analisis diskriminan: tipologi kemajuan kota di provinsi jawa tengah tahun 2015

39
ANALISIS DISKRIMINAN: TIPOLOGI KEMAJUAN KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 Disusun untuk memenuhi Tugas Metode Analisis Perencanaan (TKP 342) Oleh : KELOMPOK 3 B Dhita Mey Diana K 21040113130038 Bayu Rizqi 21040113120050 Septi Ayuning Tyas 21040113130088 Sally Indah N 21040113130096 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2015 1

Upload: sally-indah-n

Post on 09-Apr-2017

218 views

Category:

Engineering


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Diskriminan: Tipologi Kemajuan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015

ANALISIS DISKRIMINAN:TIPOLOGI KEMAJUAN KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

2015Disusun untuk memenuhi Tugas Metode Analisis Perencanaan (TKP 342)

Oleh :KELOMPOK 3 B

Dhita Mey Diana K 21040113130038Bayu Rizqi 21040113120050Septi Ayuning Tyas 21040113130088Sally Indah N 21040113130096

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG2015

1

Page 2: Analisis Diskriminan: Tipologi Kemajuan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015

I. PENDAHULUANPerbedaan karakteristik antar wilayah menjadi salah satu pendorong adanya

klasifikasi wilayah khususnya di Jawa Tengah, yakni wilayah maju, berkembang, dan

terbelakang. Dalam pengklasifikasiannya, erdapat variabel-variabel yang mendukung,

seperti sarana ekonoi, pendapatan daerah, serta tingkat pendidikan masyarakat yang ada.

Agar pengklasifikasian berjalan sesuai dengan apa yang seharusnya, maka karakteristik

yang menjadi pembeda antara satu daerah dan yang lain. Salah satu contoh analisisnya

adalah analisis diskriminan. Analisis diskriminan adalah salah satu teknik statistik yang bisa

digunakan pada hubungan dependensi (hubungan antarvariabel dimana sudah bisa

dibedakan mana variabel respon dan mana variabel penjelas). Pada laporan ini akan

dibahas aspek yang menjadi pembeda dan menjelaskan mengenai karakteristik pembeda.

II. METODOLOGI ANALISISAnalisis diskriminan adalah salah satu teknik statistik yang bisa digunakan pada

hubungan dependensi (hubungan antarvariabel dimana sudah bisa dibedakan mana

variabel respon dan mana variabel penjelas). Analisis diskriminan digunakan pada kasus

dimana variabel respon berupa data kualitatif dan variabel penjelas berupa data kuantitatif

(BPS Indonesia, Tanpa Angka Tahun). Model analisis diskriminan ditandai dengan ciri

khusus yaitu data variabel dependen yang harus berupa data kategori, sedangkan data

independen berupa data non kategori. Analisis diskriminan bertujuan untuk

mengklasifikasikan suatu individu atau observasi ke dalam kelompok yang saling bebas

(mutually exclusive/disjoint) dan menyeluruh (exhaustive) berdasarkan sejumlah variabel

penjelas. Berikut ini adalah persamaan model diskriminan:

Y1 = X1 + X2 + X3 + … + Xn Non-Metrik Metrik

Dimana :

Variabel Independen (X1 dan seterusnya) adalah data metrik, yaitu data berskala

interval atau rasio.

Variabel Dependen (Y1) adalah data kategorikal atau nominal.

Jika data kategorikal tersebut hanya terdiri dari 2 kode saja disebut Two-Groups

Discriminant Analysis. Namun apabila lebih dari 2 kategori disebut Multiple Discriminant

Analysis. Asumsi penting yang harus dipenuhi agar model diskriminan dapat digunakan

antara lain:

Variabel bebas harus terdistribusi normal (adanya normalitas).

Matriks kovarians semua variabel bebas harus sama (equal).

2

Page 3: Analisis Diskriminan: Tipologi Kemajuan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015

Tidak terjadi multikolinearitas (tidak berkorelasi) antar variabel bebas.

Tidak terdapat data yang ekstrim (outlier).

Adapun kegunaan dari analisis diskriminan antara lain mengetahui perbedaan yang

jelas antar grup pada variabel dependen. Kedua, jika ada perbedaan, untuk mengetahui

variabel independen manakah pada fungsi diskriminan yang membuat perbedaan tersebut.

Ketiga, membuat fungsi atau model diskriminan (yang mirip dengan persamaan regresi).

Keempat, melakukan klasifikasi terhadap obyek ke dalam kelompok (Anonim, Tanpa Angka

Tahun).

III. DATAData awal yang digunakan dalam analisis diskriminan ini berupa data tipologi

klasifikasi perkotaan tiap Kabupaten di Jawa Tengah menurut BPS. BPS telah melakukan

pengelompokkan desa/kelurahan di Indonesia menjadi dua yaitu, desa/kelurahan dengan

sifat perkotaan dan desa/kelurahan dengan sifat perdesaan. Selanjutnya, penyusun

menggunakan asumsi bahwa :

a. Jika Kabupaten/Kota mempunyai >20% desa dengan sifat perdesaan, maka

Kabupaten tersebut dianggap maju.

b. Jika Kabupaten/Kota mempunyai 20%-50% desa dengan sifat perdesaan, maka

Kabupaten tersebut dianggap berkembang.

c. Jika Kabupaten/Kota mempunyai >50% desa dengan sifat perdesaan, maka

Kabupaten tersebut dianggap tertinggal.

Berikut adalah rekap data klasifikasi perkotaan tiap Kabupaten menurut BPS :

Tabel III.1Klasifikasi Perkotaan Tiap Kabupaten Jawa Tengah Menurut BPS

No Kabupaten

Perdesaan

Perkotaan

Jumlah Desa Persentase Klasifikasi Kode

1 Kab. Cilacap 221 61 28278,3687943

3 Tertinggal 1

2 Kab. Banyumas 189 146 33556,4179104

5 Tertinggal 1

3 Kab. Purbalingga 173 66 23972,3849372

4 Tertinggal 1

4Kab. Banjarnegara 236 42 278

84,89208633 Tertinggal 1

5 Kab. Kebumen 372 88 46080,8695652

2 Tertinggal 1

6 Kab. Purworejo 420 74 49485,0202429

1 Tertinggal 1

7 Kab. Wonosobo 222 43 26583,7735849

1 Tertinggal 1

8 Kab. Magelang 319 53 37285,7526881

7 Tertinggal 19 Kab. Boyolali 204 63 267 76,4044943 Tertinggal 1

3

Page 4: Analisis Diskriminan: Tipologi Kemajuan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015

