analisis vegetasi metode kuadran

22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu vegetasi sudah dimulai hampir tiga abad yang lalu. Mula-mula kegiatan utama yang dilakukan lebih diarahkan pada diskripsi dari tentang alam dan vegetasinya. Dalam abad ke XX usaha-usaha diarahkan untuk menyederhanakan eskripsi dari vegetasi dengan tujuan untuk untuk meningkatkan keakuratan dan untuk mendapatkan standart dasar dalam evaluasi secara kuantitaif. Berbagai metode analisis vegetasi dikembangkan, dengan penjabaran data secara detail melalui cara coding dan tabulasi. Berbagai metode yang digemari dan banyak diterima oleh banyak pakar adalah dari Raun kiaer (1913, 1918), Clements (1905, 1916), Du Rietz (1921, 1930), Braun (1915), dan Braun Bienquet (1928). Deskripsi umum dari vegetasi dan komunitas tumbuhan melalui bentuk hidup dan species dominan adalah tekanan pada zaman yang telah lalu. (Rahardjanto, 2001) Dalam mendiskripsikan suatu vegetasi haruslah dimulai dari suatu titik pandang bahwa vegetasi merupakan suatu pengelompokan dan tumbuh-tumbuhan yang hidup bersama dalam suatu terutama yang mungkin dikarakterisasi baik oleh spesies sebagai komponenya. Maupun oleh kombinasi dan struktur sifat-sifatnya yang 1

Upload: nisrinanks

Post on 08-Dec-2015

586 views

Category:

Documents


49 download

DESCRIPTION

Laporan praktikum ekologi umum

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Vegetasi Metode Kuadran

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu vegetasi sudah dimulai hampir tiga abad yang lalu. Mula-mula

kegiatan utama yang dilakukan lebih diarahkan pada diskripsi dari tentang alam

dan vegetasinya. Dalam abad ke XX usaha-usaha diarahkan untuk

menyederhanakan eskripsi dari vegetasi dengan tujuan untuk untuk meningkatkan

keakuratan dan untuk mendapatkan standart dasar dalam evaluasi secara

kuantitaif. Berbagai metode analisis vegetasi dikembangkan, dengan penjabaran

data secara detail melalui cara coding dan tabulasi. Berbagai metode yang

digemari dan banyak diterima oleh banyak pakar adalah dari Raun kiaer (1913,

1918), Clements (1905, 1916), Du Rietz (1921, 1930), Braun (1915), dan Braun

Bienquet (1928). Deskripsi umum dari vegetasi dan komunitas tumbuhan melalui

bentuk hidup dan species dominan adalah tekanan pada zaman yang telah lalu.

(Rahardjanto, 2001)

Dalam mendiskripsikan suatu vegetasi haruslah dimulai dari suatu titik

pandang bahwa vegetasi merupakan suatu pengelompokan dan tumbuh-tumbuhan

yang hidup bersama dalam suatu terutama yang mungkin dikarakterisasi baik oleh

spesies sebagai komponenya. Maupun oleh kombinasi dan struktur sifat-sifatnya

yang mengkarakterisasi gambaran vegetasi secara umum atau fungsional. Dalam

ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk menganalisis dan juga

sintesis sehingga akan membantu dan mendiskripsikan suatu vegetasi sesuai

dengan kemajuan dalam bidang-bidang pengetahuan. (Indriyanto, 2006)

Beberapa metodologi yang umum dan sangat efektif serta efisien jika

digunakan untuk penelitian, yaitu metode kuadran, metode garis, metode tanpa

plot dan metode kwarter. Namun dalam praktikum kali ini hanya menitik beratkan

pada penggunaan analisis dengan metode kuadran. Metode kuadran, bentuk

percontoh atau sampel dapat berupa segi empat atau lingkaran yang

menggambarkan luas area tertentu. Luasnya bisa bervariasi sesuai dengan bentuk

vegetasi atau ditentukan dahulu luas minimumnya. Analisis yang menggunakan

1

Page 2: Analisis Vegetasi Metode Kuadran

metode ini dilakukan perhitungan terhadap variabel-variabel kerapatan,

kerimbunan, dan frekuensi (Surasana, 1990).

