analisis hubungan konsumsi buah dan sayur … · perempuan usia dewasa muda meliputi berat badan,...

42
ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR DENGAN UKURAN LINGKAR PINGGANG PADA PEREMPUAN USIA DEWASA MUDA INFONING PARAMITA DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013

Upload: votu

Post on 18-Mar-2019

247 views

Category:

Documents


31 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · perempuan usia dewasa muda meliputi berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang, serta persen lemak tubuh, (4) mengkaji aktivitas

ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR

DENGAN UKURAN LINGKAR PINGGANG PADA

PEREMPUAN USIA DEWASA MUDA

INFONING PARAMITA

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2013

Page 2: ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · perempuan usia dewasa muda meliputi berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang, serta persen lemak tubuh, (4) mengkaji aktivitas

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Hubungan

Konsumsi Buah dan Sayur dengan Ukuran Lingkar Pinggang Perempuan Usia

Dewasa Muda adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing

dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.

Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun

tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan

dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada

Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2013

Infoning Paramita

NIM I14090117

Page 3: ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · perempuan usia dewasa muda meliputi berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang, serta persen lemak tubuh, (4) mengkaji aktivitas

RINGKASAN

INFONING PARAMITA. Analisis Hubungan Konsumsi Buah dan Sayur

dengan Ukuran Lingkar Pinggang pada Perempuan Usia Dewasa Muda.

Dibimbing oleh DADANG SUKANDAR.

Dewasa ini, dunia sedang mengalami masalah gizi ganda yang dipicu oleh

meningkatnya jumlah populasi dengan status gizi lebih. Obesitas merupakan suatu

penyakit kronis dengan ciri-ciri timbunan lemak tubuh yang berlebihan.

Pengendalian dan penatalaksanaan obesitas dapat dilakukan dengan berbagai cara

seperti meningkatkan aktivitas fisik, mengurangi asupan kalori dan melakukan

diet tertentu. Salah satu diet yang diketahui dapat membantu penurunan berat

badan adalah diet tinggi serat, dengan sumber utamanya yaitu buah dan sayur.

Sayangnya konsumsi rata-rata buah dan sayur di Indonesia masih tergolong

rendah jika dibandingkan dengan anjuran konsumsinya.

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mempelajari hubungan

konsumsi buah dan sayur dengan ukuran lingkar pinggang pada perempuan usia

dewasa muda, sedangkan tujuan khususnya adalah sebagai berikut: (1)

Mengidentifikasi karakteristik contoh meliputi usia, uang saku, serta pengeluaran

pangan dan non pangan per bulan, (2) mengkaji pengetahuan, sikap dan perilaku

gizi pada perempuan usia dewasa muda, (3) mengkaji pengukuran antropometri

perempuan usia dewasa muda meliputi berat badan, tinggi badan dan lingkar

pinggang, serta persen lemak tubuh, (4) mengkaji aktivitas fisik pada perempuan

usia dewasa muda, (5) mengkaji tingkat preferensi perempuan usia dewasa muda

terhadap buah dan sayur, (6) mengkaji serta menganalisis konsumsi pangan pada

perempuan usia dewasa muda, (7) menganalisis hubungan antara konsumsi buah

dan sayur dengan karakteristik individu, status gizi, pengetahuan gizi dan

preferensi pangan, serta ukuran lingkar pinggang pada perempuan usia dewasa

muda, serta (8) menganalisis pengaruh konsumsi berbagai jenis pangan terpilih

dan aktivitas fisik terhadap ukuran lingkar pinggang perempuan usia dewasa

muda.

Penelitian berlangsung sejak bulan Februari hingga Mei 2013. Penelitian

ini menggunakan data primer, dengan desain penelitian cross sectional study.

Subjek penelitian ini adalah 75 orang mahasiswa Departemen Gizi Masyarakat,

IPB, yang berjenis kelamin perempuan dan termasuk dalam kriteria inklusi yang

ditetapkan. Ukuran contoh yang digunakan diambil secara acak dan dibagi dalam

tiga kategori status gizi dengan proporsi yang disesuaikan dengan persentase

status gizi penduduk usia dewasa menurut RISKESDAS 2010. Pengolahan data

meliputi proses editing, cleaning dan analisis. Data yang telah terkumpul

dikategorikan menurut pengkategorian yang telah ditetapkan pada seluruh

variabel data sesuai dengan masing-masing cut off point. Kemudian, dilakukan

analisis deskriptif dan inferensia (uji hubungan dan pengaruh) menggunakan

program komputer Microsoft Office Excel 2010, SPSS 16.0 for Windows dan SAS

9.1.3 Portable.

Berdasarkan analisis deskriptif yang telah dilakukan, pada karakteristik

individu diketahui sebagian besar (36%) mahasiswa berusia 20 tahun. Rata-rata

mahasiswa memiliki besar keluarga kategori sedang, yaitu dengan jumlah anggota

rumah tangga 5-7 orang (BKKBN 1998). Uang saku sebagian besar (53,3%)

Page 4: ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · perempuan usia dewasa muda meliputi berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang, serta persen lemak tubuh, (4) mengkaji aktivitas

mahasiswa berada pada kisaran Rp 540.000,00-1.000.000,00 per bulan, dengan

rata-rata pengeluaran pangan sebesar Rp 518.173,00 ± 222.760, dan rata-rata

pengeluaran non pangan sebesar Rp 431.147,00 ± 241.137.

Sebagian besar mahasiswa memiliki pengetahuan gizi (96%) dan sikap

gizi (98,7%) yang termasuk dalam kategori baik, namun perilaku gizi sebagian

besar (73,3%) mahasiswa masih berada dalam kategori sedang. Pada tingkat

preferensi, hampir seluruh mahasiswa menyukai buah dan sayur, namun pada

kenyataannya konsumsi buah (69,3%) dan sayur (58,7%) pada sebagian besar

mahasiswa masih kurang dari konsumsi yang telah dianjurkan. Sumber

karbohidrat yang paling banyak dikonsumsi adalah nasi, dengan rata-rata 2,5 ± 0,6

kali per hari, sedangkan pangan tinggi lemak yang paling banyak dikonsumsi

mahasiswa adalah susu, dengan rata-rata 1,5 ± 0,1 kali per hari.

Sebagian besar (89,3%) mahasiswa memiliki tingkat aktivitas fisik yang

termasuk dalam kategori ringan, dengan rata-rata tingkat aktivitas fisik yaitu 1,53

± 0,10. Pada status gizi, persentase terbesar adalah mahasiswa dengan status gizi

normal (69,3%), kemudian kegemukan (17,3%), dan yang terkecil adalah

mahasiswa dengan status gizi kurus (13,3%). Sebagian besar mahasiswa memiliki

ukuran lingkar pinggang (86,67%) dan persen lemak tubuh (68%) normal, namun

tidak sedikit mahasiswa yang memiliki persen lemak tubuh lebih (26,67%).

Berdasarkan uji korelasi Spearman, terdapat hubungan yang signifikan

(p<0,05) antara uang saku dengan konsumsi buah, dan berdasarkan uji korelasi

Pearson, terdapat hubungan yang signifikan (p<0,05) pula antara konsumsi buah

dengan pengeluaran (pangan dan non pangan). Kecenderungan yang terjadi pada

kedua hubungan tersebut adalah positif, sehingga apabila uang saku dan

pengeluaran lebih rendah maka konsumsi buah pun rendah. Selain itu,

berdasarkan uji korelasi Pearson, terdapat hubungan yang signifikan (p<0,05)

antara konsumsi buah dan ukuran lingkar pinggang, serta aktivitas fisik dengan

persen lemak tubuh. Uji pengaruh dilakukan menggunakan uji regresi model

multiplicative regression. Konsumsi sayur tidak memiliki hubungan yang

signifikan (p>0,05) dengan ukuran lingkar pinggang. Satu-satunya faktor yang

berpengaruh signifikan terhadap ukuran lingkar pinggang adalah aktivitas fisik,

yang memiliki pengaruh sebesar 3,66% terhadap ukuran lingkar pinggang.

Perempuan usia dewasa muda disarankan untuk mengonsumsi lebih

banyak buah dan sayur, serta meningkatkan aktivitas fisik dikarenakan rata-

ratanya masih tergolong rendah. Selain itu, penelitian lebih lanjut terkait

hubungan konsumsi buah dan sayur lainnya, dengan metode yang tepat, sangat

dianjurkan untuk mengetahui pengaturan diet yang tepat.

Page 5: ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · perempuan usia dewasa muda meliputi berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang, serta persen lemak tubuh, (4) mengkaji aktivitas

ABSTRAK

INFONING PARAMITA. Analisis Hubungan Konsumsi Buah dan Sayur dengan

Ukuran Lingkar Pinggang Perempuan Usia Dewasa Muda. Dibimbing oleh

DADANG SUKANDAR.

Salah satu diet yang diketahui dapat membantu penurunan berat badan

adalah diet tinggi serat, dengan sumber utama buah dan sayur. Tujuan penelitian

ini adalah mempelajari hubungan konsumsi buah dan sayur dengan ukuran lingkar

pinggang pada perempuan usia dewasa muda. Penelitian ini menggunakan desain

cross sectional. Ukuran contoh terdiri dari 75 orang dengan usia berkisar 18-22

tahun, yang seluruhnya merupakan mahasiswi Departemen Gizi Masyarakat IPB.

Hasil penelitian ini, dengan menggunakan uji korelasi Pearson, menunjukkan

bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara konsumsi buah dengan ukuran

lingkar pinggang (p<0,05), namun sebaliknya tidak terdapat hubungan yang

signifikan antara konsumsi sayur dengan ukuran lingkar pinggang (p>0,05). Hasil

uji multiplicative regression menunjukkan bahwa aktivitas fisik berpengaruh

terbalik terhadap ukuran lingkar pinggang.

Kata kunci: buah, sayur, konsumsi, lingkar pinggang, perempuan dewasa muda

ABSTRACT

INFONING PARAMITA. The Correlation Analysis of Fruit and Vegetable

Consumption and Waist Circumference in Young Adult Woman. Supervised by

DADANG SUKANDAR.

One of the diet could help reducting body weight is high fiber diet, with

fruit and vegetable as the main sources. The objective of this research was to

study the correlation of fruit and vegetable consumption with waist circumference

in young adult woman. The design of this study was cross sectional. The subject

of this study involved 75 people aged 18-22 years, which are the student of

Community Nutrition Department, IPB. Using Pearson correlations, the result

showed that there was a significant correlation between fruit consumption and

waist circumference (p<0,05). However, there was no significant correlation

between vegetable consumption and waist circumference (p>0,05). In addition,

the result of multiplicative regression test showed that phisycal activity has

inverse significant effect to waist circumference.

Keywords: fruit, vegetable, consumpstion, waist circumference, young adult

woman

Page 6: ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · perempuan usia dewasa muda meliputi berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang, serta persen lemak tubuh, (4) mengkaji aktivitas

ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR

DENGAN UKURAN LINGKAR PINGGANG PADA

PEREMPUAN USIA DEWASA MUDA

INFONING PARAMITA

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Gizi

dari Program Studi Ilmu Gizi pada

Departemen Gizi Masyarakat

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2013

Page 7: ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · perempuan usia dewasa muda meliputi berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang, serta persen lemak tubuh, (4) mengkaji aktivitas

Judul Skripsi : Analisis Hubungan Konsumsi Buah dan Sayur dengan Ukuran

Lingkar Pinggang Perempuan Usia Dewasa Muda

Nama : Infoning Paramita

NIM : I14090117

Disetujui oleh

Prof. Dr. Ir. Dadang Sukandar, MSc

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Budi Setiawan, MS

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 8: ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · perempuan usia dewasa muda meliputi berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang, serta persen lemak tubuh, (4) mengkaji aktivitas

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang

dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Oktober 2011 ini ialah

buah dan sayur, dengan judul Analisis Hubungan Konsumsi Buah dan Sayur

dengan Ukuran Lingkar Pinggang Perempuan Usia Dewasa Muda. Selesainya

skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena

itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Dadang Sukandar, MSc selaku dosen pembimbing skripsi

yang telah banyak meluangkan waktu dan pikirannya, memberikan arahan,

saran, kritik, serta dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi,

2. Bapak Dr. Ir. Hadi Riyadi, MS selaku dosen pemandu seminar sekaligus

penguji skripsi yang memberikan banyak masukan untuk penyelesaian tugas

akhir ini,

3. Mama dan papa tercinta, Bapak dan Ibu, beserta seluruh keluarga (The

Herdanies, The Ajinegoro, Dinda dan Kausar, Najwa dan Aulia), atas kasih

sayang, dukungan dan doa yang tak ada hentinya diberikan kepada penulis di

setiap perjalanan kehidupan, serta selalu menjadi penghibur dalam setiap

kejenuhan,

4. Mas Mumtazul Amal yang setia mendampingi penulis saat susah maupun

senang, sebagai kekasih, teman terbaik, kakak, dan guru, serta senantiasa

memberi dan menjadi motivasi bagi penulis,

5. Sahabat seperjuangan Coconut 46 yang meninggalkan banyak cerita suka duka

kebersamaan, keluarga Departemen Gizi Masyarakat 45, 44, 47, dan 48, juga

para dosen, staf Komdik, Pak Karya, Mbak Rian, Bu Popon, Mbak Suci, Mas

Ogi, Mas Hendra, dan seluruh teman-teman di IPB (teman sekosan, teman

KKP, CSS MoRA dan lainnya) yang luar biasa,

6. Seluruh pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak

langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Semoga Allah membalas segala kebaikan dengan pahala dan kebaikan yang

lebih besar dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juni 2013

Infoning Paramita

Page 9: ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · perempuan usia dewasa muda meliputi berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang, serta persen lemak tubuh, (4) mengkaji aktivitas

