strategi bauran pemasaran-bnrbgt
TRANSCRIPT
1. STRATEGI BAURAN PEMASARAN
Dalam pemasaran, strategi berperan sebagai sebagai penyaringan dari pengelolaan
dengan tujuan mengoptimalkan keberhasilan usaha. Sedangkan secara lengkap menurut
Cravens, David W (1996) adalah “Strategi pemasaran didefinisikan sebagai analisis,
strategi pengembangan, dan pelaksanaan, kegiatan dalam: Pemilihan strategi pasar
sasaran, produk pada tiap unit bisnis, penetapan tujuan, pemasaran, pengembangan, dan
pengelolaan strategi program pemasaran, serta penentuan posisi pasar yang dirancang
untuk memenuhi pasar sasaran.
A. Strategi Pemasaran Jasa
Dalam industri perhotelan strategi yang diutamakan adalah pada penekanan
pelayanan tamu dengan harapan dapat memberikan kepuasan. Pemasaran tidak hanya
berarti pemberian pelayanan jasa atau produk hotel juga untuk membentuk image dari
perusahaan itu sendiri. Kolter menambahkan bahwa batasan bagi pemasaran jasa hotel
adalah melayani dan memuaskan kebutuhan konsumen, untuk memberikan keuntungan
bagi perusahaan.
B. Bauran Pemasaran Jasa
Di dalam pemasaran terdapat kombinasi dari unsur-unsur pemasaran yang disebut
dengan bauran pemasaran. Bauran pemasaran merupakan alat bagi marketer yang terdiri
dari berbagai elemen suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar
implementasi strategi pemasaran dan positioning yang ditetapkan dapat berjalan sukses.
C. Elemen bauran Pemasaran Jasa
Dalam pemasaran terdapat kombinasi dari unsur-unsur pemasaran yang disebut
bauran pemasaran. Bauran pemasaran merupakan alat bagi marketer yang terdiri berbagai
elemen perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan positioning
yang ditetapkan berjalan lancar. Komponen bauran pemasaran adalah sebagai berikut :
Product pariwisata meliputi produk manajemen pariwisata manajemen untuk
produk pariwisata baru, dan pengembangan strategi produk. Namun produk menurut
Product: menurut N.J McHugh, dan S. MCHugh (1990), “a product is any physical
good, service, or idea that satisfies a want or need”(p.407). Sebuah produk
didefinisikan sebagai setiap barang, jasa, atau gagasan yang dapat memuaskan
sebuah kebutuhan atau keinginan. Contohnya seorang tamu dalam menyewakan
1
sebuah kamar di hotel tidak hanya mendapatkan kamar namun juga mendapatkan
pelayanan yang baik serta suasana aman dan nyaman.
Price adalah variabel yang sangat penting dalam bauran pemasaran. Harga yang
baik adalah dapat memberikan kepuasan kepada wisatawan dan dapat memberikan
keuntungan kepada bisnis pariwisata.
Promotion adalah komunikasi meliputi advertensi, promotion, hubungan
masyarakat, dan penjualan personal.
Place dapat diartikan sebagai aktivitas distribusi. Place merupak gabungan antara
lokasi dan keputusan atas saluran distribusi dalah hal ini berhubungan dengan lokasi
yang digunakan dan bagaimana caranya menyampaikan kepada konsumen.
People dalam pemasaran jasa sebagai service provider sangat mempengaruhi
kualitas jasa yang diberikan. Untuk mencapai kulitas yang terbaik maka pegawai
harus dilatih untuk dapat memberi konsumen kepuasan dalam memenuhi
kebutuhannya.
Process merupakan gabungan semua aktivitas umumnya terdiri dari prosedur,
jadwal pekerjaan, mekanisme, aktivitas dan hal-hal rutin dimana jasa dihasilkan dan
disampaikan kepada konsumen.
Physical Evidence meliputi bangunan, interior design, seragam karyawan, tanda
atau simbul, business cards atau bentuk-bentuk lainnya yang dapat menunjukkan
bukti nyata dari keberadaan perusahaan.
D. Strategi Produk
Produk pariwisata (Reime and Hawkins, 1979) total spektrum dari pengalaman
dalam pariwisata, berkaitan dengan akomodasi, alam dan sumber-sumber lainnya,
pertunjukan, transportasi, makanan, rekreasi, dan atraksi lainnya. Produk pariwisata
adalah pengalaman bagi wisatawan mulai dia meninggalkan rumah sampai dia kembali
kerumahnya.
