipahami, diterima, disetujui oleh semua

jurusan.

4) The School District Level (Tingkat Wilayah Sekolah).

Rencana program-program yang telah disusun oleh sekolah

sebaiknya dikoordinasikan dengan program pada sekolah-

sekolah yang lain yang berada dalam satu wilayah. Lembaga

yang menangani wilayah seperti dinas tingkat kabupaten

seharusnya mengoordinir program-program sekolah dalam

wilayahnya. Hal ini berdasarkan adanya keasamaankebutuhan

dan keadaan yang ada pada sekolah-sekolah tersebut.

Page 34: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

18

5) The State Level (Tingkat Negara/Nasional). Dalam suatu

negara, level ini merupakan level tertinggi dalam proses

perencanaan kurikulum. Negara merupakan kekuatan pokok

dalam pengembangan kurikulum dengan tanggung jawabnya

atas pendidikan nasional. Dalam pelaksanaanyamelibatkan

tiga pihak terkait yang berkompeten yaitu Departemen

Pendidikan Nasional, Organisasi Profesi dan Badan Legislatif

Negara.

5. Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Perencanaan Kurikulum

Dinn Wahyudin (2014:85) mengemukakan peran dari

pihak-pihak yang terlibat dalam perancanaan kurikulum, sebagai

berikut:

1) Administrator. Administrator dibawah kepemimpinan kepala

sekolah berperan sebagai penyusun kalender pendidikan.

Dalam penyusunan kurikulum, kepala sekolah ada yang

bersifat aktif dan ada yang pasif. Sering pula administrator

memposisikan diri sebagai pimpinan pembelajaran.

Sementara kepala sekolah berperan sebagai pemegang

tanggung jawab untuk menjalankan semua hal-hal disekolah,

membuat keputusan program dan administrasi sekolah dan

sebagai penasihat dalam hal yang berkaitan dengan

kurikulum.

2) Pelajar/Siswa. Memiliki peran langsung dan tidak langsung.

Di beberapa sekolah, siswa dapat disertakan dalam

penyusunan kurikulum dengan memasukkanyasebagai

anggota penyusun. Namun, hal ini jarang terjadi. Hal ini

dilakukan agar materi dari kurikulum dapat diterima dengan

baik. Sedangkan peran tidak langsung ada pada bagaimana

siswa memberikan umpan balik tentang kurikulum kepada

penyusun sehingga masukan dari siswa tersebut dapat

digunakan sebagai petunjuk penyusunan kurikulum.

3) Warga Masyarakat. Peran orang tua dan masyarakat dalam

pengembangan kurikulum pada saat ini semakin meluas,

mereka berperan dengan banyak cara.Diantaranya

membentuk komite untuk memberikan masukan dalam

penyusunan kurikulum.

Page 35: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

19

4) Penyusun Kurikulum. Biasanya berbentuk tim, merupakan

pemegang tanggung jawab terbesar yang bekerja sama satu

dengan lain untuk menyusun dan mengembangkan

kurikulum. Kualitas kurikulum ditentukan oleh kinerja

mereka sehinggga mereka yang menjadi penentu kualitas

rancangan kurikulum yang dihasilkan.

5) Guru. Kelompok yang dominan dalam

perancanaankurikulum. Guru merupakan pihak yang ikut

dalam merencanakan, mengimplementasikan, mengevaluasi

dan bahkan menerima umpan balik dari siswa hingga

menemukan ide-ide baru bagi perbaikan program.

Pimpinan Penyusun Kurikulum. Merupakan peran utama

dalam kegiatan kurikulum karena kesuksesan sebuah kurikulum

merupakan tanggung jawab dari pimpinan kurikulum.

Kemampuanya memimpin kegiatan sangat berpengaruh pada

hasil yang dicapaidalam menghasilkan kurikulum. Pimpinan

penyusun kurikulum dapat berasal dari pengawas, konsultan

kurikulum, direktur pembelajaran dan asisten kepala sekolah

yang membidangi kurikulum.

6. Kondisi yang mempengaruhi perencanaan kurikulum

J.G. Owen yang dikutip oleh Hamalik (2010:151),

menjelaskan bahwa perencanaan kurikulum yang profesional

harus menekankan pada masalah bagaimana menganalisis

kondisi-kondisi yang perlu diperhatikan sebagai faktor yang

berpengaruh dalam perencanaan kurikulum. Terdapat dua

kondisi yang perlu diperhatikan dalam perencanaan kurikulum,

yaitu:

a) Kondisi sosiokultural, yakni kondisi interaksi sosial yang

terjadi di masyarakat. Hal ini menjadi salah satu kondisi

yang perlu diperhatikan karena pada dasarnya kegiatan

pendidikan merupakan kegiatan behavioraldimana di

dalamnya terjadi berbagai iteraksi sosial antara guru dengan

murid, murid dengan murid, dan atau guru dengan murid

dengan lingkungannya.

b) Kondisi fasilitas, kondisi ini merupakan salah satu penyebab

terjadinya jarak antara perencanaan kurikulum dengan para

pelaksana kurikulum terutama guru-guru. Fasilitas yang

Page 36: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

20

perlu diperhatikan terutama adalah ketersediaan buku-buku

teks, peralatan laboraturium, dan alat-alat praktikum lainnya,

dana, sarana, dan prasarana sebagai pertimbangan.

7. Fungsi perencanaan kurikulum

Menurut Hamalik (2011:152), pimpinan perlu menyusun

perencanaan kurikulum secara cermat, teliti, menyeluruh dan

rinci, karena memiliki multi fungsi bagi keberhasilan

kurikulum, sebagai berikut:

a) Perencanaan kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau alat

manajemen, yang berisi petunjuk tentang jenis dan sumber

yang diperlukan peserta, media penyampaian, tindakan yang

perlu dilakukan, sumber biaya, tenaga, sarana yang

diperlukan, sistem kontrol dan evaluasi, peran unsur-unsur

ketenagaan untuk mencapai tujuan manajemen organisasi.

b) Perencanaan kurikulum berfungsi sebagai penggerak roda

organisasi dan tata laksana untuk menciptakan perubahan

dalam masyarakat sesuai dengan tujuan organisasi.

Perencanaan kurikulum yang baik berpengaruh dalam

membuat keputusan.

c) Perencanaan kurikulum berfungsi sebagai motivasi untuk

melaksanakan sistem pendidikan sehingga mencapai hasil

optimal.

Dalam perencanaan kurikulum setidaknya terdapat

beberapa hal yang menjadi kegiatan pokok, yaitu, perumusan

tujuan, perumusan isi, merancang strategi pembelajaran,

merancanag strategi penilaian. Komponen tujuan berhubungan

dengan arah atau hasil yang ingin diharapkan. Dalam skala

makro rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat

atau sistem nilai yang dianut masyarakat. Tujuan pendidikan

mempunyai klasifikasi dimulai dari yang umum sampai tujuan

khusus. Hal ini diklasifikasikan menjadi 4 tujuan, yaitu (Tim

Dosen Administrasi Pendidikan UPI, 2008: 194) :

a) Tujuan pendidikan nasional, adalah tujuan yang bersifat

paling umum dan merupakan sasaran akhir yang harus

dijadikan pedoman oleh setiap usaha pendidikan.

Page 37: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

21

b) Tujuan institusional, adalah tujuan yang harus dicapai oleh

setiap lembaga pendidikan atau kualifikasi yang harus

dimiliki siswa setelah menyelesaikan program pada lembaga

tertentu.

c) Tujuan kurikuler, adalah tujuan yang harus dicapai oleh

setiap bidang studi atau mata pelajaran.

d) Tujuan pembelajaran, dapat didefenisikan sebagai

kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah

mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi

tertentu dalam sekali pertemuan.

Selanjutnya isi kurikulum adalah keseluruhan materi dan

kegiatan yang tersusun dalam urutan dan ruang lingkup yang

mencakup bidang pengajaran, mata pelajaran, masalah-masalah,

proyek-proyek yang perlu dikerjakan (Hamalik, 2011: 161).Pada

komponen isi kurikulum lebih banyak menitikberatkan pada

pengalaman belajar yang harus dimiliki oleh peserta didik dalam

kegiatan proses pembelajaran. Isi kurikulum hendaknya memuat

semua aspek yang berhubungan dengan aspek kognitif, afektif,

dan psikomotorik yang terdapat pada isi setiap mata pelajaran

yang disampaikan dalam kegiatan proses pembelajaran. Isi

kurikulum dan kegiatan pembelajaran diarahkan untuk mencapai

tujuan dari semua aspek tersebut (Tim Dosen Administrasi

Pendidikan UPI, 2008: 195).

Oemar Hamalik (2011: 178) memberikan beberapa

kriteria yang perlu diperhatikan dalam pemilihan isi kurikulum,

yaitu:

a) Signifikansi, yaitu seberapa penting isi kurikulum pada suatu

disiplin atau tema studi;

b) Validitas, yang berkaitan dengan keotentikan dan keakuratan

isi kurikulum tersebut;

c) Relevansi sosial, yaitu keterkatian isi kurikulum dengan nilai

moral,cita-cita, permasalahan sosial, isu kontroversi, dan

sebagainya, untuk membantu siswa menjadi anggota efektif

dalam masyarakat;

d) Utility, berkaitan dengan kegunaan isi kurikulum dalam

memepersiapkan siswa menuju kehidupan dewasa;

Page 38: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

22

e) Learnability, berkaitan dengan kemampuan siswa dalam

memahami isi kurikulum tersebut;

f) Minat, berkaitan dengan minat siswa terhadap isi kurikulum

tersebut.

Selanjutnya terdapat strategi pembelajaran atau biasa

disebut dengan metode pembelajaran. Hal ini berkaitan dengan

strategi yang harus dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan

(Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, 2008: 196). Oemar

Hamalik (2011: 162-163) menjelaskan secara operasional

strategi pembelajaran adalah prosedur dan metode yang

ditempuh oleh pengajar untuk memberikan kemudahan bagi

siswa melakukan kegiatan belajar secara aktif dalam rangka

mencapai tujuan pembelajaran. Suatu strategi pembelajaran

merupakan suatu sistem menyeluruh yang terdiri dari lima

variabel yakni tujuan pembelajaran, materi pelajaran, metode

dan teknik mengajar siswa, guru, dan unsur penunjang. Strategi

pembalajaran digunakan dalam setiap aktivitas belajar. Aktivitas

belajar ini didesain agar memungkinkan siswa memperoleh

muatan yang ditentukan, sehingga berbagai tujuan yang

ditetapkan, terutama maksud dan tujuan kurikulum, dapat

tercapai.

Oemar Hamalik (2012 : 164) melanjutkan penjelasannya

bahawa komponen yang terakhir adalah merancang strategi

penilaian atau evaluasi. Sistem penilaian merupakan bagian

integral dalam suatu kurikulum yang bertujuan untuk

mengetahui tingkat keberhasilan yang telah dicapai setelah

pelaksanaan kurikulum. Evaluasi merupakan komponen untuk

melihat efektivitas pencapaian tujuan. Dalam konteks kurikulum

evaluasi dapat berfungsiuntuk mengetahui apakah tujuan yang

telah ditetapkan telah tercapai atau belum, atau evaluasi

digunakan sebagai umpan balik dalam perbaikan strategi yang

ditetapkan. (Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, 2008 :

196)

8. Orgaisasi kurikulum

Kurikulum yang dikembangkan lembaga pendidikan

sebaiknya berisitentang bahan belajar, program pembelajaran, hasil

Page 39: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

23

pembelaran yang diharapkan, reproduksi kebudayaan, tugas dan

konsep yang mempunyai karakteristik tersen diri, serta memberikan

bekal untuk kecakapan hidup (lifeskill).

Rusman (2012 : 61) menjelaskan bahwa organisasi

kurikulum merupakan pola atau desain bahan kurikulum yang

tujuannya untuk mempermudah siswa dalam mempelajari bahan

pelajaran serta mempermudah siswa dalam melakukan kegiatan

belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif.

Rusman memberikan beberapa hal yang harus dipertimbangkan

dalam organisasi kurikulum, di antaranya berkaitan dengan ruang

lingkup (scope) dan urutan bahan pelajaran, kontinuitas kurikulum

yang berkaitan dengan substansi bahan yang dipelajari siswa,

kesimbangan bahan pelajaran, dan alokasi waktu yang dibutuhkan.

Organisasi kurikulum, yaitu pola atau bentuk bahan

pelajaran disusun dan disampaikan kepada murid-murid, merupakan

suatu dasar yang penting sekali dalam pembinaan kurikulumdan

bertalian erat dengan tujuan program pendidikan yang hendak

dicapai, karena bentuk kurikulum turut menentukan bahan pelajaran,

urutannya dan cara menyajikannya kepada murid-murid. Organisasi

kurikulum adalah struktur program kurikulum yang berupa kerangka

umum program-pengajaran-pengajaran yang akan disampaikan

kepada peserta didik.

Menurut Burhan Nurgiyantoro (1988 : 111) dalam

penyusunan organisasi kurikulum ada sejumlah faktor yang harus

diperhatikan, yakni : (1) Ruang lingkup (Scope); Merupakan

keseluruhan materi pelajaran dan pengalaman yang harus dipelajari

siswa. Ruang lingkup bahan pelajaran sangat tergantung pada tujuan

pendidikan yang hendak dicapai. (2) Urutan bahan (Sequence);

Berhubungan dengan urutan penyusunan bahan pelajaran yang akan

disampaikan kepada siswa agar proses belajar dapat berjalan dengan

lancar. Urutan bahan meliputi dua hal yaitu urutan isi bahan

pelajaran dan urutan pengalaman belajar yang memerlukan

pengetahuan tentang perkembangan anak dalam menghadapi

pelajaran tertentu. (3) Kontinuitas; Berhubungan dengan

kesinambungan bahan pelajaran tiap mata pelajaran, pada tiap

jenjang sekolah dan materi pelajaran yang terdapat dalam mata

pelajaran yang bersangkutan. Kontinuitas ini dapat bersifat

kuantitatif dan kualitatif. (4) Keseimbangan; Adalah faktor yang

Page 40: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

24

berhubungan dengan bagaimana semua mata pelajaran itu mendapat

perhatian yang layak dalam komposisi kurikulum yang akan

diprogramkan pada siswa. Keseimbangan dalam kurikulum dapat

ditinjau dari dua segi yakni keseimbangan isi atau apa yang

dipelajari, dan keseimbangan cara atau proses belajar. (5) Integrasi

atau keterpaduan; Yang berhubungan dengan bagaimana

pengetahuan dan pengalaman yang diterima siswa mampu memberi

bekal dalam menjawab tantangan hidupnya, setelah siswa

menyelesaikan program pendidikan disekolah.

Oemar (2012 : 137) menyebutkan secara akademik,

organisasi kurikulum dikembangkan dalam bentuk-bentuk

organisasi, sebagai berikut:

a) Kurikulum mata pelajaran, yang terdiri dari sejumlah mata

ajaran secara terpisah.

b) Kurikulum bidang studi, yang memfungsikan mata ajaran

sejenis.

c) Kurikulum integrasi, yang menyatukan dan memusatkan

kurikulum pada topik atau masalah tertentu.

d) Corecurriculum, yakni kurikulum yang disusun berdasarkan

masalah dan kebutuhan siswa.

Pada tahap pengorganisasian dan koordinasi ini merupakan

tahap yang perlu diperhatikan secara sungguh-sungguh oleh kepala

madrasah. Kepala madrasah berkewajiban untuk mengelola dan

mengatur penyusunan kalender akademik, jadwal pelajaran, tugas

dan kewajiban guru, serta program kegiatan madrasah (Tim Dosen

Administrasi Pendidikan UPI, 2008 : 197)

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa

tahaporganisasian kurikulum adalah tahap yang berisi

penempatan/pembagian rencana kegiatan belajar mengajar kepada

posisi-posisi yang sesuai pada fungsi dan kebutuhan belajar

9. Komponen kurikulum

Secara operasional, Hari Suderajat(2005 : 44) menjelaskan

bahawa manajemen kurikulum adalah fungsi-fungsi manajemen

pada komponen kurikulum, yaitu komponen tujuan, materi, metode

atau proses dan evaluasi.

Page 41: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

25

Kurikulum dapat diumpamakan sebagai suatu organisme

manusia ataupun binatang, yang memiliki susunan anatomi tertentu.

Unsur atau komponen-komponen dari anatomi tubuh kurikulum

yang utama adalah tujuan, isi atau materi, proses atau sistem

penyampaian dan media, serta evaluasi. Keempat komponen

tersebut berkaitan erat satu sama lain.

Menurut Nana Syaodih (2006 : 102) suatu kurikulum harus

memiliki kesesuaian atau relevansi. Kesesuaian ini meliputi dua hal.

Pertama kesesuaian antara kurikulum dengan tuntutan, kebutuhan,

kondisi, dan perkembangan masyarakat. Kedua kesesuaian antara

komponen-komponen kurikulum, yaitu isi sesuai dengan tujuan,

proses sesuai dengan isi dan tujuan, demikian juga evaluasi sesuai

dengan proses, isi dan tujuan kurikulum.

1) Tujuan; Tujuan kurikulum dirumuskan berdasarkan dua hal.

Pertamaperkembangan tuntutan, kebutuhan dan kondisi

masyarakat. Kedua,didasari oleh pemikiran-pemikiran dan

terarah pada pencapaian nilai-nilai filosofis, terutama falsafah

negara.

2) Bahan Ajar; siswa belajar dalam bentuk interaksi dengan

lingkungannya, lingkungan orang-orang, alat-alat dan ide-ide.

Tugas utama seorang guru adalah menciptakan lingkungan

tersebut, untuk mendorong siswa melakukan interaksi yang

produktif dan memberikan pengalaman belajar yang dibutuhkan.

3) Media mengajar; Media mengajar merupakan segala macam

bentuk perangsang dan alat yang disediakan guru untuk

mendorong siswa belajar.

4) Evaluasi pengajaran; Komponen utama selanjutnya adalah

rumusan tujuan, bahan ajar, strategi mengajar, dan media

mengajar adalah evaluasi dan penyempurnaan. Evaluasi

ditujukan untuk menilai pencapaian tujuan-tujuan yang telah

ditentukan serta menilai proses pelaksanaan mengajar secara

keseluruhan. Tiap kegiatan akan memberikan umpan balik,

demikian juga dalam pencapaian tujuan-tujuan belajar dan

proses pelaksanaan mengajar. Umpan balik tersebut digunakan

untuk mengadakan berbagai usaha penyempurnaan baik bagi

penentuan dan perumusan tujuan mengajar, penentuan

sekuensbahan ajar, strategi, dan media mengajar.

Page 42: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

26

Mulyasa ( 2004 : 40) menegaskan bahawa manajemen

kurikulum merupakan bagian dari MBS. Manajemen kurikulum

mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian

kurikulum. Perencanaan dan pengembangan kurikulum nasional

pada umumnya telah dilakukan oleh Departemen Pendidikan

Nasional pada tingkat pusat. Karena itu level madrasah yang paling

penting adalah bagaimana merealisasikan dan menyesuaikan

kurikulum tersebut dengan kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa

komponen kurikulum terdiri dari tujuan, materi, metode atau proses

dan evaluasi yang pada pelakasanaannya manajemen kurikulum

merupakan kegiatan dari manajemen berbasis sekolah (MBS).

2) Implementasi Kurikulum

Pelaksanaan kurikulum adalah proses yang memberikan

kepastian bahwa proses belajar mengajar telah memiliki sumber

daya manusia dan sarana serta prasarana yang diperlukan sehingga

dapat mencapai tujuan yang diinginkan (Minarti, 2008 :97).

Nana yang dikutip oleh Rusman, mengemukakan bahwa

untuk mengimplementasikan kurikulum sesuai dengan rancangan,

dibutuhkan beberapa kesiapan, terutama kesiapan pelaksanaan.

Sebagus apapun desain kurikulum yang dibuat semua tergantung

kepada guru. Guru adalah kunci utama keberhasilan implementasi

kurikulum (Hamalik, 2012: 61)

Oemar Hamalik (2012: 172) berpendapat bahwa,

pelaksanaan kurikulum dibagi menjadi dua tingkatan yaitu

pelaksanaan kurikulum tingkat madrasah dan tingkat kelas. Dalam

tingkat madrasah yang berperan adalah kepala madrasah dan pada

tingkat kelas yang berperan adalah guru. Pada tingkat madrasah,

kepala madrasahmelaksanakan kegiata kurikulum di antaranya

adalah menyusun rencana kegiatan tahunan, menyusun rencana

pelaksanaan program/unit, menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan,

mengatur alat perlengkapan pendidikan, melaksanakan kegiatan

bimbingan dan penyuluhan, merencanakan usaha-usaha peningkatan

mutu guru. Pada tingkat kelas guru melaksanakan kurikulum dengan

melakukan proses kegiatan belajar mengajar, mengatur pelaksanaan

pengisian buku laporan pribadi, melaksanakan kegiatan

ektrakulikuler, melaksanakan kegiatan evaluasi tahap akhir.

Page 43: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

27

Kemudian Oemar Hamalik (2012: 175) menambahkan

bahwa implementasi kurikulum mencakup tiga tahapan pokok yaitu:

(1) Pengembangan program, mencakup program tahunan, semester

atau catur wulan, bulanan, mingguan dan harian. Selain itu ada juga

program bimbingan dan konseling atau program remedial. (2)

Pelaksanaan pembelajaran. Pada hakekatnya, pembelajaran adalah

proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya.sehingga

terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. (3) Evaluasi,

proses yang dilaksanakan sepanjang proses pelaksanaan kurikulum

caturwulan atau semester serta penilaian akhir formatif atau sumatif

mencakup penilaian keseluruhan secara utuh untuk keperluan

evaluasi pelaksanaan kurikulum. Implementasi kurikulum

dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu: (1) Karakteristik kurikulum,

yang mencakup ruang lingkup bahan ajar, tujuan, fungsi, sifat dan

sebagainya. (2) Strategi implementasi, yaitu strategi yang digunakan

dalam implementasi kurikulum seperti diskusi profesi, seminar,

penataran, lokakarya penyediaan buku kurikulum dan berbagai

kegiatan lain yang dapat mendorong penggunaan kurikulum di

lapangan. (3) Karakteristik pengguna kurikulum, yang meliputi

pengetahuan, keterampilan, serta nilai dan sikap guru terhadap

kurikulum dalam pembelajaran.

Pembelajaran di dalam kelas merupakan tempat untuk

melaksanakan dan menguji kurikulum. Dalam kegiatan

pembelajaran semua konsep, pengetahuan, metode, alat, dan

kemampuan guru di uji dalam bentuk perbuatan, yang akan

mewujudkan bentuk kurikulum yang baik. Implementasi kurikulum

merupakan bagian dari kegiatan inovasi, perubahan dan pengalaman

belajar kepada siswa. Dalam Oxford Advance Learner‟sDictionary

dikemukakan bahwa implementasi adalah Out something in to effect

yaitu penerapan sesuatu yang memberikan efek. Implementasi

kurikulum juga dapat diartikan sebagai aktualisasi kurikulum tertulis

(written curriculum) dalam bentuk pembelajaran.

Miller dan Seller dalam Dinn Wahyudin (2014: 93)

mengemukakan bahwa implementasi kurikulum merupakan suatu

penerapan konsep, ide, program, atau tatanan kurikulum ke dalam

praktek pembelajaran atau aktivitas-aktivitas baru, sehingga terjadi

perubahan pada sekelompok orang yang diharapkan berubah.

Page 44: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

28

Zaenul (2013:39) menyatakan implementasi kurikulum dapat

diartikan sebagai aktualisasi kurikulum tertulis dalam bentuk

pembelajaran. Implementasi kurikulum merupakan suatu proses

penerapan konsep, ide, program, atau tatanan kurikulum ke dalam

praktik pembelajaran atau aktivitas-aktivitas baru, sehingga terjadi

perubahan pada sekelompok orang yang diharapkan untuk berubah.

Implementasi kurikulum juga merupakan proses interaksi antara

fasilitator sebagai pengembang kurikulum dan peserta didik sebagai

subjek belajar.

Implementasi/Pelaksanaan kurikulum adalah proses yang

memberikan kepastian bahwa proses belajar mengajar telah

memiliki sumber daya manusia dan sarana serta prasarana yang

diperlukan sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan

(Minarti, 2008 :97).

Nana yang dikutip oleh Rusman, mengemukakan bahwa

untuk mengimplementasikan kurikulum sesuai dengan rancangan,

dibutuhkan beberapa kesiapan, terutama kesiapan pelaksanaan.

Sebagus apapun desain kurikulum yang dibuat semua tergantung

kepada guru. Guru adalah kunci utama keberhasilan implementasi

kurikulum (Hamalik, 2012: 61)

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa

implementasi kurikulum merupakan proses pelaksanaan kurikulum

yang telah direncanakan dan terorganisasi dengan baik.

implementasi kurikulum terbagi menjadi dua, pertama implementasi

kurikulum tingkat sekolah, kedua tingkat kelas. Implementasi

kurikulum sangat bergantung pada guru sebagai pelaksana di

lapangan, dan kepala sekolah sebagai pengawas atas berjalannya

kurikulum.Dengan demikian, implementasi kurikulum adalah

penerapan atau pelaksanaan program kurikulum yang telah

direncanakan dalam tahap sebelumnya, kemudian di uji cobakan

dengan pelaksanaan dan pengelolaan yang disesuaikan terhadap

situasi dan kodisilapangan dan karakteristik peserta didik baik

perkembangan intelektual, emosional serta fisik.Kurikulum yang

telah tersusun harus diimplementasikan di lapangan. Para peneliti

atau para ahli dalam menyusun program implementasi kurikulum

secara umum bertujuan untuk: 1) mengukur derajat keberhasilan

suatu inovasi kurikulum setelah suatu rencana diterapkan dan 2)

Page 45: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

29

mengidentifikasi faktor-faktor pendukung dan penghambat

implementasi kurikulum.

1. Model Implementasi Kurikulum

Miller dan Seller (1985:249) dalam Dinn Wahyudin

menggolongkan model implementasi kurikulum menjadi tiga,

yaitu:

1) The Concerns-BasedAdaptation Model (CBAM)

Model CBAM adalah sebuah model deskriptif yang

dikembangkan melalui pengidentifikasian tingkat kepedulian

guru terhadap sebuah inovasi kurikulum. Perubahan dalam

inovasi ini ada dua dimensi, yakni tingkatan-tingkatan

kepedulian terhadap inovasi serta tingkatan-tingkatan

penggunaan inovasi. Perubahan yang terjadi merupakan

suatu proses bukan peristiwa yang sering terjadi ketika

program baru diberikan kepada guru, merupakan

pengalaman pribadi dan individu yang melakukan

perubahan.

2) Model Leithwood

Model ini memfokuskan pada guru. Asumsi yang

mendasari model ini adalah: (1) setiap guru mempunyai

kesiapan yang berbeda; (2) implementasi merupakanproses

timbal balik; serta (3) pertumbuhan dan perkembangan

dimungkinkan adanya tahap-tahap individu untuk

identifikasi. Intinya membolehkan para guru dan

pengembang kurikulum mengembangkan profil yang

merupakan hambatan untuk perubahan dan bagaimana para

guru dapat mengatasi hambatan tersebut. Model ini tidak

hanya menggambarkan hambatan dalam implementasi, tetapi

juga menawarkan cara dan strategi para guru dalam

mengatasi hambatan yang dihadapinyatersebut.

3) Model TORI

Model ini dimaksudkan untuk mengunggah

masyarakat dalam mengadakan perubahan. Dengan model

ini diharapkan adanya minat dalam diri guru untuk

memanfaatkam perubahan. Esensi dari model TORI adalah:

(1) Trusting- menumbuhkan kepercayaan diri; (2) Opening-

menumbuhkan dan membuka keingingan; (3) Relizing-

Page 46: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

30

mewujudkan; dalam arti setiap orang bebas berbuat dan

mewujudkan keinginanya untuk perbaikan (4) Independing-

saling ketergantungan dengan lingkungan. Inti dari model ini

memfokuskan pada perubahan personal dan perubahan

social. Model ini menyediakan suatu skala yang membantu

guru mengidentifikasi, bagaimana lingkungan akan

menerima ide-ide baru sebagai harapan untuk

mengimplementasikan inovasi dalam praktik serta

menyediakan beberapa petunjuk untuk menyediakan

perubahan.

2. Pedoman implementasi kurikulum

Di samping perencanaan yang merupakan tujuan

pendidikan dan susunan bahan pelajaran, pemerintah pusat

mengeluarkan pedoman-pedoman umum yangharus diikuti oleh

madrasah untuk menyusun perencanaan yang sifatnya

operasional di madrasah. Menurut Suharsimi Arikunto dan Lia

Yuliana (2008 : 130-138) Pedoman-pedoman tersebut antara lain

berupa: struktur program, program penyusunan akademik,

pedoman penyusunan program pelajaran, pedoman penyusunan

program (rencana) mengajar, pedoman penyusunan satuan

pelajaran, pembagian tugas guru, dan pengaturan siswa ke dalam

kelas-kelas yang dijelaskan sebagai berikut:

1) Struktur Program; struktur program adalah susunan bidang

pelajaran yang harus dijadikan pedoman pelaksanaan

kurikulum di suatu jenis dan jenjang madrasah. Berdasarkan

sturuktur program ini madrasah-madrasah dapat menyusun

jadwal pelaksanaan pelajaran disesuaikan dengan kondisi

madrasah.

2) Penyusunan jadwal pelajaran, jadwal pelajaran adalah urut-

urutan mata pelajaran sebagai pedoman yang harus diikuti

dalam pelaksanaan pemberian pelajaran. Jadwal bernanfaat

sebagai pedoman bagi guru, siswa, maupun kepala

madrasah.

3) Penyusunan kalender pendidikan, menyusun rencana kerja

madrasahuntuk kegiatan selama satu tahun merupakan

bagian manajemen kurikulum terpenting yang harus tersusun

sebelum tahun ajaran baru.

Page 47: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

31

4) Pembagian tugas guru, prinsip manajemn yang sering

dikehendaki dilaksanakan di Indonesia adalah “bottom up

policy”, yaitu menampung pendapat bawahan sebelum

pimpinan memutuskan suatu kebijaksanaan, atau keputusan

didasarkan atas musyawarah bersama. Oleh karena itu,

dalam mengadakan pembagian tugas guru, kepala madrasah

harus melakukan musyawarah dalam rapat kerja guru

sebelum tahun ajaran dimulai.

5) Pengaturan atau penempatan siswa dalam kelas, pengaturan

siswa menurut kelasnya sebaiknya sudah dilakukan bersama

waktu dengan pendaftaran ulang siswa tersebut. Hal ini akan

mempermudah siswa baru pada saat hari pertama masuk ke

madrasah.

Suharsimi Arikunto (2008 :133) menjelaskan bahwa

dalam penyusunan rencana mengajar, langkah pertama yang

harus dilakukan oleh guru setelah menerima tugas untuk tahun

ajaran yang akan datang adalah mempersiapkan segala sesuatu

agar apabila sudah sampai saat melaksanakan mengajar tinggal

memusatkan perhatian pada lingkup yang khusus yaitu interaksi

belajar mengajar.

3. Pihak yang Terlibat dalam Implementasi Kurikulum

Dinn Wahyudin (2014:101) mengemukakan pihak-pihak

yang terlibat dengan implementasi kurikulum adalah sebagai

berikut:

1) Pakar Ilmu Pendidikan

Secara umum, peran pakar ilmu pendidikan dalam

pengembang kurikulum adalah sebagai tenaga ahli atau

konsultan kurikulum. Dalam praktik implementasi

kurikulum tentu saja amat penting sering kali berada dalam

posisi sebagai konsultan kurikulum yaitu dengan tugas yang

sesuai dengan kepakaranya

2) Ahli Kurikulum

Yaitu orang-orang yang terlibat dalam membuat

konsep, model ataupun persiapan pengelolaan kurikulum

yang dijadikan sebagai dokumen terdiri dari: pakar

pendidikan dan pakar kurikulum dan administrator

pendidikan

Page 48: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

32

3) Supervisor

Dalam proses implementasi kurikulum haruslah ada

supervisor dalam kerangka tugas sebagai

pemimpinpendidikan, sehingga setiap supervisor

berkewajiban melaksanakan tugasnya mengawasi sebuah

kegiatan untuk mendatang dan membimbing yang di

supervise, yaitu guru kearah pencapaian tujuan pendidikan

sekolah

4) Sekolah

Pihak sekolah mempunyai peran dan tanggung jawab

yang trkait dengan peran dan tanggung jawab pihak lainya

dalam pendidikan didaerah yang bersangkutan.

5) Kepala Sekolah

Tugas dari kepala sekolah dalam implementasi

kurikulum adalah menjamin tersedinya dokumen

kurikulumm, mambantu dan memberikan nasihat kepada

guru, mengatur jadwal pertemuan guru dan menyusun

laporan evaluasi. Adapun kegiatan yang dilakukan kepala

sekolah adalah menciptakan kondisi bagi pengembangan

kurikulum di sekolanya dan menyusun rencana anggaran

tahunan yang berfungsi sebagai pedoman dalam

melaksanakan kegiatan-kegiatan kepemimpinannya, baik

untuk jangka panjang maupun jangka pendek.

6) Guru

Dalam implementasi kurikulum guru, dapat

dikatakan sebagai ujung tombak keberhasilan implementasi

kurikulum. Mengingat pentingnya keterampilan guru dalam

pembelajaran terhadap keberhasilan implementasi

kurikulum. Wajar apabila pendidikan guru haruslah

diperhatikan dengan pertimbangan berbagai aspek y

ang dibutuhkan atau perlu dikuasai oleh seorang

guru.Rusman (2011:65) menyatakan kemampuan-

kemampuan yang harus dikuasai guru dalam

mengimplementasi kurikulum adalah sebagai berikut:

a. Pemahaman esensi dari tujuan–tujuan yang ingin dicapai

dalam kurikulum.

b. Kemampuan untuk menjabarkan tujuan–tujuan

kurikulum tersebut menjadi tujuan yang lebih spesifik.

Page 49: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

33

c. Kemampuan menerjemahkan tujuan khusus kepada

kegiatan pembelajaran.

7) Siswa

Siswa sampai berperan dalam keberhasilan

implementasi kurikulum karena kegiatan implementasi

kurikulum sangat nyata adalah dalam bentuk pelaksaan

kegiatan belajar mengajar. Minat yang penuh, usaha yang

sungguh-sungguh, penyesuaian tugas serta partisipasi dalam

setiap kegiatan sekolah.

