titrasi argentometri2012b
Post on 19-May-2017
402 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Pengertian
Metoda untuk menetapkan kadar halogenida dan senyawa-senyawa lain yang membentuk endapan dengan perak nitrat (AgNO3) pada suasana tertentu
Disebut juga dengan Metoda Pengendapan
Contoh Reaksi:AgNO3 + Cl- AgCl + NO3
-
Sebagai indikator: kalium kromat (K2CrO4) membentuk warna merah dengan adanya kelebihan ion Ag+
Senyawa lain : beberapa senyawa pseudo
halogen (senyawa yang sifatnya mirip halogen) seperti : SCN dan juga dapat digunakan untuk menentukan merkaptan (thioalkohol), asam lemak, dan beberapa anion divalent seperti ion fosfat PO43- dan ion arsenat AsO43-.
Metoda-metoda dalam titrasi argentometeri
1. Metoda Mohr2. Metoda Volhard3. Metoda K.Fajans4. Metoda Leibig
Metoda Mohr Digunakan untuk menetapkan kadar klorida dan
bromida dalam suasana netral dengan larutan baku perak nitrat
Sebagai indikator larutan kalium kromat Pada permulaan titrasi akan terjadi endapan perak
klorida dan setelah titik ekivalen tercapai,maka penambahan sedikit perak nitrat akan bereaksi dengan kromat dengan membentuk endapan perak kromat yang berwarna merah
ReaksiAg+ + Cl- AgCl
Ag+ + CrO4- AgCrO4
Lanjutan…
Cara membuat larutan netral dari larutan yang asam adalah dengan menambahkan CaCO3 atau NaHCO3 secara berlebihan
Untuk larutan yang alkalis, diasamkan dulu dengan asam asetat kemudian ditambah sedikit berlebihan CaCO3
Konsentrasi ion klorida dalam suatu larutan dapat ditentukan dengan cara titrasi dengan larutan standart perak nitrat. Endapan putih perak klorida akan terbentuk selama proses titrasi berlangsung dan digunakan indicator larutan kalium kromat encer. Setelah semua ion klorida mengendap maka kelebihan ion Ag+ pada saat titik akhir titrasi dicapai akan bereaksi dengan indicator membentuk endapan coklat kemerahan Ag2CrO4 (lihat gambar). Prosedur ini disebut sebagai titrasi argentometri dengan metode Mohr.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:Ag+(aq) + Cl-(aq) -> AgCl(s) (endapan putih)Ag+(aq) + CrO42-(aq) -> Ag2CrO4(s) (coklat kemerahan)
Kerugian cara Mohr
Bromida dan klorida kadarnya dapat ditetapkan dengan metoda Mohr tetapi iodida dan tiosianat tidak memberikan hasil yang memuaskan karena ion iodida atau perak tiosianat akan mengadsorbsi ion kromat sehingga memberikan titik akhir yang kacau
Adanya ion-ion sulfida, fosfat dan arsenat juga akan mengendap
Titik akhir kurang sensitif jika menggunakan larutan yang encer
Ion-ion yang diadsorbsi dari sampel menjadi terjebak dan mengakibatkan hasil rendah sehingga penggojogan yang kuat mendekati titik akhir titrasi diperlukan untuk membebaskan ion yang terjebak tadi
Titrasi langsung iodida dengan perak nitrat dapat dilakukan dengan penambahan amilum dan sejumlahkecil senyawa pengoksidasi
Warna biru akan hilang pada saat titik akhir dan warna putih-kuning dari endapan perak iodida (AgI) akan muncul
Metoda Volhard Perak (Ag) dapat ditetapkan dalam suasana
asam dengan larutan baku kalium atau amonium tiosianat (NH4SCN)
Kelebihan tiosianat dapat ditetapkan dengan garam besi(III) nitrat atau amonium ferri sulfat (FeNH4(SO4)2 sebagai indikator yang membentuk warna merah dari kompleks besi(III)tiosianat dalam lingkuangan asam nitrat 0,5-1,5 N
Titrasi ini harus dilakukan dalam suasana asam, sebab jika suasananya basa maka ion besi(III) akan diendapkan menjadi Fe(OH)3 sehingga titik akhir tidak dapat ditentukan
Lanjutan… pH larutan harus dibawah 3 Untuk mendapatkan titik akhir yang teliti
maka: Pada waktu akan tercapai titik akhir, titrasi digojog
kuat-kuat supaya ion perak yang diadsorpsi oleh endapan perak tiosianat dapat bereaksi dengan tiosianat
Metoda volhard dapat digunakan untuk:menetapkan kadar garam perak atau garam klorida, bromida, dan iodida dalam suasana asam Cara dengan menambahkan larutan baku perak
nitrat berlebihan, kemudian kelebihan larutan baku perak nitrat dititrasi kembali dengan larutan baku tiosianat
Prinsipnya adalah….
Pembentukan AgSCN, penentuan titik akhir dengan ditandai oleh pembentukan larutan kompleks Fe(SCN)3 yang berwarna merah.
Metode ini dilakukan tittrasi secara tidak langsung dimana dilakukn penambahan AgNO3 berlebih. Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan larutan baku KCNS 0,1 N atau ammonium tiosianat 0,1N
Reaksi yang terjadiX- + Ag+ berlebih AgX Kelebihan Ag+ + SCN- AgSCN (putih)AgSCN + Fe+3 Fe(SCN)3 (merah)
Metoda K.Fajans
Menggunakan Indikator adsorbsi: Dikloroflourescein, eosin, metilviolet, rhodamin 6 G
Pada Titik ekivalen indikator teradsorbsi oleh endapan
Indikator ini tidak memberikan perubahan warna kepada larutan, tetapi pada permukaan endapan
Perhatikan! Endapan harus dijaga dalam bentuk koloid Garam netral dan ion bervalensi banyak harus
dihindarkan karena mempunyai daya mengkoagulasi Larutan tidak boleh terlalu encer karena endapan
yang terbentuk sedikit sehingga perubahan warna indikator tidak jelas
Defenisi
Indikator adsorbsi adalah zat yang dapat diserap pada permukaan endapan dan menyebabkan
timbulnya warna
Metoda leibig
Titik akhir tidak ditentukan dengan indikator, akantetapi ditunjukkan dengan terjadinya kekeruhan
Larutan perak nitrat ditambahkan kepada larutan alkali sianida akan terbentuk endapan putih, tetapi pada penggojogan akan larut kembali karena terbentuk kompleks sianida yang stabil dan larut
Lanjutan…
Cara leibig hanya menghasilkan titik akhir yang memuaskan bila pemberian pereaksi pada saat mendekati titik akhir dilakukan perlahan-lahan
Cara leibig tidak dapat dilakukan pada keadaan larutan amoni-alkalis karena ion perak akan membentuk kompleks Ag(NH3)2
- yang larut Hal ini dapat diatasi dengan penambahan sedikit larutan kalium iodida
Berat ekivalen dalam argentometri
Berat ekivalen dihitung sebagai berat zat yang bereaksi atau melepaskan satu mol ion Ag+.
BE AgNO3 = BMnya BE NaCl dan KSCN sama dengan BMnya masing-
masing
Standarisasi larutan baku
1. AgNO3 distandarisasi dengan NaCl
2. KSCN distandarisasi dengan AgNO3, KNO3
top related