No Kabupaten

Perdesaan

Perkotaan

Jumlah Desa Persentase Klasifikasi Kode

8

10 Kab. Klaten 148 253 40136,9077306

7Berkemban

g 2

11 Kab. Sukoharjo 62 107 16936,6863905

3Berkemban

g 2

12 Kab. Wonogiri 58 103 16136,0248447

2Berkemban

g 2

13 Kab. Karanganyar 114 63 17764,4067796

6 Tertinggal 1

14 Kab. Sragen 150 49 19975,3768844

2 Tertinggal 115 Kab. Grobogan 252 28 280 90 Tertinggal 1

16 Kab. Blora 261 34 29588,4745762

7 Tertinggal 1

17 Kab. Rembang 240 54 29481,6326530

6 Tertinggal 1

18 Kab. Pati 305 97 40275,8706467

7 Tertinggal 1

19 Kab. Kudus 37 95 13228,0303030

3Berkemban

g 2

20 Kab. Jepara 94 99 19348,7046632

1Berkemban

g 2

21 Kab. Demak 181 68 24972,6907630

5 Tertinggal 1

22 Kab. Semarang 173 62 23573,6170212

8 Tertinggal 1

23Kab. Temanggung 59 230 289

20,41522491

Berkembang 2

24 kab. Kendal 175 110 28561,4035087

7 Tertinggal 1

25 Kab. Batang 176 72 24870,9677419

4 Tertinggal 1

26 Kab. Pekalongan 174 111 28561,0526315

8 Tertinggal 1

27 Kab. Pemalang 134 88 22260,3603603

6 Tertinggal 1

28 Kab. Tegal 145 142 28750,5226480

8 Tertinggal 1

29 Kab. Brebes 192 103 29565,0847457

6 Tertinggal 130 Kota Magelang 0 17 17 0 Maju 331 Kota Surakarta 0 51 51 0 Maju 332 Kota Salatiga 0 22 22 0 Maju 3

33 Kota Semarang 11 166 1776,21468926

6 Maju 3

34 Kota Pekalongan 1 46 472,12765957

4 Maju 335 Kota Tegal 0 27 27 0 Maju 3

Sumber : BPS, 2014

4

Page 5: Analisis Diskriminan: Tipologi Kemajuan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015

Berikutnya, penyusun melakukan pengkajian ulang terhadap pengelompokan tipologi

Kabupaten/Kota di Jawa Tengah menurut BPS di atas dengan beberapa variabel, yaitu :

1. SDA, melalui ketersediaan ragam tambang mineral tiap Kabupaten

2. SDM, melalui dominasi penduduk yang menamatkan jenjang pendidikan

3. Infrastruktur Perekonomian, melalui jumlah pasar tradisional, swalayan dan bank.

4. Keuangan Daerah, melalui PDRB dan Income (selisih pendapatan dengan belanja

daerah).

Berikut adalah data dari variabel-variabel di atas :

Tabel III.2Ketersediaan Tambang Mineral Tiap Kabupaten di Jawa Tengah

No Kabupaten Ketersediaan Ragam Mineral1 Kab. Cilacap 72 Kab. Banyumas 73 Kab. Purbalingga 54 Kab. Banjarnegara 95 Kab. Kebumen 126 Kab. Purworejo 87 Kab. Wonosobo 78 Kab. Magelang 79 Kab. Boyolali 5

10 Kab. Klaten 411 Kab. Sukoharjo 412 Kab. Wonogiri 1413 Kab. Karanganyar 5

5

Page 6: Analisis Diskriminan: Tipologi Kemajuan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015

No Kabupaten Ketersediaan Ragam Mineral14 Kab. Sragen 615 Kab. Grobogan 516 Kab. Blora 617 Kab. Rembang 818 Kab. Pati 619 Kab. Kudus 520 Kab. Jepara 921 Kab. Demak 222 Kab. Semarang 623 Kab. Temanggung 624 kab. Kendal 525 Kab. Batang 526 Kab. Pekalongan 727 Kab. Pemalang 728 Kab. Tegal 729 Kab. Brebes 730 Kota Magelang 231 Kota Surakarta 132 Kota Salatiga 233 Kota Semarang 434 Kota Pekalongan 135 Kota Tegal 1

Sumber : Prodeskel Kemendagri, 2014

Tabel III.3Kualitas SDM Tiap Kabupaten di Jawa Tengah

No Kabupaten SD SMP SMA+ Dominasi  1 Kab. Cilacap 486242 125453 117364 Tamat SD 12 Kab. Banyumas 398405 141407 160464 Tamat SD 13 Kab. Purbalingga 264828 85321 81784 Tamat SD 14 Kab. Banjarnegara 303722 70660 73618 Tamat SD 15 Kab. Kebumen 397418 84986 89355 Tamat SD 16 Kab. Purworejo 135845 95258 118329 Tamat SD 17 Kab. Wonosobo 252084 62928 39955 Tamat SD 18 Kab. Magelang 331914 106347 145992 Tamat SD 19 Kab. Boyolali 205332 103077 191632 Tamat SD 1

10 Kab. Klaten 215575 123745 253568 Tamat SMA++ 311 Kab. Sukoharjo 133054 92608 179614 Tamat SMA++ 312 Kab. Wonogiri 318548 99531 78153 Tamat SD 113 Kab. Karanganyar 156793 99863 166489 Tamat SMA++ 314 Kab. Sragen 231791 97549 118035 Tamat SD 115 Kab. Grobogan 418039 131831 113168 Tamat SD 116 Kab. Blora 254999 76044 110333 Tamat SD 117 Kab. Rembang 162274 74903 73616 Tamat SD 118 Kab. Pati 303173 118671 172892 Tamat SD 119 Kab. Kudus 156511 107908 137672 Tamat SD 1

6

Page 7: Analisis Diskriminan: Tipologi Kemajuan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015

No Kabupaten SD SMP SMA+ Dominasi  20 Kab. Jepara 267086 138002 136984 Tamat SD 121 Kab. Demak 230371 112127 150671 Tamat SD 122 Kab. Semarang 257802 121450 132705 Tamat SD 123 Kab. Temanggung 243998 84309 62093 Tamat SD 124 kab. Kendal 264040 91646 96483 Tamat SD 125 Kab. Batang 222591 69883 55785 Tamat SD 126 Kab. Pekalongan 248494 75562 73421 Tamat SD 127 Kab. Pemalang 398161 74121 82081 Tamat SD 128 Kab. Tegal 335401 115438 122098 Tamat SD 129 Kab. Brebes 580007 122978 117679 Tamat SD 130 Kota Magelang 13834 11876 32400 Tamat SMA++ 331 Kota Surakarta 59329 63591 136944 Tamat SMA++ 332 Kota Salatiga 26421 15990 43550 Tamat SMA++ 333 Kota Semarang 193541 134104 456561 Tamat SMA++ 334 Kota Pekalongan 55796 27817 47975 Tamat SD 135 Kota Tegal 51053 25219 37910 Tamat SD 1

Pengelompokan kualitas SDM di tiap kabupaten Jawa Tengah ini berdasarkan

dominasi penduduk yang menamatkan pendidikan di tiap jenjang, kode 1 untuk tamatan SD,

kode 2 untuk tamatan SMP, dan kode 3 untuk tamatan SMA++.

