analisa vegetasi adalah salah satu cara untuk mempelajari tentang susunan

18
Analisa vegetasi adalah salah satu cara untuk mempelajari tentang susunan (komposisi) jenis dan bentuk struktur vegetasi (masyarakat tumbuhan). Analisa vegetasi dibagi atas tiga metode yaitu : (1) mnimal area, (2) metode kuadrat dan (3) metode jalur atau transek. (Soerianegara, 1988) Salah satu metode dalam analisa vegetasi tumbuhan yaitu dengan menggunakan metode transek. Untuk mempelajari suatu kelompok hutan yang luas dan belum diketahui keadaan sebelumnya paling baik dilakukan dengan transek.Cara ini paling efektif untuk mempelajari perubahan keadaan vegetasi menurut keadaan tanah, topografi dan elevasi. Menurut Oosting (1956), menyatakan bahwa transek merupakan garis sampling yang ditarik menyilang pada sebuah bentukkan atau beberapa bentukan. Transek juga dapat dipakai dalam studialtituide dan mengetahui perubahan komunitas yang ada. Ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk menganalisis suatu vegetasi yang sangat membantu dalam mendekripsikan suatu vegetasi sesuai dengan tujuannya. Dalam hal ini suatu metodologi sangat berkembang dengan pesat seiring dengan kemajuan dalam bidang-bidang pengetahuan lainnya, tetapi tetap harus diperhitungkan berbagai kendala yang ada (Syafei, 1990). Pengamatan parameter vegetasi berdasarkan bentuk hidup pohon, perdu, serta herba. Suatu ekosistem alamiah maupun binaan selalu terdiri dari dua komponen utama yaitu komponen biotik dan abiotik. Vegetasi atau komunitas tumbuhan merupakan salah satu

Upload: imam-pras

Post on 27-Dec-2015

19 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

analisis vegetasi

TRANSCRIPT

Page 1: Analisa Vegetasi Adalah Salah Satu Cara Untuk Mempelajari Tentang Susunan

Analisa vegetasi adalah salah satu cara untuk mempelajari tentang susunan (komposisi)

jenis dan bentuk struktur vegetasi (masyarakat tumbuhan). Analisa vegetasi dibagi atas tiga

metode yaitu : (1) mnimal area, (2) metode kuadrat dan (3) metode jalur atau transek.

(Soerianegara, 1988)

Salah satu metode dalam analisa vegetasi tumbuhan yaitu dengan menggunakan metode

transek. Untuk mempelajari suatu kelompok hutan yang luas dan belum diketahui keadaan

sebelumnya paling baik dilakukan dengan transek.Cara ini paling efektif untuk mempelajari

perubahan keadaan vegetasi menurut keadaan tanah, topografi dan elevasi.

Menurut Oosting (1956), menyatakan bahwa transek merupakan garis sampling yang

ditarik menyilang pada sebuah bentukkan atau beberapa bentukan. Transek juga dapat dipakai

dalam studialtituide dan mengetahui perubahan komunitas yang ada.

Ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk menganalisis suatu vegetasi

yang sangat membantu dalam mendekripsikan suatu vegetasi sesuai dengan tujuannya. Dalam

hal ini suatu metodologi sangat berkembang dengan pesat seiring dengan kemajuan dalam

bidang-bidang pengetahuan lainnya, tetapi tetap harus diperhitungkan berbagai kendala yang ada

(Syafei, 1990).

Pengamatan parameter vegetasi berdasarkan bentuk hidup pohon, perdu, serta herba.

Suatu ekosistem alamiah maupun binaan selalu terdiri dari dua komponen utama yaitu komponen

biotik dan abiotik. Vegetasi atau komunitas tumbuhan merupakan salah satu komponen biotik

yang menempati habitat tertentu seperti hutan, padang ilalang, semak belukar dan lain-lain.

Struktur dan komposisi vegetasi pada suatu wilayah dipengaruhi oleh komponen ekosistem

lainnya yang saling berinteraksi, sehingga vegetasi yang tumbuh secara alami pada wilayah

tersebut sesungguhnya merupakan pencerminan hasil interaksi berbagai faktor lingkungan dan

dapat mengalami perubahan drastik karena pengaruh anthropogenik (Setiadi, 1984).

