analisis faktor yang berhubungan dengan kejadian konsumsi alkohol

Upload: anies-zhee-fitriatunnisa

Post on 06-Jul-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Konsumsi Alkohol

    1/9

    94

     ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KONSUMSI ALKOHOL

    ANALYSIS OF FACTORS THAT ASSOCIATED WITH AN INCIDENCE OF ALCOHOL

    CONSUMPTION

    I Made Sudarma Adiputra 1, Siluh Nyoman Alit Nuryani 2, Dewa Ayu Putri Anggi Wirani 1 1

    STIKes Wira Medika PPNI Bali1

    2RSUP Sanglah Denpasar Provinsi Bali2

     ABSTRAK Alkohol merupakan salah satu zat adiktif lain dalam jenis-jenis narkoba dan merugikan bila penggunaanya

    tidak dalam batas yang sudah ditentukan. Masyarakat menilai mengonsumsi alkohol merupakan salah satu hal yangharus dihindari agar tidak sampai mengarah pada ketergantungan. Beberapa teori menyebutkan adanya berbagai faktoryang mempengaruhi yaitu tingkat pengetahuan, pola asuh orang tua, dukungan sosial teman sebaya. Tujuan penelitianini untuk mengetahui kontribusi faktor tingkat pengetahuan, pola asuh orang tua, dukungan sosial teman sebayaterhadap kejadian konsumsi alkohol. Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol berpasangan (matched  casecontrol study). Metode analisa data menggunakan uji Mcnemar dan uji conditional logistic regression. Hasil uji bivariatdengan Mcnemar menunjukkan hanya 2 variabel memiliki hubungan yang bermakna terhadap kejadian konsumsialkohol. Tingkat pengetahuan (p = 0,013), dukungan sosial teman sebaya (p = 0,017). Hasil multivariate dengan uji

    conditional logistic regression menunjukkan hanya 1 variabel yang berpengaruh terhadap kejadian konsumsi alkoholyaitu tingkat pengetahuan dengan (p = 0,026), OR = 4,69 (95%CI 1,20 – 18,34).   Berdasarkan hasil penelitian ini,disarankan kepada puskesmas setempat untuk memberikan edukasi tentang alkohol sampai dampak alkohol padamasyarakat.

    Kata kunci: Tingkat Pengetahuan, Pola Asuh Orang Tua, Dukungan Sosial Teman Sebaya, Kejadian Konsumsi Alkohol

    ABSTRACT

     Alcohol is one of addictive substances in the types of drugs and create harm full if being used over limits. People assumealcohol consumption is one of the things that should be avoided yet can lead to affect by various independence. Sometheory revealed that alcohol dependence of various factors that which are knowledge, parenting patterns, peer socialsupport may contribute the incidence of alcohol consumption. The purpose of this research was to determine the factorsof the level of knowledge, parenting patterns, peer social support with the incidence of alcohol consumption. This studyuse macthed case control study design. The data obtained were analyzed trough the Mcnemar and conditional logistic

    regression tests. The results of bivariate analysis with Mcnemar test showed that there were merely 2 variables hadsignificant related on incidence of alcohol consumption such us knowledge (p = 0,013) and peer social support (p =0,017). The results of multivariate analysis with conditional logistic regression test showed that there was knowledgefactors had significant influence on the incidence of alcohol consumption (p = 0,026), OR = 4,69 (95%CI 1,20 – 18,34).Based on result of this research, recommended for health workers to do helath education about alcohol and impact ofalcohol to society.

    Keywords : Knowledge, Parenting Patterns, Peer Social Support, The Incidence of Alcohol Consumption

     Alamat Korespodensi : Jalan Untung Surapati No 7 Gianyar BaliEmail : [email protected]

    PENDAHULUAN

    Proses perkembangan individu tidakselalu berjalan sesuai harapan dan nilai–nilaikarena banyak faktor yang menghambatnya.Faktor penghambat ini bisa bersifat internal ataueksternal. Faktor eksternal adalah yang berasaldari lingkungan seperti ketidak stabilan dalamkehidupan sosial politik, krisis ekonomi,perceraian orang tua, sikap dan perlakuan orangtua yang otoriter atau kurang memberikan kasihsayang dan pelecehan nilai-nilai moral dalam

    kehidupan masyarakat. Iklim lingkungan yangtidak sehat tersebut, cenderung memberikandampak yang kurang baik bagi setiap individu dansangat mungkin mereka akan mengalamikehidupan yang tidak nyaman, stres atau depresi.Individu dalam kondisi seperti inilah cenderungmeresponnya dengan sikap dan perilaku yangkurang wajar, salah satunya meminum minumankeras (Darmono, 2006).

  • 8/17/2019 Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Konsumsi Alkohol

    2/9

    Sudarma Adiputra, dkk: Analisis Faktor berhobungan dengan Konsumsi…

    95

    Mengkonsumsi minuman keras adalahsalah satu bentuk penyimpangan sosial.Penyimpangan sosial yang terjadi tidak akanbegitu saja muncul apabila tidak ada faktorpenarik atau faktor pendorong. Faktor penarikberada di luar diri seseorang, sedangkan faktorpendorong berasal dari dalam diri atau keluarga

    terutama orang tua yang memungkinkanseseorang untuk melakukan penyimpangantersebut. Penyimpangan-penyimpangan tersebutterjadi akibat sosialisasi yang tidak sempurna baikpergaulan di masyarakat maupun kehidupan didalam keluarga yang dianggap tidak memuaskan. Akibat dari hal itulah maka sesorang akanmencari pelarian di luar rumah yang dapatmemberikan perlindungan dan pengakuan akankeberadaan dirinya. Penyimpangan yangdilakukan melalui penyalahgunaan narkoba danminuman keras, biasanya seseorang tidak akanlangsung melakukannya, akan tetapi di ajak olehteman sekelompoknya untuk mencoba lebihdahulu untuk menunjukkan pembuktian dari egomereka yang merasa perlu pengakuan, lama -kelamaan seseorang akan mendapatkanpengakuan dari kelompoknya dan menjadi bagiandari kelompok tersebut (Partodiharjo, 2008).

