desain penelitian tindakan kelas susi

44
DESAIN PENELITIAN TINDAKAN KELAS DAN CONTOH APLIKASINYA ( Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Fisika) Disusun Oleh: Susiana 120210102020 Kelas B PROGRAMSTUDIPENDIDIKANFISIKA

Upload: susi-ana

Post on 19-Dec-2015

52 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Desain Penelitian Tindakan Kelas Susi

DESAIN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

DAN CONTOH APLIKASINYA

( Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Metodologi Penelitian Pendidikan Fisika)

Disusun Oleh:

Susiana

120210102020

Kelas B

PROGRAMSTUDIPENDIDIKANFISIKA

JURUSANPENDIDIKAN MATEMATIKA DANIPA

FAKULTAS KEGURUANDAN ILMUPENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2015

Page 2: Desain Penelitian Tindakan Kelas Susi
Page 3: Desain Penelitian Tindakan Kelas Susi

DESAIN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Dalam PTK tersedia model-model yang dapat dijadikan acuan dalam

membuat desain PTK. Ada beberapa model PTK yang sampai saat ini sering

digunakan di dalam dunia pendidikan, di antaranya yaitu :

1. Design Penelitian Tindakan Model Kurt Lewin

Kurt Lewwin menjelaskan bahwa ada empat hal yang harus dilakukan

dalam proses penelitian tindakan, yaitu: Perencanaan, Tindakan, Observasi, dan

Refleksi. Pelaksanaan penelitian tindakan adalah proses yang terjadi dalam suatu

lingkaran yang terus menerus, yang meliputi hal berikut:

a. Perencanaan (planig) adalah proses menentukan program perbaikan yang

berangkat dari suatu ide gagasan peneliti

b. Aksi atau tindakan (implementing) adalah perlakuan yang dilaksanakan

oleh peneliti sesuai dengan perencanaan yang telah disusun oleh peneliti.

c. Observasi (Observing) adalah pengamatan yang dilakukan untuk

mengetahui efektifitas tindakan atau mengumpulkan informasi tentang

berbagai kekurangan tindakan yang telah dilakukan.

d. Refleksi (Reflecting) adalah kegiatan menganalisis tentang hasil obser-

vasi sehingga memunculkan program atau perencanaan baru.

ACTING

PLANNING OBSERVING

REFLECTING

Gambar 1. Rancangan Penelitian Tindakan Model Kurt Lewin

Page 4: Desain Penelitian Tindakan Kelas Susi

Sementara itu empat langkah dalam satu siklus yang dikemukakan oleh

Kurt Lewin dielaborasi lagi oleh Ernest T. Stringer menjadi:

a. Perencanaan (Planning)

b. Pelaksanaan (implementasi)

c. Penelitian (evaluating)

Jumlah siklus dalam suatu penelitian tindakan tergantung pada apakah

masalah (utama) yang dihadapi telah terpecahkan.

Apabila masih ditemukan adanya masalah yang belum terpecahkan maka

peneliti dapat melangkah ke siklus kedua, dengan membuat rencana tindakan

ulang berdasarkan hasil refleksi  pada siklus  sebelumnya.  Dengan  demikian, 

pada  siklus kedua ini terjadi revisi atau modifikasi rencana tindakan pertama,

sesuai dengan keadaan di lapangan.  Langkah-langkah selanjutnya relatif sama

dengan langkah-langkah yang telah dipaparkan  pada siklus pertama. Demikian

seterusnya hingga masalah yang dihadapi dapat terpecahkan. Untuk itu barangkali

diperlukan lebih dari tiga siklus; dan hal itu tidak menjadi masalah, karena jumlah

siklus tidak ditentukan oleh hal lain kecuali terpecahkannya masalah

Contoh aplikasinya :

Penelitian dengan judul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Gaya Bernuansa Nilai”.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw. Model penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model

Lewin. Hasil belajar fisika siswa diduga dapat ditingkatkan dengan menggunakan

metode kooperatif tipe Jigsaw pada konsep gaya bernuansa nilai.

Page 5: Desain Penelitian Tindakan Kelas Susi

Siklus I

a. Perencanaan Tindakan

Guru membuat acuan program pembelajaran berupa beberapa rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) fisika konsep gaya yang bernuansa nilai dimana

kegiatan pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw.

b. Pelaksanaan Tindakan

Guru melaksanakan proses pembelajaran yang mengacu pada rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan tahapan sebagai berikut :

1. Memberikan tes awal (pre test) kepada siswa

2. Pembagian kelompok

3. Pembagian tugas

Setelah pembagian tugas, siswa yang mendapat tugas sama berkumpul

dalam satu kelompok. Selanjutnya kelompok itu diberikan lembar ahli. Kemudian

tiap ahli diberikan materi-materi yang terdapat pada konsep gaya yang bernuansa

nilai.

4. Membaca

Siswa dalam setiap kelompok ahli menerima materi-materi yang terdapat

pada konsep gaya yang bernuansa nilai dan membaca bahan yang digunakan

untuk mencari informasi terhadap materi yang ditugaskan.

5. Diskusi kelompok

Siswa dengan topik ahli yang sama bertemu mendiskusikan informasi

tentang materi-materi yang terdapat pada konsep gaya yang bernuansa nilai dalam

kelompok-kelompok ahli.

6. Laporan Tim

Page 6: Desain Penelitian Tindakan Kelas Susi

Setelah selesai berdiskusi, para ahli kembali ke kelompok asal mereka

untuk mengajarkan topik-topik mereka kepada teman satu kelompok.

