laporan sppk

46
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebakaran dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Tidak ada tempat kerja yang dapat dijamin bebas resiko dari bahaya kebakaran. Kebakaran di tempat kerja dapat membawa konsekuensi yang berdampak merugikan banyak pihak baik bagi pengusaha, tenaga kerja maupun masyarakat luas. Atas dasar hukum Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja bahwa dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat- syarat keselamatan kerja dalam perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang, produk teknis aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan. Alat Pemadam Api Ringan (Fire Extinguisher) yang biasanya disingkat dengan APAR adalah alat yang digunakan untuk memadamkan api atau mengendalikan kebakaran kecil. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) pada umumnya berbentuk tabung yang diisikan dengan bahan pemadam api yang bertekanan tinggi. Dalam hal Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), APAR merupakan peralatan wajib yang harus dilengkapi oleh setiap Perusahaan dalam mencegah terjadinya kebakaran yang dapat mengancam keselamatan pekerja dan asset perusahaannya.

Upload: sendy-puspa-mita-sari

Post on 02-Oct-2015

49 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

berisi penjelasan, peraturan/standar, sekaligus perancangan sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran.

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangKebakaran dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Tidak ada tempat kerja yang dapat dijamin bebas resiko dari bahaya kebakaran. Kebakaran di tempat kerja dapat membawa konsekuensi yang berdampak merugikan banyak pihak baik bagi pengusaha, tenaga kerja maupun masyarakat luas. Atas dasar hukum Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja bahwa dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja dalam perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang, produk teknis aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.Alat Pemadam Api Ringan (Fire Extinguisher)yang biasanya disingkat dengan APARadalah alat yang digunakan untuk memadamkan api atau mengendalikan kebakaran kecil. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) pada umumnya berbentuk tabung yang diisikan dengan bahan pemadam api yang bertekanan tinggi. Dalam hal Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), APAR merupakan peralatan wajib yang harus dilengkapi oleh setiap Perusahaan dalam mencegah terjadinya kebakaran yang dapat mengancam keselamatan pekerja dan asset perusahaannya.PT. SISETTON SD adalah perusahaan yang bergerak dalam usaha pertambangan minyak bumi. di PTSISETTON SD berdasarkan pada PERMENAKERTRANS RI NO.04/MEN/1980 tentang syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan APAR Apabila dari hasil evaluasi tidak sesuai dengan standart maka dilakukan perencanaan ulang APAR dengan menggunakan standart diatas dan disesuaikan dengan kebutuhan yang ada di area PT. SISETTON SD.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1Teori dan Anatomi Api2.1.1Teori ApiNyala api adalah suatu fenomena yang dapat diamati gejalanya yaitu adanya cahaya dan panas dari suatu bahan yang sedang terbakar. Gejala lainnya yang dapat diamati adalah bila suatu bahan telah terbakar maka akan mengalami perubahan baik bentuk fisiknya maupun sifat kimianya. Keadaan fisik bahan yang telah terbakar akan berubah pula menjadi zat baru. Gejala perubahan tersebut menurut teori perubahan zat dan energi adalah perubahan secara kimia.2.1.2Teori Segitiga Api (Triangel of Fire)Untuk dapat berlangsungnya proses nyala api diperlukan adanya tiga unsur pokok yaitu adanya unsur : bahan yang dapat terbakar (fuel), oksigen (O2) yang cukup dari udara atau bahan oksidator dan panas yang cukup. Apabila salah satu unsur tersebut tidak berada pada keseimbangan yang cukup, maka api tidak akan terjadi.

Gambar 2.1 Segitiga Api(Sumber: http://en.wikipedia.org)2.1.3Teori Piramida bidang Empat (Tetrahedron of Fire)Fenomena pada suatu bahan yang terbakar adalah terjadi perubahan bentuk dan sifat-sifatnya yang semula menjadi zat baru, maka proses ini adalah perubahan secara kimia. Proses pembakaran ditinjau dengan teori kimia adalah reaksi satu unsur atau satu senyawa dengan oksigen yang disebut oksidasi atau pembakaran. Produk yang terbentuk disebut oksida.

Gambar 2.2 Fire Tetrahedron(Sumber : http://www.exelgard.com.au)

2.2Fenomena KebakaranFenomena kebakaran atau gejala pada setiap tahapan mulai awal terjadinya penyalaan sampai kebakaran padam, dapat diamati beberapa fase tertentu seperti source energy, initiation, growth, flashover, full fire dan bahaya-bahaya spesifik pada peristiwa kebakaran seperti : back draft, penyebaran asap panas dan gas dll. Tahapan - tahapan tersebut antara lain:

Gambar 2.3 Diagram Fenomena Kebakaran (Sumber: DEPNAKERTRANS RI)

a. Tidak diketahui kapan dan dimana awal terjadinya api/kebakaran, tetapi yang pasti ada sumber awal pencetusnya (source energy), yaitu adanya potensi energi yang tidak terkendali.b. Apabila energi yang tidak terkendali kontak dengan zat yang dapat terbakar, maka akan terjadi penyalaan tahap awal (initiation) bermula dari sumber api/nyala yang relatif kecilc. Apabila pada periode awal lebakaran tidak terdeteksi, maka nyala api akan berkembang lebih besar sehingga api akan menjalar bila ada media disekelilingnyad. Intensitas nyala api meningkat dan akan menyebarkan panas kesemua arah secara konduksi, konveksi dan radiasi, hingga pada suatu saat kurang lebih sekitar setelah 3-10 menit atau setelah temperatur mencapai 300C akan terjadi penyalaan api serentak yang disebut Flashover, yang biasanya ditandai pecahnya kacae. Setelah flashover, nyala api akan membara yang disebut periode kebakaran mantap (Steady/full development fire). Temperatur pada saat kebakaran penuh dapat mencapai 600-1000C. Bangunan dengan struktur konstruksi baja akan runtuh pada temperature 700C. Bangunan dengan konstruksi beton bertulang setelah terbakar lebih dari 7 jam dianggap tidak layak lagi untuk digunakanf. Setelah melampaui puncak pembakaran, intensitas nyala akan berkurang/surut berangsur-angsur akan padam yang disebut periode surut.

