analisa kadar karbohidrat

32
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karbohidrat adalah senyawa yang mengandung unsur-unsur: C, H dan O, terutama terdapat didalam tumbuh-tumbuhan yaitu kira-kira 75%. Dinamakan karbohidrat karena senyawa-senyawa ini sebagai hidrat dari karbon; dalam senyawa tersebut perbandingan antara H dan O sering 2 berbanding 1 seperti air. Jadi C 6 H 12 O 6 dapat ditulis C 6 (H 2 O) 6 , C 12 H 22 O 11 sebagai C12 (H 2 O)11dan seterusnya, dan perumusan empiris ditulis sebagai CnH 2 nOn atau Cn (H 2 O)n (Sastrohamidjojo, H., 2005) Karbohidrat adalah senyawa karbonil alami dengan beberapa gugus hidroksil. Yang tergolong karbohidrat adalah gula (monosakarida) dan polimernya yaitu oligosakarida dan polisakarida. Berdasarkan letak gugus karbonilnya, dapat dibedakan 2 jenis monosakarida yaitu: aldosa yang gugus karbonilnya berada di ujung rantai dan berfungsi sebagai aldehida dan keosa yang gugus karbonilnya berlokalisasi di dalam rantai (Koolman,1995) Menurut Purnomo et al(2006) karbohidrat mempunyai beberapa fungsi yaitu sebagai sumber bahan bakar, sumber energi utama dan dapat diganti dengan sumber energy yang lain pada beberapa organ tubuh manusia, yaitu otak, lensa mata dan sel saraf, bahan sintesis senyawa organic lainnya. Pati dan glikogen berperan sebagai cadangan makanan. Karbohidrat juga berperan menjaga keseimbangan asam dan basa dalam tubuh, membantu proses penyerapan kalsium,

Upload: miftasetia

Post on 04-Jan-2016

38 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Analisa Kadar Karbohidrat

TRANSCRIPT

Page 1: Analisa Kadar Karbohidrat

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karbohidrat adalah senyawa yang mengandung unsur-unsur: C, H dan O,

terutama terdapat didalam tumbuh-tumbuhan yaitu kira-kira 75%. Dinamakan

karbohidrat karena senyawa-senyawa ini sebagai hidrat dari karbon; dalam senyawa

tersebut perbandingan antara H dan O sering 2 berbanding 1 seperti air. Jadi C 6H12O6

dapat ditulis C6(H2O)6, C12H22O11 sebagai C12 (H2O)11dan seterusnya, dan perumusan

empiris ditulis sebagai CnH2nOn atau Cn (H2O)n (Sastrohamidjojo, H., 2005)

Karbohidrat adalah senyawa karbonil alami dengan beberapa gugus hidroksil.

Yang tergolong karbohidrat adalah gula (monosakarida) dan polimernya yaitu

oligosakarida dan polisakarida. Berdasarkan letak gugus karbonilnya, dapat dibedakan 2

jenis monosakarida yaitu: aldosa yang gugus karbonilnya berada di ujung rantai dan

berfungsi sebagai aldehida dan keosa yang gugus karbonilnya berlokalisasi di dalam

rantai (Koolman,1995)

Menurut Purnomo et al(2006) karbohidrat mempunyai beberapa fungsi yaitu

sebagai sumber bahan bakar, sumber energi utama dan dapat diganti dengan sumber

energy yang lain pada beberapa organ tubuh manusia, yaitu otak, lensa mata dan sel

saraf, bahan sintesis senyawa organic lainnya. Pati dan glikogen berperan sebagai

cadangan makanan. Karbohidrat juga berperan menjaga keseimbangan asam dan basa

dalam tubuh, membantu proses penyerapan kalsium, sebagai materi pembangun.

Karbohidrat berperan penting dalam penurunan sifat, misalnya karbohidrat dengan atom

C lima buah merupakan komponen asam nukleat (DNA dan RNA). Polimer karbohidrat

yang tidak larut berperan sebagai unsur struktural dan penyangga dalam dinding sel

bakteri dan tanaman. Karbohidrat juga sebagai pelumas sendi kerangka.

