analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

92
TESIS ANALISIS EKONOMI PENGEMBANGAN BENDUNGAN POH SANTEN DI DESA POH SANTEN KECAMATAN MENDOYO KABUPATEN JEMBRANA I GUSTI AYU MADE WULANDARI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2011

Upload: buikhanh

Post on 01-Jan-2017

247 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

TESIS

ANALISIS EKONOMI PENGEMBANGAN BENDUNGAN

POH SANTEN DI DESA POH SANTEN KECAMATAN

MENDOYO KABUPATEN JEMBRANA

I GUSTI AYU MADE WULANDARI

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2011

Page 2: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

TESIS

ANALISIS EKONOMI PENGEMBANGAN BENDUNGAN

POH SANTEN DI DESA POH SANTEN KECAMATAN

MENDOYO KABUPATEN JEMBRANA

I GUSTI AYU MADE WULANDARI

0991462020

PROGRAM MAGISTER ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2011

Page 3: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

ANALISIS EKONOMI PENGEMBANGAN

BENDUNGAN POH SANTEN DI DESA POH SANTEN KECAMATAN

MENDOYO KABUPATEN JEMBRANA

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister

pada Program Magister Ilmu Ekonomi

Program Pascasarjana Universitas Udayana

I GUSTI AYU MADE WULANDARI

NIM 0991462020

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2011

Page 4: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

Lembar Pengesahan

TESIS INI TELAH DISETUJUI

PADA TANGGAL 27 OKTOBER 2011

Pembimbing I,

Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si

NIP. 19610620 198603 1 001

Pembimbing II,

Drs. I Made Jember, M.Si

NIP. 19550904 198601 1 002

Ketua Program Studi Magister Ilmu Ekonomi

Program Pascasarjana

Universitas Udayana

Prof. Dr. I Wayan Sudirman, SE., SU

NIP. 19500510 197803 1002

Mengetahui

Direktur

Program Pascasarjana

Universitas Udayana,

Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp.S (K)

NIP 1959021519 8510 2001

Page 5: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

Tesis Ini Telah Diuji pada

Tanggal 27 Oktober 2011

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor

Universitas Udayana, No : 1842 / UN 14.4 / HK / 2011 , Tanggal : 27 Oktober 2011

Ketua : Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si

Anggota :

1. Drs. I Made Jember, M.Si

2. Dr. I G W Murjana Yasa, SE., M.Si

3. Drs. I B Darsana, M.Si

4. Drs. I Nengah Kartika, M.Si

Page 6: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : I Gusti Ayu Made Wulandari

NIM : 0991462020

Tempat dan Tanggal Lahir : Denpasar, 12 Mei 1988

Alamat : Jl. Tibung Sari No. 50, Br. Kwanji

Telepon/Hp : 081999963008

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tidak menjiplak setengah atau sepenuhnya tesis orang lain.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya, dan

apabila dikemudian hari ternyata tidak benar, maka saya bersedia dituntut dengan peraturan perundangan

yang berlaku.

Denpasar, 28 Oktober 2011

(I Gusti Ayu Made Wulandari)

NIM. 0991462020

Page 7: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha

Esa atas segala limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul :

ANALISIS EKONOMI PENGEMBANGAN BENDUNGAN POH SANTEN DI DESA POH

SANTEN KECAMATAN MENDOYO KABUPATEN JEMBRANA.

Penyusunan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam

menyelesaikan Pendidikan Program Pascasarjana Magister Ilmu Ekonomi Universitas Udayana.

Selama proses penyusunan tesis penulis banyak mendapat bimbingan, baik secara moral maupun

material serta kritik dan saran yang akhirnya sangat bermanfaat dalam menyelesaikan tesis ini.

Pada kesempatan ini perkenanlah penulis mengucapkan terima yang sebesar-besarnya

kepada Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si, pembimbing I yang telah memberikan

dorongan, semangat, bimbingan dan saran selama penulis mengikuti program magister, khususnya

dalam penyelesaian tesis ini. Terima kasih sebesar-besarnya juga penulis sampaikan kepada Drs. I

Made Jember, M.Si selaku pembimbing II yang juga telah memberikan dorongan dan semangat

sehingga penyelesaian tesis ini tepat waktu.

Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr. Made

Bakta, Sp.PD (KHOM) atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk

mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister pada Program Pascasarjana di

Universitas Udayana. Ucapan terima kasih ini juga ditujukan kepada Direktur Program

Pascasarjana Universitas Udayana yang dijabat oleh Prof. Dr. dr. A.A.Raka Sudewi, Sp.S (K) atas

kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Pascasarjana

Universitas Udayana. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. I Wayan

Ramantha, SE., MM., Ak., CPA Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana atas ijin yang

diberikan kepada penulis untuk mengikuti Program Magister.

Ungkapan terimakasih tak lupa penulis sampaikan kepada para dosen penguji, yaitu Dr. I

G W Murjana Yasa, M.Si, Drs. I B Darsana, M.Si dan Drs. I Nengah Kartika, M.Si yang telah

memberikan masukan serta kritik yang mampu menyempurnakan tesis yang penulis buat. Pada

kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Aji Ir. I Gusti

Nyoman Sura Adnyana, M.Sc, Ibu Dra. Nyoman Widarti, M.Si, I Gusti Ayu Putu Wahyundari,

ST., serta I Gusti Ngurah Bayu Wiranata, keluarga yang selalu mendukung penulis dalam

penyelesaian program studi Magister, juga suami tercinta, I Made Surya Putra, SH. serta buah hati

yang selalu membuat penulis terdorong untuk menyelesaikan studi tepat waktu, I Putu Ngurah

Abisaka Putra Ariwangsa. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada sahabat-sahabat yang

Page 8: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

memberi motivasi dalam penyelesaian tesis ini, Ratih Iswari, Gek Tya, Ari Sintya, Mba Elly dan

teman-teman Magister Ilmu Ekonomi Angkatan XVII.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna. Oleh Karena itu segala

kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan di

masa yang akan datang. Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa selalu

melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan

penyelesaian tesis ini, serta kepada penulis sekeluarga.

Denpasar, 28 Oktober 2011

Penulis

Page 9: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

Judul : Analisis Ekonomi Pengembangan Bendungan Poh Santen di Desa Poh

Santen Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana

Nama : I Gusti Ayu Made Wulandari

Nim : 0991462020

ABSTRAK

Air merupakan salah satu unsur terpenting bagi ketersediaan pangan. Kebutuhan

masyarakat terhadap air yang semakin meningkat mendorong lebih menguatnya nilai ekonomi air

di banding nilai dan fungsi sosialnya. Sejalan dengan semakin dirasakannya masalah pemenuhan

air bagi berbagai sektor kehidupan yang semakin berat di masa yang akan datang pemerintah me-

lalui instasi teknisnya telah melaksanakan berbagai studi mengenai potensi dan kebutuhan air saat

ini dan kecendrungan proyeksinya.

Kecamatan Mendoyo merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Jembrana yang

memiliki potensi pertanian namun belum terkelola dengan baik akibat kurangnya air untuk irigasi,

terutama pada musim tanam ketiga. Pemerintah melalui Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali me-

rencanakan Pengembangan Bendungan yang berlokasi di Desa Poh Santen Kecamatan Mendoyo

Kabupaten Jembrana. Pengembangan bendungan ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan air baik

untuk air bersih maupun irigasi agar potensi pertanian dapat dikembangkan dan dikelola dengan

baik.

Penelitian ini menggunakan analisis ekonomi dengan indikator Net Present Value (NPV)

dari arus benefit dan biaya, Internal Rate of return (IRR) dan Net Present Cost Ratio (Net B/C

Ratio) untuk mengetahui kelayakan proyek pengembangan bendungan ini.

Hasil penelitian menunjukkan Pengembangan Bendungan Poh Santen dimana dalam

keadaan normal NPV= Rp. 12.777.587.850,67 ; Net B/C =. 1,21 persen dan IRR= 14,43 persen,

bila terjadi peningkatan biaya 10 persen NPV= Rp. 6.544.732.327,00; Net B/C = 1,10 persen dan

IRR= 13,05 persen dan bila terjadi peningkatan biaya 20 persen maka NPV= Rp. 311.876.805,00

B/C R= 1,0042 persen, dan IRR= 12,19 persen.

Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat Pemerintah diharapkan dapat

mempercepat upaya realisasi pembangunan Bendungan Poh Santen ini dengan pengembangannya

sehingga kebutuhan air baik air baku maupun irigasi dapat terpenuhi.

Kata Kunci : Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Internal

Rate of Return (IRR)

Page 10: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

Judul : Analisis Ekonomi Pengembangan Bendungan Poh Santen di Desa Poh

Santen Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana

Nama : I Gusti Ayu Made Wulandari

Nim : 0991462020

ABSTRACT

Water is one of the most important element for the availability of food. Public demand for

water is increasing further encourage the strengthening of the economic value of water in the ap-

peal of the value and social function. In line with the more he felt the issue of water for various

sectors of the fulfillment of life is increasingly heavy in the future government through technical

instasi have carried out many studies on the potential and the water needs of current and projected

trends.

Mendoyo Subdistrict is one of the Jembrana district in which agricultural potential but

have not been managed properly due to lack of water for irrigation, especially in the third growing

season. Government through the Public Works Department to plan the Bali Provincial Develop-

ment Dam located in the village of Poh Santen Mendoyo Jembrana district. Development of the

dam is intended to improve the water needs for clean water and irrigation for agricultural potential

can be developed and managed properly.

This study uses economic analysis to the indicators Net Present Value (NPV) of the cur-

rent benefits and costs, the Internal Rate of Return (IRR) and Net Present Cost Ratio (Net B / C

ratio) to determine the feasibility of this dam developmentprojects.

The results showed Poh Santen Dam Development in normal circumstances where NPV =

Rp. 12,777,587,850.67; Net B / C = 1,21 percent and IRR = 14.43 percent, when increased costs

10 percent NPV = Rp. 6.544.732.327.00 ; Net B / C = 1,10 percent and IRR = 13.05 percent and if

there is an increase in the cost of 20 percent, NPV = Rp. 311.876.805,00 Net B/C = 1.0042 per-

cent, and IRR = 12,19 percent.

In order to improve the welfare of the Government is expected to accelerate the realiza-

tion of this Santen Poh dam construction with its development so that the water needs of both raw

water and irrigation can be met.

Keywords : Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Internal

Rate of Return (IRR)

Page 11: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM............................................................................. i

PRASYARAT GELAR....................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN................................................................ iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI................................................... iv

SURAT PERNYATAAN................................................................... v

UCAPAN TERIMAKASIH............................................................... vi

ABSTRAK........................................................................................... viii

ABSTRACT......................................................................................... ix

DAFTAR ISI........................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR........................................................................... xii

DAFTAR TABEL................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian..................................................................... 5

1.4 Manfaat Penelitian.................................................................. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Konsep Evaluasi Proyek Bendungan...................................... 7

2.2 Konsep Evaluasi Proyek Ekonomi.......................................... 8

2.3 Konsep Biaya………….......................................................... 10

2.4 Konsep Analisis Ekonomi....................................................... 15

2.5 Konsep Analisis Finansial....................................................... 16

2.6 Analisis Sensitivitas………………………………………… 20

2.7 Konsep Eksternalitas……………………............................... 20

2.8 Penelitian Sebelumnya…..………………………………….. 21

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Berpikir................................................................... 25

3.2 Kerangka Konsep…………………………………..….......... 28

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi Penelitian..................................................................... 30

4.2 Obyek Penelitian..................................................................... 30

4.3 Identifikasi Variabel................................................................ 30

4.4 Definisi Operasional Variabel................................................. 31

4.5 Jenis dan Sumber Data............................................................ 32

4.6 Responden Penelitian.............................................................. 33

4.7 Metode Penentuan Sampel...................................................... 33

4.8 Metode Pengumpulan Data..................................................... 36

4.9 Teknik Analisis Data............................................................... 37

BAB V HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian....................................... 41

5.1.1 Keadaan Geografis ..................................................... 41

5.1.2 Tata Guna Lahan.......................................................... 43

5.2 Kondisi Geografis Bendungan Poh Santen............................ 44

5.2.1 DAS Tukad Pergung.................................................... 45

Page 12: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

5.3 Karakteristik Responden......................................................... 46

5.3.1 Masyarakat.................................................................... 47

5.3.2 Petani............................................................................ 49

BAB VI PEMBAHASAN

6.1 Pembahasan Hasil Penelitian................................................... 51

6.1.1 Rencana Pembiayaan Proyek........................................ 51

6.1.2 Manfaat Pengembangan Bendungan............................ 53

6.1.3 Analisis Kelayakan....................................................... 60

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan................................................................................. 65

7.2 Saran....................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 67

LAMPIRAN......................................................................................... 70

Page 13: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

DAFTAR TABEL

Halaman

1.1 Kontribusi Sektoral PDRB Kabupaten Jembrana Atas Dasar

Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005-2009................... 4

4.1 Jumlah Penduduki di Bawah Lokasi Rencana Bendungan Poh

Santen di Kabupaten Jembrana ..................................................... 34

4.2 Jumlah Sampel Penelitian............................................................... 35

4.3 Jumlah Petani di Bawah Lokasi Rencana Bendungan Poh Santen

Di Kabupaten Jembrana.................................................................. 36

4.4 Jumlah Sampel Petani..................................................................... 36

5.1 Luas Desa Adat yang Berada di Kecamatan Mendoyo.................. 42

5.2 Luas Desa Penerima Manfaat Rencana Pengembangan Bendungan

Poh Santen di Desa Poh Santen Kecamatan Mendoyo Kabupaten

Jembrana......................................................................................... 43

5.3 Penggunaan Lahan di Daerah Penerima Manfaat Rencana

Bendungan Poh Santen................................................................. 44

5.4 Pola Tanam Daerah Irigasi di Hilir Rencana Bendungan Poh

Santen............................................................................................ 46

5.5 Distribusi Usia Responden Masyarakat pada Daerah Penerima

Manfaat Pengembangan Bendungan Poh Santen.......................... 47

5.6 Distribusi Tingkat Pendidikan Responden pada Daerah Penerima

Manfaat Pengembangan Bendungan Poh Santen......................... 48

5.7 Distribusi Mata Pencaharian Utama Responden pada Daerah

Penerima Manfaat Pengembangan Bendungan Poh Santen......... 48

5.8 Distribusi Usia Responden Petani pada Daerah Penerima

Manfaat Pengembangan Bendungan Poh Santen.......................... 49

5.6 Distribusi Tingkat Pendidikan Responden pada Daerah Penerima

Manfaat Pengembangan Bendungan Poh Santen......................... 50

6.1 Rencana Biaya Konstruksi Bendungan Poh Santen..................... 52

6.2 Distribusi Penggunaan Sumber Air Bersih di Daerah Penerima

Manfaat Pengembangan Bendungan Poh Santen.......................... 54

6.3 Distribusi Lokasi Sumber Air Bersih di Daerah Penerima Manfaat

Pengembangan Bendungan Poh Santen........................................ 54

6.4 Distribusi Kelayakan Air di daerah Penerima Manfaat Pengem-

bangan Bendungan Poh Santen..................................................... 55

6.5 Manfaat Pertanian Sebelum Adanya Proyek Pengembangan

Bendungan Poh Santen.................................................................. 57

