analisa investasi proyek kereta api kargo rute makassar … · 2017-02-27 · daerah-daerah penting...

12
II-1 ANALISA INVESTASI PROYEK KERETA API KARGO RUTE MAKASSAR-PAREPARE DENGAN PENDEKATAN METODE NPV AN ANALYSIS OF THE PROJECT INVESTMENT OF FREIGH TRAIN FROM MAKASSAR - PAREPARE WITH NPV METHOD APPROCHMENT Rosmariani Arifuddin 1 , Subhan Mustari 2 , Indra mursyidan Ahmad. Abstrak Lintas Makassar Pare-pare merupakan salah satu lintasan yang diusulkan dalam studiPenyusunan Master Plan Pembangunan Jalan KA di Sulawesi.Keberhasilan melaksanakan proyek konstruksi merupakan suatu tujuan terpenting bagi pemilik proyek, kontraktor, investor dan terutama si pengguna proyek itu sendiri.Semua itu tak terlepas dari perencanaan yang matang, mulai dari ide/ gagasan, studi kelayakan, pengadaan, komponen konstruksi dan sensifitas kelayakan konstruksi. Data yang digunakan adalah data sekunder, data yang dikumpulkan dari berbagai instansi (pemerintah dan swasta, Pembahasan dibatasi hanya pada pengukuran analisis investasi pada proyek kereta api Makassar-Parepare peruntukan kargo), Untukmengetahui sensitivitas keputusan investasi terhadap perubahan parameter pada analisis kelayakan Kereta Api kargo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, komponen biaya, kelayakan investasi KA Makassar- Parepare peruntukan kargo dan sensivitas keputusan kelayakan.Pada pengambilan keputusan investasi ini menggunakan metode NPV di katakan layak apabila NPV ≥ 0. Adapun berdasarkan hasil yang diperoleh Biaya investasi pembangunan fasilitas Kereta api Rute Makassar-Parepare sebesar Rp 6.747.833.996.000. nilai NPV: Rp.2.972.077.341.478 > 0, MARR: 15%, Inflasi 7,5% Payback Period: 50 tahun. Sensitivitas parameter input diuji dengan tingkat perubahan 10%-30% untuk menilai perubahan pada keputusan kelayakan. Kata Kunci: Kereta api, Net present Value, Kelayakan Investasi. Abstract Makassar Route (Makassar Track) - Pare-Pare is one track proposed in the Master Plan Formulation of KA Road Development study in Sulawesi. The success of implementing the construction project is an important goal for the project owner, contractors, investors and especially the users of the project itself. All of that is connected to careful planning, ideas, procurement, construction components and sensitivity of eligibility. The study uses secondary datacollected from various agencies (public and private, discussion is limited only to the measurement of investment analysis on a railway project Makassar-Pare Pare allotment cargo) to determine the sensitivity of investment decisions toward a parameter change of the eligibility analysis Railway Cargo. This study aims to determinecosts component, investment eligibility of KA Makassar-Pare Pare allotment cargo and the sensitivity of eligibility decision. In making investment decisions using the NPV method is eligible when NPV ≥ 0. The results obtained the investment cost of train construction Makassar-Pare- Pare equals to Rp 6,747,833,996,000. NPV: Rp.2.972.077.341.478> 0, MARR: 15%, inflation 7.5% Payback Period: 50 years. The sensitivity of the input parameter is tested with the rate of change of 10% -30% to assess changes in the eligibility decision. Keywords:Train, Net present Value, Investment Feasibility. 1. PENDAHULUAN Jalur kereta api Trans- Sulawesi adalah jaringan jalur kereta api yang dibangun untuk menjangkau daerah-daerah penting di Pulau Sulawesi. Jalur kereta api ini menggunakan lebar sepur 1.435 mm (lebar sepur standar internasional) dan operasionalnya dilimpahkan kepada PT Kereta Api Indonesia. Jalur sepanjang kurang lebih 145 kilometer ini merupakan tahap pertama dari pembangunan jalur kereta api Trans-Sulawesi dari Kota Makassar menuju Kota Parepare. Jalur kereta api ini pada awalnya dibangun jalur tunggal, tetapi lahan

Upload: ngoliem

Post on 28-Jul-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

II-1

ANALISA INVESTASI PROYEK KERETA API KARGO RUTE

MAKASSAR-PAREPARE DENGAN PENDEKATAN METODE

NPV

AN ANALYSIS OF THE PROJECT INVESTMENT OF FREIGH TRAIN FROM

MAKASSAR - PAREPARE WITH NPV METHOD APPROCHMENT

Rosmariani Arifuddin1, Subhan Mustari

2, Indra mursyidan Ahmad.

Abstrak

Lintas Makassar – Pare-pare merupakan salah satu lintasan yang diusulkan dalam

studiPenyusunan Master Plan Pembangunan Jalan KA di Sulawesi.Keberhasilan melaksanakan

proyek konstruksi merupakan suatu tujuan terpenting bagi pemilik proyek, kontraktor, investor dan

terutama si pengguna proyek itu sendiri.Semua itu tak terlepas dari perencanaan yang matang, mulai

dari ide/ gagasan, studi kelayakan, pengadaan, komponen konstruksi dan sensifitas kelayakan

konstruksi. Data yang digunakan adalah data sekunder, data yang dikumpulkan dari berbagai

instansi (pemerintah dan swasta, Pembahasan dibatasi hanya pada pengukuran analisis investasi

pada proyek kereta api Makassar-Parepare peruntukan kargo), Untukmengetahui sensitivitas

keputusan investasi terhadap perubahan parameter pada analisis kelayakan Kereta Api kargo.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, komponen biaya, kelayakan investasi KA Makassar-

Parepare peruntukan kargo dan sensivitas keputusan kelayakan.Pada pengambilan keputusan

investasi ini menggunakan metode NPV di katakan layak apabila NPV ≥ 0. Adapun berdasarkan hasil

yang diperoleh Biaya investasi pembangunan fasilitas Kereta api Rute Makassar-Parepare sebesar

Rp 6.747.833.996.000. nilai NPV: Rp.2.972.077.341.478 > 0, MARR: 15%, Inflasi 7,5% Payback

Period: 50 tahun. Sensitivitas parameter input diuji dengan tingkat perubahan 10%-30% untuk

menilai perubahan pada keputusan kelayakan.

Kata Kunci: Kereta api, Net present Value, Kelayakan Investasi.

Abstract Makassar Route (Makassar Track) - Pare-Pare is one track proposed in the Master Plan

Formulation of KA Road Development study in Sulawesi. The success of implementing the

construction project is an important goal for the project owner, contractors, investors and especially

the users of the project itself. All of that is connected to careful planning, ideas, procurement,

construction components and sensitivity of eligibility. The study uses secondary datacollected from

various agencies (public and private, discussion is limited only to the measurement of investment

analysis on a railway project Makassar-Pare Pare allotment cargo) to determine the sensitivity of

investment decisions toward a parameter change of the eligibility analysis Railway Cargo. This study

aims to determinecosts component, investment eligibility of KA Makassar-Pare Pare allotment cargo

and the sensitivity of eligibility decision. In making investment decisions using the NPV method is

eligible when NPV ≥ 0. The results obtained the investment cost of train construction Makassar-Pare-

Pare equals to Rp 6,747,833,996,000. NPV: Rp.2.972.077.341.478> 0, MARR: 15%, inflation 7.5%

Payback Period: 50 years. The sensitivity of the input parameter is tested with the rate of change of

10% -30% to assess changes in the eligibility decision.

Keywords:Train, Net present Value, Investment Feasibility.

1. PENDAHULUAN

Jalur kereta api Trans-

Sulawesi adalah jaringan jalur kereta

api yang dibangun untuk menjangkau

daerah-daerah penting di

Pulau Sulawesi. Jalur kereta api ini

menggunakan lebar sepur 1.435 mm

(lebar sepur standar internasional) dan

operasionalnya dilimpahkan

kepada PT Kereta Api Indonesia.

Jalur sepanjang kurang lebih 145

kilometer ini merupakan tahap

pertama dari pembangunan jalur

kereta api Trans-Sulawesi dari Kota

Makassar menuju Kota Parepare. Jalur

kereta api ini pada awalnya

dibangun jalur tunggal, tetapi lahan

II-2

yang disiapkan dapat dibangun jalur

ganda. Menurut Studi Kajaian

Kebutuhan Sarana, Teknologi dan

Standar Spesifikasi Teknis serta

Fasilitas sarana Perkeretaapian

Sulawesi (2015), Pembangunan KA

Makassar – Parepare merupakan

bagian Trans Sulawesi yang ditujukan

sebagai jaringan pelayanan

perkeretaapian antarkota.

Koridor rencana jalan kereta

api Makassar-Parepare merupakan

wilayah daratan yang landai dan

merupakan daerah pantai. Jalan

nasional yang menghubungkan Kota

Makassar dan Parepare dengan

melewati 3 kabupaten yaitu kabupaten

Maros, Kabupaten Pangkep dan

Kabupaten Barru. Untuk ketiga

kabupaten, karakteristik dan Potensi

wilayah mempunyai ciri yang

beragam dengan potensi wilayah yang

beragam pula. Sebagai pemicu

pertumbuhan wilayah dan

perkembangan ekonomi, selayaknya

jalan KA yang dibangun memberikan

dampak yang cukup signifikan pada

wilayah yang dilewati. Dengan adanya

prasarana jalan KA, di harapkan

potensi wilayah yang ada akan

berkembang.

2.INVESTASI KERETA API

KARGO

Kereta api barang atau Kereta

api Bagasi adalah kereta api yang

digunakan untuk mengangkut barang

(kargo), pupuk, hasil tambang (pasir,

batu, batubara ataupun mineral),

ataupun kereta api trailer yang

digunakan untuk mengangkut peti

kemas.

Investasi adalah penanaman

modal untuk satu atau lebih aktiva

yang dimiliki dan biasanya berjangka

waktu lama dengan harapan

mendapatkan keuntungan di masa-

masa yang akan datang.

3. Alasan Rasional Metode

NPV Alasan rasional untuk metode

NPV adalah sangat jelas. Untuk

menutupi kelemahan pada metode-

metode lain. NPV sebesar nol

menyiratkan bahwa arus kas proyek

sudah mencukupi untuk membayar

kembali modal yang diinvestasikan

dan memberikan tingkat pengembalian

yang diperlukan atas modal tersebut.

Jika proyek memiliki NPV positif,

maka proyek tersebut menghasilkan

lebih banyak kas dari yang dibutuhkan

untuk menutup utang dan memberikan

pengembalian yang diperlukan kepada

pemegang saham perusahaan. Oleh

karena itu, jika perusahaan mengambil

proyek yang memiliki NPV positif,

maka posisi pemegang saham

meningkat. (AM. Sumastuti, 2006)

4. Analisis Sensitivitas Terdapat beberapa macam

prosedur untuk mendeskripsikan

analisis mengenai efek dari resiko dan

kondisi ketidak pastian dalam capital

projects. Prosedur tersebut dikenal

dengan analisis sensitivitas atau

analisis. Analisis sensitvitas

digunakan ketika kondisi ketidak

pastian muncul pada satu atau lebih

parameter input. Analisis sensitivitas

ditujukan untuk mendukung

pengambil keputusan dengan

informasi khusus seperti perilaku

pengukuran efektivitas ekonomi

terhadap eror pada estimasi nilai

parameter input dan mengetahui sisi

potensi dari berbagai macam alternatif

investasi ekonomi.(Sullivan dkk,

1996)

4.1 Parameter Input Menurut Tarquin dan Blank

(2005), parameter input didefinisikan

sebagai faktor atau variable yang

diestimasikan besar nilainya untuk

mendukung keputusan ekonomi.

Jovanovic (1999) menambahkan

II-3

bahwa parameter input merupakan

dasar dari evaluasi investasi proyek.

Parameter input pasti mengalami

perubahan nilai di masa depan yang

menghasilkan nilai investasi proyek

yang tidak sesuai dengan estimasi

yang telah dilakukan sebelumnya.

4.3 Inflasi

Inflasi adalah kenaikan dari

jumlah uang yang dibutuhkan untuk

membeli atau mendapatkan jumlah

barang atau jasa yang sama pada

periode sebelum inflasi (Tarquin &

Blank, 2005).

5. METODOLOGI

PENELITIAN

Secara umum penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah

metode penelitian survai. Menurut

Kerlinger, 1996 penelitian survai

adalah penelitian yang dilakukan pada

populasi besar maupun kecil, tetapi

data yang dipelajari adalah data dari

sampel yang diambil dari populasi

tersebut, sehingga ditemukan

kejadian-kejadian relatif, distribusi,

dan hubungan antarvariabel sosiologis

maupun psikologis.

Dimulai dari Pengumpulan

data dilakukan untuk memperoleh

informasi yang dibutuhkan dalam

rangka mencapai tujuan penelitian.

Data yang dikumpulkan dan

digunakan untuk menyelesaikan tugas

akhir ini, yaitu sebagai berikut:

Studi Literatur

Studi literatur merupakan salah

satu carapengumpulan data dengan

cara mencari bahan-bahan literatur

yang terkait dengan Investasi

kereta api, Net Present

Value,Analisa kargo kereta api

penulis juga mencari data dari

internet.

Pengumpulan Data Sekunder

Pengambilan data Teknis dari

Kementrian Perhubungan (PPK

pengembangan perkeretaapian

Sulawesi Selatan), data dari Dinas

Provinsi Perhubungan komunikasi dan

informasi Sulawesi Selatan. Peraturan

mengenai suku bunga acuan Bank

Indonesia, pembagian rasio investasi,

peraturan depresiasi, dan pajak

pendapatan diambil dari berbagai

sumber dari peraturan dan kebijakan

pemerintah.

Selanjutnya pembuatan Cash

flow penelitian ini digambarkan

sebagai aliran keluar dan masuk

uangdari pendapatan angkutan barang

sampai biaya operasional, biaya

perawatan, dan pembayaran pinjaman

pada setiap tahun. Pada penelitian ini

diperhitungkan juga mengenai Cash

Flow Before Tax dan Cash Flow After

Tax. Kemudian didapatkan present

value dari setiap tahun yang kemudian

ditotal untuk melihat keuntungan pada

nilai uang sekarang.

Penilaian investasi

menggunakan metode NPV dilakukan

untuk menguji kelaykan investasi

proyek Kerata api peruntukan barang.

Metode NPV menilai prospek tingkat

keuntungan investasi Kereta api

angkutan barang. Pada tahapan ini

penelitian akan dilanjutkan menjadi 2

bagian yaitu: penentuan titik optimum

biaya infrastruktur pada system kereta

api Makassar-Parepare dan evaluasi

investasi menggunakan analisis

sensitivitas

Tahap selanjutnya ini

merupakan langkah awal penilaian

resiko pada investasi proyek.Analisis

sensitivitas dilakukan untuk menguji

parameter input pada kondisi

ketidakpastian investasi Kereta api.

Dengan analisis investasi bisa dilihat

korelasi perubahan parameter input

terhadap perubahan nilai NPV. Hasil

II-4

analisis ditujukanuntuk menentukan

keputusan investasi yang diambil.

6. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Spesifikasi Teknis KA

Makassar-Parepare

Berdasarkan Tim Kajian

Perkeretaapian Sul-Sel (2015), Jumlah

Lokomotif KA barang ada tiga Unit,

dua unit akan beroprasi dan yang satu

dipersiapkan sebagai

cadangan. Jarak antar stasiun adalah

6,5 KM dengan jumlah stasiun

setiap rute adalah 16 stasiun. Jenis

Kereta api yang digunakan

Lokomotif Electrik Co-Co memiliki

kekmampuan tarik untuk beban

2000 Ton, dan kecepatan maksimum

120km/jam, kemampuan menarik

18-20 gerbong peti kemas setiap

rangkaian, kemampuan kuat muat

adalah 100 Ton. Sedangkan untuk

panjang rute adalah 143,15

Kiliometer untuk Makassar-

Parepare. Berikut merupakan tabel

teknis spesifikasi Kereta api

Makassar-Pare-pare.

Tabel 6.1 spesifikasi Kereta api

Makassar-Pare-pare

Untuk waktu tempuh Kereta

api dari stasiun pertama sampai

stasiun terakhir diperoleh dari

penjumlahan waktu tempuh perstasiun

dan waktu tunggu per stasiunyang

kemudian dikalikan dengan jumlah

stasiun setiap rute. Waktu tempuh dan

bongkar muatan Kereta api dalam satu

kali perjalanan bolak-balik (dari

stasiun 1-16) adalah 4,20 jam. Waktu

satu kali perjalanan pada setiap kereta

nanti akan digunakan sebagai

perhitungan analisis kebutuhan

headway.

6.2 Analisis Kebutuhan Headway

Minimum pada Tahapan Pertama

KA Barang Makassar-Parepare

Kapasitas kereta per rute

diperoleh dari jumlah perjalanan per

hari per rute dibagi dengan perkalian

antara kapasitas gerbong Kereta api,

peak hour factor, jumlah rangkaian

untuk kereta, dan jumlah jam operasi

Kereta api dalam sehari. Kemudian

kebutuhan headway didapat dengan

cara waktu satu kali perjalanan dibagi

dengan kapasitas kereta per rute.

Menurut Tim Kajian Perkeretaapian

(2015), perhitungan kapasitas kereta

didapat dari total waktu tempuh dibagi

dengan headway. Sehingga untuk

penentuan headway digunakan

pembagian antara total waktu tempuh

dengan kapasitas kereta. Berikut

merupakan tabel hasil perhitungan

penentuan headway.

Tabel 6.2 Analisis Kebutuhan

Headway

Pada rute Makassar-Parepare

dengan asumsi angkutan barang

adalah 9000 Ton perjalanan per hari

didapatkan kapasitas kereta sebanyak

18 rangkaian kereta per jam. Dengan

18 rangkaian kereta per jam, maka

diperoleh headway yaitu 4jam untuk

operasi kereta pada rute Makassar-

II-5

Pare-pare. Besaran headwayakan

menentukan jumlah pendapatan yang

diperoleh dan biaya yang dikeluarkan

selama masa operasi Kereta api.

6.3 Analisa Pendapatan KA Barang

Makassar-Parepare. Dari Hasil Studi Kajian

Pembangunan Jalan KA di Sulawesi

lintas Makassar-Parepare

(Kemenhub,2015), Pendapatan pada

sistem Kereta Api barang berasal dari

pendapatan Angkutan Barang.

Pendapatan angkutan barang

merupakan pendapatan dari segi

Oprasi Kereta Api pada setiap rute

dalam kurun waktu Pertahun. Pada

hasil kajian survei layanan kereta api

makassar-Parepare, 2015 yang

dilakukan dengan bantuan dosen dan

mahasiswa Teknik Sipil Universitas

Hasanuddin diperoleh kesimpulan

krakteristik kebutuhan layanan

transportasi barang sebagai berikut

Biaya angkut per ton untuk

angkutan barang yang diharapkan

masyarakat pengguna masih rendah,

dengan urutan < Rp. 85.000 (72%),

harga lainnya dibawah Rp. 85.000

(19%), < Rp. 100.000 (6%), dan < Rp.

150.000 (3%)

transportasi barang diestimasi

dengan mengalikan jumlah waktu dan

jarak perjalanan barang yang di

tetapkan dengan nilai waktu dan biaya

jarak untuk setiap ton barang. Nilai

waktu barang yang ditetapkan sebesar

Rp. 80.000 /ton/jam<Rp 85.000.

(kajian survei layanan kereta api

makassar-Parepare) dan biaya jarak

perjalanan sekitar Rp. 91 /ton/km

(sesuai tarif angkutan barang

KA)Analisis ini sesuai dengan hasil

studi kelayakan PPK pengembangan

perkeretaapian Sulawesi Selatan

,2010. Berikut tabel penjelasanya.

Tabel 6.3 Pendapatan Oprasi Kereta

Api Makassar-Parepare

Nilai waktu barang yang

ditetapkan sebesar Rp. 80.000/ton/jam

dan di jumlah biaya jarak perjalanan

sekitar Rp. 91 /ton/km) untuk sekali

perjalanan sehingga didpatkan

pendapatan oprasi KA barang

Makassar-Parepare sebesar Rp

348.459 per ton sekali perjalanan.

Tarif Angkutan barang akan

menentukan jumlah pendapatan

selama masa operasi Kereta api.

Pendapatan dari barang setiap

tahun berasal dari asumsi jumlah

perjalanan yang direncanakan

dikalikan dengan harga barang yang

ditetapkan dikalikan dengan waktu

operasi Kereta api yaitu 21 jam dalam

sehari. Kemudian diasumsikan bahwa

jumlah hari pada tahunan operasi

Kereta api yaitu 365 hari. Sehingga

pendapatan per tahun dihitung selama

365 hari. Berikut tabel pendapatan

Kereta Api barang Makassar-Parepare.

6.4 Tabel pendapatan KA Barang

Makassar-Parepare

Kapasitas barang perjalur

sebesar 6750 Ton perhari.karna

mengasumsikan angkutan untuk KA

rute makassar-Parepare tidak menentu

karna adanya beberapa fakor yang

mempengaruhi kapasitas volume

barang, dengan asumsi pengurangan

II-6

25% dari total kapasitas barang

sebesar 9000 Ton perhari. Pendapatan

Kereta api barang Makassar - Parepare

mencapai Rp 858.518.283.937

pertahun dari 6750 Ton/Hari.

6.4 Biaya Investasi KA Makassar -

Parepare

Menurut Studi Penetapan Trase

Pembangunan Jalan KA di Sulawesi

Lintas Makassar – Pare-pare (2012),

Dari hasil komponen biaya dapat

diasumsikan untuk jumlah biaya

uraian pekerjaan dan kebutuhan

Kereta api Makassar-Parepare.

Sehingga diperoleh jumlah biaya

investasi. Dapat dilihat pada tabel

berikut

Tabel 6.5 Biaya Investasi KA

Makassar - Pare-pare pada Tahun

Awal Operasi

Biaya investasi pembangunan

fasilitas Kereta api Rute Makassar-

Parepare adalah Rp

6.747.833.996.000. Estimasi harga

satuan didapat dari biaya investasi per

detail pekerjaan dibagi dengan satuan

yang disesuiakan dengan spesfikasi

sistem Kereta Api Bandung.

Kemudian harga satuan di tahun

analisis 2016 dikalikan dengan

kenaikan biaya yang diasumsikan

sebesar 7% setiap tahun sesuai target

inflasi Bank Indonesia untuk

mendapatkan harga satuan di tahun

2017.

6.5 Analisis Kelayakan Investasi KA

Makassar-Parepare

Analsis kelayakan investasi

dilakukan pada rute Makassar-

Parepare. Hal ini bertujuan untuk

mengetahui kelayakan investasi pada

masing-masing rute. Penggunaan

metode Net Present Value dalam

evaluasi keputusan kelayakan

investasi. Investasi dinyatakan layak

ketika nilai NPV ≥ 0, apabila nilai

NPV tersebut tidak terpenuhi maka

keputusan investasi dinyatakan tidak

layak. Beberapa asumsi dipakai pada

analisis kelayakan investasi Kereta api

Makassar.

Asumsi Minimum Attractive

Rate of Return sebesar 15%. Nilai

MARR diasumsikan sebagai nilai

interest dari proyek Kereta api

Makassar.

6.6 Analisis Kelayakan Investasi

Rute Makassar-Parepare

Analisis kelayakan pada rute

Makassar-Parepare dilakukan untuk

evaluasi keputusan investasi.

Perencanan tahapan pertama Kereta

api rute Makassar-Parepare memiliki

target angkutan Barang 3,2 juta

Ton/Tahun. Metode NPV sebagai

metode untuk evaluasi kelayakan

investasi tersebut berdasarkan input

dari parameter diatas. Berikut tabel

analisis kelayakan investasi rute

Makassar-Parepare.

II-7

Tabel 6.6 Analisis Kelayakan

Investasi Rute Makassar-Parepare

Analisis kelayakan investasi

pada rute Makassar-Parepare

dinyatakan layak dikarenakan NPV ≥

0, dengan nilai Rp 2.972.077.341.478

Perencanaan Kereta api untuk tahap

pertama yaitu pada asumsi pengguna

sebesar 3,2 juta Ton/pertahun dengan

total nilai investasi rute Makassar-

Pareare Rp 2.972.077.341.478 layak

untuk dijalankan.

6.7 Analisis Sensitivitas Investasi

Kereta api Makassar-Parepare.

Analisis sensitivitas dilakukan

untuk menguji perubahan parameter

input terhadap keputusan investasi.

Parameter yang diuji adalah volume

angkutan barang, biaya operasi kereta,

dan biaya perawatan, biaya investasi.

Sensitivitas parameter input diuji

dengan tingkat perubahan 10%-

30%untuk menilai perubahan pada

keputusan kelayakan. Keputusan

kelayakan dinyatakan berubah ketika

nilai NPV kurang dari nol atau

bernilai negatif

6.8 Analisis Sensitivitas Volume

Barang terhadap NPV

Volume barang sebelumnya

diasumsikan semua angkutan barang

yang diangkut sesuai asumsi target

perjalanan yang direncanakan.

Perubahan nilai NPV dapat terjadi

akibat perubahan jumlah volume

barang yang dapat diangkut per hari.

Sehingga perlu dilakukan analisis

sensitivitas untuk mengukur kepekaan

keputusan investasi terhadap

perubahan volume barang yang di

angkut. Berikut tabel yang

menunjukkan senstivitas volume

barang dengan keputusan investasi.

