siaran p~rs sekretariat jenderal biro komunikasi dan ... · harga komoditas yang tidak stabil; dan...

Post on 27-Jul-2019

226 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SIARAN P~RSSEKRETARIAT JENDERALBIRO KOMUNIKASI DAN LAYANAN INFORMASIJI. Dr. Wahidin Raya NO.1 Jakarta 10710Telepon (021) 3449230 ext. 6347/48; Fax: (021) 3500847 Nomor : 153 /KLI/2014Website:www.kemenkeu.go.id; email: humas@kemenkeu.go.id Tanggal 20 November 2014

Hasil Konferensi Tingkat Tinggi G20Oi Brisbane, Australia, 15-16 November 2014

"Meningkatkan Pertumbuhan Global Untuk Menciptakan LapanganPekerjaan dan Standar Kehidupan Lebih Baik"

1. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro telah menghadiri rangkaian KonferensiTingkat Tinggi (KTT) G20 di Brisbane, Australia, tanggal 15-16 November 2014mendampingi Presiden Joko Widodo. Dalam rangkaian KTT G20 ini jugadiselenggarakan pertemuan para Menteri Keuangan dan Sherpa G20 yang membahasperumusan Brisbane Action Plan dan Communique G20.

2. Rangkaian KTT G20 ini dilaksanakan di tengah kondisi perekonomian global yangmengalami perlambatan, ketidakseimbangan, dan tangangan dalarn menciptakanlapangan pekerjaan yang belum stabil. Sejumlah permasalahan utama ekonomi globalmasih cukup memberikan pengaruh, yaitu (i) pertumbuhan ekonomi yang tidak merataantar kawasan; (iij downside risks masih tinggi, akibat dari risiko geopolitik dan prosesnormalisasi kebijakan moneter negara maju; (Hi) volatilitas kondisi pasar keuangan danharga komoditas yang tidak stabil; dan (iv) masih terjadinya tekanan fiskal di banyaknegara.

3. Untuk mengatasi permasalahan ini, IMF mengusulkan agar meningkatkan danmelanjutkan komunikasi antar negara mengingat proses normalisasi moneter tersebutmempunyai dampak pada stabilitas pasar keuangan. Selain itu, kebijakanmakroprudensial merupakan langkah awal untuk mengantisipasi gejolak dan risiko yangmengancam stabilitas pasar keuangan. Kebijakan fiskal juga diharapkan dapatmenunjang dan mendorong pertumbuhan dengan penyesuaian komposisi fiskal,rencana kebijakan jangka menengah yang kredibel, melakukan reformasi structural yangdapat meningkatkan permintaan, dan peningkatan investasi infrastruktur

4. Keikutsertaan Indonesia dalam KTT G20 ini merupakan refleksi peran Indonesia yangsemakin tinggi di percaturan ekonomi global. Saat bersamaan, Indonesia jugamendapatkan manfaat dari keikutsertaan ini. Manfaat partisipasi pemerintah Indonesiadalam keanggotaan G20 secara eksternal Indonesia adalah dapat langsungmenyampaikan pandangan dan usul konkrit berbagai kebijakan internasional yangdilakukan di berbagai negara. Sebagai contoh kebijakan perpajakan internasional untukpenghindaran pajak oleh perusahaan multinasional. Sementara itu, Indonesiaberkepentingan terhadap pembahasan agenda resiliensi di G20 mengingat Indonesiajuga rentan terhadap dampak kebijakan ekonomi negara lain (contoh kebijakannormalisasi moneter atau tapering) ataupun pelemahan pertumbuhan ekonomi di negaralain.

1/3

5. Salah satu kebijakan G20 yang sejalan dengan prioritas Indonesia adalah peningkatanpertumbuhan kolektif sebesar 2,1% selama 5 tahun kedepan, dimana hal ini dapatmendorong pertumbuhan Indonesia sesuai target yaitu 7%. Fokus pembangunaninfrastruktur sebagai agenda utama G20 yang dapat mendukung kepentingan Indonesiaterhadap berbagai arah fasilitas internasional yang terbentuk.

