analisis bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian

150
ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BAKSO SEHAT BAKSO ATOM Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian (S.P.) Oleh : Pungky Erawati NIM : 1110092000012 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015/1436H

Upload: others

Post on 26-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BAKSO SEHAT BAKSO ATOM

Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pertanian (S.P.)

Oleh : Pungky Erawati

NIM : 1110092000012

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2015/1436H

Page 2: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

i

ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BAKSO SEHAT BAKSO ATOM

(Studi Kasus : Gerai Bakso Sehat Bakso Atom Jabodetabek)

Pungky Erawati

NIM : 1110092000012

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Pertanian (S.P.)

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2015/1436H

Page 3: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

ii

ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN BAKSO SEHAT BAKSO ATOM

(Studi Kasus : Gerai Bakso Sehat Bakso Atom Jabodetabek)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Sains dan Teknologi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian (S.P.)

Oleh : PUNGKY ERAWATI NIM : 1110092000012

Menyetujui, Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Mudatsir Najamuddin, M.M. Drs. Acep Muhib, M.M. NIP. 19650422 200112 1 001 NIP. 19690605 200112 1 001

Mengetahui, Ketua Prodi Agribisnis

Drs. Acep Muhib, M.M. NIP. 19690605 200112 1 001

Page 4: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

iii

Page 5: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

iv

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-

BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN

SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI

ATAU LEMBAGA MANA PUN.

Jakarta, November 2014

Pungky Erawati

1110092000012

Page 6: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

v

ABSTRAK

Pungky Erawati, Analisis Bauran Pemasaran terhadap Keputusan Pembelian Bakso Sehat Bakso Atom, di bawah bimbingan Mudatsir Najamuddin dan Acep Muhib. Penelitian yang berjudul Analisis Bauran Pemasaran terhadap Keputusan Pembelian Bakso Sehat Bakso Atom (BSBA) ini dilakukan di beberapa gerai BSBA di wilayah Jabodetabek. Responden ditentukan dengan menggunakan rumus Rao. Sampel berjumlah 100 responden yang diambil dari konsumen yang pernah mengkonsumsi BSBA. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik konsumen, dan regresi linear berganda digunakan untuk menganalisis hubungan variabel independen, yaitu produk (X1), harga (X2), tempat (X3), dan promosi (X4) terhadap variabel dependen, keputusan pembelian (Y). Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik konsumen yang dominan : (1) pria dan wanita, dewasa muda dengan usia 21-40 tahun, memiliki pengeluaran < Rp.750.000. per bulan. Sumber informasi yang mempengaruhi konsumen membeli adalah iklan dalam bentuk reklame yang terpampang di depan gerai, dengan intensitas kunjungan ke gerai satu kali dalam sebulan, dan penentu konsumen dalam melakukan keputusan pembelian adalah kualitas produk Bakso Atom. (2) Bauran pemasaran secara simultan memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian BSBA, dengan F hitung : 513.523 > F tabel : 2,467494. Sedangkan secara parsial, hanya variabel produk, tempat, dan promosi yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian, dengan nilai t hitung produk : 16.409 > t tabel : 1.985251, t hitung variabel tempat 12.622 > t tabel : 1.985251, dan t hitung variabel promosi : 14.972 > t tabel : 1.985251.

Kata kunci : Produk Bakso, Bauran pemasaran, Keputusan Pembelian.

Page 7: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

vi

KATA PENGANTAR

Assalaamuualaikum warahmatullaahi wabarakatuuh.

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, dengan rahmat dan

ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Bauran

Pemasaran terhadap Keputusan Pembelian Bakso Sehat Bakso Atom”. Skripsi ini

merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pertanian (S.P) di

Program Studi Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif

Hidayatullah, Jakarta.

Penulis akui penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak,

karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr.

Agus Salim M.Si.

2. Ketua dan sekretaris program studi Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah,

Jakarta, Drs. Acep muhib, MM dan ibu Riski Adi Puspitasari, SP, MM.

3. Dosen pembimbing I dan II, bapak Ir. Mudatsir Najamuddin MM dan bapak

Drs. Acep Muhib, MM. Terimakasih banyak atas bimbingannya selama ini.

4. Dosen penguji I dan II, ibu Dr. Nunuk Adiarni, MM dan ibu drh.

Zulmanery, MM.

5. Kedua orang tua, Nina Indriani dan Robby Rudjito. Serta kakak, Dwima

Rizky Rudjito. Terimakasih untuk bantuannya selama ini.

6. Kedua sahabat, Atinda Yuliana Mutoharoh dan Adhi Tejo Dwicahyo. No

caption needed to describe our togetherness.

7. Teman-teman Agribisnis UIN 2010. Sinta Yulia dkk teman seperjuangan

bimbingan Pak Mudatsir. Semoga kita semua sukses selalu.

Penulis menyadari isi skripsi ini masih belum sempurna dan masih terdapat

banyak kesalahan di dalamnya. Akhir kata wabillahi taufik wal hidayah,

wassalamualaikum warahmatullaaahi wabarakatuh.

Jakarta, November 2014

Penulis

Page 8: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL....................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN ............................................................ iii

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................ iv

ABSTRAK ................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................. vi

DAFTAR ISI ............................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2. Perumusan Masalah ...................................................................... 5

1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5

1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5

1.5. Ruang Lingkup ............................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 7

2.1. Produk Bakso ................................................................................ 7

2.2. Pemasaran ..................................................................................... 9

2.3. Bauran pemasaran ......................................................................... 10 2.3.1. Produk .............................................................................. 11 2.3.2. Harga ................................................................................ 16 2.3.3. Tempat .............................................................................. 21 2.3.4. Promosi ............................................................................. 23

2.4. Perilaku Konsumen ....................................................................... 28

2.5. Proses Keputusan Pembelian dan Tahapannya............................... 32

2.6. Penelitian Terdahulu ..................................................................... 35

2.7. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 37

Page 9: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

viii

2.8. Hipotesis ....................................................................................... 40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 42

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 42

3.2. Jenis dan Sumber Data .................................................................. 42

3.3. Teknik Pengambilan Sampel ......................................................... 42

3.4. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 43

3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data .......................................... 44

3.5.1. Uji Instrumen .................................................................... 45 1. Uji Validitas .................................................................. 45 2. Uji Reliabilitas ............................................................... 46

3.5.2. Uji Asumsi Klasik ............................................................. 48 1. Uji Multikolinearitas ...................................................... 48 2. Uji Normalitas ............................................................... 48 3. Uji Heteroskedastisitas ................................................... 49

3.5.3. Regresi Linear Berganda ................................................... 49 1. Regresi Linear Berganda ................................................ 49 2. Koefisien Determinasi ................................................... 51

3.5.4. Uji Hipotesis ..................................................................... 52 1. Uji F .............................................................................. 52 2. Uji t ............................................................................... 53

3.6. Definisi Operasional ..................................................................... 53

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ....................................... 60

4.1. Gambaran Umum CV Atom Indonesia .......................................... 60

4.1.1. Sejarah Perusahaan ........................................................... 60 4.1.2. Lokasi dan Tata Letak Perusahaan..................................... 61 4.1.3. Visi, Misi, dan Tujuan ....................................................... 62 4.1.4. Struktur Organisasi ........................................................... 62

4.2. Segmentation, Targeting, Positioning Perusahaan.......................... 63 4.2.1. Segmentation..................................................................... 63 4.2.2. Targeting .......................................................................... 63 4.2.3. Positioniong ...................................................................... 64

4.3. Bauran Pemasaran ......................................................................... 64 4.3.1. Produk .............................................................................. 64 4.3.2. Harga ................................................................................ 65 4.3.3. Tempat .............................................................................. 66 4.3.4. Promosi ............................................................................. 67

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 68

5.1. Identifikasi Karakteristik Konsumen ............................................. 68

Page 10: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

ix

5.1.1. Karakteristik Demografi .................................................... 68 1. Usia ............................................................................... 68 2. Jenis kelamin ................................................................. 69 3. Klasifikasi Pekerjaan Konsumen .................................... 70 4. Jumlah Pengeluaran dalam Sebulan ............................... 71

5.1.2. Perilaku Konsumen ........................................................... 72 1. Sumber Informasi .......................................................... 72 2. Intensitas pembelian (per bulan)..................................... 73 3. Bakso yang memiliki kualitas setara Bakso Atom .......... 74 4. Motif/yang menjadi rangsangan dalam membeli ............ 76

5.2. Analisis Variabel Bauran Pemasaran terhadap

Keputusan Pembelian BSBA ......................................................... 77 5.2.1. Hasil Uji Asumsi Klasik .................................................... 77

1. Uji Multikolinearitas ...................................................... 77 2. Uji Normalitas ............................................................... 78 3. Uji Heteroskedastisitas ................................................... 80

5.2.2. Koefisien Determinasi ....................................................... 81 5.2.3. Hasil Uji Hipotesis ............................................................ 81

1. Uji F .............................................................................. 82 2. Uji t ............................................................................... 83

5.2.4. Hasil Regresi Linear Berganda .......................................... 84 1. Variabel Produk (X1) ..................................................... 85 2. Variabel Harga (X2) ...................................................... 99 3. Variabel Tempat (X3) .................................................... 103 4. Variabel Promosi (X4) ................................................... 109 5. Variabel keputusan Pembelian (Y) ................................. 114

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN...................................................... 117

6.1. Kesimpulan ................................................................................... 117

6.2. Saran ............................................................................................. 118

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 119

Page 11: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kerangka Dasar komunikasi Umum ................................................ 27

Tabel 2. Operasionalisasi Penelitian .............................................................. 55

Tabel 3. Harga Produk BSBA ....................................................................... 65

Tabel 4. Produk Bakso Setara ....................................................................... 75

Tabel 5. Hasil Uji Multikolinieritas ............................................................... 77

Tabel 6. Uji Adjusted R Square ..................................................................... 81

Tabel 7. Hasil Uji F Analisis Bauran Pemasaran terhadap

Keputusan Pembelian .................................................................... 82

Tabel 8. Hasil Uji T Analisis Bauran Pemasaran terhadap

Keputusan Pembelian .................................................................... 83

Tabel 9. Hasil Regresi Analisis Bauran Pemasaran terhadap

Keputusan Pembelian .................................................................... 84

Tabel 10. Hasil Kuesioner Variabel Produk ................................................... 87

Tabel 11. Hasil Kuesioner Variabel Harga .................................................... 100

Tabel 12. Hasil Kuesioner Variabel Tempat .................................................. 104

Tabel 13. Gerai favorit Responden ................................................................ 108

Tabel 14. Hasil Kuesioner Variabel Promosi ................................................. 111

Tabel 15. Hasil Urutan Faktor yang Mempengaruhi

Keputusan Pembelian BSBA ...................................................... 114

Page 12: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Jumlah Gerai BSBA 2003-2014 ................................................... 4

Gambar 2. Empat P dalam Bauran Pemasaran ............................................... 11

Gambar 3. Tahapan Proses Keputusan Pembelian ......................................... 35

Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional ................................................. 39

Gambar 5. Kerangka Hipotesis ...................................................................... 40

Gambar 6. Kantor Pusat Bakso Sehat Bakso Atom (BSBA) .......................... 61

Gambar 7. Usia Konsumen BSBA ................................................................ 68

Gambar 8. Jenis Kelamin Konsumen BSBA.................................................. 69

Gambar 9. Klasifikasi Pekerjaan Konsumen BSBA ....................................... 70

Gambar 10. Pengeluaran Konsumen BSBA dalam 1 bulan ............................ 71

Gambar 11. Sumber Informasi dalam Membeli BSBA .................................. 72

Gambar 12. Intensitas Pembelian BSBA ....................................................... 73

Gambar 13. Rangsangan Pemasaran .............................................................. 76

Gambar 14. Histogram Analisis Bauran Pemasaran Terhadap

Keputusan Pembelian .............................................................. 78

Gambar 15. P-Plot Analisis Bauran Pemasaran Terhadap

Keputusan Pembelian .............................................................. 79

Gambar 16. Scatter plot Analisis Bauran Pemasaran ..................................... 80

Page 13: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Timeline Penelitian ................................................................. 124

Lampiran 2. Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian .................................. 125

Lampiran 3. Hasil Uji Reliabilitas ............................................................... 126

Lampiran 4. Instrumen Penelitian : Kuesioner ............................................. 128

Lampiran 5. Struktur Organisasi CV Atom Indonesia ................................. 133

Lampiran 6. Produk Bakso Sehat Bakso Atom ............................................ 134

Lampiran 7. Brosur/selebaran dan Kupon BSBA ........................................ 136

Lampiran 8. Surat Keterangan Penelitian dari Perusahaan ........................... 137

Page 14: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bakso adalah salah satu pangan olahan daging yang populer dan dapat

ditemukan di seluruh Indonesia. Bakso terbuat dari bahan utama daging yang

dilumatkan, dicampur dengan bahan lain, dibentuk bulatan-bulatan, dan

selanjutnya direbus, dengan kadar daging tidak boleh kurang dari 50% (SNI 01-

3818-1995).

Bakso memegang peranan yang cukup penting dalam distribusi sumber

protein hewani di Indonesia karena terbuat dari bahan utama daging (Muchtadi,

2013:87). Bakso dapat dibuat hampir dari semua bagian atau jenis daging, namun

yang paling sering digunakan yaitu jenis daging penutup, pendasar gandik,

lamusir, paha depan, dan iga. Daging yang digunakan untuk membuat bakso

adalah daging segar tanpa mengalami proses penyimpanan dan pelayuan. Nama

bakso biasanya diikuti dengan nama jenis dagingnya, dan bakso yang paling

populer di masyarakat adalah bakso sapi (Koswara, 2009:15-16).

Kepopuleran bakso sapi di Indonesia menyebabkan jumlah pengusaha bakso

menjadi banyak. Tahun 2013 menurut ketua Asosiasi Pedagang Mie dan Bakso

Indonesia (APMISO) terdapat 2,5 juta penjual bakso yang ada di Indonesia.

Jumlah penjual bakso tersebut dibagi menjadi tiga kategori, terdiri dari penjual

bakso gerobak sebanyak 70%, penjual bakso mangkal sebanyak 20%, dan penjual

bakso restoran besar sebanyak 10% (Detik Finance. 2013). Beragamnya kategori

Page 15: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

2

penjualan bakso menunjukkan bahwa saat ini bakso tidak hanya menjadi makanan

tradisional kelas bawah.

Para pengusaha bakso kini telah memasukan bakso ke tempat yang lebih

modern, seperti ruko, hingga mall besar sehingga muncul bakso skala restoran

yang ditujukan kepada konsumen menengah ke atas (Enriche, 2013). Hingga saat

ini, terdapat beberapa merek restoran bakso yang dikenal di masyarakat yang

masing-masing merek memiliki keunggulan, seperti Bakso Lapangan Tembak

Senayan, Mister Bakso, Planet Bakso, Bakso Afung, Bakso Kepala Sapi, dan

Bakso Sehat Bakso Atom. (Manajemen BSBA, 2014).

Bakso Sehat Bakso Atom (BSBA) merupakan salah satu merek bakso skala

restoran yang ada di Indonesia. BSBA memiliki keunggulan dengan menawarkan

konsep produk yang sehat sehingga baik untuk dikonsumsi (Manajemen BSBA,

2013). Al-Quran memaparkan bahwa manusia diwajibkan untuk mengkonsumsi

produk makanan yang baik dan halal, sesuai dengan surat Al-Baqarah ayat 168

yaitu :

Artinya : “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang

terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, karena

sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu.”

Komitmen BSBA diwujudkan dengan menggunakan bahan berkualitas dan

halal di mana dalam memproduksi bakso, tidak ditambahkan pengenyal,

Page 16: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

3

pengawet, dan MSG, serta tidak terkontaminasi produk non halal. Daging yang

digunakan dalam pembuatan BSBA adalah daging sapi bali segar, tanpa limbah

daging (hati, usus, dan organ dalam lainnya) yang diproses kurang dari lima jam

setelah pemotongan. Hal tersebut membuat bakso yang dihasilkan kenyal karena

masih terdapat pengenyal alami dari daging sapi tersebut (Manajemen BSBA,

2014).

Perbedaan mendasar BSBA terlihat dari penetapan visi misi perusahaan.

Visi perusahaan yaitu : menjadikan produk Bakso Sehat Bakso Atom sebagai

makanan utama masyarakat Indonesia, dan misi perusahaan : Bakso Sehat Bakso

Atom selalu siap memproduksi makanan sehat penuh inovasi dengan

mengutamakan kepuasan pelanggan. Rumusan visi dan misi tersebut

menitikberatkan pada tiga hal yang menjadi nilai tambah produk, yaitu kualitas

produk yang sehat, penuh inovasi, serta mengutamakan kepuasan pelanggan.

Konsep produk yang sehat dari BSBA juga terlihat dari tagline-nya yaitu ”Sehat

Dimulai Dari Makanan Sehat”. Tagline sebagai bagian dari promosi digunakan

oleh perusahaan untuk meningkatkan brand awareness produk yang ditawarkan

(Aaker, 1997). Adanya tagline digunakan oleh BSBA agar masyarakat tertarik

untuk melakukan pembelian.

Harga dan tempat merupakan faktor-faktor lanjutan yang harus diperhatikan

oleh perusahaan selain produk dan promosi yang sudah disebutkan sebelumnya.

(Kotler dan Armstrong, 2008:159). Harga yang ditetapkan BSBA relatif lebih

tinggi dibanding bakso lain, dengan kisaran harga Rp. 7000-Rp.14.000 per butir.

Pemilihan tempat yang strategis dilakukan BSBA dengan penyebaran di wilayah

Page 17: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

4

Jabodetabek dan Bandung. Sejak awal pembukaan gerai pada tahun 2003 hingga

kini BSBA telah memiliki 22 gerai (Manajemen BSBA, 2014). Perkembangan

jumlah gerai BSBA tahun 2003-2014 disajikan pada gambar 1.

Gambar 1. Jumlah Gerai BSBA 2003-2014

(Sumber : CV Atom Indonesia, 2014.)

BSBA pertama kali membuka gerai pada tahun 2003. Tahun 2007, BSBA

mulai ekspansi usahanya dengan membuka gerai di beberapa tempat sehingga

perusahaan memiliki 16 gerai. Jumlah gerai paling banyak terjadi pada tahun

2011-2012 yaitu terdapat 27 gerai. Jumlah gerai yang banyak akan menambah

manfaat bagi perusahaan (Manajemen BSBA, 2014). Semakin banyak gerai yang

dimiliki akan semakin memudahkan konsumen akhir dalam memperoleh produk

yang dipasarkan (Kotler dan Armstrong, 2008:144).

Keempat faktor bauran pemasaran terdiri dari produk, harga, tempat, dan

promosi. Bauran pemasaran adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali

yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respon konsumen yang

diinginkan perusahaan di pasar sasaran (Kotler Armstrong, 2008:62). Telah

Jumlah

Page 18: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

5

disebutkan bahwa bauran pemasaran mempengaruhi konsumen dalam melakukan

keputusan pembelian (Kotler Armstrong, 2008:62), maka penulis tertarik untuk

mengidentifikasi karakteristik konsumen dan faktor-faktor dari bauran pemasaran

yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian produk BSBA.

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang di atas :

1. Bagaimana karakteristik konsumen BSBA yang melakukan keputusan

pembelian?

2. Bagaimana pengaruh variabel bauran pemasaran terhadap keputusan

pembelian, secara parsial maupun simultan?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengidentifikasi karakteristik konsumen produk BSBA yang

melakukan keputusan pembelian.

2. Menganalisis pengaruh variabel bauran pemasaran terhadap keputusan

pembelian produk BSBA secara parsial dan simultan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Akademisi : Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber data atau

literatur bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian mengenai

analisis keputusan pembelian terhadap bauran pemasaran.

2. Perusahaan : Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan

pertimbangan bagi pihak perusahaan dalam mengambil suatu

keputusan di masa yang akan datang, selain itu sebagai masukan

Page 19: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

6

dalam menentukan strategi pengembangan usaha untuk meningkatkan

mutu produk yang dihasilkan

3. Penulis : Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis

dalam bidang manajemen pemasaran khususnya analisis keputusan

pembelian terhadap bauran pemasaran. Penelitian ini juga merupakan

syarat penulis untuk meraih gelar S1 di program studi agribisnis.

1.5 Ruang Lingkup

Penelitian ini memfokuskan kepada pengunjung gerai Bakso Sehat Bakso

Atom (BSBA) dan konsumen yang sebelumnya pernah mengkonsumsi produk

BSBA. Lokasi penelitian dilakukan pada gerai BSBA yang berada di Jakarta,

Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Penelitian ini hanya terbatas pada variabel

produk, harga, tempat/distribusi, promosi, serta keputusan pembelian.

Page 20: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Produk Bakso

Standar Nasional Indonesia (SNI) nomor 01-3818-1995 menerangkan

bahwa bakso merupakan produk makanan berbentuk bulatan atau lain yang

diperoleh dari campuran daging ternak (kadar daging tidak kurang dari 50% ) dan

pati atau serealia dengan atau tanpa penambahan bahan tambahan makanan yang

diizinkan. Menurut Koswara (2009:15), bakso adalah produk pangan yang terbuat

dari bahan utama daging yang dilumatkan, dicampur dengan bahan-bahan lainnya,

dibentuk bulatan-bulatan, dan selanjutnya direbus. Berbeda dengan sosis, bakso

dibuat tanpa mengalami proses kiuring (pemeraman daging), pembungkusan

maupun pengasapan, biasanya istilah bakso diikuti dengan nama jenis dagingnya,

seperti bakso ikan, bakso ayam, dan bakso sapi.

Parameter mutu bakso yang diperhatikan para pengolah maupun konsumen

adalah tekstur, warna dan rasa. Tekstur yang biasanya disukai adalah yang halus,

kompak, kenyal dan empuk. Halus di mana permukaan irisannya rata, seragam

dan dagingnya tidak tampak. Kekenyalan merupakan bagian pembentuk tekstur

yang diperhitungkan konsumen dalam menilai kesukaan dan penerimaan daging

serta produknya. Kekenyalan adalah kemampuan produk pangan untuk kembali

kebentuk asal sebelum produk pecah. Bakso yang kenyal akan terasa elastik jika

dikunyah. (Montolalu, 2013:8).

Tekstur yang baik dalam bakso adalah yang kenyal dan empuk. Kekenyalan

bakso dapat ditentukan dengan melempar bakso ke permukaan meja dan lantai, di

Page 21: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

8

mana bakso yang kenyal akan memantul. Sedangkan keempukan diukur dengan

cara digigit, di mana bakso yang empuk akan mudah pecah. (Koswara, 2009:16),

Rasa merupakan faktor penentu daya terima konsumen terhadap produk

pangan. Penilaian terhadap rasa dilakukan menggunakan alat indra perasa.

Pengindraan rasa dibagi menjadi 4 faktor yaitu asin, asam, manis dan pahit. Rasa

bakso dibentuk oleh berbagai rangsangan bahkan terkadang juga dipengaruhi oleh

aroma dan warna. Namun pada umumnya ada 3 macam rasa bakso yang sangat

menentukan penerimaan konsumen yaitu kegurihan, keasinan, dan rasa daging

(Montolalu, 2013:8).

Aroma adalah pencicipan jarak jauh karena manusia dapat mengenal

enaknya makanan yang belum terlihat hanya dengan mencium aromanya dari

jarak jauh, manusia dapat mencium bau yang keluar dari makanan karena adanya

sel-sel epitel alfaktori di bagian dinding atas rongga hidung yang peka terhadap

komponen bau. Aroma bakso dipengaruhi oleh aroma daging, aroma tepung

bahan pengisi, bumbu-bumbu dan bahan lain yang ditambahkan (Montolalu,

2013:6).

Muchtadi berpendapat (2013:87), bakso merupakan bahan pangan yang

sudah dikenal umum dan dapat digolongkan sebagai produk siap makan.

Pembuatan bakso dimulai dengan melakukan pembersihan daging (sebaiknya

yang tidak dilayukan), dari jaringan pengikat dan lemak. Kemudian dipotong

kecil-kecil untuk memudahkan penghancuran (menggunakan blender atau alat

penghancur lainnya) dan digiling sampai benar-benar lumat. Selama proses

penghancuran dan penggilingan ditambahkan es batu (untuk mendinginkan) agar

Page 22: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

9

denaturasi protein tidak terlalu berlanjut, yang dapat menurunkan daya kohesi,

sehingga adonan tercampur rata. Setelah itu ditambahkan ke dalam hancuran

daging bahan-bahan seperti berikut (persentase dari berat daging) : tepung tapioca

(4%), lada (0.2%), garam dapur (2.5%), dan STPP (Sodium tripoliposphat)

(0.75%). Pencampuran daging biasanya dilakukan secara manual sampai

homogen dan terbentuk adonan. Untuk menekan harga daging, penambahan

tapioka dapat ditambahkan dari persentase tersebut. Setelah adonan siap, dibentuk

menjadi bulatan kecil dan direbus. Bakso dapat dikatakan matang apabila sudah

mengapung di permukaan air.

Karakteristik umum bakso tidak hanya dilihat secara fisik dari produknya,

namun juga harus memiliki jaminan keamanan untuk dikonsumsi agar tidak

membahayakan konsumen. Jaminan mutu dan keamanan pangan terus

berkembang sesuai dengan persyaratan konsumen, Keamanan pangan merupakan

persyaratan utama dan terpenting dari seluruh parameter mutu pangan yang ada.

Penilaian dari suatu makanan tidak hanya dilihat dari kandungan gizi,

peenampilan, dan rasa, tetapi dilihat pula dari keamanannya. (BBPP Lembang,

2010).

2.2 Pemasaran

Pemasaran adalah proses di mana perusahaan menciptakan nilai bagi

pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan

mendapatkan nilai dari pelamggan sebagai imbalannya (Kotler dan Armstrong,

2008:6). Asosiasi Pemasaran Amerika dalam Kotler dan Keller (2007:6)

menyatakan, pemasaran adalah salah satu fungsi organisasi dan seperangkat

Page 23: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

10

proses untuk menciptakan, mengomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada

pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan

organisasi dan para pemilik sahamnya.