Metode kuadran mudah dan lebih cepat digunakan untuk mengetahui

komposisi, dominansi pohon dan menaksir volumenya. Metode ini sering sekali

disebut juga dengan plot less method karena tidak membutuhkan plot dengan

ukuran tertentu, area cuplikan hanya berupa titik. Metode ini cocok digunakan

pada individu yang hidup tersebar sehingga untuk melakukan analisa denga

melakukan perhitungan satu persatu akan membutuhkan waktu yang sangat lama,

biasanya metode ini digunakan untuk vegetasi berbentuk hutan atau vegetasi

kompleks lainnya (Andrie, 2011).

1.2 Rumusan Masalah

Praktikum ini rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Berapa nilai penting dari vegetasi di area yang diamati berdasarkan kerapatan,

kerimbunan, dan frekuensinya?

2. Berapa nilai variabel dari vegetasi di area yang diamati berdasarkan

kerapatan, kerimbunan, dan frekuensinya?

3. Apa nama spesies yang dominan dari vegetasi berdasarkan nilai variabel yang

didapat dari area yang diamati?

1.3 Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui nilai penting dari vegetasi di area yang diamati berdasarkan

kerapatan, kerimbunan, dan frekuensinya.

2.  Mengetahui nilai variabel dari vegetasi di area yang diamati berdasarkan

kerapatan, kerimbunan, dan frekuensinya.   

3. Mengetahui nama spesies dari vegetasi berdasarkan nilai penting yang

didapat dari area yang diamati.                                   

2

Page 3: Analisis Vegetasi Metode Kuadran

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Vegetasi

Pengertian umum vegetasi adalah kumpulan beberapa tumbuhan, biasanya

terdiri dari beberapa jenis dan hidup bersama pada suatu tempat. Individu-

individu tersebut di dalamnnya terdapat interaksi yang erat antara tumbuh-

tumbuhan itu sendiri maupun dengan binatang-binatang yang hidup dalam

vegetasi itu dan faktor-faktor lingkungan. Vegetasi bukan hanya kumpulan dari

individu-individu tumbuhan saja, akan tetapi merupakan suatu kesatuan dimana

individu-individu penyusunnya saling bergantung satu sama lain dan disebut

komunitas tumbuhan. Pengertian tumbuh-tumbuhan ditekankan pada hubungan

yang erat antara komponen organisme dan faktor lingkungan, maka hal ini disebut

ekosistem (Marsono, 1977).

Komposisi dan struktur vegetasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu

flora, habitat (iklim, tanah, dan lain-lain), waktu dan kesempatan. Hal ini

menyebabkan vegetasi di suatu tempat merupakan hasil resultan dari banyak

faktor baik sekarang maupun yang lampau. Vegetasi sebaliknya dapat dipakai

sebagai indikator suatu habitat baik pada saat sekarang maupun sejarahnya

(Marsono, 1997).

2.2 Kerapatan

Kerapatan adalah jumlah individu suatu jenis tumbuhan dalam suatu

luasan tertentu, misalnya 100 individu/ha. Kerapatan suatu jenis tumbuhan adalah

jumlah petak contoh dimana ditemukannya jenis tersebut dari sejumlah petak

contoh yang dibuat. Kerapatan biasa dinyatakan dalam besaran persentase.

Kerapatan dari suatu jenis merupakan nilai yang menunjukkan jumlah atau

banyaknya suatu jenis per satuan luas. Semakin besar kerapatan suatu jenis, maka

semakin banyak individu jenis tersebut per satuan luas (Kusmana, 1997).

