dr. h. din’yar supiadi widjaya sppk fakultas kedokteran -...

170
Dr. H. Din’yar Supiadi Widjaya SpPK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

Upload: phunganh

Post on 17-Feb-2018

226 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Dr. H. Din’yar Supiadi Widjaya SpPK

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

SASARAN BELAJAR 1

Setelah mengikuti pembelajaran ini mahasiswa mampu:

1. Mengetahui sejarah perkembangan transfusi

2. Mengetahui penerapan utama imunohematologi yaitu untuk: penentuan golongan darah, antigen-antibodi, kedokterankehakiman, antropologi.

3. Memahami dasar-dasar imunohematologi tentang : serologik, genetik, biokimia, biologi molekular membran eritrosit

4. Menjelaskan kepentingan klinik imunohematologi: kesesuaiandonor dan resipien, identifikasi dan pencegahan aloimunisasi(rhesus), hemolytic disease of the new born, diagnosis destruksieritrosit oleh otoantibodi.

SASARAN BELAJAR 2

5. Mengetahui Usaha Kesehatan Transfusi Darah (UKTD): ketentuanperundang-undangan, definisi, tujuan.

6. Menjelaskan tentang: jenis-jenis produk darah danpenggunaannya, donor (kriteria, pemeriksaan, uji saring, reaksipengambilan darah dan penanggulangan serta pencegahan), pelabelan, penyimpanan dan kadaluarsa, pengiriman, pelayananpermintaan darah, seleksi darah dan komponen darah sertapengeluaran darah untuk transfusi, pengembalian darah.

7. Menjelaskan Bank darah tentang : definisi, status, wewenang,, tugas pokok dan fungsi.

8. Menjelaskan pemeriksaan golongan darah meliputi: memisahkanserum/plasma dari sel-sel darah, mencuci sel darah, membuatsuspensi sel, membuat sel uji A, B, O, membuat sel uji Coombs, menentukan golongan darah ABO, menentukan golongan darahrhesus, reaksi silang.

SejarahTransfusi mulai abad 18 –> pengetahuan fisiologi,

sirkulasi kurang –> gagal

Kemajuan transfusi didukung oleh penemuan :

1. Golongan darah tahun 1900 oleh Karl Landsteiner

2. Citras sebagai antikoagulant

3. Glukosa memperpanjang masa hidup eritrosit

PD II mendukung untuk mempelajari teknis, penggunaan danpenyimpanan darah untuk terapi, diikuti penelitian-penelitian alat-alat, penggunaan komponen-komponendarah, dst

Pokok BahasanI. Dasar-dasar imunohematologi

II. Transfusi darah

III. Bank Darah

IV. Transfusi pada keadaan khusus

V. Upaya menghemat darah

VI. Teknik pemeriksaan laboratorium

Dasar-dasar imunohematologi1. Pendahuluan

2. Antigen eritrosit

3. Respons imunologik dan antibodi

4. Sistem golongan darah

5. Golongan darah ABO

6. Golongan darah Rhesus

7. Golongan darah yang lain

Transfusi Darah1. Usaha Kesehatan Transfusi Darah

2. Peraturan Perundang-undangan

3. Definisi

4. Tujuan

5. Jenis-jenis produk darah

6. Donor

7. Pemeriksaan dan uji saring darah donor

8. Pelabelan

9. Penyimpanan darah dan kadaluwarsa

Transfusi darah (lanj.)10. Pengiriman darah

11. Pelayanan permintaan darah

12. Seleksi darah dan komponen darah untuk transfusi

13. Pengeluaran darah untuk transfusi

14. Komplikasi transfusi

Bank Darah

1. Definisi

2. Fungsi

3. Tugas pokok

4. Wewenang

Imunohematologi

Mempelajari :

-Serologik

-Genetik

-Biokimiawi

-Biologi molekuler

Membran sel-seldarah

- kandungan

- Reaksi imunologik

Komponen/konstituen darah

Imunohematologi (lanj.)

Penerapan utama imunohematologi:

Penentuan golongan darah

Antibodi

Ilmu Kedokteran Kehakiman

Antropologi

lekosit

eritrosit

trombosit

Imunohematologi (lanj.)

Penting bagi klinik

Kesesuaian donor dan resipien

Identifikasi dan pencegahan aloimunisasi (Rhesus)

Menentukan diagnosis, prognosis dan terapiHemolytic Disease of the New Born

Diagnosis destruksi eritrosit oleh otoantibodi / aloantibodi

Antigen Eritrosit

Pada permukaan eritrosit terdapat berbagai jenis glikoprotein dan glikolipid yg

pembentukkannya diatur secara genetis.

Karena merupakan produk gen yg spesifik danbersifat imunogenik mampu merangsang

pembentukan antibodi (aloantibodi) spesifik, bilamasuk ke dalam tubuh seseorang yg tidak memiliki

antigen tsb.

Antigen eritrosit (lanj.)

Substansi ini dikenal sebagai Antigen Golongan Darah

Golongan darah diturunkan menurut Hukum Mendel dan gen nya bersifat kodominan.

Telah dikenal > 700 jenis antigen pada permukaaneritrosit sebagian kecil yg telah diketahui susunannya sebagian kecil yg mempunyai kepentingan secaraklinis.

Antigen eritrosit juga dapat dijumpai pada permukaan leukosit dan trombosit, serta berbagai jaringan maupun cairan tubuh

Antigen eritrosit (lanj.) Antigenisitas suatu antigen eritrosit tergantung

pada :

Letak antigen pada membran (di bawah, di atas, tersembunyi, menonjol ?)

Struktur/komposisi kimia

Kadar antigen

Jumlah antigen sites (jumlah antigen sites ditentukan oleh gen. Homozigot antigen sites lebih banyak dibanding heterozigot).

