“analisis efektivitas siklus perkreditan bank...

106
ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP KINERJA MANAJEMEN PERBANKAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Yusar Sagara NIM : 104082002636 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/2008 M

Upload: lengoc

Post on 04-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

KINERJA MANAJEMEN PERBANKAN

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Yusar Sagara NIM : 104082002636

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1429 H/2008 M

Page 2: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN

TERHADAP KINERJA MANAJEMEN PERBANKAN

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Yusar Sagara NIM: 104082002636

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II DR.Yahya Hamja,MM. Rini, SE.,M Si.,Ak. NIP: 130 676 334 NIP: 150 370 231

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1429 H/2008 M

Page 3: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

Pada Hari Selasa Tanggal 8 Bulan Januari Tahun 2008 telah dilakukan Ujian Komperhensif atas nama Yusar Sagara NIM: 104082002636 dengan judul skripsi “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP KINERJA MANAJEMEN PERBANKAN”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 8 Januari 2008

Tim Penguji Komperhensif

Ketua Sekretaris Amilin, SE., M Si., Ak. Rini, SE., M Si., Ak. NIP: 150 370 232 NIP: 150 370 231 Penguji Ahli Prof. DR. Abdul Hamid, MS. NIP: 131 474 891

Page 4: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

Pada Hari Jum’at Tanggal 20 Bulan Agustus Tahun 2008 telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Yusar Sagara NIM :104082002636 dengan judul skripsi “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP KINERJA MANAJEMEN PERBANKAN”. Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 20 Agustus 2008

Tim Penguji Ujian Skripsi

Penguji I Penguji II DR. Yahya Hamja,MM. Rini, SE.,M Si.,Ak. NIP: 130 676 334 NIP: 150 370 231 Penguji Ahli

Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak.,MBA. NIP: 132 044 055

Page 5: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI Nama : Yusar Sagara

Tempat/Tanggal Lahir : Sukabumi, 9 Mei 1986

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Alamat : Jalan Sawo II Bawah No.2 Rt.008/02 Cipete Utara

Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12150.

Telepon/HP : 081 31 7574 544/ (021) 72792481

Email : [email protected]

PENDIDIKAN FORMAL

Tahun Universitas

2004-2008 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

PENDIDIKAN INFORMAL

Tahun Institusi

Jan-Juli 2008 Brevet Pajak A B PPA & K STAN Jakarta Agst-Des 2008 Akuntansi Terapan STAN Jakarta

PENGALAMAN ORGANISASI

Tahun Organisasi

2005-2006 Koordinator Divisi Penelitian dan Pengembangan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Jurusan Akuntansi

2006-2007 Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Jurusan Akuntansi

MAGANG

Tahun Lembaga 2007 Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter (DSEM) Biro

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) Bank Indonesia

Page 6: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

ABSTRACT

Yusar Sagara, The Script Title is " Analysis The Effectivity of Credit Cycle In Banking Performance at BUMN’S Bank. Strata One (S1). Concentration at Management Accounting of Accounting Departement in Social and Economic Faculty State Islamic University Syarif Hidayatullah. Jakarta 1429 M/ 2008 H. The purpose of this research is to analyze the effectiveness of credit cycle performance in management banking perspective that influence on management banking performance in giving credit to debtor. This research using qualitative descriptive method with " Importance and performance analysis" which is the level of performance and importance, that result the data in cartesius diagram about the factor of influence management banking performance. The data that reached with the way of cuesioner spreading to BUMN’S Banking (Mandiri Bank, BRI, BNI46, BTN), the sample is Account Officer (AO) in branch office at the four of that Bank The result showing the answer with the appropriation level according to performance with the importance equal to 91,50%. It’s means the entire of process in credit cycle raised by debitor candidate is very effective as according to the expectation of management banking. The credit cycle already walk according to the role that banking management have been decided that is equal to 80,27 account officer express it’s already effective. Keyword: Performance of Credit Cycle, Banking Management, Account Officer

Page 7: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

ABSTRAK

Yusar Sagara, Judul Skripsi “Analisis Efektivitas Siklus Perkreditan Dalam Kinerja Perbankan Pada Bank BUMN. Strata Satu (S1). Jurusan Akuntansi Konsentrasi Akuntansi Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta 1429 M/ 2008 H. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis efektivitas kinerja siklus perkreditan dari perspektif manajemen perbankan yang mempengaruhi kinerja manajemen perbankan dalam memberikan kredit kepada debitor. Penelitian ini menggunakan deskriftif kualitatif dengan “Importance and performance analysis” yaitu tingkat kepentingan dan kinerja, yang menghasilkan data dalam diagram kartesius tentang factor yang mempengaruhi kinerja manajemen perbankan. Data diperoleh dengan menyebarkan kuisioner pada Bank BUMN (Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, Bank Negara Indonesia 46, Bank Tabungan Negara), yang menjadi sampel adalah Account Officer yang ada pada kantor cabang dari ke empat bank BUMN tersebut. Hasil jawaban menunjukan jawaban dengan tingkat kesesuaian antara kinerja dengan kepentingan sebesar 91,50%. Hal ini berarti seluruh proses dalam siklus perkreditan yang diajukan oleh calon debitur sangat efektif sesuai dengan harapan pihak manajemen perbankan. Siklus perkreditan telah berjalan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh manajemen perbankan yaitu sebesar 80,27 account officer menyatakan telah efektif. Kata Kunci: Kinerja Siklus Perkreditan, Manajemen Perbankan, Account Officer

Page 8: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan

kasih, sayang dan rasa sabar yang selalu menjadi pengantar penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini. Shalawat serta salam penulis senantyasa curahkan pada kecintaan seluruh alam

semesta Rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarga nya yang telah menuntun umat-nya

menempuh jalan yang ridho dan diridhoi Allah SWT.

Rentang waktu yang panjang dalam pengumpulan data skripsi ini, pembaca yang arif

akan menemukan berbagai keterbatasan dalam cara penyampaian gagasan yang penulis

wujudkan dalam bentuk tulisan ini. Penulis tidak ingin membela diri tetapi ini dikarenakan

keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan penulis dalam memandang suatu

permasalahan. Oleh karena itu selama saran dan kritik yang disampaikan pembaca kepada

penulis baik serta dapat membangun penelitian pada waktu yang akan datang maka penulis

akan sangat berterima kasih.

Menulis skripsi ini tidak mudah karena penulis menghabiskan waktu yang banyak

dalam pengumpulan data, disamping itu mendatangkan sejumlah tekanan emosional.

Alhamdulillah Robill’Aalamiin berkat kesabaran dan petunjuk yang Allah SWT berikan

kepada penulis sehingga skripsi dengan judul “Analisis Efektivitas Siklus Perkreditan Bank

BUMN Terhadap Kinerja Manajemen Perbankan” dapat penulis selesaikan dengan baik,

disamping itu telah banyak pihak yang membantu penulis dalam pengembaraan di kebun

dunia ini, untuk itu penulis sampaikan apresiasi yang tak terbatas khusus nya kepada:

1. Untuk ayah saya-kami memanggilnya Abah-E.Yusuf Al-Buchori dan perempuan

yang sangat berpengaruh dalam hidup-ku ibu dari ibuku Anna dan Bunda Yuke

Yuwanna. Rabbighfirli wa li walidayya warhamhuma ka ma rabbayani shaghira.

2. Pembimbing I Bapak DR.Yahya Hamja,MM. yang telah memberikan waktu, tenaga,

dan gagasan nya kepada penulis sekaligus menjadi efifani terbesar dalam hidup

penulis.

3. Pembimbing II Ibu Rini,Ak.,M.Si. yang selalu memberikan semangat, motivasi dan

dorongan kepada penulis agar segera menyelesaikan skripsi ini.

4. Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Drs.M.Faisal Badroen,MBA, Pudek I

Prof.DR.Abdul Hamid,MS, Pudek II DR.Zurinal dan Pudek III Suhenda

Wiranata,ME.

5. Ketua Prodi Akuntansi Bapak Abdul Hamid Cebba,Ak.MBA & Sekretaris Prodi

Akuntansi Bapak Amilin,Ak.M.Si terima kasih untuk tauladan nya.

Page 9: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

6. Tim Penguji Ujian Komperhensif: Prof.Abdul Hamid, Bapak Amilin, dan Ibu Rini.

7. Tim Penguji Ujian Skripsi: Bapak Hamid Cebba, Bapak Yahya, dan Ibu Rini.

8. Ibu Ratna Mappanyukki,Ak.M.Si, yang telah memberikan penelitiannya. Skripsi ini

juga sekaligus sebagai ucapan terimakasih disusul permohonan maaf karena penulis

memutuskan melanjutkan ide awal penulis.

9. Ibu Murdiyah Hayati.M.Kom yang telah memberikan saran untuk penyempurnaan

skripsi ini.

10. Seluruh Dosen yang telah memberikan bekal pengetahuan kepada penulis dan

menjadi motivator penulis dalam memandang suatu fenomena dan memberikan solusi

atas berbagai permasalahan yang penulis hadapi.

11. Seluruh Civitas dan Keluarga Besar Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

12. Bapak Edwin selaku staf Learning Center kantor pusat Bank Mandiri.

13. Ibu Lili selaku staf LPM BNI46.

14. Bapak Binsar Siregar selaku staf divisi SDM kantor pusat Bank BTN.

15. Bapak Cucu selaku staf Sekretariat Perusahaan kantor pusat Bank BRI.

16. Orang yang berpengaruh besar dalam pemikiran saya Kang Jalal, DR.Haidar Bagir,

DR.Dimitri Mahayana.

17. Sahabat-sahabatku Akuntansi A angkatan 2004 & BEM Jurusan Akuntansi.

Bagi Anda, para pembaca yang budiman, saya hanya minta Anda memaafkan

kekurangan-kekurangan yang tentu tidak sedikit dan selanjutnya melayangkan saran dan

kritik sebagai bahan untuk memperbaikinya. Dan untuk itu semua, saya sampaikan tak

terhingga terima kasih.

Jakarta, Juli 2008

Yusar Sagara

Page 10: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRRIPSI ............................. i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPERHENSIF .............................. ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ iv

ABSTRACT...................................................................................................... v

ABSTRAK ........................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

DAFTAR ISI..................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Perumusan Masalah ...................................................................... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. ............................................................................................. Bank dan

Ruang Lingkupnya..................................................................... 10

1. Pengertian Bank ...................................................................... 10

2. Fungsi dan Tujuan Bank ......................................................... 11

3. Jenis dan Aktivitas Bank......................................................... 14

Page 11: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

B. ............................................................................................. Kredit

.................................................................................................... 17

1. Pengertian Kredit .................................................................... 17

2. Unsur-unsur Kredit ................................................................. 18

3. Tujuan Kredit .......................................................................... 19

4. Standarisasi Kredit .................................................................. 20

C. ............................................................................................. Siklus

Perkreditan ................................................................................. 24

1. Permohonan Kredit ................................................................. 24

2. Analisis Kredit ........................................................................ 25

3. Jenis dan Aktivitas Bank......................................................... 25

4. Perjanjian Kredit ..................................................................... 26

5. Pencairan Kredit...................................................................... 28

6. Pengawasan Kredit.................................................................. 28

7. Peluanasan, Tambahan dan Kredit Bermasalah...................... 30

D. ............................................................................................. Efektivitas

.................................................................................................... 34

1. Pengertian Efektivitas ............................................................. 34

2. Pengukuran Efektivitas ........................................................... 36

E............................................................................................... Kerangka

Pemikiran ................................................................................... 38

Page 12: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. ............................................................................................. Ruang Lingkup

Penelitian....................................................................................... 39

B. ............................................................................................. Metode

Pemilihan Sampel ......................................................................... 40

C. ............................................................................................. Metode

Pengumpulan Data ........................................................................ 40

D. ............................................................................................. Metode

Analisis dan Pengolahan Data ...................................................... 41

1. Metode Analisis ...................................................................... 41

2. Teknik Pengolahan Data Penelitian ........................................ 41

E............................................................................................... Analisis Data

Hasil Penelitian ............................................................................. 43

F. .............................................................................................. Variabel dan

Pengukurannya.............................................................................. 46

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Statistik Deskriptif ........................................................................ 49

B. Hasil dan Pembahasan .................................................................. 51

1. Uji Validitas Data ................................................................... 51

2. Uji Reliabilitas ........................................................................ 53

3. Importance and Performance Scale ........................................ 54

4. Diagram Kartesius .................................................................. 85

C. Penilaian Efektivitas Kinerja ........................................................ 90

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 95

Page 13: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

B. Implikasi ....................................................................................... 97

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 99

LAMPIRAN...................................................................................................... 101

Page 14: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Siklus Perkreditan ...................................................................... 24

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran................................................................... 38

Gambar 3.1 Diagram Kartesius ..................................................................... 45

Gambar 4.1 Tingkat Efektivitas..................................................................... 91

Page 15: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria Korelasi ................................................................................ 43

Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian ........................................................ 47

Tabel 3.3 Pengukuran Tingkat Pelaksanaan Siklus Perkreditan........................ 48

Tabel 3.4 Pengukuran Tingkat Kepentingan Siklus Perkreditan ....................... 48

Tabel 4.1 Sampel Dan Lokasi Penelitian........................................................... 49

Tabel 4.2 Sampel Dan Tingkat Pengembalian................................................... 49

Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Identitas Responden............................................ 50

Tabel 4.4 Uji Validitas Instrumen Efektivitas Kinerja Siklus Perkreditan........ 51

Tabel 4.5 Uji Validitas Instrumen Kepentingan Manajemen ............................ 52

Tabel 4.6 Uji Reliabilitas Data........................................................................... 53

Tabel 4.7 Tingkat Kinerja Penggunaan Formulir Permohonan Kredit.............. 56

Tabel 4.8 Tingkat Kepentingan Penggunaan Formulir Permohonan Kredit ..... 56

Tabel 4.9 Tingkat Kesesuaian............................................................................ 56

Tabel 4.10 Tingkat Kinerja On The Spot Inspection ......................................... 58

Tabel 4.11 Tingkat Kepentingan On The Spot Inspection ................................. 58

Tabel 4.12 Tingkat Kesesuaian.......................................................................... 58

Tabel 4.13 Tingkat Kinerja Analisis 6C ............................................................ 61

Tabel 4.14 Tingkat Kepentingan Analisis 6C.................................................... 61

Tabel 4.15 Tingkat Kesesuaian.......................................................................... 61

Tabel 4.16 Tingkat Kinerja Analisis 6A............................................................ 63

Tabel 4.17 Tingkat Kepentingan Analisis 6A.................................................... 63

Tabel 4.18 Tingkat Kesesuaian.......................................................................... 64

Tabel 4.19 Tingkat Kinerja Aturan Perkreditan ................................................ 65

Tabel 4.20 Tingkat Kepentingan Aturan Perkreditan ........................................ 65

Page 16: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

Tabel 4.21 Tingkat Kesesuaian.......................................................................... 65

Tabel 4.22 Tingkat Kinerja Pengajuan Kredit ................................................... 66

Tabel 4.23 Tingkat Kepentingan Pengajuan Kredit........................................... 66

Tabel 4.24 Tingkat Kesesuaian.......................................................................... 66

Tabel 4.25 Tingkat Kinerja Kualitas Kredit ...................................................... 68

Tabel 4.26 Tingkat Kepentingan Kualitas Kredit .............................................. 68

Tabel 4.27 Tingkat Kesesuaian.......................................................................... 68

Tabel 4.28 Tingkat Kinerja Sumber Pembayaran.............................................. 69

Tabel 4.29 Tingkat Kepentingan Sumber Pembayaran ..................................... 69

Tabel 4.30 Tingkat Kesesuaian.......................................................................... 70

Tabel 4.31 Tingkat Kinerja Profil Risiko Kreditor............................................ 70

Tabel 4.32 Tingkat Kepentingan Profil Risiko Kreditor ................................... 70

Tabel 4.33 Tingkat Kesesuaian.......................................................................... 71

Tabel 4.34 Tingkat Kinerja Kemampuan Membayar Kreditor.......................... 71

Tabel 4.35 Tingkat Kepentingan Kemampuan Membayar Kreditor ................. 71

Tabel 4.36 Tingkat Kesesuaian.......................................................................... 72

Tabel 4.37 Tingkat Kinerja Laporan Arus Kas Kreditor ................................... 72

Tabel 4.38 Tingkat Kepentingan Laporan Arus Kas Kreditor........................... 72

Tabel 4.39 Tingkat Kesesuaian.......................................................................... 73

Tabel 4.40 Tingkat Kinerja Kemampuan Bisnis Kreditor ................................. 73

Tabel 4.41 Tingkat Kepentingan Kemampuan Bisnis Kreditor......................... 73

Tabel 4.42 Tingkat Kesesuaian.......................................................................... 74

Tabel 4.43 Tingkat Kinerja Prosedur Keputusan Kredit ................................... 75

Tabel 4.44 Tingkat Kepentingan Prosedur Keputusan Kredit ........................... 75

Tabel 4.45 Tingkat Kesesuaian.......................................................................... 75

Page 17: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

Tabel 4.46 Tingkat Kinerja Analisa Kredit Oleh Account Officer.................... 76

Tabel 4.47 Tingkat Kepentingan Analisa Kredit Oleh Account Officer ........... 76

Tabel 4.48 Tingkat Kesesuaian.......................................................................... 76

Tabel 4.49 Tingkat Kinerja Laporan Analisa Kredit ......................................... 77

Tabel 4.50 Tingkat Kepentingan Laporan Analisa Kredit................................. 77

Tabel 4.51 Tingkat Kesesuaian.......................................................................... 78

Tabel 4.52 Tingkat Kinerja Penggunaan Laporan Analisa Kredit..................... 78

Tabel 4.53 Tingkat Kepentingan Penggunaan Laporan Analisa Kredit ............ 78

Tabel 4.54 Tingkat Kesesuaian.......................................................................... 78

Tabel 4.55 Tingkat Kinerja Hubungan Karyawan Dengan Manajer ................. 79

Tabel 4.56 Tingkat Kepentingan Hubungan Karyawan Dengan Manajer......... 79

Tabel 4.57 Tingkat Kesesuaian.......................................................................... 79

Tabel 4.58 Tingkat Kinerja Prosedur Perkreditan ............................................. 80

Tabel 4.59 Tingkat Kepentingan Prosedur Perkreditan..................................... 80

Tabel 4.60 Tingkat Kesesuaian.......................................................................... 80

Tabel 4.61 Tingkat Kinerja Formulir Dalam Pengukuran Kinerja .................... 81

Tabel 4.62 Tingkat Kepentingan Formulir Dalam Pengukuran Kinerja............ 81

Tabel 4.63 Tingkat Kesesuaian.......................................................................... 81

Tabel 4.64 Tingkat Kinerja Penggunaan Dukumen........................................... 82

Tabel 4.65 Tingkat Kepentingan Penggunaan Dokumen .................................. 82

Tabel 4.66 Tingkat Kesesuaian.......................................................................... 83

Tabel 4.67 Tingkat Kinerja Prosedur Pemutusan Kredit ................................... 83

Tabel 4.68 Tingkat Kepentingan Prosedur Pemutusan Kredit........................... 83

Tabel 4.69 Tingkat Kesesuaian.......................................................................... 83

Tabel 4.70 Tingkat Kinerja Mekanisme Pencairan Kredit ................................ 84

Page 18: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

Tabel 4.71 Tingkat Kepentingan Mekanisme Pencairan Kredit ........................ 84

Tabel 4.72 Tingkat Kesesuaian.......................................................................... 84

Tabel 4.73 Tingkat Efektivitas........................................................................... 91

Page 19: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

DAFTAR LAMPIRAN

1. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Efektivitas Siklus Perkreditan

2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Kepentingan Account Officer

3. Tingkat Efektivitas Kinerja Siklus Perkreditan

4. Tingkat Kepentingan Account Officer

5. Tingkat Kesesuaian Kinerja dan Kepentingan

6. Kuisioner Penelitian Ilmiah

7. Rekapitulasi Penilaian Efektivitas Kinerja Siklus Perkreditan

8. Rekapitulasi Penilaian Kepentingan Account Officer

9. Tabel Uji Validitas dan Reliabilitas

10. Surat Keterangan Riset

Page 20: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengelolaan kredit bagi sebuah perusahaan adalah suatu hal yang penting untuk

dilakukan agar kreditnya berjalan dengan baik dan meminimalkan hal-hal yang mungkin

terjadi diluar perhitungan. Melakukan pengelolaan kredit berarti melaksanakan fungsi-

fungsi manajemen, dimana dalam mengelola atau mengatur kreditnya perlu dilakukan

perencanaan yang matang. Kemudian setelah direncanakan maka diorganisasikan, agar

perencanaan tersebut lebih terarah. Terakhir perlu dikendalikan dan dilakukan

pengawasan agar pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pelaksanaan

pengelolaan kredit dapat meningkatkan profit/keuntungan bagi sebuah perusahaan.

