well completion
Post on 07-Dec-2015
32 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
2.1.1. Open-hole Completion
Pada metoda ini, pipa selubung produksi hanya dipasang hingga di atas zone produktif (zona produktif
terbuka). Metoda komplesi ini diterapkan jika formasi produktif kompak dan keuntungannya adalah
didapatkannya lubang sumur secara maksimum, kerusakan/skin akibat perforasi dapat dieliminir, mudah
dipasang screen, liner, gravel packing dan mudah diperdalam apabila diperlukan. Kerugian metoda ini
adalah sulit menempatkan casing produksi pada horison yang tepat di atas zona produktif, sukarnya
pengontrolan bila produksi air atau gas berlebihan dan sukarnya menentukan zona stimulasi.
2.1.2. Conventional perforated completion
Pada tipe komplesi ini, casing produksi disemen hingga zona produktif, kemudian dilakukan perforasi.
Komplesi ini sangat umum dipakai, terutama apabila formasi perlu penahan atau pada formasi yang
kurang kompak.
Keuntungan metoda ini, produksi air atau gas yang berlebihan mudah dikontrol, stimulasi mudah
dilakukan, mudah dilakukan penyesuaian untuk konfigurasi multiple completion jika diperlukan.
Kerugian metoda ini, diperlukan biaya untuk perforasi dan kerusakan (damage) akibat perforasi.
2.1.3. Sand exclusion types
Akibat terlepasnya pasir dari formasi dan terproduksi bersama fluida, dapat menyebabkan abrasi pada
alat-alat produksi dan kerugian lain, maka untuk mengatasi adanya kepasiran diperlukan cara pencegahan
pada sistem komplesinya, yaitu dengan menggunakan : 1. Slotted atau screen liner.
2. Menutup permukaan formasi dengan gravel dan ditahan dengan screen (gravel packing system). 2.1.3.1. Slotted atau screen liner.
Cara ini dapat diterapkan baik pada open hole maupun cased hole, yaitu dengan menempatkan slot atau
screen didepan formasi. Terdapat tiga bentuk/macam screen :
a. Horizontal slotted screen
b. Vertical slotted screen
c. Wire wrapped screen
Untuk pemasangan liner, mud cake harus dibersihkan terlebih dahulu dari zona produktif untuk mencegah
terjadinya penyumbatan (plugging) dengan menggunakan fluida bebas clay aktif pada fluida komplesinya
atau dengan menggunakan air garam.
2.1.3.2. Gravel packing.
Gravel pack juga dapat dikerjakan baik pada open hole maupun pada cased hole completion. Metoda ini
dilakukan baik untuk memperbaiki kegagalan screen liner maupun sebagai metoda komplesi yang dipilih.
Sebelum menempatkan gravel, lubang harus dibersihkan sehingga ruang/gua untuk menempatkan gravel
dapat dibuat, kemudian masukkan screen liner dan pompakan gravel sampai mengisi seluruh ruang atau
qua di muka formasi produktif, dengan demikian pasir akan tertahan oleh gravel sehingga fluida produksi
bebas dari pasir.
2.2. Perforasi
Pembuatan lubang menembus casing dan semen sehingga terjadi komunikasi antara formasi dengan
sumur yang mengakibatkan fluida formasi dapat mengalir ke dalam sumur, disebut perforasi.
2.2.1. Perforator
Untuk melakukan perforasi, digunakan perforator yang dibedakan
atas dua tipe perforator
a. Bullet/Gun perforator b. Shape charge/ Jet perforator 2.2.1.1. Bullet/Gun perforator Komponen utama dari bullet perforator meliputi : a. Fluid seal disk: pengaman agar fluida sumur tidak masuk ke dalam alat. b. Gun barrel c. Badan gun dimana barrel disekrupkan dan untuk menempatkan sumbu (ignitor) dan propellant (peluru) dengan
shear disk didasamya, untuk memegang bullet ditempatnya sampai tekanan maksimum dicapai karena
terbakarnya powder.
d. Electric wire : Kawat listrik yang meneruskan arus untuk pengontrolan pembakaran powder charge.
