gambaran konsentrasi protein total saliva...

85
GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA PADA PEROKOK E-CIGARETTE, PEROKOK CIGARETTE, DAN NON PEROKOK DENGAN TEKNIK BRADFORD ASSAY Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN DISUSUN OLEH Maharani Rachma Dhanti Putri 11151030000018 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2018 M

Upload: others

Post on 12-Aug-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

i

GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA

PADA PEROKOK E-CIGARETTE, PEROKOK CIGARETTE,

DAN NON PEROKOK DENGAN TEKNIK BRADFORD ASSAY

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KEDOKTERAN

DISUSUN OLEH

Maharani Rachma Dhanti Putri

11151030000018

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H / 2018 M

Page 2: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin
Page 3: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin
Page 4: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin
Page 5: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang, puji dan syukur ke hadirat Allah SWT Tuhan semesta

alam yang telah melimpahkan rahmat dan ridho-Nya sehingga laporan

penelitian ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Sholawat serta

salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang

selalu menjadi panutan kehidupan.

Penulis menyadari laporan penelitian ini tidak dapat tersusun

sedemikian rupa tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai

pihak, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. dr. Hari Hendarto, Ph.D., Sp.PD-KEMD, FINASIM selaku

Dekan Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. dr. Achmad Zaki, M. Epid, Sp. OT selaku Ketua Program Studi

Kedokteran FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D selaku Penanggung Jawab

Riset Program Studi Kedokteran angkatan 2015 dan sebagai

Pembimbing I yang telah meluangkan waktu, pikiran, serta

tenaganya untuk membimbing penulis selama proses pembuatan

laporan ini, dari mulai pengambilan data, penyusunan laporan,

hingga laporan ini terselesaikan.

4. dr. Fikri Mirza Putranto, Sp.THT-KL selaku Pembimbing II

yang telah meluangkan waktu dan tenaganya untuk terus

memberikan bimbingan, arahan, dan nasihat untuk penulis

sehingga laporan ini dapat terselesaikan.

5. Kedua orangtua tercinta penulis, Yusuf Radiyanto dan Nurdiana

serta adik kandung penulis Achmad Raivan yang turut serta

Page 6: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

vi

memberikan dukungan, semangat, dan do’a sehingga penulis

dapat menyelesaikan laporan ini.

6. Mbak Lilis dan Mbak Ayi selaku laboran lab riset dan lab

biologi yang telah meluangkan waktunya untuk menemani dan

membantu penulis selama mengerjakan sampel di lab.

7. Aqiila Puterikami, Febri Nugraheni, Putri Naira, Rifka Annisa

selaku teman-teman seperjuangan dalam mengerjakan laporan

ini. Penulis merasa bersyukur atas waktu, pikiran, tenaga yang

telah diluangkan teman-teman sehingga laporan ini dapat

terselesaikan.

8. Seluruh perokok e-cigarette khususnya di Volvox vape store

dan Mr Flava vape store yang telah bersedia menjadi sampel

penelitian penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

laporan penelitian ini.

9. Sahabat tercinta dan tersayang penulis selama menjalani masa

preklinik, Aqiila, Anjani, Febri, Meyasi, Viska, Shafira yang

menjadi tempat keluh kesah penulis.

10. Sahabat yang selalu ada, Gea RI Handayani yang menjadi

penyeimbang mood dan memberikan semangat kepada penulis

dalam menyelesaikan laporan ini.

11. Teman-Teman Amigdala 2015.

12. Seluruh pihak yang telah membantu dan memberikan

dukungan baik langsung maupun tidak langsung yang tentunya

tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih banyak

kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun penulis serta

penelitian ini menjadi lebih baik di masa depan. Semoga penelitian

Page 7: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

vii

yang telah dilakukan ini mendapatkan ridho Allah SWT dan

memberikan manfaat bagi semua orang yang membacanya, Aamiin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ciputat, 30 November 2018

Penulis

Page 8: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

viii

ABSTRAK

Maharani Rachma Dhanti Putri. Program Studi Kedokteran. Gambaran

Konsentrasi Protein Total Saliva pada Perokok E-cigarette, Perokok

Cigarette, dan Non Perokok dengan Teknik Bradford Assay.

Tujuan: Untuk mengetahui gambaran konsentrasi protein total saliva pada

perokok e-cigarette, perokok cigarette, dan non perokok.

Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian potong lintang yang

diikuti oleh 11 orang laki-laki perokok e-cigarette, 11 orang laki-laki perokok

cigarette, dan 16 orang laki-laki non perokok sebagai kontrol. Dilakukan

pemeriksaan fisik gigi dan mulut oleh dokter gigi dan pengumpulan saliva tidak

distimulasi untuk seluruh partisipan yang diinklusi. Pengukuran konsentrasi

protein total saliva menggunakan teknik Bradford Assay. Hasil: Nilai rerata

konsentrasi protein total saliva perokok e-cigarette (0,60 mg/ml) cenderung lebih

tinggi dari perokok cigarette (0,56 mg/ml) dan non perokok (0,53 mg/ml). Dari

hasil pemeriksaan, didapatkan kebersihan gigi dan mulut (DI, CI, GI, dan OHIS)

pada perokok cigarette lebih buruk dari perokok e-cigarette dan non perokok.

Kesimpulan: Konsentrasi protein total saliva perokok e-cigarette cenderung lebih

tinggi dibandingkan dengan perokok cigarette maupun non perokok.

Kata Kunci: Konsentrasi protein total saliva, e-cigarette, cigarette

ABSTRACT

Maharani Rachma Dhanti Putri. School of Medicine. Total Salivary Protein

Concentration on E-Cigarette Users, Cigarette Users, and Non Smokers with

Bradford Assay Technique.

Objective: To know the total salivary protein concentration on e-cigarette users,

cigarette users, and non smokers.

Methods: This research is conducted using a cross sectional study design,

followed by 11 males e-cigarette users, 11 males cigarette users, and 16 males non

smokers as control group. Physical examination of mouth and teeth is conducted

to all subjects by the dentist and unstimulated whole saliva were collected for

inclusive subject. Measurement of total salivary protein concentration were using

Bradford Assay technique. Results: The mean value of total salivary protein

concentration in e-cigarette users (0,60 mg/ml)) were tends to higher than

cigarette users (0,56 mg/ml) and non smokers (0,53 mg/ml). Based on dental and

oral hygiene (DI, CI, GI, and OHIS), the cigarette users are poorer than e-cigarette

users and non smokers. Conclusions: The total salivary protein concentration in

e-cigarette users tends to increase than cigarette users and non smokers.

Key: Total salivary protein concentration, e-cigarette, cigarette

Page 9: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ................................................................................. i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................ ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................. iv

KATA PENGANTAR ........................................................................... v

ABSTRAK ............................................................................................. vii

ABSTRACT ........................................................................................... vii

DAFTAR ISI .......................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xii

DAFTAR TABEL.................................................................................. xiii

DAFTAR SINGKATAN ....................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xv

BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................... 3

1.3 Hipotesis ............................................................................. 3

1.4 Tujuan Penelitian ................................................................ 3

1.4.1 Tujuan Umum ......................................................... 3

1.4.2 Tujuan Khusus ........................................................ 3

1.5 Manfaat Penelitian .............................................................. 3

1.5.1 Manfaat bagi Peneliti .............................................. 3

1.5.2 Manfaat bagi Masyarakat ....................................... 4

1.5.3 Manfaat bagi Civitas Akademika UIN ................... 4

Page 10: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

x

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 5

2.1 Landasan Teori ................................................................... 5

2.1.1 Saliva ....................................................................... 5

2.1.1.1 Definisi Saliva ............................................ 5

2.1.1.2 Fungsi Saliva .............................................. 5

2.1.1.3 Anatomi Kelenjar Saliva ............................ 6

2.1.1.4 Sekresi Saliva ............................................. 8

2.1.1.5 Perbandingan Komponen Saliva dan

Plasma Manusia ........................................ 12

2.1.2 Rokok E-cigarette ................................................... 13

2.1.2.1 Sejarah Rokok E-cigarette ......................... 13

2.1.2.2 Komponen Rokok E-cigarette .................... 14

2.1.2.3 Kandungan Rokok E-cigarette ................... 15

2.1.2.4 Dampak Rokok E-cigarette ........................ 16

2.1.3 Rokok Cigarette....................................................... 17

2.1.3.1 Definisi Rokok Cigarette ........................... 17

2.1.3.2 Klasifikasi Perokok Cigarette .................... 18

2.1.3.3 Kandungan Rokok Cigarette ...................... 19

2.1.3.4 Efek Merokok terhadap Saliva ................... 21

2.1.3.5 Efek Merokok terhadap Kesehatan Gigi

dan Mulut ................................................. 22

2.1.4 Coomasie-Dye Binding Assay (Bradford Assay) .... 26

2.2 Kerangka Teori ................................................................... 27

2.3 Kerangka Konsep ................................................................ 28

2.4 Definisi Operasional ........................................................... 29

Page 11: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

xi

BAB 3. METODE PENELITIAN ........................................................ 34

1.1 Desain Penelitian ................................................................ 34

1.2 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................. 34

1.3 Besar Sampel ...................................................................... 34

1.4 Kriteria Subjek Penelitian ................................................... 36

1.5 Alat dan Bahan Penelitian .................................................. 37

1.6 Cara Kerja Penelitian .......................................................... 38

1.7 Manajemen Analisis Data ................................................... 41

1.8 Alur Penelitian .................................................................... 41

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ 42

4.1 Hasil Penelitian ................................................................... 42

4.1.1 Karakteristik Subjek Penelitian ................................. 42

4.1.2 Karakteristik Subjek Perokok E-cigarette ................. 43

4.1.3 Karakteristik Subjek Perokok Cigarette .................... 44

4.1.4 Status Kesehatan Gigi dan Mulut Subjek

Penelitian .................................................................. 46

4.1.5 Konsentrasi Protein Total Saliva ............................... 47

4.2 Aspek Keislaman ................................................................ 49

4.3 Keterbatasan Penelitian....................................................... 50

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 52

5.1 Simpulan ............................................................................. 52

5.2 Saran ................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 53

LAMPIRAN ........................................................................................... 58

Page 12: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi Kelenjar Saliva ..................................................... 6

Gambar 2.2 Kontrol Sekresi Saliva......................................................... 9

Gambar 2.3 Sekresi Saliva ...................................................................... 10

Gambar 2.4 Pengaturan Sekresi Saliva Oleh Saraf Parasimpatis ........... 11

Gambar 2.5 Perbandingan Saliva dan Plasma ........................................ 12

Gambar 2.6 Perkembangan Bentuk Rokok E-Cigarette ......................... 13

Gambar 3.1 Larutan BSA ........................................................................ 39

Gambar 3.2 Larutan PBS ........................................................................ 39

Gambar 3.3 Reagen Bradford Assay ...................................................... 40

Gambar 3.4 Microplate ........................................................................... 40

Gambar 3.5 Perubahan Warna Sampel Protein....................................... 40

Gambar 3.6 Alat Sentrifugasi .................................................................. 41

Gambar 4.1 Scatter Plot Konsentrasi Protein Total Saliva ..................... 49

Page 13: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kriteria Pemeriksaan Debris Index (DI) ................................. 23

Tabel 2.2 Kriteria Pemeriksaan Calculus Index (CI) .............................. 24

Tabel 2.3 kriteria Pemeriksaan Gingiva Index (GI)................................ 25

Tabel 4.1 Karakteristik Subjek Penelitian .............................................. 42

Tabel 4.2 Karakteristik Subjek Perokok E-cigarette .............................. 44

Tabel 4.3 Karakteristik Subjek Perokok Cigarette ................................. 45

Tabel 4.4 Status Kesehatan Gigi dan Mulut Subjek Penelitian .............. 46

Tabel 4.5 Gambaran Konsentrasi Protein Total Saliva Perokok

E-Cigarette, Cigarette, dan Non Perokok ............................................... 47

Page 14: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

xiv

DAFTAR SINGKATAN

WHO : World Health Organization

Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar

E-Cigarette : Electronic Cigarette

DI : Debris Index

CI : Calculus Index

GI : Gingiva Index

OHIS : Oral Hygiene Index Simplified

IB : Indeks Brinkman

BSA : Bovine Serum Albumine

PBS : Phosphate Buffer Saline

Page 15: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Formulir Informed Consent dan Data Responden .............. 58

Lampiran 2. Riwayat Penulis .................................................................. 70

Page 16: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

World Health Organization (WHO) tahun ini (2018) menyebutkan

bahwa setiap tahunnya rokok cigarette membunuh 7 juta orang. Lebih dari

6 juta orang yang meninggal tersebut adalah perokok cigarette aktif,

sementara sekitar 890.000 orang adalah second hand smoker. Di

Indonesia, Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2013

melaporkan proporsi perokok cigarette aktif secara keseluruhan sebesar

29,3%. Khusus untuk wilayah Banten, penduduk yang merupakan perokok

cigarette rutin setiap hari adalah sebesar 26%. Angka ini lebih tinggi

dibandingkan persentase perokok cigarette rutin setiap hari di wilayah

DKI Jakarta yaitu sebesar 23,2%. Berdasarkan usia, proporsi terbanyak

perokok cigarette aktif ada pada usia 30-34 tahun sebesar 33,4% dengan

rerata jumlah batang rokok yang dihisap per hari per orang adalah 12,3

batang (setara dengan satu bungkus).1, 2

Saat ini, rokok cigarette dikembangkan menjadi lebih modern dan

mahal, yang kita kenal sebagai rokok e-cigarette. Sebenarnya, rokok jenis

ini sudah ada sejak tahun 1963, lalu diperbaharui tahun 2003 dan baru

disebarluaskan sekitar tahun 2006. Tujuan awal dibuatnya rokok jenis ini

adalah mengurangi atau menghilangkan kandungan zat-zat toksik yang

terdapat dalam rokok cigarette yang dianggap lebih banyak memberikan

dampak negatif bagi tubuh, salah satunya terhadap rongga mulut. Selain

itu, rokok e-cigarette juga digunakan untuk terapi bagi perokok cigarette

aktif yang ingin berhenti merokok. Ternyata, terdapat persamaan

kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya

mengandung nikotin dimana bisa menimbulkan efek adiksi. Namun, ada

kandungan yang berbeda, yaitu pada rokok e-cigarette terdapat glikol dan

perasa dimana kedua kandungan tersebut menyebabkan rokok e-cigarette

memiliki daya tarik yang cukup tinggi di kalangan masyarakat.