Memperoleh keuntungan/profit merupakan tujuan utama berdirinya suatu badan usaha,

baik badan usaha yang berbentuk perseroan terbatas (PT), yayasan maupun badan usaha

yang lainnya.

Setiap perusahaan memiliki ciri dan karakteristik tersendiri sehingga dalam

pengelolaannya pun harus disesuaikan dengan ciri dan karakteristik perusahaan tersebut.

Salah satu ciri/karakteristik yang sangat berbeda adalah antara perusahaan yang menjual

produk yang berbentuk barang dengan perusahaan yang menjual produk yang berbentuk

jasa. Salah satu perusahaan yang menjual jasa adalah perusahan yang bergerak dalam

bidang perbankan. yang menyediakan jasa keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat.

Masalah pokok yang paling sering dihadapi oleh setiap perusahaan yang bergerak

dalam bidang usaha tidak terlepas dari kebutuhan akan modal. Yang diperlukan baik

untuk modal investasi atau modal kerja. Di sini bank sebagai lembaga keuangan

mempunyai kegiatan utama yaitu membiayai permodalan suatu bidang usaha disamping

Page 21: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

usaha lain seperti menampung uang yang sementara waktu belum digunakan oleh

pemiliknya. Jadi fungsi utama bank merupakan perantara diantara masyarakat yang

membutuhkan dana (lack of funds) dengan masyarakat yang kelebihan dana (surplus of

funds).

Oleh karena fungsi utama bank sebagai perantara antara masyarakat kelebihan dana

dengan masyarakat kekurangan dana, maka salah satu fungsi yang dilaksanakan bank

adalah fungsi pada sektor perkreditan, atau penyaluran dana. Sehingga secara otomatis

salah satu pendapatan bank yang terbesar diperoleh dari sektor perkreditan. Semakin

tinggi volume perkreditannya, maka semakin besar pula kemungkinan suatu bank untuk

memperoleh laba/profit. Oleh karena tujuan utama didirikannya suatu bank adalah untuk

pencapaian profitabilitas yang maksimal, maka perlu dilakukan pengelolaan perbankan

secara profesional terutama dalam sektor perkreditannya. Sejauh dapat meningkatkan

likuiditas dan profitabilitas bank, sebagai dampak kinerjanya.

Dalam hal ini diperlukan suatu manajemen kredit yang merupakan pengelolaan

kredit yang baik mulai dari perencanaan jumlah kredit, penentuan suku bunga, prosedur

pemberian kredit, analisis pemberian kredit sampai kepada pengendalian dan pengawasan

kredit yang macet (Kasmir, 2002: 71-72). Manajemen perkreditan bank adalah suatu hal

yang penting untuk mengoptimalkan kinerja bank untuk memaksimalkan profit atas

sektor perkreditannya dengan kata lain manajemen perkreditan perbankan adalah

manajemen piutang pada perusahaan umum. Perbankan merupakan sebuah perusahaan

yang mengkonsentrasikan pada pengoptimalan manajemen utang dan manajemen piutang

sehingga memiliki revenue dan profitnya didapat dari selisih pendapatan atas piutang

ditambah bunga dengan kewajiban ditambah bunga, sehingga merupakan suatu ketetapan

bahwa bunga atas piutang selalu lebih tinggi dari bunga atas utang.

Page 22: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

Selain merupakan usaha pokok bank sebagai perantara antara surplus spending unit

dengan defisit spending unit, menurut Kasmir (1998:79-80), penyaluran kredit

mempunyai tujuan yaitu:

1. Mencari keuntungan/profit.

2. Membantu usaha nasabah.

3. Membantu pemerintah.

Disamping tujuan tersebut, kredit perbankan mempunyai fungsi dalam kehidupan

perekonomian dan perdagangan (Simorangkir, 2000:102-103), antara lain:

1. Meningkatkan daya guna uang.

2. Meningkatkan peredaran lalu lintas uang.

3. Meningkatkan daya guna dan peredaran barang.

4. Merupakan salah satu alat stabilitas ekonomi.

5. Meningkatkan kegairahan berusaha.

6. Meningkatkan pemerataan pendapatan.

7. Merupakan alat untuk meningkatkan hubungan internasional.

Agar kredit yang diberikan oleh bank dapat mencapai hasil dan sasaran yang

diinginkan, perlu diadakan pengelolaan yang baik terhadap kreditnya. Dari semua fungsi

manajemen dalam perbankan, fungsi yang dilakukan sepenuhnya adalah pengendalian

(pengawasan). bahwa peranan yang dijalankan oleh bank umum dalam masyarakat kita.

Bank lebih dari industri lain, sangat tergantung pada kepercayaan masyarakat luas. Bank

menyimpan uang yang banyak dan diatur dengan cermat oleh instansi pengawasan bank

yang memiliki berbagai peraturan dan ketentuan. Standar dan ketetapan yang tinggi

diharapkan dari bank umum.

Menurut Veithzal Rivai, (2006:14), kehancuran bisnis bank, terutama dalam hal

perkreditan, tampaknya bukan semata-mata diakibatkan oleh krisis moneter sebab bila

Page 23: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

ditengok ke belakang, banyak juga dikarenakan ulah nasabah serta account officer yang

belum matang sebagai pemutus kredit telah diberi tanggung jawab mengelola kredit

sehingga cukup banyak kegagalan kredit nasabah yang juga diakibatkan ketidaktajaman

analisis account officer. Account officer tidak melakukan pengawasan secara berkala serta

lemahnya pengawasan kredit, setelah nasabah mendapat fasilitas baik pengawasan

langsung maupun pengawasan secara administrasi.

Dalam hal ini resiko yang dihadapi bisnis bank dapat terpuruk sebagai akibat

diabaikannya prinsip kehati-hatian berlombanya masing-masing bank merebut nasabah,

serta rendahnya kualitas account officer yang dibuktikan dengan rendahnya kemampuan

melihat kondisi ekonomi dan usaha ke depan; kurang atau belum memiliki prosedur-

prosedur baku untuk mengelola kredit dengan baik; belum berfungsinya secara baik

monitor dan pengawasan (termasuk pengawasan melekat); selain belum tersedianya

secara memadai SDM yang berkualitas di bidang perkreditan.

Menurut Gil, Edward.W. Reed, (1995:71), pengawasan adalah pengukuran unjuk

kerja bawahan untuk memastikan apakah mereka dapat memenuhi tujuan perusahaan atau

tidak dan mematuhi kebijaksanaan dan peraturan yang telah ditetapkan. Proses

pengawasan menyangkut penetapan standar, mengukur unjuk kerja dengan standar ini,

dan memperbaiki penyimpangan dari rencana dan program yang telah ditetapkan.

Sedangkan pengendalian adalah pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan kerja

bawahan agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan-tujuan

perusahaan dapat terselenggara (Harold Koontz, dalam Hasibuan, 2001:105).

Pengendalian kredit adalah usaha-usaha untuk menjaga kredit yang diberikan tetap lancar,

produktif dan tidak macet (Hasibuan, 2001:105). Lancar dan produktif artinya kredit itu

dapat ditarik kembali bersama bunganya sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui

Page 24: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

kedua belah pihak. Hal ini penting karena jika kredit macet berarti kerugian bagi bank

yang bersangkutan. Oleh karena itu, penyaluran kredit harus didasarkan pada prinsip

kehati-hatian dan dengan sistem pengendalian yang benar. Banyak bank mempergunakan

teknik untuk melakukan pengendalian (pengawasan). Untuk mempermudah pengendalian

terhadap kreditnya, pada umumnya bank menuangkan suatu besaran atau nilai yang

menjadi standar dalam operasionalnya.

Menurut Hasibuan, (2001:105) tujuan pengendalian kredit, antara lain adalah

untuk:

1. Menjaga agar kredit yang disalurkan tetap aman.

2. Mengetahui apakah kredit yang disalurkan itu lancar atau tidak.

3. Melakukan tindakan pencegahan dan penyelesaian kredit macet atau kredit

bermasalah.

4. Mengevaluasi apakah prosedur penyaluran kredit yang dilakukan telah

baik atau masih perlu disempurnakan.

5. Memperbaiki kesalahan-kesalahan karyawan analisis kredit dan

mengusahakan agar kesalahan itu tidak terulang kembali.

6. Mengetahui posisi persentase collectability credit yang disalurkan bank.

7. Meningkatkan moral dan tanggung jawab analisis kredit bank.

Pengelolaan bank profesional melalui peningkatan kualitas pengelolaan kredit

sudah menjadi sebuah tuntutan yang harus dipenuhi. Hal ini terkait dengan efektifitas

kinerja suatu bank, karena dengan semakin efektif suatu operasi bank, maka akan

semakin tinggi pula profitabilitasnya.

Berdasarkan pada fenomena tersebut, maka diperlukan suatu kajian yang mendalam

untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya masalah serta untuk mengetahui langkah-

langkah pemecahan masalah melalui suatu kegiatan penelitian dengan mengambil judul

Page 25: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

”Analisis Efektivitas Siklus Perkreditan Bank BUMN Terhadap Kinerja

Manajemen Perbankan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

bagaimana peranan manajemen perbankan dalam menganalisis efektivitas kinerja siklus

perkreditan.

C. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan

Penelitian ini dilakukan agar pengelolaan kredit bank dapat dilakukan sebaik

mungkin baik dari segi kuantitas maupun kualitas kreditnya. Ini sangat penting karena

kinerja bank yang bagus akan memelihara dan membangun kepercayaan dan loyalitas

yang besar dari para nasabah. Selain itu juga adanya pengelolaan kredit yang efektif

diharapkan menghindari terjadinya kredit bermasalah yang bisa menjadi faktor

penghambat bagi bank untuk memperoleh laba yang maksimal. Dengan dilakukannya

penelitian ini, diharapkan dapat diketahui peranan menejemen perbankan dalam

melaksanakan kebijakan proses perkreditan.

2. Manfaat

a. Bagi Penulis

1) Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis serta dapat

memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai efektivitas siklus

perkreditan pengaruhnya terhadap kemungkinan kredit macet.

Page 26: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

2) Sebagai aplikasi teori yang telah didapat penulis selama menempuh

perkuliahan, khususnya konsentrasi pada bidang akuntansi manajemen.

3) Memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Bagi Dunia Akademis

Kesimpulan penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

dalam pengembangan ilmu pengetahuan tentang manajemen perbankan khususnya

masalah perkreditan. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan dasar bagi penelitian

selanjutnya yang ingin memperdalam masalah yang berkaitan dengan

perkreditan.

c. Bagi Bank Indonesia

Dengan penelitian ini, Bank Indonesia sebagai penentu kebijakan

bank, dapat mempertimbangkan hal-hal dari penelitian ini dalam menyusun

kebijakan-kebijakan baru yang berkaitan dengan penanganan kredit bermasalah

sehingga ke depan kinerja bank-bank BUMN khususnya, dan bank-bank lain di

Indonesia pada umumnya semakin maju dan sehat.

d. Bagi Pembaca dan Masyarakat Luas

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kepustakaan, sumbangan

pemikiran, dan sebagai bahan pembelajaran serta penelitian selanjutnya demi

perkembangan ilmu pengetahuan di masyarakat.

Page 27: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bank dan Ruang Lingkupnya

1. Pengertian Bank

Dahlan Siamat (2001:87) dalam bukunya “Manajemen Lembaga Keuangan”

mengemukakan pengertian bank sebagai berikut:

“Bank adalah yang menjalankan usahanya dalam menghimpun dana dari masyarakat

dan menyalurkannya kembali dalam berbagai alternatif investasi.”

Pengertian bank menurut Thomas Suyatno (1999:3) dalam bukunya

“Kelembagaan Perbankan”, mengemukakan tentang pengertian bank sebagai berikut :

“Bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit baik

dengan alat-alat pembayarannya sendiri atau dengan yang diperolehnya dari orang lain

maupun dengan jalan memperedarkan alat- alat penukar baru berupa uang giral.

Sedangkan pengertian bank menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam

“Standar Akuntasi Keuangan” (2002:31.1), pengertian bank adalah sebagai berikut :

“Bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial

intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit) dengan

pihak-pihak yang memerlukan dana (deficit unit), serta sebagai lembaga yang berfungsi

melancarkan lalu lintas pembayaran.

Adapun pengertian bank menurut Undang-undang Republik Indonesia

No.10 tahun 1998 yang dikutip oleh Kasmir (2001:23) dalam bukunya “Bank dan

Lembaga Keuangan Lainnya”, adalah sebagai berikut:

Page 28: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

“Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk- bentuk

lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”

Berdasarkan beberapa pengertian tentang bank yang telah dikemukakan,

bank adalah suatu lembaga keuangan yang usaha pokoknya menghimpun dan

mengelola dana dari masyarakat yang berasal dari modal sendiri, tabungan giro maupun

deposito berjangka dan kemudian menyalurkan dananya kembali kepada masyarakat guna

meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

2. Fungsi dan Tujuan Bank

Mudrajad Kuncoro (2002:68) dalam bukunya “Manajemen Perbankan”,

mengemukakan fungsi bank adalah sebagai berikut :

1. Sebagai lembaga yang berfungsi menghimpun dana masyarakat dalam

bentuk simpanan.

2. Sebagai lembaga yang menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk

kredit atau sebagai lembaga pemberi kredit.

3. Sebagai lembaga yang melancarkan transaksi perdagangan dan peredaran

uang

Fungsi bank menurut Y. Sri Susilo (2000;6) dalam bukunya “Bank dan

Lembaga Keuangan Lainnya”, adalah sebagai berikut :

1. Agent of Trust

2. Agent of Development

3. Agent of Services.

Dari uraian diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Agent of Trust

Page 29: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik

dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan

mau menitipkan dananya dibank apabila dilandasi oleh unsur kepercayaan.

Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalah gunakan oleh bank,

dan juga percaya pada saat yang telah dijanjikan kan mau menempatkan

atau menyalurkan dananya pada debitur atau masyarakat apabila dilandasi

unsur kepercayaan.

2. Agent of Development

Sektor dalam kegiatan perekonomian masyarakat yaitu sektor moneter

dan sektor riil tidak dapat dipisahkan, kedua sektor tersebut berinteraksi

saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Sektor riil tidak akan

dapat bekerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan

baik. Tugas bank sebagai penghimpun dan penyaluran dana sangat

diperlukan untuk kelancaran kegiatan perekonomian disektor riil. Kegiatan

bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi,

dan juga konsumsi barang-barang dan jasa-jasa, mengingat semua kegiatan

investasi, distribusi, dan konsumsi selalu berkaitan dengan pengguanaan

uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi ini tidak lain

adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat.

3. Agent of Services

Disamping melakukan kegiatan himpunan dan penyaluran dana, bank juga

memberikan penawaran jasa perbankan lain kepada masyarakat. Jasa yang

ditawarkan oleh bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian

masyarakat secara umum. Jasa bank ini antara lain dapat berupa jasa

Page 30: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga, jasa pemberian jaminan

kredit, dan jasa penyelesaian tagihan.

Sedangkan fungsi bank menurut Undang-undang No.10 Tahun 1998 Pasal

(3), yaitu : “Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dana dan

penyalur dana masyarakat”. Dana yang dihimpun oleh bank adalah dalam bentuk simpanan

yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank dalam bentuk giro, deposito

berjangka, dan atau yang dipersamakan dengan itu, sedangkan dana yang disalurkan oleh

bank adalah dalam bentuk kredit

Dari uraian diatas, fungsi bank adalah sebagai tempat menghimpun dana

dari masyarakat serta menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk

pinjaman atau kredit

Tujuan dari bank menurut Undang-undang No.10 Tahun 1998 Pasal (4),

adalah sebagai berikut : “Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan nasional

dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke

arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak”

Berdasarkan uraian diatas, tujuan dari bank adalah untuk meningkatkan

pertumbuhan ekonomi dalam upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat.

3. Jenis dan Aktivitas Bank

Jenis-jenis bank menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.10

Tahun 1998 yang dikutip oleh Kasmir (2001;33) dalam bukunya “Bank dan Lembaga

Keuangan Lainnya” adalah sebagai berikut :

a. Bank Umum

b. Bank Perkreditan Rakyat

Berdasarkan uraian diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Bank Umum

Page 31: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

Bank umum adalah bank yang dapat mengkhususkan diri untuk

melaksanakan kegiatan tertentu atau memberikan perhatian yang lebih

besar kepada kegiatan tertentu. Adapun usaha bank umum adalah :

1) Menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan giro, sertifikat

deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

Adapun pengertian simpanan berupa giro, deposito berjangka, dan

tabungan;

2) Memberikan kredit;

3) Memberikan surat pengakuan hutang;

4) Membeli, menjual, atau menjamin atas resiko sendiri maupun untuk

kepentingan dana atas perintah nasabah;

5) Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana

dari bank lainnya, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi,

cek atau sarana lainnya;

6) Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan

perhitungan dengan atau antara pihak ketiga;

7) Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk

kepentingan nasabah;

8) Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga;

9) Membeli melalui pelelangan agunan baik semua ataupun sebagian dalam

hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada bank, dengan ketentuan

agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya;

10) Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali

amanat;

Page 32: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

11) Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil

dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah;

12) Melakukan kegiatan yang lazim oleh bank sepanjang tidak bertentangan

dengan Undang-undang ini dan peraturan perudangan-undangan yang

berlaku.

b. Bank Perkreditan Rakyat

Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang menerima simpanan hanya

dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang

dipersamakan dengan itu. Adapun usaha Bank Perkreditan Rakyat adalah

:

1) Menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan berupa

deposito berjangka, tabungan, dan bentuk lainnya yang dipersamakan

dengan itu;

2) Memberikan kredit;

3) Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil

sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalan peraturan pemerintah;

4) Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI),

deposito berjangka, sertifikat deposito, dan atau tabungan pada bank

lain.