Metode Nelson Somogyi dapat digunakan untuk mengukur kadar gula reduksi

dengan menggunakan pereaksi tembaga arseno molibdat. Kupri mula-mula direduksi

menjadi bentuk kupro dengan pemanasan larutan gula. Kupro yang terbentuk

selanjutnya dilarutkan dengan arseno molibdat menjadi molibdenum berwarna biru

yang menunjukkan ukuran konsentrasi gula dan membandingkannya dengan larutan

standar sehingga konsentrasi gula dalam sampel dapat ditentukan. Reaksi warna yang

Page 2: Analisa Kadar Karbohidrat

terbentuk dapat menentukan konsentrasi gula dalam sampel dengan mengukur

absorbansinya. (Sudarmadji.S.1984)

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan diadakannya prktikum ini adalah:

1. Untuk mengetahui cara penentuan gula reduksi bahan pangan dan hasil

pertanian

2. Untuk mengetahui cara pengambilan sampel yang akan dianalisa

(homogenisasi)

3. Untuk mengetahui cara ekstraksi gula reduksi di dalam preparasi sampel

bahan pangan dan hasil pertanian yang akan dianalisis kadar gula reduksinya

Page 3: Analisa Kadar Karbohidrat

BAB 2. BAHAN DAN PROSEDUR ANALISA

2.1 Bahan

2.1.1 Bahan Pangan yang dianalisa

1. Pisang

Pisang merupakan salah satu tanaman buah yang mempunyai prospek yang

cukup cerah, dimana setiap orang gemar mengkonsumsi buah pisang. Tanaman pisang

dapat hidup dengan baik di daerah yang mempunyai iklim tropis sampai ketinggian

1000 meter diatas permukaan laut. Pada keadaan kering pun masih bisa hidup, ini

hubungannya dengan batangnya yang mengandung air.

(Sumartono, 1981).

Manfaat pisang bagi kesehatan cukup potensial karena buah pisang mengandung

makanan yang bergizi lengkap. Menurut ilmuwan dari Universitas Johns Hopkins di

Amerika Serikat bahwa potasium (kalsium) dalam pisang sangat membantu

memudahkan pemindahan garam (natrium) dalam tubuh, sehingga akan cepat

menurunkan tekanan darah (Mulyanti, 2005)

Kandungan gizi buah pisang mengandung energi, protein, lemak, berbagai

vitamin dan mineral, komposisi zat gizi pisang per 100 gram bahan.

Tabel 3. Kandungan Gizi Buah Pisang, per 100 gram bahan

Senyawa Kompetensi

Air (gram) 75

Energi (K) 88

Karbohidrat (gram) 23

Protein (gram) 1,2

Lemak (gram) 0,2

Ca (mg) 8

P (mg) 28

Fe 0,6

Vitamin A 439

Vitamin B - 1 0,04

Vitamin C 78

(Mulyanti, 2005)

Page 4: Analisa Kadar Karbohidrat

2. Pepaya

Pepaya merupakan tanaman buah berupa herba dari famili Caricaceae yang

berasal dari Amerika Tengah dan Hindia Barat bahkan kawasan sekitar Mexsiko dan

Coasta Rica. Tanaman pepaya banyak ditanam orang, baik di daeah tropis maupun sub

tropis. di daerah-daerah basah dan kering atau di daerah-daerah dataran dan pegunungan

(sampai 1000 m dpl). Buah pepaya merupakan buah meja bermutu dan bergizi yang

tinggi (Prihatman, 2000).

Dalam sistematika tumbuhan pepaya dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Class : Dicotyledonae

Ordo : Cistales

Famili : Caricaceae

Genus : Carica

Spesies : Carica papaya L.

Nama lokal : Pepaya (Tjitrosoepomo, 2004)

Tabel 2. Komposisi kimia pepaya per 100 g bahan

Komposisi Jumlah

Kalori (kal) 46

Protein (g) 0,5

Lemak (g) -

Karbohidrat (g) 12,2

Kalsium (mg) 23

Fosfor (mg) 12

Besi (mg) 2

Vitamin A (SI) 365

Vitamin B (mg) 0,04

Vitamin C (mg) 78

Air (g) 86,7

BDD (%) 75

Page 5: Analisa Kadar Karbohidrat

2.1.2 Bahan Kimia yang digunakan

1. Arsenomolybdat

Penambahan reagen arsenomolybdat pada proses analisis kadar gula reduksi

menggunakan metode Nelson-Somogyi bertujuan agar bisa bereaksi dengan endapan

kuprooksida. Reaksi inilah yang menyebabkan warna larutan menjadi biru. Warna biru

inilah yang nantinya akan diukur absorbansinya dengan spektrometer.