8) Orang Tua Siswa dan Masyarakat

Dalam kaitanya dengan implementasi kurikulum,

peran orang tua siswa adalah melalui kerja sama dilakukan

dengan sekolah. Hal ini disebabkan tidak semua kegiatan

belajar yang dituntut oleh kurikulum dapat dilaksanakan oleh

sekolah sehingga sebagian juga dilakukan dirumah. Secara

berkala orang tua siswa menerima laporan kemajuan

anaknya dari sekolah berupa rapor yang merupakan

komunikasi tentang program atau kegiatan yang dilaksanakn

di sekolah.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa

implementasi kurikulum harus mengacu pada standar proses

pendidikan yang sudah dirancang oleh Badan Standar Nasional

Pendidikan berupa konsep, prinsip, isi, metode dan sistem evaluasi

pembelajaran. Kemudian setelah kurikulum tersebut

diimplementasikan diharapkan terdapat perubahan pada subjek

belajar baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan, maupun

sikap.

3) Evaluasi Kurikulum

Evaluasi kurikulum merupakan kegiatan yang sangat penting

untuk dilakukan karena bertujuan untuk mengetahui apakah tujuan

pembelajaran yang dilakukan berjalan atau tidak sesuai dengan

rencana yang telah ditetapkan. (Tim Dosen Administrasi Pendidikan

UPI, 2008 : 199)

Evaluasi kurikulum adalah kegiatan yang dilakukan untuk

menilai kurikulum yang telah dilaksanakan. Suatu evaluasi yang

baik dilakukan secara komprehensif, mencakup semua langkah

Page 50: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

34

kegiatan dan komponen kurikulum, mulai dari dokumen kurikulum,

pelaksanaan, hasil yang telah dicapai, fasilitas penganalisaulang

serta para pelaksana kurikulum. Hamid Hasan mengatakan, evaluasi

kurikulum dan evaluasi pendidikan merupakan karakteristik yang

tidak terpisahkan. Karakteristik itu adalah lahirnya berbagai definisi

untuk suatu istilah teknis yang sama. Demikian pula dengan

evaluasi yang diartikan oleh berbagai pihak dengan pengertian yang

berbeda

Guba dan Lincoln dalam Hamid Hasan (2008:2)

mendefinisikan evaluasi itu merupakan suatu proses memberikan

pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu yang dipertimbangkan

(evaluand). Sesuatu yang dipertimbangkan itu bisa berupa orang,

benda, kegiatan, keadaan atau sesuatu kesatuan tertentu.

Zais (1976:378) menjelaskan Evaluasi kurikulum bukan saja

alat penilaian hasil belajar saja, akan tetapi evaluasi kurikulum

merupakan penilaian secara menyeluruh terhadap fenomena

interaksi murid, guru, materi pelajaran dan lingkungan sekolah.

Evaluasi kurikulum adalah penelitian yang sistematik

tentang manfaat, kesesuaian efektifitas dan efisiensi dari kurikulum

yang diterapkan. Atau evaluasi kurikulum adalah proses penerapan

prosedur ilmiah untuk mengumpulkan data yang valid dan reliable

untuk membuat keputusan tentang kurikulum yang sedang berjalan

atau telah dijalankan. Evaluasi kurikulum ini dapat mencakup

keseluruhan kurikulum atau masing-masing komponen kurikulum

seperti tujuan, isi, atau metode pembelajaran yang ada dalam

kurikulum tersebut.

Oemar hamalik (2012 : 253) menyatakan evaluasi sebagai

suatu proses pengumpulan dan analisis data secara sistematis, yang

bertujuan untuk membantu pendidik memahami dan menilai suatu

kurikulum, serta memperbaiki metode pendidikan. Evaluasi

merupakan suatu kegiatan untuk mengetahui dan memutuskan

apakah program yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan semula.

Evaluasi kurikulum dapat menyajikan informasi mengenai

kesesuaian, efektifitas dan efisiensi kurikulum tersebut terhadap

tujuan yang ingin dicapai dan penggunaan sumber daya, yang mana

informasi ini sangat berguna sebagai bahan pembuat keputusan

apakah kurikulum tersebut masih dijalankan tetapi perlu revisi atau

kurikulum tersebut harus diganti dengan kurikulum yang baru.

Page 51: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

35

Evaluasi kurikulum juga penting dilakukan dalam rangka

penyesuaian dengan perkembangan ilmu pengetahuan, kemajuan

teknologi dan kebutuhan pasar yang berubah.

Menurut Stufflebeam yang dikutip oleh Rusman (2008 : 97),

tujuan utama evaluasi kurikulum ialah memberi informasi terhadap

pembuat keputusan, atau untuk penggunaannya dalam proses

menggambarkan hasil, dan memberikan informasi yang berguna

untuk membuat pertimbangan berbagai alternatif keputusan.

Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat

ketercapaiantujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui

kurikulum yang bersangkutan.Untuk perbaikan program, bersifat

konstruktif, karena informasi hasil evaluasi dijadikan input bagi

perbaikan yang diperlukan di dalam program kurikulum yang

sedang dikembangkan. Pertanggungjawaban kepada berbagai pihak,

diperlukan semacam pertanggungjawaban dari pihak pengembang

kurikulum kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Pihak

tersebut baik yang mensponsori kegiatan pengembangan kurikulum

maupun pihak yang akan menjadi konsumen dari kurikulum yang

telah dikembangkan. Tujuan ini tidak dipandang sebagai suatu

kebutuhan dari dalam melainkan lebih merupakan suatu „keharusan‟

dari luar. Penentuan tindak lanjut hasil pengembangan, tindak lanjut

hasil pengembangan kurikulum dapat berbentuk jawaban atas dua

kemungkinan pertanyaan: pertama, apakah kurikulum baru tersebut

akan atau tidak akan disebar luaskan ke dalam sistem yang ada?

kedua, dalam kondisi yg bagaimana dan dengan cara yang

bagaimana pula kurikulum baru tersebut akan disebarluaskan ke

dalam sistem yang ada? Dan untuk menghasilkan informasi yang

diperlukan dalam menjawab pertanyaan diperlukan kegiatan

evaluasi kurikulum.

Evaluasi pada dasarnya merupakan pemeriksaan kesesuaian

antara tujuan pendidikan dan hasil belajar yang telah dicapai, untuk

melihat sejauh mana perubahan atau keberhasilan pendidikan yang

telah terjadi. Hasil evaluasi diperlukan dalam rangka

penyempurnaan program, bimbingan pendidikan, dan pemberian

informasi kepada pihak-pihak diluarpendidikan.Berdasarkan teori-

teori di atas, diperoleh pengertian bahwa evaluasi pada hakikatnya

merupakan suatu proses membuat keputusan tentang nilai suatu

objek, sedangkan pengertian kurikulum adalah seperangkat rencana

Page 52: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

36

dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara

yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Jadi

pengertian evaluasi kurikulum adalah suatu proses yang sistematis

dari pengumpulan, analisis, dan interpretasi data atau informasi

untuk memberikan pertimbangan mengenai nilai dan arti kurikulum

dalam konteks tertentu.

1. Tujuan Evaluasi Kurikulum

Tujuan evaluasi adalah menyempurnakan kurikulum

dengan cara mengungkapkan proses pelaksanaan kurikulum

yang telah berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa kinerja

kurikulum secara keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria.

Indicator kinerja yang di evaluasi adalahefektifitas, efisiensi,

relevansi dan kelayakan program. Sementara itu menurut

Ibrahim diadakanya evaluasi kurikulum untuk keperluan sebagai

berikut:

1) Perbaikan program

Disini evaluasi kurikulum lebih merupakan kebutuhan yang

datang dari dalam system itu sendiri karena evaluasi itu

dipandang sebagai faktor yang memungkinkan dicapainya

hasil pengembangan yang optimal dari system yang

bersangkutan.

2) Pertanggungjawaban kepada berbagai pihak

Setelah pengembangan kurikulum dilakukan, perlu adanya

semacam pertanggungjawaban dari pihak pengembang

kurikulum kepada berbagai pihak yang berkepentingan.

Pihak-pihak yang dimaksud mencakup pihak yang

mensponsori atau yang menjadi konsumen pengembangan

kurikulum tersebut. Dengan kata lain, pihak-pihak tersebut

mencakup pemerintah, masyarakat, orang tua, pelaksana

pendidikan danpihak-pihak lain yang ikut mensponsori

pengembangan kurikulum.

3) Penentuan tindak lanjut pengembangan

Tindak lanjut pengembangan kurikulum dapat berbentuk

jawaban atas dua kemungkinan pertanyaan. Pertama, apakah

kurikulum baru tersebut akan atau tidak disebarluaskan ke

Page 53: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

37

dalam system yang ada? Kedua, dalam kondisi yang

bagaimana dan cara yang bagaimana kurikulum baru

tersebut akan disebarluaskan ke dalam system yang ada.

2. Model Evaluasi Kurikulum

Dinn Wahyudin (2014) mengungkapkan bahwa model

evaluasi kurikulum meliputi: evaluasi kuantitatif dan evaluasi

kualitatif.

1) Model Evaluasi Kuantitatif

Model evaluasi kuantitatif terdiri atas beberapa

model, sebagai berikut:

a) Model Black Box Tyler

Model evaluasi yang dikemukakan Tyler ini

dinamakan Black Box. Menurut model ini, Tyler

menyatakan bahwa evaluasi kurikulum yang sebenarnya

dilandasi oleh dua hal mendasar, yaitu: evaluasi yang

ditunjukan kepada tingkah laku awal dan akhir peserta

didik, sebelum suatu pelaksanaan kurikulum serta pada

saat peserta didik telah melaksanakan kurikulum. Tyler

menghendaki evaluator dapat menetukan perubahan

tingkah laku yang terjadi sebagai hasil belajar yang

diperoleh dari kurikulum. Tyler menggunakan tes awal

(pre-test) dan tes akhir (post-test) untuk menyimpulkan

informasi tersebut.

b) Model Ekonomi Mikro

Model ini mempunyai fokus utama pada hasil.

Membandingkan dua program atau lebih, baik dalam

pengertian dana yang digunakan untuk masing-masing

program maupun hasil yang diakibatkan oleh setiap

program. Perbandingan hasil dari kedua program tadi

akan memberikan masukan bagi para pembuat keputusan

mengenai program mana yang lebih menguntungkan

dilihat dari hubungan antara dana dan hasil.

2) Model Evaluasi Kualitatif

Model evaluasi kualitatif terdiri atas beberapa

model, sebagai berikut:

Page 54: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

38

a) Model Studi Kasus

Sesuai dengan namanya, evaluasi yang menggunakan

model studi kasus memusatkan perhatianya kepada

kegiatan pelaksanaan kurikulum di satuan pendidikan.

Unit tersebut dapat berupa satu sekolah, satu kelas

bahkan hanya terhadap guru atau kepala sekolah.

Intrumen yang digunakan evaluator harus memiliki

kemungkinan terbuka baik dalam isu atau masalah.

Evaluatordapat menggunakan teknik observasi untuk

menangkap suasana yang terjadi secara langsung. Selain

itu kuesioner dapat pula digunakan dalampengumpulan

data. Apabila ingin mengetahui persepsi tentang

kurikulum yang diterapkan, evaluator dapat melakukan

wawancara kepada responden yang diinginkan.

b) Model Iluminasif

Model ini memberikan perhatian terhadap

lingkungan luas bukan hanya kelas dimana suatu

kurkikulum dilaksanakan. Berbagai lingkungan social-

budaya-ekonomi, agama-teknologi menjadi bagian dari

perhatian model iluminasif ketika suatu kurikulum

dilaksanakan. Dalam langakah pelaksanaanya, model

iluminasif memiliki tiga kegiatan, yaitu:

1. Observasi. Dilakukan dengan mengamati langsung

apa yangsedang berlangsung di suatu satuan

pendidikan. Evaluator dapat melakukan studi

dokumentasi, wawancara, menyebarkan kuesioner

untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan.

Dari data yang dikumpulkan,evaluator menemukan

isu pokok, kecenderungan yang sering muncul dan

persoalan-persoalan penting yang terjadi dalam

pelaksanaan kurikulum di suatu satuan pendidikan.

2. Inkuiri lanjutan. Evaluator memantapkan isu,

kecenderungan, persoalan-persoalan yang ada sampai

suatu titik evaluator menarik kesimpulan bahwa

persoalan yang ditemukan sudah memiliki validitas

permasalahan yang sudah tidak diragukan lagi.

Page 55: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

39

3. Usaha penjelasan. Berdasarkan data yang terkumpul,

kemudian dalam langkah memberikan penjelasan,

evaluator harus dapat menemukan pola hubungan

sebab akibat untuk menjelaskan mengapa suatu

kegiatan dapat dikatakan berhasil dan mengapa

kegiatan lainya dikatakan gagal.

C. Pembinaan Karakter

1. Pengertian Pembinaan Karakter

Pendidikan dapat meningkatkan taraf hidup dan kemampuannya

secara terencana, oleh karena itu untuk mendukung dan

mengembangkan karakter anak sangat dibutuhkan pendidikan yang

berkualitas. Selain mendidik aspek kognitif, sekolah juga berkewajiban

untuk membina karakter siswa agar nilai-nilai keislaman yang sudah

dipelajari dapat terinternalisasi sehingga menjadi dasar berprilaku siswa

baik di sekolah maupun di masyarakat. Menurut Simanjutak (1990:84)

pembinaan adalah upaya pendidikan formal maupun nonformal yang

dilakukan secara sadar, terencana, teratur, dan bertangung jawab dalam

rangka memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing dan

mengembangkan suatu dasar-dasar kepribadian yang sembang, utuh dan

selaras, pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan bakat

kecenderungan/keinginan serta kemampuannya sebagai bekal, untuk

selanjutnya atas prakarsa sendiri untuk menambahn, meningkatkan, dan

mengembangkan dirinya , sesamanya maupun lingkungannya kearah

tercapainya martabat, mutu, dan kemampuan manusiawi yang otimal

dan pribadi yang mandiri.

Pemerintah telah menetapkan tujuan pendidikan nasional yang

dituangkan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 sebagai berikut:

Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Page 56: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

40

Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, pendidikan di

sekolah tidak hanya terkait dengan penguasaan bidang akademik oleh

siswa, namun harus diimbangi dengan pembentukan dan pembinaan

karakter. Keseimbangan pendidikan akademik dan pembentukan

karakter perlu diperhatikan oleh pendidik di sekolah maupun orang tua

di rumah.

Karakter merupakan suatu sikap, perilaku, atau ciri khas yang

dimiliki seseorang dalam bentuk tindakan dan tingkah laku. Gunawan,

(2014: 2) mengemukakan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI), Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, kata karakter

berarti sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan

orang dengan yang lain, atau bermakna bawaan hati, jiwa, perasaan,

budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak.

Oleh karena itu, istilah berkarakter artinya memiliki karakter,

kepribadian, bersifat, bertabiat, dan berwatak.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

karakter adalah suatu kepribadian seseorang yang memiliki watak atau

kepribadin yang khas dalam diri. Seseorang yang berkarakter baik

adalah seseorang yang dapat membuat keputusan dan siap bertanggung

jawab atas keputusan yang diambli.

Pendidikan karakter menurut Fakry Gaffar (2013: 5) yaitu

sebuah proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuh

kembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi sesuatu

dalam perilaku kehidupan orang itu. Dalam definisi tersebut, ada tiga

ide pikiran penting, yaitu: 1) proses transformasi nilai-nilai, 2)

ditumbuhkembangkan dalam kepribadian, dan 3) menjadi satu dalam

perilaku. Jadi, definisi tersebut mengarah pada penguatan dan

perkembangan perilaku anak secara utuh yang didasarkan pada suatu

nilai tertentu.

Sulhan (2011: 6) mengemukakan bahwa pendidikan karakter

adalah internalisasi nilai-nilai kelayakan yang dikawal dalam

pembiasaan hingga melahirkan kepribadian yang mulia. Nilai-nilai

kelayakan yang dijadikan teladan adalah sifat-sifat mulia Rasulullah

SAW, yaitu shidiq, amanah, tabligh, dan fathanah.

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa

pembinaan karakter merupakan suatu upaya pendidikan formal maupun

nonformal yang dilakukan secara sadar, terencana, teratur, dan

bertangung jawab untuk membantu peserta didik memahami nilai-nilai

Page 57: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

41

yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama

manusia, lingkungan, dan kebangsaan. Nilai-nilai akan terwujud dalam

pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-

norma agama, hukum, tata karma, budaya, dan adat istiadat. Oleh

karena itu, pembinaan erat kaitannya dengan proses pendidikan

karakter.

2. Tujuan Pembinaan Karakter

Karakter berasal dari bahasa inggris yaitu character yang berarti

watak, kareakter atau sifat. Karakter dapat juga diartikan sama dengan

akhlak dan budi pekerti, sehingga karakter bangsa identic dengan akhlak

bangsa atau budi pekerti bangsa. Bangsa yang berkarakter adalah

bangsa yang berakhlak dan berbudi pekerti, sebaliknya bangsa yang

tidak berkarakter adalah bangsa yang kurang berakhlak atau tidak

memiliki standar norma dan perilaku. Megawangi (2004:95)

mengungkapkan pengertian pendidikan karakter yaitu sebuah usaha

untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan

bijak dan mempraktikanya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga

mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkunganya.

Kesuma, dkk (2013:48) menyatakan bahwa tujuan pendidikan

karakter secara umum adalah mendorong lahirnya anak-anak yang baik.

Begitu tumbuh dalam karakter yang baik, anak-anak akan tumbuh

dengan kapasitas dan komitmenya untuk melakukan berbagai hal yang

terbaik dan melakukan segalanya dengan benar dan cenderung memiliki

tujuan hidup. Pendidikan karakter yang efektif ditemukan dalam

lingkungan sekolah yang memungkinkan semua peserta didik

menunjukan potensi mereka untuk mencapai tujuan yang sangat

penting.

Sementara itu menurut Gaffar (2010:1) pendidikan karakter

adalah sebuah proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk

ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi

satu dalam perilaku kehidupan orang itu.Elmubarok (2008:102)

menyebutkan bahwa pendidikan karakter merupakan proses mengukir

atau memahat jiwa sedemikian rupa sehingga berbentuk unik, menarik

dan berbeda atau dapat dibedakan dengan orang lain. Ibarat sebuha

huruf dalam alfabeta yang tak pernah sama antara yang satu dengan

yang lain, demikianlah orang-orang yang berkarakter dapat dibedakan

satu dengan yang lainya.

Page 58: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

42

Kemudian Ramli dalam buku Asmani (2013: 32)

mengemukakan bahwa pendidikan karakter memiliki esensi dan makna

yang sama dengan pendidikan moral dan akhlak. Pendidikan karakter

bertujuan untuk membentuk kepribadian anak supaya menjadi manusia

yang baik, yaitu warga masyarakat dan negara yang baik. Manusia,

masyarakat, dan warga negara yang baik adalah menganut nilai-nilai

sosial tertentu yang lebih banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat

dan bangsanya. Oleh karena itu, hakikat dari karakter pendidikan dalam

konteks pendidikan di Indonesia adalah pendidikan nilai-nilai luhur

yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri, yang bertujuan

membina kepribadian generasi muda.

Asmani (2013: 43) mengemukakan bahwa pendidikan karakter

bertujuan meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di

sekolah yang mengarah pada pembentukan karakter dan akhlak siswa

yang terintegrasi, terpadu, dan seimbang sesuai dengan standar

kopetensi lulusan. Siswa mampu secara mandiri meningkatkan dan

menggunakan pengetahuannya, mengkaji, dan menginternalisasi serta

nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku

sehari-hari.

Kesuma, dkk (2013:48) menyatakan bahwa tujuan pendidikan

karakter secara umum adalah mendorong lahirnya anak-anak yang baik.

Begitu tumbuh dalam karakter yang baik, anak-anak akan tumbuh

dengan kapasitas dan komitmenya untuk melakukan berbagai hal yang

terbaik dan melakukan segalanya dengan benar dan cenderung memiliki

tujuan hidup. Pendidikan karakter yang efektif ditemukan dalam

lingkungan sekolah yang memungkinkan semua peserta didik

menunjukan potensi mereka untuk mencapai tujuan yang sangat

penting.

Sementara itu menurut Kemendiknas dalam Zaenul Agus

(20112:26), tujuan dari pendidikan karakter adalah:

1) Mengembangkan potensi afektif peserta didik sebagai manusia dan

warga negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter

berbangsa.

2) Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji

dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa

yang religius.

3) Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik

sebagai generasi penerus bangsa.

Page 59: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

43

4) Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk menjadi manusia

yang mandiri, kreatif dan berwawasankebangsaan.

5) Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan

belajar yang aman, jujur, penuh kreatifitas dan persahabatan.

Kusuma D, Triatna C, dan Permana J mendefinisikan pendidikan

karakter dalam setting sekolah sebagai pembelajaran yang mengarah

pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh yang

didasarkan pada suatu niai tertentu yang dirujuk oleh sekolah. Definisi

ini mengandung makna:

1. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang terintegrasi dengan

pembelajaran yang terjadi pada semua mata pelajaran.

2. Diarahkan pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara

utuh. Asumsinya anak merupakan organisme manusia yang

memiliki potensi untuk dikuatkan dan dikembangkan.

3. Penguatan dan pengembangan perilaku didasari oleh nilai yang

dirujuk sekolah (lembaga).

Karakter mengimplikasikan sebuah pertimbangan nilai. Karakter

berkaitan dengan tingkah laku yang diatur oleh upaya dan keinginan.

Pola kebiasaan yang mengontrol tingkah laku seseorang, membuatnya

menjadi selaras dan diterima secara social. Pola tersebut meliputi

perilaku yang overt (terbuka) maupun yang covert (tersembunyi).

Sulistyo (2012:128) menyatakan dalam proses belajar,

pengembangan karakter siswa dapat menggunakan berbagai pendektan.

Di antaranya pendekatan konstektual sebagai konsep belajar dan

mengajar yang membantu guru dan siswa mengaitkan antara materi

yang diajarkan, dengan situasi dunia nyata. Sehingga siswa mampu

untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapanya dalam kehidupan mereka. Dengan begitu, siswa memiliki

hasil yang komprehensif tidak hanyapada tataran kognitif, tetapi pada

tataran afektif dan psikomotor.

Kesuma D, Triatna C, dan Permana J (2013:9) menjelaskan tiga

tujuan pendidikan karakter dalam sekolah yaitu sebagai berikut:

1) Memfasilitasi penguatan dan pengembangan nilai-nilai tertentu

sehingga terwujud dalam perilaku anak, baik ketika proses sekolah

maupun setelah proses sekolah (setelah lulus dari sekolah).

Penguatan dan pengembangan memiliki makna bahwa pendidikan

dalam seting sekolah bukanlah sekedar suatu dogmatisasi nilai

Page 60: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

44

kepada peserta didik, tetapi sebuah proses yang membawa peserta

didik untuk memahami dan merefleksi bagaimana suatu nilai

menjadi penting untuk diwujudkan dalam perilaku keseharian

manusia. Penguatan juga memiliki makna adanya hubungan antara

penguatan perilaku melalui pembiasaan di sekolah dengan

pembiasaan dirumah.

2) Mengkoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan

nilai-nilai yang dikembangkan oleh sekolah. Tujuan ini memiliki

makna bahwa pendidikan karakter memiliki sasaran untuk

meluruskan berbagai perilaku anak yang negative menjadi positif.

Proses pelurusan dipahami sebagai proses yang pedagogis, bukan

suatu pemaksaan kemudian dibarengi dengan keteladanan

lingkungan sekolah dan rumah.

3) Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan

masyarakat dalam memerankan tanggung jawabpendidikan

karakter secara bersama. Tujuan ini memiliki makna bahwa proses

pendidikan karakter di sekolah harus dihubungkan dengan proses

pendidikan di keluarga. Penguatan perilaku merupakan suatu hal

yang menyeluruh bukan suatu cuplikan dari rengtangan waktu

yang dimiliki anak. Oleh karenanya dibutuhkan kerja sama yang

baik antara sekolah, keluarga dan masyarakat.

Selanjutnya Kusuma (2013: 9) mengemukakan bahwa tujuan

pendidikan karakter dalam mengatur sekolah yaitu:

1) Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang

dianggap penting dan perlu meningkatkan kepedulian /

kepemilikan siswa yang khas dengan nilai-nilai yang

dikembangkan.

2) Mengoreksi perilaku siswa yang tidak sesuai dengan nilai-nilai

yang dikembangkan oleh sekolah.Membangun koneksi yang

harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan

tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama.

Dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah

pendidikan yang mendukung perkembangan social, emosional dan etis

siswa sehingga terbentukkepribadian yang menarik dan berbeda.

Pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk kepribadian, dan

akhlak mulia siswa agar menjadi manusia yang baik terhadap

masyarakat. Dengan adanya tujuan pendidikan karakter diharapkan

Page 61: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

45

siswa dapat menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan,

mengoreksi perilaku, dan membangun koneksi dengan keluarga dan

masyarakat sehingga peserta didik memiliki kepribadian yang baik dan

dapat memerankan tanggung jawabnya dengan baik.Dalam prosesnya

pendidikan karakter dapat dilakukan oleh guru yang kemudian memberi

pengaruh kepada karakter siswa yang diajarnya. Pendidikan karakter

juga dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti,

pendidikan moral yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta

didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang

baik dan menerapkanya dalam kehidupan sehari-hari.

3. Tahap Pembinaan Karakter

Pendidikan karakter membutuhkan proses atau tahapan secara

sistematis. Sesuai dengan fase pertumbuhan dan perkembangan peserta

didik. Sementara itu, Hidayatullah (2011:94) mengklasifikasikan

pendidikan karakter dalam beberapa tahap, yaitu:

1) Tahap penanaman Adab (umur 5-6 tahun)

Adab atau tata karma bisa dilihat dari tata cara seseorang

dalam bertutur sapa, berinteraksi, bersikap dan bersosialisasi. Saat

inilah, fase paling penting menanamnkan kejujuran, pendidikan

keimanan serta menghormati orang tua, teman sebaya dan orang

yang lebih tua. Pendidikan agaa bisa menjadi parameter dan filter

dalam merespon segala hal yang baru datang.

2) Tahap penanaman tanggung jawab (umur 7-8 tahun)

Tanggung jawab merupakan kata kunci dalam meraih

kesuksesan. Seorang yang memiliki tanggung jawab akan

mengerahkan segala kemampuan terbaiknya untuk memenuhi

tanggung jawab tersebut. Jadi tanggung jawab seseorang itu

merupakan perwujudan dari niat dan tekad untuk melakukan tugas

yang di emban.

3) Tahap penanaman kepedulian (umur 9-10 tahun)

Kepedulian ini sangat penting dalam rangka menumbuhkan

rasa persaudaraan dan kekeluargaan serta menjauhkan diri dari sifat

sombong dan individual. Kepedulian yang ditanamkan pada masa

kecil akan menjadi pondasi kokoh dalam melahirkankemampuan

kolaborasi dan kooperasi. Disinilahlangkah awal dalam membangun

pendidikan karakter.

Page 62: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

46

4) Tahap penanaman kemandirian (umur 11-12 tahun)

Mandiri termasuk sikap yang langka di negeri ini. Sikap

mandiri merupakan pola pikir dan sikap yang lahir dari semangat

yang tinggi dalam memandang diri sendiri. Beberapa nilai dalam

kemandirian antara lain tidak menggantungkan diri pada oranglain,

percaya kemampuan diri sendiri, tidak merepotkan dan merugikan

orang lain. Dalam kemandirian ada nilai kehormatan dan harga diri

yang tidak bisa dinilai dengan sesuatu apapun. Sebab, apabila harga

diri dan kehormatan seseorang tidak ada maka habislah ia.

5) Tahap penanaman pentingnya bermasyarakat ( umur 13 tahun

keatas)

Bermasyarakat adalah simbol kesediaan seseorang untuk

bersosialisasi dengan orang lain. Dalam konteks pendidikan

karakter, pola hidup bermasyarakat membutuhkan banyak tips

sukses.Salah satunya, anak harus diajari bergaul dan berteman

dengan anak-anak yang mempunyai karakter baik. Anak dilatih

untuk selektif dalam mencari teman agar tidak terjerumus ke dalam

pergaulan bebas.

Lima tahap pendidikan karakter ini menjadi pondasikokoh

dalam menggali, melahirkan, mengasah serta mengembangkan bakat

dan kemampuan unik peserta didik. Hal ini menjadi penting untuk

menghadapi tantangan globalisasi yang dasyat dan spektakuler

sekarang ini.

4. Peran Guru dalam Pembinaan Karakter

Guru merupakan sosok yang keberadaanya sebagai aktor

penggerak dengan menciptakan peserta didik yang berkualitas, baik dari

sisi akademik, afektif dan psikomotorik. Hartatik (2014:50)

menguraikan beberapa peran utama guru dalam pendidikan karakter

sebagai birikut:

1) Keteladanan

Keteladanan merupakan faktor mutlak yang harus dimiliki

oleh guru. Dalam pendidikan karakter, keteladanan yang dibutuhkan

oleh guru berupa konsistensi dalam menjalankan perintah agama

dan menjauhi larangan-laranganya, kepedulian terhadap orang lain,

kegigihan meraih prestasi dan lain sebagainya. Dengan keteladanan

yang baik dan juga konsisten akan membuat siswa lebih mudah

mengembangkan karakternya.

Page 63: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

47

2) Inspirator

Jika semua guru mampu menjadi sosok inspirator makan

kader-kader bangsa akan muncul sebagai sosok inspirator. Mereka

akan mencurahkan segala daya dan upaya untuk meraih prestasi. Ia

mampu membangkitkan semangat karena sudah pernah jatuh bangun

dalam meraih prestasi dan kesuksesan yang luar biasa.

3) Motivator

Hal ini dapat dilihat dengan adanya kemampuan guru dalam

membangkitkan spirit dan potensi luar biasa dalam diri peserta

didik. Setiap anak adalah jenius, yang mempunyai bakat spesifik dan

berbeda dengan orang lain. Maka tugas guru adalah melahirkan

potensi itu ke permukaan dengan banyak berlatih, mengasah

kemampuan dan mengembangkan potensi semaksimal mungkin.

4) Dinamisator

Artinya seorang guru tidak hanya membangkitkan semangat,

tapi juga menjadi lokomotif yang benar-benar mendorong gerbong

ke arah tujuan dengan kecepatan, kecerdasan dan kearifan yang

tinggi. Selain itu, menjadi guru dinamisator harus mempunyai

kemampan yang sinergis antara intelektual, emosional dan spiritual

sehingga mampu menahan setiap serangan yang menghalangi.

5) Evaluator

Artinya guru harus selalu mengevaluasi metode pembelajaran

yang selama ini dipakai dalam pendidikan karakter. Selain itu juga

harus mampu mengevaluasi sikap perilaku yang ditampilkan, sepak

terjang dan perjuangan yang direncanakan.

5. Pilar Pembinaan Karakter

Pilar pembinaan karakter sangat penting dan harus

dikembangkan secara holistik melalui sistem pendidikan nasional.

Indonesia Heritage Foundation (Majid, 2012: 42-43) merumuskan

sembilan karakter dasar yang menjadi tujuan pendidikan karakter, yaitu:

a) Cinta kepada Allah dan semesta bersama isinya

b) Tanggung jawab, disiplin, dan mandiri

c) Jujur

d) Hormat dan santun

e) Kasih sayang, peduli, dan kerja sama

f) Percaya diri, kreatif, kerja keras, dan pantang menyerah

g) Keadilan dan kepemimpinan ERT

Page 64: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

48

h) Baik dan rendah hati

i) Toleransi, cinta damai, dan persatuan.

berdasarkan uraian di dapat disimpulkan bahwa pembinaan

karakter memiliki sembilan karakter dasar yang harus kita tanamkan

kepada siswa. Dengan sembilan karakter dasar ini diharapkan siswa

dapat melaksanakannya dengan baik.

Character Count di Amerika (Majid, 2012: 43)

mengidentifikasikan bahwa karakter-karakter yang menjadi pilar yaitu:

1) Dapat dipercaya (trustworthiness), 2) Rasa hormat dan perhatian

(respect), 3) Tanggung jawab (responbility), 4) Jujur (fairness), 5)

Peduli (caring), 6) Kewarganegaraan (citizenship), 7) Ketulusan

(honesty), 8) Berani (courage), 9) Tekun (diligence), 10) Integritas.

Berdasarkan pendapat Majid di atas, dapat disimpulkan bahwa

pilar karakter memiliki nilai yang sangat baik dalam membangun

karakter siswa. Pendidikan sekolah memiliki kewajiban dalam

membangun karakter yang baik untuk siswa. Orang tua juga

memegang peranan yang utama dalam membangun karakter pada

anak. Maka dari itu, keluarga dan pihak sekolah harus ada kerjasama

yang baik dalam pendidikan karakter pada siswa.

Kemendiknas (2010: 8) menjelaskan bahwa pendidikan

karakter memiliki nilai-nilai yang dikembangkan dan diidentifikasi

dari berberapa sumber, yaitu: 1) Agama, 2) Pancasila, 3) Budaya, dan

4) Tujuan Pendidikan Nasional. Keempat sumber nilai tersebut,

teridentifikasi sejumlah nilai untuk pendidikan karakter sebagai

berikut: 1) Religius, 2) Jujur, 3) Toleransi, 4) Disiplin, 5) Kerja Keras,

6) Kreatif, 7) Mandiri, 8) Demokratis, 9) Rasa Ingin Tahu, 10)

Semangat Kebangsaan, 11) Cinta Tanah Air, 12) Menghargai Prestasi,

13) Bersahabat/ Komunikatif, 14) Cinta Damai, 15) Gemar Membaca,

16) Peduli Lingkungan, 17) Peduli Sosial, 18) Tanggung-jawab.

Berdasarkan uraian di atas, dari 18 nilai karakter tersebut yang

akan diteliti adalah karakter religius. karakter religius adalah nilai

karakter yang bersumber pada kepercayaan dan keyakinan dalam diri

manusia. Nilai ini sangat penting untuk diteliti karena nilai religius

memiliki nilai yang kaitannya dengan Tuhan dan ajaran

agama.kemudian dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai karakter di atas

harus ditanamkan dan diterapkan baik di sekolah maupun di

lingkungan sekitar masyarakat. apabila nilai-nilai karakter tersebut

Page 65: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

49

ditanamkan secara terus-menerus, maka siswa memiliki nilai-nilai

karakter yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupannya.

D. Karakter Islami

1. Pengertian Karakter Islami

Karakter Islami Karakter dalam pandangan Islam sama dengan

akhlak. Akhlak dalam pandangan Islam adalah kepribadian.

Kepribadian memiliki tiga komponen yaitu pengetahuan, sikap, dan

perilaku. Majid (2012: 9) memutuskan bahwa akhlak berasal dari

bahasa Arab jama 'dari khulugun yang menurut logat diartikan budi

pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Oleh karena itu, akhlak

merupakan suatu sikap, watak, tabiat, dan tingkah laku yang dimiliki

seseorang yang menyatu dalam melakukan suatu perbuatan.