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR viii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan 2

Manfaat Penelitian 2

KERANGKA PEMIKIRAN 3

METODE PENELITIAN 4

Desain, Tempat dan Waktu Penelitian 4

Jumlah dan Cara Penarikan Contoh 4

Jenis dan Cara Pengumpulan Data 6

Pengolahan dan Analisis Data 7

HASIL DAN PEMBAHASAN 9

Karakteristik Contoh 9

Usia 9

Uang saku 9

Alokasi Pengeluaran 9

Besar Keluarga 10

Status Gizi 11

Pengetahuan Gizi 11

Preferensi 12

Konsumsi Pangan 12

Buah dan Sayur 13

Sumber Karbohidrat 13

Pangan Tinggi Lemak 14

Aktivitas Fisik 15

Ukuran Lingkar Pinggang 15

Persen Lemak Tubuh 16

Uji Hubungan Antar Variabel 16

Uji Pengaruh Antar Variabel 20

SIMPULAN DAN SARAN 21

Simpulan 21

Saran 21

DAFTAR PUSTAKA 22

LAMPIRAN 25

RIWAYAT HIDUP 32

Page 10: ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · perempuan usia dewasa muda meliputi berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang, serta persen lemak tubuh, (4) mengkaji aktivitas

DAFTAR TABEL

1 Jenis data, variabel dan cara pengumpulan data 6

2 Pengkategorian dan analisis variabel penelitian 7

3 Sebaran mahasiswa menurut usia 9

4 Sebaran mahasiswa menurut uang saku per bulan 9

5 Statistik pengeluaran pangan dan non pangan mahasiswa 10

6 Sebaran mahasiswa menurut besar keluarga 10

7 Sebaran mahasiswa menurut status gizi 11

8 Sebaran mahasiswa menurut berbagai aspek pengetahuan gizi 11

9 Sebaran mahasiswa menurut preferensi terhadap buah dan sayur 12

10 Sebaran mahasiswa frekuensi konsumsi buah dan sayur sehari 13

11 Sebaran mahasiswa frekuensi konsumsi beberapa sumber karbohidrat

dalam sehari 14

12 Sebaran mahasiswa frekuensi konsumsi beberapa pangan tinggi lemak

dalam sehari 14

13 Sebaran mahasiswa menurut tingkat aktivitas fisik 15

14 Sebaran mahasiswa menurut ukuran lingkar pinggang 15

15 Sebaran mahasiswa menurut persen lemak tubuh 16

16 Hasil uji hubungan konsumsi buah dan sayur dengan karakteristik

individu, status gizi, pengetahuan gizi dan preferensi pangan 17

17 Hasil uji hubungan ukuran lingkar pinggang dan persen lemak tubuh

dengan konsumsi pangan terpilih, tingkat aktivitas dan riwayat sakit 18

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran penelitian 3

2 Bagan diagram alir tahapan pengambilan contoh 6

Page 11: ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · perempuan usia dewasa muda meliputi berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang, serta persen lemak tubuh, (4) mengkaji aktivitas

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dewasa ini, dunia sedang mengalami masalah gizi ganda yang dipicu oleh

meningkatnya jumlah populasi dengan status gizi lebih, yaitu overweight dan

obesitas. Data WHO (2008) menunjukkan bahwa lebih dari 1,4 milyar orang

dewasa di dunia mengalami overweight, bahkan hampir 300 juta perempuan di

dunia mengalami obesitas. Sejalan dengan hal tersebut, Spark (2007) menyatakan

bahwa saat ini prevalensi gizi lebih meningkat tajam pada negara-negara

berkembang di dunia, salah satunya Indonesia. Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI mengungkapkan dalam

Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2010 bahwa

prevalensi obesitas mencapai 11,7% pada usia dewasa, dan perempuan memiliki

persentase 2 kali lipat lebih besar dibandingkan dengan pria. Hal tersebut amat

disayangkan mengingat para perempuan tersebut pada akhirnya akan mengalami

kehamilan, sehingga kesehatan perempuan sebagai calon ibu tersebut harus

diperhatikan, karena akan berpengaruh terhadap kemampuannya untuk melakukan

pembuahan, memelihara kesehatan janin, dan memelihara kesehatan diri sendiri

(Almatsier 2011).

Obesitas adalah suatu penyakit kronis dengan ciri-ciri timbunan lemak

tubuh yang berlebihan (Sandjaja et al. 2010). Sedangkan obesitas sentral adalah

obesitas yang dinilai salah satunya dengan lingkaran pinggang, dan disebut

mengalami obesitas sentral jika lingkaran pinggang lebih dari 102 cm pada laki-

laki dewasa dan lebih dari 88 cm pada perempuan dewasa. Berbagai macam

faktor dapat menjadi penyebab dari kejadian obesitas tersebut. Menurut Wahyu

(2011), terdapat tiga faktor yang berperan besar meningkatkan risiko terjadinya

kegemukan dan obesitas, yaitu faktor genetik, pola aktivitas dan pola makan.

Obesitas itu sendiri, terutama obesitas sentral, adalah salah satu faktor risiko

terbesar dari sindrom metabolik. Obesitas juga dapat meningkatkan risiko

berbagai macam penyakit, seperti penyakit jantung koroner, diabetes, hipertensi,

beberapa jenis penyakit kanker dan gangguan pernapasan (Breslow 2002).

Pengendalian dan penatalaksanaan obesitas dapat dilakukan dengan

berbagai cara seperti meningkatkan aktivitas fisik, mengurangi asupan kalori dan

melakukan diet tertentu. Salah satu diet yang diketahui dapat membantu

penurunan berat badan adalah diet tinggi serat. Penelitian Du et al. (2010)

menunjukkan bahwa asupan serat memiliki hubungan berbanding terbalik dengan

penambahan berat badan dan lingkar pinggang. Serat memiliki manfaat bagi

fungsi saluran gastrointestinal. Peran dari serat terlarut dalam pengendalian berat

badan adalah dengan memperpanjang waktu transit dalam saluran gastrointestinal,

memperlambat absorpsi zat gizi, serta menurunkan absorpsinya dengan mengikat

mineral dan kolesterol (Gallagher 2008). Begitu pentingnya serat bagi tubuh

sehingga IOM (2002) menyarankan kecukupan asupan (AI) serat adalah sebesar

38 gram/hari untuk pria dan 25 gram/hari untuk perempuan. Asupan serat tersebut

banyak didapatkan dari gandum penuh, buah, sayur, serta kacang-kacangan.

Buah dan sayur merupakan salah satu makanan alami yang rendah lemak

dan sumber yang baik dari serat, selain juga merupakan sumber dari beberapa

Page 12: ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · perempuan usia dewasa muda meliputi berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang, serta persen lemak tubuh, (4) mengkaji aktivitas

2

vitamin dan mineral, serta fitokimia. Konsumsi buah dan sayur sangat berperan

penting bagi kesehatan tubuh. Namun masyarakat Indonesia rata-rata hanya

mengonsumsi 40 kg sayur per kapita per tahun, jauh lebih sedikit dari yang

dianjurkan oleh WHO yaitu 73 kg per kapita per tahun. Sama halnya dengan

konsumsi buah, masyarakat Indonesia rata-rata hanya mengonsumsi 32 kg per

kapita per tahun, hanya setengah dari yang dianjurkan, yaitu sebesar 65 kg per

kapita per tahun (Departemen Pertanian RI 2010). Oleh karena itu dengan

tingginya angka obesitas dan rendahnya konsumsi buah dan sayur di Indonesia,

penelitian ini penting untuk dilakukan sebagai sarana menggali informasi

mengenai hubungan konsumsi buah dan sayur tersebut dengan lingkar pinggang

pada perempuan usia dewasa muda.

Tujuan

Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan konsumsi buah dan

sayur dengan ukuran lingkar pinggang pada perempuan usia dewasa muda.

Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi karakteristik contoh meliputi usia, uang saku, serta

pengeluaran pangan dan non pangan per bulan.

2. Mengkaji pengetahuan, sikap dan perilaku gizi pada perempuan usia

dewasa muda.

3. Mengkaji pengukuran antropometri perempuan usia dewasa muda meliputi

berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang, serta persen lemak tubuh.

4. Mengkaji aktivitas fisik pada perempuan usia dewasa muda.

5. Mengkaji tingkat preferensi perempuan usia dewasa muda terhadap buah

dan sayur.

6. Mengkaji serta menganalisis konsumsi pangan pada perempuan usia

dewasa muda.

7. Menganalisis hubungan antara karakteristik individu, status gizi,

pengetahuan gizi dan preferensi pangan, serta ukuran lingkar pinggang

dengan konsumsi buah dan sayur pada perempuan usia dewasa muda.

8. Menganalisis pengaruh konsumsi berbagai jenis pangan terpilih dan

aktivitas fisik terhadap ukuran lingkar pinggang perempuan usia dewasa

muda.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi

tambahan dalam hal pentingnya asupan serat (khususnya buah dan sayur),

terutama bagi perempuan usia dewasa muda, serta berguna bagi pemerintah

maupun instansi mandiri untuk memfasilitasi dan mengusahakan peningkatan

konsumsi masyarakat terhadap buah dan sayur. Hasil penelitian ini juga

diharapkan dapat menjadi bahan perbandingan untuk penelitian-penelitian

mengenai pengaturan pola makan tinggi serat untuk mengontrol berat badan dan

ukuran lingkar pinggang selanjutnya.

Page 13: ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · perempuan usia dewasa muda meliputi berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang, serta persen lemak tubuh, (4) mengkaji aktivitas

3

Karakteristik Individu

Usia

Uang saku per

bulan

Pengeluaran

pangan dan non

pangan

Pengetahuan Gizi Preferensi

Eating Habit

Asupan Serat

Massa Lemak Tubuh

(Abdominal): Ukuran

Lingkar Pinggang

Aktivitas Fisik

Sikap Gizi

Praktik Gizi

Konsumsi Pangan

Buah dan Sayur Sumber KH dan L

Penyakit Infeksi

KERANGKA PEMIKIRAN

Konsumsi pangan individu, termasuk diantaranya konsumsi buah dan

sayur, ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya faktor ekonomi dan harga,

serta faktor sosio budaya dan religi yang ada di suatu daerah. Namun terdapat

banyak faktor lain yang menyebabkan seseorang mengkonsumsi suatu bahan

pangan, meliputi faktor internal (umur, jenis kelamin, uang saku, preferensi,

sikap, perilaku, dan pengetahuan gizi), serta faktor eksternal.

Konsumsi buah dan sayur tersebut menjadi salah satu sumber yang

berkontribusi besar terhadap asupan serat individu, selain dari sumber serat

lainnya (Gallagher 2008). Diet tinggi serat disebut banyak memiliki manfaat

terhadap kesehatan gastrointestinal dan berperan penting dalam pengontrolan

berat badan. Penelitian Esmaillzadeh A. et al. (2006) menunjukkan bahwa intek

buah dan sayur yang lebih tinggi berhubungan dengan rendahnya risiko sindrom

metabolik. Obesitas, khususnya obesitas abdominal, diketahui memiliki kaitan

dengan berbagai macam penyakit seperti diabetes, hipertensi dan coronary artery

disease (CAD) (Hurst 2008), dan salah satu komponen penting untuk

mendiagnosanya adalah lingkar pinggang (Jalal et al. 2006). Banyaknya lemak

dalam pinggang menunjukkan ada beberapa perubahan metabolisme yang dapat

memberikan gambaran tentang pemeriksaan penyakit yang berhubungan dengan

perbedaan distribusi lemak tubuh (Susilowati 2008).

Selain konsumsi buah dan sayur, peningkatan konsumsi roti dan kue serta

status gizi orang tua memiliki hubungan dengan ukuran lingkar pinggang

(Kuriyan et al. 2012). Kemudian tentunya konsumsi lemak pun berkontribusi

besar pada pembesaran ukuran lingkar pinggang. Perempuan sebagai pencetak

generasi baru diharapkan memiliki kesehatan optimal. Oleh karena itu penelitian

ini berusaha menggali informasi mengenai hubungan konsumsi buah dan sayur

dengan ukuran lingkar pinggang perempuan usia dewasa muda. Secara singkat,

kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian

Page 14: ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · perempuan usia dewasa muda meliputi berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang, serta persen lemak tubuh, (4) mengkaji aktivitas

4

METODE PENELITIAN

Desain, Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan desain cross sectional

study untuk mengetahui hubungan antara konsumsi buah dan sayur dengan ukuran

lingkar pinggang pada perempuan usia dewasa muda. Pengambilan data tersebut

berlokasi di Laboratorium Gizi Olahraga Lantai 3 Departemen Gizi Masyarakat,

Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Pengumpulan data penelitian

dilakukan pada bulan Februari hingga Maret 2013, sedangkan pengolahan,

analisis dan interpretasi data dilakukan pada bulan April hingga Mei 2013 di

Kampus IPB Darmaga Bogor, Jawa Barat.

Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

Populasi pada penelitian utama adalah mahasiswi Departemen Gizi

Masyarakat, Institut Pertanian Bogor. Teknik penarikan contoh dari populasi

dilakukan dengan cara random sampling. Berdasarkan data dari Komisi

Pendidikan di Departemen Gizi Masyarakat diketahui jumlah populasi sebanyak

233 orang. Selanjutnya, contoh disaring kembali dengan mencocokkan kriteria

inklusinya. Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

1. Perempuan usia dewasa muda, yaitu 18 hingga 24 tahun.

2. Bukan atlet di bidang olahraga apapun.

3. Belum pernah hamil dan melahirkan.

Setelah diperoleh data yang memenuhi kriteria inklusi tersebut, dilakukan

perhitungan ukuran contoh. Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk

menentukan ukuran contoh (Cochran 1982):

Keterangan:

n = ukuran contoh

N = ukuran populasi mahasiswi Departemen Gizi Masyarakat

= ragam ukuran lingkar pinggang (cm)

= nilai peubah acak t-student, sehingga: P(|t|> ) = ; v = derajat

bebas dari t

D = presisi antara parameter dengan ̅

| ̅ |

(| ̅ |

)

Page 15: ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · perempuan usia dewasa muda meliputi berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang, serta persen lemak tubuh, (4) mengkaji aktivitas

5

(| ̅ |

)

| ̅ |

Sehingga n0 dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

r = | ̅ |

; presisi relatif

μ = rata-rata lingkar pinggang contoh (cm)

Metode yang dilakukan yaitu metode inverse sampling, yang merupakan

metode dasar untuk pseudo-random number sampling, seperti untuk melakukan

generalisasi nilai contoh acak dari beberapa probabilitas distribusi (Hyvönen et al.

2013). Pengambilan data contoh kecil yang diambil secara acak, berjumlah 12

orang mahasiswi, dilakukan untuk menentukan nilai ragam (cm²) dan rata-rata

(cm) lingkar pinggang yang akan digunakan untuk perhitungan ukuran contoh

minimal. Berdasarkan perhitungan awal, diketahui ragam ukuran lingkar

pinggang mahasiswi sebesar 19,25 cm², sedangkan rata-ratanya sebesar 82,5 cm.

Maka dengan nilai peubah acak sebesar 1,96² dan presisi relatif sebesar 0,01

didapatkan nilai n0 sebesar 108,65. Kemudian dapat dihitung ukuran contoh

relatifnya sebagai berikut:

= 74,315 ≈ 75 orang

Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan 75 contoh dari tiga kategori

status gizi yang dibagi jumlahnya sesuai proporsi berdasarkan RISKESDAS

(2010) yaitu dengan persentase jumlah penduduk Indonesia dengan jenis kelamin

perempuan yang berusia dewasa muda. Pengambilan data diambil secara acak

hingga memenuhi jumlah contoh yang diperlukan (sesuai dengan masing-masing

kategori status gizi). Awalnya diambil 1 mahasiswa, diukur tinggi badan dan berat

badannya, kemudian dikategorikan menurut kategori status gizi berdasarkan IMT

(BB/TB²). Apabila jumlah yang dibutuhkan pada setiap kategorinya masih belum

mencukupi, maka mahasiswa tersebut akan diambil sebagai contoh. Pengambilan

data tersebut akan terus berlangsung hingga memenuhi jumlah contoh setiap

kategori yang dibutuhkan (Gambar 2).

Page 16: ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · perempuan usia dewasa muda meliputi berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang, serta persen lemak tubuh, (4) mengkaji aktivitas

6

Gambar 2 Bagan diagram alir tahapan pengambilan contoh dengan invers

sampling

Secara acak diambil setiap satu orang responden, kemudian diukur berat

badan, tinggi badan, ukuran lingkar pinggang dan body composition. Setelah itu

dicatat dan dikategorikan sesuai dengan status gizinya, yaitu dengan indeks massa

tubuh (BB/TB2) dibawah 18,5 kg/m

2, di antara 18,5-25,0 kg/m

2 dan lainnya (di

atas 25 kg/m2). Lalu, hingga waktu akhir penelitian didapatkan paling tidak 10

orang contoh yang berstatus gizi kurus, 52 orang contoh yang berstatus gizi

normal dan 13 orang selebihnya berstatus gizi lebih. Contoh yang berjumlah 81

orang diminta mengisi kuesioner penelitian yang sebelumnya telah dijelaskan

mengenai cara pengisian setiap bagian pertanyaannya. Setelah kuesioner

dikembalikan, seluruh data direkap dan dilakukan screening dan editing data,

sehingga didapatkan jumlah data yang digunakan sebanyak 75 orang sebagai

contoh, kemudian dilakukan pengolahan data.

Penilaian status gizi pada usia di atas 15 tahun menggunakan perhitungan

indeks massa tubuh, dengan pengkategorian status gizi menurut Depkes RI (2007)

yaitu kurus (IMT<18,5 kg/m2), normal (18,5<IMT<25,0 kg/m

2), dan kegemukan

(IMT≥25,0 kg/m2).

Tabel 1 Sebaran mahasiswa menurut status gizi

Kategori status gizi n Persentase (%)

Kurus 10 13,3

Normal 52 69,3

Kegemukan 13 17,3

Total 75 100

Rata-rata ± SD 21,66 ± 3,31

Page 17: ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · perempuan usia dewasa muda meliputi berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang, serta persen lemak tubuh, (4) mengkaji aktivitas

7

Tabel di atas menggambarkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki

status gizi normal (69,3%) dan sebagian kecilnya memiliki status gizi kurus

(13,3%), sesuai dengan sebaran perempuan dewasa Indonesia menurut status gizi

yang terangkum dalam RISKESDAS (2010), dimana persentase terbesar adalah

perempuan dengan status gizi normal, dilanjutkan secara berurutan dengan

perempuan dengan status gizi kegemukan dan kurus.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis data,

yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui data

pengukuran antropometri serta kuesioner. Tabel 2 berikut merupakan daftar jenis

dan cara pengumpulan data berdasarkan variabel yang digunakan dalam

penelitian.

Tabel 2 Jenis data, variabel dan cara pengumpulan data

No Jenis Data Variabel Cara Pengumpulan data

1 Karakteristik

individu

1. Usia

2. Uang saku/bulan

3. Pengeluaran pangan dan

non pangan

Wawancara terstruktur, dan

pengisian kuesioner

2 Pengetahuan, sikap

dan perilaku gizi

1. Pengetahuan, sikap dan

perilaku gizi

3 Preferensi 1. Tingkat preferensi

terhadap buah dan

sayur

4 Aktivitas fisik 1. Aktivitas fisik

5 1. Riwayat sakit

6 Konsumsi pangan 1. Frekuensi makan sehari Food Frequency Questionaire

7 Penilaian

antropometri

1. Lingkar pinggang (cm)

2. Status gizi (BB/TB2)

3. Persen lemak tubuh (%)

Pengukuran antropometri

Beberapa jenis data seperti karakteristik individu, meliputi identitas

personal, identitas keluarga, uang saku dan pengeluaran, pengetahuan gizi, sikap

gizi, perilaku gizi, preferensi terhadap buah dan sayur, riwayat penyakit sebulan

terakhir dan aktivitas fisik dikumpulkan dengan cara pengisian kuesioner.

Konsumsi pangan contoh dikumpulkan dengan cara pengisian Food Frequency

Questionaire kualitatif, yaitu hanya memperhitungkan frekuensi saja tanpa

keterangan berat porsi maupun zat gizi pangan yang dikonsumsi. Jenis data

antropometri dikumpulkan dengan cara pengukuran sendiri oleh peneliti. Berat

badan diukur menggunakan timbangan injak, tinggi badan diukur menggunakan

microtoise, lingkar pinggan diukur menggunakan meteran, dan persen lemak

tubuh diukur menggunakan Body Compostition Analyzer. Status gizi

dikategorikan menurut indeks massa tubuh contoh yang dihitung berdasarkan

BB/TB2 dengan satuan kg/m

2.

Page 18: ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · perempuan usia dewasa muda meliputi berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang, serta persen lemak tubuh, (4) mengkaji aktivitas

8

Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data

Data yang diperoleh berupa data nominal, ordinal, dan skala. Pengolahan

data diawali dengan pemeriksaan kelengkapan e-file data kemudian mengolah dan

menganalisis data berdasarkan kategori pengukuran masing-masing dengan

menggunakan program komputer Microsoft Office Excel 2010. Berikut

merupakan pengkategorian dan analisis variabel penelitian.

Tabel 3 Pengkategorian dan analisis variabel penelitian

No Jenis Data Variabel Kategori Pengukuran

1 Karakteristik

individu

Uang saku/bulan < Rp 540.000

Rp 540.000 – 1.000.000

≥ Rp 1.000.000

2 Pengetahuan, sikap

dan praktik gizi

Pengetahuan, sikap dan

praktik gizi

< 60% (rendah)

60-79% (sedang)

>80% (tinggi)

Berdasarkan Khomsan (2000)

3 Aktivitas fisik Tingkat aktivitas Sangat ringan

Ringan

Sedang

Berat

Berdasarkan WHO (2001)

4 Preferensi Tingkat preferensi

terhadap buah dan sayur

Suka

Tidak suka

5 Konsumsi pangan Frekuensi makan >1 kali sehari

1-3 kali sehari

>3 kali sehari

6 Penilaian

antropometri

Ukuran lingkar

pinggang (cm)

<88 cm (normal)

≥88 cm (obesitas abdominal)

Berdasarkan Sarah (2008)

Status gizi (BB/TB) <18,5 (kurus)

18,5-24,9 (normal)

≥25,0 (gizi lebih)

Berdasarkan Depkes RI (2007)

Batas interval uang saku per bulan diambil dari batas pendapatan dengan

kategori miskin menurut Bank Dunia, yaitu $2 per kapita per hari dikonversikan

ke dalam rupiah, secara kasar menjadi Rp 18.000,00. Nilai konversi dalam rupiah

tersebut dikalikan dengan jumlah hari dalam sebulan (30 hari) menjadi Rp

540.000,00 per kapita per bulan. Tes pengetahuan gizi dilakukan dengan

memberikan 15 butir soal yang berjenis multiple choice dengan satu jawaban

benar (correct answer multiple choice) dengan nilai 0 jika salah dan 1 jika benar

untuk tiap pertanyan. Pengkategorian tingkat pengetahuan gizi dilakukan dengan

menetapkan cut-off point sesuai dengan Khomsan (2000).

Konsumsi buah dan sayur dilihat dari frekuensi makan buah dan sayur

tersebut dalam sehari, menurut anjuran WHO, dengan konsumsi minimal buah

dan sayur adalah 5 porsi per hari.

Page 19: ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · perempuan usia dewasa muda meliputi berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang, serta persen lemak tubuh, (4) mengkaji aktivitas

9

Analisis Data

Analisis data yang diolah menggunakan program komputer Microsoft

Excel 2010, SPSS 16.0 for Windows dan SAS 9.1.3 Portable, dengan analisis

sebagai berikut:

1. Analisis deskriptif yang meliputi:

a. Karakteristik contoh meliputi usia, uang saku, pengeluaran pangan dan

non pangan per bulan.

b. Preferensi contoh terhadap buah dan sayur.

c. Pengetahuan, sikap dan praktik gizi contoh.

d. Konsumsi pangan contoh meliputi buah, sayur, serta sumber karbohidrat

dan lemak terpilih.

e. Status gizi, ukuran lingkar pinggang dan persen lemak tubuh contoh.

f. Aktivitas fisik contoh.

2. Uji korelasi Pearson digunakan untuk melihat hubungan variabel antara

konsumsi buah dan sayur dengan pengeluaran, status gizi dan pengetahuan

gizi, serta hubungan antara ukuran lingkar pinggang dengan konsumsi buah,

sayur, sumber karbohidrat dan lemak terpilih, dan tingkat aktivitas responden.

3. Uji korelasi Spearman digunakan untuk melihat hubungan variabel konsumsi

buah dan sayur dengan usia dan uang saku, serta hubungan antar pengetahuan

gizi, sikap gizi dan praktik gizi.

4. Uji korelasi chi square digunakan untuk melihat hubungan variabel

kategorikal, meliputi hubungan antara konsumsi buah dengan pengetahuan

gizi, konsumsi buah dan sayur dengan preferensi, serta ukuran lingkat

pinggang dan persen lemak tubuh dengan riwayat sakit.