Tabel III.4Jumlah Pasar dan Swalayan Tiap Kabupaten di Jawa Tengah

No Kabupaten SwalayanPasar

Tradisional Jumlah1 Kab. Cilacap 173 34 2072 Kab. Banyumas 106 31 1373 Kab. Purbalingga 59 18 774 Kab. Banjarnegara 5 27 325 Kab. Kebumen 43 35 786 Kab. Purworejo 28 29 577 Kab. Wonosobo 9 13 228 Kab. Magelang 4 17 219 Kab. Boyolali 70 38 108

10 Kab. Klaten 110 67 17711 Kab. Sukoharjo 116 43 15912 Kab. Wonogiri 5 35 4013 Kab. Karanganyar 56 56 11214 Kab. Sragen 32 51 8315 Kab. Grobogan 1 16 1716 Kab. Blora 29 20 4917 Kab. Rembang 0 16 1618 Kab. Pati 5 87 9219 Kab. Kudus 83 23 10620 Kab. Jepara 4 23 27

7

Page 8: Analisis Diskriminan: Tipologi Kemajuan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015

No Kabupaten SwalayanPasar

Tradisional Jumlah21 Kab. Demak 18 19 3722 Kab. Semarang 4 34 3823 Kab. Temanggung 0 39 3924 kab. Kendal 21 15 3625 Kab. Batang 0 10 1026 Kab. Pekalongan 21 14 3527 Kab. Pemalang 36 43 7928 Kab. Tegal 4 26 3029 Kab. Brebes 4 25 2930 Kota Magelang 18 1 1931 Kota Surakarta 0 29 2932 Kota Salatiga 22 12 3433 Kota Semarang 65 48 11334 Kota Pekalongan 17 11 2835 Kota Tegal 19 13 32

Sumber : Prodeskel Kemendagri, 2014

Tabel III.5Jumlah Bank tiap Kabupaten di Jawa Tengah

No Kabupaten Jumlah Bank1 Kab. Cilacap 102 Kab. Banyumas 163 Kab. Purbalingga 64 Kab. Banjarnegara 35 Kab. Kebumen 86 Kab. Purworejo 47 Kab. Wonosobo 68 Kab. Magelang 19 Kab. Boyolali 6

10 Kab. Klaten 511 Kab. Sukoharjo 412 Kab. Wonogiri 613 Kab. Karanganyar 414 Kab. Sragen 615 Kab. Grobogan 1016 Kab. Blora 517 Kab. Rembang 318 Kab. Pati 819 Kab. Kudus 720 Kab. Jepara 621 Kab. Demak 322 Kab. Semarang 5023 Kab. Temanggung 624 kab. Kendal 525 Kab. Batang 226 Kab. Pekalongan 5

8

Page 9: Analisis Diskriminan: Tipologi Kemajuan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015

No Kabupaten Jumlah Bank27 Kab. Pemalang 428 Kab. Tegal 1829 Kab. Brebes 830 Kota Magelang 1831 Kota Surakarta 1632 Kota Salatiga 1933 Kota Semarang 3734 Kota Pekalongan 1535 Kota Tegal 24

Sumber : Prodeskel Kemendagri, 2014

Tabel III.6PDRB ADHK Tiap Kabupaten di Jawa Tengah Tahun 2013

(Juta Rupiah)No Kabupaten PDRB1 Kab. Cilacap 153522912 Kab. Banyumas 55719413 Kab. Purbalingga 30066274 Kab. Banjarnegara 33579605 Kab. Kebumen 33781606 Kab. Purworejo 34936017 Kab. Wonosobo 21790158 Kab. Magelang 47973199 Kab. Boyolali 4982066

10 Kab. Klaten 551330811 Kab. Sukoharjo 574287712 Kab. Wonogiri 347004813 Kab. Karanganyar 641450414 Kab. Sragen 371748815 Kab. Grobogan 374225016 Kab. Blora 239080017 Kab. Rembang 262647618 Kab. Pati 540716719 Kab. Kudus 1439865120 Kab. Jepara 303810421 Kab. Demak 345527322 Kab. Semarang 657320823 Kab. Temanggung 278132124 kab. Kendal 635000025 Kab. Batang 274648026 Kab. Pekalongan 375893427 Kab. Pemalang 402003928 Kab. Tegal 423351329 Kab. Brebes 639018430 Kota Magelang 131870831 Kota Surakarta 6080954

9

Page 10: Analisis Diskriminan: Tipologi Kemajuan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015

No Kabupaten PDRB32 Kota Salatiga 108065733 Kota Semarang 2569733834 Kota Pekalongan 246094735 Kota Tegal 1477506

Sumber : Prodeskel Kemendagri, 2014

Tabel III.7Selisih Pendapatan dengan Belanja Daerah Tiap Kabupaten di Jawa Tengah

No Kabupaten/KotaAPBD

SelisihPendapatan Belanja

1 Kab. Cilacap 1.792.439.254.841 1.792.586.828.800 -1475739592 Kab. Banyumas 1.979.680.828.075 2.307.495.970.527 -3278151424523 Kab. Purbalingga 1.241.957.454.000 1.282.313.160.000 -403557060004 Kab. Banjarnegara 1.279.702.465.936 1.175.474.028.855 1042284370815 Kab. Kebumen 1.599.628.130.000 1.704.544.610.000 -1049164800006 Kab. Perworejo 1.167.943.577.026 1.126.130.839.860 418127371667 Kab. Wonosobo 1.144.182.522.595 988.103.772.409 1560787501868 Kab. Magelang 1.464.755.469.550 1.824.743.223.423 -3599877538739 Kab. Boyolali 1.271.240.332.042 1.269.226.813.508 201351853410 Kab. Klaten 1.735.602.421.246 1.621.602.407.460 11400001378611 Kab. Sukoharjo 994.435.446.000 1.069.434.968.904 -7499952290412 Kab. Wonogiri 1.339.809.192.399 1.434.154.331.098 -9434513869913 Kab. Karanganyar 1.466.049.795.000 1.657.433.618.000 -19138382300014 Kab. Sragen 1.468.966.588.879 1.408.595.385.453 6037120342615 Kab. Grobogan 1.549.721.355.117 1.507.868.313.023 4185304209416 Kab. Blora 1.292.799.169.613 1.318.484.054.214 -2568488460117 Kab. Rembang 1.017.133.407.333 962.437.435.806 5469597152718 Kab. Pati 1.001.675.112.579 989.490.570.878 1218454170119 Kab. Kudus 1.147.302.760.000 1.156.595.980.000 -929322000020 Kab. Jepara 1.386.691.761.062 1.351.530.902.258 3516085880421 Kab. Demak 1.398.722.359.000 1.338.417.926.000 6030443300022 Kab. Semarang 1.373.383.000.000 1.333.538.000.000 3984500000023 Kab. Temanggung 1.053.845.571.860 1.000.867.918.364 5297765349624 Kab. Kendal 1.365.705.861.859 1.493.099.158.250 -12739329639125 Kab. Batang 1.086.627.383.076 1.067.412.675.201 1921470787526 Kab. Pekalongan 1.185.579.515.656 1.223.169.683.250 -3759016759427 Kab. Pemalang 1.486.773.783.371 1.477.106.031.341 966775203028 Kab. Tegal 1.237.540.477.000 1.290.490.425.000 -5294994800029 Kab. Brebes 1.674.473.056.000 1.782.696.541.000 -10822348500030 Kota Magelang 634.759.985.140 630.950.717.357 380926778331 Kota Surakarta 1.385.005.106.508 1.375.304.857.300 970024920832 Kota Salatiga 603.204.201.915 529.237.634.485 7396656743033 Kota Semarang 2.801.228.549.867 2.481.924.180.150 31930436971734 Kota Pekalongan 1.586.521.596.977 1.607.365.072.421 -2084347544435 Kota Tegal 723.968.861.000 673.040.144.370 50928716630

