an tar persona

22

Click here to load reader

Upload: giezcaniezt

Post on 27-Jun-2015

93 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: An Tar Persona

KOMUNIKASI ANTAR PERSONA

Komunikasi antar persona telah menjadi istilah untuk mendiskripsikan

sejumlah proses komunikasi insani yang berbeda-beda. Sekarang ia tidak

mempunyai makna seragam atau tepat diantara pakar komunikasi. Sebagian

orang semata-mata menandainya sebagai salah satu tingkatan komunikasi

insani : intrapersona (dalam diri satu orang); antarpersona (antara dua orang);

kelompok kecil (antara tiga sampai sembilan orang); resmi ( satu orang kepada

khalayak ramai); dan media massa.

Dean Barnlund menjabarkan komunikasai antar persona sebagai orang-

orang pada pertemuan tatap muka dalam situasi sosial informal yang melakukan

interaksi terfokus lewat pertukaran isyarat verbal dan nonverbal yang saling

berbalasan. Gerald Miller dan kawan-kawanya membedakan antara komunikasi

non-antarpersona dan komunikasi antarpersona. Dalam komunikasi non-

antarpersona, informasi yang diketahui diantara partisipan tentang satu sama

lainnya, terutama bersifat kultural atau sosiologis (kenggotaan kelompok).

Sebaliknya, partisipan dalam komunikasi antar persona melandaskan persepsi

dan reaksi mereka pada karakteritik psikologis yang unik dari personalitas

individu masing-masing. John Stewart dan Gary D’Angelo melihat esensi

komuniikasi antar persona berpusat pada kualitas komunikasi antarpartisipan.

Partisipan berhubungan antara satu sama lain lebih sebagai person (unik,

mampu memilih, mempunyai perasaan, bermanfaat, dan merefleksikan diri

sendiri) daripada sebagai objek atau benda (dapat dipertukarkan, terukur, secara

otomatis merespon rangsangan, dan kurang kesadaran diri).

Komunikasi Antar Persona Dalam Lingkungan Bisnis

A.  Pengertian komunikasi Persona

Komunikasi persona adalah komunikasi antara dua orang dan dapat

berlangsung dengan dua cara yaitu :

Page 2: An Tar Persona

1. komunikasi tatap muka (face to face comunication )

2. komunikasi bermedia ( mediated comunication )

komunikasi persona tatap muka berlangsung secara dialogis sambil saling

menatap hingga terjadi kontak pribadi ( personal contact). Ini disebut komunikasi

antar persona (interpersonal comunication). Sedangkan komunikasi persona

bermedia adalah komunikasi dengan menggunakan alat, misalnya telepon atau

memorandum. Karena melalui alat, maka antara kedau orang tersebut tidak

terdapat kontak pribadi.

Komunikasi antar persona, karena situasinya tatap muka, seperti telah

diterangkan, oleh para ahli komunikasi dianggap sebagai jenis komunikasi efektif

untuk mengubah sikap, pendapat, dan perilaku (attitude, opinion, and behaviour

change) seseorang.

Efektifnya komunikasi persuasif dalam situasi komunikasi seperti itu ialah

terjadinya personal contact yang memungkinkan komunikator mengetahui,

memahami, dan menguasai :

1. frame of reference komunikan selengkapnya

2. kondisi fisik dan mental komunikan sepenuhnya

3. suasana lingkungan pada saaat terjadinya komunikaasi

4. tanggapan komunikan secara langsung

Dengan mengetahui, memahami, dan menguasai hal-hal tersebut, pimpinan

organisasi sebagai komunikator dapat melakukan kegiatan-kegiatan seperti

berikut :

1. mengontrol setiap kata dan kalimat yang diucaokan

2. mengulangi kata-kata yang penting disertai penjelasan

3. memantapkan pengucapan dengan bantuan mimik dan gerak tangan

4. mengatur intonasi sebaik-baiknya

5. mengatur rasio dan perasaan

Page 3: An Tar Persona

berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam situasi komunikasi

antarpersona  tatap muka :

1. bersikaplah empatik dan simpatik

2. tunjukkanlah sebagai komunikator terpecaya

3. bertindaklah sebagai pembimbing, bukan pendorong

4. kemukakanlah fakta dan kebenaran

5. bercakapalah dengan gaya mengajak, bukan menyuruh

6. jangan bersikap super

7. jangan mengentengkan hal-hal yang mengkhawatirkan

8. jangan mengkritik

9. jangan emosional

10.bicaralah secara menyakinkan

demikianlah beberapa hal yang dapat dijadikan pegangan dalam melakukan

komunikasi antarpersona secara tatap muka.