Pemasaran dari sudut manajerial adalah proses perencanaan dan

pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi, dan distribusi gagasan, barang,

dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan

organisasi. Pemasaran dikaitkan ke dalam manajemen pemasaran, yang memiliki

definisi yaitu seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga,

dan menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan, dan

mengomunikasikan nilai pelanggan yang unggul (Kotler dan Keller, 2007:38).

Manajemen pemasaran adalah proses untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas

dari kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh individu atau oleh perusahaan

(Alma, 2013:130).

2.3 Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran menurut Kotler dan Armstrong (2008:62) adalah

kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk

menghasilkan respon yang diinginkannya di pasar sasaran. Bauran pemasaran

terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi

permintaan produknya. Bauran pemasaran adalah kebijakan pemasaran untuk

menyederhanakan jangkauan pemasaran yang sangat luas. Tujuan utama dari

bauran pemasaran untuk memuaskan pelanggan sasaran dan mencapai tujuan

organisasi (Umar, 2003:31).

Page 24: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

11

McCarthy dalam Kotler dan Keller (2007:23) menyatakan, alat-alat dari

bauran pemasaran diklasifikasikan menjadi empat kelompok besar, yang disebut

4P, yaitu produk, harga, tempat, dan promosi (gambar 2).

2.3.1. Produk (Product)

Kotler dan Keller (2013:4) menyatakan, produk adalah segala sesuatu yang

bisa ditawarkan kepada para pelanggan untuk memuaskan suatu keinginan atau

kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat,

Pelanggan Sasaran Positioning yang Diharapkan

Produk Ragam Kualitas Desain Fitur Nama Merk Kemasan Layanan Jaminan

keamanan pangan

Harga Daftar Harga Diskon Potongan Harga Periode

Pembayaran Persyaratan

Kredit

Promosi Iklan Penjualan

Pribadi Promosi

Penjualan Hubungan

Masyarakat

Tempat Saluran Cakupan Pemilahan Lokasi ketersediaan Transportasi Logistik

Gambar 2. Empat P dalam Bauran Pemasaran (Sumber : Kotler dan Armstrong. 2008:62)

Page 25: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

12

property, organisasi, informasi, dan ide. Salah satu fitur produk yang penting

adalah merek. Menurut Kotler dan Armstrong (2008:281), merek adalah aset tetap

dan utama dari perusahaan yang harus dikembangkan dan dikelola secara

seksama. Merek merepresentasikan persepsi dan perasaan konsumen atas sebuah

produk dan kinerjanya. Merek adalah elemen kunci dalam hubungan perusahaan

dan konsumen. Merek lebih dari sekadar nama dan lambang. Konsumen kerap

terikat sangat erat dengan merek tertentu (Kotler dan Armstrong, 2008:281).

Merek dengan ekuitas yang kuat adalah asset yang berharga. Ekuitas merek

menurut Kotler Armstrong (2008:282) adalah dampak diferensial positif bahwa

dengan mengetahui nama merek, pelanggan akan merespon suatu produk atau

jasa. Menurut Aaker (1997) ekuitas merek memiliki beberapa unsur/elemen, yaitu:

1. Kesadaran merek (Brand awareness), menunjukkan kesanggupan seorang

konsumen untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek

merupakan bagian dari kategori produk tertentu. Tingkatan brand

awareness selanjutnya dibagi menjadi lima kategori, yaitu merek produk

yang pertama kali muncul dibenak konsumen (Top of mind), merek produk

yang diingat konsumen tanpa harus melakukan pengingatan (brand recall),

merek produk yang dikenal konsumen setelah dilakukan pengingatan

kembali lewat bantuan (brand recognition), dan terakhir yaitu merek yang

tetap tidak dikenal walaupun sudah dilakukan pengingatan kembali ewat

bantuan (brand unware).

2. Kesan kualitas (Perceived Quality), mencerminkan persepsi pelanggan

terhadap keseluruhan kualitas/keunggulan suatu produk atau jasa layanan

Page 26: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

13

berkenaan dengan maksud yang diharapkan, sehingga menciptakan

kepuasan pelanggan.

3. Asosiasi merek (Brand Association), mencerminkan pencitraan suatu merek

terhadap suatu kesan tertentu dalam kaitannya dengan kebiasaan, gaya

hiodup, manfaat, atribut produk, geografis, harga pesaing, selebritis, dan

lain-lain.

4. Loyalitas merek (Brand loyality) menunjukkan keterikatan konsumen

dengan merek tertentu.

5. Aset-aset merek lainnya (Other proprietary brand assets), elemen ekuitas

merek yang kelima ini secara langsung dipengaruhi oleh kualitas empat

elemen utama tersebut.

Fitur produk lain yang penting selain merek adalah pelayanan. Pengusaha

harus memperhatikan hal-hal yang bersifat internal yaitu dengan cara memelihara

tenaga kerja dan mempekerjakan tenaga kerja yang terbaik dan mereka harus

bekerja sebaik mungkin. Pekerjaan yang dilakukan pegawai merupakan produk

dari perusahaan yang berupa pelayanan, karena itu harus dirancang sebaik

mungkin sehingga memuaskan selera konsumen. Para pegawai harus menawarkan

jasa yang lebih baik mutunya, pekerjaan yang lebih memuaskan, tingkat

kemampuan yang lebih tinggi, dan pelayanan yang lebih efektif (Alma

(2013:251).

Umar (2003:31) menyatakan, produk adalah suatu yang ditawarkan ke pasar

untuk mendapatkan perhatian, untuk dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang

dapat memenuhi suatu keinginan atau kebutuhan. Produk selain berbentuk fisik

Page 27: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

14

juga berupa pelayanan atau jasa. Kualitas pelayanan berpusat pada upaya

pemenuhan dari keinginan pelanggan dan ketepatan penyampaian untuk

mengimbangi harapan pelanggan. Pelayanan menurut Parasuraman dkk (1988)

memiliki lima dimensi pokok, yaitu :

1. Keandalan (reliability), yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang

dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan.

2. Dayatanggap (responsiveness), yaitu keinginan para staf untuk membantu

para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.

3. Jaminan (assurance), yaitu mencakup pengetahuan, kemampuan,

kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf sehingga para

pelanggan bebas dari bahaya, risiko, dan keragu-raguan.

4. Empati, meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang

baik, perhatian pribadi, dan keinginan untuk memahami kebutuhan para

pelanggan.

5. Bukti langsung (tangibles), yaitu meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,

pegawai, dan sarana komunikasi.

Alma (2013:139) menyatakan, produk diperuntukkan bagi pemuasan

kebutuhan dan keinginan (needs and wants) dari konsumen. Konsumen tidak

hanya membeli produk untuk memuaskan kebutuhan (need), melainkan juga

sebagai pemuas keinginan (want). Apabila seseorang membutuhkan produk, yang

terbayang terlebih dahulu adalah manfaat produknya setelah itu baru

mempertimbangkan faktor-faktor lain di luar produk. Manfaat dan faktor lain

Page 28: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

15

itulah yang menyebabkan seseorang mengambil keputusan membeli produk atau

tidak.

Konsumen tidak hanya membeli fisik dari produk yang dipasarkan, tetapi

juga membeli benefit dan value dari produk tersebut. Kotler dan Keller (2013:15)

berpendapat terdapat enam tingkatan hirarki produk, yaitu :

1. Keluarga kebutuhan (need family) : kebutuhan inti yang mendasari

keberadaan keluarga produk.

2. Keluarga produk (product family) : semua kelas produk yang dapat

memuaskan kebutuhan inti dengan efektivitas yang masuk akal.

3. Kelas produk (product class) : produk di dalam kelompok produk yang

dianggap memiliki hubungan fungsional tertentu yang koheren. Dikenal

juga sebagai kategori produk.

4. Lini produk (product line) : kelompok produk di dalam kelas produk yang

berhubungan erat karena mempunyai fungsi yang serupa, dijual kepada

kelompok pelanggan yang sama, dipasarkan melalui gerai atau saluran yang

sama, atau masuk dalam kisaran harga tertentu. Lini produk dapat terdiri

dari berbagai merek, atau satu merek keluarga, atau merek individu yang

sudah diperluas lininya.

5. Jenis produk (product type) : sekelompok barang di dalam lini produk yang

berbagi satu dari beberapa kemungkinan bentuk produk.

6. Barang (item) : disebut juga unit penyimpanan stock (stockkeeping unit)

atau varian produk (product variant) : unit yang berbeda di dalam lini

produk atau merek yang dibedakan berdasarkan ukuran, harga, tampilan,

Page 29: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

16

atau beberapa atribut lain. Beberapa perusahaan membuat barang mereka

lebih beragam agar dapat mendiferensiasikan diri dengan lebih baik dan

menarik minat konsumen, (Kotler dan Keller, 2013:151).

2.3.2. Harga (Price)

Harga menurut Kotler dan Armstrong (2008:345) adalah jumlah yang

ditagihkan atas suatu produk atau jasa. Lebih luas lagi, harga adalah jumlah semua

nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki

atau menggunakan suatu produk atau jasa. Sepanjang sejarah, harga telah menjadi

faktor utama yang mempengaruhi pilihan para pembeli. Umar (2003:32)

berpendapat harga adalah sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan

manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya

ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar-menawar, atau ditetapkan oleh

penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli.

Harga adalah satu-satunya unsur dalam bauran pemasaran yang

menghasilkan pendapatan, sedangkan elemen lain melambangkan biaya. Harga

memiliki pengaruh yang langsung bagi laba perusahaan. Harga merupakan elemen

bauran pemasaran yang paling fleksibel karena dapat berubah dengan cepat.

Penetapan harga merupakan masalah nomor satu yang dihadapi oleh banyak

eksekutif pemasaran dan banyak perusahaan tidak mampu menangani penetapan

harga dengan baik. Masalah yang sering dihadapi perusahaan dalam penetapan

harga, secara umum yaitu :

1. Perusahaan terlalu cepat menurunkan harga untuk mendapatkan penjualan

daripada meyakinkan pembeli bahwa produknya bernilai lebih layak diberi

Page 30: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

17

harga tinggi. Kotler dan Keller (2013:97) menyatakan bahwa perusahaan

dapat mulai menurunkan harga dengan harapan mendapatkan pangsa pasar

dan menurunkan biaya..

2. Penetapan harga terlalu berorientasi pada biaya daripada berorientasi pada

nilai bagi pelanggan.

3. Penetapan harga tidak memasukkan bagian lain dalam bauran pemasaran ke

dalam perhitungannya.

Penetapan harga jual berasal dari harga pokok, dan penetapan harga pokok

berasal dari seberapa besar biaya yang dikeluarkan. Biaya adalah setiap

pengorbanan untuk membuat suatu barang atau untuk memperoleh suatu barang

yang bersifat ekonomis rasional. Pengorbanan dapat dikatakan biaya jika

pengorbanan tersebut dapat dihitung, dapat diduga sebelumnya, melekat pada

produksi, dan tidak dapat dihindarkan (Alma, 2013:169). Terdapat enam langkah

dalam menentukan penetapan harga, menurut Kotler dan Keller (2013:76) yang

terdiri dari :

1. Memilih tujuan penetapan harga,

2. Menentukan permintaan,

3. Memperkirakan biaya,

4. Menganalisis biaya, harga, dan penawaran pesaing,

5. Memilih metode penetapan harga,

6. Memilih harga akhir.

Keputusan penetapan harga harus dimulai dengan nilai pelanggan karena

mereka adalah pihak yang pada akhirnya memilih apakah harga suatu produk

Page 31: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

18

sudah tepat. (Kotler dan Armstrong, 2008:346). Secara efektif, penetapan harga

yang berorientasi pelanggan melibatkan pemahaman akan nilai yang dianggap

pelanggan dapat menggantikan keuntungan yang mereka peroleh dari produk dan

menetapkan harga yang menunjukan nilai ini. Perusahaan yang menetapkan harga

dengan nilai tambah, lebih memilih menambahkan fitur dan layanan nilai tambah

untuk membedakan penawaran mereka dan mendukung harga yang lebih tinggi,

dibandingkan menurunkan harga untuk menyamai pesaing.

Pengertian harga, nilai, dan utilitas dalam teori ekonomi merupakan konsep

yang saling berhubungan. Utilitas adalah suatu atribut yang melekat pada suatu

barang, yang memungkinkan barang tersebut dapat memenuhi kebutuhan (needs),

keinginan (wants), dan memuaskan konsumen (satisfaction). Value adalah nilai

suatu produk untuk ditukarkan dengan produk lain. Nilai ini dapat dilihat dalam

situasi barter, yaitu pertukaran antara barang dengan barang. Zaman sekarang

sudah tidak terjadi barter, akan tetapi sudah menggunakan uang sebagai ukuran

yang disebut harga, jadi dapat disimpulkan harga adalah nilai suatu barang yang

dinyatakan dengan uang. (Alma, 2013:169)

Sistem pembayaran saat ini tidak hanya menggunakan uang, tetapi

konsumen dapat berbelanja menggunakan kartu debit, kredit, dan beberapa produk

perbankan lainnya yang tentunya lebih praktis. Dias (2000) mengungkapkan

bahwa kehadiran alat-alat pembayaran non tunai tidak hanya disebabkan karena

inovasi sektor perbankan, namun juga didorong oleh kebutuhan masyarakat akan

adanya alat pembayaran yang praktis yang dapat memberikan kemudahan dalam

transaksi.

Page 32: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

19

Harga erat kaitannya dengan permintaan suatu barang atau jasa yang

dilakukan oleh konsumen. Umumnya, jika harga yang ditawarkan produsen naik,

permintaan akan turun, dan jika harga menurun, permintaan akan naik. Hal

tersebut seperti yang tercantum dalam hukum permintaan, Hukum permintaan

menjelaskan sifat keterkaitan diantara permintaan sesuatu barang dengan

harganya. Hukum permintaan pada hakekatnya merupakan suatu hipotesis yang

menyatakan bahwa semakin rendah harga sesuatu barang, maka semakin banyak

permintaan terhadap barang tersebut, dan sebaliknya semakin tinggi harga sesuatu

barang, maka semakin sedikit permintaan terhadap barang tersebut (Sukirno,

2005).

Sukirno (2005) berpendapat teori permintaan menerangkan tentang ciri

hubungan antara jumlah permintaan dan harga. Beberapa faktor penentu

permintaan :

1. Harga barang itu sendiri.

2. Harga barang lain yang berkaitan erat dengan barang tersebut.

3. Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata – rata masyarakat

4. Corak distribusi dalam pendapatan masyarakat.

5. Cita rasa masyarakat.

6. Jumlah penduduk.

7. Ramalan mengenai keadaan di masa yang akan datang.

Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit barang

yang dibeli sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya.

Elastisitas permintaan dibedakan menjadi lima jenis yaitu :

Page 33: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

20

1. Permintaan Inelastis Sempurna (ED = 0). Terjadi jika tidak ada perubahan

jumlah yang diminta meskipun ada perubahan harga. Dengan kata lain

perubahan harga sebesar apapun sama sekali tidak berpengaruh terhadap

jumlah yang diminta. Kasus permintaan inelastis sempurna terjadi bila

konsumen dalam membeli barang tidak lagi memperhatikan harganya,

melainkan lebih memperhatikan pada seberapa besar kebutuhannya. Contoh:

Pembelian Garam dapur oleh suatu keluarga atau pembelian Obat ketika

sakit. Konsumen membeli garam atau obat lebih mempertimbangkan berapa

butuhnya, bukan pada berapa harganya.

2. Permintaan Inelastis (Ed < 1). Perubahan harga kurang begitu berpengaruh

terhadap perubahan kuantitas barang yang diminta. Dengan kata lain

persentase perubahan jumlah yang diminta relatif lebih kecil dibanding

persentase perubahan harga. Permintaan Inelastis sering disebut Permintaan

yang tidak peka terhadap harga, misal harga berubah naik 10% maka

perubahan permintaannya akan turun kurang dari 10%. Elatisitas kurang

dari satu biasanya terjadi pada barang-barang kebutuhan pokok seperti

beras, gula, pupuk, bahan bakar dan lain-lain.

3. Permintaan Elastis Uniter (Ed = 1). Terjadi saat perubahan harga

pengaruhnya sebanding terhadap perubahan kuantitas barang yang diminta.

Dengan kata lain persentase perubahan jumlah yang diminta sama dengan

persentase perubahan harga. Jadi jika harga berubah turun sebesar 10%

maka kuantitas yang diminta juga akan naik sebesar 10%. Permintaan yang

elastis uniter atau yang elastis proporsional atau yang Ed tepat = 1 sulit

Page 34: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

21

ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, kalaupun terjadi hanyalah

kebetulan.

4. Permintaan Elastis (Ed > 1). Terjadi saat perubahan harga pengaruhnya

cukup besar terhadap perubahan kuantitas barang yang diminta. Dengan

kata lain persentase perubahan jumlah yang diminta relatif lebih besar dari

persentase perubahan harga. Jadi jika harga turun 10% kuantitas barang

yang diminta akan mengalami kenaikan lebih dari 10%. Permintaan yang

elastis atau atau peka terhadap harga (Ed >1) dapat ditemukan dalam

kehidupan sehari-hari biasanya terjadi pada barang-barang mewah, seperti

mobil, alat-alat elektronik, pakaian pesta dan lain-lain.

5. Permintaan Elastis Sempurna (Ed ∞), Permintaan Elastis Sempurna terjadi

jika ada perubahan jumlah yang diminta meskipun tidak ada perubahan

harga. Permintaan elastis sempurna terjadi saat permintaan suatu barang

berubah-ubah meskipun harga barang tersebut tetap. Contohnya terjadi pada

berbagai produk, yang permintaan produk tersebut bisa berubah-ubah

walaupun harga produk tetap.

2.3.3. Tempat (Place)

Tempat/saluran distribusi meliputi kegiatan perusahaan yang membuat

produk tersedia bagi pelanggan sasaran. Saluran distribusi, disebut juga saluran

pemasaran adalah sekelompok organisasi yang saling bergantung dan terlibat

dalam proses pembuatan produk atau jasa yang disediakan untuk digunakan atau

dikonsumsi (Kotler dan Armstrong, 2008:62). Menurut Umar (2003:34), sebagian

besar produsen menggunakan perantara pemasaran untuk memasarkan produknya

Page 35: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

22

dengan cara membangun suatu saluran distribusi. Saluran distribusi adalah

sekelompok organisasi yang saling tergantung dalam keterlibatan mereka pada

proses yang memungkinkan suatu produk atau jasa tersedia bagi penggunaan atau

konsumsi oleh konsumen. Faktor yang mempengaruhi bentuk saluran distribusi

menurut Crevens dalam Saputra (2008:21) adalah :

1. Pertimbangan penggunaan akhir,

2. Karakteristik produk,

3. Kemampuan dan sumber daya pabrik,

4. Fungsi-fungsi yang disyaratkan,

5. Ketersediaan dan keterampilan para perantara.

Saluran pemasaran merupakan seperangkat alur yang diikuti produk atau

jasa setelah produksi, berakhir dalam pembelian dan digunakan oleh pengguna

akhir (Kotler dan Keller, 2013:106).

Tempat/saluran distribusi harus memperhatikan fasilitas yang dimiliki agar

menunjang segala kebutuhan konsumen dalam mendapatkan produk atau jasa

yang diinginkan. Tjiptono dalam Sulistiono (2010:44) menyatakan, fasilitas yang

baik dapat membentuk persepsi di mata pelanggan. Persepsi yang terbentuk dari

interaksi antara konsumen dengan fasilitas berpengaruh terhadap kualitas jasa di

mata konsumen.

Page 36: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

23

2.3.4. Promosi (Promotion)

Promosi menurut Kotler dan Armstrong (2008:63) adalah aktivitas

menyampaikan manfaat produk dan membujuk pelanggan membelinya. Promosi

adalah upaya atau kegiatan perusahaan dalam mempengaruhi konsumen aktual

maupun konsumen potensial agar mereka mau melakukan pembelian terhadap

produk yang ditawarkan saat ini atau di masa yang akan datang. Konsumen aktual

adalah konsumen yang langsung membeli produk yang ditawarkan pada saat atau

sesaat setelah promosi produk tersebut dilancarkan perusahaan. Konsumen

potensial adalah konsumen yang berminat melakukan pembelian terhadap produk

yang ditawarkan perusahaan di masa yang akan datang.

Promosi atau yang disebut komunikasi pemasaran adalah sarana di mana

perusahaan berusaha menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan

konsumen, secara langsung maupun tidak langsung, tentang produk dan merek

yang dijual (Kotler dan Keller, 2013:172).

Umar (2003:35) mengemukakan, promosi adalah mengomunikasikan

produk kepada masyarakat agar produk itu dikenal dan akhirnya dibeli.

Mengkomunikasikan produk ke pasaran dilakukan dengan suatu strategi yang

disebut strategi bauran promosi (promotion mix) yang terdiri dari empat hal, yaitu

periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, dan penjualan perorangan.

Tujuan promosi menurut Alma (2013:179) untuk memperoleh perhatian,

mendidik, mengingatkan, dan meyakinkan calon konsumen. Promosi dipengaruhi

oleh empat faktor, yaitu :

1. Jumlah uang yang tersedia untuk promosi

Page 37: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

24

Bisnis yang memiliki dana banyak tentu memiliki kemampuan lebih besar

dalam mengkombinasikan elemen-elemen promosi. Sebaliknya bisnis yang

lemah keuangannya sedikit sekali menggunakan advertising dan promosinya

kurang efektif.

2. Keadaan pasar

Keadaan pasar menyangkut daerah geografis pasaran produk dan juga calon

konsumen yang dituju.

3. Keadaan produk

Keadaan produk menyangkut apakah produk ditujukan untuk konsumen

akhir atau sebagai bahan industri, atau produk pertanian. Lain produk, lain

pula teknik yang digunakan.

4. Tingkat siklus kehidupan produk

Siklus kehidupan produk yang sudah dicapai akan mempengaruhi promosi

yang digunakan. Tahap introduksi promosi ditujukan untuk mendidik,

mengarahkan kenapa konsumen harus menggunakan produk baru, apa

istimewanya produk baru tersebut, kenapa produk penting untuk dibeli, dan

sebagainya. Di tahap ini penting untuk menggunakan personal selling, dan

juga pameran atau show. Pada tahap growth, promosi diarahkan agar

konsumen lebih memilih merek yang makin populer, teknik utama lebih

cocok advertising. Pada tahap maturity, advertising lebih menekankan

keunggulan produk agar konsumen tidak mengarah kepada decline, dan

pada tahap decline situasi pasar sudah lesu, maka semua teknik promosi

dikurangi, kecuali jika masih ada harapan produk untuk bangkit.

Page 38: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

25

Terdapat 8 model komunikasi utama dalam promosi/bauran komunikasi

pemasaran menurut Kotler dan Keller (2013:174) yaitu :

1. Iklan : semua bentuk terbayar dari presentasi non personal dan promosi ide,

barang, atau jasa melalui sponsor yang jelas.

2. Promosi penjualan : Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong

percobaan atau pembelian produk atau jasa.

3. Acara dan pengalaman : kegiatan dan program yang disponsori perusahaan

yang dirancang untuk menciptakan interaksi harian atau interaksi yang

berhubungan dengan merek tertentu.

4. Hubungan masyarakat dan publisitas : beragam produk yang dirancang

untuk mempromosikan atau melindungi citra perusahaan atau produk

individunya.

5. Pemasaran langsung : penggunaan surat, telpon, faksimili, email, atau

internet untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau meminta respon

atau dialog dari pelanggan dan prospek tertentu.

6. Pemasaran interaktif : kegiatan dan program online yang dirancang untuk

melibatkan pelanggan atau prospek dan secara langsung atau tidak langsung

meningkatkan kesadaran, memperbaiki citra, atau menciptakan penjualan

produk atau jasa.

7. Pemasaran dari mulut ke mulut : komunikasi lisan, tertulis, dan elektronik

antar masyarakat yang berhubungan dengan keunggulan atau pengalaman

membeli atau menggunakan produk atau jasa. Menurut pendapat Kotler dkk

(2010:32) saat ini kepercayaan terjadi lebih banyak pada hubungan

Page 39: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

26

horizontal daripada hubungan vertical. Konsumen lebih mempercayai

konsumen lain daripada perusahaan sehingga hanya sedikit konsumen yang

mengandalkan iklan yang dibuat perusahaan. Konsumen lebih beralih ke

komunikasi dari mulut ke mulut sebagai bentuk iklan yang baru dan dapat

diandalkan serta mereka percayai.

8. Penjualan personal : interaksi tatap muka dengan satu atau lebih pembeli

prospektif untuk tujuan melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan

pengadaan pesanan.

Beberapa kerangka dasar komunikasi umum yang digunakan dalam

bauran promosi terdapat pada Tabel 1.

Page 40: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

27

Tabel 1. Kerangka Dasar komunikasi Umum

Iklan Promosi & penjualan Acara dan Pengalaman

Hubungan masyarakat dan

publisitas

Pemasaran langsung & interaktif

Pemasaran dari mulut ke mulut

Penjualan personal

Iklan cetak dan tayangan

Kontes, permainan, undian, lotere Olahraga Peralatan media Catalog Orang ke

orang Presentasi penjualan

Kemasan luar Premi dan hadiah Hiburan Pidato Surat Chat room Rapat penjualan Sisipan kemasan Sampel Festival Seminar Telemarketing blog Program insentif

Film/video Bazaar dan pameran dagang Seni Laporan tahunan Belanja

elektronik Sampel

Brosur dan buklet Pameran Acara amal Donasi amal Belanja tv Bazaar dan pameran dagang

Poster dan selebaran Demonstrasi Tur pabrik Publikasi Surat faks Direktori Kupon Museum

perusahaan Hubungan komunitas E-mail

Cetak ulang iklan Rabat Kegiatan jalanan Lobi Surat suara Papan iklan Pembiayaan bunga

rendah Media identitas Blog

Tanda pajangan Hiburan Majalah perusahaan Situs web

Pajangan titik Pembelian Tunjangan pertukaran barang bekas

Bahan audiovisual Program Kontinuitas Simbol dan logo Tie in (Sumber : Kotler dan Keller, 2013.)

