analisa derrivative

3
III.5 Analisa Derivative Analisa Derivative digunakan untuk menentukan batas dan mengetahui jenis patahan. Untuk mendapatkan hal tersebut maka dilakukan First Horizontal Derivative (FHD) dan Second Vertical Derivative (SVD) dari lintasan yang dibuat dalam peta anomaly bouger atau peta anomaly regional atau peta anomali residual yang selanjutnya dibuat penampangnya. a) First Horizontal Derivative (FHD) First Horizontal Derivative (FHD) atau Turunan Mendatar Pertama mempunyai nama lain yaitu Horizontal Gradient. Horizontal gradient dari anomali gayaberat yang disebabkan oleh suatu body cenderung untuk menunjukkan tepian dari body-nya tersebut (Zaenudin, A., et al., 2013). Jadi metode horizontal gradient dapat digunakanuntuk menentukan lokasi batas kontak kontras densitas horisontal dari data gaya berat (Cordell, 1979 dalam Zaenudin, A, et al.,2013). Untuk menghitung nilai FHD dapat dilakukan dengan persamaan : FHD= g ( i ) g( i1) ∆x Dimana: g : Nilai anomali (mGal) Δx : Selisih anatara jarak pada lintasan (m) 1 (III.

Upload: bagas-rizki-wibowo

Post on 01-Feb-2016

32 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

wefs

TRANSCRIPT

Page 1: analisa derrivative

III.5 Analisa Derivative

Analisa Derivative digunakan untuk menentukan batas dan mengetahui

jenis patahan. Untuk mendapatkan hal tersebut maka dilakukan First Horizontal

Derivative (FHD) dan Second Vertical Derivative (SVD) dari lintasan yang dibuat

dalam peta anomaly bouger atau peta anomaly regional atau peta anomali residual

yang selanjutnya dibuat penampangnya.

a) First Horizontal Derivative (FHD)

First Horizontal Derivative (FHD) atau Turunan Mendatar Pertama

mempunyai nama lain yaitu Horizontal Gradient. Horizontal gradient dari

anomali gayaberat yang disebabkan oleh suatu body cenderung untuk

menunjukkan tepian dari body-nya tersebut (Zaenudin, A., et al., 2013). Jadi

metode horizontal gradient dapat digunakanuntuk menentukan lokasi batas

kontak kontras densitas horisontal dari data gaya berat (Cordell, 1979 dalam

Zaenudin, A, et al.,2013). Untuk menghitung nilai FHD dapat dilakukan dengan

persamaan :

FHD=g (i )−g(i−1)

∆ x

Dimana:

g : Nilai anomali (mGal)

Δx : Selisih anatara jarak pada lintasan (m)

FHD :First Horizontal Derivative (mGal/m)

1

(III.14)

Page 2: analisa derrivative

Gambar III.9. Nilai Gradient Horizontal Pada Model Tabular

b) Second Vertikal Derivative (SVD)

SVD bersifat sebagai high pass filter, sehingga dapat menggambarkan

anomali residual yang berasosiasi dengan struktur dangkal yang dapat digunakan

untuk mengidentifikasi jenis patahan turun atau patahan naik (Hartati, A., 2012).

Dalam penentuan nilai SVD maka digunakan turunan kedua atau dilakukan dengan

persamaan :

SVD=g (i−1 )−2g (i )+g(i−1)

∆ x2

Dimana:

g : Nilai anomali (mGal)

Δx : Selisih anatara jarak pada lintasan (m)

SVD :Second Vertical Derivative (mGal/m)

Dalam penentuan patahan normal ataupun patahan naik, maka

dapat dilihat pada harga mutlak nilai SVDmin dan harga mutlak SVDmax.

Dalam penentuannya dapat dilihat pada ketentuan berikut:

|SVD|min> |SVD|max = Patahan naik

|SVD|min< |SVD|max = Patahan normal

|SVD|min = |SVD|max = Patahan mendatar

2

(III.15)

(III.16)