skripsi model poe berbasis modul bergambar
Post on 15-Oct-2015
178 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
i
PENGARUH PEMBELAJARAN AKTIF POE (PREDICTION
OBSERVATION AND EXPLANATION) DILENGKAPI MODUL
BERGAMBAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATERI
CAHAYA KELAS VIII MTs NURUL ULUM MRANGGEN
SKRIPSI
Oleh
Nisfi Laili Saadati
NPM 09330243
IKIP PGRI SEMARANG
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
SEMARANG
2013
-
ii
PENGARUH PEMBELAJARAN AKTIF POE (PREDICTION
OBSERVATION AND EXPLANATION) DILENGKAPI MODUL
BERGAMBAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATERI
CAHAYA KELAS VIII MTs NURUL ULUM MRANGGEN
SKRIPSI
Diajukan kepada IKIP PGRI Semarang
Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
Program Sarjana Pendidikan Fisika
Oleh
Nisfi Laili Saadati
NPM 09330243
IKIP PGRI SEMARANG
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
SEMARANG
2013
-
iii
Halaman Persetujuan
Skripsi berjudul
PENGARUH PEMBELAJARAN AKTIF POE (PREDICTION
OBSERVATION AND EXPLANATION) DILENGKAPI MODUL
BERGAMBAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATERI
CAHAYA KELAS VIII MTs NURUL ULUM MRANGGEN
Yang disusun oleh
Nisfi Laili Saadati
NPM 09330243
Telah disetujui dan siap untuk diujikan
Semarang, ................ 2013
Pembimbing I
Drs. Pratjojo, M.Pd
NIP. 084401245
Pembimbing II
Joko Siswanto, S.Pd. M.Pd
NIP. 098401225
-
iv
Halaman Pengesahan
Skripsi berjudul
PENGARUH PEMBELAJARAN AKTIF POE (PREDICTION
OBSERVATION AND EXPLANATION) DILENGKAPI MODUL
BERGAMBAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATERI
CAHAYA KELAS VIII MTs NURUL ULUM MRANGGEN
Yang dipersiapkan dan disusun oleh
Nisfi Laili Saadati
NPM 09330243 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada hari Sabtu, 16 Nopember 2013 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Panitia Umum,
Ketua
Drs. Nizaruddin, M.Si
NIP. 196803251994031004
Sekertaris
Dr. Ngurah Ayu N.M, M.Pd. NPP. 936901098
Anggota penguji:
1. Drs. Pratjojo, M.Pd (............................................)
NPP. 084401245
2. Joko Siswanto, M.Pd. (............................................)
NPP. 098401225
3. Nur Khoiri, S.Pd, M.T, M.Pd (............................................)
NPP. 057801165
-
v
SURAT PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil
karya sendiri, bukan hasil jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat yang
terdapat dalam skripsi ini dikutip berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, Nopember 2013
NISFI LAILI SAADATI
NPM 09330243
-
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
..... Sesungguhnya hanya orang-orang yang sabar yang dipenuhi pahala tanpa batas (Q.S. Azzumar: 10)
Yakin dan percayalah bahwa Allah akan selalu menolong hambanya
Berusaha, bersabar, dan berdoa merupakan awal suatu proses yang berakhir dengan senyuman penuh kebahagiaan dan kemenangan.
Persembahan:
Dengan segenap rasa syukur kepada Allah SWT, skripsi ini saya persembahkan untuk:
Bapak dan ibu tercinta yang senantiasa mendoakanku di setiap langkahku. Terima kasih yang tiada kiranya atas semua pengorbanan dan perjuangan demi kelancaran kuliahku baik moril maupun materiil yang telah engkau berikan.
Suamiku tercinta (Rohmad) yang selalu memberikan motivasi dan membantu dalam segala hal.
Adikku tersayang (Azka dan lida) yang selalu memberikan dukungan.
Untuk sahabatku (mila, vina, dan citra) yang selalu memberi semangat, motivasi dan bantuan yang luar biasa selama penulisan skripsi.
Untuk keluarga besarku yang memberikan doa. Semua pihak yang telah memberikan bantun atas penulisan
skripsi ini.
-
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
serta hidayah-Nya sehingga dengan usaha yang maksimal akhirnya penulis dapat
melaksanakan penelitian dan menyusun skripsi yang berjudul Pengaruh
Pembelajaran Aktif POE () Dilengkapi Modul Bergambar Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Materi Cahaya Kelas VIII MTs Nurul Ulum Mranggen.
Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Fisika FPMIPA IKIP PGRI Semarang. Banyak sekali kesulitan yang
penulis hadapi baik dalam pelaksanaan penelitian maupun penyusunan laporan
skripsi ini, akan tetapi berkat doa, bimbingan, bantuan, dan dorongan dari
berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat penulis selesaikan. Untuk itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Muhdi, M.Hum, Rektor IKIP PGRI Semarang
2. Drs. Nizaruddin, M.Si, Dekan FPMIPA IKIP PGRI Semarang
3. Dra. Ngurah Ayu N M, M.Pd, Ketua program pendidikan fisika IKIP
PGRI Semarang
4. Drs. Pratjojo, M.Pd, dosen pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan maupun arahan yang sangat berguna dalam penulisan skripsi
ini.
5. Joko Siswanto, M.Pd, dosen pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan maupun arahan yang sangat berguna dalam penulisan skripsi
ini.
6. Ali Mashadi, M.Ag, Kepala Sekolah MTs Nurul Ulum, yang telah
memberikan ijin dalam penelitian
7. Ade Farida Kurniawati, S.Pd, guru kelas VIII yang telah membantu
proses penelitian.
8. Siswa siswa kelas VIII-A,VIII-B, dan VIIIC yang telah membantu
proses penelitian.
-
viii
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu baik secara
langsung maupun tidak langsung yang telah memberikan dukungan baik
moral maupun materiil demi terselanggaranya skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,
oleh sebab itu penulis mengharapkan kepada pembaca untuk dapat
melanjutkan penelitian ini dan memperbaiki kekurangan yang ada dalam
skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi
pembaca.
Semarang, November 2013
Nisfi Laili Saadati
NPM 09330243
-
ix
PENGARUH PEMBELAJARAN AKTIF POE (PREDICTION
OBSERVATION AND EXPLANATION) DILENGKAPI MODUL
BERGAMBAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA MATERI
CAHAYA KELAS VIII MTs NURUL ULUM MRANGGEN
NISFI LAILI SAADATI Prodi Pendidikan Fisika
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran aktif POE (Prediction Observation and Explanation) dilengkapi modul bergambar terhadap prestasi belajar siswa materi cahaya kelas VIII MTs Nurul Ulum Mranggen mulai tanggal 4-10 Juni 2013.Subyek dalam penelitian ini adalah kelas VIII-A sebagai kelas Kontrol dan VIII-C sebagai kelas eksperimen. Teknik pengumpulan data dalam penelitian adalah metode dokumentasi, tes, dan observasi. Analisis data pada materi cahaya, menunjukkan bahwa kedua kelas berdistribusi normal dan homogen. Setelah kedua kelompok diberi perlakuan berbeda, yaitu kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran POE (Prediction Observation and Explanation) dilengkapi modul dan kelas kontrol diterapkan dengan model pembelajaran konvensional. Diperoleh perhitungan dari pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t didapatkan thitung =5,307, sedangkan ttabel=1,673 . Hal ini menunjukkan H0 ditolak karena thitung > ttabel. Dari hasil penelitian diketahui bahwa prestasibelajarsiswa yang menggunakanmodel pembelajaran POE (Prediction Observation and Explanation) dilengkapi modul lebihtinggi dibandingkandenganmodel pembelajaran konvensional. Kesimpulan dari penelitian adalah ada pengaruh antara kelas eksperimen dengan model pembelajaran aktif POE (Prediction Observation and Explanation) dilengkapi modul bergambar dan kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional. Pengaruh model pembelajaran aktif POE (Prediction Observation and Explanation) lebih tinggi daripada model pembelajaran konvensional.
Kata kunci : Pembelajaran aktif, model POE (Prediction Observation and Explanation), modul bergambar, prestasi belajar, cahaya.