B. Kredit

1. Definisi Kredit

Istilah Credit, berasal dari perkataan latin credo, yang berarti I Believe, I

Trust, saya percaya atau saya menaruh kepercayaan. Perkataan credo berasal dari

kombinasi perkataan sansakerta cred yang berarti kepercayaan (trust) dan perkataan

lain do, yang berarti saya menaruh. Istilah yang merupakan pasangan kredit

Page 33: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

merupakan utang (debt). Kredit dan utang merupakan istilah-istilah untuk satu

perbuatan ekonomi (perbuatan yang menimbulkan akibat-akibat ekonomi) dilihat

dari arah yang berlawanan. Oleh karena itu, tidak benar jika dikatakan kredit

berguna bagi perekonomian, sebaliknya utang tidak berguna bagi perekonomian.

Veithzal Rivai (2006:4) mendefinisikan kredit sebagai penyerahan barang,

jasa, atau uang dari satu pihak pemberi pinjaman (kreditor) atas dasar kepercayaan

kepada pihak lain (nasabah atau pengutang/borrower) dengan janji membayar dari

penerima kredit kepada pemberi kredit pada tanggal yang telah disepakati kedua belah

pihak.

Menurut PSAK no.31 Pasal 11, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan

yang dapat dipersamakan dengan itu dengan berdasarkan persetujuan/kesepakatan

pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak

peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah

bunga imbalan atau pembagian hasil.

Dengan demikian dalam praktiknya kredit adalah :

a. Penyerahan nilai ekonomi sekarang atas kepercayaan dengan harapan

mendapatkan kembali suatu nilai ekonomi yang sama dikemudian hari;

b. Suatu tindakan atas dasar perjanjian dimana dalam perjanjian tersebut terdapat

jasa dan balas jasa (prestasi dan kontra prestasi) yang keduannya dipisahkan

oleh unsur waktu;

c. Suatu hak, yang dengan hak tersebut seseorang dapat mempergunakannya

untuk tujuan tertentu, dalam batas waktu tertentu dan atas pertimbangan

tertentu pula.

2. Unsur Kredit

Page 34: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

Menurut Prof. Dr. H. Veithzal Rivai, M.B.A (2006 :5) dalam bukunya “Credit

Management Handbook” mengungkapkan unsur kredit

a. Adanya dua pihak yaitu pemberi kredit (kreditor) dan penerima kredit (nasabah).

Hubungan kedua pihak ini adalah hubungan yang saling menguntungkan.

b. Adanya kepercayaan pemberi kredit kepada penerima kredit yang didasarkan

atas credit rating penerima kredit.

c. Adanya persetujuan/perjanjian kredit yang berupa kesepakatan bersama yang

dituangkan dalam suatu instrumen (credit Instrumen).

d. Adanya unsur waktu (time element).

e. Adanya unsur resiko (degree of risk) baik di pihak pemberi kredit maupun di

pihak penerima kredit. Risiko di pihak pemberi kredit adalah risiko gagal bayar

(risk of default), baik karena kegagalan usaha (pinjaman komersial) atau

ketidakmampuan bayar (pinjaman konsumen) atau karena ketidaksediaan

membayar. Resiko yang dihadapi nasabah adalah kecurangan dipihak kreditor,

antara lain dapat berupa pemberian kredit untuk mencaplok perusahaan yang

diberi kredit atau tanah yang dijaminkan.

f. Adanya unsur bunga sebagai kompensasi (prestasi) kepada pemberi kredit. Bagi

pemberi kredit, bunga tersebut terdiri dari berbagai komponen seperti biaya

modal (cost of capital), biaya umum (overhead cost), risk premium, dan

sebagainya.

3. Tujuan Kredit

Pembahasan mengenai tujuan kredit mencakup lingkup luas, hal ini dapat

disimpulkan bahwa tujuan kredit berguna bagi pihak-pihak yang terlibat dalam

proses perkreditan tersebut.

a. Bank (Kreditor)

Page 35: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

1) Penyaluran/pemberian kredit merupakan bisnis utama dan terbesar hampir

pada sebagian besar bank.

2) Penerimaan bunga dari pemberian kredit bagi sebagian bank merupakan

sumber pendapatan terbesar.

3) Kredit merupakan salah satu instrumen/produk bank dalam memberikan

pelayanan pada nasabah.

4) Kredit merupakan salah satu media bagi bank dalam berkontribusi dalam

pembangunan.

5) Kredit merupakan satu komponen dari asset alocation approach.

b. Nasabah (Pengusaha)

1) Kredit merupakan salah satu potensi untuk mengembangkan usaha.

2) Kredit dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

3) Kredit merupakan salah satu alternatif pembiayaan perusahaan.

4. Standarisasi Kredit

Standar perkreditan merupakan acuan dalam pengelolaan kredit yang

meliputi :

a. Tujuan penggunaan kredit

1) Untuk membantu memperlancar dan meningkatkan usaha debitur.

2) Untuk memperluas kesempatan berusaha dan bekerja dalam

perusahaan.

b. Maksimum pemberian kredit : Jumlah maksimum pemberian kredit tergantung

pada nilai jaminanya, yaitu 70 % dari nilai jaminan yang dianggunkan.

c. Jangka waktu kredit : Jangka waktu kredit tergantung pada jenis kreditnya 1

tahun, 1 sampai 3 tahun, dan lebih dari 3 tahun.

Page 36: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

d. Ketentuan LDR (loan deposit ratio) dan BPMK (batas maksimum pemberian

kredit)

LDR adalah rasio yang mengidikasikan mengenai jumlah dana pihak ketiga

yang disalurkan dalam bentuk kredit, penting untuk diperhatikan dalam

menjaga posisi rentabilitas dan likuiditas suatu bank.

LDR = %100xModalIntiKLBIihakKetigaTotalDanaP

urkantYangDisalTotalKredi++

Jumlah kredit yang diberikan dalam rumus di atas adalah kredit yang

diberikan bank yang sudah direalisir/ditarik/dicairkan. Dana pihak ketiga

meliputi simpanan masyarakat dalam bentuk giro, tabungan,dan berbagai

jenis deposito, sedangkan KLBI adalah volume pemberian pinjaman (kredit)

yang diberikan Bank Indonesia kepada bank yang bersangkutan.

Nilai kredit loan to deposit ratio dihitung sebagai berikut.

1) untuk rasio LDR sebesar 110 % atau lebih, nilai kredit = 0

2) untuk rasio LDR dibawah 110 %, maka nilai kredit = 100

BPMK = 20 % x total modal bank

Yang dimaksud disini adalah total kredit yang diberikan pada

draf tidak melebihi 20 % dari total modal bank.

e. Jenis Kredit

1) Jenis kredit berdasarkan jangka waktu pelunasan yaitu; jangka pendek,

jangka menengah dan jangka panjang.

2) Jenis kredit berdasarkan barang jaminannya.

3) Jenis kredit berdasarkan segmen usaha.

4) Jenis kredit berdasarkan tujuan usaha.

Page 37: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

5) Jenis kredit berdasarkan pengguna kredit.

Dilihat dari penggunaanya kredit dibedakan menjadi :

1) Kredit Modal Kerja (KMK), yaitu kredit jangka pendek yang diberikan

untuk membiayai keperluan modal kerja tersebut.

2) Kredit Investasi, yaitu kredit jangka menengah/panjang untuk pembiayaan

barang-barang modal dan jasa yang diperlukan guna rehabilitasi,

modernisasi, ekspansi dan relokasi biaya proyek atau pendirian usaha.

3) Kredit lainya, yaitu kredit yang diberikan kepada nasabah selain yang

disebutkan di atas seperti kredit pemilikan rumah dan kredit profesi.

Agar pemberian kredit dapat dilaksanakan secara konsisten dan

berdasarkan azas-azas perkreditan yang sehat, maka diperlukan suatu kebijakan

perkreditan yang tertulis. Berkenaan dengan hal tersebut, Bank Indonesia telah

menetapkan ketentuan mengenai kewajiban bank umum untuk memiliki dan

melaksanakan kebijakan perkreditan bank berdasarkan pedoman penyusunan kebijakan

perkreditan bank dalam SK Dir BI No. 27/162/KEP/DIR tanggal 31 Maret 1995.

Berdasarkan SK Dir BI tersebut, Bank Umum wajib memiliki kebijakan perkreditan bank

secara tertulis yang disetujui oleh dewan komisaris bank dengan sekurang-kurangnya

memuat dan mengatur hal-hal pokok sebagai berikut :

1) Prinsip kehati-hatian dalam perkreditan;

2) Organisasi dan manajemen perkreditan;

3) Kebijakan persetujuan kredit;

4) Dokumentasi dan administrasi kredit;

5) Pengawasan kredit;

6) Penyelesaian kredit bermasalah.

Page 38: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

Kebijakan perkreditan bank dimaksud wajib disampaikan kepada Bank Indonesia.

Dalam pelaksanaan pemberian kredit dan pengelolaan perkreditan bank wajib mematuhi

kebijakan perkreditan bank yang telah disusun secara konsekuen dan konsisten.

Bank harus memenuhi ketentuan Bank Indonesia (BI) tentang pedoman kebijakan

perkreditan Bank, karena :

1) Kredit mengandung resiko sehingga pelaksanaanya harus memperhatikan asas

kredit yang sehat.

2) Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh bank adalah melalui kebijakan

perkreditan yang jelas.

3) Kebijakan perkreditan bank (KPB) berperan sebagai panduan pelaksanaan

semua perkreditan bank.

4) Bank harus memiliki pedoman pelaksanaan kredit (PPK), adapun KPB yang

menjadi acuannya.

5. Siklus Perkreditan

Siklus perkreditan yang dimulai sejak pengajuan permohonan kredit

hingga akhirnya disetujui, dicairkan, diawasi, dan pelunasan kredit secara grafis

dapat digambarkan sebagai berikut.

Page 39: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

Gambar 2.1 Siklus Perkreditan

Sumber : Manajemen Perbankan Drs. Lukman Dendawijaya (2002 :77)

a. Permohonan Kredit

Nasabah menyampaikan dokumen berupa :surat permohonan resmi, akta

pendirian perusahaan, penjelasan singkat mengenai proyek, adanya laporan

kelayakan proyek, laporan keuangan dan informasi lainya yang diperlukan sesuai

kebijakan bank yang berpedoman pada peraturan Bank Indonesia.

b. Analisa kredit

Pada tahap ini account officer (AO) menganalisa nasabah dengan

menggunakan aspek kredit. Secara umum analisa kredit dilakukan berdasarkan

dua metode, yaitu :

Permohonan

Kredit

Perjanjian

Kredit

Pencairan

Kredit

Analisis Kredit

Persetujuan

Kredit

Pengawasan

Kredit

Page 40: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

1. Metode penilaian “6C”, yang meliputi character, capital, capacity, conditions

of economy, collateral, dan constraints.

2. Metode penilaian “6A”, yang meliputi aspek yuridis (hukum), pasar dan

pemasaran, teknis, manajemen, keuangan, dan sosial ekonomis.

c. Persetujuan Kredit

Atas dasar laporan analisis kredit yang telah dilakukan oleh Account Offocer

maka selanjutnya persetujuan atas kredit yang diajukan dilakukan oleh bagian

bank yang telah diberikan otoritas yaitu :

1) Kepala cabang, untuk jumlah kredit sampai dengan Rp. 500 juta.

2) Kepala wilayah, untuk jumlah kredit sampai dengan Rp. 750 juta.

3) Direktur kredit, untuk jumlah kredit sampai dengan Rp. 1 miliar.

4) Direksi bank, untuk jumlah kredit sampai dengan Rp. 5 miliar.

5) Dewan komisaris, untuk jumlah kredit diatas Rp. 5 miliar.

Pada bank umum, pembahasan dan persetujuan kredit dilakukan oleh suatu

komite yang dibentuk oleh direksi yang disebut “Komite Kredit”. Tugas komite

ini antara lain :

1) Memeriksa laporan analisa kredit.

2) Menyetujui permohonan kredit yang diajukan oleh calon nasabah.

3) Menetapkan syarat-syarat pemberian kredit, seperti tingkat bunga, jangka

waktu pinjaman, jenis dan besarnya agunan (jaminan kredit), dan persyaratan

lain yang akan menjadi dasar dasar bagi penyusunan perjanjian kredit (akad

kredit) yang dibuat dihadapan akta notaris publik.

d. Perjanjian Kredit

Perjanjian kredit disiapkan oleh seorang notaris public yang ditunjuk oleh

bank atau dipilih oleh nasabah, secara umum perjanjian kredit memuat :

Page 41: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

1) Pihak pemberi kredit (bank yang bersangkutan).

2) Pihak penerima kredit (perusahaan nasabah).

3) Tujuan pemberian kredit dalam hal ini tergantung pada jenis proyek/bisnis

yang akan dibangun, diperluas (expansion), direhabilitasi, ditambah modal

kerjanya dan lain-lain.

4) Besarnya biaya proyek, termasuk investasi tetap, kebutuhan modal kerja, biaya

pendahuluan (prainvestment), dan sebagainya.

5) Besarnya kredit yang akan diberikan bank.

6) Tingkat bunga kredit.

7) Biaya-biaya lain yang harus dibayar nasabah kredit, seperti appraisal fee,

comitment fee, supervision fee, provisi kredit, dan lain-lain.

8) Jangka waktu pengembalian kredit (angsuran kredit).

9) Jadwal pembayaran angsuran kredit dan pembayaran bunga kredit yang

dinyatakan secara terperinci pada pasal tertentu dalam perjanjian kredit dan

dituangkan dalam perjanjian kredit.

10) Jaminan kredit, yang meliputi jenis jaminan, pemilikanya, jumlah dan

nilainya, serta cara pengikatanya secara hukum yang dinyatakan secara

terperinci dalam pasal tertentu pada perjanjian kredit dan dituangkan dalam

lampiran perjanjian kredit.

11) Syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum kredit dicairkan.

12) Kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan dan dipenuhi oleh nasabah kredit

selama kredit belum dilunasi, misalnya :

a). Menyampaikan laporan produksi, laporan penjualan, laporan keuangan,

laporan tenaga kerja, laporan hutang dan piutang nasabah.

Page 42: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

b). Kewajiban mengasuransikan semua aktiva tetap pada proyek yang dibiayai

bank, terutama yang dijadikan agunan (jaminan kredit).

c). Hak-hak yang dimiliki bank selama kredit belum dilunasi, misalnya

memeriksa secara fisik keadaan proyek yang dibiayai bank, memeriksa

buku-buku dan laporan keuangan nasabah, dan lain-lain.

e. Pencairan Kredit

Persyaratan untuk pencairan kredit tersebut umumnya meliputi hal-hal

sebagai berikut :

1) Perjanjian kredit sudah ditandatangani.

2) Penarikan kredit sudah sesuai dengan kebutuhan proyek, misalnya membayar

kontraktor yang membangun pabrik, memenuhi kewajiban L/C dalam rangka

pembelian mesin-mesin ataupun bahan bak, memulai pemasangan (instalasi)

mesin-mesin dan peralatan pabrik, pembelian bahan baku lokal, merekrut

calon pegawai/karyawan/buruh yang diperlukan, survei pasar, dan sebagainya.

3) Penarikan kredit sudah sesuai dengan jadwal pembangunan proyek.

4) Permohonan pencairan kredit didukung oleh dokumen-dokumen yang sesuai

dengan kebutuhan pencairan kredit. Beberapa bank menggunakan

sistem/prosedur ini dan menyebutnya dengan istilah payment against

documents.

5) Besarnya kredit harus sesuai dengan perbandingan/rasio yang disepakati

antara dana yang bersumber dari nasabah/debitor (equity) dan pembiayaan dari

bank (loan atau debt).

f. Pengawasan Kredit

Page 43: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

Pengawasan (monitoring) kredit meliputi berbagai aspek/kegiatan yakni :

1) Adanya administrasi kredit yang memadai dan menggunakan cara cara

mutakhir, seperti penggunaan komputer, on line system, dan sebagainya.

2) Keharusan bagi nasabah kredit untuk menyampaikan secara berkala atas jenis-

jenis laporan yang telah disepakati dan dituangkan bersama dalam perjanjian

kredit, seperti :

a). Laporan produksi,

b). Laporan penjualan,

c). Laporan utang dan piutang perusahaan,

d). Laporan keuangan (neraca, perhitungan laba/rugi, perubahan modal, arus

kas, dan catatan atas laporan keuangan),

e). Laporan tenaga kerja,

f). Laporan asuransi aktiva tetap,

g). Laporan perubahan izin yang diterima dari instansi terkait.

3) Keharusan bagi account officer (AO) untuk melakukan kunjungan (visit) ke

perusahaan atau proyek yang dibiayai bank, baik selama berlangsungnya

pembangunan proyek maupun setelah proyek tersebut berjalan sebagai suatu

usaha bisnis.

4) Adanya konsultasi yang terstruktur antara pihak bank dengan debitur, terutama

jika debitur mulai mengalami kesulitan dalam bisnisnya atau telah meninjukan

tanda-tanda kemungkinan terjadinya kemacetan.

5) Adanya suatu ‘‘sistem peringatan’’ (warning system) pada administrasi bank .

g. Pelunasan Kredit, Tambahan Kredit dan Kredit Bermasalah.

Dalam kondisi ideal nasabah dapat melunasi jumlah kreditnya dan bagi

nasabah yang berhasil menjalankan usahanya dapat menambah jumlah

Page 44: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

kreditnya, tetapi bani nasabah yang gagal memenuhi kewajibannya akan

menimbulkan kredit bermasalah.

Sebagaimana yang telah disebutkan bahwa kredit kredit adalah risk assets, atau

ativitas ini merupakan aktivitas terbesar yang dapat memberikan keuantungan

terbesar bagi bank sekaligus merupakan bisnis yang beresiko sehingga tidak jarang

bank mengalami kegagalan perkreditan terancam dilikuidasi.

Banyak pinjaman yang cukup sehat pada saat kredit diberikan tetapi karena

tidak adanya pengawasan yang efektif, kredit tersebut mengarah kepada kredit

macet.

Adapun sebab-sebab kegagalan kredit dapat disebabkan oleh :

1) Adanya self dealing, yaitu adanya vested interest (kepentingan pribadi) dari para

eksekutif bank dalam memutuskan kreditnya sehingga tidak objektif lagi dan

melanggar prinsip-prinsip perkreditan yang sehat, hal ini berhubungan dengan

masalah mental yang kurang baik dari pejabat kredit bank.

2) Tidak terdapatnya kebijaksanaan kredit yang sehat (non esistence of sound

lending policies) yaitu tidak adanya perencanaan kredit maupun pelaksanaan

kebijaksanaan perkreditan yang tidak sehat.

3) In complete credit information, merupakan management information system

yang tidak relevan, baik dari lingkungan bank itu sendiri maupun informasi

nasabah yang bersangkutan.