10

Page 11: Analisis Diskriminan: Tipologi Kemajuan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015

Sumber : Prodeskel Kemendagri, 2014

Berikut adalah rekapitulasi semua data untuk mendukung analisis diskriminan pada

tipologi perkotaan tiap Kabupaten di Jawa Tengah :

No Kabupaten

Klasifikasi

SDA

Pendidikan

Pasar_Swalayan

Bank PDRB Income

1 Kab. Cilacap 1 7 1 207 10153522

90 -147573959

2 Kab. Banyumas 1 7 1 137 16557194

0

-3278151424

52

3Kab. Purbalingga 1 5 1 77 6

3006626

-4035570600

0

4Kab. Banjarnegara 1 9 1 32 3

3357960

104228437081

5 Kab. Kebumen 1 12 1 78 8337816

0

-1049164800

00

6 Kab. Purworejo 1 8 1 57 4349360

04181273716

6

7 Kab. Wonosobo 1 7 1 22 6217901

51560787501

86

8 Kab. Magelang 1 7 1 21 1479731

9

-3599877538

73

9 Kab. Boyolali 1 5 1 108 6498206

5 201351853410 Kab. Klaten 2 4 3 177 5

5513307

114000013786

11 Kab. Sukoharjo 2 4 3 159 4

5742876

-7499952290

4

12 Kab. Wonogiri 2 14 1 40 6

3470048

-9434513869

9

13

Kab. Karanganyar 1 5 3 112 4

6414504

-1913838230

0014 Kab. Sragen 1 6 1 83 6

3717488

60371203426

15 Kab. Grobogan 1 5 1 17 10

3742249

41853042094

16 Kab. Blora 1 6 1 49 5

2390800

-2568488460

117 Kab. Rembang 1 8 1 16 3

2626475

54695971527

18 Kab. Pati 1 6 1 92 8

5407167

12184541701

19 Kab. Kudus 2 5 1 106 7

14398651 -9293220000

20 Kab. Jepara 2 9 1 27 6

3038103

35160858804

21 Kab. Demak 1 2 1 37 3

3455273

60304433000

2 Kab. Semarang 1 6 1 38 50 657320 3984500000

11

Page 12: Analisis Diskriminan: Tipologi Kemajuan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015

2 8 023

Kab. Temanggung 2 6 1 39 6

2781320

52977653496

24 kab. Kendal 1 5 1 36 5

6350000

-1273932963

9125 Kab. Batang 1 5 1 10 2

2746480

19214707875

26

Kab. Pekalongan 1 7 1 35 5

3758933

-3759016759

427 Kab. Pemalang 1 7 1 79 4

4020038 9667752030

28 Kab. Tegal 1 7 1 30 18

4233513

-5294994800

0

29 Kab. Brebes 1 7 1 29 8

6390184

-1082234850

0030 Kota Magelang 3 2 3 19 18

1318707 3809267783

31 Kota Surakarta 3 1 3 29 16

6080954 9700249208

32 Kota Salatiga 3 2 3 34 19

1080656

73966567430

33 Kota Semarang 3 4 3 113 37

25697338

319304369717

34

Kota Pekalongan 3 1 1 28 15

2460946

-2084347544

435 Kota Tegal 3 1 1 32 24

1477505

50928716630

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analysis Case Processing Summary

Unweighted Cases N Percent

Valid 35 100.0

Excluded Missing or out-of-range group

codes

0 .0

At least one missing

discriminating variable

0 .0

Both missing or out-of-range

group codes and at least one

missing discriminating variable

0 .0

Total 0 .0

Total 35 100.0

12

Page 13: Analisis Diskriminan: Tipologi Kemajuan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015

Dari tabel diatas dapat dilihat semua data telah di eksekusi sebanyak 35 dan 100 persen

tidak terdapat data yang missing.

Tabel Group Satistics menunjukkan bahwa terdapat pengelompokkan antara

kabupaten tertinggal sebanyak 23 kabupaten, berkembang 6 kabupaten dan maju juga 6

kabupaten. Variabel-variabel tersebut mempunyai kriteria tertinggal, berkembang dan maju

dengan memiliki nilai mean dan standar deviasi yang berbeda. Total dari semuanya adalah

35 kabupaten.

13

Group Statistics

Klasifikasi Mean Std. Deviation

Valid N (listwise)

Unweighted Weighted

Tertinggal SDA 6.48 1.880 23 23.000

Pendidikan 1.09 .417 23 23.000

Pasar_swalayan 60.96 47.334 23 23.000

Bank 8.30 9.966 23 23.000

PDRB 4693273.35 2692747.707 23 23.000

Income -3.37E10 1.251E11 23 23.000

Berkembang SDA 7.00 3.899 6 6.000

Pendidikan 1.67 1.033 6 6.000

Pasar_swalayan 91.33 65.796 6 6.000

Bank 5.67 1.033 6 6.000

PDRB 5824050.83 4386068.050 6 6.000

Income 3.92E9 7.945E10 6 6.000

Maju SDA 1.83 1.169 6 6.000

Pendidikan 2.33 1.033 6 6.000

Pasar_swalayan 42.50 34.921 6 6.000

Bank 21.50 8.216 6 6.000

PDRB 6352684.33 9657511.835 6 6.000

Income 7.28E10 1.255E11 6 6.000

Total SDA 5.77 2.840 35 35.000

Pendidikan 1.40 .812 35 35.000

Pasar_swalayan 63.00 49.843 35 35.000

Bank 10.11 10.145 35 35.000

PDRB 5171591.37 4659687.739 35 35.000

Income -8.97E9 1.224E11 35 35.000

Page 14: Analisis Diskriminan: Tipologi Kemajuan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015

Untuk variabel SDA, dapat terlihat nilai mean pada klasifikasi daerah tertinggal

adalah 6,48, sedangkan pada klasifikasi daerah berkembang adalah 7,00 serta

untuk klasifikasi daerah maju adalah 1,83. Artinya rata-rata Ketersediaan Sumber

Daya alam terhadap klasifikasi daerah berkembang lebih tinggi dibanding yang

lainnya.

Untuk variabel Pendidikan, dapat terlihat nilai mean pada klasifikasi daerah

tertinggal adalah 1,09, sedangkan pada klasifikasi daerah berkembang adalah

1,67 serta untuk klasifikasi daerah maju adalah 2,33. Artinya rata-rata kapasitas

SDM dari tipologi pendidikan terhadap klasifikasi daerah maju lebih tinggi

dibanding yang lainnya.