-
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................ .................................................. i
HALAMAN JUDUL .............................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................ vi
KATA PENGANTAR.............................................................................. vii
ABSTRAK................................................................................................. ix
DAFTAR ISI.............................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. xii
DAFTAR TABEL.....................................................................................xiv
DAFTAR ILLUSTRASI............................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ ... 1
B. Rumusan masalah.............................................................................3
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... ....3
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... .... 4
E. Definisi Istilah ........................................................................... .....4
BAB II TELAAH PUSTAKA.......................................................................7
A. Landasan Teori .......................................................................... .....7
1. Prestasi Belajar...........................................................................7
2. Pembelajaran Aktif.....................................................................9
3. Model POE ...............................................................................10
4. Modul Bergambar......................................................................13
5. Cahaya......................................................................................14
-
xi
B. Kerangka Berpikir............ ........................................................... 23
C. Paradigma Penelitian ....................................................................26
D. Hipotesis Penelitian ................................................................... 26
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................27
A. Lokasi dan Waktu penelitian ...................................................... 27
B. Subyek (Populasi dan Sampel) ................................................... 27
C. Teknik Sampling ....................................................................... 27
D. Instrumen Penelitian .................................................................. 28
E. Variabel Penelitian .................................................................... 31
F. Desaian Penelitian ..................................................................... 32
G. Prosedur/Cara Kerja................................................................... 32
H. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 33
I. Teknik Analisis Data ................................................................. 34
BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................... 38
A. Persiapan Penelitian ................................................................... 38
B. Hasil Analisis Instrumen ............................................................ 39
C. Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 41
D. Analisis Hasil Penelitian.............................................................. 41
BAB V PEMBAHASAN... ....................................................................... . 46
SIMPULAN DAN SARAN.......................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... ..52
LAMPIRAN............ ......................................................................................54
-
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Daftar Lampiran Halaman
Lampiran 1a. Daftar siswa kelas uji coba ....................................................... 55
Lampiran 1b. Daftar siswa kelas eksperimen ................................................. 56
Lampiran 1c. Daftar siswa kelas kontrol ........................................................ 57
Lampiran 2. Kisi- kisi soal .............................................................................. 58
Lampiran 3. Soal uji coba ............................................................................... 61
Lampiran 4. Kunci jawaban soal uji coba ....................................................... 69
Lampiran 5. Silabus ..................................................................................... 70
Lampiran 6a. Rencana pelaksanaan pembelajaran eksperimen ....................... 74
Lampiran 6b. Rencana pelaksanaan pembelajaran kontrol ............................. 87
Lampiran 7a. Cover modul ............................................................................ 100
Lampiran 7b. Modul ...................................................................................... 101
Lampiran 8a. Daftar nilai kelas uji coba ....................................................... 125
Lampiran 8b. Analisis uji coba soal (Microsoft Office Excel) ...................... 126
Lampiran 8c. Analisis validitas soal uji coba manual ....................................128
Lampiran 8d. Analisis reabilitas uji coba ................................................ ......144
Lampiran 8e. Analisis daya pembeda butir soal uji coba ........................ ......145
Lampiran 8f. Analisis taraf kesukaran soal uji coba ................................ ......146
Lampiran 9a. Daftar nilai ulangan kelas eksperimen ............................. .......147
Lampiran 9b. Daftar nilai ulangan kelas kontrol ............................................148
Lampiran 10a. Normalitas data awal kelas eksperimen
(Microsoft Office Excel) ............................................................... ................149
-
xiii
Lampiran 10b. Normalitas data awal kelas eksperimen manual ....................151
Lampiran 11a. Normalitas data awal kelas kontrol
(Microsoft Office Excel) ............................................................................. 155
Lampiran 11b. Normalitas data awal kelas kontrol manual............................ 157
Lampiran 12a. Uji homogenitas data awal (Microsoft Office Excel).............. 159
Lampiran 12a. Uji homogenitas data awal manual ....................................... 161
Lampiran 13a. Daftar nilai pretest kelas eksperimen ..................................... 162
Lampiran 13b. Daftar nilai pretest kelas kontrol ........................................... 164
Lampiran 14a. Daftar nilai posttest kelas eksperimen ................................... 165
Lampiran 14b. Daftar nilai posttest kelas kontrol ......................................... 166
Lampiran 15a. Normalitas data akhir kelas eksperimen
(Microsoft Office Excel) .............................................................................. 167
Lampiran 15b. Normalitas data akhir kelas eksperimen manual ................... 169
Lampiran 16a. Normalitas data akhir kelas kontrol
(Microsoft Office Excel) ............................................................................. 171
Lampiran 16b. Normalitas data akhir kelas kontrol manual........................... 173
Lampiran 17a. Uji homogenitas data akhir (Microsoft Office Excel)........ ......175
Lampiran 17b. Uji homogenitas data akhir manual .......................................177
Lampiran 18a. Uji perbedaan dua rata-rata (Microsoft Office Excel) .............179
Lampiran 18a. Uji perbedaan dua rata-rata manual ................................. .....181
Lampiran 19. Perhitungan uji gain ................................................................ 185
Lampiran 20a. Daftar nilai keaktifan kelas eksperimen ..................................186
Lampiran 20b. Daftar nilai keaktifan kelas kontrol ........................................ 187
Lampiran 20c. Lembar observasi ............................................................ ......188
-
xiv
Lampiran 21a. Daftar kelompok kelas kontrol ........................................ ......191
Lampiran 21b. Daftar kelompok kelas eksperimen ................................. .....192
Lampiran 22. Daftar nilai r product moment ........................................... .....193
Lampiran 23. Daftar nilai 0 sampai Z ........................................................... 194
Lampiran 24. Daftar harga L uji Liliefors ..................................................... 195
Lampiran 25. Daftar nilai chi kuadrat ........................................................... 196
Lampiran 26. Daftar uji t ............................................................................... 197
Lampiran 27. Dokumentasi ............................................................................ 198
Lampiran 28. Surat Ijin Penelitian Dari IKIP PGRI Semarang ..................... 200
Lampiran 29. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian...................................201
Lampiran 30. Lembar Bimbingan Skripsi Pembimbing I .............................. 202
Lampiran 31. Lembar Bimbingan Skripsi Pembimbing II ............................. 203
-
xv
DAFTAR TABEL
Daftar Tabel Halaman
Tabel 3.1 Desain Penelitian ..................................................................... 32
Tabel 3.2 Perhitungan uji bartlett analisis data ........................................ 36
Tabel 4.1 Normalitas data awal ................................................................ 42
Tabel 4.2 Homogenitas data awal ............................................................ 42
Tabel 4.3 Normalitas data akhir ............................................................... 43
Tabel 4.4 Homogenitas data akhir ............................................................ 43
Tabel 4.5 Uji gain ..................................................................................... 44
Tabel 4.6 Observasi .................................................................................. 45
-
xvi
DAFTAR ILLUSTRASI
Daftar Gambar Halaman
Gambar 2.1 Muka gelombang benda diatas bidang pantul ........................ 15
Gambar 2.2 Peristiwa pemantulan sinar ..................................................... 15
Gambar 2.3 Pembentukan bayangan pada cermin cekung ......................... 20
Gambar 2.4 Menentukan posisi bayangan pada lensa ................................ 22
Gambar 2.5 Kerangka berpikir ................................................................... 25
Gambar 2.6 Paradigma penelitian .............................................................. 26
Gambar 5.1 Diagram peningkatan prestasi belajar siswa ........................... 47
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses interaksi yang mendorong terjadinya
belajar. Dalam proses suatu pembelajaran terdapat dua posisi subyek, yaitu
guru dan siswa. Dari sisi siswa sebagai pelaku belajar dan dari sisi guru
sebagai pembelajar (Dimyati, 2009: 7).
Pendidikan, khususnya sekolah harus memiliki sistem pembelajaran
yang menekankan pada proses dinamis yang didasarkan pada upaya
meningkatkan keingintahuan (curiosity) siswa tentang dunia. Pendidikan
harus mendesain pembelajarannya yang responsif dan berpusat pada siswa
agar prestasi mereka terus meningkat (Huda, 2011: 3).
Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar banyak siswa di sekolah
tidak berminat pada pelajaran IPA fisika karena dianggap sulit. IPA fisika
dianggap ilmu yang berisi konsep, pemahaman, aplikasi, perhitungan, dan
analisis beserta simbol sehingga tidak mudah dipahami. Oleh karena itu
memerlukan metode yang cocok dan menarik, agar siswa dapat berpikir
kritis, logis, dan lebih tertarik dengan pelajaran IPA fisika. Ada kemungkinan
salah satu sebabnya adalah cara penyampaian guru dalam pembelajaran IPA
fisika.
IPA fisika sebagai ilmu yang mempunyai obyek yang real dan abstrak,
oleh sebab itu jika hanya disampaikan dengan ceramah saja akan
membosankan bagi siswa. Salah satu cara penyampaian materi dapat
menjembatani kebosanan siswa adalah dengan cara menggunakan
pembelajaran melalui model dan media.
Adapun masalah-masalah yang timbul dalam kegiatan pembelajaran
yang dilakukan oleh siswa masih sering terjadi, khususnya dalam mata
pelajaran IPA fisika. Misalnya siswa yang mengobrol sendiri, mengerjakan
-
2
tugas mata pelajaran lain, membuat gaduh, bermain handphone dan
sebagainya saat berlangsungnya pelajaran, sehingga dapat berpengaruh
terhadap prestasi belajar siswa yang tidak maksimal. Hal demikian terjadi
karena dipengaruhi oleh dua faktor diantaranya yaitu faktor intern dan faktor
ekstern siswa. Masalah-masalah tersebut menjadikan tantangan dan motivasi
bagi guru dalam mengajarkan di kelas.
Ada beberapa cara untuk menarik perhatian siswa dalam pembelajaran
IPA fisika, berbagai model dapat digunakan sebagai perantara dalam
pembelajaran IPA fisika. Salah satu model yang digunakan diantaranya
pembelajaran aktif (Active Learning) dimana siswa menjadi subjek dalam
suatu pembelajaran tersebut dan sistem pembelajaran yang memberi
kesempatan kepada siswa untuk aktif melakukan kegiatan dalam proses
belajar mengajar akan menyebabkan siswa terdorong untuk mempelajari
suatu materi pembelajaran sehingga apa yang diperoleh siswa dari belajar
akan memperpanjang daya ingat dari pada daya menghafal. Oleh karena itu,
peneliti ingin menggunakan model POE (Prediction, Observation And
Explanation) agar dapat meningkatkan minat dan prestasi siswa.
Menurut Silberman (2001: 1), Model pembelajaran POE (Prediction,
Observation And Explanation) terdiri atas mengajak siswa memprediksi
sesuatu, mendiskusikan hasil prediksi, observasi secara langsung, dan
menjelaskan kesesuaian atau ketidaksesuaian antara hasil prediksi dan
observasi.
Sedangkan menurut Paul Suparno (2007: 104), Model pembelajaran
POE (Prediction, Observation And Explanation) dimana siswa diberi
kebebasan memikirkan persoalan fisika yang diajukan dan siswa mencoba
membangun pengetahuannya sendiri lewat berpikir, praktik dalam
pembelajaran, dan mencari penjelasannya.
Model POE dalam pembelajaran IPA Fisika yang rencananya akan
diaplikasikan pada materi cahaya yang merupakan pokok bahasan
pemahaman fisika dengan menggunakan media, diharapkan dapat
meningkatkan keaktifan siswa dan prestasi belajar.
-
3
Dalam pemilihan media pembelajaran harus disesuaikan dengan
tujuan pengajaran yang akan dicapai, tujuan-tujuan intruksional yang
berisikan pemahaman, aplikasi, perhitungan, dan analisis, lebih
memungkinkan digunakan media pembelajaran. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan media pembelajaran modul bergambar.
Dalam buku Pedoman Umum Pengembangnn Bahan Ajar (2004) yang
diterbitkan oleh Diknas, modul diartikan sebagai sebuah buku yang ditulis
dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau
dengan bimbingan guru.
