analisis efektivitas pengendalian intern pada sistem · analisis efektivitas pengendalian intern...
TRANSCRIPT
ANALISIS EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN PADA SISTEM
PEMBERIAN KREDIT
Studi Kasus pada PD. Bank Perkreditan Rakyat Bank Sleman
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Brigita Eva Puspita Cahyani
NIM: 122114003
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
ANALISIS EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN PADA SISTEM
PEMBERIAN KREDIT
Studi Kasus pada PD. Bank Perkreditan Rakyat Bank Sleman
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Brigita Eva Puspita Cahyani
NIM: 122114003
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skripsi
ANALISIS EFEKTIFITAS PENGENDALIAN INTERN PADA SISTEMPEMBERIAN KREDIT
Studi Kasus pada PD BPR Bank Sleman
Oleh:
Brigita Eva Puspita Cahyani
NIM: 122114003
Telah Disetujui oleh:
Pembimbing
Dr. FA. Joko Siswanto, M.M.; Ale., QIA., CA.
11
Tanggal: 22 Juni 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skripsi
ANALISIS EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN PADA SISTEMPEMBERIAN KREDIT
Studi Kasus Pada PD BPR Bank Sleman
Dipersiapkan d~ ditulis oleh:Brigita Eva Puspita Cahyani
NIM: 122114003
Telah dipertahankan di depan Dewan PengujiPada Tanggal 20 Juli 2016
dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji
Tanda Tangan
~J
...~.
Nama Lengkap
Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., c.A.
Dr. FA. Joko Siswanto, M.M., Ak., QIA., C.A.
Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., C.A~Ilsa Haruti Suryandari, ·S.E., S.I.P., M.Sc., Ak.,C.A~..
Lisia Apriani, S.E., M.Si., Ak., QIA., C.A.
Anggota
Anggota
Anggota
Ketua
Sekretaris
Albertus Yudi Y 'arto, S.E., M.B.A.
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada
pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka ia akan
meluruskan jalanmu”.
(Amsal 3: 5 – 6)
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah
dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa
dan permohonan dengan ucap syukur”.
(Filipi 4: 6)
Skripsi ini kupersembahkan untuk
Bapakku Silverius Bambang dan Ibuku Indrasti
Kakakku dan semua keluargaku
Serta teman-temanku yang tercinta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
~~
UNIVERSITAS SANATA DHARMAFAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI - PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSIYang bertanda tangan di bawOO ini, saya menyatakan bOOwa Skripsi dengan judul:
ANALISIS EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN PADA SISTEMPEMBERIAN KREDIT
Studi Kasus pada PD BPR Bank Sleman
Dan dimajukan untuk diuji pada tangga120 Juli 2016 adalOO hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bOOwa dalam skripsi initerdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan caramenyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkangagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku soolOO-olOOsebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisanyang saya salin, tiro, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikanpengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, denganini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiriini. Bila kemudian terbukti bOOwa saya temyata melakukan tindakan menyalin ataumeniru tulisan orang lain seolOO-olOO hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar danijasOO yang telOO diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 31 Agustus 2016Yang membuat pemyataan,
Brigita Eva Puspita COOyani
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBARPERNYATAANPERSETUJUANPUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Brigita Eva Puspita Cahyani
Nomor Mahasiswa : 122114003
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada PerpustakaanUniversitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
ANALISIS EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN PADA SISTEMPEMBERIAN KREDIT
Studi Kasus pada PD BPR Bank Sleman
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikankepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkandalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lainuntuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikanroyalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenamya.
Yogyakarta, 31 Agustus 2016
Yang menyatakan,
Brigita Eva Puspita Cahyani
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang
tak terhingga kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan
kepribadian penulis.
2. Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk menimba
ilmu di Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma kepada penulis.
3. Drs. YP. Supardiyono. M.Si. Akt., QIA selaku Kepala Program Studi Akuntansi
Universitas Sanata Dharma.
4. Dr. FA. Joko Siswanto, M.M., Ak., QIA., CA. selaku Dosen Pembimbing yang
telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Muhammad Sigit, S.E., M.Si. selaku Direktur Utama di PD BPR Bank Sleman
yang telah berkenan memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian di PD
BPR Bank Sleman.
6. Mbak Tya, Mbak Putri, dan seluruh pihak-pihak PD BPR Bank Sleman yang
telah membantu memberikan data yang diperlukan untuk keperluan penelitian.
7. Kedua orangtua, Mas Albert, dan keluarga besar tercinta atas doa, dukungan dan
bantuannya untuk menyelesaikan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8. Serly, Mayang, AleJo, Cicil, Thomas, Valen, dan Chyntia yang selalu memberikan
bantuan dan dukungan untuk saya saat menyelesaikan skripsi ini.
9. Ternan-ternan sekelas MPAT Pak Joko dan ternan-ternan akuntansi angkatan
2012, terimakasih atas kebersamaan yang telah dilalui bersama selama ini dan
selalu memberikan semangat penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna dan
masih banyak kekurangan serta kelemahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun guna penyempurnaan skripsi
ini. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang
telah membacanya.
Yogyakarta, 31 Agustus 2016
Brigita Eva Puspita Cahyani
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………………………………………………………. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………….... ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………… iii
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………… iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS……………... v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS……………. vi
HALAMAN KATA PENGANTAR……………………………………….. vii
HALAMAN DAFTAR ISI………………………………………………… ix
HALAMAN DAFTAR TABEL…………………………………………… xi
HALAMAN DAFTAR GAMBAR………………………………………... xii
ABSTRAK…………………………………………………………………. xiii
ABSTRACT………………………………………………………………... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………………... 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………… 4
C. Tujuan Penelitian……………………………………………….. 4
D. Manfaat Penelitian……………………………………………… 5
E. Sistematika Penulisan…………………………………………… 5
BAB II LANDASAN TEORI
A. Bank
1. Pengertian Bank…………………………………………….. 7
2. Jenis Bank…………………………………………………... 7
3. Fungsi Bank………………………………………………… 8
B. Bank Perkreditan Rakyat
1. Pengertian Bank Perkreditan Rakyat……………………….. 9
2. Fungsi Bank Pekreditan Rakyat……………………………. 9
3. Bentuk Hukum……………………………………………... 10
4. Kegiatan Bank Pekreditan Rakyat…………………………. 10
C. Kredit
1. Pengertian Kredit…………………………………………… 12
2. Tujuan Kredit………………………………………………. 13
3. Unsur-Unsur Kredit…………………………………………. 13
4. Fungsi Kredit………………………………………………... 15
5. Jenis-Jenis Kredit…………………………………………… 17
6. Prosedur Pemberian Kredit…………………………………. 21
7. Prinsip Pemberian Kredit……………………………………. 24
D. Sistem
1. Pengertian Sistem………………….………………………… 28
2. Pengertian Sistem Akuntansi………………………………… 28
3. Pengertian Sistem Pemberian Kredit………………………… 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
E. Pengendalian Intern
1. Pengertian Pengendalian Intern……………………………… 33
2. Komponen Pengendalian Intern…………………………..... .. 33
F. Pengujian Kepatuhan dengan Attribute Sampling
1. Pengertian Attribute Sampling…………………………………… 43
2. Model Attribute Sampling………………………………………... 43
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian………………………………………………….. 47
B. Subjek dan Objek Penelitian……………………………………. 47
C. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………… 48
D. Data yang Dibutuhkan…………………………………………… 48
E. Teknik Pengumpulan Data………………………………………. 48
F. Teknik Analisis Data…………………………………………….. 49
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah PD BPR Bank Sleman……………………………………. 57
B. Lokasi PD BPR Bank Sleman…………………………………….. 58
C. Visi dan Misi……………………………………………………… 59
D. Struktur Organisasi……………………………………………….. 61
E. Uraian Tugas…………………………………………………….... 62
F. Produk-produk PD BPR Bank Sleman…………………………… 65
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Sistem Pemberian Kredit PD BPR Bank Sleman
1. Prosedur pemberian kredit pada BPR Bank Sleman…………. 71
2. Dokumen-dokumen dalam pemberian kredit………………… 83
B. Analisis Pengendalian Intern dalam Pemberian Kredit
1. Lingkungan Pengendalian……………………………………. 86
2. Penaksiran Risiko…………………………………………….. 94
3. Informasi dan komunikasi……………………………………. 97
4. Aktivitas Pengendalian……………………………………….. 98
5. Pemantauan…………………………………………………… 102
C. Uji Kepatuhan Sampling…………………………………………. 105
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………… 112
B. Keterbatasan Penelitian…………………………………………. 112
C. Saran…………………...………………………………………... 113
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..... 114
LAMPIRAN………………………………………………………………… 116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Besarnya Minimum untuk Pengujian Kepatuhan………………. 51
Tabel 3.2 Stop-or-Go Decision……………………………………………. 53
Tabel 3.3 Attribute Sampling Table for Determining Stop-or-Go Sampling
Sizes dan Upper Precision Limit Population Occurrence Rate
Based on Sample Results………………………………………. 53
Tabel 5.1 Hasil Analisis Pengendalian Intern menurut COSO………….. 86
Tabel 5.2 Hasil Analisis Kepatuhan Efektivitas Pengendalain Intern
Terhadap Sistem Pemberian Kredit……………………………. 107
Tabel 5.3 Attribute Sampling Table for Determining Stop-or-Go Sampling
Sizes dan Upper Precision Limit Population Occurrence Rate
Based on Sample Results………………………………………. 110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi PD BPR Bank Sleman…………... 61
Gambar 5.1 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit PD BPR Bank Sleman
yang dilakukan oleh Bagian Customer Service………………. 76
Gambar 5.2 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit PD BPR Bank Sleman
yang dilakukan oleh Bagian Account Officer dan Appraisal…. 77
Gambar 5.3 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit PD BPR Bank Sleman
yang dilakukan oleh Bagian Kredit…………..………………. 78
Gambar 5.4 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit PD BPR Bank Sleman
yang dilakukan oleh Bagian Administrasi Kredit dan Direksi.. 79
Gambar 5.5 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit PD BPR Bank Sleman
yang dilakukan oleh Bagian Administrasi Kredit dan Direksi.. 80
Gambar 5.6 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit PD BPR Bank Sleman
yang dilakukan oleh Bagian Teller dan Pembukuan…………. 81
Gambar 5.7 Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit PD BPR Bank Sleman
yang dilakukan oleh Bagian Administrasi Kredit……………. 82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
ABSTRAK
ANALISIS EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN PADA
SISTEM PEMBERIAN KREDIT
Studi Kasus di PD BPR Bank Sleman
Brigita Eva Puspita Cahyani
NIM: 122114003
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2016
Tujuan dalam penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui apakah pengendalian
intern terhadap sistem pemberian kredit di PD. BPR Bank Sleman sudah sesuai
dengan unsur pengendalian intern menurut COSO, (2) untuk mengetahui efektivitas
pengendalian intern terhadap sistem pemberian kredit yang ditetapkan oleh PD. BPR
Bank Sleman.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus di PD. BPR Bank Sleman. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik
analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif dan pengujian
kepatuhan dengan metode stop-or-go sampling.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah pengendalian internal pada
sistem pemberian kredit yang diterapkan oleh PD. BPR Bank Sleman belum
sepenuhnya memenuhi lima komponen pengendalian intern menurut COSO,
komponen yang belum sesuai adalah Lingkungan Pengendalian dan pengendalian
intern pada sistem pemberian kredit di PD. BPR Bank Sleman sudah efektif.
Kata kunci: pengendalian intern, efektivitas pengendalian interm, sistem pemberian
kredit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
ABSTRACT
THE EFFECTIVENESS ANALYSIS OF CREDIT SYSTEM
INTERNAL CONTROL
A Case Study at PD BPR Bank Sleman
Brigita Eva Puspita Cahyani
NIM: 122114003
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2016
The purpose of this research are: (1) to determine whether internal control of
credit system at PD. BPR Bank Sleman is in conformity of COSO elements of
internal control, (2) to assess the effectiveness of internal control of credit system
established by the PD. BPR Bank Sleman.
This research is a case study at PD. BPR Bank Sleman. Data was collected
through interviews, observation, and documentation. Data analysis techniques used
are descriptive analysis and compliance testing by stop-or-go sampling.
The results showed that the credit system applied by PD. BPR Bank Sleman
was not in accordance with the COSO elements of internal control on control
environment. Further result showed that the internal control credit system at PD. BPR
Bank Sleman had been effective.
Keywords: internal control, internal control effectiveness, credit system
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bank mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian di
Indonesia untuk berbagai kegiatan yang berkaitan dengan keuangan. Bank
merupakan suatu lembaga perantara keuangan yang memberikan jasa-jasa
keuangan baik berupa tabungan maupun pinjaman. Menurut Undang-Undang No.
10 Tahun 1998 tentang Perbankan, pengertian bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Dalam Undang – Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan bahwa bank
ada dua jenis bank yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank secara
umum memiliki kegiatan pokok antara lain meghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, tabungan, dan atau
bentuk lainnya, memberikan kredit, menerbitkan surat pengakuan utang,
menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga. Bank
Perkreditan Rakyat memiliki kegiatan yang jauh lebih sempit dibandingkan
dengan kegiatan bank umum karena Bank Perkreditan Rakyat memiliki kegiatan
usaha antara lain memberikan kredit, menempatkan dananya dalam bentuk
Sertifikat Bank Indoensia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
tabungan pada bank lain. Selain itu, Bank Perkreditan Rakyat juga melakukan
kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa
deposito berjangka, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan
itu.
Kredit berasal dari bahasa Italia, yaitu credare yang berarti kepercayaan.
Makna dari kata kredit menunjukkan kegiatan pemberian kredit didasari oleh
kepercayaan. Kepercayaan ini berarti bahwa pihak yang memberikan pinjaman
(kreditor) percaya bahwa penerima pinjaman (debitur) akan mengembalikan
pinjaman beserta bunganya sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak.
Bank memberikan kreditnya berdasarkan kepercayaan kepada debitur,
walaupun pemberian kredit didasarkan pada kepercayaan, penilaian atas
kepercayaan juga harus didasari oleh kriteria penilaian kredit yang harus
dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar
menguntungkan dilakukan dengan mengunakan analisis 5C dan 7P. Kredit
dengan penilaian 5C berisi penilaian tentang character, capacity, capital,
condition, dan collateral, sedangkan penilaian kredit dengan analisis 7P berisi
penilaian tentang personality, party, purpose, prospect, payment, profitability,
dan protection. Penilaian kredit tersebut berguna untuk meminimalisasi risiko
kredit pada debitur seperti kredit macet.
Pemberian kredit merupakan kegiatan yang mengandung risiko yang dapat
berpengaruh pada kesehatan dan kelangsungan usaha perusahaan sehingga
membutuhkan pengendalian. Untuk mendukung terciptanya pemberian kredit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
yang sehat, bank harus benar-benar memperhatikan pengendalian intern sudah
dipatuhi selama proses pemberian kredit. Hal ini dilakukan untuk mencegah
terjadinya resiko kredit yang telah diberikan kepada debitur mengalami
kemacetan. Jika kredit bermasalah ini tidak ditangani dengan baik maka kredit
bermasalah ini dapat menganggu kelancaran usaha bank yang tentunya dapat
menimbulkan krisis kepercayaan dari masyarakat. Oleh karena itu, sistem
pemberian kredit yang diterapkan oleh pihak bank akan lebih efektif apabila di
dalam bank tersebut terdapat pengendalian intern yang kuat sebagai dasar
kegiatan operasional bank yang sehat dan aman dalam manajemen bank.
Pengertian pengendalian intern menurut AICPA (American Institute of
Certified Public Accountants) meliputi struktur organisasi, semua metode dan
ketentuan-ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam perusahaan untuk
melindungi harta kekayaan, memeriksa ketelitian, dan seberapa jauh data
akuntansi dapat dipercaya meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong
ditaatinya kebijakan perusahaan yang telah diterapkan.Tujuan pengendalian intern
adalah untuk memberikan keyakinan memadai dalam pencapaian tiga golongan
tujuan yaitu: (1) keandalan informasi keuangan, (2) kepatuhan terhadap hukum
dan peraturan yang berlaku, (3) efektifitas dan efisiensi operasi.
Bank perlu melakukan tinjauan serta melaksanakan pengendalian intern
kredit yang mencakup semua aspek dalam pemberian kredit yang akan
mempengaruhi kelangsungan hidup bank sehingga dapat dipastikan bahwa
pemberian kredit yang dilakukan oleh bank sesuai dengan aturan yang berlaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Dengan mempertimbangkan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “Analisis Efektivitas Pengendalian Intern pada
Sistem Pemberian Kredit (Studi Kasus pada PD BPR Bank Sleman)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dirumuskan
masalah:
1. Apakah pengendalian intern sistem pemberian kredit yang terdapat pada PD
BPR Bank Sleman sesuai dengan unsur pengendalian intern menurut COSO?
2. Apakah pengendalian intern pada sistem pemberian kredit yang ditetapkan di
PD BPR Bank Sleman efektif?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah pengendalian intern terhadap sistem pemberian
kredit di PD BPR Bank Sleman sudah sesuai dengan unsur pengendalian
intern menurut COSO.
2. Untuk mengetahui efektivitas pengendalian intern pada sistem pemberian
kredit yang ditetapkan oleh PD BPR Bank Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi PD BPR Bank Sleman
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi yang berguna
untuk pihak bank tentang sistem pemberian kredit dan sebagai penilaian
atau perbaikan mengenai efektivitas pengendalian intern pada sistem
pemberian kredit.
2. Bagi Penulis
Penelitan ini merupakan kesempatan untuk menambah wawasan dan
mengembangkan pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan ke
dalam praktik mengenai pengendalian intern pada sistem pemberian kredit
yang diterapkan di Bank Perkreditan Rakyat.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi mengenai
pengendalian intern yang ada dalam perbankan dan penelitian ini
diharapkan dapat menjadi tambahan referensi pustaka di perpustakaan
E. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II Landasan Teori
Dalam bab ini diuraikan tentang teori-teori yang mendukung
hasil pustaka.
BAB III Metode Penelitian
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai jenis penelitian, subjek
dan objek penelitian, tempat dan waktu penelitian, data yang
dibutuhkan, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB IV Gambaran Umum Perusahaan
Dalam bab ini akan diuraikan tentang sejarah berdirinya Bank
Perkreditan Rakyat Bank Sleman, struktur organisasi dan
uraian tugas, aktivitas personalia dan personalia.
BAB V Analisis Data dan Pembahasan
Dalam bab ini akan menguraikan tentang hasil penelitian,
analisis data berdasarkan metode yang digunakan serta
pembahasannya.
BAB IV Penutup
Bab ini merupakan penutup dari penulisan yang menguraikan
kesimpulan dari analisis data, keterbatasan penelitian serta
saran yang kiranya dapat membangun penelitian yang lebih
baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Bank
1. Pengertian Bank
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 yang
merupakan perubahan atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang
perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dan masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak.
Menurut Kuncoro (2002: 68), pengertian bank adalah lembaga
keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan
kembali dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan
jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.