Tabel 6.7 Analisis Sensitivitas

Volume Barang terhadap NPV

Ketika terjadi penurunan -30%

pada volume Barang per hari yang

terangkut, maka terjadi penurunan

nilai NPV sebesar -168% atau terjadi

penurunan dari nilai Rp

2.972.077.341.478 menjadi Rp

(2.014.455.586.707). Penurunan nilai

NPV linier dengan penurunan jumlah

barang per hari. Keputusan investasi

pada Rute Makassar-Parepare sensitif

terhadap perubahan volume barang

pada rute Makassar-Parepare.

6.9 Analisis Sensitivitas Biaya

Operasional Kereta api terhadap

NPV

Perubahan biaya operasional

juga berdampak pada keputusan

investasi.Penggunaan analisis

sensitivitas untuk mengukur

sensitivitas NPV terhadap perubahan

biaya operasional. Perubahan biaya

operasional diasumsikan naik sebesar

10% sampai 30%.Analisis sensitivitas

menguji kepekaan keputusan investasi

terhadap perubahan biaya operasional.

Berikut tabel analisis sensitivitas NPV

terhadap perubahan biaya operasional

Kereta api pada rute Makassar-

Parepare.

II-8

Tabel 6.8Analisis Sensitivitas Biaya

Operasional Kereta api terhadap NPV

Berdasarkan table dapat

disimpulkan bahwa keputusan

investasi tidak sensitif terhadap

perubahan biaya operasional.

Peningkatan biaya 10% hingga 30%

pada biaya operasional, penurunan

sejumlah -2,2% hingga- 15,7% pada

nilai NPV. Dapat disimpulkan bahwa

nilai NPV sebagai gambaran

keputusan investasi tidak sensitif

terhadap peningkatan atau perubahan

biaya operasional.

6.10 Analisis Sensitivitas NPV

Terhadap Perubahan Biaya

Investasi

Perubahan biaya investasi dapat

mempenagruhi aliran kas yang

berujung pada besaran nilai NPV.

Sehingga dapat ditimbulkan

perubahan keputusan investasi

dikarenakan perubahan biaya

investasi. Pada rute Makassar-

Parepare nilai NPV Rp

6.525.855.255.044 diuji tingkat

kepekaan atau besar perubahan yang

ditimbulkan oleh perubahan pada nilai

investasi. Penggunaan metode NPV

sebagai perwakilan dari keputusan

investasi diuji kepekaan dengan

menggunakan analisis sensitivitas.

Berikut tabel analisis sensitivitas

perubahan biaya investasi pada rute

Makassar-Parepare.

Tabel 6.9 Tabel Sensitivitas Biaya

Investasi Kereta api Rute Makassar-

Parepare.

Dapat dilihat pada tabel dan

diatas tentang tingkat kepekaan

keputusan investasi terhadap

perubahan biaya investasi.

Peningkatan biaya investasi sebesar

30% menunjukan nilai positif.

Kesimpulan pada analisis tersebut

adalah keputusan investasi tidak

sensitif terhadap perubahan biaya

investasi.

6.11 Analisis Sensitivitas NPV

Terhadap Perubahan Harga

Angkutan Barang.

Analisis sensitivitas digunakan

untuk melihat kepekaan keputusan

investasi terhadap perubahan

kebijakan harga angkutan barang yang

diberlakukan. Berikut analisis

sensitivitas keputusan investasi

terhadap perubahan kebijakan harga

angkutan barang perton pada rute

Makassar - Parepare.

Tabel 6.10Analisis Sensitivitas NPV

Terhadap Perubahan Harga Angkutan

barang

Berdasarkan tabel keputusan

investasi sensitif terhadap perubahan

harga angkutan barang. Ketika harga

angkutan barang mengalami

II-9

penurunan -30% maka perubahan

sebesar -101% dengan nilai NPV

Rp(43.970.463.972) terjadi pada

keputusan invetasi. Sehingga

kebijakan untuk penerapan harga

angkutan barang Makassar - Parepare

sensitif bagi keputusan investasi.

6.12 Pengaruh Inflasi Terhadap

Keputusan Investasi KA rute

Makassar- Parepare.

Dalam analisa kelayakan

investasi Kereta api Makassar-

Parepare diterapkan pengaruh dari

inflasi yang disesuaikan dengan target

inflasi Bank Indonesia tahun 2015.

Menurut Bank Indonesia tahun 2015

target inflasi sebesar 7%. Target

inflasi merupakan tingkat inflasi yang

harus dicapai oleh Bank Indonesia.

Pada analisa keputusan investasi

Kereta api barang Makassar-Parepare

dilakukan penambahan pengaruh

inflasi. Menurut Tarquin dan Blank

(2005),tingkat inflasi mempengaruhi

interest rate dari investasi Kereta api

Makassar. Dapat diartikan bahwa

tingkat inflasi ditambahkan pada

tingkat bunga yang dipergunakan

(Minimum Attractive Rate of Return).

Berikut tabel perubahan nilai MARR

setelah dilakukan penambahan tingkat

inflasi.