Media modul merupakan salah satu bahan ajar berupa bahan cetakan
sehingga dapat menunjang dalam pembelajaran materi tersebut, modul
memiliki berbagai manfaat, modul juga memiliki sifat membantu dan
mendorong pembacanya untuk mampu belajar diri sendiri (self instructional)
dan tidak bergantung pada media lain (self alone) dalam penggunaanya.
(Hamdani, 2011: 220)
Dari uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian
tentang Pengaruh Pembelajaran Aktif POE (Prediction, Observation And
Explanation) Dilengkapi Modul Bergambar Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Materi Cahaya Kelas VIII MTs Nurul Ulum Mranggen.
B. Permasalahan Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka permasalahan dalam
penelitian ini adalah: Apakah terdapat pengaruh pembelajaran aktif POE
(prediction, observation and explanation) dilengkapi modul bergambar
terhadap prestasi belajar siswa materi cahaya kelas VIII MTs Nurul Ulum
Mranggen.
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian yang
hendak dicapai peneliti untuk mengetahui pengaruh pembelajaran aktif POE
(prediction, observation and explanation) dilengkapi modul bergambar
-
4
terhadap prestasi belajar siswa materi cahaya kelas VIII MTs Nurul Ulum
Mranggen.
D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah :
1. Bagi siswa
a. Meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan tanggung
jawab yang diberikan
b. Meningkatkan kemampuan bekerjasama antar siswa dalam
memecahkan masalah
c. Memberikan nuansa lain dalam menerima materi dan mengurangi
tingkat kebosanan terhadap mata pelajaran IPA fisika.
d. Meningkatkan keaktifan siswa selama kegiatan belajar mengajar.
e. Mengembangkan kemampuan berfikir kritis, kreatif, serta daya ingat
siswa.
f. Diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam materi
cahaya.
2. Bagi guru
a. Dapat menambah wawasan guru untuk menerapkan model
pembelajaran POE (prediction, observation and explanation)
b. Dapat mengembangkan model, metode, pendekatan, dan media
pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
3. Bagi sekolah
a. Dapat memberikan sumbangan yang baik pada sekolah itu sendiri
dalam rangka perbaikan mutu pembelajaran.
b. Dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar disekolah.
E. Definisi Istilah 1. Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu ( orang,
benda) yang ikut membentuk watak kepercayaan, atau perbuatan
seseorang (Poewodarminto, 2005: 849).
-
5
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh
pembelajaran aktif POE (prediction, observation and explanation)
dilengkapi modul bergambar terhadap prestasi belajar siswa.
2. Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif merupakan segala bentuk pembelajaran yang
memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran
itu sendiri baik dalam bentuk interaksi antar siswa maupun siswa
dengan pengajar dalam proses pembelajaran tersebut. (Hamdani, 2011:
109)
3. Model Pembelajaran POE (Prediction, Observation and Explanation)
Dengan model pembelajaran POE (Prediction, Observation and
Explanation) ini menggunakan tiga langkah utama dari metode ilmiah
yaitu prediction atau membuat prediksi terhadap suatu peristiwa;
observation, yaitu melakukan penelitian, pengamatan apa yang terjadi;
dan explanation yaitu memberikan penjelasan tentang dugaan dan
kejadian yang sesungguhnya terjadi. ( Paul Suparno, 2007: 102)
4. Media
Menurut Suherman (2003:238), media yang merupakan jamak dari
kata medium adalah suatu saluran atau alat komunikasi.
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyampaikan isi materi dari sumber belajar ke siswa yang dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat belajar sedemikian
sehingga proses belajar menjadi efektif.
5. Modul Bergambar
Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi
disertai gambar, metode, batasan-batasan materi pembelajaran, petunjuk
kegiatan belajar, latihan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara
sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan
dan dapat digunakan secara mandiri.(Prastowo Andi, 2012 : 102)
-
6
6. Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,
diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi belajar
yang dimaksud adalah hasil belajar siswa yang telah dicapai setelah
mendapat pembelajaran melalui perlakuan dari masing-masing kelas.
Dari penegasan istilah diatas secara umum penelitian ini dapat
diartikan sebagai suatu penelitian eksperimen untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh pembelajaran aktif POE (prediction, observation
and explanation) dilengkapi modul bergambar terhadap prestasi belajar
siswa materi cahaya kelas VIII MTs Nurul Ulum Mranggen Tahun
Ajaran 2012/2013.
-
7
BAB II
TELAAH PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Prestasi Belajar a. Pengertian prestasi belajar
Prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu
kemampuan intelektual, strategi kognitif, kemampuan verbal, sikap
dan keterampilan, Menurut Gagne (dalam Hamdani, 2011: 40).
Prestasi belajar dibidang pendidikan adalah hasil dari
pengukuran terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif
dan psikomotorik setelah mengikuti proses pembelajaran yang
diukur menggunakan instrument test atau instrument yang relevan.
Jadi, prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha
belajar yang dinyatakan dalam bentuk huruf, simbol maupun
kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap
anak pada periode tertentu.
Dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan
tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima,
menolak, dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam
proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan
tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran
yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapot setiap bidang studi
setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa
dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi
tersebut dapat memperlihatkan tinggi-rendahnya prestasi belajar
siswa dan prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai oleh
seseorang setelah melakukan proses belajar.
b. Faktor faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain:
1) Faktor Internal (faktor dari dalam siswa)
-
8
a) Kesehatan
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar
pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Bila
seseorang selalu tidak sehat dapat mengakibatkan tidak
bergairah untuk belajar dan dapat mengganggu atau
mengurangi semangat belajar. Karena itu, pemeliharaan
kesehatan sangat penting bagi setiap orang baik fisik
maupun mental, agar badan tetap kuat, pikiran selalu
segar, dan bersemangat dalam melaksanakan kegiatan
belajar.
b) Intelegensi dan bakat
Kedua aspek ini besar sekali pengaruhnya terhadap
kemampuan belajar seseorang yang memiliki intelegensi
baik (IQ nya tinggi) umumnya mudah belajar dan
hasilnyapun cenderung baik. Bakat juga besar
pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan belajar.
Jadi bila seseorang yang berbakat dan intelegensinya
tinggi biasanya sukses dalam karirnya.
c) Minat
Minat juga besar pengaruhnya terhadap pencapaian
prestasi belajar. Minat dapat timbul karena daya tarik
dari luar dan juga datang dari hati nurani, minat belajar
yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi,
sebaliknya Minat belajar kurang akan menghasilkan
prestasi rendah.
d) Motivasi
Motivasi daya pendong atau penggerak untuk
melakukan sesuatu pekerjaan yang biasanya berasal dari
dalam diri (intrinsik) dan dari luar (ekstrinsik).
Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut
mempengaruhi keberhasilannya, karena itu motivasi
-
9
belajar perlu diusahakan terutama yang berasal dari
dalam diri dengan cara senantiasa memikirkan masa
depan yang penuh tantangan dan memasang tekat bulat,
selalu optimis untuk mencapai cita-cita.
e) Cara belajar
Cara belajar seseorang juga mempengaruhi
pencapaian hasil belajar. Belajar tanpa memperhatikan,
teknik dan faktor fisiologis, psikologis, dan ilmu
kesehatan akan memperoleh hasil yang kurang
memuaskan.
2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa)
a) Faktor sosial yang mempengaruhi lingkungan keluarga,
sekolah, masyarakat, dan lingkungan sekitar.
b) Faktor budaya, meliputi adat istiadat, ilmu poengetahuan,
teknologi, dan kesenian.
c) Faktor lingkungan, meliputi fasilitas rumah, fasilitas
belajar, dan iklim
2. Pembelajaran Aktif Secara pedagogis pembelajaran aktif adalah proses pembelajaran
yang tidak hanya didasarkan pada proses mendengarkan dan mencatat.
Menurut Bonwell dan Eison (1991) pembelajaran aktif adalah
melibatkan siswa dalam melakukan sesuatu dan berpikir tentang apa
yang siswa lakukan.
Menurut Simons (1997) pembelajaran aktif memiliki dua dimensi,
yaitu pembelajaran mandiri (independent learning) dan bekerja secara
aktif (active working). Independent learning merujuk pada keterlibatan
siswa pada pembuatan keputusan tentang proses pembelajaran yang
dilakukan. Active working merujuk pada situasi dimana
pembelajar/siswa ditantang untuk menggunakan kemampuan
mentalnya saat melakukan pembelajaran.
-
10
Pembelajaran aktif mendasarkan pada asumsi bahwa pembelajaran
pada dasarnya adalah pencarian pengetahuan secara aktif dan setiap
orang belajar dengan cara yang berbeda ( Meyers dan Jones, 1983).
Pembelajaran aktif dimaksudkan bahwa dalam proses
pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa
sehingga siswa menjadi aktif dalam mengajukan pertanyaan,
mengemukakan gagasan, dan mencari data dan informasi yang mereka
perlukan untuk memecahkan masalah (Suparlan, 2008: 70).
Pembelajaran aktif sukar didefinisikan secara tegas sebab semua
cara belajar mengandung unsur keaktifan dari siswa, meskipun dengan
kadar keaktifan dapat muncul dalam berbagai bentuk.
Dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pembelajaran aktif adalah
salah satu cara atau strategi belajar mengajar yang menuntut keaktifan
serta partisipasi siswa dalam setiap kegiatan belajar seoptimal
mungkin sehingga siswa dapat mengubah tingkah lakunya secara
efektif dan efisien.
3. Model pembelajaran POE (Prediction Observation and Explanation )
a. Model pembelajaran POE menggunakan tiga langkah utama dari
metode ilmiah yaitu :
1) Prediction atau membuat prediksi, yaitu membuat dugaan
terhadap suatu peristiwa.
2) Observation, yaitu melakukan penelitian, pengamatan apa
yang terjadi. Pertanyaan pokok dalam observasi adalah
apakah prediksinya memang terjadi atau tidak.