Komunikasi Antarpersona Dalam Lingkungan Bisnis Yang Efektif

Apakah sifat-sifat komunikasi antarpersona dalam lingkungan bisnis yang

efektif? Suatu analisis khusus ( Pace & Boren, 1973) tentang komunikasi

antarpesona dalam lingkungan bisnis, menyatakan bahwa anda akan berhasil

bila anda melakukan hal-hal berikut

1. menjaga kontak pribadi yang akrab tanpa menumbuhkan perasaan

bermusuhan dengan rekan bisnis anda dan bawahan anda.

2. menetapkan dan menegaskan identitas anda dalam hubungan dengan

orang lain tanpa membesar-besarkan ketidaksepakatan

3. menyampaikan informasi kepada orang lain tanpa menimbulkan

kebingungan, kesalahpahaman, penyimpangan, atau perubahan lainnya

yang disengaja.

4. terlibat dalam pemecahan masalah yang terbuka tanpa menimbulkan

sikap bertahan tau menghentikan proses

Page 4: An Tar Persona

5. membantu orang-orang lainnya untuk mengembangkan gaya hubungan

persona dan antar persona yang efektif

6. ikut serta dalam interaksi sosial informal tanpa terlibat dalam muslihat

atau gurauan atau hal-hal lainnya yang mengganggu komunikasi yang

menyenangkan.

Meskipun kita dapat memikirkan tujuan-tujuan umum lainnya yang ingin

dicapai melalui komunikasi antarpersona yang efektif, hal-hal tersebut diatas

cukup untuk menggambarkan arah pemikiran kita mengenai hubungan antar

persona tersebut. Komunikasi antarpersona cenderung menjadi lebih baik bila

kedua belah pihak melakukan hal-hal berikut :

1. Menyampaikan perasaan secara langsung dan dengan cara yang hangat

dan ekspresif

2. menyampaikan apa yang terjadi dalam lingkungan pribadi mereka melalui

penyingkapan diri (self disclosure)

3. menyampaikan pemahaman yang positif, hangat kepada satu sam lainnya

dengan memberikan respon-respon yang relevan dan penuh pengertian

4. bersikap tulus kepada satu sama lainnya dengan menunjukan sikap

menerima secara verbal maupun nonvearbal

5. selalu menyampaikan pandangan positif tanpa syarat terhadap satu sama

lainnya melalui respon-respon yang tidak menghakimi dan ramah

6. berterus terang mengapa menjadi sulit atau bahkan mustahil untuk

sepakat satu sama lainnya dalam perbincangan yang tidak menghakimi,

cermat, jujur, dan membangun

Jelas, komunikasi antar persona memiliki pemgaruh yang besar dalam

lingkungan bisnis. Bila kondisi untuk hubungan antar persona yang baik hadir,

kita juga cenderung menemukan respon-respon positif terhadap penyelia, sikap

tanggap atas kebutuhan-kebutuhan pribadi dan organisasi, kepekaan terhadap

perasaan pegawai, dan kesediaan untuk berbagai informasi; semua ini adalah

prasyarat untuk komunikasi ke atas dan ke bawah yang efektif.kadang-kadang

Page 5: An Tar Persona

terjadi pula peningkata produktivitas. Lingkaran kualitas merupakan contoh cara

pemanfaatan hubungan antarpersona yang disempurnakan untuk memperlancar

peningkatan produktivitas, tetapai keberhasilan program itu bergantung pada

suatu iklim organisasi yang pada umumnya sulit diperoleh.