3

Page 4: Analisis Vegetasi Metode Kuadran

2.3 Frekuensi

Frekuensi suatu jenis menunjukan penyebaran suatu jenis dalam suatu

area. Jenis yang menyebar secara merata mempunyai nilai frekuensi yang besar,

sebaliknya jenis yang mempunyai nilai frekuensi yang kecil mempunyai daerah

sebaran yang kurang luas. Frekuensi spesies tumbuhan merupakan sejumlah petak

contoh tempat ditemukannya suatu spesies dari sejumlah petak contoh yang dibuat

(Samingan, 1971)

Frekuensi merupakan besarnya intensitas ditemukannya suatu spesies

organisme dalam pengamatan keberadaan organisme pada komunitas atau

ekosistem. Misalnya, semakin banyak jumlah individu suatu spesies dalam petak

contoh, maka semakin besar frekuensi spesies tersebut. Semakin sedikit jumlah

individu suatu spesies dalam petak contoh, maka semakin kecil frekuensi spesies

tersebut. Hasil frekuensi tersebut dapat menggambarkan tingkat penyebaran

spesies dalam habitat yang dipelajari, meskipun belum dapat menggambarkan

tentang pola penyebarannya (Martono, 1988).

2.4 Kerimbunan

Kerimbunan adalah besaran yang digunakan untuk menyatakan derajat

penguasaan ruang atau tempat tumbuh. Kerimbunan juga merupakan besaran

penguasaan berapa luas areal yang ditumbuhi oleh sejenis tumbuhan atau

kemampuan suatu jenis tumbuhan untuk bersaing tehadap jenis lainnya.

Pengukuran dominansi dapat digunakan proses kelindungan ( penutup tajuk ), luas

basah area , biomassa, atau volume (Martono, 1988).

.

2.5 Analisis Vegetasi

Analisis komunitas tumbuhan merupakan suatu cara mempelajari susunan

atau komposisi jenis dan bentuk atau struktur vegetasi. Satuan vegetasi dalam

ekologi hutan yang dipelajari atau diselidiki berupa komunitas tumbuhan yang

merupakan asosiasi konkret dari semua spesies tetumbuhan yang menempati suatu

habitat. Tujuan yang ingin dicapai dalam analisis komunitas adalah untuk

mengetahui komposisi spesies dan struktur komunitas pada suatu wilayah yang

dipelajari (Tjitrosoepomo, 2002).

4

Page 5: Analisis Vegetasi Metode Kuadran

Pembuatan petak-petak pengamatan yang sifatnya permanen atau

sementara perlu dilakukan untuk mempelajari komposisi vegetasi. Petak-petak

tersebut dapat berupa petak tunggal, petak ganda ataupun berbentuk jalur atau

dengan metode tanpa petak. Pengambilan sampel plot dapat dilakukan dengan

random, sistematik atau secara subyektif atau faktor gradien lingkungan tertentu

(Jumin, 1992).

2.6 Metode Kuadran

Metode kuadran adalah salah satu metode yang tidak menggunakan petak

contoh (plotless) metode ini sangat baik untuk menduga komunitas yang

berbentuk pohon dan tiang, contohnya vegetasi hutan. Apabila diameter tersebut

lebih besar atau sama dengan 20 cm maka disebut pohon, dan jika diameter

tersebut antara 10-20 cm maka disebut pole (tihang), dan jika tinggi pohon 2,5 m

sampai diameter 10 cm disebut saling atau belta (pancang) dan mulai anakan

sampai pohon setinggi 2,5 meter disebut seedling (anakan/semai) (Syafei, 1990).

Cara ini terdiri dari suatu seri titik-titik yang telah ditentukan di tempat

sampling, dengan letak bisa tersebar secara random atau merupakan garis lurus

(berupa deretan titik-titik). Cara ini biasa dilakukan dengan susunan titik-titik

berdasarkan garis lurus yang searah dengan mata angin (arah kompas).Titik pusat

kuadran adalah titik yang membatasi garis transek setiap jarak 10 m (Polunin,

1990).

