analisa nikotin

18
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISA TERAPAN I “ANALISA NIKOTIN” Oleh : Desi wulandari Diana P Mirsya ekarina Muhibuddin Abbas Muhammad Syaifuddin JURUSAN KIMIA

Upload: mazharulhaq-matugengkeng

Post on 16-Jun-2015

2.041 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: analisa nikotin

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISA TERAPAN I

“ANALISA NIKOTIN”

Oleh :

Desi wulandari

Diana P

Mirsya ekarina

Muhibuddin Abbas

Muhammad Syaifuddin

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

2009

Page 2: analisa nikotin

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Merokok telah diketahui dapat menyebabkan gangguan kesehatan.

Gangguan kesehatan ini dapat disebabkan oleh nikotin yang berasal dari asap arus

utama dan asap arus samping dari rokok yang dihisap oleh perokok. Dengan

demikian penderita tidak hanya perokok sendiri (perokok aktif) tetapi juga orang

yang berada di lingkungan asap rokok(Environmental Tobacco Smoke) atau

disebut dengan perokok pasif. Gangguan kesehatan yang ditimbulkan dapat

berupa bronkitis kronis, emfisema, kanker paru-paru, larink, mulut, faring,

esofagus, kandung kemih, penyempitan pembuluh nadi dan lain-lain. Namun

demikian masih banyak orang baik laki-laki maupun perempuan yang belum atau

tidak dapat meninggalkan kebiasaan merokok ini.

Berbagai usaha telah dilakukan oleh pihak-pihak yang peduli terhadap

kesehatan lingkungan dari asap rokok, seperti larangan merokok di tempat-tempat

umum, instalasi khusus, dan lain-lain. Bahkan peringatan pemerintah pada

kemasan rokok yang menyatakan bahwa merokok dapat merugikan kesehatan

tidak mendapatkan tanggapan baik dari masyarakat.

1.2 Permasalahan

Permasalahan yang dibahas dalam percobaan ini yaitu bagaimana kita

dapat mengetahui kadar atau kandungan nikotin dalam asap rokok dengan

pengujian secara kualitatif dan kuantitatif.

1.3 Tujuan

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui jumlah kadar atau kandungan

nikotin dalam asap rokok dengan pengujian secara kualitatif dan kuantitatif.

Page 3: analisa nikotin

BAB II

DASAR TEORI

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120

mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi

daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya

dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain.

Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas

yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun

terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan

yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan

dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung (walapun pada

kenyataanya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).

Rokok mengandung kurang lebih 4000 elemen-elemen, dan setidaknya 200

diantaranya dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok

adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida.

Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel

pada paru-paru. Nikotin adalah obat yang bersifat adiktif, sama seperti Kokain

dan Heroin. Bentuk nikotin yang paling umum adalah tembakau, yang dihisap

dalam bentuk rokok, cerutu, dan pipa. Tembakau juga dapat digunakan sebagai

tembakau sedotan dan dikunyah (tembakau tanpa asap). Walaupun kampanye

tentang bahaya merokok sudah menyebutkan betapa berbahayanya merokok bagi

kesehatan tetapi pada kenyataannya sampai saat ini masih banyak orangyang terus

merokok. Hal ini membuktikan bahwa sifat adiktif dari nikotin adalah sangat kuat.

Secara perilaku, efek stimulasi dari nikotin menyebabkan peningkatan perhatian,

belajar, waktu reaksi, dan kemampuan untuk memecahkan masalah. Menghisap

rokok meningkatkan mood, menurunkan ketegangan dan menghilangkan perasaan

depresif. Pemaparan nikotin dalam jangka pendek meningkatkan aliran darah

serebral tanpa mengubah metabolisme oksigen serebral. Tetapi pemaparan jangka

panjang disertai dengan penurunan aliran darah serebral, berbeda dengan efek

Page 4: analisa nikotin

stimulasinya pada sistem saraf pusat, bertindak sebagai relaksan otot skeletal.