3) Explanation, yaitu memberikan penjelasan. Penjelasan
terutama tentang kesesuaian antara dugaan dan yang
sesungguhnya terjadi.
Langkah pertama adalah membuat prediksi atau dugaan.
Setelah suatu persoalan fisika disajikan, maka siswa diminta
-
11
untuk membuat dugaan apa yang akan terjadi. Dalam membuat
dugaan, siswa sekaligus sudah memikirkan alasan mengapa ia
membuat dugaan seperti itu. Dalam proses ini, siswa diberi
kebebasan seluas-luasnya menyusun dugaan dengan alasannya.
Sebaiknya tidak usah dibatasi sehingga banyak gagasan dan
konsep fisika yang muncul dari pikiran siswa. Dengan semakin
banyak muncul dugaan dari siswa, guru dapat mengerti
bagaimana konsep dan pengertian fisika siswa tentang persoalan
yang diajukan. Di sini guru juga dapat mengerti miskonsepsi apa
yang banyak terjadi pada diri siswa. Hal ini penting lagi bagi guru
bila nantinya mau membantu siswa agar mempunyai konsep yang
benar.
Langkah kedua adalah melakukan observasi. Dugaan dengan
alasan yang mendasari dugaan itu harus dipraktikkan, dilihat
dalam kenyataan. Dengan kata lain, siswa diajak untuk
melakukan percobaan, apakah prediksi mereka benar atau tidak.
Dalam langkah ini siswa membuat eksperimen, mencoba sesuai
dengan yang dipikirkan. Siswa mengamati apa yang terjadi, dapat
juga melakukan pengukuran bila diperlukan. Yang sangat penting
dari langkah ini adalah melihat apakah dugaannya benar atau
tidak; dugaannya terjadi atau tidak.
Langkah ketiga adalah membuat penjelasan ( explanation ).
Dapat terjadi bahwa dugaan siswa ternyata terjadi dalam
eksperimennya. Bila ini yang terjadi maka siswa semakin yakin
akan konsepnya. Ia tinggal merangkumkan yang ditemukan dan
menguraikan dengan lebih lengkap. Di sini siswa mendapatkan
pengertian fisika yang benar. Namun dapat terjadi bahwa dugaan
siswa ternyata tidak terjadi dalam eksperimen. Dugaannya tidak
tepat atau tidak benar. Bila ini yang terjadi, maka siswa dibantu
untuk mencari penjelasan, mengapa prediksinya tidak benar.
Barangkali siswa akan menemukan kesalahan dalam dugaannya.
-
12
Bila ini terjadi, maka siswa mengalami perubahan konsep; dari
konsep yang tidak benar menjadi benar. Di sinilah siswa betul
belajar dari kesalahan. Biasanya belajar dari kesalahan ini tidak
akan dilupakan oleh siswa (Paul Suparno, 2007: 103).
Model POE menjadikan peserta didik lebih siap saat akan
diadakan demonstrasi. Hal ini karena peserta didik sebelum
demonstrasi harus membaca teori dan cara kerjanya yang akan
mereka prediksi. maka peserta didik dapat membuat prediksi yang
rasional. Selain itu dengan model POE, mereka dapat berinteraksi
dengan alat dan bahan dengan membaca teori. Sehingga peserta
didik dapat menguji prediksi melalui pengamatan (observe), dan
kemudian mengemukakan penjelasan mengenai fenomena yang
mereka hadapi (explain). Setelah itu mereka menguji dan
menyempurnakan penjelasan itu, atau bahkan memodifikasinya.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Nawangsari (2005).
b. Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan model
pembelajaran POE (Prediction, Observation and Explanation)
antara lain sebagai berikut:
1) guru mengajukan persoalan fisika,
2) siswa membuat prediksi tentang persoalan itu,
3) siswa membuat observasi dari persoalan lewat percobaan dan
pengamatan,
4) siswa menarik kesimpulan dari observasi, dan mencocokkan
dengan prediksinya, apakah tepat atau tidak,
5) siswa memberikan keterangan mengapa demikian.
Dalam model pembelajaran POE (Prediction, Observation
and Explanation) terdapat kelemahan yaitu memerlukan banyak
waktu untuk pelaksanaanya dikarenakan siswa kesulitan dalam
-
13
melakukan observasi dari persoalan melalui percobaan dan
pengamatan dalam pembelajaran cahaya.
(Paul Suparno, 2007: 104)
4. Modul bergambar a. Pengertian Modul
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian modul
adalah kegiatan program belajar mengajar yang dapat dipelajari
oleh peserta didik dengan bantuan yang minimal dari guru atau
dosen pembimbing, meliputi perencanaan tujuan yang akan dicapai
secara jelas, penyediaan materi pelajaran, alat yang dibutuhkan dan
alat untuk penilaian, serta pengukuran keberhasilan peserta didik
dalam penyelasaian pelajaran.
Sementara itu, Surahman (2010: 2) mengatakan bahwa
modul adalah satuan program pembelajaran terkecil yang dapat
dipelajari oleh peserta didik secara mandiri (self instructional).
Modul dipandang sebagai paket program pembelajaran
yang terdiri dari komponen-komponen yang berisi tujuan belajar,
bahan pelajaran, metode belajar, alat atau media, serta sumber
belajar dan sistem evaluasinya. (Nana sudjana dan Ahmad Rifai,
2007:132)
Dari uraian tentang pengertian modul diatas dapat dipahami
bahwa ciri-ciri suatu modul adalah: pertama, modul merupakan
suatu unit bahan ajar belajar yang dirancang secara khusus
sehingga dapat dipelajari oleh peserta didik secara mandiri, kedua,
modul merupakan program pembelajaran yang utuh, disusun secara
sistematis mengacu pada tujuan pembelajaran atau kompetensi
yang jelas dan terukur, ketiga, modul memuat tujuan
pembelajaran/kompetensi, bahan dan kegiatan untuk mencapai
tujuan serta alat evaluasi terhadap pencapaian tujuan pembelajaran,
dan keempat, modul biasanya digunakan sebagai bahan belajar
-
14
mandiri pada sistem pendidikan jarak jauh yang dimaksud untuk
mengatasi kesulitan bagi para peserta didik yang tidak dapat
mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional tatap muka dikelas.
b. Karakteristik modul
Menurut Nur Mohammad (2010), Setiap ragam bentuk
bahan ajar, pada umumnya memiliki sejumlah karakteristik tertentu
yang membedakannya dengan bentuk bahan ajar yang lain. Begitu
pula untuk modul, bahan ajar ini memiliki karakteristik, antara lain
dirancang untuk sistem pembelajran mandiri; merupakan program
pembelajaran yang utuh dan sistematis; mengandung tujuan, bahan
atau kegiatan, dan evaluasi; disajikan secara komunikatif (dua
arah); diupayakan agar dapat mengganti beberapa peran mengajar;
cakupan bahasan terfokus dan terukur; serta mementingkan
aktivitas belajar pemakai.
Dalam modul bergambar ini pada dasarnya sama dengan
modul pembelajaran yang sering digunakan, tetapi peneliti ingin
menginovasi/menvariasi tampilan agar lebih menarik dibaca dan
dipelajari, yang berkaitan dengan materi cahaya sehingga banyak
dijelaskan melalui gambar diharapkan agar mudah dipamahi.
5. Tinjauan Materi a. Pemantulan Cahaya
Jika suatu cahaya jatuh di benda bening maka sebagian
cahaya itu dipantulkan dan sebagian lagi dibiaskan. Jika benda
pemantulan (refleksi) itu berpermukaan halus maka diperoleh
pantulan (refleksi) yang teratur (reguler), sedangkan di permukaan
kasar memberikan pantulan tak teratur yang disebut pantulan
difuse. Menurut Kuntoro (2010: 187-188).
Mengacu hukum Snellius, yang menyatakan bahwa pada
peristiwa pantulan cahaya berlaku : sudut datang senilai dengan
-
15
sudut pantul . Hukum itu berlaku pada permukaan datar,
bergelombang, dan juga lengkung.
Gambar 2.1 Muka gelombang benda di atas bidang pemantul
Gambar 2.2. Bagan peristiwa pemantulan sinar
i merupakan lambang sudut datang dan r merupakan lambang sudut
pantul dimana i = r.
Ketika cahaya menimpa permukaan benda, sebagian cahaya
dipantulkan. Sisanya diserap oleh benda (dan diubah menjadi
energi panas) atau jika benda tersebut transparan seperti kaca atau
air, sebagian diteruskan. Menurut Giancolli (2001: 243-244)
Ketika satu berkas cahaya sempit menimpa permukaan yang
rata (sudut datang i), sebagai sudut yang dibuat berkas sinar
datang dengan garis normal terhadap permukaan (normal berarti
tegak lurus) dan sudut pantul, r sebagai sudut yang dibuat berkas
sinar pantul dengan normal. Untuk permukaan-permukaan yang
rata ternyata berkas sinar datang dan sinar pantul berada pada
bidang yang sama dengan garis normal permukaan, dan bahwa
sudut datang sama dengan sudut pantul.
Ketika benda menimpa permukaan yang kasar, bahkan yang
kasar secara mikroskopis, pantulan akan memiliki banyak arah. Hal
ini disebut pantulan tersebar. Sedangkan pantulan pada cermin
r i
-
16
disebut pantulan spekular. Ketika cermin disinari berkas sempit
cahaya, cahaya tersebut tidak akan mecapai mata kita, kecuali jika
ditempatkan pada posisi yang benar dimana hukum pantulan
terpenuhi.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jika suatu
cahaya jatuh di permukaan benda, maka sebagian cahaya tersebut
akan dipantulkan. Jika berkas cahaya jatuh dipermukaan benda
yang halus atau rata, maka cahaya akan dipantulkan secara teratur
dimana sudut datangnya akan sama dengan sudut pantulnya.
