analisis akuntansi keuangan pada badan ......skripsi oleh titi fahsani 105730509514 jurusan...
TRANSCRIPT
i
ANALISIS AKUNTANSI KEUANGAN PADA BADAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA) KABUPATEN ENREKANG
SKRIPSI
OLEH
TITI FAHSANI
105730509514
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2020
ii
ANALISIS AKUNTANSI KEUANGAN PADA BADAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA) KABUPATEN ENREKANG
Titi Fahsani
105730509514
Di ajukan untuk memenuhi salah satu
syarat guna memperoleh gelar Sarjan
Ekonomi Akuntansi pada Universitas
Muhammadiyah Makassar
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR 2020
iii
MOTTO
Man jadda Wajada (siapa yang sungguh-sungguh akan
sukses) Man shabara zhafira (siapa yang bersabar akan
beruntung)
Man sara ala darbi washala (siapa yang berjalan di jalannya
akan sampai ke tujuan)
Perjuangan tidak hanya butuh kerja keras, tapi juga kesabaran dan keikhlasan serta do’a untuk mencapai
tujuan yang di impikan.
PERSEMBAHAN
Bapak, Ibu, nenek, kakek, tante, om, saudara- saudariku yang senantiasa selalu memberikan do’a, kasih sayang, keikhlasan, motivasi, pengorbanan dan dukungan.
Pembimbing yang senantiasa selalu membimbing dan memberikan bantuan kepada kami.
Segenap dosen dan staf Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi yang telah berjasa dalam mendidik dan membimbing kami.
Sahabat, Teman dekat, teman seperjuangan “Akuntansi K 2014” yang selalu memberikan dukungan dan dorongan.
Almamaterku.
vii
LEMBAR PERSETUJUAN
JudulPenelitian : Analisis Akuntansi Keuangan Pada Badan Perencanan
Pembangunan Daerah Kabupat Enenrekang
NamaMahasiswa : Titi Fahsani
No. Stambuk/NIM : 105730509514
Jurusan : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi Dan Bisnis
PerguruanTinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar
Telah di setujui untuk dapat diseminarkan serta diujiankan pada ujian skripsi
Makassar, 21 Oktober 2020
Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Ansyarif khalid, SE.,M.Si .Ak.CA NIDN : 0916096601
Ismail Rasulong, SE.,MM NBM : 903078
Mengetahui : Ketua Jurusan
Ismail Badollahi,SE.,M.Si.,Ak.,CA.,CSP NBM : 107 3428
viii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi atas nama Titi Fahsani, NIM: 105730509514, diterima dan
disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi berdasarkan surat keputusan Rektor
Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor001/1442/h/2020 M, Tanggal 20
Rabiul awal 1442 H/ 06 November 2020 M, sebagai salah satu sya rat guna
memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
20 Rabiul awal 1442 H Makassar,
06 November 2020 M
PANITIA UJIAN
1. Pengawas Umum : Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag (………)
(Rektor Unismuh Makassar)
2. Ketua : Ismail Rasulong, SE., MM (………)
(Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis)
3. Sekretaris : Dr. Agus Salim HR., SE.,MM (………)
(WD I Fakultas Ekonomi dan Bisnis)
4. Penguji : 1. Dr. Muh. Rum, SE.,M.Si (………)
2. Linda Arisanty Razak,SE., M.Si.,Ak.CA (………)
3. Nurul Fuada, S.ST., M.Si (………)
4. Ismail Rasulong, SE., MM (………)
ix
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Titi Fahsani
Nim : 105730509514
Program Studi : Akuntansi
Dengan Judul : “Analisis Akuntansi Keuangan Pada Badan Perencanan Pembangunan Daerah Kabupat Enenrekang
Dengan ini menyatakan bahwa:
Skripsi ini saya ajukan didepan Tim Penguji adalah ASLI hasil karya sendiri,
bukan hasil jiplakan dan tidak dibuat oleh siapa pun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, 6 November 2020
Yang Membuat Pernyataan,
Titi Fahsani
105730509514
Diketahui Oleh:
Dekan, Ketua Program Studi,
Ismail Rasulong, SE.,MM Dr. Ismail Badollahi, SE.,M.Si.Ak.CA.CSP NBM : 903078 NBM : 107 3428
x
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
atas berkat rahmat dan ridha-Nya lah sehingga penulis masih di berikan
kesehatan, kesempatan, kesabaran terlebih lagi karunia kemauan serta tekad
yang di anugerahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik, tak lupa pula penulis panjatkan salam dan salawat atas junjungan
Nabi besar Muhammad SAW, sebagai suritaula dan untuk menjadi manusia
yang cerdas dan berakhlak mulia di dunia ini. Sebagai manusia yang tak luput
dari berbagai kekurangan, banyak kendala yang di hadapi dalam penyusunan
skripsi ini, penulis ini telah banyak mendapat bantuan dalam bentuk bimbingan,
saran maupun dorongan dari berbagai pihak. Sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam
menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Oleh karena itu, selayaknya apabila dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan rasa terimah kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada ayahanda, Ibunda, kakanda dan teman yang memberikan motivasi dan
semua pihak yang telah membantu penulis, Penulis menyadari bahwa isi skripsi
ini masih jauh dari kata kesempurnaan untuk itu kritik dan saran membangun
sangat di harapkan. Semoga segala bantuan, motivasi, bimbingan dan doa dari
berbagai pihak senantiasa mendapatkan berkah dan rahmat dari Allah Swt.
Penulis menyadari menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan
terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula
pada kesempatan ini tak lupa penulis mengucapkan penghargaan dan ucapan
terimah kasih banyak yang disampaikan dengan hormat kepada :
1. Bapak Dr. H. Abdul Rahman Rahim SE,. MM, Rektor universitas muhammadiyah
Makassar.
xi
2. Bapak Ismail rasulong SE,.MM, dekan fakultas ekonomi dan bisnis universitas
muhammadiyah Makassar
3. Bapak ismail badollahi SE,. M.Si. Ak.CA.CSP, ketua progmam studi akuntansi
universitas muhammadiyah Makassar
4. Bapak Dr. H. Ansyarif Khalid, SE., M.Si, Ak, C.A, selaku pembimbing l yang
senantiasa meluangkan waktunya membimbing dang mengarahkan penulis
sehingga skripsi selesai dengan baik.
5. Bapak Ismail Rasulong, SE.,MM selaku pembimbing ll yang telah berkenan
membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.
6. Bapak/ibu dosen dan asisten dosen fakultas ekonomi dan bisnis universitas
muhammadiya Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya
kepada penulis selama kuliah.
7. Segenap staf dan karyawan fakultas ekonomi dan bisnis universitas
muhammadiyah Makassar.
8. Teruntuk bapak saya Roni Fakman dan ibu saya Delliyana terimah kasih banyak
telah memberikan support, Doa, motivasi, dan dukungannya.
9. Nenek saya Darmawati dan kakek saya Tamsir umar terimah kasih banyak yang
tiada hentinya selalu mendoakan saya.
10. Untuk tante saya Rahmini remak terimah kasih karna selalu memberikah
arahan dan motifasi.
11. Kakak nurul fajriati dan ade-adeku terimah kasih banyak sudah menyemangati
hingga skripsi ini selesai.
12. Rekan-rekan mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis program studi akuntansi
angkatan 2014 terkhusus AK.11 yang selalu belajar bersama, yang tidak sedikit
bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.
13. Buat sahabat saya Suarna,nunung,sunarti yang tiada henti dalam membantu
penulisan skripsi ini dan terimah kasih atas support, dukungan serta doa.
14. Untuk sugianto suhadi terimah kasih banyak telah memberikan semangat
15. Untuk ferdinan deksa selaku ade sepupu saya terimah kasih selalu memberikan
dukungan dan selalu menyemangati saya.
16. Untuk Rahmat saya terimah kasih banyak telah memberikan semangat
17. Untuk Imran umar terimah kasih banyak selalu memberikan motifasi
Makassar, 2020
xii
ABSTRAK
TITI FAHSANI, 105730509514, (2020) Analisis Akuntansi Keuangan Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Enrekang. Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing Oleh Ansyarif Khalid (pembimbing l) dan ismail rasulong (pembimbing ll)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Penerapan Akuntansi Keuangan pada Badan Perencanan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Enrekang sudah sesuai dengan Peraturan perundang-undangan. Data Penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam, pengamatan dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sistem akuntansi keuangan yang berlaku di BAPPEDA Pemerintah Kabupaten Enrekang telah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah yaitu Peraturan Pemerintah Kabupaten Nomor 27, Tahun 2014. Dimana laporan keuangan BAPPEDA terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Operasional Dan Catatan Atas Laporan Keuangan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pencatatan telah sesuai dan mengikuti standar yang telah ditetapkan dalam PP No. 71 Tahun 2010 yang menetapkan untuk menggunakan basis akrual atau basis akrual modifikasian. Hal ini BAPPEDA Enrekang telah menerapkan sistem akuntansi berbasis akrual pada tahun 2017 sampai sekarang seseuai dengan peraturan perundang-undangan yang telah di tentukan oleh pemerintah
Kata Kunci : Standar Akuntansi Pemerintah Laporan Realisasi
Anggaran, Neraca, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Operasional
Dan Catatan Atas Laporan Keuangan
xiii
ABSTRACT
TITI FAHSANI, 105730509514, (2020) Financial Accounting Analysis at the Regional Development Planning Agency (BAPPEDA) Enrekang Regency. Thesis Accounting Study Program Faculty of Economics and Business, Muhammadiyah University of Makassar. Supervised by Ansyarif Khalid (mentor l) and Ismail rasulong (mentor ll)
The purpose of this study was to determine whether the application of financial accounting at the Regional Development Planning Agency (BAPPEDA) of Enrekang Regency is in accordance with the laws and regulations. Data obtained through in- depth interview techniques, observation and documentation study. The results showed that the financial accounting system in effect at the BAPPEDA of the Enrekang Regency Government was in accordance with the Government Accounting Standards, namely the Regency Government Regulation Number 27, 2014. Where the BAPPEDA financial reports consisted of Budget Realization Reports, Balance Sheet, Change in Equity Reports, Operational Reports and Notes. Financial Report.
The application of the recording system is in accordance with and follows the standards set out in PP. 71 of 2010 which stipulates to use an accrual basis or a modified accrual basis. This is BAPPEDA Enrekang has implemented an accrual- based accounting system in 2017 until now in accordance with the laws and regulations that have been determined by the government Keywords: Government Accounting Standards Budget Realization
Report, Balance Sheet, Change in Equity Report, Operational Report
and Notes to Financial Statements
xiv
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. ii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. v
SURAT PERNYATAAN ........................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................ vii
ABSTRAK ............................................................................................................ ix
ABSTARCT .......................................................................................................... x
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xiv
I. PENDAHULUAN .................................................................................... .... 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian................................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 6
A. Tinjauan Teori .................................................................................... 6
1. Pengertian Sistem ....................................................................... 6
2. Pengertian Akuntansi ................................................................. 7
3. Standar Akuntansi Pemerintah ................................................... 13
B. Penelitian Terdahulu............................................................................. 14
C. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 24
xv
III. METODE PENELITIAN ............................................................................... 25
A. Jenis Penelitian .................................................................................. 25
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 25
C. Fokus Penelitian ................................................................................. 25
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 26
E. Sumber Data ..................................................................................... 27
F. Metode Analisis Data ......................................................................... 28
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................. 30
A. Gambaran umum bappeda kabupaten Enrekang .................................... 30
B. Hasil penelitian .......................................................................................... 57
V. PENUTUP ......................................................................................................... 73
A. Kesimpulan ................................................................................................ 73
B. Saran. ........................................................................................................ 75
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 77
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
DAFTAR TABEL
Nomor Judul
Halaman
Tabel 2.1 PenelitianTerdahulu 17
Tabel 4.1 Laporan Realisasi Anggaran Bappeda 62
Tabel 4.2 Neraca 63
Tabel 4.3 Laporan Perubahan Ekuitas 66
Tabel 4.4 Laporan Operasional 68
Tabel 4.5 Idenfikasi Sistem Akuntansi Keuangan 71
xvii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 24
Gambar 2.2 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) 57
Gambar 2.3 Pemerintah Daerah 68
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 LAPORAN KEUANGAN BAPPEDA ................................ 71
LAMPIRAN 2 LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS ............................... 72
LAMPIRAN 3 LAPORAN OPERASIONAL ........................................... 72
LAMPIRAN 4 IDENTIFIKASI SISTEM AKUNYANSI KEUANGAN ...... 73
LAMPIRAN 4 DOKUMENTASI ........................................................... 74
LAMPIRAN 5 SURAT BALASAN ........................................................ 77
LAMPIRAN 6 TES PLAGIAT .............................................................. 78
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan akuntansi pada zaman sekarang ini menuntut
keterandalannya suatu laporan keuangan baik di lembaga-lembaga
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pengawasan terhadap
pelaporan keuangan khususnya pemerintah daerah sekarang ini semakin di
perhatikan oleh pemerintah. Keterandalan sebuah laporan keuangan daerah
dirasa sangat penting karena di jadikan sebagai pedoman dalam
pengambilan keputusan oleh pemerintah pusat. (TE Wijayanti, 2018)
Sebagaimana yang tertera dalam PP No 71 tahun 2010 bahwa setiap
laporan keuangan harus dapat dipercaya, efisien, dan terhindar dari
kesalahan serta teruji keterandalannya. Laporan keuangan dalam sektor
publik memegang peranan penting dalam rangka melaksanakan
akuntabilitas sektor publik. Penyusunan laporan keuangan sebagai bentuk
kebutuhan transparasi yang merupakan syarat pendukung adanya
akuntabilitas berupa keterbukaan pemerintah atas aktivitas pengelolaan
sumber daya publik.
