tiram mutiara
Post on 28-Jun-2015
787 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada prinsipnya, moluska bercangkang berpeluang menghasilkan mutiara
secara alami. Namun tidak semua kerang bisa menghasilkan mutiara yang bagus
dan memiliki nilai beli yang lumayan. Kerang penghasil mutiara umumnya
berasal dari famili Pteriidae yang hidup di laut. Sedangkan moluska lain
penghasil mutiara yang sejauh ini dikenal berasal dari kelompok abalone dan
beberapa gastropoda lain serta beberapa jenis kerang bivalvia air tawar.
Setiap jenis kerang mutiara menghasilkan mutiara dengan spesifikasi yang
berbeda. Pinctada maxima menghasilkan mutiara relatif lebih besar dari semua
jenis kerang penghasil mutiara, berwarna perak, emas dan krem. Jenis ini banyak
dibudidayakan di Indonesia, Birma, Thailand dan Australia. Sedangkan kerang
jenis Pinctada margaritifera merupakan primadona negara-negara pasifik selatan.
Mutiara yang dihasilkannya bervariasi dari warna krem sampai warna hitam.
Warna hitam merupakan warna yang diminati pelanggan mutiara dunia saat ini.
Dengan demikian harganya sangat mahal. Diameter mutiara yang dihasilkan
umumnya lebih kecil daripada yang diproduksi Pinctada maxima. Sementara
Pinctada fucata adalah jenis yang banyak dibudidayakan di Jepang dan Pteria
penguin tidak banyak dibudidayakan karena sejauh ini hasilnya diperuntukkan
hanya pada kalangan tertentu mengingat bentuk mutiara yang dihasilkannya
umumnya tidak bundar.
Mutiara semula hanya diperoleh dari tiram mutiara yang hidup alami di
laut. Berkat kemajuan teknologi saat ini, mutiara sudah dapat dibudidayakan,
walaupun sebagian besar teknologinya masih didominasi atau dikuasai oleh
bangsa lain. Di negara kita tiram mutiara yang banyak dibudidayakan adalah jenis
Pinctada maxima. Jenis ini banyak ditemukan di perairan Indonesia Bagian Timur
(Maluku, Nusa Tenggara Timur/ Barat, Sulawesi, Irian Jaya dan gugusan laut
Arafura).
Indonesia memiliki laut yang begitu luas dengan kondisi perairan yang
sangat baik untuk usaha budidaya tiram mutiara serta iklim tropis sehingga
2
pertumbuhan lapisan mutiara dapat terjadi sepanjang tahun. Satu butir mutiara asli
yang beratnya 3 gram harganya bisa mencapai lebih dari Rp.2.000.000,-. Usaha
budidaya tiram mutiara prospeknya sangat menjanjikan, selain menambah
lapangan pekerjaan usaha ini dapat menyumbang sumber devisa Negara karena
permintaan mutiara di Negara-negara maju sangat tinggi. Umumnya mutiara
dijadikan sebagai barang perhiasan serta sebagai bahan kosmetik maupun obat-
obatan dan hanya mampu dimiliki oleh masyarakat ekonomi menengah ke atas
B. Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui cara
pembudidayaan tiram mutiara sedangkan manfaatnya diharapkan dapat
mendorong mahasiswa untuk melakukan penelitian tentang tiram mutiara serta
dapat dijadikan sebagai sumber acuan atau informasi bagi pembaca.
C. Perumusan Masalah
Mutiara sebenarnya terbentuk akibat respon dari tiram untuk menolak rasa
sakit oleh akibat masuknya benda asing ke dalam tubuhnya misalnya pasir.
Mantel yang menyelimuti inti mutiara merupakan jaringan hidup yang dapat
membentuk suatu lapisan mutiaran yang mengelilingi inti tersebut dan
berlangsung secara alamiah, hingga terbentuk mutiara alam. Mutiara dari laut
dapat ditemukan pada tiram, sedangkan mutiara dari perairan tawar pada kerang
atau kijing. Banyak jenis tiram yang dapt memproduksi benda keras dalam
tubuhnya, tetapi sedikit yang dapat memperlihatkan warna sehingga dapat
digolongkan sebagai batu permata mutiara. Permasalahan yang dihadapi dalam
membudidayakan tiram mutiara di Indonesia yaitu minimnya tenaga ahli atau
terampil yang mampu mengembangkan usaha bididaya tiram untuk menghasilkan
mutiara. Hal ini terbukti dengan banyaknya perusahaan mutiara yang sebagian
besar dimiliki oleh Negara lain terutama Jepang.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Klasifikasi Tiram Mutiara
Menurut Sutaman (1993), secara rinci
jenis tiram mutiara dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Invertebrata
Phyllum : Mollusca
Klass : Pellecypoda atau
Lamellibranchiata
Orda : Anysomyaria
Famili : Pteridae
Spesies : Pinctada sp. Dan
Pteria sp.
Nama dagang : pearl oyster
Jenis-jenis tiram mutiara yang ada di Indonesia umumnya adalah Pinctada
maxima, P. margaritifera, P. fucuta, P. chemnitis dan Pteria penguin. Tetapi
penghasil mutiara yang terpenting ada tiga jenis, yaitu Pteria penguin, Pinctada
maxima dan, P. margaritifera.
B. Morfologi dan Anatomi
Organ bagian dalam dari tiram mutiara
1. Gonad 2. Hati 3. Perut 4. Kaki 5. Inti 6. Mantel 7. Otot adductor 8. Otot retractor
4
Bentuk luar tiram mutiara seperti batu karang yang tidak ada tanda-tanda
kehidupan. Kerang mutiara mempunyai sepasang cangkang yang disatukan pada
bagian punggung dengan engsel untuk melindungi bagian dalam tubuh yang lunak
agar terhindar dari benturan atau serangan hewan lain. Kedua belahan cangkang
tidak sama bentuknya, cangkang yang satu lebih cembung dibanding lainnya. Sisi
sebelah dalam dari cangkang terdapat nacre yang dapat membentuk lapisan
mutiara dengan penampilan mengkilap.
Gambar. Tiram Mutiara yang Telah Dibuka dan Menghasilkan Mutiara
C. Kebiasaan Hidup
Tiram mutiara jenis Pinctada sp. Banyak dijumpai di berbagai Negara
seperti Filipina, Thailand, Myanmar, Australia dan perairan Indonesia yang
menyukai hidup di daerah batuan karang atau dasar perairan yang berpasir dengan
kedalaman 20 – 60 m.
Cara makan tiram mutiara dilakukan dengan menyaring air laut dengan
caramengambil makanan dilakukan dengan menggetarkan insang yang
menyebabkan air masuk ke dalam rongga mantel. Kemudian dengan
menggerakkan bulu insang, plankton yang masuk akan berkumpul di sekeliling
insang, selanjutnya melalui gerakan labial palp plankton akan masuk ke dalam
mulut.
5
D. Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan tiram mutiara sangat tergantung pada suhu air, salinitas,
makanan yang cukup dan persentase kimia dalam air laut. Tiram mutiara dapat
tumbuh dengan baik pada musim panas dimana suhu air tinggi. Tiram mutiara
adalah protandrous-hermaphrodite dengan kecenderungan perbandingan jantan :
betina = 1 : 1, dengan adanya peningkatan umur. Pemijahan sering terjadi akibat
perubahan suhu yang ekstrem atau tejadi perubahan lingkungan yang tiba-tiba.
Pemijahan tiram mutiara di perairan tropis tidak terbatas hanya satu musim, tapi
bisa sepanjang tahun. P. Margaritifera mendekati matang gonad pada tahun
kedua, sedangkan P. maxima jantan matang gonad setelah berukuran cangkang
110-120 mm dalam tahun pertama hidupnya. Pertumbuhan merupakan aspek
biologi yang penting bagi pembudidaya terkait dengan pendugaan keberhasilan
usahanya. Tiram mutiara P.margaritifera mencapai ukuran diameter cangkang 7-8
cm dalam tahun pertama, dan mendekati ukuran sekitar 11 cm pada tahun kedua.
Pertumbuhan jenis lain, P. maxima, mencapai diameter cangkang 10—16 cm pada
tahun kedua.
6
III. PEMBAHASAN
A. Wadah Pemeliharaan
1. Metode rakit
Pada umumnya metoda rakit ini digunakan di perairan dengan kedalaman
5 m ke atas pada waktu air surut. Lokasi perairan untuk metoda rakit ini harus
terlindung dari amukan angin dan gelombang. Spat-spat tiram dimasukkan dalam
sangkar jaring atau dulang plastik, kemudian digantungkan pada rakit
Gambar. Wadah pemeliharaan metode rakit
Rakit apung selain sebagai tempat pemeliharaan induk, pendederan dan
pembesaran, juga berfungsi sebagai tempat aklimatisasi (beradaptasi) induk pasca
pengangkutan. Bahan rakit dapat dibuat dari kayu dengan ukuran 7m x 7m. selain
kayu, bahan rakit dapat pula terbuat dari bambu, pipa paralon, besi ataupun
alumunium. Bahan pembuat ini disesuaikan dengan anggaran, ketersediaan bahan,
dan umur ekonomis.