Antigen eritrosit (lanj.)

Antigen eritrosit biasanya stabil seumur hidup

Tetapi pada beberapa keadaan, antigen ini dapatberubah. Beberapa ciri spesifisitas mungkin tidakterbentuk sempurna

Atau berubah karena suatu penyakit

Sehingga seolah-olah eritrosit mendapat antigen semu.

Hal ini antara lain dapat dijumpai pada : Leukemia.

Sel eritrosit beberapa penderita leukemia (terutama golA) menunjukkan reaksi yg berbeda-beda terhadapantibodi A selama sakit, dan biasanya reaksi itu makinlama makin lemah.

Antigen eritrosit (lanj.)

Perubahan antigen golongan darah dapat pula terjadipada gangguan saluran cerna.

Bertambahnya permeabilitas dinding usus, memungkinkan masuknya polisakarida E.coli (yg miripsusunan molekul antigen B), ke dalam sirkulasi.

Eritrosit dapat mengadsorpsi polisakarida ini, sehinggaseolah-olah memiliki antigen golongan B

Respons imunologik dan antibodi Seseorang dapat menunjukkan respons

terhadap stimulasi 3 jenis antigen :

1. Antigen Heterolog, bereaksi dg AB spesies lain

2. Antigen Isolog, berekasi dg AB spesies lain

3. Antigen Otolog, bereaksi dg AB diri sendiri

Bila seseorang untuk pertama kali terpapar olehantigen, terjadi RESPONS IMUNOLOGIK PRIMER (RIP).

RIP menyebabkan sel-sel sistem imun berproliferasidan berdiferensiasi, hingga menjadi sel yg memilikikompetensi imunologik, dan membentuk kelompoksel yg disebut Memory Cells, yg dapat mengenaliantigen yang bersangkutan.

RIP biasanya membentuk antibodi kelas IgM danumumnya hanya berlangsung sebentar.

Kontak kedua kali dengan antigen yg sama akanmenimbulkan RESPONS SEKUNDER, yg biasanya :

timbul lebih cepat

Antibodi yg terjadi terutama kelas IgG

Titer antibodi yg terbentuk tinggi

Nonresponder

Individu yang tidak menunjukkan responsterhadap stimulasi antigen

30% wanita tidak membentuk Anti-D walaupunterjadi imunisasi dgn eritrosit janin Rh-positif.

Toleransi lebih mudah timbul terhadap antigen yglarut dibanding antigen yg berbentuk partikel. Salah satu kemungkinan penyebabnya adalahantigen berbentuk partikel lebih mudah ditelanoleh makrofag dan disodorkan kepada limfosit, serta lebih antigenik.

Pembentukan isoantibodi atau aloantibodi eritrositspesifik terjadi bila ke dalam sirkulasi darah seseorangdimasukkan eritrosit yg memiliki antigen yg berbeda. Antibodi ini disebut juga IMMUNE ANTIBODY.

Hal ini dapat terjadi misalnya pada transfusi darah, atau transfusi fetomaternal (kehamilan/persalinan).

Pada keadaan abnormal, antigen eritrosit dapatmengalami perubahan, sehingga dianggap antigen asing dan dapat merangsang pembentukan antiboditerhadap eritrosit miliknya sendiri antibodi inidisebut OTOANTIBODI.

Berbeda dgn IMMUNE ANTIBODY ,antibodi golongan darah yg dibentuk secara alamiah (disebut NATURAL ANTIBODY) – khususnya Anti-A dan Anti-B – pada umumnya tidak terjadi karena pemaparan terhadap eritrosit.

Sistem Golongan Darah

Sejak Karl Landsteiner (1901) menyatakan adanyagolongan darah, hingga saat ini telah diketahuisekitar 700 antigen eritrosit; 100 di antaranya telahdapat dideteksi secara serologis.

Saat ini telah dapat ditentukan 29 sistem golongandarah oleh International Society of Blood transfusion , namun yang penting dalam klinikhanya sistem ABO dan Rhesus

Antigen eritrosit

> 700 antigens dihimpun menjadi 29 sistem

golongan darah oleh International Society of

Blood Transfusion (ISBT).

Yang penting untuk klinis sistem ABO dan Rh

Sistem lain :Antibodinya bukan antibodi alamiah

Terjadi setelah transfusi berulang-ulang

Bereaksi hanya pada suhu yg rendah

Golongan Darah ABOAntigen

Berdasarkan ada tidaknya antigen A dan antigen B pada permukaan membran eritrosit, dikenal 4 golongan darah utama, yaitu :

Gol.A mempunyai antigen A

Gol.B mempunyai antigen B

Gol.AB mempunyai antigen A dan antigen B

Gol.O tidak mempunyai antigen A atau antigen B

Golongan AMempunyai 2 sub tipe yang berbeda : A1 dan A2.

Kedua golongan berbeda kuantitatif dan kualitatif.

Sub tipe A1 mempunyai 2 jenis antigen : A dan A1

Sub tipe A2 hanya mengandung antigen A.

Teori Thompson Golongan darah ditentukan oleh gen

Dalam sisten ABO terdapat 4 gen alel, yaitu :

A, A1, B dan O

Dapat membentuk 4 fenotipe dan 10 genotipe

Fenotipe Genotipe

A1 AA1 , A1A1 , A1O

A2 AA, AO

B BB, BO

A1B , A2B A1B , A2B

O OO

Substansi dasar antigen eritrosit adalah :

1. D-galaktosa

2. N-asetil-D-glukosamin

3. D-galaktosa yang lain

4. D-galaktosa seramida

Antigen H Substansi dasar untuk antigen A dan antigen B Dibentuk dgn menambahkan L-fukosa pada

substansi pendahulu, dgn bantuan enzim fukosil-transferase.