7. Kuis

Siswa mengerjakan kuis individu yang mencakup seluruh topik. Kuis

dalam hal ini dikatakan juga sebagai tes akhir (post test) pada siklus 1.

8. Penghargaan Tim

Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang bagus.

c. Pengamatan

Pada tahap ini, dilakukan pengumpulan data berupa non tes melalui

lembar observasi dengan cara mengamati kegiatan siswa di dalam kelas dan

mencatat hal-hal baru yang dianggap masalah setelah diberikan tindakan tiap satu

kali pertemuan dalam proses belajar mengajar.

d. Refleksi

Peneliti melakukan refleksi proses pembelajaran dengan tahap sebagai

berikut :

1. Mengolah dan menganalisis data yang diperoleh dari siklus 1 baik tes

(pre test dan post test), dan lembar observasi

2. Menarik kesimpulan pada siklus 1

3. Merefleksikan kekurangan pada siklus 1

4. Hasil keputusan

Dari hasil data-data siklus 1 yang telah direfleksikan, dapat diberikan hasil

keputusan tentang kegiatan penelitian dilanjutkan pada siklus berikutnya atau

dihentikan.

Siklus II

Page 7: Desain Penelitian Tindakan Kelas Susi

a. Perencanaan Tindakan

Guru membuat acuan program pembelajaran berupa beberapa rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) materi fisika berikunya yang bernuansa nilai

dimana kegiatan pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran kooperatif

tipe Jigsaw. Kemudian menyiapkan instrumen dan sumber belajar.

b. Pelaksanaan Tindakan

Guru melaksanakan proses pembelajaran yang mengacu pada rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan tahapan sebagai berikut :

1. Memberikan tes awal (pre test) kepada siswa

2. Pembagian tugas

Setelah pembagian tugas, siswa yang mendapat tugas sama berkumpul

dalam satu kelompok. Selanjutnya kelompok itu diberikan lembar ahli. Kemudian

tiap ahli diberikan materi.

3. Membaca

Siswa dalam setiap kelompok ahli menerima materi dan membaca bahan

yang digunakan untuk mencari informasi terhadap materi yang ditugaskan.

4. Diskusi kelompok

Siswa dengan topik ahli yang sama bertemu mendiskusikan informasi

tentang materi-materi yang terdapat dalam kelompok-kelompok ahli.

5. Laporan Tim

Setelah selesai berdiskusi, para ahli kembali ke kelompok asal mereka

untuk mengajarkan topik-topik mereka kepada teman satu kelompok.

6. Kuis

Page 8: Desain Penelitian Tindakan Kelas Susi

Siswa mengerjakan kuis individu yang mencakup seluruh topik. Kuis

dalam hal ini dikatakan juga sebagai tes akhir (post test) pada siklus II.

7. Penghargaan Tim

Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang bagus.

c. Pengamatan

Pada tahap ini, dilakukan pengumpulan data berupa non tes melalui

catatan lapangan dengan cara mengamati kegiatan siswa di dalam kelas dan

mencatat hal-hal baru yang dianggap masalah setelah diberikan tindakan tiap satu

kali pertemuan dalam proses belajar mengajar.

d. Refleksi

Peneliti melakukan refleksi proses pembelajaran dengan tahap sebagai

berikut :

1. Mengolah dan menganalisis data yang diperoleh dari siklus II baik tes

(pre test dan post test), dan lembar observasi

2. Menarik kesimpulan pada siklus II

3. Merefleksikan kekurangan pada siklus II

5. Hasil keputusan

Dari hasil data-data siklus II yang telah direfleksikan, dapat diberikan hasil

keputusan tentang kegiatan penelitian dilanjutkan pada siklus berikutnya atau

dihentikan.

2. Rancangan Penelitian Tindakan Model Kemmis & McTaggart

Model Kemmis & Taggart yang merupakan pengembangan dari konsep

dasar yang diperkenalkan Kurt Lewwin. Pada model Kemmis & Taggrat kompo-

nen acting dan observing diijadikan satu kesatuan karena keduanya merupakan

Page 9: Desain Penelitian Tindakan Kelas Susi

tindakan yang tidak terpisahkan, terjadi dalam waktu yang sama. Model Kemmis

& Taggart disajikan pada gambar 2 berikut:

Gambar 2. Rancangan Penelitian Tindakan Kemmis & Mc Taggart

Menurut Kemmis dan Taggart penilitian tindakan dapat dipandang sebagai

suatu siklus spiral dar penuyusunan perencanaan, pelaksanaan tindakan, penga-

matan (Observasi), dan refleksi yang selanjutnya mungkin diikuti dengan siklus

spiral berikutnya. Dalam pelaksanaan ada kemunhgkinan penelitian telah mem-

punyai seperangkat rencana tindakan (yang didasarkan pada pengalaman) se-

hingga dapat langsung memulai tahap tindakan. Ada juga penelitian yang telah

memiliki seperangkat data, sehingga memulai kegiatan pertamanya dengan

kegiatan refleksi.

Akan tetapi pada umumnya para peneliti mulai dari fase refleksi awal un-

tuk melakukan studi pendahuluan sebagai dasar dalam merumuskan masalah

penelitian. Selanjutnya diikuti perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi yang

dapat diuraikan sebagai berikut.

