proposal tesis kereta api ok3

34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas tentang metodologi pengumpulan data dan metodologi pengolahan data, dengan memperhatikan dan memperhitungkan kondisi fisik lapangan dan kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat, maka atas dasar strategi dan kebijaksanaan pembangunan, maka tahapan studi ini diuraikan sebagai : tahapan pilot survey/pendahuluan; tahap pengumpulan data; tahapan kajian; tahapan analisa; tahapan perencanaan; tahapan rekomendasi. Skema metodologi studi ini lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 3.1. 3.1 Lokasi Studi Lokasi studi ini dilakukan kawasan provinsi Aceh, kota- kota yang dilalui kereta api, yaitu sepanjang jalur kereta api Banda Aceh - batas Sumatera Utara. Lokasi studi ini dibagi menjadi beberapa zona internal dan eksternal. Zona 1

Upload: yoesz

Post on 09-Aug-2015

243 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Tesis Kereta API Ok3

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas tentang metodologi pengumpulan data dan

metodologi pengolahan data, dengan memperhatikan dan memperhitungkan kondisi

fisik lapangan dan kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat, maka atas dasar

strategi dan kebijaksanaan pembangunan, maka tahapan studi ini diuraikan sebagai :

tahapan pilot survey/pendahuluan;

tahap pengumpulan data;

tahapan kajian;

tahapan analisa;

tahapan perencanaan;

tahapan rekomendasi.

Skema metodologi studi ini lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 3.1.

3.1 Lokasi Studi

Lokasi studi ini dilakukan kawasan provinsi Aceh, kota-kota yang dilalui

kereta api, yaitu sepanjang jalur kereta api Banda Aceh - batas Sumatera Utara.

Lokasi studi ini dibagi menjadi beberapa zona internal dan eksternal. Zona internal

adalah zona dimana daerah tersebut menpunyai pengaruh yang besar terhadap pola

pergerakan perjalanan. Sedangkan zona eksternal mempunyai pengaruh yang kecil

terhadap pola pergerakan.

1

Page 2: Proposal Tesis Kereta API Ok3

Pengumpulan Data

Tahapan Pendahuluan

Pengumpulan Sekunder : Peta daerah studi dan zonaJaringan jalan dan relData arus lalu lintasBata sosio Ekonomi

Pengumpulan Primer:Survey pendahuluan kondisi lapangan secara visualSurevey asal tujuan

Tahapan Kajian

Kajian sosial ekonomi Kajian lalulintas

Kompilasi Data Bantuan Paket Program Saturn

Tahapan Analisa:Analisa kinerja jaringan untuk setiap scenario, waktu tempuh, V/C, BOK.

Tahapan Perencanaan PPPerancangan

Analisa Ekonomi dan Analisa Sensitivitas

Rekomendasi

Gambar 3.1 Skema Metodologi Penelitian

2

Page 3: Proposal Tesis Kereta API Ok3

3.2 Tahapan pilot survey/Pendahuluan

Tahap pendahuluan ini merupakan tahapan pengumpulan data, data yang

dikumpul adalah data sekunder. Data tersebut diperoleh dari penelitian-penelitian

yang dilakukan terdahulu dan survey sekunder yang dilakukan pada beberapa

instansi terkait. Survey yang dilakukan pada lokasi penelitian yaitu propinsi Aceh

(lintas timur).

Dari hasil survey tersebut kemudian dilakukan kompilasi dan rekapitulasi data

untuk mempermudah penyelesaian pekerjaan. Dari hasil pengumpulan data

kemudian dilakukan analisis untuk mendapatkan gambaran awal mengenai kondisi

lokasi detail studi.

3.2.1. Sistem Zonasi

Daerah studi di bagi menjadi beberapa zona internal dan eksternal. Zona internal

adalah zona dimana daerah tersebut menpunyai pengaruh yang besar terhadap pola

pergerakan perjalanan. Sedangkan zona eksternal mempunyai pengaruh yang kecil

terhadap pola pergerakan.

3.3 Tahapan Pengumpulan Data

3.3.1 Pengumpulan Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder merupakan tahapan awal dari seluruh pekerjaan

yang dilakukan, pada tahap ini dilakukan penilaian terhadap situasi dan kondisi

daerah penelitian sebagai dasar dan acuan dalam perencanaan yang dilakukan. Hal

lain yang diharapkan dari tahap ini adalah antisipasi terhadap masalah yang mungkin

akan dihadapi, serta kebutuhan akan data - data pendukung.

Adapun rencana data sekunder yang akan dikumpulkan antara lain :

Kebijakan program pengembangan wilayah dan sektoral.

Data sosial ekonomi :

- Jumlah Penduduk;

- Pendapatan Perkapita;

3

Page 4: Proposal Tesis Kereta API Ok3

- Potensi Daerah.

Data hasil penelitian terdahulu yang terkait.

Peta dasar jaringan jalan raya dan jalan rel dan data jarak stasiun kereta api.

Survey sekunder yang dilakukan merupakan pengumpulan data untuk

mendapatkan data - data sekunder yang ada di instansi - instansi yang terkait dengan

pekerjaan yang akan dilakukan. Adapun instansi yang akan dihubungi dalam tahapan

pengumpulan data sekunder ini adalah :

PT. Kereta Api Indonesia / Dinas Perhubungan Propinsi Aceh;

BAPPEDA;

Biro Pusat Statistik;

Badan Pertanahan Nasional.

Berdasarkan data - data sekunder yang diperoleh dari instanst pemerintah

yang terkait tersebut diharapkan dapat digunakan untuk mengetahui kondisi sosial

ekonomi penduduk dan gambaran administratif daerah studi.

3.3.1. Pengumpulan Data Primer

Survey primer dilakukan untuk mengidentifikasi situasi dan kondisi lokasi yang ada

dan membandingkannya dengan data sekunder yang ada. Survey primer yang dilakukan

antara lain meliputi:

Survey pendahuluan

Survey pendahuluan bertujuan untuk mendapatkan gambaran kondisi di lapangan

berdasarkan pengamatan secara visual dan data penunjang berupa data sekunder yang ada,

seperti : peta jaringan jalan rel, peta topografi, peta geologi dan data curah hujan.

Dari survey pendahuluan ini akan diambil data antara lain :

Jenis tata guna lahan di lokasi;

Peta jaringan jalan raya eksisting;

Peta jaringan jalur rel eksisting;

Keadaan visual dan topografi;

Lokasi alternatif rute/jalur jalan rel;

4

Page 5: Proposal Tesis Kereta API Ok3

Kondisi tanah dasar.

Jumlah populasi sampel yang diambil dari populasi yang bersangkutan, oleh karena

itu dibutuhkan penarikan sampel. Untuk mendapatkan jumlah sampel dengan jumlah relatif

kecil bila dibandingkan dengan seluruh populasi, tetapi mampu mempresentasikan seluruh

populasi. Ada tiga faktor yang harus diperhatikan yaitu:

1. Tingkat variabilitas dari parameter;

2. Tingkat ketelian yang dibutuhkan untuk mengukur sampel;

3. Besar populasi dimana parameter akan di survey

Secara matematis, besarnya sampel dari populasi dapat dirumuskan sebagai berikut:

Untuk populasi yang tidak hingga

n '= s2

[s . e ( x ) ]2

Untuk populasi yang berhingga

n= n'

1+n 'N

dimana:

n dan n’ : jumlah sampel

N : jumlah populasi

S2 : standar deviasi

(s.e(x))2 : standar error yang dapat diterima untuk parameter yang dimaksud

contoh hitungan:

Untuk tingkat kepercayaan = 90% standar error = 1,645

Sampling yang diterima = 0,1 x rata-rata perjalanan

= 0,1 x 962,93

= 96,293

(s.e(x))2 =

96 , 2931 ,645

= 58,537

5

Page 6: Proposal Tesis Kereta API Ok3

Jumlah sampel untuk populasi yang tidak hingga:

n '= s2

[s . e ( x ) ]2 =

609 , 282

58 , 5372

= 108,335 109

Jumlah sampel untuk populasi yang berhingga:

n= n'

1+n 'N =

108 , 335

1+108 ,335108 ,335

= 108,277 109

Survey Wawancara

Survei wawancara penumpang angkutan umum dimaksudkan untuk

mengetahui persepsi penumpang angkutan umum dan untuk memperkirakan

prosentase penumpang bus yang akan beralih menjadi pengguna angkutan umum.

Direncanakan survey dilakukan pada tiga titik survey yaitu:

1. Terminal Terpadu Tipe A Banda Aceh

2. Terminal A Bireuen

3. Terminal A Kota Langsa

Metode pengolahan data menggunakan stated preference, dengan jumlah responden sekitar

100 orang (Steer Davies Gleave), dan formulir survei dirancang sebagai berikut :

Formulir Survei

6

Page 7: Proposal Tesis Kereta API Ok3

Kuesioner untuk Study Perbandingan Kebutuhan KA dan Bus Banda Aceh – Batas Sumatra Utara

1. Nama : .............................................. Alamat rumah : ...........................................2. Alamat kerja : ................................................................................................3. Bidang pekerjaan : a. PNS/ABRI/BUMN/ b. Swasta c. Lain-lain4. Status kekeluargaan : sudah / belum menikah5. Umur : ............. tahun Jenis kelamin : laki-laki/perempuan6. Jumlah anak : ................ orang7. Jumlah kendaraan bermotor yang dimiliki : ............. spd motor, ................ mobil8. Jika disediakan jalur kereta api Banda Aceh-Batas Sumut, maka bapak memilih

menggunakan KAa. ya b. Tidak

9. Mengapa saudara memilih naik kereta apia. lebih nyaman b. Lebih aman c. Lebih cepat

Silakan saudara memberikan tanda X pada pilihan berikut,

Kondisi perjalanan Pilih KA

Pilih bus

Pilih kend

pribadiTarif KA thd bus Waktu tempuh KA thd

busWaktu tunggu KA

thd busa sama Lebih cepat 15 menit Lebih lama 30 menitb sama Lebih cepat 15 menit Lebih lama 45 menitc sama Lebih cepat 30 menit Lebih lama 30 menitd sama Lebih cepat 30 menit Lebih lama 45 menit

e Lebih murah 10000 Lebih cepat 15 menit Lebih lama 30 menitf Lebih murah 10000 Lebih cepat 15 menit Lebih lama 45 menitg Lebih murah 10000 Lebih cepat 30 menit Lebih lama 30 menith Lebih murah 10000 Lebih cepat 30 menit Lebih lama 45 menit

i Lebih murah 20000 Lebih cepat 15 menit Lebih lama 30 menitj Lebih murah 20000 Lebih cepat 15 menit Lebih lama 45 menitk Lebih murah 20000 Lebih cepat 30 menit Lebih lama 30 menitl Lebih murah 20000 Lebih cepat 30 menit Lebih lama 45 menit

3.4 Tahap Kajian

Setelah data-data terkumpul tahap selanjutnya adalah pengkajian awal

terhadap aspek-aspek yang mendasari langkah-langkah teknis yang lebih spesifik

pada tahap-tahap berikutnya.

Secara terklasifikasi aspek-aspek tersebut adalah:

Kajian Sosio Ekonomi :

- Kajian kondisi sosio ekonomi saat ini;

7

Page 8: Proposal Tesis Kereta API Ok3

- Kajian rencana pengembangan kewilayahan maupun sektoral pada

daerah penelitian.

Perkiraan frame work sosial ekonomi daerah penelitian (meliputi antara

lain kependudukan, ketenagakerjaan, tata guna lahan, PDRB, pemilikan

kendaraan).

Kajian data pergerakan

Tahapan ini meliputi antara lain aspek-aspek:

- Kajian kondisi pergerakan saat ini berdasarkan data OD yang tersedia

dari hasil survey;

- Dari kajian ini akan didapatkan matrik asal tujuan (MAT).

Kajian alternatif koridor

Alternatif trase yang diusulkan untuk pembangunan jalan rel Banda Aceh

– Batas Sumatra Utara adalah sebagai berikut:

- Alternatif 1

Alternatif 1 melewati lintas Banda Aceh – Batas Sumatra Utara

melalui rute lama yang telah ada single track

- Alternatif 2

Alternatif 2 melewati Banda Aceh – Batas Sumatra Utara melalui

rute baru double track

3.5 Kompilasi Data

Selanjutnya akan dilaksanakan analisis dan peramalan pergerakan

penumpang yang bersumber dari data OD dalam daerah penelitian dengan

menggunakan metode analogi dengan cara Furness.

Sasaran dari model ini adalah untuk mengontrol persiapan jaringan jalan

kereta api, untuk melayani jumlah permintaan yang diprediksi untuk tiga puluh tahun

kedepan. Langkah selanjutnya adalah mengembangkan berbagai alterntatif koridor, trase

dan seksi jalan rel. Dalam tahap ini diharapkan dapat:

diidentifikasikan alternatif trase yang potensialه

direkomendasikan alinyemen unggulanه

8

Page 9: Proposal Tesis Kereta API Ok3

Proses pemodelan pergerakan (Analisis korelasi berbasis zona)

1. Tentukan zona eksternal dan zona internal yang akan digunakan

2. Lakukan survey untuk mendapatkan data faktor-faktor yang memnpengaruhi

atau bisa juga diperoleh dari data statistik, misalnya ;

- pendapatan

- pemilikan kendaraaan

- nilai lahan

- produksi pertanian

- PDRB

- dll (yang menonjol pada daerah tersebut)

3. Susun data-data tersebut (bangkitan/tarikan dan parameter sosio-ekonomi)

dalam bentuk tabel serta tentukan yang mana peubah bebas dan mana peubah

tidak bebas.

4. Bentuk matriks korelasi antara peubah bebas dan peubah tidak bebas

sehingga memenuhi syarat (uji korelasi);

- sesama peubah bebas dan sesama peubah tidak bebas tidak boleh

berkorelasi

- peubah bebas dan peubah tidak bebas harus mempunyai korelasi yang

kuat (baik positif ataupun negatif)

5. Matriks yang tidak memenuhi syarat diatas, dibuang satu persatu sehingga

diperoleh persamaan matematis yang sederhana (tiga, dua atau hanya satu

peubah bebas) yang akan diselesaikan dengan analisis regresi-linear-

berganda. Dari analisis ini bisa didapat beberapa persamaan dengan nilai R2-

nya masing-masing yang selanjutnya dapat dipilih persamaan yang terbaik.

