alat kapal dan penangkap ikan

22
Alat Kapal Penangkapan Ikan LIFT NET Kelompok 9 Kelas B Perikanan Melinda Iriani 230110140024 Agiandanu 230110140071 Ade Khoerul U 230110140082 Lina Aprilia 230110140087 Felisha Gitalasa 230110140093 Adi Prasetyo 230110140135 Yunia Qonitatin Al Masyani 230110140106 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN i

Upload: adi-prasetyo

Post on 04-Dec-2015

293 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Perikanan dan Ilmu Kelautan

TRANSCRIPT

Page 1: Alat Kapal dan Penangkap Ikan

Alat Kapal Penangkapan Ikan

LIFT NET

Kelompok 9

Kelas B Perikanan

Melinda Iriani 230110140024

Agiandanu 230110140071

Ade Khoerul U 230110140082

Lina Aprilia 230110140087

Felisha Gitalasa 230110140093

Adi Prasetyo 230110140135

Yunia Qonitatin Al Masyani 230110140106

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

SUMEDANG

2015

i

Page 2: Alat Kapal dan Penangkap Ikan

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan ke hadirat Allah SWT.yang telah melimpahkan

karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Alat kapal Penangkapan Ikan:

Lift Net” ini dengan baik dan tepat waktu.

Jaring angkat adalah jaring biasanya berbentuk empat persegi panjang,

dibentangkan di dalam air secara horizontal, dengan menggunakan bambu, kayu, atau

besi sebagai rangkanya. Pemasangan jaring angkat ini dapat di lapisan tengah, atau dasar

permukaan perairan.. Pemahaman mengenai jarring angkat (lift net) selanjutnya akan

dibahas pada makalah ini.

Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan pengetahuan mengenai

sel, khususnya mitokondria.

Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta

penulis.Kritik dan saran sangat diperlukan untuk pencapaian yang lebih baik lagi.

Jatinangor, September 2015

Penulis

i

Page 3: Alat Kapal dan Penangkap Ikan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB 1. PENDAHULUAN …............................................................................................1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................1

1.2 Tujuan ....................................................................................................................2

BAB II. PEMBAHASAN..................................................................................................3

2.1 Pengertian Jaring Angkat..........................................................................................3

2.1.1 Jaring Angkat Perahu (Boat Operated Lift Nets)..............................................3

2.1.2 Jaring Angkat Anco (Portable Lift Nets)...........................................................4

2.1.3 Jaring Angkat Tancap (Shore Operated Stationary Lift Nets)...........................5

2.1.4 Jaring Angkat Bandrong (Bouke Ami)..............................................................6

2.2 Metode Pengoperasian Alat......................................................................................6

2.2.1 Jaring Angkat Perahu (Boat Operated Lift Nets............................................6

2.2.2 Jaring Angkat Anco (Portable Lift Nets).......................................................8

2.2.3 Jaring Angkat Tancap (Shore Operated Stationary Lift Nets).......................8

2.2.4 Jaring Angkat Bandrong (Bouke Ami)..........................................................9

2.3 Target Ikan................................................................................................................10

2.3.1 Jaring Angkat Perahu (Boat Operated Lift Nets................................................10

2.3.2 Jaring Angkat Anco (Portable Lift Nets)...........................................................10

2.3.3 Jaring Angkat Tancap (Shore Operated Stationary Lift Nets)...........................10

2.3.4 Jaring Angkat Bandrong (Bouke Ami)..............................................................10

2.4 Jumlah Nelayan Lift Net...........................................................................................10

BAB III. PENUTUP .........................................................................................................12

3.1 Kesimpulan ............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 13

ii

Page 4: Alat Kapal dan Penangkap Ikan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah Negara maritim yang mempunyai beribu-ribu pulau dan

wilayah perairan di Indonesia lebih besar atau lebih luas di bandingkan wilayah

daratan,sehingga sumberdaya alam dari laut lebih banyak dan melimpah di bandingkan

dari darat,contohnya saja Indonesia adalah Negara no 1 di dunia,Negara pengekspor ikan

tuna terbesar (Subani W, 1970).