Page 10: Desain Penelitian Tindakan Kelas Susi

1. Refleksi awal. Refleksi awal dimaksudkan sebagai kegiatan penjajagan

yang dimanfaatkan untuk mengumpulkan informasi tentang situasi-situ-

asi yang relevan dengan tema penelitian. Penilitian bersama timnya

melakukan pengamatan pendahuluan untuk mengenali dan mengetahui

situasi yang sebenarnya. Berdasarkan hasil refleksi awal dapat dilakukan

pemfokusan masalah yang selanjutnya dirumuskan menjadi masalah

penelitian. Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka dapat ditetapkan

tujuan penelitian. Sewaktu melaksanakan refleksi awal, paling tidak

calon peneliti sudah menelaah teori-teori yang relevan dengan masalah-

masalah yang akan diteliti. Oleh sebab itu setelah rumusan masalah sele-

sai dilakukan, selanjutnya perlu dirumuskan kerangka konseptual dari

penelitian.

2. Penyusunan perencanaan. Penyusunan perencanaan didasarkan pada

hasil penjajagan refleksi awal. Secara rinci perencanaan mencakup tin-

dakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau

merubah perilaku dan sikap yang diinginkan sebagai solusi dari per-

masalahan-permasalahan. Perlu disadari bahwa perencanaan ini bersifat

fleksibel dalam arti dapat berubah sesuai dengan kondisi nyata yang ada.

3. Pelaksanaan tindakan. Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang di-

lakukan penelti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan

yang dilaksanakan berpedoman pada rencana tindakan. Jenis tindakan

yang dilakukan dalam PTK hendaknya selalu didasarkan pada pertimban-

gan teoritik dan empirik agar hasil yang diperoleh berupa peningkatan

kinerja dan hasil program yang optoimal.

4. Observasi (pengamatan). Kegiatan observasi dalam PTK dapat diseja-

jarkan dengan kegiatan pengumpulan data dalam penelitian formal.

Dalam kegiatan ini peneliti mengalami hasil atau dampak dari tindakan

yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Istilah observasi digu-

nakan karena data yang dikumpulkan melalui teknik observasi.

5. Refleksi. Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan kegiatan analisis,

sintesis, interprestasi terhadap semua informasi yang diperoleh saat

Page 11: Desain Penelitian Tindakan Kelas Susi

kegiatan tindakan. Dalam kegiatan ini peneliti mengkaji, melihat, dan

mempertimbangkan hasil-hasil atau dampakdari tindakan. Setiap infor-

masi yang terkumpul perlu dipelajari kaitan yang satu dengan lainnya

dan kaitannya dengan teori atau hasil penelitian yang telah adsa dan rele-

van. Melalui refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan yang

mantap dan tajam. Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dari

PTK yaitu untuk memahami terhadap proses dan hail yang terjadi, yaitu

berupa perubahan sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan.

Pada hakekatnya model Kemmis dan Taggart berupa perangkat-perangkat

atauuntaian dengan setiap perangkat terdiri dari empat komponen yaitu peren-

canaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang dipandang sebagai suatu siklus.

Banyaknya siklus dalam PTK tergantung dari permasalahan-permasalahn yang

perlu dipecahkan, yang pada umumnya lebih dari satu siklus. PTK yang dikem-

bangkan dan dilaksanakan oleh para guru disekolah pada umumnya berdasar pada

model Kemmis dan Taggart ini yaitu merupakan siklus-siklus yang berulang.

(Ekawarna:2013)

Contoh aplikasinya :

Penelitian dengan judul “Upaya Peningkatan Aktivitas Belajar dan Hasil

Belajar dengan Strategi Concept Mapping Disertai Metode Pemberian Tugas atau

Resitasi Pada Siswa Kelas VIIG Semester Genap Tahun Ajaran 2012/2013 SMPN

4 Jember”. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Desain penelitian yang digunakan adalah model siklus

Kemmis & Mc Taggart. Siklus ini terdiri dari empat tahap meliputi perencanaan

(planning), tindakan (action), pengamatan atau observasi (observation) dan

refleksi (reflection) yang kemudian diikuti siklus spiral berikutnya, tetapi

komponen tindakan (action) dengan observasi (observation) dijadikan sebagai

satu kesatuan.

Siklus I

1. Perencanaan

Page 12: Desain Penelitian Tindakan Kelas Susi

Perencanaan meliputi penyusunan perangkat pembelajaran (bahan ajar,

RPP, LKS, lembar observasi, lembar wawancara dan soal tes) oleh peneliti. Pada

fase ini dilaksanakan pula pengarahan kepada guru bidang studi dan pengamat

(observer).

Langkah-langkah yang dilakukan dalam merencanakan tindakan pada

penelitian yaitu sebagai berikut :

a. Menyusun silabus dan rencana pembelajaran.

b. Mempersiapkan sarana dan prasarana pembelajaran.

c. Menyusun daftar kelompok siswa secara acak.

d. Mempersiapkan instrumen penelitian, meliputi : dokumentasi kegiatan

belajar mengajar, lembar observasi terhadap siswa dan guru, lembar

wawancara terhadap siswa dan guru setelah pelaksanaan pembelajaran

dengan penerapan strategi consept mapping disertai metode

pemberian tugas atau resitasi dan lembar tes untuk siswa.

2. Tindakan

Tindakan strategi concept mapping disertai metode pemberian tugas atau

resitasi yang dilakukan dalam tahap ini adalah melaksanakan pembelajaran fisika

dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Pendahuluan

Guru mengajak berdoa, kemudian guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai serta memberi motivasi kepada siswa, setelah itu

guru menjelaskan prosedur pembelajaran yang akan dilakukan.

b. Kegiatan Inti

1. Guru melakukan pembagian kelompok secara acak dimana 1

kelompok terdiri dari 4 siswa.

