analisis faktor-faktor yang mempengaruhi...

144
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME PERDAGANGAN SUKUK NEGARA RITEL SR-006 DI INDONESIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Guna Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Qisthi Amali 11140850000082 JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2018 M

Upload: vuongdung

Post on 02-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

i

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME

PERDAGANGAN SUKUK NEGARA RITEL SR-006 DI INDONESIA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Guna Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Qisthi Amali

11140850000082

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2018 M

Page 2: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

ii

Page 3: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

iii

Page 4: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

iv

Page 5: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

v

Page 6: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Qisthi Amali

2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 5 Februari 1996

3. Alamat : JL. Rajawali 7 DJ 7 No. 15, Vila Pamulang

4. Telepon : 085770878916

5. Email : [email protected]

II. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Mukhlisin

2. Tempat, Tanggal Lahir : Purbalingga, 16 Agustus 1964

3. Ibu : Mafiroh

4. Tempat, Tanggal Lahir : Lamongan, 1 November 1968

III. PENDIDIKAN

1 TK Islam Aulia 2001 – 2002

2 SDN Pondok Petir 01 2002 – 2008

3 MTs Daar el-Qolam 2008 – 2011

4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014

5 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2014 – 2018

Page 7: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

vii

ABSTRACT

The main purpose of this research to analyze the influence of independent

variables, namely price and yield retail state sukuk SR-006 in the form of capital

gain of, the level of revenue sharing of mudharabah deposits, gold price and BI

rate to the dependent variable trading volume of retail state sukuk SR-006 in June

2014 – March 2017. Analytical technique used in this research is VAR/VECM

with Eviews version 9.5. The results showed that in the long term price and yield

of retail state sukuk SR-006 in the form of capital gain, the level of revenue

sharing of mudharabah deposits, gold price influence positive to trading volume

of retail state sukuk SR-006. While BI rate effect negatively to trading volume of

retail state sukuk SR-006. The level of revenue sharing of mudharabah deposits

and gold price in short term influence positive to trading volume of retail state

sukuk SR-006. While BI rate effect negatively to trading volume of retail state

sukuk SR-006.

Keywoards: trading volume of retail state sukuk SR-006, price and yield of retail

state sukuk SR-006 in the form of capital gain, the level of revenue sharing of

mudharabah deposits, gold price and BI rate, VECM.

Page 8: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

viii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk manganalisis pengaruh variabel independen

yaitu harga dan yield atau imbal hasil sukuk negara ritel SR-006 dalam bentuk

capital gain, tingkat imbal hasil deposito mudharabah, harga emas dan BI rate

terhadap variabel dependen volume perdagangan sukuk negara ritel SR-006 pada

Juni 2014 – Maret 2017. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini

adalah VAR/VECM dengan menggunakan bantuan program Eviews 9.5. Hasil

dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam jangka panjang harga dan yield atau

imbal hasil sukuk negara ritel SR-006 dalam bentuk capital gain, tingkat imbal

hasil deposito mudharabah dan harga emas berpengaruh positif terhadap volume

perdagangan sukuk negara ritel SR-006. Sementara BI rate berpengaruh negatif

terhadap volume perdagangan sukuk negara ritel SR-006. Tingkat imbal hasil

deposito mudharabah dan harga emas pada jangka pendek berpengaruh positif

terhadap volume perdagangan sukuk negara ritel SR- 006. Sementara BI rate

berpengaruh negatif terhadap volume perdagangan sukuk negara ritel SR-006.

Kata Kunci: Volume Perdagangan Sukuk Negara Ritel SR-006, Harga dan Yield

atau Imbal Hasil Sukuk Negara Ritel SR-006 dalam Bentuk Capital Gain, Tingkat

Imbal Hasil Deposito Mudharabah, Harga Emas, BI rate, VECM.

Page 9: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

ix

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini

diberi judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Volume Perdagangan

Sukuk Negara Ritel SR-006 di Indonesia”. Skripsi ini disusun dalam rangka

menyelesaikan Program Sarjana Ekonomi Jurusan Perbankan Syariah Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat serta salam semoga selalu

tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.

Selama proses penulisan dan penyusunan skripsi ini, penulis menyadari

sepenuhnya bahwa keberhasilan yang didapat tidak luput dari dorongan,

bimbingan, dan arahan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayat pertolongan,

kemudahan dan ridho-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

2. Ayahanda Mukhlisin, Ibunda Mafiroh, dan saudara yaitu Nela Rizky dan

Fathurrahman yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada

penulis selama penulisan skripsi ini.

3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA selaku Ketua Jurusan

Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

5. Ibu Fitri Damayanti, SE., M. Si selaku Sekretaris Jurusan Jurusan

Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

6. Bapak Dr. Indo Yama Nasarudin, SE., MAB selaku Dosen Pembimbing I

Skripsi yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk bimbingan

skripsi, memberikan arahan, masukan, nasihat dan ilmu yang bermanfaat

kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.

Page 10: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

x

7. Bapak Drs. Ade Ananto Terminanto, MM selaku Dosen Pembimbing II

Skripsi yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk bimbingan

skripsi, memberikan arahan, masukan, nasihat dan ilmu yang bermanfaat

kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini.

8. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah

memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis selama masa

perkuliahan.

9. Kepada teman-temanku Lavena, Arinda, Dewi, dan Luthfia yang telah

membantu dan memberikan motivasi selama kuliah dan proses

penyelesaian skripsi.

10. Kepada teman-temanku Azmi, Maunah, Romdini, Fitri, Intan, Fadilah,

Zakiyah, dan Hana yang telah membantu dan memberikan motivasi

selama kuliah dan proses penyelesaian skripsi.

11. Kepada teman-teman Perbankan Syariah angkatan 2014 atas

kebersamaannya selama empat tahun.

12. Kepada seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, yang

telah membantu kelancaran dan mempermudah skripsi ini hingga akhir.

Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala yang berlipat ganda atas

bantuan yang penulis dapatkan hingga skripsi ini dapat terselesaikan. Akhir kata,

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang membutuhkan.

Jakarta, Maret 2018

Qisthi Amali

Page 11: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

xi

DAFTAR ISI

SAMPUL ........................................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................ iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .................... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... vi

ABSTRACT .................................................................................................... vii

ABSTRAK ..................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv

DAFTAR GRAFIK ....................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................ 7

C. Batasan Masalah ..................................................................... 8

D. Rumusan Masalah ................................................................... 8

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 9

Page 12: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

xii

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ........................................................................ 11

1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ......... 11

2. Investasi Syariah ............................................................... 15

3. Sukuk atau Obligasi Syariah ............................................. 17

4. Volume Perdagangan ........................................................ 26

5. Harga Sukuk ...................................................................... 29

6. Yield atau Imbal Hasil Sukuk dalam bentuk Capital Gain 32

7. Tingkat Imbal Hasil Deposito Mudharabah ..................... 34

8. BI rate ............................................................................... 36

9. Harga Emas ....................................................................... 37

B. Penelitian Terdahulu ............................................................... 39

C. Hubungan Variabel Dependen dan Variabel Independen serta

Pengembangan Hipotesis ......................................................... 45

D. Kerangka Berpikir ................................................................... 48

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 49

B. Metode Penentuan Sampel ...................................................... 49

C. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 50

D. Metode Analisis Data .............................................................. 51

1. Uji Stasioneritas ................................................................ 53

2. Uji Lag Optimum .............................................................. 54

3. Uji Stabilitas VAR ............................................................ 54

4. Uji Kointegrasi .................................................................. 55

5. Uji Klausalitas Granger ..................................................... 55

6. Vector Error Correction Model (VECM) ......................... 56

7. Impuls Respons Function (IRF) ........................................ 56

8. Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) ........... 57

E. Operasional Variabel Penelitian .............................................. 57

Page 13: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

xiii

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................ 61

B. Analisis Deskriptif .................................................................. 61

1. Volume Perdagangan Sukuk Negara Ritel SR-006 .......... 61

2. Harga Sukuk Negara Ritel SR-006 ................................... 62

3. Yield atau Imbal Hasil Sukuk Negara Ritel SR-006 dalam

Bentuk Capital Gain .......................................................... 65

4. BI rate ............................................................................... 67

5. Tingkat Imbal Hasil Deposito Mudharabah ..................... 68

6. Harga Emas ....................................................................... 70

C. Hasil dan Pembahasan ............................................................ 72

1. Uji Stasioneritas Data ....................................................... 72

2. Uji Lag Optimum .............................................................. 74

3. Uji Stabilitas VAR ............................................................ 75

4. Uji Kointegrasi .................................................................. 76

5. Uji Klausalitas Granger ..................................................... 77

6. Vector Error Variance Decomposition (VECM) .............. 83

7. Uji Impuls Respon Function (IRF) ................................... 87

8. Uji Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) ..... 92

D. Interpretasi Hasil Penelitian .................................................... 95

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 101

B. Saran ....................................................................................... 102

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 104

LAMPIRAN ................................................................................................... 109

Page 14: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

xiv

DAFTAR TABEL

2.1 Perbedaan Investor dan Spekulator ..................................................... 16

2.2 Perbedaan Obligasi Syariah dan Obligasi Konvensional .................... 21

2.3 Penelitian Terdahulu ........................................................................... 39

3.1 Seleksi Pemilihan Sampel ................................................................... 50

4.1 Volume Perdagangan Sukuk Negara Ritel SR-006 (Milyar) .............. 62

4.2 Harga Sukuk Negara Ritel SR-006 ..................................................... 63

4.3 Yield atau Imbal Hasil Sukuk Negara Ritel SR-006 dalam Bentuk Capital

Gain ...................................................................................................... 65

4.4 BI rate ................................................................................................. 67

4.5 Tingkat Imbal Hasil Deposito Mudharabah ....................................... 69

4.6 Harga Emas ......................................................................................... 70

4.7 Hasil Uji Stasioneritas Data Tingkat Level ......................................... 72

4.8 Hasil Uji ADF pada Tingkat First Difference .................................... 73

4.9 Hasil Uji Lag Optimum ....................................................................... 75

4.10 Hasil Uji Stabilitas VAR ..................................................................... 76

4.11 Hasil Uji Kointegrasi .......................................................................... 77

4.12 Hasil Uji Klausalitas Granger ............................................................. 78

4.13 Hasil Uji VECM ................................................................................. 83

4.14 Hasil Uji Impuls Response Function (IRF) ......................................... 88

4.15 Hasil Uji Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) .............. 93

Page 15: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

xv

DAFTAR GRAFIK

1.1 Kepemilikan Individu SBSN .............................................................. 3

1.2 Surat Berharga Negara (SBN) ............................................................ 4

4.1 Volume Perdagangan Sukuk Negara Ritel SR-006 (Milyar) .............. 62

4.2 Harga Sukuk Negara Ritel SR-006 ..................................................... 64

4.3 Yield atau Imbal Hasil Sukuk Negara Ritel SR-006 dalam Bentuk Capital

Gain .................................................................................................... 66

4.4 BI rate ................................................................................................. 68

4.5 Tingkat Imbal Hasil Deposito Mudharabah ....................................... 69

4.6 Harga Emas ......................................................................................... 71

4.7 Hasil Uji IRF Yield /Imbal Hasil Sukuk dalam Bentuk Capital Gain 88

4.8 Hasil Uji IRF Tingkat Imbal Hasil Deposito Mudharabah ............... 89

4.9 Hasil Ui IRF Harga Sukuk .................................................................. 90

4.10 Hasil Uji IRF Harga Emas .................................................................. 91

4.11 Hasil Uji IRF BI rate .......................................................................... 93

Page 16: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

xvi

DAFTAR GAMBAR

2.1 Skema SBSN Ijarah Sale and Lease Back .......................................... 24

2.2 Perubahan Harga Obligasi .................................................................. 30

2.3 Kecembungan Obligasi ....................................................................... 31

Page 17: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

1 Uji Stasioneritas .................................................................................. 109

2 Uji Lag Optimum ................................................................................ 121

3 Uji Stabilitas VAR .............................................................................. 121

4 Uji Kointegrasi .................................................................................... 122

5 Uji Klausalitas Granger ....................................................................... 126

6 VECM ................................................................................................. 127

Page 18: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

APBN Indonesia 2017 yang tercatat di kementerian keuangan sebesar

1.750,3 triliun rupiah untuk total pendapatan negara sementara 2.080,5 triliun

rupiah untuk total belanja negara. Dilansir oleh finance.detik.com pada 27 Juli

2017, hasil rapat antara Bank Indonesia (BI) dan DPR menyepakati kenaikan

belanja negara menjadi 2.133,2 triliun rupiah sementara pendapatan negara

turun menjadi 1.736 triliun rupiah. Realisasi dari perubahan APBN tersebut

dilansir oleh finance.detik.com pada 2 Januari 2018, Kementerian Keuangan

(Kemenkeu) telah menutup buku laporan kinerja tahun 2017 dengan realisasi

belanja negara mencapai Rp 2.001,6 triliun atau 93,8% dari yang dianggarkan

dan penerimaan negara Rp 1.655,8 triliun atau 95,4%, dari yang dianggarkan

maka terjadi defisit anggaran sebesar 2,57% atau di bawah dari yang

ditetapkan pemerintah yakni 2,62%.

Defisit APBN oleh pemerintah ditutupi dengan pembiayaan baik

pembiayaan utang maupun pembiayaan non-utang. Khusus untuk pembiayaan

utang, pemerintah melakukan kebijakan dalam bentuk pinjaman luar negeri

dan pinjaman dalam negeri serta penerbitan Surat Berharga Negara (SBN)

dalam bentuk Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara

(SBSN) (Manab dan Sujianto, 2016: 15).

Page 19: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

2

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah

Negara (SBSN) memuat tujuan penerbitan SBSN atau biasa disebut sukuk

negara yaitu untuk pembiayaan APBN termasuk pembiayaan proyek. Amanat

ini tidak terdapat dalam Undang-Undang mengenai Surat Utang Negara,

sehingga menjadikan sukuk negara sebagai satu-satunya Surat Berharga

Negara (SBN) yang diterbitkan pemerintah untuk tujuan khusus membiayai

proyek. Pembiayaan proyek melalui penerbitan sukuk negara merupakan

mekanisme pembiayaan proyek atau kegiatan Kementerian/Lembaga dengan

dana hasil penerbitan sukuk negara. Ketentuan mengenai hal ini diatur dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2011 tentang Pembiayaan Proyek

melalui Surat Berharga Syariah Negara (Forum Studi Keuangan Negara, 2017:

7)

SBSN di Inonesia sendiri terdapat 6 jenis yakni sukuk negara ritel, sukuk

valas, Sukuk Dana Haji Indonesia (SDHI), sukuk seri IFR, Surat

Perbendaharaan Negara Syariah (SPNS) dan PBS (Project Base Sukuk)

(Datuk, 2014: 5). Keberadaan sukuk saat ini telah mulai diakui, terbukti

dengan adanya Fatwa No. 32/DSN-MUI/IX/2002 tentang obligasi syariah

adalah surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang

dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan

emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa

bagi hasil/fee/margin, serta membayar kembali dana obligasi saat jatuh tempo.

Page 20: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

3

Grafik 1.1

Kepemilikan Individu SBSN

Sumber: Kementerian Keuangan 2017

Pada Gambar 1.1 di atas dapat terlihat bagaimana fluktuasi kepemilikan

SBSN individu hingga Oktober 2017. Terjadi lonjakan pada akhir bulan Maret

2017, yang mana pada akhir Februari 2017 hanya 18,72 triliun meningkat

pada akhir bulan Maret 2017 menjadi 28,68 triliun. Salah satu alasan

peningkatan tersebut adalah penerbitan sukuk negara ritel SR-009 pada bulan

Maret 2017. Selanjutnya, pada bulan-bulan berikutnya terjadi kenaikan dan

penurunan yang tidak terlalu signifikan.

Sukuk negara ritel pertama kali dikeluarkan pada tahun 2009 dengan

kode atau seri SR-001. Akad yang digunakan pada sukuk ini adalah ijarah

sale and lease back. Sukuk negara ritel SR-001 diterbitkan pada tanggal 25

Februari 2009 dengan imbal hasil yang diberikan kepada investor sebesar

12%. Seiring berjalannya waktu pemerintah telah mengeluarkan sukuk SR-

05

101520253035

Kepemilikan Individu SBSN (dalam triliun)

Kepemilikan Individu

SBSN (dalam triliun)

Page 21: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

4

010 pada tanggal 23 Februari 2018, yang berarti pemerintah telah menerbitkan

sukuk negara ritel sebanyak 10 seri.

Sukuk negara ritel SR-006 adalah sukuk yang diterbitkan pada tanggal 5

Maret 2014 dan jatuh tempo pada tanggal 5 Maret 2017. Besaran kupon yang

yang diberikan sukuk negara ritel SR-006 sebesar 8,75% yang akan

dibayarkan tanggal 5 setiap bulannya. Dilansir oleh investasi.kontan.co.id

pada 4 April 2014, frekuensi perdagangan SR-006 sebanyak 1.559 kali.

Sedangkan, volume transaksinya mencapai Rp 3,18 triliun. Frekuensi dan

volume perdagangan SR-006 itu merupakan yang tertinggi dibandingkan

obligasi pemerintah lainnya yang diperdagangkan di pasar sekunder.

Grafik 1.2

Surat Berharga Negara (SBN)

Sumber: www.djppr.kemenkeu.go.id

Grafik di atas merupakan jumlah investor Surat Berharga Negara yang

diterbitkan berdekatan dengan waktu di mana sukuk negara ritel SR-006

diterbitkan. Nominal penerbitan sukuk negara ritel SR-006 sebesar 19,32

38,860

35,024 34,692

9,944

0

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

40,000

45,000

ORI010 ORI011 SR-006 SBR001

Jumlah Investor

Page 22: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

5

triliun rupiah dengan tingkat kupon sebesar 8,75%, tidak berbeda jauh dengan

obligasi negara ritel seri ORI010 dan ORI011 yaitu sebesar 20,37 triliun

rupiah dengan tingkat kupon 8,50% dan 21,22 triliun rupiah dengan tingkat

kupon 8,50%. Bila dibandingkan jumlah investornya, sukuk negara ritel lebih

sedikit dibandingkan obligasi negara ritel yang diterbitkan pemerintah,

meskipun tingkat kupon yang ditawarkan sukuk negara ritel lebih besar

dibandingkan obligasi pemerintah. Jika dibandingkan dengan saving bonds

ritel seri SBR001 yang nominal penerbitannya hanya 2,39 triliun rupiah

dengan tingkat kupon sebesar 8,75%, sukuk negara ritel masih lebih kecil

dapat menarik investornya. Sukuk negara ritel SR-006 memiliki nominal

penerbitan 8 kali lebih besar tetapi jumlah investornya hanya 3,5 kali lebih

besar dari saving bonds ritel seri SBR001.

Sukuk negara sebagai mana efek pada pasar modal lainnya juga

memiliki risiko. Risiko sukuk negara (Nasrullah, 2015: 203) yang pertama,

risiko tingkat pengembalian (rate of return risk) ada pada semua tipe sukuk

dengan pengembalian tetap. Imbal hasil yang mengacu pada LIBOR atau

benchmark konvensional lainnya membuat return pada sukuk dipengaruhi

oleh suku bunga. Kedua, risiko kredit (credit risk) pada sukuk ijarah dihadapi

oleh investor disebabkan kegagalan pembayaran atas sewa underlaying asset.

Ketiga, risiko nilai tukar (foreign exchange rate risk) dapat terjadi jika return

atas pengelolaan underlaying asset diberikan dalam mata uang asing.

Keempat, risiko tingkat harga (price/ collateral risk) terjadi ketika spesifikasi

aset yang tercermin pada nilai penerbitan sukuk yang diajukan berbeda dengan

Page 23: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

6

nilai pasar sesungguhnya dan laporan atas nilai underlaying asset. Kelima,

risiko likuiditas (liquidity risk) pertumbuhan pasar sekunder yang lambat

membuat investor sukuk menghadapi risiko likuiditas. Kecenderungan

membeli dan menahan pada mayoritas investor sukuk membuat mekanisme

transfer kepemilikan sukuk tidak efisien. Keenam, risiko kepatuhan syariah

(sharia compliance risk) perkembangan pasar yang pesat memungkinkan

adanya struktur sukuk yang tidak memenuhi aspek syariah.

Semakin maju dan berkembangnya suatu peradaban masyarakat,

maka alternatif investasinya semakin banyak. Secara garis besar, ada dua

alternatif investasi, yaitu investasi pada aset riil seperti emas, perak,

permata, tanah, bangunan, mesin dan investasi pada aset finansial seperti

saham dan obligasi. Investasi pada aset finansial dapat dilakukan di pasar

modal, karena pasar modal menawarkan jenis efek keuangan jangka

panjang yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang maupun

modal sendiri, yang diterbitkan pemerintah, public authorities, maupun

perusahaan swasta, hal ini memberikan peluang bagi investor untuk

melakukan diversifikasi investasi (Santoso dan Sudana, 2013: 27). Kenaikan

harga emas akan mendorong investor untuk memilih berinvestasi di emas dari

pada di pasar modal. Sebab dengan risiko yang relatif lebih rendah, menurut

Adrienne Roberts FT Personal Finance “emas dapat memberikan imbal balik

yang baik dengan kenaikan harganya” (Hutapea, Margareth dan Tarigan, 2014

: 28).

Page 24: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

7

Berdasarkan penelitian Hastin, Idris dan Aimon (2013) harga obligasi

pemerintah tidak berpengaruh signifikan terhadap permintaan obligasi

pemerintah. Berdasarkan penelitian Wafa (2010) harga sukuk berpengaruh

signifikan terhadap tingkat permintaan sukuk negara ritel-I.

Sukuk yang dipilih sebagai sempel adalah sukuk negara ritel SR-006.

Sukuk negara ritel SR-006 dipilih karena merupakan sukuk yang telah jatuh

tempo sesuai dengan periode waktu yang diinginkan penulis. Berdasarkan

latar belakang yang telah diuraikan, penulis ingin melakukan riset lebih lanjut

tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi volume perdangan dari sukuk

negara ritel SR-006. Penulis tertarik untuk mengkaji faktor-faktor tersebut ke

dalam karya tulis ilmiah berbentuk skripsi yang berjudul “ANALISIS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VOLUME

PERDAGANGAN SUKUK NEGARA RITEL SR-006 DI INDONESIA”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, identifikasi masalah dalam penelitian

ini sebegai berikut:

1. Seperti halnya instrumen investasi, sukuk memiliki risiko-risiko yang

melekat.

2. Jumlah investor sukuk negara ritel yang lebih sedikit dibandingkan Surat

Berharga Negara (SBN) yang diterbitkan pada waktu yang berdekatan

dengan sukuk negara ritel.

Page 25: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

8

3. Masih ada gap research (kesenjangan penelitian) dari hasil penelitian

terdahulu mengenai harga sukuk terhadap volume perdagangan sukuk.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas peneliti merumuskan batasan

masalah sebagai berikut:

1. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa dokumen bulanan

sukuk negara ritel SR-006, tingkat imbal hasil deposito mudharabah harga

emas dan BI rate.

2. Objek penelitian ini adalah sukuk negara ritel yang dikeluarkan tahun

2014 jatuh tempo 2017 yaitu sukuk negara ritel SR-006.

3. Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian adalah volume

perdagangan sukuk negara ritel SR-006.

4. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian adalah yield atau imbal

hasil sukuk dalam bentuk capital gain, harga sukuk, harga emas, tingkat

imbal hasil deposito mudharabah dan BI rate.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah pengaruh harga sukuk negara ritel SR-006 terhadap volume

perdagangan sukuk negara ritel SR-006?

Page 26: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

9

2. Apakah pengaruh yield atau imbal hasil sukuk negara ritel SR-006 dalam

bentuk capital gain terhadap volume perdagangan sukuk negara ritel SR-

006?

3. Apakah pengaruh harga emas terhadap volume perdagangan sukuk negara

ritel SR-006?

4. Apakah pengaruh BI rate terhadap volume perdagangan sukuk negara ritel

SR-006?

5. Apakah pengaruh tingkat imbal hasil deposito mudharabah terhadap

volume perdagangan sukuk negara ritel SR-006?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk:

a. Untuk menganalisis pengaruh harga sukuk negara ritel SR-006

terhadap volume perdagangan sukuk negara ritel SR-006.

b. Untuk menganalisis pengaruh yield atau imbal hasil sukuk negara ritel

SR-006 dalam bentuk capital gain terhadap volume perdagangan

sukuk negara ritel SR-006.

c. Untuk menganalisis pengaruh harga emas terhadap volume

perdagangan sukuk negara ritel SR-006.

d. Untuk menganalisis pengaruh BI rate terhadap volume perdagangan

sukuk negara ritel SR-006.

Page 27: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

10

e. Untuk menganalisis pengaruh tingkat imbal hasil deposito

mudharabah terhadap volume perdagangan sukuk negara ritel SR-006.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan:

a. Bagi pemerintah, diharapkan penelitian ini dapat menjadi

pertimbangan dalam meningkatkan volume perdagangan sukuk negara

ritel.

b. Bagi perbankan, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai

referensi tambahan bank sebagai agen penjual dalam memasarkan

produk sukuk negara ritel kepada investor.

c. Bagi akademisi, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai

referensi tambahan untuk melakukan penelitian selanjutnya.

d. Bagi masyarakat, diharapkan penelitian ini dapat memberikan

pengetahuan tambahan tentang sukuk negara ritel.

Page 28: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

Menurut Undang-Undang Nomor 15 tahun 2017 Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya disingkat APBN adalah

rencana keuangan tahunan pemerintah negara yang disetujui oleh Dewan

Perwakilan Rakyat (DPR). Dalam APBN terdapat tiga elemen didalamnya

yaitu pendapatan negara, belanja negara, dan pembiayaan anggaran.

Menurut Undang-Undang Nomor 15 tahun 2017 pendapatan negara adalah

hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah kekayaan yang terdiri

atas penerimaan perpajakan, penerimaan negara bukan pajak dan

penerimaan hibah.

Menurut Undang-Undang Nomor 15 tahun 2017 belanja negara

adalah kewajiban pemerintah pusat yang terdiri atas belanja pemerintah

pusat dan transfer ke daerah dan dana desa. Pengeluaran pemerintah di

Indonesia menurut Dumairy dapat dibedakan menurut dua klasifikasi yaitu

pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan. Pengeluaran rutin

adalah pengeluaran untuk pemeliharaan atau penyelenggaraan roda

pemerintah sehari-hari, meliputi belanja pegawai, belanja barang, berbagai

macam subsidi, angsuran dan bunga utang pemerintah serta jumlah

pengeluaran lain. Pengeluaran pembangunan yaitu pengeluaran yang

Page 29: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

12

bersifat menambah modal masyarakat dalam bentuk pembangunan baik

prasarana fisik dan non fisik. Dibedakan atas pengeluaran pembangunan

yang dibiayai dengan dana rupiah dan bantuan proyek (Pujoalwanto, 2014:

179).

Berdasarkan standar akuntansi pemerintah definisi pembiayaan

adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan atau

pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran

bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya yang dalam

penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit

atau memanfaatkan surplus anggaran (Mahmudi, 2007 : 155). Menurut

Sadono penambahan pengeluaran pemerintah dapat dilakukan dengan

meminjam dari masyarakat melalui pasar modal (loanable fund) dan

meminjam dari bank sentral melalui pencetakan uang baru (Pujoalwanto,

2014: 181).