Pembentukan substansi (antigen) H ini diatur oleh gen H

Antigen H terdapat pada semua eritrosit, tetapi kadarnya ditentukan oleh antigen A dan antigen B

Sebagian substansi H diubah oleh :

gen A menjadi antigen A, dengan menambah N-asetil galaktosamin,

Gen B menjadi antigen B, dengan menambah D-galaktosa

Sebagian substansi H tidak diubah.

Gen O tidak mengubah substansi H gol O memiliki substansi H yg paling banyak

Golongan O Bombay Dalam eritrosit tidak terdapat antigen A,

antigen B atau antigen H (fenotipe hh).

Dalam serum terdapat anti-A, anti-B dan anti-H dalam titer yang tinggi.

Jadi bila direaksikan dgn golongan O biasa (ygmempunyai antigen H) akan terjadi reaksiantara antigen H dengan anti-H terjadireaksi transfusi.

Golongan Para Bombay• Antigen sedikit/ tidak ada pada eritrosit, tapi

normal di sekresi cairan tubuh

Biokimia antigen ABO

Antigen ABH

diekspresikan

pada eritrosit

Td glikoprotein &

glikosphingolipid

(rantai tipe 2,3,4 )

berasal dari

eritrosit.

Rantai tipe 1 di sintesis oleh mukosa saluran

cerna di sekresi ke dalam plasma di absorbsi

secara pasif oleh permukaan membran eritrosit

Molecular Biology• Ekspresi antigen ABO dikontrol oleh 3

lokasi gen yang terpisah:

ABO lokasi pada chromosome 9

FUT1(H gene) pada chromosome 19

FUT2(Secretor gene) --> pada chromosome 19

Setiap kode gene untuk enzim berbeda

(glycosyltransferase) yang berikatan dengan

monosaccharida specifik pada rantai

prekursor dissacharida.

Molecular Biology

4 tipe rantai dissacharida :

Type 1: ditemukan dalam plasma & sekresi

substrat untuk gene FUT2

Type 2,3,4: hanya dalam RBC substrat untuk

gen FUT1 .

Antibodi Terdapat dalam serum

Antibodi yang ada : Anti-A, anti-B.

GolonganDarah

Antigen Antibodiyg normal

ada

Antibodiyg kdg-kdg ada

A1B

A2B

A + A1 + B

A + B

---

---

Anti-H

A1

A2

A + A1

AAnti-B Anti-B

Anti-H Anti-A1

B B Anti A + Anti-A1

Anti-H

O H Anti A + A1

Anti- B---

Antigen dan antibodi golongan ABO

Anti-A dan anti-B Dapat dijumpai pada neonatus, meningkat,

mencapai maksimum pada umur 5-10 thn.

Alamiah, reaksi imunologik (imun anti-A, imun anti-B), otoantibodi.

Dapat terdiri dari :

IgM

IgM + IgG atau IgM + IgA

IgM + IgG + IgA

Sebagian besar anti-A dan anti-B (alamiah) adalah IgM mampu segera menimbulkan kerusakan eritrosit.

IgG tidak menyebabkan hemolisis atau aglutinasi, tapi melapisi eritrosit eritrosit ini akan dihancurkan oleh limpa.

Golongan O dgn titer AB tinggi IgG anti AB rendah IgM akan tinggi disebut

Golongan O dgn titer AB Tinggi.

Berbahaya pada :

Transfusi

kehamilan

Transfusi Bila plasma (biasanya dalam bentuk whole

blood) gol.O titer AB tinggi, diberikan pada gol.A, B atau AB dapat menyebabkan kerusakan eritrosit.

Jadi gol.O titer AB tinggi hanya boleh diberikan pada golongan O saja.

Kehamilan Ibu golongan O, bayi golongan A atau B

Antibodi (IgG) dapat melewati plasenta dan menyerang eritrosit bayi.

Menyebabkan Hemolytic Disease of the Newborn.

Dasar genetik golongan darah ABO Dalam inti sel terdapat kromosom

Setiap kromosom membawa gen

Karena kromosom berpasangan, gen juga berpasangan disebut alel.

Gen inilah yg bertanggung jawab atas spesifisitas golongan darah ABO.

Seseorang mewarisi 2 gen, 1 dari ayah dan 1 dari ibu.

Genotip : adalah gen-gen yang diturunkan dari masing-masing golongan darah.

Fenotip : adalah efek yg bisa terlihat dari gen-gen yg diwariskan.

Pohon Keluarga Golongan ABO

A O B O

A B A O B O O O

Ibu golongan A (genotip AO)

Bapak golongan B (genotip BO)

B O

A AB AO

O BO OO

Gen A dan gen B bersifat dominan atas gen O.

Anak-anaknya :

Golongan AB (25%)

Golongan A (25%)

Golongan B (25%)

Golongan O (25%)

Frekuensi

Golongan darah RhesusMerupakan golongan darah yg mempunyai

makna klinis paling besar setelah golongan ABO.

Antibodinya tidak pernah dijumpai secara alamiah, selalu dibentuk karena proses imunologis (antibodi dalam sistem ini baru timbul di dalam tubuh bila tubuh kemasukan/dirangsang oleh antigen yg tidak dimilikinya). Perangsangan antara lain akibat transfusi atau kehamilan (transfusi fetomaternal).

Antibodi tidak lengkapPertama kali ditemukan

dalam sistem Rhesus, bayibaru lahir menderita“Jaundice” dan sangatanemis.

Anak Rh + mengalir kedarah ibu Rh – , ibumembentuk anti Rh, anti Rhmasuk ke darah bayimelisiskan eritrosit disebut“Hemolitik Disease of the Newborn”

Antigen Rhesus Pembentukan antigen Rhesus ditentukan

oleh satu kompleks gen yg terdapat pada kromosom no 1.