Sistem Akuntansi Pemerintah adalah prinsip-prinsip akuntansi yang
diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan (LK)
pemerintahan (Purwanugraha dkk, 2011).Pemerintahan Daerah adalah
penyelenggara urusan pemerintah oleh Pemerintah Daerah danDewan
Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara
1
2
Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana di maksud dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pemerintahan Daerah di Indonesia terdiri dari Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota yang terdiri atas kepala
daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dibantu oleh
Perangkat Daerah. Otonomi daerah merupakan pembagian kekuasaan yang
diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengurus
dan mengatur daerahnya. Kekuasaan ini diberikan oleh pemerintah pusat
agar pemerintah setiap daerah dapat dikontrol dengan mudah oleh
pemerintah pusat, Daerah memiliki hak, kewajiban dan wewenang untuk
mengatur dan mengurus rumah tangga pemerintahan sendiri sesuai
kebutuhan daerah yang berdasarkan pada perundang-undangan yang
berlaku, Urusan pemerintahan adalah fungsi-fungsi pemerintahan yang
menjadi hak dan kewajiban setiap tingkatan pemerintahan untuk
mengaturdan mengurus fungsi-fungsi tersebut dalam rangka melindungi,
melayani, memberdayakan, dan menyejahterakan masyarakat (Pangalila,
2016).
Bergulirnya era reformasi di Indonesia memberikan sinyal yang kuat akan
adanya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. Salah
satunya adalah PP no.105/2000 yang secara gamblang menyebutkan
perlunya SAP (standar akuntansi pemerintah) dalam pertanggungjawaban
keuangan daerah. Seiring dengan di gencarkannya reformasi pengelolan
keuangan negara, Menteri Keuangan kemudian membentuk Komite Standar
Akuntansi Pemerintah (KSAP) Pusat dan Daerah yang bertugas menyusun
konsep standar akuntansi pusat dan daerah yang tertuang dalam KMK
308/KMK.012/2002. Secara umum KSAP mempunyai tugas untuk menyusun
3
SAP. Akan tetapi SAP ditetapkan oleh pemerintah lewat Peraturan
Pemerintah. Kewenangan menetapkan atau mengatur sistem akuntansi tidak
berada di KSAP tetapi berada di Menteri Keuangan untuk pemerintah pusat
dan Gubernur, Bupati, Walikota untuk masing-masing Provinsi, Kabupaten,
dan Kota.
Fenomena pelaporan keuangan oleh badan perencanaan pembangunan
daerah kabupaten Enrekang dalam pelaksanaannya masih banyak yang
tidak sesuai dengan akuntasi peraturan pemerintah tentang standar
akuntansi pemerintah (SAP) selain itu masih banyak penyimpangan yang
berhasil ditemukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan dalam audit laporan
keuangan pemerintah daerah di kabupaten Enrekang.
Berdasarkan fenomena tersebut dapat dinyatakan bahwa laporan
keuangan pemerintah Kabupaten Enrekang belum sepenuhnya memenuhi
kriteria keterandalan dan ketepatan waktu. Pemerintah yang baik akan
memperhatikan prinsip transparansi dan akuntabilitas di lakukan pada
pemerintah Daerah sebagai konsekuensi otonomi daerah. Prinsip
transfaransi memiliki dua aspek yaitu, (1) komunikasi publik oleh pemerintah,
dan (2) hak masyrakat terhadap akses informasi. Sedangkan prinsip
akuntabilitas menurut dua hal yaitu (1) kemampuan menjawab, dan (2)
konsekuensi. Komponen pertama (istilah yang bermula responsibilitas)
adalah berhubungan bagi para aparat untuk menjawab secara periodik
setiap pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan pelaksanaan
otonomi daerah tidak hanya dapat dilihat dari seberapa besar daerah akan
memperoleh sumber pendapatan, tetapi hal tersebut harus di imbangi
dengan sejauh mana daerah mampu memberikan nuansa keuangan yang
lebih adil, rasional, transparan, partisipatif, dan bertanggung jawab.
4
Permasalahan di atas yaitu masih banyak yang tidak sesuai dengan
akuntansi peraturan pemerintah tentang Standar Akuntansi Pemerintah
(SAP) selain itu masih banyak penyimpangan yang berhasil ditemukan oleh
Badan Pemeriksa Keuangan dalam audit laporan keuangan pemerintah
daerah Kabupaten Enrekang. Maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “ANALISIS SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN
PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA)
KABUPATEN ENREKANG“.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, permasalahan
yang timbul dalam penelitian ini adalah apakah penerapan Sistem Akuntansi
Keuangan pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten
Enrekang telah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah yang berlaku.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Penerapan
Sistem Akuntansi Keuangan pada Badan Perencanan Pembangunan
Daerah Kabupaten Enrekang.
D. Manfaat Penelitian
Penelitiaan ini di harapkan dapat memberikan manfaat untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan, baik secara teoritas maupun praktis,
diantaranya :
1. Manfaat Teoritas
Hasil penelitian dapat memperluas wawasan dan ide yang bisa
dijadikan sebagai literatur dan referensi acuan dalam penelitian lain maupun
pada perusahaan. Hasil bisa digunakan sebagai pemahaman lebih
5
mendalam tentang Pengaruh Efektifitas Penerapan Sistem Informasi
Pengelolaan Akuntansi Keuangan.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat memberikan manfaat dalam mengelolah sistem
keuangan dan dapat mengembangkan integritas secara efektif untuk
peningkatan masalah masyarakat. Bagi penulis selanjutnya Dapat
memberikan tambahan pengetahuan, umumnya terkait dalam bidang sistem
akuntansi keuangan. Serta sebagai bahan referensi untuk penelitian dalam
bidang yang sama. Penelitian ini juga diharapkan mampu meningkatkan
kualitas bagi peneliti yang lebih baik sehingga dapat bermanfaat bagi pihak
yang memerlukan.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengertian Sistem
Sistem adalah kegiatan operasional harus membuat sebuah sistem dan
prosedur yang mantap untuk memperlancar dan memudahkan anggota
organisasi melaksanakan tugas sehingga perluh adanya prosedur yang jelas
(muqma,2009;7). Suatu sistem pada dasarnya terdiri dari sekelompok elemen
yang saling berhubungan satu sama lain yang berfungsi bersama-sama untuk
tujuan tertuntu. Berikut ini pendapat-pendapat yang mengemukakan mengenai
sistem.
Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen
yang di hubungan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau
energi. (wikipedi bahasa indonesia).
Sedangkan dalam buku sistem informasi akuntansi mendefenisikan sistem
merupakan serangkaian bagian yang saling tergantung dan bekerja sama untuk
mencapai tujuan tertentu. (anastasia dan lilis, 2011;34).
Selanjutnya dalam buku accounting information sistem mengatakan
bahwa sistem adalah sekelompok, dua atau lebih komponen-komponen yang
saling berkaitan (intrereleatd) atau subsistem yang berat untuk mencapai tujuan
yang sama. (baridwan, 2010;7). Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut,
dapat disimpulkan bahwa suatu sistem terdiri dari proses sistem, dimana struktur
sistem adalah susunan elemen-elemen sistem dan proses yang menyangkut tata
cara atau urutan kerja. Elemen-elemen sistem untuk mencapai tujuan dari sistem
tersebut.
6
7
Sistem dan prosedur merupakan faktor yang penting dalam pelaksanaan tugas
atau pekerjaan baik dalam bidak kegiatan profesional maupun dalam bidang
administrasi.
2. Pengertian akuntansi
Menurut American Institute Of Ceritfied Acountans disingkat AICPA dalam
bukunya akuntansi Indonesia (2007) mendefenisiskan sebagai berikut :
Accounting is the art of recording, classifying and summarizing In a significant
manner and in terms of many, transctions and events are, in part at least, of a
financial character and interpeting the result thereof.” (akuntansi berarti
dinyatakan dalam nilai uang, semua transaksi serta kejadian yang sedikit-sedikit
bersifat financial dan dari catatan itu dapat ditafsirkan hasilnya).
Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan,
pengkomunikasian informasi ekonomi yang biasa dipakai untuk penilaian dan
pengambilan keputusan oleh pemakai informasi tersebut. (Mahmud, 2007:28)
Akuntansi adalah proses identifikasi, pencatata, pengukuran,
pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan, penyajian
laporan, serta pengidentifikasian atas hasilnya. ( Pasal 1 Nomor 21 Tahun 2011).
Selanjutnya menurut American Accounting Association (AAA) akuntansi adalah
proses pengidentifikasian, pengukuran dan pengkomunikasian informasi ekonomi
agar dapat memberikan bahan pertimbangan yang relevan bagi para
pengembalian keputusan.
Dari defenisi akuntansi diatas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
dalam siklus terkandung adanya beberapa kegiatan yang dilaksanakan secara
berurutan antara lain kegiatan pencatatan, pengelompokkan, peringkasan,
pelaporan, penafsiran dalam pembuktian. Tujuan utama akuntansi adalah untuk
8
menyajikan informasi yang berguna kepada pihak yang berkepentingan dalam
perusahaan/sektor publik agar dapat mengambil keputusan.
a. Pengertian Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintahan/Daerah
Akuntansi merupakan aktivitas jasa untuk menyediakan informasi yang
diperlukan untuk pengembalian keputusan. Pada sektor publik, pengambilan
keputusan terkait dengan keputusan baik pada sektor ekonomi, sosial, dan
politik. Dalam pengelolaan keuangan negara dan daerah yang besar pemerintah
memerlukan suatu sistem akuntansi yang diperlukan umtuk pengelolaan dana,
transaksi ekonomi yang semakin besar dan beragam. Pada dasarnya baik sektor
swasta maupun pemerintah, akuntansi dibedakan menjadi dua bagian yaitu
akuntansi keuangan dan akuntansi manajeman. Dalam hal ini akuntansi yang di
bahas adalah akuntansi kuangan daerah.
Defenisi Sistem Akuntansi Pemerintah Menurut PP No. 24 tahun 2005
Tentang Standar Akuntansi Pemerintah : “Sistem Akuntansi Pemerintah adalah
serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari
pengumpulan data, pencatatan pengikhtisaran dan pelapor posisi keuangan dan
operasi pemerintah”
Menurut Abdul Hakim mengutip dari Kepmendangri No.29 Tahun 2002
pasal 70 ayat (1) Sistem Akuntansi Keuangan Daerah adalah :“Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah adalah sistem akuntansi yang meliputi proses pencatatan,
penggolongan, penafsiran, peringkasan transaksi atau kejadian keuangan serta
pelapor keuangannya dalam rangka pelaksanaan APBD, dilaksanakan dalam
prinsip-prinsip akuntansi yang berterimah umum.”
Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah menurut Muhammad Gade
Sistem akuntansi pemerintah adalah sistem akuntansi yang mengelolah semua
transaksi keuangan, aset, kewajiban, dan ekuitas pemerintah yang menghasilkan
9
informasi akuntansi dan laporan keuangan yang tepat waktu dengan mutu yang
dapat diandalkan, baik yang diperlukan oleh badan diluar eksekutif, maupun oleh
berbagai tingkatan manajeman pada pemerintahan
b. Tujuan sistem akuntansi keuangan pemerintahan
Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas subsistem-subsistem
atau kesatuan yang lebih kecil, yang berhubungan satu sama lain dan
mempunyai tujuan tertentu. Tujuan Akuntansi Pemerintahan menurut Abdul
Halim (2004:28)adalah
Pertanggung jawaban (accountability and stewardship)
Tujuan pertanggung jawaban memiliki arti memberikan informasi keuangan yang
lengkap cermat, dalam bentuk dan waktu yang tepat, yang berguna bagi pihak
yang bertanggungjawab yang berkaitan dengan operasi unit-unit pemerintah.
Lebih lanjut, tujuan pertanggungjawaban ini mengharuskan tiap orang atau
badan yang mengelolah keuangan negara harus memberikan
pertanggungjawaban dan perhitungan.
a. Manajerial
Tujuan manajerial berarti bahwa akuntansi pemerintah harus menyediakan
informasi keuangan yang diperlukan untuk perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, pemantauan, pengendalian anggaran, perumusan kebijaksanaan
dan pengembalian keputusan, serta penilaian kinerja pemerintah.
b. Pengawasan
Tujuan pengawasan memiliki arti bahwa akuntansi pemerintah harus
memungkinkan terselenggaranya pemeriksaan oleh aparat pengawasan
fungsional secara efektif dan efisien.
Ketiga tujuan tersebut mampu dipenuhi oleh akuntansi dalam prakteknya melalui
sistem akuntansi pemerintah, yang setelah dikeluarkannya undang-undang di era
10
reformasi sistem yang digunakan pemerintah dulu yaitu tata buku hanya
sebagian kecil dari akuntansi dan tidak mampu memenuhi semangat yang
dibawa pada era otonomi daerah Menurut Muhammad Gade (200:112) tujuan
sistem akuntansi pemerintah pusat daerah :
a. Menjaga aset pemerintah dan instansi – instansi melalui pencatatan,
pemprosesan dan pelaporan keuangan yang konsisten sesuai dengan
standar dan praktek akuntansi yang diterima umum.
b. Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang anggaran
dan kegiatan keuangan pemerintah pusat (daerah), baik secara nasional
(daerah) maupun instansi yang berguna sebagai dasar pengukuran
kinerja untuk menentukan ketaatan terhadap otoritas anggaran dan umtuk
tujuan akuntabilitas.
c. Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang posisi keuangan
suatu instansi dan pemerintah pusat (daerah) secara keseluruhan.
d. Menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk perencanaan
pengelolaan dan pengendalian kegiatan dan keuangan pemerintah
secara efisien.
c. Pelaporan Akuntansi
Sesuai dengan siklus akuntansi setelah penyusunan neraca saldo
setelah penyesuaian maka di susun laporan-laporan keuangan dengan
mengambil data dari neraca saldo setelah penyesuaian.
Hasil akhir sistem akuntansi pemerintah daerah adalah laporan
keuangan daerah. Menurut Kepmendagri No.13 tahun 2006 tentang pedoman
pengurusan, pertanggungjawaban dan Pengawan Keuangan Daerah serta
Tatacara Penyusunan Anggaran dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha
11
Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah laporan keuangan pemerintah terdiri:
1) Laporan Realisasi Anggaran
Laporan realisasi pemerintah daerah merupakan laporan yang
menyajikan ikhtisar sumber alokasi, dan pemakaian sumberdaya ekonomi
yang dikelola oleh pemerintah daerah, yang menggambarkan perbandingan
antara realisasi dan anggarannya dalam satu periode pelaporan.
2) Neraca
Neraca pemerintah daerah merupakan laporan yang
menggambarkan posisi keuangan pemerintah daerah mengenai aset,
kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu.
3) Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan laporan yang menyajikan informasi
mengenai sumber penggunaan dan perubahan kas selama satu periode
akuntansi serta saldo kas pada tanggal pelaporan.
c. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan menyajikan penjelasan naratif analisis
atau daftar terinci atas nilai suatu pos yang disajikan dalam laporan realisasi
anggaran, neraca, dan laporan arus kas.
d. Kebijakan sistem akuntansi keuangan pemerintahan daerah
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standa Akuntansi
pemerintahan, mengatakan bahwa Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah
adalah rangkaian sistematik dari prosedur, penyelenggara, peralatan, dan
elemen lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis transaksi sampai
dengan pelaporan keuangan di lingkungan organisasi pemerintah Daerah.
Selanjutnya pasal 5 Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 menegaskan bahwa
12
Sitem Akuntansi Pemerintahan Daerah memuat pilihan prosedur dan teknik
akuntansi dalam melakukan identifikasi transaksi, pencatatan pada jurnal,
posting kedalam buku besar, penyusunan neraca saldo serta penyajian laporan
keuangan. Penyajian laporan keuangan sebagaimana di maksud terdiri atas:
a. Laporan realisasi anggaran;
b. Laporan perubahan saldo anggaran lebih;
c. Neraca;
d. Laporan operasional;
e. Laporan arus kas;
f. Laporan perubahan ekuitas; dan
g. Catatan atas laporan keuangan.
Menurut Abdul Halim (2007:35) definisi akuntansi pemerintah daerah
yang disebutnya sebagaiAkuntansi Keuangan Daerah adalah proses
pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, danpelaporan transaksi ekonomi
(keuangan) dari entitas pemerintah daerah (kabupaten, kota atauprovinsi) yang
dijadikan informasi dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi oleh
pihakpihak eksternal pemerintah daerah yang memerlukan. Berbeda dengan
Abdul Halim.
Menurut Dedi Nordiawan (2006:35) mengatakan bahwa akuntansi sektor
publik adalah proses pencatatan, pengklasifikasian, penganalisisan dan
pelaporan transaksi keuangan darisuatu organisasi publik yang menyediakan
informasi keuangan bagi para pemakai laporankeuangan yang berguna untuk
pengambilan keputusan. Selanjutnya Dedy menegaskan Sistem Akuntansi yang
digunakan pada akuntansi pemerintah daerah adalah system desentralisasi.
13
3. Standar Akuntansi Pemerintahan
PP RI No.71 Tahun 2010 pasal 1 ayat (3) tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan, standar akuntansi pemerintahan yang selanjutnya disingkat SAP
adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan
menyajikan laporan keuangan pemerintah. Dengan demikian SAP merupakan
persyaratan dan dasar yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya
meningkatkan kualitas pelaporan keuangan pemerintah di indonesia.
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP), dilengkapi dengan
Pengantar Standar Akuntansi Pemerintahan dan disusun mengacu kepada
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintah.
Standar Akuntansi Pemerintah harus digunakan sebagai acuan dalam
menyusun laporan keuangan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah. Peraturan pemerintah tentang standar akuntansi
pemerintahan selengkapnya sebagai berikut :
a. Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010
b. Sandar Akuntansi Pemerintah (SAP) 2016
c. Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) 2019
d. Government Accounting Standards Republic Of Indonesia
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Welly Surjono, Nova Roslina Firdaus
(2017), dengan judul “ Pengaruh sistem akuntansi keuangan daerah terhadap
akuntabilitas laporan kueangan pada satuan kerja dinas pendapatan dan
pengelolaan keuangan (DPPK) pemerintah daerah kabupaten bandung”. Tujuan
penelitianMengemukakan bahwa pelaksanaan akuntabilitas laporan keuangan
daerah pada DPPK pemerintah Kabupaten bandung berjalan secara sangat baik.
14
Penelitian ini menggunakan metode eksplanatori dengan penelitian menunjukkan
bahwa pelaksanan sistem akuntansi keuangan daerah pada DPPK pemerintah
Kabupaten Bandung secara keseluruhan adalah baik.
Penelitian lainnya dilakukan oleh Billy Rivaldy Pangalila, Sifrid S.
Pangemanan, Jessy D.L. Warongan (2016), dengan judul “ Analisis penerapan
sistem akuntansi pemerintahan pada dinas pendapatan daerah kabupaten
minahasa tenggara “. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis apakah
penerapan sistem akutansi pemerintahan pada dinas pendapatan daerah
kabupaten minahasa tenggara telah sesuai dengan standar akutansi pemerintah
yang berlaku Mengemukakan bahwa dinas pendapatan daerah sebagai SKPD,
telah melakukan prosedur akuntansi yang terdiri dari akuntansi penerimaan kas,
akuntansi pengeluaran kas, akuntansi aset, akuntansi kewajiban, akuntansi
ekuitas dan akuntansi selain kas yang sudah sesuai dengan pengecualian belum
digantinya akun-akun pada ekuitas yaitu, ekuitas dana lancar dan ekuitas dana
investasi. Penelitiaan ini menggunakan metode Deskriftif dengan hasil penelitian
menunjukkan bahwa pengelolaan daerah khususnya pada bidang pendapatan
dikabupaten minahasa tenggara saat ini di atur dalam peraturan pemerintah 071
tahun 2010 dan peraturan mentri dalam negeri 064 tahun 2013 yang di mana
sistem pemerintah di jalankan oleh dinas pendapatan daerah.
Penelitian yang dilakukan oleh Gabriel S. Lantang, Herman Karamoy,
Jessy Warongan (2016) dengan judul “Analisis Sistem akuntansi penerimaan kas
pada Dinas pendapatan Daerah Kabupaten Minahasa Tenggara”. Yang
bertujuan untuk mengetahui sistem akutansi penerimaan kas pada dinas
pendapatan daerah kabupaten minahasa tenggara sudah sesuai dengan PP 71
tahun 2010 dan permendagri 21 tahun 2011. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian lapangan (field research) dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa
15
dalam hal prosedur penerimaan kas berupa pendapatan pajak daerah, retribusi
daerah dan lain-lain pendapatan yang sah telah dilakukan sesuai dengan sistem
dan prosedur yang disarankan dalam peraturan perundang-undangan.
Selanjutnya penelitian oleh Titis Wahyuni (2013), dengan judul “ analisis
sitem akuntansi pemerintahan pusat (SAPP) di kantor akuntansi regional jakarta”.
Tujuan penelitian ini untuk memberikan gambaran ynag jelas dan sebenar
benarnya tentang masalah masalah atau kendala- kendala yang dihadapi oleh
KAR dalam mengelola data transaksi keuangan pemerintah penelitian ini
menggunakan metode deskriftif dengan hasil penelitian Mengemukakan bahwa
Kantor Akuntansi Regional (KAR) adalah instansi vertikal BAKUN yang berada di
bawah dab bertanggung jawab langsung kepada Kepala BAKUN dalam
menyelengarakan tugasnya KAR berfungsi sebagai pengumpulan dan verifikasi
dokumen transaksi keuangan pemerintah, pengolahan data transaksi keuangan
pemerintah, pendistribusian hasil pengolahan data akuntansi, pelaksanaan
sistem akuntansi pemerintah, bimbingan teknis SAP termasuk Sistem Akuntansi
Aser Tetap kepada unit-unit.
Penelitian yang dilakukan oleh UD Wikrama Temanggung (2017), dengan
judul “Analisa dan perancangan sistem informasi akuntansi keuangan”. Yang
bertujuan menganalisa dan merancang sistem informasi akutansi keuangan
untuk mempermudah dalam membangun sistem informasi keuangan akutansi.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu metode deskriftif penelitian ini
Mengemukakan bahwa analisa dan Perancangan sistem informasi akuntansi
keuangan ini telah sesuai dengan prosedur siklus akuntansi keuangan dan
berhasil dihitung dengan benar menggunakan Microsoft Excel. Penghitungan
yang dibangun dapat berfungsi dengan baik untuk menyajikan laporan keuangan
berupa neraca, Laporan perubahan modal, laporan rugi sesuai kebutuhan.
16
Penelitian yang dilakukan oleh Mentari Yosephen Sijabat, Choirul Saleh,
Abdul Wachid (2012), dengan judul “analisis kinerja keuangan serta kemampuan
keuangan pemerintah daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah”. Tujuan
penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan, menganalisis, kinerja keuangan serta
kemampuan kuangan pemerintah daerah kota malang yang diukur melalui
perhitungan rasio keuangan berdasarkan realisasi APBD. Jenis penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penellitian ini Mengemukakan bahwa
kemampuan keuangan pemerintah daerah kota Malang dikatakan baik karena
setiap tahun dapat mengoptimalkan kemampuan keuangannya meskipun hasil
persentasenya masih berada dalam kategori kurang mampu. Selain itu kinerja
keuangan juga menunjukkan tren positif karena setiap tahunnya dapat
meningkatkan kinerjanya dan perolehan SILPA tahun berjalan selalu
meningkatkan yang dikarenakan adanya efisien pada komponen belanja daerah.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
NO Nama Judul Metode Hasil
1 Welly Surjono,
Nova Roslina
Firdaus
Pengaruh sistem
akuntansi
keuangan daerah
terhadap
akuntabilitas
laporan keuangan
pada satuan kerja
dinas pendapatan
dan pengelolaan
keuangan
(DPPK)
pemerintah
daerah
Eksplanatori bahwa
pelaksanaan
akuntabilitas
laporan keuangan
daerah pada
DPPK pemerintah
Kabupaten
Bandung berjalan
secara sangat
baik.
17
Kabupaten
Bandung”.
2 Billy Rivaldy
Pangalila,
Sifrid S.
Pangemanan,
Jessy D.L.
Warongan
Analisis
penerapan sistem
akuntansi
pemerintahan
pada dinas
pendapatan
daerah
Kabupaten
Minahasa
Tenggara
Deskriptif Dinas
pendapatan
daerah sebagai
SKPD, telah
melakukan
prosedur
akuntansi yang
terdiri dari
akuntansi
penerimaan kas,
akuntansi
pengeluaran kas,
akuntansi aset,
akuntansi
kewajiban,
akuntansi ekuitas
dan akuntansi
selain kas yang
sudah sesuai
dengan
pengecualian
belum digantinya
akun-akun pada
ekuitas yaitu,
ekuitas dana
lancar dan
ekuitas dana
investasi.
18
3 Gabriel S.
Lantang,
Herman
Karamoy,
Jessy
Warongan
Analisis Sistem
akuntansi
penerimaan kas
pada Dinas
pendapatan
Daerah
Kabupaten
Minahasa
Tenggara
Deskriptif Sistem
penerimaan kas
di DISPENDA
Kabupaten
Minahasa
Tenggara sesuai
dengan
Permendagri No.
21 Tahun 2011
dan PP No. 71
Tahun 2010.
Dalam hal
prosedur
penerimaan kas
berupa
Pendapatan
Pajak Daerah,
Retribusi Daerah
dan Lain-Lain
Pendapatan yang
sah telah
dilakukan sesuai
dengan sistem
dalam prosedur
yang disarankan
19
dalam peraturan
perundang-
undangan.
4 Titis Wahyuni Analisis sitem
akuntansi
pemerintahan
pusat (SAPP) di
kantor akuntansi
regional Jakarta
Deskriptif Kantor Akuntansi
Regional (KAR)
adalah instansi
vertikal BAKUN
yang berada di
bawah dan
bertanggung
jawab langsung
kepada Kepala
BAKUN dalam
menyelengarakan
tugasnya KAR
berfungsi sebagai
pengumpulan dan
verifikasi
dokumen
transaksi
keuangan
pemerintah,
pengolahan data
20
transaksi
keuangan
pemerintah,
pendistribusian
hasil pengolahan
data akuntansi,
pelaksanaan
sistem akuntansi
pemerintah,
bimbingan teknis
SAP termasuk
Sistem Akuntansi
Aser Tetap
kepada unit-unit.
5 UD Wikrama
Temanggung
Analisa dan
perancangan
sistem informasi
akuntansi
keuangan
Deskriptif Mengemukakan
bahwa analisa
dan Perancangan
sistem informasi
akuntansi
keuangan ini
telah sesuai
dengan prosedur
siklus akuntansi
keuangan dan
21
berhasil dihitung
dengan benar
menggunakan
Microsoft Excel.
Penghitungan
yang dibangun
dapat berfungsi
dengan baik
untuk menyajikan
laporan keuangan
berupa neraca,
Laporan
perubahan
modal, laporan
rugi sesuai
kebutuhan.
6 Mentari
Yosephen
Sijabat,
Choirul Saleh,
Abdul Wachid
Analisis kinerja
keuangan serta
kemampuan
keuangan
pemerintah
daerah dalam
pelaksanaan
otonomi daerah
Deskriptif Kemampuan
keuangan
pemerintah
daerah kota
Malang dikatakan
baik karena
setiap tahun
dapat
22
mengoptimalkan
kemampuan
keuangannya
meskipun hasil
persentasenya
masih berada
dalam kategori
kurang mampu.
Selain itu kinerja
keuangan juga
menunjukkan tren
positif karena
setiap tahunnya
dapat
meningkatkan
kinerjanya dan
perolehan SILPA
tahun berjalan
selalu
meningkatkan
yang dikarenakan
adanya efisien
pada komponen
belanja daerah.
23
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pikir penelitian ini dimulai dari Badan perencanaan
pembangunan daerah Kabupaten Enrekang, dimana sistem Akuntansi keuangan
daerah sangat berpengaruh besar pada pembangunan daerah sehingga
mendapatkan hasil yang sesuai dengan kententuan peraturan pemerintah
kabupaten seperti yang ada dalam gambar 2.1
Gambar 2.1
Kerangka Pikir
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
( BAPPEDA) Kabupaten Enrekang
(Peraturan pemerintah kabupaten nomor 27, tahun 2014)
Sitem akuntansi keuangan daerah
Sistem akutansi keuangan daerah:
a. Sistem akuntansi piutang
b. Sistem akuntansi persediaan
c. Prosedur asset tetap
d. Sistem akuntansi asset lain
e. Sistem akuntansi beban dan pengeluaran
f. Sistem akuntansi pendapatan
g. System akuntansi koreksi kesalahan
h. Penyajian kembali (restamen) neraca
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif
kualitatif yaitu mendiskripsikan data yang ada dan menjelaskan data dengan
kalimat penjelasan secara kualitatif. Penggunaan pendekatan kualitatif
dalam penelitian ini adalah dengan mencocokkan antara realita dengan teori
yang berlaku dengan menggunakan metode deskriptif.
