analisis ekonomi dan sosial budaya kota bandung
TRANSCRIPT
-
8/20/2019 Analisis Ekonomi Dan Sosial Budaya Kota Bandung
1/10
ANALISIS EKONOMI DAN SOSBUD KOTA BANDUNG
PEREKONOMIAN KOTA BANDUNG DALAM KONSTELASI JAWA BARAT
Perkembangan dan pembangunan suatu kota saling berkaitan dengan jumlah, struktur dan
dinamika penduduknya, tingkat sosial ekonomi serta luas wilayahnya. Jumlah penduduk yang
banyak memerlukan fasilitas sarana dan prasarana yang memadai, sehingga semakin banyak jumlah penduduk, maka semakin besar pula kebutuhan sarana dan prasarana di kota tersebut.
Tingkat sosial ekonomi dapat membentuk watak dan kualitas kehidupan penduduk. Kota dengan
tingkat sosial ekonomi yang rendah cenderung dapat menimbulkan kekumuhan, sebaliknya kotadengan tingkat sosial ekonomi yang baik cenderung akan lebih teratur. Pada aspek luas wilayah,
akan berkaitan dengan tingkat mobilitas dan interaksi antar penduduk. Ketiga hal tersebut di atas
merupakan faktor penting dalam penentuan strategi pembangunan suatu kota.
Dalam sudut pandang tersebut, Kota Bandung dapat dikatakan pusat aktiitas perekonomian
Jawa Barat. Kondisi ini menyebabkan Kota Bandung menjadi magnet penarik bagi kota!kota
disekitarnya. Kehidupan sehari!hari masyarakat Kota Bandung telah menyatu dan relatif sulituntuk dapat dibedakan secara jelas dengan masyarakat daerah tetangga. "elain itu, pasca
dibukanya akses jalan tol langsung menuju Kota Jakarta, Kota Bandung telah menjadi salah satu
tujuan wisata faorit warga Jakarta dan sekitarnya #Jabodetabek$ khususnya di masa akhir pekan.%al ini berdampak semakin besarnya permintaan khususnya barang konsumsi dan jasa di Kota
Bandung yang memiliki dampak positif terhadap perkembangan ekonomi Kota Bandung.
Karena itu, analisis ekonomi Kota Bandung akan berkaitan erat dengan perkembangan daerah
sekitarnya #Kota &imahi dan Kabupaten Bandung$ serta Kota Jakarta. Bahkan kegiatan ekonomimasyarakat Kota Bandung, Kota &imahi, dan Kabupaten Bandung sudah sedemikian menyatu,
khususnya yang tinggal berdekatan dengan perbatasan kota. Kondisi ini dicirikan oleh penduduk yang dalam pergerakannya cenderung memusat ke Kota Bandung baik untuk kegiatan ekonomi
dan sosial. Karena itu, sebenarnya memisahkan secara administratif untuk kegiatan ekonomi
Kota Bandung, Kota &imahi, dan Kabupaten Bandung relatif sulit karena keduanya secaraempiris saling berkaitan yang melebur #aglomerasi$ dalam kesatuan daerah Bandung
'etropolitan.
-
8/20/2019 Analisis Ekonomi Dan Sosial Budaya Kota Bandung
2/10
Gambar 1. Kontribusi K!iatan E"onomi Kota Ban#un!
#an S"itarn$a tr%a#a& E"onomi Ja'a Barat Ta%un ())*
Kawasan Bandung 'etropolitan memiliki peranan yang signifikan dalam perekonomian JawaBarat. Kawasan Bandung 'etropolitan memberikan kontribusi sebesar ()* dari total PDB Jawa
Barat, dimana Kota Bandung sendiri memiliki kontribusi terbesar yakni )+,+* dari
perekonomian Jawa Barat. -aju pertumbuhan ekonomi Kota Bandung juga tergolong tinggi, atau
di atas rata!rata pertumbuhan ekonomi Jawa Barat dan bahkan nasional. Pada tahun (++ tingkat pertumbuhan ekonomi Kota Bandung mencapai /,0* dan diperkirakan pada tahun (++/
mencapai 0,(1*. Tingkat pertumbuhan yang tinggi tersebut menunjukkan bahwa Kota Bandung
adalah menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi yang penting di Jawa Barat maupun di2ndonesia.
