pengaruh bauran komunikasi pemasaran …

75
PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN TERHADAP EKUITAS MEREK PRODUK MANISAN PALA UKM HARAPAN BERKAH SEKAR ANJANI DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Upload: others

Post on 07-Nov-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN

TERHADAP EKUITAS MEREK PRODUK MANISAN PALA

UKM HARAPAN BERKAH

SEKAR ANJANI

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

viii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK

CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Bauran

Komunikasi Pemasaran terhadap Ekuitas Merek Produk Manisan Pala UKM

Manisan Harapan Berkah adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi

mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicatumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya

melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2014

Sekar Anjani

NIM I34100060

Page 3: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

viii

ABSTRAK

SEKAR ANJANI. Pengaruh Bauran Komunikasi Pemasaran terhadap Ekuitas

Merek Produk manisan Pala UKM Harapan Berkah. Dibimbing oleh SARWITITI

SARWOPRASODJO.

Suatu perusahaan/organisasi membutuhkan ekuitas merek yang baik agar

mampu bertahan dalam persaingan pasar. Komunikasi pemasaran berperan

penting dalam membentuk euitas merek tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis pengaruh bauran komunikasi pemasaran terhadap ekuitas merek

baik secara keseluruhan ataupun secara parsial. Bauran komunikasi pemasaran

yang diteliti adalah (1) Iklan, (2) Promosi penjualan, (3) Event dan pengalaman,

(4) Hubungan masyarakat dan publisitas, (5) Pemasaran langsung, (6) Pemasaran

interaktif, (7) Pemasaran dari mulut ke mulut dan (8) Penjualan personal. Metode

yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survai dengan

menggunakan analisis uji statistik regresi linier berganda. Data diambil dari 50

orang responden, yaitu konsumen manisan pala UKM manisan pala “Harapan

Berkah” dengan teknik pengambilan responden secara kebetulan (accidental

sampling). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan

pada bauran komunikasi pemasaran terhadap ekuitas merek. Bauran komunikasi

pemasaran yang memiliki pengaruh terhadap ekuitas merek adalah event dan

pengalaman dan pemasaran dari mulut ke mulut.

Kata kunci : komunikasi pemasaran, bauran, ekuitas merek, UKM

ABSTRACT

SEKAR ANJANI. Effect of Marketing Communication Mix on Brand Equity’s

Product Candied Nutmeg UKM “Harapan Berkah”. Supervised by SARWITITI

SARWOPRASODJO.

A firm/organization should considered building a good brand equity in order to

keep stand in market competition. Marketing communication has that ability to

build a good brand equity. This study aimed to analyze the effect of marketing

communications mix on brand equity either in whole or partially. Marketing

communications mix studied were (1) Advertising, (2) Sales promotion, (3) Events

and experience, (4) Public relations and publicity, (5) Direct marketing, (6)

Interactive Marketing, (7) Word of mouth and (8) Personal selling. The method

used in this study is a survey research methods and use the statistical tests

multiple linear regression. The data is taken from 50 respondents, that is

costumers from candied nutmeg’s Small Scale Bussines’s “Harapan Berkah” by

chance or with accidental sampling methods. The results showed that there is a

significant influence in marketing communications mix on brand equity.

Marketing communication mix that has the influence on brand equity are event

and experience and word of mouth.

Keywords: marketing communications, marketing communications mix, brand

equity, Small Scale Bussines

Page 4: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

pada

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan

Masyarakat

PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN

TERHADAP EKUITAS MEREK PRODUK MANISAN PALA

UKM HARAPAN BERKAH

SEKAR ANJANI

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 5: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

viii

Judul Skripsi :

Pengaruh Bauran Komunikasi Pemasaran terhadap Ekuitas Merek

Produk Manisan Pala UKM Manisan Harapan Berkah

Nama : Sekar Anjani

NIM :

I34100060

Disetujui oleh

Dr Ir Sarwititi Sarwoprasodjo MS

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Siti Amanah, M.Sc

Ketua Departemen

Tanggal Lulus :

Page 6: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

PRAKATA

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Pengaruh Bauran Komunikasi Pemasaran terhadap Ekuitas

Merek Produk Manisan Pala UKM Manisan Harapan Berkah” ini dengan baik.

Tak lupa sholawat serta salam kita sampaikan kepada junjungan besar kita nabi

Muhammad Rasulullah SAW. Penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi

syarat memperoleh gelar sarjana pada Departemen Sains Komunikasi dan

Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Dr. Ir. Sarwititi

Sarwoprasodjo selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan

pikiran dalam memberikan saran dan masukkan selama proses penulisan hingga

penyelesaian skripsi ini. Ibunda saya Dede Mulyanah, Ayahanda H. Achmad

Karyana serta Nenek tersayang Umi Sari selaku orang tua tercinta yang atas doa

dan usaha keras yang tiada duanya saya dapat mengecap pendidikan sampai di

perguruan tinggi dan menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa pula kepada Achmad

Hasan Ramdhanie, Eni Purnama, Robbi Agung Muharom, dan Setra Oemar

Rahardi selaku kakak dan adik tersayang yang telah memberikan doa dan

dukungan kepada penulis. Terima kasih juga untuk sahabat penulis yaitu Saskia

Kencana Murti, Tri Sepdian Aditia, dan Utet Nurul Aini yang selalu memberikan

motivasi, dorongan, dukungan kepada penulis. Serta tak lupa penulis ucapkan

terima kasih kepada teman-teman dekat penulis yaitu Fifa Rohma, Yuni

Setyaningsih, Baiq Rina, Diwyacitra Tansatrisna, dan Farha Amalia atas

semangat, saran dan dukungannya. Tidak lupa juga penulis mengucapkan

terimakasih kepada responden, informan, dan keluarga besar Sains Komunikasi

dan Pengembangan Masyarakat angkatan 47 serta rekan sebimbingan saya

Achmad Fauzi dan Wulandari serta teman-teman lain yang memberikan segala

bentuk semangat yang positif serta masukan bagi penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Juli 2014

SEKAR ANJANI

Page 7: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

viii

DAFTAR ISI

DAFTAR MATRIKS viii

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR LAMPIRAN viii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Masalah Penelitian 3

Tujuan Penelitian 4

Kegunaan Penelitian 4

PENDEKATAN TEORITIS 5

Tinjauan Pustaka 5

Kerangka Pemikiran 18

Hipotesis 18

Definisi Operasional 18

PENDEKATAN LAPANG 21

Metode Penelitian 21

Lokasi dan Waktu 21

Teknik Menentukan Responden 22

Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data 22

UKM MANISAN BUAH HARAPAN BERKAH 23

Sejarah Terbentuknya UKM Manisan Buah Harapan Berkah 23

Profil UKM Manisan Buah Harapan Berkah 24

ANALISIS BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN UKM

MANISAN BUAH HARAPAN BERKAH 27

Iklan 28

Promosi Penjualan 31

Event dan Pengalaman 33

Hubungan Masyarakat dan Publisitas 34

Pemasaran Langsung 35

Pemasaran Interaktif 36

Pemasaran Dari Mulut ke Mulut 37

Penjualan Personal 38

ANALISIS DIMENSI EKUITAS MEREK PRODUK MANISAN

PALA UKM MANISAN BUAH HARAPAN BERKAH 41

Kesadaran Merek 42

Citra Merek 44

Kualitas Merek 45

Kesetiaan Merek 47

PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN TERHADAP

EKUITAS MEREK PRODUK MANISAN PALA 49

SIMPULAN DAN SARAN 53

DAFTAR PUSTAKA 55

LAMPIRAN 59

RIWAYAT HIDUP 67

Page 8: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

DAFTAR MATRIKS

1 Karakteristik pesan pada tiap tahap komunikasi 6

2 Kerangka dasar komunikasi umum 10

DAFTAR TABEL

1 Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menurut

UU Nomor 20 tahun 2008 berdasarkan aset dan omset usaha 16

2 Nilai skor tingkat keterdedahan 50 orang responden terhadap

bauran komunikasi pemasaran UKM manisan buah

“Harapan Berkah” 27

3 Nilai skor persepsi 50 orang responden terhadap dimensi-

dimensi ekuitas merek produk manisan pala “Harapan Berkah” 41

4 Hasil uji statistik regresi ganda pengaruh bauran

komunikasi pemasaran terhadap ekuitas merek 49

DAFTAR GAMBAR

1 Tahap pencapaian tujuan komunikasi dan strategi komunikasi 6 2 Kerangka pemikiran “Pengaruh Bauran Komunikasi

Pemasaran terhadap Ekuitas Merek Produk Manisan Pala

UKM Harapan Berkah 18

3 Kemasan manisan pala “Harapan Berkah” yang tertera label 29

4 Desain spanduk UKM manisan buah “Harapan Berkah” 30

5 Desain stiker manisan pala UKM “Harapan Berkah” 31

6 Situs belanja online www.anekamanisan.com 36 7 Salah satu bentuk pemasaran interaktif UKM manisan buah

“Harapan Berkah” melalui media sosial Facebook 37

8 Salah satu bentuk penjualan personal oleh agen pengecer

manisan pala “Harapan Berkah” melalui pemberian sampel

kepada para pembeli 39

DAFTAR LAMPIRAN

1 Peta lokasi penelitian 59 2 Daftar responden 60

3 Data analisis regresi linear berganda 61 4 Dokumentasi penelitian 65

viii

Page 9: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Organisasi/perusahaan besar sudah jelas memiliki kemampuan tinggi dalam

menghadapi persaingan pasar, dibandingkan dengan para pengusaha kecil, sebagai

contoh UKM atau Usaha Kecil dan Menengah. UKM sangat berperan penting

dalam pembangunan usaha ekonomi Indonesia, namun daya saing UKM di

Indonesia masih tergolong rendah (Suryana 2001). Kementerian Badan

Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) mengemukakan bahwa daya

saing UKM Indonesia masih sangat rendah, sekitar 3,5 dari skor 1-10

dibandingkan negara-negara ASEAN dan berdasarkan data APEC tahun 2006,

daya saing UKM Indonesia masih di bawah negara-negara ASEAN seperti

Filipina, Thailand, dan Malaysia (AntaraNews1 2011). Oleh karena itu, UKM atau

Usaha kecil dan Menengah perlu diberdayakan untuk meningkatkan daya saing

dalam persaingan pasar yang semakin ketat, seiring perkembangan era global.

Salah satu pemberdayaan UKM tersebut adalah dengan pengembangan

manajemen atau pengelolaan komunikasi pemasaran yang baik.

Seiring dengan perkembangan zaman, lingkungan komunikasi pemasaran

terus berkembang semakin sulit. Keller (2009) menyatakan bahwa lingkungan

komunikasi pemasaran telah berubah secara dramatis dalam beberapa tahun

terakhir, termasuk juga di dalamnya lingkungan media. Perkembangan teknologi

yang pesat memunculkan trend media baru, yakni internet. Maka dari itu, para ahli

pemasaran harus mempersiapkan strategi pemasaran yang jitu untuk menghadapi

persaingan yang semakin sengit dalam lingkungan komunikasi pemasaran yang

semakin sulit (Suwantara dan Taechamaneesatit 2012). Beberapa ahli marketing

telah mengusungkan konsep dan strategi terkini yang digunakan dalam rencana

pemasaran untuk mengatasi persaingan pasar, yakni komunikasi pemasaran

terpadu atau Integrated Marketing Communication (IMC).

IMC berbeda dengan orientasi komunikasi pemasaran tradisional yang

hanya mengandalkan strategi promosi pada media massa saja. IMC

memperhitungkan strategi yang lebih personal dan lebih berorientasi langsung

kepada konsumen dan juga tetap mengikuti trend perkembangan teknologi serta

menggunakan hal tersebut sebagai bentuk pendekatan kepada konsumen, seperti

internet dan media sosial. Kotler dan Keller (2009) menyatakan bahwa

komunikasi pemasaran terintegrasi atau terpadu dapat menghasilkan konsistensi

pesan yang lebih kuat dan membantu membangun ekuitas merek dan menciptakan

dampak penjualan yang lebih besar. Komunikasi pemasaran terpadu

mengkombinasikan pilihan-pilihan komunikasi melalui bauran komunikasi

1 Diunduh pada 2013 Desember 18, Tersedia pada:

http://www.antaranews.com/berita/251275/bappenas-daya-saing-ukm-indonesia-masihrendah

Page 10: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

2

pemasaran (marketing communication mix) untuk meningkatkan kemampuan

perusahaan untuk mencapai pelanggan yang tepat dengan informasi yang tepat

dalam waktu dan tempat yang tepat.

Merek yang kuat perlu dibangun oleh suatu perusahaan/organisasi agar

dapat bertahan dalam lingkungan pemasaran yang terus berubah selain

komunikasi pemasaran terpadu atau IMC. Menurut Delgado-Ballester dan

Munuera-Aleman dalam Abdollahi et al (2011), merek yang kuat menyuguhkan

sejumlah manfaat bagi perusahaan termasuk berkurangnya kerentanan terhadap

aksi pemasaran kompetitif, margin yang lebih besar, kerjasama perantara yang

lebih besar dan dukungan, dan peluang perluasan merek. Tidak hanya perusahaan

atau pengusaha besar, usaha-usaha kecil atau UKM juga perlu

mempertimbangkan untuk membangun merek yang kuat agar dapat bertahan dan

mempunyai tempat di pasar, salah satunya adalah dengan membangun ekuitas

merek atau brand equity yang baik, kuat, dan unik.

Ekuitas merek merupakan pengetahuan, persepsi, dan gambaran yang

dimiliki konsumen terhadap suatu merek. Ekuitas merek yang baik dimaksudkan

agar konsumen terus bertindak baik terhadap merek melalui manfaat atau

keunggulan yang dirasakan konsumen terhadap produk merek tersebut.

Komunikasi pemasaran memainkan peran yang penting dalam membentuk

persepsi konsumen tersebut. Kotler dan Keller (2009) menyatakan bahwa

komunikasi pemasaran memungkinkan perusahaan menghubungkan merek

mereka dengan orang, tempat, acara, merek, pengalaman, perasaan, dan hal-hal

lainnya. Mereka dapat berkontribusi pada ekuitas merek dengan menanamkan

merek dalam ingatan dan menciptakan citra merek, serta mendorong penjualan

dan bahkan memengaruhi nilai pemegang saham.

Tanpa adanya promosi melalui komunikasi pemasaran, konsumen tidak

akan mengenal dan atau bahkan mempergunakan produk atau jasa yang

ditawarkan suatu organisasi/perusahaan, baik yang berskala besar, menengah,

maupun yang berskala kecil. Penelitian (Suryana 2001; Isnaini 2009)

menunjukkan bahwa UKM pada umumnya bermodal kecil. Hal ini merupakan

penghambat keleluasaan UKM untuk melakukan berbagai aktivitas seperti

pengembangan produk, pengembangan teknologi, pengembangan kemasan,

promosi, dan pemasaran. Oleh karena itu, para pengusaha kecil seperti UKM juga

perlu menerapkan komunikasi pemasaran terpadu (IMC) untuk membentuk

ekuitas merek produk hasil UKM yang baik di mata para pelanggan/konsumen.

Langkah ini juga dimaksudkan agar UKM mendapat tempat dan mampu bertahan

dalam pasar sehingga dapat bersaing dengan para pengusaha lainnya.

Pada penelitian-penelitian tentang ekuitas merek sebelumnya (dalam Yoo et

al 2000; Franco dan Ramos 2005; Setyaningsih 2008; Abdollahi et al 2011;

Danibrata 2011), lebih banyak berbasis pada suatu produk yang berasal dari

perusahaan besar dan sudah memiliki pamor akan merek perusahaan yang

diwakilkan. Perusahaan besar sudah jelas memiliki kemampuan terutama dalam

hal biaya atau anggaran untuk mengelola strategi pemasaran dengan baik. Selain

itu, perusahaan-perusahaan besar juga mampu memperkerjakan seorang manajer

pemasaran yang memang merupakan seorang ahli dalam bidangnya sehingga

produk dan merek yang dihasilkan perusahaan tersebut dapat dengan efektif

dikenal banyak masyarakat, yang pada dasarnya merupakan konsumen/calon

konsumen. Hal ini berbeda dengan perusahaan-perusahaan skala kecil, seperti

Page 11: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

3

UKM yang pada umumnya memiliki keterbatasan modal. UKM pada umumnya

tidak mempunyai anggaran khusus yang ditujukan untuk mengelola strategi

pemasaran, seperti komunikasi pemasaran maupun seorang ahli manajer

pemasaran.

Oleh karena itu, penelitian untuk melihat pengaruh komunikasi pemasaran

terhadap ekuitas merek ataupun penelitian untuk melihat ekuitas merek itu sendiri

khususnya terhadap produk-produk yang mereknya belum mempunyai pamor

seperti UKM masih sangat sedikit. Salah satu UKM yang sudah berhasil bertahan

selama bertahun-tahun menghadapi persaingan pasar adalah UKM manisan buah

“Harapan Berkah”. UKM manisan buah “Harapan Berkah” merupakan UKM

yang dirintis oleh ibu Hafsah selama kurang lebih 20 tahun dan terletak di Desa

Dramaga, Kabupaten Bogor. UKM ini sudah memiliki pamor tersendiri di

kalangan masyarakat terutama warga sekitar dan daerah Dramaga, Kabupaten

Bogor. UKM manisan buah “Harapan Berkah” juga sudah menuai beberapa

prestasi, yakni mendapat penghargaan sebagai salah satu UKM berprestasi di

Kabupaten Bogor tahun 2012 dan merupakan UKM percontohan dari Lembaga

Pengabdian Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor (IPB).

Keberhasilan ini tentunya tidak didapat secara instan, melainkan merupakan

proses panjang hasil kerja keras, kegigihan dan kesabaran. Keberhasilan UKM

manisan buah “Harapan Berkah” yang sudah terkenal dan memiliki pamor

khususnya di kalangan warga daerah Dramaga, Bogor tentunya berkaitan dengan

strategi pemasaran yang dijalankan dan citra merek yang terbentuk selama

bertahun-tahun. Berangkat dari hal tersebut, maka akan dilihat bagaimana

strategi komunikasi pemasaran yang dijalankan oleh UKM manisan buah

“Harapan Berkah” melalui bauran komunikasi pemasaran serta

pengaruhnya tehadap ekuitas merek produk manisan pala “Harapan

Berkah”.

Rumusan Masalah

Ekuitas merek merupakan persepsi konsumen terhadap merek yang

dibangun atau dibentuk dengan memperkuat setiap dimensi-dimensi ekuitas

merek. Untuk membangun hal tersebut, dibutuhkan strategi komunikasi

pemasaran yang efektif melalui bauran-bauran komunikasi pemasaran yang ada.

Berangkat dari hal tersebut, maka diajukan penelitian dengan rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Bauran komunikasi pemasaran apa yang paling banyak terpapar oleh

konsumen dari produk manisan pala “Harapan Berkah” ?

2. Bagaimana ekuitas merek dari produk manisan pala UKM manisan buah

“Harapan Berkah”?

3. Bagaimana pengaruh bauran komunikasi pemasaran yang dijalankan

terhadap ekuitas merek manisan pala “Harapan Berkah”?

Page 12: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

4

Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas maka tujuan dari

penelitian ini adalah untuk:

1. Mendeskripsikan bauran komunikasi pemasaran yang paling banyak

terpapar oleh konsumen dari produk manisan pala “Harapan Berkah”.

2. Mendeskripsikan ekuitas merek produk manisan pala “Harapan Berkah” di

mata para konsumen.

3. Menganalisis pengaruh bauran komunikasi pemasaran yang dijalankan

terhadap dimensi ekuitas merek manisan pala UKM manisan buah

“Harapan Berkah”.

Kegunaan Penelitian

1. Bagi pihak UKM, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membantu

pihak UKM atau Usaha Kecil Menengah dalam menemukan strategi

komunikasi pemasaran yang cocok untuk diterapkan UKM dalam usaha

membangun ekuitas merek yang baik di mata para konsumen.

2. Bagi akademis, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan

untuk perbaikan penelitian yang lebih baik lagi di masa selanjutnya.

Page 13: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

5

PENDEKATAN TEORITIS

Tinjauan Pustaka

Komunikasi Pemasaran

Peran komunikasi tidak lepas bahkan mempunyai peran dan pengaruh kuat

dalam kehidupan, tidak terkecuali dalam bidang pemasaran. Komunikasi dan

pemasaran tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena tanpa adanya komunikasi

dalam pemasaran, masyarakat khususnya konsumen tidak akan mengetahui

tentang keberadaan suatu produk (Kusumastuti 2009). Menurut Kennedy dan

Soemanegara (2006), pemasaran itu sendiri adalah sekumpulan rancangan

kegiatan yang saling terkait untuk mengenali kebutuhan konsumen dan

mengembangkan, mendistribusikan, mempromosikan, serta menetapkan harga

yang tepat dari sebuah produk dan layanan untuk mencapai kepuasan dari

konsumen yang bertujuan untuk menghasilkan keuntungan. Lebih lanjut, Kotler

dalam Arizona (2013) mengemukakan bahwa definisi pemasaran bersandar

bersandar pada konsep ini seperti kebutuhan (needs), keinginan (wants), dan

pemintaan (demands), produk (barang, jasa, dan gagasan), nilai, biaya dan

prospek.