Sedangkan apabila berkas cahaya mengenai permukaan benda yang
kasar maka cahaya akan dipantulkan menyebar ke segala
permukaan atau pemantulannya tidak teratur.
b. Pembiasan Cahaya
Menurut Kuntoro (2010: 189-192) pembiasan dalam
pengertian umum, merupakan gejala pembelokan arah jalan
gelombang karena kelajuan rambat gelombang berubah. Pembiasan
cahaya terjadi bila sinar datang dari satu medium ke medium
bening yang lain. Untuk medium pertama berindeks bias n1 dan n2
pada medium yang kedua sehingga berlaku hukum pembiasan: = (2.1) Persamaan (2.1) merupakan hukum Snellius untuk
pembiasan. Persamaan (2.1) menunjukan bahwa pembiasan dari
medium berkerapatan optis lebih rendah (n1< n2), maka sinar bias
lebih mendekati garis normal. Hal ini berarti pula sebaliknya,
sehingga bila sinar datang dari medium berkerapatan optis lebih
besar ke medium berkerapatan optis lebih kecil pada sudut datang
(), dibiaskan pada sudut bias yang lebih besar dari .
Menurut Supardi (2004: 49) sinar datang, sinar bias, dan
garis normal ber[otongan pada satu titik dan terletak pada satu
bidang datar.
-
17
Persamaan umum Snellius: = = = = (2.2) Keterangan:
n1: n2 = indeks bias mutlak medium 1 dan medium 2
v1: v2 = cepat rambat cahaya dalam medium 1 dan 2
1: 2 = panjang gelombang cahaya medium 1 dan medium 2
Menurut Giancolli (2001: 258) pembiasan adalah
pembelokan seberkas cahaya yang merambat dari satu medium ke
medium lainnya yang berbeda kerapatannya.
Hukum I pembiasan
Sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu
bidang datar, dan ketiganya berpotingan pada satu titik.
Hukum II pembiasan
Sinar datang dari medium kurang rapat menuju ke medium
lebih rapat dibiaskan mendekati garis normal. Sebaliknya, sinar
datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat dibiaskan
menjauhi garis normal.
Indeks bias dan cepat rambat cahaya dirumuskan sebagai berikut: = (2.3) Ketika cahaya lewat dari satu medium ke medium lainnya,
besaran indeks bias dan cepat rambat cahaya berubah, tetapi
frekuensi cahaya tetap. Sehingga indeks bias dan panjang
gelombangnya dirumuskan sebagai: = (2.4) Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
pembiasan cahaya adalah peristiwa pembelokan cahaya dari satu
medium ke medium yang lain yang mempunyai indeks bias (n) atau
kerapatan yang berbeda . Dimana jika n1 < n2 maka cahaya akan
-
18
dibelokan mendekati garis normal dan jika n1 > n2 maka cahaya
akan dibelokan menjauhi garis normal.
c. Cermin
1) Cermin datar
Menurut Kuntoro (2010: 197-198) cermin datar merupakan
sepotong gelas geometri bola berjejari tak terhingga, dan salah
satu permukaannya dilapisi oleh perak nitrat. Bayangan oleh
cermin datar selalu bersifat maya dan sejajar dengan bendanya.
Akibatnya jika seorang bercermin, maka tangan kiri orang itu
tampak sebagai tangan kanan.
Menurut Supardi (2004: 47) sifat bayangan yang dibentuk
oleh cermin datar adalah tegak dan maya, tinggi benda sama
dengan tinggi bayangan, jarak benda ke cermin sama dengan
jarak bayangan ke cermin.
Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa sifat bayangan
yang dibentuk oleh cermin datar adalah tegak, sejajar dan
maya, jarak benda terhadap cermin sama dengan jarak
bayangan terhadap cermin, serta menghadap berlawanan arah
terhadap bendanya.
2) Cermin cekung dan cembung
Menurut Giancoli (2001: 248-252) cermin dikatakan
cekung jika permukaan pantulnya ada pada permukaan dalam
bola sehingga pusat cermin melengkung menjauhi orang yang
melihat. Cermin cekung digunakan untuk bercukur atau cermin
rias. Cermin sferis disebut cembung jika pantulan terjadi pada
permukaan luar bentuk sferis sehingga pusat permukaan
cermin menggembung ke luar menuju orang yang melihat., dan
cermin cembung kadang-kadang digunakan pada mobil dan
truk (kaca spion) dan toko-toko (untuk mengawasi pencuri),
karena cermin ini memperlihatkan medan padang yang luas.
Tiga berkas tetentu yang mudah digambar:
-
19
1) Berkas 1 ditarik paralel dengan sumbu utama; dengan
demikian berkas ini harus lewat sepanjang garis yang
melalui F (fokus) setelah pemantulan.
2) Berkas 2 ditarik melalui F (fokus); dengan sedemikian
harus dipantulkan sedemikian rupa sehingga paralel
dengan sumbu utama
3) Berkas 3 dipilih tegak lurus terhadap cermin, dengan
demikian ditarik sehingga melalui C, pusat kelngkungan;
berkas ini lewat sepanjang radius permukaan sferis, dan
karena tegak lurus terhadap cermin akan terpantul kembali
pada dirinya sendiri
Persamaan cermin dirumuskan: + = (2.5) Keterangan :
: jarak benda
: jarak bayangan
f : jarak fokus ( = , r adalah jari-jari kelengkungan cermin) Persamaan ini disebut persamaan cermin dan
menghubungkan jarak benda dan bayangan dengan panjang
fokus f.
Menurut Kuntoro (2010: 198-200) cermin cekung terbuat
dari sepotong bola cermin (concave spherical mirror) bila
disinari maka sebagian besar terpantul melalui titik tertentu.
Ragam sinar yang jatuh dipermukaan cermin cekung dapat
digolongkan kedalam 3 sinar istimewa (principal rays) berikut
ini:
a) Sinar datang yang melewati pusat kelengkungan cermin,
dipantulkan melalui lintasan semula
-
20
b) Sinar datang berlintasan sejajar dengan sumbu cermin,
dipantulkan melalui titik fokus cermin itu
c) Sinar datang yang melewati titik fokus, dipantulkan ke arah
sejajar sumbu cermin.
Q
Q C P b
R
o
Gambar 2.3 Bagan pembentukan bayangan pada cermin cekung
diperlihatkan bahwa PQA PQA, sehingga = , juga diperlihatkan bahwa PQC PQC, sehingga = . mengingat QC = o R, dan QC = R b maka = atau = . Akhirnya diperoleh persamaan untuk cermin cekung : + = = (2.6)
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa cermin cekung dan
cermin cembung termasuk pada golongan cermin lengkung (sferis)
dimana jika pantulan cahaya terjadi pada permukaan dalam sferis maka
cermin tersebut dikatakan cekung sedangkan jika pantulan cahaya terjadi
pada bagian luar sferis maka cermin tersebut dikatakan cembung.
P
A
-
21
Hubungan antara jarak benda, bayangan dan fokus pada cermin,
berdasarkan persamaan 1.2a dan 1.2b dapat dituliskan sebagai berikut : + = (2.7) Menurut Supardi (2004: 49) perbesaran pada cermin dirumuskan
sebagai berikut: = = = = (2.8) Sedangkan menurut Giancoli (2001: 252) Perbesaran lateral, m, dari
sebuah cermin didefinisikan sebagai tinggi bayangan (hi) dibagi tinggi
benda (ho), dapat dituliskan sebagai:
= = (2.9) Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perbesaran cermin
didapat dari hasil bagi antara jarak bayangan dengan jarak benda atau
tinggi bayangan dengan tinggi benda.
d. Lensa Cembung dan Cekung
Menurut Kuntoro (2010: 202) lensa merupakan benda bening
berpermukaan lengkung di kedua sisinya, dan dapat membiaskan
cahaya pada pola yang khas. Lensa tipis cembung disebut lensa positif
sedangkan lensa tipis cekung disebut lensa negatif.
Menurut Giancoli (2001: 265) lensa manapun yang lebih tebal di
tengah daripada di tepinya akan membuat berkas-berkas paralel
berkumpul ke satu titik, dan disebut lensa konvergen (lensa cembung).
Sedangkan lensa yang lebih tipis di tengah daripada di sisinya disebut
lensa divergen (lensa cekung) karena membuat cahaya paralel
menyebar.
Menurut Giancoli (2001: 266) kekuatan pada lensa diukur dengan
menggunakan kebalikan dari panjang fokus. Besaran ini disebut kuat
lensa, P.
-
22
= (2.10) Menurut Supardi (2004: 50) kuat lensa adalah kekuatan untuk
mengumpulkan sinar (lensa cembung) atau kemampuan untuk
memancarkan sinar (lensa cekung)
Tiga berkas untuk menentukan posisi bayangan pada lensa
(Giancoli, 2001: 267)
1) Berkas 1 berasal dari puncak benda paralel dengan sumbu utama,
kemudian dibiaskan melalui titik fokus
2) Berkas 2 melewati F; dengan demikian paralel dengan sumbu utama
di luar lensa
3) Berkas 3 lurus melewati pusat lensa
Gambar 2.4. untuk menentukan posisi bayangan pada lensa
F O
F
1
I
F O
F
1
2
I
F O
F
1
2
-
23
Persamaan lensa menurut Giancoli (2001: 268-269) adalah
persamaan yang menghubungkan jarak bayangan dengan jarak benda dan
panjang fokus lensa. = (2.11) = (2.12)
Persamaan 1.4a dan 1.4b dibagi dengan di; sehingga
+ = (2.13) Dengan panjang fokus positif untuk lensa konvergen (cembung)
dan negatif untuk lensa divergen (cekung). Jarak benda positif jika
berada di sisi lensa yang sama dengan datangnya cahaya, selain itu
negatif.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa lensa tipis cembung
adalah lensa yang tebal di bagian tengahnya dan bersifat mengumpulkan
cahaya (lensa konvergen) atau disebut lensa positif. Sedangkan lensa
tipis cekung adalah lensa yang tipis di bagian tegahnya dan bersifat
menyebarkan cahaya (lensa divergen) atau disebut lensa negatif.
B. Kerangka Berpikir Dalam proses belajar mengajar guru berperan sebagai fasilitator.
Yang diharapkan mampu menggali potensi yang ada pada diri manusia.
Sebagai fasilitator guru juga diharapkan dapat melakukan proses belajar
mengajar yang baik dan menyenangkan. Untuk mencapainya itu
dibutuhkan suatu metode yang baik pula.