2. Jenis Bank
Menurut Undang-Undang No 10 tahun 1998 tentang Perbankan,
terdapat dua jenis bank di Indonesia, yaitu:
a. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
umum memiliki bentuk hukum yaitu: perseroan terbatas (PT),
koperasi, atau perusahaan daerah (PD).
b. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
3. Fungsi Bank
Secara umum, fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai
tujuan atau sebagai financial intermediary. Menurut Budisantoso (2006: 9)
fungsi bank secara lebih spesifik dapat dibedakan menjadi:
a. Agent of trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik
dalam hal menghimpun dana maupun penyaluran dana. Masyarakat
mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi adanya unsur
kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan
disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik, bank
tidak akan bangkrut , dan pada saat yang telah dijanjikan simpanan
tersebut dapat ditarik kembali dari bank.
b. Agent of Development
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Kegiatan perekonomian masyarakat di sektor moneter dan di sektor
riil tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut selalu berinteraksi
dan saling mempengaruhi. Sektor riil tidak akan dapat berkinerja
dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik.
Kegiatan bank berupa penghimpunan dan penyaluran dana sangat
diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil.
c. Agent of Service
Jasa ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan
perekonomian secara luas. Jasa ini antara lain dapat berupa jasa
pengiriman uang, penitipan barang berharga, pemberian jaminan
bank, dan penyelesaian tagihan.
B. Bank Perkreditan Rakyat
1. Pengertian Bank Perkreditan Rakyat
Menurut pasal 1 butir 4 Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang
perbankan, Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2. Fungsi Bank Perkreditan Rakyat
Menurut Manurung dan Rahardja (2004), fungsi BPR antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
a. Memberi pelayanan perbankan kepada masyarakat yang sulit atau
tidak memiliki akses ke bank umum
b. Membantu pemerintah mendidik masyarakat dalam memahami
pola nasional agar ekselarasi pembangunan di sektor pedesaan
dapat lebih dipercepat
c. Menciptakan pemerataan kesempatan berusaha terutama bagi
masyarakat pedesaan
d. Mendidik dan mempercepat pemahaman masyarakat terhadap
pemanfaatan lembaga keuangan formal sehingga terhindar dari
jeratan rentenir
3. Bentuk Hukum
Bentuk hukum suatu Bank Perkreditan Rakyat menurut Undang-
Undang No. 10 Tahun 1998 pasal 21 tentang Perbankan, dapat berupa
salah satu dari:
a. Perusahaan Daerah (PD);
b. Koperasi;
c. Perseroan Terbatas (PT);
d. Bentuk lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
4. Kegiatan Bank Perkreditan Rakyat
Kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan
bank umum karena BPR dilarang menerima simpanan giro, kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
valas, dan perasuransian. Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun
1998 tentang Perbankan, Bank Perkreditan Rakyat memiliki kegiatan
usaha yang dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
a. Usaha yang diperkenankan Bank Perkreditan Rakyat meliputi:
1) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
berupa deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya
yang dipersamakan dengan itu.
2) Memberikan kredit.
3) Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan
Prinsip Syariah. sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia.
4) Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank
Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito,
dan/atau tabungan pada bank lain.
b. Usaha yang dilarang dilakukan Bank Perkreditan Rakyat meliputi:
1) Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu
lintas pembayaran.
2) Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing
3) Melakukan penyertaan modal
4) Melakukan usaha perasuransian
5) Melakukan usaha lain di luar kegiatan yang ditetapkan di atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
C. Kredit
1. Pengertian Kredit
Istilah Kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu credere yang berarti
kepercayaan (truth atau faith). Oleh karena itu, dasar dari kredit adalah
kepercayaan yang memiliki arti yaitu seseorang atau suatu badan yang
memberikan kredit (kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) di
masa mendatang akan mengembalikan pinjaman beserta bunganya sesuai
dengan perjanjian kedua belah pihak yang telah dijanjikan.
Menurut Undang-Undang RI No. 10 tahun 1998 tentang perbankan,
pengertian kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
pemberian bunga.
Menurut Suyatno (2007: 13), pengertian kredit adalah hak untuk
menerima pembayaran atau kewajiban untuk melakukan pembayaran pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
waktu diminta, atau pada waktu yang akan datang, karena penyerahan
barang-barang sekarang.
2. Tujuan Kredit
Menurut Kasmir (2004: 15), tujuan utama pemberian suatu kredit adalah:
a. Mencari keuntungan
Kredit bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit
tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang
diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya adminitrasi kredit
yang dibebankan kepada nasabah.
b. Membantu usaha nasabah
Kredit bertujuan untuk membantu usaha nasabah yang
memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal
kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat
mengembangkan dan memperluaskan usahanya.
c. Membantu pemerintah
Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh
pihak perbankan, maka semakin baik yang berarti adanya
peningkatan pembangunan di berbagai sektor. Keuntungan bagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
pemerintah dengan menyebarnya pemberian kredit adalah
membuka kesempatan kerja, meningkatkan jumlah barang dan
jasa, meningkatkan devisa negara, dan penerimaan pajak.
3. Unsur-Unsur Kredit
Kredit yang diberikan oleh suatu lembaga kredit didasarkan atas
kepercayaan, sehingga pemberian kredit merupakan pemberian
kepercayaan. Unsur-unsur yang terdapat dalam pemberian suatu fasilitas
kredit menurut Kasmir (2004: 94) adalah:
a. Kepercayaan
Suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan
(berupa uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali
dimasa tertentu dimasa datang. Kepercayaan ini diberikan oleh
bank, di mana sebelumnya sudah dilakukan penelitian
penyelidikan tentang nasabah baik secara intern maupun dari
ekstern. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi masa lalu dan
sekarang terhadap nasabah pemohon kredit.
b. Kesepakatan
Selain ada unsur kepercayaan, kredit juga mengandung unsur
kesepakatan antara pemberi kredit dengan penerima kredit.
Kesepakatan ini dituangkan dalam satu perjanjian dimana masing-
masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing-masing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
c. Jangka waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu,
jangka waktu ini mencakup masa penngembalian kredit yang telah
disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek,
jangka menengah atau jangka panjang.
d. Resiko
Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan
suatu resiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin
panjang suatu kredit semakin besar resikonya demikian pula
sebaliknya. Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang
disengaja oleh nasabah yang lalaim maupun oleh resiko yang tidak
disengaja. Misalnya terjadi bencana alam atau bangkrutnya usaha
nasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya.
e. Balas jasa
Balas jasa merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau
jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam
bentuk bunga dan biaya administrasi kredit ini merupakan
keuntungan bank.
4. Fungsi Kredit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Suatu fasilitas kredit juga memiliki fungsi secara luas menurut
Abdullah dan Tantri (2012: 168) di antaranya adalah:
a. Meningkatkan daya guna uang
Jika uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu
yang lebih berguna. Dengan diberikannya kredit uang tersebut
menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh
penerima kredit.
b. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar
dari suatu wilayah ke wilayah lainnya sehingga suatu daerah yang
kekurangan uang dengan memperoleh kredit, maka daerah tersebut
akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.
c. Meningkatkan daya guna dan peredaran barang
Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh
penerima kredit (debitur) untuk mengolah barang yang tidak
berguna menjadi berguna/bermanfaat. Kredit dapat menambah
atau memperlancar arus barang dari satu wilayah ke wilayah
lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar dari satu wilayah ke
wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan
jumlah barang yang beredar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
d. Sebagai alat stabilitas ekonomi
Kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang
diperlukan oleh masyarakat. Selain itu, kredit ini membantu dalam
ekspor barang dari dalam negeri ke luar negeri sehingga dapat
meningkatkan devisa negara.
e. Meningkatkan semangat usaha
Setiap orang yang memiliki usaha ingin selalu meningkatkan
usaha, namun ada kalanya dibatasi oleh kemampuan di bidang
permodalan. Bantuan kredit yang diberikan oleh bank akan dapat
mengatasi kekurangmampuan para pengusaha, sehingga para
pengusaha akan dapat meningkatkan usahanya.
f. Meningkatkan pemerataan pendapatan
Dengan bantuan kredit dari bank, para pengusaha dapat
memperluas usahanya dan mendirikan proyek-proyek baru.
Peningkatan usaha dan pendirian proyek baru akan membutuhkan
tenaga kerja untuk melaksanakan proyek tersebut, sehingga dapat
mengurangi pengangguran. Setelah pendirian usaha dan proyek-
proyek tersebut selesai, pengusaha membutuhkan tenaga kerja, dan
pemerataan pendapatan bagi masyarakat akan meningkat.
g. Meningkatkan hubungan internasional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Pinjaman internasional akan dapat meningkatkan kerja sama
internasional yang lebih baik di berbagai sektor, sehingga dalam
jangka panjang akan menciptakan perdamaian antarbangsa.
5. Jenis-Jenis Kredit
Menurut Abdullah dan Tantri (2012: 169) kredit yang diberikan bank
umum dan bank perkreditan rakyat untuk masyarakat terdiri dari berbagai
jenis, secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi yaitu:
a. Segi Kegunaan
1) Kredit investasi, digunakan untuk keperluan perluasan usaha
atau membangun proyek/ pabrik baru atau untuk keperluan
rehabilitasi. Contoh kredit investasi misalnya untuk
membangun pabrik atau membeli mesin-mesin yang
pemakaiannya untuk satu periode yang relatif lebih lama.
2) Kredit modal kerja, digunakan untuk keperluan meningkatkan
produksi dalam operasionalnya. Sebagai contoh kredit modal
kerja yang diberikan untuk membeli bahan baku, membayar
gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan
proses produksi perusahaan.
b. Segi Tujuan Kredit
1) Kredit produktif, yaitu kredit yang digunakan untuk
peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. Sebagai contoh
kredit untuk membangun pabrik yang nantinya akan
menghasilkan barang, kredit, pertanian akan menghasilkan
produk pertanian atau kredit pertambangan menghasilkan
bahan tambang atau kredit industri lainnya.
2) Kredit konsumtif, yaitu kredit yang digunakan untuk
dikonsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada
pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena
digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha.
Sebagai contoh kredit perumahan, kredit mobil pribadi, kredit
peralatan rumah tangga dan kredit konsumtif lainnya.
3) Kredit perdagangan, yaitu kredit yang digunakan untuk
perdagangan biasanya untuk membeli barang dagangan yang
pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang
dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada supplier
atau agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam
jumlah besar. Contoh kredit ini misalnya kredit ekspor impor.
c. Segi Jangka Waktu
1) Kredit jangka pendek merupakan kredit yang memiliki jangka
waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan
biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. Contohnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
peternakan misalnya kredit peternakan ayam atau pertanian
misalnya tanaman padi atau palawija.
2) Kredit jangka menengah merupakan kredit yang memiliki
jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan
3 tahun, biasanya untuk investasi. Sebagai contoh kredit untuk
pertanian tanaman buah-buahan.
3) Kredit jangka panjang merupakan kredit yang masa
pengembaliannya paling panjang. Kredit jangka panjang waktu
pengembaliannya di atas 3 tahun atau 5 tahun. Biasanya kredit
ini untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet,
kelapa sawit, atau manufaktur dan untuk kredit konsumtif
seperti kredit perumahan.
d. Segi Jaminan
1) Kredit dengan jaminan yaitu kredit yang diberikan dengan
suatu jaminan. Jaminan tersebut dapat berbentuk barang
berwujud atau bukan berwujud atau jaminan orang. Artinya
setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan
yang diberikan calon debitur.
2) Kredit tanpa jaminan merupakan kredit yang diberikan tanpa
jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
dengan melihat prospek usaha dan karakter serta loyalitas atau
nama baik calon debitur selama ini.
e. Segi Sektor Usaha
1) Kredit pertanian merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor
perkebunan atau pertanian rakyat. Sektor usaha pertanian dapat
berupa jangka pendek atau jangka panjang.
2) Kredit peternakan merupakan kredit yang digunakan untuk
jangka pendek, misalnya peternakan ayam dan jangka panjang
kambing/sapi.
3) Kredit industri yaitu kredit untuk membiayai industry kecil,
menengah, atau besar.
4) Kredit pertambangan yaitu jenis usaha tambang yang dibiayai
biasanya dalam jangka panjang seperti tambang emas, minyak
atau timah.
5) Kredit pendidikan merupakan kredit yang diberikan untuk
membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula
berupa kredit untuk para mahasiswa.
6) Kredit profesi diberikan kepada para professional seperti
dosen, dokter atau pengacara.
7) Kredit perumahan yaitu kredit untuk membiayai pembangunan
atau pembelian perumahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
6. Prosedur Pemberian Kredit
Menurut Mulyadi (2008: 6), pengertian prosedur adalah suatu urutan
kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu
departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara
seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.
Prosedur pemberian dan penilaian kredit oleh dunia perbankan secara
umum antar bank yang satu dengan bank yang lain tidak jauh berbeda.
Perbedaan mungkin hanya terletak dari prosedur dan persyaratannya yang
di tetapkannya dengan pertimbangan masing-masing. Prosedur pemberian
kredit secara umum dapat dibedakan antara pinjaman perseorangan
dengan pinjaman oleh suatu badan hukum, kemudian dapat pula ditinjau
dari segi tujuannya apakah untuk konsumtif atau produktif. Menurut
Suyatno (1995: 69), prosedur umum pemberian kredit adalah sebagai
berikut:
a. Permohonan Kredit
Permohonan kredit ini diartikan sebagai permohonan baru untuk
mendapat suatu jenis fasilitas kredit. Berkas-berkas permohonan
kredit terdiri dari:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
1) Surat-surat permohonan kredit yang ditandatangani secara
lengkap dan sah.
2) Daftar isian yang disediakan oleh bank yang secara sebenarnya
dan lengkap diisi oleh nasabah.
3) Daftar lampiran lainnya yang diperlukan menurut jenis fasilitas
kredit.
b. Penyidikan dan Analisis Kredit
1) Penyidikan Kredit
Penyidikan (investigasi) kredit adalah pekerjaan yang meliputi
wawancara dengan debitur, pengumpulan data yang
berhubungan dengan permohonan kredit yang diajukan
nasabah (data intern bank maupun data ekstern), pemeriksaan
atau penyidikan atas kebenaran dan kewajiban mengenai hal-
hal yang dikemukakan nasabah, penyusunan laporan mengenai
hasil penyidikan yang telah dilaksanakan.
2) Analisis Kredit
Analisis kredit adalah pekerjaan yang meliputi mempersiapkan
pekerjaan-pekerjaan penguraian dari segala aspek, baik
keuangan maupun nonkeuangan untuk mengetahui
kemungkinan dapat atau tidak dapat dipertimbangkan suatu
permohonan kredit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
c. Keputusan atas Permohonan Kredit
Keputusan atas permohonan kredit adalah setiap tindakan
pejabat yang berdasarkan wewenangnya berhak mengambil
keputusan berupa menolak, menyetujui, dan atau mengusulkan
permohonan kredit kepada pejabat yang lebih tinggi.
Bahan pertimbangan pengambilan keputusan kredit
berdasarkan laporan pemeriksaan dan analisis kredit. Wewenang
untuk mengambil keputusan ini diberikan oleh pejabat-pejabat
yang memiliki kewenang antara lain kepala bagian kredit memiliki
wewenang untuk permohonan jumlah kredit yang telah ditentukan,
direksi atau kantor pusat memiliki wewenang memberikan
keputusan permohonan fasilitas kredit yang diusulkan oleh bagian
kredit setelah mengadakan penilaian permohonan kredit.
Keputusan kredit yang dapat diberikan berupa:
1) Keputusan penolakan permohanan kredit
Penolakan kredit dilakukan oleh pihak bank apabila dokumen
permohonan kredit yang diajukan calon debitur secara teknis
dianggap tidak memenuhi persyaratan bank.
2) Keputusan persetujuan permohonan kredit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Persetujuan kredit adalah keputusan bank untuk mengabulkan
sebagian atau seluruh permohonan kredit dari calon debitur.
d. Pencairan Fasilitas Kredit
Pencairan fasilitas kredit adalah setiap transaksi dengan
menggunakan kredit yang telah disetujui oleh pihak bank.
Pencairan kredit ini berupa pembayaran dan/atau pemindahbukuan
atas beban rekening pinjaman atau fasilitas lainnya.
e. Pelunasan Fasilitas Kredit
Pelunasan kredit adalah dipenuhinya semua kewajiban nasabah
terhadap bank yang berakibat terhapusnya ikatan perjanjian kredit.
7. Prinsip-prinsip Pemberian Kredit
Menurut Kasmir (2004: 104), suatu fasilitas kredit sebelum diberikan
kepada pihak debitur, bank harus merasa yakin bahwa kredit yang
diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari
hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian kredit
oleh bank dapat dilakukan dengan berbagai acara untuk mendapatkan
keyakinan tentang nasabahnya, seperti melalui prosedur penilaian yang
benar.
Pada umumnya kriteria penilaian yang harus dilakukan oleh bank
untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar menguntungkan dilakukan
dengan menggunakan prinsip pemberian kredit analisis 5C dan 7P.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
a. Analisis kredit dengan 5C dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Character
Suatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang
akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya, hal ini
tercemin dari latar belakang si nasabah baik yang bersifat latar
belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti: cara
hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi
dan social standing-nya. Ini semua merupakan ukuran
“kemauan” membayar.
2) Capacity
Berkaitan dengan kemampuan nasabah dalam bidang bisnis
yang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis
juga diukur dengan kemampuannya dalam memahami tentang
ketentuan-ketentuan pemerintah. Begitu pula dengan
kemampuannya dalam menjalankan usahanya selama ini. Pada
akhirnya akan terlihat kemampuannya dalam mengembalikan
kredit yang disalurkan.
3) Capital
Berkaitan dengan nasabah dalam penggunaan modal apakah
efektif, dilihat laporan keuangan (neraca dan laporan rugi laba)
dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
solvabilitas, rentabilitas dan ukuran lainnya. Capital juga
harus dilihat dari mana saja sumber modal yang ada sekarang
ini.
4) Collateral
Jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik
maupun non fisik. Jainan hendaknya melebihi jumlah kredit
yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya,
sehingga jika terjadi suatu masalah maka jaminan yang
dititipkan dapat dipergunakan secepat mungkin.
5) Condition
Penilaian kredit hendaknya juga dinilai berdasarkan kondisi
ekonomi dan politik sekarang dan dimasa yang akan datang
sesuai sektor masing-masing, serta prospek usaha dari sektor
yang ia jalankan. Penilaian prospek bidang usaha yang dibiayai
hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik, sehingga
kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil.
b. Penilaian kredit dengan metode analisis 7P adalah sebagai berikut:
1) Personality
Menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya
sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam
menghadapi suatu masalah.
2) Party
Mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau
golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta
karakternya. Sehingga nasabah dapat digolonglan ke golongan
tertentu dan akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari
bank.
3) Purpose
Mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk
jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan
kredit dapat bermacam-macam.
4) Prospect
Mengetahui nasabah dengan menilai usaha di masa yang akan
datang menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain
mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting
mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa
mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi akan tetapi
juga nasabah.
5) Payment
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Payment merupakan ukuran bagaimana cara nasabah
mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber
mana saja dana untuk pengembalian kredit. Semakin banyak
sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik, sehingga
jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh sektor
lainnya.
6) Profitability
Profitability memiliki tujuan yaitu untuk menganalisis
bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.
Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap
sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan
kredit yang akan diperolehnya.