3. BaOH

Dalam analisa karbohidrat BaOH berfungsi untuk memisahkan endapan dan

cairan.

4. Nelson Somogyi

Reagen Nelson Somogyi dibuat dengan mencampurkan 25 ml Nelson A dan 1 ml

Nelson B. Reagen nelson somogyi berfungsi sebagai oksidator antara kuprooksida yang

bereaksi dengan gula reduksi sehingga akan membentuk endapan merah bata. Reaksi

warna yang terbentuk dapat menentukan konsentrasi gula dalam sampel dengan

mengukur absorbansinya.

5. ZnSO4

ZnSO4 berfungsi untuk mendegradasi pigmen larutan.

6. Larutan Glukosa

Larutan glukosa digunakan untuk membuat kurva standar sehingga diketahui nilai

sebenarnya.

7. CaCO3

Pada analisa karbohidrat senyawa ini dapat berfungsi untuk menetralkan pH

Page 6: Analisa Kadar Karbohidrat

Pengukuran absorbansi 540 nm

0;0,1;0,25;0,5;0,75;1;1,25;1,5;1,75 Larutan glukosa 10mg/100ml

Penambahan 1ml Nelson somogy (25 ml nelson A +1ml nelson B

Pemanasan 20 menit

Pendinginan

Penambahan 1ml Arsenomolybdat

Vortex

Peneraan dengan aquades hingga 10 ml hingga 10ml

Penghomogenan

2.2 Persiapan Bahan

1. Kurva Standar

Pembuatan kurva standart dilakukan dengan cara larutan glukosa dengan berbagai

konsentrasi 0;0,1;0,25;0,5;0,75;1;1,25;1,5;1,75. Kemudian larutan glukosa dilarutkan

larutan Nelson. Nelson Somogy sebagai indikator adanya gula reduksi. Selanjutnya,

dipanaskan selama 20 menit untuk mempercepat reaksi dan didinginkan. Setelah dingin

tambahkan 1 ml larutan arsenomolybdat, yang nantinya larutan ini akan bereaksi

dengan endapan kuprooksida. Setelah itu dilanjutkan untuk ditera hingga 10 ml

aquadest agar larutan tidak terlalu pekat dan untuk mempermudah spektrofotometer.

Selanjutnya, dikocok dengan vortek untuk menghomogenkan larutan dan pengukuran

nilai absorbannya 540 nm dengan spektrofotometri serta buat kurva standarnya.

Page 7: Analisa Kadar Karbohidrat

Penambahan 1 gr CaCO3

Pemanasan 20 menit

Pendinginan

Penyaringan

Penambahan aquades 25ml

Stirer 15 menit

Penyaringan 3

Filtrat

Penambahan aquades 25ml

Stirer 15 menit

Penyaringan 2

Residu

2. Persiapan Bahan

Persiapan sampel yang dilakukan adalah bahan dihaluskan dengan mortar untuk

memaksimalkan hasil ekstraksi. Kemudian ditimbang 5 gram. ditera dengan aquadest

25 ml 3 kali dan distirer agar homogen dan disaring dengan kertas saring untuk

memisahkan filtrat dan residu. Kemudian ditambahkan 1 gr CaCO3. Penambahan

Pepaya/pisang

Penghalusan

Penambahan aquades 25ml

Penimbangan 5 gr

Stirer 15 menit

Penyaringan 1

Residu

Penambahan Ba(OH) dan ZnSO4

Pengendapan

Penyaringan

Filtrat

Peneraan hingga 100 ml

Pengambilan 1 ml

Peneraan hingga 10 ml

Page 8: Analisa Kadar Karbohidrat

Pengukuran absorbansi 540 nm

0;0,1;0,25;0,5;0,75;1;1,25;1,5;1,75 Larutan sampel

Penambahan 1ml Nelson somogy (25 ml nelson A +1ml nelson B

Pemanasan 20 menit

Pendinginan

Penambahan 1ml Arsenomolybdat

Vortex

Peneraan dengan aquades hingga 10ml

Penghomogenan

CaCO3 untuk menjaga gula reduksi agar tidak bereaksi ketika asam. Setelah itu,

dipanaskan selama 20 menit untuk melarutkan dan mempercepat reaksi hidrolisis,

kemudian didinginkan. Setelah dingin dilakukan penyaringan untuk mengambil filtrat

dan tambahkan dengan 3 ml BaOH yang berfungsi untuk mengendapkan non gula

reduksi dan ditambahkan 10 ml ZnSO4 yang berfungsi untuk mendegradasi pigmen

larutan. Kemudian didiamkan hingga terbentuk endapan, lalu disaring untuk

memperoleh gula reduksi kemudian ditera dengan aquadest hingga 100 ml untuk

pengenceran. Dan selanjutnya, diambil sampel dan ditera hingga 10 ml untuk

mempermudah pengujian spektofotometri.