Gambar (. Prban#in!an La+u Prtumbu%an E"onomi Kota Ban#un! #an Ja'a Barat
ta%un ()),-()) /0
STRUKTUR EKONOMI KOTA BANDUNG
3ilai PD4B Kota Bandung pada tahun (++/ adalah sebesar 4p.5), trilyun dengan tingkat
PD4B per kapita sebesar 4p.((.1+.+++,!. Tingkat pendapatan perkapita ini tergolong tinggi bila
dibandingkan dengan daerah sekitarnya. 6ktiitas ekonomi Kota Bandung, sebagian besar bersumber dari dari sektor perdagangan, hotel dan restoran yang memberikan kontribusi sekitar
,1* dari seluruh kegiatan ekonomi di Kota Bandung, disusul oleh sektor industri pengolahan
sekitar (7,0*. "ektor pengangkutan dan komunikasi memberikan kontribusi sekitar )+,0*
-
8/20/2019 Analisis Ekonomi Dan Sosial Budaya Kota Bandung
3/10
demikian juga dengan sektor jasa!jasa. Pembentukan inestasi di Kota Bandung pada tahun (++/
mencapai 4p.5,1 trilyun, meningkat dari tahun sebelumnya 4p.1,( trilyun.
"ebagai pusat perekonomian Jawa Barat dan sekaligus sebagai kota tujuan wisata dan
pendidikan, aktiitas ketenagakerjaan di Kota Bandung pada umumnya adalah pada sektor jasa
dan perdagangan. Pada tahun (++/, ,/* penduduk Kota Bandung bekerja pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran. "ebanyak (1,7* tenaga kerja Kota Bogor bekerja di sektor
jasa yang meliputi jasa pemerintahan umum dan swasta. 8alaupun menyerap tenaga kerja dalam
jumlah terbesar, namun bila dibandingkan dengan jumlah produksi ekonomi, maka produktiitastenaga kerja di sektor jasa!jasa jauh lebih rendah dibandingkan sektor lainya. Kondisi ini
menunjukkan pekerja sektor jasa yang di dalamnya meliputi jasa pemerintahan umum dan sosial
kemasyarakatan relatif mendapat tingkat pendapatan atau kesejahteraan yang relatif rendah atau
distribusi pendapatan di sektor ini tidak merata. "elain itu ada kemungkinan sektor jasa!jasamenampung banyak tenaga kerja kurang produktif, sehingga ada potensi pengangguran semu
cukup besar pada sektor ini.
Gambar 2. Kontribusi S"tor E"onomi #an Prsntas Sra&an Tna!a Kr+a S"tor
E"onomi Kota Ban#un! Ta%un ()) /0
Tingkat Partisipasi 6ngkatan Kerja #TP6K$ pada tahun (++/ Kota Bandung sebesar 17,11*.
6ngka ini jauh di bawah TP6K Jawa Barat yang mencapai (,5)*. TP6K Kota Bandung yangmasih rendah disebabkan oleh struktur penduduk Kota Bandung yang walaupun lebih didominasi
oleh penduduk pria #5+,//*$, namun pada usia produktif struktur penduduk Kota Bandung justru lebih didominasi oleh perempuan #5+,75*$, atau dengan kata lain jumlah penduduk pria
yang besar lebih banyak pada penduduk usia yang tidak produktif. "elain itu, sebagai salah satukota tujuan pendidikan di 2ndonesia, menjadikan penduduk usia sekolah di Kota Bandung
sebagian besar memilih untuk tidak berada di dalam angkatan kerja. %al ini menyebabkan
jumlah penduduk Kota Bandung yang terlibat dalam angkatan kerja cenderung lebih rendahdibandingkan daerah lain di Jawa Barat.
-
8/20/2019 Analisis Ekonomi Dan Sosial Budaya Kota Bandung
4/10
Permasalahan lain, walaupun TP6K Kota Bandung tidak terlalu besar, jumlah pengganguran
terbuka Kota Bandung justru tergolong tinggi. Pada tahun (++/ Tingkat Pengganguran Terbuka
#TPT$ di Kota Bandung mencapai (),7(*, yang jauh lebih tinggi dibandingkan TPT Jawa Baratyang mencapai ),+0* pada tahun (++/. Kondisi ini semakin menegaskan bahwa perekonomian
Kota Bandung telah terintegrasi dengan perekonomian daerah sekitarnya #'etropolitan
Bandung$. "ehingga walaupun TP6K di Kota Bandung cenderung lebih rendah, tetap tidak mudah untuk mendapatkan pekerjaan karena sebagian kebutuhan tenaga kerja di Kota Bandung
telah dipenuhi oleh pekerja dari penduduk daerah penyangga Kota Bandung.
Tab3 1 Tin!"at Partisi&asi An!"atan Kr+a /TPAK Kota Ban#un!