7) Protection
Analisis ini memiliki tujuan yaitu bagaimana menjaga agar
usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan. Perlindungan
dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.
D. Sistem
1. Pengertian Sistem
Menurut Mulyadi (2008: 5), pengertian sistem adalah jaringan
prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan pokok perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Menurut James A. Hall (2007: 6), pengertian sistem merupakan
kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling
berhubungan yang berfungsi dengan tujuan yang sama.
2. Pengertian Sistem Akuntansi
Menurut Mulyadi (2008: 5), pengertian sistem akuntansi adalah
organisasi, formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian
rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh
manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.
3. Pengertian Sistem Pemberian Kredit
“Sistem pemberian kredit adalah rangakaian dari cara atau prosedur
dalam pemberian kredit yang mencakup tahapan permohonan kredit
sampai dengan pencairan kredit yang membentuk suatu sistem yang
berurutan dan berkaitan erat dalam pelaksanaan pemberian kredit”.
(Simorangkir, 2000).
a. Dokumen-dokumen dalam Pemberian Kredit
Menurut Suyatno (1995: 69), dalam sistem pemberian kredit
membutuhkan adanya dokumen-dokumen yang memadai. Berbagai
dokumen yang digunakan dalam pemberian kredit tersebut adalah:
1) Surat permohonan nasabah
Merupakan surat yang diajukan oleh nasabah kepada pihak bank
dan ditandatangani secara lengkap oleh calon debitur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
2) Daftar isian dari bank
Merupakan daftar isian yang disediakan oleh bank yang harus diisi
oleh calon debitur mengenai data dan informasi yang lengkap.
3) Daftar lampiran sesuai jenis kredit
Merupakan daftar lampiran lainnya yang diperlukan menurut jenis
fasilitas kredit yang diajukan.
4) Surat jaminan
Merupakan surat yang dibuat oleh bank terhadap jaminan yang
digunakan calon debitur untuk memperoleh kredit yang diajukan.
5) Dokumen penyidikan dan analisis
Catatan yang dibuat oleh pihak bank mengenai kelengkapan dan
pengajuan kredit
6) Surat keputusan
Surat yang menunjukkan diterima atau ditolaknya permohonan
kredit.
7) Dokumen pengikatan jaminan
Dokumen yang berisi bahwa barang atau benda tersebut benar-
benar dijadikan jaminan untuk memperoleh fasilitas kredit.
8) Dokumen perjanjian kredit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Dokumdn penegasan yang berisi mengenai hak dan kewajiban
yang harus dipenuhi oleh calon debitur.
9) Bukti pencairan kredit
Merupakan bukti bahwa kredit yang diajukan telah disetujui dan
telah dicairkan.
10) Bukti pembayaran atau pelunasan kredit
Dokumen penegasan yang berisi bahwa debitur telah
menyelesaikan kewajibannya melunasi kredit kepada pihak bank.
b. Unit-Unit Terkait dalam Pemberian Kredit
Menurut Kuncoro (2002: 106), tugas dan tanggung jawab dari masing-
masing unit yang bertugas dalam pemberian kredit antara lain:
1) Seksi Administrasi Kredit
Tugas bagian ini adalah mengadministrasikan dokumen-dokumen
pinjaman mulai dari proses permohonan sampai kredit tersebut
lunas. Dokumen-dokumen yang perlu diadministrasikan antara
lain: dokumen permohonan, dokumen analisis kredit, dokumen
putusan kredit, dokumen jaminan, dokumen pengikatan jaminan,
dokumen pencairan kredit dan sebagainya.
2) Seksi Analisis Kredit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Tugas utama bagian ini adalah melakukan analisis atas
permohonan kredit yang diajukan oleh calon nasabah berdasarkan
informasi-informasi yang berkaitan dengan usaha nasabah
diperoleh secara langsung maupun secara tidak langsung melalui
berbagai instansi yang berkaitan dengan usaha calon nasabah.
3) Seksi Monitoring Kredit
Tugas utamanya adalah memonitor perkembangan usaha dan
ketepatan membayar bunga dan angsuran pokok kredit. Informasi
perkembangan usaha diperoleh dari laporan rutin oleh nasabah
kredit dan informasi ketepatan membayar bunga, angsuran pokok
diperoleh dari pembukuan bank.
4) Seksi Asuransi
Tugas utamanya adalah melakukan administrasi kredit-kredit yang
diasuransikan, baik asuransi jaminan kredit, asuransi jiwa
debiturnya maupun asuransi kreditnya sendiri.
5) Seksi Pelayanan Hukum
Tugas utama bagian ini adalah melakukan pembelaan hukum
untuk kepentingan bank dan pegawainya, baik di pengadilan
maupun di tempat lain. Selain itu, bertugas melakukan konsultasi
hukum terhadap semua pegawai bank.
6) Seksi Penagihan Tunggakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Tugas utamanya adalah melakukan administrasi terhadap kredit-
kredit yang sudah macet, baik yang sudah dihapuskan dari
pembukuan bank (off balance sheet) maupun yang masih ada
dalam pembukuan bank (on balance sheet).
7) Bagian Pelayanan Dana dan Jasa
Tugas utama bagian ini adalah memberikan pelayanan kepada
nasabah/calon nasabah yang akan menggunakan produk dana dan
jasa bank. Petugas di bagian ini memberikan informasi yang
diperlukan oleh nasabah berkaitan dengan produk dana dan jasa
yang akan akan dipergunakan.
8) Bagian Pelayanan Pinjaman/Kredit
Tugas utamanya adalah memberikan pelayanan dalam hal
pencairan kredit, angsuran kredit, perhitungan bunga dan
sebagainya. Petugas di bagian ini memberikan informasi yang
diperlukan nasabah berkaitan dengan produk kredit yang dimiliki
oleh bank, cara permohonan, proses pengajuannya, ketentuan dan
syarat-syaratnya.
9) Bagian Teller/Kasir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Tugas utamanya adalah memberikan pelayanan kepada nasabah
dalam hal penarikan dan penyetoran uang. Semua kegiatan yang
berkaitan dengan uang tunai harus melalui teller/kasir.
10) Bagian Teknologi dan Akuntansi
Tugas-tugas di bagian ini adalah memastikan bahwa semua
kegiatan bagian operasional telah dibuku pada hari tersebut,
mencetak laporan-laporan keuangan bank, melakukan verifikasi
atas transaksi pembukuan berdasarkan bukti-bukti pembukuan
yang ada.
E. Pengendalian Intern
1. Pengertian Pengendalian Intern
Comitte of Sponsoring Organization (COSO) mendefinisikan
pengendalian intern sebagai proses yang diimplementasikan oleh dewan
komisaris, pihak manajemen, dan seluruh staf dan karyawan yang berada
di bawah arahan keduanya, untuk memberikan jaminan yang memadai
bahwa tujuan pengendalian dicapai dengan beberapa pertimbangan
meliputi:
a. Efektivitas dan efisiensi operasional organisasi
b. Keandalan pelaporan keuangan
c. Kesesuaian dengan hukum dan peraturan yang berlaku
2. Komponen Pengendalian Internal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Sawyer et. al., (2003: 66) mengatakan bahwa terdapat lima komponen
pengendalian intern yang saling berkaitan pada pernyataan COSO
(Committee of Sponsoring Organization) atau disebut dengan model
pengendalian COSO. Kelima komponen tersebut adalah:
a. Lingkungan pengendalian (Control Environment)
Lingkungan pengendalian mencerminkan sikap dan tindakan para
pemiliki dan manajer perusahaan mengenai pentingnya pengendalian
intern perusahaan. Lingkungan pengendalian mempengaruhi suasana
suatu organisasi, dan sebagai landasan bagi komponen pengendalian
intern lainnya dengan menciptakan displin dan struktur. Lingkungan
pengendalian mencakup:
1) Komitmen terhadap Kompetensi
Kompetensi adalah pengetahuan dan ketrampilan yang
diperlukan untuk melaksanakan tugas seseorang secara efektif.
Komitmen terhadap kompetensi mencakup pertimbangan
manajemen atas pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan,
dan paduan antara kecerdasan, pelatihan, dan pengalaman yang
dituntut dalam pengembangan kompetensi.
2) Integritas dan Nilai Etika
Integritas dan nilai etika adalah produk dari standar etika dan
perilaku perusahaan, serta bagaimana standar itu dikomunikasikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
dan diberlakukan dalam praktik. Unsur ini meliputi tindakan
manajemen untuk mengurangi dorongan dan godaan yang
mungkin membuat karyawan melakukan tindakan tidak jujur,
illegal, dan tidak etis. Selain itu, unsur ini juga meliputi cara
manajemen mengkomunikasikan nilai integritas dan etika kepada
karyawan melalui pernyataan kebijakan, dan cara berperilaku.
3) Dewan komisaris dan komite audit
Dewan komisaris merupakan penghubung antara pemegang
saham dengan pihak manajemen perusahaan. Dewan ini berfungsi
mengawasi pengelolaan perusahaan yang dilaksanakan oleh
manajemen (direksi). Dengan demikian, dewan komisaris yang
menjalankan fungsinya dapat mencegah konsentrasi pengendalian
yang terlalu banyak di tangan manajemen. Dewan komisaris
bertanggung jawab untuk menentukan apakah manajemen
memenuhi tanggung jawab dalam mengembangkan dan
melaksanakan pengendalian intern.
Komite Audit beranggotakan seluruh atau terutama terdiri dari
pihak luar perusahaan. Komite audit bertanggungjawab untuk
mengawasi struktur pengendalian internal perusahaan, proses
pelaporan keuangan, dan kepatuhannya terhadap hukum,
peraturan, dan standar yang terkait. Salah satu tugas komite audit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
adalah menyediakan peninjauan independen terhadap tindakan
para manajer perusahaan. Peninjauan ini berfungsi untuk
memeriksa integritas manajemen dan meningkatkan kepercayaan
publik yang berinvestasi, atas kesesuaian pelaporan keuangan.
4) Filosofi dan Gaya Operasi Manajemen
Filosofi adalah seperangkat keyakinan dasar yang menjadi
parameter bagi perusahaan dan karyawannya (menggambarkan apa
yang seharusnya dikerjakan dan yang seharusnya tidak dikerjakan
oleh perusahaan). Gaya operasi mencerminkan ide manajer tentang
bagaimana kegiatan operasi suatu perusahaan harus dilaksanakan.
5) Struktur Organisasi
Dalam sebuah perusahaan untuk mencapai tujuan tertentu
diperlukan struktur organisasi, karena struktur organisasi dapat
memberikan rerangka untuk menunjang aktivitas perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian, dan pemantauan aktivitas perusahaan.
Struktur organisasi menunjukkan secara jelas pembagian
wewenang dan tanggung jawab para pegawai, serta keterkaitan
yang saling berhubungan dari antar bagian satu dengan bagian
lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
6) Pembagian Wewenang dan Pembebanan Tanggung Jawab
Pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab
merupakan perluasan dan pengembangan struktur organisasi.
Dalam suatu organisasi harus ada sistem yang mengatur
pembagian wewenang dan tanggung jawab untuk mengotorisasi
suatu aktivitas. Jika satu unit dibebankan wewenang yang terlalu
banyak, hal ini akan mengakibatkan timbulnya kecurangan dalam
pelaksanaan wewenang tersebut.
7) Kebijakan dan Praktik Sumber Daya Manusia
Kebijakan dan praktik yang sehat berhubungan dengan
kebijakan perekrutan, pelatihan, tindakan-tindakan pendisplinan
atas pelanggaran, evaluasi, dan promosi kerja. Hal tersebut dapat
menentukan apakah personil perusahaan memiliki tingkat
integritas yang diharapkan, nilai etika, dan kompetensi. Aspek
paling penting dari pengendalian intern adalah karyawan. Jika
perusahaan memiliki karyawan yang kompeten dan jujur, unsur
pengendalian intern dapat dikurangi sampai batas minimum, dan
tetap dapat menghasilkan laporan keuangan yang dapat
diandalkan. Karyawan yang tidak kompeten atau tidak jujur bisa
merusak sistem meskipun terdapat banyak unsur pengendalian
yang sudah dilaksanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
b. Penaksiran risiko (Risk Assessment)
Penaksiran risiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah
identifikasi, analisis, dan pengelolaan risiko entitas yang berkaitan
dengan penyusunan laporan keuangan, sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku di Indonesia. Penaksiran risiko manajemen harus
mencakup pertimbangan khusus terhadap risiko yang dapat timbul dari
perubahaan keadaan, seperti: bidang baru bisnis atau transaksi yang
memerlukan prosedur akuntansi yang belum pernah dikenal, hukum
dan perarturan baru, perubahan standar risiko. Penaksiran risiko terdiri
dari:
1) Identifikasi Risiko
Identifikasi Risiko adalah kegiatan untuk menemukan atau
mengetahui risiko – risiko yang mungkin timbul dalam kegiatan
yang dilakukan oleh perusahaan atau perorangan terhadap faktor
eksternal seperti perkembangan teknologi, persaingan, dan
perubahan ekonomi maupun faktor internal meliputi kompetensi
karyawan, sifat dari aktivitas bisnis, dan karakteristik pengelolaan
sistem informasi.
2) Analisis Risiko
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Analisis risiko meliputi mengestimasi signifikansi risiko,
menilai kemungkinan terjadinya risiko, dan bagaimana mengelola
risiko. Suatu risiko yang telah di identifikasi dapat di analisis dan
di evaluasi, sehingga risiko dapat memperkirakan akibat dari
terjadinya risiko dan dapat melakukan tindakan yang dapat
meminimalkan risiko tersebut.
c. Informasi dan komunikasi (Information and Communication)
Sistem informasi yang berhubungan dengan tujuan pelaporan
keuangan, yang mencakup sistem akuntansi, terdiri dari metode dan
catatan-catatan yang digunakan untuk menggolongkan,
mengidentifikasi, menggabungkan, menganalisis, mencatat, dan
melaporkan transaksi perusahaan dan menyelanggarakan
pertanggungjawaban atas aktiva dan kewajiban yang bersangkutan.
Komunikasi menyangkut pemberian pemahaman yang jelas tentang
peran dan tanggung jawab setiap karyawan berkenaan dengan sistem
informasi perusahaan. Informasi dan komunikasi mencakup:
1) Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi yang valid
Perusahaan harus mengidentifikasi dan mencatat semua
transaksi yang valid. Contohnya bank harus mencatat semua
transaksi pembayaran angsuran kredit, pelunasan kredit,
penerimaan kas berupa tabungan, dan sebagainya. Apabila ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
transaksi bank yang tidak tercatat, maka akan muncul
ketidaksesuaian antara catatan pihak bank dan catatan milik
nasabah atau debitur.
2) Mencatat transaksi pada periode akuntansi yang tepat
Perusahaan harus mencatat transaksi sesuai dengan periode
akuntansi yang tepat. Hal ini berfungsi supaya informasi pada
transaksi dapat sesuai dengan kronologis dan peristiwa ekonomi
yang telah terjadi pada perusahaan, sehingga informasi periode
akuntansi dapat relevan bagi pengguna laporan keuangan.
3) Menyajikan transaksi dan pengungkapan terkait dalam laporan
keuangan secara tepat
Perusahaan harus menyajikan transaksi dengan pengungkapan
laporan keuangan secara tepat agar tidak menyesatkan pembaca
laporan keuangan dan laporan keuangan dapat
dipertanggungjawabkan dan diandalkan.
d. Aktivitas pengendalian (Control Activities)
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dibuat
untuk memberikan keyakinan bahwa petunjuk yang dibuat oleh
manajemen dilaksanakan. Kebijakan dan prosedur bahwa memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
keyakinan bahwa tindakan yang diperlukan telah dilaksanakan untuk
mengurangi risiko dalam pencapaian tujuan entitas. Aktivitas
pengendalian mencakup:
1) Otorisasi transaksi dan kegiatan yang memadai
Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar
otorisasi dari yang memiliki wewenang untuk menyetujui
terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu, dalam organisasi
harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk
otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi.
2) Pemisahan fungsi yang memadai
Pemisahan fungsi antar unit pada organisasi memiliki tujuan
pokok yaitu untuk mencegah dan deteksi secara dini atas kesalahan
dan ketidakberesan dalam pelaksanaan tugas yang dibebankan
kepada seseorang. Pembebanan tanggung jawab ke orang yang
berbeda dapat mengurangi kesempatan bagi seseorang untuk
berbuat curang atau menyembunyikan kesalahan dalam
menjalankan tugasnya. Pemisahan tugas yang efektif dicapai
ketika fungsi otorisasi, fungsi pencatatan, dan fungsi penyimpanan
dipisahkan.
3) Pengendalian fisik atas kekayaan dan catatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Perlindungan secara fisik adalah cara yang paling baik dalam
perlindungan kekayaan dan catatan. Perlindungan fisik juga
diperlukan untuk catatan dan dokumen. Catatan dan dokumen
adalah objek fisik di mana transaksi akan dicantumkan serta
diikhtisarkan. Perusahaan lebih baik mengeluarkan biaya untuk
penjagaan catatan dan dokumen serta biaya untuk pembuatan
catatan pengganti daripada menanggung risiko kerugian atas
hilangnya catatan dan dokumen.
4) Pemeriksaan independen atas kinerja
Pemeriksaan harus independen karena pemeriksaan umumnya
akan lebih efektif apabila dilaksanakan oleh orang lain yang tidak
bertanggung jawab atas jalannya operasi yang diperiksa.
Manajemen melakukan pemeriksaan atas kinerja berfungsi untuk
menilai pekerjaaan karyawan apakah pelaksanaan pekerjaan
tersebut sudah sesuai dengan prosedur atau belum, menilai kinerja
sesungguhnya dibandingkan dengan jumlah menurut anggaran,
atau jumlah tahun yang lalu.
5) Desain dan penggunaan dokumen serta catatan yang memadai
Desain dan penggunaan catatan yang memadai membantu
untuk memastikan pencatatan yang akurat dan lengkap atas seluruh
data transaksi yang berkaitan. Desain dokumen yang sederhana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
akan meminimalkan kemungkinan kesalahan pencatatan, dan
mendukung pencatatan yang efisien. Dokumen harus memiliki
ruang untuk tanda tangan pihak yang berwenang untuk
mengotorisasi transaksi dan dokumen harus diberikan nomor urut
tercetak, agar penggunaan dokumen dapat
dipertanggungjawabkan.
e. Pemantauan (Monitoring)
Pemantauan adalah proses penilaian kualitas kinerja pengendalian
intern sepanjang waktu. Pemantauan dilaksanakan oleh personel yang
berwenang melakukannya, untuk menentukan apakah pengendalian
intern beroperasi sebagaimana yang diharapkan, dan untuk
menentukan apakah pengendalian intern berubah/tidak. Pemantauan
mencakup:
1) Supervisi yang efektif
Supervisi yang efektif mencakup melatih dan mendampingi
pegawai, mengawasi kinerja pegawai, mengoreksi kesalahan, dan
melindungi aset dengan cara mengawasi pegawai yang memiliki
akses terhadap aset perusahaan.
2) Audit internal
Audit internal mencakup peninjauan ulang keandalan dan
integritas informasi keuangan dan operasional serta menyediakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
penilaian keefektifan pengendalian internal. Audit internal juga
mencakup penilaian kesadaran pegawai terhadap prosedur dan
kebijakan manajemen, hukum dan peraturan yang berlaku,
mengevaluasi efisiensi dan keefektifan manajemen.