6.6 Manfaat Pertanian Setelah Adanya Proyek Pengembangan

Bendungan Poh Santen.................................................................. 57

6.7 Distribusi Penderita Penyakit di Daerah Penerima Manfaat

Pengembangan Bendungan Poh Santen......................................... 58

6.8 Distribusi Lokasi Berobat Masyarakat di Daerah Penerima Manfaat

Pengembangan Bendungan Poh Santen........................................ 59

6.9 Hasil Perhitungan Analisis Sensitivitas Biaya Meningkat 10 persen

dan 20 persen................................................................................. 63

Page 14: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

DAFTAR GAMBAR

Halaman

3.1 Kerangka Berpikir Penelitian Analisis Ekonomi Pengembangan

Bendungan Poh Santen di Desa Poh Santen Kecamatan Mendoyo

Kabupaten Jembrana............................................................... 27

3.2 Kerangka Konsep Penelitian Analisis Ekonomi Pengembangan

Bendungan Poh Santen di Desa Poh Santen Kecamatan Mendoyo

Kabupaten Jembrana............................................................... 29

5.1 Peta Geografis Lokasi Bendungan Poh Santen....................... 45

Page 15: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Lokasi Rencana Bendungan Poh Santen................. 70

Lampiran 2 Kuesioner................................................................. 71

Lampiran 3 Biaya OP pengembangan Bendungan Poh Santen.. 77

Lampiran 4 Manfaat Air Baku dari Pengembangan Bendungan

Poh Santen............................................................... 78

Lampiran 5 Total Benefit Pengembangan Bendungan Poh Santen

Selama 30 Tahun...................................................... 79

Lampiran 6 Analisis Data pada Tingkat Bunga 12%................... 80

Lampiran 7 Analisis Data pada Tingkat Bunga 17%................... 81

Lampiran 8 Analisis Data pada Tingkat Bunga 18%................... 82

Lampiran 9 Hasil Perhitungan...................................................... 83

Lampiran 10 Biaya Meningkat 10 persen dan 20 persen............... 84

Lampiran 11 Analisis Data pada Tingkat Bunga 12% (Biaya

Meningkat 10 %)...................................................... 85

Lampiran 12 Analisis Data pada Tingkat Bunga 12% (Biaya

Meningkat 20 %)....................................................... 86

Page 16: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan salah satu unsur penting bagi ketersediaan pangan. Jika keterse-

diaan air terbatas maka produksi pangan akan terhambat. Pada dasarnya permasalahan yang

menyangkut sumberdaya air dan irigasi dibagi dalam dua, yaitu (1) masalah kebanyakan air

seperti yang terjadi pada lahan-lahan pertanian yang mengalami terlalu banyak genangan air

pada wilayah rawa dan pasang surut dan (2) persoalan kekurangan air yang akan

mempengaruhi sektor pertanian kurangnya curah hujan. Kebutuhan air untuk budidaya per-

tanian dengan teknologi yang maju harus dilaksanakan dengan sebuah sistem yang di-

namakan sistem irigasi

Secara teknik dan ekonomi permasalahan yang sedang dihadapi dalam sistem ir-

igasi dewasa ini adalah buruknya sistem saluran irigasi serta penggunaan air yang tidak

efisien, sehingga menyebabkan sering terjadi kekurangan air terutama di daerah lahan kering.

Pemerintah melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) melakukan Proyek Pengembangan Ben-

dungan untuk menanggulangi masalah kekurangan air yang melanda Indonesia pada musim

kemarau. Pada penelitian ini, yang akan dibahas adalah pengembangan bendungan di Provin-

si Bali, khususnya di Kabupaten Jembrana.

Rencana pengembangan Bendungan Poh Santen telah dimulai pada tahun 2010

dan akan dilaksanakan pada tahun 2013. Tujuan dari dikembangkannya bendungan ini adalah

untuk memenuhi pasokan air di Desa Poh Santen, baik air bersih untuk konsumsi maupun ir-

igasi. Desa-desa yang berada di bawah lokasi rencana Bendungan Poh Santen adalah : Desa

Tegal Cangkring, Desa Mendoyo Dangin Tukad, sebagian Desa Poh Santen, sebagian Desa

Pergung, Desa Penyaringan, Delod Berawah dan Yeh Kuning (Dinas Pekerjaan Umum,

2011) dapat dilihat pada lampiran 1.

Kondisi curah hujan dan debit air yang rendah pada musim kemarau menyebab-

kan kurangnya jumlah air pada musim kemarau. Pemerintah melakukan rencana pengem-

Page 17: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

bangan Bendungan Poh Santen di Kabupaten Jembrana ini, dengan harapan dapat memenuhi

kebutuhan masyarakat akan air bersih di Kabupaten Jembrana, khususnya di desa-desa yang

berada di bawah lokasi rencana Bendungan Poh Santen dan Kabupaten Jembrana umumnya.

Kabupaten Jembrana memiliki tingkat pelayanan air bersih yang belum merata.

PDAM Kabupaten Jembrana melakukan pengadaan air bersih dengan memanfaatkan air

sumur dalam dengan kapasitas 139 lt/dt, sedangkan kebutuhan sebesar 159 lt/dt. Instalasi

pelayanan air bersih yang dikelola PDAM dengan tingkat pelayanan ± 24,4 persen dari

seluruh penduduk di Kabupaten Jembrana (Dinas PU Kabupaten Jembrana, 2010). Dengan

demikian masih sebagian besar penduduk yang belum tertangani oleh pelayanan air bersih

dari PDAM terutama untuk masyarakat pedesaan.

Permasalahan pemenuhan kebutuhan air baku untuk air irigasi dan air bersih saat

ini dialami masyarakat Desa Poh Santen, Desa Tegal cangkring, Desa Pergung dan Desa

Petanahan. Kondisi eksisting pemenuhan kebutuhan air (air irigasi dan air bersih) di daerah

tersebut adalah dengan memanfaatkan aliran air dari Tukad Pergung dan Tukad Aya Timur.

Namun, penurunan debit air Tukad Pergung dan Tukad Aya Timur mengakibatkan

masyarakat mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan air irigasi dan air bersih

terutama pada musim kemarau.

Pembangunan sarana penyediaan air baku bagi Kabupaten Jembrana merupakan

salah satu kebutuhan yang utama bagi kelangsungan hidup masyarakat di daerah tersebut.

Tersedianya sarana penyediaan air baku yang memadai, baik dari segi kuantitas, kualitas dan

kontinuitas akan mengurangi permasalahan pemenuhan kebutuhan air di daerah tersebut.

Sarana penyediaan air baku berupa bendungan sebagai tempat tampungan air merupakan

suatu alternatif dalam mengatasi masalah pemenuhan kebutuhan air di daerah tersebut. Selain

itu, sumber air permukaan memiliki fluktuasi debit antara musim hujan dan musim kemarau

yang cukup besar, dengan debit normal 142 lt/dt dan belum dimanfaatkan secara maksimal.

Pembangunan bendungan merupakan suatu usaha konservasi sumber daya air,

sehingga diharapkan dapat mengurangi degradasi sumber air. Penyediaan air melalui

pengembangan bendungan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan air bersih serta untuk ir-

Page 18: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

igasi pertanian. Bila air yang tersedia cukup memadai maka akan memberi dampak positif

bagi sektor pertanian, sehingga dapat memberikan kontribusi bagi masyarakat di sekitarnya.

Kontribusi Sektoral PDRB Kabupaten Jembrana disajikan pada Tabel 1.1.

Page 19: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

Tabel 1.1

Kontribusi Sektoral PDRB Kabupaten Jembrana Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005-2009

No Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009

Rp. % Rp. % Rp. % Rp. % Rp. %

1

Pertanian,

Peternakan,

Kehutanan dan

Perikanan

572,531.74

28.04

611,602.64

27.45

669,535.64

27.05

758,355.40

26.23

857,113.42

26.15

2 Pertambangan dan Penggalian

968.81 0.05 11,237.36 0.50 12,297.37 0.50 14,236.99 0.49 15,894.51 0.48

3 Industri Pengolahan

139,384.98 6.83 153,654.02 6.90 173,226.42 7.00 211,185.16 7.30 244,703.82 7.47

4 Listrik, Gas dan Air

Bersih

29,874.98 1.46 34,132.16 1.53 38,626.42 1.56 46,479.57 1.61 54,449.25 1.66

5 Bangunan

108,979.86 5.34 130,442.09 5.85 144,732.49 5.85 178,073.18 6.16 211,532.26 6.45

6 Perdangan, Hotel dan

Restaurant

500,078.35 24.49 540,892.40 24.28 616,909.85 24.92 704,045.71 24.35 802,114.90 24.47

7 Pengangkutan dan

Komunikasi

316,730.37 15.51 345,564.50 15.51 383,709.19 15.50 473,999.84 16.39 528,851.81 16.14

8 Keuangan Persewaan

dan Jasa perusahaan

94,905.40 4.65 107,621.00 4.83 116,993.11 4.73 136,040.37 4.70 158,883.19 4.85

9 Jasa-jasa 269,662.86 13.21 292,868.60 13.14 319,310.72 12.90 369,242.58 12.77 403,766.27 12.32

PDRB

2,041,834.35

100.00

2,228,014.77

100.00

2,475,341.21

100.00

2,891,658.80

100.00

3,277,309.44

100.00

Page 20: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa pertanian masih memberikan kontribusi yang

paling besar bagi Kabupaten Jembrana. Sehubungan dengan hal di atas, maka pengembangan

bendungan di lahan kering perlu diteliti sampai dimana pembangunan bendungan tersebut

memberikan dampak bagi lingkungannya. Dampak yang mungkin timbul adalah mampu

menciptakan kegiatan ekonomi, pelayanan sosial bagi masyarakat ataupun sebaliknya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, yang menjadi pokok permasala-

han dalam penelitian ini, yaitu apakah Pengembangan Bendungan Poh Santen di Desa Poh

Santen Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana layak untuk dilaksanakan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan dengan pokok permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya,

maka penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui layak tidaknya Pengembangan Ben-

dungan Poh Santen di Desa Poh Santen Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kegunaan sebagai berikut.

1) Manfaat teoritis

Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi

dan wawasan yang lebih luas mengenai dampak sosial ekonomi dari pengembangan ben-

dungan di wilayah lahan kering serta menambah daftar pustaka yang sudah ada di ling-

kungan akademis, sehingga bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

2) Manfaat Praktis

Page 21: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi pemerintah dalam

menentukan kebijakan yang tepat bagi daerah-daerah lahan kering yang membutuhkan air

untuk irigasi dan kebutuhan sehari-hari.

Page 22: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Konsep Evaluasi Proyek Bendungan

Bendungan adalah bangunan penampung kelebihan air hujan pada musim hujan

dan digunakan pada saat musim kemarau (Purnomo, 1994). Menurut Peraturan Pemerintah

No. 37 Tahun 2010 tentang bendungan,studi kelayakan bendungan harus disertai dengan

studi analisis tentang dampak lingkungan.

Bendungan dibuat dengan tujuan.

1) Menyediakan air untuk pengairan tanaman di musim kemarau

2) Meningkatkan produktivitas lahan, masa pola tanam dan pendapatan petani di lahan tadah

hujan.

3) Mengaktifkan tenaga kerja petani pada musim kemarau sehingga mengurangi urbanisasi

dari desa ke kota.

4) Mencegah/mengurangi luapan air di musim hujan dan menekan resiko banjir.

5) Memperbesar peresapan air ke dalam tanah.

Beberapa syarat yang harus diperhatikan sebelum melaksanakan pembuatan ben-

dungan yaitu.

a. Tekstur tanah

Agar fungsinya sebagai penampung air dapat terpenuhi, bendungan sebaiknya

dibuat pada lahan dengan tanah liat berlempung. Pada tanah berpasir yang porous (mudah

meresapkan air) tidak dianjurkan pembuatan bendungan karena air cepat hilang. Kalau

terpaksa, dianjurkan memakai alas plastik atau ditembok sekeliling bendungan.

b. Kemiringan Lahan

Bendungan sebaiknya dibuat pada areal pertanaman yang bergelombang dengan

kemiringan antara 8 – 30 persen. Agar limpahan air permukaan dapat dengan mudah

Page 23: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

mengalir kedalam bendungan dan air mudah disalurkan ke petak-petak tanaman, maka

harus ada perbedaan ketinggian antara bendung dan petak tanaman.

c. Lokasi

Penempatan bendungan sebaiknya dekat dengan saluran air yang ada disekitarnya, supa-

ya pada saat hujan, air di permukaan tanah mudah dialirkan kedalam bendungan.

2.2 Konsep Evaluasi Proyek Ekonomi

Proyek adalah suatu keseluruhan kegiatan yang menggunakan sumber-sumber untuk

memperoleh manfaat; atau suatu kegiatan dengan pengeluaran biaya dan dengan harapan un-

tuk memperoleh hasil pada waktu yang akan datang, dan yang dapat direncanakan, dibiayai

dan dilaksanakan sebagai satu unit (Kadariah, 2001).

Adapun tahapan-tahapan dalam siklus proyek (Gray,dkk: 1997), adalah sebagai beri-

kut.

a. Tahap Pertama : Identifikasi

Tahap pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi, yaitu menentukan calon-

calon proyek yang perlu dipertimbangkan untuk dilaksanakan. Beberapa pegangan

menyangkut perlu tidaknya suatu gagasan proyek perlu diteliti lebih lanjut adalah jawa-

ban atas pertanyaan-pertanyaan berikut.

1) Apakah proyek termasuk dalam sektor yang diprioritaskan?

2) Apakah proyek secara garis besar akan menguntungkan?

3) Adakah bantuan dari pemerintah bagi jenis proyek tersebut?

b. Tahap Kedua : Formulasi

Tahap selanjutnya adalah formulasi, yaitu mengadakan persiapan dengan melakukan

prastudi kelayakan dengan meneliti sejauh mana calon-calon proyek tersebut dapat dil-

aksanakan menurut aspek-aspek teknis, institusional, sosial dan eksternalitas.

c. Tahap Ketiga : Analisis

Page 24: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

Tahap analisis yaitu mengadakan appraisal atau evaluasi terhadap laporan-laporan studi

kelayakan yang ada. Studi kelayakan proyek tadi dianalisis untuk memilih yang terbaik di

antara berbagai alternatif proyek yang ada, berdasarkan suatu ukuran tertentu.

d. Tahap Keempat : Implementasi

Tahap implementasi adalah tahap pelaksanaan proyek tersebut. Dalam tahap ini,

tanggung jawab utama dari para perencana serta penilai proyek adalah mengadakan

pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan fisik proyek agar sesuai dengan final

design-nya.

e. Tahap Kelima : Operasi

Tahap berikutnya adalah operasi proyek. Pada tahap ini perlu dipertimbangkan metode-

metode pembuatan laporan atas pelaksanaan operasinya. Laporan-laporan tersebut diper-

lukan untuk tahapan selanjutnya.

f. Tahap Keenam : Evaluasi Hasil

Tahapan terakhir adalah evaluasi atas hasil-hasil pelaksanaan serta operasi proyek, ber-

dasarkan laporan-laporan yang masuk pada tahap-tahap sebelumnya. Di sini diper-

bandingkan antara apa yang direncanakan dan hasil yang dicapai. Hasil evaluasi ini diper-

lukan untuk mengadakan perbaikan bagi proyek-proyek berikutnya atau untuk mengem-

bangkan gagasan baru dalam memilih proyek-proyek baru.