Analisis vegetasinya sebagai berikut:

a. Jarak rata-rata (D) = Jumlah jarak pohonterdekat

Jumlahkuadran

b. Kerapatan absolute = Area

D2

c. Dominansi Relatif (DR) = Nilai dominan sp

Jumlahdominan semua sp x 100%

d. Kerapatan Relatif (KR) = Jumlah individu /sp

Jumlah total individu x 100%

e. Frekuensi Absolut sp = Jumlah individu /sp

Total point

f. Frekuensi Relatif (FR) = Frekuensisp

Jumlah frekuensi seluruh spx 100%

5

Page 6: Analisis Vegetasi Metode Kuadran

Nilai penting merupakan suatu harga yang bisa didapatkan dari penghitungan

tertentu. Penghitungan tersebut berupa penjumlahan nilai relatif dari sejumlah

variabel yang telah diukur (kerapatan relatif, kerimbunan relatif, dan frekuensi

relatif). Nilai penting tersebut apabila disusun dalam bentuk rumus maka akan

diperoleh:

Nilai Penting = Kr + Dr + Fr

2.7 Manfaat Metode Kuadran

Metode kuadran mudah dan lebih cepat digunakan untuk mengetahui

komposisi, dominasi pohon dan menaksir volumenya. Metode ini sering sekali

disebut juga dengan plot less method karena tidak membutuhkan plot dengan

ukuran tertentu, area cuplikan hanya berupa titik. Metode ini cocok digunakan

pada individu yang hidup tersebar sehingga untuk melakukan analisa dengan

melakukan perhitungan satu persatu akan membutuhkan waktu yang sangat lama,

biasanya metode ini digunakan untuk vegetasi berbentuk hutan atau vegetasi

kompleks lainnya. Beberapa sifat yang terdapat pada individu tumbuhan dalam

membentuk populasinya, dimana sifat-sifatnya bila dianalisa akan menolong

dalam menentukan struktur komunitas (Jumin, 1992).

6

Page 7: Analisis Vegetasi Metode Kuadran

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu

Praktikum Ekologi Umum tentang analisi vegetasi metoda kuadran

dilaksanakan pada hari selasa, 19 Mei 2015 di dekat Danau kampus C Unair,

Surabaya. Praktikum dilaksanakan pagi pukul 8.50 hingga pukul 10.40 WIB. Titik

koordinat sampling vegetasi adalah 7°16'11.70"S dan 112°46'59.69"T

Gambar 1. Titik Koordinat Sampling Vegetasi

Sumber: Google Earth

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah meteran, callipers, tali

rafia, dan tongkat kayu.

3.3 Cara Kerja

Praktikum dilakukan dengan langkah pertama menentukan titik observasi

yang masing-masing sepanjang 20-25 meter, yang kemudian membuat kuadran I,

II, III, dan IV pada masing-masing titik observasi tersebut. Langkah selanjutnya

yaitu menentukan arah utara, selatan, timur dan barat untuk mentukan posisi

masing-masing kuadran. Kuadran I terletak antara arah utara dan barat, kuadran II

terletak antara arah utara dan timur, dan lain sebagainya. Setelah posisi masing-

7

U

TB

S

Page 8: Analisis Vegetasi Metode Kuadran

masing kuadran telah ditentukan, kini saatnya untuk mencatat spesies terdekat dari

titik observasi (meliputi nama. Luas bidang dasar, diameter batang paa setinggi

dada, dan jaraknya terhadap titik observasi). Variabel-variabel yang diperoleh

tersebut kemudian digunakan untuk menghitung harga-harga relatifnya. Setelah

harga-harga relatif tersebut diperoleh kemudian menghitung harga nilai penting

untuk masing-masing spesies yang didapat, untuk kemudian disusun berdasarkan

harga nilai penting terbesar sampai harga nilai penting terkecil. Langkah terakhir

yaitu memberi nama bentuk vegetasi 2 jenis tumbuhan berdasarkan harga nilai

penting terbesar.