4) Failure to obtain or enforle liquidation aggrement, adalah ketidakmampuan

untuk memperoleh dan mengambil tindakan likiudasi sesuai isi perjanjian kredit

disebabkan oleh kemungkinan posisi yuridis bank yang tidak menguntungkan,

tidak lengkapnya dokumen-dokumen menyangkut legalitas nasabah.

Page 45: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

5) Teknical incompentency, ialah kurangnya kemampuan teknis para pejabat kredit

dalam menganalisa permohonan kredit sehingga ada kesalahan dalam

pengambilan keputusan, juga kurangnya teknik para pengelola kredit hingga

mengakibatkan kegagalan dalam pengelolaannya.

6) Poor selection of risk, yaitu ketidakmampuan eksekutif kredit dari bank yang

bersangkutan dalam melakukan seleksi resiko dalam pemberian kredit pada

nasabahnya.

7) Over financing under financing adalah ketidakmampuan pengelola kredit dalam

memberikan kredit dalam jumlah sesuai dengan apa yang dibutuhkanya, baik

ditinjau dari segi jumlah maupun timingnya.

8) Lack of supervising, banyaknya pinjaman yang cukup sehat pada saat kredit

diberikan tapi karena tidak adanya pengawasan yang efektif, kredit tersebut

mengarah pada kredit macet.

Jika melihat sebab-sebab kegagalan kredit terlihat bahwa faktor yang

mendominasi selain faktor ekonomi makro adalah banyak yang sebaliknya

diakibatkan oleh ulah para pejabat bank, hal ini terkait erat dengan siklus

perkreditan yang tidak dijalankan oleh bank tersebut dalam memutuskan untuk

melakukan kredit.

Yang dimaksud dengan siklus perkreditan dalam hal ini adalah bagaimana

bank dapat menciptakan suatu sistem pengelolaan kredit yang sehat dan hati-

hati.

Prinsip perbankan yang sehat dan hati-hati (prudent and sound banking

practices) dalam perkreditan di atas dapat dijabarkan sebagai berikut :

1) Kebijakan pokok perkreditan, menyangkut :

Page 46: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

a). Sistem dan prosedur perkreditan yang sehat yaitu mulai dari proses

permohonan kredit, analisa kredit, dokumentasi, pencairan, dan

pengawasan kredit.

b). Sistem dan prosedur untuk kredit yang mendapat perhatian khusus.

c). Sistem dan prosedur untuk kredit yang bungannya dapat dikapitalisasi.

d). Sistem dan prosedur penyelamatan dan penyelesaian kredit bermasalah

dan write off kredit macet.

e). Tata cara penyelesaian barang-barang anggunan kredit yang dikuasai

bank.

f). Jumlah BPMK

g). Persyaratan kredit.

2) Tata cara penilaian mutu kredit (Surat Edaran No.23/12/BPPP-28 Februari

2001) terkait dengan adanya pembentukan dana cadangan untuk cadangan

aktiva produktif (CAP) sebagai berikut :

CAP = 0,5% x kredit lancar + 5% x (kredit kurang lancar – nilai kredit

macet – nilai jaminan)

3) Profesionalisme dan integritas pejabat kredit (bab VIII Pasal 46 sampai

dengan 53 UU Perbankan no.7 tahun 1992)

Hal ini merupakan dasar dalam etika perkreditan bank, dimana ditegaskan

bahwa pejabat kredit harus :

a). Memiliki managerial skill dan tecnical skill perbankan.

b). Mentaati moral dan etika perkreditan (profesionalisme, terbuka, jujur,

dan memahami ketentuan-ketentuan perbankan).

c). Mempunyai integritas dan tanggung jawab sosial yang tinggi.

Page 47: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

d). Mempunyai wawasan yang luas, yaitu dapat mengaitkan antara masalah

perbankan dengan ilmu yang dimilikinya.

e). Mampu memupuk dan mengemban sebagai pejabat kredit perbankan di

masyarakat.

C. Efektivitas

1. Pengertian Efektivitas

Pengertian efektivitas menurut Robert N. Anthony dan Vijay Govindarajan, et

al (2000:131) dalam bukunya management control system adalah: “effectiveness is

the relationship between a responsibility center’s output its objectives”. Hal ini dapat

diartikan sebagai “Efektivitas ditentukan antar output yang dihasilkan oleh pusat

pertanggungjawaban dengan tujuan jangka pendek (objectives). Semakin besar output

yang dikontribusikan terhadap tujuan jangka pendek (objectives) perusahaan, maka

semakin efektiflah unit tersebut.”

Menurut Alijoyo (2000:9) efektivitas adalah “Effectivness is a measure of

success in meeting asset of established goal”. Hal ini dapat diartikan sebagai ukuran

mengenai seberapa baik/seberapa tepat sasaran atau rencana yang telah ditetapkan

dapat direalisasikan.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa efektifitas merupakan

hubungan antara output suatu pertanggung jaawaban dengan sasaran perusahaan yang

harus dicapai. Setiap perusahaan atau organisasi lainnya akan berusaha untuk

memperbaiki kinerja mereka. Banyak cara yang mereka lakukan dalam

memperbaiki kinerja salah satunya adalah dengan terus-menerus mengevaluasi

pencapaian hasil kinerja perusahaan. Efektivitas organisasi merupakan suatu konsep

yang penting untuk melihat gambaran suatu organisasi karena dapat menunjukkan

Page 48: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

tingkat keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai sasarannya. Pengukuran

efektivitas suatu organisasi merupakan suatu hal yang sangat rumit karena dalam

organisasi yang sangat besar dengan banyak bagian yang sifatnya berbeda dan

mempunyai sasaran yang berbeda antara satu sama lain. Atkinson, Banker, dan

Kaplan Young, et al (2001;43) dalam bukunya Management Accounting memaparkan

sebuah sistem pengukuran kinerja yang efektif memiliki kritik sebagai berikut:

“Consider each activity and the organization it self from customer’s

perspectiveevaluate each activity using customer-validated measures of performance,

consider all facets of activity performance that affect customer’s and, therefore are

comprehensive, and provide feedback help organization members identify problems

and opportunities for improvement”.

Adapun menurut Casio (1992;270) yang dikutip oleh Dr. Achman S.Ruky dalam

bukunya sistem manajemen kinerja bahwa sebuah manajemen kinerja yang efektif

harus memiliki 5 indikator yaitu:

a. Relevance, bahwa sistem yang ada harus relevan (terkait) dengan pekerjaannya

baik input, proses maupun output.

b. Sensivity, bahwa sistem yang ada harus peka, bisa membedakan mana karyawan

yang berprestasi mana yang tidak.

c. Reliability, bahwa sistem yang ada dapat diandalkan dan dipercaya.

d. Acceptability, bahwa sistem yang ada harus dapat dipahami oleh karyawan.

e. Practicality, bahwa instrumen yang ada seperti formulir harus dapat dimengerti

oleh karyawan; tidak berbelit-belit.

2. Pengukuran Efektivitas

Page 49: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

Penilaian efektivitas atau kinerja adalah penentuan secara periodik

efektivitas operasional suatu organisasi, bagian operasional dan karyawannya

berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang ditentukan sebelumnya.

Menurut Yuwono (2002:23) pengukuran efektivitas/kinerja adalah

”Tindakan pengukuran yang dilakukan berbagai aktivitas dalam rantai yang ada

pada perusahaan/organisasi, yang hasil pengukurannya akan digunakan sebagai

umpan balik yang akan memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu

rencana dan tingkat saat organisasi memerlukan penyesuaian atas aktivitas

perencanaan dan pengendalian”.

Pengukuran efektivitas organisasi dapat dilakukan dengan menggunakan

berbagai pendekatan yang berbeda, mengasumsikan bahwa organisasi akan

menugaskan input yang berasal dari lingkungannya melalui suatu proses internal

menjadi output yang akan dilemparkan kembali ke lingkungannya. Dalam

berbagai organisasi pengukuran efektivitas dapat dilakukan melalui:

a). Pendekatan sasaran (goal approach) dalam pengukuran efektivitas

memusatkan pada output yaitu mengukur keberhasilan organisasi dalam

mencapai tingkatan output yang telah direncanakan.

b). Pendekatan sumber (resaurces approach) lebih memusatkan perhatian

pada input yaitu mengukur keberhasilan organisasi dalam mendapat

sumber yang dibutuhkan untuk pencapaian performa yang baik.

c). Pendekatan proses (process approach) lebih memusatkan perhatian pada

aspek kegiatan internal organisasi dan mengukur efektivitas melalui

berbagai indikator internal.

Page 50: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kerangka teori yang telah dikemukakan sebelumnya, penulis

menggambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut:

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran

Tingkat Pelaksanaan (X) Tingkat Kepentingan (Y)

Tanggapan Account Officer Penting/Tidak Penting

Kinerja Manajemen Efektif/Tidak Efektif

Bank BUMN

Siklus Perkreditan

Kinerja Manajemen

1. Keterkaitan 2. Kepekaan 3. Keandalan 4. Dapat Dipahami 5. Praktis

Page 51: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk memperoleh masalah yang diteliti, penelitian ini dilakukan di lingkungan

perbankan yakni pada bagian perkreditan. Yaitu pada kantor pusat bank BUMN (Bank

Mandiri, Bank BNI 46, Bank BTN, dan Bank BRI) yang terdapat di Jakarta. Dipilihnya

bank BUMN dikarenakan Bank BUMN menjadi indikator kemajuan perbankan di

Indonesia. Salah satu Bank BUMN yaitu Bank Mandiri pada triwulan pertama tahun 2008

menunjukkan peningkatan kinerja hal ini terlihat dari laba bersih bank mandiri meningkat

Rp.363 miliar dari Rp.1,03 triliun pada triwulan pertama 2007 menjadi Rp.1,39 triliun

pada triwulan pertama 2008 atau tumbuh sebesar 35,4% secara otomatis peningkatan laba

yang diperoleh diikuti dengan peningkatan penyaluran kredit hal ini diperkuat dengan

data bahwa kredit yang disalurkan mencapai Rp.21,2 triliun atau naik 18,6% bila

dibandingkan triwulan pertama tahun 2007 (info bank hal 11). Meningkatnya penyaluran

kredit pada bank mandiri tidak terlepas dari peranan manajemen perbankan yang diwakili

Account Officer (AO) dalam melakukan analisa kredit yang diajukan oleh kreditor.

Sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia bank Mandiri sudah sepatutnya melakukan

pengelolaan manajemen secara professional melalui peningkatan kualitas pengelolaan

kredit yang baik mulai dari perencanaan jumlah kredit, penentuan suku bunga, prosedur

pemberian kredit, analisis pemberian kredit sampai kepada pengendalian dan pengawasan

kredit yang macet hal ini terkait terkait dengan efektifitas kinerja suatu bank karena

dengan semakin efektif operasi suatu bank maka akan semakin tinggi profitabilitasnya.

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah kuesioner dari jawaban responden

yaitu Account Officer (AO) Penelitian ini ditujukan untuk mempeoleh informasi

Page 52: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

mengenai efektivitas siklus perkreditan mulai dari permohonan kredit sampai pada

pengawasan kredit.

B. Metode Pemilihan Sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pusposive

random sampling, yaitu pemilihan sampel secara acak dimana elemen populasi dibatasi

pada karyawan pada bagian perkreditan yang dianggap dapat memberikan informasi

mengenai efektivitas siklus perkreditan.

C. Metode Pengumpulan Data

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Kepustakaan merupakan bahan utama dalam penelitian data sekunder (Nur

Indrianto, Bambang S, 2002:150). Penulis memperoleh informasi yang berkaitan dengan

masalah yang diteliti yang berasal dari buku, jurnal, internet dan sumber lainya yang

berkaitan dengan penelitian.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

a. Observasi

Penelitian ini dilakukan dengan terjun langsung ke Bank untuk mengadakan

pengamatan dan pengambilan data objek penelitian.

b. Wawancara

Penulis melakukan wawancara dengan petugas yang terkait secara langsung maupun

tidak langsung, selain itu penulis juga mewawancarai Account Officer (AO) dengan

tujuan menyaring informasi yang diperlukan.

c. Kuesioner

Page 53: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

Peneliti menggunakan kuesioner untuk mendapatkan data yang diperlukan yang

berasal dari Account Officer (AO) di kantor cabang Bank BUMN yang berada di

wilayah DKI Jakarta.

D. Metode Analisis dan Pengolahan Data

1. Metode Analisis

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

kualitatif-kuantitatif, yang digunakan untuk mengetahui sejauhmana efektivitas siklus

perkreditan, dilihat dari tingkat peraturan dan pelaksanaan yang dilakukan oleh Bank

BUMN yang terdapat di Jakarta.

2. Teknik Pengolahan Data Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, syarat mutlak

yang harus dipenuhi untuk instrumen ini adalah valid dan reliabel. Suatu instrumen

pengukur dikatakan valid jika instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya

diukur. Sementara itu, reliabilitas menunjukan konsistensi dari data yang dikumpulkan.

Suatu instrumen dikatakan reliabel jika menghasilkan data yang sama walaupun

digunakan beberapa kali pada objek yang sama pada beberapa periode berbeda (Nur

Indrianto, Bambang S, 2002:180-181).

a. Uji Validitas

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah construct validity yaitu

untuk mengukur construct tertentu, yang artinya apakah suatu instrumen

mengukur construct sesuai dengan yang diharapkan (Nur Indriantoro dan

Bambang S, 2002:183). Pendekatan ini bertujuan menghindari adanya judgment

subjektif dari seseorang dan pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam instrumen

penelitian ini diketahui benar konsistensi internalnya. Suatu instrumen (setiap

Page 54: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

butir pertanyaan) dikatakan valid bila angka korelasionalnya yang diperoleh dari

perhitungan lebih besar atau sama dengan r kritis. Untuk menentukan r hitung

didapatkan dari perhitungan dengan rumus teknik korelasi Produc Moment

dengan menggunakan SPSS 12, dan menentukan r tabel dengan menggunakan

tabel angka kritis nilai r.

b. Uji Reliabilitas

Setelah menentukan validitas instrumen penelitian, tahap selanjutnya adalah

mengukur relibilitas data instrumen penelitian, pengujian reabilitas dalam

penelitian ini adalah Alpha Cronbach karena menggunakan jenis data

likert/essay. Teknik ini dapat menafsirkan korelasi antara skala diukur dengan

semua variabel yang ada.

Penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS 12 dalam menghitung Alpha

Cronbach, untuk menginterpretasikan nilai alpha yang diperoleh, digunakan

kriteria korelasi menurut Yarnest (2004:68) yaitu:

Tabel 3.1 Kriteria Korelasi

3. Analisis Data Hasil Penelitian

Teknis pengolahan data dan analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik

deskriptif, karena penelitian ini penelitian deskriptif. Untuk mengetahui tingkat

kesesuaian ini, digunakan metode ”Importance Performace Analysis” berdasarkan

rumus John A. Martilla dan John C. James dari Philip Kotler 1997:481 (J. Supranto,

1997: 239-240) Analisis tingkat kepentingan dan kinerja pelaksanaan. Tingkat

< 0,200 = tidak ada korelasi 0,200 – 0,399 = korelasi rendah 0,400 – 0,599 = korelasi cukup 0,600 – 0,799 = korelasi tinggi 0,800 – 1,00 = korelasi sangat tinggi

Page 55: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

kesesuaian adalah hasil perbandingan antara skor kinerja pelaksanaan dengan skor

kepentingan. Tingkat kesesuaian inilah yang akan menentukan urutan prioritas

peningkatan faktor-faktor yang mempengaruhi siklus perkreditan. Dalam Penelitian ini

terdapat satu variabel yang diwakilkan siklus perkreditan perbankan.

Rumus yang digunakan untuk mengukur tingkat kesesuaian menurut J. Supranto

(1997:241-243) adalah sebagai berikut:

Keterangan:

Tki : Tingkat Kesesuaian Responden

Xi : Skor Penilaian Kinerja

Yi : Skor Penilaian Kepentingan

Dari hasil kuesioner, akan dicari nilai atau skor rata-rata dari masing-masing

variabel dengan rumus :

Keterangan:

X = Skor Rata-Rata Kinerja/Tingkat Pelaksanaan

Y = Skor Rata-Rata Kepentingan

n = Jumlah Responden

Selain itu juga dibuat diagram kartesius yang merupakan suatu bangun yang dibagi oleh dua

buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik (X,Y), dimana X merupakan rata-rata dari

%100xYiXiTki =

nXi∑=Χ

nYi

Y ∑=

Page 56: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

rata-rata skor tingkat pelaksanaan dan Y adalah rata-rata dari skor kepentingan seluruh faktor yang

mempengaruhi siklus perkreditan. Seluruh faktor atau atribut terdiri dari 22 item. Selanjutnya seluruh

faktor ini akan dinyatakan dengan K, dalam hal ini K = 22 yang selanjutnya dirumuskan sebagai

berikut:

Keterangan :

K = banyaknya atribut atau fakta yang dapat mempengaruhi efektivitas

siklus perkreditan (dalam penelitian ini K = 22)

i = 1, 2, 3... N

Nilai rata-rata yang telah diperoleh dengan perhitungan masing-masing faktor tersebut,

kemudian ditempatkan pada diagram (kartesius) secara berurutan dari nilai tertinggi sampai

nilai terendah, dalam 4 (empat) kategori kuadran seperti yang tertulis pada gambar 3.1.

berikut ini:

Gambar 3.1 Diagram The Performance-Rating Analysis

Sumber : John A. Martilla dan John C James (1997:77-79)

KXi1Ni∑ =

=× K

Yi1Ni

Y∑ =

=

Diagram Kartesius Y Kepentingan Kepentingan Pertahankan Prestasi A B Y Prioritas Rendah Berlebihan C D X X Pelaksanaan/Kinerja

Page 57: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

Keterangan:

1. Kuadran A menunjukan siklus perkreditan termasuk unsur-unsurnya yang dianggap

penting, namun pihak bank telah melaksanakannya sesuai dengan peraturan yang

berlaku namun tidak efektif.

2. Kuadran B Menunjukan unsur siklus perkreditan yang telah berhasil dilaksanakan

untuk itu unsur ini mutlak diperlukan. Dianggap sangat penting dan efektif.

3. Kuadran C menunjukan beberapa faktor yang kurang penting pengaruhnya bagi

siklus perkreditan sehingga pelaksanaannya dianggap biasa saja. Dianggap kurang

efektif.

4. Kuadran D menunjukan faktor yang mempengaruhi siklus perkreditan kurang

penting, tetapi pelaksanaanya berlebihan. Dianggap kurang penting tetapi sangat

efektif.

E. Variabel dan Pengukurannya

Menurut Sugiono (1993:31) Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk

apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

kemudian ditarik kesimpulannya.

Penelitian yang dilakukan penulis merupakan penelitian deskriptif, yang menurut

Sugiyono (1999:11) Penelitian deskriptif yaitu untuk mengetahui nilai dari variabel

mandiri tanpa membuat perbandingan. Kinerja efektivitas siklus perkreditan Bank BUMN

dijabarkan dengan indikator pada tabel 3.2:

Page 58: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian

Variabel Dimensi Indikator

1. Relevance (Terkait)

1. Tersedia formulir untuk diisi calon debitur dalam permohonan kredit. 2. Kunjungan lansung ke tempat usaha (on the spot inspection), bank to

bank confirmation, dan trade checking selalu dilakukan kepada setiap calon debitor.