Untuk variabel ketersediaan pasar swalayan, dapat terlihat nilai mean pada

klasifikasi daerah tertinggal adalah 60,96, sedangkan pada klasifikasi daerah

berkembang adalah 91,33 serta untuk klasifikasi daerah maju adalah 42,50.

Artinya rata-rata ketersediaan pasar swalayan terhadap klasifikasi daerah

berkembang lebih tinggi dibanding yang lainnya.

Untuk variabel ketersediaan bank, dapat terlihat nilai mean pada klasifikasi daerah

tertinggal adalah 8,30, sedangkan pada klasifikasi daerah berkembang adalah

5,67 serta untuk klasifikasi daerah maju adalah 21,50. Artinya rata-rata

ketersediaan bank terhadap klasifikasi daerah maju lebih tinggi dibanding yang

lainnya.

Untuk variabel PDRB, rata-rata PDRB terhadap klasifikasi daerah maju lebih

tinggi dibanding yang lainnya.

Tabel diatas juga menunjukkan mean/rata-rata dan standar deviasi dari

pengelompokkan berdasarkan tingkat kemajuan daerah. Untuk mean total SDA adalah 5,77

sedangkan mean SDA daerah tertinggal adalah 6,48 yang berarti nilai rata-rata variabel

SDA tidak lebih rendah dari mean total SDA. Hal ini berarti variabel SDA daerah tertinggal

adalah signifikan. Untuk total SDA pada kolom rata-rata adalah 2,840, sedangkan standar

deviasi SDA pada daerah tertinggal adalah 1,880 yang berarti standar deviasi variabel SDA

daerah tertinggal lebih kecil daripada standar deviasi total SDA. Hal ini berarti variabel SDA

daerah tertinggal signifikan. Begitu juga dengan variabel lainnya.

Selain terdapat rata-rata, tabel di atas juga terdapat standar deviasi. Untuk standar

deviasi SDA daerah tertinggal adalah 1,880. Sedangkan nilai standar deviasi total SDA

adalah 2,840. Hal ini berarti nilai standar deviasi SDA daerah tertinggal lebih kecil daripada

nilai standar deviasi total yang berarti varabel SDA masih dapat digunakan dalam analisis ini

karena nilainya tidak melebihi standar deviasi total variabelnya. Sehingga jika terdapat nilai

standar deviasi sebuah variabel yang melebihi nilai standar deviasi total variabel maka

dianggap tidak dapat digunakan dalam analisis.14

Page 15: Analisis Diskriminan: Tipologi Kemajuan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015

Pooled Within-Groups Matrices

SDA Pendidikan Pasar_swalayan Bank PDRB Income

Correlation SDA 1.000 -.241 -.186 .079 .026 -.057

Pendidikan -.241 1.000 .434 -.028 .197 -.009

Pasar_swalayan -.186 .434 1.000 .113 .561 -.013

Bank .079 -.028 .113 1.000 .373 .175

PDRB .026 .197 .561 .373 1.000 .215

Pada tabel tersebut terdapat nilai korelasi dimana apabila nilai nya > 0,5 maka dicurigai ada

gejala multikolinearitas. Termasuk di dalam yang dicurigai ada gejala multikolinearitas

adalah SDA, sedangkan variabel lainnya <0,5 sehingga tidak ada multikolinearitas.

Analysis 1

Standardized Canonical Discriminant Function

Coefficients

Function

1 2

SDA -.624 .428

Pendidikan .585 .759

Pasar_swalayan -.658 .382

Bank .514 -.273

PDRB .145 -.148

Income .071 .414

Tabel di atas untuk membentuk fungsi diskriminan. Persamaan ini nantinya dapat

digunakan untuk mengetahui apakah Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah masuk dalam

kategori tertinggal, berkembang maupun maju. Fungsi diskriminannya adalah sebagai

berikut:

1. Z score = -0.624 SDA+ 0.585 Pendidikan – 0.658 pasar swalayan + 0.514 Bank +

0.145 PDRB + 0.071 income

2. Z score = = -0.425 SDA+ 0.759 Pendidikan + 0.382 pasar swalayan – 0.273

Bank - 0.148 PDRB + 0.414 income.

15

Page 16: Analisis Diskriminan: Tipologi Kemajuan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015

Structure Matrix

Function

1 2

SDA -.602* .125

Bank .440* -.200

Pendidikan .464 .796*

Pasar_swalayan -.149 .512*

Income .231 .299*

PDRB .082 .214*

Pooled within-groups correlations between

discriminating variables and standardized

canonical discriminant functions

Variables ordered by absolute size of correlation

within function.

*. Largest absolute correlation between each

variable and any discriminant function

Functions at Group Centroids

Klasifikasi

Function

1 2

Tertinggal -.576 -.249

Berkembang -.720 .917

Maju 2.926 .038

Unstandardized canonical discriminant

functions evaluated at group means

Classification Statistics

Classification Processing Summary

Processed 35

Excluded Missing or out-of-range group

codes

0

At least one missing

discriminating variable

0

Used in Output 35

16

Page 17: Analisis Diskriminan: Tipologi Kemajuan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015

Prior Probabilities for Groups

Klasifikasi Prior

Cases Used in Analysis

Unweighted Weighted

Tertinggal .333 23 23.000

Berkembang .333 6 6.000

Maju .333 6 6.000

Total 1.000 35 35.000

Classification Function Coefficients

Klasifikasi

Tertinggal Berkembang Maju

SDA 1.586 1.849 .666

Pendidikan 3.082 4.271 6.451

Pasar_swalayan .024 .035 -.021

Bank .085 .041 .278

PDRB -8.959E-8 -1.303E-7 8.693E-9

Income -7.288E-13 3.239E-12 2.345E-12

(Constant) -8.783 -12.450 -11.890

Fisher's linear discriminant functions

17

Page 18: Analisis Diskriminan: Tipologi Kemajuan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015

Casewise Statistics

Case

Number

Highest Group Second Highest Group Discriminant Scores

P(D>d | G=g)

Actual Group Predicted Group p df P(G=g | D=d)

Squared

Mahalanobis

Distance to

Centroid Group P(G=g | D=d)

Squared

Mahalanobis

Distance to

Centroid Function 1 Function 2

Original 1 1 2** .269 2 .640 2.623 1 .360 3.773 -2.312 .621

2 1 1 .504 2 .796 1.372 2 .204 4.096 -1.520 -.942

3 1 1 .986 2 .702 .029 2 .297 1.753 -.643 -.405

4 1 2** .833 2 .595 .366 1 .404 1.139 -1.231 .593

5 1 2** .191 2 .653 3.309 1 .347 4.570 -2.518 .643

6 1 2** .733 2 .525 .622 1 .475 .825 -1.263 .345

7 1 1 .861 2 .531 .299 2 .467 .556 -.371 .258

8 1 1 .453 2 .888 1.582 2 .112 5.727 -.873 -1.471

9 1 1 .910 2 .606 .188 2 .393 1.054 -.974 -.078

10 2 2 .092 2 .945 4.782 1 .052 10.599 .143 2.926

11 2 2 .299 2 .873 2.414 1 .119 6.405 .222 2.153

12 2 2 .148 2 .704 3.818 1 .296 5.549 -2.672 .825

13 1 2** .376 2 .750 1.955 1 .214 4.459 .525 1.553

14 1 1 .866 2 .540 .288 2 .459 .612 -.921 .161

15 1 1 .518 2 .760 1.314 2 .187 4.120 .464 -.732

18

Page 19: Analisis Diskriminan: Tipologi Kemajuan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015