Page 41: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

28

2.4 Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen menurut Suryani (2008:6) adalah studi tentang

bagaimana individu, kelompok, dan organisasi terhadap proses yang dilakukan

untuk memilih, mengamankan, menggunakan, dan menghentikan produk, jasa,

pengalaman atau ide, untuk memuaskan kebutuhannya dan dampaknya terhadap

konsumen dan masyarakat. Studi perilaku konsumen mencakup bidang yang lebih

luas karena termasuk di dalamnya mempelajari dampak dari proses dan aktivitas

yang dilakukan konsumen ke konsumen lain maupun masyarakat.

Perilaku konsumen menurut Schiffman dan Kanuk (2008:6) adalah cara

individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumberdaya yang tersedia

(waktu, uang, dan usaha) untuk membeli barang-barang yang beruhubungan

dengan konsumsi. Perilaku konsumen membahas tentang apa yang mereka beli,

mengapa mereka membeli, kapan mereka membeli, di mana mereka membeli,

seberapa sering mereka membeli, dan seberapa sering mereka menggunakannya.

Perilaku konsumen menurut Mangkunegara (2002:4) adalah tindakan-

tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok, dan organisasi yang

berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan,

menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi

lingkungan.

Perilaku konsumen dibagi menjadi dua bagian (Umar, 2003:50). Pertama

adalah perilaku yang tampak, yang terdiri dari variabel jumlah pembelian, waktu,

karena siapa, dengan siapa, dan bagaimana konsumen melakukan pembelian.

Page 42: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

29

Kedua adalah perilaku yang tidak tampak, terdiri dari variabel persepsi, ingatan

terhadap informasi, dan perasaan kepemilikan oleh konsumen.

Kotler dan Armstrong menyatakan (2008:158), perilaku konsumen mengacu

pada perilaku pembelian konsumen akhir, perorangan dan rumah tangga, yang

membeli barang dan jasa untuk konsumsi pribadi. Perilaku konsumen seringkali

melibatkan dua pihak atau lebih. Umumnya ada lima peranan yang terlibat.

Terdiri dari (Suryani, 2008:13) :

1. Initiator (pemrakarsa) : orang yang pertama kali menyarankan ide untuk

membeli barang atau jasa.

2. Influencer (pembawa pengaruh) : orang yang memiliki pandangan atau

nasihat yang mempengaruhi keputusan pembelian.

3. Decider (Pengambil keputusan) : orang yang menentukan keputusan

pembelian.

4. Buyer (pembeli) : orang yang melakukan pembelian secara nyata.

5. User (pemakai) : orang yang mengonsumsi dan menggunakan barang/jasa

yang dibeli.

Perilaku konsumen menurut Kotler dan Armstrong (2008:159) memiliki

beberapa faktor/ karakteristik yang terdiri dari :

1. Budaya (budaya, sub-budaya, dan kelas sosial).

Budaya merupakan kumpulan nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku

yang dipelajari oleh anggota masyarakat dari keluarga dan institusi penting

lainnya. Budaya penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling

dasar, sedangkan sub-budaya lebih menampakan identifikasi dan sosialisasi

Page 43: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

30

khusus bagi para anggotanya seperti kebangsaan, agama, kelompok ras, dan

daerah geografis. Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif

permanen dan berjenjang di mana anggotanya berbagi nilai, minat, dan

perilaku yang sama. Kelas sosial menunjukan sebagai kombinasi dari

pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kekayaan, dan variable lain (Kotler dan

Armstrong (2008:159).

2. Sosial (kelompok kecil, keluarga, serta peran dan status sosial).

a. Kelompok kecil, seseorang terdiri dari semua kelompok yang

memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung

terhadap sikap atau perilaku seseorang tersebut. Kelompok acuan

dapat menyebabkan seseorang menjalani perilaku dan gaya hidup baru

serta mempengaruhi perilaku dan konsep pribadi sesorang.

b. Kelompok keanggotaan, beberapa kelompok keanggotan terbagi

menjadi primer dan sekunder. Primer seperti keluarga, teman,

tetangga, dan rekan kerja, yang berinteraksi dengan seseorang secara

terus menerus dan informal. Sedangkan sekunder seperti kelompok

keagamaan, profesi, dan asosiasi perdagangan, yang cenderung lebih

formal dan membutuhkan interaksi yang tidak begitu rutin.

c. Keluarga, merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling

penting dalam masyarakat, dan para anggota keluarga.

d. Peran dan status sosial, seseorang berpartisipasi kedalam banyak

kelompok sepanjang hidupnya. Peran meliputi kegiatan yang

Page 44: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

31

diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran

menghasilkan status.

3. Pribadi (usia, jenis kelamin, tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan

ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri). Berkaitan dengan usia,

menurut Hurlock (1999) tahap perkembangan manusia terbagi menjadi

delapan kategori, yaitu prenatal (sebelum lahir), infancy (0-2 minggu), bayi

(2 minggu-2 tahun), kanak-kanak (2-6 tahun dan 6-12 tahun), remaja

(pubertas 10/12 tahun-13/14 tahun, awal 13-17 tahun, akhir 17-21 tahun),

dewasa dini (21-40 tahun), dewasa tengah (40-60), dan lansia (> 60 tahun).

Berkaitan dengan jenis kelamin, wanita cenderung lebih senang berbelanja,

mudah terpengaruh oleh emosi dan menyukai jajan atau ngemil. Casson

dalam Alma (2013:100) berpendapat, jumlah perempuan berbelanja lebih

banyak jika dibandingkan laki-laki karena kaum perempuan merupakan

agen pembelian buat keluarganya.

4. Psikologis (motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan sikap).

a. Motivasi, merupakan alasan mendasar seseorang untuk melakukan

suatu tindakan. Mangkunegara (2002:11) menyatakan bahwa motif

merupakan suatu dorongan kebutuhan dalam diri konsumen yang

perlu dipenuhi agar konsumen tersebut dapat menyesuaikan diri

terhadap lingkungannya. Sedangkan motivasi adalah kondisi yang

menggerakkan konsumen agar mampu mencapai tujuan motifnya.

Page 45: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

32

b. Persepsi, proses bagaimana individu memilih, mengorganisasikan,

dan menginterpretasikan masukan serta informasi untuk menciptakan

gambaran yang memiliki arti.

c. Pembelajaran, perubahan perilaku seseorang yang timbul dari

pengalaman. Pembelajaran dihasilkan melalui perpaduan kerja antara

pendorong, rangsangan, isyarat bertindak, tanggapan, dan penguatan.

d. Keyakinan dan sikap, keyakinan (belief) adalah gambaran pemikiran

yang dianut seseorang tentang gambaran sesuatu. Keyakinan

seseorang tentang produk atau merek mempengaruhi keputusan

pembelian mereka. Sedangkan sikap adalah evaluasi, perasaan

emosional, dan kecenderungan tindakan atas beberapa objek atau

gagasan. Mangkunegara (2002:47) menyatakan, sikap adalah suatu

penilaian kognitif seseorang terhadap suka atau tidak suka, perasaan

emosional yang tindakannya cenderung kea rah berbagai objek atau

ide, atau dapat pula sebagai kesiapan seseorang untuk melakukan

suatu tindakan atau aktivitas. Sikap sangat menentukan keyakinan,

dan keyakinan sangat menentukan sikap.

2.5 Proses Keputusan Pembelian Konsumen dan Tahapannya

Keputusan pembelian menurut Kotler dan Keller (2007) adalah sebuah

pendekatan penyelesaian masalah pada kegiatan manusia untuk membeli suatu

barang atau jasa dalam rangka mencapai kepuasan untuk memenuhi keinginan dan

kebutuhannya. Keputusan pembelian terdiri dari pengenalan kebutuhan dan

Page 46: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

33

keinginan, pencarian informasi, evaluasi terhadap alternatif pembelian, keputusan

pembelian, dan perilaku setelah pembelian.

Terdapat 5 tahap proses keputusan pembelian konsumen, menurut Kotler

dan Armstrong (2008:179), terdiri dari : pengenalan masalah, pencarian informasi,

evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian.

1. Pengenalan masalah/kebutuhan. Pada tahap ini konsumen merasakan bahwa

ada hal yang dirasakan kurang dan menuntut untuk dipenuhi. Konsumen

menyadari bahwa terdapat perbedaan antara apa yang dialami dengan yang

diharapkan. Kesadaran akan perlunya memenuhi kebutuhan ini terjadi

karena adanya rangsangan dari dalam maupun dari luar, misalnya rasa haus

(dari dalam), karena bau roti yang enak yang ada di food court suatu pusat

perbelanjaan.

2. Pencarian informasi. Agar konsumen dapat memenuhi kebutuhan dirinya

dengan cara yang terbaik, konsumen akan berusaha untuk mencari

informasi. Pencarian informasi akan berbeda tingkatannya tergantung pada

persepsi konsumen atas risiko dari produk yang akan dibelinya. Produk

yang dinilai berisiko akan menyebabkan situasi pengambilan keputusan

lebih kompleks, sehingga upaya pencarian informasi akan lebih banyak.

Sebaliknya produk yang dipersepsikan kurang berisiko akan mendorong

konsumen untuk tidak terlalu intensif mencari informasi. Konsumen

umumnya mencari informasi dari berbagai sumber, tidak hanya yang resmi

yang dikeluarkan perusahaan, namun juga informasi dari pihak lain, seperti

keluarga, media, teman, kenalan, dan tetangga.

Page 47: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

34

3. Evaluasi alternatif. Konsumen akan mempertimbangkan manfaat termasuk

keterpercayaan merek dan biaya atau risiko yang akan diperoleh jika

membeli suatu produk. Beberapa risiko yang akan dipertimbangkan oleh

konsumen antara lain : tenaga, biaya, risiko psikologis, dan sosial.

4. Keputusan pembelian. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi keputusan

membeli dan tujuan pembelian, yaitu sikap orang lain dan faktor situasional

yang tidak dapat diprediksi. Pengaruh dari orang lain tergantung pada

intensitas sikap negatifnya terhadap alternatif pilihan konsumen yang akan

membeli dan derajat motivasi dari konsumen yang akan membeli untuk

mengikuti orang lain, sedangkan keadaan tidak terduga merupakan faktor

situasional yang menyebabkan konsumen mengubah tujuan pembelian

maupun keputusan pembelian. Misalnya kondisi keuangan yang tiba-tiba

memburuk. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi pengambilan

keputusan yang selanjutnya akan menentukan respon konsumen. Pertama

adalah konsumen itu sendiri. Terdapat dua unsur dari konsumen itu sendiri,

yaitu pikiran konsumen, terdiri dari kebutuhan atau motivasi, persepsi,

sikap, dan karakteristik konsumen yang meliputi demografi, gaya hidup, dan

kepribadian konsumen. Faktor kedua adalah pengaruh lingkungan yang

terdiri atas nilai budaya, pengaruh sub dan lintas budaya, kelas sosial, face

to face group, dan situasi lain yang menentukan. Faktor lingkungan ini

melalui komunikasi akan menyediakan informasi yang dapat berpengaruh

terhadap pengambilan keputusan konsumen. Bentuk komunikasi ini dapat

Page 48: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

35

berupa komunikasi kelompok, dari mulut ke mulut, komunikasi pemasaran,

dan lintas kelompok (Suryani, 2008:11).

5. Evaluasi pasca pembelian. Setelah malakukan pembelian, jika konsumen

menilai kinerja produk sam atau melebihi apa yang diharapkan, konsumen

akan puas. Jika kurang dari apa yang diharapkan, akan tidak puas. Jika puas,

kemungkinan akan membeli kembali, namun jika tidak, akan menghentikan

pembelian berikutnya. Gambar tahap proses keputusan pembelian dapat

dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Tahapan Proses Keputusan Pembelian

(Sumber : Kotler dan Armstrong, 2008) 2.6. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu dapat dijadikan dasar dan bahan

pertimbangan dalam mengkaji penelitian ini, yaitu :

1. Phonika Aryati, Skripsi. (2013), Universitas Islam Negeri Jakarta,

“Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen

Produk Makanan Ringan Berbahan Kacang PT. Mitrasatrya Perkasautama

di DKI Jakarta”. Hasil penelitian ini yaitu bauran pemasaran berpengaruh

Pengenalan Kebutuhan

Pencarian Informasi

Evaluasi Alternatif

Keputusan Pembelian Perilaku

Pascapembelian

Page 49: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

36

positif terhadap keputusan pembelian konsumen baik secara simultan

maupun parsial.

2. Hendra Saputra, Tesis. (2008). Universitas Sumatera Utara, “Analisis

Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh

Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga di Kota Medan”. Hasil

penelitian ini yaitu secara simultan strategi bauran pemasaran berpengaruh

secara nyata terhadap keputusan pembelian dan secara parsial strategi

promosi merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap

keputusan pembelian.

3. Sari Harum Melaty, skripsi (2008). Institut Pertanian Bogor. “Analisis

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Keputusan Pembelian Oleh

Konsumen Restoran Imah Hejo Kota Bogor”. Hasil penelitian ini adalah

terdiri dari enam faktor, faktor pertama dinamakan daya tarik produk yang

terdiri dari variabel kekhasan rasa menu, kenyamanan, live music, jenis

menu, dan kebersihan. Faktor kedua dinamakan daya tarik pelayanan yang

terdiri dari pramusaji, kecepatan penyajian pesanan, harga, promosi, dan

fasilitas. Faktor ketiga dinamakan kelas sosial yang tersusun atas variabel

pendapatan, pekerjaan, dan gaya hidup. Faktor keempat dinamakan

pengaruh lingkungan yang terdiri dari variabel nama besar selebriti (Pasha),

lokasi, dan budaya. Faktor kelima dinamakan pengaruh kerabat yang

tersusun atas variabel saudara / teman dan keluarga. Faktor keenam

dinamakan kondisi individu yang terdiri dari variabel waktu luang dan hobi.

Page 50: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

37

4. Fitri Komalasari, skripsi, (2013). Universitas Gunadarma. “Pengaruh

Bauran pemasaran terhadap Keputusan Pembelian Produk Handphone

Nokia E Series”. Hasil penelitian menunjukkan secara simultan, produk,

harga, tempat, dan promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

secara parsial, hanya harga dan tempat yang berpengaruh terhadap

keputusan pembelian.

2.7. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini diawali dari Bakso Sehat Bakso Atom (BSBA) memiliki visi

dan misi yang mengedepankan konsep produk sehat dan memiliki varian banyak

dari inovasi produknya. Bauran pemasaran selanjutnya digunakan untuk melihat

respon konsumen BSBA, tidak hanya dari produk, namun juga harga, tempat, dan

promosi terhadap keputusan pembelian. Keempat faktor tersebut selanjutnya

berfungsi sebagai variabel bebas dari penelitian ini (X), dan keputusan pembelian

merupakan variabel terikat (Y).

Konsumen BSBA yang melakukan keputusan pembelian selanjutnya

diidentifikasi karakteristiknya secara deskriptif, dari dari segi demografi dan

perilaku konsumen. Lalu konsumen diteliti menggunakan instrument berupa

kuesioner. Kuesioner yang digunakan mencakup empat variabel bebas, yang

terdiri dari variabel produk (X1), harga (X2), tempat (X3), dan promosi (X4) dan

pengaruhnya terhadap keputusan pembelian yang mereka lakukan, yang

merupakan variabel terikat (Y).

Kuesioner tersebut selanjutnya diuji validitas sebanyak dua kali, dan

dilakukan uji reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas disebarkan keada 30

Page 51: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

38

responden. Selanjutnya kuesioner disebar kepada 100 responden yang melakukan

keputusan pembelian di gerai BSBA, dan hasilnya diolah secara statistik dengan

metode regresi linear berganda, sehingga didapatkan hasil penelitian terhadap

keputusan pembelian BSBA (Y). Hasil yang ada kemudian menghasilkan

beberapa kesimpulan, dan selanjutnya diberikan saran agar BSBA semakin maju.

Kerangka pemikiran dibuat agar memudahkan penyajian tahapan

pelaksanaan penelitian ini. Uma dalam Sugiyono (2013:128) menyatakan,

kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah

yang penting. Kerangka pemikiran dari penelitian ini disajikan pada gambar 4.

Page 52: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

39

Konsep produk BSBA

Bauran Pemasaran BSBA (4P) Produk BSBA

Konsumen BSBA

Karakteristik Konsumen Demografi Perilaku

konsumen

Produk (X1) Keragaman Kualitas Produk Nama merek Pelayanan Jaminan Keamanan

Produk

Harga (X2) Penetapan harga Diskon Sistem

Pembayaran

Tempat (X3) Lokasi Ketersediaan Cakupan Saluran

Pemasaran

Promosi (X4) Promosi

Penjualan Periklanan Pemasaran

Interaktif

Uji Validitas dan Reliabilitas

Regresi Linear Berganda

Hasil Keputusan Pembelian BSBA (Y)

Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional

Kesimpulan dan saran

Page 53: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

40

2.8. Hipotesis

Sugiyono (2013:134) berpendapat, hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah

dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Hipotesis dinyatakan sementara

karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan pada teori yang relevan, belum

berdasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

Secara singkat, hipotesis dapat dikatakan sebagai jawaban teoritis terhadap

rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.

Kualitas produk, harga, tempat/distribusi dan promosi diduga memiliki

pengaruh dan kontribusi yang berbeda dalam keputusan pembelian konsumen

produk BSBA sehingga dijadikan sebagai variabel bebas penelitian, yang

selanjutnya dapat ditarik hipotesis. Hipotesis penelitian ini dibagi menjadi dua,

yaitu hipotesis simultan dan parsial. Kerangka hipotesis penelitian ini ditampilkan

pada gambar 5.

Gambar 5. Kerangka Hipotesis

Kualitas produk (X1)

Harga (X2)

Tempat/distribusi (X3)

Promosi (X4)

H1

H2

H3

H4

Keputusan Pembelian

(Y)

Ket :

: Parsial

: Simultan

Page 54: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

41

Hipotesis simultan penelitian ini yaitu :

1. H0 : Variabel produk, harga, tempat, dan promosi tidak berpengaruh

positif terhadap keputusan pembelian.

2. Ha : Variabel produk, harga, tempat, dan promosi berpengaruh positif

terhadap keputusan pembelian.

Hipotesis simultan penelitian ini selanjutnya diuji menggunakan uji F.

Hipotesis parsial dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. H01 : Variabel produk tidak berpengaruh positif terhadap keputusan

pembelian.

Ha1 : Variabel produk berpengaruh positif terhadap keputusan

pembelian.

2. H02 : Variabel harga tidak berpengaruh positif terhadap keputusan

pembelian.

Ha2 : Variabel harga berpengaruh positif terhadap keputusan

pembelian.

3. H03 : Variabel tempat/distribusi tidak berpengaruh positif terhadap

keputusan pembelian.

Ha3 : Variabel tempat/distribusi berpengaruh positif terhadap

keputusan pembelian.

4. H04 : Variebel promosi tidak berpengaruh positif terhadap keputusan

pembelian.

Ha4 : Variabel promosi berpengaruh positif terhadap keputusan

pembelian.

Hipotesis parsial penelitian ini selanjutnya diuji menggunakan uji t.

Page 55: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

42

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada beberapa gerai Bakso Sehat Bakso Atom

(BSBA) yang tersebar di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

Penelitian dilaksanakan selama enam bulan, yaitu awal bulan April hingga akhir

September 2014. Timeline penelitian disajikan pada lampiran 1.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu data

primer dan data sekunder, berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data primer

diperoleh dari hasil survei kepada pengunjung gerai BSBA dan konsumen yang

pernah mengonsumsi BSBA. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari

studi literatur dari berbagai buku maupun jurnal ilmiah.

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek

penelitian (Nazir, 2011). Data sekunder adalah data yang diperoleh tidak langsung

dari objek penelitiannya, melainkan dari sumber lain, baik lisan maupun tulisan

(Nazir, 2011).

3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah nonprobability

sampling, dengan teknik purposive sampling. Purposive sampling menurut

Sugiyono (2013:156) adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu. Pertimbangan sampel dari penelitian ini adalah konsumen yang ditemui

Page 56: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

43

di gerai BSBA dan konsumen yang pernah makan dan mencoba produk BSBA di

gerai yang tersebar di Jabodetabek.

Penelitian ini memiliki populasi yang jumlah dan besarnya tidak diketahui

secara pasti. Menurut Rao dalam Zulfikar (2011), jika penelitian memiliki

populasi yang jumlah dan besarnya tidak diketahui secara pasti menggunakan

rumus :

n = n = = n = = 96,04

≈100

Dengan keterangan sebagai berikut :

n = Jumlah Sampel

Z = tingkat keyakinan yang dibutuhkan dalam penentuan sampel, 95% = 1,96

Moe = Margin of error, atau kesalahan maksimum yang dapat ditoleransi,

biasanya10%.

Sampel dari penelitian ini adalah konsumen yang pernah mengonsumsi produk

BSBA dan konsumen yang berada di beberapa gerai di wilayah Jabodetabek.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan selama satu bulan. Data primer menggunakan

instrumen berupa kuesioner, menggunakan skala likert dengan skala 1-4. Menurut

Sugiyono (2013:230), kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawab. Kuesioner digunakan untuk mengetahui faktor-faktor

Page 57: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

44

yang menentukan dalam pengambilan keputusan pembelian BSBA. Skala likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang

fenomena social yang kemudian ditetapkan secara spesifik oleh peneliti dan

selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian (Sugiyono, 2013:168). Jawaban

skala likert dibedakan 1-5 untuk keperluan analisis kuantitatif, dengan asumsi 5 :

sangat setuju, 4 : setuju, 3 : netral, 2 : tidak setuju, dan 1 : sangat tidak setuju,

namun pada penelitian ini hanya menggunakan skala likert 1-4 untuk menghindari

jawaban netral/ragu sehingga jawaban yang didapat lebih tegas. Kuesioner

penelitian ini disajikan pada lampiran 2. Sementara itu, data sekunder

dikumpulkan dari studi literatur buku, dokumen perusahaan, jurnal, dan internet.

3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Metode pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini menggunakan

regresi linear berganda. Selain itu, digunakan uji instrumen, uji asumsi klasik, dan

uji hipotesis. Regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas

(produk (X1), harga (X2), tempat (X3), dan promosi (X4) terhadap variabel

terikat keputusan pembelian (Y).

Analisis data yang digunakan untuk mengetahui karakteristik dan perilaku

konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian produk BSBA dengan

menggunakan statistik deskriptif. Analisis data yang digunakan untuk mengetahui

pengaruh kualitas produk, harga, tempat/distribusi, dan promosi, terhadap

keputusan pembelian, menggunakan analisis regresi linear berganda dengan

bantuan Statistical Package for the Social Science (SPSS) versi 17.

Page 58: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

45

3.5.1. Uji Instrumen

Instrumen penelitian yang berupa kuesioner diuji dengan menggunakan uji

validitas dan reliabilitas.

1. Uji Validitas

Sugiyono (2013:203) menyatakan, validitas merupakan derajat ketepatan

antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan

oleh peneliti. Data yang valid berarti data tidak berbeda antara data yang

dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek

penelitian. Umar (2003:179) berpendapat, validitas menunjukan sejauh mana alat

pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas digunakan untuk

mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan

valid jika pernyataan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan

diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2011:52).

Pengujian validitas penelitian ini dilakukan dengan uji coba terhadap 20

responden, yang di awali dengan uji keterbacaan terhadap 5 responden. Uji

keterbacaan dilakukan untuk melihat sejauh mana responden dapat memahami isi

pernyataan dalam kuesioner. Uji validitas penelitian ini menggunakan teknik

pearson correlation (karena data yang digunakan skala likert 1-4 dengan data

interval dan teknik samplinganya random) dan alat bantu SPSS. Rumus dari

teknik ini adalah sebagai berikut (Umar, 2003:190) :

r =

dengan keterangan sebagai berikut :

r = koefisien korelasi X= skor pertanyaan n = jumlah responden Y = skor total

Page 59: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

46

Kriteria yang digunakan untuk menyatakan bahwa data tersebut valid atau

tidak adalah sebagai berikut :

1) Jika nilai Pearson Correlation > 0.3, butir dinyatakan valid (r hitung > r

tabel).

2) Jika nilai Pearson Correlation < 0.3, butir dinyatakan tidak valid (r hitung <

r tabel).

Hasil Uji validitas penelitian menunjukkan hampir semua butir pernyataan

valid. Hasil secara detail disajikan pada lampiran 3. Hasilnya, dari semua total 46

butir pernyataan, hampir semua memiliki nilai pearson correlation > 0.3 sehingga

dikatakan valid, kecuali butir pernyataan nomor 2, 15, 28, dan 36 yang memiliki

nilai koefisien korelasi < 0.3 sehingga drop/tidak valid. Butir 38 berbentuk

pertanyaan uraian singkat, sehingga jumlah butir yang valid dan selanjutnya

diolah adalah 41 butir pernyataan.

2. Uji Reliabilitas

Sugiyono (2013:203) menyatakan, suatu data dinyatakan reliabel apabila

dua atau lebih peneliti dalam objek yang sama menghasilkan data yang sama, atau

peneliti sama dalam waktu berbeda menghasilkan data yang sama, atau

sekelompok data bila dipecah menjadi dua menunjukkan data yang tidak berbeda.

Menurut Ghozali (2011:47), uji reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk

mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk.