Menurut UU No. 24 tahun 2002 Surat Utang Negara (SUN) adalah

surat berharga yang berupa surat pengakuan utang dalam mata uang rupiah

maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh

Negara Republik Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya. Obligasi

negara ritel adalah obligasi negara yang dijual kepada individu atau

perseorangan Warga Negara Inonesia (WNI) melalui agen penjual di pasar

perdana. Agen penjual di sini merupakan bank dan atau perusahaan efek

yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan untuk melaksanakan penjualan

Page 30: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

13

obligasi negara ritel di pasar perdana. Pembelian obligasi negara ritel di

pasar perdana dikhususkan untuk individu atau perseorangan warga negara

Indonesia yang diharapkan dapat dijangkau oleh masyarakat luas

(Direktorat pengelolaan surat utang negara, 2006: 60).

Menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 Surat Berharga

Syariah Negara atau SBSN adalah surat berharga negara yang diterbitkan

berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap

aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing. SBSN

diterbitkan dengan tujuan untuk membiayai Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara termasuk membiayai pembangunan proyek. Menurut

Fatwa DSN-MUI Nomor 72/DSN-MUI/IV/2008 Surat Berharga Syariah

Negara (SBSN) atau dapat disebut sukuk negara adalah surat berharga

negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah sebagai bukti atas

bagian kepemilikan aset SBSN. Dilansir dari Direktorat Pembiayaan

Syariah dasar hukum bagi pemerintah untuk menerbitkan SBSN adalah:

a. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga

Syariah Negara.

b. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2008 tentang Perusahaan

Penerbit SBSN.

c. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2008 tentang Pendirian

Perusahaan Penerbit SBSN.

Page 31: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

14

d. Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2008 tentang Perusahaan

Penerbit SBSN.

e. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 118/PMK.08/2008 tentang

Penerbitan dan Penjualan Surat Berharga Syariah Negara dengan Cara

Bookbuilding di Pasar Perdana dalam Negeri.

f. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 152/PMK.08/2008 tentang

Penerbitan Surat Berharga Syariah Negeri dalam Valuta Asing di Pasar

Perdana Internasional.

g. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 218/PMK.08/2008 tentang

Penerbitan dan Penjualan Surat Berharga Syariah Negara Ritel di Pasar

Perdana dalam Negeri.

h. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 04/PMK.08/2009 tentang

Pengolahan Aset Surat Berharga Syariah Negara yang Berasal dari

Barang Milik Negara.

i. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 11/PMK.08/2009 tentang

Penerbitan dan Penjualan Surat Berharga Syariah Negara di Pasar

Perdana dalam Negeri dengan Cara Lelang.

j. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 75/PMK.08/2009 tentang

Penerbitan dan Penjualan Surat Berharga Syariah Negara di Pasar

Perdana dalam Negeri dengan Cara Penempatan Langsung (Private

Placement).

k. Fatwa DSN-MUI Nomor 69/DSN-MUI/VI/2008 tentang Surat

Berharga Syariah Negara.

Page 32: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

15

l. Fatwa DSN-MUI Nomor 70/DSN-MUI/VI/2008 tentang Metode

Penerbitan Surat Berharga Syariah Negara.

m. Fatwa DSN-MUI Nomor 71/DSN-MUI/VI/2008 tentang Sale and

Lease Back.

n. Fatwa DSN-MUI Nomor 72/DSN-MUI/IV/2008 tentang Surat

Berharga Syariah Negara Sale and Lease Back.

2. Investasi Syariah

Investasi dalam islam adalah pengorbanan sumber daya pada masa

sekarang untuk mendapatkan hasil yang pasti, dengan harapan

memperoleh hasil yang lebih besar di masa yang akan datang, baik

langsung maupun tidak langsung seraya tetap berpijak pada prinsip-prinsip

syariah secara menyeluruh (kaffah). Investasi syariah adalah melakukan

usaha atau investasi sesuai dengan ajaran dan prinsip-prinsip syariah.

Dalam syariah Islam investasi yang dilakukan harus memberikan manfaat

bagi banyak pihak, dan bukan investasi yang hanya menguntungkan satu

pihak saja sementara pihak lainnya dirugikan (Nafik, 2009: 70).

Pada praktik dilapangannya investasi sering disamakan dengan

spekulasi, karena investasi dan spekulasi keduanya bertujuan untuk

mendapatkan pengembalian yang lebih. Namun, diantara keduanya

memiliki perbedaan seperti berikut:

Page 33: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

16

Tabel 2.1

Perbedaan Investor dan Spekulator

Investor Spekulator

• Rasional dalam mengambil

keputusan

• Kadang-kadang tidak rasional

• Berhati-hati dan melakukan

analisis yang cermat

• Melakukan analisis dengan

cermat walaupun kadang-kadang

manipulatif

• Mengumpulkan informasi

selengkap mungkin

• Memanfaatkan informasi yang

simpang siur dan membuat

rumor yang menguntungkan

dirinya

• Mengharapkan pengembalian

pada jangka relatif panjang

• Mengharapkan pengembalian

dalam jangka yang relatif pendek

(profit taking)

• Pada umumnya risiko yang

diambil bersifat moderat

• Memanfaatkan kondisi risiko

tinggi dalam spekulasi

• Mengharapkan pengembalian

yang sesuai dengan risiko

• Mengharapkan pengembalian

yang tinggi dan menolak

pengembalian yang rendah

• Menginginkan harga sekuritas

sebagai cerminan informasi dan

kondisi ekonomi yang

sebenarnya, baik mikro maupun

makro

• Tidak peduli dengan kondisi

perokonomian baik mikro

maupun makro. Lebih sukar

bereaksi pada kondisi ekonomi

yang bergejolak

• Berdampak pada pasar yang

bergejolak namun pasti (fluktuasi

yang wajar)

• Berdampak pada pasar yang

bergejolak dengan fluktuasi yang

tinggi

Dalam analisis tradisional, risiko total dari berbagai aset keuangan

bersumber dari (Tendelilin dalam Rodoni, 2009: 48):

a. Interest rate risk. Risiko yang berasal variabilitas return akibat

perubahan tingkat suku bunga. Perubahan tingkat suku bunga ini

berpengaruh negatif terhadap sekuritas.

Page 34: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

17

b. Market risk. Risiko yang berasal dari variabilitas return karena

fluktuasi dalam keseluruhan pasar sehingga berpengaruh pada

sekuritas.

c. Inflation risk. Suatu faktor yang mempengaruhi semua sekuritas adalah

purchasing power risk. Jika suku bunga naik, maka inflasi juga

meningkat, karena lenders membutuhkan tambahan premium inflasi

untuk menggantikan kerugian purchasing power.

d. Business risk. Risiko yang ada karena melakukan bisnis pada industri

tertentu.

e. Financial risk. Risiko yang timbul karena penggunaan leverage

finansial oleh perusahaan.

f. Liquidity risk. Risiko yang berhubungan dengan pasar sekunder

tertentu dimana sekuritas diperdagangkan. Suatu investasi jika dapat

dibeli dan dijual dengan cepat tanpa perubahan harga yang signifikan,

maka investasi tersebut likuid, demikian sebaliknya.

g. Exchange rate risk. Risiko yang berasal dari variabilitas return karena

fluktuasi kurs currency.

h. County risk. Risiko ini menyangkut politik suatu negara sehingga

mengarah pada political risk.

3. Sukuk atau Obligasi Syariah

Obligasi merupakan surat hutang jangka menengah-panjang yang

dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan

untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan

Page 35: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

18

melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak

pembeli obligasi tersebut (Latumaerissa, 2011: 366). Obligasi memiliki

karakteristik (Latumaerissa, 2011: 367) yaitu:

a. Nilai nominal adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang akan

diterima oleh pemegang obligasi pada saat obligasi tersebut jatuh

tempo.

b. Kupon adalah nilai bunga yang diterima pemegang obligasi secara

berkala (kelaziman pembayaran kupon obligasi adalah setiap 3 atau 6

bulan). Kupon obligasi dinyatakan dalam annual presentation.

c. Jatuh tempo adalah tanggal di mana pemegang obligasi akan

mendapatkan pembayaran kembali pokok atau nilai nominal obligasi

yang dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 1

sampai dengan 5 tahun.

d. Penerbit/emiten. Mengetahui dan mengenal penerbit obligasi

merupakan faktor sangat penting dalam melakukan investasi obligasi

ritel. Mengukur risiko/kemungkinan dari penerbit obligasi tidak dapat

melakukan pembayaran dan atau pokok obligasi tepat waktu dapat

dilihat dari peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh lembaga

pemeringkat.

Obligasi dibagi-bagi menjadi banyak jenis sesuai kelompoknya

(Latumaerissa, 2011: 366).

a. Dari sisi penerbit

Page 36: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

19

1) Corporate bond yaitu obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan.

2) Government bond adalah obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah

pusat.

3) Municipal bond adalah obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah

daerah.

b. Dari sisi sistem pembayaran

1) Zero coupon bond adalah obligasi yang tidak mewajibkan

penerbitnya membayar coupon (bunga) kepada pemegangnya.

2) Coupon bond (fixed coupon bond dan floating coupon bond)

adalah obligasi yang mewajibkan penerbit untuk membayar

coupon (bunga) baik tetap maupun bunga mengambang.

c. Dari sisi hak penukaran

1) Convertible bond adalah obligasi yang dapat ditukarkan dengan

saham penerbitnya.

2) Exchangeable bond adalah obligasi yang dapat diukur dengan

saham afiliasi milik penerbit/emiten.

3) Callable bond adalah obligasi yang memberikan hak kepada

penerbitnya untuk melakukan penarikan/pelunasan pada waktu

tertentu (waktu penarikan biasanya sudah diatur dalam perjanjian

waktu penerbitan obligasi).

4) Putable bond adalah obligasi yang memberikan hak kepada

pemilik/pemegang untuk menukarkan/meminta pelunasan kepada

penerbit/emiten.

Page 37: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

20

d. Dari sisi jaminan

1) Secure bond adalah obligasi yang dijamin pelunasannya dengan

assets tertentu.

2) Guaranteed bond adalah obligasi yang penjaminannya adalah

pihak ke-3.

3) Mortgage bond adalah obligasi yang dijamin dengan real

properties.

4) Collateral trust bond adalah obligasi yang dijamin dengan surat

berharga.

5) Unsecured bond adalah obligasi yang tidak dijamin oleh aset

tertentu.

Merujuk kepada Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 32/DSN-

MUI/IX/2002, obligasi syariah adalah surat berharga jangka panjang

berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang

obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan

kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil/fee/margin, serta

membayar kembali dana obligasi saat jatuh tempo. Al-Jarhi dan Abozaid

memberlakukan aturan dan kondisi (ahkam) berkaitan dengan tradability

sukuk di pasar primer dan sekunder. Sukuk harus dikeluarkan terhadap

beberapa aset berwujud dan tidak terhadap uang tunai atau utang (Zin,

Sakat dkk, 2011: 473). Surat Berharga Syariah Negara Ritel (Sukuk Ritel)

merupakan surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip

syariah sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap aset Surat Berharga

Page 38: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

21

Syariah Negara, yang dijual kepada individu (ritel) atau perseorangan

Warga Negara Indonesia (WNI) melalui agen penjual, dengan volume

minimum yang ditentukan (Masruroh, 2015, 201).

Perbedaan obligasi syariah dengan konvensional (Nurhayati dan Wasilah,

2015: 358) dapat dilihat seperti pada tabel dibawah:

Tabel 2.2

Perbedaan obligasi syariah dan obligasi konvensional

Karakteristik Obligasi Syariah Obligasi Konvensional

Penerbit Pemerintah dan korporasi Pemerintah dan korporasi

Sifat Instrumen Sertifikat

kepemilikan/penyertaan

atas suatu asset

Instrumen pengakuan

utang

Penghasilan Imbalan, bagi hasil,

margin/fee

Bunga/kupon, capital gain

Jangka Waktu Pendek-menengah Menengah-panjang

Underlying Asset Perlu Tidak perlu

Pihak yang Terkait Issuer, SPV, investor,

trustee

Obligator/issuer, investor

Price Market price Market price

Investor Islami dan konvensional konvensional

Pembayaran Pokok Bullet atau amortisasi Bullet atau amortisasi

Penggunaan Hasil

Penerbitan

Harus sesuai syariah Bebas

Dasar Hukum Undang-undang Undang-undang

Metode Penerbitan Lelang, bookbuiding,

private placement

Lelang, bookbuiding,

private placement

Ketentuan

Perdagangan

Tradable Tradable

Dokumen yang

Diperlukan

Dokumen pasar modal,

dokumen Syariah

Dokumen pasar modal

Syarat Endorsement Perlu Tidak perlu

Page 39: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

22

Hal-Hal yang harus dipenuhi agar sukuk dapat diterima dan diminati

oleh pasar baik domestik maupun internasional (Direktorat Pembiayaan

Syariah dan Ditrektorat Jenderal Pengelolaan Utang, 2010: 26) yaitu:

1. Sukuk yang diterbitkan harus memenuhi semua ketentuan syariah,

antara lain proses penerbitannya, penggunaan dana hasil

penerbitannya, maupun yang terkait dengan underlying asset.

2. Likuiditas yaitu sukuk harus dapat dipindahtangankan dari satu pihak

ke pihak lain (transferable) dan juga dapat diperjual belikan

(tradable).

3. Tingkat imbalan yang kompetitif dibandingkan instrument keuangan

lainnya.

4. Transparasi, berupa kejelasan dan kemudahan akses informasi bagi

investor.

5. Proses penerbitan mengikuti ketentuan yang umum berlaku dalam

penerbitan sukuk di pasar keuangan internasional.

6. Adanya dukungan infrastruktur legal dan kelembagaan yang memadai,

termasuk dukungan pasar keuangan yang efisien.

Obligasi syariah atau sukuk itu sendiri dibagi-bagi menjadi beberapa

jenis sesuai dengan akadnya (Nurhayati dan Wasilah, 2015: 360) seperti

berikut:

Page 40: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

23

a. Sukuk mudharabah

Sukuk mudharabah merupakan obligasi syariah yang menggunakan

akad bagi hasil, sehingga pendapatan yang diperoleh investor atas

obligasi tersebut tergantung pada pendapatan tertentu emiten (sesuai

dengan penggunaan dana dari penerbitan obligasi syariah). Dasar bagi

hasil dapat berupa pendapatan kotor atau pendapatan bersih dengan

nisbah yang sudah disepakati (Fatwa DSN No.15/2000).

b. Sukuk musyarakah

Sukuk musyarakah adalah obligasi syariah yang diterbitkan

berdasarkan perjanjian atau akad musyarakah di mana dua pihak atau

lebih bekerja sama menggabungkan modal untuk membangun proyek

baru, mengembangkan proyek yang telah ada, atau membiayai

kegiatan usaha. Keuntungan akan dibagi sesuai nisbah yang disepakati

sedangkan kerugian yang timbul ditanggung bersama sesuai proporsi

modal masing-masing pihak.

c. Sukuk istishna

Sukuk istishna adalah obligasi syariah yang diterbitkan berdasarkan

perjanjian atau akad istishna dimana para pihak yang menyepakati jual

beli dalam rangka pembiayaan suatu proyek/barang. Adapun harga,

waktu pembayaran, dan spesifikasi barang/proyek ditentukan terlebih

dahulu berdasarkan kesepakatan.

Page 41: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

24

d. Sukuk ijarah

Sukuk ijarah adalah obligasi syariah yang menggunakan akad sewa

sehingga pendapatannya bersifat tetap berupa fee ijarah/pendapatan

sewa, yang besarannya sudah diketahui sejak awal diterbitkan. Salah

satu jenis sewa ijarah lainnya adalah sale and lease back (al bai’

tsumma ‘iadatul ijarah). Sale and lease back adalah suatu bentuk lease

di mana penjual menjual barang kepada pembeli kemudian pembeli

menyewakan kembali kepada penjual. Alasan dilakukannya transaksi

tersebut bisa saja si pemilik aset membutuhkan uang sementara ia

masih membutuhkan manfaat dari aset tersebut (Nurhayati dan

Warsila, 2015: 235).

Gambar 2.1

Skema SBSN Ijarah Sale and Lease Back

Sumber: akucintakeuangansyariah.com

Page 42: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

25

Penerbitan SBSN:

1) (1a) Penjualan hak manfaat Barang Milik Negara (BMN) oleh

Pemerintah kepada Perusahaan Penerbit SBSN untuk digunakan

sebagai Aset SBSN (Akad Bai’).

2) (1b) Penerbitan SBSN oleh Perusahaan Penerbit SBSN sebagai

bukti atas penyertaan/ kepemilikan investor terhadap Aset SBSN.

3) (1c) Dana hasil penerbitan SBSN dari investor (pembeli SBSN)

kepada Perusahaan Penerbit SBSN.

4) (1d) Pembayaran atas pembelian hak manfaat Aset SBSN oleh

Perusahaan Penerbit SBSN kepada Pemerintah.

Pembayaran Imbalan SBSN:

1) (2a) Penyewaan Aset SBSN oleh Pemerintah untuk digunakan

dalam operasional pemerintahan sehari-hari (Akad Ijarah).

2) (2b) Pembayaran Imbalan (ujrah) atas penyewaan Aset SBSN oleh

Pemerintah sebagai penyewa (Musta’jir/Lessee) kepada Pemegang

SBSN selaku pemberi sewa (Mu’jir/Lessor) melalui Agen

Pembayar.

Jatuh Tempo SBSN:

1) (3) Pembelian Aset SBSN oleh Pemerintah dari pemegang SBSN

melalui Perusahaan Penerbit SBSN (Akad Bai’).

Page 43: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

26

2) (4a dan 4b) Pembayaran atas pembelian Aset SBSN oleh

Pemerintah kepada pemegang SBSN melalui Agen Pembayar

sebagai pelunasan SBSN.

3) (5) Jatuh tempo SBSN

4. Volume Perdagangan

Volume adalah salah satu indikator yang penting dalam analisis

perdagangan di pasar. Volume menunjukkan jumlah transaksi yang

diperdagangkan di pasar dalam suatu periode tertentu. Volume juga dapat

menggambarkan kekuatan antara minat jual dan beli pada transaksi pasar

(Suharto, 2015: 36). Volume perdagangan merupakan parameter

pergerakan aktivitas saham di pasar modal melalui informasi publikasi

laporan keuangan terhadap reaksi pasar modal itu sendiri (Effendi dan

Hermanto, 2017: 8). Volume perdagangan saham dapat diartikan sebagai

banyaknya lembar saham dari suatu emiten atau perusahaan yang

diperjual-belikan di pasar modal setiap harinya dengan tingkat harga yang

telah disepakati oleh pihak penjual dan pembeli saham melalui broker

(perantara) perdagangan saham (Abidin, Suhadak dan Hidayat, 2016: 24).

McConnell dan Brue manyataan permintaan dapat diartikan sebagai

skedul atau kurva yang menunjukkan jumlah produk yang konsumen ingin

dan mampu untuk membeli pada berbagai tingkat harga tertentu dan

selama periode waktu tertentu (Abidin, Suhadak dan Hidayat, 2016: 24).

Permintaan seseorang atau suatu masyarakat kepada suatu barang

Page 44: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

27

ditentukan oleh banyak faktor. Di antara faktor-faktor tersebut yang

terpenting (Sukirno, 2012: 76) adalah seperti berikut:

a. Harga barang itu sendiri.

b. Harga barang lain yang berkaitan erat dengan dengan barang tersebut.

c. Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat.

d. Corak distribusi pendapatan dalam masyarakat.

e. Cita rasa masyarakat.

f. Jumlah penduduk.

g. Ramalan mengenai keadaan di masa yang akan datang.

Dilansir oleh idx.com Bursa Efek Indonesia (BEI) memaparkan

mekanisme perdanganan sukuk dan obligasi sebagai berikut:

a. Pelaksanaan Perdagangan

Perdagangan Obligasi (Korporasi & Negara) serta sukuk

melalui bursa dilakukan dengan menggunakan sistem Fixed Income

Trading System (FITS). Pengguna sistem FITS adalah perusahaan efek

yang sudah menjadi Anggota Bursa (AB), juga menjadi anggota

kliring KPEI. Dalam kegiatan transaksi melalui FITS Anggota Bursa

(AB) bertanggung jawab terhadap seluruh transaksi baik untuk

kepentingan nasabah maupun kepentingan sendiri.

Fixed Income Trading System (FITS) adalah sarana perdagangan

obligasi dan sukuk yang disediakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).

Page 45: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

28

Obligasi dan Sukuk yang dapat ditransaksikan melalui sistem FITS ini

adalah obligasi dan sukuk yang dicatatkan di BEI.

Mekanisme perdagangan obligasi dan sukuk melalui sistem FITS

merupakan transaksi yang terintegrasi antara sistem perdagangan,

kliring dan penyelesaian, seperti halnya dalam bagan di atas ada tiga

mekanisme yang berbeda yaitu : perdagangan, kliring dan

penyelesaian.

Kegiatan perdagangan obligasi dan sukuk melalui sistem FITS

ini didukung oleh peraturan perdagangan yang dibuat oleh BEI dengan

persetujuan BAPEPAM/LK, salah satu yang diatur adalah satuan

perdagangan (Lot Size), di mana satuan perdagangan (Lot Size) adalah

1 lot sama dengan nilai lima juta rupiah (1 lot = 5 Juta) hal ini

didasarkan dalam rangka pemerataan investor agar investor individu

dapat memiliki obligasi ataupun sukuk yang diterbitkan baik oleh

Perusahaan Swasta Nasional maupun oleh Negara. Sistem FITS

menggunakan metode remote acsess dari masing-masing kantor

Anggota Bursa, sehingga AB tersebut dapat memberikan pelayanan

order (jual ataupun beli) kepada para nasabahnya secara efektif dan

efisien.

b. Segmen Pasar di Bursa

Perdagangan melalui sistem FITS terdiri dari dua papan

perdagangan yaitu :

Page 46: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

29

1) Pasar Reguler Outright; merupakan mekanisme perdagangan

secara lelang berkesinambungan secara anonym (anonymous

continuous auction) dengan metode pembentukan harga yang

didasarkan atas prioritas harga dan waktu (price and time priority).

2) Pasar Negosiasi, merupakan fasilitas yang memungkinkan para

Anggota Bursa melakukan pelaporan hasil kesepakatan transaksi

yang telah terjadi sesama Anggota Bursa atau dengan pihak lain

5. Harga Sukuk

Harga adalah jumlah uang yang diperlukan sebagai penukar berbagai

kombinasi produk dan jasa, dengan demikian maka suatu harga haruslah

dihubungkan dengan bermacam-macam barang dan atau pelayanan, yang

akhirnya akan sama dengan sesuatu yaitu produk dan jasa (Laksana, 2008:

105 dalam Rahman, Paminto dan Nadir 2016: 21). Berbeda dengan harga

saham yang dinyatakan dalam bentuk mata uang, harga obligasi

dinyatakan dalam persentase, yaitu persentase dari nilai nominal. Ada 3

kemungkinan harga pasar obligasi yang ditawarkan (Latumaerissa, 2012:

367), yaitu:

a. At par adalah harga obligasi sama dengan nilai nominal.

b. At premium adalah harga obligasi lebih besar dari nilai nilai nominal.

c. At discount adalah harga obligasi lebih kecil dari harga nominal.

Lima teori yang berhubungan dengan penentuan harga obligasi dapat

diturunkan. Untuk mempermudah pejelasan, diasumsikan bahwa terdapat

Page 47: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

30

satu pembayaran kupon per tahun. Teori-teori (analisis Horison dan Swap

obligasi dalam Sharpe, 2005: 386) tersebut adalah sebagi berikut:

a. Jika harga pasar obligasi naik, yieldnya pasti turun, sebaliknya, jika

harga pasar obligasi turun , yieldnya pasti naik.

b. Jika yield obligasi tidak berubah sepanjang masa hidupnya, besar

diskonto atau premiumnya akan menurun jika jangkanya semakin

pendek.

Gambar 2.2

Perubahan Harga Obligasi

c. Jika yield obligasi tidak berubah sepanjang hidupnya, maka besarnya

diskon atau premium akan menurun dengan penurunan yang semakin

besar, jika jangkanya semakin singkat.

Page 48: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

31

d. Penurunan pada yield obligasi akan menaikkan harga obligasi sejumlah

yang lebih besar ukurannya dibanding penurunan harga obligasi yang

akan terjadi jika besarnya penurunan yield obligasi sama.

e. Persentase perubahan pada yield obligasi yang disebabkan oleh

perubahan yieldnya akan semakin kecil jika tingkat bunga kupon lebih

tinggi. (teori ini tidak berlaku untuk obligasi dengan jangka satu tahun

atau obligasi yang tidak memiliki jatuh tempo yang disebut consols

atau perpetuities).

Berdasarkan teori penentuan harga yang pertama dan keempat

membawa kepada konsep penilaian obligasi yang disebut kecembungan.

Gambar 2.3

Kecembungan Obligasi

Dua observasi dapat dibuat dengan mengamati gambar ini. Pertama,

kenaikan yield ke y+ berkaitan dengan penurunan harga obligasi ke P- dan

penurunan yield ke y- terkait dengan kenaikan harga obligasi ke P+,

Page 49: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

32

gerakan ini sesuai dengan teori ke-1. Kedua, besarnya kenaikan harga

obligasi (P+ - P) lebih besar dibandingkan besarnya penurunan harga

obligasi (P - P-), hal ini sesuai dengan teori obligasi ke-4.

Faktor-faktor yang mempengaruhi harga obligasi (Martalena dan Malinda,

2011: 77), yaitu:

a. Jangka waktu jatuh tempo

b. Risiko tidak terima bunga dan pokok pinjaman

c. Status pajak dari pembeli

d. Adanya provisi yang memungkinkan penerbitan obligasi melunasi

obligasi tersebut sebelum jatuh tempo

e. Jumlah kupon

6. Yield atau Imbal Hasil Sukuk dalam Bentuk Capital Gain

Yield dapat dikatakan sebagai return atau tingkat pengembalian yang

akan diterima oleh investor pada saat jatuh tempo (Nariman, 2016: 239).

Yield merupakan faktor pengukur tingkat pengembalian tahunan yang akan

diterima oleh investor, atau hasil yang akan diperoleh investor apabila

menanamkan dananya pada obligasi (Rita dan Sarquella, 2010: 63). Dalam

perhitungan yield obligasi terdapat beberapa istilah yang dipergunakan

(Martalena dan Malinda, 2011: 73), yaitu:

a. Spot rate adalah tingkat bunga obligasi yang hanya mempunyai satu

arus kas bagi pembeli obligasi tersebut (terdapat pada zero coupon

bond).