Metode pembelajaran juga menentukan keaktifan dan prestasi
belajar. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat juga mempengaruhi
hasil belajar siswa. Oleh karena itu penting bagi guru untuk memilih
-
24
metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan.
Salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran POE (Prediction
Observation and Explaination) yang membantu siswa untuk
mengemukakan hasil pemikirannya tentang teori yang ada.
Proses belajar mengajar di kelas menekankan pada pengembangan
daya kreasi, inovasi, dan eksperimentasi untuk memacu ide-ide baru yang
belum pernah ada, seperti halnya dalam IPA fisika materi cahaya bukan
hanya proses menghafalkan materi yang diajarkan, melainkan juga adanya
perhitungan, Sehingga ketrampilan siswa tidak hanya terpaku pada materi
yang disampaikan tetapi ketrampilan siswa dapat berkembang seiring
dengan perkembangan yang ada dan sesuai dengan lingkungan sekitar
siswa berada. Untuk itu, agar tercipta kelancaran dalam proses belajar
mengajar tersebut, dibutuhkan model yang dapat merangsang ketrampilan
siswa dalam proses pembelajaran. Semakin menarik model pembelajaran
yang digunakan akan semakin cepat pula perkembangan ketrampilan
siswa.
-
25
Gambar 2.5 Kerangka Berpikir
Permasalahan dalam pembelajaran IPA fisika (kurangnya keaktifan siswa yang menyebabkan
menurunnya prestasi belajar)
Pre-test
Kelas kontrol Kelas eksperimen
Model pembelajaran POE dilengkapi modul bergambar
Pembelajaran Konvensional
Lembar Observasi
Post-test
Evaluasi
Analisis data
Kesimpulan
-
26
C. Paradigma Penelitian Paradigma penelitian adalah pola pikir yang menunjukkan
hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan
jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian,
teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah
hipotesis, dan teknik analisis ststistik yang akan digunakan. (sugiyono,
2010: 42)
Hal ini dapat digambarkan pada gambar berikut:
Gambar 2.6 Paradigma Penelitian
Dimana X adalah variabel bebas, yaitu pengaruh model
pembelajaran aktif POE dilengkapi modul bergambar, Y adalah variabel
terikat, yaitu prestasi belajar siswa kelas VIII, dan r adalah hubungan
antara variabel X dan Y.
D. HIPOTESIS
Menurut Arikunto (2009:17) hipotesis merupakan suatu jawaban yang
bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti
melalui data yang terkumpul.
Berdasarkan kerangka berfikir yang telah disusun maka hipotesis
penelitian adalah sebagai berikut :
Hipotesis penelitian (Ha) :
Ada pengaruh pembelajaran aktif POE (Prediction, Observation and
Explanation) dilengkapi modul bergambar terhadap prestasi belajar siswa
materi cahaya kelas VIII MTs Nurul Ulum Mranggen.
Hipotesis nol (Ho) :
Tidak ada pengaruh pembelajran aktif POE (Prediction, Observation
and Explanation) dilengkapi modul bergambar terhadap prestasi belajar
siswa materi cahaya kelas VIII MTs Nurul Ulum Mranggen.
X Y r
-
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di MTs Nurul Ulum yang
berada di Batursari Mranggen Demak dengan kode pos 59567.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan dikelas VIII pada semester
II tahun pelajaran 2012/2013. Pada tanggal 4 Juni 10 Juni 2013.
B. Subjek Penelitian 1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2009
:108). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs.
Nurul Ulum Mranggen yang terdiri dari 3 kelas.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Arikunto, 2009:108). Sampel dalam penelitian ini diambil dari 3
kelas yaitu kelas VIII C dipilih sebagai kelas eksperimen, kelas
VIII A sebagai kelas kontrol, dan sedangkan kelas VIII B sebagai
kelas uji coba.
C. Teknik Sampling
Penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik
sampling simple random sampling, yaitu pengambilan sampel dari
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang
ada dalam populasi itu, sehingga semua subjek dianggap sama
(Sugiyono, 2010: 120). Dengan demikian maka setiap subjek
memperoleh kesempatan dan hak yang sama untuk dipilih menjadi
sampel.
-
28
Dari keseluruhan kelas VIII diambil tiga kelas secara acak
melalui pengundian. Setelah dilakukan pengundian, maka terpilih
kelas VIII C sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII A sebagai
kelas kontrol.
D. Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan
suatu metode (Arikunto, 2009:149). Instrumen ini berupa tes dan
lembar observasi keaktifan siswa yang digunakan untuk
mendapatkan data.
1. Langkah-langkah penyusunan instrumen dalam penelitian ini
adalah:
a. Menentukan materi
Materi penelitian ini adalah Cahaya yang diajarkan pada
siswa kelas VIII semester genap tahun ajaran 2012/2013
b. Membuat kisi-kisi soal
Pembuatan kisi-kisi soal tes sangat diperlukan. Hal ini
bertujuan untuk menjaga agar tes yang disusun tidak
menyimpang dari materi.
c. Menentukan tipe soal
Tipe soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
obyektif dengan pilihan ganda dengan 4 alternatif jawaban,
dengan satu jawaban benar.
d. Uji coba soal
Soal ini diujikan kepad para siswa kelas VIII yang sudah
mendapat pembelajaran cahaya yang berupa soal pilihan
ganda.
2. Instrumen soal
Instrumen soal yang telah disusun terdiri dari 30 soal
pilihan ganda kemudian di uji cobakan terlebih dahulu ke
dalam kelas uji coba, didapatkan 20 soal yang memenuhi
persyaratan dibawah ini :
-
29
a. Uji Validitas
Untuk mendapatkan instrumen yang baik peneliti
melakukan uji validitas butir soal dengan menggunakan
rumus korelasi product moment yaitu:
2222XY Y)(YNX)(XN
Y)X)((XYNr
(3.1)
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi tiap item.
N : Banyaknya objek yang diuji.
X : Jumlah skor item
Y : Jumlah skor total
X2: Jumlah kuadrat skor item
Y2: Jumlah kuadrat skor total
XY: Jumlah perkalian skor item dan skor total
Hasil perhitungan kemudian dikonsultasikan dengan harga r
kritis product moment dengan ketentuan rxy > rtabel maka
soal dikatakan valid dengan taraf signifikan 5%. Setelah
mendapat harga rxy, lalu dikonsultasikan dengan kriteria:
Antara 0,00 sampai dengan 0,20 = sangat rendah.
Antara 0,21 sampai dengan 0,40 = rendah.
Antara 0,41 sampai dengan 0,60 = cukup.
Antara 0,61 sampai dengan 0,80 = tinggi.
Antara 0,81 sampai dengan 1,00 = sangat tinggi.
(Arikunto, 2009: 72).
b. Reliabilitas
Untuk menguji reliabilitas suatu instrumen menggunakan
rumus KR 20 yaitu :
r11 = ( ) (Arikunto, 2009: 100) ........... (3.2) keterangan :
p = proporsi subjek yang menjawab item benar
-
30
q = proporsi subjek yang menjawab item salah. (q = 1- p)
= jumlah hasil perkalian antara p dan q
S = standar deviasi dari tes.
Kriteria reliabilitas butir soal :
Antara 0,801 sampai 1,000 : sangat tinggi
Antara 0,601 sampai 0,800: tinggi
Antara 0,401 sampai 0,600: cukup
Antara 0,201 sampai 0,400: rendah
Antara 0,000 sampai 0,200: sangat rendah
(Arikunto, 2009: 221-241)
c. Tingkat Kesukaran
Indeks kesukaran dapat diberi simbol P singkatan dari kata
proporsi dan dapat dicari dengan:
P= x 100 % ........................................ (3.3)
(Arikunto, 2009:208)
Keterangan :
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
N = jumlah seluruh siswa peserta tes
Indeks kesukaran
P = 0,00 0,30 adalah soal sukar
P = 0,30 0,70 adalah soal sedang
P = 0,70 1,00 adalah soal mudah
d. Daya Pembeda
Untuk menentukan daya pembeda soal, rumus yang
digunakan adalah :
D = - = PA - PB .......................................... (3.4)
(Arikunto, 2009: 214)
Keterangan :
J = Jumlah peserta tes
-
31
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BB = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab
benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab
benar
PA = Proporsi kelompok atas yang menjawab benar
PB = Proporsi kelompok bawah yang menjawab
Klasifikasi daya pembeda soal adalah
DP 0.00 = Sangat jelek
0.00 DP 0.20 = Jelek
0.20 DP 0.40 = Cukup
0.40 DP 0.70 = Baik
0.70 DP 1.00 = Sangat baik
E. Variable Penelitian Sutrisno Hadi mendifinisikan variabel sebagai gejala yang
bervariasi misalnya jenis kelamin, berat badan dan sebagainya. Gejala
adalah obyek penelitian, sehingga variabel adalah obyek peneliti yang
bervariasi (Arikunto, 2009 : 166 ).
Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu:
1. Varibel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi penyebab terjadinya sesuatu. Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah pembelajaran aktif POE dilengkapi modul.
2. Variabel terikat yaitu variabel akibat yang ditimbulkan oleh
pengaruh variable bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah prestasi belajar siswa kelas VIII MTs Nurul Ulum
Mranggen.
-
32
F. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pretest-
Posttest Control Group Design dengan dua kelompok yang masing-
masing dipilih secara random/acak. Kelompok pertama diberi perlakuan
dan kelompok yang lain tidak (Sugiyono, 2010: 112).