     Alkohol di dunia barat sudah menjadilazim dan diterima dalam pergaulan sosial danhampir dikonsumsi setiap hari (Darmono, 2006).Berdasarkan National Intitute for Health and CareExcellence (NICE) (2011), kejadian yang serupa juga terjadi di Inggris tahun 2008 dimana 87% dari

    populasi penduduk di Inggris rata-ratamengkonsumsi alkohol. Preferensi peminumalkohol di Indonesia menurut Riskesdas (2007)yang menyatakan bahwa prevalensi peminumalkohol di perkotaan sejumlah 4,5 persensedangkan di pedesaan berkisar sampai 5,2persen dengan jenis alkohol tradisional berkisar55,4 persen dibandingkan dengan bir 18,6 persen,6,6 persen liquor, 19,4 persen wine.

    Menurut Riskesdas (2007) menyatakanBali termasuk dalam 6 provinsi dengan prevalensitinggi mengkonsumsi alkohol yaitu 10,9% - 19,9%dengan didominasi wilayah pedesaan yang

    mengonsumsi alkohol tradisional. Hal itu sepertiyang telah dijabarkan di atas di perkotaansejumlah 4,5 persen sedangkan di pedesaanberkisar sampai 5,2 persen dengan jenis alkoholtradisional berkisar 55,4 persen dibandingkandengan bir 18,6 persen, 6,6 persen liquor, 19,4persen wine. Masyarakat awam di Bali seringmenyebut minuman tradisional tersebut sebagaiarak oplosan.

     Arak oplosan itu sendiri bisa berasal dariberagam jenis campuran diantaranya campuransuplemen, coca cola, sprite,  bahkan ada yangsampai mencampur dengan bahan yangmengandung ethanol dan methanol. Etanolmerupakan jenis campuran yang terbuat darifermentasi buah- buahan atau gandum dan sering

    digunakan sebagai minuman rekreasi yang palingtua dan paling banyak di dunia. Sebenarnya mulaidari methanol, etanol dan lain sebagainyamarupakan zat toksik bagi tubuh tetapi etanollebih banyak digunakan karena cepat diuraikanoleh tubuh (Kalyani, 2010). Melihat harga etanolyang relative mahal menyebabkan terjadilahpenyalahgunaan methanol sebagai minumankeras oplosan (Andri, 2009). Khususnya di Baliminuman keras oplosan yang termasuk minumantradisional termasuk minuman dengan harga yangrelative murah.. 

    Fenomena keracunan alkohol semakinmarak terjadi dalam masyarakat. Berdasarkanlaporan data Rekam Medik dan data tahunanInstalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP SanglahDenpasar dari tahun 2009 – 2012 serta diperjelasdengan hasil wawancara ke Desa terkaitmenyatakan dari seluruh wilayah di Bali terlihatbahwa daerah Desa Katung Bangli dan DesaSampalan Klod Dawan Klungkung menjadi daerahterbanyak mengalami kejadian keracunan yangdiduga setelah mengonsumsi alkohol. DesaKatung Bangli tercatat 45 orang menjadi korban, 3orang diantaranya tewas sedangkan Desa

    Sampalan Klod Dawan Klungkung tercatat 23orang menjadi korban, 2 orang diantaranya tewas.Hasil dari studi pendahuluan yang peneliti lakukandari hasil wawancara dengan petugas dari dinaskesehatan kabupaten masing – masing sertadengan Kepala Desa setempat ditemukanternyata di Desa Sampalan Klod DawanKlungkung sempat terjadi kejadian serupa tahunsebelumnya dengan korban hampir mendekatiangka 27 orang. Selain itu menurut laporanKepala Desa Sampalan Klod Dawan Klungkungbahwa di desanya memang pernah adapenyuluhan tentang narkoba dan yang lainnya

    tapi itu hanya sekedar lewat saja dan kehadiranwarganya sangat minim. Ditinjau dari segikarakteristik masyarakatnya sendiri memangmasyarakat disana banyak yang membentukkelompok – kelompok tertentu untuk sekedarkumpul bersama dan tidak hanya di hari – haritertentu saja bahkan setiap hari contohnya sepertipara pemudanya sering berkumpul di pos – posterkait.

    1

  • 8/17/2019 Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Konsumsi Alkohol

    3/9

    Keperawatan Jiwa, Komunitas dan Manajemen Desember Vol. 1 No. 2 2014 

    96

    Hasil wawancara studi pendahuluanyang peneliti lakukan di Desa Sampalan Klod,Dawan, Klungkung dengan 10 orangpengkonsumsi alkohol usia 18-28 tahun diperolehsebanyak 7 orang (70 %) sering konsumsiminuman alkohol, sedangkan 3 orang lainnya (30%) mengaku hanya sekedar ikut- ikutan

    mengonsumsi minuman beralkohol dimanasemuanya tidak bisa membedakan antaraminuman beralkohol yang dapat menyebabkankeracunan dan minuman beralkohol yang tidakmenyebabkan keracunan serta tidak mengetahuiakibat minum minuman beralkohol bisa berakibatfatal sampai menyebabkan kematian. Selain itu,10 orang yang diwawancarai 6 orang (60 persen)mengatakan orang tuanya tidak pernah menegurdan melarangnya sedangkan 4 orang lainnya(40%) mengatakan mengonsumsi sebagai protesatas aturan ketat yang diberlakukan orang tuadalam keluarganya.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuikontribusi faktor yang berhubungan denganKejadian Konsumsi Alkohol dan diharapkan darifaktor tersebut dapat digunakan sebagai bahanacuan dalam mengembangkan pelayanankesehatan masyarakat mengenai alcohol

    BAHAN DAN METODE

    Penelitian ini penelitian non-eksperimenyaitu penelitian survey analitik denganmenggunakan desain kasus pembanding (casecontrol study) dimana data yang dikumpulkan

    secara Retrospective atau data masa lalu.Penelitian ini dilaksanakan di Desa SampalanKlod, Dawan, Klungkung dimulai pada minggukedua bulan Mei tahun 2014 sampai minggupertama bulan Juli untuk kelompok kasus dankelompok kontrol.