"elanjutnya dapat dianalisis tentang PD4B per kapita sebagai pendekatan untuk perhitungan
rata!rata pendapatan penduduk walaupun relatif kurang tepat. Dari tahun (++!(++/, PD4B
perkapita penduduk Kota Bandung mengalami kecenderungan peningkatan yang cukup pesatyakni rata!rata, mengalami peningkatan mencapai (+* setiap tahunnya. %al ini semakin
menunjukkan eksistensi Kota Bandung sebagai sumber pertumbuhan ekonomi Jawa Barat.
"elain itu, walaupun meningkat dengan pesat, pertumbuhan ekonomi di Kota Bandung relatif
merata dirasakan oleh penduduknya. %al ini ditunjukkan dengan tingkat pemerataan pendapatandi Kota Bandung yang relatif lebih baik daripada pemerataan pendapatan Jawa Barat maupun
3asional. Pada tahun (++5 koefisien gini ratio Kota Bandung sebesar +,)57, nilai ini lebih
rendah dari koefisien gini ratio Jawa Barat yang sebesar +,)7) maupun tingkat nasional yangmencapai +,7. 6rtinya distribusi pendapatan di Kota Bogor relatif lebih merata dibandingkan
kabupaten9kota di Jawa Barat maupun secara nasional.
Gambar ,. Ko4isin Gini Kab5Kota Ja'a Barat
-
8/20/2019 Analisis Ekonomi Dan Sosial Budaya Kota Bandung
5/10
2ntensitas kegiatan ekonomi pada umumnya berbeda!beda menurut lokasinya. 2ntensitas ini juga
terkait dengan penggunaan lahan yang ada di area tersebut. -ahan yang memiliki intensitas
kegiatan ekonomi tinggi secara perlahan akan menggeser penggunaannya dari permukimanmenjadi area komersial. Dalam situasi ini, umumnya kebutuhan lahan semakin didorong oleh
upaya pencapaian produktiitas ekonomi yang lebih tinggi atas lahan tersebut.
"truktur ekonomi Kota Bandung, terutama berasal dari kegiatan sektor jasa #tersier$ dan sektor
industry pengolahan #sekunder$. Tingkat produktiitas ekonomi lahan untuk berbagai jenis
kegiatan ekonomi yang ada di Kota Bandung secara umum dapat dianalisis dengan nilai produktiitas lahan per km(. "emakin tinggi nilai produktiitas ekonomi, menunjukkan bahwa
setiap km( area di daerah tersebut memberikan nilai tambah ekonomi yang lebih tinggi bila
dibandingkan daerah lainnya. Tingkat produktiitas lahan dapat dibedakan ke dalam nilai bruto
#kotor$ dan neto #bersih$. 3ilai produktiitas ekonomi lahan bruto menunjukkan nilai produktiitas ekonomi rata dari seluruh lahan di suatu wilayah, atau tidak spesifik mengacu pada
lahan!lahan yang digunakan untuk kegiatan ekonomi saja. Tingkat produktiitas ekonomi lahan
ini dapat diklasifikasi menurut kecamatan yang ada di Kota Bandung.
Pada tahun (++( nilai produktiitas ekonomi lahan #bruto$ Kota Bandung adalah 4p.)( milyar
per km( dan terus mengalami peningkatan, hingga tahun (++/ mencapai 4p.+/ milyar per km(.Kenaikan nominal nilai produktiitas lahan ini relatif sangat cepat dalam masa 5 tahun tersebut,
yaitu rata!rata tumbuh )7,51* pertahun. 3amun bila mempertimbangkan adanya tingkat inflasi
atau produktiitas ekonomi riil, maka pada dasarnya rata!rata pertumbuhan lebih lambat, yaitu/,0* pertahun. Kenaikan produktiitas nominal yang tinggi dapat menjadi indikasi tuntutan
produktiitas ekonomi yang lebih tinggi atau dapat menurunkan daya saing ekonomi. 6rtinya
dibutuhkan biaya inestasi dan operasional yang lebih tinggi per luasan lahan tertentu.
Perkembangan produktiitas ekonomi lahan #bruto$ di Kota Bandung dari tahun (++(!(++/dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut ini,
Gambar 6. Pro#u"ti7itas E"onomi La%an Bruto
Kota Ban#un! Ta%un ())(-())
"elanjutnya nilai produktiitas ekonomi lahan bruto di Kota Bandung, khususnya pada tahun(++ dapat dikelompokkan menurut Kecamatan. Pengelompokkan ini dapat menunjukkan
kecamatan yang memiliki intensitas kegiatan ekonomi tinggi dalam konsep ruang wilayah.
