analisis finansial usaha kerupuk -...

94
ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK (Studi Kasus: Kerupuk Suka Asih (SKS) di Pondok Labu, Jakarta Selatan) Taufan Sukmo Santoso PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERTANIAN/ AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2008 M/ 1429 H

Upload: lelien

Post on 02-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK (Studi Kasus: Kerupuk Suka Asih (SKS) di Pondok Labu, Jakarta Selatan)

Taufan Sukmo Santoso

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERTANIAN/ AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2008 M/ 1429 H

Page 2: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

66

ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK (Studi Kasus: Kerupuk Suka Asih (SKS) di Pondok Labu, Jakarta Selatan)

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pertanian Pada Prodi Sosial Ekonomi Pertanian/ Agribisnis

Oleh: Taufan Sukmo Santoso

101092123411

Menyetujui Pembimbing I Pembimbing II Indoyama Nasaruddin SE, MAB Eny Dwiningsih, S.TP, M.Si

Mengetahui Ketua Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis

Ir. Lilis Imamah Ichdayati, M.Si NIP. 131861314

Page 3: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

67

ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK (Studi Kasus: Kerupuk Suka Asih (SKS) di Pondok Labu, Jakarta Selatan)

Oleh: Taufan Sukmo Santoso

101092123411

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada

Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/ Agribisnis

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERTANIAN/ AGRIBISNIS

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2008 M/ 1429 H

Page 4: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

68

PENGESAHAN UJIAN

Skripsi yang berjudul “Analisis Finansial Usaha Kerupuk (Studi Kasus: Kerupuk Suka Asih (SKS) di Pondok Labu, Jakarta Selatan)” yang ditulis oleh Taufan Sukmo Santoso, NIM 101092023411 telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 18 Maret 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/ Agribisnis.

Menyetujui:

Penguji I, Penguji II, Ir. Setyo Adhie, MM Ir. Lilis Imamah Ichdayati, M.Si Pembimbing I, Pembimbing II, Indoyama Nasaruddin, MAB Eny Dwiningsih, M.Si

Mengetahui: Dekan Ketua Program Studi Fakultas Sains dan Teknologi Sosial Ekonomi Pertanian/

Agribisnis. DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis Ir. Lilis Imamah Ichdayati, M.Si NIP. 150 317 956 NIP. 131 861 314

Page 5: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

69

PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Maret 2008

Taufan Sukmo S 101092023411

Page 6: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

70

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum.wr.wb

Alhamdulillaahirabbil’aalamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-NYA sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Finansial Usaha

Kerupuk (Studi Kasus: kerupuk Suka Asih (SKS) di Pondok Labu, Jakarta

Selatan). Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan kita yang

dimuliakan oleh Allah SWT baginda besar Nabi Muhammad SAW, yang telah

menuntun umat manusia dari zaman jahiliyah menuju yang diridhoi oleh-NYA.

Selama penulisan skripsi, penulis banyak sekali mengalami hambatan dan

keterbatasan dalam hal persiapan, penyusunan maupun tahap penyelesaiannya.

Namun demikian banyak pelajaran yang dapat dipetik dari penyusunan skripsi ini.

Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak

yang telah memberikan bimbingan, arahan, dorongan, serta kemudahan dalam

menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada :

1. Allah AWT, sujud syukurku atas rahmat dan kasih sayang-MU yang telah

memberikan segalanya, yang membuat semua hal menjadi mungkin dan

yang membuat sulit menjadi mudah.

2. Ayahanda H. Amenan Affandy dan Ibunda Hj. Siti Djamilah tercinta, yang

telah memberikan segala cinta, do’a, kasih sayang dengan sabar mendidik

ananda serta dukungan moril maupun materil selama ini sehingga ananda

dapat menyelesaikan studi ini hingga selesai.

3. Kakanda-kakanda tercinta : Keluarga H. Subandrio, keluarga Firdaus,

keluarga Budi P.S, keluarga Buyung (untuk mbak rona’ thank’s ya mbak

atas kirimannya), keluarga Yani, keluarga Didin (trimakasih ya mas untuk

sgala nasehat dan dukunganya’ Semoga Allah SWT memberikan pahala

atas jasa-jasa mas untuk keluarga..Amin, mbak Nia thank’s ya for

flasdiskNya maaf kelamaan minjemnya heee), keluarga Budi, keluarga

Subuh, keluarga Teguh, dan Mas’ Bachtiar (cepet2 nikah ya’) serta semua

Page 7: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

71

keponakkanku yang lucu-lucu yang semuanya memberikan dukungan

segala-galanya, saya bersyukur telah diberikan kakanda dan saudara –

saudara yang sayang sama saya.

4. Bapak Indoyama Nasruddin SE, MAB sebagai dosen pembimbing I dan

Ibu Eny Dwiningsih, STP, M.Si sebagai dosen pembimbing II yang telah

sabar memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan pahala atas

jasa-jasa yang telah bapak dan ibu berikan kepada penulis.

5. Ir. Setyo Adhie, MM dan Ir. Lilis Imamah Ichdayati, M.Si selaku dosen

penguji yang telah memberikan saran demi kesempurnaan penulisan ini.

6. Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis. Selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Ir. Lilis Imamah Ichdayati, M.Si dan Ir. Achmad Tjachja M.Si selaku

Ketua Program Studi serta Sekretaris Program Studi Sosial Ekonomi

Pertanian.

8. Seluruh dosen program studi sosial ekonomi pertanian/agribisnis yang

tidak dapat penulis sebutkan namanya satu-satunya yang telah

memberikan ilmu kepada penulis dalam proses perkuliahan.

9. Bapak Wadud, Ibu Ofa, P’Gun, Niki dan seluruh staf akademik yang telah

memfasilitasi penulis selama ini dan perpustakaan Fakultas Sains dan

Teknologi yang telah membantu penulis untuk melengkapi referensi yang

diibutuhkan penulis.

10. Bapak Manan selaku Pimpinan Usaha Kerupuk SKS, dan kepada seluruh

karyawan Kerupuk SKS yang telah bersedia memberikan informasi serta

tempat untuk penelitian.

11. Ade Lili M, Putri dan Sari Murni terima kasih untuk pengertian, waktu,

mendengarkan segala keluhan, dan doanya.

12. Sobat-sobat yang selalu setia mengisi hari-hariku, Aditia F, AconK, C.

”Sembo” Ramdhani, Wildan ”Bang Haji, ”khomenk” Sobari, Suratno

”ano”, A. ”UU” Ruslan, aL Faris, Iman ”Qimonk”, Umar ”bullet”, Bai,

Mawai, Ajang, Opung, Roy Suhro, Delfin Siregar, Moek, Epoy, Babe/Ela,

Page 8: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

72

Adel, dan temen2 KKN : Adji/QQ, Isra/mb’Zenab, Acoe/Rina, Rico/Ipeh

(thank’s for coNtekan ROnya), Umar TL, Candra/Endang, OdinK, Imink,

Andari, Dian ”Wewe”, Yanti Serta semua anak2 Agribisnis angkatan

2001-2005 dan Teknik Informatika angkatan tahun 2001.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. oleh karena itu saran dan

kritik sangat penulis harapkan demi hasil yang lebih baik lagi. Akhir kata semoga

penulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan perusahaan pada khususnya serta

segenap pembaca skripsi ini pada umumnya. Amin Ya Rabbal Alamin.

Jakarta, Maret 2008

Taufan Sukmo Santoso

Page 9: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

73

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mewujudkan negara yang maju dan mandiri serta masyarakat adil dan

makmur, Indonesia dihadapkan pada berbagai tantangan dan sekaligus peluang.

Tantangan paling fundamental adalah upaya Indonesia untuk mempertahankan

dan bahkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta pemerataan pembangunan

secara berkesinambungan. Untuk itu diperlukan peningkatan efisiensi ekonomi,

produktivitas tenaga kerja, dan konstribusi yang signifikan dari setiap sektor

pembangunan (Bakrie, 2004: 206). Sektor pertanian merupakan salah satu sektor

yang potensial untuk dikembangkan. Pemberdayaan disektor pertanian dan

industri yang tepat, maka dapat memberikan konstribusi yang signifikan bagi

pembangunan nasional.

Indonesia merupakan salah satu negara agraris. Dengan potensi sumber

daya dan daya dukung ekosistem yang sangat besar, Indonesia dapat

menghasilkan produk dan jasa pertanian, perkebunan dan perikanan yang mutlak

diperlukan bagi kehidupan manusia. Sektor pertanian dan industri merupakan

sektor yang terkait dimana sektor pertanian sebagai penyedia bahan baku,

sedangkan industri mengolah hasil pertanian untuk memperoleh nilai tambah.

Salah satu industri yang memiliki potensi untuk dikembangkan adalah

industri kerupuk. Secara kuantitatif belum ada data yang menggambarkan jumlah

konsumsi kerupuk. Meskipun demikian dapat diperkirakan bahwa jumlah

Page 10: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

74

konsumsi kerupuk relatif tinggi. Karena kerupuk merupakan ciri khas pelengkap

makanan yang ada di Indonesia dan digemari oleh masyarakat luas. Dari segi

permintaan, dengan bertambahnya jumlah penduduk dan kualitas hidup maka

permintaan terhadap produk akan semakin bertambah. Menurut data dari Survei

Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), penduduk wilayah perkotaan lebih banyak

mengkonsumsi kerupuk dibanding penduduk wilayah pedesaan. Dengan kata lain

dapat dikatakan bahwa pengeluaran untuk konsumsi kerupuk wilayah perkotaan

lebih besar dibanding pengeluaran konsumsi kerupuk penduduk wilayah

pedesaan. Tabel 1 menunjukkan jumlah konsumsi kerupuk oleh penduduk di

wilayah perkotaan dan pedesaan.

Tabel 1. Konsumsi dan Pengeluaran Rata-rata per Kapita untuk Kerupuk Menurut

Wilayah

Wilayah Banyaknya (ons) Nilai (Rp) Perkotaan (Urban) 0.193 154 Pedesaan (Rural) 0.147 99 Perkotaan + Pedesaan 0.166 122

Sumber: Susenas, Pengeluaran untuk Konsumsi Penduduk Indonesia, 2003

Selain dikonsumsi masyarakat dalam negeri, kerupuk juga telah diekspor

ke luar negeri antara lain ke Belanda, Arab Saudi, Malaysia, Korea Selatan,

Inggris, Singapura dan Belgia terutama jenis kerupuk udang. Dengan total ekspor

sebanyak 1.532.735 keping untuk jenis kerupuk udang dan 1.113.172 keping

untuk jenis kerupuk lainnya.

Industri kerupuk SKS merupakan industri skala kecil yang bergerak dalam

pembuatan kerupuk. Usaha ini terdapat di Pondok Labu, Jakarta Selatan. Usaha

kerupuk mempunyai peluang yang besar untuk dikembangkan baik untuk

Page 11: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

75

konsumen dalam negeri maupun untuk ekspor. Melihat prospek usaha kerupuk,

maka usaha kerupuk SKS perlu penanganan yang tepat agar kedepan dapat

berkembang dan mampu bersaing dengan usaha sejenis. Untuk mencapai sasaran

tersebut maka perlu dilakukan analisis kelayakan usaha pada aspek finansial

dengan tujuan untuk memperoleh informasi-informasi dalam pengembangan

usaha kerupuk SKS.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam

penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kelayakan finansial usaha kerupuk SKS di Pondok Labu,

Jakarta Selatan?

2. Bagaimanakah tingkat sensitivitas usaha kerupuk SKS terhadap

perubahan-perubahan pada manfaat dan biaya?

1.3.Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan dari

penelitian ini adalah:

1. Menganalisis tingkat kelayakan finansial usaha kerupuk SKS di Pondok

Labu, Jakarta Selatan.

2. Menganalisis tingkat sensitivitas usaha kerupuk SKS terhadap perubahan-

perubahan pada manfaat dan biaya?

Page 12: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

76

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat dan kegunaan bagi:

1. Perusahaan, menjadi bahan pertimbangan atau masukan mengenai

kelayakan finansial sehingga mempermudah dalam mengambil keputusan.

2. Penulis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan wawasan dan

pengetahuan dalam bidang kelayakan bisnis.

3. Investor dan lembaga keuangan, penelitian ini dapat dijadikan sebagai

bahan atau dasar pertimbangan dalam penanaman modal pada usaha

kerupuk.

4. Kalangan akademik, sebagai data dasar bagi para peneliti dalam

bidangnya, dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Page 13: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

77

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Gambaran Umum Komoditi Kerupuk

Kerupuk dikenal sebagai makanan yang mampu membangkitkan selera

makan atau sebagai makanan kecil. Banyak ragam jenis dan bentuk kerupuk yang

di jual dipasaran diantaranya kerupuk udang, kerupuk ikan, kerupuk rambak

tapioka, kerupuk puli dan kerupuk singkong (Samiler). Bahan-bahan yang

digunakan dalam proses pembuatan kerupuk meliputi bahan baku utama, dan

bahan pembantu. Bahan baku utama yang digunakan dalam pembuatan kerupuk

adalah: tepung tapioka, tepung terigu, bumbu masak, dan bawang putih.

Sedangkan untuk bahan pembantu pembuatan kerupuk tergantung dengan jenis

kerupuk yang akan dibuat contohnya ikan, udang, dan kulit sapi. Jenis makanan

ini bergantung pada jenis bahan bakunya, sedangkan variasi bentuknya

bergantung pada daya kreativitas pembuatnya (Wahyono dan Marzuki, 2005: 3).

2.1.2. Industri Kecil atau Usaha Kecil.

2.1.2.1. Pengertian Usaha Kecil.

Usaha kecil merupakan sebutan yang disingkat dari usaha skala kecil

(USK) sebagai terjemahan dari istilah small scale enterprise (SSE) yang

mempunyai banyak pengertian, baik dalam makna konsep teoritis, maupun konsep

strategis kebijakan pembangunan (Anoraga dan Sudantoko, 2002: 244). Usaha

kecil sebagai konsep mengacu kepada dua aspek yaitu pertama, aspek perusahaan,

barang dan jasa, memasarkan dan mencetak keuntungan, dan kedua, aspek

Page 14: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

78

pengusaha, yaitu, orang dibalik usaha atau perusahaan yang biasanya adalah

pemilik, pengelola sekaligus administrator dari perusahaan. Sedangkan menurut

Badan Pusat Statistik (2001: 4), di Indonesia industri pengolahan dibedakan atas

empat kelompok berdasarkan jumlah tenaga kerja yaitu:

Tabel 2. Pengelompokan Industri Menurut Jumlah Tenaga Kerja.

Sumber : BPS Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga (IKKR), 2001

2.1.2.2. Karakteristik Usaha Kecil

Menurut Anoraga dan Sudantoko (2002: 225-226), secara umum sektor

usaha kecil memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Sistem pembukuan yang relatif sederhana dan cenderung tidak mengikuti

kaedah administrasi pembukuan standar. Kadang kala pembukuan tidak

diperbarui, sehingga sulit menilai kinerja usahanya.

2. Marjin usaha yang cenderung tipis mengingat persaingan yang sangat tinggi.

3. Modal terbatas.

4. Pengalaman manajerial dalam mengelola perusahaan masih terbatas.

5. Skala ekonomi yang terlalu kecil sehingga sulit mengharapkan untuk mampu

menekan biaya mencapai titik efisiensi jangka panjang.

6. Kemampuan pemasaran serta deversifikasi pasar sangat terbatas.

7. Kemampuan untuk memperoleh sumber dana dari pasar modal rendah,

mengingat keterbatasan dalam sistem administrasinya. Untuk mendapatkan

No. Kelompok Tenaga Kerja 1. Industri Besar 100 orang lebih 2. Industri Sedang 20-99 orang 3. Industri Kecil 5-19 orang 4. Industri Rumah Tangga 1-4 orang

Page 15: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

79

dana di pasar modal, sebuah perusahaan harus mengikuti sistem administrasi

standar dan harus transparan.

Berdasarkan beberapa pernyataan diatas karakteristik usaha kecil

menyiratkan adanya kelemahan-kelemahan yang sifatnya potensial terhadap

timbulnya masalah. Hal ini menyebabkan berbagai masalah internal terutama

yang berkaitan dengan pendanaan tampaknya sulit untuk mendapatkan solusi yang

jelas.