Metode ini bertujuan untuk mengumpulkan, menyajikan serta
menganalisis data yang memberikan gambaran secara jelas atas objek yang
diteliti, kemudian diproses dan dianalisis lalu ditarik kesimpulannya.
Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis kinerja keuangan Bappeda
Kabupaten Enrekang.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian bertempat di kantor Badan Perencanan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA) di Kabupaten Enrekang. Penelitian ini
dilakukan selama 2 bulan mulai bulan September sampai dengan Oktober
tahun 2019.
C. Fokus Penelitian
Fokus penelitian adalah memusatkan perhatian atau titik berat
telaah atau kajian yang tertuju pada objek yang spesifik (Suryabrata,
2008:52). Fokus penelitian diperlukan ketika suatu fenomena ekonomi yang
domainnya sedemikian holistik akan memuat pula kandungan permasalahan
yang luas pula, sehingga pengungkapan masalah dapat mendalam
dipahami secara utuh maka diperlukan fokus. Penelitian ini berfokus pada
24
25
Analisis Sistem Akuntansi Keuangan Pada Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Enrekang.
D. Teknik Pegumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan ini meliputi :
1. Penelitian pustaka (library research) Teknik ini dilakukan baik secara
library research maupun internet research untuk menambah wawasan
dan informasi tentang masalah yang dikaji dan dilaksanakan dengan
maksud untuk memperoleh data-data pendukung yang berfungsi
sebagai tinjauan pustaka guna mendukung data-data sekunder yang
diperoleh dari objek penelitian serta referensi-referensi lainnya yang
berkaitan dengan penelitian ini.
2. Penelitian lapangan Penelitian ini dinamakan field research yang
dilakukan dengan mempelajari dan menganalisa dokumen langsung ke
objek penelitian (perusahaan) dengan tujuan memperoleh informasi
yang terkait dengan permasalahan yang dibahas dengan menempuh
cara sebagai berikut:
a. Teknik wawancara
Teknik wawancara dilakukan dengan tanya jawab langsung
kepada karyawan yang mempunyai wewenang untuk memberikan
data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian
b. Observasi
Observasi yaitu cara pengumpulan data dengan pengamatan
secara langsung terhadap objek yang diteliti, dalam hal ini analisa
sistem akutansi keuangan pada badan perencaan pembangunan
daerah (BAPPEDA) kabupaten Enrekang.
26
E. Sumber Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam uraian ini adalah sebagai berikut :
a. Data kuantitati
Adalah data yang diperoleh dari perusahaan yang dapat dibuktikan
dengan angka-angka yang akan diolah dan dianalisa sesuai dengan
metode analisis sehingga dapat terlihat hasilnya.
b. Data kualitatif
Adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak-
pihak yang berkepentingan berupa data lisan dengan penjelasan
menegenai pembahasan
1. Sumber data
Untuk menunjang kelengkapan pembahasan dalam penulisan
proposal penulis iniPenulis memperoleh data yang bersumber dari
a. Data primer
Data primer diperoleh melalui wawancara dengan panduan kepada
responden. Jenis pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner kepada
responden. Jenis pertanyaan dengan beberapa alternative jawaban bagi
responden.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperorleh melalui pencatatan
dokumen- dokumen perusahaan dan dari industri terkait yang ada
hubungannya dengan pembahasan penulisan.
F. Metode Analisis Data
Analisis data kualitatif adalah mengatur urutan data,
mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar,
hingga proses penafsiran Patton dalam Ibrahimmn (2015). Analisis data yang
27
saya gunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data model interaktif.
Analisis data model interaktif merupakan teknik analisis data yang paling
sederhana dan banyak digunakan oleh penelitian kualitatif. Menurut Milles dan
Huberman (1994) dalam Ibrahim (2015) analisis data terdiri dari kegiatan reduksi
data (data reduction), penyajian data (data display) dan penarikan kesimpulan
(drawingand verifying conclusion.
1. Reduksi data (data reduction).
Reduksi data adalah dimana seorang peneliti perlu melakukan telaah
awal terhadap data-data yang telah dihasilkan, dengan cara melakukan
pengujian data dalam kaitannya dengan aspek atau fokus penelitian.
Maksudnya adalah pengurangan atau penentuan ulang terhadap data yang
telah dihasilkan. Data-data yang sesuai dan terkait disusun dengan
sistematis, dimasukkan kedalam kategorisasi data (proses klasifikasi data).
Sementara data-data dipandang tidak sesuai dan terkait dipisahkan.
2. Penyajian data (data display).
Penyajian data dapat diartikan sebagai upaya untuk menampilkan,
memaparkan, atau menyajikan data. Display data dalam analisis kualitatif
meliputi langkah-langkah mengorganisasikan data, yaitu mmenjadi kelompok
data yang satu dengan kelompok data yang lain, sehingga seluruh data yang
dianalisis benar-benar dilibatkan dalam satu kesatuan yang utuh.
3. Penarikan kesimpulan (drawingand verifying conclusion)
Tahap ini merupakan langkah analisis yang terkait jika data sudah
diyakini telah sesuai reduksi data dan display data. Pada tahap ini penelitian
dapat melakukan konfirmasi dalam rangka mempertajam data dan
memperjelas data pemahaman sebelum peneliti sampai pada kesimpulan
akhir penelitian.
28
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum BAPPED Kabupaten Enrekang
1. Latar Belakang Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten
Enrekang.
Pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, telah mengukuhkan legitimasi formal bagi
institusi perencanaan di daerah (BAPPEDA) yang merupakan salah satu sarana
penting untuk mewujudkan sistem perencanaan yang efektif dan
bertanggungjawab.
Perencanaan hendaknya mampu menjamin bahwa pembangunan daerah
menuju kearah yang tepat sesuai dengan tuntutan internal dan eksternal,
ditunjang oleh potensi sumberdaya yang tersedia. Pembangunan daerah pada
dasarnya merupakan upaya perubahan dalam berbagai bidang dan aktivitas
kehidupan masyarakat menuju kearah pertumbuhan kualitas Sumber Daya
Manusia. Untuk memenuhi hal ini diperlukan perencanan yang tepat dan dapat
dipercaya dengan menggunakan berbagai metode dan prosedur yang dapat
dipertanggungjawabkan, baik dalam aspek legal-formal maupun aspek
akademik.
Badan perencanan pembagunandaerah (bappeda) Kabupaten Enrekang
merupakan kelembagaan daerah yang mendapat amanat atau mandat untuk
melaksanakan fungsi koordinator perencanaan pembangunan dalam lingkup
organiasi pemerintahan Kabupaten Enrekang.
28
29
Untuk lebih mengefektifkan kegiatan perencanaan pembangunan daerah
maka berdasarkan Kepres Nomor 27 Tahun 1980 di bentuklah organisasi
BAPPEDA. Selanjutnya dijabarkan dalam Kepmendagri Nomor 185 Tahun 1980
tentang Organisasi dan Tata Kerja BAPPEDA. Sementara dasar hukum yang
dipakai Kabupaten Enrekang selain peraturan diatas juga dipakai Peraturan
Daerah Nomor 4 Tahun 1982 tentang pembentukan BAPPEDA Kabupaten
Enrekang yang bertipe C. Selanjutnya diperbaharui dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Enrekang Nomor 7 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Enrekang.
Aktivitas dan produk perencanaan dalam pembangunan daerah
merupakan Kunci keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan pembangunan
Kabupaten Enrekang. Perencanaan hendaknya mampu menjamin bahwa
pembangunan daerah menuju kearah yang tepat sesuai dengan tuntutan internal
dan eksternal, ditunjang oleh potensi sumberdaya yang tersedia. Pembangunan
daerah pada dasarnya merupakan upaya perubahan dalam berbagai bidang dan
aktivitas kehidupan masyarakat menuju kearah pertumbuhan kualitas Sumber
Daya Manusia.
Untuk memenuhi hal ini diperlukan perencanan yang tepat dan dapat
dipercaya dengan menggunakan berbagai metode dan prosedur yang dapat
dipertanggungjawabkan, baik dalam aspek legal-formal maupun aspek
akademik. Badan perencanan pembagunandaerah (bappeda) Kabupaten
Enrekang merupakan kelembagaan daerahl yang mendapat amanat atau mandat
untuk melaksanakan fungsi koordinator perencanaan pembangunan dalam
lingkup organiasi pemerintahan Kabupaten Enrekang.
30
Proses perencanaan dilakukan untuk menghasilkan berbagai dokumen
rencana pembangunan baik jangka panjang (20 tahun), jangka pendek (5 tahun)
maupun perencanaan tahunan daerah. Dalam melaksanakan tugas yang
diemban bappeda kabupaten Enrekang masih perlu meningkatkan kapasitasnya
dalam menangani proses tersebut, agar lebih efektif, efesien dan berkualitas
sesuai proses dan mekanisme yang terlah diatur.
Dalam rangka implementasi undang-undang nomor 25 tahun 2004 tentan
Sistem perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), BAPPEDA dituntut untuk
lebih mandiri sesuai dengan semangat desentralisasi dan otonomi daerah.
Koordinasi dengan para pengguna dan perencana dalam berbagai bidang perlu
terus ditingkatkan kearah yang lebih produktif.
Kemampuan kelembagaan masih belum memadai untuk menghasilkan
produk-produk perencanaan yang valid dan berkualitas. Dengan demikian
pengembangan kelembagaan (dalam arti luas) masih perlu dilakukan dimasa
datang. Hal lain yang perlu mendapat perhatian secara seksama adalah
peningkatan kualitas dan pemamfaatan sistem imformasi serta penciptan sistem
monitoring dan evalusi yang efektif dan efesien, dalam aspek metodologi dan
prosedur atau tata cara pelaksanaannya.
ImpIementasi desentralisasi sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32
tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang SPPN,
menuntut adanya proses perencanaan pembagunan yang lebih bersifat
partisipatif. Dalam kaitan ini, BAPPEDA menerima tugas untuk membantu Bupati
dalam penyelenggaraan pemerintah daerah dalam bidang perencanan
pembangunan daerah.
Bappeda memiliki fungsi untuk menyusun berbagai dokumen perencanan
dalam bentuk Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD),
31
Rencana pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD). Disamping itu, juga melakukan fungsi lain yang
berkenaan dengan koordinasi, pemantauan, evaluasi, monitoring dan
pengendalian pembangunans serta penelitian dan pengembangan.
Dengan fungsi-fungsi seperti itu, maka proses perencanaan perlu
melibatkan berbagai pihak atau stakeholders, baik yang terlibat langsung dalam
program-program yang dirumuskan dan pemanfaatan hasil-hasilnya melalui
proses perencanan pembangunan daerah yang bersifat partisipatif. Perencanaan
patisipatif terutama diperlukan untuk melakukan usaha yang lebih sistimatik
dalam mengantisipasi permasaalahan pembangunan sosial ekonomi masyarakat
yang mengarah kepada upaya-upaya meningkattkan kesejahteraan dan kualitas
hidup masyarakat.
Penerapan kebijakan otonomi daerah tersebut, menuntut seluruh aparatur
pemerintah daerah termasuk BAPPEDA untuk lebih kreatif dalam memecahkan
permasalahan, baik pada tingkat makro maupun mikro. Dalam kaitan ini perlu
juga memperhatikan Undang-Undang No.25 Tahun 2004 tentang SPPN dan
Prinsip good governance ini tampaknya telah menjadi nilai-nilai universal dan
sejalan dengan cita-cita perjuangan bangsa Indonesia. Dengan demikian, kinerja
BAPPEDA Kabupaten Enrekang dimasa datang dapat pula diukur dari
kemampuan kelembagaan dan sumberdaya manusia aparatur dalam
mewujudkan nilai-nilai good governance yang secara nyata dapat dirasakan
masyarakat.
Untuk meningkatkan kinerja BAPPEDA Kabupaten Enrekang, salah satu
aspek yang sangat penting adalah penyusunan Rencana Strategis (Renstra). Hal
ini penting mengingat perencanaan pembangunan menjadi lebih jelas dan
diketahui oleh setiap stakeholders seperti Dinas, Badan, Kantor, Sekertariat
32
Daerah, DPRD, Pengusaha, Perguruan Tinggi, Lembaga-Lembaga Konsultan
dan stakeholder lainnya. Perencanaan pembangunan dimasa datang perlu lebih
terpusat kepada bidang-bidang strategis, sehingga dapat memberikan hasil yang
berarti dan meningkatkan efesiensi pengunaan sumber daya
2. Visi Dan Misi BAPPED Kabupaten Enrekang
VISI
Enrekang Maju, Aman, Sejahtera (Emas) Yang Berkelanjutan Dan Religius
“Enrekang”
Dimaknai sebagai suatu kesatuan masyarakat Enrekang yang menjadi objek
gerakan pembangunan daerah.
“Maju”
Perekonomian daerah meningkat Kualitas SDM (Pendidikan, Kesehatan, dan
Kesekjahteraan) dan Infrastruktur lebih memadai Penerapan teknologi
“Aman”
Keadaan yang lebih kondusif bagi aktivitas pemerintahan, sosial budaya, dan
investasi.
Keadaan yang menggambarkan perwujudan dari kepercayaan yang tinggi
dari masyarakat kepada pemerintah sehingga dapat menikmati kehidupan
yang lebih baik dan bermutu.
“Sejahtera”
Peningkatan kualitas hidup masyarakat (IPM), Peningkatan pendapatan
masyarakat, Penurunan angka kemiskinan
“Berkelanjutan”
Menunjukkan dan mengakselerasi prioritas dan kebijakan pembangunan
daerah.
33
Memperhatikan kaidah-kaidah pembangunan yang berwawasan lingkungan,
memperhatikan tata ruang dan keseimbangan.