2.3 Konsep Biaya

Menurut Mardiasmo (1994), biaya adalah penggunaan sumber-sumber ekonomi yang

diatur dengan satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk obyek atau

tujuan tertentu. Hermanto (1989), mengelompokkan biaya menjadi empat bagian, yaitu:

a. Biaya tetap (fixed cost)

Yaitu biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa produksi. Biaya tetap ada-

lah biaya untuk mempertahankan kemampuan beroperasi perusahaan pada kapasitas ter-

tentu. Besar biaya tetap dipengaruhi oleh kondisi perusahaan jangka panjang, teknologi

dan metode serta strategi menajemen.

Page 25: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

b. Biaya variabel (variable cost)

Yaitu biaya yang besar kecilnya tergantung dari jumlah produksi. Biaya variabel merupa-

kan biaya yang secara langsung, sebanding dengan jumlah produksi.

c. Biaya tunai

Yaitu biaya yang dikeluarkan secara tunai untuk segala kebutuhan dalam produksi seperti

pajak, tenaga kerja diluar petani.

d. Biaya tidak tunai

Yaitu seluruh biaya yang dikeluarkan namun tidak dalam bentuk uang tunai dan lebih

cenderung dalam bentuk tenaga atau barang.

Menurut Mulyadi (1991), yang dihitung sebagai biaya atau pengeluaran proyek (pro-

ject expenditure) adalah hanya biaya-biaya atau ongkos-ongkos yang akan dikeluarkan di ma-

sa yang akan datang (future costs) untuk memperoleh penghasilan-penghasilan yang akan da-

tang (future returns).

Yang dimasukkan dalam biaya proyek antara lain.

a. Biaya angsuran hutang dan bunga

Di dalam hal ini, pengeluaran angsuran hutang dan bunga akan dimasukkan dalam biaya

ekonomis tergantung apakah terdapat beban sosial yang dianggap harus ditanggung

masyarakat sehubungan dengan angsuran pembiayaan suatu proyek atau tidak.

b. Penyusutan (depreciation)

Penyusutan adalah merupakan pengalokasian biaya investasi (penanaman modal) suatu

proyek pada setiap tahun sepanjang umur ekonomis proyek tersebut dan untuk menjamin

agar angka biaya operasi yang dimasukkan dalam neraca rugi/laba tahunan dapat menc-

erminkan adanya biaya modal yang digunakan.

c. Biaya konstruksi dan peralatan

Di dalam hal ini perlu dihindari adanya double-counting, artinya jika biaya-biaya tersebut

telah dibebankan pada saat dikeluarkannya investasi, maka waktu pelunasannya nanti tid-

ak boleh dimasukkan sebagai biaya lagi.

Di dalam hubungannya dengan ini, yang dimaksudkan.

Page 26: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

1) Peralatan adalah termasuk segala peralatan yang dipergunakan dalam mengerjakan

proyek tersebut.

2) Bahan-bahan adalah segala bahan yang diperlukan di dalam kegiatan proyek. Harga

yang digunakan untuk menilai bahan-bahan tersebut adalah harga yang berlaku.

3) Tenaga kerja (yang berhubungan dengan gaji dan upah), yaitu tenaga kerja yang

digunakan untuk mengerjakan suatu proyek. Mengenai tenaga kerja ini perlu

dibedakan dalam: tenaga kerja tak terlatih (unskilled labour) dan tenaga kerja terlatih

(skilled labour), artinya kalau terdapat biaya latihan yang dikeluarkan merupakan

economic cost.

d. Biaya Tanah

Biaya ini dihitung jika tanah yang digunakan untuk proyek tersebut merupakan tanah

yang memberikan hasil, seperti misalnya tanah sawah, tanah perkebunan dan lain se-

bagainya.

e. Biaya modal kerja

Modal kerja adalah modal yang digunakan dan terkait dalam suatu proyek. Di dalam hal

ini modal kerja tersebut sudah tidak dapat digunakan untuk tujuan investasi yang lainnya.

Di dalam perhitungannya, modal ini dimasukkan sebagai biaya tahun pertama proyek ter-

sebut berjalan.

f. Biaya bunga masa konstruksi

Apabila bunga harus dibayar selama masa konstruksi, maka hal-hal yang perlu diper-

hatikan adalah.

1) Misalkan terdapat social opportunity cost daripada investasi dibebankan pada saat in-

vestasi dikeluarkan, maka pembayaran bunga selama masa konstruksi tidak diperhi-

tungkan dalam biaya ekonomis.

2) Juga misalkan terdapat social opportunity cost daripada investasi dianggap terdiri dari

arus pelunasan hutang beserta bunganya selama waktu yang akan datang, maka pem-

bayaran bunga selama masa konstruksi perlu diperhitungkan dalam biaya ekonomis.

Page 27: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

g. Biaya operasi dan pemeliharaan

Biaya ini merupakan biaya yang harus dikeluarkan secara rutin dalam setiap tahunnya

selama proyek mempunyai umur ekonomis, yang meliputi.

1) Bahan baku

2) Bahan bakar

3) Air, listrik dan telekomunikasi

4) Gaji dan upah atau tunjangan karyawan

5) Biaya lainnya, seperti jasa konsultan, keperluan kantor dan lainnya yang berhubungan

dengan kegiatan proyek

h. Biaya pembaharuan atau pengganti

Biaya ini adalah merupakan tambahan biaya-biaya yang diperlukan selama proyek terse-

but berjalan. Misalnya di dalam jangka waktu 40 tahun, pada setiap 10 tahun sekali

proyek tersebut memerlukan pembaharuan atau penggantian terhadap peralatannya terten-

tu.

i. Sunk costs

Sunk costs merupakan biaya yang telah dikeluarkan pada masa yang lalu sebelum

kegiatan proyek dilaksanakan. Di dalam analisis proyek, sunk cost ini tidak dihitung dan

tidak mempengaruhi pemilihan proyek. Biaya yang dihitung dalan analisis proyek adalah

biaya-biaya proyek yang digunakan di masa yang akan datang.

j. Biaya feasibility studies dan engineering studies

Biaya-biaya yang akan dimasukkan di dalam kegiatan ini meliputi:

1) Preliminary design cost

Biaya untuk feasibility studies, yang termasuk di dalam pleliminary design, tidak di-

perhitungkan di dalam biaya investasi suatu proyek karena merupakan sunk cost ju-

ga.

2) Final design cost

Page 28: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk membuat final design perlu dimasukkan di da-

lam biaya investasi. Apabila final design dibiayai oleh supplier credit, maka nilai

yang dimasukkan dalam biaya proyek adalah besarnya angsuran kredit.

k. Intangible costs

Intangible cost merupakan hal-hal yang riil, akan tetapi sulit diperhitungkan dalam nilai

uang, namun mencerminkan nilai-nilai yang sebenarnya. Bentuk daripada biaya ini

misalnya seperti adanya polusi, suara bising, pemandangan yang kurang nyaman dan

lainnya.

l. Biaya tak terduga (contingencies)

Contigencies adalah merupakan biaya-biaya yang harus ditambahkan pada biaya kon-

struksi karena adanya perubahan-perubahan atau adanya kesalahan-kesalahan di dalam

perhitungan (adanya under-estimates).

2.4 Konsep Analisis Ekonomi

Hasil produksi suatu proyek adalah pertambahan jumlah barang dan jasa dalam

masyarakat sehubungan dengan adanya proyek tersebut (Gray, 2002). Dengan kata lain, hasil

produksi suatu proyek adalah perbedaan jumlah persediaan barang dan jasa termasuk dalam

masyarakat dengan adanya proyek dan seandainya tidak ada proyek. Disamping tujuan pen-

ingkatan barang dan jasa untuk konsumsi, pendirian proyek juga dapat mempunyai tujuan so-

sial yang bersifat khusus, misalnya dalam hal penyediaan kesempatan kerja dan pemerataan

pendapatan.

Menurut Kadariah (2001), analisis ekonomi suatu usaha dilihat dari sudut pandang

perekonomian secara keseluruhan, berupa hasil total atau produktivitasnya dari semua sumber

yang dipergunakan dalam usaha untuk masyarakat. Dengan demikian yang diperhatikan ada-

lah hasil total atau produktivitas suatu proyek untuk masyarakat atau perekonomian secara

keseluruhan (Pudjokusumarto,1991).

2.5 Konsep Analisis Finansial

Page 29: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

Menurut Pudjokusumarto (1991), analisis finansial adalah analisis yang melihat sua-

tu proyek dari sudut lembaga-lembaga atau badan-badan yang mempunyai kepentingan lang-

sung dalam proyek atau yang menginvestasikan modalnya ke dalam proyek. Dalam analisis

finansial yang menjadi alat ukur untuk menentukan secara menyeluruh mengenai layak tid-

aknya suatu proyek dilaksanakan adalah dengan menggunakan kriteria investasi (Gittinger,

1997). Ada beberapa kriteria investasi yang dapat dipergunakan dalam evaluasi proyek, yaitu :

(1) Net Present Value (NPV), (2) Internal Rate of Return (IRR), (3) Net Benefit Cost Ratio

(Net B/C), (4) Payback Period.

1) Net Present Value

Merupakan selisih antara benefit (penerimaan) dan cost (pengeluaran) yang telah

dipresent valuekan (Mulyadi, 1991). Jika NPV bernilai positif berarti proyek menguntungkan,

sedangkan bila NPV bernilai negatif proyek tidak layak untuk dilaksanakan karena tidak

menguntungkan.

Rumus:

Bt - Ct

NPV = ∑ (1)

(1 + i)

Keterangan:

Bt : Nilai total benefit (penerimaan) pada tahun ke-1

Ct : Cost (biaya) pada tahun ke-t, terdiri atas biaya tetap, biaya variabel, biaya

overhead, biaya administrasi dan umum.

n : umur ekonomis proyek

i : discount rate

Kriteria:

Jika NPV ≥ 0, maka pengembangan bendungan layak untuk dilaksanakan

Page 30: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

Jika NPV < 0, maka sistem pengembangan bendungan tidak layak untuk dil-

aksanakan.

2) Tingkat penerimaan/ Internal Rate of Return (IRR)

Merupakan tingkat bunga yang menggambarkan bahwa antara benefit (penerimaan)

yang telah dipresent valuekan dan cost (pengeluaran) yang telah dipresent valuekan sama

dengan nol. Dengan demikian IRR menunjukkan kemampuan proyek untuk menghasilkan re-

turns atau tingkat keuntungan yang dapat dicapainya.

Rumus:

NPV1

IRR = i1 + (i2 - i1) (2)

NPV1 + NPV2

Keterangan :

NPV1 = NPV yang bernilai positif (terkecil)

NPV2 = NPV yang bernilai negatif ( terbesar)

i1 = Tingkat bunga pada NPV bernilai positif

i2 = Tingkat bunga pada NPV bernilai negatif

i2 – i1 = Tidak boleh lebih dari 5%

Kriteria:

Jika IRR ≥ 1, maka pengembangan bendungan layak untuk dilaksanakan

Jika IRR < 1, maka pengembangan bendungan tidak layak untuk dilaksanakan.

3) Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio)

Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) adalah perbandingan antara present value net bene-

fit dari tahun-tahun yang bersangkutan (pembilang/bersifat positif) dengan present value arus

biaya dalam tahun dimana Bt-Ct (penyebut/bersifat negatif).

Page 31: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

Rumus:

Keterangan:

Bt : Nilai total benefit (penerimaan) pada tahun ke-1

Ct : Cost (biaya) pada tahun ke-t, terdiri atas biaya tetap, biaya variabel, biaya

overhead, biaya administrasi dan umum.

n : umur ekonomis proyek

i : discount rate

Kriteria :

Jika Net B/C ≥ 1, maka pengembangan bendungan layak untuk dilaksanakan

Jika Net B/C <1, maka pengembangan bendungan tidak layak untuk dil-

aksanakan.

4) Payback Periods

Payback periods merupakan jangka waktu/ periode yang diperlukan untuk membayar

kembali (mengembalikan) semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan di dalam investasi suatu

proyek.

Rumus :

Keterangan:

I = besarnya biaya investasi yang diperlukan

Ab = benefit bersih yang dapat diperoleh setiap tahunnya

n

∑ Bt-Ct untuk Bt-Ct > 0

t=0

(1 + i)

Net B/C Ratio = ----------------------------------- ( 3)

n

∑ Ct-Bt untuk Bt-Ct < 0

t=0

(1-i)t

I

Payback Period = (4)

Ab

Page 32: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

2.6 Analisis Sensitivitas

Dalam evaluasi proyek selalu berhadapan dengan masa mendatang (futurity), baik

benefit yang akan diperoleh maupun segala macam cost yang dikeluarkan. Dimasa yang akan

datang banyak hal-hal atau perubahan-perubahan yang tidak pasti yang mungkin dapat terjadi.

Ketidak-pastian tersebut dicoba dilihat dengan Analisis Sensitifitas. Jadi Analisis Sensitifitas

sesungguhnya merupakan suatu alat untuk menganalisis masalah resiko dan ketidakpastian

yang mungkin dihadapi oleh suatu proyek di masa-masa mendatang.

2.7 Eksternalitas

Dalam suatu perekonomian modern setiap aktivitas mempunyai keterkaitan dengan

aktivitas lainnya dan semakin modern suatu perekonomian semakin besar dan semakin banyak

kaitannya dengan kegiatan-kegiatan lainnya. Keterkaitan suatu kegiatan dengan kegiatan

lainnya yang tidak melalui mekanisme pasar adalah apa yang disebut dengan eksternalitas

(Mangkoesoebroto, 2001).

Jadi yang dimaksud eksternalitas hanyalah apabila tindakan seseorang mempunyai

dampak terhadap orang lain (atau segolongan orang lain) tanpa adanya kompensasi apapun

juga sehingga timbul inefisiensi dalam alokasi faktor produksi.

Ditinjau dari dampaknya, eksternalitas dapat dibagi dua, yaitu eksternalitas negatif

dan eksternalitas positif. Yang dimaksud eksternalitas positif adalah dampak yang

menguntungkan dari suatu tindakan yang dilakukan oleh suatu pihak terhadap orang lain

tanpa adanya kompensasi dari pihak yang menguntung, sedangkan eksternalitas negatif apabi-

ala dampaknya bagi orang lain yang tidak menerima kompensasi sifatnya merugikan.

Adanya eksternalitas dalam suatu aktivitas akan menimbulkan inefisiensi (Mang-

koesoebroto, 2001). Inefisiensi akan timbul apabila tindakan seseorang mempengaruhi orang

lain dan tidak tercermin dalam sistem harga. Secara umum, adanya eksternalitas tidak akan

mengganggu tercapainya efisiensi masyarakat apabila semua dampak yang merugikan mau-

Page 33: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

pun yang menguntungkan (eksternalitas negatif dan positif) dimasukkan dalam perhitungan

produsen dalam menetapkan jumlah barang yang diproduksi.

2.7 Penelitian Sebelumnya

Penelitian ini dilaksanakan dengan mengacu pada penelitian-penelitian sebelumnya.