5. Variabel-variabel yang berpengaruh terhadap ukuran lingkar pinggang

perempuan usia dewasa muda dianalisis dengan menggunakan uji regresi

multiplicative (stepwise). Analisis regresi tersebut bertujuan untuk

menganalisis besarnya pengaruh variabel bebas yaitu konsumsi buah (pepaya,

semangka, melon, mangga, nanas, jeruk dan alpukat), konsumsi sayur (sayur

buah, sayur umbi dan sayur daun), konsumsi sumber karbohidrat (nasi,

kentang, mie dan roti), konsumsi pangan tinggi lemak (ayam goreng,

gorengan dan susu), serta aktivitas fisik dan variabel terikat (ukuran lingkar

pinggang). Komputasi regresi muliplicative yang digunakan untuk

menganalisis variabel-variabel yang berpengaruh terhadap terhadap ukuran

lingkar pinggang adalah sebagai berikut:

Y = β0 X1β1

X2β2

X3β3

X4β4

X5β5

X6β6

X7β7

X8β8

X9β9

X10β10

X11β11

X12β12

X13β13

X14β14

X15β15

X16β16

X17β17

X18β18

Kemudian, ditransformasi dengan ln sehinggaberubah menjadi sebagai berikut:

lnY = ln β0 + β1ln X1 + β2ln X2 + β3ln X3 + β4ln X4 + β5ln X5 + β6ln X6 + β7ln X7 +

β8ln X8 + β9ln X9 + β10ln X10 + β11ln X11 + β12ln X12 + β13ln X13 + β14ln X14 +

β15ln X15 + β16ln X16 + β17ln X17 + β18ln X18 +

Y* = β0* + β1X1* + β2X2* + β3X3* + β4 X4* + β5X5* + β6 X6* + β7X7* + β8lX8* +

β9X9* + β10X10* + β11X11* + β12X12* + β13X13* + β14X14* + β15X15* + β16X16*

+ β17X17* + β18X18* +

Page 20: ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · perempuan usia dewasa muda meliputi berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang, serta persen lemak tubuh, (4) mengkaji aktivitas

10

Keterangan: Y = Lingkar pinggang

= Konstanta

= Koefisien regresi var.

independen

X1 = Konsumsi pepaya

X2 = Konsumsi semangka

X3 = Konsumsi melon

X4 = Konsumsi mangga

X5 = Konsumsi nanas

X6 = Konsumsi jeruk

X7 = Konsumsi alpukat

X8 = Konsumsi sayur buah

X9 = Konsumsi sayur daun

X10 = Konsumsi sayur umbi

X11 = Konsumsi nasi

X12 = Konsumsi kentang

X13 = Konsumsi mie

X14 = Konsumsi roti

X15 = Konsumsi ayam goreng

X16 = Konsumsi gorengan

X17 = Konsumsi susu

X18 = Aktivitas fisik (PAL)

= Galat

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Contoh

Usia

Contoh dalam penelitian ini merupakan mahasiswa berjenis kelamin

perempuan yang seluruhnya tergolong dalam usia dewasa muda, yaitu 18-29

tahun (Soetardjo 2011). Jumlah contoh pada penelitian ini adalah 75 orang dengan

rentang usia contoh yaitu 18-22 tahun.

Tabel 4 Sebaran mahasiswa menurut usia Usia contoh n Persentase (%)

18 tahun 2 2,7

19 tahun 24 32,0

20 tahun 27 36,0

21 tahun 17 22,7

22 tahun 5 6,7

Total 75 100

Rata-rata ± SD 19,9 ± 0,97

Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa mayoritas contoh berusia 20 tahun

(36%), dengan rata-rata usia 19,9 ± 0,97 tahun.

Uang Saku

Uang saku merupakan pendapatan sementara bagi contoh yang merupakan

salah satu faktor internal konsumsi suatu bahan pangan (Hardinsyah & Briawan

1994). Batas interval uang saku per bulan dalam penelitian ini diambil dari batas

pendapatan ketegori miskin menurut Bank Dunia, yaitu $2/kap/hari yang

dikonversikan ke dalam rupiah. Perhitungan secara kasar didapatkan Rp

540.000,00/kap/bulan.

Tabel 5 Sebaran mahasiswa menurut uang saku per bulan

Uang saku (Rp) n Persentase (%)

< 540.000 4 5,3

540.000 – 1.000.000 40 53,3

> 1.000.000 31 41,3

Total 75 100

Rata-rata ± SD 925.333 ± 329.247

Page 21: ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · perempuan usia dewasa muda meliputi berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang, serta persen lemak tubuh, (4) mengkaji aktivitas

11

Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa

memiliki uang saku antara Rp 540.000,00-1.000.000,00/bulan (53,3%), sedangkan

hanya sebagian kecil saja yang memiliki uang saku di bawah Rp 540.000,00

(5,3%). Hal tersebut mengindikasikan bahwa sebagian besar mahasiswa tidak

termasuk dalam kategori miskin yang ditetapkan oleh Bank Dunia.

Alokasi Pengeluaran

Alokasi pengeluaran dalam penelitian ini dikategorikan menjadi

pengeluaran pangan dan non pangan. Pengeluaran pangan dan non pangan

merupakan salah satu indikator kesejahteraan rumah tangga maupun individu.

Berikut disajikan hasil perhitungan statistik pengeluaran pangan dan non pangan

contoh dalam Tabel 6.

Tabel 6 Statistik pengeluaran pangan dan non pangan mahasiswa

Statistik Pengeluaran (Rp)

Pangan Non pangan

Rata-rata ± SD 518.173 ± 222.760 431.147 ± 241.137

Minimum 150.000 50.000

Maksimum 2.000.000 1.300.000

Berdasarkan Tabel 6, dapat diketahui bahwa rata-rata pengeluaran pangan

mahasiswa lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran non pangan. Hal

tersebut dapat terjadi karena kebutuhan pengeluaran rata-rata mahasiswa untuk

non pangan masih belum begitu besar, seperti keperluan pribadi, keperluan

akademik (alat tulis), transportasi dan keperluan sosial. Indonesia merupakan

negara berkembang yang masyarakatnya masih tinggi dalam pengeluaran

konsumsi untuk makanan (pengeluaran pangan), seperti yang ditunjukkan pada

data Badan Pusat Statistik, tahun 1999, 2002-2012 menunjukkan hampir 50%

pengeluaran konsumsi rata-rata rumah tangga di Indonesia dialokasikan untuk

makanan, dan sisanya oleh konsumsi non pangan yang terbagi atas beberapa

kelompok, seperti pendidikan, kesehatan, pakaian, tempat tinggal, transportasi,

pajak dan lain-lain.

Besar Keluarga

Besar keluarga adalah banyaknya atau jumlah anggota keluarga yang

terdiri dari ayah, ibu, anak dan anggota keluarga lain dari pengelolaan sumber

daya yang sama. Menurut BKKBN (1998), besar keluarga dapat dibagi menjadi

tiga kategori, yaitu keluarga kecil (≤4 orang), keluarga sedang (5-6 orang) dan

keluarga besar (≥7 orang).

Tabel 7 Sebaran mahasiswa menurut besar keluarga

Kategori besar keluarga n Persentase (%)

Kecil 29 38,7

Sedang 36 48,0

Besar 10 13,3

Total 75 100

Rata-rata ± SD 5 ± 1,26

Page 22: ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · perempuan usia dewasa muda meliputi berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang, serta persen lemak tubuh, (4) mengkaji aktivitas

12

Berdasarkan Tabel 7, dapat diketahui bahwa sebagian besar keluarga

mahasiswa berada dalam kategori keluarga sedang (48%), sedangkan sebanyak

38,7% keluarga mahasiswa termasuk dalam kategori keluarga kecil, dan 13,3%

sisanya termasuk dalam kategori keluarga besar. Rata-rata jumlah anggota

keluarga mahasiswa adalah 5 ± 1,26 orang. Agak berbeda dengan rata-rata jumlah

anggota rumah tangga di Indonesia pada tahun 2000 yaitu 4,12 dan tahun 2004

yaitu 4,09 berada pada kategori besar keluarga kecil (Data Statistik Indonesia

2013).

Pengetahuan Gizi

Tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap sikap dan

perilaku dalam pemilihan makanan yang pada akhirnya akan berpengaruh pada

keadaan gizi individu yang bersangkutan (Sukandar 2009). Pengetahuan gizi

mengacu kepada pemahaman dasar-dasar pangan dan gizi, seperti halnya

kelompok pangan atau diet seimbang, mengetahui inti dari MyPiramid (di

Indonesia: Tumpeng PUGS), mampu membaca label pangan, mengidentifikasi

sumber pangan suatu zat gizi, dan sebagainya (Contento 2011).

Tabel 8 Sebaran mahasiswa menurut berbagai aspek pengetahuan gizi

Kategori Pengetahuan gizi Sikap gizi Perilaku gizi

n % n % n %

Kurang 0 0,0 0 0,0 12 16,0

Sedang 3 4,0 1 1,3 55 73,3

Baik 72 96,0 74 98,7 8 10,7

Total 75 100 75 100 75 100

Rata-rata ± SD 89,7 ± 7,21 94,13 ± 6,99 67,97 ± 8,48

Berdasarkan Tabel 8, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa

memiliki pengetahuan gizi (96%) dan sikap gizi (98,7%) yang baik, namun

perilaku gizi mahasiswa sebagian besar berada dalam kategori sedang (73,3%)

dan masih terdapat 16% mahasiswa yang perilaku gizinya dalam kategori kurang.

Tingginya persentase mahasiswa yang memiliki pengetahuan gizi baik dapat

disebabkan oleh tingginya tingkat pendidikan mereka (Banwat et al. 2012).

Terdapat beberapa pertanyaan dalam pengetahuan gizi yang paling banyak

dijawab salah oleh mahasiswa, yaitu pertanyaan mengenai triguna pangan,

kecukupan energi, kandungan makanan dan anjuran konsumsi pangan. Kemudian,

beberapa pertanyaan dalam sikap gizi yang paling banyak dijawab salah oleh

contoh, yaitu mengenai pemahaman dasar pangan dan gizi. Pada perilaku gizi,

sebagian besar contoh (>50%) yang menjawab kadang-kadang untuk pertanyaan

mengenai PUGS (Pedoman Umum Gizi Seimbang).

Preferensi

Preferensi makanan adalah tindakan atau ukuran suka atau tidak sukanya

seseorang terhadap makanan. Preferensi pangan yang diartikan sebagai kesukaan

atau pilihan terhadap makanan tersebut akan berpengaruh terhadap konsumsi

pangan seseorang. Menurut Elizabeth dan Sanjur (1981), terdapat tiga faktor

Page 23: ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · perempuan usia dewasa muda meliputi berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang, serta persen lemak tubuh, (4) mengkaji aktivitas

13

utama yang berpengaruh terhadap preferensi makanan yang berujung pada

konsumsi makanan, antara lain karakteristik individu, karakteristik pangan dan

karakteristik lingkungan. Berikut disajikan sebaran mahasiswa berdasarkan

preferensi terhadap buah dan sayur dalam Tabel 9.

Tabel 9 Sebaran mahasiswa menurut preferensi terhadap buah dan sayur

Preferensi Buah Sayur

n % n %

Suka 74 98,7 66 88,0

Tidak suka 1 1,3 9 12,0

Total 75 100 75 100

Berdasarkan Tabel 9, dapat diketahui bahwa mayoritas mahasiswa

menyukai buah (98,7%) dan sayur (88%), meskipun tidak sedikit mahasiswa yang

tidak menyukai sayur (12%). Hal tersebut amat disayangkan mengingat buah dan

sayur merupakan salah satu makanan alami yang rendah lemak dan sumber yang

baik dari serat, selain juga merupakan sumber dari beberapa vitamin, mineral,

serta fitokimia.

Konsumsi Pangan

Konsumsi pangan adalah informasi tentang jenis dan jumlah makanan

yang dikonsumsi oleh seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu.

Mengkonsumsi pangan tidak hanya penting untuk kesehatan, tetapi juga untuk

kecerdasan, kekuatan, sumber energi dan pendukung pertumbuhan (Hardinsyah et

al. 2002).

Buah dan Sayur Buah dan sayur merupakan suatu kelompok pangan yang mengandung

berbagai zat gizi (vitamin dan mineral), serat, serta senyawa fitokimia yang sangat

dibutuhkan dan bermanfaat bagi kesehatan tubuh dan salah satu sumber serat

terbesar dibanding pangan lainnya. Serat sendiri memiliki manfaat yang

berpengaruh bagi kesehatan tubuh, seperti mekanismenya dalam penurunan

asupan kalori, pengurangan asupan total yang disebabkan lamanya waktu

mengunyah dan menelan, serta meningkatkan motilitas, pengosongan lambung

dan usus, dan mengurangi absorbsi (Rigaud et al. 1998). Pasman et al. 1997

menambahkan bahwa konsumsi serat mengurangi rasa lapar dan meningkatkan

rasa kenyang. Berikut disajikan sebaran mahasiswa berdasarkan frekuensi

konsumsi buah dan sayur sehari dalam Tabel 10.