16 1 1 .996 2 .685 .008 2 .314 1.568 -.614 -.331

17 1 1 .910 2 .554 .188 2 .445 .627 -.789 .128

18 1 1 .929 2 .601 .147 2 .398 .970 -.903 -.051

19 2 1** .978 2 .716 .044 2 .283 1.900 -.608 -.457

20 2 1** .799 2 .515 .448 2 .484 .572 -1.041 .232

21 1 1 .401 2 .755 1.826 2 .156 4.982 .629 -.861

22 1 3** .181 2 .968 3.417 1 .030 10.383 2.301 -1.702

23 2 1** .975 2 .652 .050 2 .345 1.326 -.364 -.178

24 1 1 .622 2 .846 .949 2 .147 4.451 -.100 -1.100

25 1 1 .776 2 .754 .508 2 .233 2.861 .052 -.588

26 1 1 .992 2 .684 .016 2 .315 1.563 -.670 -.332

27 1 1 .705 2 .517 .698 2 .483 .835 -1.282 .197

28 1 1 .644 2 .800 .880 2 .182 3.847 .154 -.839

29 1 1 .843 2 .793 .341 2 .204 3.061 -.378 -.799

30 3 3 .743 2 .999 .595 1 .000 16.460 3.378 .663

31 3 3 .743 2 1.000 .595 1 .000 17.605 3.556 .483

32 3 3 .594 2 .999 1.043 2 .001 15.915 3.269 1.000

33 3 3 .263 2 1.000 2.667 2 .000 18.956 3.591 1.530

34 3 3 .090 2 .752 4.814 1 .233 7.153 1.643 -1.742

35 3 3 .158 2 .942 3.693 1 .054 9.405 2.122 -1.707

**. Misclassified case

19

Page 20: Analisis Diskriminan: Tipologi Kemajuan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015

20

Page 21: Analisis Diskriminan: Tipologi Kemajuan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015

Tabel ini berisi rincian tiap kasus, penempatannya dalam model diskriminan, serta

perbandingan apakah penempatan ( predict ) telah sesuai dengan kenyataan.

Responden 2 termasuk pada group responden daerah tertinggal ( kode 1 ). Hal ini

ditampakkan pada bagian actual Group di tabel Case Wise statistics. Pada bagian

Predict Group, terlihat angka 1 juga. Berarti prediksi responden 1 dengan model

diskriminan telah tepat, yaitu sesuai kenyataan (actual). Begitu juga untuk

keserasian data yang lain.

Responden 1, 4, 5, 6, 13, termasuk grup responden daerah tertinggal ( kode 1 ).

Pada bagian Predict Group, ternyata angka adalah 2. Berarti prediksi posisi

responden 1, 4, 5, 6, 13 model diskriminan tidakk tepat, yaitu tidak sesuai

kenyataan (actual). Maka harusnya responden 1, 4, 5, 6, 13 tergolong ke kategori

2 yaitu daerah berkembang. Ketidakserasian (misclassified) antara actual dan

predict group ditunjukkan dengan tanda ** pada kasus yang bersangkutan.

Responden 19, 20, 23 termasuk grup responden daerah berkembang (kode 2).

Pada bagian Predict Group, ternyata angka adalah 1. Berarti prediksi posisi

responden 1, 4, 5, 6, 13 model diskriminan tidakk tepat, yaitu tidak sesuai

kenyataan (actual). Maka harusnya responden 1, 4, 5, 6, 13 tergolong ke kategori

1 yaitu daerah tertinggal. Ketidakserasian (misclassified) antara actual dan predict

group ditunjukkan dengan tanda ** pada kasus yang bersangkutan.

Responden 22 termasuk grup responden daerah tertinggal (kode 1). Pada bagian

Predict Group, ternyata angka adalah 3. Berarti prediksi posisi responden 22

model diskriminan tidak tepat, yaitu tidak sesuai kenyataan (actual). Maka

harusnya responden 22 tergolong ke kategori 3 yaitu daerah maju.

Ketidakserasian (misclassified) antara actual dan predict group ditunjukkan

dengan tanda ** pada kasus yang bersangkutan.

Analysis 1

Stepwise Statistics

21

Page 22: Analisis Diskriminan: Tipologi Kemajuan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015

Variables Entered/Removeda,b,c,d

Step

Wilks' Lambda

Exact F

Entered Statistic df1 df2 df3 Statistic df1 df2 Sig.

1 SDA .586 1 2 32.000 11.319 2 32.000 .000

2 Pendidikan .458 2 2 32.000 7.406 4 62.000 .000

3 Bank .363 3 2 32.000 6.603 6 60.000 .000

At each step, the variable that minimizes the overall Wilks' Lambda is entered.

a. Maximum number of steps is 12.

b. Minimum partial F to enter is 3.84.

c. Maximum partial F to remove is 2.71.

d. F level, tolerance, or VIN insufficient for further computation.

Tabel tersebut menunjukkan variabel yang dimasukkan dalam tiap tahap. Ada 3

tahapan, maka ada 3 variabel yang masuk model yaitu variabel SDA, Pendidikan, dan

ketersediaan bank. Variabel yang masuk model adalah variabel yang mempunyai pengaruh

bermakna pada klasifikasi daerah dan tidak menyebabkan nilai F tidak signifikan. Variabel

SDA memiliki nilai Sig 0,000 < 0,05 dengan tingkat kepercayaan df1 adalah 2 yang bernilai

2,920, maka berarti variabel SDA memiliki tingkat kepercayaan sebesar 2,920 pada t tabel.

Kemudian untuk variabel Pendidikan memiliki tingkat kepercayaan sebesar 2,312 pada

tabel, sedangkan variabel Bank memiliki tingkat kepercayaan sebesar 1,943 pada t tabel.

Variables in the Analysis

Step Tolerance F to Remove Wilks' Lambda

1 SDA 1.000 11.319

2 SDA .942 6.401 .647

Pendidikan .942 4.325 .586

3 SDA .937 5.388 .493

Pendidikan .942 3.944 .458

Bank .994 3.934 .458

Tabel diatas menunjukkan variabel yang tetap tinggal di dalam model, yaitu ada 3 variabel.