Page 50: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

33

b. Future rates adalah tingkat bunga atas obligasi di mana terjadi

komitmen dan saat penyerahan dana berbeda.

c. Current yield merupakan proporsi penghasilan obligasi yang berasal

dari pembayaran kupon tahunan relatif terhadap harga. Dengan rumus

sebagai berikut:

Current Yield = CM

𝑃 × 100%

CY = Current yield

CM = Nominal coupon (tingkat kupon dikali nilai nominal obligasi)

P = Harga obligasi

d. Yield to maturity (YTM) merupakan Interest Rate of Return (IRR)

yang diperbolehkan pemilik modal atau sampai dengan jatuh tempo.

e. Yield to call merupakan hasil obligasi callable yang sebelum jatuh

tempo ditarik kembali oleh penerbitnya.

f. Horizon yield (relized yield) kadangkala pemilik obligasi tidak

memegang obligasi sampai jatuh tempo karena berbagai hal. Dalam

kasus ini, investor dapat menghitung hasil obligasi dengan horizon

yield.

Imbal hasil dalam Obligasi syariah sebagai berikut (Masruroh, 2015, 194):

a. Profit sharing, jika akad yang digunakana adalah akad mudharabah.

Pendapatan tetap, berupa bagian pendapatan dari hasil sewa jika akad

yang digunakan adalah ijarah. Imbal hasil ini dibayar secara regular

Page 51: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

34

sampai jatuh tempo dan ditetapkan dalam persentase dari nilai

nominal.

b. Capital Gain, sebelum jatuh tempo biasanya obligasi diperdagangkan

di pasar sekunder, sehingga investor mempunyai kesempatan untuk

memperoleh Capital Gain. Capital Gain juga dapat diperoleh jika

investor membeli obligasi dengan diskon yaitu nilai lebih rendah dari

nilai nominalnya, kemudian pada saat jatuh tempo ia akan memperoleh

pembayaran senilai dengan haega nominal.

c. Hak klaim pertama, jika emiten bangkrut atau dilikuidasi, pemegang

obligasi sebagai kreditur memiliki hak klaim pertama atas aktiva

perusahaan.

d. Jika memiliki obligasi konversi, investor dapat mengkonversikan

obligasi menjadi saham pada harga yang telah ditetapkan, dan

kemudian berhak untuk memperoleh manfaat atas saham.

7. Tingkat Imbal Hasil Deposito Mudharabah

Deposito menurut Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 adalah

investasi dena berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak

bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat

dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan akad antara nasabah

penyimpan dana dan bank syariah atau Unit Usaha Syariah (UUS).

Nasabah membuka deposito dengan jumlah minimal tertentu dengan

jangka waktu yang telah disepakati, sehingga nasabah tidak dapat

mencairkan dananya sebelum jatuh tempo yang telah disepakati, akan

Page 52: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

35

tetapi bagi hasil yang ditawarkan jauh lebih tinggi daro pada tabungan

biasa maupun tabungan berencana (Al-Arif, 2011: 329).

Deposito mudharabah adalah simpanan dana dengan skema pemilik

dana (shahibul maal) memercayakan dananya untuk dikelola bank

(mudharib) dengan hasil yang diperoleh dibagi antara pemilik dana dan

bank dengan nisbah yang disepakati sejak awal (Yaya, Martawireja dan

Abdurahim, 2014: 55). Dalam penghimpunan dana dengan akad

mudharabah terdapat metode perhitungan bagi hasil (Ikatan Bankir, 2014:

101) sebagai berikut:

a. Perhitungan bagi hasil tabungan mudharabah

Pembagian keuntungan dapat dilakukan setiap bulan berdasarkan

saldo minimal yang mengendap selama periode tertentu.

b. Perhitungan bagi hasil deposito mudharabah

Imbalan diperoleh dari bagi hasil pendapatan (revenue sharing)

terhadap penggunaan dana berdasarkan nisbah (porsi) yang dijanjikan.

c. Metode H-1000

Ada bank syariah yang mempraktikkan bagi hasil dengan cara

menghitung lebih dahulu H-1000, yaitu angka yang menunjukkan hasil

investasi yang diperoleh dari penyaluran setiap Rp 1.000 dana yang

diinvestasikan bank dengan formula:

Page 53: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

36

Bagi Hasil Nasabah = Rata−rata Dana Nasabah

1000 ×

H−1000 × 𝑁𝑖𝑠𝑏𝑎ℎ Nasabah

100

8. BI rate

Suku bunga adalah jumlah bunga yang dibayarkan per unit waktu

yang disebut sebagai persentase dari jumlah yang dipinjamkan. Dengan

kata lain, orang harus membayar kesempatan untuk meminjam uang.

Biaya pinjaman uang, diukur dalam dolar per tahun yang dipinjam

(Samuelson dan Nordhaus, 2004: 190). Suku bunga mempengaruhi

keputusan individu terhadap pilihan membelanjakan uang lebih banyak

atau menyimpan uangnya dalam bentuk tabungan. Suku bunga juga

merupakan sebuah harga yang menghubungkan masa kini dengan masa

depan, sebagaimana harga lainnya maka tingkat suku bunga ditentukan

oleh interaksi oleh trnasaksi antara permintaan dan penaaran (Kewal,

2012: 58).

Menurut Bank Indonesia BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang

mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh

Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. Dilansir dari bi.go.id Bank

Indonesia melakukan penguatan kerangka operasi moneter dengan

memperkenalkan suku bunga acuan atau suku bunga kebijakan baru yaitu

BI 7-Day Repo Rate, yang akan berlaku efektif sejak 19 Agustus 2016.

Instrumen BI 7-Day Repo Rate sebagai acuan yang baru memiliki

hubungan yang lebih kuat ke suku bunga pasar uang, sifatnya

Page 54: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

37

transaksional atau diperdagangkan di pasar, dan mendorong pendalaman

pasar keuangan.

9. Harga Emas

Emas merupakan salah satu komoditas dunia yang pernah digunakan

sebagai alat tukar atau alat pembayaran. Standar emas yang sering

dijadikan patokan diseluruh dunia adalah harga standar emas pasar

London atau yang biasa disebut dengan London Gold Fixing. London

Gold Fixing merupakan sistem penentuan atau pengaturan harga emas

yang dilakukan dua kali pada setiap hari kerja di pasar London (Gumilang,

Hidayat dan Endang, 2014: 3). Hal yang membuat emas bernilai adalah

kemampuan emas atas daya beli terkini. Emas mampu beradaptasi

terhadap inflasi yang terus membuat harga barang dan jasa semakin maha

(Dipraja, 2011: 11). Emas dihargai sebagai komoditi dengan daya jual

yang tinggi (high marketable commodity), karena investor dari seluruh

penjuru dunia memburu dan menginginkannya sebagai alat investasi

(Hamidi, 2007: 82).

Menurut Sunariyah emas merupakan salah satu bentuk investasi

yang cenderung bebas risiko. Emas banyak dipilih sebagai salah satu

bentuk investasi karena nilainya cenderung stabil dan naik. Sangat jarang

sekali harga emas turun. Ketika akan berinvestasi, investor akan memilih

investasi yang memiliki tingkat imbal balik tinggi dengan resiko tertentu

Page 55: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

38

atau tingkat imbal balik tertentu dengan resiko yang rendah (Hutapea,

Margareth dan Tarigan, 2017: 28).

Harga emas dipasaran dunia dinyatakan dalam satuan troy once.

Troy once merupakan satuan berat emas murni yang jika dinyatakan dalam

satuan gram setara dengan 31.103 gram. Untuk mendapatkan harga per

gram dalam satuan rupiah, kita harus melihat kurs USD-IDR yang berlaku

saat itu (Salim, 2010: 18). Cara menghitung harga emas per gram dengan

rumus seperti berikut:

Harga emas/ gram = Harga emas 𝑡𝑟𝑜𝑦 𝑜𝑛𝑐𝑒 × Kurs USD−IDR

31.103

Page 56: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

39

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang telah membahas mengenai sukuk dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya dibahas oleh penelitian sebelumnya. Penelitian tersebut telah

memberikan banyak referensi bagi penelitian ini. Berikut ini penelitiaan yang

berkaitan dengan penelitian ini.

Tabel 2.3

Penelitian Terdahulu

No Nama Penulis/

Judul/ Tahun

Variabel

Penelitian

Metode

Penelitian

Hasil Penelitian Perbedaan

Penelitian

1 Faizul Rahman,

Ardi Paminto,

Maryam Nadir/

“Pengaruh

Harga Sukuk

Negara Ritel

SR-005,

Tingkat Inflasi

dan BI rate

terhadap

Tingkat

Permintaan

Sukuk Negara

Ritel SR-

005”/Jurnal

Manajemen

Vol. 8 No. 1

(2016)

Dependen:

Tingkat

permintaan

sukuk negara

ritel SR-005

Independen:

Harga sukuk

negara ritel

SR-oo5,

tingkat inflasi

dan BI rate

Analisis

regresi linier

berganda

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

variabel independen

harga sukuk negara

ritel SR-005 dan

inflasi berpengaruh

negatif tidak

signifikan terhadap

permintaan sukuk

negara ritel SR-005.

Sedangan BI rate

berpengaruh negatif

signifikan terhadap

permintaan sukuk

negara ritel SR-005.

Penelitian

terdahulu tidak

menggunakan

yield atau imbal

hasil sukuk negara

ritel SR-006 dalam

bentuk capital

gain, tingkat imbal

hasil deposito

mudharabah dan

harga emas

sebagai variabel

independen.

Penelitian

terdahulu

menggunakan

metode penelitian

regresi linier

berganda,

sedangkan

penelian ini

menggunakan

metode penelitian

VAR/VECM.

Page 57: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

40

Lanjutan Penelitian Terdahulu

No Nama Penulis/

Judul/ Tahun

Variabel

Penelitian

Metode

Penelitian

Hasil Penelitian Perbedaan

Penelitian

Penelitian

terdahulu

menggunakan

sukuk seri 005,

sedangkan pada

penelitian ini

menggunakan seri

006.

2 I Wayan

Sumarna dan

Ida Bagus

Badjra/

“Pengaruh

Rating,

Maturitas,

Tingkat Suku

Bunga dan

Kupon terhadap

Perubahan

Harga Obligasi

Korporasi di

Bursa Efek

Indonesia”/

E-Jurnal

Manajemen

Unud Vol.5 No.

12 (2016)

Dependen:

Harga obligasi

korporasi

Independen:

Rating,

maturitas,

tingkat suku

bunga dan

kupon

Regresi

linier

bergandan

Rating berpengaruh

positif signifikan

terhadap perubahan

harga obligasi

korporasi.

Maturitas

berpengaruh negatif

signifikan terhadap

perubahan harga

obligasi korporasi.

Tingkat suku bunga

SBI berpengaruh

negatif signifikan

terhadap perubahan

harga obligasi

korporasi. Kupon

obligasi

berpengaruh positif

signifkan terhadap

perubahan harga

obligasi

korporasi.

Penelitian

terdahulu tidak

menggunakan

tingkat imbal hasil

deposito

mudharabah,

harga obligasi dan

harga emas

sebagai variabel

independen.

Penelitian

terdahulu

menggunakan

metode penelitian

regresi linier

berganda,

sedangkan

penelian ini

menggunakan

metode penelitian

VAR/VECM.

Penelitian

terdahulu

menggunakan

harga obligasi

sebagai variabel

dependen.

3 Syazwani Abd

Rahim dan

Nursilah

Ahmad/

“Confidence

Effect Among

Sukuk Investors

Dependen:

Perilaku

investor sukuk

Independen:

FTSE Bursa

Malaysia Emas

Equity

Market

Sentimental

Index

(EMSI)

Tren harga harian

PT EMAS FBM

secara signifikan

terkait dengan

sentimen investor.

Investor dan emiten

Sukuk mencari

Penelitian

terdahulu hanya

menggunakan tren

harga emas

sebagai variabel

independen.

Page 58: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

41

Lanjutan Penelitian Terdahulu

No Nama Penulis/

Judul/ Tahun

Variabel

Penelitian

Metode

Penelitian

Hasil Penelitian Perbedaan

Penelitian

Following

Sukuk

Announcements

in Malaysia”/

South East Asia

Jurnal of

Contemporary

Business,

Economics and

Law, Vol. 10

(2016)

Sharia Index

(FBM Emas)

volatilitas yang lebih

besar dan

ketidakpastian

dalam investasi

sukuk sebagai

imbalan untuk

mengantisipasi

pengembalian yang

lebih tinggi.

Penelitian

terdahulu

menggunakan

metode penelitian

EMSI, sedangkan

penelian ini

menggunakan

VAR/VECM.

Penelitian

terdahulu

menggunakan

Perilaku Investor

sukuk sebagai

variabel dependen,

sedangkan

penelitian ini

volume

perdagangan

sukuk.

4 Ali Said dan

Rihab Grassa/

“The

Determinants of

Sukuk Market

Development:

Does

Macroeconomic

Factor

Influence the

Construction of

Certain

Structure of

Sukuk?”/

Journal

Finance and

Banking Vol. 3

No. 5 (2013)

Dependen:

Sukuk market

Independen:

GDP per

kapita,

economic size,

trade openness,

percentage of

muslims, dan

financial crisis

Regresi data

panel

GDP per kapita;

economic size, trade

openness,

percentage of

muslims memiliki

pengaruh positif dari

pertumbuhan pasar

Sukuk. Krisis

keuangan memiliki

dampak negatif yang

signifikan terhadap

perkembangan pasar

Sukuk karena

jumlah Sukuk yang

dikeluarkan pada

tahun-tahun itu telah

menurun drastis.

Penelitian

terdahulu tidak

menggunakan

yield atau imbal

hasil sukuk negara

ritel SR-006 dalam

bentuk capital

gain, harga sukuk,

tingkat imbal hasil

deposito

mudharabah, BI

rate dan harga

emas sebagai

variabel

independen.

Penelitian

terdahulu

menggunakan

metode regresi

data panel,

sedangkan

penelian ini

Page 59: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

42

Lanjutan Penelitian Terdahulu

No Nama Penulis/

Judul/ Tahun

Variabel

Penelitian

Metode

Penelitian

Hasil Penelitian Perbedaan

Penelitian

menggunakan

VAR/VECM.

Penelitian

terdahulu

menggunakan

sukuk market

sebagai variabel

dependen.

5 Mira Hastin,

Idris dan Hasdi

Aimon/

“Analisis Pasar

Obligasi

Pemerintah di

Indonesia”/

Jurnal kajian

Ekonomi Vol. 1

No. 02 (2013)

Dependen:

Pasar obligasi

Pemerintah di

Indonesia

Independen:

Defisit

anggaran,

pinjaman luar

negeri

pemerintah,

Suku Bunga

Bank Indonesia

(SBI), harga

obliasi, IHSG,

permintaan dan

penawaran

obligasi

pemerintah

Two Stage

Least

Squared

(TSLS)

Defisit anggaran

berpengaruh positif

terhadap penawaran

obligasi pemerintah.

Pinjaman luar negeri

pemerintah, SBI dan

permintaan obligasi

pemerintah

berpengaruh

negative terhadap

penawaran obligasi

pemerintah. SBI

berpengaruh positif

terhadap permintaan

obligasi pemerintah.

IHSG dan

penawaran obligasi

pemerintah

berpengaruh negatif

terhadap permintaan

obligasi pemerintah.

Sedangkan harga

obligasi tidak

berpengaruh

terhadap permintaan

obligasi pemerintah.

Penelitian

terdahulu tidak

menggunakan

yield atau imbal

hasil sukuk negara

ritel SR-006 dalam

bentuk capital

gain, tingkat imbal

hasil deposito

mudharabah, BI

rate dan harga

emas sebagai

variabel

independen.

Penelitian

terdahulu

menggunakan

metode Two Stage

Least Squared

(TSLS),

sedangkan

penelian ini

menggunakan

VAR/VECM.

Penelitian

terdahulu

menggunakan

permintaan dan

penawaran

obligasi

pemerintah

sebagai variabel

dependen.

Page 60: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

43

Lanjutan Penelitian Terdahulu

No Nama Penulis/

Judul/ Tahun

Variabel

Penelitian

Metode

Penelitian

Hasil Penelitian Perbedaan

Penelitian

6 Nursilah

ahmad, Siti

Nurazira Mohd

Daud dan

Zurina Kefeli/

“Economic

Forces and the

Sukuk Market”/

Journal Social

and Behavioral

Sciences Vol.

65 (2012)

Dependen:

Sukuk Market

Independen:

Producer Price

Index (PPI),

Inflasi dan

GDP

VAR/VECM Sukuk Granger-

menyebabkan GDP

sementara GDP

Granger-

menyebabkan baik

PPI dan CPI.

Hasilnya sangat

penting

implikasi kebijakan

kepada para

pengambil

keputusan.

Penelitian

terdahulu tidak

menggunakan

yield atau imbal

hasil sukuk negara

ritel SR-006 dalam

bentuk capital

gain, harga sukuk,

tingka imbal hasil

deposito

mudharabah, BI

rate dan harga

emas sebagai

variabel

independen.

Penelitian

tedahulu

menggunakan

sukuk market

sebagai variabel

dependen.

7 Lilis Yuliati/

“Faktor-Faktor

yang

Mempengaruhi

Minat

Masyarakat

Berinvestasi

Sukuk”/

Walisongo Vol.

19 No.1 (2011)

Dependen:

Minat

masyarakat

berinvestasi

sukuk

Independen:

risiko investasi

dan atribut

produk islami

Regresi

ganda

risiko investasi dan

atribut produk

islami berkait

positif dengan

keinginan publik

untuk melakukan

investasi terhadap

sukuk.

Penelitian

terdahulu tidak

menggunakan

yield atau imbal

hasil sukuk negara

ritel SR-006 dalam

bentuk capital

gain, harga sukuk,

tingkat imbal hasil

deposito

mudharabah, BI

rate dan harga

emas sebagai

variabel

independen.

Penelitian

terdahulu

menggunakan

metode regresi

ganda, sedangkan

penelian ini

Page 61: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

44

Lanjutan Penelitian Terdahulu

No Nama Penulis/

Judul/ Tahun

Variabel

Penelitian

Metode

Penelitian

Hasil Penelitian Perbedaan

Penelitian

menggunakan

VAR/VECM.

Penelitian

terdahulu

menggunakan

sukuk seri 001.

8 Mohammad

Agus Khoirul

Wafa/ “Analisa

Faktor-Faktor

yang

Mempengaruhi

Tingkat

Permintaan

Sukuk Ritel-I”/

Jurnal Ekonomi

Islam Vol. IV

No. 2 (2010)

Dependen:

tingkat

permintaan

sukuk ritel-I

Independen:

harga sukuk

negara ritel-I,

tingkat suku

bunga deposito

bank umum,

nisbah bagi

hasil deposito

mudharabah

dan harga

obligasi lain

VAR/

VECM

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa

harga sukuk negara

ritel, tingkat suku

bunga deposito bank

umum dan nisbah

bagi hasil deposito

mudharabah

berpengaruh positif

signifikan terhadap

tingkat permintaan

sukuk negara ritel-I.

Penelitian

terdahulu tidak

menggunakan

yield atau imbal

hasil sukuk negara

ritel SR-006 dalam

bentuk capital

gain, BI rate dan

harga emas

sebagai variabel

independen.

Penelitian

tedahulu

menggunakan

sukuk seri 001,

sedangkan pada

penelitian ini

sukuk seri 006.

Page 62: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

45

C. Hubungan Variabel Dependen dan Variabel Independen serta

Pengembangan Hipotesis

1. Hubungan harga sukuk dengan volume perdagangan

Dalam analisis ekonomi permintaan suatu barang terutama

dipengaruhi oleh tingkat harganya. Hukum permintaan pada hakikatnya

adalah semakin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan

terhadap barang tersebut. Sebaliknya, semakin tinggi harga suatu barang

maka makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut (Sukirno, 2012:

76). Berdasarkan penelitian Rahman, Paminto dan Nadir (2016) harga

sukuk tidak berpengaruh signifikan terhadap permintaan sukuk negara ritel

SR-005 di Indonesia. Berdasarkan penelitian Wafa (2010) harga sukuk

berpengaruh signifikan terhadap tingkat permintaan sukuk negara ritel-I.

Hubungan yield atau imbal hasil sukuk dalam bentuk capital gain dengan

volume perdagangan.

H1: Harga sukuk mememiliki pengaruh signifikan terhadap volume

perdagangan sukuk negara ritel SR-006.

2. Hubungan yield atau imbal hasil sukuk dalam bentuk capital gain terhadap

volume perdagangan sukuk negara ritel SR-006

Yield merupakan faktor pengukur tingkat pengembalian tahunan

yang akan diterima oleh investor, atau hasil yang akan diperoleh investor

apabila menanamkan dananya pada obligasi (Rita dan Sarquella, 2010:

63). Berdasarkan penelitian Sumarna dan Badjra (2016) kupon obligasi

Page 63: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

46

korporasi berpengaruh positif terhadap perubahan harga obligasi

korporasi. Berdasarkan penelitian Wafa (2010) harga sukuk berpengaruh

signifikan terhadap tingkat permintaan sukuk negara ritel-I.

H2: Yield atau imbal hasil sukuk dalam bentuk capital gain

mememiliki pengaruh signifikan terhadap volume perdagangan

sukuk negara ritel SR-006.

3. Hubungan BI rate dengan volume perdagangan

Tingkat bunga mempunyai pengaruh yang signifikan pada dorongan

untuk berinvestasi. Pada kegiatan produksi, pengelola barang-barang

modal atau bahan baku produksi memerlukan modal lain untuk

menghasilkan (Pujoalwanto, 2014: 169). Interest rate risk adalah risiko

yang berasal variabilitas return akibat perubahan suku bunga. Perubahan

suku bunga ini berpengaruh negatif terhadap sekuritas (Rodoni, 2009: 48).

Berdasarkan penelitian Rahman, Paminto dan Nadir (2016) BI rate

berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat permintaan sukuk negara

ritel SR-005.

H3: BI rate mememiliki pengaruh signifikan terhadap volume

perdagangan sukuk negara ritel SR-006.

4. Hubungan tingkat imbal hasil deposito mudharabah dengan volume

perdagangan

Page 64: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

47

Imbalan diperoleh dari bagi hasil pendapatan (revenue sharing)

terhadap penggunaan dana berdasarkan nisbah (porsi) yang dijanjikan

(Ikatan Bankir, 2014: 101). Berdasarkan penelitian Wafa (2010) nisbah

bagi hasil deposito mudharabah berpengaruh positif signifikan terhadap

tingkat permintaan sukuk negara ritel-I.

H4: Tingkat imbal hasil deposito mudharabah mememiliki pengaruh

signifikan terhadap volume perdagangan sukuk negara ritel SR-

006.

5. Hubungan harga emas dengan volume perdagangan

Faktor barang lain yaitu barang pengganti terhadap permintaan

adalah harga barang pengganti dapat mempengaruhi permintaan barang

yang dapat digantikannya (Sukirno, 2012:80). Kenaikan harga emas akan

mendorong investor untuk memilih berinvestasi di emas daripada di pasar

modal. Sebab dengan risiko yang relatif lebih rendah, menurut Adrienne

Roberts FT Personal Finance “emas dapat memberikan imbal balik yang

baik dengan kenaikan harganya” (Hutapea, Margareth dan Tarigan, 2014 :

28). Berdasarkan penelitian Rahim dan Ahmad (2016) Tren harga harian

PT EMAS FBM secara signifikan terkait dengan sentimen investor.

H5: Harga emas mememiliki pengaruh signifikan terhadap volume

perdagangan sukuk negara ritel SR-006.

Page 65: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

48

D. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir ini memberikan gambaran langkah-langkah yang akan

peneliti lakukan untuk mengambil kesimpulan. Kerangka berpikir

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.4

Kerangka Pemikiran

Faktor-Faktor:

• Harga Sukuk

• Yield Atau Imbal Hasil

Sukuk dalam bentuk capital

gain

• Harga Emas

• Tingkat Imbal Hasil

Depositomudharabah

• BI Rate

Volume Perdagangan Sukuk Negara Ritel

SR-006

Pengumpulan Data Time Series

Uji Stasioneritas Data

Analisis dan Kesimpulan

Tidak Stasioner

Impulse Response dan Variance Decomposition

VECM

Terdapat Kointegrasi

Uji Kointegrasi

Stasioner di Deferensi Data

Tidak Terdapat Kointegrasi

Stasioner

VAR Bentuk Level

VAR Bentuk Diferensi

Jumlah investor sukuk negara ritel

yang lebih sedikit dibandingkan Surat

Berharga Negara (SBN) yang

diterbitkan pada waktu yang

berdekatan dengan sukuk negara ritel.

Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Volume Perdagangan

Sukuk Negara Ritel SR-006 di Indonesia

Page 66: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

49

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kuantitatif. Penelitian ini

menganalisis pengaruh jangka panjang dan jangka pendek faktor-faktor yang

mempengaruhi volume perdagangan sukuk negara ritel SR-006. Adapun

periode yang digunakan dalam pnelitian ini adalah dengan rentang Juni 2014

hingga Maret 2017.

Ruang lingkup penelitian ini adalah melihat pengaruh 5 (lima) variabel

bebas yaitu harga sukuk, yield atau imbal hasil sukuk dalam bentuk capital

gain, tingkat imbal hasil deposito mudharabah, harga emas dan BI rate

terhadap variabel terikat dalam penelitian ini adalah volume perdagangan

sukuk negara ritel SR-006.

B. Metode Penentuan Sampel

Metode penentuan sempel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

non probability sampling. Non probability sampling merupakan teknik yang

tidak memberikan kesempatan atau peluang yang sama kepada anggota

populasi yang akan diambil sampelnya (Sudarmanto, 2013: 48). Dari teknik

non probability sampling, diambil teknik pengambilan sampel dengan

purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu. Berdasarkan metode penentuan sempe tersebut,

Page 67: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

50

kriteria-kriteria yang digunakan dalam pengambilan data dan sempel adalah

sebagi berikut:

1) Sukuk yang dipilih adalah sukuk negara ritel yang telah jatuh tempo.

2) Sukuk yang dipilih adalah sukuk negara ritel yang jatuh tempo paling

terkhir atau pada tahun penelitian dilakukan yaitu 2017.

Tabel 3.1

Seleksi Pemilihan Sampel

Karakteristik Total

Sukuk negara ritel yang telah jatuh tempo 6

Sukuk yang jatuh tempo paling terakhir atau pada

tahun penelitian dilakukan yaitu 2017

(5)

Sampel yang diteliti 1

C. Metode Pengumpulan Data

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian ini juga dilakukan melalui studi kepustakaan yaitu dengan

cara mengumpulakan pengetahuan teoritis yang relevan dengan cara

membaca dan mempelajari buku-buku, jurnal-jurnal, artikel serta literatur

kerangka-kerangka dari sumber lain yang mempunyai hubungan dengan

pembahasan yang dibahas dalam penelitian ini.

2. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dengan cara

mengumpulkan dokumen atau laporan yang bersumber dari perusahaan

atau pihak yang terkait. Volume perdagangan sukuk negara ritel, harga

Page 68: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

51

sukuk negara ritel dan yield atau imbal hasil sukuk dalam bentuk capital

gain negara ritel diperoleh dari (www.dmia.danareksa.com) data tingkat

imbal hasil deposito mudharabah dan BI rate diperoleh dari

(www.bi.go.id) dan harga emas diproleh dari (www.harga-emas.org).

D. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah analisis Vector

Autoregressive (VAR)/Vector Error Correction Model (VECM). Penelitian

menggunakan model Vector Auto Regression (VAR) apabila data dalam

penelitian ini stasioner, namun bila tidak stasioner dan terdapat hubungan

kointegrasi antara variabel-variabelnya maka penelitian ini menggunakan

model Vector Error Correction Model (VECM). Data tersebut akan diolah

menggunakan Microsoft Excel 2010 dan Eviews 9,5.