2.1.3. Studi Kelayakan Bisnis

Studi kelayakan bisnis merupakan suatu konsep yang dikembangkan dari

konsep manajemen keuangan, terutama ditujukan dalam rangka mencari atau

menemukan inovasi baru dalam perusahaan (Sofyan, 2003: 3). Menurut Ibrahim

(2003: 1), yang menyatakan bahwa studi kelayakan bisnis merupakan bahan

pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak

dari suatu gagasan usaha atau proyek yang direncanakan.

Tujuan dilakukannya studi kelayakan bisnis adalah untuk menghindari

keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata

tidak menguntungkan (Husnan dan Suwarsono, 2000: 6-7). Dengan kata lain

mencegah terbuangnya dana yang sia-sia. Dalam studi kelayakan tersebut, ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:

a. Ruang lingkup proyek yang dilakukan, untuk menentukan apakah proyek

akan beroperasi.

b. Cara kegiatan proyek dapat dilakukan, untuk menentukan apakah proyek

akan ditangani sendiri atau diserahkan pada pihak lain.

Page 16: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

80

c. Evaluasi terhadap aspek-aspek yang menentukan berhasilnya seluruh

proyek, untuk mengidentifikasi faktor-faktor kunci keberhasilan usaha.

d. Sarana yang diperlukan oleh proyek, menyangkut kebutuhan proyek dan

fasilitas-fasilitas pendukung.

e. Hasil kegiatan proyek tersebut serta biaya-biaya yang harus ditanggung

untuk memperoleh hasil tersebut.

f. Akibat-akibat yang bermanfaat maupun yang tidak bermanfaat akibat

adanya proyek tersebut (manfaat dan pengorbanan ekonomis dan sosial).

g. Langkah-langkah untuk mendirikan proyek.

2.1.4. Aspek-Aspek Dalam Studi Kelayakan Bisnis.

2.1.4.1. Aspek Teknis dan Produksi

Aspek teknis produksi adalah aspek yang berhubungan dengan

pembangunan dari proyek yang direncanakan, baik dilihat dari faktor lokasi, luas

produksi, proses produksi, penggunaan teknologi (mesin), maupun keadaan

lingkungan yang berhubungan dengan proses produksi (Ibrahim, 2003: 118).

2.1.4.2. Aspek Manajemen dan SDM

Menurut Umar (2003: 115), aspek manajemen dalam pembangunan

proyek bisnis maupun manajemen dalam implementasi rutin bisnis adalah sama

saja dengan manajemen lainnya. Manajemen berfungsi sebagai aktivitas-aktivitas

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian. Aspek SDM

bertujuan untuk mengetahui apakah dalam pembangunan dan implementasi bisnis

diperkirakan layak atau sebaliknya dilihat dari ketersediaan SDM. Kesuksesan

Page 17: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

81

suatu perencanaan dan pelaksanaan pembangunan sebuah proyek bisnis sangat

tergantung pada SDM yang solid, yaitu manajer, dan tim-nya (Umar, 2003: 157-

158).

Menurut Umar (2003: 164), aspek SDM menyangkut produktivitas dari

suatu tenaga kerja yang secara umum, mengandung arti sebagai perbandingan

antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang

digunakan (input). Produktivitas memiliki dua (2) dimensi, yaitu:

a. Suatu efektivitas yang mengarah pada pencapaian untuk kerja yang

maksimal, yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas,

kuantitas, dan waktu.

b. Efisiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan masukan dengan

realisasi penggunaannya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.

2.1.4.3. Aspek Hukum

Aspek ini mempelajari tentang bentuk badan usaha yang akan digunakan,

jaminan-jaminan yang bisa disediakan kalau akan menggunakan sumber dana

yang berupa pinjaman, berbagai akta, sertifikat, izin yang diperlukan dan

sebagainya (Husnan dan Suwarsono, 2000: 20).

2.1.4.4. Aspek Ekonomi dan Sosial

Aspek ekonomi dan sosial meliputi gambaran mengenai pengaruh usaha

terhadap peningkatan penghasilan negara, pengaruh usaha ini terhadap devisa

yang akan dihemat atau diperoleh, penambahan kesempatan tenaga kerja,

pemerataan kesempatan kerja, dampak pada kehidupan sosial masyarakat, serta

pengaruh industri terhadap industri lain.

Page 18: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

82

2.1.4.5. Aspek Dampak Lingkungan

Menurut Soeharto (2002: 97), aspek lingkungan adalah suatu pengkajian

yang dikenal sebagai analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) yang

merupakan suatu mekanisme untuk mencapai kelestarian lingkungan, aspek

lingkungan meliputi limbah yang dihasilkan proses produksi.

Dampak lingkungan harus dianalisis sehingga dampak ini dapat diatasi

dengan cara atau metode yang ada jika dapat berapa besar biaya yang diperlukan,

jika masih dapat diatasi berarti usaha tersebut layak untuk dijalankan dari sudut

analisis AMDAL-nya (Sofyan, 2003: 98-99).

2.1.4.6. Aspek Pemasaran

Menurut Sofyan (2003: 169), bahwa lingkup aspek pemasaran meliputi

posisi permintaan berupa perkembangan permintaan terhadap produk atau jasa

yang akan ditawarkan di masa yang akan datang, posisi penawaran selama ini

serta prospeknya dimasa yang akan datang. Analisis aspek pemasaran akan

dilakukan dengan menggunakan bauran pemasaran, yaitu seperangkat alat

pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya

dalam sasaran. Menurut McCarthy dalam (Kotler, 1997: 18), mengklasifikasikan

alat-alat itu menjadi empat kelompok yang luas yang disebut empat P (4P) dalam

pemasaran yaitu:

a. Produk (product)

Produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan kepada sebuah pasar

agar diperhatikan, diminta, dipakai, atau dikonsumsi sehingga mungkin

memuaskan keinginan atau kebutuhan (Kotler dan Susanto, 1999: 41). Produk

Page 19: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

83

bisa berupa benda fisik, jasa, orang, organisasi, dan gagasan. Unit produk bisa

dibedakan menurut ukuran, harga, penampilan atau beberapa atribut lainnya.

Mutu produk menunjukkan kemampuan suatu produk untuk menjalankan

fungsinya dan ciri produk merupakan sarana kompetitif untuk membedakan

produk perusahaan dengan produk pesaing. Klasifikasi produk/ jasa merupakan

suatu kegiatan yang penting dalam menentukan produk/ jasa apa yang akan

ditawarkan karena dari klasifikasi ini akan lebih mudah untuk mengetahui apa

yang menjadi keinginan, minat, model, atau kecenderungan dari orang-orang di

pasar sasaran.

b. Harga (price)

Harga (price) adalah sejumlah uang yang dibayar oleh konsumen untuk

mendapatkan suatu produk. Menurut Ichsan (2003: 66), harga juga merupakan

titik temu antara pembeli dan penjual didalam proses terjadinya transaksi jual beli.

Perubahan harga akan mempengaruhi perubahan barang yang dibeli. Penetapan

harga suatu produk ditentukan oleh jenis pasar yang ada. Menurut Rewold dan

Warshaw (1987), bahwa penentuan harga adalah suatu alat untuk mencapai tujuan

dan bukan tujuan itu sendiri. Tujuan penetapan harga adalah:

Memaksimumkan laba dalam jangka panjang (tujuan pokok) seperti:

pertumbuhan, kontrol atas pasar dan bebas dari persaingan yang

berlebihan.

Memaksimumkan laba dalam jangka pendek yaitu sasaran dari asumsi-

asumsi yang mendasari model-model ekonomi.

Page 20: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

84

c. Promosi (promotion)

Promosi merupakan kegiatan yang sangat menentukan dalam

meningkatkan nilai penjualan dan pertumbuhan suatu produk. Menurut Kotler

(1997: 25) bahwa promosi menunjukan dari berbagai kegiatan yang dilakukan

perusahaan untuk mengkomunikasikan kebaikan produknya, membujuk dan

meningkatkan para pelanggan dan konsumen sasaran untuk membeli produk

tersebut.

Konsumen sekarang lebih kritis dan mereka mulai membandingkan antara

produk satu dengan yang lainnya. Harga murah belum jaminan bahwa produk

akan diterima konsumen, karena mereka memperhatikan faktor lainnya seperti

mutu dan manfaat. Konsep promosi dilakukan untuk memperkenalkan produk

yang dihasilkan ke khalayak, baik dengan menggunakan periklanan maupun

dengan melakukan adaptasi komunikasi.

d. Tempat (place)

Tempat merupakan sarana untuk menjual barang dan jasa agar dapat

dijangkau oleh konsumen. Untuk mencapai hal itu, diperlukan saluran distribusi.

Menurut Kotler (1997: 279) pengertian dari saluran distribusi adalah sekelompok

perusahaan dan perorangan yang memiliki hak pemilikan atas produk atau

membantu memindahkan hak pemilikan produk atau jasa ketika dipindahkan dari

produsen ke konsumen.

2.1.4.7. Aspek Finansial

Analisa aspek keuangan sangat diperlukan dalam menjalankan suatu usaha

yaitu untuk mengetahui kelayakan usaha dari sisi keuangan, terutama kemampuan

Page 21: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

85

dari suatu usaha untuk mengembalikan pinjaman atau kredit yang diperoleh dari

Bank. Analisa keuangan ini juga dapat dimanfaatkan pengusaha dalam

perencanaan dan pengelolaan usaha. Dalam analisis keuangan meliputi beberapa

komponen, yaitu:

2.1.4.7.1. Cashflow (Arus kas)

Cashflow merupakan aliran kas dari suatu usaha yang terdiri dari

penerimaan usaha (inflow) dan pengeluaran usaha (outflow). Aliran kas disusun

untuk menunjukan perubahan kas selama satu periode tertentu serta memberikan

alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-

sumber kas dan penggunaan-penggunaannya (Umar, 2003: 179). Berdasarkan

jenis transaksiya menurut Haming dan Basamalah (2003: 67), kas dalam cash flow

dibagi menjadi dua macam, yaitu:

a. Arus kas masuk (cash Inflow), yaitu arus kas menurut jenis transaksinya

yang mengakibatkan terjadinya arus penerimaan kas. Inflow yang ada pada

industri kecil terdiri dari penerimaan penjualan, manfaat tambahan, dan

nilai sisa. Ketiga penerimaan tersebut yang paling utama adalah

penerimaan penjualan karena penerimaan ini bersifat rutin.

b. Arus kas keluar (cash outflow) adalah arus kas menurut jenis transaksinya

yang mengakibatkan terjadinya pengeluaran dana kas. Outflow usaha dapat

dikelompokkan menjadi tiga yaitu biaya investasi, biaya tetap, dan biaya

tidak tetap (biaya variabel).

Page 22: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

86

2.1.4.7.2. Kriteria Kelayakan Usaha.

a. Net Present value (NPV)

NPV adalah selisih antara Present Value dari investasi nilai sekarang dari

penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang (Umar,

2003: 200)

b. Internal Rate Return (IRR)

IRR merupakan metode yang digunakan untuk mencari tingkat bunga

yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa

yang akan datang atau penerimaan kas, dengan mengeluarkan investasi

awal (Umar, 2003: 198).

c. Benefit Cost Ratio (B/C Ratio)

B/C Ratio merupakan metode yang dilakukan untuk melihat beberapa

manfaat yang diterima oleh proyek untuk satu rupiah pengeluaran proyek.

Menurut Sofyan (2003: 177), Net B/C Ratio adalah suatu rasio yang

membandingkan antara benefit atau penerimaan dari suatu usaha dengan

biaya yang dikeluarkan untuk merealisasikan rencana pendirian dan

pengoperasian usaha tersebut.

d. Payback period (PP)

PP adalah masa pengembalian modal, artinya lama periode waktu untuk

mengembalikan modal investasi. Cepat atau lambatnya sangat tergantung

pada sifat aliran kas masuknya. Jika aliran kas masuknya besar atau lancar

maka proses pengembalian modal akan lebih cepat dengan asumsi modal

Page 23: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

87

yang digunakan tetap atau tidak ada penambahan modal selama umur

proyek (Sofyan, 2003: 181).

e. Break Event Point (BEP)

BEP merupakan suatu keadaan atau penjualan usaha dimana jumlah

manfaat (pendapatan) sama besarnya dengan pengeluaran (biaya) dengan

kata lain keadaan dimana perusahaan tidak mendapatkan keuntungan dan

tidak menderita kerugian (Fatah, 1994: 45).

f. Return On Investement (ROI)

ROI merupakan pengembalian atas investasi dimana pemasukan (income)

dibagi dengan dana investasi yang memberikan indikasi profitabilitas

suatu investasi (Soeharto, 2002: 95).

2.1.4.7.3. Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas dilakukan untuk meneliti kembali analisa kelayakan

proyek yang telah dilakukan Tujuan analisis sensitivitas adalah adalah untuk

mengkaji sejauh mana perubahan unsur-unsur dalam aspek finansial terhadap apa

yang dipilih (Fatah, 1994: 96). Semua proyek harus diamati melalui analisis

sensitivitas. Pada bidang proyek industri dapat berubah-ubah akibat empat

masalah utama yaitu :

a. Perubahan pada harga jual produk.

b. Keterlambatan pelaksanaan proyek.

c. Kenaikan biaya.

d. Perubahan volume produksi.

Page 24: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

88

Teknik melakukan analisis sensitivitas adalah dengan mengukur ulang

ukuran kemanfaatan proyek menggunakan perkiraan baru dari satu atau lebih

komponen biaya atau hasil. Tiap analisa sensitivitas harus dilakukan secara

terpisah untuk dapat mengestimasi pengaruh yang terjadi terhadap asumsi-asumsi

yang digunakan untuk mengukur kemanfaatan proyek, dan setelah itu dapat

ditarik kesimpulan bagaimana perubahan tersebut mempengaruhi proyek. Jadi

analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui pengaruh perubahan harga

produk, keterlambatan pelaksanaan proyek, kenaikan biaya dan perubahan volume

produksi terhadap suatu proyek. Seberapa besarkah perubahan yang terjadi pada

empat hal diatas dapat mengubah penilaian suatu investasi, yaitu dari layak

menjadi tidak layak dilaksanakan.

2.2. Penelitian Terdahulu

Menurut hasil penelitian Alireza (2002) yang berjudul “ Studi Kelayakan

Agribisnis Ikan Hias Air Tawar “ skala kecil menghasilkan NPV positif sebesar

Rp. 22.095.717, IRR sebesar 68,97 persen dan Net B/C Ratio sebesar 3,95 serta

Payback Period-nya 3 tahun 11 bulan. Sedangkan usaha skala besar menghasilkan

NPV sebesar Rp. 51.950.058, IRR sebesar 84,28%, Net B/C Ratio 4,52 dan PP 3

tahun 1 bulan. Hal ini menunjukan bahwa agribisnis ikan hias air tawar skala kecil

maupun besar layak untuk dijalankan.

Hasil analisis sensitivitas menunjukan bahwa agribisnis ikan hias air tawar

skala besar kurang sensitiv terhadap perubahan harga output, harga input dan

tingkat suku bunga. Setiap kenaikan harga output sebesar 25%, kenaikan harga

Page 25: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

89

input sebesar 15%, penurunan harga input 15% dan kenaikan tingkat suku bunga

menjadi 20% tidak menyebabkan usaha menjadi tidak layak. Sedangkan agribisnis

ikan hias air tawar tidak layak jika terjadi penurunan harga input yang diikuti oleh

kenaikan tingkat suku bunga.

Menurut hasil penelitian Aisah (2002) tentang Analisis Kelayakan Usaha

Florist menunjukan NPV pada usaha kecil 5 unit florist sebesar Rp.-

889.464.717,87 dan 1 unit florist Rp.-7.896.599,87 dinyatakan tidak layak

dengan tingkat suku bunga 17 persen. Sedangkan usaha skala besar dinyatakan

layak, yaitu pada 5 unit florist sebesar Rp.3.138.700.644,07 dan 1 unit florist

Rp.827.664.731,25. Nilai Net B/C Ratio pada skala kecil untuk 5 unit florist

sebesar 0,87 dan 1unit florist 0,95 sehingga tidak layak. Sedangkan pada skala

besar mendapatkan kelayakan untuk 5 unit florist bernilai 1,59 dan 1 unit florist

1,89, IRR pada skala kecil 3 persen (5 unit florist) dan 12 persen (1 unit florist)

dinyatakan tidak layak. Sedangkan untuk skala besar layak dengan nilai 69 persen

(5 unit florist) dan 93 persen (1 unit florist). Payback Period (PP) pada skala kecil

(5 dan 1 unit florist) tidak mengalami pengembalian modal, sedangkan pada skala

besar untuk 5 unit florist modal dapat kembali selama 10 bulan 3 hari dan 1 unit

florist 9 bulan 15 hari.