Gun body terdiri silinder panjang terbuat dari besi yang dilengkapi dengan suatu alat kontrol untuk
penembakan. Sejumlah gun/susunan gun ditempalkan dengan interval tertentu dan diturunkan kedalam
sumur dengan menggunakan kawat (electric wire-line cable) dimana kerja gun dikontrol dan permukaan
melalui wire line untuk melepaskan peluru (penembakan) baik secara sendiri- sendiri maupun serentak.
2.2.1.2. Jet Perforator
Prinsip kerja jet perforator berbeda dengan gun perforator, bukannya gaya powder yang melepas bullet
tetapi powder yang eksplosif diarahkan oleh bentuk powder chargenya menjadi suatu arus yang
berkekuatan tinggi yang dapat menembus casing, semen dan formasi.
2.2.2. Kondisi kerja perforasi 2.2.2.1. Conventional overbalance
Merupakan kondisi kerja di dalam sumur dimana tekanan formasi dikontrol oleh fluida/lumpur komplesi,
atau dengan kata lain bahwa tekanan hidrostatik lumpur (Ph) lebih besar dibandingkan .tekanan formasi
(Pf), sehingga memungkinkan dilakukan perforasi, pemasangan tubing dan perlengkapan sumur lainnya.
Cara overbalance ini, umumnya digunakan pada
a. Komplesi multizona.
b. Komplesi gravel-pack (cased hole).
c. Komplesi dengan menggunakan liner.
d. Komplesi pada casing intermediate.
Masalah/problem yang sering timbul dengan teknik overbalance ini adalah : a. Terjadinya kerusakan formasi (damage) yang lebih besar, akibat reaksi antara lumpur komplesi dengan mineral-mineral
batuan formasi.
b. Penyumbatan oleh bullet/charge dan runtuhan batuan.
c. Sulit mengontrol terjadinya mud-loss dan atau kick.
d. Clean-up sukar dilakukan.
2.2.2.2. Underbalance
Merupakan kebalikan dari overbalance, dimana tekanan hidrostatik lumpur komplesi lebih kecil
dibandingkan tekanan formasi. Cara ini sangat cocok digunakan untuk formasi yang sensitif/reaktif dan
umumnya lebih baik dibandingkan overbalance, karena :
a. Dengan Ph<Pf, memungkinkan terjadinya aliran balik : dari formasi ke sumur, sehingga hancuran hasil
perforasi (debris) dapat segera terangkat keluar dan tidak menyumbat hasil perforasi.
b. Tidak memungkinkan terjadinya mud-loss dan skin akibat reaksi antara lumpur dengan mineral batuan. c. Clean up lebih cepat dan efektif.
2.2.3. Teknik/cara perforasi
Berdasarkan cara menurunkan gun ke dalam sumur, ada dua teknik
perforasi, yaitu
a. Teknik perforasi dengan wireline (wireline conveyed perforation) b. Teknik perforasi dengan tubing (tubing conveyed perforation). 2.2.3.1. Wireline conveyed perforation Pada sistem ini gun diturunkan kedalam sumur dengan menggunakan wireline (kawat iistrik). a. Wireline conveyed perforation
Biasanya menggunakan gun berdiameter besar. Kondisi kerja perforasi dengan teknik ini adalah
overbalance, sehingga tidak terjadi aliran setelah perforasi dan menara pemboran dengan blow out
preventer (BOP) masih tetap terpasang untuk penyelesaian sumur lebih lanjut.
BAB III METODE SEMBUR ALAM
Sembur alam adalah salah satu metode pengangkatan minyak ke permukaan dengan menggunakan tenaga
atau tekanan yang berasal dari reservoir/ formasi dimana sumur berada.
3.1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan Peralatan Sumur.
Dalam merencanakan produksi, produksi optimum sumur selalu merupakan sasaran, sehingga
berdasarkan kondisi optimum inilah peralatan produksi dapat direncanakan dengan baik, baik dalam hal
dimensi, kekuatan (grade), jumlah/panjang, macam alat maupun spesifikasi lainnya. Faktor yang
mendasari tercapainya kondisi optimum adalah cadangan, ulah aliran fluida untuk dapat diproduksi,
interaksi atau hubungan antara kelakuan formasi berproduksi dengan kondisi atau parameter produksi di
permukaan (Psp, Pwh).