3. Analisis terhadap prinsip 6C (Charakter, Capital, Capacity, Collateral, Condition of Economic & Constraint) sangat dipertimbangkan dalam dalam pengambilan keputusan pemberian kredit.

4. Metode penilaian 6A yang meliputi aspek yuridis (hukum), pasar dan pemasaran, teknis, manajemen, keuangan, dan social ekonomis telah dilakukan dalam pengambilan keputusan kredit.

2. Sensivity (Kepekaan)

1. Bank memiliki pedoman dan aturan yang jelas tentang perkreditan. 2. Bank melakukan analisa terhadap kredit calon debitornya apakah

kredit baru atau lama. 3. Bank melakukan penilaian terhadap kualitas kredit (lancar, dalam

perhatian khusus, kurang lancar, diragukan) debitornya. 3. Realibility

(Keandala) 1. Bank melakukan analisa terhadap tujuan dan sumber pembayaran

debitornya dan dilaporkan secara jujur. 2. Bank memiliki profil resiko terkini dari nasabah dan jaminan serta

tingkat sensitivitas terhadap perkembangan kondisi ekonomi dan pasar.

3. Bank melakukan analisis kemampuan membayar kembali berdasarkan perkembangan keuangannya.

4. Bank melakukan analisis terhadap kemampuan membayar kembali di masa yang akan datang berdasarkan proyeksi arus kas.

5. Bank mengetahui kemampuan bisnis nasabah dan kondisi sektor ekonomi/usaha peminjam serta posisi peminjam dalam industri tertentu.

4. Acceptability (Pemahaman)

1. Prosedur pengambilan keputusan untuk pinjaman dan/atau komitmen, khususnya apabila melalui pendelegasian wewenang harus diformalkan secara jelas sesuai dengan karakteristik nasabah.

2. Analisis kredit memberikan informasi yang jelas 3. Laporan analisis kredit sebaiknya tidak menimbulkan salah tafsir. 4. Laporan analisis kredit menjadi satu-satunya alat dalam pengambilan

keputusan kredit oleh pihak manajemen 5. Adanya komunikasi yang baik antar karyawan dengan manajer.

Efektivitas Siklus Perkreditan

5. Practicality (Kemudahan)

1. Prosedur perkreditan yang ada mudah dipahami oleh debitor 2. Keputusan kredit diterima oleh calon debitor secara cepat 3. Formulir atau dokumen serta instrument lainnya yang digunakan

dalam permohonan kredit dapat dipahami oleh debitur. 4. Formulir atau dokumen serta instrument lainnya yang digunakan

dalam permohonan kredit tidak berbelit-belit atau praktis. 5. Proses pencairan kredit oleh Bank dilakukan melalui mekanisme yang

jelas dan aman.

Page 59: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

Pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert, yaitu

skala yang digunakan untuk mengukur sifat, pendapat, kondisi dan persepsi mengenai

fenomena sosial (Sugiyono, 1999:87). Perangkat utama untuk mendapatkan data dalam

penelitian ini adalah kuisioner yang disebar pada responden.

Dengan skala likert memungkinkan responden menjawab dalamberbagai tingkat

pada setiap butir pertanyaan. Dalam skala penilaian terlihat keragaman penilaian yang

berkisar antara 1 sampai dengan 5 untuk mengukur efektivitas siklus perkreditan. Kriteria

yang digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Pengukuran Tingkat Pelaksanaan Siklus Perkreditan

Bobot Kriteria

5 Sangat Efektif (SE) 4 Efektif (E) 3 Cukup Efektif (CE) 2 Kurang Efektif (KE) 1 Tidak Efektif (TE)

Tabel 3.4 Pengukuran Tingkat Kepentingan Atas Unsur Siklus Perkreditan

Bobot Kriteria

5 Sangat Penting (SP) 4 Penting (P) 3 Cukup Penting (CP) 2 Kurang Penting (KP) 1 Tidak Penting (TP)

Page 60: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Statistik Deskriptif

Dalam penelitian ini penulis mengirimkan kuesioner sebanyak 56 buah yang

disampaikan langsung kepada 4 Bank BUMN (Bank Mandiri, Bank BNI 46, Bank

BRI dan Bank BTN). Seluruh kuesioner yang diterima digunakan dalam analisis data.

Tabel 4.1. menunjukkan distribusi kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 4.1 Sampel dan Lokasi Penelitian

Nama Bank Jumlah Kuesioner Lokasi Penelitian

Bank Mandiri 10 Divisi Analisis Kredit Bisnis Kantor Pusat Bank Mandiri Divisi Analisa Kredit.

BRI 15 Analis Kredit pada Kantor Pusat Bank BRI Divisi Analisa Kredit.

BNI 21 Analis Kredit pada Bank BNI 46 Cabang Jakarta Pusat, Cabang Jakarta Timur dan Cabang Jakarta Selatan.

BTN 15 Divisi Pengelolaan Kredit kantor pusat Bank BTN .

Total Kuesioner 56 Sumber : Diolah dari data primer penelitian, 2008

Tabel 4.2 Sampel dan Tingkat Pengembalian

Jumlah kuesioner 56 100%

Jumlah kuesioner yang tidak kembali 19 33,92%

Jumlah kuesioner yang kembali 37 66,07%

Sumber : Diolah dari data primer penelitian, 2008

Karakteristik responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah:

Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Identitas Responden

Page 61: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

Frekuensi Absolut Presentase Jumlah Sampel 37 100% Jenis Kelamin :

• Pria 23 62,16% • Wanita 14 37,84%

Lama Bertugas : • Kurang dari 1 Tahun 2 5,41% • 1 – 2 Tahun 8 21,62% • Diatas 2 Tahun 27 72,97%

Usia Karyawan : • Dibawah 30 Tahun 12 32,43% • 30 – 45 Tahun 21 56,76% • Diatas 45 Tahun 4 10,81%

Pendidikan Terakhir : • S3 0 0% • S2 4 10,81% • S1 33 89,19% • D3 0 0%

Sumber : Diolah dari data primer penelitian, 2008

Tabel 4.3 menunjukkan dari 37 responden yang digunakan dalam analisis ini,

jumlah responden pria sebanyak 23 responden (62,16%) dan jumlah responden wanita

sebanyak 14 responden (37,84%). Responden yang menjadi sampel dalam penelitian

ini telah bertugas pada divisi Account Officer yang kurang dari 1 tahun 2 responden

(5,41%), 1 sampai 2 tahun sebanyak 8 rerponden(21,62%) dan yang bertugas lebih

dari 2 tahun sebanyak 27 responden (72,97%). Usia responden dibawah 30 tahun

sebanyak 12 responden (32,43%), berkisar antara 30 sampai dengan 45 tahun

sebanyak 21 responden (56,76%) dan usia responden yang di atas 45 tahun sebanyak

4 (10,81%). Pendidikan terakhir responden S2 sebanyak 4 responden (10,81%), S1

sebanyak 33 responden (89,19%).

B. Hasil dan Pembahasan

1. Uji Validitas

Page 62: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

Suatu kuesioner dikatakan valid (sah) jika butir pertanyaan pada suatu

kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner

tersebut. Oleh karena itu kuesioner yang diolah akan diuji validitas dan

reliabilitasnya.

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Efektivitas Kinerja

Siklus Perkreditan Bank BUMN

Variabel Score Korelasi Nilai Signifikasi Keterangan

Pertanyaan 1

Pertanyaan 2

Pertanyaan 3

Pertanyaan 4

Pertanyaan 5

Pertanyaan 6

Pertanyaan 7

Pertanyaan 8

Pertanyaan 9

Pertanyaan 10

Pertanyaan 11

Pertanyaan 12

Pertanyaan 13

Pertanyaan 14

Pertanyaan 15

Pertanyaan 16

Pertanyaan 17

Pertanyaan 18

Pertanyaan 19

Pertanyaan 20

Pertanyaan 21

Pertanyaan 22

0.326

0.628

0.680

0.697

0.759

0.496

0.398

0.499

0.696

0.543

0.667

0.628

0.536

0.777

0.805

0.421

0.574

0.708

0.665

0.604

0.580

0.565

0.005

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.001

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.001

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid Ket : ** Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed) * Correlation is significant at the 0,05 level (2-tailed) Sumber : Hasil pengolahan data kuisioner dengan SPSS

Page 63: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

Tabel 4.5

Hasil Uji Validitas Instrumen Kepentingan Manajemen Bank BUMN

Variabel Score Korelasi Nilai Signifikasi Keterangan

Pertanyaan 1

Pertanyaan 2

Pertanyaan 3

Pertanyaan 4

Pertanyaan 5

Pertanyaan 6

Pertanyaan 7

Pertanyaan 8

Pertanyaan 9

Pertanyaan 10

Pertanyaan 11

Pertanyaan 12

Pertanyaan 13

Pertanyaan 14

Pertanyaan 15

Pertanyaan 16

Pertanyaan 17

Pertanyaan 18

Pertanyaan 19

Pertanyaan 20

Pertanyaan 21

Pertanyaan 22

0.357

0.475

0.548

0.618

0.807

0.624

0.593

0.440

0.737

0.661

0.639

0.768

0.216

0.662

0.336

0.779

0.660

0.780

0.662

0.578

0.679

0.556

0.030

0.003

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.006

0.000

0.000

0.000

0.000

0.200

0.000

0.000

0.000

0.000

0.000

0.042

0.000

0.000

0.000

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid

Valid Ket : ** Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed) * Correlation is significant at the 0,05 level (2-tailed) Sumber : Hasil pengolahan data kuisioner dengan SPSS Pengujian validitas yang digunakan oleh peneliti pada penelitian ini

menggunakan korelasi pearson. Butir pertanyaan dikatakan valid jika nilai

signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan 0,01 (Ghozali, 2001).

Page 64: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

2. Uji Realibilitas

Analisis pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan Cronbach’s

Alpha. Apabila Cronbach’s Alpha lebih besar atau sama dengan 0,6 maka butir

pertanyaan dianggap reliabel (Ghozali, 2001).

Tabel. 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Data

Instrumen Cronbach’s Alpha Keterangan

Efektivitas Kinerja Siklus Perkreditan

Bank BUMN

0,904 Reliabel

Kepentingan Manajemen Bank BUMN 0,925 Reliabel

Tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa seluruh variabel yang digunakan dalam

penelitian ini memiliki Cronbach’s Alpha lebih dari 0,6 (Ghozali, 2001), yang

berarti bahwa seluruh variabel tersebut adalah reliable.

3. Analisis dan Pembahasan Importance and Performance Scale

Dalam penelitian ini, responden diberikan 22 pertanyaan yang merupakan

bagian dari 5 dimensi efektivitas kinerja yang terdiri dari 2 pernyataan. Pernyataan

tersebut jika tentang efektivitas kinerja, maka responden akan mengisi kolom

kinerja (performance) dengan bobot penilaian (Sangat Efektif = 5, Efektif = 4,

Cukup Efektif = 3, Kurang Efektif = 2, Tidak Efektif = 1).

Pertnayaan yang sama akan ditunjukan kepada responden, maka responden

akan mengisi kolom kepentingan (Importance) dengan penilaian (Sangat Penting =

5, Penting = 4, Cukup Penting = 3, Kurang Penting = 2, Tidak Penting = 1).

Page 65: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

Setiap unsur pelaksanaan efektivitas kinerja siklus perkreditan dinilai

berdasarkan tingkat kepentingan serta tingkat efektivitas yang diberi bobot nilai

sehingga diperoleh angka yang menggambarkan sejauhmana tingkat pelaksanaan

dari siklus perkreditan, sehingga memberikan tingkat kesesuaian antara kedua

variabel yang menjadi penentu urutan prioritas yang mempengaruhi manajemen

dalam pengambilan keputusan. Penulis akan menganalisis tanggapan dari 37

responden dari Bank BUMN (Bank Mandiri, Bank BRI, Bank BNI46 dan Bank

BTN).

a. Analisis Keterkaitan (Relevance)

1. Bank menyediakan formulir untuk diisi calon debitur dalam permohonan

kredit.

Dalam proses pemberian kredit ini merupakan kegiatan pengumpulan

informasi, baik yang menyangkut data kualitatif maupun data kuantitatif calon

debitur. Tahap ini merupakan awal dimulainya transaksi kredit yaitu dengan

diterimanya Surat Permohonan Pinjaman (SPP) yang diajukan calon debitur.

Secara umum pengajuan SPP dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:

SPP diajukan sendiri oleh calon debitur dengan datang sendiri ke kantor

cabang, sesuai dengan informasi yang telah diperoleh, dengan membawa

permohonan pinjaman yaitu KPPB (keterangan permohonan pinjam untuk

bisnis)/KPPK (keterangan permohonan pinjaman untuk konsumen), SPP

diterima saat itu juga.

SPP diterima oleh petugas pelayanan, kemudian mengisi SKKP dengan SPP,

yang selanjutnya diserahkan ke pimpinan cabang untuk mendapat disposisi.

Pimpinan cabang mendisposisikan atau menunjuk AO-nya, kemudian KPPB

dan SPP diserahkan kembali kepada seksi pelayanan pinjaman dan seksi ini

Page 66: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

mencatat penyerahannya kepada pada KPPB tersebut dan dilanjutkan kepada

AO.

AO mencatat tanda penerimaan SPP pada KPPB, kemudian AO melakukan

kunjungan kepada calon debitur atau on the spot. Dalam tahap persiapan

kredit prosedur selanjutnya yaitu pada KPPB dipertimbangkan untuk

diproses.

Tabel berikut akan menerangkan hasil penelitian terhadap tingkat

kinerja, tingkat kesesuaian dan tingkat kesesuaian yang diperoleh berdasarkan

jawaban 37 responden.

Tabel 4.7 Tingkat kinerja terhadap penggunaan formulir permohonan kredit sesuai dengan

ketentuan peraturan dan tepat sasaran

SE E CE KE TE Skor X Hasil 14 14 9 0 0

37,84% 37,84% 24,32% 0% 0% 153 4,14 Efektif

Ket : Skor 153 = (14 x 5) + (14 x 4) + (9 x 3) + (0 x 2) + (0 x 1) Sumber : Hasil Kuesioner

Tabel 4.8 Tingkat kepentingan manajemen perbankan terhadap penggunaan formulir

permohonan kredit sesuai dengan ketentuan peraturan dan tepat sasaran

SP P CP KP TP Skor Y Hasil 26 9 2 0 0

70,27% 24,32% 5,41% 0% 0% 172 4,65 Penting

Ket : Skor 172 = (26 x 5) + (9 x 4) + (2 x 3) + (0 x 2) + (0 x 1) Sumber : Hasil Kuesioner

Tabel 4.9 Tingkat Kesesuaian

Tingkat Kinerja Tingkat Kepentingan Tingkat Kesesuaian *)

4,14 Efektif

4,65 Penting

88,95% Cukup Sesuai

Ket : *) (Maryanto, 2001:40) 0,00% - < 50,00% = Sangat tidak sesuai 55,00% - < 69,00% = Tidak sesuai 70,00% - < 84,00% = Kurang sesuai 85,00% - < 89,00% = Cukup sesuai 90,00% - < 94,00% = Sesuai 95,00% - < 100,00% = Sangat sesuai

Page 67: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

2. Bank selalu melakukan pengecekan lansung ke lapangan (on the spot

inspection), bank to bank confirmation, dan trade checking kepada setiap

debitor.

Pada saat on the spot inspection, AO melakukan interview dengan

calon debitor mengenai data dan legalitas perusahaan maupun keadaan

keuangannya yang berpedoman pada 6 C. Data mengenai legalitas

perusahaan setidaknya mengenai: akta perusahaan, SIUO, SITU (surat izin

tempat usaha), NPWP (nomor pokok wajib pajak) dan data yang dapat

menggambarkan keadaan keuangan perusahaan setidaknya mencakup:

laporan keuangan, daftar laba-rugi, cash flow.

Selain data tersebut pada saat AO melakukan on the spot inspection juga

diperlukan data informasi dari catatan yang ada baik (rekening, giro,

pengalaman kredit, daftar penunggak), bank to bank information, keterangan

mengenai perusahaan apakah sudah masuk atau terdaftar dalam Black List

Bank Indonesia. Berdasarkan data yang telah dihimpun AO dapat melakukan

penyesuaian dengan pasar sasaran dan resiko yang dapat diterima. Kemudian

AO mempertimbangkan permohonan kredit yang diajukan untuk diproses

lebih lanjut atau ditolak.

AO mencantumkan kesimpulan pada KPPB dan meneruskan kepada

pimpinan cabang untuk dilakukan analisis lebih lanjut. Jika permohonan kredit

yang diajukan ditolak maka AO membuatkan surat untuk selajutnya

ditandatangani oleh pejabat kredit disertai alasan-alasannya.

Untuk mengetahui efektivitas dari kunjungan Account Officer bagi

debitor dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.13

Page 68: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

Tingkat penilaian kinerja AO terhadap pelaksanaan (on the spot inspection), bank to bank confirmation, dan trade checking kepada setiap debitor.

SE E CE KE TE Skor X Hasil 24 9 4 0 0

64,86% 24,32% 10,81% 0% 0% 168 4,54 Efektif

Sumber : Hasil Kuesioner

Tabel 4.14 Tingkat kepentingan manajemen perbankan dalam (on the spot inspection), bank to

bank confirmation, dan trade checking kepada setiap debitor.

SP P CP KP TP Skor Y Hasil 27 8 1 0 0

72,97% 21,62% 2,70% 0% 0% 170 4,59 Penting

Sumber : Hasil Kuesioner

Tabel 4.15 Tingkat Kesesuaian

Tingkat Kinerja Tingkat Kepentingan Tingkat Kesesuaian *)

4,54 Efektif

4,59 Penting

98,82% Sangat Sesuai

3. Dalam pengambilan keputusan kredit prinsip 6C (Charakter, Capital,

Capacity, Collateral, Condition of Economic & Constrain) menjadi sumber

informasi utama bagi manajemen.

Setiap permohonan kredit yang diajukan pada bank selalu dilakukan

analisis 6C. prinsip ini menjadi alat yang digunakan oleh manajemen perbankan

dalam mengambil kebijakan untuk menyetujui kredit yang diajukan oleh

debitur. Secara umum prosedur penilaian 6C adalah

Charakter (Watak)

Sebagai alat menajemen perbankan dalam mengetahui karakter dari calon

debitur dapat dilakukan dengan: meneliti daftar riwayat hidup calon debitur,

Page 69: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

penelitian reputasi calon debitur dilihat dari lingkungannya, melihat

kebiasaan calon debitur apakah terbiasa dengan hidup baros/konsumtif dll.

Penilaian soal karakter ini diperlukan pengalaman yang cukup dalam

melakukan penilaian.

Capacity (Kemampuan)

Pengukuran kemampuan calon debitur dilakukan dengan berbagai

pendekatan diantaranya: pendekatan historis yaitu dengan menilai past

performance dari nasabah yang bersangkutan, pendekatan financial dengan

menilai dari daftar gaji, pendekatan educational dengan meneliti pendidikan

calon debitur dan pendekatan yuridis dengan menilai apakah secara yuridis

calon debitur tersebut mempunyai kapasitas dalam untuk mewakili dirinya

untuk mengadakan ikatan atau perjanjian kredit dengan bank.