Hasil analisis sensitivitas pada usaha florist skala besar layak diusahakan

pada tingkat kenaikan harga input sebesar 22 persen, akan tetapi pada tingkat

penurunan harga output 43 persen usaha florist tidak layak pada tingkat suku

bunga 17 persen, begitu juga pada tingkat suku bunga naik 20 persen dan 16

persen.

Page 26: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

90

2.3. Kerangka pemikiran

Industri kerupuk SKS merupakan industri skala kecil yang bergerak pada

proses pembuatan kerupuk terdapat di Pondok Labu, Jakarta Selatan. Peningkatan

jumlah penduduk di wilayah Jakarta dan sekitarnya secara langsung akan

meningkatkan jumlah permintaan kerupuk. Usaha ini perlu informasi dan

penanganan yang tepat agar berkembang dan mampu bersaing dengan mengkaji

pada aspek studi kelayakan usaha.

Dalam penelitian ini akan menganalisis usaha kerupuk SKS dalam

pengembangan usaha yang dapat memberikan informasi-informasi dengan

menganalisis pada aspek-aspek studi kelayakan usahanya. Hasil analisis tersebut

menunjukkan apakah usaha kerupuk SKS layak atau tidak untuk dilaksanakan.

Langkah pertama adalah menganalisis dengan mencari data kualitatif,

yang menilai dari aspek teknik dan produksi, aspek manajemen dan SDM, aspek

hukum, aspek ekonomi dan sosial, aspek dampak lingkungan dan aspek

pemasaran. Langkah kedua adalah menganalisis data kuantitatif dengan

menghitung aspek finansial yang mempunyai beberapa kriteria yaitu NPV, IRR,

B/C Ratio, Payback Periods (PP), Return On Investement (ROI), Break Event

Point (BEP). Dan mencari perhitungan analisis sensitivitas untuk melihat sampai

berapa persen peningkatan atau penurunan faktor-faktor pemasukan atau biaya

tersebut dapat mengakibatkan perubahan dalam kriteria investasi pada aspek

keuangan yaitu dari layak atau menjadi tidak layak untuk dilaksanakan. Kemudian

dari hasil analisis kualitatif dan analisis kuantitatif dimasukkan kedalam analisis

usaha kerupuk SKS yang diterapkan. Langkah terakhir adalah interpretasi hasil

Page 27: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

91

analisis kelayakan, apakah layak atau tidak. Bila hasilnya menyatakan layak maka

diteruskan dengan pelaksanaan. Bila hasilnya menyatakan tidak layak maka perlu

dilakukan evaluasi.

Page 28: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

92

2.4. Kerangka Pemikiran Operasional

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional

Evaluasi

Analisis Kelayakan Usaha Kerupuk SKS

Analisis Kualitatif : Aspek Teknik dan Produksi. Aspek Manajemen dan SDM. Aspek Hukum Aspek Ekonomi dan Sosial Aspek Dampak Lingkungan. Aspek Pemasaran

Hasil Analisis Kelayakan Usaha

Analisis Kuantitatif : Aspek Finansial • Cashflow

Kriteria Kelayakan Finansial : • NPV • IRR • B/C Rasio • Payback Periods

(PP) • Return On

Investment (ROI) • Break Event Point

(BEP) Analisis Sensitivitas

Layak Tidak Layak

Pelaksanaan

Usaha Kerupuk SKS

Page 29: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

93

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada industri kecil kerupuk SKS yang

beralamat di Jl. H. Kamang Bawah Rt 02 Rw 10 Pondok Labu Jakarta Selatan.

Lokasi penelitian ini dipilih secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan

bahwa industri kecil ini mampu bertahan ditengah persaingan usaha kecil sejenis

yang semakin semarak. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan (Februari-

Maret 2006).

3.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan pihak manajemen

SKS. Sedangkan data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian bersumber

dari laporan keuangan manajemen perusahaan yang terdiri dari laporan tahunan,

peraturan-peraturan, kebijaksanaan perusahaan berkaitan dengan masalah-masalah

yang dipelajari, sejarah perusahaan, dan struktur organisasi perusahaan. Data

sekunder juga diperoleh dari Biro Pusat Statistik (BPS). Kedua jenis sumber data

yang diperoleh dan dikumpulkan merupakan data yang kualitatif dan kuantitatif

yang selanjutnya ditampilkan dalam bentuk uraian dan tabel.

Page 30: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

94

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Jenis data primer diperoleh adalah harga jual, harga input, komponen

biaya investasi, biaya operasional, dan biaya tetap. Data ini diperoleh melalui

pengamatan langsung di lapangan serta wawancara dengan pihak yang terkait,

dengan kata lain menggunakan metode purposive. Sedangkan data sekunder

diperoleh dari dokumen perusahaan, instansi pemerintah, dan beberapa pustaka

yang terkait dalam penelitian ini.

3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif

dilakukan untuk mengetahui karakteristik perusahaan kerupuk tersebut yang

disajikan pada aspek-aspek non finansial dalam bentuk uraian deskriptif, tabel,

bagan, atau gambar untuk mempermudah pemahaman. Sedangkan data kuantitatif

disajikan untuk mengetahui keadaan perusahaan secara finansial seperti Net

Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Net B/C Ratio, Payback Period

(PP), Break Event Point (BEP), Return On Investment (ROI), serta Analisis

Sensitivitas.

Untuk mengetahui apakah pelaksanaan suatu proyek tersebut

menguntungkan atau tidak, maka perlu dilakukan evaluasi proyek dengan cara

menghitung manfaat dan biaya yang diperlukan sepanjang umur proyek. Setelah

dilakukan identifikasi terhadap semua manfaat dan biaya, maka baru dapat

Page 31: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

95

dilakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai dari kriteria investasi. Adapun

metode yang digunakan dalam analisis kelayakan finansial pada penelitian ini

adalah sebagai berikut:

3.4.1. Net Present Value (NPV)

Menurut Sofyan (2003: 180), NPV adalah nilai neto sekarang dari dana

yang diinvestasikan selama umur proyek. NPV mencerminkan besarnya tingkat

pengembalian dari usulan usaha atau proyek, oleh karena itu usulan proyek yang

layak diterima haruslah memiliki nilai NPV > 0, jika tidak maka proyek itu akan

merugi. Rumus yang digunakan dalam NPV adalah sebagai berikut:

[ ]∑=

−−

=n

1tt

t Ior1

CFNPV

Dimana:

NPV = Net Present Value atau Nilai Sekarang.

Σ = Simbol untuk penjumlahan.

t = Periode Waktu atau tahun ke t

n = Umur usulan usaha

CFt = Aliran kas pada tahun ke t

r = Tingkat suku bunga atau biaya modal

Io = Modal investasi awal.

Kriteria untuk menerima dan menolak rencana investasi dengan metode

NPV adalah sebagai berikut:

Apabila NPV > 0, maka usulan proyek diterima,

Apabila NPV < 0, maka usulan proyek ditolak, dan

Page 32: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

96

Apabila NPV = 0, Kemungkinan proyek akan diterima atau nilai

perusahaan tetap walaupun usulan proyek diterima atau ditolak.

3.4.2. Internal Rate of Return (IRR)

IRR dapat menggambarkan besarnya suku bunga tingkat pengembalian

atas modal yang diinvestasikan. Dalam kriteria investasi IRR harus lebih besar

dari OCC atau opportunity cost of capital agar rencana atau usulan investasi dapat

layak dilaksanakan (Sofyan 2003: 178). Rumus yang digunakan untuk IRR adalah

sebagai berikut:

[ ]i'iNPV NPV'

NPViIRR +++

+=

Dimana:

IRR = Tingkat pengembalian internal

i = Bunga diskonto yang menghasilkan NPV positif

i’ = Bunga diskonto yang menghasilkan NPV negative

NPV = Nilai sekarang yang positif

NPV’ = Nilai sekarang yang negatif

3.4.3. Net B/C Ratio

Merupakan perbandingan antara NPV total dari benefit bersih terhadap

total dari biaya bersih. B/C menunjukan manfaat bersih yang diperoleh setiap

penambahan satu rupiah pengeluaran bersih. Perhitungan dengan menggunakan

rumus (Gray dkk, 1997: 86):

( )

( )∑

+−+−

= n

1tt

n

1t

i1BtCt

i1CtBt

B/CNet t

Page 33: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

97

Penilaian kelayakan finansial berdasarkan Net B/C Ratio, yaitu:

Net B/C Ratio > 1, maka proyek layak atau dapat dilaksanakan.

Net B/C Ratio = 1, maka proyek impas antara biaya dan manfaat

sehingga terserah kepada pengambil keputusan untuk dilaksanakan

atau tidak.

Net B/C Ratio < 1, maka tidak layak atau tidak dapat dilaksanakan.

3.4.4. Payback Period (PP)

Menurut Sofyan (2003: 19), teknik ini digunakan untuk menentukan

berapa lama modal yang ditanamkan dalam usaha itu akan kembali jika alternatif

aliran kas (CF) yang didapat dari usaha yang diusulkan itu akan kembali, maka

alternatrif usulan usaha yang memberikan masa yang terpendek adalah yang

terbaik.

Menurut Kasmir dan Jakfar (2004: 155), Perhitungan didapat dari

perhitungan nilai kas bersih (proceed) yang diperoleh setiap tahun. Nilai kas

bersih merupakan penjumlahan laba setelah pajak ditambah dengan penyusutan

(dengan catatan jika investasi 100% menggunakan modal sendiri) Rumus yang

digunakan dalam perhitungan payback period adalah sebagai berikut:

Payback Period = Investasi = xxx

Proceeds tahun 1 = xxx -

Sisa = xxx

Proceeds tahun 2 = xxx -

Page 34: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

98

Sisa = xxx

dst

3.4.5. Break Event Point (BEP)

Merupakan suatu alat analisis yang digunakan untuk mengetahui

hubungan antar beberapa variabel di dalam kegiatan perusahaan seperti, luas

produksi atau tingkat produksi yang dilaksanakan, biaya yang dikeluarkan, serta

pendapatan yang diterima perusahaan dari kegiatannya. Keadaan pulang pokok

merupakan keadaan dimana penerimaan pendapatan (total revenue) yang

disingkat TR adalah biaya yang ditanggungnya (total cost) yag disingkat TC.

Penentuan break even didasarkan pada persamaan penjualan dengan total

biaya. Adapun perhitungan BEP menurut Prajnata (2002: 58-59) adalah sbb :

ProduksiTotalProduksi Biaya TotalJual Harga BEP =

Produksi Jual HargaProduksi Biaya TotalProduksi Volume Untuk BEP =

3.4.6. Return On Investement (ROI)

ROI merupakan pengembalian atas investasi dimana pemasukan (income)

dibagi dengan dana investasi yang memberikan indikasi profitabilitas suatu

investasi. Menurut Soeharto (2002: 95) rumusnya adalah:

Page 35: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

99

%100XInvestasi

PemasukanROI =

3.4.7. Analisis Sensitivitas

Untuk mengkaji sejauh mana perubahan unsur-unsur dalam aspek finansial

kegiatan usaha yang akan dijalankan atau diusahakan . Analisis sensitivitas akan

melihat apa yang akan terjadi dengan hasil kegiatan usaha jika terjadi perubahan-

perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya dan pendapatan.

Dalam penelitian, analisis sensitivitas dilakukan pada arus penerimaan

(manfaat) dan pengeluaran (biaya) pada analisis kelayakan usaha, yaitu perubahan

biaya operasional, perubahan biaya bahan baku dan perubahan penerimaan.

Perubahan yang diamati adalah bagaimana nilai NPV, IRR, Net B/C, jika

terjadi perubahan pada variabel alat analisis. Variabel-variabel yang digunakan

sebagai alat analisis sensitivitas pada penelitian diantaranya adalah:

1. Peningkatan biaya operasional sebesar 20 persen pada harga tepung tapioka,

minyak tanah, minyak goreng dan tepung terigu.

2. Penurunan penerimaan sebesar 10 persen.

Peningkatan variabel analisis sensitivitas untuk kenaikkan biaya

operasional 20 persen didasarkan pada hasil perhitungan rata-rata inflasi nasional

periode 2001-2006 (Lampiran 3) dan kurang stabilnya keadaan ekonomi di negara

kita. Sedangkan penurunan penerimaan 10 persen didasarkan kemungkinan

banyaknya persaingan pada perusahaan.

Page 36: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

100

Tingkat suku bunga yang digunakan dalam analisis sensitivitas adalah 16

persen yang merupakan tingkat suku bunga rata-rata kredit investasi bank-bank

umum periode 2001-2006 (Lampiran 4).

3.5. Definisi Operasional

1. Kerupuk adalah makanan ringan yang dibuat dari adonan tepung tapioka yang

dicampur bahan perasa seperti udang atau ikan.

2. Usaha kecil adalah usaha perseorangan yang berdiri sendiri, dimiliki warga

negara Indonesia (WNI) yang memiliki tenaga kerja antara 5 sampai 19

orang, mempunyai kekayaan bersih tidak lebih besar dari 200 juta rupiah dan

menghasilkan tidak lebih dari satu milyar rupiah.

3. Cash Flow adalah aliran kas pada suatu usaha yang terdiri dari inflow

(penerimaan usaha) dan outflow (pengeluaran usaha).

4. Inflow yang berada dalam cash flow adalah suatu aliran kas masuk atau

penerimaan bagi suatu usaha.

5. Outflow adalah aliran kas yang dikeluarkan oleh suatu usaha, yang terdiri dari

biaya investasi, biaya tetap, dan biaya operasional.

6. Biaya Investasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk memulai suatu usaha.

7. Biaya Tetap adalah biaya yang konstan secara total sekalipun terjadi

perubahan aktivitas dalam suatu kisaran relevan tertentu.

8. Total biaya adalah jumlah biaya yang dikeluarkan selama proses produksi.

Page 37: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

101

9. Produk adalah segala jenis kerupuk yang dapat ditawarkan ke dalam pasar

untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi sehingga dapat

memuaskan keinginan/ kebutuhan.

10. Harga yang digunakan adalah harga yang berlaku pada tahun pertama proyek

berjalan Tahun 2006.

11. Tingkat suku bunga yang digunakan adalah tingkat suku bunga yang

berlangsung sekarang yaitu sebesar 16% persen. Angka ini berdasarkan

ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

12. Pelaksanaan usaha ini diasumsikan menggunakan teknologi yang semi

modern.

13. Rata-rata Inflasi Nasional periode 2001-2006 untuk menentukan kenaikan

biaya operasional sebesar 10%.

14. Sumber modal terdiri dari modal sendiri dan modal pinjaman dengan

pinjaman sebesar 30%

15. Perhitungan analisis kelayakan tahun 2006 dianggap tahun pertama produksi

dengan perhitungan selama 5 tahun.

Page 38: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

102

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1. Sejarah Singkat Usaha Kerupuk SKS.

Usaha Kerupuk SKS merupakan idustri kecil yang bergerak pada usaha

distributor (penyedia) kerupuk. Industri kecil ini merupakan salah satu usaha

pembuatan kerupuk yang menggunakan mesin semi modern. Usaha ini didirikan

pada tahun 1992 oleh Bapak Manan yang beralamat di Jl. H. Kamang Bawah Rt

02 Rw 10 Pondok Labu, Jakarta Selatan. Latar belakang berdirinya adalah

berawal dari pemilik yang mempunyai keahlian membuat kerupuk, sehingga dari

keahlianya dan dengan tekad yang kuat untuk berwirausaha maka beliau mencoba

untuk mendirikan pabrik kerupuk yang diberi nama Kerupuk Suka Asih (SKS).