Disamping faktor diatas, faktor berikut ini dapat juga merupakan faktor yang mempengaruhi perencanaan peralatan produksi seperti : 1. Fleksibilitas untuk sistem produksi dimasa yang akan datang (artificial lift). 2. Jenis material untuk kondisi-kondisi khusus (korosi, dsb). 3. Faktor kemudahan pemasangan dan penanganan serta keamanan kerja.
3.2. Jenis-Jenis peralatan dan kegunaannya.
Peralatan produksi sumur sembur alam terdiri dari
1. Peralatan diatas permukaan :
a. Kepala sumur (well-head)
b. Silang sembur (x-mastree)
2. Peralatan di bawah permukaan :
a. Tubing (pipa alir vertikal) dan coupling b. Packer (penyekat annulus) c. Anchor d. Peralatan pelengkap bawah permukaan/asesories 3.2.1. Peralatan diatas permukaan 3.2.1.1. Kepala sumur (well-head)
Well-head merupakan peralatan kontrol sumur di permukaan yang terbuat dari besi baja membentuk suatu
sistern seal/penyekat untuk menahan semburan atau kebocoran cairan sumur ke permukaan yang tersusun
atas casing head (casing hanger) dan tubing head (tubing hanger).
a. Casing hanger
Merupakan fitting (sambungan) tempat menggantungkan casing. Diantara casing string pada casing head
terdapat seal untuk menahan aliran fluida keluar. Pada casing head terdapat pula gas-outlet yang berfungsi
untuk :
-
meredusir tekanan gas yang mungkin timbul diantara casing string. -
mengalirkan fluida di annulus (produksi). b. Tubing head Alat ini terletak dibawah x-mastree untuk menggantungkan tubing dan menghubungkan tubing dengan sistem keranan (x-mastree). Fungsi utama dari tubing head, adalah : -
sebagai penyokong rangkaian tubing. -
menutup ruang antara easing-tubing pada waktu pemasangan X-mastree atau perbaikan kerangan/valve. -
fluida yang mengalir dapat dikontrol dengan adanya connection diatasnya. 3.2.1.2. Silang sembur (x-mastree)
Alat ini merupakan susunan kerangan (valve) yang berfungsi sebagai pengamanan dan pengatur aliran
produksi di permukaan yang dicirikan oleh jumlah sayap/lengan (wing) dimana choke atau bean atau
jepitan berada.
Peralatan pada x-mastree terdiri dari : a. Manometer tekanan dan temperatur, ditempatkan pada tubing line dan casing line.
b. Master valve/gate, berfungsi untuk membuka atau menutup sumur, jumiahnya satu atau tergantung pada
kapasitas dan tekanan kerja sumur.
c. Wing valve/gate, terletak di wing/lengan dan jumiahnya tergantung kapasitas dan tekanan kerja sumur yang
berfungsi untuk mengarahkan aliran produksi sumur.
d. Choke / bean / jepitan, merupakan valve yang berfungsi sebagai penahan dan pengatur aliran produksi
sumur, melalui lubang (orifice) yang ada. Akibat adanya orifice ini, tekanan sebelum dan sesudah orifice
menjadi berbeda yang besarnya tergantung dari diameter orificenya. Prinsip inilah yang digunakan untuk
menahan dan mengatur aliran.
Ada dua macam choke/bean/jepitan, yaitu -
Positive choke : merupakan valve dimana lubang (orifice) yang ada sudah mempunyai diameter tertentu,
sehingga pengaturan aliran tergantung pada diameter orificenya.
-
Adjustable choke : choke ini lebih fleksibel karena diameter orifice dapat diatur sesuai posisi needle
terhadap seat sehingga pengaturan alirannyapun fleksibel sesuai keperluan (tekanan dan laju aliran).