F. Pengujian Kepatuhan dengan Attribute Sampling
1. Pengertian Attribute Sampling
Menurut Mulyadi (2002: 253) auditor dalam menentukan sampel
untuk melakukan pengujian terhadap karakteristik sebagai bukti dapat
ditempuh dengan salah satu cara yaitu statistical sampling. Statistical
sampling terdiri dari dua yaitu attribute sampling dan variable sampling.
Attribute sampling digunakan terutama untuk menguji efektivitas
pengendalian intern dalam pengujian pengendalian, sedangkan variable
sampling digunakan untuk menguji nilai rupiah yang tercantum pada akun
dalam pengujian substantif. Penelitian ini akan melakukan pengujian
kepatuhan, maka model sampel yang akan digunakan adalah attribute
sampling.
2. Model Attribute Sampling
Menurut Mulyadi (2002) Attribute Sampling memiliki tiga model, yaitu:
a. Fixed-Sample-Size Attribute Sampling
Model ini digunakan untuk memperkirakan persentase terjadinya
mutu tertentu dalam suatu populasi. Model ini terutama digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
jika auditor melakukan pengujian pengendalian terhadap suatu
unsur pengendalian intern, dan auditor tersebut memperkirakan
akan menjumpai beberapa penyimpangan (kesalahan). Prosedur
pengambilan sampel ini adalah:
1) Penentuan attribute yang akan diperiksa untuk menguji
efektivitas pengendalian intern.
2) Penentuan populasi yang akan diambil sampelnya.
3) Penentuan besarnya sampel.
4) Pemilihan anggota sampel dari seluruh anggota populasi.
5) Pemeriksaan terhadap attribute yang menunjukkan efektivitas
unsur pengendalian intern.
6) Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap attribute anggota sampel.
b. Stop-Or-Go Sampling
Model ini sering disebut juga decision attribute sampling. Model
ini dapat mencegah dari pengambilan sampel yang terlalu banyak,
yaitu dengan cara menghentikan pengujian sedini mungkin. Model
ini digunakan jika auditor yakin bahwa kesalahan yang
diperkirakan dalam populasi yang sangat kecil. Dalam stop-or-go
sampling ini, jika auditor tidak menemukan adanya
penyimpangan/menemukan jumlah penyimpangannya tertentu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
yang telah ditetapkan, maka dapat menghentikan sampelnya.
Prosedur pengambilan sampel dalam menggunakan stop-or-go
sampling adalah:
1) Menentukan desired upper precision limit (DUPL) dan tingkat
keandalan (R). Auditor disarankan untuk memilih tingkat
keandalan 90%, 95%, dan 97,5%.
2) Menggunakan tabel besarnya sampel minimum untuk
pengujian pengendalian guna menentukan sampel pertama
yang harus diambil.
3) Membuat tabel stop-or-go decision
4) Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap sampel
Jika AUPL (Achieved Upper Precision Limit) = DUPL (Desire
Upper Precision Limit), maka pengendalian intern dikatakan
efektif. Jika pengambilan sampel sampai dengan empat kali
dan hasilnya AUPL > DUPL maka pengendalian intern
dikatakan tidak efektif. Dalam keadaan seperti ini peneliti
dapat menggunakan model fixed-sample-size attribute
sampling sebagai alternatif untuk melanjutkan pemeriksaan.
c. Discovery Sampling
Model pengambilan sampel ini cocok digunakan jika tingkat
kesalahan yang diperkirakan dalam populasi sangat rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
(mendekati nol). Discovery sampling dipakai oleh auditor untuk
menemukan kecurangan, pelanggaran yang serius dari unsur
pengendalian intern, dan ketidakberesan yang lain. Prosedur
pengambilan sampel model ini adalah:
1) Tentukan attribute yang akan diperiksa
2) Tentukan populasi dan besar populasi yang akan diambil
sampelnya.
3) Tentukan tingkat keandalan
4) Tentukan desired upper precision limit
5) Tentukan besarnya sampel
6) Periksa attribute sample
7) Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap karakteristik sampel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi kasus, yaitu melakukan penelitian
terhadap objek tertentu yang populasinya terbatas sehingga hasil kesimpulan yang
diambil dari penelitian ini hanya berlaku bagi objek yang diteliti dan berlaku pada
waktu tertentu. Penelitian ini dilakukan secara langsung di PD BPR Bank Sleman
dan hasil penelitian hanya berlaku untuk PD BPR Bank Sleman.
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek penelitian, meliputi:
a. Direktur PD. BPR Bank Sleman Yogyakarta
b. Kepala bagian kredit
c. Bagian pembahas kredit.
d. Bagian pelaksana kredit.
e. Bagian administrasi kredit
2. Objek penelitian, meliputi:
a. Prosedur-prosedur yang diterapkan dalam sistem pemberian kredit.
b. Komponen-komponen pengendalian intern.
c. Dokumen pemberian kredit yang digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PD BPR Bank Sleman di Jl. Magelang Km. 10
Tridadi, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55511.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama bulan Maret sampai dengan Mei 2016 di
PD BPR Bank Sleman.
D. Data yang Dibutuhkan
1. Sejarah dan gambaran umum bank.
2. Struktur organisasi bank.
3. Deskripsi jabatan.
4. Prosedur permohonan kredit.
5. Prosedur penyidikan dan analisis kredit.
6. Prosedur pengambilan keputusan kredit.
7. Prosedur pencairan kredit.
8. Prosedur administrasi kredit.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan mengadakan
tanya jawab secara langsung untuk memperoleh informasi dari sumber
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
yang bersangkutan atau bagian yang berwenang yang berhubungan dalam
proses pemberian kredit.
Wawancara dibutuhkan untuk memperoleh informasi tentang
gambaran umum PD BPR Bank Sleman, pengendalian intern bank pada
pemberian kredit, dan informasi yang lebih rinci mengenai sistem
pemberian kredit, serta dokumen yang digunakan dalam pemberian kredit.
2. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan pengamatan
secara langsung pada objek kajian. Tujuan observasi ini adalah untuk
memperoleh tambahan data yang mendukung penelitian seperti tahap
pemberian kredit dan informasi lainnya mengenai praktik pekreditan bank.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan melihat
dokumen, arsip, catatan-catatan yang terdapat ada di PD BPR Bank
Sleman. Teknik dokumentasi dibutuhkan untuk memperoleh informasi
data mengenai prosedur dan dokumen permohonan kredit, prosedur dan
dokumen pencairan kredit, dan dokumen administrasi kredit.
F. Teknik Analisis Data
1. Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab permasalahan yang
pertama mengenai pengendalian intern prosedur pemberian kredit yang
terdapat pada BPR Bank Sleman sesuai dengan unsur pengendalian intern
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
menurut COSO adalah menggunakan teknik analisis deskriptif. Langkah –
langkah teknik analisis data yang dilakukan adalah:
a. Mendeskripsikan sistem pemberian kredit yang terdapat pada BPR
Bank Sleman.
b. Mendeskripsikan kesesuaian prosedur pemberian kredit yang terdapat
pada BPR Bank Sleman dengan unsur-unsur pengendalian intern
menurut COSO yang meliputi lingkungan pengendalian, informasi dan
komunikasi, penaksiran risiko, aktivitas pengendalian, dan
pemantauan.
2. Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab permasalah yang
kedua mengenai menentukan efektivitas pengendalian intern sistem
pemberian kredit dengan melakukan pengujian kepatuhan Stop-or-Go
Sampling (Mulyadi: 2002). Stop-or-Go Sampling dapat mencegah peneliti
dari pengambilan sampel yang terlalu banyak, yaitu dengan cara
menghentikan pengujian sedini mungkin. Langkah-langkah teknik analisis
data yang dilakukan adalah:
a. Menentukan attribute yang akan diperiksa, yaitu:
Attribute I : Pemberian tanda tangan oleh pihak yang berwenang.
Attribute II : Kelengkapan surat keputusan kredit, dengan adanya
dokumen-dokumen pendukung yang diperlukan.
Attribute III : Pemberian nomor urut pada dokumen kredit dan
penggunaannya dapat dipertanggung jawabkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
b. Menentukan sampel yang akan diambil
Dalam pengujian kepatuhan terhadap sistem pemberian kredit, sampel
yang akan diambil adalah dokumen-dokumen pemberian kredit beserta
dokumen pendukung lainnya PD BPR Bank Sleman pada bulan Juni-
September tahun 2014.
c. Menentukan tingkat keandalan (R%) dan DUPL.
Tingkat keandalan (R%) adalah probabilitas benar dalam
mempercayai efektivitas struktur pengendalian intern. Desired Upper
Precision Limit (DUPL) yaitu tingkat kesalahan maksimum yang
dapat diterima. Pada prosedur ini peneliti menentukan tingkat
keandalan yang akan dipilih dan tingkat kesalahan maksimum yang
masih diterima. Tabel yang tersedia dalam stop-or-go sampling
menyarankan peneliti untuk memilih tingkat kepercayaan 90%, 95%,
dan 97,5%.
d. Menentukan sampel pertama yang harus diambil dengan
menggunakan tabel besarnya sampel minimum
Tabel 3.1 Tabel Besarnya Sampel Minimum untuk Pengujian
Pengendalian
Acceptable Upper
Precision Limit
Sample Size Based on Confidence Levels
90% 95% 97.5%
10% 24 30 37
9% 27 34 42
8% 30 38 47
7% 35 43 53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
6% 40 50 62
Tabel 3.1 Tabel Besarnya Sampel Minimum untuk Pengujian
Pengendalian (lanjutan)
Acceptable Upper
Precision Limit
Sample Size Based on Confidence Levels
90% 95% 97.5%
5% 48 60 74
4% 60 75 93
3% 80 100 124
2% 120 150 185
1% 240 300 370
Sumber: Mulyadi (2002: 265)
Dengan tingkat keandalan (R%) 95% dan AUPL 5%, maka besarnya
sampel yang dapat diambil dalam penelitian sebanyak 60, berdasarkan
tabel 3.1 (Tabel Besarnya Sampel Minimum untuk Pengujian
Pengendalian).
e. Memilih anggota sampel dari seluruh anggota populasi secara acak.
Pemilihan sampel harus dilakukan secara acak agar setiap anggota
populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi
anggota sampel. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive
sampling, purposive sampling adalah pengambilan sampel yang
dilakukan berdasarkan suatu kriteria tertentu. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan metode pengambilan sampel ini karena
pengambilan sampel bertujuan untuk melihat bahwa sampel yang
dipilih sudah memenuhi attribute yang sudah ditentukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
f. Pemeriksaan terhadap attribute yang menunjukkan efektivitas
pengendalian intern.
Dalam pengujian kepatuhan, atribut yang sudah ditentukan di atas
diuji apakah ketiga atribut tersebut ada pada sampel yang diambil.
g. Membuat tabel stop-or-Go Decision
Tabel stop-or-go decision berisi informasi tentang jumlah sampel awal
dan tindakan yang harus diambil jika terdapat kesalahan. Cara
penyusunan tabel stop-or-Go Decision yaitu:
Tabel 3.2 Tabel Stop-or-Go Decision
Langkah Besarnya sampel
kumulatif yang
digunakan
Berhenti jika
kesalahan
kumulatif
yang terjadi
sama dengan
Lanjutkan ke
langkah
berikutnya
jika kesalahan
yang terjadi
sama dengan
Lanjutkan ke
langkah 5 jika
kesalahan
paling tidak
sebesar
1 60 0 1 4
2 96 1 2 4
3 126 2 3 4
4 156 3 4 4
5 Pengujian kepatuhan menggunakan fixed-sample-size-attribute
sampling
Sumber: Mulyadi (2002: 266)
1) Langkah 1
Apabila pemeriksaan terhadap 60 anggota sampel tidak ditemukan
kesalahan, tingkat kesalahan sama dengan 0, maka pengambilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
sampel dapat dihentikan karena AUPL = DUPL. AUPL dihitung
dengan rumus:
AUPL =
Tabel 3.3 Attribute Sampling Table for Determining Stop-or-Go
Sampling Sizes dan Upper Precision Limit Population
Occurrence Rate Based on Sample Results
Number of
Occurrences
Confidence Levels
90% 95% 97,5%
0 2,4 3,0 3,7
1 3,9 4,8 5,6
2 5,4 6,3 7,3
3 6,7 7,8 8,8
4 8,0 9,2 10,3
5 9,3 10,6 11,7
6 10,6 11,9 13,1
7 11,8 13,2 14,5
8 13,0 14,5 15,8
9 14,3 16,0 17,1
10 15,5 17,0 18,4
(Sumber: Mulyadi, 2002: 268)
2) Langkah 2
Apabila dalam pemeriksaan terhadap 60 sampel pertama
ditemukan ada kesalahan sebesar 1, maka confidence level factor
pada R% = 95% adalah sebesar 4,8 dan AUPL = 4,8/60 adalah 8%.
Oleh karena AUPL > DUPL, maka peneliti perlu mengambil
sampel tambahan. Sampel tambahan ini dihitung dengan rumus:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Sample size =
Berdasarkan rumus tersebut, besar sampel dihitung 4,8/5% = 96.
Angka besarnya sampel kemudian dicantumkan di kolom
“Besarnya Sampel Kumulatif yang Digunakan” di baris langkah
ke-2.
3) Langkah 3
Apabila dalam pemeriksaan terhadap 96 anggota sampel pada
langkah 2 tersebut ditemukan ada kesalahan atau penyimpangan
sebesar 2, maka diperlukan tambahan anggota sampel. Pada
confidence level factor pada R% = 95% adalah sebesar 6,3 dan
AUPL = 6,3/5% = 126 buah. Angka besarnya sampel kemudian
dicantumkan di kolom “Besarnya Sampel Kumulatif yang
Digunakan” di baris langkah ke-3.
4) Langkah 4
Apabila dalam pemeriksaan terhadap 126 anggota sampel pada
langkah 3 tersebut, peneliti ditemukan ada kesalahan atau
penyimpangan sebesar 3, maka diperlukan tambahan anggota
sampel. Besarnya sampel tambahan dihitung 7,8/5% = 156 buah.
Angka besarnya sampel kemudian dicantumkan di kolom
“Besarnya Sampel Kumulatif yang Digunakan” di baris langkah
ke-4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Apabila dalam 156 anggota sampel tersebut hanya terdapat 3
kesalahan, maka AUPL sama dengan DUPL, peneliti akan
mengambil kesimpulan bahwa pengendalian intern sudah efektif.
Namun, apabila dalam 156 anggota sampel tersebut ditemukan
kesalahan atau penyimpangan sebesar 4, maka AUPL = 9,2%/156
=5,9%. Dalam keadaan ini dapat disimpulkan bahwa pengendalian
intern yang ada tidak efektif dan peneliti harus beralih ke langkah
kelima yaitu dapat menggunakan fixed-size-attribute sampling
sebagai alternatif.
h. Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap sampel
Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap sampel dilakukan dengan cara
membandingkan tingkat kesalahan maksimum yang dapat diterima
(DUPL) dengan tingkat kesalahan yang dicapai (AUPL). Apabila
AUPL = DUPL, maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern
efektif, tetapi bila AUPL > DUPL, maka dapat disimpulkan bahwa
pengendalian intern tidak efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah PD BPR Bank Sleman
PD BPR Bank Sleman dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten
Sleman Nomor 3 Tahun 1962 tanggal 19 Mei 1962 tentang Mengadakan Bank
Pasar. Keberadaannya kemudian dikukuhkan dengan Keputusan Bupati Nomor
6/K/1969 tanggal 21 Januari 1969 tentang Penetapan bank-bank pasar dan
Keputusan Bupati Sleman Nomor 3/K/1970 tanggal 24 Maret 1970 tentang
Pedoman Pelaksanaan Bank Pasar Daerah Kabupaten Sleman. Sejak tahun 1970
inilah, PD BPR Bank Sleman yang pada saat pendiriannya bernama “Bank Pasar”
ini memulai aktivitasnya di bidang perbankan.
Seiring perkembangan usahanya, kemudian diterbitkan Keputusan Bupati
Kepala Daerah Tingkat II Sleman Nomor 076/Kep. KDH/1981, tanggal 21 Juli
1981, tentang Anggaran Dasar Sementara Perusahaan Daerah “Bank Pasar”
Kabupaten Dati II Sleman. Anggaran Dasar Sementara tersebut lalu
disempurnakan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Dati II Sleman Nomor 15
tahun 1983 tanggal 21 Juni 1983 yang disahkan dengan Keputusan Gubernur
Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 209/KPTS/1983, tanggal 21
November 1983 dan telah mendapat Surat Keterangan Ijin Usaha Bank Pasar dari
Menteri Keuangan Republik Indonesia, Nomor S-387/MK.11/1981, tanggal 28
November 1981.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Dati II Sleman, Nomor 30
Tahun 1995, tanggal 6 September 1995 yang disahkan oleh Gubernur Daerah
Istimewa Yogyakarta melalui Surat Keputusan Nomor 95/KPTS/1996 tertanggal
15 April 1996 dan diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Dati II
Sleman Nomor 3, Seri D tanggal 30 Juni 1996, bentuk hukum perusahaan ini
dirubah menjadi PD Bank Perkreditan Rakyat “Bank Pasar” Kabupaten Dati II
Sleman.
Perubahan terakhir pada tahun 2008 adalah penyempurnaan Peraturan
Daerah Kabupaten Sleman Nomor 2 Tahun 2008 tentang Perusahaan Daerah
Bank Perkreditan Rakyat Bank Sleman tertanggal 16 Januari 2008 dan telah
diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2008 Nomor 1
Seri D tanggal 18 Januari 2008. Perubahan tersebut telah mendapat persetujuan
Bank Indonesia melalui Surat Keputusan Pemimpin Bank Indonesia Yogyakarta
No. 10/2/KEP.PBI/Yk/2008 tanggal 18 Februari 2008.
B. Lokasi PD BPR Bank Sleman
BPR Bank Sleman memiliki kantor pusat yang berada di Jl. Magelang
Km. 10, Tridadi Sleman, Yogyakarta dan kantor cabang yang berada di Jl.
Godean Km. 10, Geneng, Sidoagung, Godean, Sleman. Selain itu, BPR Bank
Sleman memiliki 16 kantor kas yang terletak di beberapa pasar daerah Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
C. Visi dan Misi
1. Visi
PD BPR Bank Sleman memiliki visi yang merupakan cita-cita yang ingin
dicapai yaitu
“Mewujudkan bank yang Sehat, Profesional dan Berdaya Saing”.
Penyataan visi ini mengandung harapan agar kedepannya PD BPR Bank
Sleman semakin sehat, dikelola secara professional, dan mempunyai daya
saing yang baik.
a. Sehat
Memiliki kinerja keuangan yang sehat berdasarkan rasio-rasio
keuangan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Profesional
1) Dikelola secara professional berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola
perusahaan yang baik (good corporate governance), dengan
berlandaskan pada prinsip kehati-hatian (prudent).
2) Memiliki sumber daya manusia yang berkualitas, kompeten dan
kapabel, jujur, disiplin, bersemangat, bertanggung jawab, dan
berpengalaman.
c. Berdaya saing
Memiliki produk dan layanan yang berkualitas, inovatif dan dapat
memenuhi kebutuhan nasabah secara optimal yang didukung fasillitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
infrastruktur operasional dan pelayanan yang memadai, sesuai dengan
perkembangan dan mengutamakan pelayanan prima.