Menurut sistem ini, pada eritrosit ditemukan 5 jenis antigen, yaitu : C, D, E, c, e.

Antigen utama adalah D

Seseorang yang memiliki antigen D disebut Rhesus positif, sedangkan yang tidak memiliki antigen D disebut Rhesus negatif (tanpa memperhatikan antigen yang lain).

Du

Du merupakan salah satu varian dari antigen D.

Ditentukan oleh gen yg berbeda, tapi dari hasil reaksi menyerupai antigen D dianggap antigen D yg lemah.

Dapat merangsang pembentukan anti-D

Antibodi Rhesus Dibentuk sebagai respons terhadap

rangsangan antigen Rhesus.

Biasanya terjadi dalam 2-6 bulan setelah pemaparan.

Biasanya kelas IgG. Kelas IgM ada pada tahap awal, namun kemudian menghilang. Kelas IgA jarang sekali dijumpai.

Pemberian darah Rh(+) pada pasien Rh(-) :

Menyebabkan anti-D yg ada pada pasien akan melapisi eritrosit donor, sehingga eritrosit ini akan dihancurkan dalam sistem RES pasien terjadi reaksi transfusi.

Anti-D dapat melewati barier plasenta (ok tdd IgG) mengakibatkan penyakit hemolitik pada bayi baru lahir (Hemolytic Disease of the New Born).

Seseorang dgn antigen Du bila menjadi donor harus dianggap Rh (+), tetapi sebagai resipien dianggap Rh (-).

Turun temurun sistem RhMenurut sistem ini ada 6 gen, tetapi hanya ada

5 antigen.

Genotip Rh(+) adalah DD atau Dd, sulit menentukan homozigot oleh karena tidak ada anti-d.

Genotipe Rh(-) adalah dd

Pohon Keluarga Golongan Rhesus

D d D d

D D D d D d d d

Ibu Rh(+) genotip Dd

Bapak Rh(+) genotip Dd

Anak–anaknya kemungkinan Rh(+) 75% danRh(-) 25%.

D d

D DD Dd

d Dd dd

Transfusi DarahUsaha Kesehatan Transfusi Darah (UKTD)

Adalah upaya kesehatan berupa segala tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk memungkinkan menggunakan darah bagi keperluan pengobatan dan pemulihan kesehatan, yang mencakup kegiatan pengerahan penyumbang darah, pengambilan, pengamanan, pengolahan, penyimpanan dan penyampaian darah kepada pasien melalui sarana pelayanan kesehatan.

Peraturan Perundang-undangan dalam bidang transfusi darah.

Peraturan Pemerintah RI No 18 tahun 1980.

Peraturan Menteri Kesehatan RI No 478/Menkes/Peraturan/X/1990

Keputusan Dirjen Yanmed Depkes RI No 1147/YanMed/RSKS/1991

Definisi Transfusi Darah

Transfusi darah adalah : pemindahan darah atau komponen darah dari donor ke dalam peredaran darah penerima (resipien).

Tujuan transfusi darah :

Pengobatan (pasien dengan perdarahan).

Membantu pengobatan (pasien dengan keganasan sistem hematopoietik – leukemia).

Donor Darah

Tujuan seleksi donor darah :Menjamin keselamatan donor dan

resipien.

Kriteria calon donor (untuk keselamatan donor) Berbadan sehat.

Umur antara 17-60 tahun.

Berat badan minimal 45 Kg

Kadar hemoglobin (Hb) minimal 12,5 g%

Tekanan darah sistolik antara 100-180 mmHg; tekanan darah diastolik antara 50-100 mmHg.

Denyut nadi berkisar antara 50-100 X/menit, teratur, tanpa denyut patologis.

Tidak sedang : hamil, haid atau menyusui.

Interval penyumbangan darah minimal 8 minggu dengan penyumbangan maksimal 5 kali pertahun.

Kriteria calon donor (untuk keselamatan resipien)

Kulit tempat penyadapan : sehat (t.a.k)

Riwayat transfusi sebelumnya > 6 bln.

Penyakit infeksi t.u yg ditularkan melalui darah (-). Malaria 3 thn bebas serangan terakhir.

Alkohol, narkotik (-).

Aspirin bila < 3 hari, tolak donor untuk trombosit.

Vaksinasi/Imunisasi Toksoid/virus yg dimatikan/bakteri/ ricketsia

Tidak demam/tdk menunjukkan gejala sakit

Dapat menjadi donor

Termasuk :

Hepatitis B, DPT, Typhoid/paratyhphoid, Cholera, Influenza, Polio (suntikan), Pes, Rocky Mountain Spotted Fever, Rabies.

Calon donor yang digigit binatang positif Rabies, dapat menjadi donor setelah 1 tahun.

Imunisasi virus yg dilemahkan (Polio oral, Varicella, Mumps, Yellow Fever) dapat menjadi donor setelah 2 minggu.

Ig Hepatitis B 12 bulan.

Rubella 4 minggu

Reaksi Donor Pingsan

Emboli udara

Hematoma

Kejang

Tertusuknya arteri

Infeksi

Alergi setempat

Pingsan Sebab : Terlalu banyak kehilangan darah dlm wkt

singkat Emosi takut.

Gejala : Tanda dini melambatnya aliran darahDonor merasa lemah dan penglihatan kaburDonor tampak pucat, berkeringat, kulit menjadi

dingin, nadi lemah, denyut jantung berkurang, tekanan darah turun atau tidak terukur, kesadaran hilang, kdg-kdg : kejang, muntah atau buang air besar tak terkendali.

Pingsan

Penaggulangan :

Hentikan penyadapan bila pingsan terjadi pada donor yg sedang disadap darahnya.

Tidurkan terlentang dgn posisi kepala lebih rendah drpd kaki.

Longgarkan ikat pinggang atau bagian pakaian lainnya yg terlalu mengikat.

Periksa nadi, tekanan darah dan frekuensi pernapasan.

Bila kesadarannya hilang, rangsang dgn bahan yg berbau menyengat (alkohol, amonia)

Pingsan

Bila terlihat gelisah, sarankan bernafas dalam dan perlahan-lahan.

Bila kejang, usahakan agar lidah tidak tergigit dgn cara menempatkan tangkai sendok atau spatel lidah yg dibalut kain di antara gigi rahang atas dan rahang bawah.

Donor tsb harus tetap dalam pengawasan dokter sampai keadaannya pulih kembali.

Emboli udara Terjadi bila penampung darah adalah botol

bila selang udara tersumbat tekanan udara dlm botol meningkat lebih dari tekanan vena normal.

Selama penyadapan, karena tornike terpasang, maka tekanan vena lebih tinggi, shg darah mengalir ke luar.

Setelah penyadapan selesai, tornike dilepas, tekanan vena akan lebih rendah, shg udara dalam botol dapat mengalir ke dalam vena.

Gejala Udara akan masuk ke dalam arteri pulmonalis.

Gejala tgt jumlah udara yg masuk sakit/tertekan pada dada, batuk, sianosis, tekanan darah turun, nadi cepat, mual, pusing, gelisah, merasa jiwa terancam dan pingsan atau meninggal karena kegagalan pernafasan.

Penanggulangan Letakkan donor miring ke kiri dgn posisi kepala

lebih rendah drpd kaki.

Kendurkan ikat pinggang atau bagian pakaian lainnya yg terlalu mengikat.

Periksa nadi, tekanan darah dan frekuensi pernapasan.

Donor tetap diawasi sampai gejala hilang.

Tergantung dr banyaknya udara yg masuk pemulihan akan memakan waktu 7-15 menit.

Pencegahan Sebelum menusuk vena harus diperiksa aliran udara

pada selang udara botol penampung darah.

Bila aliran darah terhenti/dihentikan, harus dipasang klem pada selang/plastik jarum penyadap darah sebelum bendungan dibuka.

Hematoma Sebab : Kesalahan teknik saat menusuk vena darah

merembes ke jaringan di bawah kulit.

Tidak ditekannya vena tempat tusukan sewaktu mencabut jarum.

Gejala : Warna kebiruan pada jaringan bawah kulit sekitar

tempat tusukan yg disertai rasa sakit.

Pulih dalam bbrp hari

Definisi :Produk darah : semua bahan terapeutik yg dibuat

dari darah manusia.

Komponen darah :

Konstituen darah yg dipisahkan dari darahlengkap, spt : Red Cell Concentrate, Red Cell Suspension, Plasma, Platelet concentrate.

Plasma atau trombosit yg diperoleh melalui caraaferesis.

Cryopresipitate

Derivat plasma : albumin, konsentrat faktorkoagulasi, imunoglobulin

Jenis-jenis produk darah Di negara maju sangat kompleks.

Di Indonesia (Bandung) :

Darah lengkap (whole blood) diolah menjadi :

Packed Red Cell (PRC)

Washed Red Cell (WRC)

Platelat Concentrate (PC)

Fresh Frozen Plasma (FFP)

Cryoprecipitate

Jenis-jenis produk darah

Whole Blood

Packed Red Cell Platelet Rich Plasma

Platelet Concentrate

Fresh Frozen Plasma

Cryoprecipitate

Washed Red Cell

Darah lengkap (Whole Blood) Berisi sel darah merah, leukosit, trombosit

dan plasma.

Indikasi :

Memperbaiki kemampuan transport O2 oleh eritrosit (pada anemia berat).

Menambah jumlah darah yang beredar (pada perdarahan).

1 labu darah lengkap (250 cc) dapat menaikkan kadar Hb

sebanyak 0,5 g%.

Jenis-jenis Darah Lengkap

1. Darah Segar

2. Darah Baru

3. Darah Simpan

Darah Segar (Fresh Whole Blood)

Masa simpan 4-6 jam

Suhu penyimpanan 20C-60C

Keuntungan :

Faktor-faktor pembekuan masih lengkap

Fungsi sel darah merah relatif masih sangat baik

Kerugian :

Sulit diperoleh dalam waktu yang tepat

Bahaya penularan penyakit masih tinggi (CMV masih hidup dalam 48 jam).

Indikasi : operasi jantung terbuka pada bayi

Darah BaruMasa simpan 3-4 hari

Keuntungan : kenaikan kadar Kalium, ammonia dan asam laktat belum tinggi.

Kerugian : faktor-faktor pembekuan sudah sangat berkurang.

Darah SimpanMasa simpan 21 hari, 28 hari (tergantung

antikoagulan yg dipakai) Keuntungan : Pengadaan mudah Bahaya penularan penyakit sudah berkurang

Kerugian : Faktor pembekuan hampir habis. Kemampuan transportasi O2 berkurang Kadar Kalium, ammonia dan asam laktat

meningkat.

Efek penyimpanan thd WB : Berkurangnya pH (darah menjadi lebih asam).

Peningkatan konsentrasi Kalium plasma.

Menurunnya kandungan 2,3 DPG yg akanmengurangi kemampuan eritrosit melepaskanoksigen di jaringan.

Hilangnya fungsi trombosit (48 jam setelahdonasi).

Menurunnya konsentrasi faktor VIII dalam 48 jam (10-20%).

Packed Red Cell (PRC) Dari 250 cc WB 100-125 cc PRC (Ht : 70-80%).

Isi : eritrosit + sedikit plasma

Pembuatan sistem terbuka (40C) tahan 12 jam; sistem tertutup tahan sesuai tgl kadaluwarsa.

Keuntungan :

Bahaya overloading (-).

Reaksi alergi thd protein plasma (-)

Ekonomis

PRC (cont.) Kerugian

Sistem tertutup :

Kemampuan transportasi O2 menurun.

Bahaya infeksi

Sistem terbuka :

Masa simpan pendek

Bahaya infeksi

Washed Red Cell (WRC) Dibuat dari PRC yang dicuci 3 X dengan NaCl

fisiologis.

Tujuan : menghilangkan antibodi dalam plasma danyg menempel pada eritrosit.

Harus digunakan dalam 4 jam setelah pembuatan.

Platelet Concentrate Dari 250 cc WB 20 cc PC (TC).

Berisi 70-80% jumlah trombosit semula.

Berisi + 28 milyar trombosit.

Dapat menaikkan jumlah trombosit sebanyak 5000/mm3.

Pada penyimpanan dengan agitator (220C), tahan 3-5 hari.

Fresh Frozen Plasma (FFP) Dibuat dari plasma segar yang dibeku-kan

pada suhu – 200C.

Berisi semua faktor pembekuan.

Tahan disimpan 1 tahun (– 250C).

Kadar faktor VIII sdktnya 70% dari awal.

Cryoprecipitate Dibuat dari FFP yg dicairkan pada 40C, kmd

disentrifus, endapan yg diambil.

Pada penyimpanan -300C, tahan 1 tahun.

Bila akan dipakai, dicairkan dulu pada 40C, dan harus diberikan dalam waktu 6 jam.

Dari 250 cc WB, diperoleh 15-20 cc cryoprecipitate yg berisi 50-75 IU f VIIIc dan 40-125 mg fibrinogen.

Pemeriksaan dan Uji Saring Darah Donor Penentuan golongan darah ABO.

Penentuan golongan darah Rhesus.

Pemeriksaan (UTDC PMI Kodya Bandung) :

Syphillis

Hepatitis B

Hepatitis C

HIV

Pelabelan Label :

Harus melekat pd kantong darah

Mudah dibaca.

Tambahan tulisan tangan dgn tinta permanen.

Kantong darah :

Ada sistem nomor kantong

Tertera pada label

Harus jelas tidak boleh hilang

Pelabelan (cont.) Pelabelan pd waktu penyadapanminimal Jenis darah/komponen darah No kantong darah Jenis antikoagulan Volume darah/komponen darah

Pelabelan pd waktu pengeluaran darahminimal Suhu simpan Tgl kadaluwarsa Volume darah Gol.ABO, Rh Hasil HBsAg, HCV, HIV dan VDRL

Warna label

Gol.A : putih

Gol.B : biru

Gol.AB : kuning

Gol.O : merah

Penyimpanan Pada lemari es khusus (Blood Bank

Refrigerator) ada monitor suhu/alarm.

Tidak boleh bersamaan penyimpanan makanan/minuman.

Ada protap penanganan darah kalau listrik tiba-tiba padam.

Pengiriman darah Darah lengkap dan komponen cair sel darah

merah : 20C - 100C.

Trombosit : 200C - 240C.

FFP dan Cryoprecipitate : beku

Pelayanan permintaan darah Formulir permintaan darah :

Harus diisi lengkap dan ditanda-tangani dokter yg merawat pasien.

Disertai contoh darah pasien yg diberi identitas lengkap

Pemeriksaan golongan darah (ABO dan Rh) pasien.

Pemeriksaan ulang golongan darah donor yg sesuai dengan pasien

Contoh darah pasien Harus dalam wadah tertutup (spuit) minimal 2 cc.

Diberi identitas lengkap, yg menempel erat padawadahnya.

Hanya berlaku 24 jam.

Permintaan darah ulang setelah 24 jam, harusdisertai contoh darah yg baru.

Setiap kali permintaan darah, golongan darah pasienharus kembali diperiksa.

Ketidak sesuaian golongan darah pasien dgn goldarahnya yg terdahulu harus dilaporkan

Pemeriksaan gol.darah donor (labu darah)

Harus selalu dilakukan ulang sebelum crossmatch(walaupun sudah ada label gol.darah)

Bahan diambil dari selang labu darah gunting.

Bila pasien Rh(+), Rh donor tidak perlu diulang.

Reaksi silang Dilakukan antara darah pasien dan darah donor

yg sudah sesuai golongan ABO dan Rh nya.

Tdd 3 fase :

Suhu kamar (dalam medium NaCl fisiologis)

Suhu 370C (dalam medium bovine albumin)

Uji Coombs

Reaksi silang mayor Antara :

Serum pasien (dari contoh darah pasien)

dengan

Eritrosit donor (dari labu darah yg sesuai)

Reaksi silang minor Antara :

eritrosit pasien (dari contoh darah pasien)

dengan

Serum donor (dari labu darah yg sesuai)

Hasil reaksi silang Bila reaksi silang mayor dan minor dari fase 1

sampai fase 3 tidak menunjukkan reaksi hemolisis dan/atau aglutinasi, darah donor tsb dinyatakan cocok untuk pasien.

Bila pada salah satu fase terjadi reaksi tidak cocok.

Bila pada fase 1 atau 2 terjadi reaksi, maka fase 2 atau 3 tidak perlu diteruskan.

Pengeluaran darah untuk transfusi

Pemeriksaan keadaan fisik darah (warna, gumpalam, hemolisis) dan kantong darah (bocor)

Identifikasi darah : label (lengkap nomor labu dll), identitas pasien.

Pengembalian darah Darah yg tidak jadi dipakai dapat dikembalikan ke Bank

Darah dengan syarat :

Kantong darah masih dalam keadaan utuh(termasukkeadaan labelnya).

Darah berada di luar suhu optimalnya (20C - 100C) tidak lebih dari 30 menit.

Kondisi fisik darah masih baik (belum adaperubahan).

Selang masih cukup panjang untuk melakukan reaksisilang ulangan.

Bila sudah membayar, pasien dapat menerimakembali uangnya.

Definisi Unit pelayanan tersendiri di rumah sakit yang

melayani kebutuhan transfusi darah di rumah sakit tsb.

Status Keberadaan Bank Darah ditetapkan melalui

Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur RS.

KewenanganMenerima darah dari UTDC setempat.

Menyimpan darah

Melayani permintaan darah

Melakukan pemusnahan darah yg tidak layak ditransfusikan.

Melaksanakan pendidikan, pelatihan dan penelitian.

Tugas Pokok Merencanakan kebutuhan darah RS ybs.Meminta dan menerima darah dari UTDC setempat. Menyimpan dan mendistribusikan darah siap pakai.Melakukan pemantauan dan evaluasi kegiatan

transfusi darah di rumah sakit. Melakukan pencatatan dan pelaporan. Melakukan pemantapan mutu dalam seluruh

kegiatannya.

FungsiMenerima darah yg telah dinyatakan

bebas risiko penularan penyakit dari UTDC setempat.

Melakukan penyimpanan darah yg memenuhi syarat.

Melayani permintaan dari unit yg melaksanakan transfusi darah di RS tsb.

Melakukan uji cocok serasi (gol darah + reaksi silang).

Menyerahkan darah yg cocok untuk pasien kepada dokter yg meminta atau perawat/petugas yg diberi wewenang.

Fungsi (cont.)Melacak kemungkinan penyebab terjadinya

reaksi transfusi.

Melakukan pencatatan dan pelaporan.

Melakukan rujukan pada UTDC setempat.

Mengembangkan pengtahuan dan keterampilan SDM.

Melaksanakan penelitian.

INGAT !!!

Bank Darah tidak melakukan penyadapan darah atau uji saring terhadap penyakit

infeksi yang dapat ditularkan melalui transfusi darah.

Teknik Pemeriksaan Laboratorium1. Memisahkan serum/plasma dari sel-sel

darah

2. Mencuci sel darah

3. Membuat suspensi sel

4. Membuat sel uji A, B, O

5. Membuat sel uji Coombs

6. Menentukan golongan darah ABO

7. Menentukan golongan darah Rhesus

8. Reaksi silang

Memisahkan serum/plasma dari sel-sel darah1. Masukkan contoh darah pasien ke

dalam tabung sentrifus yg telah diberi identitas sesuai dgn identitas pasien.

2. Putar 3300 rpm/ 1½ - 2 menit.

3. Dengan pipet Pasteur yg bersih, pindahkan serum/plasma ke dalam tabung lain yg juga diberi identitas yg sama.

Sisa serum/plasma dan sel darah harus disimpan selama 3 X 24 jam, dalam keadaan terpisah.

Mencuci sel darahTujuannya untuk menghilangkan substansi pengganggu

yg ada di sekitar sel-sel darah.

ada 2 cara :

1. Untuk memeriksa antigen golongan

darah.

2. Untuk membuat sel uji.

Mencuci sel darah untuk memeriksa antigen golongan darah1.Tambah 10 bgn NaCl (fis.) dgn 1 bgn

endapan sel darah.2.Sentrifus 3300 rpm/ 1½ - 2 menit.3.Dengan pipet Pasteur yg bersih, buang

supernatannya.4.Ulangi langkah 1 – 3 sebanyak 3 kali.5.Setelah pencucian terakhir, buang supernatan

sebanyak-banyaknya.6. Diperoleh sel darah merah pekat yg sudah dicuci.

Mencuci sel darah untuk membuat sel uji Coombs Cara kerjanya sama, hanya perbandingan NaCl :

endapan sel darah adalah 100 bgn : 1 bgn.

Membuat suspensi sel Kepekatan sel akan mempengaruhi reaksi antigen-

antibodi.

Kepekatan sel dibuat sesuai kebutuhan disebut % suspensi sel.

Dibuat berdasarkan perbandingan medium dgn sel pekat (packed cell).

Medium dapat berupa saline, serum, plasma atau albumin.

% suspensi sel Endapan sel Medium

5 % (1/20) 1 bgn 19 bgn

10 % (1/10) 1 bgn 9 bgn

25 % (1/4) 1 bgn 3 bgn

40 % (2/5) 2 bgn 3 bgn

Contoh :

Membuat sel uji A, B, O

Sel uji A : berisi sel darah gol.A

Sel uji B : berisi sel darah gol.B

Sel uji O : berisi sel darah gol.O

Masing-masing sel dicuci 3 X dgn NaCl (f).

Buat suspensi 5% atau 10%

Periksa ulang gol. Darah susp tsb dengan Anti-A, Anti-B dan Anti-AB

Setelah sesuai, beri label : SEL UJI

Membuat sel uji Coombs Sel uji Coombs adalah sel darah merah normal yg

dibuat dilapisi oleh antibodi IgG.

Dibuat untuk :

mengontrol hasil pemeriksaan Coombs yang negatif

Menguji reaktivitas serum Coombs

Bahan Serum uji anti-D yg biasa dipakai untuk pemeriksaan

Rhesus.

Darah (ACD) gol.O Rh (+) dapat disimpan 21 hari.

Saline (NaCl 0,9%).

Alat-alat Tabung reaksi 10 X 75 mm atau 12 X 75 mm

Pipet Pasteur

Penangas air

Sentrifus

Timer (jam)

Cara kerja Cuci sel darah merah (O,+) 3 X dan buat

suspensi 5% dalam saline. Dengan pipet Pasteur bersih dan kering, ambil 1

tetes serum uji anti-D dan masukkan ke dalam tabung.

Dengan pipet Pasteur yg sama (setelah dibilas) tambahkan 63 tetes saline ke dalam tabung tadi (vol. menjadi 64 tetes).

Kemudian tambahkan 32 tetes suspensi sel darah merah (O,+) 5%.

Campur merata

Inkubasi pada 370C selama 30 menit dalam penangas air/inkubator (sel darah merah akan diselaputi oleh antibodi IgG)

Putar dgn kecepatan 3400 rpm selama 1 - 1½ menit dan buang supernatan nya.

Cuci sedimen dgn saline 3 X.

Buat kembali sel darah merah itu menjadi suspensi 5% dalam saline dgn menambahkan 32 tetes saline.

Suspensi ini yg disebut SEL UJI COOMBS, pada penyimpanan 20C- 60C tahan 1 minggu.

Menentukan golongan darah ABO Pemeriksaan lengkap (sempurna) tdd : Pemeriksaan antigen pd eritrosit (Cell grouping)

Pemeriksaan antibodi dalam serum (Serum grouping)

Contoh darah : darah < 5 hari (beku/cair).

Cara : Kaca objek (slide)

Tabung (tube)

Cara Kaca Objek Bahan :

Serum uji Anti-A; Anti-B dan Anti-AB

Suspensi sel uji 10% gol.A, B dan O.

Contoh darah yg akan diperiksa

Alat :

Kaca objek (keramik/porselen)

Batang pengaduk

Pipet Pasteur

Cara Kerja : Pisahkan serum/plasma contoh darah dari

eritrositnya.

Cuci sel darah dengan saline 1 X.

Buat suspensi 10% dalam saline.

Cell Grouping Pada 3 tempat yg berbeda di atas kaca objek, teteskan

berturut-turut dan masing-masing 1 tetes : Anti-A, Anti-B dan Anti-AB.

Dengan pipet Pasteur, teteskan masing-masing 1 tetes suspensi sel 10% pada tetesan Anti-A, Anti-B dan Anti-AB

Msg-msg 1 tts susp sel 10%

1 tts Anti-A 1 tts Anti-B 1 tts Anti-AB

Serum Grouping Pada 4 tempat yg berbeda di atas kaca objek, teteskan

berturut-turut dan masing-masing 1 tetes serum/plasma pasien.

Dengan pipet Pasteur, teteskan masing-masing 1 tetes sel uji A, B dan O.

1 tetes serum/plasma

Sel uji A

Sel uji B Sel uji O Suspensi sel 10%

Aduklah masing-masing campuran, sehingga melebar/melingkar pipih dengan diameter kurang lebih 2 cm.

Sambil menggoyang-goyangkan kaca objek, perhatikan reaksi yg terjadi.

Bila reaksi belum tampak, amati sampai 5 menit sebelum dinyatakan negatif.

Pembacaan Reaksi Reaksi disebut positif bila ada aglutinasi/hemolisis.

Reaksi disebut negatif bila tidak ada aglutinasi/hemolisis.

Pembacaan Reaksi Reaksi disebut positif bila ada aglutinasi/hemolisis.

Reaksi disebut negatif bila tidak ada aglutinasi/hemolisis.

Pembacaan Reaksi Reaksi disebut positif bila ada aglutinasi/hemolisis.

Reaksi disebut negatif bila tidak ada aglutinasi/hemolisis.

aglutinasi

rouleaux

Reaksi positif nilai derajat aglutinasinya : 4+ : semua sel darah bereaksi dgn cara menggumpal-

menyatu, shg cairannya tampak jernih. 3+ : semua sel darah menggumpal tetapi tdk menyatu,

jadi terdiri dari beberapa gumpalan besar, yang disekitarnya tampak cairan yg jernih.

2+ : Gumpalan-gumpalan yg agak kasar, tetapi tidaksemua sel darah menggumpal, sehingga sekitargumpalan tampak cairan yang agak keruh.

1+ : Gumpalan-gumpalan halus, lebih banyak sel-selyang bebas, sehingga cairannya tampak keruh.

- : Tidak tampak adanya gumpalan, campuran tampak keruh

Auto control Campuran serum dgn sel nya.

Dalam keadaan normal harus negatif

Cell Grouping Serum Grouping

1 tts Anti-A 1 tts Anti-AB

1 tts Anti-B

I tts suspensi sel 10%

2 tts serum/plasma

1 tts sel A

1 tts sel B 1 tts sel O

1 tts susp 5% sel yg diperiksa

Kocok semua tabung, sehingga isinya tercampur baik

Sentrifus dgn kecepatan 3400 rpm selama 15 dtk

Menentukan golongan darah Rhesus Rhesus positif : bila sel darah merah mengandung

antigen D

negatif : bila sel darah merah tidak

mengandung antigen D

Antigen : D dan Du(antigen D yg lemah)

Contoh darah : beku/tidak beku

Metoda : kaca objek dan tabung

Blood grtoup

1 tts Anti-D

1 tts bovine albumin 22%

1 tts susp sel 40%

Anti-D Bovine Albumin

+ - Antigen D (+) Rh (+)

- - Antigen D (-) Rh (-).

Pembacaan reaksi

Daftar Pustaka1. McPherson RA & Pincus MR eds, Henry’s Clinical Diagnosis and Management by Laboratory Methods, 2007 21st Edition

2. Burtis CA & Ashwod ER eds, Tietz Textbook of Clinical Chemistry, 1999 3th Edition

3. Greer cs, Wintrobe’s Clinical Hematology, 2004 11th

edition