Prinsip kerja :
Dengan memutar handwee (1) yang berhubungan langsung dengan stem (4) dan needle valve (8) maka
dapat diatur lubang antara needle dengan seat yang juga merupakan diameter choke, yang besarnya akan
ditunjukkan pada skala (2) melalui indikator (3) yang ikut bergerak sesuai pergerakan stem.
e. Check valve, merupakan valve yang hanya dapat mengalirkan fluida pada satu arah tertentu yang berfungsi
untuk menahan aliran dan tekanan balik dari separator. Pada X-mastree, check valve ini ditempatkan
setelah choke sebelum masuk ke flow-line.
3.2.2. Peralatan di bawah permukaan 3.2.2.1. Tubing dan coupling
Merupakan pipa alir vertikal yang ditempatkan di dalam casing produksi yang berfungsi untuk
mengalirkan fluida produksi sumur ke permukaan atau mengalirkan fluida injeksi ke dalam sumur.
16. Equalizer
Adalah bagian atau dari pitman yang dapat bergerak secara
leluasa menurut kebutuhan operasi pemompaan minyak
berlangsung,
17. Brake
Brake disini berfungsi untuk mengerem gerak pompa jika dibutuhkan, misainya pada saat akan dilakukan
reparasi sumur atau unit pompanya sendiri.
4.1.1.3. Peralatan pompa didalam sumur.
Fungsi peralatan pompa sucker rod didalam sumur, adalah untuk membantu menaikan fluida sumur ke
permukaan melalui tubing. Unit pompa sucker rod didalam sumur terdiri dari :
1. Tubing
Seperti halnya pada peralatan sembur alam, tubing digunakan untuk mengalirkan minyak dari dasar
sumur ke permukaan setelah minyak diangkat oleh pompa yang ditempatkan pada ujung tubing.
2. Working barrel
Merupakan tempat dimana plunger dapat bergerak naik turun sesuai dengan langkah pemompaan dan
menampung minyak sebelum diangkat oleh plunger pada saat up stroke.
Menurut standart API ada 2 (dua) jenis barrel, yaitu a. Liner barrel, biasanya jenis diberi simbol "L".
b. Full barrel, yang terdiri dari satu bagian yang utuh dan kuat, biasanya jenis ini diberi simbul"H" untuk
heavy-wall dan "W" untuk thin-wall.
3. Plunger
Merupakan bagian dari pompa yang terdapat didalam barrel dan dapat bergerak naik turun yang berfungsi
sebagai pengisap minyak dari formasi mank ke dalam barrel yang kemudian diangkat ke permukaan
melalui tubing.
4. Standing valve
Merupakan katup yang terdapat di bagian bawah working barrel yang bedungsi memberi kesempatan
minyak dari dalam sumur masuk ke working barrel (pada saat up-stroke valve terbuka) dan
untuk menahan minyak agar tidak keluar dari working barrel pada saat plunger bergerak ke bawah (pada
saat down stroke valve tertutup). Standing valve terdiri dari sebuah bola besi dan tempat kedudukan (ball
and seat). Standing valve ini mempunyai peranan yang penting dalam sistem pemompaan, karena
effisiensi volumetris pompa sangat tergantung pada cara kerja dan bentuk dari ball dan seat standing-
valve.
5. Travelling valve
Merupakan ball and seat yang terletak pada bagian bawah dari plunger dan akan ikut bergerak ke atas dan
ke bawah menurut gerakan plunger.
Fungsinya : - Mengalirkan atau memindahkan minyak dari working masuk ke plunger, hal ini terjadi pada saat plunger bergerak ke bawah.
- Menahan minyak pada saat plunger bergerak ke atas (up stroke) sehingga minyak tersebut dapat
(dipindahkan) ke tubing untulk selanjutnya dialirkan ke permukaan.
6. Anchor Komponen dipasang di bagian bawah dari pompa, yang berfungsi
- Untuk memisahkan gas dari minyak agar supaya gas tersebut tidak ikut masuk kedalam pompa bersama-
sama dengan minyak., karena adanya gas akan mengurangi efisiensi pompa.
- Untuk menghindarkan masuknya pasir atau padatan ke dalam
pompa.
- Mengurangi/menghindari terjadinya tubing stertch.
Ada dua macam type Gas Anchor:
a. Poorman type.
