tugas susi

Post on 18-Nov-2015

220 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

NAMA: SUSIANANIM: 120210102020KELAS: BTUGAS : BAHASA INDONESIAKonsep Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar Bahasa yang BaikSesungguhnya dalam ungkapan bahasa Indonesia yang baik dan benar terkandung dua pengertian yang berkaitan satu sama lain. Pengertian pertama berkaitan dengan ungkapan bahasa Indonesia yang baik. Sebutan baik atau tepat di sini berkaitan dengan soal keserasian atau kesesuaian yaitu serasi atau sesuai dengan situasi pemakai. Bahasa yangbaikadalah bahasa yang sesuai dengan situasi. Sebagai alat komunikasi, bahasa harus dapat efektif menyampaikan maksud kepada lawan bicara. Berbahasa Indonesia yang baik adalah berbahasa Indonesia yang sesuai dengan tempat tempat terjadinya kontak berbahasa, sesuai dengan siapa lawan bicara, dan sesuai dengan topik pembicaraan. Bahasa Indonesia yang baik tidak selalu perlu beragam baku. Yang perlu diperhatikan dalam berbahasa Indonesia yang baik adalah pemanfaatan ragam yang tepat dan serasi menurut golongan penutur dan jenis pemakaian bahasa. Bahasa yang BenarPengertian kedua berkaitan dengan istilah bahasa Indonesia yang benar. Sebutan benar atau betul di sini berhubungan dengan soal keserasian dengan kaidah. Penggunaan bahasa Indonesia yang benar adalah penggunaan bahasa indonesia yang menaati kaidah tata bahasa. Sedang maksud kaidah di sini adalah kaidah bahasa Indonesia baku atau yang dianggap baku. Maksudnya adalah bahasa yang telah distandardisasikan berdasarkan hukum berupa keputusan pejabat pemerintah atau sudah diterima berdasarkan kesepakatan umum yang wujudnya ada pada praktik pelajaran bahasa pada khayalak. Ada pun berbahasa Indonesia yang benar adalah berbahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia. Dengan kata lain, pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah yang dibakukan atau yang dianggap baku itulah yang merupakan bahasa yang benar atau betul. Jika kita perhatikan, semakintidak benarbahasa digunakan waktu menulis atau berbicara, berarti semakin akrab hubungan tersebut dengan lawan bicaranya. Dengan penjelasan ini tampak bahwa bahasa yang kita gunakan, agar mengenai sasarannya, tidak selalu beragam baku. Dalam tawar-menawar di pasar dan di warung, misalnya, pemakaian ragam baku akan menimbulkan kegelian, keanehan, keheranan, bahkan kecurigaan. Jadi pada asasnya, kita menggunakan bahasa yang baik, artinya yang tepat tetapi tidak termasuk bahasa yang benar. Sebaliknya, kita mungkin berbahasa yang benar tetapi tidak baik penerapannya karena suasanya mensyaratkan ragam bahasa yang lain. Bahasa yang Baik dan BenarBahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesusai dengan norma kemasyarakatan yan berlaku dan sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia. Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar dapat diartikan pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan di samping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul. Ungkapan bahasa Indonesia yang baik dan benar mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran. Bahasa yang diucapkan bahasa yang baku. Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa baku. Kendala yang harus dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik. Jika bahasa diibaratkan pakaian, kita akan menggunakan pakaian renang pada saat akan berenang di kolam renang sambil membimbing anak-anak belajar berenang. Akan tetapi, tentu kita akan mengenakan pakaian yang disetrika rapi, sepatu yang mengkilat, dan seorang laki-laki mungkin akan menambahkan dasi yang bagus pada saat ia menghadiri suatu pertemuan resmi, pada saat menghadiri pesta perkawinan rekan sejawat, atau pada saat menghadiri sidang DPR.Akan sangat ganjil bukan, jika pakaian yang disetrika, sepatu mengkilap, dasi, dan sebagainya itu digunakan untuk berenang. Demikian juga kita akan dinilai sebagai orang yang kurang adab jika menghadiri acara dengar pendapat di DPR dengan pakaian renang karena di sana ada ketentuan yang sudah disepakati bahwa siapa pun yang akan menghadiri acara resmi di DPR harus berpakaian rapi. Barangkali kita masih ingat kasus seorang pengusaha sukses, yang oleh petugas protokol ditolak menghadiri acara dengar pendapat di DPR karena pengusaha yang "nyentrik" itu tidak menggunakan pakian rapi.Kalau contoh itu