Saliva juga bagian dari sistem pertahanan di rongga mulut yang

merupakan hasil sekresi eksokrin dengan komposisi 99,5% H2O dan 0,5%

Page 17: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

2

elektrolit serta protein dalam bentuk enzim, immunoglobulin, glikoprotein

mukosa, albumin, dan beberapa oligopeptida. Keseluruhan komposisi

cairan tersebut mempengaruhi kondisi fisiologis mulut dan gigi. Oleh

karena itu, gangguan pada aliran atau kualitas saliva dapat mempengaruhi

keadaan rongga mulut. Karena komposisinya yang sama dengan plasma,

maka saliva banyak digunakan sebagai sampel pemeriksaan biomarker

kondisi patologis rongga mulut.3, 4, 5

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Canistro, dkk (2016) secara

in vivo pada rat lung model ditemukan bahwa rokok e-cigarette

mempunyai efek terhadap fase I carcinogen bioactivating enzymes,

termasuk aktivator polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs), dan

meningkatkan produksi radikal bebas.6

Adapun penelitian yang dilakukan oleh Arian (2016), menyebutkan

bahwa kadar protein total saliva pada non perokok lebih tinggi

dibandingkan dengan perokok cigarette. Pernyataan tersebut menguatkan

penelitian Fujinami (2009), yang menyatakan bahwa terdapat penurunan

kadar protein total saliva tikus pada hari ke-15 paparan terhadap rokok

cigarette, jika dibandingkan dengan tikus kontrol. Dalam penelitian

tersebut, dilakukan pengamatan secara histologi yang memperlihatkan

perubahan pada kelenjar saliva tikus, yakni terjadi degenerasi vakuola,

vasodilatasi, dan hiperemis. Selain itu, penelitian yang dilakukan Ali

Fattahi, dkk (2014) menyatakan bahwa terdapat penurunan kadar protein

total, kalsium, timbal, dan zink pada saliva perokok cigarette, walaupun

perbedaannya tidak terlalu signifikan dengan non perokok. Penelitian yang

serupa juga dilakukan oleh Kolte, dkk (2012) terhadap perokok cigarette

dengan kondisi periodontitis kronik yang hasilnya menujukkan terdapat

penurunan konsentrasi protein total saliva, kalsium, magnesium, dan

fosfor pada perokok cigarette dengan periodontitis kronik. 7, 8, 9, 10

Hingga saat ini, bagaimana konsentrasi protein total saliva pada

perokok e-cigarette belum pernah dilaporkan. Oleh karena itu, penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui gambaran konsentrasi protein total saliva

pada perokok e-cigarette serta melihat perbedaannya dengan perokok

Page 18: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

3

cigarette dan non perokok. Pengukuran kadar protein total saliva pada

penelitian ini menggunakan teknik Bradford Assay.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran konsentrasi protein total saliva perokok e-cigarette,

perokok cigarette, dan non perokok?

1.3 Hipotesis

Terdapat kecenderungan antara konsentrasi protein total saliva perokok e-

cigarette, perokok cigarette, dan non perokok.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Mengetahui gambaran konsentrasi protein total saliva pada perokok e-

cigarette, perokok cigarette, dan non perokok.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui kecenderungan konsentrasi protein total saliva pada

perokok e-cigarette dan perokok cigarette.

2. Mengetahui kecenderungan konsentrasi protein total saliva pada

perokok e-cigarette dan non perokok.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:

1.5.1 Manfaat bagi Peneliti

1. Merupakan syarat kelulusan preklinik Program Studi Kedokteran

Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Menambah pengetahuan mengenai kadar protein saliva pada perokok

e-cigarette, perokok cigarette, dan non perokok.

Page 19: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

4

1.5.2 Manfaat bagi Masyarakat

1. Menambah pengetahuan mengenai dampak penggunaan rokok e-

cigarette terhadap kadar protein total saliva.

1.5.3 Manfaat bagi Civitas Akademika UIN

1. Sebagai sumber penelitian dan referensi bagi peneliti selanjutnya yang

ingin melakukan penelitian terkait dengan penelitian ini.

Page 20: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Saliva

2.1.1.1 Definisi Saliva

Saliva (saliva) merupakan cairan hipoosmotik yang

disekresikan ke dalam rongga mulut oleh tiga pasang kelenjar

saliva utama yang terletak di luar rongga mulut dan dikeluarkan

melalui duktus pendek ke dalam mulut. Saliva ini berperan sangat

penting dalam mempertahankan ekosistem rongga mulut. Biasanya,

saliva yang disekresikan cukup untuk menjaga membran mukus di

mulut dan faring agar tetap lembab serta untuk membersihkan

mulut dan gigi. Saliva mengandung 99,5% H2O dan 0,5% elektrolit

dan protein. Konsentrasi NaCl (garam) dalam saliva hanya

sepertujuh konsentrasinya di plasma, yang penting dalam

mempersepsikan rasa asin. Demikian juga deskripsi rasa manis

ditingkatkan oleh tidak adanya glukosa di saliva.4, 11, 12

Saliva mengandung dua tipe sekresi protein, yaitu :5

- Sekresi serosa, yang mengandung ptialin (a-amilase) yang

merupakan enzim untuk mencerna zat tepung.

- Sekresi mukus, yang mengandung musin untuk melumasi

dan melindungi permukaan saluran cerna.

2.1.1.2 Fungsi Saliva

Fungsi saliva bergantung pada substansi yang ada di

dalamnya, misalnya musin yang digunakan sebagai lubrikan agar

makanan mudah ditelan dan menjaga mulut tetap lembab untuk

memfasilitasi mastikasi serta gerakan berbicara. Saliva juga

mengandung glikoprotein, antibodi, enzim, dan produk sisa.

Fungsi saliva antara lain:5, 12

Page 21: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

6

- Saliva memulai pencernaan karbohidrat di mulut melalui

kerja α-amilase. Produk-produk digesti mencakup maltosa,

yaitu suatu disakarida yang terdiri dari dua molekul glukosa

dan α-limit dekstrin, yaitu polisakarida rantai cabang sebagai

hasil dari pencernaan amilopektin.

- Saliva mempermudah proses menelan dengan membasahi

partikel makanan.

- Saliva memiliki sifat antibakteri, yaitu dengan lisozim yang

merupakan suatu enzim yang berfungsi untuk melisiskan atau

menghancurkan bakteri tertentu dengan merusak dinding sel.

- Saliva mengikat IgA dengan adanya glikoprotein.

- Saliva mengikat besi yang diperlukan untuk multiplikasi

dengan adanya laktoferin.

- Saliva sebagai bahan pelarut molekul yang merangsang taste

bud.

- Saliva membantu berbicara dengan mempermudah gerakan

bibir lidah.

- Saliva berperan penting dalam higienitas mulut.

- Saliva kaya akan dapar bikarbonat, yang menetralkan asam

dalam makanan serta asam yang dihasilkan oleh bakteri di

mulut sehingga karies dentis dapat dicegah.

- Saliva yang tertelan juga berperan sebagai buffer terhadap

asam lambung yang reflux ke esofagus.

2.1.1.3 Anatomi Kelenjar Saliva

Sebagian besar saliva disekresikan oleh kelenjar saliva

mayor, yang berada di luar mukosa mulut yang nantinya akan

menjadi duktus yang mengarah ke rongga mulut. Terdapat tiga

pasang kelenjar saliva mayor, yaitu parotis, submandibularis, dan

sublingualis.10, 13, 14

Page 22: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

7

Gambar 2.1 Anatomi kelenjar saliva14

- Kelenjar parotis

Kelenjar parotis merupakan kelenjar saliva yang terbesar.

Kelenjar ini berlokasi di inferior dan anterior telinga, antara

kulit dan m. Masseter. Kelenjar ini merupakan kelanjutan

dari processus mastoideus os temporalis. Masing-masing

menyekresi saliva ke rongga mulut melalui duktus parotid

yang menembus m. Buccinator. Hasil yang disekresi oleh

kelenjar ini dalam jumlah banyak adalah amilase.

- Kelenjar submandibularis

Kelenjar ini terletak di dasar mulut. Berada di medial dan

sebagian di inferior dari mandibula. Duktus submandibularis

berjalan di bawah mukosa kedua sisi dari garis tengah dasar

mulut dan masuk ke rongga mulut sebelah lateral dari

frenulum lingual. Kelenjar ini mengeluarkan mukus yang

berperan sebagai buffer dan lubrikan.

- Kelenjar sublingualis

Kelenjar sublingualis merupakan kelenjar saliva yang paling

kecil dan dalam. Kelenjar ini terletak di bawah lidah dan

superior dari kelenjar submandibularis tepatnya berada di

Page 23: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

8

mandibular groove. Kelenjar ini memiliki beberapa duktus

drainase, yaitu duktus sublingualis mayor sebagai yang utama

dan duktus pada saliva. Sel pada kelenjar ini mengeluarkan

campuran dari buffer, glikoprotein, dan amilase.

2.1.1.4 Sekresi Saliva

Setiap hari, saliva dikeluarkan sebanyak 0,5 hingga 1,5 liter.

Hal ini berkisar dari laju basal spontan kontinu sebesar 0,5

mL/menit hingga laju aliran maksimal sekitar 5 ml/menit sebagai

respons terhadap rangsangan kuat misalnya menghisap jeruk. 95%

dari saliva yang disekresikan berasal dari kelenjar parotis dan

kelenjar submandibularis, kemudian sisanya berasal dari kelenjar

sublingualis dan kelenjar lain di mukosa mulut. Tanpa adanya

rangsangan terkait makanan, stimulasi tingkat rendah oleh saraf

parasimpatis memicu sekresi basal saliva. Sedangkan untuk pH

saliva itu sendiri antara 6,0 – 7,0, pH diusahakan mendekati 7,0

untuk mencegah suasana asam yang diproduksi oleh bakteri.4, 5, 12,

13

Sekresi saliva dapat ditingkatkan oleh dua jenis refleks saliva,

yaitu refleks saliva sederhana dan terkondisi. Refleks yang pertama

adalah refleks saliva sederhana yang terjadi ketika kemoreseptor

dan reseptor tekan di dalam rongga mulut berespons terhadap

keberadaan makanan. Kemudian reseptor-reseptor ini

menghasilkan impuls serat saraf aferen yang membawa informasi

ke pusat saliva di batang otak. Pusat saliva nantinya akan mengirim

impuls melalui saraf autonom ekstrinsik ke kelenjar saliva untuk

meningkatkan sekresi saliva. Refleks yang kedua adalah refleks

saliva terkondisi atau didapat. Refleks ini artinya adalah salivasi

terjadi tanpa adanya stimulasi oral. Hanya berpikir, melihat,

mencium, atau mendengar pembuatan makanan yang lezat. Sinyal

yang berasal dari luar mulut dan secara mental dikaitkan dengan

Page 24: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

9

kenikmatan makan, bekerja melalui korteks serebrum untuk

merangsang pusat saliva di medula.9

Gambar 2.2 Kontrol sekresi saliva4

Sekresi saliva merupakan mekanisme “dua tahap” dimana tahap

pertama meliputi asinus yang menghasilkan saliva primer dan

duktus saliva, sedangkan tahap kedua meliputi duktus saliva saja

yang menghasilkan saliva sekunder. Asinus berperan dalam sekresi

primer yang mengandung ptialin dan/atau musin di dalam ion yang

memiliki konsentrasi tidak jauh berbeda dari cairan ekstraseluler.

Ketika sekresi primer keluar melalui duktus, maka akan dimulai

dua proses transport aktif mayor yang memodifikasi konsentrasi

komposisi ion di saliva.

Pertama, ion Na+ secara aktif direabsorbsi dari semua duktus

saliva dan ion K+ secara aktif disekresi sebagai ganti dari ion Na

+.

Oleh karena itu, konsentrasi ion Na+ di saliva menurun dan

konsentrasi ion K+ meningkat. Namun, reabsoropsi ion Na

+ terjadi

melebihi sekresi ion K+ yang menimbulkan elektrisitas negatif pada

duktus saliva sekitar 70 milivolt, yang menyebabkan ion Cl-

direabsorbsi secara pasif. Akibatnya, konsentrasi ion Cl- di saliva

turun secara drastis bersamaan dengan rendahnya konsentrasi ion

Na+ di duktus. Kedua, ion HCO3

- disekresi oleh epitel duktus ke

Page 25: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

10

dalam lumen duktus saliva. Hal tersebut sebagian disebabkan oleh

pertukaran ion HCO3- dengan ion Cl

- dan sebagian hasil dari proses

sekresi aktif.5, 13

Gambar 2.3 Sekresi saliva12

Sekresi saliva dipengaruhi oleh sistem saraf autonom.

Pengaturan saliva oleh saraf sebagian besar dikontrol oleh saraf

parasimpatis. Nukleus salivatorius terletak kira-kira di tempat yang

menghubungkan antara medula dan pons serta tereksitasi oleh

stimulus taktil maupun rasa dari lidah dan area lain di mulut dan

faring. Salivasi juga dapat distimulasi atau diinhibisi oleh sinyal

saraf yang sampai di nukleus salivatorius dari sentral yang lebih

tinggi di sistem saraf pusat. Selain itu, salivasi juga terjadi akibat

respons dari refleks yang berasal dari lambung dan duodenum.