Imam Al-Ghazali dalam kutipan Sani (2016: 44) mengemukakan

tentang akhlak adalah sikap dan perbuatan yang telah menyatu dalam

diri manusia sehingga muncul secara spontan kompilasi yang sedang

berjalan dengan lingkungan. Orang yang berakhlak akan melakukan

kebaikan secara spontan tanpa pamrih apa pun. Demikian juga orang

yang berakhlak buruk, melakukan keburukan secara spontan tanpa

memikirkan akibatnya bagi dirinya.

Hamid (2013: 44) mengemukakan beberapa resolusi akhlak

secara subtansial, berikut sebagai berikut:

1) Akhlak adalah perbuatan yang telah memperoleh kekuatan dalam

jiwa seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya.

2) Akhlak adalah tindakan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa

berpikir. Tanpa pertimbangan ini bukan berarti saat melakukan

tindakan, orang yang diminta dalam keadaan tidak sadar, hilang

ingatan, tidur, dan gila.

3) Akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang

mengerjakannya, tanpa paksaan atau tekanan dari luar. Perbuatan

akhlak adalah tindakan yang dilakukan atas dasar kemauan,

pilihan, dan keputusan yang dimiliki.

4) Akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan kenyataan, bukan

main-utama atau karena bersandiwara, perbuatan yang dilakukan

ikhlas semata-mata karena Allah, bukan karena ingin dipuji orang

atau karena ingin mendapatkan pujian seseorang dan membantu

kuat dalam jiwa seseorang. Akhlak juga mewakili suatu sikap dan

tindakan yang telah menyatu di dalam diri seseorang sehingga

muncul secara spontan kompilasi dengan lingkungan.

Page 66: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

50

Beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa karakter

dalam pandangan Islam sama dengan akhlak. Nilai Islami adalah

bentuk watak, tingkah laku, dan kepribadian seseorang yang

berasaskan nilai-nilai Islam. Karakter Islami juga merupakan

sekumpulan nilai-nilai akhlak yang diajarkan oleh wahyu Illahi dalam

menata tingkah laku dan kepribadian seseorang. Jika karakter Islami

ditanamkan pada siswa terus menerus, maka siswa akan memiliki

karakter sesuai dengan tuntunan Islam.

2. Karakter Islami Berdasarkan Al Quran

Pendidikan karakter terdiri dari dua kata yaitu pembinaan dan

karakter. Arti dari pembinaan karakter menurut Islam adalah usaha

sadar yang dilakukan pendidik kepada peserta didik untuk membentuk

kepribadian peserta didik yang mengajarkan dan membentuk moral,

etika, dan rasa berbudaya yang baik serta berakhlak mulia yang

menumbuhkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan

baik dan buruk serta mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-

hari dengan cara melakukan pendidikan, pengajaran, bimbingan dan

pelatihan yang berpedoman pada AlQuran dan sunnah. Pembentuk

kepribadian dalam pendidikan Islam meliputi sikap, sifat, reaksi,

perbuatan, dan perilaku.

Tujuan pendidikan karakter Qurani adalah untuk menghasilkan

anak didik yang berkarakter Qurani. Untuk menjadikan manusia yang

berkarakter maka anak didik mau tidak mau harus diarahkan sejak dini

untuk memahami al-Quran dengan mentadabburinya; membaca,

mengkaji, mengamalkan dan mengajarkannya; hal ini juga berlaku sama

pada hadits. Sehingga dengan mentadabburi AlQuran dan Sunnah maka

diharapkan anak didik menjadi anak yang berkepribadian sebagaimana

pribadi Rasulullah yaitu pribadi Qurani. Pribadi yang menjadi

penyelesai permasalahan bukan penambah masalah. Pribadi yang hidup

dan menghidupkan dalam setiap perjalanan zaman. Pribadi yang mulia

semulia Al Quran. Karakter Qurani adalah usaha untuk menjadikan

anak didik sebagai manusia yang berkarakter Qurani dengan hasil yang

ingin dicapai adalah anak didik yang beradab yang mampu beradaptasi

dan berdialog dengan zaman tanpa harus melepaskan identitas

ketauhidannya. Sebagaimana Sabda Rasul: “Mendidik mereka menjadi

beradab” (HR. Abu Dawud).Pembentukan ini secara relatif menetap

pada diri seseorang yang disertai beberapa pendekatan, yakni

pembahasan mengenai tipe kepribadian, tipe kematangan kesadaran

Page 67: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

51

beragama , dan tipe orang-orang beriman. Melihat kondisi dunia

pendidikan di indonesia sekarang, pendidikan yang dihasilkan belum

mampu melahirkan pribadipribadi muslim yang mandiri dan dan

berkepribadian Islam.

Akibatnya banyak pribadi-pribadi yang berjiwa lemah seperti

jiwa koruptor, kriminal, dan tidak amanah. Untuk itu membentuk

kepribadian dalam pendidikan Islam harus direalisasikan sesuai

AlQuran dan al-Sunnah Nabi sebagai identitsa kemuslimannya, dan

mampu mengejar ketinggalan dalam bidang pembangunan sekaligus

mampu mengentas kebodohan dan kemiskinan. Konsep kepribadian

dalam pendidikankan Islam identik dengan ajaran Islam itu sendiri,

keduanya tidak dapat dipisahkan karena saling berkaitan.

Al-Quran diwahyukan kepada nabi Muhammad SAW sebagai

petunjuk bagi umat muslim, Manusia menjadikan Al-Quran sebagai

pedoman menjalani hidup di dunia agar selalu berjalan pada poros

yang telah Allah tentukan dengan tujuan mendapatkan kebaikan di

Surga, dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi

segala apa yang dilarang-Nya. Karena kehidupan di dunia ini

keseluruhan nya telah diatur oleh Allah dalam kitab sucinya Al-

Quran tidak terkecuali masalah akhlak. Karena manusia hidup

berdampingan dengan manusia lain maka perlu bagi setiap individu

mempelajari tentang akhlak.

Yatimi Abdullah (2007:2) menyatakan bahwa pengertian

“akhlak” secara etimologi, kata “akhlak” berasal dari bahasa arab,

adalah bentuk jamak dari “khuluq” yang berarti budi pekerti, perangai,

tingkah laku, atau tabiat. Ber-akar dari kata “khalaqa” yang berarti

menciptakan. Se-akar dengan kata khaliq (pencipta), makhluq (yang

diciptakan ) dan “khalq” (penciptaan).

Senada dengan Abdullah, Sahilun A.Nasir (1991:14)

menyatakan bahwa akhlak disamakan dengan kesusilaan, sopan santun.

Sedangkan kata khuluq merupakan gambaran sifat batin manusia,

gambaran ini merupakan bentuk dari lahiriyah manusia, seperti raut

wajah, gerak anggota badan, dan seluruh tubuh. Sedangkan menurut

bahasa Yunani, pengertian khuluq ini disamakan dengan kata ethieos

atau athos, yang artinya adab kebiasaan, perasaan batin, kecenderungan

hati untuk melakukan perbuatan baik Ethicos kemudian menjadi etika

Diperkuat oleh Ernita Dewi (2011:258) dalam bukunya

menyatakan bahwa Al-Ghazali menyebutkan bahwa akhlak adalah

Page 68: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

52

sesuatu yang menggambarkan tentang perilaku seseorang, yang terdapat

dalam jiwa seseorang yang keluar secara mudah dan otomatis tanpa

terpikir sebelumnya. Jika sumber perilaku itu didasari oleh perbuatan

yang baik dan mulia, yang dapat dibenarkan oleh akal dan syariat, maka

ia dinamakan akhlak yang mulia, namun jika sebaliknya maka ia

dinamakan akhlak yang tercela.

Ernita menambhakan akhlak adalah persoalan yang esensial

dalam kehidupan manusia, sebagaimana tercantum dalam 467 ayat yang

tersebar dalam berbagai surat AlQuran. Seperti yang terdapat dalam

Surat An Nahl ayat 125: “Ajaklah (manusia) ke jalan Allah dengan

bijaksana, dan nasehatilah mereka dengan sopan, dan berdiskusilah

dengan cara yang baik”.

Maka dari itu Allah memerintahkan kepada kita untuk

bersikap baik kepada semua hal, Allah berfirman dalam kitab suci

Al Quran yang berbunyi:

وقىنىانهىاسحسىا

“Serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia” (al-

Baqoroh: 83)

Ada beberapa ayat yang senada dengan bunyi ayat di atas baik

secara langsung atau tidak langsung, di antaranya adalah firman

Allah:

ي أحسه وقم نعبادي يقىنىا انتي ه

“Dan Katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: “Hendaklah

mereka mengucapkan Perkataan yang lebih baik (benar)” (al-

Isro: 53)

وقم نهما قىلا كريماولا تىهر هما

“Dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah

kepada mereka Perkataan yang mulia” (al-Isro: 23)

Allah beberapa kali mengulang dan membicarakan tentang

Akhlak, dapat ditarik kesimpulan bahwa akhlak sangat penting dan

diperintahkan oleh Allah kepada manusia. Agama Islam telah

memiliki figur akhlak yang sangat sempurna, beliau adalah Nabi

Muhammad SAW, Allah berfirman di dalam Al Quran;

Page 69: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

53

أسىة حسىت نمه كان يرجى الل نقد كان نكى في رسىل الل وانيىو الخر وذكر الل

كثيرا

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan

yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)

Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut

Allah”. (QS. Al-Ahzab 33:21)

Selain itu Rasulullah juga menyatakan bahwa kehadiran

beliau sebagai Nabi dan Rasul di muka bumi untuk

menyempurnakan Akhlak, Rasulullah bersabda;

ى صانح الأخلاق إوما بعثت لأتم

“Sesungguhnya saya ini diutus hanyalah untuk menyempurnakan

akhlak yang mulia.”( HR.Muslim).

Perintah Allah SWT dalam Al Quran untuk memperbaiki

akhlak, Nabi Muhammad SAW juga memprioritaskan permasalahan

akhlak dalam hadis-hadisnya, salah satu hadis Nabi yang berbicara

tentang pentingnya akhlak mulia bagi manusia adalah, “Aku diutus

untuk menyempurnakan akhlak”. Allah SWT mengutus Nabi Saw

untuk memberi contoh akhlak mulia kepada manusia. Pekerjaan itu

dilakukan oleh Nabi Saw sebaik mungkin sehingga mendapat pujian

dari Allah SWT“ Sesungguhnya engkau berada pada akhlak yang

agung”. Lebih dari itu beliau menempatkan muslim yang paling tinggi

derajatnya adalah yang paling baik akhlaknya. “Sesempurna-Nya iman

seseorang mukmin adalah mereka yang paling bagus akhlaknya” Maka

tidak heran ketika Aisyah mendiskripsikan Nabi Muhammad Saw.

dalam hadisnya sebagai Al-Qur`an berjalan; “Akhlak Nabi Muhammad

SAW. Adalah Al Qur`an“.

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahawa

karakter dalam Islam disebut juga akhlak, dan pembinaan karakter

islami adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik kepada peserta didik

untuk membentuk kepribadian peserta didik yang mengajarkan dan

membentuk moral, etika, dan rasa berbudaya yang baik serta berakhlak

mulia yang menumbuhkan kemampuan peserta didik untuk memberikan

Page 70: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

54

keputusan baik dan buruk serta mewujudkan kebaikan itu dalam

kehidupan sehari-hari dengan cara melakukan pendidikan, pengajaran,

bimbingan dan pelatihan yang berpedoman pada Al Quran dan sunnah.

3. Karakter Islami Rasulullah

Karakter atau akhlak Rasulullah diambil sebagai teladan yang

baik bagi seorang muslim. Aqib (2012: 3) Mengatakan bahwa karakter

yang dimiliki oleh Rasulullah adalah shiddiq yang artinya benar / jujur,

amanah dapat dipercaya, tabligh yang berarti menyampaikan

kebenaran, dan fathanah artinya cerdas.

Kesuma (2013: 11) menegaskan bahwa Nabi Muhammad SAW

juga terkenal dengan karakter kesabarannya, ketangguhannya, dan

berbagai karakter lain. Shiddiq yang berarti benar, mencerminkan

bahwa Rasulullah yang berkomitmen pada kebenaran, selalu berkata

dan berbuat benar, dan berjuang untuk menegakkan kebenaran.

Amanah yang berarti jujur atau terpercaya, mencerminkan apa yang

dikatakan dan apa yang dilakukan oleh Rasulullah dapat dipercaya oleh

siapapun baik kaum muslimin maupun nonmuslim. Fathanah yang

cerdas / pandai, arif, wawasan luas, terampil, dan profesional. artinya

Rasulullah dapat dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan

kehandalannya dalam pemecahan masalah. Tabligh yang artinya

komunikatif mencerminkan siapa pun yang menjadi lawan bicara

Rasulullah, maka orang tersebut akan dengan mudah memahami apa

yang dibicarakan/dimaksud oleh Rasulullah.

Sani (2015: 64) berpendapat bahwa selain empat sifat yang

wajib yang dimiliki oleh seorang Rasulullah, Beliau juga memiliki sifat

yang juga harus diambil sebagai teladan oleh seorang muslim,

diantaranya: 1) Sifat Lemah Lembut 2) Sifat Pemaaf 3) Sifat Penyayang

4) Sifat Penyabar 5) Sifat Tawadu 6) Sifat Jujur.

Berkaitan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Rasulullah

SAW memiliki empat sifat atau karakter wajib, yaitu shiddiq (benar),

amanah (dapat dipercaya), tabligh (kebenaran), dan fathanah (cerdas).

Rasulullah juga memiliki karakter lain selain empat karakter wajib,

yaitu lemah lembut, pemaaf, penyayang, penyabar, tawadu, dan jujur.

Karakter yang dimiliki Rasulullah SAW diharapkan menjadi contoh dan

teladan bagi seorang muslim.

Page 71: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

55

4. Metode Pembinaan Karakter Islami di Sekolah

Sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa karakter

merupakan pondasi bagi peserta didik mengarungi kehidupan yang

sesungguhnya.Oleh karena itu pendidikan karakter sangat penting untuk

diterapkan di sekolah. Penerapkan pendidikan karakter di sekolah

memerlukan metode untuk mengimplementasikan, sebagai berikut:

1. Kegiatan pembelajaran

Asmani (2013: 58) Pembelajaran lebih lanjut tentang

pembelajaran umum dengan pertimbangan terpisah dengan hakikat

pembelajaran. Metode pembelajaran merupakan rencana yang

komprehensif tentang penyajian materi ajar yang lengkap dan

berdasarkan pendekatan yang ditentukan. Kegiatan pembelajaran

yang bertujuan menjadikan siswa memahami (kompetensi) materi

yang ditargetkan, serta dirancang untuk membuat siswa mengenal,

menyadari atau peduli, dan menginnternalisasi nilai-nilai dalam

bentuk perilaku.

2. Bimbingan

Bimbingan (Majid, 2012: 121) merupakan proses pemberian

bantuan terhadap siswa untuk mencapai pemahaman dan

pengarahan diri sendiri yang diperlukan untuk mencapai

pemahaman dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan

penyesuaian diri secara maksimal terhadap sekolah, keluarga serta

masyarakat. Hal ini juga sependapat dengan Muhammad Surya,

bahwa bimbingan merupakan proses pemberian bantuan yang terus

menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing

agar tercapai kemandirian dalam pememahami diri, pengarahan diri

dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan

penyesuaian diri dengan lingkugannya.

3. Kegiatan Spontan

Kegiatan spontan menurut Wibowo (2012: 87-88) adalah

kegiatan yang dilakukan secara spontan pada saat itu juga. Kegiatan

ini biasanya dilakukan pada saat guru atau tenaga kependidikan

yang lain mengetahui adanya perbuatan yang kurang baik dari

siswa, yang harus dikoreksi pada saat itu juga. Apabila guru

mengetahui adanya perilaku dan sikap yang kurang baik, maka pada

saat itu juga harus melakukan koreksi sehingga siswa tidak akan

melakukan tindakan yang tidak baikitu. Misalnya, ketika ada siswa

yang membuang sampah tidak pada tempatnya, berteriak-teriak

Page 72: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

56

sehingga menggangu piak lain, berkelahi, memalak, berlaku tidak

sopan, mencuri, berpakaian tidak senonoh, maka guru atau tenaga

kependidikan lainnya, harus segera mengkoreksi apa yang dilakukan

siswa tersebut.

Kegiatan spontan ini tidak hanya berlaku untuk perilaku dan

sikap siswa yang tidak baik, tetapi juga tentang perilaku yang harus

direspon secara spontan dengan memberikan pujian, misalnya ketika

siswa memperoleh nilai tinggi, menolong orang lain, memperoleh

prestasi dalam olahraga olah raga kesenian, dan berani menentang

atau mengkoreksi perilaku teman yang tidak terpuji.

4. Keteladanan

Keteladanan menurut Gunawan (2014: 92) mewakili

perilaku dan sikap guru serta tenaga kependidikan dalam

memberikan contoh terhadap tindakan-tindakan yang baik, sehingga

diharapkan menjadi panutan bagi peserta didik untuk

mencontohnya. Jika guru dan tenaga kependidikan yang lain

menghendaki agar siswa berperilaku atau bersikap sesuai dengan

nilai-nilai budaya dan karakter bangsa maka guru dan tenaga

kependidikan yang lain adalah orang pertama dan utama

memberikan contoh berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai-

nilai itu, seperti berpakaian rapi, datang tepat waktu, bekerja keras,

bertutur kata sopan, kasih sayang, perhatian terhadap siswa, jujur,

menjaga kebersihan.

5. Pembiasaan

Pembiasaan menurut Gunawan (2014: 93) adalah sesuatu

yang sengaja dilakukan berulang-ulang agar sesuatu itu dapat

menjadi kebiasaan. Penerapan pembiasaan berkaitan dengan

pengamalan, karena yang dibiasakan itu ialah sesuatu yang

diamalkan dan inti kebiasaan adalah pengulangan. Pembiasaan ini

menempatkan manusia sebagai sesuatu yang istimewa, yang dapat

menghemat kekuatan, karena akan menjadi kebiasaan yang melekat

dan spontan agar kegiatan dapat dilakukan dalam setiap pekerjaan.

Oleh karena itu, menurut para pakar, pembiasaan sangat efektif

dalam rangka pembinaan karakter dan kepribadian siswa.

Page 73: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

57

5. Peran Sekolah dalam Pembinaan Karakter Islami

1) Peran Guru di Sekolah

Dalam konteks pendidikan guru dipandang sebagai sosok yang

bertanggung jawab melaksanakan pendidikan (Fauzan, 2017:23) Guru

memiliki peran penting dalam membina perkembangan siswa untuk

mewujudkan tujuan pendidikan. Guru sebagai pengajar, pendidik, dan

pembimbing harus mampu memdidik siswa agar memiliki kepribadian

yang baik. Lickona (2013: 112) mengungkapkan guru memiliki

kekuatan untuk menanamkan nilai-nilai dan karakter pada siswa,

setidaknya ada tiga cara, yaitu:

a. Guru dapat menjadi penyayang yang efektif, menyanyangi dan

menghormati siswa, membantu mereka meraih sukses di sekolah,

membangun Kepercayaan diri mereka, dan membuat mereka

mengerti apa itu moral dengan melihat cara guru mereka

memperlakukan mereka dengan etika yang baik.

b. Guru dapat menjadi seorang model, yaitu orang-orang beretika

yang menunjukkan rasa hormat dan tanggung jawab yang tinggi,

baik di dalam maupun di luar kelas.

c. Guru dapat menjadi mentor yang beretika, memberikan intruksi,

moral dan bimbingan melalui penjelasan, diskusi di kelas,

bercerita, memberikan motivasi personal, dan memberikan umpan

balik yang korektifkepada siswa yang menyakiti temannya atau

diri sendiri.

Sebagai pembanding Fauzan (2017 : 27) menyebutkan dari

National Boardfor Profesional Teaching Skill (2002) yang telah

merumuskan standar kompetensi bagi guru di Amerika, yang

menjadi dasar bagi guru untuk mendapatkan sertifikasi guru, dengan

rumusan WhatTeachersShouldKnowand Be Ableto Do, di dalamnya

terdiri dari lima proposisi utama, yaitu:

1) Teachers are CommittedtoStudentsandTheirLearning yang

mencakup: (a) penghargaan guru terhadap perbedaan individual

siswa, (b) pemahaman guru tentang perkembangan belajar

siswa, (c) perlakuan guru terhadap seluruh siswa secaraadil, dan

(d) misi guru dalam memperluascakrawala berfikir siswa.

2) TeachersKnow

theSubjectsTheyTeachandHowtoTeachThoseSubjectstoStudents

mencakup: (a) apresiasi guru tentang pemahaman materi mata

Page 74: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

58

pelajaran untuk dikreasikan, disusun dan dihubungkan dengan

mata pelajaran lain, (b) kemampuan guru untuk menyampaikan

materi pelajaran (c) mengembangkan usaha untuk memperoleh

pengetahuan dengan berbagai cara (multiplepath).

3) Teachers are

ResponsibleforManagingandMonitoringStudentLearning

mencakup: (a) penggunaan berbagai metode dalam pencapaian

tujuan pembelajaran, (b) menyusun proses pembelajaran dalam

berbagai setting kelompok (groupsetting), kemampuan untuk

memberikan ganjaran (rewarđ) atas keberhasilan siswa, (c)

menilai kemajuan siswa secara teratur, dan (d) kesadaran akan

tujuan utama pembelajaran.

4) TeachersThinkSystematicallyAboutTheirPracticeandLearnfrom

Experience mencakup: (a) Guru secara terus menerus menguji

diri untuk memilih keputusan-keputusan terbaik, (b) guru

meminta saran dari pihak lain dan melakukan berbagai riset

tentang pendidikan untuk meningkatkan praktek pembelajaran.

5) Teachers are MembersofLearningCommunities mencakup: (a)

guru memberikan kontribusi terhadap efektivitas sekolah

melalui kolaborasi dengan kalangan profesional lainnya, (b)

guru bekerja sama dengan tua orang siswa, (c) guru dapat

menarik keuntungan dari berbagai sumber daya masyarakat.

Fauzan (2017: 187) menyatakan bahwa seorang guru

sebelum dan sesudah di kelas menuntut sebuah kemampuan yang

tidak hanya sebatas pada proses perencanaan kegiatan belajar dan

evaluasi, tetapi lebih kepada guru untuk melakukan pendekatan

komunikasi intensif dengan siswa, sehingga terjalin satu pola

hubungan yang saling membutuhkan. Dalam hal ini peran guru

tidak hanya sebatas “mendidik” dan “mengajar” dalam pengertian

sempit yakni transfer ofknowledge, tetapi peran sebagai

pembimbing pemberi solusi (problem solving),pengarah, mediator

pembelajaran, dan pemicu semangat belajar siswa.

Kemudian Mulyasa (2007: 37) mengidentifikasi sedikitnya

19 peran guru, yakni guru sebagai pendidik, pengajar, pembimbing,

pelatih, penasehat, pembaharu (inovator), model dan teladan,

pribadi, peneliti, pendorong kreativitas, pembangkit pandangan,

pekerja rutin, pemindah kemah, pembawa ceritera, aktor,

emansipator, evaluator, pengawet, dan sebagai kulminator.

Page 75: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

59

Penjelasan tentang peran di dapat disimpulkan bahwa guru

harus bisa memposisikan diri sebagai orang yang serba bias, kreatif

dan inovatif. Peran guru sebagai pembimbing, penasehat,

pembaharuan, dan pengawas harus dapat menanamkan kedisiplinan

di sekolah dengan baik. Selain itu juga guru harus menjadi teladan

dalam penerapan karakter Islami dalam kehidupan yang nyata.

2) Peran Kepala Sekolah

Kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat

mendorong sekolah dalam mewujudkan visi, misi, tujuan, dan

sarana sekolah melalui program-program yang dilaksanakan secara

terencana dan bertahap. Oleh karena itu, dalam menyukseskan

pendidikan karakter di sekolah perlu dipilih kepala sekolah yang

memiliki kemampuan manajemen juga kepemimpinan yang

tangguh, agar mampu mengambil keputusan dan prakarsa untuk

meningkatkan mutu sekolah. Gunawan (2014: 178) kepala sekolah

memiliki peran yang sangat penting dalam menyukseskan

implementasi pendidikan karakter di sekolah, terutama dalam

mengkoordinasi, menggerakkan, dan mengharmoniskan semua

sumber daya pendidikan yang tersedia.

Mulyasa (2007: 187) mengemukakan pendapat kepala

sekolah dituntut untuk senantiasa berusaha membina dan

mengembangkan hubungan kerja sama yang baik antar sekolah dan

masyarakat guna mewujudkan sekolah yang efektif dan efisien.

Kepala sekolah yang profesional tidak hanya dituntut untuk

melaksanakan berbagai tugasnya di sekolah, tetapi kepala sekolah

juga harus mampu menjalin hubungan kerja sama dengan

masyarakat dalam rangka membina siswa secara optimal.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

kepala sekolah merupakan orangyang bertanggung jawab dalam

mengelola sekolah dan menggerakkan seluruh potensi sekolah

secara optimal dan efisisen, serta melakukan kerjasma yang baik

dengan seluruh pihak seperti masyarakat dan pemerintah untuk

mencapai tujuan pendidikan. kepala sekolah memiliki tugas serta

tanggung jawab dalam membina karaker Islami guna menciptakan

kepribadian baik siswa dan guru.

Page 76: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

60

E. Undang-undang Penguatan Pendidikan Karakter di Indonesia

1. Pengertian penguatan pendidikan karakter

Penguatan pendidikan karakter merupakan program yang saat

ini sedang dilaksanakan pemerintah kepada seluruh sekolah di

Indonesia. Menurut Kemendikbud (2016: 2) “penguatan pendidikan

karakter adalah program pendidikan di sekolah untuk memperkuat

karakter siswa melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan

olah raga dengan dukungan perlibatan publik dan kerja sama antara

sekolah, keluarga, dan masyarakat yang merupakan bagian dari

Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM)”. Menurut Sulistyowati

dalam (Al-Anwari, 2014: 235) menyatakan bahwa “penyelenggaraan

pendidikan pada konteks mikro berfokus kepada implementasi

pendidikan karakter di sekolah”. Pendidikan menjadi garda depan

dalam upaya pembentukkan karakter manusia Indonesia yang

sesungguhnya dan sekolah merupakan sektor utama yang secara

optimal memanfaatkan dan memperdayakan semualingkungan belajar

yang ada untuk menginisiasi, memperbaiki,menguatkan, dan

menyempurnakan secara terus menerus melalui prosespendidikan

karakter di sekolah.

Sedangkan menurut Sriwilujeng (2017: 4) mengemukakan

bahwa penguatan pendidikan karakter (PPK) merupakan proses

pembentukan, transformasi, dan pengembangan potensi peserta didik

agar memiliki pikiran yang baik, hati yang baik, dan perilaku yang

baik; sesuai dengan falsafah pancasila sebagai pedoman hidup bangsa

Indonesia. PPK juga telah menjadi perhatian berbagai Negara dalam

rangka mempersiapkan generasi yang berkualitas bukan hanya untuk

kepentingan individu, tetapi juga untuk masyarakat secara keseluruhan.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

penguatanpendidikan karakter merupakan pendidikan yang terintegrasi

denganpembelajaran yang terjadi pada semua mata pelajaran dan

diarahkan padapenguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh

dengan penguatandan pengembangan perilaku didasari oleh nilai yang

dirujuksekolah/lembaga.

Menurut menurut Sriwilujeng (2017: 7) penguatan pendidikan

karaktermerujuk pada lima nilai utama yang meliputi;

a. Religius (Mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan

Yang Maha Esa).

Page 77: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

61

b. Nasionalis (Menempatkan kepentingan bangsa dan negara

di atas kepentingan diri dan kelompoknya).

c. Mandiri (Tidak bergantung pada orang lain dan

mempergunakan tenaga, pikiran, waktu untuk

merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita).

d. Gotong royong (Mencerminkan tindakan menghargai

semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan

persoalan bersama).

e. Integritas (Upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang

selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan

pekerjaan).

Dapat disimpulkan bahwa penguatan pendidikan

karakter adalah kebijakan pemerintah Indonesia dalam

rangka meningkatkan karakter generasi penerus bangsa

melalui program yang terstruktur dan terencana, dengan lima

nilai utama yaitu, religius, nasionalis, mandiri, gotong

royong, integritas.

2. Substansi Undang-Undang No. 20 Tahun 2018 tentang

Penguatan Pendidikan Karakter

Dalam Permendikbud nomor 20 tahun 2018 tentang

penguatan pendidikan karakter pada satuan pendidikan

formal atau disingkat PPK adalah gerakan pendidikan di

bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat

karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah

rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja

sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan Untuk

mengembangkan pendidikan karakter siswa dibutuhkan

penguatan pendidikan karakter ini yang diwacanakan oleh

Peraturan Mentri dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2018

terutama pada pasal 1 ayat 5, 6 dan 7, pasal 2 ayat 1 dan

2,pasal 4 ayat 3, pasal 6 ayat 1 dan pasal 11 ayat 1 yang

dijelaskan sebagai berikut:

Pasal 1 ayat (5):

Intrakurikuler adalah kegiatan pembelajaran untuk

pemenuhan beban belajar dalam kurikulum sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 78: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

62

Pasal 1 ayat (6):

Kokurikuler adalah kegiatan yang dilaksanakan

untukpenguatan, pendalaman, dan/atau pengayaan

kegiatan Intrakurikuler.

Pasal 1 ayat (7):

Ekstrakurikuler adalah kegiatan pengembangan

karakterdalam rangka perluasan potensi, bakat, minat,

kemampuan, kepribadian, kerja sama, dan kemandirian

peserta didik secara optimal.

Pasal 1 ayat 6 menyatakan bahwa kokurikuler adalah kegiatan

yang dilaksanakan untuk penguatan, pendalaman, dan/atau pengayaan

kegiatan Intrakurikuler. Dan pasal 1 ayat 7 berbunyi bahwa

ekstrakurikuler adalah kegiatan pengembangan karakter dalam rangka

perluasan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerja sama,

dan kemandirian peserta didik secara optimal.

Pasal 2 ayat (1) :

PPK dilaksanakan dengan menerapkan nilai-nilai

Pancasila dalam pendidikan karakter terutama meliputi

nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras,

kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat

kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi

Komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli

lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab.

Pasal 2 ayat (2) :

Nilai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan

perwujudan dari 5 (lima) nilai utama yang saling

berkaitan yaitu religiusitas, nasionalisme, kemandirian,

gotong royong, dan integritas yang terintegrasi dalam

kurikulum.

Berdasarkan pasal diatas, dapat dipahami bahwa nilai-nilai

karakter di Indonesia pada dasarnya terurai kedalam delapan belas nilai

yang dikristalisasi menjadi lima nilai utama yang diharapkan dapat

tertanam dalam diri peserta didik sejak dini sehingga implementasi

pendidikan karakter di sekolah dapat terwujud dan sesuai dengan

Page 79: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

63

harapan pemerintah terutama pada Sekolah Menengah Atas. Kelima

nilai utama tersebut didasarkan pada Pancasila sehingga sesuai dengan

kepribadian bangsa Indonesia dan diyakini mampu memberikan

kontribusi terhadap perbaikan moral generasi muda sehingga peserta

didik mampu menyaring budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai-

nilai Pancasila.

Pasal 4 ayat (3):

Muatan karakter dalam penyelenggaraan PPK

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diimplementasikan

melalui kurikulum dan pembiasaan pada satuan

pendidikan jenjang pendidikan dasar atau satuan

pendidikan jenjang pendidikan menengah.

Pasal 6 ayat (1):

Penyelenggaraan PPK yang mengoptimalkan fungsi

kemitraan tripusat pendidikan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 5 dilaksanakan dengan pendekatan berbasis:

a. kelas; b. budaya sekolah; dan c. masyarakat.

Pasal 11 ayat (1):

Penyelenggaraan PPK pada Satuan Pendidikan Formal

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dilaksanakan

selama 6 (enam) atau 5 (lima) hari sekolah dalam 1

(satu) minggu.

Melalui pasal diatas diketahui bahwa, pembinaan karakter

pada peserta didik harus melalui pembiasaan yang dilakukan dalam

kesehariannya. Pembiasaan tersebut dapat dilakukan dilingkungan

keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat yang

harus terealisasikan secara nyata bagi peserta didik terlebih pada

lingkungan sekolah melalui budaya sekolah yang sesuai dengan

nilai-nilai kebaikan dalam masyarakat. Perwujudan budaya sekolah

harus didukung dan dilaksanakan oleh seluruh elemen-elemen

sekolah untuk memberikan contoh yang baik. Sehingga, contoh-

contoh tersebut dapat diikuti oleh peserta didik dan menjadi suatu

kebiasaan yang mengarah pada pembentukan karakter yang sesuai

dengan lima nilai utama seperti religiuslitas, nasionalisme, gotong

royong, kemandirian dan integritas yang terintegrasi dalam

kurikulum.

Page 80: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

64

F. Penelitian yang Relevan

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan

penelitian ini, sebagai berikut :

1. Penelitian Nur Shabrina Putri, dkk. (universitas Negeri Malang, 2019)

yang berjudul Manajemen Pembinaan Akhlak dalam Penguatan

Pendidikan Karakter Peserta Didik. Penelitian ini sama-sama

membahas tentang bagaimana proses manajemen pembinaan akhlak /

karkater, namun penelitian ini dilakukan pada tingkat sekolah dasar

yaitu SD Negeri Merjosari 4 Malang dan SD Negeri Karang besuki 4

Malang. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa proses

manajemen pembinaan akhlak sudah berjalan sesuai dengan 4 standar

proses manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,

evaluasi. Sedangkan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan

penulis terletak pada subjek penelitian, dimana pada penelitian Nur

Shabrina mengkaji masalah karakter pada tingkat SD sedangkan

penelitian ini menganalisis pendidikan karakter tingkat SMA melalui

proses menajemen kurikulum ke khasan sekolah.

2. Penelitian Nurlaela Sari (UIN Sunan Gunung Djati, 2019)yang berjudul

Manajemen Pembinaan Karakter Peserta Didik Berbasis Masjid

Madrasah MadrasahAliyah Negeri 3 Tasikmalaya.. Penelitian ini

menghasilkan kesimpulan bahwa Madrasah Aliyah Negeri 3

Tasikmalaya memaksimalkan proses pembinaan karakter melalui

sarana masjid, untuk melaksanakan kegiatan pembinaan seperti,

kultum, membaca alquran, salat berjamaah. Kemudian kegiatan

tersebut telah dilakukan sesuai teori manejemen G. R Terry yaitu

planing, organizing, actuating, controling. Penelitian Nurlela memiliki

persamaan dengan penelitian penulis, yaitu sama-sama membahas

tentang manajen pembinaan karakter, namun penelitian Nurlaela fokus

pada pembinaan karakter berbasis masjid Sedangkan penelitian ini

fokus pada manejemen pelaksanaan pembinaan karakter islami

berdasarkan kurikulm khas sekolah SMA Al Hasra Depok.

3. Penelitian Nurul Istiqamah (UIN Sunan Kalijaga, 2018) yang berjudul

Manajemen Pembinaan Karakter Santri di Pondok Pesantren Al

Luqmaniyyah Yogyakarta.Kesimpulan dari penelitian ini menyatakan

bahwa Pondok Pesantren Al Luqmaniyyah Yogyakarta menggunakan 4

Page 81: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

65

fungsi manajemen George R Terry dalam melakukan pembinaan

karakter santri. Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian

yang dilakukan penulis yaitu sama-sama membahas tentang proses

pembinaan karakter, namun penelitian yang dilakuakan penulis fokus

pada proses penerapan manajemen kurikulum khas SMA Al Hasra

dalam pembinaan karakter.

4. Penelitian Ade Surya Saputra (Universitar Negeri Yogyakarta, 2016)

yang berjudulManajemen Program Pembinaan Karakter Berbasis

Agama di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 5 Yogyakarta.

Penelitian ini membahas proses manajemen pembinaan karakter

melalui kurikulum yang disusun berbasis Agama. Hal tersebut menjadi

persamaan dengan penelitian penulis, yaitu sama-sama membahas

proses manajemen pembinanan karakter, namun penelitian penulis

fokus pada pembinaan karakter islami berdasarkan manajem kurikulum

khas sekolah. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa SMA

Negeri 5 Yogyakarta telah melaksanakan pembinaan karakter berbasis

agama sesuai dengan 4 standar manajemen.

5. Penelitian Tri Utami (UIN Sultan Syarif Kasim Riau, 2016) yang

berjudulManajemen Pembinaan Karakter Islami Siswa di Sekolah

Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) Al-Izhar Kecamatan

Tampan Kota Pekanbaru. Penelitian memiliki persamaan pembahasan

dengan penelitian penulis yaitu manajemen pembinaan karakter islami

siswa, namun pada penelitian ini dilakukan pada tingkat SMP, yaitu

SMPIT Al-Izhar Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru. Penelitian ini

menghasilkan kesimpulan bahwa proses manajemen pembinaan

karakter telah dilakukan sesuai standar proses manajemen mulai dari

perencanan hingga evaluasi. pembinaan karakter islami di sekolah

tersebut memaksimalkan integrasi dengan mata pelajaran PPKN dan

Agama. Selain itu sekolah juga mendapat dukungan dari seluruh pihak

terkait seperti wali murid, masyarakat sekitar, dan pemerintah sehingga

proses pembinaan karakter islami dapat berjalan dengan baik.

perbedaan dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah subjek

penelitian pada penelitian penulis subjek penelitian adalah tingkat

SMA, kemudian pada pembahasan penelitian penulis fokus pada

analisis pelaksanaan kurikulum khas sekolah dalam membina karakter

siswa.

Page 82: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

66

G. Kerangka konseptual

Untuk mempermudah dalam menganalisis, membaca serta

memahami penelitian ini, penulis membuat kerangka konseptual meliputi

latar belakang permasalahan, proses bagaimana implementasi manajemen

kurikulum dalam pembinaan karakter hingga hasil yang diharapakan.

kerangka konseptual pada penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep

dasar, perencanan, kendala, dan solusi implementasi manajemen kurikulum

dalam membia karakter islami siswa SMA Al Hasra Depok.

Gambar 2.1 kerangka konseptual

Rendahnya karakter

islami peserta didik

(permasalahan karakter

peserta didik)

Tujuan pendidikan dalam

undang-undang

pendidikan nasional no.

20 pasal 3 tahun 2003

(pendidikan karakter)

Kendala implementasi

manajemen kurikulum

SMA Al Hasra dalam

membina karakterislami

peserta didik

Manajemen

kurikulum SMA

Al Hasra Depok

Perencanaan

Pelaksanaan/

implementasi

Evaluasi

Manajemen kurikulum SMA Al Hasra yang profesional dan unggul

dalam membina karakter islami peserta didik

Page 83: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

67

Berdasarkan latar belakang masalah yaitu Undang-undang No.20

Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional yang mengamanatkan bahwa

fokus pendidikan nasional tidak hanya fokus pada kompetensi akademik

namun juga pada kompetensi afektif atau karakter. Kemudian melihat

berbagai macam kasus dan berita diberbagai media tentang degradasi moral

dan karakter remaja saat ini, perlu adanya pendidikan karakter yang lebih

intensif dan berkualitas. Salah satu jalannya adalah dengan melakukan

manajemen pembinaan karakter yang baik pada sebuah lembaga

pendidikan. Namun masih banyak juga didapati sekolah yang menglami

masalah pelaksanaan manajemen kurikulum dalam pembinaan karakter

siswa yang berdampak pula pada hasil pembinaan karakter pesrta didik.

sehingga perlu diadakan penelitian terkait pelaksanaan manajemen

kurikulum pembinaan karakter siswa, sehingga menghasilkan proses

manajemen kurikulum yang profesional dan unggul dalam membina

karakter siswa.

Page 84: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

68

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian

kualitatif merupakan sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskritif berbentuk kata-kata orang dan perilakunya yang nampak atau

kelihatan. Menurut Sugiyono metode kualitatif sering disebut penelitian

naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alami

(natural setting). Sugiyono (2010:15) berendapat bahwa pendekatan

kualitatif memandang realita sosial sebagai sesuatu yang utuh/holistik,

kompleks, dinamis, penuh makna dan hubungan yang bersifat interaktif

(reciprocal). Selain itu, metode penelitian kualitatif menurut Bogdan dan

Taylor dalam L.J. Maleong (2011:4) sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang dan perilaku yang dapat diamati.

Penelitian ini, diajukan untuk menganalisis dan mengungkapkan

tentang bagaimana sebuah implementasi manajemen kurikulum karakter

dapat diterapkan. Dalam mengumpulkan, mengungkapkan berbagai

masalah dan tujuan yang hendak dicapai maka, penelitian ini dilakukan

dengan pendekatan studi deskriptif analitis. Sebagaimana menurut Nawawi

dan Martini (1994:4) mendefinisikan metode deskriptif sebagai metode

yang melukiskan suatu keadaan objektif atau peristiwa tertentu berdasarkan

fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana mestinya yang kemudian diiringi

dengan upaya pengambilan kesimpulan umum berdasarkan fakta-fakta

historis tersebut.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA Al Hasra Depok. Alasan dipilih

sekolah ini yaitu karena sekolah ini merupakan sekolah yang memiliki

kurikulum pendidikan karakter islami yang tertuang dalam setiap program

pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas.

Page 85: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

69

Tabel 3.1 Waktu Peneltian

No Aktivitas Bulan

N

o

v

D

e

s

J

a

n

F

e

b

M

a

r

A

P

R

M

e

i

J

u

n

J

u

l

A

g

u

S

e

p

N

o

v

D

e

s

1 Proses

menentukan

judul

penelitian

2 Mengajukan

judul

3 Proses

bimbingan

√ √

4 Sidang

proposal

tesis

5 Bimbingan

dan revisi

hasil sidang

proposal

tesis

√ √ √ √ √ √ √ √

6 Menyusun

instrumen

√ √

7 Mengumpul

kan data

8 Analisis

data

√ √

9 Sidang tesis √

C. Sumber Data Penelitian

Menurut Sugiyono (2017: 104) “dalam penelitian kualitatif bila

dilihat dari sumber datanya maka pengumpulan data yang digunakan adalah

sumber dari data primer dan data sekunder” berikut penjelasannya:

a. Data primer

Menurut Sugiyono (2017: 104) sumber data primer adalah “sumber

data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data”.Data

yang diperoleh dari instansi lembaga pendidikan terkait, seperti:(1)

Page 86: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

70

kepala sekolah, (2) waka kurikulum, (3) guru (4) waka kesiswaan (5)

siswa.

b. Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2017: 104) data sekunder merupakan “sumber

yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data”. Data

yang di peroleh oleh peneliti adalah data yang dapat diperoleh melalui

berbagai sumber yang telah ada atau data bukan orang yang, seperti

melalui dokumen sekolah dan foto atau gambar yang tersedia di SMA

Al Hasra Depok.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Interview (Wawancara)

Wawancara digunakan untuk memperoleh data tentang manajemen

kurikulum dan partisipasimasyarakat. Semua pertanyaan ditujukan kepada

informan dengan efektif dan terarah, artinya dalam waktu yang cepat dapat

diperoleh data yang sebanyak-banyaknya. Wawancara dilakukan kepada:

(1) kepala sekolah, (2) waka kurikulum, (3) waka kesiswaan dan (4) guru,

(5) siswa.

Pada awalnya, wawancara dilaksanakan dengan berstruktur karena

masih bersifat umum dan belum terfokus dan hanya terpusat kepada satu

pokok masalah tertentu kemudian wawancara bebas yaitu berisi pertanyaan

yang berpindah-pindah satu masalah ke masalah lain sepanjang masih

terkait dengan penelitian.

Pelaksanaan wawancara pada prinsipnya dimaksudkan untuk

mendapatkan data yang cukup sehubungan dengan pokok masalah

penelitian yang telah diidentifikasi. Kegiatan wawancara ini penulis

lakukan secara terus menerus dengan responden dalam berbagai situasi.

Dalam pelaksanaan wawancara ini peneliti menyediakan pedoman

wawancara sebagaimana terlampir. Meskipun dalam pelaksanaanya tidak

terlalu terikat pada pedoman tersebut.

Tabel 3.2

Subjek Penelitian

Informasi yang akan diperoleh Responden wawancara

Pertumbuhan dan perkembangan

SMA Al Hasra Depok

KS

Manajemen kurikulum di SMA Al

Hasra Depok

KS, WKR

Page 87: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

71

Program-program pembinaan

karakter islami siswa SMA Al Hasra

Depok

KS, WKS, GR, S

Kurikulum pendidikan karakter

islami siswa

WKR, WKS

Catatan :

KS : Kepala Sekolah

WKR : Wakil kepala sekolah bagian kurikulum

WKS : Wakil kepala sekolah bagian kesiswaan

GR : Guru

S : Siswa

2. Observasi (Pengamatan)

Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas yang sistematis

terhadap gejala-gejala baik yang bersifat fisikal ataupun mental.

Observasi dilakukan untuk mengetahui berbagai aspek mengenai

implementasi manajemen kurikulum SMA Al Hasra Depok. Observasi

yang telah dilakukan adalah: (1) melihat dan mendengar langsung

tentang obyek yang diamati, yaitubagaimana manajemen kurikulum

yang berlangsung di SMA Al Hasra Depok dan bagaimana penerapan

pendidikan karakter disana (2) mengamati obyek yang diteliti, yaitu

bagaimana keadaan atmosfir sekolah kaitanya dengan praktik penerapan

pendidikan karakter baik oleh guru, siswa maupun pegawai sekolah (3)

mencatat hal-hal yang berhubungan dengan objek penelitian, yaitu

kaitanya dengan proses manajemen kurikulum dalam membina karkter

islami siswa SMA Al Hasra Depok. Cara ini dimaksudkan untuk

mendapatkan data yang cermat, faktual dan sesuai dengan konteksnya.

3. Dokumentasi

Sekalipun dalam penelitian kualitatif kebanyakan cara diperoleh

dari seumber manusia (human resources) melakukan observasi dan

wawancara akan tetapi belum cukup lengkap perlu adanya penguatan

atau penambahan data dari sumber lain yaitu dokumentasi. Dokumen-

dokumen yang ada bahkan yang sudah lama digunakandalam penelitian

ini sebagai sumber data. Alasan peneliti menggunakan metode ini

adalah: (1) sebagai bukti untuk suatu pengujian; (2) relatif murah dan

mudah diperoleh; (3) lebih bersifat alamiah; (4) merupakan sumber

Page 88: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

72

yang stabil dan kaya akan informasi; dan (5) memperluas pengetahuan

peneliti terhadap situasi yang diteliti.Dokumentasi yang telah diperoleh

peneliti adalah dokumen kurikulum yang digunakan SMA Al Hasra

Depok dan foto-foto kegiatan siswa terkait dengan usaha sekolah dalam

pembinaan pendidikan karakter islami.

E. Uji Kredibilitas

Menurut Sugiyono (2017: 191) “uji kredibilitas pada penelitian ini

bertujuan untuk menguji keautentikan atau keabsahan data agar hasil

penelitian kualitatif yang dilakukan tersebut dapat dipertanggungjawabkan

secara ilmiah”. Terdapat beberapa strategi penelitian kualitatif yang dapat

dilakukan untuk uji kredibilitas, antara lain:

1. Memperpanjang Waktu

Perpanjangan waktu ini digunakan untuk memperoleh trust dari

subjek kepada peneliti mengingat bahwa pada penelitian kualitatif

peneliti harus mampu melebur dalam lingkungan subjek penelitian.

2. Triangulasi

Menggunakan triangulasi (triangulation) dengan jenis

triangulasi teknik yaitu teknik menguji kredibilitas data dengan cara

mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

Triangulasi sendiri merupakan penggunaan dua atau lebih sumber

untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang suatu

fenomena yang akan diteliti. Sehingga untuk mengetahui keautetikan

data dapat dilihat dari sumber

F. Teknik Analisis data

Dalam penelitian kualitatif proses analisis databerlangsung sebelum

peneliti ke lapangan, kemudian selama di lapangan dan setelah di lapangan,

sebagaimana yang diungkapkan oleh Sugiono (2008) bahwa analisis telah

dimulai sejak dirumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke

lapangan dan terus berlanjut sampai penulisan hasil penelitian.

Proses analisis data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah

menggunakan model Miles dan Huberman menyatakan bahwa aktivitas

dalam analisis data pada penelitian kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.

Aktivitas analisis data sebagaimana yang diungkapkan tersebut meliputi

tiga unsur sebagai berikut :

Page 89: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

73

1. Reduksi data

Reduksi data merupakan suatu proses pemilihan, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data

kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Selama

pengumpulan data berlangsung, terjadilah tahapan reduksi yaitu (1)

membuat ringkasan, dari hasil wawancara yang dilakukan kepada para

narasumber (2) mengkode, yaitu memberikan kode dari hasil seluruh

tehnik pengumpulan data dengan rumusan masalah yang ada (3)

menelusur tema, yaitu memisahkan hasil penelitian kemudian

menyesuaikandengan masing-masing tema yaitu tentang manajemen

kurikulum dan pendidikan karakter.

2. Penyajian data

Data sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Penyajian-penyajian yang baik merupakan suatu cara yang utama bagi

analisis kualitatif yang valid. Dalam penelitian ini, data disajikan pada

Bab IV dengan berbagai jenis ringkasan, penjelasan, grafik, tabel dan

bagan.

3. Penarikan kesimpulan

Sugiyono (2008:90) menyatakan tahap terakhir yang berisikan

proses penganbilankeputusan yang menjurus pada jawaban dari

pertanyaan penelitian yang diajukan dan mengungkap “what” dan

“how” dari temuan penelitian tersebut. Dalam penelitian ini, kesimpulan

diberikan pada Bab V sebagai hasil jawaban dari beberapa pertanyaan

yang telah diajukan dalam rumusan masalah.

G. Instrumen Penelitian

Moleong (2001:168) menyatakan bahwa peneliti sebagai instrumen

penelitian dapat mengembangkan kreatifitasnya untuk mengumpulkan data

secara lengkap, karena kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatatif

adalah sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis, penafsir

data dan juga sebagai pelapor hasil penelitian. Jenis penelitian yang

digunakan adalah kualitatif maka instrument yang utama adalah peneliti

sendiri. Jadi peneliti merupakan instrumen atau alat penelitian, karena

menjadi keseluruhan proses penelitian.

Instrumen pada penelitian ini terdiri dari instrumen primer dan

instrumen sekunder. Instrumen primer adalah peneliti sendiri yang

melakukan wawancara di lapangan.Instrumen sekunder berupa pertanyaan

Page 90: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

74

yang disiapkan dan dijawab oleh responden. Pengumpulan data dilakukan

dengan pengamatan, wawancara, pengumpulan dokumen dan foto-foto

terkait penelitian. Setelah fokus dan perumusan masalah dalam penelitian

sudah menjadi jelas, maka akan dikembangkan instrumen penelitian

sederhana yang diharapkna dapat menjaring data dari sumber data yang

mendalam.

Tabel 3.3

Kategori Informasi Lapangan

No. Kategori

Informasi

Sumber / bahan yang di

perlukan

Teknik /

Instrumen

pengumpulan

data

W O D

1

Sejarah dan latar

belakang

berdirinya SMA

Al Hasra Depok

Dokumen resmi sekolah dan

bahan tertulis lain yang relevan √

2

Struktur organisasi

SMA Al Hasra

Depok

Dokumen resmi sekolah dan

bahan tertulis lain yang relevan √

3

Visi, Misi, dan

Tujuan SMA Al

Hasra Depok

Dokumen resmi sekolah dan

bahan tertulis lain yang relevan √

4

Manajemen

kurikulum

pembinaan

karakter islami di

SMA Al Hasra

Depok

Dokumen resmi sekolah dan

bahan tertulis lain yang relevan

(tujuan, bahan ajar, sumber,

evaluasi)

Proses-proses interaksi antara

seluruh komponen yang

terlibat dalam kegiatan

kurikulum

Pandangan dan pendapat

seluruh komponen yang

terlibat dalam kegiatan

kurikulum

5

Penerapan

pembinaankarakter

islami di SMA Al

Dokumen resmi sekolah dan

bahan tertulis lain yang relevan

(program intrakurikuler dan

Page 91: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

75

Hasra Depok ekstrakurikuler)

Proses-proses interaksi antara

seluruh komponen yang

terlibat dalam kegiatan

pembinaan karakter islami

siswa

Pandangan dan pendapat

seluruh komponen yang

terlibat dalam kegiatan

pembinaan karakter islami

siswa

Tabel 3.4

Kisi-kisi Pengamatan

No. Objek / Peristiwa yang diamati

1 Situasi lingkungan SMA Al Hasra Depok dalam membina karakter

islami

2 Proses perencanaan pembinaan karakter islami di SMA Al Hasra

Depok (kepala sekolah, waka bidang kurikulum, waka bidang

kesiswaan, guru)

3 Penerapan pembinaan karakter islami tingkat SMA Al Hasra Depok

(seluruh warga sekolah)

4 Penerapan pembinaan karakter islami tingkat kelas SMA Al Hasra

Depok (guru)

5 Proses evaluasi pembinaan karakter islami di SMA Al Hasra Depok

6 Proses interaksi antar warga sekolah (guru – siswa, staf dan

karyawan – siswa )

Tabel 3.5

Kisi-kisi wawancara

No. Pembahasan Aspek yang ditanyakan

1

Manajemen

kurikulum

pembinaan karakter

islami siswa SMA

Proses perencanaan kurikulum pembinaan

karakter islami siswa di SMA Al Hasra Depok

Proses pengorganisasianpembinaan karakter

islami siswa di SMA Al Hasra Depok

Page 92: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

76

Al Hasra Depok Proses penerapanpembinaan karakter islami

siswa di SMA Al Hasra Depok

Proses evaluasipembinaan karakter islami

siswa di SMA Al Hasra Depok di SMA Al

Hasra Depok

2 Pembinaan

karakter islami

Proses penyusunan kurikulum pembinaan

karakter islami

Isi kurikulum pendidikan karakter islami SMA

Al Hasra Depok (standar karakter islami

sekolah, program kegiatan tingkat sekolah baik

intra kurikuler maupun ekstrakurikuler, tingkat

kelas oleh guru, dan program pada pelajaran

terkait dalam pembinaan karakter islami siswa)

Penerapan kurikulum pembinaan karakter

islami SMA Al HasraDepok (Strategi dan

implementasi guru dalam menerapkan dan

mengembangkan isi kurikulum pembinaan

karakter islami baik di dalam maupun diluar

kelas)

Page 93: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

77

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Temuan

Sesuai dengan fokus penelitian dan rumusan masalah penelitian yaitu

bagaimana analisis implementasi manajemen kurikulum dalam membina

karakter islami siswa SMA Al Hasra Depok, serta berdasarkan hasil

wawancara, observasi dan kajian dokumentasi yang didasarkan pada

pertanyaan penelitian, maka peneliti dapat menyajikan data sebagai berikut:

1. Visi, Misi, Idikator, Tujuan, dan Strategi SMA Al Hasra Depok

1) Visi

Mewujudkan lulusan yang berkepribadian islami, berprestasi, dan

berwawasan global

2) Misi

a. Meningkatkan kompetensi tenaga pendidik di bidang keislaman,

profesional, dan bahasa asing

b. Menerapkan kurikulum nasional dan kurikulum ciri khas sekolah

dengan mengedepankan keislaman, bahasa asing, sains, dan

teknologi

c. Memenuhi sarana dan prasarana sekolah yang menunjang kegiatan

pembelajaran sesuai standar BNSP

d. Membangun network berskala internasional

3) Tujuan

3.1 Meningkatkan kompetensi tenaga pendidik di bidang keislaman,

profesional, dan bahasa asing bertujuan :

3.1.1 Keislaman

1. Meningkatkan kemampuan tenaga pendidik dan tenaga

kependidikan dalam membaca Al Qur‟an.

2. Meningkatkan kompetensi tenaga pendidik dan tenaga

kependidikan dalam melaksanakan ibadah wajib dan sunah.

3.1.2 Profesional

1. Meningkatkan kemampuan profesional tenaga

pendidiksesuaidengan mata pelajaran yang diampu berbasis

IT

Page 94: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

78

3.1.3 Bahasa Asing

1. Meningkatkan kemampuan tenaga pendidik dalam berbahasa

Inggris

3.2 Menerapkan kurikulum nasional dan kurikulum ciri khas sekolah

dengan mengedepankan keislaman, bahasa asing, sains, dan

teknologi, bertujuan :

3.2.1 Kurikulum Nasional

1. Sebagai panduan dalam pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran

berdasarkan Standar Nasional Pendidikan (SNP) untuk

mencapai lulusan yang diharapkan

2. Meningkatkan prestasi di bidang akademik

3.2.2 Kurikulum Ciri Khas Sekolah

1. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan sekolah yang

mengarah pada kompetensi di bidang Keislaman, Bahasa

asing, sains, dan teknologi

2. Memfasilitasi kegiatan pembelajaran Keislaman, bahasa

asing, sains, dan teknologi dalam kegiatan ekstrakurikuler

3.3 Memenuhi sarana dan prasarana sekolah yang menunjang

kegiatan pembelajaran sesuai standar BSNP, bertujuan :

1. Memfasilitasi kebutuhan guru dan peserta didik dalam

kegiatan belajar mengajar sesuai dengan PERMENDIKNAS

No. 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana

2. Menyediakan buku dan sarana belajar lain yang menunjang

kegiatan pembelajaran

3.4 Membangun networking berskala internasional, bertujuan :

1. Mewujudkan SMA Al Hasra menjadi Global Islamic School

Page 95: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

79

4) Indikator visi

Tabel 4.1 Indikator Visi SMA Al Hasra Depok

KATA KUNCI INDIKATOR

Ke-

1

Berkepribadian

Islami

Mewujudkan lulusan yang :

1. memiliki aqidah yang kuat, tidak mudah

terpengaruh oleh ajaran yang bertentangan

dengan al qur‟an dan sunah

2. mampu beribadah baik wajib maupun sunah

sesuai dengan tuntunan syari‟at islam

3. berakhlak mulia baik kepada Allah maupun

makhluk Nya

4. mampu membaca dan menghafal Al-Qur‟an

dengan Tajwid yang benar

5. mampu mengaktualisasikan nilai kepedulian

sosial dalam bentuk zakat, infaq dan shodaqoh

Ke-

2

Berprestasi 1. Mewujudkan lulusan yang berprestasi di bidang

akademik

Nilai rata-rata USBN meningkat

Daya serap PTN meningkat

10 besar dalam lomba eksternal tingkat PTN

atau Kota

2. Mewujudkan lulusan yang berprestasi di bidang

non akademik

Meraih juara dalam lomba olahraga bidang

bulutangkis, karate, dan pencak silat minimal

tingkat Kota

Meraih juara Tari Saman dalam lomba

eksternal

Ikut serta dalam Paskibra Kota Depok

Ikut serta dalam lomba eksternal baik bidang

seni maupun olahraga

Ke-

3

Berwawasan

Global

Mewujudkan lulusan yang berwawasan global

dengan memiliki kemampuan di bidang bahasa

asing dan teknologi

menguasai Teknologi Global berbasis Digital,

Multimedia dan Jaringan

Page 96: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

80

memiliki kemampuan berkomunikasi Bahasa

Inggris aktif sebagai penunjang dalam

mengikuti perkembangan global

5) Strategi dan Indikator Pencapaian Sasaran

1. Strategi untuk mencapai tujuan meningkatkankemampuan tenaga

pendidik dan tenaga kependidikan dalam membaca Al Qur‟an

melalui kegiatan-kegiatan :

1.1 Pemetaan Kompetensi baca Al Qur‟an

1.2 Pelatihan Baca Al Qur‟an

2. Strategi untuk mencapai tujuan meningkatkan kompetensi tependik

dalam melaksanakan ibadah wajib dan sunah melalui kegiatan-

kegiatan :

2.1 Program pembinaan Keislaman tenaga pendidik dan tenaga

kependidikan

2.2 Program zakat, infaq, shodaqoh, serta tabungan Qurban

bekerjasama dengan Islamic Center

3. Strategi untuk mencapai tujuan meningkatkan kemampuan

profesional tenaga pendidik sesuai dengan mata pelajaran yang

diampu berbasis IT melalui kegiatan- kegiatan :

3.1 Pengajuan Guru Tetap Yayasan

3.2 Uji Kompetensi Guru (UKG)

3.3 Program Sertifikasi Pendidik melalui Pendidikan Profesi Guru

(PPG)

3.4 Supervisi pembelajaran

3.5 MGMP internal maupun eksternal

3.6 Ikut serta dalam olimpiade guru

3.7 Mengikuti kegiatan workshop dalam meningkatkan kompetensi

guru

3.8 Program peningkatan kemampuan teknologi berbasis Digital

dan Multimedia

3.9 Pelatihan guru mata pelajaran matematika dan sains dengan

menghadirkan nara sumber guru profesional di bidang

Matematika / Sains

Page 97: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

81

4. Strategi untuk mencapai meningkatkan kemampuan tenaga pendidik

dalam berbahasa Inggris melalui kegiatan-kegiatan :

4.1 Short course untuk guru Bahasa Inggris maupun non Bahasa

Inggris bekerjasama dengan LIA dan International Office

4.2 Melaksanakan English Day pada hari Jum‟at dengan membuka

dan menutup KBM menggunakan bahasa Inggris

4.3 Short course untuk guru sains oleh guru bahasa Inggris

5. Strategi untuk mencapaisebagai panduan dalam pelaksanaan

Kegiatan Pembelajaran berdasarkan Standar Nasional Pendidikan

(SNP), melalui kegiatan-kegiatan :

5.1 Menyusun KTSP yang meliputi (1) visi, misi, dan tujuan (2)

pengorganisasian muatan kurikuler (3) pengaturan beban belajar

siswa dan beban kerja guru (4) penyusunan kalender pendidikan

(5) penyusunan silabus muatan pelajaran (6) penyusunan RPP

5.2 Mengembangkan kurikulum sesuai dengan prosedur operasional

pengembangan KTSP

5.3 Melaksanakan kurikulum sesuai struktur kurikulum

6. Strategi untuk mencapaimeningkatkan prestasi di bidang akademik

melalui kegiatan-kegiatan :

6.1 Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif

sehingga setiap peserta dapat berkembang secara optimal

dengan memiliki nilai minimal ujian sekolah di atas rata-rata

6.2 Mengikutsertakan peserta didik dalam kompetisi akademik

6.3 Meningkatkan jumlah peserta didik yang diterima di perguruan

tinggi negeri

7. Strategi untuk mencapaisebagai pedoman dalam pelaksanaan

kegiatan sekolah yang mengarah pada kompetensi di bidang

Keislaman, Bahasa asing, sains, dan teknologi melalui kegiatan-

kegiatan :

7.1 Penyusunan perangkat pembelajaran Budi Pekerti Islam (BPI),

Speaking Class, bahasa Jepang, dan IT

7.2 Pembelajaran Budi Pekerti Islam (BPI), Speaking Class untuk

kelas X dan XI, Listening untuk kelas XII, bahasa Jepang, , dan

IT sebagai mata pelajaran ciri khas SMA Al Hasra

Page 98: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

82

8. Strategi untuk mencapai tujuan 8 ( memfasilitasi pembelajaran

keislaman, bahasa asing, sains, dan teknologi serta pengembangan

bakat dan minat peserta didik), melalui kegiatan-kegiatan :

8.1 Melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler Qiro‟ah, Hadroh,

English Club, IT Club, Sains Club, olahraga, seni, dan

ketangkasan

8.2 Menghadirkan guru pembimbing kegiatan ekstrakurikuler yang

professional

8.3 Memberikan bimbingan dalam bidang keislaman, bahasa asing,

sains, dan teknologi sebelum ikut serta dalam lomba eksternal

tingkat perguruan tinggi atau kota

9. Strategi untuk mencapai tujuan 9 (menyediakan sarana dan

prasarana pembelajaran yang memadai)

9.1 Program pengadaan sarana prasarana untuk mendukung

kegiatan belajar mengajar

9.2 Menyediakan alat dan bahan praktek sains (kimia, fisika,

biologi)

9.3 Menyediakan prasarana berupa laboratorium computer untuk

pembelajaran IT

9.4 Menyediakan prasarana berupa laboratorium bahasa untuk

pembelajaran bahasa asing

9.5 Menyediakan alat dan bahan pembelajaran di dalam kelas,

seperti speaker aktif, model pembelajaran sains

10. Strategi untuk mencapai tujuan 10 (menyediakan buku dan sarana

belajar lain yang menunjang kegiatan pembelajaran)

10.1 Menyediakan buku siswa dan buku guru sesuai dengan

kebutuhan

10.2 Menyediakan buku penunjang yang diperlukan oleh tenaga

pendidik

11. Strategi untuk mencapai tujuan 10 (mewujudkan SMA Al Hasra

menjadi Global Islamic School)

11.1 Program Summer School

11.2 Program Sit – In Guru dan Siswa

11.3 Program Englsh Short Course

Page 99: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

83

2. Kurikulum Pembinaan Karakter Islami SMA Al Hasra

Berdasarkan observasi, wawancara, dan analisis dokumen kurikulum

pembinaan karakter islami siswa SMA Al Hasra ditemukan program

pembinaan karakter islami siswa di SMA Al Hasra dalam kurikulum khas

sekolah yang tertuang dalam program keagamaan SMA Al Hasra sebagai

berikut :

1. Budi Pekerti Islam (BPI)

Mata pelajaran terkait praktik pembinaan karakter islami siswa di

sekolah, di rumah, dan di lingkungan masyarakat.

2. T – Qurani

Kegiatan membaca, mengkaji, dan menghafal Al Quran dengan

bimbingan langsung dari guru pembimbing.

3. Tahfidz Juz 30

Program hafalan wajib juz 30, apabila juz 30 sudah hafal maka akan di

tingkatkan ke tingkat selanjutnya.

4. Budaya Infaq

Budaya beramal pada hari jumat, dan gerakan 500 rupiah atau lebih

setiap hari, yang hasilnya digunakan untuk bersedekah kepada orang-

orang yang membutuhkan di sekitar lingkungan sekolah.

5. Filantrophi Muda

Program yang membina sifat kedermawanan terhadap sesama. Setiap

kelas memiliki keluarga binaan yang akan di berikan bantuan setiap

bulan oleh yayasan Al Hasra yang berasal dari uang infaq amal dan

sodaqoh siswa kelas terebut. Bantuan tersebut bisa berupa sembako dan

uang, disampaikan secara langsung oleh siswa ke rumah keluarga

binaan.

6. Tadarrus Pagi

Program membaca Al Quran selama 15 menit setiap hari.

7. Al Hasra Peduli

Kegiatan bakti sosial yang melibatkan siswa untuk terjun langsung ke

tempat bencana.

8. Al Hasra Muballigh

Kegiatan siswa untuk berdakwah di lingkungan masyarakat sekitar,

didampingi oleh guru pembimbing.

9. Al HasraSpiritual Camp

Kegiatan sehari semalam diisi dengan kegiatan ibadah, yang puncaknya

ada pada ibadah kiyamulail pada malam hari.

Page 100: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

84

10. Keputrian

Kegiatan peserta didik putri saat peserta didik putra solat jumat, dapat

berupa bimbingan rohani dari guru maupun praktet soft skill bagi

kehidupan sehari-hari.

11. Jum‟at Taqwa

Kegitan tadarus dan mendengarkan kultum bersama di masjid pada

jumat pagi

12. Pengajian Kelas

Kegiatan pengajian kelas yang diadakan di rumah salah satu siswa

setiap hari jumat, bergilir setiap kelas. Dihadiri oleh siswa kelas

tersebut, dewan guru dan karyawan, semua pengisi acara dari, oleh, dan

untuk siswa. selain sebagai wahana penanaman nilai keislaman, juga

sebagai wadah kretifitas untuk berani tampil mengisi acara. Selain itu

juga menjadi sarana slaturahmi antara sekolah dan keluarga.

13. Parenting Day

Kegiatan kajian mengenai mendidik anak yang diadakan satu bulan

sekali untuk seluruh karyawan, wali murid, dan peserta didik SMA Al

Hasra.

14. Career Day

Kegiatan mendatangkan alumni atau tokoh yang sudah berkarir

profesional di berbagai bidang pekerjaan, bertujuan sebagai motivasi

bagi siswa agar terpacu dan memiliki contoh nyata pekerjaan atau karir

dalam kehidupan setelah sekolah atau kuliah.

B. Pembahasan Penelitian

Setelah mencermati keseluruhan data, maka akan dilakukan

pembahasan pada sub bab ini. Pada bagian ini, dilakukan interpretasi terhadap

hasil penelitianberdasarkan pendekatan sebagaimana yang telahdisampaikan

pada metode penelitian.Pembahasan hasil penelitian ini dapat dirumuskan

dalam dua pokok pembahasan, yang pertama yaitu mekanisme manajemen

kurikulum pembinaan karakter islami siswa di SMA Al Hasra Depok terkait

dengan proses perencanaan, pelaksanaan (implementasi) dan evaluasi. adalah

apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pembinaan karakter islami

siswa.