Keunggulan analisis vegetasi dengan menggunakan metode transek antara lain : akurasi

data diperoleh dengan baik karena kita terjun langsung, serta pencatatan data jumlah individu

lebih teliti. Selain itu metode ini mempunyai kekurangan, yaitu antara lain : membutuhkan

keahlian untuk mengidentifikasi vegetasi secara langsung dan dibutuhkan analisis yang baik ,

waktu yang dibutuhkan cukup lama, membutuhkan tenaga peneliti yang banyak.

Page 2: Analisa Vegetasi Adalah Salah Satu Cara Untuk Mempelajari Tentang Susunan

Untuk jenis vegetasi tertentu seperti padang rumput, penggunaan metode plot seringkali

kurang praktis dan butuh bayak waktu. Untuk mengatasi masalah tersebut, dapat diakali metode

transek. Metode transek ini terdapat 3 macam metode yaitu (Umar, 2010) :

·         Line Transek

Metode ini sering digunakan oleh ahli ekologi untuk mempelajari komunitas padang rumput.

·         Belt Transek

Metode belt transek biasa digunakan untuk mempelajari suatu kelompok hutan yang luas dan

belum diketahui keadaan sebelumnya. Cara ini juga paling efektif untuk mempelajari perubahan

keadaan vegetasi menurut keadaan tanah, topografi, dan elevasi. Transek dibuat memotong garis-

garis topografi, dari tepi laut ke pedalaman, memotong sungia atu menaiki gunung dan menuruni

lereng pegunungan.

·         Metode Strip Sensus

Metode strip sensus sebenarnya sama dengan metode line transek, hanya saja penerapannya

untuk mempelajari ekologi vertebrata daratan. Metode ini meliputi, berjalan sepanjang garis

transek tersebut. Data yang dicatat berupa indeks populasi.

Dalam luasan tertentu, individu-individu suatu populasi dapat didistribusikan secara

seragam, acak, ataupun secara merumpun. Disrtibusi seragam jarang terdapat, hanya terajdi

apabila kondisi lingkungan cukup seragam di seluruh luasan dan apabila terdapat persaingan kuat

atau antagnisme antara individu-individu misalnya pada hutan-hutan yang lebat pohon-pohon

yang tinggal hampir mempunyai distribusi relatif atau distribusi seragam karena kompetsi untuk

mendapatkan unsur hara dan cahaya matahari yang kuat (Heddy, 1986).

Analisis Transek merupakan teknik untuk memfasilitasi masyarakat dalampengamatan

langsung lingkungan dan keadaan sumber-sumberdaya dengan cara berjalan menelusuri wilayah

tempat mereka tinggal mengikuti suatu lintasan tertentu yang disepakati. Dengan teknik analisis

transek diperoleh gambaran keadaan potensi sumberdaya alam masyarakat beserta masalah-

masalah, perubahan-perubahan keadaan dan potensi-potensi yang ada. Hasilnya di gambar dalam

bentuk gambar atau diagram(Heddy, 1986).

.Manfaat transek yaitu menimbulkan perasaan senang karena merekadapat

memperkenalkan langsung pekerjaan, keadaan, pengetahuan danketerampilan mereka kepada

sesama petani dan orang luar bagi orang dalam(Masyarakat) penelurusan lokasi ini. Manfaat

lainya adalah untuk melihat dengan jelas mengenai kondisi alam dan rumitnya sistem pertanian

Page 3: Analisa Vegetasi Adalah Salah Satu Cara Untuk Mempelajari Tentang Susunan

dan pemeliharaansumber daya alam yang dijalankan oleh masyarakat bagi orang luar. Kita dapat

belajar tentang cara masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya alam(Heddy, 1986).