2ntensitas ekonomi per luasan wilayah yang relatif tinggi di Kota Bandung adalah &icendo,6ndir, 6stanaanyar dan Babakan &iparay. Kecamatan yang tergolong sedang antara lain
Bandung 8etan, Bandung Kulon, :jungberung, 4egol, Kiaracondong, Batununggal, &ibeunying
Kidul, Bojongloa Kidul, "ukajadi dan ;edebage. "ecara faktual, kecamatan!kecamatan tersebut
-
8/20/2019 Analisis Ekonomi Dan Sosial Budaya Kota Bandung
6/10
menjadi pusat!pusat kegiatan ekonomi penting di Kota Bandung. Keberadaan aktiitas ekonomi
di wilayah tersebut dapat mendorong pergerakan penduduk untuk bekerja atau beraktiitas
ekonomi. Dengan demikian posisi kecamatan ini dapat menjadi pembangkit pergerakan penduduk.
Tab3 (. K3asi4i"asi K8amatan MnurutPro#u"ti7itas E"onomi La%an Bruto Ta%un ())*
3ilai produktiitas ekonomi lahan Kota Bandung sangat dipengaruhi oleh sektor perdagangandan jasa. 8ilayah yang memiliki kontribusi yang besar dari kedua sektor tersebut hampir dapat
dipastikan memiliki produktiitas ekonomi lahan yang tinggi. "edangkan sektor pertanian dinilai
tidak memberikan nilai ekonomi yang signifikan terhadap lahan. %al ini terlihat dari wilayahdengan konsentrasi pertanian yang tinggi justru tidak memiliki produktiitas ekonomi lahan yang
tinggi. "ecara lebih lengkap sebaran kegiatan ekonomi Kota Bandung dijabarkan dalam gambar
berikut.
Gambar *. Sbaran K!iatan E"onomi Kota Ban#un!
"elain itu, dapat dianalisis antara kecamatan dengan intensitas kegiatan ekonomi tinggi dengantingkat kepadatan penduduknya. Dengan dasar klasifikasi adalah rata!rata kepadatan penduduk per km( dan produktiitas ekonomi per km(, maka dapat diperoleh informasi klasifikasi sebaran
penduduk dan aktiitas perekonomian Kota Bandung. Kecamatan Bandung 8etan, &icendo dan
:jungberung termasuk kecamatan dengan produktiitas ekonomi tinggi, namun tingkat
kepadatan penduduk di bawah rata!rata. Daerah!daerah seperti ini dapat menjadi orientasi pergerakan kerja penduduk. "elanjutnya kecamatan 6ndir, 6stanaanyar, Babakan &iparay,
Bandung Kulon, Batununggal, Bojongloa Kidul, &ibeunying Kidul, Kiaracondong, 4egol dan
-
8/20/2019 Analisis Ekonomi Dan Sosial Budaya Kota Bandung
7/10
"ukajadi termasuk memiliki intensitas kegiatan ekonomi tinggi termasuk pula pusat kepadatan
penduduk. Posisi kecamatan di atas dapat dituangkan ke dalam gambar berikut ini,
Gambar . Sbaran Pn#u#u" #an K!iatan E"onomi Kota Ban#un!
Dari hasil sebaran penduduk dan kegiatan ekonomi Kota Bandung tersebut dapat terlihat bagaiman pola pergerakan penduduk tidak hanya terjadi di dalam Kota Bandung sendiri, namun
turut pula melibatkan penduduk dari daerah sekitar #'etropolitan Bandung$. %al ini harus
diantisipasi dengan penyediaan sarana dan prasarana perhubungan yang lebih memadai untuk dapat menampung aktiitas pergerakan penduduk tersebut tanpa menyebabkan terjadinya
kemacetan arus transportasi baik dalam Kota Bandung sendiri maupun daerah perbatasan.
Pertumbuhan ekonomi yang pesat, penduduk yang terdidik, dan ketersediaan tenaga kerja yang
melimpah #tingkat 'an Power Kota Bandung mencapai /,/1*, hal ini belum termasuk daerah
sekitar 'etropolitan Bandung$ membantu Kota Bandung sebagai Kota yang cocok digunakan
sebagai tempat inestasi. %al ini turut dibuktikan melalui hasil surei tingkat kepuasan danrekomendasi inestasi yang dilakukan oleh 'ajalah "wa pada tahun (++7, mendudukan Kota
Bandung sebagai kota kedua yang paling banyak direkomendasikan sebagai tujuan inestasi
setelah Kota Pekanbaru. Tingkat kepuasan dan rekomendasi yang tinggi menjadi peluang yangsangat besar bagi Kota Bandung untuk mengembangkan diri menjadi kota jasa yang
Bermartabat. :ntuk itu, perlu persiapan yang matang untuk menyambut perkembangan Kota
Bandung menjadi kota jasa yang metropolitan. Pembangunan hunian ertikal mau tidak mauharus dijadikan tren gaya hidup baru guna mengantisipasi pertumbuhan penduduk yang semakin
besar. "elain itu, Kota Bandung memerlukan reformasi dan penataan kembali pola transportasi
masal yang lebih efektif untuk menghindari terjadinya stagnasi akibat kelebihan beban angkutan
dibandingkan olume jalan yang ada.