Pada mula usaha ini berdiri Bapak Manan dibantu oleh keluarga sebagai

sumber modalnya dan memiliki empat orang karyawan. Alat-alat produksi yang

dimilikinya masih bersifat tradisional dan hanya mampu memproduksi 500 keping

kerupuk per harinya. Hasil dari produksinya, beliau sendiri yang mendistribusikan

ke warung-warung makan dan toko-toko kecil disekitar Pondok Labu. Hal ini

dikarenakan keterbatasan modal yang dimilikinya. Pada tahun 1993 Bapak Manan

mendapat pinjaman modal dari Bank untuk usahanya. Dengan bertambahnya

modal dan semakin dikenalnya kerupuk SKS oleh konsumen, maka beliau

memperluas usahanya dengan cara membeli mesin molen (pencetak) dan hidrolik

(pencampur) dan juga menambah tenaga kerja baru agar produksinya semakin

meningkat.

Page 39: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

103

Usaha Kerupuk SKS mampu bertahan dan mengalami peningkatan karena

kerupuk yang dihasilkan memiliki kualitas rasa yang gurih, disamping itu Bapak

Manan mampu memimpin dan mengembangkannya. Hal ini dapat dilihat dari

semakin bertambahnya jumlah karyawan, pedagang, dan semakin meningkatnya

jumlah produksi.

4.2. Struktur Organisasi

Struktur dalam perusahaan ini, pemilik merangkap sebagai pimpinan

perusahaan yang mempunyai wewenang dalam mengambil suatu keputusan.

Pimpinan perusahaan merangkap sebagai manajer operasional yang bertanggung

jawab terhadap segala sesuatu yang terjadi dalam perusahaan, mulai dari

pembelanjaan bahan baku, proses produksi, sampai pemasaran, serta mengelola

pegawai termasuk gaji para pegawai.

Pimpinan perusahaan dibantu oleh beberapa bagian, yaitu bagian

admnistrasi, bagian produksi, bagian marketing, bagian umum, serta bagian-

bagian lain yang mendukung aktivitas perusahaan. Adapun bagian-bagian dari

struktur organisasi dan tugas dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut:

1. Bagian Administrasi tugasnya mencatat arus kas perusahaan setiap hari yang

meliputi pengeluaran dan pemasukan, seperti mencatat jumlah stok bahan

baku, bahan bakar serta mengelola para karyawan termasuk gaji para

karyawan.

Page 40: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

104

2. Kepala produksi bertugas mengawasi dan bertanggung jawab pada saat proses

produksi berlangsung dan membawahi bagian umum yang bertanggung jawab

dalam kebersihan dan keamanan dilingkungan sekitarnya.

3. Marketing bertanggung jawab atas perencanaan strategi pemasaran, yang

sampai sekarang masih di pegang oleh pimpinan perusahaan. Bagian ini

membawahi pedagang yang bertugas menjual dan memasarkan produk.

Adapun bentuk struktur organisasi pada Kerupuk SKS terdapat pada Gambar

2.

Gambar 2. Struktur Organisasi Kerupuk SKS

Sumber: Data Primer, 2006 (diolah)

Pemimpin Perusahaan

Marketing Administrasi Bagian umum Bagian Produksi

Input dan Output

Perusahaan

Pedagang Kebersihan

Keamanan

Page 41: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

105

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Aspek Teknis dan Produksi

Aspek teknik dan produksi yang diteliti meliputi lokasi usaha, bahan baku,

tenaga kerja, teknologi, proses produksi dan layout usaha kerupuk SKS.

a. Lokasi Usaha

Lokasi pabrik cukup strategis untuk sarana dan prasarananya menunjang

seperti dekat dengan jalan raya, perumahan dan pasar, serta fasilitas umum

lainnya, sehingga memudahkan untuk akses pembelanjaan dan pemasaran. Akan

tetapi lokasi usaha ini juga rentan terhadap bahaya banjir bila musim hujan tiba

karena lokasi usaha dekat dengan sungai.

b. Bahan Baku

Pembuatan kerupuk membutuhkan bahan baku utama berupa sagu (tepung

tapioka) sebanyak 300 Kg per harinya. Sedangkan sebagai bahan tambahannya

berupa, tepung terigu, bawang putih, vetsin, garam, minyak goreng dan ikan

tongkol. Total biaya yang dikeluarkan untuk bahan baku sebesar Rp.1.414.000,00

dan menghasilkan 15.000 keping kerupuk per harinya. Pemenuhan kebutuhan

bahan baku utama diperoleh dengan cara memesan setiap minggunya sedangkan

untuk bahan tambahan diperoleh dengan cara membeli di pasar Pondok Labu,

Jakarta Selatan. Adapun harga bahan baku untuk pembuatan kerupuk terdapat

pada Tabel 3.

Page 42: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

106

Tabel 3. Jumlah Bahan Baku dalam Pembuatan Kerupuk SKS pada Tahun 2006

No Bahan Baku Jumlah Kebutuhan perHari (Kg) Harga (Rp) Jumlah (Rp)

1. Tepung Tapioka 300 Kg 4000/Kg 1.200.0002. Bawang Putih 5 Kg 5000/Kg 25.0003. Garam 8 Kg 2000/Kg 16.0004. Ikan Tongkol 6 Kg 5000/Kg 30.0005. Tepung Terigu 25 Kg 4000/Kg 100.0006. Vetsin 2 Kg 3500/Kg 7.0007. Minyak Goreng 6 K9 6000/Kg 36.000

Total per Hari 1.414.000Total per Bulan (24 hari) 33.936.00

Sumber: Data Primer, 2006

c. Tenaga Kerja

Tenaga kerja produksi yang dimiliki usaha Kerupuk SKS berjumlah 25

orang dan terbagi menjadi dua yaitu tenaga kerja tetap dan tidak tetap. Tenaga

kerja tetap berjumlah 15 dan tenaga kerja tidak tetap ada 10 orang. Sedangkan

untuk pedagang yang bernaung di usaha kerupuk SKS jumlahnya ada 40 orang.

d. Teknologi

Teknologi yang digunakan pada usaha kerupuk SKS tergolong semi

modern, meskipun proses pencetakan dan pencampuran sudah menggunakan

mesin hidrolik (mesin pencetak) dan molen (pencampuran sagu dengan bumbu),

akan tetapi pada proses lainnya masih menggunakan alat tradisional. Hal ini dapat

dilihat dari proses penjemuran yang masih menggunakan alat tradisional berupa

ebek, kemudian pada proses pengukusan juga masih menggunakan sarang, sampai

pada proses pengemasanya pun juga masih memerlukan bantuan tangan manusia

Page 43: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

107

secara langsung. Alat-alat penunjang operasional yang dibutuhkan antara lain

mixer, oven, ebek, wajan, sarang, dorongan (roling), jaring, ember, kaleng,

timbangan dan tempat pengukusan.

e. Proses Produksi

Proses pembuatan Kerupuk SKS sangat sederhana yaitu terdiri dari

aktivitas pembuatan bumbu, pembuatan adonan kerupuk, pencetakan,

pengukusan, penjemuran, pengovenan, penggorengan, serta tahap akhir adalah

pendistribusian kepada pedagang. Cuaca berpengaruh terhadap proses produksi,

apabila musim panas maka usaha ini melakukan produksi secara maksimal.

Adapun proses produksi usaha kerupuk SKS terdapat pada Lampiran 6.

f. Layout

Tanah seluas 1300 m yang dimiliki selain untuk rumah juga dimanfaatkan

untuk bangunan pabrik kerupuk yang didalamnya meliputi, gudang bahan baku

berukuran 10x8 yang digunakan juga untuk membuat adonan kerupuk, untuk

tempat produksi kerupuk berukuran 10x16, kamar tidur pekerja (mess) berukuran

6x8 sebanyak 5 buah, untuk tempat pengovenan berukuran 6x6, untuk warung

makan 6x8. Sedangkan sisanya digunakan untuk penjemuran dan parkir gerobak

kerupuk. Adapun layout pada usaha Kerupuk SKS terdapat pada Lampiran 2.

5.2. Aspek Manajemen dan SDM

Sistem manajemen bersifat manajemen terbuka (open management). Hal

ini dapat dilihat dengan adanya pertemuan dengan agenda mereview semua

pengeluaran dan pemasukan yang terjadi dalam perusahaan yang dilakukan satu

Page 44: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

108

kali setiap minggunya. Setiap hari karyawan bekerja mulai pukul 08.00-15.00

WIB dengan waktu istirahat 1 jam.

Saat ini perusahaan memiliki tenaga kerja 25 orang untuk bagian produksi

dan bekerjasama sebanyak 40 orang sebagai pedagangnya. Dalam usaha ini

pemimpin perusahaan memegang kekuasaan penuh untuk merekut dan

memberhentikan karyawan. Dalam mencari karyawan perusahaan tidak memiliki

kriteria khusus karena perusahaan lebih mengutamakan ketrampilan dan

kemampuan kerja karyawan dari pada tingkat pendidikan yang dimiliki.

Dari 25 orang pekerja bagian produksi tersebut, terdapat 8 orang yang

berpendidikan terakhir SLTA / sederajat, 11 orang adalah tamatan SLTP, dan 6

orang hanya tamatan SD. Sedangkan untuk pedagang terdapat 28 orang tamatan

SLTA/ sederajat, 9 orang tamatan SLTP, dan 3 orang lainya hanya sampai pada

tingkat SD. Secara rinci, tingkat pendidikan pekerja pada usaha Kerupuk SKS

terdapat pada Tabel 4 berikut ini:

Tabel 4. Tingkat Pendidikan Pekerja Usaha Kerupuk SKS dan Pedagang Kerupuk

Produksi Pedagang Tinggkat

Pendidikan Jumlah Presentase (%) Tinggkat Pendidikan Jumlah Presentase (%)

SLTA 10 40 SLTA 28 70 SLTP 11 44 SLTP 9 22,5

SD 4 16 SD 3 7,5 Total 25 100 Total 40 100

Sumber: Wawancara dengan pimpinan Usaha Kerupuk SKS

Sistem penggajiannya adalah perbulan untuk tenaga kerja tetap yang

berjumlah 15 orang, gaji yang diterima tenaga kerja tetap adalah sebesar

Rp.610.000,00 perbulan. Sedangkan untuk tenaga kerja tidak tetap sistem

Page 45: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

109

penggajiannya adalah perhari, gaji yang diterima adalah sebesar Rp.20.000,00

perhari.

5.3. Aspek Hukum (Institusional)

Keberadaan usaha Kerupuk SKS ini secara hukum belum terdaftar tetapi

telah memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) sejak tahun 1992. Usaha

Kerupuk SKS ini didirikan sejak tahun 1992 dan telah memiliki IMB.

5.4. Aspek Ekonomi dan Sosial

Keberadaan usaha kerupuk SKS di daerah sekitar tidak menimbulkan

dampak terhadap kehidupan masyarakat setempat. Hal ini dikarenakan mesin-

mesin yang beroperasi tidak menimbulkan kebisingan masyarakat setempat.

Selain itu dengan adanya usaha kerupuk SKS wilayah setempat menjadi semakin

ramai, adanya penerangan listrik disekitar lokasi, dan terbukanya lapangan kerja

sehingga dapat mengurangi tingkat penggangguran.

5.5. Aspek Dampak Lingkungan

Kegiatan operasional usaha ini tidak mengganggu keseimbangan

lingkungan masyarakat di sekitar lokasi. Karena limbah yang dihasilkan dari

usaha ini tidak menghasilkan limbah yang membahayakan bagi manusia maupun

lingkungan tempat tinggalnya. Hasil limbah sebagian besar merupakan air kotor

sisa pembersihan alat-alat produksi. Air limbah ini tidak mengandung zat-zat

kimia yang membahayakan organisme tanah, dan tanaman.

Page 46: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

110

5.6. Aspek Pemasaran

Aspek pasar yang diteliti meliputi bauran pemasaran yang terdiri dari 4P,

yaitu produk, price (harga), promosi, dan place (distribusi) yang digunakan

perusahaan.

a. Produk

Produk yang ditawarkan oleh Usaha Kerupuk SKS ini adalah jenis

kerupuk berwarna putih yang sering kita jumpai di toko-toko kecil dan warung

makan. Disamping memiliki rasa yang gurih dan renyah mutu dari produk

Kerupuk SKS sangat baik dan layak untuk dikonsumsi oleh konsumen karena

tidak terdapat bahan-bahan kimia seperti, bahan pengawet (formalin) serta

pewarna. Hal itu dilakukan agar kosumen dapat mengkonsumsinya secara nyaman

dan aman.

b. Harga

Penetapan harga kerupuk ditentukan melalui kesepakatan antara pimpinan

dengan para pedagang yang ada di Usaha Kerupuk SKS. Hal ini dikarenakan

Usaha Kerupuk SKS ini hanya sebagai supplier (penyedia) bagi para pedagang.

Harga yang ditetapkan oleh Usaha Kerupuk SKS untuk para pedagang adalah

sebesar Rp.300,00 per biji. Pedagang bertanggung jawab penuh apabila kerupuk

yang dipasarkan tidak habis terjual.

c. Promosi

Promosi yang dilakukan oleh Usaha Kerupuk SKS adalah melalui

penyebaran kaleng kesetiap toko-toko kecil dan warung makan oleh para

pedagang. Penyebaran kaleng dilakukan oleh pedagang pada saat pengantaran

Page 47: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

111

dan penjualan produk Kerupuk SKS ke toko-toko kecil dan warung makan

(warteg) di wilayah Jakarta Selatan, Tangerang, dan Depok.

d. Distribusi.

Hasil dari produksi kerupuk langsung didistribusikan ke para pedagang

yang bernaung di usaha kerupuk SKS. Untuk satu pedagang bertanggung jawab

sebanyak 180 kaleng, dimana 1 kaleng berisi 33 keping kerupuk. Pedagang

berperan penting dalam proses pendistribusian, semakin banyak pedagang secara

langsung akan meningkatkan jumlah produksi kerupuk. Penjualan produk juga

dilakukan dengan cara retailing (penjualan dengan cara eceran). Selain itu, usaha

ini juga melayani pembeli yang langsung datang ke pabrik, tanpa adanya batas

minimum pembelian.

5.7. Aspek Finansial

5.7.1. Kebutuhan Dana dan Sumber Dana

Investasi yang dimiliki usaha Kerupuk SKS pada tahun 2006 adalah

sebesar Rp.1.171.673.000,00. dimana digunakan untuk biaya aktiva adalah

sebesar Rp.742.715.000,00 untuk modal kerja selama satu tahun sebesar

Rp.428.958.000,00

Sumber dana yang digunakan untuk menjalankan usaha ini tidak

seluruhnya dari modal sendiri. Tetapi dengan modal pinjaman sebesar 30% dari

Bank BRI. Investasi awal usaha kerupuk SKS dapat dilihat pada Tabel 5.

Page 48: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

112

Tabel 5. Investasi usaha kerupuk SKS pada Tahun 2006

Sumber: Data Primer, 2006 (diolah)

5.7.2. Biaya

Biaya-biaya yang dikeluarkan adalah termasuk biaya tetap, biaya tidak

tetap, biaya operasional, dan biaya penyusutan. Untuk biaya tetap (gaji) sebesar

Rp.110.000.000,00 per tahun (Lampiran 7), biaya tidak tetap adalah sebesar biaya

operasional yaitu sebesar Rp.428.958.000,00 per tahun. Biaya tidak tetap ini

digunakan untuk pembelian bahan baku, kemasan/ kaleng, biaya listrik, telepon,

tenaga kerja langsung, transportasi, bahan bakar, serta biaya promosi (Lampiran

No Komponen Jumlah (Rp) Keterangan

1 Bangunan 500.000.000 1 unit usaha2 Sarana Transportasi a. Mobil 40.000.000 1 unit b. Motor 12.000.000 1 unit c. Becak Kerupuk 60.000.000 40 unit3 Mesin a. hidrolik (pencetakan) 25.000.000 1 unit b. Molen 18.000.000 1 unit c. Pompa Air 1.800.000 2 unit4 Peralatan a. Ebek 1.875.000 250 unit b. Oven 1.000.000 2 unit c. Wajan 2.400.000 6 unit d. Sarang 5.200.000 400 unit e. Kaleng 72.000.000 7.200 unit f. Dorongan (roling) 800.000 4 unit g. Jaring 300.000 6 unit h. Bak (tempat adonan) 400.000 8 unit i. Ember Kecil 100.000 10 unit j. Ember Besar 160.000 8 unit k. Timbangan 1.500.000 3 unit l. Corong 40.000 6 unit m. Keranjang 140.000 20 unit

5. Modal kerja 1 tahun 428.958.000 Total 1.171.673.000

Page 49: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

113

8-10), sedangkan biaya penyusutannya adalah sebesar Rp.83.043.000,00 per tahun

(Lampiran 11). Adapun biaya Kerupuk SKS terdapat pada Tabel 6.

Tabel 6. Komponen Biaya Kerupuk SKS Pondok Labu Per Tahun.

No Komponen Biaya Jumlah (Rp) Tahun 1 Tahun 2,3,4 dan 5 1 Biaya gaji tetap 110.000.000 110.000.0002 Biaya tidak tetap 428.958.000 428.958.0003 Biaya penyusutan 83.043.000 83.043.0004 Biaya angsuran 20% 44.562.900 44.562.9005 Biaya bunga 35.650.320 35.650.3206 Biaya zakat 0 8.014.180 Total Biaya 702.214.220 710.228.400

Sumber: Data Primer, 2006 (diolah

5.7.3. Manfaat

Manfaat Usaha Kerupuk SKS diperoleh dari nilai penjualan kerupuk

dengan total produksi sebanyak 15.000 keping per hari dengan harga jual

Rp.300,00 perbijinya, dengan asumsi produksi yang gagal sebesar 2% (Lampiran

12). Perincian pemasukan Usaha Kerupuk SKS dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Pemasukan Kerupuk SKS Pondok Labu Per Tahun

No Komponen Harga (Rp)/ Keping

Jumlah Terjual/ Keping Jumlah (Rp)

1 Manfaat (Rp) 300 3.528.000 1.058.400.000

Sumber: Data Primer, 2006 (diolah)

Berdasarkan Tabel 7, bahwa pemasukan Usaha Kerupuk SKS per tahun

adalah sebesar Rp. 1.058.400.000,00. Setelah dikurangi pajak, angsuran, bunga,

zakat dan penyusutan maka akan didapat keuntungan sebesar Rp.320.567.202,00

Page 50: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

114

pada tahun 1, sedangkan untuk tahun 2,3,4 dan 5 adalah sebesar Rp.

312.553.022,00 (Lampiran 14). Ikhtisar Rugi/ Laba Usaha Kerupuk SKS dapat

dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Ikhtisar Rugi/ Laba Usaha Kerupuk SKS pada Tahun 2006

No Uraian Tahun

1 2,3,4 dan 5

1 Pendapatan (Rp) 1.058.400.000 1.058.400.000

2 Pengeluaran (Rp) a. Biaya Operasional (Rp) 428.958.000 428.958.000 b. Biaya gaji (Rp) 110.000.000 110.000.000 c. Penyusutan (Rp) 83.043.000 83.043.000

d. Angsuran 20% 44.562.900 44.562.900 e. Biaya Bunga 35.650.320 35.650.320 f. Pajak 10% (Rp) 35.618.578 35.618.578 Laba sesudah pajak (Rp) 320.567.202 320.567.202

3 Zakat 2,5% 0 8.014.180

3 Rugi/ Laba (Rp) 320.567.202 312.553.022 Sumber: Data Primer, 2006 (diolah)

5.7.4. Hasil Analisis Kelayakan Finansial

5.7.4.1. Hasil Analisis (30%Modal Pinjaman) Perhitungan modal pinjaman 30% dari investasi sebesar Rp.

742.715.000,00 adalah sebesar Rp.222.814.500,00 biaya bunga sebesar

Rp.35.650.320,00 (bunga bank dikalikan dengan pinjaman 30%). Angsuran

pokoknya sebesar 20% yaitu Rp.44.562.900,00 per tahun selama 5 tahun, adapun

hasil analisisnya terdapat pada Tabel 9.

Page 51: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

115

Tabel 9. Hasil Analisis Kelayakan Finansial Kerupuk SKS (Modal Pinjaman 30%)

No Alat Analisis Hasil Analisis Keterangan

1 Net Present Value (NPV) Rp.641.202.052 Layak

2 Internal Rate of Return (IRR) 24,90% Layak

3 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 1,18 Layak

4 Payback Period (PP) 1 Thn 9 Bln 4 Hari Sumber: Data Primer, 2006 (diolah)

Hasil analisis kelayakan investasi pada Tabel 9 dapat diketahui bahwa

usaha ini memiliki nilai NPV sebesar Rp.641.202.052,00 yang berarti usaha ini

akan menerima keuntungan sebesar Rp.641.202,00 juta selama 5 tahun menurut

nilai waktu sekarang. Nilai IRR adalah sebesar 24,90% yang berarti lebih besar

dibandingkan dengan tingkat suku bunga Bank (16%). Sehingga usaha ini layak

dilaksanakan dibandingkan apabila dananya disimpan di Bank, karena mempunyai

tingkat return yang lebih tinggi. Nilai Net B/C Ratio adalah sebesar 1,18 yang

berarti setiap pengeluaran Rp.1,00 akan memberikan keuntungan sebesar Rp.0,18

(Lampiran 15).

Berdasarkan kriteria kelayakan pada Tabel 9 dimana NPV bernilai positif,

Net B/C Ratio lebih besar dari satu, dan IRR lebih besar dari tingkat suku bunga

yang berlaku (16%), maka secara kelayakan investasi usaha pada pinjaman 30%

layak untuk diusahakan.

Hasil analisis payback period-nya menjelaskan bahwa usaha ini akan

mengembalikan investasi dalam waktu 1 tahun 9 bulan 4 hari. Sedangkan untuk

hasil perhitungan payback period-nya terdapat pada (Lampiran 71).

Page 52: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

116

Analisis BEP digunakan untuk melihat keadaan dimana jumlah manfaat

(penerimaan biaya) sama besarnya dengan jumlah pengeluaran (biaya), dengan

kata lain keadaan dimana usaha ini tidak mendapatkan laba dan juga tidak

menderita kerugian. Perhitungan BEP pada usaha ini ditinjau berdasarkan harga

jual dan volume produksi. Hasil perhitungan analisis Break Event Point (BEP)

terdapat pada Tabel 10.

Tabel 10. Break Event Point (BEP) Usaha Kerupuk SKS

No Keterangan Jumlah

1 Total Biaya Produksi (Rp)/Tahun 742.715.000

2 Total Produksi/Tahun 3.528.000

3 BEP Harga Jual (Rp) 210

4 Harga Jual Produk (Rp) 300

5 BEP Volume Produksi/ Tahun 2.475.717 Sumber: Data Primer, 2006 (diolah)

Berdasarkan hasil analisis BEP pada Tabel 10 dapat diketahui bahwa

usaha ini akan mengalami pulang pokok pada saat volume produksi atau

penjualan mencapai 2.475.717 keping atau penerimaan sebesar total biaya

produksi yaitu Rp.742.715.000,00 per tahun dan dengan BEP harga jual sebesar

Rp.210,00 per keping (Lampiran 5).

Berdasarkan hasil analisis Return On Investement pada Tabel 13 dapat

diketahui bahwa kemampuan mengembalikan investasi untuk setiap pengeluaran

modal investasi sebesar Rp.1.000,00 akan diperoleh pengembalian suatu investasi

sebesar Rp.580,00 pada tahun pertama. ROI pada tahun kedua, ketiga, keempat

dan kelima menurun menjadi Rp.570,00 karena adanya zakat sebesar 2,5%.

Page 53: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

117

Tabel 11. Return On Investement (ROI) Kerupuk SKS (Modal Pinjaman 30%)

No Uraian Tahun

1, 2,3,4,5 1 Manfaat Bersih 428.565.426 420.551.246

2 Investasi 742.715.000 742.715.000

3 ROI (%) 0,58 0,57 Sumber: Data Primer, 2006 (diolah)

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 11 dapat diketahui bahwa

penggunaan modal investasi dengan modal pinjaman 30% dalam usaha ini telah

digunakan dengan efisien. Hal ini telah, ditunjukan dengan nilai ROI yang besar

sampai tahun ke-5.

5.7.4.2. Hasil Analisis (100% Modal Sendiri)

Perhitungan kelayakan finansial usaha ini diperoleh dari data hasil

pengurangan aliran kas manfaat dengan aliran kas biaya. Manfaat bersih setelah

pajak ditambah penyusutan kemudian didiskontokan dengan tingkat suku bunga

investasi sebesar 16% yang merupakan tingkat suku bunga rata-rata kredit

investasi Bank Umum periode 2001-2006 (Lampiran 3). Adapun hasil

perhitungan kelayakan finansial Kerupuk SKS adalah sebagai berikut:

Hasil perhitungan dari kelayakan investasi yang meliputi NPV, IRR, dan

Net B/C Ratio, diperoleh dari hasil pengurangan aliran kas manfaat dengan aliran

kas biaya. Manfaat bersih setelah pajak kemudian didiskontokan dengan tingkat

suku bunga investasi sebesar 16% sedangkan untuk perhitungan Payback Period

didasarkan pada data cashflow sehingga Payback Period tidak dijadikan sebagai

hasil untuk menentukan layak atau tidaknya usaha, akan tetapi hanya digunakan

sebagai waktu pengembalian investasi, hasil analisisnya terdapat pada Tabel 12.

Page 54: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

118

Tabel 12. Hasil Analisis Kelayakan Finansial (100% Modal Sendiri)

No Alat Analisis Hasil Analisis Keterangan

1 Net Present Value (NPV) Rp.791.515.216 Layak

2 Internal Rate of Return (IRR) 25,78% Layak

3 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 1,25 Layak

4 Payback Period (PP) 1 thn 7 bln 2 hari Sumber: Data Primer, 2006 (diolah)

Berdasarkan hasil analisis kelayakan finansial pada Tabel 12, menyatakan

bahwa usaha ini memiliki NPV sebesar Rp.791.515.216 yang berarti bahwa usaha

ini akan memberikan keuntungan sebesar Rp.791.515.216 selama 5 tahun menurut

nilai waktu sekarang. Nilai IRR adalah sebesar 25,78% yang berarti lebih besar

dibandingkan dengan tingkat suku bunga Bank (16%). Sehingga usaha ini layak

dilaksanakan dibandingkan apabila dananya disimpan di Bank, karena mempunyai

kemampuan memperoleh tingkat return yang lebih tinggi. Nilai B/C Ratio sebesar

1,25 yang berarti bahwa setiap Rp.1,00 biaya yang dikeluarkan, akan memberikan

keuntungan sebesar Rp.0,25 (Lampiran 43).

Berdasarkan kriteria kelayakan pada Tabel 12 dimana NPV bernilai

positif, Net B/C Ratio lebih besar dari satu, dan IRR lebih besar dari tingkat suku

bunga yang berlaku (16%), maka secara kelayakan investasi usaha ini layak untuk

diusahakan.

Hasil dari analisis payback period (PP) menunjukan bahwa untuk

mengembalikan nilai investasi sebesar Rp.742.715.000,00 memerlukan waktu 1

tahun 7 bulan 2 hari (Lampiran 73).

Page 55: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

119

Pada metode ROI menunjukan bahwa pengembalian atau modal investasi

dimana besarnya manfaat bersih setelah pajak yang dicapai dibagi dengan

besarnya biaya modal investasi, adapun hasil perhitungan ROI terdapat pada

Tabel 13.

Tabel 13. Return On Investement (ROI) Kerupuk SKS (100% Modal Sendiri)

No Uraian Tahun 1, 2,3,4,5 1 Manfaat Bersih 475.802.100 465.983.123 2 Investasi 742.715.000 742.715.000 3 ROI (%) 0,64 0,63

Sumber: Data Primer, 2006 (diolah)

Berdasarkan hasil analisis Return On Investement pada Tabel 13 dapat

diketahui bahwa kemampuan mengembalikan investasi untuk setiap pengeluaran

modal investasi sebesar Rp.1.000,00 akan diperoleh pengembalian suatu investasi

sebesar Rp.640,00 pada tahun pertama. ROI pada tahun kedua, ketiga, keempat

dan kelima menurun menjadi Rp.627,00 karena adanya zakat sebesar 2,5%.

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 13 dapat diketahui bahwa

pengunaan modal investasi dalam usaha ini telah digunakan dengan efisien. Hal

ini, ditunjukan dengan nilai ROI yang besar sehingga perusahaan mengembalikan

investasinya dengan cepat.

5.8. Analisis Sensitivitas

Berdirinya Usaha Kerupuk SKS ini dimaksudkan agar masyarakat selaku

konsumen dapat membeli dan mengkonsumsi kerupuk secara aman. Hal ini

Page 56: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

120

sebagai suatu strategi yang dilakukan melihat banyaknya tingkat persaingan,

dalam dunia bisnis persaingan selalu ada dengan kekuatan bersaing didominasi

oleh adanya kekuatan daya beli, pemasok, dan produk substitusi. Tidak menutup

kemungkinan usaha Kerupuk SKS tidak ada pesaing, pesaing usaha ini cukup kuat

diantaranya persaingan pasar dengan jenis produk kerupuk yang lain. Akibat

adanya persaingan pasar, maka terjadi penurunan harga jual yang akan

berpengaruh terhadap panurunan penerimaan. Dalam analisis sensitivitas, penulis

mengasumsikan penurunan penerimaan sebesar 10% yang dipertimbangkan

dengan banyaknya pesaing dan biaya diasumsikan tetap.

Pengaruh dari faktor inflasi dalam analisis usaha sangat penting dan

berdampak langsung terhadap biaya khususnya biaya operasional. Untuk

melakukan analisis sensitivitas, penulis mengasumsikan bahwa yang berpengaruh

terhadap pada usaha ini adalah penurunan penerimaan 10% adanya faktor

persaingan dan kenaikan biaya operasional pada tepung tapioka, minyak goreng,

minyak tanah dan tepung terigu yaitu sebesar 20% karena belum stabilnya

ekonomi di Indonesia.

5.8.1. Analisis Sensitivitas (30% Modal Pinjaman)

Pada analisis sensitivitas Usaha Kerupuk SKS variabel yang digunakan

pada penelitian ini meliputi penurunan penerimaan sebesar 10%, dan kenaikan

biaya operasional pada tepung tapioka, minyak goreng, minyak tanah dan tepung

terigu yaitu sebesar 20%. Dari kelima variabel tersebut apabila layak dengan

kondisi 30% modal pinjaman, maka sesuai dengan kajian analisis sensitivitasnya

Page 57: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

121

hasil tersebut dikombinasikan. untuk lebih jelasnya hasil perhitungan analisis

sensitivitas 30% modal pinjaman terdapat pada Tabel 14.

Tabel 14. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Penerimaan Turun 10% Usaha

Kerupuk SKS (30% Modal Pinjaman) No Alat Analisis Hasil Analisis Keterangan

1 Net Present Value (NPV) Rp.335.050.407 Layak

2 Internal Rate of Return (IRR) 22,59% Layak

3 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 1,06 Layak

4 Payback Period (PP) 2 thn 3 bln 4 hr Sumber: Data Primer, diolah 2006 Berdasarkan hasil analisis sensitivitas pada Tabel 14, dapat diketahui

bahwa usaha ini layak bila dilihat dari nilai NPV yang positif, IRR lebih besar

dari tingkat suku bunga yang berlaku sebesar (16%) dan nilai Net B/C Ratio lebih

dari satu. Dengan demikian, penerimaan penurunan sebesar 10% tidak

berpengaruh terhadap kelayakan investasi pada usaha ini (Lampiran 16). Dari

hasil payback period dapat diketahui bahwa usaha ini akan mengembalikan nilai

investasinya dalam waktu 2 tahun 3 bulan 4 minggu. Untuk hasil perhitungan

payback period Analisis Sensitivitas dengan 30% modal pinjaman terdapat pada

Lampiran 72.

Usaha ini masih layak apabila penurunan penerimaannya sampai pada

batasan 15,8% artinya apabila terjadi penurunan penerimaan lebih dari 15,8%

maka usaha ini tidak layak untuk dijalankan. Untuk hasil perhitungan analisis

sensitivitas batas penerimaan turun 30% modal pinjaman terdapat pada Lampiran

76.

Page 58: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

122

Tabel 15. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Biaya Operasional Naik 20% pada Tepung Tapioka Usaha Kerupuk SKS (30% Modal Pinjaman)

No Alat Analisis Hasil Analisis Keterangan

1 Net Present Value (NPV) Rp.474.588.912 Layak

2 Internal Rate of Return (IRR) 23,49% Layak

3 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 1,11 Layak

4 Payback Period 2 thn 1 bln 4 hari Sumber: Data Primer, diolah 2006 Berdasarkan hasil analisis sensitivitas pada Tabel 15, dapat diketahui

bahwa usaha ini layak bila dilihat dari nilai NPV yang positif, IRR lebih besar

dari tingkat suku bunga yang berlaku sebesar (16%) dan nilai Net B/C Ratio lebih

dari satu. Dengan demikian, kenaikan biaya operasional pada tepung terigu

sebesar 20% tidak berpengaruh terhadap kelayakan investasi pada usaha ini

(Lampiran 17). Dari hasil payback period dapat diketahui bahwa usaha ini akan

mengembalikan nilai investasinya dalam waktu 2 tahun 1 bulan 4 hari. Untuk

hasil perhitungan payback period Analisis Sensitivitas kenaikan biaya operasional

pada tepung terigu 30% modal pinjaman terdapat pada Lampiran 72.

Tabel 16. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Biaya Operasional Naik 20% pada

Minyak Goreng Usaha Kerupuk SKS (30% Modal Pinjaman) No Alat Analisis Hasil Analisis Keterangan

1 Net Present Value (NPV) Rp.636.203.657 Layak

2 Internal Rate of Return (IRR) 24,86% Layak

3 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 1,18 Layak

4 Payback Period 1 thn 9 bln 7 hari Sumber: Data Primer, diolah 2006

Page 59: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

123

Berdasarkan hasil analisis sensitivitas pada Tabel 16, dapat diketahui

bahwa usaha ini layak bila dilihat dari nilai NPV yang positif, IRR lebih besar

dari tingkat suku bunga yang berlaku sebesar (16%) dan nilai Net B/C Ratio lebih

dari satu. Dengan demikian, kenaikan biaya operasional pada minyak goreng

sebesar 20% tidak berpengaruh terhadap kelayakan investasi pada usaha ini

(Lampiran 18). Dari hasil payback period dapat diketahui bahwa usaha ini akan

mengembalikan nilai investasinya dalam waktu 1 tahun 9 bulan 7 hari. Untuk

hasil perhitungan payback period Analisis Sensitivitas dengan 30% modal

pinjaman terdapat pada Lampiran 72.

Tabel 17. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Biaya Operasional Naik 20% pada

Minyak Tanah Usaha Kerupuk SKS (30% Modal Pinjaman) No Alat Analisis Hasil Analisis Keterangan

1 Net Present Value (NPV) Rp.639.813.609 Layak

2 Internal Rate of Return (IRR) 24,89% Layak

3 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 1,18 Layak

4 Payback Period 1 thn 9 bln 4 hari Sumber: Data Primer, diolah 2006 Berdasarkan hasil analisis sensitivitas pada Tabel 17, dapat diketahui

bahwa usaha ini layak bila dilihat dari nilai NPV yang positif, IRR lebih besar

dari tingkat suku bunga yang berlaku sebesar (16%) dan nilai Net B/C Ratio lebih

dari satu. Dengan demikian, kenaikan biaya operasional pada minyak tanah

sebesar 20% tidak berpengaruh terhadap kelayakan investasi pada usaha ini

(Lampiran 19). Dari hasil payback period dapat diketahui bahwa usaha ini akan

mengembalikan nilai investasinya dalam waktu 1 tahun 9 bulan 4 hari. Untuk

Page 60: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

124

hasil perhitungan payback period Analisis Sensitivitas dengan 30% modal

pinjaman terdapat pada Lampiran 72.

Tabel 18. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Biaya Operasional Naik 20% pada

Tepung Terigu Usaha Kerupuk SKS (30% Modal Pinjaman) No Alat Analisis Hasil Analisis Keterangan 1 Net Present Value (NPV) Rp.627.317.623 Layak

2 Internal Rate of Return (IRR) 24,80% Layak 3 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 1,18 Layak 4 Payback Period 1 thn 9 bln 11 hari

Sumber: Data Primer, diolah 2006

Berdasarkan hasil analisis sensitivitas pada Tabel 18, dapat diketahui

bahwa usaha ini layak bila dilihat dari nilai NPV yang positif, IRR lebih besar

dari tingkat suku bunga yang berlaku sebesar (16%) dan nilai Net B/C Ratio lebih

dari satu. Dengan demikian, kenaikan biaya operasional pada tepung terigu

sebesar 20% tidak berpengaruh terhadap kelayakan investasi pada usaha ini

(Lampiran 20). Dari hasil payback period dapat diketahui bahwa usaha ini akan

mengembalikan nilai investasinya dalam waktu 1 tahun 9 bulan 11 hari. Untuk

hasil perhitungan payback period Analisis Sensitivitas dengan 30% modal

pinjaman terdapat pada Lampiran 72.

Dari kelima variabel tersebut dinyatakan layak dengan kondisi 30%

modal pinjaman, maka sesuai dengan kajian analisis sensitivitasnya hasil tersebut

dikombinasikan antara variabel penurunan pendapatan sebesar 10% dengan

kenaikan biaya operasional pada tepung tapioka, minyak goreng, minyak tanah

Page 61: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

125

dan tepung terigu sebesar 20%. Untuk lebih jelasnya hasil kombinasi perhitungan

analisis sensitivitas 30% modal pinjaman terdapat pada Tabel 19.

Tabel 19. Hasil Kombinasi Aanalisis Sensitivitas 30% Modal Pinjaman

Komponen Hasil Analisis Sensitivitas 30% Modal Pinjaman

NPV (Rp) IRR Net B/C Ratio

Layak/ Tidak Layak Payback Period

A. 30% Modal Pinjaman 641,202,052 24.90 1.18 Layak 1Thn, 9 Bln 4 Hr

a. Pendapatan -10% 335,050,407 22.59 1.06 Layak 2Thn, 3 Bln 4 Hr

b. Tepung Tapioka +20% 474,588,912 23.49 1.11 Layak 2Thn, 1 Bln 4 Hr

c. Minyak Goreng +20% 636,203,657 24.86 1.18 Layak 1Thn, 9 Bln 7 Hr

d. Minyak Tanah +20% 639,813,609 24.89 1.18 Layak 1Thn, 9 Bln 4 Hr

e. Tepung Terigu +20% 627,317,623 24.80 1.18 Layak 1Thn, 9 Bln 11 Hr

B. Kombinasi

a+b 168,437,267 21.06 1.00 Layak 2Thn, 8 Bln 1 Hr

a+c 330,052,013 22.52 1.06 Layak 2Thn, 3 Bln 7 Hr

a+d 333,661,964 22.57 1.06 Layak 2Thn, 3 Bln 4 Hr

a+e 321,165,979 22.40 1.06 Layak 2Thn, 3 Bln 14 Hr

b+c 469,590,518 23.44 1.11 Layak 2Thn, 1 Bln 4 Hr

b+d 473,200,469 23.48 1.11 Layak 2Thn, 1 Bln 4 Hr

b+e 460,704,483 23.35 1.11 Layak 2Thn, 1 Bln 7 Hr

c+d 634,815,215 24.85 1.18 Layak 1Thn, 9 Bln 7 Hr

c+e 622,319,229 24.76 1.17 Layak 1Thn, 9 Bln 11 Hr

d+e 625,929,180 24.79 1.18 Layak 1Thn, 9 Bln 11 Hr

a+b+c 163,438,873 20.94 1.00 Layak 2Thn, 8 Bln 8Hr

a+b+d 167,048,825 21.03 1.00 Layak 2Thn, 3 Bln 4 Hr

a+b+e 154,552,839 20.72 1.00 Layak 2Thn, 8 Bln 16 Hr

a+c+d 328,663,570 22.50 1.06 Layak 2Thn, 3 Bln 7 Hr

a+c+e 316,167,585 22.33 1.06 Layak 2Thn, 3 Bln 18 Hr

b+c+d 468,202,075 23.43 1.11 Layak 2Thn, 1 Bln 4 Hr

b+c+e 455,706,089 23.31 1.10 Layak 2Thn, 1 Bln 11 Hr

c+d+e 620,930,786 24.75 1.17 Layak 1Thn, 9 Bln 14 Hr

a+b+c+d 162,050,430 20.91 1.00 Layak 2Thn, 8 Bln 8 Hr

a+b+c+e 149,554,445 20.59 0.99 Tidak Layak 2Thn, 8 Bln 23 Hr

b+c+d+e 454,317,646 23.29 1.10 Layak 2Thn, 1 Bln 11 Hr

a+b+c+d+e 148,166,002 0.99 0.99 Tidak Layak 2Thn, 8 Bln 23 Hr

Page 62: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

126

Berdasarkan hasil kombinasi analisis sensitivitas 30% Modal Pinjaman

pada Tabel 19, dapat diketahui bahwa usaha ini layak untuk dijalankan bila dilihat

dari nilai bila dilihat dari nilai NPV yang positif, IRR lebih besar dari tingkat suku

bunga yang berlaku sebesar (16%) dan nilai Net B/C Ratio lebih dari satu. Usaha

ini tidak layak untuk dijalankan apabila terjadi penurunan pendapatan sebesar

10% dibarengi dengan kenaikan biaya operasional sebesar 20% pada tiga dan

empat variabel meliputi tepung tapioka, minyak goreng, minyak tanah dan tepung

terigu. Dengan demikian, hasil kombinasi antara penurunan pendapatan dan

kenaikan biaya operasional pada tepung tapioka, minyak goreng, minyak tanah

dan tepung terigu sebesar 20% berpengaruh terhadap kelayakan investasi pada

usaha ini (Lampiran 15-42).

5.8.2. Analisis Sensitivitas (100% Modal Sendiri)

Pada analisis sensitivitas Usaha Kerupuk SKS variabel yang digunakan

pada penelitian ini meliputi penurunan penerimaan sebesar 10%, dan kenaikan

biaya operasional pada tepung tapioka, minyak goreng, minyak tanah dan tepung

terigu yaitu sebesar 20%. Dari kelima variabel tersebut apabila layak dengan

kondisi 100% modal sendiri, maka sesuai dengan kajian analisis sensitivitasnya

hasil tersebut dikombinasikan. untuk lebih jelasnya hasil perhitungan analisis

sensitivitas 100% modal sendiri terdapat pada Tabel 20.

Page 63: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

127

Tabel 20. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Penerimaan Turun 10% Usaha Kerupuk SKS (100% Modal Sendiri)

No Alat Analisis Hasil Analisis Keterangan

1 Net Present Value (NPV) Rp.485.363.572 Layak

2 Internal Rate of Return (IRR) 23,70% Layak

3 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 1,12 Layak

4 Payback Period (PP) 1 thn 11 bln 23 hari Sumber: Data Primer, diolah 2006 Berdasarkan hasil analisis sensitivitas pada Tabel 20, dapat diketahui

bahwa usaha ini layak bila dilihat dari nilai NPV yang positif, IRR lebih besar

dari tingkat suku bunga yang berlaku sebesar (16%) dan nilai Net B/C Ratio lebih

dari satu. Dengan demikian, penerimaan penurunan sebesar 10% tidak

berpengaruh terhadap kelayakan investasi pada usaha ini (Lampiran 44). Dari

hasil payback period dapat diketahui bahwa usaha ini akan mengembalikan nilai

investasinya dalam waktu 1 tahun 11 bulan 23 hari. Untuk hasil perhitungan

payback period Analisis Sensitivitas dengan 100% modal sendiri terdapat pada

Lampiran 74.

Usaha ini masih layak apabila penurunan penerimaannya sampai pada

batasan 20% artinya apabila terjadi penurunan penerimaan lebih dari 20% maka

usaha ini tidak layak untuk dijalankan. Untuk hasil perhitungan analisis

sensitivitas batas penerimaan turun 100% modal sendiri terdapat pada Lampiran

75.

Page 64: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

128

Tabel 21. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Biaya Operasional Naik 20% pada Tepung Tapioka Usaha Kerupuk SKS (100% Modal Sendiri)

No Alat Analisis Hasil Analisis Keterangan

1 Net Present Value (NPV) Rp.624.902.077 Layak

2 Internal Rate of Return (IRR) 24,90% Layak

3 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 1,17 Layak

4 Payback Period 1 thn 9 bln 11 hari Sumber: Data Primer, diolah 2006 Berdasarkan hasil analisis sensitivitas pada Tabel 21, dapat diketahui

bahwa usaha ini layak bila dilihat dari nilai NPV yang positif, IRR lebih besar

dari tingkat suku bunga yang berlaku sebesar (16%) dan nilai Net B/C Ratio lebih

dari satu. Dengan demikian, kenaikan biaya operasional pada tepung terigu

sebesar 20% tidak berpengaruh terhadap kelayakan investasi pada usaha ini

(Lampiran 45). Dari hasil payback period dapat diketahui bahwa usaha ini akan

mengembalikan nilai investasinya dalam waktu 1 tahun 9 bulan 11 hari. Untuk

hasil perhitungan payback period Analisis Sensitivitas dengan 100% modal

sendiri terdapat pada Lampiran 74.

Tabel 22. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Biaya Operasional Naik 20% pada Minyak Goreng Usaha Kerupuk SKS (100% Modal Sendiri)

No Alat Analisis Hasil Analisis Keterangan

1 Net Present Value (NPV) Rp.786.516.822 Layak

2 Internal Rate of Return (IRR) 25,75% Layak

3 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 1,24 Layak

4 Payback Period 1 thn 7 bln 2 hari Sumber: Data Primer, diolah 2006

Page 65: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

129

Berdasarkan hasil analisis sensitivitas pada Tabel 22, dapat diketahui

bahwa usaha ini layak bila dilihat dari nilai NPV yang positif, IRR lebih besar

dari tingkat suku bunga yang berlaku sebesar (16%) dan nilai Net B/C Ratio lebih

dari satu. Dengan demikian, kenaikan biaya operasional pada minyak goreng

sebesar 20% tidak berpengaruh terhadap kelayakan investasi pada usaha ini

(Lampiran 46). Dari hasil payback period dapat diketahui bahwa usaha ini akan

mengembalikan nilai investasinya dalam waktu 1 tahun 7 bulan 2 hari. Untuk

hasil perhitungan payback period Analisis Sensitivitas dengan 100% modal

sendiri terdapat pada Lampiran 74.

Tabel 23. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Biaya Operasional Naik 20% pada

Minyak Tanah Usaha Kerupuk SKS (100% Modal Sendiri) No Alat Analisis Hasil Analisis Keterangan

1 Net Present Value (NPV) Rp.790.126.774 Layak

2 Internal Rate of Return (IRR) 25,77% Layak

3 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 1,25 Layak

4 Payback Period 1 thn 7 bln 2 hari Sumber: Data Primer, diolah 2006

Berdasarkan hasil analisis sensitivitas pada Tabel 23, dapat diketahui

bahwa usaha ini layak bila dilihat dari nilai NPV yang positif, IRR lebih besar

dari tingkat suku bunga yang berlaku sebesar (16%) dan nilai Net B/C Ratio lebih

dari satu. Dengan demikian, kenaikan biaya operasional pada minyak tanah

sebesar 20% tidak berpengaruh terhadap kelayakan investasi pada usaha ini

(Lampiran 47). Dari hasil payback period dapat diketahui bahwa usaha ini akan

mengembalikan nilai investasinya dalam waktu 1 tahun 7 bulan 2 hari. Untuk

Page 66: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

130

hasil perhitungan payback period Analisis Sensitivitas dengan 100% modal

sendiri terdapat pada Lampiran 74.

Tabel 24. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Biaya Operasional Naik 20% pada

Tepung Terigu Usaha Kerupuk SKS (100% Modal Sendiri) No Alat Analisis Hasil Analisis Keterangan

1 Net Present Value (NPV) Rp.777.630.778 Layak

2 Internal Rate of Return (IRR) 25,70% Layak

3 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 1,24 Layak

4 Payback Period 1 thn 3 bln 6 hari Sumber: Data Primer, diolah 2006 Berdasarkan hasil analisis sensitivitas pada Tabel 24, dapat diketahui

bahwa usaha ini layak bila dilihat dari nilai NPV yang positif, IRR lebih besar

dari tingkat suku bunga yang berlaku sebesar (16%) dan nilai Net B/C Ratio lebih

dari satu. Dengan demikian, kenaikan biaya operasional pada tepung terigu

sebesar 20% tidak berpengaruh terhadap kelayakan investasi pada usaha ini

(Lampiran 48). Dari hasil payback period dapat diketahui bahwa usaha ini akan

mengembalikan nilai investasinya dalam waktu 1 tahun 3 bulan 6 hari. Untuk

hasil perhitungan payback period Analisis Sensitivitas dengan 100% modal

sendiri terdapat pada Lampiran 74.

Dari kelima variabel tersebut dinyatakan layak dengan kondisi 100%

modal sendiri, maka sesuai dengan kajian analisis sensitivitasnya hasil tersebut

dikombinasikan antara variabel penurunan pendapatan sebesar 10% dengan

kenaikan biaya operasional pada tepung tapioka, minyak goreng, minyak tanah

Page 67: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

131

dan tepung terigu sebesar 20%. Untuk lebih jelasnya hasil kombinasi perhitungan

analisis sensitivitas 100% modal sendiri terdapat pada Tabel 25.

Tabel 25. Hasil Kombinasi Analisis Sensitivitas (100% Modal Sendiri)

Komponen Hasil Analisis Sensitivitas 100% Modal Sendiri

NPV (Rp) IRR Net B/C Ratio

Layak/ Tidak Layak Payback Period

A. 100% Modal Sendiri 791,515,216 25.78 1.25 Layak 1 Thn, 7 Bln 2 Hr

a. Pendapatan turun -10% 485,363,572 23.70 1.12 Layak 1 Thn, 11 Bln 23 Hr b. Tepung Tapioka +20% 624,902,077 24.90 1.17 Layak 1 Thn, 9 Bln 11 Hr

c. Minyak Goreng +20% 786,516,822 25.75 1.24 Layak 1 Thn, 7 Bln 2 Hr

d. Minyak Tanah +20% 790,126,774 25.77 1.25 Layak 1 Thn, 7 Bln 2 Hr

e. Tepung Terigu +20% 777,630,788 25.70 1.24 Layak 1 Thn, 3 Bln 6 Hr

B. Kombinasi

a+b 318,750,432 22.37 1.05 Layak 2 Thn, 3 Bln 14 Hr a+c 480,365,178 23.65 1.12 Layak 1 Thn, 11 Bln 26 Hr a+d 483,975,129 23.69 1.12 Layak 1 Thn, 11 Bln 23 Hr a+e 471,479,144 23.57 1.12 Layak 2 Thn, 1 Bln 4 Hr b+c 619,903,682 24.86 1.17 Layak 1 Thn, 9 Bln 14 Hr

b+d 623,513,634 24.89 1.17 Layak 1 Thn, 9 Bln 11 Hr b+e 611,017,648 24.79 1.16 Layak 1 Thn, 10 Bln 2 Hr c+d 785,128,379 25.74 1.24 Layak 1 Thn, 8 Bln 2 Hr c+e 772,632,394 25.67 1.24 Layak 1 Thn, 7 Bln 10 Hr

d+e 776,242,345 25.69 1.24 Layak 1 Thn, 7 Bln 1 Hr

a+b+c 313,752,038 22.30 1.05 Layak 2 Thn, 4 Bln 2 Hr

a+b+d 317,361,989 22.35 1.05 Layak 2 Thn, 4 Bln 2 Hr a+b+e 304,866,004 22.17 1.05 Layak 2 Thn, 4 Bln 25 Hr

a+c+d 478,976,735 23.64 1.12 Layak 1 Thn, 11 Bln 26 Hr

a+c+e 410,943,036 23.55 1.09 Layak 2 Thn, 1 Bln 10 Hr

b+c+d 618,515,240 24.85 1.16 Layak 1 Thn, 9 Bln 14 Hr

b+c+e 606,019,254 24.76 1.16 Layak 1 Thn, 10 Bln 22 Hr c+d+e 771,243,951 25.66 1.24 Layak 1 Thn, 7 Bln 10 Hr a+b+c+d 312,363,595 22.28 1.05 Layak 2 Thn, 1 Bln 2 Hr a+b+c+e 299,867,610 22.10 1.04 Layak 2 Thn, 4 Bln 2 Hr b+c+d+e 604,630,811 24.74 1.16 Layak 1 Thn, 4 Bln 22 Hr a+b+c+d+e 298,479,167 22.08 1.04 Layak 2 Thn, 4 Bln 2 Hr

Page 68: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

132

Berdasarkan hasil kombinasi analisis sensitivitas 100% Modal Sendiri

pada Tabel 25, dapat diketahui bahwa usaha ini layak untuk dijalankan bila dilihat

dari nilai NPV yang positif, IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku

sebesar (16%) dan nilai Net B/C Ratio lebih dari satu. Dengan demikian, hasil

kombinasi antara penurunan pendapatan dan kenaikan biaya operasional pada

tepung tapioka, minyak goreng, minyak tanah dan tepung terigu sebesar 20%

tidak berpengaruh terhadap kelayakan investasi pada usaha ini (Lampiran 21-42).

Page 69: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

133

BAB VI KESIMPULAN

6.1. Kesimpulan

1. Hasil analisis kelayakan finansial pada usaha Kerupuk SKS dapat disimpulkan

sebagai berikut:

a. Hasil analisis kelayakan finansial dengan 30% modal pinjaman dinyatakan

layak, terbukti dengan nilai NPV yang positif, IRR lebih dari tingkat suku

bunga yang berlaku (16%), dan nilai Net B/C ratio lebih besar dari satu.

Payback period menunjukkan bahwa usaha ini akan mengembalikan

investasinya dalam waktu 1 tahun 9 bulan 4 hari. Usaha ini akan

mengalami pulang pokok pada saat volume produksi mencapai 2.475.717

keping per tahun, atau dengan harga jual sebesar Rp.210 per keping.

Penggunaan modal investasi pada usaha ini telah efisien, ditunjukan

dengan nilai ROI sebesar 58% pada tahun ke-1, dan 57% pada tahun ke-2,

3, 4 dan 5.

b. Hasil analisis kelayakan finansial dengan 100% modal sendiri dinyatakan

layak, terbukti dengan nilai NPV yang positif, IRR lebih dari tingkat suku

bunga yang berlaku (16%), dan nilai Net B/C ratio lebih besar dari satu.

Payback period menunjukkan bahwa usaha ini akan mengembalikan

investasinya dalam waktu 1 tahun 7 bulan 2 hari. Penggunaan modal

investasi pada usaha ini telah efisien, ditunjukan dengan nilai ROI sebesar

64% pada tahun ke-1, dan 63% pada tahun ke-2, 3, 4 dan 5.

Page 70: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

134

2. Hasil analisis sensitivitasnya dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Hasil analisis sensitivitas 30% modal pinjaman tidak layak apabila terjadi

penurunan penerimaan sebesar 10% disertai dengan kenaikan biaya

operasional sebesar 20% pada semua varibel meliputi tepung tapioka,

minyak goreng, minyak tanah, dan tepung terigu dan penurunan

penerimaan sebesar 10% disertai dengan kenaikan biaya operasional

sebesar 20% pada pada tiga variabel yaitu tepung tapioka, minyak goreng

dan tepung terigu.

b. Hasil analisis sensitivitas 100% modal sendiri dinyatakan layak dengan

variabel penurunan penerimaan sebesar 10% dan kenaikan biaya

operasional sebesar 20% pada tepung tapioka, minyak goreng, minyak

tanah, dan tepung terigu.

6.2. Saran

Berdasarkan hasil yang telah disimpulkan diatas, untuk pengembangan

Usaha Kerupuk SKS penulis memberikan saran seperti dibawah ini:

1. Sebaiknya usaha ini dilaksanakan dengan menggunakan modal sendiri, karena

dilihat dari hasil analisis sensitivitasnya usaha ini tidak berpengaruh bila

terjadi penurunan penadapatan dan kenaikan biaya operasional .

2. Sesuai dari hasil analisis finansialnya dimana NPV positif, IRR lebih besar

dari tingkat suku bunga dan Net B/C Ratio lebih besar dari satu, sebaiknya

usaha ini terus dilaksanakan dan dikembangkan, karena telah memiliki kriteria

dalam kelayakan finansialnya.

Page 71: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

135

DAFTAR PUSTAKA

Aisah, Siti. Analisis Kelayakan Usaha Florist, Bogor [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Fakultas Pertanian; 2002

Alireza, M. Israbi. Studi Kelayakan Agribisnis Ikan Hias Air Tawar, Bogor

[Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Fakultas Pertanian; 2002 Anoraga, P. & J. Sudantoko. Koperasi, Kewirausahaan dan Usaha Kecil.

(Jakarta: Rineka Cipta, 2002). Aqidah, Nur. Analisis Evaluasi Kelayakan Finansial dan Investasi Usaha Pada

Pasar Ikan Higienis, Pejompongan, Jakarta [Skripsi]. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah jakarta. Fakultas Sains dan Teknologi; 2006

Bakrie, Aburizal. Merebut Hati Rakyat. (Jakarta: PT Primamedia Pustaka, 2004).

Badan Pusat Statistik. Suku Bunga Kredit Investasi Bank Umum Periode 2001-2006. (Jakarta, 2001).

Badan Pusat Statistik.Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga (IKKR).

(Jakarta, 2001). Bank Indonesia. Laju Inflasi Nasional Periode 2001-2006.www.go.id.htm,

Jakarta.04/21/2006, 8.15 PM. David. Fred R. Manajemen Strategis. Jilid 10 (Jakarta: Salemba Empat, 2006) Emawati. Analisis Kelayakan Finansial Industri Tahu Pada Usaha Dagang Tahu

Bintaro, Kabupaten Tanggerang, Propinsi Banten [Skripsi]: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah jakarta. Fakultas Sains dan Teknologi; 2007

Fatah, N. Evaluasi Proyek Finansial Pada Proyek Mikro. (Jakarta: CV. Asona,

1994) Gray, Clive, et al. Pengantar Evaluasi Proyek. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama, 1997). Haming, M & Salim Basalamah. Studi Kelayakan Investasi: proyek dan bisnis.

(Jakarta: PPM, 2003) Husnan, dan Suwarsono. Studi Kelayakan Proyek., Ed ke-4 (Yogyakarta: UPP.

AMP YKPN, 2000).

Page 72: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

136

Ibrahim, M.Y. Studi Kelayakan Bisnis. (Jakarta: Rineka Cipta, 2003).

Ichsan. M, dkk. Studi Kelayakan Proyek Bisnis. (Malang: UNIBRAW, 2003).

Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran : Analisis Perencanaan, Implementasi, dan Kontrol, Ed rev Jilid 1 (Jakarta : Prenhallindo, 1997).

Kotler, Philip & AB Susanto, Manajemen Pemasaran di Indonesia : Analisis,

perencanaan, implikasi dan pengendalian, Buku satu (Jakarta : Salemba, 1999)

Kasmir & Jakfar. Studi Kelayakan Bisnis. (Jakarta: Kencana, 2004) Prajnata, F. Kiat Sukses Bertanam Cabai di Musim Hujan : Analisis Usahatani

(Jakarta: Penebar Swadaya, 2002). Rewold, JD. Scott & M.R. Warshaw. Strategi Harga dalam Pemasaran. (Jakarta:

PT. Bima Aksara, 1987). Sofyan, Iban. Studi Kelayakan Bisnis., Ed Pertama. (Yogyakarta: Graha Ilmu,

2003). Soeharto, Iman. Studi Kelayakan Proyek Industri (Jakarta: Erlangga, 2002).

Sugiono. Metode Penelitian Bisnis (Bandung: Alfabeta, 2005)

Suherliyanti, Lely. Analisis Kelayakan Finansial Perusahaan Tahu Di Kabupaten Sumedang [Skripsi]. Bogor. Institut Pertanian Bogor. Fakultas Pertanian; 2003.

Susenas. Sistem Informasi Pola Pembiayaan/ Lending Model Usaha Kecil Pada Kerupuk Ikan.2003.www.bi.go.idsipukidid.htm, Jakarta.01/21/2008, 09.37 PM.

Umar, Husein. Studi Kelayakan Bisnis: Teknik Menganalisis Kelayakan Rencana

Bisnis secara Komperehensip., Ed ke-2. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003).

Wahyono dan Marzuki. Pembuatan Aneka Kerupuk., Cet. 9. (Jakarta: Penebar

Swadaya, 2005). Lampiran 1. Daftar Pertanyaan

Page 73: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

137

Daftar Pertanyaan Penelitian Analisis Finansial Usaha Kerupuk (Studi Kasus: Kerupuk SKS di Pondok Labu-Jakarta Selatan)

Gambaran Umum Perusahaan

1. Bagaimana sejarah berdirinya usaha kerupuk SKS ?

2. Dimana alamat dan lokasi perusahaan ?

3. Bagaimana struktur organisasi dari perusahaan?

Hasil dan Pembahasan

1. Aspek Pasar dan Pemasaran

a. Apa saja bauran pemasaran yang ada pada usaha ini?

b. Jenis produk ada yang dihasilkan oleh usaha ini?

c. Berapa harga yang ditetapkan oleh usaha kerupuk SKS?

d. Bagaimana strategi penjualan terhadap produk yang dihasilkan?

e. Berapa biaya promosi yang dikeluarkan oleh usaha ini?

2. Aspek Manajemen dan SDM

a. Bagaimana sistem manajemen yang ada pada usaha ini berjalan?

b. Bagaimana sisitem gaji yang diterapkan untuk para pegawai?

c. Berapa gaji yang diperoleh pegawai?

d. Berapa jumlah pegawai?

e. Apa rata-rata tingkat pendidikan pegawai?

f. Berasal dari mana rata-rata pegawai?

g. Bagaimana sisitem pengawasan terhadap pelaksanaan produksi?

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan (lanjutan)

Page 74: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

138

3. Aspek Hukum

a. Surat izin apa yang dimiliki oleh usaha ini?

b. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk perizinan?

4. Aspek Sosial

a. Bagaimana pengaruh pendirian usaha ini terhadap masyarakat sekitarnya?

b. Apakah dalam penyerapan tenaga kerja usaha ini melibatkan masyarakat

sekitarnya?

c. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk sosial bagi masyarakat sekitar?

5. Aspek Lingkungan

a. Apakah usaha ini mencemari lingkungan sekitarnya?

b. Bagaimana penanganan limbah yang terdapat pada usaha ini?

6. Aspek Teknik dan Teknologi

a. Bagaimana keadaan di lokasi pabrik?

b. Jenis bahan baku apa yang digunakan dalam proses produksi?

c. Dari mana bahan baku diperoleh dan dengan harga berapa?

d. Berapa banyak penggunaan bahan baku yang digunakan dalam proses

produksi tiap harinya?

e. Bagaimana proses produksinya?

f. Jenis produk apa yang dihasilkan?

g. Berapa jumlah produksi per harinya?

h. Bagaimana layout pabrik dan berapa luas tanah yang dimiliki serta

pemanfaatannya?

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan (lanjutan)

Page 75: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

139

7. Aspek Finansial

a. Berapa modal yang digunakan untuk mendirikan usaha ini?

b. Sumber modalnya berasal dari mana?

c. Berapa biaya tetap yang dikeluarkan untuk bangunan pabrik dan sewa

lahan?

d. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk pembelian alat transportasi (Mobil,

Motor, dan Becak kerupuk)?

e. Berapa harga masing-masing dari mesin yang digunakan (Hidrolik, Molen,

dan Pompa air)?

f. Berapa harga masing-masing dari peralatan yang digunakan (mixer, oven,

ebek, wajan, sarang, dorongan, jaring, ember, kaleng, timbangan dan

tempat pengukusan)?

g. Berapa besar gaji yang dikeluarkan untuk pegawai?

h. Berapa biaya variabel yang dikeluarkan oleh usaha ini untuk pembelian

(sagu, tepung terigu, bawang putih, vetsin, garam, dan ikan tongkol)?

i. Berapa persen pajak pendapatan yang harus dikeluarkan oleh usaha ini?

Page 76: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

68

Lampiran 2. Layout Perusahaan Keterangan:

A. Pintu (gerbang) masuk G. Tempat Pencucian alat-alat Produksi B. Rumah Bapak H. Manan H. Kamar Pegawai

C. Gudang Bahan Baku I. Tempat penjemuran dan parkir D. Tempat pembuatan adonan. J. Gudang peralatan E. Tempat produksi K. Tempat Penggorengan F. Tempat Pengovenan L. Warung makan (kantin)

I

B

J

L

G H

D

F

K

A

C

E

Page 77: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

69

Lampiran 3. Laju Inflasi Nasional Periode 2001-2006

Tahun Nilai (%)

2001 2002 2003 2004 2005 2006

12,06 11,41 6,25 6,15 8,80 14,55

Rata-rata 9,87 dibulatkan (10%) Sumber: Bank Indonesia (diolah)

Lampiran 4. Suku Bunga Kredit Investasi Bank Umum Periode 2001-2006

Tahun Nilai (%) 2001 2002 2003 2004 2005 2006

17,11 18,03 17,04 14,67 13,87 15,50

Rata-rata 16,04 % (16%) Sumber : BPS (Diolah)

Lampiran 5. Perhitungan BEP Per Tahun

Page 78: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

70

A. Total Biaya Produksi = 742.715.000

B. Total Produksi = 3.528.000

C. Harga Jual = 300

Rumus =

ProduksiTotalProduksi Biaya TotalJual Harga BEP =

Produksi Jual HargaProduksi Biaya TotalProduksi Volume Untuk BEP =

742.715.000 BEP Harga = 3.528.000

= 210 742.715.000 BEP Produksi = 300

= 2.475.717

Lampiran 6. Proses Produksi Kerupuk SKS

Pembuatan bumbu (mixer)

Pembuatan adonan (pencampuran bumbu, sagu dan tepung tapioka)

Page 79: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

71

Pencetakan (Hidrolik)

Pengovenan (selama 5-10 menit)

Penjemuran (sinar matahari)

Pengeringan

Penggorengan

Penggetasan (mengeringkan dari sisa minyak)

Pengemasan (becak kerupuk)

Pendistribusian

Page 80: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

72

Lampiran 7. Biaya Tetap Kerupuk SKS

No Komponen Tahun 0 1 2 3 1 Bangunan dan Sewa 500.000.000 2 Sarana Transportasi a. Mobil 40.000.000 b. Motor 12.000.000 c. Becak Kerupuk 60.000.000 3 Mesin a. hidrolik (pencetakan) 25.000.000 b. Molen 18.000.000 c. Pompa Air 1.800.000 4 Peralatan

a. Ebek 1.875.000 b. Oven 1.000.000 c. Wajan 2.400.000 d. Sarang 5.200.000 e. Kaleng 72.000.000 f. Dorongan (roling) 800.000 g. Jaring 300.000 h. Bak (tempat adonan) 400.000 i. Ember Kecil 100.000 j. Ember Besar 160.000 k. Timbangan 1.500.000 l. Corong 40.000 m. Keranjang 140.000 5 Gaji a. Pegawai Tetap 91.500.000 91.500.000 91.500.000 91. b. THR 12.500.000 12.500.000 12.500.000 12. c. Kebersihan dan Keamanan 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.

Total Biaya Tetap 742.715.000 110.000.000 110.000.000 110.000.000 110.

Page 81: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

73

No Uraian Tahun 1 2 3

1 Pendapatan

1.058.400.000

1.058.400.000

1.058.400.000 12 Pengeluaran

a. Biaya operasional

428.958.000

428.958.000

428.958.000 4

b. Biaya gaji tetap

110.000.000

110.000.000

110.000.000 1

c. Penyusutan

83.043.000

83.043.000

83.043.000

Pendapatan Kotor

436.399.000

436.399.000

436.399.000 43 a. Angsuran 20% 44.562.900 44.562.900 44.562.900 b. Biaya Bunga 35.650.320 35.650.320 35.650.320

Pendapatan Setelah Bunga dan Angsuran 356.185.780 356.185.780 356.185.780

4 Pajak 10% 35.618.578 35.618.578 35.618.578 Pendapatan Setelah Pajak 320.567.202 320.567.202 320.567.2025 Zakat 2,5% 0 8.014.180 8.014.180

Pendapatan Setelah Zakat 320.567.202 312.553.022 312.553.0226 Rugi/ Laba 320.567.202 312.553.022 312.553.022

Page 82: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

74

Lampiran 49. Analisis Sensitivitas Penerimaan Turun 10% dan Kenaikan Biaya OperasionalKerupuk SKS (100% Modal Sendiri) No Uraian Tahun 0 1 2 3 1 Pendapatan

a. Penjualan Kerupuk

952.560.000

952.560.000 952.560.00 b. Pendapatan Tambahan 0 0 0

Total Pendapatan

952.560.000

952.560.000 952.560.002 Total Biaya

a. Biaya Investasi

742.715.000

b. Biaya operasional 0

486.558.000

486.558.000 486.558.00

c. Biaya gaji tetap 0

110.000.000

110.000.000 110.000.00

d. Penyusutan 0

83.043.000

83.043.000 83.043.00

Total Biaya

742.715.000

679.601.000

679.601.000 679.601.00

3 Pendapatan Kotor -

742.715.000 272.959.000 272.959.000 272.959.004 Pajak 10% 0 27.295.900 27.295.900 27.295.90

5 Pendapatan Setelah Pajak -

742.715.000 245.663.100 245.663.100 245.663.106 Zakat 2,5% 0 6.141.578 6.141.577 Pendapatan Setelah Zakat 245.663.100 239.521.523 239.521.52

8 Penyusutan 0

83.043.000

83.043.000 83.043.00

Pendapatan Bersih -

742.715.000 328.706.100 322.564.523 322.564.529 ROI (%) 0 302,33 310,08 310,0

10 DF 16%

1 0,862 0,743 0,64

11 PV Pada DF 16% -

742.715.000 283.367.327,59 239.717.986,40 206.653.436,5

12 DF 24%

1 0,714 0,510 0,36

Page 83: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

75

13 PV Pada DF 24% -

742.715.000 234.790.071,43 164.573.735,97 117.552.668,5

14 Total NPV Pada DF 16%

318.750.432 15 Total NPV Pada DF 24% (81.856.481) 16 IRR (%) 22,37 Layak 17 Net B/C Ratio 1,05 Layak 18 Payback Period 2,29 2 Tahun 3 Bulan 14 Hari

Page 84: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

76

Lampiran 76. Analisis Sensitivitas Batas penurunan Penerimaan 10% Kerupuk SKS (30% MNo Uraian Tahu 0 1 2 1 Pendapatan

Penjualan Kerupuk -15,8%

891.172.800

891.172.800 8

Total Pendapatan 891.172.800

891.172.800

8

2 Aliran Kas Biaya

a. Biaya Investasi

742.715.000

b. Biaya operasional 0 428.958.000

428.958.000

4

c. Biaya gaji tetap 0

110.000.000

110.000.000 1

d. Penyusutan 0

83.043.000

83.043.000

Total Biaya 742.715.000 622.001.000 622.001.000

3 Pendapatan Kotor -

742.715.000 269.171.800 269.171.800

4 a. Angsuran 20% 0 44.562.900

44.562.900

4

b. Biaya Bunga 0 35.650.320

35.650.320

3

Pendapatan Setelah Bunga dan Angsuran 188.958.580

188.958.580

1

5 Pajak 10% 0 18.895.858 18.895.858

6 Pendapatan Setelah Pajak -

742.715.000 170.062.722 170.062.7227 Zakat 2,5% 0 4.251.5688 Pendapatan Setelah Zakat 170.062.722 165.811.154

9 Penyusutan 0

83.043.000

83.043.000 10 Bunga (1-Pajak) 0 24.955.224 24.955.224

Pendapatan Bersih -

742.715.000 278.060.946

273.809.378

2

11 ROI (%) 0 436,73 375,1312 DF 16% 1 0,86 0,74

13 PV Pada DF 16% -

742.715.000 239.707.712 203.484.97214 DF 24% 1 0,77 0,5915 PV Pada DF 24% -

Page 85: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

77

742.715.000 213.893.035 162.017.383 116 NPV Pada DF 16% 157.482.453 17 NPV Pada DF 24% (72.562.724) 18 IRR (%) 20,79 Layak 19 Net B/C Ratio 1,00 Layak 20 Payback Period 2,70 2 Tahun 8 Bulan 12 Hari

Page 86: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

78

Lampiran 77. Dokumentasi Usaha Kerupuk SKS

Ibu. Hj. Manan Pembuatan Adonan

Proses pencetakan Proses Pengepakan

Proses Pengovenan Proses Pengeringan

Page 87: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

79

Jakarta, 23 Maret 2008 Perihal : Surat Keterangan Penelitian. Kepada Yth. Bpk Drs.U.Maman, M.Si PudekBidang Akademik Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Jakarta Dengan Hormat, Bersama ini saya yang bertanda tangan dibawah ini menerangkan bahwa Nama : Taufan Sukmo S. Nim : 101092023411 Jurusan : Agribisnis Fakultas : Sains dan Teknologi Telah melakukan penelitian di Usaha Kerupuk Suka Asih (SKS) di Pondok Labu, Jakarta Selatan sejak bulan Februari s/d Maret Tahun 2006 dalam rangka penelitian penyusunan skripsi dengan judul “Analisis Finansial Usaha Kerupuk (Studi Kasus: Kerupuk Suka Asih (SKS) di Pondok Labu, Jakarta Selatan). Demikian surat keterangan ini saya buat untuk dipergunakan sebagamana mestinya.

Pimpinan Usaha Kerupuk SKS

Bp. Manan

Page 88: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

80

RINGKASAN TAUFAN SUKMO SANTOSO. 101092023411. Analisis Finansial Usaha Kerupuk (Studi Kasus: Kerupuk Suka Asih (SKS) di Pondok Labu, Jakarta Selatan). (Dibawah bimbingan INDOYAMA NASARUDDIN dan ENY DWININGSIH).

Indonesia merupakan salah satu negara agraris. Dengan potensi sumber daya alam, Indonesia dapat menghasilkan produk dan jasa pertanian, perkebunan dan perikanan yang diperlukan bagi kehidupan manusia. Pemberdayaan disektor pertanian dan industri yang tepat, dapat memberikan konstribusi bagi pembangunan nasional. Sektor pertanian dan industri merupakan sektor yang terkait, dimana sektor pertanian sebagai penyedia bahan baku sedangkan industri mengolah hasil pertanian untuk memperoleh nilai tambah. Salah satu industri yang mengolah hasil pertanian adalah industri kerupuk. Industri kerupuk memiliki potensi untuk dikembangkan. Bertambahnya jumlah penduduk dan kualitas hidup memberi dampak terhadap peningkatan permintaan kerupuk. Kerupuk SKS merupakan industri skala kecil yang bergerak dalam pembuatan kerupuk. Melihat akan prospek usaha ini, maka usaha kerupuk SKS diperlukan penanganan yang tepat agar kedepannya dapat berkembang dan mampu bersaing. Industri Kerupuk SKS membutuhkan informasi dengan menganalisis studi kelayakan usaha baik melalui kualitatif maupun kuantitatif dalam proses mengembangkan dan menjalankan usahanya.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat kelayakan finansial usaha kerupuk SKS dan menganalisis tingkat sensitivitas terhadap perubahan-perubahan pada manfaat dan biaya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2006 dengan teknik pengambilan sampel secara purposive. Analisis kualitatif mencakup aspek teknik dan produksi, aspek manajemen dan SDM, aspek hukum, aspek ekonomi dan sosial aspek, dampak lingkungan dan aspek pemasaran. Sedangkan analisis kuantitatif mencakup aspek finansial dengan perhitungan terhadap Cash flow, NPV, IRR, B/C Ratio, Payback Periods (PP), Return On Investement (ROI), Break Event Point (BEP) dan Analisis Sensitivitas.

Hasil analisis menunjukan bahwa usaha kerupuk SKS ini termasuk usaha skala kecil, dan memiliki potensi untuk lebih berkembang karena memiliki kualitas dan rasa yang baik. Usaha Kerupuk SKS ini telah memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) pada tahun 1992. Teknologi yang digunakan tergolong menengah. Kegiatan operasional usaha ini tidak mengganggu keseimbangan lingkungan masyarakat di sekitar

Page 89: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

81

lokasi, karena limbah yang dihasilkan tidak menggandung zat kimia yang berbahaya. Berdasarkan hasil analisis aspek finansial usaha kerupuk SKS dengan perhitungan modal pinjaman 30% didapatkan NPV sebesar 641.202.052, IRR sebesar 24,90%, B/C Rasio sebesar 1,18 dan ROI sebesar 0,58 pada tahun pertama, sedangkan untuk tahun kedua, ketiga, keempat dan kelima sebesar 0,57. Untuk hasil Pay Back Periods adalah selama 1 tahun 7 bulan 4 hari. Untuk hasil perhitungan 100% modal sendiri didapatkan NPV sebesar 791.515.216, IRR 25,78%, B/C Rasio sebesar 1,25 dan ROI sebesar 0,64 pada tahun pertama, sedangkan untuk tahun kedua, ketiga, keempat dan kelima sebesar 0,63. Pay Back Periods adalah selama 1 tahun 5 bulan 9 hari. Hasil analisis BEP untuk harga jual Rp.210,- dan untuk BEP volume produksi adalah 2.475.717 keping. Analisis aspek finansial yang dihasilkan pada perhitungan simulasi dengan perhitungan modal pinjaman dan modal sendiri menunjukan bahwa usaha kerupuk SKS layak dilaksanakan. Untuk perhitungan analisis sensitivitas 30% modal pinjaman tidak layak dilaksanakan apabila terjadi penurunan penerimaan sebesar 10% dibarengi dengan kenaikan biaya operasional sebesar 20% pada tepung tapioka, minyak goreng dan tepung terigu, sehingga untuk penurunan penerimaan sebesar 10% dan kenaikan biaya operasional sebesar 20% pada tepung tapioka, minyak goreng, minyak tanah dan tepung terigu akan tidak layak dilaksanakan. Sedangkan untuk analisis sensitivitas 100% modal sendiri yang terjadi pada variabel pengurangan pendapatan sebesar 10% dan kenaikan biaya operasional sebesar 20% pada tepung tapioka, minyak goreng, minyak tanah dan tepung terigu usaha ini layak untuk dilaksanakan.

Page 90: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

82

Agribisnis adalah ilmu yang mempelajari tentang pertanian dari hulu sampai hilir.

Menurut Sugiono (2000: 14-15) penelitian adalah merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data yang valid. Macam-macam datanya

1 Data Kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, gambar dan

kalimat.

2 Data Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang

diangkakan.

2.1. Data Diskrit/Nominal adalah data yang hanya dapat digolong-golongkan

secara terpisah, secara diskriptif atau kategori.

2.2. Data Kontinum adalah data yang bervariasi menurut tingkatan dan ini

diperoleh dari hasil pengukuran.

2.2.1. Data Ordinal adalah data yang berbentuk rangking atau peringkat.

2.2.2. Data Interval adalah data yang jaraknya sama tetapi tidak mempunyai

nilai nol (absulut/mutlak).

Kuantitatif

Kualitatif

Diskrit

Kontinum

Ratio

Ordinal

Interval

Macam Data

Page 91: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

83

2.2.3. Data Ratio data yang jaraknya sama, dan mempunyai nilai nol mutlak.

Agribisnis adalah ilmu yang mempelajari tentang pertanian dari hulu sampai hilir.

Page 92: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

84

Menurut Sugiono (2000: 14-15) penelitian adalah merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data yang valid. Macam-macam datanya

3 Data Kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, gambar dan

kalimat.

4 Data Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang

diangkakan.

2.3. Data Diskrit/Nominal adalah data yang hanya dapat digolong-golongkan

secara terpisah, secara diskriptif atau kategori.

2.4. Data Kontinum adalah data yang bervariasi menurut tingkatan dan ini

diperoleh dari hasil pengukuran.

2.4.1. Data Ordinal adalah data yang berbentuk rangking atau peringkat.

2.4.2. Data Interval adalah data yang jaraknya sama tetapi tidak mempunyai

nilai nol (absulut/mutlak).

2.4.3. Data Ratio data yang jaraknya sama, dan mempunyai nilai nol mutlak.

Kuantitatif

Kualitatif

Diskrit

Kontinum

Ratio

Ordinal

Interval

Macam Data

Page 93: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

85

Page 94: ANALISIS FINANSIAL USAHA KERUPUK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/9772/1/TAUFAN... · 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan

86