Vector Autoregression (VAR) adalah pengembang dari model ADL.

VAR melonggarkan asumsi variabel yang bersikap eksogen pada ADL. Dalam

kerangka VAR, dimungkinkan untuk melakukan estimasi terhadap

serangkaian variabel yang diduga mengalami endogenitas. Model VAR

dibangun untuk mengatasi hal di mana hubungan antar variabel ekonomi dapat

tetap diestimasi tanpa perlu menitikberatkan masalah eksogenitas. Dalam

pendekatan ini semua variabel dianggap sebagai endogen dan estimasi dapat

dilakukan secara serentak atau sekuensial (Ariefianto, 2012: 112).

Model VECM merupakan model yang terestriksi atau restricted VAR,

karena adanya kointegrasi yang menunjukkan adanya hubungan jangka

Page 69: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

52

panjang antara variabel-variabek di dalam sistem VAR (Liembono, 2013:

126). Adapun kelebihan dan kelemahan metode VAR (Ariefianto, 2012: 112)

sebagai berikut:

1. Kelebihan

a. VAR tidak memerlukan spesifikasi model, dalam artian

mengidentifikasikan variabel endogen-eksogen dan membuat

persamaan-persamaan yang menghubungkannya. Semua variabel di

dalam VAR adalah endogen.

b. VAR adalah sangat fleksibel, pembahasan yang dilakukan hanya

meliputi struktur autoregressive. Pengembangan dapat dilakukan

dengan memasukkan variabel yang dianggap murni eksogen (SVAR)

dan atau komponen moving average (VARMA). Dengan perkataan

lain VAR adalah suatu teknik ekonometrika structural yang sangat

kaya.

c. Kemampuan prediksi dari VAR adalah cukup baik. Beberapa kajian

empiris (misalnya Sim, 1980 dan McNees, 1986) menunjukkan VAR

memiliki kemampuan prediksi out of sample yang lebih tinggi dari

pada model makro structural simultan.

2. Kelemahan

a. VAR bersifat ateoretis (tidak memiliki landasan teori). Hal ini karena

semua variabel di dalam VAR adalah endogen dan aspek struktur

sebab akibat diabaikan.

Page 70: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

53

b. Koefisien di dalam VAR sulit untuk diinterpretasikan. Seperti yang

dijelaskan di atas, kegunaan VAR adalah untuk prediksi dan menguji

stabilitas hubungan sebab akibat. Jarang sekali perhatian diberikan

pada masing-masing koefisien di dalam VAR.

c. Estimasi dapat menjadi tidak efisien terutama jika jumlah sempel yang

digunakan adalah sedikit sedangkan variabel dan orde lag yang

digunakan adalah banyak.

1. Uji Stasioneritas

Stasioneritas adalah sebuah properti yang diinginkan perkiraan AR

model, untuk beberapa alasan. salah satu alasan penting bahwa model

koefisien yang tidak stasioner akan menunjukkan properti, disayangkan

bahwa nilai sebelumnya istilah kesalahan akan memiliki efek yang tidak

menurun pada saat ini nilai y sebagai kemajuan waktu (Brooks, 2008:216).

Uji stasioneritas merupakan langkah awal yang dilakukan untuk

mengetahui apakah data VAR stasioner pada level atau pada kondisi

pembedaan pada derajat tertentu. Uji stasioneritas dilakukan dengan

menggunakan metode Augmented Dicky Fuller (ADF). Penelitian ini

dilakukan dengan menguji akar-akar unit. Untuk mengetahui data

stasioner atau tidak dengan melihat nilai ADF dan nilai MacKinnon

critical values, jika nilai ADF lebih besar dari nilai MacKinnon critical

values maka data tersebut telah stasioner. Data yang tidak stasioner

Page 71: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

54

menunjukkan adanya kemungkinan hubungan kointegrasi diantara

variabel.

2. Uji Lag Optimum

Langkah selanjutnya yang harus dilakukan dalam merode

VAR/VECM adalah menentukan panjang lag optimum. Lag berguna

untuk menghilangkan masalah autokorelasi dan untuk mengetahui berapa

lama reaksi suatu variabel terhadap variabel lainnya. Dalam menentukan

lag optimum harus tepat karena apabila lag yang digunakan terlalu

panjang akan banyak derajat yang terbuang yang mengakibatkan model

menjadi tidak signifikan. Penetuan panjang lag optimum dapat

diidentifikasi dengan menggunakan Akaike Information Criterion (AIC),

Schwarz Criterion (SC), dan Hannan-Quin Information Criterion (HQ).

3. Uji Stabilitas VAR

Uji stabilitas VAR ini dilakukan dengan cara menghitung akar-akar

dari fungsi polynomial. Jika semua akar dari fungsi polynomial tersebut

memiliki nilai absolutnya lebh kecil dari 1 atau < 1 maka model VAR

tersebut dianggap stabil sehingga Impulse Response Function (IRF) dan

Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) yang dihasilkan dapat

dianggap valid.

Page 72: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

55

4. Uji Kointegrasi

Uji kointegrasi dilakukan dengan menggunakan model Johansen

Cointegration Test. Uji ini dilakukan untuk melihat hubungan jangka

panjang antar variabel yang telah memenuhi syarat yaitu stasioner pada

tahap first diference. Untuk mengetahui bahwa terdapat kointegrasi antar

variabel dilihat dari trace statistic yang dibandingkan dengan critical

values. Jika trace statistic > critical values, dapat disimpulkan bahwa

variabel-variabel yang digunakan memiliki kointegrasi. Setelah

mengetahui bahwa terdapat kointegrasi diantara variabel-variabel model

persaman maka dapat dilanjutkan dengan analisis VECM.

5. Uji Klausalitas Granger

Uji klausalitas merupakan pengujian untuk menentukan hubungan

sebab akibat antara variabel dalam sistem VAR (Liembono, 2013: 128).

Granger Clausality memiliki konsep X dikatakan menyebabkan Y jika

realisasi X terjadi lebih dahulu dari pada Y dan realisasi Y tidak terjadi

mendahului realisasi X (Ariefianto, 2012: 114).

Hipotesis H0 yang diuji adalah tidak adanya hubungan klausalitas,

sedangkan hipotesis alternatif atau H1 adalah adanya hubungan klausalitas.

Untuk dapat mengetahui menerima atau menolak H0 dapat dilakukan

dengan membandingkan probabilitas dengan nilai kritis yang digunakan.

Nilai kritis yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,05 atau 5%. H0

ditolak apabila nilai probabilitas yang dihasilkan lebih kecil dari nilai kritis

Page 73: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

56

yang digunakan, sehingga bila menolak H0 dapat disimpulkan terdapat

hubungan klausalitas pada variabel-variabel yang diuji.

6. Vector Error Correction Model (VECM)

Restricted VAR atau disebut juga VECM yaitu bentuk dari VAR

yang terestriksi karena data tidak stasioner namun terkointegrasi

(Liembono, 2013: 126). VECM digunakan untuk menghitung hubungan

jangka panjang dan jangka pendek antarvariabelnya. Hasil VECM

dikatakan memiliki pengaruh jika nilai t-statistik lebih besar dari pada nilai

t-tabel, maka hasil tersebut dapat dikatakan terdapat hubungan jangka

panjang atau jangka pendek antarvariabel.

7. Impuls Respons Function (IRF)

IRF melacak respon dari variabel dependen di VAR terhadap

guncangan untuk masing-masing variabel. Jadi, untuk setiap variabel dari

persamaan masing-masing secara terpisah, kejutan unit diterapkan untuk

kesalahan, dan efek atas sistem VAR dari waktu ke waktu dicatat (Brooks,

2008: 299). IRF melakukan penelusuran atas dampak suatu goncangan

(shock) terhadap suatu variabel dalam sistem (seluruh variabel) sepanjang

waktu tertentu (Ariefianto, 2012: 115). Sehingga dapat dilihat lamanya

pengaruh guncangan tersebut terhadap variabel lain hingga pengaruh

guncangan hilang dan mencapai keseimbangan.

Page 74: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

57

8. Forecast Error Variance Decomposition (FEVD)

Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) menawarkan

metode yang sedikit berbeda untuk memeriksa VAR sistem dinamika.

Mereka memberikan proporsi gerakan di variabel dependen yang

disebabkan oleh guncangan mereka sendiri, dibandingkan guncangan

untuk variabel-variabel lainnya (Brooks, 2008: 300). FEVD melakukan

dekomposisi atas perubahan nilai suatu variabel yang disebabkan oleh

guncangan variabel sendiri dan goncangan dari variabel lainnya

(Ariefianto, 2012: 116).

E. Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Dependen

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

volume perdagangan sukuk negara ritel SR-006. Volume adalah salah satu

indikator yang penting dalam analisis perdagangan di pasar. Volume

menunjukkan jumlah transaksi yang diperdagangkan di pasar dalam suatu

periode tertentu. Volume juga dapat menggambarkan kekuatan antara

minat jual dan beli pada transaksi pasar (Suharto, 2015: ). Sukuk negara

ritel merupakan surat berharga pemerintah. Data yang digunakan dalam

penelitian ini diperoleh dari website resmi dana reksa dari bulan Juni 2014

hingga Maret 2017.

Page 75: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

58

2. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah harga sukuk, yield

atau imbal hasil sukuk dalam bentuk capital gain, tingkat imbal hasil

deposito mudharabah, harga emas dan BI rate terhadap volume

perdagangan suku negara ritel SR-006.

a. Harga Sukuk Negara Ritel SR-006

Harga adalah jumlah uang yang diperlukan sebagai penukar

berbagai kombinasi produk dan jasa, dengan demikian maka suatu

harga haruslah dihubungkan dengan bermacam-macam barang dan

atau pelayanan, yang akhirnya akan sama dengan sesuatu yaitu produk

dan jasa (Laksana, 2008: 105 dalam Rahman, Paminto dan Nadir 2016:

21). Harga obligasi dinyatakan dalam bentuk persentase. Data yang

digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari website resmi dana reksa

dari bulan Juni 2014 hingga Maret 2017.

b. Yield atau Imbal Hasil Sukuk Negara Ritel SR-006 dalam Bentuk

Capital Gain

Yield merupakan faktor pengukur tingkat pengembalian tahunan

yang akan diterima oleh investor, atau hasil yang akan diperoleh

investor apabila menanamkan dananya pada obligasi (Rita dan

Sarquella, 2010: 63). Current yield merupakan proporsi penghasilan

obligasi yang berasal dari pembayaran kupon tahunan relatif terhadap

Page 76: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

59

harga (Martalena dan Malinda, 2011: 73). Data yang digunakan dalam

penelitian ini diperoleh dari website resmi dana reksa dari bulan Juni

2014 hingga Maret 2017.

c. Tingkat Imbal Hasil Deposito Mudharabah

Imbalan diperoleh dari bagi hasil pendapatan (revenue sharing)

terhadap penggunaan dana berdasarkan nisbah (porsi) yang dijanjikan

(Ikatan Bankir, 2014: 101). Data yang digunakan dalam penelitian ini

diperoleh dari website resmi Bank Indonesia dari bulan Juni 2014

hingga Maret 2017.

d. Harga Emas

Emas dihargai sebagai komoditi dengan daya jual yang tinggi

(high marketable commodity), karena investor dari seluruh penjuru

dunia memburu dan menginginkannya sebagai alat investasi (Hamidi,

2007: 82). Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari

website resmi harga-emas.org dari bulan Juni 2014 hingga Maret 2017.

e. BI rate

Menurut Bank Indonesia BI rate adalah suku bunga kebijakan

yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang

ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada publik.

Dilansir dari bi.go.id Bank Indonesia melakukan penguatan kerangka

operasi moneter dengan memperkenalkan suku bunga acuan atau suku

Page 77: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

60

bunga kebijakan baru yaitu BI 7-Day Repo Rate, yang akan berlaku

efektif sejak 19 Agustus 2016. Data yang digunakan dalam penelitian

ini diperoleh dari website resmi Bank Indonesia dari bulan Juni 2014

hingga Maret 2017.

Page 78: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

61

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Pada bab ini akan dijelaskan tentang analisis dan pembahasan data yang

berkaitan antara harga sukuk, yield atau imbal hasil sukuk dalam bentuk

capital gain, tingkat imbal hasil deposito mudharabah, BI rate dan harga

emas terhadap volume perdagangan sukuk negara ritel SR-006. Bab ini juga

akan menjelaskan tentang analisis deskriptif, pengujian hipotesis dan

interpretasi hasil pengujian yang dilakukan. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah VAR/VECM dengan menggunakan bantuan perangkat

lunak yaitu Microsoft Excel 2010 dan EViews 9.5.

Objek dalam penelitian ini adalah sukuk negara ritel SR-006 yang

diterbitkan pada 2014-2017. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa

laporan bulanan yang diperoleh dari website yaitu website dana reksa

(www.dmia.danareksa.com) Bank Indonesia (www.bi.go.id) dan harga emas

(www.harga-emas.org).

B. Analisis Statistik Deskriptif

1. Volume Perdagangan Sukuk Negara Ritel SR-006

Volume menunjukkan jumlah transaksi yang diperdagangkan di pasar

dalam suatu periode tertentu. Volume juga dapat menggambarkan

kekuatan antara minat jual dan beli pada transaksi pasar (Suharto, 2015:

Page 79: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

62

36). Berikut ini volume perdagangan sukuk negara ritel SR-006 periode

Juni 2014 sampai dengan Maret 2017:

Tabel 4.1

Volume Perdagangan Sukuk Negara Ritel SR-006 (Miliyar)

Bulan Tahun

2014 2015 2016 2017

January

674,06 494,15 106,88

February

208,61 9,33 20,18

March

55,63 396,44 465,01

April

165 147,58

May

114,78 534,76

June 108,07 251,57 23,57

July 111,93 327,11 130,46

August 485,31 266,72 11,28

September 582,34 206,03 975,73

October 351,61 79,79 20,57

November 38,65 72 442,43

December 103,31 185,3 12,3

Mean 254,46 217,21667 266,55 197,357

Min 38,65 55,63 9,33 20,18

Max 582,34 674,06 975,73 465,01

Sumber: www.danareksa.com

Grafik 4.1

Volume Perdagangan Sukuk Negara Ritel SR-006 (Miliyar)

Sumber: www.danareksa.com

0

200

400

600

800

1000

1200

2014 2015 2016 2017

Page 80: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

63

Berdasarkan pada tabel dan grafik di atas, dapat dilihat bahwa

perkembangan volume perdagangan sukuk negara ritel SR-006 periode

Juni 2014 hingga Maret 2017 mengalami fluktuasi. Rata-rata volume

perdagangan sukuk negara ritel SR-006 tertinggi pada tahun 2016 sebesar

266,55 milyar rupiah. Volume perdagangan tertinggi terjadi pada bulan

September 2016 dengan jumlah volume perdagangan sebesar 975,73

miliyar rupiah. Sedangkan volume perdagangan terendah yaitu pada bulan

Februari 2016 dengan volume perdagangan sebesar 9,33 miliyar rupiah.

2. Harga Sukuk Negara Ritel SR-006

Nilai aset finansial bergantung pada prospek masa depan yang

hampir selalu tidak pasti. Kenyataan bahwa pedagang yang memiliki

pengetahuan bersedia membeli atau menjual sejumlah sekuritas pada harga

tertentu membuktikan pentingnya informasi. Harga mungkin dapat

menyelesaikan pasar dan menyampaikan informasi (Sharpe, Alexander

dan Bailey, 1999: 65). Berikut harga sukuk negara ritel SR-006 pada

periode Juni 2014 hingga Maret 2017:

Tabel 4.2

Harga Sukuk Negara Ritel SR-006

Bulan Tahun

2014 2015 2016 2017

January

101% 100% 100%

February

102,70% 101,75% 99,70%

March

102,60% 101,25% 100%

April

102,20% 101,35%

May

100,40% 100,90%

June 101,40% 101% 100,40%

Page 81: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

64

Lanjutan harga sukuk negara ritel SR-006

July 101,70% 100,30% 101,15%

August 101,30% 101,15% 101,70%

September 100,90% 99,65% 100%

October 101% 100% 100,10%

November 101,82% 99,10% 100,14%

December 101,05% 100,40% 99,85%

Mean 101,31% 100,88% 100,72% 99,90%

Min 100,90% 99,10% 99,85% 99,70%

Max 101,82% 102,70% 101,75% 100%

Sumber: www.danareksa.com

Grafik 4.2

Harga Sukuk Negara Ritel SR-006

Sumber: www.danareksa.com

Berdasarkan pada tabel dan grafik di atas, dapat dilihat bahwa

perkembangan harga sukuk negara ritel SR-006 pada periode Juni 2014

hingga Maret 2017 mengalami fluktuasi cenderung menurun. Rata-rata

harga sukuk negara ritel SR-006 tertinggi pada tahun 2014 sebesar

101,31%. Harga sukuk tertinggi terdapat pada bulan Februari 2015 yaitu

sebesar 102,70%. Sedangkan harga terendah sukuk negara ritel SR-006

0.97

0.98

0.99

1

1.01

1.02

1.03

2014 2015 2016 2017

Page 82: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

65

terletak pada bulan November 2015 dengan harga sukuk sebesar 99,10%.

Harga sukuk negara ritel SR-006 mayoritas diatas 100% yang menandakan

harga sukuk tersebut lebih besar dari pada nilai nominal.

3. Yield atau Imbal Hasil Sukuk Negara Ritel SR-006 dalam Bentuk Capital

Gain

Yield merupakan faktor pengukur tingkat pengembalian tahunan

yang akan diterima oleh investor, atau hasil yang akan diperoleh investor

apabila menanamkan dananya pada obligasi (Rita dan Sarquella, 2010:

63). Berikut yield atau imbal hasil sukuk negara ritel SR-006 dalam bentuk

capital gain pada periode Juni 2014 hingga Maret 2017:

Tabel 4.3

Yield atau Imbal Hasil Sukuk Negara Ritel SR-006 dalam Bentuk Capital

Gain

Bulan Tahun

2014 2015 2016 2017

January

8,66% 8,75% 8,75%

February

8,52% 8,60% 8,78%

March

8,53% 8,64% 8,75%

April

8,56% 8,63%

May

8,72% 8,67%

June 8,63% 8,66% 8,72%

July 8,60% 8,72% 8,65%

August 8,64% 8,65% 8,60%

September 8,67% 8,78% 8,75%

October 8,66% 8,75% 8,74%

November 8,59% 8,83% 8,74%

December 8,66% 8,72% 8,76%

Mean 8,64% 8,68% 8,69% 8,76%

Min 8,59% 8,52% 8,60% 8,75%

Max 8,67% 8,83% 8,76% 8,78%

Sumber: www.danareksa.com, data diolah

Page 83: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

66

Grafik 4.3

Yield atau imbal hasil sukuk negara ritel SR-006 dalam bentuk capital gain

Sumber: www.danareksa.com, data diolah

Berdasarkan pada tabel dan grafik di atas, yield atau imbal hasil

sukuk negara ritel SR-006 dalam bentuk capital gain mengalami fluktuasi

yang cenderung meningkat. Rata-rata yield atau imbal hasil sukuk negara

ritel SR-006 dalam bentuk capital gain tertinggi pada tahun 2017 sebesar

8,76%. Yield atau imbal hasil sukuk negara ritel SR-006 dalam bentuk

capital gain tertinggi terjadi pada bulan November 2015 sebesar 8,83%.

Yield mengalami penurunan terendah pada bulan Februari 2015 sebesar

8,52% yang kemudian mengalami kenaikkan kembali pada bulan Maret

2015 sebesar 0,01% atau tepatnya 8,53% dan kemudian terus mengalami

kenaikan dan penurunan pada bulan-bulan berikutnya. Yield atau imbal

hasil sukuk negara ritel SR-006 dalam bentuk capital gain mulai stabil

pada bulan September 2016 hingga jatuh tempo Maret 2017, hal tersebut

wajar terjadi apabila sukuk telah mendekati jatuh temponya.

0.0835

0.084

0.0845

0.085

0.0855

0.086

0.0865

0.087

0.0875

0.088

0.0885

0.089

2014 2015 2016 2017

Page 84: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

67

4. BI rate

BI rate menurut Bank Indonesia merupakan suku bunga kebijakan

yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan

oleh Bank Indonesia. Bank Indonesia mereformulasikan suku bunga

kebijakan dari BI rate menjadi BI 7-day Repo rate. BI 7-day Repo rate ini

mulai digunakan pada bulan Agustus 2016. Berikut BI rate periode Juni

2014 hingga Maret 2017:

Tabel 4.4

BI rate

Bulan Tahun

2014 2015 2016 2017

January

7.75% 7.25% 4.75%

February

7.50% 7.00% 4.75%

March

7.50% 6.75% 4.75%

April

7.50% 6.75%

May

7.50% 6.75%

June 7.50% 7.50% 6.50%

July 7.50% 7.50% 6.50%

August 7.50% 7.50% 5.25%

September 7.50% 7.50% 5.00%

October 7.50% 7.50% 4.75%

November 7.50% 7.50% 4.75%

December 7.75% 7.50% 4.75%

Mean 7.54% 7.52% 6.00% 4.75%

Min 7.50% 7.50% 4.75% 4.75%

Max 7.75% 7.75% 7.25% 4.75%

Sumber: www.bi.go.id

Page 85: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

68

Grafik 4.4

BI rate

Sumber: www.bi.go.id

Berdasarkan pada tabel dan grafik di atas, dapat diketahui bahwa BI

rate mengalami fluktuasi namun cenderung stabil, meskipun terdapat

penaikkan maupun penurunan pada bulan-bulan tertentu tetapi tidak begitu

signifikan. Rata-rata BI rate tertinggi pada tahun 2014 sebesar 7,54%. BI

rate tertinggi terdapat pada bulan Januari 2015 sebesar 7,75%, sedangkan

terendah terdapat pada bulan Oktober 2016 sebesar 4,75%, yang mana

nilai tersebut stabil hingga bulan Maret 2017. Penurunan BI rate tersebut

dikarenakan mereformulasikan BI rate menjadi BI 7-day Repo rate.

5. Tingkat Imbal Hasil Deposito Mudharabah

Deposito adalah produk penyimpanan dana bank, baik itu bank syariah

mau bank konvensional. Pada bank syariah tidak dikenal suku bunga

deposito tetapi tingkat imbal hasil. (Ikatan Bankir Indonesia, 2014: 101)

0

0.01

0.02

0.03

0.04

0.05

0.06

0.07

0.08

0.09

2014 2015 2016 2017

Page 86: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

69

Imbalan diperoleh dari bagi hasil pendapatan (revenue sharing) terhadap

pengguna dana berdasarkan nisbah (porsi) yang dijanjikan. Berikut tingkat

imbal hasil deposito mudharabah pada periode Juni 2014 hingga Maret

2017:

Tabel 4.5

Tingkat Imbal Hasil Deposito Mudharabah

Bulan Tahun

2014 2015 2016 2017

January

7.48% 7.51% 6.49%

February

7.91% 6.93% 6.30%

March

7.86% 6.84% 6.33%

April

7.51% 6.85%

May

7.95% 6.41%

June 7.41% 7.74% 6.70%

July 6.95% 7.79% 6.40%

August 7.98% 7.74% 6.32%

September 8.20% 7.70% 6.17%

October 8.31% 7.41% 6.12%

November 7.54% 7.52% 6.46%

December 7.80% 7.80% 6.48%

Mean 7.74% 7.70% 6.60% 6.37%

Min 6.95% 7.41% 6.12% 6.30%

Max 8.31% 7.95% 7.51% 6.49%

Sumber: www.bi.go.id

Grafik 4.5

Tingkat Imbal Hasil Deposito Mudharabah

Sumber: www.bi.go.id

00.020.040.060.08

0.1

2014 2015 2016 2017

Page 87: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

70

Berdasarkan pada tabel dan grafik di atas, dapat kita lihat tingkat imbal

hasil deposito mudharabah 1 bulan bank umum syariah mengalami

fluktuasi setiap bulannya. Rata-rata tingkat imbal hasil deposito

mudharabah tertinggi pada tahun 2014 sebesar 7,74%. Imbal hasil

tertinggi pada bulan Oktober 2014 sebesar 8,31%. Imbal hasil terendah

ditunjukkan pada bulan Oktober 2016 sebesar 6,12%. Meskipun

mengalami fluktuasi setiap bulannya, tingkat imbal hasil deposito

mudharabah cenderung menurun.

6. Harga Emas

Hal yang membuat emas bernilai adalah kemampuan emas atas daya

beli terkini. Emas mampu beradaptasi terhadap inflasi yang terus membuat

harga barang dan jasa semakin mahal (Dipraja, 2011: 11). Emas dihargai

sebagai komoditi dengan daya jual yang tinggi (high marketable

commodity), karena investor dari seluruh penjuru dunia memburu dan

menginginkannya sebagai alat investasi (Hamidi, 2007: 82). Berikut harga

emas pada periode Juni 2014 hingga Maret 2017:

Tabel 4.6

Harga Emas

Bulan Tahun

2014 2015 2016 2017

January

518.054 498.274 508.093

February

499.429 531.003 538.881

March

499.114 527.471 534.848

April

489.623 527.521

May

505.190 529.089

June 508.860 503.485 560.483

July 482.224 474.911 557.352

Page 88: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

71

Lanjutan harga emas

August 485.052 510.154 561.164

September 474.409 525.708 555.868

October 453.937 511.797 532.853

November 462.534 473.007 515.889

December 472.439 470.762 492.598

Mean 477.065 498.436 532.464 527.274

Min 453.937 470.762 492.598 508.093

Max 508.860 525.708 561.164 538.881

Sumber: www.harga-emas.org

Grafik 4.6

Harga Emas

Sumber: www.harga-emas.org

Berdasarkan pada tabel dan grafik di atas, harga emas mengalami

fluktuasi setiap bulannya. Rata-rata harga emas tertinggi pada tahun 2017

sebesar 532.464 ribu rupiah. Harga tertinggi emas pada bulan Agustus

2016 yaitu sebesar 561.164 ribu rupiah. Harga emas mengalami penurunan

terendah yaitu pada bulan Oktober 2014 sebesar 453.937 ribu rupiah.

Meskipun setiap bulannya mengalami naik dan turun, harga emas ini

cenderung mengalami peningkatan.

0

100000

200000

300000

400000

500000

600000

2014 2015 2016 2017

Page 89: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

72

C. Hasil dan Pembahasan

1. Uji Stasioneritas Data

Langkah awal dalam melakukan analisis dengan data time series

yaitu uji stasioneritas. Uji stasioneritas pada penelitian ini menggunakan

metode Uji Augmanted Dickey Fuller (ADF) dengan taraf nyata 5%. Jika

hasil dari Uji ADF nilai test statistic lebih kecil dari critical values (nilai

kritis) MacKinnon atau jika nilai probabilitas test statistic lebih kecil dari

Alpha 0.05 maka dapat diartikan bahwa data yang digunakan dalam

penelitian tidak terdapat akar unit atau sudah stasioner.