Stimulasi simpatis berperan dalam meningkatkan sedikit jumlah

saliva. Saraf simpatis berasal dari ganglia servikal superior dan

berjalan di sepanjang pembuluh darah ke kelenjar saliva.

Normalnya, stimulasi parasimpatis menyebabkan sekresi saliva

Page 26: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

11

dalam jumlah cukup banyak, encer, dan kaya akan enzim, sehingga

membran mukosa tetap lembap dan melubrikasi gerakan lidah dan

bibir saat berbicara. Saliva lalu tertelan dan membantu

melembapkan esofagus. Sedangkan stimulasi simpatis

menghasilkan saliva yang kental dan jumlahnya sedikit dan hanya

aktif dalam keadaan tertentu, misalnya dominan dalam keadaan

stress, yang menyebabkan mulut kering.15

Faktor sekunder yang juga berperan dalam sekresi saliva adalah

suplai darah ke kelenjar, karena sekresi selalu membutuhkan nutrisi

yang cukup dari darah. Saraf parasimpatis juga menyebabkan

vasodilatasi pembuluh darah. Di sisi lain, salivasi itu sendiri

menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah untuk meningkatkan

nutrisi yang dibutuhkan oleh sel-sel sekretorius. Efek vasodilator

ini juga disebabkan oleh kalikrein yang disekresi sel-sel

salivatorius yang teraktivasi, yang kemudian bertindak sebagai

enzim untuk memisahkan salah satu protein darah, yaitu alfa2-

globulin, untuk membentuk bradikinin sebagai vasodilator yang

kuat.4, 5, 10

Pada gambar di bawah ini menunjukkan jalur saraf

parasimpatis untuk mengatur pengeluaran saliva dari nukleus

salivatorius di superior dan inferior batang otak.

Gambar 2.4 Pengaturan sekresi saliva oleh saraf

parasimpatis13

Page 27: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

12

2.1.1.5 Perbandingan Komponen Saliva dan Plasma Manusia

Pada tahun 2010, J.A. Loo melakukan penelitian yang

membandingkan kandungan protein di dalam saliva dan cairan

plasma manusia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 27% dari

keseluruhan protein saliva ditemukan di plasma, dan 40 % dari

protein tersebut dapat digunakan sebagai marker beberapa

penyakit, seperti kanker, penyakit jantung, dan stroke. Selain itu,

sampel saliva juga lebih mudah untuk dikumpulkan, disimpan, dan

diproses.3

Gambar 2.5 Perbandingan saliva dan plasma8

Page 28: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

13

2.1.2 Rokok E-cigarette

2.1.2.1 Sejarah Rokok E-cigarette

Pada tahun 1963, rokok e-cigarette sudah ditemukan oleh

Herbert A. Gilbert. Namun, pada tahun 2003 rokok e-cigarette

tersebut diproduksi dan dikemas dalam bentuk yang lebih modern

oleh Hon Lik, yaitu warga kebangsaan Tiongkok. Kemudian pada

tahun 2004 rokok e-cigarette ini dipatenkan dan disebarluaskan

sekitar tahun 2006-2007. WHO sendiri menyebut rokok e-

cigarette sebagai ENDS (Electronic Nicotine Delivery System)

karena menghasilkan nikotin dalam bentuk uap dan dihirup oleh

penggunanya.16

Awalnya, rokok e-cigarette terdiri dari 3 elemen dasar,

yaitu baterai, pemanas, dan katrid yang berisi cairan zat kimia.

Namun seiring perkembangan teknologi, bentuk dari rokok e-

cigarette semakin user friendly bahkan ada yang diintegrasikan ke

perangkat handphone. Di peredaran, rokok jenis ini lebih sering

dikenal dengan smokeless, vape, Personal Vaporizer (PV), e-cigs,

electrosmoke, green cig, smartcigarette, electronic hookah atau e-

hookah. Sedangkan untuk cairan di dalam katrid dikenal dengan e-

juice dan e-liquid. Aktivitas menggunakan rokok e-cigarette itu

sendiri disebut vaping.17, 18

Gambar 2.6 Perkembangan bentuk rokok e-cigarette16

Page 29: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

14

WHO menyebutkan pada tahun 2014 sudah beredar 466

variasi merk rokok e-cigarette dan telah menghabiskan dana

sebesar US$ 3 miliyar. Hal tersebut ternyata merambah ke

Indonesia, terbukti dengan banyaknya rokok e-cigarette yang dijual

di pasaran baik secara langsung maupun online. Harganya pun

bervariasi dari yang termurah yaitu ratusan ribu sampai jutaan.

Tidak hanya itu, komunitas-komunitas vapor juga mulai banyak

dibentuk serta acara-acara kompetisi juga mulai banyak

diadakan.18, 19

2.1.2.2 Komponen Rokok E-cigarette

Rokok e-cigarette merupakan salah satu tipe dari ENDS,

yakni electronic nicotine delivery system yang tidak mengandung

tembakau seperti rokok pada umumnya. Rokok e-cigarette ini

mempunya baterai internal yang rechargeable bekerja dengan

mengubah nikotin cair (e-liquid) menjadi mist atau vapor yang

nantinya akan dihirup oleh penggunanya. Proses tersebut yang

biasa dikenal dengan istilah “vaping”. Kebanyakan rokok e-

cigarette bentuknya seperti rokok biasa, pipa, atau bahkan pulpen.

Namun, saat ini semakin banyak bentuk rokok e-cigarette bahkan

ada yang bentuknya sangat berbeda dari rokok biasa. Kalau bentuk

yang seperti pipa atau pen biasanya disposable, sedangkan bentuk

yang modern terdiri dari beberapa komponen, antara lain :17, 19

1. Rechargeable Lithiun Battery

2. Vaporization chamber

Di dalamnya terdapat atomizer atau heating coil.

3. Wicking system

4. Nicotine/flavouring cartridge

Menempel pada vaporization chamber.

Ketika seseorang menghirup dari inhaler/mouthpiece,

atomizer teraktivasi dan heating coil mulai mengubah cairan

Page 30: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

15

menjadi uap. Sebagai kompensasi, lebih banyak cairan yang

mengalir melalui sumbu atomizer sehingga setelah cairan yang

telah menjadi uap tadi dingin dan berkondensasi menjadi aerosol.17,

20

2.1.2.3 Kandungan Rokok E-cigarette

Kandungan pada rokok e-cigarette berbeda-beda tergantuk

brandnya masing-masing. Tapi secara umum rokok e-cigarette

terdiri dari 3 bahan utama, antara lain :

1. Glikol

Bahan yang membedakan rokok e-cigarette dengan

rokok konvensional. Biasa juga disebut 1,2-propandiol.

Terdiri dari 2 jenis, yaitu propylene glycol dan glycerine.

Propylene glycol merupakan pelarut yang biasa digunakan

untuk produk-produk farmasi, kosmetik, asap teater, dan

untuk industri sebagai “anti freeze”. sedangkan glycerine

atau yang digunakan adalah jenis Diethylene glycol dan

Ethylene glycol merupakan cairan yang digunakan sebagai

humektan. Sebenarnya di dalam rokok e-cigarette hanya

terdapat salah satu dari jenis glikol tersebut. Masing-masing

jenis memiliki keuntungan dan kerugian. Propylene glycol

jumlah aerosol yang dihasilkan lebih sedikit dan lebih

encer. Namun, efek dehidrasi dan iritasi tenggorokan lebih

tinggi daripada Diethylene glycol atau Ethylene glycol.21, 22

2. Nikotin

Senyawa toksik yang menimbulkan ketergantungan.

Berbentuk cairan, tidak berwarna, dan mudah menguap.23, 24

3. Perasa (flavours)

Bagian terpenting dari rokok e-cigarette. Namun,

apabila digunakan dalam jumlah banyak maka bisa berubah

menjadi toksik.

Page 31: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

16

Selain dari ketiga bahan yang telah disebutkan sebelumnya,

terdapat bahan lain yang juga terkandung di dalam rokok e-

cigarette. Bahan-bahan tersebut antara lain pertama adalah logam

berat seperti kadmium, merkuri, dan nikel yang bersifat toksik.

Kedua adalah Tobacco Spesific Nitrosamines (TSNA) yang bersifat

karsinogenik. Ketiga adalah karbonil seperti formaldehid,

asetaldehid, akrolein yang berpotensial menjadi zat karsinogenik

dan toksik. Keempat adalah Volatile Organic Compounds (VOC)

seperti benzene dan toluene yang apabila dosisnya tinggi bisa

meningkatkan risiko kanker, kerusakan hepar, ginjal dan sistem

saraf pusat. Kelima adalah Polycyclic Aromatic Hidrocarbons

(PAH) yang terdapat dalam perasa rokok e-cigarette bersifat

karsinogenik. Terkahir adalah fenol yang bisa menyebabkan iritasi

kulit, mata, membran mukosa setelah inhalasi. 25, 26, 27

2.1.2.4 Dampak Rokok e-cigarette

Manfaat rokok e-cigarette adalah untuk membantu perokok

aktif yang ingin berhenti merokok. Ternyata, dibalik manfaatnya

tersebut terdapat beberapa kerugian yang ditimbulkan, antara lain

:17, 28

- Kandungan cairan dan uap tidak aman

- Inkonsistensi kadar dengan label yang tercantum

- Menimbulkan adiksi nikotin

- Dapat disalahgunakan dengan memasukkan nikotin berlebih,

atau bahan ilegal seperti mariyuana, heroin, dll

- Beredar dengan berbagai zat perasa yang menarik anak-anak

- Risiko bertambahnya jumlah perokok pemula

- Risiko bertambahnya jumlah perokok dual use (rokok dan

rokok e-cigarette)

- Mantan perokok kembali merokok karena rokok e-cigarette

dinilai aman

- Re-normalisasi perilaku merokok

Page 32: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

17

- Mengganggu kebijakan kawasan tanpa rokok

2.1.3 Rokok Cigarette

2.1.3.1 Definisi Rokok Cigarette

Rokok merupakan salah satu bentuk olahan tembakau yang

sediaannya berbentuk gulungan tembakau (rolls of tobacco) yang

dibakar lalu dihisap. Pembakaran tembakau tersebut dilakukan

dalam suatu komponen pelapis seperti kertas maupun dalam pipa.

Ketika seseorang merokok, suhu pada ujung tembakau yang

dibakar bisa mencapai 900º Celcius, sedangkan suhu pada ujung

pipa yang terkena mulut untuk dihisap bisa mencapai 30º

Celcius.29, 30

Tembakau merupakan hasil dari daun kering tanaman

Nikotiana tabacum yang biasa digunakan sebagai bahan baku

rokok. Terdapat beberapa klasifikasi jenis rokok cigarette, yaitu

berdasarkan kandungannya:31

Rokok putih yang terdiri dari tembakau dengan campuran

bahan pemberi aroma.

Rokok kretek yang terdiri dari tembakau dan cengkeh dengan

campuran bahan pemberi aroma.

Rokok siong yang terdiri dari tembakau dengan bubuhan

klembak dan menyam sebagai pemberi aroma.

Selanjutnya, berdasarkan bahan pembungkus yang digunakan

diantaranya:

Cerutu yaitu rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun

yang dibentuk spiral.

Sigaret yaitu rokok yang bahan pembungkusnya kertas.

Klobot yaitu rokok yang bahan pembungkusnya daun jagung.

Kawung yaitu rokok yang bahan pembungkusnya daun aren.

Page 33: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

18

Putren yaitu rokok yang pembungkusnya daun jagung yang

masih muda.

Selain itu, ada juga berdasarkan proses pembuatannya:

Sigaret Kretek Tangan (SKT)

Jenis rokok yang pembuatannya menggunakan tangan atau

alat sederhana, dan dilakukan dengan cara digiling atau

dilinting.

Sigaret Kretek Mesin (SKM)

Jenis rokok yang dibuat dengan menggunakan mesin.

Caranya material rokok dimasukkan ke dalam mesin lalu

akan keluar sebagai batang rokok.

2.1.3.2 Klasifikasi Perokok Cigarette

Menurut Sitopoe 2000 bahwa perokok cigarette adalah

orang yang telah merokok satu batang atau lebih setiap hari

sekurang-kurangnya selama 1 tahun, namun apabila orang tersebut

sampai tidak merokok selama 1 bulan disebut riwayat perokok.

Sedangkan jika seseorang selama 5 tahun berhenti merokok maka

disebut mantan perokok. Perokok diklasifikasikan menjadi 4 tipe,

antara lain:32

Perokok ringan yaitu seseorang yang mengonsumsi rokok

antara 1-10 batang per hari.

Perokok sedang yaitu seseorang yang mengonsumsi rokok

antara 11-20 batang per hari.

Perokok berat yaitu seseorang yang mengonsumsi rokok

lebih dari 20 batang per hari.