1. Kurikulum di SMA Al Hasra Depok

Kesuma D, Triatna C, dan Permana J menjelaskan bahwa pendidikan

karakter dapat dikembangkan dalam kurikulum yang kemudian akan

diterapkan kepada peserta didik. Kurikulum yang dimaksud adalah

Page 101: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

85

kurikulum Nasional dan kurikulum sehimpunan pengalaman

(transformatif). Dari keduanya terdapat pengalaman-pengalaman penting

yang akan mempengaruhi pembentukan atau perkembangan karakter

peserta didik. SMA Al Hasra secara umum memiliki dua kurikulum yang

dipadukan yaitu kurikulum nasional dan kurikulum khas sekolah, sebagai

berikut :

1. Kurikulum nasional

Kurikulum nasioanlal yaitu Kurikulum 2013 Revisi. Dalam

kurikulum 2013 Revisi, segala sesuatunya dilaksanakan serba terencana

dan terukur. Kurikulum 2013 disebut juga sebagai kurikulum

pendidikan karakter, dimana setiap mata pelajaran terdapat karakter

yang harus diimplementasikan pada siswa.

SMA Al Hasra Depok menyusun kurikulum yang dipadukan

dengan pendidikan karakter didalamnya, terutama karakter islami.

Kurikulum di buat pada awal tahun ajaran baru oleh kepala sekolah,

tim pengembang kurikulum dengan waka kesiswaan dan komite

sekolah.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan,beberapa indikator

yang di masukan ke dalam kurikulum berasal dari indikator karakter

islami yang diatur dalam kurikulum kekhasan sekolah. Kurikulum

kekhasan sekolah turun menjadi sebuah dokumen program keagamaan

sebagai pedoman pembinaan karakter islami siswa.

Kemudian Tim Pengembang Kurikulum dan koordinator

keagamaan dapat menyesuaikan dengan keadaan sekolah, keadaan

peserta didik dan keadaan sarana prasarana yang menunjang berbagai

kegiatan yang akan dilakukan dalam usaha penumbuhan karakter islami

siswa. Pendidikan karakter islami di masukan ke dalam seluruh

kegiatan belajar, yaitu dengan mengintegrasikanyakedalam silabus dan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dengan harapan guru tidak

hanya dapat menyampaikan ilmu pengetahuan saja tetapi juga

pendidikan karakter islami bagi siswanya.

Para pengajar juga diberikan bekal tambahan seperti di

adakanya berbagai workshop atau seminar tentang pendidikan karakter.

Seluruh kegiatan workshop tersebut selain diselenggarakan oleh pihak

sekolah juga merupakan fasilitas yang diberikan oleh yayasan Al

Hasra, ditambah dengan pembiasaan islami yang diterapkan, maka

pembentukan pembinaan karakter islami di SMA Al Hasra Depok

menjadi semakin optimal.

Page 102: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

86

2. Kurikulum khas sekolah

Berdasarkan wawancara dengan Waka Kurikulum SMA Al

Hasra, kurikulum khas sekolah tertuang pada program pembinaan

karakter islaminya. Dibentuk sebuah divisi keagamaan, yang

bertanggung jawab untuk menyusun kurikulum yang terintegrasi dalam

mata pelajaran BPI (Budi Pekerti Islam) maupun di luar kelas. Seperti

dikatakan sebelumnya, kurikulum kekhasan sekolah SMA Al Hasra

tertuang dalam program keagamaan, yang disusun oleh tim

keagaamaan, terdiri dari seluruh guru agama SMA Al Hasra, dan

diketuai oleh Bapak Zamzam Firdaus, S.Pd. sebagaimana wawacara

dengan waka kurikulum bahwa, kurikulum kehasan sekolah

berwawasan islami yang di pimpin oleh koordinator keagamaan dan

dibawahi langsun oleh bidang kurikulum.

Koordinator keagamaan ini juga berkoordinasi langsung dengan

koordinator keagamaan tingkat yayasan sehingga program pembinaan

karakter islami siswa akan sama pada tiga lembaga di bawahnya,yaitu

SMP, SMK, dan SMA Al Hasra.

Produk dari kurikulum kekhasan sekolah berupa, program

kegiatan baik didalam maupun diluar kelas yang akan dilaksanakan

selama satu tahun pelajaran. Secara umum terdapat tiga program utama

dalam kurikulum khas di SMA Al Hasra Depok yaitu mata pelajaran

BPI (Budi Pekerti Islam), Pembiasaan Adab Islami ( 5 S, Salat

Berjamaah, membaca dan mengkaji Al Quran) dan Kegiatan

pembinaan karakter islami di dalam maupun luar kelas (Peringatan hari

besar Islam, ekstra kurikuler, kiyamulail).

Ketiga program ini tampaknya cukup berhasil dalam

membentuk karakter islami siswa SMA Al Hasra Depok. Dari ketiga

program tersebut, pembiasaan adab islami dalam kegiatan T Qurani dan

sholat duha, zuhur, ashar berjamaah dianggap yang paling

mempengaruhi karakter siswa. Karena dalam program tersebut, siswa

dan siswi SMA Al Hasra Depok diarahkan untuk mewujudkan karakter

islami dalam diri mereka dan dikontrol penuh oleh setiap guru

pembimbingnya. Seperti yang dikatakan Rahma dan Zikry siswa SMA

Al Hasra bahwa perubahan yang mereka rasakan adalah ketika harus

membiasakan diri salat duha dan salat berjamaah, setelah salat duha

melakukan kegiatan T Qurani, yaitu membaca Al Quran dengan

pembimbing masing-masing sesuai tingkatan. Ada tiga tingkatan Sanni

Page 103: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

87

(Iqra), Tahsin (membaca), Tahfiz (menghafal). Setelah membaca quran

terdapat kegiatan lets sharing dimana setiap siswa dibimbing dan

berdiskusi dengan guru yang bertemakan karakter islami siswa. Dengan

tema-tema tertentu.

Selain itu, mata pelajaran Budi Pekerti Islam juga sangat

berpengaruh terahadap pembinaan karakter peserta didik, sebab pada

mata pelajaran tersebut fokus pada ranah praktek mengimplmentasikan

karakter islami baik di sekolah, di rumah, maupun di masyarakat. Mata

pelajaran BPI juga membuat beberapa indikator karakter yang harus

dicapai. Indikator-indikator tersebut berbeda-beda pada setiap tingkatan

kelasnya. Untuk mengukur apakah indikator tersebut sudah tercapai,

para siswa diberikan sebuah buku penilaian yang berisi tentang evaluasi

mereka pada kegiatan Budi Pekerti Islam ini.

Suksesnya pembinaan karakter islami di SMA Al Hasra tidak

lepas dari peran seluruh warga sekolah baik kepala sekolah, guru, wali

murid dan pegawai dalam mewujudkan pembinaan karakter islami

sebagai program unggulan SMA Al Hasra Depok. Dengan melakukan

pembiasaan-pembiasaan islami, para siswa diharapkan dapat mencotoh

seluruh kebiasaan yang dilakukan tersebut. Kepala SMA Al Hasra

Depok, Antik Handayani, S.Pd meyakini bahwa dengan melakukan

pembiasaan, pendampingan dan keteladanan secara terus menerus tentu

saja akan mempengaruhi pembentukan karakter islami seluruh siswa

dan siswi SMA Al Hasra Depok.

Kegiatan ekstrakurikuler juga dinilai cukup baik dalam

pembentukan karakter siswa dan siswi SMA Al Hasra Depok. Terdapat

beberapa kegiatan ektrakurikuler antara lain:

1. Ekstrakurikuler Wajib

Beberapa kegiatan ekstrakurikuler wajib antara lain

Pramuka.

2. Ekstrakurikuler Pilihan

Beberapa kegiatan ekstrakurikuler pilihan antara lain Futsal,

Basket, Badminton, voli, Karate, Pencak Silat, Pauan Suara,

Band, Tari Ratoe Jaroeh,paskibra, Literasi Club, English

Club, Japanese Club, IT Club, Sains Club.

Beberapa kegiatan ekstrakurikuler baik yang wajib atau yang

pilihan terbukti dapat melatih karakter siswa. Yaitu menjadikan siswa

menjadi lebih disiplin, mandiri, kreatif dan bertanggung jawab. Selain

itu juga dapat meningkatkan kepercayaan diri, kekuatan fisik serta

Page 104: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

88

kekuatan mental siswa.Hal ini semakin mempengaruhi bagaimana

pembentukan karakter siswa. Usaha yang dilakukan SMA Al Hasra

Depok dalam membina karakter islami siswa sudah cukup maksimal.

Hal ini terbukti dengan mengaitkan seluruh kegiatan dengan nilai

keislaman bukan hanya pada kegiatan belar saja, tetapi juga dalam

proses keseharian. Seluruh civitasakademik sekolah terus melakukan

pendampingan, pembiasaan dan keteladanan yang dapat ditiru oleh

siswa. Secara keseluruhan, SMA Al Hasra Depok telah menerapkan

pendidikan karakter dengan baik.

2. Analisis Kurikulum Pembinaan Karakter SMA Al Hasra Depok

dengan Prmendikbud No. 20 Tahun 2018 tentang Pengembangan

Pendidikan Karakter

Dalam Permendikbud nomor 20 tahun 2018 tentang penguatan

pendidikan karakter pada satuan pendidikan formal atau disingkat PPK

adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan

untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati,

olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara

satuan pendidikan, keluarga, dan Untuk mengembangkan pendidikan

karakter siswa dibutuhkan penguatan pendidikan karakter ini yang

diwacanakan oleh Peraturan Mentri dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun

2018 terutama pada pasal 1 ayat 5, 6 dan 7, pasal 2 ayat 1 dan 2,pasal 4 ayat

3, pasal 6 ayat 1 dan pasal 11 ayat 1 yang dijelaskan sebagai berikut:

Pasal 1 ayat (5):

Intrakurikuler adalah kegiatan pembelajaran untuk

pemenuhan beban belajar dalam kurikulum sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 1 ayat (6):

Kokurikuler adalah kegiatan yang dilaksanakan

untukpenguatan, pendalaman, dan/atau pengayaan

kegiatan Intrakurikuler.

Pasal 1 ayat (7):

Ekstrakurikuler adalah kegiatan pengembangan

karakterdalam rangka perluasan potensi, bakat, minat,

Page 105: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

89

kemampuan, kepribadian, kerja sama, dan kemandirian

peserta didik secara optimal.

Pasal 1 ayat 6 menyatakan bahwa kokurikuler adalah kegiatan

yang dilaksanakan untuk penguatan, pendalaman, dan/atau pengayaan

kegiatan Intrakurikuler. Dan pasal 1 ayat 7 berbunyi bahwa

ekstrakurikuler adalah kegiatan pengembangan karakter dalam rangka

perluasan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerja sama,

dan kemandirian peserta didik secara optimal.

Diketahui bahwa, dalam penguatan pendidikan karakter di SMA

Al Hasra Depok dilakukan dalam kegiatan pembelajaran yang meliputi

tiga kegiatan yakni kegiatan intrakurikuler yang dilakukan oleh guru

secara langsung bertatap muka dengan siswa yang didukung oleh

kegiatan kokurikuler yaitu dalam program pembinaan karakter islami,

dan kegiatan ekstrakurikuler untuk menunjang pengetahuan dan

keterampilan yang dimiliki siswa. Kegiatan-kegiatan tersebut

dilaksanakan secara kreatif dan terpadu agar diharapkan dapat

memberikan kontribusi terhadap implementasi penguatan pendidikan

karakter di sekoah.

Pasal 2 ayat (1) :

PPK dilaksanakan dengan menerapkan nilai-nilai

Pancasila dalam pendidikan karakter terutama meliputi

nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras,

kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat

kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi

Komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli

lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab.

Pasal 2 ayat (2) :

Nilai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan

perwujudan dari 5 (lima) nilai utama yang saling

berkaitan yaitu religiusitas, nasionalisme, kemandirian,

gotong royong, dan integritas yang terintegrasi dalam

kurikulum.

Berdasarkan pasal diatas, dapat dipahami bahwa nilai-nilai

karakter di Indonesia pada dasarnya terurai kedalam delapan belas nilai

Page 106: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

90

yang dikristalisasi menjadi lima nilai utama yang diharapkan dapat

tertanam dalam diri peserta didik sejak dini sehingga implementasi

pendidikan karakter di sekolah dapat terwujud dan sesuai dengan

harapan pemerintah terutama pada Sekolah Menengah Atas. Kelima

nilai utama tersebut didasarkan pada Pancasila sehingga sesuai dengan

kepribadian bangsa Indonesia dan diyakini mampu memberikan

kontribusi terhadap perbaikan moral generasi muda sehingga peserta

didik mampu menyaring budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai-

nilai Pancasila.

Berdasarkan observasi lingkungan serta wawancara dengan

wakil kepala sekolah bidang kurikulum terlihat jelas bahwasannya

SMA Al Hasra menunjung tinggi lima nilai tersebut yang tercermin

dalam program pembelajaran di dalam maupun di luar kelas.

Pertama, nilai religius, yaitu nilai yang bersumber pada

ketuhanan. SMA Al Hasra memiliki visi mewujudkan lulusan yang

berkepribadian islami, berprestasi, dan berwawasan global, hal tersebut

menjadi bukti bawasannya SMA Al Hasra sangat menjunjung tinggi

nilai religius yaitu karker islami pada pembinaan karakter peserta

didiknya.

Kedua, nilai nasionalisme, salah satu upaya penanaman nilai

nasionalisme pada pembinaan karakter siswa adalah dengan

mengadakan upacara bendera dan memperingati hari besar nasional

lainnya. Menyanyikan lagu indonesia raya setiap hari senin, serta turut

merayakan HUT Republik Indonesia setiap tahunnya. Selain itu

penanaman nilai nasionalisme juga dilaksanakan pada kegiatan Latihan

dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) dengan program yang telah

disusun oleh guru dan panitia pelaksana,biasanya juga mengundang

pemateri dari KOSTRAD atau Kepolisian.

Ketiga, nilai kemandirian. Nilai ini juga terwujud dalam

kegiatan pembinaan karakter di SMA Al Hasra baik melalui proses

pembelajaran di dalam kelas, maupun di luar kelas. Seperti merapihkan

tempat duduk pribadi, merapihkan loker, menyusun sepatu di rak yang

telah disediakan saat solat.

Keempat, nilai gotong royong. Hal ini juga sangat tercermin

dalam pembinaan karakter di SMA Al Hasra melalui berbagai program

seperti Al Hasra Peduli, Infaq Jumat, Gerakan 500 Rupiah, Keluarga

Binaan, semua kegiatan tersebut siswa yang menjalankan langsung

mulai dari mengumpulkan dana sampai penyaluran.

Page 107: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

91

Kelima, integritas, bertanggung jawab dan jujur. Hal tersebut

merupakan nilai yang juga ditanamkan dalam pembinaan karater di

SMA Al Hasra, melalui kegiatan OSIS menjadikan siswa memiliki sifat

integritas, dapat diberikan tanggung jawab. Selain OSIS juga program

Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) bagi seluruh siswa. Bukti

pembinaan karakakter ini sangat baik juga tercermin pada ketua OSIS

SMA Al Hasra yang sudah empat tahun selalu lolos seleksi 100 ketua

OSIS terbaik se-Nusantara.

Pasal 4 ayat (3):

Muatan karakter dalam penyelenggaraan PPK

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diimplementasikan

melalui kurikulum dan pembiasaan pada satuan

pendidikan jenjang pendidikan dasar atau satuan

pendidikan jenjang pendidikan menengah.

Pasal 6 ayat (1):

Penyelenggaraan PPK yang mengoptimalkan fungsi

kemitraan tripusat pendidikan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 5 dilaksanakan dengan pendekatan berbasis:

a. kelas; b. budaya sekolah; dan c. masyarakat.

Pasal 11 ayat (1):

Penyelenggaraan PPK pada Satuan Pendidikan Formal

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dilaksanakan

selama 6 (enam) atau 5 (lima) hari sekolah dalam 1

(satu) minggu.

Melalui pasal diatas diketahui bahwa, pembinaan karakter pada

peserta didik harus melalui pembiasaan yang dilakukan dalam

kesehariannya. Pada pelaksanaannya SMA Al Hasra memiliki kurikulum

khususpembinaan karakter siswanya dalam program keagamaan, yang

menjadi pedoman bagi seluruh guru dalam melakukan pembinaan, serta

buku peraturan siswa yang menjadi landasan memberikan reward atau

punishment. Pembiasaan karakter tersebut juga dilakukan dilingkungan

keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat yang

terealisasikan secara nyata bagi peserta didik terlebih pada lingkungan

sekolah melalui budaya sekolah yang sesuai dengan nilai-nilai keislaman.

Page 108: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

92

Perwujudan budaya sekolah harus didukung dan dilaksanakan oleh seluruh

elemen-elemen sekolah untuk memberikan contoh yang baik. Sehingga,

contoh-contoh tersebut dapat diikuti oleh peserta didik dan menjadi suatu

kebiasaan yang mengarah pada pembentukan karakter yang sesuai dengan

lima nilai utama seperti religiuslitas, nasionalisme, gotong royong,

kemandirian dan integritas yang terintegrasi dalam kurikulum.

Berdasarkan pembahasan diatas, bahwasannya SMA Al Hasra telah

menerapkan Permendikbud Nomor 20 tahun 2018 tentang Pengembangan

Penidikan Karakter dalam setiap proses belajar mengajar baik di dalam

kelas maupun di luar kelas, serta sesuai pedoman pembinaan karakter yang

tertuang dalam program keagamaan sekolah.

3. Proses Manajemen Kurikulum Pembinaan Karakter Islami SMA Al

Hasra Depok

Sebuah institusi pendidikan selain sebagai wadah pengembangan

ilmu pengetahuan juga memiliki peran dan tanggungjawab yang besar

terhadap pembentukan kepribadian anak, karena di lembaga pendidikan

itulah anak mendapatkan sebagaian besar faktor-faktor penentu pembentuk

kepribadiannya, baik itu pengetahuan, keterampilan dan perilakunya. Hal

tersebut juga tercermin dalam lembaga pendidikan SMA Al Hasra, seluruh

tenaga pendidik dan kependidikan menjadi figure atau contoh yang baik

bagi peserta didik, sesuai dengan salah satu karakteristik utama Sekolah

yaitu mengedepankan keteladaan yang yang baik dalam membentuk

karakter peserta didik. Untuk menerapkan pembinaan karakter ada tahapan

yang perlu dilakukan mulai dari tingkat tertinggi sampai pada tingkat siswa.

Berikut merupakan penjelasan proses manajemen kurikulum pembinaan

karakter siswa di SMA Al Hasra Depok mulai dari tingkat yayasan sampai

pelaksanaanya pada siswa.

Page 109: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

93

Gambar 4.1

Bagan proses manejemn kurikulum pembinaan karakter Islami Siswa

SMA Al Hasra Depok

Keterangan

Garis koordiniasi

Garis Instruksi

Proses manajemen kurikulum pembinaan karakter islami di SMA Al

Hasra berdasarkan pengamatan peneliti dimulai dari tingkat Yayasan,

proses pembuatan kebijakan ini memadukan dua pendekatan yaitu top down

dan bottom up. Pendekatan top down digunakan pada proses pembuatan

peraturan dan program kegiatan secara umum dari pemegang kebijakan

tertinggi pada organisasi pendidikan Yayasan Al Hasra, yaitu ketua,

sekretaris, dan bendahara yayasan. Kemudian bottom up digunkan pada saat

mengkaji dari ranah keseharian siswa masalah apa yang berkaitan dengan

karakter islami siswa yang perlu dibuat menjadi acuan pembinaan. Setelah

masalah teridentifikasi, lalu disusun dalam sebuah dokumen yang berisi

kebijakan dan garis besar nilai-nilai karakter islami. kemudian kebijakan

tersebut akan dikaji lebih dalam oleh direktur sekolah 3 lembaga (SMP,

SMA, dan SMK Al Hasra) bersama koordinator keagamaan tingkat

yayasan.

Setelah pembahasan disepakati, program diteruskan ke pimpinan

lembaga SMA Al hasra yaitu kepala sekolah beserta jajarannya untuk

Yayasan Al Hasra

Direktur Sekolah Koordinator Keagamaan Yayasan

SMP Al Hasra SMA Al Hasra

(Kepala Sekolah)

SMP Al Hasra

Pembina Osis Waka Kurikulum Waka Kesiswaan Koordinator

Keagamaan SMA

Al Hasra

Guru & Karyawan Osis SMA Al Hasra

Siswa

Page 110: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

94

dibuat kebijakan secara rinci dibantu oleh Koordinator keagamaan tingkat

lembaga SMA Al Hasra, wakil kepala sekolah bidang kurikulum untuk

pengimplementasian pada mata pelajaran, dan wakil kepala sekolah bidang

kesiswaan untuk membuat kegiatan siswa bersama pembina OSIS. Salah

satu hasil perencanaan pembinaan karakter islami tersebut adalah buku tata

tertib siswa yang berisi poin bagi siswa. Poin akan berkurang apabila

melakukan pelanggaran, kemudian poin bertambah apabila membuat

prestasi.

Selain buku tata tertib siswa, proses perencanaan tersebut

menghasilkan dokumen program keagamaan yang berisi penjabaran

kegiatan sampai teknis di lapangan. Setelah dokumen program pembinaan

selesai, mulai disosialisasikan kepada seluruh dewan guru dan karyawan

SMA Al Hasra, beserta permintaan pendapat atau masukan jika dalam

program pembinaan ada yang kesalahan atau kekeliruan. Setelah proses

sosialisasi dan pembahasan masukan dari dewan guru dan karyawan maka

program pembinaan karakter islami siswa akan diimplementasikan melalui

berbagai kegiatan baik didalam maupun diluar kelas. Kegiatan di dalam

kelas tentunya di pandu oleh guru mata pelajaran dan wali kelas.

Pembinaan di luar kelas dilaksanakan oleh seluruh guru dan karyawan

dibantu oleh para pengurus OSIS sebagai siswa percontohan bagi siswa

lainnya. Seluruh dewan guru SMA Al Hasra memiliki peran yang sangat

penting sebab terlibat langsung mulai dari proses perencanaan sampai

dengan pelaksanaan pembinaan secara langsung. Proses pelaksanaan

kegiatan pembinaan karakter islami di SMA Al Hasra dipantau langsung

oleh Kepala Sekolah dan Yayasan Al Hasra.

4. Analisis Implementasi Manajemen Kurikulum dalam Pembinaan

Karakter Islami di SMA Al Hasra Depok

Menurut Zaenul (2013 : 2) manajemen kurikulum adalah usaha

sistematis yang dilakukan seseorang melaluiaktivitas perencanaan,

implementasi dan evaluasi agar pesertadidik dapat mencapai tujuan

pembelajaran secara efektif dan efisien. Kurikulum yang diterapkan oleh

SMA Al Hasra merupakan kurikulum yang diadopsi dari kurikulum

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu kurikulum 2013 revisi, yang

kemudian dipadukan dengan kurikulum khas sekolah bernuansa islami,

yang tercermin dalam moto sekolah yaitu “Gerbang Kehidupan Islami”.

Dibawah ini merupakan penjelasan bagaimana proses manajemen

Page 111: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

95

kurikulum pembinaan karakter di SMA Al Hasra Depok, secara umum

terdapat tiga proses, yaitu, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi.

1. Perencanaan

Perencanaan kurikulum yang baik menentukan keberhasilan

dalam pencapaian tujuan pendidikan. Kurikulum dianggap sangat

penting karena kurikulum adalah Ruh dan pedoman dalam proses

pembelajaran dan kegiatan disekolah, yang berisi petunjuk tentang jenis

dan sumber yang diperlukan, media penyampaiannya, tindakan yang

perlu dilakukan, sumber biaya, tenaga, sarana yang diperlukan, dan

evaluasi.

a. Proses perencanaan kurikulum khas sekolah SMA Al Hasra Depok

Perencanaan kurikulum di SMA Al Hasra Depok dilakukan

setiap satu tahun sebelum tahun ajaran baru dimulai, kepala sekolah

beserta tim pengembang kurikulum SMA Al Hasra Depok

melaksanakan rapat kerja (Raker) untuk menentukan kegiatan dan

pelaksanaannya serta kebutuhan peserta didik agar visi dan misi dan

tujuan dari SMA Al Hasra Depok dapat tercapai secara optimal.

Proses perencanaan kurikulum pembinaan karakter islami di SMA

Al Hasra Depok berpedoman pada Kurikulum Nasional dan

Kurikulum Kekhasan Sekolah dengan moto “gerbang kehidupan

islami” yang dimaksudkan adalah ketika siswa telah melangkah

masuk gerbang sekolah SMA Al Hasra nuansa dan budaya islami

harus di junjung tinggi dalam berprilaku. Hasil dari rapat kerja ini

adalah rencana strategis sekolah bailk dalam bidang akademis

maupu karakter siswa.

Heny Dyah K, S. T. Wakakur SMA Al Hasra mengatakan

bahwa kurikulum yang dibuat sifatnya harus menyenangkan baik

bagi siswa maupun guru sebagai pelaksana kurikulum, serta mampu

dikembangkan oleh seluruh guru dalam pengalaman belajar siswa

sesuai dengan tujuan yang diharapkan sekolah yaitu membentuk

karakter dan kepribadian islami serta pengetahuan berwawasan

global bagi siswa.

b. Organisasi kurikulum khas SMA Al Hasra

Pada tahap perencanaan ini juga membahas organisasi

kurikulum, yaitu struktur program kurikulum yang berupa kerangka

umum program-pengajaran-pengajaran yang akan disampaikan

kepada peserta didik. Hal ini merupakan suatu dasar yang penting

dalam pembinaan karakter sebab berhubungan erat dengan tujuan

Page 112: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

96

program pendidikan yang hendak dicapai, karena bentuk kurikulum

turut menentukan bahan pelajaran, urutannya dan cara

menyajikannya kepada murid-murid.

Kurikulum yang dibuat, terdapat mata pelajaran yang

sifatnya umum seperti Matematika, Bahasa Inggris atau Bahasa

Indonesia. Kemudian ditambah dengan mata pelajaran dari

kurikulum kekhasan sekolah islam seperti Tahsin Quran dan Budi

Pekerti Islam (BPI). Selain pelajaran khusus keislaman terdapat juga

mata pelajaran yang berisi tentang pengembangan diri dan bakat

siswa seperti Speaking English, dan Japanese Club, Literacy Club,

Ilmu dan TeknologiClub, Sains Club, serta kegiatan ekstrakurikuler

luar ruangan seperti Futsal, Basket, Silat, Karate, Ratoe Jaroeh,

Hadroh, Paduan Suara, dan Band. Secara umum kurikulum yang

akan dibuat tentunya berdasarkan Kurikulum Nasional dan

Kurikulum Kekhasan Sekolah bernuansa Islam untuk kemudian

disesuaikan dengan keadaan peserta didik, sarana dan prasarana di

SMA Al Hasra Depok.

c. Pihak yang terlibat dalam perencanaan kurikulum pembinaan

karaker islami siswa di SMA Al Hasra Depok

Berdasarkan wawancara dengan Ibu Heny Dyah, wakil

kepala sekolah bidang kurikulum bahwasannya sebelum kurikulum

pembinaan karakter diimplementasikan, Ibu Antik Handayani, S.

Pd. kepala sekolah, Ibu Heny Dyah K., S. T. wakil kepala sekolah

bidang kurikulum, Ibu Erin, S.Sos, dan koordinator keagaman SMA

Al Hasra yaitu Bapak Zamzam Firdaus, S. Pd. akan berkoordinasi

dengan kordinator keagamaan tingkat yayasan yaitu ibu Evi,S. Pd.

untuk membahas program sesuai dengan visi dan misi, komite

sekolah,serta masyarakat sekitar, yang kemudian dijadikan rencana

strategis dan program keagamaan tingkat sekolah.

Setelah berkoordinasi dengan yayasan akan muncul

pembahasan yang akan dibahas lebih rinci sampai pada tahap teknis

pelaksanaan dengan tim keagamaan yang beranggotakan seluruh

guru agama SMA Al Hasra. Kemudian hasil dari tahap perencanaan

ini adalah program keagamaan dan buku tata tertib siswa yang

menjadi pedaoman pembinaan karakter islami siswa SMA Al Hasra.

Selain buku tata tertib siswa, guru juga dibekali buku kuning yaitu

buku saku yang dibuat untuk mencatat apabila melihat pelanggaran

atau melihat anak membuat prestasi. Apabila anak melakukan

Page 113: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

97

pelanggran akan dikenakan sanksi dan pengurangan poin, apabila

siswa melakukan prestasi atau kebaikan maka akan mendapat

tambahan poin.

Bapak Rohim, S. Pd. dalam wawancaranya mengatakan

bahwa kami memiliki pedoman pelaksanaan dalam pembinaan sikap

siswa disekolah yaitu buku tata tertib siswa yang dipegang oleh

siswa dan buku kuning yang dipegang oleh guru. Setelah semua

program pembinaan selesai maka proses selanjutnya adalah

sosialisasi kepada guru dan karyawan. Apabila seluruh rangkaian

diatas sudah dilakukan program dan peraturan akan disosialisasikan

kepada siswa. Sebagai tanda persetujuan dengan aturan pembinaan

karakter islami disekolah siswa diberikan surat yang berisi

persetujuan dari orang tua terhadap aturan dan program pebinaan,

sehingga tidak ada alasan bagi siswa untuk mengelak apabila

kedapatan melangar.

Ibu Heny menyatakan bahwa kegiatan perencanaan ini

dilakukan agar implementasi pembinaan karakter islami siswa dapat

dilaksanakan secara terarah. Ia juga menambahkan bahwa pihak

yayasan sangat mendukung dan proaktif dalam perencanaan ini

sehingga lembaga SMA Al Hasra mendapat banyak masukan dan

dorongan untuk membuat program pembinaan yang lebih baik lagi

setiap tahunnya.

d. Program pembinaan karakter islami siswa SMA Al Hasra

Proses pembuatan program pembinaan karakter islami siswa

SMA Al Hasra berpedoman kepada visi dan misi yang tertuang

dalam rencana strategis sekolah. Berdasarkan analisi dokumen

rencana strategis visi dan misi SMA Al Hasra Depok memiliki

beberaparincian indikator karakter islami siswa yaitu:

1. Memiliki aqidah yang kuat, tidak mudah terpengaruh oleh ajaran

yang bertentangan dengan al qur‟an dan sunah

2. Mampu beribadah baik wajib maupun sunah sesuai dengan

tuntunan syari‟at islam

3. Berakhlak mulia baik kepada Allah maupun makhluk Nya

4. Mampu membaca dan menghafal Al Quran dengan Tajwid yang

benar

Page 114: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

98

5. Mampu mengaktualisasikan nilai kepedulian sosial dalam

bentuk zakat, infaq dan shodaqoh (Dokumen Visi dan Misi

SMA Al Hasra)

Inti dari indikator karakter islami dalam visi SMA Al Hasra

Depok yaitumemiliki akidah yang kuat ditambah dengan melakukan

ibadah yang benar. Siswa juga diharapkan memiliki kemampuan

membaca, mengahafal dan memahami Al-Qurandengan baik.

Beberapa indikator karakter ini diperkuat dengan dijadikan sebagai

dasar program pembinaan karakter islami sebagai program unggulan

disekolah ini. Pada pelaksanaannya dibuat pedoman secara teknis

oleh koordinator keagamaan bapak Zam Zam Firdaus, S. Pd. I.,

program tersebut disebut dengan program keagamaan yang

bersinergi denganseluruh program sekolah. Sebagai bukti bahwa

SMA Al Hasra Depok sangat mementingkan pembinaan karakter

islami, pihak sekolah melakukan kegiatan pelatihan atau

workshopkepada seluruh civitas akademik di sekolah secara rutin

seperti Parenting Day, yang berisi kajian dengan pakar pendidikan

anak baik bagi guru, karyawan, maupun wali murid.

Untuk mencapai indikator keislaman tersebut SMA Al Hasra

Depok selalu melakukan pembiasaan, pendampingan dan

keteladanan secara terus menerus, hal tersebut diyakini akan

mempengaruhi pembentukan karakter islami siswa. Demi

menudukung pembinaan karakter islami di sekolah, SMA Al Hasra

menerapkan 4 budaya wajib (Kokurikuler) yang harus

diimplementasikan dalam seluruh kegiatan di sekolah yaitu, budaya

5S, Kepedulian, kedisiplinan, kebersihan, sebagai berikut :

1. Budaya 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun)

Program pembiasaan yang pertamadan paling mendasar

serta harus dilakukan setiap hari di lingkungan SMA Al yaitu

program 5 S yaitu senyum, salam, sapa, sopan dan santun.

Program ini menjadi panduan tidak hanya bagi siswa kepada

guru tetapi bagi seluruh warga sekolah dalam melakukan

kegiatan sehari-hari.

2. Budaya Kepedulian

Selain budaya 5S, siswa juga ditanamkan sikap

kepedulian baik terhadap diri sendiri lingkungan sekolah

Page 115: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

99

maupun sekitar. Bentuk progrogram kepedulian ini adalah

diadakannya program G 500, yaitu gerakan 500 rupiah setiap

hari yang akan dimasukan kedalam celengan amal, yang

digunakan salah satunya untuk membiayai keluarga binaan.

Kemudian infaq dan sodaqoh jumat, penggalangan dana

bencana. Seluruh kegiatan tersebut dilakukan langsung oleh

siswa sampai proses penyaluran.

Keluarga binaan adalah keluarga kurang mampu dalam

hal ekonomi yang dibina oleh yayasan Al Hasra. Pada

pelaksanaannya proses bantuan keluarga binaan ini mulai dari

penggalangan dana sampai penyaluran melibatkan siswa secara

langsung. Setiap bulannya keluarga tersebut diberikan bantuan

oleh Yayasan Al Hasra melalui lembagadi bawahnya, salah

satunya SMA Al Hasra. Kemudian lembaga SMA Al Hasra

mengkoordinir perwakilan siswa untuk menyalurkan langsung

ke rumah keluarga binaan tersebut. Jadi setiap kelas di SMA Al

Hasra memiliki satu keluarga binaan yang setiap bulannya

diberikan bantuan seperti sembako dan uang.

Program kepedulian lainnya adalah „Ismail Muda‟, yaitu

program bagi siswa untuk meneladani sosok Ismail dalam

kehidupanya, yang rela mengorbankan dirinya di jalan Allah

SWT. Sma halnya dengan mengelola keluarga binaan, kegiatan

ini juga melibatkan sisa secara aktif mulai dari proses

berqurban, pemotongan, sampai distribusi.

Pelaku utama pada seluruh kegiatan sosial diatas adalah

siswa, sehingga dengan diadakan program tersebut diharapkan

akan menimbulkan rasa bersyukur dan sikap kepedulian

terhadap sesama.

3. Budaya kedisiplinan

Budaya ketiga adalah kedisiplinan. Budaya disiplin

sekolah berdasarkan buku tata tertib siswa SMA Al Hasra

dibagi kedalam beberapa pembahasan seperti disiplin belajar,

meliputi waktu belajar datang dan pulang, seragam sekolah, dan

aturan ibadah di sekolah.

Selain itu, demi mewujudkan keisiplinan siswa dalam

belajar apabila terlambat sebanyak tiga kali akan diadakan

pemanggilan orang tua, untuk evaluasi mengapa keterlambatan

itu terjadi, dan diberikan surat peringatan pertama. Apabila

Page 116: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

100

masih mengulangi keterlambatan akan diberikan surat

peringatan kedua dan skorsing selama tiga hari, selanjutnya

apabila masuk dan mengulangi keterlambatan lagi maka

diadakan pemanggilan orang tua untuk dilakukan perjanjian dan

skorsing selama satu minggu.

4. Budaya Kebersihan

Budaya keempat adalah menjaga kebersihan, dengan

menyediakan tempat sampah di setiap depan kelas, sehinga

tidak ada alasan bagi siswa untuk tidak membuang sampah paa

tempatnya. Tempat sampah terdiri dari dua warna di setiap

depan kelas agar siswa mudah untuk membuang sampah dan

membedakan sampah organik dan non organik.

Terkait dengan program yang dibuat dalam ikhtiar untuk

membentuk karakter siswa selain dalam kegiatan belajar

mengajar,Waka Kesiswaan juga telah membuat beberapa

program seperti dalam kegiatan ekstrakurikuler wajib

(Pramuka), Pembiasaan Ibadah dan Adab Islami, Pembiasaan

5S dan BPI (Budi Pekerti Islam). SMA Al Hasra Depok

membuat beberapa indikator karakteryang harus dicapai bagi

siswadi setiap tingkatanya. Indikator-indikator tersebut dibuat

oleh koordinator keagaamaan yang saat ini dijabat oleh Bapak

Zam Zam Firdaus, S. Pd. I yang membentuk sebuah tim

bersama guru agama SMA Al Hasra untuk menyusun kurikulum

BPI (Budi Pekerti Islam) berdasarkan rapat koordinasi dengan

koordinatir keagamaan tingkat yayasan yang membawahi 3

lembaga SMP, SMK, dan SMA Al Hasra yang kemudian

disesuaikan dengan sarana yang ada di SMA Al Hasra Depok.

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan perencanaan

pembinaan karakter islami diintegrasikan ke dalam seluruh kegiatan

pembelajaran mulai dari kegiatan intrakurikuler, ektrakurikuler, dan

kokurikuler.

2. Pelaksanaan

Kurikulum nasional dan kurikulum khas sekolah yang dibuat

digunakan sebagai pedoman seluruh program baik pembelajaran,

pembinaan siswa, maupun pembiasaan ibadah dan adab islami

disekolah. Pelaksanaan kurikulum dibagi menjadi dua tingkatan yaitu

Page 117: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

101

pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah dan tingkat kelas. Hal tersebut

diketahui dari hasil wawancara dengan Kepala SMA Al Hasra yang

menyatakan bahwa manajemen kurikulum ditentukan oleh kepala

sekolah beserta tim pengembang kurikulum dalam rapat kerja tahunan

pada awal tahun ajaran baru. Dalam tingkat sekolah, yang berperan

adalah kepala sekolah, tim pengembang kurikulum, koordinator

keagamaan dan seluruh warga sekolah sedangkan pada tingkatan kelas

yang berperan adalah guru.

Alokasi waktu yang digunakan juga disesuaikan dengan waktu

aktif belajar siswa dan siswi SMA Al Hasra Depok. Dengan konsep

fulldayschool, seluruh alokasi waktu yang dibebankan tentu saja cukup

dalam proses belajar disekolah, yaitu siswa dan siswi SMA Al Hasra

Depok masuk pada pukul 07.00 WIB kemudian jam pelajaran selesai

pada pukul 03.00 WIB siswa diperbolehkan pulang setelah salat ashar

berjamaah. Sedangkan pada kegiatan pengembangan diri, dilakukan

diluar kegiatan belajar mengajar. Upacara bendera dilakukan setiap hari

senin. Sementara kegiatan ekstrakurikuler lainnya dilaksanakan pada

hari Sabtudimana sekolah pada hari itu tidak ada kegiatan belajar

mengajar sehingga diisi dengan kegiatan pengembangan diri. Berikut

pembahasan pelaksanaan kurikulum pembinaan karakter islami SMA

Al Hasra depok.

a. Pelaksanaan kurikulum pembinaan karakter islami tingkat sekolah

Pelaksanaan pembinaan karakter islami siswa SMA Al Hasra

tingkat sekolah adalah kepala sekolah. Kepala sekolah bertugas

sebagai penyusun rencana tahunan, membina, mengontrol

pelaksanaan kurikulum dan memimpin setiap rapat. Sedangkan pada

tingkatan kelas, guru melakukan analisa pada dokumen kurikulum

(silabus dan RPP), kemudian menyusun RPP berdasarkan SK dan

KI yang telah dibuat, untuk kemudian digunakan sebagai pedoman

dalam proses belajar mengajar di kelas. Walaupun dibedakan antara

tugas kepala sekolah dan tugas guru tetapi antara kedua tingkatan

tersebut senantiasa berkoordinasi dan bertanggung jawab

melaksanakan proses pelaksanaan kurikulum. Struktur kurikulum

SMA Al Hasra Depok dibuat oleh tim pengembang kurikulum

berpedoman pada kurikulum nasional dan kurikulum kekhasan

sekolah islam.

Page 118: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

102

Pada tahap ini, peran dari divisi kegamaan dan koordinator

keagamaan sangat penting, sebab menjadi motor bagi pembinaan

karakter islami siswa. Selain mengawasi siswa, divisi ini juga selalu

memantau guru dan karyawan untuk meningkatkan kualitas

kesilamannya agar dapat menjadi pembimbing dan suri tauladan

yang baik bagi siswa. Bapak Zamzam mengatakan pada

pelaksanaanya kami sebagai guru memiliki cara dan pengembangan

yang berbeda-beda dalam membina karakter islami siwa. Contohnya

dikelas Pak Zam panggilan akrabnya, akan memisahkan tempat

duduk pria dan wanita,hal ini dilakukan untuk menunjukan batasan

iteraksi anatas siswa, setidaknya dikelas mereka memahami batasan

bergaul dengan lawan jenis pungkasnya. Senada dengan Pak Zam,

Pak Rohim yang juga guru Kima selalu menerapkan 5 S dalam

pembelajarannya, dan menyisipkan nilai keislaman pada setiap jam

pelajarannya.

Pada tahap pelaksanaan tingkat sekolah ini peran guru dan

osis juga sangat berpengaruh, sebab guru sebagai pengawas di

lingkungan sekolah, dan OSIS sebagai siswa percontohan dan

penggerak bagi siswa.

b. Pelaksanaan kurikulum pembinaan karakter islami tingkat kelas

Pelaksanaan pembinaan karakter islami tingkat kelas

tercermin pada kegiatan pendahuluan.Pembinaan karakter

tergambar dari kegiatan kegiatan pembukaan yang selalu di awalai

dengan membaca basmallah dan doa bersama sebelum kegiatan

pembelajaran dimulai. Pembiasaan mengawali kegiatan belajar

dengan basmallah dan doa merupakan bentuk dari pendidikan

karakter religius, pada jam pelajaran pertama setelah membaca doa

akan seluruh siswa tadarus dibimbing oleh setiap guru mata

pelajaran jam pertama. Kemudian guru memberikan penjelasan

tentang tujuan pembelajaran yang akan dipelajari dalam kegiatan

inti dengan mengajak peserta didik untuk terlibat aktif dalam proses

pembelajaran. Halini merupakan bentuk penanaman pembiasaan

untuk selalu aktif dalam pembelajaran secara penuh dan bertangung

jawab. Begitu juga dalam kegiatan inti dan penutup, menggunakan

benyak metode belajar yang banyak menanamkan pembinssn

karakter idlsmi pada siswa seperti bekerja sama, bersikap empati

pada teman di kelompoknya yang tidak mampu berekspresi secara

Page 119: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

103

optimal, jujur, bertanggung jawab dan lain sebagainya. Penanaman

nilai-nilai kebaikan tersebut dalam proses belajar baik dalam

kegiatan pendahuluan, inti maupun penutup sangat berpengaruh

bagi pembentukan perilaku dan karakter positif pada siswa.

3. Analisis pelaksanaan kurikulum pembinaan karakter islami SMA Al

Hasra Depok

Berikut analisis pelaksanaan kurikulum pembinaan karakter

islami SMA Al Hasra Depok :

1. Tadarus Pagi

Program ini berjalan sesuai dengan semestinya yang mana

semua siswa-siswi SMA Al Hasra membaca al-Qur‟an setiap

hari senin-kamis, pukul 07.00 – 07-15 WIB, selama 1 semester.

a. Hambatan :

1. Masih ada beberapa siswa terkadang yang terlambat

masuk kelas

2. Ada beberapa guru yang dating terlambat sehingga anak-

anak kurang terkontrol tadarusannya

b. Solusi :

1. Sebelum masuk siswa tetap harus membaca surat yang

telah ditentukan pada hari tersebut.

2. Anak-anak tetap melakukan tadarus sambil menunggu

guru masuk kelas

2. T-Qur’ani

Program T-Qur‟ani adalah Time-Qur’ani. Untuk

mewujudkan lulusan yang akrab dengan Al-Qur‟an, maka setiap

hari Senin-Kamis seluruh Peserta Didik membaca Al-Quran, dan

waktunya adalah 15 menit setelah shalat Duha. Teknis

pelaksanaannya Peserta Didik dilakukan pemetaan, setelah itu

Peserta Didik dikelompokkan berdasarkan kemampuannya:

a. Kelompok Awal

b. Kelompok Tsani

c. Kelompok Tahsin

d. Tahfidz

Untuk kelompok-kelompok kategori di atas, maka

ditugaskan guru dan karyawan (ustad/ustazah) untuk menjadi

pembimbing. Untuk Awal‟, rasio ustad/ustazah dengan Peserta

Page 120: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

104

Didik bisa 1:5, untuk yang belum lancar, bisa 1:10, untuk

kelompok Tahsin bisa 1:20. Pembimbingan dan penilaian

menjadi tanggung jawab dan kewenangan langsung bagi

ustad/ustazah yang diberi amanah dan tanggung jawab.

Targetnya Tahfidz minimal adalah „Juz 30‟.

Pembimbing T-Qur‟ani:

Penanggung Jawab : Zamzam Firdaus, S.Pd.I

Tabel 4.2 nama-nama pembimbing T Qurani

No Nama Guru Kelompok

1. Ibu Erni Maryani, S.Pd

Awal 2. Ibu Eva Rahmi, M.Pd

3. Ibu Putri Nurhaliza

4. Ibu Siti Rohma, S.Kom

5. Ibu Wahyu Rahma Dila,

S.Pd

Tsani

6. Ibu Antik Handayani, S.Pd

7. Bpk. Sugeng Budiarjo, S.Pd

8. Ibu Dra. Helmidar

9. Ibu Fuzi Novianti, S.Pd

10. Ibu Miryanti, S.Pd

11. Ibu Siti Nurhasanah, S.Pd

12. Bpk. Dedi Santosa, S.Pd

Tahsin

13. Ibu Sri Mulyati, S.Pd

14. Bpk. Arif Rif'at

15. Ibu Yanti, S.Pd

16. Ibu Erin Alifadini, S.Sos

17. Ibu Nur'aini, S.Pd

18. Ibu Rima, S.Pd

19. Ibu Elis Hidayanti, S.Pd

20. Ibu Tika, S.Pd

21. Bpk. Mustofa, S.E

22. Bpk. Abdurrohim, S.Pd

Tahfidz

23. Bpk. Zamzam Firdaus,

S.Pd.I

24. Bpk. Hanura Waldi, S. Ag

25. Ibu Heny Dyah K, ST

26. Ibu Lismaili Amir, S.Pd

Page 121: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

105

Program ini berjalan sesuai dengan semestinya yang

mana semua siswa-siswi SMA Al Hasra setiap sehabis sholat

duha siswa-siswi menemui guru pendamping masing-masing

untuk mempelajari membaca al-Qur‟an dengan baik dan benar

sesuai dengan kelas T Qur‟ani yang telah ditentukan.

a. Hambatan:

1. Guru terkadang ada yang tidak bisa mengajar dikarnakan

ada kesibukan di luar kegiatan T Qur‟ani

b. Solusi :

1. Penanggung jawab T Qur‟ani menggantikan guru yang

tidak hadir pada hari tersebut atau dialihkan k guru yang

ada saat itu

3. ALHSR-Spiritual Camp

Program ALHSR-Spiritual Camp adalah Al-Hasra-Spiritual

Camp.Kegiatannya bermalam baik di dalam sekolah Al-Hasra

maupun di luar lingkungan Al-Hasra sebagai salah satu bentuk

implementasi ajaran Islam.

Tabel 4.3 Pelaksanaan Program ALHSR Spiritual Camp

Tanggal Kegiatan Peserta Keterangan

17 Juli 2019 MPLS Seluruh kelas X dan

pengurus Osis

Terlaksana

a. Hambatan:

1. Masih ada siswa yang tidak mengikuti kegiatan ALHSR-

Spiritual Camp

b. Solusi :

1. Siswa menemui Kordinator Keagamaan dan Guru

Agama yang bersangkutan

4. ALHSR-Muballigh

Program ALHSRA-Mubaligh diantaranya:

1. Kultum Peserta Didik secara bergiliran setelah shalat dhuha

(Terlaksana)

2. Pengajian Kelas (Terlaksana)

Tidak ada hambatan

Page 122: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

106

5. ALHSR-ZIS

Program Al-Hasra ZIS (Zakat Infaq Shodaqah) yang sudah

terlaksana diantaranya

1) Penggalangan dana hewan Qur‟ban. Bekerjasama dengan

LAZIS Al Hasra ketika perayaan Idul Adha dengan program

Ismail Muda

2) Infaq Jum‟at. Terelaksana setiap Hari Jum‟at

3) G 500. Terlaksana setiap hari senin-kamis dengan

mengedarkan kaleng ke seriap kelasnya.

Tidak ada hambatan

6. Keputrian

Program kepurtian adalah program yang dilaksanakan untuk

siswi SMA Al Hasra yang dilaksanakan ketika para peserta didik

putra melaksanakan ibadah shalat jum‟at, nantinya peserta didik

putri akan dikumpulkan disebuah ruangan ditemani oleh

pemateri yang nanti seluruh peserta didik mendengarkan

penjelasan dari pemateri.

Tabel 4.4 Jadwal Pelaksanaan Keputrian

Tanggal

Pelaksanaan Materi Peserta Keterangan

9 Agustus

2019

Menstruasi

dalam ilmu

kesehatan

X, XI,

dan XII

Terlaksana

23 Agustus

2019

Menstruasi

dalam fiqh

wanita

X, dan

XI

Terlaksana

13

September

2019

Empat macam

air dan

hukumnya

untuk bersuci

X, dan

XI

Terlaksana

20

September

2019

Tata cara

berwudhu

X, dan

XI

Terlaksana

11 Oktober

2019

Sholat

berjama‟ah

X, dan

XI

Terlaksana

Page 123: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

107

18 Oktober

2019

Tata cara

shalat jama‟

X, dan

XI

Terlaksana

1 November

2019

Tata cara

shalat Jama‟

qashar

X, dan

XI

Terlaksana

8 November

2019

Adab

pergaulan

remaja muslim

X, dan

XI

Terlaksana

15

November

2019

Cinta

menggenggam

surge

X, dan

XI

Terlaksana

22

November

2019

Tabarruj X, dan

XI

Terlaksana

7. Pengajian Kelas

Program pengajian kelas berjalan denganbaik walaupun masih

ada beberapa kekurangan

Tabel 4.5 Jadwal Pengajian Kelas

NO. TANGGAL KELAS WALI KELAS KETERANGAN

1 2 Agustus

2019 XII.IPA.1 Abdurrohim, S.Pd

Terlaksana Sesuai

Tanggal

2 9 Agustus

2019 XII.IPA.2

Elis Hindayanti,

S.Pd

Terlaksana Sesuai

Tanggal

3 16 Agustus

2019 XII.IPA.3 Yanti, S.Pd

Terlaksana Sesuai

Tanggal

4 23 Agustus

2019 XII.IPS.1

Erin Alifadini,

S.Sos

Terlaksana Tidak

Sesuai Tanggal

5 30 Agustus

2019 XII.IPS.2

Siti Rohma, S.

Kom.

Terlaksana Sesuai

Tanggal

6 20 September

2019 XII.IPS.3

Erni Maryani, S.

Pd.

Terlaksana Tidak

Sesuai Tanggal

Page 124: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

108

7 27 September

2019 XI.IPA.1

Sri Mulyati, S.

Pd.

Terlaksana Tidak

Sesuai Tanggal

8 4 Oktober

2019 XI.IPA.2

Tika Mufrika, S.

Pd.

Terlaksana Sesuai

Tanggal

9 18 Oktober

2019 XI.IPA.3

Randy Maulana,

S. Pd. I.

Terlaksana Tidak

Sesuai Tanggal

10 25 Oktober

2019 XI.IPS.1

Dedi Santosa, S.

Pd.

Terlaksana Sesuai

Tanggal

11 1 November

2019 XI.IPS.2

Rima Setiawati,

S. Pd.

Terlaksana Tidak

Sesuai Tanggal

12 8 November

2019 X.IPA.1 Miryanti, S. Pd.

Terlaksana Tidak

Sesuai Tanggal

13 15 November

2019 X.IPA.2

Hanura Weldy, S.

Pd.

Terlaksana Tidak

Sesuai Tanggal

14 22 November

2019 X.IPA.3

Wahyu Rahma

Dilla, S. Pd.

Terlaksana Tidak

Sesuai Tanggal

15 29 November

2019 X.IPS.1

Primaretha, S.

Psi.

Terlaksana Tidak

Sesuai Tanggal

16 6 Desember

2019 X.IPS.2

Sugeng Budiarjo,

M. Pd.

Terlaksana Tidak

Sesuai Tanggal

a. Hambatan:

1. Tidak berjalan sesuai dengan tanggal yang telah di

jadwalkan

b. Solusi :

1. Mengkondisikan jika ada kelas yang berhalangan

4. Analisis peran guru dalam pembinaan karakter islami siswa SMA

Al Hasra Depok

Proses implementasi pembinaan karakter islami di SMA Al

Hasra, guru merupakan sosok yang keberadaanya sangat penting.

Guru merupakan aktor penggerak dengan menciptakan peserta didik

Page 125: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

109

yang berkualitas, baik dari sisi akademik, afektif dan psikomotorik.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Antik Handayani, S. Pd.

Kepala SMA Al Hasra menyatakan bahwa penerapan kurikulum

pembinaan karakter islami di SMA Al Hasra bertumpu pada guru,

sebagai pelaksana kurikulum di lapangan, dan dipantau langsung

oleh Ibu Antik, tim keagamaan, dan tim pengembang kurikulum.

Hartatik (2014:50) menguraikan beberapa peran utama guru dalam

pendidikan karakter sebagai birikut:

a. Keteladanan

Keteladanan merupakan faktor mutlak yang harus

dimiliki oleh guru. Dalam pendidikan karakter, keteladanan

yang dibutuhkan oleh guru berupa konsistensi dalam

menjalankan perintah agama dan menjauhi larangan-laranganya,

kepedulian terhadap orang lain, kegigihan meraih prestasi dan

lain sebagainya. Dengan keteladanan yang baik dan juga

konsisten akan membuat siswa lebih mudah mengembangkan

karakternya.

Berdasarkan dokumen visi misi SMA Al Hasra

menyebutkan bahwa sebagai standar pengajar haruslah memiliki

standar guru profesional dan memiliki karkter islami. Ibu Antik

menyatakan secara umum guru dan karyawan SMA Al Hasra

harus se-iman, maksudnya adalah beragama islam, kemudian

bisa membaca quran, berkarakter baik, dan menguasai bidang

studi/biang pekerjaannya. Hal tersebut dikuatkan dengan proses

rekrutmen guru dan karyawan selain tes kemampuan bidang,

juga ada tes kemampuan membaca Al Quran dan wawasan

keislamannya. Selanjutnya diperkuat oleh pendapat Zikry siswa

kelas XII IPS 1 yang sudah hampir tiga tahun bersekolah di

SMA Al Hasra menyatakan bahawa guru-guru selalu

memberikan contoh yang islam ajarkan mulai dari sopan ,baik,

dan friendly.

b. Inspirator

Jika semua guru mampu menjadi sosok inspirator makan

kader-kader bangsa akan muncul sebagai sosok inspirator.

Mereka akan mencurahkan segala daya dan upaya untuk meraih

prestasi. Ia mampu membangkitkan semangat karena sudah

pernah jatuh bangun dalam meraih prestasi dan kesuksesan yang

luar biasa.

Page 126: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

110

Peran yang kedua adalah guru sebagai isnpirator juga

terlihat pada setiap guru di SMA Al Hasra dengan berbagai

bidang ilmunya, dibuktikan dengan bebebrapa guru yang sedang

atau telah menempuh jenjang S2, memiliki usaha diluar sekolah

yang cukup sukses, serta gigih memerjuangkan keinginannya

selain profesinya sebgai guru.

c. Motivator

Hal ini dapat dilihat dengan adanya kemampuan guru

dalam membangkitkan spirit dan potensi luar biasa dalam diri

peserta didik. Setiap anak adalah jenius, yang mempunyai bakat

spesifik dan berbeda dengan orang lain. Maka tugas guru adalah

melahirkan potensi itu ke permukaan dengan banyak berlatih,

mengasah kemampuan dan mengembangkan potensi

semaksimal mungkin.

Cahya siswa kelas XI IPA 3 mengatakan ia sangat

termotivasi pada sosok Bapak Hanura, guru bidang studi Bahasa

Inggris, yang selalu memberikan motivasi pada setiap

pembelajrannya, baik dalam bidang pelajaran maupun

kehidupan. Selain Pak Hanura juga masih banyak lagi, namun

yang paling berkesan menurutnya adalah Pak Hanura

pungkasnya.

d. Dinamisator

Artinya seorang guru tidak hanya membangkitkan

semangat, tapi juga menjadi lokomotif yang benar-benar

mendorong gerbong ke arah tujuan dengan kecepatan,

kecerdasan dan kearifan yang tinggi. Selain itu, menjadi guru

dinamisator harus mempunyai kemampan yang sinergis antara

intelektual, emosional dan spiritual sehingga mampu menahan

setiap serangan yang menghalangi.

Peran ini juga sangat terlihat, dibuktikan dengan hasil

wawancara Bapak Rohim dimana setiap pembelajarannya selalu

disisipkan nilai keislaman walaupun Ia mengajar bidang studi

Kima. Diperkuat hasil wawancara dengan Rahma Siswi kelas

XI IPA 3 menyatakan bahwa guru favorit saya banyak, Pak

Dedi, Bunda, Bu Erin, Pak Sugeng,dan masih banyak lagii,

kenapa? karena mereka punya cara dan gaya masing2 untuk

mengajak saya untuk kebaikan. Dengan kata lain selain isi

materi yang dinamis, cara penyampaiannya pun dinamis.

Page 127: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

111

e. Evaluator

Artinya guru harus selalu mengevaluasi metode

pembelajaran yang selama ini dipakai dalam pendidikan

karakter. Selain itu juga harus mampu mengevaluasi sikap

perilaku yang ditampilkan, sepak terjang dan perjuangan yang

direncanakan.

Guru sebagai evaluator berarti guru selalu mengevalusai

perilaku siswa baik di dalam maupun diluarkelas, pun

denganproses pembinaan yang dilakukannya apakah sudah tepat

sesuai program dan efien atau belum . Evaluasi perilaku siswa

secara formal dilaksanakan setiap ujian tengah semester (UTS),

penilaian akhir semester (PAS), dan penilian akhir tahun (PAT)

setiap guru bidang studi memberikan penilaian sikap kepada

koordinator keagamaan untuk di rekap menjadi nilai sikap yang

akan ditulis dalam rapor siswa. Nilai sikap tersebut didapat dari

penilaian di dalam kelas dan di luar kelas. Di dalam kelas telah

tertuang pada penilaian sikap di RPP masing-masing guru

bidang studi. Kemudian penilaian di luar kelas dengan sistem

poin, reward and punishment. Berdasarkan wawancara dengan

Ibu Erin Waka Kesiswaan SMA Al Hasra, dewan guru telah

dibekali dengan buku kuning (buku catatan guru yang

digunakan untuk mencatat apabila guru melihat siswa

melakukan pelenggaran atau melakukan kebaikan/prestasi.

Berdasarkan analisis diatas dapat disimpulkan bahwa,

guru SMA Al Hasra telah menerapkan lima peran tersebut

dalam pembinaan karakter di SMA Al Hasra Depok.

5. Evaluasi

Untuk menilai kebaikan dari suatu kurikulum diadakan evaluasi

kurikulum. Suatu evaluasi yang baikdilakukan secara komprehensif,

mencakup semua langkah kegiatan dan komponen kurikulum, mulai

dari dokumen kurikulum, pelaksanaan, hasil yang telah dicapai,

fasilitas penunjang serta para pelaksana kurikulum. SMA Al Hasra

Depok melakukan evaluasi yang dilakukan setiap dua kali per semester

yaitu pada setiap akhir semester satu dan semester dua serta pada akhir

tahun pelajaran, sebelum memasuki tahun pelajaran baru. Evaluasi ini

dilaksanakan sebelum proses perencanaan kurikulum pembinaan

karkter pada awal tahun pelajaran baru. Tujuan dari evaluasi

pelaksanaan pembelajaran ini yang terutama adalahguna mengetahui

Page 128: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

112

apakah strategi pembinaan karakter islami yang dilaksanakan dapat

berhasil dengan baik.

1. Evaluasi pelaksanaan program pembinaan karakter islami

Evaluasi implementasi pembinaan karakter islami siswa

diawasi langsung Ibu Antik Handayani, S. Pd. kepala SMA Al

Hasra Depok, dan dilaksanakan oleh wakil kepala sekolah bidang

kurikulum yaitu ibu Heny Dyah beserta koordinator keagamaan

Bapak Zamzam. Metode evaluasi yang digunakan adalah dengan

musyawarah seluruh guru dan karyawan. Kegiatan pertama adalah

laporan pelaksanaan apakah sudah berjalan sesuai dengan program

yang terlaksana, serta tanggapan dari seluruh guru dan karyawan

atas program yang telah dijalankan, apakah seluruh indikator

ketercapaian karakter berapa persen ketercapaiannya. Hasil dari

evaluasi ini kemudian dirapatkan oleh seluruh anggota tim

pengembang kurikulum, koordinator keagamaan bersama kepala

sekolah untuk kemudian dilakukan analisa untuk bahan perbaikan.

Kemudian berdasarkan dokumen laporan keagamaan SMA

Al Hasra yang dikoordinatori oleh Bapak Zamzam firdaus terlihat

bahwa seluruh kegiatan telah terlaksana dengan baik walau ada

beberapa kendala pada teknis pelaksanaan, namun masih bisa diatasi

dan menjadi bahan evaluasi kedepannya.

Tabel 4.6

Laporan Pelaksanaan Program Keagamaan SMA Al Hasra

No Jenis

Kegiatan Sasaran

Target

Kompetensi

Target

Waktu

Pelaksanaan

1 Tadarrus Pagi

Kelas

X, XI,

XII

c. 1. Peserta Didik

SMA Al-Hasra

terbiasa membaca

tadarus Al Qur‟an

d. 2. Peserta Didik

SMA Al-Hasra

dapat

menghatamkan Al

Qur‟an

3

Tahun

Terlaksana

dengan baik

2 T-Qur‟ani Kelas

X, XI,

e. 1. Peserta Didik

SMA Al-Hasra

dapat membaca Al

3

Tahun

Terlaksana

dengan baik

Page 129: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

113

XII Qur‟an dengan baik

dan benar

f. 2. Peserta Didik

SMA Al-Hasra

dapat menghafal Al

Qur‟an

3 ALHSR-

Spiritual Camp

Kelas

X, XI,

XII

g. 1. Peserta Didik

terbiasa untuk

melakukan

kegiatan

keagamaan di luar

rumah

3

Tahun

Terlaksana

dengan baik

4 ALHSR-

Muballigh

Kelas

X, XI,

XII

h. 1. Peserta Didik

SMA Al-Hasra

berani meberikan

tausiyah di hadapan

umum

i. 2. Peserta Didik

SMA Al-Hasra

dapat menghargai

orang yang sedang

bicara

3

Tahun

Terlaksana

dengan baik

5 ALHSR-ZIS

(G-500)

Kelas

X, XI,

XII

j. 1. Peserta Didik

SMA Al-Hasra

terbiasa untuk

berinfaq dan

bersedekah

k. Peserta Didik SMA

Al-Hasra dapat

peduli dengan

lingkungan

sekitarnya

3

Tahun

Terlaksana

dengan baik

6 Keputrian

Siswi

Kelas X l. 1. Siswi menguasai

kesehatan wanita

1

Tahun

Terlaksana 1

semester

Siswi

Kelas X,

XI

m. 1. Siswi menguasai

fiqih kewanitaan

2

Tahun

Terlaksana 1

semester

Page 130: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

114

7 Pengajian

Kelas

Kelas X,

XI, XII

n. 1. Peserta Didik

terbiasa untuk

melakukan

aktivitas pengajian

3

Tahun

Terlaksana

dengan baik

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa

pelaksanan program telah dilaksanakan dengan baik, walau terdapat

beberapa kendala yag harus yang menjadi bahan evaluasi bagi tim

pengembang kurikulum.

2. Analisis evaluasi ketercapaian indikator visi dan misi keislaman

SMA Al Hasra Depok

Inti dari indikator karakter islami dalam visi SMA Al Hasra

Depok terbagi menjadi 2 yaitu memiliki akidah yang kuat serta

melakukan ibadah yang benar dan siswa juga diharapkan memiliki

kemampuan membaca, mengahafal dan memahami Al-Quran

dengan baik. Oleh karena itu pembahasan akan dibagi menjadi dua

hal berdaarkan klasifikasi tersebut.

a. Evaluasi ketercapaian Indikator visi keislaman 1, 2, dan 3

1. Memiliki aqidah yang kuat, tidak mudah terpengaruh oleh

ajaran yang bertentangan dengan al qur‟an dan sunah

2. Mampu beribadah baik wajib maupun sunah sesuai dengan

tuntunan syari‟at islam

3. Berakhlak mulia baik kepada Allah maupun makhluk Nya.

Dapat disimpulkan dari ketiga indikator tersebut adalah

siswa lulusan SMA Al Hasra diharapkan memiliki akidah yang

kuat, berakhlak mulia, serta melakukan ibadah baik wajib

maupun sunnah. Ketiga indikator ini saling berkaitan satu

dengan yang lainnya. Berdasarkan observasi penulis, idikator ini

belum tersusun dokumen secara resmi, namun indikator

ketercapaian tersebut dapat dilihat dan testimoni dan wawancara

siswa maupun lulusan sebagai berikut.

Seperti wawacara ananda Zikry siswa kelas XII IPS 1

SMA Al Hasra yang juga menjabat sebagai ketua OSIS,

menyatakan bahwa ada banyak sekali perubahan dari diri saya

semenjak bersekolah di SMA AL-HASRA, mulai dari

pembiasaan sholat, membaca al quran dan kebiasaan sholat

Page 131: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

115

sunah, kemudian program pembinaan yang paling

mempengaruhi perubahannya adalah T qurani, sholat dhuha

bersama, dan semua yang diajarkan di SMA AL-HASRA sangat

mengispirasi, menurutnya pembinaan yang diajarkan di sekolah

dan menjadi terbiasa walaupun awalnya malas atau terpakasa.

Namun faktor penghambat pembinaan karakter islami menurut

Zikry adalah rasa malas, omongan dari teman, dan kurangnya

terbuka hati pribadi seseorang.

Senada dengan Zikri, Rahma siswi kelas XI IPA 3 yang

juga menjabat sebagai wakil ketua OSIS menyatakan bahwa ia

lebih rajin sholat dhuha, dan merasa malu jika malas beribadah

ketika teman-teman yang lain rajin beribadah.ia juga merasa

banyak mendapat perubahan, salah satunya semenjak

mengkikuti OSIS. Faktor pendukung pembinaan karakter islami

di sekolah menurutnya adalah dukungan dari bapak ibu guru

dan peraturan yang ada. Sedangkan hambatannya adalah kurang

terbiasanya siswa dengan pembinaan karakter islami. Sebab

banyak siswa yang berasal bukan dari sekolah berbasis islam

atau negeri.

Kemudian testimoni lulusan SMA Al Hasra Audi

Candra yang saat ini melanjutkan pendidikan di akademi

keopilisan kepolisan menyatakan bahwa ia sangat puas

bersekolah di SMA Al Hasra karena proses pembinaan karakter

islami seperti tadarus,membaca yasin, solat duha membuat ia

lebih bisa mengontol emosinya.

Senada denga Audi, Ginnia Juliawati lulusan SMA Al

Hasra yang melanjutkan studi di jurusan Oseanografi UNDIP

mengatakan kedisiplinan dalam beribadah baik sunah maupun

wajib menjadi karakter yang sampai saat ini dilakukan walau

sudah menginjak bangku kuliah.

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan

bahwa indikator tersebut sudah tercapai pada lulusan SMA Al

Hasra Depok.

b. Mampu membaca dan menghafal Al Quran dengan Tajwid yang

benar

Berdasarkan dokumentasi raport hafalan juz 30 dari 164

siswa lulusan 2020, 124 anak mendapat perdikat baik dan amat

Page 132: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

116

baik di seluruh surat hapalan, sisanya masih dalam proses

penyelesaian. Sebab untuk mngambil ijazah wajib

menyelesaikan seluruh hapalan Juz 30.

Sultan Fasha Lulusan SMA Al Hasra yang sekarang

melanjutkan pendidikan di Administrasi Negar UNPAD

mengatakan bahwa hal yang tidak pernah ia lupakan adalah

proses menghapal Al Quran, yang masih ia jaga sampai saat ini.

c. Mampu mengaktualisasikan nilai kepedulian sosial dalam

bentuk zakat, infaq dan shodaqoh

Berdasarkan wawancara dengan lulusan alumni

angkatan 2019, pada awal masa corona mereka mengadakan

bantuan sosial bagi masyarakat sekitar sekolah. Hal tersebut

merupakan inisiatif mereka atas dasar pembinaan karakter

kepedulian sosial selama tiga tahun.

Ade Herman lulusan SMA Al Hasra yang melanjutkan

pendidikan di Jurusan Teknologi Pendidikan UPI, Syukur

alhamdulillah bisa bersekolah di SMA Al Hasra, ada rasa

kekeluargaan antara guru dan siswa, satu hal yang sampai

sekarang tidak pernah dilupakannya adalah rasa kepedulian

sosial yang terus terbawa sampai saat ini.

5. Faktor Pendukung Manajemen Kurikulum Pembinaan Karakter

Islami Siswa SMA Al Hasra Depok

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan terdapat beberapa hal

yang menjadi faktor pendukung proses manejemen kurikulum pembinaan

karakter islami siswa SMA Al Hasra Depok. Adapun faktor-faktor tersebut

dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Koordinasi yang baik antar lembaga

Berdasarkan pengamatan selama penelitian, faktor yang

pertama adalah berasal dari koordinasi yang baik antara yayasan,

kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan guru. Keempat elemen

bekerja sama dan saling mendukung, sesuai dengan tugas pokok dan

fungsinya. Sitem saling mengawasi dari atas kebawah, menjadikan

dorongan untuk selalu melakukan yang terbaik. Kemudian semangat

dan loyalitas seluruh civitas akademika bagi sekolah dan peserta didik,

membuat yayasan semakin bersemangan untuk berkontribusi aktif,

Page 133: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

117

bukan hanya pada saat pengawasan dan hasil, namun juga pada proses

prencanaan program sampai evaluasi.

2. Lingkungan masyarakat dan suasana sekolah islami

Faktor yang kedua yaitu kondisi lingkungan sekolah dan

lingkungan masyarakat sekitar yang mendukung pelaksanaan

kurikulum pembinaan karakter islami. Peneliti akan menggambarkan

keadaan lingkungan di dalam area SMA Al Hasra Depok. Jika kita

memasuki kawasan SMA Al Hasra Depok maka akan terpampang jelas

bahwa sekolah menjadikan karakter sebagai salah satu pilar utama yang

diunggulkan. Terdapatvisi dan misi sekolah yang ditulis dengan cukup

jelas menyatakan bahwa SMA Al Hasra Depok ingin mewujudkan

sekolah dengan hasil atau output yaitu para peserta didik yang memiliki

karakter islami, serta moto sekolah sebagai „Gerbang Kehidupan

Islami‟ terlihat dengan jelas, dengan ini, setidaknya dapat menjadi

pengingat dan pembimbing bagi seluruh warga sekolah bahwa SMA Al

Hasra Depok berusaha mewujudkan karakter islami sebagai dasar

pembinaan bagi siswa dan siswinya. Dengan melihat ini, juga terlihat

seolah-olah Kepala Sekolah ingin menjadikan area sekolah mulai dari

gerbang masuk sebagai gerbang kehidupan islami, ketika menginjakkan

kaki di sekolah segala perilaku, tindak-tanduk seluruh civitasakademika

haruslah bernapaskan nilai-nilai islami. Selain itu, visi misi, dan motto

sekolah mengajak semua orang yang memasuki area sekolah untuk

dapat melakukan pembinaan dan memberikan tauladan yang baik

sehingga dapat ditiru atau mempengaruhi karakter peserta didik.Selain

itu, bagaimana seluruh warga sekolah bersikap didalam lingkungan

sekolah juga mempengaruhi proses pembentukan karakter. Terlihat

bagaimana semua warga sekolah baik pegawai maupun guru selalu

memberikan contoh keteladanan dalam bersikap agar selalu santun.

Kepala sekolah juga sangat menekankan agar tercipta atmosfir sekolah

yang selalu melakukan pembiasaan-pembiasaan adab islami, saling

menghormati dan menyayangi. Kepala sekolah beserta guru selalu

menyambut kehadiran siswa dan siswi di gerbang sekolah juga

melakukan pembiasaan 5S (Senyum,Salam, Sapa, Sopan dan Santun).

Dengan melakukan dengan pembiasaan, pendampingan dan

keteladanan secara terus menerus, tentu saja akan sangat

mempengaruhi pembentukan karakter peserta didik.

Masyarakat sekitar sekolah selalu dilibatkan dalam kegiatan

pembinaan karakter seperti pada proses perencanaan, dalam perumusan

Page 134: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

118

masyarakat tokoh agama diikut sertakan dalam diskusi untuk

merumuskan program yang dapat disinergikan dengan kegiatan

masyarakat. Pada pelaksanaan masyarakat sekitar juga selalu

diikutsertakan terutama pada program pembinaan kepedulian sosial.

Kemduianmasyarakat sekitar juga menjadi agen pengawasan perilaku

siswa di lingkungan luar sekolah.

3. Komunikasi antara sekolah dan wali murid

Faktor ketiga yaitu adanya kerjasama antara pihak sekolah

dengan orang tua terutama komunikasi wali kelas dengan wali murid

yang siap melayani bahkan terkadang diluar waktu belajar.

Kerjasamaantara guru dengan orangtua adalah kunci utama dari

keberhasilan dalam membentuk karakter siswa. Selain dengan

komunikasi yang intens antara guru dengan orang tua siswa, SMA Al

Hasra Depokjuga memiliki sebuah kegiatan rutin dengan orang tua/wali

murid yaitu Parenting Dayyang telah terbentuk dengan

kepengurusannya dan jadwal pertemuan rutin setiap hari sabtu minggu

pertama pada setiap bulan. Perkumpulan tersebut tentu saja dilakukan

sosialisasi tentang pembinaan karakter islami siswa secara intens dan

dikaji secara mendalam dengan mengundang para pakar pendidikan

anak. Kemudian proses komunikasi yang intens melalui wali kelas

kepada wali murid, sehingga setiap perkembangan anak baik di sekolah

maupun di rumah dapat dikomunikasikan dengan baik. selain itu, pihak

sekolah juga bersikap terbuka akan kritik dan saran darisetiap orang tua

guna peningkatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

4. Sarana dan prasarana yang mendukung

Faktor kelima adalah terdapat sarana dan prasarana yang cukup

lengkap sehingga akan sangat menunjang keberhasilan dalam

pembinaan karakter islami baik yang melalui kegiatan belajar mengajar

di kelas maupun melalui kegiatan di luar kelas seperti ekstrakurikuler

dan kegiatan keagamaan lainnya. Dalam kegiatan belajar, sarana

prasarana cukup memadai dengan kondisi ruang kelas yang nyaman

dan memiliki berbagai fasilitas seperti meja kursi yang baik, lemari,

alat-alat belajar, layar proyektor, alquran dan lain sebagainya.

Ditambah pula dengan sarana lainya seperti perpustakaan, laboratorium

komputer, laboratotium sains, masjid dan lain sebagainya. Sementara

itu dalam kegiatan ekstrakurikuler sarana dan prasarana yang

disediakan cukup lengkap seperti alat-alat olahraga, alat panahan,

laboratorium dan lain sebagainya tak kalah pentingnya juga masjid

Page 135: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

119

yang cukup luas terdiri dari dua lantai dimana menjadi pusat kegiatan

pembinaan karakter islami siswa.

5. Faktor Penghambat Proses Manajemen Kurikulum Pembinaan

Karakter Islami Siswa SMA Al Hasra Depok

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan terdapat beberapa hal

yang menjadi faktor penghambat proses manejemen kurikulum pembinaan

karakter islami siswa SMA Al Hasra Depok. Adapun faktor-faktor tersebut

dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Pembagian tugas dan penanggung jawab peerencanaan kurikulum

pembinaan karakter

Seperti yang diungkapkan oleh Waka Kesiswaan SMA Al

Hasra Depok Heny Dyah bahwa perencanaan kurikulum terpusat pada

koordinator keagamaan yang menjadikan beban yang terlalu besar pada

satu orang untuk merancang dan mengeembangan program pembinaan

dalam kurikulum khas sekolah yang tertuang dalam program

keagamaan. Walau mendapat stimulus dari pimpinan dan yayasan uga

perlu di bentuk tim pengembang kurikulum khas sekolah.

2. Komitmen guru dan karyawan dalam pelaksanaan kurikulum

pembinaan karakter

Faktor yang kedua adalah komitmen guru dan karyawan dalam

pelaksanaan kurikulum pembinaan karakter. Bapak Zamzam Firdaus

sebagai koordinator keagamaan menyatakan masih terdapat masalah

dalam hal pelaksanaan kurikulum atau penegakan aturan itu sendiri.

Terkadang aturan dan program sudah ada, sudah jelas, tapi pelaksanaan

dan penegakan nya yang belum kuat, atau aturan itu sudah ada, sudah

dilaksanakan tetapi belum sempurna. memang masih dalam

peneyesuaian karena biasanya ketika ada kebijakan baru dalam suatu

lembaga atau sekolah ada masa-masa penyesuaian dan itu menjadi

bahan evaluasi kedepannya

3. Evaluasi ketercapaian indikator

Proses analisis ketercapaian hasil indikator belum dimiliki

secara menyeluruh hanya indikator visi keislaman Tahfidz juz 30 yang

memiliki data analisis ketercapaian, sedangkan indikator visi keislaman

lainnya seperti berakhlakul karimah, teguh, dan berjiwa sosial belum

memiliki dokumen analisis ketercapaian yang baku. Namun hasil

ketercapaian indikator tersebut masih dapat dilihat dari proses

wawancara lulusan SMA Al Hasra.

Page 136: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

120

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian untuk

menjawab rumusan masalah yang telah disebutkan sebelumnya tentang

bagaimana manajemen kurikulum sekolah islam terpadu membentuk

pendidikan karakter siswa, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Proses Pembinaan karakter islami siswa dimulai dari yayasan dan

berkoordinasi dengan kepala ekolah, tim pengembang kurikulum,

koordinator keagamaan untuk merumuskan kurikulum khas sekolah,

yang diimplementasikan dalam kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler,

dan kokurikuler.

2. SMA Al Hasra Depok telah melaksanakan proses manajemen

kurikulum pembinaan karakter mulai dari perencanaan, pelaksanaan,

sampai evaluasi dengan koordinasi yang baik antar lembaga sehingga

menghasilkan ketercapaian indikator visi berkepribadian islami pada

siswa.

3. Faktor pendukung manajemen kurikulum pembinaan karakter islami di

SMA Al Hasra Depok, sebagai berikut :

1) faktor yang pertama adalah berasal dari koordinasi yang baik antara

yayasan, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan guru. Keempat

elemen bekerja sama dan saling mendukung, sesuai dengan tugas

pokok dan fungsinya.

2) kondisi lingkungan sekolah yang bernuansa islami.

3) Adanya kerjasama antara pihak sekolah dengan orang tua.

4) Terdapat sarana dan prasarana yang lengkap untuk menunjang

kegiatan belajar mengajar di kelas maupun kegiatan di luar kelas,

ekstrakurikuler, dan masjid yang besar sebagai pusat kegiatan

islami siswa.

4. Faktor penghambat manajemen kurikulum pembinaan karakter islami

siswa SMA Al Hasra Depok, sebagai berikut :

1) Pembagian tugas dan penanggung jawab peerencanaan kurikulum

pembinaan karakter

2) Komitmen guru dan karyawan dalam pelaksanaan kurikulum

pembinaan karakter.

3) Evaluasi ketercapaian indikator.

Page 137: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

121

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas maka dapat dberikan

sara-saran sebagai berikut:

1. Bagi kepala sekolah, hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu

informasi dan perlunya meninjau kembali tentang perlunya

menghadirkan narasumber atau tokoh pendidikan dalam melakukan

penyusunan kurikulum khas sekolah. Hal ini dilakukan agar

pengembangan dan penyusunan kurikulum di SMA Al Hasra Depok

dapat sesuai dengan peraturan pemerintah.

2. Bagi tenaga pendidik dan kependidikan hendaknya selalu berupaya

untuk meningkatkan ketegasan dalam pelaksanaan kurikulum

pembinaan karakter. Juga diharapkan untuk terus memberikan tauladan,

pembiasaan dan pendampingan dengan lebih intensif kepada seluruh

siswa terkait dengan pembinaan karakter islami peserta didik.

3. Bagi wakil kepala sekolah bidang kurikulum, hendaknya melakukan

analisis evaluasi ketercapaian indikator visi dan misi yang telah dibuat

secara menyeluruh, agar dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan

implementasi pembinaan karakter Islami di SMA Al Hasra.

Page 138: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

122

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah , M. Yatimin, Studi Akhlak Dalam Persepektif Al-Qur‟an, Jakarta:

Amzah. 2007

Allan C. Ornstein dan Francis P. Hunkins. Curriculum:Foundation, Principles,

AndIssues, FourthEdition. Boston USA: PearsonEducation. 2004

Al-Anwari, Amirul Mukminin. Strategi Pembentukan Karakter Peduli

Lingkungan Di Sekolah Adiwiyata Mandiri. JurnalTa’dib. Volume

XIX. Nomor 2. 2014

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

PT. Rineka Cipta. 2010

Asmani, Ma‟mur. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter diSekolah.

Jogjakarta: Diva Press. 2011

Atmodiwiro, Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT.Ardadizya Jaya.

2000

Dakir. Perencanaan dan Pengembagan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta. 2004

Dindin, Jamaluddin. Paradigma Pendidikan Anak dalam Islam,Bandung:

Pustaka Setia. 2013

Dewi, Ernita, AKHLAK DAN KEBAHAGIAAN HIDUP IBNU MASKAWAIH,

Jurnal Substantia, Vol.13, No. 2, Oktober 2011

Gaffar, Mohammad Fakhry. Pendidikan Karakter Berbasis Islam.Yogyakarta.

2010

Hamalik, Oemar. Pengembangan Kurikulum. Jakarta: PT Remaja RosdaKarya.

2006

Hamalik, Oemar. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya. 2007

Hamalik, Oemar. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung:Remaja

Rosdakarya. 2008

Page 139: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

123

Hartatik, Yulianti. Implementasi Pendidikan Karakter Di Kantin Kejujuran.

Malang: Penerbit Gunung Samudra. 2014

Hasan, Said Hamid. Evaluasi kurikulum. Bandung : PT RemajaRosdakarya.

2008

Husaini, Adian. Pendidikan Islam Membentuk Siswa Berkarakter dan Beradab.

Jakarta: Cakra Media. 2011

Istiqamah, Nurul. Manajemen Pembinaan Karakter Santri di Pondok

Pesantren Al Luqmaniyyah Yogyakarta. Yogyakarta: Repository UIN

Sunan Kalijaga. 2018

Kesuma D, Triatna C, dan Permana J. Pendidikan Krakter Kajian Teoridan

Praktik di Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2013

Megawangi, Ratna. Pendidikan Karakter; Solusi Yang Tepat UntukMembangun

Bangsa. Bogor: Indonesia HeritageFoundation. 2004

Miles, Matthew B dan huberman, A Michael. Analisis Data Kualitatif. Jakarta.

Universitas Indonesia Press. 1992

Miller, J. P andSeller, W. Curriculum: PerspectivesandPractices. New York:

Longman. 1985

Moleong, Lexy. J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi.Bandung;

Remaja Rosdakarya. 2011

Muhaimin. Rekontruksi Pendidikan Islam. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.

2009

Nasir, Sahilun A., Tinjauan Akhlak, Surabaya: Al-Ikhlas, 1991

Nata, Abuddin. Manajemen Pendidikan, Mengatasi KelemahanPendidikan

Islam di Indonesia. Jakarta. PrenadaPress. 2003

Nawawi, H. dan Martini, M. Penelitian Terapan. Jogyakarta; Gajah Madah

UniversityPress. 1994

Permendikbud No. 20 Tahun 2018 Tentang Penguatan Pendidikan Karakter

Pada Satuan Pendidikan Formal.

Rachman, F. M. Islamic TeenParenting. Jakarta: Erlangga. 2014

Page 140: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

124

Robert S. Zais. CurriculumPrinciplesandFoundations. New York:

Harper.&Row Publisher, Inc.1976

Rusman. Manajemen Kurikulum (Edisi Revisi). Jakarta: PT Raja

GrafindoPersada. 2011

Samino. Manajemen Pendidikan spirit keislaman dan

keindonesiaan.Sukoharjo: Fairuz Media. 2010

Saputra, Ade Surya. Manajemen Program Pembinaan Karakter Berbasis

Agama di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 5 Yogyakarta.

Yogyakarta: Universitar Negeri Yogya. 2016

Sari, Nurlaela. Manajemen Pembinaan Karakter Peserta Didik Berbasis Masjid

Madrasah Madrasah Aliyah Negeri 3 Tasikmalaya. Bandung:Digital

Library UIN Sunan Gunung Djati. 2019

Shabrina, Nur Putri, dkk. Manajemen Pembinaan Akhlak dalam Penguatan

Pendidikan Karakter Peserta Didik. Malang : Jurnal Administrasi dan

Manajmen Pendidikan (JAMP). 2019

Simanjuntak, Membina dan Mengembangkan Generasi Muda. Bandung:

Tarsito. 1990

Sriwilujeng Dyah. Panduan Implementasi Penguatan Pendidikan

Karakter.Jakarta: Erlingga.2017

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kualitatif,Kuantitatif

dan R&D. Bandung; Alfabeta. 2008

Sulistyowati, Endah. Implementasi Kurikulum Pendidikan Karakter.

Yogyakarta: Citra Aji Parama. 2012

Utami, Tri. Manajemen Pembinaan Karakter Islami Siswa di Sekolah

Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) Al-Izhar Kecamatan

Tampan Kota Pekanbaru. Riau : UIN Sultan Syarif Kasim. 2016

Wahyudin, Dinn. Manajemen Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2014

Yustanto, Ismail, dkk. Menggagas Pendidikan Islami, dilengkapiImplementasi

Praktis Pendidikan Islam terpadu TK, SD, SMP, danSMU. Bogor: Al-

azhar Press.2011

Page 141: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

125

Zaenul, Agus. Pendidikan Krakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah.

Yogyakarta: Ar-Ruz Media. 2012

Zaenul, Agus. Manajemen Kurikulum Pendidikan. Bandung: Alfabeta. 2013

Zaim, Elmubarok. Membumikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta. 2008

Page 142: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen
Page 143: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

LAMPIRAN

1. Wawancara

Kepala SMA Al Hasra

Antik Handayani, S. Pd.

No. Daftar Pertanyaan Jawaban

PROFIL SEKOLAH

1 Bagaimana gambaran secara

singkat SMA Al Hasra Depok ?

SMA Al Hasra merupakan sekolah

bernuansa Islami yang bertujuan

menanamkan nilai-nilai keislaman pada

siswa, sehingga dapat menjadi pola pikir,

dan pola perilaku.

2 Bagaimana sejarah berdirinya

SMA Al Hasra Depok ?

SMA Al Hasra telah berumur 35 tahun,

di awali dengan berdirinya Yayasan Al

Hasra oleh Pak Maryunis, yang

kemudian di buka lembaga pertama yaitu

SMP Al Hasra kemduian menyusul

SMA Al Hasra 34 tahun yang lalu.

3 Apakah tujuan berdirinya SMA

Al Hasra Depok ?

SMA Al Hasra bertujuan menjadi

sekolah yang mampu mengantarkan

siswa menggapai cita-citanya, melalui

nilai-nilai keislaman sehingga insya

Allah, dunia dapat akhirat pun dapat.

4 Apa visi dan misi SMA Al Hasra

Depok ?

Visi SMA Al Hasra adalah Mewujudkan

lulusan yang berkepribadian islami,

berprestasi, dan berwawasan global

5 Bagaimana keadaan tenaga

pendidik, kependidikan, dan

karyawan di SMA Al Hasra

Depok ?

Alhamdulillah, kita memiliki tenaga

pendidik dan kependidikan yang

profesional, baik dalam bidang profesi

mapun keislaman.

6 Bagaimana kondisi lingkungan

dan masyarakat sekitar SMA Al

Hasra Depok ?

Kondisi lingkungan dan masyarakat

sangat aktif sebab banyak kegiatan yang

dilakukan tingkat yayasan samapai

lembaga SMA al Hasra sendiri yang

melibatkan masyarakat sekitar. Karena

pada awalnya yayasan Al Hasra berdiri

utuk memenuhi kebutuhan akan

pendidikan lingkungan masyarakat

sekitar bojong sari sawangan, depok.

MAJANEMEN KURIKULUM

Page 144: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

7 Bagaimana pendapat Bapak/Ibu

tentang kurikulum yang baik ?

Kururikulum yang baik adalah

kurikulum yang dapat memaksimalkan

segala potensi siswa, guru, karyawan,

sert masyarakat sekitar.

8 Bagaimana proses manajemen

kurikulum di sekolah ini ?

Proses manajemen kurukulum di SMA

Al Hasra diawali dengan rapat pimpinan

yayasan beserta kepala lembaga SMA,

kemudian di rumuskan kembali oleh

waka kurikulum beserta tim pengembang

kurikulum. kemudian dibahas kembali

oleh guru sebagai pelaksana, setelah itu

sampai paa tahap sosialisasi oleh waka

kurikulum kepada seluruh warga

sekolah, sampai pada implementasi oleh

guru. Yang terakhir adalah evaluasi

secara berkala yang dilakuakan oleh saya

kepada waka kurkulum dan

timpengembang dalam pelaksanaan

implemtasi.

9 Seberapa penting proses

perencanaan kurikulum menurut

Bapak/Ibu ?

Sangt penting, sebab perencanaan yang

baik adalah 50% kesuksesan kurikulum.

10 Bagaimana perencanaan

kurikulum yang dilaksnakan di

sekolah ini ?

Pastinya kami melihat kuikulum

nasional, kemudian di padukan dengan

kurikulum khas sekolah melalui diskusi

dengan pimpinan yayasan dan lembaga

SMA Al Hasra itu sendiri (Tim

pengembang kurikulum) melihat

masalah dan kebutuhan siswa.

11 Siapa saja yang terlibat dalam

perencanaan kurikulum ?

Dalam perencanaan kurikulum tingkat

SMA Al Hasra terdiri dari saya sebagai

kepala SMA Al Hasra dan tim

pengembang yang terdiri dari waka

kirikulum perwakilan guru eksak, non

eksak, pembina ekstrakurikuler, waka

kesiswaan.

12 Bagaimana

penerapan/pengimplementasian

kurikulum yang telah dibuat ?

penerapan yang dilakaukan bertumpu

pada guru sebagai pelaksana kurikulum

dilapangan, dan dipantau langsung oleh

Page 145: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

saya dan tim pengembang kurikulum.

13 Siapa saja yang mengawasi

penerapan/implementasi

kurikulum ?

Saya, terkadang juga kami meminta

pendapat pengawas sekolah

14 Apakah ada evaluasi setelah

penerapan/implementasi

kurikulum?

Ya, kami mengadakan setiapakhir

semester.

15 Bagaimana proses evaluasi yang

dilakukan ?

Membuat angket dan mengadakan rapat

dengn tim pengembang dan guru mata

pelajaran.

PEMBINAAN KARAKTER

16 Apa yang Bapak/Ibu ketahui

tentang pembinaan karakter ?

Pembinaan karakter adalah kegiatan

penanaman nilai-nilai karakter pada

anak, melalui kegiatan yang terukur dan

terencana.

17 Sejauh mana sekolah ini

menerapkan pembinaan karakter ?

SMA Al Hasra merupakan sekolah

bernuansa islam, yang pada setiap

kegiatannya pasti ada muatan karakter

dan budi pekerti Islam.

18 Pembinaan karakter apa yang

menjadi ciri khas sekolah ini ?

Seperti yang saya sampaikan

sebelumnya, SMA Al Hasra merupakan

sekolah bernuansa Islam, jadi ciri khas

seolah ini adalah karakter islami.

19 Bagaimana upaya sekolah dalam

mebina karakter islami siswa ?

Kami membuat program yang terencana

sehingga arah gerak pembinaan akan

teratur, serta masih banyak upaya yang

kita lakukan seperti kerja sama dengan

orang tua muid, dan lingkungan sekitar

sekolah.

20 Menurut bapak/ibu bagaimana

karakter siswa di sekolah ini?

Alhamdulillah, semua siwa memiliki

karakter yang baik disekolah, ya hanya

bercanda dan celetukan anak remaja

biasa saja yang masih kaang terdengar.

21 Adakah pengaruh program

pembinaan karakter islami di

sekolah ini terhadap perilaku

siswa?

Insya Allah ada, sebab beberapa anak

yang tadiny malas beribadah dengan

terpaksa disini harus beribadah tadarus,

duha, sampai solat ashar dan zuhur

berjaaah, sehingga menjadi kebiaaan

dalam dirnya.

Page 146: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

22 Siapa saja yang terlibat dalam

pembinaan karakter islami siswa ?

Seluruh warga sekolah

23 Apasaja standar tenaga pendidik,

kependidikan, dan karyawan di

sekolah ini untuk menjadi teladan

dalam membina karakter islami

siswa ?

Secara umum harus se iman, maksudnya

adalah beragama islam, kemudian bisa

membaca quran, berkarakter baik, dan

menguasai bidang studi/biang

pekerjaannya.

24 Apakah tenaga pendidik,

kependidikan, dan karyawan

sudah memenuhi standar dalam

membina karakter islami siswa ?

Alhamdulillah, jika dipresentasekan 98%

sudah memenuhi kualifikasi.

25 Bagaimana upaya pembinaan

karakter islami di sekolah oleh

kepala sekolah terhadap tenaga

pendidik, kependidikan, dan

karyawan

Kami mengadakan kajian membaca al

quran agar guru dan karyawan dapat

menjadi pembimbing yang lebih baik

lagi bagi siswa dalam mengaji, kemudian

mengadakan pengajian setiap jumat, ada

juga parenting day yang dilakukan setiap

sabtu awal bulan.

26 Apasaja faktor pendukung

pembinaan karakter islami siswa ?

Pastinya lingkungan yang bernuansa

islami, dukungan dari yayasan,

kerjasama yang baik dengan orang tua

siswa. Serta sarana dan prasarana yang

lengkap bagi kegiatan siswa.

27 Apa tindak lanjut Bapak/Ibu

terhadap faktor pendukung

pembinaan karakter islami siswa ?

Terus membina dan merawat semua hal

tersebut, sehingga bukan hanya tetap

dapat mendukung bahkan dapat

menimbulkan efek positif lainnya.

28 Apasaja faktor penghambat

pembinaan karakter islami siswa ?

Faktor penghambat terkadang ada pada

diri sendiri, namun itulah tantangannya

bagaimana memotivasi agar dapat

menjadi lebih baik lagi.

29 Menurut bapak/ibu bagaimana

solusi untuk faktor yang

menghambat pembinaan karakter

islami siswa ?

Solusi dari kami mengadakan program

atau mapel budi pekerti Islam, dimana

bimbingan personal kepaa siswa

sehingga mengetahui apa hambatan

siswa tersebut. Tentuya dapat

memberikan solusi yang tepat.

Wawancara waka kurikulum

Page 147: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

Heny Dyah. K, S. T.

NO DAFTAR PERTANYAAN JAWABAN

1 Bagaimana pendapat Bapak/Ibu

tentang kurikulum yang baik ?

Kurikulum yang baik adalah kurikulum

yang menyenangkan bagi siswa dan

guru, tentunya hal ini didukung oleh

kemedikbud yang membuat program

merdeka belajar yang menjadikan guru

lebih leluaa dalam membuat program

belajar yang menyenangkan.

2 Bagaimana proses manajemen

kurikulum pembinaan karakter di

sekolah ini ?

Untuk kurikulum di SMA Al Hasra

melibatkan berbagai personel, mulai dari

koordinator sampai ke pimpinan

yayasan, khusus teruntuk program

pembinaan karakter ada koordinator

keagamaan tingkat lembaga SMA dan

yayasan Al Hasra yang selalu

berkoorinasi untuk kegiatan apasaja yang

akan dilakukan dalam pembinaan

karakter islami bagi siswa.

3 Bagaimana perencanaan

kurikulum pembinaan karakter

yang dilaksanakan di sekolah ini ?

Kita memiliki satu mapel yaitu BPI,

Budi Pekerti Islam, yang lebih

menanamkan karkater atau nilai-nilai

keislaman dalam ranah prakteknya.

4 Seberapa penting proses

perencanaan kurikulum dalam

membina karakter islami siswa

menurut Bapak/Ibu ?

Perencanaan kuikulum sangat penting,

tanpa perencanan yang baik kurikulum

tidak akan berjalan dengan baik karena

tidak memiliki arah atau dasar. SMA Al

Hasra melakukan perencanaan setiap

sebelum ajaran baru dimulai. Yang

terlibat dalam perencaan kurikulum

pembinaan karakter islami siswa adalah

koordinator keagamaan, waka

kurikulum, pembina osis, dan tentunya

kepala sekolah.

5 Apasaja prinsip yang digunakan

dalam perencanaan kurikulum

pembinaan karakter islami di

sekolah ini ?

Teridiri dari dua prinsip, yang pertama

prinsip student center yaitu membuat

kegiatan berkaitan dengan pembentukan

karakter islami siswa yang berifat

praktek, seperti berinfak jumat, gerakan

Page 148: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

500 rupiah, mengaji, salat sunah dan

wajib berjamaah. Kemudian prinsip yang

kedua suri tauladan, yaitu menjadikan

guru dan karyawan teladan yang baik

bagi siswa karena pada dasarnya anak

lebih mudah menerima apa yang dilihat

dari pada yang di dengar.

6 Siapa saja yang terlibat dalam

perencanaan kurikulum

pembinaan karakter islami di

sekolah ini ?

koordinator keagamaan, waka

kurikulum, pembina osis, dan tentunya

kepala sekolah, serta seluruh guru dan

karyawan

7 Bagaimana kurikulum di sekolah

ini mengatur pembinaan karakter

islami siswa ?

Dimulai dari rancangan yayasan, turun

ke direktur sekolah, dan tingkat lembaga

SMA Al Hasra.

8 Apa saja kebijakan yang

dikeluarkan oleh Ibu/Bapak

dalam pelaksanan pembinaan

karakter islami siswa ?

Program besarnya dinakaman program

keagamaan, dengan rincian program, T

Qurani (membaca dan memperbaiki

bacaan, serta hapalan quran), baksos,

kegiatan hari besar islam.

9 Apakah ada perubahan

karakterkepribadian siswa setelah

menerima pembinaan karakter

islami di sekolah ?

Terlihat dari testimoni lulusan,

menyatakan bahwa kebiasaan islami

yang mereka ingat. Artinya kebiasaan

islami ini yang sangat melekat bagi

lulusan SMA Al Hasra

10

Bagaimana pengorganisasian

kurikulum pembinaan karakter

islami di sekolah ini ?

Faktor yang mendukung yang pertama

yaitu Yayasan Al Hasra sebagai

pensuport dana dan persetujuan,

kemudian tim yang solid yaitu bidang

keagamaan SMA Al Hasra, serta

pembina OSIS dan OSIS itu sendiri

sebagai pelaksana kegiatan dan

percontohan bagi siswa lainnya.

11 Bagaimana pengimplementasian

kurikulum pembinaan karakter

islami yang telah dibuat di

sekolah ini ?

Faktor penghambat secara garis besar

tidak ada, namun masih ada yang agak

sulit dibina, namun ini menjadi

tantangan bagi kami. Kemudian banyak

siswa yang bukan dari sekolah islam

sehingga pembiasaan-pembiasaan

karakter keislaman yang ditanamkan

Page 149: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

masih banyak yang canggung/belum

terbiasa.

12 Siapa saja yang mengawasi proses

implementasi kurikulum tersebut

?

Yang mengawasi implementasi

kurikulum ini yang pasti kepala sekolah

dan saya sendiri selaku waka kurikulum

13 Apakah ada evaluasi setelah

penerapan/implementasi

kurikulum ?

Ada, kami lakukan setiap satu semester

sekali, melalui laporan koordinator

agama.

14 Bagaimana proses evaluasi yang

dilakukan ?

Koordinator keagamaan beserta tim,

melakuakan laporan program yang sudah

teraksana dan bagaimana efek dan

efisisnesinya, kemudian dijadikan

rujukan untuk program selanjutnya, yang

dipantau langsung oleh kepala sekolah.

15 Apa saja hal yang mendukung

proses manajemen kurikulum

pembinaan karakter islami di

sekolah ini ?

Faktor yang mendukung yang pertama

yaitu Yayasan Al Hasra sebagai

pensuport dana dan persetujuan,

kemudian tim yang solid yaitu bidang

keagamaan SMA Al Hasra, serta

pembina OSIS dan OSIS itu sendiri

sebagai pelaksana kegiatan dan

percontohan bagi siswa lainnya.

16 Apa saja hal yang menghambat

proses manajemen kurikulum

pembinaan karakter islami di

sekolah ini ?

Faktor penghambat secara garis besar

tidak ada, namun masih ada yang agak

sulit dibina, namun ini menjadi

tantangan bagi kami. Kemudian banyak

siswa yang bukan dari sekolah islam

sehingga pembiasaan-pembiasaan

karakter keislaman yang ditanamkan

masih banyak yang canggung/belum

terbiasa.

17 Apa yang Ibu/Bapak lakukan

untuk menanggulangi hambatan

tersebut ?

Kami membuat Al Hasra poin (Tata

Tertib Siswa) yang berisi reward dan

punishment.

Wawancara waka kesiswaan

Erin Alifadini, S. Sos.

NO DAFTAR PERTANYAAN JAWABAN

1 Apa yang Bapak/Ibu ketahui Pembinaan karakter adalah proses

Page 150: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

tentang pembinaan karakter ? penanaman sifat atau karakter pada anak.

2 Sejauh mana sekolah ini

menerapkan pembinaan karakter ?

Sekolah sangat memerhatikan

pembinaan karakter tecermin dakam visi

sekolah mewujudkan lulusan yang

berkarakter islami

3 Pembinaan karakter apa yang

menjadi ciri khas sekolah ini ?

Tentunya karakter islami, sesuai dengan

visi dan misi sekolah

4 Bagaimana upaya sekolah dalam

mebina karakter islami siswa ?

Berdasarkan tugas saya sebagai waka

kesiswaan, kami mengadakan berbagai

macam kegiatan yang bersifat keislaman,

mulai dari peringatan hari besar islam,

sampai praktik ibadah, seperti baca

quran, sholat sunat dan wajib berjamaah,

5 S (senyum, salam, sapa sopan,

santun).bahkan dalam kegiatan latihan

dasar kepemimpinan siswa, pada siswa

baru kelas sepuluh juga ada materi

keislaman yang merupakan ciri khas

SMA Al Hasra.