Menurut Keller (2009), komunikasi pemasaran adalah sarana perusahaan

untuk menginformasikan, membujuk dan mengingatkan konsumen secara

langsung maupun tidak langsung mengenai produk dan merek yang mereka jual.

Selain itu, komunikasi pemasaran juga merupakan sebuah proses manajemen

dimana perusahaan berusaha untuk membangun dialog/berinteraksi dengan para

konsumen (Fill 1999). Lebih lanjut Kennedy dan Soemanegara (2006)

menyatakan bahwa komunikasi pemasaran dapat dinyatakan sebagai kegiatan

komunikasi yang bertujuan untuk menyampaikan pesan pada konsumen dengan

menggunakan berbagai media, dengan harapan agar komunikasi dapat

menghasilkan tiga tahap perubahan, yaitu perubahan pengetahuan, perubahan

sikap, dan perubahan yang dikehendaki. Adapun jenis media yang dapat

digunakan adalah folder, poster, banner, flyer, televisi, radio, majalah, surat kabar,

dan media lainnya khususnya media massa.

Menurut para akademisi dan praktisi marketing, pemasaran pada intinya

adalah sebuah kegiatan transaksi atau proses pertukaran dengan menggunakan

teknik komunikasi didalam proses tersebut (Fill 1999). Peran komunikasi didalam

proses transaksi atau pertukaran tersebut adalah DRIP, yakni:

1. Differentiate products and service

Menunjukkan perbedaan produk dan jasa yang ditawarkan oleh suatu

perusahaan dengan perusahaan lain.

2. Remind and reassure costumers and potential costumers

Mengingatkan konsumen dan konsumen potensial tentang keberadaan

produk. Konsumen diingatkan bahwa produk yang sejak dulu dikenal

masih tetap ada dan hingga saat ini masih tersedia di pasaran.

3. Inform

Page 14: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

6

Memberi informasi dan membuat konsumen menyadari keberadaan

keberadaan produk yang ditawarkan.

4. Persuade targets to think or act in a particular way

Membujuk konsumen untuk bertindak sesuai yang dikehendaki, yakni

untuk melakukan pembelian.

Strategi Komunikasi Pemasaran

Strategi komunikasi pemasaran merupakan langkah atau jenis kegiatan

pemasaran dengan menggunakan teknik-teknik komunikasi seperti pemasaran

langsung, promosi penjualan, media penunjang, dan penjualan personal (Kennedy

dan Soemanegara 2006). Strategi komunikasi pemasaran bertujuan untuk

mencapai tiga tahap perubahan yang ditujukan bagi konsumen (Kusumastuti,

2009). Dalam perubahan ini, konsumen mengetahui keberadaan sebuah produk,

untuk apa produk itu diciptakan, dan ditujukan pada siapa (awareness),

membangkitkan keinginan untuk memiliki atau memperoleh produk (interest),

dan mempertahankan loyalitas pelanggan agar konsumen tidak beralih pada

produk lain (loyalty). Kennedy dan Soemanegara (2006) menyatakan dalam kajian

komunikasi, tahap ini dikenal sebagai AIDDA, yaitu Attention, Interest, Desire,

Desicion, dan Action, sedangkan dalam kajian perilaku konsumen dikenal sebagai

Tricomponent Attitude Model yaitu Cognitive (pengetahuan), Affection (perasaan,

dan Conative (kecenderungan perilaku).

Sumber: Kusumastuti (2009)

Gambar 1 Tahap pencapaian tujuan komunikasi dan strategi komunikasi

Tahapan Pencapaian

Tujuan Komunikasi

Strategi Komunikasi

Awareness

Stage

Interest Stage

Loyalty Stage

Knowledge

Changes Strategy

Attitude Changes

Strategy

Behavior Changes

Strategy

Page 15: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

7

Matriks 1 Karakteristik pesan pada tiap tahap komunikasi

Tahap Karakteristik Pesan

Awareness Perubahan pengetahuan

Branding (pengenalan merek)

Kemasan (bentuk dan warna)

Figur (artis cantik dan tampan, anak – anak yang

lucu, ibu yang simpatik)

Interest Perubahan sikap

Branding (penguatan merek)

Emosional (figur atau perilaku)

Kelebihan produk (fungsi dan manfaat produk)

Loyalty Perubahan perilaku

Emotional brand (kecintaan terhadap brand)

Akibat penggunaan produk lain

Pendiskreditan produk lain

Sumber: Kennedy dan Soemanegara (2006)

Pada tahap perubahan pengetahuan, pesan komunikasi baik verbal maupun

nonverbal diarahkan pada pembombastisan informasi tentang produk, mulai dari

merek, fungsi, kegunaan, kemasan, dan figur pengguna produk. Pada tahap

perubahan sikap, iklan bertujuan untuk memperkuat kedudukan merek dengan

menggunakan strategi pesan semisal kelebihan produk, gaya hidup, dan citra

perusahaan. Sedangkan pada tahap perubahan perilaku, pesan bertujuan untuk

menunjukkan alasan mengapa produk ini adalah produk terbaik jika dibandingkan

dengan produk-produk lainnya dan menumbuhkan emosional terhadap brand.

Komunikasi Pemasaran Terpadu atau Integrated Marketing

Communication (IMC)

Sejalan dengan perkembangan zaman, lingkungan komunikasi pemasaran

terus berkembang semakin sulit. Keller (2009) menyatakan bahwa lingkungan

komunikasi pemasaran telah berubah secara dramatis dalam beberapa tahun

terakhir, termasuk juga di dalamnya lingkungan media. Perkembangan teknologi

yang pesat memunculkan trend media baru, yakni internet. Maka dari itu, para ahli

pemasaran harus mempersiapkan strategi pemasaran yang jitu untuk menghadapi

persaingan yang semakin sengit dalam lingkungan komunikasi pemasaran yang

semakin sulit. Konsep yang muncul dan strategi yang popular digunakan dalam

rencana pemasaran untuk mengatasi persaingan pasar oleh beberapa ahli

marketing adalah komunikasi pemasaran terpadu atau Integrated Marketing

Communication [IMC] (Suwantara dan Taechamaneesatit 2012).

Komunikasi pemasaran terpadu (intregated marketing communication)

adalah pencampuran dan pencocokan pilihan komunikasi yang berbeda untuk

membangun kesadaran yang diinginkan terhadap citra dan gambaran yang dalam

benak konsumen (Keller 2009). Selain itu, Fitzerpatrik dalam Ibrahim dan

Page 16: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

8

Rehman (2011) menjelaskan bahwa IMC atau komunikasi pemasaran terpadu

mengandung peleburan dari fungsi-fungsi komunikasi yang terpisah kedalam

suatu cara yang memungkinkan organisasi untuk berbicara dengan “satu suara,

satu wajah”. Berbeda dengan orientasi komunikasi pemasaran tradisional yang

hanya mengandalkan strategi promosi pada media masa saja, IMC

memperhitungkan strategi yang lebih personal yang lebih berorientasi langsung

kepada konsumen akan tetapi juga turut mengikuti trend perkembangan teknologi

dan menggunakan hal tersebut sebagai bentuk pendekatan kepada konsumen,

seperti internet dan media sosial. Duncan dan Everett dikutip Fill (1999)

menyebut trend pendekatan media baru ini sebagai orchestration, whole egg dan

seamless communication.

Komunikasi pemasaran terintegrasi atau terpadu memaksa manajemen

memikirkan semua cara tentang bagaimana pelanggan berhubungan dengan

perusahaan, bagaimana perusahaan mengkomunikasikan posisinya, arti penting

relatif setiap sarana, dan masalah ketepatan waktu (Kotler dan Keller 2009).

Komunikasi semacam ini memberikan tanggung jawab pada seseorang yang

sebelumnya tidak pernah ada untuk memadukan citra merek dan pesan perusahaan

melalui ribuan kegiatan perusahaan. Hal ini senada dengan pernyataan Ibrahim

dan Rehman (2011) bahwa komunikasi pemasaran terpadu bukan hanya

komunikasi dengan konsumen, tetapi juga dengan para stakeholder lainnya seperti

pegawai, vendor, relasi bisnis, dll yang turut terlibat baik secara langsung maupun

tidak langsung.

Fill (1999) dalam bukunya yang berjudul “Marketing Communications;

contexts, content, and strategy” memberi satu contoh perusahaan yang berhasil

dalam menggunakan konsep komunikasi pemasaran terpadu atau Integrated

Marketing Communication (IMC), yaitu Häagen-Dazs. Häagen-Dazs

menunjukkan cara penggunaan yang efektif dari IMC ketika memasuki pasar

Inggris. Es krim adalah makanan tradisional anak-anak musiman, dan pasar es

krim saat itu hanya mengalami pertumbuhan atau inovasi yang sedikit. Strategi

bisnis yang diterapkan Häagen-Dazs adalah untuk menciptakan segmen pasar baru,

yang disebut sebagai segmen super premium.

Tujuan positioning tersebut adalah untuk menyajikan Häagen-Dazs sebagai

makanan yang mewah dan fashionable untuk orang dewasa. Untuk mencapai

tujuan bisnis, seluruh bauran pemasaran dikoordinasikan: produk mencerminkan

kualitas tinggi, harga yang tinggi mempengaruhi persepsi terhadap kualitas, dan

distribusi dalam peluncuran itu melalui restoran-restoran di lokasi prestisius dan

hotel bintang lima di mana Häagen-Dazs adalah satu-satunya es krim bermerek

yang ada dalam menu. Kampanye promosi menggunakan selebriti dari berbagai

lapisan masyarakat sebagai opinion leader untuk menciptakan efek riak pemasaran

dari mulut ke mulut. Kualitas media yang digunakan dan pesan itu sendiri juga

mencerminkan kualitas tema yang sama. Sejak saat itu, merek Häagen-Dazs telah

menjadi mapan dan meskipun kedatangan merek lain dari produk yang sama telah

meningkatkan kompetisi dan persaingan, merek Häagen-Dazs tetap khas dan terus

menggunakan pendekatan yang terpadu (integrated) dalam komunikasi

pemasarannya.

Page 17: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

9

Bauran Komunikasi Pemasaran

Salah satu pandangan yang popular dan memuaskan dari konsep IMC

adalah pesan yang disampaikan oleh setiap promotional tools perlu

diharmonisasikan satu sama lain agar pelanggan mendapatkan suatu kelengkapan

pesan yang konsisten (Fill 1999). Hal ini senada dengan pernyataan Kotler dan

Keller (2009) bahwa komunikasi pemasaran terintegrasi atau terpadu dapat

menghasilkan konsistensi pesan yang lebih kuat dan membantu membangun

ekuitas merek dan menciptakan dampak penjualan yang lebih besar. Alat promosi

yang digunakan dalam konsep komunikasi pemasaran terpadu adalah bauran

komunikasi pemasaran (marketing communication mix) sebagai pilihan – pilihan

komunikasi yang dikombinasikan dan dicocokkan untuk memasarkan produk atau

jasa. Target dalam proses pemasaran memerlukan perkembangan dan

implementasi dari bauran komunikasi yang beragam untuk memenuhi syarat

mencapai pasar sasaran yang dituju (Fill 1999). Elemen dari bauran komunikasi

pemasaran dikombinasikan sedemikian rupa hingga mencapai kebutuhan

segmentasi sasaran.

Kotler dan Keller (2009) menyatakan bauran komunikasi pemasaran terdiri

dari delapan model / elemen komunikasi utama, yaitu:

1. Iklan

Semua bentuk terbayar dari presentasi nonpersonal dan promosi ide,

barang, atau jasa melalui sponsor yang jelas.

2. Promosi penjualan

Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong percobaan atau

pembelian produk atau jasa.

3. Event dan pengalaman

Kegiatan dan program yang disponsori perusahaan yang dirancang untuk

menciptakan interaksi harian atau interaksi yang berhubungan dengan

merek tertentu.

4. Hubungan masyarakat dan publisitas

Beragam program yang dirancang untuk mempromosikan atau melindungi

citra perusahaan atau produk individunya.

5. Pemasaran langsung

Penggunaan surat, telepon, faksimile, e-mail, atau internet untuk

berkomunikasi secara langsung dengan meminta respons atau dialog dari

pelanggan dan prospek tertentu.

6. Pemasaran interaktif

Kegiatan dan program online yang dirancang untuk melibatkan pelanggan

atau prospek dan secara langsung atau tidak langsung meningkatkan

kesadaran, memperbaiki citra, atau menciptakan penjualan produk dan jasa.

7. Pemasaran dari mulut ke mulut

Komunikasi lisan, tertulis, dan elektronik antarmasyarakat yang

berhubungan dengan keunggulan atau pengalaman membeli atau

menggunakan produk atau jasa.

8. Penjualan personal

Interaksi tatap muka dengan satu atau lebih pembeli prospektif untuk

tujuan melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan pengadaan

pesanan.

Page 18: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

10

Matriks 2 menjabarkan berbagai kerangka dasar komunikasi yang

merupakan metode atau teknik komunikasi dalam bauran komunikasi pemasaran

yang digunakan dalam kegiatan pemasaran. Komunikasi pemasaran di

perusahaan/organisasi menggunakan kerangka atau teknik komunikasi ini untuk

menjalankan kegiatan pemasaran dan promosi produk atau jasa. Gaya dan harga

produk, bentuk, dan warna kemasan, sikap dan cara berpakaian wiraniaga,

dekorasi toko, alat tulis perusahaan, kesemuanya mengkomunikasikan sesuatu

kepada pembeli (Kotler dan Keller 2009). Semua kontak merek menghantarkan

kesan yang dapat memperkuat atau memperlemah pandangan pelanggan tentang

sebuah perusahaan.

Matriks 2 Kerangka dasar komunikasi umum

Iklan

Promosi

penjualan

Event dan

pengala-

man

Hubung-

an

masyara-

kat dan

publisitas

Pemasaran

langsung

dan

pemasaran

interaktif

Pemasar-

an dari

mulut ke

mulut

Penjual-

an

personal

Iklan cetak

dan

tayangan

Kemasan

luar

Sisipan

kemasan

Film

Brosur dan

buklet

Poster dan

selebaran

Direktori

Cetak

ulang iklan

Papan

iklan

Tanda

pajangan

Pajangan

Titik

pembelian

Bahan

audiovisual

Simbol dan

logo

Video

Kontes

Permainan

Undian

Lotere

Premi dan

hadiah

Sampel

Bazaar dan

pameran

dagang

Pameran

demonstra-

si

Kupon

Rabat

Pembiayaan

berbunga

rendah

Hiburan

Tunjangan

Pertukaran

barang

bekas

Program

kontinuitas

Tie-in

Olahraga

Hiburan

Festival

Seni

Acara

amal

Tur

pabrik

Museum

perusaha-

an

Kegiatan

jalanan

Peralatan

media

Pidato

Seminar

Laporan

tahunan

Donasi

amal

Publikasi

Hubung-

an

komuni-

tas

Lobi

Media

identitas

Majalah

perusaha-

an

Katalog

Surat

Telemarket-

ing

Belanja

elektronik

Belanja tv

Surat faks

E-mail

Surat suara

Blog

Situs web

Orang ke

orang

Chat

room

Blog

Presenta-

si

penjual-

an

Rapat

penjual-

an

Program

insentif

Sampel

Bazaar

dan

pameran

dagang

Sumber: Kotler & Keller (2009)

Page 19: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

11

Brand equity atau ekuitas merek merupakan struktur pengetahuan yang ada

dalam pemikiran atau benak konsumen mengenai merek tertentu, dan komunikasi

pemasaran memiliki peran penting dalam membentuk gambaran tersebut. Kotler

dan Keller (2009) menyatakan bahwa komunikasi pemasaran memungkinkan

perusahaan menghubungkan merek mereka dengan orang, tempat, acara, merek,

pengalaman, perasaan, dan hal-hal lainnya. Mereka dapat berkontribusi pada

ekuitas merek dengan menanamkan merek dalam ingatan dan menciptakan citra

merek, serta mendorong penjualan dan bahkan memengaruhi nilai pemegang

saham. Seperti yang diperlihatkan tabel, kegiatan komunikasi pemasaran

mempunyai andil dalam ekuitas merek dan mendorong penjualan dalam banyak

cara, yaitu dengan menciptakan kesadaran merek, menghubungkan asosiasi yang

tepat dengan citra merek dalam ingatan konsumen, menciptakan penilaian atau

perasaan merek yang positif, serta mmemfasilitasi koneksi merek dengan

konsumen yang lebih kuat.

Ekuitas Merek (Brand Equity)

Untuk mampu bertahan dalam persaingan di lingkungan pemasaran yang

semakin berubah, suatu organisasi perlu membangun suatu merek yang kuat dan

dapat mewakilkan citra baik dirinya kepada masyarakat terutama kepada

pelanggan/konsumen. Delgado-Ballester dan Munuera-Aleman menyatakan

bahwa merek yang kuat atau biasa disebut branding menyuguhkan sejumlah

manfaat bagi perusahaan termasuk berkurangnya kerentanan terhadap aksi

pemasaran kompetitif, margin yang lebih besar, kerjasama perantara yang lebih

besar dan dukungan, dan peluang perluasan merek (Abdollahi et al 2011). Lebih

lanjut Kennedy dan Soemanegara (2006) menambahkan bahwa pengusahan tidak

hanya menerapkan strategi positioning sebuah produk di pasar melalui penetapan

standardisasi mutu dan kualitas pelayanan, tetapi juga berusaha mempertahankan

brand position di benak konsumen melalui pemantapan strategi promosi. untuk

mempertahankan brand position ini, suatu produk perlu memiliki ekuitas merek

yang kuat. Sama seperti halnya brand position dalam benak konsumen, ekuitas

merek juga dibentuk dari persepsi dan gambaran yang konsumen miliki terhadap

suatu produk atau merek.

Persepsi Konsumen

Persepsi menekankan bagaimana seseorang/individu melihat dan

mengartikan lingkungannya, dengan menyeleksi, mengorganisasikan, dan

menginterpretasikan stimuli yang ada sehingga dapat dipahami (Fill 1999).

Stimuli pemasaran (marketing stimuli) memiliki kualitas sensori yang penting,

dimana stimuli dalam pemasaran menekankan kepada warna, bau, suara, selera

dan rasa, sentuhan, dan bahkan “feel” yang ada pada produk ketika konsumen

membentuk evaluasi terhadap produk tersebut (Solomon et al 2006). Persepsi ini

sangat penting untuk diperhitungkan dalam komunikasi pemasaran dimana

konsumen sebagai target individunya, sebab gambaran atau apa yang ada dalam

benak konsumen terhadap suatu merek atau produk lah yang menentukan perilaku

konsumen apakah akan membeli produk tersebut atau tidak.

Page 20: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

12

Persepsi konsumen adalah keyakinan dan gambaran yang tercermin dari

asosiasi-asosiasi pada produk/merek yang terjadi dalam memori konsumen dan

akan menimbulkan citra suatu merek (Kotler dan Lane dalam Brotanamala 2013).

Konsumen menghubungkan persepsi atau gambaran yang mereka punya kepada

produk dan kemudian kepada perusahaan atau organisasi yang membuatnya.

Konsep memposisikan produk dalam benak konsumen ini lah yang menurut

Schiffman dan Kanuk dalam Fill (1999) merupakan fundamental bagi strategi

pemasaran. Setiap orang memiliki ambang persepsi yang berbeda. Sebuah

stimulus harus disajikan dalam tingkat intensitas tertentu sebelum dapat dideteksi

oleh penerima sensor sebab kemampuan konsumen untuk mendeteksi apakah dua

stimuli berbeda atau tidak lah yang merupakan isu penting yang harus

diperhatikan dalam konteks pemasaran manapun, seperti merubah desain kemasan,

ukuran atau mengurangi harga dari produk tersebut (Solomon et al 2006).

Penelitian yang dilakukan Sumarwan et al (2010) menunjukkan pengaruh

persepsi konsumen Indoeskrim Meiji terhadap terhadap harga dan intensitas iklan

pada dimensi ekuitas merek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi

persepsi kualitas merek memiliki kontribusi terendah dan bentuk hubungan yang

negatif terhadap ekuitas merek. Hal tersebut dipengaruhi oleh variabel harga yang

memiliki kontribusi terendah terhadap kualitas merek. Harga yang tinggi pada

produk es krim ternyata akan membuat persepsi kualitas yang negatif terhadap

produk tersebut. Hal tersebut menunjukkan bahwa harga yang tinggi belum tentu

dikaitkan dengan produk yang mempunyai kesan kualitas yang baik. Harga yang

terlalu tinggi bahkan menjadikan persepsi kualitas secara keseluruhan akan negatif

dan bahkan menurunkan ekuitas merek. Dengan demikian, sudah jelas bahwa

persepsi konsumen mempunyai pengaruh besar terhadap merek suatu

organisasi/perusahaan. Hal ini dikarenakan gambaran atau persepsi yang ada

dalam benak konsumen dapat mempengaruhi bagaimana sikap atau respon

konsumen terhadap produk yang kemudian turut mempengaruhi ekuitas merek

dari produk tersebut secara keseluruhan.