Kontribusi produksi perikanan nasional sampai saat ini masih didominasi usaha

perikanan tangkap, khususnya perikanan laut. Produksi perikanan tangkap periode 2000 –

2003 mengalami peningkatan rata-rata sebesar 5,21% per tahun, yakni 5,107 juta ton

pada tahun 2000 menjadi 5,948 juta ton pada tahun 2003. Selama periode tahun 2004 –

2005 sampai dengan kuartal ke-2, PDB subsektor perikanan mengalami kenaikan sebesar

8,78%, jauh lebih tinggi daripada kenaikan PDB sektor pertanian, peternakan, dan

kehutanan sebesar 5,80%. Kontribusi subsektor perikanan terhadap PDB sector pertanian

dalam arti luas terus meningkat, yakni pada tahun 2004 mencapai sekitar 15%, pada

tahun 2005 meningkat menjadi 15,68% (Iskandar, 2001).

Berdasarkan data badan pangan dunia FAO tahun 1994, menyebutkan Indonesia

menempati urutan ke-7 sebagai produsen perikanan dunia, setelah China, Peru, Jepang,

Chile, USA dan India. Maka sejak tahun 2002, dengan produksi 5,6 juta ton, menjadikan

Indonesia sebagai negara produsen ikan terbesar ke-6 dunia, setelah China, Peru, India,

Jepang dan USA. Berdasarkan laporan Bank Dunia tahun 2003, dinyatakan bahwa daya

saing industri Indonesia saat ini bergeser ke arah industri berbasis sumberdaya alam,

diantaranya termasuk industri berbasis perikanan (Subani dan Barus, 1989).

1

Page 5: Alat Kapal dan Penangkap Ikan

1.2 Tujuan

1. Memahami bagaimana konstruksi alat tangkap jaring angkat (lift net)

2. Mengetahui bagaimana gambar alat tangkap jaring angkat (lift net)

3. Memahami apa saja bahan yang digunakan

4. Mengetahui berapa jumlah nelayan

5. Mengetahui ukuran kapal yang digunakan

6. Memahami alat bantu yang digunakan dalam penangkapan ikan

2

Page 6: Alat Kapal dan Penangkap Ikan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Jaring Angkat

Jaring angkat adalah suatu alat penangkapan yang pengoprasiannya di lakukan

dengan menurunkan dan mengangkatnya secara vertical,alat ini terbuat dari nilon yang

menyerupai kelambu, ukuran mata jaringnya relative kecil yaitu 0,5cm. Bentuk alat ini

menyerupai kotak, dalam pengoprasiannya sering menggunakan alat bantu lampu atau

umpan sebagai daya tarik ikan, ada berbagai jaring angkat seperti :

2.1.1      Jaring Angkat Perahu (boat operated lift nets)

Jaring Angkat Perahu (boat operated lift nets) adalah alat penangkap ikan yang

dioperasikan dengan cara diturunkan ke kolom perairan dan diangkat kembali setelah

banyak ikan di atasnya, dalam pengoperasiannya menggunakan perahu untuk berpindah-

pindah ke lokasi yang diperkirakan banyak ikannya. Secara umum kontruksi unit

penangkapan jaring angkat berperahu terdiri dari atas kerangka kayu,waring atau jarring

(dari bahan polyethylene) seperti nilon serta perahu bermotor sebagai alat transportasi di

laut.Pada bagian atas terdapat roller yang berfungsi untuk menurunkan atau mengangkat

jaring (Ayodyoa,1981).

Ukuran alat tangkap jaring angkat perahu sangat beragam mulai dari panjang =

13 m,lebar = 2,5 m,tinggi = 1,2 m hingga panjang = 29 m,lebar = 29 m, tinggi = 17 m,

mata jarring bagan perahu umumnya perukuran 0,5 cm,sedangkan ukuran mata jarring

berkaitan erat dengan sasaran utama ikan yang mau di tangkap,ketika mau menangkap

3

Page 7: Alat Kapal dan Penangkap Ikan

teri yang berukuran kecil harus menggunkan mata jarring yang lebih kecil,jika mata

jarring terlalu besar maka ikan tersebut tidak akan tertangkap (Subani W. 1970).