Komponen psikoaktif dari tembakau adalahnikotin.

Nikotin adalah zat kimia yang sangat toksik. Dosis 60 mg pada orang

dewasa dapat mematikan, karena paralisis (kegagalan) pernafasan.

Ketergantungan Nikotin berkembang cepat karena aktivasi sistem dopaminergik

area segmental ventral oleh nikotin (sistem yang sama dipengaruhi oleh Kokain

dan Amphetamin). Perkembangan ketergantungan dipercepat oleh faktor sosial

yang kuat yang mendorong merokok dalam beberapa lingkungan dan oleh karena

efek kuat dari iklan rokok. Orang kemungkinan merokok jika orangtuanya atau

saudara kandungnya merokok dan yang berperan sebagai model peran atau tokoh

identifikasi merokok. Ada penelitian terakhir juga menyatakan suatu diatesis

genetik ke arah ketergantungan nikotin. Karbon monoksida adalah zat yang

mengikat hemoglobin dalam darah, membuat darah tidak mampu mengikat

oksigen.

Efek racun pada rokok ini membuat pengisap asap rokok mengalami

resiko jika dibandingkan dengan yang tidak mengisap asap rokok yaitu:

a. 14x menderita kanker paru-paru, mulut, dan tenggorokan

b. 4x menderita kanker esophagus

c. 2x kanker kandung kemih

d. 2x serangan jantung

Rokok juga meningkatkan resiko kefatalan bagi penderita pneumonia dan

gagal jantung, serta tekanan darah tinggi. Menggunakan rokok dengan kadar

nikotin rendah tidak akan membantu, karena untuk mengikuti kebutuhan akan zat

adiktif itu, perokok cenderung menyedot asap rokok secara lebih keras, lebih

dalam, dan lebih lama.

Asap rokok mengandung sekitar 4000 senyawa, antara lain nikotin, ter dan

3,4-benozopiren, karbon monok-sida, karbon dioksida, nitrogen oksida, amonia,

sulfur. Nikotin, suatu alkaloid yang sudah lama dikenal, dalam asap rokok lama

kelamaan akan tera-kumulasi pada dinding pembuluh darah perokok

menyempitkan pembuluh darah. Nikotin dalam asap rokok yang masuk ke paru-

paru dengan cepat diabsorpsi dari paru-paru ke dalam darah dan efisiensinya

Page 5: analisa nikotin

hampir sama dengan apabila diberikan secara intravena. Senyawa ini mencapai

otak dalam waktu 8 detik setelah inhalasi.

Bahan utama rokok adalah daun tembakau (Nicotiana tabacum) kering

yang merupakan sumber utama nikotin. Di Indonesia, di samping rokok putih,

banyak beredar rokok kretek berfilter maupun tanpa filter Penelitian ini bertujuan

menentukan kadar nikotin dalam asap rokok beberapa rokok putih, kretek berfilter

dan tanpa filter yang disimulasi menggunakan alat simulasi perokok aktif dan

filter rokok yang diambil dari sisa rokok yang dibakar dengan alat simulasi

perokok aktif dan filter rokok dari suka-relawan.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lingkungan asap rokok

adalah penyebab berbagai penyakit, dan juga dapat mengenai orang sehat yang

bukan perokok. Paparan asap rokok yang dialami terus-menerus pada orang

dewasa yang sehat dapat menambah resiko terkena penyakit paru-paru dan

penyakit jantung sebesar 20 - 30 persen. Lingkungan asap rokok dapat

memperburuk kondisi seseorang yang mengidap penyakit asma, menyebabkan

bronkitis, dan pneumonia. Asap rokok juga menyebabkan iritasi mata dan saluran

hidung bagi orang yang berada di sekitarnya. Pengaruh lingkungan asap tembakau

dan kebiasaan ibu hamil merokok dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada

anaknya bahkan sebelum anak dilahirkan. Bayi yang lahir dari wanita yang

merokok selama hamil dan bayi yang hidup di lingkungan asap rokok mempunyai

resiko kematian yang sama.