BAB II

METODE PRAKTIKUM

A.    Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktiku ini adalah

·         Transportasi

·         Jas almamater

·         Alat tulis

·         Penggaris

·         Kamera

·         Soil tester

·         Termohygro meter

·         Altimeter

·         Ph meter

Page 4: Analisa Vegetasi Adalah Salah Satu Cara Untuk Mempelajari Tentang Susunan

·         Lux meter

·         Kertas plano

·         Spidol

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah

·         Lahatatau lokasi yangakan diamati

·         Vegetasi dan lingkungan sekitar tempat praktikum

B.     Prosedur Kerja

Ø  Tahap Persiapan

                   a.            Sebelum dilakukan transek, sebaiknya dipersiapkan semua peralatan yang dibutuhkan

untuk mengambil data-data yang sekiranya diperlukan. Dipersiapkan pula kelompok yang akan

mengikuti transek.

                  b.            Lakukan kembali pembahasan mengenai tujuan pelaksanaan transek tersebut secara

detail sehingga pada saat di lapang tidak terjadi kesalahan

Ø  Pelaksanaan

                   a.            Sebelum berangkat, bahas kemabali maksud dantjuan kegiatan penelusuran lokasi serta

proses kegiatan yang akan dilakukan.

                  b.            Sepakati bersama praktikan, lokasi-lokasi penting yang akan dikunjungi serta topik-

topik kajian yang akan dilakukan. Setelah itu, sepakati lintasan penelusuran.

                   c.            Sepakati titik awal perjalanan (lokasi pertama ), biasanya diambil dari titik terdekat

dengan kita berada pada saat itu.

                  d.            Lakukan perjalanan dan amati keadaan disepanjang perjalanan. Biarkan petani

(masyarakat) menunjukkan hal-hal yang dianggap penting untuk diperlihatkan dan dibahas

keadaannya. Didiskusikan keadaan sumber daya tersebut dan amati dengan seksama.

                   e.            Buatlah catatan-catatan hasil diskusi di setiap titik pengamatan.

Ø  Setelah Perjalanan

                   a.            Bisa selama berhenti dilokasi tertentu, gambar bagan transek dibuat utnuk setiap

bagian lintasan yang sudah ditelusuri. Tetapi, yang sering terjadi adalah pembuatan bagan setelah

seluruh lintasan ditelusuri.langkah-langkah kegiatannya adalah sebagai berikut :

·         Jelaskan cara dan proses membuat bagan.

Page 5: Analisa Vegetasi Adalah Salah Satu Cara Untuk Mempelajari Tentang Susunan

·         Sepakati lambing atau symbol-simbol yang dipergunakan untuk menggambar bagan transek.

Catat simbol-simbol tersebut beserta artinya disudut kertas. Pergunakan spidol berwarna agar

jelas dan menarik.

·         Mintalah masyarakat untuk menggambarkan bagan transek berdasarkan hasil lintasan yang

telah dilakukan. Buatlah dengan bahan atau cara yang mudah diperbaiki atau dihapus karena

akan banyak koleksi terjadi.

·         Selama penggambaran, tim PRA mendampingi karena pembuatan irisan ini cukup sulit

terutama mengenai perkiraan ketinggian (naik-turun permukaan bumi), dan Perkiraan jarak

antara satu lokasi drngan lokasi lain.

                  b.            Pergunakan hasil gambar transek tersebut untuk mendiskusikan kebih lanjut

permasalahan dan potensi.

                   c.            Buatlah catatan-catatan hasil diskusi tersebut.

Page 6: Analisa Vegetasi Adalah Salah Satu Cara Untuk Mempelajari Tentang Susunan

BAB III

HASIL

A.    Hasil Pengamatan

Page 7: Analisa Vegetasi Adalah Salah Satu Cara Untuk Mempelajari Tentang Susunan

2

Page 8: Analisa Vegetasi Adalah Salah Satu Cara Untuk Mempelajari Tentang Susunan

BAB IV

PEMBAHASAN

Praktikum transek dilakukan di salah satu desa di Kecamatan Sumbang, Kabupaten

Banyumas, dengan mengamati ekosistem dan komunitas di salah satu wialyah pada tiga wilayah

yang berbeda,yaitu wilayah bawah, tengah, dan atas. Masing-masing wilayah diamati

vegetasinya, berdasarkan parameter yang telah ditentukan, pada tiga titik yang berbeda. Setelah

dilakukan pengamatan, hasil pengamatan dicatat dan dilakukan presentasi (pemaparan) serta

sharing data dengan kelompok wilayah lain sehingga didapat data dari tiga wilayah yang

berbeda.

Pengamatan dilakukan dengan berbagai macam parameter. Parameter yang digunakan mencakup

aspek topografi wilayah, pola budidaya, keadaan cuaca serta keadaan tanah. Parameter tersebut

dianggap mewakili keadaan keseluruhan dari ekosistem dan komunitas wilayah tersebut.