22

Page 23: Analisis Diskriminan: Tipologi Kemajuan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015

Variables Not in the Analysis

Step Tolerance Min. Tolerance F to Enter Wilks' Lambda

0 SDA 1.000 1.000 11.319 .586

Pendidikan 1.000 1.000 8.730 .647

Pasar_swalayan 1.000 1.000 1.544 .912

Bank 1.000 1.000 6.152 .722

PDRB 1.000 1.000 .359 .978

Income 1.000 1.000 1.941 .892

1 Pendidikan .942 .942 4.325 .458

Pasar_swalayan .965 .965 2.105 .516

Bank .994 .994 4.315 .458

PDRB .999 .999 .321 .574

Income .997 .997 1.009 .550

2 Pasar_swalayan .804 .785 3.174 .378

Bank .994 .937 3.934 .363

PDRB .955 .900 .015 .457

Income .996 .938 .848 .433

3 Pasar_swalayan .787 .781 3.365 .294

PDRB .815 .815 .394 .353

Income .964 .931 .490 .351

Tabel di atas menunjukkan variabel yang keluar dari dalam model dalam tiap tahap,

sampai tahap 3 hanya ada 3 variabel yaitu Pasar swalayan, PDRB dan income

Wilks' Lambda

Step

Number of

Variables Lambda df1 df2 df3

Exact F

Statistic df1 df2 Sig.

1 1 .586 1 2 32 11.319 2 32.000 .000

2 2 .458 2 2 32 7.406 4 62.000 .000

3 3 .363 3 2 32 6.603 6 60.000 .000

Tabel di atas memperlihatkan bahwa perubahan nilai lambda dan nilai uji F dalam tiap

tahap. sampai tahap nilai Sig tetap < 0,05 maka sampai tahap 3 variabel bebas masuk

semua model. Angka signifikansi untuk 3 variabel sebesar 0,000 dengan nilai F 11.319.

23

Page 24: Analisis Diskriminan: Tipologi Kemajuan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015

karena nilai signifikansi 0,000 ( <0,05) maka variabel masing-masing kelompok mempunyai

perbedaan yang signifikan.

Summary of Canonical Discriminant Functions

Eigenvalues

Function Eigenvalue % of Variance Cumulative %

Canonical

Correlation

1 1.387a 90.0 90.0 .762

2 .155a 10.0 100.0 .366

a. First 2 canonical discriminant functions were used in the analysis.

Pada tabel Eigenvalues terdapat nilai canonical correlation. Nilai canonical correlation

digunakan untuk mengukur derajat hubungan antara hasil diskriminan atau besarnya

variabilitas yang mampu diteragkan oleh variabel independen terhadap variabel dependen.

Dari tabel di atas diperoleh nilai canonical correlation sebesar 0, 762 bila di kuadratkan

( 0,762 x 0,762)= 0.580644, artinya 58 % varians dari variabel independen (kelompok) dapat

dijelaskan dari model diskriminan yang terbentuk. Nilai koreksi kanonikal menunjukkan

hubungan antara nilai diskriminan dengan kelompok. Nilai sebesar 0,762 berarti

hubungannya sangat tinggi karena mendekati angka 1 (besarnya korelasi antara 0-1)

Wilks' Lambda

Test of

Function(s) Wilks' Lambda Chi-square Df Sig.

1 through 2 .363 31.435 6 .000

2 .866 4.463 2 .107

Tabel di atas menunjukkan perubahan nilai lambda dan nilai uji F dalam tiap tahap .

Sampai tahap nilai Sig tetap < 0,05 maka sampai tahap 3 variabel bebas masuk semua

model. Angka signifikansi untuk 3 variabel sebesar 0,000 dengan nilai F 11.319. karena nilai

signifikansi 0,000 ( <0,05) maka variabel masing-masing kelompok mempunyai perbedaan

yang signifikan. Kemudian pada baris kedua nilai Sig nya adalah 0,107 yang berarti tidak

memiliki perbedaan yang signifikan.

24

Page 25: Analisis Diskriminan: Tipologi Kemajuan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015

Standardized Canonical Discriminant

Function Coefficients

Function

1 2

SDA -.653 .507

Pendidikan .422 .935

Bank .579 -.325

Tabel di atas untuk membentuk fungsi diskriminan. Persamaan ini nantinya dapat

digunakan untuk mengetahui apakah Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah masuk dalam

kategori tertinggal, berkembang maupun maju. Fungsi diskriminannya adalah sebagai

berikut:

1. Z score = - 0.653 SDA+ 0.422 Pendidikan + 0.579 Bank

2. Z score = 0.507SDA + 0.935 Pendidikan – 0.325 Bank

Structure Matrix

Function

1 2

SDA -.709* .256

Bank .516* -.311

Pasar_swalayana .370* .275

PDRBa .282* .077

Incomea .135* -.094

Pendidikan .564 .822*

Pooled within-groups correlations between

discriminating variables and standardized canonical

discriminant functions

Variables ordered by absolute size of correlation

within function.

*. Largest absolute correlation between each

variable and any discriminant function

a. This variable not used in the analysis.

25

Page 26: Analisis Diskriminan: Tipologi Kemajuan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015

Functions at Group Centroids

Klasifikasi

Function

1 2

Tertinggal -.520 -.209

Berkembang -.480 .811

Maju 2.476 -.011

Unstandardized canonical discriminant

functions evaluated at group means

Group Centroid merupakan rata-rata nilai diskriminan dari tiap-tiap observasi di dalam

masing-masing kelompok. Group Centroid untuk klasifikasi daerah tertinggal adalah sebesar

-0.520, sedangkan untuk kelompok berkembang adalah sebesar -0.480. serta untuk

klasifikasi daerah maju adalah 2.476. Ini berarti bahwa secara rata - rata skor diskriminal

ketiga kelompok berbeda cukup besar. Sehingga fungsi diskriminan yang diperoleh dapat

membedakan secara baik kelompok yang ada.

Classification Processing Summary

Processed 35

Excluded Missing or out-of-range group

codes

0

At least one missing

discriminating variable

0

Used in Output 35

Tabel ini menyatakan ada 35 data yang diikutkan dalam analisis dan dari kesemuanya tidak

ada data yang missing.

Prior Probabilities for Groups

Klasifikasi Prior

Cases Used in Analysis

Unweighted Weighted

Tertinggal .333 23 23.000

Berkembang .333 6 6.000

Maju .333 6 6.000

Total 1.000 35 35.000

26

Page 27: Analisis Diskriminan: Tipologi Kemajuan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015

Classification Function Coefficients

Klasifikasi

Tertinggal Berkembang Maju

SDA 1.530 1.749 .702

Pendidikan 3.657 5.100 5.813

Bank .082 .048 .270

(Constant) -8.384 -11.607 -11.431

Fisher's linear discriminant functions

Fungsi diskriminan fisher pada prinsipnya membuat semacam persamaan regresi

dengan pembagian berdasarkan kode group yang dipilih dan digunakan nantinya. Berikut

adalah keterangannya :

1. Untuk klasifikasi kabupaten tertinggal fungsinya adalah berikut:

Z score = 1.530 tertinggal +3.657 berkembang + 0.082 Bank -8.384

2. Untuk klasifikasi kabupaten berkembang fungsinya adalah berikut:

Z score = 1.749 tertinggal + 5.100 berkembang + 0.048 Bank – 11. 607

3. Untuk klasifikasi kabupaten maju fungsinya sebagai berikut:

Z score = 0.702 tertinggal + 5.813 berkembang + 0.270 Bank – 11.431

27

Page 28: Analisis Diskriminan: Tipologi Kemajuan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015