Larutan gas dalam minyak yang masuk ke dalam anchor akan meiepaskan diri dari larutan (bouyancy
effect). Minyak akan masuk ke dalam barrel melalui suction pipe, sedangkan gas yang telah terpisah akan
dialirkan ke annulus. Apabila suction pipe terlalu panjang atau diameternya terlalu panjang atau
diametemya terialu kecil, maka akan terjadi pressure lost yang cukup besar sehingga menyebabkan
terjadinya penurunan PI sumur pompa. Sedangkan apabila suction pipe terialu pendek,
maka proses pemisahan gas kurang sempurna. Diameter suction pipe terlalu besar menyebabkan ruang
annulus antara dinding anchor dengan suction pipe menjadi lebih kecil, sehingga kecepatan aliran minyak
besar dan akibatnya gas akan masih terbawa oleh butiran-butiran minyak. Diameter gas anchor yang
terlaiu besar akan menyebabkan penurunan PI sumur pompa.
b. Packer type.
Minyak masuk melalui ruang dinding anchor dan suction pipe. Kemudian minyak jatuh di dalam annulus
antara casing dan gas anchor dan ditahan oleh packer, selanjutnya minyak masuk ke dalam pompa
melalui suction pipe. Disini minyak masuk ke dalam annulus sudah terpisah dari gasnya.
7. Tangkai pompa
Tangkai pompa (sucker rod string) terdiri dari
a. Sucker rod
b. Pony rod c. Polished rod a. Sucker rod
Merupakan batang/rod penghubung antara plunger dengan peralatan di permukaan. Fungsi utamanya
adalah melanjutkan gerak naik turun dari horse head ke plunger. Berdasarkan konstruksinya, maka sucker
rod dibagi menjadi 2 (dua) :
- berujung box-pin - berujung pin-pin
Untuk menghubungkan antara dua buah sucker rod digunakan sucker rod coupling. Umumnya panjang
satu single dari sucker rod yang sering digunakan berkisar antara 25-30 ft. Terdapat beberapa macam
ukuran sucker rod, seperti pada tabel dibawah ini, dimana ukuran-ukuran tersebut merupakan standart
API.
dan casing serta tidak menggunakan standing valve. Jadi disini pengaruh injeksi gas terhadap, formasi
produktif dicegah oleh adanya packer. Komplesi semacam ini cocok untuk continuous maupun
intermittent gas lift.
3. Komplesi tertutup
Yaitu jenis komplesi sumur gas lift, dengan tubing string digantungkan didaiam sumur, menggunakan
packer dan juga standing valve ditempatkan dibawah valve gas lift terbawah atau ujung tubing string.
Dalam hal ini injeksi gas sama sekaii tidak terpengaruh terhadap formasi, karena dihalangi oleh packer
dan standing valve. Komplesi ini biasanya digunakan pada sumursumur dengan tekanan dasar sumur
rendah, dan produktivity index rendah.
4. Komplesi ganda
Komplesi ganda ini digunakan pada sumur-sumur yang mana terdapat dua formasi produktif atau lebih,
diproduksikan melalui dua tubing yang terpisah dalam satu sumur. Masing-masing formasi produktif
tersebut dipisahkan dengan menggunakan packer. Sedangkan susunan tubing tersebut bisa paralel atau
sesuai (konsentris). Sistem ini mempunyai keuntungan lebih menghemat gas injeksinya bila production
casing cukup besar, sehingga memungkinkan untuk ditempati oleh dua tubing secara bersejajaran. Model
sepusat ini digunakan bila diameter casingnya kecil atau tidak memungkinkan untuk ditempati oleh dua
tubing yang diletakkan secara sejajar.
5. Komplesi ruang (Accumulation Chamber lift Instalation)
Sistim ini mirip dengan sistem komplesi tertutup, hanya bedanya disini menggunakan ruiang akumulasi.
Ruang akumulasi berfungsi untuk memperkecil tekanan kolom minyak yang berada didalam tubing.
Tekanan kolom minyak menjadi kecil, karena akibat rendahnya kolom cairan yang ada didalam ruang
akumulasi., karena adanya packer didalam tubing. Disamping ruang akumulasi yang berfungsi untuk
memperbesar rate produksi minyak yang dihasilkan. Tipe komplesi ini digunakan pada sumur-sumur
dengan tekanan dasar sumur rendah serta productivity index yang rendah pula.
