simposium hortikultura & umbi umbian kadin

Post on 30-Jun-2015

1.035 Views

Category:

Business

10 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

SIMPOSIUM HORTIKULTURA & UMBI-UMBIAN “MENUJU SWASEMBADA YANG KOMPETITIVE &

BERKELANJUTAN SERTA MENDORONG PRODUK-PRODUK UNGGULAN MENJADI PRIMADONA DUNIA”

“AGRIBISNIS HORTIKULTURA PELUANG DAN TANTANGAN”MENARA KADIN INDONESIA – Jakarta, 05 Agustus 2009

Oleh: Ir. H. Benny A. Kusbini Ketua Dewan Hortikultura Nasional

I. RUANG LINGKUP HORTIKULTURA

1. Sayuran

2. Buah-buahan

3. Tanaman Hias

4. Biofarmaka

II. PRODUK UNGGULAN

1. Buah-buahan (Tropika): Manggis, Mangga, jeruk, dukuh, durian, pisang;

2. Tanaman hias: Anggrek dan lainnya yang sedang trend;

3. Sayuran: cabe, tomat, kentang, bawang merah, kol;

4. Biofarmaka: bahan-bahan untuk jamu dan obat-obatan tradisional, misal: kunyit, jahe dll.

IV. PASAR HORTIKULTURA

1. Sayur-sayuran & Buah-buahan:1.1. Ekspor1.2. Domestik : a. Supermarket

b. Antar pulau c. Pasar Tradisional/Induk

d. Horeskae. Industri.

2. Bunga:2.1. Ekspor2.2. Domestik : a. Hotel

b. Pasar Bungac. Florist

3. Biofarmaka : a. Industri obat;b. Industri jamu.

1. Pemerintah kurang berpihak pada industri hortikultura;

2. Investasirendah, modal terbatas;

3. Perbankan belum berpihak pada petani;

4. Pungutan dan pajak terlalu tinggi;

5. Perijinan sangat kompleks;

6. Sistem informasi & teknologi belum ada;

7. R&D berorientasi bisnis belum berkembang;

8. Industri hilir belum berkembang;

V. PETA PERMASALAHAN HORTIKULTURA

Bersambung ke hal. berikutnya

9. Industri sarana Prasarana belum berkembang;

10. Industri perbenihan belum berkembang;

11. Pasar yang berkeadilan belum ada (supply chain management belum berjalan;

12. Promosi dan pendidikan konsumen masih kurang;

13. Teknologi dan infrastruktur pasca panen belum tersedia dengan baik;

14. Acuan stadarisasi mutu produk belum konsisten (GAP & SOP);

Bersambung ke hal. berikutnya

15. Kualitas produk, efisiensi produksi & daya saing rendah;

16. SDM berkualitas masih kurang;

17. Kelembagaan usaha belum kuat;

18. Terbatasnya infrastruktur, misal: jalan, air, listrik;

19. Terbatasnya lahan;

20. Perguruan Tinggi kurang tertarik terhadap penelitian;

21. Litbang Deptan masih terbatas pada scope penelitian;

22. Mahasiswa fakultas pertanian tidak suka bekerja di sektor pertanian.

VI. PENYEBAB LEMAHNYA DAYA SAING1. Rendahnya produktivitas;

2. Rendahnya kemampuan untuk melakukan inovasi;

3. Terbatasnya kemampuan SDM yang terdidik dan terlatih;

4. Kurangnya koordinasi dalam implementasi kebijakan, misal: Deptan vs Depdag, Depkeu, Depdagri – DPR, kadang-kadang antar Dirjen di Deptan pun kurang koordinasi yang baik, misal: Ditjen P2HP jalan sendiri, Ditjen Hortikultura jalan sendiri;

5. Tingginya biaya energi, biaya bahan baku, biaya transportasi, suku bunga kredit, upah buruh;

6. Perbankan tidak mendukung;

7. Jeleknya infrastruktur.

VII. LANGKAH-LANGKAH

1. Mendorong investasi dan meningkatkan kerjasama internasional;

2. Mencari trobosan untuk permodalan;

3. Memberikan insentif pada semua segmen usaha (pajak, perijinan, transport udara, dll);

4. Mengurangi pungutan-pungutan yang menyebabkan high cost;

5. Menghapus peraturan-peraturan yang tidak kondusif;

6. Mempermudah sistem perijinan ekspor-impor agar mudah diakses dan terbuka;

Bersambung ke hal. berikutnya

Bersambung ke hal. berikutnya

7. Menyediakan database industri hortikultura;

8. Menyediakan sistem informasi yang mudah diakses dan akurat;

9. Mengembangkan produk unggulan berbasis potensi sumberdaya genetik nasional;

10. Mengembangkan R&D berbasis bisnis;

11. Mendorong industri bibit, benih dalam negeri;

12. Tersedianya infrastruktur pendukung yang memadai;

13. Memperkuat kelembagaan petani koperasi dan menyehatkan kelembagaan profesi;

14. Mencari kemudahan dan mengusahakan lahan industri;

15. Meningkatkan pemberdayaan petani, pelaku industri sesuai dengan tuntutan industri;

16. Meningkatkan dan mendorong berkembangnya industri hilir untuk mendapatkan nilai tambah;

17. Meningkatkan promosi perdagangan;

18. Agar tersedianya tenaga skill kelas menengah, sebaiknya ada dan diperbanyak SMK, Jurusan Hortikultura.

VIII. PELUANG

1. Dengan penduduk 200 juta dan penduduk Jakarta 17 juta, suatu potensi yang sangat besar, bandingkan dengan Singapore yang hanya 4 juta. Dimana Jakarta sangat membutuhkan, khususnya Pasar Induk Kramat Jati: a. Sayur-mayur : 2.800 Ton/harib. Buah-buahan: 2.000 Ton/hari(Sumber: PD Pasar Kramat Jati)Dengan berkembangnya parawisata pasti membutuhkan produk-produk horti;

2. Dengan kasat mata melihat banyaknya produk-produk horti impor sekarang ini;

3. Pasar ekspor yang masih menjanjikan, misalnya: Singapore, Jepang dan Korea;

4. Seiring pertumbuhan industri pengolahan makanan dan minuman, maka pasti membutuhkan bahan baku yang berbasis hortikultura, misal: cabe, tomat bawang merah dan sebagainya;

Jadi ke depan kami harap Deptan terutama Dirjen Hortikultura harus mempunyai terobosan

baru untuk memajukan dunia hortikultura, karena selama ini pemerintah hanya fokus pada tanaman pangan: padi, jagung dan

kedelai, serta tanaman keras: kelapa sawit, cocoa dan karet.

SELESAI

top related