Misalkan: y = b0 + b1x1 + b2x2 + b3x3 b0, b1, b2, b3 didapat.

Metoda analogi tanpa batasan (metoda seragam), dengan rumus:

Tid = tid x E

Tid : Pergerakan pada masa yang akan datang.

tid : Pergerakan pada masa sekarang.

E : Tingkat pertumbuhan.

9

Page 10: Proposal Tesis Kereta API Ok3

6. Dari persamaan model bangkitan/tarikan tersebut, lalu dilakukan analisis

sebaran pergerakan dengan menggunakan metode analogi (tanpa batasan,

dengan satu batasan atau dengan dua batasan) atau dengan metode gravity.

7. Model sebaran belum dapat memberikan informasi mengenai moda yang

digunakan untuk bergerak. Oleh karena itu tahap berikutnya melakukan

analisis mengenai pemilihan moda. Model pemilihan moda yang baik harus

mempertimbangkan semua faktor, yang dapat terlihat bagaimana konsep

biaya gabungan. Dalam model pemilihan moda, pemilihan peubah bebas yang

akan digunakan sangat tergantung pada ;

- orang yang memilih model tersebut

- tujuan pergerakan

- jenis model yang digunakan.

Karena informasi yang digunakan berbasis zona maka model pemilihan moda

yang dipilih adalah model aggregat.

Dalam hal ini digunakan Binomial Logit Selisih, dengan rumus:

y i=loge( 1−P1i

P1i )

P1=e−( α1+βc1)

e−(α1+ βc1)+e

−(α2+ βc2 )

3.6 Tahapan Analisis

A. Derajat Kejenuhan

Derajat kejenuhan diperoleh dari perbandingan antara volume (smp/jam)

dengan kapasitas (smp/jam). Dimana volume diperoleh dari jumlah penumpang

kereta api, sedangkan kapasitas kereta api dihitung berdasarkan kapasitas jalur dan

kapasitas angkut kereta api.

10

Page 11: Proposal Tesis Kereta API Ok3

B. Waktu Tempuh Rata-rata dan Kecepatan Rata-rata

Waktu tempuh yang ditinjau adalah waktu perjalanan (Time Travel). Variabel

kecepatan mempengaruhi BOK. Untuk dapat menghitung kecepatan rata-rata

(km/jam) dipakai rumus jarak dibagi waktu tempuh.

C. BOK ( Biaya Operasi Kendaraan)

Biaya operasi kendaraan (Rp/km) dihitung dari biaya pemakaian bahan bakar,

pemakaian minyak pelumas, pemakaian ban, perbaikan dan pemeliharaan kendaraan,

depresiasi kendaraan, bunga, asuransi, dan overhead serta nilai waktu.

3.7 Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini akan meliputi perencanaan trase, perencanaan

geometrik jalan kereta api, perencanaan konstruksi rel dan sebagainya. Yang pada

penelitian ini akan dilakukan analisa biaya secara global misalnya biaya

pembangunan per km jaringan jalan rel.

3.8 Evaluasi kelayakan proyek

Dalam kajian ini analisis kelayakan secara ekonomi maupun finansial

dilakukan dalam konteks untuk mengetahui seberapa besar manfaat yang diperoleh

jika dalam jaringan transportasi Ruas Banda Aceh – batas Sumatra Utara ini

diaktifkan atau ditingkatkan operasi pelayanan kereta api. Pada prinsipnya hasil

analisis kelayakan ini akan menentukan pengambilan keputusan apakah rencana

pembangunan jalan rel ini jadi dilanjutkan atau tidak.

Pada umumnya evaluasi dilakukan dalam kerangka efisiensi ekonomi, di mana

alternatif terbaik yang dipilih adalah alternatif yang memberikan margin yang paling

besar atas nilai uang dari manfaat yang diperoleh terhadap biaya yang dikeluarkan

dalam berbagai sudut pandang. Namun tidak semua komponen biaya dan manfaat

dari suatu rencana dapat diekspresikan dalam bentuk nilai uang dan dapat diukur

dalam besaran yang sama.

Analisis kelayakan ekonomi yang dilakukan pada penelitian ini pada dasarnya

merupakan kajian terhadap manfaat yang ditimbulkan dengan adanya pemanfaatan

kembali jalan rel sekaligus peningkatan jasa pelayanan angkutan kereta api pada ruas

11

Page 12: Proposal Tesis Kereta API Ok3

Banda Aceh - batas Sumatra Utara khususnya bagi pengguna kereta api maupun bagi

aktivitas perekonomian wilayah yang terpengaruh serta dengan mempertimbangkan

biaya yang harus dikeluarkan untuk pengembangan jalan rel tersebut.