2.3 Prosedur Analisa

Page 9: Analisa Kadar Karbohidrat

Sampel yang telah dipersiapkan dimasukkan dalam tabung reaksi dengan

konsentrasi 0;0,1;0,25;0,5;0,75;1;1,25;1,5;1,75. Lalu ditambahkan reagen nelson

sebanyak 1 ml fungsinya sebagai penanda adanya gula reduksi, larutan kuprioksida

dengan gula reduksi menjadi kuprooksida. Selanjutnya, dipanaskan 20 menit. Hal ini,

untuk mempercepat reaksi dan untuk mempercepat reaksi. Setelah itu, didinginkan.

Setelah dingin, ditambahkan 1 ml larutan arsenomolibdat untuk membentuk warna biru

dan dikocok agar homogen. Kemudian ditera hingga 10 ml aquadest untuk

mempermudah proses pengukuran pada spektrofotometer dan dikocok agar homogen.

Dan yang terakhir diuji spektrofotometer untuk mengukur absorbansi.

Page 10: Analisa Kadar Karbohidrat

BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Volum

e

AbsorbansiRata-rata Absorban (y) Konsentrasi (x)

1 2

0 0,070 0,072 0,071    

0,1 0,172 0,210 0,191 0,120 0,010

0,25 0,449 0,347 0,398 0,327 0,025

0,5 0,643 0,625 0,634 0,563 0,050

0,75 0,915 0,876 0,896 0,825 0,075

1 1,329 1,118 1,224 1,153 0,100

1,25 1,542 1,392 1,467 1,396 0,125

1,5 1,627 1,621 1,624 1,553 0,150

1,75 2,030 2,041 2,036 1,965 0,175

0 0.5 1 1.5 2 2.50

0.020.040.060.08

0.10.120.140.160.18

0.2

f(x) = 0.092416347748334 x − 0.00251691942321403R² = 0.994847653573823

Konsentrasi (x)

Konsentrasi (x)Linear (Konsentrasi (x))Linear (Konsentrasi (x))

Volume Absorbansi Rata- Absorban Konsentrasi

Page 11: Analisa Kadar Karbohidrat

rata (y) (x)1 2

0 0,052 0,064 0,058    

0,1 0,177 0,225 0,201 0,143 0,01

0,25 0,326 0,354 0,340 0,282 0,025

0,5 0,612 0,624 0,618 0,560 0,05

0,75 0,855 0,878 0,867 0,809 0,075

1 1,079 1,107 1,093 1,035 0,1

1,25 1,323 1,483 1,403 1,345 0,125

1,5 1,622 1,676 1,649 1,591 0,15

1,75 2,081 1,942 2,012 1,954 0,175

0 0.5 1 1.5 2 2.50

0.020.040.060.08

0.10.120.140.160.18

0.2

f(x) = 0.0927633153831628 x − 0.000743408515906291R² = 0.997080666914112

Konsentrasi (x)

Konsentrasi (x)Linear (Konsentrasi (x))

x= Konsentrasi 

Page 12: Analisa Kadar Karbohidrat

Bahan PersamaanCuplikan

(ml)Ulangan

Absorban (y)

Konsentrasi (x) (mg)

Kandungan gula

pereduksi (%)

Pisang 1

y = 0,092x - 0,002   

0,1 1 0,219 2,402 4,804  2 0,183 2,011 4,022

0,25 1 0,39 4,261 8,522

  2 0,284 3,109 6,217

Rata-Rata 5,891SD 1,9750

RSD 33,5245

Pisang 2

y = 0,092x - 0,000   

0,1 1 0,553 2,902 5,804  2 0,432 2,239 4,478

0,25 1 1,591 6,522 13,043

  2 1,013 6,707 13,413

Rata-rata 9,185SD 4,7027

RSD 51,2011

Pepaya 1

y = 0,092x - 0,002   

0,1 1 0,733 7,989 15,978  2 0,477 5,207 10,413

0,25 1 0,947 10,315 20,630

  2 0,71 7,739 15,478

Rata-Rata 15,625SD 4,1779

RSD 26,7387

Pepaya 2

y = 0,092x - 0,000

  