Dengan mengetahui keadaan wilayah, maka akan didapat informasi spesifik yang berguna dalam

penanganan masalah apabila terjadi suatu permasalahan.

Peralatan dalam praktikum ini digunakan yang mendukung parameter yang akan diamati.

Peralatan tersebut antara lain: pHmeter untuk menunjukkan pH tanah, altimeter untuk

menunjukkan ketinggian tempat, lux meter diguanakan untuk menunjukkan intensitas cahaya

dan termohidrometer untuk mengukur kelembaban suhu. Peralatan yang diapakai sebaiknya

secukupnya saja asalkan bisa mewakili parameter, karena pengamatan dilakukan di lapang

sehingga penggunaan peralatan yang berlebihan dalam segi kuantitas dapat mengganggu

jalannya pengamatan.

Hasil pengamatan pada lahan wilayah bawah didapat hasil cukup bervariasi, yaitu: 1) Jenis

tanaman yang dominan : padi jagung dan singkong ; 2) Pola tanam : monokultur dan tumpang

sari ; 3) pH tanah : 2-7,3 ; 4) tekstur tanah : lempung berpasir, liat berpasir, remah dan liat

berdebu; 4) kelembaban tanah : 13-65%; 5) ketinggian tempat : 170-300 m dpl ; 6) suhu rata-rata

Page 9: Analisa Vegetasi Adalah Salah Satu Cara Untuk Mempelajari Tentang Susunan

: 23-30 oC ; 7) intensitas cahaya : 273-817lux ; 8) warna tanah : coklat kemerahan, coklat dan

coklat kehitaman; 9) permasalahan yang terjadi : gulma dan kurang pemeliharaan dan 10)sistem

irigasi : tadah hujan.

Hasil pengamatan pada lahan wilayah tengah didapat hasil cukup bervariasi, yaitu: 1) Jenis

tanaman yang dominan : kelapa, bambu dan pisang ; 2) Pola tanam : monokultur dan tumpang

sari ; 3) pH tanah : 6-7 ; 4) tekstur tanah : liat berpasir dan liat berdebu; 5) kelembaban tanah :

20-36%; 6) ketinggian tempat : 470-490 m dpl; 7) suhu rata-rata : 28-30 oC; 8) intensitas

cahaya : 230-812lux; 9) warna tanah : coklat kemerahan, coklat, dan coklat kehitaman; 10)

permasalahan yang terjadi : hama dan penyakit tanaman dan 11) sistem irigasi : tadah

hujan/nonteknis.

Hasil pengamatan pada lahan wilayah atas didapat hasil cukup bervariasi, yaitu: 1) Jenis tanaman

yang dominan : cabai, cengkeh, singkong dan kakao ; 2) Pola tanam : monokultur dan tumpang

sari ; 3) tekstur tanah : gembur, liat, dan lempung berpasir ; 4) kelembaban tanah : 15-33% ; 5)

ketinggian tempat : 500-620 m dpl; 6) suhu rata-rata : 23-32 oC; 7) intensitas cahaya : 249-

1018lux ; 8) warna tanah : coklat dan coklat kehitaman ; 9) permasalahan yang terjadi : hama

dan penyakit tanaman dan 10) sistem irigasi : tadah hujan

Data hasil pengamatan pada masing-masing wilayah jika dilihat dari gambar pengamatan,

menunjukkan ketidak seragaman data. Ketidakseragaman ini terjadi bukan pada masalah hasil,

namun lebih pada pin-poin parameter. Ketidakseragaman ini dapat disebabkan oleh keadaan

cuaca yang berbeda pada masing-masing wilayah. Perbedaan persepsi juga dapat menyebabkan

apa yang diamati itu berbeda. Kondisi alat juga sangat berpengaruh pada kevalidan data yang

diperoleh.

Pertumbuhan tanaman dan urutannya yang terjadi dalam suatu tahuan ditentukan oleh interaksi

iklim, tanah, tanaman dan pengelolaan. Suatu jenis tanaman akan tumbuh baik jika kebutuhan

minimum akan air, energi dan nutrient tersedia serta ada tempat untuk tumbuh. Setiap jenis

tanaman memerlukan susunan factor tumbuh tertentu untuk pertumbuhan yang optimal

(Wisnubroto,1999).