6. Pack off instalation
Pada lenis ini, tidak perlu dilakukan penggantian tubing apabila ingin dilakukan pemasangan valve-valve
gas lift pda sumur-sumur yang bersangkutan. Hal ini disebabkan, pada kedalaman casing t6rtentu telah
dipasang pack oft, dimana berfungsli sebagall penghulbung annulus dengan fluida didalam tubing melalui
lubang kecil yang dapat dibuka dan ditutup. Hal ini dapat dilakukan karena terdapat alat yang disebut
slidding side door. Jadi pada janis alat ini, bila suatu saat memerlukan gas lift agar dapat meneruskan
produksinya tidak perlu dilakukan penggantian tubing. Dengan menggunakan metode wire line, slidding
side door dapat dibuka dan valve gas lift langsung digunakan.
4.2.2. Peralatan gas Lift
Peralatan gas lift untuk menunjang operasinya sistem pengangkatan minyak dengan menggunakan
metode inieksi gas kedalam sumur dapat dibagi dua kelompok yaitu :
4.2.2.1. Pperalatan diatas permukaan (Surface Equipment) 1. Well head Gas Lift X-Mastree
Well head sebetuinya bukan merupakan alat khusus untuk gas lift saja, tetapi juga merupakan salah satu
alat yang digunakan pada metode sembur alam, dimana dalam periode masa produksi, alat ini berfungsi
untuk menggantungkan tubing dan casing disamping itu well head merupakan tempat duduknya x-
mastree.
2. Station Kompresor Gas
Kornpresor gas yaitu suatu alat yang berfungsi untuk mendapatkan gas bertekanan tinggi untuk keperluan
injeksi. Didalam stasiun koffipresor, terdapat beberapa buah kornpressor deengan sistem manifold-nya.
Dari stasiun kornpresor ini dikirimkan gas bertekanan sesuai dengan tekanan yang diperlukan sumur-
sumur gas lift melalui stasiun distribusi.
3. Stasiun Distribusi Dalam menyalurkan gas injeksi dari kornpresor ke sumur terdapat beberapa cara, antara lain : a. Stasiun distribusi langsung
Pada sistem ini gas dari kornpresor disalurkan langsung kesumur-sumur produksi, sehingga untuk
beberapa sumur mana membutuhkan gasnya tidak sama, sistem ini kurang effesien.
b. Stasiun Distribusi dengan pipa induk
Pada sistem ini lebih ekonomis, karena panjang pipa dapat diperkecil. Tetapi karena ada hubungan
langsung antara satu sumur dengan sumur lainnya, maka bila salah satu sumur sedang dilakukan
penginjeksian gas sumur lain bisa terpengaruh
c. Stasiun Distribusi dengan Stasiun Distribusi
Pada sistem ini sangat rasional dan banyak dipakai dimana-mana. gas dibawa dari Stasiun pusat ke
stasiun distribusi dari sini gas dikirim melalui pipa-pipa.
4. Alat-alat kontrol
Alat-alat kontrol yang dimaksudkan disini adalah sernua peralatan yang berfungsi untuk mengontrol atau mengatur gas injeksi, seperti a. Choke kontrol
Adalah alat yang mengatur jumlah gas yang diinjeksikan, sehingga dalam waktu yang telah ditentukan
tersebut dapat mencapai tekanan tertentu seperti yaung diinginkan untuk penutupan dan pembukaan
valve. khusus untuk intermittent gas lift.
b. Regulator Adalah alat yang melengkapi choke
kontrol berfungsi jumiah/banyaknya gas
yang masuk. Apabila gas injeksi telah cukup regulator ini akan menutup. Khusus untuk intermittent gas
lift.
c. Time Cycle Controller
Adalah merupakan alat yang digunakan untuk mengontrol laju/rate aliran injeksi pada aliran intermittent
berdasarkan interval waktu tertentu/dengan kata lain, kerjanya berdasarkan prinsip kerja jam. Maka alat
ini akan membuka regulator selama waktu yang telah ditentukan untuk mengalirkan gas injeksi, setelah
selama waktu tertentu regulator menotup dalam selang waktu yang telah ditentukan.
c. Turbulensi aliran atau perubahan arah aliran d. Pemecahan atau tumbukan fluida
e. Untuk mendapatkan effisiensi dan kerja yang stabil dengan kondisi yang bervariasi, gas liquid separator
harus mempunyai komponen pemisah sebagai berikut :
1. Bagian pemisah pertama, berfungsi untuk memisahkan cairan dari aliran fluida yang masuk dengan cepat
berupa tetes minyak dengan ukuran besar.