Karakteristik bauran produk:
Budaya: sejarah, musium, benteng, pabrik, rumah opera, teater.
Rekreasi: taman nasional, hutan lindung, wisata laut, memancing.
Atraksi: festival seni, pertunjukkan berkuda, pameran paracle.
2
Organisasi pariwisata mempunyai peranan utama dalam mengelola produk
pariwisata daerah.
Mempertahankan Kinerja Produk
Pemilihan Strategi
3
Menetapkan kinerja produk yang ingin dicapai
Strategi untuk mengeliminasi masalh
Sistem untuk mereview produk
Mengidentifikasi masalah-masalah produk
Pemilihan Strategi
Mendrop produk
Merubah strategi
pemasaran
Memperbaiki produk
Mengurangi biaya
Kriteria Pengembangan Produk Baru
4
E. Strategi Harga atau Price
Harga merupakan kompenen penting dalam penyusunan strategi. Strategi harga
dapat didefinisikan:
Membantu dan mengarahkan bisnis pariwisata dalam mempertimbangkan posisi
dalam menetapkan harga yang layak.
Membantu dalam mengembangkan baik harga yang akan digunakan sebagai
elemen aktif atau pasif dalam bauran pemasaran.
Membantu dalam merumuskan tujuan.
Membantu dalam mengembangkan kebijakan dalam pengambilan keputusan
tentang harga.
Strategi harga untuk produk pariwisata yang baru, ada dua pendekatan strategik:
Skimming Pricing, strategi dimana harga ditetapkan relatif tinggi untuk
memberikan persepsi kepada wisatawan bahwa produk yang ditawarkan adalah
baik. Hal ini dapat dilakukan kalau sifat permintaan inelastis.
5
Identifikasi PeluangDefinisi pasar membangun idePemilihan Ide
Uji CobaUji coba promosiPerkiraan pasarPemasaran uji coba
DesainJumlah wisatawanPengembangan konsep
PengenalanPerencanaan dan Pelaksanaan
Penetration Pricing, menetapkan harga lebih rendah dari pesaing, agar dapat
meningkatkan market share.
Selain itu terdapat juga strategi untuk menentukan harga dalam pemasaran jasa
yaitu:
Value Based Pricing: harga didasarkan atas dasar nilai jasa yang \dipersepsikan
oleh segmen konsumen tertentu.
Bundling: strategi penetapan harga dimana pihak produsen menjual satu atau lebih
produk layanan jasa sebagai sebuah paket.
Discount Pricing: strategi penetapan harga dibawah harga standar.
Multiple Pricing: strategi ini merupakan diskon kuantitas. Harga yang lebih
murah dikenakan jika kuantitas produk atau jasa yang dibeli semakin murah.
F. Strategi Distribusi
Sistem distribusi merupakan elemen dalam bauran pemasaran yang menjamin
tersedianya produk dan adanya akses untuk mendapatkan produk.
Sistem Distribusi Travel
6
G. Stategi Promosi
Strategi meliputi promosi meliputi berbagai komunikasi terhadap wisatawan dan
wisatawan potensial, dimana suatu destinasi atau bisnis pariwisata memiliki produk yang
dapat memuaskan. Komunikasi terdiri dari:
Advertising : merupakan salah satu bentuk dari komunikasi impersonal yang
digunakan perusahaan baik barang maupun jasa. Peranan periklanan dalam
pemasaran jasa adalah untuk membangun kesadaran jas yang ditawarkan untuk
membujuk calon customer untuk menggunakan jasa tersebut dan untuk
membedakan dari perusahaan lain.
Personal Selling: merupakan interaksi personal antara penyedia jasa dan
konsumen, bersifat luwes karena tenaga penjual dapat langsung menyesuaikan
penawaran dengan kebutuhan dan perilaku konsumen.
Sales Promotion: merupakan semua kegiatan yang dimaksudkan untuk
meningkatkan penjualan arus barang dan jasa
Public Relation: menjalin hubungan dengan kumpulan kepentingan publik yang
lebih besar.
