tugas fatimah syakirah
Post on 27-Dec-2015
52 Views
Preview:
TRANSCRIPT
TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN GIGI DAN MULUT
Oleh:
Fatimah Syakirah 04124705041
Pembimbing:
drg. Billy Sujatmiko, Sp.KG
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN GIGI DAN MULUT
RUMAH SAKIT MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014
1. Jelaskan karies dengan kedalaman D1-D6!
Klasifikasi karies menurut ICDAS:
D1 terlihat lesi putih pada permukaan gigi saat kering
D2 terlihat lesi putih pada permukaan gigi saat basah
D3 karies mencapai email
D4 karies hampir menyerang dentin
D5 karies menyerang dentin
D6 karies menyerang pulpa
2. Apa yang dimaksud dengan white spot lesion?
White spot merupakan bercak putih pada permukaan licin gigi dengan permukaan
email yang masih utuh. White spot merupakan proses awal terjadinya lubang gigi
yang timbul akibat pelepasan kalsium dan fosfat email gigi (demineralisasi). White
spot lesion lebih putih dari gigi sekitarnya, namun belum terbentuk lubang gigi atau
kavitas. Biasanya white spot terlihat di bagian gigi yang dekat dengan gusi (umumnya
pada 1/3 cervical gigi anterior rahang atas). Pada keadaan ini sudah terjadi kehilangan
mineral-mineral elemen gigi yang bila didiamkan akan menjadi lubang (kavitas),
namun proses ini bisa dihentikan dengan pembersihan yang tepat dan penghentian
faktor-faktor penyebabnya.
3. Bagaimana proses terjadinya karies?
Karies gigi adalah penyakit infeksi dan merupakan suatu proses demineralisasi
yang progresif pada jaringan keras permukaan gigi oleh asam organis yang berasal
dari makanan yang mengandung gula. Karies gigi merupakan penyakit yang paling
banyak dijumpai di rongga mulut bersama-sama dengan penyakit periodontal,
sehingga merupakan masalah utama kesehatan gigi dan mulut.
Mekanisme terjadinya karies gigi dimulai dengan adanya plak di permukaan gigi.
Sukrosa (gula) dari sisa makanan dan bakteri berproses menempel pada waktu
tertentu berubah menjadi asam laktat yang akan menurunkan pH mulut menjadi kritis
(5,5). Hal ini menyebabkan demineralisasi email berlanjut menjadi karies gigi.
Penurunan pH yang berulang-ulang dalam waktu tertentu akan mengakibatkan
demineralisasi permukaan gigi yang rentan dan proses karies pun dimulai dari
permukaan gigi (pits, fissur dan daerah interproksimal) meluas ke arah pulpa.
Faktor Etiologi Karies
Banyak faktor yang dapat menimbulkan karies gigi pada anak, diantaranya adalah
faktor di dalam mulut yang berhubungan langsung dengan proses terjadinya karies
gigi. Faktor utama yang menyebabkan terjadinya karies gigi adalah host (gigi dan
saliva), substrat (makanan), mikroorganisme penyebab karies dan waktu. Karies gigi
hanya akan terbentuk apabila terjadi interaksi antara keempat faktor berikut.
a. Host (gigi dan saliva)
Komposisi gigi sulung terdiri dari email di luar dan dentin di dalam. Permukaan
email terluar lebih tahan karies dibanding lapisan di bawahnya, karena lebih keras dan
lebih padat. Struktur email sangat menentukan dalam proses terjadinya karies.Variasi
morfologi gigi juga mempengaruhi resistensi gigi terhadap karies. Diketahui adanya
pit dan fisur pada gigi yang merupakan daerah gigi yang sangat rentan terhadap karies
oleh karena sisa-sisa makanan maupun bakteri akan mudah tertumpuk disini.