Tabel 4.7

Hasil Uji Stasioneritas Data pada Tingkat Level

Variabel ADF Test

t-Statistic

Critical

Value 5%

Prob Keterangan

Volume

Perdagangan

-5.823165 -2.960411 0.0000 Stasioner

Harga Sukuk -2.973479 -2.954021 0.0479 Stasioner

Yield atau

imbal hasil

sukuk dalam

bentuk capital

gain

-2.982183 -2.954021 0.0470 Stasioner

BI rate 0.564565 -2.954021 0.9864 Tidak Stasioner

Tingkat Imbal

Hasil Deposito

Mudharabah

-1.183265 -2.954021 0.6698 Tidak Stasioner

Harga Emas -1.979800 -2.954021 0.2938 Tidak Stasioner

Sumber: Output Eviews 9.5, data diolah

Page 90: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

73

Dari hasil pengolahan data pada Tabel 4.1, dapat dilihat bahwa data

dengan t-statistic lebih kecil dari pada critical value atau probabilitas lebih

kecil dari Alpha 0.05 adalah volume perdagangan, harga sukuk dan yield

atau imbal hasil sukuk dalam bentuk capital gain atau dapat diartikan pula

bahwa volume perdagangan sukuk negara ritel SR-006, harga sukuk dan

yield atau imbal hasil sukuk dalam bentuk capital gain yang telah

stasioner pada level atau tidak terdapat akar unit. Hasil tersebut

memperlihatkan bahwa data tidak semua stasioner pada level, sehingga

dilakukan pengujian lanjutan pada tingkat first difference.

Hasil pengujian akar unit pada tingat first difference menunjukkan

stasioner apabila semua data memiliki t-statistic yang lebih kecil dari

critical value MacKinnon 5% atau nilai probabilitasnya lebih kecil dari

5%. Jika pada tahap ini data masih belum seluruhnya stasioner maka akan

dilakukan uji yang lebih tinggi yaitu second difference. Berikut hasil

stasioneritas pada tingkat first difference dari uji ADF:

Tabel 4.8

Hasil Uji ADF pada Tingkat First Difference

Variabel ADF Test

t-Statistic

Critical

Value 5%

Prob Keterangan

Volume

Perdagangan

-5.390430 -2.971853 0.0001 Stasioner

Harga Sukuk -8.277242 -2.957110 0.0000 Stasioner

Yield atau imbal

hasil sukuk

dalam bentuk

-8.306702 -2.957110 0.0000 Stasioner

Page 91: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

74

Lanjutan hasil uji ADF pada tingkat firsr difference

capital gain

BI rate -4.736022 -2.957110 0.0006 Stasioner

Tingkat Imbal

Hasil Deposito

Mudharabah

-7.507843 -2.957110 0.0000 Stasioner

Harga Emas -4.734928 -2.960411 0.0006 Stasioner

Sumber: Output Eviews 9.5, data diolah

Dapat dilihat pada Tabel 4.2 bahwa seluruh data telah stasioner pada

first difference. Dibuktikan dengan nilai t-statistic pada semua data

tersebut lebih kecil dari critical value MacKinnon dan nilai probabilitas

pada seluruh data lebih kecil dari 0.05. Hasil uji stasioner menunjukkan

bahwa variabel volume perdagangan, harga sukuk, yield atau imbal hasil

sukuk dalam bentuk capital gain, BI rate, tingkat imbal hasil deposito

mudharabah dan harga emas stasioner pada tingkat first difference.

2. Uji Lag Optimum

Pada metode VAR maupun VECM menentukan lag optimum

digunakan untuk mengetahui panjang lag yang digunakan. Panjang lag ini

digunakan untuk mengetahui panjang periode keterpengaruhan suatu

variabel terhadap variabel masa lalunya maupun variabel endogen. Berikut

hasil uji lag optimum:

Page 92: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

75

Tabel 4.9

Hasil Uji Lag Optimum

Lag LogL LR FPE AIC SC HQ

0 62.12959 NA 1.21e-09 -3.508100 -3.233274 -3.417003

1 145.6008 130.4237* 6.48e-11* -6.475049 -4.551270* -5.837371*

2 182.3000 43.58033 8.01e-11 -6.518750* -2.946019 -5.334491

Sumber: Output Eviews 9.5, data diolah

Pemilihan lag yang dicari menggunakan informasi yang tersedia,

yaitu Likehood Ratio (LR), Final Predictor Error (FPE), Akaike

Information Criterion (AIC), Shwarz Information Criterion (SC) dan

Hann-Quin Criterion (HQ). Penentuan pada penelitian ini berdasarkan

pada nilai terkecil Shwarz Information Criterion (SC). Dari hasil Tabel 4.3

dapat dilihat nilai SC terkecil terletak pada lag 1 sebesar -4,551270.

3. Uji Stabilitas VAR

Setelah hasil dari uji lag optimum telah diperoleh, maka untuk

memastikan bahwa hasil lag optimum tersebut merupakan panjang selang

maksimum VAR yang stabil perlu dilakukan uji stabilitas VAR.

Persamaan VAR dikatakan stabil apabila nilai seluruh modulusnya lebih

kecil dari 1. Dari hasil uji stabilitas VAR yang dilakukan, menunjukkan

bahwa nilai modulus dari setiap root dibawah 1, sehingga dapat dikatakan

model telah stabil pada lag tersebut. Kondisi ini juga menunjukkan bahwa

hasil dari IRF dan FEVD valid. Berikut hasil uji stabilitas VAR yang

dilakukan:

Page 93: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

76

Tabel 4.10

Hasil Uji Stabilitas VAR

Sumber: Output Eviews 9.5, data diolah

4. Uji Kointegrasi

Uji kointegrasi dilakukan untuk mengetahui metode apa yang akan

digunakan nantinya. Jika tidak terdapat kointegrasi pada setiap variabel

maka metode yang digunakan adalah VAR. Sedangkan jika terdapat

kointegrasi pada variabel-variabelnya maka metode yang digunakan

adalah VECM. Uji kointegrasi pada penelitian ini menggunakan Johansen

Trace Statistics Test. Apabila Trace Statistic lebih besar dari critical value

maka terdapat kointegrasi antar variabel.

Roots of Characteristic Polynomial

Endogenous variables: VOL X_YIELDSUKUK_ X_M...

Exogenous variables: C

Lag specification: 1 1

Date: 03/12/18 Time: 22:52

Root Modulus

0.996613 0.996613

0.705153 0.705153

0.530467 0.530467

-0.344456 0.344456

0.187015 0.187015

-0.026375 0.026375

No root lies outside the unit circle.

VAR satisfies the stability condition.

Page 94: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

77

Tabel 4.11

Hasil Uji Kointegrasi

Sumber: Output Eviews 9.5, data diolah

Dari Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa nilai trace statistic dan maximum

eigenvalue pada r = 0 lebih besar dengan tingkat signifikan 5%. Berarti

hipotesis nol yang menyatakan bahwa tidak terdapat kointegrasi ditolak

dan menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa terdapat

kointegrasi. Kointegrasi antar variabel mengindikasikan terdapat pengaruh

jangka panjang sehingga metode yang digunakan pada penelitian ini

adalah VECM.

5. Uji Kausalitas Granger

Tahapan selanjutnya dalam penelitian ini adalah dengan melakukan

uji klausalitas Granger (Granger Clausality). Uji kausalitas Granger

berguna untuk melihat hubungan antar variabel, baik satu arah maupun

dua arah. Variabel dapat dikatakan berhubungan apabila memiliki nilai

Hypothesized Trace 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.**

None * 0.798319 119.3733 95.75366 0.0005

At most 1 0.591458 68.13918 69.81889 0.0675

At most 2 0.446705 39.49401 47.85613 0.2411

At most 3 0.317750 20.55435 29.79707 0.3860

At most 4 0.227221 8.318847 15.49471 0.4319

At most 5 0.002199 0.070439 3.841466 0.7907

Trace test indicates 1 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level

* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level

**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Page 95: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

78

probabilitas yang lebih kecil dari nilai kritis. Nilai kritis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah 5% atau setara dengan 0,05.

Tabel 4.12

Hasil Uji Klausalitas Granger

Sumber: Output Eviews 9.5, data diolah

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob.

X_YIELDSUKUK_ does not Granger Cause VOL 33 0.81587 0.3736

VOL does not Granger Cause X_YIELDSUKUK_ 1.78902 0.1911

X_MARGINDEPOSITO1_ does not Granger Cause VOL 33 0.00107 0.9741

VOL does not Granger Cause X_MARGINDEPOSITO1_ 0.16191 0.6903

X_HARGASUKUK_ does not Granger Cause VOL 33 0.77464 0.3858

VOL does not Granger Cause X_HARGASUKUK_ 1.84236 0.1848

X_HARGAEMAS_ does not Granger Cause VOL 33 0.02304 0.8804

VOL does not Granger Cause X_HARGAEMAS_ 0.38013 0.5422

X_BIRATE_ does not Granger Cause VOL 33 0.00146 0.9698

VOL does not Granger Cause X_BIRATE_ 0.57443 0.4544

X_MARGINDEPOSITO1_ does not Granger Cause X_YIELDSUKUK_ 33 2.46190 0.1271

X_YIELDSUKUK_ does not Granger Cause X_MARGINDEPOSITO1_ 0.76326 0.3892

X_HARGASUKUK_ does not Granger Cause X_YIELDSUKUK_ 33 0.11489 0.7370

X_YIELDSUKUK_ does not Granger Cause X_HARGASUKUK_ 0.04552 0.8325

X_HARGAEMAS_ does not Granger Cause X_YIELDSUKUK_ 33 0.46502 0.5005

X_YIELDSUKUK_ does not Granger Cause X_HARGAEMAS_ 0.01023 0.9201

X_BIRATE_ does not Granger Cause X_YIELDSUKUK_ 33 3.66444 0.0652

X_YIELDSUKUK_ does not Granger Cause X_BIRATE_ 0.10219 0.7514

X_HARGASUKUK_ does not Granger Cause X_MARGINDEPOSITO1_ 33 0.69033 0.4126

X_MARGINDEPOSITO1_ does not Granger Cause X_HARGASUKUK_ 2.31425 0.1387

X_HARGAEMAS_ does not Granger Cause X_MARGINDEPOSITO1_ 33 3.07648 0.0896

X_MARGINDEPOSITO1_ does not Granger Cause X_HARGAEMAS_ 2.51904 0.1230

X_BIRATE_ does not Granger Cause X_MARGINDEPOSITO1_ 33 3.18637 0.0844

X_MARGINDEPOSITO1_ does not Granger Cause X_BIRATE_ 7.06966 0.0125

X_HARGAEMAS_ does not Granger Cause X_HARGASUKUK_ 33 0.50343 0.4835

X_HARGASUKUK_ does not Granger Cause X_HARGAEMAS_ 0.01169 0.9146

X_BIRATE_ does not Granger Cause X_HARGASUKUK_ 33 3.63986 0.0660

X_HARGASUKUK_ does not Granger Cause X_BIRATE_ 0.09918 0.7550

X_BIRATE_ does not Granger Cause X_HARGAEMAS_ 33 0.47540 0.4958

X_HARGAEMAS_ does not Granger Cause X_BIRATE_ 8.59409 0.0064

Page 96: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

79

Berdasarkan hasil uji klausalitas Granger di atas, berikut penjabaran

hasil penelitian:

a. Secara statistik variabel yield atau imbal hasil sukuk dalam bentuk

capital gain tidak signifikan mempengaruhi volume perdagangan

sukuk negara ritel SR-006. Begitu pun sebaliknya, volume

perdagangan sukuk negara ritel SR-006 tidak mempengaruhi yield atau

imbal hasil sukuk dalam bentuk capital gain secara signifikan. Hal ini

dapat dilihat dari probabilitas yang dimiliki lebih besar dari nilai kritis

0,05 yaitu 0,3736 dan 0,1911.

b. Secara statistik variabel tingkat imbal hasil deposito mudharabah tidak

signifikan mempengaruhi volume perdagangan sukuk negara ritel SR-

006. Begitu pun sebaliknya, volume perdagangan sukuk negara ritel

SR-006 tidak mempengaruhi tingkat imbal hasil deposito mudharabah

secara signifikan. Hal ini dapat dilihat dari probabilitas yang dimiliki

lebih besar dari nilai kritis yaitu sebesar 0,9741 dan 0,6903.

c. Secara statistik variabel harga sukuk tidak signifikan mempengaruhi

volume perdagangan sukuk negara ritel SR-006. Begitu pun

sebaliknya, volume perdagangan sukuk negara ritel SR-006 tidak

mempengaruhi harga sukuk secara signifikan. Dapat dilihat dari hasil

probabilitas yang lebih besar dari nilai krisis 0,05 yaitu masing-masing

sebesar 0,3858 dan 0,1848.

d. Secara statistik variabel harga emas tidak signifikan mempengaruhi

volume perdagangan sukuk negara ritel SR-006. Begitupun sebaliknya,

Page 97: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

80

volume perdagangan sukuk negara ritel SR-006 tidak mempengaruhi

harga emas secara signifikan. Hal ini dapat dilihat dari probabilitas

yang dimiliki lebih besar dari nilai kritis 0,05 yaitu masing-masing

sebesar 0,8804 dan 0,5422.

e. Secara statistik variabel BI rate tidak signifikan mempengaruhi

volume perdagangan sukuk negara ritel SR-006. Begitupun sebaliknya,

volume perdagangan sukuk negara ritel SR-006 tidak mempengaruhi

BI rate secara signifikan. Hal ini dapat dilihat dari probabilitas yang

dimiliki lebih besar dari nilai kritis 0,05 yaitu masing-masing sebesar

0,9698 dan 0,4544.

f. Secara statistik variabel tingkat imbal hasil deposito mudharabah tidak

signifikan mempengaruhi yield atau imbal hasil sukuk dalam bentuk

capital gain. Begitupun sebaliknya, yield atau imbal hasil sukuk dalam

bentuk capital gain tidak mempengaruhi tingkat imbal hasil deposito

mudharabah secara signifikan. Hal ini dapat dilihat dari probabilitas

yang dimiliki lebih besar dari nilai kritis 0,05 yaitu masing-masing

sebesar 0,1271 dan 0,3892.

g. Secara statistik variabel harga sukuk tidak signifikan mempengaruhi

yield atau imbal hasil sukuk dalam bentuk capital gain. Begitupun

sebaliknya, yield atau imbal hasil sukuk dalam bentuk capital gain

tidak mempengaruhi harga sukuk secara signifikan. Hal ini dapat

dilihat dari probabilitas yang dimiliki lebih besar dari nilai kritis 0,05

yaitu masing-masing sebesar 0,7370 dan 0,8325.

Page 98: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

81

h. Secara statistik variabel harga emas tidak signifikan mempengaruhi

yield atau imbal hasil sukuk dalam bentuk capital gain. Begitupun

sebaliknya, yield atau imbal hasil sukuk dalam bentuk capital gain

tidak mempengaruhi harga emas secara signifikan. Hal ini dapat dilihat

dari probabilitas yang dimiliki lebih besar dari nilai kritis 0,05 yaitu

masing-masing sebesar 0,5005 dan 0,9201.

i. Secara statistik variabel BI rate tidak signifikan mempengaruhi yield

atau imbal hasil sukuk dalam bentuk capital gain. Begitupun

sebaliknya, yield atau imbal hasil sukuk dalam bentuk capital gain

tidak mempengaruhi BI rate secara signifikan. Hal ini dapat dilihat

dari probabilitas yang dimiliki lebih besar dari nilai kritis 0,05 yaitu

masing-masing sebesar 0,0652 dan 0,7514.

j. Secara statistik variabel harga sukuk tidak signifikan mempengaruhi

tingkat imbal hasil deposito mudharabah. Begitu pun sebaliknya,

tingkat imbal hasil deposito mudharabah tidak mempengaruhi harga

sukuk secara signifikan. Hal ini dapat dilihat dari probabilitas yang

dimiliki lebih besar dari nilai kritis 0,05 yaitu masing-masing sebesar

0,4126 dan 0,1387.

k. Secara statistik variabel harga emas tidak signifikan mempengaruhi

tingkat imbal hasil deposito mudharabah. Begitu pun sebaliknya,

tingkat imbal hasil deposito mudharabah tidak mempengaruhi harga

emas secara signifikan. Hal ini dapat dilihat dari probabilitas yang

Page 99: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

82

dimiliki lebih besar dari nilai kritis 0,05 yaitu masing-masing sebesar

0,0896 dan 0,1230.

l. Secara statistik variabel BI rate tidak signifikan mempengaruhi tingkat

imbal hasil deposito mudharabah, dengan probabilitas yang dimiliki

lebih besar dari nilai kritis 0,05 yaitu 0,0844. Tetapi tidak sebaliknya,

tingkat imbal hasil deposito mudharabah signifikan mempengaruhi BI

rate, dengan probabilitas yang dimiliki lebih kecil dari nilai kritis 0,05

yaitu sebesar 0,0125.

m. Secara statistik variabel harga emas tidak signifikan mempengaruhi

harga sukuk. Begitu pun sebaliknya, harga sukuk tidak mempengaruhi

harga emas secara signifikan. Hal ini dapat dilihat dari probabilitas

yang dimiliki lebih besar dari nilai kritis 0,05 yaitu masing-masing

sebesar 0.4835 dan 0.9146.

n. Secara statistik variabel BI rate tidak signifikan mempengaruhi harga

sukuk. Begitu pun sebaliknya, harga sukuk tidak mempengaruhi BI

rate secara signifikan. Hal ini dapat dilihat dari probabilitas yang

dimiliki lebih besar dari nilai kritis 0,05 yaitu masing-masing sebesar

0.0660 dan 0.7550.

o. Secara statistik variabel BI rate tidak signifikan mempengaruhi harga

emas, dengan probabilitas yang dimiliki lebih besar dari nilai kritis

0,05 yaitu 0,4958. Tetapi tidak sebaliknya, harga emas signifikan

mempengaruhi BI rate, dengan probabilitas yang dimiliki lebih kecil

dari nilai kritis 0,05 yaitu sebesar 0,0064.

Page 100: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

83

6. Estimasi Vector Error Variance Decomposition (VECM)

Pada uji kointegrasi yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa terdapat

kointegrasi antar variabel sehingga metode yang digunakan adalah VECM.

Metode VECM digunakan untuk melihat dan menganalisis hubungan

jangka panjang dan jangka pendek antar variabel. Hasil uji VECM

dikatakan signifikan atau mempunyai pengaruh jangka pendek dan jangka

panjang ketika nilai t-statistik lebih besar dari t-tabel yang ditetapkan yaitu

5%. T-tabel pada penelitian ini adalah 1.69552.

Tabel 4.13

Hasil Uji VECM

Jangka Panjang Jangka Pendek

Sumber: Output Eviews 9.5, data diolah

Cointegrating Eq: CointEq1

VOL(-1) 1.000000

X_YIELDSUKUK_(-1) 3608175.

(1724870)

[ 2.09185]

X_MARGINDEPOSITO1... 79647.53

(16236.4)

[ 4.90550]

X_HARGASUKUK_(-1) 308021.8

(149301.)

[ 2.06310]

X_HARGAEMAS_(-1) 0.017908

(0.00241)

[ 7.42619]

X_BIRATE_(-1) -23321.80

(7464.93)

[-3.12418]

C -637203.3

Error Correction: D(VOL)

CointEq1 -0.538268

(0.14571)

[-3.69418]

D(VOL(-1)) -0.368230

(0.15282)

[-2.40954]

D(X_YIELDSUKUK_(-1)) -477059.8

(1466115)

[-0.32539]

D(X_MARGINDEPOSIT... 42249.86

(17544.4)

[ 2.40816]

D(X_HARGASUKUK_(-1)) -43537.42

(126760.)

[-0.34346]

D(X_HARGAEMAS_(-1)) 0.006922

(0.00276)

[ 2.50686]

D(X_BIRATE_(-1)) -66035.25

(21599.9)

[-3.05721]

C -39.33267

(49.4944)

[-0.79469]

Page 101: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

84

Hasil uji estimasi VECM pada tabel 4.7 dapat dilihat koefisien

persamaan kointegasi CointEq1 signifikan, ini membuktikan bahwa

adanya penyesuaian dari jangka pendek menuju jangka panjang dengan

koreksi kesalahan sebesar −0,538268. Dapat diinterpretasikan bahwa

untuk menuju keseimbangan jangka panjang diperlukan koreksi kesalahan

sebesar 0,538268%.

Hasil untuk persamaan jangka pendek di atas terdapat tiga variabel

berpengaruh tehadap volume perdagangan sukuk negara ritel SR-006 yaitu

tingkat margin deposito mudharabah, harga emas dan BI rate. Sedangkan

pada persamaan jangka panjang terdapat lima variabel yang berpengaruh

terhadap volume perdagangan sukuk negara ritel SR-006 yaitu yield atau

imbal hasil sukuk dalam bentuk capital gain, tingkat imbal hasil deposito

mudharabah, harga sukuk, harga emas dan BI rate.

Berdasarkan pada Tabel 4.7 hasil estimasi VECM variabel yield atau

imbal hasil sukuk dalam bentuk capital gain memiliki nilai t-statistik yang

lebih besar dari t-tabel yaitu sebesar 2,09185 pada jangka panjang.

Sehingga variabel yield atau imbal hasil sukuk dalam bentuk capital gain

memiliki hubungan positif pada jangka panjang dengan nilai koefisien

sebesar 3608175. Besaran koefisien pada variabel ini menunjukkan bahwa

ketika terdapat peningkatan yield atau imbal hasil sukuk dalam bentuk

capital gain sebesar 1% maka akan diikuti dengan kenaikkan volume

perdagangan sukuk negara ritel SR-006 sebesar 3608175%.

Page 102: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

85

Dari hasil estimasi VECM variabel tingkat imbal hasil deposito

mudharabah, dapat dilihat t-statistik menunjukkan angka yang lebih besar

dari t-tabel yaitu sebesar 4,90550 pada jangka panjang dan 2,40816 pada

jangka pendek. Sehingga variabel tingkat imbal hasil deposito

mudharabah memiliki hubungan positif pada jangka panjang dengan nilai

koefisien sebesar 79647,53 dan hubungan positif jangka pendek dengan

nilai koefisien sebesar 42249,86. Besaran koefisien pada variabel ini

menunjukkan bahwa ketika terdapat peningkatan tingkat imbal hasil

deposito mudharabah sebesar 1% pada jangka panjang maka akan diikuti

dengan kenaikkan volume perdagangan sukuk negara ritel SR-006 sebesar

79647,53%, besaran koefisien pada jangka pendek juga menunjukkan

bahwa ketika terdapat peningkatan tingkat imbal hasil deposito

mudharabah sebesar 1% pada jangka pendek akan diikuti dengan

kenaikkan volume perdagangan sukuk negara ritel SR-006 sebesar

42249,86%.

Pada hasil estimasi VECM variabel harga sukuk memiliki t-statistik

jangka panjang yang lebih besar dari t-tabel yang digunakan dalam

penelitian yaitu sebesar 2,06310. Sehingga variabel harga sukuk memiliki

hubungan positif pada jangka pendek dengan nilai koefisien sebesar

308021,8. Besaran koefisien pada variabel ini menunjukkan bahwa ketika

terdapat peningkatan harga sukuk sebesar 1% pada jangka panjang maka

akan diikuti dengan kenaikkan volume perdagangan sukuk negara ritel

SR-006 sebesar 308021,8%.

Page 103: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

86

Berdasarkan hasil estimasi VECM pada Tabel 4.7 variabel harga

emas memiliki t-statistik yang lebih besar dari t-tabel pada penelitian

sebesar 7,42619 pada jangka panjang dan 2,50686 pada jangka pendek.

Sehingga variabel harga emas memiliki hubungan positif pada jangka

panjang dengan nilai koefisien sebesar 0,017908 dan hubungan positif

jangka pendek dengan nilai koefisien sebesar 0,006922. Besaran koefisien

pada variabel ini menunjukkan bahwa ketika terdapat peningkatan harga

emas sebesar 1% pada jangka panjang maka akan diikuti dengan

kenaikkan volume perdagangan sukuk negara ritel SR-006 sebesar

0,017908%, besaran koefisien pada jangka pendek juga menunjukkan

bahwa ketika terdapat peningkatan harga emas sebesar 1% pada jangka

pendek akan diikuti dengan kenaikkan volume perdagangan sukuk negara

ritel SR-006 sebesar 0,006922%.

Berdasarkan hasil estimasi VECM pada Tabel 4.7 variabel BI rate

memiliki t-statistik yang kecil besar dari t-tabel negatif pada penelitian

sebesar −3,12418 pada jangka panjang dan −3,05721 pada jangka pendek.

Sehingga variabel BI rate memiliki hubungan negatif pada jangka panjang

dengan nilai koefisien sebesar 23321,80 dan hubungan negatif jangka

pendek dengan nilai koefisien sebesar 66035,25. Besaran koefisien pada

variabel ini menunjukkan bahwa ketika terdapat peningkatan BI rate

sebesar 1% pada jangka panjang maka akan diikuti dengan penurunan

volume perdagangan sukuk negara ritel SR-006 sebesar 23321,80%,

besaran koefisien pada jangka pendek juga menunjukkan bahwa ketika

Page 104: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

87

terdapat peningkatan BI rate sebesar 1% pada jangka pendek akan diikuti

dengan penurunan volume perdagangan sukuk negara ritel SR-006 sebesar

66035,25%.

7. Uji Impulse Response Function (IRF)

Uji Impulse Response Function (IRF) berguna untuk melihat

bagaimana respon variabel volume perdagangan sukuk negara ritel SR-006

akibat adanya shock atau dinamika dari variabel BI rate, harga emas,

harga sukuk, tingkat imbal hasil deposito mudharabah dan yield atau

imbal hasil sukuk dalam bentuk capital gain.

Sumbu horizontal menandakan bahwa waktu periode terjadinya

shock atau guncangan, sedangkan sumbu vertikal merupakan respon yang

dihasilkan dari shock atau guncangan dari satu variabel terhadap variabel

lainnya. Hasil analisis ini akan diketahui respon dinamika jangka panjang

setiap variabel apabila terdapat guncangan atau shock sebesar satu standar

error. Uji Impulse Response Function (IRF) ini pula dapat melihat berapa

lama satu variabel merespon guncangan dari variabel lain hingga variabel

tersebut dapat stabil.