Penelitian sebelumnya dilaksanakan oleh Widiantara (2004) dengan Judul Analisis Kelayakan

Pembangunan Waduk Muara Tukad Unda di Kabupaten Klungkung. Penelitian ini

menggunakan metode statistika dengan indikator Net Present Value (NPV) dari arus benefit

dan biaya, Internal Rate of return (IRR) dan Net Present Cost Ratio (Net B/C Ratio) dan

analisis sensitifitas (Peningkatan biaya 10 persen dan kemunduran penyelesaian pelaksanaan

selama dua tahun)

Hasil penelitian menunjukkan, bahwa pembangunan Waduk Muara Tukad Unda

layak secara ekonomis dimana dalam keadaan normal NPV= Rp. 20.464.000.000,- B/C R=

Rp. 1,19 persen dan IRR= 23, 47 persen, bila trjadi perubahan biaya 10 persen NPV= Rp.

12.698.000.000,- B/C R= 1,11 persen dan IRR= 17, 23 persen dan bila terjadi kemunduran

penyelesaian proyek NPV= Rp. 1.380.000.000,- B/C R= 1,01 persen, dan IRR= 12,38 persen.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada jenis proyek

yang diteliti. proyek pada penelitian sebelumnya adalah merupakan proyek pembangunan

waduk, sedangkan pada penelitian ini proyek yang diteliti adalah proyek pembangunan ben-

dungan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama

menggunakan metode analisis finansial, yaitu dengan menggunakan kriteria investasi. Selain

itu, dalam penelitian ini akan diteliti dampak sosial ekonomi bagi masyarakat yang tinggal di

sekitar proyek, baik dari segi peningkatan pendapatan maupun kehidupan sosial.

Penelitian lain yang digunakan sebagai acuan adalah penelitian dari Zamdial

Ta’aladin (2001) dengan Judul “Analisis Ekonomi Untuk Investasi Usaha Penangkapan Ikan

dengan bagan Perahu”. Pada penelitian ini NPV>1 dan IRR>1 dan disimpulkan, bahwa

Usaha penangkapan ikan dengan perahu layak atau menguntungkan. Persamaan penelitian ini

Page 34: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

adalah pada metode yang digunakan, yaitu sama-sama menggunakan kriteria investasi untuk

meneliti kelayakan proyek. Perbedaannya adalah pada obyek atau proyek yang diteliti.

Acuan lain yang digunakan untuk penelitian ini adalah penelitian yang berjudul

“Analisis Dampak Sosial Ekonomi Keberadaan Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong

Lamongan Jawa Timur” (Suherman dan Dault, 2009). Penelitian ini menggunakan metode

NPV, IRR dan Net B/C dengan hasil NPV sebesar Rp.26.830.858.999,29 pada tingkat bunga

12 persen, IRR sebesar 18,24 persen dan Net B/C sebesar 1,37. Hal ini menunjukkan kebera-

daan Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong layak untuk dilaksanakan,

Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Suherman dan Dault adalah pada alat análisis yang menggunakan kriteria NPV, IRR dan Net

B/C. Sedangkan, perbedaannya adalah pada obyek penelitian, yaitu pada penelitian ini obyek

yang diteliti adalah proyek pengembangan bendungan, sedangkan pada penelitian sebelumn-

ya obyek yang diteliti adalah keberadaan pelabihan perikanan.

Penelitian sebelumnya yang menyangkut Bendungan Poh Santen ini juga digu-

nakan sebagai acuan dalam penelitian ini, yaitu penelitian oleh Dinas PU Provinsi Bali.

Walaupun tela hada penelitian dari dinas terkait, penelitian ini tetap perlu dilakukan karena

penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu dengan memasukkan

variabel-variabel non ekonomi pada penelitian. Hasil dari penelitian sebelumnya, pada ting-

kat bunga 12 persen diperoleh nilai NPV sebesar Rp. 8.043.520.000,00, Net B/C sebesar 1,15

dan IRR 13,66 persen.

Page 35: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

BAB III

KERANGKA BERPIKIR DAN KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Berpikir

Kabupaten Jembrana memiliki beberapa permasalahan yang terkait dengan pela-

yanan air bersih dan lahan kering. Permasalahan yang terjadi adalah luasnya lahan kering,

kekurangan air baku serta potensi pertanian yang belum terkelola dengam maksimal. Masa-

lah pemenuhan kebutuhan air baku untuk air irigasi dan air bersih, saat ini dialami

masyarakat Desa Poh Santen, Desa Tegal Cangkring, Desa Pergung dan Desa Petanahan.

Kondisi eksisting pemenuhan kebutuhan air (air irigasi dan air bersih) di daerah tersebut

dengan memanfaatkan aliran air Tukad Pergung dan Tukad Aya Timur. Akan tetapi akibat

menurunnya debit air Tukad Pergung dan Tukad Aya Timur mengakibatkan masyarakat

mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan air irigasi dan air bersih terutama pada

musim kemarau.

Pemerintah Provinsi Bali, melalui Dinas Pekerjaan Umum mengadakan proyek

pengembangan bendungan untuk menanggulangi permasalahan yang ada. Pengembangan

Bendungan Poh Santen merupakan proyek pemerintah yang diselenggarakan melalui Dinas

Pekerjaan Umum provinsi Bali, dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Republik Indo-

nesia Nomor 37 Tahun 2010 Tentang Bendungan. Rencana dan studi pengembangan proyek

ini telah dilaksanakan pada tahun 2010 dan kemungkinan akan dilaksanakan pada tahun

2013. Sebelum pelaksanaan proyek dilaksaksanakan sejumlah penelitian dan studi kelayakan

untuk mengetahui layak tidaknya proyek untuk dilaksanakan.

Pembangunan bendungan ini merupakan upaya pemerintah untuk mengan-

tisipasi, mengoptimalkan potensi sumberdaya wilayah untuk memberi manfaat terutama

kepada Kabupaten Jembrana itu sendiri. Dengan dibangunnya Bendungan Poh Santen di De-

sa Poh Santen Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana ini sangat diharapkan kekurangan

Page 36: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

air yang akan datang dapat diatasi dan pemenuhan masyarakat akan air untuk berbagai keper-

luan akan dapat dipenuhi.

Selain itu, bagi Kabupaten Jembrana dan masyarakat disekitar bendungan, kes-

empatan ini diharapkan akan memberi manfaat langsung berupa hasil penjualan air baku ser-

ta peningkatan hasil pertanian. Manfaat tidak langsung yang terjadi dapat berupa pendapatan

meningkat, perbaikan kesehatan dan tingkat pendidikan meningkat. Penjelasan kerangka ber-

pikir di atas terangkum dalam Gambar 3.1.

Page 37: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

Gambar 3.1

Kerangka Berpikir Penelitian Analisis Ekonomi Pengembangan Bendungan Poh Santen di Desa

Poh Santen Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana

3.2 Kerangka Konsep

Pada kerangka konsep dapat diuraikan, bahwa sasaran pengembangan ben-

dungan adalah pada daerah yang memiliki curah hujan tinggi pada musim hujan, namun san-

Permasalahan :

-Luasnya Lahan Kering

-Kekurangan air baku

-Potensi pertanian belum

dikelola dengan maksimal

PERATURAN

PEMERINTAH REPUBLIK

INDONESIA

NOMOR 37 TAHUN 2010

TENTANG

BENDUNGAN

Pembangunan

Bendungan Poh Santen

Manfaat Langsung:

-Hasil penjualan air bersih

-Peningkatan hasil pertanian

Manfaat Tidak Langsung:

-Pendapatan meningkat

-Perbaikan kesehatan

-Tingkat Pendidikan meningkat

Dinas PU

Provinsi Bali

Page 38: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

gat terbatas pada musim kemarau. Umumnya di daerah ini tidak dapat dikembangkan per-

sawahan dan pertanian yang berkembang sebagian besar berupa tanaman keras seperti ke-

lapa, mangga dan sebagainya dan terbatas pada daerah-daerah tertentu saja. Daerah pertanian

disini memiliki luas yang terbatas dengan jenis tanaman terbatas, serta produktivitasnya juga

rendah.

Penelitian ini mencoba mengkaji kelayakan proyek dari sisi ekonomi. Analisis

kelayakan proyek dilakukan dengan menggunakan analisis Net Present Value (NPV), Inter-

nal Rate of Return (IRR) dan Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), dengan asumsi umur proyek

mencapai 30 tahun.

Biaya-biaya yang dimasukkan ke dalam perhitungan merupakan biaya yang

dikeluarkan untuk pembangunan bendungan, baik biaya konstruksi maupun biaya pemeli-

haraan. Sedangkan benefit yang dimasukkan ke dalam perhitungan adalah benefit yang

dihasilkan dengan adanya pengembangan proyek bendungan ini. Menurut Peraturan

Pemerintah No. 37 Tahun 2010 tentang bendungan, pembangunan bendungan harus disertai

dengan studi kelayakan yang disertai dengan analisis dampak lingkungan. Analisis dampak

lingkungan pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Kerangka Konsep penelitian

ini terangkum pada Gambar 3.2.

Page 39: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

Gambar 3.2

Kerangka Konsep Penelitian Analisis Ekonomi Pengembangan Bendungan Poh Santen di Desa

Poh Santen Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana

Pembangunan Ben-

dungan Poh Santen

Biaya Proyek adalah Biaya Konstruksi,

Biaya O&P

Manfaat Proyek:

1. Manfaat langsung:

- Hasil Penjualan Air Bersih

- Peningkatan hasil pertanian

2. Manfaat tidak langsung

- Pendapatan meningkat

- Perbaikan Kesehatan Masyarakat

- Tingkat Pendidikan meningkat

PV. Biaya PV. Benefit

Analisis NPV, IRR,

Net B/C, Analisis Sensitivi-

tas

GO/ NO GO

Page 40: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Poh Santen Kecamatan Mendoyo Kabupaten

Jembrana. Lokasi ini dipilih karena beberapa pertimbangan sebagai berikut.

1) Kecamatan Mendoyo merupakan daerah pertanian yang memiliki curah hujan tinggi di

musim hujan, namun curah hujan sangat rendah saat musim kemarau.

2) Keseriusan petani dalam pengelolaan usaha tanam, terbukti dengan kontribusi sektor per-

tanian memiliki persentase paling besar dibandingkan dengan sektor lainnya.

4.2 Obyek Penelitian

Obyek penelitian disini adalah proyek pengembangan Bendungan Poh Santen,

yang akan diteiti kelayakannya serta dampaknya terhadap kondisi sosial ekonomi masyara-

kat, khususnya di daerah penerima manfaat.

4.3 Identifikasi Variabel

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah.

1) Biaya Pembangunan (konstruksi)

2) Biaya Operasi dan Pemeliharaan (O&P)

3) Manfaat (Benefit)

4) Perbaikan kesehatan masyarakat di sekitar lokasi proyek.

4.4 Definisi Operasional variabel

1) Biaya Pembangunan (konstruksi)

Biaya Pembangunan (konstruksi) adalah biaya yang diperlukan secara langsung untuk

pelaksanaan konstruksi baik untuk pembangunan saluran irigasi, penggalian, dan lain-lain

dalam satuan rupiah.

2) Biaya Operasi dan Pemeliharaan (O&P)

Page 41: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

Biaya Operasi dan Pemeliharaan (O&P) adalah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai

kegiatan operasional, saluran irigasi dan perbaikan badan bendungan dalam satuan rupiah.

3) Manfaat (Benefit)

Manfaat (benefit) adalah manfaat yang diperoleh berupa hasil penjualan air bersih dalam

periode tiga puluh tahun dalam satuan rupiah.

4) Perbaikan kesehatan masyarakat di sekitar lokasi proyek

adalah berkurangnya biaya yang dikeluarkan masyarakat dalam satuan rupiah yang

diakibatkan perubahan kondisi lingkungan di lokasi proyek, dari bentang alam yang

berkubang, berdebu, berpasir, dengan genangan airnya disana-sini pada musim hujan

yang rentan menjadi habitat vektor beberapa penyakit, menjadi bentang alam yang lebih

tertata secara ekologis dan estetika. Penilaian terhadap perbaikan tingkat kesehatan ini

dilihat dari jumlah kunjungan pasien ke pusat-pusat pelayanan kesehatan masyarakat

setempat yang menderita penyakit tertentu yang ada hubungannya dengan kondisi sanitasi

lingkungan saat ini dengan menghitung pengurangan atas biaya yang dikeluarkan dalam

periode tiga tahun dalam satuan rupiah.

4.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan untuk mendukung analisis dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Jenis data menurut sifatnya

a. Data Kualitatif

Data kualitatif adalah suatu data yang tidak berupa angka-angka tetapi berupa ket-

erangan-keterangan mengenai variabel-variabel yang akan diteliti yang diperoleh dari

berbagai institusi yang relevan.

b. Data Kuantitatif

Data Kuantitatif adalah suatu data yang berupa angka-angka dan dapat diukur. Dalam

penelitian ini data kuantitatif berupa biaya-biaya proyek yang diperoleh dari Dinas PU

Provinsi Bali.

Page 42: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

2) Jenis data menurut sumbernya

a. Data Primer

Data primer adalah data yang besumber pada hasil wawancara terstuktur terhadap re-

sponden dengan mempergunakan kuisioner yaitu tentang luas lahan garapan, jenis

tanaman, sistem irigasi, dan sebagainya.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang berasal dari beberapa instasi terkait yaitu Dinas PU,

Dinas Pertanian, dan Badan Pusat Statistik (BPS).

4.6 Responden Penelitian

Yang menjadi responden penelitian adalah masyarakat dan petani yang berada di

daerah penerima manfaat, yaitu dengan mengambil sampel dari tiap desa dan daerah irigasi.

4.7 Metode Penentuan Sampel

Metode yang digunakan dalam penentuan sampel adalah metode proportionate

purposive sampling, yaitu mengambil sampel dengan pertimbangan tertentu tanpa memper-

hatikan strata dalam populasi (Sugiyono, 2008). Adapun jumlah sampel yang diambil di

dapat dari perhitungan rumus Slovin sebagai berikut:

Rumus:

N

n =

1+ N .e2

Keterangan:

n = sampel

N= populasi

e = standar eror/ tingkat kesalahan = 10%

Page 43: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

Jumlah penduduk di bawah lokasi rencana bendungan Poh Santen di Kabupaten Jembra-

na dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1

Jumlah Penduduk di Bawah Lokasi Rencana Bendungan Poh Santen

di Kabupaten Jembrana (Orang)

No. Desa Kecamatan Jumlah Penduduk

1

Mendoyo dangin tukad

Mendoyo

2.854

2

Poh Santen

Mendoyo

6.501

3

Pergung

Mendoyo

4.870

4

Delod Berawah

Mendoyo

2.217

5

Tegal Cangkring

Mendoyo

7.630

6

Penyaringan

Mendoyo

8.864

7

Yeh Kuning

Jembrana

2.538

Total 35.474

Sumber : Dinas PU Provinsi Bali, 2011 (diolah)

Berdasarkan Tabel 4.1, maka didapat jumlah populasi sebanyak 35.474 jiwa yang

kemudian dimasukkan dalam rumus sebagai berikut.