Sebagai salah satu faktor penting pada kegiatan budidaya pertanian, pengamatan

terhadap kondisi karakteristik tanah dirasa sangat penting. Berdasarkan hasil pengamatan ,

diperoleh data yang menunjukan sifat atau karakteristik tanah sampel dari berbagai tipe

Page 10: Analisa Vegetasi Adalah Salah Satu Cara Untuk Mempelajari Tentang Susunan

ketinggain lokasi. Tekstur tanah dari semua lokasi memiliki jenis lempung berpasir terutama

terlihat jelas pada daerah atas, hal ini disebabkan karena rata-rata fraksi debu pada daerah dengan

kondisi yang miring akan mudah terbawa oleh aliran permukaan karena ukuran partikelnya yang

relative kecil serta ringan, sehingga pada daerah atas keberadaan fraksi debut cukup sedikit.

Menurut Kartasapoetra (1993), pada daerah dengan curah hujan yang tinggi, air hujan yang

menimpa tanah akan memberikan dua afek yaitu menghanyutkan bahan organic atau meresapkan

bahan organic kedalam tanah. Sehingga pH tanah pada lokasi atas lebih besar jarena bahan

organic tercuci ke areal yang lebih rendah yang mengakibatkan akumulasi bahan organic di

lokasi yang lebih rendah. Peristiwa itu pula yang menyebabkan warna tanah pada daerah bawah

sedikit lebih gelap dibandingkan warna tanah pada daerah atas, karena selain bahan organic

mempengaruhi pH tanah, juga mempengaruhi warna tanah. (Hardjowigeno,1993)

Berdasarkan hasil pengamatan di daerah dataran tinggi di salah satu desa di Kecamatan

Sumbang, Kabupaten Banyumas (Gambar 1), telah terdapat berbagai macam vegetasi. Macam

vegetasi tersebut berupa kebun kakao beserta tanaman pendukung lainnya seperti cabai, jagung,

dan singkong. Namun tanaman yang paling dominan adalah tanaman kakao. Pada (Gambar 2)

daerah dataran tinggi dengan ketinggian 500-620 m dpl, suhu 23-32 °C, dan pH tanah 7 memang

cukup sesuai dengan pertumbuhan tanaman kakao yang dapat tumbuh subur. Tanaman kakao

untuk tumbuhnya juga memerlukan kondisi tanah yang mempunyai kandungan bahan organik

yang cukup, lapisan olah yang dalam untuk membantu pertumbuhan akar, sifat fisik yang baik

seperti struktur tanah yang gembur juga sistem drainase yang baik (Nugroho, 1999).

Tanah mempunyai hubungan erat dengan sistem perakaran tanaman kakao, karena perakaran

tanaman kakao sangat dangkal dan hampir 80% dari akar tanaman kakao berada disekitar 15 cm

dari permukaan tanah, sehingga untuk mendapatkan pertumbuhan yang baik tanaman kakao

menghendaki struktur tanah yang gembur agar perkembangan akar tidak terhambat.

Perkembangan akar yang baik menentukan jumlah dan distribusi akar yang kemudian berfungsi

sebagai organ penyerapan hara dari tanah. Tanaman kakao menghendaki permukaan air tanah

yang dalam. Permukaan air tanah yang dangkal menyebabkan dangkalnya perakaran sehingga

tumbuhnya tanaman kurang kuat.

Pada dataran tinggi sistem pertanaman yang digunakan yaitu sistem tanam tumpangsari. Sistem

tanam tumpangsari mempunyai banyak keuntungan yang tidak dimiliki pada pola tanam

monokultur. Warsana 2009 menyatakan bahwa beberapa keuntungan pada pola tumpangsari

Page 11: Analisa Vegetasi Adalah Salah Satu Cara Untuk Mempelajari Tentang Susunan

antara lain: 1) akan terjadi peningkatan efisiensi (tenaga kerja, pemanfaatan lahan maupun

penyerapan sinar matahari), 2) populasi tanaman dapat diatur sesuai yang dikehendaki, 3) dalam

satu areal diperoleh produksi lebih dari satu komoditas, 4) tetap mempunyai peluang

mendapatkan hasil manakala satu jenis tanaman yang diusahakan gagal, dan 5) kombinasi

beberapa jenis tanaman dapat menciptakan stabilitas biologis sehingga dapat menekan serangan

hama dan penyakit serta mempertahankan kelestarian sumber daya lahan, dalam hal ini

kesuburan tanah.

Pola tanam tumpangsari bila ditinjau dari segi konservasi tanah tampaknya mempunyai

efektivitas yang lebih tinggi daipada monokultur. Sukmana dan Erfandi, (1988) mengemukakan

bahwa sistem tanam lorong (alley cropping) atau tumpangsari merupakan teknik yang dapat

menahan laju aliran permukaan dan mengurangi erosi tanah. Pada tanaman tumpangsari,

penutupan tanah oleh vegetasi lebih rapat dan waktunya lebih lama sehingga erosi diharapkan

akan lebih kecil.

BAB V

KESIMPULAN

A.    Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum ini adalah

·         Praktikum transek dilakukan di salah satu desa di Kecamatan Sumbang, Kabupaten

Banyumas, dengan mengamati ekosistem dan komunitas di salah satu wialyah pada tiga wilayah

yang berbeda,yaitu wilayah bawah, tengah, dan atas. Masing-masing wilayah diamati

vegetasinya, berdasarkan parameter yang telah ditentukan, pada tiga titik yang berbeda

·         Pengamatan dilakukan dengan berbagai macam parameter. Parameter yang digunakan

mencakup aspek topografi wilayah, pola budidaya, keadaan cuaca serta keadaan tanah.

Parameter tersebut dianggap mewakili keadaan keseluruhan dari ekosistem dan komunitas

Page 12: Analisa Vegetasi Adalah Salah Satu Cara Untuk Mempelajari Tentang Susunan

wilayah tersebut. Dengan mengetahui keadaan wilayah, maka akan didapat informasi spesifik

yang berguna dalam penanganan masalah apabila terjadi suatu permasalahan

·         Jenis vegetasi yang ada dari ke-3 tempat memiliki penempatan yang cukup optimal

berdasarkan dari ketinggian tempat yaitu pada dataran tinggi, sedang, dan rendah.

BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

Admin,2008.MetodeTransek.http://www.indonesianbiodiversity.com/indexph

Campbell, N.A. 2004. Biologi. Jilid 3. Jakarta : Erlangga.

Heddy, Suwasono.2011.Analisis Vegetasi Tumbuhan. http://www.wikipedia.com. Diakses pada tanggal

06 April 2011, puku l 20.00 WITA.

Hardjowigeno, S. 1985. Klasifikasi Tanah dan Lahan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Kartasapoetra, W. A.G., 1989. Kerusakan Tanah Pertanian. Bina Aksara, Jakarta.

Nugroho S.P.C. 1999. Pengaruh Penggunaan Lahan Perkebunan Kakao Terhadap Kondisi Hidrologi

DAS, Studi Kasus Sub DAS Gobeh-Wonogiri. Buletin Teknologi Pengelolaan DAS Surakarta

No. V, 1, 1999, hal 53-63

Setiadi, D. 1984. Inventarisasi Vegetasi Tumbuhan Bawah dalam Hubungannya dengan Pendugaan

Sifat Habitat Bonita Tanah di Daerah Hutan Jati Cikampek, KPH Purwakarta,Jawa Barat,

Bogor. Bagian Ekologi, Departemen Botani, Fakultas Pertanian IPB.

Page 13: Analisa Vegetasi Adalah Salah Satu Cara Untuk Mempelajari Tentang Susunan

Sitompul, S. M. dan B. Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. UGM

Press, Yogyakarta. Hal. 45-47.

Syafei. 1990. Dinamika Populasi. Kajian Ekologi Kuantitatif.Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.

Umar, M. Ruslan, 2010. Ekologi Umum Dalam Praltikum.Universitas Hasanuddin. Makassar.

Warsana. 2009. Introduksi Teknologi Tumpangsari Jagung dan Kacang Tanah. (On-line)

http://introduksi%20teknologi%20tumpangsar%20jagung%20 dan%20kacang%20tanahpdf

Diakses pada tanggal 27 april 2010.

Wisnubroto, S., 1999. Meteorologi Pertanian Indonesia. Mitragana Widya, Yogyakarta