Suatu kuesioner dikatakan reliable jika jawaban seseorang terhadap pernyataan

konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat

konsistensi pengukuran. Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk

menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran relatif konsisten jika pengukuran

Page 60: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

47

diulangi dua kali atau lebih (Umar 2003:176). Menurut Ghozali (2011:47) teknik

ini pengukurannya hanya sekali kemudian hasilnya dibandingkan dengan

pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan, dengan Alpha

Cronbach dengan bantuan SPSS. Teknik ini digunakan karena penelitian ini

menggunakan data interval 1-4, dan umumnya jika data nya interval, yang paling

sering digunakan adalah teknik ini. Rumus dari teknik ini menurut Umar

(2003:207) adalah sebagai berikut :

r11 =

Dengan keterangan sebagai berikut :

r11 : reliabilitas instrument k : banyak butir pertanyaan

: varians total

∑ : jumlah varian butir

Kriteria yang digunakan menurut Ghozali (2011:48) yaitu :

1) Alpha Cronbach > 0.7 konstruk dikatakan reliabel

2) Alpha Cronbach < 0.7 konstruk tidak reliable

Uji Reliabilitas dilakukan terhadap 30 responden. Hasil uji reliabilitas

penelitian ini dapat dilihat pada lampiran 4. Hasil uji reliabilitas menunjukkan

bahwa semua butir pernyataan pada instrumen penelitian memiliki nilai Cronbach

Alpha > 0.6 sehingga dapat dikatakan bahwa semua butir pernyataan reliabel.

Penelitian ini menggunakan uji reliabilitas dengan teknik Alpha Cronbach.

Kriteria suatu instrument penelitian menurut Siregar (2014:173) dikatakan reliabel

yaitu bila koefisien reliabilitas (r11) bernilai > 0.6.

Page 61: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

48

3.5.2. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Multikolinearitas

Ghozali (2011:105) menyatakan, uji multikolinearitas dilakukan untuk

menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara

variabel independennya. Jika variabel independen saling berkorelasi, variabel-

variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independen

yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Gejala

multikolonieritas dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance

inflation factor (VIF). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan

adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance ≤ 0.10 atau VIF ≥ 10.

2. Uji Normalitas

Uji normalitas menurut Ghozali (2011:160) digunakan dalam manguji

apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki

distribusi normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal

atau mendekati normal. Uji normalitas penelitian ini menggunakan analisis grafik

yaitu dengan melihat penyebaran data statistik pada sumbu diagonal dari grafik

distribusi normal (p-plot). Data dikatakan normal apabila :

1. Data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal

atau grafik histogramnya menunjukan distribusi normal maka model regresi

memenuhi asumsi normalitas.

2. Data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogramnya tidak menunjukan distribusi normal maka

model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Page 62: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

49

Menurut Santoso (2014:190), uji normalitas dilakukan untuk mengetahui

apakah dalam sebuah model regresi nilai residu dari regresi mempunyai distribusi

yang normal. Asumsi normalitas dapat dilihat dari tampilan histogram dan p-plot.

3. Uji Heteroskedastisitas

Santoso mengemukakan (2014:187) uji heteroskedastisitas dilakukan untuk

mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians

residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians residual dari

suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, hal tersebut disebut

homoskedastisitas, namun jika varians berbeda, disebut heteroskedastisitas. Model

regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Model regresi dapat

dilihat apakah terjadi heteroskedastisitas dari scatterplot yang dihasilkan. Dasar

pengambilan keputusan uji heteroskedastisitas yaitu jika tidak ada pola yang jelas

dari scatterplot, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada

sumbu Y, tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011:139).

3.5.3. Regresi Linear Berganda

1. Regresi Linear Berganda

Tujuan regresi menurut Rangkuti (2011:149) adalah untuk mengetahui

pengaruh variabel independen (X1, … Xn) terhadap variabel dependen (Y).

Variabel independen penelitian ini terbatas pada 4 variabel bauran pemasaran.

Beberapa teori lain menyatakan bauran pemasaran terdiri dari 6, 7, atau 8 P,

namun menurut Kotler (2010:162) yang terpenting bukanlah banyaknya P yang

digunakan, namun yang paling penting adalah kerangka seperti apa yang paling

membantu dalam merancang strategi pemasaran. 7P terdiri dari product, price,

Page 63: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

50

place, promotion seperti 4p beserta tambahan 3P lainnya yaitu people, process,

physical evidence. People yang merupakan sumber daya manusia dan process

yang merupakan pelayanan dapat dimasukkan ke dalam Product, dan physical

evidence/bukti fisik dari perusahaan dapat dimasukan ke dalam kategori place.

Kotler dan Armstrong (2008:62) berpendapat bahwa variabel produk (X1)

dari bauran pemasaran terdiri dari beberapa aspek : ragam, kualitas, desain, fitur,

nama merek, kemasan, layanan, dan jaminan keamanan produk. Namun pada

penelitian ini, hanya beberapa yang dijadikan sebagai subvariabel yaitu,

keragaman produk, kualitas produk, nama merek, layanan, serta tambahan

(Kotler, 1992) jaminan keamanan produk.

Variabel harga (X2) yang digunakan menurut Kotler dan Armstrong

(2008:62) dijelaskan bahwa dalam bauran pemasaran terdiri dari beberapa aspek :

daftar harga, diskon, potongan harga, periode pembayaran, persyaratan kredit.

Namun pada penelitian ini, hanya beberapa aspek yang diterapkan perusahaan

sehingga dijadikan sebagai subvariabel, yaitu penetapan harga, diskon,

persyaratan kredit (sistem pembayarannya).

Variabel tempat (X3) menurut Kotler dan Armstrong (2008:62) terdiri dari

beberapa aspek : saluran, cakupan, pemilihan lokasi, persediaan, transportasi,

logistik. Namun hanya beberapa yang sesuai dengan kondisi perusahaan sehingga

dijadikan sebagai subvariabel, yaitu lokasi, ketersediaan, saluran pemasaran, dan

cakupan pasar.

Variabel promosi (X4) menurut Kotler dan Armstrong (2008:62) dijelaskan

bahwa variabel promosi dari bauran pemasaran terdiri dari beberapa aspek : iklan,

penjualan pribadi, promosi penjualan, dan hubungan masyarakat. Namun hanya

Page 64: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

51

beberapa yang sesuai dengan kondisi perusahaan sehingga dijadikan sebagai

subvariabel, yaitu promosi penjualan, pemasaran interaktif, dan periklanan.

Variabel terikat dari penelitian ini yaitu Keputusan Pembelian (Y). Variabel

terikat terdiri dari lima tahapan yang semuanya dijadikan sebagai subvariabel

penelitian, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif,

keputusan pembelian, perilaku pasca pembelian.

Persamaan analisis regresi linear berganda penelitian ini dirumuskan dalam

persamaan sebagai berikut :

Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 +b4x4 + e

Di mana :

Y = keputusan pembelian (variabel bebas)

a = Konstanta

x1 = variabel kualitas produk

x2 = variabel harga

x3 = variabel tempat

x4 = variabel promosi

b1.....b4= koefisien regresi masing-masing variabel bebas

e = standard error

2. Koefisien Determinasi

Rangkuti (2011:150) menjelaskan, besarnya nilai koefisien determinasi

menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel

dependen (Y). Ghozali (2011:97) berpendapat bahwa koefisien determinasi (R2)

pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan

variasi variabel dependen. Koefisien determinasi digunakan agar mengetahui

Variabel terikat

Page 65: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

52

kuatnya pengaruh dari seluruh variabel independen (X) terhadap variabel

dependen (Y). Rumus yang digunakan adalah:

R2 =

Nilai R2 ( koefisien determinasi ) terletak antara 0 dan 1. Nilai R2 yang

mendekati 1 menyatakan bahwa variabel independen yang terdiri dari produk,

harga, tempat/distribusi, dan promosi, memberi pengaruh yang kuat terhadap

variabel dependen yaitu keputusan pembelian. Jika nilai R2 = 1 berarti 100 persen

total variasi variabel dependen diterangkan oleh variabel independen. Jika R2 = 0

berarti tidak ada variasi Y yang di terangkan oleh Produk (X1), harga (X2),

tempat/distribusi (X3) maupun promosi (X4).

3.5.4. Uji Hipotesis

1. Uji F

Uji F menurut Ghozali (2011:98) dilakukan untuk menunjukkan apakah

semua variabel bebas yang dimasukkan ke dalam model regresi memiliki

pengaruh bersama-sama terhadap variabel terikat.

1. Ha diterima : F hitung > F tabel sehingga dapat dikatakan bahwa variabel

bebas memiliki pengaruh bersama-sama terhadap variabel terikat.

2. Ha ditolak : jika nilai F hitung ≤ F tabel dan signifikansi < α, sehingga

dapat dikatakan bahwa variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel

terikat.

Rumus Uji F hitung yaitu :

F-Hitung =

Page 66: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

53

2. Uji t

Ghozali (2011:98) berpendapat, uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa

jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan

variabel dependen. Uji t dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t

tabel, atau melihat kolom signifikansi pada masing-masing t hitung. Ho diterima

jika t hitung ≤ t tabel. Ha diterima (Ho ditolak) jika t hitung > t tabel.

Rumus T hitung yaitu :

th =

3.6 Definisi Operasional

Sugiyono (2004:31) menyatakan, definisi operasional adalah penentuan

konstruk sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional

menjelaskan cara tertentu yang digunakan untuk meneliti dan mengoperasikan

konstruk sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan

replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara

pengukuran konstruk yang lebih baik.

Definisi operasional variabel ini dibagi menjadi dua, yaitu variabel

independen/bebas (X) dan variabel dependen/terikat (Y) yang selanjutnya

dijadikan acuan dalam pembuatan instrument penelitian yang berupa kuesioner.

Kuesioner penelitian ini disajikan pada lampiran 4.

1. Produk (X1) : keragaman produk, kualitas produk, nama merek, layanan,

serta jaminan keamanan produk.

2. Harga (X2) : penetapan harga, diskon, sistem pembayarannya.

Page 67: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

54

3. Tempat (X3) : lokasi, persediaan, saluran pemasaran, dan cakupan pasar.

4. Promosi (X4) : promosi penjualan, periklanan, pemasaran interaktif.

5. Keputusan Pembelian (Y) : pengenalan kebutuhan, pencarian informasi,

evaluasi alternatif, keputusan pembelian, perilaku pasca pembelian.

Tabel operasional penelitian ini secara lengkap disajikan pada tabel 2.

Page 68: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

55

Tabel 2. Operasionalisasi Penelitian

Variabel Subvariabel Indikator Parameter K

Produk (X1)

1. Keragaman

1. Beragam varian yang menjadi daya tarik.

Konsumen menilai ketertarikan terhadap bakso Atom karena produknya beragam.

A1

2. Kelengkapan semua varian produk bakso

Semua varian bakso selalu tersedia di meja saji.

A2

2. Kualitas Produk

1. Kekenyalan bakso.

1. Konsumen menilai kelembutan Bakso Atom ketika digigit.

B3

2. Konsumen mampu menilai kekompakan/kepadatan tekstur bakso ketika digigit.

B4

2. Ketepatan rasa gurih, asin, dan komposisi daging sapi.

1. Konsumen menilai rasa asin produk.

B5

2. Konsumen menilai rasa gurih. B6

3. Responden menilai komposisi daging sapi di produk.

B7

3. Kesesuaian warna bakso

Konsumen menilai tingkat kecerahan produk tidak mengindikasikan produk mengandung bahan tambahan makanan berbahaya (pewarna) sehingga warna keabuan.

B8

4. Kekuatan aroma. Konsumen menilai kesesuaian aroma campuran kuah dan bakso.

B9

3. Nama Merek

1. Tingkat pengingatan konsumen terhadap nama merek.

Konsumen menilai nama Bakso Atom mudah untuk diingat.

C10

2. Top of mind. Konsumen menyebut Bakso Atom yang ada di benaknya ketika ditanya merek bakso.

C11

3. Tingkat loyalitas konsumen terhadap merek.

Konsumen memilih Bakso Atom ketika ingin makan Bakso.

C12

Page 69: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

56

4. Pelayanan 1. Reliability / keandalan, ketepatan pelayanan.

Konsumen menilai ketepatan pelayanan sesuai harapan.

D13

2. Responsiveness / responsivitas / daya tanggap ketika merespon pelanggan

1. Konsumen menilai cepat tanggapnya karyawan ketika proses pemesanan.

D14

2. Konsumen menilai cepat tanggapnya karyawan ketika transaksi pembayaran.

D15

3. Knowledge / Jaminan, keterampilan dan pengetahuan karyawan dalam memberi jaminan layanan yang tepat kepada konsumen.

1. Karyawan terampil dalam melayani konsumen dengan memberikan jaminan pelayanan yang tepat.

D16

2. Karyawan memiliki pengetahuan yang cukup mengenai pelayanan dan produk perusahaan.

D17

4. Service person / Sikap empati karyawan ketika memberikan pelayanan.

Konsumen menilai karyawan memberikan pelayanan dengan ramah dan sopan.

D18

5. Tangible / bukti fisik karyawan dalam menggunakan fasilitas yang disediakan perusahaan ketika melayani konsumen.

Atribut seragam semua karyawan lengkap dan rapi.

D19

5. Jaminan keamanan produk

1. Kepercayaan konsumen terhadap kehalalan produk.

Konsumen dapat melihat adanya sertifikat halal dari LPOM-MUI

E20

2. Kepercayaan konsumen terhadap keamanan produk.

Konsumen melihat adanya sertifikat kesmavet sebagai bukti produk aman dikonsumsi dan terhindar dari cemaran fisik, kimiawi, dan biologi.

E21

Harga (X2)

1. Penetapan harga

Kesesuaian harga dengan kualitas/nilai yang didapatkan.

1. Konsumen menilai harga sesuai dengan kualitas/nilai yang mereka dapatkan.

F22

2. Konsumen menilai penetapan harga sudah bersaing dengan produk lain di kelasnya.

F23

Page 70: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

57

2. Diskon Ketertarikan konsumen terhadap diskon

Konsumen tertarik membeli jika ada potongan harga misalnya untuk karyawan, pelajar, dll.

G24

3. Sistem pembayaran

Kelengkapan sistem pembayaran non tunai (kredit dan debit)

1. Konsumen menilai sistem transaksi non tunai di Bakso Atom memudahkan pembelian.

H25

2. Konsumen menilai transaksi non tunai memberikan tambahan manfaat seperti diskon/potongan harga.

H26

Tempat (X3)

1. Lokasi

1. Aksesibilitas/kemudahan akses menuju gerai.

Konsumen menilai lokasi gerai terjangkau kendaraan umum maupun pribadi.

I27

2. Ketersediaan area parkir. Konsumen menilai area parkir mampu menampung sejumlah kendaraan.

I28

3. Ketersediaan fasilitas utama.

Konsumen menilai tersedianya alat makan (sendok, garpu, mangkuk) dan meja bumbu dengan kondisi yang baik dan mudah dijangkau dalam system self service.

I29

4. Ketersediaan fasilitas pendukung.

Konsumen menilai tersedianya AC/kipas angin, wastafel, kamar mandi, serta kursi dan meja makan yang dapat disusun untuk kelompok kecil (< 4 orang) maupun kelompok besar (> 4 orang).

I30

5. Ketersediaan fasilitras pelengkap.

Konsumen menilai tersedianya musola yang menambah manfaat.

I31

6. Kebersihan gerai.

Konsumen menilai kebersihan gerai yang tidak kotor, tidak basah, tidak bau, tidak berdebu, tidak banyak serangga (kecoak, semut, lalat, dll.

I32

7. Secara keseluruhan semua fasilitas (utama, pendukung, dan

Konsumen menilai seluruh fasilitas yang tersedia memberi manfaat saat

I33

Page 71: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

58

pelengkap) di Bakso Atom memberi manfaat.

mengonsumsi produk.

2. Ketersediaan

Kontinuitas ketersediaan varian bakso yang dipesan terjaga sepanjang waktu.

Konsumen melihat Bakso yang dipesan selalu ada di meja saji.

J34

3. Cakupan

1. Pengetahuan terhadap jumlah gerai.

Konsumen tahu terdapat lokasi gerai Bakso Atom lain selain yang didatangi sekarang.

K35

2. Pengalaman makan di gerai lain.

Konsumen pernah makan di gerai lain selain yang didatangi sekarang.

K36

3. Tingkat preferensi gerai yang ada.

1. Konsumen menyukai gerai Bakso Atom tertentu.

K37

2. Konsumen menyebut gerai Bakso Atom favoritnya.

K38

4. Saluran Pemasaran

Tingkat kemudahan menemukan gerai.

Konsumen mudah menemukan gerai Bakso Atom dengan tersedianya gerai di Jabodetabek dan Bandung.

L39

Promosi (X4)

1. Promosi penjualan

1. Efektivitas promosi dengan bazaar/pameran.

Konsumen tertarik pada stand/bazaar Bakso Atom.

M40

2. Efektivitas promosi dengan pemberian kupon/voucher.

Konsumen tertarik pada pemberian kupon/voucher makan gratis.

M41

3. Efektivitas promosi dengan persuasif karyawan.

Konsumen terdorong membeli karena dampak persuasif karyawan.

M42

2. Periklanan

1. Efektivitas promosi dengan pemberian brosur.

Konsumen menilai jika diberikan brosur mereka tertarik untuk membeli.

N43

2. Efektivitas promosi dengan peletakkan spanduk di luar gerai.

Konsumen menilai peletakkan spanduk di depan gerai efektif membuat mereka datang dan membeli produk.

N44

3. Efektivitas promosi dengan peletakan poster gambar bakso di dinding gerai.

Konsumen menilai peletakkan gambar bakso di dinding gerai memberi info yang mendorong mereka untuk mencoba varian tersebut.

N45

Page 72: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

59

3. Pemasaran interaktif Keefektifan promosi

dengan sosial media.

Konsumen membeli produk karena melihat dari twitter/facebook/website Bakso Atom

046

Keputusan Pembelian (Y)

Tahapan keputusan pembelian.

1. Pengenalan Kebutuhan.

Konsumen datang ke gerai karena lapar.

P47

2. Pencarian Informasi (Informasi yang membuat mereka membeli).

1. Konsumen datang ke gerai karena diminta keluarga (anak/istri/suami).

P47

2. Konsumen pernah datang sebelumnya ke Bakso Atom.

3. Konsumen mengetahui Bakso Atom dari kerabat (teman, saudara, dll).

3. Evaluasi alternatif (melakukan evaluasi dengan merek lain).

1. Evaluasi produk dengan produk lain.

A1-A2 B3-B9,

C10-C12 2. Evaluasi harga dengan harga

produk lain.

F23

3. Evaluasi tempat/gerai dibanding gerai lain.

I27-I33 J34 L39

4. Evaluasi promosi dibanding promosi restoran lain.

M40 -M42 N43-N45 O46

4. Keputusan pembelian. Konsumen membeli karena sudah menjadi merek favorit.

C11 C12

5. Perilaku Pasca pembelian (tingkat kepuasan).

1. Konsumen puas dengan kualitas bakso Atom.

B3-B9

2. Konsumen bersedia datang lagi ke gerai.

I27-I33

Page 73: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

60

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

4.1. Gambaran Umum CV Atom Indonesia

4.1.1. Sejarah Perusahaan

Bakso Sehat Bakso Atom (BSBA) berdiri tahun 2003 di daerah Ciputat,

Tangerang Selatan. BSBA dimulai dengan modal Rp 40.000.000 dan diawali dari

sebuah gerobak kecil yang berpangkal di pinggir jalan raya. Pemilik dan pendiri

BSBA, B.R Prabowo, telah membuat konsep sehat pada bakso sebagai makanan

yang populer di Indonesia. Bakso harus benar-benar menjadi makanan sehat

sehingga bahan-bahan pembuatan bakso konvensional seperti borax, nitrit, dan

bahkan formalin harus ditiadakan. Pengujian dari laboratorium yang berwenang

telah membuktikan bahwa BSBA selain halal, bebas dari bahan pengawet serta

pengenyal.

Tidak seperti produk bakso lainnya, BSBA tidak ingin menjual produk

sembarangan. Bahan-bahan yang digunakan dalam proses pembuatannya telah

dipilih dan diuji kualitasnya. Penggunaan bahan baku utama berupa daging sapi

bali yang tidak dilayukan terlebih dahulu menghasilkan tekstur bakso yang kenyal

dan padat. Pembuatan bakso tanpa limbah daging seperti hati, ginjal, dan organ

dalam lainnya membuat rasa daging dan aroma yang dihasilkan pada bakso begitu

kuat. Penggunaan bahan pengisi tepung sagu dibanding daging sapi dengan

perbandingan 1:5 membuat rasa daging begitu terasa. Semua hal itu menjadi nilai

tambah pada produk BSBA.

Page 74: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

61

Berbagai upaya untuk membuktikan kualitas produk telah dilakukan oleh

BSBA, hal tersebut dilakukan demi memenuhi permintaan pelanggan. Berbagai

sertifikat tentang mutu produk diraih oleh BSBA, seperti sertifikat KAN (Komite

Akreditasi Nasional), BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Saran dari

pelanggan membuat pihak perusahaan semakin cerdas dalam memenuhi

permintaannya. Tahun 2006, BSBA mendirikan kantor pusat di Ciputat. Gambar

kantor pusat BSBA disajikan pada gambar 6.

Gambar 6. Kantor Pusat Bakso Sehat Bakso Atom (BSBA)

BSBA kembali membuka beberapa gerai di Jakarta, Bogor, Depok,

Tangerang, Bekasi, dan pada tahun 2007 BSBA membuka gerai di Bandung.

Hingga tahun 2014 BSBA telah memiliki lebih dari 20 gerai di Indonesia.

4.1.2. Lokasi dan Tata Letak Perusahaan

Kantor pusat BSBA terletak di Jl. Ir. H Djuanda No. 1, Ciputat, Tangerang

Selatan (samping Giant Gintung). BSBA memiliki rumah produksi yang terdapat

di jalan Legoso Raya No. 25, Ciputat, Tangerang Selatan. BSBA memiliki

Page 75: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

62

beberapa gerai yang tersebar di Thamrin City A dan B, Cipete, Cibubur Kota

Wisata dan Legenda, Bogor Sindangbarang, Bintaro, Springhill, Kalibata City,

MT Haryono, Plaza Pondok Gede A dan B, Strada, Depok Sentosa Raya, dan

Kalisari. Tahun 2007, BSBA kembali membuka cabang di Bandung, yaitu di

Braga Citywalk serta Festival Citylink. Tahun 2013 BSBA kembali membuka

cabang di Bandung, yaitu di Trans Studio Bandung, dan di Giant Pondok Gede

pada tahun 2014, sehingga kini telah memiliki lebih dari 20 cabang yang tersebar

di sekitar Jabodetabek dan Bandung.

4.1.3. Visi, Misi, dan Tujuan

BSBA dalam menjalankan usahanya memiliki visi, misi, dan motto. Visi

BSBA adalah menjadikan produk bakso sehat bakso atom sebagai makanan utama

masyarakat Indonesia. Misi BSBA adalah bakso sehat bakso atom selalu siap

memproduksi makanan sehat penuh inovasi dengan mengutamakan kepuasan

pelanggan. Motto dari BSBA adalah sehat dimulai dari makanan sehat.

4.1.4. Struktur Organisasi

BSBA memiliki struktur organisasi tersendiri. BSBA dipimpin oleh seorang

general manager, yang membawahi jajaran beberapa manajer. Setiap manajer

memiliki bawahan, yang masing-masing memberikan pertanggungjawaban atas

pelaksanaan tugas kepada manajer tersebut. Hubungan staf tercermin dari tugas

untuk memberikan keterangan dan pendapat serta pengawasan sesuai dengan

bidangnya. Struktur organisasi CV Atom Indonesia disajikan pada lampiran 5.

Page 76: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

63

4.2 Segmentation, Targeting, Positioning CV Atom Indonesia

4.2.1. Segmentation

Segmentasi pasar yang ditetapkan oleh CV Atom Indonesia adalah sebagai

berikut :

1. Usia : Semua kalangan (mulai dari usia lebih dari lima tahun hingga lansia)

yang menyukai bakso.

2. Image : Image yang ingin ditanamkan perusahaan adalah sebagai produk

bakso sapi yang sehat dan aman untuk dikonsumsi.

3. Income : High income, di atas pendapatan per kapita (dengan pendapatan

perkapita 3 Juta Rupiah per penduduk pada tahun 2013 (detik finance,

2014). Harga produk BSBA lebih tinggi jika dibandingkan produk bakso

lainnya. Produk bakso lain dijual dengan harga rata-rata Rp.7000-Rp.12.000

per mangkuk, namun untuk Bakso Atom, hanya mendapat 1 butir bakso

dengan harga tersebut.

4. Geografi : Tepat dipasarkan di beberapa tempat, seperti pusat perbelanjaan,

restoran, sekolah, instansi.

5. Psikografi : Tepat bagi masyarakat yang mengedepankan gaya hidup sehat.

4.2.2. Targeting

Targeting dari produk BSBA yaitu laki-laki maupun perempuan, dari usia

lebih dari lima tahun hingga lansia, yang menyukai produk bakso dan peduli

terhadap kesehatan, dengan penghasilan di atas Rp 3.000.000. Produk BSBA yang

sehat menyebabkan harga produk BSBA lebih tinggi dibandingkan produk bakso

Page 77: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

64

lainnya yang ada di pasaran yang memiliki harga kisaran Rp.8000-Rp.15000,/

mangkuk.

4.2.3. Positioning

BSBA merupakan salah satu brand produk bakso yang ada di Indonesia.

BSBA memiliki produk yang berbeda dari bakso lain karena tidak menggunakan

bahan pengawet dan msg (Monosodium Glutamat), menggunakan bahan baku

daging sapi bali, tidak mengandung kolesterol yang tentunya lebih sehat, lulus uji

kesmavet dengan sertifikasi KAN, serta memiliki banyak varian (14 varian) jika

dibandingkan produk bakso merek lain. BSBA memiliki beberapa pesaing di

kelasnya, baik dari segi kualitas produk dan harga, seperti Bakso Lapangan

Tembak Senayan, Mister Baso, Bakso Kepala Sapi, Bakso Afung, dan Bakso

Malang Karapitan.

4.3. Bauran Pemasaran

Mekanisme bauran pemasaran yang diterapkan oleh BSBA yang terdiri dari

produk, harga, tempat, dan promosi adalah sebagai berikut :

4.3.1. Produk

Produk bakso BSBA telah lulus uji laboratorium Kesmavet (kesehatan

masyarakat veteriner) serta mendapat akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional

(KAN) dengan nomor 1276/1.823.551. Produk BSBA juga terbebas dari limbah

daging seperti usus, hati, jantung sehingga dihasilkan rasa bakso yang dominan

daging. Daging sebagai bahan baku utama diproses kurang dari lima jam setelah

Page 78: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

65

pemotongan agar dihasilkan bakso yang bertekstur kenyal alami tanpa tambahan

pengenyal. Produk bakso yang dijual BSBA disajikan pada lampiran 6.

Pihak BSBA menjalin kerjasama dengan beberapa perusahaan dalam

penyediaan minuman, misalnya perusahaan penyedia air minum dalam kemasan,

minuman ringan non soda seperti teh dalam botol, serta air kelapa dalam kemasan.

Bentuk kerjasama ini terlihat dari pencantuman logo perusahaan-perusahaan

minuman tersebut pada baju seragam karyawan di gerai bakso atom.

4.3.2. Harga

Berikut ini daftar harga yang ditetapkan CV Atom Indonesia dalam

memasarkan produk BSBA :

Tabel 3. Harga Produk BSBA

No. Nama Produk Harga Jual per butir

(Rupiah) 1 Bakso Daging 8.500 2 Bakso Urat 8.500 3 Bakso Keju 9.500 4 Bakso Sum-Sum 9.500 5 Bakso Sutera 9.500 6 Bakso Telur Ayam Kampung 11.000 7 Bakso Jamur Tiram 7.000 8 Bakso Buntel 9.500 9 Bakso Burger 10.000

10 Bakso Tahu Putih 9.500 11 Bakso Tahu Udang 9.500 12 Bakso TBS 7.000 13 Baksomay 10.000 14 Batagor 11,000 15 Bakso Vacuum Daging/Urat 46.000 16 Bakso Vacuum keju/Sum-Sum 51.000

(Sumber : CV Atom Indonesia, 2013)

Page 79: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

66

Tabel 3 menunjukkan bahwa harga termahal dari produk BSBA adalah

bakso telur ayam kampung dan batagor, dengan harga Rp.11.000 dan bakso paling

terjangkau adalah bakso jamur tiram dan bakso tbs dengan harga Rp.7.000.

Penetapan harga yang dilakukan perusahaan terbilang tinggi, namun hal tersebut

dilakukan karena produk memiliki nilai yang sesuai dengan harga yang

ditawarkan. BSBA juga menjalin kerja sama dengan salah satu bank BUMN

(Badan Usaha Milik Negara), jika pelanggan melakukan transaksi dengaan

menggunakan kartu kredit dari bank tersebut akan mendapatkan potongan harga

sebanyak 10 atau 20%.

4.3.3. Tempat

CV Atom Indonesia hingga tahun 2014 memiliki 22 gerai Bakso Sehat

Bakso Atom tersebar di wilayah Jabodetabek dan Bandung. Distribusi pengiriman

bakso dilakukan perusahaan setiap hari Selasa hingga Sabtu ke semua gerai BSBA

sehingga kebutuhan dari permintaan bakso dapat terpenuhi. Distribusi dilakukan

dengan menggunakan mobil distribusi.

Gerai BSBA yang ada di sejumlah lokasi terdiri dari gerai pribadi pemilik

Bakso Atom dan franchise (kerja sama dengan investor). Pihak investor

menanamkan modal ke perusahaan, dan perusahaan mengatur pembukaan gerai,

menyiapkan semua fasilitas gerai yang diperlukan, serta menyiapkan SDM

sebagai tenaga pemasar. Keuntungan yang didapat selanjutnya dibagi dua antara

pihak perusahaan dengan investor.

Page 80: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

67

4.3.4. Promosi

Promosi yang dilakukan BSBA merupakan upaya perusahaan agar

konsumen lebih mengenal dan tertarik untuk membeli produk. Promosi yang

digunakan perusahaan menggunakan iklan, promosi penjualan, dan pemasaran

interaktif. BSBA menitikberatkan promosi penjualan dengan membuka

bazar/pameran. Promosi lainnya adalah memberikan kupon yang menyertakan

potongan harga ketika Car Free Day berlangsung. Iklan yang dilakukan BSBA

adalah melalui pemberian brosur/selebaran (lampiran 7) kepada konsumen saat

ada bazar ataupun pemberian secara langsung untuk konsumen yang memesan

BSBA secara delivery dan take away. Peletakkan papan iklan/baliho langsung di

depan gerai BSBA, serta dengan video merupakan program acara dari salah satu

tv swasta yang ada seperti “Bosan Jadi Pegawai” yang diselenggarakan Trans TV,

serta “Berani jadi Miliarder yang diselenggarakan Metro TV”. Pemasaran

interaktif yang dilakukan yaitu melalui media internet berupa pembuatan website,

pembuatan media sosial twitter serta facebook.

Page 81: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

68

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identifikasi Karakteristik Konsumen

5.1.1. Karakteristik Demografis

1. Usia

Segmentasi dari produk BSBA adalah konsumen dengan usia balita hingga

lansia. Hasil penelitian terhadap karakteristik dari segi usia disajikan pada gambar

7.

19%

66%

13%2%

12-21 tahun

21-40 tahun

40-60 tahun

> 60 tahun

Gambar 7. Usia Konsumen BSBA

Gambar 7 menunjukkan terbesar BSBA adalah dengan usia 21-40 tahun

(dewasa dini) dengan persentase 66%. Sedangkan pelanggan paling sedikit

dengan kategori usia > 60 tahun atau lansia dengan persentasi sebanyak 2%.

Perusahaan ketika memasarkan produknya menargetkan produk BSBA untuk

dikonsumsi oleh semua usia, mulai dari usia lima tahun ke atas hingga lebih dari

60 tahun.

Banyaknya usia dewasa dini yaitu 21-40 tahun yang mengokonsumsi Bakso

Atom terjadi karena pada usia tersebut konsumen mencari kepraktisan ketika

Page 82: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

69

ingin mengkonsumsi suatu makanan, dan bakso merupakan salah satu produk

makanan yang praktis untuk dikonsumsi. Sedangkan untuk usia > 60 tahun

merupakan yang paling sedikit karena pada usia ini konsumen lebih menjaga pola

makannya. Pola makan lansia cenderung mengurangi panganan yang berbahan

dasar daging. Hal ini sesuai dengan teori Hermanianto dalam Gunawan dkk

(2012), usia mempengaruhi pola makan seseorang.

2. Jenis Kelamin

Jenis kelamin konsumen BSBA dari hasil penelitian ini disajikan pada

gambar 8.

43%

57%

Laki-Laki

Perempuan

Gambar 8. Jenis Kelamin Konsumen BSBA

Berdasarkan gambar 8 diketahui bahwa jenis kelamin responden paling

banyak adalah perempuan dengan persentase yaitu 57%, sedangkan laki-laki yang

hanyalah 43%. Banyaknya konsumen wanita dibandingkan laki-laki diduga

karena sebagian besar yang datang adalah wanita remaja yang membawa

temannya ketika jam makan siang sedang berlangsung. Selain itu wanita lebih

senang berbelanja serta jalan berkelompok mengajak temannya jika dibandingkan

laki-laki. Hal ini sesuai dengan pendapat Alma (2013:100) yang menyatakan

Page 83: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

70

wanita adalah agen pembelian untuk keluarganya dan cenderung lebih senang

berbelanja.

3. Klasifikasi Konsumen

Observasi awal penelitian yang dilakukan terhadap konsumen BSBA di

salah satu gerai yang berada di Tangerang Selatan, menunjukkan bahwa

konsumen BSBA terklasifikasi menjadi lima kategori pekerjaan, yaitu

pelajar/mahasiswa, ibu rumah tangga, pegawai negeri sipil, pegawai swasta, dan

wiraswasta. Klasifikasi pekerjaan konsumen BSBA dari hasil penelitian dapat

disajikan pada gambar 9.

46%

8%6%

33%

7%Pelajar/Mahasiswa

Ibu Rumah Tangga

Pegawai Negeri Sipil

Pegawai Swasta

Wiraswasta

Gambar 9. Klasifikasi Pekerjaan Konsumen BSBA

Gambar 9 menunjukkan bahwa 46% konsumen BSBA adalah mahasiswa/pelajar

dan persentase tersebut merupakan yang paling besar di antara pekerjaan lainnya.

Persentase paling sedikit yaitu pegawai negeri sipil dengan persentase sebanyak

6%.

Jumlah pelajar dan mahasiswa menjadi konsumen paling banyak karena

beberapa lokasi yang dijadikan tempat penelitian berada di dekat universitas atau

Page 84: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

71

tempat les. Lokasi tempat penelitian yaitu gerai Bintaro, Gintung, Blue Plaza

Bekasi, Bogor Sindangbarang, Bogor Pajajaran, Depok Sentosa, dan Kalisari.

Gerai Bintaro bersebelahan dengan tempat les bimbingan belajar tingkat SMP dan

SMA. Gerai Gintung berada di antara dua universitas, dan gerai Depok Sentosa

memiliki lokasi yang berdekatan dengan salah satu universitas negeri yang

terkenal di Indonesia.

Jumlah pegawai negeri sipil memiliki persentase paling sedikit karena

waktu penelitian dilakukan saat siang hari, yaitu mulai jam 11.00 hingga 16.00

sehingga pada jam tersebut para pegawai negeri sipil masih berada di tempat kerja

masing-masing.

4. Jumlah Pengeluaran per Bulan (Rp.)

Pengeluaran per bulan konsumen BSBA ditampilkan pada gambar 10.

32%

19%16%

8%

25%< Rp.750.000

Rp.750.000-RP.1.500.000Rp.1.500.000-Rp.2.250.000Rp.2.250.000-Rp.3.000.000> Rp.3.000.000

Gambar 10. Pengeluaran Konsumen BSBA dalam 1 bulan

Gambar 10 menunjukkan konsumen BSBA paling banyak memiliki pengeluaran

kurang dari Rp.750.000 dengan persentase 32%. Hal ini sesuai dengan klasifikasi

konsumen yaitu yang paling banyak mengonsumsi adalah mahasiswa/pelajar.

Page 85: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

72

Persentase kedua terbanyak yaitu dengan penghasilan > Rp.3000.000 (klasifikasi

pengeluaran perbulan tertinggi), sebanyak 25%. Hal ini sesuai dengan target awal

konsumen yang ditetapkan perusahaan, yaitu memiliki penghasilan yang tinggi

atau menengah ke atas. Konsumen menengah ke atas memiliki kesadaran yang

baik terhadap kesehatan sehingga mereka membeli Bakso Atom yang merupakan

produk Bakso yang sehat untuk dikonsumsi. Persentase paling sedikit sebanyak

8% yaitu konsumen yang berpengeluaran Rp.2.250.000-Rp.3.000.000.

5.1.2. Perilaku Konsumen BSBA

1. Sumber Informasi

Sumber informasi yang memperkenalkan konsumen kepada produk BSBA

pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar 11.

34%

24%

23%

9%

10% Spanduk/iklan

Teman

AnggotaKeluargaRekan Kerja

Lainnya

Gambar 11. Sumber Informasi dalam Membeli BSBA

Gambar 11 menunjukkan dari hasil identifikasi, didapatkan bahwa konsumen

paling banyak mendapatkan informasi dari spanduk dengan persentase 34%,

terbanyak kedua adalah pengaruh teman dengan persentase 24%.

Hasil analisis menunjukkan karena lokasinya yang strategis dan biasanya

berada di jalan utama/jalan raya, maka konsumen yang melewati gerai dapat

Page 86: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

73

melihat spanduk/reklame dengan desain yang menarik, sehingga merek Bakso

Atom melekat di benak konsumen. Hal ini sesuai dengan pendapat Alma

(2013:198) bahwa pemasangan reklame dilakukan agar konsumen tidak lupa

dengan produk tersebut dan selalu melekat di hati konsumen. Persentase kedua

terbanyak adalah ajakan teman, yaitu sebanyak 24 % responden. Hal ini terjadi

karena banyaknya konsumen dengan klasifikasi sebagai pelajar dan mahasiswa.

Pada usia seperti ini, pola konsumsi responden dipengaruhi oleh ajakan teman.

Umumnya ajakan teman dapat berperan sebagai promosi dari mulut ke mulut

sehingga konsumen tertarik untuk datang ke gerai dan membeli produk.

2. Intensitas pembelian (per bulan)

Intensitas pembelian BSBA dari konsumen dalam satu bulan disajikan pada

gambar 12.

62%

30%

6% 2%

1 kali

2-3 Kali

4-5 Kali

6-7 Kali

Gambar 12. Intensitas Pembelian BSBA

Intensitas pembelian BSBA yang memiliki persentase terbesar dari hasil

identifikasi penelitian ini adalah 1 kali dalam sebulan yaitu sebesar 62%,

Page 87: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

74

persentase paling sedikit adalah 6-7 kali dalam sebulan sebanyak 2%. Hal ini

menujukkan bahwa sebagian besar konsumen hanya berkunjung sekali dalam

sebulan. Sesuai dengan fungsi bakso yang hanya bersifat panganan selingan

(bukan sebagai panganan pokok) yang cukup dikonsumsi pada waktu tertentu

saja, tidak harus setiap hari dikonsumsi konsumen.

3. Bakso yang memiliki kualitas setara Bakso Atom

Beragam merek bakso di pasaran yang menurut konsumen memiliki kualitas

setara dengan Bakso Atom disajikan pada tabel 4. Aspek yang ingin diukur adalah

beberapa merek bakso yang melekat di pikiran konsumen selain Bakso Atom.

yang mampu diingat konsumen dan disejajarkan kualitasnya dengan Bakso Atom.

Tabel 4. Produk Bakso Setara

No. Merek Bakso Hasil Penyebutan oleh responden.

1 Bakso Lapangan Tembak Senayan 46 2 Bakso Afung 19 3 Mister Bakso 14 4 Tidak Tahu 13 5 Bakso Kepala Sapi 11 6 Bakso Titoti 6 7 Bakso Malang 3 8 Bakso So Good 2 9 Planet Bakso 2

10 Bakso Kota Cak Man 1 11 Bakso Sesepan Bogor 1 12 Bakso Rusuk 1 13 Bakso GM 1 14 Bakso Idola 1 15 Bakso Pak Min 1 16 Bakso Gila 1

(Sumber : Data primer, diolah)

Page 88: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

75

Tabel 4 menunjukkan bahwa terdapat merek bakso lain yang memiliki

kualitas setara dengan Bakso Atom. Hasil tabel menunjukkan Bakso Lapangan

Tembak memiliki posisi teratas yang memiliki kualitas setara dengan Bakso

Atom, dari sisi kualitas produk dan harga. Selain itu ditunjang dengan Bakso

Lapangan Tembak telah berdiri lebih lama dibandingkan Bakso Atom. Hal ini

menunjukkan bahwa Bakso Lapangan Tembak Senayan telah memiliki ekuitas

merek yang kuat serta brand awareness tinggi yang ditandai dengan menjadi top

of mind konsumen untuk kategori merek bakso. Konsumen mengingat bahwa dari

sekian merek bakso yang ada yang menurut mereka memiliki kualitas yang sejajar

dengan Bakso Atom, Bakso Lapangan Tembak Senayan adalah yang pertama

terlintas dan disebut konsumen.

Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Aaker (1997) bahwa salah

satu unsur dari ekuitas merek yaitu Brand Awareness (kesadaran merek). Brand

Awareness adalah kesanggupan konsumen mengingat atau mengenali suatu merek

merupakan bagian dari kategori tertentu, dalam hal ini dalam kategori produk

bakso, dan yang menjadi top of mind dari merek bakso adalah Bakso Lapangan

tembak.

4. Motif yang menjadi rangsangan dalam membeli

Motif merupakan suatu dorongan kebutuhan dalam diri konsumen yang

perlu dipenuhi agar konsumen tersebut dapat menyesuaikan diri terhadap

lingkungannya. Motivasi adalah kondisi yang menggerakkan konsumen agar

mampu mencapai tujuan motifnya (Mangkunegara, 2002:11). Motif utama yang

Page 89: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

76

menjadi dasar konsumen dalam membeli produk BSBA pada penelitian ini

disajikan pada gambar 13.

67%4%

9%

11%9% Produk

Promosi

Harga

Lokasi/Tempat

Lainnya

Gambar 13. Motif yang Menjadi Rangsangan dalam membeli

Gambar 13 menunjukkan bahwa persentase terbanyak yang menjadi motif

konsumen untuk membeli BSBA adalah kualitas produk dengan persentase 67%.

Sedangkan yang paling rendah adalah promosi dengan persentase 4%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk Bakso Atom memiliki kualitas

yang berbeda dibanding bakso lainnya dari segi varian, rasa, tekstur, warna, serta

penambahan kata “Bakso Sehat” dalam mereknya. Konsumen merasa yakin

dengan merek yang menggunakan kata ‘Sehat’ dapat diartikan produk yang

ditawarkan sehat dan aman dikonsumsi. Warna bakso Atom dari hasil penelitian

tidak seperti bakso lain yang pucat, sehingga tidak mengindikasikan adanya

penggunaan pemutih. Selain itu, produk Bakso Atom memiliki beragam varian,

sehingga konsumen menyukai tidak jenuh jika mengonsumsi Bakso Atom. Rasa

yang produk Bakso Atom juga memiliki kualitas yang baik ditandai dengan rasa

daging yang dominan dibanding rasa bahan pengisinya (tepung). Hal ini sesuai

dengan pendapat Kotler dan Armstrong (2008:159) keyakinan seseorang tentang

Page 90: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

77

produk atau merek mempengaruhi keputusan pembelian mereka, serta Koswara

(2009;15) parameter mutu bakso dilihat dari tekstur, warna dan rasa.

5.2. Analisis Variabel Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian

BSBA

5.2.1. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Multikolinearitas

Hasil uji multikolinearitas penelitian ini disajikan pada tabel 5.

Tabel 5. Hasil Uji Multikoliearitas Variabel independen Collinearity Statistics

Tolerance VIF Produk .589 1.698 Harga .662 1.511 Tempat/Distribusi .597 1.675 Promosi .687 1.456

(Sumber : Data Primer, diolah.) Tabel 5 menunjukkan bahwa VIF untuk produk, harga, tempat, dan promosi

memiliki nilai VIF di sekitar angka 1, dan < 10. Tolerance dari tabel 5 juga

memiliki nilai mendekati 1 dan memiliki nilai > 0.1. Kesimpulan dari tabel 5

adalah tidak terjadi gejala multikolinearitas antar variabel independen dalam

model regresi. Hal ini sesuai dengan pendapat Santoso (2014:183) bahwa deteksi

tidak adanya multikolinearitas ditandai jika (1) mempunyai VIF di sekitar angka

1, dan (2) mempunyai angka tolerance mendekati 1. Ghozali (2011:106)

mengemukakan, deteksi tidak adanya multikolinearitas ditandai dengan (1) nilai

Tolerance > 0.1, dan (2) nilai VIF < 10.

2. Uji Normalitas

Hasil uji normalitas penelitian ini ditampilkan pada gambar 14.

Page 91: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

78

Gambar 14. Histogram Analisis Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian BSBA

(Sumber : Data Primer, diolah.)

Kurva histogram memperlihatkan bahwa bentuk kurva simetris dan tidak

memiliki kecenderungan ke sisi kiri maupun kanan, sehingga data tersebut

memiliki distribusi normal dan memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2011:163).

Santoso (2014:190) berpendapat, uji normalitas dilakukan untuk mengetahui

apakah dalam sebuah model regresi nilai residu dari regresi mempunyai distribusi

yang normal. Asumsi normalitas selain dilihat dari histogram juga dapat dilihat

dari p-plot. Tampilan p-plot penelitian ini dapat dilihat pada gambar 15.

Page 92: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

79

Gambar 15. P-Plot Analisis Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian BSBA (Sumber : Data primer, diolah)

Gambar 15 menunjukkan bahwa data menyebar tidak jauh pada sumbu diagonal

p-plot sehingga dapat dikatakan data terdistribusi secara normal sehingga

memenuhi asumsi normalitas. Deteksi uji normalitas dilakukan dengan melihat

penyebaran data pada sumbu diagonal p-plot, jika data menyebar di sekitar dan

mengikuti garis diagonal, model regresi memenuhi asumsi normalitas (Ghozali,

2011:163). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa data memenuhi asumsi

normalitas.

Page 93: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

80

3. Uji Heteroskedastisitas

Hasil uji heteroskedastisitas penelitian ini disajikan pada gambar 16.

Gambar 16. Scatter plot Analisis Bauran Pemasaran terhadap Keputusan Pembelian BSBA (Sumber : Data primer, diolah)

Gambar 16 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak, serta tersebar di

atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y sehingga dapat disimpulkan bahwa

tidak terdapat gejala heteroskedastisitas pada model regresi yang digunakan. Hal

ini sesuai dengan pendapat Ghozali (2011:139), regresi dapat dilihat apakah

terjadi heteroskedastisitas dari scatterplot yang dihasilkan. Dasar pengambilan

keputusan uji heteroskedastisitas yaitu jika tidak ada pola yang jelas dari

scatterplot, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y,

tidak terjadi heteroskedastisitas.

Page 94: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

81

5.2.2. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi dalam uji linier berganda digunakan untuk

mengetahui persentase sumbangan pengaruh serentak variabel-variabel bebas

terhadap variabel terikat. Cara menentukan koefisien determinasi dengan melihat

kolom R2 dari hasil analisis SPSS (Mahendra, 2013). Rumus koefisien

determinasi adalah sebagai berikut :

Dengan dasar pengambilan keputusan :

< 0.10 Buruk ketepatannya 0.11-0.30 Rendah ketepatannya 0.31-0.50 Cukup ketepatannya >0.50 Tinggi ketepatannya

Koefisien determinasi pada penelitian ini ditampilkan pada tabel 6.

Tabel 6. Uji Adjusted R Square

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate 1 .978a .956 .954 1.723

(Sumber : Data primer, diolah.)

Tabel 28 menunjukkan R Square sebesar 0.956 atau 95.6%. Hal ini

menunjukkan bahwa variabel produk, harga, tempat, dan promosi terhadap

keputusan pembelian memiliki kontribusi sebesar 95.6% dan sisanya sebesar

4.4% dijelaskan oleh faktor lain di luar variabel bebas penelitian ini. Hal ini

menunjukkan bahwa variabel terikat mampu dijelaskan oleh variabel bebas

dengan kriteria ketepatan yang tinggi.

KD = R2 × 100%

Page 95: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

82

5.2.3. Hasil Uji Hipotesis

1. Uji F

Uji F digunakan untuk melihat pengaruh variabel bebas secara bersama-

sama terhadap variabel terikat. Hasil pengolahan uji F pada penelitian ini

disajikan pada tabel 7.

Tabel 7. Hasil Uji F Analisis Bauran Pemasaran terhadap Keputusan Pembelian.

Model Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

Regression 6095.479 4 1523.870 513.523 .000a Residual 281.911 95 29.67

Total 6377.390 99 (Sumber : Data Primer, diolah)

Hasil uji F yang terlihat pada tabel 7 menunjukkan pada tingkat signifikan sebesar

5% dan df1= 4 dan df2= 95, maka di dapat nilai F tabel yaitu 2,467494. Nilai df1

merupakan hasil k-1, dengan k merupakan jumlah variabel bebas dan terikat yaitu

5. Sedangkan df2 didapat dari n-k, dengan n adalah jumlah sampel yang

digunakan dalan analisis regresi yaitu 100. Hasil perhitungan menggunakan SPSS

menunjukkan bahwa nilai F hitung > F tabel, yaitu 513.523 > 2,467494, dengan

demikian Ho ditolak atau H1 diterima, yaitu adanya pengaruh produk, harga,

tempat, dan promosi secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian. Hal ini

sesuai dengan teori Ghozali (2011:98), Hasil uji F menunjukkan h1 diterima jika

F hitung > F tabel sehingga dapat dikatakan bahwa variabel bebas memiliki

pengaruh bersama-sama terhadap variabel terikat.

Page 96: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

83

2. Uji t

Uji t digunakan untuk melihat pengaruh variabel bebas secara parsial

terhadap variabel terikat. Hasil uji t pada penelitian ini disajikan pada tabel 8.

Tabel 8. Hasil Uji t Analisis Bauran Pemasaran terhadap Keputusan Pembelian

Model t Sig (Constant) -1.620 .109 Produk 16.409 .000 Harga -.095 .924 Tempat 12.622 .000 Promosi 14.973 .000

Hasil uji t yang terlihat pada tabel 8 menunjukkan pada tingkat signifikansi 5%

dan df = 95 diperoleh t tabel 1.985251.

1) Variabel produk memiliki nilai t hitung > t tabel dan dengan nilai 16.409 >

1.985251, dan menunjukkan bahwa variabel produk berpengaruh positif

terhadap keputusan pembelian.

2) Variabel harga memiliki nilai t hitung < t tabel, dengan nilai -0.095 <

1.985251, menunjukkan bahwa variabel harga tidak berpengaruh terhadap

keputusan pembelian.

3) Variabel tempat memiliki nilai t hitung > t tabel, dengan nilai 12.622 >

1.985251, menunjukkan bahwa variabel tempat berpengaruh positif

terhadap keputusan pembelian.

4) Variabel promosi memiliki nilai t hitung > t tabel, dengan nilai 14.973 >

1.985251, menunjukkan bahwa variabel promosi berpengaruh positif

terhadap keputusan pembelian. Ghozali (2011:98) menerangkan, uji t

digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

Page 97: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

84

independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Uji t

dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel. H0 diterima jika

t hitung < t tabel. H1 diterima (H0 ditolak) jika t hitung > t tabel.

5.2.4. Hasil Regresi Linear Berganda

Hasil regresi bauran pemasaran yang berupa produk, harga, tempat, dan

promosi, terhadap keputusan pembelian yang dilakukan dengan menggunakan

SPSS.17 ditampilkan pada tabel 9.

Tabel 9. Hasil Regresi Analisis Bauran Pemasaran terhadap Keputusan

Pembelian.

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta Constanta -3.090 1.908 -1.620 .109

Produk .612 .037 .461 16.409 .000 Harga -.010 .108 -.003 -.095 .924

Tempat .861 .068 .352 12.622 .000 Promosi 1.111 .074 .390 14.973 .000

Batas Uji t 1.98525 (Sumber : Data primer, diolah.)

Persamaan regresi yang didapat dari tabel 9 adalah sebagai berikut:

Keterangan dari hasil regresi yang didapat yaitu :

1) -3.090 : konstanta

2) 0.612X1 : koefisien regresi variabel produk

3) -0.10X2 : koefisien regresi variabel harga

4) 0.861X3 : koefisien regresi variabel tempat

5) 1.111X4 : koefisien regresi variabel promosi

Y = (-3.090)+0.612X1+(-0.10)X2+0.861X3+1.111X4

Page 98: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

85

Hasil persamaan regresi menunjukkan bahwa -3.090 merupakan konstanta,

0.612 merupakan koefisien regresi variabel produk (X1), -0.10 merupakan

koefisien regresi variabel harga (X2), 0.861 merupakan koefisien regresi variabel

tempat (X3), dan terakhir 1.111 merupakan koefisien regresi variabel promosi

(X4). Nilai konstanta yang negatif menunjukkan jika koefisien produk, harga,

tempat, dan promosi bernilai 0, keputusan pembelian akan bernilai -3.090.

Konstanta yang negatif ini tidak menjadi masalah selama variabel bebas tidak

sama dengan 0. Variabel yang memiliki nilai koefisien regresi paling besar yaitu

variabel promosi (X4) dan yang memiliki nilai koefisien regresi paling kecil yaitu

harga (X2) yang tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian, masing-masing

dengan nilai 1.111 dan -0.10.

Tujuan regresi menurut Rangkuti (2011:149) adalah untuk mengetahui

pengaruh variabel independen (X1, … Xn) terhadap variabel dependen (Y).

1. Variabel Produk (X1)

Tabel 9 menunjukkan bahwa variabel produk memiliki koefisien regresi sebesar

0.612 dan nilai t hitung > t tabel, yaitu 16.409 > 1.985251. Hasilnya didapatkan

bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan variabel produk

berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.

Berpengaruhnya produk terhadap keputusan pembelian mengindikasikan

bahwa produk merupakan hal yang penting bagi konsumen BSBA dalam

melakukan keputusan pembelian, sehingga produsen BSBA diharapkan mampu

meningkatkan segala aspek yang berkaitan dengan produk, baik dari segi kualitas,

Page 99: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

86

varian, jaminan keamanan pangan, nama merek, maupun pelayanan agar jumlah

konsumen meningkat.

Hasil penelitian menunjukkan, varian produk yang beragam, tekstur daging

yang kenyal tanpa pengenyal, warna coklat keabuan alami, rasa dan aroma daging

sapi yang kuat, pelayanan yang memuaskan, serta produk yang dijamin

keamanannya membuat variabel produk berpengaruh terhadap keputusan

pembelian. Selain aman, produk BSBA juga halal untuk dikonsumsi.

Mengkonsumsi makanan halal dan menjauhi makanan haram bagi seorang muslim

merupakan suatu kewajiban. Perbuatan tersebut menentukan kualitas keimanan

dan ketaatannya di sisi Allah SWT. Memaksakan diri untuk mengonsumsi

makanan haram tanpa alasan yang dibenarkan, sama artinya dengan

menjerumuskan diri kepada kebinasaan. Bukan tanpa alasan Allah dan Rasul-Nya

menetapkan aturan yang ketat dalam masalah pemilihan makanan. Tujuannya agar

akal, jiwa, dan raga manusia selalu terjaga sehingga amal ibadah yang kita

lakukan dapat optimal dan diterima Allah SWT. Allah SWT dalam Al Quran telah

memerintahkan para utusan-Nya:

”Wahai para rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik dan kerjakanlah amal

saleh. Sesungguhnya, Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Q.S. al-

Mu’minuun [23]: 51).

Page 100: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

87

Hal ini tentunya sejalan dengan firman Allah dalam Al Quran Surah Al-

Baqarah ayat 168, yang berbunyi :

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang

terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah setan karena setan itu

adalah musuh yang nyata bagimu”.

Variabel produk pada penelitian ini dibagi menjadi lima subvariabel, yaitu :

keragaman, kualitas produk, nama merek, pelayanan, dan jaminan keamanan

produk. Hasil analisis kuesioner variabel produk disajikan pada tabel 10.

Tabel 10. Hasil Kuesioner Variabel Produk Variabel Sub

variabel No

butir kuesioner Hasil Kuesioner

(Skala Likert) SS S TS STS

Produk

Keragaman 1 33 66 1 0

Kualitas Produk

4 (Tekstur) 25 65 10 0 6 (Cita rasa) 19 72 9 0 7 (Cita rasa) 29 66 5 0 8 (Warna) 16 63 21 0 9 (Aroma) 19 68 12 1

Merek 10 18 61 19 2 11 8 30 59 3

Pelayanan

13 (Keandalan) 14 81 5 0 14 (responsivitas) 20 72 6 2

17 (product knowledge) 16 82 2 0

18 (empati) 24 71 5 0 19

(bukti fisik) 14 83 3 0

Jaminan Keamanan

Produk 21 37 60 2 1

Page 101: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

88

Keterangan :

SS : Sangat Setuju

SS : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

a. Subvariabel Keragaman

Hasil kuesioner subvariabel keragaman ditampilkan pada tabel 10. Tabel 10

menjelaskan dari hasil penelitian, 33 responden sangat setuju dan 66 responden

setuju, bahwa produk Bakso Atom beragam. Hal ini terwakili oleh butir kuesioner

1 yang berbunyi, “Ketersediaan ragam produk Bakso Atom menjadi penarik

konsumen”.

Hasil analisis terhadap keragaman produk menunjukkan bahwa menurut

konsumen, produk Bakso Atom yang terdiri dari 14 varian bakso membuat

konsumen memiliki pilihan lebih banyak dalam menentukan bakso yang akan

dikonsumsi. Konsumen merasa tidak jenuh jika terdapat banyak pilihan produk

yang ditawarkan. Banyaknya varian menyebabkan konsumen tertarik untuk

mencoba satu per satu dari semua varian bakso yang ada.

Hal ini sesuai dengan pendapat Kotler dan Keller (2013:151) agar dapat

mendiferensiasikan diri dengan lebih baik dan menarik minat konsumen, beberapa

perusahaan berusaha untuk membuat barang yang mereka pasarkan lebih

beragam.

Page 102: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

89

b. Subvariabel Kualitas Produk (Tekstur, warna, citarasa, aroma)

Hasil kuesioner subvariabel kualitas produk ditampilkan pada tabel 10.

Selanjutnya kualitas produk dibagi menjadi beberapa parameter yang terdiri dari

tekstur, warna, citarasa, dan aroma.

1) Tekstur

Kualitas produk diwakili oleh beberapa butir kuesioner yang terdapat pada

tabel 10. Tabel 10 menunjukan bahwa 25 responden menjawab sangat setuju dan

65 responden setuju, bahwa produk Bakso Atom memiliki tekstur yang kompak

dan padat ketika digigit. Hal tersebut terwakili oleh butir kuesioner 4, “Produk

Bakso Atom terasa kompak/padat ketika digigit”. Hasil penelitian menunjukkan

menurut responden, tekstur Bakso Atom padat dan kompak ketika digigit.

Kepadatan dan kekompakan Bakso Atom dihasilkan karena sebagian besar

komposisinya merupakan daging sapi bali yang teksturnya lebih kenyal dibanding

sapi jenis lain. Selain itu, penggunaan bahan pengisi yang berupa tepung

jumlahnya tidak mendominasi, sehingga dihasilkan tekstur yang padat.

Kekenyalan tekstur bakso umumnya ditentukan oleh kandungan daging, tepung

sebagai bahan pengisi, dan air dalam bakso. Hal ini sesuai dengan pendapat

Montolulu (2013:8), Tekstur yang baik dalam bakso adalah yang kenyal, padat,

dan empuk.

2) Citarasa

Hasil analisis cita rasa produk Bakso Atom yaitu penilaian konsumen

terhadap rasa gurih. Hal ini terwakili oleh pernyataan nomor 6 yaitu “Rasa gurih

Page 103: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

90

Bakso Atom sesuai”. Hasilnya, 19 responden sangat setuju dan 72 responden

setuju bahwa produk Bakso Atom gurih. Rasa gurih dihasilkan dari penggunaan

garam dalam jumlah yang pas serta penggunaan bumbu-bumbu yang dicampurkan

ke dalam adonan bakso. Rasa gurih yang dihasilkan alami tanpa menggunakan

MSG dalam adonannya demi menjaga kualitas produk agar sehat dan aman untuk

dikonsumsi.

Faktor ke dua dari segi citarasa, responden menilai komposisi daging sapi di

produk, yang terwakili oleh butir pernyataan 7, “Komposisi daging sapi Bakso

Atom terasa di lidah”. Hasilnya 29 responden sangat setuju dan 66 responden

setuju bahwa komposisi daging sapi Bakso Atom terasa. Hal tersebut karena

proses pembuatan Bakso Atom menggunakan daging dan bahan pengisi dengan

komposisi 5:1 sehingga rasa daging lebih terasa dibanding rasa bahan

pengisi/tepung.

Citarasa produk bakso ditentukan oleh kegurihan, keasinan, dan rasa daging

sapi. Semakin banyak komposisi daging yang digunakan tentu semakin terasa

dagingnya, dan kualitasnya akan semakin baik. Hal ini sesuai dengan SNI 01-

3818-1995 bahwa kadar daging pada bakso tidak boleh kurang dari 50%.

Montolalu juga menyatakan (2013:8) ada 3 macam rasa bakso yang sangat

menentukan penerimaan konsumen yaitu kegurihan, keasinan, dan rasa daging.

3) Warna

Warna produk Bakso Atom terwakili oleh kuesioner butir 8 “Kecerahan

warna Bakso Atom menunjukkan bahwa produk tidak menggunakan bahan

tambahan makanan berbahaya (pewarna atau pemutih)”. Hasil analisis

Page 104: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

91

menunjukkan bahwa 16 responden sangat setuju dan 63 responden setuju dengan

pernyataan tersebut.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa warna dari produk Bakso Atom tidak

putih/cerah, melainkan coklat keabuan, hal tersebut membuktikan bahwa dalam

proses pembuatan produk Bakso Atom tidak ditambahkan bahan tambahan

pangan berupa pemutih/pewarna. Sesuai pendapat Koswara (2009:16), warna

bakso yang baik adalah yang coklat keabuan. Warna yang coklat keabuan

mengindikasikan bahwa bakso tidak mengandung tambahan pewarna maupun

pemutih (zat aditif pada makanan). Tujuan dari penggunaan zat aditif pewarna

pada dasarnya agar produk pangan memiliki warna yang menarik sehingga

konsumen tertarik untuk mengonsumsi.

4) Aroma

Aroma produk Bakso Atom terwakili butir pernyataan nomor 9 yaitu

“Aroma kuah dan bakso menunjukkan percampuran yang sesuai”. Hasil analisis

didapatkan 19 responden sangat setuju dan 68 responden setuju dengan

pernyataan tersebut. Hal tersebut menunjukkan campuran aroma kuah dan bakso

sudah sesuai dengan selera konsumen. Aroma bakso ditentukan oleh komposisi

daging di dalamnya serta penggunaan bumbu dalam pembuatan kuah. Semakin

banyak komposisi daging, aroma bakso akan semakin kuat. Sedangkan aroma

kuah ditentukan dari penggunaan bahan-bahan dan bumbu dalam pembuatan

kuah.

Semakin baik bahan dan bumbu yang digunakan dalam pembuatan kuah,

aroma yang dihasilkan akan semakin kuat. Aroma yang menarik dari suatu produk

Page 105: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

92

makanan akan membuat konsumen tertarik untuk mengonsumsi produk tersebut.

Konsumen dapat mengenal enaknya Bakso Atom hanya dengan mencium

aromanya saja. Hal ini sesuai dengan pendapat Montolulu (2013:6), manusia

dapat mengenal enaknya makanan yang belum terlihat hanya dengan mencium

aromanya dari jarak jauh. Aroma bakso dipengaruhi oleh aroma daging, aroma

tepung bahan pengisi, bumbu-bumbu dan bahan lain yang ditambahkan.

c. Subvariabel Nama Merek

Hasil analisis kuesioner subvariabel Merek ditampilkan pada tabel 10. Tabel

10 menunjukan dari hasil kuesioner penelitian, didapatkan bahwa 18 responden

sangat setuju dan 61 responden setuju bahwa peberian nama merek Bakso Atom

mudah untuk diingat. Hal tersebut terwakili dengan pernyataan kuesioner nomor

10 yaitu “Penamaan merek Bakso Atom mudah diingat oleh konsumen”. Hal ini

menunjukkan bahwa dari hasil analisis menurut konsumen, pemberian merek

Bakso Sehat Bakso Atom mudah untuk diingat. Merek merupakan pembeda suatu

produk dari produk lainnya dan merupakan identitas yang melekat pada suatu

produk. Tidak hanya suatu pembeda produk, merek juga dapat membuat citra

terhadap perusahaan.

Merek juga merupakan aset yang dimiliki Bakso Sehat Bakso Atom

(BSBA) misalnya, mengusung konsep produk bakso yang sehat, yang tercermin

dari nama mereknya sehingga konsumen merasa yakin dapat menangkap nilai

‘sehat’ pada produk BSBA sehingga kesan kualitas tercapai dari nama merek

tersebut. Menurut Aaker (1997), kesan kualitas mencerminkan persepsi pelanggan

Page 106: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

93

terhadap keseluruhan kualitas /keunggulan suatu produk berkenaan dengan

maksud yang diharapkan perusahaan.

Faktor ke dua, didapatkan hasil bahwa 59 responden tidak setuju dan 3

responden sangat tidak setuju bahwa merek Bakso Atom merupakan merek

pertama yang diingat ketika ditanya merek bakso. Hal tersebut terwakili oleh butir

pernyataan 11 “Bakso Atom adalah merek yang pertama kali muncul di benak

saya ketika ditanya merek Bakso”. Hasil tersebut menunjukan merek Bakso Atom

belum menjadi top of mind di mata konsumen, yang berarti masih terdapat merek

lain yang disebutkan konsumen ketika ditanya mengenai merek bakso. Selain itu

menunjukkan bahwa konsumen Bakso Atom masih belum terikat secara kuat

dengan merek Bakso Sehat Bakso Atom. Perusahaan harus lebih menggiatkan

promosi agar merek Bakso Sehat Bakso Atom semakin diketahui masyarakatr

luas.

Merek yang dikenal luas akan menyebabkan konsumen merek tersebut

menjadi lebih banyak, karena setiap konsumen terikat dengan merek tertentu. Hal

ini sesuai dengan Kotler dan Armstrong (2008:281), merek adalah asset tetap dan

utama dari perusahaan yang harus dikembangkan dan dikelola secara seksama.

Merek merepresentasikan persepsi dan perasaan konsumen atas sebuah produk

dan kinerjanya. Kadang konsumen terikat sangat erat dengan merek tertentu.

d. Subvariabel Pelayanan

Hasil kuesioner mengenai subvariabel Pelayanan ditampilkan pada tabel 10.

Subvariabel pelayanan dinilai berdasarkan lima dimensi pokok kepuasan

pelayanan, yang terdiri dari keandalan, responsivitas, pengetahuan akan produk,

Page 107: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

94

sikap empati karyawan, dan bukti fisik (Parasuraman dkk, 1988). Pelayanan

secara umum erat kaitannya terhadap tenaga kerja perusahaan dalam melayani.

Tenaga kerja yang digunakan oleh perusahaan haruslah kompeten agar dapat

melayani dengan cepat, tepat, ramah, dan efisien sehingga semua kebutuhan

konsumen dapat terpenuhi. Hal ini sesuai dengan pendapat Alma (2013:251)

bahwa pengusaha harus memperhatikan hal-hal yang bersifat internal dengan cara

memelihara tenaga kerja dan mempekerjakan tenaga kerja yang terbaik. Selain itu

karyawan juga harus bekerja sebaik mungkin. Apa yang harus dilakukan oleh

pegawai tersebut merupakan produk dari perusahaan (pelayanan). Karena itu

harus dirancang sebaik mungkin sehingga memuaskan selera konsumen. Para

pegawai harus menawarkan jasa yang lebih baik mutunya, pekerjaan yang lebih

memuaskan, tingkat kemampuan yang lebih tinggi, dan pelayanan yang lebih

efektif.

1) Keandalan

Hasil dari tabel 10 mengenai subvariabel keandalan/ketepatan pelayanan

terwakili oleh butir kuesioner nomor 13, yang berbunyi “Ketepatan pelayanan

yang diberikan karyawan Bakso Atom sesuai dengan harapan konsumen”. Hasil

analisis menunjukkan bahwa 14 responden sangat setuju dan 81 responden setuju.

hal tersebut menunjukkan bahwa pelayanan yang diberikan karyawan sudah

sesuai dengan harapan konsumen. Konsumen berpendapat karyawan sudah handal

dan memiliki kemampuan yang sesuai dengan keinginan mereka sehingga

konsumen puas. Hal ini sesuai dengan teori keandalan bagi karyawan (reliability),

Page 108: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

95

yaitu kemampuan karyawan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan

segera, akurat, dan memuaskan (Parasuraman dkk, 1988).

2) Responsiveness/responsivitas

Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para staf untuk membantu

para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap. Responsivitas

pelayanan yang telah dianalisis terwakili oleh butir kuesioner nomor 14 yaitu

“Karyawan cepat dalam melayani proses pemesanan”. Hasilnya 20 responden

sangat setuju dan 72 responden setuju dengan pernyataan tersebut. Hasil analisis

menunjukkan bahwa kecepatan karyawan dalam melayani mampu membuat

konsumen puas dan merasa bahwa karyawan sudah memberikan respon sesuai

dengan yang diinginkan konsumen. Hal ini sesuai dengan Parasuraman, (1988)

kecepatan pelayanan yang diberikan karyawan menentukan kepuasan konsumen.

Semakin cepat karyawan dalam merespon konsumen, akan membuat kepuasan

konsumen semakin besar terhadap pelayanan tersebut.

3) Knowledge/Jaminan keterampilan dan pengetahuan

Hasil analisis aspek jaminan/keterampilan dan pengetahuan terwakili oleh

pernyataan butir pernyataan 17 yaitu “Karyawan memiliki pengetahuan produk”.

Hasilnya, 16 responden sangat setuju dan 82 responden setuju dengan pernyataan

tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan memiliki pengetahuan produk

yang baik dan ketika konsumen menanyakan mengenai produk, karyawan mampu

menjelaskan dengan baik. Jaminan (assurance), yaitu mencakup pengetahuan

terhadap produk, kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki

Page 109: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

96

para staf sehingga para pelanggan bebas dari bahaya, risiko, dan keragu-raguan

terhadap produk Bakso Atom.

Konsumen merasa puas jika karyawan memiliki product knowledge yang

bagus terhadap produk Bakso Atom hal ini sesuai dengan Parasuraman (1988),

pengetahuan produk penting dikuasai oleh karyawan agar ketika konsumen

bertanya mengenai produk yang ditawarkan, karyawan dapat memberikan

informasi mengenai kebutuhan konsumen terhadap produk tersebut secara jelas

sehingga memuaskan konsumen.

4) Service person/empati

Hasil analisis service person / empati karyawan terwakili oleh peryataan

butir nomor 18 yaitu “Karyawan melayani dengan ramah dan sopan”. Hasilnya

yaitu 24 responden sangat setuju dan 71 responden setuju dengan pernyataan

tersebut. Hal tersebut terjadi karena perusahaan selalu menerapkan kepada

karyawan agar memberikan sapa dan salam ketika ada konsumen yang datang.

Empati meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik,

perhatian pribadi, dan keinginan untuk memahami kebutuhan para konsumen.

Karyawan dalam melayani diharuskan oleh perusahaan untuk memberikan

pengertian dan komunikasi yang baik, keramahan, dan sikap sopan santun yang

ditandai dengan memberikan senyuman kepada konsumen agar mendorong citra

positif dan konsumen tetap setia terhadap produk dan jasa yang diberikan. Hal ini

sesuai dengan teori Parasuraman dkk, (1988) karyawan yang berempati akan

menaikkan citra positif di mata konsumen.

Page 110: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

97

5) Tangible / bukti fisik

Bukti fisik dapat dilihat pada tampilan luar konsumen terhadap penggunaan

seragam secara lengkap dan rapi. Hal ini diwakili oleh butir pernyataan nomor 19

yaitu “Penggunaan Atribut seragam semua karyawan lengkap dan rapi”. Hasilnya

adalah 14 responden sangat setuju dan 83 responden setuju bahwa karyawan

menggunakan atribut yang rapi. Karyawan BSBA setiap hari diwajibkan

menggunakan seragam yang rapi, menggunakan sepatu pantofel berwarna hitam

baik laki maupun perempuan, menjaga agar rambut tidak panjang untuk laki-laki,

dan untuk perempuan wajib mengikat dan menggulung rambut. Karyawan wanita

yang berkerudung disarankan agar mengikat kerudungnya ke belakang agar

mobilitas ketika melayani tidak terganggu. Hal ini sesuai dengan Parasuraman dkk

(1988) bukti fisik (tangibles), yaitu meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai,

dan sarana komunikasi. Bukti fisik yang baik dari perusahaan menunjukkan

kualitas yang baik dari suatu perusahaan.

e. Subvariabel Jaminan Keamanan Produk

Hasil kuesioner mengenai subvariabel jaminan keamanan produk

ditampilkan pada tabel 10. Subvariabel jaminan keamanan produk dilihat dari

sertifikat kesmavet yang dimiliki Bakso Atom. Tabel 10 menunjukan dari hasil

analisis penelitian, didapatkan bahwa 37 responden sangat setuju dan 60

responden setuju bahwa BSBA aman untuk dikonsumsi, yang terwakili oleh

kuesioner butir 21 “Terdapat sertifikat laboratorium Kesmavet memberikan

jaminan keamanan pangan.”

Page 111: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

98

Hasil analisis menunjukkan banyaknya konsumen yang yakin dengan

keamanan Bakso Atom. Hal ini karena Bakso Atom memiliki sertifikasi hasil uji

laboratorium kesmavet (kesehatan masyarakat veteriner) yang diakreditasi oleh

KAN (Komite Akreditasi Nasional). Sertifikat tersebut ditampilkan di gerai Bakso

Atom. Hasilnya antara lain hasil uji Fisik dan kimia, produk Bakso Atom normal,

sedangkan untuk uji mikrobiologi, jumlah mikroorganisme yang teridentifikasi

hanya 120 (dengan standar acuannya 100.000), uji keberadaan bakteri Salmonella

memiliki hasil negatif, uji residu logam berat hasilnya negatif, dan uji boraks,

formalin serta unsur babi hasilnya negatif. Hasil tersebut menunjukan produk

Bakso Atom terjamin keamanannya untuk dikonsumsi.

Jaminan keamanan produk merupakan upaya yang diperlukan untuk

mencegah pangan dari cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat

mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia. Keamanan

pangan tidak hanya berpengaruh terhadap kesehatan manusia, akan tetapi juga

menentukan nilai ekonomi dari bahan pangan tersebut.

Jaminan mutu dan keamanan pangan terus berkembang sesuai dengan

persyaratan konsumen, Keamanan pangan merupakan persyaratan utama dan

terpenting dari seluruh parameter mutu pangan yang ada. Betapapun tinggi nilai

gizi suatu bahan pangan atau makanan, penampilannya baik, juga lezat rasanya,

tetapi bila tidak aman, maka makanan tersebut tidak ada nilainya lagi (BBPP

Lembang, 2010).

Page 112: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

99

2. Variabel Harga (X2)

Tabel 9 menunjukkan bahwa variabel harga memiliki koefisien regresi

sebesar -0.010 dan nilai t hitung < t tabel, yaitu -0.095 < 1.985251. Hasilnya

didapatkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. H0 diterima dan H1 ditolak. Hal

ini berarti variabel harga tidak berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.

Tidak berpengaruhnya harga terhadap keputusan pembelian menunjukkan

bahwa semakin tinggi harga yang ditetapkan perusahaan, permintaan konsumen

terhadap produk akan semakin menurun. Hal ini sesuai dengan hukum

permintaan. Hukum permintaan menjelaskan sifat keterkaitan di antara

permintaan sesuatu barang dengan harganya. Hukum permintaan pada hakekatnya

merupakan suatu hipotesis yang menyatakan bahwa semakin rendah harga sesuatu

barang, maka semakin banyak permintaan terhadap barang tersebut, dan

sebaliknya semakin tinggi harga sesuatu barang, maka semakin sedikit permintaan

terhadap barang tersebut (Sukirno, 2005). Permintaan yang menurun karena

naiknya harga jual menunjukkan bahwa produk BSBA memiliki permintaan

elastis (Ed > 1). Permintaan elastis terjadi saat perubahan harga pengaruhnya

cukup besar terhadap perubahan kuantitas barang yang diminta. Dengan kata lain

persentase perubahan jumlah yang diminta relatif lebih besar dari persentase

perubahan harga.