8

Page 9: Analisis Vegetasi Metode Kuadran

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh hasil data

pengamatan sebagai berikut:

4.1.1 Data

Tabel 1. Data Sampling Vegetasi Pohon Kecil

Titik Poin Kuadran Jarak (m) SpesiesDiameter

Pohon (cm)

1

I 5.6 Psidium guajava 2II 4 B 7.5III 7.7 C 5.5IV 1.45 D 4

2

I 7.35 Mangifera indica 1.5II 9.6 F 9.5III 3.6 B 3IV 2.8 G 1.5

3

I 5.8 Psidium guajava 6II 3.7 J 4.5III 2.4 Mangifera indica 2.5IV 1.7 J 4.5

4

I 9.87 Polyalthia longifolia 4II 3.85 Albizia saman 4III 7.7 Mangifera indica 4.5IV 6.25 D 3

5

I 5.35 J 1II 6.8 K 8.5III 3.2 D 3IV 8.75 Artocarpus altilis 3.5

Total 107.47Luas area per titik poin = 400 m2

4.1.2 Analisis Data

Berikut ini adalah hasil perhitungan data hasil pengamatan.

Jarak Rata-rata (D) = jumlah jarak pohon terdekatjumlah kuadran

= 107.4720 = 5.37 m

Kerapatan Absolut = area

D2

9

Page 10: Analisis Vegetasi Metode Kuadran

Jumlah pohon per 400 m2 = 400 m2

(5.37)2 = 400 m2

28.84 = 13.87

Tabel 2. Data Perhitungan Jumlah Pohon pada 400 m2 Area

Spesies Jumlah di kuadranJumlah pohon pada 400 m2

areaPsidium guajava 2/20 = 0.1 0.1 x 13.87 = 1.387B 2/20 = 0.1 0.1 x 13.87 = 1.387C 1/20 = 0.05 0.05 x 13.87 = 0.694D 3/20 = 0.15 0.15 x 13.87 = 2.081Mangifera indica 3/20 = 0.15 0.15 x 13.87 = 2.081F 1/20 = 0.05 0.05 x 13.87 = 0.694G 1/20 = 0.05 0.05 x 13.87 = 0.694Polyalthia longifolia 1/20 = 0.05 0.05 x 13.87 = 0.694Albizia saman 1/20 = 0.05 0.05 x 13.87 = 0.694J 3/20 = 0.15 0.15 x 13.87 = 2.081K 1/20 = 0.05 0.05 x 13.87 = 0.694Artocarpus altilis 1/20 = 0.05 0.05 x 13.87 = 0.694