 

0,1 1 0,267 2,902 5,804  2 0,206 2,239 4,4780,25 1 0,6 6,522 13,043

  2 0,617 6,707 13,413Rata-rata 9,185

SD 4,7027RSD 51,2011

Pisang 1(Cuplikan 0,1 ml)

Page 13: Analisa Kadar Karbohidrat

Ulangan 1 Ulangan 2

y = 0,092x - 0,002 y = 0,092x - 0,002

0,219 = 0,092x - 0,0020,183

=0,092x - 0,002

x = 0,219+0,002 x = 0,183+0,002

0,092 0,092

= 2,402 mg = 2,011 mg

Pisang 1 (Cuplikan 0,25 ml)

Ulangan 1 Ulangan 2

y = 0,092x - 0,002 y = 0,092x - 0,002

0,39 = 0,092x - 0,0020,284

=0,092x - 0,002

x = 0,39+0,002 x = 0,284+0,002

0,092 0,092

= 4,261 mg = 3,109 mg

Kandungan Gula Pereduksi

%gula reduksi =

konsentrasi (x)

(mg)x

volume akhir

(ml)x

F

Px 100%

cuplikan (ml)

berat sampel

(g)

Pisang 1(Cuplikan 0,1 ml)

Ulangan 1

= 2,402x

10x

1

0x 100%

0,1 5

= 480,4x 100%

1000

= 48,0435 %

Ulangan 2

Page 14: Analisa Kadar Karbohidrat

= 2,011x

10x

1

0x 100%

0,1 5

= 402,174x 100%

1000

= 40,2174 %

Pisang 1(Cuplikan 0,25 ml)

Ulangan 1

= 4,261x

10x 10 x 100%

0,25 5

= 340,870x 100%

1000

= 34,0870 %

Ulangan 2

= 3,109x

10x 10 x 100%

0,25 5

= 248,696x 100%

1000

= 24,8696 %

Pisang 2(Cuplikan 0,1 ml)

Ulangan 1 Ulangan 2

y = 0,092x - 0,000 y = 0,092x - 0,000

0,553 = 0,092x - 0,0000,432

=0,092x - 0,000

x = 0,553+0,000 x = 0,432+0,000

0,092 0,092

= 6,011 mg = 4,696 mg

Pisang 2 (Cuplikan 0,25 ml)

Page 15: Analisa Kadar Karbohidrat

Ulangan 1 Ulangan 2

y = 0,092x - 0,000 y = 0,092x - 0,000

1,591 = 0,092x - 0,0001,013

=0,092x - 0,000

x = 1,591+0,000 x = 1,013+0,000

0,092 0,092

= 17,293 mg = 11,011 mg

Kandungan Gula Pereduksi

%gula reduksi =

konsentrasi (x)

(mg)x

volume akhir

(ml)x

F

Px 100%

cuplikan (ml)

berat sampel

(g)

Pisang 2 (Cuplikan 0,1 ml)

Ulangan 1

= 6,011x

10x 10 x 100%

0,1 5

= 1202,17x 100%

1000

= 120,217 %

Ulangan 2

= 4,696x

10x 10 x 100%

0,1 5

= 939,13x 100%

1000

= 93,913 %

Pisang 2(Cuplikan 0,25ml)

Page 16: Analisa Kadar Karbohidrat

Ulangan 1

= 17,293x

10x 10 x 100%

0,25 5

= 1383,48x 100%

1000

= 138,348 %

Ulangan 2

= 11,011x

10x 10 x 100%

0,25 5

= 880,87x 100%

1000

= 88,087 %

Pepaya 1(Cuplikan 0,1 ml)

Ulangan 1 Ulangan 2

y = 0,092x - 0,002 y = 0,092x - 0,002

0,733 = 0,092x - 0,0020,477

=0,092x - 0,002

x = 0,733+0,002 x = 0,477+0,002

0,092 0,092

= 7,989 mg = 5,207 mg

Pepaya 1(Cuplikan 0,25 ml)