Page 105: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

88

Tabel 4.14

Hasil Uji Impuls Response Function (IRF)

Sumber: Output Eviews 9.5, data diolah

Grafik 4.7

Hasil Uji IRF Yield /Imbal Hasil Sukuk dalam Bentuk Capital Gain

Sumber: Output Eviews 9.5, data diolah

Response of VOL:

Period VOL X_YIELDS... X_MARGI... X_HARGA... X_HARGA... X_BIRATE_

1 240.8169 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000

2 -66.03663 -35.54627 3.905502 -25.64503 20.64454 -10.20522

3 33.48343 -6.443164 6.633391 11.18553 5.365216 -1.256161

4 -9.306431 -10.11652 -1.755816 -1.977112 0.592492 0.117842

5 3.615653 -2.971587 0.021233 2.077164 0.517244 0.876149

6 -1.287152 -2.015324 -0.455496 0.185405 -0.020815 0.978587

7 0.331354 -0.536671 0.133819 0.443976 -0.203418 1.002289

8 -0.181838 -0.132244 0.372937 0.060645 -0.444886 0.944468

9 0.068829 0.173219 0.671065 -0.022491 -0.610868 0.883145

10 0.055750 0.274118 0.871126 -0.149190 -0.749134 0.822549

11 0.122741 0.327209 1.032851 -0.216701 -0.849490 0.772535

12 0.149266 0.340123 1.147924 -0.272424 -0.924037 0.732365

13 0.177880 0.341166 1.232115 -0.308984 -0.977142 0.701410

14 0.195959 0.335727 1.291328 -0.335488 -1.014683 0.677808

15 0.209974 0.329079 1.332705 -0.353562 -1.040575 0.659967

16 0.219554 0.322550 1.360882 -0.366074 -1.058048 0.646452

17 0.226332 0.316900 1.379597 -0.374493 -1.069425 0.636145

18 0.230907 0.312196 1.391501 -0.380063 -1.076439 0.628177

19 0.233947 0.308366 1.398550 -0.383602 -1.080337 0.621904

20 0.235868 0.305250 1.402145 -0.385712 -1.082022 0.616850

21 0.236995 0.302696 1.403292 -0.386811 -1.082138 0.612669

22 0.237556 0.300566 1.402707 -0.387199 -1.081145 0.609111

23 0.237717 0.298752 1.400900 -0.387085 -1.079372 0.605999

24 0.237594 0.297169 1.398235 -0.386619 -1.077049 0.603205

25 0.237271 0.295756 1.394967 -0.385905 -1.074342 0.600638

26 0.236808 0.294464 1.391278 -0.385019 -1.071368 0.598234

27 0.236246 0.293262 1.387297 -0.384011 -1.068208 0.595947

28 0.235616 0.292123 1.383114 -0.382919 -1.064920 0.593744

29 0.234937 0.291030 1.378793 -0.381770 -1.061547 0.591603

30 0.234226 0.289971 1.374379 -0.380581 -1.058116 0.589507

-100

0

100

200

300

5 10 15 20 25 30

Response of V OL to V OL

-100

0

100

200

300

5 10 15 20 25 30

Response of V OL to X _Y IE LDS UK UK _

-100

0

100

200

300

5 10 15 20 25 30

Response of V OL to X _MA RGINDE P OS ITO1_

-100

0

100

200

300

5 10 15 20 25 30

Response of V OL to X _HA RGA S UK UK _

-100

0

100

200

300

5 10 15 20 25 30

Response of V OL to X _HA RGA E MA S _

-100

0

100

200

300

5 10 15 20 25 30

Response of V OL to X _B IRA TE _

-.0002

.0000

.0002

.0004

.0006

.0008

5 10 15 20 25 30

Response of X _Y IE LDS UK UK _ to V OL

-.0002

.0000

.0002

.0004

.0006

.0008

5 10 15 20 25 30

Response of X _Y IE LDS UK UK _ to X _Y IE LDS UK UK _

-.0002

.0000

.0002

.0004

.0006

.0008

5 10 15 20 25 30

Response of X _Y IE LDS UK UK _ to X _MA RGINDE P OS ITO1_

-.0002

.0000

.0002

.0004

.0006

.0008

5 10 15 20 25 30

Response of X _Y IE LDS UK UK _ to X _HA RGA S UK UK _

-.0002

.0000

.0002

.0004

.0006

.0008

5 10 15 20 25 30

Response of X _Y IE LDS UK UK _ to X _HA RGA E MA S _

-.0002

.0000

.0002

.0004

.0006

.0008

5 10 15 20 25 30

Response of X _Y IE LDS UK UK _ to X _B IRA TE _

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _MA RGINDE P OS ITO1_ to V OL

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _MA RGINDE P OS ITO1_ to X _Y IE LDS UK UK _

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _MA RGINDE P OS ITO1_ to X _MA RGINDE P OS ITO1_

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _MA RGINDE P OS ITO1_ to X _HA RGA S UK UK _

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _MA RGINDE P OS ITO1_ to X _HA RGA E MA S _

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _MA RGINDE P OS ITO1_ to X _B IRA TE _

-.008

-.004

.000

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA S UK UK _ to V OL

-.008

-.004

.000

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA S UK UK _ to X _Y IE LDS UK UK _

-.008

-.004

.000

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA S UK UK _ to X _MA RGINDE P OS ITO1_

-.008

-.004

.000

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA S UK UK _ to X _HA RGA S UK UK _

-.008

-.004

.000

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA S UK UK _ to X _HA RGA E MA S _

-.008

-.004

.000

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA S UK UK _ to X _B IRA TE _

-20,000

-10,000

0

10,000

20,000

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA E MA S _ to V OL

-20,000

-10,000

0

10,000

20,000

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA E MA S _ to X _Y IE LDS UK UK _

-20,000

-10,000

0

10,000

20,000

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA E MA S _ to X _MA RGINDE P OS ITO1_

-20,000

-10,000

0

10,000

20,000

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA E MA S _ to X _HA RGA S UK UK _

-20,000

-10,000

0

10,000

20,000

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA E MA S _ to X _HA RGA E MA S _

-20,000

-10,000

0

10,000

20,000

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA E MA S _ to X _B IRA TE _

-.004

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _B IRA TE _ to V OL

-.004

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _B IRA TE _ to X _Y IE LDS UK UK _

-.004

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _B IRA TE _ to X _MA RGINDE P OS ITO1_

-.004

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _B IRA TE _ to X _HA RGA S UK UK _

-.004

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _B IRA TE _ to X _HA RGA E MA S _

-.004

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _B IRA TE _ to X _B IRA TE _

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Page 106: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

89

Dapat dilihat Grafik 4.7 guncangan pada variabel yield atau imbal

hasil sukuk dalam bentuk capital gain belum direspon oleh volume

perdagangan sukuk negara ritel SR-006 periode ke-1. Pada periode ke-2

guncangan yield atau imbal hasil sukuk dalam bentuk capital gain mulai

direspon negatif oleh volume perdagangan sukuk negara ritel SR-006

sebesar −35,54627%. Namun, respon dari guncangan pada yield atau

imbal hasil sukuk dalam bentuk capital gain tersebut mengalami

kenaikkan yang drastis menjadi −6,443164% pada periode ke-2. Respon

terus mengalami kenaikkan dan mulai stabil pada periode ke -7 yaitu

sebesar −0,536671 dan pada periode ke-30 sebesar 0,289971.

Grafik 4.8

Hasil Uji IRF Tingkat Imbal Hasil Deposito Mudharabah

Sumber: Output Eviews 9.5, data diolah

Pada Grafik 4.8 dapat dilihat volume perdagangan sukuk negara ritel

SR-006 belum merespon tingkat imbal hasil deposito mudharabah pada

periode ke-1. Guncangan yang diterima variabel tingkat imbal hasil

deposito mudharabah baru direspon positif oleh volume perdagangan

sukuk negara ritel SR-006 pada periode ke-2 sebesar 3,905502%. Respon

-100

0

100

200

300

5 10 15 20 25 30

Response of V OL to V OL

-100

0

100

200

300

5 10 15 20 25 30

Response of V OL to X _Y IE LDS UK UK _

-100

0

100

200

300

5 10 15 20 25 30

Response of V OL to X _MA RGINDE P OS ITO1_

-100

0

100

200

300

5 10 15 20 25 30

Response of V OL to X _HA RGA S UK UK _

-100

0

100

200

300

5 10 15 20 25 30

Response of V OL to X _HA RGA E MA S _

-100

0

100

200

300

5 10 15 20 25 30

Response of V OL to X _B IRA TE _

-.0002

.0000

.0002

.0004

.0006

.0008

5 10 15 20 25 30

Response of X _Y IE LDS UK UK _ to V OL

-.0002

.0000

.0002

.0004

.0006

.0008

5 10 15 20 25 30

Response of X _Y IE LDS UK UK _ to X _Y IE LDS UK UK _

-.0002

.0000

.0002

.0004

.0006

.0008

5 10 15 20 25 30

Response of X _Y IE LDS UK UK _ to X _MA RGINDE P OS ITO1_

-.0002

.0000

.0002

.0004

.0006

.0008

5 10 15 20 25 30

Response of X _Y IE LDS UK UK _ to X _HA RGA S UK UK _

-.0002

.0000

.0002

.0004

.0006

.0008

5 10 15 20 25 30

Response of X _Y IE LDS UK UK _ to X _HA RGA E MA S _

-.0002

.0000

.0002

.0004

.0006

.0008

5 10 15 20 25 30

Response of X _Y IE LDS UK UK _ to X _B IRA TE _

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _MA RGINDE P OS ITO1_ to V OL

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _MA RGINDE P OS ITO1_ to X _Y IE LDS UK UK _

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _MA RGINDE P OS ITO1_ to X _MA RGINDE P OS ITO1_

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _MA RGINDE P OS ITO1_ to X _HA RGA S UK UK _

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _MA RGINDE P OS ITO1_ to X _HA RGA E MA S _

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _MA RGINDE P OS ITO1_ to X _B IRA TE _

-.008

-.004

.000

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA S UK UK _ to V OL

-.008

-.004

.000

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA S UK UK _ to X _Y IE LDS UK UK _

-.008

-.004

.000

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA S UK UK _ to X _MA RGINDE P OS ITO1_

-.008

-.004

.000

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA S UK UK _ to X _HA RGA S UK UK _

-.008

-.004

.000

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA S UK UK _ to X _HA RGA E MA S _

-.008

-.004

.000

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA S UK UK _ to X _B IRA TE _

-20,000

-10,000

0

10,000

20,000

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA E MA S _ to V OL

-20,000

-10,000

0

10,000

20,000

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA E MA S _ to X _Y IE LDS UK UK _

-20,000

-10,000

0

10,000

20,000

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA E MA S _ to X _MA RGINDE P OS ITO1_

-20,000

-10,000

0

10,000

20,000

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA E MA S _ to X _HA RGA S UK UK _

-20,000

-10,000

0

10,000

20,000

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA E MA S _ to X _HA RGA E MA S _

-20,000

-10,000

0

10,000

20,000

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA E MA S _ to X _B IRA TE _

-.004

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _B IRA TE _ to V OL

-.004

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _B IRA TE _ to X _Y IE LDS UK UK _

-.004

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _B IRA TE _ to X _MA RGINDE P OS ITO1_

-.004

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _B IRA TE _ to X _HA RGA S UK UK _

-.004

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _B IRA TE _ to X _HA RGA E MA S _

-.004

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _B IRA TE _ to X _B IRA TE _

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Page 107: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

90

volume perdagangan sukuk negara ritel SR-006 terhadap guncangan

tingkat imbal hasil deposito mudharabah dapat dikatakan cukup stabil dari

awal periode hingga akhir periode. Meskipun pada periode ke-3

mengalami lonjakan sedikit sebesar 6,633391%.

Grafik 4.9

Hasil Uji IRF Harga Sukuk

Sumber: Output Eviews 9.5, data diolah

Jika dilihat pada Grafik 4.9 harga sukuk sebagai variabel yang

mengalami guncangan atau shock dari perilaku ekonomi. Guncangan yang

terjadi pada variabel harga sukuk periode pertama belum direspon oleh

volume perdagangan sukuk negara ritel SR-006. Guncangan baru mulai

direspon negatif oleh volume perdagangan sukuk negara ritel SR-006 pada

periode ke-2 sebesar −25,64503%. Kemudian pada periode berikutnya

mengalami pasang surut. Hingga pada periode ke-6 guncangan harga

sukuk dapat direspon dengan stabil oleh volume perdagangan sukuk

negara ritel SR-006 sebesar 0,185405%.

-100

0

100

200

300

5 10 15 20 25 30

Response of V OL to V OL

-100

0

100

200

300

5 10 15 20 25 30

Response of V OL to X _Y IE LDS UK UK _

-100

0

100

200

300

5 10 15 20 25 30

Response of V OL to X _MA RGINDE P OS ITO1_

-100

0

100

200

300

5 10 15 20 25 30

Response of V OL to X _HA RGA S UK UK _

-100

0

100

200

300

5 10 15 20 25 30

Response of V OL to X _HA RGA E MA S _

-100

0

100

200

300

5 10 15 20 25 30

Response of V OL to X _B IRA TE _

-.0002

.0000

.0002

.0004

.0006

.0008

5 10 15 20 25 30

Response of X _Y IE LDS UK UK _ to V OL

-.0002

.0000

.0002

.0004

.0006

.0008

5 10 15 20 25 30

Response of X _Y IE LDS UK UK _ to X _Y IE LDS UK UK _

-.0002

.0000

.0002

.0004

.0006

.0008

5 10 15 20 25 30

Response of X _Y IE LDS UK UK _ to X _MA RGINDE P OS ITO1_

-.0002

.0000

.0002

.0004

.0006

.0008

5 10 15 20 25 30

Response of X _Y IE LDS UK UK _ to X _HA RGA S UK UK _

-.0002

.0000

.0002

.0004

.0006

.0008

5 10 15 20 25 30

Response of X _Y IE LDS UK UK _ to X _HA RGA E MA S _

-.0002

.0000

.0002

.0004

.0006

.0008

5 10 15 20 25 30

Response of X _Y IE LDS UK UK _ to X _B IRA TE _

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _MA RGINDE P OS ITO1_ to V OL

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _MA RGINDE P OS ITO1_ to X _Y IE LDS UK UK _

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _MA RGINDE P OS ITO1_ to X _MA RGINDE P OS ITO1_

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _MA RGINDE P OS ITO1_ to X _HA RGA S UK UK _

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _MA RGINDE P OS ITO1_ to X _HA RGA E MA S _

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _MA RGINDE P OS ITO1_ to X _B IRA TE _

-.008

-.004

.000

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA S UK UK _ to V OL

-.008

-.004

.000

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA S UK UK _ to X _Y IE LDS UK UK _

-.008

-.004

.000

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA S UK UK _ to X _MA RGINDE P OS ITO1_

-.008

-.004

.000

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA S UK UK _ to X _HA RGA S UK UK _

-.008

-.004

.000

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA S UK UK _ to X _HA RGA E MA S _

-.008

-.004

.000

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA S UK UK _ to X _B IRA TE _

-20,000

-10,000

0

10,000

20,000

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA E MA S _ to V OL

-20,000

-10,000

0

10,000

20,000

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA E MA S _ to X _Y IE LDS UK UK _

-20,000

-10,000

0

10,000

20,000

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA E MA S _ to X _MA RGINDE P OS ITO1_

-20,000

-10,000

0

10,000

20,000

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA E MA S _ to X _HA RGA S UK UK _

-20,000

-10,000

0

10,000

20,000

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA E MA S _ to X _HA RGA E MA S _

-20,000

-10,000

0

10,000

20,000

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA E MA S _ to X _B IRA TE _

-.004

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _B IRA TE _ to V OL

-.004

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _B IRA TE _ to X _Y IE LDS UK UK _

-.004

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _B IRA TE _ to X _MA RGINDE P OS ITO1_

-.004

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _B IRA TE _ to X _HA RGA S UK UK _

-.004

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _B IRA TE _ to X _HA RGA E MA S _

-.004

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _B IRA TE _ to X _B IRA TE _

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Page 108: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

91

Grafik 4.10

Hasil Uji IRF Harga Emas

Sumber: Output Eviews 9.5, data diolah

Dapat dilihat pada Grafik 4.10 harga emas sebagai variabel yang

mengalami guncangan atau shock dari perilaku ekonomi. Guncangan yang

terjadi pada variabel harga emas periode pertama belum direspon oleh

volume perdagangan sukuk negara ritel SR-006. Guncangan ini mulai

direspon oleh volume perdagangan sukuk negara ritel SR-006 pada

periode ke-2 sebesar 20,64454%, kemudian mengalami penurunan pada

periode ke-3 menjadi 5,365216%. Pada periode ke-4 hingga hingga akhir

periode guncangan BI rate dapat direspon stabil oleh volume perdagangan

sukuk negara ritel SR-006.

-100

0

100

200

300

5 10 15 20 25 30

Response of V OL to V OL

-100

0

100

200

300

5 10 15 20 25 30

Response of V OL to X _Y IE LDS UK UK _

-100

0

100

200

300

5 10 15 20 25 30

Response of V OL to X _MA RGINDE P OS ITO1_

-100

0

100

200

300

5 10 15 20 25 30

Response of V OL to X _HA RGA S UK UK _

-100

0

100

200

300

5 10 15 20 25 30

Response of V OL to X _HA RGA E MA S _

-100

0

100

200

300

5 10 15 20 25 30

Response of V OL to X _B IRA TE _

-.0002

.0000

.0002

.0004

.0006

.0008

5 10 15 20 25 30

Response of X _Y IE LDS UK UK _ to V OL

-.0002

.0000

.0002

.0004

.0006

.0008

5 10 15 20 25 30

Response of X _Y IE LDS UK UK _ to X _Y IE LDS UK UK _

-.0002

.0000

.0002

.0004

.0006

.0008

5 10 15 20 25 30

Response of X _Y IE LDS UK UK _ to X _MA RGINDE P OS ITO1_

-.0002

.0000

.0002

.0004

.0006

.0008

5 10 15 20 25 30

Response of X _Y IE LDS UK UK _ to X _HA RGA S UK UK _

-.0002

.0000

.0002

.0004

.0006

.0008

5 10 15 20 25 30

Response of X _Y IE LDS UK UK _ to X _HA RGA E MA S _

-.0002

.0000

.0002

.0004

.0006

.0008

5 10 15 20 25 30

Response of X _Y IE LDS UK UK _ to X _B IRA TE _

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _MA RGINDE P OS ITO1_ to V OL

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _MA RGINDE P OS ITO1_ to X _Y IE LDS UK UK _

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _MA RGINDE P OS ITO1_ to X _MA RGINDE P OS ITO1_

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _MA RGINDE P OS ITO1_ to X _HA RGA S UK UK _

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _MA RGINDE P OS ITO1_ to X _HA RGA E MA S _

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _MA RGINDE P OS ITO1_ to X _B IRA TE _

-.008

-.004

.000

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA S UK UK _ to V OL

-.008

-.004

.000

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA S UK UK _ to X _Y IE LDS UK UK _

-.008

-.004

.000

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA S UK UK _ to X _MA RGINDE P OS ITO1_

-.008

-.004

.000

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA S UK UK _ to X _HA RGA S UK UK _

-.008

-.004

.000

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA S UK UK _ to X _HA RGA E MA S _

-.008

-.004

.000

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA S UK UK _ to X _B IRA TE _

-20,000

-10,000

0

10,000

20,000

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA E MA S _ to V OL

-20,000

-10,000

0

10,000

20,000

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA E MA S _ to X _Y IE LDS UK UK _

-20,000

-10,000

0

10,000

20,000

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA E MA S _ to X _MA RGINDE P OS ITO1_

-20,000

-10,000

0

10,000

20,000

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA E MA S _ to X _HA RGA S UK UK _

-20,000

-10,000

0

10,000

20,000

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA E MA S _ to X _HA RGA E MA S _

-20,000

-10,000

0

10,000

20,000

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA E MA S _ to X _B IRA TE _

-.004

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _B IRA TE _ to V OL

-.004

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _B IRA TE _ to X _Y IE LDS UK UK _

-.004

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _B IRA TE _ to X _MA RGINDE P OS ITO1_

-.004

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _B IRA TE _ to X _HA RGA S UK UK _

-.004

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _B IRA TE _ to X _HA RGA E MA S _

-.004

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _B IRA TE _ to X _B IRA TE _

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Page 109: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

92

Grafik 4.11

Hasil Uji IRF BI rate

Sumber: Output Eviews 9.5, data diolah

Dapat dilihat pada Grafik 4.11 variabel BI rate sebagai impuls yang

terkena shock akibat perilaku ekonomi. Periode pertama shock pada BI

rate belum direspon oleh variabel volume perdagangan sukuk negara ritel

SR-006. Guncangan ini mulai direspon negatif oleh variabel volume

perdagangan sukuk negara ritel SR-006 pada periode ke-2 sebesar

−10,20522%, kemudian mengalami kenaikan pada periode ke-3 menjadi

−1,256161%. Pada periode ke-4 hingga akhir periode guncangan BI rate

dapat direspon stabil oleh volume perdagangan sukuk negara ritel SR-006.

8. Uji Forecast Error Variance Decomposition (FEVD)

Uji Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) dilakukan untuk

mengukur seberapa besar kontribusi atau komposisi pengaruh variabel-

variabel endogen tehadap variabel endogen yang utama. Metode FEVD

-100

0

100

200

300

5 10 15 20 25 30

Response of V OL to V OL

-100

0

100

200

300

5 10 15 20 25 30

Response of V OL to X _Y IE LDS UK UK _

-100

0

100

200

300

5 10 15 20 25 30

Response of V OL to X _MA RGINDE P OS ITO1_

-100

0

100

200

300

5 10 15 20 25 30

Response of V OL to X _HA RGA S UK UK _

-100

0

100

200

300

5 10 15 20 25 30

Response of V OL to X _HA RGA E MA S _

-100

0

100

200

300

5 10 15 20 25 30

Response of V OL to X _B IRA TE _

-.0002

.0000

.0002

.0004

.0006

.0008

5 10 15 20 25 30

Response of X _Y IE LDS UK UK _ to V OL

-.0002

.0000

.0002

.0004

.0006

.0008

5 10 15 20 25 30

Response of X _Y IE LDS UK UK _ to X _Y IE LDS UK UK _

-.0002

.0000

.0002

.0004

.0006

.0008

5 10 15 20 25 30

Response of X _Y IE LDS UK UK _ to X _MA RGINDE P OS ITO1_

-.0002

.0000

.0002

.0004

.0006

.0008

5 10 15 20 25 30

Response of X _Y IE LDS UK UK _ to X _HA RGA S UK UK _

-.0002

.0000

.0002

.0004

.0006

.0008

5 10 15 20 25 30

Response of X _Y IE LDS UK UK _ to X _HA RGA E MA S _

-.0002

.0000

.0002

.0004

.0006

.0008

5 10 15 20 25 30

Response of X _Y IE LDS UK UK _ to X _B IRA TE _

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _MA RGINDE P OS ITO1_ to V OL

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _MA RGINDE P OS ITO1_ to X _Y IE LDS UK UK _

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _MA RGINDE P OS ITO1_ to X _MA RGINDE P OS ITO1_

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _MA RGINDE P OS ITO1_ to X _HA RGA S UK UK _

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _MA RGINDE P OS ITO1_ to X _HA RGA E MA S _

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _MA RGINDE P OS ITO1_ to X _B IRA TE _

-.008

-.004

.000

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA S UK UK _ to V OL

-.008

-.004

.000

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA S UK UK _ to X _Y IE LDS UK UK _

-.008

-.004

.000

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA S UK UK _ to X _MA RGINDE P OS ITO1_

-.008

-.004

.000

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA S UK UK _ to X _HA RGA S UK UK _

-.008

-.004

.000

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA S UK UK _ to X _HA RGA E MA S _

-.008

-.004

.000

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA S UK UK _ to X _B IRA TE _

-20,000

-10,000

0

10,000

20,000

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA E MA S _ to V OL

-20,000

-10,000

0

10,000

20,000

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA E MA S _ to X _Y IE LDS UK UK _

-20,000

-10,000

0

10,000

20,000

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA E MA S _ to X _MA RGINDE P OS ITO1_

-20,000

-10,000

0

10,000

20,000

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA E MA S _ to X _HA RGA S UK UK _

-20,000

-10,000

0

10,000

20,000

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA E MA S _ to X _HA RGA E MA S _

-20,000

-10,000

0

10,000

20,000

5 10 15 20 25 30

Response of X _HA RGA E MA S _ to X _B IRA TE _

-.004

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _B IRA TE _ to V OL

-.004

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _B IRA TE _ to X _Y IE LDS UK UK _

-.004

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _B IRA TE _ to X _MA RGINDE P OS ITO1_

-.004

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _B IRA TE _ to X _HA RGA S UK UK _

-.004

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _B IRA TE _ to X _HA RGA E MA S _

-.004

-.002

.000

.002

.004

5 10 15 20 25 30

Response of X _B IRA TE _ to X _B IRA TE _

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Page 110: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

93

dapat mengetahui seberapa besar kekuatan masing-masing variabel

memengaruhi variabel utama dalam kurun waktu yang panjang.

Tabel 4.15

Hasil Uji Forecast Error Variance Decomposition (FEVD)

Sumber: Output Eviews 9.5, data diolah

Dapat dilihat pada Tabel 4.15 diatas bahwa kontribusi terbesar yang

menyebabkan fluktuasi volume perdagangan sukuk negara ritel SR-006

adalah volume perdagangan itu sendiri. Dibuktikan dengan besar

kontribusi volume perdagangan sukuk negara ritel SR-006 dari awal

periode hingga akhir periode lebih dari 95%. Meskipun kontribusi tebesar

dari variabel volume perdagangan itu sendiri terdapat variabel-variabel

Variance Decomposition of VOL:

Period S.E. VOL X_YIELDS... X_MARGI... X_HARGA... X_HARGA... X_BIRATE_

1 240.8169 100.0000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000

2 254.5985 96.19441 1.949290 0.023531 1.014599 0.657504 0.160669

3 257.2597 95.90859 1.971898 0.089532 1.182764 0.687466 0.159747

4 257.6409 95.75543 2.120248 0.093912 1.185155 0.685962 0.159295

5 257.6938 95.73582 2.132675 0.093874 1.191166 0.686083 0.160386

6 257.7072 95.72834 2.138568 0.094177 1.191094 0.686012 0.161811

7 257.7105 95.72611 2.138949 0.094201 1.191361 0.686057 0.163320

8 257.7129 95.72431 2.138934 0.094409 1.191343 0.686342 0.164659

9 257.7161 95.72196 2.138926 0.095085 1.191315 0.686887 0.165830

10 257.7202 95.71894 2.138972 0.096224 1.191311 0.687710 0.166843

11 257.7252 95.71528 2.139051 0.097827 1.191335 0.688770 0.167735

12 257.7308 95.71111 2.139131 0.099806 1.191395 0.690025 0.168535

13 257.7370 95.70653 2.139203 0.102087 1.191481 0.691429 0.169268

14 257.7437 95.70166 2.139262 0.104591 1.191589 0.692944 0.169951

15 257.7506 95.69658 2.139310 0.107259 1.191713 0.694536 0.170597

16 257.7577 95.69136 2.139348 0.110041 1.191849 0.696183 0.171217

17 257.7650 95.68605 2.139379 0.112899 1.191993 0.697865 0.171816

18 257.7723 95.68068 2.139404 0.115807 1.192142 0.699569 0.172400

19 257.7797 95.67528 2.139424 0.118744 1.192296 0.701285 0.172972

20 257.7871 95.66987 2.139442 0.121695 1.192451 0.703007 0.173535

21 257.7945 95.66447 2.139457 0.124651 1.192608 0.704729 0.174090

22 257.8019 95.65907 2.139470 0.127605 1.192765 0.706447 0.174638

23 257.8092 95.65370 2.139483 0.130550 1.192922 0.708159 0.175181

24 257.8166 95.64836 2.139494 0.133484 1.193080 0.709864 0.175718

25 257.8238 95.64304 2.139505 0.136404 1.193236 0.711561 0.176251

26 257.8311 95.63776 2.139515 0.139308 1.193392 0.713247 0.176779

27 257.8383 95.63250 2.139525 0.142195 1.193547 0.714924 0.177304

28 257.8454 95.62728 2.139535 0.145065 1.193702 0.716590 0.177824

29 257.8525 95.62210 2.139544 0.147916 1.193855 0.718246 0.178341

30 257.8596 95.61695 2.139554 0.150749 1.194008 0.719890 0.178854

Page 111: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

94

yang berkontribusi seperti BI rate, harga emas, harga sukuk, tingkat imbal

hasil deposito mudharabah dan yield atau imbal hasil sukuk dalam bentuk

capital gain.