2. Misi
a. Mempertahankan tingkat kesehatan bank
1) Meningkatkan tingkat kesehatan
2) Mengurangi resiko likuiditas dan kredit
b. Meningkatkan kualitas pengelolaan
1) Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia
2) Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana operasional
3) Meningkatkan kapasitas pengelolaan yang optimal dan efisien
c. Meningkatkan daya saing
1) Meningkatkan peran dalam perekonomian daerah.
2) Meningkatkan partisipasi masyarakat dan swasta dalam aktivitas
perbankan.
3) Meningkatkan jangkauan pemasaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
D. Struktur Organisasi
Gambar 4. 1
Bagan Struktur Organisasi
PD BPR Bank Sleman
Bagian
Dana
Bagian Kredit
Konsumer
Bagian Kredit
Umum
Bagian
Pelayanan
Bagian Administrasi,
Akuntansi & IT
Bagian
HC
Dewan Pengawas
Direktur
Direktur Utama
SKAI
Divisi Pemasaran Divisi Operasional
Bagian Umum,
Sekretariat
Kantor
Cabang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
E. Uraian Tugas
1. Dewan Pengawas
a. Menetapkan kebijaksanaan umum, menjalankan pengawasan,
pengendalian dan pembinaan terhadap PD BPR Bank Sleman.
b. Menyusun tata cara pengawasan dan pengelolaan PD BPR Bank
Sleman.
c. Melakukan pengawasan atas pengurusan PD BPR Bank Sleman.
d. Menetapkan kebijaksanaan Anggaran dan Keuangan PD BPR Bank
Sleman.
e. Melakukan pembinaan dan pengembangan PD BPR Bank Sleman.
2. Direksi
a. Menyusun perencanaan, melaksanakan koordinasi dalam pelaksanaan
tugas antar anggota Direksi dan melakukan bimbingan serta
pengendalian seluruh kegiatan operasional PD BPR Bank Sleman
berdasarkan asas keseimbangan dan keserasian.
b. Memimpin PD BPR Bank Sleman berdasarkan kebijaksanaan umum
yang ditetapkan oleh Dewan Pengawas
c. Menetapkan kebijaksanaan untuk melaksanakan pengurusan dan
pengelolaan PD BPR Bank Sleman berdasarkan kebijaksanaan umum
yang ditetapkan oleh Dewan Pengawas.
d. Menyusun dan menyampaikan Rencana Kerja Tahunan dan Anggaran
PD BPR Bank Sleman kepada Dewan Pengawas yang meliputi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
kebijaksanaan dibidang organisasi, perencanaan, perkreditan,
keuangan, human capital, umum dan pengawasan untuk mendapatkan
pengesahan.
e. Menyusun dan menyampaikan laporan perhitungan hasil usaha berkala
dan kegiatan PD BPR Bank Sleman tiap-tiap 3 (tiga) bulan sekali
kepada Bupati Sleman melalui Dewan Pengawas.
f. Menyusun dan menyampaikan Laporan Tahunan yang terdiri atas
Neraca dan perhitungan Laba/Rugi PD BPR Bank Sleman yang telah
diaudit kepada Bupati Sleman melalui Dewan Pengawas untuk
mendapatkan pengesahan.
g. Direksi terdiri dari Direktur Utama dan Direktur. Pembagian tugas
antara Direktur Utama dan Direktur ditetapkan dengan keputusan
Direksi, setelah mendapatkan persetujuan Dewan Pengawas.
3. Satuan Kerja Audit Internal
a. Melaksanakan pengawasan intern atas kegiatan-kegiatan PD BPR
Bank Sleman.
b. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan kegiatan operasional PD
BPR Bank Sleman.
c. Mengawasi dan memberikan penilaian terhadap kegiatan PD BPR
Bank Sleman secara berkala.
d. Melakukan audit atas adminitrasi keuangan dan pengelolaan
penggunaan dana seluruh kekayaan miliki PD BPR Bank Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
e. Melakukan audit atas agunan yang diterima PD BPR Bank Sleman.
f. Memberikan saran dan pertimbangan tentang langkah-langkah dan
atau tindakan-tindakan yang perlu diambil dibidang tugasnya.
4. Divisi Pemasaran
a. Memasarkan dan menyalurkan dana dalam bentuk kredit dan
menghimpun dana dari masyarakat atau lembaga lainnya yang tidak
bertentangan dengan peraturan-peraturan yang berlaku.
b. Memberikan putusan kredit sebagaimana yang ditentukan oleh
Direksi.
c. Melakukan negoisasi dengan pihak terkait baik dana maupun kredit.
d. Mengusulkan kepada Direksi terhadap permohonan kredit diatas
kewenangannnya.
e. Merencanakan dan melaksanakan kebijakan strategik baik kredit
maupun dana.
f. Menghimpun dan mengelola dana dari masyarakat dalam bentuk
deposito berjangka, tabungan dan bentuk lainnya yang dipersamakan
dengan itu serta dana kerjasama dan dana lainnya.
g. Melakukan adminitrasi keuangan baik dalam menghimpun dana dari
masyarakat maupun pengelolaan kredit.
h. Memberikan saran dan pertimbangan tentang langkah-langkah dan
atau tindakan-tindakan yang perlu diambil sesuai dibidang tugasnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
5. Divisi Operasional
a. Merencanakan, mengkoordinasikan, mengevaluasi, serta melaporkan
kebijaksanaan penyelenggaraan kegiatan dan keuangan, akuntansi,
adminitrasi, IT, pelayanan, human capital, umum, dan kesekretariat.
b. Melakukan pengumpulan, penyusunan, pengolahan dan mengikuti
pelaksanaan kebijaksanaan ekonomi pemertintah, terutama di bidang
moneter dan perbankan.
c. Mengelola serta memonitor kas, dokumen dan surat-surat berharga.
d. Memonitor kegiatan pelayanan intern dan ekstern.
e. Melakukan evaluasi dari laporan-laporan setiap Bagian
f. Merencanakan program pelatihan dan monitoring implementasi
pendidikan.
F. Produk-produk PD BPR Bank Sleman
1. Produk Kredit
Produk layanan kredit merupakan solusi bagi masyarakat yang
membutuhkan dana, baik untuk keperluan konsumtif dan investasi
maupun pemenuhan modal kerja usaha produktif. PD BPR Bank Sleman
menyediakan beberapa alternatif layanan kredit, yang disesuaikan dengan
tujuan penggunaan dan karakteristik debitur yang menggunakannya.
Beberapa produk layanan kredit antara lain adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
a. Kredit Konsumer (Multiguna)
Kredit Pegawai atau Konsumer adalah produk layanan kredit
yang disediakan bagi para pegawai negeri (PNS), anggota TNI/Polri,
dan BUMN/BUMD. Selain dapat menjadi alternatif solusi bagi
pemenuhan keuangan untuk kebutuhan investasi, kredit pegawai juga
banyak digunakan sebagai modal kerja kegiatan ekonomi produktif
untuk peningkatan taraf kesejahteraan hidup.
b. Kredit UMKM (Multiusaha)
1) Kredit Krisan adalah fasilitas kredit yang memiliki berbagai
fleksibilitas dan kemudahan disediakan khusus bagi para pelaku
usaha kecil dan mikro yang sedang tumbuh dan berkembang, agar
memiliki kesempatan mendapatkan fasilitas pinjaman dana
bergulir dengan suku bunga pinjaman yang sangat murah, baik
bagi kebutuhan modal kerja usaha, pembelian alat produksi
ataupun pengembangan usaha yang lainnya.
2) Kredit Krido merupakan produk layanan yang disalurkan kepada
para pelaku usaha penerima layanan kredit krisan yang
memperpanjang kerjasama kemitraannya dengan PD BPR Bank
Sleman.
3) Kredit Umum merupakan fasilitas kredit yang disediakan bagi
masyarakat umum, khususnya para pengusaha. Kredit umum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
merupakan solusi praktis bagi para pengusaha yang sedang
mengembangkan usahanya. Selain sebagai modal kerja, kredit
umum juga dapat digunakan sebagai pilihan pemenuhan dana
investasi produktif.
2. Produk Simpanan
a. Tabungan
Produk layanan tabungan di PD BPR Bank Sleman dapat
memberikan beragam keuntungan bagi nasabah. Selain sangat
fleksibel, dana tabungan nasabah juga aman karena dijamin oleh
pemerintah melalui Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Produk
tabungan Bank Sleman dapat dijadikan jaminan kredit di PD BPR
Bank Sleman. Terdapat beberapa produk tabungan yang disediakan
untuk berbagai rencana investasi masyarakat antara lain adalah:
1) Tabungan Bank Sleman adalah salah satu produk tabungan yang
ditujukan bagi masyarakat untuk melakukan investasi yang lebih
mengutamakan manfaat menabung pada jangka panjang. Selain
sebagai produk simpanan dana masyarakat umum, tabungan ini
digunakan sebagai tabungan wajib para debitur penerima kredit
tertentu di PD BPR Bank Sleman dan tabungan untuk penerimaan
gaji perangkat desa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
2) Tabungan Mutiara adalah produk tabungan yang diperuntukkan
bagi masyarakat umum ataupun perusahaan sesuai dengan
persyaratan untuk solusi kebutuhan transaksi dan investasi.
Tabungan ini memiliki keunggulan berupa fasilitas layanan kartu
ATM yang dapat digunakan untuk bertransaksi di seluruh
nusantara. Produk tabungan ini memberikan peluang bagi nasabah
untuk mendapatkan aneka hadiah melalui proses pengundian
secara terbuka setiap tahun sekali.
3) Tabungan Arofah adalah produk tabungan yang disediakan khusus
bagi masyarakat untuk mewujudkan niat suci menjalankan Ibadah
Haji dan Umrah. Produk tabungan ini tanpa bunga, dan hanya
digunakan sebagai tabungan persiapan haji.
4) Tabungan TAPEN (Tabungan Pensiun) adalah produk tabungan
yang diperuntukkan bagi para pegawai (PNS, Swasta, TNI, Polri,
dll) atau pelaku usaha yang tidak memiliki jaminan kesejahteraan
di masa purnakarya (pensiun) sebagai solusi investasi. TAPEN
(Tabungan Pensiun) juga sangat cocok menjadi solusi mengurangi
dampak risiko kerja seperti PHK.
5) Tamasya Plus (Tabungan Masyarakat Yogyakarta Plus) adalah
tabungan bersama yang diselenggarakan oleh 43 BPR se-DIY
dibawah naungan Yayasan PERBARINDO DIY. Produk tabungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
ini memiliki bunga yang kompetitif dan memberikan peluang bagi
nasabah untuk meraih hadiah undian menarik.
6) Tabungan SimPel (Simpanan Pelajar) adalah produk tabungan
yang khusus dipersembahkan bagi pelajar (PAUD, TK, SD, MI,
SMP, MTS, SMA, MA, dan SMK), atau sederajat yang berusia di
bawah 17 tahun dan belum memiliki KTP. Tabungan SimPel
merupakan produk tabungan pelajar yang diterbitkan secara
nasional untuk meningkatkan budaya menabung sejak dini di
kalangan pelajar Indonesia.
b. Deposito Berjangka
Deposito Berjangka adalah produk layanan simpanan berjangka
waktu tertentu. Deposito merupakan alternatif investasi yang sangat
prospektif karena menawarkan suku bunga yang sangat kompetitif.
Layanan investasi dana melalui Deposito di PD BPR Bank Sleman
juga pasti aman karena dana masyarakat dijamin oleh pemerintah
melalui Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Sistem Pemberian Kredit di PD BPR Bank Sleman
Kredit yang terdapat pada PD Bank Perkreditan Rakyat Bank Sleman
terbagi atas dua kelompok yaitu Kredit Konsumer dan Kredit UMKM. Kredit
Pegawai atau Konsumer diberikan kepada calon nasabah yang berstatus karyawan
yang memiliki penghasilan tetap. Fasilitas kredit dilakukan secara kolektif yang
didasari kerjasama antara Bank dengan pihak instansi/perusahaan. Sedangkan
kredit UMKM dapat diberikan kepada calon nasabah dari berbagai sektor, baik
kepada pelaku usaha UMKM atau masyarakat umum khususnya pengusaha.
Agar kegiatan pemberian kredit dapat berjalan dengan baik dan lancar,
maka diperlukan sistem kredit yang sesuai dengan kebijakan bank yang dapat
mendukung berlangsungnya kegiatan kredit lebih efektif dan efesien. Sistem
pemberian kredit terdiri dari suatu jaringan prosedur yang dibuat sesuai dengan
pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pelaksanaan pemberian kredit
yang mencakup tahapan permohonan kredit sampai dengan pencairan kredit.
Sistem pemberian kredit yang jelas dan terinci membantu calon nasabah untuk
memahami proses kegiatan kredit dan membantu pihak bank supaya calon
nasabah dapat tertarik untuk mengajukan permohonan kredit.
Untuk menjawab permasalahan pertama, berikut ini akan diuraikan
deskripsi dan analisis dari data yang diperoleh dalam penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
1. Prosedur pemberian kredit pada BPR Bank Sleman
a. Permohonan kredit
1) Calon debitur mengajukan permohonan kredit kepada
Customer Service.
2) Customer Service memberikan informasi mengenai jenis
kredit yang akan diajukan kepada nasabah dan kemudian
memberikan Formulir Permohonan Kredit (FPK) yang sesuai
dengan jenis kredit kepada calon debitur untuk diisi dan
dilengkapi persyaratannya.
3) Calon Debitur mengisi Formulir Permohonan Kredit (FPK)
dan menyerahkan kembali kepada Customer Service dengan
melampirkan kelengkapan persyaratan kredit yang harus
dipenuhi seperti fotocopy KTP, fotocopy surat nikah (apabila
sudah menikah) atau Kartu Keluarga, dan berkas-berkas
lainnya serta jaminan kredit bisa berupa Sertifikat Tanah atau
Sertifikat Tempat Usaha, BPKB, dan jaminan lainnya.
4) Customer Service menyerahkan Formulir Permohonan Kredit
(FPK) beserta berkas-berkas persyaratan kredit kepada Bagian
Kredit yang berwenang untuk dilakukan survei dan analisis
kredit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
b. Survei dan Analisis kredit
1) Account Officer (AO) melakukan survei kepada calon debitur
dengan cara melakukan kunjungan secara langsung ke tempat
tinggal atau tempat usaha dari calon debitur untuk mendapat
informasi mengenai 5C. Bagian Appraisal melakukan
penilaian mengenai yang diajukan oleh calon nasabah dengan
cara mencocokkan kebenaran data antara dokumen jaminan
yang diajukan dengan keadaan fisik jaminan di lapangan.
2) Account Officer mengisi laporan analisa kredit berdasarkan
hasil peninjauan langsung dengan mempertimbangkan analisis
kredit 5C (Character, Capital, Collateral, Capacity dan
Condition). Bagian Appraisal mengisi laporan berupa berita
acara penilaian agunan/benda jaminan berdasarkan survei
yang sudah dilakukan. Setelah itu diserahkan kepada Bagian
Kredit yang berwenang.
3) Bagian Kredit meneliti seluruh berkas-berkas calon debitur
berupa FPK, jaminan kredit, persyaratan, laporan analisa
kredit dan, dan laporan penilaian jaminan. Kemudian Bagian
Kredit memasukkan data calon debitur ke buku register
permohonan peminjaman dan berkas-berkas tersebut
diserahkan kepada Direksi untuk membahas dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
memputuskan permohonan kredit calon debitur tersebut akan
disetujui atau ditolak.
c. Keputusan Pemberian Kredit
1) Direksi memeriksa laporan penilaian calon debitur dan
membuat keputusan, apabila permohonan kredit ditolak maka
pihak bank akan menghubungi calon debitur untuk
memberitahukan informasi mengenai hasil putusan kredit.
2) Apabila permohonan kredit disetujui maka Direksi
menyerahkan laporan penilaian calon debitur kepada Bagian
Adminitrasi dan pihak bank memberitahukan kepada calon
debitur bahwa pengajuan kreditnya disetujui. Bagian
Adminitrasi Kredit mempersiapkan dan membuat perjanjian
kredit untuk calon debitur.
3) Bagian Administrasi Kredit membuat kuintansi pencairan
kredit terdiri dari 3 rangkap dan slip setoran kredit terdiri dari
2 rangkap, kemudian diserahkan ke Bagian Teller.
4) Perjanjian Kredit dan Surat Kuasa Pemotongan Gaji/Surat
Kuasa Hak Tanggung dan Jual diserahkan kepada Direksi
untuk ditandatangani bersama dengan debitur.
5) Semua berkas debitur terdiri atas persyaratan, formulir
permohonan kredit, surat jaminan, laporan penilian calon
debitur, perjanjian kredit, dan dokumen-dokumen pendukung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
lain yang telah ditandatangani oleh pihak yang berwenang
diserahkan kembali kepada Bagian Administrasi Kredit untuk
diarsipkan.
6) Bagian Kredit membuat Surat Permohonan Pencairan yang
diserahkan kepada Direksi untuk ditandatangani yang berguna
sebagai bukti persetujuan pencairan dana.
d. Pencairan kredit
1) Bagian Teller menerima kuintansi pencairan kredit dan slip
setoran kredit dari Bagian Adminitrasi Kredit untuk
direalisasikan pencairan kredit kepada debitur.
2) Bagian Teller memeriksa kebenaran kuintansi pencairan
kredit dan slip setoran kredit, kemudian bagian kasir segera
menyiapkan dan menyerahkan pinjaman kepada nasabah
sesuai nominal yang tertera dalam slip tersebut.
3) Kuintansi pencairan kredit terdiri dari 3 rangkap, lembar
pertama diserahkan kepada Bagian Pembukuan, lembar kedua
diserahkan kepada Bagian Administrasi Kredit untuk
diarsipkan dan lembar ketiga diserahkan kepada debitur.
4) Slip Setoran Kredit terdiri dari 2 rangkap, lembar pertama
diserahkan kepada Bagian Pembukuan dan lembar kedua
diserahkan kepada debitur sebagai tanda terima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
e. Pelunasan kredit.
Pelunasan kredit oleh debitur dapat dilakukan oleh Bagian
Teller. Jika debitur telah melunasi pinjaman dengan
menyelesaikan pembayaran angsuran dan bunga angsuran, maka
jaminan akan diberikan kembali kepada debitur.