Casewise Statistics

Case

Numbe

r

Highest Group Second Highest Group Discriminant Scores

P(D>d | G=g)

Actual Group

Predicted

Group p df P(G=g | D=d)

Squared

Mahalanobis

Distance to

Centroid Group P(G=g | D=d)

Squared

Mahalanobis

Distance to

Centroid Function 1 Function 2

Original 1 1 1 .993 2 .640 .013 2 .354 1.196 -.617 -.274

2 1 1 .920 2 .678 .168 2 .305 1.767 -.226 -.493

3 1 1 .910 2 .699 .189 2 .287 1.971 -.294 -.580

4 1 2** .467 2 .522 1.523 1 .477 1.703 -1.656 .435

5 1 2** .225 2 .640 2.985 1 .360 4.135 -2.204 .931

6 1 1 .687 2 .540 .751 2 .459 1.079 -1.299 .172

7 1 1 .935 2 .610 .134 2 .388 1.039 -.877 -.127

8 1 1 .765 2 .569 .536 2 .430 1.093 -1.203 .056

9 1 1 .910 2 .699 .189 2 .287 1.971 -.294 -.580

10 2 2 .121 2 .613 4.218 3 .286 5.743 1.187 2.010

11 2 2 .129 2 .653 4.094 3 .244 6.064 1.122 2.047

12 2 2 .042 2 .747 6.355 1 .253 8.520 -2.917 1.457

13 1 2** .145 2 .795 3.855 3 .104 7.921 .831 2.273

14 1 1 .987 2 .658 .025 2 .336 1.369 -.586 -.354

15 1 1 .777 2 .714 .505 2 .255 2.565 -.034 -.726

28

Page 29: Analisis Diskriminan: Tipologi Kemajuan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015

16 1 1 .986 2 .651 .029 2 .344 1.303 -.651 -.317

17 1 1 .642 2 .532 .886 2 .468 1.144 -1.364 .209

18 1 1 .974 2 .671 .052 2 .320 1.534 -.456 -.427

19 2 1** .882 2 .704 .251 2 .279 2.102 -.229 -.617

20 2 1** .558 2 .503 1.168 2 .496 1.196 -1.460 .325

21 1 1 .427 2 .728 1.703 2 .172 4.592 .384 -1.149

22 1 3** .146 2 .969 3.852 1 .028 10.930 2.281 -1.964

23 2 1** .987 2 .658 .025 2 .336 1.369 -.586 -.354

24 1 1 .933 2 .694 .138 2 .295 1.850 -.360 -.543

25 1 1 .974 2 .675 .052 2 .318 1.556 -.555 -.434

26 1 1 .908 2 .602 .192 2 .396 1.027 -.942 -.091

27 1 1 .878 2 .594 .261 2 .405 1.027 -1.008 -.054

28 1 1 .857 2 .687 .309 2 .288 2.047 -.095 -.566

29 1 1 .975 2 .625 .051 2 .371 1.095 -.747 -.200

30 3 3 .545 2 .980 1.213 2 .014 9.670 2.617 1.082

31 3 3 .614 2 .988 .974 2 .008 10.635 2.779 .928

32 3 3 .561 2 .984 1.158 2 .011 10.060 2.683 1.045

33 3 3 .507 2 .997 1.358 2 .002 14.087 3.273 .839

34 3 3 .117 2 .728 4.290 1 .242 6.492 1.458 -1.815

35 3 3 .094 2 .937 4.737 1 .057 10.323 2.044 -2.144

**. Misclassified case

29

Page 30: Analisis Diskriminan: Tipologi Kemajuan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015

Tabel ini berisi rincian tiap kasus, penempatannya dalam model diskriminan, serta perbandingan apakah penempatan ( predict ) telah sesuai

dengan kenyataan.

Responden 1 termasuk pada group responden daerah tertinggal ( kode 1 ). Hal ini ditampakkan pada bagian actual Group di tabel Case

Wise statistics. Pada bagian Predict Group, terlihat angka 1 juga. Berarti prediksi responden 1 dengan model diskriminan telah tepat,

yaitu sesuai kenyataan (actual). Begitu juga untuk keserasian data yang lain.

Responden 4 dan 5 termasuk grup responden daerah tertinggal ( kode 1 ). Pada bagian Predict Group, ternyata angka adalah 2. Berarti

prediksi posisi responden 4 dan 5 model diskriminan tidakk tepat, yaitu tidak sesuai kenyataan (actual). Maka harusnya responden 4

dan 5 tergolong ke kategori 2 yaitu daerah berkembang. Ketidakserasian (misclassified) antara actual dan predict group ditunjukkan

dengan tanda ** pada kasus yang bersangkutan.

Ketidakserasian juga terjadi : pada responden nomor 13 yang harusnya tergolong dalam kategori berkembang (kode 2), responden 19 yang

harusnya masuk ke dalam kategori 1 yautu tertinggal, responden 20 yang harusnya tergolong kategori tertinggal (kode 1), responden 22 yang

harusnya ke dalam kategori maju (kode 3) dan responden 23 yang harusnya masuk dalam kategori tertinggal (kode 1). Demikian seterusnya

untuk data yang lain, dengan memperhatikan tanda ** untuk mengetahui terjadinya misclassified dari model dalam memprediksi

pengelompokkan data.

30

Page 31: Analisis Diskriminan: Tipologi Kemajuan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015

V. KESIMPULANAnalisis #1 Responden 2 termasuk pada group responden daerah tertinggal. Hal ini

ditampakkan pada bagian actual Group di tabel Case Wise statistics.

Responden 1, 4, 5, 6, 13, termasuk grup responden daerah tertinggal.

Responden 19, 20, 23 termasuk grup responden daerah berkembang

Responden 22 termasuk grup responden daerah tertinggal.

Analsis #2 Responden 1 termasuk pada group responden daerah tertinggal ( kode 1 ). Hal ini

ditampakkan pada bagian actual Group di tabel Case Wise statistics. Pada bagian

Predict Group, terlihat angka 1 juga. Berarti prediksi responden 1 dengan model

diskriminan telah tepat, yaitu sesuai kenyataan (actual). Begitu juga untuk

keserasian data yang lain.

Responden 4 dan 5 termasuk grup responden daerah tertinggal ( kode 1 ). Pada

bagian Predict Group, ternyata angka adalah 2. Berarti prediksi posisi responden

4 dan 5 model diskriminan tidakk tepat, yaitu tidak sesuai kenyataan (actual).

Maka harusnya responden 4 dan 5 tergolong ke kategori 2 yaitu daerah

berkembang. Ketidakserasian (misclassified) antara actual dan predict group

ditunjukkan dengan tanda ** pada kasus yang bersangkutan.

VI. DAFTAR PUSTAKAHidayat, Anwar. “Analisis Diskriminan” dalam www.statistikan.com Diunduh pada 1

April 2015

Moeleong, Lexy J. 2008. “Metodologi Penelitian Kualitatif”. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya dalam www.scribd.com Diunduh pada 1 April 2015

___. 2011. “Prosedur Penggunaan SPSS,” dalam www.scribd.com Diunduh pada

pada 1 April 2015