sppk
Post on 29-Nov-2015
29 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kebakaran adalah terbentuknya api melalui reaksi dari 3 komponen
segitiga api, yaitu bahan bakar, oksigen, dan sumber panas yang tidak dapat
dikendalikan serta mengakibatkan kerugian. Kebakaran terjadi karena adanya
kelalaian, kecerobohan, maupun karena kejadian alam. Kerugian akibat
kebakaran bukan hanya berupa material, tetapi juga kecacatan dan hilangnya
nyawa yang berakibat pada perekonomian keluarga dari korban. Dalam
kebakaran, material yang terbakar juga berpengaruh pada tingkat bahaya dari
kebakaran tersebut, sehingga dalam rangka kesiapan siagaan pemberantasan
pada mula terjadinya kebakaran maka setiap perusahaan harus dilengkapi
dengan instalasi alarm kebakaran automatik sesuai dengan Peraturan Menteri
Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor : PER.02/MEN/1983. Menurut
sudomo (1983:1) Instalasi Alarm Kebakaraan Automatik adalah sistem atau
rangkaian alarm kebakaran yang menggunakan detektor panas, detektor asap,
detektor nyala api dan titik panggil secara manual serta perlengkapan lainnya
yang dipasang pada sistem alarm kebakaran. Sehingga diharapkan dengan
adanya instalasi alarm kebakaran automatik ini dapat mencegah terjadinya
perkembangan api dan proses evakuasi bisa segera dilakukan serta
mengurangi resiko adanya korban jiwa
Praktikum tugas besar sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran
ini membahas tentang perencanaan pemasangan automatic integrated system
atau alarm kebakaran automatik di Gedung Kantor Pengelola/ Monitoring dan
Museum Jembatan Suramadu “SURAMADU BRIDGE BUILDING”.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari perencanaan pemasangan automatic integrated
system atau alarm kebakaran automatik di Gedung Kantor Pengelola/
Monitoring dan Museum Jembatan Suramadu “SURAMADU BRIDGE
BUILDING” ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana cara merencanakan pemasangan automatic integrated
system atau alarm kebakaran automatik di Gedung Kantor
Pengelola/ Monitoring dan Museum Jembatan Suramadu
“SURAMADU BRIDGE BUILDING” ?
2. Apa rekomendasi yang diberikan dalam perencanaan automatic
integrated system di Gedung Kantor Pengelola/ Monitoring dan
Museum Jembatan Suramadu “SURAMADU BRIDGE
BUILDING” ?
1.3. Tujuan
1. Mampu merencanakan sistem alarm kebakaran automatik pada
Gedung Kantor Pengelola/ Monitoring dan Museum Jembatan
Suramadu “SURAMADU BRIDGE BUILDING”.
2. Mampu menerapkan peraturan dan standar sistem alarm kebakaran
automatik pada Gedung Kantor Pengelola/ Monitoring dan
Museum Jembatan Suramadu “SURAMADU BRIDGE
BUILDING”.
1.4. Manfaat
Manfaat yang di dapat dari perencanaan sistem alarm kebakaran
automatik pada Gedung Kantor Pengelola/ Monitoring dan Museum Jembatan
Suramadu “SURAMADU BRIDGE BUILDING” adalah sebagai berikut
1. Mengasah kemampuan mahasiswa dalam merencanakan sistem
alarm kebakaran otomatis pada bangunan/gedung
2. Hasil studi dapat digunakan untuk media pembelajaran tentang
instalasi automatic integrated system.
3. Pengaplikasian dasar hukum terkait dengan instalasi automatic
integrated system.
1.5. Ruang Lingkup
Agar dalam penulisan laporan ini tidak mengalami perluasan
pembahasan dan kesalahpahaman bagi pembaca, penulis memberikan ruang
lingkup dalam penulisan makalah ini diantaranya :
1. Tinjauan pustaka yang meliputi :
a) Definisi Sistem Alarm Kebakaran Automatik
b) Pemeliharaan dan pengujian Sistem Alarm Kebakaran Automatik
c) Sistem Deteksi Panas
d) Sistem Deteksi Asap
e) Sistem Detektor Api
2. Prosedur perencanaan Sistem Alarm Kebakaran Automatik, yang
meliputi :
a) Perencanaan konsep
b) Penelitian lapangan
c) Rencana dasar
d) Rancangan pendahuluan
e) Rancangan pelaksanaan
3. Estimasi biaya yang diperlukan dalam perencanaan sistem alarm
kebakaran otomatis di
4. Kesimpulan dan Saran
BAB 2
Kajian Pustaka
Detektor harus dipasang pada bagian bangunan kecuali apabila bagian bangunan
tersebut telah dilindungi dengan sistem pemadam kebakaran automatik.
Apabila detektor-detektor dipasang dalam suatu ruangan aman yang tahan api
(strong room), maka detektor-detektor tersebut harus memiliki kelompok alarm
yang terpisah atau harus terpasang dengan alat yang dapat mengindikasi sendiri
yang dipasang diluar ruangan tersebut.
Setiap ruangan harus dilindungi secara tersendiri dan apabila suatu ruangan
terbagi oleh dinding pemisah atau rak yang mempunyai celah 30 (tiga puluh) cm
kurang dari langit-langit atau dari balok melintang harus dilindungi secara sendiri
sendiri.
Barang-barang dilarang untuk disusun menumpuk seolah-olah membagi ruangan,
kecuali untuk ruang demikian telah diberikan perlindungan secara terpisah.
Pasal 4
Pada gedung yang dipasang sistem alarm kebakaran automatik maka untuk
ruangan
tersembunyi harus dilindungi dan disediakan jalan untuk pemeliharaannya,
kecuali
hal-hal sebagai berikut:
a. ruangan tersembunyi dimana api kebakaran dapat tersekat sekurang-kurangnya
selama satu jam;
b. ruangan tersembunyi yang berada diantara lantai paling bawah dengan tanah
yang
tidak berisikan perlengkapan listrik atau penyimpanan barang dan tidak
mempunyai jalan masuk;
c. ruangan tersembunyi dengan jarak kurang dari 80 (delapan puluh) cm di bawah
atap;
d. ruangan tersembunyi dengan jarak kurang dari 80 (delapan puluh) cm yang
terletak diantara langit-langit palsu dan lembaran tahan api di atasnya.
e. ruangan tersembunyi dengan jarak kurang dari 35 (tiga puluh lima) cm yang
terletak diantara permukaan sebelah langit-langit dengan permukaan sebelah
bawah lantai atasnya tanpa menghiraukan konstruksinya.
top related