2.1.2 Jaring Angkat Anco (Portable lift nets)

Jaring Angkat Anco (Portable lift nets)  adalah jaring angkat yang dipasang

menetap di perairan, berbentuk empat persegi panjang, terdiri dari jaring yang keempat

ujungnya diikat pada dua bambu yang dibelah dan kedua ujungnya dihaluskan

(diruncingkan) kemudian dipasang bersilangan satu sama lain dengan sudut 90 derajat.

Berdasarkan cara pengoperasiannya, anco tetap diklasifikasikan ke dalam kelompok

jaring angkat (lift nets) (Subani dan Barus 1989).

Anco atau portable lif nets termasuk alat tangkap yang sangat sederhana,terbuat

dari bambu sebagai alat untuk menaik dan merunkuan jaring,mata jarring anco relative

lebih kecil karena tujuan penangkapan ikan adalah ikan- ikan kecil seperti ikan petek,

lebar jarring anco sangat bervariasi dari 1 m dan ada pula yang sampai 5 m.Alat ini bila di

oprasikan harus dengan bantuan lampu atau umpan untuk menarik ikan (Subani dan

Barus 1989).

4

Page 8: Alat Kapal dan Penangkap Ikan

2.1.3 Jaring Angkat Tancap ( Shore operated stationary lift nets)

Jaring Angkat Tancap ( Shore operated stationary lift net) adalah alat penangkap

ikan yang dioperasikan dengan cara diturunkan ke kolom perairan dan diangkat kembali

setelah banyak ikan di atasnya, dalam pengoperasiannya tidak dapat dipindah-pindah dan

sekali dipasang (ditanam) berarti berlaku untuk selama musim penangkapan. Beda antara

bagan tancap dengan anco tetap dan jaring bandrong adalah bagan tancap memiliki rumah

penjaga, gulungan (roller), tali tarik dan gelangan pengikat dengan jaring. Bagan tancap

diklasifikasikan ke dalam kelompok jaring angkat (lift nets) (Subani dan Barus 1989).

Bagan tancap pada umumnya tersusun atas dua bagian yaitu bangunan bagan

dan jarring bagan.Bangunan bagab biasanya terdiri dari rumah bagan,pelataran bagan dan

tiang pancang.Semua bangunan bagan terbuat dari bambu karena bahan ini memiliki

keunggulan yaitu tahan terhadap resapan air laut sehingga umur bangunan bagan dapat

bertahan lama.Biasanya bagian bagan berukuran 9x9 meter, namun ada juga yang

berukuran hingga 12x12 meter, sedangkan tinggi bangunan dari permukaan air laut rata-

rata 12 meter (Iskandar 2001).

Kontruksi bagan tancap yang selanjutnya adalah jaring bagan, jaring bagan di

letakkan di tengah bangunan bagan, jaring bagan ini terbuat dari poly prophylene atau

yang di sebut dengan waring.Ukuran jarring bagan sendiri yaitu 7x7 meter dengan ukuran

mata jarringnya yaitu 0,4 cm,jaring bagan di lengkapi dengan binkai yang terbuat dari

bambu dan gelang pengikat jaring yang berfungsi untuk memudahkan papada saat

pengoprasian alat tangkap (Ayodyoa,1981).

5

Page 9: Alat Kapal dan Penangkap Ikan

2.1.4 Jaring Angkat Bandrong (Bouke ami)

Jaring bandrong adalah jaring angkat berbentuk empat persegi panjang atau

bujur sangkar yang ujung-ujung salah satu sisinya diikat pada patok atau tiang pancang,

sementara ujung yang lain dipasang tali untuk proses pengangkatan. Berdasarkan cara

pengoperasiannya, jaring bandrong diklasifikasikan ke dalam kelompok jaring angkat (lift

nets). Alat tangkap ini berbentuk jaring persegi empat, berukuran mulai dari 8-12 m yang

cara pengoprasiannya dilakukan dengan menurunkan dan mengangkatnya secara vertical

dari sisi kapal.Dalam pengoprasiannya menggunakan alat tangkap bantu lampu dan

umpan sebagai alat bantu untuk mengumpulkan gerombolan ikan,dengan tujuan

menangkap ikan fototaksis positif,alat ini mempunyai mata jaring yang relative kecil

(Subani dan Barus 1989).