Capital (Modal)

Aspek penilaian capital dilakukan dengan analisa terhadap laporan keuangan

dan laporan laba-rugi dari calon debitur. Analisis ini sangat penting

dilakukan karena kredit yang akan diterima hanya sebagai tambahan

pembiayaan bukan tambahan modal seluruhnya.

Collateral (Anggunan)

Penilaian terhadap anggunan ini dilakukan dengan dua aspek yaitu aspek

ekonomis dari barang yang akan dijaminkan dan aspek yuridis apakah

barang-barang yang akan dijaminkan memenuhi syarat secara yuridis.

Condition of Economic (Kondisi Perekonomian)

Untuk penilaian kondisi perekonomian perlu dilakukan terhadap masalah-

masalah kebijakan pemerintah, peraturan-peraturan kebijakan moneter,

perpajakan, dan keadaan perekonomian secara umum. Hal ini dimaksudkan

Page 70: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

agar dalam menyalurkan kredit bank dapat mempertimbangkan secara

cermat.

Constrain

Constrain adalah batasan dan hambatan yang tidak memungkinkan suatu

bisnis untuk dilaksanakan pada tempat tertentu.

Tabel dibawah ini memberikan gambaran sejauhmana pelaksanaan analisis

6C dapat dilaksanakan pada bank BUMN

Tabel 4.16 Tingkat efektivitas kinerja manajemen perbankan dalam melakukan analisis 6C

(Charakter, Capital, Capacity, Collateral, Condition of Economic & Constrain).

SE E CE KE TE Skor X Hasil 21 7 7 2 0

56,76% 18,92% 18,92% 5,41% 0% 158 4,27 Efektif

Sumber : Hasil Kuesioner

Tabel 4.17 Tingkat kepentingan manajemen perbankan dalam melakukan analisis 6C

(Charakter, Capital, Capacity, Collateral, Condition of Economic & Constrain).

SP P CP KP TP Skor Y Hasil 29 5 3 0 0

78,38% 13,51% 8,11% 0% 0% 174 4,70 Penting

Sumber : Hasil Kuesioner

Tabel 4.18 Tingkat Kesesuaian

Tingkat Kinerja Tingkat Kepentingan Tingkat Kesesuaian *)

4,27 Efektif

4,70 Penting

90,80% Sesuai

Page 71: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

4. Sebelum melakukan persetujuan kredit manajemen selalu

mempertimbangkan aspek 6A (aspek yuridis (hukum), pasar dan

pemasaran, teknis, manajemen, keuangan dan social ekonomis.

AO melakukan kunjungan nasabah (on the spot inspection) ke tanah,

tempat usaha dan lokasi jaminan calon debitur. Kemudian melakukan

wawancara kembali dengan calon debitur untuk mengetahui latar belakangnya

menanyakan manajemen dari aktivitas perusahaan dari mulai perusahaan

mengadakan pembelian bahan baku, proses produksi, pemasaran, cara

pembelian, dan pembayaran para pemasok, langganan, persaingan dengan usaha

sejenis, sampai pada bagaimana cara perusahaan dapat mengatasi perusahaan

sejenis.

Disamping itu AO juga melakukan kunjungan kepada pihak yang terkait

dengan perusahaan misalnya dengan relasi calon debitur, masyarakat hal ini

dilakukan untuk mengetahui tingkat legalitas perusahaan dan penilaian harga

jaminan. Data yang diperoleh dituangkan dalam formulir disesuaiakan dengan

kondisinya/case by case disertai memorandum analisa kredit.

AO melakukan analisis terhadap aspek yuridis yang setidaknya dilakukan

analisis terhadap: status tanah, akta pendirian perusahaan, perijinan, peraturan

daerah. Aspek manajemen menyangkut masalah: apakah anggota/group, apakah

manajemen didominasi politik, pengalaman manajemen. Analisis produk awal

atau bahan baku: jenis bahan baku, jumlah volume pasokan apakah

terbatas/melimpah, bagaimana cara pengadaannya, jumlah persediaan, produk

substitusi. Analisis produk akhir atau barang jadi: jenis produk, sifat produk,

apakah motonya baik dan dapat bersaing, selera konsumen. Analisis pemasaran

setidaknya menyangkut masalah; bagaimana potensi permintaan, system

Page 72: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

distribusi, kebijakan harga, promosi, pangsa pasar dan pesaing. Analisis

mengenai perbandingan dengan perusahaan sejenis. Analisis makro ekonomi

setidaknya memperhatikan tingkat inflasi dan daya beli masyarakat. Analisis

kuantitatif meliputi analisis neraca perusahaan, laporan laba-rugi perusahaan,

analisis rasio.

Hasil dari analisis tersebut selanjutnya dicocokan dengan sasaran dan

criteria resiko yang dapat diterima kantor cabang. Dari hasil analisis tersebut

dapat disimpulkan apakah kredit layak diberikan. Hasil analisis ini disebut paket

kredit dimana oleh AO diserahkan kepada ADK untuk diproses lebih lanjut.

Tabel dibawah ini merupakan gambaran sejauhmana proses ini

dilaksanakan secara efektif oleh manajemen bank.

Tabel 4.19 Tingkat penilaian kinerja terhadap efektivitas penilaian aspek 6A (aspek yuridis

(hukum), pasar dan pemasaran, teknis, manajemen, keuangan dan social ekonomis.

SE E CE KE TE Skor X Hasil 14 13 5 5 0

37,84% 35,14% 13,51% 13,51% 0% 147 3,97 Cukup Efektif

Sumber : Hasil Kuesioner

Tabel 4.20 Tingkat kepentingan manajemen perbankan terhadap analisis aspek 6A (aspek

yuridis (hukum), pasar dan pemasaran, teknis, manajemen, keuangan dan social ekonomis.

SP P CP KP TP Skor Y Hasil 23 10 2 2 0

62,16% 27,03% 5,41% 5,41% 0% 165 4,46 Penting

Sumber : Hasil Kuesioner

Tabel 4.21 Tingkat Kesesuaian

Tingkat Kinerja Tingkat Kepentingan Tingkat Kesesuaian *)

3,97 Cukup Efektif

4,46 Penting

89,09% Cukup Sesuai

b. Analisis Kepekaan (Sensitivity)

Page 73: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

1. Bank memiliki pedoman/aturan yang jelas tentang perkreditan dan selalu

melakukan penyesuaian terhadap aturan-aturan baru.

Agar pemberian kredit dapat dilaksanakan secara konsisten dan

berdasarkan azas-azas perkreditan yang sehat, maka diperlukan suatu kebijakan

perkreditan yang tertulis. Berkenaan dengan hal tersebut, Bank Indonesia telah

menetapkan ketentuan mengenai kewajiban bank umum untuk memiliki dan

melaksanakan kebijakan perkreditan bank berdasarkan pedoman penyusunan

kebijakan perkreditan bank dalam SK Dir BI No. 27/162/KEP/DIR tanggal 31

Maret 1995. Berdasarkan SK Dir BI tersebut, Bank Umum wajib memiliki

kebijakan perkreditan bank secara tertulis yang disetujui oleh dewan komisaris

bank dengan sekurang-kurangnya memuat dan mengatur hal-hal pokok sebagai

berikut :

Prinsip kehati-hatian dalam perkreditan;

Organisasi dan manajemen perkreditan;

Kebijakan persetujuan kredit;

Dokumentasi dan administrasi kredit;

Pengawasan kredit;

Penyelesaian kredit bermasalah.

Kebijakan perkreditan bank dimaksud wajib disampaikan kepada Bank

Indonesia. Dalam pelaksanaan pemberian kredit dan pengelolaan perkreditan

bank wajib mematuhi kebijakan perkreditan bank yang telah disusun secara

konsekuen dan konsisten.

Tabel dibawah ini menggambarkan efektivitas manajemen perbankan

melakukan penyesuaian terhadap pelaksanaan pedoman/aturan perkreditan yang

telah ditetapkan oleh masing-masing bank.

Page 74: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

Tabel 4.22 Tingkat penilaian kinerja terhadap analisis pedoman/aturan yang jelas tentang perkreditan dan selalu melakukan penyesuaian terhadap aturan-aturan baru.

SE E CE KE TE Skor X Hasil 14 13 7 3 0

37,84% 35,14% 18,92% 8,11% 0% 149 4,03 Efektif

Sumber : Hasil Kuesioner

Tabel 4.23 Tingkat kepentingan manajemen perbankan terhadap analisis pedoman/aturan

yang jelas tentang perkreditan dan selalu melakukan penyesuaian terhadap aturan-aturan baru.

SP P CP KP TP Skor Y Hasil 29 6 2 0 0

78,38% 16,22% 5,41% 0% 0% 175 4,73 Penting

Sumber : Hasil Kuesioner

Tabel 4.24 Tingkat Kesesuaian

Tingkat Kinerja Tingkat Kepentingan Tingkat Kesesuaian *)

4,03 Efektif

4,73 Penting

85,14% Cukup Sesuai

2. Dalam memutuskan permohonan kredit, bank selalu memperhatikan

apakah kredit yang diajukan debitor tergolong kredit lama atau baru.

Permohonan kredit yang diajukan debitur perlu mendapat perhatian, hal ini

terkait dengan riwayat kredit debitor. Jika debitor memiliki catatan riwayat

kredit yang buruk di waktu yang lama, maka bank harus berhati-hati dalam

permohonan yang baru diajukan. Perlunya koordinasi bank dengan bank

Indonesia untuk melihat daftar debitur apakah ada dalam kategori black list

(daftar hitam) cacatan bank Indonesia.

Page 75: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

Tabel 4.25 Tingkat kinerja terhadap analisis kepekaan bank dalam memperhatikan apakah

kredit yang diajukan debitor tergolong kredit lama dan kredit baru

SE E CE KE TE Skor X Hasil 10 15 10 2 0

27,03% 40,54% 27,03% 5,41% 0% 144 3,89 Cukup Efektif

Sumber: Hasil Kuesioner

Tabel 4.26 Tingkat kepentingan manajemen perbankan terhadap analisis kepekaan bank

dalam memperhatikan apakah kredit yang diajukan debitor tergolong kredit lama dan kredit baru.

SP P CP KP TP Skor Y Hasil 11 13 10 3 0

29,73% 35,14% 27,03% 8,11% 0% 143 3,86 Cukup Penting

Sumber: Hasil Kuesioner

Tabel 4.27 Tingkat Kesesuaian

Tingkat Kinerja Tingkat Kepentingan Tingkat Kesesuaian *)

3,89 Cukup Efektif

3,86 Cukup Penting

100,70% Sangat Sesuai

3. Bank selalu melakukan penilaian terhadap kualitas kredit (lancar, dalam

perhatian khusus, kurang lancar, diragukan) menjadi sumber informasi

penting dalam melihat prilaku pelunasan kredit para debiturnya.

Penilaian terhadap kualitas kredit didasarkan kepada peraturan Bank

Indonesia nomor 7/PBI/2005 tentang penilaian kualitas aktiva bank umum Pasal

12 ayat (3) yang berbunyi kualitas kredit ditetapkan menjadi lancar, dalam

perhatian khusus, kurang lancar, diragukan atau macet. Kualitas kredit yang

dimaksud adalah didasarkan atas penilaian bank terhadap prospek usaha, kinerja

(performance) debitur dan kemampuan membayar.

Page 76: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

Penetapan kualitas kredit dilakukan dengan melakukan analisis terhadap

faktor penilaian yang meliputi prospek usaha, kinerja debitur dan kemampuan

membayar. Penilaian terhadap prospek usaha meliputi penilaian terhadap

komponen-komponen sebagai berikut :

Potensi pertumbuhan usaha;

Kondisi pasar dan posisi debitur dalam persaingan;

Kualitas manajemen dan permasalahan tenaga kerja;

Upaya yang dilakukan debitur dalam rangka memelihara

lingkungan hidup.

Penetapan kualitas kredit dilakukan dengan mempertimbangkan

signifikansi dan materialitas dari setiap faktor penilaian dan komponen serta

relevansi dari faktor penilaian dan komponen terhadap debitur yang

bersangkutan.

Tabel 4.31 Tingkat penialain kinerja terhadap Bank selalu melakukan penilaian terhadap

kualitas kredit (lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan) menjadi sumber informasi penting dalam melihat prilaku pelunasan kredit para debiturnya.

SE E CE KE TE Skor X Hasil 15 12 9 1 0

40,54% 32,43% 24,32% 2,70% 0% 152 4,11 Efektif

Sumber : Hasil Kuesioner

Tabel 4.32 Tingkat kepentingan manajemen perbankan terhadap Bank selalu melakukan

penilaian terhadap kualitas kredit (lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan) menjadi sumber informasi penting dalam melihat prilaku pelunasan

kredit para debiturnya.

SP P CP KP TP Skor Y Hasil 28 7 2 0 0

75,68% 18,92% 5,41% 0% 0% 174 4,70 Penting

Sumber : Hasil Kuesioner

Page 77: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

Tabel 4.33 Tingkat Kesesuaian

Tingkat Kinerja Tingkat Kepentingan Tingkat Kesesuaian *)

4,11 Efektif

4,70 Penting

87,36% Cukup Sesuai

c. Keandalan (Realibility)

1. Account Officer melakukan analisa terhadap tujuan dan sumber

pembayaran debitornya dan melaporkannya secara jujur.

Bank selalu menghadapi kemungkinan kerugian karena ketidakjujuran

pejabat dan pegawai bank. Kerugian mengenai ketidakjujuran pegawai atau

pejabat bank merupakan penyebab penting terjadinya kerugian baik kerugian

dalam segi financial, prestise maupun waktu.

Untuk mencegah hal tersebut maka setiap bank umum telah melakukan

perumusan dan pelaksanaan program kontrol yang sehat yaitu dengan

berpedoman kepada peraturan yang telah ditetapkan Bank Indonesia.

Account Officer melakukan analisa terhadap tujuan dari debitur dalam

mengajukan kreditnya, hal ini penting dan harus dilakukan oleh Account Officer

secara cermat terkait dengan penggunaan dan perilaku dari setiap debiturnya dan

Account Officer harus dapat memastikan sumber pendapatan debitur nya setelah

kedua informasi ini diperoleh maka Account Officer melaporkanya secara jujur

tidak ada informasi yang ditutup-tutupi atau disembunyikan.

Tabel 4.47 Tingkat penialaian kinerja terhadap analisis Account Officer melakukan analisa terhadap tujuan dan sumber pembayaran debitornya dan melaporkannya secara

jujur.

SE E CE KE TE Skor X Hasil 10 20 6 1 0

27,03% 54,05% 16,22% 2,70% 0% 150 4,05 Efektif

Sumber: Hasil Kuesioner

Page 78: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

Tabel 4.48 Tingkat kepentingan manajemen perbankan terhadap Account Officer melakukan analisa terhadap tujuan dan sumber pembayaran debitornya dan melaporkannya

secara jujur.

SP P CP KP TP Skor Y Hasil 27 6 2 2 0

72,97% 16,22% 5,41% 5,41% 0% 169 4,57 Penting

Sumber: Hasil Kuesioner

Tabel 4.49 Tingkat Kesesuaian

Tingkat Kinerja Tingkat Kepentingan Tingkat Kesesuaian *)

4,05 Efektif

4,57 Penting

88,76% Cukup Sesuai

2. Bank memiliki profil resiko yang memadai dari nasabah dan jaminan serta

tingkat sensitivitas terhadap perkembangan kondisi ekonomi dan pasar.

Bank selalu dihadapkan pada risiko ketidakpastian (uncertainty risk).

Dalam hal ketidakpastian cash in flow/pendapatan yang mungkin timbul

misalnya penurunan penjualan, peraturan pemerintah dan inflasi. Kondisi

perekonomian yang selalu berubah menyebabkan bank harus melengkapi

peraturannya dengan manajemen resiko agar segala kemungkinan dapat

terantisipasi.

Tabel 4.50 Tingkat penialaian kinerja terhadap analisis profil resiko yang memadai dari

nasabah dan jaminan serta tingkat sensitivitas terhadap perkembangan kondisi ekonomi dan pasar.

SE E CE KE TE Skor X Hasil 12 11 14 0 0

32,43% 29,73% 37,84% 0% 0% 146 3,95 Cukup Efektif

Sumber: Hasil Kuesioner

Tabel 4.51

Page 79: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

Tingkat kepentingan manajemen perbankan terhadap analisis profil resiko yang memadai dari nasabah dan jaminan serta tingkat sensitivitas terhadap

perkembangan kondisi ekonomi dan pasar.

SP P CP KP TP Skor Y Hasil 21 12 4 0 0

56,76% 32,43% 10,81% 0% 0% 165 4,46 Penting

Sumber: Hasil Kuesioner

Tabel 4.52 Tingkat Kesesuaian

Tingkat Kinerja Tingkat Kepentingan Tingkat Kesesuaian *)

3,95 Cukup Efektif

4,46 Penting

88,48% Cukup Sesuai

3. Bank selalu melakukan analisis terhadap kemampuan membayar kembali

secara historis berdasarkan perkembangan keuangan historis.

Akuntansi yang menggunakan prinsip historical cost memungkinkan bank

untuk melakukan penialaian terhadap laporan keuangan debitur. Perkembangan

keuangan secara historis memberikan informasi kemampuan perusahaan dalam

mengelola keuangannya. Dalam laporan keuangan historis akan tercermin

kemampuan perusahaan dalam mengelola perusahaan.

Tabel 4.53 Tingkat kinerja terhadap analisis kemampuan membayar kembali secara historis

berdasarkan perkembangan keuangan historis.

SE E CE KE TE Skor X Hasil 11 16 7 3 0

29,73% 43,24% 18,92% 8,11% 0% 146 3,95 Efektif

Sumber: Hasil Kuesioner

Tabel 4.54 Tingkat kepentingan manajemen perbankan terhadap kemampuan membayar

kembali secara historis berdasarkan perkembangan keuangan historis.

SP P CP KP TP Skor Y Hasil 17 17 3 0 0

45,95% 45,95% 8,11% 0% 0% 162 4,38 Penting

Sumber : Hasil Kuesioner

Page 80: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

Tabel 4.55 Tingkat Kesesuaian

Tingkat Kinerja Tingkat Kepentingan Tingkat Kesesuaian *)

3,95 Efektif

4,38 Penting

90,12% Sesuai

4. Bank selalu melakukan analisis terhadap kemampuan membayar kembali

dimasa yang akan datang berdasarkan perkembangan proyeksi arus kas.

Laporan arus kas menjadi sumber informasi bagi manajemen perbankan

dalam melakukan penialaian terhadap kemampuan membayar di masa yang

akan datang. Dan setiap debitor yang mengajukan permohonan kredit

diwajibkan membuat laporan arus kas sebagai syarat kelengkapan dalam

administrasi kredit. Laporan arus kas juga digunakan dalam menentukan

besarnya anggunan nasabah.

Tabel 4.56 Tingkat kinerja terhadap analisis terhadap kemampuan membayar kembali dimasa

yang akan datang berdasarkan perkembangan proyeksi arus kas.

