slide poligami
Post on 05-Dec-2014
1.619 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PEMALSUAN IDENTITAS PEMALSUAN IDENTITAS DALAM PERKAWINAN POLIGAMIDALAM PERKAWINAN POLIGAMI
KELOMPOK 1KELOMPOK 1
FAKULTAS FAKULTAS HUKUMHUKUMUNIVERSITAS PUTUNIVERSITAS PUTEERA BATAMRA BATAM
20120122
KASUSKASUSSeorang wanita pernah berkeluh kesah Seorang wanita pernah berkeluh kesah tentang masalah yang menimpanya. Dia tentang masalah yang menimpanya. Dia baru saja menikah dengan seorang pria. baru saja menikah dengan seorang pria. Ternyata pria yang baru dinikahinya telah Ternyata pria yang baru dinikahinya telah memilikki seorang istri. Dia ternyata memilikki seorang istri. Dia ternyata menjadi istri kedua sang pria. Lebih menjadi istri kedua sang pria. Lebih menyakitkan lagi setelah dia mangetahui menyakitkan lagi setelah dia mangetahui bahwa istri pertama sang pria ternyata bahwa istri pertama sang pria ternyata sudah menyetujui perkawinan tersebut. sudah menyetujui perkawinan tersebut. Dia tidak tahu apa yang seharusnya Dia tidak tahu apa yang seharusnya diperbuat ????????diperbuat ????????
Para PelakuPara Pelaku Sang Suami Sang Suami Istri Pertama Istri Pertama Istri Kedua ( Korban )Istri Kedua ( Korban )
Permasalahan Yang TimbulPermasalahan Yang Timbul Istri kedua yang tidak mengetahui identitas Istri kedua yang tidak mengetahui identitas
sebenarnya dari sang suami saat dilangsungkannya sebenarnya dari sang suami saat dilangsungkannya pernikahan, dan ketahuan setelah pernikahanpernikahan, dan ketahuan setelah pernikahan
Posisi istri pertama yang mengetahui bahwa Posisi istri pertama yang mengetahui bahwa suaminya berpoligamisuaminya berpoligami
Sang suami sudah mengantungi izin untuk Sang suami sudah mengantungi izin untuk berpoligami dari istri pertama akan tetapi istri kedua berpoligami dari istri pertama akan tetapi istri kedua tidak mengetahui bahwa dirinya akan dimadutidak mengetahui bahwa dirinya akan dimadu
Adanya unsur pemanfaatan atau kesengajaan Adanya unsur pemanfaatan atau kesengajaan terhadap istri kedua yang dicurigai dilakukan oleh terhadap istri kedua yang dicurigai dilakukan oleh sang suami ataupun istri pertama.sang suami ataupun istri pertama.
Tidak terpenuhinya syarat-syarat sah untuk Tidak terpenuhinya syarat-syarat sah untuk dilakukannya poligamidilakukannya poligami
Istilah-IstilahIstilah-Istilah Poligami yaitu laki-laki yang Poligami yaitu laki-laki yang
beristri lebih dari satu orangberistri lebih dari satu orang Poliandri yaitu perempuan yang Poliandri yaitu perempuan yang
bersuami lebih dari satu orangbersuami lebih dari satu orang Pemalsuan yaitu tindakan untuk Pemalsuan yaitu tindakan untuk
mengelabui, menipu ataupun mengelabui, menipu ataupun memanipulasi suatu data dengan memanipulasi suatu data dengan tujuan tertentutujuan tertentu
Identitas yaitu keadaan atau ciri-Identitas yaitu keadaan atau ciri-ciri khusus suatu benda maupun ciri khusus suatu benda maupun orangorang
Perkawinan yaitu Ikatan lahir dan Perkawinan yaitu Ikatan lahir dan batin antara seorang laki-laki dan batin antara seorang laki-laki dan seorang perempuanseorang perempuan
Dasar HukumDasar Hukum UU No. 1 Tahun 1974 Tentang UU No. 1 Tahun 1974 Tentang
perkawinanperkawinan PP No. 9 Tahun 1975 Tentang PP No. 9 Tahun 1975 Tentang
pelaksanaan UU No. 1 Tahun 1974 pelaksanaan UU No. 1 Tahun 1974
Pembahasan dan Alternatif Pembahasan dan Alternatif Penyelesaian KasusPenyelesaian Kasus
Secara Hukum, meskipun sang Secara Hukum, meskipun sang suami sudah mengantungi izin suami sudah mengantungi izin dari istri pertama, tetapi jika istri dari istri pertama, tetapi jika istri keduanya tidak tahu bahwa keduanya tidak tahu bahwa dirinya kan dimadu, maka pihak dirinya kan dimadu, maka pihak istri kedua bisa mengajukan istri kedua bisa mengajukan pembatalan perkawinan. pembatalan perkawinan. Pembatalan perkawinan Pembatalan perkawinan diajukan ke pengadilan yang diajukan ke pengadilan yang membawahi lokasi tempat membawahi lokasi tempat tinggal atau terjadinya tinggal atau terjadinya perkawinan. perkawinan.