Secara ringkas gambaran jaringan prosedur yang membentuk
sistem pemberian kredit yang diterapkan oleh PD BPR Bank
Sleman dapat dilihat pada gambar berikut dalam bentuk flowchart
sistem pemberian kredit dibawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Permohonan Kredit
Bagian Customer Service
Keterangan:
FPK: Formulir Permohonan Kredit
KK: Kartu Keluarga
Mulai
Menerima calon
debitur dan
memberikan
penjelasan
mengenai kredit
dan penjelasannya
Memberikan
FPK kepada
calon debitur
Menerima FPK
yang diisi oleh
calon debitur
dan berkas
persyaratan
Jaminan kredit
FPK
Syarat
1
Berupa fotokopi
KTP, fotokopi KK,
fotokopi slip gaji,
foto debitur
Berupa fotokopi
Sertifikat Tanah
atau Tempat Usaha,
fotokopi BPKB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Gambar 5.1
Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit
PD BPR Bank Sleman
Survei dan Analisis Kredit
Bagian Account Officer Bagian Appraisal
Keterangan:
FPK: Formulir Permohonan Kredit
BAPABJ: Berita Acara Penilaian Agunan/Benda Jaminan
AO: Account Officer
1
Jaminan kredit
FPK
Syarat
AO mengisi
laporan analisis
kredit
mengenai 5C
AO melakukan
survei
langsung
kepada calon
debitur
Jaminan kredit
FPK
Syarat
Laporan Analisis
Kredit
2
Jaminan kredit
FPK
Syarat
Laporan Analisis
Kredit
2
Appraisal
melakukan
penilaian
jaminan
Appraisal
mengisi
BAPABJ
Jaminan kredit
FPK
Syarat
BAPABJ
Laporan Analisis
Kredit
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Gambar 5.2
Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit
PD BPR Bank Sleman
Bagian Kredit
Keterangan:
FPK: Formulir Permohonan Kredit
BAPABJ: Berita Acara Penilaian Agunan/Benda Jaminan
3
Jaminan kredit
FPK
Syarat
BAPABJ
Laporan Analisis
Kredit
Bagian Kredit
melakukan
pemeriksaan
berkas-berkas
Buku Register
Permohonan
Pinjaman
Jaminan kredit
FPK
Syarat
BAPABJ
Laporan Analisis
Kredit
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Gambar 5.3
Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit
PD BPR Bank Sleman
Keputusan Pemberian Kredit
Direksi Bagian Administrasi Kredit
Keterangan:
FPK: Formulir Permohonan Kredit
BAPABJ: Berita Acara Penilaian Agunan/Benda Jaminan
PK: Perjanjian Kredit
4
Jaminan kredit
FPK
Syarat
BAPABJ
Laporan Analisis
Kredit
Memberikan
keputusan atas
permohonan kredit
Tidak
Memberitahukan
kepada calon
debitur
Selesai
Ya
Mengotorisasi
pembuatan
PK
Jaminan kredit
FPK
Syarat
BAPABJ
Laporan Analisis
Kredit
5
Jaminan kredit
FPK
Syarat
BAPABJ
Laporan Analisis
Kredit
5
Membuat PK
dan
mempersiapkan
Surat Kuasa
Jaminan kredit
FPK
Syarat
BAPABJ
PK
Surat Kuasa
Laporan Analisis
Kredit
Membuat
kuintansi
pencairan
kredit dan slip
setoran kredit
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Gambar 5.4
Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit
PD BPR Bank Sleman
Bagian Administrasi Kredit Direksi
Keterangan:
FPK: Formulir Permohonan Kredit
BAPABJ: Berita Acara Penilaian Agunan/Benda Jaminan
LAK: Laporan Analisis Kredit
PK: Perjanjian Kredit
Jaminan kredit
FPK
Syarat
BAPABJ
LAK
Surat Kuasa
PK
Kuintansi 3
Kuintansi 2
Kuintansi 1
Slip Setoran 2
Slip Setoran 1
6
N
7
7
Surat Kuasa
PK
Memberikan
otorisasi pada
PK dan Surat
Kuasa
Dilakukan
bersama debitur
Surat Kuasa
PK
9
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Gambar 5.5
Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit
PD BPR Bank Sleman
Pencairan Kredit
Bagian Teller Bagian Pembukuan
Kuintansi 3
Kuintansi 2
Kuintansi 1
Slip Setoran 2
Slip Setoran 1
Melakukan
transaksi
pencairan dana
pinjaman
Kuintansi 3
Kuintansi 2
Kuintansi 1
Slip Setoran 2
Slip Setoran 1
Debitur
11
10
11
Kuintansi 2
Slip Setoran 1
N
Melakukan
pencataan jurnal
Selesai
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Gambar 5.6
Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit
PD BPR Bank Sleman
Bagian Administrasi Kredit
Keterangan:
PK: Perjanjian Kredit
Gambar 5.7
Bagan Alir Sistem Pemberian Kredit
109
Kuintansi 1Surat Kuasa
PK
Melakukan
pemeriksaan
kesesuaian
dokumen
Surat Kuasa
PK
Kuintansi 1
N
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
PD BPR Bank Sleman
2. Dokumen-dokumen dalam pemberian kredit
a. Formulir Permohonan Kredit
Formulir ini disiapkan oleh pihak bank untuk diisi dan
dilengkapi oleh calon nasabah untuk mengajukan permohonan kredit.
Formulir Permohonan Kredit (FPK) yang digunakan ada dua jenis
sesuai dengan kebutuhan, yaitu Formulir Permohonan Kredit Pegawai
(Multiguna) dan Formulir Permohonan Kredit Umum, perbedaan
kedua formulir tersebut hanya terletak pada jaminan kredit dan
lampirannya. Formulir ini memuat data mengenai nasabah, jumlah
kredit yang dimohon, jangka waktu kredit, tujuan kredit, jaminan
kredit, dan data-data lain yang diperlukan bank.
b. Surat Perjanjian Kredit
Surat ini berisi tentang pasal-pasal yang mengatur tentang
perjanjian kredit yang dilakukan antara bank dengan debitur, dimana
debitur berkewajiban membayar kembali pinjaman yang diberikan
oleh kreditur dan perjanjian ini ditandatangani oleh direktur dan
debitur. Pasal-pasal tersebut mengatur tentang beberapa hal seperti
penjelasan jenis kredit, jangka waktu kredit, jumlah kredit, denda,
tujuan kredit, penarikan kredit, pembayaran kredit, pelunasan sebelum
jatuh tempo dan pengalihan kredit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
c. Surat Permohonan Pencairan
Dokumen ini dipersiapkan oleh bagian kredit untuk
diserahkan kepada Direksi sebagai pengajuan persetujuan permohonan
pencairan dana kredit debitur. Permohonan ini berisi informasi tentang
jumlah nominal kredit dan terpenuhinya persyaratan seperti perjanjian
kredit yang sudah ditandatangani, penyerahan asli jaminan dan
pengikatan jaminan dari debitur.
d. Surat Kuasa
Surat kuasa yang digunakan ada dua jenis sesuai dengan
kebutuhan yaitu Surat Kuasa Pemotongan Gaji digunakan untuk
Kredit Pegawai (Multiguna) dan Surat Kuasa Memasang Hak
Tanggung dan Kuasa Jual digunakan untuk Kredit Umum
(Multiusaha). Dokumen ini dipersiapkan oleh pihak bank yang berisi
pernyataan bahwa pihak bank memiliki hak melakukan pemotongan
gaji atau menjual jaminan apabila debitur lalai menjalankan kewajiban
untuk membayar angsuran atau tidak dapat melunasi pembayaran
pinjaman saat jatuh tempo.
e. Laporan Analisa Kredit
Laporan ini dipersiapkan oleh pihak bank dan diisi oleh
Account Officer berisi informasi hasil pemeriksaan secara langsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
mengenai 5C (Character, Capacity, Capital, Condition of Economy,
Collateral) terhadap kelengkapan dan kelayakan berkas/data
permohonan kredit calon debitur sehingga dapat sebagai bahan
pertimbangan direksi dalam proses pengambilan keputusan. Pada
bagian akhir laporan ini terdapat kesimpulan analisis mengenai
kelayakan calon debitur, jumlah pinjaman, jangka waktu, tujuan kredit
dan suku bunga.
f. Berita Acara Penilaian Agunan/Benda Jaminan
Dokumen ini berisi tentang laporan kondisi keadaan tanah dan
bangunan maupun kendaraan bermontor yang dimiliki oleh calon
debitur. Dokumen ini mencakup perincian data jaminan, foto keadaan
tanah/bangunan/tempat usaha dan data-data lainnya. Dokumen
tersebut akan digunakan sebagai bahan pertimbangan pengambilan
keputusan oleh direksi atas permohonan kredit calon debitur.
g. Kuintansi Pencairan Kredit
Kuintansi ini digunakan sebagai bukti bahwa bank telah
mencairkan dana kredit kepada debitur. Kuintansi pencairan kredit
memuat data tentang jumlah nominal kredit, perincian peminjaman,
jumlah potongan pinjaman, jumlah angsuran pokok dan bunga
angsuran.
h. Slip Setoran Kredit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Dokumen ini digunakan sebagai bukti bahwa debitur telah
melakukan pembayaran pinjaman kepada bank.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
B. Analisis Pengendalian Intern dalam Pemberian Kredit
Tabel 5.1 Tabel Analisis Pengendalian Intern PD BPR Bank Sleman berdasarkan Pengendalian Intern COSO
No
Unsur-Unsur
Pengendalian Intern
Teori Pengendalian Intern COSO
Penerapan PD BPR Bank Sleman
Kesesuaian
Sesuai Tidak
Sesuai
Lingkungan Pengendalian
1 Nilai integritas dan
etika
Pemimpin perusahaan memiliki
tanggung jawab untuk menjunjung
tinggi nilai integritas dan etika yang
berlaku dalam lingkungan perusahaan.
Integritas dan nilai etika adalah produk
dari standar etika dan perilaku
perusahaan, serta bagaimana standar itu
dikomunikasikan dan diberlakukan
dalam praktik. Unsur ini meliputi
tindakan manajemen untuk mengurangi
dorongan dan godaan yang mungkin
membuat karyawan melakukan
tindakan tidak jujur, illegal, dan tidak
etis.
BPR Bank Sleman sudah memiliki
kode etik secara tertulis yang
dikeluarkan oleh Bank Indonesia.
Kode etik tersebut berfungsi sebagai
indikator yang mencerminkan
integritas dan nilai-nilai etika yang
harus dipatuhi oleh karyawan. Pada
BPR Bank Sleman kedudukan dewan
pengawas, direktur utama dan direktur
memiliki peran penting dalam
memberikan nilai-nilai keteladanan
kepada seluruh pegawai dengan
memberikan contoh berperilaku sesuai
dengan standar etika yang tinggi, dan
memberikan suasana kekeluargaan
antara pemimpin dan karyawan
melalui keterbukaan melalui
komunikasi yang terjalin antara
pemimpin dan pegawai agar
mengurangi atau menghilangkan
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
No
Unsur-Unsur
Pengendalian Intern
Teori Pengendalian Intern COSO
Penerapan PD BPR Bank Sleman
Kesesuaian
Sesuai Tidak
Sesuai
dorongan dan godaan yang bisa
membuat pegawai berperilaku
menyimpang dari aturan dan
kebijakan organisasi. Apabila, kode
etik tersebut tidak dipatuhi, maka
pihak bank akan memberikan teguran
lisan, apabila masih dilanggar, maka
akan diberikan surat peringatan, dan
tahap terakhir akan diberikan sanksi
bagi karyawan yang masih melanggar
aturan kode etik tersebut.
2 Komitmen terhadap
kompetensi
Kompetensi adalah pengetahuan dan
ketrampilan yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas seseorang secara
efektif. Komitmen terhadap kompetensi
mencakup pertimbangan manajemen
atas pengetahuan dan keterampilan
yang diperlukan, dan paduan antara
kecerdasan, pelatihan, dan pengalaman
yang dituntut dalam pengembangan
kompetensi.
PD BPR Bank Sleman menentukan
tingkat kompetensi secara spesifik
yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan tertentu. Penentuan calon
pegawai untuk menjadi staf harus
berpendidikan minimal D3 dan
penentuan pegawai untuk menjadi
Kepala Bagian atau Kepala Divisi
harus berpendidikan minimal S1.
Perekrutan calon pegawai di BPR
Bank Sleman melalui beberapa tahap
yaitu tahap pertama calon pekerja
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
No
Unsur-Unsur
Pengendalian Intern
Teori Pengendalian Intern COSO
Penerapan PD BPR Bank Sleman
Kesesuaian
Sesuai Tidak
Sesuai
melakukan training kerja selama 3
bulan, tahap kontrak selama 1 tahun,
tahap menjadi calon pegawai, dan
tahap terakhir diberlakukan sebagai
pegawai tetap. PD BPR Bank Sleman
merealisasikan beberapa program
untuk pengembangan kompetensi
sumberdaya manusia melalui
pendidikan dan pelatihan yang
bertujuan untuk meningkatkan
keahlian dalam bidang perbankan.
Program pengembangan kompetensi
tersebut didukung dengan adanya
agenda rencana pendidikan dan
pelatihan dalam setahun. Realisasi
program pengembangan tersebut
diselanggarakan oleh perusahaan
sendiri maupun kegiatan yang
diselenggarakan oleh lembaga lain.
3 Dewan komisaris
dan komite audit
Dewan komisaris merupakan
penghubung antara pemegang saham
dengan pihak manajemen perusahaan.
Di PD BPR Bank Sleman, fungsi
Dewan Komisaris disetarakan dengan
Dewan Pengawas. Dewan Pengawas
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
No
Unsur-Unsur
Pengendalian Intern
Teori Pengendalian Intern COSO
Penerapan PD BPR Bank Sleman
Kesesuaian
Sesuai Tidak
Sesuai
Dewan ini berfungsi mengawasi
pengelolaan perusahaan yang
dilaksanakan oleh manajemen (direksi).
Komite Audit beranggotakan seluruh
atau terutama terdiri dari pihak luar
perusahaan. Pembentukan komite audit
ditujukan untuk memperkuat
independensi auditor yang berfungsi
untuk menilai kewajaran
pertanggungjawaban keuangan yang
dilakukan oleh manajemen.
mempunyai tugas menetapkan
kebijaksanaan umum, menjalankan
pengawasan, pengendalian dan
pembinaan terhadap PD BPR Bank
Sleman. PD BPR Bank Sleman belum
ada Komite Audit, sehingga peran
Komite Audit digantikan oleh
Pengawas Intern yang dinamakan
Satuan Kerja Audit Intern (SKAI).
Satuan Kerja Audit Intern PD BPR
Bank Sleman mempunyai fungsi
antara lain melakukan pengawasan
atas pelaksanaan kegiatan operasional,
mengawasi dan memberikan penilaian
terhadap kegiatan secara berkala,
melakukan audit atas agunan yang
diterima.
4 Filosofi dan gaya
operasi manajemen
Filosofi adalah seperangkat keyakinan
dasar yang menjadi parameter bagi
perusahaan dan karyawannya
(menggambarkan apa yang seharusnya
dikerjakan dan yang seharusnya tidak
PD BPR Bank Sleman memiliki
filosofi yaitu “Displin, Inovatif,
Orientasi Pelanggan, Terpercaya”.
Pihak manajemen PD BPR Bank
Sleman mengutamakan komunikasi
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
No
Unsur-Unsur
Pengendalian Intern
Teori Pengendalian Intern COSO
Penerapan PD BPR Bank Sleman
Kesesuaian
Sesuai Tidak
Sesuai
dikerjakan oleh perusahaan). Gaya
operasi mencerminkan ide manajer
tentang bagaimana kegiatan operasi
suatu perusahaan harus dilaksanakan.
yang membangun hubungan baik antar
pegawai ataupun dengan tingkat
manajemen. Hal tersebut diwujudkan
dengan diadakan pertemuan rutin
seminggu sekali, hal ini dilakukan
untuk menjaga hubungan antar
pegawai agar mengantisipasi
terjadinya konflik. Gaya operasi
manajemen PD BPR Bank Sleman
mengupayakan interaksi yang erat
antara pimpinan dan pegawai dengan
memberikan perhatian tinggi terhadap
pengembangan kualitas pegawai. Hal
ini dilakukan melalui diadakannya
family gathering yang berguna untuk
mengakrabkan hubungan antara
pimpinan dan pegawai, dan kegiatan
pelatihan yang bertujuan untuk
mengembangkan keahlian.
5 Struktur organisasi Dalam sebuah perusahaan untuk
mencapai tujuan tertentu diperlukan
Struktur organisasi yang dimiliki Bank
Perkreditan Rakyat Bank Sleman
sudah cukup baik, dapat dilihat pada
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
No
Unsur-Unsur
Pengendalian Intern
Teori Pengendalian Intern COSO
Penerapan PD BPR Bank Sleman
Kesesuaian
Sesuai Tidak
Sesuai
struktur organisasi, karena struktur
organisasi dapat memberikan rerangka
untuk menunjang aktivitas
perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian, dan pemantauan
aktivitas perusahaan.
gambar 4.1. Hal ini ditunjukkan
dengan adanya pemisahan tanggung
jawab dan wewenang pada masing-
masing bagian yang terkait, seperti
adanya pemisahan tugas antara Bagian
Survei dan Analisis kredit dilakukan
oleh Account Officer dan Appraisal,
Bagian Keputusan Kredit dilakukan
oleh Direksi, dan Bagian Pencairan
dan Pelunasan Kredit dilakukan oleh
Bagian Teller.
6 Pembagian
wewenang dan
tanggung jawab
Pembagian wewenang dan pembebanan
tanggung jawab merupakan perluasan
dan pengembangan struktur organisasi.
Dalam suatu organisasi harus ada
sistem yang mengatur pembagian
wewenang dan tanggung jawab untuk
mengotorisasi suatu aktivitas. Jika satu
unit dibebankan wewenang yang terlalu
banyak, hal ini akan mengakibatkan
timbulnya kecurangan dalam
pelaksanaan wewenang tersebut.
Dalam pelaksanaannya PD BPR Bank
Sleman telah memiliki pedoman yang
mengatur pembagian wewenang dan
tanggung jawab yaitu Job Description
berisi tentang pernyataan tertulis yang
menjelaskan suatu jabatan, tugas-
tugas, tanggung jawab, wewenang dan
aspek-aspek lainnya dari suatu jabatan
tertentu. Job Description digunakan
untuk menghindari pekerjaan rangkap,
serta untuk mengetahui batas-batas
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
No
Unsur-Unsur
Pengendalian Intern
Teori Pengendalian Intern COSO
Penerapan PD BPR Bank Sleman
Kesesuaian
Sesuai Tidak
Sesuai
tanggung jawab dan wewenang
masing-masing jabatan. Selain itu, PD
BPR Bank Sleman juga memiliki
pedoman kebijakan tertulis yaitu
Standard Operational Procedure
(SOP) yang berisi tentang prosedur
semua aktivitas terhadap semua
bagian yang ada di organisasi. Setiap
transaksi atas proses pemberian kredit
telah ditandatangani oleh pihak-pihak
yang berwenang dalam hal itu. Tahap
Permohonan Kredit diotorisasi oleh
Bagian Administrasi Kredit, Tahap
Penyidikan dan Analisis Kredit
diotorisasi oleh Account Officer dan
Bagian Administrasi Kredit, Tahap
Keputusan Kredit diotorisasi oleh
Kepala Bagian Kredit dan Direksi,
serta Tahap Pencairan dan Pelunasan
Kredit diotorisasi oleh Bagian Teller.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
No
Unsur-Unsur
Pengendalian Intern
Teori Pengendalian Intern COSO
Penerapan PD BPR Bank Sleman
Kesesuaian
Sesuai Tidak
Sesuai
7 Kebijakan dan
praktik sumber
daya manusia
Kebijakan dan praktik yang sehat
berhubungan dengan kebijakan
perekrutan, pelatihan, tindakan-
tindakan pendisplinan atas
pelanggaran, evaluasi, dan promosi
kerja. Hal tersebut dapat menentukan
apakah personil perusahaan memiliki
tingkat integritas yang diharapkan, nilai
etika, dan kompetensi.