Dari komponen manfaat dan komponen biaya tersebut selanjutnya dilakukan

perhitungan parameter-parameter kelayakan ekonomi. Dengan demikian, proses

analisis kelayakan dilakukan dalam 3 tahapan, yakni (1) proses estimasi biaya

ekonomi. Proses (2) adalah melakukan estimasi manfaat ekonomi yang dihasilkan

dari analisis dengan dan tanpa proyek selama waktu tinjauan (time horison). Setelah

kedua proses tersebut dilakukan, maka selanjutnya dalam proses (3) dilakukan

analisis kelayakan untuk mengeluarkan sejumlah indikator kelayakan. Lebih jelasnya

perbedaan komponen-komponen pendekatan ekonomi dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Pemerintah cenderung menilai suatu investasi dalam kerangka ekonomi di

mana tujuan utama kebijakan investasi dipakai sebagai alat untuk menyediakan jasa

pelayanan bagi masyarakat. Dalam hal ini komponen biaya dikaji dalam kerangka

jumlah sumber daya (resource) yang harus dikeluarkan oleh pemerintah termasuk

subsidi, penggunaan lahan milik pemerintah, dan kemudahan biaya lainnya.

Sedangkan komponen pengembalian biaya dipakai pendekatan manfaat baik

bagi pengguna sistem transportasi (pengurangan waktu, biaya operasi kendaraan,

dan lain-lain).

Investor swasta memandang bahwa biaya yang dikeluarkannya harus kembali

dalam bentuk nilai uang (dan berbagai kompensasinya). Dalam hal ini komponen

biaya dianggap sebagai jumlah nilai uang yang harus dikeluarkan oleh pengusaha

untuk biaya konstruksi (capital), operasi, dan pemeliharaan sistem yang dikelolanya.

Sedangkan komponen pengembalian biaya diperoleh dari jumlah nilai uang yang

mereka peroleh dari pengguna fasilitas serta kompensasi lainnya (hak penggunaan

lahan, hak pengusahaan di area layanan, dan lain-lain).

Tabel 3.1 Perbedaan Komponen-komponen Pada Pendekatan Ekonomi dan

Finansial

No. Aspek Kajian Ekonomi Kajian Finansial

a. Sudut Pandang Masyarakat luas Private atau lembaga tertentu

b. Tujuan Efisiensi ekonomi efisiensi modal yang sudah

12

Page 13: Proposal Tesis Kereta API Ok3

ditanam (investasi)

c. Kriteria NPV, BCR, IRRPI (profitable index), pay back

period

d. AplikasiProyek untuk masyarakat,

dilakukan oleh Pemerintah

Proyek swasta untuk

kepentingan swasta (profit

oriented)

e.Komponen Biaya

dan Manfaatlangsung dan tidak langsung

langsung kepada proyek

(return)

f. Penetapan Harga

shadow prices

transfer prices

tingkat bunga

mekanisme pasar

pajak

subsidi

tingkat bunga (dalam dan

luar negeri)

Investor swasta memandang bahwa biaya yang dikeluarkannya harus kembali

dalam bentuk nilai uang (dan berbagai kompensasinya). Dalam hal ini komponen

biaya dianggap sebagai jumlah nilai uang yang harus dikeluarkan oleh pengusaha

untuk biaya konstruksi (capital), operasi, dan pemeliharaan sistem yang dikelolanya.

Sedangkan komponen pengembalian biaya diperoleh dari jumlah nilai uang yang

mereka peroleh dari pengguna fasilitas serta kompensasi lainnya (hak penggunaan

lahan, hak pengusahaan di area layanan, dan lain-lain). Model mekanisme evaluasi

kelayakan ekonomi disajikan dalam bentuk skema alur pada gambar 3.5.

13

Page 14: Proposal Tesis Kereta API Ok3

MODEL MIKRO/MAKRO EKONOMI

MODEL PERMINTAAN TRANSPORTASI

MODEL OPERASI TRANSPORTASI

MODEL ESTIMASI BIAYA PENYEDIAAN

Matriks Perjalanan(Tahun Dasar & YAD)

Skenario Do-Minimum

Matriks Perjalanan(Tahun Dasar & YAD)

Skenario Do-Something

Arus Lalu Lintas (Tahun Dasar & YAD)

Skenario Do-Something

Arus Lalu Lintas (Tahun Dasar & YAD)

Skenario Do-Minimum

Interface Program(Data Base Volume Per Jenis Kereta Api Per Ruas)

Model Biaya Operasi Kendaraan

Model Nilai Waktu Penumpang

Faktor Biaya Sistem:InvestasiPerawatanOperasionaldan lain-lainUntuk SkenarioDo-SomethingDo-Minimum

MODEL EVALUASI EKONOMI

Fluktuasi Tingkat Harga

dan Bunga Bank

Indikator Ekonomi & Finansial setiap Alternatif:(NPV, BCR, IRR, BEP, dll)

Komparasi Kinerja Setiap Alternatif

Gambar 3.5 Mekanisme Evaluasi Kelayakan Ekonomi

14

Page 15: Proposal Tesis Kereta API Ok3

Kurva Permintaan

A

B

E

Kurva Sediaan(Do-minimum)

V1 V2 Volume

C1

C2

BiayaKurva Sediaan

(Do-something)

Sesuai dengan sifatnya, maka jalan KA yang direncanakan harus ditinjau

kelayakannya dari sisi potensi pengusahaannya atau dikenal dari sisi

finansial (financial feasibility), serta perlu juga ditinjau dari sisi manfaatnya

kepada masyarakat atau lebih dikenal sebagai analisis ekonomi (economic

feasibility).

3.9 Evaluasi Kelayakan Ekonomi

3.9.1. Pendekatan Surplus Konsumen (Consumer Surplus)

Konsep pendekatan consumer surplus adalah dengan adanya pengurangan biaya

yang harus dikeluarkan oleh pengguna untuk memperoleh atau menggunakan

fasilitas/jasa/produk tertentu. Selisih biaya awal dengan biaya baru yang harus

dikeluarkan merupakan penghematan (savings) bagi pengguna. Sesuai dengan

sifat fungsi (kurva) demand-nya (Gambar III.3) dimana jika terjadi pengurangan

tingkat biaya di dalam sistem akan terjadi penambahan volume konsumsi (lalu

lintas kendaraan, penumpang, barang).

Gambar ...... Manfaat Investasi dengan Pendekatan Consumer Surplus

15

Page 16: Proposal Tesis Kereta API Ok3

Dengan pendekatan consumer surplus ini, manfaat total adalah perkalian jumlah

volume baru dengan selisih harga yang terjadi, atau secara matematis disajikan

melalui persamaan 3.1 :

CS = 0.5 (V1 + V2)*(C1 - C2) ….. (1)

Dimana V1 dan V2 adalah volume pada kondisi awal (do-nothing) dan volume

setelah adanya perbaikan (do-something). Selanjutnya C1 dan C2 adalah biaya

pada kondisi awal (do-nothing) dan biaya setelah adanya perbaikan (do-

something). Pada Gambar III.4 ditampilkan gambaran kondisi do-nothing dan do-

something tersebut.

Kondisi do-nothing do-something

I

II

Gambar Perbandingan Kondisi Do-nothing Dengan Do-something

Dari gambar tersebut, digambarkan suatu proyek transportasi yang berupa

perbaikan sistem transportasi jalan rel, dengan skema pembangunan jalan rel baru

(kondisi I) dan pembangunan jalur ganda (kondisi II). Komponen manfaat

transport (umumnya) berupa penghematan biaya transportasi seperti biaya operasi

kendaraan (BOK) dan nilai waktu perjalanan di jalan raya. Seiring dengan adanya

perbaikan kondisi jaringan jalan rel, maka akan terjadi peningkatan kinerja

16

Jalan

Jalan rel baru

Jalan

Jalan rel

Jalan

Jalan rel

Jalan rel baru

Jalan

Page 17: Proposal Tesis Kereta API Ok3

jaringan (secara keseluruhan) sehingga dapat menurunkan biaya transportasi total.

Turunnya biaya transportasi akan menyebabkan perubahan pola penyebaran lalu

lintas.

Umumnya pendekatan consumer surplus ini digunakan di dalam mengevaluasi

skema perencanaan pada sistem jaringan transportasi perkotaan atau di dalam

sistem jaringan di mana volume lalu lintasnya cukup besar sehingga justifikasi

surplus konsumen dari pengurangan biaya cukup signifikan.

3.9.2. Pendekatan Surplus Produsen (Producer Surplus)

Pendekatan ini mengacu pada keadaan dimana volume lalu lintas rendah yang

mengakibatkan kurangnya justifikasi surplus konsumen. Keuntungan akibat

perubahan volume dan biaya transport sangat bergantung pada besarnya

keuntungan akibat perubahan harga produk di lokasi produksi.

