analisis bahan bakar penangkap api dalam kebun sagu ... · menganalisis komposisi dan memperoleh...

14
Analisis Bahan Bakar Penangkap Api dalam Kebun Sagu Masyarakat pada Lahan Gambut di Kecamatan Tebing Tinggi Timur, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau Sinta Haryati Silviana 1 , Ahmad Muhammad 1 Haris Gunawan 1,2 & Albertus Fajar Irawan 3 1 Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Riau 1,2 Badan Restorasi Gambut 3 PT. National Sago Prima, A Subsidiary of PT Sampoerna Agro Tbk., Jakarta

Upload: phamkhanh

Post on 16-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Analisis Bahan Bakar Penangkap Api dalam Kebun Sagu Masyarakat

pada Lahan Gambut di Kecamatan Tebing Tinggi Timur,

Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau

Sinta Haryati Silviana1, Ahmad Muhammad1

Haris Gunawan1,2 & Albertus Fajar Irawan3

1Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Riau1,2Badan Restorasi Gambut

3PT. National Sago Prima, A Subsidiary of PT Sampoerna Agro Tbk., Jakarta

• Peningkatan frekuensi kebakaran pada lahan gambut, terutama di Sumatera dan Kalimantan

• Jumlah titik api pada tahun 2015 mencapai 11555 di Sumatera dan 10513 di Kalimantan

• Jumlah titik api di Sumatera:

- Aceh (311)

- Jambi (2537)

- Sumatera Selatan (3176)

- Riau (5227)

Mongabay 2015

Latar Belakang

Lahan gambut yang terbakar di Riau

• Lahan hutan alam

• Lahan semak belukar

• Lahan perkebunan karet

• Lahan perkebunan kelapa sawit

• Lahan perkebunan sagu

Faktor-Faktor Penting

1. Iklim dan cuaca

2. Ketersediaan bahan bakar

3. Perilaku manusia

Tumbuhan penangkap api

Tumbuhan Penangkap Api

1. Perbedaan tingkat kemudahan terbakar (flammability) antar tumbuhan

• Waktu yang dibutuhkan untuk tersulut api (ignition time)

2. Faktor yang berpengaruh

• Karakteristik tumbuhan (morfologi dan kandungan air)

• Kondisi tumbuhan (hidup-mati, basah-kering)

Tumbuhan Penangkap Api

3. Penggolongan tingkat kemudahan tumbuhan terbakar

• 1-hour fuels

• 10 -hour fuels

• 100 -hour fuels

• 1000 -hour fuels

• 10000 -hour fuels

Diameter(dan

densitas massa) batang

1-hour fuels

Biomassa Tumbuhan Penangkap Api

4. Biomassa tumbuhan penangkap api dalam konteks lahan gambut yang digunakan sebagai kebun sagu oleh masyarakat:

a. Fraksi biomassa berupa tumbuhan hidup

• Paku-pakuan, rerumputan, semak berdaun lebar tak berkayu dan berkayu

b. Fraksi biomassa berupa tumbuhan mati

• Serasah yang dihasilkan tumbuhan tersebut di atas dan pelepah tanaman sagu

Biomassa Tumbuhan Penangkap Api

Fraksi bahan bakar penangkap api yang berupa tumbuhan hidup

Fraksi bahan bakar penangkap api yang berupa tumbuhan mati

Tujuan Penelitian

Menganalisis komposisi dan memperoleh taksiranbiomassa tumbuhan penangkap api dalam sistembudidaya sagu berskala kecil dan umumnya bersifatekstensif

Desa Kepau BaruKab. Kep. Meranti

Tempat & Waktu Penelitian

Waktu Penelitian : Bulan Desember 2015 sampai Maret 2016

Disain Penelitian

Keterangan

Jumlah lokasi sampling (kebun) 3

Jumlah transek 1000 m/lokasi sampling 1

Jumlah transek total 3

Jumlah plot 2 m x 2 m/transek 10

Jumlah plot total 30

Biomassa tumbuhan penangkap api dihitung dalam bentuk berat kering

Fraksionasi biomassa tumbuhan penangkap api dalam kebun sagu

masyarakat

Parameter Rerata Biomassa

(kg/ha)

Total 24681

Fraksi tumbuhan hidup total 7203

Fraksi tumbuhan hidup berupa paku 2191

Fraksi tumbuhan hidup berupa rumput 20

Fraksi tumbuhan hidup berupa semak berdaun lebar tidak-berkayu 581

Fraksi tumbuhan hidup berupa semak berdaun lebar-berkayu 4411

Fraksi biomassa tumbuhan mati 17478

Hasil Penelitian

29,19%

70,81%

61,24%

30,42%

0,28%

8,07%

1. Kandungan bahan bakar penangkap api dalam bentuk biomassa tumbuhan total mencapai rata-rata 24681 kg/ha.

2. Fraksi bahan bakar yang berupa biomassa tumbuhan mati lebih dominan, yaitu 17478 kg/ha (70,81%), sementara fraksi yang berupa tumbuhan hidup rata-rata hanya 7203 kg/ha (29,19%).

3. Fraksi yang berupa biomassa tumbuhan hidup didominasi olehsemak berdaun lebar berkayu, yaitu rata-rata 4411 kg/ha (61,24%), yang disusul oleh paku-pakuan sebanyak 2191 kg/ha (30,42%),sementara semak berdaun lebar tak berkayu hanya 581 kg/ha (8,07%) dan rerumputan 20 kg/ha (0,28%).

Kesimpulan

Bapak Harry Susanto, Bapak Bambang Erawan, Ibu Yusi Rosalina, Bapak Mika Asri Selian,

Bapak Nierza Alfiannur, Bapak M. Suwarno,Bapak Maruli & Bapak Yohannes Izmy Ryan

serta Bapak Prof. HM. Bintoro

Kami mengucapkan terimakasih kepada

Email: [email protected]