Harga yang ditawarkan oleh produsen menjadi pertimbangan konsumen

dalam melakukan keputusan pembelian. Produk BSBA meskipun memiliki harga

jual yang cukup tinggi dibanding produk sejenis lainnya, hal tersebut sesuai

dengan nilai yang didapatkannya dari produknya, seperti yang dikemukakan

Page 113: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

100

Kotler dan Armstrong (2008:346), pada akhirnya, pelangganlah yang akan

memilih apakah harga suatu produk sudah tepat.

Agama Islam menetapkan hal yang berkaitan dengan harga merupakan

suatu hal yang penting dalam kegiatan jual beli. Islam mengajarkan agar

penentuan harga jual tidak memberatkan salah satu pihak dari konsumen maupun

produsen. Islam melarang terjadinya ikhtikar dalam jual beli. Ikhtikar yaitu

mengambil keuntungan di atas keuntungan normal dengan menjual lebih sedikit

barang untuk harga yang lebih tinggi yang tentunya akan memberatkan

konsumen.Islam juga menganjurkan agar pihak produsen tetap memperhitungkan

keuntungan yang didapat agar tidak merugikan karena mencari keuntungan dalam

perdagangan merupakan hal yang diperbolehkan dalam agama (Kertajaya & Sula,

2006).

Variabel harga pada penelitian ini dibagi menjadi beberapa subvariabel yang

terdiri dari penetapan harga, diskon, dan sistem pembayaran. Hasil kuesioner

variabel harga disajikan pada tabel 11.

Tabel 11. Hasil Kuesioner Variabel Harga

Variabel Sub variabel

No butir kuesioner

Hasil Kuesioner (Skala Likert)

SS S TS STS

Harga

Penetapan Harga 22 16 75 8 1

Diskon / Potongan Harga

24 31 52 16 1

Sistem Pembayaran 25 37 58 5 0

Keterangan :

SS : Sangat Setuju

Page 114: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

101

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

a. Subvariabel Penetapan Harga

Hasil kuesioner subvariabel Penetapan Harga ditampilkan pada tabel 11.

Tabel 11 menunjukan bahwa 16 responden sangat setuju dan 75 responden setuju

bahwa harga produk Bakso Atom sesuai dengan kualitas produknya, yang

diwakili oleh kuesioner butir 22, “Harga Bakso Atom sesuai dengan kualitas

produknya”. Hasil analisis menunjukan penetapan harga yang cukup tinggi

dibandingnkan produk sejenis, merujuk kepada nilai tambah produk yang di

tawarkan kepada konsumen. Perusahaan berani menetapkan harga produk dengan

kisaran harga Rp.7000-Rp.11.000 per butir karena perusahaan yakin produk

BSBA memiliki nilai tambah yang sesuai dengan harga tersebut. Namun secara

umum, kebanyakan konsumen menyatakan bahwa harganya sudah sesuai dengan

daya beli mereka sehingga para konsumen mampu membeli walaupun memiliki

harga yang tinggi.

Hal ini sesuai dengan pendapat Kotler dan Armstrong (2008:348)

perusahaan yang menetapkan harga dengan nilai tambah lebih memilih

menambahkan fitur dan layanan nilai tambah untuk membedakan penawaran

mereka dan mendukung harga yang lebih tinggi, dibandingkan menurunkan harga

untuk menyamai pesaing.

Page 115: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

102

b. Subvariabel Diskon/potongan Harga

Hasil kuesioner mengenai subvariabel diskon/potongan harga ditampilkan

pada tabel 11. Tabel 11 menjelaskan dari hasil analisis penelitian, didapatkan

bahwa 31 responden sangat setuju dan 53 responden setuju bahwa pemberian

diskon efektif menarik konsumen untuk membeli produk BSBA. Hal ini terwakili

oleh kuesioner butir 24 yang berbunyi “Pemberian diskon mendorong saya

membeli Bakso Atom.” Pemberian diskon dilakukan perusahaan dengan berbagai

pertimbangan tertentu, salah satunya yaitu demi mempertahankan loyalitas

pelanggan. Pelanggan akan senang jika perusahaan memberikan penurunan harga

terhadap produk yang mereka tawarkan. Pemberian diskon khusus yang dilakukan

ke beberapa kalangan misalnya pelajar atau mahasiswa atau karyawan yang

menunjukkan kartu pelajar atau id card karyawan, tentunya akan membuat

beberapa kalangan tersebut menjadi lebih sering datang ke gerai. Hal ini sesuai

dengan pendapat Kotler dan keller (2013:97) yang menyatakan bahwa perusahaan

dapat mulai menurunkan harga dengan harapan mendapatkan pangsa pasar.

c. Subvariabel Sistem Pembayaran

Hasil kuesioner mengenai subvariabel Sistem pembayaran ditampilkan pada

tabel 11. Sistem pembayaran terwakili oleh kuesioner butir 25 yang berbunyi

“Sistem pembayaran non tunai di Bakso Atom memudahkan pembelian”. Hasil

analisis menunjukan bahwa 37 responden sangat setuju dan 58 responden setuju

bahwa sistem pembayaran non tunai mempermudah konsumen untuk membeli

produk Bakso Atom. Penggunaan sistem pembayaran non tunai seperti kartu debit

dan kredit menyebabkan kepraktisan konsumen dalam membeli sehingga mereka

Page 116: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

103

tidak perlu membawa uang tunai dalam jumlah banyak. Konsumen Bakso Atom

merasa mudah jika melakukan pembayaran dengan non tunai dan merasakan

banyak manfaat dari penggunaan transaksi non tunai. Pihak bank kerap

memberikan tambahan manfaat seperti bonus poin sehingga menguntungkan

konsumen.

Hal ini sesuai dengan pendapat Dias (2000) yang menyatakan bahwa

kehadiran alat-alat pembayaran non tunai tidak hanya disebabkan karena inovasi

sector perbankan, namun juga didorong oleh kebutuhan masyarakat akan adanya

alat pembayaran yang praktis yang dapat memberikan kemudahan dalam

transaksi.

3. Variabel Tempat (X3)

Hasil koefisien regresi dan t hitung variabel tempat disajikan pada tabel 9.

Tabel 9 menunjukkan bahwa variabel tempat memiliki koefisien regresi sebesar

0.861 dan nilai t hitung > t tabel, yaitu 12.622 > 1.985251. Hasil analisis

menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti variabel tempat

berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.

Berpengaruhnya variabel tempat mengindikasikan bahwa tempat merupakan

hal yang penting bagi konsumen BSBA dalam melakukan keputusan pembelian,

sehingga diharapkan produsen selalu meningkatkan fasilitas gerai, tetap menjaga

ketersediaan produk BSBA, serta menjaga kebersihan dan kenyamanan gerai.

Konsumen juga berpendapat bahwa pemilihan lokasi gerai BSBA sudah strategis

dan mudah dijangkau. Variabel tempat pada penelitian ini dibagi menjadi

Page 117: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

104

beberapa subvariabel yaitu lokasi, ketersediaan, cakupan, dan saluran pemasaran.

Hasil kuesioner variabel tempat ditampilkan pada tabel 12.

Tabel 12. Hasil Kuesioner Variabel Tempat

Variabel Sub variabel No butir kuesioner

Hasil Kuesioner (Skala Likert)

SS S TS STS

Tempat

Lokasi 27 (Aksesibilitas) 21 57 18 4

29 (Fasilitas Utama) 27 71 2 0 33 (Seluruh Fasilitas) 17 77 6 0

Ketersediaan 34 11 65 23 1 Cakupan 35 13 72 14 1 Saluran

Pemasaran 39 5 61 30 4

Keterangan :

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

a. Subvariabel Lokasi

Hasil kuesioner mengenai subvariabel Lokasi ditampilkan pada tabel 12.

Subvariabel lokasi terdiri dari beberapa parameter, yaitu aksesibilitas, fasilitas

utama, dan fasilitas keseluruhan.

1) Aksesibilitas

Tabel 12 menjelaskan hasil analisis penelitian mengenai keterjangkauan

gerai pada butir 27, berbunyi “Lokasi gerai bakso atom mudah dijangkau dengan

segala jenis kendaraan”. Hasil didapatkan bahwa 21 responden sangat setuju, dan

57 responden setuju bahwa lokasi gerai Bakso Atom mudah dijangkau kendaraan

jenis apapun, baik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Lokasi yang

Page 118: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

105

dijadikan tempat penelitian sebanyak enam gerai, hampir semuanya merupakan

trayek kendaraan umum sehingga mudah dijangkau, kecuali gerai Depok Sentosa,

sehingga agak sulit mencapai gerai Depok sentosa jika tidak menggunakan

kendaraan pribadi. Hal ini sesuai dengan pendapat Alma (20130, lokasi yang

strategis merupakan suatu nilai tambah bagi produsen, karena dengan lokasi yang

strategis, konsumen akan lebih mudah menjangkau gerai.

2) Fasilitas Utama

Fasilitas utama yang disediakan gerai yaitu alat makan seperti mangkuk,

sendok, dan garpu, serta meja bumbu. Fasilitas utama sangat penting dan sangat

dibutuhkan bagi konsumen karena berkaitan langsung dengan jalannya kegiatan

makan yang dilakukan konsumen. Pernyataan mengenai fasilitas utama terwakili

butir pernyataan 29 yaitu “Tersedia fasilitas utama seperti alat makan (sendok,

garpu, mangkuk) dan meja bumbu dengan kondisi yang baik dan mudah

dijangkau”. Hasil yang didapat dari tabel 12 yaitu 27 responden menjawab sangat

setuju dan 71 responden setuju dengan pernyataan tersebut. Hal tersebut

menunjukkan bahwa fasilitas utama tersedia dengan baik, sehingga konsumen

yang ingin mengonsumsi Bakso Atom dapat dengan mudah menjangkaunya. Meja

bumbu juga disediakan agar konsumen dapat meracik sendiri bumbu ke dalam

mangkuk bakso karena system yang diterapkan merupakan self service, sehingga

konsumen harus melayani diri sendiri.

Page 119: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

106

3) Fasilitas Keseluruhan

Hal terakhir yang dianalisis yaitu kebermanfaatan semua fasilitas (fasilitas

utama, pendukung, maupun pelengkap), yang terdapat pada butir kuesioner 33

yaitu “Secara keseluruhan, fasilitas yang disediakan Bakso Atom sudah memberi

nilai tambah kepada konsumen”. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 12, yaitu 17

responden sangat setuju dan 77 responden setuju bahwa semua fasilitas yang

tersedia secara umum memberikan manfaat terhadap konsumen. Hal tersebut

menunjukkan bahwa fasilitas Bakso Atom secara umum telah memberikan

manfaat kepada konsumen. Pihak perusahaan diharapkan selalu menjaga fasilitas

yang ada di gerai agar tetap baik kondisinya.

Fasilitas yang ada di gerai Bakso Atom memberikan suasana tersendiri bagi

konsumennya. Suasana tersebut tentu memberikan persepsi konsumen dalam

menilai perusahaan, apakah sudah sesuai dengan kebutuhan mereka atau belum.

Fasilitas yang baik dapat membentuk persepsi di mata konsumen. Persepsi yang

terbentuk dari interaksi antara konsumen dengan fasilitas berpengaruh terhadap

kualitas jasa di mata konsumen. Hal ini sesuai dengan pendapat Sulistiono (2010),

konsumen adalah pihak yang harus dipuaskan, jika konsumen tidak puas dengan

fasilitas yang ada, mereka akan meninggalkan perusahaan dan beralih menjadi

pelanggan pesaing. Hal ini akan menyebabkan penurunan penjualan dan

berdampak pada penurunan laba.

b. Subvariabel Ketersediaan Produk

Hasil kuesioner mengenai subvariabel Persediaan ditampilkan pada tabel 12.

Tabel 12 menjelaskan dari hasil kuesioner penelitian mengenai ketersediaan

Page 120: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

107

produk di gerai, didapatkan bahwa 11 responden sangat setuju dan 65 responden

setuju bahwa ketersediaan produk selalu ada di gerai BSBA. Hal ini terwakili oleh

kuesioner butir 34 yang berbunyi “Bakso yang dipesan selalu tersedia di meja

saji”. Hal ini menunjukkan bahwa menurut konsumen, produk hampir selalu ada

jika dipesan di gerai, dan terdapat atau terlihat di panci meja bakso. Produk yang

selalu ada menunjukkan bahwa pendistribusian telah terlaksana dengan baik.

Produk BSBA selalu didistribusikan lima hari dalam seminggu oleh tim

distribusi. Proses pendistribusian ini dilakukan agar produk selalu ada di gerai

sehingga konsumen mudah untuk mendapatkannya. Hal ini sesuai dengan yang

dikemukakan Lumboturuan (2011:1) persediaan adalah salah satu syarat pokok

yang harus dipenuhi dan dimiliki oleh suatu perusahaan di dalam aktivitas

perdagangan karena yang diperdagangkan adalah persediaan tersebut. Persediaan

produk tersebutlah yang menyebabkan aktivitas operasional perusahaan terus

berjalan.

c. Subvariabel Cakupan

Hasil kuesioner mengenai subvariabel Cakupan ditampilkan pada tabel 12.

Tabel 12 menunjukan bahwa 13 responden sangat setuju dan 72 responden setuju

bahwa cakupan gerai Bakso Atom banyak, yang ditandai oleh pengetahuan

konsumen mengenai lokasi gerai Bakso Atom lain selain yang didatangi sekarang.

Hal ini terwakili oleh kuesioner butir 35 yaitu “Terdapat gerai Bakso Atom lain

selain gerai ini.” Hal tersebut menunjukkan bahwa konsumen mengetahui bahwa

Bakso Atom memiliki gerai lain di beberapa lokasi dan penyebaran gerainya

Page 121: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

108

merata. Namun masih terdapat 15 responden yang menjawab tidak setuju serta

sangat tidak setuju karena tidak mengetahui adanya gerai Bakso Atom lain.

Hal kedua yang membahas cakupan yaitu tercantum pada butir pernyataan

38 yaitu “Gerai bakso atom favorit saya yaitu di….”. Dari 22 gerai yang ada, gerai

yang dapat disebutkan responden sebagai gerai favoritnya yaitu ditampilkan pada

tabel 13.

Tabel 13. Gerai favorit Responden

No Gerai Jumlah responden yang menjawab

1 Ciputat 31 2 Bintaro 12 3 Bogor Sindangbarang 12 4 Depok Sentosa 11 5 Mayestik 7 6 Thamrin City 6 7 Depok Beji 5 8 Kalisari 5 9 Jatiwaringin 2

10 Blu Plaza 2 11 Kodam Pesanggrahan 2 12 Pd. Gede 2 13 Kalibata City 1

(Sumber : Data primer, diolah)

Hasil analisis menunjukkan bahwa lima gerai yang menjadi favorit responden

nomor 1 yaitu Ciputat, Bintaro, Bogor Sindangbarang, Depok Sentosa, dan

Pakubuwono Mayestik. Gerai Ciputat menjadi gerai favorit nomor 1 karena

merupakan gerai pusat dari Bakso Atom. Gerai Ciputat sudah berdiri sejak tahun

2006 sehingga sudah banyak konsumen yang mengetahui keberadaannya dan

memiliki banyak pelanggan. Namun di antara ketiga belas gerai favorit tersebut,

terdapat 4 gerai yang sudah tidak beroperasi, yaitu gerai Mayestik, Depok Beji,

Blu Plaza, dan kodam Pesanggrahan.

Page 122: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

109

d. Subvariabel Saluran Pemasaran

Hasil analisis subvariabel saluran pemasaran ditampilkan pada tabel 12.

Tabel 12 menjelaskan bahwa 5 responden sangat setuju dan 61 responden setuju

bahwa konsumen mudah menemukan gerai Bakso Atom. Hal tersebut karena

gerai sudah tersebar di wilayan Jabodetabek dan Bandung serta telah memiliki 22

gerai. Banyaknya gerai membuat konsumen lebih mudah dalam mendapatkan

produk. Bakso Atom menggunakan sistem pengecer (retail) dalam menjual

produknya yaitu dengan membuka beberapa gerai dan hanya khusus menyajikan

produk Bakso Atom sebagai produk utamanya. Banyaknya gerai Bakso Atom

yang tersebar membuat konsumen mudah memperoleh produk sehingga penjualan

akan meningkat. Hal ini sesuai dengan pendapat Kotler dan Armstrong (2008:144)

pedagang eceran (retailing) adalah semua aktivitas dalam menjual barang dan jasa

langsung ke konsumen akhir. Semakin banyak jumlah toko eceran yang dimiliki

akan semakin memudahkan konsumen akhir dalam memperoleh produk yang

dipasarkan perusahaan.

4. Variabel Promosi (X4)

Hasil analisis variabel Promosi ditampilkan pada tabel 9. Variabel tempat

memiliki koefisien regresi sebesar 1.111 dan nilai t hitung > t tabel, yaitu 14.973

> 1.985251. Hasil analisis menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Hal

ini berarti variabel promosi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.

Promosi yang diterapkan oleh perusahaan yaitu promosi penjualan,

periklanan, serta pemasaran interaktif yang dilakukan dengan cara pemberian

brosur, bazaar, pemasangan banner/baliho, pemberian potongan harga kepada

Page 123: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

110

pelajar/mahasiswa, dan penggunaan website serta sosial media. Tujuan utama dari

promosi yang dilakukan oleh Bakso Atom yaitu untuk memperoleh perhatian dan

meyakinkan calon konsumen agar membeli produk yang ditawarkan perusahaan.

Tujuan promosi bukan hanya meningkatkan penjualan, namun juga menstabilkan

kegiatan produksi yang dilakukan perusahaan.

Berpengaruhnya promosi terhadap keputusan pembelian sesuai dengan

pendapat Alma (2013:181) yaitu tujuan utama promosi adalah memberi informasi,

menarik perhatian, dan selanjutnya member pengaruh meningkatnya penjualan.

Suatu kegiatan promosi jika dilaksanakan dengan baik dapat mempengaruhi

konsumen mengenai di mana dan bagaimana konsumen membelanjakan

pendapatannya.

Pemasar ketika melakukan promosi harus memperhatikan aspek keislaman

seperti yang diajarkan Rasulullah SAW. Rasul berbisnis dengan berpegang teguh

pada kebenaran, kejujuran, dan sikap amanah sekaligus memperoleh keuntungan

yang optimal. Sikap jujur Rasulullah terbukti ketika Ia berdagang, Ia dikenal

sebagai seorang pemasar yang jujur dan benar dalam menginformasikan

produknya kepada para konsumennya. Islam memang mengajarkan orang-orang

saleh untuk jujur dalam menjalankan segala urusan seperti tercantum dalam

firman Allah surat At-Taubah ayat 119 :

“Hai orang-orang yang beriman, bertawakallah kepada Allah, dan hendaklah

kamu bersama orang-orang yang benar”. (Kertajaya dan Sula, 2006)

Page 124: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

111

Variabel promosi pada penelitian ini dibagi menjadi beberapa subvariabel,

yaitu promosi penjualan, periklanan, dan pemasaran interaktif. Hasil kuesioner

variabel promosi ditampilkan pada tabel 14.

Tabel 14. Hasil Kuesioner Variabel Promosi

Variabel Sub variabel

No butir kuesioner

Hasil Kuesioner (Skala Likert)

SS S TS STS

Promosi

Promosi Penjualan

41 (vocer) 41 47 4 2 42 (persuasif) 14 57 27 2

Periklanan 44 17 72 9 2 Pemasaran Interaktif 46 3 29 52 16

a. Subvariabel Promosi Penjualan

Hasil kuesioner mengenai subvariabel promosi penjualan ditampilkan pada

tabel 14. Subvariabel promosi penjualan selanjutnya dibagi menjadi dua

parameter yaitu vocer dan persuasif karyawan.

1) Vocer/kupon

Tabel 14 menjelaskan, terdapat 41 responden sangat setuju dan 47

responden setuju bahwa promosi dengan pemberian kupon makan gratis efektif

menarik minat konsumen. Hal ini terwakili oleh kuesioner butir 41 yang berbunyi

“Saya tertarik datang ke gerai jika Bakso Atom memberikan kupon/voucher

makan gratis.” Kegiatan promosi seperti ini kerap dilakukan oleh BSBA ketika

berlangsung acara Car Free Day, yaitu memberikan voucher dengan nominal

tertentu kepada orang-orang yang sedang berolahraga. Konsumen secara umum

menyukai potongan harga yang diberikan Bakso Atom kepada konsumen, karena

sudah menjadi prinsip ekonomi bahwa konsumen akan mencari harga serendah-

Page 125: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

112

rendahnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Saat perusahaan memberikan

diskon/potongan harga, konsumen akan banyak berdatangan, namun setelah harga

tidak diberikan potongan, jumlahnya akan menurun. Hal ini sesuai dengan

pendapat Alma (2013:194) bahwa pemberian potongan harga/special price tidak

akan mempertinggi penjualan secara teratur, hanya bersifat sementara.

2) Persuasif Karyawan

Hal kedua yang dianalisis dari promosi penjualan tercantum pada butir 42

yaitu 14 responden sangat setuju dan 57 responden setuju dengan pernyataan

“Saya tertarik membeli produk Bakso Atom karena ajakan karyawan/petugas

Bakso Atom yang menawarkan”. Kegiatan seperti ini kerap disebut personal

selling. Karyawan kerap menawarkan produk tertentu, baik dari bakso jenis

tertentu maupun minuman jenis tertentu kepada konsumen agar mereka membeli.

Ajakan dari karyawan kerap kali membuat konsumen penasaran dengan produk

yang ditawarkan sehingga membuat konsumen tergugah untuk membeli. Hal ini

menunjukkan bahwa karyawan memiliki kemampuan komunikasi yang baik

sehingga mampu meyakinkan konsumen agar membeli produk yang ditawarkan.

Sesuai dengan teori Alma (2013:185) cara promosi dengan personal selling seperti

ini adalah cara yang dapat menggugah hati pembeli dengan segera dan diharapkan

mereka melakukan keputusan pembelian saat itu juga.

b. Subvariabel Periklanan

Hasil analisis subvariabel periklanan ditampilkan pada tabel 14. Tabel 14

menjelaskan bahwa 17 responden sangat setuju, dan 72 responden setuju

Page 126: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

113

peletakkan spanduk di depan gerai efektif membuat mereka datang dan membeli

produk Bakso Atom. Hal ini terwakili dengan pernyataan “Spanduk/reklame besar

di depan gerai efektif menarik saya membeli Bakso Atom.” Tujuan dari

penggunaan reklame/banner yang dilakukan Bakso Atom pada dasarnya untuk

menunjukkan kepada konsumen mengenai produk yang ditawarkan, sehingga

menimbulkan brand image pada konsumen. Tanpa disadari produk yang

terpampang di reklame akan ada di dalam pikiran konsumen.

Hal ini sesuai dengan pendapat Alma (2013:184) bahwa reklame

menimbulkan brand image pada konsumen terhadap produk yang tertera. Selain

itu, pemasangan reklame harus dilakukan terus menerus agar setiap orang yang

melewati tempat reklame tersebut tidak lupa akan produk tersebut dan selalu

melekat di hati konsumen.

c. Subvariabel Pemasaran Interaktif

Hasil kuesioner subvariabel pemasaran interaktif ditampilkan pada tabel 14.

Tabel 14 menunjukkan bahwa 52 responden tidak setuju dan 16 responden sangat

tidak setuju dengan keefektifan promosi menggunakan sosial media yang

terwakili dengan butir pernyataan “Saya makan di Bakso Atom setelah melihat

iklan di twitter/website/facebook”.

Banyaknya responden yang tidak setuju dan sangat tidak setuju

menunjukkan bahwa promosi Bakso Atom dengan sosial media masih sangat

minim. Selain itu dapat dikatakan bahwa konsumen yang memutuskan untuk

membeli Bakso Atom banyak yang belum mengetahui bahwa Bakso Atom telah

memiliki media sosial atau pun website. Selain itu, konsumen yang mengerti

Page 127: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

114

teknologi masih terbatas jumlahnya di beberapa daerah. Hal ini sesuai dengan

yang diungkapkan Kotler dan Keller (2013:211), masih terdapat kekurangan

penggunaan internet, yaitu jumlah pengguna masih rendah di beberapa daerah.

5. Variabel Keputusan Pembelian (Y)

Urutan faktor yang mempengaruhi Keputusan Pembelian konsumen BSBA

disajikan pada tabel 15.

Tabel 15. Hasil Urutan Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian BSBA

Faktor Keputusan Pembelian 5 4 3 2 1 Total

a. Lapar 30 27 22 8 13 100 b. Pertama kali mencoba 8 10 10 30 42 100 c. Pernah mencoba sebelumnya 23 30 27 15 5 100

d. Pengaruh kerabat/teman/keluarga 26 26 27 17 4 100

e. Pengaruh iklan 8 9 11 36 36 100 (Sumber : Data Primer, diolah)

Urutan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen Bakso

Atom yaitu :

1. Faktor yang sangat mempengaruhi konsumen dalam membeli produk bakso

adalah karena rasa lapar. Rasa lapar dipilih oleh 30 responden. Rasa lapar

adalah pesan yang dikirim ke otak oleh tubuh yang menunjukkan bahwa

nutrisi di dalam darah berkurang. Konsumen yang membeli karena lapar

menunjukkan bahwa dalam membeli produk BSBA, mereka memiliki motif

untuk memenuhi kebutuhan fisiologis. Hal ini sesuai dengan teori Kotler &

Armstrong, (2008:172) lapar adalah kebutuhan fisiologis yang merupakan

kebutuhan dasar dari manusia yang harus dipenuhi.