2. Penyajian materi dengan menggunakan concept mapping

Guru menyajikan materi dengan menggunakan peta konsep yang telah

dipersiapkan sebelumnya oleh guru. Dengan penyajian materi

Page 13: Desain Penelitian Tindakan Kelas Susi

menggunakan peta konsep, guru dapat menampilkan konsep-konsep

yang harus dipahami oleh siswa.

3. Pembagian tugas

Dalam fase ini guru dapat memberikan tugas berupa Lembar Kerja

Siswa (LKS) mengenai materi gerak yang telah dijelaskan dan dalam

melaksanakan tugas ini siswa mengerjakan secara berkelompok.

4. Pelaksanaan tugas

Guru membimbing kelompok dalam pengerjaan Lembar Kerja Siswa

(LKS) yang telah diberikan pada siswa.

5. Pertanggungjawaban tugas

Guru menunjuk beberapa kelompok secara acak untuk

mempresentasikan hasil Lembar Kerja Siswa (LKS) yang telah

dikerjakan dan guru berperan untuk membimbing siswa agar proses

presentasi dan diskusi kelas dapat berjalan dengan lancar.

6. Pembahasan hasil presentasi dengan concept mapping

Dari hasil presentasi yang dilakukan oleh siswa, guru mengarahkan

hasil presentasi siswa untuk disesuaikan dengan konsep menggunakan

peta konsep

7. Evaluasi

Guru menyediakan sebuah media peta konsep kosong yang berisikan

materi yang telah dipelajari untuk diisi beberapa siswa.

c. Penutup

Guru menyampaikan kembali beberapa kesimpulan dari materi yang telas

dijelaskan dan memberikan tugas kepada siswa secara individu untuk membuat

peta konsep tentang materi yang telah dipelajari. Pembuatan peta konsep sesuai

dengan kreativitas dari masing-masing siswa.

3. Observasi

Page 14: Desain Penelitian Tindakan Kelas Susi

Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan

yang dibantu oleh guru bidang studi dan dua orang observer untuk mengamati

aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung. Observasi yang

dipakai adalah observasi langsung dengan mengadakan pengamatan secara

langsung terhadap gejala-gejala objek yang diteliti berdasarkan pedoman

observasi yang telah disediakan. Selanjutnya dilakukan analisis terhadap hasil

observasi untuk mengetahui persentase keaktifan siswa.

4. Refleksi

Refleksi merupakan upaya untuk mengkaji semua hal yang terjadi, yang

sudah tercapai ataupun belum terhadap data yang ingin dicapai. Data yang

diperoleh dari analisis skor hasil belajar pada siklus 1 dan observasi dijadikan

sebagai dasar langkah berikutnya, jika belum didapatkan peningkatan aktivitas

dan hasil belajar, maka akan dilakukan perbaikan perencanaan dan dilanjutkan

dengan siklus kedua dan siklus selanjutnya hingga didapatkan peningkatan

aktivitas dan hasil belajar secara klasikal.

Siklus II

Siklus kedua dilakukan berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus

pertama. Pelaksanaan siklus didahului dengan perbaikan berdasarkan hasil-hasil

yang diperoleh pada siklus pertama, yaitu :

1. Perencanaan Ulang

Perencanaan ulang dilakukan berdasarkan hasil refleksi pada siklus

pertama.

2. Tindakan

Pelaksanaan pembelajaran strategi concept mapping disertai metode

pemberian tugas atau resitasi berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi

pada siklus pertama.

3. Observasi

Page 15: Desain Penelitian Tindakan Kelas Susi

Observasi dilakukan oleh guru bidang studi dan dua observer untuk

mengamati aktivitas siswa pada pembelajaran fisika dengan menggunakan strategi

concept mapping disertai metode pemberian tugas atau resitasi.

4. Refleksi

Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan jika

siklus kedua peningkatan hasil belajar secara klasikal ¿75 % maka siklus

dihentikan.

3. Rancangan Penelitian Tindakan Model John Elliott

Model ini lebih menekankan pada proses untuk mencoba hal-hal yang baru

dalam proses pembelajaran. Menurut Ellot, langkah pertama yang dilakukan

adalah menentukan dan mengembangkanb gagasan umum yang dilanjutkan den-

gan melakukan eksplorasi yakni untuk mempertajam gagasan atau ide.

Menurut Elliot mengenai model PTK bahwa apapun masalah yang akan

diangkat dalam penelitian hendaknya tetap berada dalam lingkup permasalahan

yang dihadapi oleh guru didalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari dikelas

dan merupakan sesuatu yang diperbaiki atau diubah.

Penafsiran Elliot terhadap model PTK bahwa kegiatan awal dalam bentuk

identifikasi masalah adalah pernyataan yang menghubungkan gagasan dengan ide

dengan tindakan. Sedangkan pada bagian Reconnaissance adalah pemahaman ten-

tang siklus kelas yang ingin diubah atau diperbaiki.