2. ORGANISASI YANG BERORIENTASI PEMASARAN
7
RETAIL TRAVEL AGENTS
TOUR PACKAGERS
SPECIALITYCHANNELERS
TOURISMBUSINESS UNITS
TOURIST
A. Hal-Hal Penentu Organisasi Pariwisata
Kebanyakan organisasi pariwisata di negara-negara yang sudah maju maupun di
negara sedang berkembang, disusun dan dikelola bedasarkan birokrasi klasik. Banyak
organisasi pariwisata nasional milik pemerintah direncanakan sesuai dengan sistem kerja
pemerintah dalam bentuk suatu kementrian, suatu sekretariat, suatu departemen, sebuah
komosi dewan dan sebagainya. Sistem demikian yang mempunyai keuntungan dan
kelemahan, didasarkan pada dua prinsip yaitu tugas dibagi habis dalam bagian dan
kekuasaan secara berjenjang. Dalam konsep organisasi seperti itu, hasil penerimaan
bersih yang dimaksudkan sektor pariwisata sulit sekali akan berhasil.
Namun demikian, organisasi pariwisata nasional yang sudah dipercayakan untuk
berperan aktif mempromosikan pariwisata negara dan harus turut mengambil bagian
dalam pembangunan secara keseluruhan, serta harus memajukan industri pariwisata,
seharusnya pula diberikan peluang untuk mengemban fungsinya dengan baik. Hal ini
berarti bahwa organisasi pariwisata nasional harus dianggap sebagai suatu sistem
antarhubungan, yang merata sumber-sumber yang tersedia dan mengelolanya secara
efisien dan efektif. Pengarahan keterampilan teknis dan manajerial untuk mencapai
tujuan yang telah digariskan memerlukan suatu tingkat koordinasi yang mampu menata
tingkat jabatan, tanggung jawab dan kewenangan masing-masing serta menggariskan
serangkaian tugas operasional yang patut dipertanggungjawabkan terhadap hasil-hasil
keluaran yang sudah terpadu.
Akan tetapi, kemungkinan penerapan koordinasi yang diinginkan sangat
bergantung pada seberapa jauh setiap anggota masing-masing dalam organisasi itu
diarahkan untuk berusaha semampunya dan sejauh mana persyaratan kerja cukup
memacu semangat kerja serta sejauh mana manajemen yang bijaksana diterapkan. Hal ini
menuntut bahwa organisasi pariwisata nasional harus membatasi hambatan yang
berkepanjangan dan sering mengganggu akibat dari sistem birokrasi. Hambatan birokratis
itu biasanya terjadi karena akses pembagian organisasi secara administratif dan
keengganan klasik pegawai negeri untuk bersedia menerima suatu tanggung jawab.
B. Tujuan-Tujuan Organisasi
8
Dengan rencana kerja yang tersusun, suatu organisasi harus mampu memperluas
wawasan tujuan yang ingin dijadikan dalil bagaimana setiap tingkat tujuan searah dengan
tingkat tujuan selanjutnya, hingga dapat diperagakan secara jelas tujuan jangka panjang,
yang sesungguhnya merupakan dasar bedirinya organisasi itu. Tujuan itu hendaknya
meliputi hal-hal:
Mendatangkan kepuasan bagi wisatawan dalam batas sumber-sumber wisata yang
tersedia dan memungkinkan.
Mempersiapkan wahana penerapan strategi pemasaran wisata dalam negeri secara
menyeluruh.
Mengkoordinasi berbagai upaya dengan maksud untuk memacu perkembangan
sektor industri pariwisata.
Melaksanakan program penelitian dengan maksud untuk memperbaiki produk
wisata yang ada dan untuk mengembangkan produk-produk baru guna memenuhi
permintaan dan kecenderungan pasar wisata.
Memupuk sadar wisata di kalangan masyarakat tertentu.
Mengembangkan suatu sistem komunikasi yang memadai, cocok, dan terus-
menerus dengan pasar-pasar wisata yang telah diseleksi.
Membantu perumusan suatu kebijakan wisata yang tangguh dan mantap melalui
pengkajian dan penelitian yang mempersiapkan informasi yang terus menerus
mengenai keadaan pasar-pasar wisata.
Tujuan-tujuan lain dapat ditetapkan , bergantung pada peranan yang akan
dimainkan oleh organisasi pariwisata nasional.
C. Pedoman Umum Bagi Organisasi Pariwisata
Ada dua pedoman umum untuk suatu organisasi pariwisata yang baik, harus terjalin
kerja sama dan koordinasi di antara:
Para pejabat yang duduk dalam organisasi tingkat nasional, propinsi dan lokal.