Selain klasifikasi yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat

klasifikasi berdasarkan indeks merokok yang menunjukkan derajat

keparahan merokok seseorang. Indeks yang cukup sering

digunakan adalah Indeks Brinkman (IB), digunakan untuk

menghitung derajat beratnya merokok berdasarkan jumlah batang

Page 34: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

19

rokok yang dikonsumsi per hari dan lama merokok dalam tahun

sebagai variabel, sehingga rumusnya adalah sebagai berikut.30

IB = (jumlah batang rokok yang dikonsumsi per hari) x (lama

merokok dalam tahun)

Kemudian hasil dari perhitungan tersebut digolongkan sebagai

berikut:

0 – 199 = perokok ringan

200-599 = perokok sedang

>600 = perokok berat

2.1.3.3 Kandungan Rokok Cigarette

Rokok mengandung sekitar 4.000 komponen. Komponen

kimia yang sudah teridentifikasi sekitar 2.500 komponen. Dari

jumlah tersebut sekitar 1.100 komponen yang diturunkan menjadi

asap secara langsung. Dan 1.400 lainnya mengalami dekomposisi

atau terpecah, bereaksi dengan komponen lain dan membentuk

komponen baru. Di dalam asap terdapat 4.800 komponen kimia dan

69 di antaranya berisiko menyebabkan kanker. Komponen kimia

pada rokok yang bersifat toksik dan karsinogen antara lain:30, 31, 32

Tar

Tar merupakan partikel yang dapat menyelimuti paru dan

menyebabkan kanker. Kadar tar di dalam rokok sekitar 0,5 –

35 mg per batang. Pada saat dihisap, tar berbentuk uap padat

lalu setelah dingin berubah menjadi padat dan membentuk

endapan berwarna coklat di permukaan gigi dan saluran

pernapasan. Selain itu, tar juga mengandung radikal bebas.

Page 35: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

20

Karbon monoksida

Karbon monoksida (CO) mempunyai kemampuan yang lebih

tinggi dibandingkan dengan oksigen (O2) dalam hal mengikat

hemoglobin yang terdapat di dalam darah (eritrosit). Hal

tersebut yang bisa menyebabkan hipoksia jaringan. Selain itu,

gas CO ini juga menyebabkan peningkatan denyut jantung,

tekanan darah, dan stroke.

Nikotin

Nikotin merupakan zat adiktif yang terdapat pada tembakau.

Dalam 6 detik, nikotin bisa mencapai otak dan bekerja pada

sistem saraf pusat yang kemudian menimbulkan rasa rileks

dan menurunnya kecemasan. Salah satu efeknya adalah

menyebabkan perangsangan terhadap hormon katekolamin

(adrenalin) sehingga bersifat memacu jantung. Selain itu,

nikotin juga berperan menghambat perlekatan dan

pertumbuhan sel fibroblast ligamen periodontal, menurunkan

isi protein fibroblast, serta merusak sel membran.

Kadmium

Zat toksik pada jaringan tubuh khususnya ginjal.

Aldehid

Zat ini menyebabkan iritasi hidung, tenggorokan, dan mata

saat menghirup asap rokok.

Vinyl Chloride

Bahan kimia buatan manusia yang digunakan untuk

pembuatan plastik dan terdapat dalam filter rokok.

Tobacco specific nitrosamines (TSNA)

Zat karsinogen paling poten di dalam rokok.

Page 36: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

21

Benzene

Umumnya terdapat dalam pestisida dan bensin.

Kandungannya di dalam asap rokok cukup tinggi.

2.1.3.4 Efek Merokok terhadap Saliva

Beberapa penelitian menyatakan bahwa rokok cigarette dapat

menyebabkan gangguan kesehatan, khususnya terhadap gigi dan

mulut yang pertama kali terpapar oleh rokok cigarette. Selain

gangguan terhadap kebersihan gigi dan mulut, gangguan lain yang

muncul akibat paparan rokok cigarette antara lain toksik pada

rokok yang menyebabkan iritasi jaringan lunak di rongga mulut,

infeksi mukosa, memperlambat penyembuhan luka, memperlemah

kemampuan fagositosis, serta mengurangi aliran darah ke gingiva.

Selain itu, hal tersebut juga menimbulkan beberapa efek terhadap

struktural dan fungsional saliva.33

Efek dari rokok cigarette tergantung pada jumlah rokok dan

durasi merokok. Sebuah studi meta analisis pada tahun 2008

menyatakan bahwa rokok cigarette meningkatkan risiko 3 kali lipat

terkena kanker mulut. Penyebab hal tersebut antara lain efek

paparan rokok cigarette yang mengiritasi mukosa mulut secara

langsung. Efek lainnya adalah adanya efek kemoatraktan neutrofil

sehingga neutrofil yang terkumpul akan mengaktivasi dan

membebaskan granulnya yang kaya akan elastase, proteinase 3, dan

katepsin G yang merusak sel kelenjar saliva.33, 34

Rokok cigarette juga mengandung radikal bebas (ROS) yang

berpengaruh terhadap sistem imun yaitu dengan menurunkan IgA

dan IgG dimana fungsinya untuk melawan bakteri Gram negatif

yang ada di dalam rongga mulut. Rokok cigarette juga menurunkan

kapasitas prolifersi sel T yang mengaktivasi sel B untuk

memproduksi antibodi.35, 36

Kandungan dalam rokok cigarette yaitu karbon monoksida

menyebabkan oksigenasi ke jaringan sedikit sehingga bisa

Page 37: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

22

menyebabkan melambatnya proses penyembuhan luka serta

hipoksia jaringan. Komponen unsaturated dan saturated aldehydes

dapat berinteraksi dengan suphydryl group (-SH) pada enzim saliva

sehingga terjadi proses karbonilasi yang mengubah struktur protein

saliva yang nantinya akan menimbulkan disfungsi enzimatik saliva

dengan menurunkan aktivitas Lactate Dehidrogenase (LDH)

sehingga menurunkan kadar protein saliva. Selain itu, kadar

gluthathione (GSH) dan enzim peroksidase sebagai antioksidan

yang menyumbangkan -SH kepada aldehid juga menurun setelah

paparan rokok cigarette.

2.1.3.5 Efek Merokok terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut

Ketika seseorang merokok baik itu menggunakan rokok

tembakau maupun rokok e-cigarette, tentu saja organ pertama yang

terpapar kandungan yang terdapat di dalam rokok maupun asapnya

adalah mulut dan bagian di dalam rongga mulut salah satunya gigi.

Oleh karena itu, dengan penggunaan kedua tipe rokok tersebut

dapat mengganggu kesehatan gigi dan mulut. Kesehatan serta

kebersihan gigi dan mulut dapat diperiksa dengan menggunakan

indeks yang hasilnya diperoleh dari pemeriksaan fisik gigi dan

mulut. Terdapat beberapa indeks, namun pada penelitian ini

digunakan Oral Higiene Index Simplified (OHIS). OHIS

merupakan indeks yang digunakan untuk menilai kesehatan serta

kebersihan gigi dan mulut dengan cara menilai Debris Index (DI),

Calculus Index (CI), dan Gingival Index (GI). Debris Index (DI)

menunjukkan adanya sisa makanan/debris yang menempel pada

gigi. Calculus Index (CI) menunjukkan kalkulus (karang gigi) pada

permukaan gigi. Sedangkan Gingival Index (GI) menunjukkan

keadaan gusi seseorang melihat keparahan gingivitis yang dinilai

dari warna, konsistensi, dan kecenderungan gusi untuk berdarah.

Adapun Plaque Index (PI) yang menunjukkan ketebalan plak di

permukaan gigi. Selain menggunakan OHIS, penelitian ini juga

Page 38: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

23

menggunakan DMFT (Decayed, Missed, Filled Teeth) untuk

menilai jumlah gigi yang berlubang, hilang, dan ditambal.37

Kriteria untuk pemeriksaan Debris Index (DI) sebagai

berikut:

Skor Kriteria

0 Tidak ada debris atau stain

1

Debris lunak yang menutupi tidak lebih dari 1/3 permukaan gigi atau

adanya stain ekstrinsik tanpa adanya debris pada permukaan gigi

tersebut

2

Debris lunak yang menutupi lebih dari 1/3 permukaan gigi namun

tidak lebih dari 2/3 permukaan gigi

3 Debris lunak yang menutupi lebih dari 2/3 permukaan gigi

Kriteria untuk pemeriksaan Calculus Index (CI) sebagai berikut:

Skor Kriteria

0 Tidak perut kalkulus

1

Kalkulus supragingiva menutupi tidak lebih dari 1/3

permukaan gigi

2

Kalkulus supragingiva menutupi lebih dari 1/3 permukaan

gigi namun tidak lebih dari 2/3 permukaan gigi dan/atau

terdapat sedikit/bercak kalkulus subgingiva di servikal gigi

3 Kalkulus supragingiva menutupi lebih dari 2/3 permukaan

gigi dan/atau kalkulus subgingiva yang menutupi atau

melingkari seluruh permukaan servikal gigi

DI = jumlah nilai Debris

Jumlah gigi yang diperiksa

Page 39: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

24

Kriteria penilaian DI dan CI:

0.0 – 0.6 = baik

0.7 – 1.8 = sedang

1.9 – 3.0 = buruk

Kriteria pemeriksaan Gingival Index (GI) sebagai berikut:

Skor Kriteria

0 Gingiva normal

1

Inflamasi ringan, sedikit perubahan warna, sedikit edema, tidak ada

perdarahan saat penyondean (probing)

2

Inflamasi sedang, kemerahan, edema, dan licin mengkilat,

perdarahan saat penyondean (probing)

3 Inflamasi berat, kemerahan, edema yang jelas, ulserasi,

kecenderungan untuk perdarahan spontan

Kriteria penilaian GI:

0 = sehat

0.1 – 1.0 = gingivitis ringan

1.1 – 2.0 = gingivitis sedang

2.1 – 3.0 = gingivitis berat

CI = jumlah nilai Calculus

Jumlah gigi yang diperiksa

GI = jumlah nilai Gingiva

Jumlah gigi yang diperiksa

Page 40: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

25

Jadi, skor OHIS merupakan hasil penjumlahan dari

Debris Index (DI) dan Calculus Index (CI).

Kriteria penilaian OHIS:

0 = sangat baik

0.1 – 1.2 = baik

1.3 – 3.0 = sedang

3.1 – 6.0 = buruk

2.1.4 Coomasie-Dye Binding Assay (Bradford Assay)

Bradford Assay merupakan prosedur analisis spektroskopik

yang digunakan untuk menentukan konsentrasi protein total dalam

cairan. Pada metode ini terkandung coomassi-dye berupa brilliant

blue yang dapat berikatan dengan protein dalam cairan asam

melalui prinsip triphenylmethane group berikatan dengan struktur

non polar pada protein dan anion sulfonate group berikatan dengan

sisi kation pada rantai protein (contoh: sisi arginin dan lisin).

Ikatan dye dengan protein memiliki daya penyerapan dari 465 nm

sampai 595 nm dengan perubahan warna dari coklat menjadi biru.

Prosedur Bradford Assay menggunakan prinsip

spektrofotometri, spektrometer digunakan untuk memproduksi

sinar dengan pemilihan warna (panjang gelombang) dan fotometer

untuk menerima nilai intensitas cahaya. Kelebihan Bradford Assay

untuk menentukan konsentrasi protein total dibandingkan dengan

metode lain adalah lebih cepat, langkah-langkah pencampuran

lebih sedikit, tidak membutuhkan pemanasan, dan memberikan

respon kolorimetrik yang lebih stabil.38

OHIS = Debris Index (DI) + Calculus Index (CI)

Page 41: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

26

2.2 Kerangka Teori

v

Kandungan rokok cigarette

Rokok Cigarette Rokok E-cigarette

Kandungan asap

rokok cigarette Kandungan asap

rokok e-cigarette

Kandungan rokok e-cigarette

Nikotin

Zat karsinogenik

Elastase, proteinase,

katepsin G

Pelepasan granul

neutrofil

Efek kemoatraktan

neutrofil Stimulasi

saraf simpatis

Propylenene

glycol

Kerusakan sel &

jaringan kelenjar

saliva

Merusak

pertahanan

tubuh Mengandung

banyak Reactive

Oxygen Species

(ROS)

Radikal

bebas

↓ produksi IgA

& IgG

Volatile Organic

Compounds (VOC)

↓ kemampuan

antioksidan saliva

Terjadi proses

karbonilasi

Berikatan

dengan gugus

-SH pada

molekul

Aldehid

Mempengaruhi

kelenjar saliva

↓ aktivitas

enzim LDH saliva

↓ konsentrasi

protein total

saliva

Status periodontal Durasi merokok &

jumlah batang

rokok per hari

Indeks brinkmann

Kondisi nutrisi

buruk

Produksi

protein ↓

↓ konsentrasi

protein plasma

Kegiatan sebelum

pengambilan sampel

saliva (sikat gigi, makan,

minum, merokok,

menggunakan vape, obat

kumur

Perubahan

struktur

protein saliva

Disfungsi

enzimatik

saliva

Karsinogenik

Page 42: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

27

2.3 Kerangka Konsep

: Variabel bebas

: Variabel terikat

: Variabel perancu

Meningkatkan risiko

penyakit mulut

Konsentrasi protein total

pada saliva menurun

Mempengaruhi aktivitas

enzim LDH pada saliva

Kerusakan sel jaringan

kelenjar saliva

Kandungan rokok cigarette

dan rokok e-cigarette Perokok cigarette

1. Durasi merokok

& jumlah batang

rokok per hari

2. kondisi nutrisi

buruk

3. kegiatan sebelum

pengambilan

sampel saliva

(sikat gigi, makan,

minum,mengguna

kan rokok

cigarette dan

rokok e-cigarette)

Perokok e-cigarette

Non perokok Mempengaruhi konsentrasi

protein total saliva

Page 43: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

28

2.4 Definisi Operasional

No. Variabel Definisi Pengukur Alat Ukur Cara Ukur Skala

Pengukuran

1. Protein

total saliva

Kadar protein

total yang

terdapat pada

saliva yang tidak

distimulasi

Peneliti Microplate

Reader

Bradford

Assay

Numerik

2. Perokok

cigarette

Dikatakan

merokok

cigarette jika

saat pengambilan

saliva telah

merokok

cigarette aktif

sedangkan

dikatakan tidak

merokok jika

tidak sedang

merokok

cigarette aktif

dan masuk dalam

kriteria inklusi

penelitian

Peneliti Kuisioner Wawancara Numerik

3. Perokok e-

cigarette

Dikatakan

merokok e-

cigarette jika

saat pengambilan

saliva telah

menjadi

pengguna aktif

Peneliti Kuisioner Wawancara Numerik

Page 44: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

29

tanpa disertai

rokok dan masuk

dalam kriteria

inklusi penelitian

4. Non

Perokok

Dikatan non

perokok jika saat

pengambilan

saliva telah

menjadi non

perokok dan

termasuk dalam

kriteria inklusi

penelitian

Peneliti Kuisioner Wawancara Numerik

5. OHIS

(Oral

Higiene

Index

Simplified)