Kebijakan di PD BPR Bank Sleman
yaitu menetapkan adanya persyaratan
atau kualifikasi tertentu terhadap
seleksi calon karyawan dapat
mendorong terbentuknya sumber daya
manusia yang berkualitas, disiplin,
bertanggung jawab dan kompeten.
Beberapa program pengembangan
kualitas sumberdaya manusia yang
secara rutin direalisasikan PD BPR
Bank Sleman antara lain adalah
pendidikan dan pelatihan yang
bertujuan meningkatkan keahlian
dalam bidang perbankan. Selain itu,
PD BPR Bank Sleman juga memiliki
kebijakan mengenai cuti kerja dan
perputaran jabatan. Kebijakan cuti
kerja yang ditetapkan oleh PD BPR
Bank Sleman adalah 12 hari dalam
setahun. Perputaran jabatan di PD
BPR Bank Sleman dilakukan pada
periode tertentu sesuai dengan
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
No
Unsur-Unsur
Pengendalian Intern
Teori Pengendalian Intern COSO
Penerapan PD BPR Bank Sleman
Kesesuaian
Sesuai Tidak
Sesuai
kebijakan Direksi. Hal ini dilakukan
berfungsi untuk menilai kinerja
karyawan yang kurang baik dapat
digantikan dengan karyawan baru,
serta agar karyawan tidak merasa
jenuh dengan jabatan yang lama dalam
jangka waktu yang panjang.
Penaksiran Resiko
8 Identifikasi Risiko Identifikasi risiko adalah kegiatan
untuk menemukan atau mengetahui
risiko – risiko yang mungkin timbul
dalam kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan atau perorangan terhadap
faktor eksternal maupun faktor internal.
PD BPR Bank Sleman memiliki lima
tahap dalam proses pemberian kredit
yaitu tahap permohonan kredit, tahap
survei dan analisis kredit, tahap
keputusan kredit, tahap pencairan
kredit, dan tahap pelunasan kredit.
Setiap tahap pada proses pemberian
kredit diotorisasi oleh pihak yang
berwenang, hal ini dilakukan untuk
mengurangi risiko yang mungkin
terjadi yaitu kredit bermasalah atau
kredit macet. Resiko lain yang
kemungkinan terjadi pada PD BPR
Bank Sleman atas pemberian kredit
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
No
Unsur-Unsur
Pengendalian Intern
Teori Pengendalian Intern COSO
Penerapan PD BPR Bank Sleman
Kesesuaian
Sesuai Tidak
Sesuai
adalah kecurangan yang dilakukan
oleh karyawan. Kecurangan mungkin
dilakukan oleh karyawan khususnya
bagian Teller, seperti kecurangan tidak
melakukan pencatatan saat pemberian
dana pinjaman kepada debitur atau
saat debitur melakukan pembayaran
angsuran pinjaman, karyawan bisa
tidak menyetorkan uang yang diterima
dari debitur atau karyawan bisa
memanipulasi data debitur yang
bertujuan untuk kepentingan pribadi.
9 Analisis Risiko Analisis risiko meliputi menilai
kemungkinan terjadinya risiko, dan
bagaimana mengelola risiko. Suatu
risiko yang telah di identifikasi dapat di
analisis dan di evaluasi, sehingga risiko
dapat memperkirakan akibat dari
terjadinya risiko dan dapat melakukan
tindakan yang dapat meminimalkan
risiko tersebut.
Kredit macet mungkin terjadi, apabila
nasabah tidak dapat melunasi
kreditnya dikarenakan keadaan
tertentu yang tidak dapat diketahui
oleh pihak bank. PD BPR Bank
Sleman telah melakukan antisipasi
dini akan adanya kredit bermasalah
yang dihadapi dimasa mendatang
dengan melakukan beberapa prosedur
yang telah ditetapkan antara lain
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
No
Unsur-Unsur
Pengendalian Intern
Teori Pengendalian Intern COSO
Penerapan PD BPR Bank Sleman
Kesesuaian
Sesuai Tidak
Sesuai
adanya pemantauan kredit secara
berkala, pihak bank melakukan seleksi
kepada calon debitur dengan
menggunakan pendekatan 5C untuk
menentukan kelayakan kredit yang
diberikan. Selain itu, ada kegiataan
pembinaan kepada debitur dengan
melakukan pemberitahuan/peringatan
untuk membayar angsuran secara lisan
maupun tulisan, apabila debitur
menunjukkan gejala-gejala akan
adanya kredit bermasalah, maka
Account Officer harus melakukan
penagihan secara intensif. Selain itu,
PD BPR Bank Sleman juga sudah
melakukan pencegahan terjadi
kecurangan yang mungkin dilakukan
karyawan dengan melakukan
pemeriksaan pencataan transaksi
setiap hari dan mencocokkan
kesesuaian antara catatan milik debitur
dan catatan milik Bank Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
No
Unsur-Unsur
Pengendalian Intern
Teori Pengendalian Intern COSO
Penerapan PD BPR Bank Sleman
Kesesuaian
Sesuai Tidak
Sesuai
Informasi dan komunikasi
10 Mengidentifikasi
dan mencatat
semua transaksi
yang valid
Perusahaan harus mengidentifikasi dan
mencatat semua transaksi yang valid.
Transaksi pencairan kredit akan
dicatat dalam Kuintansi Pencairan
Kredit dan transaksi pelunasan kredit
akan dicatat dalam Slip Setoran
Kredit.
√
11 Mencatat transaksi
pada periode
akuntansi yang
tepat
Perusahaan harus mencatat transaksi
sesuai dengan periode akuntansi yang
tepat. Hal ini berfungsi supaya
informasi pada transaksi dapat sesuai
dengan kronologis dan peristiwa
ekonomi yang telah terjadi pada
perusahaan, sehingga informasi periode
akuntansi dapat relevan bagi pengguna
laporan keuangan.
Setiap dokumen pemberian kredit PD
BPR Bank Sleman sudah memiliki
keterangan tanggal transaksi dan
dicatat sesuai dengan waktu transaksi,
sehingga data tidak dapat
dimanipulasi.
√
12 Menyajikan
transaksi dan
pengungkapan
terkait dalam
laporan keuangan
secara tepat
Perusahaan harus menyajikan transaksi
dengan pengungkapan laporan
keuangan secara tepat agar tidak
menyesatkan pembaca laporan
keuangan dan laporan keuangan dapat
dipertanggungjawabkan dan
diandalkan.
Penyajian transaksi dalam sistem
pemberian kredit dan pengungkapan
dalam laporan keuangan sudah tepat
karena transaksi sudah tercatat oleh
sistem informasi yang dimiliki
perusahaan, sistem tersebut bernama
Application Retail BPR sehingga
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
menghasilkan laporan keuangan yang
No
Unsur-Unsur
Pengendalian Intern
Teori Pengendalian Intern COSO
Penerapan PD BPR Bank Sleman
Kesesuaian
Sesuai Tidak
Sesuai
dapat dipertanggungjawabkan dan
tidak menyesatkan pengguna laporan
keuangan.
Aktivitas Pengendalian
13 Otorisasi yang
memadai
Dalam organisasi, setiap transaksi
hanya terjadi atas dasar otorisasi dari
yang memiliki wewenang untuk
menyetujui terjadinya transaksi
tersebut. Oleh karena itu, dalam
organisasi harus dibuat sistem yang
mengatur pembagian wewenang untuk
otorisasi atas terlaksananya setiap
transaksi.
PD BPR Bank Sleman telah
melaksanakan aktivitas pengendalian
aplikasi yaitu setiap transaksi
pemberian kredit harus mendapat
persetujuan dari pejabat yang
berwenang. Pada setiap transaksi
pemberian persetujuan dilakukan
secara bertahap, hal ini dilakukan agar
mengantisipasi terjadinya kesalahan
yang mungkin terjadi. Pada umumnya
setiap transaksi memiliki persetujuan
dari tiga orang penjabat yang
berwenang secara bertahap, setiap
pejabat akan melakukan pemeriksaan
terlebih dahulu dengan menverifikasi
kesesuaian antara dokumen utama dan
dokumen pendukung.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
No
Unsur-Unsur
Pengendalian Intern
Teori Pengendalian Intern COSO
Penerapan PD BPR Bank Sleman
Kesesuaian
Sesuai Tidak
Sesuai
14 Pemisahan fungsi
yang memadai
Pemisahan fungsi antar unit pada
organisasi memiliki tujuan pokok yaitu
untuk mencegah dan deteksi secara dini
atas kesalahan dan ketidakberesan
dalam pelaksanaan tugas yang
dibebankan kepada seseorang.
Pembebanan tanggung jawab ke orang
yang berbeda dapat mengurangi
kesempatan bagi seseorang untuk
berbuat curang atau menyembunyikan
kesalahan dalam menjalankan
tugasnya.
Di PD BPR Bank Sleman terdapat
pemisahan tugas antar bagian atas
proses pemberian kredit yaitu bagian
penerima permohonan kredit
dilakukan oleh Bagian Pelayanan,
bagian survei dan analisis kredit
dilakukan oleh Account Officer dan
Appraisal yang bertugas melakukan
penilaian terhadap debitur, bagian
keputusan kredit dilakukan oleh
Direksi yang bertugas memberikan
persetujuan otorisasi permohonan
kredit disetujui atau tidak, dan bagian
pencairan dan pelunasan kredit
dilakukan oleh Bagian Teller yang
berfungsi menerima semua transaksi
yang berhubungan dengan keuangan
debitur.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
No
Unsur-Unsur
Pengendalian Intern
Teori Pengendalian Intern COSO
Penerapan PD BPR Bank Sleman
Kesesuaian
Sesuai Tidak
Sesuai
15 Pengendalian fisik
atas kekayaan dan
catatan
Perlindungan secara fisik adalah cara
yang paling baik dalam perlindungan
kekayaan dan catatan. Perlindungan
fisik juga diperlukan untuk catatan dan
dokumen. Catatan dan dokumen adalah
objek fisik di mana transaksi akan
dicantumkan serta diikhtisarkan.
Perusahaan lebih baik mengeluarkan
biaya untuk penjagaan catatan dan
dokumen serta biaya untuk pembuatan
catatan pengganti daripada
menanggung risiko kerugian atas
hilangnya catatan dan dokumen.
PD BPR Bank Sleman sudah
melakukan pengendalian fisik dengan
memiliki gedung khusus untuk
penyimpanan arsip, dokumen, dan
catatan yang berkaitan dengan
aktivitas perusahaan, hal ini dilakukan
untuk mengantisipasi apabila terjadi
kehilangan atau kerusakan catatan dan
dokumen perusahaan. PD BPR Bank
Sleman juga sudah melakukan
pengendalian agunan atau jaminan
kredit dengan melakukan penilaian
jaminan sebelum pemberian kredit dan
setelah pemberian kredit. Penilaian
jaminan dilakukan oleh Bagian
Appraisal dengan melakukan
peninjauan langsung ke lapangan
untuk mensesuaikan antara data
jaminan yang diberikan debitur dan
keadaan jaminan yang sebenarnya.
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Selain itu, PD BPR Bank Sleman juga
sudah memiliki sistem informasi yang
dapat
No
Unsur-Unsur
Pengendalian Intern
Teori Pengendalian Intern COSO
Penerapan PD BPR Bank Sleman
Kesesuaian
Sesuai Tidak
Sesuai
mencatat segala transaksi secara
komputerisasi, sehingga perusahaan
bisa menghasilkan informasi yang
akurat yang didukung adanya nomor
urut tercetak pada setiap dokumen.
16 Pemeriksaan
independen atas
kinerja
Pemeriksaan harus independen karena
pemeriksaan umumnya akan lebih
efektif apabila dilaksanakan oleh orang
lain yang tidak bertanggung jawab atas
jalannya operasi yang diperiksa.
Manajemen melakukan pemeriksaan
atas kinerja berfungsi untuk menilai
pekerjaaan karyawan apakah
pelaksanaan pekerjaan tersebut sudah
sesuai dengan prosedur atau belum.
PD BPR Bank Sleman telah
melaksanakan aktivitias pengendalian
untuk pemeriksaan kinerja yang
dilakukan oleh manajemen dan
didukung oleh Satuan Kerja Audit
Intern (SKAI). Manajemen telah
melakukan penilaian anggaran
terhadap laporan-laporan yang
meringkas hasil operasional
perusahaan, dan manajemen juga telah
melakukan pemeriksaan terhadap
pencapaian kinerja sesungguhnya
dibandingkan pencapaian kinerja pada
tahun-tahun sebelumnya dengan
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
menggunakan rasio-rasio keuangan.
No
Unsur-Unsur
Pengendalian Intern
Teori Pengendalian Intern COSO
Penerapan PD BPR Bank Sleman
Kesesuaian
Sesuai Tidak
Sesuai
17 Desain dan
penggunaan
dokumen serta
catatan yang
memadai
Desain dan penggunaan catatan yang
memadai membantu untuk memastikan
pencatatan yang akurat dan lengkap
atas seluruh data transaksi yang
berkaitan. Desain dokumen yang
sederhana akan meminimalkan
kemungkinan kesalahan pencatatan,
dan mendukung pencatatan yang
efisien. Dokumen harus memiliki ruang
untuk tanda tangan pihak yang
berwenang untuk mengotorisasi
transaksi dan dokumen harus diberikan
nomor urut tercetak, agar penggunaan
dokumen pemberian kredit dapat
dipertanggungjawabkan.
Desain dokumen pemberian kredit PD
BPR Bank Sleman sudah sederhana
meliputi Formulir Permohonan Kredit
(FPK), Laporan Analisa Kredit, Berita
Acara Penilaian Agunan, sehingga
dapat meminimalkan kesalahan
pencatatan. Setiap dokumen juga telah
memiliki ruang untuk tanda tangan
pihak berwenang untuk mengotorisasi
transaksi, setiap dokumen minimal
memiliki tiga tempat tanda tangan
pihak yang berwenang. Slip setoran
kredit, kuintansi pencairan kredit, dan
formulir pencairan kredit sudah
memiliki nomor urut tercetak.
√
Pemantauan
18 Supervisi yang
efektif
Supervisi yang efektif mencakup
melatih dan mendampingi pegawai,
mengawasi kinerja, mengoreksi
PD BPR Bank Sleman telah
melakukan pangawasan atas kinerja
pegawai, secara umum yang dilakukan
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
kesalahan, dan melindungi aset dengan
cara mengawasi pegawai yang
memiliki akses pada aset perusahaan.
oleh Dewan Pengawas dan didukung
Satuan Kerja Audit Internal (SKAI).
Pengawasan dilakukan melalui sistem
No
Unsur-Unsur
Pengendalian Intern
Teori Pengendalian Intern COSO
Penerapan PD BPR Bank Sleman
Kesesuaian
Sesuai Tidak
Sesuai
Aplikasi Retail BPR (ARB),
pengawasan ini dilakukan khususnya
bagi karyawan yang memiliki akses
terhadap kas perusahaan secara rutin.
Selain itu, PD BPR Bank Sleman telah
melakukan pelatihan dan pendidikan
untuk mendampingi pegawai yang
dilakukan oleh Human Capital (HC).
Hal ini dapat terlihat dengan adanya
rencana pelatihan dan pendidikan
dalam satu tahun untuk
pengembangan kualitas pegawai
perusahaan.
19 Audit Internal Audit internal mencakup peninjauan
ulang keandalan dan integritas
informasi keuangan dan operasional
serta menyediakan penilaian
keefektifan pengendalian internal.
Audit internal juga mencakup evaluasi
Pada proses pemberian kredit PD BPR
Bank Sleman sudah melakukan
pemantauan kredit secara berkala
yaitu adanya kegiatan pemantauan
secara preventif yang dilakukan pada
tahap survei dan analisis kredit, serta
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
penilaian kesadaran pegawai terhadap
prosedur dan kebijakan manajemen,
hukum dan peraturan yang berlaku.
kegiatan pemantauan secara represif
yang dilakukan setelah tahap
pencairan kredit. Upaya pemantauan
kredit dilakukan oleh Account Officer
dan
No
Unsur-Unsur
Pengendalian Intern
Teori Pengendalian Intern COSO
Penerapan PD BPR Bank Sleman
Kesesuaian
Sesuai Tidak
Sesuai
Bagian Appraisal dengan melakukan
peninjauan langsung secara berkala ke
lokasi usaha, lokasi jaminan, atau
tempat lain yang ada kaitannya dengan
fasilitas kredit yang diberikan. PD
BPR Bank Sleman juga telah
melakukan evaluasi kinerja pegawai
setiap bulan yang dilakukan secara
rutin, dan diikuti oleh seluruh anggota
perusahaan untuk mengevaluasi
kegiatan perusahaan yang telah
dilakukan. Pertemuan rutin ini
berfungsi sebagai sarana untuk saling
berdiskusi membahas permasalahan
yang terjadi dan bersama-sama
mencari solusi yang terbaik dari
permasalahan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
C. Uji Kepatuhan Sampling
Dalam bab II telah dijelaskan bahwa untuk menjawab permasalahan
yang kedua digunakan pengujian kepatuhan dan model attribute sampling
yang digunakan adalah Stop-or-Go Sampling. Model Stop-or-Go Sampling
dipilih karena peneliti memperkirakan kesalahan yang terjadi dalam populasi
sangat kecil. Pengujian kepatuhan terhadap pengendalian intern ini dilakukan
dengan mengambil beberapa sampel dari populasi berupa arsip dokumen-
dokumen dalam sistem pemberian kredit. Adapun langkah-langkah dalam
pengujian ini adalah sebagai berikut:
1. Menentukan attribute yang akan diperiksa, yaitu:
Attribute I : Pemberian tanda tangan oleh pihak yang berwenang.
Attribute II : Kelengkapan surat keputusan kredit dengan adanya
dokumen-dokumen pendukung yang diperlukan.
Attribute III : Pemberian nomor urut pada dokumen kredit dan
penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan.
2. Menentukan populasi yang akan diambil sampelnya
Dalam pengujian kepatuhan terhadap sistem pemberian kredit,
populasi yang akan diambil sampelnya adalah semua dokumen perjanjian
kredit beserta dokumen pendukung lainnya selama periode 2014.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
3. Menentukan tingkat keandalan (R%) dan DUPL
Dalam pengujian kepatuhan ini peneliti menentukan tingkat keandalan
(R%) 95% karena peneliti percaya pengendalian intern sistem pemberian
kredit di BPR Bank Sleman memiliki keefektifan cukup besar. Peneliti
menentukan DUPL sebesar 5% karena peneliti percaya kemungkinan
kesalahan tidak lebih besar dari 5%.
4. Menentukan sampel pertama yang harus diambil dengan menggunakan
tabel besarnya sampel minimum
Besarnya sampel ditentukan berdasarkan dengan tabel 3.1 (tabel
besarnya sampel minimum) dengan menggunakan tingkat keandalan (R%)
95% dan DUPL 5%, sampel yang dapat diambil adalah sebanyak 60 buah.