Para pengusaha yang bergerak dalam industri pariwisata, usaha perjalanan, usaha
penginapan, usaha angkutan, sektor rekreasi, dan sektor hiburan, lembaga
keuangan pariwisata, usaha cendera mata dan perdagangan umum)
Organisasi-organisasi yang tidak mencari untung, yang erat berkaitan dengan
pariwisata (misalnya klub-klub wisata dan klub mobil)
9
Asosiasi profesi dalam pariwisata.
Tidak satu pun kemajuan dapat diperoleh dibidang pariwisata, tanpa kerja sama dan
koordinasi yang terjalin baik di antara organisasi pariwisata nasional dengan departeme n
yang lain, yang dalam kegiatannya baik langsung atau tidak langsung, ikut
mempengaruhi kemajuan pariwisata.
D. Organisasi Yang Berorientasi Pemasaran
Pemasaran adalah suatu cara pendekatan yang menyeluruh yang dimulai dengan
langkah mengidentifikasi pasar-pasar wisata, lalu merumuskan hal-hal yang diperlukan
untuk meningkatkan produk wisata, dan dengan begitu kita mampu mencapai tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Karena itu, pemasaran adalah suatu kegiatan yang
merangkul semua pihak yang mempengaruhi dan menerobos semua keruwetan
pariwisata. Secara rinci, hal ini mencakup:
Pengidentifikasian dan pemilihan pasar-pasar wisata melalui proses penelitian dan
pengkajian yang cermat.
Membangun satu sistem hubungan dengan semua pasar wisata yang telah dipilih.
Pengembangan dan perbaikan produk wisata untuk memenuhi permintaan yang
telah dirancang dan dianalisis dengan baik.
Pengawasan hasil yang dicapai dengan cara menciptakan suatu sistem umpan
balik yang terus-menerus, yang mampu memberi penilaian dan takaran hasil-hasil
perolehan itu, agar dapat menyesuaikan unsur-unsur yang ditawarkan kapan saja
diperlukan.
E. CONTOH-CONTOH ORGANISASI PARIWISATA
DI TINGKAT NASIONAL
Di Indonesia umumnya dijumpai dua bentuk organisasi kepariwisataan yaitu
government tourist office, dan private tourist office. Government tourist office adalah
organisasi kepariwisataan yang dibentuk oleh pemerintah sebagai suatu bidang yang
diberi tanggung jawab mengenai pengembangan dan pembinaan kepariwisataan pada
umumnya baik di tingkat nasional, regional, maupun lokal. Seperti di Indonesia misalnya,
secara nasional kepariwisataan berada di bawah Kantor Wilayah Departemen Pariwisata
Pos dan Telekomunikasi dan Dinas Pariwisata Daerah Tingkat II.
10
Private Tourist office adalah organisasi kepariwisataan yang merupakan asosiasi
dari macam – macam kelompok perusahaan industri pariwaisata yang fungi dan
kedudukannya merupakan rekanan bagi government tourist office. Di Indonesia
organisasi semacam ini misalnya Perhimpunan Hotel dan RestoraN Indonesia (PHRI),
Association of Indonesian Travel Agent (ASITA), Himpunan Pramuwisata Indonesia
(HPI) dan lain sebagainya. Organisasi – organisasi yang termasuk dalam Govermet
Tourist Office adalah Direktorat Jendral Pariwisata, Deparnas, Baparnas, Deparpostel,
dan Diparda.
a. Direktorat Jendral Pariwisata
Berdasarkan surat keputusan Menteri Perhubungan No. Km.4.5/Phb-75, tanggal 2
September 1975, tugas pokok Direktorat jendral Pariwisata diatur sebgai berikut:
Dirjen Pariwisata mempunyai tugas melaksanakan sebgaian tugas pokok
departemen perhubungan di bidang kepariwisataan berdasarkan kebiijkasanaan
yang ditetapkan.
Sekretaris Dirjen Pariwisata memiliki tugas memberi pelayanan teknis dan
administratif bagi seluruh satuan oraganisasi dalam lingkungan Dirjen Pariwisata
dalam rangka pelaksanaan tugas pokok Dirjen Pariwisata.
Direktorat Bina Pemasaran Pariwisata mempunyai tugas melaksanakan sebagian
tugas pokok Dirjen Pariwista di bidang pemasaran wisata, berdasarkan
kebijaksanaan teknis yang ditetapkan oleh Dirjen Pariwisata.
Direktorat bina pelayanan wisata mempunyai tugas melaksanakan sebgaian tugas
pokok Dirjen Pariwisata di bidang pelayanan wisata berdasarkan kebijaksanaan
teknis yang ditetapkan oleh Dirjen Pariwisata.
Pusat Pendidikan dan Latihan Pariwisata, mempunyai tugas membina dan
mengkoordinasikan semua unit pelaksanaan pendidikan dan pelatihan pariwisata
di lingkungan departemen sesuai dengan kebijaksanaan teknis yang ditetapkan
oleh kepala bagian.
Pusat penelitian dan pengembangan pariwisata mempunyai tugas
menyelenggarakan pembinaan semua unit penelitian dan pengembangan
pariwisata berdasarkan kebijaksanaan teknis yang ditetapkan oleh kepala bagian
penelitian dan pengembangan pariwisata.
11
b. DEPARNAS (Dewan Pertimbangan kepariwisataan Nasional)
Dewan ini membantu presiden dalam menetapkan kebijaksanaan umum di bidang
pengembangan kepariwisataan nasional. Dewan ini diketuai oleh menteri negara EKUIN
dan anggotanya terdiri dari 12 menteri ditambah Gubernur Bank Sentral serta Ketua
Bappenas.
c. BAPPARNAS (Badan Pengembangan Pariwisata nasional)
Badan ini dibentuk berdasarkan Instruksi Presiden No. 9 tahun 1969 yang
merupakan Badan Konsultatatif yang membantu menteri Pariwisata Pos dan
telekomunikasi di bidang kepariwisataan.
Anggota – anggotanya terdiri dari:
para direktur jendral yang erat hubngannya dengan bidang kepariwisataan
para ketua himpunan yang mewakili industri pariwisata
para ahli yang dipandang perlu
Adapun tugas – tugasnya adalah:
Mengajukan Usul dan memberikan saran atas keijaksanaan pengembangan
pariwisata nasional.
Mengajukan usul dan memberikan saran tentang langkah – langkah pelaksanaan
terhadap kebijaksanaan yang telah ditetapkan.
Mengadakan koordinasi dalam hal penyusunan langkah – langkah pelaksanaan
terhadap kebijaksanaan di masing- masing bidang.
Mengadakan koordinasi dalam hal penyusunan langkah – langkah kebiujaksanaan
yang menyangkut kebijaksanaan di masing – masing bidang tertentu.
Memberi penilaian tentang buah pikiran mengenai hal – hal yang menyangkut
pengembangan pariwisata nasional.
d. Deparpostel (Departemen Pariwisata Pos dan Telekomunikasi)
Deparpostel bertugas melaksanakan tugas pokok dan fungsi departemen di propinsi
yang bersangkutan antara lain:
mengumpulkan dan mengolah data dan menyusun rencana dan program
kepariwisataan, pos, dan telekomunikasi.
Melaksanakan pembinaan usaha kepariwisataan di bidang pemasaran wisata dan
pelayan wisata
12
Melaksankan pembinaan usaha pos, dan telekomunikasi di bidang pengendalian
frekwensi dan pelayanan, pos, dan telekomunikasi.
Memberikan pelayan administratif kepada semua satuan organisasi di lingkungan
kantor wilayah Departemen Pos dan telekomunikasi.
e. Diparda (Dinas Pariwisata Daerah)
Dinas Pariwisata Daerah dipimpin oleh seorang kepala dinas dalam melaksanakan
urusan rumah tangga daernya dalam bidang kepariwisataan yang menyangkut; urusan
objek wisata, urusan pramuwisata, urusan losmen, penginapan remaja, pondok wisata,
perkemahan, rumah makan, bar kawasan wisata, rekreasi, dan hiburan umum serta
promosi daerah. Untuk menyelenggarakan tugasnya Diparda memiliki fungsi:
merumuskan kebijaksanaan teknik, pemberian bimbingan, pembinan dan
perijinan dengan dasar kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Gubernus kepala
daerah.
Melaksankan tugas pokok sesuai denganperaturan perundang – undangan yang
berlaku.
Mengumpulkan data, pengadaan penelitian, dan penganalisaan data sebagai
bagian perencanaan pengembangan kepariwisataan di daerah.
Organisasi pariwisata yang termasuk private tourist office adalah:
a. ASITA (association of the Indonesian Tour & Travel Agencies)
ASITA adalah organisasi yang menjadi wadah bagi pengusaha perusahaan
perjalanan Indonesia, dalam bahasa Indonesia bernama Asosiasi Perusahaan Perjalanan
Indonesia. Organisasi ini didirikan di Jakarta tahun 1971 dan memiliki beberapa tujuan
yaitu:
berusaha memajukan dan melindungi kepentingan industri kepariwisataan
nasional dan kepentingan para anggota.
Menigkatkan citra PARIWISATA Indonesia dengan memberikan kepuasan, rasa
aman,adanya kepastian perlindungan dan jaminan kepentingan tanpa
mengorbankan kepentingan sesama anggota.
Menyuskseskan program pembangunan nasional melalui sektor kepariwisataan
sesuai dengan garis – garis besar haluan negara dan rencana pembangunan
nasional.
13
b. PUTRI (Perhimpunan Usaha Taman rekreasi Indonesia)
Perhimpunan Objek wisata Indonesiaaa atau lebih sering dikenal dengan PUTRI
didirkan tanggal 10 November 1977. Adapun maksud didrikan PUTRI ini adalah sebagai
wadah perjuangan kepentingan bersama dan mengabdi profesi dalam usaha mengelola
dan penegmbangan budaya serta lingkungan alam dan kesejahteraan masyarakat. Ada
beberapa tujuan organisasi PUTRI yaitu:
membina dan mengembangkan objek wisata dalam rangka mengembangkan
pariwisata nusantara dan mancanegara.
Menanamkan dan memupuk rasa cinta tanah air melalui penyaajian objek wisata
dalam usaha ikut berperan membentuk manusia Indonesia seutuhnya.
Membina dan meningkatkan kemampuan mengelola objek – objek wisata dalam
rangka meningkatkan pelayanan.
c. HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia)
HPI adalah organisasi profesional non politik dan mandiri yang merupakan waah
persatuan dan kesatuan pribadi yang profesinya adalah pramuwisata. HPI bertugas secara
aktif menggalakkan dan melaksanakan pembangunan pariwisata secara teratur, tertib dan
berkesinambungan,meumpuk dan menigkatkan semangat serta kesadaran nasional
sebagai warganegara RI serta memiliki tanggungjawab asosiasi terhadap lingkungan dan
menigkatkan kerjasama.
d. PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indoensia)
Kegiatan organisasi ini adalah membantu para anggota dengan cara memberikan
perlindungan, masukan, bimbingan dan konsultasi serta pendidikan untuk meningkatkan
mutu hotel/akomodasi, restoran, dan jasa boga, sesama anggota mengkoordinasikan dan
meningkatkan kerjasama atar anggota dan organisasi lain di bidang kepariwisataan baik
di dalam maupun di luar negeri, melakukan kegiatan penelitian perencanaan dan
penegmbangan, melakukan promosi untuk meningkatkan kepariwisataan dalam dan luar
negeri.
14
3. KASUS: “SDM dan Pemasaran Menjadi Kendala Pengembangan Wisata
Pedesaan”
Dikembangkannya Desa Pangsan sebagai desa wisata di Kecamatan Petang, menambah
daya tarik wisata di Badung Utara yang bisa dinikmati wisatawan yang berlibur ke Bali.
Dalam pengembangannya, Desa Pangsan masih terkendala kualitas sumber daya manusia
(SDM), terutama yang bisa berbahasa asing termasuk pemasaran paket wisata di Desa
Pangsan kepada calon wisatawan.
Desa Pangsan memang mampu menyajikan berbagai atraksi wisata seperti trekking,
rafting dan sarana akomodasi yang telah disediakan masyarakat. Dengan mengedepankan
sektor pertanian, masyarakat di Desa Pangsan juga mampu menghasilkan produk
pertanian yang bisa dinikmati wisatawan seperti salak, berbagai sayuran seperti kacang-
kacangan, sayur hijau, sayur pakis dan beberapa jenis produk pertanian lain.
Dengan modal hasil produk pertanian tersebut, pengelola akomodasi di Desa Pangsan
mampu menyajikan berbagai menu makanan yang bisa dinikmati wisatawan selama
menginap di Desa Pangsan. Saat ini kendala yang dihadapi pelaku wisata di Desa
Pangsan ini kekurangan tenaga pemandu trekking, rafting termasuk tenaga yang
menangani sarana akomodasi yang mampu berbahasa asing.