Definisi Ekuitas Merek (Brand Equity)

Ekuitas merek adalah ukuran dari beberapa komponen, termasuk keyakinan,

citra, dan asosiasi-asosiasi lain yang konsumen miliki terhadap produk tertentu

(Fill 1999). Berikut terdapat beberapa pengertian dari ekuitas merek atau brand

equity menurut ahli yang dikemukakan dalam beberapa penelitian:

a. Aaker menyatakan bahwa ekuitas merek adalah seperangkat aset dan

keterpercayaan merek yang terkait dengan merek tertentu, nama dan atau

simbol, yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan

oleh sebuah produk atau jasa, dalam hubungannya dengan

konsumen/pelanggan (Franco dan Ramos 2005).

b. Ekuitas merek merupakan pengetahuan merek (brand knowledge) yang

merupakan gambaran dan persepsi konsumen terhadap asosiasi merek

(Keller 2009).

c. Kimetal (2008) menyebutkan bahwa ekuitas merek adalah persepsi

terhadap nilai suatu produk/merek yang ada dalam pikiran konsumen

(Abdollahi et al 2011).

Page 21: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

13

d. Keller dan Kotler (2009) mendefinisikan brand equity sebagai nilai

tambah yang diberikan suatu merek kepada suatu produk dan jasa,

direfleksikan dengan cara bagaimana seorang pelanggan, berfikir,

merasakan, serta bertindak secara baik kepada sebuah merek.

e. Lassar et al dikutip Setyaningsih (2008) menyatakan bahwa ekuitas merek

merupakan persepsi konsumen terhadap keistimewaan suatu merek

dibandingkan dengan merek yang lain

f. Ekuitas merek merupakan suatu keunggulan merek berdasarkan manfaat

yang dirasakan oleh konsumen (Suwantara dan Taechamaneesatit 2012).

Dari penjabaran definisi ekuitas merek tersebut, dapat dikatakan secara garis

besar ekuitas merek merupakan persepsi konsumen atau gambaran yang ada

dalam benak konsumen terhadap suatu merek tertentu. Keller (2009)

menyebutkan bahwa terdapat dua motivasi utama dalam mempelajari ekuitas

merek. Satu adalah berdasarkan motivasi untuk menetapkan nilai dari suatu merek

lebih tepatnya lagi untuk tujuan akutansi atau untuk tujuan penggabungan,

perolehan, ataupun tujuan pencabutan. Motivasi lainnya untuk mempelajari

ekuitas merek berangkat dari motivasi berbasis strategi untuk meningkatkan

produktivitas pemasaran.

Dimensi-Dimensi ekuitas merek

Ekuitas merek mempunyai kelebihan dalam membantu

perusahaan/organisasi bersaing dan bertahan dalam persaingan pasar. Untuk

membentuk ekuitas merek sebagaimana yang diinginkan oleh

perusahaan/organisasi kepada setiap pelanggannya, sebelumnya perlu

dipertimbangkan komponen atau dimensi-dimensi yang membentuk suatu

keseluruhan ekuitas merek. Penelitian Yoo et al (2000) menyebutkan bahwa

ekuitas merek atau brand equity dapat dibentuk, dibangun, dipertahankan bahkan

diperluas dengan cara memperkuat setiap dimensi-dimensi dari ekuitas merek.

Terdapat dua pendapat tentang dimensi yang membentuk ekuitas merek atau

brand equity.

Pertama adalah dimensi-dimensi ekuitas merek yang dikemukakan oleh

Aaker dalam beberapa penelitian (dalam Yoo et al 2000; Franco dan Ramos 2005;

Setyaningsih 2008; Sumarwan et al 2010; Abdollahi et al 2011; Danibrata 2011;

Suwantara dan Taechamaneesatit 2012), yakni yang terdiri dari:

1) Kesadaran merek (brand awareness)

2) Citra merek (brand image)

3) Kualitas merek (brand quality)

4) Kesetiaan merek (brand loyalty), dan

5) Aset-aset lain yang berkaitan dengan merek (other proprietary brand

assets).

Pada beberapa penelitian (Danibrata 2011; Suwantara dan Taechamaneesatit

2012), dimensi ekuitas merek yang kelima, yakni other proprietary brand assets

tidak digunakan karena hal tersebut berhubungan langsung dengan perspektif dari

pemilik merek dan bukan dengan konsumen. Kedua adalah pendapat dari Keller

(2009) yang menyatakan bahwa ekuitas merek merupakan pengetahuan tentang

merek (brand knowledge) yang ada dalam benak konsumen. Pengetahuan merek

Page 22: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

14

terdiri dari kesadaran merek (brand awareness) dan citra merek (brand image)

sebagai indikator dari ekuitas merek.

Berikut terdapat pengertian dari masing-masing dimensi ekuitas merek

Aaker berdasarkan penelitian (dalam Yoo et al 2000; Franco dan Ramos 2005;

Setyaningsih 2008; Sumarwan et al 2010; Abdollahi et al 2011; Danibrata 2011;

Suwantara dan Taechamaneesatit 2012):

1. Brand awareness (kesadaran merek) adalah kemampuan konsumen dalam

menyadari, mengakui dan mengingat suatu merek. Terdapat tahap – tahap

dalam menciptakan kesadaran merek, yakni diantaranya:

a. Top of Mind

Merek yang menjadi top of mind adalah merek yang muncul pertama kali

dibenak konsumen jika dikaitkan dengan produk tertentu.

b. Brand recall

Merek yang masuk kategori ini adalah merek yang dapat disebutkan oleh

konsumen dengan cepat dan di luar kepala ketika dikaitkan dengan produk

tertentu.

c. Brand recognition

Pada tingkatan ini, konsumen tidak ingat akan sebuah merek, tetapi

konsumen akan kembali ingat dan sadar akan merek tersebut setelah

diingatkan kembali.

d. Unaware of brand

Merek pada tingkat ini adalah merek yang sama sekali tidak diingat oleh

konsumen. Dengan kata lain, konsumen tidak menyadari adanya merek

tersebut.

2. Brand association (asosiasi merek) atau brand image (citra merek) merupakan

segala sesuatu dalam ingatan konsumen yang berkaitan dengan suatu merek.

3. Perceived quality (persepsi kualitas) didefinisikan sebagai penilaian atau

persepsi konsumen terhadap kualitas dan keunggulan suatu merek, baik pada

produk maupun jasa.

4. Brand loyalty (loyalitas merek) adalah komitmen konsumen untuk tetap

memberikan penilaian positif terhadap suatu merek dan melakukan pembelian

berulang.

Fill (1999) menyatakan bahwa ekuitas merek adalah hal yang penting untuk

diperhatikan karena meningkatnya minat dalam usaha untuk mengukur hasil dari

investasi promosional dan memberi nilai tambah pada merek untuk tujuan

keseimbangan balanced sheet purposes. Merek yang memiliki ekuitas yang kuat

akan mampu mempertahankan franchise konsumen dan bertahan dari serangan –

serangan perusahaan saingan lain, seperti Coke, Kodak, Levi’s, dan Nike.

Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa komunikasi pemasaran terpadu (IMC)

perlu dipertimbangkan para pengusaha dalam membantu perusahaan/organisasi

menghadapi persaingan pasar. Begitu juga dengan menggunakan komunikasi

pemasaran tersebut untuk membentuk ekuitas merek yang baik dimata para

pelanggan/konsumen. Isnaini (2009) menyebutkan, tanpa adanya promosi,

konsumen tidak akan mengenal dan atau bahkan mempergunakan produk atau

jasa yang ditawarkan suatu organisasi/perusahaan, baik yang berskala besar,

Page 23: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

15

menengah, maupun yang berskala kecil. Para pengusaha kecil terutama perlu

memperhitungkan strategi komunikasi pemasaran yang jitu dan cocok diterapkan

sesuai situasi dan kondisi mereka untuk membentuk ekuitas merek yang baik di

mata pelanggan/konsumen agar mendapatkan tempat di pasar dan dapat bertahan

didalamnya.

UKM atau Usaha kecil dan Menengah adalah salah satu pengusaha kecil

yang membutuhkan manajemen atau pengelolaan komunikasi pemasaran yang

baik. Di Indonesia, terdapat beberapa konsep UKM yang berbeda tergantung pada

siapa yang mendefinisikannya. Berikut adalah beberapa definisi UKM yang

dikemukakan dalam penelitian Isnaini (2009):

a. Departemen perindustrian dan perdagangan di Indonesia menetapkan bahwa

skala usaha UKM dibagi menjadi industri mikro (1-4 pekerja), industri kecil

(5-19 pekerja), dan industri menengah (20-99 pekerja).

b. Departemen koperasi dan usaha kecil menengah mengelompokkan UKM

menjadi tiga kelompok berdasarkan total asset, total penjualan tahunan, dan

status usaha yaitu usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah. Usaha mikro

adalah kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dan bersifat tradisional dan

informal, dalam arti belum terdaftar, belum tercatat, dan belum berbadan

hukum. Hasil penjualan bisnis tersebut paling banyak 100 juta. Usaha kecil

adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memenuhi kriteria: a) usaha yang

memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200 juta, tidak termasuk tanah dan

bangunan tempat usaha; b) usaha yang memiliki penjualan tahunan paling

banyak Rp 1 miliar; c) usaha yang berdiri sendiri, bukan perusahaan atau

cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau terafiliasi baik langsung

maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau berskala besar; dan d)

berbentuk usaha yang dimiliki orang perorangan, badan usaha yang tidak

berbadan hukum atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.

c. Usaha menengah adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memenuhi kriteria: a)

usaha yang memiliki kekayaan bersih lebih besar Rp 200 juta sampai dengan

paling banyak Rp 10 miliar, tidak termasuk tanah dan bangunan usaha; b)

usaha yang berdiri sendiri, bukan perusahaan atau cabang perusahaan yang

dimiliki, dikuasai atau terafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan

usaha menengah atau berskala besar; dan c) berbentuk usaha yang dimiliki

orang perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum atau badan usaha

yang berbadan hukum, termasuk koperasi.

Adapun penjelasan mengenai UKM yang tertera dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Definisinya adalah sebagai berikut:

1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan

usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur

dalam Undang-Undang ini.

2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah

atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud

dalam Undang-Undang ini.

Page 24: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

16

3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil

atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

Kriteria usaha mikro, kecil, dan menengah lebih rinci dijelaskan pada tabel

berikut:

Tabel 1 Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menurut UU

Nomor 20 tahun 2008 berdasarkan aset dan omset usaha

Uraian

Kriteria

Asset (Rupiah) Omzet (Rupiah)

Usaha Mikro Maks. 50 Juta Maks. 300 Juta

Usaha Kecil > 50 Juta – 500

Juta

> 300 Juta – 2,5 Miliar

Usaha Menengah > 500 Juta – 10

Miliar

> 2,5 Miliar – 50 Miliar

Sumber: BAPPENAS 2008

Secara garis besar, UKM merupakan usaha berskala kecil yang pada

umumnya merupakan milik keluarga dan dijalankan oleh keluarga. Tidak adanya

modal yang cukup, pasar yang terbatas dan tersebar letaknya, pengetahuan

manajerial yang terbatas, cenderung membatasi luas usaha atau menyebabkan

banyak industry, terutama yang berskala kecil tidak dapat memperluas volume

produksinya (Chandradhy 1978). Sedangkan di sisi lain, para pengusaha besar

telah menjadi sangat kuat, dan kedudukannya yang kuat ini diperkokoh oleh

keahliannya dalam bidang pemasaran.

UKM mempunyai peran penting dalam membantu perekonomian nasional,

akan tetapi daya saing UKM di Indonesia masih terbilang cukup rendah (Suryana

2001). Kementerian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)

mengemukakan, daya saing Usaha Kecil Mikro (UKM) Indonesia masih sangat

rendah sekitar 3.5 dari skor 1-10 dibandingkan negara-negara ASEAN.

Berdasarkan data APEC tahun 2006, daya saing UKM Indonesia masih di bawah

negara-negara ASEAN seperti Filipina, Thailand, dan Malaysia (AntaraNews

2011)2. Padahal jika diberdayakan, UKM dapat menjadi salah satu alternatif yang

dilakukan untuk mengatasi ketergantungan kepada negara-negara lain terutama

dalam bahan baku, komponen-komponen dasar, dan tenaga ahli dalam

menggerakkan mesin produksi di berbagai sektor sehingga mampu menghasilkan

produk berkualitas global (Suryana 2001). Sebagai suatu usaha yang berperan

penting dalam pengembangan usaha di Indonesia, selama ini para pengusaha

perusahaan berskala kecil dan menengah, atau lebih dikenal pengusaha UKM

(Usaha Kecil Menengah), belum secara maksimal mempromosikan produknya,

2 Diunduh pada 2013 Desember 18, Tersedia pada:

http://www.antaranews.com/berita/251275/bappenas-daya-saing-ukm-indonesia-masihrendah

Page 25: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

17

baik itu melalui media koran, majalah maupun pameran-pameran yang diadakan

baik oleh pemerintah, BUMN maupun pihak swasta (“UKM Online Indonesia”

yang dikutip Isnaini 2009).

Temuan dari penelitian (Suryana 2001) menunjukkan bahwa UKM pada

umumnya bermodal kecil. Hal ini merupakan penghambat keleluasaan UKM

untuk melakukan berbagai aktivitas seperti pengembangan produk,

pengembangan teknologi, pengembangan kemasan, promosi, dan pemasaran. Oleh

karena itu, tidak hanya para pengusaha besar, namun para pengusaha kecil seperti

UKM juga perlu mempertimbangkan komunikasi pemasaran terpadu (IMC) untuk

menemukan metode yang paling cocok dari bauran komunikasi pemasaran dan

dapat dijalankan diterapkan oleh UKM. Selain itu juga untuk membentuk ekuitas

merek UKM yang baik di mata para pelanggan/konsumen agar mendapat tempat

dan bertahan dalam pasar dan mampu bersaing dengan para pengusaha lainnya.

Kerangka Pemikiran

Untuk bertahan dan mendapat tempat dalam pasar, UKM perlu

mempertimbangkan membentuk ekuitas merek yang baik dan kuat di mata para

pelanggan/konsumen. Komunikasi pemasaran memainkan peran penting dalam

membangun dan membentuk persepsi konsumen terhadap ekuitas merek tersebut

(Keller 2009). Oleh karena itu, dalam kerangka analisis ini akan dilihat bagaimana

pengaruh bauran komunikasi pemasaran yang dijalankan UKM manisan buah

“Harapan berkah” untuk memasarkan produknya terhadap dimensi ekuitas merek

produk UKM tersebut, yakni manisan pala baik secara keseluruhan maupun secara

parsial.

Bauran komunikasi pemasaran yang akan dilihat adalah: (1) iklan, (2)

promosi penjualan, (3) acara dan pengalaman, (4) hubungan masyarakat dan

publisitas, (5) pemasaran langsung, (6) pemasaran interaktif, (7) pemasaran dari

mulut ke mulut, dan (8) penjualan tatap muka (personal). Dari bauran komunikasi

yang ada kemudian akan dilihat pengaruhnya terhadap ekuitas merek dari produk

manisan pala UKM manisan buah “Harapan Berkah”. Hasil dari analisis ini

diharapkan dapat menemukan bauran komunikasi pemasaran apa yang memiliki

pengaruh paling kuat dalam membangun ekuitas merek yang baik bagi produk

manisan pala UKM manisan buah “Harapan Berkah”.

Page 26: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

18

Keterangan:

= mempengaruhi

Gambar 2 Kerangka pemikiran “Pengaruh Bauran Komunikasi Pemasaran

terhadap Ekuitas Merek Produk Manisan Pala UKM Harapan Berkah

Hipotesis

1. Diduga terdapat pengaruh signifikan bauran komunikasi pemasaran secara

keseluruhan terhadap ekuitas merek.

2. Diduga terdapat pengaruh signifikan bauran komunikasi pemasaran secara

parsial terhadap ekuitas merek.

Definisi Operasional

Dalam upaya memperkenalkan suatu produk, perlu dilakukan usaha

pemasaran melalui komunikasi pemasaran. Lebih lanjut, suatu produk dapat

dilihat ekuitas mereknya melalui upaya-upaya komunikasi pemasaran tersebut.

Untuk elemen bauran komunikasi pemasaran, responden akan dilihat tingkat

keterdedahannya melalui bauran komunikasi pemasaran apa saja yang mereka

akses ketika mendapatkan informasi tentang manisan pala “Harapan Berkah”

dengan berdasarkan jawaban Ya= 1, Tidak= 0.

A. Bauran komunikasi pemasaran atau bauran promosi adalah nilai skor tingkat

keterdedahan responden terhadap bentuk-bentuk komunikasi pemasaran

ketika mendapat informasi mengenai produk manisan pala “Harapan Berkah”.

(Skor = 0-26)

1. Iklan adalah nilai skor tingkat keterdedahan responden yang mengetahui iklan

yang dijalankan oleh UKM manisan buah “Harapan Berkah”. Iklan tersebut

berupa iklan acara atau tayangan di televisi (TV), spanduk, brosur, kemasan,

selebaran, stiker, dan internet. (Skor = 0-7)

Ekuitas Merek

(Brand Equity)

1. Iklan

2. Promosi Penjualan

3. Acara dan Pengalaman

4. Hubungan Masyarakat

dan Publisitas

5. Pemasaran langsung

6. Pemasaran interaktif

7. Pemasaran dari mulut ke

mulut

8. Penjualan tatap muka

(personal)

Page 27: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

19

2. Promosi penjualan adalah nilai skor tingkat keterdedahan responden yang

mengetahui promosi penjualan yang dijalankan oleh UKM manisan buah

“Harapan Berkah”. Promosi penjualan tersebut adalah potongan harga,

penurunan harga, dan bazaar atau pameran dagang. (Skor = 0-3)

3. Event dan pengalaman adalah nilai skor tingkat keterdedahan responden yang

mengetahui acara dan pengalaman yang dijalankan oleh UKM manisan buah

“Harapan Berkah”. Acara dan pengalaman tersebut berupa acara hiburan,

undangan instansi, hajatan dan kunjungan ke UKM. (Skor = 0-4)

4. Hubungan masyarakat dan publisitas adalah nilai skor tingkat keterdedahan

responden yang mengetahui hubungan masyarakat dan publisitas yang

dijalankan oleh UKM manisan buah “Harapan Berkah”. Hubungan

masyarakat dan publisitas tersebut berupa hubungan komunitas dan jumling

atau jumat keliling. (Skor 0-2)

5. Pemasaran langsung adalah nilai skor tingkat keterdedahan responden yang

mengetahui pemasaran langsung yang dijalankan oleh UKM manisan buah

“Harapan Berkah”. Pemasaran langsung tersebut berupa penggunaan surat

dan telepon atau telemarketing. (Skor = 0-2)

6. Pemasaran interaktif adalah nilai skor tingkat keterdedahan responden yang

mengetahui pemasaran langsung yang dijalankan oleh UKM manisan buah

“Harapan Berkah”. Pemasaran interaktif tersebut berupa penggunaan situs

web untuk belanja online dan media sosial facebook. (Skor = 0-2)

7. Pemasaran dari mulut ke mulut adalah nilai skor tingkat keterdedahan

responden yang mengetahui pemasaran dari mulut ke mulut yang dijalankan

oleh UKM manisan buah “Harapan Berkah”. Pemasaran dari mulut ke mulut

tersebut berupa percakapan langsung atau menggunakan saluran komunikasi

seperti telepon, sms, dan chat melalui media sosial dengan keluarga/ saudara/

tetangga/ teman/ rekan kerja yang membicarakan atau merekomendasikan

produk manisan pala “Harapan Berkah”. (Skor = 0-4)

8. Penjualan personal adalah nilai skor tingkat keterdedahan responden yang

mengetahui penjualan personal yang dijalankan oleh UKM manisan buah

“Harapan Berkah”. Bentuk penjualan personal tersebut melalui agen (sales

person) dan pemberian sampel. (Skor = 0-2)

B. Ekuitas merek adalah nilai skor persepsi responden terhadap segala sesuatu

yang terkait dengan produk manisan pala “Harapan Berkah”. (Skor = 0-16)

9. Brand awareness (kesadaran merek) adalah nilai skor persepsi responden

dalam menyadari keberadaan manisan pala merek “Harapan Berkah”. (Skor =

0-4)

Page 28: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

20

10. Citra merek atau brand image (brand associations) adalah nilai skor persepsi

responden terhadap nama, logo atau simbol, bentuk dan warna pada produk

manisan pala merek “Harapan Berkah”. (Skor = 0-4)

11. Perceived quality (persepsi kualitas) adalah nilai skor persepsi responden

terhadap keunggulan produk manisan pala merek “Harapan Berkah”. (Skor =

0-4)

12. Brand loyalty (loyalitas merek) adalah nilai skor persepsi responden untuk

komitmen tetap memilih produk manisan pala merek “Harapan Berkah”.

(Skor = 0-4)

Page 29: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

21

PENDEKATAN LAPANG

Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian dengan

menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung oleh pendekatan kualitatif.

Hal ini dilakukan untuk memperkaya data dan lebih memahami fenomena sosial

yang diteliti. Teknik penelitian yang digunakan dalam pendekatan kuantitatif

adalah teknik penelitian survey, yaitu penelitian yang mengambil sampel dari

suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data primer

(Singarimbun dan Effendi 2008). Unit analisis dalam penelitian ini adalah

individu, yakni konsumen manisan pala “Harapan Berkah”. Sedangkan

pendekatan kualitatif dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam dengan

pihak UKM manisan buah “Harapan Berkah” untuk mendukung dan melengkapi

data yang didapat pada data kuantitatif. Metode penelitian ini digunakan untuk

menjelaskan pengaruh variabel bebas (X), yakni variabel iklan (X1), promosi

penjualan (X2), acara dan pengalaman (X3), hubungan dan masyarakat (X4),

pemasaran langsung (X5), pemasaran interaktif (X6), pemasaran dari mulut ke

mulut (X7), dan penjualan personal (X8) terhadap variabel terikat (Y), yaitu

variabel ekuitas merek.

Lokasi dan Waktu

Penentuan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu di

lokasi-lokasi dimana terdapat konsumen dari UKM manisan pala. Lokasi yang

dipilih adalah tempat di pusat atau sentra manisan pala, yakni konsumen yang

merupakan warga di daerah Dramaga, Kabupaten Bogor serta konsumen di kios-

kios/toko “Oleh-Oleh Khas Bogor” yang menjajakan manisan pala “Harapan

Berkah”, yakni di daerah Terminal BaranangSiang, Kota Bogor. Pemilihan lokasi

ini dilakukan karena kedua tempat tersebut merupakan tempat yang paling

memungkinkan untuk menjumpai konsumen manisan pala “Harapan Berkah”.

Selain itu, pemilihan objek penelitian manisan pala produksi dari UKM manisan

buah “Harapan Berkah” ini dikarenakan UKM ini telah bertahan selama lebih dari

20 tahun di tengah perubahan dan perkembangan zaman. Selain itu juga karena

UKM manisan buah “Harapan Berkah” ini merupakan salah satu UKM bimbingan

LPPM-IPB dan merupakan salah satu UKM berprestasi tahun 2012. Penelitian ini

dilakukan selama lima bulan yaitu dari Bulan Januari hingga Bulan Juni 2014.

Kegiatan dalam penelitian ini meliputi penyusunan proposal skripsi, kolokium,

perbaikan proposal skripsi, pengambilan data lapang, pengolahan dan analisis data,

penulisan draft skripsi, uji petik, sidang skripsi, dan perbaikan laporan skripsi.

Page 30: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

22

Teknik Menentukan Responden

Salah satu hal yang menakjubkan dalam penelitian ialah kenyataan bahwa

kita dapat menduga sifat-sifat suatu kumpulan objek penelitian hanya dengan

mempelajari dan mengamati sebagian dari kumpulan itu (Rakhmat 1997).

Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen manisan pala dari UKM manisan

buah “Harapan Berkah” dengan satuan unit analisis adalah konsumen secara

individu. Pemilihan responden ini dilakukan berdasarkan teknik accidental

sampling. Teknik accidental sampling termasuk kedalam rancangan sampling

non-probabilitas yang tidak menggunakan prinsip kerandoman, yaitu mengambil

sampel siapa saja yang ada atau kebetulan ditemui (Rakhmat 1997). Teknik

tersebut dipilih karena kerangka populasi dalam penelitian ini tidak diketahui

secara pasti, sehingga responden yang dipilih tidak disengaja yaitu responden

yang berada di lokasi saat peneliti sedang melakukan penelitian. Jumlah

responden yang diambil berjumlah 50 orang, yakni sejumlah 20 orang di kios-kios

atau toko agen pengecer manisan pala “Harapan Berkah” di Terminal

BaranangSiang, Kota Bogor dan 30 orang konsumen yang merupakan warga

sekitar di daerah Dramaga, Kabupaten Bogor.

Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer yang digali berupa bauran komunikasi pemasaran yang

dilakukan oleh UKM manisan buah “Harapan Berkah” dalam memasarkan produk

manisan pala melalui bauran komunikasi pemasaran. Data primer didapatkan

melalui kuesioner yang disebar kepada 50 responden, yaitu konsumen manisan

pala. Kuesioner ini berupa daftar pernyataan dengan tujuan untuk memperoleh

data dan informasi yang relevan dari responden konsumen manisan pala.

Sedangkan sumber data sekunder diperoleh dari wawancara dengan pihak UKM

manisan pala itu sendiri, yakni pemilik dan pemasar UKM manisan buah

“Harapan Berkah” untuk melengkapi dan mendukung data primer.

Data kuantiatif yang diperoleh dari kuesioner dikumpulkan dan dimasukkan

(di-entry) dengan menggunakan Microsoft Excel 2007. Setelah terkumpul,

kemudian data diolah secara statistik dengan menggunakan softwareSPSS 20.0 for

Windows. Ada beberapa cara untuk menguji hubungan antara variabel, di

antaranya tabulasi silang, rumus kai kuadrat, korelasi dan regresi (Singarimbun

dan Effendi 2008). Analisis regresi adalah analisis yang digunakan untuk

mengetahui besarnya pengaruh satu variabel bebas atau lebih terhadap satu

variabel terikat (Sunyoto 2011). Apabila banyaknya variabel bebas hanya ada satu,

disebut sebagai regresi linier sederhana, sedangkan apabila terdapat lebih dari 1

variabel bebas, disebut sebagai regresi linier berganda. Analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda. Analisis

regresi linier berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih

variabel bebas (X1, X2,.....Xn) dengan variabel terikat (Y). Analisis ini untuk

mengetahui arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat apakah

masing-masing variabel bebas berhubungan positif atau negatif dan untuk

memprediksi nilai dari variabel bebas apabila nilai variabel bebas mengalami

kenaikan atau penurunan (Sunyoto 2011).

Page 31: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

23

UKM MANISAN BUAH “HARAPAN BERKAH”

Sejarah terbentuknya UKM manisan buah “Harapan Berkah”

UKM manisan buah “Harapan Berkah” merupakan salah satu UKM yang

memproduksi manisan pala. UKM ini dirintis oleh Ibu Hafsah sejak tahun 1982.

Ibu Hafsah dahulu merupakan seorang kuli pala, dimana dari hasil menjadi kuli

pala inilah Ibu Hafsah memiliki keterampilan membuat manisan pala serta

mendapat upah untuk modal membangun usaha manisan pala sendiri. Modal awal

dari hasil tabungan sebagai kuli pala tersebut hanya sebesar lima puluh (50) ribu

rupiah. Berawal dari modal lima puluh ribu itu pula, usaha manisan pala mulai

berkembang sedikit demi sedikit. Ibu Hafsah memulai usaha manisan pala sebagai

produksi rumahan dengan bahan baku serta alat seadanya. Mulai dari pengupasan

hingga pengemasan semua Ibu Hafsah lakukan sendiri dengan terkadang sedikit

bantuan dari keluarga yakni anak-anak dan suaminya.

Usaha kecil-kecilan ini pada awalnya dipasarkan ke warung-warung

terdekat serta penawaran melalui mulut ke mulut ke sanak saudara. Berkat

kegigihan dan kesabaran dari Ibu Hafsah, sedikit demi sedikit usaha ini terus

berlanjut. Anak beliau yang bernama Yuli turut membantu dalam bidang

pemasaran. Yuli memasarkan di tempat ia menuntut ilmu yaitu di Sekolah

semenjak tingkat SMP hingga SMA. Selain anak kandungnya, adapun adik

kandung dari Ibu Hafsah yang bernama Illa yang turut membantu dalam proses

produksi. Tempat produksi olahan buah pala terletak di kediaman Ibu Hafsah.

Dahulu rumah beliau yang berukuran 100 m2

ini hanya memiliki satu lantai saja.

Namun karena usahanya terus berkembang, pada akhirnya ibu Hafsah

membangun lantai kedua yang dikhususkan sebagai tempat produksi. Usaha

manisan ibu Hafsah mulai menunjukkan perkembangan yang signifikan semenjak

adanya bantuan dari LPPM IPB.

Pada awalnya, LPPM IPB melakukan survai usaha pertanian berpotensi di

17 desa lingkar kampus IPB. Dari kegiatan survai tersebut lah LPPM IPB

menemukan usaha manisan pala Ibu Hafsah dan kemudian usaha ibu Hafsah

menjadi salah satu usaha kecil yang berada dibawah bimbingan LPPM IPB.

LPPM IPB membimbing usaha-usaha kecil seperti Ibu Hafsah dengan banyak

melakukan pelatihan-pelatihan tentang menjalankan usaha yang baik seperti cara

pembukuan serta manajemen keuangan yang baik. Setelah beberapa kali pelatihan,

LPPM IPB kemudian melepas para usaha kecil yang dinilainya sudah mampu

untuk mandiri dan mengembangkan usaha sendiri, akan tetapi masih tetap

dibawah pengawasan pihak LPPM IPB.

Selain memberikan pelatihan, LPPM IPB juga memberikan beberapa

bantuan kepada Ibu Hafsah. Bantuan tersebut berupa mesin pengering (oven) dan

keramik untuk meperbaiki lantai tempat produksi manisan pala untuk alasan

kebersihan. LPPM IPB juga menjembatani usaha Ibu Hafsah dengan pihak bank

untuk mendapatkan bantuan modal untuk mengembangkan usaha. Ibu Hafsah

mendapat bantuan modal sebesar enam puluh (60) juta rupiah dari Bank BTN.

Manisan buah yang mulanya diberi pewarna berbahaya kini sudah diganti dengan

pewarna alami yang sudah melalui lulus uji departmen Kimia IPB. Selain itu

LPPM juga mendaftarkan produk manisan buah ini ke Badan Pengawasan Obat

Page 32: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

24

dan Makanan (BPOM). Setelah itu, usaha manisan pala ibu Hafsah berkembang

menjadi UKM (Usaha Kecil Menengah/Mikro) dengan nama UKM MANISAN

BUAH “HARAPAN BERKAH” dan berproduksi hampir setiap hari.

Profil UKM manisan buah “Harapan Berkah”

UKM manisan buah “Harapan Berkah” merupakan salah satu Usaha Mikro,

Kecil, Menengah (UMKM) dengan total omzet penghasilan perbulan sebesar 60

sampai 100 juta rupiah. Berdasarkan nilai omzet yang dijadikan kriteria Usaha

Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), menurut UU Nomor 20 tahun 2008 UKM

manisan buah “Harapan Berkah” ini termasuk dalam golongan usaha kecil. Usaha

kecil yang didirikan oleh Ibu Hafsah ini memiliki bentuk organisasi semi formal,

karena sudah memiliki struktur organisasi yang jelas, pembukuan, dan karyawan

tetap namun peraturan untuk karyawan tidak dalam bentuk tertulis serta masih

terkandung budaya tradisonal yang non formal didalamnya, seperti rasa

kekeluargaan. Ibu Hafsah sebagi pemilik usaha bertanggung jawab penuh

terhadap jalannya unit usaha, kemudian kepala karyawan atau supervisor yakni

Ibu Illa yang merupakan adik kandung dari Ibu Hafsah yang bertugas mengontrol

karyawan saat bekerja dan secara tidak langsung bertanggung jawab di bidang

produksi. Yuli yang merupakan anak kandung dari Ibu Hafsah bertanggung jawab

dalam bagian marketing dan mencakup sebagai hubungan masyarakat (humas).

UKM manisan buah “Harapan Berkah” kini mempunyai pekerja sebanyak

tiga puluh (30) orang yang kebanyakan juga merupakan warga sekitar UKM. Para

pekerja di UKM manisan buah “Harapan Berkah” dibagi sesuai dengan bagian

produksi yang dikerjakan. Terdapat lima bagian produksi, yakni pengupasan dan

pengembangan, perendaman dan pengadukan, penggulaan, pengeringan, dan

pengemasan. Kebanyakan pekerja di UKM manisan buah “Harapan Berkah”

merupakan para ibu rumah tangga, khususnya untuk bagian pengupasan dan

pengembangan karena dapat dilakukan di rumah masing-masing. Upah untuk

bagian pengupasan dan pengembangan dihargai sebesar 30 rupiah per buah pala.

Sedangkan upah bersih untuk pekerja di bagian lain adalah sebesar 50 ribu per

hari diluar uang makan dan tunjangan kesehatan. Kegiatan tersebut berlangsung

setiap hari diluar hari libur dengan total jam kerja sebanyak delapan sampai

sembilan jam per harinya. Kapasitas produksi yang mampu dilakukan oleh ibu

Hafsah adalah dua ton buah pala per minggu dengan nilai uang mencapai 20 juta

per minggu sebagai biaya produksi.

UKM manisan buah “Harapan Berkah” memiliki peraturan khusus bagi para

pekerja. Beberapa peraturan tersebut diantaranya adalah dilarang menggunakan

ponsel/HP saat bekerja, pekerja diharuskan masuk lewat pintu belakang, dan

dilarang membawa anak walaupun masih kecil. Tidak ada potensi kecelakaan

kerja yang berarti dalam produksi manisan pala, walau pernah ada beberapa kasus

pekerja tersengat tawon (sejenis lebah) namun tidak mendapat luka yang serius.

Sistem bekerja di UKM manisan buah “Harapan Berkah” adalah secara pergantian

shift dan terkadang ada lembur jika pesanan/permintaan sedang melonjak.

Pesanan/permintaan manisan pala paling meningkat setiap tahunnya adalah

diwaktu “munggahan” (menjelang puasa) hingga menjelang lebaran (hari raya

idul fitri). Bahkan diwaktu tersebut, UKM manisan buah “Harapan Berkah” dapat

Page 33: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

25

merekrut pekerja tambahan sementara sebanyak 5-10 orang untuk membantu

memenuhi pesanan.

Bahan baku buah pala berasal dari petani langsung di Kabupaten Bogor

daerah Ciapus dan Pasir Ipis serta dari daerah Kabupaten Sukabumi dengan sistem

borongan setiap tiga bulan sekali. Harga bahan baku buah pala yang dibeli dari

petani sebesar empat ribu rupiah per kilo. Ibu Hafsah menyatakan bahwa kendala

dari usaha manisan pala adalah sulitnya bahan baku, yakni buah pala terutama saat

musim hujan. Saat bahan baku buah pala sedang sulit, UKM manisan pala dapat

tidak berproduksi selama seminggu hingga dua minggu. Oleh karena itu kini ibu

Hafsah mulai belajar untuk menanam pohon pala sendiri di lahan milik keluarga

untuk menangani saat krisis bahan baku. Akan tetapi masih membutuhkan waktu

yang lama hingga pohon pala tumbuh dan berbuah. Maka dari itu, untuk sekarang

ibu Hafsah menyiasatinya dengan memproduksi juga manisan buah lain, yakni

manisan buah mangga dan pepaya. Namun ibu Hafsah mengaku penjualan

manisan buah mangga dan pepaya tidak sebaik manisan pala. Karena itu pula lah

manisan pala merupakan produk andalan dari UKM manisan buah “Harapan

Berkah”. Harga ecer produk manisan pala per kilo adalah 27 ribu rupiah.

Sedangkan harga grosir per kilo adalah 23 ribu rupiah dengan pembelian diatas 50

kilo.

UKM manisan buah “Harapan Berkah” kini sudah memiliki pamor

tersendiri di kalangan masyarakat terutama warga sekitar. Pemasaran manisan

pala sudah mencapai ke luar kota, seperti Jakarta dan Cianjur, bahkan yang

terjauh pernah mengantarkan pesanan hingga ke Madura. Manisan pala juga

dipasarkan melalui agen pengecer yang berada di daerah kampus IPB Dramaga

dan pasar Dramaga Bogor, Terminal BaranangSiang Bogor, dan daerah Cianjur.

UKM manisan buah “Harapan Berkah” kini merupakan salah satu dari UKM

percontohan IPB. Banyak UKM-UKM rintisan baru yang mengunjungi UKM

manisan buah “Harapan Berkah” untuk belajar sekaligus membangun silaturahmi

hubungan kerjasama antar UKM. UKM manisan buah “Harapan Berkah” pernah

mendapatkan penghargaan sebagai “UKM berprestasi” di Bogor pada tahun 2012

dari Dinas Kabupaten Bogor yang berhasil mengalahkan 206 UKM lainnya di

Kabupaten Bogor serta mendapatkan hadiah lemari kaca dari Bupati Bogor.

Page 34: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

26

Page 35: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

27

ANALISIS BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN (MARKETING

COMMUNICATION MIX) UKM MANISAN PALA “HARAPAN BERKAH”

Lingkungan pemasaran pada era global yang terus berubah,

mengakibatkan peningkatan dalam persaingan bagi para pelaku usaha, tidak

terkecuali para pengusaha kecil dan menengah seperti UKM. Usaha Kecil

Menengah atau UKM pun perlu memikirkan strategi komunikasi pemasaran yang

paling cocok untuk dijalankan dan diterapkan dalam rangka membentuk ekuitas

merek yang baik dimata para pelanggan/konsumen. UKM manisan buah “Harapan

Berkah” juga mempunyai strategi pemasaran tersendiri dalam menjalankan

usahanya. Sama seperti kebanyakan perusahaaan atau pengusaha-pengusaha lain,

UKM manisan buah “Harapan Berkah” juga menggunakan bauran komunikasi

pemasaran sebagai alat promosi untuk memasarkan produk manisan pala.

Tabel 2 Nilai skor tingkat keterdedahan responden terhadap bauran komunikasi

pemasaran UKM manisan buah “Harapan Berkah” Tahun 2014

Bauran komunikasi pemasaran Nilai skor

Iklan 36.8

Promosi penjualan 46

Event dan pengalaman 40

Hubungan masyarakat dan publisitas 53

Pemasaran langsung 22

Pemasaran interaktif 32

Pemasaran dari mulut ke mulut 43.5

Penjualan personal 62

Tabel 2 menjelaskan nilai skor tingkat keterdedahan konsumen terhadap

bauran komunikasi pemasaran yang dijalankan oleh UKM manisan buah

“Harapan Berkah”. Bauran komunikasi pemasaran yang memiliki nilai skor

tingkat keterdedahan dari yang paling tinggi secara berurut adalah penjualan

personal sebesar 62, hubungan masyarakat dan publisitas sebesar 53, promosi

penjualan sebesar 46, pemasaran dari mulut ke mulut sebesar 43.5, event dan

pengalaman sebesar 40, iklan sebesar 36.8, pemasaran interaktif sebesar 32, dan

pemasaran langsung sebesar 22. Masing-masing nilai skor tersebut menunjukkan

seberapa besar nilai skor tingkat keterdedahan yang didapat masing-masing

bauran komunikasi pemasaran dari total keseluruhan nilai skor tingkat

keterdedahan 50 orang responden terhadap masing-masing bauran komunikasi

pemasaran sebesar 100.

Secara keseluruhan, variabel bauran komunikasi pemasaran penjualan

personal (personal selling) memiliki tingkat keterdedahan paling tinggi, yakni

sebesar 62 dari keseluruhan tingkat keterdedahan penjualan personal sebesar 100.

Berdasarkan hasil tersebut, dapat dikatakan bauran komunikasi pemasaran yang

paling terpapar oleh responden atau mempunyai nilai keterdedahan paling tinggi

adalah penjualan personal. Hal ini dikarenakan UKM manisan buah “Harapan

Berkah” tidak menjual produknya secara langsung di pabrik, melainkan

menjajakan produk dagangannya melalui agen pengecer (sales person) atau

wiraniaga. Para konsumen lebih sering membeli manisan pala melalui para agen

Page 36: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

28

pengecer atau wiraniaga di kios-kios/toko yang menjajakan “oleh-oleh khas

Bogor”, yang salah satunya adalah manisan pala “Harapan Berkah”.

Iklan

Bentuk-bentuk iklan yang dijalankan oleh UKM manisan buah “Harapan

Berkah” adalah melalui iklan dalam bentuk tayangan di televisi (TV), kemasan,

spanduk, stiker, poster selebaran, brosur, dan internet. Berdasarkan hasil survai

terhadap 50 responden konsumen manisan pala “Harapan Berkah” (Tabel 2), nilai

skor tingkat keterdedahan responden terhadap bentuk-bentuk iklan yang

dijalankan UKM manisan buah “Harapan Berkah” adalah sebesar 36.8 dari total

nilai skor tingkat keterdedahan terhadap bauran komunikasi pemasaran iklan

sebesar 100.

Bentuk Iklan TV yang pernah dijalankan pihak UKM manisan buah

“Harapan Berkah” adalah berupa tayangan atau liputan dalam acara televisi. UKM

manisan buah “Harapan Berkah” tidak memiliki iklan khusus (iklan komersil)

yang ditayangkan di TV mengingat biaya untuk pemasangan iklan di TV sangat

besar. Walaupun demikian, UKM manisan buah “Harapan Berkah” beruntung

pernah diliput oleh stasiun televisi swasta dalam salah satu tayangan bertema

tentang usaha dan kewirausahaan. Hal ini menjadikan UKM manisan buah

“Harapan Berkah” merupakan satu-satunya UKM manisan pala yang pernah

“masuk TV” diantara UKM-UKM lain yang sejenis, terutama Desa Dramaga.

Tayangan atau liputan dari televisi ini memiliki efek, terutama bagi warga

sekitar yang mengetahui saat proses pengambilan gambar berlangsung. Banyak

warga yang mendatangi UKM manisan buah “Harapan Berkah” dan menonton

bagaimana proses syuting berlangsung. Liputan dari stasiun TV ini memiliki efek

dramatisasi yang dapat membantu menaikkan citra dari UKM manisan buah

“Harapan Berkah”, sebab warga menganggap bahwa “masuk TV” merupakan

sesuatu hal yang sangat hebat dan keren. Sebagaimana dinyatakan dalam Kotler

dan Keller (2009), iklan TV bisa menggambarkan pengguna dan pencitraan

penggunaan, kepribadian merek, atau hal yang berwujud lainnya secara dramatis.

“...waktu ada tv yang ngeliput, warga pada rame semua datang

nonton langsung ke rumah bu Hafsah. Siapa tau bisa kedapetan

masuk tv gitu neng. Habis itu, waktu ditayanganin di tv juga

ditonton lagi bareng-bareng sama tetangga. Hebat euy pokoknya

mah bu hafsah da cuma dia aja yang uda pernah masuk tipi, yang

lain belum pernah. Sampai sekarang aja belum ada lagi (KRS,

25th).”

Selain tayangan di televisi, bentuk iklan lainnya yang dijalankan UKM

manisan buah “Harapan Berkah” adalah kemasan. Kemasan dari manisan pala

“Harapan Berkah” sangat sederhana. Manisan pala biasanya dikemas dengan

plastik transparan tanpa label atau nama. Kemasan plastik ini semata-mata

berfungsi sebagai pembungkus atau pelindung dari produk saja. Pengemasan atau

pembungkusan memiliki fungsi lain selain sebagai pelindung. Terdapat tiga alasan

utama untuk melakukan pembungkusan (Kurnia 2014), yaitu:

Page 37: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

29

1. Kemasan memenuhi syarat keamanan dan kemanfaatan agar lebih menarik

dan tahan dari kerusakan

2. Kemasan dapat melaksanakan program pemasaran seperti sebagai

pembeda dengan produk lain

3. Kemasan merupakan cara untuk meningkatkan laba perusahaan

Beberapa konsumen berpendapat bahwa kemasan perlu diberi label atau

nama. Mereka berpendapat bahwa pemberian label akan membuat kemasan tampil

lebih menarik, serta dapat memperoleh informasi dari keterangan yang tercantum

pada label seperti nama UKM, kontak serta khasiat dari manisan pala. Label juga

dianggap sebagai alat yang dapat membantu konsumen membedakan manisan

pala “Harapan Berkah” dengan manisan pala merek lain. Sebagaimana respon dari

salah satu konsumen dibawah ini yang berpendapat bahwa kemasan perlu diberi

label sehingga merek manisan pala “Harapan Berkah” akan lebih mudah dikenal

dan lebih diingat.

“Saya rasa perlu lah ya, supaya kita bisa tau nama mereknya apa

jadi ga keliru. Terus lebih bagus lagi kan kalau di label dikasih tau

khasiat dari manisan pala biar orang pada lebih tertarik lagi untuk

membeli (ARS, 40th).”

Gambar 3 Kemasan manisan pala “Harapan Berkah” yang tertera label

Terdapat perbedaan pendapat dari beberapa konsumen. Mereka menganggap

bahwa kemasan manisan pala tidak perlu diberi label, karena sudah sejak dulu

kemasan manisan pala polos tidak diberi label. Konsumen mengenali manisan

pala Ibu Hafsah hanya berdasarkan bentuk dan warna. Beberapa konsumen

bahkan dapat membedakan produk manisan pala buatan ibu Hafsah dengan

produk manisan pala merek lain tanpa adanya nama atau label.

“Kayaknya mah ga usah neng. Orang-orang udah biasa beli polos

begitu. Toh Cuma manisan pala ini kok. Emang udah khasnya

kalau beli manisan pala. Kan dari bentuknya juga udah bagus,

warnanya juga menarik (JHN, 65th)”

UKM manisan buah “Harapan Berkah” sudah pernah mencoba memberi

label pada kemasan manisan pala, namun Ibu Hafsah, pemilik UKM mengaku

penjualan manisan pala menurun ketika kemasan diberi label. Bahkan ada pula

Page 38: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

30

agen pengecer yang sampai mengembalikan barang dengan alasan bahwa

konsumen tidak suka kemasan diberi label dan selain itu juga akan sulit untuk

para agen pengecer memberikan sampel pada konsumen yang ingin mencoba

terlebih dahulu sebelum membeli, terutama untuk jenis manisan pala basah. Sejak

saat itu, ibu Hafsah tidak pernah memberi label pada kemasan manisan pala

kecuali saat ada pameran dagang atau bazaar dan saat ada pelanggan yang

memesan manisan pala berasal dari lokasi jauh.

Penggunaan spanduk termasuk salah satu bentuk iklan tempat yang

menggunakan media outdoor. Spanduk UKM manisan buah “Harapan Berkah”

ditempatkan di luar tempat pabrik UKM manisan buah ”Harapan Berkah” itu

sendiri sehingga konsumen yang pernah melihat spanduk tersebut rata-rata adalah

warga sekitar dan konsumen yang datang dan memesan langsung atau berkunjung

ke tempat UKM “Harapan Berkah”. Sebagaimana dinyatakan Kennedy dan

Soemanegara (2006) bahwa iklan luar ruang atau outdoor seperti spanduk yang

dimiliki UKM manisan buah “Harapan Berkah” memiliki kekuatan tersendiri,

yakni frekuensi atau paparan ulang tinggi, kreatif, biaya rendah, serta efektif dan

efisien karena lebih kompetitif dibanding media lainnya. Para konsumen dapat

mengakses informasi yang tertera dalam spanduk, terutama nomor kontak

sehingga selanjutnya akan lebih mudah untuk mendapatkan manisan pala

“Harapan Berkah”. Salah satu responden mengaku pernah merasa tertolong

karena adanya spanduk yang dipasang oleh UKM manisan buah “Harapan

Berkah”.

“...jadi, saya itu awalnya ga berniat untuk beli manisan pala

khusus di bu Hafsah. Saya cuma tahu kalau lokasi sentra manisan

pala ada di desa dramaga. Waktu saya kesini untuk pesan dalam

jumlah besar, kebetulan saya liat spanduk UKM manisan buah

“Harapan Berkah”. Daripada saya bingung mencari lokasi UKM

lainnya yang ngga ada bacaannya jadi ya saya ke bu Hafsah aja

(HLM, 26th).”

Gambar 4 Desain spanduk UKM manisan buah “Harapan Berkah”

Stiker, poster selebaran dan brosur merupakan bentuk media iklan cetak

yang pernah dilakukan oleh UKM manisan buah “Harapan Berkah”. Teh Yuli,

pemasar dari pihak UKM menyatakan bahwa dewasa ini pihaknya sudah tidak

lagi menggunakan media iklan cetak tersebut terkecuali pada saat acara bazaar

dan pameran dagang. Alasan UKM manisan buah “Harapan Berkah” sudah tidak

Page 39: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

31

lagi menggunakan stiker, poster selebaran dan brosur dikarenakan biaya

percetakan yang mahal. Selain biaya percetakan yang mahal, pihak UKM manisan

pala “Harapan Berkah tidak menggunakan iklan stiker, poster selebaran dan

brosur dikarenakan suatu musibah, yakni laptop yang menyimpan desain dari

media iklan cetak tersebut rusak dan data didalamnya hilang. Dewasa ini, UKM

manisan buah “Harapan Berkah” menggunakan stiker, poster selebaran dan brosur

dengan desain gabungan yang sama dengan UKM-UKM lainnya di desa lingkar

kampus IPB hanya pada saat mengikuti bazaar atau suatu pameran dagang.

Gambar 5 Desain stiker manisan pala UKM “Harapan Berkah”

Bentuk iklan terakhir yang dijalankan UKM manisan buah “Harapan Berkah”

adalah melalui internet. Penggunaan iklan melalui internet juga termasuk salah

satu strategi pemasaran interaktif. Penggunaan internet yang digunakan adalah

website dan media sosial facebook. Situs belanja online (website) manisan pala

tersebut adalah www.anekamanisan.com. Situs web tersebut dibuat oleh pihak

UKM manisan buah “Harapan Berkah” dengan bantuan dan kerjasama dari pihak

PT.TELKOM. Berbeda dengan situs web www.anekamanisan.com yang dibuat

oleh pihak UKM sendiri, media sosial Facebook yang digunakan oleh UKM

manisan buah “Harapan Berkah” adalah Facebook gabungan usaha-usaha di desa

lingkar kampus IPB.

Promosi Penjualan

Promosi penjualan yang dijalankan UKM manisan buah „Harapan Berkah”

adalah berupa potongan harga, penurunan harga serta bazaar dan pameran dagang.

Berdasarkan hasil survai terhadap 50 responden konsumen manisan pala “Harapan

Berkah” (Tabel 2), nilai skor tingkat keterdedahan responden terhadap bentuk-

bentuk promosi penjualan yang dijalankan UKM manisan buah “Harapan Berkah”

adalah sebesar 46 dari total nilai skor tingkat keterdedahan terhadap bauran

komunikasi pemasaran promosi penjualan sebesar 100.

Potongan harga atau diskon rata-rata didapat konsumen pada awal UKM

manisan pala baru berkembang sebagai salah satu wujud usaha promosi. Dewasa

Page 40: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

32

ini, konsumen mengaku sudah jarang mendapatkan potongan harga, terkecuali

konsumen tersebut merupakan langganan setia, akan tetapi itu pun tidak sering.

“...dulu mah sering waktu awal-awal sebelum usahanya gede.

Sekarang mah udah jarang, paling sekali-kali kalau beli banyak

dipotong harganya (ANH, 36th).”

Keadaan ini sesuai dengan pernyataan Fill (1999) bahwa berbeda dengan iklan,

promosi penjualan tidak mengeluarkan biaya keluar, akan tetapi berasal dari

perusahaan sendiri dengan memotong anggaran, laba dan semacamnya karena

perusahaan sendiri lah yang menginisiasi kegiatan atau program promosi

penjualan tersebut. Selain itu, promosi penjualan juga tidak baik dilakukan terlalu

sering. Hal ini mengacu pada dua teori perilaku konsumen yang berkaitan dengan

promosi penjualan, yakni level of adaptation dan treshold level (Kusumastuti

2009).

Konsumen manisan pala “Harapan Berkah” termasuk kepada tingkat

ambang batas (treshold level) dimana konsumen masih merespons terhadap suatu

aktivitas tertentu, dalam hal ini yaitu promosi penjualan. Tingkat inilah yang

diharapkan dalam promosi penjualan. Hal ini juga dikarenakan pihak UKM

manisan buah “Harapan Berkah” jarang menggunakan promosi penjualan.

Berbeda dengan promosi penjualan dalam bentuk potongan harga, penurunan

harga masih didapatkan konsumen hingga saat ini karena penurunan harga

merupakan salah satu bentuk promosi penjualan yang diterapkan dalam harga jual

dari manisan pala. Penurunan harga didapat jika konsumen membeli barang dalam

jumlah besar atau secara grosir.

UKM manisan buah “Harapan Berkah” seringkali mengikuti acara bazaar

dan pameran dagang, terutama acara dari pihak IPB dan dinas Kabupaten Bogor.

Hal ini menjadikan manisan pala “Harapan Berkah” lebih dikenal oleh orang

diluar daerah Bogor dibanding UKM manisan pala lain karena UKM manisan pala

“Harapan Berkah” merupakan satu-satunya UKM manisan pala di desa Dramaga

yang berada dibawah bimbingan LPPM IPB. Berada dibawah bimbingan LPPM

IPB membuka jaringan (network) yang lebih luas bagi Teh Yuli, sang manajer

dalam memasarkan produk manisan pala. Maka dari itu bukan hal yang

mengherankan bahwa konsumen manisan pala “Harapan Berkah” juga banyak

yang berasal dari luar daerah/luar kota.

“Saya pertama kali tahu manisan pala waktu dateng ke acara

bazaar se-PGRI di Cianjur, terus dikasih tau asalnya dari Bogor.

Pokonya kalau lagi main ke Bogor ga kelupaan beli ini (RHT,

42th).”

Page 41: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

33

Event dan Pengalaman

Bentuk event dan pengalaman yang pernah dilakukan pihak UKM manisan

pala “Harapan Berkah” adalah melalui acara hiburan, acara undangan dari

instansi-instansi tertentu, hajatan, serta kunjungan langsung ke UKM manisan

buah “Harapan Berkah” itu sendiri. Berdasarkan hasil survai terhadap 50

responden konsumen manisan pala “Harapan Berkah” (Tabel 2), nilai skor tingkat

keterdedahan responden terhadap bentuk-bentuk acara dan pengalaman yang

dijalankan UKM manisan buah “Harapan Berkah” adalah sebesar 40 dari total

nilai skor tingkat keterdedahan bauran komunikasi pemasaran acara dan

pengalaman sebesar 100.

Manisan pala “Harapan Berkah” sering dijumpai pada acara-acara tertentu

seperti misalnya acara hiburan seperti “17 Agustus-an”, acara “Hajatan” dan juga

acara undangan dari instansi-instansi terkait, seperti Dinas Kabupaten Bogor.

Dalam beberapa acara seperti lomba tujuh-belasan, dangdutan, atau acara hiburan

lainnya di desa, UKM manisan “Harapan Berkah” menjalankan strategi

pemasarannya dengan mensponsori acara-acara tersebut (sponsorship). Hal ini

dapat menimbulkan kesan bahwa perusahaan, dalam hal ini UKM manisan

“Harapan Berkah” adalah perusahaan yang peduli, aktif, partisipatif terhadap

kegiatan-kegiatan lokal (Fill 1999).

Dengan mengikuti berbagai acara, UKM manisan buah “Harapan Berkah”

menciptakan suatu pengalaman bagi konsumen yang selanjutnya dapat menjadi

sumber informasi bagi konsumen tersebut untuk mengakses manisan pala

“Harapan Berkah”. Beberapa konsumen mengaku bahwa pertama kali mereka

mendengar dan mencoba manisan pala “Harapan Berkah” karena pernah

menghadiri salah satu acara tersebut, contohnya seperti acara hajatan yang

memang di Desa Dramaga, panganan manisan bukanlah hal yang aneh dijumpai

di acara hajatan.

“Saya tau manisan pala bu Hafsah waktu datang ke hajatan teman,

dan waktu itu ada manisan pala di hajatannya. Di daerah saya kan

ga biasanya ada manisan pala di hajatan, terus ya saya tanya aja

beli dimana dan dikasih tau deh manisan pala bu Hafsah (SNR,

28th).”

Sebagai suatu UKM percontohan, UKM manisan buah “Harapan Berkah”

tidak jarang menerima kedatangan pengunjung dari berbagai pihak seperti

mahasiswa, pihak pemerintah, pihak perusahaan maupun pihak UKM lainnya

terutama UKM yang baru berdiri untuk belajar dari kesuksesan UKM manisan

buah “Harapan Berkah”. Dengan banyaknya pihak yang sering berkunjung,

kemudian banyak pula dari pihak tersebut yang memberi respon positif dari hasil

kunjungan mereka, tentu saja hal ini memberi keuntungan bagi UKM manisan

buah “Harapan Berkah” dibanding UKM lainnya yang sejenis. Hal tersebut juga

turut menciptakan suatu pengalaman bagi konsumen dan dapat membantu

menaikkan pamor produk manisan pala sehingga lebih dikenal tidak hanya dalam

satu kalangan, akan tetapi juga dari berbagai kalangan. Kotler dan Keller (2009)

menjelaskan bahwa sebagian besar pemasaran lokal dan akar rumput adalah

pemasaran pengalaman, yang tidak hanya mengomunikasikan fitur dan manfaat,

Page 42: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

34

tetapi juga menghubungkan produk atau jasa dengan pengalaman unik dan

menarik.

“Saya berkunjung ke UKM manisan buah “Harapan Berkah”

waktu itu karena ada tugas kuliah turun lapang, kebetulan saat

turun lapang kami ditawarkan mencicipi manisan pala ini, setelah

itu saya ketagihan dan sering beli. (SKM, 21th)”

Hubungan Masyarakat dan Publisitas

Hubungan masyarakat dan publisitas yang dijalankan UKM manisan buah

“Harapan Berkah” adalah melalui hubungan komunitas dan kegiatan layanan

masyarakat Jumling (Jumat Keliling). Bauran komunikasi pemasaran ini merujuk

kepada bagaimana hubungan dari pihak UKM manisan buah “Harapan Berkah”

dengan masyarakat dan seperti apa pandangan dari masyarakat (publik) terhadap

UKM itu sendiri. Berdasarkan hasil survai terhadap 50 responden konsumen

manisan pala “Harapan Berkah” (Tabel 2), nilai skor tingkat keterdedahan

responden terhadap bentuk-bentuk hubungan masyarakat dan publisitas yang

dijalankan UKM manisan buah “Harapan Berkah” adalah sebesar 53 dari total

nilai skor tingkat keterdedahan terhadap bauran hubungan masyarakat dan

publisitas sebesar 100.

Hubungan komunitas yang dimaksud adalah hubungan antara pihak UKM

manisan buah “Harapan Berkah” dengan satu atau beberapa komunitas tertentu

yang dapat membantu mengenalkan atau sekadar turut menginformasikan kepada

konsumen dan calon konsumen terkait produk manisan pala. Salah satu contohnya

adalah keterangan dari salah satu responden yang mengaku mengetahui manisan

pala dari komunitas yang dijalaninya.

“Saya pertama kali tau manisan pala dari temen di sanggar.

Waktu latihan, temen saya bawa manisan pala terus dibagi-bagi ke

anggota lainnya. Dari situ saya tanyain manisan palanya beli

dimana (HNI, 37th).”

Jumling atau jumat keliling adalah kegiatan pertemuan yang rutin

dilaksanakan oleh perkumpulan usaha-usaha kecil di desa lingkar kampus IPB

bersama dengan pihak LPPM IPB yang menjadi pendamping dan pembimbing

kumpulan usaha tersebut. Kegiatan perkumpulan ini juga dapat membantu

mempromosikan produk dimana dalam pertemuan jumling ini, para pelaku usaha

dapat menitipkan produk hasil usaha mereka masing-masing dan membantu

mempromosikannya kepada pelanggan/konsumen mereka masing-masing.

Menjalin hubungan dengan komunitas, berarti juga menjalin hubungan

dengan orang-orang yang ada didalamnya. Oleh karena itu, penting untuk

mempromosikan produk lewat komunitas dimana orang-orang yang terlibat dalam

komunitas dapat berpotensi menjadi pelanggan/konsumen. Dengan kata lain

memanfaatkan komunitas sebagai wadah/media untuk menyebarkan informasi

dengan target yakni orang-orang dalam komunitas yang dapat menjadi calon

pelanggan/konsumen. Hal ini senada dengan pernyataan Fill (1999) bahwa

Page 43: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

35

jaringan (network) berperan membantu membangun hubungan atau relasi yang

baik bagi organisasi/perusahaan dan stakeholders yang terlibat secara langsung

dan tidak langsung dengan menambahkan nilai didalamnya seperti tujuan

organisasi dan strategi pemasaran yang dimaksudkan kedua belah pihak, yang

dalam hal ini bertujuan untuk memasarkan produk manisan pala “Harapan

Berkah”.

Pemasaran Langsung

Belch dan Belch dalam bukunya Advertising & Promotion, mendefinisikan

pemasaran langsung (direct marketing) sebagai suatu sistem pemasaran dimana

organisasi berkomunikasi secara langsung kepada konsumen sasaran untuk

memperoleh respon atau transaksi (Kusumastuti 2009). Bentuk pemasaran

langsung yang pernah dijalankan UKM manisan buah „Harapan Berkah” adalah

melalui surat dan telepon (telemarketing). Berdasarkan hasil survai terhadap 50

responden konsumen manisan pala “Harapan Berkah” (Tabel 2), nilai skor tingkat

keterdedahan responden terhadap bentuk-bentuk pemasaran langsung yang

dijalankan UKM manisan buah “Harapan Berkah” adalah sebesar 22 dari total

nilai skor tingkat keterdedahan terhadap bauran komunikasi pemasaran langsung

sebesar 100.

Beberapa tahun lalu ketika usaha manisan pala baru berkembang, Ibu

Hafsah sang pemilik UKM pernah mengirimkan surat penawaran kepada beberapa

instansi seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor dan

beberapa perusahaan dengan tujuan memasarkan produk dan menjalin kerja sama.

Dewasa ini, penggunaan surat untuk mempromosikan langsung produk manisan

pala sudah tidak dilakukan lagi oleh UKM manisan buah “Harapan Berkah”,

karena pihak UKM manisan buah kini lebih memusatkan pemasaran atau

pemesanan produk langsung melalui telepon (telemarketing). Hal ini sejalan

dengan yang diungkapkan Fill (1999) bahwa awalnya penggunaan surat adalah

alat utama untuk pemasaran langsung, namun seiring berkembangnya teknologi,

terutama teknologi informasi telah memperkenalkan cakupan dari media lain yang

dapat dikomunikasikan dengan lebih efektif kepada para pelanggan.

Orang yang bertugas melakukan telemarketing ini adalah teh Yuli, anak ibu

Hafsah yang juga merangkap sebagai pemasar di UKM manisan buah “Harapan

Berkah”. Beliau memberi keterangan bahwa setelah usaha berkembang, Ibu

Hafsah sang pemilik sudah tidak lagi mengambil alih produksi manisan secara

langsung dan menyerahkan semuanya kepada anak-anaknya. Ditambah lagi

dengan perkembangan teknologi dari tahun ke tahun, akhirnya pihak UKM

memutuskan untuk menggunakan telepon sebagai pusat media pemasaran

langsung produk manisan buah “Harapan Berkah” karena lebih praktis.

Konsumen yang memesan melalui telepon atau telemarketing rata-rata merupakan

konsumen yang berada di luar kota atau yang memesan dalam jumlah besar.

Page 44: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

36

Pemasaran Interaktif

Salah satu area pemasaran yang berkembang pesat dan patut diperhitungkan

adalah dunia on-line, yakni interactive marketing communications atau

komunikasi pemasaran interaktif (Keller 2009). Komunikasi pemasaran interaktif

menawarkan banyak keragaman bagi para pemasar dalam berbagai aspek untuk

membangun merek secara interaktif lewat dunia maya yang juga turut berpotensi

mempengaruhi ekuitas merek. Bentuk pemasaran interaktif yang dilakukan UKM

manisan buah “Harapan Berkah” adalah melalui situs belanja online melalui

website dan media sosial facebook. Berdasarkan hasil survai terhadap 50

responden konsumen manisan pala “Harapan Berkah” (Tabel 2), nilai skor tingkat

keterdedahan responden terhadap bentuk-bentuk pemasaran interaktif yang

dijalankan UKM manisan buah “Harapan Berkah” adalah sebesar 32 dari total

nilai skor tingkat keterdedahan terhadap bauran komunikasi pemasaran interaktif

sebesar 100.

Situs web www.anekamanisan.com adalah situs belanja online dari manisan-

manisan buah produksi UKM manisan buah “Harapan Berkah”. Situs ini

merupakan hasil dari kerjasama antar pihak UKM dengan pihak PT.TELKOM.

Situs www.anekamanisan.com juga memajangkan produk-produk manisan buah

“Harapan Berkah” dalam bentuk katalog, lengkap dengan keterangan harga dan

berat bersih per kemasan. Situs belanja online ini juga menyediakan layanan chat

dimana konsumen dapat menanyakan berbagai informasi terkait produk. Selain

layanan chat, dalam situs belanja online juga dicantumkan informasi kontak pihak

UKM, dimana konsumen dapat memesan produk secara langsung melalui telepon

(telemarketing). Sistem belanja di situs ini adalah pembayaran melalui transfer

dan menggunakan pengiriman melalui jasa/ekspedisi pengiriman. Para konsumen

yang sering menggunakan situs ini untuk belanja online produk manisan buah

“Harapan Berkah” biasanya berasal dari luar kota.

Gambar 5 Situs belanja online manisan pala “Harapan Berkah”

www.anekamanisan.com

Page 45: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

37

Selain situs web, bentuk pemasaran interaktif lain yang digunakan untuk

memasarkan produk manisan pala “Harapan Berkah” adalah melalui situs media

sosial facebook, yang bernama “Lingkar Kampus”. Facebook ini merupakan

media sosial yang dibuat oleh pihak IPB untuk membantu memasarkan produk-

produk UKM-UKM yang ada di desa lingkar kampus dan berada dibawah binaan

pihak LPPM IPB.

Gambar 6 Salah satu bentuk pemasaran interaktif UKM manisan buah “Harapan

Berkah” melalui media sosial Facebook

Pemasaran dari mulut ke mulut

Pemasaran dari mulut ke mulut adalah komunikasi lisan, tertulis, dan

elektronik antarmasyarakat yang berhubungan dengan keunggulan atau

pengalaman membeli atau menggunakan produk atau jasa (Kotler dan Keller

2009). Bentuk-bentuk pemasaran dari mulut ke mulut dapat berlangsung secara

online maupun offline. Pemasaran dari mulut ke mulut yang dijalankan UKM

manisan buah “Harapan Berkah” rata-rata adalah secara offline dari orang ke

orang, yakni melalui keluarga, saudara, tetangga, dan teman/rekan kerja.

Berdasarkan hasil survai terhadap 50 responden konsumen manisan pala “Harapan

Berkah” (Tabel 2), nilai skor tingkat keterdedahan responden terhadap bentuk-

bentuk pemasaran dari mulut ke mulut yang dijalankan UKM manisan buah

“Harapan Berkah” adalah sebesar 43.5 dari total nilai skor tingkat keterdedahan

terhadap bauran komunikasi pemasaran dari mulut ke mulut sebesar 100.

Sama seperti kebanyakan UKM lainnya, pemasaran dari mulut ke mulut

merupakan usaha/cara yang pertama kali dilakukan UKM manisan buah “Harapan

Berkah” dalam memasarkan produk manisan pala. Pemasaran dari mulut ke mulut

dilakukan sebagai langkah pertama untuk mengenalkan produk kepada calon

pelanggan/konsumen. Ibu Hafsah, sang pemilik UKM mengaku pada awal-awal

mengembangkan usaha manisan pala, beliau seringkali memasarkan produk

dengan memanfaatkan koneksi, seperti menitipkan produk manisan pala kepada

Page 46: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

38

saudara, tetangga dan teman untuk dipasarkan atau dijual kembali. Hal ini senada

dengan pernyataan Isnaini (2009), bahwa sebagian besar UKM di Indonesia

belum dapat memaksimalkan bentuk atau pilihan dari komunikasi pemasaran

dikarenakan keterbatasan dana. Hal ini membuat UKM cenderung hanya

menggunakan strategi pemasaran dari mulut ke mulut atau iklan baris.

Kotler dan Keller (2009) berpendapat bahwa terdapat tiga karakteristik

penting dalam pemasaran dari mulut ke mulut, yakni:

1. Kredibel: karena orang memercayai orang lain yang mereka kenal dan

hormati, pemasaran dari mulut ke mulut sangat berpengaruh.

2. Pribadi: pemasaran dari mulut ke mulut bisa menjadi dialog yang sangat

akrab yang mencerminkan fakta, pendapat, dan pengalaman pribadi.

3. Tepat waktu: pemasaran dari mulut ke mulut terjadi ketika orang

menginginkannya dan ketika mereka paling tertarik, dan sering kali

mengikuti acara atau pengalaman penting atau berarti.

“Saya tahu manisan pala ibu Hafsah dari temen kerja saya, apa

juga yang ditawarin sama dia mah suka bagus aja barangnya

bukan cuma manisan pala aja. Udah percaya lah pokoknya mah

(AMR, 53th).”

Karakteristik atau aspek yang menonjol pada pemasaran dari mulut ke mulut yang

dijalankan UKM manisan buah “Harapan Berkah” seperti yang diungkapkan

dalam respon salah satu responden tersebut adalah kredibilitas. Contohnya jika

sahabat dekat kita merekomendasikan sesuatu kepada kita, tentunya kita percaya

bahwa apa yang ia katakan adalah benar adanya. Untuk itu, pemasaran dari mulut

ke mulut tidak pernah luput dari strategi komunikasi pemasaran UKM manisan

buah “Harapan Berkah”.

Penjualan personal

UKM manisan buah “Harapan Berkah” tidak menjual langsung atau

menjajakan produk dagangan di tempat UKM atau pabrik itu sendiri, melainkan

melalui tenaga penjual (sales person) atau agen pengecer khususnya yang terdapat

di kios-kios atau toko “Oleh-Oleh Khas Bogor”. Bentuk penjualan personal yang

dilakukan oleh UKM manisan buah “Harapan Berkah” adalah penjualan melalui

agen pengecer dan pemberian sampel. Berdasarkan hasil survai terhadap 50

responden konsumen manisan pala “Harapan Berkah” (Tabel 2), nilai skor tingkat

keterdedahan responden terhadap bentuk-bentuk penjualan personal yang

dijalankan UKM manisan buah “Harapan Berkah” adalah sebesar 62 dari total

nilai skor tingkat keterdedahan terhadap bauran komunikasi pemasaran penjualan

personal sebesar 100.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa bauran komunikasi pemasaran penjualan

personal memiliki tingkat keterdedahan responden yang paling tinggi dibanding

bauran lainnya. Hal ini dikarenakan konsumen rata-rata membeli manisan pala

“Harapan Berkah” di kios-kios/toko melalui para agen pengecer. Para agen

pengecer atau penjual ini lah yang lebih sering melakukan pemasaran (proses

transaksi) dengan berhadapan langsung atau tatap muka serta memberikan layanan

Page 47: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

39

dan informasi kepada para pembeli. Selain menjajakan langsung produk di kios-

kios, para agen ini juga memberikan layanan pemberian sampel bagi para pembeli.

Sebelum membeli, biasanya para pelanggan dipersilahkan untuk mencoba

langsung manisan pala dari sampel yang ada untuk memastikan apakah produk

tersebut benar-benar sesuai dengan apa yang dikatakan oleh penjual.

“Saya jadi agen manisan pala jualan udah hampir 5 tahun selalu

langganan manisan ibu Hafsah. Biasanya pelanggan sukanya

dikasih nyoba dulu manisan palanya sama dikasih tau khasiatnya

apa aja, baru mau pada beli. Kebanyakan pembeli yang digituin

suka balik lagi emang (JBR, 29th).”

Para agen (sales person) dari produk manisan pala buatan UKM manisan

pala “Harapan Berkah” ini berada di Pasar Dramaga, Cianjur, dan sebagian

besar di Terminal BaranangSiang Bogor.

Gambar 7 Salah satu bentuk penjualan personal oleh agen pengecer manisan pala

“Harapan Berkah” melalui pemberian sampel kepada para pembeli

Beberapa ahli (Fill 1999 dan Kusumastuti 2009) berpendapat bahwa

penjualan personal merupakan elemen bauran komunikasi pemasaran yang paling

mahal dan merupakan alat promosi yang paling efektif pada siklus terakhir dari

proses pembelian. Hal ini terjadi karena penjualan personal dapat membuat

hubungan interaktif secara lebih dalam dan lebih baik, sehingga dapat

memberikan respon yang tepat. Hal ini sesuai dengan kasus UKM manisan buah

“Harapan Berkah”, dimana para konsumen lebih banyak membeli produk manisan

pala melalui para agen pengecer di kios-kios/toko karena pihak UKM memang

tidak menjajakan produk manisan buah secara langsung di pabrik atau UKM itu

sendiri.

Page 48: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

40

Page 49: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

41

ANALISIS EKUITAS MEREK (BRAND EQUITY) PRODUK

MANISAN PALA UKM HARAPAN BERKAH

Untuk mampu bertahan dalam persaingan di lingkungan pemasaran yang

semakin berubah, suatu organisasi perlu membangun suatu merek yang kuat dan

dapat mewakilkan citra baik dirinya kepada masyarakat terutama dimata para

pelanggan/konsumen. Merek yang kuat atau biasa disebut branding menyuguhkan

sejumlah manfaat bagi perusahaan termasuk berkurangnya kerentanan terhadap

aksi pemasaran kompetitif, margin yang lebih besar, kerjasama perantara yang

lebih besar dan dukungan, dan peluang perluasan merek (Delgado-Ballester dan

Munuera-Aleman 2005 dalam Abdollahi et al 2011). Secara garis besar, ekuitas

merek dapat dikatakan sebagai persepsi yang dimiliki konsumen terhadap suatu

merek tertentu. Komunikasi pemasaran lah yang berperan dalam membentuk

persepsi tersebut melalui bauran-bauran komunikasi pemasaran yang sudah

dijelaskan sebelumnya. Dalam hal ini akan dilihat bagaimana persepsi konsumen

terhadap ekuitas merek manisan pala “Harapan Berkah” melalui hasil survai

terhadap 50 orang responden.

Tabel 3 Nilai skor persepsi responden terhadap dimensi-dimensi ekuitas

merek produk manisan pala “Harapan Berkah” Tahun 2014

Ekuitas merek Nilai skor

Kesadaran merek / Brand awareness 62.5

Citra merek / Brand image 69.5

Kualitas merek / Brand quality 80.5

Loyalitas merek / Brand loyalty 57.5

Tabel 3 menjelaskan seberapa besar nilai skor responden yang memiliki

persepsi baik terhadap masing-masing total nilai skor dimensi ekuitas merek

produk manisan pala “Harapan Berkah”. Dimensi ekuitas merek produk manisan

pala “Harapan Berkah” secara berurutan dari nilai skor yang paling tinggi adalah

kualitas merek sebesar 80.5, citra merek sebesar 69.5, kesadaran merek sebesar

62.5 dan loyalitas merek sebesar 57.5. Kualitas merek merupakan dimensi ekuitas

merek yang memiliki persepsi paling baik menurut responden (Tabel 3) dengan

mendapat nilai skor sebesar 80.5 dari total nilai skor persepsi 50 orang responden

terhadap masing-masing dimensi ekuitas merek sebesar 100. Hal ini dikarenakan

kualitas merek dapat dinilai dan dirasakan langsung oleh konsumen setelah

mencoba produk manisan pala itu sendiri. Kualitas yang dapat dirasakan langsung

oleh konsumen contohnya adalah dari segi rasa, harga, kebersihan, serta daya

tahan produk.

Page 50: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

42

Kesadaran Merek (Brand Awareness)

Kesadaran merek dalam kasus manisan pala “Harapan Berkah” terbagi

menjadi dua, yakni konsumen yang mengenal manisan pala sesuai nama

mereknya “Harapan Berkah” dan konsumen yang tidak mengetahui nama

“Harapan Berkah” akan tetapi mengenal sang pemilik, yakni ibu Hafsah atau

sering disebut dengan manisan pala “Ibu Hafsah”. Hal ini merupakan suatu

temuan yang unik karena produk yang sama dikenal konsumen/pelanggan dengan

sebutan yang berbeda. Menurut Aaker dalam Setyaningsih (2008), terdapat fase-

fase tertentu dimana konsumen menyadari keberadaan suatu merek/produk. Fase-

fase tersebut diantaranya unaware of brand, brand recognition, brand recall, dan

top of mind yang merupakan fase dengan tingkat kesadaran merek paling tinggi.

Fase unaware of brand, merupakan tahapan paling rendah dalam tingkatan

kesadaran merek dimana konsumen tidak mengenal merek sama sekali. Hal ini

dikarenakan konsumen lebih banyak membeli manisan pala “Harapan Berkah”

melalui agen pengecer di kios-kios/toko. Konsumen pada tahap ini adalah

konsumen manisan pala yang rata-rata membeli produk manisan pala di kios

Terminal BaranangSiang, Bogor. Konsumen yang berada di kios di dekat terminal

sebagian besar berasal dari luar kota, sehingga sangat sedikit yang mengetahui

merek dari produk manisan pala yang mereka beli. Beberapa konsumen mengaku

bahwa mereka hanya mengetahui bahwa manisan pala hanya sebatas “oleh-oleh

khas” dari Bogor dengan tujuan membeli sebagai buah tangan.

“...wah saya kurang tahu. Saya bukan orang Bogor soalnya. Ini

kebetulan mau pulang di terminal liat ini. Cuma pengen beli oleh-

oleh khas Bogor aja (EUS, 32h).”

Hal ini sangat disayangkan mengingat bahwa hampir semua kios “oleh-oleh

manisan” di terminal memasok manisan pala buatan dari UKM manisan buah

“Harapan Berkah”, walaupun ada beberapa toko yang memasok manisan pala dari

pabrik lain. Berdasarkan pendapat dari salah satu agen penjual di salah satu toko

oleh-oleh manisan di terminal, hal ini terjadi karena tidak terdapat label dalam

kemasan manisan pala, terlebih lagi manisan pala jenis basah yang ditaruh di

toples-toples dan bukan dibungkus dalam kemasan.

Setelah fase unaware of brand, fase dengan tingkatan yang lebih tinggi

adalah brand recognition. Fase ini merupakan tahap dimana ketika pertama kali

ditanya, konsumen tidak mengingat merek yang diajukan, akan tetapi setelah

disebutkan nama merek yang diajukan, konsumen tersebut kembali ingat akan

merek tersebut. Tahap ini melibatkan aksi bahwa merek tersebut perlu disebutkan

atau diingatkan terlebih dahulu kepada konsumen dan bukan berasal dari

pemikiran konsumen sendiri. Hal ini juga turut terjadi pada beberapa konsumen

manisan pala “Harapan Berkah”.

“Oh.. bu Hafsah? Iya tau itu mah. Kalau ga ditanya yang mana

suka bingung neng soalnya disini kan banyak yang bikin manisan

pala, bukan Cuma bu Hafsah (WTH, 42th).”

Page 51: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

43

Konsumen yang berada pada fase ini rata-rata merupakan warga sekitar

daerah Dramaga, Kabupaten Bogor yang tidak mengetahui nama merek manisan

pala “Harapan Berkah” namun mengetahui produk manisan pala dengan sebutan

lain, yakni manisan pala “Ibu Hafsah”. Nilai tersebut menunjukkan bahwa

sebagian konsumen manisan pala “Harapan Berkah” memiliki tahap brand

recognition. Hal ini dikarenakan nama merek “Harapan Berkah” adalah nama

yang baru-baru ini diresmikan oleh pihak UKM, sedangkan nama sebutan

manisan pala “Ibu Hafsah” sudah sejak dulu dikenal orang sebab Ibu Hafsah, sang

pemilik UKM manisan buah “Harapan Berkah” merupakan orang pertama yang

merintis usaha manisan pala di Desa Dramaga.

Setelah tahap brand recognition, tingkatan kesadaran merek yang lebih

tinggi selanjutnya adalah fase brand recall. Tahap ini menekankan kepada ingatan

konsumen terhadap berbagai merek dengan satu jenis produk. Tahap brand recall

ini juga terjadi kepada beberapa konsumen manisan pala “Harapan Berkah”.

Konsumen yang memiliki tingkat kesadaran merek ini pada umumnya juga

tinggal di daerah Dramaga. Hal ini dikarenakan Dramaga merupakan daerah

sentra atau pusat produksi manisan buah di kota Bogor, sehingga warga Dramaga

mengenal banyak produsen manisan pala dan bukan hanya UKM manisan buah

“Harapan Berkah”. Oleh karena itu, beberapa konsumen dapat menyebutkan

beberapa merek lain yang sejenis selain “Harapan Berkah” dan bahkan beberapa

dapat pula membandingkannya.

Fase tingkat kesadaran merek yang paling tinggi adalah top of mind. Tahap

ini menekankan pada merek yang muncul pertama kali dibenak konsumen jika

dikaitkan dengan suatu produk tertentu. Tahap ini merupakan tahap pencapaian

tertinggi persepsi konsumen dalam menyadari keberadaan suatu merek. Hal ini

terjadi kepada beberapa konsumen manisan pala, terutama pelanggan setia

manisan pala “Harapan Berkah”, dimana mereka mengetahui merek manisan pala

dengan sebutan “Harapan Berkah” dan juga mengetahui merek manisan pala

dengan sebutan lain, yakni manisan pala “Ibu Hafsah”.

“Kalau manisan pala mah, dari dulu saya selalu beli yang bu

Hafsah. Dia yang pertama di daerah ini di pasar Dramaga, jadi

orang-orang lebih kenalnya manisan bu Hafsah. Nama “Harapan

Berkah” mah pan soalnya baru-baru ini dibuat (AWL, 45th).”

Konsumen tersebut langsung menyebutkan manisan pala merek “Harapan Berkah”

dan buatan “Ibu Hafsah” ketika ditanya mengenai produk manisan pala dan sama

sekali tidak menyebutkan merek lain atau buatan UKM lain. Hal ini menunjukkan

bahwa manisan pala “Harapan Berkah” sudah memiliki konsumen yang mencapai

tahap tertinggi dalam kesadaran merek (brand awareness) yaitu top of mind.

Page 52: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

44

Citra merek (Brand Image)

Citra merek atau brand image merupakan segala sesuatu dalam ingatan

konsumen yang berkaitan dengan suatu merek dan kemudian terhadap produk itu

sendiri. Lebih lanjut, Franco dan Ramos (2005) menjelaskan bahwa brand image

merupakan asosiasi-asosiasi dari serangkaian nyata dan atribut berwujud yang

terkait dengan merek. Sebelumnya peneliti men-survai aspek-aspek (asosiasi) apa

saja yang konsumen ketahui terkait dengan produk manisan pala “Harapan

Berkah”. Hasil survai tersebut menghasilkan empat asosiasi/aspek yang sebagian

besar konsumen ketahui terkait produk manisan pala “Harapan Berkah”, yakni

nama merek “Harapan Berkah”, simbol/logo merek “Harapan Berkah”, dan

kemasan manisan pala “Harapan Berkah” yang meliputi bentuk dan warna dari

manisan pala “Harapan Berkah”.

Terkait nama “Harapan Berkah”, pelanggan/konsumen dari manisan pala

ternyata tidak semuanya mengetahui bahwa manisan pala yang mereka

beli/konsumsi mempunyai nama atau merek “Harapan Berkah”. Beberapa

mengenal manisan pala tersebut dengan sebutan lain, yakni manisan pala “Ibu

Hafsah” yang merupakan pemilik UKM manisan buah “Harapan Berkah”.

Beberapa konsumen berpendapat bahwa mereka mengenal manisan pala dengan

sebutan yang banyak dikenal dan disebutkan orang-orang.

“Manisan pala yang terkenal mah banyak orang yang bilang manisan

pala bu Hafsah. Saya ga tau kalau ada namanya “Harapan Berkah”.

Orang-orang banyaknya bilangnya manisan bu Hafsah sih soalnya

(IVN, 34th).”

Sama seperti halnya nama “Harapan Berkah”, simbol/logo dari produk

manisan pala “Harapan Berkah” tidak banyak diketahui oleh para konsumen atau

pelanggan manisan pala “Harapan Berkah”. Hal ini juga dikarenakan dalam

kemasan manisan pala tidak tercantum label yang berisikan nama ataupun

simbol/logo. Konsumen yang mengetahui nama dan simbol dari manisan pala

“Harapan Berkah” rata-rata adalah mereka yang pertama kali mengenal manisan

pala “Harapan Berkah” melalui acara bazaar atau pameran dagang. Hal ini

dikarenakan pihak UKM manisan buah “Harapan Berkah” hanya memberi label

pada kemasan manisan pala hanya ketika mengikuti acara-acara bazaar, pameran

dagang, atau jika ada yang memesan dari luar kota. Ibu Hafsah menyatakan

bahwa pihaknya tidak memberikan label pada kemasan manisan pala karena

penjualan produk menurun ketika kemasan dipasangkan label. Selain itu, label

dan simbol/logo yang digunakan masih menggunakan label gabungan yakni label

produk UKM lingkar kampus IPB dan bukan label khusus dari UKM manisan

“Harapan Berkah” itu sendiri.

Aspek citra merek/asosiasi merek dari manisan pala “Harapan Berkah”

lainnya yang tidak kalah penting adalah kemasan manisan pala itu sendiri. Aspek

kemasan manisan pala yang dinilai oleh konsumen adalah bentuk dan warna dari

produk manisan pala “Harapan Berkah”. Bentuk dari manisan pala “Harapan

Berkah” tergolong unik karena setiap buah palanya dibentuk bak bunga yang

sedang mekar. Selain berbentuk seperti bunga, manisan pala juga diberi warna

untuk menambah daya tarik dari bentuk bunga tersebut. Terdapat tiga warna pada

Page 53: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

45

manisan pala kering, yakni merah muda, hijau, dan putih/natural, sedangkan

manisan pala jenis basah hanya mempunyai satu jenis warna, yakni hijau natural.

Aspek bentuk bunga dan warna dari manisan pala ini lah yang sangat menonjol

dari manisan pala “Harapan Berkah”. Walaupun bentuk dan warna ini juga dapat

dijumpai pada produk manisan pala buatan UKM lain yang sejenis, beberapa

konsumen yang merupakan pelanggan setia dapat menyebutkan perbedaan antara

manisan pala “Harapan Berkah” dan manisan pala buatan UKM lain yang sejenis.

“Kalau manisan pala buatan bu Hafsah, bentuk bunganya lebih

ngembang. Kalau yang lain rada nguncup si bentuk bunganya.

Dari warna juga, kalau yang punya bu Hafsah agak pucat, gak

mencolok (RHM, 61th).”

Kualitas Merek (Brand Quality)

Kualitas merek didefinisikan sebagai penilaian subjektif dari konsumen

mengenai keunggulan dan manfaat yang dirasakan suatu produk (Franco dan

Ramos 2005). Lebih lanjut, Yasin et al dalam Setyaningsih (2008) menjelaskan

bahwa Persepsi kualitas yang tinggi muncul ketika konsumen mengakui

perbedaan dan keunggulan sebuah merek dibandingkan dengan merek yang lain.

Kualitas merek yang tinggi dapat mempengaruhi keputusan konsumen, dimana

dapat meningkatkan ekuitas merek. Aspek kualitas yang dinilai dari produk

manisan pala merek “Harapan Berkah” adalah dari segi rasa, kebersihan, daya

tahan/keawetan, dan harga.

Aspek kualitas merek yang pertama adalah dari segi rasa. konsumen

manisan pala “Harapan Berkah” rata-rata menyatakan bahwa mereka menyukai

rasa manisan pala merek “Harapan Berkah”. Namun hanya sebagian kecil yang

dapat membedakan rasa manisan pala buatan ibu Hafsah dan manisan pala buatan

UKM lain.

“Kalau buatan bu Hafsah, manisnya gak giung neng. Kalau yang

lain mah kerasa teuing manisnya, giung pisan. Buah palanya juga

lebih nyakruk (renyah) kalau dimakan (TTN, 45th).”

Selebihnya, para konsumen manisan pala menilai rasa manisan pala merek

“Harapan Berkah” sama saja dengan manisan pala lainnya.

“Ah.. sama aja neng. Manisan pala mah semuanya juga rasanya

begitu. Tergantung selera aja itu mah, demen atau nggaknya (DAD,

28th).”

Aspek berikutnya dari kualitas merek yang dinilai adalah dari segi

kebersihan. Menurut beberapa konsumen, manisan pala merek “Harapan Berkah”

terlihat lebih unggul dibanding manisan pala merek lain. Manisan pala “Harapan

Berkah” terlihat lebih bersih, baik dari segi pengemasan (packing) ataupun

manisan pala itu sendiri dilihat per buahnya. Selain itu beberapa konsumen

menyatakan bahwa manisan pala “Harapan Berkah” dinilai lebih bersih karena

Page 54: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

46

tempat produksinya juga yang bersih. Konsumen/pelanggan yang menyatakan ini

rata-rata merupakan konsumen yang sudah pernah mengunjungi langsung UKM

manisan buah “Harapan Berkah”.

“Saya sudah pernah datang ke UKM “Harapan Berkah”, beda

sama UKM manisan pala lainnya yang di Pasar Dramaga, kalau

yang bu Hafsah itu lebih bersih, terutama lantainya sudah pakai

keramik, jadi ngeliatnya lebih rapih dan bersih. Kalau yang lain

lantainya pada belum pakai keramik (EDS, 48th).”

Selain itu, banyak pula yang berpendapat terutama dari para tetangga dan

warga sekitar yang sejatinya sudah sangat kenal dengan UKM-UKM yang

berproduksi manisan pala di sekitar daerah mereka menyatakan bahwa tempat

produksi UKM manisan “Harapan Berkah” lebih bersih dibanding UKM lainnya

yang sejenis. Salah satu contohnya adalah dilihat dari lantai tempat produksi

dimana UKM manisan “Harapan Berkah” merupakan satu-satunya UKM yang

sudah berlantaikan keramik diantara UKM-UKM lain yang masih belum berlantai

atau hanya sebatas tanah biasanya. Hal ini tidak luput dikarenakan adanya bantuan

dari pihak LPPM IPB yang memberi bantuan keramik pada pihak UKM manisan

“Harapan Berkah” dengan tujuan menjadikan UKM manisan buah “Harapan

Berkah” menjadi UKM percontohan dan hal tersebut berhasil.

Selain dari segi rasa dan kebersihan, daya tahan produk juga menjadi

perhitungan konsumen dalam membeli produk manisan pala. Salah satu alasan

manisan pala kering menjadi favorit para konsumen adalah karena daya tahannya

yang lebih lama dibanding manisan pala basah. Daya tahan manisan pala kering

bisa mencapai waktu 3-4 bulan, sedangkan manisan pala basah hanya sekitar

sebulan. Akan tetapi daya tahan yang menunjukkan kualitas sebenarnya dari

manisan pala “Harapan Berkah” adalah daya tahan manisan pala “Harapan Berkah”

dibandingkan manisan pala buatan UKM lain. Beberapa konsumen terutama

pelanggan setia manisan pala “Harapan Berkah” dapat menyebutkan perbedaan

kualitas daya tahan antara manisan pala “Harapan Berkah” dengan manisan pala

buatan UKM lain.

“Manisan pala bu Hafsah kalau udah lama, biasanya cuma kadar

gulanya aja yang turun. Kalau manisan pala lain, selain kadar

gulanya turun, kadang suka jadi lembek terus berair (IIM, 21th).”

Hal ini tentunya merupakan nilai tambah bagi manisan pala “Harapan Berkah”

yang dapat menjadikan hal ini sebagai salah satu keunggulan dari produk mereka

dan menjadi alat yang membedakan manisan pala “Harapan Berkah” dengan

produk manisan pala merek lainnya.

Aspek kualitas yang terakhir yang dinilai oleh konsumen adalah dari segi

harga. Secara umum, harga manisan pala “Harapan Berkah” memang lebih mahal

dibanding produk manisan pala buatan UKM lain. Hal ini dapat mempengaruhi

persepsi konsumen terhadap kualitas manisan pala merek “Harapan Berkah”.

Beberapa konsumen berpendapat bahwa harga yang ditetapkan oleh UKM

manisan pala “Harapan Berkah” cukup mahal untuk sekadar kudapan tradisional

seperti manisan.

Page 55: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

47

“Kalau kata saya sih, manisan pala bu Hafsah lumayan mahal

dibanding yang lain. Padahal sama aja cuma manisan pala doang

(YYO, 65th).”

Akan tetapi, beberapa konsumen juga ada yang berpendapat bahwa harga manisan

pala “Harapan Berkah” sebanding dengan kualitas produknya, yakni dari segi rasa,

kebersihan dan daya tahan.

“Standar-standar aja sih harganya. Sesuai lah sama kualitasnya,

lagipula ga beda jauh kok. Lagian bu Hafsah mah soalnya udah

dari dulu sih, yang pertama disini, jadi udah terjamin lah pokoknya

(TIN, 49th).”

Kesetiaan Merek (Brand Loyalty)

Brand loyalty (kesetiaan merek) adalah komitmen konsumen untuk tetap

memberikan penilaian positif terhadap suatu merek dan melakukan pembelian

berulang (Setyaningsih 2008). Kesetiaan merek banyak dijumpai dalam seorang

pelanggan/konsumen yang setia. Pelanggan yang setia biasanya akan melakukan

pembelian rutin dan jarang melakukan pembelian produk yang sama namun

buatan merek lain, kecuali dalam kondisi tertentu. Loyalitas merek memainkan

peran penting dalam menimbulkan ekuitas merek, bukan hanya karena

kapasitasnya dalam menjaga konsumen tetap setia, tetapi juga karena loyalitas

konsumen turut dapat menjangkau terhadap merek lain yang sejenis (Franco dan

Ramos 2005). Hal ini juga diimiliki oleh manisan pala “Harapan Berkah”.

Manisan pala “Harapan Berkah” sudah mempunyai beberapa

pelanggan/konsumen yang setia. Bahkan ketika UKM manisan buah “Harapan

Berkah” sempat berhenti berproduksi dalam jangka waktu yang cukup lama

karena kesulitan bahan baku, para pelanggan ini tetap setia menunggu dan tidak

membeli manisan pala merek lain.

“Saya sudah dari dulu beli manisan pala yang bu Hafsah. Udah

tahu banget kualitasnya, kalaupun lagi kosong barang juga saya

ga pernah beli yang lain. Yah, nunggu aja sampai ada lagi (ACH,

60th).”

Kendati demikian, terdapat pula beberapa konsumen yang menganggap

bahwa dirinya pelanggan setia manisan pala “Harapan Berkah”, tetapi pernah atau

sempat membeli manisan pala merek lain.

“Saya mah emang dasarnya doyan manisan pala, terutama yang

basah. Kalau memang yang bu Hafsah lagi ga ada, saya beli yang

ada aja. Yang penting saya bisa makan manisan pala. Tapi kalau

disuruh milih, saya memang lebih suka manisan pala yang bu

Hafsah (EVA, 21th).”

Page 56: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

48

Konsumen/pelanggan seperti ini rata-rata merupakan penggemar dari produk

tersebut, yakni manisan pala itu sendiri dan tidak begitu mempertimbangkan

merek. Mereka merasa senang mendapatkan produk yang digemainya secara rutin

apapun mereknya yang tersedia saat itu. Walaupun demikian, konsumen tersebut

tetap memiliki pilihan merek apa yang paling baik menurut mereka. Selain itu,

pelanggan/konsumen yang mempunyai kesetiaan atau loyalitas merek yang tinggi

akan turut mempromosikan dan merekomendasikan produk dengan merek yang

mereka sukai kepada orang lain. Beberapa konsumen mengaku pernah

merekomendasikan manisan pala “Harapan Berkah” kepada orang lain.

“Saya pernah merekomendasikan manisan pala kepada atasan

saya sewaktu beliau sedang mencari kudapan untuk acara buka

puasa bersama di kantor. Saya ngerekomendasiin ke manisan pala

“Harapan Berkah” yang biasa saya beli (MLI, 25th).”

Page 57: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

49

PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN TERHADAP

EKUITAS MEREK PRODUK MANISAN PALA “HARAPAN BERKAH”

Untuk melihat pengaruh bauran komunikasi pemasaran terhadap ekuitas

merek produk manisan pala “Harapan Berkah”, peneliti menguji 50 orang

konsumen manisan pala “Harapan Berkah” yang dijadikan sebagai responden

dengan menggunakan kuesioner. Jawaban yang didapat dari 50 orang tersebut

merupakan data yang kemudian diolah secara statistik menggunakan uji statistik

regresi linier berganda. Hasil uji statistik regresi berganda digunakan untuk

melihat pengaruh bauran komunikasi pemasaran secara keseluruhan dan juga

secara parsial terhadap keseluruhan ekuitas merek. Secara garis besar, hasil uji

statistik regresi berganda menunjukkan bahwa bauran komunikasi pemasaran

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ekuitas merek.

Hasil uji F (anova) dan uji koefisien determinasi (R square) digunakan

untuk melihat pengaruh bauran komunikasi pemasaran terhadap ekuitas merek

secara keseluruhan. Hasil uji F (Tabel 4) bauran komunikasi pemasaran terhadap

ekuitas merek mendapat nilai signifikansi (p) = 0.021 (p < 0.05), dimana nilai

signifikan tersebut mendapat nilai lebih kecil dari 5 persen atau 0.05 yang artinya

komunikasi pemasaran memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ekuitas merek.

Hasil uji regresi koefisien determinasi (R Square) juga turut menunjukkan hal

yang sama, yakni bauran komunikasi pemasaran memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap ekuitas merek. Dari hasil uji koefisien determinasi (R Square)

dapat dilihat seberapa besar pengaruh yang dimiliki bauran komunikasi pemasaran

terhadap ekuitas merek. Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi R square

(Tabel 4), didapatkan nilai R Square sebesar= 0.337= 33.7 persen yang artinya

variabel bauran komunikasi pemasaran memiliki pengaruh kontribusi sebesar 33.7

persen terhadap variabel ekuitas merek. Sedangkan 66.3 persen lainnya

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Tabel 4 Hasil uji statistik regresi ganda pengaruh bauran komunikasi pemasaran

terhadap ekuitas merek

Variabel (X) B T Sig

Iklan -0,039 -0.110 0.913

Promosi penjualan 0,899 1.755 0.087

Event dan pengalaman 1,399 2.570 0.014

Hubungan masyarakat dan publisitas -0,030 -0.038 0.970

Pemasaran langsung -0,136 -0.182 0.856

Pemasaran interaktif 0,702 1.239 0.223

Pemasaran dari mulut ke mulut 1,113 2.269 0.029

Penjualan personal -0,208 -0.378 0.708

Nilai signifikansi Uji F 0.021

Nilai koefisien determinasi 0.337

Keterangan: Nilai Ttabel= 2,019

B = koefisien regresi

Page 58: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

50

Pengaruh bauran komunikasi pemasaran terhadap ekuitas merek secara

parsial dapat dilihat dari hasil uji nilai T pada tabel 4. Pengaruh dapat dilihat dari

nilai signifikan pada kolom sig dan nilai Thitung pada kolom T yang didapat

masing-masing bauran komunikasi pemasaran. Pada kolom sig, dapat dilihat jika

nilai signifikan yang didapat kurang dari nilai probabilitas 0.05 atau 5 persen,

artinya bauran komunikasi pemasaran tersebut memiliki pengaruh signifikan

terhadap ekuitas merek. Sama seperti nilai signifikan, pengaruh juga dapat

diketahui dari nilai T. Jika nilai Thitung lebih besar dari nilai Ttabel

(Thitung>Ttabel), maka dapat dikatakan terdapat pengaruh yang signifikan.

Untuk melihat apakah terdapat pengaruh secara parsial yang dimiliki

masing-masing variabel bauran komunikasi pemasaran terhadap ekuitas merek,

dapat dilihat dari hasil uji koefisien regresi (nilai B), yakni nilai koefisien regresi

pada kolom B. Berdasarkan nilai koefisien regresi pada tabel 4, secara

keseluruhan dapat dilihat bahwa masing-masing bauran komunikasi pemasaran

memiliki nilai koefisien regresi yang berbeda-beda. Nilai koefisien regresi

digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh bauran komunikasi pemasaran

terhadap ekuitas merek. Nilai positif dan negatif pada koefisien regresi

menjelaskan tentang pengaruh yang akan menaikkan atau menurunkan variabel Y

yaitu ekuitas merek. Nilai positif akan menaikkan ekuitas merek sedangkan

negatif akan menurunkan ekuitas merek. Adapun persamaan regresi yang didapat

dari hasil koefisien regresi tersebut adalah sebagai berikut:

Pengaruh acara dan pengalaman terhadap ekuitas merek produk

manisan pala UKM manisan buah “Harapan Berkah”

Berdasarkan nilai T dan Sig pada tabel 4, dapat dilihat bahwa bauran

komunikasi pemasaran yang memiliki pengaruh terhadap ekuitas merek secara

parsial adalah event dan pengalaman serta pemasaran dari mulut ke mulut. Hal ini

dilihat dari nilai signifikan yang didapat masing-masing sebesar 0.014 dan 0.029,

dimana keduanya sama-sama lebih kecil dari nilai probabilitas 5% atau 0,05. Nilai

T yang didapat event dan pengalaman serta pemasaran dari mulut ke mulut

masing-masing sebesar 2.570 dan 2.269 dimana kedua nilai Thitung tersebut lebih

besar dari nilai Ttabel yang didapat, yakni sebesar 2.019. Dengan demikian, dapat

dikatakan bahwa bauran komunikasi pemasaran yang mempunyai pengaruh

signifikan secara sendiri-sendiri atau parsial terhadap ekuitas merek adalah acara

dan pengalaman serta pemasaran dari mulut ke mulut.

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang dimiliki event dan

pengalaman serta pemasaran dari mulut ke mulut, dapat dilihat dari nilai koefisien

regresi pada kolom B. Bauran komunikasi pemasaran event dan pengalaman

mendapat nilai koefisien regresi sebesar 1.399. Hal ini menunjukkan bahwa

semakin besar event dan pengalaman sebesar satu-satuan akan menaikkan ekuitas

merek sebesar 1.399 satu-satuan. Pemasaran dari mulut ke mulut mendapat nilai

koefisien regresi sebesar 1.113. Nilai ini menunjukkan bahwa semakin besar

pemasaran dari mulut ke mulut sebesar satu-satuan, maka akan menaikkan ekuitas

merek sebesar 1.113 satu-satuan. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa

semakin tinggi event dan pengalaman, maka semakin tinggi ekuitas merek. Begitu

Y = 5,386 – 0,039 X1 + 0,899 X2 + 1,399 X3 – 0,030 X4 – 0,136 X5 + 0,702

X6 + 1,113 X7 – 0,208 X8

Page 59: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

51

pula dengan bauran komunikasi pemasaran dari mulut ke mulut, dapat

disimpulkan bahwa semakin tinggi pemasaran dari mulut ke mulut, maka semakin

tinggi ekuitas merek.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya (Bronatamala et al

2013), dimana dijelaskan bahwa citra pembuat memiliki pengaruh paling dominan

terhadap persepsi konsumen terhadap citra merek yang merupakan dimensi

pembentuk ekuitas merek. Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan Yoo et al

(2000) dan Danibrata (2011), dimana keduanya menyatakan bahwa citra atau

image dari toko atau sang pemilik akan mengarah pada ekuitas merek yang tinggi.

Hal ini tentu berhubungan dengan bauran komunikasi pemasaran event dan

pengalaman serta pemasaran dari mulut ke mulut, dimana kedua bauran

komunikasi pemasaran tersebut memang menekankan pada citra perusahaan atau

citra pembuat agar membuat kesan yang positif dimata para pelanggan/konsumen.

Page 60: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

52

Page 61: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

53

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Tingkat keterdedahan responden terhadap bauran komunikasi pemasaran

yang dijalankan UKM manisan buah “Harapan Berkah” secara berurutan dari

yang paling tinggi adalah pemasaran dari mulut ke mulut, promosi penjualan,

penjualan personal, iklan, pemasaran interaktif, hubungan masyarakat dan

publisitas, dan terakhir adalah pemasaran langsung. Bauran komunikasi

pemasaran UKM manisan buah “Harapan Berkah” yang memiliki tingkat

keterdedahan paling tinggi adalah penjualan personal. Hal ini dikarenakan UKM

manisan buah “Harapan Berkah” tidak menjual produknya secara langsung di

pabrik, melainkan menjajakan produk dagangannya melalui agen pengecer (sales

person) atau wiraniaga. Para konsumen lebih sering membeli manisan pala

melalui para agen pengecer atau wiraniaga di kios-kios/toko yang menjajakan

“oleh-oleh khas Bogor”, yang salah satunya adalah manisan pala “Harapan

Berkah”.

Dimensi ekuitas merek yang memiliki persepsi baik menurut responden

secara berurutan dari yang paling tinggi adalah kualitas merek, citra merek,

kesadaran merek dan loyalitas merek. Kualitas merek (brand quality) merupakan

dimensi ekuitas merek yang memiliki persepsi paling baik. Hal ini dikarenakan

kualitas merek dapat dinilai langsung oleh konsumen setelah mencoba produk

manisan pala itu sendiri. Kualitas yang dapat dirasakan langsung oleh konsumen

contohnya adalah dari segi rasa, harga, kebersihan, serta daya tahan produk.

Hasil perhitungan uji statistik regresi linier berganda untuk melihat

pengaruh bauran komunikasi pemasaran terhadap ekuitas merek produk manisan

pala “Harapan Berkah”, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Bauran komunikasi pemasaran secara keseluruhan memiliki pengaruh

signifikan terhadap ekuitas merek produk manisan pala UKM manisan buah

“Harapan Berkah”.

2. Bauran komunikasi pemasaran secara parsial memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap keseluruhan ekuitas merek (brand equity).

3. Acara dan pengalaman secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap keseluruhan ekuitas merek.

4. Pemasaran dari mulut ke mulut secara parsial memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap keseluruhan ekuitas merek.

Page 62: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

54

Saran

Sebagaimana konsep komunikasi pemasaran yang lebih baik, yakni IMC

(integrated marketing communication), bauran komunikasi pemasaran perlu

dikoordinasikan, dikombinasikan, serta dicocokkan dengan bauran komunikasi

pemasaran yang lain sehingga dapat menghasilkan strategi promosi atau

pemasaran yang lebih efektif dan efisien. Seperti contohnya adalah

menggabungkan bauran promosi penjualan dan bauran komunikasi pemasaran

yang paling terdedah konsumen seperti penjualan personal. Promosi penjualan

berguna untuk menarik perhatian konsumen penjualan sementara penjualan

personal merupakan media pemasaran yang paling efektif karena konsumen lebih

banyak membeli produk manisan pala melalui penjualan personal.

Selain mengkombinasikan bauran komunikasi pemasaran satu dengan yang

lain, metode pemasaran dalam setiap bauran tentunya perlu juga untuk

dioptimalkan. Salah satunya contohnya adalah memaksimalkan penggunaan ruang

untuk iklan outdoor, seperti pada penggunaan spanduk. Lokasi UKM manisan

buah “Harapan Berkah” yang selama ini kurang strategis karena letaknya yang

berada di bagian dalam. Lebih baik jika spanduk dipasang di depan jalan masuk

gang atau pinggir jalan raya dimana banyak orang berlalu lalang, sehingga

kesempatan iklan untuk terpapar/tereskpos pun intensitasnya akan semakin tinggi.

Tentunya dengan strategi pemasaran yang efektif dan efisien, turut pula memiliki

pengaruh yang lebih baik lagi terhadap persepsi konsumen untuk membangun

suatu kesatuan ekuitas merek yang baik, kuat, dan unik terhadap produk, dan

kemudian terhadap merek itu sendiri.

Page 63: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

55

DAFTAR PUSTAKA

Abdollahi SM, Khorsandnejad A, Ranjbarian B. 2011. The Impact of Brand

Equity on Advertising Effectiveness (Samsung and Snowa brand names as a

case study). [internet]. Interdisciplinary Journal of Contemporary Reasearch

in Business. [diunduh tanggal 28 Oktober 2013] ; 5(3) :229-238. Dapat

diunduh dari: http://journalarchieves8.webs.com/229-238.pdf. 10 hal.

Arizona R. 2013. Efektivitas Komunikasi Pemasaran Pupuk Organik dan Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi. [skripsi]. Departemen SKPM Fakultas Ekologi

Manusia. Institut Pertanian Bogor.

Bappenas. 2008. Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

[internet]. [diunduh 12 Februari 2014] Tersedia pada:

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&v

ed=0CE0QFjAG&url=http%3A%2F%2Fwww.bappenas.go.id%2Findex.ph

p%2Fdownload_file%2Fview%2F8163%2F1665%2F&ei=TkXJUtijGIaSrg

fS8YGIBQ&usg=AFQjCNHKHNY9SqWBoja2MAHM4SbefSUhmg&bvm

=bv.58187178,d.bmk

Bronatamala SY, Nugroho BA, Fanani Z. 2013. Persepsi Konsumen Terhadap

Brand Image KFC (Studi Kasus: KFC Kawi, Malang). [internet]. Jurnal

Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. [diunduh tanggal 07 Desember

2013]. Dapat diunduh dari:

http://fapet.ub.ac.id/wp-content/uploads/2013/04/Persepsi-Konsumen-

Terhadap-BrandImage-Kfc-Studi-Kasus-Kfc-Kawi-Malang.pdf. 10 hal.

Chandradhy D. 1978. Strategi-Strategi Pemasaran di Indonesia. Jakarta: Lembaga

Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Danibrata A. 2011. Pengaruh Integrated Marketing Communication Terhadap

Brand Equity Pada Sebuah Bank Pemerintah di Jakarta. [internet]. Jurnal

Bisnis dan Akuntansi. [diunduh tanggal 01 November 2013] ; 1(13) : 21-38.

Dapat diunduh dari:

http://www.tsm.ac.id/jba/JBA13.1April2011/2_artikel_jba13.1April2011.pdf.

8 hal.

Fill C. 1999. Marketing Communications: contexts, contents and strategies.

Second Edition. Europe: Prentice Hall.

Franco MJS, Ramos AFV. 2005. The Impact of Marketing Communication and

Price Promotion on Brand Equity. [internet]. Henry Stewart Publications

1350-231X Brand Management. [diunduh tanggal 28 Oktober 2013] ; 6(12) :

431-444. Dapat diunduh dari:

http://www.researchgate.net/publication/31984182_The_impact_of_marketin

g_communication_and_price_promotion_on_brand_equity/file/9c9605187ffd

632c7f.pdf. 14 hal.

Page 64: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

56

Ibrahim MS, Rehman S Ul. 2011. Integrated Marketing Communication and

Promotion. [internet]. Journal of Arts, Science & Commerce. [diunduh

tanggal 28 Oktober] ; 4(II) : 187-191. Dapat diunduh dari:

http://www.researchersworld.com/vol2/issue4/Paper_21.pdf. 5 hal.

Isnaini S. 2009. Implementasi Komunikasi Pemasaran Terpadu sebagai

Penyampai Pesan Promosi Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia.

[internet]. Jurnal Masyarakat Kebudayaan dan Politik. [diunduh tanggal 09

Desember 2013] ; 4(22) : 324-332. Dapat diunduh dari:

http://journal.unair.ac.id/filerPDF/06_santi_%20Kewirausahaan%20_MKP_.

pdf. 9 hal.

Keller KL. 2009. Building Strong Brands in a Modern Marketing

Communications Environment. [internet]. Journal of Marketing

Communications. [diundu tanggal 28 Oktober 2013] ; 2-3(15) : 139-155.

Dapat diunduh dari:

http://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/13527260902757530. 17 hal.

Kennedy JE, Soemanegara RD. 2006. Marketing Communication: Taktik &

Strategi. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer.

Kotler dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran: Edisi 13, Jilid 2. Jakarta:

Erlangga.

Kurnia M. 2014. Efektivitas Merek dan Desain Kemasan dalam Membentuk Citra

Produk di Serambi Botani, Botani Square, Bogor. [skripsi]. Departemen

SKPM Fakultas Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor.

Kusumastuti YI. 2009. Komunikasi Bisnis Membangun Hubungan Baik dan

Kredibilitas. Bogor: IPB Press.

Rakhmat J. 1997. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Setyaningsih, R. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekuitas

Merek Untuk Meningkatkan Minat Beli Ulang (Studi Kasus Pada Kedai Kopi

DÔME di Surabaya). [Thesis]. Program Studi Magister Manajemen Program

Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang. [Diunduh tanggal 15

Januari 2014]. Dapat diunduh dari:

http://eprints.undip.ac.id/18818/1/RAHMAWATI_SETYANINGSIH.p

df. 156 hal.

Singarimbun M, Effendi S. 2008. Metode Penelitian Survai. Jakarta: LP3ES.

Solomon et al. 2006. Consumer Behavior: A European Perspective. Third Edition.

Europe: Prentice Hall.

Page 65: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

57

Sumarwan U, Fitrahdini, Nurmalina R. 2010. Analisis Persepsi Konsumen

Terhadap Ekuitas Merek Produk Es Krim. [internet]. Jurnal Ilmu Keluarga

dan Konsumen. [dikutip tanggal 07 Desember 2013] ; 1(3) : 74-81. Dapat

diunduh dari:

http://202.124.205.111/index.php/jikk/article/download/5186/3580. 8 hal.

Sunyoto D. 2011. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Jakarta (ID): CAPS.

Suryana A. 2001. Efektivitas Komunikasi Pemasaran pada Usaha Kecil Menengah

(UKM) di Kabupaten Bandung. [internet]. Jurnal MediaTor. [diunduh tanggal

01 November 2013] ; 2(2) : 303-324. Dapat diunduh dari:

http://mediator.fikom.unisba.ac.id/index.php/mediator/article/view/240. 22

hal.

Suwantara N, Taechamaneesatit T. 2012. The Forms of Integrated Marketing

Communication that Effect the Brand Equity Perception in Direct Sale

System Comparing Thai and Foreign Cosmetics Brand. [internet].

International Proceedings of Economics Development & Research. [diunduh

tanggal 31 Oktober 2013] ; 13(50) : 58-62. Dapat diunduh dari:

http://www.ipedr.com/vol50/013-CBETM2012-A00026.pdf. 5 hal.

Yoo B, Donthu N, Lee S. 2000. An Examination of Selected Marketing Mix

Elements and Brand Equity. [internet]. Journal of the Academy of Marketing

Science. [diunduh tanggal 31 Oktober 2013] ; 2(28) : 195-211. Dapat diunduh

dari:

http://faculty.mu.edu.sa/public/uploads/1361466903.9327marketing%20mix4

3.pdf. 17 hal.

Page 66: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

58

Page 67: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

59

LAMPIRAN

Lampiran 1 Peta lokasi penelitian

Peta Desa Dramaga, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor

Page 68: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

60

Lampiran 2 Daftar responden

Daftar responden konsumen produk manisan pala “Harapan Berkah”

No Nama Usia Alamat

1 KRS 25 Bogor

2 LIA 33 Bogor

3 YYO 65 Bogor

4 RSD 49 Bogor

5 MNH 31 Bogor

6 RMT 42 Cianjur

7 EDS 48 Bogor

8 EVA 21 Bogor

9 RHM 61 Bogor

10 ARS 40 Bekasi

11 DDN 45 Cianjur

12 HNI 37 Bogor

13 IVN 34 Bandung

14 ANH 36 Jakarta

15 WTH 42 Bogor

16 EUS 32 Jakarta

17 MMI 40 Bogor

18 HLM 26 Bogor

19 DAD 28 Bogor

20 AWL 45 Bogor

21 AMR 53 Bogor

22 JBR 29 Bogor

23 RDN 24 Bogor

24 SKM 21 Bogor

25 RDI 46 Bogor

26 EKN 41 Bogor

27 TTN 45 Bogor

28 TIN 49 Bogor

29 IDN 56 Jakarta

30 JYD 37 Bogor

31 PTH 42 Bogor

32 SLT 48 Bogor

33 HKM 16 Bogor

34 JHN 65 Bogor

35 IIM 21 Bogor

36 ACH 60 Bogor

37 ZNL 38 Sukabumi

38 WLN 23 Bogor

39 YTI 41 Bogor

40 YNT 32 Bogor

41 ACM 70 Bogor

Page 69: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

61

42 STI 60 Bogor

43 MLI 25 Bogor

44 MSR 70 Medan

45 ELH 37 Bogor

46 SNR 28 Bogor

47 DRN 24 Bogor

48 ITI 34 Bogor

49 NGS 42 Bogor

50 EKA 26 Bogor

Lampiran 3 Data analisis regresi linear berganda

1. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 50

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 3.00129599

Most Extreme Differences Absolute .115

Positive .102

Negative -.115

Kolmogorov-Smirnov Z .816

Asymp. Sig. (2-tailed) .519

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data. Keterangan : Didapatkan p = 0,519 (p > 0,05) artinya data berdistribusi normal.

Page 70: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

62

2. Persamaan Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B

Std.

Error Beta

Tolera

nce VIF

1 (Constant) 5.386 1.561 .450 .001

Iklan -.039 .355 -.019 -.110 .913 .555 .800

Promosi

penjualan

.899 .512 .274 1.755 .087 .664 .505

Acara dan

pengalaman

1.399 .544 .440 2.570 .014 .551 .816

Hubungan

masyarakat dan

publisitas

-.030 .804 -.007 -.038 .970 .508 .968

Pemasaran

langsung

-.136 .743 -.029 -.182 .856 .643 .555

pemasaran

interaktif

.702 .567 .206 1.239 .223 .583 .715

Pemasaran

mulut ke mulut

1.113 .491 .322 2.269 .029 -804 .244

Penjualan

personal

-.208 .550 -.052 -.378 .708 .866 .155

a. Dependent Variable: EKUITAS MEREK Berdasarkan tabel ini diperoleh model persamaan regresi :

Ket erangan: Y = Ekuitas Merek X1 : iklan X2 : promosi penjualan X3 : acara dan pengalaman X4 : hub masyarakat dan publisitas X5 : pemasaran langsung X6 : pemasaran interaktif X7 : pemasaran mulut ke mulut X8 : penjualan personal

Y = 5,386 – 0,039 X1 + 0,899 X2 + 1,399 X3 – 0,030 X4 – 0,136 X5 + 0,702 X6

+ 1,113 X7 -0,208 X8

Page 71: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

63

3. Uji T

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 5.386 1.561 3.450 .001

Iklan -.039 .355 -.019 -.110 .913 .555 1.800

promosi

penjualan

.899 .512 .274 1.755 .087 .664 1.505

acara dan

pengalaman

1.399 .544 .440 2.570 .014 .551 .816

hub

masyarakat

dan publisitas

-.030 .804 -.007 -.038 .970 .508 .968

pemasaran

langsung

-.136 .743 -.029 -.182 .856 .643 .555

pemasaran

interaktif

.702 .567 .206 1.239 .223 .583 .715

pemasaran

mulut ke

mulut

1.113 .491 .322 2.269 .029 .804 1.244

penjualan

personal

-.208 .550 -.052 -.378 .708 .866 1.155

a. Dependent Variable: EKUITAS MEREK Perhatikan nilai Signifikansi pada kolom sig. didapatkan :

- Iklan : p = 0,913 (tidak berpengaruh terhadap ekuitas merek)

- Promosi penjualan : p = 0,087 (tidak berpengaruh terhadap ekuitas merek)

- Acara dan pengalaman : p= 0,014 (berpengaruh terhadap ekuitas merek)

- Hub masyarakat dan publisitas : p = 0,970 (tidak berpengaruh terhadap

ekuitas merek)

- Pemasaran langsung : p = 0,856 (tidak berpengaruh terhadap ekuitas

merek)

Page 72: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

64

- Pemasaran interaktif : p = 0,223 (tidak berpengaruh terhadap ekuitas

merek)

- Pemasaran mulut ke mulut : p = 0,029 (berpengaruh terhadap ekuitas

merek)

- Penjualan personal : p = 0,708 (tidak berpengaruh terhadap ekuitas merek)

4. Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 224.619 8 28.077 2.608 .021a

Residual 441.381 41 10.765

Total 666.000 49

a. Predictors: (Constant), penjualan personal, iklan, pemasaran mulut ke mulut, pemasaran langsung, promosi penjualan, acara dan pengalaman, pemasaran interaktif, hub masyarakat dan publisitas

b. Dependent Variable: EKUITAS MEREK

Perhatikan nilai Signifikansi pada kolom sig.

Didapatkan nilai p = 0,021 (p < 0,05) artinya komponen komunikasi

pemasaran (penjualan personal, iklan, pemasaran mulut ke mulut, pemasaran

langsung, promosi penjualan, acara dan pengalaman, pemasaran interaktif, hub

masyarakat dan publisitas) secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap ekuitas merek.

5. Koefisien Determinasi (R Square)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .581a .337 .208 3.28107

a. Predictors: (Constant), iklan, promosi penjualan, acara

dan pengalaman, hubungan masyarakat dan publisitas,

pemasaran langsung, pemasaran interaktif, pemasaran

dari mulut ke mulut, penjualan personal

b. Dependent Variable: EKUITAS MEREK

Didapatkan nilai R Square = 0,337 = 33,7%

Artinya bahwa komponen komunikasi pemasaran memiliki pengaruh kontribusi

sebesar 33,7% terhadap variabel Ekuitas Merek, sedangkan 66,3% lainnya

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar variabel yg diteliti.

Page 73: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

65

Lampiran 4 Dokumentasi Penelitian

a. UKM manisan buah “Harapan Berkah

Page 74: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

66

b. Kios-kios/toko yang menjajakan produk manisan pala “Harapan Berkah”

c. Dokumentasi awancara dengan responden

Page 75: PENGARUH BAURAN KOMUNIKASI PEMASARAN …

67

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Sekar Anjani adalah anak kedua dari empat bersaudara

yang dilahirkan di Bogor pada tanggal 1 Januari 1993 dari pasangan H. Achmad

Karyana dan Dede Mulyanah. Pendidikan formal yang pernah dijalani penulis

adalah Taman Kanak – Kanak (TK) pada tahun 1997 – 1999, Sekolah Dasar (SD)

Negeri Empang 02 Bogor pada tahun 1999 – 2003, Sekolah Menengah Pertama

(SMP) Negeri 07 Bogor pada tahun 2004 – 2007, Sekolah Menengah Atas (SMA)

Negeri 07 Bogor pada tahun 2008 – 2010. Setelah lulus dari jenjang pendidikan

SMA, penulis melanjutkan pendidikannya di Institut Pertanian Bogor pada tahun

2010 melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima di

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi

Manusia.

Selama mengikuti pendidikan formal dalam perkuliahan, penulis juga

bekerja sebagai freelancer di bagian Hubungan masyarakat (Humas) Institut

Pertanian Bogor pada acara 24th EduFair di SMAN 26 Jakarta, acara Sosialisasi

Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) di IPB

International Convention Centre (ICC), serta acara International Education Fair

Indonesia 2014 di Jakarta Convention Centre (JCC). Prestasi yang pernah di raih

selama penulis menjalani perkuliahan ialah juara 1 presentasi kelompok terbaik

dalam rangka acara Communication Day “Amazing Indonesia” 2012 serta juara 1

penampilan terbaik pekan ekologi manusia di tahun 2012. Selama masa

perkuliahan, penulis juga mengikuti pendidikan keterampilan bahasa asing di UPT

Bahasa IPB dalam level Grundstufe IA bahasa Jerman dan Shoukyu 1 bahasa

Jepang.

.