Untuk menjaga agar rakit tetap terapung, digunakan pelampung seperti
pelampung yang terbuat dari styrofoam, drum plastik, dan drum besi. Agar rakit
tetap kokoh, maka sambungan sambungan kayu diikat dengan kawat galvanizir.
Apabila kayu berbentuk persegi, maka sambungan dapat menggunakan baut.
Pemasangan rakit hendaknya dilakukan pada saat air pasang tertinggi dan
diusahakan searah dengan arus air atau sejajar dengan garis pantai. Hal ini
bertujuan untuk menghindari kerusakan rakit apabila terjadi gelombang besar.
7
Agar rakit tetap berada pada posisi semula, maka rakit diberi jangkar berupa
pemberat yang terbuat dari semen seberat 50-60 kg. Tali jangkar yang digunakan
antara 4-5 kali kedalaman tempat.
Gambar. Rakit Pemeliharaan Untuk Tiram Mutiara
2. Metode cagak
Pada lazimnya metoda cagak ini digunakan di perairan yang dangkal.
Cagak yang terbuat dari batang-batang bambu atau kayu ditancapkan di dasar laut.
Spat-spat tiram melekat pada cagak-cagak tersebut. Tiram-tiram yang sudah
matang telur berangsur-angsur dipindahkan untuk mencegah terlampau
berdesakkan.
Gambar. Wadah pemeliharaan metode cagak
8
3. Metode dulang
Dulang terbuat dari kawat ram tahan karat bermata 12,7 mm. Sebagai
kerangkanya terbuat dari kayu. Metoda dulang ini biasanya digunakan di perairan
yang dangkal dengan dasar pasir.
Gambar. Wadah pemeliharaan metode dulang
B. Penebaran Benih
Benih yang telah terkumpul, baik dari pembenihan maupun dari kolektor
(penangkapan di alam) dimasukkan ke dalam keranjang pemeliharaan yang telah
disediakan. Setelah keranjang penuh kemudian diangkut kerakit pemeliharaan
untuk digantung pada kedalaman 5 m atau bisa juga digantung pada palang cagak
silang dengan kedalaman sama atau kurang dari 4 m. Untuk benih yang berukuran
kurang dari 5 cm sebaiknya di pelihara dengan kedalaman 2 – 3 m.
Pemeliharaan spat (benih) yang baru dipindahkan dari hatchery atau
diperoleh dari kolektor, digunakan keranjang jaring ukuran 40 cm x 60 cm dengan
kepadatan untuk 8 – 12 kerang/keranjang. Untuk spat ukuran 2-3 cm dipelihara
dalam keranjang dengan lebar jaring ukuran 0,5 – 1 cm. Lebar mata jaring yang
digunakan disesuaikan dengan ukuran spat. Semakin besar ukuran spat, maka
digunakan jaring dengan mata jaring yang lebih besar pula agar sirkulasi air dapat
terjaga dengan baik.
9
Gambar. Keranjang Pemeliharaan Untuk Tiram Mutiara
C. Pakan
Tiram mutiara mengkonsumsi pakan alami berupa plankton yang ada
diperairan tersebut, sehingga selama pemeliharaan tidak diberi pakan tambahan.
Untuk itu perairan yang dipilih hendaklah memiliki kesuburan yang tinggi agar
tiram tidak kekurangan makanan.
D. Perawatan Tiram dan Wadah Budidaya
Tiram mutiara yang dipasangi inti mutiara perlu dilakukan pengaturan
posisi pada waktu awal pemeliharaan, agar inti tidak dimuntahkan keluar.
Disamping itu tempat dimasukkan inti pada saat operasi harus tetap berada
dibagian atas. Pemeriksaan inti dengan sinar-X dilakukan setelah tiram mutiara
dipelihara selama 2 - 3 bulan, dengan maksud untuk mengetahui apabila inti yang
dipasang dimuntahkan atau tetap pada tempatnya.
Pembersihan cangkang tiram mutiara harus dilakukan secara berkala agar
tidak mengganggu tiram untuk menerap makanan, maksimal 3 – 4 bulan
tergantung dari kecepatan/kelimpahan organisme penempel. Selain itu kondisi
rakit atau keranjang pemeliharaan perlu di kontrol secara khusus, jangan sampai
ada yang rusak atau rapuh dan jika itu terjadi segera diperbaiki.
10
Gambar. Keranjang Kawat Tiram Mutiara
E. Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit dapat menyebabkan proses budidaya menjadi gagal,
pertumbuhan tiram dapat terganggu bahkan dapat mematikan tiram, untuk itu
perlu dilakukan pengendalian. Hama umumnya menyerang bagian cangkang.
Hama tersebut berupa jenis teritip, racing, dan polichaeta yang mampu mengebor
cangkang tiram. Hama yang lain berupa hewan predator, seperti gurita, bintang
laut, rajungan, kerang hijau, teritip, golongan rumpu laut dan ikan sidat. Upaya
pencegahan dengan cara membersihkan hama-hama tersebut dengan manual pada
periode waktu tertentu.
Penyakit tiram mutiara umumnya disebabkan parasit, bakteri, dan virus.
parasit yang sering ditemukan adalah Haplosporidium nelsoni. Bakteri yang
sering menjadi masalah antara lain Pseudomonas enalia, Vibrio anguillarum, dan
Achromobacter sp.
Sementara itu, jenis virus yang biasanya menginfeksi tiram mutiara adalah
virus herpes. Upaya untuk mengurangi serangan penyakit pada tiram mutiara
antara lain
a) Selalu memonitor salinitas agar dalam kisaran yang dibutuhkan untuk menjaga
kesehatan tiram,
b) Menjaga agar fluktuasi suhu air tidak terlalu tinggi, seperti pemeliharaan tiram
tidak terlalu dekat kepermukaan air pada musim dingin,
c) Lokasi bodi daya dipilih dengan kecerahan yang cukup bagus, dan
d) Tidak memilih lokasi pada perairan dengan dasar pasir berlumpur.
11
IV PENUTUP
Tahapan- tahapan dalam produksi mutiara pada tiram mutiara adalah
sebagai berikut.
a) Memilah-milah tiram dewasa untuk disuntik. pemilihan didasarkan atas ukuran,
umur dan kondisi kesehatan tiram.
b) Menyiapkan potongan mantel berukuran sekitar 4-5 mm2 dan inti berukuran
3,03-9,09 mm. potongan mantel (saibo) tersebut diambil dari tiram yang secara
sengaja disiapkan/ dikorbankan untuk keperluan itu.
c) Preconditioning (Melemahkan) tiram untuk memudahkan pembukaan cangkang
sewaktu penyuntikan inti da trasplantasi potongan mantel atau saibo.
d) Menoreh irisan pada pangkal kaki menuju dekat gonad. Ke dalam torehan
tersebut disisipkan inti dan saibo yang diletakkan bersinggungan.
e) Mengangkat ganjal baji dan menutup cangkang, lalu meletakkan tiram ke dalam
keranjang. Keranjang tersebut terbuat dari jaring berbentuk empat persegi
panjang. Untuk tiap keranjang ukuran 40 cm x 60 cm, diletakkan 8 – 12 ekor
tiram.
f) Merawat tiram dengan cara membersihkan keranjang dan cangkang luar,
membalikkan tiram dan memeriksa apakah mutiara sudah terbentuk atau belum
dengan menggunakan sinar x-ray. Perawatan ini dilakukan setiap 4 hari selama
2 bulan, kecuali pemeriksaan dengan sinar x-ray.
g) Memindahkan tiram ke dalam wadah pemeliharaan berbentuk keranjang
berkantong terbuat dari jaring. Dalam tiap lempeng terdapat 4 buah kantong.
Setiap kantong diisi seekor tiram. Wadah tersebut digantung pada bentangan
tambang atau longline. Tiram dan kantong dibersihkan setiap bulan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Agromania . 2007. Seputar Budidaya Tiram Mutiara. http://dir.groups.yahoo.com/ group/agromania/message/10652
Blogspot.com. 2009. Budidaya Tiram Mutiara . http://hobiikan.blogspot.com/ 2009/04/budidaya-tiram-mutiara.html
Sutaman. 1993. Tiram Mutiara, Teknik Budidaya dan Proses Pembuatan Mutiara. Kanisius. Yogyakarta. 78 hal
Trobos.com . 2007. Bisnis Mutiara: Modal Masih Kendala. http://www. trobos.com/show_article.php?rid=14&aid=583
Wordpress.com . 2008. Aspek Produksi Budidaya Mutiara . http://ikanmania. wordpress.com/2008/01/23/aspek-produksi-budidaya-mutiara/
13
Lampiran
Gambar. Bak Pencucian Tiram Mutiara dari Fiberglass
Gambar. Cangkang Luar dan Bagian dalam dari Cangkang Tiram Mutiara
Gambar. Mutiara Yang Siap Dijual
14
Gambar. Alat Yang Digunakan Untuk Memasukkan Mantel dan Inti
Gambar. Operasi Untuk Penyisipan Mantel dan Inti ke dalam Nucleus
Gambar. Penyiapan saibo atau potongan mantel
top related