Peranan Pemimpin Dalam Komunikasi Antar Persona Dalam Lingkungan

Bisnis

Wewenang yang formal dari seorang pemimpin dalam lingkunag bisnis

secara langsung akan menimbulkan tiga peranan yang meliputi hubungan

persona yang mendasar. Ketiga peranan tersebut adalah sebagai berikut :

1.  Peranan Tokoh ( figurehead role)

Disebabkan oleh kedudukannya sebagai kepala suatu unit organisasi,

seorang pemimpin melakukan tugas yang bersifat keupacaraan (ceremonial

nature). Karena ia seorang tokoh, maka selain memimpin berbagai upacara

dikantornya sendiri, ia juga diundang oleh pihak luar untuk menghadiri bebgai

upacara, misalnya upacaara peringatan hari besar nasional, pembukkaan

sebuah proyek, ulang tahun suatu instansi, pernikahan rekan pemimpin, dan

peristiwa-peristiwa lainnya yang begitu banyak.

Jelas bahwa diakntornya sendiri seorang manajer akan tampil menjadi

seorang komunikator, dan pada kesempatan itu ia memberikan penerangan,

penjelasan, imbauan, ajakan, dan lain-lain, tetapi pada upacara diluarpun bukan

tidak mungkin ia diminta tampil untuk memberikan sambutan. Kesempatan itu

dapat dipergunakannya untuk menyampaikan pesan-pesan yang bermanfaat

bagi para hadirin.

2.  Peranan Pemimpin ( leader role)

Sebagai pemimpin, seorang pemimpin bertanggung jawab atas lancar

tidaknya pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya. Beberapa kegiatan

Page 6: An Tar Persona

bersangkutan langsung dengan kepemimpinannya pada semua tahap

manajemen : penentuan kebijaksanaan, perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan, pengawasan, dan penilaian. Ada juga kegiatan-kegiatan yang

tidak langsung berkaitan dengan kepemimpinanya, antara lian memotivasi para

karyawan agar giat bekerja, yang tidak perlu dilaksanakan pemimpin sendiri.

“ Effective leadership means effective comunication,” demikian kata Henry Clay

Lindgren dalam bukunya, Effective Leadership in Human Comunication.

Kalau seoarang pemimpin ingin menjadi seorang pemimpin yang benar-

benar pemimpin, ia harus dapat melaksanakan kepemimpinannyasecara efektif.

Dalam konteks kepemimpinan, serang pemimpin berkomunikasi efektif bila ia

mampu membuat para karyawannya melakukan kegiatan tertentu

dengankesadaran, kegairahan, dan kegembiraan. Dengan suasan kerja seperti

itu akan dapat diharapkan hasil yang memuaskan.

3.  Peranan Penghubung ( liason  role)

Dalam peranabbya sebagai penghubung, seorang pemimpin melakukan

komunikasi dengan orang-orang diluar jalur komando vertikal, baik secara formal

maupun secara tidak formal.

Menurut Henry Mintzberg, hasil beberapa penelitian mengenai pekerjaan

pemimpinial menunjukkan bahwa para pemimpin menghabiskan waktunya untuk

berhubungan dengan orang-orang diluar organisasinya, sama dengan waktu

yang dipergunakan untuk berhubungan dengan bawahannya. Yang cukup

mengejutkan adalah bahwa waktu yang dipergunakan untuk berhububungan

dengan atasannya sendiri amat sedikit.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Rosemary stewart terhadap 160

orang pemimpin puncak dan pemimpin menengah di Inggris menunjukkan

bahwa mereka menunjukkan waktunya 47% dengan teman sejawatnya, 41 %

dengsn orsng-orsng di luar unit kerjanya, dan hanya 11 % dengan atasannya.

Page 7: An Tar Persona

Penelitian-penelitiaan lainnya juga menunjukkan distribusi waktu yang sama.

Para pemimpin melakukan komunikasi seperti itu terutama untuk mencari

informasi.