    Populasi kasus dalam penelitian iniadalah Semua orang yang mengonsumsi alkoholdi Desa Sampalan Klod, Dawan, Klungkung.Sedangkan, populasi kontrol adalah semua orangyang bukan pengonsumsi alkohol di DesaSampalan Klod, Dawan, Klungkung. Penelitian inimenggunakan teknik Purposive Sampling dengan

    perbandingan sampel kasus dan kontrol 1 : 1 ataumatched kasus kontrol. Dalam penelitian inidilakukan matcing untuk umur dan tingkatpendidikan. Menurut Dahlan (2009) menyatakanuntuk kasus kontrol kategorik berpasanganmemiliki rumus besar sampel denganperbandingan N1  : N2  dan diperoleh sampelmasing-masing untuk kasus 38 orang dan kontrol38 orang. Sampel kasus dalam penelitian ini

    adalah semua laki – laki rentang umur 18 tahun –28 tahun yang mengonsumsi alkohol yang beradadi Desa Sampalan Klod Dawan Klungkung.Mengonsumsi alkohol dimaksudkan mengonsumsiberbagai jenis alkohol termasuk salah satunyaarak yang dilakukan oleh sejumlah masyarakat diDesa Sampalan Klod, Dawan, Klungkung pada

    tahun 2009 dan tahun 2010 yang diduga hinggamengalami keracunan dari data Rekam Medik dandata tahunan Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUPSanglah Denpasar tahun 2009-2012. Sampelkontrol dalam penelitian ini adalah semua orangyang bukan pengonsumsi alkohol yang berada diDesa Sampalan Klod Dawan Klungkung. Bukanpengkonsumsi alkohol dimaksudkan adalahsesuai kriteria inklusi dan eksklusi.

    Variabel bebas dalam penelitian iniadalah tingkat pengetahuan, pola asuh orang tua,dukungan sosial teman sebaya. Sedangkanvariabel terikatnya adalah kejadian konsumsialkohol dengan skala katagorik nominal dikotom.Instrument pengumpulan data menggunakankuesioner dengan masing-masing variabelmemiliki 20 item pertanyaan.

     Analisis data dilakukan mulai dariunivariat hingga multivariate. Analisis bivariatdalam penelitian ini menggunakan programSTATA SE 12 dengan menggunakan uji Mcnemardengan melihat 95% CI. Analisis multivariat yangdigunakan adalah analisis Conditional LogisticRegression.

    HASILHasil tabulasi data dari kuesioner mengenaitingkat pengetahuan, pola asuh orang tua,dukungan sosial teman sebaya dapat dilihat padabentuk tabel berikut :

    Hasil penelitian menunjukkan bahwaterdapat 14 pasang kasus yang memiliki tingkatpengetahuan tidak baik dan kontrolnya memilikitingkat pengetahuan baik, sebaliknya ada 3pasang kasus yang memiliki tingkat pengetahuanbaik dan kontrolnya memiliki pengetahuan tidakbaik. Hasil nilai OR 95%CI menunjukkan tingkatpengetahuan merupakan faktor terhadap kejadian

    konsumsi alkohol. Secara statistik, yang memilikitingkat pengetahuan tidak baik akanmeningkatkan risiko mengkonsumsi alkohol 4,67kali lebih besar dari pada yang memiliki tingkatpengetahuan baik ( lihat tabel 1)

  • 8/17/2019 Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Konsumsi Alkohol

    4/9

    Sudarma Adiputra, dkk: Analisis Faktor berhobungan dengan Konsumsi…

    97

    Tabel 1. Hasil Analisis Bivariat Kontribusi FaktorTingkat Pengetahuan dengan KejadianKonsumsi Alkohol di Desa SampalanKlod Kecamatan Dawan KabupatenKlungkung

    Kasus Kontrol Total OR(95%C

    I)

    p

    Tidakbaik

    Baik

    Tidakbaik

    8 14 22 4,67(1,30-25,33)

    0,013

    Baik 3 13 16

    Total 11 27 38

    Hasil penelitian menunjukkan bahwaterdapat 10 pasang kasus yang mendapatkanpola asuh tidak baik dan kontrolnya mendapatkanpola asuh baik, sedangkan ada 8 pasang kasusyang mendapatkan pola asuh baik dan kontrolnyamendapatkan pola asuh tidak baik. Hasil uji

    statistik menunjukkan nilai OR = 1,25 dan 95%CI= 0,44 - 3,64. Secara statistik Pola Asuh OrangTua tidak terbukti menjadi faktor terhadapkonsumsi alcohol ( lihat tabel 2)

    Tabel 2. Hasil Analisis Bivariat Kontribusi FaktorPola Asuh Orang Tua dengan denganKejadian Konsumsi Alkohol di DesaSampalan Klod Kecamatan DawanKabupaten Klungkung

    Kasus Kontrol Total OR(95%CI)

    p

    Tidakbaik

    Baik

    Tidakbaik

    2 10 12 1,25( 0,44 -3,64 )

    0,64

    Baik 8 18 26

    Total 10 28 38

    Hasil penelitian menunjukkan bahwaterdapat 16 pasang kasus yang mendapatkandukungan negatif dan kontrolnya mendapatkandukungan positif, sebaliknya ada 5 pasang kasusmendapatkan dukungan positif dan kontrolnyamendapatkan dukungan negatif. Hasil uji statistikmenunjukkan nilai OR = 3,2 dan 95%CI = 1,12 –11,17 atau dukungan sosial teman sebayamerupakan faktor terhadap kejadian konsumsialkohol. Secara statistik, yang mendapatkandukungan negatif akan meningkatkan risikomengkonsumsi alkohol 3,2 kali lebih besar daripada yang mendapatkan dukungan positif ( lihattabel 3)

    Tabel 3. Hasil Analisis Bivariat Kontribusi FaktorDukungan Sosial Teman Sebayadengan Kejadian Konsumsi Alkohol diDesa Sampalan Klod KecamatanDawan Kabupaten Klungkung

    Kasus Kontrol Total OR

    (95%CI)

    p

    Negatif Positif

    Negatif 4 16 20 3,2( 1,12 –11,17 )

    0,016Positif 5 13 18

    Total 9 29 38

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa adadua variabel yang berperan terhadap kejadiankonsumsi alkohol, tingkat pengetahuan dan faktordukungan sosial teman sebaya. Dari kedua faktortersebut, secara statistik yang memiliki tingkatpengetahuan tidak baik dapat meningkatkankejadian konsumsi alkohol sebesar 4,69 kali

    dibandingkan dengan yang memiliki tingkatpengetahuan baik. Hasil analisis ConditionalLogistic Regression ini menunjukkan faktor tingkatpengetahuan memiliki kontribusi yang lebih besardari pada dukungan sosial teman sebaya ( lihattabel 4)

    Tabel 4. Hasil Analisis Multivariat KontribusiFaktor Dominan dengan KejadianKonsumsi Alkohol di Desa SampalanKlod Kecamatan Dawan KabupatenKlungkung

    Variabel OR 95% CI p

    TingkatPengetahuan

    4,69 1.20 18.34 0.026

    DukunganSosial TemanSebaya

    3,22 1.03 10.11 0.045

    PEMBAHASAN

    1.  Kontribusi Faktor Tingkat Pengetahuandengan kejadian Konsumsi Alkohol 

    Berdasarkan hasil penelitian

    menunjukkan nilai OR = 4,67 dan 95%CI = 1,30-25,33 atau ada kontribusi faktor tingkatpengetahuan dengan kejadian konsumsi alkohol,maka dapat disimpulkan bahwa tingkatpengetahuan tidak baik merupakan faktorterhadap kejadian konsumsi alkohol. Secarastatistik, responden yang memiliki tingkatpengetahuan tidak baik meningkatkan risikoterhadap konsumsi alkohol 4,66 kali lebih besardari pada yang memiliki tingkat pengetahuan baik.

  • 8/17/2019 Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Konsumsi Alkohol

    5/9

    Keperawatan Jiwa, Komunitas dan Manajemen Desember Vol. 1 No. 2 2014 

    98

    Hasil penelitian yang didapatkandidukung oleh beberapa hasil penelitian.Penelitian yang dilakukan oleh Nusiriska (2012)mengenai hubungan pengetahuan denganlingkungan sosial terhadap penyalahgunaannapza menyatakan faktor pengetahuan hampir51,5% memiliki hubungan yang bermakna

    terhadap penyalahgunaan napza dengan nilai p =0,0001. Sependapat dengan hal itu menurutNugroho (2008) dalam Jurnal KeperawatanFIKkeS juga menyatakan semakin baikpengetahuan seseorang maka dapatmenimbulkan motivasi yang baik. Motivasi yangbaik akan menghasilkan prilaku yang baik pula.Seseorang yang tahu tentang pengertian alkohol, jenis alkohol, bahaya alkohol, tanda keracunanalkohol, dsb, maka orang tersebut cendrung akanmemiliki motivasi tinggi untuk menghindarimengkonsumsi alkohol.

    Beberapa peneliti dalam jurnalkesehatan menyatakan hal yang serupa. Salahsatunya, Nuradita (2013) dalam JurnalKeperawatan anak mengenai pengaruhpendidikan kesehatan terhadap pengetahuantentang bahaya rokok menyatakan pengetahuanyang cukup akan memotivasi individu untukberprilaku sehat. Orang yang dipenuhi banyakinformasi (pengetahuan) akan mempersepsikaninformasi tersebut dengan predisposisipsikologisnya. Serupa dengan hal itu, Nasrulsani(2011) dalam Jurnal KesMaDaSKa mengenaihubungan tingkat pengetahuan sehat sakit

    dengan sikap mahasiswa tentang prilaku hidupbersih dan sehat menyatakan adanya hubunganpengetahuan dengan sikap mahasiswa untukberprilaku sehat dan bersih dengan nilai p =0,001. Sulistianingsih (2010), dalam penelitiannyamengenai hubungan lingkungan pergaulan dantingkat pengetahuan dengan sikap seks bebaspada remaja juga menyatakan hal yang serupabahwa tingkat pengetahuan memilki korelasi yangkuat (0,703) dengan nilai signifikansi 0,000.

    Hasil penelitian yang didapatkandidukung oleh teori Joewana (2004) dan Alifia(2008) menyatakan salah satu faktor penting yang

    perlu diperhatikan dalam diri individu adalahpengetahuan individu. Serupa halnya, teoriNotoadmodjo (2008) menyatakan bahwa semakinbanyak informasi akan mempengaruhi seseorangdan menambah pengetahuan yang nantinya akanmenimbulkan kesadaran pada diri seseoranguntuk dapat bersikap dan berprilaku sesuaipengetahuannya. Senada pula, Sunaryo (2004)dalam Jurnal Keperawatan FIKkeS (2008)menyatakan bahwa pengetahuan merupakan

    hasil dari tahu yang terjadi melalui prosessensoris khusunya mata dan telinga terhadapobjek tertentu. Sebelum seseorang melakukanprilaku baru, ia harus tahu terlebih dahulu apa artidan manfaat prilaku tersebut bagi dirinya.Sependapat dengan teori tersebut, penelitimemiliki opini dimana kurangnya pajanan

    informasi mengenai alkohol cendrungmenyebabkan seseorang sulit membedakanantara benar dan salah. Jadi dapat dilihat tingkatpengetahuan memiliki kontribusi yang eratterhadap kejadian konsumsi alkohol.

    2.  Kontribusi Faktor Pola Asuh Orang Tuadengan kejadian Konsumsi Alkohol

    Berdasarkan hasil penelitianmenunjukkan nilai OR = 1,25 dan 95%CI = 0,44 -3,64. Maka dapat disimpulkan secara statistikPola Asuh Orang Tua tidak baik tidak terbuktimenjadi faktor terhadap konsumsi alkohol. Haltersebut sependapat dengan opini peneliti dimanakarakter maupun prilaku seseorang tidak hanyaditentukan berdasarkan pada pola asuh orang tuasaja, banyak faktor lain yang mempengaruhi,terlebih dalam penelitian ini hampir sebagianbesar responden berumur diatas remaja akhirsehingga recall bias untuk mengingat pola asuhyang diterapkan terhadap orang tua cendrungada.

    Hasil dan opini dari penelitianbertentangan dengan penelitian lain yang jugamenyatakan hal yang berbeda dengan penelitian

    ini. Wahida (2011) dalam penelitiannya mengenaiPengaruh Dukungan Orang Tua dan Self Controlterhadap kecendrungan Kenakalan Remaja SMKBina Potensi Palu Sulawesi juga menyatakan halyang berbeda dengan hasil penelitian. Wahidamenyatakan ada pengaruh yang signifikandukungan orang tua dan self control dengankenakalan remaja dengan nilai P = 0,000 dankuesioner dengan 40 item pertanyaan serta 45responden. Hasanah (2011) dalam penelitiannyamengenai Hubungan antara Dukungan Keluarga,Teman Sebaya dan Iklan Rokok dengan PrilakuMerokok pada Siswa Laki-Laki Madrasah Aliyah

    Negeri 2 Boyolali menyatakan terdapat hubunganyang signifikan antara dukungan orang tuadengan prilaku merokok dengan nilai p = 0,035dan jumlah sampel sebanyak 89 responden.

    Hasil penelitian bertentangan denganteori dalam penelitian lain seperti penelitian yangdilakukan Purwadi (2008) mengenai hubungandukungan keluarga dengan depresi pada remajaakibat penyalahgunaan Napza menyatakanbahwa dukungan keluarga yang rendah

  • 8/17/2019 Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Konsumsi Alkohol

    6/9

    Sudarma Adiputra, dkk: Analisis Faktor berhobungan dengan Konsumsi…

    99

    menyebabkan remaja mudah stress dan mudahterjerumus dalam pergaulan bebas yang padaakhirnya menimbulkan ketergantungan.

    Rahman (2008) dalam penelitiannyamengenai hubungan antara persepsi terhadappola asuh demokratis ayah dan ibu dengan prilakudisiplin remaja menyatakan mempribadinya

    prilaku disiplin pada diri remaja yang disebabkanoleh kemampuan remaja mempersepsikan polaasuh demokratis ayah dan ibunya secara positif.Dalam penelitiannya Rahman (2008)menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatankuantitatif dengan metode skala dan pendekatankualitatif dengan metode observasi danwawancara sebagai pengumpul data denganmenggunakan 133 responden yang merupakanpeserta didik SMP Nasima Semarang dalamrentang umur 12-14 tahun. Pada penelitianRahman (2008) diperoleh p = 0,000 (p < 0,01)dimana menunjukkan hasil yang sangat signifikanantara persepsi remaja terhadap pola asuhdemokratis dengan prilaku disiplin.

    Perbedaan penelitian ini denganpenelitian Rahman (2008) adalah padapenelitiannya menggunakan pendekatan denganmetode kuantitatif pada 76 responden dan datamengenai pola asuh orang tua hanya diperolehmelalui kuesioner dari responden dan sama sekalitidak melibatkan orang tua responden baik itudalam bentuk kuesioner maupun wawancaralangsung. Responden dalam penelitian inimemiliki rentang umur diatas 14 tahun yaitu 18-22

    tahun dan 23-28 tahun jika dibandingkan denganpenelitian Rahman.Walaupun subjek dalampenelitian ini adalah pengonsumsi alkohol, namun jika dilihat dari segi umur, seseorang yang lebihtua cendrung lebih memiliki pemikiran yang lebihmatang dibandingkan dengan siswa SMP.Sehingga dapat dikaitkan bahwa tidak hanya darisegi pola asuh dapat dilihat kedisiplinanseseorang untuk membentuk sikap danprilakunya.

    Hal ini sesuai dengan penelitian yangdilakukan Taroreh (2013) mengungkapkan bahwatidak adanya hubungan antara lingkungan

    keluarga dengan penggunaan minuman keraskarena tidak selamanya seseorang yanglingkungan keluarganya baik akan menghasilkanseseorang yang baik pula, meskipun merekatinggal dalam keluarga yang baik mereka di luarrumah atau dalam pergaulan mereka seringmengkonsumsi minuman keras, karena sifat alamiseseorang yaitu selalu tertarik dengan hal baru.Perbedaan hasil penelitian ini serupa dengan teori Alifia (2008) yang menyatakan setiap orang

    memiliki persepsi masing-masing terhadap polaasuh yang diterapkan terhadap dirinya dan tidakhanya dari segi pola asuh orang tua dapatditentukan bagaimana seseorang melakukansesuatu di luar norma seperti penyalahgunaanyang terjadi, masih banyak penyebab lain sepertifaktor pengetahuan individu ataupun lingkungan

    sosial.

    3.  Kontribusi Faktor Dukungan Sosial TemanSebaya dengan kejadian Konsumsi Alkohol

    Berdasarkan hasil penelitianmenunjukkan nilai OR = 3,2 dan 95%CI = 1,12 –11,17 atau ada kontribusi faktor dukungan sosialteman sebaya negative dengan kejadiankonsumsi alkohol, maka dapat disimpulkan bahwadukungan sosial teman sebaya merupakan faktordari kejadian konsumsi alkohol. Secara statistik,responden yang mendapatkan dukungan negatifakan menjadi faktor terhadap konsumsi alkohol3,2 kali lebih besar dari pada yang mendapatkandukungan positif.

    Hasil penelitian yang didapat didukungoleh penelitian Rastianti (2008) mengenaihubungan dukungan sosial teman sebaya denganidentitas diri pada remaja menyatakan bahwateman sebaya selain sebagai sumber referensimengenai berbagai macam hal juga dapatmemberikan kesempatan untuk seseorang dalammengambil peran dan tanggung jawab yang barumelalui pemberian dorongan (dukungan sosial). Adanya dukungan tersebut cendrung membuat

    seseorang akan mempertahankan keberadaandukungan tersebut bahkan melakukan apa sajauntuk mempertahankannya. Pelanggaran normatersebut salah satunya adalah mengonsumsimiras.

    Banyak peneliti dalam jurnal kesehatanyang menyatakan hal serupa terkait denganpergaulan zaman sekarang. Suwarni (2009)dalam Jurnal Promosi Kesehatan Indonesiamengenai hubungan monitoring parental danteman sebaya terhadap prilaku berisiko padaremaja menyatakan hasil bila dibandingkandengan teman sebaya ternyata pengaruh

    monitoring parental memiliki pengaruh yang lebihlemah yaitu 10,6% dan 20,2% untuk temansebaya dengan nilai p = 0,0001 untuk temansebaya. Penelitian lain yang menyatakan halserupa. Amiruddin (2013) dalam penelitiannyamengenai gambaran pengetahuan dan sikapremaja tentang Napza menyatakan hasilpenelitian bahwa faktor pencetus yang palingdominan terjadinya penyalahgunaan Napzadisebabkan oleh pengaruh teman sebaya

  • 8/17/2019 Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Konsumsi Alkohol

    7/9

    Keperawatan Jiwa, Komunitas dan Manajemen Desember Vol. 1 No. 2 2014 

    100

    (58,9%), hal ini senada dengan apa yangdiungkapkan oleh Hawari (2006) dalam e-libraryStikes Nani Hasanuddin (2013) bahwa seseorangyang mengalami ketergantungan Napza tidaksemata-mata langsung mengalamiketergantungan tetapi diperkuat oleh faktorpencetus yaitu pengaruh teman sebayanya serta

    penelitian yang dilakukan Hawari (2000)menyebutkan bahwa pengaruh kelompok temansebaya mempunyai andil 81,3% bagi seseorangyang terlibat penyalahgunaan Napza. Serupadengan Andri (2009) dalam penelitiannyamengenai Hubungan Teman Sebaya denganPerilaku Merokok dikalangan Pelajar SMPMuhammadiyah 8 Yogyakarta menyatakan  adahubungan yang bermakna antara faktor temansebaya dengan perilaku merokok dikalanganpelajar SMP Muhammadiyah 8 Yogyakartadimana hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,000pada α = 5 persen.

    Hasil penelitian yang didapat didukungoleh teori Walgito (1994) dalam majalahKalimantan Scientiae yang menyatakanlingkungan sosial memiliki pengaruh besarterhadap individu sebagai anggota masyarakat. Ahmadi (2000) dalam majalah KalimantanScientiae juga menyatakan dalam lingkungansosial terdapat hubungan erat antara individu satudengan yang lainnya dan saling mengenal denganbaik, maka tentu saja pengaruh dari lingkungansosial ini akan lebih mendalam. Serupa pula, teoriSumarlin (2010) yang menyatakan teman sebaya

    memiliki pengaruh besar terhadap pembentukansikap, pembicaraan, minat, penampilan dantingkah laku. Serupa pula, menurut Shaffer dalamSumarlin (2010) terdapat dua aspek kepribadianseseorang yang berkembang dalampengalamannya bergaul dengan temansebayanya, salah satunya adalah motif untukmenjadi sama. Mendukung hal itu, menurutJoewana (2004) seseorang biasanya memilihmelakukan apa saja yang dikehendakikelompoknya sekalipun hal itu melanggar normayang berlaku di keluarga dan masyarakat. Jaditerlihat ada kontribusi faktor dukungan sosial

    teman sebaya terhadap kejadian konsumsialkohol.

    4.  Kontribusi Faktor Dominan terhadapkejadian Konsumsi Alkoh ol

    Berdasarkan hasil uji Conditional LogisticRegression  diketahui bahwa ada dua variabelyang berperan terhadap kejadian konsumsialkohol, tingkat pengetahuan dan faktordukungan sosial teman sebaya. Dari kedua faktor

    tersebut, secara statistik yang memiliki tingkatpengetahuan tidak baik dapat meningkatkankejadian konsumsi alkohol sebesar 4,69 kalidibandingkan dengan yang memiliki tingkatpengetahuan baik. Hasil analisis ConditionalLogistic Regression ini menunjukkan faktor tingkatpengetahuan memiliki kontribusi yang lebih besar

    dari pada dukungan sosial teman sebaya karenanilai OR (Odd Ratio) tingkat pengetahuan lebihbesar dari nilai OR (Odd Ratio) dukungan sosialteman sebaya.

    Hasil penelitian menunjukkan faktortingkat pengetahuan memiliki kontribusi yang lebihbesar dari pada faktor dukungan sosial temansebaya terhadap kejadian konsumsi alkohol. Hasilpenelitian yang didapatkan didukung oleh teoriJoewana (2004) dan Alifia (2008) menyatakansalah satu faktor penting yang perlu diperhatikandalam diri individu adalah pengetahuan individu.Serupa halnya, teori Notoadmodjo (2008)menyatakan bahwa semakin banyak informasiakan mempengaruhi seseorang dan menambahpengetahuan yang nantinya akan menimbulkankesadaran pada diri seseorang untuk dapatbersikap dan berprilaku sesuai pengetahuannya.Senada pula, Sunaryo (2004) dalam JurnalKeperawatan FIKkeS (2008) menyatakan bahwapengetahuan merupakan hasil dari tahu yangterjadi melalui proses sensoris khusunya matadan telinga terhadap objek tertentu. Sebelumseseorang melakukan prilaku baru, ia harus tahuterlebih dahulu apa arti dan manfaat prilaku

    tersebut bagi dirinya.Hasil penelitian ini diperkuat oleh opiniKepala Desa setempat yang menyatakan bahwamemang masyarakat di desa tersebutkebanyakan tidak tahu pastinya sejauh manapemahaman mengenai alkohol, terlebih lagiberedarnya alkohol yang sampai menyebabkankematian yang sedang gencar diberitakan.Masyarakat hanya sekilas saja mengetahui danitu pula masih menyimpang yang kepastian dankebenarannya masih belum dapat dipertanggung jawabkan.

    Opini di atas juga diperkuat oleh

    Nugroho (2008) dalam Jurnal KeperawatanFIKkeS juga menyatakan semakin baikpengetahuan seseorang maka dapatmenimbulkan motivasi yang baik. Motivasi yangbaik akan menghasilkan prilaku yang baik pula.

    Beberapa peneliti dalam jurnal kesehatanmenyatakan hal yang serupa. Salah satunya,Nuradita (2013) dalam Jurnal Keperawatan anakmengenai pengaruh pendidikan kesehatanterhadap pengetahuan tentang bahaya rokok

  • 8/17/2019 Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Konsumsi Alkohol

    8/9

    Sudarma Adiputra, dkk: Analisis Faktor berhobungan dengan Konsumsi…

    101

    menyatakan pengetahuan yang cukup akanmemotivasi individu untuk berprilaku sehat. Orangyang dipenuhi banyak informasi (pengetahuan)akan mempersepsikan informasi tersebut denganpredisposisi psikologisnya. Serupa dengan hal itu,Nasrulsani (2011) dalam Jurnal KesMaDaSKamengenai hubungan tingkat pengetahuan sehat

    sakit dengan sikap mahasiswa tentang prilakuhidup bersih dan sehat menyatakan adanyahubungan pengetahuan dengan sikap mahasiswauntuk berprilaku sehat dan bersih dengan nilai p =0,001. Sulistianingsih (2010), dalam penelitiannyamengenai hubungan lingkungan pergaulan dantingkat pengetahuan dengan sikap seks bebaspada remaja juga menyatakan hal yang serupabahwa tingkat pengetahuan memilki korelasi yangkuat (0,703) dengan nilai signifikansi 0,000.

    SIMPULAN DAN SARAN

    SimpulanBerdasarkan hasil penelitian dapat

    disimpulkan bahwa Hasil uji Mcnemar  didapatkanOR = 4,67, 95%CI = 1,30 – 25,33 maka dapatdisimpulkan tingkat pengetahuan merupakanfaktor terhadap kejadian konsumsi alkohol.

    Hasil uji Mcnemar  didapatkan OR = 1,25,95%CI 0,44-3,64 maka dapat disimpulkan polaasuh orang tua tidak menjadi faktor terhadapkejadian konsumsi alkohol

    Hasil uji Mcnemar  didapatkan OR = 3,2,95%CI 1,12-11,17 maka dapat disimpulkandukungan sosial teman sebaya merupakan faktor

    terhadap kejadian konsumsi alcoholHasil uji Conditional Logistic Regression 

    didapatkan nilai OR untuk faktor tingkatpengetahuan sebesar 4,69, dukungan sosialteman sebaya sebesar 3,22. Hasil inimenunjukkan tingkat pengetahuan memilikikontribusi yang lebih besar dari pada faktordukungan sosial teman sebaya terhadap kejadiankonsumsi alkohol

    SaranDiharapkan kepada masyarakat untuk

    dapat membantu menciptakan lingkungan sosial

    yang sehat dalam artian terhindar dari segalamacam kegiatan yang menyimpang menurutnorma yang berlaku dalam masyarakat. Kepadapuskesmas setempat disarankan untukmemberikan edukasi tentang alkohol baik itumengenai apa itu alkohol sampai dampakpenggunaan alkohol pada masyarakat. Kepadaperawat diharapkan penelitian ini dapat menjadisumber informasi yang baik mengenai faktor-

    faktor yang berkontribusi terhadap kejadiankonsumsi alcohol sehingga mampumengembangkan penyuluhan terhadap keluargamaupun masyarakat tentang faktor-faktor yangberkontribusi terhadap kejadian konsumsi alkohol.Kepada Peneliti selanjutnya, hasil penelitian inidiharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

    referensi dan acuan untuk penelitian selanjutnyadimana dalam penelitian ini karena terdapatnyakendala dalam hal masalah waktu diharapkanuntuk peneliti selanjutnya melakukan pengkajianlebih mendalam tentang faktor-faktor lainnya yangberkontribusi terhadap kejadian konsumsi alkoholseperti faktor motivasi, budaya dan lain-lain.

    KEPUSTAKAAN

     Amiruddin. 2013. Gambaran Pengetahuan danSikap Remaja Tentang Napza. E-libraryStikes Nani Hasanuddin. Skripsi

     Andri H. 2010. Hati-hati Alkohol Oplosansebabkan Mata Buta. Availablehttp://bandung.detik.com/ , diakses 24Februari 2014

     Alifia, U. 2008.  Apa Itu Narkotika dan Napza?. Jakarta : Begawan Ilmu

    Dahlan, M. S. 2009. Besar Sampel dan CaraPengambilan Sampel. Ed ke-2. Jakarta :Salemba Medika

    Darmono. 2006. Toksikologi Narkoba dan Alkohol. Jakarta : UI-Press

    Hasanah, A. 2011. Hubungan antara DukunganKeluarga, Teman Sebaya dan IklanRokok dengan Prilaku Merokok padaSiswa Laki-Laki Madrasah Aliyah Negeri2 Boyolali. GASTER. Vol 8 No 1 : 695-705

    Joewana, S. 2004. Gangguan Mental danPerilaku Akibat Penggunaan Zat

    Psikoaktif. Jakarta : EGC

    Kalyani, K. 2010. Methanol. Jurnal KesehatanUnimus.17 :24-26

    Nasrulsani, F. 2011. Hubungan TingkatPengetahuan Sehat Sakit dengan SikapMahasiswa. Jurnal KesMaDaSKa.. Vol 2No 2 : 12-18

  • 8/17/2019 Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Konsumsi Alkohol

    9/9

    Keperawatan Jiwa, Komunitas dan Manajemen Desember Vol. 1 No. 2 2014 

    102

    NICE (National Institute for Health and CareExcellence  ) 2011. Alcohol-usedisorders. The NICE guidelines ondiagnosis, assessment and managementof harmful drinking and alcoholdependence. Clinical guideline 115.

    Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Prilaku Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta

    Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi PenelitianKesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.

    Nugroho, H A. 2008. Hubungan antaraPengetahuan dan Motivasi denganketaatan Kader Posyandu. JurnalKeperawatan FIKkeS. Vol 2 No 1: 1-8

    Nuradita, E. 2013. Pengaruh PendidikanKesehatan terhadap Pengetahuantentang Prilaku Berisiko.  JurnalKeperawatan Anak. Vol 1 No 1: 44-48

    Nusiriska, P. 2012. Hubungan Pengetahuandengan Lingkungan Sosial terhadapPenyalahgunaan Napza. Semarang:Universitas Diponogoro. Karya TulisIlmiah

    Partodiharjo, S. 2008. Kenali Narkoba dan MusuhiPenyalahgunaannya. Jakarta : LembagaKesehatan Preventif

    Purwadi, I. 2008. Hubungan Antara DukunganKeluarga Dengan Depresi Pada Remaja Akibat Penyalahgunaan  NAPZA  DiLingkungan Desa Dukuhio, Bulakamba,Brebes. Jakarta : Program Studi S1Keperawatan FIKKES UNIMUS. Skripsi

    Rahman, I. 2008. Hubungan Antara PersepsiTerhadap Pola Asuh Demokratis Ayahdan Ibu dengan Prilaku Disiplin Remaja.Yogyakarta: UGM Yogyakarta. Tesis

    Rastianti, A. 2008. Hubungan Dukungan SosialTeman Sebaya dengan Identitas Diripada Remaja. Jakarta : UniversitasGunadarma. Skripsi

    Sastroasmoro, S. 2011. Dasar – DasarMetodelogi Penelitian Klinis. Ed ke-4.Jakarta : Sagung Seto

    Suhardi. 2007. Preferensi Peminum Alkohol diIndonesia, Riskesdas. P. 154 – 164 

    Sulistianingsih, A. 2010. Hubungan LingkunganPergaulan dan Tingkat Pengetahuantentang Kesehatan Reproduksi denganSikap Seks Bebas pada Remaja.

    Surakarta : Universitas Sebelas Maret.Karya Tulis Ilmiah

    Sumarlin, R. 2010. Prilaku Konformitas padaRemaja yang berada di LingkunganPeminum Alkohol. UniversitasGunadarma

    Suwarni, L. 2009. Pengaruh Monitoring Parentaldan Teman Sebaya terhadap PerlakuBerisiko pada Remaja. Jurnal PromkesIndonesia. Vol 4 No 2: 127-133.

    Taroreh, W. 2013. Hubungan Lingkungan Sosialdengan Kebiasaan Miras di Desa AtepSatu Kecamatan Langowan SelatanMinahasa. E-Journal Keperawatan. Vol1 No 1 :1-7

    Wahida, S. 2011. Pengaruh Dukungan Orang Tuadan Self Control terhadap kecendrunganKenakalan Remaja SMK Bina PotensiPalu Sulawesi. Jakarta: Universitas IslamNegri Syarif Hidayatullah. Skripsi

    WHO. 2011.  Alcohol Health Topic. Availablehttp://www.who.int/topics/alcohol_drinking/emn , diakses 24 Februari 2014.