Indeks untuk

menentukan

status kebersihan

mulut seseorang

berdasarkan nilai

Debris Index dan

Calculus Index

Dokter

gigi

Indeks

OHIS

Pemeriksaan

fisik gigi

dan mulut

Numerik

6. DI (Debris

Index)

Indeks yang

digunakan untuk

melihat adanya

sisa makanan

atau debris pada

permukaan gigi

Dokter

gigi

Indeks DI Pemeriksaan

fisik gigi

dan mulut

Numerik

7. CI

(Calculus

Index)

Indeks yang

digunakan untuk

melihat adanya

kalkulus atau

karang gigi pada

permukaan gigi

Dokter

gigi

Indeks CI Pemeriksaan

fisik gigi

dan mulut

Numerik

Page 45: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

30

8. GI

(Gingiva

Index)

Indeks yang

digunakan untuk

menilai keadaan

gusi seseorang

dengan melihat

keparahan

gingivitis

berdasarkan

warna gusi,

konsistensi, dan

kecenderungan

untuk berdarah

Dokter

gigi

Indeks GI Pemeriksaan

fisik gigi

dan mulu

Numerik

9. IB (Index

Brinkmann)

Indeks untuk

menentukan

derajat beratnya

merokok

berdasarkan

jumlah batang

rokok yang

dihisap perhari

dan lama

merokok dalam

tahun

Peneliti Kuisioner Wawancara Kategorik

10. Status

Adiksi

Indeks untuk

menentukan

derajat

ketergantungan

terhadap nikotin

berdasarkan

Fagerstorm

score

Peneliti Kuisioner Wawancara Kategorik

1= adiksi

rendah

2= adiksi

rendah-

sedang

3= adiksi

sedang

4= adiksi

Page 46: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

31

tinggi

11. Status

Ekonomi

Indeks untuk

menentukan

status ekonomi

subjek penelitian.

Dikatakan

rendah apabila

penghasilan

<1.000.000/bulan

dan dikatakan

menengah ke

atas bila

penghasilan

>1.000.000/bulan

Peneliti Kuisioner Wawancara Kategorik

12. Lama

merokok e-

cigarette

Lama merokok

e-cigarette

dihitung dari

pertama mulai

merokok e-

cigarette sampai

waktu

pengambilan

sampel

Peneliti Kuisioner Wawancara Kategorik

1 = < 1

tahun

2 = > 1

tahun

13. Nikotin

yang

digunakan

Kadar nikotin

yang rutin

digunakan saat

merokok e-

cigarette

Peneliti Kuisioner Wawancara Kategorik

1 = 3 mg

2 = 6 mg

Page 47: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif cross sectional.

2.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama bulan Januari–September 2018 dan

pengukuran konsentrasi protein total saliva dilakukan di Medical Research

Laboratory dan Biology Laboratory, Fakultas Kedokteran UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2.3 Besar Sampel

Besar sampel pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus

besar sampel penelitian analitik tidak berpasangan dengan variabel

numerik, sebagai berikut:

Keterangan:

N1 = jumlah subjek kelompok 1

N2 = jumlah subjek kelompok 2

Zα = kesalahan tipe I, ditetapkan 5% = 1,645

Zβ = kesalahan tipe II, ditetapkan 20% = 0,842

(X1 – X2) = selisih minimal yang dianggap bermakna antara

kelompok 1 dan kelompok 2 adalah 10

S = Sg = standar deviasi diperoleh dengan rumus:

Page 48: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

33

Keterangan:

Sg = standar deviasi gabungan

S1 = standar deviasi kelompok 1 pada penelitian sebelumnya

N1 = besar sampel kelompok 1 pada penelitian sebelumnya

S2 = standar deviasi kelompok 2 pada penelitian sebelumnya

N2 = besar sampel kelompok 2 pada penelitian sebelumnya

Dalam penelitian ini, penghitungan besar sampel dilakukan sebanyak 3

kali, yaitu variabel perokok e-cigarette dan cigarette, variabel perokok

cigarette dan non perokok, variabel perokok e-cigarette dan non perokok.

1. Variabel perokok e-cigarette dan perokok cigarette

Hasil penghitungan:

(Sg)2

= [(1,212

x 35 ) + (18,52 x 51)]

36 + 52-2

= 51,24 + 17454,75

86

= 203,55

Sg = √

= 14,27

Setelah dimasukkan ke dalam rumus:

N = 2{(1,645 + 0,842)14,27}2

{10}2

= 2 (12,59)

= 25,18

Page 49: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

34

2. Variabel perokok cigarette dan non perokok

Hasil penghitungan:

(Sg)2 = [(18,5

2 x 51) + (17

2 x 54)]

52 + 54 – 2

= 17454,75 + 15606

104

= 317,89

Sg = √

= 17,83

Setelah dimasukkan ke dalam rumus:

N = 2{(1,645 + 0,842)17,83}2

{10}2

= 2 (19,66)

= 39,32

3. Variabel perokok e-cigarette dan non perokok

(Sg)2

= [(1,212

x 35 ) + (172 x 54)]

36 + 55-2

= 51,24 + 15606

89

= 175,92

Sg = √

= 13,26

Page 50: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

35

Setelah dimasukkan ke dalam rumus:

N = 2{(1,645 + 0,842)13,26}2

{10}2

= 2 (10,87)

= 21,74

Pada penelitian ini terdapat 4 variabel yang mempengaruhi

konsentrasi protein total saliva yang tidak dapat dikontrol dengan kriteria

eksklusi, sehingga berdasarkan rule of ten yaitu jumlah variabel yang

mempengaruhi konsentrasi protein total saliva yang tidak dapat

dieksklusi dikalikan dengan 10, dibutuhkan 40 sampel untuk setiap

kelompok. Untuk menentukan besar sampel pada penelitian ini adalah

dengan membandingkan antara jumlah besar sampel berdasarkan rumus

dengan besar penelitian analitik berdasarkan rule of ten, lalu diambil

angka sampel yang terbesar. Sehingga pada penilitian ini besar sampel

yang dibutuhkan adalah 40 untuk setiap kelompok.

3.4 Kriteria Subjek Penelitian

Kriteria Inklusi :

1. Laki – laki

2. Usia 19 – 35 tahun bersedia menandatangani lembar informed consent

3. Kriteria subjek perokok e-cigarette:

- Aktif dan rutin menghisap rokok e-cigarette.

- Sebagai perokok e-cigarette minimal sejak 6 bulan yang lalu dan

tidak disertai dengan rokok cigarette atau disertai namun sedikit

(maksimal 5 batang per hari).

Page 51: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

36

4. Kriteria subjek perokok cigarette:

- Perokok cigarette aktif minimal sejak 5 tahun yang lalu (termasuk

dalam kriteria perokok sedang-berat)

- Merokok cigarette minimal 10 batang sehari

5. Kriteria subjek non perokok:

- Tidak pernah merokok sama sekali, baik cigarette dan/atau e-

cigarette.

- Tidak merokok e-cigarette atau cigarette sejak minimal 5 tahun

yang lalu.

Kriteria Eksklusi :

1. Sedang berpuasa pada saat pengambilan saliva

2. Tidak dapat berpartisipasi karena keadaan psikologis yang buruk

(gaduh, gelisah, agitasi)

3. Memiliki riwayat penyakit sistemik yang berhubungan dengan

kelenjar saliva (DM, HIV, gagal ginjal, tumor)

4. Mengonsumsi alkohol dan NAPZA

5. Saat pengambilan saliva, responden mengonsumsi obat yang

mempengaruhi konsentrasi saliva dan tidak dapat membuka mulut

3.5 Alat dan Bahan Penelitian

Alat :

Botol sampel, Coolbox berisi es batu, Centrifuge, Microplate, Alat

vortex, Alat spin down, Plate shaker, Microplate reader, Micro pipette

dan tip, Multichannel pipette.

Bahan :

1. Saliva perokok cigarette, perokok e-cigarette dan non perokok;

2. Pengawet protein PSMF;

3. Reagen Bradford;

4. Protein standar BSA (Bovine Serum Albumine) 2000 µg/ml;

Page 52: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

37

5. Pelarut PBS (Phosphate Buffered Saline);

6. Alumunium foil.

3.6 Cara Kerja Penelitian

1. Menentukan subjek penelitian yang sesuai dengan kriteria inklusi.

2. Memberikan informed consent, pengisian kuisioner, serta memberikan

penjelasan kepada subjek mengenai prosedur pengambilan saliva.

3. Pemeriksaan gigi dan mulut subjek untuk mengetahui status DMFT

(Decayed, Missing, Filling Teeth) Score, DI (Debris Index), CI

(Calculus Index), GI (Gingival Index), dan OHIS (Oral Hygiene Index

Simplified) yang dilakukan oleh dokter gigi.

4. Pengambilan sampel saliva sebanyak 5 ml dan dimasukkan ke dalam

botol. Pengambilan sampel dilakukan selama 5 menit dimana dalam 5

menit tersebut terdapat 5 kali pengeluaran saliva tanpa diinduced.

Setelah itu sampel dimasukkan ke dalam coolbox berisi es.

5. Sampel disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 menit.

6. Supernatan diambil sebanyak 900 µl, ditambahnkan PSMF 100 µl lalu

disimpan dalam suhu -20ºC hingga waktu pengujian.

Melakukan uji protein total saliva dengan Bradford Assay:

1. Mengeluarkan sampel dari freezer -20oC kemudian didiamkan pada

suhu ruang sampai sudah tidak beku.

2. Membuat larutan standar kalibrasi yaitu 2000 µg/ml BSA dalam

pelarut PBS, dilakukan 6 kali pengenceran menggunakan 7 tabung

dengan cara mengisi tabung kedua sampai ke tujuh.

Gambar 3.1 Larutan BSA

Page 53: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

38

Gambar 3.2 Larutan PBS

3. Mengambil 50 µl BSA dari tabung pertama ke tabung kedua, lalu

tabung kedua di vortex, lalu ambil 50 µl dari tabung kedua ke tabung

ketiga setelah itu tabung ketiga di vortex dan di spin down, begitu

seterusnya.

4. Memasukkan 10 µl larutan standar kalibrasi di atas ke dalam

microplate dari sumur pertama hingga ketujuh. Sumur ke delapan diisi

dengan 10 µl PBS sebagai kontrol.

5. Memasukkan masing-masing 10 µl hasil sentrifugasi sampel saliva ke

dalam sumur microplate lainnya.

6. Menambahkan 200 µl reagen Bradford ke dalam 10 µl larutan standar

dan sampel pada microplate menggunakan multichannel pipette.

Gambar 3.3 Reagen Bradford

Page 54: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

39

Gambar 3.4 Microplate

7. Menyampur dengan plate shaker selama 30 detik, lalu diinkubasi

selama 10 menit pada suhu ruangan.

8. Melihat perubahan warna yang terjadi

Gambar 3.5 Perubahan warna sampel protein

9. Mengukur absorbansinya menggunakan microplate reader dengan

panjang gelombang 595 nm.

Gambar 3.6 Alat sentrifugasi

Page 55: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

40

10. Menentukan konsentrasi protein total dengan teknik Bradford

Assay sesuai dengan protokol yang tertulis di kemasan.

3.7 Manajemen Analisis Data

Data hasil pengukuran konsentrasi protein total saliva responden

dan data dari kuisioner yang telah didapatkan kemudian dikumpulkan dan

dimasukkan ke dalam komputer untuk dianalisis menggunakan software

Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) v.22. data yang

diperoleh dianalisa secara deskriptif untuk mengetahui rerata dan standar

deviasi. Normalitas distribusi data diuji dengan Uji Saphiro Wilk karena

jumlah sampel kurang dari 50 untuk kelompok perokok e-cigarette,

perokok cigarette, dan non perokok.

3.8 Alur Penelitian

Pembuatan proposal penelitian

Pemilihan subjek penelitian

Sentrifugasi saliva dan

pengambilan supernatan

Pengambilan sampel saliva dan

pemeriksaan gigi dan mulut

Informed Consent kepada

subjek penelitian

Pengukuran konsentrasi protein

total

Pengolahan data

Page 56: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

41

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian perbedaan konsentrasi protein total saliva menggunakan

teknik Bradford Assay pada subjek perokok e-cigarette dan cigarette yang

dilakukan terhadap masyarakat di wilayah Tangerang Selatan dengan

melibatkan 38 sampel laki-laki yang terdiri dari 11 orang perokok e-

cigarette, 11 orang perokok cigarette, dan 16 orang non perokok.

4.1.1 Karakteristik Subjek Penelitian

Karakteristik dari 38 subjek penelitian meliputi usia dan status

sosial-ekonomi seperti terlihat pada tabel 4.1 di bawah ini.