Hal ini diatur dalam pasal 27 ayat UU No. 1 Hal ini diatur dalam pasal 27 ayat UU No. 1 Tahun 1974 Tentang PerkawinanTahun 1974 Tentang Perkawinan
Pasal tersebut menyatakan bahwa seorang Pasal tersebut menyatakan bahwa seorang suami atau istri dapat mengajukan permohonan suami atau istri dapat mengajukan permohonan
pembatalan perkawinan jika pada waktu pembatalan perkawinan jika pada waktu berlangsungnya perkawinan terjadi salah berlangsungnya perkawinan terjadi salah
sangka mengenai diri suami atau istrisangka mengenai diri suami atau istri
Pasal 27 ayat (3) UU No. 1 Tahun 1974Pasal 27 ayat (3) UU No. 1 Tahun 1974
“ “ Apabilan ancamann telah berhenti, atau Apabilan ancamann telah berhenti, atau yang bersalah sangka itu menyadari yang bersalah sangka itu menyadari keadaanya, dan dalam jangka waktu keadaanya, dan dalam jangka waktu enam (6) bulan setelah itu masih tetap enam (6) bulan setelah itu masih tetap hidup sebagai suami istri, dan tidak hidup sebagai suami istri, dan tidak mempergunakan haknya untuk mempergunakan haknya untuk mengajukan permohonan pembatalan mengajukan permohonan pembatalan maka haknya gugur”maka haknya gugur”
Adapun syarat-syarat untuk melakukan Adapun syarat-syarat untuk melakukan poligami berdasarkan UU No. 1 Tahun 1974 poligami berdasarkan UU No. 1 Tahun 1974 Pasal 4 ayat (2) bagi seorang pria adalah Pasal 4 ayat (2) bagi seorang pria adalah sebagai berikut :sebagai berikut :
Istri tidak dapat menjalankan kewajibannya Istri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai istrisebagai istri
Istri mendapat cacat badan/ atau penyakit yang Istri mendapat cacat badan/ atau penyakit yang tidak dapat disembuhkantidak dapat disembuhkan
Istri tidak dapat melahirkan keturunanIstri tidak dapat melahirkan keturunan
Untuk selanjutnya masalah poligami diatur Untuk selanjutnya masalah poligami diatur lebih lanjut mengenai syarat-syarat lainnya, lebih lanjut mengenai syarat-syarat lainnya, yang diatur dalam UU No. 1 Tahun 1974 Pasal 5 yang diatur dalam UU No. 1 Tahun 1974 Pasal 5 ::
Adanya Perjanjian dari istri/istri-istriAdanya Perjanjian dari istri/istri-istri Adanya kepastian bahwa suami mampu menjamin Adanya kepastian bahwa suami mampu menjamin
keperluan-keperluan hidup istri-istri dan anak-anak keperluan-keperluan hidup istri-istri dan anak-anak merekamereka
Adanya jaminan bahwa suami akan berlaku adil Adanya jaminan bahwa suami akan berlaku adil terhadap istri-istri dan anak-anak merekaterhadap istri-istri dan anak-anak mereka
KesimpulanKesimpulanSatu hal yang perlu diingat saat akan Satu hal yang perlu diingat saat akan mengajukan pembatalan perkawinan mengajukan pembatalan perkawinan adalah permohonan pembatalan adalah permohonan pembatalan perkawinan jangan sampai melewati perkawinan jangan sampai melewati waktu enam (6) bulan karena jika lewat waktu enam (6) bulan karena jika lewat dari enam (6) bulan sejak perkawinan dari enam (6) bulan sejak perkawinan tersebut dilangsungkan, perkawinan tersebut dilangsungkan, perkawinan tersebut tetap sah dan secara hukum tersebut tetap sah dan secara hukum perempuan tersebut tidak dapat perempuan tersebut tidak dapat mengajukan pembatalan. Aturan ini mengajukan pembatalan. Aturan ini ada pada pasal 27 ayat (3) UU No. 1 ada pada pasal 27 ayat (3) UU No. 1 Tahun 1974 Tentang PerkawinanTahun 1974 Tentang Perkawinan
THANK YOUTHANK YOU
top related