2.2  METODE PENGOPERASIAN ALAT

2.2.1 Jaring Angkat Perahu (boat operated lift nets)

Tahapan-tahapan metode pengoperasian bagan perahu adalah sebagai berikut

(Iskandar 2001).

(a)    Persiapan menuju fishing ground, biasanya terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan

dan persiapan terhadap segala sesuatu yang dibutuhkan dalam pengoperasian bagan

perahu. Pemeriksaan dan perbaikan terutama dilakukan terhadap lampu dan mesin kapal.

Persiapan lain yang dianggap penting adalah kebutuhan perbekalan operasi penangkapan

seperti air tawar, solar, minyak tanah, garam dan bahan makanan.

(b)   Pengumpulan ikan, ketika tiba di lokasi fishing ground dan hari menjelang malam,

maka lampu dinyalakan dan jaring biasanya tidak langsung diturunkan hingga tiba

6

Page 10: Alat Kapal dan Penangkap Ikan

saatnya ikan terlihat berkumpul di lokasi bagan atau ingin masuk ke dalam area cahaya

lampu. Namun tidak menutup kemungkinan ada pula sebagian nelayan yang langsung

menurunkan jaring setelah lampu dinyalakan.

(c)    Setting, setelah menunggu beberapa jam dan ikan mulai terlihat berkumpul di lokasi

penangkapan, maka jaring diturunkan ke perairan. Jaring biasanya diturunkan secara

perlahan-lahan dengan memutar roller. Penurunan jaring beserta tali penggantung

dilakukan hingga jaring mencapai kedalaman yang diinginkan. Proses setting ini

berlangsung tidak membutuhkan waktu yang begitu lama. Banyaknya setting tergantung

pada keadaan cuaca dan situasi hasil tangkapan, serta kondisi perairan pada saat operasi

penangkapan.

(d)   Perendaman jaring (soaking), selama jaring berada di dalam air, nelayan melakukan

pengamatan terhadap keberadaan ikan di sekitar kapal untuk memperkirakan kapan jaring

akan diangkat. Lama jaring berada di dalam perairan (perendaman jaring) bukan bersifat

ketetapan, karena nelayan tidak pernah menentukan dan menghitung lamanya jaring di

dalam perairan dan kapan jaring akan diangkat namun hanya berdasarkan penglihatan dan

pengamatan adanya ikan yang berkumpul di bawah cahaya lampu.

(e)    Pengangkatan jaring (lifting), lifting dilakukan setelah kawanan ikan terlihat

berkumpul di lokasi penangkapan. Kegiatan lifting ini diawali dengan pemadaman lampu

secara bertahap. Hal ini dimaksudkan agar ikan tidak terkejut dan tetap terkosentrasi pada

bagian perahu di sekitar lampu yang masih menyala. Ketika ikan sudah berkumpul di

tengah-tengah jaring, jaring tersebut mulai ditarik ke permukaan hingga akhirnya

ikanakan tertangkap oleh jaring.

(f)    Brailing, setelah bingkai jaring naik ke atas permukaan air, maka tali penggantung

pada ujung dan bagian tengah rangka dilepas dan dibawa ke satu sisi kapal, tali kemudian

dilewatkan pada bagian bawah kapal beserta jaringnya. Tali pemberat ditarik ke atas agar

mempermudah penarikan jaring dan lampu dihidupkan lagi. Jaring kemudian ditarik

sedikit demi sedikit dari salah satu sisi kapal ke atas kapal. Hasil tangkapan yang telah

terkumpul diangkat ke atas dek kapal dengan menggunakan serok.

(g)   Penyortiran ikan, setelah diangkat di atas dek kapal, dilakukan penyortiran ikan.

Penyortiran ini biasanya dilakukan berdasarkan jenis ikan tangkapan, ukuran dan lain-

7

Page 11: Alat Kapal dan Penangkap Ikan

lain. Ikan yang telah disortir langsung dimasukkan ke dalam wadah atau peti untuk

memudahkan pengangkutan.

2.2.2 Jaring Angkat Anco (Portable lift nets)

Tahapan-tahapan metode pengoperasian Jaring Angkat Anco (Portable lift nets)

adalah sebagai berikut (Subani dan Barus 1989).