SE E CE KE TE Skor X Hasil 14 10 13 0 0

37,84% 27,03% 35,14% 0% 0% 149 4,03 Efektif

Sumber : Hasil Kuesioner

Tabel 4.57 Tingkat kepentingan manajemen perbankan terhadap analisis terhadap kemampuan membayar kembali dimasa yang akan datang berdasarkan

perkembangan proyeksi arus kas.

SP P CP KP TP Skor Y Hasil 19 13 5 0 0

51,35% 35,14% 13,51% 0% 0% 162 4,38 Penting

Sumber : Hasil Kuesioner

Tabel 4.58 Tingkat Kesesuaian

Tingkat Kinerja Tingkat Kepentingan Tingkat Kesesuaian *)

4,03 Efektif

4,38 Penting

91,98% Sesuai

Page 81: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

5. Bank mengetahui kemampuan bisnis nasabah dan kondisi sektor

ekonomi/usaha peminjam serta posisi peminjam dalam industri tertentu

Pada saat AO melakukan kunjungan langsung ke lapangan, AO mengecek

lokasi usaha dan keadaan di sekitar tempat usaha serta melakukan analisis

terhadap kemungkinan yang terjadi seperti pesaing atau seberapa besar kekuatan

bisnis debitur di pasar.

AO melakukan analisis terhadap kondisi keuangan debitur dengan

membuat analisa terhadap rasio-rasio keuangan dan membandingkannya.

Tabel 4.59 Tingkat penilaian kinerja terhadap kemampuan bisnis nasabah dan kondisi sektor

ekonomi/usaha peminjam serta posisi peminjam dalam industri tertentu.

SE E CE KE TE Skor X Hasil 10 21 6 0 0

27,03% 56,76% 16,22% 0% 0% 152 4,11 Efektif

Sumber: Hasil Kuesioner

Tabel 4.60 Tingkat kepentingan manajemen perbankan terhadap kemampuan bisnis nasabah dan kondisi sektor ekonomi/usaha peminjam serta posisi peminjam dalam industri

tertentu.

SP P CP KP TP Skor Y Hasil 21 11 5 0 0

56,76% 29,73% 13,51% 0% 0% 164 4,43 Penting

Sumber: Hasil Kuesioner

Tabel 4.61 Tingkat Kesesuaian

Tingkat Kinerja Tingkat Kepentingan Tingkat Kesesuaian *)

4,11 Efektif

4,43 Penting

92,68% Sesuai

d. Analisis Pemahaman (Acceptibility)

1. Prosedur pengambilan keputusan untuk pinjaman dan/atau komitmen,

khususnya apabila melalui pendelegasian wewenang diformalkan secara

jelas sesuai dengan karakteristik nasabah.

Page 82: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

Suatu organisasi perusahaan yang sehat dapat mencerminkan adanya

pendelegasian serta pengaturan yang tegas antara wewenang masing-masing

manajer dengan tanggung jawabnya masing-masing sesuai dengan tingkat

kedudukan manajemenya. Hal ini menjadi penting karena adanya asas division

of labor dan pendelegasian wewenang dapat mendorong terciptanya/timbulnya

pembidangan kegiatan-kegiatan yang mendorong manajer atau bawahanya

(subordinate) sebagai suatu kumpulan spesialis dan memperoleh manfaat dari

pendelegasian wewenang ini. Pendelegasian wewenang yang jelas serta adanya

pedoman secara formal membatu manajemen dalam mengambil keputusan dan

koordinasi.

Tabel 4.65 Tingkat penilaian kinerja terhadap analisis prosedur pengambilan keputusan untuk pinjaman dan/atau komitmen, khususnya apabila melalui pendelegasian wewenang

diformalkan secara jelas sesuai dengan karakteristik nasabah

SE E CE KE TE Skor X Hasil 10 15 11 0 1

27,03% 40,54% 29,73% 0% 2,70% 144 3,89 Cukup Efektif

Sumber: Hasil Kuesioner

Tabel 4.66 Tingkat kepentingan manajemen perbankan terhadap analisis prosedur

pengambilan keputusan untuk pinjaman dan/atau komitmen, khususnya apabila melalui pendelegasian wewenang diformalkan secara jelas sesuai dengan

karakteristik nasabah

SP P CP KP TP Skor Y Hasil 20 12 4 0 1

54,05% 32,43% 10,81% 0% 2,70% 161 4,35 Penting

Sumber : Hasil Kuesioner

Tabel 4.67 Tingkat Kesesuaian

Tingkat Kinerja Tingkat Kepentingan Tingkat Kesesuaian *)

Page 83: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

3,89 Cukup Efektif

4,35 Penting

89,44% Sesuai

2. Analisis kredit yang telah dilakukan secara tepat dan pasti sudah mampu

menggambarkan informasi yang penting oleh manajemen.

Laporan analisis kredit (LAK) mampu memberikan informasi secara tepat

bagi manajemen dalam merealisasikan permohonan kredit yang diajukan debitur

setelah sebelumnya dianalisis secara tepat maksud nya adalah seluruh prosedur

perkreditan yang telah ditetapkan telah dijalankan sesuai dengan peraturan yang

berlaku.

Tabel 4.68 Tingkat penilaian kinerja terhadap analisis kredit yang telah dilakukan secara tepat dan pasti sudah mampu menggambarkan informasi yang penting oleh manajemen

SE E CE KE TE Skor X Hasil 8 17 8 4 0

21,62% 45,95% 21,62% 10,81% 0% 140 3,78 Cukup Efektif

Sumber : Hasil Kuesioner

Tabel 4.69 Tingkat kepentingan manajemen perbankan terhadap analisis kredit yang telah dilakukan secara tepat dan pasti sudah mampu menggambarkan informasi yang

penting oleh manajemen

SP P CP KP TP Skor Y Hasil 18 13 6 0 0

48,65% 35,14% 16,22% 0% 0% 160 4,32 Penting

Sumber: Hasil Kuesioner

Tabel 4.50 Tingkat Kesesuaian

Tingkat Kinerja Tingkat Kepentingan Tingkat Kesesuaian *)

3,78 4,32 87,50%

3. Laporan analisis kredit yang telah dilaporkan Account Officer tidak

menimbulkan perdebatan.

Page 84: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

Informasi yang disampaikan AO kepada manajer adalah berupa analisis

kredit sampai kepada kelengkapan administrasi setelah seluruh syarat

administrasi telah dilakukan pemeriksaan serta dianalisis setelah itu AO

membuat kesimpulan sementara yang sebelumnya seluruh analisis kredit telah

dilakukan.

Tabel 4.51 Tingkat penilaian kinerja terhadap analisis kredit yang telah dilaporkan Account

Officer tidak menimbulkan perdebatan

SE E CE KE TE Skor X Hasil 9 15 12 1 0

24,32% 40,54% 32,43% 2,70% 0% 143 3,86 Cukup Efektif

Sumber : Hasil Kuesioner

Tabel 4.52 Tingkat kepentingan manajemen perbankan terhadap analisis kredit yang telah

dilaporkan Account Officer tidak menimbulkan perdebatan

SP P CP KP TP Skor Y Hasil 14 16 4 1 2

37,84% 43,24% 10,81% 2,70% 5,41% 150 4,05 Penting

Sumber : Hasil Kuesioner

Tabel 4.53 Tingkat Kesesuaian

Tingkat Kinerja Tingkat Kepentingan Tingkat Kesesuaian *)

3,86 Cukup Efektif

4,05 Penting

95,33% Sangat Sesuai

4. Laporan analisis kredit menjadi satu-satunya alat dalam pengambilan

keputusan kredit oleh manajemen.

Laporan analisis kredit merupakan bagian dari keseluruhan analisis kredit.

Dalam pengambilan keputusan kredit banyak hal yang menjadi alat manajemen

Page 85: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

dalam merealisasikan permohonan kredit yang diajukan oleh debitur, salah satu

alat yang dapat menjadi pertimbangan adalah daftar riwayat kredit debitur.

Tabel 4.54 Tingkat penilaian kinerja terhadap penggunaan laporan analisis kredit dan menjadi

satu-satunya alat manajemen dalam pengambilan keputusan kredit

SE E CE KE TE Skor X Hasil 10 14 8 4 1

27,03% 37,84% 21,62% 10,81% 2,70% 139 3,76 Cukup Efektif

Sumber: Hasil Kuesioner

Tabel 4.55 Tingkat kepentingan manajemen perbankan terhadap penggunaan laporan analisis

kredit dan menjadi satu-satunya alat manajemen dalam pengambilan keputusan kredit

SP P CP KP TP Skor Y Hasil 11 12 8 2 4

29,73% 32,43% 21,62% 5,41% 10,81% 135 3,65 Penting

Sumber : Hasil Kuesioner

Tabel 4.56 Tingkat Kesesuaian

Tingkat Kinerja Tingkat Kepentingan Tingkat Kesesuaian *)

3,76 Cukup Efektif

3,65 Penting

102,96% Sangat Sesuai

5. Adanya komunikasi yang baik antara karyawan dengan manajer dalam

memutuskan permohonan kredit.

Komunikasi yang baik antara manajer dan karyawan merupakan suatu cara

yang baik untuk meminimalisasi terjadinya kesalahan dalam pengambilan

keputusan. Untuk memperoleh dan mempertahankan kepercayaan debitur perlu

adanya komunikasi yang baik dan efektif dengan AO. AO sebagai pelantara

antara debitur dan bank harus mampu berkomunikasi dengan baik sehingga

Page 86: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

tidak menimbulkan kesalahpahaman. Bank umum membuat persyaratan teknis

bagi karyawan yang ditempatkan pada AO harus dapat berkomunikasi dengan

baik salah satu caranya adalah bank membuat program diklat teknik

berkomunikasi serta personality agar kompetensi para AO semakin meningkat.

Tabel 4.57 Tingkat penilaian kinerja terhadap komunikasi yang baik antara karyawan dengan

manajer dalam memutuskan permohonan kredit

SE E CE KE TE Skor X Hasil 13 13 10 0 1

35,14% 35,14% 27,03% 0% 2,70% 148 4,00 Efektif

Sumber: Hasil Kuesioner

Tabel 4.58 Tingkat kepentingan manajemen perbankan terhadap komunikasi yang baik antara

karyawan dengan manajer dalam memutuskan permohonan kredit

SP P CP KP TP Skor Y Hasil 22 10 5 0 0

59,46% 27,03% 13,51% 0% 0% 165 4,46 Penting

Sumber: Hasil Kuesioner

Tabel 4.59 Tingkat Kesesuaian

Tingkat Kinerja Tingkat Kepentingan Tingkat Kesesuaian *)

4,00 Efektif

4,46 Penting

89,70% Sesuai

e. Analisis Kepraktisan (Practicality)

1. Prosedur perkreditan yang ada mudah dipahami oleh debitur.

Prosedur perkreditan bank umum mengacu pada pedoman perkreditan

yang telah ditetapkan oleh bank Indonesia. Peranan Account Officer (AO)

dalam memberikan informasi kepada debitur dan jika debitur mengalami

kesulitan dalam memahami dan mengimplementasikan prosedur perkreditan.

Page 87: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

Tabel 4.60 Tingkat penilaian kinerja terhadap prosedur perkreditan yang mudah dipahami

oleh debitur

SE E CE KE TE Skor X Hasil 9 17 11 0 0

24,32% 45,95% 29,73% 0% 0% 146 3,95 Cukup Efektif

Sumber: Hasil Kuesioner

Tabel 4.61 Tingkat kepentingan manajemen perbankan terhadap prosedur perkreditan yang

mudah dipahami oleh debitur

SP P CP KP TP Skor Y Hasil 23 8 5 1 0

62,16% 21,62% 13,51% 2,70% 0% 164 4,43 Penting

Sumber: Hasil Kuesioner

Tabel 4.62 Tingkat Kesesuaian

Tingkat Kinerja Tingkat Kepentingan Tingkat Kesesuaian *)

3,95 Cukup Efektif

4,43 Penting

89,02% Sesuai

2. Formulir atau dokumen serta instrument lainnya yang digunakan dalam

pengukuran kinerja dapat dipahami oleh debitur.

Seluruh dokumen maupun instrumen yang digunakan dalam proses

perkreditan harus dapat dipahami oleh debitur dan tidak menimbulkan salah

tafsir. Peranan Account Officer sangat baik jika debitur memerlukan informasi

seputar pengisian formulir dan bank membuat standar agar farmulir mudah

dipahami oleh debitur.

Page 88: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

Tabel 4.63 Tingkat penilaian kinerja terhadap penggunaan formulir, dokumen serta

instrument lain yang digunakan dalam pengukuran kinerja dapat dipahami oleh debitur

SE E CE KE TE Skor X Hasil 7 18 8 3 1

18,92% 48,65% 21,62% 8,11% 2,70% 138 3,73 Cukup Efektif

Sumber: Hasil Kuesioner

Tabel 4.64 Tingkat kepentingan manajemen perbankan terhadap penggunaan formulir,

dokumen serta instrument lain yang digunakan dalam pengukuran kinerja dapat dipahami oleh debitur

SP P CP KP TP Skor Y Hasil 18 10 5 4 0

48,65% 27,03% 13,51% 10,81% 0% 153 4,14 Penting

Sumber: Hasil Kuesioner

Tabel 4.65 Tingkat Kesesuaian

Tingkat Kinerja Tingkat Kepentingan Tingkat Kesesuaian *)

3,73 Cukup Efektif

4,14 Penting

90,20% Sesuai

3. Formulir, dokumen, dan instrument serta perangkat lainnya digunakan

semua secara tepat dalam pengukuran kinerja.

Dalam melakukan pengukuran kinerja manajemen perbankan membuat

suatu mekanisme input dalam hal ini formulir permohonan kredit, dokumen

yang dimaksud adalah dokumen yang dilampirkan oleh debitur dalam

mengajukan permohonan kredit dan seluruh instrumen yang menyangkut

perkreditan ditangani oleh bagian administrasi kredit.

Penilaian terhadap kinerja debitur meliputi penilaian terhadap komponen-

komponen sebagai berikut :

Perolehan laba;

Struktur permodalan;

Page 89: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

Arus kas; dan

Sensitivitas terhadap risiko pasar.

Kemudian penilaian terhadap kemampuan membayar meliputi penilaian

terhadap komponen-komponen sebagai berikut :

Ketepatan pembayaran pokok dan bunga;

Ketersediaan dan keakuratan informasi keuangan debitur;

Kelengkapan dokumentasi kredit;

Kepatuhan terhadap perjanjian kredit;

Kesesuaian penggunaan dana; dan

Kewajaran sumber pembayaran kewajiban.

Tabel 4.66 Tingkat penilaian kinerja Formulir, dokumen, dan instrument serta perangkat

lainnya digunakan semua secara tepat dalam pengukuran kinerja

SE E CE KE TE Skor X Hasil 6 20 11 0 0

16,22% 54,05% 29,73% 0% 0% 143 3,86 Cukup Efektif

Sumber: Hasil Kuesioner

Tabel 4.67

Tingkat kepentingan manajemen perbankan dalam penggunaan Formulir, dokumen, dan instrument serta perangkat lainnya dalam perkreditan secara tepat

dalam pengukuran kinerja

SP P CP KP TP Skor Y Hasil 18 12 7 0 0

48,65% 32,43% 18,92% 0% 0% 159 4,30 Penting

Sumber: Hasil Kuesioner

Tabel 4.68 Tingkat Kesesuaian

Tingkat Kinerja Tingkat Kepentingan Tingkat Kesesuaian *)

Page 90: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

3,86 Cukup Efektif

4,30 Penting

89,94% Cukup Sesuai

4. Prosedur pemutusan kredit dilakukan secara hati-hati dan cermat.

Pemutusan kredit yang dimaksud adalah jika bank tidak menyetujui kredit

yang diajukan oleh debitur, maka pihak bank dalam hal ini Account Officer

membuat surat yang ditandatangani oleh kepala cabang untuk dilanjutkan

kepada debitur. Sehingga mekanisme pemutusan kredit dilakukan secara formal.

Tabel 4.69 Tingkat penilaian kinerja terhadap prosedur pemutusan kredit secara hati-hati dan

cermat

SE E CE KE TE Skor X Hasil 14 17 6 0 0

37,84% 45,95% 16,22% 0% 0% 156 4,22 Efektif

Sumber: Hasil Kuesioner

Tabel 4.70

Tingkat kepentingan manajemen perbankan terhadap pemutusan kredit secara hati-hati dan cermat

SP P CP KP TP Skor Y Hasil 19 15 2 1 0

51,35% 40,54% 5,41% 2,70% 0% 163 4,41 Penting

Sumber: Hasil Kuesioner

Tabel 4.71 Tingkat Kesesuaian

Tingkat Kinerja Tingkat Kepentingan Tingkat Kesesuaian *)

4,22 Efektif

4,41 Penting

95,71% Sangat Sesuai

5. Keputusan pencairan kredit melalui mekanisme yang jelas dan tepat

sasaran.

Page 91: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

Pencairan kredit pada umumnya dilakukan oleh bank kepada debitur

dengan mendebet pada rekening debitur yang telah dibuat sebelumnya. Bank

sebelum melakukan pencairan kredit terlebih dahulu telah memastikan bahwa

seluruh tahapan dalam siklus perkreditan telah dilaksanakan.

Tabel 4.72 Tingkat penilaian kinerja terhadap mekanisme pencairan kredit yang jelas dan

tepat sasaran

SE E CE KE TE Skor X Hasil 14 17 6 0 0

40,54% 45,95% 16,22% 0% 0% 156 4,22 Efektif

Sumber: Hasil Kuesioner

Tabel 4.73 Tingkat kepentingan manajemen perbankan terhadap mekanisme pencairan kredit

yang jelas dan tepat sasaran.

SP P CP KP TP Skor Y Hasil 24 12 1 0 0

64,86% 32,43% 2,70% 0% 0% 171 4,62 Penting

Sumber: Hasil Kuesioner

Tabel 4.74 Tingkat Kesesuaian

Tingkat Kinerja Tingkat Kepentingan Tingkat Kesesuaian *)

4,24 Efektif

4,62 Penting

91,81% Sesuai

4. Diagram Kartesius

Nilai rata-rata yang telah diperoleh dengan perhitungan factor tersebut,

ditempatkan pada diagram kartesius secara berurutan dari nilai tertinggi sampai nilai

terendah.

Page 92: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

Keterangan :

a. Kuadran A menunjukkan siklus perkreditan termasuk unsur-unsurnya yang dianggap

penting dan pihak bank telah melaksanakannya sesuai dengan peraturan yang berlaku

namun tidak efektif.

Ada 4 faktor/indikator yang masuk pada Kuadran A ini adalah:

1. Bank memiliki profil resiko yang memadai dari nasabah dan jaminan serta tingkat

sensitivitas terhadap perkembangan kondisi ekonomi dan pasar.

2. Bank mampu melakukan analisis kemungkinan si peminjam membayar kembali berdasarkan

perkembangan keuangan nya.

3. Analisis kredit yang telah dilakukan secara tepat dan pasti sudah mampu menggambarkan

informasi yang penting oleh manajemen.

4. Adanya komunikasi yang baik antara karyawan dengan manajer dalam memutuskan

permohonan kredit.

5. Prosedur perkreditan yang ada mudah dipahami oleh debitur.

b. Kuadran B menunjukkan unsur siklus perkreditan yang telah berhasil dilaksanakan untuk

itu unsur ini mutlak diperlukan. Dianggap sangat penting dan efektif.