Demikianlalh tiga jenis peranan yang termasuk kedalam peranan

antarpersona. Komunikasi yang dilakukan oleh si pemimpin berlangsung secara

antarpersona ( interpersonal comunication).dalam melaksanakan peranannya itu,

meskipun seringkali tidak formal, banyak informasi yang dapat diperoleh, yang

banyak manfaatnya bagi pengembangan organisasinya dan pembinaan perilaku

organisasinya dan pembinaan perilaku organisasional para karyawannya.

Informasi mengenai kebijaksanaan pemerintah atau pengaruh politik mngkin

dapat diperoleh dengan lebih cepat dengan kontak pribadi seperti itu daripada

melalui pengumuman secara resmi. Bagi pengambilan keputusan, kecepatan

informasi seperti itu amat penting artinya.

Etika Komunikasi Antar Persona Dalam lingkungan Bisnis

a.  Etika Komunikasi Antar persona Condon

John condon mengkaji sejumlah besar isu etika yang secara khas muncul

dalam suasana komunikasi antarpersona: keterusterangan, keharmonisan sosial,

ketepatan, kecurangan, konsistensi kata dan tindakan, menjaga kepercayaan,

dan menghalangi komunikasi. Dalam membahas tema-tema etika ini, Condon

menekankan, tema tertentu manapun mungkin bertentanagan dengan kata lain

dan kita mungkin harus memilih satu dari lainnya dalam situasi tertentu.

Walaupun Condon tidak merumuskan kriteria etika spesifik, mungkin kita dapat

mengemukakan kembalai beberapa pandangannya dalam bentuk pedoman

potensila yang mungikn penulis dapat mengemukakan kembali beberpa

pengalamannya dalam bentuk pedoman potensial yang mungkin ingin kipenulis

pertimbangkan

1. Jujur dan terus terang dalam keyakinan dan perasaan pribadi yang sama-

sam dimilikinya. Layaknya,” kita ingin kata tidak berarti tidak; kita ingin

Page 8: An Tar Persona

orang yang tidak mengerti mengatakan tidak mengerti. Dan orang yang

tidak setuju mengungkapkan ketidaksetujuannya itu secara langsung.”

2. dalm setiap kelompok dan budaya di mana saling kebergantungan dinilai

lebih baik dari individualisme, menjaga keharmonisan hubungan sosial

mungkin lebih etis daripada menyatakan pikiran kita.

3. informasi harus disampaikan dengan tepat, dengan kehilangan atau

penyimpanagan minimum dari makna yang dimaksudkan.

4. kecurangan yang disengaja umumnya tidak etis.

5. petunjuk verbal dan nonverbal, kata-kata dan tindakan, harus konsisten

dalam makna yang disampaikan.

6. biasanya tidak etis bila disengaja menghalangi proses komunikasi, seperti

memotong pembicaraan seseorang sebelum ia selesai mengungkapkan

masalahnya, mengganti subjek ketika orang lain benar-benar masih

mempunyai banyak hal ynag harus dikatakan, atau secara nonverbal

mengalihkan orang lain dari subjek yang dimaksudkan.

b.  Etika Komunikasi Antarpersona Kontektual

Dalam mengembangkan pendekatan kontekstual dalam etika komunikasi

antarpersona, Ronald Arnett berpendapat bahwa walaupun beberapa peadoman

konkret diperlukan dalam keputusan etika, kita secara simultan harus tetap

fleksibel terhadap tuntutan waktu yang kontekstual. Sistem etika kita telah

mapan, tetapi ia pergi harus terbuka terhadap perubahan dalam lingkungan yang

dihadapi. Ia menyarankan agar kita, tidak boleh mengambil sikap mutlak atau

dogmatis, tidak pula terlalu relativistis, yang bergantung kepada situasi.

Berdasarkan pandangan ini, Arnett menawarkan tiga dalil sebagai standaar etika

komunikasi antar persona.