35.474

n = = 99,72 ≈ 100

1+ 35.474 (0,1)2

Hasil perhitungan menunjukkan, bahwa jumlah sampel pada penelitian ini adalah

sebanyak 100 orang yang akan dibagi pada tiap desa. Penetapan jumlah sampel pada tiap desa

dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Page 44: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

Tabel 4.2

Jumlah Sampel Penelitian (Orang)

No. Desa Populasi

Sampel

1

Mendoyo Dangin tukad

2.854

8

2

Poh Santen

6.501

18

3

Pergung

4.870

14

4

Delod Berawah

2.217

6

5

Tegal Cangkring

7.630

22

6

Penyaringan

8.864

25

7

Yeh Kuning

2.538

7

Total 35.474

100

Sumber : Hasil Perhitungan, 2011

Selain melakukan survei pada masyarakat, penyebaran kuesioner terhadap

petani, yaitu untuk mengetahui luas lahan dan variasi tanaman yang ditanam. Daerah irigasi

yang mendapatkan manfaat pengembangan bendungan adalah Subak Semanggong dan Pe-

celengan. Jumlah petani di Daerah Irigasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3

Jumlah Petani di Bawah Lokasi Rencana Bendungan Poh Santen

No Nama Subak Luas Lahan (Ha) Jumlah Petani (orang)

1 Pecelengan 150 203

2 Semanggong 24.02 51

Jumlah 174.02 254 Sumber : Dinas PU Provinsi Bali, 2011

Berdasarkan Tabel 4.3, maka didapat jumlah populasi sebanyak 254 orang yang

kemudian dimasukkan dalam rumus sebagai berikut.

254

n = = 72

1+ 254 (0,1)2

Page 45: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

Hasil perhitungan menunjukkan, bahwa jumlah sampel petani pada penelitian ini adalah

sebanyak 72 orang yang akan dibagi pada tiap subak. Penetapan jumlah sampel pada tiap subak

dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4

Jumlah Sampel Petani (Orang)

No Nama Subak Jumlah Petani Sampel

1 Pecelengan 203 58

2 Semanggong 51 14

Jumlah 254 72 Sumber : Hasil Perhitungan, 2011

4.8 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah

menggunakan metode observasi langsung ke lokasi penelitian dengan menggunakan kuesion-

er untuk mendapatkan data primer. Untuk mendapat data sekunder, pengumpulan data dil-

akukan dengan observasi non partisipan yaitu dengan cara membaca, menyalin dan mengolah

dokumen dan catatan tertulis yang ada (Sugiyono: 2008). Adapun data yang dikumpulkan

melalui literatur ataupun jurnal yang diperoleh dari instansi terkait yaitu Dinas Pekerjaan

Umum (PU) Provinsi Bali, Dinas Pertanian dan Badan Pusat Statistik (BPS).

4.9 Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui tingkat kelayakan sistem pengembangan bendungan di Desa Poh

Santen Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana,maka akan dilakukan analisis Net Present

Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Net Benefit Cost Ratio (Net B/C).

Adapun formula yang digunakan dalam analisis data ini adalah :

1) Net Present Value (NPV)

Page 46: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

Net Present Value (NPV) adalah selisih antara present value arus benefit (pen-

erimaan) dengan present value arus cost (pengeluaran) (Clive Gray,dkk,1997).

Rumus:

Bt - Ct

NPV = ∑ (1)

(1 + i)

Keterangan:

Bt : Nilai total benefit (penerimaan) pada tahun ke-1

Ct : Cost (biaya) pada tahun ke-t, terdiri atas biaya tetap, biaya variabel, biaya

overhead, biaya administrasi dan umum.

n : umur ekonomis proyek

i : discount rate

Kriteria:

Jika NPV ≥ 0, maka pengembangan bendungan layak untuk dilaksanakan

Jika NPV < 0, maka pengembangan bendungan tidak layak untuk dilaksanakan.

2) Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) adalah perbandingan antara present value net

benefit dari tahun-tahun yang bersangkutan (pembilang/ bersifat positif) dengan

present value arus biaya dalam tahun dimana Bt-Ct (penyebut/bersifat negatif).

Rumus:

Keterangan:

n

∑ Bt-Ct untuk Bt-Ct > 0

t=0

(1 + i)

Net B/C Ratio = ----------------------------------- 2

n

∑ Ct-Bt untuk Bt-Ct < 0

t=0

(1-i)t

Page 47: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

Bt : Nilai total benefit (penerimaan) pada tahun ke-1

Ct : Cost (biaya) pada tahun ke-t, terdiri atas biaya tetap, biaya variabel, biaya

overhead, biaya administrasi dan umum.

n : umur ekonomis proyek

i : discount rate

Kriteria:

Jika Net B/C ≥ 1, maka pengembangan bendungan layak untuk dilaksanakan

Jika Net B/C <1, maka pengembangan bendungan tidak layak untuk dil-

aksanakan.

3) Internal Rate of Return (IRR)

IRR adalah tingkat bunga yang menggambarkan biaya antara benefit (pen-

erimaan) yang teleh dipresentvaluekan dengan cost (pengeluaran) yang telah

dipresentvaluekan sama dengan nol, sehingga IRR menunjukkan kemampuan

proyek untuk menghasilkan return, atau tingkat keuntungan yang telah dicapai.

NPV1

Rumus : IRR = i1 + (i2 - i1) (3)

NPV1 + NPV2

Keterangan :

NPV1 = NPV yang bernilai positif (terkecil)

NPV2 = NPV yang bernilai negatif ( terbesar)

i1 = Tingkat bunga pada NPV bernilai positif

i2 = Tingkat bunga pada NPV bernilai negatif

i2 – i1 = Tidak boleh lebih dari 5%

Kriteria:

Jika IRR ≥ 1, maka pengembangan bendungan layak untuk dilaksanakan

Page 48: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

Jika IRR < 1, maka pengembangan bendungan tidak layak untuk dilaksanakan.

4) Analisis Sensitivitas

Analisis Sensitivitas sesungguhnya merupakan suatu alat untuk

menganalisis masalah resiko dan ketidakpastian yang mungkin dihadapi oleh

suatu proyek di masa-masa mendatang. Pada penelitian ini analisis sensitivitas

dilakukan pada peningkatan biaya sebesar 10 persen dan 20 persen.

Untuk mengetahui sejauh mana dampak pengembangan bendungan terhadap kondisi

sosial ekonomi masyarakat dilakukan dengan teknik analisis deskriptif melalui tabulasi data

yang dirancang pada program excel, selanjutnya dilakukan pengukuran meliputi.

1) Karakteristik petani , yaitu umur, pendidikan dan jenis kelamin

2) Luas lahan dan hasil panen sehingga dari data ini dapat menilai pendapatan petani dengan

atau tanpa adanya pengembangan irigasi.

Page 49: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian

5.1.1 Keadaan Geografis

Kabupaten Jembrana merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Bali yang terletak dibe-

lahan barat pulau Bali membentang dari arah barat ke timur, tepatnya pada 8° 09’30”- 8° 28’02”

LS dan 114° 25’53”- 114° 56’38” BT dengan luas wilayah 84.180 Ha, hingga tahun 2011 masih

terdiri dari 5 Kecamatan yang masing - masing dari arah barat ke timur berikut luasnya adalah

sebagai berikut :

1. Kecamatan Melaya dengan luas wilayah : 19.719 Ha

2. Kecamatan Negara dengan luas wilayah : 12.650 Ha

3. Kecamatan Jembrana dengan luas wilayah : 9.937 Ha

4. Kecamatan Mendoyo dengan luas wilayah : 29.449 Ha

5. Kecamatan Pekutatan dengan luas wilayah : 12.965 Ha

Batas administrasi Kabupaten Jembrana adalah :

Sebelah Utara : Pegunungan yang berbatasan dengan Kabupaten

Buleleng

Sebelah Barat : Selat Bali

Sebelah Selatan : Samudera Indonesia

Sebelah Timur : Wilayah Kabupaten Tabanan

Kecamatan Mendoyo merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Jembrana yang

terdiri dari 11 desa adat dengan 64 banjar dinas atau dusun. Adapun desa adat yang berada di

Kecamatan Mendoyo seperti pada tabel 5.1 di bawah ini.

Page 50: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

Tabel 5.1

Luas Desa Adat yang berada di Kecamatan Mendoyo (Ha)

No. Desa Luas

1

2

Mendoyo Dauh Tukad 1.931

2 Mendoyo Dangin tukad 314

3 Poh Santen 3.050

4 Pergung 2.100

5 Delod Berawah 269

6 Tegal cangkring 2.234

7 Penyaringan 5.112

8 Yeh Embang Kauh 2.031

9 Yeh Embang 3.549

10 Yeh Embang Kangin 4.579

11 Yeh Sumbul 4.280

Total Luas 29.449

Sumber : BPS Kabupaten Jembrana, 2010

Pengembangan Bendungan Poh Santen akan dilaksanakan di Desa Poh Santen yang ter-

letak di Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana. Daerah-daerah yang berada di bawah lokasi

rencana Bendungan Poh Santen adalah daerah-daerah yang akan menerima manfaat dari adanya

pengembangan bendungan ini, yaitu terdiri dari 6 (enam) desa di Kecamatan Mendoyo dan 1 (sa-

tu) desa di Kecamatan Jembrana. Adapun daerah penerima manfaat dari rencana pengembangan

bendungan ini adalah dapat dilihat pada Tabel 5.2.

Page 51: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

Tabel 5.2

Luas Desa Penerima Manfaat Rencana Pengembangan Bendungan

Poh Santen di Desa Poh Santen Kecamatan Mendoyo dan Jembrana Kabupaten Jembrana

(Ha)

No. Desa Kecamatan Luas

1 Mendoyo Dangin tukad Mendoyo 314

2 Poh Santen Mendoyo 3.050

3 Pergung Mendoyo 2.100

4 Delod Berawah Mendoyo 269

5 Tegal Cangkring Mendoyo 2.234

6 Penyaringan Mendoyo 5.112

7 Yeh Kuning Jembrana 385

Jumlah 13.464

Sumber : BPS Kabupaten Jembrana, 2010

5.1.2 Tata Guna Lahan

Penggunaan lahan di daerah-daerah penerima manfaat sebagian besar berupa hutan,

sawah dan perkebunan. Sumber air irigasi yang utama adalah dari air hujan selama musim hujan,

dan hanya beberapa petani yang menggunakan sumur dangkal. Keadaan yang demikian ini

diakibatkan karena terbatasnya sumber air irigasi permukaan. Oleh karena itu, pengembangan

bendungan tepat untuk dilaksanakan di wilayah ini guna menyediakan sarana air irigasi pada saat

musim kemarau. Penggunaan lahan di daerah penerima manfaat secara lebih rinci dapat dilihat

pada Tabel 5.3.

Page 52: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

Tabel 5.3

Penggunaan Lahan di Daerah Penerima Manfaat Rencana

Bendungan Poh Santen (Ha)

No. Desa Sawah Tegal /

Huma

Perkebunan Hutan Pekarangan Tambak Lainnya Luas

desa

1 Mendoyo

dangin tukad

151 - 99 - 42 - 22 314

2 Poh Santen 58

12

686 2028 116 - 150 3050

3 Pergung 87

12

461 1314 98 - 128 2100

4 Delod Berawah 130

8

42 - 35 2 52 269

5 Tegal Cangkring 284

16

572 1087 124 - 151 2234

6 Penyaringan 723

18

989 2951 186 37 208 5112

7 Yeh Kuning 4

126

109 - 56 - 90 385

Total 1437 192 2958 7380 657 39 801

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, 2010

5.2 Kondisi Geografis Bendungan Poh Santen

Secara geografis posisi Bendungan Poh Santen berada pada koordinat 114o 41’ 38” BT

dan 8o 20’ 32” LS. Secara lebih spesifik desa-desa yang berada di bawah lokasi rencana Embung

Poh Santen adalah : Desa Tegal Cangkring, Desa Mendoyo Dangin Tukad, sebagian Desa Poh

Santen, sebagian Desa Pergung, Desa Penyaringan, Delod Berawah, Yeh Kuning.

Untuk mencapai lokasi studi Embung Poh Santen dapat ditempuh dengan menggunakan

kendaraan roda empat melalui jalan provinsi dari Denpasar sampai di Desa Mendoyo, kemudian

dilanjutkan dengan jalan lokal menuju arah utara sampai di desa Poh Santen berupa jalan aspal

Page 53: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

Gambar 5.1

Peta Geografis Lokasi Bendungan Poh Santen

Sumber : Dinas PU Provinsi Bali, 2010

5.2.1 DAS Tukad Pergung

Lokasi rencana Bendungan Poh Santen berada di wilayah DAS Tukad Pergung di

Kecamatan Mendoyo. Aliran Tukad Pergung saat ini dimanfaatkan untuk irigasi dari 2 (dua) dae-

rah irigasi (DI), yaitu Daerah Irigasi Semanggong (24,02 Ha) dan Daerah Irigasi Pecelengan (150

Ha). Berdasarkan hasil penelitian maka pola tanam di daerah irigasi tersebut dapat ditunjukkan

pada Tabel 5.4.

Lokasi Rencana Ben-

dungan Poh Santen

Page 54: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

Tabel 5.4

Pola Tanam Daerah Irigasi di Hilir Rencana Bendungan Poh Santen

Daerah Irigasi Luas

(Ha)

Pola Tanam

MT I (%) MT II (%) MT III (%)

Semanggong dan

Pecelengan 174.02

Padi 100 Padi 32.50 Padi 0

Plwj 0 Plwj 59.72 Plwj 24.31

Bero 0 Bero 7.78 Bero 75.69

Total 100 100 100 Sumber : Hasil Penelitian, 2011

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa pada masa tanan pertama (MT I) 100 persen lahan seluas

174,02 Ha ditanami padi. Pada musim tanam kedua lahan yang ditanami padi sebesar 32,5 persen

lahan ditanami padi, 59,72 persen ditanami palawija dan sisanya sebesar 7,78 persen bero atau

tidak menghasilkan. Musim tanam ketiga tanaman yang dapat ditanam adalah palawija sebesar

24,31 persen dan sisanya sebesar 75,69 persen bero. Hal ini disebabkan oleh kurangnya air untuk

irigasi pada musim tanam ketiga. Oleh karena itu, dengan adanya pengembangan Bendungan Poh

Santen diharapkan pola tanam petani meningkat dengan penggunaan lahan yang maksimal.

5.3 Karakteristik Responden

Penelitian dilakukan terhadap 100 orang masyarakat yang tersebar pada tujuh desa yang be-

rada di bawah lokasi rencana pengembangan Bendungan Poh Santen serta 72 orang petani yang

berada di daerah penerima manfaat, yaitu petani pada Subak Semanggong dan Pecelengan. Selan-

jutnya dari hasil penelitian akan dikaji karakteristik responden tersebut guna memperoleh informa-

si mengenai jenis kelamin, usia dan tingkat pendidikan dari masyarakat dan petani tersebut.

5.3.1 Masyarakat

Berdasarkan survei, sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah

sebanyak 47 orang atau persentase sebesar 47 persen, sedangkan responden perempuan sebanyak

53 orang atau persentase sebesar 53 persen dari total responden. Kelanjutnya karakteristik usia

responden ditunjukkan pada Tabel 5.5.

Page 55: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

Tabel 5.5

Distribusi Usia Responden Masyarakat pada Daerah Penerima Manfaat Pengembangan

Bendungan Poh Santen

Usia Jumlah

Orang (%)

≤ 20 tahun 4 4.00

21-30 tahun 11 11.00

31-40 tahun 29 29.00

>40 tahun 56 56.00

Jumlah 100 100 Sumber : Hasil Penelitian, 2011

Berdasakan hasil penelitian dan dirangkum pada Tabel 5.5 sebagian besar responden

masyarakat berada pada rentang usia > 40 tahun. Responden pada rentang usia 31-40 tahun

sebanyak 29 orang dan 11 orang responden berada pada rentang usia 21-30 tahun. Responden

dengan persentase paling kecil yaitu responden pada rentang usia ≤ 20 tahun yaitu sebanyak 4 per-

sen dari total responden.

Apabila ditinjau dari tingkat pendidikan, persentase tingkat pendidikan responden tertinggi

adalah pada tingkat SD yaitu sebesar 38 persen atau 38 orang. Jumlah distribusi responden terkecil

adalah pada tingkat perguruan tinggi yaitu sebanyak 19 orang atau 19 persen. Distribusi tingkat

pendidikan responden pada daerah penerima manfaat pengembangan Bendungan Poh Santen dapat

dilihat pada tabel 5.6.

Tabel 5.6

Distribusi Tingkat Pendidikan Responden pada Daerah Penerima Manfaat Pengembangan

Bendungan Poh Santen

Pendidikan Jumlah

Orang (%)

SD 38 38

SMP 23 23

SMA 20 20

Perguruan Tinggi 19 19

Jumlah 100 100 Sumber : Hasil Penelitian,2011

Page 56: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

Distribusi mata pencaharian utama responden terbanyak adalah pedagang / jasa yaitu

sebanyak 34 orang (34 persen).sedangkan distribusi mata pencaharian responden terkecil yaitu

pekerjaan lainnya. Distribusi mata pencaharian utama responden dapat dilihat pada Tabel 5.7.

Tabel 5.7

Distribusi Mata Pencaharian Utama Responden

pada Daerah Penerima Manfaat Pengembangan Bendungan Poh Santen

Pekerjaan Jumlah

Orang Persen

PNS 13 13.00

Pedagang/ Jasa 34 34.00

Petani 32 32.00

Buruh 14 14.00

Lainnya 7 7.00

Jumlah 100 100.00 Sumber : Hasil Penelitian, 2011

5.3.2 Petani

Berdasarkan survei, sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah

sebanyak 70 orang atau persentase sebesar 97,2 persen, sedangkan responden perempuan sebanyak

2 orang atau persentase sebesar 2,8 persen dari total responden. Selanjutnya karakteristik usia

responden ditunjukkan pada Tabel 5.8.

Tabel 5.8

Distribusi Usia Responden Petani pada Daerah Penerima Manfaat

Pengembangan Bendungan Poh Santen

Usia Jumlah

Orang (%)

≤ 20 tahun - 0

21-30 tahun - 0

31-40 tahun 17 23.6

>40 tahun 55 76.4

Jumlah 72 100 Sumber : Hasil Penelitian, 2011

Page 57: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden berada pada rentang usia > 40 tahun

yaitu sebanyak 55 orang atau 76,4 persen. Sisanya sebanyak 23,6 persen adalah responden dengan

rentang usia 31-40 tahun. Dalam penelitian tidak ditemukan responden dengan rentang usia ≤20

tahun dan 21-30 tahun.

Persentase distribusi tingkat pendidikan responden tertinggi adalah pada tingkat SD yaitu

sebesar 63,89 persen atau sebanyak 46 orang. Sebanyak 20 orang atau 27,78 persen responden

adalah lulusan SMP dan sisanya adalah tamatan SMA. Distribusi tingkat pendidikan responden

dapat dilihat pada Tabel 5.9.

Tabel 5.9

Distribusi Tingkat Pendidikan Responden Petani pada

Daerah Penerima Manfaat Pengembangan Bendungan Poh Santen

Jumlah

Pendidikan Orang (%)

SD 46 63.89

SMP 20 27.78

SMA 6 8.33

Perguruan Tinggi - 0

Jumlah 72 100 Sumber : Hasil Penelitian, 2011

Page 58: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Pembahasan Hasil Penelitian

6.1.1 Rencana Pembiayaan Proyek

Biaya proyek adalah penggunaan sumber-sumber ekonomi yang diatur dengan satuan uang

yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk obyek atau tujuan tertentu. Biaya proyek

pengembangan Bendungan Poh Santen dibagi menjadi dua, yaitu biaya konstruksi dan Biaya OP

(Operasional dan Pemeliharaan).

a) Biaya Konstruksi

Dengan kelaziman dan kemampuan penganggaran yang dimiliki pemerintah dalam pem-

bangunan bangunan bendungan, direncanakan proses konstruksi Bendungan Poh Santen akan

dilaksanakan secara bertahap masing-masing selama tiga tahun dengan proses pentahapan yang

sama, dimulai dari kegiatan mobilisasi, pembuatan coverdam, pembuatan bangunan utama

(bendungan), dan pelimpah samping yang dilakukan tahun pertama.

Pada tahun kedua masih akan dilakukan pelaksanaan coverdam, bendungan utama, pem-

buatan pelimpah samping dan bangunan intake baik untuk air bersih maupun air irigasi. Hingga

tahun ketiga akan dilakukan penyelesaian sisa pekerjaan bendungan utama, intake, dan

bangunan pelengkap lainnya. Rencana biaya konstruksi pembangunan Bendungan Poh Santen

dapat dilihat pada Tabel 6.1.

Page 59: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

Tabel 6.1

Rencana Biaya Konstruksi Bendungan Poh Santen

No Kegiatan

Biaya

(000 Rp)

Jadwal Pelaksanaan Tahun ke

I II III

1 Mobilisasi-demobilisasi 40.000,00 40.000,00

2 Coverdam & pengelak 7.938.140,90 6.350.512,72 1.587.628,18

3 Bendungan Utama 3.567.668,26 356.766,83 1.605.450,72 1.605.450,72

4 Bangunan Pendukung

- Pelimpah samping 33.655.410,06 11.779.393,52 21.876.016,54

- Intake 13.882.940,23 2.776.588,05 11.106.352,18

Jumlah 59.084.659,44 18.527.173,06 27.845.683,48 12.711.802,90

Consultant fee ( 5 %) 2.954.232,97 926.358,65 1.392.284,17 635.590,15

Jumlah setelah fee 62.038.892,42 19.453.531,72 29.237.967,65 13.347.393,05

PPN (10 %) 6.203.889,24 1.945.353,17 2.923.796,77 1.334.739,30

Jumlah 68.242.781,66 21.398.884,89 32.161.764,42 14.682.132,35

Sumber : Dinas PU Provinsi Bali, 2010

Tabel 6.1 menunjukkan bahwa rencana pembiayaan dibagi menjadi 3 tahun dengan jum-

leh pembiayaan terbesar adalah pada tahun kedua yaitu sebesar Rp. 32.161.764.420,00.

b) Biaya Operasional dan Pemeliharaan

Biaya Operasi dan Pemeliharaan yaitu biaya rutin yang harus dikeluarkan untuk operasi

dan pemeliharaan fungsi bangunan, termasuk pemeliharaan kawasan yang memungkinkan

dicapainya manfaat maksimal dari bangunan yang dibuat, dalam hal ini nilainya diasumsikan

sejumlah 0,1 persen dari biaya konstruksi. Termasuk dalam hal ini biaya pergantian peralatan/

hardware yang dipergunakan untuk operasionalisasi bangunan atau perbaikan bagian-bagian

dari bangunan yang mengalami depresiasi fungsi sehingga dapat beroperasi selama umur

fungsional bangunan. Biaya ini setiap lima tahun nilainya meningkat 15 persen. Rincian biaya

operasional selama 30 tahun dapat dilihat pada lampiran 3.

6.1.2 Manfaat Pengembangan Bendungan

Page 60: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

1) Manfaat Langsung

Manfaat langsung yang diperoleh dengan adanya pengembangan Bendungan Poh Santen ini

adalah hasil penjualan air bersih dan peningkatan hasil pertanian akibat adanya tambahan pasokan

air untuk irigasi.

a) Hasil dari Penjualan Air Bersih

Manfaat dari penjualan air bersih merupakan manfaat yang diperoleh melalui produksi air

yang ditampung oleh bendungan. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar masyarakat yang

berada di daerah penerima manfaat menggunakan air sumur pompa sebagai sumber air bersih

utama, yaitu sebanyak 59 orang dari total responden atau 59 persen. Pengguna air PDAM ber-

dasarkan survei adalah sebanyak 31 persen atau 31 orang. Sebesar 10 persen masyarakat

mendapatkan air sumber air bersih pada media lainnya, yaitu mata air, gunung dan sebagainya.

Dalam penelitian tidak ditemukan masyarakat yang menggunakan kali sebagai sumber air ber-

sih utama. Penggunaan sumber air bersih ditunjukkan pada Tabel 6.2.

Tabel 6.2

Distribusi Penggunaan Sumber Air Bersih di Daerah

Penerima Manfaat Pengembangan Bendungan Poh Santen

Sumber Air bersih Jumlah

Orang (%)

Sumur pompa 59 59.00

Kali - -

PDAM 31 31.00

Lainnya 10 10.00

Jumlah 100 100.00 Sumber : Hasil Penelitian, 2011

Masyarakat di daerah penerima manfaat umumnya tidak mempunyai kesulitan untuk

mencapai akses sumber air bersih. Berdasarkan penelitian, akses untuk mencapai lokasi sumber

air ditunjukkan pada Tabel 6.3.

Page 61: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

Tabel 6.3

Distribusi Lokasi Sumber Air di Daerah Penerima Manfaat

Pengembangan Bendungan Poh Santen

Lokasi Sumber Air Jumlah

Orang (%)

Pada Halaman rumah 97 97.00

Jauh 3 3.00

Jumlah 100 100.00 Sumber : Hasil Penelitian, 2011

Tabel 6.3 menujukkan bahwa masyarakat tidak sulit dalam mencapai akses sumber air,

ditunjukkan dengan 97 persen masyarakat memiliki akses sumber air pada halaman rumah.

Namun perlu diteliti juga apakah apakah air tersebut layak minum atau tidak. Kelayakan air di

daerah penerima manfaat ditunjukkan pada Tabel 6.4.

Tabel 6.4

Distribusi Kelayakan Air di Daerah Penerima Manfaat

Pengembangan Bendungan Poh Santen

Kualitas air bersih Jumlah

Orang (%)

Layak diminum langsung - -

Layak diminum dg dimasak 74 74.00

Tidak layak diminum 26 26.00

Jumlah 100 100.00 Sumber : Hasil Penelitian, 2011

Berdasarkan Tabel 6.4 diketahui bahwa masih ada masyarakat yang menerima kondisi air

yang tidak layak diminum. Hal ini berarti pengembangan bendungan untuk menambah pasokan

air perlu untuk diteliti, yaitu dengan meneliti manfaat-manfaat yang diterima dengan adanya

pembangunan bendungan ini.

Manfaat langsung yang berasal dari penjualan air bersih dinilai dengan jumlah volume air

yang direncanakan untuk diproduksi dikalikan dengan nilai jual yang seharusnya terjadi. Nilai

jual yang seharusnya terjadi adalah nilai jual yang seharusnya dibayarkan oleh masyarakat

pemakai air untuk setiap liter volume air yang dimanfaatkan sehingga memungkinkan kegiatan

usaha pengolahan air bersih dan distribusinya tetap berjalan kepada para pelanggannya.

Page 62: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

Saat ini nilai jual air dipandang belum berada pada nilai jual yang sebenarnya dan

cenderung menghasilkan kondisi pengusahaan yang tidak sehat. Seharusnya nilai jual yang

diterima perusahaan air minum daerah lebih tinggi lagi agar mampu menutupi biaya-biaya

produksi dan konservasi yang diperlukan untuk mempertahankan kelancaran pasokan

(ketersediaan air baku) bagi keberlangsungan usahanya. Pada penelitian ini analisis atas harga

ekonomis air baku dari bagunan pelepasan pada outlet bendungan ditetapkan harga sebesar Rp.

1.250,00/m3

(Dinas PU Provinsi Bali, 2011). Dari nilai air tersebut dan rencana produksi air

bersih yang dihasilkan maka akan dicapai penerimaan investasi dari penjualan air bersih dalam

tiga puluh tahun umur proyek adalah Rp. 149.736.870.000,00 dengan asumsi bahwa manfaat

diterima mulai dari tahun ketiga dengan jumlah produksi hanya mencapai 30% dan tahun

keempat sebanyak 75% dari jumlah yang seharusnya. Pada tahun pertama dan kedua manfaat

air belum dperoleh karena bendungan masih dalam proses konstruksi. Manfaat penjualan air

bersih selama 30 tahun dapat dilihat pada lampiran 4.

b) Manfaat Hasil Pertanian

Manfaat dari hasil pertanian dihitung berdasarkan pertambahan manfaat yang

dihasilkan dengan adanya pengembangan bendungan. Manfaat ini dihitung dengan pengu-

rangan manfaat yang diharapkan dengan adanya proyek dengan manfaat tanpa adanya

pengembangan bendungan. Manfaat pertanian tanpa adanya proyek pengembangan bendungan

dapat dilihat pada Tabel 6.5.

Page 63: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

Tabel 6.5

Manfaat Pertanian Tanpa Adanya Proyek Pengembangan Bendungan Poh Santen

Masa Tanam Tanaman (%)

Luas (Ha)

Panen/ Ha

(Ton)

Harga per ton

(Rp.) Total (Rp)

MT I Padi 100,00 174,02 6,67 2.776.920 3.223.208.254,73

MT II Padi 31,25 174,02 4,57 2.776.920 690.126.580,03

Palawija 59,72 174,02 1,95 4.500.000 911.939.628,60

MT III Palawija 24,31 174,02 1,8 4.500.000 342.664.522,20

Total Benefit = 5.167.938.985,56 Sumber : Hasil Penelitian, 2011

Berdasarkan Tabel 6.5 diketahui bahwa total benefit sebelum proyek pengembangan

bendungan adalah sebesar Rp. 5.167.938.985,56. Dengan adanya proyek pengembangan Ben-

dungan Poh Santen diharapkan pasokan air irigasi dapat mencukupi untuk tiga musim tanam.

Apabila pasokan air telah tercukupi maka pola tanam petani dapat ditingkatkan menjadi tiga

musim tanam dengan pemanfaatan lahan sebesar 100 persen. Manfaat pertanian yang diesti-

masi setelah adanya proyek ditunjukkan pada Tabel 6.6.

Tabel 6.6

Manfaat Pertanian Dengan Adanya Proyek Pengembangan

Bendungan Poh Santen

Masa Tanam Tanaman (%)

Luas (Ha)

Panen/ Ha

(ton)

Harga per ton

(Rp) Total (Rp)

MT I Padi 100 174,02 7,5 2.776.920 3.624.297.138

MT II Padi 100 174,02 7,5 2.776.920 3.624.297.138

MT III Palawija 100 174,02 2,6 4.500.000 2.036.034.000

Total Benefit = 9.284.628.276 Sumber : Hasil Perhitungan, 2011

Tabel 6.6 menunjukkan bahwa total benefit dari pengembangan Bendungan Poh San-

ten adalah sebesar Rp. 9.284.628.276,00. Benefit yang dimasukkan ke dalam perhitungan ada-

lah selisih dari total benefit dengan proyek dengan total benefit tanpa proyek yaitu Rp.

4.116.689.290,44.

2) Manfaat Tidak Langsung

Manfaat tidak langsung adalah suatu manfaat yang tidak langsung bisa dinikmati dan

atau masih diperlukan adanya investasi baru untuk dapat memperoleh manfaat yang dimaksud.

Page 64: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

Dalam hal ini manfaat tidak langsung terdiri dari peluang adanya penigkatan pendapatan, per-

baikan kesehatan masyarakat serta meningkatnya tingkat pendidikan.

a) Perbaikan kesehatan masyarakat

Perbaikan kesehatan masyarakat sebagai konsekuensi dari terpenuhinya

kebutuhan air bersih untuk konsumsi maupun mandi cuci anggota keluarga. Berdasarkan

hasil penelitian distribusi jenis penyakit yang sering dialami oleh masyarakat ditunjukkan

pada Tabel 6.7.

Tabel 6.7

Distribusi Penderita Penyakit di Daerah Penerima Manfaat

Pengembangan Bendungan Poh Santen

Penyakit Jumlah

Orang (%)

Panas 12 12.00

Batuk 24 24.00

Diare 30 30.00

Sakit kulit 23 23.00

Lainnya 11 11.00

Total 100 100.00 Sumber : Hasil Penelitian, 2011

Tabel 6.7 menunjukkan bahwa penyakit diare merupakan penyakit dengan per-

sentase tertinggi yaitu sebanyak 30 persen. Dengan adanya pengembangan Bendungan Poh

Santen diharapkan dapat meminimalisir penyakit yang diderita masyarakat sehingga terjadi

perbaikan kesehatan masyarakat.

Berdasarkan lokasi, masyarakat di daerah penerima manfaat paling banyak bero-

bat ke puskesmas, yaitu sebesar 79 persen. Distribusi lokasi berobat masyarakat di daerah

penerima manfaat ditunjukkan pada Tabel 6.8.

Page 65: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

Tabel 6.8

Distribusi Lokasi Berobat Masyarakat di Daerah Penerima Manfaat

Pengembangan Bendungan Poh Santen

Lokasi berobat Jumlah

Orang (%)

Puskesmas 79 79.00

Rumah Sakit 7 7.00

Dokter 12 12.00

Dukun - -

Lainnya 2 2.00

Total 100 100.00 Sumber : Hasil Penelitian, 2011

b) Peningkatan Pendapatan

Melalui peningkatan kesehatan masyarakat diharapkan mampu meningkatkan

produktivitas sumber daya manusia yang nantinya dapat meningkatkan pendapatan

masyarakat. Peningkatan pendapatan masyarakat diharapkan tidak hanya dialami oleh

petani yang mengalami pengingkatan dalam hal hasil panen, tetapi diharapkan dapat

dirasakan oleh seluruh masyarakat melalui efek multiplier.

c) Tingkat Pendidikan Meningkat

Peningkatan pendapatan masyarakat diharapkan dapat memberi dampak pada

peningkatan tingkat pendidikan. Bila pendapatan meningkat maka kemampuan masyarakat

untuk membayar atau mengeluarkan biaya pendidikan akan meningkat. Hal ini

mengakibatkan tingkat pendidikan masyarakat di daerah penerima manfaat akan meningkat.

Secara umum semua dampak di atas mengarah kepada terjadinya peningkatan

kegiatan ekonomi kawasan yang dalam kajian ini diasumsikan dapat mencapai nilai sebesar

30 persen dari nilai manfaat langsung.

6.1.3 Analisis Kelayakan

Kelayakan proyek pengembangan Bendungan Poh Santen di Desa Poh Santen

Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana dianalisis berdasarkan data arus manfaat yang

diperoleh dan data arus biaya yang dikeluarkan selama 30 tahun. Kriteria yang digunakan

Page 66: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

untuk mengetahui kelayakan pengembangan Bendungan Poh Santen ini adalah Net Present

Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) dan Internal Rate of Return (IRR).

Untuk kepentingan analisis kelayakan secara ekonomis, maka pada kajian ini

ditetapkan beberapa asumsi sebagai berikut:

1) Umur proyek adalah 30 tahun semenjak dimulainya pembangunan pada tahun pertama

2) Perhitungan biaya pembangunan tidak memasukkan peluang pemanfaatan material

galian dan tambang yang tersedia di tempat (lokasi pekerjaan).

3) Debit air tidak berubah atau sesuai dengan perencanaan.

4) Tidak terjadi alih fungsi lahan di daerah penelitian serta semangat petani dalam meng-

garap lahan tetap (tidak berubah)

5) Biaya operasional dan pemeliharaan (OP) bangunan sudah harus dikeluarkan semenjak

tahun kedua dengan nilai 0,1 persen dari akumulasi nilai investasi tahun sebelumnya

dan mengalami peningkatan sebanyak 15 persen setiap lima tahun dari nilai OP periode

sebelumnya.

6) Durasi masa produksi setiap tahun adalah 24 jam per hari sepanjang tahun (365 hari)

7) Manfaat tidak langsung diperhitungkan setara dengan 30 persen dari nilai seluruh

manfaat langsung yang diperoleh.

Investasi yang dibutuhkan untuk membangun bendungan ini adalah sebesar Rp.

68.242.781,66 yang dibagi mendadi tiga tahap, yaitu pada tahun pertama

Rp.21.398.884.890,00, tahun kedua Rp. 32.161.764.420,00 dan tahun ketiga

Rp.14.682.132.350,00. Biaya-biaya tersebut terdiri dari biaya mobilisasi, pembuatan

coverdam, pembuatan bangunan utama (bendungan), dan pelimpang samping. Biaya

operasional bendungan diasumsikan sebesar 0,1 persen dari biaya konsruksi dengan pen-

ingkatan sebesar 15 persen tiap lima tahun (lihat lampiran 5).

Manfaat yang dimasukkan dalam analisis adalah manfaat yang diperoleh oleh dae-

rah-daerah dibawah lokasi rencana pengembangan Bendungan Poh Santen. Adapun

manfaat-manfaat tersebut adalah manfaat air minum, manfaat pertanian dan manfaat tidak

langsung (lihat lampiran 6).

Page 67: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

a) Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) merupakan selisih biaya dan manfaat yang telah

dipresent valuekan. Dengan mempergunakan rumus yang telah disebutkan pada

metodologi, diperoleh nilai NPV proyek pada tingkat bunga 12 persen adalah sebesar

Rp.12.777.587.850,67. Kriteria pengambilan keputusan menurut analisis NPV

mensyaratkan nilai > 0 untuk menerima proyek. Jadi dengan nilai NPV yang mencapai

Rp.12.777.587.850,67 maka proyek pengembangan bendungan ini layak untuk dil-

aksanakan.

b) Net benefit Cost Ratio (Net B/C)

Metode untuk mengevaluasi kelayakan proyek dalam hal mana informasi pasar

dari biaya dan manfaat yang tersedia tidak lengkap atau akurat dengan mempergunakan

formula, maka diperoleh nilai Benefit Cost Ratio pada tingkat bunga 12 persen sebesar 1,21

persen yang berarti dari jumlah 100 persen biaya yang dikeluarkan akan memperoleh

manfaat sebesar 121 persen manfaat. Sesuai dengan kriteria, dimana nilai B/C ratio > 1

maka proyek pengembangan Bendungan Poh Santen layak untuk dilaksanakan.

c) Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return tingkat bunga yang menyatakan total NPV manfaat dan

biaya sama dengan 0 (nol). Dengan mempergunakan rumus yang telah disebutkan pada

metode penelitian, diperoleh nilai IRR proyek adalah sebesar 14,43 persen. Kriteria

pengambilan keputusan menurut analisis IRR mensyaratkan nilai r atau tingkat bunga lebih

besar dari tingkat bunga pasar (12 persen) untuk menerima proyek. Jadi dengan nilai IRR

yang mencapai 14,43 persen maka proyek pengembangan Bendungan Poh Santen layak un-

tuk dilaksanakan.

Page 68: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

d) Analisis Sensitivitas

Terjadinya peningkatan biaya konstruksi secara proposional terhadap manfaat

proyek sangat mungkin terjadi baik oleh karena kekeliruan dalam menyusun estimasi

volume dan biaya, adanya perubahan rencana secara signifikan, maupun apresiasi harga-

harga bahan. Analisis sensitivitas dilakukan terhadap dua kemungkinan yaitu terjadinya

peningkatan biaya konstruksi sebesar 10 persen dan 20 persen. Peningkatan biaya selama

tiga puluh tahun terlampir pada lampiran 10.

Dengan menggunakan analisis sensitivitas, hasil perhitungan yang diperoleh

disajikan pada Tabel 6.9.

Tabel 6.9

Hasil Perhitungan Analisis Sensitivitas

Biaya Meningkat 10 persen dan 20 persen

Alat Analisis Biaya meningkat 10% Biaya meningkat 20%

NPV

Rp 6.544.732.327 Rp 311.876.805

Net B/C

1,10 1,0042

IRR 13,05 12,19 Sumber : Hasil Perhitungan, 2011

Tabel 6.9 menunjukkan bahwa nilai NPV apabila biaya meningkat 10 persen

adalah Rp. 6.544.732.327,00, Net B/C sebesar 1,10 dan IRR sebesar 13,05 persen. Ber-

dasarkan kriteria kelayakan maka apabila biaya meningkat sebesar 10 persen, proyek

pengembangan bendungan Poh Santen tanah masih memiliki kelenturan untuk menanggung

perubahan biaya pada peningkatan biaya sampai 10 persen.

Begitu pula untuk analisis NPV, Net B/C ratio dan IRR terhadap kemungkinan

peningkatan biaya sebesar 20 persen dari jumlah biaya yang direncanakan semula, di-

peroleh nilai IRR 12,19 persen, NPV pada tingkat bunga 12 persen sebesar Rp.

311.876.805,00 dan Net B/C ratio 1,0042. Ini berarti proyek pengembangan Bendungan

Page 69: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

Poh Santen masih memiliki kelenturan untuk menanggung perubahan biaya pada pening-

katan hingga 20 persen.

Page 70: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Berdasarkan atas hasil pembahasan yang telah dipaparkan maka dapat diambil kes-

impulan, bahwa Pengembangan Bendungan Poh Santen di Desa Poh Santen Kecamatan

Mendoyo Kabupaten Jembrana layak untuk dilaksanakan.

7.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan serta penjelasan dari bab-bab sebelumnya maka saran yang

dapat disampaikan adalah sebagai berikut.

1) Pelaksanaan pekerjaan konstruksi diupayakan agar tidak melebihi tiga tahun atau pro-

gram yang telah direncanakan sehingga tidak terjadi pergeseran biaya yang akan

mempengaruhi analisis kelayakan.

2) Dalam rangka penyediaan air bersih agar diprioritaskan pada masyarakat di wilayah-

wilayah penerima manfaat terutama yang berada di sekitar proyek.

3) PDAM atau pengelola air bersih sebaiknya menyiapkan instalasi air bersih mulai tahun

kedua atau paling lambat tahun ketiga agar manfaat air baku lebih cepat dapat terealisasi.

4) Jaringan irigasi yang mendapat pelayanan dari bendungan agar tetap mandapat pemeli-

haraan sebagaimana mestinya, bila perlu pada tempat-tempat tertentu dapat diadakan re-

habilitasi.

5) Petani-petani pemakai air atau anggota subak yang ada perlu mendapat penyuluhan baik

mengenai tata pengelolaan air (pemanfaat air yang efektif dan efisien) maupun dari segi

teknik pertanian sehingga dapat memberikan benefit yang lebih tinggi.

Page 71: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

6) Pada pengkajian proyek bendungan perlu didukung dengan kajian budaya dan sosial se-

hingga analisis sesuai atau paling tidak mendekati dengan keadaan sesungguhnya.

7) Pendidikan dan kesehatan masyarakat perlu dimonitoring lebih lanjut agar manfaat yang

dihasilkan tidak kurang dari 30 persen.

Page 72: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

DAFTAR PUSTAKA

Andi Nuhung, Iskandar. 2003. Membangun Pertanian Masa Depan Suatu Gagasan Pembaharuan.

Semarang : CV.Aneka Ilmu.

Asdak, Chay. 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Benny, Guido. Sap 2 evaluasi proyek: Pengertian Evaluasi Proyek, Aspek-aspeknya dan Metode

Memperoleh Gagasan. (serial online), Available : www. Google.com

Badan Pusat Statistik. 2008. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Jembrana 2010. Bali :

BPS.

__________. 2010. Kecamatan Mendoyo Dalam Angka 2010. Jembrana : BPS.

__________. 2010. Kecamatan Jembrana Dalam Angka. 2010. Jembrana : BPS.

__________. 2010. Kabupaten Jembrana Dalam Angka. 2010. Jembrana : BPS.

Clive Gray, dkk. 1997. Pengantar Evaluasi Proyek. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Dinas PU Provinsi Bali. 2004. Prosiding seminar Pengelolaan Wilayah Lahan Kering Beririgasi

yang Berkelanjutan dengan Orientasi Agrobisnis. Singaraja: Project Management Unit.

___________. 2011. Laporan Akhir Studi Kelayakan Embung Poh Santen dan Embung Gelar di

Kabupaten Jembrana.

___________. 2011. Laporan Hidrologi Studi Kelayakan Embung Poh Santen dan Embung Gelar

di Kabupaten Jembrana.

Gittinger, JP. 1997. Analisa Ekonomi Proyek-proyek Pertanian. Jakarta: CI css.

Harto Br., Sri. 1993. Analisis Hidrologi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Ignacio Velez-Pareja. 2000. The Weighted Internal Rate Of Return (Wirr) And The Expanded

Benefit - Cost Ratio (Eb/Cr). (serial online). Available : Social Science Research Network

www.ssrn.com

Kadariah. 2001. Evaluasi Proyek Analisis Ekonomi. Jakarta : Lembaga Penerbit Fak. UI.

Kumar Sahu, Santosh. Cost Benefit Analysis of Watershed Development Programme : A Study of

Bichhiwada Watershed Project, Udaipur, Rajasthan, India. (Jurnal). http:/journal.uii.ac.id

Mangkoesoebroto, Guritno. 2001. Ekonomi Publik. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta.

Mantau, Zulfkifli. 1995. Analisis Kelayakan Investasi Usaha Budidaya Ikan Mas dan Nila dalam

Keramba Jaring Apung Ganda di Pesisir Danau Tondano Provinsi Sulawesi Utara.

(Jurnal). Available : http:/www.google.com

Mugeraya, Srinivasa. Critical Analysis of Deficiencies of IRR and NPV with Solutions to

Deficiencies. (Jurnal). Available : Social Science Research Network www.ssrn.com

Page 73: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

Pemerintah Republik Indonesia. 2010. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2010 Tentang

Bendungan. Jakarta : Pemerintah Republik Indonesia.

Pudjosumarto, Mulyadi. 1991. Evaluasi Proyek Uraian singkat dan Soal-Jawab. Yogyakarta :

Liberty

Purnomo, Eddy. 1994. Embung Kolam Penampung Air. Puslitbang Tanaman Pangan, Badan

Litbang Pertanian Deptan. Surabaya.

Sufa, Milla Faila. Analisis Sensitivitas Pada Keputusan Pembangunan Meeting Hall untuk

Mimimasi Resiko Investasi. (Jurnal). Available : http://eprints.ums.ac.id.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

Suherman, Agus dan Adhyaksa Dault. 2009. Analisis Dampak Sosial Ekonomi Keberadaan

Pelabuhan Nusantara Brondong Lamongan Jawa Timur. (Jurnal ). Jurnal Saintek

Perikanan Vol. 5 No. 1 halaman 25 – 30. Available : www. Google.com

Sutawan, Nyoman. 2001. Pengelolaan Sumber Daya Air: Masalah dan Saran Kebijaksanaan.

Disampaikan pada seminar dengan tema Optimalisasi Pemberdayaan Sumberdaya Tanah

dan Air yang Tersedia untuk Keberlanjutan Pembangunan, Khususnya Sektor Pertanian,

diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Sosial ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian

Universitas Udayana pada tanggal 28 April 2001.

Syahrani, H.A. Husaini. Analisis Kelayakan Finansial Pengusahaan Kebun Hutan dengan Tana-

man Buah Durian di Kabupaten Kutai Kertanegara Provinsi Kalimantan Timur. (Jurnal).

Jurnal Ekonomi Pembangunan. Available : http://journal.uii.ac.id

Ta’alidin, Zamdial. 2001. Analisis Ekonomi Untuk Investasi Usaha Penangkapan Ikan Dengan

Bagan Perahu. (Skripsi). Fakultas Petanian UNIB.

Widarti, Nyoman. 2004. “Dampak Pengembangan Jaringan Irigasi Air Tanah Terhadap Kondisi

Sosial Ekonomi Masyarakat di Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng” (Thesis).

Denpasar :Universitas Udayana.

Widiantara. 2004. Analisis Kelayakan Pembangunan Waduk Muara Tukad Unda di Kabupaten

Klungkung. (Thesis) .Denpasar :Universitas Udayana.

Page 74: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

Lampiran 1

Sumber : Dinas PU Prov. Bali, 2011

Lokasi Rencana Bendungan Poh Santen

Lampiran 2

Lokasi Rencana Ben-

dungan Poh Santen

Page 75: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

Kepada

Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i

Yang berada di bawah lokasi rencana Bendungan Poh Santen

Dengan hormat,

Dalam rangka penyusunan Tesis yang berjudul ”Analisis Ekonomi Pengembangan

Bendungan Poh Santen di Desa Poh Santen Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana” pada

Program Studi Magister Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Udayana, mohon kesediaan

Bapak/Ibu masyarakat yang berada di bawah lokasi rencana Bendungan Poh Santen untuk mengisi

kuesioner yang telah kami persiapkan.

Adapun tujuan dari penelitian ini hanya untuk kepentingan ilmiah dan segala informasi

serta identitas anda akan kami jaga kerahasiaannya. Atas bantuan dan kerjasamanya kami ucapkan

terima kasih.

Hormat saya,

I Gusti Ayu Made Wulandari, SE.

FORM 1 : PETANI

Page 76: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

IDENTIFIKASI RESPONDEN

Yang dimaksud responden dalam penelitian ini adalah petani yang berada di bawah lokasi

rencana Bendungan Poh Santen. Jawablah pertanyaan berikut dengan memberikan tanda lingkaran

pada jawaban yang anda pilih dan memberikan jawaban pada ruang isian.

1. Nama :

2. Jenis Kelamin :

Laki-laki Perempuan

3. Usia anda saat ini :

≤ 20 tahun 21-30 tahun 31-40 tahun > 40 tahun

4. Pendidikan terakhir :

SD SMP SMA Perguruan Tinggi

PERTANIAN

1. Berapa luas lahan yang Bapak/Ibu/Saudara garap?.......................are / ha

2. Bagaimana pola tanam di daerah irigasi Bapak/Ibu/Saudara saat ini dalam setahun?

Padi-padi-padi

Padi-padi-palawija

Padi-palawija

Padi-bero

................................................?

3. Luas tanam :

Luas tanam I ...........................%

Luas tanam II ...........................%

Luas tanam III ...........................%

FORM 1 : PETANI

Page 77: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

4. Hasil padi rata-rata per panen?

Panen I .................................................?

Panen II .................................................?

Panen III.................................................?

5. Jenis Palawija yang ditanam?

Kacang tanah

Kedelai

Jagung

Lainnya ..............................................

6. Hasil Palawija per panen .............................. ton/Ha

Page 78: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

Kepada

Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i

Yang berada di bawah lokasi rencana Bendungan Poh Santen

Dengan hormat,

Dalam rangka penyusunan Tesis yang berjudul ”Analisis Ekonomi Pengembangan

Bendungan Poh Santen di Desa Poh Santen Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana” pada

Program Studi Magister Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Udayana, mohon kesediaan

Bapak/Ibu masyarakat yang berada di bawah lokasi rencana Bendungan Poh Santen untuk mengisi

kuesioner yang telah kami persiapkan.

Adapun tujuan dari penelitian ini hanya untuk kepentingan ilmiah dan segala informasi

serta identitas anda akan kami jaga kerahasiaannya. Atas bantuan dan kerjasamanya kami ucapkan

terima kasih.

Hormat saya,

I Gusti Ayu Made Wulandari, SE.

FORM 2 : MASYARAKAT

Page 79: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

IDENTIFIKASI RESPONDEN

Yang dimaksud responden dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berada di bawah

lokasi rencana Bendungan Poh Santen. Jawablah pertanyaan berikut dengan memberikan tanda

lingkaran pada jawaban yang anda pilih dan memberikan jawaban pada ruang isian.

1. Nama :

2. Jenis Kelamin :

Laki-laki Perempuan

3. Usia anda saat ini :

≤ 20 tahun 21-30 tahun 31-40 tahun > 40 tahun

4. Pendidikan terakhir :

SD SMP SMA Perguruan Tinggi

PENDAPATAN

1. Mata pencaharian utama dalam keluarga :

PNS Pedagang /jasa Petani Buruh

Lainnya:………………………………………………………………………………..

2. Sumber air bersih saat ini?

Sumur

Kali

PDAM

Lainnya (......................................)

3. Jarak Lokasi Sumber Air Bersih?

Pada halaman rumah

Jauh dari rumah

........................... km

4. Kapasitas air bersih?

Melebihi

Cukup

Kurang

FORM 2 : MASYARAKAT

Page 80: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

5. Kualitas air bersih?

Layak diminum langsung

Layak diminum dengan dimasak

Tidak layak diminum

6. Penyakit apa yang paling sering diderita Bapak/Ibu/Saudara/i?

Panas

Batuk

Diare

Sakit kulit

Lainnya .............................

7. Dimana Bapak/Ibu/Saudara/i berobat bila sakit?

Puskesmas

Rumah Sakit

Dokter

Dukun

Lainnya............................

Page 81: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

Lampiran 3

Biaya OP Pengembangan Bendungan Poh Santen

Sumber : Hasil Perhitungan, 2011

Tahun Tahun ke- biaya

2014 0 -

2015 1 -

2016 2 -

2017 3 68,242,781.66

2018 4 68,242,781.66

2019 5 68,242,781.66

2020 6 68,242,781.66

2021 7 68,242,781.66

2022 8 78,479,198.91

2023 9 78,479,198.91

2024 10 78,479,198.91

2025 11 78,479,198.91

2026 12 78,479,198.91

2027 13 90,251,078.75

2028 14 90,251,078.75

2029 15 90,251,078.75

2030 16 90,251,078.75

2031 17 90,251,078.75

2032 18 103,788,740.56

2033 19 103,788,740.56

2034 20 103,788,740.56

2035 21 103,788,740.56

2036 22 103,788,740.56

2037 23 119,357,051.64

2038 24 119,357,051.64

2039 25 119,357,051.64

2040 26 119,357,051.64

2041 27 119,357,051.64

2042 28 137,260,609.39

2043 29 137,260,609.39

2044 30 137,260,609.39

Page 82: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

Lampiran 4

Manfaat Air Baku dari Pengembangan Bendungan Poh Santen

Tahun

ke- Lt/dtk 000 m3/th Nilai jadi air baku

1 - - -

2 - - -

3 42.6 1,343.434 1,679,292,000.00

4 106.5 3,358.584 4,198,230,000.00

5 142 4,478.112 5,597,640,000.00

6 142 4,478.112 5,597,640,000.00

7 142 4,478.112 5,597,640,000.00

8 142 4,478.112 5,597,640,000.00

9 142 4,478.112 5,597,640,000.00

10 142 4,478.112 5,597,640,000.00

11 142 4,478.112 5,597,640,000.00

12 142 4,478.112 5,597,640,000.00

13 142 4,478.112 5,597,640,000.00

14 142 4,478.112 5,597,640,000.00

15 142 4,478.112 5,597,640,000.00

16 142 4,478.112 5,597,640,000.00

17 142 4,478.112 5,597,640,000.00

18 142 4,478.112 5,597,640,000.00

19 142 4,478.112 5,597,640,000.00

20 142 4,478.112 5,597,640,000.00

21 142 4,478.112 5,597,640,000.00

22 142 4,478.112 5,597,640,000.00

23 142 4,478.112 5,597,640,000.00

24 142 4,478.112 5,597,640,000.00

25 142 4,478.112 5,597,640,000.00

26 142 4,478.112 5,597,640,000.00

27 142 4,478.112 5,597,640,000.00

28 142 4,478.112 5,597,640,000.00

29 142 4,478.112 5,597,640,000.00

30 142 4,478.112 5,597,640,000.00 Sumber : Hasil Perhitungan, 2011

Page 83: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

Lampiran 5

Total Benefit Pengembangan Bendungan Poh Santen selama 30 tahun

Tahun ke- Air Baku Pertanian Manfaat tidak Langsung Total Benefit

1 - - - -

2 - - - -

3 1,679,292,000.00 4,116,689,290.44 1,738,794,387.13 7,534,775,677.58

4 4,198,230,000.00 4,116,689,290.44 2,494,475,787.13 10,809,395,077.58

5 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58

6 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58

7 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58

8 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58

9 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58

10 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58

11 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58

12 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58

13 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58

14 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58

15 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58

16 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58

17 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58

18 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58

19 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58

20 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58

21 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58

22 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58

23 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58

24 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58

25 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58

26 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58

27 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58

28 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58

29 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58

30 5,597,640,000.00 4,116,689,290.44 2,914,298,787.13 12,628,628,077.58 Sumber : Hasil Perhitungan, 2011

Page 84: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa

Analisis Data Pada Tingkat Bunga 12 % Lampiran 6

Tahun

Tahun

ke- Biaya Benefit Net Benefit DF(12%) PV Benefit PV Biaya NPV

2014 0 21,398,884,890 - (21,398,884,890) 1.0000 - 21,398,884,890.00 (21,398,884,890.00)

2015 1 32,161,764,420 - (32,161,764,420) 0.8929 - 28,717,239,450.62 (28,717,239,450.62)

2016 2 14,682,132,350 - (14,682,132,350) 0.7972 - 11,704,595,909.42 (11,704,595,909.42)

2017 3 68,242,782 7,534,775,678 7,466,532,896 0.7118 5,363,253,327.30 48,575,211.94 5,314,678,115.36

2018 4 68,242,782 10,809,395,078 10,741,152,296 0.6355 6,869,370,571.80 43,368,287.71 6,826,002,284.09

2019 5 68,242,782 12,628,628,078 12,560,385,296 0.5674 7,165,483,571.22 38,720,954.28 7,126,762,616.94

2020 6 68,242,782 12,628,628,078 12,560,385,296 0.5066 6,397,662,984.10 34,571,793.16 6,363,091,190.94

2021 7 68,242,782 12,628,628,078 12,560,385,296 0.4523 5,711,928,479.49 30,866,210.12 5,681,062,269.37

2022 8 78,479,199 12,628,628,078 12,550,148,879 0.4039 5,100,702,880.53 31,697,748.41 5,069,005,132.12

2023 9 78,479,199 12,628,628,078 12,550,148,879 0.3606 4,553,883,284.77 28,299,599.10 4,525,583,685.67

2024 10 78,479,199 12,628,628,078 12,550,148,879 0.3220 4,066,418,240.98 25,270,302.03 4,041,147,938.95

2025 11 78,479,199 12,628,628,078 12,550,148,879 0.2875 3,630,730,572.30 22,562,769.67 3,608,167,802.64

2026 12 78,479,199 12,628,628,078 12,550,148,879 0.2567 3,241,768,827.51 20,145,610.34 3,221,623,217.17

2027 13 90,251,079 12,628,628,078 12,538,376,999 0.2292 2,894,481,555.38 20,685,547.23 2,873,796,008.15

2028 14 90,251,079 12,628,628,078 12,538,376,999 0.2046 2,583,817,304.67 18,465,370.70 2,565,351,933.98

2029 15 90,251,079 12,628,628,078 12,538,376,999 0.1827 2,307,250,349.77 16,488,872.07 2,290,761,477.70

2030 16 90,251,079 12,628,628,078 12,538,376,999 0.1631 2,059,729,239.45 14,719,950.93 2,045,009,288.52

2031 17 90,251,079 12,628,628,078 12,538,376,999 0.1456 1,838,728,248.10 13,140,557.05 1,825,587,691.04

2032 18 103,788,740 12,628,628,078 12,524,839,337 0.1300 1,641,721,650.09 13,492,536.26 1,628,229,113.82

2033 19 103,788,740 12,628,628,078 12,524,839,337 0.1161 1,466,183,719.81 12,049,872.77 1,454,133,847.04

2034 20 103,788,740 12,628,628,078 12,524,839,337 0.1037 1,309,588,731.64 10,762,892.39 1,298,825,839.26

2035 21 103,788,740 12,628,628,078 12,524,839,337 0.0926 1,169,410,959.98 9,610,837.37 1,159,800,122.62

2036 22 103,788,740 12,628,628,078 12,524,839,337 0.0826 1,043,124,679.21 8,572,949.96 1,034,551,729.25

2037 23 119,357,052 12,628,628,078 12,509,271,026 0.0738 931,992,752.13 8,808,550.40 923,184,201.72

2038 24 119,357,052 12,628,628,078 12,509,271,026 0.0659 832,226,590.31 7,865,629.70 824,360,960.62

2039 25 119,357,052 12,628,628,078 12,509,271,026 0.0588 742,563,330.96 7,018,194.63 735,545,136.33

2040 26 119,357,052 12,628,628,078 12,509,271,026 0.0505 637,114,286.51 6,021,563.25 631,092,723.26

2041 27 119,357,052 12,628,628,078 12,509,271,026 0.0425 536,969,265.86 5,075,061.83 531,894,204.03

2042 28 137,260,609 12,628,628,078 12,491,367,468 0.0346 436,824,245.20 4,747,844.47 432,076,400.73

2043 29 137,260,609 12,628,628,078 12,491,367,468 0.0267 336,679,224.55 3,659,367.84 333,019,856.71

2044 30 137,260,609 12,628,628,078 12,491,367,468 0.0187 236,534,203.89 2,570,891.21 233,963,312.68

75,106,143,077.53 62,328,555,226.86 12,777,587,850.67

Page 85: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa
Page 86: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa
Page 87: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa
Page 88: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa
Page 89: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa
Page 90: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa
Page 91: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa
Page 92: analisis ekonomi pengembangan bendungan poh santen di desa