dianalogikan dengan pemakaian bahasa, betapa ganjilnya percakapan seorang suami dengan istrinya jika berlangsung seperti berikut: Suami: "Bu, bolehkan Bapak bertanya, apakah Ibu sudah menyiapakan hidangan untuk makan siang hari ini?" Istri : "Ya tentu saja. Saya sudah masak nasi lengkap dengan sayur kesenangan Bapak, dan sekarang silakan Bapak menikmati hidangan itu. Silakan Bapak menikmati hidangan yang sudah disiapkan". Suami: "Mari Bapak cicipi makanan ini. Oh, menurut hemat Bapak, seandainya Ibu menambahkan sedikit garam ke dalam sayur ini, pasti sayur tersebut akan lebih lezat." Istri : "Mudah-mudahan pada kesempaan lain Ibu dapat membuat sayur yang lebih enak sesuai dengan saran Bapak."Sebaliknya, bagaimana pendapat Anda jika seorang mahasiswa (pembicara) bertanya kepada seorang dosen (pendengar) tentang materi kuliah yang diberikan dosen (objek), pada saat kuliah (waktu), di kampus (tempat), dalam situasi belajar-mengajar (resmi) sebagai berikiut: "MaafMas,guekepengenusul, cobajelasinduludonggaris besar kuliah kita,apadahsesuai kurikulum universitas kita?"Kedua contoh rekaan itu dapat dikatakan tidak tepat. Contoh pertama sangat menggelikan karena pada situasi santai digunakan bahasa yang resmi sehingga terasa kaku; kasus kedua juga sangat tidak tepat karena pada situasi formal digunkan kata-kata dialek dan struktur yang tidak baku (ditetak miring) sehingga mirip percakapan di warung kopi. Kedua contoh itu tidak baik dan tidak benar karena bahasa yang digunakan tidak sesuai dengan situasi pemakaian, lagi pula tidak sesuai dengan kaidah bahasa.Agar lebih jelas mengenai pengertian bahasa yang baik dan benar,sebagai berikut ini contohnya : Contoh 1: Dalam tawar menawar di pasar, seorang pembeli akan cenderung menawar dengan ucapan : satu kilo berapa?, bisa ditawar?daripada menggunakan kalimat yang panjang seperti : Berapakah harga satu kilo jeruk?, Bolehkah saya menawarnya?.(Bagaimanakah kira-kira reaksi penjual jeruk mendengar pertanyaan dari seorang pembeli dengan pertanyaan-pertanyaan seperti itu?). Pemakaian ragam bahasa baku (seperti kalimat yang kedua) akan menimbulkan kegelian, keheranan atau kecurigaan. Kalimat tersebut sebagai contoh kalimat yang tidak baik tetapi benar.Contoh 2:Dalam rapat kantor, seorang pejabat fakultas memulai rapat resmi dengan pemakaian bahasa Indonesia seperti kalimat berikut. Bapak-bapak dan saudara-saudara sekalian, ayo deh, kite mulai aje rapat kali ini, ntar keburu ujan. Okey you dah pada siap kan?. (Apa jadinya apabila pejabat fakultas memulai acara rapat formal dengan kalimat seperti itu?) tentu saja akan merubah suasana menjadi tidak formal dan berwibawa. Kalimat di atas merupakan penggunaan bahasa Indonesia yang tidak baik dan benar. Karena kalimat yang digunakan tidak memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran.Contoh 3:Dalam rapat di kantor, seorang pjabat Universitas memulai rapat resmi dengan pemakaian bahasa Indonesia seperti kalimat berikut ini. Bapak-bapak dan ibu-ibu, acara rapat senat siang ini marilah kita buka bersama-sama dengan membaca basmalah. Kalimat tersebut benar, karena kalimat yang digunakan memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran.Contoh 4 :Misalkan ketika dalam dialog antara seorang Guru dengan seorang siswa Pak guru : Dika apakah kamu sudah mengerjakan PR? Dika : sudah saya kerjakan pak. Pak guru : baiklah kalau begitu, segera dikumpulkan. Dika : Terima kasih PakKata yang digunakan sesuai lingkungan sosialContoh 5 :Loe ngerjain tugas sama siapa?Kalimat di atas merupakan contoh kalimat yang baik dan benar, jika digunakan oleh seseorang dengan orang lain yang akrab dan sebaya. Menjadi tidak baik dan jelas tidak benar jika digunakan oleh mahasiswa kepada dosennya.Jadi, terkadang kita menggunakan bahasa bahasa yang baik, artinya tepat, tetapi tidak termasuk bahasa yang benar. Sebaliknya, terkadang pula mungkin kita menggunakan bahasa yang benar yang penerapannya tidak baik karena situasi mensyaratkan ragam bahasa yang baku. Maka anjuran agar kita berbahasa Indonesia dengan baik dan benar dapat diartikan pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan yang di samping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul. Ungkapan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sebaliknya, mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran.

top related