Page 128: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

115

2. Faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan

pembelian bakso yaitu karena pernah mencoba produk sebelumnya, dengan

jumlah responden yang memilih yaitu sebanyak 30. Konsumen yang pernah

membeli sebelumnya berarti membeli berdasarkan pembelajaran dari

pengalaman mereka sebelumnya. Mereka mencoba Bakso Atom

sebelumnya dan dari apa yang didapat ternyata memiliki nilai yang sesuai

dengan harapan sehingga mereka puas dan melakukan pembelian ulang. Hal

ini sesuai dengan teori Kotler (2000) bahwa jika produk memenuhi harapan,

pelanggan akan merasa puas dan melakukan pembelian ulang.

3. Faktor yang cukup mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan

pembelian bakso yaitu pengaruh kerabat/teman/keluarga, yang dipilih 27

responden. Anggota keluarga bisa sangat mempengaruhi perilaku pembeli.

Konsumen yang datang ke gerai banyak yang merupaan kesatuan keluarga,

yang terdiri dari ayah, ibu dan anak, dan pada umumnya, yang menentukan

apa yang akan dikonsumsi adalah keputusan bersama. Hal ini sesuai dengan

pendapat Kotler dan Armstrong, 2008:165 yaitu keluarga adalah organisasi

pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat ketika

melakukan pembelian.

4. Faktor yang tidak mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan

pembelian bakso yaitu pengaruh iklan, yang dipilih 36 responden. Hal ini

karena promosi yang dilakukan BSBA masih terbilang kurang. Perusahaan

belum memaksimalkan penggunaan atribut promosi yang mereka miliki,

seperti pemakaian website, selebaran, penggunaan media sosial yang masih

Page 129: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

116

kurang gencar dan jarang diperbarui, serta kurangnya pengiklanan di media

masa seperti televisi. Salah satu karyawan mengatakan sehari setelah

penayangan acara tentang Bakso Atom di salah satu program televisi,

omset yang didapatkan di semua gerai beberapa kali lipat. Hal ini

menunjukkan bahwa penyampaian nilai yang dilakukan saat promosi

tersebut telah berhasil. Sesuai teori (Kotler dan Armstrong, 2008) bahwa

pengaruh promosi berkaitan dengan penyampaian informasi dari pihak

perusahaan ke pihak konsumen, agar alam bawah sadar mereka tertarik

untuk membeli.

5. Faktor yang sangat tidak mempengaruhi konsumen dalam melakukan

keputusan pembelian bakso yaitu pertama kali mencoba, yang dipilih oleh

42 responden. Hal ini merupakan faktor kebalikan dari faktor yang berada di

urutan kedua, yaitu pernah mencoba sebelumnya. Sedikitnya konsumen

yang pertama kali mencoba Bakso Atom menunjukkan mereka tidak ingin

mengambil risikodan khawatir terhadap konsekuensi dari produk yang

sebelumnyabelum mereka coba. Hal ini sesuai dengan teori Schiffman dan

Kanuk (2008:474) yang menyebutkan risiko mengenai percobaan konsumen

terhadap produk baru.

Page 130: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

117

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Karakteristik responden yang merupakan konsumen BSBA yaitu pria

dan wanita, dewasa muda, dengan pengeluaran < Rp.750.000. per

bulan. Sumber informasi yang membuat konsumen membeli adalah

spanduk yang tertera di gerai BSBA, dengan intensitas kunjungan ke

gerai 1 kali dalam sebulan, dan yang menjadi penentu konsumen

dalam melakukan keputusan pembelian adalah kualitas produknya.

2. Bauran pemasaran, secara simultan/bersamaan memiliki pengaruh

terhadap keputusan pembelian BSBA dilihat dari hasil uji F yang

memiliki nilai F hitung > F tabel, 513.523 > 2,467494. Secara parsial

produk, tempat, dan promosi memiliki pengaruh terhadap keputusan

pembelian. Sedangkan harga tidak berpengaruh positif terhadap

keputusan pebelian. Variabel produk memiliki nilai 16.409 >

1.985251, variabel tempat memiliki nilai 12.622 > 1.985251, dan

terakhir variabel promosi memiliki nilai 14.972 > 1.985251. Dengan

demikian, variabel yang memiliki pengaruh parsial paling besar dilihat

dari hasil uji t nya yaitu variabel produk.

Page 131: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

118

6.2. Saran

1. CV Atom Indonesia hendaknya mempertahankan dan meningkatkan

kualitas produk karena variabel produk memiliki pengaruh parsial

yang paling besar jika dibandingkan variabel lain. Hasil penelitian

juga menunjukkan bahwa konsumen menginginkan perusahaan terus

berinovasi dalam memproduksi bakso.

2. Variabel tempat juga memiliki pengaruh parsial terhadap keputusan

pembelian sehingga diharapkan agar perusahaan selalu memilih lokasi

yang strategis dalam menempatkan gerai, menjaga ketersediaan bakso

di gerai agar selalu ada, dan meningkatkan fasilitas yang ada di gerai

BSBA, misalnya membuat area bermain, mengingat yang menjadi

salah satu target pasarnya adalah anak-anak. Selain itu diharapkan

agar perusahaan menyamakan fasilitas yang ada di semua gerai Bakso

Atom agar dapat memenuhi semua kebutuhan konsumen secara

maksimal.

3. Variabel promosi, sebaiknya perusahaan memperbanyak promosi di

sosial media dan periklanan di radio aupun televisi, agar nilai

perusahaan semakin tersampaikan ke semua konsumen yang ada di

Indonesia.

Page 132: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

119

DAFTAR PUSTAKA

Aaker, David A. Manajemen Ekuitas Merek. Jakarta : Mitra Utama, 1997.

Anonym. SNI 01-3818-1995 Bakso Daging. Badan Standarisasi Nasional.

Sisni.bsn.go.id. 2012

_______. Bakso Sehat. BB Litbang Pascapanen Pertanian, 2009. Diakses pada

tanggal 14 April 2014.

_______. Pengertian dan Fungsi Protein. http://ayokesehatan.blogspot.com/

diakses pada tanggal 6 Desember 2014.

_______. Perkembangan manusia

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/8.%20Perkembangan%20TGrahita

%20_1.pdf. Diakses pada tanggal 1 September 2014.

Alma, Buchari. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung :

Alfabeta, 2013

Aryati, Phonika. Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian

Konsumen Produk Makanan Ringan Berbahan Kacang PT Mitrasatrya

Perkasa Utama di DKI Jakarta. [Skripsi] Jakarta : UIN Syarif

Hidayatullah, 2013.

Astuti H, Susilo. Manfaat Daging Sapi Bagi Mubuh Manusia. Cyber extention

Departemen Pertanian, 2014. Diakses tanggal 14 April 2014.

BBPP Lembang, 2010. Jaminan Keamanan Pangan dengan Sistem HACCP.

Kementrian Pertanian Republik Indonesia. http://bbpp-

lembang.info/index.php/arsip/artikel/artikel-pertanian/558-jaminan-

keamanan-pangan-dengan-sistem-haccp-hazard-analysis-critical-control-

point

Darkusno, Koko. Pengertian dan Ciri Perkembangan.

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/194412

Page 133: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

120

051967101-

KOKO_DARKUSNO_A/PENGERTIAN_DAN_CIRI_PERKEMBANGA

N.pdf. Diakses pada tanggal 1 September 2014

Dhany, Rista Rama. Perputaran Uang di Bisnis Bakso Capai Rp 1 Triliun/Hari.

Detik Finance, 2013. Diakses tanggal 14 April 2014.

Dias, Joilson.. 2000. The Demand For Digital Money And It's Impact On The

Economy. Electronic Journal of Economics, Vol.2.No.2.

www.sciencedirect.com. Diakses Pada November 2014

Ghozali, Imam.Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS19,

Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011.

Gunawan, Rudi, Budi Hartono, dan Bambang Ali Nugroho. Bauran Pemasaran

Produk Bakso di Kota Malang. [Jurnal] Malang : Fakultas Peternakan

Universitas Brawijaya, 2012.

Hutama, Enriche Putera. Analisis Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Bakso

Kepala Sapi [tesis]. Bogor : IPB, 2013.

Hurlock, Elizabeth. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga, 1999.

Ilham, Nyak. Kebijakan Pengendalian Harga Daging Sapi Nasional. [Artikel

Pertanian] Bogor : Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan

Pertanian, 2009.

Kertajaya, Hermawan, dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing. Jakarta :

Mizan, 2006.

Koswara, Sutrisno. Teknologi Praktis Pengolahan Daging. Semarang :

Universitas Muhammadiyah Semarang, 2009.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Penerbit

Index, 2007.

Page 134: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

121

____________________________. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Penerbit

Index, 2013.

___________ dan Gary Armstrong. Prinsip-Prinsip Pemasaran.Jakarta :

Erlangga, 2008.

___________. Kotler on Marketing. Tangerang : Karisma Publishing Group,

2010.

__________. Manajemen Pemasaran. Jilid 11. Edisi Milenium (terjemahan).

Jakarta: PT Prehallinda, 2000.

Lumbantoruan, R. P. Analisis Penerapan Akuntansi Persediaan Berdasarkan

PSAK No. 14 Pada PT Electronic City Indonesia Cabang Medan. [Skripsi]

Medan : Universitas Sumatera Utara, 2011.

Mahendra, Giri. Pengujian Hipotesis dengan Uji Koefisien.

http://girimahendra.blogspot.com/2013/05/pengujian-hipotesis-uji-

koefisien.html diakses pada tanggal 14 Juli 2014.

Mangkunegara, Anwar Prabu. Perilaku Konsumen, edisi revisi. Bandung : Refika

Aditama, 2002.

Montolulu, Sisca, dkk. Sifat Fisik-Kimia dan Mutu Organoleptik Bakso Broiler

dengan Menggunakan Tepung Ubi Jalar. [jurnal] Manado : Fakultas

Peternakan Universitas Sam Ratulangi, 2013.

Muchtadi, Deddy. Prinsip Teknologi Pangan Sumber Protein. Bandung : penerbit

Alfabeta, 2013.

Nazir, Moh. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia, 2011.

Nur, Tajudin. Makanan Halalan Thoyyibban Perspektif Islam. Lampung :

Kementerian Agama.

Nurhayat, Wiji. Konsumsi Daging Indonesia Setiap Tahun Capai 4 Juta Ekor Sapi

[Artikel]. Jakarta : Detik Finance

Page 135: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

122

Parasuraman, Valerie A. Zeithami, dan Leonard L. Berry. Servqual. 1988.

Rangkuti, Freddy. Riset Pemasaran. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2011.

Santoso, Singgih. Statistik Parametrik. Jakarta : PT Elex Media Komputindo,

2014.

Saputra, Hendra. Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap

Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah

Tangga di Kota Medan. [Tesis] Medan : Universitas Sumatera Utara,

2008.

Schiffman, Leon dan Leslie Lazar Kanuk. Perilaku Konsumen. Jakarta : Indeks,

2008.

Siregar, Syofian. Statistika Deskriptif untuk Penelitian Dilengkapi Perhitungan

Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta : Rajawali Pers, 2014.

Situmorang, Bram Bernanrd. Analisis Pengaruh Kualitas Produk Dan Kebijakan

Saluran Distribusi Terhadap Keputusan Konsumen Untuk Membeli

Produksi PT. Pabrik Es Siantar Di Kecamatan Medan Kota [Tesis].Medan

: Universitas Sumatera Utara, 2010.

Sugiyono. Metode Penelitian Manajemen. Bandung : Alfabeta, 2013.

_______. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta, 2004.

Sukirno, Sadono. Mikro Ekonomi Teori Pengantar edisi ketiga. Jakarta :

PT.Rajagrafindo Persada. 2005

Sulistiono, Ari Budi. Pengaruh Kualitas Pelayanan, Fasilitas, dan Lokasi

Terhadap Keputusan Menginap [Skripsi]. Semarang : Universitas

Diponegoro, 2010.

Suryani, Tatik. Perilaku Konsumen, Implikasi pada Strategi Pemasaran.

Jogjakarta : Graha Ilmu, 2008.

Page 136: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

123

Umar, Husein. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta : PT Gramedia

Pustaka Utama, 2003.

Zulfikar, Muhamad Wimman. Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap

Keputusan Pembelian (studi kasus : Oase Batik Pekalongan). [Skripsi]

Semarang : Universitas Diponegoro, 2011.

Page 137: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

124

Lampiran 1. Timeline Penelitian Timeline Pelaksanaan Penelitian

No Kegiatan April Mei Juni Juli Agustus September I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

1 Seminar Proposal

2 Perbaikan Proposal (Judul dan Desain)

3 Penyusunan Kuesioner 4 Uji Coba Kuesioner

5 Pelaksanaan Penelitian (Pengumpulan Data)

6 Penyusunan Draft Tulisan 7 Seminar Hasil Penelitian 8 Perbaikan Hasil Penelitian 9 Persetujuan Hasil Penelitian

10 Sidang

Page 138: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

125

Lampiran 2. Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Butir Pernyataan Pearson Correlation Keterangan

Butir 1 0.63 Valid Butir 2 0.28 Drop Butir 3 0.54 Valid Butir 4 0.59 Valid Butir 5 0.52 Valid Butir 6 0.65 Valid Butir 7 0.63 Valid Butir 8 0.49 Valid Butir 9 0.64 Valid Butir 10 0.37 Valid Butir 11 0.57 Valid Butir 12 0.45 Valid Butir 13 0.38 Valid Butir 14 0.39 Valid Butir 15 0.07 Drop Butir 16 0.51 Valid Butir 17 0.57 Valid Butir 18 0.6 Valid Butir 19 0.64 Valid Butir 20 0.55 Valid Butir 21 0.41 Valid Butir 22 0.47 Valid Butir 23 0.5 Valid Butir 24 0.51 Valid Butir 25 0.4 Valid Butir 26 0.38 Valid Butir 27 0.44 Valid Butir 28 0.22 Drop Butir 29 0.53 Valid Butir 30 0.65 Valid Butir 31 0.41 Valid Butir 32 0.5 Valid Butir 33 0.39 Valid Butir 34 0.44 Valid Butir 35 0.46 Valid Butir 36 0.31 Drop Butir 38 0.43 Valid Butir 39 0.49 Valid Butir 40 0.39 Valid Butir 41 0.41 Valid Butir 42 0.64 Valid Butir 43 0.49 Valid

Page 139: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

126

Butir 44 0.46 Valid Butir 45 0.43 Valid Butir 46 0.43 Valid

Sumber : Data primer (diolah).

Lampiran 3. Hasil Uji Reliabilitas

Butir kuesioner

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted BUTIR01 119.9500 122.169 .511 .907

BUTIR02 120.2900 121.784 .489 .907 BUTIR03 120.1400 119.960 .614 .906 BUTIR04 120.3100 121.570 .490 .907 BUTIR05 120.1900 121.751 .521 .907 BUTIR06 120.0500 122.068 .481 .908 BUTIR07 120.3400 122.085 .414 .908 BUTIR08 120.2400 120.184 .577 .906 BUTIR09 120.3400 123.196 .293 .910

BUTIR10 120.8600 120.566 .464 .908 BUTIR11 120.7800 120.497 .456 .908 BUTIR12 120.2100 123.420 .449 .908 BUTIR13 120.2100 122.067 .411 .908 BUTIR14 120.1400 122.324 .542 .907 BUTIR15 120.1500 122.876 .559 .907 BUTIR16 120.0900 121.214 .580 .907 BUTIR17 120.1800 124.109 .422 .909

BUTIR18 120.5800 123.115 .259 .911 BUTIR19 119.9700 121.080 .514 .907 BUTIR20 120.2300 122.583 .441 .908 BUTIR21 120.3700 123.205 .389 .909 BUTIR22 120.1600 122.217 .340 .910 BUTIR23 119.9900 122.172 .419 .908 BUTIR24 120.1100 121.695 .386 .909 BUTIR25 120.3600 121.000 .388 .909

Page 140: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

127

BUTIR26 120.0400 122.362 .512 .907 BUTIR27 120.0700 122.490 .495 .908 BUTIR28 120.1300 123.023 .319 .910 BUTIR29 120.0500 121.422 .517 .907 BUTIR30 120.1800 123.725 .391 .909 BUTIR31 120.4300 122.086 .418 .908 BUTIR32 120.3200 123.392 .348 .909 BUTIR33 120.6200 123.329 .346 .909 BUTIR34 120.6200 121.975 .402 .909 BUTIR35 120.4400 122.188 .372 .909 BUTIR36 119.9600 121.938 .393 .909 BUTIR37 120.4800 121.141 .421 .908 BUTIR38 120.3700 122.478 .380 .909 BUTIR39 120.2600 121.245 .492 .907 BUTIR40 120.2900 123.077 .395 .909 BUTIR41 121.1000 122.576 .302 .910 Sumber : Data Primer (diolah) 2014.

Page 141: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

128

Lampiran 4. Instrumen Penelitian (Kuesioner).

ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK BAKSO SEHAT BAKSO ATOM

Kuesioner ini merupakan salah satu instrument penelitian yang dilakukan

oleh saya, Pungky Erawati, mahasiswi Jurusan Agribisnis Fakultas Sains dan

Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Saya membutuhkan bantuan Anda

dalam mengisi kuesioner ini dan akan menjaga kerahasiaannya. Kejujuran Anda

dalam mengisi akan sangat membantu saya. Atas partisipasi Anda, saya ucapkan

terimakasih.

Isilah data berikut ini DATA UMUM RESPONDEN Nama : ……………………………………………………………………… Usia : ……………………………………………………………………… Jenis Kelamin : ………………………………………………………………. Alamat : ……………………………………………………………………..… Telp : ………………………………………………………………………… e-mail : ………………………………………………………………………. Berilah tanda silang (×), tanda lingkar (О), atau checklist () pada pilihan jawaban di bawah ini :

1. Pekerjaan Anda adalah : a. Pelajar/mahasiswa d. Pegawai Swasta b. Ibu rumah tangga e. Wiraswasta c. Pegawai Negeri Sipil

2. Rata-rata pengeluaran Anda dalam sebulan a. <Rp.750.000 d. Rp.2.250.000-Rp.3.000.000 b. Rp.750.000-Rp.1.500.000 e. >Rp.3.000.000 c. Rp.1.500.000-Rp.2.250.000

3. Anda mengetahui Bakso Atom dari? a. Spanduk/ iklan d. Rekan kerja b. Teman e. Lainnya, sebutkan…………….. c. Anggota Keluarga

4. Seberapa sering Anda mengunjungi Bakso Atom dalam sebulan? a. 1 kali d. 6-7 kali b. 2-3 kali e. >7 kali c. 4-5 kali

Page 142: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

129

5. Menurut Anda, merek Bakso lain yang kualitasnya setara dengan Bakso Atom adalah: 1) ……………………………………………………………………… 2) ……………………………………………………………………… 3) ……………………………………………………………………… 4) ………………………………………………………………………

6. Alasan yang membuat Anda membeli produk Bakso Atom? a. Kualitas Produk (rasa, varian, tekstur,dll) b. Promosi d. Lokasi mudah dijangkau c. Harga sesuai kualitas e. Lainnya, sebutkan……….

EVALUASI KONSUMEN

Apakah Anda membeli produk Bakso Atom karena alasan sebagai berikut :

Berilah tanda checklist () atau silang (×) pada kolom pernyataan berikut dengan

indikasi skor di bawah ini :

Skor 1 : Sangat tidak setuju Skor 3 : Setuju

Skor 2 : Tidak Setuju Skor 4 : Sangat Setuju

No Pernyataan Penilaian

Konsumen 1 2 3 4

Produk (X1) A. Keragaman

1 Ketersediaan ragam produk Bakso Atom menjadi penarik konsumen.

2 Meja saji selalu terlihat penuh dengan semua varian bakso.

B. Kualitas Produk 3 Produk Bakso Atom terasa lembut ketika digigit. 4 Produk Bakso Atom terasa kompak/padat ketika digigit. 5 Rasa asin Bakso Atom sesuai. 6 Rasa gurih Bakso Atom sesuai.

7 Komposisi daging sapi Bakso Atom terasa di lidah konsumen.

8

Kecerahan warna Bakso Atom menunjukkan bahwa produk tidak menggunakan bahan tambahan makanan berbahaya (pewarna/pemutih).

9 Aroma kuah dan bakso menunjukkan percampuran yang sesuai.

C. Nama Merek

10 Penamaan merek Bakso Atom mudah diingat oleh konsumen.

Page 143: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

130

11 Bakso Atom adalah merek yang pertama kali muncul di benak saya ketika ditanya merek Bakso.

12 Saya memutuskan datang ke Bakso Atom ketika ingin makan bakso.

D. Pelayanan

13 Ketepatan pelayanan yang diberikan karyawan Bakso Atom sesuai dengan harapan konsumen.

14 Karyawan cepat dalam melayani proses pemesanan. 15 Karyawan cepat dalam melayani transaksi pembayaran. 16 Karyawan terampil dalam memberikan pelayanan. 17 Karyawan memiliki pengetahuan produk. 18 Karyawan melayani dengan ramah dan sopan.

19 Penggunaan Atribut seragam semua karyawan lengkap dan rapi.

E. Jaminan Keamanan Produk

20 Terdapat sertifikat halal dari LPOM-MUI memberikan jaminan produk halal.

21 Terdapat sertifikat laboratorium Kesmavet memberikan jaminan keamanan pangan.

Harga (X2) F. Penetapan Harga 22 Harga Bakso Atom sesuai dengan kualitas produknya.

23 Harga Bakso Atom bersaing dengan bakso lain di kelasnya.

G. Diskon/potongan harga

24 Pemberian diskon mendorong saya membeli Bakso Atom.

H. Sistem Pembayaran

25 Sistem pembayaran non tunai di Bakso Atom memudahkan pembelian.

26

Transaksi non tunai (kartu kredit atau debit) memberikan tambahan manfaat bagi pemegang kartu (debit/kredit)

Tempat (X3) I. Lokasi

27 Lokasi gerai bakso atom mudah dijangkau dengan segala jenis kendaraan

28 Lahan parkir yang disediakan mampu menampung sejumlah kendaraan.

29

Tersedia fasilitas utama seperti alat makan (sendok, garpu, mangkuk) dan meja bumbu dengan kondisi yang baik dan mudah dijangkau.

30

Tersedianya AC/kipas angin, wastafel, kamar mandi, serta kursi dan meja makan yang dapat disusun untuk kelompok kecil (< 4 orang) maupun kelompok besar (>

Page 144: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

131

4 orang) dengan kondisi yang baik.

31 Tersedia musola yang menambah manfaat bagi konsumen.

32 Kebersihan gerai sudah terjaga (tidak kotor, basah, bau, berdebu, dan banyak serangga).

33 Secara keseluruhan, fasilitas yang disediakan Bakso Atom sudah memberi nilai tambah kepada konsumen.

J. Ketersediaan 34 Bakso yang dipesan selalu tersedia di meja saji.

K. Cakupan 35 Terdapat gerai Bakso Atom lain selain gerai ini.

36 Konsumen pernah makan Bakso Atom di gerai lain selain gerai ini.

37 Saya cenderung datang ke gerai Bakso Atom favorit.

38 Gerai bakso atom favorit saya yaitu di : ……………………………………………………………….

L. Saluran Pemasaran

39 Gerai Bakso Atom mudah ditemukan karena tersedia di sejumlah lokasi.

Promosi (X4) M. Promosi Penjualan 40 Saya tertarik datang ke stand/bazaar Bakso Atom.

41 Saya tertarik datang ke gerai jika Bakso Atom memberikan kupon/voucher makan gratis.

42

Saya tertarik membeli produk Bakso Atom karena ajakan karyawan /petugas Bakso Atom yang menawarkan.

N. Periklanan

43 Pemberian brosur membuat saya tertarik membeli Bakso Atom.

44 Spanduk/reklame besar di depan gerai efektif menarik saya membeli Bakso Atom.

45

Gambar varian bakso yang diletakkan di dinding outlet Bakso Atom informatif dalam mempengaruhi saya untuk mencobanya.

O. Pemasaran Interaktif

46 Saya makan di Bakso Atom setelah melihat iklan di twitter/website/facebook.

Urutkan dari faktor yang menurut Anda paling mempengaruhi Anda datang ke

Bakso Atom Hingga yang paling tidak mempengaruhi Anda untuk datang ke

Bakso Atom. Dalam pengisian tidak ada pengulangan angka.

Page 145: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

132

P. Keputusan Pembelian (Y)

47. Dorongan yang membuat saya datang ke Bakso Atom adalah :

a) Lapar […..]

b) Pertama kali mencoba […..]

c) Pernah mencoba sebelumnya […..]

d) Pengaruh keluarga/teman/kerabat […..]

e) Pengaruh iklan […..]

(Ttd Konsumen)

Page 146: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

133

Lampiran 5. Struktur Organisasi CV Atom Indonesia

Sumber : CV Atom Indonesia, 2014.

Produksi

General Manager

HR & GA Finance Sales Marketing Operasional

Stok Gudang

Produk

Distribusi

HRO & HRD

GA

Keuangan

Audit

Markom-E marketing

Sales Koordinator Gerai

Area Head

Page 147: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

134

Lampiran 6. Produk Bakso Sehat Bakso Atom

No Jenis Bakso Nama Produk 1 Bakso Kuah Bakso Daging 2 Bakso Urat 3

Bakso Keju

4

Bakso Sum-Sum 5

Bakso Sutera

6 Bakso Telur Ayam Kampung 7 Bakso Jamur Tiram 8 Bakso Tahu Putih 9 Bakso Tahu Udang

10 Bakso Goreng Bakso Buntel 11 Bakso Burger 12 Bakso Kukus Bakso TBS 13 Baksomay 14 Batagor 15 Bakso Vacuum Daging/Urat/sumsum/keju

Page 148: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

135

Lanjutan lampiran 6

Page 149: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

136

Lampiran 7. Brosur/selebaran dan Kupon BSBA

Page 150: ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

137

Lampiran 8. Surat Keterangan Penelitian dari Perusahaan