Tabel 10 Sebaran mahasiswa menurut frekuensi konsumsi buah dan sayur sehari

Kategori Buah Sayur

n % n %

Kurang 52 69,33 44 58,67

Cukup 13 17,33 16 21,33

Lebih 10 13,33 15 20,00

Total 75 100 75 100

Rata-rata ± SD 1,7 ± 1,2 3,0 ± 2,0

Page 24: ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · perempuan usia dewasa muda meliputi berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang, serta persen lemak tubuh, (4) mengkaji aktivitas

14

Berdasarkan Tabel 10, dapat disimpulkan bahwa mayoritas konsumsi

mahasiswa terhadap buah (69,33%) maupun sayur (58,7%) masih kurang dari

yang dianjurkan. Hanya sebanyak 13,3% mahasiswa yang cukup mengonsumsi

buah dan 20% yang cukup mengonsumsi sayur. Anjuran konsumsi buah dan sayur

yang disarankan dalam Pedoman Umum Gizi Seimbang yaitu 2-3 porsi sehari

untuk buah dan 3-5 porsi sehari untuk sayur. Faktor kebiasaan dan ekonomi dapat

menjadi alasan rendahnya angka konsumsi buah dan sayur pada mahasiswa.

Berdasarkan data SUSENAS (2007), proporsi konsumsi bulanan lebih tinggi pada

sayur (6,6%) dibandingkan buah (3%) terhadap total konsumsi makanan. Selain

itu, jumlah pembelian sayur juga masih memiliki persentase lebih tinggi

dibandingkan buah.

Sumber Karbohidrat

Karbohidrat merupakan zat gizi berupa senyawa organik yang terdiri dari

atom karbon, hidrogen dan oksigen yang digunakan sebagai pembentuk energi

(Sandjaja et al. 2010). Anjuran yang diperoleh dari Pedoman Umum Gizi

Seimbang adalah mengonsumsi sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan

energi, yaitu sekitar 3-8 porsi sehari. Bahan pangan sumber karbohidrat antara

lain padi-padian dan umbi-umbian. Data ini diperlukan karena penelitian Kuriyan

et al. (2012) menunjukkan peningkatan konsumsi roti dan kue, yaitu sebagai salah

satu sumber karbohidrat, memiliki hubungan dengan ukuran lingkar pinggang.

Pemilihan nasi, kentang, mie dan roti, didasari oleh urutan frekuensi konsumsi

sumber karbohidrat terbanyak pada mahasiswa sebagai responden. Berikut

disajikan sebaran mahasiswa berdasarkan frekuensi konsumsi beberapa sumber

karbohidrat terpilih sehari dalam Tabel 11.

Tabel 11 Sebaran mahasiswa menurut frekuensi konsumsi beberapa sumber

karbohidrat dalam sehari

Frekuensi/hari Nasi Kentang Mie Roti

n % n % n % n %

<1 2 2,67 74 98,67 75 100 61 81,33

1-3 73 97,33 1 1,33 0 0 14 18,67

>3 0 0 0 0 0 0 0 0

Total 75 100 75 100 75 100 75 100

Rata-rata ± SD 2,5 ± 0,6 0,1 ± 0,2 0,2 ± 0,2 0,4 ± 0,3

Berdasarkan Tabel 11, dapat disimpulkan bahwa pangan sumber

karbohidrat yang paling banyak dikonsumsi mahasiswa dalam sehari adalah nasi,

dengan rata-rata 2,5 ± 0,6 kali/hari dan yang paling sedikit dikonsumsi adalah

kentang, dengan rata-rata 0,1 ± 0,2 kali/hari. Sebagian besar mahasiswa

mengonsumsi nasi 1-3 kali sehari, sedangkan sebagian mahasiswa mengonsumsi

kentang, mie dan roti sebanyak kurang dari 1 kali sehari.

Pangan Tinggi Lemak

Lemak dengan nama ilmiah trigliserida, terdiri dari beberapa jenis yaitu

lemak jenuh, tak jenuh dan lemak trans. Lemak itu sendiri merupakan zat gizi

berupa senyawa organik yang menyumbangkan energi 9 kkal pada setiap

Page 25: ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · perempuan usia dewasa muda meliputi berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang, serta persen lemak tubuh, (4) mengkaji aktivitas

15

gramnya. Lemak berperan penting dalam tubuh sebagai pembawa vitamin larut

lemak, sebagai simpanan energi, bahan pembentuk hormon dan lain sebagainya

(Sandjaja et al. 2010). Namun perlu diperhatikan dalam konsumsi makanan tinggi

lemak tersebut, karena makanan tinggi kalori, rendah serat dan minim kandungan

gizi menjadi salah satu faktor terjadinya kegemukan (Wahyu 2011). Pada

penelitian ini, pangan tinggi lemak yang dipilih adalah ayam, gorengan dan susu.

Pemilihan ketiga jenis pangan tinggi lemak tersebut berdasarkan urutan bahan

pangan yang menyumbang banyak lemak yang paling sering dikonsumsi oleh

mahasiswa sebagai responden. Berikut disajikan sebaran mahasiswa berdasarkan

frekuensi konsumsi beberapa tinggi lemak terpilih sehari dalam Tabel 12.

Tabel 12 Sebaran mahasiswa menurut frekuensi konsumsi beberapa pangan tinggi

lemak dalam sehari

Frekuensi/hari Ayam Gorengan Susu

n % n % n %

<1 62 82,67 66 88,00 50 66,67

1-3 13 17,33 9 12,00 25 33,33

>3 0 0 0 0 0 0

Total 75 100 75 100 75 100

Rata-rata ± SD 0,3 ± 0,4 0,6 ± 0,4 1,5 ± 0,1

Berdasarkan Tabel 12, dapat disimpulkan bahwa pangan tinggi lemak

yang paling banyak dikonsumsi mahasiswa dalam sehari adalah susu, dengan rata-

rata 1,5 ± 0,1 kali/hari dan yang paling sedikit dikonsumsi adalah ayam, dengan

rata-rata 0,3 ± 0,4 kali/hari. Sebagian besar mahasiswa mengonsumsi ketiga jenis

pangan tersebut sebanyak kurang dari 1 kali sehari.

Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem

penunjangnya, serta memerlukan energi di luar kebutuhan untuk metabolisme

basal (Almatsier 2001). Penilaian aktivitas fisik contoh dilakukan dengan

menggunakan rumus Physical Activity Level (WHO 2004). Nilai tersebut

digunakan untuk menunjukkan keseluruhan aktivitas fisik yang diasumsikan

bahwa variasi dalam pengeluaran energi rata-rata per hati tergantung pada ukuran

tubuh dan aktivitas fisik (Gibney et al. 2009). Physical Activity Level (PAL)

dalam baku WHO diklasifikasikan menjadi tiga kategori, yaitu ringan (1,40-1,69),

sedang (1,70-1,99) dan berat (2,00-2,40). Berikut disajikan sebaran mahasiswa

berdasarkan tingkat aktivitas fisik dalam Tabel 13.

Tabel 13 Sebaran mahasiswa menurut tingkat aktivitas fisik

Kategori aktivitas fisik n Persentase (%)

Sangat ringan 4 5,3

Ringan 67 89,3

Sedang 4 5,3

Berat 0 0,0

Total 75 100

Rata-rata ± SD 1,53 ± 0,10

Page 26: ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · perempuan usia dewasa muda meliputi berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang, serta persen lemak tubuh, (4) mengkaji aktivitas

16

Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui bahwa mayoritas mahasiswa

memiliki aktivitas fisik yang ringan (89,3%), sedangkan sisanya, dengan

persentase yang sama yaitu sebanyak 5,3%, mahasiswa memiliki aktivitas fisik

yang sangat ringan dan sedang. Rata-rata tingkat aktivitas fisik mahasiswa adalah

1,53 ± 0,10. Hal tersebut dapat terjadi mengingat kegiatan yang dilakukan

sebagian mahasiswa menggunakan sekitar 37,5% waktunya dalam sehari untuk

duduk dan belajar, dan sekitar 30% untuk tidur, serta jarang sekali berolahraga.

Ukuran Lingkar Pinggang

Dalam rangka evaluasi distribusi jaringan lemak secara klinis, lingkar

pinggang pada individu dievaluasi sebagai pengukuran obesitas abdominal dengan

WC>88 cm pada perempuan, yang diperkirakan mengalami risiko tinggi penyakit

jantung (NHLBI 1998). Pada usia dewasa, pengukuran lingkar pinggang sudah

cukup, karena berbeda dengan pengukuran pada anak-anak, remaja dan lansia,

perubahan berat badan pada usia dewasa sebagian besar akan terlihat

perubahannya pula pada massa lemak (WHO 1995). Berikut disajikan sebaran

mahasiswa berdasarkan ukuran lingkar pinggang dalam Tabel 14.

Tabel 14 Sebaran mahasiswa menurut ukuran lingkar pinggang Kategori ukuran lingkar pinggang n Persentase (%)

Normal 65 86,67

Obesitas Abdominal 10 13,33

Total 75 100

Rata-rata ± SD 78,7 ± 7,91

Berdasarkan Tabel 14, dapat diketahui bahwa mayoritas mahasiswa

memiliki ukuran lingkar pinggang normal (86,67%) dan terdapat 13,33%

mahasiswa yang mengalami obesitas abdominal. Berdasarkan data yang telah

diambil, 3 dari 10 orang yang mengalami obesitas abdominal ini memiliki status

gizi normal. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada kategori status gizi yang

normal pun dapat saja terjadi obesitas abdominal. Berdasarkan data tersebut, rata-

rata ukuran lingkar pinggang mahasiswa adalah normal, yaitu 78,7 ± 7,91 cm.

Persen Lemak Tubuh

Persen lemak tubuh seseorang adalah total massa lemak dibagi dengan

total berat badan. Lemak tubuh terdiri atas lemak tubuh esensial dan simpanan

lemak tubuh. Persentase lemak tubuh essensial pada perempuan lebih besar

dibanding pada laki-laki, untuk kebutuhan dalam melahirkan dan fungsi hormon

lain (Fahey et al. 2010). Lemak tubuh pada perempuan normalnya adalah 20-30

persen dari total berat badan (Apovian 2013). Sebagian besar mahasiswa memiliki

persen lemak tubuh normal (68%). Masih terdapat sebanyak 26,67% mahasiswa

dengan persen lemak tubuh lebih dan 5,33% mahasiswa dengan persen lemak

tubuh kurang, namun rata-rata mahasiswa memiliki persen lemak tubuh normal

yaitu 26,51 ± 4,98 % (Tabel 15).

Page 27: ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · perempuan usia dewasa muda meliputi berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang, serta persen lemak tubuh, (4) mengkaji aktivitas

17

Tabel 15 Sebaran mahasiswa menurut persen lemak tubuh Kategori persen lemak tubuh n Persentase (%)

Kurang (<20%) 4 5,33

Normal (20-30%) 51 68,00

Lebih (>30%) 20 26,67

Total 75 100

Rata-rata ± SD 26,51 ± 4,98

Nilai rata-rata persen lemak tubuh dalam kategori normal salah satunya

berkaitan dengan usia mahasiswa yang masih dalam kategori dewasa muda,

dimana dengan bertambahnya usia orang dewasa, aktifitas menurun, lean body

mass menurun, sedangkan jaringan lemak bertambah (Soetardjo 2011).

Uji Hubungan Antar Variabel

Uji statistik yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antar variabel

dalam penelitian ini terdiri dari uji korelasi Pearson, Spearman dan Chi square.

Terdapat berbagai variabel yang diuji, yaitu hubungan konsumsi buah dan sayur

dengan karakteristik individu, status gizi, pengetahuan gizi dan preferensi pangan,

hubungan antar aspek pengetahuan gizi (pengetahuan, sikap dan perilaku gizi),

serta hubungan ukuran lingkar pinggang dan persen lemak tubuh dengan

konsumsi pangan terpilih, tingkat aktivitas dan riwayat sakit. Berikut disajikan

hasil uji hubungan antar variabel.

Tabel 16 Hasil uji hubungan konsumsi buah dan sayur dengan karakteristik

individu, status gizi, pengetahuan gizi dan preferensi pangan

Variabel

Konsumsi pangan

Buah Sayur

r p r p

Karakteristik

Usia 0,170 0,145 0,118 0,313

Uang saku 0,309 0,007** 0,029 0,806

Pengeluaran 0,227 0,050* 0,093 0,425

Status gizi 0,212 0,068 -0,037 0,752

Pengetahuan gizi 0,063 0,592 -0,080 0,493

Preferensi - 0,799 - 0,323

**. Hubungan signifikan pada tingkat 0,01

*. Hubungan signifikan pada tingkat 0,05

Hubungan Konsumsi Buah dan Sayur dengan Usia

Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan konsumsi

buah (r=0,170, p=0,145) dan sayur (r= 0,118, p=0,313). Hal tersebut terjadi

karena mahasiswa berada pada rentang usia yang tidak jauh dan termasuk dalam

satu golongan usia yaitu dewasa muda. Kecenderungan yang terjadi adalah positif.

Pada usia dewasa, terjadi peningkatan konsumsi buah dan sayur sejalan dengan

bertambahnya usia, yang mungkin terjadi karena peningkatan pendapatan,

pengetahuan dan lingkungan sosial (Elfhag 2008).

Page 28: ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · perempuan usia dewasa muda meliputi berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang, serta persen lemak tubuh, (4) mengkaji aktivitas

18

Hubungan Konsumsi Buah dan Sayur dengan Uang Saku

Terdapat hubungan yang signifikan antara uang saku dengan konsumsi

buah (r=0,309, p=0,007), namun tidak terdapat hubungan antara uang saku

dengan konsumsi sayur (r=0,029, p=0,806). Kecenderungannya adalah semakin

tinggi uang saku mahasiswa, maka semakin tinggi pula konsumsi buah dan

sayurnya, atau dapat dikatakan semakin tinggi ekonomi seseorang maka semakin

baragam makanan yang mampu disediakannya (Almatsier 2011). Sejalan dengan

penelitian Dibsdall et al. (2003) yang mengemukakan bahwa kelompok dengan

pendapatan yang lebih rendah mengonsumsi lebih sedikit buah dan sayur

dibandingkan kelompok dengan pendapatan lebih tinggi. Hal tersebut berkaitan

dengan prioritas pemenuhan konsumsi makanan sumber zat gizi makro.

Hubungan Konsumsi Buah dan Sayur dengan Pengeluaran (Pangan dan Non

Pangan)

Terdapat hubungan yang signifikan antara pengeluaran (pangan dan non

pangan) dengan konsumsi buah (r=0,227, p=0,050), namun tidak terdapat

hubungan antara pengeluaran dengan konsumsi sayur (r=0,093, p=0,425), dengan

kecenderungan yang sama dengan uang saku, yaitu semakin tinggi pengeluaran

mahasiswa baik pangan maupun non pangan, maka semakin tinggi pula konsumsi

buah dan sayurnya.

Hubungan Konsumsi Buah dan Sayur dengan Status Gizi

Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan

konsumsi buah (r=0,212, p=0,068) dan sayur (r=-0,037, p=0,752). Kecenderungan

yang tampak dari hasil uji hubungan tersebut adalah berbanding terbalik meskipun

tidak signifikan, dimana semakin tinggi konsumsi sayur, semakin rendah status

gizinya. Penilaian status gizi bertujuan untuk identifikasi ketidakseimbangan intek

dan kebutuhan dari berbagai zat gizi, sehingga konsumsi buah dan sayur saja

belum dapat menggambarkan status gizi seseorang (Khomsan et al. 2003).

Hubungan Konsumsi Buah dan Sayur dengan Pengetahuan Gizi

Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi dengan

konsumsi buah (r=0,063, p=0,592), maupun dengan konsumsi sayur (r=-0,080,

p=0,493). Penelitian Husein (2011) juga menunjukkan bahwa pengetahuan gizi

saja tidak dapat memprediksi konsumsi buah dan sayur. Faktor psikososial yang

paling kuat meramalkan atau menentukan konsumsi buah dan sayur adalah

pengetahuan gizi (Shaikh et al. 2008). WHO (2005) menjelaskan bahwa

kurangnya kemampuan dalam menyiapkan buah dan sayur untuk dikonsumsi

menjadi faktor lain yang menghambat konsumsinya. Hal tersebut membentuk

kebiasaan makan seseorang yang sulit untuk diubah meskipun telah dilakukan

peningkatan pengetahuan gizi.

Hubungan Konsumsi Buah dan Sayur dengan Preferensi

Tidak terdapat hubungan antara preferensi dengan konsumsi buah

(p=0,799) dan sayur (p=0,241). Tidak terdapatnya hubungan yang signifikan

antara konsumsi buah dan sayur dengan preferensi menunjukkan bahwa preferensi

hanyalah salah satu faktor yang menentukan perilaku konsumsi seseorang, dan

Page 29: ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · perempuan usia dewasa muda meliputi berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang, serta persen lemak tubuh, (4) mengkaji aktivitas

19

terdapat banyak faktor lain yang menyebabkan seseorang menonsumsi suatu

bahan pangan, dalam hal ini buah dan sayur (Hardinsyah & Briawan 1994).

Hubungan Pengetahuan Gizi, Sikap Gizi dan Praktik Gizi

Hasil uji hubungan pengetahuan gizi dengan sikap gizi (r=0,158, p=0,117)

dan praktik gizi (r=0,195, p=0,093) menunjukkan tidak adanya hubungan yang

signifikan (p>0,05), namun terdapat hubungan yang signifikan antara sikap gizi

dengan praktik (r=0,329, p=0,004), dimana semakin tinggi sikap gizi mahasiswa

maka semakin tinggi pula praktik gizinya. Tingginya pengetahuan gizi belum

tentu dapat mengindikasikan praktik gizi yang baik, dimana dalam penelitian

Banwat et al. (2012) pada masyarakat dewasa kota Nigeria Utara, hampir seluruh

responden memiliki pengetahuan gizi yang baik mengenai buah dan sayur, namun

persentase responden yang menerapkan kebiasaan konsumsi buah dan sayur yang

baik sesuai dengan anjuran masih jauh lebih rendah, yaitu 62,9%.

Tabel 17 Hasil uji hubungan ukuran lingkar pinggang dan persen lemak tubuh

dengan konsumsi pangan terpilih, tingkat aktivitas dan riwayat sakit

Variabel Ukuran lingkar pinggang Persen lemak tubuh

r p r p

Konsumsi pangan

Buah 0,293 0,011* 0,216 0,062

Sayur -0,069 0,554 0,049 0,676

Sumber karbohidrat -0,205 0,077 -0,105 0,371

Pangan tinggi lemak -0,071 0,544 -0,018 0,880

Tingkat aktivitas -0,185 0,111 -0,249 0,031*

Riwayat sakit - 0,811 - 0,885

*. Hubungan signifikan pada tingkat 0,05

Hubungan Ukuran Lingkar Pinggang dan Persen Lemak Tubuh dengan

Konsumsi Buah

Terdapat hubungan konsumsi buah dengan ukuran lingkar pinggang

(r=0,293, p=0,011), namun tidak dengan persen lemak tubuh (r=0,216, p=0,062).

Kecenderungan yang positif pada konsumsi buah dengan ukuran lingkar pinggang

bisa saja terjadi, karena berdasarkan uji hubungan antara konsumsi buah dengan

konsumsi pangan berbahan dasar tepung, seperti bakso, siomay, batagor, kwetiau,

pempek dan mie, terjadi hubungan yang signifikan (r=0,283, p=0,014), sehingga

seolah-olah semakin tinggi konsumsi buah maka semakin tinggi ukuran lingkar

pinggangnya. Park et al. (2008) menunjukkan bahwa selain konsumsi buah dan

sayur, terdapat hubungan positif antara konsumsi karbohidrat dengan lingkar

pinggang.

Hubungan Ukuran Lingkar Pinggang dan Persen Lemak Tubuh dengan

Konsumsi Sayur

Lain halnya dengan konsumsi buah, tidak terdapat hubungan yang

signifikan antara konsumsi sayur dengan ukuran lingkar pinggang (r=-0,069,

p=0,554), maupun dengan persen lemak tubuh (r=0,049, p=0,676). Hal tersebut

sejalan dengan yang diungkapkan oleh Ghalaeh (2012), bahwa tidak terdapat

Page 30: ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · perempuan usia dewasa muda meliputi berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang, serta persen lemak tubuh, (4) mengkaji aktivitas

20

hubungan yang signifikan antara konsumsi sayur dengan ukuran lingkar pinggang.

Menurutnya, tidak terdapatnya korelasi tersebut mungkin terjadi karena

rendahnya prevalensi responden dengan berat badan lebih dan mayoritas

responden memiliki status gizi dan ukuran lingkar pinggang yang normal. Namun

demikian, kecenderungan yang ditunjukkan adalah negatif, yang berarti konsumsi

semakin tinggi konsumsi sayur maka semakin rendah ukuran lingkar

pinggangnya.

Hubungan Ukuran Lingkar Pinggang dan Persen Lemak Tubuh dengan

Konsumsi Sumber Karbohidrat

Tidak terdapat hubungan antara konsumsi sumber karbohidrat terpilih

(nasi, kentang, mie dan roti) baik dengan ukuran lingkar pinggang (r=-0,205,

p=0,077) maupun dengan persen lemak tubuh (r=-0,105, p=0,371). Hal tersebut

dapat terjadi karena pada penelitian ini hanya frekuensi konsumsi yang

diperhitungkan dan digunakan dalam uji hubungan, sedangkan penelitian Park et

al. (2008) yang menunjukkan adanya hubungan positif antara konsumsi

karbohidrat dengan lingkar pinggang menggunakan jumlah asupan karbohidrat

total yang dikonsumi.

Hubungan Ukuran Lingkar Pinggang dan Persen Lemak Tubuh dengan

Konsumsi Pangan Tinggi lemak

Tidak terdapat hubungan antara konsumsi pangan tinggi lemak terpilih

(ayam, gorengan dan susu) baik dengan ukuran lingkar pinggang (r=-0,071,

p=0,544) maupun dengan persen lemak tubuh (r=-0,018, p=0,880). Menurut Elliot

et al. (2011), tidak terdapat hubungan yang signifikan antara ukuran lingkar

pinggang dengan persentase asupan zat gizi makro karbohidrat, protein maupun

lemak, meskipun pada responden dengan indeks massa tubuh dan lingkar

pinggang yang tinggi memiliki kecenderungan konsumsi yang juga lebih tinggi.

Hubungan Ukuran Lingkar Pinggang dan Persen Lemak Tubuh dengan

Aktivitas Fisik

Hasil uji hubungan menunjukkan hubungan berbanding terbalik yang

signifikan antara tingkat aktivitas dengan persen lemak tubuh (r=-0,249, p=0,031),

namun tidak terdapat hubungan antara tingkat aktivitas dengan ukuran lingkar

pinggang (r=-0,185, p=0,111). Bar-Or dan Rowland (2004) menyatakan bahwa

tingginya kuantitas aktivitas fisik diperlukan untuk mengurangi lemak tubuh,

terutama berkaitan dengan pengaturan berat badan.

Hubungan Ukuran Lingkar Pinggang dan Persen Lemak Tubuh dengan

Riwayat Sakit

Tidak terdapat hubungan antara riwayat sakit yang dialami responden

selama sebulan terakhir dengan ukuran lingkar pinggang (p=0,811) dan persen

lemak tubuh (p=0,885). Hal tersebut dapat terjadi karena hanya sekitar 17,33%

mahasiswa yang memiliki riwayat sakit tersebut dan tidak terdapat penurunan

berat badan yang signifikan yang disebabkan oleh penyakit yang dialaminya.

Page 31: ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · perempuan usia dewasa muda meliputi berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang, serta persen lemak tubuh, (4) mengkaji aktivitas

21

Uji Pengaruh Antar Variabel

Uji pengaruh atau regresi menggunakan software SAS 9.1.3 Portable.

Model regresi yang digunakan adalah multiplicative regression test dengan alasan

model respon belum diketahui dan antar variabel dapat saling berinteraksi dalam

memproduksi respon. Berikut merupakan tampilan output uji regresi:

Stepwise Selection: Step 1

Variable x18 Entered: R-Square = 0.0366 and C(p) = 0.4050

Analysis of Variance

Sum of

Squares

Mean

Square

Source DF F value Pr > F

Model 1 0,02449 0,02449 2,77 0,1000

Error 73 0,64414 0,00882

Corrected Total 74 0,66862

Parameter Standard

Variable Estimate Error Type II SS F Value Pr > F

Intercept 4,48039 0,07249 33,71062 3820,43 <,0001

X18 -0,28169 0,16910 0,02449 2,77 0,1000

Satu-satunya faktor yang berpengaruh signifikan terhadap ukuran lingkar

pinggang (Y) adalah aktivitas fisik (X18). Nilai R-Square mengindikasikan bahwa

aktivitas fisik berpengaruh sebesar 3,66% pada ukuran lingkar pinggang,

sedangkan selebihnya (96,34%) berkaitan dengan faktor lain. Model persamaan

regresi yang diperoleh adalah Y = 4,48039 X18-0,28169

yang berarti peningkatan

satu satuan aktivitas fisik menurunkan 1,28 kali ukuran lingkar pinggang.

Aktivitas fisik merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap obesitas

abdominal yang diukur melalui lingkar pinggang, pada perempuan (Paek & Hong

2006). Penelitian tersebut mengolah data sekunder Korean National Health and

Nutrition Examination Survey tahun 2001dengan contoh yang berusia di bawah 20

tahun, dan dari hasil uji regresi dikemukakan bahwa tingkat pendidikan,

pendapatan, durasi merokok, dan aktivitas fisik mempengaruhi lingkar pinggang.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Contoh dalam penelitian ini merupakan mahasiswa perempuan yang

seluruhnya tergolong dalam usia dewasa muda dengan usia berkisar 18-22 tahun.

Lebih dari 90% mahasiswa memiliki jumlah uang saku per bulan di atas kategori

miskin menurut WHO, dengan rata-rata pengeluaran pangan lebih besar daripada

pengeluaran non pangan. Sebagian besar mahasiswa memiliki pengetahuan dan

sikap gizi yang baik, namun pada praktik gizi, sebagian besar hanya mencapai

kategori sedang. Mayoritas mahasiswa dalam penelitian ini berada pada kategori

status gizi, ukuran lingkar pinggang dan persen lemak tubuh yang normal, dengan

aktivitas fisik rata-rata termasuk dalam tingkat aktivitas yang rendah. Hampir

Page 32: ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · perempuan usia dewasa muda meliputi berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang, serta persen lemak tubuh, (4) mengkaji aktivitas

22

seluruh mahasiswa menyukai buah, dan hanya 12% saja mahasiswa yang tidak

menyukai sayur, namun pada kenyataannya konsumsi buah dan sayur sebagian

besar mahasiswa masih kurang dari yang dianjurkan WHO yaitu 3-5 porsi sehari.

Pangan sumber karbohidrat yang paling banyak dikonsumsi mahasiswa adalah

nasi, sedangkan pangan tinggi lemak yang paling banyak dikonsumsi adalah susu.

Terdapat hubungan yang signifikan (p<0,05) antara konsumsi buah dengan

uang saku dan pengeluaran (pangan dan non pangan), namun tidak terdapat

hubungan yang signifikan (p>0,05) antara konsumsi buah dengan usia, status gizi,

preferensi, pengetahuan gizi. Selanjutnya, konsumsi sayur tidak memiliki

hubungan yang signifikan (p>0,05) dengan seluruh variabel yaitu usia, uang saku,

pengeluaran, status gizi, pengetahuan gizi dan preferensi. Konsumsi buah

memiliki hubungan signifikan (p<0,05) dengan ukuran lingkar pinggang,

sedangkan aktivitas fisik memiliki hubungan signifikan (p<0,05) dengan persen

lemak tubuh. Berbagai variabel yang berhubungan dengan ukuran lingkar

pinggang, namun hanya satu variabel yang memiliki pengaruh signifikan

terhadapnya, yaitu aktivitas fisik. Konsumsi beberapa jenis buah, sayur, sumber

karbohidrat dan pangan tinggi lemak terpilih tidak memiliki pengaruh terhadap

ukuran lingkar pinggang.

Saran

Peneliti memahami kekurangan dari penelitian ini, sehingga metode

intervensi dirasa adalah metode yang tepat agar pendekatan menuju hasil yang

diharapkan menjadi lebih baik. Kemudian, sebaiknya diberikan bimbingan kepada

responden dalam mengisi kuesioner, sehingga jawaban yang diberikan tepat

dengan yang dibutuhkan oleh peneliti terutama dalam pengisian food frequency

quetionaires. Selain itu, sebaiknya usia dari subjek penelitian lebih beragam

sehingga dapat diperoleh model regresi dan hasil yang lebih baik.

Perlu dilakukan suatu cara, seperti membuat poster atau publikasi

mengenai pentingnya konsumsi buah dan sayur bagi kesehatan beserta dampak

jika tidak mengonsumsinya, untuk meningkatkan konsumsi buah dan sayur pada

mahasiswa, mengingat konsumsinya masih berada di bawah anjuran konsumsi

buah dan sayur, yaitu 5-8 porsi sehari meskipun pengetahuan dan sikap gizinya

sudah baik.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama.

Almatsier S. 2011. Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama.

Apovian C. 2013. Di dalam: Anna LK. 2013. Mengukur lemak tubuh.

http://health.kompas.com/read/2013/03/18/12014637/Mengukur.Lemak.T

ubuh. (9 Mei 2013).

Page 33: ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · perempuan usia dewasa muda meliputi berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang, serta persen lemak tubuh, (4) mengkaji aktivitas

23

Banwat ME, Lar LA, Daboer J, Audu S, Lassa S. 2012. Knowledge and Intake of

Fruit and Vegetables Consumption among Adults in an Urban Community

in North Central Nigeria. The Nigerian Health Journal 2012; Vol. 12, 1.

Bar-Or O, Rowland TW, Thomas W. 2004. Pediatric Exercise Medicine: From

Physiologic Principles to Health Care Application. Champaign, IL:

Human Kinetics.

[BKKBN] Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. 1998.

Gerakan Keluarga Berencana Nasional. Jakarta: Kantor Menteri Negara

Kependudukan.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Persentase Pengeluaran Rata-rata per Kapita

Sebulan Menurut Kelompok Barang Indonesia, tahun 2009, 2002-2012.

www.bps.go.id. (27 Mei 2013).

Breslow L. 2002. Encyclopedia of Public Health. USA: Macmillan Reference.

Cochran WG. 1982. Sampling Technique. New York: John Wiley and Son.

Contento I. 2011. Nutrition Education: Linking Research, Theory, and Practice.

Ed. 2. London: Jones and Barlett Publisher.

Data Statistik Indonesia. 2013. Rata-rata anggota rumah tangga.

http://www.datastatistik-indonesia.com/portal. (27 Mei 2013).

[DEPKES] Departemen Kesehatan RI. 2011. Laporan Riset Kesehatan Dasar

Tahun 2010. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Departemen Kesehatan RI.

[DEPTAN] Departemen Pertanian RI. 2010. Konsumsi buah dan sayur Indonesia.

Di dalam: Anonim. 2011. Diet sehat dengan 5 porsi buah dan sayur.

http://www.suarapembaruan.com/gayahidup/diet-sehat-dengan-5-porsi-

buah-dan-sayur/5152. (4 Oktober 2012).

Dibsdall LA et al. 2003. Low-income consumers' attitudes and behaviour towards

access, availability and motivation to eat fruit and vegetables. Public

Health Nutrition 6:159-168.

Du H et al. 2010. Dietary fiber and subsequent changes in body weight and waist

circumference in European men and women. Am J Clin Nutr 2010;

91:329–36.

Elfhag K et al. 2008. Consumption of fruit, vegetables, sweets and soft drinks are

associated with psychological dimensions of eating behaviour in parents

and their 12-year-old children. Public Health Nutrition 11:914-923.

Elizabeth, Sanjur D. 1981. Di dalam: Suhardjo. 1989. Sosio Budaya Gizi. Bogor:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan PAU Pangan dan Gizi, Institut

Pertanian Bogor.

Elliot SA. 2011. Associations of body mass index and waist circumference with:

energy intake and percentage energy from macronutrients, in a cohort of

australian children. Nutrition Journal 2011; 10:58 doi:10.1186/1475-2891-

10-58.

Esmaillzadeh A. et al. 2006. Fruit and vegetable intakes, C-reactive protein, and

the metabolic syndrome. Am J Clin Nutr 2006; 84:1489-97.

Fahey T, Insel P, Roth W. 2010. Body Composition, Fit & Well: Core Concepts

and Labs in Physical Fitness and Wellness. New York: McGraw-Hill.

ISBN 978-0-07-352379-8.

Page 34: ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · perempuan usia dewasa muda meliputi berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang, serta persen lemak tubuh, (4) mengkaji aktivitas

24

Ghalaeh RS, Gholi Z, Bank SS, Azadbakht L. 2012. Fruit and vegetable intake,

body mass index and waist circumference among young female students in

Isfahan. J Educ Health Promot. 2012; 1: 29.

Gallagher ML. 2008. The Nutrients and Their Metabolism. Di dalam: Saunders,

editor. Krause’s Food and Nutrition Therapy. USA: Elsevier Inc. hlm. 39-

135.

Gibney M et al. 2009. Gizi Kesehatan Masyarakat. Hartono A. Penerjemah;

Widyastuti P, Hardiyanti EA, editor. Jakarta: EGC. Terjemahan dari:

Public Health Nutrition.

Hardinsyah, Briawan D. 1994. Penilaian dan perencanaan asupan pangan. Bogor:

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

__________________, Retnaningsih, Herawati T, Wijaya R. 2002. Analisis

Kebutuhan Konsumsi Pangan. Jakarta: Badan Bimas Ketahanan Pangan,

Deptan.

Hurst M. 2008. Hurst Reviews Pathophysiology Review. USA: The McGraw-Hill

Companies, Inc.

Husein RA. 2011. Can knowledge alone predict vegetable and fruit consumption

among adolescents? A transtheoretical model perspective. J Egypt Public

Health Assoc. 2011;86(5-6):95-103.

Hyvönen N, Heino J, Leinonen M. 2013. Computational methods in inverse

problems. Twelfth lecture, 22 Februari 2013. Aalto University.

Jalal F, Lupito NI, Susanti N, Oenzil F. 2006. Hubungan lingkar pinggang dengan

kadar gula darah, trigliserida dan tekanan darah pada etnis Minang di

Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Padang: Fakultas

Kedokteran, Universitas Andalas.

Khomsan A. 2000. Teknik pengukuran pengetahuan gizi. Bogor: Fakultas Ekologi

Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Kuriyan R et al. 2012. Potential factors related ro waist circumference in urban

South Indian children. Indian Perdiatrics. Vol 49:124-128.

[NHLBI] National Heart, Lung, Blood Institute. 1998. Clinical guidelines on the

identification, evaluation, and treatment of overweight and obesity in

adults – The evidence report. Obes Res 1998; 6:51S-209S. Di dalam:

IOM. 2003. Weight Management: State of The Science and Opportunities

for Military Programs. Washington D.C: The National Academies Press.

Paek KW, Hong YM. 2006. Health behavior factors affecting waist circumference

as an indicator of abdominal obesity. J Prev Med Public Health. 2006

Jan;39(1):59-66.

Park S, Park MS, Ko JA. 2008. The association between carbohydrate intake and

waist circumference. Korean J Obes. 2008 Dec;17(4):175-181.

Pasman WJ, Saris WH, Wauters MA, Westerterp-Plantenga MS. 1997. Effect of

one week of fibre supplementation on hunger and satiety ratings and

energy intake. Appetite 1997; 29:77-87.

Rigaud D, Paycha F, Meulemans A, Merrouche M, Mignon M. 1998. Effect of

psyllium on gastric emptying, hunger feeling and food intake in normal

volunteers: a double blind study. Eur J Clin Nutr 1998; 52:239-245.

Sandjaja et al. 2010. Kamus Gizi: Pelengkap Kesehatan Keluarga. Jakarta:

Kompas.

Page 35: ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · perempuan usia dewasa muda meliputi berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang, serta persen lemak tubuh, (4) mengkaji aktivitas

25

Shaikh AR, et al. 2008. Psychosocial Predictors of Fruit and Vegetable

Consumption in Adults: A Review of the Literature. American Journal of

Preventive Medicine 34:535-543.e11

Spark A. 2007. Nutrition in Public Health. New York: CRC Press.

Soetardjo. 2011. Gizi usia dewasa. Di dalam: Almatsier S, editor. 2011. Gizi

Seimbang dalam Daur Kehidupan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

hlm. 349-375.

Sukandar D. 2009. Studi sosial ekonomi, aspek pangan, gizi dan sanitasi. Bogor:

Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut

Pertanian Bogor.

Susilowati. 2008. Pengukuran status gizi dengan antropometri gizi. Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Jendral Ahmad Yani.

Wahyu GG. 2011. Obesitas pada Anak. Yogyakarta: B First.

WHO Expert Comitee. 1995. Physical Status: The Use and Interpretation of

Anthropometry. Switzerland: World Health Organization.

FAO/WHO/UNU Expert Consultation. 2004. Human energy requirements:

Energy Requirement of Adults. http://www.fao.org/docrep/

007/y5686e/y5686e07.htm. (19 Juni 2013).

[WHO] World Health Organization. 2005. Effectiveness of interventions and

programmes promoting fruit and vegetable intake. WHO: Geneva,

Switzerland.

[WHO] World Health Organization. 2008. Overweight and obesity.

http://www.who.org (29 September 2012).

Page 36: ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · perempuan usia dewasa muda meliputi berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang, serta persen lemak tubuh, (4) mengkaji aktivitas

26

Lampiran 1

KUESIONER PENELITIAN

ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR DENGAN

UKURAN LINGKAR PINGGANG PADA PEREMPUAN USIA

DEWASA MUDA

“Saya yang bertanda tangan di bawah ini bersedia menjadi objek penelitian dan

bersedia mengisi data berikut dengan sebenar-benarnya tanpa paksaan dari

siapapun.”

Tanda tangan

(…………….…)

Sheet 1: Cover

Nama Lengkap : G1___________________________________________

NIM : G2___________________________________________

Tempat Tinggal : G3___________________________________________

Tanggal Lahir : G4___________________________________________

No. Telepon/HP : G5___________________________________________

Berat Badan : G6_______________________________________kg

Tinggi Badan : G7_______________________________________cm

Lingkar Pinggang : G8_______________________________________cm

Golongan Darah : G9___________________________________________

Tanggal Pengisian : G10__________________________________________

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2013

Page 37: ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · perempuan usia dewasa muda meliputi berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang, serta persen lemak tubuh, (4) mengkaji aktivitas

27

Sheet 2: KarIndv

A. Data Karakteristik Individu

1. Uang saku per bulan: Rp ________________________________/bulan [A1]

2. Sumber uang saku/biaya hidup [A2]

a. Orang tua, sebesar Rp ______________________________/bulan [A21]

b. Beasiswa, sebesar Rp ______________________________/bulan [A22]

c. Lainnya, __________(sebutkan) [A231], sejumlah Rp ___________/bulan [A232]

3. Alokasi biaya hidup untuk pangan dalam 1 bulan Rp ______ [A3]

4. Alokasi biaya hidup untuk non pangan dalam 1 bulan [A4]

a. Keperluan rumah tangga (listrik, kosan, dll) Rp _________ [A41]

b. Keperluan akademik (buku, fotokopi, alat tulis, dll) Rp _________ [A42]

c. Keperluan pribadi (perlengkapan mandi, dll) Rp _________ [A43]

d. Hiburan Rp _________ [A44]

e. Biaya transportasi Rp _________ [A45]

f. Biaya pulsa Rp _________ [A46]

g. Lainnya ___________(sebutkan) [A461], sebesar Rp ___________/bulan [A462]

5. Apakah dalam 1 bulan ini Anda pernah sakit yang menyebabkan penurunan berat badan?

(Ya/Tidak) [A5], jika ya sebutkan:

a. ……………………………………….. [A51]

b. ……………………………………….. [A52]

6. Apakah Anda suka memakan buah? Ya/Tidak [A6]

7. Apakah Anda suka memakan sayur? Ya/Tidak [A7]

B. Data Keluarga

B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8

No. Nama Status dlm

keluarga *)

JK

(L/P) Umur

Pendidikan

terakhir **) Pekerjaan ***)

Status gizi (kualitatif)

Keterangan:

*) : (1) Ayah; (2) Ibu; (3) Anak; (4) Lainnya, sebutkan…

**) : (0) Belum sekolah; (1) Tidak sekolah; (2) SD; (3) SLTP; (4) SLTA; (5) PT

***) : (0) Tidak bekerja; (1) Petani; (2) Pedagang; (3) PNS/ABRI/Polisi;

(4) Karyawan swasta; (5) Wiraswasta; (6) IRT; (7) Buruh; (8) Lainnya______

Sheet 3: PengGiz

C. Pengetahuan Gizi Pilihlah jawaban yang Anda anggap benar.

[C1] Apakah Anda sebelumnya pernah mendengar dan mengetahui istilah PUGS (Pedoman

Umum Gizi seimbang]?

1. Ya 2. Tidak 3. Ragu

[C2] Makanan yang beragam adalah makanan yang mengandung bahan makanan sumber …

1. Zat tenaga, zat pembangun, dan zat pemelihara

Page 38: ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · perempuan usia dewasa muda meliputi berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang, serta persen lemak tubuh, (4) mengkaji aktivitas

28

2. Zat tenaga, zat pemelihara, dan zat pengatur

3. Zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur

[C3] Berapa rata-rata kecukupan energi manusia dewasa?

1. 1800 kkal 2. 2000 kkal 3. 2200 kkal

[C4] Apa akibat kekurangan iodium?

1. Gangguan pencernaan

2. Hipertensi (tekanan darah tinggi)

3. Penyakit Gondok

[C5] Manakah dari beberapa jenis pangan di bawah ini yang merupakan sumber zat besi?

1. Daging, hati dan bayam

2. Ikan teri, kubis dan wortel

3. Kubis, ayam dan bebek

[C6] Apakah akibatnya jika tidak sarapan?

1. Kadar gula darah stabil

2. Konsentrasi menurun

3. Mampu menjalankan aktivitas optimal

[C7] Berapa liter air minum yang dianjurkan un tuk dikonsumsi dalam sehari?

1. 1 liter 2. 2 liter 3. 3 liter

[C8] Penyakit apa yang umumnya terjadi akibat gangguan pencernaan yang berasal bakteri

atau virus yang mengkontaminasi makanan atau air minum?

1. Diare 2. Maag 3. a dan b benar

[C9] Apa isi keterangan penting dalam label makanan yang dikemas?

1. Jenis makanan, komposisi bahan dan tanggal kadaluarsa

2. Berat kotor, komposisi bahan dan jenis makanan

3. Informasi yang mengecoh konsumen

[C10] Berapa lama ASI eksklusif yang dianjurkan untuka diberikan kepada bayi?

1. 1-4 bulan

2. 0-6 bulan

3. 0-2 tahun

[C11] PUFA (Polyunsaturated fattic acid) terutama ditemukan pada ...

1. Minyak sayur 2. Daging 3. Mie kering

[C12] Bahan makanan mana yang dipercaya dapat mencegah efek pada beberapa macam

kanker?

1. Daging 2. Ikan 3. Buah

[C13] Anjuran untuk mengkonsumsi buah dan sayur ada sebanyak… dalam sehari.

1. 1-3 porsi 2. 3-5 porsi 3. 5-7 porsi

[C14] Berikut yang bukan merupakan zat antioksidan adalah …

1. Vitamin C 2. Seng 3. Vitamin E

[C15] Salah satu manfaat yang didapatkan jika mengkonsumsi lebih banyak buah dan sayur

adalah …

1. Dapat mencegah penyakit jantung

2. Dapat mencegah maag

3. Dapat mencegah leukimia

Sheet 4:SikapGz

D. Sikap Gizi

Beri tanda checklist ( ) pada kolom persetujuan jika Anda setuju dengan pernyataannya.

No. Pernyataan Kode Persetujuan

1. Tidak ada satupun jenis bahan makanan yang lengkap kandungan zat gizinya.

D1

2. Konsumsi makanan pokok setara dengan 3-4 piring sehari untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat.

D2

3. Lemak dan minyak membantuk penyerapan vitamin A, D,E, K, serta menambah lezatnya makanan.

D3

4. Tidak ada hubungan konsumsi iodium dengan kecerdasan. D4

5. Vitamin, mineral dan serat penting untuk menjaga kesehatan tubuh, serta banyak terkandung dalam buah dan sayur.

D5

Page 39: ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · perempuan usia dewasa muda meliputi berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang, serta persen lemak tubuh, (4) mengkaji aktivitas

29

D. Sikap Gizi (lanjutan)

Beri tanda checklist ( ) pada kolom persetujuan jika Anda setuju dengan pernyataannya.

No. Pernyataan Kode Persetujuan

6. Tingkat penyerapan zat besi yang berasal dari pangan nabati lebih baik dari pangan hewani.

D6

7. Tidak sarapan merupakan salah satu diet untuk menurunkan berat badan.

D7

8. Setiap hari dianjurkan minum air 2 liter (8 gelas) untuk menjaga kesehatan.

D8

9. Orang yang sudah kurus tidak perlu melakukan aktivitas fisik atau olahraga rutin.

D9

10. Label bagi kemasan itu tidak penting, karena makanan dari pabrik sudah terjamin keamanannya.

D10

Sheet 4: PrakGz

E. Praktik Gizi Lingkari angka di bawah ini sesuai dengan praktik yang Anda lakukan.

Kode Pernyataan Tidak

pernah Kadang-kadang

Sering Selalu

E1 Apakah dalam sehari Anda mengkonsumsi makanan pokok setara dengan 3-4 piring nasi?

1 2 3 4

E2 Apakah dalam sehari Anda mengkonsumsi gula paling banyak 3-4 sendok makan?

1 2 3 4

E3 Apakah setiap hari Anda mengkonsumsi pangan sumber zat besi, seperti lauk hewani dan sayuran hijau?

1 2 3 4

E4 Apakah pada setiap sarapan Anda mengkonsumsi lauk pauk dan sayur atau buah?

1 2 3 4

E5 Apakah setiap hari Anda minum air yang telah dimasak atau air mineral minimal sebanyak 8 gelas?

1 2 3 4

E6 Apakah Anda mengkonsumsi buah setiap hari? 1 2 3 4

E7 Apakah Anda mengkonsumsi sayur setiap sehari? 1 2 3 4

E8 Apakah Anda melakukan olahraga yang teratur? 1 2 3 4

E9 Saat makan, apakah Anda memilih warung makan dengan memperhatikan faktor kebersihan tempat maupun pedagang?

1 2 3 4

E10 Apakah Anda selalu membaca label di setiap kemasan pangan yang Anda beli atau konsumsi?

1 2 3 4

Sheet 4: FrekPang

F. Kuesioner Frekuensi Pangan Isilah pada salah satu kolom saja.

F1 No.

F2 Jenis Pangan

Frekuensi pangan … kali per

F3 Hari

F4 Minggu

F5 Bulan

F6 Tahun

1. Serealia dan Umbi-umbian

a. Nasi

b. Jagung

c. Singkong (goreng/rebus)*

d. Ubi jalar

e. Kentang (goreng/rebus)*

f. ………….

2. Pangan Hewani

a. Daging ayam

b. Daging sapi

c. Daging kambing

d. Telur ayam

e. Telur bebek

Page 40: ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · perempuan usia dewasa muda meliputi berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang, serta persen lemak tubuh, (4) mengkaji aktivitas

30

F. Kuesioner Frekuensi Pangan (lanjutan) Isilah pada salah satu kolom saja.

F1 No.

F2 Jenis Pangan

Frekuensi pangan … kali per

F3 Hari

F4 Minggu

F5 Bulan

F6 Tahun

f. Ikan teri

g. Ikan kembung

h. Ikan tongkol

i. Ikan lele

j. Ikan mas

k. Ikan asin

l. Kepiting

m. Cumi

n. Susu

o. Keju

p. Madu

q. …………….

3. Kacang-kacangan dan Polong-polongan

a. Tahu

b. Tempe

c. Kacang tanah

d. Kacang hijau

e. Kacang kapri

f. ……………..

4. Buah-buahan

a. Jambu

b. Pepaya

c. Semangka

d. Melon

e. Mangga

f. Nanas

g. Pisang

h. Nangka

i. Rambutan

j. Jeruk

k. Salak

l. Durian

m. Duku

n. Kedondong

o. Alpukat

p. Belimbing

q. Kelapa muda

r. Sirsak

s. Manggis

t. Stroberi

u. Pear

v. Apel

w. Buah naga

x. ……………

5. Sayuran

a. Bayam

b. Kangkung

c. Sawi

d. Wortel

e. Kol

f. Daun singkong

g. Daun pepaya

h. Daun melinjo

i. Kacang panjang

j. Buncis

k. Terong

Page 41: ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · perempuan usia dewasa muda meliputi berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang, serta persen lemak tubuh, (4) mengkaji aktivitas

31

F. Kuesioner Frekuensi Pangan (lanjutan) Isilah pada salah satu kolom saja.

F1 No.

F2 Jenis Pangan

Frekuensi pangan … kali per

F3 Hari

F4 Minggu

F5 Bulan

F6 Tahun

l. Baby corn

m. Selada

n. Labu siam

o. Tomat

p. Timun

q. Pare

r. …………….

6. Pangan berbahan dasar tepung (makan besar)

a. Bakso

b. Siomay

c. Batagor

d. Kwetiau

e. Pempek

f. Mie

g. ………….

7. Pangan berbahan dasar tepung (snack)

a. Roti/kue (………………………)

b. Biskuit

c. Bakwan

d. Cakue

e. Gorengan (………………………)

f. ………….

8. Pangan lain

a. Gula

b. Teh

c. Kopi

d. Saus

e. Kerupuk

f. Kecap

g. Es krim

h. Yoghurt

i. Agar-agar

j. …………..

k. …………..

l. …………..

m. …………..

n. …………..

Sheet 5: Recall Aktivitas

Isilah sesuai yang dikerjakan umumnya sehari-hari.

Waktu Aktivitas Durasi (jam)

Pagi (Bangun tidur - 12.00)

Siang (12.00 – 16.00)

Sore (16.00 – 19.00)

Malam (19.00 – tidur)

Mohon diisi dengan durasi Anda tidur malam …. Jumlah durasi selama 1 hari 24

Page 42: ANALISIS HUBUNGAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR … · perempuan usia dewasa muda meliputi berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang, serta persen lemak tubuh, (4) mengkaji aktivitas

32

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 24 Oktober 1991 di Bekasi, anak ketiga

dari lima bersaudara pasangan Bapak Djoko Wibowo Sunindyo dan Ibu RR.

Yustiardhani. Tahun 2003 penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDI

Darussalam Bekasi dan menyelesaikan sekolah menengah pertama di SLTPI

Darussalam Bekasi pada tahun 2006. Tahun 2009, penulis menyelesaikan sekolah

menengah atasnya di SMA Negeri 4 Magelang.

Penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB)

Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia Angkatan 2009 (46)

melalui jalur Seleksi Nasional Menuju Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)

tahun 2009. Selama masa kuliah penulis aktif di organisasi kemahasiswaan

HIMAGIZI (Himpunan Mahasiswa Ilmu Gizi) sebagai staff divisi Informasi dan

Komunikasi. Penulis juga ikut aktif dalam berbagai kepanitiaan seperti staff divisi

Humas INVESTMENT (Investation for Environment) 2010, staff divisi Desain,

Dekorasi dan Dokumentasi Nutrition Fair 2010, staff divisi PDD Masa Perkenalan

Fakultas Ekologi Manusia dan Masa Perkenalan Departemen Gizi Masyarakat

2011, staff divisi PDD Kampanye Sarapan Sehat 2012, serta staff IT Seminar

Nasional Pangan dan Gizi (SEMNAS PAGI) 2013.

Penulis memiliki pengalaman kerja di bidang broadcasting pada tahun

2006, serta menjadi Nutritionist pada Pekan Sarapan Nasional oleh Koko Crunch

Nestle tahun 2013. Pada bulan Juli-Agustus 2013 penulis melaksanakan Kuliah

Kerja Profesi di Desa Margaayu, Kecamatan Margasari, Kabupaten Tegal dan

Maret 2013 penulis mengikuti Internship Dietetik (ID) di Rumah Sakit Islam

Jakarta Pondok Kopi. Penulis juga pernah menjadi Asisten Praktikum Mata

Kuliah Analisis Data Pangan dan Gizi, serta Mata Kuliah Ekologi Pangan dan

Gizi tahun 2013.