6. Prioritas utama yang disampaikan Presiden Joko Widodo dalam KTT G20 yaitu(i) peningkatan daya saing nasional melalui proses penyederhanaan perijinan investasidan membentuk layanan one-stop service; (ii) meningkatkan tax ratio terhadap GDPmenjadi 16%; (iiij mengurangi beban subsidi bahan bakar minyak dan memindahkanalokasi subsidi tersebut untuk pembiayaan infrastruktur; dan (iv) membanguninfrastruktur sosial, yaitu pembangunan kualitas "manusia"nya dengan meluncurkanKartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat, dan Kartu Keluarga Sejahtera.

7. Berikut beberapa hasil kesepakatan utama KTT G20:

(i) Strategi pertumbuhan

Untuk menunjang target pertambahan pertumbuhan sebesar 2.1%, G20 membuatstrategi pertumbuhan melalui area peningkatan investasi infrastruktur, perdagangandan kompetisi, dan lapangan pekerjaan serta membuat kebijakan makroekonomiyang akomodatif untuk menunjang pembangunan dan pertumbuhan inklusif danmengurangi kesenjangan dan kemiskinan.

(ii) Investasi infrastruktur

Para pemimpin G20 sepakat membentuk Global Infrastructure Initiative yangbertujuan sebagai jaringan dan tempat berbagi informasi dan pengalaman antarapemerintah, sektor swasta, bank pembangunan dan organisasi internasional.Pemimpin G20 juga menyadari (i) pentingnya memperbaiki iklim investasi domestik;(ii) meningkatkan kualitas proses penyiapan dan prioritisasi proyek;(iii) mengoptimalkan neraca bank pembangunan multilateral dan nasional agardapat memberikan pinjaman lebih kepada negara berkembang dan miskin; dan(iv) memfasilitasi keberadaan investor institusional atau swasta berpartisipasi dalampendanaan investasi infrastruktur jangka panjang.

(iii) Ketenagakerjaan

Pemimpin G20 sepakat meningkatkan partisipasi tenaga kerja wanita dan pemudamelalui pelatihan, pendidikan, ataupun magang. Selain itu, juga sepakatmengimplementasikan perlindungan dan jaring pengaman sosial yang sesuai.

(iv) Ketahanan ekonomi global

Peningkatan ketahanan ekonomi global dan stabilitas sistim keuangan yang sangatpenting terkait dengan pertumbuhan dan pembangunan. Reformasi sistim regulasikeuangan melalui (i) perbaikan sistim perbankan dan shadow banking; (ii) sistimperpajakan internasional melalui Base Erosion and Profit Shifting (BEPS) danpertukaran informasi perpajakan otomatis yang dapat meningkatkan penerimaan

2/3

Negara; dan (iii) memperkuat sistim perdagangan internasional yang transparanmelalui peningkatan perjanjian bilateral, regional dan plurilateral.

(v) Enerqi

Pemimpin G20 meminta agar setiap negara anggota rnelakukan efisiensipengalokasian subsidi bahan bakar minyak sehingga dapat mengurangi konsumsidan penghematan penggunaan energi.

8. Selama pelaksanaan KTI G20 tersebut, Menteri Keuangan mendampingi Presiden JokoWidodo dalam rangkaian sesi Global Economy-strengthening growth and job creation,Delivering global economic resilience, dan Energy. Selain itu, Menteri Keuangan jugaberpartisipasi di dalam beberapa agenda pertemuan tambahan, diantaranya padapertemuan working session - Reflections on the Finance Track in 2014.

9. Menteri Keuangan melakukan serangkaian pertemuan bilateral, antara lain denganAustralia Tresurer, membahas pembentukan Global Infrastructure Initiative, pertukaranpegawai, dan rencana pertemuan bilateral Menteri Keuangan kedua negara.Selanjutnya pertemuan bilateral dengan Menteri Keuangan Amerika Serikat yangmembahas masalah tapering off, FATF counter terorrisme financing, subsidi BBM,perpajakan, dan infrastruktur AIIB.

10. Selain itu, Menteri Keuangan juga melakukan interview, diantaranya dengan Bloombergdengan topik (ij pandangan Indonesia terhadap G20 dan outcome yang dihasilkan;(ii) apakah manfaat yang didapat oleh EMEs dari pertemuan KTI G20 Brisbane; dan(hi) pengaruh kebijakan normalisasi moneter Amerika Serikat terhadap ketahananekonomi Indonesia.

Kepala Biro

3/3

top related