-
8/20/2019 Analisis Ekonomi Dan Sosial Budaya Kota Bandung
8/10
Gambar 9. Prs&si Pn!usa%a #a3am Kota Tu+uan In7stasi
SOSIAL DAN BUDA:A
Kesejahteraan penduduk secara umum dapat dilihat dari 2ndeks Pembangunan 'anusia yang
terdiri dari tiga komponen, yaitu derajat pendidikan, kesehatan dan ekonomi. "ebagai indikator
utama, pada dasarnya 2P' adalah berfungsi sebagai indikator impact, yaitu terbentuk karena banyak aspek pembangunan yang dilakukan. Pada tahun (++/ 2P' Kota Bandung mencapai
/0,+7, dibentuk oleh indeks kesehatan sebesar 0+,5, indeks pendidikan sebesar 07,+, dan
indeks daya beli masyarakat sebesar 1,+1. 2ndeks tertinggi adalah indek pendidikan yang
semakin mengukuhkan Kota Bandung sebagai salah satu kota pendidikan di 2ndonesia.
Tab3 2. Pr"mban!an IPM #an Kom&onnn$a #i Kota Ban#un! Ta%un ()),-())
Kecamatan "ukasari tercatat sebagai kecamatan dengan nilai 2P' terbaik yakni 0),+.
"ebaliknya Kecamatan Kiaracondong memiliki nilai 2P' terendah yakni /,7. 8alaupundemikian, berdasarkan kriteria :3DP, tingkat 2P' yang mencapai Kecamatan Kiaranconding
yang sebesar /,7, telah mencapai status pembangunan manusia pada tingkat menengah atas.Kondisi ini menunjukkan bahwa secara umum masyarakat Kota Bandung dapat dikatakan sudah
cukup baik dalam hal kesehatan, pendidikan dan daya belinya.
-
8/20/2019 Analisis Ekonomi Dan Sosial Budaya Kota Bandung
9/10
Gambar ; Pn8a&aian Pmban!unan Manusia K8amatan #i Kota Ban#un!
Pada tahun (++1 2P' Kota Bandung mencapai //,)/ dan sampai dengan tahun (++/ relatif tumbuh sangat lambat. 'engikuti pola tersebut, dapat diproyeksikan 2P' sampai dengan tahun
(+). "truktur 2P' Kota Bandung berariasi menurut aspeknya. 2ndeks Pendidikan adalah
indeks tertinggi, sedangkan 2ndeks Daya Beli adalah indeks terendah. Berdasarkan data yangada, 2ndeks Kesehatan adalah indeks yang diperkirakan dapat mengalami pertumbuhan paling
cepat. Bila pada tahun (++/ adalah sekitar 0+, maka ada kemunngkinan dapat mengalami
peningkatan hingga 7), atau sedikit lebih rendah daripada indeks pendidikan. 2ndeks pendidikanwalaupun mengalami peningkatan, namun peningkatan relatif lambat. Perkembangan yang
mengkuatirkan adalah 2ndeks Daya Beli, yang terdapat kecenderungan mengalami penurunan
karena beberapa ancaman, misalnya inflasi, kenaikan harga bahan bakar minyak dan perubahan! perubahan ekonomi makro lain yang menyebabkan penurunan daya beli.
-ebih lanjut, sebaran tingkat kesejahteraan masyarakat Kota Bandung dijabarkan dalam gambar
berikut
-
8/20/2019 Analisis Ekonomi Dan Sosial Budaya Kota Bandung
10/10
Gambar 1). Sbaran Ks+a%traan Pn#u#u" Kota Ban#un!
Dari sebaran tersebut dapat terlihat bagaimana, tingkat kesejahteraan wilayah utara dan timur Kota Bandung relatif lebih baik daripada wilayah selatan dan barat. %al ini menunjukkan masih
diperlukan upaya pemerataan pembangunan Kota Bandung khususnya di daerah selatan Kota
Bandung yang relatif masih tertinggal dibandingkan wilayah lainnya di Kota Bandung.