Tabel6.11 Perubahan MARR setelah

dilakukan penambahan laju inflasi

Sehingga tingkat bunga yang

dipergunakan pada analisa investasi

mengalami kenaikan dari 15%

menjadi 16%. Perubahan yang

disebabkan oleh inflasi pada MARR

atau tingkat bunga yang dipergunakan

juga terjadi pada suku bunga kredit

atau pinjaman. Berikut tabel

perubahan suku bunga kredit

pinjaman.

Tabel6.12 Perubahan suku bunga

kredit setelah dilakukan penambahan

laju inflasi

Perubahan pada suku bunga

kredit terjadi akibat laju inflasi.

Berdasarkan tabel diatas peningkatan

bunga kredit atau pinjaman dari 7.50%

menjadi 8%.Tarquin & Blank (2005)

menambahkan bahwa pengaruh inflasi

berdampak pada besar pendapatan

yang diperoleh dan pengeluaran yang

diterima di masa mendatang. Untuk

mengetahui pengaruh dari inflasi

maka dibuat perbandingan dengan

analisa kelayakan investasi dengan

inflasi dan analisa kelayakan investasi

tanpa inflasi. Berikut tabel dan grafik

perubahan analisa kelayakan investasi

akibat laju inflasi.

Tabel 4.13 Perubahan Net Present

Value Terhadap Laju Inflasi

Laju Inflasi berpengaruh pada

analisis kelayakan investasi dengan

menurunkan NPV sebagai indicator

kelayakan suatu investasi. Pada tabel

diatas NPV pada Rute Makassar-

Parepare mengalami penurunan dari

Rp 4.122.433.537.979 menjadi Rp

2.972.077.341.478.

7. PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan hasil

penelitian terkait analisis kelayakan

investasi dan sensitivitas investasi

kereta api Makassar-Parepare dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut:

II-10

1. Dapat diasumsikan biaya

pembebasan lahan, biaya pengadaan

barang, biaya pekerjaan jalur, biaya

pengadaan sarana, biaya oprasional,

dan biaya lain-lain . biaya investasi

pembangunan fasilitas Kereta api Rute

Makassar - Parepare adalah Rp

6.747.833.996.000

2. Analisis kelayakan investasi

pada rute Makassar - Parepare

dinyatakan layak dikarenakan NPV ≥

0, dengan nilai Rp 2.972.077.341.478

Perencanaan Kereta api untuk tahap

pertama yaitu pada asumsi pengguna

sebesar 3,2 juta Ton/pertahun dengan

total nilai investasi rute Makassar-

Pareare Rp 2.972.077.341.478 layak

untuk dijalankan.

3. .Adapun masing-masing

indikator sensifitas keputusan

investasi kereta api makassar-parepare

yakni:

Pada analisis sensitivitas

volume barang terhadap NPV, Ketika

terjadi penurunan volume barang

sebesar -30% pada volume Barang per

hari yang terangkut, maka terjadi

penurunan nilai NPV sebesar -168%

atau terjadi penurunan dari nilai Rp

2.972.077.341.478 menjadi Rp

(2.014.455.586.707). Penurunan nilai

NPV linier dengan penurunan jumlah

barang per hari di karenakan NPV

kurang dari 0 maka dianggap sensitif

terhadap kebija penurunan volume

angkutan barang.

Pada analisis sensitivitas biaya

operasional kereta api terhadap NPV,

Peningkatan biaya 10% hingga 30%

pada biaya operasional, terjadi

penurunan sejumlah -2,2% hingga-

15,7% pada nilai NPV.ketika terjadi

peningkatan biaya operasional maka

terjadi penurunan nilai NPV, namun

nilai NPV masih menunjukkan nilai

positif atau lebih besar dari 0. Dapat

disimpulkan bahwa nilai NPV sebagai

gambaran keputusan investasi tidak

sensitif terhadap peningkatan atau

perubahan biaya operasional.

Pada analisis sensitivitas NPV

terhadap perubahan biaya investasi,

dapat disimpulkan bahwa keputusan

investasi tidak sensitif terhadap

perubahan biaya operasional.

Peningkatan biaya 10% hingga 30%

pada biaya operasional, penurunan

sejumlah -22% hingga -65% pada

nilai NPV namun peningkatan nilai

NPV 30% sebesar Rp

2.505.105.037.414 masih

menunjukkan nilai positif atau lebih

besar dari 0. Dapat disimpulkan

bahwa nilai NPV sebagai gambaran

keputusan investasi tidak sensitif

terhadap peningkatan atau perubahan

biaya investasi.

Pada analisis sensitivitas NPV

terhadap perubahan harga angkutan

barang. Ketika harga angkutan barang

mengalami perubahan -30% maka

perubahan sebesar -101% dengan nilai

NPV Rp (43.970.463.972) terjadi pada

keputusan invetasi. Sehingga

kebijakan untuk penerapan harga

angkutan Barang Makassar-Parepare

sensitif bagi keputusan investasi.

7.2 Saran

Mengacu dari hasil penelitian

tugas akhir ini, penulis menyarankan

beberapa hal sebagai berikut:

1. Sebaiknyafaktor risiko dalam

melaksanankan suatu proyek PPP

(Pulic – Private - Partnership)

diperhitungkan oleh pihak pemerintah

dan pihak swasta sehingga kerjasama

dapat berjalan dengan sukses dan

memberikan keuntungan bagi kedua

belah pihak.