Page 6: analisa nikotin

BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah buret, beker glass,

erlenmeyer, tabung reaksi pipet tetes, gelas ukur, dan peralatan gelas lain yang

mendukung.

Bahan-bahan yang adalah sampel rokok, larutan NaOH dalam alkohol,

eter, petrolium eter, H2SO4 pekat, HCl pekat, indikator metal merah, aquades dan

bahan lain yang mungkin dibutuhkan.

3.2 Prosedur kerja

Sebanyak 1 gr sampel yang mengandung nikotin ditambah dengan 1 ml

NaOH dalam alkohol kemudian ditambah dengan larutan eter 10 ml, dan di

tambah kembali dengan larutan petroleum eter 10 ml. Dikocok dan di diamkan

selama 1 sampai 2 jam.

3.2.1 Analisa Kualitatif

1. Sebanyak 1 ml ekstrak dari tembakau rokok ditambah dengan beberapa tetes

H2SO4 pekat sampai terbentuk garam berwarna coklat

2. Sebanyak 1 ml ekstrak dari tembakau rokok ditambah dengan beberapa tetes

HCl pekat sampai terbentuk garam berwarna coklat

3.2.2 Analisa Kuantitatif : Metode titrasi

1. Larutan ekstrak rokok 10 ml dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan dibiarkan

eternya menguap

2. Tambahkan 10 ml aquades dan 2 – 3 tetes metal merah sebagai indikator dan

titrasi dengan 0,1 N HCl sampai warna berubah menjadi merah

Page 7: analisa nikotin

BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa Data

4.1.1 Ekstraksi Sampel

Perlakuan Pengamatan

- 1,0143 gr sampel rokok

ditambah 1 ml NaOH

- Ditambahkan 10 ml eter dan 10

ml petrolium eter

- Dikocok dan di diamkan selama

1-2 jam

- Memberikan sifat basa

- Larutan coklat

- Larutan coklat kehitaman

4.1.2 Analisa Kualitatif

Perlakuan Pengamatan

a. 1 ml ekstrak diatas ditambah 2

tetes H2SO4 pekat

b. 1 ml ekstrak diatas ditambah 2

tetes HCl pekat

- Terbentuk garam berwarna coklat

pekat

- Terbentuk garam coklat terang

4.1.3 Analisa Kuantitatif : Metode Titrasi

Perlakuan Pengamatan

- 10 ml ekstrak diatas dimasukkan

ke erlenmeyer dan dibiarkan

eternya menguap.

- Ditambah 10 ml aquades

- Ditambah metal merah dan titrasi

dengan HCl 0,1 N sampai timbul

warna merah

- Jumlah larutan berkurang

- Larutan encer

- Dibutuhkan 1 ml larutan HCl

Page 8: analisa nikotin

4.2 Pembahasan

4.2.1 Analisa kualitatif

Dalam prosedur awal ekstraksi nikotin dari tembakau rokok dijadikan ke

bentuk basanya dengan menambahkan NaOH dalam alkohol. Hal ini dilakukan

untuk mengubah nikotin asam yang terdapat dalam tembakau rokok berubah

menjadi bentuk garamnya. Nikotin yang telah diubah menjadi bentuk garamnya

lalu diekstraksi dengan eter untuk mengekstraksi senyawa lain yang tidak larut

dalam basa. Nikotin dalam bentuk garamnya larut dalam fasa berair (alkohol)

tetapi tidak larut dalam fasa organik (eter). Dengan demikian nikotin dalam

bentuk garamnya tetap berada dalam fase berair yaitu larutan NaOH dalam

alkohol.