Hal demikian jika dibandingkan dengan bagan model PTK lainnya maka

terdapat beberapa perbedaan mendasar, akan tetapi tetap membentuk sebuah

kegiatan berulang (siklus)

Di dalam kenyataan  praktik di lapangan setiap pokok bahasan biasanya

tidak akan dapat diselesaikan dalam satu langkah, tetapi akan diselesaikan dalam

beberapa  hal tersebut  itulah  yang  menyebabkan John Elliot menyusun desain

penelitian tindakan kelas yang berbeda  secara  skematis  dengan  kedua  model

Page 16: Desain Penelitian Tindakan Kelas Susi

sebelumnya. Tahapan dari desain penelitian tindakan John Elliot dijelaskan seba-

gai berikut.

1. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk melihat

dan menemukan masalah-masalah apa aja yang terjadi disekolah. Lebih khusus-

nya lagi dalam proses pembelajaran di kelas. Identifikasi masalah ini sangat pent-

ing posisinya karena tahapan ini merupakan pondasi awal atau acuan awal

kegiatan penelitian kedepannya. Seorang peneliti yang baik tentunya akan bisa

melihat masalah-masalah apa aja yang patut untuk dipecahkan dengan segera dan

urgent bagi sekolah tersebut.

2. Penyelidikan

Penyelidikan dimaksudkan sebagai kegiatan untuk mengumpulkan infor-

masi tentang masalah yang ditemukan oleh seorang peneliti disekolah.

Berdasarkan hasil penyelidikan dapat dilakukan pemfokusan masalah yang kemu-

dian dirumuskan menjadi masalah penelitian. Berdasarkan rumusan masalah terse-

but maka dapat ditetapkan tujuan penelitian.

3. Rencana Umum

Rencana umum merupakan seperangkat rencana awal tentang kegiatan

yang akan dilakukan oleh seorang peneliti untuk menjawab masalah penelitian

yang ditemukan dikelas atau disekolah. Pada tahapan ini, seorang peneliti akan

memberikan perlakuan kepada sampel agar bisa terlihat perubahan prilaku sesuai

yang diharapkan oleh peneliti. Dalam model PTK dari John Elliot, terdapat beber-

apa langkah tindakan yang direncanakan oleh peneliti. Bagian inilah yang membe-

dakan model PTK John Elliot dengan model-model PTK yang lainnya.

4. Implementasi Langkah Tindakan 1

Page 17: Desain Penelitian Tindakan Kelas Susi

Pada tahap ini, seorang peneliti akan menerapkan atau melakukan per-

lakuan pada kelas sampel dengan tujuan meningkatkan, merubah atau memper-

baiki masalah-masalah penelitian yang ditemukan oleh peneliti dikelas. Tentunya

dalam tahap ini, seorang peneliti akan melakukan perlakuannya didasarkan pada

langkah-langkah tindakan yang direncanakan pada tahap rencana umum.

5. Memonitor Implementasi

Tahap ini bagi seorang peneliti akan melihat dan memantau hasil pembe-

rian perilaku pada kelas sampel. Peneliti akan mendata dan mencatat hasil-hasil

dari implementasi pada tahap selanjutnya. Apakah menunjukkan hasil pen-

ingkatan (positif) ataupun malah menunjukkan peningkatan yang sebaliknya

(negatif). Sudah benarkah atau belum implementasi yang diterapkan oleh peneliti.

6. Penyelidikan

Pada tahapan ini, peneliti akan berusaha untuk mengungkap dan menje-

laskan tentang kegagalan-kegagalan pengaruh. Faktor-faktor apa aja yang bisa

menyebabkan hal tersebut gagal. Tentunya seorang peneliti akan belajar dari

kegagalan dan ketidakberhasilan implementasi pada tahapan sebelumnya.

7. Merevisi Ide Umum

Pada tahap ini, peneliti berbekal dari data-data yang sudah didapat pada

tahap-tahap sebelumnya akan kembali membuat rencana penelitian. Tentunya

tahapan ini hanya akan dilakukan jika implementasi telah mengalami kegagalan

dan tidak memenuhi harapan serta tujuan penelitian dari peneliti. Makanya diang-

gap perlu untuk melakukan siklus kedua yang diawali dengan merevisi rencana

awal.

Page 18: Desain Penelitian Tindakan Kelas Susi

Gambar 3. Rancangan Penelitian Tindakan Model John Elliot

(versi revisi model Lewin)

Page 19: Desain Penelitian Tindakan Kelas Susi

Contoh aplikasinya :

Penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembejaran Inkuiri

Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Keterampilan Generik Sains

Siswa Dalam Pelajaran Fisika Kelas X di SMAN 1 Kedondong Tahun Pelajaran

2012/2013.” Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat memperbaiki masalah-masalah

yang sedang dialami oleh siswa di dalam kelas. Untuk itu diupayakan untuk

mewujudkan perbaikan tersebut dengan cara proses pengkajian berdaur. Proses

pengkajian tersebut ada empat tahap yaitu : 1) perencanaan, 2) tindakan, 3)

pengamatan dan 4) refleksi. Berikut disajikan proses tindakan kelas :

Penelitian tindakan ini difokuskan pada model pembelajaran Inkuiri

terbimbing untuk meningkatkan hasil belajar dan keterampilan generik sains

siswa dalam pembelajaran Fisika khususnya pada materi Suhu dan Kalor. Dalam

kegiatan penelitian ini peneliti didampingi oleh guru mitra yang turut menilai

Page 20: Desain Penelitian Tindakan Kelas Susi

perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang menerapkan model

pembelajaran inkuiri terbimbing.

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X. 1 dan X.3 SMA Negeri 1

Kedondong yang beralamat di Jalan Tritura No.8 Desa Kedondong Kecamatan

Kedondong Kabupaten Pesawaran pada semester genap Tahun Pelajaran 2012-

2013.