5 Menurut bapak/ibu bagaimana

karakter siswa di sekolah ini?

Karakter siswa disekolah ini cenderung

baik, karena disekolah diawasi ketat oleh

guru dan karyaan sehingga mereka segan

dan mungkin takut untuk melakukan hal

yang aneh-aneh/ melanggar peraturan.

6 Adakah pengaruh program

pembinaan karakter islami di

sekolah ini terhadap perilaku

siswa ?

Untuk pengaruh saya kira tidak dapat

dilihat saat ini juga, namun dari beberapa

sswa yang saya tangani, ada yang

berprilaku malas, dan suka membolos

setelah dipanggil dan dilakukan

pembiaan perlahan mereka merubah

perilakunya.

7 Bagaimana peran anda sebagai

waka kesiswaan dalam membina

karakter islami siswa ?

Peran saya tentunya membuat program

atau kegiatan sesuai pedoman visi dan

misi dan kurikulum yang ditetapkan.

8 Kegiatan/program apa yang

mendukung pembinaan karakter

islami siswa di sekolah ini ?

Ahamdulillah, banyak kegiatan yang

menjadi progra pembinaan keislaman di

SMA Al Hasra ini, yang menjadi dasar

utama adalah bimbingan intensif guru

kepada siswa, mulai dari walikelas yang

Page 151: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

aktif, sampai guru mata pelajaran. Dan di

dukung juga oleh mata pelajaran budi

pekerti Islam (BPI) yang menjadi dasar

praktik pembiasaan budaya keislaman

setiap harinya.

9 Bagaimana efektifitas kegiatan

ekstra yang menunjang program

pembinaan karakter islami siswa ?

Sampai saat ini kita memiliki 12 ekskul

luar ruangan, seperti pecak silat, futsal,

basket dll, kemudian 5 ekskul dalam

ruangan yang literasi, IT club, english

clup, japanese, sains club. Semua

kegiatan tersebut dtujukan untuk

mewadahi kreatifitas anak diluar kelas.

Juga peanaman karakter tanggung jawab

untuk menyelaraskan kegiatan di dalam

dan di luar kelas.

10 Siapa saja yang terlibat dalam

pembinaan karakter islami siswa ?

Koordinator keagamaan yag membentuk

tim keagamaan. Teridiri dari koordinator

itu sendiri, waka kurikulum, waka

kesiswaan, perakilan guru mapel,

pembina osis.

11 Bagaimana sikap siswa terhadap

guru dan orang yang lebih tua di

sekolah ?

Alhamulillah, selama ini sayamelihat

siswa SMA Al Hasra mayoritas sopan

dan santun, namun ada beberapa anak

yang masih suka bercanda saja, kadang

kurang pas waktu dan tempatnya, seperti

dalam pembelajaran waktunya

mendengarkan mereka bercanda, itu

masih normal.

12 Apa saja hal yang mendukung

proses pembinaan karakter islami

di sekolah ini ?

Tentunya yayasan, sarana dan prasarana,

kepala sekolah yang selalu memantau

dan mendukung setiap kegiatan.

13 Apa saja hal yang menghambat

proses pembinaan karakter islami

di sekolah ini ? ?

Kendala kami dalam membina karakter

islami siswa kebanyak berasal dari luar

sekolah, kegiatan di rumah yang tidak

terpantau oleh kami dan juga orang tua.

Lingkungan bermain, serta internet, yang

kadang berisikan konten-konten negatif

14 Apa yang Ibu/Bapak lakukan

untuk menanggulangi hambatan

Kami melakukan bimbingan personal

kepada anak tersebut, jika belum ada

Page 152: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

tersebut ? perubahan kamu akan memanggil anak

tersebut beserta orang tuanya, kemudian

kita beri surat peringatan, sebagai

cambuk bagi mereka agar berubah

menjadi lebih baik.

15 Bagaimana proses penilaian

karakter islami siswa ?

Proses penilaian karakter islami tentunya

ada pada koordinator keagamaan

sekolah. Dikelola oleh seluruh guru

agama, berdasarkan laporan seuruh guru

mata pelajaran.jadi setiap siswa memiliki

nilai karkater dari seluruh guru mata

pelajaran.

16 Bagaimana jika terdapat siswa

yang mendapat nilai sikap

dibawah KKM ?

Kami akan memberikan tugas perbaikan

sesuai dengan karakter apa yang perlu

ditingkatkan.

Wawancara Guru

Pak Zamzam Firdaus, S. Pd.

NO DAFTAR PERTANYAAN JAWABAN

1 Apa yang Bapak/Ibu ketahui

tentang pembinaan karakter ?

Khususnya kepada siswa bagaimana

suatu lembaga membentuk karakter

peserta didik, yang sebelum nya belum

disiplin menjadi disiplin. Mengubah

karakter yang belum baik menjadi

karakter yang lebih baik lagi.

2 Pembinaan karakter apa yang

menjadi ciri khas sekolah ini ?

Mengacu pada visi kedepan nya yaitu

gerbang kehidupan islami jadi mengarah

pada perilaku yang islami

3 Apakah guru-guru sering

diikutkan dalam workshop atau

pelatihan mengenai pembinaan

karakter ?

Di al-hasra ada kegiatan rutin terutama

untuk guru-guru yang baru bergabung di

al-hasra yaitu tentang pembinaan ke al-

hasraan yang di bina langsung sama

Pembina yayasan. Untuk pembinaan

karakter di al-hasra ini juga ada

pengajian-pengajian kelas yang

melibatkan guru.

Page 153: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

4

Nilai karakter apa yang

dikembangkan selama proses

pembelajaran ?

karakter disiplin, karakter bertanggung

jawab yang utama sekali dikembangkan

dalam proses pembelajaran, agar ketika

lulus menjadi pribadi yang disipin dan

bertanggung jawab . karakter lain nya

yang mencirikan al-hasra yaitu

pembinaan karakter islami, bisa dilihat

dengan aturan-aturan yang ada.

5

Apakah anda selalu menyisipkan

pembinaan karakter islami dalam

setiap pembelajaran ?

iya pasti, terlebih saya guru pendidikan

agama islam dan yang jelas proses

pembelajaran di sini semaksimal mukin

dilakukan secara islami.

6 Bagaimana cara anda melakukan

pembinaan karakter islami saat

mengajar di dalam kelas ?

pembiasaan memulai dengan doa,

mengakhiri dengan doa, dan dalam

pembelajaran kelas saya, saya

memisahkan tempat duduk antara siswa

laki-laki dan perempuan agar mereka

sadar ketik dalam bergaulpun untuk

menjaga antara yang bukan mahrom nya.

7 Adakah pengaruh implementasi

pembinaan karakter islami

terhadap prestasi belajar siswa ?

Agak sulit untuk menentukan pembinaan

karakter islami dengan prestasi. Tetapi

bisa dilihat dari anak-anak yang sudah

lulus memperlihatkan pribadi-pribadi

yang sopan dan baik di perguruan tinggi

8 Adakah pedoman dari pipinan,

terhadap pembinaan karakter

islami siswa ?, jika ada seperti

apa?

jelas ada, tertuang di dalam peraturan,

bagaimana memulai pelajaran,

bagaimana cara membina siswa yang

melakukan kesalahan, mengakhiri

pelajaran dan lain sebagainya. Ada buku

tata tertibnya lengkap dengan poin

prestasi, poin pelanggaran dan lain

sebagainya, yang menjadi sebuah acuan,

selain ada juga aturan atau kode etik

guru itu sendiri.

9 Bagaimana sikap siswa terhadap

guru dan orang yang lebih tua di

sekolah ?

Idealnya sikap siswa untuk guru dan

orang yang lebih tua disekolah, anak-

anak diajarkan untuk sopan,

mengucapkan salam, cium tangan dan

lain sebagainya walaupun dalam

Page 154: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

pelaksanaan nya belum semua siswa dan

banyak faktor yang mempengaruhi itu

semua. Istilah kampungnya slonong boy

tidak mengucap salam, tidak tegur sapa

dan lain sebagainya. Faktornya mungkin

kalau dari beberapa lapora guru, misal

nya siswa itu bermasalah dengan guru

tersebut atau bisa jadi siswa itu memang

tidak memiliki karakter untuk tegur sapa,

basa basi, lalu bisa juga dari faktor

lingkungan kelurga dan lain

sebagainya.ada yang brubah da nada

yang tidak. Karena kita tidak bisa

memastikan bahwa pembinaan itu

berhasil seratus persen , saya kira tidak

ada pendidikan di dunia ini yang berhasil

seratus persen apa lagi dalam membina

karakter siswa itu sendiri. Ada contoh

beberapa siswa yang awal masuk yang

belum berkarakter kurang baik , tetapi

setelah adanya pembinaan dari guru-guru

sejak kela sepuluh hinggan kelas dua

belas menjadi lebih santun dari sebelum

nya.

10 Bagaimana perilaku siswa dalam

pembelajaran ?

Kalau selama saya megajar,

Alhamdulillah normal-normal saja.

Walaupun ada saja yang misialkan tidur.

Tapi bagi saya itu bukan hal yang

belebihan, karena bisa jadi anak tersebut

begadang membantu orang tuanya dan

bagi saya tidur lebih baik dari pada

mengganggu teman nya yang mau

belajar atau ada juga yang bercanda tapi

itu juga saya kira normal saja karena di

setiap sekolah, disetiap kelas, setiap guru

yang mengajar mengalami itu, tetapi

kembali kepada pribadi guru itu sendiri

yang bisa memberikan arahan agar lebih

baik lagi.Idealnya sikap siswa untuk

guru dan orang yang lebih tua disekolah,

Page 155: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

anak-anak diajarkan untuk sopan,

mengucapkan salam, cium tangan dan

lain sebagainya walaupun dalam

pelaksanaan nya belum semua siswa dan

banyak faktor yang mempengaruhi itu

semua. Istilah kampungnya slonong boy

tidak mengucap salam, tidak tegur sapa

dan lain sebagainya. Faktornya mungkin

kalau dari beberapa lapora guru, misal

nya siswa itu bermasalah dengan guru

tersebut atau bisa jadi siswa itu memang

tidak memiliki karakter untuk tegur sapa,

basa basi, lalu bisa juga dari faktor

lingkungan kelurga dan lain sebagainya.

11 Jika ada yang kurang baik dalam

perilaku, adakah perubahan

karakter setelah dibina

dengankarakter islami

ada yang berubah ada yang tidak. Karena

kita tidak bisa memastikan bahwa

pembinaan itu berhasil seratus persen ,

saya kira tidak ada pendidikan di dunia

ini yang berhasil seratus persen apa lagi

dalam membina karakter siswa itu

sendiri. Ada contoh beberapa siswa yang

awal masuk yang belum berkarakter

kurang baik , tetapi setelah adanya

pembinaan dari guru-guru sejak kela

sepuluh hinggan kelas dua belas menjadi

lebih santun dari sebelum nya.

12 Apa saja faktor pendukung

pembinaan karakter islami siswa ?

Untuk faktor pendukung mungkin ada

yang bersifat materil dan non materil.

Misalnya ada fasilitas, suasana yang

meemng di bangun oleh lembaga itu

sendiri yang sebelum masuk al-hasra

belum mengenal suasana islami jadi

tahu. Tapi menurut saya yang paling

penting itu faktor non materil yaitu

suri tauladan dari pimpinan, guru-

guru, karyawan.

13 Apa saja faktor penghambat

pembinaan karakter islami siswa ?

Bisa dari siswa itu sendiri, yang

meemang tidak ada keinginan untuk

berubah, yang kedua faktor dari

Page 156: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

keluarga misalnya di sekolah sudah

mendapatkan pembinaan karakter

tetapi kembali lagi seperti semula,

lingkungan bermain offline maupun

online karena itu snagat berpengaruh

untuk pembinaan karakter itu sendiri.

14 Apa yang bapak/ibu lakukan

untuk menaggulangi hal tersebut ?

biasanya untuk ke siswa kita

melakukan nasihat, pendekatan tetapi

sebelum kita menghadapi suatu

masalah kita harus mengetahui

rumusnya yaitu apa penyebab nya dan

mengapa itu terjadi. Kita tidak bisa

menyelesaikan sebelum kita

mengetahui menyebabnya dan

mengapa itu terjadi. Proses pendekatan

perlu dilakukan kepada siswa, kepada

keluarga, dan teman-temannya agar

kita mengethui solusi untuk mentasi

masalah tersebut.

15 Menurut bapak/ibu bagaimana

solusi untuk faktor penghambat

tersebut ?

Lebaga itu bukan tuhan yang

sempurna, pasti mencari kelemahan

pasti ada. Terpenting bagi lembaga itu

bagaimana bisa memperbaiki

kelemahan yang ada, kesalahan yang

ada, bisa menyesuaikan beradaptasi

dari masa kemasa, karena generasi

yang masuk ini pasti selalu berbeda-

beda dan untuk kelemahan di lembaga

biasanya apa lagi di sekolah swasta

terletak pada ketegasan di dalam

aturan karena sangat diperlukan ya itu

sedikit demi sedikit harus diperbaiki,

ketika sudah ada diaturan kelemahan

nya lagi dalam hal pelaksanaan atau

penegakan aturan itu sendiri terkadang

aturan sudah ada, sudah jelas tapi

penegakan nya yang belum kuat.atau

Page 157: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

aturan itu sudah ada, sudah

dilaksanakan tetapi belum sempurna

memang masih dalam peneyesuaian

karena biasanya ketika ada kebijakan

baru dalam suatu lembaga atau sekolah

ada masa-masa penyesuaian dan itu

menjadi bahan evaluasi kedepan nya,

apakah itu sesuai ataukah kesalahan

nya dalam pelaksanaan dan lain

sebagainya tapi untuk di lembaga ini

aturan itu sudah ada, pelaksanaan

sudah maksimal Cuma memang perlu

dimaksimalkan kembali dan bisanya

ada evaluasi setahu sekali dan itu

bisasanya akan tertuang juga disetiap

tahun ada aturan yang direvisi

sekalipun tidak direvisipun berartikan

hanya pelaksanaan nya saja yang

ditingkatkan lagi. Dan ada faktor yang

lebih kuat lagi dari pembntukan

karakter guru itu sendiri, bagaimana

murid bisa mnghormati guru ketika

pribadi guru tersebut tidak pantas

untuk dihormati. Kalau dulu kita

bertemu guru kita snagat menghormati,

ketika melihat guru kita takut ngumpet

karena pribadi guru di hadapan kita

memang pantas untuk dihormati.

Kenapa akhir-akhir ini kok guru

bnyak yang tidak dihormati, bisa jadi

karena pribadi guru tersebut memang

belum pantas untuk dihormati jadi

kembali lagi pada karakter guru dan

bagaimana pimpinan atau lembaga

bisa melakukan pembinaan-pembinaan

karakter baik profesionalnya ataupun

dari ranah akhlaknya supaya bisa

mencerminkan guru-guru yang

professional dan berakhlakulkarimah.

Page 158: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

Wawancara guru

Abdurrohim, S. Pd.

NO DAFTAR PERTANYAAN JAWABAN

1 Apa yang Bapak/Ibu ketahui

tentang pembinaan karakter ?

Pembinan sikap, perubahan sikap siswa

yang sebelum nya kurang baik menjadi

lebih baik. Kalau al-hasra ini kan

backgroundnya islami jadi dengan

memasukan karakter-karakter islami

kepada siswa agar tercapai tujuan dari

sekolah terbentuk nya karakter siswa yang

santun, sholeh dan sholehah.

2 Pembinaan karakter apa yang

menjadi ciri khas sekolah ini ?

Ciri khas di sini yaitu dengan pembiasaan

tadarus quran setiap hari, pembiasaan

sholat dhuha, pembiasaan kultum dan

pembiasaan bersedekah dengan orang-

orang yang kurang mampu. Agar

terbentuk karakter-karakter siswa yang

diharapkan yaitu berkarakter islami.

3 Apakah guru-guru sering

diikutkan dalam workshop

atau pelatihan mengenai

pembinaan karakter ?

Alhamdulillah ada, tetapi tidak terlalu

sering. Misal untuk karakter islami itu

bisanya ada pelatihan kepada guru-guru

bidang studi agama, dari guru bidang

studi agama baru mengajarkan juga

kepada guru yang lainnya. Untuk guru

selain guru agama ada juga pelatihan nya

tetapi tidak sesering guru-guru bidang

studi agama.

4

Nilai karakter apa yang

dikembangkan selama proses

pembelajaran ?

Menerapkan

5S(senyum,salam,sapa,sopan,santun) jadi

siswa harus mengucapsalam kepada guru,

harus senyum, sopan dan santun. Lalu

sebelum pembelajaran membaca doa,

membaca quran terlebih dahulu. Setiap

pembelajaran siswa diharpkan baik setiap

perkataan maupun perbuatan itu baik idak

ada yang melanggar dari aturan kode etik

Page 159: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

siswa dan juga guru. Itu menjadi pedoman

guru agar karakter siswa terbentuk dengan

baik.

5

Apakah anda selalu

menyisipkan pembinaan

karakter islami dalam setiap

pembelajaran ?

Alhamdulillah itu wajib, walaupun

misalnya dengan sederhana, yaitu dengan

mengucapkan salam. Lalu dalam

pembelajaran juga materi dinjurkan untuk

dihubungkan dengan ayat/hadist yang

terkait dengan materi tersebut.

Pembiasaan karakter islaminya juga tidak

hanya di kelas tetapi diluar pembelajaran

di kelas juga missal, dengan mengajak

siswa untuk sholat dhuha, pada saat

waktunya sholat wajib, mengajak siswa ke

masjid, mengajak siswa untuk mengaji.

6 Bagaimana cara anda

melakukan pembinaan

karakter islami saat mengajar

di dalam kelas ?

Pada saat proses pembelajaran misalnya

dengan melakukan diskusi kelompok

harus saling menghargai pendapat

masing-masing, lalu dalam pergaulan

kelompok siswa laki-laki dan perempuan

juga harus mengetahui batasan dan tidak

melebihi batasan, peran guru disini yaitu

menjadi penengah agar siswa-siswi tidak

melanggar dari aturan nya.

7 Adakah pengaruh

implementasi pembinaan

karakter islami terhadap

prestasi belajar siswa ?

Ada, tetapi tidak condong terhadap

akademi saja. Misalnya siswa dengan

menambah hafala, itu termasuk prestasi

siswa, misalnya juga yang sebelum nya

belum terlalu pandai membaca al-quran

lalu menjadi pandai membaca quran itu

juaga suatu prestasi beajar siswa. Ada

juga yang menjuarai lomba tahfidz juz 30.

8 Adakah pedoman dari

pipinan, terhadap pembinaan

karakter islami siswa ?, jika

ada seperti apa?

Pedoman itu ada, misalnya dengan kode

etik ataupun buku saku siswa. Setiap guru

wajib punya jadi ketika guru melihat

siswa melakukan pelanggaran, prestasi jdi

guru bis alangsung memberikan poin

Page 160: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

kepada siswa tersebut.

9 Bagaimana sikap siswa

terhadap guru dan orang yang

lebih tua di sekolah ?

Alhamdulillah sikap siswa kepada yang

lebih tua dan guru sopan, karena di sini

selalu mengajarkan anak-anak untuk

sopan, menghormati, menghargai dengan

yang seumuran nya maupun dengan yang

lebih tua dan juga kepada guru.

10 Bagaimana perilaku siswa

dalam pembelajaran ?

Bervariasi, ada yang belajarnya bagus,

baik tetapi ada juga yang kurang baik.

Untuk yang sudah bagus pasti diarahkan

lagi untuk menjadi lebih bagus atau lebih

baik lagi. Untuk yang kurang bisanya

dilakukan pembinaan-pembinaan oleh

walikelasnya, guru BK ataupun jika dari

segi agama nya yang kurang di bina juga

oleh guru bidang studi agamanya. Agar

terbentuknya karakter-karakter siswa

menjadi lebih baik.

11 Jika ada yang kurang baik

dalam perilaku, adakah

perubahan karakter setelah

dibina dengankarakter islami

alhamdulillah jika ada siswa yang kurang

baik selah dibina berubah menjadi lebih

baik, bisa dilihat dari perkembangan nya.

Misalnya yang sebelumnya malas belajar

menjadi rajin, karena disini guru dan

orang tua murid saling bekerjasama agar

tidak hanya di sekolah saja tetapi di

rumah juga dibina dengan orang tuanya.

12 Apa saja faktor pendukung

pembinaan karakter islami

siswa ?

Meyediakan Fasilitas, pendukung seperti

kegiatan mengaji menyediakan quran,

untuk sholat menyediakan masjid,

memfasilitasi untuk belajar beramal juga

dengan G500 atau gerakan 500 yaitu

beramal minimal 500 rupiah boleh juga

lebih. Sehingga pembentukan karakter

siswa terarah jadi bisa tercipta nya anak-

anak yang sholeh dan sholehaha.

13 Apa saja faktor penghambat Dalam diri masing-masing siswa itu

Page 161: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

pembinaan karakter islami

siswa ?

sendiri dan dari lingkungan siswa-siswi

yang terkadang kurang baik juga

mempengaruhi.

14 Apa yang bapak/ibu lakukan

untuk menaggulangi hal

tersebut ?

Salah satu program dari sekolah itu home

visit. dari awal sebenarnya sudah test

psikotest agar mengetahui bagaimana

anak tersebut, jadi ketika ada maalah

dalam pembelajaran guru bisa mengecek

keadaan anak tersebut sejak awal lalu

menindak lanjuti dengan home visit.

15 Menurut bapak/ibu

bagaimana solusi untuk faktor

penghambat tersebut ?

Seperti yang sudah saya jelaskan

sebelumnya yaitu dengan mengadakan

home visit , yaitu mengunjungi siswa yang

mengalami masalah dalam pembelajaran.

Wawancara siswa

Rahma Maula (XII IPA 3)

NO DAFTAR PERTANYAAN JAWABAN

1 Apa yang andaketahui tentang

pembinaan karakter islami ?

Pembinaan karakter dan pribadi yang

sesuai dengan kaidah islam dalam diri

siswa.

2 Menurut anda apakah warga

sekolah memiliki karakter islami ?

Ada, tapi mungkin tidak semua terlihat

atau menunjukkan karakter islami yang

ada pada dirinya.

3 Sepertiapa contohnya jika warga

sekolah memiliki karakter islami ?

Mau melaksanakan sholat dhuha dan

tadarus, sholat wajib dzuhur dan ashar di

sekolah.

4 Apakah anda nyaman dengan

program pembinaan karakter

islami di sekolah ?

Saya nyaman.

5 Bagaimana dengan sikap ibu dan

bapak guru ?

Baik, dan menenangkan.

6 Apakah ada perubahan perilaku

anda dari sebelum masuk sekolah

ini dan saat ini ? jika tidak

mengapa?

Iya

Page 162: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

7 Jika iya, seperti apa perubahan itu

?

Hmm,mungkin saya lebih rajin sholat

dhuha,dan merasa malu jika malas

beribadah ketika teman-teman yang lain

rajin.

8 Program / kegiatan apa yang

menadi inspirasi / penggerak

perubahan tersebut ?

Sholat Dhuha berjamaah

9 Menurut anda apa faktor yang

mendukung siswa dapat

mengimpplementasikan

pembinaan karakter islami di

sekolah ini ?

Faktor keinginan dan keharusan dari

sekolah, mungkin awalnya terpaksa,

tetapi lama2 membuat siswa terbiasa

10 Menurut anda apa faktor yang

menghambat siswa dapat

mengimpplementasikan

pembinaan karakter islami di

sekolah ini ?

Rasa malas, dan kurangnya dorongan

dalam diri siswa pribadi.

11 Menurut anda apa solusi yang

tepat untuk mengatasi hambatan

tersebut ?

Banyaknya penyuluhan, atau sistem

reward untuk menambah rasa semangat.

12 Siapa guru favorit anda ?

mengapa ?

Wah guru favorit saya banyak, Pak Dedi,

Bunda, Bu Erin, Pak Sugeng,dan masih

banyak lagii, kenapa? karena mereka

punya cara dan gaya masing2 untuk

mengajak saya untuk kebaikan, hehehe

Wawancara Siwa

Zikry Aryonika (XII IPS 1/Ketua OSIS SMA Al Hasra)

NO DAFTAR PERTANYAAN JAWABAN

1 Apa yang anda ketahui tentang

pembinaan karakter islami ?

Pembinaan karakter islami menurut saya

adalah pembiasaan kita untuk

memperdalam atau belajar dalam

berpendidikan beragama islam.

2 Menurut anda apakah warga

sekolah memiliki karakter islami

?

Ya jelas saja, karena memang pada

dasarnya sekolah saya adalah sekolah

yang berkarakter islami. Begitupun dari

warga sekolah saya yang menanamkan

karakter islami.

Page 163: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

3 Sepertiapa contohnya jika warga

sekolah memiliki karakter islami

?

Contohnya: selalu mengucapkan salam

jika ada yang ingin masuk

kekelas,melaksanakan

3S(senyum,salam,sapa)

4 Apakah anda nyaman dengan

program pembinaan karakter

islami di sekolah ?

Nyaman sekali karena selain bersekolah

kita juga mendapatkan keuntungan yang

berlipat ganda yaitu pahala.

5 Bagaimana dengan sikap ibu dan

bapak guru ?

Sikapnya pasti memberikan contoh yang

islam ajarkan mulai dari sopan ,baik, dan

friendly.

6 Apakah ada perubahan perilaku

anda dari sebelum masuk sekolah

ini dan saat ini ? jika tidak

mengapa?

Ada banyak sekali perubahan dari diri

saya semenjak bersekolah di SMA AL-

HASRA.

7 Jika iya, seperti apa perubahan itu

?

Mulai dari pembiasaan sholat , membaca

al quran dan kebiasaan sholat sunah.

8 Program / kegiatan apa yang

menadi inspirasi / penggerak

perubahan tersebut ?

T qurani,sholat dhuha bersama, dan

semua yang diajarkan di SMA AL-

HASRA sangat mengispirasi.

9 Menurut anda apa faktor yang

mendukung siswa dapat

mengimpplementasikan

pembinaan karakter islami di

sekolah ini ?

Faktor diajarkan dari sekolah dan

menjadi terbiasa walaupun awalnya

malas atau terpakasa.

10 Menurut anda apa faktor yang

menghambat siswa dapat

mengimpplementasikan

pembinaan karakter islami di

sekolah ini ?

Rasa malas,omongan dari teman,dan

kurangnya terbuka hati pribadi.

11 Menurut anda apa solusi yang

tepat untuk mengatasi hambatan

tersebut ?

Adanya pemberian atau mungkin hadiah

bag isiswa atau siswi yang rajin dalam

berkarakter islami.

12 Siapa guru favorit anda ?

mengapa ?

Guru favorit banyak sekali, ada Pak

Dedi, Pak Zam, Bu eva , Bu Fuzi, karena

mereka bisa memahami setiap siswa

dengan cara belajarnya masing masing.

Page 164: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

Wawancara Siswa : Cahya (XI IPA 3)

NO DAFTAR PERTANYAAN JAWABAN

1 Apa yang andaketahui tentang

pembinaan karakter islami ?

Mendekatkan diri kepada agama dan

tuhan dengan moral yang efektif

2 Menurut anda apakah warga

sekolah memiliki karakter islami ?

Yaa, sebagian

3 Sepertiapa contohnya jika warga

sekolah memiliki karakter islami ?

Yang mempunyai keimanan, ketaqwaan,

disiplin, jiwa berintegritas, berprestasi,

empati.

4 Apakah anda nyaman dengan

program pembinaan karakter

islami di sekolah ?

Ibu dan bapak guru sangat ramah

5 Bagaimana dengan sikap ibu dan

bapak guru ?

Ada

6 Apakah ada perubahan perilaku

anda dari sebelum masuk sekolah

ini dan saat ini ? jika tidak

mengapa?

Lebih membenahi sikap yang kurang

teratur, disiplin, ketaqwaan, dan

menjadikan siswa terbiasa dengan

lingkungan islami

7 Jika iya, seperti apa perubahan itu

?

Banyak, salah satunya OSIS

8 Program / kegiatan apa yang

menadi inspirasi / penggerak

perubahan tersebut ?

Dukugan dari bapak ibu guru dan

peraturan yang ada

9 Menurut anda apa faktor yang

mendukung siswa dapat

mengimpplementasikan

pembinaan karakter islami di

sekolah ini ?

Kurang terbiasa dengan pembinaan

karakter islami

10 Menurut anda apa faktor yang

menghambat siswa dapat

mengimpplementasikan

pembinaan karakter islami di

sekolah ini ?

Dengan menuntun terus menerus agar

terbisa

11 Menurut anda apa solusi yang

tepat untuk mengatasi hambatan

tersebut ?

Pak hanura, dari beliau banyak memberi

pengalaman dan motivasi

12 Siapa guru favorit anda ?

mengapa ?

Mendekatkan diri kepada agama dan

tuhan dengan moral yang efektif

Page 165: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

2. Foto

a. Lingkugan sekolah

Lapangan sekolah

Taman sekolah

Masjid Al Hasra

Page 166: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

b. Kegiatan pembinaan karakter islami

1. Budi Pekerti Islam (BPI)

Mata pelajaran terkait praktik pembinaan karakter islami siswa baik

di sekolah, di rumah dan di lingkungan masyarakat.

2. T – Qurani

Gambar 4.4 Gambar 4.5

Kegiatan membaca, mengkaji, dan menghafal Al Quran dengan

bimbingan langsung dari setiap guru.

3. Tahfidz Juz 30

Gambar 4.6

Program hapalan wajib juz 30, apabila juz 30 sudah hapal maka

akan di tingkatkan ke tingkat selanjutnya

Page 167: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

4. Budaya Infaq

Gambar 4.7

Budaya beramal pada hari jumat, dan gerakan 500 rupiah atau lebih

setiap hari, yang hasilnya digunakan untuk bersedekah kepada

orang-orang yang membutuhkan di sekitar lingkungan sekolah.

5. Filantrophi Muda

Gambar 4.8

Program yang membina sifat kedermawanan terhadap sesama.

Setiap kelas memiliki keluarga binaan yang akan di berikan

bantuan setiap bulan oleh yayasan Al Hasra yang berasal dari uang

infaq amal dan sodaqoh siswa kelas terebut. Bantuan tersebut bisa

berupa sembako dan uang, disampaikan secara langsung oleh siswa

ke rumah keluarga binaan.

Page 168: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

6. Tadarrus Pagi

Gambar 4.9

Program membaca Al Quran selama 15 menit setiap hari.

7. Al Hasra Peduli

Gambar 4.10 Gambar 4.11

Kegiatan bakti sosial yang melibatkan siswa untuk terjun langsung

ke tempat bencana.

Page 169: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

8. Al Hasra Muballigh

Gambar 4.12

Kegiatan siswa untuk berdakwah di lingkungan masyarakat sekitar,

didampingi oleh guru pembimbing.

9. Al Hasra Spiritual Camp

Gambar 4.13

Kegiatan sehari semalam diisi dengan kegiatan ibadah, yang

puncaknya ada pada ibadah kiyamulail pada malam hari.

Page 170: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

10. Keputrian

Gambar 4.14

Kegiatan peserta didik putri saat peserta didik putra solat jumat,

dapat berupa bimbingan rohani dari guru maupun praktet soft skill

bagi kehidupan sehari-hari.

11. Jum’at Taqwa

Gambar 4.15

Page 171: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

Gambar 4.16

Kegitan tadarus dan mendengarkan kultum bersama di masjid pada

jumat pagi

12. Pengajian Kelas

Gambar 4.17 Gambar 4.18

Kegiatan pengajian kelas yang diadakan di rumah salah satu siswa

setiap hari jumat, bergilir setiap kelas. Dihadiri oleh siswa kelas

tersebut, dewan guru dan karyawan, semua pengisi acara dari, oleh,

dan untuk siswa. selain sebagai wahana penanaman nilai keislaman,

juga sebagai wadah kretifitas untuk berani tampil mengisi acara.

Page 172: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

Selain itu juga menjadi sarana slaturahmi antara sekolah dan

keluarga.

13. Parenting Day

Gambar 4.19 Gambar 4.20

Kegiatan kajian mengenai mendidik anak yang diadakan satu bulan

sekali untuk seluruh karyawan, wali murid, dan peserta didik SMA

Al Hasra.

14. Career Day

Gambar 4.21

Page 173: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

Gambar 4.22

Kegiatan mendatangkan alumni atau tokoh yang sudah berkarir

profesional di berbagai bidang pekerjaan, bertujuan sebagai motivasi

bagi siswa agar terpacu dan memiliki contoh nyata pekerjaan atau karir

dalam kehidupan setelah sekolah atau kuliah.

3. 4 Budaya Wajib Sekolah

1. Disiplin

2. 5S, Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun

3. Kebersihan

4. Kepedulian

Page 174: ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52013...viii ABSTRAK Dedi Santosa (NIM : 21180181000041) Analisis Implementasi Manajemen

RIWAYAT PENULIS

Dedi Santosa, anak kedua dari dua bersaudara, pasangan

Bapak Pujiyana dan Ibu Kaswati. Lahir di Jakarta pada

Sabtu, 16 Desember 1995.

TK Aisyah Desa Panjatan, Kulon Progo, Yogyakarta

menjadi awal pendidikan penulis pada tahun 2000,

kemudian pada tahun 2001, penulis melanjutkan

pendidikan dasar di SDN Pondok Cabe Udik II, tepat enam

tahun penulis lulus dan melanjutkan ke jenjang sekolah

menengah pertama di SMP Negeri 2 Tangerang Selatan,

dan menamatkannya pada tahun 2010. Masih di kota yang

sama, penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan.

Setelah lulus SMA pada tahun 2013, penulis melanjutkan pendidikan di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, program studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Penulis aktif di berbagai organisasi intra, ektra serta komuitas kampus. Organisasi

intra kampus antara lain pengurus HMJ Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

periode 2014/2015, Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan DEMA Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan periode 2015/2016. Organisasi ekstra kampus antara

lain, pengurus pusat Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia periode

2014/2015, Ketua Bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi HMI

Komisariat Tarbiyah Cabang Ciputat periode 2016/2017, dan wakil bendahara

umum HMI Cabang Ciputat periode 2018/2019. Selain berorganisasi, penulis juga

aktif di komunitas olahraga futsal Sastranesia yaitu salah satu komunitas dari

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sasatra Indonesia.

Menyelesaikan S1 selama 5 tahun dan aktif di berbagai organisasi, komunitas, dan

mulai masuk dunia pekerjaan tidak menghalangi penulis untuk melanjutkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. tepat satu bulan setelah wisuda pada

Agustus 2018 penulis melanjutkan studi di kampus yang sama, dengan jurusan

yang berbeda yaitu Magister Manajemen Pedidikan Islam.