Permasalahan yang dihadapi pelaku wisata di Desa Pangsan dari sisi pemasaran paket
wisata di Desa Pangsan. Promosi masih dilakukan dari mulut ke mulut sehingga
wisatawan yang berlibur ke Desa Pangsan masih sangat terbatas.
Pelaku pariwisata di Desa Pangsan mengatakan, pengembangan desa wisata di Desa
Pangsan memang menghadapi banyak kendala termasuk kendala SDM. Dengan melayani
wisatawan, hanya dibantu 8 orang pemandu rafting, 4 orang tenaga restoran dan 3 orang
pemandu trekking.
Pemerintah diharapkan bisa mengarahkan pengelola hotel termasuk di Nusa Dua bisa
memberikan transfer ilmu pengetahuan termasuk transfer wisatawan ke Desa Pangsan.
15
Dengan transfer ilmu tentang pariwisata dan bahasa asing bisa mengangkat SDM di
Pangsan untuk melayani wisatawan.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung mengatakan, sebagai bagian desa wisata,
Desa Pangsan memiliki daya tarik sektor pertanian, trekking, rafting dan berbagai
kesenian tradisional. Desa Pangsan juga sudah memiliki sarana akomodasi berupa
pondok wisata termasuk memanfaatkan rumah penduduk sebagai sarana akomodasi.
Dari sisi pemasaran pemerintah melalui Disparda Badung masih melakukan pendekatan
pengelola hotel-hotel di Badung Selatan termasuk di Nusa Dua untuk mentransfer
wisatawan ke desa wisata di Badung Utara. Intinya, pengelola hotel di Badung Selatan
diarahkan untuk berbagi wisatawan dengan pelaku wisata yang mengembangkan desa
wisata di Badung Utara. Kedepan diharapkan selain menginap di Badung Selatan,
wisatawan diharapkan bisa menikmati alam desa wisata di Badung Utara termasuk di
Desa Pangsan.
Adapun Solusi yang dapat kami berikan untuk kasus di atas meliputi:
1. Pemerataan Edukasi kepada Masyarakat
Pemerintah diharapkan bisa memberikan pelatihan bahasa asing kepada masyarakat di
Desa Pangsan yang selama ini melayani wisatawan yang berlibur di Desa Pangsan. Dari
pelatihan bahasa asing tersebut, diharapkan masyarakat terlibat dalam kegiatan
akomodasi, rafting, trekking bisa lebih maksimal melayani wisatawan. Terkait kesenian,
generasi muda di Desa Pangsan sudah menyiapkan atraksi kesenian seperti kesenian
barong.
Pemerintah diharapkan bisa mengarahkan pengelola hotel termasuk di Nusa Dua bisa
memberikan transfer ilmu pengetahuan termasuk transfer wisatawan ke Desa Pangsan.
Dengan transfer ilmu tentang pariwisata dan bahasa asing bisa mengangkat SDM di
Pangsan untuk melayani wisatawan.
1. Metode Pemasaran yang Lebih Sistematis
16
Sementara itu dari sisi promosi, kegiatan rafting, trekking termasuk akomodasi di Desa
Pangsan masih dilakukan dari mulut ke mulut. Promosi juga dilakukan dengan
melakukan brosur yang disebarkan melalui information center di kawasan pariwisata di
Badung, Denpasar termasuk Gianyar. Untuk menjaring wisatawan lebih banyak ke Desa
Pangsan memang perlu didukung lebih banyak tenaga kerja termasuk melayani jasa
travel wisatawan.
2. Studi Banding
Terkait kendala ilmu pengetahuan, sektor perhotelan Nusa Dua sudah diarahkan untuk
memberikan transfer ilmu kepada masyarakat desa wisata di Badung Utara termasuk di
Desa Pangsan. Selain itu, anak-anak sekolah pariwisata juga sudah diarahkan untuk
magang/KKN di desa wisata seperti Desa Pangsan. Melalui anak-anak sekolah pariwisata
ini bisa memberikan ilmu dalam bidang penguasaan bahasa asing termasuk keahlian
dalam sektor pariwisata kepada masyarakat di Desa Pangsan.
17