Rancangan Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan tahapan siklus dan

dalam setiap siklus terdiri dari empat tahapan kegiatan, yaitu perencanaan,

pelaksanaan, observasi dan analisis dan refleksi. Perubahan perencanaan dari

siklus ke siklus berikutnya tergantung dari hasil refleksi pada setiap siklusnya.

a. Perencanaan tindakan

Tahap perencanaan pada penelitian ini memuat kegiatan yang sangat

terperinci dari persiapan perangkat bahan ajar, media pembelajaran, dan berbagai

instrumen penilaian dirancang pada tahap ini. Kegiatan perencanaan dalam

penelitian tindakan dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing

adalah sebagai berikut :

1. Menyusun jadwal kegiatan penelitian

2. Membuat Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai

dengan sintak pembelajaran model pembelajaran Inkuiri Terbimbing.

3. Membuat instrumen penilaian perencanaan kegiatan pembelajaran

4. Membuat tes formatif untuk mengukur kognitif siswa

5. Membuat instrumen penilaian efektif dan psikomotor siswa

6. Membuat instrumen penilaian aktivitas guru

7. Membuat instrumen penilaian keterampilan berpikir kritis siswa.

Page 21: Desain Penelitian Tindakan Kelas Susi

8. Menentukan peringkat akademik siswa berdasarkan data hasil observasi

awal yang nantinya akan digunakan sebagai pedoman pembagian

kelompok

9. Menyiapkan sumber belajar.

b. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang dilakukan pada tindakan ini adalah melaksanakan

pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah ditentukan, yaitu

sesuai dengan sintak pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Langkah-langkah yang

dilakukan pada model pembelajaran Inkuiri Terbimbing adala sebagai berikut :

1. Kegiatan pendahuluan

Pada kegiatan awal ini guru memberikan pengertian tentang model

pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran ini, hal ini bertujuan

untuk mengarahkan siswa agar mampu beradaptasi dengan model pembelajaran

yang dianggap baru. Selain itu guru juga memberikan motivasi kepada siswa

untuk menumbuhkan semangat belajar dalam diri siswa. Kegiatan selanjutnya

adalah apersepsi. Dalam kegiatan ini guru memberikan prior knowledge atau tes

kemampuan awal, untuk mengetahui kemampuan awal atau pengetahuan umum

siswa tentang materi yang aka diajarkan. Setelah memberikan tes kemampuan

awalguru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok. Pembagian kelompok

didasarkan karakteristik umum siswa sehingga satu kelompok siswa memiliki

karakteristik heterogen.

2. Kegiatan Inti

Kegiatan pembelajaran yang ditempuh merupakan adaptasi dari model

pembelajaran inkuiri terbimbing menurut Sund dan Trowbridge dengan langkah

tahap-tahap sebagai berikut :

a. Merancang eksperimen

Page 22: Desain Penelitian Tindakan Kelas Susi

Dalam kegiatan merancang eksperimen, guru membimbing siswa untuk

merangkai gambar rancangan percobaan secara berkelompok, selanjutnya guru

membimbing siswa untuk menentukan langkah-langkah percobaan yang akan

dilakukan secara sistematais.

b. Merumuskan hipotesis

Sebelum melakukan eksperimen dan setelah memberikan rumusan

masalah, guru membimbing siswa untuk merumuskan hipotesis untuk menjawab

pertanyaan pada rumusan masalah yang telah diberikan sebelumnya.

c. Menentukan sebab akibat

Pada kegiatan menentukan sebab akibat siswa dibimbing untuk

menemukan pola hubungan terhadap suatu tindakan. Yang kemudian dijabarkan

menjadi suatu pembahasan atas percobaan yang telah dilakukan.

d. Menginterpretasikan data

Tahap menginterpretasi data merupakan tahap mencatat data hasil

percobaan. Guru membimbing siswa untuk menginterpretasi data dan dituliskan

dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sudah dibagikan sebelumnya.

e. Menentukan peranan diskusi dan kesimpulan dalam merencanakan

penelitian

Pada tahap pelaksanaan diskusi guru br=ertindak sebagai pemerhati

keaktivan siswa dalam berdiskusi, mencatat hal-hal yang menyimpang dalam

diskusi dan selanjutnya mengkonfirmasi setelah diskusi berakhir. Di akhir

kegiatan pembelajaran guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi yang telah

diajarkan.

f. Mengenal kesalahan eksperimental yang mungkin dapat

dikurangi/diperkecil

Page 23: Desain Penelitian Tindakan Kelas Susi

Tahap mengenalkan siswa pada kesalahan eksperimental dilakukan pada

tahap konfirmasi. Guru menjelaskan pada siswa dalam percobaan terdapat

kesalahan eksperimental dan memberikan penjelasan tentang hal-hal yang harus

dilakukan untuk mengurangi dan memperkecil kesalahan eksperimen tersebut.

3. Kegiatan Penutup

Setelah semua tahapan dalam kegiatan pembelajaran Inkuiri terbimbing

telah ditempuh, maka diadakan tes formatif yang bertujuan untuk mengukur

kognitif produk siswa.

c. Observasi dan Evaluasi

Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan

menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Observasi ini dilakukan

untuk mengamati aktivitas siswa dan guru pada saat pembelajaran berlangsung.