Dalil satu: kita harus terbuka terhadap informasi yang merefleksikan

perubahan konsep diri sendiri atau oarang lain. Tetapi bukan berarti setuju

dengan perubahan tersebut, keterbukaan seperti itu hanya berusaha memahami

alam pemahan orang lain. Kita juga harus peka terhadap tanggung jawab peran

Page 9: An Tar Persona

kita dan peran orang lain dalam situasi yang konkret. Dalil dua: aktualisasi diri

atau pemenuhan diri partisipan harus didukung jika semuanya memungkinkan;

tetapi keputusan yang baik mungkin membutuhkan pengorbanan dari sesuatu

yang penting untuk satu atau lebih partisipan. Dalail tiga: kita harus

memperhitungkan emosi dan perasaan kita sendiri, tetapi emosi tidak dapat

dijadika tuntunan perilaku satu-satunya. Pada waktunya tanggapan atau

tindakan yang baik memerlukan pengerjaan atas apa yang secara emosional

tidak dirasakan baik. Arnett menyimpulkan dengan menekankan kepada,” etika

kontekstual tidak mengenal ‘aktualisasikan’ dan ‘berhubungan dengan perasaan

seseoarang sebagai fungsi utama komunikasi antarpersona”.

Setiap individu dalam suatu organisasi baik bisnis maupun non bisnis

dalam kehidupan sehari-harinya tidak dapat dilepaskan dengan dunia

komunikasi, salh satu jenis komunikasinya adlah komunikasi antar personal

(antar pribadi), pengertian lebih lanjutnya adlah komunikasi yang dilakukan

antara seseorang dengan orang lain dalam organisasi bisnis atau non bisnis.

Komunikasi personal dalam lingkungan bisnis dilakukan oleh dua orang

atau lebih, menggunakan media tertentu, bahasa yang digunakan bersifat formal

dan tujuan yang dicapai bersifat personal atau pribadi.

Berdasarkan artikel international web at northern virginia community college

akan penulis jelaskan sebagai berikut:

1. pada mulanya atau pada awalnya ada sebuah cultural context atau tata

aturan yang telah berlaku pada suatu organisasi atau perusahaan

tertentu, bagian ini merupakan wadah utama atau tempat bergabungnya

orang-orang dalam suatu lembaga atau  organisasi.

2. Selain ada cultural context adapula self concept yang maksudnya adalah

merupakan konsep tentang kepribadian atau personal dari seseorang

sebagai anggota dari suatu organisasi pada dasarnya konsep pribadi ini

dapat ditunjukkan dengan teori Abraham Maslow yang membagi

Page 10: An Tar Persona

kebutuhan kedalam 5 tahapan yaitu kebutuhan fisioogis, keamanan,

sosial, status dan aktualisasi diri.

3. kemudian komunikasi disini berperan sebagai proses atau media dalam

komunikasi antar pribadi dan personal di dalam suatau organisasi, yang

biasanya bertujuan untuk menyampaikan informasi berbagai pengalaman,

menumbuhkan simpati, melakukan kerja sama, menceritakan

kekecewaan atau kekesalan, menumbuhkan motivasi, yang kesemunaya

terkait dengan komunikasi antar pribadi atau personal. Dengan adanya

komunikasi tersebut maka dimungkinkan adanya relasi atau keterkaitan

antara saatu personal dalam organisasi yang terwujud karena keseringan

atau intensitas yang terus menerus dalam berkomunikasi antar personal

tersebut.

4. adnya komunikasi yang terjadi adlah komunikasi verbal dan komunikasi

non verbal, yang penjelasannya: komunikasi verbal yaitu bentuk

komunikasi yang lazim digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan

bisnis pada pihak lain dalam bentuk lisan maupun tulisan , sedangkan

komunikasi non verbal lebih mengarah pada bahasa tubuh, dan gerakan

tubuh sbagai bahasa komunikasinya.

5. dengan adanya dua jenis komunikasi diatas personal-personal yang juga

merupakan bagian atau komponen dari perusahaan memiliki suatu

kemempuan atau daya tangkap yang biasanya diperoleh dari

mendengarkan atau listening, dan setelah mencenarnya personal ini akan

memiliki suatu persepsi yang nantinya akan mengkomunikasikannya lagi

kepada personal lainnya dalam bentuk komunikasi seperti diatas yaitu

komunikasi nonverbal yang terkait dengan gerak tubuh maupun

komunikasi verbal yang terkait komunikasi melalui pesan-pesan bisnis

pad pihak atau personal lainnya.

c.  Etika Komunikasi  Bagi Kepercayaan AntarPersona

Hal yang pokok bagi komunikasi antarpersona dalam lingkungan bisnis

adalah kepercayaan kepada timgkat terendah diantara partisipan komunikasi.

Page 11: An Tar Persona

Kim Griffin dan Richard Barnes menawarkan suatu etika kepercayaan

antarpersona yang berdasarkan pada pandangan khusus sifat manusia. Mereka

mengasumsikan bahwa walaupun pada dasarnya manusia baik, terdapat

batasan realistis dan keadaan mendesak yang sering membatasi pencapaian

potensi manusia ideal. Suatu etika yang meningkatkan kepercayaan satu sama

lain  adalah menyenangkan, karena kepercayaan kita terhadap orang lain

cenderung merangsang kepercayaan mereka pada kita, karena citra pribadi kita

dapat diperbaiki, dan kesehatan psikologis kita terpelihara. Mereka tentu

mengetahui bahaya mempercayai masyarakat. Orang lain dapat menggunakan

kepercayaan kita untuk menipu kita dan pengalaman yang berlanjut akan

kepercayaan yang dirusak, menimbulkan keterasingan dari orang lain dan

kepercayaan diri yang melemah.

Griffin dan Barnes menyajikan tiga pedoman etika untuk memupuk

kepercayaan dalam komunikasi antarpersona. Pertama, kita harus berusaha aktif

memperluas kepercayaan kita terhadap apa yang terjadi disekeliling kita. Hal ini

pada sebagian orang membutuhkan banyak waktu. Kedua,” kepercayaan kita

terhadap orang lain haruslah bersifat sementara.” Kepercayaan yang kita berikan

kepada orang lain haruslah bersifat sedikit demi sedikit dan kita harus

menjelaskan kepada mereka “ apa yang kita khawatirkan, apa yang kita harap

mereka lakukan, dan apa yang kita ingin capai”. Ketiga, kepercayaan tidak hanya

harus diberikan tetapi juga harus diperoleh.” Satu tindakan kepercayaan adalah

tidak etis, kecuali orang yang dipercaya memang dapat dipercaya-perlu dua hal

untuk satu mempercayai seseorang.”

Page 12: An Tar Persona

Berbicara mengenai efektivitas komunikasi antarpersona, Mc. Crosky, Larson, dan Knapp menyatakan bahwa komunikasi yang efektif dapat dicapai dengan mengusahakan accuracy yang paling tinggi derajatnya dalam setiap situasi.

Untuk kesamaan dan ketidaksamaan dalam derajat pasangan komunikator dan komunikan dalam proses komunikasi, Everett M. Rogers mengetengahkan istilah homophily dan heterophily yang dapat menjelaskan hubungan komunikator dan komunikan dalam proses komunikasi antarpersona.

Homophily adalah sebuah istilah yang menggambarkan derajat pasangan perorangan yang berinteraksi yang memiliki kesamaan dalam sifatnya (attribute), seperti kepercayaan, nilai, pendidikan, status sosial, dan sebagainya.

Heterophily, sebagai kebalikan dari homophily, didefinisikan sebagai derajat pasangan orang-orang yang berinteraksi yang berada dalam sifat-sifat tertentu. Dalam situasi bebas memilih, di mana komunikator dapat berinteraksi dengan salah seorang dari sejumlah komunikan yang satu sama lain berbeda, di situ terdapat kecenderungan yang kuat untuk memilih komunikan yang lebih menyamai dia.