2.3Klasifikasi KebakaranKlasifikasi kebakaran yang dimiliki di Indonesia mengacu pada standard National Fire Protection Association (NFPA Standard No. 10, for the installation of portable fire extinguishers) yang telah dipakai oleh PERMENAKERTRANS RI No. Per. 04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR). Klasifikasi dari kebakaran adalah sebagai berikut:Tabel 2.1 Klasifikasi Kebakaran Menurut NFPAKELASKLASIFIKASI KEBAKARAN

Kelas A

Kebakaran pada benda pada mudah terbakar yang menimbulkanarang/karbon (contoh : Kayu, kertas, karton/kardus, kain, kulit,plastik)

Kelas B

Kebakaran pada benda cair dan gas yang mudah terbakar (contoh :Bahan bakar, bensin, lilin, gemuk, minyak tanah, thinner)

Kelas C

Kebakaran pada benda yang menghasilkan listrik atau yangmengandung unsur listrik

Kelas D

Kebakaran pada logam mudah terbakar (contoh : Sodium, lithium,radium)

(Sumber : NFPA 10 Tahun 1998)

2.4Klasifikasi Bahaya HunianKlasifikasi bahaya hunian ini dimaksudkan untuk dapat disesuaikan dengan sarana dan prasarana emergency, klasifikasi tersebut, terdiri dari:1. Bahaya kebakaran ringan ialah hunian yang mempunyai nilai kemudahan terbakar rendah dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas rendah, serta menjalarnya api lambat. Yang termasuk hunian bahaya kebakaran ringan antara lain:- Ibadat - Tempat Perawatan- Hotel - Perkantoran- Lembaga - Klub- Rumah Sakit - Perumahan- Perpustakaan - Tempat Pendidikan - Penjara - Rumah Makan- Museum2.Bahaya kebakaran sedang kelompok I, yakni hunian yang mempunyai kemudahan terbakar rendah penimbunan bahan yang mudah terbakar sedang dengan tinggi tidak lebih dari 2,5 meter dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang. Yang termasuk hunian bahaya kebakaran sedang kelompok I antara lain:- Parkir Mobil - Pabrik Minuman- Binatu - Pabrik Susu- Pabrik Roti - Pengalengan- Pabrik Permata - Pabrik Elektronika- Pabrik Barang Gelas

3. Bahaya kebakaran sedang kelompok II, yakni hunian yang mempunyai nilai kemudahan terbakar sedang, penimbunan bahan yang mudah terbakar dengan tinggi tidak lebih dari 4 meter dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas sedang, sehingga menjalarnya api sedang. Yang termasuk hunian bahaya kebakaran sedang kelompok II antara lain:- Penggilingan Gandum atau Beras- Pabrik Bahan Makanan- Pabrik Kimia- Pertokoan Dengan Pramuniaga Kurang Dari 50 Orang4. Bahaya kebakaran sedang kelompok III, yakni hunian yang mempunyai nilai kemudahan terbakar tinggi dan apabila terjadi kebakaran, melepaskan panas tinggi, sehingga menjalarnya api cepat. Yang termasuk hunian bahaya kebakaran sedang kelompok III antara lain:- Pameran - Gudang (Cat,Minumankeras)- Pabrik Ban - Pabrik Permadani- Studio Pemancar - Bengkel Mobil- Pabrik Pengolahan Tepung - Penggergajian Kayu- Pertokoan Yang Pramuniaga lebih dari 50 orang5.Bahaya kebakaran berat, yakni hunian yang mempunyai nilai kemudahan terbakar tinggi dan apabila terjadi kebakaran melepaskan panas tinggi dan penjalaran api cepat. Yang termasuk hunian bahaya kebakaran berat:- Pabrik Kimia, Bahan Peledak dan Cat- Pabrik Korek Api, Kembang Api- Pemintalan Benang- Studio Film dan Televisi- Penyulingan Minyak- Pabrik Karet Busa, Plastik Busa

2.5APAR (Alat Pemadam Api Ringan)Alat pemadam api ringan (APAR) ialah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh satu orang untuk memadamkan api pada mula terjadi kebakaran.2.5.1Jenis jenis media pemadam kebakaranMengenal berbagai jenis media pemadam api dimaksudkan agar dapat menentukan jenis media yang tepat, sehingga dapat dicapai pemadaman yang efektif, efisien dan aman. Media pemadaman api yang umum dipakai untuk alat pemadam api ringan adalah :1. AirSifat air dalam memadamkan kebakaran adalah secara fisik mengambil panas (cooling) dan sangat tepat untuk memadamkan bahan padat (kelas A) karena dapat menembus sampai bagian dalam. Ada 3 (tiga) macam APAR air ialah air dengan pompa tangan, air bertekanan dan asam soda/soda acid.

Gambar 2.9 Water Extinguisher(Sumber: Guide to fire risk assasment)2. BusaAda 2 (dua) macam busa, busa kimia dan busa mekanik. Busa kimia dibuat dari gelembung yang berisi antara lain zat arang dan karbondioksida , sedangkan busa mekanik dibuat dari campuran zat arang udara. Dapat digunakan untuk memadamkan kebakaran kelas A dan B. Busa memadamkan api melalui kombinasi tiga aksi pemadaman yaitu menutupi, melemahkan dan mendinginkan.a. Menutupi yaitu membuat selimut busa di atas bahan yang terbakar, sehingga kontak dengan oksigen (udara) terputusb. Melemahkan yaitu mencegah penguapan cairan yang mudah terbakarc. Mendinginkan yaitu menyerap kalori cairan yang mudah terbakar sehingga suhunya turun

Gambar 2.10 Foam Extinguisher(Sumber: Guide to fire risk assessment)3. Serbuk kimia keringSifat serbuk kimia ini tidak beracun tetapi dapat menyebabkan untuk sementara sesak nafas dan pandangan mata agak terhalang. Dapat digunakan untuk memadamkan kebakaran kelas A, B dan C. Daya pemadaman dari serbuk kimia kering tergantung pada jumlah serbuk yang dapat menutupi permukaan yang terbakar. Cara kerja dari pemadam ini adalah dengan merusak reaksi kimia pembakaran dengan membentuk lapisan tipis pada permukaan bahan yang terbakar. Makin halus butiran serbuk kimia kering maka makin luas permukaan yang ditutupi. Karena kemampuannya untuk mematikan jenis api di tiga kelas, jenis tabung ini paling banyak digunakan diberbagai kantor dan perumahan.