Pada saat evaluasi terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan model

pembelajaran inkuiri terbimbing aspek yang dievaluasi adalah rancangan

pelaksanaan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran inkuiri terbimbing, hasil belajar fisika siswa yang mencakup ketiga

ranah penilaian yaitu kognitif, afektif dan psikomotor, serta keterampilan berpikir

kritis siswa. Dalam evaluasi ini didapatkan dengan cara :

1. Perencanaan kegiatan pembelajaran didapatkan dari instrumen APKG 1

dinilai oleh guru mitra atau pengamat, sebelum pembelajaran

pembelajaran berlangsung.

2. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

inkuiri terbimbing di dapatkan dari instrumen APKG 2 yang dinilai oleh

guru mitra selama pelajaran berlangsung.

3. Nilai kognitif siswa dibagi menjadi 2 bagian yaitu kognitif proses dan

kognitif produk. Kognitif proses didapat dari instrumen penilaian kognitif

proses yang dinilai oleh guru selama pembelajaran berlangsung.

Page 24: Desain Penelitian Tindakan Kelas Susi

Sedangkan penilaian kognitif produk didapat dari tes formatif berupa

Lembar penilaian yang diberikan pada akhir siklus pembelajaran.

4. Nilai afektif siswa didapat dari lembaran observasi penilaian afektif yang

dilakukan oleh guru mitra/observer saat proses pembelajaran

berlangsung.

5. Nilai psikomotor siswa didapat dari lembar observasi penilaian

psikomotor yang dilakukan oleh guru mitra/observer saat proses

pembelajaran berlangsung.

6. Keterampilan berpikir kritis siswa didapat dari lembar observasi

penilaian keterampilan berpikir kritis yang diimplementasikan dalam

bentuk soal untuk mengukur nilai kognitif produk siswa. Alasan

penggunaan soal yang sama dalam penelitian ini dikarenakan

keterampilan berpikir kritis termasuk dalam ranah kognitif, hanya saja

keterampilan berpikir kritis memiliki tingkatan berpikir pada level yang

tinggi yaitu nilai minimal C4. Penilaian keterampilan berpikir kritis siswa

dilakukan oleh peneliti setelah pembelajaran berlangsung.

Kegiatan observasi dalam penelitian ini tidak hanya dilakukan oleh

peneliti. Dalam pelaksanaan penelitian, kegiatan observasi penilaian aktivitas

guru, perencanaan pelaksanaan kegiatan pembelajaran, afektif dan psikomotor

siswa dibantu oleh guru mitra yang sudah berpengalaman dan paham tentang

kajian yang akan diteliti.beberapa prinsip dalam melaksanakan observasi

(Hernawati, 2011 : 64) adalah sebagai berikut :

1. Adanya perencanaan antara guru dan pengamat.

2. Fokus observasi ditetapkan bersama.

3. Guru dan pengamat menetapkan kriteria bersama.

4. Pengamat memiliki keterampilan mengamati.

5. Balikan hasil diberikan dengan segera.

Page 25: Desain Penelitian Tindakan Kelas Susi

Beberapa keterampilan yang harus dimiliki pengamat (Hernawati, 2011 :

64) adalah sebagai berikut :

1. Menghindari kecenderungan untuk membuat penafsiran.

2. Adanya keterlibatan keterampilan antar pribadi.

3. Merencanakan aktivitas siswa.

4. Umpan balik tidak lebih dari 24 jam.

5. Catatan harus diteliti dan sistematis.

Berdasarkan kutipan menurut Hernawati di atas, maka peneliti dan guru

mitra yang bertindak sebagai pengamat sebaiknya berpatokan pada keterampilan

yang harus dimiliki oleh seorang pengamat dan mampu memperhatikan serta

melaksanakan prinsip-prinsip yang digunakan dalam kegiatan pengamatan agar

hasil observasi yang dilakukan dalam kegiatan ini dapat berlangsung secara

optimal.

d. Analisis dan Refleksi

Langkah-langkah yang akan dilakukan pada tahap ini yaitu :

1. Mengidentifikasi temuan-temuan, terutama temuan yang menjadi

kendala atau masalah dalam tahap pelaksanaan tindakan.

2. Menyusun rencana tindakan untuk mengatasi masalah yang ditemukan

tersebut untuk dilaksanakan dalam siklus berikutnya.

Data hasil penilaian rncana pelaksanaan pembelajaran, kegiatan

pembelajaran (aktvitas guru), afektif, dan keterampilan berpikir kritis dihitung

secara kualitatif. Semakin besar nilai dari rencana pelaksanaan pembelajaran,

kegiatan pembelajaran (aktivitas guru), afektif siswa, dan keterampilan berpikir

kritis siswa semakin membaik. Data hasil belajar kogitif yang didapat dari tes

formatif dan psikomotor akan dianalisis secara kuantitatif dengan menghitung

Page 26: Desain Penelitian Tindakan Kelas Susi

persenntase siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar, yaitu memperoleh

skor 65 atau lebih, dari skor maksimum 100.

Refleksi dilaksanakan dengan menganalisis hasil evaluasi pada siklus satu

dan langkah-langkah perbaikan penyempurnaan yaitu akan berupa

penyempurnaan RPP, instrumen penilaian, tes formatif, serta perbaikan

pelaksanaan tindakan pada proses pembelajaran dan bimbingan guru untuk siklus

kedua yang akan dijadikan sebagai dasar perbaikan atau penyempurnaan tindakan

selanjutnya.