2. Bagian pengumpul cairan, berfungsi untuk memisahkan tetes cairan kecil dengan prinsip gravity setlink. 3. Bagian pemisah kedua, berfungsi untuk memisahkan tetes cairan kecil dengan prinsip gravity settlink.
4. Mist extraktor, berfungsi untuk memisahkan tetes cairan berukuran sangat kecil (kabut). 5. Peralatan kontrol, berfungsi untuk mengontrol kerja separator terutama pada kondisi over pressure.
Didalam block station, disamping terdapat separator pemisah gabungan terdapat juga separator uji yang
berfungsi untuk melakukan pengujian (test) produksi suatu sumur dan dari separator uji ini laju produksi
sumur ( Qo, Qw, dan Qg ) bisa didapat dimana Qo dan Qw diperoleh dari barel meter sedangkan Qg
diperoleh dari pencatatan orifice flow meter ( orifice plate ) atau dari alat pencatat aliran gas lainnya.
Disamping itu ditinjau dari tekanan kerjanyapun separator dapat dibagi tiga, yaitu separator tekanan
tinggi, tekanan sedang, tekanan rendah.
5.2.1.1. Jenis Separator Dalam industri perminyakan dikenal beberapa jenis separator berdasarkan bentuk, posisinya dan fungs'inya. 1. Jenis separator berdasarkan bentuk dan posisinya. a. Separator tegak/vertikal.
Biasanya digunakan untuk memisahkan fluida produksi yang mempunyai GLR rendah dan/atau kadar
padatan tinggi, separator ini sudah dibersihkan serta mempunyal kapasitas cairan dan gas yang besar.
b. Separator datar /horisontal
Sangat baik untuk memisahkan fluida produksi yang mempunyai GLR tinggi dan cairan berbusa.
Separator ini dibedakan menjadi dua jenis, yaitu single tube horizontal seprator dan double tube
horizontal separator. Karena bentuknya yang panjang, separator ini banyak memakan tempat dan sulit
dibersihkan, namun demikian kebanyakan fasilitas pemisahan dilepas pantai menggunakan separator ini
dan untuk fluida produksi yang banyak mengandung pasir, separator ini tidak menguntungkan.
c. Separator bulat /spherical.
Separator jenis ini mempunyai kapasitas gas dan surge terbatas sehingga umumnya digunakan untuk
memisahkan fluida produksi dengan GLR kecil sampai sedang namun separator ini dapat bekerja pada
tekanan tinggi. Terdapat dua tipe separator bulat yaitu tipe untuk pemisahan dua fasa dan tipe untuk
pemisahan tiga fasa.
2. Jenis separator berdasarkan fungsinya.
Berdasarkan fungsinya atau jenis penggunaannya, separator dapat
dibedakan atas: gas scrubber, knock-out flash-chamber, expansion
vessal, chemical electric dan filter.
a. Gas scrubber.
Jenis ini dirancang untuk memisahkan butir cairan yang masih terikut gas hasil pemisahan tingkat
pertama, karenanya alat ini ditempatkan setelah separator, atau sebelum dehydrator, extraction plant atau
kompresor untuk mencegah masuknya cairan kedalam alat tersebut. b. Knock-out
Jenis ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu free water knock-out (FWK0) yang digunakan untuk
memisahkan air bebas dari hidrokarbon cair dan total liquid knock-out (TLKO) yang digunakan untuk
memisahkan cairan dari aliran gas bertekanan tinggi ( > 125 psi )
c. Flash chamber.