2. Untuk penelitian selanjutnya,

perlu dilakukan mitigasi risiko

terhadap respon dan alokasi risiko

sehingga manajemen risiko dapat

dimplementasikan ke dalam proyek

pengembangan PPP infrastruktur

bandara di Indonesia.

II-11

DAFTAR PUSTAKA Bergonovo, E., dan Peccati, L. 2004,

Sensitivity Analysis in

Investment Project

Evaluation, Journal of

Production Economics, pp 17-

25.

Bombardier Transportation, 2014, Rail

Vehicle,

<www.bombardier.com%2Fen

%2Ftransportation%2Fproduct

sservices%

2Frail-vehicles%2Fautomated-

people-movers.html> (15

Oktober

2015)

Bank Indonesia, 2012., Penetapan

Target Inflasi.

http://www.bi.go.id/id/moneter

/inflasi/bi-dan-

inflasi/Contents/Penetapan.asp

x.(2 Maret 2016).

Corat Coret, 2012, Karakteristik

Transportasi Kereta Api.

http://coratcoretapaaja.blogsp

ot.co.id/2012/04/karakteristik-

transportasi- kereta-api.html

(12 Januari 2016)

Mulyono, Tri, 2004, Teknologi

Beton, Penerbit C.V Andi

Offset, Yogyakarta.

Dinas Perhubungan Kota Makassar,

2016, studi kajian Kelayakan

Kereta api Makassar-

Parepare Pemerintah Kota

Makassar, Makassar.

Gordon CA Dickson M.Litt. Ph D.

FCII, 1984, Introduction to

Insurance (Study Course 010

The CII Tuition Service,

Financial Times Pitman

Publishing, London

Husnan, S., dan Muhammad, S., 1994,

Studi Kelayakan Proyek , UPP

AMP YKPN,

Kusumo, Y.T., 2014, Analisis

Kelayakan Finansial Proyek

Pembangunan Kereta Api

Komuter Studi Kasus: Koridor

Jakarta-Serpong, Jurusan

Teknik Sipil dan

Lingkungan, Universitas

Gadjah Mada.

.

LAPORAN AKHIR PT KANTA

KARYA UTAMA, 2015 Studi

Kajian Kebutuhan Sarana,

Teknologi dan Standar

Spesifikasi Teknis serta

Fasilitas Sarana Perkeretaapian

Sulawesi. Kementerian

Perhubungan Republik

Indonesia,Jakarta. Pemerintah

Republik Indonesia, 2015, pp-

nomor-6-tahun-2015,

<http://www.ekon.go.id/hukum/downl

oad/1264/706/pp-nomor-6-

tahun-

2015.pdf.> (20 Maret 2015)

Percoco, M., dan Bergonovo, E.,

2012.A Note on Sensitivity

Analysis of The Internal

Rate of Return, Production

Economic pp 526-529.

Raju, S., 2008, Project NPV; Positive

Externalities - The Kansas City

Light Rail

Project, Journal of Public

Transportation pp 59-89.

Shen, J., 2009, A choice experiment

approaching evaluating public

transportation

projects, Applied Economic

Letters pp 557-561.

Shen,W.W.,2014,Bussines-

News,<http://www.thestar.com

.my/Business/Business-

News/2014/07/19/The-Sao-

Paulo-door-opener-Brazilian-

project-is-Scomi-

Engineerings-muchawaited-

breakthrough/?style=biz> (19

April 2015)

Tjokrodimuljo, K. 1996.

Teknologi Beton. Buku Ajar,

Jurusan Tenik Sipil, Fakultas

Teknik, Universitas Gajah

Mada.

II-12

Shih, T.Y., dan Charles, V.T., 2008,

The Sensitivity Analysis of

International

Investment Decision Model,

Operational Research pp 60-

67.

Sullivan, W.G., John, A.W., dan John,

R.C., 1996, Capital Investment

Analysis and

Management for Engineering,

Prentice Hall, New Jersey.

Sumastuti. (2006). Keunggulan NPV

Sebagai Alat Analisis Uji

Kelayakan Investasi dan

Penerapannya,http://jurnal.bl.a

c.id/wp-

content/uploads/2007/01/BEJ-

v3-n1- artikel7-

agustus2006.pdf(5 April

2016)

Soeharto, I., 1997, Manajemen

Proyek, Penerbit Erlangga,

Jakarta.Tarquin, A., dan

Leland, B., 2005, Engineering

Economy, McGraw-Hill, New

York. (Husnan dan

Muhammad, 1984).

Tim Penyusun Rencana

Perkeretaapian Perkotaan

Yogyakarta, 2014, “Kajian

Rencana Pengembangan

Transportasi Perkeretaapian

di Perkotaan Yogyakarta dan

Daerah Istimewa Yogyakarta,

Pusat Studi Transportasi

dan LogistikUniversitas

Gadjah Mada, Yogyakarta.

Vassilakos, Greg, 2014, monospec,

<http://gregvassilakos.

com/monospec/monospec.htm

> (10 April 2015)

Wiki bukuku, 2014, Moda

Transportasi/Ragam moda

transportasi.https://id.wikibook

s.org/wiki/Moda_Transportasi/

Ragam_mod a_transportasi

(12 Januari 2016)