Pengambilan sejumlah cuplikan untuk di uji dengan menambahkan 2 tetes

larutan H2SO4 pekat menunjukkan perubahan yang sangat signifikan, yaitu

cuplikan nikotin dalam larutan basa segera berubah menjadi larutan garam yang

berwarna coklat pekat. Ini menunjukkan kadar nikotin dalam rokok cukup tinggi.

Perulangan yang lain dilakukan dengan menambahkan 2 tetes HCl pekat ke dalam

sejumlah cuplikan ekstrak nikotin dalam larutan basa tersebut. Dari penambahan

tersebut terjadi perubahan warna larutan menjadi garam yang berwarna coklat,

namun intensitas warna yang dihasilkan lebih terang dari pada dengan

penambahan larutan H2SO4. Hal ini tidak dijadikan sebagai perbedaan yang cukup

berarti karena dari reaksi antara kedua asam tersebut sudah menunjukkan

terbentuknya garam nikotin yang berwarna coklat, perbedaan intensitas warna

kemungkinan hanya dipengaruhi oleh kekuatan dari asam-asam yang digunakan

sehingga menunjukkan kecepatan pembentukan garam yang berbeda. Hal lain

yang mungkin mempengaruhi adalah karena perbedaan sifat-sifat dari larutan

asam itu sendiri.

4.2.2 Analisa kuantitatif : Metode Titrasi

Sebanyak 10 ml cuplikan nikotin dibiarkan eternya menguap, sehingga

yang tersisa hanya ekstrak nikotin dalam larutan NaOH beralkohol. Kemudian

ditambah 10 ml aquades untuk mengencerkan larutan, lalu 3 tetes metal merah

Page 9: analisa nikotin

sebagai indikator untuk titrasi dengan 0,1 N HCl, HCl yang digunakan untuk

titrasi hingga menunjukkan warna menjadi merah sebanyak 1 ml. Sehingga

nantinya diketahi kadar nikotin dalam sampel rokok, dimana dalam kemasan

rokok sampel tertera jumlah nikotin sebanyak 0,8 mg.

Page 10: analisa nikotin

BAB V

KESIMPULAN

Dari percobaan ini telah dilakukan pengamatan sampai pada pembahasan

sehingga ditarik kesimpulan yang menjelaskan bahwa suatu uji kualitatif

menunjukkan satu batang rokok sudah mengandung sejumlah tertentu nikotin. Uji

kuantitatif menunjukkan bahwa kadar nikotin dalam satu kemasan rokok

mengandung 0,8 mg nikotin.

Page 11: analisa nikotin

DAFTAR PUSTAKA

Alaunir N. Penentuan Kadar Nikotin dalam Berbagai Merk Rokok yang Beredar

di Sumatera Barat. Padang: IKIP Padang, 1992. Laporan Penelitian.

Amstrong BK Merokok dan Kesehatan. Jakarta,

1984.

Susanna, Dewi, (2003), “penentuan kadar nikotin” , makara kesehatan,

Universitas Indonesia, Jakarta

Windholz, M.(Ed.), 1976, The Merck Index, 9th ed., Merck and Co., Inc., Rahway

www.indoskripsi.com/ pemeriksaan-nikotin.htm

Page 12: analisa nikotin

SKEMA KERJA

- Ditimbang 1 gr

- Ditambah NaOH dalam alkohol 1 ml

- Ditambah 10 ml eter

- Ditambah 10 ml petrolium eter

- Dikocok

- Didiamkan 1-2 jam

Analisa kualitatif

- Diambil 1 ml

- Ditetesi H2SO4 pekat

- Diambil 1 ml

- Ditetesi HCl pekat

Cuplikan

Hasil

Ekstrak nikotin

Hasil

Hasil

Ekstrak nikotin

Page 13: analisa nikotin

Analisa kuantitatif

- Diambil 10 ml

- Diuapkan eternya

- Ditambah aquades 10 ml

- Ditambah metal merah 2-3 tetes

- Dititrasi sampai berubah merah

Ekstrak nikotin

Hasil