Alat ini digunakan pada tahap ianjut dari proses pemisahan secara kilat (flash) dari separator. Flash
chamber ini digunakan sebagai separator, tingkat kedua dan dirancang untuk bekerja pada tekanan rendah
( > 125 psi )
d. Expansion vessel.
Alat ini digunakan untuk proses pengembangan pada pemisahan bertemperatur rendah yang dirancang
untuk menampung gas hidrat yang terbentuk pada proses pendinginan dan mempunyai tekanan kerja
antara 100 -1300 psi.
e. Chemical electric.
Merupakan jenis separator tingkat lanjut untuk memisahkan air dari cairan hasil separasi tingkat
sebelumnya yang dilakukan secara electris (menggunakan prisip anoda katoda) dan umumnya untuk
memudahkan pemisahan.
5.2.2. Oil Skimmer.
Merupakan peralatan pemisah yang direncanakan untuk menyaring tetes-tetes minyak dalam air yang
akan dibuang sebagai hasil proses pemisahan sebelumnya untuk mencegah turbulensi aliran, air yang
mengandung tetes minyak dimasukkan melalui pembagi aliran yang berisi batu bara / batu arang tipis-
tipis, sedangkan proses pemisahan berdasarkan sistem gravity setling.
Kapasitas oil skimmer tergantung pada beberapa faktor terutama pada densitas minyak air yang dapat
ditentukan berdasarkan hukum intermediate yang berhubungan dengan kecepatan setling dari partikel.
5.2.3. Gas Dehydrator.
Gas dehydrator adalah alat yang digunakan untuk memisahkan partikel air yang terkandung didalam gas.
Peralatan ini merupakan bagian akhir dari pemisahan gas hidrokarbon terutama pada lapangan gas alam.
Ada dua cara pemisahan air dari gas, yaitu dengan
a. Solid desiccant, misainya calsium chloride
b. Liquid desiccant, misainya glycol.
5.2.3.1. Calsium chloride gas dehydrator.
Komponen peralatan ini merupakan kombinasi dari separator tiga tingkat, yaitu gas - liquid absorbtion
tower dan solid bad desiccant unit. Pemisahan partikei air dari gas dilakukan dengan cara mengkontakkan
aliran gas dengan calsium chloride didalam chemical bad section.
5.2.3.2. Glycol dehydrator.
Liquid desiccant yang sering digunakan adalah trienthylene glycol. Peneyerapan partikel air terjadi karena
adanya kontak antara glycol dengan gas yang mengandung air pada tray didalam absorber (kontaktor)
proses regenerasi glycol yang mengandung air dilakukan dengan cara pemanasan sehingga air
terbebaskan dari glycol.
5.3. Penampung Hasil Pemisahan.
Setelah fluida reservoir dipisahkan, minyak hasil pemisahan diharapkan hanya rnengandung air/solid sangat
kecil (< 0,2%) dialirkan ke penampung sementara didalam kompleks block-station, kemudian meialui
sistem pipa, minyak dan gas dialirkan ke pusat penampungan/penimbun (PPM), untuk kemudian pada
waktu tertentu dikirim ke refainery, gas plant atau terminal melalui sale-line.
Catatan Kuliah Teknik ProduksiDownload this Document for FreePrintMobileCollectionsReport Document
Info and Rating
FollowMufti Chevalier
Share & Embed
Related Documents
PreviousNext
1.
p.
p.
p.
2.
p.
p.
p.
3.
p.
p.
p.
4.
p.
p.
p.
5.
p.
p.
p.
6.
p.
p.
p.
7.
p.
p.
p.
8.
p.
p.
p.
9.
p.
p.
p.
10.
p.
p.
p.
11.
p.
p.
p.
12.
p.
p.
p.
13.
p.
More from this user
PreviousNext
1.
2 p.
22 p.
18 p.
2.
44 p.
60 p.
4 p.
3.
5 p.
4 p.
14 p.
4.
58 p.
9 p.
16 p.
5.
9 p.
16 p.
8 p.
6.
4 p.
4 p.
5 p.
7.
3 p.
70 p.
5 p.
8.
73 p.
6 p.
24 p.
9.
13 p.
Add a Comment
Andi_White_6957left a comment
bagus.. sangat bermanfaat
06 / 14 / 2010
top related