(a)    Anco tetap dioperasikan dengan cara jaring diturunkan ke arah dasar perairan pantai,

muara sungai dan teluk-teluk yang relatif dangkal dengan muka jaring menghadap ke

dalam perairan.

(b)   Setelah ikan terkumpul, lalu secara perlahan jaring diputar atau dibalik dan diangkat

ke arah permukaan hingga kumpulan ikan berada di dalam jaring.

(c)    Kemudian hasil tangkapan diangkat dari jaring.

2.2.3 Jaring Angkat Tancap ( Shore operated stationary lift nets)

Pada bagan tancap, operasi penangkapan dilakukan pada malam hari, dimana

awal operasi menggunakan perhitungan bulan. Persiapan untuk melakukan operasi adalah

merapikan jaring, menyiapkan lampu yang telah diperbaiki pada waktu istirahat (terang

bulan), menyiapkan minyak dan alat-alat lain serta perbekalan atau konsumsi. Para

nelayan membawa peralatannya ke kapal motor pukul 16.00, nelayan berangkat dengan

menggunakan kapal motor menuju lokasi bagan tancap (Hayat 1996).

Setelah nelayan tiba di lokasi, hal-hal yang dilakukan nelayan selanjutnya adalah (Hayat

1996):

(a)    Memasang jaring pada palang jaring dan penurunan jaring ke dalam laut dengan

menggunakan pemutar (roller).

(b)   Setelah hari gelap, nelayan mulai menghidupkan lampu kemudian lampu diturunkan

secara perlahan-lahan ke dekat permukaan laut dengan jarak 0,5 m dari permukaan laut

bila laut tenang dan 1-1,5 m dari permukaan laut bila laut bergelombang.

8

Page 12: Alat Kapal dan Penangkap Ikan

(c)    Setelah menunggu kurang lebih 2-3 jam, nelayan mulai melakukan pemutaran roller,

hingga sedikit demi sedikit jaring naik secara perlahan.

(d)   Setelah jaring naik hingga ke geladak bagan, maka pemutaran dihentikan dan lampu

diangkat lalu disangkutkan pada paku.

(e)    Pengambilan ikan dari dalam jaring dilakukan dengan cara menarik jaring agar ikan

berkumpul pada suatu tempat tertentu hingga menyerupai kantong. Ikan diambil dengan

menggunakan serok dan wadah ikannya adalah bakul.

(f)    Selesai pengambilan ikan dari jaring, maka jaring diturunkan kembali ke dalam laut.

Pengangkatan dan penurunan jaring dapat dilakukan beberapa kali hingga pagi hari tiba.

(g)   Bila pagi menjelang, nelayan mematikan lampunya dan persiapan untuk pulang

adalah menyiapkan peralatan yang akan dibawa pulang sambil menunggu jemputan kapal

motor.

2.2.4 Jaring Angkat Bandrong (Bouke ami).

Tahapan-tahapan metode pengoperasian Jaring Angkat Bandrong (Bouke ami) adalah

sebagai berikut (Subani dan Barus 1989).

(a)    Memasang jaring pada bangunan bandrong.

(b)   Kemudian jaring diturunkan ke arah dasar perairan dengan cara mengulurkan tali

untuk pengangkatan.

(c)    Setelah ikan terkumpul, lalu secara perlahan tali pengangkatan ditarik (jaring

diangkat ke arah permukaan) hingga kumpulan ikan berada di dalam jaring dan hasil

tangkapan diangkat dari jarring.

9

Page 13: Alat Kapal dan Penangkap Ikan

2.3  TARGET IKAN

2.3.1 Jaring Angkat Perahu (boat operated lift nets)

Hasil tangkapan jaring angkat perahu umumnya adalah ikan pelagis kecil seperti

tembang (Clupea sp), teri (Stolephorus sp), japuh (Dussumiera sp), selar (Charanx sp),

pepetek (Leiognathus sp), kerot-kerot (Therapon sp), cumi-cumi (Loligo sp), sotong

(Sepia sp), layur (Trichiurus sp) dan kembung (Rastrelliger sp) (Subani W, 1970).