Menurut para psikolog, seperti Fordon W. Allport, Erich Fromm, Martin Buber, Carl Rogers, dan yang mengembangkan ”relationship-enchancement-methods” dalam psikoterapi, Arnold P. Goldstein, menyatakan bahwa hubungan antarpersona yang baik akan membuat, antara lain :

1.Makin terbuka seorang pasien mengungkapkan perasaannya,

2.Makin cenderung ia meneliti perasaannya secara mendalam beserta penolongnya (psikolog), dan

3.Makin cenderung ia mendengar dengan penuh perhatian dan bertindak atas nasihat yang diberikan penolongnya.

Proses psikologis merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam komunikasi antarpersona. Hal ini terjadi karena dalam komunikasi antarpersona kita akan mencoba untuk menginterpretasikan makna yang menyangkut diri kita sendiri, diri orang lain, dan hubungan yang terjadi. Kesemuanya terjadi melalui suatu proses pikir yang melibatkan penarikan kesimpulan.

Dalam komunikasi antarpersona, masing-masing individu secara simultan akan menggunakan tiga tataran yang berbeda, yaitu persepsi, metapersepsi, dan metametapersepsi. Ketiga tataran ini akan saling mempengaruhi sepanjang proses komunikasi.

Page 13: An Tar Persona

Secara teoritis komunikasi antarpersona diklasifikasikan menjadi dua jenis menurut sifatnya, antara lain :

a.Komunikasi diadik (dyadic communication) adalah komunikasi antarpersona yang berlangsung antara dua orang yakni seorang komunikator yang menyampaikan pesan dan seorang lagi komunikan yang menerima pesan.

b.Komunikasi triadik (triadic communication) adalah komunikasi antarpersona yang pelakunya terdiri dari tiga orang, yakni seorang komunikator dan dua orang komunikan.

Menurut Judy C. Pearson, menyebutkan ada enam karakteristik komunikasi antarpersona, antara lain :

a.Komunikasi antarpersona dimulai dengan diri pribadi (self).

b.Komunikasi antarpersona bersifat transaksional.

c.Komunikasi antarpersona mencakup aspek-aspek isi pesan dan

hubungan antarpribadi.

d.Komunikasi antarpersona mensyaratkan adanya kedekatan fisik antara

pihak-pihak yang berkomunikasi.

e.Komunikasi antarpersona melibatkan pihak-pihak yang saling tergantung

satu dengan lainnya (interdependen) dalam proses komunikasi.

f.Komunikasi antarpersona tidak dapat diubah maupun diulang.

Jika dilihat dari uraian sebelumnya, dapat dikatakan bahwa komunikasi antarpersona sangatlah penting. Karena pentingnya hubungan antarpersona ini, maka kita akan membahas beberapa teori yang berkaitan dengan komunikasi antarpersona, antara lain :

1. Social Exchange Model (Model Pertukaran Sosial)

Teori ini menelaah bagaimana kontribusi seseorang dalam suatu hubungan mempengaruhi kontribusi orang lainnya. Pencetus teori ini adalah Thibaut dan Kelley, yang mengemukakan bahwa orang mengevaluasi hubungannya dengan orang lain.

Page 14: An Tar Persona

Model ini memandang hubungan antarpersona sebagai suatu transaksi dagang, maksudnya adalah orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya.

Menurut pencetus teori ini, Thibaut dan Kelley, asumsi dasar yang mendasari seluruh analisisnya bahwa setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari beberapa segi, antara lain :

a.Ganjaran adalah setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh seseorang dari suatu hubungan.

b.Biaya adalah akibat yang dinilai negatif yang terjadi dalam suatu hubungan.

c.Hasil atau laba adalah ganjaran dikurangi biaya.

d.Tingkat perbandingan menunjukkan ukuran baku (standar) yang dipakai sebagai kriteria dalam menilai hubungan individu pada waktu sekarang.