Kerapatan Relatif (KR) = jumlah individu/spjumlah total individu

x 100%

P. guajava = 1.387/13.87 x 100% = 10%

B = 1.387/13.87 x 100% = 10%

C = 0.694/13.87 x 100% = 5%

D = 2.081/13.87 x 100% = 15%

M. indica = 2.081/13.87 x 100% = 15%

F = 0.694/13.87 x 100% = 5%

G = 0.694/13.87 x 100% = 5%

P. longifolia = 0.694/13.87 x 100% = 5%

A. saman = 0.694/13.87 x 100% = 5%

J = 2.081/13.87 x 100% = 15%

K = 0.694/13.87 x 100% = 5%

A. altilis = 0.694/13.87 x 100% = 5%

= 100%

Frekuensi Absolut sp = jumlah individu/sptotal titik poin

P. guajava = 2/5

B = 2/5

C = 1/5

10

Page 11: Analisis Vegetasi Metode Kuadran

D = 3/5

M. indica = 3/5

F = 1/5

G = 1/5

P. longifolia = 1/5

A. saman = 1/5

J = 2/5

K = 1/5

A. altilis = 1/5

= 19/5

Frekuensi Relatif (FR) = frekuensi spjumlah frekuensi seluruh sp

x 100%

P. guajava = 2/19 x 100% = 10.53%

B = 2/19 x 100% = 10.53%

C = 1/19 x 100% = 5.26%

D = 3/19 x 100% = 15.79%

M. indica = 3/19 x 100% = 15.79%

F = 1/19 x 100% = 5.26%

G = 1/19 x 100% = 5.26%

P. longifolia = 1/19 x 100% = 5.26%

A. saman = 1/19 x 100% = 5.26%

J = 2/19 x 100% = 10.53%

K = 1/19 x 100% = 5.26%

A. altilis = 1/19 x 100% = 5.26%

= 99.99%

Tabel 3. Perhitungan Rerata Luas Basal Area Batang Pohon

Spesies Diameter (cm)Luas Basal Area

(cm2)Rerata

Luas Basal Area

Psidium guajava2 3.14

15.76 28.26

B7.5 44.16

25.623 7.07

C 5.5 23.75 23.75

D4 12.56

8.93 7.073 7.07

11

Page 12: Analisis Vegetasi Metode Kuadran

Mangifera indica1.5 1.77

7.532.5 4.914.5 15.90

F 9.5 70.85 70.85G 1.5 1.77 1.77

Polyalthia longifolia

4 12.56 12.56

Albizia saman 4 12.56 12.56

J4.5 15.90

10.864.5 15.901 0.79

K 8.5 56.72 56.72Artocarpus altilis 3.5 9.62 9.62

Nilai Dominansi dari: Peringkat dominansi

P. guajava = 15.7 x 1.387 = 21.78 cm2 5

B = 25.62 x 1.387 = 35.54 cm2 3

C = 23.75 x 0.694 = 16.48 cm2 7

D = 8.9 x 2.081 = 18.52 cm2 6

M. indica = 7.53 x 2.081 = 15.67 cm2 8

F = 70.85 x 0.694 = 49.17 cm2 1

G = 1.77 x 0.694 = 1.23 cm2 12

P. longifolia = 12.56 x 0.694 = 8.72 cm2 9

A. saman = 12.56 x 0.694 = 8.72 cm2 10

J = 10.86 x 2.081 = 22.60 cm2 4

K = 56.72 x 0.694 = 39.36 cm2 2

A. altilis = 9.62 x 0.694 = 6.68 cm 2 11

= 244.47 cm2/400 m2

Dominansi Relatif (DR) = nilai dominan spjumlah dominan semua sp

x 100%

P. guajava = 21.78/244.47 x 100% = 8.91%

B = 35.54/244.47 x 100% = 14.54%

C = 16.48/244.47 x 100% = 6.74%

D = 18.52/244.47 x 100% = 7.58%

M. indica = 15.67/244.47 x 100% = 6.41%

F = 49.17/244.47 x 100% = 20.11%

G = 1.23/244.47 x 100% = 0.50%

12

Page 13: Analisis Vegetasi Metode Kuadran

P.longifolia = 8.72/244.47 x 100% = 3.57%

A. saman = 8.72/244.47 x 100% = 3.57%

J = 22.60/244.47 x 100% = 9.24%

K = 39.36/244.47 x 100% = 16.10%

A. altilis = 6.68/244.47 x 100% = 2.73%

Tabel 4. Indeks Nilai PentingSpesies KR FR DR IP Rangking

Psidium guajava 10 10.53 8.91 29.44 6B 10 10.53 14.54 35.07 3C 5 5.26 6.74 17 8D 15 15.79 7.58 38.37 1

Mangifera indica 15 15.79 6.41 37.2 2F 5 5.26 20.11 30.37 5G 5 5.26 0.50 10.76 12

Polyalthia longifolia

5 5.26 3.57 13.83 9

Albizia saman 5 5.26 3.57 13.83 10J 15 10.53 9.24 34.77 4K 5 5.26 16.10 26.36 7

Artocarpus altilis 5 5.26 2.73 12.99 11

4.2 Pembahasan

Praktikum ini bertujuan mengetahui nilai penting dari analisis vegetasi

menggunakan metode kuadran, mengetahui nilai variabel berdasarkan kerapatan,

kerimbunan dan frekuensi dari vegetasi, dan mengetahui nama spesies dari

vegetasi berdasarkan nilai penting yang didapatkan pada area dekat Danau

Kampus C UNAIR.

Menentukan 5 titik dengan jarak antar titik 20 m, pada masing-masing titik

terdapat 4 kuadran. Setiap kuadran hanya ada satu spesies dari vegetasi pohon

yang jaraknya paling dekat dengan titik pusat kuadran. Hasil dari analisis data,

terdapat 12 spesies pohon di dalam plot praktikan. Setiap plot yang di sebarkan di

lakukan perhitungan terhadap variabel-variabel kerapatan, kerimbunan dan

frekuensi. Jarak rata-rata antar pohon adalah 5.37 m dengan luas area per titik

poin = 400 m2, jumlah pohon per 400 m2 kurang lebih 14 pohon.