2.3.2 Jaring Angkat Anco (Portable lift nets)

Hasil tangkapan jaring angkat anco terutama jenis-jenis ikan pantai seperti

tembang (Clupea sp), teri (Stolephorus sp), japuh (Dussumiera sp), selar (Charanx sp),

pepetek (Leiognathus sp), kerot-kerot (Therapon sp), cumi-cumi (Loligo sp), sotong

(Sepia sp), layur (Trichiurus sp), kembung (Rastrelliger sp) dan udang (udang penaeid)

(Subani dan Barus 1989).

2.3.3 Jaring Angkat Tancap ( Shore operated stationary lift nets)

Hasil tangkapan jaring angkat tancap umumnya adalah jenis ikan perairan pantai

dan ikan pelagis seperti tembang (Clupea sp), teri (Stolephorus sp), japuh (Dussumiera

sp), selar (Charanx sp), pepetek (Leiognathus sp), kerot-kerot (Therapon sp), cumi-cumi

(Loligo sp), sotong (Sepia sp), layur (Trichiurus sp) dan kembung (Rastrelliger sp)

(Subani dan Barus 1989).

2.2.4   Jaring Angkat Bandrong (Bouke ami).

Hasil tangkapan jaring angkat bandrong antara lain tembang (Clupea sp), teri

(Stolephorus sp), manyung (Tachysurus spp), pepetek (Leiognathus sp), belanak (Mugil

spp), terkadang tongkol (Auxis rochei) (Subani dan Barus 1989).

2.4 Jumlah Nelayan Lift Net

Menurut Lestari (2001) diacu dalam Takril (2005) nelayan yang

dibutuhkan dalam pengoperasian bagan tancap tidak terlalu banyak,

cukup satu atau dua orang saja karena tugasnya hanya untuk

menurunkan dan menaikan jaring bagan pada saat pengoperasian alat

tangkap tersebut (Takril 2005)

10

Page 14: Alat Kapal dan Penangkap Ikan

Untuk wilayah jabar biasanya 1-2 orang. Untuk wilayah timur, bagan-

bagan perahu yang buat suplai umpan kapal pole and line bisa 5-7 orang

(Nasution 2015)

Untuk operasional penangkapan termasuk lift net tidak ada

ketentuan khusus untuk jumlah nelayan. Secara umum berdasarkan

keadaan dilapangan, rata-rata lift net dioperasikan oleh 1-3 orang.

(Laksmana 2015)

11

Page 15: Alat Kapal dan Penangkap Ikan

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jadi, Dalam tata cara pengoperasian dari semua jenis alat tangkap jaring angkat

tersebut bahwa pada keseluruhan pengoperasian alat penangkapan ikan jaring angkat

dilakukan dengan cara dibenamkan pada kolom perairan saat pemeriksaan (setting) dan

diangkat ke permukaan saat hauling. Pengoperasiannya dapat menggunakan alat bantu

pengumpul ikan berupa lampu. Jaring angkat Anco dan jaring angkat tancap

dioperasikan di daerah pantai sedangkan jaring angkat lainnya dioperasikan di perairan

yang lebih jauh dari pantai.

12

Page 16: Alat Kapal dan Penangkap Ikan

DAFTAR PUSTAKA

Ayodyoa. 1981. Alat Tangkap Di Indonesia. Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya

Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Hayat M. 1996. Suatu Tinjauan tentang Bagan Tancap di Kecamatan Polewali,

Kabupaten Polmas, Sulawesi Selatan. Skripsi [tidak dipublikasikan]. Bogor: Program

Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,

Institut Pertanian Bogor Subani W. 1970. Penangkapan Ikan dengan Bagan. Tanpa

Lembaga. Jakarta. 18 hal.

Iskandar. 2001. Jenis Alat Tangkap Jaring Angkat (lift nets). Malang.254 Hal.

Subani W. 1970. Penangkapan Ikan dengan Bagan. Tanpa Lembaga. Jakarta. 18 Hal.

Subani W dan HR Barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di Indonesia.

Jurnal Penelitian Perikanan Laut. No. 50. Jakarta: Balai Penelitian Perikanan Laut Badan

Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian.

Sudirman. 2003. Petunjuk Pembuatan dan Pengoperasian Bagan Rakit. Semarang: Balai

Pengembangan Penangkapan Ikan.

13