Tabel 4.1 Karakteristik subjek penelitian (n=38)

Karakteristik Perokok

E-cigarette

n=11

Perokok

Cigarette n=11

Non Perokok n=16

Usia

15 – 19 4 (36,4%) 1 (9,1%) 1 (6,3%)

20 – 24 4 (36,4%) 4 (36,4%) 15 (93,8%)

25 – 29 1 (9,1%) 6 (54,5%) 0 (0%)

30 – 34 2 (18,2%) 0 (0%) 0 (0%)

35 – 39 0 (0%) 0 (0%)

0 (0%)

Rerata SD 22,91 4,17 23,91 4,17 20,63 0,89

Status Sosial Ekonomi

Tingkat Rendah 3 (27,3%) 5 (45,5%) 16 (100%)

Tingkat Menengah – Atas 8 (72,7%) 6 (54,5%) 0 (0%)

Page 57: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

42

Hasil tabel 4.1 di atas menunjukkan subjek penelitian pada kelompok

perokok e-cigarette rata-rata berusia 23 tahun serta subjek paling banyak

antara usia 15-19 tahun dan usia 20-24 tahun yaitu 36,4% pada masing-

masing kelompok usia, karena pada usia tersebut banyak yang masih

mencoba ingin berhenti merokok atau mungkin hanya mengikuti trend.

Sedangkan untuk kelompok perokok cigarette rata-rata berusia 24 tahun.

Berdasarkan RISKESDAS 2013, jumlah terbanyak perokok cigarette aktif

ada pada usia 30 - 34 tahun. Namun, pada penelitian ini, subjek perokok

cigarette paling banyak ada pada usia 25-29 tahun yaitu 54,5%. Kemudian

pada kelompok non perokok menunjukkan rata-rata usia 21 tahun dan

paling banyak ada pada kelompok usia 20-24 tahun dengan 93,8%. Pada

kategori sosial-ekonomi, jumlah paling banyak dari kelompok perokok e-

cigarette yaitu tingkat sosial-ekonomi menengah ke atas dengan 72,7%

serta jumlah paling banyak dari kelompok perokok cigarette yaitu tingkat

sosial-ekonomi menengah ke atas juga dengan 54,5%. Hal tersebut

mendekati data RISKESDAS 2013, status sosial-ekonomi perokok

cigarette aktif terbanyak adalah pada kelompok tingkat rendah, namun

pada penelitian ini terdapat selisih yang sedikit antara status sosial-

ekonomi tingkat rendah maupun menengah ke atas. Untuk kelompok non

perokok menunjukkan subjek paling banyak termasuk ke tingkat sosial-

ekonomi rendah, ini disebabkan karena kebanyakan dari subjek non

perokok masih tergolong mahasiswa tingkat pertama dan kedua sehingga

belum mempunyai penghasilan yang tetap.1

4.1.2 Karakteristik Perokok E-cigarette

Berdasarkan pengelompokan perokok e-cigarette, untuk melihat

lama menggunakannya dan kadar nikotin dapat dilihat dalam tabel 4.2 di

bawah ini.

Page 58: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

43

Tabel 4.2 Karakteristik Subjek Perokok E-cigarette (n = 11)

Karakteristik Jumlah (n = 11) Persentase

Lama menggunakan e-cigarette

< 1 tahun 7 63,6%

> 1 tahun 2 36,4%

Kadar Nikotin

3 mg 6 54,5%

6 mg 5 45,5%

Hasil tabel 4.2 menunjukkan subjek perokok e-cigarette terbanyak

berdasarkan lama waktu menggunakannya adalah 7 subjek dengan 63,6%

yang sudah menggunakan vape selama < 1 tahun. Sedangkan berdasarkan

kadar nikotin yang digunakan, subjek terbanyak adalah 6 subjek dengan

54,5% yang merokok e-cigarette dengan kadar nikotin sebanyak 3 mg

walaupun tidak terdapat perbedaan yang signifikan dengan yang

menggunakan e-cigarette dengan kadar nikotin 6 mg. Dari hasil tersebut,

didapatkan bahwa kebanyakan subjek pada penelitian ini khusunya

perokok e-cigarette adalah pengguna baru yang mungkin merokok e-

cigarette sebagai terapi berhenti dari merokok cigarette.

4.1.3 Karakteristik Perokok Cigarette

Berdasarkan pengelompokan perokok cigarette, untuk melihat

indeks Brinkman dan status adiksi dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah

ini.

Page 59: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

44

Tabel 4.3 Karakteristik Subjek Perokok Cigarette (n = 11)

Karakteristik Jumlah Persentase

Indeks Brinkman

Ringan (0 – 199) 8 72,7 %

Sedang (200 – 600) 1 9,1 %

Berat (>600) 2 18,2 %

Status Adiksi

Adiksi Rendah 4 36,4 %

Adiksi Rendah – Sedang 2 18,2 %

Adiksi Sedang 2 18,2 %

Adiksi Tinggi 3 27,2 %

Hasil tabel 4.3 menunjukkan subjek perokok cigarette paling banyak

berdasarkan Indeks Brinkman adalah 8 subjek dengan 72,7%, yang

termasuk ke dalam kategori perokok ringan. Kemudian yang termasuk ke

dalam kategori perokok cigarette sedang ada 1 subjek dengan 9,1% dan

yang termasuk ke dalam kategori perokok cigarette berat ada 2 subjek

dengan 18,2%. Indeks Brinkman itu sendiri merupakan suatu skoring

untuk menilai derajat berat atau tidaknya seseorang dalam merokok

cigarette. Jadi, semakin banyak jumlah batang rokok cigarette yang

dihisap serta semakin lama durasinya (dalam tahun), maka derajatnya akan

semakin berat. Selain itu, pada status adiksi rokok cigarette didapatkan

subjek paling banyak adalah subjek dengan status adiksi rendah, yaitu 4

subjek dengan 36,4%. Selanjutnya, di peringkat kedua adalah subjek

dengan status adiksi tinggi, yaitu 3 subjek dengan 27,2%. Selain itu, untuk

tingkat adiksi rendah-sedang dan sedang memiliki jumlah subjek yang

sama, yaitu 2 subjek dengan 18,2%. Status adiksi tersebut menunjukkan

tingkat ketergantungan perokok cigarette terhadap nikotin yang

terkandung di dalam rokok cigarette.

Page 60: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

45

4.1.4 Status Kesehatan Gigi dan Mulut Subjek Penelitian

Tabel 4.4 Karakteristik Debris Index (DI), Calculus Index (CI), Gingival

Index (GI), dan OHI-S Score subjek penelitian.

Karakteristik Perokok

E-cigarette

(mean SD)

Perokok Cigarette

(mean SD)

Non Perokok

(mean SD)

Debris Index 0,66 0,92 0,68

Calculus Index 0,87 1,45 0,95

Gingiva Index 0,74 0,98 0,58

OHIS score 1,54 2,37 1,64

Mulut merupakan salah satu organ yang bermanifestasi terhadap

dampak yang ditimbulkan dari bahaya rokok e-cigarette dan cigarette. Baik

rokok e-cigarette maupun cigarette dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan

mulut melalui berbagai mekanisme seperti dapat mensupresi sistem imun,

menurunkan aliran darah ginggiva, mengganggu keseimbangan lingkungan

mulut dan komponen anorganik pada saliva, sehingga memungkinkan

terjadi kolonisasi bakteri pada rongga mulut serta meningkatkan

pembentukan calculus dan plak pada gigi. Kesehatan dan kebersihan gigi

dan mulut dapat dinilai dengan menggunakan indeks yang dilakukan

melalui pemeriksaan fisik gigi dan mulut. Indeks tersebut antara lain Debris

Index (DI), Calculus Index (CI), Gingival Index (GI) dan OHIS. Pada

penelitian ini, nilai rerata DI pada kelompok perokok e-cigarette (0,66)

lebih rendah dibandingkan nilai rerata DI pada kelompok perokok cigarette

(0,92) dan kelompok non perokok (0,68). Selanjutnya, nilai rerata CI pada

kelompok perokok e-cigarette (0,87) lebih rendah dibandingkan dengan

nilai rerata CI pada kelompok perokok cigarette (1,45) dan kelompok non

perokok (0,95). Kemudian untuk nilai rerata GI pada kelompok perokok e-

cigarette (0,74) lebih rendah dibandingkan nilai rerata GI pada kelompok

perokok cigarette (0,98) dan kelompok non perokok (0,58). Namun, studi

pilot yang dilakukan oleh Wadia, et al (2016) terhadap kelompok perokok

Page 61: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

46

cigarette yang mencoba merokok e-cigarette selama 2 minggu

menunjukkan bahwa terdapat peningkatan signifikan kejadian inflamasi

ginggiva setelah menggunakan rokok e-cigarette. Adapun penelitian yang

dilakukan secara cross sectional oleh Modupe tahun 2013 terhadap 213

orang dewasa dimana 117 orang adalah perokok cigarette serta 69 orang

adalah non perokok menunjukkan bahwa merokok cigarette berhubungan

dengan keparahan penyakit gingiva. Maka dari itu, dalam penelitian tersebut

menyarankan perokok cigarette untuk melakukan pemeriksaan rutin ke

dokter gigi dengan frekuensi yang lebih sering daripada non perokok.

Sedangkan, nilai rerata OHIS kelompok perokok e-cigarette (1,54) lebih

rendah dibandingkan dengan kelompok perokok cigarette (2,37) dan

kelompok non perokok (1,64). Berdasarkan hasil di atas, secara umum

kesehatan gigi dan mulut kelompok perokok e-cigarette cenderung tidak ada

perbedaan dengan kelompok non perokok dan kelompok perokok cigarette

memiliki kondisi kesehatan gigi dan mulut yang paling buruk dibandingkan

dengan kedua kelompok lainnya. Hal ini bersesuaian dengan penelitian yang

dilakukan oleh Kolte dkk (2012) yang menyatakan bahwa status kebersihan

gigi dan mulut perokok cigarette lebih buruk dari non perokok yang

mempunyai periodontitis.10, 39, 40

4.1.5 Konsentrasi Protein Total Saliva

Tabel 4.5 Gambaran Konsentrasi Protein Total Saliva Perokok E-cigarette,

Cigarette, dan Non Perokok.

Karakteristik Perokok

e-cigarette

(mean SD)

Perokok

cigarette

(mean SD)

Non perokok

(mean SD)

Konsentrasi

protein total

saliva

0,60 0,94 0,56 0,15 0,53 0,12

Page 62: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

47

Pada penelitian ini, hasil rerata konsentrasi protein total saliva pada

kelompok perokok e-cigarette sebesar 0,60 mg/ml. Pada kelompok perokok

cigarette sebesar 0,56 mg/ml dan non perokok sebesar 0,53 .

Konsentrasi protein total saliva pada perokok e-cigarette cenderung lebih

tinggi dibandingkan dengan perokok cigarette dan non perokok. Terdapat

beberapa penelitian sebelumnya yang membahas mengenai konsentrasi

protein total saliva, khususnya pada perokok cigarette. Penelitian yang

dilakukan oleh Arian (2016) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan

konsentrasi protein total saliva antara kelompok perokok cigarette dan non

perokok. Dijelaskan lebih lanjut, konsentrasi protein total saliva subjek non

perokok lebih tinggi dari perokok cigarette yaitu x =1,24

dimana terdapat perbedaan bermakna secara statistik dengan nilai p<0,05.

Pada subjek perokok cigarette ringan - sedang x =1,01

lebih tinggi konsentrasi proteinnya dibandingkan dengan subjek

perokok cigarette berat (x = 0,94 dan tidak terdapat

perbedaan bermakna secara statistik dengan nilai p>0,05. Kemudian,

penelitian yang dilakukan oleh Fattahi (2015), menyatakan bahwa terdapat

penurunan kadar protein total saliva pada perokok cigarette dibandingkan

dengan non perokok. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sampel

saliva yang distimulasi oleh asam. Selain protein, penelitian ini juga

menunjukkan adanya penurunan kadar Ca dan Pb saliva. Namun, merokok

cigarette tidak berpengaruh terhadap kadar Na, K, dan Mg. Tidak hanya itu,

penelitian yang dilakukan oleh Fujinami (2009) juga menyatakan bahwa

terdapat penurunan bermakna kadar protein total saliva tikus pada hari ke 15

setelah terpapar asap rokok cigarette, jika dibandingkan dengan tikus

kontrol. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh efek rokok yang dapat

menurunkan kerja dari beberapa protein, seperti enzim amilase, namun

terdapat peningkatan dari enzim peroksidase dan hal ini telah dibuktikan

dalam penelitiannya. 7, 8, 9

Berdasarkan tabel 4.5, konsentrasi protein total saliva pada ketiga

kelompok cenderung tidak ada perbedaan yang signifikan. Perbedaan yang

tidak signifikan tersebut disebabkan oleh kurangnya jumlah sampel

Page 63: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

48

sehingga dapat terjadi penurunan validitas. Adapun sebenarnya konsentrasi

protein total saliva juga bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain

sekresi protein oleh kelenjar saliva itu sendiri, kurangnya asupan makanan

yang mengandung protein, dan status periodontal seseorang. Penelitian yang

dilakukan oleh Sevon, et al menujukkan bahwa usia tidak berpengaruh

terhadap konsentrasi Mg, K, Ca, dan protein di dalam saliva. Namun, ada

beberapa penelitian yang menyatakan bahwa usia, ras, seks, hormon,

kehamilan memiliki pengaruh terhadap konsentrasi protein total saliva.

Pernyataan tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan Vibhakar

(2013) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

konsentrasi protein total saliva dengan karies gigi dan juga usia. Selain

beberapa penjelasan di atas, hasil rerata konsentrasi protein saliva juga

ternyata dipengaruhi oleh kondisi kebersihan gigi dan mulut subjek

penelitian, dimana tidak semua subjek pada kelompok non perokok memliki

kondisi gigi dan mulut yang bersih. Bahkan, kebanyakan lebih buruk

daripada perokok e-cigarette. Sedangkan, untuk subjek pada kelompok

perokok e-cigarette itu sendiri rata-rata lebih memperhatikan kebersihan

gigi dan mulut sehingga pada saat dilakukan pemeriksaan menunjukkan

hasil indeks yang lebih baik.41, 42

Gambar 4.1 Sebaran Konsentrasi Protein Total Saliva Perokok E-cigarette,

Perokok Cigarette, dan Non Perokok.

Perokok Cigarette Perokok E-cigarette Non Perokok

Page 64: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

49

Gambar 4.1 Menunjukkan sebaran data konsentrasi protein total saliva pada

kelompok perokok e-cigarette, perokok cigarette, dan non perokok. Sebaran

konsentrasi protein total saliva perokok e-cigarette cenderung lebih tinggi

dari perokok cigarette dan non perokok.

4.2 Aspek Keislaman

Sangat banyak dampak buruk yang disebabkan oleh zat-zat yang

terkandung dalam rokok e-cigarette maupun rokok cigarette yang bisa

merugikan baik terhadap diri sendiri maupun lingkungan. Sebagai seorang

muslim, sudah seharusnya kita dapat melihat tuntunan yang telah diberikan

oleh Allah SWT melalui Al-Qur’an dan sunnah.

Dalam surah Ar-Rad ayat 11, Allah SWT berfirman:

Artinya:

Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di

muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.

Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga

mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila

Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang

dapat menolaknya: dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain dia.

Ayat Al-Qur’an tersebut menjelaskan bahwa kita sebagai khalifah di

muka bumi ini, diminta untuk melakukan pekerjaan yang baik. Kita dilarang

untuk mendekati pekerjaan yang membahayakan jiwa manusia, yang identik

dengan sumber kebinasaan. Dalam konteks penelitian ini, kita harus

menyadari bahaya yang ditimbulkan dari rokok e-cigarette dan cigarette,

karena bukan hanya subjeknya saja yang merasakan akibatnya, tapi juga

Page 65: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

50

orang di sekitar yang terkena paparan dari asap rokok e-cigarette dan

cigarette tersebut.

4.3 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan pada penelitian ini, pertama adalah jumlah sampel

yang sedikit. Hal tersebut terjadi karena waktu pengambilan sampel yang

dilakukan saat malam hari dimana peneliti menyesuaikan dengan waktu

operasional vape store yang dominan buka saat malam hari, sehingga

sampel yang lain pun diperlakukan demikian. Kedua adalah kesediaan dari

subjek penelitian yang berada di vape store maupun sekitar kampus.

Non Perokok

Page 66: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

51

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara

konsentrasi protein total saliva pada perokok e-cigarette, cigarette, dan

non perokok. Nilai rerata konsentrasi protein total saliva pada perokok e-

cigarette cenderung lebih tinggi daripada perokok cigarette dan non

perokok.

5.2 Saran

1. Diperlukan penelitian selanjutnya dengan penambahan jumlah sampel

lebih banyak pada kelompok perokok e-cigarette dan cigarette

sehingga efek dari kedua rokok tersebut bisa lebih terlihat.

2. Diperlukan penelitian lanjutan untuk mendeteksi protein spesifik saliva

yang menurun atau meningkat akibat efek rokok cigarette maupun e-

cigarette.

3. Diperlukan penelitian selanjutnya dengan penggunaan kadar nikotin

yang lebih tinggi pada kelompok perokok e-cigarette sehingga efeknya

bisa lebih terlihat.

Page 67: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

52

BAB VI

KERJASAMA PENELITIAN

Riset ini merupakan bagian kerjasama riset mahasiswa dengan kelompok riset

saliva pada perokok e-cigarette, perokok cigarette, dan non perokok Fakultas

Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang terdiri dari Aqiila Puterikami,

Febri Nugraheni, Putri Naira Radhita, dan Rifka Nur Anisa di bawah bimbingan

drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D dan dr. Fikri Mirza Putranto, Sp. THT-KL.

Page 68: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

53

DAFTAR PUSTAKA

1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia [Internet].; Riset Kesehatan

Dasar Tahun 2013. Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Kementerian Republik Indonesia. Diunduh tanggal 17 Desember 2017.

2. World Health Organization. Tobacco, Key Facts. [Internet].; 2018.

Diunduh tanggal 25 Juni 2018. http://www.who.int/news-room/fact-

sheets/detail/tobacco

3. J.A Loo, W. Yan, P. Ramachandram, D. T. Wong. Comparative Human

Salivary and Plasma Proteomes. NCBI. 2010. 89(10): 1016-23.

4. Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Ed. 8. Jakarta:

EGC; 2014. p650-1.

5. Guyton AC, Hall JE. Textbook of Medical Physiology. 11th ed. Jakarta:

Elsevier; 2006. p792-4.

6. Donatella Canistro, Fabio Vivarelli, Clara Babot Marquillas, Annamaria

Buschini, Mirca Lazzaretti, et al. E-cigarettes Induced Toxicological

Effects that can Raise the Cancer Risk. NCBI. 2016. 7(1): 2028.

7. Nugroho, Arian Aditya Adi. Peran Rokok terhadap Kadar Protein Total

Saliva berdasarkan Indeks Brinkman. 2016 September.

8. Fujinami Y, Fukui T, Nakano K, Ara T, Fujigaki Y, Imamura Y, et al.

The Effects of Cigarette Exposure on Rat Salivary Proteins and Salivary

Glands. NCBI. 2009; 15(7); 466-71.

9. Ali Fattahi Bafghi, Ali Goljanian Tabrizi, Peyman Bakshayi. The Effect of

Smoking on Mineral and Protein Composition of Saliva. NCBI. 2014.

27(81): 301-5.

10. Abhay P. Kolte, Rajashri A. Kolte, Rashmi K. Laddha. Effect of Smoking

on Salivary Composition and Periodontal Status. NCBI. 2012. 16(3): 350-

3.

11. Gerard Tortora. The Digestive In: Gerard J Tortora, Bryan Derrickson,

editor. Principles of Anatomy and Physiology. 12th edition. US. Jhon

Wiley & Sons. Inc; 2009. p929-31.

12. Silbernagl, Stefan. Color Atlas of Physiology. 5th ed. New York: Thieme;

2003.

Page 69: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

54

13. Silverthorn, Dee Unglaub. Human Physiology : An Integrated Approach.

5th ed. USA: Pearson; 2010. p697.

14. Martini, Frederic H. Fundamentals of Anatomy & Physiology. 9th ed.

USA: Pearson; 2012. p870-3.

15. Barrett, Kim. Ganong’s Review of Medical Physiology. 23rd ed. USA:

McGraw-Hill; 2010.

16. US Department of Health and Human Services. E-cigarette Use Among

Youth and Young Adults: A Report of the Surgeon General. Atlanta: US

Department of Health and Human Services. CDC. 2016.

17. American Industrial Hygiene Association (AIHA). White Paper:

Electronic Cigarettes in The Indoor Environment. 2014.

18. World Health Organization. Electronic Nicotine Delivery System. FCTC.

2014. Diunduh tanggal 5 Februari 2018.

19. Food Drug Association. Nicotine Exposure Warnings and Child Resistant

Packaging for Liquid Nicotine, Nicotine Containing E-Liquid(s), and

Other Tobacco Products. California Poison Control System. 2015.

Diunduh tanggal 5 Februari 2018.

20. Lerner, Chad A., Isaac K. Sundar, Richard M. Watson, Alison Elder, et al.

Environmental Health Hazards of E-Cigarettes and Their Components:

Oxidants and Copper in E-Cigarette Aerosols. Elsevier. 2014. 198: 100-7.

21. Hahn J, Monakhova YB, Hengen J, et al. Electronic Cigarettes: Overview

of Chemical Composition and Exposure Estimation. Tobacco Induced

Diseases. NCBI. 2014.

22. Pallegrino RM, Tinghino B, Mangiaracina G, Marani A, et al. Electronic

Cigarettes: An Evaluation of Exposure to Chemicals and Fine Particular

Matter. NCBI. 2012. 24(4): 279-88.

23. Cheah NP, Chong NW, Morsed FA, Yee SK. Electronic Nicotine Delivery

Systems: Regulatory and Safety Challenges – Singapore Perspective.

NCBI. 2012.

24. Goniewicz ML, Kuma T, Gawron M, Knysak J, Kosmider L. Nicotine

Levels in Electronic Cigarettes. 2013. p158-66.

Page 70: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

55

25. Konstatinos E. Farsalinos,Gene Gillman, Konstatinos Poulas, Vassilis

Voudris. Tobacco-Specific Nitrosamines in Electronic Cigarettes:

Comparison between Liquid and Aerosol Levels. International Journal of

Environmental Reasearch and Public Health. 2015. 12(8): 9046-53.

26. Monique Williams, Amanda Villarreal, Krassimir Bozhilov, Sabrina Lin,

Prue Talbot. Metal and Silicate Particles Including Nanoparticles are

Present in Electronic Cigarette Cartomizer Fluid and Aerosol. PlosOne.

2013. 8(3): e57987.

27. Kosmider, Leon, Andrzej Sobczak, Maciej Fik, Jakub Knysak, Marzena

Zaciera, et al. Carbonyl Compounds in Electronic Cigarette Vapors:

Effects of Nicotine Solvent and Battery Output Voltage. Oxford Journals.

2014. 16(10): 1319-26.

28. Alison Breland, Eric Soule, Alexa Lopez, Carolina Ramoa, Ahmad El-

Hellani, Thomas Eissenberg. Electronic Cigarettes: What Are They and

What They Do?. HHS. 2017.

29. Indrayan A, Kumar R, Dwivedi S. A Simple Index of Smoking. COBRA.

2008.

30. Sitepoe, M. Kekhususan Rokok Indonesia. Jakarta: Gramedia Widiasarana

Indonesia. 2000.

31. Smoking Cessation [Internet]. Harmful Chemicals in Cigarettes. US; Tery

Martin; Diunduh tanggal 15 Agustus 2018. http://quitsmoking.about.com

32. Reibel J. Tobacco and Oral Disease. Update on the Evidence, with

Recommendations. 2001. 12(1): 22-32.

33. Pedersen AM. Saliva. University of Copenhagen, Odontology. 2007.

34. Vinay Kumar, Ramzi S. Cotran, Stanley L. Robbins. Buku Ajar Patologi

Robbins. Ed. 7. Jakarta: EGC. 2007.

35. Miki Ojima, Takashi Hanioka. Destructive Effects of Smoking on

Molecular and Genetic Factors of Periodontal Disease. BioMed Central.

2010; p1-8.

36. Mulki Shaila, Prakash Pai, Pushparaj Shetty. Salivary Protein

Concentration, Flow Rate, Buffer Capacity, and pH Estimation: A

Comparative Study Among Young Adults and Elderly Subjects, Both

Page 71: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

56

Normal and with Gingivitis and Periodontitis. India: Department of Oral

Pathology and Microbiology, Dental College and Hospital Kurunjibag.

Journal of Society of Periodontology. 2012. 17(1): 42-6.

37. Muller HP. Periodontology : The Essentials. New York: Thieme. 2005.

38. Thermo Scientific [Internet]. Instructions: Coomasie Plus (Bradford)

Assay Kit. USA: Pierce Biotechnology. www.Thermo.com/Pierce

39. Avezov, Katia, Abraham Z. Reznick, Dror Aizenbud. LDH Enzyme

Activity in Human Saliva: The Effect of Exposure to Cigarette Smoke and

Its Different Components. Elsevier. 2013. 59(2): 142-8.

40. Wadia, R., Booth, V. A Pilot Study of Gingival Response when Smokers

Switch from Smoking to Vaping. PubMed. 2016. 221(11): 722-6.

41. Vibhakar, Pavitra, et al. Salivary Total Protein Levels and Their

Correlation to Dental Caries. International Journal of Oral and

Maxillofacial Pathology. 2013.

42. Sevon L, Laine MA, Karjalainen S, Doroguinskaia A, Helenius H, Kiss E,

et al. Effect of Age on Flow Rate, Protein, and Electrolyte Composition of

Stimulated Whole Saliva in Healthy, Non-Smoking Women. Open

Dentistry J. 2008. 2: 89-92.

43. Arowojolu, Modupe O, Olufunmilayo I. Fawole, Elizabeth B. Dosumu. A

Comparative Study of The Oral Hygiene Status of Smokers and Non

Smokers in Ibadan, Oyo State. NCBI. 2013. 54(4): 240-3.

44. Stewart, Cassandra R, Nneka Obi, Elodie C Epane, Alexander A Akba, et

al. The Effects of Diabetes on Salivary Gland Protein Expression of

Tetrahydrobioprotein and Nitric Oxide Synthesis and Function. HHS.

2016. 87(6): 735-41.

45. Saavedra, Juan Atken, Gonzalo Rojas Alcayaga, Andrea Maturana

Ramirez, Alejandro Escobar Alvarez, et al. Salivary Gland Dysfunction

markers in Type 2 Diabetes Mellitus Patients. Journal of Clinical and

Experimental Dentistry. 2015. 7(4): 501-5.

46. Anuradha, Beela Ram, Sudheer Katta, Venkata Satyanarayana Kode, et al.

Oral and Salivary Changes in Patients with Chronic Kidney Disease: A

Page 72: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

57

Clinical and Biochemical Study. Journal of Indian Society of

Periodontology. 2015. 19(3): 297-301.

47. Johnson DA, Lopez H, Navia JM. Effects of Protein Deficiency Diet

Consistensy on The Parotid Gland and Parotid Saliva of Rats. PubMed.

1995. 74(8): 1444-52.

Page 73: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

58

LAMPIRAN 1

Lembar Informed Consent dan Kuesioner Responden

FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

Judul Penelitian:

Deteksi Keadaan Rongga Mulut; Derajat Keasaman; Kadar Ion Kalsium; dan

Kadar Protein Total pada Saliva Pria E-cigarette, Perokok dan Non-Perokok

Peneliti Utama:

drg. Laifa Annisa Hendarmin, PhD

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, UIN Syarif Hidayatullah, Jl.

Kertamukti Pisangan Ciputat, Jakarta 15419, Telepon: 021-74716718, 021-

7401925

Kontak pada keadaan darurat:

Peneliti Utama : drg. Laifa Annisa Hendarmin, PhD (0817-0710263)

Anda diminta untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Partisipasi Anda bersifat

sukarela, dalam arti Anda bebas untuk turut serta atau menolaknya. Anda juga

bebas berbicara karena kerahasiaan Anda terjamin.

Apa tujuan penelitian ini?

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui laju alir, keasaman, kadar kalsium, fosfat

pada salivanya beserta mengetahui Hubungan penggunaan rokok elektrik atau

vape untuk pemberhentian merokok.

Mengapa saya diminta untuk berpartisipasi?

Anda diminta berpartisipasi karena Anda merupakan perokok aktif 58amper58u

pengguna rokok elektrik atau vape dan telah memenuhi kriteria penelitian ini atau

sebagai kelompok kontrol yang tidak pernah merokok sama sekali.

Halaman 58 dari 12

Kode Partisipan

No. Rekam Medik

Tanggal

Page 74: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

59

Apa yang harus saya lakukan?

Jika memenuhi kriteria, Anda akan diikutkan dalam penelitian. Jika Anda setuju

untuk mengikuti penelitian, maka Anda harus mengikuti seluruh prosedur

penelitian termasuk wawancara, pemeriksaan fisik, gigi dan mulut, dan

pengumpulan saliva.

Wawancara untuk mengumpulkan informasi

Anda akan diwawancara dengan sejumlah pertanyaan untuk mengetahui data

pribadi, mengenai kesehatan dan kesejahteraan, jumlah rokok yang dikonsumsi,

kebiasaan mengenai pola makan dan menjaga kebersihan rongga mulut,mengenai

keluhan di rongga mulut, dan kebiasaan penggunaan rokok eleVape anda.

Pemeriksaan fisik dan gigi mulut

Anda akan menjalani pemeriksaan fisik berupa pengukuran berat badan dan tinggi

badan. Untuk pemeriksaan gigi mulut untuk mengetahui adanya kelainan rongga

mulut berupa radang gusi, kerusakan jaringan penyangga gigi, gigi berlubang,

infeksi jamur rongga mulut, sudut bibir pecah-pecah & meradang, sindroma mulut

terbakar, serta pengukuran banyaknya ludah yang dihasilkan dan derajat

keasaman saliva (ludah).

Pengumpulan saliva

Anda akan diminta untuk mengumpulkan ludah selama kurang lebih 5 menit

didalam mulut, lalu meludahkannya kedalam tabung steril. Ludah Anda akan

dikumpulkan kurang lebih sebanyak 1 ml.

Berapa lama saya harus menjalani penelitian ini?

Penelitian ini akan memakan waktu maksimal 1.5 jam dengan rincian, 30 menit

untuk wawancara, 30 menit pemeriksaan fisik dan gigi mulut, dan 15 menit untuk

pengumpulan ludah.

Akankah saya mendapat kompensasi?

Anda akan menerima souvenir dari Tim Peneliti untuk serangkaian penelitian ini.

Halaman 2 dari 12

Kode Partisipan

No. Rekam Medik

Tanggal

Page 75: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

60

Souvenir ini diberikan sebagai tanda terima kasih atas partisipasi Anda dalam

penelitian ini. Anda juga dapat berkonsultasi masalah gigi, mulut dan kesehatan

secara umum kepada dokter dan dokter gigi.

Ketika Anda menandatangani formulir ini, Anda setuju untuk berpartisipasi dalam

penelitian ini. Ini berarti Anda sudah membaca informed consent, pertanyaan

Anda telah dijawab, dan Anda memutuskan untuk berpartisipasi.

Nama Partisipan Tanda tangan Tanggal

Nama Pengumpul data Tanda tangan Tanggal

Halaman 3 dari 12

Kode Partisipan

No. Rekam Medik

Tanggal

Page 76: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

61

Jam Pemeriksaan: …………………

DATA PRIBADI

Nama

TTL

:

:

………………………………………

........................................

Jenis Kelamin : L / P

Alamat :

Telepon

Berat Badan

Tinggi

Badan

IMT

:

:

:

:

........................

................. kg

................. cm

........................

HP

: ………….

Pekerjaan

Penghasilan/

bulan

<1.500.000

Pendidikan

Status

:

:

:

........................

1.500.000-2.500.000

: SMA/S1/S2/S3/……

Status Marital

Agama

2.500.000-3.500.000

:

:

……………

……….

>3.500.000

….

Halaman 4 dari 12

Kode Partisipan

No. Rekam Medik

Tanggal

Page 77: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

62

Keterangan

Klasifikasi IMT Menurut Kriteria Asia Pasifik

a. Berat badan kurang

b. Normal

c. Berisiko

d. Obesitas I

e. Obesitas II

< 18,5

18,5 – 22,9

23-24,9

25-29,9

≥30

PENYAKIT SISTEMIK : (Mulai terdiagnosa dan obat-obatan)

Hepatitis B/C :

HIV :

TBC :

Penyakit lain :

Keterangan :

FREKUENSI MEROKOK

1. Apakah anda hampir setiap hari merokok?

Ya Tidak, jika tidak berapa hari dalam seminggu anda merokok …..

2. Berapa rata-rata jumlah batang rokok anda habiskan dalam sehari?

………….. batang/hari

3. Jenis rokok yang biasa anda konsumsi:

1. Kretek

2. Filter

3. Membuat sendiri

4. Lainnya: …………..

Halaman 5 dari 12

Page 78: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

63

4. Sudah berapa lama responden mulai merokok? ………….. tahun

5. Apakah alasan anda pertama kali merokok?

1. iseng

2. penasaran/coba-coba

3. diajak/dipaksa teman

4. mencontoh orang tua

5. terlihat dewasa/keren

6. terlihat seperti tokoh idola

7. lainnya....

6. Siapa yang pertama kali mempengaruhi kamu untuk merokok?

1. tidak ada

2. orang tua

3. saudara

4. teman

5. iklan

6. lainnya....

7. Dimana biasanya anda merokok?

1. di rumah

2. di sekolah

3. di tempat teman

4. di tempat umum

5. lainnya....

Halaman 6 dari 12

Kode Partisipan

No. Rekam Medik

Tanggal

Page 79: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

64

8. Biasanya anda mendapatkan rokok darimana?

1. orang tua

2. teman

3. beli sendiri

4. lainnya

9. Keadaan apa yang membuat anda merokok

1. saat bosan

2. saat stress/kesel/marah

3. merasa gugup/hilangkan ketegangan

4. saat mulut merasa tidak enak

5. saat santai/iseng

6. saat melihat orang merokok

7. lainnya

10. Apakah anda pernah mencoba berhenti merokok

Tidak (langsung ke pertanyaan No.16) Ya

11. Kapan anda mencoba berhenti merokok: ………….. tahun

12. Berapa kali anda berusaha berhenti merokok?.......... kali

13. Apakah anda sukses dalam berhenti merokok pada saat itu?

Tidak Ya

14. Berapa lama anda berhenti merokok pada saat itu?....... hari

15. Apa cara yang anda gunakan untuk berhenti merokok pada saat itu?

1. ke dokter

2. Permen

3. Obat

4. lainnya ....

16. Apakah anda mau berhenti merokok?

Tidak Ya, karena....

Halaman 7 dari 12

Kode Partisipan

No. Rekam Medik

Tanggal

Page 80: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

65

17. Bagaimana tindakan keluarga saat anda merokok?

1. Ditegur

2. Dibiarkan

3. lainnya....

18. Seberapa besar pengaruh iklan dalam mempengaruhi anda merokok

1. besar sekali

2. besar

3. biasa saja

4. tidak ada pengaruh

5. sangat tidak ada pengaruh

19. Keadaan apa yang anda peroleh dari setelah merokok

1. memberi kenikmatan

2. memberi rasa percaya diri

3. membantu melepaskan rasa tertekan oleh masalah

4. dapat memusatkan konsentrasi

20. Menurut Anda, apakah ada dampak merokok terhadap Anda?

Tidak Ya, ada. ..........

21. Menurut Anda, adakah dampak rokok terhadap lingkungan?

Tidak Ya, ada. ..........

Keterangan

Index Brinkman *

a. Perokok ringan yaitu pasien dengan nilai Indeks Brinkman 0-200

b. Perokok ringan yaitu pasien dengan nilai Indeks Brinkman 200-600

c. Perokok berat yaitu pasien dengan nilai Indeks Brinkman >600

*menurut PDPI

Halaman 8 dari 12

Kode Partisipan

No. Rekam Medik

Tanggal

Page 81: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

66

KETERGANTUNGAN TERHADAP NIKOTIN

Diadopsi dari Fagerstrom Nicotine Dependence

1. Seberapa cepat anda merokok yang pertama kali setelah anda bangun

tidur?

a. Setelah 60 menit (0)

b. 31-60 menit (1)

c. 6-30 menit (2)

d. dalam 5 menit (3)

2. Apakah anda mengalami kesulitan untuk tidak merokok didaerah yang

terlarang/dilarang merokok?

a. Tidak (0)

b. Ya (1)

3. Kapan paling sulit bagi anda untuk tidak merokok?

a. Merokok pertama kali pada pagi hari (1)

b. Waktu lainnya (0)

4. Berapa batang rokok anda habiskan dalam sehari?

a. 10 atau kurang dari itu (0)

b. 11-20 (1)

c. 21-30 (2)

d. 31 atau lebih (3)

5. Apakah anda lebih sering merokok pada jam-jam pertama bagun tidur

dibandingkan dengan waktu lainnya?

a. Tidak (0)

b. Ya (0)

6. Apakah anda merokok walaupun sedang sakit sampai hanya tiduran

ditempat tidur hampir sepanjang hari?

a. Tidak (0)

b. Ya (1)

Halaman 9 dari 12

Kode Partisipan

No. Rekam Medik

Tanggal

Page 82: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

67

Kesimpulan:

Jumlah Skor:………………… Intepretasi:…………………….

1-2: Ketergantungan rendah

3-4: Ketergantungan rendah sampai sedang

5-7: Ketergantungan sedang

8 + : Ketergantungan tinggi

PENGGUNAAN ROKOK ELEKTRIK

1. Berapa lama anda sudah menggunakan rokok elektrik?

Tahun, bulan.

2. Biasanya, berapa mg nikotin yang ada di dalam cairan rokok anda?

a. 0 mg

b. 3 mg

c. 6 mg

d. 9 mg

e. 12 mg

f. 15 mg

g. 18 mg

h. lainnya, yaitu … …

RIWAYAT GIGI DAN MULUT

Kunjungan terakhir ke drg. :

Jenis perawatan :

Frekuensi & kapan sikat gigi : Kali/hari; pagi / siang / sore / malam

Penggunaan obat kumur : Ya / Tidak; ........ kali/hari; Merek.............

Keluhan mulut kering : Ya / Tidak; Sejak ....... hari/minggu/bulan/tahun

Asupan air putih/hari :

Halaman 10 dari 12

Kode Partisipan

No. Rekam Medik

Tanggal

Page 83: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

68

SALIVA

Laju aliran saliva tanpa stimulasi : ml/menit

pH :

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

Debris index Debris index

Calculus index Calculus index

CPITN CPITN

CPITN CPITN

Calculus index Calculus index

Debris index Debris Index

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

GI tidak dapat digantikan

6 1 4

4 1 6

Halaman 11 dari 12

Kode Partisipan

No. Rekam Medik

Tanggal

GI=

Page 84: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

69

DEBRIS INDEX (DI)

CALCULUS INDEX (CI) pengganti : 21/41

GINGIVAL INDEX (GI) tidak dapat digantikan

Halaman 12 dari 12

Kode Partisipan

No. Rekam Medik

Tanggal

0 : Tidak ada debris/stain

1 : Debris lunak yang menutupi tidak lebih dari 1/3 permukaan gigi atau adanya stain

ekstrinsik tanpa adanya debris pada permukaan gigi tersebut

2 : Debris lunak yang menutupi lebih dari 1/3 permukaan gigi namun tidak lebih dari

2/3 permukaan gigi

3 : Debris lunak yang menutupi lebih dari 2/3 permukaan gigi

0 : Tidak ada kalkulus

1 : Kalkulus supragingiva menutupi tidak lebih dari 1/3 permukaan gigi

2 : Kalkulus supragingiva menutupi lebih dari 1/3 permukaan gigi namun tidak lebih

dari 2/3 permukaan gigi dan/atau terdapat sedikit/bercak kalkulus subgingiva di

servikal gigi

3 : Kalkulus supragingiva menutupi lebih dari 2/3 permukaan gigi dan/atau kalkulus

subgingiva yang menutupi atau melingkari permukaan servikal gigi

0 : Gingiva normal

1 : Inflamasi ringan, sedikit perubahan warna, sedikit edema, tidak ada perdarahan saat

probing

2 : Inflamasi sedang, kemerahan, edema & licin mengkilat, perdarahan saat probing

3 : Inflamasi berat, kemerahan & edema yang jelas, ulserasi. Kecenderungan untuk

perdarahan spontan

Page 85: GAMBARAN KONSENTRASI PROTEIN TOTAL SALIVA ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/53526...kandungan rokok cigarette dan rokok e-cigarette, yaitu keduanya mengandung nikotin

70

Lampiran 3

Riwayat Penulis

Identitas

Nama : Maharani Rachma Dhanti Putri

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 27 Januari 1998

Agama : Islam

Alamat : Jl. Kesatrian Gg. H. Sambas I no. 35 Rempoa,

Ciputat Timur 15412

E-mail : [email protected]

Riwayata Pendidikan:

2003 – 2009 : SDN Cempaka Baru II

2009 – 2012 : SMPN 3 Kota Tangerang Selatan

2012 – 2015 : SMAN 4 Kota Tangerang Selatan

2015 – sekarang : Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta