tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia...
Post on 08-Mar-2019
234 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA
PADA SISWI KELAS IX DI SMP NEGERI 2
TAWANGMANGU
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
Hesty Handayani
B.12 077
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA
PADA SISWI KELAS IX DI SMP NEGERI 2
TAWANGMANGU
Diajukan Oleh :
Hesty Handayani
B.12 077
Telah diperiksa dan disetujui
Pada tanggal : Juni 2015
(Rahajeng Putriningrum, S.ST.,M.Kes)
NIK. 201083059
iii
HALAMAN PENGESAHAN
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA
PADA SISWI KELAS IX DI SMP NEGERI 2
TAWANGMANGU
Karya Tulis Ilmiah
Disusun Oleh :
Hesty Handayani
B.12 077
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Ujian Akhir Program D III Kebidanan
Pada tanggal : 14 Juli 2015
Penguji I
(Anis Nurhidayati,S.ST.,M.Kes )
NIK. 200685025
Penguji II
(Rahajeng Putriningrum, S.ST.,M.Kes)
NIK. 201083059
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui,
Ka Prodi D III Kebidanan
(RETNO WULANDARI, S.ST)
NIK. 200985034
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang
Anemia Pada Siswi SMP N 02 Tawangmangu”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun
dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan
dari Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu dra. Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Retno Wulandari S.ST, selaku Ketua Program Studi Kebidanan
Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Rahajeng Putriningrum, S.ST., M.Kes, selaku Dosen Pembimbing
yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan
kepada penulis.
4. Bapak Sugeng Haryadi, S.Pd, M.pd., selaku Kepala Sekolah SMP Negeri
2 Tawangmangu, yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam
pengambilan data.
5. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
6. Responden yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi
kuesioner yang telah diberikan.
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
v
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juni 2015
Penulis
vi
Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015
Hesty Handayani
B 12.077
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG ANEMIA
PADA SISWI KELAS IX DI SMP NEGERI 2
TAWANGMANGU
Xiii + 46 halaman + 17 lampiran + 4 tabel + 2 gambar
ABSTRAK
Latar belakang : Anemia adalah suatu kondisi medis di mana jumlah sel darah
merah atau hemoglobin kurang dari normal. Remaja putri lebih rentan terhadap
anemia, Hal ini berkaitan dengan kondisi remaja putri itu sendiri yang mengalami
masa haid (menstruasi). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada
tanggal 14 November 2014 di SMP Negeri 2 Tawangmangu dari 157 siswi,
penulis berhasil mewawancarai 10 siswi dengan hasil 4 siswi berpegetahuan baik
dan 6 siswi bepengetahuan kurang tentang anemia.
Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi
kelas IX di SMP N 2 Tawangmangu.
Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah Deskriptif kuantitatif. Lokasi
penelitian diambil di SMP N 2 Tawangmangu pada tanggal 30 Mei 2015. Jumlah
sampel sebanyak 50 siswi, dengan menggunakan tehnik pengambilan sampel
sample jenuh. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, sedangkan untuk
analisa data dilakukan dengan analisis univariant yang menghasilkan distribusi
frekuensi.
Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi
kelas IX di SMP Negeri 2 Tawangmangu pada kategori pengetahuan baik
sebanyak 11 responden (22%), pengetahuan cukup sebanyak 28 responden (56%)
dan pengetahuan kurang sebanyak 11 responden (22%).
Kesimpulan : Tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi kelas
IX di SMP Negeri 2 Tawangmangu sebagian besar dalam kategori cukup yaitu
sebanyak 28 responden (56)%.
Kata kunci : Pengetahuan, Remaja Putri, Anemia
Kepustakaan : 15 literatur (Tahun 2007 s/d 2014)
vii
MOTTO
1. Mereka berkata bahwa setiap orang membutuhkan tiga hal yang akan
membuat mereka bahagia di dunia ini, yaitu; seseorang untuk dicintai,
sesuatu untuk dilakukan, dan sesuatu untuk diharapkan (Tom bodett)
2. Train your mind to see the good in everything
3. Life for something, or die for nothing
4. Slow but sure
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap puji syukur kepada ALLAH SWT, karya tulis ilmiah ini
penulis persembahkan untuk:
1. Bapak dan ibu tercinta terimakasih atas cinta, dukungan dan doa restunya
yang selalu mengalir untukku. I Love You
2. Kakakku Hasan yang sedikit cerewet tapi selalu memberiku motivasi.
3. Seseorang yang selalu sabar memberi semangat dan tak pernah lelah
berhenti menyayangiku.
4. Teman-teman kos tersayang Amel, Nina, Mira, Desy, Medika, Retno,
Prisma terimakasih kalian selalu memberi kecerian yang tak pernah bisa
digantikan oleh siapapun. I love you all
5. Sahabat-sahabatku Erna, Ike, Peni, Erma dan Nusaibah yang selalu ada
sejak semester pertama.
6. Sahabat kecilku Arin Mulyaningsih .
viii
CURICULUM VITAE
Nama : Hesty Handayani
Tempat / Tanggal Lahir : Karanganyar, 10 Mei 1994
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Dawung Rt.01/08 Bandardawung, Tawangmangu,
Karanganyar
Riwayat Pendidikan
1. SD N 1 Bandardawung : LULUS TAHUN 2006
2. SMP N 2 Tawangmangu : LULUS TAHUN 2009
3. SMK Wijaya Kusuma Jakarta : LULUS TAHUN 2012
4. Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2012
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii
CURICULUM VITAE ................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 5
E. Keaslian Penelitian .................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ........................................................................... 7
1. Pengetahuan ....................................................................... 7
2. Remaja ............................................................................... 14
3. Anemia .............................................................................. 15
B. Kerangka Teori .......................................................................... 24
C. Kerangka Konsep ...................................................................... 25
x
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................. 26
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 26
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ................. 27
D. Variable penelitian ..................................................................... 28
E. Definisi Operasional .................................................................. 28
F. Instrumen Penelitian .................................................................. 29
G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 32
H. Metode Pengolahan Dan Analisis Data ..................................... 33
I. Etika Penelitian .......................................................................... 36
J. Jadwal Penelitian ...................................................................... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ....................................... 39
B. Hasil Penelitian .......................................................................... 39
C. Pembahasan ............................................................................... 41
D. Keterbatasan ............................................................................. 44
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 45
B. Saran .......................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional Kisi-kisi kuesioner ......................................... 28
Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner ........................................................................... 30
Tabel 4.1 Nilai Mean dan Std. Deviation ......................................................... 40
Tabel 4.2 Tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi kelas IX di
SMP Negeri 2 Tawangmangu .............................................................. 40
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar. 2.1. Kerangka Teori ................................................................................24
Gambar. 2.2. Kerangka Konsep ............................................................................25
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 7. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9. Surat Persetujuan Responden
Lampiran 10. Kuesioner Penelitian
Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner
Lampiran 12. Data Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 13. Data Hasil Uji Validitas
Lampiran 14. Data Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 15. Data Tabulasi Hasil Penelitian
Lampiran 16. Dokumentasi Penelitian
Lampiran 17. Lembar Konsultasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masa remaja merupakan masa pertumbuhan dalam berbagai hal,
baik mental, emosional, sosial dan fisik. Perubahan-perubahan yang terjadi
pada masa remaja menyebabkan perubahan dalam perilaku konsumsi.
Remaja yang masih dalam proses mencari indentitas diri, seringkali mudah
tergiur oleh modernisasi dan teknologi. Hal ini karena remaja paling cepat
dan efektif dalam penyerapan gaya hidup konsumtif, baik dalam
kebutuhan primer maupun sekunder (Suharto, 2008).
Remaja sebagai generasi penerus merupakan kelompok yang perlu
mendapat perhatian. Data dari beberapa penelitian menunjukan bahwa
lebih dari separuh remaja putri di Indonesia menderita anemia. Remaja
putri secara normal akan mengalami kehilangan darah melalui menstruasi
setiap bulan. Bersamaan dengan menstruasi akan dikeluarkan sejumlah zat
besi yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin. Oleh karena itu
kebutuhan zat besi untuk remaja wanita lebih banyak dibandingkan pria.
Di lain pihak remaja putri cenderung untuk membatasi asupan makanan
karena masa remaja merupakan masa pertumbuhan yang membutuhkan
zat-zat gizi yang lebih tinggi (Dep.Kes, 2007).
Menurut Utamadi (2008), yang dikutip dari remaja punya banyak
kegiatan seperti sekolah dari pagi sampai siang, dilanjutkan dengan
2
kegiatan ekstra sekolah sampai sore, belum lagi kalau ada kegiatan
tambahan yang lainnya. Semua kesibukan itu sering membuat kita tidak
sempat untuk makan, apalagi memikirkan komposisi dan kandungan gizi
dari makanan yang kita masuk ke tubuh kita. Akan tetapi, kondisi cepat
lelah dan lemas bisa juga disebabkan oleh anemia.
Berdasarkan hal tersebut, diperlukan tanggapan dari remaja putri
terhadap masalah-masalah yang akan timbul akibat dari anemia tersebut,
yang tentunya dibutuhkan pengetahuan yang cukup terhadap hal tersebut
serta sikap yang positif dalam menghadapi masalah tersebut
(Notoatmodjo, 2003) dikutip dari KTI Sari (2011). Hasil peneliti yang
dilakukan Suharto, (2008) pada remaja putri didapatkan 3,89% remaja
melakukan diet penurunan berat badan, 16,78% tidak melakukan sarapan
pagi. Perilaku remaja yang tidak sehat sehinnga terjadi anemia dapat juga
disebabkan oleh berbagai faktor. Masalah anemia pada remaja putri
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan, sikap dan keterampilan remaja
akibat kurangnya penyampaian informasi, kurang kepedulian orang tua,
masyarakat dan pemerintah terhadap kesehatan remaja serta belum
optimalnya pelayanan kesehatan remaja (Dep.kes, 2010).
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) (2010), Penduduk Indonesia
sebanyak 233 jiwa dan 26,8% atau 63 juta jiwa adalah remaja berusia 10
sampai 24 tahun. Sedangkan Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional
(susenas) tahun 2009, jumlah penduduk di Jawa Tengah adalah 33.561.468
jiwa dengan jumlah remaja putri 10-17 tahun 3.878.474 jiwa. Di Indonesia
3
prevalensi anemia pada remaja putri tahun 2006, yaitu 28% (Depkes RI,
2007). Data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004
menyatakan bahwa prevalensi anemia defisiensi pada bayi 40,5%, ibu
hamil 50,5%, ibu nifas 45,1%, remaja putri usia 10-24 tahun 57,1% dan
usia 19-45 tahun 39,5%. Dari semua kelompok umur tersebut, wanita
mempunyai resiko paling tinggi untuk menderita anemia terutama remaja
putri. Berbagai gejala anemia defisiensi anemia ditimbulkan akibat
menurunnya kapasitas pengangkutan oksigen oleh darah yaitu seperti
mudah lelah, lemas, lesu, muka pucat, kuku mudah pecah, kurang selera
makan, napas pendek, hingga menurunkan ketahanan hingga kinerja fisik,
sehingga menurunkan kapasitas kerja, juga dapat mempengaruhi fungsi
kognitif seperti konsentrasi belajar rendah dan memperlambat daya
tangkap pada anak usia sekolah, remaja putri dan kelompok usia lainnya
(isniati, 2007).
Data dari Depkes (2009) di mana didapatkan penderita anemia
pada remaja putri berjumlah 33,7%. Sedangkan menurut Inayati (2007)
angka kejadian anemia di Jawa Tengah masih 30,4% dan Semarang
sebanyak 26% remaja menderita anemia (SKRT, 2006).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal
14 November 2014 di SMP Negeri 2 Tawangmangu dari 157 siswi,
penulis berhasil mewawancarai 10 siswi dengan hasil 4 siswi
berpegetahuan baik dan 6 siswi berpengetahuan kurang tentang anemia.
4
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk
meneliti lebih lanjut tentang Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang
Anemia pada siswi kelas IX di SMP Negeri 02 Tawangmangu tahun 2014.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraikan yang terdapat pada latar belakang, maka
peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut, “Bagaimanakah
Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Anemia pada siswi kelas IX di
SMP N 02 Tawangmangu tahun 2014 ?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada
siswi kelas IX di SMP N 02 Tawangmangu.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada
siswi kelas IX di SMP N 02 Tawangmangu pada tingkat baik
b. Mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada
siswi kelas IX di SMP N 02 Tawangmangu pada tingkat cukup
c. Mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada
siswi kelas IX di SMP N 02 Tawangmangu pada tingkat kurang.
5
d. Mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat yang
mempengaruhi tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia di
SMP Negeri 2 Tawangmangu
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi ilmu pengetahuan
Menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan tentang
anemia pada remaja putri.
2. Bagi institusi Pendidikan SMP N 02 Tawangmangu
Sebagai bahan bacaan untuk menambah pengetahuan dan
sebagai informasi bagi pihak sekolah tentang anemia terhadap remaja
(Peserta didik) saat ini sehingga pihak sekolah dapat membantu kualitas
dan kuantitas pendidikan dalam bidang kesehatan.
3. Bagi Institusi Pendidikan Kebidanan
Menjadi bahan bacaan dan referensi tambahan bagi mahasiswa
kebidanan tentang anemia.
4. Bagi Peneliti
Mengaplikasikan yang diperoleh dari perkuliahan dan
pengalaman nyata dalam penelitian.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian serupa tentang tingkat pengetahuan remaja putri tentang
anemia antara lain :
6
Melani Puji Astuti (2013), STIKes Kusuma Husada Surakarta dengan
judul Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Anemia pada Siswi kelas
XI di SMA Muhammadyah 1 Sragen menggunakan metode Deskriptif
Kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dan teknik pengambilan
sampel dengan Accidental sampling. Hasil penelitian terhadap 33 siswi
kelas XI di SMA Muhammdyah 1 Sragen tentang Anemia, yang
berpengetahuan baik 5 siswi (15,15%), berpengetahuan cukup 22 siswi
(66,67%) dan berpengetahuan kurang 6 siswi (18,18%). Persamaan dengan
penelitian ini adalah jenis penelitiannya yaitu deskriptif, sedangkan
perbedaan dengan penelitian ini terletak pada lokasi, waktu dan tehnik
pengambilan sampelnya.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan
terjadi melalui pancaindra manusia, yakni: indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2011).
b. Tingkatan Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2011) tingkat pengetahuan ada enam
tingkat yaitu :
1) Tahu (know) diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat
ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang
spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
telah diterima. Oleh sebab itu, ‘tahu’ ini merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mempelajari
antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,
menyatakan, dan sebagainya. Contoh : dapat menyebutkan tanda-
tanda kekurangan kalori dan protein pada anak balita.
8
2) Memahami (comprehension) diartikan sebagai suatu kemampuan
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan
menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan
sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Misalnya dapat
menjelaskan mengapa harus makan makanan yang bergizi.
3) Aplikasi (Application) diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau
kondisi riil (sebenarnya).
4) Analisis (analysis) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi
masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada
kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis (synthesis) menunjuk kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru.
6) Evaluasi (evaluation) berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau
objek.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket yang menanyakan tentang isi materi yang diukur dari
subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang
9
ingin kita ketahui atau kita ukur dapat disesuaikan dengan
tingkatan-tingkatan di atas.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut Mubarak (2012) faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang antara lain :
1) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang
kepada orang lain agar dapat memahami sesuatu hal. Tidak dapat
dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin
mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya
pengetahuan yang dimilikinya akan semakin banyak. Sebaliknya,
jika seseorang memeliki tingkat pendidikan rendah, maka akan
menghambat perkembangan sikap orang tersebut terhadap
penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.
2) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang
memperoleh pengalaman dan pengetahuan, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
3) Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang akan mengalami
perubahan aspek fisik dan psikologis (mental). Secara garis besar,
pertumbuhan fisik terdiri atas empat kategori perubahan yaitu
perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama
10
dan timbulnya ciri-ciri baru. Perubahan ini terjadi karena
pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental,
taraf berpikir seseorang menjadi semakin matang dan dewasa.
4) Minat
Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang
tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk
mencoba dan menekuni suatu hal, sehingga seseorang
memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.
5) Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Orang
cenderung berusaha melupakan pengalaman yang kurang baik.
Sebaliknya, jika pengalaman tersebut menyenangkan, maka
secara psikologis mampu menimbulkan kesan yang sangat
mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaan seseorang.
Pengalaman baik ini akhirnya dapat membentuk sikap positif
dalam kehidupannya.
6) Kebudayaan lingkungan sekitar
Lingkunggan sangat berpengaruh dalam pembentukan
sikap pribadi atau sikap seseorang. Kebudayaan lingkungan
tempat kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar
terhadap pembentukan sikap kita. Apabila dalam suatu wilayah
mempunyai sikap menjaga kebersihan lingkungan, maka sangat
11
mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap selalu menjaga
kebersihan lingkungan.
7) Informasi
Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat
mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru.
d. Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2012), untuk memperoleh pengetahuan
ada 2 macam cara, yaitu :
1) Cara Memperoleh Kebenaran Nonilmiah
a) Cara coba salah (trial and error)
Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan
beberapa kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan
apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba
kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini
gagal pula, maka dicoba lagi dengan kemungkinan ketiga,
dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan
keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat
dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode
trial (coba) dan eror (gagal atau salah) atau metode coba
salah (coba-coba).
b) Secara kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena
tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan.
12
c) Cara kekuasaan atau otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali
kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh
orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan
tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya
diwariskan turun-temurun dari generasi ke generasi
berikutnya. Pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintah,
tokoh agama, maupun ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya
mempunyai mekanisme yang sama dalam penemuan
pengetahuan. Prinsip inilah orang lain menerima pendapat
yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas,
tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya,
baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan
penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang
menerima pendapat tersebut menganggap bahwa apa yang
dikemukakannya adalah sudah benar.
d) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, pepatah ini
mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan
sumber pengetahuan.
e) Cara akal sehat (comman sense)
Akal sehat atau (comman sense) kadang-kadang dapat
menemukan teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan
13
berkembang, orang tua jaman dahulu menggunakan cara
hukuman fisik agar anaknya menuruti keinginan orang
tuanya. Ternyata cara ini berkembang menjadi teori, bahwa
hukuman adalah metode bagi pendidikan anak.
f) Kebenaran melalui wahyu
Ajaran adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari
Tuhan melalui para nabi. Kebenaran ini harus di terima dan
diyakini oleh pengikut agama yang bersangkutan, terlepas
dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak.
g) Kebenaran secara intuitif
Kebenaran ini secara intitutif diperoleh manusia
secara cepat sekali melalui proses diluar kesadaran tanpa
melalui proses penalaran atau berfikir.
h) Melalui jalan pikiran
Dengan perkembangan kebudayaan umat manusia,
cara manusia ikut berkembang. Dari sini manusia telah
mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh
kebenaran pengetahuannya.
i) Induksi
Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang
dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan
umum. Kemudian disimpulkan kedalam konsep yang
memungkinkan seseorang untuk memahami suatu gejala.
14
j) Deduksi
Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari
pernyataan-pernyataan yang khusus. Di dalam proses berfikir
deduksi berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara
umum pada kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada
peristiwa yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas
itu.
2) Cara Modern atau Cara Ilmiah
Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih
popular atau disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula
dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-1626), kemudian
dikembangkan oleh Deobold Van Daven. Akhirnya lahir suatu
cara untuk melakukan penelitian yang dewasa ini kita kenal
dengan penlitian ilmiah.
2. Remaja
a. Pengertian Remaja
Masa remaja merupakan masa yang begitu penting dalam
hidup manusia, karena pada masa tersebut terjadi proses awal
kematangan organ reproduksi manusia yang disebut sebagai masa
pubertas. Masa remaja juga merupakan masa peralihan dari masa
anak-anak menuju masa dewasa. Pada masa ini banyak terjadi
perubahan baik dalam hal fisik maupun psikis. Perubahan-perubahan
15
tersebut dapat mengganggu batin remaja. Kondisi ini menyebabkan
remaja dalam kondisi rawan dalam menjalani proses pertumbuhan dan
perkembangannya. Kondisi ini juga diperberat dengan adanya
globalisasi yang ditandai dengan makin derasnya arus informasi
(Depkes RI, 2007).
Remaja putri adalah individu dengan jenis kelamin perempuan
berusia 11-14 tahun yang sudah mengalami menarche (Depkes RI,
2007).
b. Ciri – ciri khusus pada remaja putri:
1) Pinggul melebar
2) Pertumbuhan rahim dan vagina
3) Menstruasi awal
4) Pertumbuhan rambut kelamin dan ketiak
5) Payudara membesar
6) Pertumbuhan lemak dan keringat (jerawat)
7) Pertambahan berat badan dan tinggi badan (Depkes RI, 2007)
c. Pembagian Masa Remaja
Menurut Depkes RI (2007), masa remaja dibagi menjadi 3,
yaitu :
1) Remaja awal (10–13 tahun)
2) Remaja Tengah (14–16 tahun)
3) Remaja Akhir (17–19 tahun)
16
3. Konsep Anemia
a. Pengertian Anemia
Anemia adalah suatu kondisi medis di mana jumlah sel darah
merah atau hemoglobin kurang dari normal. Kadar hemoglobin
normal umumnya berbeda pada laki-laki da perempuan. Untuk pria,
anemia didefinisikan sebagai kadar hemoglobin kurang dari 13,5
gram/100ml dan pada wanita sebagai hemoglobin kurang dari 12,0
gram/100ml (Proverawati, 2011).
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti
kehilangan komponen darah, elemen tak adekuat atau kurangnya
nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah, yang
mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah/
hemoglobin (Hb) yang levelnya kurang dari 11,5 gr/dL (Wikipedia,
2014).
Darah merupakan jaringan tubuh yang berbeda dengan
jaringan tubuh lain, berada dalam konsistensi cair, beredar dalam
suatu sistem tertutup yang dinamakan sebagai pembuluh darah dan
menjalankan fungsi transport berbagai bahan serta fungsi homeostasis.
Sel darah merah adalah sel yang terbanyak didalam darah yang
mengandung senyawa yang berwarna merah, yaitu hemoglobin.
Fungsi utama sel darah merah ialah mengikat dan membawa O2 dari
paru – paru untuk diedarkan dan dibagikan keseluruh sel di berbagai
jaringan. Hemoglobin merupakan suatu protein yang kompleks.
17
Peranan zat besi dalam hemoglobin yaitu, besi yang berada
didalam molekul hemoglobin sangat penting untuk menjalankan
fungsi pengikatan dan penglepasan oksigen. Hanya dengan molekul
besi yang berada didalam hemoglobin itulah oksigen diikat dan
dibawa. Bila terjadi kekurangan besi, jumlah hemoglobin juga akan
berkurang, sehingga jumlah oksigen yang dibawa juga bekurang. Hal
ini akan tampak jelas pada keadaan kekurangan (defisiensi) besi yang
menimbulkan keadaan kekurangan darah (anemia).Anemia merupakan
penyakit yang banyak dijumpai dan disebabkan oleh berbagai hal.
Salah satunya adalah kekurangan berbagai zat gizi yang dapat
menyebabkan anemia. Jenis anemia yang sering terjadi adalah anemia
defisiensi besi yang sering terjadi pada masa – masa pertumbuhan.
Anemia defisiensi besi merupakan anemia yang timbul akibat
menurunnya jumlah zat besi total dalam tubuh, sehingga cadangan
besi untuk eritropoesis berkurang.
Proses kekurangan zat besi sampai menjadi anemia melalui
beberapa tahap, awalnya terjadi penurunan simpanan cadangan zat
besi, yang lama – kelamaan timbul gejala anemia. Zat besi yang
terdapat dalam sel tubuh ini berperan penting dalam berbagai reaksi
biokimia, diantaranya memproduksi sel darah merah. Selain itu sangat
diperlukan untuk mengangkut oksigen (O2) keseluruh jaringan tubuh.
Sedangkan O2 sangat penting dalam proses pembentukan energi agar
produktifitas kerja sel penting dalam mempertahankan daya tahan
18
tubuh, agar tidak mudah terserang penyakit. Menurut penelitian, orang
dengan kadar Hb kurang dari normal (< 11,5 gr/dL) memiliki kadar
sel darah putih ( leokosit ) untuk melawan bakteri yang rendah juga.
b. Sebab Anemia
1) Penghancuran sel darah merah yang berlebihan
a) Masalah dengan sumsum tulang seperti limfoma, leukemia,
atau multiple myeloma
b) Masalah dengan sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan
kerusakan sel-sel darah (anemia hemolitik)
c) Kemoterapi
d) Penyakit kronis: AIDS
2) Kehilangan darah
a) Perdarahan: menstruasi, persalinan
b) Penyakit: malaria
c) Penyakit kronis seperti kanker,kolitis ulserativa, atau
rheumatoid arthitis
d) Kehilangan darah (misalnya, dari periode menstruasi berat
atau borok lambung)
3) Penurunan produksi sel darah merah
a) Obat-obatan/racun (obat penekan sumsum tulang:
kortikosteroid, alcohol)
b) Diet yang rendah, vegetarian ketat
c) Gagal ginjal
19
d) Genetik – beberapa bentuk anemia, seperti talasemia,
e) Kehamilan
f) Operasi untuk lambung atau usus yang mengurangi
penyerapan zat besi, vitamin B12, atau asam folat
(Proverawati, 2011).
c. Tanda dan gejala anemia
1) Anemia Ringan
Karena jumlah sel darah merah yang rendah menyebabkan
berkurangnya pengiriman oksigen ke setiap jaringan dalam tubuh,
anemia bisa membuat buruk hampir semua kondisi medis lainnya
yang mendasari. Jika anemia ringan, biasanya menimbulkan
gejala apapun. Jika anemia secara perlahan terus menerus
(kronis), tubuh dapat beradaptasi dan mengimbangi perubahan,
dalam hal ini mungkin tidak ada gejala apapun sampai anemia
menjadi lebih berat (Proverawati, 2011).
Gejala anemia yang mungkin terjadi adalah sebagai
berikut:
a) Kelelahan
b) Penurunan energi
c) Kelemahan
d) Sesak napas
e) Ringan
f) Palpitasi (rasa jantung balap atau pemukulan tidak teratur)
20
g) Tampak pucat
2) Anemia Berat
Beberapa tanda tanda yang mungkin menunjukkan anemia
berat pada seseorang dapat mencakup:
a) Perubahan warna tinja, termasuk tinja hitam dan tinja lengket
dan berbau busuk, berwarna merah marun, atau tampak
berdarah jika anemia karena kehilangan darah melalui saluran
pencernaan.
b) Denyut jantung cepat
c) Tekanan darah rendah
d) Frekuensi pernapasan cepat
e) Pucat atau kulit dingin
f) Kulit kuning disebut jaundice jika anemia karena kerusakan
sel darah merah
g) Murmur jantung
h) Pembesaran limpa dengan penyebab anemia tertentu
i) Nyeri dada
j) Pusing atau kepala terasa ringan (terutama ketika berdiri)
k) Kelelahan atau kekurangan energi
l) Sakit kepala
m) Tidak bisa berkonsentrasi
n) Sesak napas (khususnya selama latihan)
o) Nyeri dada, angina, atau serangan jantung
21
p) Pingsan
d. Akibat anemia
1) Anemia mengakibatkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya,
penderita anemia akan mudah terkena infeksi. Mudah batuk-pilek,
mudah flu, atau mudah terkena infeksi saluran napas, jantung juga
menjadi gampang lelah, karena harus memompa darah lebih kuat.
2) Anemia dapat mengganggu proses tumbuh kembang bahkan
perkembangan berfikir juga akan terganggu dan mudah terserang
penyakit.
3) Gangguan penyembuhan luka
4) Kemampuan mengatur suhu tubuh menurun
5) Menurunkan kemampuan untuk berkonsentrasi
6) Menurunkan kemampuan kerja
7) Bila terjadi kehamilan akan berpotensi melahirkan bayi dengan
berat badan lahir rendah (BBLR) dan juga perdarahan hingga
kematian saat melahirkan (Proverawati, 2011).
e. Remaja Putri Lebih Rentan Terhadap Anemia
Hal ini berkaitan dengan kondisi remaja putri itu sendiri yang
mengalami masa haid (menstruasi). Saat remaja mulai mengalami
menstruasi di masa puber. Dalam fase itu, zat gizi seperti zat besi,
vitamin A dan kalsium sangat diperlukan. Akibat menstruasi pada
remaja putri dapat kehilangan zat besi hingga dua kali jumlah yang
dikeluarkan oleh remaja putra. Karena itu kebutuhan zat besi pada
22
remaja putri adalah tiga kali lebih besar dari remaja putra untuk
mengembalikan kondisi tubuhnya kekeadaan semula untuk mengganti
darah yang keluar pada saat menstruasi (Wikipedia,2014).
f. Pencegahan Pada Anemia
1) Mengkonsumsi bahan makanan sumber utama zat besi seperti
daging, dan sayuran yang berwarna hijau sesuai kebutuhan.
2) Melakukan tes laboratorium untuk mengetahui kualitas sel darah
merah (hemoglobin)
3) Harus diyakinkan bahwa masukan zat gizi yang kurang dari yang
dibutuhkan akan berakibat buruk bagi pertumbuhan dan
kesehatan.
4) Istirahat yang teratur dan menggunakan kebiasaan hidup sehat.(
Proverawati, 2011).
g. Penatalaksanaan Pada Anemia
1) Tindakan umum :
a) Transfusi darah
b) Kortikosteroid atau obat-obatan lainnya yang menekan sitem
kekebalan tubuh
c) Erythropoietin, obat yang membantu sumsum tulang
membuat sel-sel darah
d) Suplemen zat besi, vitamin B12, asam folat, atau vitamin dan
mineral (Proverawati, 2011).
23
2) Penatalaksanaan pengobatan anemia defisiensi besi :
a) Zat besi diberikan peroral dalam dosis 2-3 mg/kg unsur besi,
semua bentuk zat besi sama efektifnya ( fero sulfat, fero fumarat,
fero suksinat, fero glukonat)
b) Vitamin C harus diberikan bersama dengan besi (vitamin C
meningkatkan absorbsi besi) dan kurangi atau hindari konsumsi
teh (Proverawati, 2011).
24
B. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Modifikasi Notoatmodjo (2012), Mubarak (2012)
Sumber pengetahuan:
1. Kepercayaan berdasarkan
traidisi, adat dan agama.
2. Pengetahuan berdasarkan
otoritas kesaksian orang
lain.
3. Pengalaman
4. Akal pikiran
5. instuisi
pengetahuan
Remaja putri
1. Pengertian
2. Ciri perkembangan
fisik
3. Ciri perkembangan
psikologi
Anemia
1. Pengertian
2. Tanda tanda
3. Penyebab
4. Dampak
5. pencegahan
Faktor – faktor yang
mempengaruhi pengetahuan:
1. Sosial ekonomi
2. Kultur (budaya dan
agama)
3. Pendidikan
4. pengalaman
25
C. Kerangka konseptual Penelitian
`
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian
1. Baik
2. Cukup
3. Kurang
Pengetahuan Remaja Putri tentang Anemia
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif.
Deskriptif yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk mendiskripsikan atau
menggambarkan suatu fenomena yang terjadi didalam masyarakat. Metode
ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang
dihadapi pada situasi sekarang (Notoatmodjo, 2012). Kuantitatif adalah data
yang dipaparkan dalam bentuk angka - angka (Riwidikdo, 2012).
Pada penelitian ini mendiskripsikan tingkat pengetahuan remaja putri
tentang anemia pada siswi kelas IX di SMP Negeri 2 Tawangmangu.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Lokasi penelitian adalah tempat yang dilakukan oleh peneliti
dalam melaksanakan kegiatan penelitian (Notoatmodjo, 2012). Penelitian
ini dilakukan di SMP Negeri 2 Tawangmangu.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah rencana tentang jadwal yang dilakukan
oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya (Notoatmodjo,
2012). Penelitian ini dilakukan pada tanggal 30 Mei 2015.
27
C. Populasi , Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2012). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
siswi kelas IX SMP Negeri 2 Tawangmangu yang berjumlah 50 siswi.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah karateristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2012). Jika populasi kurang dari 100 lebih
baik diambil semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil
10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih (Arikunto, 2013). Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas IX di SMP
Negeri 2 tawangmangu yang berjumlah 50 siswi.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik sampling merupakan suatu proses seleksi yang digunakan
dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan
mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2010). Penelitian ini
menggunakan “sample jenuh”. Menurut Hidayat (2010), sample jenuh
merupakan cara pengambilan sampel dengan mengambil semua anggota
populasi menjadi sampel.
28
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga memperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012).
Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat
pengetahuan remaja putri tentang anemia.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mengidentifikasikan variable secara
operasional berdasarkan karateristik yang diamati, sehingga memungkinkan
peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap
suatu objek atau fenomena (Hidayat, 2010).
Tabel 1.2 Definisi Operasional
Variabel Definisi
Operasional
Skala
Ukur
Hasil Alat
Ukur
Tingkat
pengetahuan
remaja putri
tentang
anemia
Kemampuan/pengeta
huan remaja putri
tentang anemia yang
meliputi:
a. Pengertian
anemia
b. Sebab anemia
c. Tanda dan
gejala anemia
d. Akibat anemia
e. Penatalaksanaan
anemia
Ordinal a. Baik, bila nilai
responden (x) >
mean + 1 SD
b. Cukup, bila
nilai mean – 1
SD £ x £ mean
+ 1 SD
c. Kurang, bila
nilai responden
(x) < mean – 1
SD
(Riwidikdo,2013)
kuesioner
29
F. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk
pengumpulan data. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner yaitu memberikan suatu serangkaian pertanyaan yang telah
ditulis dan responden tinggal memilih jawaban benar atau salah
(Notoatmodjo, 2012).
Instrumen ini ada 30 soal, dimana permasalahan soal tersebut
mengenai tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia. Sistem penilaian
pertanyaan dengan kriteria positif (favorable) yaitu bila menjawab benar
nilainya 1 jika menjawab salah nilainya 0 dan kriteria negatif unfavorable bila
menjawab salah nilainya 1 dan jika menjawab benar nilainya 0. Pengisian
kuisioner tersebut dengan memberi tanda cetang (Ö) pada jawaban yang
dianggap benar.
30
Tabel 3.1 kisi-kisi kuesioner
Variabel Sub variable Pernyataan Jumlah
soal Favorable Unfavorable
Tingkat
pengetahuan
remaja putri
tentang
anemia
1. Pengertian anemia 1, 3 2,4 4
2. Penyebab anemia 6, 27 5*, 7, 8, 21
28
7
3. Tanda dan gejala
anemia
9, 12, 24 10, 11 5
4. Pencegahan Anemia 13*, 16, 28, 29 14, 15, 30 7
5. Dampak atau
pengaruh anemia
19, 22, 23, 26* 20 5
6. Resiko penderita
anemia
17 - 1
7. Kebutuhan zat besi
pada pria dan
wanita
18 - 1
Jumlah 17 13 30
Keterangan: *tidak valid
Sebelum kuesioner diberikan pada responden, kuesioner diuji
kevaliditas dan reliabilitasnya terlebih dahulu. Uji coba dilakukan untuk
mendapat instrumen yang benar-benar valid dan reliabel. Uji validitas dan
reliabilitas dilakukan di SMP Penda Tawangmangu.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu
benar-benar mengukur apa yang diukur. Sebuah instrumen dikatakan
valid sejauh mana mampu mengukur instrumen ini. Penelitian ini
menggunakan uji validitas dengan rumus product moment dengan
bantuan program komputer SPSS for Windows, dikatakan valid jika nilai
31
rhitung > rtabel, dengan a= 5%. r tabel dalam penelitian ini adalah 0,361
(Riwidikdo, 2013).
Menurut Riwidikdo (2013), rumus product adalah :
Keterangan :
r : Korelasi antara masing – masing butir pernyataan
N : Jumlah responden
x : Skor pertanyaan
y : Skor total pertanyaan
xy : Skor pernyataan dikalikan skor total
Berdasarkan uji validitas yang dilakukan di SMP Penda
Tawangmangu pada 30 responden dengan jumlah soal 30 pernyataan
diperoleh 27 item pernyataan dikatakan valid (rhitung > rtabel) dan diperoleh
3 item pernyataan yang tidak valid (rhitung < rtabel) yaitu soal nomor 5, 13
dan 26 sehingga ketiga item tersebut tidak digunakan untuk penelitian
selanjutnya. Jadi kuesioner untuk penelitian selanjutnya hanya terdiri dari
27 pernyataan. Dinyatakan valid ini dibuktikan bahwa rhitung (0,368-
0,866) > rtabel (0,361)
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat atau instrumen pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan
32
(Notoatmodjo, 2012). Kuesioner atau angket dikatakan reliabel jika
memiliki nilai alpha (a) minimal 0,7 (Riwidikdo, 2013).
Untuk menguji reliabilitas instrument peneliti menggunakan Alpha
Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows.
Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:
Keterangan :
r : Reliabilitas Instrument
k : Banyak butir pertanyaan atau banyaknya soal
: Jumlah varian butir
st2 : Varians total
Dari hasil reliabilitas yang telah peneliti lakukan, didapatkan nilai
alpha 0.859 yang berarti 0,859 > 0,7. Sehingga kuesioner ini dikatakan
reliabel untuk dijadikan sebagai instrument penelitian.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data akan dilakukan dengan cara memberikan
lembar pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner atau angket pada
siswi kelas IX di SMP Negeri 2 Tawangmangu, kemudian menjelaskan
tentang cara mengisinya. Responden diminta untuk mengisi kuesioner sampai
selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti.
33
Menurut Riwidikdo (2013), cara memperoleh data dibagi menjadi 2
yaitu data primer dan data sekunder:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari subjek
atau objek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi. Dalam
penelitian ini data primer diperoleh dari jawaban pertanyaan siswi kelas
IX di SMP Negeri 2 Tawangmangu yang disediakan melalui kuesioner.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung
dari objek penelitian. Peneliti mendapat data yang sudah jadi yang
dikumpulkan oleh pihak dengan berbagai cara metode baik secara
komersial maupun non komersial. Dalam penelitian ini data sekunder
berupa data jumlah siswi kelas IX di SMP Negeri 2 Tawangmangu yang
diperoleh dari Guru Kemahasiswaan.
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah
pengolahan data. Menurut Notoatmodjo (2012), proses pengolahan data
adalah :
a. Editing (Memeriksa Data)
Hasil wawancara, angket, atau pengamatan dari lapangan
harus dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara
34
umum editing adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan
perbaikan isian formulir atau kuesioner.
b. Coding
Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya
dilakukan peng”kodean” atau “coding”, yakni mengubah data
berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.
c. Memasukkan Data (Data Entry) atau Processing
Data, yakni jawaban–jawaban dari masing–masing responden
yang dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam
program atau “software” komputer.
d. Pembersihan Data (Cleaning)
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden
selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat
kemungkinan– kemungkinan adanya kesalahan–kesalahan kode,
ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan
atau koreksi.
2. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan analisis univariat. Analisis univariat bertujuan untuk
menjelaskan atau mendiskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian.
Bentuk analisis univariat tergantung dari jenis datanya. Untuk data
numerik digunakan nilai mean atau rata–rata, median dan standar deviasi.
35
Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi
frekuensi dan persentase dari setiap variabel (Notoatmodjo, 2010).
Menurut Riwidikdo (2013), untuk membuat 3 katagori yaitu baik,
cukup dan kurang maka menggunakan parameter :
a. Baik, bila nilai responden (x) > Mean + 1 SD
b. Cukup, bila nilai Mean – 1 SD £ x £ + 1 SD
c. Kurang, bila nilai responden (x) < Mean – 1 SD
Menurut Riwidikdo (2013) instrument dikatakan reliabel bila nilai
Alpha Chonbach > r kriteria (0.7).
Menurut Riwidikdo (2013), rumus mean yaitu :
Rumus : X =
Keterangan :
X : Rata-rata (mean)
∑ x : Jumlah seluruh jawaban responden
n : Jumlah responden
Menurut Riwidikdo (2013), simpangan baku (standard deviation)
adalah ukuran yang dapat dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran
nilai-nilai data terhadap rata-ratanya.
Rumus :
SD =
Keterangan :
SD : simpangan baku
36
x : Nilai responden
n : Jumlah responden
Menurut Riwidikdo (2013), rumus untuk mengetahui skor
prosentase tiap responden adalah sebagai berikut:
Skor Prosentase =diperoleh seharusnya yang maksimalskor Total
respondendiperoleh yangSkor x 100%
I. Etika Penelitian
1. Prinsip – prinsip Petunjuk Etika Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian khususnya jika yang menjadi
subjek penelitian adalah manusia, maka peneliti harus memahami hak
dasar manusia. Menurut Hidayat (2010), prinsip penelitian pada manusia
yang harus dipahami antara lain :
a. Prinsip Manfaat
Dengan berprinsip pada aspek manfaat, maka segala bentuk
penelitian yang dilakukan memiliki harapan dapat dimanfaatkan
untuk kepentingan manusia.
b. Prinsip menghormati manusia
Manusia memiliki hak dan makhluk yang mulia yang harus
dihormati, karena manusia memiliki hak dalam menentukan pilihan
antara mau dan tidak untuk diikutsertakan menjadi subjek penelitian.
c. Prinsip keadilan
Prinsip ini dilakukan untuk menjunjung tinggi keadilan
manusia dengan menghargai hak.
37
2. Masalah etika penelitian
Masalah etika kebidanan merupakan masalah yang sangat penting
dalam penelitian (Hidayat, 2010). Menurut Hidayat (2010), masalah etika
yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut :
a. Informed consent
Bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden
penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed
consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan
memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan
Informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan
penelitian, mengetahui dampaknya.
b. Anonimity (Tanpa Nama)
Masalah etika kebidanan merupakan masalah yang
memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan
cara tidak memberikan atau mencantumkan nama.
c. Confidentiality (Kerahasiaan)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan
jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun
masalah–masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan
dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu
yang akan dilaporkan pada hasil riset.
38
J. Jadwal Penelitian
Jadwal kegiatan adalah uraian langkah–langkah kegiatan dari mulai
menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian,
beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut
(Notoatmodjo, 2010). Jadwal penelitian ini terlampir.
39
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Tawangmangu yang terletak
di Desa Bandardawung, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar.
SMP Negeri 2 Tawangmangu dipimpin oleh Kepala Sekolah yang
membawahi 24 guru dan 10 karyawan. Luas SMP Negeri 2 Tawangmangu
sekitar 3 hektar, yang terdiri dari 12 kelas, 1 ruang guru, 1 perpustakaan, 1
ruang tata usaha, 1 ruang UKS, sarana olah raga, 1 mushola, 2 ruang
laboratorium biologi dan komputer, ruang kesenian dan kantin. Jumlah siswa
di SMP Negeri 2 Tawangmangu pada kelas VII yaitu 106 siswa, kelas VIII
berjumlah 131 siswa dan kelas IX berjumlah 101 siswa.
Letak SMP Negeri 2 Tawangmangu pada sebelah selatan dan timur
berbatasan dengan kecamatan Tawangmangu, sebelah utara dan barat
berbatasan dengan kecamatan Matesih.
B. Hasil Penelitian
Penelitian tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi
kelas IX di SMP Negeri 2 Tawangmangu dengan jumlah sampel 50
responden. Hasil perhitungan nilai Mean dan Standard Deviation adalah
sebagai berikut:
39
40
Tabel 4.1. Nilai Mean dan Std. Deviation
Variabel N Mean Std. Deviation
Tingkat pengetahuan remaja
putri tentang anemia
50 20,7 5,2
Berdasarkan tabel 4.1 di atas nilai Mean sebesar 20,7 dan Standard
Deviation 5,2, kemudian dihitung kategori pengetahuan responden, yaitu:
1. Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > Mean + 1 SD
(x) > 20,7 + (1 x 5,2)
(x) > 25,9
Jadi tingkat pengetahuan responden baik bila nilai (x) > 25,9
2. Cukup : Bila nilai responden Mean – 1 SD < x < Mean + 1 SD
20,7 – (1 x 5,2) < x < 20,7 + (1 x 5,2)
15,5 < x < 25,9
Jadi tingkat pengetahuan responden cukup bila nilai (x) 15,5 < x < 25,9
3. Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < Mean – 1 SD
(x) < 20,7 – (1 x 5,2)
(x) < 15,5
Jadi tingkat pengetahuan responden kurang bila nilai (x) < 15,5
Pengetahuan remaja putri tentang anemia dapat dilihat pada tabel 4.2 di
bawah ini.
Tabel 4.2. Tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada siswi
kelas IX di SMP Negeri 2 Tawangmangu
No. Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%)
1.
2.
3.
Baik
Cukup
Kurang
11
28
11
22
56
22
Total 50 100%
Sumber: Data primer
41
Berdasarkan tabel di atas, tingkat pengetahuan remaja putri tentang
anemia pada siswi kelas IX di SMP Negeri 2 Tawangmangu pada kategori
pengetahuan baik sebanyak 11 responden (22%), pengetahuan cukup
sebanyak 28 responden (56%) dan pengetahuan kurang sebanyak 11
responden (22%). Jadi tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada
siswi kelas IX di SMP Negeri 2 Tawangmangu yang paling banyak
dikategorikan dalam pengetahuan cukup, yaitu sebanyak 28 responden (56%).
C. Pembahasan
Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi
melalui panca indra manusia yakni, indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang
sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2011).
Salah satu pengetahuan yang harus dimiliki oleh remaja putri yaitu
pengetahuan tentang anemia. Anemia adalah suatu kondisi medis di mana
jumlah sel darah merah atau hemoglobin kurang dari normal. Kadar
hemoglobin normal umumnya berbeda pada laki-laki dan perempuan. Untuk
pria, anemia didefinisikan sebagai kadar hemoglobin kurang dari 13,5 gram/
100 ml dan pada wanita sebagai hemglobin kurang dari 12,0 gram/ 100 ml
(Proverawati, 2011).
42
Remaja putri lebih rentan terhadap anemia, Hal ini berkaitan dengan
kondisi remaja putri itu sendiri yang mengalami masa haid (menstruasi). Saat
remaja mulai mengalami menstruasi di masa puber. Dalam fase itu, zat gizi
seperti zat besi, vitamin A dan kalsium sangat diperlukan. Akibat menstruasi
pada remaja putri dapat kehilangan zat besi hingga dua kali jumlah yang
dikeluarkan oleh remaja putra. Karena itu kebutuhan zat besi pada remaja
putri adalah tiga kali lebih besar dari remaja putra untuk mengembalikan
kondisi tubuhnya kekeadaan semula untuk mengganti darah yang keluar pada
saat menstruasi (Wikipedia, 2014).
Menurut Proverawati (2011), pencegahan yang dapat dilakukan pada
anemia antara lain mengkonsumsi bahan makanan sumber utama zat besi
seperti daging, dan sayuran yang berwarna hijau sesuai kebutuhan, melakukan
tes laboratorium untuk mengetahui kualitas sel darah merah (hemoglobin),
harus diyakinkan bahwa masukan zat gizi yang kurang dari yang dibutuhkan
akan berakibat buruk bagi pertumbuhan dan kesehatan, istirahat yang teratur
dan menggunakan kebiasaan hidup sehat.
Hasil penelitian tingkat pengetahuan remaja putri tentang anemia pada
siswi kelas IX di SMP Negeri 2 Tawangmangu pada kategori pengetahuan
baik sebanyak 11 responden (22%), pengetahuan cukup sebanyak 28
responden (56%) dan pengetahuan kurang sebanyak 11 responden (22%).
Menurut Mubarak (2012), faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan yaitu pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman,
kebudayaan lingkungan sekitar dan informasi. Umur mempengaruhi
43
pengetahuan, dengan bertambahnya umur seseorang akan mengalami
perubahan aspek fisik dan psikologis (mental). Secara garis besar,
pertumbuhan fisik terdiri atas empat kategori perubahan yaitu perubahan
ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri
baru. Perubahan ini terjadi karena pematangan fungsi organ. Pada aspek
psikologis atau mental, taraf berpikir seseorang menjadi semakin matang dan
dewasa.
Informasi juga akan mempengaruhi pengetahuan seseorang. Seseorang
yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan mempunyai
pengetahuan yang luas. Lingkungan merupakan kondisi yang ada di sekitar
manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan
perilaku orang atau kelompok. Pengalaman merupakan sesuatu yang pernah
dialami oleh seseorang. Pengalaman akan menambah pengetahuan tentang
sesuatu yang bersifat informal.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari siswi kelas IX di SMP
Negeri 2 Tawangmangu, di sekolah belum pernah ada penyuluhan tentang
anemia. Lingkungan disekitar siswi mempengaruhi perkembangan dan
perilaku siswi yang akan mendukung tingginya pengetahuan siswi itu sendiri.
Sebagian siswi mendapatkan informasi tentang anemia dari, media cetak,
media elektronik, internet dan dari keluarga masing-masing berupa penjelasan
dari orang tua atau keluarga. Dari informasi tersebut maka siswi dapat
mengetahui tentang anemia. Semakin banyak informasi tentang anemia yang
diperoleh maka pengetahuan yang diperoleh semakin baik. Siswi yang dapat
44
menyerap informasi dengan baik maka pengetahuan yang diperoleh semakin
baik pula.
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan
remaja putri tentang anemia pada siswi kelas IX di SMP Negeri 2
Tawangmangu terbanyak pada kategori berpengetahuan cukup sebanyak 28
responden (56%). Hal tersebut dipengaruhi oleh lingkungan yang dapat
berpengaruh terhadap sikap dan perilaku siswi. Demikian dengan informasi
yang diperoleh siswi dari media cetak, media elektronik, internet dan dari
keluarga yang dapat mempengaruhi pengetahuan siswi.
D. Keterbatasan Penelitian
1. Kendala Penelitian
Pada saat penelitian ini dilakukan waktunya bersamaan dengan
kegiatan pembelajaran siswi di SMP Negeri 2 Tawangmangu, sehingga
waktunya terbatas.
2. Keterbatasan
a. Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil
penelitian terbatas pada tingkat tingkat pengetahuan remaja putri
tentang anemia saja.
b. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
tertutup, sehingga responden hanya bisa menjawab “benar” atau
“salah” dan jawaban responden belum bisa untuk mengukur
pengetahuan secara mendalam.
45
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada bulan Mei 2015
dengan judul Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Anemia pada Siswi
Kelas IX di SMP Negeri 2 Tawangmangu Tahun 2015 dapat disimpulan
sebagai berikut:
1. Responden yang mempunyai tingkat pengetahuan baik sebanyak 11
responden (22%).
2. Responden yang mempunyai tingkat pengetahuan cukup sebanyak 28
responden (56%).
3. Responden yang mempunyai tingkat pengetahuan kurang sebanyak 11
responden (22%).
4. Faktor pendukung yang mempengaruhi tingkat pengetahuan remaja putri
tentang anemia adalah informasi yang dapat diperoleh dari media cetak,
media elektronik, keluarga maupun lingkungan sekitar dan faktor
penghambat yang mempengaruhi pengetahuan remaja putri tentang
anemia adalah siswi yang tidak bisa menyerap informasi dengan baik.
45
46
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis dapat memberikan saran
sebagai berikut:
1. Bagi Lahan Penelitian
Diharapkan institusi pendidikan (SMP Negeri 2 Tawangmangu)
bekerja sama dengan instansi kesehatan untuk memberikan penyuluhan
khususnya tentang anemia, sehingga dari penyuluhan tersebut diharapkan
pengetahuan siswi tentang anemia dapat meningkat.
2. Bagi Siswi
Siswi diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang anemia
dengan mengikuti penyuluhan yang diadakan oleh tenaga kesehatan,
media cetak, elektronik ataupun internet.
3. Bagi Institusi Pendidikan (STIKes Kusuma Husada)
Diharapkan dapat dijadikan sumber bacaaan khususnya tentang
anemia agar dapat digunakan sebagai tambahan bahan referensi untuk
penelitian selanjutnya.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian
menggunakan metode penelitian yang berbeda dengan cara
mengembangkan variabel penelitian, menggunakan jenis kuesioner yang
berbeda dan meningkatkan jumlah responden, sehgga didapatkan hasil
yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta.
Astuti, M. P. 2013. Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Anemia pada
Siswi kelas IX di SMA Muhammadyah 1 Sragen. Surakarta. STIKes
Kusuma Husada Surakarta. KaryaTulis Ilmiah.
Depkes RI. 2007. Modul Pelatihan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR).
Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2007.
Depkes RI. 2010. Kesehatan Remaja. http:// depkes.co.id/aspirasi-anda/anemia-
pada-remaja-putri.
Hidayat, A. 2010. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Surabaya :
Salemba Medika.
Isniati, abd. 2007. Wanita Lebih Beresiko Terkena Anemia. 23 November 2014.
http://www.pemkomedan.go.id/wanita-lebih-beresiko-terkena-anemia.htm.
Mubarak, W. 2012. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika.
Notoatmodjo, S. 2011. Kesehatan Masyarakat . Jakarta : Rineka Cipta.
___________, S. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Proverawati, A. 2011. Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta : Nuha
Medika.
Riwidikdo, H. 2013. Statistik untuk Penelitian Kesehatan.Yogyakarta : Pustaka
Rihama.
Sari, L. P. 2011. Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri terhadap
Anemia di Desa Meunasah Blang Kecamatan Lhoksukon Aceh utara.
Banda Aceh. Stikes U’budiyah Banda Aceh. Karya Tulis Ilmiah.
Sugiyono. 2012.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suharto. 2008. Saat Anemia Mengintai. pada tanggal 23 November,
www.google/majalahnirmala.com.
Wikipedia. 20014. Pengertian Anemia. 22 November 2014. www.wikipedia.org/.
top related