Adapun desain penelitian yang dikembangkan secara rinci dapat
terlihat seperti dibawah ini:
Tabel 3.1 Desain penelitian
Kelompok Tes-awal Perlakuan Tes-akhir
Eksperimen (R) T1 X T2
Kontrol (R) T1 0 T2
Keterangan:
R = random (acak)
T1 = tes awal (pre-test)
T2 = tes akhir (post-test)
X = perlakuan pembelajaran dengan model POE
0 = tidak ada perlakuan (Soegeng, 2006:166)
G. Prosedur/Cara Kerja Prosedur dalam penelitian eksperimen yang dilakukan peneliti
adalah:
1. Tahap persiapan, meliputi :
(a) Menetapkan jadwal penelitian, (b) menentukan sampel
penelitian, (c) mempersiapkan materi, (d) menyusun RPP
2. Tahap Pelaksanaan, meliputi :
a. melakukan pengajaran kepada kedua kelas, yaitu: kelas
eksperimen dan kelas kontrol, pada pelaksanaan kelas eksperimen
-
33
maupun kelas kontrol dilakukan dua kali pertemuan. Pertemuan
pertama kedua kelas diberikan pretes, kemudian pada kelas
eksperimen di laksanakan pembelajaran dengan menggunakan model
POE dilengkapi modul bergambar, sedangkan pada kelas kontrol
dilaksanakan dengan model konvensional
b. Pada pertemuan kedua pada kelas keduanya dilakukan tes evaluasi
(postes) dengan menggunakan butir soal berupa pilihan ganda untuk
mengukur prestasi.
3. Tahap akhir
Kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir ini yaitu :
a. Mengolah data hasil tes akhir (post-test) serta lembar observasi.
b. Menganalisis dan membahas temuan penelitian.
c. Memberikan kesimpulan dari hasil yang diporoleh dari analisis
data.
d. Memberikan saran terhadap aspek-aspek yang perlu di perbaiki.
e. Membuat laporan penelitian.
H. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu:
a. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, daftar nilai siswa
dan sebagainya. Metode dokumentasi dalam penelitian ini
digunakan untuk memperoleh data mengenai nama-nama siswa
kelas eksperimen, kelas kontrol, dan kelas uji coba.
b. Metode Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat latihan
yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan,
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu
atau kelompok. (Arikunto, 2009: 150).
-
34
Metode tes digunakan untuk pengumpulan data kuantitatif dari
hipotesis yang diajarkan. Tes yang digunakan adalah tes prestasi
yaitu tes yang diberikan untuk mengukur pencapaian seseorang
setelah mempelajari sesuatu. Tes diberikan kepada dua kelompok,
yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
c. Metode observasi
Observasi atau disebut juga pengamatan, meliputi kegiatan
pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan
seluruh indera (Arikunto, 2009: 272). Observasi pada penelitian ini
yang menjadi objek yaitu siswa.
I. Teknik Analisis Data Analisis data merupakan suatu cara untuk mengolah data hasil
penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Analisis Awal Dalam analisis awal ini data yang digunakan adalah nilai harian yang
digunakan untuk uji normalitas, uji homogenitas. Hal ini
dilaksanakan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dengan
kelas kontrol memiliki kondisi yang sama atau tidak.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas sampel digunakan untuk mengetahui apakah
sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.
Untuk menguji normalitas sampel ini digunakan uji Liliefors.
H0 : Data berasal dari populasi berdistribusi normal
Ha : Data tidak berasal dari populasi berdistribusi normal
Untuk pengujian hipotesis nol tersebut ditempuh dengan prosedur
berikut.
-
35
1) Pengamatan x1, x2, . . . , xn dijadikan bilangan baku z1, z2, . .
., zn dengan menggunakan rumus sxxz ii
( x dan s masing-
masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel).
2) Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar
distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(zi) = P(z
zi).
3) Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, . . ., zn yang lebih kecil
atau sama dengan zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(zi), maka
nzyangzzzbanyaknya
S inzi
,,, 21 .........................(3.5)
4) Hitung selisih F(zi) S(zi) kemudian tentukan harga
mutlaknya.
5) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak
selisih tersebut.
6) Sebutlah harga terbesar ini L0
Kriterianya adalah tolak hipotesis nol bahwa populasi
berdistribusi normal jika L0 yang diperoleh dari data pengamatan
melebihi L dari daftar. Dalam hal lain hipotesis nol diterima.
(Sudjana, 2002: 466-467).
2) Uji Homogenitas
Pasangan hipotesa nol dan hipotesa alternatifnya yang akan
diuji adalah:
H0 = 2
1 = 2
2
H1 = 2
1 2
2
Uji homogenitas sampel digunakan untuk mengetahui
kelompok-kelompok sampel yang berasal dari populasi yang
sama. Untuk mengetahui homogenitas sampel dalam penelitian
akan diuji Bartlett.
-
36
Harga-harga yang perlu untuk uji Bartlett:
Tabel 3.2 perhitungan uji bartlett
Sampel
ke- Dk dk1 Si2 log Si2 (dk) log Si2
1
2
3
n1 1
n2 1
n3 1
1n1
1 1n1
2
1n1
3
S12
S22
S32
log
S12
log
S22
log
S32
(n1 1) log
S12
(n2 1) log
S22
(n3 1) log
S32
Jumlah
1in
1in
1 - - 2
iS log 1)i(n
Dari daftar tersebut kita hitung harga-harga yang
diperlukan yaitu:
a)
1)in(
2iS 1)i(n2S
........................................ (3.6)
b) Harga satuan B dengan rumus: B = 1)in )S(log (2
(3.7)
Ternyata untuk uji Bartlett digunakan statistik chi
kuadrat:
2iSlog 1)i(nB ln10)(2 ................................ (3.8)
-
37
Kriteria pengujian: populasi mempunyai varians yang sama
(homogen) jika 2tabel2hitung 0,7
-
38
Sedang = 0,3 g 0,7
Rendah = g 0,3 (Khanafiah, 2010: Eg)
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Persiapan Penelitian Sebelum mengadakan penelitian sangat perlu adanya persiapan agar
hasil yang dicapai benar-benar maksimal. Beberapa persiapan yang
dilakukan sebelum penelitian.
Persiapan yang dilakukan sebelum mengadakan penelitian sebagai berikut:
1. Mengumpulkan informasi
Merupakan langkah pertama yang penting dilakukan karena
informasi-informasi yang berhubungan dengan objek penelitian sangat
dibutuhkan oleh peneliti. Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian
antara lain jumlah kelas, jumlah siswa dan nama siswa. Dalam
mengumpulkan informasi peneliti menggunakan teknik wawancara
kepada guru mata pelajaran IPA Fisika kelas VIII mengenai situasi,
kondisi dan hasil belajar siswa kelas VIII MTs Nurul Ulum Mranggen.
2. Menentukan sampel dari populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester 2 MTs
Nurul Ulum Mranggen tahun ajaran 2012/2013, yang terdiri dari 3
kelas. Teknik yang digunakan untuk menentukan sampel dengan cara
Simple random sampling. pengambilan sampel dari populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi itu, sehingga semua subjek dianggap sama, satu kelas sebagai
kelas eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol. Kelas VIII C
sebagai kelas eksperimen yang mendapatkan pembelajaran dengan
model POE dilengkapi modul, terdiri dari 28 siswa dan kelas VIII A
sebagai kelas kontrol yang mendapatkan pembelajaran konvensional
terdiri dari 28 siswa.
-
39
3. Hasil Uji Coba
Untuk memperoleh instrumen penelitian yang baik yaitu berupa tes,
maka tes tersebut perlu diuji cobakan terlebih dahulu. Tes uji coba
dilakukan diluar kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Adapun
banyak item soal yang diuji cobakan sebanyak 30 soal pilihan ganda.
Dari tes uji coba tersebut, digunakan untuk mencari validitas,
reliabilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran butir soal.
B. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Hasil analisanya adalah sebagai berikut :
1. Validitas Validitas dihitung menggunakan rumus korelasi product moment
dengan angka kasar. Nilai rxy yang dihasilkan pada perhitungan
dikonsultasikan dengan tabel harga kritik r product moment. Item soal
dikatakan valid apabila mempunyai koefisien korelasi lebih besar dari
nilai rtabel. Jika rxy > rtabel, maka butir item valid.
Dengan n = 28 dan = 5%, Dari pehitungan validitas sebagai
soal no 1 sampai no 30 berdasarkan lampiran 8b dan 8c diperoleh
hasil yaitu penghitungan validitas item untuk soal nomor 1, 2, 3, 4, 5,
6,7, 8, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 21, 23, 25, 27, dan 29 adalah soal
yang valid. Jadi terdapat 9 soal yang tidak valid yaitu nomor soal 9,
11, 17, 20, 22, 24, 26, 28, dan 30.
2. Reliabilitas Reliabilitas artinya dapat dipercaya atau diandalkan. Sebuah
tes dikatakan reliabel jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang
tetap, artinya apabila tes tersebut diberikan pada sejumlah subjek,
kemudian diberikan lagi pada subjek yang sama dilain waktu hasilnya
relatif sama atau tetap.
-
40
Reliabilitas dihitung dengan rumus KR-20. Dengan taraf
signifikan 5% dan N = 28 diperoleh nilai = 0,374 Sedangkan nilai adalah 0,5 . Karena > yaitu 0,5 > 0,374, maka instrumen tersebut reliabel. Hasil perhitungannya dapat dilihat
pada lampiran 8d.
3. Daya pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang
pandai. Soal dianggap baik apabila siswa yang pandai dapat menjawab
soal dengan benar. Sehingga semakin besar daya pembeda soal, maka
soal tersebut semakin baik.
Berdasarkan lampiran 8e diperoleh hasil terdapat 22 soal untuk
kategori signifikan yaitu soal no 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 13, 14,
15, 16, 17, 18, 21, 24, 25, 28, 29, dan 30. Sedangkan yang tidak
signifikan ada 8 soal yaitu soal no 9, 12, 19, 20, 22, 23, 26, 27.
4. Taraf kesukaran Analisis tingkat kesukaran dilakukan dengan tujuan
mengetahui keseimbangan item tes yang disusun.
Berdasarkan lampiran 8f diperoleh hasil ada enam soal untuk
kategori mudah yaitu soal no 2, 5, 8, 20, 22, dan 24, empat belas soal
untuk kategori sedang yaitu soal no 1, 4, 9, 10, 11, 13, 14, 17, 18, 19,
25, 26, 28, dan 30 serta 10 soal dengan kategori sukar yaitu soal no 3,
6, 7, 12, 15, 16, 21, 23, 27, dan 29.