“Religius”
Dimensi dari insan yang bertaqwa yakni berperilaku taat dan takut kepada
Tuhan. Pengembangan kepribadian dan karakter seseorang, yaitu karakter
yang memiliki keteguhan terhadap nnilai-nilai agama, kepekaan sosial yang
tinggi, dan mampu mengatasi persoalan dengan baik, bijak, dan tegas.
MISI
1. Meningkatkan kualitas dan ketersediaan infratruktur pelayanan public.
2. Meningkatkan kualitas SDM yang berdaya saing, penguasaan teknologi,
bermoral, dan berimtaq.
3. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan disertai dengan
jaminan rasa aman dalam berbagai aktivitas kehidupan masyarakat tanpa
diskriminasi gender.
4. Meningkatkan skala usaha ekonomi kerakyatan dan pendapatan
masyarakat berbasis agribisnis dan agroindustri.
5. Meningkatkan perekonomian daerah melalui pengelolaan sumber daya
alam secara optimal dan berwawasan lingkungan.
3. Rencana Strategis BAPPED Kabupaten Enrekang
Perencanaan pembangunan daerah dimaksud dalam visi diatas, dapat
dikatakan berkualitas apabila memenuhi beberapa aspek sebagai berikut
a. Berbasis Kondisi Lokal
Perencanaan pembangunan didasarkan pada potensi lokal dan bertujaun
untuk menjawab dan menyelesaikan permasalahan dan kebutuhan lokal
34
daerah. Hal ini dimaksudkan agar perencanaan pembangunan daerah
akomodatif terhadap dinamika dan aspirasi masyarakat.
b. Efektif
Perencanaan yang efektif berarti dapat memecahkan berbagai
permasalah yang dihadapi berdasarkan kepada prioritas yang telah
ditetapkan, sesuai dengan pentahapan pencapaian hasil.
c. Transparan
Proses perencanaan pembangunan daerah dilaksanakan menganut
prinsip keterbukaan dan menerapkan pendekatan keadilan dan
pemerataan. Dapat pula diartikan pelaksanaan proses perencanaan
pembangunan daerah harus dibangun atas dasar kebebasan memperoleh
informasi-informasi yang berkaitan dengan kepentingan publik dapat secara
langsung diperoleh oleh mereka yang membutuhkan
d. Akuntabel
Dalam melaksanakan dalam proses perencana dilakukan dengan terukur,
baik secara kuantitas maupun kualitas, sehingga memudahkan dalam
pegendalian.
4. Struktur, Tugas Pokok dan Fungsi BAPPED Kabupaten Enrekang
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Enrekang adalah
unsur Pendukung Pemerintah Kabupaten Enrekang dibidang Perencanaan
Pembangunan Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala dan bertanggung
jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah Kabupaten Enrekang. Untuk
itu, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai tugas pokok dan
fungsi yang diatur dalam Peraturan Bupati Enrekang Nomor Tahun 2009
35
tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Enrekang sebagai berikut:
a. Kepala Bappeda
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dipimpin oleh seorang
Kepala Badan, Mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam
melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang
perencanaan pembangunan daerah. Untuk melaksanakan Tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah mempunyai fungsi:
1. Perumusan kebijakan teknis perencanaan.
2. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan.
3. Pembinaan dan Pelaksanaan tugas dibidang perencanaan pembangunan
daerah.
4. Penyelenggaraan dan pembinaan monitoring perencanaan pembangunan
daerah.
5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
b. Sekretaris
Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris, mempunyai tugas
pokok melaksanakan urusan umum dan ketatalaksanaan bidang
kepegawaian, keuangan serta perencanaan Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah. Untuk melaksanakan Tugas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Sekrertaris mempunyai Fungsi:
1 ). Mempelajari dan memahami Peraturan Perundang-undangan dan
ketentuan lainnya untuk menunjang pelaksanaan tugas.
36
2 ). Menyusun Rencana Kerja Sekretariat.
3 ). Menyusun Rencana Anggaran Satuan Kerja Sekretariat.
4 ). Mengkoordinasikan Rencana Kerja dan Rencana Anggaran Satuan
Kerja dengan Kepala Badan serta para Kepala Bidang Lingkup Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah.
5 ). Membina dan Mengkoordinasikan tugas-tugas antar bidang di lingkup
Bappeda.
6 ). Mendistribusikan Tugas kepada Sub Bagian lingkup Sekretariat.
7 ). Membantu Kepala Badan dalam Pembinaan dan Pengembangan
Pegawai di lingkup Bappeda.
8 ). Mengkompilasi dan mengakselerasi Rencana Strategis dan Rencana
Anggaran Satuan Kerja dari masing-masing Bidang lingkup Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah.
9 ). Membantu Kepala Badan Mengkompilasi, mengakselerasi dan
merumuskan Penetapan Kinerja dari Bidang-Bidang menjadi Penetapan
Kinerja Badan.
c. Kasubag. Perencanaa
Sub Bagian Perencanaan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian,
mempunyai tugas melaksanakan pengkajian, pengumpulan dan penyiapan
bahan sesuai kebutuhan perencanaan Badan. Uraian Tugas Sub Bagian
Prencanaan, adalah sebagai berikut:
1. Mempelajari dan memahami Peraturan Perundang-undangan dan
ketentuan lainnya untuk menunjang pelaksanaan tugas.
2. Menyusun Rencana Kerja.
37
3. Menyusun Rencana Anggaran Satuan kerja.
4. Mengkoordinasikan Rancangan Rencana Strategis dan Rancangan
Rencana Anggaran Satuan Kerja Sub Bagian serta Dokumen Penetapan
Kinerja Bagian dengan Sekretaris Badan, Kepala Sub Bagian Keuangan
dan Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
5. Membina dan mengkoordinir tugas-tugas kerja di lingkup Sub Bagiannya.
6. Membantu Sekretaris dalam pembinaan dan pengembangan pegawai
dilingkup Sub Bagiannya.
7. Melaksanakan Rencana Kerja dan Rencana Anggaran Pada Lingkup Sub
Bagian.
8. Melaksanakan Pengkajian dan perumusan Standar Operasional
Prosedur (SOP) Pelaksanaan Tugas Pekerjaan Badan.
9. Melaksanakan pemantauan, monitoring dan evaluasi Pelaksanaan SOP
Badan.
10. Menghimpun serta mengolah dataI nformasi, menginventarisir
permasalahan.
d. Subag. Umum dan Kepegawaian
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kepala
Sub Bagian, mempunyai tugas melaksanakan urusan surat menyurat,
kearsipan, perpustakaan, dokumentasi, perlengkapan dan urusan rumah
tangga Badan.
Uraian Tugas Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian adalah
sebagai berikut:
38
1. Mempelajari dan memahami Peraturan Perundang-undangan dan
ketentuan lainnya untuk menunjang pelaksanaan tugas.
2. Menyiapkan dan merumuskan rancangan Rencana Kerja.
3. Menyiapkan dan merumuskan Rencana Anggaran Satuan Kerja.
4. Mengkoordinasikan Rencana Strategis dan Rencana Kerja Anggaran Sub
Bagian dengan Sekretaris dan Kepala Sub Bagian Perencanaan dan
Kepala Sub Bagian Keuangan.
5. Mengkoordinasikan tugas-tugas kerja dilingkup Sub Bagian.
6. Menyiapkan bahan koordinasi dalam melaksanakan tugas Badan dan
memberikan pelayanan administratif dan fungsional kepada unsur di
lingkup Badan.
7. Membantu Kepala Badan dalam Pembinaan dan pengembangan pegawai
dilingkup Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
8. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Sekretaris Badan dalam
pelaksanaan tugas dan fungsinya.
9. Mengadakan pembinaan dan pengendalian terhadap tugas Sub Bagian.
e. Subag. Keuangan
Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian,
mempunyai tugas melaksanakan urusan Penata Usahaan Administrasi
Keuangan serta merumuskan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)
Badan, melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas-
tugas di Sub Bagian serta membuat laporan secara berkala. Uraian Tugas
Kepala Sub Bagian Keuangan, adalah sebagai berikut:
39
1. Mempelajari dan memahami Peraturan Perundang-undangan dan
ketentuan lainnya untuk menunjang pelaksanaan tugas.
2. Menyiapkan dan merumuskan rancangan Rencana Kerja.
3. Menyiapkan dan merumuskan Rencana Anggaran Satuan Kerja.
4. Mengkoordinasikan Rencana Strategis dan Rencana Kerja Anggaran Sub
Bagian dengan Sekretaris Badan Kepala Sub Bagian Perencanaan,
Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
5. Mengkoordinasikan tugas-tugas kerja dilingkup Sub Bagian.
6. Membantu Sekretaris dalam pengelolaan urusan-urusan Keuangan dan
Program kegiatan Badan.
7. Membantu Kepala Badan dalam Pembinaan dan pengembangan pegawai
dilingkup Sub Bagian Keuangan.
8. Menerima dan memproses serta mendistribusikan surat dan dokumen
Keuangan dan program kegiatan Badan.
9. Melaksanakan Rencana Strategis dan Rencana Kerja Anggaran Sub
Bagian Keuangan.
f. Bidang Prasarana Wilayah dan SDA
Bidang Prasarana Wilayah dan SDA dipimpin oleh seorang Kepala
Bidang, mempunyai tugas pokok merumuskan kebijakan teknis, memberikan
dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah, membina,
mengkoordinasikan dan melaksanakan program dan kegiatan di bidang
Prasarana Wilayah dan SDA. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) Kepala Bidang Prasarana Wilayah dan SDA,
mempunyai fungsi:
40
1. Penyelenggaraan dan Pengkoordinasian Perencanaan Pembangunan
Bidang Prasarana Wilayah.
2. Penyelenggaraan dan Pengkoordinasian Perencanaan Pembangunan
Sektor pemberdayaan Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, Tata
Ruang dan Permukiman
Uraian Tugas Kepala Bidang Prasarana Wilayah adalah sebagai berikut:
1. Mempelajari dan memahami Peraturan Perundang-undangan dan
ketentuan lainnya untuk menunjang pelaksanaan tugas.
2. Mengkaji program Kerja Bidang berdasarkan Rencana Kerja Bidang
Prasarana Wilayah dan SDA.
3. Mengkoordinasikan pelaksanaan Rencana Kerja dalam lingkup Bidang.
4. Mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan Program Kerja
dengan Sekretaris Badan serta Bidang yang lain dan atau Instansi / Unit
Kerja terkait.
5. Mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan serta
progam kerja Bidang dan Sub Bidang sesuai dengan Tugas.
g. Subid. Prasarana Wilayah
Sub Bidang Prasarana Wilayah dipimpin oleh seorang Kepala Sub
Bidang, mempunyai tugas pokok mempersiapkan bahan penyusunan
kebijakan teknis, membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan program
dan kegiatan di Sub bidang Prasarana Wilayah. Uraian Tugas Sub Bidang
Prasarana Wilayah, adalah sebagai berikut:
1. Mempelajari dan memahami Peraturan Perundang-undangan dan
ketentuan lainnya untuk menunjang pelaksanaan tugas.
41
2. Mengkaji program Kerja Sub Bidang Prasarana Wilayah berdasarkan
Program Kerja Bidang dan Rencana Kerja Badan.
3. Mengkoordinasikan dan mengontrol pelaksanaan Program Kerja dalam
lingkup Sub Bidang Prasarana Wilayah.
4. Mengkoordinasikan pelaksanaan Program Kerja dengan Sub Bidang
yang lain dan atau Instansi / Unit Kerja terkait.
5. Membantu Kepala Badan dalam pembinaan dan pengembangan pegawai
di lingkup Sub Bidangnya.
6. Mendistribusikan tugas dan memberi petunjuk pelaksanaan kegiatan
kepada bawahan sesuai dengan tugas Sub Bidang.
7. Menghimpun dan mempelajari Peraturan perundang Undangan,
Kebijakan teknis, pedoman dan petunjuk teknis serta bahan-bahan
lainnya yang berhubungan dengan penyelenggaraan tugas-tugas Sub
Bidang Prasarana Wilayah.
h. Subid. SDA, LH dan Tarkim
Sub Bidang SDA, LH dan Tarkim dipimpi oleh seorang Kepala Sub,
mempunyai tugas pokok mempersiapkan bahan penyusunan kebijakan
teknis, membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan program dan
kegiatan di bidang Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup dan (Tarkim).
Uraian Tugas Kepala Sub Bidang SDA, LH dan Tarkim adalah sebagai
berikut:
1. Mempelajari dan memahami Peraturan Perundang-undangan dan
ketentuan lainnya untuk menunjang pelaksanaan tugas.
2. Mengkaji program Kerja Sub Bidang SDA, LH dan Tarkim berdasarkan
Program Kerja Bidang dan Rencana Kerja Badan.
42
3. Mengkoordinasikan dan mengontrol pelaksanaan Program Kerja dalam
lingkup Sub Bidang.
4. Mengkoordinasikan pelaksanaan Program Kerja dengan Sub Bidang
yang lain dan atau Instansi / Unit Kerja terkait.
5. Membantu Kepala Badan dalam pembinaan dan pengembangan pegawai
di lingkup Sub Bidang SDA, LH dan Tarkim.
6. Mendistribusikan tugas dan memberi petunjuk pelaksanaan kegiatan
kepada bawahan sesuai dengan tugas Sub Bidang.
7. Menghimpun dan mempelajari Peraturan Perundang-Undangan,
Kebijakan teknis, pedoman dan petunjuk teknis serta bahan-bahan
lainnya yang berhubungan dengan penyelenggaraan tugas-tugas Sub
Bidang SDA, LH dan Tarkim.
i. Bidang Ekonomi
Bidang Ekonomi dipimpin oleh seorang Kepala Bidang, mempunyai
tugas pokok merumuskan kebijakan teknis, memberikan dukungan atas
penyelenggaraan pemerintahan daerah, membina, mengkoordinasikan dan
melaksanakan program dan kegiatan di bidang Ekonomi. Untuk
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kepala Bidang
Ekonomi, mempunyai fungsi:
1. Penyelenggaraan dan Pengkoordinasian Perencanaan Pembangunan
Sektor Pertanian dan Kehutanan, Pertambangan dan Energi.
2. Penyelenggaraan dan Pengkoordinasian Perencanaan Pembangunan
Sektor Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM.
Uraian Tugas Kepala Bidang Ekonomi adalah sebagai berikut:
43
1. Mempelajari dan memahami Peraturan Perundang-undangan dan
ketentuan lainnya untuk menunjang pelaksanaan tugas.
2. Mengkaji program Kerja Bidang berdasarkan Rencana Kerja Bidang
Ekonomi.
3. Mengkoordinasikan pelaksanaan Rencana Kerja dalam lingkup Bidang.
4. Mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan Program Kerja
dengan Sekretariat, Bidang yang lain dan Instansi / Unit Kerja terkait.
5. Mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan serta
progam kerja Bidang dan Sub Bidang sesuai dengan Tugas masing –
masing.
6. Membantu Kepala Badan dalam pembinaan dan pengembangan pegawai
di lingkup Bidang.
j. Subid. Pertanian, Kehutanan, Pertambangan & Energi
Sub Bidang Pertanian, Kehutanan, Pertambangan & Energi dipimpin
oleh seorang Kepala Sub Bidang, mempunyai tugas pokok mempersiapkan
bahan penyusunan kebijakan teknis, membina, mengkoordinasikan dan
melaksanakan program dan kegiatan di bidang Pertanian, Kehutanan,
Pertambangan dan Energi. Uraian Tugas Sub Bidang Pertanian, Kehutanan,
Pertambangan & Energi adalah sebagai berikut:
1. Mempelajari dan memahami Peraturan Perundang-undangan dan
ketentuan lainnya untuk menunjang pelaksanaan tugas.
2. Mengkaji program Kerja Sub Bidang Pertanian, Kehutanan,
Pertambangan & Energi berdasarkan Program Kerja Bidang dan
Rencana Kerja Badan.
44
3. Mengkoordinasikan dan mengevaluasi pelaksanaan Program Kerja dalam
lingkup Sub Bidang Pertanian, Kehutanan, Pertambangan & Energi.
4. Mengkoordinasikan pelaksanaan Program Kerja dengan Sub Bidang
yang lain dan atau Instansi / Unit Kerja terkait.
5. Membantu Kepala bidang dalam pembinaan dan pengembangan pegawai
di lingkup Sub Bidang.
6. Mendistribusikan tugas dan memberi petunjuk pelaksanaan kegiatan
kepada bawahan sesuai dengan tugas Sub Bidang.
7. Menghimpun dan mempelajari Peraturan perundang Undangan,
Kebijakan teknis, pedoman dan petunjuk teknis serta bahan-bahan
lainnya yang berhubungan dengan penyelenggaraan tugas-tugas Sub
Bidang Pertanian, Kehutanan, Pertambangan & Energi.
k. Subid. Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, UKM dan Pariwisata
Sub Bidang Perindustrian, Perdagangan, Koperasi UKM dan
Pariwisata dipimpin oleh seorang Kepala Sub mempunyai tugas pokok
mempersiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis, membina,
mengkoordinasikan dan melaksanakan program dan kegiatan di bidang
Perindustrian Perdagangan, Koperasi UKM dan Pariwisata dan melakukan
evaluasi terhadap pelaksanaan tugas Sub Bidang serta membuat laporan
secara berkala. Uraian Tugas Kepala Sub Bidang Perindag, Koperasi UKM
dan Pariwisata adalah sebagai berikut:
1. Mempelajari dan memahami Peraturan Perundang-undangan dan
ketentuan lainnya untuk menunjang pelaksanaan tugas.
45
2. Mengkaji program Kerja Sub Bidang Perindustrian Perdagangan,
Koperasi UKM dan Pariwisata berdasarkan Program Kerja Bidang dan
Rencana Kerja Badan.
3. Mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan Program Kerja
dalam lingkup Sub Bidang.
4. Mengkoordinasikan pelaksanaan Program Kerja dengan Sub Bidang
yang lain dan Instansi / Unit Kerja terkait.
5. Membantu Kepala Badan dalam pembinaan dan pengembangan pegawai
di lingkup Sub Bidang Perindustrian Perdagangan, Koperasi UKM dan
Pariwisata.
6. Mendistribusikan tugas dan memberi petunjuk pelaksanaan kegiatan
kepada bawahan sesuai dengan tugas Sub Bidang.
l. Bidang Sosial Budaya dan Pemerintahan
Bidang Sosial Budaya dan Pemerintahan dipimpin oleh seorang
Kepala Bidang, mempunyai tugas pokok merumuskan kebijakan teknis,
memberikan dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah,
membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan program dan kegiatan di
bidang Sosial Budaya & Pemerintahan. Untuk melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kepala Bidang Sosial Budaya dan
Pemerintahan, mempunyai fungsi:
1. Penyelenggaraan dan Pengkoordinasian Perencanaan Pembangunan
Bidang Pemerintahan, Pendidikan, Mental Spritual.
2. Penyelenggaraan dan Pengkoordinasian Perencanaan Pembangunan
Bidang Kependudukan, Kesehatan, Kesejahteraan Rakyat dan Tenaga
Kerja.
46
Uraian Tugas Kepala Bidang Sosial Budaya dan Pemerintahan, adalah
sebagai berikut:
1. Mempelajari dan memahami Peraturan Perundang-undangan dan
ketentuan lainnya untuk menunjang pelaksanaan tugas.
2. Mengkaji program Kerja Bidang berdasarkan Rencana Kerja Bidang
Sosial Budaya dan Pemerintahan.
3. Mengkoordinasikan pelaksanaan Rencana Kerja dalam lingkup Bidang.
4. Mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan Program Kerja
dengan Sekretariat, Bidang yang lain dan Instansi / Unit Kerja terkait.
m. Subid. Pemerintahan, Pendidikan dan Mental Spiritual
Sub Bidang Pemerintahan, Pendidikan dan Mental Spritual dipimpin
oleh seorang Kepala Sub, mempunyai tugas pokok mempersiapkan bahan
penyusunan kebijakan teknis, membina, mengkoordinasikan dan
melaksanakan program dan kegiatan di bidang Pemerintah, Pendidikan dan
Mental Spritual. Uraian Tugas Sub Bidang Pemerintahan, Pendidikan dan
Mental Spritual, adalah sebagai berikut:
1. Mempelajari dan memahami Peraturan Perundang-undangan dan
ketentuan lainnya untuk menunjang pelaksanaan tugas.
2. Mengkaji program Kerja Sub Bidang Pemerintahan, Pendidikan dan
Mental Spritual, berdasarkan Program Kerja Bidang dan Rencana Kerja
Anggaran.
3. Mengkoordinasikan dan mengontrol pelaksanaan Program Kerja dalam
lingkup Sub Bidang Pemerintahan, Pendidikan dan Mental Spritual.
4. Mengkoordinasikan pelaksanaan Program Kerja dengan Sub Bidang
yang lain dan atau Instansi / Unit Kerja terkait.
47
5. Membantu Kepala Badan dalam pembinaan dan pengembangan pegawai
di lingkup Sub Bidang.
6. Mendistribusikan tugas dan memberi petunjuk pelaksanaan kegiatan
kepada bawahan sesuai dengan tugas Sub Bidang.
7. Menghimpun dan mempelajari Peraturan perundang Undangan,
Kebijakan teknis, pedoman dan petunjuk teknis serta bahan-bahan
lainnya yang berhubungan dengan penyelenggaraan tugas-tugas Sub
Bidang Pemerintahan, Pendidikan dan Mental Spritual.
n. Subid. Kependudukan, Kesehatan, Kesra dan Tenaga Kerja
Sub Bidang Kependudukan, Kesehatan, Kesra & Tenaga Kerja
dipimpin oleh seorang Kepala Sub, mempunyai tugas pokok mempersiapkan
bahan penyusunan kebijakan teknis, membina, mengkoordinasikan dan
melaksanakan program dan kegiatan di bidang Kependudukan, Kesehatan,
Kesra dan Tenaga Kerja. Uraian Tugas Kepala Sub Bidang Kependudukan,
Kesehatan, Kesra & Tenaga Kerja adalah sebagai berikut:
1. Mempelajari Peraturan Perundang-undangan dan ketentuan lainnya
untuk menunjang pelaksanaan tugas.
2. Mengkaji program Kerja Sub Bidang Kependudukan, Kesehatan, Kesra &
Tenaga Kerja berdasarkan Program Kerja Bidang dan Rencana Kerja
Badan.
3. Mengkoordinasikan dan mengontrol pelaksanaan Program Kerja dalam
lingkup Sub Bidang.
4. Mengkoordinasikan pelaksanaan Program Kerja dengan Sub Bidang
yang lain dan Instansi / Unit Kerja terkait.
48
5. Membantu Kepala Badan dalam pembinaan dan pengembangan pegawai
di lingkup Sub Bidang Kependudukan, Kesehatan, Kesra & Tenaga Kerja.
6. Mendistribusikan tugas dan memberi petunjuk pelaksanaan kegiatan
kepada bawahan sesuai dengan tugas Sub Bidang.
7. Menghimpun dan mempelajari Peraturan Perundang-Undangan,
Kebijakan teknis, pedoman dan petunjuk teknis serta bahan-bahan
lainnya yang berhubungan dengan penyelenggaraan tugas-tugas Sub
Bidang Kependudukan, Kesehatan, Kesra & Tenaga Kerja.
o. Bidang Penelitian, Pengembangan, Monitoring dan Evaluasi
Bidang Penelitian, Pengembangan, Monitoring dan Evaluasi dipimpin
oleh seorang Kepala Bidang mempunyai tugas pokok merumuskan
kebijakan teknis, memberikan dukungan atas penyelenggaraan
pemerintahan daerah, membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan
program dan kegiatan di bidang Penelitian, Pengembangan, Monitoring dan
Evaluasi. Uraian Tugas Kepala Bidang Penelitian, Pengembangan,
Monitoring dan Evaluasi, adalah sebagai berikut:
1. Mempelajari dan memahami Peraturan Perundang-undangan dan
ketentuan lainnya untuk menunjang pelaksanaan tugas.
2. Menyusun program Kerja Bidang berdasarkan Rencana Kerja Badan.
3. Mengkoordinasikan pelaksanaan Rencana Kerja dalam lingkup Bidang.
4. Mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan Program Kerja
dengan Sekretariat, Bidang yang lain dan Instansi / Unit Kerja terkait.
5. Mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan serta
progam kerja Bidang dan Sub Bidang sesuai dengan Tugas masing –
masing.
49
6. Membantu Kepala Badan dalam pembinaan dan pengembangan pegawai
di lingkup Bidang.
7. Mendistribusikan tugas dan memberi petunjuk pelaksanaan kegiatan
kepada Sub Bidang sesuai dengan tugas.
8. Mengumpulkan, mengolah data dan informasi, menginventarisasi
permasalahan permasalahan serta merumuskan pemecahan
permasalahan yang berhubungan dengan mekanisme Perencanaan
Pembangunan.
p. Subid. Penelitian dan Pengembangan
Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan dipimpin oleh seorang
Kepala Sub mempunyai tugas pokok mempersiapkan bahan penyusunan
kebijakan teknis, membina, mengkoordinasikan dan melaksanakan program
dan kegiatan di bidang Penelitian dan Pengembangan. Uraian Tugas Kepala
Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan adalah sebagai berikut:
1. Mempelajari dan memahami Peraturan Perundang-undangan dan
ketentuan lainnya untuk menunjang pelaksanaan tugas.
2. Mengkaji dan menyusun program Kerja Sub Bidang Analisis Ekonomi
Sosial dan Budaya berdasarkan Program Kerja Bidang dan Rencana
Kerja Badan.
3. Mengkoordinasikan dan mengontrol pelaksanaan Program Kerja dalam
lingkup Sub Bidang.
4. Mengkoordinasikan pelaksanaan Program Kerja dengan Sub Bidang
yang lain dan atau Instansi / Unit Kerja terkait.
5. Membantu Kepala Badan dalam pembinaan dan pengembangan pegawai
di lingkup Sub Bidang.
50
6. Mendistribusikan tugas dan memberi petunjuk pelaksanaan kegiatan
kepada bawahan sesuai dengan tugas Sub Bidang.
7. Menyiapkan perumusan kebijakan, bahan penelitian, pengembangan
serta melaksanakan; Inventarisasi data, pengkajian dan evaluasi
terhadap pembangunan di sektor Ekonomi dan Sosial Budaya.
8. Menganalisis kebijakan pembangunan Ekonomi dan Sosial Budaya
secara Sektoral, dan Wilayah serta menyiapkan perumusan kebijakan.
q. Subid. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Sub Bidang Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan dipimpin oleh
seorang Kepala Sub mempunyai tugas pokok mempersiapkan bahan
penyusunan kebijakan teknis, membina, mengkoordinasikan dan
melaksanakan program dan kegiatan di bidang Monitoring, Evaluasi dan
Pelaporan. Uraian Tugas Kepala Sub Bidang Monitoring, Evaluasi dan
Pelaporan, adalah sebagai berikut:
1. Mempelajari dan memahami Peraturan Perundang-undangan dan
ketentuan lainnya untuk menunjang pelaksanaan tugas.
2. Mengkaji program Kerja Sub Bidang berdasarkan Program Kerja Bidang
dan Rencana Kerja Badan.
3. Mengkoordinasikan dan mengontrol pelaksanaan Program Kerja dalam
lingkup Sub Bidang.
4. Mengkoordinasikan pelaksanaan Program Kerja dengan Sub Bidang
yang lain dan Instansi / Unit Kerja terkait.
5. Membantu Kepala Badan dalam pembinaan dan pengembangan pegawai
di lingkup Sub Bidang.
51
6. Mendistribusikan tugas dan memberi petunjuk pelaksanaan kegiatan
kepada bawahan sesuai dengan tugas Sub Bidang.
7. Menyiapkan perumusan kebijakan, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan di
bidang pembangunan, ekonomi dan sosial budaya.
8. Menganalisis kebijakan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan terhadap
pembangunan Fisik dan Prasarana secara Sektoral, Regional dan
Wilayah serta menyiapkan perumusan kebijakan dan penerapannya di
daerah.
B. Hasil Penelitian
Sistem akuntansi pemerintahan daerah menurut permendagri nomor 13
tahun 2006 pasal 232 ayat (3) meliputi serangkaian prosedur, mulai dari proses
pengumpulan data, pencatatan, penggolongan, dan peringkasan atas transaksi
dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara manual
atau menggunakan aplikasi komputer.
1. Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan di BAPPEDA Enrekang
Dari hasil wawancara pada tanggal 10 Desember 2019 pukul 10.00
WIB dan observasi di BAPPEDA Enrekang pada bulan Desember,
penerapan dalam sistem akuntansi keuangan di BAPPEDA Enrekang
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64
Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis
Akrual pada Pemerintah Daerah.
Dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi tersebut, Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah selaku bagian dari Pemerintah Daerah
Kabupaten enrekang menyusun laporan keuangan berpedoman pada
52
Standar Akuntansi Pemerintah untuk meningkatkan kualitas laporan
keuangan, sehingga dapat meningkatkan kredibilitasnya yang pada gilirannya
dapat mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan
pemerintah daerah dan mengungkapkan secara penuh kegiatan yang ada
dengan sumberdaya yang menunjukkan ketaatan pada Peraturan
Perundang-undangan.
BAPPEDA Enrekang mulai menerapkan sistem akuntansi berbasis
akrual pada tahun 2017 sampai sekarang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang telah ditentukan oleh pemerintah, mengingat
bahwa standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual ini merupakan hal
baru maka pegawai kami mengalami banyak kesulitan dalam pelaporannya.
Basis akrual (accrual basis) yaitu sebuah teknik pencatatan akuntansi,
yang pencatatannya dilakukan saat terjadinya transaksi walaupun kas belum
diterima. Dalam pencatatan menggunakan basis akrual ini tentu akan lebih
akurat, dan dengan menggunakan basis akrual aset, kewajiban dan ekuitas
mudah diukur. Di dalam basis akrual sebuah pendapatan akan diakui ketika
perusahaan memiliki hak untuk melakukan penagihan dari hasil transaksi.
Dan menggunakan basis akrual ini tidak memperdulikan kapan kas akan
diterima, dan kapan kas dikeluarkan. Pengakuan biaya di dalam basis akrual
ini ketika kewajiban membayar sudah jatuh tempo. Dan biaya tersebut sudah
dapat diakui ketika kewajiban membayar sudah terjadi, meskipun kas belum
dikeluarkan.
Dari hasil wawancara pada tanggal 14 Desember 2019 pukul 10.00
WIB dan observasi di BAPPEDA Enrekang pada bulan Desember, contoh
flocart Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Berbasis Akrual
BAPPEDA Enrekang sebagai berikut:
53
a. Siklus Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Berbasis Akrual
di BAPPEDA Enrekang (SKPD).
Gambar 2.2
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Ket:
1. LRA adalah laporan yang menyajikan perbandingan antara realisasi
pendapatan dan belanja dengan estimasi pendapatan dan pagu
anggarannya yang telah ditetapkan pada awal tahun.
2. LO adalah laporan yang menyajikan kegiatan operasional keuangan
yang mencakup pendapatan, biaya dan surplus/deficit disandingkan
dengan periode sebelumnya.
54
3. LPE adalah laporan yang menyajikan informasi mengenai perubahan
ekuitas yang terdiri dari ekuitas awal, surplus/deficit-LO, koreksi, dan
ekuitas akhir.
4. CaLK adalah salah satu unsur laporan keuangan yang menyajikan
informasi tentang penjelasan atau daftra terinci atau analisis atas nilai
suatu pos yang disajikan dalam LRA, Neraca, LAK.
b. Siklus Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Berbasis Akrual di
BAPPEDA Enrekang (PEMDA).
Gambar 2.3
Pemerintah Daerah
55
Ket:
1. SAL adalah akumulasi SiLPA tahun anggaran yang lalu dan tahun
anggaran yang bersangkutan setelah ditutup.
2. LAK adalah bagian dari laporan finansial yang menyajikan informasi
penerimaan dan pengeluaran kas selana periode tertentu.
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) berbasis akrual diterapkan
untuk memenuhi kebutuhan pengguna informasi laporan keuangan. Laporan
keuangan yang disajikan dengan berpedoman pada standar lebih
mengutamakan transaparansi dan akuntabilitas. Transparansi dan
akuntabilitas merupakan substansi yang berperan penting dalam kepuasan
publik atas pengelolaan keuangan di kantor ini. Pengelolaan keuangan yang
mengutamakan transparansi dan akuntabilitas membutuhkan kinerja yang
baik. Oleh karena itu, untuk memenuhi kepuasan publik, aparatur istansi ini
harus memperhatikan kinerja terutama dalam pengelolaan keuangan.
2. Laporan Keuangan BAPPEDA Enrekang
Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 71 tahun 2010 tentang
standar akuntansi pemerintahan dan peraturan menteri dalam negeri nomor
64 tahun 2013 tentang penerapan standar akuntansi pemerintahan berbasis
akrual pada pemerintah daerah, maka pemerintah daerah kabupaten
enrekang menerapkan akuntansi berbasis akrual di tahun 2017 dalam rangka
penerapan kebijakan akuntansi tersebut.
Badan perencanaan pembangunan daerah selaku bagian dari
pemerintah daerah kabupaten enrekang menyusun laporan keuangan
berpedoman pada standar akuntansi pemerintah untuk meningkatkan
kualitas laporan keuangan, sehingga dapat meningkatkan kredibilitasnya
yang pada gilirannya dapat mewujudkan transparansi dan akuntabilitas
56
pengelolaan keuangan pemerintah daerah dan mengungkapkan secara
penuh kegiatan yang ada dengan sumber daya yang menunjukkan ketaatan
pada peraturan perundang-undangan.
Ketika akrual hendak dilakukan sepenuhnya untuk menggambarkan
berlangsungnya esensi transaksi atau kejadian, maka kelebihan yang
diperoleh dari penerapan akrual adalah tergambarnya informasi operasi atau
kegiatan. Dalam sektor komersial, gambaran perkembangan operasi atau
kegiatan ini dituangkan dalam Laporan Laba Rugi
Dari hasil wawancara pada tanggal 10 Desember 2019 pukul 10.00
WIB dan observasi di BAPPEDA Enrekang pada bulan Desember, Laporan
Pertanggungjawaban Keuangan Bappeda menyajikan informasi tentang
perhitungan atas pelaksanaan semua kegiatan yang telah dianggarkan dalam
Tahun Anggaran 2018. Laporan keuangan BAPPEDA terdiri:
a. Laporan Realisasi Anggaran
Menyajikan informasi realisasi pendapatan-LRA, belanja, transfer,
surplus/defisit-LRA, dan pembiayaan, yang masing-masing diperbandingkan
dengan anggarannya dalam satu periode. Informasi tersebut berguna bagi
para pengguna laporan dalam mengevaluasi keputusan mengenai alokasi
sumber-sumber daya ekonomi, akuntabilitas dan ketaatan entitas pelaporan
terhadap anggaran dengan:
1) Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan
sumber daya ekonomi.
2) Menyediakan informasi mengenai realisasi anggaran secara menyeluruh
yang berguna dalam mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal efisiensi
dan efektivitas penggunaan anggaran.
57
Tabel 4.1
Laporan Realisasi Anggaran BAPPEDA
Tahunn Anggaran 2018
URAIAN Anggaran Realisasi %
PENDAPATAN - LRA 0.00 0.00
Pendapatan Pajak Daerah - - -
Pendapatan Retribusi Daerah 0.00 - -
Retribusi di yang dipisahkan - - -
lain-lain PAD yang sah – LRA - - -
BELANJA 7.561.509.815,00 7.225.214.491,00
BELANJA OPERASI 7.196.634.815,00 6.867.890.491,00 95,43
Belanja Pegawai 3.033.533.746,00 3.010.955.074,00 99,26
Belanja Barang 4.163.101.069,00 3.856.935,417,00 92,65
BELANJA MODAL 364.875.000,00 357.324.000,00
Belanja Peralatan dan Mesin 364.875.000,00 357.324.000,00 97,93
Belanja Bangunan dan Gedung - - -
Belanja Jalan Irigasi dan jaringan - - -
BELANJA TAK TERDUGA 0.00 0.00 -
TRANSFER 0.00 0.00 -
Sumber: Catatan Laporan Keuangan BAPPEDA
Tabel 4.1 diatas menunjukkan Laporan Realisasi Anggaran di BAPPEDA
Kabupaten Enrekang. Laporan realisasi anggaran merupakan laporan yang
menyajikan ikthisar sumber, alokasi dan pemakaian sumber daya ekonomi yang
dikelola oleh BAPPEDA, yang menggambarkan kepentingan antara realisasi dan
anggarannya dalam suatu periode pelaporan.
58
b. Neraca
Yang merupakan laporan yang menggambarkan posisi keuangan suatu
entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal dan
periode tertentu.
Tabel 4.2
NERACA
Per 31 Desember 2018
NAMA PERKIRAAN 31 DES 2018 31 DES 2017
ASET
ASET LANCAR
Kas Dibandara Perimaan - -
Kas Dibandara Pengeluaran - -
Belanaja Dibayar Dimuka 1.713.640,00 206.281,67
Persediaan 2.296.640,77 1.949.601,00
JUMLAH ASET LANCAR 4.010.140,77 2.155.882,67
ASET TETAP
Tanah 16.585.250.000,00 16.585.250.000,00
Peralatan dan Mesin 2.062.365.309,00 1.705.041.309,00
Gedung dan Bangnan 2.905.115.410,00 2.905.115.410,00
Jalan, Irigasi dan Jaringan - -
Aset Tetap Lainnya 152.380.000,00 152.380.000,00
Akumulasi penyusutan (1.493.889.212,37) (1.212.008.118,77)
JUMLAH ASET TETAP 20.058.841.506,91 19.983.398.600,51
JUMLAH ASET 20.135.809.487,68 20,153.515.263,18
Sumber: Catatan Laporan Keuangan BAPPEDA
59
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang Kepada Pihak Ketiga (PFK) - -
Utang Bunga - -
Utang Kepada Pihak Ketiga (PPK) 108.636.000,00 -
Utang Jangka Pendek Lainnya 11.760.848,00 10.608.496,00
JUMLAH KEWAJIBAN PENDEK 120.396.848,00 10.608.496,00
KEWAJIBAN JANGKA PENJANG
Utang Dalam Negeri - -
JUMLAH KEWAJIBAN 120.396.848,00 10.608.496,00
EKUITAS
Ekuitas Dana Lancar 12.790.198.148,00 20.142,906.767,18
Ekuitas SAL - -
Ekuitas Untuk Dikonsolidasikan 7.225.214.491,00 -
JUMLAH EKUITAS 20.015.412.639,68 20.142.906.767,18
JUMLAH KEWAJIBAN DAN
EKUITAS 20.135.809.487,68 20.153.515.263,18
Sumber: Catatan Laporan Keuangan BAPPEDA
Tabel 4.2 diatas menunjukkan Laporan Neraca di BAPPEDA Kabupaten
Enrekang dimana neraca diatas disusun berdasarkan standar akuntansi
pemerintah secara bertahap sesuai dengan kondisi masing-masing. Unsur
neraca dalam basis akrual adalah:
1 ) Aset
Sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi
dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh
pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang,
60
termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa
bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena
alasan sejarah dan budaya.
2 ) Kewajiban
Utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya
mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.
3 ) Ekuitas (tanpa dirinci lebih lanjut ke ekuitas dana lancar, ekuitas dana
investasi, dan ekuitas dana cadangan sebagaimana dalam basis kas menuju
akrual); kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan
kewajiban pemerintah.
c. Laporan Perubahan Ekuitas
Menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun
pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas adalah kekayaan
bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban
pemerintah pada tanggal laporan. Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan
sekurang kurangnya pos-pos:
1) Ekuitas awal.
2) Surplus/defisit-LO pada periode bersangkutan.
3) Koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas, yang
antara lain berasal dari dampak kumulatif yang disebabkan oleh
perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan mendasar.
a) Koreksi kesalahan mendasar dari persediaan yang terjadi pada
periode-periode sebelumnya.
b) Perubahan nilai aset tetap karena revaluasi aset tetap.
61
4) Ekuitas akhir.
Tabel 4.3
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
PERIODE 31 DESEMBER 2018
NAMA PERKIRAAN TT JUMLAH
EKUITAS AWAL 20.142.906.767,18
SURPLUS/(DEFISIT)-LO (7.336.531.828,50)
PENYESUAIAN NILAI TAHUN BERJALAN -
Penyesuaian Nilai Aset -
Jumlah Penyesuaian Nilai Tahun Berjalan
DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN
KEBIJAKAN AKUNTANSI/KESALAHAN
MENDASAR
Ekuitas Untuk Dikonsolidasika 7.225.214.491,00
Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi (16.176.790,00)
Jumlah Dampak Kumulatif Perubahan
Kebijakan Akntansi/Kesalahan Mendasar 7,209,037,701,00
TRANSAKSI ANTAR ENTITAS
NAIKAN (PENURUNAN) EKUITAS (127494128,50)
EKUITAS AKHIR 20.015.412.639,68
Sumber: Catatan Laporan Keuangan BAPPEDA
Tabel 4.3 diatas menunjukkan Laporan perubahan ekuitas di BAPPEDA
Kabupaten Enrekang dimana laporan perubahan ekuitas diatas disusun
berdasarkan standar akuntansi pemerintah secara bertahap sesuai dengan
Peraturan undang-undang yang berlaku.
d. Laporan Operasional
Merupakan laporan yang menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi
yang menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah
62
daerah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode
pelaporan. Laporan Operasional menyediakan informasi mengenai seluruh
kegiatan operasional keuangan entitas pelaporan yang tercerminkan dalam
pendapatan-LO, beban, dan surplus/defisit operasional dari suatu entitas
pelaporan yang penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya.
Tujuan pelaporan operasi adalah memberikan informasi tentang
kegiatan operasional keuangan yang tercerminkan dalam pendapatan-LO,
beban, dan surplus/defisit operasional dari suatu entitas pelaporan.
Pengguna laporan membutuhkan Laporan Operasional dalam mengevaluasi
pendapatan-LO dan beban untuk menjalankan suatu unit atau seluruh entitas
pemerintahan, sehingga Laporan Operasional menyediakan informasi:
1 ) Memprediksi pendapatan-LO yang akan diterima untuk mendanai
kegiatan dalam periode mendatang dengan cara menyajikan laporan
secara komparatif.
2 ) Mengenai penurunan ekuitas (bila defisit operasional), dan peningkatan
ekuitas (bila surplus operasional). Unsur-Unsur Laporan Operasional
adalah:
a) Pendapatan-LO dari kegiatan operasional.
b) Beban dari kegiatan operasional.
c) Surplus/defisit dari Kegiatan Non Operasional.
d) Pos luar biasa, bila ada.
e) Surplus/defisit-LO.
63
Tabel 4.4
LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DES 2016 DAN 2018
NAMA PERKIRAAN TT TAHUN 2018
KEGIATAN OPERASIONAL
PENDAPATAN OPRASIONAL
Penerimaan Negara Bukan Pajak -
JUMLAH PENDAPATAN OPERASIONAL -
BEBAN OPERASIONAL
Beban Pegawai 3.010955.074,00 Beban Barang dan Jasa 3.842.778.660,00 Beban Penyusutan dan Amortisasi 360.707.243,00 Beban Bunga - Beban Lain-lain 122.090.850,00 JUMLAH BEBAN OPERASIONAL 7.336.531.828,00
SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL (7.336.531.828,00)
SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN OPERASIONAL LAINNYA
Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya - beban dari Kegiatan Non Operasional Lainnya -
SUrplus Defisit dari Kegiatan Non Operasional Lainnya 0.00
Surpls (Defisit) Dari kegiatan Non Operasional 0.00
SURPLUS (DEFISIT)-LO (7.336.531.828,00)
Sumber: Catatan Laporan Keuangan BAPPEDA
Tabel 4.4 diatas menunjukkan Laporan Realisasi Anggaran di BAPPEDA
Kabupaten Enrekang. Laporan Operasional yang menyajikan ikhtisar sumber
daya ekonomi yang menambah ekuitas dan penggunaannya untuk kegiatan
penyelenggaraan dalam satu periode pelaporan.
e. Catatan atas Laporan Keuangan
Meliputi rincian dari angka yang tertera dalam laporan realisasi
anggaran, laporan operasional, laporan perubahan ekuitas, neraca, dan
64
laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan juga mencakup informasi
tentang kebijakan akuntansi yang dipergunakan oleh entitas pelaporan dan
informasi lain yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan didalam
standar akuntansi pemerintahan serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan
untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.
Dari hasil wawancara pada tanggal 10 Desember 2019 pukul 10.00
WIB dan observasi di BAPPEDA Enrekang pada bulan Desember, Catatan
Laporan Keuangan menyajikan atas rincian-rincian pemasukan dan
pengeluaran pada pos–pos, dilaporan keuangan secara Transparan. Laporan
disajikan kepada pihak internal dan eksternal yang mudah dipahami isinya
sehingga nantinya kinerja yang hasil dapat dipercaya oleh masyarakat dan
pemerintah.
Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang andal
dan relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan
oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Khususnya
berkaitan dengan pengelolaan keuangan Negara, laporan keuangan
pemerintah terutama dignakan untuk membandingkan realisasi pendapatan,
belanja, transfer, dan pembiayaan dengan anggaran yang telah ditetapkan,
menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu
entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap
peraturan perundang-undangan.
C. PEMBAHASAN
Dari hasil wawancara pada tanggal 15 Desember 2019 pukul 10.00 WIB
dan observasi di BAPPEDA Enrekang pada bulan Desember, evaluasi dalam
system akuntansi keuangan di BAPPEDA Enrekang sebagai berikut:
65
Tabel 4.5
Indenfikasi Sistem Akuntansi Keuangan
No Komponen
Utama
Sistem Akuntansi
Keuangan Bappeda
Enrekang
Peraturan
Pemerintah
Kabupaten Nomor
27, Tahun 2014
Ket
1 Penerapan Akrual Akrual Sesuai
3 Laporan yang
dihasilkan
1. LRA
2. LO
3. Neraca
4. LPE
5. CaLK
a. LRA
b. LO
c. Neraca
d. LPE
e. CaLK
Sesuai
4 Uraian Laporan
Keuangan
1. Laporan Realisasi
Anggaran
2. Neraca
3. Laporan
Perubahan Ekuitas
4. Laporan
Operasional
5. Catatan Atas
Laporan Keuangan
a. Laporan Realisasi
Anggaran
b. Neraca
c. Laporan
Perubahan Ekuitas
d. Laporan
Operasionan
e. Catatan Atas
Laporan
Keuangan
Sesuai
Sumber Data: BAPPEDA Pemerintah Kabupaten Enrekang (2019)
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi
keuangan yang berlaku di BAPPEDA Pemerintah Kabupaten Enrekang telah
sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah yang berlaku yang berdasarkan
Peraturan Pemerintah Kabupaten Nomor 27, Tahun 2014.
Hasil tersebut senada dengan hasil penelitian sejenis terdahulu oleh Billy
Rivaldy Pangalila (2016) yang menyatakan bahwa penerapan sistem akuntansi
pemerintahan pada dinas pendapatan daerah kabupaten minahasa tenggara
66
telah sesuai dengan Peraturan undang-undang yang berlaku. Penelitian lain oleh
Wikrama Temanggung (2018) menyebutkan bahwa mengemukakan bahwa
analisa dan Perancangan sistem informasi akuntansi keuangan ini telah sesuai
dengan prosedur siklus akuntansi keuangan. Sedangkan Welly Surjono (2017)
menyatakan bahwa sistem akuntansi keuangan daerah terhadap akuntabilitas
laporan keuangan pada satuan kerja dinas pendapatan dan pengelolaan
keuangan (DPPK) pemerintah daerah kabupaten bandung berjalan secara
sangat baik.
Dari hasil penelitian yang lakukan dapat dilihat bahwa Sistem akuntansi
keuangan yang berlaku di BAPPEDA Pemerintah Kabupaten Enrekang telah
sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun
2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada
Pemerintah Daerah hal ini di BAPPEDA Enrekang telah menerapkan sistem
akuntansi berbasis akrual pada tahun 2017 sampai sekarang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang telah ditentukan oleh pemerintah.
Berdasarkan dari hasil penelitian, laporan pertanggungjawaban keuangan
BAPPEDA menyajikan informasi tentang perhitungan atas pelaksanaan semua
kegiatan yang telah dianggarkan dalam Tahun Anggaran. Laporan keuangan
terdiri Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Perubahan Ekuitas, laporan
Operasional, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
67
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan Analisis Sistem Akuntansi
Keuangan Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Kabupaten Enrekang. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Sistem akuntansi keuangan yang berlaku di BAPPEDA Pemerintah
Kabupaten Enrekang telah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah
yaitu Peraturan Pemerintah Kabupaten Nomor 27, Tahun 2014. Dimana
laporan keuangan BAPPEDA terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran,
Neraca, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Operasional Dan Catatan
Atas Laporan Keuangan.
2. Penerapan sistem pencatatan telah sesuai dan mengikuti standar yang telah
ditetapkan dalam PP No. 71 Tahun 2010 yang menetapkan untuk
menggunakan basis akrual atau basis akrual modifikasian. Hal ini BAPPEDA
Enrekang telah menerapkan sistem akuntansi berbasis akrual pada tahun
2017 sampai sekarang seseuai dengan peraturan perundang-undangan
yang telah di tentukan oleh pemerintah.
3. Penerapan siklus akuntansi pada Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (BAPPEDA) telah sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan.
Begitu juga dengan kelengkapan item laporan keuangannya telah sesuai
dengan ketentuan Laporan keuangan SKPD yang terdiri dari Laporan
Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan
Operasional dan Catatan Atas Laporan Keuangan.
67
68
4. Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah berdasarkan Permendagri
Nomor 13 Tahun 2006 Sistem akuntansi pemerintahan daerah menurut
permendagri nomor 13 tahun 2006 pasal 232 ayat (3).
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, adapun saran sebagai berikut:
1. Masih diperlukan adanya pengembangan atas pemahaman staff bagian
keuangan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)
Kabupaten Enrekang akan sistem akuntansi pemerintahan berbasis akrual.
2. Harus sering melakukan sosialisasi berupa seminar atau diskusi dengan
aparat pemerintah, serta dilakukan training atau pelatihan–pelatihan yang
berkaitan dengan sistem akuntansi berbasis akrual agar pengimplemensian
dan pengoplimalanh lebih efektif dan efisien.
3. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten
Enrekang harus lebih menyiapkan SDM yang berintegritas tinggi dan
akuntabel.
69
DAFTAR PUSTAKA
Halim, Abdul (2007) Akutansi Keuangan Daerah. Jakarta, Salemba Empat.
Lantang S. Gabriel, 2016. Analisis Sistem Akuntansi Penerimaan Kas pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Tenggara.Manado, Indonesia.
Jurnal berkarya ilmiah efisien. Listyaningrum Dian Elisabeth,2017. Analisa dan Perencanan Sistem Informasi
Keuangan. Yogjakarta.
Pangalila rivaldy, 2016. Analisis penerapan sistem akuntansi pemerintah pada
dinas pendapat daerah kabupaten minahasa tenggara. Manado, indonesia. Jurnal berkarya ilmiah efisiensi.
Pangalila, Chartika Melisa (2015) Analisis Sistem Dan Prosedur Penerimaan Kas
Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Minahasa Utara. Jurmal Berkala Ilmiah Efisiensi Analissis Sitem dan Prosedur Penerimaan Kas Pendapatan Jurusan Akutansi, Fakultas EkonomiDan Bisnis, Universitas Sam Ratulangi, Manado. Volume 15 No. 04 tahun 2015
Surjono Welly,2017. Pengaruh sistem akuntansi keuangan daerah terhadap
akuntabilitas laporan keuangan satuan kerja dinas pendapatan dan pengelolah keuangan (DPPK). Bandung, indonesia. Jurnal riset akuntansi & keuangan.
Sijabat Yosephen Mentari, (2012). Analisis Kinerja Keuangan Serta
Kemampuan Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah. Malang, Indonesia. Jurnal Administrasi Publik.
Sugiyono, 2016. Metode Penelitian Kuantitatif dan R & D. Bandung. Alfabeta Wahyuni Titis, 2013. Analisis Sistem Akuntansi Pemerintahan Pusat (SAPP) di
Kantor Akuntansi Regional Jakarta. Jakarta, Indonesia. Jurnal vokasi indonesia.
70
LAMPIRAN
71
ANALISIS SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN PADA BADAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA)
KABUPATEN ENREKANG
LAMPIRAN
DATA OBSERVASI
LAPORAN KEUANGAN BAPPEDA
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang Kepada Pihak Ketiga (PFK) - -
Utang Bunga - -
Utang Kepada Pihak Ketiga (PPK) 108.636.000,00 -
Utang Jangka Pendek Lainnya 11.760.848,00 10.608.496,00
JUMLAH KEWAJIBAN PENDEK 120.396.848,00 10.608.496,00
KEWAJIBAN JANGKA PENJANG
Utang Dalam Negeri - -
JUMLAH KEWAJIBAN 120.396.848,00 10.608.496,00
EKUITAS
Ekuitas Dana Lancar 12.790.198.148,00 20.142,906.767,18
Ekuitas SAL - -
Ekuitas Untuk Dikonsolidasikan 7.225.214.491,00 -
JUMLAH EKUITAS 20.015.412.639,68 20.142.906.767,18
JUMLAH KEWAJIBAN DAN
EKUITAS 20.135.809.487,68 20.153.515.263,18
72
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
PERIODE 31 DESEMBER 2018
NAMA PERKIRAAN TT JUMLAH
EKUITAS AWAL 20.142.906.767,18
SURPLUS/(DEFISIT)-LO (7.336.531.828,50)
PENYESUAIAN NILAI TAHUN BERJALAN -
Penyesuaian Nilai Aset -
Jumlah Penyesuaian Nilai Tahun Berjalan
DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN
KEBIJAKAN AKUNTANSI/KESALAHAN
MENDASAR
Ekuitas Untuk Dikonsolidasika 7.225.214.491,00
Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi (16.176.790,00)
Jumlah Dampak Kumulatif Perubahan
Kebijakan Akntansi/Kesalahan Mendasar 7,209,037,701,00
TRANSAKSI ANTAR ENTITAS
NAIKAN (PENURUNAN) EKUITAS (127494128,50)
EKUITAS AKHIR 20.015.412.639,68
LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DES 2016 DAN 2018
NAMA PERKIRAAN TT TAHUN 2018
KEGIATAN OPERASIONAL
PENDAPATAN OPRASIONAL
Penerimaan Negara Bukan Pajak -
JUMLAH PENDAPATAN OPERASIONAL -
BEBAN OPERASIONAL
Beban Pegawai 3.010955.074,00 Beban Barang dan Jasa 3.842.778.660,00 Beban Penyusutan dan Amortisasi 360.707.243,00 Beban Bunga - Beban Lain-lain 122.090.850,00
JUMLAH BEBAN OPERASIONAL 7.336.531.828,00
73
SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL (7.336.531.828,00)
SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN OPERASIONAL LAINNYA
Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya - beban dari Kegiatan Non Operasional Lainnya -
SUrplus Defisit dari Kegiatan Non Operasional Lainnya 0.00
Surpls (Defisit) Dari kegiatan Non Operasional 0.00
SURPLUS (DEFISIT)-LO (7.336.531.828,00)
Indenfikasi Sistem Akuntansi Keuangan
No Komponen
Utama
Sistem Akuntansi
Keuangan Bappeda
Enrekang
Peraturan
Pemerintah
Kabupaten Nomor
27, Tahun 2014
Ket
1 Penerapan Akrual Akrual Sesuai
3 Laporan yang
dihasilkan
6. LRA
7. LO
8. Neraca
9. LPE
10. CaLK
f. LRA
g. LO
h. Neraca
i. LPE
j. CaLK
Sesuai
4 Uraian Laporan
Keuangan
6. Laporan Realisasi
Anggaran
7. Neraca
8. Laporan
Perubahan Ekuitas
9. Laporan
Operasional
10. Catatan Atas
Laporan Keuangan
f. Laporan Realisasi
Anggaran
g. Neraca
h. Laporan
Perubahan Ekuitas
i. Laporan
Operasionan
j. Catatan Atas
Laporan
Keuangan
Sesuai
74
DOKUMENTASI
75
76
77
78
79