Penurunan kontribusi yang mencolok dari variabel volume

perdagangan terhadap fluktuasi volume perdagangan sukuk negara ritel

SR-006 terjadi pada periode ke-2 yaitu dari 100% menjadi 96,19441%.

Pada periode ke-3 hingga ke-30 terus mengalami penurunan meskipun

penurunan tersebut bekurang hanya sedikit pada setiap periodenya menjadi

95,61695% pada akhir periode.

Kontribusi variabel yield atau imbal hasil sukuk dalam bentuk

capital gain pada periode ke-2 menjadi variabel kedua terbesar yang

berkontribusi pada fluktuasi volume perdagangan sukuk negara ritel SR-

006 meskipun hanya 1,949290%, kemudian mengalami kenaikkan pada

tiap periodenya menjadi 2,139554% pada akhir periode. Sama halnya

dengan yield atau imbal hasil sukuk dalam bentuk capital gain, tingkat

margin deposito mudharabah pada periode ke-2 hanya menyumbang

kontribusi sebesar 0,023531% dan terus meningkat menjadi 0,150749%

pada akhir periode. Pada variabel harga sukuk kontribusi periode ke-2

adalah 1,014599%. Kemudian pada periode ke-3 hingga ke-30 stabil

berkontibusi hanya 1,19% an saja. Pada periode ke-2 harga emas

berkontribusi pada fluktuasi volume perdagangan sukuk negara ritel SR-

006 sebesar 0.657504%. Pada setiap periodenya terus mengalami

Page 112: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

95

peningkatan meskipun hanya sedikit menjadi 0,719890% pada akhir

periode. Tidak jauh beda dengan variabel lainnya, BI rate terus mengalami

kenaikkan dalam kontribusinya pada fluktuasi volume perdagangan sukuk

negara ritel SR-006 meskipun sangat kecil yaitu 0,160669% pada periode

ke-2 dan 0,178854% pada akhir periode.

D. Interpretasi Hasil Penelitian

1. Pengaruh Yield atau Imbal Hasil Sukuk dalam Bentuk Capital Gain

terhadap Volume Perdagangan Sukuk Negara Ritel SR-006

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa yield atau imbal hasil sukuk

dalam bentuk capital gain berpengaruh signifikan terhadap volume

perdagangan sukuk negara ritel SR-006 pada jangka panjang. Dengan

demikian penelitian ini menolak H0 yang menyatakan yield atau imbal

hasil sukuk dalam bentuk capital gain tidak signifikan berpengaruh

terhadap volume perdagangan sukuk negara ritel SR-006. Koefisien yield

atau imbal hasil sukuk dalam bentuk capital gain pada penelitian ini

sebesar 3608175 pada jangka panjang, ini berarti yield atau imbal hasil

sukuk dalam bentuk capital gain berpengaruh positif terhadap volume

perdagangan sukuk negara ritel SR-006.

Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Sumarna dan

Badjra (2016) kupon obligasi korporasi berpengaruh positif terhadap

perubahan harga obligasi korporasi. Berdasarkan penelitian Wafa (2010)

harga sukuk berpengaruh signifikan terhadap tingkat permintaan sukuk

Page 113: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

96

negara ritel-I. Hal ini dikarenakan return yang disyaratkan investor dari

suatu investasi meningkat akan meningkatkan permintaan terhadap

obligasi (Mishkin dalam Hastin, Idris dan Aimon, 2013: 256).

2. Pengaruh Tingkat Imbal Hasil Deposito Mudharabah terhadap Volume

Perdagangan Sukuk Negara Ritel SR-006.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat imbal hasil deposito

mudharabah berpengaruh signifikan terhadap volume perdagangan sukuk

negara ritel SR-006 pada jangka pendek dan jangka panjang. Dengan

demikian penelitian ini menolak H0 yang menyatakan tingkat imbal hasil

deposito mudharabah tidak signifikan berpengaruh terhadap volume

perdagangan sukuk negara ritel SR-006. Koefisien tingkat imbal hasil

desposito mudharabah pada penelitian ini sebesar 42249,86 pada jangka

pendek dan 79647,53 pada jangka panjang, ini berarti tingkat imbal hasil

deposito mudharabah berpengaruh positif terhadap volume perdagangan

sukuk negara ritel SR-006.

Penelitian ini didukung oleh penelitian Wafa (2010), tingkat bagi

hasil deposito bank syariah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

tingkat permintaan sukuk negara ritel periode Maret 2009 – Juni 2010.

Perubahan suku bunga dapat mempengaruhi harga saham secara terbalik

(citteris paribus). Artinya, jika suku bunga deposito naik maka harga

saham turun, sebaliknya jika suku bunga deposito turun maka harga saham

akan naik dan hal ini akan sejalan dengan return investasi yang juga akan

Page 114: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

97

naik (Fabozzi dalam Nasir, 2011: 9). Jika harga pasar obligasi naik,

yieldnya pasti turun, sebaliknya, jika harga pasar obligasi turun , yieldnya

pasti naik (analisis Horison dan Swap obligasi dalam Sharpe, 2005: 386).

Risiko pasar (Market Risk) merupakan suatu potensi kerugian dimana

investor ketika menjualnya di pasar sekunder terjadi kenaikan tingkat

suku bunga. Risiko ini tidak akan terjadi karena sampai saat ini tingkat

bunga bank yang di patok BI rate cenderung turun. Bahkan tingkat

besaran bunga deposito semakin turun seiring dengan menurunnya BI

rate, serta pendapatan bagi hasil dan profit margin dari deposito pada

bank syariah tidak sebesar profit margin atau yield yang dihasilkan sukuk.

Sehingga investor masih memburu investasi yang hasilnya lebih besar

dari bunga bank (Yulianti, 2011:120).

3. Pengaruh Harga Sukuk terhadap Volume Perdagangan Sukuk Negara Ritel

SR-006

Hasil peneltian ini menunjukkan bahwa harga sukuk berpengaruh

signifikan terhadap volume perdagangan sukuk negara ritel SR-006 pada

jangka panjang. Dengan demikian penelitian ini menolak H0 yang

menyatakan harga sukuk tidak berpengaruh signifikan terhadap volume

perdagangan sukuk negara ritel SR-006. Koefisien yang dimiliki harga

sukuk dalam penelitian ini sebesar 308021,8 pada jangka panjang, ini

artinya harga sukuk berpengaruh positif terhadap volume perdagangan

sukuk negara ritel SR-006.

Page 115: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

98

Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Wafa (2010)

harga sukuk berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat permintaan

sukuk ritel-I. Yield lebih besar dari bunga deposito bank menyebabkan

investor tidak mengalami kerugian jika dijual di pasar sekunder (Yulianti,

2011:120). Risiko tingkat harga (price/ collateral risk) terjadi ketika

spesifikasi aset yang tercermin pada nilai penerbitan sukuk yang diajukan

berbeda dengan nilai pasar sesungguhnya dan laporan atas nilai

underlaying asset (Nasrullah, 2015: 203).

4. Pengaruh Harga Emas terhadap Volume Perdagangan Sukuk Negara Ritel

SR-006

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa harga emas berpengaruh

signifikan terhadap volume perdagangan sukuk negara ritel SR-006 pada

jangka panjang dan jangka pendek. Dengan demikian penelitian ini

menolah H0 yang menyatakan harga emas tidak berpengaruh signifikan

terhadap volume perdagangan sukuk negara ritel SR-006. Koefisien harga

emas dari hasil uji estimasi VECM yang dilakukan sebesar 0,017908

untuk jangka panjang dan 0,006922 untuk jangka pendek, ini berarti harga

emas berpengaruh positif terhadap volume perdagangan sukuk negara ritel

SR-006.

Penelitian ini didukung oleh penelitian Susanto, Murhadi dan

Ernawati (2013) harga emas dunia berpengaruh positif signifikan terhadap

IHSG. Pada penelitian Witjaksono (2010) harga emas dunia berpengaruh

Page 116: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

99

yang positif terhadap IHSG. Peningkatan kesejahteraan masyarakat

Indonesia mengakibatkan kesempatan untuk melakukan diversifikasi

investasi untuk mengurangi risiko. Pada teori harga barang pengganti,

harga barang pengganti dapat mempengaruhi permintaan barang yang

dapat digantikannya. Sekiranya harga barang pengganti bertambah murah

maka barang yang digantikannya akan mengalami pengurangan dalam

permintaan (Sukirno, 2012: 80).

5. Pengaruh BI rate terhadap Volume Perdagangan Sukuk Negara Ritel SR-

006

Pada hasil penelitian yang telah dilakukan BI rate berpengaruh

signifikan terhadap volume perdagangan sukuk negara ritel SR-006 pada

jangka panjang dan jangka pendek. Dengan demikian dalam penelitian ini

menolah H0 yang menyatakan BI rate tidak berpengaruh signifikan

terhadap volume perdagangan sukuk negara ritel SR-006. Dari hasil uji

estimasi VECM koefisien BI rate sebesar −23321,80 untuk jangka panjang

dan −66035,25 ntuk jangka pendek, ini berarti BI rate berpengaruh

signifikan negatif terhadap volume perdagangan sukuk negara ritel SR-

006.

Penelitian ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh

Rahman, Paminto dan Nadir (2016), BI rate berpengaruh signifikan

terhadap tingkat permintaan sukuk ritel SR-005 dengan arah negatif. Hal

ini dikarenakan terdapat interest rate risk adalah risiko yang berasal

Page 117: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

100

variabilitas return akibat perubahan suku bunga. Perubahan suku bunga ini

berpengaruh negatif terhadap sekuritas (Rodoni, 2009: 48). Adapun risiko

tingkat pengembalian (rate of return risk) ada pada semua tipe sukuk

dengan pengembalian tetap. Imbal hasil yang mengacu pada LIBOR atau

benchmark konvensional lainnya membuat return pada sukuk dipengaruhi

oleh suku bunga (Nasrullah, 2015: 203).

Page 118: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

101

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yield atau imbal

hasil sukuk dalam bentuk capital gain, harga sukuk, tingkat imbal hasil

deposito mudharabah, harga emas dan BI rate terhadap volume perdagangan

sukuk negara ritel SR-006. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan

pengujian dengan metode VAR/VECM yang telah dilakukan, maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Harga sukuk negara ritel SR-006 berpengaruh terhadap volume

perdagangan sukuk negara ritel SR-006. Penelitian ini didukung oleh

penelitian yang dilakukan Wafa (2010) harga sukuk berpengaruh positif

signifikan terhadap tingkat permintaan sukuk ritel-I.

2. Yield atau imbal hasil sukuk negara ritel SR-006 dalam bentuk capital

gain berpengaruh terhadap volume perdagangan sukuk negara ritel SR-

006. Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Sumarna dan

Badjra (2016) kupon obligasi korporasi berpengaruh positif terhadap

perubahan harga obligasi korporasi. Berdasarkan penelitian Wafa (2010)

harga sukuk berpengaruh signifikan terhadap tingkat permintaan sukuk

negara ritel-I.

3. Harga emas berpengaruh terhadap volume perdagangan sukuk negara ritel

SR-006. Penelitian ini didukung oleh penelitian Susanto, Murhadi dan

Page 119: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

102

Ernawati (2013) harga emas dunia berpengaruh positif signifikan terhadap

IHSG. Pada penelitian Witjaksono (2010) harga emas dunia berpengaruh

yang positif terhadap IHSG.

4. BI rate berpengaruh terhadap volume perdagangan sukuk negara ritel SR-

006. Penelitian ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh

Rahman, Paminto dan Nadir (2016), BI rate berpengaruh signifikan

terhadap tingkat permintaan sukuk ritel SR-005 dengan arah negatif.

5. Tingkat imbal hasil deposito mudharabah berpengaruh terhadap volume

perdagangan sukuk negara ritel SR-006. Penelitian ini didukung oleh

penelitian Wafa (2010), tingkat bagi hasil deposito bank syariah

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat permintaan sukuk

negara ritel periode Maret 2009 – Juni 2010.

B. Saran

Berdasarkan dari kesimpulan yang telah dipaparkan, maka peneliti dapat

menyampaikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil dari penelitian ini mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi volume perdagangan sukuk negara ritel SR-006 baik itu

positif maupun negatif dapat dijadikan sebagai pertimbangan bagi investor

dan manager investasi dalam pengambilan keputusan dalam berinvestasi.

2. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang digunakan hanya terdiri dari 5

(lima) fakor dan sukuk yang digunakan jatuh tempo pada tahun 2017.

Page 120: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

103

Disarankan penelitian selanjutnya dapat memperluas variabel dan

memperbarui suku yang digunakan.

Page 121: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

104

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Sugeng, Suhandak dan Raden Rustam Hidayat. 2016. “Pengaruh Faktor-

Faktor Teknikal terhadap Harga Saham (Studi pada Harga Saham IDX30

di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2012-2015). Jurnal Administrasi

Bisnis (JAB) Vol. 37 No.1.

Ahmad, Nursilah Siti Nurazira Mohd Daud dan Zurina Kefeli. 2012. “Economic

Forces and the Sukuk Market”. Journal Social and Behavioral Sciences

Vol. 65.

Al-Arif, M. Nur Rianto. 2011. Dasar-Dasar Ekonomi Islam. Solo: PT Era Adicitra

Intermedia.

Ariefianto, Moch. Doddy. 2012. Ekonometrika Esensi dan Aplikasi dengan

Menggunakan EViews. Jakarta: Erlangga.

Brooks, Chris. 2008. Introductory Econometrics for Finance. Cambridge:

Cambridge University Press.

Burhanuddin S. 2010. Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Datuk, Bahril. 2014. “Sukuk, Dimensi Baru Pembiayaan Pemerintah untuk

Pertumbuhan Ekonomi”. Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Vol. 14 No. 1.

Dipraja, Sholeh. 2011. Siapa Bilang Investasi Emas Butuh Modal Gede? (Rp 200

Ribu Bisa Kok!). Jakarta: Tetangga Pustaka.

Direktorat Pembiayaan Syariah. 2010. Tanya Jawab Surat Berharga Syariah

Negara (Sukuk Negara) Instrumen Keuangan Berbasis Syariah. Jakarta:

Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

Direktorat Pengelolaan Surat Utang Negara. 2006. Empat Tahun Undang-Undang

SUN (Surat Utang Negara). Jakarta: Departemen Keuangan Republik

Indonesia.

Effendi, Erdianza Septian dan Suwardi Bambang Hermanto. 2017. “Pengaruh

Rasio Keuangan dan Volume Perdagangan terhadap Return Saham”.

Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Vol. 6 No.11.

Forum Studi Keuangan Negara. 2017. Esai Keuangan Negara Sumbangsih

Pemikiran untuk Negeri. Yogyakarta: Diandra Kreatif.

Guharati, Damodar N. 2006. Dasar-Dasar Ekonometrika. Jakarta: Erlangga.

Gumilang, Reshinta Candra, R. Rustam Hidayat dan Maria Goretti Wi Endang

NP. 2014.“Pengaruh Variabel Makro Ekonomi, Harga Emas Dan Harga

Minyak Dunia Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (Studi pada

Page 122: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

105

Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013)”. Jurnal Administrasi Bisnis

(JAB) Vol. 14 No.1.

Hadi, Nor. 2013. Pasar Modal Acuan Teoritis dan Praktis Investasi di Instrumen

Pasar Modal. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Halim, Abdul. 2015. Analisis Investasi di Aset Keuangan. Jakarta: Mitra Wacana

Media.

Hamidi. Luthfi. 2007. Gold Dinar Sistem Moneter Blobal yang Stabil dan

Berkeadilan. Jakarta: Senayan Abadi Publishing.

Hastin, Mira, Idris dan Hasdi Aimon. 2013. “Analisis Pasar Obligasi Pemerintah

di Indonesia”. Jurnal Kajian Ekonomi Vol. 1 No. 02.

Hulwati. 2009. Ekonomi Islam Teori dan Praktiknya dalam Perdagangan Obligasi

Syariah di pasar Modal Indonesia dan Malaysia. Ciputat: Ciputat Press

Group.

Huda, Nurul dan Mustafa Edwin Nasution. 2014. Investasi pada Pasar Modal

Syariah. Jakarta:Kencana.

Hutapea, Ganda, Elvania Margareth dan Lukas Tarigan. 2014. “Analisis

Pengaruh Kurs US/IDR, Harga Minyak, Harga Emas terhadap Return

Saham (Studi Kasus Pada Bei Periode 2007-2011)”. Buletin Ekonomi

Vol. 18 No. 2.

Heykal, Mohamad. 2012. Tuntunan dan Aplikasi Investasi Syariah. Jakarta: PT

Alex Media Komputindo.

Ikatan Bankir Indonesia. 2014. Memahami Bisnis Bank Syariah. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama.

Kewal, Suramaya Suci. 2012. “Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs, Dan

Pertumbuhan Pdb Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan”. Jurnal

Economia Vol.8 No.1.

Latumaerissa, Julius R. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta:

Salemba Empat.

Mahmudi. 2007. Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Panduan Bagi

Eksekutif, DPRD, dan Masyarakat dalam Pengambilan Keputusan

Ekonomi, Sosial dan Politik. Yogyakarta: Unit Penerbitan dan Percetakan

Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Manab, Abdul dan Agus Eko Sujianto. 2016. Pengaruh Stabilitas Ekonomi Makro

Terhadap Penerbitan Sukuk Negara di Indonesia, Malaysia dan Brunei

Darussalam. Tulungagung: Cahaya Abadi.

Mankiw, N. Gregory. 2003. Teori Makroekonomi. Jakarta: Erlangga.

Page 123: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

106

Martalena dan Maya Malinda. 2011. Pengantar Pasar Modal. Yogyakarta: ANDI.

Masruroh, Aini. 2015. Manajemen Produk dan Jasa Layanan Perbankan Syariah.

Ciputat: UIN Press.

Nafik, Muhamad HR. 2009. Bursa Efek dan Investasi Syariah. Jakarta: PT

Serambi Ilmu Semesta.

Nariman, Augustpaosa. 2016. “Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal

Perusahaan terhadap Yield to Maturity Obligasi Korporasi yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Akuntansi Vol. 20 No. 02.

Nasir, Azwir dan Achmad Mirza. 2011. “Pengaruh Nilai Kurs, Inflasi, Suku

Bunga Deposito dan Volume Perdagangan Saham Terhadap Return

Saham pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia”. Jurnal Ekonomi Universitas Riau Vol. 19 No.4.

Nasrullah, Aan. 2015. “Studi Surat Berharga Negara: Analisis Komparatif Sukuk

Negara dengan Obligasi Negara dalam Pembiayaan Defisit APBN”.

Jurnal LENTERA: Kajian Keagamaan, Keilmuan dan Teknologi Vol. 1

No. 2.

Nurhayati, Sri dan Wasilah. 2015. Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta:

Salemba Empat.

Pujoalwanto, Basuki. 2014. Perekonomian Indonesia Tinjauan Historis, Teoritis

dan Empiris. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Rahim, Syazwani Abd dan Nursilah Ahmad. 2016. “Confidence Effect Among

Sukuk Investors Following Sukuk Announcements in Malaysia”. South

East Asia Jurnal of Contemporary Business, Economics and Law, Vol. 10.

Rahman, Faizul, Ardi Paminto dan Maryam Nadir. “Pengaruh Harga Sukuk

Negara Ritel SR-005, Tingkat Inflasi dan BI rate Terhadap Tingkat

Permintaan Sukuk Negara Ritel SR-005”. Jurnal Manajemen Vol. 8 No.1.

Rita, Maria Rio dan Lluis Sarquella. 2010. “Pengaruh Corporate Governance

terhadap Peringkat Obligasi an Yield Obligasi”. Jurnal Manajemen dan

Keuangan Vol. 8 No. 1.

Rodoni, Ahmad. 2009. Investasi Syariah. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN

Jakarta.

Said, Ali dan Rihab Grassa. 2013. “The Determinants of Sukuk Market

Development: Does Macroeconomic Factoe Influence the Construction of

Certain Structure of Sukuk?”. Journal Finance and Banking Vol. 3 No. 5.

Salim dan Budi Sutrisno. 2008. Hukum Investasi di Indonesia. Jakarta: PT Raja

Gafindo Persada.

Page 124: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

107

Samuelson dan Nordhaus. 2004. Ilmu Makroekomi. Jakarta: PT Media Global

Edukasi.

Santoso, Tyas Aurumaa dan I Made Sudana. 2013. “Diversifikasi Investasi

Saham: Perbandingan Risiko Total Portofolio Melalui Diversifikasi

Domestik dan Internasional”. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan Vol. 6

No.1.

Sharpe, Wiliian F, Gordon J. Alexander dan Jeffery V. Bailey. 2005. Investasi.

Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia.

Suharto. Frento T. 2015. Lebih Mudah dan Untung Berdagang Emas Ketimbang

Main Forex. Jakarta: Kompas Gramedia.

Sukirno, Sadono. 2012. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Depok: PT

Rajagrafindo Persada.

Sumarna, I Wayan dan Ida Bagus Badjra. 2016. “Pengaruh Rating, Maturitas,

Tingkat Suku Bunga dan Kupon terhadap Perubahan Harga Obligasi

Korporasi di Bursa Efek Indonesia”. E-Jurnal Manajemen Unud Vol. 5

No.12.

Sumarwan, Ujang. 2015. Pemasaran Strategik: Perspektif Perilaku Konsumen dan

Marketing Plan. Bogor: PT Penerbit IPB Press.

Susanto, Budi, Werner R. Murhadi dan Endang Ernawati. 2013. “Analisis

Pengaruh Ekonomi Makro, Indeks Dow Jones dan Indeks Nikkei 225

terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI Periode 2007-

2011”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol. 2 No. 1.

Yuliadi, Imamudin. 2008. Ekonomi Moneter. Jakarta: PT Indeks

Wafa, M. 2010. “Analisa Faktor-Faktor yang mempengaruhi Permintaan Sukuk

Negara Ritel-I Periode Maret 2009-Juni 2010”. Jurnal Ekonomi Islam

LaRiba Vol.4 No.2.

Witjaksono, Ardian Agung. 2010. “Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI,

Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Kurs Rupiah, Indeks Nikkei

225 dan Indeks Dow Jones terhadap IHSG (Studi Kasus pada IHSG di BEI

Selama Periode 2000-2009)”. Tesis. Semarang: Univesitas Diponegoro.

Yaya, Rizal, Aji Erlangga Martawireja dan Ahim Abdurahim. 2014. Akuntansi

Perbankan Syariah Teori dan Praktik Kontemporer Berdasarkan PAPSI

2013. Jakarta: Salemba Empat.

Yuliati, Lilis. 2011. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Masyarakat

Berinvestasi Sukuk”. Walisongo Vol. 19 No. 1.

Page 125: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

108

Zin, Mohamad Zaid Mohd, Ahmad Asmadi Sakat dkk. 2011. “The Effectiveness

of Sukuk in Islamic Finance Market”. Australian Journal of Basic and

Applied Sciences Vol. 5 No.12.

www.akucintakeuangansyariah.com

www.bi.go.id

www.dmia.danareksa.com

www.finance.detik.com

www.harga-emas.org

www.idx.com

www.investasi.kontan.co.id

www.kemenkeu.go.id

Page 126: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

109

LAMPIRAN

1. Uji Stasioneritas Data

Null Hypothesis: VOL has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 2 (Automatic - based on SIC, maxlag=8)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.823165 0.0000

Test critical values: 1% level -3.661661

5% level -2.960411

10% level -2.619160

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation

Dependent Variable: D(VOL)

Method: Least Squares

Date: 03/14/18 Time: 08:47

Sample (adjusted): 2014M09 2017M03

Included observations: 31 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

VOL(-1) -2.022259 0.347278 -5.823165 0.0000

D(VOL(-1)) 0.707750 0.273078 2.591746 0.0152

D(VOL(-2)) 0.506106 0.167710 3.017752 0.0055

C 490.2902 92.34331 5.309429 0.0000

R-squared 0.729466 Mean dependent var -0.654839

Adjusted R-squared 0.699407 S.D. dependent var 374.3668

S.E. of regression 205.2517 Akaike info criterion 13.60627

Sum squared resid 1137463. Schwarz criterion 13.79130

Log likelihood -206.8971 Hannan-Quinn criter. 13.66658

F-statistic 24.26758 Durbin-Watson stat 1.965564

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 127: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

110

Null Hypothesis: D(VOL) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 4 (Automatic - based on SIC, maxlag=8)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.390430 0.0001

Test critical values: 1% level -3.689194

5% level -2.971853

10% level -2.625121

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation

Dependent Variable: D(VOL,2)

Method: Least Squares

Date: 03/14/18 Time: 08:48

Sample (adjusted): 2014M12 2017M03

Included observations: 28 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

D(VOL(-1)) -5.286109 0.980647 -5.390430 0.0000

D(VOL(-1),2) 3.174297 0.848199 3.742395 0.0011

D(VOL(-2),2) 2.116409 0.620236 3.412264 0.0025

D(VOL(-3),2) 1.060325 0.404640 2.620418 0.0156

D(VOL(-4),2) 0.433252 0.186883 2.318309 0.0301

C -27.68970 44.03539 -0.628806 0.5360

R-squared 0.913232 Mean dependent var 27.06393

Adjusted R-squared 0.893512 S.D. dependent var 701.4166

S.E. of regression 228.8900 Akaike info criterion 13.89177

Sum squared resid 1152594. Schwarz criterion 14.17724

Log likelihood -188.4848 Hannan-Quinn criter. 13.97904

F-statistic 46.30985 Durbin-Watson stat 2.019306

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 128: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

111

Null Hypothesis: X_BIRATE_ has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=8)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic 0.564565 0.9864

Test critical values: 1% level -3.646342

5% level -2.954021

10% level -2.615817

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation

Dependent Variable: D(X_BIRATE_)

Method: Least Squares

Date: 03/14/18 Time: 08:49

Sample (adjusted): 2014M07 2017M03

Included observations: 33 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

X_BIRATE_(-1) 0.022390 0.039658 0.564565 0.5764

C -0.002357 0.002731 -0.862988 0.3948

R-squared 0.010177 Mean dependent var -0.000833

Adjusted R-squared -0.021753 S.D. dependent var 0.002394

S.E. of regression 0.002419 Akaike info criterion -9.151852

Sum squared resid 0.000181 Schwarz criterion -9.061155

Log likelihood 153.0056 Hannan-Quinn criter. -9.121335

F-statistic 0.318733 Durbin-Watson stat 1.761197

Prob(F-statistic) 0.576433

Page 129: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

112

Null Hypothesis: D(X_BIRATE_) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=8)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.736022 0.0006

Test critical values: 1% level -3.653730

5% level -2.957110

10% level -2.617434

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation

Dependent Variable: D(X_BIRATE_,2)

Method: Least Squares

Date: 03/14/18 Time: 08:49

Sample (adjusted): 2014M08 2017M03

Included observations: 32 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

D(X_BIRATE_(-1)) -0.855615 0.180661 -4.736022 0.0000

C -0.000735 0.000459 -1.603151 0.1194

R-squared 0.427807 Mean dependent var -2.98E-19

Adjusted R-squared 0.408734 S.D. dependent var 0.003175

S.E. of regression 0.002441 Akaike info criterion -9.132045

Sum squared resid 0.000179 Schwarz criterion -9.040436

Log likelihood 148.1127 Hannan-Quinn criter. -9.101679

F-statistic 22.42991 Durbin-Watson stat 2.056621

Prob(F-statistic) 0.000049

Page 130: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

113

Null Hypothesis: X_HARGAEMAS_ has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=8)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -1.979800 0.2938

Test critical values: 1% level -3.646342

5% level -2.954021

10% level -2.615817

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation

Dependent Variable: D(X_HARGAEMAS_)

Method: Least Squares

Date: 03/14/18 Time: 08:50

Sample (adjusted): 2014M07 2017M03

Included observations: 33 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

X_HARGAEMAS_(-1) -0.236851 0.119634 -1.979800 0.0567

C 121059.2 60846.57 1.989582 0.0555

R-squared 0.112247 Mean dependent var 787.5152

Adjusted R-squared 0.083609 S.D. dependent var 20625.63

S.E. of regression 19744.56 Akaike info criterion 22.67784

Sum squared resid 1.21E+10 Schwarz criterion 22.76853

Log likelihood -372.1843 Hannan-Quinn criter. 22.70835

F-statistic 3.919610 Durbin-Watson stat 1.599394

Prob(F-statistic) 0.056663

Page 131: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

114

Null Hypothesis: D(X_HARGAEMAS_) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 1 (Automatic - based on SIC, maxlag=8)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -4.734928 0.0006

Test critical values: 1% level -3.661661

5% level -2.960411

10% level -2.619160

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation

Dependent Variable: D(X_HARGAEMAS_,2)

Method: Least Squares

Date: 03/14/18 Time: 08:50

Sample (adjusted): 2014M09 2017M03

Included observations: 31 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

D(X_HARGAEMAS_(-1)) -1.169654 0.247027 -4.734928 0.0001

D(X_HARGAEMAS_(-1),2) 0.270264 0.183427 1.473418 0.1518

C 1415.756 3708.762 0.381733 0.7055

R-squared 0.499738 Mean dependent var -221.3226

Adjusted R-squared 0.464005 S.D. dependent var 28090.68

S.E. of regression 20565.65 Akaike info criterion 22.79240

Sum squared resid 1.18E+10 Schwarz criterion 22.93117

Log likelihood -350.2822 Hannan-Quinn criter. 22.83763

F-statistic 13.98535 Durbin-Watson stat 2.115078

Prob(F-statistic) 0.000061

Page 132: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

115

Null Hypothesis: X_HARGASUKUK_ has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=8)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.973479 0.0479

Test critical values: 1% level -3.646342

5% level -2.954021

10% level -2.615817

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation

Dependent Variable: D(X_HARGASUKUK_)

Method: Least Squares

Date: 03/14/18 Time: 08:50

Sample (adjusted): 2014M07 2017M03

Included observations: 33 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

X_HARGASUKUK_(-1) -0.450955 0.151659 -2.973479 0.0057

C 0.454352 0.152950 2.970598 0.0057

R-squared 0.221918 Mean dependent var -0.000424

Adjusted R-squared 0.196819 S.D. dependent var 0.008359

S.E. of regression 0.007492 Akaike info criterion -6.891337

Sum squared resid 0.001740 Schwarz criterion -6.800640

Log likelihood 115.7071 Hannan-Quinn criter. -6.860820

F-statistic 8.841580 Durbin-Watson stat 2.213395

Prob(F-statistic) 0.005656

Page 133: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

116

Null Hypothesis: D(X_HARGASUKUK_) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=8)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -8.277242 0.0000

Test critical values: 1% level -3.653730

5% level -2.957110

10% level -2.617434

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation

Dependent Variable: D(X_HARGASUKUK_,2)

Method: Least Squares

Date: 03/14/18 Time: 08:50

Sample (adjusted): 2014M08 2017M03

Included observations: 32 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

D(X_HARGASUKUK_(-1)) -1.390942 0.168044 -8.277242 0.0000

C -0.000739 0.001404 -0.526387 0.6025

R-squared 0.695471 Mean dependent var 3.47E-18

Adjusted R-squared 0.685320 S.D. dependent var 0.014127

S.E. of regression 0.007925 Akaike info criterion -6.777136

Sum squared resid 0.001884 Schwarz criterion -6.685528

Log likelihood 110.4342 Hannan-Quinn criter. -6.746771

F-statistic 68.51274 Durbin-Watson stat 1.976197

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 134: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

117

Null Hypothesis: X_MARGINDEPOSITO1_ has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=8)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -1.183265 0.6698

Test critical values: 1% level -3.646342

5% level -2.954021

10% level -2.615817

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation

Dependent Variable: D(X_MARGINDEPOSITO1_)

Method: Least Squares

Date: 03/14/18 Time: 08:51

Sample (adjusted): 2014M07 2017M03

Included observations: 33 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

X_MARGINDEPOSITO1_(-1) -0.107589 0.090926 -1.183265 0.2457

C 0.007451 0.006600 1.128883 0.2676

R-squared 0.043213 Mean dependent var -0.000327

Adjusted R-squared 0.012349 S.D. dependent var 0.003432

S.E. of regression 0.003411 Akaike info criterion -8.464791

Sum squared resid 0.000361 Schwarz criterion -8.374094

Log likelihood 141.6691 Hannan-Quinn criter. -8.434274

F-statistic 1.400116 Durbin-Watson stat 2.348073

Prob(F-statistic) 0.245699

Page 135: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

118

Null Hypothesis: D(X_MARGINDEPOSITO1_) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=8)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -7.507843 0.0000

Test critical values: 1% level -3.653730

5% level -2.957110

10% level -2.617434

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation

Dependent Variable: D(X_MARGINDEPOSITO1_,2)

Method: Least Squares

Date: 03/14/18 Time: 08:51

Sample (adjusted): 2014M08 2017M03

Included observations: 32 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

D(X_MARGINDEPOSITO1_(-1)) -1.280364 0.170537 -7.507843 0.0000

C -0.000291 0.000588 -0.494870 0.6243

R-squared 0.652648 Mean dependent var 0.000153

Adjusted R-squared 0.641070 S.D. dependent var 0.005524

S.E. of regression 0.003310 Akaike info criterion -8.523544

Sum squared resid 0.000329 Schwarz criterion -8.431935

Log likelihood 138.3767 Hannan-Quinn criter. -8.493178

F-statistic 56.36771 Durbin-Watson stat 1.532874

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 136: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

119

Null Hypothesis: X_YIELDSUKUK_ has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=8)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -2.982183 0.0470

Test critical values: 1% level -3.646342

5% level -2.954021

10% level -2.615817

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation

Dependent Variable: D(X_YIELDSUKUK_)

Method: Least Squares

Date: 03/14/18 Time: 08:51

Sample (adjusted): 2014M07 2017M03

Included observations: 33 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

X_YIELDSUKUK_(-1) -0.453273 0.151994 -2.982183 0.0055

C 0.039365 0.013188 2.984830 0.0055

R-squared 0.222929 Mean dependent var 3.64E-05

Adjusted R-squared 0.197863 S.D. dependent var 0.000727

S.E. of regression 0.000651 Akaike info criterion -11.77805

Sum squared resid 1.31E-05 Schwarz criterion -11.68736

Log likelihood 196.3379 Hannan-Quinn criter. -11.74754

F-statistic 8.893416 Durbin-Watson stat 2.211620

Prob(F-statistic) 0.005533

Page 137: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

120

Null Hypothesis: D(X_YIELDSUKUK_) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=8)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -8.306702 0.0000

Test critical values: 1% level -3.653730

5% level -2.957110

10% level -2.617434

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Augmented Dickey-Fuller Test Equation

Dependent Variable: D(X_YIELDSUKUK_,2)

Method: Least Squares

Date: 03/14/18 Time: 08:52

Sample (adjusted): 2014M08 2017M03

Included observations: 32 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

D(X_YIELDSUKUK_(-1)) -1.393947 0.167810 -8.306702 0.0000

C 6.53E-05 0.000122 0.536593 0.5955

R-squared 0.696974 Mean dependent var 0.000000

Adjusted R-squared 0.686873 S.D. dependent var 0.001228

S.E. of regression 0.000687 Akaike info criterion -11.66685

Sum squared resid 1.42E-05 Schwarz criterion -11.57524

Log likelihood 188.6696 Hannan-Quinn criter. -11.63648

F-statistic 69.00129 Durbin-Watson stat 1.975634

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 138: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

121

2. Uji Lag Optimum

3. Uji Stabilitas VAR

VAR Lag Order Selection Criteria

Endogenous variables: VOL X_YIELDSUKUK_ X_MARGINDEPOSITO1_ X_HARGASUKUK_ X_HAR...

Exogenous variables: C

Date: 03/14/18 Time: 08:53

Sample: 2014M06 2017M04

Included observations: 32

Lag LogL LR FPE AIC SC HQ

0 62.12959 NA 1.21e-09 -3.508100 -3.233274 -3.417003

1 145.6008 130.4237* 6.48e-11* -6.475049 -4.551270* -5.837371*

2 182.3000 43.58033 8.01e-11 -6.518750* -2.946019 -5.334491

* indicates lag order selected by the criterion

LR: sequential modified LR test statistic (each test at 5% level)

FPE: Final prediction error

AIC: Akaike information criterion

SC: Schwarz information criterion

HQ: Hannan-Quinn information criterion

Roots of Characteristic Polynomial

Endogenous variables: VOL X_YIELDSUKUK_ X_M...

Exogenous variables: C

Lag specification: 1 1

Date: 03/14/18 Time: 08:54

Root Modulus

0.996613 0.996613

0.705153 0.705153

0.530467 0.530467

-0.344456 0.344456

0.187015 0.187015

-0.026375 0.026375

No root lies outside the unit circle.

VAR satisfies the stability condition.

Page 139: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

122

4. Uji Kointegrasi

Date: 03/14/18 Time: 08:54

Sample (adjusted): 2014M08 2017M03

Included observations: 32 after adjustments

Trend assumption: Linear deterministic trend

Series: VOL X_YIELDSUKUK_ X_MARGINDEPOSITO1_ X_HARGASUKUK_ X_H...

Lags interval (in first differences): 1 to 1

Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace)

Hypothesized Trace 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.**

None * 0.798319 119.3733 95.75366 0.0005

At most 1 0.591458 68.13918 69.81889 0.0675

At most 2 0.446705 39.49401 47.85613 0.2411

At most 3 0.317750 20.55435 29.79707 0.3860

At most 4 0.227221 8.318847 15.49471 0.4319

At most 5 0.002199 0.070439 3.841466 0.7907

Trace test indicates 1 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level

* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level

**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Unrestricted Cointegration Rank Test (Maximum Eigenvalue)

Hypothesized Max-Eigen 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.**

None * 0.798319 51.23410 40.07757 0.0019

At most 1 0.591458 28.64518 33.87687 0.1853

At most 2 0.446705 18.93966 27.58434 0.4192

At most 3 0.317750 12.23550 21.13162 0.5246

At most 4 0.227221 8.248408 14.26460 0.3540

At most 5 0.002199 0.070439 3.841466 0.7907

Max-eigenvalue test indicates 1 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level

* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level

**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Page 140: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

123

Unrestricted Cointegrating Coefficients (normalized by b'*S11*b=I):

VOL X_YIELDSUK... X_MARGIND... X_HARGASU... X_HARGAEM... X_BIRATE_

0.003229 11650.61 257.1778 994.5865 5.78E-05 -75.30488

0.005322 -4237.346 36.45425 -383.9007 -2.79E-05 -33.50188

-0.005539 -44861.33 426.1226 -3868.888 4.58E-05 -154.8471

0.000172 -33468.54 -173.2068 -2982.258 8.22E-06 126.0328

-0.001365 20109.32 122.3886 1618.210 1.74E-06 0.063399

-0.000437 -1264.517 13.31379 -127.5192 -9.91E-06 -110.0852

Unrestricted Adjustment Coefficients (alpha):

D(VOL) -166.7007 -138.8399 36.54611 -9.156917 21.52794 -2.952856

D(X_YIELDS... -8.53E-05 -0.000154 0.000227 -0.000142 -0.000196 -5.05E-06

D(X_MARGIN... -0.000556 -0.000370 -0.000794 0.000324 -0.000672 -0.000100

D(X_HARGA... 0.000901 0.001907 -0.002588 0.001782 0.002196 5.72E-05

D(X_HARGA... -11913.70 1688.106 -1446.576 319.6412 -1129.467 645.4053

D(X_BIRATE_) -0.000698 0.000952 0.000523 -0.000392 -7.32E-05 -5.21E-05

1 Cointegrating Equation(s): Log likelihood 148.2304

Normalized cointegrating coefficients (standard error in parentheses)

VOL X_YIELDSUK... X_MARGIND... X_HARGASU... X_HARGAEM... X_BIRATE_

1.000000 3608175. 79647.53 308021.8 0.017908 -23321.80

(1724870) (16236.4) (149301.) (0.00241) (7464.93)

Adjustment coefficients (standard error in parentheses)

D(VOL) -0.538268

(0.14571)

D(X_YIELDS... -2.75E-07

(4.2E-07)

D(X_MARGIN... -1.80E-06

(1.9E-06)

D(X_HARGA... 2.91E-06

(4.8E-06)

D(X_HARGA... -38.46874

(10.2266)

D(X_BIRATE_) -2.25E-06

(1.3E-06)

Page 141: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

124

2 Cointegrating Equation(s): Log likelihood 162.5530

Normalized cointegrating coefficients (standard error in parentheses)

VOL X_YIELDSUK... X_MARGIND... X_HARGASU... X_HARGAEM... X_BIRATE_

1.000000 0.000000 20010.57 -3412.517 -0.001054 -9373.410

(13580.0) (4075.11) (0.00199) (6277.29)

0.000000 1.000000 0.016528 0.086314 5.26E-09 -0.003866

(0.00519) (0.00156) (7.6E-10) (0.00240)

Adjustment coefficients (standard error in parentheses)

D(VOL) -1.277132 -1353852.

(0.21858) (435336.)

D(X_YIELDS... -1.10E-06 -0.340624

(7.8E-07) (1.55512)

D(X_MARGIN... -3.76E-06 -4.912926

(3.7E-06) (7.36801)

D(X_HARGA... 1.31E-05 2.421201

(9.0E-06) (17.9688)

D(X_HARGA... -29.48514 -1.46E+08

(19.5974) (3.9E+07)

D(X_BIRATE_) 2.81E-06 -12.17017

(2.2E-06) (4.45711)

3 Cointegrating Equation(s): Log likelihood 172.0228

Normalized cointegrating coefficients (standard error in parentheses)

VOL X_YIELDSUK... X_MARGIND... X_HARGASU... X_HARGAEM... X_BIRATE_

1.000000 0.000000 0.000000 -3167.564 -0.005370 -3422.573

(4442.73) (0.00154) (3859.39)

0.000000 1.000000 0.000000 0.086516 1.69E-09 0.001049

(0.00096) (3.3E-10) (0.00083)

0.000000 0.000000 1.000000 -0.012241 2.16E-07 -0.297385

(0.05468) (1.9E-08) (0.04750)

Adjustment coefficients (standard error in parentheses)

D(VOL) -1.479549 -2993360. -32359.89

(0.28591) (1597068) (17124.4)

D(X_YIELDS... -2.35E-06 -10.50205 0.068971

(9.7E-07) (5.42729) (0.05819)

D(X_MARGIN... 6.33E-07 30.69897 -0.494773

(4.8E-06) (26.6136) (0.28536)

D(X_HARGA... 2.74E-05 118.5268 -0.801492

(1.1E-05) (62.8193) (0.67357)

D(X_HARGA... -21.47304 -81059711 -3618820.

(26.1166) (1.5E+08) (1564253)

D(X_BIRATE_) -8.80E-08 -35.65243 0.078152

(2.9E-06) (15.9772) (0.17131)

4 Cointegrating Equation(s): Log likelihood 178.1406

Normalized cointegrating coefficients (standard error in parentheses)

VOL X_YIELDSUK... X_MARGIND... X_HARGASU... X_HARGAEM... X_BIRATE_

1.000000 0.000000 0.000000 0.000000 -0.009069 -7378.319

(0.00199) (4486.64)

0.000000 1.000000 0.000000 0.000000 1.03E-07 0.109093

(2.0E-08) (0.04555)

0.000000 0.000000 1.000000 0.000000 2.01E-07 -0.312672

(1.8E-08) (0.04061)

0.000000 0.000000 0.000000 1.000000 -1.17E-06 -1.248829

(2.3E-07) (0.52106)

Page 142: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

125

Adjustment coefficients (standard error in parentheses)

D(VOL) -1.481127 -2686891. -30773.85 -226582.1

(0.28554) (1964193) (18099.5) (171311.)

D(X_YIELDS... -2.37E-06 -5.732921 0.093652 -0.477035

(9.4E-07) (6.47351) (0.05965) (0.56460)

D(X_MARGIN... 6.89E-07 19.85525 -0.550891 1.693754

(4.7E-06) (32.5601) (0.30003) (2.83979)

D(X_HARGA... 2.77E-05 58.88357 -1.110159 4.862896

(1.1E-05) (74.5117) (0.68661) (6.49867)

D(X_HARGA... -21.41797 -91757633 -3674184. -7853886.

(26.1165) (1.8E+08) (1655431) (1.6E+07)

D(X_BIRATE_) -1.56E-07 -22.52980 0.146064 -1.915869

(2.8E-06) (19.1369) (0.17634) (1.66906)

5 Cointegrating Equation(s): Log likelihood 182.2648

Normalized cointegrating coefficients (standard error in parentheses)

VOL X_YIELDSUK... X_MARGIND... X_HARGASU... X_HARGAEM... X_BIRATE_

1.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 -1167.914

(2739.82)

0.000000 1.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.038749

(0.02085)

0.000000 0.000000 1.000000 0.000000 0.000000 -0.450578

(0.07283)

0.000000 0.000000 0.000000 1.000000 0.000000 -0.449130

(0.23959)

0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 1.000000 684789.1

(373930.)

Adjustment coefficients (standard error in parentheses)

D(VOL) -1.510502 -2253979. -28139.07 -191745.3 -0.004132

(0.28696) (2064344) (18425.5) (178573.) (0.00269)

D(X_YIELDS... -2.11E-06 -9.674080 0.069666 -0.794183 8.23E-09

(8.9E-07) (6.41529) (0.05726) (0.55494) (8.4E-09)

D(X_MARGIN... 1.61E-06 6.335134 -0.633177 0.605781 -5.67E-08

(4.7E-06) (33.4828) (0.29885) (2.89638) (4.4E-08)

D(X_HARGA... 2.47E-05 103.0440 -0.841391 8.416511 -1.01E-07

(1.0E-05) (74.1184) (0.66155) (6.41150) (9.7E-08)

D(X_HARGA... -19.87678 -1.14E+08 -3812417. -9681601. -0.801568

(26.3926) (1.9E+08) (1694676) (1.6E+07) (0.24787)

D(X_BIRATE_) -5.56E-08 -24.00201 0.137104 -2.034339 -4.63E-08

(2.8E-06) (20.2598) (0.18083) (1.75254) (2.6E-08)

Page 143: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

126

5. Uji Klausalitas Granger

Pairwise Granger Causality Tests

Date: 03/14/18 Time: 09:00

Sample: 2014M06 2017M04

Lags: 1

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob.

X_YIELDSUKUK_ does not Granger Cause VOL 33 0.81587 0.3736

VOL does not Granger Cause X_YIELDSUKUK_ 1.78902 0.1911

X_MARGINDEPOSITO1_ does not Granger Cause VOL 33 0.00107 0.9741

VOL does not Granger Cause X_MARGINDEPOSITO1_ 0.16191 0.6903

X_HARGASUKUK_ does not Granger Cause VOL 33 0.77464 0.3858

VOL does not Granger Cause X_HARGASUKUK_ 1.84236 0.1848

X_HARGAEMAS_ does not Granger Cause VOL 33 0.02304 0.8804

VOL does not Granger Cause X_HARGAEMAS_ 0.38013 0.5422

X_BIRATE_ does not Granger Cause VOL 33 0.00146 0.9698

VOL does not Granger Cause X_BIRATE_ 0.57443 0.4544

X_MARGINDEPOSITO1_ does not Granger Cause X_YIELDSUKUK_ 33 2.46190 0.1271

X_YIELDSUKUK_ does not Granger Cause X_MARGINDEPOSITO1_ 0.76326 0.3892

X_HARGASUKUK_ does not Granger Cause X_YIELDSUKUK_ 33 0.11489 0.7370

X_YIELDSUKUK_ does not Granger Cause X_HARGASUKUK_ 0.04552 0.8325

X_HARGAEMAS_ does not Granger Cause X_YIELDSUKUK_ 33 0.46502 0.5005

X_YIELDSUKUK_ does not Granger Cause X_HARGAEMAS_ 0.01023 0.9201

X_BIRATE_ does not Granger Cause X_YIELDSUKUK_ 33 3.66444 0.0652

X_YIELDSUKUK_ does not Granger Cause X_BIRATE_ 0.10219 0.7514

X_HARGASUKUK_ does not Granger Cause X_MARGINDEPOSITO1_ 33 0.69033 0.4126

X_MARGINDEPOSITO1_ does not Granger Cause X_HARGASUKUK_ 2.31425 0.1387

X_HARGAEMAS_ does not Granger Cause X_MARGINDEPOSITO1_ 33 3.07648 0.0896

X_MARGINDEPOSITO1_ does not Granger Cause X_HARGAEMAS_ 2.51904 0.1230

X_BIRATE_ does not Granger Cause X_MARGINDEPOSITO1_ 33 3.18637 0.0844

X_MARGINDEPOSITO1_ does not Granger Cause X_BIRATE_ 7.06966 0.0125

X_HARGAEMAS_ does not Granger Cause X_HARGASUKUK_ 33 0.50343 0.4835

X_HARGASUKUK_ does not Granger Cause X_HARGAEMAS_ 0.01169 0.9146

X_BIRATE_ does not Granger Cause X_HARGASUKUK_ 33 3.63986 0.0660

X_HARGASUKUK_ does not Granger Cause X_BIRATE_ 0.09918 0.7550

X_BIRATE_ does not Granger Cause X_HARGAEMAS_ 33 0.47540 0.4958

X_HARGAEMAS_ does not Granger Cause X_BIRATE_ 8.59409 0.0064

Page 144: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39817/1/QISTHI... · 4 SMAN 1 Tangerang Selatan 2011 – 2014 5 UIN Syarif Hidayatullah

127

6. VECM

Vector Error Correction Estimates

Date: 03/14/18 Time: 09:01

Sample (adjusted): 2014M08 2017M03

Included observations: 32 after adjustments

Standard errors in ( ) & t-statistics in [ ]

Cointegrating Eq: CointEq1

VOL(-1) 1.000000

X_YIELDSUKUK_(-1) 3608175.

(1724870)

[ 2.09185]

X_MARGINDEPOSITO1... 79647.53

(16236.4)

[ 4.90550]

X_HARGASUKUK_(-1) 308021.8

(149301.)

[ 2.06310]

X_HARGAEMAS_(-1) 0.017908

(0.00241)

[ 7.42619]

X_BIRATE_(-1) -23321.80

(7464.93)

[-3.12418]

C -637203.3

Error Correction: D(VOL) D(X_YIELD... D(X_MARGI... D(X_HARG... D(X_HARG... D(X_BIRATE_)

CointEq1 -0.538268 -2.75E-07 -1.80E-06 2.91E-06 -38.46874 -2.25E-06

(0.14571) (4.2E-07) (1.9E-06) (4.8E-06) (10.2266) (1.3E-06)

[-3.69418] [-0.65942] [-0.92831] [ 0.60065] [-3.76165] [-1.70882]

D(VOL(-1)) -0.368230 2.62E-07 2.33E-06 -2.88E-06 15.61059 -1.18E-06

(0.15282) (4.4E-07) (2.0E-06) (5.1E-06) (10.7259) (1.4E-06)

[-2.40954] [ 0.59846] [ 1.15042] [-0.56594] [ 1.45541] [-0.85566]

D(X_YIELDSUKUK_(-1)) -477059.8 3.348499 6.180411 -40.18316 87244005 16.72318

(1466115) (4.20171) (19.4646) (48.7605) (1.0E+08) (13.2780)

[-0.32539] [ 0.79694] [ 0.31752] [-0.82409] [ 0.84785] [ 1.25947]

D(X_MARGINDEPOSIT... 42249.86 -0.025779 -0.272642 0.246541 1193381. 0.091986

(17544.4) (0.05028) (0.23293) (0.58350) (1231368) (0.15889)

[ 2.40816] [-0.51271] [-1.17051] [ 0.42252] [ 0.96915] [ 0.57892]

D(X_HARGASUKUK_(-1)) -43537.42 0.318739 0.546082 -3.814404 7244037. 1.347913

(126760.) (0.36328) (1.68291) (4.21581) (8896727) (1.14801)

[-0.34346] [ 0.87739] [ 0.32449] [-0.90478] [ 0.81424] [ 1.17413]

D(X_HARGAEMAS_(-1)) 0.006922 -3.43E-09 -3.64E-08 3.62E-08 0.416102 9.75E-09

(0.00276) (7.9E-09) (3.7E-08) (9.2E-08) (0.19381) (2.5E-08)

[ 2.50686] [-0.43327] [-0.99335] [ 0.39374] [ 2.14695] [ 0.38976]

D(X_BIRATE_(-1)) -66035.25 -0.073531 -0.001461 0.815498 -1028903. -0.032548

(21599.9) (0.06190) (0.28677) (0.71837) (1516002) (0.19562)

[-3.05721] [-1.18785] [-0.00510] [ 1.13520] [-0.67869] [-0.16639]

C -39.33267 -8.95E-06 -0.000249 7.04E-05 585.5788 -0.000936

(49.4944) (0.00014) (0.00066) (0.00165) (3473.80) (0.00045)

[-0.79469] [-0.06311] [-0.37833] [ 0.04280] [ 0.16857] [-2.08736]

R-squared 0.639665 0.234522 0.230457 0.222229 0.399922 0.297600

Adj. R-squared 0.534568 0.011257 0.006007 -0.004621 0.224899 0.092733

Sum sq. resids 1563869. 1.28E-05 0.000276 0.001730 7.70E+09 0.000128

S.E. equation 255.2669 0.000732 0.003389 0.008490 17916.09 0.002312

F-statistic 6.086393 1.050420 1.026764 0.979631 2.284969 1.452650

Log likelihood -218.1570 190.2473 141.1878 111.8016 -354.1937 153.4277

Akaike AIC 14.13481 -11.39045 -8.324240 -6.487599 22.63710 -9.089229

Schwarz SC 14.50125 -11.02402 -7.957806 -6.121165 23.00354 -8.722795

Mean dependent 11.03375 4.69E-05 -0.000194 -0.000531 1644.500 -0.000859

S.D. dependent 374.1677 0.000736 0.003399 0.008470 20349.98 0.002427

Determinant resid covariance (dof adj.) 2.14E-11

Determinant resid covariance 3.82E-12

Log likelihood 148.2304

Akaike information criterion -5.889401

Schwarz criterion -3.415972