5. Penentuan Soal Tes Instrumen Dari lampiran 8b sampai dengan 8f dapat disimpulkan bahwa
semua butir soal memenuhi syarat sesuai dengan validitas, taraf
kesukaran dan daya pembeda Sehingga dari 30 soal tidak semua item
akan digunakan melainkan 20 soal dalam instrumen penelitian.
-
41
C. Pelaksanaan Penelitian
Sesuai dengan materi yang diambil dalam penelitian ini, maka
penelitian ini dilaksanakan pada pengajaran materi cahaya. Pelaksanaan
penelitian dilaksanakan pada tanggal 4 Juni 2013. Sampel penelitian diberi
bahan pelajaran yang sama yaitu materi cahaya. Kelompok E diberi
pelajaran dengan model POE (Prediction, Observation and Explanation)
dilengkapi modul dan kelompok K diberi pelajaran dengan
menggunakan model konvensional.
Pada tahap pelaksanaan langkah yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Memberikan pretest pada kedua kelas eksperimen dan kelas kontrol.
2. Melaksanakan pembelajaran dengan model POE (Prediction,
Observation and Explanation) dilengkapi modul pada kelompok
eksperimen dan dengan model pembelajaran Konvensional pada
kelompok kontrol.
3. Memberikan tes evaluasi (posttest) pada kedua kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol.
4. Melakukan uji hipotesis dengan menggunakan data hasil evaluasi
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
D. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis awal
Analisis tahap awal dilakukan untuk mencari kelas yang akan
dijadikan sampel penelitian, yaitu dengan mencari normalitas dan
homogenitas sampel. Penentuan kelas untuk mencari normalitas dan
homogenitas dipilih berdasarkan data awal siswa yang diperoleh dari
nilai ulangan harian guru materi bunyi. Hasil dari perhitungan
normalitas dan homogenitas sampel adalah sebagai berikut:
-
42
a. Uji Normalitas Untuk mengetahui uji normalitas sampel dari populasi di atas yaitu
dengan menggunakan uji Lilliefors. Pada taraf signifikan 5% dalam uji
normalitas ini adalah:
LO < Ltabel, maka sampel berdistribusi normal
LO Ltabel, maka sampel tidak berdistribusi normal
Tabel 4.1 Normalitas Data Awal
Kelompok N LO Ltabel Kesimpulan Eksperimen 28 0,1255 0,1658 Berdistribusi Normal Kontrol 28 0,0697 0,1658 Berdistribusi Normal
Dari tabel 4.1 terlihat bahwa LO < Ltabel pada taraf signifikan 5%
dengan jumlah siswa yang sama antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol adalah 28. Hal ini berarti sampel dari kedua kelompok sebelum
diberi perlakuan dari populasi berdistribusi normal. Penyajian dan
perhitungan data selengkapnya dapat dilihat dilampiran 10a sampai
dengan 11b.
b. Uji Homogenitas Dari perhitungan uji homogenitas diperoleh hasil berikut :
Tabel 4.2 Homogenitas Data Awal
Sampel Keterangan
Eksperimen dan Kontrol 3,481 2,570 Homogen
Perhitungan selengkapnya secara manual dapat dilihat pada
Lampiran 12a dan 12b.
-
43
2. Analisis akhir a. Uji Normalitas Untuk mengetahui uji normalitas sampel dari populasi di atas yaitu
dengan menggunakan uji Lilliefors. Pada taraf signifikan 5% dalam uji
normalitas ini adalah:
LO < Ltabel, maka sampel berdistribusi normal
LO Ltabel, maka sampel tidak berdistribusi normal
Tabel 4.3 Normalitas Akhir
Kelompok N LO Ltabel Kesimpulan Eksperimen 28 0,1340 0,1658 Berdistribusi Normal
Kontrol 28 0,1552 0,1658 Berdistribusi Normal
Perhitungan selengkapnya secara manual dapat dilihat pada Lampiran
15a sampai 16b.
b. Uji Homogenitas Dari perhitungan uji homogenitas diperoleh hasil berikut :
Tabel 4.4 Homogenitas Data Akhir
Sampel Keterangan
Eksperimen dan Kontrol 3,481 2,808 Homogen
Karena < yaitu 2,808< 3,481, maka hal ini berarti kedua kelompok setelah diberi perlakuan mempunyai varians yang sama
(homogen). Perhitungan selengkapnya secara manual dapat dilihat pada
Lampiran 17b.
c. Uji Statistik
-
44
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t pihak kanan.
Data yang dipakai dalam perhitungan uji t pihak kanan adalah data
nilai posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hipotesis
statistik untuk keperluan t-test adalah sebagai berikut:
Dari hasil perhitungan pada lampiran dengan = 5 % diperoleh
thitung= 5,307. Sedangkan ttabel= 1,673. karena > yaitu 5,307 > 1,673 maka Ho ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan pengaruh antara pembelajaran yang dilaksanakan di kelas
eksperimen dan pembelajaran di kelas kontrol. Analisis untuk
perhitungan uji t pihak kanan dapat dilihat pada lampiran 18b.
d. Uji Prestasi belajar siswa (Uji Gain) Uji prestasi belajar siswa bertujuan untuk mengetahui apakah ada
peningkatan rata-rata prestasi siswa antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol dapat diperoleh dari nilai pretest dan nilai posttest siswa. Hasil
uji Gain dapat dilihat pada tabel 4.5
Tabel 4.5 Hasil Uji Gain
Rata-rata Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pretest 36,07 29,64
Posttest 72,68 63,04
Gain Ternormalisasi 0,573 0,475
Analisis gain dilakukan dengan melihat nilai pretest dan posttest
masing-masing kelas. pada kelas eksperimen dan kontrol berkategori
sedang. Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa proses
pembelajaran yang dilaksanakan di kedua kelas memberikan pengaruh
yang baik terhadap prestasi belajar siswa Perhitungan selengkapnya
secara manual dapat dilihat pada lampiran 19.
-
45
E. Analisis Hasil Observasi Dari data hasil observasi dilakukan dengan pengamatan oleh
observer melalui lembar observasi keaktifan siswa selama pembelajaran
berlangsung. Lembar observasi yang di isi oleh observer menunjukan
aspek-aspek dalam kerjasama kelompok yang meliputi berpartisipasi,
berpendapat, berkomunikasi, bertanya, dan menyimpulkan. Berikut
tabel rekapitulasi data hasil observasi keaktifan siswa :
Tabel 4.6 Hasil Observasi
Kelompok N Rata-rata Kesimpulan Eksperimen 28 75,714 Baik
Kontrol 28 65,714 Baik
Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa siswa aktif dalam proses
pembelajaran. Kelas eksperimen jumlah siswa 28 orang dengan rata-
rata nilai 75,714 dan kelas kontrol rata-rata nilainya 65,714. Hal ini
menunjukkan bahwa keaktifan semua siswa termasuk kedalam kriteria
baik. Analisis untuk hasil observasi dapat dilihat pada lampiran 21a dan
21b.
-
46
BAB V
PEMBAHASAN
Penelitian berjudul pengaruh pembelajaran aktif POE (Prediction,
Observasion, and Explanation) dilengkapi modul bergambar terhadap prestasi
belajar siswa materi cahaya ini dilaksanakan di kelas VIII MTs. Nurul Ulum
Mranggen Demak dengan mengambil dua kelas sebagai sampel penelitian.
Pengambilan sampel ini didasarkan pada kelas yang berdistribusi normal dan
homogen. Data hasil uji normalitas menggunakan uji lilliefors untuk kedua kelas
memenuhi kriteria pengujian yaitu L0< Ltabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa
kedua kelas berdistribusi normal. Selanjutnya kedua kelas tersebut dilakukan uji
homogenitas menggunakan uji bartlett diperoleh kriteria pengujian 2hitung ttabel. Hal ini
menunjukkan bahwa ada perbedaan pengaruh pembelajaran yang dilaksanakan di
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selanjutnya untuk perhitungan gain
ternormalisasi terhadap kedua kelas didapatkan besarnya peningkatan prestasi
belajar siswa. Pada kelas eksperimen berada pada kategori sedang dan pada kelas
kontrol berada pada kategori sedang. Peningkatan prestasi siswa menunjukkan
-
47
bahwa pembelajaran yang telah dilaksanakan berpengaruh terhadap prestasi
belajar siswa.
Dari hasil analisis statistik bahwa hasil tes kedua kelas tersebut berbeda
secara nyata atau signifikan. Hal ini terlihat dari hasil uji t dengan hasil thitung =
5,307 dan ttabel = 1,673 sehingga , maka Ho ditolak dan Ha
diterima, sehingga ada perbedaan rata-rata hasil tes siswa yang disebabkan oleh
pemberian perlakuan. Artinya bahwa ada pengaruh pembelajaran yang
menggunakan model pembelajaran aktif POE (Prediction, Observation and
Explanation) dilengkapi modul bergambar terhadap prestasi belajar siswa.
untuk mengetahui adanya peningkatan prestasi belajar siswa sebelum
diberi perlakuan (pretest) dan setelah diberi perlakuan (posttest). Peningkatan
prestasi belajar siswa dapat dihitung dari hasil analisis pretest dan posttest yang
telah dilakukan siswa. Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata hasil pretest kelas
eksperimen yaitu 36,07 dan kelas kontrol 29,64 . Sedangkan rata-rata hasil
posttest kelas eksperimen yaitu 72,68 dan kelas kontrol 63,04. Dari hasil
perhitungan tersebut maka didapatkan gain ternormalisasi kelas eksperimen
sebesar 0,573 dan kelas kontrol sebesar 0,475. Peningkatan prestasi belajar siswa
dapat dilihat pada diagram di bawah ini:
Gambar 5.1 Diagram peningkatan prestasi belajar siswa sebelum dan
sesudah mendapat perlakuan
Prestasi belajar dipengaruhi beberapa faktor, baik yang datang dari dalam
diri, maupun yang datang dari luar. Faktor yang datang dari dalam diri sendiri ad
top related