5. Memilih anggota sampel dari seluruh anggota populasi secara acak.
Pengambilan sampel ini dengan menggunakan metode purposive
sampling, kemudian menggunakan metode acak manual dengan membuat
gulungan kertas bertuliskan nomor sampel di dalamnya, setelah itu
gulungan kertas tersebut diambil secara acak dan gulungan kertas sudah
diambil menunjukkan sampel yang akan diperiksa sesuai dengan nomor
yang tercantum didalamnya diperiksa dengan atribut yang ditentukan.
6. Pemeriksaan terhadap attribute yang menunjukkan efektivitas
pengendalian intern.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Setelah menentukan besarnya jumlah sampel pada dokumen kredit,
maka dilakukan pengujian kepatuhan terhadap 60 sampel. Dibawah ini
disajikan hasil pemeriksaan sampel terhadap attribute yang ditentukan.
Tabel 5. 2 Hasil Analisis Kepatuhan Efektivitas Pengendalian Intern
Terhadap Sistem Pemberian Kredit
No. No.
Sampel
Atribut I Atribut II Atribut III Keterangan
1 1907 √ √ √ √ = ada
X = tidak
ada 2 1832 √ √ √
3 1914 √ √ √
4 1891 √ √ √
5 1636 √ √ √
6 1538 √ √ √
7 1573 √ √ √
8 1806 √ √ √
9 1792 √ √ √
10 1433 √ √ √
11 1584 √ √ √
12 1824 √ √ √
13 1902 √ √ √
14 1693 √ √ √
15 1896 √ √ √
16 1915 √ √ √
17 1630 √ √ √
18 1690 √ √ √
19 1828 √ √ √
20 1644 √ √ √
21 1872 √ √ √
22 1628 √ √ √
23 1746 √ √ √
24 1794 √ √ √
25 1917 √ √ √
26 1803 √ √ √
27 1600 √ √ √
28 1692 √ √ √
29 1623 √ √ √
30 1805 √ √ √
31 1882 √ √ √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Tabel 5.2 Hasil Analisis Kepatuhan Efektivitas Pengendalian Intern
Terhadap Sistem Pemberian Kredit (lanjutan)
No. No.
Sampel
Atribut I Atribut II Atribut III Keterangan
32 1806 √ √ √ √ = ada
X = tidak
ada 33 1579 √ √ √
34 1567 √ √ √
35 1996 √ √ √
36 1915 √ √ √
37 1843 √ √ √
38 1639 √ √ √
39 1683 √ √ √
40 1628 √ √ √
41 1616 √ √ √
42 1643 √ √ √
43 1652 √ √ √
44 1631 √ √ √
45 1964 √ √ √
46 1554 √ √ √
47 1896 √ √ √
48 1913 √ √ √
49 1813 √ √ √
50 1430 √ √ √
51 1627 √ √ √
52 1845 √ √ √
53 1792 √ √ √
54 1868 √ √ √
55 1611 √ √ √
56 1809 √ √ √
57 1821 √ √ √
58 1880 √ √ √
59 1917 √ √ √
60 1460 √ √ √
Atribut:
1. Adanya pemberian tanda tangan oleh pihak yang berwenang.
2. Adanya kelengkapan surat keputusan kredit dengan adanya
dokumen-dokumen pendukung yang diperlukan.
3. Adanya pemberian nomor urut pada dokumen kredit dan
penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan.
(Sumber: data diolah 2016)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
7. Membuat tabel Stop-Or-Go Decision
Hasil pemeriksaan 60 sampel terhadap attribute yang sudah ditentukan
menunjukkan bahwa dari 60 sampel yang digunakan tidak ditemukan
adanya kesalahan. Berdasarkan tabel stop-or-go decision apabila
pengambilan sampel tidak ada penyimpangan, maka pengambilan sampel
dapat dihentikan. Setelah diketahui bahwa kesalahan sama dengan nol,
dengan demikian pengambilan tambahan sampel tidak diperlukan.
8. Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap sampel
Hasil pengujian kepatuhan terhadap sampel yang dpilih dalam sistem
pemberian kredit PD BPR Bank Sleman, menunjukkan bahwa tidak ada
penyimpangan karena semua dokumen sampel memenuhi atribut yang
sudah ditetapkan yaitu dokumen sampel telah dilengkapi surat keputusan
kredit beserta dengan dokumen-dokumen pendukung lain yang
diperlukan, setiap dokumen sampel telah diberi tanda tangan oleh pihak
yang berwenang, dan juga dokumen sampel dilengkapi dengan pemberian
nomor urut tercetak yang pemakaiannya dapat dipertanggung jawabkan.
Berdasarkan tabel stop-or-go-decision apabila dari pemeriksaan terhadap
seluruh anggota sampel tidak ditemukan kesalahan maka pengambilan
sampel dapat dihentikan.
Dari hasil pengujian kepatuhan tersebut, dapat dievaluasi untuk
menentukan efektif tidaknya pengendalian internpada PD BPR Bank
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Sleman. Hasil pengujian menunjukkan jumlah kesalahan yang ditemukan
adalah nol, maka tidak diperlukan sampel tambahan. Pada tingkat
kesalahan sama dengan 0 untuk mencari tingkat kesalahan yang terjadi,
maka diperlukan perhitungan terhadap Achieved Upper Precision Limit
(AUPL) dengan rumus sebagai berikut:
AUPL =
Berdasarkan tabel 5. 3 dengan tingkat keandalan (R%) adalah 95%
dan jumlah kesalahan pada sampel adalah 0, maka dapat diketahui
besarnya confidence level factor adalah 3.
Tabel 5.3 Attribute Sampling Table for Determining Stop-or-Go
Sampling Sizes dan Upper Precision Limit Population Occurrence Rate
Based on Sample Results
Number of
Occurrences
Confidence Levels
90% 95% 97,5%
0 2,4 3,0 3,7
1 3,9 4,8 5,6
2 5,4 6,3 7,3
3 6,7 7,8 8,8
4 8,0 9,2 10,3
5 9,3 10,6 11,7
6 10,6 11,9 13,1
7 11,8 13,2 14,5
8 13,0 14,5 15,8
9 14,3 16,0 17,1
10 15,5 17,0 18,4
(Sumber: Mulyadi, 2002: 268)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Sehingga besarnya AUPL adalah AUPL =
AUPL = 0,05
AUPL = 5%
Pada tingkat kesalahan sama dengan 0, AUPL = DUPL, yaitu sebesar
5%, dari pemeriksaan 60 buah sampel dapat disimpulkan bahwa
pengendalian intern pada sistem pemberian kredit yang dilaksanakan oleh
PD BPR Bank Sleman sudah efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh serta hasil analisis data
yang dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Sistem pemberian kredit yang dilaksanakan oleh PD BPR Bank Sleman
sudah memenuhi unsur-unsur pengendalian internal menurut COSO. Hal
ini dapat dilihat dari terpenuhinya unsur-unsur sistem pemberian kredit
dan kebijakan dalam memberikan kredit di PD BPR Bank Sleman,
kecuali unsur Dewan Komisaris dan Komite Audit karena PD BPR
Bank Sleman belum memiliki Komite Audit.
2. Pengendalian internal dalam sistem pemberian kredit di BPR Bank
Sleman sudah efektif. Hal ini tercermin dari terpenuhinya unsur-unsur
pengendalian internal dan dari hasil pengujian kepatuhan tidak
ditemukan adanya kesalahan dalam pemeriksaan sampel serta hasil
perhitungan yang diperoleh AUPL = DUPL, yaitu sebesar 5%.
B. Keterbatasan Penelitian
Peneliti tidak memiliki akses penuh berkaitan dengan pengambilan
sampel penelitian secara acak. Pengambilan sampel dilakukan sendiri oleh PD
BPR Bank Sleman, kemudian memberikan sampel tersebut kepada peneliti
dan peneliti diawasi oleh pihak bank saat proses pengambilan sampel. Data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
dan informasi yang diperoleh terbatas pada data yang diberikan PD BPR Bank
Sleman karena adanya prinsip kerahasiaan umum dalam dunia perbankan.
C. Saran
Pengendalian internal pada sistem pemberian kredit di PD BPR Bank
Sleman sudah diterapkan secara efektif. Hal ini terlihat dari hasil penelitian
tidak ditemukan penyimpangan yang terjadi. PD BPR Bank Sleman harus
terus mempertahankan kondisi ini dengan selalu mengadakan pertemuan rutin
untuk mengkomunikasi segala sesuatu yang terjadi agar aktivitas bank dapat
selalu terlaksana sesuai dengan kebijakan yang sudah ditetapkan.
Unsur-unsur pengendalian internal PD BPR Bank Sleman sudah sesuai
dengan teori pengengendalian menurut COSO, tetapi ada salah satu unsur
yang belum terpenuhi yaitu belum adanya Komite Audit. PD BPR Bank
Sleman sebaiknya membentuk Komite Audit yang dapat bertanggung jawab
untuk mengawasi struktur pengendalian intern perusahaan, proses pelaporan
keuangan, kepatuhan terhadap peraturan dan standar yang terkait.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, T. dan Tantri. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Andayani, Wuryani. 2008. Audit Internal. Yogyakarta: BPFE
Budisantoso Totok, Triandaru Sigit. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan
Lain. Jakarta: Salemba Empat
Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission
(COSO). 2013. Internal Control – Integrated Framework. Durham
Diana, Anastasia dan Lilis Setiawati 2011. Sistem Informasi Akuntansi:
Perancangan, Proses dan Penerapan. Yogyakarta: Andi Offset
Jehaut, Yohanes Krisostomus. 2010. Analisis Efektivitas Pengendalian Intern
Sistem Pemberian Kredit (Studi Kasus pada Credit Union Cindelaras
Tumangkar Yogyakarta). Skripsi Ekonomi. Program Sarjana.
Universitas Sanata Dharma
Jusup, Haryono. 2010. Auditing: Pengauditan. Yogyakarta: STIE YKPN.
Hall, James A dan Tommie Singleton. 2007. Information Technology Auditing
and Assurance. Jakarta: Salemba Empat.
Kasmir. 2004. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Keenam. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Kuncoro. 2002. Manajemen Perbankan: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:
BPFE
Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi Keenam. Jakarta: Salemba Empat.
Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.
Romney, Marshall B, dan Paul John Steinbart. 2006. Accounting Information
System. Edisi Sembilan. Jakarta: Salemba Empat
Setyawati, Agatha Gerry. 2007. Analisis Pengendalian Intern Pada Sistem
Pemberian Kredit (Studi Kasus pada PT. BPR Karticentra Artha).
Skripsi Ekonomi. Program Sarjana. Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Simorangkir, U., dkk. 2000. Kredit Perbankan di Indonesia. Yogyakarta:
Andi Offset
Suyatno, Thomas. 1995. Dasar-Dasar Perkreditan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
Suyatno, Thomas. 2007. Dasar-Dasar Perkreditan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998. Manajemen Perbankan. Jakarta:
Penerbit Ghalia Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Panduan Pertanyaan Wawancara
No Pertanyaan Ya Tidak
Lingkungan Pengendalian
Integritas nilai dan etika
1 Apakah pihak bank memiliki kode etik
perusahaan?
2 Apakah pihak bank sudah memiliki pedoman
dalam bidang perkreditan?
Komitmen terhadap kompetensi
3 Apakah para pegawai kredit mempunyai
pengetahuan/kecakapan yang sesuai dengan
tanggungjawabnya dibidang kredit?
4 Apakah pihak bank melakukan pelatihan
pegawai untuk mengupayakan peningkatan
pemahaman para pegawai kredit?
Dewan komisaris dan komite audit?
5 Apakah terdapat Dewan Komisaris dalam
bank? Jika mempunyai Dewan Komisaris,
apakah Dewan Komisaris mempumyai
deskripsi tugas dan tanggung jawab yang jelas?
6 Apakah terdapat Komite Audit dalam bank?
Jika mempunyai Komite Audit, apakah Komite
Audit mempumyai deskripsi tugas dan
tanggung jawab yang jelas?
Filosofi dan gaya operasi manajemen
7 Apakah manajemen bertugas dalam memantau
keefektifan dari lingkungan pengendalian?
Struktur Organisasi
8 Apakah pihak bank mempunyai struktur
organisasi? Jika mempunyai struktur organisasi,
apakah struktur organisasi menunjukkan pola
wewenang dan tanggung jawab para pegawai?
9 Apakah bank memiliki unit organisasi yang
berfungsi untuk melaksanakan pengendalian
intern?
Pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab
10 Apakah bank mempunyai pedoman kebijakan
uraian tugas dan tanggung jawab untuk setiap
unit?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
11 Apakah bank mempunyai buku pedoman
kebijakan dalam prosedur perkrediran?
Kebijakan dan praktik sumber daya manusia
12 Apakah pihak bank melakukan perputaran
jabatan secara periodik diantara para pegawai?
13 Apakah pihak bank mengadakan program
pelatihan agar para pegawai memiliki
pehamanan yang baik tentang tanggung jawab
dan tugasnya?
14 Apakah pihak bank memiliki kebijakan
mengenai cuti kerja untuk para pegawai?
Penaksiran Risiko
Identifikasi Risiko
15 Apakah pihak bank telah melakukan
identifikasi risiko yang mungkin dihadapi oleh
bank?
Analisis Risiko
16 Apakah pihak bank memiliki pengendalian
tertentu dalam mengatasi risiko yang paling
mungkin terjadi dalam bank?
Informasi dan Komunikasi
Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi yang valid
17 Apakah pihak bank telah melakukan pencatatan
transaksi sesuai dalam dokumen yang tepat?
Mencatat transaksi pada periode akuntansi yang tepat
18 Apakah pihak bank telah melakukan pencatatan
dokumen kredit sesuai dengan waktu terjadinya
transaksi?
Menyajikan transaksi dan pengungkapan terkait dalam laporan keuangan
secara tepat
19 Apakah pihak bank telah menyajikan transaksi
sesuai dengan laporan keuangan yang berlaku
secara tepat?
Aktivitas Pengendalian
Otorisasi transaksi dan kegiatan yang memadai
20 Apakah dalam pengotorisasian surat dan
dokumen telah dilakukan sesuai dengan pejabat
yang berwenang?
Pemisahan fungsi yang memadai
21 Apakah terdapat pemisahan tugas antara fungsi
penyimpanan harta, fungsi pencatat, dan fungsi
otorisasi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
22 Apakah aktivitas perusahaan telah melibatkan
seluruh bagian fungsi yang terdapat dalam
bank?
Pengendalian fisik atas kekayaan dan catatan
23 Apakah pihak bank memiliki tempat khusus
untuk melindungi dokumen-dokumen nasabah?
24 Apakah pengendalian fisik telah dilakukan
dengan memadai?
Pemeriksaan independen atas kinerja
25 Apakah pihak bank telah melakukan
pemeriksaan kinerja secara mendadak?
26 Apakah pihak bank memiliki pihak yang
bertugas untuk melakukan pengendalian intern?
Desain dan penggunaan dokumen serta catatan yang memadai
27 Apakah surat dan dokumen pemberian kredit
sudah dilengkapi dengan nomor urut tercetak?
28 Apakah dokumen pemberian kredit telah
memiliki desain yang memadai?
Pemantauan
Supervisi yang efektif
29 Apakah pihak bank telah melakukan
pemantauan oleh pihak yang berwenang secara
rutin atas kegiatan perusahaan?
Audit Internal
30 Apakah pihak bank melakukan evaluasi kinerja
untuk seluruh pegawai dalam bank?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
KODE ETIK BANKIR INDONESIA
1. Seorang bankir patuh dan taat pada ketentuan perundang-undangan dan
peraturan yang berlaku.
2. Seorang bankir melakukan pencatatan yang benar mengenai segala transaksi
yang bertalian dengan kegiatan banknya.
3. Seorang bankir menghindarkan diri dari persaingan yang tidak sehat.
4. Seorang bankir tidak menyalahgunakan wewenangnya untuk kepentingan
pribadi.
5. Seorang bankir menghindarkan diri dari keterlibatan dalam pengambilan
keputusan dalam hal terdapat pertentangan kepentingan.
6. Seorang bankir menjaga kerahasiaan nasabah dan banknya.
7. Seorang bankir memperhitungkan dampak yang merugikan dari setiap
kebijakan yang ditetapkan banknya terhadap kegiatan ekonomi, sosial dan
lingkungan.
8. Seorang bankir tidak menerima hadiah atau imbalan yang memperkaya diri
pribadi maupun keluarganya.
9. Seorang bankir tidak melakukan perbuatan tercela yang dapat merugikan citra
profesinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
RENCANA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI
PD BPR BANK SLEMAN
TAHUN 2016
No Nama Pendidikan /
Pelatihan
Peserta dari
BPR Penyelanggara Tempat Waktu
1 Motivasi Pegawai Menyesuaikan PD BPR Bank
Sleman
Januari dan
Juni
2 Pelatihan
wirausaha untuk
pegawai MPP
Pegawai yang
akan purna
tugas
Menyesuaikan Lembaga
pendidikan
Januari-
desember
3 Studi banding Direksi dan
pegawai
Perbankan Menyesuaikan Januari –
desember
4 Manajemen risiko Direksi dan
pegawai
Perbanas atau
lembaga lain Yogyakarta Januari –
desember
5 Sertifikasi dewan
pengawas, direksi
dan pegawai
Dewan
pengawas dan
pegawai
Lembaga sertif Menyesuaikan Januari –
desember
6 PBJJ analisa kredit
& MBPR
Pegawai LPPI Jakarta PD BPR Bank
Sleman
Januari -
desember
7 Akuntansi Pegawai Menyesuaikan Menyesuaikan Januari –
desember
8 Workshop
perpajakan
Bagian terkait Menyesuaikan Yogyakarta Februari
minggu ke II
9 Teknik apraisal Bagian
appraisal
Menyesuaikan Yogyakarta Maret minggu
ke IV
10 Pembinaan oleh
dewan pengawas
Seluruh
pegawai
Dewan
pengawas PD BPR Bank
Sleman
Oktober
minggu ke II
11 Service culture Pegawai Menyesuaikan PD BPR Bank
Sleman
Maret minggu
ke I – IV
12 Leadership Pegawai Menyesuaikan Menyesuaikan Februari
13 Selling skill Pegawai Menyesuaikan PD BPR Bank
Sleman
Maret minggu
ke I – IV
14 Komunikasi AO dan FO Menyesuaikan PD BPR Bank
Sleman
Mei minggu
ke I – IV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
No Nama Pendidikan /
Pelatihan
Peserta dari
BPR Penyelanggara Tempat Waktu
15 Public speaking Pegawai Menyesuaikan PD BPR Bank
Sleman
Mei minggu
ke I – IV
16 Performance
personal bankir
Pegawai Menyesuaikan PD BPR Bank
Sleman
Februari
minggu ke III
17 GCG Pegawai Menyesuaikan Menyesuaikan Mei minggu
ke I – IV
18 Seminar/ workshop Pengurus dan
pegawai
Menyesuaikan Menyesuaikan Oktober
minggu ke I –
IV
19 Analisa beban
kerja
Direksi dan
pegawai
Menyesuaikan Menyesuaikan April minggu
ke III
20 Product knowledge
class
Pegawai Menyesuaikan PD BPR Bank
Sleman
Mei minggu
ke IV
21 English class Direksi dan
pegawai
Englishopedia
Jogja PD BPR Bank
Sleman
Januari s.d
Desember
22 APU & PPT Pegawai Menyesuaikan PD BPR Bank
Sleman
Oktober
minggu ke IV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI