iklan rokok, menjual kematian. uang bisnis rokok, uang darah

62
Page 1 Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah Sebuah Studi Hukum Larangan Reklame Rokok Luar Ruang Untuk Jakarta Oleh: Azas Tigor Nainggolan Forum Warga Kota Jakarta FAKTA) dan Fellow Lawyer South East Asia Tobacco Control Aliance (SEATCA) 1. Pendahuluan Membaca judul di atas sepertinya terkesan terlalu provokatif dan mungkin juga dikatakan mengada-ngada. Tapi akibat dari merokok dan asap rokok membuat kanker dan kematian pada perokok atau orang di sekitarnya adalah fakta. Menurut ahli kesehatan masyarakat Tuti Soerojo bahwa setiap tahun 200.000 orang meninggal akibat rokok di Indonesia. Selain itu, biaya kesehatan untuk penyakit yang terkait rokok mencapai Rp 2,9 sampai Rp 11 triliun per tahunnya. 1 Melihat angka tersebut membuat kita yang waras dan yang membacanya tentu menjadi sangat ketakutan juga mungkin akan marah terhadap industri rokok. Inilah kiranya makna salah satunya dari judul di atas, yakni mengiklankan rokok adalah menjual kematian manusia. Produk rokok yang dihasilkan oleh industri rokok sudah mencapai angka jutaan 1 Tuti Soerojo, Pemerintah Akui Bahaya Rokok Belum Prioritas 2020, Aturan Rokok Diperketat, Suarapembaruan, 20-2-2009

Upload: others

Post on 11-Nov-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 1

Iklan Rokok, Menjual Kematian.

Uang Bisnis Rokok, Uang Darah Sebuah Studi Hukum Larangan Reklame Rokok Luar Ruang Untuk Jakarta

Oleh: Azas Tigor Nainggolan

Forum Warga Kota Jakarta FAKTA) dan Fellow Lawyer South East Asia Tobacco

Control Aliance (SEATCA)

1. Pendahuluan

Membaca judul di atas sepertinya terkesan terlalu provokatif dan mungkin juga dikatakan

mengada-ngada. Tapi akibat dari merokok dan asap rokok membuat kanker dan kematian pada

perokok atau orang di sekitarnya adalah fakta. Menurut ahli kesehatan masyarakat Tuti Soerojo

bahwa setiap tahun 200.000 orang meninggal akibat rokok di Indonesia. Selain itu, biaya

kesehatan untuk penyakit yang terkait rokok mencapai Rp 2,9 sampai Rp 11 triliun per

tahunnya.1 Melihat angka tersebut membuat kita yang waras dan yang membacanya tentu

menjadi sangat ketakutan juga mungkin akan marah terhadap industri rokok. Inilah kiranya

makna salah satunya dari judul di atas, yakni mengiklankan rokok adalah menjual kematian

manusia. Produk rokok yang dihasilkan oleh industri rokok sudah mencapai angka jutaan

1 Tuti Soerojo, Pemerintah Akui Bahaya Rokok Belum Prioritas 2020, Aturan Rokok Diperketat, Suarapembaruan, 20-2-2009

Page 2: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 2

perokok di Jakarta ini. Jutaan perokok ini tentunya sudah atau sedang dalam kondisi sekarat

karena penyakit akibat rokok atau akan berhenti merokok atau sudah berhenti merokok. Kondisi

ini tentunya akan menjadi ancaman bagi industri rokok jika diketahui atau disadari oleh para

perokok itu sendiri atau masyarakat lainnya yang belum menjadi perokok dan merupakan

sasaran industri rokok. Sangatlah penting bagi industri untuk selalu menarik konsumen rokok

baru di setiap saat atau kesempatan. Kebanyakan para perokok memulai hidupnya menjadi

perokok rata-rata pada usia sangat muda yakni umur 14 tahunan. Tetapi tidak menutup

kemungkinan juga banyak anak-anak di bawah usia 14 tahun ini sudah menjadi perokok (Baby

Smoker). Selain itu juga para perempuan muda dijadikan sasaran khusus industri rokok agar para

perempuan itu menjadi perokok aktif. Anak-anak dan perempuan saat ini menjadi sasaran utama

industri rokok agar mereka menjadi perokok karena jumlahnya yang sangat besar.

Melihat latar belakang ini menjadikan industri rokok merasa perlu mengembangkan bisnisnya

dengan mencoba menarik perhatian atau menggaet anak muda atau remaja dan perempuan

menjadi perokok barunya. Dikembangkannya sasaran kepada anak-anak dan perempuan karena

industri rokok melihat bahwa mereka mudah sekali dibohongi atau dibuai dengan rayuan bahasa-

bahasa iklan. Mayoritas perokok mulai merokok pada usia 14 tahun-an, oleh karena itu industri

harus menggaet anak muda melalui iklan-iklan super kreatif yang diharapkan dapat menciptakan

pecandu rokok baru. Menggunakan iklan atau pemasaran produk rokok oleh industri rokok

menjadi sangat penting. Begitu pula menguasai media iklan baik cetak atau elektronik dan dalam

ruangan atau di luar ruangan adalah salah satu tujuan atau cara pemasaran industri rokok.

Industri rokok tahu betul bahwa iklan rokok sangatlah efektif dan mendukung peningkatan

Page 3: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 3

perokok khususnya anak-anak dan perempuan. Kebebsan mengiklankan rokok menjadi sangat

penting dan industri rokok berani membayar mahal untuk beriklan dan mengatur agar tidak ada

peraturan yang melarang iklan rokok. Banyak cara dan taktik busuk industri rokok untuk

mengakali atau lepas dari jeratan aturan yang membatasi dan melarang iklan atau pemasaran

rokok di sebuah kota atau negara. Ada saja peluang dan cara busuk dilakukan industri rokok

yakni misalnya dengan mempengaruhi pemerintah atau pembuat kebijakan agar tidak membuat

peraturan yang melarang iklan atau pemasaran rokok.

Sementara itu trend atau perkembangan global saat ini sudah sangat sadar akan bahaya rokok

dan asap rokok. Banyak negara atau kota yang terus mempersempit ruang merokok, ruang

pemasaran rokok juga ruang iklan bagi produk rokok. Perkembangan kesadaran inilah yang

menjadi sasaran untuk dirubah oleh upaya advokasi industri rokok untuk terus mempengaruhi

agar bisa mengembangkan pemasarannya. Upaya ini dilakukan dengan satu tujuan

mempengaruhi pemerintah atau pembuat kebijakan, LSM dan para pakar untuk mendukung

perlawanan terhadap advokasi dan kebijakan yang mengatur kawasan dilarangan merokok,

pemasaran atau iklan rokok. Industri rokok tidak akan pernah berhenti berupaya atau

mengadvokasi walau sekarang ini semakin banyak negara yang mengenakan larangan

menyeluruh atau sebagian terhadap ruang untuk merokok atau iklan rokok. Ada saja dan

memang industri rokok terbukti sangat cerdik menemukan cara sangat kreatif untuk

mempopulerkan nama dagangnya, terutama di kalangan generasi muda dan perempuan.

Advokasi keras dan licik itu terutama dilakukan oleh industri rokok di negara-negara yang

belum meratifikasi Frame Work Convention on Tobacco Control (FCTC) dan belum memiliki

Page 4: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 4

peraturan lengkap di bidang Tobacco Control (TC). Salah satunya adalah di Indonesia yang juga

merupakan salah satu negara produsen dan negara dengan jumlah perokok sangat besar yakni

sekitar 70 juta orang perokok.

Lemahnya pengaturan tentang pengendalian dampak rokok di Indonesia diakui oleh pemerintah

Indonesia sendiri. Pemerintah Indonesia sendiri mengakui bahwa saat ini faktor kesehatan belum

menjadi prioritas utama dalam merumuskan kebijakan menyangkut pengendalian dampak

bahaya rokok.2 Faktor ketenagakerjaan dan penerimaan keuangan dari cukai rokok masih

menjadi pertimbangan utama pemerintah Indonesia sehingga masih lemah berhadapan dengan

industri rokok. Pemerintah Indonesia baru berencana memperketat peredaran rokok baru pada

tahun 2020. Faktor kesehatan akan dijadikan pertimbangan utama pada masa itu untuk membuat

kebijakan atau peraturan yang memperketat peredaran rokok di Indonesia. Kelemahan

pemerintah Indonesia terhadap produk rokok dan industri rokok ini juga adalah pertimbangan

tenaga kerja dan pendapatan cukai dari industri rokok. Padahal jika bicara faktor tenaga kerja

adalah sangat jelas bahwa hingga saat ini kondisi pengupahan atau kehidupan buruh pabrik

termasuk buruh industri rokok sangat jauh dari hidup layak. Industri, termasuk di dalamnya

industri rokok masih memberi upah dan kehidupan yang belum manusiawi kepada para

buruhnya. Berbicara tentang cukai rokok adalah salah besar jika itu dikatakan pendapatan yang

diberikan oleh industri rokok. Cukai rokok adalah dijadikan tambahan harga jual oleh industri

rokok kepada para perokok. Jadi cukai rokok itu adalah dibayarkan oleh para perokok dan bukan

industri rokok.

2 Pemerintah Akui Bahaya Rokok Belum Prioritas 2020, Aturan Rokok Diperketat, Suarapembaruan, 20-2-2009

Page 5: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 5

2. Iklan Rokok Mempengaruhi Anak-anak dan kaum Perempuan

Salah satu pengeluaran terbesar iondustri rokok adalah biaya untuk

melakukan iklan atau sponsorship. Keberanian dan menempatkan uang cukup

begitu besar untuk iklan dan sponsorship oleh industri rokok dilakukan

untuk membangun dunia perokok secara berkelanjutan meningkat terus.

Menghamburkan uang jutaan dolar secara berlebihan seperti ini membuat

industri rokok menjadi seperti pahlawan atau industri yang baik hati. Coba lihat saja beragamnya

dan banyak kegiatan sponsorship yang sebenarnya untuk membangun citra dan iklan bagi

produk rokok. Melalui kegiatan sponsorship seperti itu, industri telah berhasil melakukan iklan

efektif dan menjadikan industri rokok pahlawan bagi kaum muda, perempuan dan bahkan untuk

orang miskin seperti asongan rokok atau pedagang rokok. Bahkan sebuah industri rokok di

Indonesia pada tahun 2010 lalu berhasil menggaet seorang penyanyi idola kritis membangun

sebuah gerakan lingkungan hidup. Hebat memang upaya industri rokok dalam melakukan iklan

produknya dengan berbagai topeng kebaikan.

Di balik topeng kebaikan yang dibangun adalah iklan industri rokok untuk terus membangun

perokok baru dari kalangan remaja dan perempuan sebagai pasar utamanya saat ini. Melalui

kegiatan topeng iklan ini mereka berhasil mempublikasikan nama dagang dan menciptakan

dalam benak anak muda serta kaum perempuan hubungan antara rokok dan kesehatan serta

kehebatan berolahraga juga pendidikan. Telah banyak acara olahraga, pendidikan dan bahkan

Page 6: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 6

kegiatan agama yang disponsori oleh industri rokok dan ditayangkan secara terbuka di tempat-

tempat publik secara cetak maupun elektronik dengan sama sekali tidak mengindahkan etika

beriklan.

Kita berada di bisnis rokok, bukan di bisnis olahraga. Kita menggunakan olahraga sebagai

peluang untuk mengiklankan produk kita.....kita bisa memasuki wilayah dimana kita

memasarkan sebuah acara, menghitung penjualan selama acara tersebut dan menghitung

penjualan pasca acara, dan melihat adanya peningkatan dalam penjualan.”

R.J.. Reynolds

”Tujuan diselenggarakannya Marlboro Superbike Show (di Taiwan) adalah untuk memperkuat

citra merek dagang yang dikaitkan dengan hura-hura, vitalitas, maskulinitas, terutama di

kalangan konsumen dewasa”

Philip Morris

(Balap Motor) olahraga ideal untuk disponsori oleh perusahaan rokok. Ada daya tarik dan

diliput secara luas oleh televisi secara internasional. Acara tersebut dilangsungkan selama 10

bulan dan melibatkan 16 balap motor di 14 negara dengan pembalap dari 16 kebangsaan.

Setelah sepak bola, olahraga ini adalah olahraga multinasional nomor satu. Acara ini diekspos

secara luas di dunia, mendapat sambutan secara global, dan secara keseluruhan diliput media

Page 7: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 7

massa, dan ditonton oleh 600 juta orang setiap 2 minggu. Kesan yang ditampilkan adalah

”kejantanan, kegembiraan, warna, internasional, dan glamor”. Kehadirannya (sponsor rokok,

red) adalah agar dapat terlihat, yaitu untuk menjual rokok.

Barrie Gill. Chief Executive of Championship Sports Specialists Ltd.

Seringkali juga di Jakarta setiap kegiatan sponsorship industri rokok, kegiatan

olah raga, konser musik atau bahkan kegiatan keagamaan tersebut diiklan lagi

secara terbuka melalui iklan luar ruang (billboard) raksasa di jalan0jalan bahkan

di kampung-kampung pemukiman warga. Keberadaan iklan billboard dan

perusahaan iklan ini akhirnya melahiurkan sekutu bahkan ada sebuah industri

rokok di Jakarta yang membangun sebuah perusahaan iklan (advertising) sendiri

untuik membangun kekuasaan beriklan di luar ruang Jakarta. Jika melihat

dampak kematian yang dialami oleh para perokok jelaslah bagi kita bahwa

beriklan rokok adalah menjual kematian. Menjual kematian tersebut secara khusus ditujukan

oleh industri rokok kepada generasi muda dan kaum perempuan. Semua industri atau pihak yang

terlibat dengan kegiatan beriklannya industri rokok jelas telah bekerja sama secara sadar untuk

menjual kematian. Alur menjual kematian itu dapat dilacak sebagai berikut: menjual atletisisme

melalui kegiatan olah raga, menjual kehebatan melalui bisnis pertunjukan, menjual mode dan

kecantikan, menjual kebebasan atau memakmuran melalui iklan adalah menjual kematian

Page 8: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 8

Coba kita pikirkan baik-baik, bagaimana mungkin kepulan asap rokok akan dapat memberikan

kesehatan dan kebugaran bagi si perokok atau orang di sekitarnya? Bagaimana mungkin juga

racun dan nikotin atau TAR di dalam rokok akan memberikan kecantikan dan

kesehatan serta kemakmuran bagi kaum perempuan yang merokok? Bagaimana

mungkin dan apa faktanya seorang anak-anak atau remaja bisa bebas merokok

dan menjadi pandai dengan merokok? Bukankah sudah rahasia umum, dan

perusahaan rokok mengakui sendiri dalam setiap kemasan rokoknya dengan

menuliskan bahwa merokok akan menyebabkan kanker dan kematian serta

keguguran bagi wanita hamil. Jadi jelas bahwa iklan rokok hanya membohongi

dan menjual kematian bagi anak muda dan kaum perempuan yang menjadi

target iklan industri rokok.

Keinginan praktis dan instan kaum perempuan dan anak muda untuk selalu ingin tampil hebat

dan menjadi pusat perhatian sekitar inilah yang dijadikan slogan iklan para industri rokok.

Slogan menipu, akan jadi bintang yang sehat dan bahagia dan pilihannya adalah merokok

dengan nikotin dan tar rendah cukup masuk akal sebagai gambaran gaya hidup ini thema pilihan

iklan luar ruang industri rokok di banyak tempat termasuk di Jakarta. Kelicikan industri rokok

yang paling keji ini dapat disimpulkan ketika menjadikan perempuan dan generasi muda atau

anak muda sebagai target market. Bagi kaum muda atau anak muda upaya industri rokok itu

dilakukan melalui menjual isi iklan tentang gaya hidup (life style), rendah tar (low tar atau light)

agar terkesan lebih aman. Secara khusus bagi perokok kaum perempuan iklan rokok menipu

Page 9: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 9

dengan isi iklan salah satu manfaat merokok adalah tetap langsing,

kemasan feminine dan chic, slim cigarette (fashionable). Indonesia

masih sangat welcome terhadap iklan rokok di televisi dan radio,

juga billboard yang tersebar di seluruh pelosok negeri, yang kita

lihat sebagai contoh adalah iklan rokok impor untuk slim cigarette

yang ditargetkan bagi perempuan karir, dengan citra chic,

fashionable, tubuh langsing, cantik, dan menarik. Billboard rokok

tersebut terpampang besar di seberang Hotel Mulia, Senayan,

Jakarta, dekat dengan mal-mal mewah di mana perempuan kalangan

atas shopping dan hang out.3

Laporan Bank Dunia 2003 dalam buku berjudul The Economics of

Tobacco Use and Tobacco Control in the Developing World, The

World Bank, 2003, menyimpulkan bahwa di negara-negara maju konsumsi rokok pada laki-laki

menurun pada tahun 1990-an, sementara prevalensi merokok meningkat justru di kalangan anak

muda khususnya remaja puteri. Variasi prevalensi merokok pada perempuan di seluruh dunia

berbeda. Pada tahun 1995, Di Eropa Timur dan Asia Tengah, 59% laki-laki merokok, dan 26%

perempuan merokok, sementara di Asia Timur dan Pasifik, 59% laki-laki dan 4% perempuan

adalah perokok.

Indonesia juga menunjukkan gejala serupa pada negara-negara kaya, bahwa prevalensi merokok

pada perempuan meningkat justru di kalangan mereka yang berpendidikan dan berpenghasilan

3 Sri Utari Setyawati, PEREMPUAN INDONESIA YANG MALANG: Kini Menjadi Target Pemasaran Rokok

Page 10: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 10

tinggi.4 Cara licik industri rokok dalam beriklan ini jelas telah mengabaikan etika beriklan yakni

tidak berisi kebohongan atau tipuan. Tipuan ini telah melanggar hak anak-anak dan kaum

perempuan untuk mendapatkan informasi yang benar dan hidup sehat.Hak perempuan dan anak

untuk sehat adalah hak dasar yang tak dapat ditawar-tawar lagi.

Sri Utari juga mengatakan bahwa empat juta kematian yang dapat dicegah telah terjadi setiap

tahun, atau 11.000 kematian per hari, angka yang langka dan tidak mungkin ditemukan

contohnya dalam sejarah manapun, yang dapat menyamai jejak kematian dan penghancuran

yang terprogram karena tembakau.5 Jika angka pertumbuhan meningkat terus sampai dengan

2020, maka penggunaan tembakau akan bertanggungjawab terhadap 10% beban penyakit di

dunia. Yang sangat mengkhawatirkan adalah prevalensi merokok pada remaja, khususnya

remaja puteri meningkat di berbagai belahan dunia. Pada negara-negara dimana perempuan

perokok prevalensinya masih rendah, merupakan kesempatan emas untuk melakukan upaya

pencegahan untuk mulai merokok maupun kematian dini. Konvensi Penghapusan Segala Bentuk

Diskriminasi terhadap Perempuan (CEDAW) dan Konvensi Perlindungan Anak (yang telah

diratifikasi oleh Indonesia), turut menjadi bahan pertimbangan untuk melindungi hak perempuan

dan anak (pesan Brundtland 2001, Women and The Tobacco, WHO & JHSPH, Jonathan M.

Samet and Soon-Young Yoon). Jelaslah sekarang bahwa kaum perempuan dan anak-anak perlu

dilindungi dari dampak rokok yang diiklan secara terbuka tanpa pengaturan dari pihak

pemerintah.

4 Sri Utari Setyawati, PEREMPUAN INDONESIA YANG MALANG: Kini Menjadi Target Pemasaran Rokok

5 Sri Utari Setyawati, PEREMPUAN INDONESIA YANG MALANG: Kini Menjadi Target Pemasaran Rokok

Page 11: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 11

Apabila menginginkan sebuah generasi atau bangsa yang sehat juga berkualitas maka tidak bisa

ditawar-tawar lagi yakni jauhi mereka dari rokok dan iklan rokok yang selama ini telah

membangun citra atau semangat kebohongan serta menipu. Sehatkanlah mereka para anak-anak

muda dan kaum perempuannya dan bangun kesadaran sehat tanpa rokok dan jangan percaya

pada iklan rokok dengan melarang total iklan rokok. Jangan biarkan perempuan menjadi

perokok atau anak muda menjadi perokok, agar generasi yang akan datang betul-betul menjadi

generasi berkualitas dan bebas dari paparan asap rokok.

3. Iklan Rokok Mempengaruhi Peningkatan Penggunaan Tembakau

Mungkin ada sementara pertanyaan, mengapa kaum perempuan dan anak-anak muda atau

remaja menjadi sasaran industri rokok melalui iklan-iklannya. Kedua golongan ini ykani

perempuan dan remaja menjadi sasaran pengaruhi melalui reklame atau iklan rokok karena:

Di seluruh dunia jumlah perempuan masih jauh kurang ketimbang jumlah laki-laki

perokok.

Di negara maju jumlah kaum laki merokok mulai menetap dan cenderung berkurang.

Jumlah perempuan yang ingin merokok malah bertambah (feminis/emansipasi),

hingga merupakan pangsa pasar industri rokok

Jumlah anak-anak dan remaja yang ingin merokok terus bertambah

Page 12: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 12

Melihat keadaan ini jelas menjawab pertanyaan tentang pentingnya perusahaan rokok

membangun kebebasan reklame atau iklan rokok. Kebebasan iklan rokok ini agar tetap bisa terus

meningkatkan angka penggunaan tembakau dengan menggaet perokok baru dari kalangan

remaja dan perempuan.

Siaran iklan atau promosi rokok telah mengakibatkan anak dan remaja (yang masih berusia

anak) terpengaruh oleh iklan promosi rokok dan mempengaruhi untuk merokok. Berdasarkan

hasil Penelitian Fakutas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA

pada tahun 2007 tentang dampak iklan rokok terhadap anak dan remaja, diperoleh fakta antara

lain:6

(a) dari hasil analisis terhadap jawaban atas pertanyaan tentang media tempat disiarkannya

iklan, dapat dilihat bahwa Televisi merupakan media pemajanan iklan rokok tertinggi

terhadap responden (99,7%), disusul oleh Spanduk/Poster/Billboard (86.7%), kegiatan

yang disponsori perusahaan rokok (77%), dan Koran/Majalah (76.2%);

(b) Tingginya keterpajanan terhadap iklan rokok melalui Televisi, Spanduk/

Poster/Billboard, dan koran/majalah juga terungkap dari respon informan kualitatif

remaja;

“....sering, di televisi....”

“.....pernah, di televisi dan di jalan....”

6 Laporan Penelitian Fakutas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA yang berjudul “Dampak Keterpajanan Iklan Rokok dan Kegiatan

Yang Disponsori Perusahaan Rokok Terhadap Aspek Kognitif, Afektif, dan Perilaku Merokok pada Remaja”, Jakarta, 2007

Page 13: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 13

“.....televisi, spanduk, billboard....”

“Sering, di televisi, majalah, koran, spanduk...”

“Sering, seperti di televisi, spanduk, billboard, koran, dan majalah...”

(c) gambaran pengaruh iklan rokok terhadap aspek kognitif remaja dapat diidentifikasi

dari jumlah slogan yang diingat. Iklan rokok sekarang sangat mengutamakan slogan-

slogan yang menarik dan mudah diingat dan bukan berupa bujukan yang langsung agar

khalayak yang terpajan membeli dan menghisap rokok merek yang diiklankan. Hasil

analisis atas pertanyaan “Sebutkan slogan-slogan.....” memperlihatkan bahwa hanya 10.8

% responden yang tidak dapat mengingat dan menyebutkan satu slogan pun, sedangkan

sisanya dapat menyebutkan satu sampai sembilan slogan.

Bila responden dikategorikan menjadi 2 kategori berdasarkan nilai rata-rata 3 jumlah

slogan yang disebut, maka responden yang tergolong dapat menyebutkan dalam jumlah

banyak (> mean) sebanyak 182 responden (51.6%). Data ini memperlihatkan besarnya

pengaruh iklan rokok terhadap aspek kognitif remaja;

(d) pengaruh iklan rokok terhadap aspek kognitif remaja dapat diidentifikasi dari jumlah

slogan yang diingat. Secara keseluruhan slogan-slogan yang diungkapkan oleh responden

mencapai 60 buah, 20 tertinggi diantaranya disajikan pada tabel 4.13.

Page 14: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 14

Lima slogan yang terbanyak disebutkan adalah “Enjoy Aja” dengan responden yang

menjawab sebanyak 45.33%, “Pria Punya Selera” (29.18%), “Gak ada Loe gak rame”

(27,2%), “Bukan Basa Basi” (17,56%), dan “Tanya Kenapa” (16,15%). Tampak jelas

sekali bahwa slogan-slogan tersebut adalah slogan-slogan yang gayanya sesuai untuk

remaja;

Distribusi Responden Menurut 20 Slogan Yang Paling Diingat

No. Slogan iklan rokok f % No. Slogan iklan rokok f %

1 Enjoy aja 160 45.33 11 Aksinya rame-rame 21 5.95

2 Pria punya selera 103 29.18 12 U are U 20 5.67

3 Gak ada loe, gak

rame 96 27.2 13

Yang muda yang gak

dipercaya 17 4.82

4 Bukan basa basi 62 17.56 14 May be yes! May be

no! 16 4.53

5 Tanya kenapa? 57 16.15 15 The flavour of

adventure 15 4.25

6 Bikin hidup ebih

hidup 54 15.3 16 Pria sejati 12 3.4

7 Buktikan merahmu 33 9.35 17 Memang bikin bangga 11 3.12

8 Selera pemberani 27 7.65 18 Citra eklusif 11 3.12

9 Ekspresikan aksimu 26 7.37 19 Kawan sejati 10 2.83

10 Apa obsesimu? 26 7.37 20 Dji sam Soe 9 2.55

11 Aksinya rame-rame 21 5.95

12 U are U 20 5.67

Page 15: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 15

Wawancara mendalam menunjukkan 21 informan dari 30 informan remaja mengaku

pernah menggunakan slogan iklan rokok dalam pergaulan sehari-hari. Seperti yang

diungkap oleh beberapa informan remaja ;

“...Sering...misalnya “Kapan Kawin...?”, “Enjoy Aja”, “Asyiknya rame-rame”...”

“...Pernah...kalo lagi bercanda dengan teman, Enjoy Aja mas....”

“…Pernah, karena kata-katanya menarik…”

(e)Pengaruh iklan promosi rokok secara langsung bisa menjadi cara anak dan remaja

mengidentifikasi diri dan persepsinya, sehingga seakan-akan merokok (dan rokok) yang

merupakan zat berbahaya yang mengandung 4000 jenis zat berbahaya dan 69

diantaranya bersifat karsinogenik dan juga adiktif, bermetamorfosa dengan iklan promosi

rokok seakan-akan dicitrakan tidak berbahaya. Sebaliknya, dengan iklan promosi rokok

adalah sesuai yang wajar bahkan sesuai dengan jiwa remaja.

“Persepsi terhadap perilaku merokok sesuai dengan pencitraan iklan rokok, karena

slogan-slogan iklan rokok memperlihatkan citra yang dibangun untuk menarik perhatian

dan untuk menumbuhkan gaya hidup. Citra-citra tersebut meliputi Percaya Diri, Keren,

Setia Kawan, Kreatif, Pemberani, Suka Menolong, Gaul, Berjiwa Petualang, Pria Sejati,

Kritis, dan Gagah.

Kepada remaja perokok dan mantan perokok ditanyakan apakah dengan merokok dia

merasa seperti yang dicitrakan oleh iklan tersebut. Sedangkan pada yang tidak pernah

Page 16: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 16

merokok diajukan pertanyaan apakah seorang perokok itu memiliki sifat seperti yang

dicitrakan oleh iklan rokok. Bahwa dikalangan perokok, persentase yang merasakan citra

yang sesuai dengan yang digambarkan oleh iklan rokok lebih tinggi dibandingkan

dengan pada mantan perokok dan yang tidak merokok.

Di kalangan responden perokok yang merasa citra dirinya Percaya Diri mencapai 50%,

yang merasa Keren mencapai 37,04%. Sedangkan pada responden mantan perokok, yang

merasa citra perokok itu adalah Percaya Diri sebesar 17.05 % dan yang merasa Keren

sebesar 13.64%. Berbeda dengan perokok dan mantan perokok, pilihan terbanyak

responden bukan perokok tentang pencitraan ini adalah pada citra perokok sebagai orang

Kritis (13.27 %).

Di kalangan remaja perokok, citra yang tumbuh ini mempunyai potensi untuk

mempertahankan statusnya sebagai perokok. Dan walaupun persentase di kalangan

mantan perokok dan bukan perokok tidak terlalu tinggi (< 50%) namun responden

yang merasakan citra tersebut sesuai mempunyai potensi untuk kembali merokok atau

mulai mencoba merokok.

Berdasarkan wawancara mendalam terhadap 30 informan remaja baik perokok maupun

bukan perokok, didapatkan pencitraan iklan yang sama dengan hasil dari kuisioner, yaitu

“Gagah”, “Pemberani”, “Percaya Diri”, “Setia Kawan”, “Gaul”, dan “Keren”.

Page 17: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 17

Dari 30 orang informan, 25 orang mengatakan bahwa orang yang merokok identik

dengan karakter yang dicitrakan oleh iklan rokok tersebut, juga kepada dirinya ketika

merokok. Hal ini menunjukkan besarnya dampak keterpaparan iklan rokok terhadap

ranah kognitif remaja”

Data dan hasil studi ini menegaskan adanya fakta dan kausalitas bahwa siaran niaga iklan

rokok pada lembaga penyiaran televisi memang secara terencana dimaksudkan untuk

membidik anak dan remaja. Siaran iklan niaga promosi rokok memang diarahkan untuk

menjaring orang muda atau remaja bukan orang tua atau kakek-kakek. Hal ini dikemukakan

Dr. Widyastuti Soerodjo, memberikan pernyataan bahwa iklan dan sponsor itu semuanya

untuk kaum muda.

Gambaran pengaruh iklan terhadap anak-anak atau kaum muda dan kaum perempuan di atas

menunjukkan bahwa iklan rokok berpengaruh terhadap penggunaan tembakau atau rokok.

Sering kali di banyak kesempatan terlihat bahwa industri rokok dengan licik mau menutupi

dampak langsung iklan terhadap penjualan rokok. Bagaimana tidak terjadi peningkatan

penjualan rokok jika perokoknya pun bertambah dan memang industri rokok berani

mengeluarkan dana besar untuk beriklan. Adalah perbuatan bodoh jika industri rokok mau dan

berani mengeluarkan dana besar untuk iklan jika memang tidak menghasilkan angka

peningkatan penjualan rokok produksinya. Dalam katalog atau kamus mana pun akan disebutkan

bahwa beriklan itu untuk menambah atau mempengaruhi terjadi peningkatan pengikut atau

Page 18: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 18

penggunaan produk yang diiklankan. Industri tembakau memanfaatkan strategi pemasaran yang

komprehensif untuk menciptakan kesan bahwa penggunaan tembakau sudah meluas dan

berterima. Pesan pemasarannya mengusung karakter yang diidam-idamkan seperti popularitas,

glamor dan daya tarik seksual melalui penggunaan tembakau dan meremehkan risiko

kesehatannya.7

Industri tembakau menghabiskan miliaran dolar setiap tahunnya untuk memasarkan produk-

produknya melalui iklan-iklan untuk mempengaruhi penggunaan tembakau atau rokok.8 Di

Indonesia, perusahaan rokok menghabiskan sekitar 196 juta USD setiap tahunnya untuk iklan.9

Industri tembakau menggunakan taktik iklan, promosi dan sponsor untuk secara langsung

mempengaruhi penggunaan tembakau dan sikap terkait tembakau. Iklan, pomosi dan sponsor

tembakau:

Mempromosikan penggunaan tembakau sebagai suatu kebiasaan dan keglamoran

Menipu dan menyesatkan

Memudarkan kampanye kesehatan masyarakat

7 World Health Organization (WHO). WHO Report on the global tobacco epidemic, 2008: The MPOWER package. Geneva: 2008. Available from:

http://www.who.int/entity/tobacco/mpower/mpower_report_full_2008.pdf.

8 U.S. Federal Trade Commission (FTC). Cigarette Report for 2003. Washington DC: FTC; 2005. Available from: http://www.ftc.gov/reports/cigarette05/050809cigrpt.pdf.

9 Oxford Business Group. Tobacco producers roll with the times. Emerging Markets Economic Briefings [serial on the Internet]. 2009 [cited 2009 July 21]: Available from:

http://www.oxfordbusinessgroup.com/weekly01.asp?id=4534.

Page 19: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 19

Menargetkan populasi tertentu seperti wanita, kawula muda dan rakyat miskin dengan cara:

o Mengeksploitasi citra glamor, kemandirian, daya tarik seks dan kelangsingan yang

sangat menarik bagi wanita dan remaja putri10

o Mensponsori konser, memberikan hadiah setelah membeli beberapa bungkus rokok,

dan sampel rokok gratis, yang khusus ditujukan kepada kelompok berpenghasilan

rendah seperti kawula muda dan rakyat miskin11

Melalui iklan produk-produknya, industri tembakau mencoba

menciptakan lingkungan di mana penggunaan tembakau merupakan

hal yang biasa dan dapat diterima umum, serta meremehkan

peringatan tentang dampak kesehatannya.12

10 Kaufman NJ, Nichter M. The marketing of tobacco to women: Global perspectives. In: Samet JM, Yoon S-Y, editors. Women and the tobacco epidemic: Challenges for the

21st century: World Health Organization, Institute for Global Tobacco Control at Johns Hopkins School of Public Health; 2001.

U.S. Department of Health and Human Services (HHS). Women and smoking: A report of the Surgeon General. 2001. Available from:

http://www.cdc.gov/tobacco/data_statistics/sgr/sgr_2001/index.htm.

11 Southeast Asia Tobacco Control Alliance (SEATCA) (SEATCA). Targeting the poor: Casualties in Cambodia, Indonesia, and Laos. 2008.

Action on Smoking and Health (United Kingdom) (ASH). BAT's African footprint. London: 2008. Available from: http://www.ash.org.uk/ash_zuufw093.htm.

12 U.S. Department of Health and Human Services. Reducing the health consequences of smoking: 25 years of progress. A report of the Surgeon General. Centers for Disease

Control and Prevention, Office of Smoking and Health; 1989. Available from: http://profiles.nlm.nih.gov/NN/B/B/X/S/.

Page 20: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 20

Perusahaan tembakau atau industri rokok harus menarik generasi baru pengguna tembakau untuk

menggantikan mereka yang telah berhenti merokok atau meninggal akibat penyakit terkait

merokok. Untuk mencapainya, perusahaan tembakau mengembangkan kampanye pemasaran

besar-besaran untuk membujuk kawula muda untuk merokok dan menjadi perokok jangka

panjang. Budaya Indonesia begitu kental dengan iklan dan sponsor industri tembakau hingga

dalam kurun waktu antara bulan Januari dan Oktober 2007 saja, terdapat 1.350 acara yang

disponsori oleh industri tembakau – rata-rata 135 acara setiap bulannya. Pemasaran tembakau,

yang meliputi iklan, promosi dan sponsor, telah terbukti meningkatkan jumlah kawula muda

yang mulai merokok.13

Sebuah studi tahun 2007 di Indonesia menemukan bahwa 70% anak muda terpengaruh kuat

(46,3%) dan sedang (24,1%) oleh iklan tembakau untuk mulai merokok.14

Kajian tahun 2003 dari sembilan studi longitudinal yang melibatkan lebih dari 12.000 anak

muda menyimpulkan bahwa iklan dan promosi tembakau meningkatkan kemungkinan

remaja mulai merokok.15

13 DiFranza JR, Wellman RJ, Sargent JD, Weitzman M, Hipple BJ, Winickoff JP. Tobacco promotion and the initiation of tobacco use: Assessing the evidence for causality.

Pediatrics. 2006 June;117(6):e1237-48.

14 University of Indonesia, National Commission for Child Protection, Southeast Asia Tobacco Control Alliance. Study on the impact of exposure to tobacco advertisement

and sponsorship towards knowledge, attitude and smoking behavior in youth. Jakarat; 2007.

15 Lovato C, Linn G, Stead LF, Best A. Impact of tobacco advertising and promotion on increasing adolescent smoking behaviours. Cochrane Database Systematic Review.

2003(4):CD003439.

Page 21: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 21

Sebuah studi di Inggris yang dilakukan antara tahun 1999 dan 2004 menemukan bahwa,

dengan tiap bentuk pemasaran tembakau yang dikenali kawula muda, kemungkinan untuk

mulai merokok meningkat sebesar 7%.16

Sebuah studi tahun 2004 menemukan bahwa familiaritas dengan papan iklan tembakau

lokal meningkatkan kemungkinan untuk mulai merokok di kalangan usia 13 hingga 14

tahun di Spanyol.17

Sebuah kajian tahun 2009 dari delapan studi penampang terhadap dampak iklan dan

promosi tembakau pada titik penjualan secara konsisten menemukan keterkaitan yang erat

antara paparan terhadap promosi tembakau di dalam toko dengan dimulainya merokok atau

kerentanan untuk merokok. Penulis menyimpulkan bahwa kecanduan tembakau, parahnya

bahaya kesehatan yang ditimbulkan oleh merokok, bukti bahwa pemasaran dan promosi

tembakau mendorong anak-anak untuk mulai merokok, dan konsistensi bukti bahwa hal

tersebut mempengaruhi mulai merokoknya anak, memberikan alasan yang kuat untuk

melarang iklan dan dipajangnya produk tembakau hisap di titik penjualan.18

16 Moodie C, MacKintosh AM, Brown A, Hastings GB. Tobacco marketing awareness on youth smoking susceptibility and perceived prevalence before and after an

advertising ban. European Journal of Public Health. 2008 October;18(5):484-90.

17 Lopez ML, Herrero P, Comas A, Leijs I, Cueto A, Charlton A, et al. Impact of cigarette advertising on smoking behaviour in Spanish adolescents as measured using

recognition of billboard advertising. European Journal of Public Health. 2004 December;14(4):428-32.

18 Paynter J, Edwards R. The impact of tobacco promotion at the point of sale: a systematic review. Nicotine Tob Res. 2009 Jan;11(1):25-35.

Page 22: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 22

4. Larangan Iklan Menyeluruh Lebih Efektif Kendalikan Bahaya Rokok

Pemasaran produk tembakau seperti rokok beserta iklannya adalah untuk mempertahankan serta

meningkatkan penggunaan produk tembakau yakni rokok khususnya perokok pemula (anak-

anak dan remaja) dan perempuan. Saat ini iklan

rokok dan citra rokok bertindak sebagai isyarat

merokok adalah sah dan sehat bagi perokok. Studi

menunjukkan bahwa perokok dari semua usia

memiliki keinginan yang lebih besar untuk merokok

ketika disajikan dengan gambar terkait rokok, seperti

seseorang yang merokok atau sebungkus rokok, atau

benda lain yang berkaitan dengan rokok. Iklan

tembakau berisi banyak sekali jenis-jenis gambar

ini.19 Perusahaan tembakau telah menggasak uang perokok terkait manfaat rokok light atau

rendah tar dengan memasarkan rokok tersebut sebagai rokok yang lebih sehat dibandingkan

rokok biasa. Penghisap rokok “light” dan “rendah tar” menambah jumlah rokok yang dihisap

19 Centers for Disease Control and Prevention, Office of Smoking and Health; 1989. Available from: http://profiles.nlm.nih.gov/NN/B/B/X/S/.

Upadhyaya HP, Drobes DJ, Thomas SE. Reactivity to smoking cues in adolescent cigarette smokers. Addictive Behaviors. 2004 July;29(5):849-56.

Page 23: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 23

dalam sehari, menghirup hisapan yang lebih besar, menghisap lebih sering, menghisap lebih

dalam atau menghalangi lubang ventilasi rokok – semuanya ini dilakukan untuk mendapatkan

dosis nikotin yang dibutuhkan guna mempertahankan kecanduan mereka.20 Penjualan global

untuk rokok “light” dan “rendah tar” meningkat drastis dari 388 miliar batang rokok yang terjual

di tahun 2000 menjadi hampir 500 miliar batang rokok yang terjual di tahun 2005, yang

menggambarkan keberhasilan industri tembakau dengan teknik pemasarannya yang menipu.21

Negara memiliki hak untuk membatasi pemasaran produk berbahaya guna melindungi kesehatan

masyarakat.22 Larangan menyeluruh, yang melarang penggunaan semua strategi pemasaran oleh

industri tembakau, efektif melindungi kesehatan masyarakat. Larangan iklan parsial kurang

efektif, sebagian karena industri tembakau mengalihkan upaya pemasarannya ke saluran yang

tidak dibatasi ketika larangan sifatnya tidak menyeluruh.23 Iklan dan promosi tembakau

didefinisikan sebagai “segala bentuk komunikasi, rekomendasi atau aksi komersial dengan

20 U.S. Department of Health and Human Services (HHS). Risks associated with smoking cigarettes with low machine-measured yields of tar and nicotine. Smoking and

tobacco control monograph no. 13. Bethesda, MD: National Cancer Institute; 2001. Available from: http://dccps.nci.nih.gov/tcrb/monographs/13/m13_5.pdf.

21 Euromonitor International. Table 208: Global sales of cigarettes by subsector: Volume 2000-2005. 2008; Available from: http://portal.euromonitor.com.

22 Action on Smoking and Health (United Kingdom) (ASH). Tobacco advertising: Banning tobacco promotion: Ethical and civil liberties issues. London: ASH; 1997.

Available from: http://www.ash.org.uk/files/documents/ASH_168.pdf.

Joossens L. Questions and answers: Why ban tobacco advertising in the European Union? Geneva: International Union against Cancer; 1998. Available from:

http://globalink.org/tobacco/docs/eu-docs/9802faq.html.

23 Saffer H. Tobacco advertising and promotion. In: Jha P, Chaloupka F, editors. Tobacco control in developing countries. New York: Oxford University Press, Inc.; 2000.

Blecher E. The impact of tobacco advertising bans on consumption in developing countries. Journal of Health Economics. 2008 July;27(4):930-42.

Page 24: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 24

tujuan, dampak atau dampak potensial untuk mempromosikan produk tembakau baik secara

langsung maupun tidak langsung.24 Contohnya meliputi:

Siaran, iklan cetak dan luar ruang

Iklan di titik penjualan

Berbagai pengaturan penjualan dan/atau distribusi dengan pengecer dalam penempatan

produk, promosi penjualan dan diskon

Kemasan produk

Iklan di internet

Penggunaan nama merek, logo atau identitas merek visual tembakau pada produk, kegiatan

atau acara non-tembakau

Penempatan produk tembakau atau penggunaan tembakau di media hiburan

Sponsor didefinisikan sebagai “segala bentuk sumbangan kepada acara, kegiatan atau orang

perorangan mana pun dengan tujuan, dampak atau dampak potensial untuk mempromosikan

produk tembakau atau penggunaan tembakau baik secara langsung maupun tidak langsung.”25

Contohnya meliputi:

24 World Health Organization (WHO). Framework Convention on Tobacco Control. Geneva: 2003. Available from: http://www.who.int/fctc/text_download/en/.

25 World Health Organization (WHO). Framework Convention on Tobacco Control. Geneva: 2003. Available from: http://www.who.int/fctc/text_download/en/.

Page 25: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 25

Olahraga

Acara budaya

Konser

Program sekolah

Kegiatan tanggung jawab sosial korporat seperti prakarsa pencegahan kawula muda dan

sumbangan amal kepada organisasi publik dan swasta

Jadi sebuah dasar pikir yang sah yakni perlindungan anak dan kaum perempuan dalam

pengendalian tembakau dan pengendalian atau pelarangan iklan rokok. Bahaya terhadap

tembakau atau rokok serta peningkatan perdagangan juga jumlah perokok serta korban hamparan

asap rokok jelas memiliki hubungan langsung dengan kebebasan mengiklankan rokok di

Indonesia dan khusus di kota Jakarta. Melihat masalah dampak iklan ini, pemerintah harus sudah

mulai memikirkan untuk membatasi atau bahkan melarang secara total iklan rokok. Bahaya

tembakau sudah menjadi epidemi global (global epidemic) dan sudah menjadi bahaya dan

mengancam kehidupan . WHO menyebutnya bahwa tembakau adalah pemunuh (tobacco kills)

karena tiap 6 detik satu orang meninggal terkait penyakit akibat merokok. Di Indonesia, korban

tobacco kills bukan tak menyayat hati, tragis dan berkelanjutan. Bayangkan 1.172 orang

meninggal per tahun akibat penyakit terkait merokok. Lembaga Demografi FE-UI dalam

’Ekonomi Tembakau’ (2008) melaporkan konsumsi rokok penyebab sampai 200.000 kematian

setiap tahun.

Page 26: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 26

Jelas bahwa rokok diakui mengandung zat adiktif dan karsinogenik serta mematikan, namun

iklan rokok masih dihalalkan di Jakarta. Bahkan rokok diiklankan dan disiarkan secara agresif

dengan strategi pencitraan yang menyesatkan anak dan remaja serta kaum perempuan tanpa

kendali. Iklan-iklan rokok semua bertujuan agar mendapatkan penmgganti perokok lama yang

sadar atau sudah meninggal. Berbekal uang yang sangat besar industri rokok menggarap

perokok pemula loyalis dan keberlanjutan (suistainability) bagi keuntungan industri rokok.

Misi iklan rokok yang massif dan agresif adalah mengubah kesadaran anak dan remaja serta

kaum perempuan seakan-akan rokok barang normal.

Bagaimana mungkin rokok yang bersifat adiktif, karsinogenik dan membunuh perokoknya,

dirubah citranya seakan-akan menjadi benda normal? Seakan menjadi barang yang baik, sehat

dan mencerdaskan? Perubahan citra ini dilakukan industri rokok melalui iklannya agar rokok

menjadi barang yang legal, tidak bisa dijerat oleh hukum. Posisi legal ini pun membuat rokok

dan merokok betrsifat pribadi dan pilihan bebas perorangan warga negara tanpa perlu campur

tangan negara. Melihat rokok itu bersifat adiktif, karsinogenik dan membunuh perokoknya maka

urusan pengendalian pemsarannya dan promosi (iklannya) rokok (tembakau) adalah menjadi

urusan publik dimana pemerintah memiliki tanggung jawab mengatur juga

mengendalikannya.Campur tangan pemerintah ini didasari oleh kewajiban pemerintah

melindungi warga negaranya dari kematian secara masif akibat dari rokok dan dampak iklan

rokok yang menyesatkan.

Page 27: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 27

Tanggung jawab pemerintah inilah yang menjadikan

pentingnya sebuah kebijakan pelarangan total iklan,

promosi dan sponsorship rokok mesti dimutlakkan.

Upaya pencitraan dalam iklan rokok bermetamorfosa

menjadi kejantanan, enjoy, setia kawan, dan aneka jargon

remaja dan kaum perempuan. Sepertinmya soal bahaya

rokok yang adiktif, karsinogenik dan membunuh

perokoknya hanya isapan jempol dan upaya agen asing

untuk memiskinkan petani tembakau dan buruh pabrik

rokok, mengurangi pendapatan cukai rokok serta

menghapuskan penghasilan pajak daerah dari pajak iklan

rokok. Peluang atau pencitraan bohong sebuah iklan itu sendiri DR.Thomas Noach Peea, yang

dalam disertasinya pada Universitas Indonesia mengenai manipulasi iklan mengatakan bahwa, ”

demi kepentingan mencari pangsa pasar, tak jarang iklan berubah menjadi media disinformasi,

manipulasi, dan dominasi, yang mengandung bias serta cenderung memberikan pemahaman

yang keliru mengenai produk yang sebenarnya”. Thomas melanjutkan, ”Fenomena ini

menyebabkan munculnya kejahatan kolektif secara simbolik (symbolic collective crime) yang

terjadi karena sikap masyarakat yang belum kritis”.26

26 Muhammad Joni, SH.,MH, TOBACCO KILLS, IRONI IKLAN ROKOK, tanpa tahun

Page 28: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 28

Memang para industry rokok dan biro reklame mengatakan dan bersikeras bahwa rokok adalah

produk legal dan tidak boleh dilarang pengiklanannya. Sepertinya para industri rokok dan biro

iklan tersebut akan mengenyampingkan fakta rokok adalah bersifat adiktif, karsinogenik dan

membunuh perokoknya. Bahayanya rokok ini adalah sama dengan bahaya yang dimiliki

minuman alkohol yang oleh peraturan nasional Indonesia dilarang diiklankan secara terbuka.

Rokok dan minuman beralkohol adalah sama-sama barang yang oleh UU Penyiaran Pasal 46

ayat 3 huruf b untuk tidak boleh diiklankan. Berdasarkan pengaturan dalam UU Penyiaran ini

jelas adalah rokok dan minuman alkohol adalah sama dan dilarang untuk diiklankan secara

hukum. Seharusnya pemerintah nasional dan daerah seluruh Indonesia memahami aturan hukum

ini dan menerapkan larangan iklan rokok di tempatnya masing-masing sebagaimana mereka

melarang iklan minuman alkohol karena sama-sama juga bersifat adiktif. Dalam hal pelarangan

iklan rokok ini membutuhkan sikap aktif dan keberanian pemerintah nasional dan daerah untuk

melarang iklan rokok di seluruh Indonesia termasuk di kota Jakarta. Sikap berani ini sangat

dibutuhkan semua warga negara agar tidak mati percuma karena menjadi korban rokok dan asap

rokok yang bebas diiklankan. Melihat dampak dan bahayanya iklan rokok maka diperlukan

peraturan larangan yang menyeluruh terhadap iklan, promosi dan sponsor tembakau secara

lengkap dan diberlakukan bagi semua strategi pemasaran dan promosi langsung dan tidak

langsung. Di negara yang memiliki batasan konstitusional yang menghalangi diadopsinya

larangan yang menyeluruh, kebijakan paling tidak harus mewajibkan peringatan kesehatan pada

semua iklan, promosi dan sponsor, dan melarang semua bentuk iklan yang keliru, menyesatkan

atau menipu.27

27 World Health Organization Framework Convention on Tobacco Control (WHO). Guidelines for implementation: Article 5.2, article 8, article 11, article 13. Geneva:

Page 29: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 29

5. Iklan Media Luar Ruang (Reklame) Rokok di Jakarta

Tidak ada upaya yang tidak sengaja dilakukan oleh perusahaan rokok untuk melanggengkan

bisnis, lebih jauh lagi mengembangkan dan meningkatkan keuntungan. Apalagi di negara seperti

Indonesia, dimana apa saja mungkin terjadi, negara senantiasa memerlukan tambahan

penerimaan untuk memberi makan, dan menyediakan layanan kesehatan serta pendidikan kepada

jutaan tambahan penduduk miskin setiap tahunnya. Berbagai alasan inilah yang terus

dikampanyekan oleh indiustri rokok untuk menghasut negara atau kota-kota untuk mendukung

industri rokok di wilayahnya.

Begitu pula dengan kota Jakarta yang saat ini berpenduduk sekitar 11 juta orang pada siang hari

atau 9 juta orang pada malam hari merupakan sasaran empuk industri rokok untuk memasarkan

rokok dan kebebasan beriklan luar ruang produk rokok. Memang saat ini ruang bagi perokok di

Jakarta sudah semakin kecil dan tidak bebas setelah gubernur Jakarta Fauzi Bowo mengeluarkan

Peraturan Gubernur (Pergub) nomor: 88 tahun 2010 tentang Kawasan dilarang merokok.

Berdasarkan Pergub 88 ini memang diatur bahwa para perokok tidak boleh merokok di 7

kawasan yakni di kawasan pendidikan, pelayanan kesehatan (rumah sakit), tempat ibadah,

tempat bekerja, arena bermain anak-anak, tempat umum dan di angkutan umum. Berdsasarkan

Pergub 88 ini gedung-gedung di 7 kawasan tersebut sudah tidak boleh lagi menyediakan ruang

WHO; 2009. Available from: http://www.who.int/fctc/guidelines/en/

Page 30: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 30

merokok dan perokok hanya boleh merokok di ruangan terbuka. Aturan ini jelas membuat

industri rokok juga para perokok menjadi kesal dan berusaha untuk melakukan perlawanan.

Para perokok dan Industri rokok tetap saja memperkenalkan rokok melalui berbagai media,

termasuk di dalamnya televisi, majalah, dan koran, papan iklan, dan sekarang internet. Para

industri rokok terlebih juga memiliki banyak cara atau tipuan menarik para remaja atau anak-

anak dan perempuan agar tetap menjadi perokok.

Cara-cara tersebut dilakukan dengan menyediakan uang yang cukup besar mengadakan iklan

luar ruang, mensponsori acara olahraga, konser musik dan diskotik, menempatkan logo industri

rokok di asbak, gelas, piring, kaos, tas korek api dan berbagai suvenir yang disukai remaja,

mensponsori acara kagamaan, kontes pelajar, membagikan rokok gratis dan beas siswa pada

pelajar, guru atau bahkan tokok agama atau tokoh masyarakat di seluruh kota Jakarta. Begitu

pula untuk mengagalkan atau melawan keberadaan Pergub 88 industri rokok berani membayar

para aktivis sosial, partai politik, ahli sosial atau LSM menggugat di pengadilan atau

mengkampanyekan merokok sebagai hak asasi manusia dan Pergub 88 melanggar hak asasi

manusia. Semangat memulai atau membatasi reklame rokok di Jakarta sebenarnya sudah ada

sejak tahun 2006 lalu. Kebijakan tersebut cukup menggembirakan dan pertanda Jakarta memiliki

melindungi kota dan warganya. Saat ini setidaknya pemda Jakarta memiliki dua peraturan yang

membuat perusahaan rokok sulit memasang reklame di Jakarta. sudah diatur tentang keberadaan

iklan rokok di luar ruang (Billboard) di Jakarta. Pengaturan tersebut misalnya saja dengan

mengatur larangan iklan billboard rokok di kawasan kendali ketat di 4 jalan utama Jakarta yakni

di jalan Sudirman, Thamrin, Rasuna Said dan jalan Gatot Subroto melalui larangan reklame

Page 31: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 31

rokok di 4 wilayah Jakarta tersebut diatur dengan Peraturan Gubernur (Pergub) nomor: 23

Tahun 2006 tentang Penyelenggaran Reklame di Kawasan kendali ketat di Provinsi DKI

Jakarta. Selain itu juga saat ini ditetapkan kebijakan menambahkan pajak iklan bagi iklan

billboard rokok di seluruh kawasan Jakarta, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta

menambahkan sebesar 25% pajak iklan rokok bagi iklan billboard (luar ruang) di kawasan

Jakarta melalui Perda no: 7 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Reklame dan Perda nomor: 2

Tahun 2004 tentang Pajak Reklame.28

Dua upaya kebijakan tersebut semangatnya memang untuk memulai pengetatan iklan

(billboard) rokok oleh pemprov Jakarta. Rupanya dua kebijakan awal pembatasan ini tidak

membuat industri rokok menyerah begitu saja. Tetap saja industri yang bekerja sama dengan

perusahaan Biro Reklame dan secara melanggar hukum dengan pegawai pemda Jakarta

menembus agar tetap bisa memasang reklame di 4 jalan strategis tersebut.29 Upaya melanggar

hukum itu menurut salah seorang sumber yakni seorang pekerja Biro Reklame di Jakarta terlihat

dengan banyaknya reklame rokok di 4 jalan yang dilarang oleh dengan Peraturan Gubernur

(Pergub) nomor: 23 Tahun 2006 tentang Penyelenggaran Reklame di Kawasan kendali ketat di

Provinsi DKI Jakarta. Sumber tersebut juga mengatakan bahwa saat ini banyak pelanggaran atas

larangan tersebut karena perusahaan tersebut selama ini menguasai banyak bisnis reklame di

Jakarta khususnya dengan perusahaan rokok. Menurut sumber kami itu juga dikatakan bahwa

besarnya tambahan pajak yang dibebankan kepada produk rokok tetap saja tidak menyulitkan

28 Wawancara dengan Kepala Dinas Pelayanan Pajak Pemprov DKI Jakarta, Bapak Iwan Setiawan, Maret 2011

29 Wawancara dengan salah seorang pegawai dari sebuah Biro Reklame di Jakarta pada April 2011

Page 32: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 32

mereka. Perusahaan rokok tetap saja bisa dengan mudah dan membayarkan pajak reklame

produknya secara bebas. Begitu pula dengan kebijakan kawasan kendali ketat iklan rokok bisa

juga ditembus dan meloloskan iklan rokok tetap ada di 4 kawasan terlarang itu. Kondisi ini

akhirnya memang membuat kota Jakarta menjadi surga luar biasa bagi iklan billboard rokok di

seluruh pelosok hingga ke pemukiman warga Jakarta. Seolah tidak ada batasan dan tidaka ada

kesulitan berarti bagi industri rokok memasang iklan billboard atau iklan luar ruang lainnya.

Menyedihkannya juga saat ini di Jakarta ada berbagai bentuk iklan luar ruang produk rokok

selain berbentuk billboar rokok. Iklan ruang rokok sangat gencar dan masuk hingga ke dalam

rumah warga Jakarta. Lihat saja warung atau rumah warga Jakarta di cat dan didisain ulang

dengan menunjukkan ciri produk rokok oleh industri rokok. Warung atau toko-toko warga

Jakarta di buat seperti tempat khusus penjualan rokok dengan disain dan asesoris yang diberikan

oleh industri rokok. Bagi warung atau toko juga rumah warga yang bangunannya dirubah seperti

disain produk rokok akan mendapatkan bayaran cukup besar dari industri rokok.

Begitu pula dengan iklan rokok yang berbentuk spanduk, poster atau stiker rokok yang

menguasai dan masuk hingga ke kampung-kampung di Jakarta. Iklan dan promosi rokok itu

sudah tidak lagi memperhatikan etika kesopanan atau tata kota dan membuat kota kotor tanpa

kendali. Jika kita keliling kota Jakarta pun kita akan diberi pemandangan iklan-iklan rokok di

banyak billboar dan juga iklan elektronik di atas pos polisi atau gedung lainnya yang sangat

besar menggambarkan produk rokok. Keberadaan billboard atau iklan elektronik ini membuat

Jakarta memang hutan iklan iklan rokok yang seakan tidak bisa dikendalikan lagi. Semua ini

jelas dikarenakan lemahnya pengawasan dan konsistensi aparat di kota Jakarta terhadap serangan

Page 33: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 33

suap atau sogokan dari industri agar bisa bebas beriklan di Jakarta. Bayangkan saja berdasarkan

aturan yang melarang di 4 kawasan itu tidak boleh beriklan rokok tetapi tetap saja ada iklan

rokok di sana. Kelemahan dan ketidak-konsistenan aparat ini terus dipelihara oleh industri rokok

agar tetap bebas menguasai ruang terbuka Jakarta oleh industri rokok.

Soal pendapatan dari pajak reklame rokok juga selalu dikampanyekan oleh perusahaan rokok

untuk melindun gi kebebsan mereka beriklan di Jakarta. Pendapatan dari pajak reklame ini pun

dibesar-besarkan ke publik dengan mengatakan bahwa iklan rokok memberikan kontribusi atau

pemasukan cukup besar bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) kota Jakarta. Padahal hasil studi

menunjukkan bahwa saat ini pendapatan reklame rokok tidaklah besar jika dibandingkan dengan

pendapatan pajak keseluruhan dan pajak reklame secara umum di Jakarta. Tabel Pendapatan

Pajak Daerah Kota Jakarta juga menunjukkan bahwa pendapatan dari pajak reklame rokok

setidaknya sejak 2008 menurun secara signifikan hingga 2010. Jika dicermati secara baik maka

dapat disimpulkan bahwa pendapatan daerah Jakarta dari sektor pajak iklan produk rokok

sangatlah kecil. Padahal sejak tahun 2007 sudah diterapkan penambahan beban 25% bagi

reklame rokok di Jakarta Tabel 1:Pendapatan Pajak Daerah Kota Jakarta (dalam Rp)

Tahun Pajak Daerah Pajak Reklame Pajak Reklame Rokok

2008 8.751.315.392.33 306.953.676.694 22.901.873.850

2009 8.554.125.777.570 274.909.287.168 20.411.574.100

2010 10.787.250.243.274 251.430.250.023 14.101.874.600

Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA): sumber dari Sumber Dinas Pelayanan Pajak Pemprov Jakarta

Page 34: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 34

Sebagaimana pengalaman di banyak negara, iklan rokok berupa papan reklame ada di mana-

mana, terutama di kawasan yang tertangkap mata anak-anak. Perusahaan rokok membekali

penjual eceran dengan materi promosi termasuk poster dan kemasan pajang dan pengaruhnya

adalah mengubah toko-toko menjadi iklan rokok raksasa. Jakarta sendiri sebenarnya memiliki

peraturan daerah yang mengatur tentang pembuatan atau penyelenggaraan reklame atau iklan

luar ruang. Peraturan Daerah (Perda) Jakarta nomor: 7 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan

reklame pada pasal 1 mengatakan bahwa bangunan Reklame adalah reklame yang terdiri dari

bidang reklame berikut komponen struktur yang memikulnya. Dalam pasal 1 pada poin 10

dikatakan bahwa Reklame adalah benda, alat perbuatan atau media yang menurut bentuk,

susunan dan/atau corak ragamnya untuk tujuan komersil dipergunakan untuk memperkenalkan,

menganjurkan atau memujikan suatu barang, jasa ataupun untuk menarik perhatian umum

kepada suatu barang, jasa, seseorang atau badan yang diselenggarakan/ditempatkan atau dapat

dilihat, dibaca dan/atau didengar dari suatu tempat oleh umum kecuali yang dilakukan oleh

Pemerintah. Begitu pula pada poin 11 pasal 10 Perda ini mengatakan bahwa Reklame

papan/billboard adalah reklame yang terbuat dari papan kayu, calli brete, vinyle termasuk seng

atau bahan lain yang sejenis dipasang atau digantungkan atau dipasang pada bangunan, halaman,

di atas bangunan. Mengenai media atau jenis reklame oleh perda ini diatur dalam pasal 1 pada

poin 12 yang mengatur bahwa Reklame Megatron/Videotron/Large Elektronik Display (LED)

adalah reklame yang menggunakan layar monitor besar berupa program reklame atau iklan

bersinar dengan gambar dan/atau tulisan berwarna yang dapat berubah-ubah, terprogram dan

difungsikan dengan tenaga listrik.

Page 35: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 35

Secara umum dasar hukum penyelenggaraan Reklame di kota Jakarta terdapat beberapa

peraturan terkait seperti Perizinan, Perpajakan dan Pelelangan Titik Reklame, yakni:

a. Perizinan:

PERDA Nomor 7 Tahun 1991 tentang Bangunan Salam Wilayah Daerah Khusus Ibukota

Jakarta.

PERDA Nomor 8 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Reklame dan Pajak Reklame.

PERDA Nomor 7 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Reklame.

PERDA Nomor 1 Tahun 2006 tentang Retribusi Daerah.

Peraturan Gubernur (Pergub) nomor: 23 Tahun 2006 tentang Penyelenggaran Reklame di

Kawasan kendali ketat di Provinsi DKI Jakarta

Keputusan Gubernur Nomor 37 tahun 2000 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan

Reklame.

b. Perpajakan:

PERDA Nomor 2 Tahun 2004 tentang Pajak Reklame. ( berpedoman pada Undang-Undang

Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah, sekarang diperbaharui dengan Undang-undang nomor: 28 Tahun

2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah)

Page 36: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 36

c. Pelelangan Titik Reklame:

Keputusan Gubernur Nomor 37 Tahun 2000 tentang Petunjuk Pelaksanaan

Penyelenggaraan Reklame.

Keputusan Gubernur Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pedoman Pemanfaatan Barang Daerah

Provinsi DKI Jakarta.

Keputusan Gubernur Nomor 112 tentang Tata Cara Pelelangan Titik Reklame.

Keputusan Gubernur Nomor 128 Tahun 2000 tentang penghitungan Nilai Sewa Titik

Reklame di Dalam Sarana dan Prasarana Kota.

Sementara itu untuk pengaturan pembatasan iklan atau reklame ruang terbuka ) bilboard

terhadap produk industri rokok, pemprov DKI Jakarta sendiri sudah memulainya sejak tahun

2006. Pada 2 Maret 2006 pemprov Jakarta mengeluarkan Peraturan Gubernur (Pergub) nomor:

23 Tahun 2006 tentang Penyelenggaran Reklame di Kawasan kendali Ketatdi Provinsi DKI

Jakarta. Dalam pertimbangannya Pergub nomor: 23 tahun 2006 dikeluarkan untuk mengatur agar

reklame di ruang terbuka agar tidak merusak keindahan kota Jakarta. Kawasan kendali ketat di

sebutkan adalah meliputi koridor dan lingkungan terbatas seperti Jalan M.H. Thamrin, Jalan

Jenderal Sudirman, Jalan H.R. Rasuna Said, dan Jalan Jend. Gatot Subroto. Dalam pasal 3

Pergub nomor: 23 ini diatur bahwa:

(1) Pada kawasan kendali ketat tidak diperkenankan menyelenggarakan reklame

Rokok.

Page 37: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 37

(2) Penyelenggaraan reklame Rokok di kawasan kendali ketat sebagaimana dimaksud

dalam pasal 1 yang ditetapkan sebelum berlakunya peraturan Gubernur ini, masih

tetap berlaku sampai masa berlakunya berakhir.

(3) Penyelenggaran reklame rokok yang masa berlakunya telah berakhir sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) tidak diperkenankan untuk memperpanjang

penyelenggaraan reklame rokok kembali,

Melihat semangat pembatasan reklame rokok di kawasan kendali ketat dalam Pergub nomor 23

tahun 2006 ini menunjukkan bahwa sudah ada keinginan awal pemprov Jakarta untuk melarang

keberadaan iklan rokok di ruang terbuka. Adanya kebijakan melarang reklame atau iklan ruang

terbuka terhadap produk industri rokok dalam Pergub nomor: 23 ini bisa dilanjutkan dengan

kebijakan tambahan atau meningkatkannya. Melihat adanya dampak dan bahaya dari iklan rokok

sebagaimana diuraikan di atas menjadikan perlunya upaya membatas secara signifikan lagi atau

nahkan melarang secara total keberadaan reklame rokok di ruang terbuka di wilayah Provinsi

DKI Jakarta. Pembatasan atau pelarangan total terhadap reklame ini menjadi sangat diperlukan

agar bisa menyelamatkan anak-anak, remaja dan kaum perempuan dari perubahan perilakunya

menjadi perokok aktif. Memulai untuk dibatasi atau dikendalikannya reklame rokok ini akan

menekan pertumbuhan angka perokok atau setidaknya menjaga agar anak-anak, remaja dan

kaum perempuan kota Jakarta tidak menjadi perokok aktif. Upaya pembatasan atau pelarangan

iklan rokok ini juga akan berdampak langsung agar mereka tidak menjadi korban dari asap

rokok orang lain.

Page 38: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 38

DINAS

TATA RUANG DINAS

P2B

SUDIN

DPP

SKRD

TLB-BR

SKRD

IMB-BBR

SKPD

TLB-BR

IMB-BBR

PENNING

PROSES IZIN PENYELENGGARAAN REKLAME

DENGAN IZIN BERUPA IMB-BBR

WAJIB PAJAK /

PEMOHON BPKD

DINAS

PELAYANAN

PAJAK

Page 39: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 39

6. Jakarta Perlu Melarang Reklame Rokok

Berbagai penelitian ilmiah tentang dampak negatif rokok terhadap kesehatan yang dilakukan

oleh para ahli dalam lembaga yang berkompeten semakin memperjelas keseriusan ancaman

kesehatan bagi manusia dan lingkungannya akibat dari konsumsi rokok. Perokok di Indonesia

sejumlah 57 Juta orang dimana 200.000 orang meninggal dunia dikarenakan penyakit yang

memiliki hubungan dengan konsumsi rokok dan 97 juta orang terpaparkan oleh asap rokok.30

Sebagai negara berkembang Indonesia memiliki resiko antara 50%-70% terhadap epidemik

global karena tembakau. Tidak ada keraguan dan perbedaan pendapat sedikitpun bahwa

konsumsi rokok dapat membahayakan kesehatan. Konsumsi rokok menyebabkan kerugian pada

hampir seluruh organ tubuh manusia perokok aktif, perokok pasif dan secara lebih luas pada

kesehatan lingkungan.

Prevalensi perokok dewasa di Indonesia menunjukkan bahwa 61,7% pria dan 5.2% wanita

(WHO, 2010). Pada sumber yang sama, perokok remaja berusia antara 13-15 tahun adalah 41.0

% pria dan 6.2% wanita, sementara pada tahun 2006 jumlah perokok remaja pria adalah 24.5 %.

Penelitian lain menemukan bahwa 81% para remaja ini terpaparkan asap rokok ditempat umum

dan 65% dirumah (Pardono, 2002). Realita rendahnya penerimaan uang dari rokok sangat

besarnya jumlah pengeluaran akibat dari rokok diungkapka juga oleh seorang ahli penyakit

30 Barber, Adioetomo, Ahsan, & Setynoaluri, 2008

Page 40: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 40

Paru-paru Dr Muherman Harun yang sejak tahun 1990 aktif mengkampanyekan gerakan

berhenti merokok dan bahaya rokok. Dr Muherman Harun mengatakan bahwa faktanya uang

rokok yang diterima negara Rp 30 Trilyun dan jauh lebih kecil dari pada seluruh biaya

pengobatan / perawatan orang sakit akibat penyakit berasal dari rokok sebesar Rp 167 Trilyun. 31

Mengenai bahaya merokok, Dr Muherman harun juga mengatakan bahwa Korban jiwa akibat

rokok di seluruh dunia sebanyak 5,4 juta setiap tahun. Angka mengerikan ini Sama dengan

seluruh jumlah korban jiwa dari 30 pesawat Jet Jumbo yang berpenumpang 500 orang yang

harus jatuh setiap hari selama setahun. Bencana kematian akibat rokok ini harus dapat

dikendalikan dengan upaya pengendalian jumlah perokok saewrta iklan-iklan yang membohongi

masyarakat. Pengendalian bencana ini dapat ditanggulangi pemerintah Indonesia dan khususnya

juga pemerintah daerah provinsi DKI Jakarta.

Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan (P2KL) Kementerian

Kesehatan RI Tjandra Yoga Aditama mengatakan, biaya penanggulangan penyakit akibat

tembakau menghabiskan biaya 18,1 miliar Dollar AS di tahun 2005. Angka ini 5,1 kali lipat

lebih besar dari pendapatan negara dari cukai tembakau pada tahun yang sama.32 Diungkapkan

oleh Tjandra Yoga bahwa angka kematian akibat penyakit tidak menular pun meningkat. Dari

41,75 persen pada 1995 menjadi 59,7 persen di tahun 2007 dan sebanyak 35 persen di antaranya

disebabkan karena rokok. Tjandra juga mengaku prihatin melihat tingkat konsumsi masyarakat

Indonesia yang begitu tinggi untuk rokok. Berdasarkan Survei Ekonomi Nasional 2006,

31 Dr. Muherman Harun, TEMBAKAU: BENCANA GLOBAL WAHAI NIKOTIN !, Paper Bagi Pelatihan Lawyer Publik TC oleh Forum warga Jakarta (FAKTA), 13-

15 April 2011.

32 http://megapolitan.kompas.com/read/2011/04/28/21164623/Biaya.Pengobatan.Lebih.Besar.dari.Cukai, 29 April 2011

Page 41: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 41

penduduk miskin menghabiskan 12,6 persen penghasilannya untuk konsumsi rokok. Konsumsi

ini menduduki peringkat kedua setelah konsumsi padi-padian atau rokok bisa mengalahkan

konsumsi nutrisi bagi keluarga, terutama anak-anak. Diakui juga oleh Direktur Jenderal

Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan (P2KL) Kementerian Kesehatan ini bahwa

aparan asap rokok ini bisa menimbulkan iritasi mata, sakit kepala, batuk, sakit tenggorokan,

pusing, dan mual. Dalam jangka panjang, asap rokok tersebut bisa mengakibatkan kanker paru-

paru, jantung, stroke, penyakit pernapasan, sindrom kematian bayi mendadak (SIDS), infeksi

pernafasan atas, infeksi telinga, dan asma kronis untuk anak. Uang dihasilkan oleh atau kegiatan

yang berkaitan dengan bisnis perusahaan rokok menurut Dr Muherman Harun sebagai uang

darah.33 Pendapat dokter ahli paru ini di dasari oleh pengalamannya yang mendapatkan bahwa

rokok mengakibatkan kematian, kecanduan dan penderitaan luar biasa bagi kehidupan manusia.

Penderitaan kemanusiaan itu terlihat dengan dampak rokok yang menelan jutaan korban jiwa

akibat rokok akibat dari Kanker Paru, Serangan Jantung, Stroke dan penyakit paru menahun

lainnya.

Untuk memulai secara tegas larangan reklame di ruang terbuka di Jakarta bukanlah tanpa dasar

hukum atau pertimbangan hukum sama sekali. Jakarta sendiri sekarang ini setidaknya sudah

memilkiki dua aturan yang bertujuan membatasi atau hendak mempersulit rokok beriklan atau

memasang reklame di ruang terbuka di wilayah Jakarta. Kedua peraturan awal tersebut adalah

Perda no: 7 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Reklame dan Perda nomor: 2 Tahun 2004

33 Dr. Muherman Harun, TEMBAKAU: BENCANA GLOBAL WAHAI NIKOTIN !, Paper Bagi Pelatihan Lawyer Publik TC oleh Forum warga Jakarta (FAKTA), 13-

15 April 2011.

Page 42: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 42

tentang Pajak Reklame serta Peraturan Gubernur (Pergub) nomor: 23 Tahun 2006 tentang

Penyelenggaran Reklame di Kawasan kendali ketat di Provinsi DKI Jakarta. Jika ingin

melanjutkan atau mengembangkan kebijakan larangan secara total reklame rokok di Jakarta ada

beberapa kebijakan atau aturan lainnya yang bisa digunakansewbagai dasar hukumnya. Dasar

hukum yang dapat digunakan untuk membuat kebijakan larangan terhadap reklame (iklan) luar

ruang di Jakarta tersebut antara lain:

Undang-Undang (Indonesia Law) nomor: 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

Indonesia Law no. 2, year 2002 on The Police Force

Indonesia Goverment Regulatian (PP). No:19, year 2003 on concerning Security Cigarettes

For Health.

Peraturan Daerah (Perda) Jakarta nomor: 2 Tahun: 2005 tentang Pengendalian Dampak

Pencemaran Udara.

Peraturan Daerah (Perda) Jakarta Nomor: 7 Tahun: 2004 tentang Penyelenggaraan

Reklame.

Peraturan Gubernur (Pergub) Jakarta No. 75 Tahun: 2005 tentang Kawasan Dilarang

Merokok

Peraturan Gubernur (Pergub) Jakarta No. 88 Tahun: 2010 tentang Kawasan Dilarang

Merokok

Undang-undang (UU) nomor: 39 Tahun: 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

Undang-undang (UU) nom,or: 32 Tahun: 2002 tentang Penyiaran.

Undang-undang Nomor: 40 Tahun 1999 tentang Pers.

Page 43: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 43

Undang-undang (UU) nomor: 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

Undang-Undang (UU) Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

Upaya untuk melarang reklame rokok jelas akan

ditentang atau dilawan oleh para perusahaan rokok

terutama perusahaan rokok besar. Reklame rokok

lebih sering dilakukan oleh perusahaan rokok besara

karena mereka lebih memiliki uang. Penentangan

terhadap upaya pengaturan ini terutama dilakukan

perusahaan rokok karena dapat mengurangi jumlah

perokok anka atau remaja dan perempuan. Sikap

menentang atau melawan ini tentunya tidakm akan

ditunjukkan secara terbuka. Perusahaan rokok akan

menentang dengan berpura-pura mendukung upaya

melarang karena yakin di Indonesia atau di Jakarta

akan sulit berhasil melarang reklame rokok. Lihat saja di kota-kota yang telah memiliki aturan

tegas melarang iklan rokok maka perusahaan rokok Indonesia tidak terlihat memasang secara

gila-gilaan reklame rokok mereka seperti di Indonesia sendiri termasuk di Jakarta. Sikap standar

ganda (double standart) perusahaan rokok Indonesia ini juga terlihat dalam pemasangan

peringatan kesehatan pada iklan rokok. Produk yang sma dari perusahaan rokok Indonesia

mematuhi pemasangan sebesar 50% halaman pembungkus rokoknya yang dipasarkan di luar

negeri yang telah mengatur hal ini. Jika ditanya mengapa mereka mau tidak memasang reklame

Page 44: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 44

di Singapur maka jawaban mereka adalah mereka

patuh karena Singapura telah membuat peraturan yang

melarang reklame rokok. Perusahaan rokok di

Indonesia tersebut tetap genjar dan gila-gila memasang

reklame rokok di Indonesia karena Indonesia tidak

memiliki peraturan yang melarang reklame rokok.

Lihat saja sikap double standart perusahaan rokok

lainnya yang sangat jelas juga adalah dalam mengakui

bahaya rokok adalah produk berbahaya sebagaimana

mereka cantumkan dalam bungkus rokok tetapi mereka

berkampanye bahwa rokok adalah produk legal yang

tidak boleh dilarang untuk diiklankan atau dipromosikan. Bagaimana mungkin produk

berbahaya bisa diberikan kebebasan untuk mengiklankan atau mempromosikannya ke tengah-

tengah publik? Apalagi iklan atau reklame barang berbahaya seperti rokok tersebut ditujukan

untuk anak-anaka atau kaum perempuan. Bukankah sikap kita yang membiarkan iklan atau

promosi rokok berarti sudah membiarkan rokok terus menghancurkan bangsa ini? Anak-anak

dan kaum perempuan bangsa kita dibiarkan terus hidup tidak sehat dan tidak dilindungi hak

hidup sehatnya dari racun rokok dihirup secara langsung atau dari asap rokok yang diisap oleh

orang di sekitarnya.

Sikap ragu-ragu atau mendua dari pemerintah Indonesia terhadap reklame rokok atau iklan

rokok ini disebabkan oleh mitos yang dikembangkan perusahaan rokok bahwa iklan rokok

memberi uang banyak kepada kas pemerintah. Atau juga perusahaan rokok mengembangkan

Page 45: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 45

mitos lain bahwa pelarangan iklan rokok ini akan berdampak terhadap kehidupan atau akan

memiskinkan petani tembakau atau buruh pabrik rokok. Pelarangan rokok menurut mereka

adalah sikap menolak produksi rokok sehingga akan mematikan petani tembakau dan buruh

pabrik rokok. Kampanye mitos perlawanan perusahaan rokok ini cukup berhasil menekan

pemerintah Indonesia atau stidaknya bersikap ragu-ragu terhadap produk rokok termasuk soal

larangan iklan atau promosi rokok. Pada satu kesempatan kita akan mendapatkan bahwa

pemerintah Indonesia akan berani mengeluarkan larangan sponsor dan iklan rokok di berbagai

media massa dan elektronik di Indonesia. Peraturan ini menurut pemerintah perlu dilakukan

untuk melindungi anak-anak usia sekolah."Pemerintah secepatnya akan mengeluarkan Peraturan

Pemerintah (PP) mengenai pelarangan sponsorship dan promosi iklan di media cetak dan

elektronik," ujar Menkokesra Agung Laksono. Hal ini dikatakan dalam Rapat Kordinasi (Rakor)

Tembakau dan Susu Formula di Kementerian Kesejahteraan Rakyat, Jl Medan Merdeka Barat,

Jakarta Pusat, Kamis (17/2/2011).34

Menurut Agung, peraturan itu bertujuan untuk melindungi anak-

anak yang berada dalam usia sekolah dan juga termasuk

masyarakat ekonomi ke bawah. Rencananya, Kemenkokesra akan

segera mengajukan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) ini ke

Presiden. "Kita akan secepatnya mengajukan RPP ini ke

presiden," ucap polisi Partai Golkar ini. Sementara itu, Menteri

Kesehatan Sri Endang Rahayu mengatakan, pemerintah juga akan

34 Pemerintah Segera Keluarkan Larangan Sponsor dan Iklan Rokok di Media http://www.detiknews.com/read/2011/02/17/113836/1572729/10/pemerintah-segera-

keluarkan-larangan-sponsor-dan-iklan-rokok-di-media

Page 46: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 46

membatasi jumlah penjualan rokok dengan menargetkan penjualan rokok tidak kurang dari 20

batang per-bungkus. "Sehingga harga tidak bisa dijangkau oleh masyarakat ekonomi kecil dan

anak-anak sekolah karena sebagian besar yang mengkonsumsi rokok adalah masyarakat

ekonomi kecil," terang Endang. Endang menerangkan, pihaknya juga telah melakukan konsultasi

dengan Kementerian Keuangan dan Kementerian Perdagangan tentang RPP Tembakau ini. "Kita

harapkan RPP bisa keluar dalam waktu dekat ini," harapnya.35 Tetapi hingga saat ini pemerintah

Indonesai belum juga menyelesaikan pembuatan Peraturan Pemerintah tersebut walau

pembahsan pembuatannya sudah lebih dari satu tahun. Menurut Agung Laksono dikatakan

bahwa pemerintah baru akan memberlakukan pelarangan iklan rokok secara bertahap.

''Pelarangan iklan, reklame, sponsorship secara bertahap dengan roadmap yang akan segera

disusun,'' tutur Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Agung Laksono, usai rakor tingkat

menteri di Jakarta.36 Pelarangan secara bertahap itu dalam rangka menyelesaikan Rancangan

Peraturan Pemerintah (RPP) tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif. Hingga

saat ini pembahasan RPP masih tersandung masalah pelarangan total terhadap iklan rokok.