Pendekatan surplus produsen dilakukan dengan memperhatikan sektor tertentu

(misalnya pertanian dan produk tertentu). Bagi produk tersebut perlu diperhatikan

berbagai data produksi. Faktor-faktor produksi dan harga jualnya dari tahun ke

tahun. Beberapa asumsi yang digunakan adalah:

a. Dengan adanya proyek transportasi, mengakibatkan peningkatan

kepada luas areal tanam (pertanian) atau peningkatan tingkat produksi

(industri)

b. Biaya transportasi berkurang karena aksesibilitasnya yang lebih baik

dari investasi-investasi lainnya. Dari sisi lain, pengelola angkutan juga

memperoleh keuntungan dengan menurunnya biaya operasi kendaraan

akibat peningkatan kinerja jaringan transportasi, sementara tarif

angkutan tetap

c. Produk dijual dengan harga seragam di lokasi yang berjarak tertentu

yang sama (rata-rata) dari seluruh wilayah tinjauan

17

Page 18: Proposal Tesis Kereta API Ok3

Harga/Unit

Volume

Kurva Biaya Produksi

Kurva B

iaya Total

Kondisi A

wal

(Produksi + Transportasi)

Kurva B

iaya Total

Setelah Adanya Perbaikan (Produksi + T

ransportasi)

Harga Pasar

C

C’

V V’

BB’

D’

D

A

d. Tambahan produksi tidak akan mengakibatkan jatuhnya harga pasar,

dengan kata lain, harga jual tetap, sehingga produsen dapat menjual

hasilnya sebanyak mungkin

e. Konsumsi rumah tangga tetap dan tidak dipengaruhi oleh produksi

f. Biaya transportasi dan produksi sama untuk semua produsen

Secara grafis pendekatan produsen surplus disajikan pada Gambar III.5 berikut

ini.Jelas bahwa justifikasi produsen ini lebih ditekankan kepada pengukuran efek

skema perencanaan pada sistem transportasi terhadap komponen produksi di

wilayah studi.

Gambar Manfaat Investasi dengan Pendekatan Producer Surplus

18

Page 19: Proposal Tesis Kereta API Ok3

Dengan asumsi tingkat harga pasar yang tetap maka keuntungan yang diterima

oleh produsen akan meningkat dengan bertambahnya volume produksi dari V unit

menjadi V’ unit. Secara matematis jumlah penambahan keuntungan produsen

tersebut dapat dipresentasikan melalui persamaan berikut ini.

Penambahan keuntungan = (luas segitiga AB’C’ – luas segitiga ABC) .( 2)

Penambahan keuntungan juga dirasakan oleh para distributor (jika proses

distribusi ditangani oleh pihak yang terpisah dengan adanya penurunan biaya

transportasi setelah adanya perbaikan kinerja sistem transportasi.

19

Page 20: Proposal Tesis Kereta API Ok3

Tabel ........Metoda Pengukuran/Penilaian

Dampak Wajib Metoda Pengukuran/PenilaianBiaya Konstruksi Harga Pasar disesuaikan dengan distorsi/penyimpangan

dampak faktor lingkungan, Harga BayanganBiaya Pemeliharaan(Prasarana dan Operasi KA)

Seperti biaya konstruksi

Biaya Operasi(Prasarana dan Operasi KA)

Seperti biaya konstruksi

Pendapatan Harga pasar disesuaikan dengan pajak tidak langsung dan penyimpangan

Biaya Umum Nilai waktu kerja : RP dan/atau SP, biaya sumber

Nilai waktu bukan kerja : RP dan/atau SP, harga transfer

Kualitas pelayanan : RP dan/atau SP, WTP, Evaluasi prioritas, skala semantik

Keselamatan Biaya tidak langsung : Human Capital, WTPBiaya langsung : Biaya sumber

Lingkungan Lokal Pencemaran Udara : CV/SP, metoda Surrogate Dose-Response

Kebisingan dan getaran : CV/SP, metoda Surrogate Dose-Response

Amenity/landscape : CV/SP, Biaya pengganti TCM, skala ranking, metoda deskriptif,

Kerusakan : CV/SP, HP, Bobot, metoda deskriptif

Dampak Pilihan/Beban Metoda Pengukuran PenilaianLingkungan StrategisPerncanaan Strategis dan Pengembangan EkonomiKebijakan Strategis

CV/SP, bobot, metoda deskriptifRP dan atau SP, Bobot, Metoda Deskriptif

Catatan:RP = Revealed PreferenceSP = Stated PreferenceWTP = Willingness to PayTCM = Travel Cost Method

Sementara pada Tabel ......... ditampilkan gambaran hubungan antara dampak dari

pihak-pihak yang terpengaruh.

20

Page 21: Proposal Tesis Kereta API Ok3

Tabel ........ Hubungan Antara Dampak Dari Pihak yang Terpengaruh

Pihak terpengaruh Dampak/Kriteria/ParameterOperator KA Biaya-biaya konstruksi, operasi dan pemeliharaan

PendapatanOperator moda lain

Biaya operasi dan pemeliharaan Pendapatan

Pengguna KA Biaya umum untuk trip yang ada Kecelakaan Consumer surplus untuk trip baru

Pengguna moda lain

Biaya umum untuk trip yang ada Kecelakaan Consumer surplus untuk trip baru

Masyarakat lokal Lingkungan lokal Pengembangan ekonomi lokal

Pemerintah Pemberian modal Subsidi operasi Pajak tidak langsung

Nasional Lingkungan Nasional Pengembangan ekonomi nasional

Global Lingkungan global Pengembangan ekonomi dan keterlanjutan

(sustainability)

3.9.3. Penentuan Nilai Utilitas

Dalam penentuan nilai ini terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan, yaitu

yang menyangkut skala pengukuran, nomalisasi, arah penilaian dan cara

pengukuran :

Skala Pengukuran

Sesuai dengan karakteristik kriteria yang digunakan, apakah kuantitatif atau

kualitatif, maka skala pengukuran bisa diguanakan adalah :

Untuk data kuantitatif:

Ratio (mulai dari O (origin) s/d jumlah tertentu, misalnya jumlah

penduduk

Interval (berdasarkan jarak/range antar nilai)

Untuk kuantitiatif :

21

Page 22: Proposal Tesis Kereta API Ok3

Ordinal (atau rangking seperti misalnya 1st 2nd 3rd ) kenyamanan

pemakai

Binary (atau berdasarkan 2 atau 3 kemungkinan, ya/tidak, 1 dan 0

atau +1, -1, 0)

Nominal (atau berdasarkan keterangan seperti label atau nam)

Standarisasi atau Normalisasi

Noramalisasi ini dimaksudkan untuk menyeragamkan unit pengukuran yang

dipakai dan menghilangkan efek dari berbagai skala pengukuran yang digunakan.

Adapun jenis normalisasi ini meliputi :

1. Additivity Contraint (jumlah = 1 bagus untuk menentukan bobot)

Nilai normal = nilai / nilai

2. Ratio – Scale Proporties digunakan (berguna untuk memelihara nilai

individual)

Nilai normal = nilai / nilai maksimum

3. Interval Scale Proporties digunakan (cocok untuk pembandingan

pasangan)

Nilai normal = (nilai – nilai min.) / (nilai mak. – nilai min.)

Arah Penilaian

Masalah arah penilaian disini adalah untuk menentukan apakah arahnya positif

(makin besar/tinggi makin bagus) atau degatif (sebaliknya). Untuk dampak negatif

biasanya digunakan konversi arah nilai = 1 – nilai dampak.

Pengukuran Nilai

Dalam pengukuran nilai ini, ada beberapa cara yang bisa dilakukan yaitu dengan:

1. Kuantitatif langsung (melalui perhitungan ataupun simulasi)

2. Kualitatif langsung (melalui penentuan rangking atau klasifikasi seperti

bagus, sedang dan jelek)

22

Page 23: Proposal Tesis Kereta API Ok3

3. Kuantitatif tidak langsung (melalui pembandingan pasangan atau

pairwise comparison)

4. Kualitatif tidak langsung (seperti 3, hanya menggunakan skala ordinal

saja)

3.9.4. Penentuan Bobot Kriteria

Penentuan bobot kriteria ini bisa dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

1. Analisa Preferensi (preference analysis tau stated preferenvce), yaitu

penilaian diberikan langsung oleh juri yang ditunjuk

2. Analisis Sifat (behavioural analysis atau revealed preference), yaitu

penilaian didasarkan kepada pengamatan atas fenomena yang terjadi, hal

ini terutama bisa diterapkan untuk pengkajian atas proyek yang berulang

kali dilakukan dengan sifat yang serupa.

3. Penilaian Langsung (direct system), yaitu bobot yang digunakan mewakili

aspek yang bisa diukur, misalnya rencana anggaran untuk tiap sektor.

4. Penilaian Tidak Langsung (indirect system), yaitu bila pemilihan kriteria

juga menjadi subyek dari analisis multi kriteria, maka nilai tiap kriteria

ini bisa dijadikan bobot pada analisis selanjutnya.

3.11. Analisis Sensitivitas

Seperti mungkin telah juga disinggung sebelumnya, maka disadari bahwa

banyak elemen dari analisis kajian proyek ini yang dibuat berdasarkan perkiraan-

perkiraan atau peramalan keadaan masa depan sehingga sudah barang tentu

mengandung unsur ketidak pastian, demikian pula halnya dengan elemen-elemen

analisis multi kriteria ini. Untuk menguangi risiko ketidak tetapan pengambilan

keputusan yang diakibatkan oleh ketidak pastian atau kesalahan peramalan dan

perkiraan tersebut, maka dalam analisis multi kriteria ini juga bisa dilakukan

analisis ensitivitas terhadap hasil yang ada. Analisis tsb dilakukan misalnya

dengan mengubah skenario keadaan (alias merubah nilai-nilai impak atau bobot

23

Page 24: Proposal Tesis Kereta API Ok3

kriteria dll.) kemudian hasil berbagai skenario ini dibandingkan kembali dengan

hasil dasar (yang biasanya dianggap sebagai skenario yang paling mendekati atau

yang diharapkan terjadi) untuk melihat seberapa jauh pengaruh dari perubahan-

perubahan tersebut dapat diantisipasi.

24