Saliva merupakan sistem pertahanan utama terhadap karies. Saliva disekresi oleh
tiga kelenjar utama saliva yaitu glandula parotida, glandula submandibularis, dan
glandula sublingualis, serta beberapa kelenjar saliva kecil. Sekresi saliva akan
membasahi gigi dan mukosa mulut sehingga gigi dan mukosa tidak menjadi kering.
Saliva membersihkan rongga mulut dari debris-debris makanan sehingga bakteri
tidak dapat turnbuh dan berkembang biak. Mineral-mineral di dalam saliva
membantu proses remineralisasi email gigi. Enzim-enzim mucine, zidine, dan
lysozyme yang terdapat dalam saliva mempunyai sifat bakteriostatis yang dapat
membuat bakteri mulut menjadi tidak berbahaya.
Selain itu, saliva mempunyai efek bufer yaitu saliva cenderung mengurangi
keasaman plak yang disebabkan oleh gula dan dapat mempertahankan pH supaya
tetap konstan yaitu pH 6-7. Aliran saliva yang baik akan cenderung membersihkan
mulut termasuk melarutkan gula serta mengurangi potensi kelengketan makanan.
Dengan kata lain, sebagai pelarut dan pelumas.1
b. Substrat atau diet
Substrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan plak karena membantu
perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme yang ada pada permukaan email.
Selain itu, dapat mempengaruhi metabolisme bakteri dalam plak dengan menyediakan
bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi asam serta bahan yang aktif yang
menyebabkan timbulnya karies. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang
banyak mengkonsumsi karbohidrat terutama sukrosa cenderung mengalami kerusakan
pada gigi, sebaliknya pada orang dengan diet yang banyak mengandung lemak dan
protein hanya sedikit atau sama sekali tidak mempunyai karies gigi. Hal ini penting
untuk menunjukkan bahwa karbohidrat memegang peranan penting dalam terjadinya
karies.
c. Mikroorganisme
Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya karies. Plak
adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang
berkembang biak di atas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada
permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Komposisi mikroorganisme dalam plak
berbeda-beda. Pada awal pembentukan plak, bakteri yang paling banyak dijumpai
adalah Streptokokus mutans, Streptokokus sanguis, Streptokokus mitis dan
Stretokokus salivarius serta beberapa strain lainnya. Selain itu, dijumpai juga
Lactobacillus dan beberapa spesies Actinomyces. Mikroorganisme menempel di gigi
bersama plak sehingga plak terdiri dari mikroorganisme (70 %) dan bahan antar sel
(30 %). Plak akan terbentuk apabila adanya karbohidrat, sedangkan karies akan
terbentuk apabila terdapat plak dan karbohidrat.
d. Waktu
Waktu adalah kecepatan terbentuknya karies serta lama dan frekuensi substrat
menempel di permukaan gigi. Secara umum, lamanya waktu yang dibutuhkan karies
untuk berkembang menjadi suatu kavitas cukup bervariasi, diperkirakan 6-48 bulan.
Patogenesis karies:
1. Terbentuknya plakplak terbentuk apabila debris-debris sisa makanan tidak
dibersihkan dehingga bercampur dengan bakteri. Akumulasi plak akan
meningkatkan fermentasi karbohidrat oleh bakteri asidogenik sehingga pH
permukaan gigi turun dengan cepat.
2. White spotenamel terbentuk dari kristal hidroksiapatit (HA), apabila pH rongga
mulut turun di bawah 5,5, Kristal ini akan bersifat eaktif terhadap ion H+.
sehingga, H+ akan bereaksi dengan PO43- yang pada akhirnya menyebabkan
larutnya kristal HA yang disebut demineralisasi. Namun, proses demineralisasi
akan diimbangi oleh proses remineralisasi. Apabila proses demineralisasi dan
remineralisasi tidak seimbang, dapat terbentuk lubang yang tidak kasat mata,
berupa white spot yang merupakan lesi awal dari karies gigi.
3. Karies enamelproses demineralisasi terus berlangsung sehingga terjadi lesi yang
visible pada permukaan enamel.
4. Karies dentinkaries sudah terjadi pada seluruh lapisan enamel dan mulai
memasuki dentin.
5. Karies pulpakaries mencapai pulpa.
6. Nekrosis pulpajaringan saraf, pembuluh darah, dll, yang terdapat pada pulpa
sudah mengalami nekrosis dan tidak dapat berfungsi lagi.
4. Apa yang dimaksud dengan:
a. Karies email
Merupakan karies dini yang mengenai email gigi. Akibat dari demineralisasi
lanjutan dari email gigi. Terlihat daerah gelap pada permukaan email.
b. Karies dentin
Merupakan perluasan karies email ke daerah dentin. Terlihat mahkota sedikit
keabu-abuan, kavitas coklat muda, sondase menembus email dan mencapai
dentin.
c. Iritasi pulpa
Merupakan suatu keadaan dimana lapisan email gigi mengalami kerusakan
sampai batas dentino enamel junction. Pada tahap ini pasien kadang merasakan
ngilu bila makan/ minum dingin.
d. Hiperemia pulpa
Merupakan lanjutan dari iritasi pulpa. Hiperemia pulpa adalah suatu keadaan
dimana lapisan dentin mengalami kerusakan, ditandai dengan adanya rasa sakit
pendek pada rangsang.
e. Pulpitis reversibel
Merupakan inflamasi ringan pada pulpa yang apabila penyebabnya dihilangkan
biasanya keluhan hilang dan kembali normal.
f. Pulpitis irreversibel
Inflamasi lanjut dari pulpa yang tidak bisa dihilangkan meskipun penyebab
dihilangkan. Biasanya terasa nyeri terus menerus, nyeri berlanjut ketika rangsang
dihilangkan, nyeri menyerbar, dan nyeri sulit ditentukan lokasinya.
g. Nekrosis pulpa
Matinya pulpa sebagian/seluruhnya. Biasanya tidak terasa nyeri, terjadi
perubahan warna gigi, dan tampak karies yang besar.
h. Periodontitis
Kelainan jaringan periodontal yang disebabkan karena nekrosis gigi, bisa juga
karena radang gingiva yang disebabkan oleh kalkulus. Biasanya terjadi nyeri
terus menerus dan nyeri bila disentuh.
5. Jelaskan kategori pregnancy serta analgetik dan antibiotik untuk wanita hamil!
6. Apa saja obat sariawan?
Ada jenis obat berbentuk salep dengan kandungan kortikosteroid yang dioleskan
pada luka sariawan. Ada juga obat tetes yang digunakan untuk meredakan sariawan
ini dengan gentian violet, perak nitrat, atau obat kumur yang dapat membantu
mengurangi rasa sakit pada penderita sariawan. Dan juga pemberian vitamin C atau
zat besi dalam dosis tinggi pada penderita sariawan yang kekurangan zat-zat tersebut
sering dapat menolong. Untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan vitamin, akan lebih
baik bila diperoleh dari sayuran dan buah-buahan yang merupakan vitamin natural.
Mengonsumsi vitamin natural lebih efektif dibandingkan dengan mengonsumsi
suplemen. Bila dikonsumsi berlebihan tidak akan merusak tubuh, karena
kelebihannya akan dikeluarkan oleh tubuh. Selain itu juga lebih mudah diserap oleh
tubuh. Pada penderita sariawan kambuhan yang disertai kecemasan obat (faktor
psikologis), pemberian obat dapat disertai dengan obat anticemas untuk mengatasi
masalah psikologisnya. Dan jika sariawan sudah terlalu parah, bisa digunakan
antibiotika dan obat penurun panas (bila sudah kronis disertai dengan demam).
Aloclair
Deskripsi
Aloclair adalah obat untuk membantu mengurangi rasa sakit akibat sariawan
sekaligus mencegah keparahan sariawan lebih lanjut. Aloclair membantu meredakan
rasa nyeri yang disebabkan oleh iritasi pada mulut seperti sariawan, luka tergigit, dll.
Aloclair dapat membentuk lapisan pelindung di atas luka yang terjadi di mukosa
rongga mulut dan melindungi ujung saraf yang terkena.
Aloclair tidak mengandung alkohol, sehingga tidak membuat sensasi menyengat
saat diteteskan dan dapat mengurangi rasa sakit pada luka di mukosa rongga mulut
dalam hitungan menit dan berlangsung hingga 6 jam.
Cocok untuk digunakan pada orang dewasa, anak-anak dan bayi. Aloclair aman
jika tertelan dan memiliki rasa manis yang sangat ringan. Aloclair tidak bereaksi
dengan obat lain, sehingga aman jika digunakan bersamaan dengan obat lain.
Komposisi
Aqua, polyvinylpyrrolidone (PVP), maltodextrin, propylene glycol, PEG-40
hydrogenated castor oil, xanthan gum, potassium sorbate, sodium benzoate, aroma,
disodium edetate, benzalkonium chloride, sodium hyaluronate, saccharin sodium,
glycyrrhetinic acid, ekstrak aloe vera.
Indikasi
Aloclair meredakan rasa nyeri yang disebabkan oleh iritasi pada mulut, seperti
Sariawan (stomatis aphthosa), luka karena trauma (lesi traumatik) yang disebabkan
oleh kawat gigi dan gigi tiruan yang tidak sesuai.
Kontraindikasi
Pasien yang hipersensitif terhadap obat ini.
Petunjuk penggunaan
Teteskan 1 atau 2 tetes Aloclair pada sariawan atau luka pada mukosa rongga
mulut. Diamkan beberapa menit (jangan disentuh dengan lidah, jangan makan atau
minum dulu). Dapat digunakan 3-4 kali sehari atau sesuai kebutuhan.
7. Bagaimana persarafan pada rahang dan gigi?
Nervus sensori pada rahang dan gigi berasal dari cabang nervus cranial ke-V atau
nervus trigeminal pada maksila dan mandibula. Persarafan pada daerah orofacial, selain
saraf trigeminal meliputi saraf cranial lainnya, seperti saraf cranial ke-VII, ke-XI, ke-XII.
NERVUS MAKSILA
Cabang maksila nervus trigeminus mempersarafi gigi-gigi pada maksila, palatum, dan
gingiva di maksila. Selanjutnya cabang maksila nervus trigeminus ini akan bercabang lagi
menjadi nervus alveolaris superior. Nervus alveolaris superior ini kemudian akan
bercabang lagi menjadi tiga, yaitu nervus alveolaris superior anterior, nervus alveolaris
superior medii, dan nervus alveolaris superior posterior. Nervus alveolaris superior
anterior mempersarafi gingiva dan gigi anterior, nervus alveolaris superior medii
mempersarafi gingiva dan gigi premolar serta gigi molar I bagian medial, nervus
alveolaris superior posterior mempersarafi gingiva dan gigi molar I bagian distal serta
molar II dan molar III.
NERVUS MANDIBULA
Cabang awal yang menuju ke mandibula adalah nervus alveolar inferior. Nervus
alveolaris inferior terus berjalan melalui rongga pada mandibula di bawah akar gigi molar
sampai ke tingkat foramen mental. Cabang pada gigi ini tidaklah merupakan sebuah
cabang besar, tapi merupakan dua atau tiga cabang yang lebih besar yang
membentuk plexus dimana cabang pada inferior ini memasuki tiap akar gigi.
Selain cabang tersebut, ada juga cabang lain yang berkonstribusi pada persarafan
mandibula. Nervus buccal, meskipun distribusi utamanya pada mukosa pipi, saraf ini
juga memiliki cabang yang biasanya di distribusikan ke area kecil pada gingiva buccal di
area molar pertama. Namun, dalam beberapa kasus, distribusi ini memanjang dari caninus
sampai ke molar ketiga. Nervus lingualis, karena terletak di dasar mulut, dan memiliki
cabang mukosa pada beberapa area mukosa lidah dan gingiva. Nervus mylohyoid,
terkadang dapat melanjutkan perjalanannya pada permukaan bawah otot mylohyoid dan
memasuki mandibula melalui foramen kecila pada kedua sisi midline. Pada beberapa
individu, nervus ini berkontribusi pada persarafan dari insisivus sentral dan ligament
periodontal.
Secara ringkas :
Serabut saraf yang terapat pada gigi baik rahang atas dan rahang bawah juga pada mata
terhubung melalui saraf trigeminus ( nervus V/ganglion gasseri).
N.V1 Cabang Opthalmicus
N.V2 Cabang Maxillaris
N.V3 Cabang Mandibula
Cabang maxillaris (rahang atas) dan mandibularis (rahang bawah) penting pada
kedokteran gigi.
Cabang maxillaris memberikan inervasi sensorik ke gigi maxillaris, palatum, dan
gingiva.
Cabang mandibularis memberikan persarafan sensorik ke gigi mandibularis, lidah,
dan gingiva. Variasi nervus yang memberikan persarafan ke gigi diteruskan ke
alveolaris, ke soket di mana gigi tersebut berasal.
Nervus alveolaris superior ke gigi maxillaris berasal dari cabang maxillaris nervus
trigeminus. Nervus alveolaris inferior ke gigi mandibularis berasal dari cabang
mandibularis nervus trigeminus.
CABANG MAXILLARIS MEMPERSARAFI :
PALATUM
Membentuk atap mulut dan lantai cavum nasi.
Terdiri dari :
Palatum durum (langit keras)
Palatum mole (langit lunak)
PALATUM DURUM
Terdapat tiga foramen:
– foramen incisivum pada bidang median ke arah anterior
– foramina palatina major di bagian posterior dan
– foramina palatina minor ke arah posterior
Bagian depan palatum: N. Nasopalatinus (keluar dari foramen incisivum),
mempersarafi gigi anterior rahang atas. Bagian belakang palatum: N. Palatinus Majus
(keluar dari foramen palatina mayor), mempersarafi gigi premolar dan molar rahang atas.
PALATUM MOLAE
N. Palatinus Minus (keluardari foramen palatina minus), mempersarafi seluruh
palatina mole.
PERSARAFAN DENTIS DAN GINGIVA RAHANG ATAS
Permukaan labia dan buccal : N. alveolaris superior posterior, medius dan anterior
Nervus alveolaris superior anterior, mempersarfi gingiva dan gigi anterior
Nervus alveolaris superior media, mempersarafi gingiva dan gigi premolar dan
molar I bagian mesial
Nervus alveolaris superior posterior, mempersarafi gingiva dan gigi molar I bagian
distal, molar II dan molar III
Permukaan palatal : N. palatinus major dan nasopalatinus
Bagian depan palatum: N. Nasopalatinus (keluar dari foramen incisivum),
mempersarafi gingiva dan gigi anterior rahang atas
Bagian belakang palatum: N. Palatinus Majus (keluar dari foramen palatina mayor),
mempersarafi gingiva dan gigi premolar dan molar rahang atas.
CABANG MANDIBULARIS :
PERSARAFAN DENTIS
Dipersyarafi oleh Nervus Alveolaris Inferior, mempersarafi gigi anterior dan posterior
gigi rahang bawah
PERSARAFAN GINGIVA
Permukaan labia dan buccal :
N. Buccalis, mempersarafi bagian buccal gigi posterior rahang bawah
N. Mentalis, merupakan N.Alveolaris Inferior yang keluar dari foramen Mentale
Permukaan lingual :
N. Lingualis, mempersarafi 2/3 anterior lidah, gingiva dan gigi anterior dan posterior
rahang bawah
top related