Gambar 2.11 Dry Chemical Estinguisher(Sumber: http://wb8.itrademarket.com)4. Carbon Dioksida (CO2 )Media pemadam api CO didalam tabung harus dalam keadaan fase cair bertekanan tinggi. Prinsip kerjanya dalam memadamkan api adalah reaksi dengan oksigen sehingga konsentrasinya di dalam udara berkurang dari 21 % menjadi sama dengan atau lebih kecil dari 14 % sehingga api akan padam. Hal ini disebut pemadaman dengan cara tertutup. Efektif dalam memadamkan kebakaran kelas B (minyak dsb) dan C (listrik).

Gambar 2.12 Carbon dioxide extinguisher(Sumber: http://wb3.itrademarket.com)5. HalonGas halon bila terkena panas api kebakaran pada suhu sekitar 485 C akan mengalami proses penguraian.Zat-zat yang dihasilkan dari proses penguraian tersebut akan mengikat unsur hidrogen dan oksigen dari udara sehingga menghasilkan beberapa unsur baru yaitu HF, HBr, COF dan COBr, karena sifat zat baru tersebut beracun maka cukup membahayakan terhadap manusia.

2.5.2Tipe konstruksi APARTipe konstruksi adalah :1. Tipe tabung gas (gas container type) adalah suatu pemadam yang bahan pemadamnya di dorong keluar oleh gas bertekanan yang dilepas dari tabung gas2. Tipe tabung bertekanan tetap (stored preasure type) adalah suatu pemadam yang bahan pemadamnya didorong keluar oleh gas tanpa bahan kimia aktif atau udara kering yang disimpan bersama dengan tepung pemadamnya dalam keadaan bertekanan

2.5.3Penandaaan dan Pengenalana.Penandaan APARPenandaan yang disyaratkan : Kalimat yang bermakna umum tidak menjurus seperti mutu, umum, atau universal tidak boleh dituliskan pada pelat nama yang dipasang pada badan APAR. Setiap APAR harus memiliki keterangan sebagai berikut: Kata jenis tepung Kimia Kering yang disusul tipe APAR sesuai dengan ketentuan Tipe Tabung Gas atau Tipe Tabung Bertekanan Tetap Cara pemakaian Nama dan alamat pabrik pembuat atau penjualnya yang bertanggung jawab.b.Cara PenandaanPenandaan APAR dapat dialkukan dengan cara: Huruf timbul atau sketsa pada plat logam yang disolder atau diikat pada tabung APAR Dicat langsung pada tabung APAR Dengan label yang tahan lama Tahun harus ditandakan secara permanen pada badan APARc.Warna PengenalBadan APAR harus berwarna merah.(DEPNAKER, 1999)

2.5.4Klasifikasi bahayaBerdasarkan NFPA 10 tahun 1998 dijelaskan mengenai klasifikasi bahaya kebakaran diantaranya:a. Bahaya Rendah, light (low) hazard Bahaya ini merupakan bahan-bahan yang mudah terbakar dimana bahaya ini meliputi area kantor, hotel, motel, aula dan kelas. Pengelempokkan bahaya ini untuk mengantisipasi agar bahan-bahan ini tidak mudah menyebarkan bahaya kebakaran.b. Bahaya Sedang,Ordinary (Moderate) Hazard Bahaya ini merupakan bahan-bahan yang mudah terbakar dengan cepat dimana bahaya ini meliputi area gudang, pertokoan, bengkel, laboratorium, showroom, garasi.c. Bahaya Tinggi, Extra (High) Hazard Lokasi ini merupakan bahaya kebakaran kelas A yang mudah terbakar dan kelas B yang mudah menyala. Dimana area ini meliputi ruang reparasi pesawat dan kapal, dapur, pekerjaan yang berhubungan dengan kayu dan ruang pameran.

2.5.5Penempatan APARBerdasarkan NFPA 10 tahun 1998 dijelaskan mengenai penempatan APAR dimana penempatan ini tergantung dari kelas kebakaran dan luas area bangunan. Berikut ini akan dijelaskan mengenai penempatan APAR berdasarkan kelas kebakaran.Tabel 2.7 Luas area yang dilindungi (ft2)Rating APARBahaya rendah(ft2)Bahayasedang (ft2)Bahaya tinggi(ft2)

1A---

2A60003000-

3A

9000

4500

-

4A1125060004000

6A

11250

9000

6000

10A112501125010000

20A

11250

11250

11250

30A

11250

11250

11250

40A112501125011250

(Sumber : NFPA 10 tahun 1998)Keterangan :- 1 ft2 = 0,0929 m2- Travel distance untuk kelas A,C dan D = 22,7 ma.Kelas AJarak minimal penempatan APAR pada tabel berikut : Tabel 2.8 Penempatan APAR dengan bahaya kebakaranKlasifikasiAPARRatingAPARJarak Max.JangkauanAPAR (ft2)LuasBangunan

Rendah2A7511250

Sedang2A7511250

tinggi4A7511250

(Sumber : NFPA 10 tahun 1998)b.Kelas BJarak minimal penempatan APAR dilihat pada table berikut : Tabel 2.9 Penempatan APAR (bahaya kebakaran kelas B)Klasifikasi BahayaRating APARJarak max.jangkauan APAR

(ft)(m)

Rendah5 B309.15

10 B5015.25

Sedang10 B309.15

20 B5015.25

Tinggi40 B309.15

80 B5010.25

(Sumber : NFPA 10 tahun 1998)c.Kelas C dan Kelas DJarak penempatan APAR untuk kelas C dan kelas D sama dengan jarak penempatan kelas A dan kelas B