Dengan mempertimbangkan konsekuensinya, khususnya terhadap ganjaran yang diperoleh dan upaya yang telah dilakukan, orang akan memutuskan untuk tetap tinggal dalam hubungan tersebut atau meninggalkannya (mempertahankan hubungan atau mengakhirinya). Ukuran bagi keseimbangan antara ganjaran dan upaya ini disebut comparison levels, di mana di atas ambang ukuran tersebut orang akan merasa puas dengan hubungannya. Misalnya, sepasang suami istri yang beranggapan bahwa kesetiaan merupakan hal yang penting dalam menjalin suatu hubungan. Dapat dikatakan tanpa kesetiaan maka suatu hubungan akan hancur. Si istri mengetahui suaminya berselingkuh, dan perselingkuhan dianggapnya sebagai bentuk dari ketidaksetiaan. Maka dalam kasus ini, kesetiaan dianggap sebagai alat ukur, si istri merasa ganjaran yang diperolehnya tidak sesuai dengan upayanya untuk setia dalam mempertahankan hubungannya. Untuk menghadapi kasus ini, si istri dapat meninggalkan suaminya karena telah melanggar apa yang sudah disepakati bahkan bisa jadi si istri memaafkan suaminya.

Contoh kasus yang telah diuraikan sebelumnya, jika si istri memilih pilihan kedua maka inilah yang dinamakan comparison level of alternatives, yaitu hasil terendah / terburuk dalam konteks ganjaran dan uapaya, yang dapat ditolerir seseorang dengan mempertimbangkan alternatif-alternatif yang dia miliki. Hal ini terkadang menyebabkan ganjaran sebagai suatu bentuk balasan belum tentu dapat dijalankan sepenuhnya, semuanya bergantung pada situasi. Jika seseorang tidak banyak memiliki alternatif hubungan, maka dia akan memberikan standar yang cukup rendah untuk tetap tinggal dalam suatu hubungan. Artinya, walaupun hubungan itu seringkali dirasakan merugikan

Page 15: An Tar Persona

bagi dirinya, namun karena tidak banayk memiliki alternatif hubungan, dia akan berusaha memperthankan hubungan tersebut. Sedangkan orang yang memiliki banyak alternatif akan lebih mudah meninggalkan suatu hubungan bila dirasakan bahwa hubungan tersebut sudah tidak memuaskan lagi. Konsekuensi suatu hubungan dan ukuran-ukuran yang digunakan akan berubah seiring dengan perjalanan hubungan tersebut.

Roloff (1981) mengemukakan bahwa asumsi tentang perhitungan antara ganjaran dan upaya (untung-rugi) tidak berarti bahwa orang selalu berusaha untuk saling mengeksploitasi, tetapi bahwa orang lebih memilih lingkungan dan hubungan yang dapat memberikan hasil yang diinginkannya. Hubungan yang ideal akan terjadi bilamana kedua belah pihak dapat saling memberikan cukup keuntungan sehingga hubungan tersebut menjadi sumber yang dapat diandalkan bagi kepuasan kedua belah pihak.

Suatu kenyataan dalam kehidupan kita adalah bahwa banyak hubungan kita dengan orang lain bersifat temporer. Di tengah masyarakat yang mobilitasnya tinggi, akan sulit untuk memelihara suatu hubungan sehingga kita akan sering memulai dan mengakhiri hubungan antarpersona.

Ketika mengembangkan dan mengakhiri hubungan, kita akan melewati serangkaian tahap keakraban/keintiman. Berikut ini adalah tahapan-tahapan hubungan yang lebih akrab dengan orang lain menurup Knap (1978), yaitu :

a.Inisiasi, mencakup percakapan singkat dan saling memberi salam.

b.Eksperimen, masing-masing akan mulai mengungkap informasi mengenai pasangannya, percakapan pada tahap ini berfungsi menjajaki terjadinya hubungan lebih lanjut, dan membantu dalam mengungkapkan persamaan atau perbedaan kepentingan.

c.Intensifikasi, melibatkan penyelidikan yang lebih pada kepribadian masing-masing.

d.Integrasi, menciptakan rasa ”bersama”, rasa ”kami/kita”, di mana keduanya bertindak sebagai suatu unit dan bukan sebagai individu yang terpisah.

e.Ikatan, terjadi ketika keduanya masuk pada suatu ritual yang secara formal mengakui hubungan jangka panjangnya.