Y (Tingkat Kepentingan) 4,73 5 7 3 8 A 9 B 2 1 10 12 18 14 17 21 4,39 11 13 4 19 15 6 C D 20 22 3,65 16 3,73 4,02 4,54 6 X (Tingkat Kinerja)

Page 93: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

Ada 8 faktor/indikator yang masuk pada Kuadran B ini adalah:

1. Bank menyediakan formulir untuk diisi calon debitur dalam permohonan kredit.

2. Bank selalu melakukan pengecekan lansung ke lapangan (on the spot inspection),

bank to bank confirmation, dan trade checking kepada setiap debitor.

3. Dalam pengambilan keputusan kredit prinsip 6C (Charakter, Capital, Capacity,

Collateral, Condition of Economic & Constrain) selalu menjadi penelitian utama bagi

manajemen.

4. Bank memiliki pedoman/aturan yang jelas tentang perkreditan dan selalu melakukan

penyesuaian terhadap aturan-aturan baru.

5. Bank selalu melakukan penilaian terhadap kualitas kredit (lancar, dalam perhatian

khusus, kurang lancar, diragukan) menjadi sumber informasi penting dalam melihat

prilaku pelunasan kredit para debiturnya.

6. Account Officer melakukan analisa terhadap tujuan dan sumber pembayaran

debitornya dan melaporkannya secara jujur.

7. Bank mengetahui kemampuan bisnis nasabah dan kondisi sektor ekonomi/usaha

peminjam serta posisi peminjam dalam industri tertentu.

8. Prosedur pemutusan kredit dilakukan secara hati-hati dan cermat.

c. Kuadran C menunjukan beberapa faktor yang kurang penting pengaruhnya pada siklus

perkreditan sehingga pelaksanaannya dianggap biasa saja. Dianggap kurang efektif.

Ada 6 faktor/indikator yang masuk pada Kuadran C ini adalah:

1. Dalam memutuskan permohonan kredit, bank selalu memperhatikan apakah kredit

yang diajukan debitor tergolong kredit lama atau baru.

2. Prosedur pengambilan keputusan untuk pinjaman dan/atau komitmen, khususnya

apabila melalui pendelegasian wewenang diformalkan secara jelas sesuai dengan

karakteristik nasabah.

Page 94: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

3. Laporan analisis kredit yang telah dibuat oleh Account Officer tidak menimbulkan

salah tafsir.

4. Laporan analisis kredit menjadi satu-satunya alat dalam pengambilan keputusan kredit

oleh manajemen.

5. Formulir atau dokumen serta instrument lainnya yang digunakan dalam pengukuran

kinerja dapat dipahami oleh debitur.

6. Formulir, dokumen, dan instrument serta perangkat lainnya digunakan semua secara

tepat dalam pengukuran kinerja.

d. Kuadran D menunjukan faktor yang mempengaruhi siklus perkreditan kurang penting,

tetapi pelaksanaanya efektif.

Ada 3 faktor/indikator yang masuk pada kuadran D ini adalah:

1. Sebelum melakukan persetujuan kredit, manajemen selalu mempertimbangkan aspek

6A (aspek yuridis (hukum), pasar dan pemasaran, teknis, manajemen, keuangan dan

social ekonomis.

2. Bank selalu melakukan analisis terhadap kemampuan membayar kembali dimasa

yang akan datang berdasarkan perkembangan proyeksi arus kas.

3. Keputusan pencairan kredit melalui mekanisme yang jelas dan tepat sasaran.

e. Penilaian Efektivitas Kinerja

Page 95: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

Perhitungan rata-rata digunakan untuk memperoleh tingkat efektivitas secara

keseluruhan digunakan analisis statistik rata-rata (Avarage) adalah nilai yang mewakili

himpunan atau sekelompok data (a set of data), (Supranto dalam Isnaeni, 2006:49)

Jumlah Skor Kriterium = Skor Tertinggi x Jumlah Pertanyaan x Jumlah Responden

%100xbiaiktivitassentaseEfeTingkatPer =

Keterangan:

ai = Total Skor ke-i

bi = Jumlah Skor Kriterium ke-i

Tabel 4.75 Tingkat Efektivitas (%)

Kategori Persentase

Sangat Efektif 80% - 100% Efektif 60% - 79% Cukup Efektif 40% - 59% Tidak Efektif < 40%

Jumlah Skor Kriterium (x) = 5 x 22 x 37

= 4070

%27,80%10040703267)( == xxktivitassentaseEfeTingkatPer

Hal ini berarti, tingkat efektivitas siklus perkreditan adalah sebesar 80,27%.

Jika disesuaikan dengan kriteria efektivitas maka kinerja siklus perkreditan efektif yang

berada pada kuadran I

Gambar 4.3 Tingkat Efektivitas

Sangat Efektif Efektif 80% - 100% 60% - 79%

Page 96: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

Dengan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa siklus perkreditan sangat efektif

sehingga Bank BUMN berlomba menyalurkan kreditnya. Hal ini terkait dengan Pendapatan

terbesar dalam bank yang dapat mempengaruhi modal adalah pendapatan bunga dari

penyaluran kredit. Karena dari peningkatan penyaluran kredit maka perolehan pendapatan

bunga meningkat, meningkatnya perolehan pendapatan ini dapat menutupi seluruh beban

termasuk NPL. Setelah pendapatan dikurangi beban dan NPL baru didapat laba dimana

peningkatan laba ini akan mempengaruhi pertumbuhan modal. Karena penyaluran kredit

memberikan pemasukan yang sangat besar maka masing-masing bank dalam membuat

kebijakan penyaluran kredit berbeda-beda. Dengan tujuan menambah jumlah modal,

walaupun ada pendapatan bank yang diperoleh selain dari bunga misal : biaya administrasi

tabungan dan jasa transfer.

Jika kondisi dalam suatu bank terjadi peningkatan penyaluran kredit maka NPL akan

meningkat yang tidak diikuti dengan peningkatan perolehan pendapatan. Maka hal ini

menyebabkan modal berkurang maka sumber dana yang akan disalurkan kembali kepada

masyarakat akan berkurang. Tetapi jika kondisi sebaliknya dimana jumlah dari penyaluran

kreditnya mengalami penurunan maka pendapatan menurun dan NPL pun mengalami

penurunan. Maka perkembangan modal bank menurun hal ini akan mempengaruhi jumlah

sumber dana yang akan disalurkan kembali kepada masyarakat, selain itu bank tidak dapat

Page 97: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

memberikan dana segar kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan dengan lancar

karena terbatasnya dana segar.

Meningkatnya jumlah penyaluran kredit akan menyebabkan meningkatnya NPL yang

juga disertai meningkatnya beban, hal ini tentu saja akan mempengaruhi pertumbuhan modal.

Selain besarnya beban operasional dan meningkatnya NPL yang mempengaruhi

perkembangan modal. Adapun faktor lain mempengaruhi jumlah modal yaitu pembagian

deviden yang tidak seimbang dengan laba ditahan. Karena modal bersih bank mencerminkan

jumlah dana yang akan disalurkan kembali kepada masyarakat.

Dengan adanya persoalan diatas maka bank selalu memperhitungkan berapa yang akan

diterima lalu disesuaikan dengan berapa yang harus dikeluarkan, hal nini tentu saja bertujuan

agar pertumbuhan modal tidak menurun. Meningkatnya NPL akan mengurangi jumlah modal

bank, karena pendapatan yang diterima bank digunakan untuk menutupi NPL yang tinggi.

Selain itu meningkatnya NPL akan mempengaruhi bank dalam menyalurkan kreditnya pada

periode berikutnya. Kondisi seperti ini akan mengurangi perkembangan deviden dan laba

ditahan atau modal.

Dengan keadaan tersebut dimana pembagian laba yang tidak seimbang dan

meningkatnya NPL dan beban dapat mempengaruhi pertumbuhan modal. Maka setiap bank

tentu ingin meningkatkan pendapatan yang tinggi agar dapat menjalankan kegiatan

operasional bank. Untuk itu bank dalam menyalurkan kreditnya selalu memberikan penilaian

atas kreditnya. Adapun penilaiannya seperti 5C dan 7P Ini semua ditujukan agar dalam

penyaluran kredit pihak bank dapat memperkirakan bunga yang diperoleh sehingga dapat

menambah jumlah modal.

Dengan adanya penilaian diatas maka pihak bank tahu kualitas dari pihak debitur yang

akan mengambil kredit. Apabila dari penilaian tersebut diatas tidak dipenuhi satu saja oleh

Page 98: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

debitur maka bank akan melihat kualitas kredit yang akan diberikan. Karena dari kualitas

kredit dapat menggambarkan perolehan bunga yang diterima bank dan resiko terhadap NPL.

Untuk itu bank sangat hati-hati dalam mengambil kebijakan permohonan kredit yang

diajukan debitur dalam meningkatkan jumlah dan tingkat suku bunga penyaluran kreditnya.

Untuk menghindarkan resiko NPL yang tinggi dari penyaluran kredit yang tidak efisien.

Dalam hal ini perlu untuk mempertimbangkan alokasi dana yang efisien. Seperti penyaluran

kredit yang bisa memberikan return yang tinggi dimana tingkat NPL tidak terlalu tinggi.

Karena pengalokasian dana yang tepat sangat mempengaruhi jumlah modal bank.

Pengalokasian dana yang tidak efisien menyebabkan penyaluran kredit berkurang.

Karena jumlah dana pada modal berkurang sehingga dana yang akan disalurkan pada periode

berikutnya ikut turun. Keadaan seperti ini akan menghambat kegiatan operasional bank itu

sendiri dan juga menurunkan pendapatan bank. Selain itu faktor manusia khususnya sumber

daya perbankan perlu mendapat perhatian hal ini tercermin pada analisis kredit yang diajukan

debitur lebih banyak ditangani oleh account officer.

Page 99: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan analisis yang telah dikemukakan pada bab

sebelumnya, maka hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kepentingan, 91,50% Account Officer (AO)

siklus perkreditan yang telah ditetapkan pada Bank BUMN sangat penting dalam

pengambilan keputusan kredit.

2. Hasil perhitungan tingkat efektivitas menunjukkan siklus perkreditan bank BUMN

telah efektif yaitu sebesar 80,27%.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi siklus perkreditan pada Bank BUMN adalah:

a. Faktor keterkaitan: Dalam memutuskan permohonan kredit Bank selalu

melakukan pengecekan lansung ke lapangan (on the spot inspection), bank to bank

confirmation, dan trade checking kepada setiap debitor. Account Officer (AO) dalam

setiap melakukan analisis kredit faktor ini sangat sesuai artinya bank telah

menetapkan bahwa setiap AO dalam melakukan analisis kredit harus mengecek

keadaan debitur yang sebenarnya agar kredit yang akan deberikan tidak menjadi

kredit macet , 98,82% dari responden merasa sangat sesuai. Sedangkan pengambilan

keputusan kredit prinsip 6C (Charakter, Capital, Capacity, Collateral, Condition of

Economic & Constrain) selalu menjadi penelitian utama bagi manajemen, 90,80%.

Page 100: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

b. Faktor kepekaan: sebanyak 85,14% responden Dalam memutuskan permohonan

kredit, bank selalu memperhatikan apakah kredit yang diajukan debitor tergolong

kredit lama atau baru. 100,70% responden Dalam memutuskan permohonan kredit,

bank selalu memperhatikan apakah kredit yang diajukan debitor tergolong kredit

lama atau baru. Sebanyak 87,36% Bank selalu melakukan penilaian terhadap kualitas

kredit (lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan) menjadi sumber

informasi penting dalam melihat prilaku pelunasan kredit para debiturnya.

c. Faktor keandalan: Bank menetapkan persyaratan kredit yang diajukan, termasuk

perjanjian yang dirancang untuk membatasi perubahan exposure risiko nasabah di

waktu yang akan datang faktor yang penting bagi Account Officer (AO) dan 95,65%

menyatakan penting, sedangkan Bank mengetahui kemampuan bisnis nasabah dan

kondisi sektor ekonomi/usaha peminjam serta posisi peminjam dalam industri tertentu

menyatakan 92,68% sangat penting dalam memutuskan permohonan kredit.

d. Faktor pemahaman: sebesar 95,33% Laporan analisis kredit yang telah dibuat oleh

Account Officer tidak menimbulkan salah tafsir, sedangkan 89,70% Adanya

komunikasi yang baik antara karyawan dengan manajer dalam memutuskan

permohonan kredit.

e. Faktor kepraktisan: Prosedur pemutusan kredit dilakukan secara hati-hati dan cermat,

sebesar 95,71% Account Officer (AO) sangat berhati-hati dalam memutuskan

permohonan kredit yang diajukan, dan Keputusan pencairan kredit melalui

mekanisme yang jelas dan tepat sasaran sebesar 91,81% serta Formulir atau dokumen

serta instrument lainnya yang digunakan dalam pengukuran kinerja dapat dipahami

oleh debitur 90,20%.

B. Implikasi

1. Tingkat kesesuaian antara kinerja dengan kepentingan Account Officer terhadap

Siklus Perkreditan Bank BUMN telah sesuai yaitu 92,11%. Hal ini berarti prosedur

Page 101: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

perkreditan yang telah ditetapkan Bank BUMN telah dilaksanakan sesuai dengan

peraturan.

2. Siklus perkreditan Bank BUMN cukup efektif yaitu sebesar 78%. Hal ini Bank

Indonesia selalu melakukan evaluasi terhadap kinerja Bank BUMN secara berkala

dan adanya perangkat hukum yang selalu disesuaiakan dengan perkembangan

ekonomi serta pengawasan yang dilakukan oleh Bank Indonesia.

3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi siklus perkreditan Bank BUMN yang telah

sesuai dengan peraturan dan pelaksanaannya telah efektif adalah:

a. Kejujuran Account Officer (AO) merupakan faktor yang menentukan dalam

pengambilan keputusan kredit hal ini merupakan faktor penting dikarenakan

keputusan kredit yang akan diambil tergantung kepada laporan yang

disampaikan Account Officer (AO) kinerja Account Officer ini selalu dilakukan

evaluasi dan dilakukan pengawasan oleh pihak bank.

b. Account Officer (AO) selalu memberikan informasi kepada debitur terkait

dengan prosedur dan pearturan perkreditan serta responsif terhadap masalah-

masalah yang dihadapi oleh debitur hal ini didukung oleh sistem administrasi

perkreditan yang telah sederhana dan mudah dipahami oleh debitur.

c. Untuk menjaga agar tidak terjadi penyalahgunaan wewenang maka diterapkan

sistem pendelegasian wewenang yang diformalkan secara jelas dan selalu

dilakukan pengawasan selain itu dalam setiap pengambilan keputusan kredit

dilakukan secara transparan serta mempertimbangkan informasi yang diperoleh

selama analisis kredit.

Page 102: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

d. Siklus perkreditan memudahkan kontrol serta pengawasan agar bisa menekan

kredit macet.

e. Dalam memutuskan permohonan kredit banyak dipengaruhi oleh faktor sumber

daya manusia dalam melakukan analisis kredit, sebaiknya bank umum

menambah account officer pada setiap kantor cabang. Selama melakukan

penelitian penulis melihat ketidaksesuaian antara jumlah debitur yang ditangani

dengan ketersediaan account officer.

Page 103: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, Robert N., Vijay Govindarajan. “Management Control System”. Nineth Edition, The Me graw Hill Companies Inc.1998. Bar, JW dan O.P. Simorangkir. ”Pokok-Pokok Masalah Perkreditan”. Perbanas. Jakarta: 2007. Dendawijaya, Lukman. ”Manajemen Perbankan”. Cetakan Pertama. Ghalia Indonesia. Jakarta: 2001. Firdaus, Rahmat dan Inaya Ariyanti. ”Manajemen Perkreditan Bank Umum: Teori, Masalah, Kebijakan, dan Aplikasinya lengkap dengan analisis kredit”. ALFABETA. Bandung: 2004. Ginting Ramlan. “Makalah Pengaturan Pemberian Kredit Bank Umum”. Bandung: 2004 Hadi Soewito, Slamet. ”Prinsip Dasar Kehati-hatian dan Perkreditan Bank”. Pioner. Jakarta:1999. Hadiwidjaja, R.A Rivai Wirasasmita. ”Analisis Kredit”. Pionir Jaya. Bandung: 1991. Hamid, Abdul. ”Panduan Penulisan Skripsi”, FEIS UIN Press, Jakarta, 2004 Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi dan Manajemen”. BPFE. Yogyakarta: 2002. Jusuf, Jopie. ”Analisis Kredit untuk Account Officer”. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta: 2007. Kasmir. ”Bank dan Lembaga Keuangan”. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta: 1998. Koontz, Harold. Heinz Weinrich and Cyrill O Donell. ”Management”. Mc Graw Hill.Tokyo: 1980 Kotler, Philip., Gary Armstrong. ”Prinsip Prinsip Pemasaran”. Edisi Kedelapan. Jilid I. Erlangga. Jakarta: 2001. Pedoman Penyusunan Kebijakan Perkreditan Bank (PPKPB). Bank Indonesia. Jakarta: 1995. Pudjo Muljono, Teguh. ”Manajemen Perkreditan Bank Komersial”. BPFE. Yogyakarta: 1994. R. Tjiptoadinugroho. ”Perbankan Masalah Kredit”. BPFE. Yogyakarta: 1991. Rahmat AA. ”Tanya Jawab Perkreditan”. Remaja Karya. Bandung: 1987.

Page 104: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP

Reksoprayitno, Soediyono. ”Prinsip-Prinsip Dasar Manajemen Bank Umum”. BPFE. Yogyakarta: 1992. Rivai, Veithzal., Andria Permata Veithzal. ” Credit Management Handbook”. Edisi Pertama. Rajawali Press. Jakarta: 2006. S.P Hasibuan, H. Malayu. ”Manajemen Perbankan”. Haji Masagung. Jakarta: 1993. Siamat, Dahlan. ”Manajemen Lembaga Keuangan: Dilengkapi UU No. 7 Tahun 1992 sebagaimana diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998”. Lembaga Penerbit FEUI. Jakarta: 2004. Suharjono. ”Manajemen Perkreditan”. UPPAMP YKPN. Yogyakarta: 2003. Sunardi, Astiko. ”Pengantar Manajemen Perkreditan”. Andi. Yogyakarta: 1996. Sunungan, Muhdarsyah. ”Dasar-Dasar dan Teknik Analisis Kredit”. Bina Aksara. Jakarta: 1983. Sutojo, Siswanto. ”Mengenai Kredit Bermasalah”. Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta: 1997. Sutojo, Siswanto. ”Strategi Manajemen Kredit”. PT Damar Mulya Pustaka. Jakarta: 2000. Tjoekam, Mohammad. ”Perkreditan”. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta: 1999. Tri Santoso, Ruddi. ”Kredit Usaha Perbankan”. Andi. Yogyakarta: 1996. Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Jakarta:1992. Wijaya M, Farid. ”Perkreditan dan Lembaga-lembaga Keuangan Kita”. BPFE. Yogyakarta: 1991.

Page 105: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP
Page 106: “ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21178/1/YUSAR... · ANALISIS EFEKTIVITAS SIKLUS PERKREDITAN BANK BUMN TERHADAP