2.5.6Jenis media pemadam kebakaran dan aplikasinyaPemasangan dan penempatan APAR harus sesuai dengan jenis dan penggolongan kebakaran berdasarkan PERMENAKERTRANS RI No. 04/MEN/1980 dalam Bab 2 pasal 4 point 4, seperti pada tabel berikut ini. Tabel 2.10 Kebakaran dan Jenis APARGolBahan bakarAir 9 literBusa 9 literTetrachoorkolostopchloorbrommethan 1 literKarbondioksidaTepungBCF9HAL C

P+PKPGPM

KelasAKebakaran pada permukaanbahan seperti : kayu, teksilvvvv/xxxvVvvvxv

Kebakaran sampai bagiandalam dari bahan sepertikayu, majun, arang batuVVVXXXXXVVVXX

Kebakaran dari barang barang yang jarangterdapat dan berhargaVV/X

X

XX XX/XXX X

X

VV

V

XV

Kebakaran dari bahan bahan yang pada pemanasanmudah menguraiV

X

XXX

X

X

VV

V

X X

Kelas BKebakaran dari bensin,bensol, cat ( yg tdk bercampur dgn air )XXX

V

V/XXX

VV

VV V

VVXVV

Kebakaran dr Alcohol &sebangsanya (bercampur air)X

X

V/XXX

V

VVV

VVXV

Gas yang MengalirX

X

V/XXX

V

VVV

VVXV

Kelas CPanel penghubung, Petipenghubung, Sentral telepon,TransformatorXXXXXXVV/XXXVVVVVVXVVV

Kelas DMagnesium, Natrium,AluminiumXXX

XXX

XXX X

XX

X

VV

VVV

XXX

(Sumber : PERMENAKERTRANS RI No. 04/MEN/1980)Keterangan:VVV : Sangat efektifVV : Dapat digunakanV : Kurang tepat/tidak dianjurkanX : Tidak tepatXX : MerusakXXX : Berbahaya

2.6Syarat dan Ketentuan Pemasangan APARPenempatan Tabung Pemadam / APAR (Alat Pemadam Api Ringan) diatur melalui Permenakertrans RI No 4/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan PemeliharaanAlat Pemadam Api Ringan.Persyaratan tersebut antara lain:1. Mudah dilihat, diakses dan diambil serta dilengkapi dengan tanda pemasangan APAR / Tabung Pemadam.2. Tinggi pemberian tanda pemasangan ialah 125 cm dari dasar lantai tepat di atas satu atau kelompok APAR bersangkutan (jarak minimal APAR / Tabung Pemadam dengan laintai minimal 15 cm).3. Jarak penempatan APAR / Tabung Pemadam satu dengan lainnya ialah 15 meter atau ditentukan lain oleh pegawai pengawas K3 atau Ahli K3.4. Semua Tabung Pemadam / APAR sebaiknya berwarna merah.5. Kotak/lemari APAR tidak dikunci, kecuali ada kemungkinan APAR dicuri/digunakan tanpa ijin dan lemari dilengkapi alat/cara untuk mengaksesnya.6. APAR diletakkan digantung pada gantungan atau disediakanbracketyang khusus disediakan dari pihak pembuatnya. Hal ini tidak berlaku untuk pemadam yang menggunakan roda7. APAR yang memiliki berat kotor tidak lebih dari 18,14 kg dipasang pada ketinggian dimana bagian puncak APAR tidak lebih dari 5 kaki / 1,53 meter dari lantai. Sedangkan APAR dengan berat kotor lebih dari 18,14 (kecuali APAR yang beroda) dipasang pada ketinggian dimana bagian puncak APAR tidak lebih dari 1,07 meter dari lantai.8. Tidak diijinkan peletakan APAR dimana jarak antara bagian terbawah APAR dengan lantai kurang dari 10,2 cm.

Syarat Tanda Pemasangan APAR / Tabung Pemadam:1. Segitiga sama sisi dengan warna dasar merah.2. Ukuran tiap sisi 35 cm.3. Tinggi huruf 3 cm berwarna putih.4. Tinggi Tanda Panah 7.5 cm berwarna putih.

Gambar 2.13 Tanda Pemasangan APAR / Tabung Pemadam

Syarat Pemasangan Tanda APAR / Tabung Pemadam pada kolom (tiang) bangunan:

Gambar 2.14 Tanda Pemasangan APAR / Tabung Pemadam Pada Kolom (Tiang) Bangunan

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

3.1.Langkah-Langkah Perencanaan Penempatan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)Dalam perencanaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) diperlukan langkah-langkah yang harus dipenuhi, langkah-langkah tersebut antara lain1. Pemahaman Layout Gedung DirektoratPemahaman layout gedung direktorat sebagai langkah awal dalam perencanaan penempatan Alat Pemadam Api Ringan (APAR). Layout ini diperoleh dari data PTASETTON SD.2.Menentukan Jumlah APAR Sesuai Luas GedungDari luas gedung dapat dijadikan penentuan jumlah APAR yang sesuai dengan PER.04/MEN/1980 dan NFPA 10 tahun 1998 serta jenis APAR yang dibutuhkan sesuai klasifikasi kebakaran gedung.3. Menentukan Letak APARMenentukan letak APAR sesuai dengan PER 04/MEN/1980 dan NFPA 10 tahun 1998. Dalam tiap standar dapat diketahui jarak perlindungan atau radius perlindungan APAR.4. AnalisaDari hasil perencanaan dan perhitungan tersebut, kemudian dilakukan analisa apakah sesuai dengan standar yang digunakan (PER 04/MEN/1980 dan NFPA 10 tahun 1998), jika tidak sesuai maka dilakukan kembali penentuan jumlah APAR sesuai luas gedung, apabila ada kemungkinan kesalahan dalam pembacaan ukuran/luas gedung.

3.2. Diagram Alir Pemasangan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

START

Pemahaman Layout Gedung Kantor PT SISETTON SD.

Menentukan Jenis APAR

Menentukan Jumlah APAR

Menentukan Letak APAR sesuai Per 04/MEN/1980

END

Gambar 3.1 Diagram alir pemasangan APAR

BAB IVANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 LAYOUTHal yang pertama kali kami lakukan adalah mencari data mengenai layout gedung PT. Sisseton Wahton Oyate. Pada praktikum perancangan Emergency Response Plan (ERP) ini, kami menggunakan layout gedung perkantoran dari PT. Sisseton Wahton Oyate yang memiliki 3 buah lantai dengan masing-masing layout sebagai berikut :1. LAYOUT 1

2. LAYOUT 2

3. LAYOUT 3

4.2 PENETUAN JENIS APAR PADA LANTAI 1Setelah melakukan proses perhitungan kebutuhan APAR masing-masing ruangan, langkah selanjutnya adalah menentukan jenis APAR apa yang akan diletakkan pada ruangan-ruangan pada lantai 1 PT. SISETTON, SD. Hal tersebut berguna pada proses pengendalian dan pemadaman api secara tepat apabila terjadi kebakaran.1. Untuk director room 1Berdasarkan klasifikasi material yang terdapat pada ruangan ini yaitu bahan-bahan padat yang mengandung unsur karbon (kelas A) dan beberapa fasilitas kerja yang terbuat dari logam (kelas D), serta terdapatnya instalasi listrik yang mungkin akan menimbulkan kebakaran (kelas C), maka jenis APAR yang akan digunakan pada director room 1 adalah APAR air, APAR halon, dan APAR CO2.1. Untuk Kelvins officeBerdasarkan klasifikasi material yang terdapat pada ruangan ini yaitu bahan-bahan padat yang mengandung unsur karbon (kelas A) dan beberapa fasilitas kerja yang terbuat dari logam (kelas D), serta terdapatnya instalasi listrik yang mungkin akan menimbulkan kebakaran (kelas C), maka jenis APAR yang akan digunakan pada kelvins office adalah APAR air, APAR halon, dan APAR CO2.1. Untuk Account storageDi dalam account storage terdapat beberapa macam material dengan klasifikasi tertentu antara lain bahan-bahan yang mengandung karbon, sarana yang terbuat dari logam, cairan mudah terbakar, dan instalasi listrik. Oleh karena itu lah, digunakan APAR jenis dry chemical dan halon karena kedua jenis APAR ini mampu memadamkan api dari semua klasifikasi material mudah terbakar.1. Untuk Workspace 2Di dalam workspace 2 terdapat beberapa macam material dengan klasifikasi tertentu antara lain bahan-bahan yang mengandung karbon, sarana yang terbuat dari logam, cairan mudah terbakar, dan instalasi listrik. Oleh karena itu lah, digunakan APAR jenis dry chemical dan halon karena kedua jenis APAR ini mampu memadamkan api dari semua klasifikasi material mudah terbakar.1. Untuk Director room 2Berdasarkan klasifikasi material yang terdapat pada ruangan ini yaitu bahan-bahan padat yang mengandung unsur karbon (kelas A) dan beberapa fasilitas kerja yang terbuat dari logam (kelas D), serta terdapatnya instalasi listrik yang mungkin akan menimbulkan kebakaran (kelas C), maka jenis APAR yang akan digunakan pada director room 2 adalah APAR air, APAR halon, dan APAR CO2.1. Untuk ToiletDikarenakan di dalam toilet yang dikhawatirkan hanya lah instalasi listrik saja, maka jenis APAR yang digunakan untuk ruangan ini adalah APAR CO2.1. Untuk Workspace 3Di dalam workspace 3 terdapat beberapa macam material dengan klasifikasi tertentu antara lain bahan-bahan yang mengandung karbon, sarana yang terbuat dari logam, cairan mudah terbakar, dan instalasi listrik. Oleh karena itu lah, digunakan APAR jenis dry chemical dan halon karena kedua jenis APAR ini mampu memadamkan api dari semua klasifikasi material mudah terbakar.1. Untuk Meeting roomBerdasarkan klasifikasi material yang terdapat pada ruangan ini yaitu bahan-bahan padat yang mengandung unsur karbon (kelas A) dan beberapa fasilitas kerja yang terbuat dari logam (kelas D), serta terdapatnya instalasi listrik yang mungkin akan menimbulkan kebakaran (kelas C), maka jenis APAR yang akan digunakan pada director room 1 adalah APAR air, APAR halon, dan APAR CO2.1. Untuk Workspace 1Di dalam workspace 1 terdapat beberapa macam material dengan klasifikasi tertentu antara lain bahan-bahan yang mengandung karbon, sarana yang terbuat dari logam, cairan mudah terbakar, dan instalasi listrik. Oleh karena itu lah, digunakan APAR jenis dry chemical dan halon karena kedua jenis APAR ini mampu memadamkan api dari semua klasifikasi material mudah terbakar.1. Untuk LobbyBerdasarkan klasifikasi material yang terdapat pada lobby yaitu material padat yang mengandung karbon (kelas A) dan instalasi listrik (kelas C), maka jenis APAR yang digunakan untuk ruangan ini adalah APAR air dan APAR CO2.1. Untuk PantryBerdasarkan klasifikasi material yang terdapat di dalam dapur/pantry yaitu bahan-bahan yang mengandung karbon (kelas A), terdapat sarana dan pra sarana yang terbuat dari logam (kelas D), dan instalasi listrik (kelas C), maka jenis APAR yang digunakan pada ruang pantry adalah APAR air, APAR halon, dan APAR CO2.4.3 PERHITUNGAN JUMLAH APAR PADA LANTAI 1Untuk menghitung luas bangunan dilakukan dengan cara manual melalu perkalian antara lebar bangunan dan panjang bangunan, sehingga diperoleh data sebagai berikut:Tabel 4.1 Data Luas Ruangan pada Lantai 1NORUANGANPANJANG(m)LEBAR(m)LUAS RUANGAN(m2)

1Director room3033990

2Kelvins Office39.9734.481374.16

3Accounts Storage20.2443.27875.78

4Workspace 235.1237.821328.23

5Director room 235.1226.5930.68

6Toilets26.0147.121225.5

7Workspace 343.5460.852649.4

8Meeting room43.5429.341277.46

9Workspace 134.243.541489.0.68

10Lobby2243.54957.88

11Pantry20.6222.35460.85

Sehingga, dari data di atas dapat dilakukan perhitungan kebutuhan APAR untuk 12 ruangan yang terdapat di dalam layout bangunan lantai 1. Perhitungan jumlah APAR ini menggunakan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi / PERMENNAKERTRANS (PER-04/MEN/1980) dimana jangkauan APAR adalah 176,625 m2. Untuk menghitung jumlah APAR yang diperlukan dalam satu ruangan digunakan rumus :JUMLAH APAR = LUAS RUANGAN/JANGKAUAN APARAccount StorageLuas Bangunan = 878,78 m2Luas Perlindungan 1 APAR = r2 = 3,14 x (7,5)2 = 176,625 m2

Jadi, Jumlah APAR = = = 4,97 5 BuahTabel 4.2 Tabel Jumlah APAR yang dibutuhkan pada setiap ruangan pada Lantai 1NORUANGANPANJANG(m)LEBAR(m)LUAS RUANGAN(m2)LUAS PERLINDUNGAN 1 APAR (m2)

1Director room3033990176.6256

2Kelvins Office39.9734.481374.16176.6258

3Accounts Storage20.2443.27875.78176.6255

4Workspace 235.1237.821328.23176.6258

5Director room 235.1226.5930.68176.6256

6Toilets26.0147.121225.5176.6257

7Workspace 343.5460.852649.4176.62515

8Meeting room43.5429.341277.46176.6258

9Workspace 134.243.541489.0.68176.6259

10Lobby2243.54957.88176.6256

11Pantry20.6222.35460.85176.6253

4.4 PENENTUAN JENIS APAR PADA LANTAI 2Setelah melakukan proses perhitungan kebutuhan APAR masing-masing ruangan, langkah selanjutnya adalah menentukan jenis APAR apa yang akan diletakkan pada ruangan-ruangan pada lantai 2 PT. SISETTON, SD. Hal tersebut berguna pada proses pengendalian dan pemadaman api secara tepat apabila terjadi kebakaran.1. Workspace 1Di dalam workspace 1 terdapat beberapa macam material dengan klasifikasi tertentu antara lain bahan-bahan yang mengandung karbon, sarana yang terbuat dari logam, cairan mudah terbakar, dan instalasi listrik. Oleh karena itulah, digunakan APAR jenis dry chemical dan halon karena kedua jenis APAR ini mampu memadamkan api dari semua klasifikasi material mudah terbakar2. Marketing Manager Room Berdasarkan klasifikasi material yang terdapat pada ruangan ini yaitu bahan-bahan padat yang mengandung unsur karbon (kelas A) dan beberapa fasilitas kerja yang terbuat dari logam (kelas D), serta terdapatnya instalasi listrik yang mungkin akan menimbulkan kebakaran (kelas C), maka jenis APAR yang akan digunakan pada Marketing Manager Room adalah APAR air, APAR halon, dan APAR CO2.3. Lobby lantai 2Berdasarkan klasifikasi material yang terdapat pada lobby yaitu material padat yang mengandung karbon (kelas A) dan instalasi listrik (kelas C), maka jenis APAR yang digunakan untuk Lobby lantai 2 adalah APAR air dan APAR CO2.4. Account StorageDi dalam account storage terdapat beberapa macam material dengan klasifikasi tertentu antara lain bahan-bahan yang mengandung karbon, sarana yang terbuat dari logam, cairan mudah terbakar, dan instalasi listrik. Oleh karena itu lah, digunakan APAR jenis dry chemical dan halon karena kedua jenis APAR ini mampu memadamkan api dari semua klasifikasi material mudah terbakar5. Production Manager RoomBerdasarkan klasifikasi material yang terdapat pada ruangan ini yaitu bahan-bahan padat yang mengandung unsur karbon (kelas A) dan beberapa fasilitas kerja yang terbuat dari logam (kelas D), serta terdapatnya instalasi listrik yang mungkin akan menimbulkan kebakaran (kelas C), maka jenis APAR yang akan digunakan pada Production Mag Room adalah APAR air, APAR halon, dan APAR CO2.6. HRD Manager RoomBerdasarkan klasifikasi material yang terdapat pada ruangan ini yaitu bahan-bahan padat yang mengandung unsur karbon (kelas A) dan beberapa fasilitas kerja yang terbuat dari logam (kelas D), serta terdapatnya instalasi listrik yang mungkin akan menimbulkan kebakaran (kelas C), maka jenis APAR yang akan digunakan pada HRD Manager Room adalah APAR air, APAR halon, dan APAR CO2.7. Workspace 3Di dalam workspace 3 terdapat beberapa macam material dengan klasifikasi tertentu antara lain bahan-bahan yang mengandung karbon, sarana yang terbuat dari logam, cairan mudah terbakar, dan instalasi listrik. Oleh karena itulah, digunakan APAR jenis dry chemical dan halon karena kedua jenis APAR ini mampu memadamkan api dari semua klasifikasi material mudah terbakar8. Tangga 1Berdasarkan klasifikasi material yang terdapat pada tangga 1 yaitu material padat yang mengandung karbon (kelas A) dan instalasi listrik (kelas C), maka jenis APAR yang digunakan untuk tangga 1 adalah APAR air dan APAR CO2.9. Tangga 2Berdasarkan klasifikasi material yang terdapat pada tangga 2 yaitu material padat yang mengandung karbon (kelas A) dan instalasi listrik (kelas C), maka jenis APAR yang digunakan untuk tangga 2 adalah APAR air dan APAR CO2.10. ToiletBerdasarkan klasifikasi material yang terdapat pada toilet yaitu material padat yang mengandung karbon (kelas A) dan instalasi listrik (kelas C), maka jenis APAR yang digunakan untuk toilet adalah APAR air dan APAR CO2.11. Material and LibraryBerdasarkan klasifikasi material yang terdapat pada material library yaitu material padat yang mengandung karbon (kelas A) dan instalasi listrik (kelas C), maka jenis APAR yang digunakan untuk material library adalah APAR air dan APAR CO2.12. Storage 1Di dalam storage 1 terdapat beberapa macam material dengan klasifikasi tertentu antara lain bahan-bahan yang mengandung karbon, sarana yang terbuat dari logam, cairan mudah terbakar, dan instalasi listrik. Oleh karena itulah, digunakan APAR jenis dry chemical dan halon karena kedua jenis APAR ini mampu memadamkan api dari semua klasifikasi material mudah terbakar13. Storage 2Di dalam storage 2 terdapat beberapa macam material dengan klasifikasi tertentu antara lain bahan-bahan yang mengandung karbon, sarana yang terbuat dari logam, cairan mudah terbakar, dan instalasi listrik. Oleh karena itulah, digunakan APAR jenis dry chemical dan halon karena kedua jenis APAR ini mampu memadamkan api dari semua klasifikasi material mudah terbakar14. PantryDi dalam Pantry terdapat beberapa macam material dengan klasifikasi tertentu antara lain bahan-bahan yang mengandung karbon, sarana yang terbuat dari logam, cairan mudah terbakar, dan instalasi listrik. Oleh karena itulah, digunakan APAR jenis dry chemical dan halon karena kedua jenis APAR ini mampu memadamkan api dari semua klasifikasi material mudah terbakar

4.5 PERHITUNGAN JUMLAH APAR PADA LANTAI 2Untuk menghitung luas bangunan dilakukan dengan cara manual melalu perkalian antara lebar bangunan dan panjang bangunan, sehingga diperoleh data sebagai berikut:Tabel 4.3 Data Luas Ruangan pada Lantai 2NORUANGANPANJANG(m)LEBAR(m)LUAS RUANGAN(m2)

1Workspace 134.3835.031204.3

2Marketing Manager Room3435.031191.02

3Lobby lantai 23418.9642.6

4Account Storage43.2720.24875.78

5Production Manager Room28.2535.87992.14

6HRD Manager Room28.5735.871003.37

7Toilets24.7647.871185.26

8Workspace 360.1043.642616.754

9Meeting Room29.8443.641277.46

10Workspace 232.3743.641409.38

11Pantry22.3520.62460.85

12Material and Library38.520.62793.87

13Storage 118.2829.84545.76

14Storage 231.0932.371006.52

15Tangga 135.0320.62824.18

16Tangga 235.1119.84696.78

Sehingga, dari data di atas dapat dilakukan perhitungan kebutuhan APAR untuk 12 ruangan yang terdapat di dalam layout bangunan lantai 1. Perhitungan jumlah APAR ini menggunakan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi / PERMENNAKERTRANS (PER-04/MEN/1980) dimana jangkauan APAR adalah 176,625 m2. Untuk menghitung jumlah APAR yang diperlukan dalam satu ruangan digunakan rumus :JUMLAH APAR = LUAS RUANGAN/JANGKAUAN APARAccount StorageLuas Bangunan = 878,78 m2Luas Perlindungan 1 APAR = r2 = 3,14 x (7,5)2 = 176,625 m2

Jadi, Jumlah APAR = = = 4,97 5 BuahTabel 4.4 Tabel Jumlah APAR yang dibutuhkan pada setiap ruangan pada Lantai 2NORUANGANPANJANG(m)LEBAR(m)LUAS RUANGAN(m2)LUAS PERLINDUNGAN 1 APAR (m2)

1Workspace 134.3835.031204.3176.6257

2Marketing Manager Room3435.031191.02176.6257

3Lobby lantai 23418.9642.6176.6254

4Account Storage43.2720.24875.78176.6255

5Production Manager Room28.2535.87992.14176.6256

6HRD Manager Room28.5735.871003.37176.6256

7Toilets24.7647.871185.26176.6256

8Workspace 360.1043.642616.754176.62515

9Meeting Room29.8443.641277.46176.6258

10Workspace 232.3743.641409.38176.6258

11Pantry22.3520.62460.85176.6253

12Material and Library38.520.62793.87176.6255

13Storage 118.2829.84545.76176.6254

14Storage 231.0932.371006.52176.6256

15Tangga 135.0320.62824.18176.6255

16Tangga 235.1119.84696.78176.6254

4.6 PENENTUAN JENIS APAR PADA LANTAI 3Setelah melakukan proses perhitungan kebutuhan APAR masing-masing ruangan, langkah selanjutnya adalah menentukan jenis APAR apa yang akan diletakkan pada ruangan-ruangan pada lantai 3 PT. SISETTON, SD. Hal tersebut berguna pada proses pengendalian dan pemadaman api secara tepat apabila terjadi kebakaran.1. Untuk Storage 1Berdasarkan klasifikasi material yang terdapat pada ruangan ini yaitu bahan-bahan padat yang mengandung unsur karbon (kelas A), bahan kimia berbahaya (Kelas B), beberapa fasilitas kerja yang terbuat dari logam (kelas D), serta terdapatnya instalasi listrik yang mungkin akan menimbulkan kebakaran (kelas C), maka jenis APAR yang akan digunakan pada director room 1 adalah APAR jenis Halon 2. Untuk Lobby Lantai 3Berdasarkan klasifikasi material yang terdapat pada ruangan ini yaitu bahan-bahan padat yang mengandung unsur karbon (kelas A) serta terdapatnya instalasi listrik yang mungkin akan menimbulkan kebakaran (kelas C), maka jenis APAR yang akan digunakan pada kelvins office adalah Dry Chemical.3. Untuk Account storageDi dalam account storage terdapat beberapa macam material dengan klasifikasi tertentu antara lain bahan-bahan yang mengandung karbon, sarana yang terbuat dari logam, cairan mudah terbakar, dan instalasi listrik. Oleh karena itu lah, digunakan APAR jenis dry chemical dan halon karena kedua jenis APAR ini mampu memadamkan api dari semua klasifikasi material mudah terbakar.4. Untuk Workspace 1Di dalam workspace 1 terdapat beberapa macam material dengan klasifikasi tertentu antara lain bahan-bahan yang mengandung karbon, sarana yang terbuat dari logam, cairan mudah terbakar, dan instalasi listrik. Oleh karena itu lah, digunakan APAR jenis dry chemical atau halon karena kedua jenis APAR ini mampu memadamkan api dari semua klasifikasi material mudah terbakar.5. Untuk Storage 2Berdasarkan klasifikasi material yang terdapat pada ruangan ini yaitu bahan-bahan padat yang mengandung unsur karbon (kelas A), bahan kimia berbahaya (Kelas B), beberapa fasilitas kerja yang terbuat dari logam (kelas D), serta terdapatnya instalasi listrik yang mungkin akan menimbulkan kebakaran (kelas C), maka jenis APAR yang akan digunakan pada director room 1 adalah APAR jenis Halon 6. Untuk ToiletDikarenakan di dalam toilet yang dikhawatirkan hanya lah instalasi listrik saja, maka jenis APAR yang digunakan untuk ruangan ini adalah APAR CO2.7. Untuk Workspace 3Di dalam workspace 3 terdapat beberapa macam material dengan klasifikasi tertentu antara lain bahan-bahan yang mengandung karbon, sarana yang terbuat dari logam, cairan mudah terbakar, dan instalasi listrik. Oleh karena itu lah, digunakan APAR jenis dry chemical atau halon karena kedua jenis APAR ini mampu memadamkan api dari semua klasifikasi material mudah terbakar.8. Untuk Material LibraryDi dalam material library terdapat beberapa macam material dengan klasifikasi tertentu antara lain bahan-bahan yang mengandung karbon, dan instalasi listrik. Oleh karena itu lah, digunakan APAR jenis dry chemical dan halon karena kedua jenis APAR ini mampu memadamkan api dari semua klasifikasi material mudah terbakar.9. Untuk PantryBerdasarkan klasifikasi material yang terdapat di dalam dapur/pantry yaitu bahan-bahan yang mengandung karbon (kelas A), terdapat sarana dan pra sarana yang terbuat dari logam (kelas D), dan instalasi listrik (kelas C), maka jenis APAR yang digunakan pada ruang pantry adalah APAR air, APAR halon, dan APAR CO2.10. Tangga 1Berdasarkan klasifikasi material yang terdapat pada tangga 1 yaitu material padat yang mengandung karbon (kelas A) dan instalasi listrik (kelas C), maka jenis APAR yang digunakan untuk tangga 1 adalah APAR air dan APAR CO2.11. Tangga 2Berdasarkan klasifikasi material yang terdapat pada tangga 2 yaitu material padat yang mengandung karbon (kelas A) dan instalasi listrik (kelas C), maka jenis APAR yang digunakan untuk tangga 2 adalah APAR air dan APAR CO2.12. KantinBerdasarkan klasifikasi material yang terdapat di dalam kantin yaitu bahan-bahan yang mengandung karbon (kelas A), terdapat sarana dan pra sarana yang terbuat dari logam (kelas D), dan instalasi listrik (kelas C), maka jenis APAR yang digunakan pada ruang pantry adalah APAR air, APAR halon, dan APAR CO2.13. Untuk Storage Berdasarkan klasifikasi material yang terdapat pada ruangan ini yaitu bahan-bahan padat yang mengandung unsur karbon (kelas A), bahan kimia berbahaya (Kelas B), beberapa fasilitas kerja yang terbuat dari logam (kelas D), serta terdapatnya instalasi listrik yang mungkin akan menimbulkan kebakaran (kelas C), maka jenis APAR yang akan digunakan pada director room 1 adalah APAR jenis Halon 14. Finance Manager RoomBerdasarkan klasifikasi material yang terdapat pada ruangan ini yaitu bahan-bahan padat yang mengandung unsur karbon (kelas A) dan beberapa fasilitas kerja yang terbuat dari logam (kelas D), serta terdapatnya instalasi listrik yang mungkin akan menimbulkan kebakaran (kelas C), maka jenis APAR yang akan digunakan pada Production Mag Room adalah APAR air, APAR halon, dan APAR CO2.4.7 PERHITUNGAN JUMLAH APAR PADA LANTAI 3Untuk menghitung luas bangunan dilakukan dengan cara manual melalu perkalian antara lebar bangunan dan panjang bangunan, sehingga diperoleh data sebagai berikut:Tabel 4.5 Data Luas Ruangan pada Lantai 3NoNama RuanganLuas Ruangan (m2)

1Storege 1545.76

2Ruang recepcionist849.25

3Storege21006.52

4Account storage875.78

5Workspace12351.902

6Storage1744.65

7Finance management103.37

8Kantin869.57

9Workspace 31761.001

10Material and library793.87

11Pantry460.85

12Tangga 1824.18

13Tangga 2696.78

14Toilet992.14

Sehingga, dari data di atas dapat dilakukan perhitungan kebutuhan APAR untuk 12 ruangan yang terdapat di dalam layout bangunan lantai 1. Perhitungan jumlah APAR ini menggunakan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi / PERMENNAKERTRANS (PER-04/MEN/1980) dimana jangkauan APAR adalah 176,625 m2. Untuk menghitung jumlah APAR yang diperlukan dalam satu ruangan digunakan rumus :JUMLAH APAR = LUAS RUANGAN/JANGKAUAN APARAccount StorageLuas Bangunan = 878,78 m2Luas Perlindungan 1 APAR = r2 = 3,14 x (7,5)2 = 176,625 m2

Jadi, Jumlah APAR = = = 4,97 5 Buah Tabel 4.6 Tabel Jumlah APAR yang dibutuhkan pada setiap ruangan pada Lantai 3NoNama RuanganLuas Ruangan (m2)Luas perlindungan 1 APAR (m2)

1Storege 1545.76176,6253,089 4

2Ruang recepcionist849.25176,6254,808 5

3Storege21006.52176,6255,698 6

4Account storage875.78176,6254,958 5

5Workspace12351.902176,62513,315 14

6Storage1744.65176,6259,877 10

7Finance management103.37176,6250,585 1

8Kantin869.57176,6254,923 5

9Workspace 31761.001176,6259,970 10

10Material and library793.87176,6254,494 5

11Pantry460.85176,6252,609 3

12Tangga 1824.18176,6254,666 5

13Tangga 2696.78176,6253,944 4

14Toilet992.14176,6255,617 6

Jumlah APAR83

4.8 LAYOUT HASIL PERANCANGAN