Ulangan 1 Ulangan 2

y = 0,092x - 0,002 y = 0,092x - 0,002

0,947 = 0,092x - 0,0020,71

=0,092x - 0,002

x = 0,947+0,002 x = 0,71+0,002

0,092 0,092

= 10,315 mg = 7,739 mg

Kandungan Gula Pereduksi

Page 17: Analisa Kadar Karbohidrat

%gula reduksi =

konsentrasi (x)

(mg)x

volume akhir

(ml)x

F

Px 100%

cuplikan (ml)

berat sampel

(g)

Pepaya 1(Cuplikan 0,1 ml)

Ulangan 1

= 7,989x

10x 10 x 100%

0,1 5

= 1597,83x 100%

1000

= 159,783 %

Ulangan 2

= 5,207x

10x 10 x 100%

0,1 5

= 1041,30x 100%

1000

= 104,130 %

Pepaya 1(Cuplikan 0,25 ml)

Ulangan 1

= 10,315x

10x 10 x 100%

0,25 5

= 825,22x 100%

1000

= 82,522 %

Ulangan 2

Page 18: Analisa Kadar Karbohidrat

= 7,739x

10x 10 x 100%

0,25 5

= 619,13x 100%

1000

= 61,913 %

Pepaya 2(Cuplikan 0,1 ml)

Ulangan 1 Ulangan 2

y = 0,092x - 0,000 y = 0,092x - 0,000

0,267 = 0,092x - 0,000 0,206 = 0,092x - 0,000

x = 0,267+0,000 x = 0,206+0,000

0,092 0,092

= 2,902 mg = 2,239 mg

Pepaya 2(Cuplikan 0,25 ml)

Ulangan 1 Ulangan 2

y = 0,092x - 0,000 y = 0,092x - 0,000

0,6 = 0,092x - 0,000 0,617 = 0,092x - 0,000

x = 0,6+0,000 x = 0,617+0,000

0,092 0,092

= 6,522 mg = 6,707 mg

Kandungan Gula Pereduksi

%gula reduksi =

konsentrasi (x)

(mg)x

volume akhir

(ml)x

F

Px 100%

cuplikan (ml)

berat sampel

(g)

Pepaya 2(Cuplikan 0,1 ml)

Page 19: Analisa Kadar Karbohidrat

Ulangan 1

= 2,902x

10x 10 x 100%

0,1 5

= 580,43x 100%

1000

= 58,043 %

Ulangan 2

= 2,239x

10x 10 x 100%

0,1 5

= 447,83x 100%

1000

= 44,783 %

Pepaya 2(Cuplikan 0,25 ml)

Ulangan 1

= 6,522x

10x 10 x 100%

0,25 5

= 521,74x 100%

1000

= 52,174 %

Ulangan 2

= 6,707x

10x 10 x 100%

0,25 5

= 536,52x 100%

1000

= 53,652 %

Rata-rata Kandungan Gula Reduksi (%)

Rata-rata = Ulangan 1 + Ulangan 2 + Ulangan 1 + Ulangan 2

4

Pisang 1

Page 20: Analisa Kadar Karbohidrat

Rata-rata = 48,0435+40,2174+34,0870+24,8696

4

= 36,8043 %

Pisang 2

Rata-rata = 120,217+93,913+138,348+88,087

4

= 110,141 %

Pepaya 1

Rata-rata = 159,783+104,130+82,522+61,913

4

= 102,087 %

Pepaya 2

Rata-rata = 58,043+44,783+52,174+53,652

4

= 52,163 %

Standar Deviasi

Pisang 1 Pisang 2

S

D = SD =

=

=

9,7944= 23,4299

Page 21: Analisa Kadar Karbohidrat

Pepaya 1 Pepaya 2

SD = SD =

= =

= 42,1494 = 5,5157

Relative Standard Deviation (RSD)

RSD = SDx 100%

Rata-rata

Pisang 1

RSD =  9,7944x 100%

36,8043

=

26,6120

%

Pisang 2

RSD =  23,4299x 100%

110,141

=

21,2726

%

Pepaya 1

RSD =  42,1494x 100%

102,087

=

41,2877

%

Pepaya 2

RSD = 5,5157x 100%

52,163

= 10,5739

Page 22: Analisa Kadar Karbohidrat

%

3.2 Pembahasan

3.2.1 Kurva Standar

Semakin tinggi konsentrasi yang digunakan maka semakin tinggi nilai

absorbansinya. Konsentrasi yang tinggi karena tingginya kadar gula reduksi dalam

larutan. Sehingga saat ditambahkan tembaga arsenol molybdat, terjadi reaksi yang

menyebabkan warna biru. Sehingga semakin tinggi konsentrasi semakin banyak gula

pereduksi yang bereaksi sehingga nilai absorbansinya tinggi.

3.2.2 Gula Reduksi

Rata-rata yang didapat dari pengukuran kadar karbohidrat dengan bahan pisang

sampel 1 adalah 5,891% dan sampel 2 adalah 9,185%. Kemudian untuk Standart

Deviasi didapatkan 1,9750 untuk sampel 1 dan 4,7027 untuk sampel 2. SD yang tinggi

menandakan ketepatan yang kurang. Ketepatan yang rendah menandakan adanya

kesalahan sistematik. Sehingga rata-rata data yang diperoleh menyimpang dari angka

sebenarnya. Kesalahan sistematik dapat disebabkan oleh metode yang digunakan, alat

yang tidak dikalibrasi dan bahan kimia yang tidak standar. Sedangkan RSD yang tinggi

dikarenakan dikarenakan ketelitian yang kurang. Ketelitian yang rendah menandakan

adanya kesalahan acak. Sehingga data yang dihasilkan saling berjauhan antar setiap

pengulangannya. Hal ini dikarenakan dalam melakukan pengulangan, jumlag cuplikan

yang digunakan berbeda. Sehingga kadar karbohidrat setiap cuplikannya berbeda.

Kesalahan acak dapat dikarenakan pembacaan meniskus yang salah. Kesalahan acak

dapat dikurangi dengan memperbanyak pengulangan hingga nilai RSD turun.

Nilai SD pada sampel Pepaya 1 dan 2 yaitu sebesar 4,1779 dan 4,7027. Ini

menunjukkan data yang diperoleh kurang tepat. Dan untuk nilai RSD pada keduanya

memiliki niali yang besar. Ini dikarenakan ketelitian yang kurang sehingga data yang

didapatkan acak. Baik pada perbedaan cuplikan maupun pada tiap sampel dari jenis

bahan yang sama.

Page 23: Analisa Kadar Karbohidrat

BAB 4. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat dari prekatikum ini yaitu:

1. Kadar karbohidrat dalam suatu bahan pangan dan hasil pertanian dapat

diketahui dengan metode Nelson Somogyi.

2. Semakin tinggi konsentrasi larutan, maka semakin tinggi kadar gula

pereduksi.

3. Semakin tinggi kadar gula pereduksi maka semakin tinggi nilai absorbansinya.

4. Ketepatan dalam praktikum dapat diketahui melalui perhitungan Standar

Deviasi.

5. Ketelitian dalam praktikum dapat diketahui melalui perhitungan RSD.

6. Ketepatan yang kurang menandakan terjadinya kesalahan sistematik (metode

yang digunakan, kalibrasi alat).

7. Ketelitian yang kurang menandakan terjadinya kesalahan acak (pembacaan

meniskus).

4.2 Saran

Praktikum selanjutnya sebaiknya diperhatikan dalam menggunakan konsentrasi

dan sempel. Karena sampel dan konsentrasi yang berbeda menyebabkan nilai RSD yang

besar.

Page 24: Analisa Kadar Karbohidrat

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 2004. DKBM (Daftar Komposisi Bahan Makanan).

Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Jan Koolman dan Klaus-Heinrich Rohm, atlas berwana & Teks .1995.BIOKIMIA.

Jakarta: Hipokrates.

Mulyanti S., 2005. Teknologi Pangan. Surabaya: Trubus Agri Sarana.

Prihatman, K. 2000. Pepaya (Carica papaya L.). Sistim Informasi Manajemen

Pembangunan di Perdesaan, Jakarta: BAPPENAS.

Purnomo et all. 2006. Biologi .Jakarta: Sunda Kelapa Pustaka.

Sastrohamidjojo, H. 2005. Kimia Organik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Sudarmadji, S., 1984. Prosedur Analisa Untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Edisi

Ketiga. Yogyakarta: Liberty.

Sumartono, 1981. Pisang.Jakarta: Bumi Restu.

Tjitrosoepomo, G. 2004. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta) Cet. Ke 8.

Yogyakarta: UGM Press.