Kerapatan relatif (KR) terbesar ada pada spesies D, Mangifera indica, dan

J dengan nilai 15%. Nilai ini menunjukkan bahwa spesies tersebut memiliki

kerapatan yang tinggi bila dibandingkan dengan spesies lainnya, atau dalam teori

13

Page 14: Analisis Vegetasi Metode Kuadran

artinya kerapatannya jarang karena nilai kerapatan relatifnya tidak melebihi 20%.

Frekuensi relatif (FR) terbesar ada pada spesies D dan Mangifera indica dengan

nilai 15.79%, menunjukkan bahwa spesies tersebut memiliki kehadiran lebih

tinggi daripada spesies yang lainnya di mana spesies tersebut ditemukan disemua

titik. Nilai ini termasuk pada kelas A, maksudnya dikategorikan dalam kelas A

adalah nilai frekuensi relatif kisaran 10%-20%. Nilai dominan terbesar adalah

spesies F dengan nilai 49.17 cm2, sedangkan nilai dominan relatif (DR) terbesar

pada spesies Artocarpus altilis. Nilai IP terbesarnya ada pada spesies D dengan

nilai 38.37.

Semua spesies termasuk pole atau tihang, karena pohon hanya

berdiameter kurang dari 10 cm. Bentuk kehidupan dari spesies tumbuhan biasanya

memiliki karakteristik yang tetap. Spesies yang sama dapat menerima bentuk

kehidupan yang berbeda ketika tumbuh dibawah kondisi lingkungan berbeda.

Vegetasi dapat diklasifikasikan ke dalam struktur tanpa menunjuk pada nama

spesies. Terbukti terutama dalam floristik lokasi yang belum dijamah dan dalam

lokasi dimana vegetasi tidak dapat diklasifikasikan dengan mudah dengan spesies

yang dominan .

DAFTAR PUSTAKA

14

Page 15: Analisis Vegetasi Metode Kuadran

Andrie. 2011. Ekologi. (http://andriecaale.blogspot.com/2011/06/laporan-tetap-analisis-vegetasi-metode.html). (tanggal akses: 14 Mei 2015)

Eden Surasana. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. Bandung: ITB Jumin, Hasan Basri. 1992. Ekologi Tanaman. Rajawali Press: Jakarta

Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. PT. Bumi Aksara : Jakarta.Kusmana, C, 1997. Metode Survey Vegetasi. PT. Penerbit Institut Pertanian

Bogor. Bogor.Marsono. 1977. Diskripsi Vegetasi dan Tipe-tipe Vegetasi Tropika. Fakultas

Kehutanan UGM. Yogyakarta. Martono, DS. 1988. Analisis Vegetasi dan Assosiasi Antara Jenis-Jenis Pohon

Utama Penyusun Hutan musim Dataran Rendah Di Meru Betiri Jawa Timur. (Problema Kehutanan) Fakultas Kehutanan UGM Yogyakarta.

Polunin, N. 1990. Ilmu Lingkungan dan Ekologi. Yogyakarta: Gadjah Mada Sagala, E.H.P. 1997. Analisa Vegetasi  Hutan  Sibayak  II  pada  Taman  Hutan Rakyat  Bukit  Barisan  Sumatera  Utara.  Skripsi  Sarjana  Biologi. Medan: FMIPA USU.

Rahardjanto, Abdulkadir. 2001. Ekologi Umum. Umm Press: Malang.Samingan, T. 1971. Tipe-tipe Vegetasi (Pengantar Dendrologi). Bagian Ekologi

Tumbuh-tumbuhan. Fakultas Pertanian IPB. Bogor. Syafei, Eden Surasana. 1990.  Pengantar Ekologi Tumbuhan.  ITB: Bandung.

University PressTjitrosoepomo, G. 2002. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada

University Press.

15