4. Model Hopkins

Menurut Hopkins (1993 ; 88-89), prosedur penelitian tindakan kelas

dilakukan dalam tiga siklus atau lebih, di mana setiap siklusnya terdiri atas

beberapa kali tindakan. Hal ini sesuai dengan kriteria keberhasilan penelitian yang

telah ditetapkan. Diagram yang dikembangkan oleh Hopkins divisualisasikan

dalam gambar berikut :

Gambar 5. Desain Penelitian Tindakan Hopkins

Page 27: Desain Penelitian Tindakan Kelas Susi

Contoh aplikasinya :

Penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembejaran Kooperatif Tipe

Think Pair Share Dengan Metode Praktikum Dalam Pembelajaran Ipa Fisika

Kelas VIII B di SMPN 7 Jember Tahun Pelajaran 2012/2013.” Jenis penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Desain penelitian yang digunakan adalah model siklus Hopkins. Dalam penelitian

ini, peneliti akan berpartisipasi secara aktif dan terlibat langsung dalam proses

penelitian serta memberikan kerangka kerja secara teratur dan sistematis tentang

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dengan metode

praktikum pada pembelajaran fisika.

Kegiatan prasiklus dilakukan sebelum pelaksanaan siklus. Kegiatan pra

siklus ini dilakukan dengan tujuan verifikasi masalah belajar siswa di kelas VIII

B. Dalam hal ini peneliti melakukan observasi proses pembelajaran di kelas yang

dilaksanakan oleh guru bidang studi fisika, yaitu dengan mencatat aktivitas belajar

siswa, serta mencatat metode guru yang dipakai pada proses pembelajaran. Selain

hal tersebut peneliti juga melakukan wawancara dengan guru bidang studi fisika

dengan tujuan untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar fisika.

Siklus I

Pelaksanaan penelitian ini menggunakan model siklus Hopkins adalah

penelitian tindakan kelas yang berbentuk spiral dan terdiri dari empat fase yaitu

perencanaan, tindakan, observasi, refleksi. Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari 4

x 40 menit (2 pertemuan). Secara rinci siklus penelitian dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dengan metode praktikum

sebagai berikut :

1. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut :

Page 28: Desain Penelitian Tindakan Kelas Susi

a. Menyusun perangkap pembelajaran berupa rencana pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tipe think

pair share dengan metode praktikum.

b. Menyusun daftar kelompok siswa secara heterogen berdasarkan

tingkat akademis maupun jenis kelamin.

c. Mempersiapkan instrumen penelitian meliputi : lembar observasi

terhadap siswa dan guru, dokumentasi kegiatan belajar mengajar, LKS

untuk kegiatan praktikum, alat evaluasi (soal post test 1) beserta kunci

jawabannya.

2. Tindakan

Pada tahap tindakan ini langkah-langkah yang dilakukan sesuai dengan

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dengan metode

praktikum yaitu sebagai berikut :

a. Pendahuluan

Tahap pendahuluan ini hal yang dilakukan guru adalah menjelaskan

kepada siswa tentang pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) dengan

metode praktikum selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta

memberikan apersepsi dan motivasi.

b. Kegiatan inti

Fase 1 : think (berpikir)

Guru memberikan sebuah permasalahan berupa pertanyaan tentang materi

yang akan di pelajari kepada siswa untuk dipikirkan secara individu dengan

bantuan LKS.

Fase 2 : pair (berpasangan)

1. Guru meminta siswa untuk bergabung dengan pasangan yang telah

ditentukan untuk mendiskusikan jawaban dari masing-masing individu.

2. Guru membimbing siswa melakukan praktikum sesuai LKS, yaitu :

Page 29: Desain Penelitian Tindakan Kelas Susi

a. Menyiapkan alat dan bahan

b. Melakukan percobaan

c. Mencatat hasil percobaan

d. Diskusi kelompok untuk mengerjakan LKS

Fase 3 : share (berbagi)

1. Guru meminta salah satu perwakilan setiap kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusinya berdasarkan kelompok ke depan

kelas

2. Guru membimbing siswa dalam kegiatan diskusi kelas.

c. Kegiatan Penutup

1. Guru memberikan penguatan pada hasil diskusi kelas.

2. Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan hasil

pembelajaran.

3. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan bersama-sama dengan pelaksanaan tindakan.

Dalam kegiatan observasi ini peneliti dibantu oleh guru bidang studi dan 3

observer yang telah diperkenalkan pembelajaran kooperatif tipe think pair share

dengan metode praktikum untuk melakukan observasi di kelas. Observasi

dilakukan dengan mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses

pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah

disediakan.

4. Refleksi

Merupakan upaya untuk mengkaji semua hal yang terjadi, yang telah

dihasilkan maupun yang belum tercapai pada tahap observasi dan evaluasi.

Kegiatan refleksi ini dilakukan berdasarkan analisis post-test, hasil observasi dan

pekerjaan siswa pada lembar kerja. Hasil dari kegiatan refleksi dijadikan dasar

untuk merencanakan tindakan selanjutnya yaitu untuk menentukan perlu tidaknya

dilakukan siklus selanjutnya.

Page 30: Desain Penelitian Tindakan Kelas Susi

Siklus II

Siklus 2 dilakukan apabila hasil yang diperoleh pada siklus 1 tidak

memenuhi target yang diinginkan. Pelaksanaan siklus didahului dengan perbaikan

berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh pada siklus 1. Pelaksanaan siklus 2 tidak

jauh berbeda dengan siklus 1, tetap meliputi empat tahapan yaitu perencanaan,

tindakan, observasi, dan refleksi.