Agung Laksono juga menambahkan bahwa penyelesaian RPP harus mempertimbangkan aspek

kesehatan, anak, tenaga kerja dan juga pendapatan negara. Dalam RPP ini, cukai rokok setiap

tahunnya yang mencapai Rp 62 triliun akan berkurang, sehingga harus dicarikan alternatif

pendapaatan lain. Menurut Agung Laksono dikatakan bahwa pihak yang akan bersinggungan

35 Pemerintah Segera Keluarkan Larangan Sponsor dan Iklan Rokok di Media http://www.detiknews.com/read/2011/02/17/113836/1572729/10/pemerintah-segera-

keluarkan-larangan-sponsor-dan-iklan-rokok-di-media

36 Pemerintah Segera Keluarkan Larangan Sponsor dan Iklan Rokok di Media http://www.detiknews.com/read/2011/02/17/113836/1572729/10/pemerintah-segera-

keluarkan-larangan-sponsor-dan-iklan-rokok-di-media

Page 47: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 47

langsung dengan RPP diperkirakan mencapai 2 juta orang (petani dan pekerja pabrik) dan tidak

bersinggungan langsung sebanyak enam juta orang (pedagang rokok eceran), ini akan

dimasukkan ke dalam road map pembahasan RPP.” Dalam kesempatan lain, menteri Kesehatan

Endang Rahayu Sedyaningsih mengatakan bahwa 18 kementrian dan lembaga yang membahas

RPP ini sudah sepakat terhadap banyak hal, tinggal satu yang belum sepakat yaitu iklan rokok.

Melihat pengalaman awal pemda Jakarta yang sudah memulai pelarangan secara terbatas dan

memberi beban pajak tambahan pada reklame rokok maka Jakarta sudah mau, berani dan

mampu melakukan pelarangan. Sikap awal ini rupanya juga mendapatkan dukungan dari para

pejabat pelayanan pajak Jakarta. Kesadaran ini berkembang dikarenakan keberadaan ruang

rokok secara global juga sudah semakin dipersempit. Iklan rokok atau sponsorship rokok

memang di banyak kota di luar negeri sudah dilarang secara total. Pajak memiliki 2 fungsi,

yakni fungsi anggaran (budgeter) dan fungsi mengatur (regular). Sebagai fungsi budgeter

tentunya rokok ini merupakan potensi, penyeimbang atau kontribusi terhadap pendapatan

daerah bagi Jakarta. Oleh karenanya dari sisi penerimaan pajak sudah barang tentu dengan

adanya beberapa wilayah di Jakarta yang dilarang penyelenggaraan ikmlan rokok ini akan

mengurangi pendapatan pajak. Tetapi dari sisi regulasi pelarangan reklame rokok sejalan dengan

kebijakan bahwa iklan rokok ini yang akan mempengaruhi terhadap masalah kesehatan bangsa

ke depan maka tentu perlu dibatasi.

Cara pembatasan melalui instrumen pajak dengan pajak yang lebih tinggi dari pada produk lain

oleh pemda Jakarta sebelum pelarangan total reklame rokok adalah sebuah langkah hukum lebih

maju ketimbang sikap pemerintah pusat. Penerapan pembatasan dan pemberatan ini sudah

Page 48: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 48

diterapkan berdasarkan ketentuan Perda Jakarta nomor: 2 tahun 2004 tentang Pajak Reklame dan

Perda Jakarta nomor: 7 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Reklame dikaitkan Peraturan

Gubernur (Pergub) nomor: 23 Tahun 2006 tentang Penyelenggaran Reklame di Kawasan

kendali Ketatdi Provinsi DKI Jakarta. Penerapan pembatasan kawasan reklame rokok dan

tambahan pajak bagi rokok sudah sangat maju dan antisipatif. Penambahan pajak rokok sebesar

25% dari pokok pajak yang berlaku secara umum terhadap rokok produk lainnya yang

mengandungalkohol. Dalam pembahasan revisi Perda Jakarta tentang Pajak Reklame saat ini

pun dalam rancangan perda barunya masih diberlakukan kebijakan penambahan pajak tersebut.

Berangkat dari komitmen awal pemda Jakarta membatasi reklame rokok melalui instrumen

pajak sudah juga masuk pada konsep regulasi untuk memulai melarang secara total reklame

rokok. Artinya pemdaJakarta saat ini sebetulnya terhadap iklan rokok itu sudah mengantisipasi

lebih awal dari kebijakan-kebijakan tentang pengendalian dampak bahaya rokok dan iklan rokok

yang sudah diterapkan saat ini.

Perihal pembatasan ini tentu akan mempengaruhi pendapatan pajak pemda Jakarta. Memang

pendapatan itu berkurang dan memang nyatanya pendapatan pajak Jakarta dari Reklame Rokok

sejak 2008 hingga 2010 terus menurun. Tetapi pemda Jakarta melalui Dinas Pelayanan Pajak

memperhitungkan bahwa penurunan pajak tersebut tidak berpengaruhi terhadap pendapatan

pajak Jakarta keseluruhan. Larangan reklame terhadap produk rokok intinya tidak akan

mematikan pendapatan pajak daerah Jakarta. Hal ini disebabkan reklame ruang terbuka masih

menjadi pilihan beriklan murah. Dalam penghitungan pemasangan reklame jauh lebih murah

dibandingkan memasang iklan di media elektronik atau media cetak.

Page 49: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 49

Reklame ruang terbuka masih menjadi pilihan sehingga apabila dilakukan larangan terhadap

produk rokok maka akan banyak produk lainnya menggantikan. Memang pada saat krisis

ekonomi melanda Indonesia tahun 1996 sampai tahun 2000, iklan rokok merajai reklame luar

ruang (billboard) di Jakarta. Tetapi saat ini produk yang menggunakan reklame untuk beriklan

sudah lebih merata jenisnya dan tidak hanya dikuasai oleh produk rokok.37 Sempat memang saat

krisis ekonomi Indonesia tersebut reklame rokok mengasai hingga 60% iklan luar ruang dan

menjadi andalan pendapatan pajak daerah. Sebab saat itu kondisi bisnis property, elektronik dan

perbankan sedang jatuh. Namun dengan pemulihan ekonomi sekarang ini, keadaan yang menjadi

lebih baik dan kebijakan pembatasan reklame rokok otomatis iklan rokok (billboard) luar ruang

juga berkurang. Berkurang iklan rokok di billboard ini tidak perlu menjadi ketakutan akan

berkurangnya potensi pendapatan pajak daerah Jakarta. Hasil pendapatan Pajak Daerah Jakarta

sendiri tahun 2008 hingga tahun 2010 sebagaimana ditampilkan dalam Tabel 1 menunjukkan

peningkatan. Potensi penggantinya sudah menunggu yakni pemasangan reklame untuk produksi

dan jasa lainnya misalkan produk telepon seluler, property, perbankan dan elektronik. Semua

produk alternatif selalin rokok ini sekarang sudah mengisi dan mengambil alih reklame billboard

yang ditinggalkan produk rokok.

37Wawancara dengan Kepala Dinas Pelayanan Pajak Pemprov DKI Jakarta, Bapak Iwan Setiawan, Maret 2011 dan wawancara dengan salah seorang pegawai dari sebuah Biro

Reklame di Jakarta pada April 2011

Page 50: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 50

Melihat potensi pendapatan pajak reklame non rokok

maka Jakarta tidak perlu takut pada ,mitos pendapatan

pajak iklan rokok yang digembar-gemborkan

perusahaan rokok. Masalahnya sekarang adalah yang

harus dilakukan memulai dean menyiapkan secara

baik pelarangan total reklame atau iklan luar ruang

produk rokok. Larangan tersebut tidak bisa dilakukan

hanya pada kawasan tertentu atau pendekatan

pelaranagn terbatas. Pengalaman menunjukkan bahwa

perusahaan rokok akan terus berupaya secara licik

untuk tetap bisa beriklan secara bebas. Kebijakan

larang ini memang mau harus dilakukan total di

seluruh wilayah Jakarta jika tidak maka reklame rokok akan akan bergeser dan mencari lokasi-

lokasi pemukiman, perkantoran, atau pasar-pasar yang cukup membahayakan pengaruhnya

terhadap anak-anak serta kaum perempuan. Bagi perusahaan rokok reklame itu tidak perlu besar

tetapi penting banyak dan bisa masuk hingga ke dekat publik. Jika pelarangan dilakukan hanya

terbatas maka rokok akan sangat cerdik menipu peraturan dan tetap beriklan pada lokasi-lokasi

pemukiman/perumahan atau bahkan dekat sekolah dan rumah sakit seperti sekarang di Jakarta.

Dasar pikir dan dasar hukum pelarangan total iklan rokok ini adalah dalam Undang-undang

Kesehatan Nasional nomor 36 Tahun 2010 dikatakan bahwa produk tembakau dalam hal ini

rokok adalah produk yang adiktif dan berbahaya. Suatu bahan yang adiktif itu tidak boleh

diiklankan dan ini bersesuaian dengan Undang-Undang Penyiaran dan Undang-undang Pers.

Page 51: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 51

Selain itu juga bahwa iklan atau reklame rokok selalu melakukan kebohongan publik dan ini

melanggar hak warga negara untuk mendapatkan informasi yang benar. Dalam iklannya selalu

mengatakan bahwa rokok akan mengahasilkan penampilan sehat dan indah pada perokoknya,

atau juga rokok akan membuat perokoknya tampil lebih macho. Padahal rokok adalah sebuah

produk bermasaqlah dan adiktif juga mematikan, bagaimana mungkin bisa membuat perokok

atau orang lain yang mengisap asap rokok menjadi lebih macho, langsing atau bertubuh indah?

Jadi untuk itu, kota Jakarta sudah selayaknya memiliki aturan dan melarang semua bentuk iklan

atau reklame luar ruang di seluruh wilayahnya.

7. Pengalaman Kota yang telah Melarang Total Reklame Rokok

Semua negara di Asia, kecuali Indonesia telah meratifikasi perjanjian internasional pengendalian

tembakau yakni Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau (FCTC). Semua negara itu

kecuali Indonesia juga telah melaksanakan konvensi tgersebut termasuk melarang semua bentuk

iklan rokok, sponsorship dan promosi (FCTC Pasal 13). Article 13 Framework Convention on

Tobacco Control (FCTC/Konvensi Kerangka Kerja WHO untuk Pengendalian Tembakau) tahun

2003 mengatur secara tegas pelarangan total iklan, promosi dan sponsorship produk tembakau

(rokok). Bunyi dalam artikel 13 ayat 1 itu adalah negara anggota menyadari bahwa pelarangan

iklan, promosi dan sponsorship akan mengurangi konsumsi tembakau. Ayat 2 artikel 13 ini

berbunyi bahwa dalam hal ini termasuk lingkungan hukum dan perangkat teknis yang berlaku

Page 52: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 52

bagi negara anggota terkait, pelarangan bersifat komprehensif terhadap iklan, promosi dan

sponsorship yang berasal dari wilayah asal ke wilayah lain.

Sebagian besar negara ASEAN ini juga telah membuat undang-undang nasional dalam rangka

menegakkan larangan iklan rokok yakni Brunei, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand

dan Vietnam. Sementara yang lainnya seperti Kamboja sedang dalam proses penyelesaian

perundang-undangan nasionalnya. Hampir semua kota modal dan besar di wilayah ASEAN telah

melarang iklan rokok termasuk Bandar Seri Begawan, Bangkok, Hanoi, Kuala Lumpur, Manila,

Singapura dan Vientiane. Larangan iklan ada di semua bentuk seperti spanduk, poster, payung,

hiburan spanduk, disponsori dan acara olahraga. Walaupun Indonesia bukan Pihak pada FCTC

namun, penting bagi Indonesia untuk menyadari tren internasional yang diikuti oleh tetangga

terdekatnya, di Asia dan dunia. Untuk dapat FCTC keluhan, setiap negara akan melakukan

larangan komprehensif dari semua promosi tembakau iklan, dan sponsorship.

Di antara persyaratan minimum adalah:

(A) melarang semua bentuk reklame produk tembakau (rokok), promosi iklan dan sponsor

yang mempromosikan produk tembakau dengan cara apapun yang palsu, menyesatkan

atau menipu atau mungkin untuk menciptakan kesan yang salah tentang karakteristik,

efek kesehatan, bahaya atau emisi;

(B) membatasi penggunaan insentif langsung atau tidak langsung yang mendorong

pembelian produk tembakau oleh publik;

Page 53: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 53

(C) melakukan larangan komprehensif terhadap iklan rokok, promosi dan sponsor di radio,

televisi, media cetak dan, jika perlu, media lain, seperti internet, dalam jangka waktu

lima tahun;

(D) melarang sponsor tembakau peristiwa internasional, kegiatan dan / atau peserta di

dalamnya.

Jakarta adalah kota dengan pertumbuhan tercepat di kawasan ASEAN38 dan sudah berkeingan

untuk mulai mengikuti standar internasional. Saat ini kota Jakarta belum mengikuti salah satu

kota ASEAN lainnya yang sudah total melarang iklan atau reklame rokok di luar ruangan.

Tingkat iklan rokok outdoor di Jakarta pada tingkat rekor dan tidak sesuai dengan tempat lain di

wilayah ASEAN atau di dunia dalam hal ini. Tidak ada tempat lain di dunia adalah polisi beats

diperbolehkan untuk mengiklankan rokok atau di halte bus yang anak-anak juga menggunakan.

38 The world’s fastest growing cities and urban areas from 2006 to 2020, http://www.citymayors.com/statistics/urban_growth1.html

Page 54: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 54

Table 2: Status of Tobacco Advertising Ban in ASEAN Capital Cities

Capital City City Population Density per sqKm39

Outdoor tobacco advertising

and sponsorship

World Ranking40

Liveable City41

Singapore 4,000,000 8,350 Comprehensive ban: All forms

of advertising are banned

including outdoor tobacco

advertising. Point of Sale

advertising is banned

34

Kuala Lumpur 4,400,000 2,750 Comprehensive ban: All forms

of advertising are banned

including outdoor tobacco

advertising. Point of Sale

advertising is banned

75

Bangkok 6,500,000 6,450 Comprehensive ban: All forms

of advertising are banned

including outdoor tobacco

advertising and at Point of

Sale. Pack display at retail

outlets is banned.

109

Manila 14,750,000 10,550 Outdoor tobacco billboards

are banned. Point of Sale

advertising is allowed

123

39 Quality of Living worldwide city rankings 2010 – Mercer survey, http://www.mercer.com/press-releases/quality-of-living-report-2010#City_Ranking_Tables

40 Quality of Living worldwide city rankings 2010 – Mercer survey, http://www.mercer.com/press-releases/quality-of-living-report-2010#City_Ranking_Tables

41 World’s to[ 100 liveable cities http://www.businessweek.com/interactive_reports/livable_cities_worldwide.html

Page 55: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 55

Capital City City Population Density per sqKm42

Outdoor tobacco advertising

and sponsorship

World Ranking

Liveable City

Jakarta 14,250,000 10,500 No ban on tobacco advertising 142

Hanoi 6,450,000 1,92643

Outdoor tobacco advertising

on billboards is banned. Point

of Sale advertising still

allowed. Vietnam is reviewing

national tobacco control

legislation to make it FCTC

compliant

157

Vientiane 700,000 17844

All outdoor tobacco

advertising is banned. Point of

Sale advertising is banned

169

Bandar Seri

Begawan

140,000 272 Comprehensive ban: All forms

of advertising are banned

including outdoor tobacco

advertising and Point of Sale

advertising

NA

Thailand sudah memiliki peraturan atau Undang-undang Pengendalian Produk Tembakau sejak

tahun 1992. Dalam Undang0undangnya itu diatur juga bahwa Thailand melarang secara total

iklan atau promosi produk tembakau (rokok) dan penjualan rokok kepada remaja di bawah usia

42 Quality of Living worldwide city rankings 2010 – Mercer survey, http://www.mercer.com/press-releases/quality-of-living-report-2010#City_Ranking_Tables 43

http://www.presscenter.org.vn/en/content/view/1210/89/

44 Lao Department of Statistics, Population Distribution and Migration http://www.nsc.gov.la/Products/Populationcensus2005/PopulationCensus2005_chapter2.htm

Page 56: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 56

18 tahun. Jika kita berjalan di bangkok, ibu kota Thailand maka kita akan sulit mendapatkan

pemandangan iklan rokok atau promosi penjualan rokok. Ruang publik di kota-kota di Thailand

berusaha membangun menjadi kota sehat dan melarang secara total reklame rokok. kepadatan

tinggi yang penting dan harus digunakan secara bijak untuk kepentingan publik. Billboard rokok

dan poster mempromosikan produk berbahaya dan karenanya tidak punya tempat di kota-kota

berjuang untuk memenuhi status kota sehat. Amerika Serikat, seperti Indonesia, belum

meratifikasi FCTC, tetapi perusahaan-perusahaan tembakau di sana tidak diperbolehkan untuk

mengiklankan outdoor. Pada tahun 1971 ketika Kesehatan Masyarakat Rokok bebas UU dilarang

iklan rokok di televisi dan radio di Amerika Serikat, tembakau iklan outdoor di papan reklame

meningkat dan merupakan tempat utama dari iklan. Namun setelah tembakau Master

Penyelesaian pada tahun 1999, tembakau iklan di papan reklame tidak lagi diperbolehkan dan

bukan anti-merokok pesan berisi beberapa orang billboard.

Salah satu kota di Indonesia yang sudah bebas asap rokok dan iklan rokok adalah Palembang

Sumatera Selatan. Melalui Peraturan daerah (Perda) Kota Palembang diatur bahwa kota bebas

asap rokok dan iklan rokok. Kota lain di Indonesia yang sudah mencoba membatasi iklan rokok

adalah kota Padang panjang Sumatera Barat dan Bogor Jawa Barat. Namun sayangnya kebijakan

tersebut hanyalah kebijakan pribadi atau secara lisan saja tanpa ada aturan dikeluarkan untuk

melarang reklame iklan di kota Bogor Jawa Barat dan Padang Panjang Sumatera Barat. Kedua

walikota dari kota tersebut hanya menyatakan bahwa di kotanya tidak boleh dipasang reklame

atau iklan rokok. Contohnya adalah kebijakan dalam Peraturan Daerah (Perda) Kawasan Tanpa

Rokok Kota Bogor dimana pasal 16 mengatur bahwa orang dan/atau badan yang menjual rokok

di Kawasan Tanpa Rokok dilarang memperlihatkan secara jelas jenis dan produk rokok tetapi

Page 57: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 57

dapat di tunjukkan dengan tanda tulisan ”disini tersedia rokok”. Cara yang dilakukan oleh kedua

walikota itu mendekati dan mengaskan pada biro reklame di mkotanya untuk tidak menerima

pemasangan promosi atau reklame rokok. Walau pun demikian pemndekatan kebijakan secara

personal ini cukup berhasil dan membebaskan kota mereka dari bahaya peningkatan penggunaan

rokok sebagai dampak dari iklan rokok di ruang terbuka kotanya.

Jakarta sendiri sebagai ibu kota negara Republik Indonesia sebagaimana diungkapkan di bagian

terdahulu telah melakukan upaya awal pembatasan reklame rokok dengan kebijakan kawasan

kendali ketat tanpa reklame rokok dan penambahan besaran pajak 25% pada reklame rokok.

Indonesia yang pada 11-25 November 2011 akan menjadi tuan rumah SEA Games ke 26 telah

menyatakan kota penyelenggara pertandingan di Jakarta dan Palembang telah dinyatakan harus

bebas rokok. Selama ini panitia penyelenggara Sea Games menyatakan bahwa kota

penyelenggara harus bebas asap rokok dan panitia lokalnya harus tidak boleh mengizinkan

perusahaan rokok menjadi sponsor Sea Games. Kebijakan penyelenggara ini sudah dijalankan

sebelaumnya seperti Laos PDR (2009), Thailand (2007) dan Filipina (2005) semuanya telah

bebas asap rokok serta bebs dari keterlibatan sponsor rokok. Berdasarkan kebijakan Sea Games

ini Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Indonesia, Andi Alifian Mallarangeng telah

menyatakan bahwa SEA Games di Indonesia akan akan bebas rokok. Seperti Jakarta, sebagai

salah satu tuan rumah Sea Games akan di dorong untuk melarang iklan luar ruang selama Sea

Games berlangsung dan tidak disponsori oleh [perusahaan rokok serta semua tempat

penyelenggaran pertandingan harus bebas asap rokok. Kebijakan ini diambil karena selama Sea

Games akan banyak wisatawan luar negeri ke Jakarta dan mereka harus dijamin bebas dari asap

rokok dan iklan rokok. Sikap ini menunjukkan bahwa kota Jakarta akan berada di bawah standar

Page 58: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 58

internasional dan diawasi oleh media internasional. Sementara itu kota Palembang Sumatera

Selatan sudah bebas asap rokok dan bebas dari iklan rokok di luar ruangan, ini membuat mereka

siap untuk menjadi tuan rumah Sea Games.

8.Rekomendasi Kebijakan Melarang Reklame Rokok di Jakarta

Berdasarkan uraian dan analisis dapat disimpulkan bahwa iklan atau reklame rokok perlu diatur

untuk dilarang secara total di ruang terbuka di seluruh wilayah kota Jakarta. Kebijakan melarang

secara total ini didasari oleh berbagai pengalaman dan hasil studi bahwa jika reklame atau iklan

rokok masih diperbolehkan maka:

1. Konsumsi rokok akan terus meningkat

2. Usia perokok dini atau di bawah umum dan perokok perempuan lebih banyak lagi di

Indonesia atau di Jakarta

3. Usia awal merokok akan lebih muda lagi Indonesia

4. Perusahaan rokok akan terus melakukan praktek standar ganda di Indonesia

5. Bangsa Indonesia akan menjadi bangsa pesakitan dan tercemar asap rokok

Dampak atas tidak dilarangnya reklame rokok tersebut di atas juga akan menjadi masalah besar

bagi kota Jakarta jika tidak segera melarang reklame media luar ruang rokok. Maka dalam

aturan atau kebijakan larangan reklame media luar ruang terhadap rokok itu harus dijelaskan

secara tegas bahwa setiap produk tembakau (rokok) sebagai zat adiktif harus dilarang untuk

diiklankan dan dipromosikan. Pelarangan tersebut diberlakukan secara total di seluruh media

luar ruang (ruang terbuka) sebagai upaya menjauhkan dari jangkauan pengetahuan anak-anak di

Page 59: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 59

bawah umum dan klaum perempuan. Perlu juga ditegaskan dalam pelarangan reklame rokok itu

yang dimaksud dengan “media luar ruang” dalam ketentuan itu nantinya adalah segala benda

yang diletakkan di luar ruang yang tidak digunakan sebagai alat penunjang aktivitas proses

produksi dan peredaran produk tembakau atau rokok. Reklame media luar ruang tersebut antara

lain papan reklame, billboard, baliho, poster, stiker, megatron, stiker, spanduk, umbul-umbul,

neon box, lampu hias, papan nama, kaos, balon udara, gerobak, rumah, kantin, tokok atau kios,

gardu, tempat ojek, tenda, bus, mobil, motor, halte, sarung ban, korek api, asbak.

Terdapat bebarapa strategi atau langkah kebijakan yang dapat dilakukan untuk mewujudkan

Jakarta yang bebas dari reklame media luar ruang rokok atau industri rokok. Strategi ini tentunya

dilakukan berdasarkan kebijakan pembatasan atau pengendalian terhadap reklame rokok yang

sebelumnya sudah dilakukan oleh pemda Jakarta yakni Larangan Reklame di Kawasan Kendali

Ketat dan Tambahn Pajak sebesar 25% dari Pajak Pokok Reklame Rokok. Kebijakan larangan

ini dapat dilakukan dalam bentuk Peraturan Gubernur (Pergub) dan Peraturan Daerah (Perda)

DKI Jakarta. Langkah awalnya adalah dapat melakukan perluasan terhadap kawasan kendali

ketat yang semula baru di kawasan jalan Sudirman, Thamrin, Gatot Subroto dan Rasuna Said.

Perluasan dapat dilakukan secara bertahap dengan memulai kebijakan tambahan kawasan bebas

reklame media luar ruang rokok dan industri rokok di dalam radius 1 kilometer dari setiap 7

Kawasan Dilarang Merokok (Peraturan Gubernur (Pergub) nomor: 88 Tahun 2010 Tentang

Kawasan Dilarang Merokok). Bersamaan dengan itu juga dilakukan tambahan beban pajak bagi

reklame rokok hingga mencapai 100% dari pajak pajak pokoknya. Belajar dari pengalaman

sebelumnya dimana masih ada kelemahan penegakan hukum atas kendali reklame rokok ini

Page 60: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 60

33%

5%

39%

24%

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Mendukung

Menentang

Kuat Lumayan

maka perlu dibuat sebuah sistem kontrol partisipatif dalam penegakan serta pembuatan

kebijakan larangan total reklame rokok. Langkah-langkah ini terus dilakukan secara bertahap

dan berproses hingga Jakarta membuat dan memiliki kebijakan yang melarang secara total

reklame rokok atau industri rokok.

Adanya larangan reklame rokok akan sangat mendukung dan didukung oleh banyak publik

karena kebijakan ini akan melakukan perlindungan anak-anak dari bahaya merokok dan iklan

rokok. Secara khusus juga Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) melakukan Riset

Opini Publik tentang Pengendalian Tembakau di Indonesia. Riset itu dilakukan terhadap 1.200

orang dewasa di perkotaan di Indonesia antara tanggal 20 Oktober dan 10 November 2010.

Hasil riset menunjukkan bahwa mayoritas orang Indonesia, sebanyak 33% mendukung kuat dan

39% mendukung lumayan larangan iklan produk tembakau (rokok)

Page 61: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 61

Riset tersebut juga mendapatkan bahwa sebanyak 58% perokok mendukung dilakukannya

larangan iklan tembakau (rokok) dan 42 % yang menetang larangan tersebut.

Sementara itu secara khusus responden riset yang berasal dari kota Jakarta sebanyak 73%

mengungkapkan mendukung larangan iklan rokok atau produk tembakau.

58%

42%

0%

20%

40%

60%

80%

PerokokMendukung Menentang

71% 73%67%

62%

80%77% 75%

72%67%

29% 27%33%

38%

20%23% 25%

28%33%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Semua Jakarta Surabaya Bandung Medan Semarang Palembang Makasar Banjarmasin

Mendukung Menentang

Page 62: Iklan Rokok, Menjual Kematian. Uang Bisnis Rokok, Uang Darah

Page 62

Melihat hasil riset ini maka tidak perlu ada ketakutan karena

mayoritas setidaknya ada 73% warga Jakarta yang

mendukung larangan iklan rokok dilakukan di wilayah kota

Jakarta. Dukungan ini tentunya sangat didasari oleh

kesadaran bahwa Iklan, promosi dan sponsor tembakau akan

mendorong orang yang melihat atau mendengarnya,

terutama anak-anak atau remaja untuk menggunakan

tembakau atau menjadi perokok. Larangan yang

menyeluruh terhadap iklan rokok atau produk tembakau

akan melindungi hak atas kesehatan dengan melindungi

orang perorangan, terutama anak-anak, dari pemasaran atau informasi menyesatkan dan bohong

yang menggambarkan produk tembakau atau rokok sebagai produk yang tidak berbahaya dan

diidam-idamkan. Iklan, promosi dan sponsor rokok atau produk tembakau memiliki tujuan

utama lainnya yakni menargetkan rakyat miskin dengan menggunakan hadiah, undian dan

diskon yang mendorong rakyat miskin menggunakan penghasilannya yang kecil untuk membeli

produk tembakau. Akhirnya memang marilah kita wujudkan adanya larangan total terhadap

iklan atau reklame luar ruang di seluruh kota Jakarta agar kota ini sehat dan memberikan hak

hidup sehat serta hak atas udara sehat bagi warganya.

Jakarta, 3 Mei 2011

Azas Tigor Nainggolan